Dukungan Keluarga Dengan Kekambuhan Pada Pasien Skizofrenia Family Support With Recurrence In Schizophrenic Patients Febria Syafyu Sari Akper Nabila Padang Panjang, Jln.DR.Khamarullah No.1 Busur Padang Panjang Email: [email protected] Naskah masuk: 12-05-2017 Naskah diperbaiki: 29-05-2017 Naskah disetujui: 19-06-2017 ABSTRACT Mental disorders are one of the public health problem in Indonesia. Social support is very important to the treatment and recovery of patients with mental disorders. Lack of family support is one factor that can influence the occurrence of relapse in patients with mental disorders. According to data from World Health Organization (2013), show the prevalence of schizophrenia is 450 million people wordwide. The purpose of this study is to look at the relationship of family support relationship with relapse in patients with schizophrenia in the Mental Hospital Polyclinic Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi. This research uses descriptive correlational method using cross-sectional design. The study was conducted at Hospital Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi in September 2016. The population in this study amounted to 1,628 people. Technique sampling is insidental sampling, with a sample of 70 people. Computerized data processing is done using SPSS with univariate and bivariate analysis, statistical test used was chi-square. Results of univariate analysis showed that (50.0%) of respondents showed a family of high family support, (48.6% )of patients experienced a relapse rarely. In bivariate analysis p value = 0.002 means there is a family support relationships with relapse of schizophrenia patients. Thus it is expected that the family should have a high knowledge about family support in order to avoid recurrence repeated in schizophrenic patients. Keywords : Family Support, Schizophrenia Relapse ABSTRAK Gangguan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia . Dukungan sosial sangat penting terhadap pengobatan dan kesembuhan pasien gangguan jiwa. Kurangnya dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya kekambuhan pada pasien gangguan jiwa. Menurut data dari Menurut World Health Organization (2013) , menunjukkan prevalensi skizofrenia adalah 450 juta jiwa diseluruh dunia. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan dukungan keluarga dengan kekambuhan pada pasien skizofrenia di Poliklinik Jiwa Rumah Sakit Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasional dengan menggunakan desain cross-sectional. Penelitian telah dilakukan di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi pada bulan September 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga penderita skizofrenia. Teknik pengambilan sampel secara insidental sampling, dengan sampel sebanyak 70 orang. Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi menggunakan program SPSS dengan analisa univariat dan bivariat, uji statistik yang dipakai adalah chi-square. Hasil analisa univariat menunjukkan bahwa (50,0%) keluarga responden menunjukan dukungan keluarga tinggi, (48,6%) pasien jarang mengalami kekambuhan. Pada analisa bivariat p value = 0,002 berarti terdapat hubungan dukungan keluarga dengan kekambuhan pasien skizofrenia. Maka dari itu diharapkan keluarga harus memiliki pengetahuan yang tinggi tentang dukungan keluarga agar tidak terjadi kekambuhan yang berulang pada pasien skizofrenia. Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Kekambuhan Skizofrenia Dukungan Keluarga dengan Kekambuhan pada Pasien SkizofreniaFebria Syafyu Sari 1 PENDAHULUAN Gangguan salah satu masyarakat umum jiwa merupakan masalah kesehatan di Indonesia. gangguan jiwa Secara disebabkan menguntungkan terhadap gangguan jiwa, takut, tidak peduli, tidak mau mengerti bahkan penderita, mengasingkan padahal kurangnya karena adanya tekanan psikologis baik dukungan sosial merupakan salah satu dari luar individu maupun dari dalam faktor individu. Beberapa hal yang menjadi terjadinya kekambuhan penyebab adalah ketidaktahuan gangguan jiwa (Nanda, 2015). dapat mempengaruhi pada pasien keluarga dan terhadap Dukungan sosial yang sangat gangguan jiwa ini (Hawari, 2014). berperan adalah dukungan keluarga. Gangguan masyarakat dari yang jiwa merupakan adanya Keberhasilan perawatan pasien obat pasien gangguan pada fungsi mental, yang khususnya meliputi; perilaku, menjadi sia-sia jika tidak ditunjang kemauan, dukungan keluarga. Keluarga adalah emosi, perasaan, pikiran, motivasi, konsumsi di keinginan, daya tilik diri dan persepsi bagian penting dalam sehingga mengganggu dalam proses kesembuhan pasien jiwa. Dukungan hidup di masyarakat (Nasir & Muhith, keluarga 2011). penderita sangat proses diperlukan gangguan jiwa oleh dalam Dukungan sosial sangat penting memotivasi mereka selama perawatan terhadap pengobatan dan kesembuhan dan pengobatan. Keluarga harus selalu pasien gangguan jiwa. Jika tidak ada membimbing dukungan sosial penderita tidak dapat agar klien gangguan jiwa dapat minum berperan harapan obat apabila keluarga sesuai lingkungannya, pasien sehingga dinyatakan kembali ke kembali dirawat perilakunya sembuh lingkungannya dengan dan akan alasan tidak diterima keluarga dan dengan mengarahkannya benar perlu dan teratur, menyediakan dana untuk biaya pengobatan klien. Bukan hanya itu saja, keluarga harus memberikan pasien perasaan nyaman, merasa dicintai meskipun saat dan lingkungannya. Keadaan ini juga mengalami suatu masalah, dipengaruhi membimbing pasien melakukan masyarakat adanya yang pandangan tidak kegiatan sesuai dengan kemampuan 2 Jurnal Pembangunan Nagari Volume 2 Nomor 1 Edisi Juni 2017 : 1 - 18 pasien dan memotivasi klien untuk lingkungan sosial yang semakin keras sembuh (Nasir & Muhith, 2011, Yosep, sehingga mengganggu dalam proses 2009). hidup di masyarakat. Gangguan jiwa Kekambuhan klien skizofrenia menimbulkan dampak tidak hanya pada kalangan buruk menengah kebawah sebagai dampak bagi keluarga, klien dan rumah sakit. dari perubahan sosial ekonomi, tetapi Dampak kekambuhan bagi keluarga juga kalangan menengah keatas yang yakni menambah beban keluarga dari disebabkan segi mengelola stress dalam menghadapi biaya yang terjadi perawatan dan beban mental bagi keluarga karena anggapan negatif masyarakat Sedangkan diterima kepada oleh Menurut Irma menunjukkan dkk (2010) bahwa dukungan pasien skizofrenia pada masyarakat sekitar. Dari pihak rumah sebesar (60%), sakit beban akan bertambah berat dukungan yang paling tinggi adalah karena bertambahnya klien yang dukungan emosional dirawat sehingga perawatan yang nyata. oleh tim medis menjadi (2011) kurang maksimal tenaga kesehatan karena tidak atau mampu keluarga diberikan lingkungan tidak masalah (Yosep, 2009). klien. bagi klien adalah sulit karena jumlah seimbang dengan banyaknya pasien gangguan mengalami penduduk gangguan Selanjutnya & keluarga hasil menurut Yoga (2014) juga bahwa pada tesebut dan dukungan Taufik menujukkan dukungan pasien skizofrenia dalam persentase tinggi yaitu (85,5%). jiwa yang dirawat (Taufik, 2014). Jumlah dari Menurut yang World jiwa menunjukkan data dari Menurut Health Organization prevalensi (2013) , skizofrenia diperkirakan terus meningkat. Hal ini adalah 450 juta jiwa diseluruh dunia. disebabkan Sedangkan bisa karena seseorang menyesuaikan diri tidak atau institute national berdasarkan of mental health (NIMH) beradaptasi dengan suatu perubahan prevalensi skizofrenia diseluruh dunia atau gejolak hidup. Apalagi di era sekitar (1,1%) dari populasi diatas 8 serba tahun atau sekitar 51 juta orang di modern perubahan ini, perubahan- terjadi sedemikian cepat dan tidak menentu serta kondisi dunia Prevalensi menderita skizofrenia skizofrenia. di negara Dukungan Keluarga dengan Kekambuhan pada Pasien SkizofreniaFebria Syafyu Sari 3 sedang berkembang dan di negara dan tujuan hidup yang ingin dicapai maju relatif sama, sekitar (20%) dari individu. Keluarga harus memberikan jumlah pasien rasa nyaman, merasa dicintai penduduk dewasa (Kurnia, 2015). meskipun Hasil Riset Kesehatan (Riskesdas, 2013), bahwa terdapat Dasar menyebutkan 1 juta jiwa pasien saat masalah, mengalami bantuan suatu dalam semangat, empati, perhatian sehingga bentuk rasa percaya, klien yang gangguan jiwa berat dan 19 pasien menerima merasa berharga. Keluarga gangguan jiwa ringan di Indonesia. juga Dari jumlah itu, sebanyak 385.700 dengan menyarankan tempat, dokter, pasien dan terapi yang baik bagi klien, dan gangguan jiwa terdapat di Jakarta dan menyediakan fasilitas serta dana yang berada di peringkat pertama Nasional mencukupi (Depkes, 2014). klien. jiwa atau sebesar (2.03%) Untuk daerah Sumatera Barat terdapat (13,9 %) yang menderita harus menyediakan untuk proses pengobatan Selanjutnya memberikan informasi keluarga perlu dorongan dan motivasi yang diberikan keluarga kepada klien, gangguan jiwa emosional dan (16,7 %) memberikan yang mengalami gangguan jiwa berat, tehadap ide-ide atau perasaan pasien salah satu gangguan jiwa berat ini sehingga mampu membangun adalah skizofrenia. diri klien (Friedman, 2010). skizofrenia Angka penderita yang melakukan penghargaan Berdasarkan positif harga data dari Rekam kunjungan ke Unit Pelayanan Jiwa A Medis Rumah Sakit Achmad Mochtar (UPJA) RSJ. Prof. Hb.Sa ’anin Padang Bukittinggi, yaitu sebanyak pada gangguan jiwa yang Bulan November tahun 2013 (Dinkes Poliklinik dari tahun Kota Padang, 2013). mengalami peningkatan, 634 penderita Penderita membutuhkan keluarganya skizofrenia dukungan karena hal dari ini akan membuat klien merasa dihargai dan anggota keluarga siap memberikan dukungan untuk menyediakan bantuan jumlah penderita berobat ke di tahun pada tahun 2014 sekitar 1.457 orang, sementara pada tahun 2015 yaitu sekitar 1.628 orang. Dari hasil survey awal yang peneliti lakukan, hasil wawancara kepada 3 orang pasien dan keluarga, 4 Jurnal Pembangunan Nagari Volume 2 Nomor 1 Edisi Juni 2017 : 1 - 18 rata rata mengalami perlakuan yang keluarga sama di keluarga mereka, yaitu sering pasien skizofrenia di Poli klinik Jiwa dibeda-bedakan oleh anggota keluarga Rumah Sakit Dr. Achmad Mochtar lain dan Bukittinggi . sering pasien, keluarga mengingatkan malas mengurus dengan kekambuhan pada sering lupa untuk pasien untuk minum METODE PENELITIAN obat, dan keluarga kurang memberi Metode penelitian yang di pasien semangat untuk sembuh, dan gunakan dalam penelitian ini adalah biasanya karena kurangnya perhatian deskriptif keluarga terhadap pasien itulah pasien menggunakan sering mengalami kekambuhan. yang merupakan Berdasarkan wawancara survey awal dan tersebut maka peneliti dengan desain cross-sectional rencana penelitian dengan teknik wawancara , wawancara merupakan tertarik untuk melakukan penelitian untuk tentang Dukungan melalui Hubungan korelasional pertemuan bertukar dua informasi tanya jawab orang dan dan ide teknik Keluarga Dengan Kekambuhan Pada pengamatan/ observasi . Dua di antara Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit Dr. yang terpenting adalah proses-proses Achmad Mochtar Bukittinggi. pengamatan dan ingatan (Sugiyono, 2013). Populasi Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di generalisasi adalah yang wilayah terdiri atas dapat diuraikan bahwa masalah obyek/subyek dalam penelitian ini adalah ” Apakah kualitas dan karakteristik tertentu yang Ada Hubungan ditetapkan dengan Dukungan Kekambuhan Keluarga pada Pasien dipelajari yang atas: oleh mempunyai peneliti untuk kemudian ditarik (Sugiyono, 2010). dan Skizofrenia di Poliklinik Jiwa Rumah kesimpulannya Sakit Populasi dalam penelitian ini adalah Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi? ” pasien skizofrenia untuk Tujuan penelitian adalah untuk hubungan di Poliklinik Jiwa Rumah Sakit Dr. Achmad Mochtar Tujuan Penelitian diketahui berobat yang berkunjung dukungan Bukittinggi berjumlah 1.628 tahun atau 136/bulan. Dukungan Keluarga dengan Kekambuhan pada Pasien SkizofreniaFebria Syafyu Sari 5 Sampel adalah bagian dari Bukittinggi. Dimana responden jumlah karakteristik yang dimiliki oleh diminta mengisi lembaran pertanyaan populasi tersebut (Sugiyono, 2010). sesuai Sampel yang diambil adalah sebanyak kuesioner terdiri dari dua bagian: 70 orang. Pada penelitian ini sampel 1. dengan Kuesioner diambil secara Sampling Insidental , keluarga Sampling Lembar Insidental penentuan sampel kebetulan/insidental peneliti adalah dapat teknik petunjuk tentang dukungan pernyataan berisikan tindakan berdasarkan kuesioner terhadap bertemu dengan penelitian yang digunakan yang ada diisi oleh menggunakan tanda sebagai responden sampel, bila dipandang orang yang checklis ( kebetulan ditemui itu cocok dengan sering, jarang, dan tidak pernah. sumber data (Sugiyono, 2013). 2. Penelitian ini telah dilakukan di Kuesioner ) pada tabel selalu, tentang kekambuhan pasien skizofrenia ruangan Poliklinik Jiwa Rumah Sakit Lembar Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi pada kuesioner frekuensi kekambuhan bulan September 2016. skizofrenia pernyataan Setelah peneliti mendapatkan responden izin penelitian dari Kantor Pelayanan checklis ( Keperawatan di Dr.Achmad Rumah Mochtar kemudian peneliti Sakit Data Bukittinggi, selanjutnya menyampaikan yang berisikan diisi oleh menggunakan tanda ) pada kolom. yang dikumpulkan diolah dengan komputerisasi yang meliputi beberapa kepada kepala ruangan Poliklinik Jiwa tahap sebagai berikut : Rumah Sakit Dr. Achmad Mochtar 1. Pengeditan Data (editing) Bukittinggi 2. Pengkodean Data (Coding) untuk diketahui dan memulai penelitian. Teknik 3. Memasukkan Data (Entry Data) pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan cara membagikan keluarga pasien kuesioner skizofrenia 4. Memproses Data (Processing ) 5. Pembersihan Data (Cleaning Data) kepada yang berobat ke Poliklinik Jiwa Rumah Sakit bantuan Dalam penelitian ini di gunakan analisa bivariat. Dr. Achmad Mochtar 6 Jurnal Pembangunan Nagari Volume 2 Nomor 1 Edisi Juni 2017 : 1 - 18 data univariat dan analisa 1. Analisa univariat, adalah seluruh variabel diolah dengan menggunakan sistem yang akan di gunakan komputerisasi dengan kriteria hasil : dalam analisa di tampilkan dalam Ha : di terima apabila P ≤ 0,05, distribusi berarti frekuensi, Analisa ada hubungan yang univariat untuk melihat distribusi signifikan frekuensi Antara dukungan keluarga dengan dari masing-masing variable dependen dan independen kekambuhan dengan menggunakan SPSS. skizofrenia Kuisioner Rumah dukungan keluarga dibuat dalam bentuk pernyataan Bukittinggi . positif dengan 4 pilihan jawaban, Masalah selalu bernilai 4, sering bernilai 3, 1 dan kekambuhan pada Kuisioner pasien pasien skizofrenia yaitu : tidak ada pasien di Poliklinik Sakit Jiwa Dr. Achmad etika Mochtar yang harus diperhatikan antara lain : 1. Informed jarang bernilai 2, dan tidak pernah bernilai pada Consent ( Lembar Persetujuan) 2. Anonimity (Tanpa Nama) 3. Confidentiality (Kerahasiaan) : dalam 1 tahun tidak ada kambuh, jarang : dalam 1 tahun kurang dari HASIL DAN PEMBAHASAN 1 kali kambuh dan sering : Data Demografi dalam 1 tahun lebih dari 1 kali kambuh. 2. Analisis yang Bivar iat, adalah di gunakan untuk Karakteristik responden tentang analisa hubungan dukungan keluarga dengan melihat kekambuhan pasien Skizofrenia di hubungan antara variabel dependen Poliklinik Jiwa RSUD Dr. Achmad dengan variable independen secara Mochtar Bukittinggi , yang meliputi bersamaan jenis analisa dengan statistic menggunakan Chi-Square . Data kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan responden tersaji pada Tabel 1 berikut : Dukungan Keluarga dengan Kekambuhan pada Pasien SkizofreniaFebria Syafyu Sari 7 Tabel 1 Data Demografi Responden Dukungan Keluarga Dengan Kekambuhan Pasien Skizofrenia Jenis Kelamin Jumlah Persentase Laki-laki Perempuan Total Pendidikan 41 29 70 Jumlah 58,6 41,4 100,0 Persentase SMP SMA Sarjana Total Pekerjaan 23 30 17 70 Jumlah 32,9 42,9 24,3 100,0 Persentase 12 36 22 70 17,1 51,4 31,4 100,0 Jumlah Persentase 18 31 21 70 25,7 44,3 30,0 100,0 Pegawai Swasta Wiraswasta Lain-lain Total Penghasilan Rp. < 800000 Perbulan Rp. < 1500000 Perbulan Rp. > 1500000 Perbulan Total Sumber : Hasil pengumpulan data demografi responden diPoliklinik Jiwa RS achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2016 Berdasarkan Tabel 1 diatas dari 70 responden, Responden yang yaitu pekerjaan wiraswasta 36 orang paling (51,4%), dan Rp. < 1500000 perbulan banyak adalah berjenis kelamin laki-laki adalah penghasilan responden yang paling yaitu 41 orang (58,6 %), Pendidikan banyak yaitu 31 orang (44,3%). terakhir responden yang paling banyak yaitu SMA (42,9%), Selanjutnya pekerjaan responden yang paling banyak Dukungan Keluarga Pada Pasien Skizofrenia Tabel 2 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Pada Pasien Skizofrenia No Dukungan Keluarga Jumlah ( f ) 1 2 3 Persentase ( % ) Cukup 34 48,6 Kurang 1 1,4 Tinggi 35 50,0 Total 70 100,0 Sumber : hasil pengumpulan data dulungan keluarga pada responden diPoliklinik Jiwa RS achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2016 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 70 responden, sebagian pasien mendapatkan dukungan keluarga yaitu sebanyak 35 orang (50,0%). 8 Jurnal Pembangunan Nagari Volume 2 Nomor 1 Edisi Juni 2017 : 1 - 18 Kekambuhan Pasien Skizofrenia Tabel 3 Distribusi Frekuensi Kekambuhan Pasien Skizofrenia No Kekambuhan Skizofrenia Jumlah ( f ) 1 2 3 Sering Jarang Tidak ada Total Sumber : hasil pengumpulan data kekambuhan skizofrenia tahun 2016 Persentase ( % ) 13 18,6 34 48,6 23 32,9 70 100,0 diPoliklinik Jiwa RS achmad Mochtar Bukittinggi Berdasarkan tabel diatas dapat Hubungan dilihat bahwa dari 70 responden, sebanyak dengan 34 orang (48,6%) penderita skizofrenia Skizofrenia Dukungan Kekambuhan Keluarga pada Pasien jarang mengalami kekambuhan. Tabel 4 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kekambuhan Pada Pasien Skizofrenia Kekambuhan Skizofrenia Tidak ada Sering Jarang f % % f % Dukungan keluarga f Cukup 10 Kurang 32,2 1 Tinggi 17 25 2 2 5,7 15 Total p. Value f % 54,8 4 12,9 31 100 50 1 25 4 100 42,9 18 51,4 35 100 0,002 23 32,9 Total 13 18,6 34 48,6 70 100 Sumber : hasil pengolahan data hubungan dukungan keluarga dengan kekambuhan skizofrenia diPoliklinik Jiwa RS achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2016 Dari tabel diatas dapat dilihat dari 31 orang responden, pasien yang mendapatkan dukungan Sedangkan kekambuhan yang jarang, mempunyai dukungan keluarga tinggi dari 35 orang responden didapatkan hasil 18 orang (51,4%) tidak mengalami kekambuhan. Hasil penelitian didapatkan dari 70 responden, Responden yang paling banyak adalah berjenis kelamin lakilaki p = 0,002 < α (0,05) maka dapat ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga yaitu Pendidikan 41 orang (58,6 %), terakhir responden yang paling banyak yaitu SMA (42,9%), Selanjutnya pekerjaan responden yang paling Hasil uji statistik diperolah nilai disimpulkan Data Demografi keluarga cukup sebanyak 17 orang (54,8%) mengalami Pembahasan banyak yaitu pekerjaan wiraswasta 36 orang (51,4%), dan Rp. <1500000 perbulan adalah penghasilan responden yang paling banyak yaitu 31 orang (44,3%). dengan kekambuhan skizofrenia Dukungan Keluarga dengan Kekambuhan pada Pasien SkizofreniaFebria Syafyu Sari 9 Hasil penelitian teori ini didukung oleh kualitas (2007) , yang bermakna Hendy hidup didapatkan kelompok pasien skizofrenia keluarga, perempuan atau biasanya ibu yang kurang menonjol optimal sangat banyak pada secara secara lebih mengemukakan bahwa di lingkungan berperan baik mempunyai gejala positif yang negatif daripada sehingga ibu cenderung menjadi bad- menonjol. Pendapatan responden akan enough mother . Selain itu kedudukan berdampak dalam proses kesembuhan perempuan lebih lemah dan hanya penyakit. cenderung menurut laki-laki. jangkauan Laki-laki atau ayah memiliki menyebabkan responden tidak mampu kedudukan yang paling pada kuat dan Kemiskinan dan jauhnya pelayanan kesehatan membiayai transportasi ke pelayanan berperan aktif sehingga ayah menjadi kesehatan dan ini menjadi kendala figur sentral dan memegang keputusan dalam melakukan keluarga. (Supriyono, Menurut Erlina mengatakan status (2010), pendidikan pengobatan 2007). Dalam (2010), menyebutkan ekonomi memicu Erlina himpitan orang menjadi keluarga tidak berpengaruh terhadap rentan dan terjadi berbagai peristiwa kekambuhan yang menyebabkan gangguan jiwa. skizofrenia., onset tetapi tergantung kapan gangguan tersebut. Tetapi berbeda dengan penelitian Fakhri (2011), bahwa ada pengaruh terjadinya pendidikan Dukungan Keluarga Hasil sebagian penelitian pasien didapatkan mendapatkan keluarga terhadap kekambuhan pasien dukungan keluarga yaitu sebanyak 35 skizofrenia. orang (50,0%) . Penelitian ini didukung Hasil penelitian tersebut hampir serupa dengan penelitian yang oleh teori Keliat dalam Irma (2015), keluarga merupakan sistem pendukung dilakukan oleh Safitri (2010), bahwa utama status ekonomi lansung pada setiap keadaan pasien dan kualitas hidup dalam itu memberi yang sangat bermakna antara pasien baik skizofrenia gejala positif menonjol dan Merupakan suatu kondisi yang umum gejala negatif menonjol serta proporsi apabila pasien skizofrenia yang mempunyai memeliki 10 Jurnal Pembangunan Nagari Volume 2 Nomor 1 Edisi Juni 2017 : 1 - 18 sehat perawatan dalam maupun suatu sakit. keluaraga keterbatasan-keterbatasan, baik keterbatasan pengetahuan/informasi dalam Hasil penelitian ini sama dengan hasil tentang penelitian yang dilakukan Fitra (2015) penyakit maupun dalam perawatan yang berjudul hubungan antara faktor untuk angota kaluarga kepatuhan yang mengalami masalah gangguan jiwa. dukungan Hal ini juga dibuktikan oleh teori Dolan (2006), mengemukakan keluarga yang bahwa yang dukungan tinggi mengkonsumsi keluarga dan lingkungan masyarakat skizofrenia Daerah obat dengan di kekambuhan Rumah Surakarta Sakit yaitu Jiwa responden dapat memiliki dukungan keluarga cukup memperkuat setiap individu, yaitu sebanyak 63 responden (66%). menciptakan kekuatan keluarga, Dukungan keluarga terhadap pasien memperbesar penghargaan terhadap skizofrenia di Rumah Sakit diri sendiri, dan mempunyai potensi Daerah sebagai yang menyiapkan obat, mengawasi pasien, utama bagi seluruh keluarga dalam mengingatkan pasien minum obat dan menghadapi membeli obat ketika obat habis. strategi pencegahan tantangan kehidupan sehari-hari. Hal ini sejalan dengan teori Tomb dinamika (2007), keluarga Surakarta lain Hasil penelitian lain juga yang Kekacauan dilakukan memegang yang berjudul ini antara Jiwa Wahyuningrum hubungan (2013), dukungan peranan penting dalam menimbulkan keluarga dengan durasi kekambuhan kekambuhan. yang pasien skizofrenia di Rumah Sakit dipulangkan kerumah lebih cenderung Jiwa Daerah yaitu dukungan keluarga kambuh pada Penderita pada tahun berikutnya dibandingkan dengan penderita yang ditempatkan residensial. pada sebesar (86,4%). lingkungan Sejalan dengan penelitian yang dilakukan adalah berjudul hubungan dukungan sosial penderita yang berasal dari keluarga keluarga dengan kekambuhan pasien dengan suasana permusuhan keluarga skizofrenia yang cemas berlebihan dan terlalu Nirmala Yogyakarta protektif terhadap penderita. besar untuk yang skizofrenia paling beresiko Penderita pasien kambuh Wijayanti di dukungan (2010), Rumah yang Sakit Puri yaitu sebagian keluarga dengan kategori sedang sebesar (43,24%). Dukungan Keluarga dengan Kekambuhan pada Pasien SkizofreniaFebria Syafyu Sari 11 Lain dengan penelitian yang dilakukan sebanyak 34 orang (48,6%) penderita Pratama (2015), yang skizofrenia hubungan keluarga pasien terhadap kekambuhan Pelayanan berjudul skizofrenia Umum di Daerah mengalami kekambuhan. Badan (BLUD) jarang Hal ini didukung Nurdiana (2011) oleh teori bahwa, Rumah Sakit Jiwa Aceh yaitu dari 40 kekambuhan responden oleh peran keluarga yang membuat 22 responden memiliki dukungan keluarga kurang pada pasien keyakinan skizofrenia tentang sebesar (55%), hal ini skizofrenia tingkat klien akan disebabkan kesembuhan dirinya meningkat, mungkin indikasi pemulangan pasien menyebabkan yang tidak sesuai dengan keinginan semangat dan motivasi dalam proses keluarga. penyembuhan dan rehabilitasi dirinya, Lain penelitian juga halnya Taufik dengan (2014), yang yang mendukung, mempunyai dengan menghasilkan skizofrenia di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Ghrasia DIY yaitu responden sebanyak 66 dari memiliki mempunyai karena menurut teori suasana keluarga berjudul hubungan dukungan keluarga kekambuhan klien menghargai pandangan dan positif perasaan positif yang berarti. 85 Hal ini sejalan dengan teori dukungan Wijaya (2010) bahwa, semakin sulit keluarga cukup yaitu sebesar (77,6%). Dukungan keluarga yang tinggi atau semakin tidak adanya pelayanan kesehatan yang diterima oleh klien merupakan hal penting dalam proses semakin kesembuhan seringnya terjadi terutama dukungan keluarga . Untuk kata semakin itu kesehatan semakin besar peluangnya penyakit diharapkan memberikan seseorang keluarga dukungan harus pada pasien skizofrenia agar bisa sembuh dan tidak mengalami kekambuhan lagi. besar lain dalam kemungkinan untuk kekambuhan baik mencegah atau pelayanan terjadinya kekambuhan. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan Ayu Kekambuhan Pasien Skizofrenia Hasil hasil bahwa penelitian dari 70 (2010), yang didapatkan dukungan responden, kekambuhan 12 Jurnal Pembangunan Nagari Volume 2 Nomor 1 Edisi Juni 2017 : 1 - 18 berjudul keluarga pasien hubungan dengan skizofrenia di Rumah Sakit Ghrasia Yogyakarta berarti semakin kurang kepedulian yaitu lebih dari separoh klien yang keluarga pada klien dan menimbulkan mengalami kekambuhan sedang yaitu kerugian bagi keluarga. (77,3% ) karena mendapatkan dukungan keluarga yang baik. Penelitian yang Sejalan dengan penelitian yang dilakukan sama juga berjudul hubungan dilakukan Fitra (2015), hubungan antara faktor kepatuhan skizofrenia obat dukungan Nirmala mengkonsumsi berjudul Wijayanti di dengan kategori jarang di Sakit dengan sebanyak 20 dari 37 yaitu jarang mengalami kekambuhan Lain penelitian Puri yaitu skizofrenia responden (54,1%). Lain hal nya dengan penelitian sosial Rumah Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta sebesar (58%) dukungan Yogyakarta kekambuhan skizofrenia yang keluarga dengan kekambuhan pasien keluarga dan lingkungan masyarakat kekambuhan (2010), juga hal Taufik nya (2014), dengan yang berjudul hubungan dukungan keluarga yang dilakukan Pratama (2015), yang dengan berjudul Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Ghrasia hubungan keluarga pasien kekambuhan DIY Badan kategori tinggi yaitu sebesar (43,5%), Umum Daerah kekambuhan di terhadap kekambuhan skizofrenia di Pelayanan yaitu skizofrenia (BLUD) Rumah Sakit Jiwa Aceh yaitu rata-rata pasien dengan riwayat skizofrenia kategori kambuh sebesar (50%) dan tidak kambuh sebesar (50%) Penelitian yang sama juga hubungan skizofrenia kekambuhan pasien dengan skizofrenia di Wilayah Kerja Puskesmas Cawas I lebih sering dengan pasien gangguan jiwa pada umumnya, keluarga mempunyai mengalami kekambuhan dibandingkan dilakukan Madrifai (2015), berjudul peran yang dengan dukungan, karena kekambuhan berpengaruh peran dan pada lingkungan keluarga. Klaten yaitu lebih dari separoh klien mengalami kekambuhan sering yaitu sebesar (63%) karena peran keluarga yang rendah semakin sering kekambuhan skizofrenia yang terjadi Dukungan Keluarga dengan Kekambuhan pada Pasien SkizofreniaFebria Syafyu Sari 13 Hubungan Dukungan Keluarga tidak menerima pasien skizofrenia dengan Kekambuhan Pada Pasien kembali akan membuat kekambuhan Skizofrenia lebih cepat. Berdasarkan hasil analisa Hal ini dijelaskan oleh Taufik (2014), kekambuhan biasanya bivariat terdapat hubungan dukungan terjadi keluarga dengan kekambuhan pasien menimpa skizofrenia yang dilihat dari 31 orang seperti di asingkan oleh keluarganya responden, pasien yang mendapatkan sendiri. dukungan keluarga cukup sebanyak 17 orang (54,8%) mengalami karena hal-hal penderita Hasil buruk yang gangguan jiwa, penelitian dengan ini hasil sesuai penelitian kekambuhan jarang, Sedangkan yang Wahyuningrum mempunyai dukungan keluarga tinggi dukungan dari 35 orang responden didapatkan kekambuhan hasil tidak Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino uji Gondohutomo Semarang menyatakan 18 orang mengalami (51,4%) kekambuh an. Hasil (2015) keluarga berjudul dengan pasien durasi skizofrenia statistik diperolah nilai p = 0,002 < α bahwa (0,05) maka dapat disimpulkan ada berpengaruh hubungan antara skizofrenia. Hasil ini diperkuat dengan dengan uji chi square didapatkan nilai p value yang dukungan signifikan keluarga kekambuhan skizofrenia atau H0 ditolak. penelitian ini sesuai keluarga pada kekambuhan sebesar 0,047. Karena nilai signifikasi yang Hasil dukungan Di didapatkan (ρ) < α, hipotesis penelitian H0 ditolak dan Ha dengan pendapat Saputra (2010), yang diterima yang berarti menyatakan keluarga hubungan yang bermakna merupakan pendukung utama dalam dukungan keluarga proses kekambuhan bahwa penyembuhan pasien maka dengan pasien terdapat antara durasi skizofrenia di skizofrenia untuk mencegah terjadinya Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino kekambuhan. Gondohutomo Semarang. asuhan Dalam pemberian keperawatan, dukungan Penelitian ini sejalan dengan keluarga sangat penting untuk ikut penelitian berperan dalam mencegah terjadinya berjudul kekambuhan. kepatuhan Sikap keluarga yang 14 Jurnal Pembangunan Nagari Volume 2 Nomor 1 Edisi Juni 2017 : 1 - 18 Fitra (2015), hubungan berjudul antara faktor mengkonsumsi obat dukungan keluarga dan lingkungan masyarakat dengan skizofrenia Di Rumah kekambuhan Yogyakarta yaitu perhitungan Daerah Surakarta yaitu Hasil analisis kendall hubungan Rank antara tentang dukungan keluarga kekambuhan pasien Jiwa Nirmala menggunakan Spearman Sakit skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Puri hubungan ada hubungan dengan korelasi signifikan dukungan sosial dengan keluarga dengan kekambuhan pasien skizofrenia skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Puri diperoleh nilai r hitung sebesar -0,346 Nirmala Yogyakarta dengan nilai p = dengan (0,017). nilai signifikansi (p-value ) 0,000. Analisis uji adalah H0 ditolak Lain juga hal nya dengan karena p-value lebih kecil dari 0,05 penelitian (0,000 < 0,05) sehingga disimpulkan berjudul hubungan dukungan keluarga terdapat hubungan dukungan keluarga dengan terhadap Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Ghrasia kekambuhan skizofrenia di Rumah pasien Sakit Jiwa Daerah Surakarta. (2011), dengan judul penelitian (2014), kekambuhan DIY yaitu adanya Dalam penelitian lain Sebayang Taufik yang skizofrenia penelitian di membuktikan hubungan negatif antara keluarga dengan tingkat dukungan kekambuhan pasien skizofrenia di hubungan dukungan sosial keluarga Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Grhasia dengan frekuensi kekambuhan pasien DIY. skizofrenia koefisien korelasi kendall tau sebesar paranoid di Poliklinik Hal ini ditunjukan dengan Propsu -0,243 dengan nilai p = 0,019 ( <0,05). Medan. Hasil penelitian menunjukkan Hasil ini menunjukan bahwa semakin bahwa ada hubungan yang signifikan baik antara menurun pula dengan frekuensi kekambuhan pasien pasien skizofrenia. skizofrenia paranoid (P =0,028; ρ =- penelitian ini menunjukan bahawa ada 0,388). hubungan signifikan antara dukungan Rumah Sakit Jiwa Daerah dukungan sosial keluarga Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Wijayanti berjudul hubungan (2010) yang dukungan sosial dukungan keluarga keluarga, tingkat dengan semakin kekambuhan Berdasarkan tingkat kekambuhannya. keluarga dengan kekambuhan pasien Dukungan Keluarga dengan Kekambuhan pada Pasien SkizofreniaFebria Syafyu Sari 15 Menurut peneliti, menunjukkan keluarga dalam penelitian bahwa ini dukungan terhadap kekambuhan skizofrenia sangat penting dan utama proses gangguan kesembuhan jiwa, memiliki pasien keluarga pengetahuan harus yang tinggi tentang dukungan keluarga agar tidak terjadi spiritual kekambuhan yang pada pasien skizofrenia. petugas kesehatan penyuluhan berulang Untuk itu memberikan kepada keluarga skizofrenia tentang pasien pentingnya DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek . Jakarta: PT.Rineka Cipta. Ayu. Indah dkk (2010). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kekambuhan Pasin Skizofrenia Di Rumah Sakit Ghrasia Yogyakarta. Jurnal Kesehatan . Yogyakarta dukungan keluarga . DepKes, RI. (2014). Survey Kesehatan Nasional. Laporan DepkesiRI. Jakarta KESIMPULAN DinKes Provinsi Sumatera Barat. (2013). Profil Kesehatan 2013. Padang Dolan, Canavan. (2006). Family Reflective Practice London . Jesicca Kingsley Publisher Terdapat antara hubungan dukungan yang signifikan keluarga dengan kekambuhan skizofrenia SARAN 1. Diharapkan bagi tempat penelitian dapat digunakan untuk kepada keluarga skizofrenia tentang penyuluhan pasien pentingnya dukungan keluarga terhadap keluarga yang mengalami skizofrenia. 2. Diharapkan bagi selanjutnya tingkat tentang untuk lanjut seperti pengaruh peneliti penelitian penelitian dukungan Erlina. Priyanti. (2010). Faktor-Faktor Penyebab Kekambuhan Pada Skizofrenia Di RSJD Atma Husada Samarinda . Jurnal Penelitian. Poltekkes Kalimantan Timur Fakhri. (2011). Yogyakarta Publishing Keperawatan. : Gosyen Fitra. Sandy (2015). Hubungan Faktor Kepatuhan Mengkonsumsi Obat Dukungan Keluarga Dan Lingkungan Masyarakat Dengan Tingkat Kekambuhan Pasien Skizofrenia Di RSJD Surakarta. Jurnal Kesehatan . Surakarta 16 Jurnal Pembangunan Nagari Volume 2 Nomor 1 Edisi Juni 2017 : 1 - 18 Friedman, M.( 2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga . Yogyakarta : Gosyen Publising Kurnia. Hawari, D. (2014). Pendekatan Holistik pada Gangguan Jiwa. Jakarta : FKUI. Hendy, Irna Prabowo. (2007). Interaksi Keluarga Pada Remaja Pendertita Skizofrenia. Tinjauan Psikokultural Jawa. Jurnal Penelitian . Semarang UNDIP Wahyuningrum, Anjas Surtiningrum and Ulfa Nurulita.(2015) ‘Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Durasi Kekambuhan Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo Semarang ’, 44, 1–6. Keliat , B, A. (2009). Influence Of The Abilities In Controlling Violence Behavior To The Length Of Stay Of Schizophrenic Clients In Bogor Mental Hospital, Indonesia. Diambil pada tanggal 19 November 2016, dari http://emji . com/?page=journal.detai l&id=15. Kongres Nasional, Skizofrenia V Closing and The Treathment, ‘DAFTAR PUSTAKA Andri, (2008). ’, 2011, 2008 –10; Muhammad Ridho, Nasution Mag and Judul Tesis, ‘Universitas Sumatera Utara ’, 2012, 8–18; ‘American Psychiatric Association ’, Continuing Medical Education , 2009, 1–7; Muhammad Ridho, Nasution Mag and Judul Tesis, ‘Universitas Sumatera Utara ’, 2012, 44–54; ‘No Title ’, 2011. ( 2015). Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Kekambuhan Pada Pasien Skizofrenia Di Polipsikiatri RSD Dr. Soebandi Jember. Jurnal kedokteran Jember. Fakultas kedokteran Jember Madrifai. Arif (2015). Hubungan Peran Keluarga Dengan Kekambuhan Skizofrenia Di Wilayah Kerja Puskesmas Cawas I Klaten. Penelitian Kesehatan . Klaten Nanda , Saputra . (2010). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kekambuhan Pasien Skizofrenia di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara – Medan . Skripsi Keperawatan Medan : Universitas Sumatera Utara. Nasir, A & Muhith, A.( 2011). DasarDasar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika. Niven, N. (2009) . Psikologi Kesehatan . Jakarta : EGC. Notoatmodjo, (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nurdiana. (2011) Korelasi Peran Serta Keluarga Terhadap Tingkat Kekambuhan Klien Skizofrenia. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan . Banjarmasin Pratama, Yudi (2015). Hubungan Keluarga Pasien Terhadap Kekambuhan Skizofrenia Di BLUD RSJ Aceh. Jurnal Penelitian . Aceh Safitri. Meta. (2010). Perbedaan Kualitas Hidup Antara Pasien Skizofrenia Gejala Positif Dan Negatif Menonjol. Jurnal Dukungan Keluarga dengan Kekambuhan pada Pasien SkizofreniaFebria Syafyu Sari 17 Penelitian . Surakarta. Universitas Sebelas Maret Sebayang, Septian (2011). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Frekuensi Kekambuhan Pada Pasien Skizofrenia Paranoid Di RSJD Propsu Medan. Jurnal Penelitian Kesehatan . Medan Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian . Bandung : Alfabeta. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D . Bandung : Alfabeta, CV. Riset Kesehatan Dasar. (2013) . Jakarta : Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan .Departemen Kesehatan : Republik Indonesia. Taufik, Yunus. (2014). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kekambuhan Pada Pasien Skizofrenia Di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY. Jurnal Keperawatan Yogyakarta : Stikes Aisyiyah Yogyakarta. Tomb. David. (2007). Buku Saku Psikiatri Edisi 6. Buku Kedokteran. Jakarta : EGC WHO. (2013). Schizophrenia.Www.Wh o.Int. Diakses tanggal 19 Oktober 2016. Yoga, L. (2011). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Pasien Minum Obat Di Poliklinik RSJD Sumatera Utara. Skripsi Tidak Dipublikasikan Medan . Universitas Sumatera Utara Yosep, Iyus. (2009). Keperawatan Jiwa. Bandung : PT Refika Aditama Wahyuningrum. Irma.( 2015). Hubungan Keluarga Dengan Durasi Kekambuhan Pasien Skizofrenia Di Rsj Dr. Amino Gondohutomo Semarang. Jurnal Keperawatan . Semarang : Stikes Telogrejo Semarang. Wijayanti, L.(2010). Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Kekambuhan Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Puri Nirmala Yogyakarta. Skripsi Tidak dipublikasikan Yogyakarta : STIKes Aisyiah 18 Jurnal Pembanguna Nagari Volume 2 Nomor 1 Edisi Juni 2017 : 1 - 18