Evaluasi Format Berita Baru di Televisi Menggunakan Kaidah Jurnalisme (Program Berita Newsmaker – Metro TV) Makalah Non-Seminar Dibuat oleh: Ida Ayu lestari 1006710861 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia 2014 Evaluasi format ..., Ida Ayu Lestari, FISIP UI, 2014 Evaluasi format ..., Ida Ayu Lestari, FISIP UI, 2014 Evaluasi format ..., Ida Ayu Lestari, FISIP UI, 2014 Evaluasi format ..., Ida Ayu Lestari, FISIP UI, 2014 Evaluasi format ..., Ida Ayu Lestari, FISIP UI, 2014 Evaluasi Format Berita Baru di Televisi Menggunakan Kaidah Jurnalisme (Program Berita Newsmaker – Metro TV) Ida Ayu Lestari Program Sarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia E-mail: [email protected] Abstrak Berita adalah sebuah informasi yang disampaikan oleh wartawan kepada masyarakat, mengenai informasi- informasi yang memiliki news value. Seharusnya, program berita televisi tidak bersifat hiburan, melainkan bersifat informatif. Namun yang terjadi saat ini, beberapa program berita televisi dengan kemasan baru yang bersifat menghibur bermunculan. Hal ini memang sesuai dengan keinginan masyarakat berdasarkan rating, tapi tidak sesuai dengan kaidah jurnalisme yang berlaku. Abstract News is an information tat has a news value, which is submitted by journalists to public. The television news program is not to entertaint, but to inform. But what happened today is, some television news program have a new format, which is more entertaining. This case is alright with what people wants (based on rating), but it is wrong if we look at journalism ethics. Keyword: news, television, rating, news format, journalistic principles Evaluasi format ..., Ida Ayu Lestari, FISIP UI, 2014 Pendahuluan Paper ini bertujuan untuk mengevaluasi perkembangan format berita, dari yang dikemas secara serius menjadi lebih santai, menggunakan kaidah jurnalisme. Banyaknya stasiun televisi di Indonesia saat ini membuat persaingan antar dunia industri pun menjadi semakin ketat. Hal ini tidak hanya terjadi dalam industri hiburan, tapi juga dalam industri non-hiburan seperti berita. Berita dalam industri penyiaran adalah program yang semestinya independen dan ada dengan tujuan menjadi media bagi seluruh masyarakat untuk mendapatkan informasi dan fakta-fakta yang sebenarnya. (Tribuana Tungga Dewi, 9: 2003) Sedangkan menurut John B. Bogart: When a dog bites a man, that is not a news. But when a man bites a dog, that is news. Dengan kata lain, berita adalah informasi mengenai kejadian-kejadian yang tidak biasa, jarang, dan langka, untuk kemudian disampaikan kepada masyarakat. Sebuah berita harus memiliki nilai atau disebut juga sebagai news value. Menurut Shoemaker dan Reese (Mediating The Message, 1996), nilai berita terdiri dari: 1. Penting 2. Menarik 3. Mengandung konflik 4. Jarang terjadi: segala al yang tidak biasa terjadi dalam kehidupan adalah berita 5. Terbatas waktu: berita adalah sesuatu yang dibutuhkan dengan cepat oleh konsumennya, karena berita juga akan cepat berlalu. 6. Dekat: dekat dengan masyarakat yang menjadi konsumen berita tersebut, baik secara psikologis maupun geografis. Pada tahun 1962, TVRI berdiri dan menjadi tonggak berdirinya pertelevisian Indonesia. Saat itu program acara “Berita Dalam Dunia” dan “Berita Nasional” menjadi andalan. TVRI menjadi alat strategis pemerintah dalam banyak kegiatan, mulai dari kegiatan sosial hingga kegiatan-kegiatan politik. Namun, terbitnya keputusan Menteri Penerangan RI Nomor : 190 A/ Kep/ Menpen/ 1987 tentang siaran saluran terbatas, kemudian membuka peluang bagi televisi swasta untuk Evaluasi format ..., Ida Ayu Lestari, FISIP UI, 2014 beroperasi. Akhirnya, muncul stasiun televisi swasta pertama pada tahun 1989, yaitu Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). Kemunculan stasiun-stasiun televisi swasta ternyata dimanfaatkan oleh beberapa pihak. Kini, terdapat dominasi kepemilikan media televisi oleh satu korporasi atau grup. Tentu hal ini menjadi kekuatan besar untuk bias menjadi alat kepentingan politik dan alat tawar politik Stasiun Televisi Pemilik MNC Grup: Harry Tanoe dan Hanura - RCTI - MNCTV - GLOBALTV Bakrie Grup: - TVONE - ANTV Aburizal Bakrie dan Golkar METROTV Surya Paloh, dan NASDEM Terlepas dari adanya pemanfaatan beberapa pihak akan adanya perkembangan stasiun TV lokal, televisi-televisi swasta pun ikut membuat program acara berita dan membuat informasi disampaikan lebih luas.Sehingga, masyarakat bisa memilih berita di stasiun tele visi yang lebih banyak. Dalam perkembangannya, siaran berita menjadi lebih variatif. Ada program berita di stasiun TV swasta (liputan 6, Metro Malam, Seputar Indonesia), Depth News (Metro Realitas, Derap Hukum, Kupas Tuntas), dan berita kriminal (Buser, Se rgap, dan Patroli). Kemudian, lahir pula Metro TV yang menjadi stasiun TV pertama di Indonesia yang fokus pada pemberitaan, layaknya CNN atau Al-Jazeera. Tidak hanya itu, perkembangan stasiun televisi juga membuat kemasan program-program berita berubah. Ternyata pembawaan yang kaku dari seorang presenter mulai dinilai tidak menarik bagi masyarakat. Hal ini ditandai dengan jatuhnya rating Dunia Dalam Berita pada 2008. Sehingga kemudian,muncul program-program berita dengan format baru yang dikemas menjadi semakin menarik, tidak kaku, dan jauh lebih santai pun mulai muncul.Seperti misalnya program Newsmaker. Evaluasi format ..., Ida Ayu Lestari, FISIP UI, 2014 Newsmaker merupakan sebuah program berita yang ditayangkan di Metro TV.Program ini sering menghadirkan berbagai tokoh yang sedang menjadi pusat pemberitaan di Indonesia. Berita-berita yang ditayangkan pun tidak jauh beda dengan program berita lainnya, yaitu berisi paket berita hard news, soft news, dan feature. Namun, yang membedakan adalah kemasannya. Program Newsmaker dibuat lebih menarik. Presenter yang membawakan acara program pun tidak di dalam studio, melainkan di luar ruangan. Begitu pun dengan paket beritanya. Paket berita yang ditayangkan disisipkan dengan lagu-lagu terkenal sesuai dengan topik berita, sehingga dapat membuat orang yang menontonnya tertawa. Berdasarkan latar belakang dan indentifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, dihasilkan asumsi bahwa perubahan kemasan berita televisi yang terjadi di Indonesia beberapa tahun terakhir bisa dikatakan melenceng dari kaidah jurnalisme yang ada. Namun di sisi lain, sebuah media memerlukan perhatian masyarakat untuk menaikkan rating program. Jika tidak mendatangkan untung, program tersebut akan dihilangkan. Dari sini dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: Apakah format berita baru yang lebih santai sesuai dengan sembilan elemen jurnalisme? Tinjauan Literatur Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Teori Kritis yang dikemukakan oleh Theodore W. Adorno. Teori ini menjelaskan bahwa dampak yang dihasilkan oleh media tidak terjadi secara monoton. Melainkan terjadi sebagai sebuah proses timbal balik. Teori ini juga mepertanyakan teori-teori lain yang digunakan untuk menjelaskan dampak yang dihasilkan oleh media kepada masyarakat. Dalam hal ini, penulis mengambil contoh adanya kemunculan beberapa program berita dengan format baru. Salah satunya adalah program Newsmaker yang disiarkan di Metro TV. Perkembangan format berita dari yang semula serius menjadi lebih santai ini, tidak lain karena adanya pengaruh rating. Sejak berubahnya struktur industri pertelevisian di Indonesia, peran negara yang sebelumnya sangat dominan menjadi melemah. Tetapi nyatanya apa yang kita saksikan di layar kaca, terutama televisi swasta, tak ubahnya sebagai produk dan perpindahan dominasi. Evaluasi format ..., Ida Ayu Lestari, FISIP UI, 2014 Jika sebelumnya dominasi berada di tangan pemerintah, maka saat ini dominasi tersebut beralih ke tangan industri periklanan. (Tribuana Tungga Dewi, 9: 2003) Namun, perubahan format berita tersebut bukan berarti sesuai dengan kaidah jurnalisme yang berlaku. Kebanyakan, program berita yang kemasannya lebih santai terkesan sebagai hiburan. Bukan lagi sebagai penyampai informasi. Berita merupakan suatu program televisi yang harus independen dari program lain. Sementara program lain berupaya melaksanakan fungsi entertaintment-nya, berita lebih memiliki fungsi yang lain, yaitu fungsi informatif. Sebaliknya, berita harus memberikan informasi dan laporan yang sebaik-baiknya. (Sarah Sayekti, 5: 2005). Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan dua metode penelitian yaitu Metode Wawancara dan Metode Kajian Pustakaan. Metode wawancara dilakukan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada informan terkait dengan pembahasan penelitian. Penulis juga melakukan kajian kepustakaan melalui bahan-bahan bacaan yang penulis dapat. Penulis melakukan analisis isi dari bahan bacaan seperti buku, artikel, jurnal dan lain-lain. Objek Penelitian Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, kemasan program-program berita pada masa sekarang sudah banyak mengalami perubahan. Program berita yang semula dibawakan dengan kaku, kini menjadi lebih santai dan berisi banyak hiburan.Salah satu contohnya adalah program Newsmaker di Metro TV. Evaluasi format ..., Ida Ayu Lestari, FISIP UI, 2014 Presenter tidak lag i duduk di studio saat membawakan program berita. Melainkan di tempat lain, tergantung pada topik berita yang disampaikan. Program Newsmaker merupakan salah satu bukti bahwa kemasan program berita saat ini telah mengalami beberapa perubahan. Perubahan ini tentu dilatarbelakangi dari kurangnya minat sebagian besar masyarakat untuk menonton berita yang kaku dan serius. Penonton televisi mempunyai kuasa penuh mengenai program apa yang akan mereka tonton. Oleh karena itulah, dengan kuatnya daya saing, saat ini stasiun televisi saling berlomba untuk membuat program-program yang disukai penonton. Hal ini, tentu bertujuan untuk mendapatkan rating. Kebutuhan akan rating dari sebuah industri televisi tentu tidak perlu dipertanyakan lagi. Semakin tinggi rating sebuah program acara, berarti semakin banyak pula masyarakat yang menonton tayangan tersebut, dan semakin banyak iklan yang akan masuk. Semakin banyak iklan yang masuk, semakin tinggi pula keuntungan yang didapatkan. Dengan demikian, berbagai program berita dengan kemasan yang lebih menarik pun bermunculan demi mendapatkan perhatian masyarakat. Namun, tidak selamanya program berita yang dianggap menarik dan memiliki rating tinggi berarti sesuai dengan kaidah jurnalisme yang ada. Sangat disayangkan, beberapa program berita dengan format baru malah melanggar kaidah tersebut. Di dalam dunia jurnalistik, terdapat sembilan elemen yang dipaparkan oleh Bill Kovach. Kesembilan elemen tersebut antara lain: 1. Jurnalis wajib berpihak pada kebenaran Seorang wartawan tidak boleh menyiarkan berita yang tidak benar. Melainkan harus dengan sesuai fakta yang ada. 2. Loyalitas seorang jurnalis adalah kepada masyarakat Seorang jurnalis harus selalu berpihak kepada masyarakat, bukan kepada pemerintah maupun kepada media tempatnya bekerja itu sendiri. Jurnalis harus menyampaikan informasi yang sebenar-benarnya kepada masyarakat. 3. Esensi dari jurnalis me adalah disiplin verifikasi Untuk mendapatkan kebenaran yang pasti, seorang jurnalis harus melakukan verifikasi dulu mengenai berita yang diliputnya, sebelumnya informasi tersebut Evaluasi format ..., Ida Ayu Lestari, FISIP UI, 2014 disampaikan kepada masyarakat. Dengan demikian, masyarakat tidak akan menerima berita yang salah ataupun tidak valid. 4. Jurnalis harus menjaga independensi dari objek yang diliput Wartawan harus dapat bersikap independen. Dengan kata lain, tidak terpengaruh tekanan, maupun tidak terpengaruh kepentingan tertentu. Sesuai yang dikatakan oleh Bill Kovach: Jika waratawan/media memiliki hubungan yang bisa dipersepsikan sebagai konflik kepentingan, mereka berkewajiban melakukan full-disclosure tentang hubungan itu. 5. Jurnalis harus menjadi alat pemantau kekuasaan Jurnalis harus memantau pemerintah, agar kinerja mereka tetap sesuai. 6. Jurnalis harus menyediakan forum bagi publik untuk saling menuangkan pendapat Media harus menyediakan ruang bagi masyarakat untuk mengungkapkan pendapat. 7. Jurnalis harus membuat berita yang penting, menarik, dan relevan Jurnalis harus menyampaikan informasi yang penting dengan bahasa yang menarik kepada masyarakat. 8. Jurnalis harus membuat berita yang komprehensif dan proporsional Seorang jurnalis tidak hanya mencari informasi yang mudah didapatkan. Melainkan harus menggali fakta-fakta yang lebih mendalam. 9. Jurnalis harus mendengarkan hati nuraninya sendiri Seorang jurnalis harus menyampaikan informasi yang diyakininya adalah suatu kebenaran, tanpa harus takut akan ancaman. Dalam elemen ke empat, tertulis bahwa seorang jurnalis harus menjaga independensi dari objek yang diliput. Hal tersebut berarti, seorang jurnalis tidak boleh memasukkan opini apapun ke dalam berita yang disampaikan ke masyarakat. Dengan kata lain, jurnalis ha rus netral dalam menyampaikan berita. Namun, rupanya hal tersebut terkesan tidak diacuhkan oleh program Newsmaker. Saat menyampaikan berita, baik reporter maupun presenter terlihat berkomentar soal informasi yang sedang ditayangkan. Paket berita yang ditayangkan pun terkesan lucu dan tidak serius, karena menampilkan lagu- lagu populer tertentu (sesuai dengan topik berita) saat berita ditayangkan. Evaluasi format ..., Ida Ayu Lestari, FISIP UI, 2014 Konteks Historis dan Kultural: Sejarah Berita Televisi di Indonesia Tahun 1962 menjadi tonggak awal dunia pertelevisian Indonesia. Hal ini ditandai dengan berdirinya Televisi Republik Indonesia (TVRI). Pada masa itu, TVRI menjadi alat strategis pemerintah dalam berbagai kegiatan. Mulai dari kegiatan-kegiatan soisal, hingga kegiatankegiatan politik. Selama berpuluh-puluh tahun, TVRI memonopoli dunia penyiaran di Indonesia dan menjadi corong bagi pemerintah. Sejak awal berdirinya TVRI, siaran berita menjadi salah satu program andalan. Saat itu Dunia Dalam Berita dan Berita Nasional ditayangkan pada jam utama. Hingga akhirnya, lahirlah Keputusan Menteri Penerangan RI Nomor : 190 A/ Kep/ Menpen/ 1987 tentang siaran saluran terbatas. Hal itu kemudian menjadi tonggak ke dua dunia pertelevisian di Indonesia. Keputusan tersebut juga membuka peluang bagi televisi swasta untuk beroperasi. Akhirnya,ada tahun 1989, televisi swasta pertama di Indonesia resmi mengudara, yaitu Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). Tahun-tahun berikutnya, stasiun-stasiun televisi swasta baru pun turut bermunculan. Di antaranya adalah SCTV (1990 ), TPI (1991), Anteve (1993), Indosiar (1995), Metro TV (2000), Trans TV (2001), dan Lativi (2002). Setelah itu, muncul pula Global TVdan TV 7. Akibatnya, Dunia Dalam Berita yang disiarkan di TVRI tidak lagi menjadi tontonan utama masyarakat Indonesia. Dalam perkembangannya, ternyata televisi swasta ternyata memiliki siaran berita yang lebih variatif. Sejak kemunculan televisi-televisi swasta, program-program berita baru mulai bermunculan. Sebut saja Seputar Indonesia (RCTI) dan Liputan 6 (SCTV). Tidak hanya itu, program Indepth News dan berita kriminal juga mulai bermunculan. Indepth News berisi informasi yang sedang hangat, tapi dipaparkan secara panjang. Biasanya, hanya satu topik yang dibahassecara mendalam da lam satu episodenya. Contoh Indepth News adalahprogram Derap Hukum (SCTV) dan Kupas Tuntas (Trans TV).Sedangkan berita kriminal hanya berisi informasi- informasi tindak kejahatan. Contohnya adalah program Buser (RCTI), Sergap (SCTV), dan Patroli (Indosiar). Evaluasi format ..., Ida Ayu Lestari, FISIP UI, 2014 Selain itu pada tahun 2000, muncul pula stasiun televisi pertama di Indonesia yang fokus pada program-program berita, layaknya CNN atau Al-Jazeera, yakni Metro TV. Sejak itu pula, program-program berita dengan format baru pun mulai bermunculan. Salah satu yang menjadi andalan Metro TV adalah Newsmaker. Newsmaker adalah program berita yang disiarkan di Metro TV sejak tahun 2010. Tidak jauh berbeda dengan program-program berita lain, Newsmaker juga berisi informasiinformasi yang hangat dan aktual. Namun, yang membedakan adalah kemasannya. Tidak seperti program berita lain yang dikemas secara serius, Newsmaker terlihat jauh lebih santai dan menarik. Pertama, dari penampilan presenter Newsmaker. Presenter di Newsmaker tidak membawakan berita di dalam studio. Melainkan di luar studio. Biasanya, presenter membawakan acara di tempat-tempat yang sesuai dengan topik informasi yang akan disampaikan. Semerti misalnya, saat akan menampilkan berita Ratu Atut, presenter membawakan acara di depan gedung Walikota Tangerang. Ke dua, selain terlihat dari penampilan presenter, kemasan konten beritanya pun berbeda dari program berita serius. Paket berita yang ditampilkan oleh Newsmaker, baik Hard News maupun Soft News atau Feature, terlihat lebih santai dan terkadang menampilkan humor tersendiri. Hal ini dapat dilihat dari lagu- lagu dalam paket berita. Misalnya, saat pemberitaan Rhoma Irama yang menjadi Calon Presiden PKB, berita tersebut berisi lagu berjudul “Perjuangan dan Doa” yang dinyanyikan oleh Rhoma Irama bersama bandnya, Soneta. Hal ini tentu terlihat lucu mengingat tidak ada program berita lain yang menggunakan lagu-lagu seperti itu. Presenter Newsmaker Metro TV Iqbal Himawan Robert Harianto Rory Asyari Evaluasi format ..., Ida Ayu Lestari, FISIP UI, 2014 Pembahasan Informan pertama bernama Lidwina Maharrini, mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UI angkatan 2010. Ia memilih program studi Jurnalisme. Informan kedua, bernama Dwi FItrianto, mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UI angkatan 2010, program studi IKP. Informan ketiga, bernama Chiquita Marbun, mahasiswa periklanan ilmu komunikasi UI angkatan 2010. Tabel 1 Temuan Lapangan Penelitian No 1 2 Latar Belakang Informan 1 Informan 2 Informan 3 Lidwina Dwi Chiquita Mahasiswa; Mahasiswa; Mahasiswa; 21tahun; 20 tahun; 21 tahun; Berita televisi Metro Pagi, Siang, Reportase, Liputan 6, Reportase, yang pernah Malam; ditonton News; Headline Seputar 8 Show; Selamat Indonesia, Morning Show, Wideshot, Eleven Wideshot, Newsmaker, 8 Wideshot; Indonesia TvOne; Kompas Update; Eleven, Morning Liputan 6. Pagi Show Indonesia Indonesia Net 5-24. Evaluasi format ..., Ida Ayu Lestari, FISIP UI, 2014 Newsmaker, 3 Pendapat Program mengenai serius program Dunia Dalam Berita berita Menganggap dan program Dunia Dalam bahwa cenderung kaku. Berita Namun, penting. Pandangan adalah menganggap program Dunia berita Dalam Berita itu kuno dan konten yang kuno dan kaku. serius, beritanya bagus dan Agak 4 bahwa Informan serta agak membosankan membosankan. jika ditonton. Menarik, tapi berita Sangat menarik, karena Program yang menarik tentang program yang ditayangkan informatif dan karena cara menyampaikan Newsmaker sensasional. menghibur. beritanya lucu, tapi juga agak Selain itu, terdapat juga komentar- komentar yang memaparkan penting informasi yang sedang hangat. dilontarkan reporter, yang seharusnya hal tersebut tidak boleh dilakukan dalam dunia jurnalisme. 5 Pandangan Menganggap bahwa, Informan menganggap Informan mengenai faktor- karena program di bahwa faktor yang TV menganggap masyarakat karena program acara TV memerlukan bosan dengan format memerlukan rating. Format menyebabkan rating. Sehingga, kaku perubahan dengan mengubah Sehingga, terbentuklah memiliki kemasan format program berita kemasan yang lebih berita. menarik santai, kemasan berita ke kemasan baru program rendah. akan membuat rating yang Sehingga untuk penonton, berita dibuat lebih menarik masyarakat tertarik tersebut. berita yang kaku dan serius lebih menonton Evaluasi format ..., Ida Ayu Lestari, FISIP UI, 2014 harus berita. 6 Pendapat Menganggap bahwa Menganggap bahwa Informan mengenai program berita yang belum format bahwa program berita yang apakah program kaku dan tentu serius berita serius menganggap akan kaku dan serius nantinya berita yang kaku tidak akan hilang. hilang, karena sebagian bisa hilang, karena saat ini dan masyarakat juga masih format berita yang serius serius nantinya akan ada hilang yang lebih sudah tersingkir menyukai format berita beberapa serius. program oleh yang lebih menarik. Ditambah lagi, sekarang masyarakat Kemungkinan, santai berita sudah bisa mengakses seperti berita dengan mudah lewat Newsmaker saat ini internet. Jadi, tidak perlu sedang menjadi trend. untuk menonton berita Mungkin saja beberapa serius di TV. tahun ke depan, berita serius akan menjadi trend kembali. 7 Preferensi antara Lebih memilih Lebih memilih program Informan Dunia Dalam menonton Berita atau Dalam Dunia Newsmaker, lebih memilih karena Newsmaker, karena Berita selain informatif, juga programnya menarik. Newsmaker, dan dibandingkan menghibur. alasannya berita yang serius bisa disampaikan juga hangat Newsmaker. dikemas Konten Selain itu, informasi yang sedemikian dan aktual. rupa, sehingga menjadi menarik dan kadangkadang lucu. 8 Pendapat Informan mengenai beranggapan bahwa, penayangan dampak kaidah maraknya yang penayangan menjadi program berita Menurut informan, Informan program bahwa, beranggapan dengan adanya jurnalisme berita dengan format format berita yang lebih ada akan yang lebih santai santai, program berita tidak semakin tersebut dinilai akan lagi membawa menjadi dampak kalangan Evaluasi format ..., Ida Ayu Lestari, FISIP UI, 2014 tontonan tertentu, tapi dengan format “samar”. yang lebih santai yang lebih baik, karena menjadi tontonan hampir dapat menarik anak- semua kalangan. Sehingga, anak muda yang tidak informasi yang ada akan suka menonton berita, lebih mudah disampaikan menjadi tertarik untuk kepada masyarakat. menonton berita. Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang kurang memahami kaidah jurnalisme menganggap bahwa program berita dengan format yang serius sudah kuno. Mereka ternyata lebih tertarik menonton berita yang disisipkan dengan sesuatu yang menarik. Seperti yang dilakukan oleh program Newsmaker, Wideshot, Indonesia Morning Show, dan 8 Eleven. Namun di sisi lain, hal tersebut melanggar kaidah jurnalisme yang ada. Seperti yang disampaikan oleh Theodore W. Adorno dalam teori kritis. Teori ini menjelaskan bahwa dampak yang dihasilkan oleh media tidak terjadi secara monoton. Melainkan terjadi sebagai sebuah proses timbal balik.Teori ini juga mepertanyakan teori-teori lain yang digunakan untuk menjelaskan dampak yang dihasilkan oleh media kepada masyarakat. Kesimpulan Tidak hanya media yang dapat mempengaruhi perilaku dan pola pikir masyarakat, tapi juga masyarakat yang menentukan seperti apa konten dan kemasan yang harus dipaparkan oleh media. Program berita dengan format santai (dalam hal ini Newsmaker – Metro TV), dianggap sukses diterima oleh masyarakat. Dapat dikatakan, tayangan tersebut dapat menarik anak-anak muda yang tidak suka menonton tayangan berita menjadi tertarik. Namun, kembali lagi pada pemaparan Bill Kovach mengenai Sembilan Elemen Jurnalisme. Program Newsmaker (meskipun informasi yang disampaikan benar adanya) tidak lagi berimbang dalam menyampaikan berita. Seorang jurnalis seharusnya tidak boleh memasukkan opini atau komentar apapun di dalam berita yang disampaikan. Akan tetapi, hal ini tidak dilakukan oleh program Newsmaker. Evaluasi format ..., Ida Ayu Lestari, FISIP UI, 2014 Contoh jelas adalah saat pemberitaan mengenai Rhoma Irama tersinggung akan pernyataan Wiranto “Sekarang ini penyanyi dangdut dijadiin calon, ada lagi pelawak, nanti lama- lama pemain acrobat juga dicalonkan. Makanya korupsi jalan terus”. Dalam pemberitaan tersebut, lagu yang diputarkan adalah lagu berjudul “Lho Kok Marah” yang dinyanyikan oleh Dwi Ratna. Dapat dikatakan, reporter yang menyampaikan berita tersebut memasukkan komentarnya secara tidak langsung. Maka dari itu, program berita seperti ini dapat mengakibatkan kaidah jurnalisme yang ada menjadi samar kebenarannya. Kaidah jurnalisme yang ada pada akhirnya tidak lagi berlaku. Seharusnya, program berita memiliki fungsi informatif, bukan fungsi entertaintment, karena fungsi entertaintment tersebut adalah tujuan dari program acara lain. Dengan kata lain, berita seharusnya menyampaikan informasi kepada masyarakat dengan sebaik-baiknya. REFERENSI Kovach, Bill &Rosentiel, Tom. 2001. Sembilan Elemen Jurnalisme. Jakarta: Pantau. Harsono, Andreas. 2010. Agama Saya Adalah Jurnalisme. Yogyakarta: Kanisius. Meyer, Denny & Muthaly, Siva. 2008. New Measures and a New Model For Television Network Loyalty. Marketing Bulletin. Article 1. Green, Andrew. 2011. Understanding Television Audience. Warc Best Practice. Sayekti, Sarah. 2005. Tinjauan Kode Etik Jurnalistik Universal Dalam Berita (Studi Kasus: Berita Lintas Lima TPI). Jakarta. Dewi, Tribuana Tungga. 2003. Faktor-Faktor yang Mmpengaruhi Produksi Pemberitaan di Stasiun Televisi Swasta Baru (Studi Kasus pada Program Berita Trans Petang). Jakarta. Kogawa, Tetsuo. Adorno’s “Strategy of Hibernation. http://anarchy.translocal.jp/nonjapanese/adorno.html http://www.metrotvnews.com/videoprogram/videos/2013/12/21/21104/273/Edisi-Sabtu-21Desember-2013/Newsmaker Evaluasi format ..., Ida Ayu Lestari, FISIP UI, 2014 Kurniawan, Fajar. “Etika Jurnalistik dan Siaran Beretika.”http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://www.ijti.org/20130 409122100/Aktual/Etika-Jurnalistik-%26-Siaran-Beretika (diakses pada 9 April 2013). Winarto. “Etika Jurnalistik di Era Kebebasan Pers.”http://grahamediaschool.com/etikajurnalistik-di-era-kebebasan-pers/ “Sejarah Perkembangan Televisi.” http://alaiksukron.blogspot.com/2012/01/sejarah- perkembangan-televisi.html “Principles of Journalism.” http://www.journalism.org/resources/principles-of-journalism/ Evaluasi format ..., Ida Ayu Lestari, FISIP UI, 2014