BAB I LATAR BELAKANG KULIAH KERJA LAPANGAN 1.1 Latar

advertisement
BAB I
LATAR BELAKANG KULIAH KERJA LAPANGAN
1.1
Latar
Belakang
Pemilihan
Bidang
dan
Objek
KKP
Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan hal yang
penting
dalam pencapaiaan tujuan. Umumnya pimpinan perusahaan
mengharapkan
kinerja yang baik dari masing-masing karyawan dalam
mengerjakan tugas-tugas
yang
menyadari bahwa Sumber Daya
diberikan
oleh
perusahaan.
Perusahaan
Manusia (SDM) merupakan modal dasar
dalam proses pembangunan perusahaan
bahkan nasional, oleh karena itu
kualitas SDM senantiasa harus dikembangkan
dan
diarahkan
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Pada
agar
perusahaan,
salah satu usaha untuk mendapatkan tenaga kerja yang
berkualitas juga harus
di imbangi oleh pemberian kompensasi berupa tunjangan
jaminan
dan jaminan sosial kepada karyawan. Tujuan utama dari
pemberian
kompensasi tunjangan ini adalah menjadika karyawan “mengabdikan
kesehatan
kerja
yang diterima karyawan. Kompensasi ini merupakan salah satu faktor baik
secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi tinggi rendahnya
kinerja
karyawan. Karena itu semestinya pemberian kompensasi kepada
karyawan perlu
agar
mendapat perhatian khusus dari pihak
motivasi para karyawan
diharapkan akan terus meningkat.
perusahaan
dapat dipertahankan dan kinerja karyawan
Memberikan jaminan kesehatan bagi para
pekerja merupakan aset bagi pelaku usaha itu sendiri. Dengan memberikan
fasilitas tersebut maka para pekerja menjadi lebih loyal terhadap pekerjaannya.
Cascio (1993 : 225) menyatakan bahwa “ kompensasi itu terbagi menjadi dua,
terdapat kompensasi langsung maupun kompensasi tidak langsung.
Kompensasi
langsung terdiri dari gaji, uang transport, tunjangan hari raya, uang
lembur, dan
tunjangan langsung lainnya. Sedangkan kompensasi tidak langsung
terdiri dari
promosi jabatan, asuransi, tunjangan jabatan, dan mutasi ”.
Salah satu fenomena yang muncul dewasa ini adalah adanya kebijakan
pemberian
kompensasi yang cenderung masih belum sepenuhnya
sesuai dengan harapan karyawan. Sedangkan kompensasi itu sendiri adalah
merupakan salah satu faktor untuk mendorong karyawan agar memiliki
kinerja yang tinggi, terutama pemberian kompensasi tidak langsung berupa
jaminan kesehatan dan jaminan sosial bagi karyawan. Banyak perusahaan
yang tidak mengikutsertakan karyawannya untuk memperoleh kompensasi
tidak langsung ini. Padahal kompensasi tidak langsung ini sangat dibutuhkan
oleh karyawan suatu perusahaan karena mengingat resiko kecelakaan kerja
yang bisa terjadi sewaktu - waktu, dan juga jaminan pensiun bagi mereka
yang sudah tidak produkti lagi untuk bekerja. Tidak memberikan jaminan
kesehatan sebenarnya hanya merupakan solusi keuangan jangka pendek.
Untuk jangka panjang, kebijakan ini justru bisa memicu kerugian yang jauh
lebih besar. Sebut saja hukuman dari pihak pemerintah. Belum lagi tuntutantuntutan karyawan yang merasadirugikan. Pertimbangan-pertimbangan
semacam ini tentu harus benar-benar dipikirkan oleh pihak perusahaan.
Menurut Rivai (2004:398) “jaminan asuransi yang dapat diberikan kepada
karyawan antara lain adalah asuransi kesehatan, asuransi jiwa, asuransi
karena ketidakmampuan fisik atau mental karyawan, dan jaminan asuransi
lainnya”
Menurut Rivai (2004:401) “program ini diberikan kepada karyawan yang
telah bekerja pada perusahaan untuk masa tertentu, dan merupakan
program
dalam rangka memberikan jaminan keamanan finansial bagi
karyawan yang
sudah tidak produktif”.
Namun disisi lain perusahaan yang memberikan jaminan kesehatan dan
jaminan sosial kepada karyawan mempunyai kebijakan - kebijakan tersendiri
dalam proses pemberiannya, salah satunya adalah lama bekerja setiap
karyawan, prestasi kinerja setiap karyawan, divisi pekerjaan karyawan,
besarnya resiko pekerjaan yang di kerjakan karyawan di perusahaan tersebut.
Sehingga penerimaan jaminan
kesehatan dan jaminan sosial pada setiap
karyawan berbeda - beda. Dengan begitu program - program tunjangan
karyawan merupakan suatu bagian
penting yang harus dipertimbangkan
perusahaan. Karena karyawan merupakan
aset yang penting dan perlu
perhatian khusus dari perusahaan demi kelangsungan hidup perusahaan di
masa mendatang. Mengingat arti pentingnya kompensasi
tidak langsung
bagi karyawan dan perusahaan maka pada kesempatan ini penulis tertarik
untuk menyusun Laporan Kerja Praktek dengan judul “Prosedur Pemberian
BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan Pada PT Bangun Makmur
Utama”.
1.2 Tujuan Kuliah Kerja Praktek
1.2.1
Tujuan umum:
Untuk mengertahui prosedur pemberian BPJS kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan yang diterapkan oleh PT.Bangun Makmur Utama.
1.2.2
Tujuan khusus :
a.
Untuk mengetahui prosedur pemberian BPJS Kesehatan dan
BPJS Ketenagakerjaan pada PT Bangun Makmur Utama.
b.
Untuk mengetahui cara pendaftaran BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan pada PT Bangun Makmur Utama.
c.
Untuk mengetahui kendala - kendala yang terjadi dalam
prosedur pemberian BPJS Kesehatanan BPJS Ketenagakerjaan
pada PT Bangun Makmur Utama.
d.
Untuk mengetahui cara mengatasi kendala - kendala dalam
proses penerimaan BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan
pada PT Bangun Makmur Utama.
1.3 Manfaat Kuliah Kerja Lapangan
Kegunaan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :
1.3.1
Bagi Penulis
a.
Untuk menambah wawasan, pengetahuan serta informasi yang
berkaitan dengan ketentuan dan prosedur pemberian kompensasi
tunjangan.
b.
Selain itu sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
program studi D III Manajemen Industri di Fakultas Ekonomi
Universitas Semarang.
BAB III
DATA DAN PENGUMPULAN DATA
3.1 Metode Pengumpulan Data
Pengumpuulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan laporan kerja praktek ini. Untuk
mendapatkan data yang diperlukan, metode pengumpulan data yang
diperlukan adalah sebagai berikut :
3.1.1 Wawancara
Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah pengambilan data
dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya
adalah dengan
bericara secara tatap muka. Pada laporan kerja
praktek ini wawancara dilakukan dengan menggunakan pendoman
wawancara.
Menurut Patton dalam proses wawancara dengan menggunakan
pendoman umum wawancara ini, interview dilengkapi pendoman
wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu - isu yang harus
diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan yang ekplisit.
Pendoman wawancara digunakan untuk mengingakan pewawancara
aspek - aspek apa saja yang harus dibahas. Denganpendoman demikian,
pewawancara harus memikirkan pertanyaan tersebutakan dijabarkan
secara konkrit dalam kalimat tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan
dengan konteks aktual saat wawancara berlangsung. Metode ini
dilakukan dengan cara:
1.
Bertanya langsung secara lisan sewaktu melaksanakan pekerjaan
pada staff yang sedang bertugas.
2.
Melakukan tanya jawab kepada pembimbing sehingga penulis
mendapatkan bimbingan secara langsung berupa ide, masukan,
saran sebagai bahan penyusunan laporan.
3.1.2 Observasi
Disamping wawancara, penulisan laporan kerja praktek ini juga
menggunakan metode observasi. Menurut Nawawi dan Martini (1991)
observasi adalah pengamatan dan pencatatan secar sistematik terhadap
unsur -unsur yang tampak dalamsuatu gejala dala objek penelitian.
Dalam penulisan laporan ini, observasi dibutuhkan untuk dapat
memahami proses terjadinya wawancara dan asil wawancara tersebut
dapat dipahami konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah
observasi kepada subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi
subjek dengan penulis dan hal - hal yang dianggap relevan sehingga
dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara. Menurut
Patton (1998) tujuan diadakannya observasi adalah mendeskripsikan
seting yang dpelajari, aktivitas -aktivitas yang berlangsung, orang - orang
yang terlihat dalam aktivitas yang berlangsung.
3.2 Jenis Data
Data adalah sesuatau yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan
masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa terwujud suau
keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-
simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat
lingkungan, objek atau kejadian atau suatu konsep. Koleksi data merupakan
tahapan yang penting dalam proses penelitian, karena hanya dengan
mendapatkan data yang tepat, makan kuliah kerja praktek akan berlangsung
sampai penulis mendapatkan jawaban.
3.2.1 Data Primer
Data primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau pertama.
Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk
file - file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah
teknisnya reponden, yaiutu orang yang kita jadikan sebagai sarana
mendapatka informasi atau data. Dalam hal ini data primer berupa hasil
wawancara langsung dengan pihak PT Bangun Makmur Utama
khususnya bagian personalia dan karyawan seputar prosedur pemberian
BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakejaan.
3.2.2 Data Sekunder
Data sekundr merupakansumber data yang diperoleh secara tidak
langsung. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan
historis yang telah tersusu dalam arsip yang dipunlkasikan dan yang tidak
di publikasikan. Data sekunder diperoleh literatur tentang pendaftaran
peserta
BPJS
pendunkungnya.
3.3 Sumber Data
Kesehatan
dan
Bpjs
Ketenagakerjaan,
dan
data
Dalam mengumpulkan data, penulis mencari informasi lewat pihak-pihak
berikut ini :
1.
Bagian Personalia
Pada bagian ini diharapkan mendapatkan informasi tentang tata
cara prosedur pemberian BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan
kepada karyawan.
2.
Literatur
Dalam menunjang penulisan laporan kuliah kerja praktek ini
maka penulis menggunakan literatur untuk mendapatkan data
mengenai landasan teori yang sesuai dengan tujuan dan pembahasan
KKP.
Download