Hati Seorang Ibu Roh Kudus Menguatkan Kesaksian

advertisement
M e w a r t a k a n
I m a n
d a n
K a s i h
BERITA U.K.I
M E I
2 0 1 6 / N O . 2 8 7
W W W . U K I . C A
Hati Seorang Ibu
Roh Kudus Menguatkan
Kesaksian
Tritunggal Mahakudus
Persiapan Sebelum
Mengikuti Misa
GEREJA St. Anselm’s Church,1 MacNaughton Rd. (Bayview & Millwood) Toronto ON M4G 3H3 Ph: (416) 485-1792 Subway Stn: Davisville
Redaksi: Angelina Hanapie Julian Wibowo Randy Danurahardja Christine Budihardjo Novianus Handy
Penasehat: Rm. J. Juliwan M. SCJ Alamat Redaksi: c/o Priests of the Sacred Heart 58 High Park Blvd. Toronto ON M6R 1M8
Email: [email protected]
Pastor Pamong
Rm. Johanes Juliwan Maslim SCJ,
(647) 532.1318
[email protected]
Deacon
Deacon Val Danukarjanto,
(416) 497.2274
[email protected]
DEWAN PENGURUS
UMAT KATOLIK INDONESIA
Koordinator
Damianus Indyarta, (416) 284.4707
[email protected]
Sekretaris
Christianita Kuswoyo,
(647) 774.3801
[email protected]
Bendahara
Evy Patuwo, (647) 323.3525
[email protected]
WILAYAH TIMUR
Ketua Wilayah
Harty Tantono-Doyle, (647) 533.6246
[email protected]
Seksi Liturgi
Gabriella Eufrasia Laniewati, (647) 345.3896
[email protected]
Seksi Bina Iman
Natalia Yurita Saputra, (647) 293-5338
[email protected]
Seksi Sosial
Lusia Lie
[email protected], (416) 903.9718
Seksi Rumah Tangga
Isabella Iman, (416) 838.6282
[email protected]
Usher
Janto Dinoto, (416) 402.7106
[email protected]
WILAYAH BARAT
Ketua Wilayah
Michael Karta Lanson, (416) 917.3888
[email protected]
Seksi Liturgi
Stephanus Limpi, (416)827.2800
[email protected]
Seksi Bina Iman
Sri Ratna Sari Djunaedi, (647) 404.8901
[email protected]
Seksi Sosial
Christine Tanuwijaya, (647) 818.2608
[email protected]
Seksi Rumah Tangga
Rica Hendra, (647) 994.7789
[email protected]
Usher
Diana Lucas, (416) 824.4069
[email protected]
BIDANG KHUSUS
Mudika, Yoanitha
[email protected]
PELAKSANA KHUSUS
Ketua Lektor
Lilian Tjokro, (905) 887.9546
[email protected]
Ketua Sakristan/Pembagi Komuni
Hendry Wijaya, (416) 450.6536
[email protected]
Ketua Altar Server
Budiman Widjaja, (416) 453.6561
[email protected]
MEI
2016/NO.287
Hati
Seorang Ibu
HALAMAN
3
| Oleh Rm. Johanes Juliwan Maslim, SCJ |
namun
selalu
mendampingi
mereka.
Inilah
yang
perlu
dilakukan pula oleh para
ibu, juga di jaman
sekarang ini. Maria selalu
ada bersama Yesus, walau
Choir Group PI Ursula
tidak selalu secara fisik.
Bahkan Maria berada
paling dekat ketika Yesus
mengalami
penderitaan
sampai
kematianNya.
Bagi Maria, Yesus adalah
anaknya, dari dikandung
Persembahan lagu di hari Ibu dari anak-anak Sekolah Minggu UKI
sampai kematianNya dan
selamanya.
Terkadang
sikap
keibuan
Bunda
Maria
ini hilang
bu Maria
kita, dalam setiap situasi hidup kita.
dari
para
ibu
di
jaman
sekarang.
Ada
Bersamaan
dengan
Bahkan di bulan Mei ini juga
datanganya Musim Semi dan ada ‘Mother’s day’. Hari yang ibu yang bahkan sampai hati untuk
mulai bermekarannya bunga- dikhususnya bagi para ibu sebagai menolak kehadiran anaknya di dunia
bunga, datanglah pula bulan bentuk terima kasih kepada semua ibu ini dengan aborsi. Namun di sisi lain,
Mei. Gereja mengkhususkan Bulan dari para anak mereka. Tentu saja ada pula anak-anak yang bersikap
bahkan
sampai
sangat
Mei
sebagai
bulan
yang perayaan ini terkadang lebih menjadi kasar
dipersembahkan
kepada
Bunda sarana komersial daripada spiritual. menyakiti hati ibu mereka. Marilah
Maria. Keindahan bunga-bunga dan Namun demikian, sangatlah baik jika kita sadari bahwa sikap ini semua
kehadiran Sang Bunda Maria, kesempatan ini dijadikan saat untuk bukanlah sikap cinta dan kasih
menjadi sebuah refleksi yang indah merefleksikan panggian sebagai sayang.
dalam kehidupan kita sebagai orang seorang ibu. Apakah memang para
Ibu Gereja
beriman. Maria hadir di dunia ini ibu sundah menghidupi panggilan
Dalam tradisi Katolik, Gereja
sebagai pribadi yang sederhana dan mereka sebagai seorang ibu seperti
penuh cinta. Hatinya sungguh terbuka Bunda Maria? Semua ibu Katolik kita sebut sebagai ibu, yakni Bunda
bagi Allah dan manusia. Sikapnya mempunyai figur yang sangat jelas, Gereja. Dengan demikian menjadi
yang rendah hati inilah yang yakni Bunda Maria. Kepadanyalah jelaslah bahwa Gereja dilihat sebagai
membawa Maria menjadi pribadi setiap ibu perlu belajar untuk menjadi ibu yang selalu melindungi dan
istimewa bagi kita semua, bagi ibu. Dalam perayaan Pernikahan menjaga semua anaknya, yakni kita
Gereja. Maria sungguh hadir sebagai Katolik, selalu ada bagian bagi semua. Seperti kita semua ketahui
ibu yang mempunyai hati tulus dalam pasangan baru untuk berdoa kepada bahwa Gereja adalah Umat Allah,
memperhatikan Puteranya, Yesus. Bunda Maria agar mendampingi yakni semua orang yang percaya dan
beriman kepada Yesus Kristus. Oleh
Maria juga senantiasa memperhatikan mereka.
semua anaknya yang ada di dunia ini,
Hati Maria yang penuh kasih sebab itulah Gereja sebagai ibu akan
yakni kita semua. Oleh sebab itulah dan lembut tidak akan membiarkan selalu menjaga iman semua anaknya
Bunda Maria selalu hadir di tengah anak-anaknya menderita sendirian, melalui ajaran iman dan moral sesuai
I
Bersambung ke halaman 4,
MEI
2016/NO.287
dengan tradisi Katolik. Oleh sebab
itulah dalam perjalanan kita sebagai
Gereja, kita selalu belajar untuk taat
kepada
Bunda
Gereja
yang
membimbing
kita
menuju
keselamatan.
Gereja adalah Suci, karena di
dalamnya hadirlah Yesus Kristus
sebagai mempelai Gereja. Tuhan
Yesus sebagai pendamping setia
Gereja
digambarkan
sebagai
panganten pria yang selalu setia. Oleh
sebab itulah Gereja sering disebut
pula sebagai mempelai Kristus.
Gambaran yang sering dipakai untuk
Perkawian Katolik, yakni persatuan
suami dan isteri seperti Kristus dan
GerejaNya. Persatuan Gereja dengan
Kristus inilah yang menjadikan
Gereja selalu berjalan bersama
Kristus menuju keselamatan abadi.
Inilah kesucian Gereja yang menjadi
ibu kita semua, yang juga menuju
kesucian.
Namun perlu disadari juga
bahwa Gereja juga berdosa, karena
anggotanya adalah manusia yang
mudah jatuh ke dalam dosa.
Kedosaan para anggota Gereja inilah
yang terkadang melemahkan Gereja
yang
telah
berjuang
sejak
kehadirannya di dunia ini. Dengan
menyadari bahwa Gereja juga
berdosa, maka perjuangan menuju
kesucian menjadi perjuangan yang
semakin bersunguh-sungguh. Bunda
Gereja selalu mengingatkan para
anaknya, agar selalu sadar akan
kelemahan
manusiawi
dan
kecenderungan berdosa ini. Maka
semua anggota Gereja diharapkan
untuk semakin menyatukan diri
dengan Kristus yang hadir di
dalamnya. Kita perlu membuka mata
lebih lebar akan keadaan diri kita
yang lemah dan mudah berdosa
namun yang sekaligus adalah anggota
Gereja yang kudus. Jelas kita tidak
perlu takut, karena Tuhan Yesus
selalu
menyertai
kita,
yang
mendorong
kita
untuk
selalu
Sambungan dari halaman 3
berjuang.
Kerahiman Allah
Keutamaan
seorang
ibu
ternyata
juga
dipakai
untuk
menghayati Allah kita yang Maha
Belaskasih, yakni dengan kata
kerahiman. Kita semua tahu bahwa
rahim hanyalah dimiliki oleh seorang
perempuan,
yakni
tempat
dikandungnya seorang bayi. Maka
seorang ibu akan mengandung
anaknya di dalam rahimnya. Rahim
menjadi tempat tinggal seorang bayi
mungil yang tidak berdaya. Sang bayi
mendapat kehidupan dari sang ibu
dan mulai mengalami sentuhan kasih
sayang ibunya sebelum ia lahir ke
dunia.
Kerahiman Allah berarti
Allah kita juga mempunyai hati
seorang ibu terhadap manusia, yang
adalah anak-anakNya. Allah yang
Maharahim menunjukkan perhatian
dan kasih sayangNya kepada manusia
yang tidak berkesudahan. Allah
menjaga manusia seperti seorang ibu
yang menjaga bayinya di dalam
rahimnya. Maka ada relasi intim dan
mendalam antara Allah dan manusia.
Oleh sebab itulah dalam sejarah
kehidupan manusia, Allah senantiasa
membawa manusia menuju ke
keselamatan. Hal ini jelas dalam diri
Yesus Kristus PuteraNya yang telah
mati untuk menyelamatkan kita
semua. KebangkitanNya sebagai
tanda nyata kemenanganNya terhadap
dosa dan menyelamatkan manusia.
Secara khusus dalam ‘Year
of Mercy’ ini, kita diajak untuk
mengalami kasih dan kerahiman
Allah itu. Kepada kita dihadirkan
Allah Bapa yang Maharahim, yang
ingin semua anakNya selamat dan
bahagia. Maka kita sebagai anak-anak
Bapa, mari kita membuka hati dan
menyambut kasih dan kerahiman
Allah yang terbuka bagi kita semua
ini. Bahkan dikatakan dalam Kitab
Suci, jika ada ibu yang tidak
HALAMAN
4
mengasihi anaknya, Allah tetap akan
mengasihi
manusia
selamanya,
karena Allah adalah Kasih.
Hati seorang ibu
Jelaslah bagi kita semua
bahwa hati seorang ibu itu hadir
dalam diri ibu kita, Bunda Maria,
Gereja kita dan Allah kita. Kita
manusia sungguh berbahagia karena
di dalam diri kita hadir Roh Allah,
maka kita mempunyai bagian hidup
Allah sendiri. Walaupun kita manusia
berdosa, namun kita tetap mempunyai
hati yang selalu terarah kepada
Tuhan. Memang semuanya itu
diperlukan kerjasama dari diri kita
masing-masing. Kita perlu selalu
membuka hati dan berjalan sesuai
dengan gerakan Roh Allah yang ada
di dalam diri kita. Dengan hati yang
terbuka, kita dapat mengalami
gerakan hati ibu kita, yang hadir pula
dalam diri Bunda Maria, Bunda
Gereja dan Kerahiman Allah.
Kita
bersyukur
menjadi
seorang
kristiani
yang
boleh
mengalami banyak kasih dari Allah
dalam GerejaNya. Kita semua milik
Allah, seperti kawanan domba yang
selalu digembalakan dan didampingi
oleh Sang Gembala Agung kita,
Yesus Kristus. Hati seorang ibu
sungguh hadir di dalam diri Yesus
yang selalu membuka tangan dan
hatiNya bagi semua yang datang
kepadaNya. Siapapun yang datang,
bahkan
para
pendosa
pun
diterimaNya. Kedatangan kita berarti
kita mau mengalami KasihNya, kasih
keibuan Allah kepada kita.
Jika kita telah mengalami
Hati seorang ibu di dalam diri Allah,
maka kita pun harus siap untuk
mempunyai hati seorang ibu bagi
sesama kita. Mari kita berbagi kasih
seperti hati seorang ibu.
Johanes Juliwan Maslim, SCJ
MEI
HALAMAN
2016/NO.287
Wanita dan
5
Ular
| Oleh Rm. Johanes Juliwan Maslim, SCJ |
llah menciptakan manusia
dari debu tanah dan diberi
nafas hidup, yakni Roh Allah
sendiri.
Maka
hadirlah
manusia, pria dan wanita, di dunia
dengan Roh Allah di dalam dirinya.
Oleh sebab itu sejak tercipta, di dalam
diri manusia telah tinggal Roh Allah.
Di tengah suasana damai dan
tenang muncullah setan dalam rupa
ular.
Dengan
tipuannya,
ular
mendekati wanita dan menggodanya.
Ternyata wanita tergiur oleh tipuan si
ular dan memakan buah terlarang.
Wanita memberikan buah itu juga ke
suaminya, maka keduanya jatuh ke
dalam dosa. Roh Allah di dalam diri
mereka tidak didengarkan dan
sekarang mereka tercemar oleh dosa.
Setan berhasil menggoda si wanita
dan menariknya dari hidup berahmat.
Ular itu telah menggigit sang wanita
sehingga racunnya masuk dan
membuat
dia juga
menggoda
suaminya dan juga mengigitnya,
sehingga keduanya berdosa.
Dalam perjalanan sejarah
manusia, hadirlah Maria dari
Nazaret, yang dipanggil Tuhan dan
dikaruniai Roh Kudus. Maria diminta
Allah untuk menjadi ibu Penebus.
Tidak mudah baginya yang sudah
bertunangan dengan Yusuf. Namun
demikian suara dan Kehendak Tuhan
didengarkannya dan Maria menjawab,
‘Ya, terjadilah!’. Jawaban inilah yang
memenangkan Maria dari kuasa setan
yang
berusaha
menggagalkan
Rencana Tuhan. Maria telah berhasil
menginjak kepala ular, sang setan.
Maria adalah wanita yang membawa
warna baru dan mengembalikan citra
wanita yang dirusak oleh wanita
pertama.
A
Namun
demikian ular yang
adalah si setan itu tidak
pernah berhenti untuk
menggoda
dan
menghancurkan
manusia. Maka ular itu
sekarang hadir dalam
rupa naga, yang lebih
dahsyat. Naga itulah
yang akan menghancurkan manusia
bahkan
akan
menghalangi
keselamatan
manusia.
Namun
kekuatan Allah selalu akan menang
bagi keselamatan manusia. Malaekat
Mikael telah siap untuk bertempur
melawan kuasa setan yang besar itu.
Dari realita kedua wanita itu,
Hawa dan Maria, kita semua
disadarkan bagi perjalanan hidup kita
sekarang ini. Kita semua sebagai
orang yang sudah dibaptis dalam
kesatuan dengan Tuhan Yesus, jelas
berada dalam jalan Keselamatan.
Kekuatan Roh Allah di dalam diri kita
harus selalu bernyala seperti yang
dimiliki oleh Bunda Maria. Kita pun
harus berani untuk menginjak ular,
yakni setan itu. Saatnya kita harus
berani untuk tidak lagi mengikuti
suara setan yang selalu akan
menggoda melalui kesenangan kita.
Ular naga, si setan itu selalu
akan hadir dan siap menggigit
manusia
agar
mengikutinya.
Namun
setan
tidak
dapat
mengalahkan manusia yang telah
dikuasai oleh Roh Allah, yang
tinggal di dalam diri manusia.
Memang manusia masih bisa
jatuh ke dalam dosa dengan
mendengarkan dan menuruti suara
setan, manusia siap digigitnya.
Tentu saja di jaman sekarang ini,
setan tidak
lagi hadir
dalam rupa
ular,
namun
semua
yang
menarik
dan
menggoda.
Maka kita semua perlu waspada dan
teliti dalam mendengarkan tawaran
setan yang halus dan meyakinkan,
padahal sebenarnya dia menipu untuk
menghancurkan manusia.
Saatnya kita semua waspada
akan sikap kita yang lemah,
khususnya dalam menghadapi godaan
ular, si setan itu. Kita harus selalu
mendengarkan suara Roh Allah yang
ada di dalam diri kita masing-masing.
Hendaklah kita semua belajar dari
sang wanita yang menginjak ular itu,
yakni Maria. Dengan ketaatan Maria,
maka keselamatan hadir di dunia bagi
kita di dalam diri Yesus Kristus.
Adam lama sudah digantikan dengan
Adam baru di dalam diri Yesus
Kristus. Marilah kita membuka hati
dan mata kita agar dapat melihat
dengan jelas dan membedakan
dengan tegas, suara Roh Allah atau
suara setan!□
MEI
2016/NO.287
HALAMAN
6
TRITUNGGAL
MAHAKUDUS
Oleh Prof A. Gianto SJ
ekan-rekan yang baik!
Injil Yoh 16:12-15 yang
dibacakan pada hari raya
Tritunggal Mahakudus tahun C
ini menggarisbawahi kesatuan dayadaya ilahi yang menyertai para murid.
Petikan hari ini berasal dari bagian Injil
Yohanes
yang
menyampaikan
perkataan dan doa Yesus bagi para
murid seusai perjamuan malam terakhir
tetapi sebelum ia pergi bersama mereka
ke taman Getsemani. Dalam tulisan
menyangkut Minggu Paskah VI
disinggung bahwa Yoh 15-17 memuat
pokok-pokok yang terpenting dalam
Injil Yohanes. Meskipun para murid
belum dapat menanggung semua yang
hendak disampaikan Yesus (Yoh
16:12), seperti dikatakan dalam ayat
selanjutnya, Roh Kebenaran akan
datang membimbing para murid ke
dalam kebenaran.
R
ROH KEBENARAN
Roh Kebenaran akan membuat para
murid mengerti siapakah Yesus yang
telah mereka ikuti itu. Roh ini
membuat orang menemukan Tuhan
Yang Mahakuasa di tengah-tengah
manusia. Dia itu ujud nyata bagaimana
Yang Mahakuasa memperhatikan
manusia. Yang tak terjangkau dan yang
menggentarkan itu kini tampil sebagai
yang dapat dikenali sehingga orang
dapat mendekat. Para murid memang
belum mampu menyadari hal ini. Akan
datang daya ilahi sendiri membuat
mereka menemukan kebenaran hal ini.
Dan daya ilahi inilah yang dalam
bacaan hari ini disebut Roh Kebenaran.
Dengan perkataan lain Roh Kebenaran,
Yesus, dan Bapanya ialah daya-daya
ilahi yang berpadu membawa manusia
agar
mengalami
Tuhan
Yang
Mahakuasa dengan cara yang pribadi.
Bagaimana memahami misteri ini?
Dalam salah satu episode di
hadapan Pilatus nanti Yesus berkata
(Yoh 18:37) bahwa ia lahir dan datang
ke dunia untuk bersaksi mengenai
“kebenaran”.
Kemudian
ditambahkannya bahwa tiap orang yang
berasal
dari
“kebenaran”
mendengarkan suaranya. Reaksi Pilatus
terungkap dalam ayat 38a: “Apakah
“kebenaran” itu?” Pembicaraan ini
menandaskan bahwa Yang Mahakuasa
datang dan bersabda kepada manusia
adalah kebenaran yang dipersaksikan
Yesus dengan seluruh kehidupannya.
Dikatakan juga, kesaksian ini baru
dapat
didengarkan
bila
yang
bersangkutan berasal dari “kebenaran”
sendiri. Maksudnya, Roh Kebenaran
menerangi yang bersangkutan. Tanpa
ini orang tak akan dapat sampai ke
sana. Paling-paling seperti Pilatus,
orang akan bertanya apa itu kebenaran
tanpa menemukan jawaban. Orang
sudah berada di hadapan dia yang
bersaksi mengenai Yang Mahakuasa,
namun ironinya, tanpa kekuatan yang
datang dari atas sana, orang tidak akan
dapat memahaminya.
KESATUAN DAYA-DAYA ILAHI
Misteri Tritunggal Mahakudus
dapat dipahami sebagai kesatuan antara
“pengasal”
daya-daya
ilahi,
“penyampai”-nya, serta “penerus”-nya.
Pengasal daya-daya itu dapat muncul
dalam tiap pengalaman religius pada
umumnya. Namun Yang Ilahi di sini
akan tetap sulit dipahami walaupun
orang takkan meragukannya. Dan
memang dalam teologi sering disebutsebut gagasan “deus absconditus”,
Tuhan
yang
tersembunyi.
Keberadaannya
tidak
tersangkal,
bahkan dapat pula disimpulkan dari
kekuatan-kekuatan yang ada di jagat ini.
Beberapa sistem filsafat sampai pada
penandasan adanya keilahian ini.
Namun ia tetap tidak dapat dikenali.
Meski terasa dekat tetapi tetap jauh.
Pengalaman mistik dalam pelbagai
agama
banyak
mengungkapkan
kenyataan ini.
Dia yang tersembunyi ini dialami
oleh Yesus sebagai Bapa. Dan memang
seluruh kehidupannya ditujukan untuk
memperkenalkan
Tuhan
Yang
Mahakuasa sebagai Bapa. Yang tadinya
jauh itu dialaminya sebagai yang dekat,
yang dapat dikenali, bahkan yang dapat
dipanggil dengan sebutan yang akrab
itu. Baik ditekankan di sini “dialami
oleh Yesus” dan bukan “oleh orang
banyak”, “oleh kita” atau “oleh
manusia” atau “oleh para murid”
sekalipun. Di sinilah kekhasan Injil
Yohanes. Yesus menegaskan tak ada
orang yang pernah melihat Bapa.
Hanya sang Putra sajalah yang
melihatnya. Maka siapa saja yang
melihat Putra akan melihat Bapa
sendiri. Dan dalam kabar Injili, Putra
itu ialah Yesus yang lahir di Nazaret,
menyembuhkan
banyak
orang,
mengajar mereka mengenai mengenai
Bapanya, menderita, wafat dan bangkit
dari kematian. Dan siapa saja yang
menerima ini semua akan mengenali
siapa
Dia
yang
telah
membangkitkannya. Dalam hubungan
inilah Yang Ilahi tidak lagi melulu
dialami sebagai yang tersembunyi
melainkan yang telah terwahyukan
dalam seluruh kehidupan Yesus tadi.
“Deus absconditus” kini tampil sebagai
“Deus revelatus”.
Dalam artian di atas, Yesus
menyampaikan kehadiran atau dayadaya ilahi kepada manusia. Ia membuat
orang dapat mengalami daya-daya itu
MEI
HALAMAN
2016/NO.287
secara nyata. Orang disembuhkan,
pengaruh roh jahat disingkirkan, kuasa
dosa dilepaskan, orang diampuni
dosanya,
penderitaan
yang
merendahkan kemanusiaan membuat
orang sadar akan martabat manusia
yang
sesungguhnya.
Injil
menggambarkannya sebagai Sabda
Tuhan sendiri.
Kemudian setelah Yesus tidak lagi
berada di tengah-tengah manusia,
datanglah penerus daya-daya ilahi,
yakni Roh Kebenaran. Roh inilah yang
terus
mempersaksikan
kehadiran
Tuhan di tengah-tengah kemanusiaan.
Roh inilah yang membuat kehadiran
Yang Ilahi dapat dialami dalam macammacam ujudnya di dunia kehidupan
manusia: dalam perbuatan adil, dalam
rekonsiliasi, dalam perbuatan baik,
dalam kepedulian terhadap sesama.
Roh inilah yang membuat orang dapat
menemukan hubungan antara “Deus
absconditus” dan “Deus revelatus” dan
membuat orang sadar serta percaya
bahwa Yang Ilahi yang jauh dan
dahsyat itu sama dengan Dia yang
memperhatikan manusia yang lemah.
Dan bahwa dengan memperhatikan
yang lemah, Yang Ilahi makin tampil
sebagai Bapa yang penuh kerahiman.
SPIRITUALITAS KRISTIANI
Kemampuan untuk menyadari
kehadiran Yang Ilahi dalam batin dapat
dikembangkan. Inilah yang terjadi
dalam pelbagai tradisi spiritualitas
dalam macam-macam agama. Juga
dalam tradisi kristiani. Spiritualitas
kristiani sepanjang zaman tumbuh dari
iman dan pengalaman akan misteri
Tritunggal sebagai kesatuan daya-daya
ilahi seperti diuraikan di atas tadi.
Diakui dalam tradisi ini bahwa tak
mungkin orang sampai kepada Yang
Ilahi secara utuh kecuali lewat Putra
dan dikuatkan oleh Roh. Dalam
hubungan ini misteri Tritunggal
bukanlah sebuah gagasan belaka
melainkan pengalaman rohani. Juga
tidak terbatas pada pengalaman akan
kehadiran
Yang
Ilahi
dalam
pengalaman religius pada umumnya.
Orang maju lebih jauh. Yang Ilahi ini
dapat dikenal lebih lanjut lewat kata-
kataNya dan kekuatanNya. Karena itu
dapat dikatakan tradisi spiritualitas
kristiani juga berpusat pada Kristus.
Dialah yang membuat orang sampai
pada pengalaman akan daya-daya ilahi
yang membawa manusia ke dalam
kesatuan dengan Yang Ilahi sendiri.
Injil Yohanes, terutama Yoh 15-17,
dapat memperdalam pengalaman ini.
Pembicaraan
di
atas
perlu
dipertajam.
Dengan
pengalaman
religius dimaksud kepekaan yang ada
dalam diri manusia untuk mencerap
kehadiran yang keramat. Orang dapat
menolak, menyangkal, atau tak ambil
pusing, tetapi kepekaan ini tetap ada.
Bahkan dapat dikatakan kepekaan ini
bawaan dan alamiah sifatnya. Sudah
termasuk konstitusi manusia seperti
halnya kemampuan memakai bahasa.
Analogi dengan kemampuan berbahasa
dapat membantu lebih jauh. Dikatakan
semua orang mampu berbahasa, tetapi
tidak semua orang dapat mengarang
atau menikmati karya seni sastra.
Menghasilkan dan menikmati seni
sastra mengandaikan kemampuan
berbahasa
tetapi
tidak
identik
dengannya.
Kepekaan
religius,
kemampuan mengalami kehadiran
Yang Ilahi ada dalam diri semua orang,
tetapi tidak semua orang begitu saja
dapat mengembangkan spiritualitas
atau kerohanian sejati. Perlu tuntunan
dan pengarahan.
Uraian di atas menjelaskan mengapa
spiritualitas kristiani tidak sama dengan
pendalaman
pengalaman
religius
belaka. Pada titik tertentu orang perlu
melangkah mengikuti warta Injili.
Ringkasnya begini. Dalam pengalaman
religius orang mencapai kepuasan bila
merasa menemukan hubungan dengan
Yang Ilahi, baik yang mencengkam
maupun yang mempesona. Di situ
orang tidak merasa sendiri melainkan
mendapati diri di hadapan Yang Ilahi.
Namun di lain pihak inti kerohanian
kristiani terletak dalam mengikuti
Yesus Kristus yang makin membuat
orang makin mengenal siapa Yang Ilahi
tadi dan bukan berhenti pada
pengalaman religius melulu. Dalam
perspektif Injili, Yesus Kristus itu dia
yang membuat orang mempercayai
7
bahwa Yang Mahakuasa ialah dia yang
memperhatikan
manusia
sebagai
seorang bapa yang baik. Inilah yang
menyempurnakan pengalaman religius
menjadi kerohanian sejati.
GEREJA DAN KEROHANIAN
YANG UTUH
Belum cukup bila kehadiran Gereja
di dunia dimengerti sebagai upaya
menumbuhkan pengalaman religius.
Gereja baru mulai berarti bila dapat
menyempurnakannya
menjadi
kerohanian yang utuh. Bila ini terjadi,
maka orang-orang yang menghayatinya
akan dapat mengalami kehadiran Roh
Kebenaran yang dibicarakan dalam
Injil hari ini. Tugas Gereja bukan hanya
membuat orang menerima kehadiran
Yang Ilahi melainkan juga membawa
orang kepada Kristus yang diwartakan
Injil. Perjumpaan dengan dia-lah yang
kemudian membuat orang menyadari
dari mana sesungguhnya asal kekuatankekuatan ilahi itu. Oleh karena itu tak
mengherankan bila dalam sejarahnya,
Gereja butuh terus diperkaya oleh
spiritualitas yang dikembangkan di
dalam tarekat-tarekat religius. Sekaligus
dapat pula dikatakan bahwa krisis
dalam Gereja biasanya berawal pada
kehidupan spiritual yang tidak lagi
mampu
menyapa
orang-orang
sezaman. Spiritualitas yang sejati – yang
berpusat pada Kristus – akan berusaha
agar tetap mampu menyapa orang dari
zaman yang berbeda-beda. Dalam
keadaan sekarang, sebut saja advokasi
kaum terpojok, termasuk perempuan,
pelayanan
kaum
pengungsi,
pendampingan
orang-orang
yang
berurusan dengan fenomen paranormal
(!), menumbuhkan keadaban dalam
masyarakat majemuk, perumusan
gagasan-gagasan teologi yang segar,
pencaharian
hermeneutika
yang
cespleng dan tidak berhenti pada yang
itu itu saja. Spiritualitas yang menutup
diri dan membatasi diri pada
pengalaman religius belaka akan
mandul dan hanya akan membawa
Gereja masuk ke dalam museum.
□
MEI
HALAMAN
2016/NO.287
Siapakah
Ibumu?
S
ang Juru Selamatku lahir dari RAHIM MARIA, lalu
dari
mana
lahirnya
Juru
Selamatmu?
Terngiang kata-kata Paus Fransiskus di
hari Raya Kabar Suka Cita yang lalu: "Orang
Kristen yang tidak mengakui Maria sebagai
Bundanya, adalah ANAK YATIM PIATU."
Dan bagiku: Orang Kristen yang menolak dan
menghujat Maria adalah anak kurang ajar.
Dengarkanlah kata-kata Yesus, Sang Juru
Selamat di tiang gantungan, "Ketika Yesus
melihat Ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya
di sampingnya, berkatalah Ia kepada Ibu-Nya:
"Ibu, inilah, anakmu! Kemudian kata-Nya
kepada
murid-Nya:
"Inilah
Ibumu!" (Yoh.19:27) Inilah permintaan Sang
Juru Selamat kepada Ibu-Nya agar bersedia
menjadi ibu bagi Yohanes dan murid-muridNya serta seluruh pengikut-Nya, dan perintah
kepada murid-Nya Yohanes dan semua
pengikut-Nya untuk menjadikan Maria sebagai
Bunda
rohani-Nya.
Sekarang, tanyakanlah diri dan
jiwamu:
"Siapakah
ibu
rohanimu?”
Kalau Maria adalah ibuku karena Yesus adalah
saudaraku, lalu siapakah ibumu karena engkau
tidak menerima Maria sebagai bundamu?
Teringatlah dulu apa yang dikatakan dalam
Kitab Kejadian ketika si ular, ibu iblis dikutuk
oleh Yang Maha Kuasa, "Aku akan membuat
permusuhan antara engkau (si ular iblis) dan
keturunan wanita ini." (Kej.3:15)
Kalau
keturunan wanita (Eva) adalah Maria sehingga
kusapa dia sebagai ibuku, sedangkan engkau
menolak Maria sebagai ibumu, lalu tanyaku
kepadamu:
"SIAPAKAH
IBUMU?”
Siapa pun ibumu, tapi ingatlah kata-kataku ini,
"Engkau takkan pernah bisa dimuliakan oleh
Yesus bila engkau menolak apalagi sampai
8
menghujat
dan
menghina
Ibu-Nya."
Dengarkanlah nasihat orang kudus St.
Maximilian Kolbe: "Jangan takut mencintai
Maria, karena sebesar apa pun cintamu
kepadanya tak sebanding dengan cinta Yesus
kepada
Ibu-Nya,
Maria."
Salam dan doa dari seorang putra Maria
kepada putra-putri Maria di mana pun Anda
berada.
***Rinnong
Duc
(Pastor Inno Ngutra,Pr -Ambon-)
in
Altum***
MEI
HALAMAN
2016/NO.287
9
Roh Kudus Menguatkan Kesaksian
Bahkan Dalam Penganiayaan
Homili Paus Fransiskus, 2 Mei 2016
oh Kudus menguatkan kita
sehingga kita dapat bersaksi
bagi Tuhan bahkan melalui
penganiayaan - bahkan sampai
mengorbankan hidup kita. Tetapi juga
melalui penganiayaan-penganiayaan
kecil seperti pergunjingan dan kritik.
Itulah
yang
dikatakan
Paus
Fransiskus dalam homilinya selama
Misa harian Senin pagi, 2 Mei 2016,
di Casa Santa Marta, Vatikan.
Ketika kita dekat Pentakosta, bacaanbacaan semakin berfokus pada Roh
Kudus.
Kisah
Para
Rasul
menceritakan kepada kita bahwa
Tuhan membuka hati seorang wanita
bernama Lidia, seorang penjual kain
ungu dari kota Tiatira yang datang
untuk mendengarkan Santo Paulus.
"Perempuan ini merasa ada sesuatu
dalam dirinya yang membuatnya
mengatakan 'ini benar! Dan saya
setuju dengan apa yang dikatakan
orang ini, orang ini yang memberikan
kesaksian tentang Yesus Kristus'",
kata Paus Fransiskus.
"Tetapi siapa yang menjamah hati
perempuan
ini?
Siapa
yang
mengatakan
kepadanya
:
'Dengarkanlah karena itu adalah
kebenaran?'",
Paus
Fransiskus
bertanya.
"Roh Kuduslah yang membuat
perempuan ini merasakan bahwa
Yesus adalah Tuhan; Ia membuat dia
tahu bahwa keselamatan adalah
dalam kata-kata Paulus; Ia membuat
perempuan
ini
mendengarkan
kesaksian. Roh Kudus memberikan
kesaksian bagi Yesus. Dan setiap kali
kita merasakan sesuatu dalam hati
kita yang menarik kita lebih dekat
kepada Yesus, Roh Kuduslah yang
R
bekerja di dalam diri kita".
Injil berbicara tentang kesaksian
ganda : berbicara tentang Roh Kudus
yang ambil bagian dalam kesaksian
Yesus, dan kesaksian kita. Kita
adalah saksi-saksi Tuhan dengan
kekuatan
Roh
Kudus.
Yesus
mengajak para murid untuk berdiri
kokoh karena memberi kesaksian
juga terdapat bersama penganiayaan.
Dari
"penganiayaan-penganiayaan
kecil pergunjingan", kritik, hingga
jenis penganiayaan yang lebih besar
yang darinya "sejarah Gereja menjadi
lengkap : itu menempatkan orangorang Kristen di penjara atau
membuat
mereka
bahkan
menyerahkan hidup mereka".
Ini, Yesus berkata, adalah harga
kesaksian Kristen. Dalam Injil hari ini
kita baca : 'Kamu akan dikucilkan,
bahkan akan datang saatnya bahwa
setiap orang yang membunuh kamu
akan menyangka bahwa ia berbuat
bakti bagi Allah'.
"Orang Kristen, dengan kekuatan Roh
Kudus", kata Paus Fransiskus,
"memberi kesaksian bagi Tuhan yang
hidup, bagi Tuhan yang bangkit, bagi
kehadiran Tuhan di
tengah-tengah
kita,
bahwa
Tuhan
merayakan
bersama
kita
kematian-Nya,
kebangkitan-Nya,
setiap kali kita datang
ke altar. Orang Kristen
juga
memberikan
kesaksian, dibantu oleh
Roh Kudus, dalam
kehidupannya seharihari, melalui cara yang
di
dalamnya
Ia
bertindak. Ini adalah kesaksian
Kristen yang terus menerus. Tetapi
berkali-kali kesaksian ini memancing
serangan, memancing penganiayaan".
"Roh Kudus yang memperkenalkan
kita kepada Yesus", lanjut Paus
Fransiskus, "adalah Roh yang sama
yang mendorong kita untuk membuat
-Nya dikenal orang lain, bukan
melalui begitu banyak kata-kata,
tetapi melalui kesaksian yang hidup".
"Ada baiknya memohon Roh Kudus
untuk datang ke dalam hati kita,
memberikan kesaksian tentang Yesus;
memberitahukan-Nya
:
Tuhan,
semoga aku tidak menyimpang dari
Yesus. Ajarilah aku apa yang Yesus
ajarkan. Bantulah aku imengingat apa
yang dikatakan dan dilakukan Yesus
juga dan melakukan dan juga,
membantuku untuk memberikan
kesaksian hal-hal ini. Sehingga
keduniawian, hal-hal yang mudah, hal
-hal yang benar-benar berasal dari
bapa segala dusta, dari penguasa
dunia ini, dosa, tidak membawaku
jauh dari memberikan kesaksian".
(Peter Suriadi - Bogor, 2 Mei 2016)
MEI
2016/NO.287
5
HALAMAN
10
Hal Umum
Yang Perlu Dipersiapkan
Sebelum Mengikuti Misa
utra – putri Gereja Katolik
yang kudus, Ekaristi yang
sangat
luhur
merupakan
puncak iman Kristiani sebab
merupakan tindakan Kristus
dan
GerejaNya,
dan
melalui
pelayanan imam, Kristus menjadi
kurban dan santapan bagi kita semua
(Kan. 899 $ 1). Maka perlu persiapan
yang sungguh – sungguh untuk
menyambut tubuh dan darah Tuhan
dalam hal ini sebelum mengikuti Misa
Kudus. Artikel ini menyajikan
beberapa
hal
yang
sebaiknya
dipersiapkan
untuk
menyambut
Ekaristi serta menaruh hormat sebesar
–
besarnya
kepada
Ekaristi
mahakudus (Kan. 898), diantaranya:
P
1. Membaca Sabda Tuhan sebelum
berangkat Misa
Mungkin ini jarang dilakukan oleh
sebagian umat beriman, padahal
membaca Sabda Tuhan sebelum Misa
adalah sangat baik. Kita dapat
merenungkan Sabda Tuhan yang
didalamnya Allah berbicara kepada
kita mengenai kesetiaan, kebaikan,
keselamatan, dan perintahNya. Dalam
Misa kudus, kita bukan lagi
disibukkan dengan membaca sabda
Tuhan sementara petugas Liturgi
membacakannya,
melainkan
mendengar dengan penuh perhatian
dan seksama. Membaca Sabda Tuhan
sebelum Misa memungkinkan untuk
menghindari beberapa kondisi yang
membuat kita tidak bisa mendengar
dengan jelas apa yang dibacakan oleh
petugas Liturgi.
2. Menerima Sakramen Tobat
Untuk mempersiapkan diri kita
sebagai tahtaNya yang kudus, maka
adalah penting setiap umat Kristiani
(Katolik) menerima sakramen tobat
sebelum
menerima
Sakramen
Ekaristi. Setiap jiwa yang jatuh dalam
dosa berat menjadi terpisah dari cinta
kasih Allah. Dengan Sakramen Tobat,
kita memperoleh pengampunan dosa
dan diperdamaikan kembali kepada
Allah dan GerejaNya (Kan. 960).
Dalam menerima Sakramen Tobat itu
sendiri, tidak hanya jenis dosa saja
yang disebutkan, tetapi juga jumlah
(kuantitas dosa) dari jenis dosa yang
diakui (Kan. 988 $ 1). (baca juga:
sudah berapa lama “tidak mengaku
dosa?”)
3. Puasa minimal satu jam
Selain Gereja mewajibkan pantang
dan puasa pada hari Rabu Abu dan
Jumat Agung, menganjurkan setiap
jumat sepanjang tahun (kecuali hari
tersebut hari Raya) untuk berpantang
(Kan.
1251),
Gereja
juga
menghendaki agar umat Allah
berpantang dari segala macam
makanan dan minuman (kecuali air
semata – mata dan obat – obatan)
(Kan. 919 $ 1). Dengan berpuasa
minimal satu jam sebelum menerima
komuni,
kita
menungkapkan
kegembiraan dan sukacita atas tubuh
Tuhan yang akan kita sambut. Dalam
Perjanjian lama, tindakan puasa
merupakan ungkapan kerendahan diri
dihadapan Allah (Imamat 23:27),
tindakan penyesalan atas dosa (1
Samuel 7:6), dan banyak hal lainnya
yang dilakukan oleh bangsa Israel
untuk memohon belas kasih Allah.
4. Hadir sebelum Misa dimulai
Adalah tidak baik dengan tergesa –
gesa dan tanpa persiapan seperti
bedoa sebelum misa dimulai. Hadir
dalam Gereja sebelum Misa dimulai,
kita memohon rahmat Allah agar
Misa kudus yang dimana Yesus
Kristus menjadi kurban penghapusan
dosa menjiwai serta memperbaharui
hidup kita senantiasa.
5. Hening
Sang
Guru
memberikan
kita
keteladanan dalam hal hening, dimana
Ia senantiasa menjauhkan diri
sementara dari keramaian untuk
berdoa dan keheningan (Markus 1:35,
6:46, Lukas 9:28). Ketika aktivitas
harian mewarnai hidup kita dengan
segala kegiatan kerasulan di dunia,
adalah perlu keheningan sebelum
Misa dimulai untuk merasakan
hadirat Allah.
https://
spesalvifactisumus.wordpress.com/…/
5-hal-umum-yang…/
HALAMAN
erisai apakah di muka bumi ini yang mampu menahan
segala gempuran senjata
pemusnah,
segala
kekacauan, problem hidup
dan setiap penderitaan yang
mengikutinya?
Jawabannya
mudah: Hati seorang Ibu.
P
Senjata penghancur itu memang
sungguh akan menggempur habis
hati seorang ibu, menyakiti
bahkan sampai melukainya.
11
Tetapi ajaibnya hati seorang ibu tidak pernah menjadi betulbetul hancur ataupun musnah.
Hati seorang ibu mempunyai
senyawa menakjubkan yang
disebut self-healing, yang bisa
menyembuhkan setiap lukanya
sendiri.
Senyawa itu biasa disebut orang
dengan nama: KETABAHAN.
Download