BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Singkat Modul “Pola Pikir Aparatur” ini membahas sepuluh elemen penting pembelajaran Pola Pikir Aparatur yang sangat strategis untuk mendukung kesuksesan karir, keselamatan, dan kebahagiaan PNS dalam bekerja. Kesepuluh elemen tersebut adalah: 1. Konsep Dasar Pola Pikir 2. Berpikir Positif 3. Siklus Kebiasaan 4. Konsep Diri 5. Hukum Sebab Akibat 6. Konsep Sukses 7. Jalan-jalan Menuju Sukses 8. Cara Memandang Masalah 9. Enam Elemen Esensial Dalam Bekerja 10. Anti Korupsi Modul “Pola Pikir Aparatur” dengan bobot 10 JP (jam pelajaran) di kelas ini merupakan satu dari sembilan materi yang diajarkan pada Diklat Pengembangan Diri Aparatur. Kesembilan materi tersebut adalah: 1. Dinamika Kelompok 2. Nasionalisme dan Integritas 3. POLA PIKIR APARATUR 4. Komunikasi Efektif 5. Manajemen Waktu dan Energi 6. Lingkungan Kerja Fisik dan Psikis 7. Reward dan Punishment 8. Potensi Diri 9. Aktualisasi Pengembangan Diri Aparatur Dengan mempelajari “Pola Pikir Aparatur” diharapkan para Aparatur dapat memahami dan menyadari dengan sebaik-baiknya bahwa setiap PNS adalah aparatur pemerintah yang mempunyai fungsi sebagai pembuat kebijakan publik, pelaksana kebijakan publik, dan perekat kesatuan dan persatuan bangsa, dimana untuk melaksanakan fungsi-fungsi tersebut diatas dengan baik maka setiap PNS dituntut untuk mampu menjadikan dirinya aparatur yang kompeten, profesional, mampu bekerja dengan semangat pengabdian yang tinggi, bertanggung jawab, kreatif dan inovatif, memiliki integritas, komitmen, disiplin, dan mampu menjalin kerjasama yang baik dengan semua pihak. Manfaat dari mempelajari modul “Pola Pikir Aparatur” ini adalah meningkatnya motivasi dalam bekerja, lebih positif dalam memandang dirinya sendiri, mampu bersikap lebih optimis dalam menghadapi situasi kerja yang sulit, lebih mudah bekerja sama dengan orang lain, membuka peluang terbukanya pintu rizki yang lebih luas, dan meningkatnya kepuasan dan kebahagiaan dalam bekerja, serta menjadi aparatur yang lebih selamat. B. Kompetensi Dasar, Indikator Keberhasilan, dan Standar Kompetensi 1. Kompetensi Dasar Setelah mengikuti pembelajaran, para peserta diklat diharapkan mampu menjelaskan “Sepuluh Elemen Penting Pola Pikir Aparatur”, dan dapat membuat rencana tindaklanjut untuk mengubah pola pikir dirinya sendiri ke arah yang lebih baik. 1 2. Indikator Keberhasilan Setelah mengikuti pembelajaran, diharapkan peserta mampu: 1) Menyebutkan dengan tepat pengertian dari setiap konsep yang dipelajari, yaitu: a. Konsep Dasar Pola Pikir • Pengertian Pola Pikir • Asal Terbentuknya Pola Pikir • Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Pikir • Hambatan Dalam Perubahan Pola Pikir • Cara Mengubah Pola Pikir b. Berpikir Positif • Konsep Berpikir Positif • Dampak Berpikir positif • Cara Berpikir Positif c. Siklus Kebiasaan • Bagaimana Kebiasaan Bekerja • Bagaimana Menciptakan Kebiasaan Baru • Mengubah Kebiasaan • Kebiasaan Buruk PNS • Membangun Kebiasaan Sukses d. Konsep Diri • Pengertian Konsep Diri • Dimensi Konsep Diri • Pembentukan Konsep Diri • Pihak-pihak yang Dapat Mempengaruhi Konsep Diri • Faktor Lain yang Mempengaruhi Konsep Diri • Jenis-jenis Konsep Diri e. Hukum Sebab Akibat • Fenomena Hukum Sebab Akibat • Syarat-syarat Dalam Menerapkan Hukum Sebab Akibat • Turunan Hukum Sebab Akibat • Strategi Menerapkan Hukum Sebab Akibat • Memantaskan Diri f. Konsep Sukses • Cara Pandang Tentang Sukses • Makna Rizki dan Cara Mencarinya • Kunci Sukses Mengais Rizki g. Jalan-jalan Menuju Sukses • Sukses dengan Bersyukur • Sukses Dengan Menurunkan Hasrat Kepemilikan • Sukses=Expert x Asset x Epos • Sukses= Kesempatan x Kesiapan • Sukses itu Butuh Perjuangan • Sukses Dengan Melayani Lebih Baik • Sukses Dengan Memberi h. Cara Memandang Masalah • Konsep Kebutuhan Manusia • Sifat Negatif dan Emosi Dasar Manusia • Tiga Penyebab Utama Masalah Di Kantor • Mencegah Timbulnya Masalah Di Kantor 2 • Bagaimana Agama Membimbing Manusia dalam Menghadapi Masalah i. Enam Elemen Esensial Dalam Bekerja • Passion • Kompeten • Komitmen • Konsisten • Disiplin • TeamWork j. Anti Korupsi • Penyebab Terjadinya Korupsi • Proses Terbentuknya Perilaku Korupsi • Tragisnya Nasib Koruptor 2) Menyebutkan contoh-contoh konkrit dari setiap konsep yang dipelajari, diluar dari contoh yang telah diuraikan di dalam modul. 3) Menjelaskan latar belakang mengapa setiap konsep yang dipelajari adalah penting. 4) Mengenali (mengidentifikasi) keuntungan dan kerugian atas diterapkan atau tidak diterapkannya suatu konsep Pola Pikir tertentu. 5) Menganalisis profil Pola Pikir dirinya sendiri berkenaan dengan konsepkonsep yang dipelajari di modul. 6) Menyebutkan cara-cara dalam menerapkan konsep-konsep Pola Pikir yang dipelajari. 7) Menjawab setiap pertanyaan dalam Tes dengan baik. 8) Mengerjakan setiap tugas yang diminta dengan baik. 9) Mengerjakan lembar praktik dengan baik. 10) Menyusun resume materi pembelajaran dengan baik. 11) Menyusun rencana tindak lanjut yang konkrit untuk memperbaiki Pola Pikir. 3. Standar Kompetensi Peserta dianggap mampu menginternalisasi dan mengaktualisasi konsepkonsep dalam Materi Pola Pikir Aparatur ini dengan baik bila nilai dari setiap indikator keberhasilan sebagaimana tersebut pada butir 1.2.2. diatas minimal 71 (dari skala 0 sd 100). Secara keseluruhan profil tingkat penguasaan peserta dapat dipetakan sebagai berikut: TABEL 1. RENTANG NILAI INDIKATOR KEBERHASILAN RENTANG NILAI NO PENGUASAAN SETIAP TINGKAT KEBERHASILAN INDIKATOR KEBERHASILAN 1 91 - 100 Sangat Baik 2 81 - 90 Baik 3 71 – 80 Cukup 4 61 - 70 Kurang 5 < 61 Sangat Kurang 3 C. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok Materi pokok dan sub materi pokok dalam modul Pola Pikir Aparatur ini adalah sebagai berikut : No 1. TABEL 2. MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK MATERI POKOK SUB MATERI POKOK KONSEP DASAR POLA 1.1. Pengertian Pola Pikir PIKIR 1.2. Asal Terbentuknya Pola Pikir 1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Pikir 1.4. Hambatan Dalam Perubahan Pola Pikir 1.5. Cara Mengubah Pola Pikir 2. BERPIKIR POSITIF 2.1. Konsep Berpikir Positif 2.2. Dampak Berpikir positif 2.3. Cara Berpikir Positif 3. SIKLUS KEBIASAAN 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5. 4. KONSEP DIRI 4.1. 4.2. 4.3. 4.4. 5. HUKUM SEBAB AKIBAT 5.1. Fenomena Hukum Sebab Akibat 5.2. Syarat-syarat Dalam Menerapkan Hukum Sebab Akibat 5.3. Turunan Hukum Sebab Akibat 5.4. Strategi Menerapkan Hukum Sebab Akibat 5.5. Memantaskan Diri 6. KONSEP SUKSES 6.1. 6.2. 6.3. Cara Pandang Tentang Sukses Makna Rizki dan Cara Mencarinya Kunci Sukses Mengais Rizki 7. JALAN-JALAN MENUJU SUKSES 7.1. 7.2. Sukses dengan Bersyukur Sukses Dengan Menurunkan Hasrat Kepemilikan Sukses=Expert x Asset x Epos Sukses= Kesempatan x Kesiapan Sukses itu Butuh Perjuangan Sukses Dengan Melayani Lebih Baik Sukses Dengan Memberi Bagaimana Kebiasaan Bekerja Bagaimana Menciptakan Kebiasaan Baru Mengubah Kebiasaan Kebiasaan Buruk PNS Membangun Kebiasaan Sukses Pengertian Konsep Diri Dimensi Konsep Diri Pembentukan Konsep Diri Pihak-pihak yang Dapat Mempengaruhi Konsep Diri 4.5. Faktor Lain yang Mempengaruhi Konsep Diri 4.6. Jenis-jenis Konsep Diri 7.3. 7.4. 7.5. 7.6. 7.7. 4 No MATERI POKOK SUB MATERI POKOK 8 CARA PANDANG TERHADAP MASALAH 8.1. 8.2. 8.3. 8.4. 8.5. 9. ENAM ELEMEN ESENSIAL DALAM BEKERJA 9.1. 9.2. 9.3. 9.4. 9.5. 9.6. 10.1. 10.2. 10.3. 10.4. 10. ANTI KORUPSI Konsep Kebutuhan Manusia Sifat Negatif dan Emosi Dasar Manusia Tiga Penyebab Utama Masalah Di Kantor Mencegah Timbulnya Masalah Di Kantor Bagaimana Agama Membimbing Manusia dalam Menghadapi Masalah Passion Kompeten Komitmen Konsisten Disiplin TeamWork Penyebab Terjadinya Korupsi Proses Terbentuknya Perilaku Korupsi Tragisnya Nasib Koruptor Dalil-dalil Dari Al Qur’an dan As-Sunnah yang Melarang Keras Korupsi D. Waktu Waktu yang tersedia untuk pembelajaran mata diklat “Pola Pikir Aparatur” di kelas adalah 10 jam pelajaran (10 x 45 menit). Di luar kelas, peserta memiliki keleluasaan untuk terus mempelajari, menggali, dan menelaah berbagai bahasan dalam modul ini secara mandiri sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing peserta. E. Prasyarat Kemampuan awal yang dipersyaratkan untuk mempelajari modul ini adalah tingkat pendidikan formal peserta yang sekurangnya setara dengan diploma atau paling rendah SLTA. Peserta dengan jenjang pendidikan formal yang lebih rendah dari SLTA masih dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik, dengan syarat berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mempelajarinya, dan mendapat bimbingan serta pengarahan yang cukup dari fasilitator. F. Petunjuk Penggunaan Modul Bacalah modul ini dari awal untuk mendapatkan kerangka berpikir yang sekuensial (berurutan) tentang Pola Pikir Aparatur. Upayakan utuk membaca ulang sekurangnya tiga kali. Setiap kali menyelesaikan satu topik bahasan tuliskanlah dengan ringkas pengertian esensial dari setiap topik yang dipelajari. Upayakan untuk mendapatkan contoh-contoh lainnya diluar dari contoh yang telah diuraikan dalam modul ini. Perhatikan dengan baik latar belakang atau alasan mengapa sebuah konsep Pola Pikir tertentu yang dipelajari itu penting. Kenali keuntungan dan kerugian dengan Anda menerapkan atau tidak menerapkan sebuah konsep Pola Pikir tertentu. Lakukan analisis terhadap profil diri Anda sendiri berkenaan dengan konsep-konsep yang sedang Anda pelajari. Tulis ulanglah cara-cara dalam menerapkan konsep-konsep Pola Pikir sebagaimana yang Anda pelajari dalam modul ini. Jawablah setiap pertanyaan dalam Tes dengan baik, dan kerjakanlah setiap tugas yang diminta. Isilah lembar kerja praktik dengan sebaik-baiknya untuk membantu Anda mendaratkan dan memantapkan konsep-konsep Pola Pikir yang telah Anda pelajari. Terakhir, cobalah untuk menyusun rencana tindak lanjut yang konkrit untuk mengubah Pola Pikir Anda ke arah yang lebih baik. 5 Pada setiap bagian dari modul ini mulai dari teori, tugas, tes, hingga lembar kerja praktik, terdapat inspirasi yang saling menguatkan. Oleh karena itu disarankan untuk tidak melewatkan satupun bagian-bagian ini, untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif. 6 BAB II KONSEP DASAR POLA PIKIR Setelah mempelajari bab ini, peserta diharapkan dapat menjelaskan dan mengaktualisasikan: (1) Pengertian Pola Pikir; (2) Asal Terbentuknya Pola Pikir; (3)Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Pola Pikir; (4) Cara Mengubah Pola Pikir; dan (5) Hambatan-hambatan Dalam Perubahan Pola Pikir A. Pengertian Pola Pikir Pola Pikir adalah cara otak dan akal menerima, memproses, menganalisi, mempersepsi, dan membuat kesimpulan terhadap informasi yang masuk melalui indra. Pola pikir seseorang akan mudah terlihat ketika menghadapi suatu permasalahan yang harus diselesaikan. Pola pikir itu sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan, pengalaman, dan nilai-nilai yang dianut di lingkungannya. Meskipun demikian, setiap orang bebas memilih dan menentukan pola pikir seperti apa yang akan dijadikan pegangan bagi dirinya. Pola pikir yang sudah teruji dan diyakini kebenarannya dapat menjadi prinsip hidup. Perlu dipahami bahwa pola pikir itu ada yang positif dan ada pula yang negatif. Pola pikir positif akan membawa dampak positif bagi penganutnya, sebaliknya pola pikir negatif akan membawa dampak negative. Pola pikir itu ada yang bersifat umum, dan ada pula yang bersifat spesifik sesuai dengan tuntutan bidang tertentu. Beberapa ungkapan pola pikir yang bersifat umum, misalnya “Jadilah kita sebagai penyebab bukan sebagai akibat, karena kita yang harus menentukan nasib bukan nasib yang menentukan kita”. Setiap pikiran menjadi penyebab, dan setiap kondisi yang terjadi merupakan suatu akibat. Karena itu, kita perlu mengelola pola pikir agar kondisi yang muncul hanyalah kondisi yang kita inginkan. Salah satu ungkapan pola pikir Einstein bahwa “imajinasi jauh lebih baik dari pengetahuan”. Pengetahuan yang orisinal bersumber dari imajinasi. Oleh sebab itu, dunia kita tidak akan lebih luas dari imajinasi kita. Pola pikir yang pernah diucapkan oleh Jonathan Swift, “Kita dibatasi bukan oleh kemampuan kita, tetapi oleh visi kita.” Warren Bennis memiliki pola pikir seperti yang ia ucapkan, “Kepemimpinan adalah kemampuan mengubah visi menjadi realitas. Pemimpin adalah orang yang melakukan hal yang benar dan manajer adalah orang yang melakukan dengan cara yang benar.” Stephen R. Covey mengatakan bahwa ada empat peran utama sebagai pemimpin, yaitu: 1)menjadi panutan; 2)menjadi perintis; 3)menjadi penyelaras; dan 4)menjadi pemberdaya. Ada banyak ungkapan pola pikir dalam bisnis, antara lain: 1)lebih baik keuntungan kecil dengan frekuensi penjualan yang tinggi daripada keuntungan besar tetapi frekuensi rendah; 2)konsumen adalah raja, oleh sebab itu berikan pelayanan yang prima; 3)ada peluang pada setiap kesulitan, dan ada tantangan pada setiap peluang. Dalam dunia olahraga prestasi, terdapat berbagai ungkapan pola pikir, antara lain: 1) jangan mengubah pola permainan ketika kita sedang memimpin (leading); 2) kenalilah kekuatan dan kelemahan lawan sebelum atau di awal pertandingan; 3)seranglah terus-menerus ke arah kelemahan lawan; 4)jika dalam kondisi lelah peliharalah konsistensi dengan memperlambat tempo permainan; 7 5)jangan sekali-kali meremehkan lawan meskipun prestasi lawan jauh di bawah prestasi kita. Dalam dunia pendidikan terdapat ungkapan pola pikir sebagai berikut: 1)hal yang utama dan pertama dalam belajar adalah belajar bagaimana cara belajar dan belajar bagaimana cara berpikir; 2)belajar dengan ulangan yang banyak dan volume kecil, jauh lebih baik daripada ulangan sedikit dengan volume besar; 3)pemahaman jauh lebih penting dan bermanfaat daripada hafalan; 4)belajar sambil melakukan jauh lebih bermakna daripada hanya sekadar memahami teori. Semua kata-kata bijak merupakan ungkapan pola pikir dari orang yang mencetuskannya. Kita pun dapat belajar menjadi bijak dengan mengadopsi dan menerapkan kata-kata bijak dari orang lain yang kita yakini kebenarannya. Pola pikir yang benar, dengan sikap yang benar, diaplikasikan dengan cara yang benar, dengan alasan yang benar, dan dalam lingkungan yang sesuai, akan menuai hasil yang optimal. Para Peserta Diklat yang budiman, Menurut Adi W. Gunawan, Pola Pikir atau Mindset adalah sekumpulan kepercayaan (belief) atau cara berpikir yang mempengaruhi perilaku dan sikap seseorang, yang akhirnya akan menentukan level keberhasilan hidupnya (Yoga, 2008). Pola pikir adalah cara melihat suatu masalah. Pola pikir ini menjadi acuan utama seseorang untuk bertindak, bersikap, berbicara, berperilaku. Pola pikir seseorang akan memberikan pengaruh yang sangat besar dalam kualitas kinerjanya. Dalam konteks aparatur, pola pikir PNS dapat dimaknai sebagai keyakinankeyakinan atau cara berpikir seorang aparatur, yang mempengaruhi sikap dan perilakunya, yang akhirnya akan menentukan kualitas kinerjanya sebagai seorang abdi negara dan abdi masyarakat. Karena pola pikir menyangkut sesuatu yang menjadi keyakinan seseorang (belief), maka mengubah pola pikir seseorang dapat dilakuan dengan mengubah apa-apa yang diyakininya. Contoh: Pada awalnya, seseorang tidak memiliki suatu keyakinan yang istimewa berkenaan dengan manfaat air putih bagi kesehatan. Baginya mengkonsumsi air putih sebatas minum ketika haus, tidak lebih dari itu. Tetapi setelah mendapatkan penjelasan dari seorang sahabatnya yang sakit dan menceriterakan bahwa sakitnya karena kurangnya mengkonsumsi air putih, membuat keyakinannya tentang air putih berubah. Sejak saat itu ia secara disiplin mengkonsumsi banyak-banyak air putih setiap harinya, meskipun tidak haus. Dan kemudian ia merasakan manfaatnya, tubuhnya lebih bugar daripada sebelumnya. Dari sini kita bisa melihat bahwa sikap perilaku seseorang dapat berubah dengan berubahnya “keyakinannya” terhadap sesuatu. Berubah dari hanya sekedar tahu tentang manfaat air putih, menjadi betul-betul yakin dengan manfaatnya. Contoh di atas menjelaskan kepada kita bahwa cara pandang seseorang terhadap suatu masalah, atau caranya berpikir, akan berpengaruh terhadap apa yang akan dilakukannya. Dan, sikap ini ditentukan oleh apa yang “diyakini” oleh seseorang terhadap sesuatu tersebut. Atau kita dapat mengatakan bahwa sikap perilaku seseorang tergantung dari “belief”nya terhadap sesuatu hal. Orang yang tidak meyakini informasi tentang manfaat banyak-banyak mengkonsumsi air putih tidak akan melakukan minum air putih banyak-banyak sebagaimana orang yang meyakininya. Sesuatu tidak akan mengubah sikap perilaku seseorang sampai seseorang tersebut meyakininya. Orang yang hanya sekedar tahu, tetapi tidak “meyakininya”, tidak akan berubah sikap perilakunya. 8 Contoh lainnya : Seorang pegawai meyakini bahwa karirnya hanya akan maju bila ia mampu memberi manfaat secara maksimal bagi organisasi tempatnya bekerja, dan apabila ia menjadi sosok yang disukai di organisasi tersebut. Atas keyakinannya tersebut, maka ia berusaha terus mengasah pengetahuan dan keterampilannya, menjaga sikap dan perilakunya, menjalin komunikasi yang baik dengan semua orang, dan berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada atasan, sejawat, bawahan, dan semua orang yang berurusan dengannya. Sebaliknya, seorang pegawai lainnya yang tidak memiliki keyakinan sebagaimana keyakinan pegawai diatas, maka ia tidak berusaha sebagaimana pegawai pertama berusaha, meskipun ia tahu bahwa hal-hal yang dilakukan pegawai pertama positif bagi pengembangan karir. Dari sini sekali lagi kita bisa melihat bahwa pegawai ini hanya “sekedar tahu”, bukan yakin, maka “tahu”nya itu tidak akan cukup kuat untuk mendorongnya berubah, yaitu berusaha menjadi pegawai yang berprestasi, sebagaimana pegawai pertama. Contoh lainnya : Seorang pegawai yang meyakini bahwa “Orang akan Menuai Apa yang ia Tanam” akan berperilaku seperti apa yang diyakininya tersebut, yaitu ia akan memastikan bahwa apa yang ia lakukan adalah hanya yang baik-baik saja. Ia akan berusaha sekuat tenaga untuk tidak terjebak pada perilaku yang buruk, perilaku yang bisa membuatnya menuai hasil yang buruk dikemudian hari. Bagi pegawai lain yang juga “tahu” hal yang sama seperti tersebut di atas, tapi tidak “meyakininya”, maka sangat mungkin ia tidak akan terlalu peduli apakah yang dilakukannya baik atau buruk, tidak sebagaimana yang dilakukan pegawai pertama, yang hanya akan memilih tindakan yang baik-baik saja dalam menjalani karirnya sebagai pegawai. B. Asal Terbentuknya Pola Pikir Pola Pikir terbentuk sejak seseorang masih kanak-kanak. Informasi yang masuk ke dalam pikiran sejak masa kanak-kanak mulai dari pengalaman diasuh oleh ibu, dididik orang tua, dididik oleh guru di taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah, kampus, dan seterusnya akan membentuk pola pikir seseorang. Pengalaman sejak masa kanak-kanak dapat bersifat positif dan negatif. Ketika pengalaman-pengalaman tersebut sangat membekas, yang kemudian mempengaruhi pola pikir seseorang, maka pengalaman yang membekas ini dikenal dengan istilah imprint. C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Pikir Para Peserta Diklat yang budiman, Sedikitnya ada delapan faktor yang memengaruhi pola pikir seseorang, yaitu Keluarga, Pergaulan, Pendidikan, Pengalaman, Cita-cita, Media Masa, Buku, dan Keyakinan atau “Belief System”. 1. Faktor Keluarga Keluarga merupakan ajang paling awal untuk membangun pola pikir seseorang. Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang hangat dan positif, akan memiliki peluang untuk tumbuh dan berkembang menjadi orang dewasa dengan pola pikir yang juga positif. 2. Faktor Pergaulan Sebuah perumpamaan mengatakan “Jika kau berkumpul dengan penjual minyak wangi maka kau akan berbau wangi. Jika kau berkumpul dengan penjual ikan maka kau akan berbau ikan”. Demikian pula dengan pola pikir, berkumpul dengan ilmuwan kita menjadi pintar. Berkumpul dengan pecundang kita akan menjadi pecundang pula. 9 Manusia memiliki naluri mengikuti dan meniru perilaku dan ucapan orang yang berada disekitarnya. Oleh karena itu, watak atau sifat manusia terbentuk dari lingkungan dan pergaulan. 3. Faktor Pendidikan Pendidikan adalah solusi terbaik untuk membentuk pola pikir yang unggul. Akan berbeda cara menyelesaikan suatu masalah antara orang yang berpendidikan dan yang tidak. Namun demikian meski pendidikan adalah cara terbaik dalam membangun pola pikir, harus diakui bahwa pendidikan tidak sepenuhnya dapat menjamin baiknya karakter seseorang. Banyak bukti yang menunjukkan bahwa tidak sedikit orang yang berpendidikan tinggi, tetapi justru memiliki karakter atau mentalitas yang buruk. 4. Faktor Pengalaman Pengalaman merupakan guru terbaik yang dimiliki oleh setiap orang. Pengalaman adalah suatu kejadian atau peristiwa yang menimpa perjalanan hidup kita pada masa yang telah lalu, baik peristiwa menyenangkan maupun tidak menyenangkan. Kemudian atas kejadian atau peristiwa tersebut kita jadikan sebagai suatu pelajaran, peringatan dan motivasi yang berharga dalam menyikapi dan menentukan langkah perjalanan hidup berikutnya. Guru terbaik bukan hanya dari pengalaman diri sendiri saja, tetapi juga pengalaman orang lain. Pengalaman orang lain, bila sifatnya tidak menyenangkan, akan membuat kita waspada dan berhati-hati bila bersentuhan dengan hal-hal yang serupa. Dalam hal menyangkut pengalaman orang lain yang menyenangkan atau suatu kisah sukses, maka kita bisa mengambil pola dan strategi orang tersebut untuk mencapai kesuksesan yang sama. 5. Faktor Cita-cita Cita dan angan merupakan awal dari suatu permasalahan yang akan dihadapi seseorang, sehingga dapat membentuk karakter berpikir atau pola pikir atau pandangan hidup. Hal ini karena setiap kita bercita–cita atau menginginkan sesuatu akan membuat kita berpikir bagaimana meraih atau mewujudkannya, maka cita–cita dapat menjadi faktor yang sangat mempengaruhi pola pikir dan pandangan hidup seseorang. Contoh, seorang yang bercita-cita ingin menjadi tentara, pasti berbeda pola pikirnya dengan orang yang cita-citanya ingin menjadi pengusaha. Tentara akan diliputi pandangan-pandangan tentang heroisme, kekuatan, kegagahan, kepemimpinan, senjata. Sementara pengusaha akan diliputi pandangan tentang permodalan, keuntungan, kekayaan, kemewahan, prestise. 6. Faktor Media Masa Media massa dengan mudah dan cepat dapat mempengaruhi cara pandang, gaya hidup, serta budaya suatu bangsa. Maka tidak salah apa yang dikatakan Dennis McQuil bahwa “Media massa merupakan salah satu sarana untuk pengembangan kebudayaan, bukan hanya budaya dalam pengertian seni dan simbol tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata-cara, mode, gaya hidup dan norma-norma”. Media massa terutama televisi memberikan kesan yang berpengaruh sekali terutama kepada anak-anak. Mereka belum dapat menilai dengan lebih kritikal, jadi apa yang dilihat, dipercayai, diikuti, dan dilakoni semua. Begitu berkesannya media massa dalam menukar pemikiran, sikap dan perlakuan penonton yang terpengaruh kepada media itu. Keberadaaan media massa dalam menyajikan informasi cenderung memicu perubahan serta banyak membawa pengaruh pada penetapan pola hidup 10 masyarakat. Beragam informasi yang disajikan dinilai dapat memberi pengaruh yang berwujud positif dan negatif. Secara perlahan-lahan namun efektif, media membentuk pandangan masyarakat terhadap bagaimana seseorang melihat pribadinya dan bagaimana seseorang seharusnya berhubungan dengan dunia sehari-hari. Pergeseran pola tingkah laku yang diakibatkan oleh media massa dapat terjadi di lingkungan keluarga, sekolah, dan dalam kehidupan bermasyarakat. Wujud perubahan pola tingkah laku lainnya yaitu gaya hidup. 7. Faktor Buku yang Dibaca Buku merupakan sumber berbagai informasi yang dapat membuka wawasan kita tentang berbagai hal seperti ilmu pengetahuan, ekonomi, sosial, budaya, politik, maupun aspek-aspek kehidupan lainnya. Membaca buku sangat membantu mengubah masa depan, serta menambah kecerdasan akal dan pikiran kita. Selain memberikan banyak inspirasi, membaca buku juga berarti membangun pola pikir. Orang yang sadar dengan manfaat membaca buku, tidak akan melewatkan hari-harinya tanpa membaca. Apalagi dalam era kemajuan teknologi informasi saat ini, buku banyak tersedia dalam bentuk elektronik. Berikut ini beberapa manfaat membaca buku yang bisa kita dapatkan selain mempercerdas otak. diantaranya: a. Dapat Menstimulasi Mental Otak merupakan salah satu organ tubuh yang memerlukan latihan agar tetap kuat dan sehat seperti organ tubuh yang lainnya. Dengan membaca buku dapat menjaga otak agar bisa tetap aktif sehingga dapat melakukan fungsinya secara baik dan benar. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa dengan membaca buku dapat merangsang mental bahkan dapat mencegah penyakit Alzheimer dan demensia. b. Dapat Mengurangi Stress Setelah seharian melakukan rutinitas harian yang melelahkan, tak jarang hal tersebut dapat memicu timbulnya stress. Dengan melakukan kegiatan membaca yang bisa dilakukan selama beberapa menit dapat membantu menekan perkembangan hormon stress seperti hormon kortisol. Dengan membaca dapat membuat pikiran lebih santai sehingga hal tersebut dapat membantu menurunkan tingkat stress hingga 67%. Selain relaksasi, dengan membaca buku dapat membawa kedamaian batin serta ketenangan yang sangat besar. Membaca dapat menurunkan tekanan darah serta telah terbukti membantu orang yang menderita gangguan mood tertentu dan penyakit mental ringan. Inilah manfaat membaca buku yang banyak orang abaikan, banyak orang beanggapan bahwa membaca buku justru membuat otak terus bekerja dan menimbulkan stres, padahal manfaat membaca buku adalah mengurangi stres. c. Menambah Wawasan dan Pengetahuan Dengan membaca buku dapat mengisi kepala kita tentang berbagai macam informasi baru yang selama ini belum kita ketahui yang kemungkinan besar hal tersebut dapat berguna bagi kita nantinya. Semakin banyak pengetahuan yang kita miliki, maka kita akan lebih siap untuk menghadapi tantangan hidup baik dimasa sekarang maupun di masa-masa yang akan datang. Selain itu, ilmu pengetahuan merupakan hal yang sangat berharga yang tidak pernah dapat hilang meskipun kita kehilangan hal-hal lain didunia 11 ini, seperti harta, benda, maupun yang lainnya. Cerita maupun ide-ide yang tertuang dalam sebuah buku yang kita baca dapat membantu untuk membuka jalan pikiran kita untuk lebih mengenal dunia lain, mendapatkan pemahama yang lebih dari sebelumnya. d. Dapat Menambah Kosakata Semakin banyak melakukan kegiatan membaca buku, maka akan semakin banyak kita mendapatkan penjelasan mengenai hal-hal yang belum kita ketahui, serta dapat menambah jumlah kosakata yang bisa kita gunakan dalam kehidupan keseharian kita. Hal ini tentu saja dapat membantu bagi kita untuk dapat mengartikulasikan, membantu menyampaikan pendapat dengan bahasa yang lugas, serta dapat menambah rasa percaya diri pada saat berbicara dengan orang lain. e. Dapat Meningkatkan Kualitas Memori Dengan membaca buku dapat memberikan andil untuk meningkatkan kualitas otak kita dalam proses mengingat, berbagai macam hal yang telah kita baca. Misalnya saja karakter, latar belakang, ambisi, sejarah, maupun berbagai macam unsur atau plot dari setiap alur cerita. Setiap memori dapat membantu untuk menempa jalur otak serta memperkuatnya. Selain itu juga dengan melakukan kegiatan membaca dapat menstabilkan suasana hati seseorang. Dengan membaca buku dapat membantu latihan otak secara maksimal daripada hanya menonton televisi atau mendengarkan radio. Seorang presiden direktur dari riset Haskins Laboratories yang bernama Ken Pugh, PhD mengatakan bahwa kebiasaan membaca buku dapat memacu otak untuk berpikir dan berkonsentrasi. f. Melatih Ketrampilan untuk Berfikir dan Menganalisa Manfaat membaca buku dapat melatih otak untuk dapat berfikir lebih kritis maupun menganalisis adanya masalah yang tersaji dalam apa yang kita baca. Kita seperti mendapatkan akses atau jalan untuk dapat masuk ke dalam alur cerita dan membantu dalam penyelesaian cerita tersebut. Hal tersebut dapat membantu mengembangkan karakter kita di masa mendatang. g. Dapat Meningkatkan Fokus dan Konsentrasi Pada saat membaca buku, kita dapat melatih otak untuk lebih fokus dan berkonsentrasi pada apa yang kita baca. Hal ini akan melatih kita untuk dapat juga lebih fokus dalam melakukan berbagai macam kegiatan atau rutinitas keseharian. h. Melatih untuk Dapat Menulis Dengan Baik Dengan bertambahnya kosakata yang kita miliki dari kegiatan membaca buku, otomatis dapat membantu kita untuk dapat membuat karya tulis sendiri dengan bahasa yang sebaik atau bahkan bisa lebih baik dari apa yang telah kita baca sebelumnya. i. Dapat Memperluas Pemikiran Seseorang Seseorang yang gemar membaca buku telah dilaporkan memiliki tingkat kreativitas yang lebih tinggi daripada orang-orang yang tidak atau kurang gemar membaca. Dengan kegiatan membaca buku, kita bisa berbagi pengalaman dengan orang lain tentang berbagai macam hal, yang 12 nantinya bisa kita jadikan sebagai suatu bahan pertimbangan untuk dapat memutuskan sesuatu. j. Dapat Meningkatkan Hubungan Sosial Kegiatan gemar membaca buku ini juga mempengaruhi aspek kehidupan sosial manusia, dimana ia bisa lebih mengenal berbagai macam karakteristik, budaya, maupun kehidupan sosial suatu masyarakat. Sehingga apabila suatu saat ia berkunjung ke tempat tersebut, ia telah tahu bagaimana cara bersikap untuk menghormati adat serta kebudayaan mereka. k. Dapat Membantu Mencegah Penurunan Fungsi Kognitif Berdasarkan study yang dilakukan oleh Rush University Medical Center menyatakan bahwa Seseorang yang menghabiskan waktu mereka untuk melakukan kegiatan kreatif atau intelektual seperti membaca mengalami tingkat penurunan kognitif hingga 32% daripada mereka yang tidak membaca dikemudian harinya. Membaca buku dapat membuat otak bekerja lebih efisien yaitu dengan mengubah struktur neuropathologies yang berkaitan dengan usia. l. Dapat Meningkatkan Empati Seseorang Menurut penelitian yang dilakukan oleh New York University mengatakan bahwa dengan membaca buku dapat meningkatkan kemampuan kita untuk lebih memahami perasaan orang lain. Sehingga dapat meningkatkan kualitas hubungan yang lebih baik dengan orang-orang disekitar kita. m. Dapat Mendorong Tujuan Hidup Seseorang Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ohio State University menyatakan bahwa dengan membaca buku dapat membantu seseorang untuk mendapatkan motivasi dalam mengatasi berbagai macam hambatan, sehingga nantinya dapat membantu dalam mencapai tujuan hidupnya. Pada saat seseorang dapat lebih mengidentifikasi karakter, pengalaman, serta berbagai macam peristiwa yang seolah-olah hal itu sedang terjadi pada mereka, maka akan semakin besar kemungkinan bagi mereka untuk mengambil tindakan. n. Dapat Membantu Kita untuk Terhubung Dengan Dunia Luar Seorang psikolog dari University of Buffalo menyatakan bahwa ketika seseorang sedang membaca buku, hal tersebut dapat membantunya untuk mengidentifikasi karakter dalam buku yang ia baca. Ia akan mengalami jenis hubungan kehidupan nyata yang dapat meningkatkan rasa inklusi. Dengan kata lain, membaca dapat meningkatkan persahabatan dengan dunia luar. o. Dapat Lebih Berhemat Dengan membaca buku akan membawa dampak pada segi perekonomian. Dimana dengan membaca buku dapat menghemat uang daripada harus bersusah payah mencari jasa penyedia informasi atau hiburan lainnya, misalnya bioskop. 13 8. Faktor Keyakinan Dari tujuh faktor yang telah disebutkan dimuka, maka faktor kedelapan yaitu Keyakinan atau kepercayaan, atau “belief system” adalah faktor yang paling dominan mempengaruhi pola pikir seseorang. Keyakinan bisa dimaknai sebagai segala sesuatu yang membuat nyaman seseorang dalam melakukan sesuatu. Keyakinan dapat pula diartikan sebagai agama yang seseorang anut, tetapi dengan catatan bahwa agama tadi telah menjelma menjadi sesuatu yang diyakini, bukan sekedar atribut. Karena keyakinan atau belief system benar-benar akan memandu orang dalam melakukan suatu perbuatan, maka keyakinan akan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan seseorang, mulai dari pendidikan, pergaulan, komunitas, pekerjaan, cara berpakaian, cara bertutur, gaya hidup, aktifitas harian, dan lain-lain. D. Hambatan-hambatan Dalam Perubahan Pola Pikir Menurut Jennifer James, 2011, terdapat beberapa jenis pola pikir yang dapat menghalangi kita untuk memikirkan jalan keluar dari permasalahan yang ada atau melakukan perubahan. Hambatan-hambatan itu timbul dari cara pikiran dalam mengolah informasi yang diterima. Berikut ini adalah contoh-contoh pola pikir penghambat perubahan: 1. Keabsolutan (Pokoknya Begini) Orang-orang yang menganut pola pikir ini biasanya tidak mendengarkan siapa pun kecuali satu orang, yaitu diri mereka sendiri. Mereka mati-matian bertahan untuk berada dalam status quo (membiarkan keadaan yang sekarang seperti keadaan yang sebelumnya) dan menolak segala gagasan baru. 2. Rasa Puas Orang yang sudah puas sangat sulit untuk menerima gagasan perubahan. Orang-orang ini tidak dapat melihat alasan dilakukannya perubahan. Mereka memegang teguh gagasan “kalau tidak rusak, untuk apa dibetulkan?”. Bentuk resistensi terhadap perubahan seperti ini sebenarnya dapat dimaklumi. Karena mereka melihat bahwa dengan perubahan yang akan dilakukan tidak ada jaminan bahwa keadaan akan menjadi bertambah baik. Ibaratnya, bila Anda sukses, dan telah menjalani gaya hidup sekarang yang nyaman, aman, menyenangkan, apakah terpikir Anda akan merubah gaya hidup Anda? 3. Ingin Instan Zaman sekarang adalah zamannya serba instan, serba seketika. Semuanya ingin langsung terwujud. Baru bekerja, langsung ingin gaji besar, jabatan tinggi. Mentalitas yang seperti ini menyebabkan mereka tidak mau berproses melakukan perubahan-perubahan, yang sebetulnya dengan perubahanperubahan itu bisa mengantarkan kepada apa yang dicita-citakan. 4. Pikiran Terpolarisasi Pola pikir seperti ini masih lebih baik dibanding keabsolutan. Masalahnya adalah pola pikir seperti ini tendensinya seperti bandul jam dinding, kalau tidak ke kiri ya ke kanan, selalu mengambil titik ekstrim. Buat mereka tidak ada jalan tengah. Ibaratnya ketika menerapkan sistem yang baru, mereka meninggalkan semua hal positif yang ada pada sistem yang lama. Padahal, sistem yang lama juga ada positifnya. 14 5. Orang yang Terlalu Pandai Orang-orang pandai terkadang proses berpikirnya lebih cepat dibanding orang awam. Pikiran mereka bagai komputer yang mampu memilah-milah data yang besar dengan petunjuk yang sedikit. Namun, mereka sering gagal mengambil elemen-elemen yang seharusnya dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, dan mereka juga seringkali gagal dalam mempertimbangkan konsekuensi dari keputusan yang diambil. 6. Angan-angan Media masa telah membentuk kita menjadi orang yang suka beranganangan. Iklan TV misalnya, selalu menyajikan bahwa segala masalah itu mudah untuk diselesaikan hanya dengan menggunakan produk tertentu saja. Sinetron-sinetron menggambarkan mereka yang muda, kaya, cantik, tampan, berpenghasilan besar, namun tidak bekerja atau bekerjanya sedikit sekali. Sebagai akibatnya, proses berfikir orang-orang yang sering melihat tayangan-tayangan seperti itu menjadi lebih dangkal dan pendek. 7. Tidak Punya Keberanian Orang yang tidak punya keberanian bukan berarti jelek. Terkadang atas nama “keberanian” malah yang terjadi adalah tindakan konyol, tindakan yang tidak dipikir panjang. Dalam konteks ini, yang dimaksud tidak memiliki keberanian adalah banyaknya orang yang sebenarnya memiliki kemampuan, tetapi membiarkan sesuatu yang buruk terus terjadi, padahal ia mengetahui bahwa bila dibiarkan terus hal tersebut akan berefek negatif. Pada saat seperti ini ada baiknya bila kita bertanya kepada diri sendiri, peran atau tindakan apa yang dapat saya lakukan agar keadaan menjadi lebih baik? 8. Hambatan yang bersifat Perceptual (Persepsi) Penghambat sukses seseorang seringkali timbul dari cara pandangnya yang sempit terhadap dirinya sendiri, terhadap orang lain, atau terhadap suatu masalah. Contohnya ketika seseorang menghadapi sebuah ujian kehidupan dan merasa sulit untuk menghadapinya, akan muncul pemikiran bahwa Tuhan itu tidak adil. Karena persepsinya demikian maka ia akan merasa putus asa dan menyalahkan Tuhan dan orang-orang disekitarnya atas semua masalah dan kegagalan yang ia alami. Atau ketika ada seseorang mendapatkan kesuksesan dalam hidupnya, ia memandang bahwa orang tersebut telah menggunakan cara-cara yang tidak sepatutnya dalam memperoleh kesuksesannya tersebut. Orang ini termakan oleh persepsinya sendiri sehingga ia berpikir negatif tentang orang yang sukses tersebut. Hambatan perceptual umumnya disebabkan oleh kurangnya wawasan, cara berpikir yang tradisional, dan kurang berkualitasnya lingkungan pergaulan. 9. Hambatan yang bersifat Emotional Hambatan yang bersifat emosional diantaranya adalah: a. Rendah diri; merasa bahwa diri sendiri tidak lebih baik dari orang lain, merasa bahwa diri ini tidak memiliki kelebihan apapun. Perasaaanperasaan seperti ini seringkali justru menjadi penyebab gagalnya sesorang dalam kehidupannya. b. Takut mengambil resiko, takut gagal, takut dalam menghadapi tantangan hidup. Semakin kita merasa takut gagal, maka kegagalan tersebut semakin dekat kepada kita. Oleh karena itu perlu diingat kembali bahwa dalam kehidupan ini seorang manusia hanya dituntut untuk berusaha, berikhtiar, dan berdoa, sedangkan hasilnya Tuhan yang menentukan. c. Tidak menyukai ketidakpastian. 15 d. Lebih suka menilai daripada menghasilkan gagasan. Lebih suka menjadi penonton daripada pemain. Penonton, seberapa hebatpun mereka tetaplah penonton, tidak akan mendapat hasil apa-apa. Tetapi pemain, kalau kinerjanya baik ia akan mendapatkan hasilnya, kalau kinerjanya kurang baik iapun tetap akan mendapat hasilnya. Jadi untuk kesuksesan hidup, mengapa hanya menjadi penonton? e. Menganggap remeh suatu masalah. f. Tidak berani bermimpi. g. Merasa hidup begitu sulit. h. Tergesa-gesa dalam menyelesaikan suatu masalah. 10. Hambatan yang bersifat Kultural Hambatan kultural adalah hambatan yang dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, atau lingkungan sosial. Seseorang tidak berani untuk mengemukakan gagasan atau melakukan perubahan karena kuatir dianggap kontroversial dengan lingkungannya. Misalnya seorang pegawai melihat bahwa baik buruknya sikap dan perilaku pegawai di tempat kerja diantaranya dipengaruhi oleh seberapa baik pemahaman dan pengamalan agamanya. Karena itu untuk meningkatkan kualitas sikap dan perilaku pegawai, dipandang perlu menyelenggarakan kegiatan siraman rohani mingguan yang wajib diikuti semua pegawai. Tetapi karena takut dianggap tampil berbeda dari yang lain, atau takut dianggap kontroversial, atau takut dianggap ekstrim, maka pegawai yang memiliki gagasan ini tidak berani mengungkapkannya. 11. Hambatan yang bersifat Intelektual Hambatan intelektual biasanya menghinggapi orang-orang yang dianugerahi kemampuan intelektual tinggi, atau mereka yang merasa diri pandai. Orangorang seperti ini terlalu mengagungkan otak, segala sesuatunya harus serba masuk akal, serba logika, dan serba pemecahan masalah. Dalam kehidupan mereka, mereka kurang menghargai segala sesuatu yang berhubungan dengan hati, afeksi, dan kehangatan. Karena itu mereka pada umumnya kelihatan dingin serta acuh tak acuh. Mereka terlalu mengandalkan logika, enggan menggunakan intuisi, memandang remeh soal hati, soal afeksi, sehingga kondisi seperti ini justru bisa menghalangi mereka dari melakukan perubahan. 12. Hambatan yang bersifat Environmental Berubahnya pola pikir seseorang kearah yang lebih baik juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang kurang mendukung, seperti: a. Kurangnya sarana dan prasarana kerja. b. Tidak ada kerjasama dan rasa saling percaya antara tim kerja. c. Atasan yang bersifat otoriter, tidak menghargai pendapat bawahannya. d. Banyak gangguan rutin dalam pekerjaan, misalnya telepon tamu yang tidak putus putus, dan ruang kerja yang bising. e. Kurangnya dukungan dari rekan-rekan sekerja untuk mematangkan gagasan. f. Rutinitas pekerjaan yang terlalu tinggi. E. Cara Mengubah Pola Pikir Para Peserta Diklat yang budiman, Mengubah pola pikir adalah syarat menuju sukses, tidak peduli apakah anda PNS atau bukan. Banyak teknik yang bisa digunakan untuk mengubah pola pikir. Beberapa diantaranya adalah : 16 1. Mengubah Kebiasaan Lama Menurut Kandani, 2013, kebiasaan adalah tindakan konsisten yang dilakukan secara terus menerus hingga membentuk suatu pola di level pikiran bawah sadar. Ini yang membuat seringkali kebanyakan orang sulit untuk mengubah kebiasaan mereka terutama kebiasaan buruk. Hidup kita sangat dikendalikan oleh pikiran bawah sadar. Sehingga kebiasaan buruk yang sudah terpola di pikiran bawah sadar akhirnya akan mengontrol semua perilaku kita secara dominan. Contoh: kebiasaan terlambat hadir pada saat rapat, kebiasaan menunda pekerjaan, kebiasaan merokok dihadapan orang-orang, kebiasaan meminjam uang tapi enggan membayar, kebiasaan meminta imbalan ketika melayani orang lain, kebiasaan tidak ramah ketika melayani, kebiasaan mengeluh, kebiasaan mengkritik orang, kebiasaan bangun kesiangan, dan kebiasaan-kebiasaan buruk lainnya. Stephen R. Covey mengatakan bahwa kesuksesan seseorang itu sebenarnya ditentukan oleh kebiasaan-kebiasaannya. Bila ia biasa melakukan hal-hal yang positif, hal-hal yang sehat, hal-hal yang produktif, halhal yang kreatif, maka ia punya peluang besar menjadi manusia yang sukses. Tetapi sebaliknya, bila ia melakukan kebiasaan-kebiasaan yang negatif, yang tidak sehat, yang tidak produktif, maka jangan pernah berharap ia menjadi manusia yang sukses. 2. Fokus pada Hal yang Positif, Hilangkan Pikiran Negatif Fokus pada hal yang positif merupakan salah satu cara berpikir atau pola pikir yang sangat dianjurkan kepada siapa saja yang ingin sukses, termasuk PNS. Ketika kita sedang sedang berpikiran negatif, seringkali kita lupa akan apa yang kita miliki dan lebih berfokus pada apa yang tidak kita miliki. Kebiasaan berpikir positif membuat kepribadian kita lebih baik. Ini juga akan membuat lebih mudah dalam bergaul karena orang-orang akan menyukai kita. Manfaat lain dari kebiasaan ini adalah bahwa kita dapat menikmati hidup lebih sehat dan merasakan peningkatan energi dan peningkatan stamina. Seperti halnya meningkatkan kekebalan terhadap berbagai serangan penyakit. Maka kita perlu mengubah pikiran dari negatif ke pikiran positif. 3. Menghindari Berteman dengan Pengeluh Mengeluh adalah hal yang sangat mudah dilakukan dan bagi beberapa orang hal ini telah menjadi suatu kebiasaan. Kalau Anda termasuk orang yang suka mengeluh maka ketahuilah bahwa kebiasaan mengeluh tidak akan membuat situasi yang Anda hadapi menjadi lebih baik, malahan hanya akan menguras energi dan menciptakan perasaan negatif yang tidak memberdayakan diri Anda. Mengapa kita sering mengeluh? Kita mengeluh karena kita kecewa bahwa realitas yang terjadi tidak sesuai dengan harapan atau keinginan kita. Dan Anda perlu sadari bahwa hal ini akan terjadi hampir setiap hari dalam kehidupan kita. Jadi cara mengatasinya sebenarnya mudah, yakni kita hanya perlu belajar bersyukur dalam segala keadaan yang kita hadapi. 4. Berhati-hati dengan Ucapan Kata-kata yang kita ucapkan, keluar dari lisan ataupun sekedar dalam hati, memiliki pengaruh yang luar biasa, baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Berhentilah menggunakan kata-kata negatif. Gunakan hanya kata-kata positif. Daripada mengatakan, "Saya tidak bisa", lebih baik kita mengatakan "Saya memang belum bisa, tapi saya akan belajar sampai bisa!". Mengapa kecerdasan, potensi dan bakat yang dimiliki oleh orang-orang di benua barat jauh lebih menonjol daripada orang-orang Indonesia? Sebabnya 17 adalah karena orang-orang Indonesia masih melakukan 5 hal yang ternyata berpengaruh sangat besar untuk menghambat laju potesi yang dimiliki seseorang. Kelima hal tersebut adalah: a. Fokus terhadap kekurangan, bukan kekuatan; b. Mengkritik, menyalahkan dan memberi label yang tidak baik; c. Pemrograman kata-kata yang negatif; d. Menyalahkan dan menuduh; e. Memarahi dan menyudutkan. Dengan melihat besarnya dampak negatif yang ditimbulkan, maka dalam rangka memperbaiki pola pikir, pastikan hanya kata-kata yang baik saja yang keluar dari lisan anda. Jangan gunakan kata-kata negatif yang menyakitkan hati dan memutus limbik-limbik saraf otak. 5. Membaca Buku Membaca buku adalah kegiatan yang sangat tinggi manfaatnya untuk mengubah pola pikir. Dengan alasan kesibukan, banyak dari kita yang tidak menyempatkan diri membaca buku. Padahal buku adalah jendela dunia. Orang yang terbiasa membaca buku akan memiliki wawasan dan cara pandang yang berbeda terhadap suatu masalah dibandingkan dengan orang yang kurang membaca buku. Jadi jangan hanya menghabiskan waktu berjam-jam untuk menonton televisi atau bermain game, tetapi juga luangkan waktu untuk membaca buku. Mulailah mulai sekarang rutin membaca buku, atau Anda akan ketinggalan dalam berbagai hal. 6. Mengatakan Hal Positif pada Diri Sendiri Mengatakan hal yang positif kepada diri sendiri disebut sebagai “afirmasi”, artinya penegasan atau penguatan. Kalau Anda pernah mendengar pepatah ini “Kita adalah apa yang kita pikirkan”, menjadi penegas dari afirmasi itu. Afirmasi digunakan untuk memprogram ulang pikiran anda dan membuang kepercayaan yang keliru dalam pikiran alam bawah sadar (subconcious) anda. Afirmasi adalah suatu pernyataan sugestif yang diulang-ulang. Harapannya, afirmasi dapat memprogram pikiran bahkan mendatangkan keajaiban dalam kehidupan. Afirmasi, seperti juga doa dan hipnosis, bisa bekerja ketika pikiran sedang tenang dan terfokus. Bahasa spiritualnya ‘khusyu’ sedangkan bahasa ilmiahnya ‘otak sedang dalam keadaan alpha-theta’. Afirmasi menyetel pikiran seseorang lewat pemrograman alam bawah sadarnya. Konsentrasi, fokus, dan semangat akan meningkat seiring dengan meningkatkan tingkat keberhasilan afirmasi dalam mempengaruhi alam bawah sadar. Menurut blog hipnotherapy http://www.hypnotherapy.web.id/2009/, beberapa cara melakukan afirmasi diantaranya adalah: a. Menuliskannya pada catatan dan menempelkannya serta meletakkan kalimat afirmasi tersebut di tempat di mana Anda akan sering membacanya, seperti pada dinding di samping tempat tidur Anda, pada dashboard mobil Anda, atau di cermin kamar mandi, almari pakaian atau tempat yang strategis lainnya. b. Menulis satu halaman penuh dan membacanya keras kepada diri sendiri sebelum tidur. c. Katakanlah, ucapkanlah dengan lantang untuk diri sendiri di kamar atau selama menyetir. d. Ucapkan kalimat afirmasi tersebut secara diam-diam untuk diri sendiri ketika Anda berada dalam situasi yang menantang. 18 e. Tulis kalimat afirmasi tersebut dalam jurnal harian. 7. Percaya pada Kekuatan Pikiran Positif Berpikir positif adalah berpikir, menduga, dan berharap hanya yang baik tentang suatu keadaan atau tentang seseorang. Anda tidak akan berprasangka buruk tentang orang lain. Anda tidak menggunjing orang lain. Anda pun tak akan berprasangka buruk bahkan terhadap diri anda sendiri. Anda akan selalu merasa sehat, anda akan selalu yakin bahwa anda akan sukses, anda yakin anda akan disukai banyak orang. Pada saat keluar rumah di pagi hari, kita sendirilah yang menentukan apakah hari itu akan jadi baik atau buruk, karena tergantung bagaimana kita menjalankan pikiran kita. Dapat tidaknya kita menikmati hari itu sangat tergantung pada cara kita berpikir (Stanley R. Welty, Presiden Wooster Brush Company). “Dengan pikiran, seseorang bisa menjadikan dunianya berbunga-bunga atau berduri-duri” (Socrates dalam http://www.secapramana.com). Jika Anda berpikir positif, hal-hal positif akan datang dan kesulitan-kesulitan akan terasa lebih ringan. Sebaliknya, jika Anda berpikiran negatif, hal-hal negatif akan menimpa Anda. Jadi, mengapa tidak mulai dari sekarang kita membiasakan diri berpikir positif, dan meyakini akan kekuatannya. 8. Berolahraga Berolahraga melepaskan hormon endorphin yang mampu membuat perasaaan kita menjadi lebih baik. Apakah itu sekadar berjalan mengelilingi lingkungan rumah ataupun berlari beberapa kilometer, aktifitas fisik akan membuat diri kita merasa lebih baik. Ketika kita merasa down, aktifitas olahraga lima belas menit dapat membuat kita merasa lebih baik. Berolahraga secara rutin menurunkan tekanan darah, membuat jantung memompa lebih efisien dan mengurangi resistensi insulin yang bisa mengakibatkan serangan jantung atau stroke. Manusia mempunyai sekitar 650 otot tubuh, berarti 650 motor yang memberikan kemampuan untuk bergerak. Otot-otot ini, jika tidak digunakan akan kehilangan kemampuannya, dan berkurang ukurannya, dan jika itu tidak aktif untuk jangka waktu yang cukup lama, maka akan berhenti berfungsi semuanya. Karena itu gerak badan penting. 9. Mengubah Cara Pandang Ketika sesuatu tidak berjalan dengan baik, carilah cara untuk melihat hal tersebut dari sudut pandang yang lebih positif. Dalam setiap tantangan terdapat keuntungan, dalam setiap keuntungan terdapat tantangan. Dalam disiplin psikologi, melihat sesuatu dengan sudut pandang yang berbeda dari sebelumnya dikenal dengan istilah Reframing, yaitu bagaimana kita “membingkai ulang” sudut pandang kita sehingga sesuatu yang tadinya negatif dapat menjadi positif. Selain teknik reframing, teknik lain untuk melihat sesuatu dengan cara yang berbeda adalah dengan melihat suatu masalah dari sifat masalahnya itu sendiri (nature of problem), bukan dari persepsi kita, atau bukan dari apa yang kita pikirkan, atau bukan dari keadaan mental kita saat kita menghadapi masalah itu. 10. Mengikuti Pola Pikir Orang Sukses Cara yang sangat praktis untuk bisa berhasil dalam segala bidang, termasuk sukses berkarir sebagai PNS, adalah dengan mengikuti pola pikir orangorang yang telah sukses. Mengadopsi cara berpikir mereka bagaikan seorang yang menemukan jalan pintas dari sebuah perjalanan panjang yang 19 seharusnya ditempuh. Dia tidak perlu menempuh waktu berpuluh tahun untuk menemukan jalannya sendiri. Orang-orang sukses terdahulu sangat besar jasanya dalam membangun keberhasilan generasi berikutnya. Dengan memanfaatkan, mengadopsi, dan memodifikasi cara berpikir orang-orang sukses sesuai kebutuhan, maka kita tidak perlu repot lagi mencari jalan sendiri, dan membuang waktu untuk menguji apakah cara yang kita lakukan akan berhasil atau tidak. Anda pasti masih ingat pembahasan kita dibagian awal modul ini dimana pengalaman adalah guru yang terbaik, baik pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain. Itulah yang menjadi dasar mengapa kita tidak perlu ragu mengadopsi pola pikir orang yang telah sukses. Rangkuman Pola Pikir adalah sekumpulan kepercayaan (belief) atau keyakinan, atau cara berpikir, atau cara memandang suatu masalah; yang mempengaruhi perilaku dan sikap seseorang, yang akhirnya akan menentukan level keberhasilan hidupnya. Karena pola pikir menjadi acuan utama seseorang untuk bertindak, maka pola pikir yang dimiliki oleh seorang pegawai (PNS) akan sangat memengaruhi kualitas kinerjanya sebagai seorang abdi negara dan abdi masyarakat. Terdapat sekurangnya delapan faktor yang memengaruhi pola pikir seseorang, yaitu : faktor keluarga, lingkungan pergaulan, pendidikan, pengalaman, cita-cita, buku, media masa, dan faktor keyakinan (belief system). Karena sikap perilaku seseorang ditentukan oleh apa-apa yang diyakininya, maka cara mengubah pola pikir seseorang pada dasarnya adalah dengan cara mengubah keyakinan orang tersebut terhadap sesuatu. Beberapa teknik untuk mengubah pola pikir diantaranya adalah dengan mengubah kebiasaan lama, fokus pada hal yang positif, menghindari berteman dengan pengeluh, berhati-hati dengan ucapan, membaca buku, mengatakan hal positif pada diri sendiri, berolah raga, mengubah sudut pandang, dan mengikuti pola pikir orang sukses. Hambatan dalam perubahan pola pikir diantaranya adalah: keabsolutan, rasa puas, ingin instan, pikiran terpolarisasi, orang yang terlalu pandai, panjang angan, tidak punya keberanian, dan berbagai hambatan yang bersifat perseptual, emosional, kultural, intelektual, dan environmental. Secara umum dapat disimpulkan bahwa pola pikir sangat penting untuk dipahami oleh ASN, karena akan sangat memengaruhi kualitas kinerjanya sebagai seorang abdi negara dan abdi masyarakat. Tugas Carilah contoh tiga orang tokoh di pemerintahan yang menurut anda layak untuk dijadikan contoh atau teladan. Kenalilah pola pikir yang dimiliki oleh ketiga tokoh tersebut sehingga ketiganya layak dijadikan teladan. Tes 1. Jelaskan apa yang Anda pahami tentang pola pikir? 2. Mengapa pemahaman terhadap pola pikir sangat penting? 3. Kapan pola pikir seseorang mulai terbentuk? 4. Apa saja yang mempengaruhi pola pikir seseorang? Jelaskan! 5. Bagaimana cara mengubah pola pikir? 6. Faktor apa saja yang menghambat perubahan pola pikir? 20 Lembar Kerja Praktik TABEL 3. LEMBAR KERJA PRAKTIK KONSEP DASAR POLA PIKIR NO TEMA URAIAN IMPRINT 1 a. Uraikan beberapa pengalaman masa lalu Anda, baik ketika masih kanakkanak maupun saat Anda telah remaja/dewasa, yang sangat membekas (Imprint), yang mempengaruhi cara Anda berpikir hingga saat ini ! b. Apakah pengalaman masa lalu tersebut membuat Anda bersikap lebih positif terhadap sesuatu hal, atau sebaliknya? c. Bila pengalaman masa lalu tersebut mempengaruhi diri Anda secara negatif, apakah Anda berniat untuk mengubahnya? Apa yang akan Anda lakukan untuk mengubahnya? 2 BELIEF a. Sebutkan beberapa nilai kehidupan yang Anda anggap positif, yang Anda yakini, dan sampai saat ini Anda lakukan, yang menurut Anda memberikan pengaruh yang besar terhadap kesuksesan Anda bekerja ! b. Sebutkan beberapa kebiasaan buruk, atau cara berpikir negatif yang Anda miliki, yang dapat merugikan diri Anda sendiri, tetapi Anda belum dapat membebaskan diri dari kebiasaan buruk atau cara berpikir negatif tersebut ! c. Kira-kira apa yang Anda lakukan untuk meninggalkan kebiasaan/cara berpikir negatif tersebut? d. Sebutkan keyakinan-keyakinan atau pandangan-pandangan, atau cara-cara berpikir positif yang saat ini belum Anda miliki dan sangat ingin Anda lakukan ! 21 BAB III BERPIKIR POSITIF Setelah mempelajari bab ini, peserta diharapkan dapat menjelaskan dan mengaktualisasikan: (1)Konsep Berpikir Positif; 2) Dampak Berpikir Positif; dan 3) Cara Berpikir Positif A. Konsep Berpikir Positif “Saat Anda mengganti pikiran negatif dengan yang positif, Anda akan mendapatkan hasil yang positif (Willie Nelson).” Berpikir positif adalah cara berpikir secara logis yang memandang sesuatu dari segi positifnya baik terhadap dirinya sendiri, orang lain, maupun keadaan lingkungannya. Sehingga, ia tidak akan putus asa atas masalah yang dihadapinya dan mudah dalam mencari jalan keluarnya. Berpikir positif merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari tiga komponen, yaitu: muatan pikiran, penggunaan pikiran, dan pengawasan pikiran. 1. Muatan Pikiran Berpikir positif merupakan usaha mengisi pikiran dengan berbagai hal yang positif atau muatan yang positif. Menurut Ubaedy dalam exactjulife, muatan positif untuk pikiran adalah berbagai bentuk pemikiran yang memiliki kriteria: a. Benar (tak melanggar nilai-nilai kebenaran), b. Baik ( bagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungan), dan c. Bermanfaat (menghasilkan sesuatu yang berguna). 2. Penggunaan Pikiran Memasukkan muatan positif pada ruang pikiran merupakan tindakan positif namun, tindakan tersebut berada pada tingkatan yang masih rendah jika muatan positif tersebut tidak diwujudkan dalam tindakan nyata. Oleh karena itu, isi muatan yang positif tersebut perlu diaktualisasikan ke dalam tindakan agar ada dampak yang ditimbulkan. 3. Pengawasan Pikiran Dimensi ketiga dari berpikir positif adalah pengawasan pikiran. Aktivitas ini mencakup usaha untuk mengetahui muatan apa saja yang dimasukkan ke ruang pikiran dan bagaimana pikiran bekerja. Jika diketahui terdapat hal-hal yang negatif ikut masuk ke ruang pikiran maka perlu dilakukan tindakan berupa mengeluarkan hal-hal yang negatif tersebut dengan menggantinya dengan yang positif. Demikian pula jika ternyata teridentifikasi bahwa pikiran bekerja tidak semestinya maka dilakukan usaha untuk memperbaiki kelemahan atau kesalahan tersebut. Berpikir positif bukan merupakan tujuan melainkan suatu jalan untuk mencapai tujuan. Berpikir positif dalam Islam berarti husnudzon atau berbaik sangka kepada Allah Taala ketika menghadapi persoalan ringan maupun berat. Meyakini bahwasannya tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah Taala karena kekuasaanNya tidak pernah bertepi dan tidak mempunyai batas. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan struktur yang paling baik di antara makhluk Allah lainnya yang terdiri terdiri dari unsur-unsur jasmani dan rohani. Untuk itulah, manusia berkewajiban untuk berusaha dan terus-menerus berdoa kepada-Nya, serta memantaskan diri untuk mendapatkan pertolongan dari Allah. 22 B. Dampak Berpikir Positif Agama Islam menganjurkan untuk selalu berpikir positif kepada Allah SWT karena akan berdampak besar dalam kehidupan seseorang. Berpikir positif bermanfaat dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada. Berpikir positif membuat seseorang lebih mudah berbahagia. Pikiran positif tak hanya memiliki dampak baik untuk mood dan keadaan psikologis seseorang, tetapi juga bagi kesehatan. C. Cara Berpikir Positif Sebagai pembuka tentang cara berpikir positif, mari kita pahami kandungan beberapa ayat Al Quran dan Hadits berikut ini, “Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu” (QS: Adh Dhuha: 3) “Boleh Jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS: AlBaqarah: 216) “Aku sesuai prasangka hamba-Ku pada-Ku dan Aku bersamanya apabila ia memohon kepada-Ku.” (HR.Muslim). Seorang manusia bisa melakukan perubahan ke arah yang lebih baik dengan keinginan yang kuat, dan dengan yakin akan kemampuan dan kebaikan yang diberikan Allah Taala. Sebuah kata mutiara Arab mengatakan, “MAN JADDA WAJADA” yang artinya barangsiapa yang bersungguh-sungguh akan mendapatkannya. Bila selalu berpikir negatif, hasil yang akan diperoleh pun selalu menjadi negatif dan membawa dampak buruk bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Berikut ini adalah cara berpikir positif dalam Islam: 1. Cara Berpikir Positif dengan Memandang Sisi Baiknya Lihatlah sisi baiknya dalam setiap situasi, ada manfaat yang tidak terduga dalam kondisi tersebut. Bila sering melakukannya, maka sikap tersebut akan menjadi kebiasaan dan memberikan perbedaan yang besar dalam meningkatkan kemampuan berbaik sangka. Ketika sesuatu tidak berjalan dengan baik, maka carilah cara untuk melihat hal tersebut dari sudut pandang yang menguntungkan. Dalam setiap tantangan ada keuntungan. Dibalik setiap kesulitan ada kemudahan. Oleh karena itu kita harus mencari sisi positif dalam setiap situasi yang kita hadapi. Tetap berdoa dan berikhtiar adalah kuncinya. 2. Cara Berpikir Positif dengan Membuang Pengaruh Negatif Menjauhi segala sebab pengaruh negatif yang dapat mengganggu pikiran positif. Bila terlalu memikirkan apa yang sudah terjadi atau belum terjadi, maka bisa membuat seseorang berpikiran negatif. Saat pikiran negatif memasuki pikiran, maka harus mewaspadainya dan menggantikan pikiran tersebut dengan pikiran yang lebih positif. Jika tiba-tiba merasakan perlawanan dari dalam diri Anda ketika berusaha mengganti pikiran-pikiran negatif tersebut, jangan putus asa. Tetap fokuskan pada hal yang bernuansa Islami. 23 3. Sugesti Pikiran dengan Hal Positif Memberikan sugesti positif sangat diperlukan dan sangat bermanfaat untuk mempermudah seseorang melakukan sebuah tindakan. Berikut ini beberapa contoh sugesti yang bisa dicoba: a. “Saya tidak bisa meninggalkan miras”, menjadi “saya bisa meninggalkan miras.” b. “Saya gagal meninggalkan zina”, menjadi “saya sukses meninggalkan zina.” c. “Saya tidak bisa meninggalkan pergaulan bebas”, menjadi “saya bisa meninggalkan pergaulan bebas.” d. “Saya selalu gagal menjadi orang yang berakhlak mulia”, menjadi “saya sukses berusaha menjadi orang yang berakhlak mulia.” e. “Saya memiliki masa depan suram”, menjadi “saya memiliki masa depan cerah.” 4. Cara Berpikir Positif dengan Visualisasi Visualisasikan atau bayangkan Anda adalah orang yang beriman dan bertakwa, yang dengan ini Anda melihat diri Anda yang bahagia, selamat, sejahtera lahir batin dunia akhirat. Bayangkan wajah anda yang tersenyum penuh syukur kepada Allah. Bayangkan Anda berbahagia karena bisa membantu orang lain. Bayangkan Anda berbahagia karena bisa meninggalkan hal-hal negatif yang menggoda Anda. Jika Anda terus berpikir hal-hal seperti “GAGAL”, maka kehidupan akan tampak benar-benar terpuruk. Sebaliknya jika terus berpikir hal-hal seperti “SUKSES”, maka kehidupan berikutnya akan tampak lebih cerah. 5. Memilih Teman Rekan-rekan di lingkungan sekitar memiliki pengaruh yang besar terhadap pandangan seseorang, baik yang positif maupun negatif. Berada terus bersama teman yang suka mengeluh hanya membuat pikiran negatif menempel terus-menerus. Hindari teman yang harus dijauhi menurut Islam. Cobalah jangan tempatkan diri Anda di tengah para pengeluh dan mereka yang munafik. Lebih baik, pilih teman-teman yang berahklak mulia, selalu memberikan motivasi, dukungan dan berpikir positif setiap saat. 6. Menentukan Tujuan Tujuan akan memberikan pikiranan yang positif tentang kehidupan atau impian. Orang yang bosan dengan kehidupan dan merasa jalan di tempat biasanya menjadi depresi. Menentukan tujuan akan membantu untuk melangkah ke depan. Mulailah dengan hal kecil untuk mencapai tujuan. Bertindak perlahan tapi pasti akan membuahkan hasil. Semakin efektif, maka semakin cepat Anda akan mencapai tujuan. Habiskan waktu demi mencapai tujuan yang paling penting, yaitu kehidupan akhirat. 7. Mendominasi Otak dengan Pikiran Positif Pikiran positif atau negatif bekerja layaknya sebuah magnet. Apa yang kita pikirkan, seperti itulah yang akan kita alami. Maka ketika otak dipenuhi oleh pikiran positif, hidup akan lebih terarah, kebahagiaan lebih bisa dicapai, persoalan lebih bisa diselesaikan. Secara ajaib otak akan mencari cara untuk mewujudkan baik pikiran positif maupun pikiran negatif yang kita miliki. Oleh karena itu mengapa harus memiliki pikiran negatif, kalau dampaknya kita ketahui akan negatif bagi kehidupan kita. 24 Cara berpikir positif dalam Islam digunakan untuk menghadapi persoalan kehidupan di dunia dan akhirat. Ada banyak masalah, halangan, rintangan dan tantangan yang harus terus kita selesaikan hari demi hari. Tidak peduli hujan, panas, cuaca baik atau cuaca buruk, manusia dihadapkan pada ujian dan cobaan untuk mengetahui siapa yang paling beriman. Beberapa tips lainnya agar seorang pegawai selalu bisa berpikiran positif setiap hari adalah sebagaimana dikemukakan oleh Huffington Post (dalam merdeka.com) berikut ini: 1. Bersyukur Jangan berfokus pada apa yang tidak Anda miliki. Cobalah untuk mengingat hal-hal baik yang menjadi milik Anda, ingatlah semua hal baik yang pernah terjadi pada Anda. Bersyukur atas hidup dan menghargai apa yang Anda miliki adalah peraturan pertama untuk selalu berpikir positif. 2. Pilih teman-teman yang suportif Terkadang, pikiran negatif juga bisa menular. Untuk itu, jangan tempatkan diri Anda di tengah para pengeluh. Lebih baik, pilih teman-teman yang selalu memberikan dukungan, bersemangat, dan berpikir positif setiap hari. Cepat atau lambat, Anda akan merasakan energi mereka mempengaruhi semangat Anda. 3. Hilangkan drama Punya teman yang 'beracun' atau selalu membuat hidup Anda penuh drama. Tinggalkan mereka segera. Berada terus bersama mereka bisa membuat pikiran negatif menempel terus-menerus pada Anda. 4. Ambil tanggung jawab Ingat, Anda memang tak bisa mengendalikan apa yang akan terjadi. Namun Anda selalu bisa mengendalikan pikiran, perasaan, dan tindakan Anda sendiri. Jadi, ketika ada hal buruk yang terjadi, katakan pada diri Anda: "Aku bertanggung jawab pada perasaan dan pikiranku, dan aku memutuskan untuk merasa bahagia dan tegar." 5. Ubah 'tidak bisa' menjadi 'bisa' Ini mungkin membutuhkan latihan, namun jelas bisa berhasil jika Anda tekun menerapkannya. Cobalah untuk mengubah struktur kalimat Anda, yang negatif menjadi positif. Misalkan: "Kenapa pekerjaanku berantakan?" menjadi "Hasil kerjaku kali ini memang tidak memuaskan. Tapi selanjutnya aku pasti bisa lebih baik." Jika terus diterapkan, hal ini bisa mengubah persepsi Anda. 6. Berbuat baik Berbuat baik pada orang lain bisa membawa dampak besar bagi Anda. Ingat ketika membantu orang lain memberikan rasa bahagia dan puas? Perasaan itu bisa membuat Anda merasa lebih positif. 7. Lihat sisi baiknya Setiap situasi selalu memiliki dua sisi jika Anda bisa menemukannya. Untuk itu, cobalah cari sisi positif pada setiap situasi. Lebih fokus pada sisi positif sesuatu akan memberikan kekuatan besar pada diri Anda untuk mengubah keadaan. 8. Istirahat Setiap orang perlu istirahat dan menenangkan diri sesekali. Istirahat bisa saja berarti memelankan langkah ketika berjalan, merenung sejenak tentang apa yang sudah Anda lakukan, serta menyegarkan pikiran dari rasa khawatir dan cemas. 9. Tentukan tujuan Menjadi kapten bagi diri dan keinginan Anda sendiri adalah suatu keharusan. Jangan mau terombang-ambing oleh pendapat orang lain mengenai diri Anda. Putuskan apa yang ingin Anda lakukan. Tetapkan standar milik Anda sendiri. Mengikuti jalan yang Anda putuskan sendiri akan memberikan rasa percaya diri yang tinggi. 25 10. Tertawa Apapun yang terjadi, jangan lupa untuk menyempatkan diri tertawa. Tertawalah pada humor, film lucu, pada lelucon yang dibuat saudara atau anak Anda. Tertawalah pada diri Anda sendiri. Tawa mampu meredakan stres dan mengingatkan diri Anda untuk tidak terlalu serius ketika ada masalah. Menerapkan cara-cara di atas secara tekun akan menjadikan Anda orang yang selalu berpikiran positif, bahagia, dan penuh syukur. Rangkuman Pikiran positif adalah pikiran yang akan menghasilkan tindakan positif. Jika orang berpikir “saya tidak bisa”, artinya dia tidak akan mencoba, akhirnya dia diam atau menyerah. “Saya tidak bisa” adalah salah satu pikiran negatif, akan menghasilkan yang negatif, yaitu menyerah. Berbeda saat Anda mengatakan, “Saya bisa”, kemudian Anda bertindak kemudian meraih hasil positif. Pikiran “saya bisa” adalah pikiran positif. Intinya adalah pikiran positif akan memberdayakan, pikiran negatif akan melemahkan. Pikiran positif membuat optimis kemudian bertindak pantang menyerah, sementara pikiran negatif lebih mengarahkan Anda untuk menyerah. Kalau pun tidak menyerah, Anda akan bertindak dengan diiringi emosi negatif. Pikiran positif akan menghasilkan energi atau emosi positif. Pikiran negatif sebaliknya. Jadi silahkan Anda evaluasi setiap ada pikiran terlintas. Apakah memberdayakan? Apakah membuat Anda semangat? Apakah menghasilkan energi positif? Apakah membuat Anda optimis? Membuat Anda percaya diri? Itu artinya pikiran positif. Tindakan yang diiringi emosi positif akan lebih berbobot dan memberikan hasil maksimal. Intinya hasil positif akan didapatkan dari pikiran positif. Jika ingin mendapatkan hasil yang positif baik dalam bisnis, karir, dan lainnya, maka harus dimulai dengan berpikir positif. Hasil ditentukan oleh tindakan, tindakan ditentukan oleh pikiran. Seseorang yang melakukan tindakan yang benar, artinya dia sudah berpikir positif. Jadi kaitan antara sukses dan pikiran positif sangatlah penting. Secara umum dapat disimpulkan bahwa “Berpikir Positif” sangat penting untuk dipahami oleh ASN, karena akan sangat memengaruhi sikap mental dan kinerjanya sebagai seorang abdi negara dan abdi masyarakat. Tugas Carilah beberapa tokoh pejabat yang di sekitar Anda yang Anda kagumi, temukan pikiran-pikiran positif yang ada pada diri mereka. Pelajaran apa yang bisa Anda ambil dari pikiran positif para pejabat yang Anda kagumi tersebut. Tes 1. Apa yang dimaksud dengan berpikir positif? 2. Sebutkan tiga komponen berpikir positif ! 3. Bagaimana kriteria bahwa pikiran seseorang mempunyai muatan berpikir positif? 4. Mengapa muatan pikiran yang positif perlu diaktualisasikan kedalam tindakan yang nyata? 5. Sebutkan lima cara berpikir positif yang Anda kuasai ! 26 Lembar Kerja Praktik NO 1 2 3 4 5 TABEL 4. LEMBAR KERJA PRAKTIK BERPIKIR POSITIF TEMA URAIAN KENALI DAN GANTI PIKIRAN NEGATIF a. Tuliskan pikiran-pikiran negatif yang selama ini sering menghinggapi pikiran Anda, lalu cobalah untuk menuliskan pikiran positif yang seharusnya sebagai pengganti pikiran negatif tersebut. PERTIMBANGKAN KONSEKUENSI PIKIRAN NEGATIF a. Tuliskanlah konsekuensi dari berbagai pikiran negatif yang Anda miliki. (Dengan mengetahui konsekuensi negatif yang bisa terjadi akan membuat Anda menjadi lebih mudah memilih untuk berpikir positif) DAFTAR SYUKUR a. Tuliskanlah berbagai kenikmatan dari Allah Ta’ala yang patut Anda syukuri. (Rasa syukur akan membuat Anda menjadi orang yang lebih positif sepanjang hari) HABISKAN WAKTU DENGAN ORANG POSITIF a. Cobalah mendekati orang-orang yang selama ini Anda kenal sebagai orang yang positif. Tuliskan hal-hal positif apa yang Anda temukan dari mereka. (Berkumpul bersama dengan orang-orang yang positif akan membantu Anda menjadi leblih positif. Lingkungan positif memberikan dampak positif pada orang yang ada di dalamnya. Begitu juga sebaliknya) LEBIH PEDULI KEPADA ORANG LAIN a. Tuliskan rencana Anda untuk secara tulus memberi sesuatu kepada orang lain. 27 NO 6 7 TEMA (Fokuslah pada apa yang bisa Anda berikan, bukan pada apa yang bisa Anda dapatkan. Dengan memberi, Anda memposisikan diri sebagai orang yang lebih kaya, berharga dan mulia) URAIAN MEMBACA BUKU MOTIVASI a. Tuliskan buku atau kitab yang akan Anda baca dan skedul Anda untuk membaca kitabkitab tersebut. (Membaca buku-buku yang positif bisa sangat membantu untuk menjadi orang yang positif. Luangkanlah waktu untuk membaca Al Qur’an, Kitab Hadits, Buku Motivasi, Inspirasi, dan Pengembangan Diri) MENYAKSIKAN CUPLIKANCUPLIKAN FILM PENDEK YANG MENGINSPIRASI a. Sama dengan Buku-buku Motivasi, tuliskan rencana definitif Anda untuk mulai mencari atau mengunduh berbagai film pendek yang inspiratif yang bisa membantu Anda untuk menjadi lebih positif. Tuliskan judul Film Pendeknya dan kesan apa yang Anda dapat dari film tersebut. 28 BAB IV SIKLUS KEBIASAAN Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan peserta dapat menjelaskan dan mengaktualisasikan: 1)Bagaimana Kebiasaan Bekerja, 2) Bagimana Menciptakan Kebiasaan baru, 3)Mengubah Kebiasaaan, 4)Kebiasaan Buruk PNS, dan 5)Membangun Kebiasaan Sukses. “Latihlah Kebiasaanmu Kebiasaanmu akan menjadikanmu SUKSES atau MENGHANCURKANMU” (Nisa) A. Bagaimana Kebiasaan Bekerja Menurut para ahli otak, suatu pekerjaan yang kita ulang berkali-kali akan disimpan polanya oleh otak bagian dalam yang disebut basal ganglia. Karena telah disimpan, maka lama kelamaan otak yang semula beraktifitas tinggi saat memulai suatu jenis pekerjaan pada awalnya, akan mengurangi aktifitasnya saat pekerjaan tersebut sudah sering kita lakukan. Inilah yang disebut pola kebiasaan. Namun, tersimpannya pola, bukan berarti otak akan terus-menerus mengikuti pola tersebut tanpa melihat kondisi lainnya. Karena itu, walaupun kita sudah melakukan pekerjaan yang sama berkali-kali, tetap ada awareness dari kita karena situasi dan kondisi tidak selalu sama setiap harinya. Awareness inilah yang menyebabkan kita menyiasati keadaan. Intinya, kebiasaan yang sudah tersimpan di dalam basal ganglia akan bekerja apabila ada pemicu dan reward setelah melakukan kebiasaan tersebut. Pada saat akan mengendarai mobil jenis matic, otak akan secara otomatis mememerintahkan kaki untuk menginjak rem terlebih dahulu sebelum menghidupkan mesin. Kebiasaan ini secara tidak kita sadari akan muncul ke permukaan ketika kita berpikir ‘akan mengendarai mobil’. Pemikiran inilah yang menjadi pemicu kebiasaan. Sedangkan reward-nya adalah saat kita sampai di tempat tujuan dengan cepat dan selamat. Kebiasaan memang menguntungkan, dimana kita terlatih untuk melakukan suatu kegiatan tertentu secara otomatis tanpa memikirkan kembali cara melakukannya. Namun sayangnya, pola yang disimpan oleh basal ganglia tidak mengenal baik ataupun buruknya. Bisa saja kebiasaan yang disimpan itu ternyata sebuah kebiasaan buruk, dan bila ini terjadi maka membutuhkan untuk upaya yang tidak ringan untuk menghilangkannya. Butuh waktu, tekad, dan latihan. B. Bagaimana Menciptakan Kebiasaan Baru Salah satu contoh nyata kebiasaan baru yang tercipta adalah menyikat gigi. Hopkins, seorang pengusaha perusahaan periklanan yang sedang naik daun, mempunyai strategi menjual suatu produk melalui prinsip kebiasaan. Banyak produk yang diiklankan Hopkins laku terjual. Saat itu, ada seorang temannya yang menciptakan produk baru yakni sebuah pasta gigi yang bermerk pepsodent, datang kepadanya dan meminta Hopkins untuk mengiklankan pepsodent. Saat itu Hopkins menolak, karena pasta gigi sebenarnya bukanlah terobosan baru, sudah ada perusahaan-perusahaan pasta gigi sebelum pepsodent yang muncul sebelumnya dan mengiklankan produk pasta gigi juga. Namun, karena menyikat gigi bukan kebiasaan dan masih dianggap tidak perlu, penjualan pasta gigi tidak 29 pernah menguntungkan, semua perusahaan tersebut bangkrut. Atas dasar itulah Hopkins menolak permintaan temannya itu. Namun, teman Hopkins yang menciptakan pepsodent pantang menyerah dan datang pada Hopkins berkali-kali sampai akhirnya Hopkins menerima permintaannya. Hopkins menjadi salah satu perusahaan periklanan terbaik pada saat itu karena dia berpikir dengan suatu pola dalam membuat iklan, yaitu menciptakan kebiasaan baru harus ada pemicu dan reward setelah kebiasaan tersebut dijalankan. Hopkins mencari pemicu apa yang dapat menjadikan sikat gigi suatu kebiasaan di Amerika yang pada saat itu, meskipun tingkat kesehatan gigi masyarakatnya sangat rendah, tetap saja sangat sedikit masyarakat yang mau menggosok gigi. Hopkins mengiklankan pasta giginya dengan berfokus pada lapisan tipis pada gigi yang pada iklannya dikatakan sebagai lapisan yang membuat gigi terlihat kuning. Dengan menjadikan hal ini sebagai pemicu, Hopkins menawarkan menyikat gigi sebagai kebiasaan dan reward-nya adalah senyum menawan dengan gigi yang putih. Beberapa minggu setelah iklan Hopkins diluncurkan, permintaan pepsodent dipasaran meningkat pesat. Pepsodent menjadi pasta gigi pertama di Amerika yang mampu menanamkan kebiasaan baru bagi masyarakat melalui promosi dan produknya. Tanpa Hopkins sadari, ia tidak hanya menggunakan prinsip pemicu dan reward dalam memasarkan pepsodent. Ada satu hal yang paling penting yang diterapkan tanpa Hopkins sadari di sini. Hopkins membuat orang-orang mengidamkan apa yang diiklankannya. Pepsodent berbeda dengan pasta gigi biasa pada saat itu. Memang ada iklan yang mengatakan pepsodent dapat menghilangkan lapisan penyebab gigi tidak bersih, namun pepsodent juga menggunakan bahan yang memberikan sensasi dingin menyegarkan di mulut setelah menggosok gigi. Sensasi ini lah yang membuat orang-orang yang menggunakannya percaya bahwa pepsodent membuat gigi menjadi bersih, walaupun sebenarnya bukan sensasi itu yang menyebabkan gigi menjadi bersih. Pepsodent membuat orang-orang menginginkan sensasi tersebut setelah menggosok gigi. Menggosok gigi tanpa sensasi menyegarkan berarti sama saja seperti tidak menggosok gigi. Inilah yang membuat orang-orang ingin terus menggosok gigi dengan menggunakan pepsodent. C. Mengubah Kebiasaan Kebanyakan kebiasaan tidak dapat dihilangkan begitu saja. Sekalipun seseorang sudah lama tidak melakukan suatu kebiasaan, ketika pada lingkungan terdapat pemicu yang tepat, maka kebiasaan lama tanpa disadari akan muncul kembali. Banyak kebiasaan buruk yang sudah kita lakukan tidak dapat kita hilangkan begitu saja. Salah satu cara efektif menghilangkannya adalah dengan menggantinya dengan kebiasaan baru yang baik. Inilah mengapa perubahan kebiasaan lebih dimungkinkan terjadi daripada penghilangan kebiasaan. Ada satu aturan penting yang dapat menaikkan kemungkinan kebiasaan dapat berubah. Untuk mengubah kebiasaan, gantilah rutinitas yang kita lakukan, sedangkan untuk pemicu dan reward-nya biarkan tetap. Hal ini dapat menjamin perubahan karena pemicu dapat datang kapanpun dan di manapun, sehingga akan sulit untuk menghilangkannya, sedangkan otak sudah kecanduan dengan reward yang akan didapat setelahnya sehingga akan sulit juga untuk mengubah reward. Karena itu, ubahlah rutinitas anda jika ingin mengubah kebiasaan buruk anda. Dalam situs http://www.selipan.com terdapat artikel menarik dengan judul 11 kebiasaan yang dapat mengurangi fungsi kerja otak. Kesebelas kebiasaan tersebut adalah: Begadang; Sakit tetapi tetap bekerja; Diam yang berlebihan; 30 Menutup kepala saat tidur; Jarang berpikir; Terpapar polusi; Merokok; Kurang makan; Terlalu banyak makan; Konsumsi gula berlebihan; dan Berpikir negatif. Begadang merupakan kebiasaan buruk yang harus dikurangi karena tubuh kita mempunyai siklus tersendiri, dan ketika malam hari adalah siklusnya otak kita untuk beristirahat. Ketika kita menggeser siklus tersebut dengan cara menebus tidur semalaman dengan tidur siang tidak akan merubah apapun karena siklus tubuh manusia sudah diciptakan sesempurna itu. Kurangnya tidur dapat membunuh sel pada otak kita secara perlahan. Tetap bekerja ketika sakit malah membuat otak kita rentan mengalami kerusakan. Otak juga butuh istirahat. Jadi ketika sakit fokuslah untuk beristirahat agar bisa secepatnya sembuh dan bekerja kembali. Diam yang berlebihan akan membuat sel-sel otak mati secara perlahan. Jadi biasakanlah berbicara kepada seseorang selama beberapa jam atau alokasikan waktu khusus untuk berbincang dengan orang lain agar otak kita tetap aktif. Menutup kepala pada saat tidur akan membuat asupan oksigen terhambat dan karbondioksida yang dikeluarkan akan terhalang. Jika asupan oksigen terganggu maka akan berbahaya bagi otak. Terlebih jika menggunakan bantal untuk menutup kepala. Sebaiknya kebiasaan ini segera dihilangkan. Membiarkan otak tidak berpikir adalah kebiasan buruk. Menonton film-film detektif atau dokumenter, atau membaca buku, atau bermain puzzle, adalah cara yang mudah untuk membuat otak berpikir. Otak yang jarang digunakan untuk berpikir akan membuat sel-sel otak menyusut dan mati secara perlahan karena tidak ada aktivitas yang membuat otak berkembang. Udara bersih merupakan bahan bakar untuk otak kita. Pernah baca berita tentang penghuni Pulau Giliyang yang hampir 50 persen penduduknya berusia 100 tahunan? Hal itu disebabkan kadar oksigen di pulau tersebut sangatlah tinggi, sekitar 20.9. Apabila otak kita sering terkontaminasi udara yang sudah tercemar maka kinerja otak kita akan berkurang efisiensinya. Polusi disini bukan hanya asap, bisa juga karena asap rokok yang sering dihirup. Setiap bagian dari rokok, baik itu rokoknya ataupun asapnya hanya menimbulkan penyakit bagi diri sendiri dan orang di sekitarnya. Zat kimia yang ada pada rokok akan sangat mengganggu perkembangan sel-sel otak manusia. Hippocampus dan korteks depan adalah salah dua sel saraf otak yang akan terpengaruh secara signifikan ketika terhirup asap rokok. Dua bagian saraf tersebut berfungsi untuk menyimpan ingatan kita. Diet memang tidak salah, tapi terkadang caranya yang salah. Ada orang yang sampai tidak makan berhari-hari demi mendapatkan tubuh yang ideal. Memangkas porsi makanan secara berlebihan akan membuat otak kita kekurangan nutrisi sehingga tidak dapat bekerja secara optimal. Kebalikan dari kekurangan nutrisi, adalah kebanyak makan. Makan yang terlalu banyak akan membuat pembuluh darah di otak kita mengeras dan dapat menurunkan mental. Kebanyakan gula yang bersumber dari kebiasaan makan makanan manis dapat mengakibatkan nutrisi dan protein yang diserap oleh tubuh akan terganggu, sehingga tubuh kekurangan gizi dan otak sulit untuk berkembang. Berpikir adalah salah satu cara agar otak kita tetap sehat, tetapi tentu yang dimaksud adalah berpikir positif. Jika kita kebanyakan berpikir negatif maka akan menimbulkan kecemasan dan kegelisahan bagi diri sendiri. Kecemasan dan kegelisahan itu membuat semua anggota tubuh kita termasuk otak akan terpengaruh. 31 D. Kebiasaan Buruk PNS Profesi PNS yang mulia karena ia adalah pelayan masyarakat, pelaksana kebijakan publik, dan sekaligus perekat persatuan dan kesatuan bangsa, seringkali ternodai oleh ulah oknum PNS yang memperlihatkan kebiasaan buruk yang sering menimbulkan kegusaran masyarakat. Beberapa diantara kebiasaan buruk tersebut adalah: sering bolos bekerja, ke kantor datang hanya untuk absen, pulang kerja sebelum jam kerja selesai, setelah sholat jum’at banyak yang tidak kembali lagi ke kantor, hadir di kantor tetapi tidak melakukan hal-hal yang produktif sesuai tugas fungsinya, sering menunda-nunda pekerjaan, mencuri-curi waktu untuk liburan, berharap “hari terjepit”, menggunakan surat keterangan sakit dari dokter untuk liburan, shopping di jam kerja, tidak menghormati upacara bendera, sering tidak mengindahkan peraturan (misalnya: tetap merokok ditempat-tempat yang jelas-jelas dilarang merokok). Semua kebiasaan buruk tersebut diatas tentu harus diubah. Persoalannya, mengapa banyak PNS yang memiliki kebiasaan seperti tersebut di atas tidak kunjung mengubah kebiasaannya? Jawabannya bisa sangat bervariasi. Tetapi dari sudut pandang kajian Pola Pikir, hal tersebut diatas terjadi karena dua hal saja, yaitu adanya faktor pemicu dan reward. Secara psikologis, faktor pemicu bisa saja karena masalah internal pegawai sendiri, atau masalah yang berkaitan dengan keadaan di kantor. Masalah internal pegawai umumnya adalah rendahnya motivasi dan kesadaran pegawai, dan beberapa lainnya adalah persoalan-persoalan pribadi pegawai yang bersangkutan seperti perselisihan dengan pegawai lain, persoalan ekonomi, dan masalah-masalah lainnya. Masalah eksternal umumnya adalah lingkungan kerja yang kurang kondusif, hubungan atasan bawahan yang kurang harmonis, sistem reward dan punishment yang tidak berimbang, dan bidang-bidang pekerjaan yang tidak sesuai dengan passion dan kompetensi pegawai. Sedangkan faktor reward adalah kenikmatan atau kesenangan yang diterima seseorang setelah dia melakukan suatu kebiasaan tertentu. Berkaitan dengan kasus kebiasaan buruk PNS di atas, maka rewardnya bisa jadi berbentuk kenyamanan yang diperoleh dari kebiasaan buruk yang dia lakukan, mulai dari waktu luang yang lebih banyak, diperolehnya waktu istirahat ekstra, kesempatan untuk melakukan hal-hal lain yang lebih menguntungkan bagi dirinya pribadi, tidak adanya sanksi disiplin, hingga berbagai bentuk reward lainnya, yang intinya membuat seorang pegawai tetap pada kebiasaan buruknya. E. Membangun Kebiasaan Sukses Menurut Stephen R. Covey, seseorang bisa merajut kesuksesan dengan membiasakan diri terhadap delapan hal berikut ini: Pertama, kebiasaan bertanggung jawab (proactive). Tanggung jawab dalam bahasa Inggris responsible berasal dari dua kata yaitu response dan ability, yaitu kemampuan memilih respons terbaik terhadap stimulus yang bagaimanapun negatifnya. Orang sukses mengakui tanggungjawab tersebut. Mereka bertanggung jawab bahwa apapun yang dialami sekarang merupakan akibat dari pilihan sendiri di masa lalu. Mereka tidak menyalahkan kondisi atau pengkondisian atas perilaku mereka. Kedua, kebiasaan berorientasi pada tujuan (begin with the end in mind). Kalau kebiasaan pertama mengajarkan bahwa kitalah yang menentukan, maka kebiasaan kedua mengajarkan agar kita menentukan apa yang kita inginkan. Kita perlu menentukan tujuan dalam empat bidang. Pertama, tujuan pengembangan diri. Ingin berkembang menjadi diri yang seperti apa? Ingin lebih sehat, penuh energi dan vitalitas? Ingin meningkatkan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual (ESQ)? Ingin menambah wawasan atau ketrampilan baru? Ingin bergaul dengan kalangan tertentu? Kedua, tujuan kepemilikan. Benda-benda berharga apa saja yang ingin dimiliki? Ingin memiliki rumah idaman? Ingin mengganti 32 kendaraan dengan yang lebih baru dan nyaman? Ketiga, tujuan keuangan. Ingin bebas hutang? Ingin mencapai tabungan dalam jumlah tertentu? Ingin menambah sumber penghasilan aktif dan pasif? Keempat, tujuan kontribusi. Kalau kita meninggal dunia, semua akan terputus kecuali tiga hal, yaitu ilmu yang bermanfaat, amal jariyah, dan anak saleh yang terus mendoakan kita bukan saja semasa kita hidup tetapi juga setelah kita wafat. Dalam hal apa ingin berkontribusi? Bagi yang beragama Islam, tentu tujuan hidup yang paling utama adalah penghambaan kita, ibadah kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dzat yang menciptakan manusia dan jagad semesta raya serta seluruh isi yang terkandung di dalamnya. Jika selama dalam hidup orientasi kita adalah mencari keridhoan Allah, tidak menyekutukannya (tidak beribadah selain kepada-Nya), tidak melakukan hal-hal yang menimbulkan kemurkaan-Nya, beribadah hanya dengan cara-cara yang diajarkan utusan-Nya Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, berahlak baik, dan bermualah dengan mahluk lainnya secara baik, maka tidak peduli apapun profesi kita, kaya atau miskin, semuanya berpeluang mendapatkan kemenangan yang hakiki, yaitu surga. Ketiga, kebiasaan mendahulukan yang utama (put first things first). Kebiasaan ini adalah memilih untuk melakukan hal-hal yang benar-benar penting dan tidak menyia-nyiakan waktu untuk melakukan aktivitas yang tidak penting, baik mendesak maupun tidak. Hal-hal yang benar-benar penting adalah aktivitasaktivitas yang akan mendekatkan kita ke tujuan-tujuan yang telah kita tentukan pada kebiasaan kedua, mencakup tujuan pengembangan diri, tujuan kepemilikan, tujuan keuangan dan tujuan kontribusi. Keempat, kebiasaan berpikir menang-menang (think win-win). Berpikir menang-menang membutuhkan kejujuran (menyesuaikan kata dengan perbuatan), integritas (menyesuaikan perbuatan dengan perkataan), kedewasaan (seimbang antara ketegasan dan pertimbangan), dan sikap mental berkelimpahan (sebagai lawan dari sikap mental kelangkaan). Kelima, kebiasaan memahami terlebih dahulu, baru kemudian dipahami (seek first to understand, then to be understood). Manakah yang lebih tepat untuk diterapkan, apakah “take & give” atau “give & receive”? Keenam, kebiasaan bersinergi (synergize). Bekerjasama secara sinergistik memungkinkan kita menghasilkan karya bernilai beberapa kali lipat daripada penjumlahan karya sendiri-sendiri. Ketujuh, kebiasaan melakukan perbaikan diri secara terus menerus (sharpen the saw). Hari ini lebih baik dari hari kemarin dan esok lebih baik dari hari ini. Untuk itu kita dapat menerapkan tiga strategi sukses berikut : bereksperimen, memodel orang yang sudah sukses, dan menggunakan sumber daya orang lain. Kedelapan, kebiasaan menemukan panggilan jiwa dan mengilhami orang lain menemukan panggilan jiwa mereka (find your voice and inspire others to find theirs). Kebiasaan kedelapan ini memberikan “roh” kepada tujuh kebiasaan sebelumnya. Kata kunci kebiasaan kedelapan adalah voice. Voice adalah sesuatu yang unik yang dimiliki seseorang yang muncul ketika kita menghadapi tantangan sangat besar dan tantangan itulah yang menggerakkan kemampuan (talent) dan energi (passion) kita untuk mewujudkan suatu capaian yang luar biasa (greatness). Voice adalah semacam potensi terpendam (energi spiritual) yang menggerakkan, memotivasi dan menginspirasi kita untuk mencapai greatness. Untuk mencapai greatness kita tidak cukup hanya memiliki IQ (visi, kompetensi, pengetahuan, intelegensia) dan EQ (motivasi, empati, keuletan), tetapi juga SQ (suara hati yang ditiupkan oleh Allah pemilik Asmaul Husna dalam God Spot atau bagian lobus temporal otak kita). Untuk mencapai greatness tidak cukup hanya memiliki talent (IQ) dan passion (EQ), tetapi juga conscience (SQ) 33 Rangkuman Seorang yang sukses pada umumnya punya kebiasaan melakukan apa yang benar dan seorang yang gagal punya kebiasaan melakukan apa yang salah secara berulang-ulang. Sebagian besar hidup kita dikendalikan oleh kebiasaan. Kebiasaanlah yang membentuk diri kita. Karakter, Sikap dan Perilaku kita sehari hari terbentuk karena kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang. Tubuh kita menjadi sehat, karena kebiasaan. Kebiasaan makan yang kita miliki dan kebiasaan olah raga yang kita lakukan. Kegiatan kecil yang kita lakukan secara berulang akan membuat sebuah kebiasaan. Hal inilah yang menjadi dasar dalam membangun karakter diri. Kegiatan membangun karakter diri ini bukanlah sebuah hal yang instan. Michael jordan, bintang basket yang sangat terkenal, keakuratannya dalam menembakkan bola ke jaring terbangun dari repetisi ratusan kali dalam setiap kali latihannya. Jika kita melakukan sebuah tindakan, maka kita akan menciptakan sebuah kebiasaan. Jika kita menciptakan sebuah kebiasaan, maka kita akan membangun karakter diri. Jika kita membangun karakter diri , maka kita akan menciptakan nasib atau menentukan jalannya kehidupan kita sendiri. Sebuah kebiasaan, tidak hanya menyangkut aktifitas fisik saja, tetapi juga berlaku untuk aktivitas jiwa/hati/mental. Apa yang kita pikirkan dan rasakan secara rutin, berulang ulang, selanjutnya akan berubah menjadi kebiasaan. Kebiasaan ini akan menimbulkan respond otomatis dalam berbagai kesempatan. Jika kita terbiasa berpikir positif, maka fakta atau kejadian apapun yang kita hadapi, maka pikiran positiflah yang akan muncul. Secara umum dapat disimpulkan bahwa “Siklus Kebiasaan” sangat penting untuk dipahami oleh ASN, karena akan sangat menentukan kebiasaan unggul apa yang hendak dibangun, dan kebiasaan buruk apa yang harus ditinggalkan agar kinerjanya sebagai seorang abdi negara dan abdi masyarakat dapat tercapai secara optimal. Pikiran Nasib Perasaan Hati Karakter Tindakan Kebiasaan Gambar 1. SIKLUS KEBIASAAN Tugas Hampirilah beberapa orang di sekitar Anda yang Anda anggap sukses. Tanyakanlah kepada mereka mengapa mereka bisa sukses. Tanyakan kebiasaan-kebiasaan apa yang mereka bangun selama ini, yang mendukung mereka untuk sukses. 34 Tes 1. Secara konseptual apa yang menyebabkan seseorang melakukan kebiasaan tertentu? 2. Dalam kasus kebiasaan buruk PNS seperti tidak disiplin, korupsi, dan kebiasaan buruk lainnya, apa yang menurut Anda menjadi faktor pemicu? 3. Mengapa kebiasaan buruk PNS tersebut di atas (tidak disiplin, korupsi, dll) reward, sehingga kebiasaan buruk PNS tersebut terus bertahan? Apa yang menjadi faktor rewardnya? 4. Menurut Stephen R. Covey, kebiasaan sukses apa yang perlu dilakukan oleh seorang pegawai agar dia bisa menjadi pegawai yang sukses? 5. Sebutkan komponen yang ada dalam kebiasaan “berorientasi kepada tujuan”! dan mengapa pegawai harus hati-hati dalam menetapkan tujuan ini, khususnya dalam konteks kehidupan akhirat? Lembar Kerja Praktik 1. Sebutkan kebiasaan buruk para pegawai di kantor tempat Anda bekerja. Tuangkanlah ke dalam tabel di bawah ini. 2. Lakukanlah analisa, mengapa kebiasaan baik/buruk itu terjadi. Uraikan faktorfaktor pemicu dan rewardnya ! 3. Apa yang bisa Anda sarankan kepada pimpinan bila menjumpai berkembangnya kebiasaan buruk para pegawai? 4. Kenali apa kebiasaan yang Anda lakukan setiap hari dalam satu minggu. Adakah diantaranya merupakan kebiasaan buruk? NO TABEL 5. LEMBAR KERJA PRAKTIK SIKLUS KEBIASAAN KEBIASAAN PARA PEGAWAI Kenikmatan Bagi YANG DITEMUKAN Penyebab Pelakunya (KEBIASAAN BAIK DAN (PEMICU) (REWARD) KEBIASAAN BURUK) 35 NO KEBIASAAN BURUK DIRI SENDIRI PEMICU REWARD DAMPAK BAGI KESUKSESAN 36 BAB V KONSEP DIRI Setelah mengikuti pembelajaran peserta diharapkan dapat menjelaskan dan mengaktualisasikan: Pengertian Konsep Diri; Dimensi Konsep Diri; Pembentukan Konsep Diri; Pihak-pihak yang Dapat Mempengaruhi Konsep Diri; Faktor Lain yang Mempengaruhi Konsep Diri; dan Jenis-jenis Konsep Diri “Gnothi Seauton” atau “KENALI DIRIMU SENDIRI” merupakan kutipan dari filsuf Yunani Kuno yang terkenal, yaitu Sokrates. Kalimat tersebut bermakna sangat dalam bagi siapapun yang (akan) sedang melakukan perbaikan diri. Karena perbaikan diri baru akan berjalan dengan baik jika seseorang mengenal dirinya sendiri. Oleh karena itu, mari kita mulai mengenal tentang diri kita sendiri. A. Pengertian Konsep Diri Konsep diri (self-concept) adalah kesadaran seseorang mengenai siapa dirinya. Menurut Deaux, Dane, & Wrightsman dalam Wijaya, 2016, konsep diri adalah sekumpulan keyakinan dan perasaan seseorang mengenai dirinya. Keyakinan seseorang mengenai dirinya bisa berkaitan dengan bakat, minat, kemampuan, penampilan fisik, dan lain sebagainya. Orang pun kemudian memliki perasaan terhadap keyakinan mengenai dirinya tersebut, apakah dia merasa positif atau negatif, bangga atau tidak bangga, dan senang atau tidak senang dengan dirinya. Konsep diri sangat penting dipelajari dalam psikologi sosial karena konsep diri mempengaruhi perilaku seseorang, terutama dalam menanggapi dunia dan pengalaman [Markus dalam Wijaya, 2016). Konsep diri bukanlah sesuatu yang tiba-tiba ada atau muncul. Pembentukan konsep diri dipengaruhi oleh orang lain dalam proses interaksi sosial. Vaughan & Hogg (2002) menyatakan bahwa hasil dari tindakan kita mendorong kita untuk melakukan intropeksi dan persepsi diri. Intropeksi dilakukan seseorang ketika dia berusaha memahami dan menilai mengapa dia melakukan tindakan tertentu. Persepsi diri dilakukan seseorang ketika dia mengatribusikan secara internal apa yang dilakukannya. Konsep diri berperan sangat besar dalam menentukan keberhasilan hidup seseorang. Konsep diri merupakan faktor yang sangat penting dalam komunikasi antar pribadi. Konsep diri dapat dianalogikan sebagai suatu Operating System yang menjalankan suatu komputer. Apabila konsep dirinya baik, maka berarti operating systemnya baik, sehingga kinerja komputernya juga dapat diharapkan berjalan baik. Tetapi apabila konsep dirinya buruk, maka berarti operating systemnya buruk, dan buruk pulalah kinerja komputernya. Dengan demikian setiap orang harus memilliki konsep diri yang baik, yang positif, agar kehidupannya dapat mencapai kesuksesan sebagaimana yang diinginkannya. Konsep diri dapat mempengaruhi kemampuan berpikir seseorang. Konsep diri yang jelek akan mengakibatkan rasa tidak percaya diri, tidak berani mencoba hal-hal baru, tidak berani mencoba hal yang menantang, takut gagal, takut sukses, merasa diri bodoh, rendah diri, merasa diri tidak berharga, merasa tidak layak untuk sukses, pesimis, dan masih banyak perilaku inferior lainnya. 37 Sebaliknya orang yang konsep dirinya baik akan selalu optimis, berani mencoba hal-hal baru, berani sukses, berani gagal, percaya diri, antusias, merasa diri berharga, berani menetapkan tujuan hidup, bersikap dan berpikir positif, dan dapat menjadi seorang pemimpin yang handal. Konsep diri merupakan sesuatu yang unik pada manusia. Konsep diri dapat digunakan untuk membedakan manusia satu dari manusia lainnya. Konsep Diri didefenisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan mempengaruhi hubungan dengan orang lain (Stuart & Sundeen dalam Riadi, 2014). Konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh, fisikal, emosional, intelektual, sosial dan spiritual (Keliat dalam Riadi, 2014). Konsep diri adalah citra subjektif dari diri dan pencampuran yang kompleks dari perasaan, sikap dan persepsi bawah sadar maupun sadar. Konsep diri memberi kita kerangka acuan yang mempengaruhi manejemen kita terhadap situasi dan hubungan kita dengan orang lain (Potter & Perry dalam Riadi, 2014). Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi orang tersebut. Ada seseorang yang merasa bahwa ia tidak mempunyai kemampuan yang ia miliki untuk hidup lebih baik. Padahal segala keberhasilan banyak bergantung kepada cara individu memandang kualitas kemampuan yang dimiliki. Pandangan dan sikap negatif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan individu tersebut memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang sulit untuk diselesaikan. Sebaliknya pandangan positif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan seorang individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang mudah untuk diselesaikan. Konsep diri terbentuk dan dapat berubah karena interaksi dengan lingkungannya. B. Dimensi Konsep Diri Calhoun dan Acocella (dalam Indrarani, 2014) menjelaskan bahwa konsep diri terdiri atas tiga dimensi yang meliputi: 1. Pengetahuan terhadap diri sendiri (real-self). Pengetahuan terhadap keadaan fisik dan keadaan psikis. Pengetahuan terhadap kebiasaan dan sikap perilaku. Pengetahuan terhadap nilai-nilai yang dianut, dan keyakinan-keyakinan tertentu. 2. Pengharapan mengenai diri sendiri (ideal-self). Pandangan tentang kemungkinan yang diinginkan seseorang terjadi pada dirinya sendiri di masa depan. Pengharapan ini merupakan diri ideal. 3. Penilaian Orang lain tentang dirinya (social-self). Bagaimana orang lain menilai dirinya. Terdapat proses penilaian dan evaluasi antara pengharapan seseorang mengenai dirinya dan bagaimana orang lain memandang dirinya. C. Pembentukan Konsep Diri Konsep diri merupakan proses yang berkelanjutan sepanjang hidup manusia. Konsep diri masih dapat diubah asalkan ada keinginan dari orang yang bersangkutan. Symonds (dalam Indrarani, 2014) menyatakan bahwa persepsi tentang diri tidak langsung muncul ketika individu dilahirkan akan tetapi berkembang bertahap seiring munculnya kemampuan untuk memahami sesuatu. Selama periode awal kehidupan, konsep diri sepenuhnya didasari oleh persepsi diri sendiri. Akan tetapi, seiring dengan bertambahnya usia, pandangan mengenai diri sendiri ini mulai dipengaruhi oleh nilai-nilai yang diperoleh dari interaksi dengan orang lain (Taylor dalam Indrarani, 2014). Dengan kata lain, konsep diri juga merupakan hasil belajar melalui hubungan individu dengan orang lain. 38 D. Pihak-pihak yang Dapat Mempengaruhi Konsep Diri Menurut Calhoun & Acocella dalam Indrarani, 2014, pihak-pihak yang dapat mempengaruhi konsep diri seseorang adalah: 1. Orang tua Orang tua adalah kontak sosial paling awal dan paling kuat yang dialami oleh seseorang. Informasi yang diberikan orang tua pada anak lebih tertanam daripada informasi yang diberikan oleh orang lain dan berlangsung hingga dewasa. Anak-anak yang tidak memiliki orang tua, disia-siakan oleh orang tua akan memperoleh kesukaran dalam mendapatkan informasi tentang dirinya sehingga menjadi penyebab utama anak berkonsep diri negatif. 2. Kawan sebaya Kawan sebaya menempati posisi kedua setelah orang tua dalam mempengaruhi konsep diri. Peran yang diukur oleh kelompok sebaya sangat berpengaruh pada pandangan individu terhadap dirinya sendiri. 3. Masyarakat Masyarakat sangat mementingkan fakta-fakta yang melekat pada seorang anak, seperti siapa orang tuanya, suku bangsa, dan lain-lain. Hal ini pun dapat berpengaruh pada konsep diri individu. E. Faktor Lain yang Mempengaruhi Konsep Diri 1. Pola asuh Pola asuh orang tua menjadi faktor yang signifikan dalam mempengaruhi konsep diri yang terbentuk. Sikap positif orang tua akan menumbuhkan konsep dan pemikiran yang positif serta sikap menghargai diri sendiri. Sikap negatif orang tua akan mengundang pertanyaan pada anak dan menimbulkan asumsi bahwa dirinya tidak cukup berharga untuk disayangi dan dihargai. 2. Kegagalan Kegagalan yang terus menerus dialami seringkali menimbulkan pertanyaan pada diri sendiri dan berakhir pada kesimpulan bahwa penyebabnya terletak pada kelemahan diri. Kegagalan membuat orang merasa tidak berguna. 3. Kritik diri Kadang kritik memang dibutuhkan untuk menyadarkan seseorang atas perbuatan yang dilakukan. Kritik terhadap diri sendiri berfungsi sebagai ramburambu dalam bertindak dan berperilaku agar keberadaan kita diterima dan dapat beradaptasi. Walaupun begitu, kritik diri yang berlebihan dapat mengakibatkan individu menjadi rendah diri. F. Jenis-jenis Konsep Diri Menurut William D.Brooks dalam belajarpsikologi.com, individu secara umum terbagi kedalam dua jenis Konsep Diri, yaitu individu dengan konsep diri positif, dan individu dengan konsep diri negatif. a. Konsep Diri Positif Tanda-tanda individu yang memiliki konsep diri yang positif adalah : 1. Punya rasa percaya diri, yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah. Tidak lari dari masalah, dan percaya bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. 2. Merasa setara dengan orang lain. Ia selalu merendah diri, tidak sombong, mencela atau meremehkan siapapun, selalu menghargai orang lain. 3. Tidak membanggakan diri, apalagi meremehkan orang lain. 4. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan keinginan serta perilaku yang berbeda. Ia peka terhadap perasaan orang lain sehingga akan menghargai perasaan orang lain. 39 5. Mampu memperbaiki diri. Sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenangi dan berusaha mengubahnya. Ia mampu mengintrospeksi dirinya sendiri sebelum menginstrospeksi orang lain, dan mampu untuk mengubahnya menjadi lebih baik agar diterima di lingkungannya. b. Konsep Diri Negatif Tanda-Tanda individu yang memiliki konsep diri negatif adalah : 1. Peka terhadap kritik. Orang ini sangat tidak tahan dengan kritik yang diterimanya dan mudah marah atau naik pitam. Bagi orang seperti ini koreksi sering dipersepsi sebagai usaha untuk menjatuhkan harga dirinya. Dalam berkomunikasi, orang yang memiliki konsep diri negatif cenderung menghindari dialog yang terbuka, dan bersikeras mempertahankan pendapatnya meskipun keliru. 2. Responsif sekali terhadap pujian. Walaupun ia mungkin berpura-pura menghindari pujian, ia tidak dapat menyembunyikan antusiasmenya pada waktu menerima pujian. Buat orang seperti ini, segala macam embel-embel yang menjunjung harga dirinya menjadi pusat perhatian. Bersamaan dengan kesenangannya terhadap pujian, merekapun hiperkritis terhadap orang lain. 3. Cenderung bersikap hiperkritis. Ia selalu mengeluh, mencela atau meremehkan apapun dan siapapun. Mereka tidak pandai dan tidak sanggup mengungkapkan penghargaan atau pengakuan pada kelebihan orang lain. 4. Cenderung merasa tidak disenangi oleh orang lain. Ia merasa tidak diperhatikan, karena itulah ia bereaksi pada orang lain sebagai musuh, sehingga tidak dapat melahirkan kehangatan dan keakraban persahabatan, berarti individu tersebut merasa rendah diri atau bahkan berperilaku yang tidak disenangi, misalkan membenci, mencela atau bahkan yang melibatkan fisik yaitu mengajak berkelahi (bermusuhan). 5. Bersikap psimis terhadap kompetisi. Hal ini terungkap dalam keengganannya untuk bersaing dengan orang lain dalam membuat prestasi. Ia akan menganggap tidak akan berdaya melawan persaingan yang merugikan dirinya. Rangkuman Individu yang memiliki konsep diri negatif meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Individu ini akan cenderung bersikap psimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan sebagai kesempatan, namun lebih sebagai halangan. Individu yang memiliki konsep diri negatif akan mudah menyerah sebelum berperang dan jika ia mengalami kegagalan akan menyalahkan diri sendiri maupun menyalahkan orang lain. Individu yang memiliki konsep diri positif akan bersikap optimis, percaya diri sendiri dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialami. Kegagalan tidak dipandang sebagai akhir segalanya, namun dijadikan sebagai penemuan dan pelajaran berharga untuk melangkah kedepan. Individu yang memiliki konsep diri positif akan mampu menghargai dirinya sendiri dan melihat halhal yang positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan di masa yang akan datang. Individu yang memiliki konsep diri positif dalam segala sesuatunya akan menanggapinya secara positif, dapat memahami dan menerima sejumlah fakta yang sangat bermacam-macam tentang dirinya sendiri. Ia percaya diri, bersikap yakin dalam bertindak dan berperilaku. Sedangkan individu yang memiliki konsep diri negatif akan menanggapi segala sesuatu dengan pandangan negatif pula, dia akan 40 mengubah terus menerus konsep dirinya atau melindungi konsep dirinya itu secara kokoh dengan cara mengubah atau menolak informasi baru dari lingkungannya. Secara umum dapat disimpulkan bahwa pemahaman tentang Konsep Diri sangat membantu ASN untuk bias menampilkan konsep diri yang tepat sebagai seorang abdi negara dan abdi masyarakat. Tugas Temuilah beberapa orang yang menurut Anda memiliki konsep diri positif. Galilah dari mereka pandangan-pandangan hidup mereka, mulai dari cara menghadapi masalah, cara menyikapi kegagalan, sikap dalam menerima kritik, sikap dalam menerima pujian, cara berinteraksi dengan orang lain, dan berbagai informasi lainnya. Kemudian simpulkannya konsep diri yang dimiliki oleh orang tersebut. Lakukan pendalaman yang sama kepada orang-orang yang Anda anggap memiliki konsep diri yang negatif. Tes 1. Uraikan pengertian konsep diri yang Anda pahami ! 2. Mengapa dikatakan konsep diri itu ibarat operating mempengaruhi kinerja komputer? 3. Darimana kita bisa memahami konsep diri seseorang? 4. Sebutkan tiga dimensi konsep diri yang Anda pahami ! 5. Siapa saja yang bisa mempengaruhi konsep diri seseorang? system yang Lembar Kerja Praktik Kenalilah konsep diri Anda sendiri, dan tuangkan hasil penelaahan Anda kedalam Tabel dibawah ini. TABEL 6. LEMBAR KERJA PRAKTIK KONSEP DIRI KONSEP DIRI NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Aspek Diri Menurut diri Anda sendiri Menurut Orang Lain Keinginan Anda yang Ideal Cara berpenampilan Cara berbicara Cara mengkritisi orang lain Kepercayaan diri Cara menyelesaikan masalah Cara melihat pelanggaran Kedisiplinan Cara menerima kritikan Optimisme Cara melihat kesuksesan Cara memandang harta 41 BAB VI HUKUM HUKUM SEBAB AKIBAT Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan peserta dapat menjelaskan dan mengaktualisasikan: 1)Fenomena Hukum Sebab Akibat, 2)Syarat-Syarat Dalam Menerapkan Hukum Sebab Akibat, 3)Turunan Hukum Sebab Akibat, 4)Strategi Menerapkan Hukum Sebab Akbat, dan 5)Memantaskan diri. Segala sesuatu terjadi karena alasan tertentu. Untuk setiap akibat ada sebab tertentu. Every think appens for reason. For every effect there is a spesific cause. (Brian Tracy) A. Fenomena Hukum Sebab Akibat Ketentuan Allah berupa hukum sebab akibat (the law of cause and affect) berlaku bagi siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Terlepas dari apakah kita menyadari atau tidak menyadari, dan kita menyukai atau tidak menyukai akibat yang terjadi. Alam semesta yang begitu besar beserta isinya ternyata tunduk dan patuh tehadap hukum alam (sunnatullah). Salah satu hukum alam tersebut menegaskan bahwa segala sesuatu terjadi di alam semesta merupakan akibat dari sesuatu. Fenomena di seluruh belahan dunia, baik yang positif maupun negatif, semua dikarenakan suatu sebab. Itulah yang dinamakan hukum sebab akibat (The Law of Cause and Effect). Semua kejadian di dunia ini menjelaskan bagimana hukum sebab akibat ini bekerja. Contohnya adalah apa yang dialami oleh Fulanah (bukan nama asli). Wanita usia 20-an tahun ini sedang ditimpa masalah pelik, karena semua orang membenci dirinya. Ternyata setelah ditelusuri, sikap dan perkataan Fulanah sering menimbulkan benih-benih kebencian dari orang-orang di sekelilingnya. Fulanah selama ini tidak pernah berusaha meredam kebencian itu, tetapi sebaliknya ia menjadikan kebencian itu makin subur. Sehingga pada suatu waktu kebencian itu meledak dan menyulitkan dirinya sendiri. Tentu kebencian itu bukan muncul tiba-tiba atau ada secara kebetulan. Segala hal yang terjadi terhadap diri kitapun tentu dikarenakan suatu hal. Bisa jadi kita tahu sebabnya, atau mungkin kita tidak akan tahu sama sekali dan tetap menjadi rahasia Tuhan Yang Maha Esa. Tetapi yang jelas semua itu terjadi bukan karena kebetulan. Artinya, kita difahamkan bahwa apapun yang kita tanam, maka itulah yang nantinya akan kita tuai. Hukum sebab akibat dan keempat hukum turunannya (Hukum Keyakinan, Hukum Harapan, Hukum Ketertarikan Dan Hukum Kesesuaian) mengajarkan bahwa kebahagiaan, kesejahteraan dan kesuksesan merupakan akibat langsung atau tidak langsung dari sebab/tindakan tertentu. Hukum ini berlaku bagi siapa saja, kapan dan dimana saja. Hukum sebab akibat adalah hukum TABUR TUAI, dimana siapa yg menanam dia akan menuai hasilnya. Hal ini termaktub dalam QS Al Zalzalah 99:7-8, “Barang siapa mengerjakan kebaikan niscaya akan melihat balasannya dan sebaliknya. “ Pembelajaran terpenting dari hukum sebab akibat adalah bahwa awal sebab adalah berangkat dari pikiran kita, sedangkan kondisi tertentu yang kemudian terjadi adalah akibatnya. Dalam QS Ar Ra’du 13:11, dijelaskan bahwa “Allah tidak akan mengubah suatu kaum sehingga mereka mengubah keadannya sendiri.” 42 Apapun yang dilihat dan dialami (kondisi) adalah perwujudan dari pemikiran orang-orang dibelakangnya. Dengan kata lain, pikiran kita adalah kekuatan kreatif primer dalam hidup kita. Kita menciptakan hidup kita dengan cara kita berpikir. Segala sesuatu dalam hidup memiliki makna sesuai dengan yang kita pikirkan. Ketika mengubah pikiran, kita mengubah hidup kita. Prinsip terpenting dari keberhasilan pribadi atau bisnis adalah: "Kita menjadi seperti yang kita pikirkan sepanjang waktu." Prinsip ini berlaku bagi individu, sekelompok individu, atau organisasi. Apapun yang kita lihat atau alami adalah perwujudan dari pemikiran orang-orang di belakang fenomena tersebut. Bukan apa yang terjadi, tapi apa yang kita pikir tentang apa yang terjadilah yang menentukan bagaimana kita merasa dan bereaksi. Bukan dunia luar yang mendikte keadaan kita. Tetapi dunia dalam diri kitalah yang menciptakan kondisi kita. Kita selalu bebas memilih. Dalam jangka panjang, tak ada seorang pun yang dapat memaksa cara kita berpikir, merasa dan berperilaku. Kitalah yang memilih cara kita berpikir, merasa dan berperilaku. Cara kita memaknai segala sesuatu sepenuhnya ada dalam kendali kita. Kita dapat memaknai pengalaman kita sedemikian rupa sehingga kita merasa lebih bahagia dan optimis daripada marah atau frustasi. Kita dapat memutuskan untuk bereaksi sedemikian rupa sehingga respon kita lebih konstruktif dan efektif. Kita selalu bebas memilih. Oleh karena itu pilihlah untuk mengasihi daripada membenci; tersenyum daripada mengernyitkan dahi; membangun daripada menghancurkan; bertekun daripada menyerah; memuji daripada bergosip; menyembuhkan daripada melukai; memberi daripada mencengkram; berbuat daripada menunda; memaafkan daripada mengutuk; dan berdoa daripada berputus asa. Pilihan ada pada kita. Apakah kita menaati atau tidak menaati hukum sebab akibat dengan empat hukum turunannya, hukum-hukum tersebut tetap saja akan berlaku. Sesederhana mensyukuri setiap karunia Allah terhadap kita dan mau melakukan lebih baik dan lebih banyak daripada bayaran yang kita terima akan melejitkan kualitas hidup kita secara drastis. B. Syarat-Syarat Dalam Menerapkan Hukum Sebab Akibat Allah telah menciptakan hukum sebab akibat yang berlaku di alam semesta ini dengan amat sempurna. Apabila seorang lapar maka hendaknya dia makan supaya kenyang. Apabila seseorang ingin berharta maka dia bekerja. Apabila seseorang ingin memiliki anak maka hendaknya dia menikah. Tidak boleh kita menempuh sebab-sebab sebagai jalan keluar dari masalah kecuali apabila memenuhi tiga syarat berikut ini: 1. Hanya mencari sebab yang diizinkan oleh agama, tidak boleh mencari sebab yang haram dan tidak masuk akal. 2. Hanya menggantungkan hati kepada Allah 3. Meyakini bahwa berhasil tidaknya hanya Allah yang menentukan C. Turunan Hukum Sebab Akibat Menurut Brian Tracy dalam buku “The 100 Absolutely Unbreakable Laws of Business Success” (dalam http://inspireselalu.blogspot.co.id. 2016), dari hukum sebab akibat dapat diturunkan empat hukum turunannya yang merupakan dasar kesuksesan atau ketidaksuksesan kita. o Pertama, hukum keyakinan (the law of believe). Apa yang kita yakini dengan sepenuh hati akan menjadi kenyataan. o Kedua, hukum harapan (the law of expectation). Apa pun yang kita harapkan dengan penuh percaya diri akan menjadi kenyataan dengan sendirinya. 43 o o Ketiga, hukum ketertarikan (the law of attraction). Kita adalah magnet hidup. Kita menarik orang-orang, situasi dan keadaan yang sejalan dengan pikiran dominan dalam hidup kita. Keempat, hukum keseuaian (the law of correspondence). Dunia luar merupakan cermin dunia dalam kita. Ini sesuai dengan pola dominan pikiran kita. D. Strategi Menerapkan Hukum Sebab Akbat Setiap orang sebenarnya sudah memiliki bidang suksesnya masing-masing, tinggal bagaimana caranya memperluas bidang sukses yang dimiliki tersebut. Luas bidang sukses dibentuk oleh persiapan yang kita lakukan & kesempatan yang kita miliki. Cara Memperluas BIDANG SUKSES adalah dengan memperbesar KESEMPATAN, yaitu dengan memanfaatkan WAKTU sebaik-baiknya (Sebagai Sumber Daya Terbatas), dan mempersiapkan DIRI dengan PAKSA (Sebagai Sumber Daya Tidak Terbatas). Perbesar KESEMPATAN Dengan Melakukan AKTIVITAS Yang MENGUNTUNGKAN, yaitu menambah Keyakinan & Amal Kebaikan (QS Al Ashr 103:1-3, Al Mu’minun 23:1-3), membangun Reputasi (Bernilai Tambah Tinggi), menambah Kemampuan (Pengetahuan & Keterampilan), & Kemauan (Motivasi), meningkatkan Kinerja Membangun Jaringan (Network) bukan sekadar menambah kenalan, dan mencoba menjadi diri yang bermanfaat bagi banyak orang (Don’t Ask What Other People Can Do For You, But Ask What You Can Do For Other People). Membangun reputasi Sebagai Orang Bernilai tambah Tinggi, dengan strategi pengembangan diri, seperti: dapat dipercaya, jujur, menjaga integritas, bersikap adil, menghasilkan lebih daripada orang Lain (menggunakan Jurus ATM – Amati, Tiru, Modifikasi), berinisiatif menyelesaikan masalah tanpa diminta atau disuruh, menghindari BEJ-CD (Blame, Excuse, Justify, Complain, Denial), berperilaku menyenangkan, menjaga penampilan, disiplin, sopan-santun, rendah hati, bicara positif di depan & di belakang. Persiapkan diri dengan paksa, pray (kehidupan religious yang baik), attitude (sikap yang baik), knowledge (pengetahuan), skill (keterampilan), dan action (tindakan). E. Memantaskan Diri Memantaskan diri adalah sebuah proses menyesuaikan cara berpikir, bersikap, berperilaku, dan bertindak yang sesuai atau sepadan (atau bahkan melampaui) dengan hasil yang ingin diraih. Memantaskan diri ibarat kita sedang bercermin melihat diri kita sendiri dan bertanya, “Sudah pantaskah saya mendapatkan apa yang kita cita-citakan atau inginkan?” Terkadang sebagai pegawai menuntut terlalu banyak, sementara kontribusinya terhadap organisasi sangatlah minim. Sebelum memutuskan untuk menuntut sesuatu, alangkah bijaknya jika seorang pegawai memperhatikan keadaan dirinya, sudahkah ia memantaskan diri untuk mendapatkan apa yang dituntutnya?. Pertanyaan-pertanyaan refleksi seperti apakah saya sudah menjadi pegawai yang disiplin? Apakah saya sudah menjadi pegawai yang produktif? Apakah saya sudah melayani dengan baik semua pihak yang berhubungan pekerjaan dengan saya? Apakah saya sudah bekerja sama dengan baik dengan para pegawai lainnya? Intinya adalah apakah saya sudah memberi banyak manfaat untuk organisasi tempat saya bekerja? Jika belum, maka berarti kita sebagai pegawai perlu melakukan perubahanperubahan pada diri sendiri sedemikian rupa sehingga pertanyaan tersebut bisa kita jawab dengan mantab, dan oleh karenanya kita dapat dianggap pantas untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. 44 Persoalan memantaskan diri sesungguhnya terjadi pada semua aspek kehidupan, tidak hanya urusan di kantor saja. Jika ingin mendapatkan pasangan yang shalih atau shalihah, maka tentu kita harus berusaha sekuat tenaga menjadi orang yang shalih/shalihah. Jika ingin sukses, maka kita memantaskan diri dengan memperbanyak membaca, berikhtiar, dan bergaul dengan orang-orang yang sukses. Jika ingin mendapat rizki yang lebih banyak lagi, maka kita memantaskan diri dengan memberi lebih banyak untuk orang lain, karena apa yang kita terima sejatinya bergantung dari seberapa banyak kita memberi kepada orang lain. Mari kita ingat kembali hukum sebab-akibat, dimana segala sesuatu bergantung dari apa yang kita pikirkan dan apa yang kita lakukan. Di dalam kehidupan kita ini sering kali kita menemui masalah yang besar yang sangat pelik dan rumit, bahkan mustahil untuk diselesaikan. Namun seiring dengan berjalannya waktu, ternyata "masalah besar" itu bukan perkara yang besar, melainkan masalah kecil. Masalah terbesarnya adalah diri kita sendiri. Masalahnya terletak pada sudut pandang kita terhadap masalah itu sendiri. Bila kita sendiri bermasalah, maka jangan berharap kita mendapat hasil yang terbaik. "Barangsiapa ridha atas ujian yang menimpanya maka baginya keridhaan Allah. Barangsiapa tidak ridha maka baginya kemurkaan-Nya." ( HR. al-Tirmidzi) Sekali-kali Allah tidak pernah meninggalkan kita, justru kita yang seringkali meninggalkan-Nya. Kitalah yang sesungguhnya membandel. Beribu-ribu kali memohon maaf, berjuta-juta kali mengulangi kesalahan yang sama. Bahkan semakin terbiasa dengan kesalahan yang lebih besar. Berkalikali kita dijewer dengan musibah, namun seakan tanpa dosa kita menuding kepada Tuhan, “Ya Tuhan, mengapa aku mendapatkan musibah seperti ini, apa salahku? Mari kita beristighfar dan segera bertaubat kepada Allah SWT. “Pohon tak pernah membenci angin yang menerbangkan dedaunannya. Pohon sadar dedaunan tak mungkin jatuh kecuali telah layu waktunya. Tuhan menguji kita karena ingin derajat kita lebih meningkat lagi. Rangkuman Hukum sebab akibat dapat dimaknai sebagai segala sesuatu yang terjadi pasti disebabkan oleh suatu hal. Kalau diaplikasikan ke dalam kehidupan, berarti apa yang kita alami sekarang merupakan hasil dari apa yang kita lakukan diwaktu lampau. Begitupun apa yang sedang kita lakukan sekarang ini, tentu akan mempengaruhi apa yang akan kita alami dimasa yang akan datang. Hukum sebab akibat sejatinya dapat dijadikan pedoman dalam kita melangkah meraih kesuksesan hidup kita masing-masing. Artinya jika menginginkan kesuksesan, mulailah berhitung berapa banyak tindakan atau langkah yang kita ambil setiap hari yang mengarah kepada kesuksesan tersebut, karena berdasarkan hukum sebab akibat, hal ini akan mempengaruhi cepat lambatnya atau besar kecilnya kesuksesan yang kita raih. Namun dalam memahami hukum sebab akibat sebagai pedoman kita dalam meraih kesuksesan hidup, perlulah kita sadari bahwa ada selang waktu antara sebab dan akibat. Selang waktu ini biasanya disebut sebagai proses. Kita terkadang lupa akan adanya proses ini atau terkadang kita tidak bersabar untuk melewati proses ini, sehingga ketika masalah datang menghalangi kita, motivasi untuk meraih kesuksesan hidup menjadi berkurang, kita kemudian merasa kuatir atau bahkan putus asa. Kita tidak sadar bahwa sebenarnya masalah yang sedang kita hadapi itu, merupakan bagian dalam proses meraih kesuksesan hidup. Ingatlah bahwa untuk meraih kesuksesan hidup tidaklah semudah ketika kita membicarakannya, disitu akan ada perjuangan, pengorbanan, kepahitan, kesedihan, tetesan air mata. Namun demikian kita harus selalu memiliki harapan bahwa 45 kesuksesan hidup bukanlah hal yang mustahil untuk diraih, asalkan kita memantaskan diri untuk itu. Secara umum dapat disimpulkan bahwa pemahaman akan fenomena sebab akibat akan mempengaruhi secara efektif kinerja seorang aparatur sebagai seorang abdi negara dan abdi masyarakat. Tugas Temuilah beberapa orang di sekitar tempat Anda bekerja yang menurut Anda memiliki kejadian-kejadian luar biasa dalam hidupnya, baik positif maupun negatif. Khusus untuk orang yang mengalami kejadian negatif, sebaiknya namanya disamarkan. Galilah informasi dari mereka, apakah kejadian-kejadian luar biasa yang mereka alami tersebut ada hubungannya dengan hal-hal yang mereka lakukan pada waktu yang lampau? Tes 1. Apakah yang dimaksud dengan hukum sebab akibat? 2. Apa syarat-Syarat yang harus dipenuhi dalam Menerapkan Hukum Sebab Akibat? 3. Uraikan turunan hukum sebab akibat yang Anda pahami ! 4. Bagaimana strategi menerapkan hukum sebab akibat? 5. Terangkan apa yang dimaksud dengan BEJ-CD (Blame-Excuse-JustifyComplain-Denial? Lembar Kerja Praktik 1. Tulislah 5 jenis kesuksesan yang ingin anda capai dalam tahun ini 2. Tulislah dari setiap jenis kesuksesan yang Anda inginkan, penyebab dari kesuksesan tersebut (Penyebab bisa lebih dari satu). 3. Tulislah persiapan atau pengasahan diri yang perlu Anda lakukan untuk meningkatkan peluang meraih sukses (memperluas bidang sukses yang Anda inginkan). NO 1 2 TABEL 7. LEMBAR KERJA PRAKTIK HUKUM SEBAB AKIBAT PERSIAPAN SUKSES MENDAPAT/ SEBAB (Pengasahan Diri) MENJADI/ MENCAPAI KESUKSESAN YANG HARUS DILAKUKAN 1. 1. 2. 2. 3. 4. 1. 1. 2. 2. 3. 4. 46 BAB VII KONSEP SUKSES Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan peserta dapat menjelaskan dan mengaktualisasikan: 1)Cara Pandang Tentang Sukses, 2)Makna Rizki dan Cara Mencarinya, dan 3)Kunci Sukses Mengais Rizki. A. Cara Pandang Tentang Sukses Kesuksesan adalah suatu hal yang sangat di idam-idamkan oleh setiap manusia. Manusia yang bergelut dengan kerasnya kehidupan dunia tentu sangat mengharapkan bahwa dalam kehidupannya tersebut dapat diperoleh kesuksesan-kesuksesan, baik dalam pekerjaan, keluarga, kekayaan dan sebagainya. Tetapi banyak juga orang yang tidak sependapat tentang ukuran kesuksesan di atas. Thomas Edison, ilmuwan dan pemilik 1.000 hak paten mengatakan bahwa sukses adalah 1% inspirasi dan 99% keringat. Bagi Thomas sukses berarti kerja keras. Penulis Maya Angelou mengatakan bahwa sukses adalah jika seseorang menyukai dirinya, menyukai apa yang dilakukannya, dan menyukai bagaimana ia melakukan pekerjaannya. Bagi Maya, sukses itu berarti enjoy dalam menjalani kehidupan. Dari berbagai literatur sangat banyak ditemukan pengertian tentang sukses. Jumlahnya bisa mencapai ratusan, sehingga karena banyaknya maka menjadi agak sulit untuk mendefinisikan sukses secara universal. Paling jauh definisi yang umum adalah seorang dikatakan sukses ketika ia bisa mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. Sebenarnya apa repotnya kita perlu mencari tahu arti sukses yang sesungguhnya bila pengertian sukses saja begitu banyak? Mungkin Anda akan bertanya seperti ini. Mencari pengertian tentang arti sukses sesungguhnya, menjadi penting karena apa yang orang pahami tentang sukses akan mengantarkannya menuju kepada apa yang ia pahami tentang kesuksesan tersebut. Misalnya, ketika seorang pegawai memahami bahwa sukses adalah ketika ia mampu mencapai kedudukan tinggi dalam tempo sesingkat-singkatnya, memiliki kewenangan, dan kemudian memiliki peluang mendapatkan manfaat finansial yang besar karena jabatan dan kewenangannya tersebut, maka segenap pikiran, sikap, perilaku, dan tindakan-tindakannya akan mengarah kepada hal-hal yang ia inginkan tersebut. Masih bagus jika yang ia tempuh tidak melanggar aturan, norma, dan etika yang berlaku. Tetapi bagaimana bila pegawai tadi tidak mempedulikannya. Pokoknya, yang penting apa yang ia inginkan dapat tercapai, karena itu adalah ukuran sukses baginya. Dengan melihat persoalan ini maka dapat dipahami mengapa kita tidak boleh sembarangan memahami arti sukses. Definisi tentang sukses akan menentukan kemana langkah kita akan mengayun, dan kita tidak ingin ayunan tersebut adalah ayunan langkah yang bisa membuat kita menyesal dikemudian hari kelak. Ditengah-tengah berbagai pengertian sukses yang datang dari manusia, sebenarnya ada satu ukuran atau standar kesuksesan lainnya yang tampaknya banyak dilupakan orang. Di dalam Islam dikatakan bahwa sejatinya, kesuksesan hidup di dunia adalah kehidupan yang dapat mengantar manusia ini ke surganya Allah Ta'ala. Jika kehidupan yang kita jalani ini tidak dapat mengantar kita ke Surganya Allah Ta'ala, maka ini bukanlah kehidupan yang sukses. Tetapi ini 47 kehidupan yang akan mendatangkan kecelakaan, penderitaan, dan kemalangan lahir dan bathin, dunia dan akherat. Allah telah jadikan kehidupan nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam dan para sahabatnya rodhiyallohu anhum sebagai model untuk ditiru, walaupun secara teknis cara hidup mereka berbeda dengan kita sekarang. Para sahabat Nabi dulu kehidupannya lapar berhari-hari sampai perutnya ditahan dengan batu, disiksa, baju tambalan, rumah kecil, tetapi justru mereka yang dinyatakan telah sukses oleh Allah Ta'ala dalam Al Qur'an. Para sahabat dikejar-kejar musuh, meninggalkan keluarga, harta benda, dan perdagangannya semua dilakukan demi kepentingan Agama. Inilah kehidupan orang-orang yang telah Allah Ridhoi dan mereka Ridho kepada Allah. Berbeda dengan musuhmusuh Allah : 1. Firaun dan Namrud hidup sebagai Raja yang besar pada jamannya 2. Qorun hidup sebagai pengusaha yang bergelimang harta 3. PM Hamman seorang perdana mentri yang sukses karir politiknya 4. Kaum Saba yang sukses dengan pertaniannya 5. Kaum Ad yang sukses dengan ilmu kesehatannya 6. Kaum Madyan yang sukses dengan perekonomiannya 7. Kaum Tsamud yang sukses dengan teknologi perumahannya, walaupun dari segi keduniaan mereka telah mencapai kejayaan dan kesuksesan tetapi mereka ini menurut Allah adalah orang-orang yang gagal. Mereka ini adalah orang-orang yang Allah hinakan di dunia dan di akhirat. Ini karena mereka gagal mengikuti perintah Allah. Para sahabat Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam walaupun keduniaannya jauh dari keduniaan dan kesuksesan kaum-kaum terdahulu, tetapi mereka ini yang Allah telah nyatakan kesuksesannya. Seorang sahabat nabi yang bernama Bilal Rodhiyallohu Anhu secara status adalah seorang budak sebelum masuk Islam, tetapi setelah agama wujud dalam dirinya, langkah kakinya saja dapat didengar oleh Nabi SAW di surga ketika Bilal RA masih hidup. Ini baru yang namanya sukses dan jaya dunia dan akhirat. Sebelum mati seseorang tidak akan tahu apakah ia seorang yang sukses atau tidak. Seseorang akan mengetahui apakah dia telah sukses setelah dia mati. Saat ini setiap manusia harus berusaha jika ingin sukses dunia dan akherat. Tanpa usaha atas Iman dan Amal maka manusia akan celaka dunia dan akhirat. Orang yang tidak beriman, ia tidak akan tahu cara mendapatkan kebahagiaan dan kesuksesan. Tetapi orang yang beriman tidak boleh tidak tahu cara mendapatkan kebahagiaan dan kesuksesan ini. Allah telah berikan cara kepada orang beriman untuk mendapatkan kebahagiaan dan kesuksesan dunia dan akherat. Zaman boleh berubah bahkan lebih maju, namun cara untuk mendapatkan kebahagiaan tidak pernah berubah dari pertama manusia diciptakan sampai manusia yang terakhir mati. Kalau ingin bahagia dari dulu hingga kini tetap sama, yaitu hanya dengan cara mengikuti kemauan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam tidak dilahirkan di suatu kaum yang beradab dan mempunyai kebudayaan yang tinggi seperti di China, Persia, atau di Romawi. Ini karena Allah tidak letakkan kesuksesan dan kejayaan dalam peradaban. Dan Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam tidak dilahirkan dizaman yang teknologi canggih seperti sekarang. Allah hanya meletakkan kejayaan dan kesuksesan hanya dalam mentaati perintah-perintahNya. Di jaman yang paling jahil dan tidak beradab Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam dilahirkan, dan membawa cahaya hidayah di tengah kegelapan dan kemaksiatan. Sehingga apa yang diusahakan oleh Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam membawa perubahan pada peradaban dunia. Harta dan jabatan bukanlah standar ukuran keberhasilan dan kegagalan seseorang dalam menjalani hidup ini. Keberhasilan dan kegagalan hidup hanya 48 dapat dilihat dari sejauh mana manusia menjalankan perintah-perintah dan sejauh mana manusia mewujudkan cara hidup Rasullullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam dan para sahabatnya dalam kehidupannya. Seluruh kebendaan dan kenikmatan dunia ini bukanlah tolak ukur kebahagiaan seseorang, tetapi 23 tahun kehidupan kenabian inilah satu-satunya tolak ukur kebahagiaan yang telah Allah tetapkan. Inilah aturan dan ketetapan yang Allah telah buat untuk manusia. Manusia kini sibuk bagaimana hidupnya dapat mempunyai nilai, tetapi Allah telah jadikan kehidupan Nabi selama 24 jam sebagai tolak ukur nilai kehidupan. Cara hidup selain yang dicontohkan Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam dan para sahabatnya tidak ada nilainya disisi Allah. Hanya apa yang dicontohkan oleh Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam dan para sahabatnya yang bernilai disisi Allah. Seluruh kehidupan Rasullullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam selama 24 jam dapat diikuti dan di ketahui. Tidak ada yang tersembunyi dari kehidupan Rasullullah SAW, semuanya dapat diketahui oleh semua sahabatnya sebagai pengajaran dan contoh untuk semua manusia. Seperti kisah dua orang murid lulus dari universitas dengan gelar dan nilai yang sama. Tetapi setelah lulus yang satu mendapat kerja dengan gaji yang tinggi dan yang satu pengangguran tidak ada penghasilan apa-apa. Semuanya telah diatur Allah, gelar kita tidak dapat menjamin apa-apa selain apa yang Allah telah tetapkan. Inilah bukti bahwa keduniaan yang kita miliki tidak bisa menjamin rizki yang telah ditetapkan oleh Allah. Tetapi kedua orang tersebut tetap bisa bahagia, asal mereka mau taat pada perintah Allah. Jika yang berpenghasilan tinggi dia tidak taat dan yang pengangguran dia bisa taat pada perintah Allah, maka yang berpengangguranlah yang akan bahagia dan Allah berikan kesuksesan dunia dan akhirat. Karena tolak ukur kesuksesan dan kebahagiaan ini hanya pada ketaatan terhadap perintah-perintah Allah saja. Kebahagiaan akan datang kepada mereka yang mau taat pada perintah-perintah Allah, walaupun dia tidak punya gelar dan penghasilan apapun. Dan ini dapat dimulai dari keyakinan di hati terhadap agama. Dengan uraian panjang lebar diatas bukan berarti manusia terhalang untuk mengusahakan dunianya. Allah membolehkan manusia untuk memiliki harta banyak, tetapi tentu saja dengan syarat tidak melanggar syariat Allah, dan harta tersebut digunakan untuk hal-hal yang Allah ridhoi. Dengan kebolehan mengusahakan dunia ini, maka bagi pegawai, bukan merupakan suatu halangan untuk bekerja keras, bekerja dengan prestasi kerja yang terbaik. Memiliki etos kerja yang tinggi bahkan sangat dianjurkan. Bekerja mencari nafkah pada dasarnya adalah perintah Allah, dan melaksanakan perintah dengan penuh ketaatan itu mendatangkan pahala. B. Makna Rezeki dan Cara Mencarinya 1. Pengertian Rizki Rezeki adalah: “Segala sesuatu yang bermanfaat yang Allah halalkan, entah berupa pakaian, makanan, sampai pada istri. Itu semua termasuk rezeki. Begitu pula anak laki-laki atau anak perempuan termasuk rezeki. Termasuk pula dalam hal ini adalah kesehatan, pendengaran dan penglihatan.” Dari pengertian di atas, rezeki ternyata tidak identik dengan harta dan uang. Jadi, janganlah kita sempitkan pada maksud tersebut saja. 49 2. Pemanfaatan Rezeki Rezeki yang kita peroleh wajib dimanfaatkan untuk hal yang baik. Disebut dalam ayat: “Dan menafkahkan (mengeluarkan) sebagian rezeki yang dinafkahkan untuk mereka.” (QS. Al-Baqarah: 3) Jika rezeki berupa harta, maka wajib diperhatikan zakat dan sedekah dari harta tersebut. Ada pula rezeki selain harta yang juga diperintahkan untuk dimanfaatkan untuk hal-hal baik, seperti rezeki berupa akal, pendengaran dan penglihatan. Adapun pemanfaatan rezeki dengan dua acara: a. Rezeki atau nikmat dimanfaatkan untuk melakukan ketaatan pada Allah. b. Rezeki tersebut dimanfaatkan untuk memberi manfaat pada kaum muslimin yang lain. Ibnu Hazm berkata, “Setiap nikmat yang tidak digunakan untuk mendekatkan diri pada Allah, itu hanyalah musibah.” (Jaami’ul Ulum wal Hikam, 2: 82) Dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling memberikan manfaat bagi manusia lainnya. Adapun amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah membuat muslim yang lain bahagia, mengangkat kesusahan dari orang lain, membayarkan utangnya atau menghilangkan rasa laparnya.” (HR. Thabrani di dalam Al Mu’jam Al Kabir no. 13280, 12: 453. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan sebagaimana disebutkan dalam Shahih Al Jaami’ no. 176). 3. Carilah Rezeki dengan Cara yang Halal Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi sallam bersabda, “Sesungguhnya ruh qudus (Jibril), telah membisikkan ke dalam batinku bahwa setiap jiwa tidak akan mati sampai sempurna ajalnya dan dia habiskan semua jatah rezekinya. wa Karena itu, bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah cara dalam mengais rezeki. Jangan sampai tertundanya rezeki mendorong kalian untuk mencarinya dengan cara bermaksiat kepada Allah. Karena rezeki di sisi Allah tidak akan diperoleh kecuali dengan taat kepada-Nya.” (HR. Musnad Ibnu Abi Syaibah 8: 129 dan Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir 8: 166, hadits shahih. Lihat Silsilah Al-Ahadits As-Shahihah no. 2866). Dalam hadits diatas disebutkan bahwa kita diperintah untuk mencari rezeki dengan cara yang baik atau diperintahkan untuk “ajmilu fit tholab”. Apa maksudnya? • Janganlah berputus asa ketika belum mendapatkan rezeki yang halal sehingga menempuh cara dengan maksiat pada Allah. Jangan sampai kita berucap, “Rezeki yang halal, mengapa sulit sekali untuk datang?” • Jangan sampai engkau mencelakakan dirimu untuk sekedar meraih rezeki. Dalam hadits di atas berarti diperintahkan untuk mencari rezeki yang halal. Janganlah rezeki tadi dicari dengan cara bermaksiat atau dengan menghalalkan segala cara. Kenapa ada yang menempuh cara yang haram dalam mencari rezeki? Diantaranya karena sudah putus asa dari rezeki Allah sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas. 50 Intinya karena tidak sabar. Seandainya mau bersabar mencari rezeki, tetap Allah beri karena jatah rezeki yang halal sudah ada. Coba renungkan perkataan Ibnu ‘Abbas berikut ini. Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Seorang mukmin dan seorang fajir (yang gemar maksiat) sudah ditetapkan rezeki baginya dari yang halal. Jika ia mau bersabar hingga rezeki itu diberi, niscaya Allah akan memberinya. Namun jika ia tidak sabar lantas ia tempuh cara yang haram, niscaya Allah akan mengurangi jatah rezeki halal untuknya.” (Hilyatul Auliya’, 1: 326) C. Kunci Sukses Mengais Rezeki Masalah rezeki merupakan salah satu perkara yang banyak menyita perhatian manusia, sehingga ada sebagian yang menjadi budak dunia. Bahkan lebih parah lagi, sejumlah besar umat Islam memandang bahwa berpegang dengan ajaran Islam akan menyempitkan peluang dalam mengais rezeki. Ada sejumlah orang yang masih mau menjaga sebagian kewajiban syariat Islam, tetapi mereka mengira bahwa jika ingin mendapat kemudahan di bidang materi dan kemapanan ekonomi, hendaknya menutup mata dari sebagian aturan Islam, terutama berkenaan dengan etika bisnis dan hukum halal haram. Padahal Sang Khalik mensyariatkan agamaNya bukan hanya sebagai petunjuk bagi umat manusia dalam perkara akhirat saja, tetapi sekaligus menjadi pedoman sukses di dunia juga, seperti doa yang sering dipanjatkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : Wahai Rabb kami, karuniakanlah kepada kami kebaikan di dunia dan di akhirat dan jagalah kami dari siksa api neraka. [QS:Al Baqarah:201] Islam tidak membiarkan seorang muslim kebingungan dalam berusaha mencari nafkah. Islam telah memberikan solusi tuntas dan mengajarkan etika cara sukses mengais rezeki, membukakan pintu kemakmuran dan keberkahan. Kegiatan usaha dalam kaca mata Islam memiliki kode etik dan aturan, jauh dari sifat tamak dan serakah, sehingga mampu membentuk sebuah usaha yang menjadi pondasi masyarakat madani. 1. Pujian Kepada Orang Yang Mencari Nafkah Allah hanya menghalalkan usaha yang bersih dan mengharamkan usaha yang kotor. Seorang muslim tidak boleh menghalalkan segala cara dalam mengais rezeki, lantaran demi mengejar keuntungan semu yang memikat serta menggiurkan. Harta yang bersih dan halal sangat berpengaruh positif pada gaya hidup dan perilaku manusia, bahkan menentukan diterimanya ibadah dan terkabulnya doa. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (artinya): “Wahai, manusia! Sesungguhnya Allah Maha Bersih, tidak menerima kecuali yang bersih. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada orang-orang beriman seperti memerintahkan kepada para utusanNya, maka Allah berfirman: Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. [QS: Al Mukminun: 51]. 51 Dan Allah berfirman (artinya): “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik, yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada Allah kamu menyembah”. [QS: Al Baqarah : 172]. Kemudian Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan kisah seseorang yang sedang bepergian sangat jauh, berpakaian compang-camping, berambut kusut, mengangkat tangan ke atas langit tinggi-tinggi dan berdoa: “Ya, Rabbi! Ya, Rabbi!” sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan darah dagingnya tumbuh dari yang haram; maka bagaimana terkabul doanya? Berlomba secara sehat dalam mengais rezeki tidak tercela, asalkan dengan menempuh cara yang benar dan usaha yang halal. Bahkan beribadah sambil berusaha pun diperbolehkan, Allah berfirman (artinya) : “Tidak ada dosa bagimu mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari Rabb-mu. Maka apabila kamu telah bertolak dari ‘Arafah, berdzikirlah kepada Allah di Masy’aril Haram. Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkanNya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang -orang yang sesat”. [QS: Al Baqarah : 198]. Abu Umar Ibnu Abdul Bar berkata: “Setiap harta yang tidak menopang ibadah kepada Allah, dan dikonsumsi untuk kepentingan maksiat serta mendatangkan murka Allah, tidak dimanfaatkan untuk menunaikan hak Allah dan kewajiban agama, maka harta tersebut tercela. Adapun harta yang diperoleh lewat usaha yang benar sementara hak-hak harta ditunaikan secara sempurna, dibelanjakan di jalan kebaikan untuk meraih ridha Allah, maka harta tersebut sangat terpuji”. Allah berfirman (artinya): “Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi itu (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur. ” [QS: Al A’raaf:10]. Ibnu Katsir berkata: “Allah mengingatkan kepada seluruh umat manusia tentang karuniaNya (yang) berupa kehidupan yang mapan di muka bumi, dilengkapi dengan gunung-gunung yang terpancang kokoh, sungai-sungai yang mengalir indah, dan tanah yang siap didirikan tempat tinggal dan rumah hunian, serta Allah menurunkan air hujan berasal dari awan. Dan Allah juga memudahkan kepada mereka untuk mengais rezeki dan membuka peluang maisyah (penghidupan) dengan berbagai macam usaha, bisnis dan niaga; namun sedikit sekali mereka yang mau bersyukur”. Allah berfirman (artinya): “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” [QS: Al Jumu’ah : 10]. Tentang makna firman Allah “maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah” Imam Al Qurthubi menjelaskan : “Apabila kalian telah menunaikan shalat Jum’at, maka bertebaranlah kamu di muka bumi untuk berdagang, berusaha dan memenuhi berbagai kebutuhan hidupmu”. Nabi juga pernah mengatakan kepada Sa’ad bin Abi Waqqas: 52 “Sesungguhnya bila kamu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan berkecukupan, (itu) lebih baik daripada kamu meninggalkan mereka dalam kekurangan dan menjadi beban orang lain”. Dari Ayyub, bahwa Abu Qilabah berkata: “Dunia tidak akan merusakmu selagi kamu masih tetap bersyukur kepada Allah,” maka Ayyub berkata bahwa Abu Qilabah berkata kepadaku: “Wahai, Ayyub! Perhatikan urusan pasarmu dengan baik, karena hidup berkecukupan termasuk bagian dari sehat wal afiat”. Yusuf bin Asbath berkata, bahwa Sufyan Ats Tsauri berkata kepadaku: “Aku meninggalkan harta kekayaan sepuluh ribu dirham yang nanti dihisab oleh Allah, lebih aku cintai daripada aku hidup meminta-minta dan menjadi beban orang lain. Beberapa atsar (riwayat) dari para ulama mulia di atas, menepis anggapan bahwa mencari nafkah dengan cara yang benar agar hidup mandiri dan tidak menjadi beban orang lain merupakan cinta dunia yang menodai sikap kezuhudan. Padahal tidaklah demikian. Abu Darda’ berkata: “Termasuk tanda kefahaman seseorang terhadap agamanya, adanya kemauan untuk mengurusi nafkah rumah tangganya”. 2. Islam Mencela Pemalas Dan Peminta-Minta Islam sangat mencela pemalas dan membatasi ruang gerak peminta-minta serta mengunci rapat semua bentuk ketergantungan hidup dengan orang lain. Sebaliknya, Al Qur’an sangat memuji orang yang bersabar dan menahan diri tidak meminta uluran tangan orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidup, karena tindakan tersebut akan menimbulkan berbagai macam keburukan dan kemunduran dalam kehidupan. Allah berfirman (artinya) : “(Berinfaklah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui. [QS: Al Baqarah : 273]. Imam Ibnul Jauzi berkata: “Tidaklah ada seseorang yang malas bekerja, melainkan berada dalam dua keburukan. Pertama, menelantarkan keluarga dan meninggalkan kewajiban dengan berkedok tawakal, sehingga hidupnya menjadi batu sandungan buat orang lain dan keluarganya berada dalam kesusahan. Kedua, demikian itu suatu kehinaan yang tidak menimpa, kecuali kepada orang yang hina dan gelandangan. Sebab, orang yang bermartabat tidak akan rela kehilangan harga diri hanya karena kemalasan dengan dalih tawakal yang sarat dengan hiasan kebodohan. Boleh jadi seseorang tidak memiliki harta, tetapi masih tetap punya peluang dan kesempatan untuk berusaha”. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi jaminan surga bagi orang yang mampu memelihara diri tidak meminta-minta. Dari Tsauban, (ia) berkata bahwasannya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang bisa menjaminku untuk tidak memintaminta suatu kebutuhan apapun kepada seseorang, maka aku akan menjamin dengan surga” 53 Maka ia selama hidupnya tidak pernah meminta-minta kepada seseorang suatu kebutuhan apapun. Seorang muslim harus berusaha hidup berkecukupan, memerangi kemalasan, semangat dalam mencari nafkah, berdedikasi dalam menutupi kebutuhan, dan rajin bekerja demi memelihara masa depan anak agar mampu hidup mandiri, tidak menjadi beban orang lain. Sebab, pemalas yang menjadi beban orang dan pengemis yang menjual harga diri, merupakan manusia paling tercela dan sangat dibenci Islam. Ditegaskan dalam sebuah hadits dari Abdullah Ibnu Umar, bahwasannya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidaklah sikap meminta-minta terdapat pada diri seseorang di antara kalian, kecuali ia bertemu dengan Allah sementara di wajahnya tidak ada secuil daging pun”. Agama Islam mengajak umatnya agar bersikap mandiri dalam hidup. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan doa agar kita berlindung dari sifat malas, lemah, tidak berdaya, pengecut, bakhil dan menjadi beban orang lain. “Dari Anas bin Malik berkata, bahwa Rasulullah selalu membaca dalam doanya: “Ya, Allah! Aku berlindung diri kepadaMu dari tidak berdaya, malas, pengecut, bakhil, lanjut usia, kekerasan hidup, lalai, melarat, kehinaan, dan kerendahan. Aku berlindung kepadaMu dari kemiskinan, kekufuran, kefasikan, kesesatan, kemunafikan, sum’ah dan riya’. Dan aku berlindung kepadaMu dari penyakit tuli, bisu, penyakit kusta, penyakit kulit dan seluruh penyakit yang buruk”. Sikap malas, hidup yang hanya menjadi beban orang lain dan meminta-minta merupakan perbuatan yang sangat dibenci Islam. Oleh karena itu, seorang muslim harus rajin bekerja dan bersungguh-sungguh berusaha. Meninggalkan anak cucu dalam kondisi berkecukupan lebih baik dari pada mereka hidup terlunta-lunta menjadi beban orang lain, seperti disebutkan dalam firman Allah. (artinya) : “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”. [QS: An Nisaa’:9]. Ali bin Abu Thalhah berkata, bahwa Abdullah Ibnu Abbas berkata: “Ayat di atas turun untuk seseorang saat menjelang ajalnya berwasiat yang merugikan ahli warisnya. Maka Allah menganjurkan kepada orang yang mendengar wasiat tersebut agar bertakwa kepada Allah dan mengarahkan kepada wasiat yang benar dan lurus. Dan hendaknya orang tersebut prihatin terhadap kondisi ahli warisnya, jangan sampai mereka terlantar dan menjadi beban orang lain sepeninggalnya”. Dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim disebutkan, ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjenguk Sa’ad bin Abi Waqqas. Saad bertanya: “Wahai, Rasulullah! Saya orang yang banyak harta, sementara saya tidak punya ahli waris kecuali seorang anak perempuan. Bolehkah saya berwasiat dengan dua pertiga hartaku?” Beliau bersabda,”Jangan!” Sa’ad bertanya,”Dengan setengah hartaku?” Beliau 54 bersabda,”Jangan!” Sa’ad bertanya,”Dengan sepertiga hartaku?” Beliau bersabda,”Boleh dengan sepertiga, dan sepertiga itu sudah banyak,” Kemudian Rasulullah bersabda,”Sesungguhnya, bila kamu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan berkecukupan lebih baik daripada kamu meninggalkan mereka dalam kekurangan, menjadi beban orang lain. Dan sungguh tidaklah kamu memberi nafkah, kecuali menjadi sedekah buatmu hingga satu suapan yang kamu berikan kepada isterimu.” Berusaha dengan sungguh-sungguh sangat dianjurkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana sabda Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam : Bekerjalah terhadap sesuatu yang bermanfaat bagimu. Mintalah pertolongan kepada Allah, dan jangan lemah. Jika sesuatu terjadi pada kamu, maka jangan katakan “seandainya aku melakukan hal ini dan itu, pasti begini”. Namun katakan “Allah telah menetapkan dan apa yang telah Dia kehendaki, maka Dia kerjakan”. Karena, kata “seandainya” itu adalah peluang setan [HR Muslim]. Dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salalm bersabda: “Seandainya ada seseorang di antara kalian mencari seonggok kayu bakar lalu dipanggul (ke pasar untuk dijual), lebih baik daripada meminta kepada seseorang, terkadang diberi dan terkadang tidak”. Umar bin Al Khaththab Radhiyallahu ‘anhu berkata: “Wahai ahli qira’ah. Berlombalah dalam kebaikan, dan carilah karunia dan rezeki Allah, dan janganlah kalian menjadi beban hidup orang lain”. Said bin Musayyib berkata: “Barangsiapa berdiam di masjid dan meninggalkan pekerjaan, lalu menerima pemberian yang datang kepadanya, maka (ia) termasuk mengharap sesuatu dengan cara meminta-minta”. Abu Qasim Al Khatli bertanya kepada Imam Ahmad: “Apa pendapat anda terhadap orang yang hanya berdiam di rumah atau di sebuah masjid, lalu berkata ‘aku tidak perlu bekerja karena rezekiku tidak akan lari dan pasti datang’?” Maka beliau menjawab: “Orang tersebut bodoh terhadap ilmu. Apakah (ia) tidak mendengarkan sabda Rasulullah : “Allah menjadikan rezekiku di bawah kilatan pedang (jihad)’ “. Sahl bin Abdullah At Tustari berkata,”Barangsiapa yang merusak tawakkal, berarti telah merusak pilar keimanan. Dan barangsiapa yang merusak pekerjaan, berarti telah membuat kerusakan dalam Sunnah.” 3. Bekerja Dalam Pandangan Ulama Ada sebagian orang menyangka, bahwa sikap tawakal menafikan berbagai macam bentuk usaha dan ikhtiar. Padahal, hukum bekerja terkadang wajib, sunah, mubah, makruh ataupun haram, tergantung pada hakikat dan tujuan pekerjaan tersebut. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, adalah manusia yang paling bertawakkal, namun Beliau tetap bekerja; baik dengan pergi ke medan perang maupun berniaga di pasar untuk mencari nafkah, hingga orang-orang kafir berkomentar sebagaimana firman Allah (artinya): Dan mereka berkata: “Mengapa Rasul ini memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang malaikat agar malaikat itu memberikan peringatan bersama-sama dengan dia”. [QS: Al Furqan : 7]. 55 Usaha yang menentukan tegaknya pondasi kehidupan manusia, hukumnya fardhu ‘ain. Sedangkan usaha yang menentukan kehidupan secara kolektif, hukumnya fardhu kifayah. Sehingga, seluruh bentuk aktifitas untuk mendirikan perusahaan dan perindustrian yang menjadi penopang sendi ekonomi umat secara kolektif, hukumnya fardhu kifayah. Usaha dalam Islam dibatasi dengan dua perkara; ikhlas dan ittiba’ (mengikuti Rasulullah). Maka usaha yang dilakukan oleh seorang muslim hanya sematamata untuk mencari keridhaan Allah dan dilakukan secara benar sesuai dengan Sunnah Rasulullah. Oleh sebab itu, kebenaran sebuah usaha tentu saja dilihat dari kesesuaian usaha tersebut dengan syariat. Allah tidak akan memberikan pahala pada satu amalan, kecuali ditujukan untuk mengharap ridhaNya. Sikap zuhud dan tawakal kepada Allah tidak berkonotasi sebuah aksi pengangguran dan penyandaran nasib hidup kepada orang lain. Sebab, segala bentuk ketergantungan kepada selain Allah bisa merusak aqidah dan akhlak, serta merupakan kebiasaan yang tercela. Tidak ada satu dalil pun yang mengajak umat manusia meninggalkan usaha mencari rezeki dan ikhtiar dengan alasan zuhud dan tawakkal. Allah tidak melarang hambaNya untuk berusaha, bahkan Allah mencintai segala bentuk usaha asal sesuai dengan kaidah dan prinsip agama. Tidak ada alasan untuk mencela jalur-jalur usaha yang halal, tetapi yang tercela adalah usaha yang haram, atau melalaikan ibadah kepada Allah sebagaimana firman Allah (artinya): “Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah”. [QS: An Nur :37]. Imam Ibnul Jauzi berkata,”Sebagian orang salah dalam memahami tawakkal. Mereka menyangka, malas bekerja dan berpangku tangan sebagai bentuk tawakkal. Padahal, tawakkal merupakan perbuatan hati yang tidak menafikan gerakan tubuh untuk berusaha. Jika seorang yang rajin bekerja dianggap tidak bertawakkal, maka para nabi termasuk orang-orang yang tidak bertawakkal. Sementara Nabi Adam bertani, Nabi Nuh dan Zakaria bertukang, Nabi Sulaiman pembuat anyaman dari daun kurma, Nabi Daud pembuat baju perang, Nabi Musa, Syuaib dan Nabi Muhammad penggembala kambing.” 4. Sikap Seimbang Dalam Mencari Nafkah Dan Menuntut Ilmu Allah memerintahkan kepada hambaNya untuk beribadah. Sementara itu, ibadah tidak akan terealisasi kecuali dengan badan yang sehat. Dan badan sehat diperoleh dari makan yang cukup. Maka Allah menjadikan makanan sebagai pelengkap ibadah. Abu Hamid Al Ghazali berkata,”Semua hamba Allah dituntut bertemu dengan Rabb-nya dengan membawa pahala. Dan tidak mungkin semua itu tercapai, kecuali dengan ilmu dan amal. Adapun dua pilar dasar, yaitu ilmu dan amal, tidak mungkin terwujud kecuali dengan badan sehat. Dan makanan sebagai sarana utama meraih badan sehat; maka Allah berfirman (artinya) : “Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shalih. Sesungguhnya, Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”[QS: Al Mukminun:51]. Ilmu dan amal, dalam pandangan Ahli Sunnah merupakan satu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Bila dua pilar tersebut telah mengakar dalam pribadi seorang muslim, maka akan terpancarlah hidayah dan ketakwaan sebagai pondasi dasar dan bekal utama meretas usaha dan profesi, sehingga Allah menjadikan ketakwaan sebagai ladang keberkahan dan pintu kesuksesan dalam berbagai bentuk usaha. Menjadi kunci penyelesaian bagi seluruh problem kehidupan, sebagaimana firman Allah 56 “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya dan memberinya rezki dari arah yang tidak disangka-sangka”. [QS: Ath Thalaq : 2-3]. Di dalam tafsirnya, Al Hafizh Ibnu Katsir berkata: “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah dengan melakukan apa yang diperintahkanNya dan meninggalkan apa yang dilarangNya, niscaya Allah akan memberikan kepadanya jalan keluar dari seluruh problem kehidupan dan memberi rezki dari arah yang tidak disangka-sangka. Yakni, dari arah yang tidak pernah terlintas dalam benaknya.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Bertakwalah kepada Allah dan ambillah yang baik dalam mencari rezeki (ambil yang halal dan tinggalkan yang haram)”. [HR Al Hakim]. Seorang muslim yang bertakwa sangat dituntut untuk berlaku seimbang dalam mencari ilmu dan mencari nafkah. Jika kekuatan ilmu dan kekuatan harta bersinergi secara baik, maka akan melahirkan sebuah kekuatan dahsyat dan pengaruh yang positif dalam proses dakwah dan kebangkitan umat. Dengan begitu, segala kemunduran dan kehinaan yang menimpa umat mampu teratasi. Menurut pandangan Ahli Sunnah wal Jama’ah, tidak ada dikotomi antara mencari ilmu dengan mencari nafkah, bahkan keduanya harus saling mendukung. Oleh sebab itu, tidak benar bila berkembang wacana bahwa orang yang mencari ilmu tidak perlu memikirkan urusan maisyah (mata pencaharian/pekerjaan), dan sebaliknya, orang yang mencari nafkah tidak perlu mengganggu profesinya dengan menuntut ilmu agar tidak merusak kariernya. Hal itu sebuah paradigma yang keliru dan anggapan yang menyesatkan, sebab Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman. (artinya) : “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain), sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” [QS: Al-Qashash:77]. Ayat yang mulia di atas memiliki makna, pergunakanlah harta kekayaanmu dan kenikmatanmu yang melimpah, yang telah diberikan kepadamu sebagai pemberian dan karunia Allah untuk menunaikan ketaatan dan kebaikan yang bisa mendekatkan dirimu kepadaNya. Dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari kenikmatan dunia, baik berupa makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal dan hubungan biologis, karena Rabb-mu memiliki hak atasmu dan dirimu memiliki hak atasmu. Keluargamu mempunyai hak atasmu, dan kekuatan tubuhmu juga memiliki hak atasmu. Maka, berikanlah masingmasing hak sesuai dengan porsinya. Rangkuman Sukses ketika seseorang bisa mencapai tujuan-tujuan yang diinginkannya. Mencari pengertian tentang arti sukses sesungguhnya, menjadi penting karena apa yang orang pahami tentang sukses akan mengantarkannya menuju kepada apa yang ia pahami tentang kesuksesan tersebut. Pemahaman tentang sukses akan mengarahkan segenap pikiran, sikap, perilaku, dan tindakan-tindakan seseorang kepada hal-hal yang diinginkannya tersebut. Pemahaman tentang sukses akan menentukan kemana langkah akan mengayun, dan kita tidak ingin ayunan tersebut adalah ayunan langkah yang bisa membuat kita menyesal dikemudian hari kelak. 57 Ukuran sukses yang seharusnya menjadi pegangan kaum muslimin adalah sukses dunia dan akhirat. Cara satu-satunya untuk bisa sukses dunia akhirat adalah dengan mengikuti kemauan Allah, tidak ada cara lain. Harta dan jabatan bukanlah standar ukuran keberhasilan dan kegagalan seseorang dalam menjalani hidup ini. Keberhasilan dan kegagalan hidup hanya dapat dilihat dari sejauh mana manusia menjalankan perintah-perintah dan sejauh mana manusia menjalani hidup dengan cara meneladani atau mencontoh cara hidup yang Rasullullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam dan para sahabatnya tuntunkan. Usaha dalam Islam dibatasi dengan dua perkara; ikhlas dan ittiba’ (mengikuti Rasulullah). Maka usaha yang dilakukan oleh seorang muslim hanya semata-mata untuk mencari keridhaan Allah dan dilakukan secara benar sesuai dengan Sunnah Rasulullah. Oleh sebab itu, kebenaran sebuah usaha tentu saja dilihat dari kesesuaian usaha tersebut dengan syariat. Secara umum dapat disimpulkan bahwa pemahaman akan konsep sukses akan dapat mengarahkan sikap perilaku dan tindakan seorang aparatur dalam mencapai sukses karirnya sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. Tugas Temuilah beberapa rekan kerja atau pejabat yang menurut Anda telah mencapai kesuksesan. Lakukanlah dialog untuk mengetahui ukuran-ukuran kesuksesan para pejabat tersebut. Temukanlah fakta tentang konsep sukses yang mereka yakini. Lakukanlah analisa, apakah konsep sukses yang mereka anut adalah konsep sukses dunia akhirat. Bila jawabannya ya, temukan bagaimana cara mereka menerapkannya. Bandingkan dengan konsep sukses dunia akhirat yang telah Anda pelajari dalam modul ini. Tes 1. Mengapa cara pandang tentang kesuksesan sangat penting untuk dipahami? 2. Apa ukuran sukses yang seharusnya menjadi standar para aparatur? 3. Apa yang harus dilakukan oleh seorang aparatur bila ukuran suksesnya adalah sukses dunia akhirat? 4. Batasan apa yang harus dipenuhi oleh Aparatur agar upayanya untuk sukses dunia dan akhirat dapat diterima oleh Allah yang Maha? 5. Apakah seorang Aparatur boleh berkelimpahan harta? Lembar Kerja Praktik NO TABEL 8. LEMBAR KERJA PRAKTIK KONSEP SUKSES CARA UPAYA-UPAYA UMUMNYA MENDAPATKAN YANG DILAKUKAN HARTA DITIMBANG TINDAKLANJUT APARATUR DI TEMPAT DARI SYARIAT YANG PERLU KERJA UNTUK AGAMA DILAKUKAN MEMPEROLEH (Beri Tanda “√”) UANG/HARTA HARAM HALAL 1 2 3 4 5 58 Catatan: o Setelah data tersebut terisi lengkap, lakukanlah analisa: mana yang lebih dominan, cara mencari harta yang halal atau yang haram? o Bila cara-cara di atas masih didominasi oleh cara yang haram, identifikasinya penyebabnya ! o Rumuskanlah rekomendasi yang menurut Anda perlu ditindaklanjuti oleh pimpinan di unit kerja Anda, berkaitan dengan profil diatas ! 59 BAB VIII JALAN-JALAN MENUJU SUKSES Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan peserta dapat menjelaskan dan mengaktualisasikan: 1)Sukses dengan bersyukur, 2)Sukses dengan menurunkan hasrat kepemilikan, 3)Sukses = Expert x Asset x Epos, 4) Sukses = Kesempatan x Kesiapan, 5) Sukses = Tidak Mudah dan Butuh Perjuangan, 6) Sukses dengan Melayani Lebih Baik, dan 7)Sukses Dengan Memberi. A. Sukses Dengan Bersyukur Para peserta diklat yang berbahagia, Kesuksesan kita sesungguhnya bukan diukur dari seberapa banyak harta yang kita peroleh, tetapi seberapa bersyukurnya kita terhadap apapun dan berapapun rizki yang Allah beri. Mindset seperti ini penting karena kita akan bisa merasa bahagia meskipun mungkin harta kita sedikit. Mudah bersyukur akan mencegah kita menjadi orang-orang yang kufur nikmat, orang yang tidak pernah merasa bahagia meskipun harta berlimpah. Ketika seorang pegawai pandai bersyukur, sesungguhnya dia sudah seperti seorang raja di muka bumi. Ia bahagia dengan kebahagiaan yang melapangkan dadanya. Mengapa demikian? Mari kita lihat alasan-alasan dibawah ini. o Dan Allah akan memberi balasan dan menambah nikmat-Nya kepada orang-orang yang bersyukur. (QS: Surat Ali Imran: 144.) o Dan ingatlah tatkala Tuhanmu berjanji kepadamu: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah ni'mat-KU kepadamu... (QS: Surat Ibrahim: 7) o Ingatlah kamu kepada-KU, niscaya Aku ingat pula kepadamu dan bersyukurlah kepada-KU dan janganlah kamu mengingkari ni'mat-KU. (QS: Surat Al Baqarah: 152) Ciri-ciri Orang Tidak Bersyukur: 1. Mudah Mengeluh Misalnya: mengeluh tentang harga barang yang makin mahal, mengeluh tentang penghasilan yang kecil, mengeluh tentang negara yang makin kacau, tentang resesi ekonomi, tentang bencana, tentang apapun di sekitar kita. Pokoknya semua jenis keluhan. 2. Mengecil-ngecilkan nikmat yang telah diberikan Tuhan 3. Kikir Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan yang menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka (QS: Surat An-Nisa': 36-37) 4. Menginginkan apa yang menjadi milik orang lain 60 B. Sukses Dengan Menurunkan Hasrat Kepemilikan MOTIVASI = TO BE x TO HAVE x VALENSI To Be adalah keinginan kita untuk menjadi sesuatu, yang dikaitkan dengan proses untuk mengejar prestasi dengan memanfaatkan kelebihan-kelebihan yang kita miliki. Contoh dari to be adalah keinginan untuk menjadi pejabat tinggi, atau menjadi pengusaha sukses berkelas internasional, atau keinginan menjadi manajer terbaik diperusahaan tempat bekerja. To Have adalah keinginan kita untuk memiliki sesuatu, yang dikaitkan dengan proses meraih benda-benda materi atau hasil akhir dari sebuah usaha, sebagai bentuk dorongan dari kesenangan duniawinya. Contoh dari to have adalah keinginan untuk mendapatkan gaji , tunjangan Fasilitas, rumah, Mobil, popularitas, status, dan pujian. Valensi adalah tingkat kualitas dari seseorang dalam mengarahkan hidupnya, yang dikaitkan dengan keseluruhan kapasitas yang ada dalam dirinya. Contohnya keinginan untuk menambah ilmu atau pengalaman, menempatkan bekerja sebagai bentuk ibadah kepada Tuhan, atau bekerja sebagi bentuk dari aktualisasi dirinya. Bila anda memiliki To Have namun tidak punya Valensi dan To Be, maka anda akan menghalalkan semua cara. Bila anda punya to be tapi tidak punya Valensi maka prestasi anda tidak memiliki arah pencapaian yang jelas. Jika anda punya Valensi namun anda tidak punya to be, maka kemampuan diri anda tidak akan mewujud sebagai prestasi. Motivasi (jangka panjang) = To Be x Valensi x 1/ to Have Contoh dengan Angka, dengan Skala 1-10, maka Motivasi (jangka panjang)= 10 x 10 x 1/10 = 10 Dari contoh tersebut, kita melihat bahwa dalam jangka panjang to have menjadi parasit pada to be dan Valensi. Semakin tinggi nilai to have , maka dia akan mengeliminasi nilai yang sudah dibentuk oleh to be dan valensi. Motivasi kita adalah jalur hidup bagi kita untk menuju sukses. kalau kita memiliki Motivasi jangka panjang maka kita akan mengarahkan kepada kesuksesan jangka panjang. Semakin tinggi motivasi jangka panjang, maka semakin besar juga peluang kita mendapatkan sukses jangka panjag. Jadi kesimpulannya, untuk mendapatkan sukses jangka panjang , maka tinggikan to be dan Valensi anda dan rendahkanlah to have anda. C. Sukses = Expert x Asset x Epos Sukses menurut Kubik Leadership adalah orang yang memiliki 4-ta (harta, tahta, kata dan cinta) yang tinggi. Sukses saja tidak cukup, harus disertai juga dengan Mulia. Mulia adalah memanfaatkan 4-ta yang sudah diperoleh untuk memberi manfaat kepada orang-orang di sekitarnya. Jadi indikator sukses seseorang bisa dilihat dari 4-ta nya itu dan indikator mulia bisa dilihat seberapa banyak seseorang memberikan manfaat bagi orang di sekitarnya. Adapun rumus sukses mulia adalah : Expert x Asset x Epos = Sukses Mulia. Jika kita ingin sukses & mulia kita harus menjadi expert, yaitu menjadi seseorang yang diakui sebagai yang paling ahli dan bisa diandalkan dalam bidangnya. Kemudian milikilah asset yakni sesuatu pada diri seseorang yang dapat memberikan nilai tambah. Dan yang terakhir adalah selalu menebar epos yaitu energi positif yang dikeluarkan di sekitar kita dalam setiap langkah sehari-hari. Ketiganya mesti optimal dan bersinergi. Ibarat sebuah balapan Formula-1, agar bisa memenangkan lomba tentu saja dengan mengoptimalkan ketiganya. 61 Expert = pembalap handal sekaliber Michael Schumacher Asset = kendaraan handal sekelas Ferarri Epos = bahan bakar unggul sekelas Bensin Pertamax Turbo Bayangkan apa jadinya jika : Expert = supir bajaj “bang Bajuri” Asset = kendaraan bajaj tua Epos = bensin oplosan Memang walaupun kondisinya seperti itu, jika bajaj itu terus berjalan, tetap akan sampai juga ke tujuan tetapi waktunya akan lama sekali. Demikian juga dengan bisnis atau orang yang bekerja pada bidang pemerintahan atau pada bidang lainnya memerlukan rumus : Expert x Asset x Epos. D. Sukses = Kesempatan x Kesiapan Dalam berkarir ada 2 hal yang bisa membuat kita sukses yaitu kesempatan dan kesiapan". Kesempatan mutlak sangat dibutuhkan. Sepintar apapun kita, sebagus apapun kerja kita bila tidak ada kesempatan maka karir kita tidak akan beranjak. Seperti kasus seorang teman yang (merasa) lebih pandai dan lebih ahli dari rekannya namun karena kesempatan untuk promosi tidak datang maka nasibnya tetap saja. Hanya kesempatan? Tentu saja tidak. Disamping kesempatan, kita juga harus memiliki kesiapan. Kesiapan dalam arti ini adalah keahlian dan kepandaian kita. Jangan sampai peluang promosi sudah ada, namun karena dianggap tidak siap maka kesempatan yang ada berlalu bagai angin. Kesiapan dalam arti yang lebih luas bukan hanya diri sendiri namun juga harus ditunjukan kepada orang lain terutama atasan kita. Walaupun jabatan kita masih staff tidak ada salahnya kita menunjukkan sikap, cara berpikir serta kesediaan menerima tanggung-jawab layaknya seorang manager. Demikian pula apabila kita berada di posisi manager, tidak ada salahnya dan tidak perlu mengeluh apabila beban kita lebih besar dibandingkan dengan manager lain. Karena dengan demikian kita sudah berlatih dari sisi kesiapan dipromosikan dibanding manager lain apabila ada posisi di atas kita yang terbuka. Ada 3 tipe manusia melihat sebuah kesempatan. Dalam pepatah mandarin dikatakan: o Orang yang lemah, menunggu kesempatan. o Orang yang kuat, menciptakan kesempatan. o Orang yang cerdik/bijak memanfaatkan kesempatan. Bagi orang lemah, bila kesempatan belum datang, dia akan menunggu dan menunggu sampai kesempatan itu datang. Bila ditunggu kesempatan belum juga datang, dia berpikir, yah…. Ini memang nasibku. Tipe kedua: bagi orang kuat, bila kesempatan belum datang, dia akan mengunakan berbagai macam cara, kreatifitas, koneksitas, dan segenap kemampuannya untuk menciptakan kesempatan itu datang padanya. Tipe ketiga: bagi orang cerdik/bijak, dia akan memanfaatkan kesempatan karena dia menyadari kesempatan adalah sesuatu yang berharga, belum tentu kesempatan itu datang untuk kedua kali. Memang pada kondisi tertentu, kadang munculnya kesempatan itu butuh pematangan waktu. Kita perlu menunggu sesaat, tetapi bukan dengan sikap yang pasif, sebaliknya, kita menunggu kesempatan itu dengan sikap waspada, proaktif dan penuh kesiapan. Seperti sikap seekor kucing yang akan menangkap tikus, kucing bisa dengan sabar, waspada, penuh kesiapan menunggu kesempatan tikus keluar dari lubang persembunyiannya. Begitu tikus keluar, kucing akan segera menyergap mangsanya. Keberhasilan kucing melumpuhkan tikus adalah serangkaian proses melakukan 3 hal di atas, yaitu kemampuan menunggu kesempatan bukan secara pasif tetapi proaktif, penuh kesiapan. Begitu kesempatan tercipta langsung dimanfaatkan. 62 Kesempatan merupakan salah satu faktor yang harus dimiliki bagi siapa saja yang mau mengembangkan diri. Tanpa kesempatan yang tersedia, tidak mungkin kita bisa sukses. Oleh sebab itu bila kesempatan belum datang, kita harus berusaha menciptakannya, bahkan dalam keadaaan sulitpun jika kita punya keuletan untuk berusaha terus menerus, suatu hari kesempatan pasti akan datang. Persis seperti yang dikatakan oleh ilmuwan besar Albert Enstein: In The Middle Of Difficullty Lies Opportunities. Di dalam setiap kesulitan terdapat kesempatan. Pastikan dengan segenap kreatifitas, kerja keras, keuletan dan niat baik, kita ciptakan kesempatan. Manfaatkan kesempatan untuk mengembangkan diri semaksimal mungkin dan memperoleh kehidupan yang lebih baik, lebih sukses, dan lebih berarti. E. Sukses = Tidak Mudah dan Butuh Perjuangan “Untuk menjadi tempe yang lezat, kedelai harus melewati proses kesengsaraan tiada tara, direndam, diinjak-injak, ditumbur, dijemur, dibungkus, didiamkan, tenang sebentar,.. tapi kemudian masih harus belepotan tepung bercampur rempah, dan dicelupkan kedalam minyak panas…. Untuk mencapai tujuan (hidup bahagia/kesuksesan), orang harus berani melewati proses ketidakenakan… atau selamanya keadaan tidak berubah dan justru membusuk bersama nasib buruk. Satu-satunya cara agar bisa menjalani semua proses yang tidak enak ini dengan baik adalah dengan menikmatinya.” ~Alibaba “No pain, no gain.” Tak ada sukses tanpa perjuangan. Sukses tak akan turun dari langit begitu saja. Namun sukses merupakan hasil dari proses panjang yang berbuah manis pada akhirnya. Saat rintangan itu datang, di sanalah komitmen dan keteguhan anda diuji. Memilih untuk STOP dan NO ACTION, atau memilih melanjutkan perjuangan untuk mewujudkan cita-cita anda. Ya, anda diukur bukan dari berapa kali terjatuh, namun berapa kali anda bangun dan bangkit kembali. Dalam hidup, rintangan dan masalah pastilah selalu ada. Tapi itu akan menempa anda menjadi orang yang kuat dan memang pantas untuk mendapatkan apa yang memang ingin anda capai. Dan bila kita yakin dengan tujuan dan jalan yang kita tempuh, tinggal ketekunan yang berbicara. Ketekunan untuk bertahan dan terus ACTION. Mungkin saja kita mudah terpesona dengan kisah sukses seseorang. Namun tak banyak orang yang (mau) tahu bagaimana dia mencapainya. Bagaimana dia melewati lika-liku kesulitan diawalnya. Bagaimana dia bertahan dan mengatasi segala kesulitan yang menerpa. Bahkan sampai penuh peluh dan ‘berdarahdarah’. Bayangan kenyamanan karena kesuksesan memang mudah membuat terlena. Namun ketika kita fokus pada ACTION, rasanya tak akan ada waktu lagi untuk berleha-leha. Energi dan waktu yang tersedia pastinya akan kita curahkan untuknya. Diawali dari tindakan kecil, yang terus dilakukan secara berkelanjutan, dari sana, apa yang anda ingin capai ditentukan. Tak ada pencapaian besar tanpa diawali dari yang kecil. Seperti pendaki gunung, mereka menitinya dari bawah, dan terus mendaki, sampai akhirnya mencapai puncak. Dan pada akhirnya apapun ACTION anda, lakukanlah dengan bermartabat. Bukan karena kecongkakan atau kesombongan anda. Sebab tindakan kita 63 adalah cermin diri kita sendiri. Bila kita suka berkata kasar dan menyakitkan, maka seperti itu juga watak asli kita sendiri. Pilihan ACTION itu seperti bumerang. Yang bila kita lemparkan dengan baik, maka akan kembali dengan baik. Sebaliknya bila melempar dengan cara yang salah, bisa jadi malah melukai diri sendiri. F. Sukses dengan Melayani Lebih Baik Sebuah perubahan besar bisa terjadi hanya karena Anda mau melayani dengan lebih baik. Konon seorang Martin Luther King, Jr pernah berkata, "Semua orang bisa menjadi orang hebat bila mau melayani orang lain dengan baik. Anda tidak memerlukan ijazah perguruan tinggi untuk dapat melayani. Anda tidak perlu menimbang-nimbang dan memutuskan untuk melayani. Yang Anda butuhkan hanya hati yang penuh empati. Di sebuah bank ada sebuah tulisan di Meja petugas customer service: rule #1: If we don’t take care of our customers, someone else will. (aturan #1: Jika kita tidak mengurus pelanggan kita, orang lain akan melakukannya). Tulisan tersebut seakan menjadi pengingat betapa penting melayani nasabah, melayani orang lain. Jika perusahaan-perusahaan besar dibedah dan ditanya bagaimana mereka bisa sukses dan bertahan di tengah maraknya persaingan, hampir bisa dipastikan salah satu kunci terpenting adalah kesediaan untuk melayani pelanggan. Tema "kepuasan pelanggan" menjadi begitu penting. Organisasi yang senantiasa mau mendengarkan dan berusaha memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen niscaya akan lebih mudah dalam meraih dan mempertahankan kesuksesannya. Paradigma melayani bukanlah sesuatu yang baru. Melayani adalah memberi kesempatan membantu orang lain menjadi lebih baik. Dengan demikian, hidup akan jauh lebih bermakna. Motivator kelas dunia, Zig Ziglar pernah berkata, "Anda bisa memperoleh apa pun dalam kehidupan ini sepanjang anda juga mau menolong orang lain memperoleh apa yang mereka inginkan. Ketiga, sadarilah apa yang kita tabur akan kita tuai. Jika kita selalu melakukan yang terbaik, kita pasti akan menerima upahnya. Begitupun sebaliknya! Sayangnya, para pegawai sering tidak menyadari kalau para pelangganlah yang menggaji mereka, bukan pemilik atau pemimpin perusahaan. Itulah sebabnya mereka kerap mengabaikan suara dan keluhan pelanggan, mereka kebanyakan lebih takut dan mendengar majikan. Padahal jika pelanggan diperlakukan dengan baik, semua akan menuai keuntungannya. G. Sukses Dengan Memberi “You get what you give, multiplied many times over. So, give good and give a lot” -Universal LawsDari begitu banyak kunci sukses, memberi kepada orang lain adalah kunci sukses yang paling utama. Rahasia ini berlaku bagi siapapun Anda, di manapun Anda, dan di zaman apapun Anda hidup. Memberi adalah satu rahasia sukses terbesar yang menggaransi kehidupan Anda yang menyenangkan di segala aspeknya, tetapi tentu dengan syarat ‘urusan tauhid’ sudah beres. Memberi adalah rahasia sukses terbesar yang bisa membuka kran rejeki kita tanpa batas. 64 Jenis Pemberian Pada dasarnya ada 2 jenis pemberian: 1. Pemberian yang WAJIB Pemberian seperti ini dalam Islam disebut ZAKAT. Zakat harus dikeluarkan dari harta yang telah kita miliki, dan secara spiritual berfungsi untuk membersihkan harta kita sehingga siap menerima tambahan lebih banyak lagi. 2. Pemberian SUKARELA Pemberian sukarela dalam bahasa Inggris disebut "CHARITY", dimana jumlahnya biasanya tidak ditentukan, terserah kita, dan kita juga bisa memilih untuk memberi atau tidak. Bentuk pemberian sukarela sangat banyak, tetapi secara garis besar, berdasarkan tujuan dan penerimanya, ada sedikitnya 4 jenis: a. Pemberian kepada yang lebih membutuhkan (lebih miskin) dari kita, misalnya sedekah, sumbangan, bantuan, donasi. b. Pemberian untuk tujuan menyumbang demi kemajuan atau pembangunan, misalnya infaq, hibah, sumbangan, donasi. c. Pemberian untuk menunjukkan rasa sayang dan perhatian, misalnya hadiah, oleh-oleh, traktiran. d. Pemberian untuk mengungkapkan pengakuan dan penghargaan, misalnya bonus atau hadiah. Sama seperti pemberian wajib, walaupun jenisnya "sukarela", dan Anda bebas memilih untuk melakukannya atau tidak, perlu ditegaskan bahwa Anda harus memaksa diri untuk melakukan pemberian-pemberian ini kalau ingin sukses dan ingin menjamin kelangsungan kesuksesan yang telah Anda rasakan. Singkatnya, kalau Anda ingin membuka kran keuangan Anda atau perasaan bahagia Anda atau kesuksesan dalam bentuk apa saja, maka satu rahasia sukses terbesar yang bisa Anda lakukan mulai detik ini juga adalah memberi, memberi, memberi atau GIVE, GIVE, GIVE. Ya, GIVING atau MEMBERI adalah rahasia sukses yang paling besar dan mujarab. “What I know for sure is that what you give comes back to you.” Yang aku tahu dengan pasti adalah bahwa apa yang kau berikan (kepada siapapun) selalu kembali kepada-mu lagi. ~ Oprah Winfrey ~ Jadi bagaimana logikanya memberi bisa membuat Anda kaya, sukses dan bahagia? Ini karena paling tidak ada dua Hukum Semesta atau Hukum Tuhan (Universal Laws) yang bernama Law of Reciprocation dan Law of Multiplication yang berkolaborasi di belakang MEMBERI, dan membuatnya menjadi satu senjata paling ampuh meraih kekayaan dan rahasia sukses terbesar. Law of Reciprocation menggariskan bahwa kita pasti akan mendapatkan balasan dari semua yang kita perbuat, dan ini termasuk mendapatkan 'imbalan' dari apa yang kita berikan ke orang lain. Sementara Law of Multiplication menjelaskan bahwa semua yang kita lakukan tadi balasannya dilipat-gandakan. Bagi Anda yang Muslim, silahkan merujuk ke Surat Al-Baqarah, antara lain pada ayat ke 245, ke 261, dan 265. Di situ, banyak sekali tuntunan dan 65 perintah untuk memberi dan bahwa imbalan untuk pemberian kita bisa mencapai 700 kali lipat. Dalam kumpulan Hadits Bukhori-Muslim, terdapat sebuah hadits yang menerangkan bahwa Rasulullah Muhammad SAW, pernah menegur seseorang yang berpuasa sunah (bukan wajib) selama satu bulan penuh. Beliau menyebutnya sebagai sesuatu yang berlebihan. Menurut Rasulullah, cukuplah berpuasa sunnah seperti itu tiga hari saja dalam sebulan, karena imbalan semua hal baik yang kita lakukan adalah 10 kali lipatnya. Jadi tiga hari puasa itu sudah sama dengan satu bulan (30 hari) puasa esensinya. Nah, untuk kepentingan kepraktisan penerapan, kita akan berpegang pada asumsi imbalan 10 kali lipat untuk MEMBERI. (Maksudnya akan lebih mudah menghitungnya bila dikalikannya dengan 10). "Lho, menghitung apa? Masa memberi kok lalu dihitung-hitung imbalannya. Mana bisa hitung-hitungan begitu?" Mungkin begitu tanya Anda. Betul? Di sini Anda akan mengetahui bagaimana MEMBERI bisa menjadi alat pencapai kekayaan. Jadi sedikit perhitungan perlu dilakukan untuk memperjelas hal tersebut. Mulai sekarang mari kita beroperasi dengan memakai asumsi dasar bahwa kita akan mendapat balasan 10 kali lipat dari apapun yang kita lakukan atau berikan, dan kita akan sebut hukum ini dengan 'The LAW OF TENFOLD RETURN' (atau hukum imbalan 10 kali lipat). Bila Anda ingin mempercayai bahwa imbalannya jauh lebih besar dari ini, tidak masalah. Uraian 10 kali lipat disini hanya untuk mengambil sisi praktisnya saja. Nah karena memberi pasti berakibat kita mendapat imbalan 10 kali lipat, maka inilah kunci sukses dan kaya yang sesungguhnya. Bukan kerja keras atau rajin menabung. Mudah-mudahan Anda tidak terjebak kesalahan seperti orangorang pada umumnya selama bertahun-tahun. Tersebutlah seorang pemuda yang karena dibesarkan di keluarga yang paspasan perekonomiannya, membuatnya memiliki 'mentalitas miskin' (atau poverty consciousness atau poverty mentality) di mana pemuda tersebut merasa selalu kekurangan dan takut tidak pernah cukup. Pemuda tersebut tumbuh menjadi orang yang cenderung 'pelit' karena merasa tidak punya. Selalu takut memberi, takut meminjamkan, takut berpisah dengan uang atau apapun yang ia miliki. Pemuda tersebut selalu pintar mencari alasan untuk tidak memberi. Dalihnya, dirinya sendiri dalam kondisi lebih membutuhkan. Mungkin memang betul ia adalah orang yang miskin. Tetapi tanpa ia sadari, dengan caranya berpikir seperti itu ia telah membuat dirinya adalah orang yang paling miskin di dunia. Semakin Pemuda tersebut mencoba menahan uang yang ia miliki, entah dengan menyimpannya, menabungkannya, menghitung-hitungnya, menahan diri tidak membeli apa-apa walau sangat menginginkannya, atau selalu membeli barang termurah kalau memang harus, itu semua justru semakin mengantarkan pemuda tersebut ke jurang kemiskinan. Parahnya lagi, Pemuda tersebutpun takut memberi sedekah atau infaq atau sekedar bantuan/sumbangan. Ia selalu berpikir, "Lha, keluarga saya saja kekurangan kok malah memberi orang lain." Setiap tahun zakat yang ia bayarkan hanyalah zakat fitrah yang cuma beberapa kilo beras itu. Zakat harta? Pemuda tersebut punya alibi, hartanya belum memenuhi batas yang harus dizakati. Setiap ada yang meminta sumbangan, pikirannya negatif, berprasangka bahwa uangnya bisa jadi akan diselewengkan, sehingga ia memilih untuk tidak menyumbang. Demikian bertahun-tahun. Dan bertahun-tahun itu pula hidupnya seperti itu, tidak berubah. Begitu terus, miskin terus. Hidup dari satu gajian ke gajian 66 berikutnya. Ditengah bulan gaji sudah habis dan bahkan harus cash bon atau meminjam gaji bulan depan. Setiap pengeluaran yang dianggap pemborosan selalu menimbulkan keributan dan pertengkaran, membuat suasana rumah tangga gerah. Alangkah malangnya nasib pemuda miskin yang juga memiliki "mental miskin" ini. Sampai suatu hari, Pemuda tersebut menemukan buku berjudul 'THE GREATEST MONEY MAKING SECRET IN HISTORY' karya Joe Vitale, yang dibagikan gratis di internet. (Anda pasti tahu, orang yang selalu merasa kekurangan uang seperti pemuda ini, pikirannya pasti tidak akan pernah berhenti berputar mencari cara mendapat uang lebih banyak lagi.) Jadi judul bukunya 'RAHASIA CARA MENDAPATKAN UANG TERBESAR DI DUNIA' ini pastilah menarik perhatiannya. Apalagi karena gratisan pula. Ternyata, tidak seperti dugaan pemuda tersebut. Buku itu tidak mengajarkan 'satu formula bisnis' konvensional seperti yang ia bayangkan. Sebaliknya, buku itu mengajarkan sesuatu yang menjungkir-balikkan semua yang selama ini ia percaya dan lakukan. Betapa malunya pemuda tersebut membaca buku itu, tapi sekaligus kepalanya seperti diputar, untuk ditunjukkan, ke arah benda yang selama ini ia cari di arah yang salah. Memberi, ini yang membuat Anda kaya Ternyata uang itu seperti aliran susu ke dalam gelas yang memiliki batas volume. Katakan batasnya 300 cc, setelah terisi sejumlah itu, maka gelas itupun telah penuh, dan tidak bisa diisi lebih banyak lagi. Kalau sesudahnya, susu dalam gelas tersebut disimpan saja agar awet, maka kita tidak akan bisa mengisikan lagi susu segar yang baru ke dalamnya. Bahkan, bila tidak juga diminum, disayang-sayang dan disimpan-simpan, susu yang ada di dalamnya akan basi dan akhirnya malah terbuang sia-sia. Inilah perumpamaan orang yang sungguh takut berpisah dengan uangnya, entah dengan alasan apapun, yang akhirnya malah kehilangan kesempatan menikmati kehidupan ini. Bukankah sebagai orang beriman kita percaya pada hukum-hukum Tuhan? Tuhan sudah berjanji memberikan imbalan pada semua pemberian kita bukan? Apa yang membuat kita takut memberi, segawat apapun itu situasi keuangan kita? Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya pahala/imbalan sepuluh kali lipat amalnya. (QS: Surat Al An'am: 160) Bukankah kita percaya bahwa kekayaan Tuhan Yang Maha Kaya ini tidak terbatas? Setiap saat gelas kita kosong, kita bisa minta Tuhan untuk terus mengisikannya kembali. Dan Tuhan pasti mengisinya kembali, Dia sudah berjanji. Bahkan ketika Tuhan melihat bahwa gelas 300 cc tadi rupanya tidak cukup memenuhi kebutuhan kita yang suka sekali minum susu dan dengan rajin menghabiskan setiap gelas yang diberikan-NYA ke kita, Tuhan pasti akan segera menggantikan gelasnya dengan yang berdaya tampung lebih besar lagi. Kita bisa terus menikmati susu segar kita, setiap saat, asal kita tidak takut bahwa kita tidak akan mendapat jatah susu lagi. Tidak perlu disimpan-simpan untuk besok. Di dapur masih banyak. Ini salah satu penjelasan yang masuk akal, kenapa para milyuner (apalagi yang memiliki wealth consciousness, yang benar-benar bermental kaya), tidak kemudian jatuh miskin meskipun mereka tiada henti mengeluarkan uang dalam jumlah banyak pula. 67 Memberi mengaktifkan kran rejeki Setelah tahu semua itu pemuda tersebut malu sekali kepada Tuhan. Ia malu pernah berpikir bahwa kalau ia memberi nanti, ia justru tidak kebagian. Ia malu kepada Tuhan karena pernah sempat berpikir Tuhan kurang menyayangi dirinya dengan cuma memberi saya harta yang sedikit. Rupanya gelas susunya masih penuh dengan susu basi selama ini, sehingga Tuhan tidak bisa menuangkan susu segar untuknya lebih banyak lagi. Tuhan masih menunggu pemuda tersebut mengosongkan gelasnya. Sesudah membaca buku itu semalaman, keesokan harinya pemuda tersebut memberikan satu lembar uang Rp.50.000an, satu-satunya miliknya saat itu, kepada orang pertama yang menggerakkan hatinya untuk memberi hari itu. Kebetulan orangnya adalah si Bibi tukang cuci harian-nya, yang pagi itu bermandikan keringat ketika menyelesaikan pekerjaannya. Sebelumnya pemuda tersebut tidak pernah memperhatikan hal ini, biasanya ia selalu berpikir, "Wajarlah dia bekerja keras. Itu kan pekerjaannya. Kalau mau sukses, ya memang harus mau kerja keras, dan toh saya sudah bayar gaji dia sesuai perjanjian." Ia lupa, bahwa kalau ia saja yang bergaji 5 kali lipat dari pembantunya masih (merasa) kekurangan, apalagi pembantu tersebut. Setiap hari, mereka para pembantu, jungkir balik tiada henti bekerja keras, tiada habisnya melayani kemauan majikan mereka dari bangun tidur sampai tidur lagi. Maka pemuda tadi menarik lembaran uang dari dompet dan diberikannya kepada pembantunya. Jumlah sedekah paling besar yang pernah ia berikan pada seseorang di luar keluarganya saat itu. Ia merasakan rasa bahagia luar biasa, air mata haru nyaris tidak terbendung ketika melihat si Bibi ternganga melihat uang yang ia sodorkan untuknya, dan senyum bahagianya sesudah itu. Alangkah senangnya hati si pemuda saat itu. Bisa membuat senang orang lain. Ia berpikir mungkin ini yang disebut sebagai imbalan berlipat ganda. Sebuah perasaan nikmat dan bahagia yang tidak ternilai karena telah membahagiakan orang. Tapi ternyata ia salah lagi, imbalan 10 kali lipat yang dijanjikan Tuhan itu, bukan ibarat, peribahasa atau metafora saja. Tapi benar-benar nyata, konkrit dan real. Meski, tidak selalu langsung diberikan-Nya. Hanya seminggu berselang, Ia mendapat order dari bisnis online yang ia tekuni selama ini dan selalu seret. Tiba-tiba nun jauh disana seseorang meminta segera dilakukan pengiriman barang untuk beberapa item barang yang ia jual secara online, yang selama ini sepi peminat. Atas transaksi tersebut ia mendapat keuntungan Rp. 515.750,-. Itu jumlah margin keuntungan dari biaya pokok dan biaya-biaya lainnya yang ia keluarkan. Jumlah ini kira-kira sepuluh kali lipat dari sedekahnya hanya seminggu sebelumnya. Coba bayangkan, setelah dua tahun berjualan online, dia tidak pernah mendapat order sebesar hari ini, benar-benar sebuah keajaiban. Dan walau saat itu akhir bulan, uang sudah sangat menipis di dompetnya, (uang paling besar sudah ia berikan ke orang lain), ternyata pemuda tersebut sekeluarga masih bisa makan seperti biasa. Ada saja caranya. Rental komputernya minggu itu mendadak jadi ramai sekali pengunjungnya dan penghasilan tidak terduganya sangat sangat lumayan. Tuhan benar sudah mengatur semuanya untuk menjaga mereka yang mempercayai-Nya. Nah itu awalnya. Sesudah tahu satu "rahasia kecil" ini, tidak terbendung lagi aliran kran rejeki pemuda tersebut. Tapi dengan satu catatan, bahwa ia tidak pernah berhenti memberi. Karena, sekali kita berhenti memberi, maka aliran rejeki itu juga akan tersendat lagi. 68 Anda akan selalu mendapat lebih banyak Semakin banyak Anda memberi, semakin banyak yang akan Anda terima. Dari hitung-hitungan bodoh-bodohan kita tadi, paling tidak 10 kali lipatnya yang akan kembali kepada kita. Coba, mana ada investasi lain yang memberikan pengembalian lebih besar dari ini? Yang mendekati saja tidak ada. Nah, karenanya, rahasia inilah yang harus dipahami siapapun yang ingin menaikkan kesejahteraan ekonomi mereka. Siapapun, miskin atau kaya, kalau ingin kaya atau makin kaya, harus mau (berani) memberi. Karena betapapun miskinnya mereka, mereka akan terus miskin, atau bahkan semakin miskin, selama mereka masih belum berani memberi. Belum berani memberi, secara spiritual, sama artinya dengan belum siap mengakui kekayaan Tuhan, yang berarti belum siap juga menerima kekayaan dari-NYA. Anda tidak perlu memberi banyak. Karena berapapun yang Anda berikan, akan dikembalikan kepada Anda 10 kali lipat. Dengan memakai hukum ini, penghasilan Anda yang kecil justru akan jadi membesar bila diberikan. Katakan penghasilan harian Anda cuma Rp. 100.000,- atau kurang, Anda bisa kan menyisihkan barang lima ribu rupiah untuk memberi orang lain? Anda harus berpikir bahwa Anda kaya, dan sanggup memberi, maka Tuhan akan mempercayakan kepada Anda jumlah kekayaan yang lebih besar lagi. Jadi semakin banyak kita memberi, semakin banyaklah yang kembali kepada kita. Bahkan dengan memberilah, menjadikan seseorang selalu hoki dan bernasib baik. Harap diingat, imbalan atau pengembalian dari pemberian ini tidak bisa kita duga kapan dan dari mana datangnya. Itu semua terserah Tuhan. Jalan apa yang akan dipakai-NYA untuk mengganjar kita juga terserah Tuhan. Tapi, dan inilah yang namanya IMAN, kita yakin dan tahu bahwa Tuhan pasti akan menepati janjiNYA (dalam hal apapun, termasuk) untuk membalas 10 kali lipat pemberian kita tadi. Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah pasti akan menggantinya dan DIA-lah Pemberi rezki yang sebaikbaiknya. (QS: Surat Saba': 39) Allah telah berjanji dengan sebenar-benarnya. Allah tidak akan memungkiri janji-Nya. (QS: Az-Zumar: 20). By GIVING, you are showing the Universe that you are RICH now and are ready to receive more RICHES. Believing in God's bounty will make you even more bountiful. Dengan mau berbagi milik Anda, dengan memberi, Anda menunjukkan kepada Sang Empunya Alam bahwa Anda sudah kaya saat ini juga, dan karenanya siap menerima kekayaan yang jauh lebih besar lagi. Meyakini kekayaan tidak terbatas Tuhan, akan membuat kekayaan Anda tidak terbatas juga. Syarat Memberi Agar Efektif Semakin banyak Anda memberi, semakin banyak Anda akan terima. Dan untuk terus menerima, Anda harus terus memberi, dan memberi, dan memberi. Anda memberi dahulu, baru Anda menikmati hasilnya. 69 Kran rejeki kita akan terbuka karena pemberian yang efektif akan mengaktifkan "hukum imbalan sepuluh kali lipat" atau "the law of ten-fold return", sehingga uang sedikit yang kita berikan, kembali ke kita berlipat ganda menjadi sumber rejeki baru. Semoga Anda sudah semakin yakin bahwa kalau Anda ingin segera sukses, kaya dan bahagia dalam hidup ini, maka Anda harus segera mulai memberi, detik ini juga. Mulailah dengan memberikan apa yang sudah Anda punya lebih dahulu dan yang Anda merasa nyaman melepaskannya dari hidup Anda. Semua perjalanan dimulai dengan satu langkah kecil. Semua anak belajar bicara dengan satu kata sederhana lebih dahulu. Jadi kalau memberi ini adalah suatu hal baru dalam hidup Anda, Anda harus memulainya dengan yang Anda bisa. Dengan yang Anda merasa nyaman, dan bukan karena merasa terpaksa atau karena merasa ini adalah sebuah persyaratan. Keikhlasan dan rasa syukur akan penjagaan dan karunia Tuhanlah yang harusnya menjadi motivasi memberi agar bisa efektif. Jadi Anda perlu berlatih dengan jumlah yang Anda mampu dulu. Bila Anda sudah terbiasa memberi, dan ingin merasakan kesuksesan yang lebih besar lagi, Anda bisa sedikit demi sedikit mulai menambah jumlah pemberian Anda, karena memberi ini pada gilirannya memang akan meningkatkan kondisi perekonomian Anda. Percayalah. Bila Anda perhatikan dengan cermat isi Al-Quran, Anda akan menemukan bahwa perintah untuk memberi ini sangat-sangat banyak. Dengan beragam redaksi kalimat perintah seperti, "Maka nafkahkanlah hartamu...", atau tentang "Orangorang yang menafkahkan hartanya..." dan sejenisnya. Bahkan, tampak lebih banyak jumlahnya dari perintah menjalankah jenis ibadah lainnya. Jadi, jelaslah memberi ini bukan hal main-main. Ini salah satu jenis "ibadah" yang dengan sangat kuat diperintahkan Tuhan berulang kali, dengan penekanan pula. Jadi kalau masih ada orang yang rajin melakukan ritual ibadah jenis lainnya, apapun, tetapi dia masih juga pelit memberi, maka berarti dia telah salah menafsirkan perintah Tuhan. Wallahu'alam. Yang jelas, kita sudah tahu bahwa langkah pertama yang bisa kita tempuh untuk mendapatkan kesuksesan sejati adalah dengan lebih dahulu memberi. Bahwa memberi membuka kran rejeki. Berikut ini syarat memberi efektif yang manjur untuk membuka kran rejeki dengan mengaktifkan imbalan 10 kali lipat : 1. Beri Dengan Perasaan Positif Syarat pertama agar memberi dapat efektif memberikan hasil, dan agar pintu sukses kita terbuka lebar adalah kita harus memberi dengan perasaan positif, dengan hati senang dan benar-benar tulus. Untuk bisa melakukan memberi efektif dengan perasaan positif ini Anda perlu berlatih mempercayai insting dan kata hati. Ingat, bahkan yang menggerakkan hatipun adalah Tuhan juga adanya. Orang dahulu biasa memilih-milih dengan logika, siapa yang perlu saya beri. Tetapi kebanyakan menimbang seperti itu malah menghalangi flow dan good feeling kita, karena kita jadi kemudian terjebak banyak prasangka, atau bahkan keraguan. Akibatnya, efektifitas memberi kita terhambat. Pemberian yang diiringi perasaan negatif seperti cemas, ragu-ragu atau khawatir, seperti ini, tidak akan efektif menggerakkan hukum Ten-Fold Return. Lebih baik gunakan petunjuk spontanitas. Misalnya, Anda sudah meniatkan hendak memberi sejumlah uang, tanpa ragu atau pikir panjang, langsung berikan uang tersebut kepada orang pertama yang Anda rasakan panggilan untuk memberi. 70 Tidak harus kita memberi kepada mereka yang lebih membutuhkan atau lebih miskin dari kita saja. Tidak, kita bisa memberi kepada siapa saja yang menyentuh hati kita tadi. Bisa jadi Anda akan memberi uang ke orang yang tidak Anda kenal walaupun dia bukan pengemis. Atau memberi uang kepada teman sendiri yang selama ini mendukung Anda, walaupun dia tidak membutuhkan bantuan sepeserpun atau yang bahkan secara ekonomi lebih mapan dari kita. Esensi dari memberi adalah menunjukkan kepada TUHAN bahwa kita yakin akan janji-NYA. Kita yakin akan kekayaan, kebesaran dan kemaha-kuasaan TUHAN. Kita tunjukkan bahwa kita sepenuhnya beriman akan fakta bahwa TUHAN pasti menjaga kita dalam kondisi apapun. Sehingga kita tidak takut berpisah dengan uang atau harta kita, karena punya penjaga yang memiliki segalanya. Itu intinya. Dan kalau kita yakin kepada-NYA, maka kita tidak akan merasa bersedih hati, takut, khawatir atau ragu sama sekali, kan? Kita akan merasa positif tentang memberi ini. Dan perasaan positif adalah hal pertama dalam syarat memberi efektif kita. 2. Jangan Mengharap Balasan Karena kita memberi dengan rasa positif sebagai rasa syukur kepada Tuhan, maka syarat kedua dalam memberi efektif adalah Anda harus segera melupakan pemberian itu. Begitu uang meninggalkan tangan kita, sudah, lupakan. Jangan pikirkan apapun, selain rasa syukur bahwa kita ternyata mampu memberi, bahwa kita tidak akan pernah kekurangan atau disengsarakan oleh Tuhan. Jangan pikirkan uang itu nantinya oleh yang menerima akan digunakan untuk apa, atau yang lainnya. Jangan pikirkan apapun, selain, apa tadi?...ya betul, selain rasa syukur akan PENJAGAAN TUHAN atas hidup kita. Selain itu tentu saja Anda juga tidak boleh berpikir kapan mendapat balasannya, atau dengan cara apa, atau berapa nanti balasannya. Jangan berpikir apa-apa. Apalagi berpikir dan mengharapkan balasannya dari orang yang telah Anda beri tadi. Semua pikiran seperti ini membatasi dan bahkan bisa menunda efek berlipat ganda pemberian kita. Ibaratnya sesudah meminum segelas susu segar, kita yakin susu itu akan membawa kesehatan, walaupun tidak saat itu juga kemudian penyakit kita langsung sembuh, misalnya, atau tulang kita langsung kuat dsb. Kita hanya yakin bahwa susu akan membawa efek yang baik untuk kesehatan kita dalam jangka panjang meski efeknya ini tidak langsung terasa. Sama seperti itu. Susu diminum, habis, ucapkan Alhamdulillah. Lalu lupakan. Anda tahu susu tersebut ada manfaatnya. Tapi Anda tidak perlu kemudian memeriksa badan Anda untuk melihat apakah Anda sudah bertambah tinggi atau berotot detik itu juga kan? Berikan dan lupakan. Biar Tuhan yang mengurus ganjarannya. Yang penting Anda yakin ganjaran tersebut pasti ada. Itu sudah cukup. Melupakan pemberian Anda merupakan hal kedua dalam syarat memberi efektif. 3. Siap Menerima Dalam sebuah hadits dari Shahih Muslim, hari kiamat itu sudah dekat kalau sudah banyak orang kaya yang setengah mati keliling kampung untuk bisa memberikan sebagian hartanya, tetapi tidak bisa menemukan seorangpun yang bersedia menerima pemberiannya tersebut, karena semua orang sudah (merasa) kaya dan tidak membutuhkan pemberian orang lain. Semua orang menolak diberi. Konon, itu tanda dekatnya hari kiamat. Dan kiamat memang pasti akan datang, tidak ada yang bisa mengubah ketetapan Allah ini. 71 Maka ketika Anda terus menunda untuk memberi, boleh jadi Anda akan menyesal. Siapa yang bisa menjamin besok masih ada waktu bagi kita untuk memberi? Bagaimana kalau hari ini ternyata adalah hari terakhir kita hidup di dunia. Maka sebelum segalanya serba terlambat, mulailah untuk memberi orang lain, saat ini juga. The Law Of Reciprocity (atau Hukum Timbal Balik atau Balas Membalas) menggariskan bahwa memberi memerlukan pihak lainnya untuk menerima. Tanpa adanya pihak penerima tidak mungkin ada pihak yang bisa menjadi pemberi. Tidak akan ada tangan di atas bila tidak ada tangan yang menadah di bawahnya untuk menerima. Jadi, tangan di bawah sama pentingnya dengan tangan di atas. Ini sebuah simbiosis mutualisme atau hubungan timbal balik yang saling memerlukan dan menguntungkan. Sehingga, sekali lagi, mari kita bukakan pintu rejeki untuk orang lain dengan siap menjadi pihak penerima bila ada yang memberi. Jangan terjebak rasa tidak enak, merasa tidak berhak dan sebagainya. Jangan tolak suatu pemberian walau yang memberi jauh lebih miskin harta dari kita. Terima dan syukuri. Karena, selain bersedia menerima adalah sebuah syarat memberi efektif, menolak pemberian juga bisa menyakiti pihak pemberi. 4. Beri Yang Anda Inginkan Syarat terakhir dalam memberi efektif, agar pemberian Anda ampuh membuka lebar-lebar kran rejeki dalam hidup Anda, bisa memiliki semua yang Anda inginkan, adalah kita harus mau memberi tidak hanya uang, tapi apa saja yang kita inginkan tersebut. Anda tahu, alur segala sesuatu itu begini: Anda memberi lebih dulu baru Anda mendapat balasannya berlipat-lipat. Jadi bukan Anda kaya dulu baru Anda bisa memberi dan membantu orang lain, seperti sikap dan cara pandang kebanyakan orang. "Nanti kalau aku kaya aku akan sedekah....", "Nanti kalau usahaku ini sudah berhasil, aku akan menyantuni panti asuhan....", "Kalau aku naik pangkat dan naik gaji, aku akan bayar zakat hartaku..." dan sebagainya. Tidak, ini terbalik total. Anda memberi dahulu, yang dengan itu Anda menyatakan diri bahwa ANDA SUDAH KAYA, lalu (karenanya) Anda mendapat balasan berlipat, yang artinya menegaskan perasaan bahwa Anda sudah kaya tadi serta menambah jumlah kekayaan Anda. Lalu karena balasan berlipat ini, Anda jadi bisa memberi semakin banyak lagi, yang kemudian berakibat Anda mendapat lebih banyak lagi dan Anda semakin kaya luar biasa, dan begitu seterusnya. Anda memberi dulu, maka Tuhan akan menciptakan cara untuk membalas pemberian Anda tadi sepuluh kali lipat, yang bisa jadi salah satunya adalah dengan menaikkan pangkat dan gaji Anda, membuat usaha Anda lancar, penjualan Anda meningkat dan sebagainya. Memberi dengan begitu telah menjelma menjadi sebuah lingkaran Tuhan (kebalikan dari lingkaran setan) yang tidak terputus menjaga kelangsungan kekayaan Anda. Semakin banyak Anda memberi, semakin banyak Anda akan terima. Dan untuk terus menerima, Anda harus terus memberi, dan memberi, dan memberi. Dan karena Anda ingin sukses tidak hanya dalam hal keuangan atau harta material saja, maka Anda bisa memberi apa saja yang Anda punya. Apapun itu yang Anda berikan, dari sesuatu yang abstrak dan tidak memerlukan modal seperti senyum, kasih sayang, kelembutan, keramahan, perhatian, sapaan, kata-kata yang memotivasi, ilmu, informasi, waktu, pengabdian, sampai barang fisik, semua pasti dikembalikan pada Anda berlipat ganda. Jadi apapun yang Anda inginkan di dunia ini, berikanlah dahulu ke orang lain, ini adalah satu syarat memberi efektif. • Anda ingin terkenal, bantu orang lain menjadi terkenal lebih dulu. 72 • • Anda ingin disayang, maka sayangi orang lain terlebih dahulu. Anda ingin orang di sekitar Anda ramah pada Anda, maka sapalah mereka lebih dahulu. • Anda ingin bumi ini memberi Anda kesejukan dan kenyamanan sebagai tempat tinggal, maka sayangi dan peliharalah bumi ini terlebih dahulu. • Anda tidak ingin ada perang di dunia, maka sebarkan pesan damai dan persahabatan. • Ingin putra-putri Anda bertabiat baik? Maka berlaku baik pulalah lebih dahulu ke mereka. • Ingin tubuh kita tetap sehat sehingga maksimal dalam memberi wadah untuk ekspresi jiwa kita? Maka perlakukanlah badan kita dengan baik terlebih dahulu. Makan yang sehat, istirahat, olah raga dsb. • Kita ingin bahagia, maka bahagiakanlah orang lain lebih dulu. • Ingin bertambah ilmu, ajarkan ilmu Anda ke orang lain lebih dahulu. • Ingin kejatuhan rejeki nomplok tidak terduga? Maka sekali-kali jadilah sumber rejeki nomplok tidak terduga untuk orang lain lebih dahulu. • Anda tidak ingin dimarahi, atau dimaki atau dibenci orang lain, maka jangan berikan kemarahan, kebencian atau makian kepada siapapun. • Dan sebagainya. Pokoknya, SEMUA, apapun itu yang Anda inginkan, maka berikanlah lebih dahulu kepada orang lain. Maka Anda akan mendapatkannya juga (berlipat ganda pula). Maka pemberian Anda akan ampuh mengalirkan rejeki tiada habis dalam hidup Anda. PERINGATAN: Karena setiap pemberian kita dikembalikan kepada kita berlipat ganda, maka berhati-hatilah dengan 'apa yang Anda berikan'. Berikan hanya yang positif saja. Ibarat sebilah pisau tajam yang bisa sangat berguna tapi juga bisa melukai kita, memberi yang negatif ke lingkungan atau orang lain juga akan dikembalikan kepada kita. Jadi pastikan Anda tidak memberikan kata-kata yang buruk, misalnya, atau tindakan kasar, atau merugikan atau curang atau menyakiti atau apapun yang buruk dan jahat, kepada siapapun. Karena hukum Tuhan tidak akan meleset, dan Anda juga akan mendapat ganjaran negatif serupa. Kita tidak ingin itu bukan? Dan tidaklah seseorang membuat dosa melainkan keburukannya kembali kepada dirinya sendiri. (QS: Al An'am: 164) Kita tidak ingin boomerang tajam yang berisi energi negatif yang kita lemparkan kembali kepada kita tanpa bisa kita tangkis dan akhirnya melukai kita sendiri. Dari pembahasan ini, mudah-mudahan rahasia sukses paling besar ini akhirnya bisa menjadi rahasia umum, di mana semua orang tahu dan menerapkannya. Alangkah indahnya dunia kalau begitu. Jadi silahkan mulai memberi dan menerapkan syarat-syarat memberi efektif di atas. Memberi Untuk Siapa “You can never outgive the Universe.” Sebanyak apapun kau memberi kepada dunia (orang lain), kau akan selalu mendapat ganti yang lebih banyak lagi dari Yang Maha Kuasa. (I am Rich Beyond My Wildest Dreams. I am. I am. I am) Katakan sekarang Anda percaya akan kekuatan dahsyat MEMBERI, dalam bentuk zakat, infaq, hadiah, sedekah sebagai pembuka rejeki yang akan 73 membantu mewujudkan kesuksesan hidup yang Anda cari, maka pertanyaan selanjutnya adalah, APA yang bisa kita berikan serta kepada SIAPA? Dalam uraian terdahulu sudah kita pahami bahwa kita bisa memberi SIAPA SAJA yang membuat hati kita tergerak. Jangan khawatir, dengan memberi, Anda tidak akan bisa salah. Karena efek atau ganjaran dari memberi yang kita lakukan tidak tergantung dari tindakan orang yang menerimanya. Tidak peduli uang kita mau diapakan olehnya, itu menjadi tanggung jawab pribadi si penerima. Bukan urusan kita lagi. Sekali lagi, agar zakat, infak, sedekah bisa menjadi pembuka rejeki Anda, jangan khawatir tentang siapa yang Anda beri. Apalagi bila kegiatan memberi ini Anda jadikan rutinitas untuk menjaga kelangsungan kekayaan dan kesuksesan hidup Anda, maka akan ada begitu banyak kesempatan untuk memberi. Ada begitu banyak kesempatan lain untuk berzakat, berinfaq, bersedekah, dan seterusnya. Katakan, kali ini Anda memberi sedekah pada si A, dan Anda tidak menyukai pengalaman yang timbul sebagai akibatnya, maka saat memberi berikutnya, Anda bisa dengan mudah mengubah atau mencari target lain untuk diberi. Yang terpenting ketika memberi, entah itu sedekah, infak, hadiah atau juga zakat, adalah Anda memperhatikan syarat memberi efektif yang telah kita bahas sebelumnya. Terutama bagian di mana kita merasakan kegembiraan, kesenangan, kebahagiaan, dan keikhlasan ketika memberi pihak ini. Bila emosi positif ini Anda rasakan, maka berilah dia. Bila Anda merasa gembira dengan pemberian Anda, maka sedekah (dan memberi lainnya) benar akan menjadi pembuka rejeki bagi kita. Emosi atau perasaan positif yang Anda rasakan lebih penting daripada siapa yang menerima pemberian. Berikan apa saja, asal bukan "sampah" Sama dengan SIAPA penerima pemberian kita, APA yang kita berikan pun tidaklah masalah, selama itu adalah sesuatu yang POSITIF dan merupakan sesuatu yang Anda sendiri menginginkannya, apapun itu bentuknya. Jadi, apa yang Anda inginkan? Cinta, uang yang banyak, makanan enak, tempat tinggal yang nyaman, ilmu, ketenangan, perhatian, keramahan, pertolongan, dan sebagianya? Apapun itu, asal itu pula yang seandainya Anda menerimanya, Anda menyukainya, itu yang bisa Anda berikan. Sering orang berpikir terbalik dan terjebak pemikiran untuk memberi apa yang sudah tidak bisa kita pakai sendiri. Baju yang sudah tidak terpakai, peralatan yang sudah tidak kita butuhkan, buku atau majalah bekas, atau barang apapun yang sudah tidak berguna untuk kita. Justru hal-hal seperti inilah yang sering orang berikan dengan 'ikhlas'. Ya, tentu saja, 'ikhlas' memberikannya, lha wong mereka sendiri sudah tidak menginginkannya. Sebenarnya, boleh juga memberikan barang yang sudah tidak berguna kepada orang lain, siapa tahu mereka masih bisa memanfaatkannya. Tetapi bukan pemberian macam ini yang saya bicarakan di sini. Pemberian barang yang sudah tidak terpakai lagi seperti ini lain fungsi dan tujuannya dari pemberian yang menjadi kunci kesuksesan kita. Memberikan sesuatu yang Anda sendiri sudah tidak menginginkannya bukanlah kunci sukses dan pembuka pintu kekayaan yang kita bicarakan di sini. Ingat, prinsip yang kita pakai adalah kita mendapatkan balasan yang setimpal dengan yang kita berikan, berlipat ganda. Perhatikan ini baik-baik: kita bukan mendapat balasan setimpal tetapi berlipat ganda jumlahnya dari apa yang kita berikan. Jadi mana bisa kita sukses total bila yang kita berikan ke orang lain adalah apa yang telah menjadi 'sampah' dalam hidup kita sendiri? Yang ada juga kita akan 74 mendapatkan sepuluh kali lipat 'sampah' sebagai imbalannya (yang parahnya lagi adalah sampah orang lain). Jadi, Anda harus berhati-hati dengan apa yang Anda berikan. Ingat, memberi merupakan 'senjata' super ampuh untuk melipatgandakan "kekayaan" kita dalam waktu singkat. Membalik 'besar pasak daripada tiang Memberi adalah satu-satunya kondisi di mana kita bisa melepaskan diri dari lingkaran setan 'LEBIH BESAR PASAK DARIPADA TIANG'. Semua orang, tidak peduli berapa besarnya pun penghasilan mereka, wajar sekali kalau mengalami kondisi dimana pengeluaran lebih besar dari pemasukan. Wajar. Ini kondisi yang lumrah dikarenakan sifat manusiawi manusia yang cenderung selalu menginginkan lebih. Pada dasarnya keinginan manusia itu tidak ada batasnya, dan ini justru bagus bila mereka ingin lebih maju, lebih sukses dan lebih kaya lagi. Tetapi untuk menopang sebuah bangunan kesuksesan, kondisi besar pasak daripada tiang tidaklah bisa dibenarkan, karena berbahaya untuk kekokohannya. Kita harus memiliki tiang yang jauh, jauh lebih besar daripada pasaknya (sebagaimana seharusnya). Jadi, uang yang kita hasilkan haruslah jauh lebih banyak daripada pengeluaran kita, bila kita ingin hidup dengan sejahtera. Sehingga kalau Anda sampai sekarang masih juga harus memutar otak dalam mencukup-cukupkan uang Anda untuk memenuhi semua kebutuhan, dan hasilnya uang Anda tetap kurang atau pas-pasan saja atau justru tidak pernah sisa, maka berarti Anda masih mengalami kondisi besar pasak daripada tiang ini. Anda akan susah jadi kaya kalau begini terus keadaannya. Lalu apa akal? Memberi ! Ya, memberi inilah satu-satunya alat yang bisa kita gunakan untuk memutar 180 derajat kondisi tersebut, sehingga tiang kita bisa lebih besar dari pasaknya, karena setiap pemberian kita akan kembali ke kita paling tidak 10 kali lipatnya. Agar tiang kesuksesan Anda lebih besar daripada pasaknya, maka Anda harus memberi. Titik. Cuma, kita tentu juga ingin tiang yang tidak hanya besar tetapi juga kuat untuk menyangga bangunan kesuksesan kita, bukan? Dan itu tidak akan bisa kita miliki bila kita tidak MEMBERI YANG TERBAIK. Tanpa memberikan yang terbaik dari yang kita miliki, kita hanya akan mendapatkan tiang yang besar tetapi RAPUH, karena yang kembali kepada kita adalah, seperti saya katakan di atas, 'sampah'. Untuk memiliki tiang yang kuat, kita harus memberi yang terbaik. Karena dengan begitu kita juga akan mendapatkan pengembalian yang terbaik, berlipat-lipat. Selama memberi yang terbaik ini belum bisa kita lakukan, kita belum akan bisa membuka pintu kesuksesan kita. Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (berikanlah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik... Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk untuk kamu berikan, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya tanpa memicingkan mata terhadapnya. Sesungguhnya, Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji. (QS: Surat Al-Baqarah: 267) 75 Teladan & Inspirasi dari Nabi dan Keluarganya Mungkin cerita teladan berikut bisa memberi Anda inspirasi tentang memberi yang terbaik. Ratusan tahun yang lalu pemimpin kaum Muslim sedunia, Rasulullah Muhammad SAW telah dikenal sebagai seorang yang sangat dermawan. Satu ketika, saat Beliau menghadiri sebuah forum, beliau mengenakan jubah terbaiknya. Seorang hadirin majelis tersebut rupanya mengagumi keindahan jubah itu, dan dengan terus terang memuji jubah bagus tersebut serta menanyakan di mana Rasul membelinya. Anda tahu apa yang dilakukan Rasulullah SAW menanggapi reaksi orang tadi? Ya, Anda menebaknya dengan tepat. Beliau memberikan jubah yang masih melekat di badannya tersebut kepada orang tadi. Diberikan begitu saja dengan senyum tersungging dan hati bahagia karena bisa menyenangkan orang dengan cara tidak terduga, seraya berkata, "Kalau kau menyukainya, ini boleh untukmu. Ambilah." Lalu ada lagi cerita senada, di mana putri Nabi yang pemurah ini juga memberikan barang paling berharga miliknya kepada orang lain. Konon, putri Nabi yang bernama Fatimah RA ini sedang di rumah sendirian ketika seorang pengemis datang meminta kepadanya. Pada saat itu dia sedang tidak punya apapun untuk diberikan. Satu-satunya barang berharga yang ada padanya saat itu adalah seuntai kalung mutiara indah yang sedang dikenakannya. Tapi hatinya begitu tersentuh oleh kondisi si pengemis sehingga dia tidak tega membuatnya pergi dengan tangan kosong. Tanpa ragu, Fatimah melepas kalung mutiara di lehernya, dan memberikannya kepada si pengemis. Hatinya sukacita dan senyum lebar tersungging di bibirnya manakala dia melihat si pengemis nyaris pingsan menerima pemberian yang sama sekali di luar dugaannya. Dan, Anda tahu kan bagaimana kehidupan keluarga Rasulullah Muhammad SAW pada saat itu? Mereka adalah keluarga yang 'paling dilindungi, paling dijaga, & paling dipelihara' oleh Sang Maha Pencipta sendiri. Mereka diberi kehormatan dan pengaruh. Masyarakat menyayangi mereka, dan kafilah/armada bisnis mereka pun sukses di mana-mana. Apakah itu sebuah kebetulan? Tentu saja tidak. Anda sudah tahu rahasianya sekarang. Hikmah di balik kisah: Dua pelajaran penting dari kisah ini adalah: 1. bahwa Anda bisa ajarkan sistem ini kepada anak-anak Anda agar mereka juga bisa menikmati hidup penuh anugerah Tuhan sejak dini. 2. bahwa contoh dan tindakan nyata dari orang tualah yang akan lebih membentuk kepribadian anak, ketimbang sekedar petuah atau ceramah. Lalu, Anda pasti juga tahu kisah pengorbanan Nabi IBRAHIM AS, Bapak Para Nabi. Apa yang Beliau berikan ketika Sang Khalik memintanya? Ya, miliknya yang paling berharga. Putranya sendiri. Yang kelahirannya telah didambakannya sekian lama. Dan, Beliaulah yang dipilih Tuhan untuk menjadi Bapak Para Nabi. Nah, dengan semua teladan ini mudah-mudahan Anda semakin yakin bahwa MEMBERI, dan MEMBERI HANYA YANG TERBAIK-lah yang bisa menjadi KUNCI pembuka gerbang KESUKSESAN TOTAL yang Anda impikan. What I know for sure is that what you give comes back to you. ~ Oprah Winfrey~ Siapapun Anda, Anda tentu menyukai kejutan manis, bukan? Anda tentu senang bila ada seseorang yang tiba-tiba melakukan sesuatu yang baik kepada kita, memberi hadiah tanpa alasan, memberi pertolongan tanpa diminta, apapun itu bentuknya. Anda juga pasti bersyukur, bila mendapatkan rejeki nomplok tiba-tiba. 76 Maka lakukanlah seperti contoh para Nabi dan keluarga mereka di atas. (May God always bless their souls). Jadilah sumber kejutan yang menyenangkan, sumber kebahagiaan untuk orang lain, terlebih dahulu. Apa yang Anda berikan toh akan kembali kepada Anda, jadi kenapa tidak memberi yang terbaik untuk diri Anda sendiri, dengan cara memberi yang terbaik yang Anda punya kepada orang lain terlebih dahulu? Janji Tuhan: "Kami akan menambah pemberian Kami kepada orang-orang yang berbuat baik". (Qur'an: Al-Baqarah: 58) Inilah esensi bagaimana memberi, baik itu zakat, sedekah, infaq dan pemberian lainnya, bisa membuka kran rejeki Anda. Rangkuman Jalan-jalan menuju sukses yang bisa ditempuh oleh pegawai tersedia sangat banyak. Tinggal kesadaran diri yang perlu ditingkatkan. Upaya dan pengorbanan memang dibutuhkan sebagai prasyarat kesuksesan. Tidak ada proses menuju kesuksesan yang instan. Semuanya butuh waktu dan butuh perjuangan. Yang perlu diyakini adalah bahwa setiap energi positif, setiap doa, setiap upaya, dan semua pengorbanan yang dilakukan untuk menggapai sukses adalah investasi yang tidak akan pernah sia-sia. Beberapa kunci sukses yang bisa ditempuh dan diperjuangkan oleh para pegawai diantaranya adalah: a. Selalu bersyukur atas apapun dan berapapun nikmat yang Allah berikan. b. Mengurangi hasrat terhadap kepemilikan atau kebendaan (materi), karena hasrat kebendaan ini bukan saja berpotensi mengurangi rasa syukur, tetapi bahkan seringkali menjadi racun yang membinasakan. c. Memupuk terus keahlian pada bidang pekerjaan yang ditekuni atau diamanatkan. d. Menjaga kesehatan tetap prima e. Menjadikan diri manusia yang berahlaq mulia, karena ahlaq adalah urutan kedua setelah tauhid yang paling banyak menjadi sebab masuknya manusia ke surganya Allah. f. Membangun kemampuan berkomunikasi g. Membangun jejaring h. Memperhatikan kepantasan dalam berpenampilan i. Selalu mengeluarkan 77energi positif, baik dalam bentuk pikiran, perasaan, sikap, dan tindakan. j. Terus melakukan persiapan untuk sukses dengan terus belajar dan terus mengasah diri agar memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang memadai, sesuai dengan bidang pekerjaan yang ditekuni. k. Menciptakan secara aktif “kesempatan” untuk sukses, bukan menunggu, dengan cara terus mengibarkan merek diri yang unggul, diantaranya berupa: kebiasaan berdoa, kinerja yang selalu prima, komunikasi yang hangat dan konstruktif, senang melayani orang lain, kedisiplinan, sikap perilaku yang bermartabat, dan tidak kalah penting adalah kejujuran. l. Menjadikan diri pegawai yang memiliki orientasi terhadap pelayanan terbaik, yang ditandai dengan sikap: senyum salam sapa, cepat tanggap dalam memberikan pelayanan (responsiveness), memiliki empati (kemampuan memahami perasan orang yang membutuhkan pelayanan, kemampuan menempatkan diri pada posisi orang yang membutuhan pelayanan), Assurance (memastikan bahwa pelayanan yang diberikan adalah akurat, dan dengan mutu yang sesuai atau bahkan melampaui kebutuhan dan keinginan pihak yang dilayani), dan Reliability atau keterandalan (pelayanan dengan mutu terbaik berlangsung secara konsisten, terjaga kualitasnya dari waktu ke waktu ). 77 m. Membiasakan diri menjadi pegawai yang senang memberi, berbagi, dan berkontribusi secara materi. Secara umum dapat disimpulkan bahwa pemahaman tentang jalan-jalan menuju sukses akan sangat membantu seorang aparatur dalam meningkatkan kualitas kinerjanya sebagai seorang abdi negara dan abdi masyarakat. Tugas 1. Temuilah beberapa orang di sekitar tempat Anda bekerja yang Anda anggap sebagai orang-orang yang pandai bersyukur. Galilah dari mereka hal-hal positif yang mereka rasakan dengan mudahnya mereka bersyukur ! 2. Wawancarailah beberapa orang yang Anda anggap mewakili orang yang sukses tetapi kehidupan mereka tampak bersahaja. Tidak tampak gaya yang materailistik dalam kehidupan mereka walaupun sebenarnya mereka mampu. Temukanlah apakah pada diri orang-orang tersebut terdapat nilai tidak diperbudaknya mereka oleh paham kebendaan ! 3. Lakukanlah pengamatan kepada orang-orang yang menurut Anda termasuk orang yang sukses, apakah dalam diri mereka ada unsur-unsur: expert (keahlian), asset (sesuatu pada diri seseorang yang dapat memberikan nilai tambah seperti kesehatan, ahlaq, kemampuan berkomunikasi, jejaring, cara berpenampilan, dsb), dan Epos (energi positf berupa pikiran, perkataan, dan perbuatan yang tidak keluar dari diri seseorang kecuai hanya yang positif saja)! 4. Carilah orang-orang yang menurut Anda menggabungkan strategi persiapan dan kesempatan untuk bisa sukses. Perhatikanlah apakah orang-orang ini adalah orang-orang yang senantiasa terus belajar. Perhatikan pula apakah orang-orang ini adalah orang-orang yang senantiasa mengibarkan “merek unggul” pada diri mereka, melalui kinerja yang selalu prima, komunikasi yang hangat dan konstruktif, sikap melayani yang baik, kedisiplinan diri yang selalu terjaga, sikap perilaku yang bermartabat, kejujuran, dan berbagai merek unggul lainnya, yang senantiasa mereka jaga untuk menciptakan “kesempatan” bagi diri mereka sendiri. 5. Amati secara khusus orang-orang di sekitar tempat Anda bekerja yang Anda nilai memiliki kemampuan yang baik dalam melayani orang lain, baik itu kepada masyarakat, kepada pimpinan, kepada rekan sejawat, maupun kepada bawahan. Temukanlah alasan mengapa mereka memperlihatkan sikap melayani yang sangat baik kepada semua pihak, sementara sebagian besar pegawai tidak seperti itu. Pelajari lebih jauh kepuasan dan kebahagian mereka dalam bekerja. 6. Lakukanlah identifikasi orang-orang yang menurut Anda mudah membantu orang lain secara materi, mudah berbagi, mudah memberi. Telitilah lebih jauh mengapa mereka bisa memiliki sikap perilaku “memberi” yang berbeda dari kebanyakan pegawai. Dalamilah, apakah mereka tidak merasa menjadi “kurang” dengan kebiasaan memberi tersebut ! Tes 1. Mengapa mudah bersyukur bisa menjadi jalan menuju sukses? 2. Mengapa menurunkan hasrat kepemilikan dapat menjadi jalan menuju sukses? 3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Sukses = Expert x Asset x Epos ! 4. Apa maksudnya sukses adalah perpaduan antara kesempatan dan kesiapan? 5. Sukses itu butuh tidak mudah dan butuh perjuangan. Kira-kira apa yang melatarbelakangi frasa seperti ini? 78 6. Sukses dengan melayani lebih baik adalah rumus ampuh yang sepertinya luput dari perhatian banyak pegawai, mengapa? 7. Jelaskan mengapa memberi (giving) adalah kunci sukses yang paling utama! Lembar Kerja Praktik Ukurlah perilaku Anda sendiri terhadap berbagai kunci sukses dalam tabeL dibawah ini untuk menemukan jawaban seberapa besar potensi Anda meraih sukses. Lalu buatlah rencana tindak lanjut yang konkrit untuk perbaikan diri. TABEL 9. LEMBAR KERJA PRAKTIK JALAN-JALAN MENUJU SUKSES KUALITAS NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 KUNCI SUKSES SANGAT BAIK BAIK SEDANG KURANG KURANG SEKALI RENCANA TINDAK LANJUT Bersyukur Rendahnya Hasrat Kepemilikan Keahlian (Expertise) kesehatan Ahlaq Kemampuan berkomunikasi, jejaring, Cara berpenampilan EPOS (Pikiran Positif, Sikap Positif, Perilaku Positif) Terus Belajar Pengibaran Merek Unggul a. Kinerja yang selalu prima b. Komunikasi yang hangat dan konstruktif c. Melayani orang lain d. kedisiplinan e. sikap perilaku yang bermartabat f. Kejujuran Daya juang Pelayanan Terbaik a. Senyum salam sapa b. Responsiveness (Cepat Tanggap) c. Empati 79 KUALITAS NO KUNCI SUKSES SANGAT BAIK BAIK SEDANG KURANG KURANG SEKALI RENCANA TINDAK LANJUT d. Assurance 14 (Kepastian Mutu) e. Reliability (Keterandalan) Kebiasaan memberi, berbagi, berkontribusi secara materi 80 BAB IX CARA PANDANG TERHADAP MASALAH Setelah mengikuti pembelajaran, peserta dapat menjelaskan dan mengaktualisasikan: Konsep Kebutuhan Manusia, Sifat Negatif dan Emosi Dasar Manusia, Tiga Penyebab Utama Masalah di Kantor, Mencegah Timbulnya Masalah di Kantor, dan Bagaimana Agama Membimbing Manusia dalam Menghadapi Masalah. “Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” (QS: Al-Insyirah:5 – 6) Tampaknya sudah menjadi sebuah keniscayaan bahwa dimanapun kita bekerja, disana selalu ada masalah. Setiap orang pasti pernah mengalami masalah atau kondisi yang tidak nyaman di lingkungan pekerjaannya. Apakah itu masalah beban pekerjaan, masalah atasan yang diktator, ataupun masalah dengan sesama teman kerja. Dalam menghadapi berbagai masalah tersebut, seringkali yang menjadi soal adalah bukan masalah itu sendiri, tetapi tidak atau kurang tepatnya sikap pegawai dalam menghadapi masalah yang menghinggapinya tersebut. Karena sikap dalam menghadapi masalah yang kurang tepat, maka banyak pegawai akhirnya merasa terus terbebani, tersiksa, bahkan terpenjara dengan masalah tersebut, yang kemudian imbasnya adalah kinerja yang buruk, dan terampasnya kebahagiaan dalam bekerja. Untuk menghindari hal tersebut di atas, maka penting bagi pegawai untuk memiliki cara pandang yang tepat dalam melihat masalah, agar problema yang dihadapi dapat diselesaikan dengan cara yang bijak, arif, dan memberikan hasil yang positif. A. Kebutuhan Manusia Sebagaimana dimaklumi, pada awalnya orang bekerja adalah untuk mencari nafkah memenuhi kebutuhan fisik hidupnya. Tetapi dengan berjalannya waktu, bekerja tidak lagi sekedar untuk memenuhi kebutuhan dasar, tetapi juga untuk memenuhi berbagai kebutuhan lainnya, seperti kebutuhan rasa aman, kebutuhan bersosialisasi, kebutuhan harga diri, kebutuhan aktualisasi, dan berbagai macam kebutuhan lainnya. Hal ini persis sebagaimana yang dikemukakan oleh Abraham Maslow, dimana manusia pada dasarnya manusia memiliki lima macam kebutuhan, yakni: 1. Kebutuhan dasar 2. Kebutuhan rasa aman 3. Kebutuhan berafiliasi 4. Kebutuhan harga diri 5. Kebutuhan aktualisasi diri. Selain teori maslow, terdapat juga teori lain tentang kebutuhan manusia sebagaimana dikemukakan oleh Mc Clelland, yang mengemukakan hanya ada 3 (tiga) kebutuhan utama, yakni: 1. Kebutuhan berafiliasi 2. Kebutuhan berkuasa 3. Kebutuhan berprestasi. Berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut, maka kita menjumpai fakta di lapangan, bahwa tidak selalu perjalanan karier seorang pegawai berjalan mulus seperti yang diharapkan, sehingga proses pemenuhan kebutuhan menjadi terganggu. Ada saja masalahnya. Banyak hambatan dan rintangan muncul yang akhirnya menimbulkan masalah yang serius di kantor. 81 Dalam rangka pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut diatas, banyak pegawai yang kemudian saling jegal, saling sikut, saling fitnah, saling baku hantam atau bahkan saling bunuh. Manusia yang dikatakan sebagai makhluk berakal budi ternyata tidak serta merta menunjukkan sifat-sifat yang baik. Barangkali ada benarnya teori psikoanalisa Sigmund Freud, manusia masih membawa bibit asal sifat-sifat jelek (id). B. Sifat Negatif dan Emosi Dasar Manusia Tak dapat dipungkiri, bahwa manusia memiliki banyak ragam sifat jelek. Ini dibuktikan dengan masih banyaknya perang, perselisihan, sengketa, penjajahan dan banyak ragam lainnya. Ada beberapa macam sifat jelek manusia itu, namun dari sudut pandang Psikologi, tampaknya yang paling sering muncul adalah sifat serakah/rakus dan sifat iri hati. Sifat ini yang kemudian akan menjadi fokus bahasan kita, karena ternyata dari sifat serakah dan iri inilah banyak sekali masalah di kantor bermula. Manusia berinteraksi dengan lingkungannya dengan menggunakan perasaannya, dan cara ia merasakan keadaan disekitarnya juga melalui perasaannya. Oleh karena itu, perasaan (feeling) juga merupakan salah satu indera karena ia merupakan salah satu fungsi tubuh untuk mengadakan kontak dengan dunia luar. Perasaan juga memiliki fungsi menilai sesuatu. Misalnya, “Saya rasa nanti sore akan hujan.” Perasaan yang mendalam akan berkembang menjadi emosi. Emosi berasal dari kata ‘emovere’ yang berarti mengguncangkan. Emosi ini sendiri yang mendorong seseorang untuk berperilaku tertentu. Misalnya, emosi gembira menyebabkan kita untuk tertawa, emosi kecewa menyebabkan kita bermuka muram. Menariknya, perpaduan antara desakan ragam kebutuhan hidup, plus kecenderungan munculnya sifat buruk, plus kondisi emosi manusia yang naik dan turun, menjadikan gabungan yang sempurna untuk meletupkan berbagai masalah di kantor. Seperti apa? Kita lihat bahasan berikut ini. C. Tiga Penyebab Utama Masalah di Kantor Kalau kita meninjau aspek emosi dan sifat buruk manusia tadi ditambah bumbu desakan kebutuhan dari Maslow atau Mc Clelland, maka kita bisa membuat suatu intisari apa saja yang bisa menjadi penyebab masalah dalam kantor. Ada tiga hal yang selama ini ditengarai merupakan penyulut utama timbulnya masalah atau tergeraknya seseorang untuk bertindak yang tidak baik/benar, yakni: a)Benci dan dendam, b)Serakah atau rakus, dan c)Iri hati atau cemburu. 1. Benci dan Dendam Faktor pertama penyebab masalah dalam kantor adalah rasa benci dan dendam. Seseorang bisa benci atau dendam pada orang lain karena berbagai sebab. Entah karena diperlakukan dengan tidak baik, dilecehkan, dihina, diperlakukan tidak adil atau dilukai harga dirinya. Intinya, orang biasanya benci atau dendam karena ia pernah dikecewakan atau disakiti. Benci itu sendiri merupakan bibit permusuhan, dan dendam sudah merupakan upaya untuk membalas rasa sakit hatinya itu. Hal-hal yang bisa menyebabkan rasa benci di tempat kerja antara lain: a) Tidak diterima bekerja b) Diberhentikan dari pekerjaan/jabatan c) Keinginannya tidak dikabulkan d) Dilukai perasaannya melalui kata atau perbuatan e) Rahasianya dibuka ke orang lain 82 f) Merasa hak-haknya tidak diberikan 2. Serakah Faktor kedua adalah serakah. Serakah adalah keinginan untuk menguasai sesuatu dengan tanpa mengindahkan hak-hak atau bagian orang lain yang ada di dalamnya. Seseorang merasa tidak puas dengan apa yang telah dimilikinya dan berusaha untuk dapat menguasai bagian dari orang lain. Misalnya, seorang pimpinan karena serakah, maka hak-hak karyawannya dikurangi. 3. Iri Hati Faktor ketiga adalah iri hati. Iri hati dan cemburu adalah hal yang sering terjadi dan sebenarnya merupakan gejala yang bisa mengakibatkan sesuatu yang serius. Orang senang mendapat penghargaan, tapi sekaligus orang lain bisa iri hati karena bukan dirinya yang mendapatkannya. Perasaan tidak nyaman ketika ada orang lain mendapatkan suatu kenikmatan sementara dirinya sendiri tidak, merupakan inti dari gejala iri dan cemburu. Oleh karena itu, seseorang yang iri hati dengan orang lain, ia tidak menyukai suatu keadaan di mana orang lain tersebut memiliki atau mempunyai keadaan yang lebih dari darinya, bahkan meskipun hanya sekedar sama. Ia selalu ingin berada di atasnya. Misalnya, kalau tetangga beli TV baru, ia tidak mau kalah, beli TV yang lebih besar. Dalam kajian psikologi, iri hati merupakan manifestasi atau reaksi seseroang dalam upaya mempertahankan monopoli. Bila cemburu adalah monopoli cinta, maka iri hati merupakan monopoli kepandaian atau sumber rejeki. Gejala ini muncul kalau orang merasa adanya persaingan, atau ia merasa terancam. Bila ‘musuh’nya mengalami kerugian atau kekalahan dianggapnya sebagai keuntungan bagi dirinya. D. Mencegah Timbulnya Masalah di Kantor Cara yang paling baik untuk mencegah timbulnya masalah adalah memperkecil peluang untuk timbulnya ketiga faktor di atas. Caranya tentu dengan setiap pegawai berusaha mengendalikan diri terhadap ketiga unsur pemicu masalahnya, yaitu: 1)dorongan kebutuhan yang berlebihan, 2)potensi sifat negatif yang setiap saat bisa muncul, dan 3)emosi yang tidak stabil. Konkritnya misalnya, jangan pernah menyakiti atau mengecewakan hati orang lain. Bila terpaksa harus mengoreksi seorang pegawai, berilah pengertian dengan sebaik-baiknya tanpa membuat orang itu sakit hati. Hindari perlakukan yang bisa menimbulkan iri hati dan kecemburuan sosial, seperti perlakukan anak emas, perhatian yang tidak berimbang, apresiasi yang tidak adil, sanksi yang berat sebelah, dan seterusnya. HIndari pula kondisi yang bisa diduplikasi secara negatif oleh lingkungan, misalnya atasan yang serakah, yang hal ini bisa ditiru oleh bawahannya. E. Bagaimana Agama Membimbing Manusia dalam Menghadapi Masalah Sebagai hamba Allah Ta’ala, semua manusia dalam kehidupan di dunia ini tidak akan luput dari berbagai macam cobaan, baik berupa kesusahan maupun kesenangan. Hal itu merupakan sunnatullâh yang berlaku bagi setiap insan. Allah Ta’ala berfirman: Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya), dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan (Qs al-Anbiyâ’/21:35) 83 Imam Ibnu Katsîr rahimahullâh berkata: “(Makna ayat ini) yaitu: Kami menguji kamu (wahai manusia), terkadang dengan bencana dan terkadang dengan kesenangan, agar Kami melihat siapa yang bersyukur dan siapa yang ingkar, serta siapa yang bersabar dan siapa yang berputus asa”. 1. Kebahagiaan Hidup Dengan Bertakwa Kepada Allah Ta’ala Allah Ta’ala dengan ilmu-Nya yang Maha Tinggi dan hikmah-Nya yang Maha Sempurna menurunkan syariat-Nya kepada manusia untuk kebaikan dan kemaslahatan hidup mereka. Oleh karena itu, hanya dengan berpegang teguh kepada agama-Nyalah seseorang bisa merasakan kebahagiaan hidup yang hakiki di dunia dan akhirat. Allah Ta’ala berfirman: Hai orang-orang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul-Nya yang mengajak kamu kepada suatu yang memberi (kemaslahatan)hidup bagimu (Qs al-Anfâl/8:24) Imam Ibnul Qayyim rahimahullâh berkata: “(Ayat ini menunjukkan) bahwa kehidupan yang bermanfaat hanya didapatkan dengan memenuhi seruan Allah Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Maka, barang siapa tidak memenuhi seruan Allah Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam, dia tidak akan merasakan kehidupan (yang baik) meskipun fisiknya hidup, sebagaimana binatang yang paling hina. Jadi, kehidupan baik yang hakiki adalah kehidupan seorang dengan memenuhi seruan Allah Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam secara lahir maupun batin” Allah Ta’ala berfirman: “Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Rabbmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik kepadamu (di dunia) sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya (di akhirat nanti)” (Qs Hûd/11:3) Dalam mengomentari ayat-ayat di atas, Imam Ibnul Qayyim rahimahullâh mengatakan: “Dalam ayat-ayat ini Allah Ta’ala menyebutkan bahwa Dia akan memberikan balasan kebaikan bagi orang yang berbuat kebaikan dengan dua balasan: balasan (kebaikan) di dunia dan balasan (kebaikan) di akhirat. 2. Sikap Seorang Mukmin Dalam Menghadapi Masalah Seorang Mukmin dengan ketakwaannya kepada Allah Ta’ala, memiliki kebahagiaan yang hakiki dalam hatinya, sehingga masalah apapun yang dihadapinya di dunia ini tidak akan membuatnya mengeluh atau stres, apalagi berputus asa. Hal ini disebabkan keimanannya yang kuat kepada Allah Ta’ala membuat dia yakin bahwa apapun ketetapan yang Allah Ta’ala berlakukan untuk dirinya maka itulah yang terbaik baginya. Dengan keyakinannya ini pula Allah Ta’ala akan memberikan balasan kebaikan baginya berupa ketenangan dan ketabahan dalam jiwanya. Inilah yang dinyatakan oleh Allah Ta’ala dalam firman-Nya: 84 Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa (seseorang) kecuali denga izin Allah; barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk ke (dalam) hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.(Qs atTaghâbun/64:11) Imam Ibnu Katsîr rahimahullâh berkata: “Maknanya: seseorang yang ditimpa musibah dan dia meyakini bahwa musibah tersebut merupakan ketentuan dan takdir Allah Ta’ala, kemudian dia bersabar dan mengharapkan (balasan pahala dari Allah Ta’ala), disertai (perasaan) tunduk berserah diri kepada ketentuan Allah Ta’ala tersebut, maka Allah Ta’ala akan memberikan petunjuk ke (dalam) hatinya dan menggantikan musibah dunia yang menimpanya dengan petunjuk dan keyakinan yang benar dalam hatinya, bahkan bisa jadi Allah Ta’ala akan menggantikan apa yang hilang darinya dengan sesuatu yang lebih baik baginya.” Inilah sikap seorang Mukmin yang benar dalam menghadapi musibah yang menimpanya. Meskipun Allah Ta’ala dengan hikmah-Nya yang Maha Sempurna telah menetapkan bahwa musibah itu akan menimpa semua manusia, baik orang yang beriman maupun orang kafir, akan tetapi orang yang beriman memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh orang kafir, yaitu ketabahan dan pengharapan pahala dari Allah Ta’ala dalam menghadapi musibah tersebut. Dan tentu saja semua ini akan semakin meringankan beratnya musibah tersebut bagi seorang Mukmin. Dalam menjelaskan hikmah yang agung ini, Ibnul Qayyim rahimahullâh mengatakan: “Sesungguhnya semua (musibah) yang menimpa orang-orang yang beriman dalam (menjalankan agama) Allah Ta’ala senantiasa disertai dengan sikap ridha danihtisâb (mengharapkan pahala dari-Nya). Kalaupun sikap ridha tidak mereka miliki maka pegangan mereka adalah sikap sabar dan ihtisâb. Ini (semua) akan meringankan beratnya beban musibah tersebut. Karena, setiap kali mereka menyaksikan (mengingat) balasan (kebaikan) tersebut, akan terasa ringan bagi mereka menghadapi kesusahan dan musibah tersebut. Adapun orang-orang kafir, mereka tidak memiliki sikap ridha dan tidak pula ihtisâb. Kalaupun mereka bersabar (menahan diri), maka (tidak lebih) seperti kesabaran hewan-hewan (ketika mengalami kesusahan). Sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan hal ini dalam firman-Nya yang artinya: ”Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari Allah apa yang tidak mereka harapkan” (Qs anNisâ/4:104). Jadi, orang-orang Mukmin maupun kafir sama-sama menderita kesakitan, akan tetapi orang-orang Mukmin teristimewakan dengan pengharapan pahala dan kedekatan dengan Allah Ta’ala.” 85 3. Hikmah Cobaan Di samping sebab-sebab di atas, ada lagi faktor lain yang bisa meringankan semua kesusahan yang dialami seorang Mukmin di dunia ini, yaitu merenungi dan menghayati hikmah-hikmah agung yang Allah Ta’ala jadikan dalam setiap ketentuan yang terjadi pada hamba-hamba-Nya yang beriman dan bertakwa. Dengan merenungi hikmah-hikmah tersebut, seorang Mukmin akan semakin yakin bahwa semua cobaan yang menimpanya pada hakikatnya adalah kebaikan bagi dirinya, untuk menyempurnakan keimanannya dan semakin mendekatkan diri-Nya kepada Allah Ta’ala. Semua ini, di samping akan semakin menguatkan kesabarannya, juga akan membuatnya selalu bersikap husnuzh zhann (berbaik sangka) kepada Allah Ta’ala dalam semua musibah dan cobaan yang menimpanya. Dengan sikap ini, Allah Ta’ala akan semakin melipatgandakan balasan kebaikan baginya, karena Allah Ta’ala memperlakukan seorang hamba sesuai dengan persangkaan hamba tersebut kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya dalam sebuah hadits qudsi yang artinya: “Aku (akan memperlakukan hamba-Ku) sesuai dengan persangkaannya kepada-Ku”. Maknanya: Allah Ta’ala akan memperlakukan seorang hamba sesuai dengan persangkaan hamba tersebut kepada-Nya, dan Dia akan berbuat pada hamba-Nya sesuai dengan harapan baik atau buruk dari hamba tersebut, maka hendaknya hamba tersebut selalu menjadikan baik persangkaan dan harapannya kepada Allah Ta’ala. Di antara hikmah yang agung tersebut adalah: Allah Ta’ala menjadikan musibah dan cobaan tersebut sebagai obat pembersih untuk mengeluarkan semua kotoran dan penyakit hati yang ada pada hamba-Nya. Kalau seandainya kotoran dan penyakit tersebut tidak dibersihkan maka dia akan celaka (karena dosa-dosanya), atau minimal berkurang pahala dan derajatnya di sisi Allah Ta’ala. Jadi musibah dan cobaanlah yang membersihkan penyakit-penyakit itu, sehingga hamba tersebut meraih pahala yang sempurna dan kedudukan yang tinggi di sisi Allah Ta’ala. Allah Ta’ala menjadikan musibah dan cobaan tersebut sebagai sebab untuk menyempurnakan penghambaan diri dan ketundukan seorang Mukmin kepada-Nya, karena Allah Ta’alamencintai hamba- Nya yang selalu taat beribadah kepada-Nya dalam semua keadaan, susah maupun senang. Inilah makna sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam : “Sungguh mengagumkan keadaan seorang Mukmin, semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang Mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya.” Allah Ta’ala menjadikan musibah dan cobaan di dunia sebagai sebab untuk menyempurnakan keimanan seorang hamba terhadap kenikmatan sempurna yang Allah Ta’ala sediakan bagi hamba-Nya yang bertakwa di surga kelak. Inilah keistimewaan surga yang sangat jauh berbeda keadaannya dengan dunia Allah Ta’ala menjadikan surga-Nya sebagai negeri yang penuh kenikmatan yang kekal abadi, serta tidak ada kesusahan dan penderitaan padanya selamanya. Sehingga kalau seandainya seorang hamba terusmenerus merasakan kesenangan di dunia, maka tidak ada artinya keistimewaan surga tersebut, dan dikhawatirkan hatinya akan terikat kepada dunia, sehingga lupa untuk mempersiapkan diri menghadapi kehidupan yang 86 kekal abadi di akhirat nanti. Inilah di antara makna yang diisyaratkan dalam sabda Rasulullah ShallAllahu ‘Alaihi Wasallam : ”Jadilah kamu di dunia ini seperti orang asing atau orang yang sedang melakukan perjalanan.” Rangkuman Masalah adalah sebuah keniscayaan. Dimanapun kita bekerja, disana selalu ada masalah. Setiap orang pasti pernah mengalami masalah atau kondisi yang tidak nyaman di lingkungan pekerjaannya, baik itu menyangkut tidak harmonisnya hubungan atasan bawahan, gesekan antar sejawat, perebutan kepentingan, krisis identitas, perebutan pengaruh, ketidakpedulian, ketidakadilan, ketidakjelasan, problem teknis pekerjaan, hingga masalah percintaan. Karena masalah terjadi dimana saja, maka tindakan mencari tempat kerja yang tidak ada masalahnya mustahil untuk dilakukan. Menghadapi masalah dengan sikap dan cara yang tepat, menjadi pilihan bijak yang bisa dilakukan. Persoalan sebenarnya bukan terletak pada masalahnya, tetapi cara pandang terhadap masalah tersebut. Masalah yang kecil bisa menjadi besar, atau masalah besar bisa dianggap bukan masalah, sangat tergantung dari cara pandang orang-orang yang terlibat di dalamnya. Dengan cara pandang yang tepat, proporsional, dan sikap yang juga tepat, maka aneka masalah tidak akan membuat seorang pegawai menjadi lemah, tetapi justru semakin memperkokoh dirinya. Ingat saja bahwa tidak ada satupun pelaut yang ulung yang lahir dari laut yang tenang. Semua pelaut ulung lahir dari laut yang bergelora. Masalah secara positif dapat dilihat sebagai ajang untuk melatih kematangan diri, melatih daya tahan, dan melatih kemampuan untuk mencari solusi. Dengan demikian berbagai masalah di tempat kerja sesungguhnya bisa dipandang sebagai sesuatu yang positif, sesuatu yang membangun. Namun hal ini bukan berarti menjadi alasan pembenar untuk kita mencari atau menimbulkan masalah ditempat kerja kita masingmasing. Dalam konteks agama, masalah adalah teguran sekaligus ujian dari Allah untuk mengingatkan hamba-hamba-Nya agar kembali ke jalan yang lurus. Dengan berbagai ujian/cobaan yang datang menimpa, manusia tidak boleh memposisikan Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai Dzat yang dholim, karena Allah telah mengingatkan bahwa berbagai musibah yang menimpa manusia adalah akibat dari perbuatan tangan-tangan manusia itu sendiri. Oleh karena itu sikap yang harus muncul ketika ujian/cobaan menimpa adalah bersabar, tawakal, sambil terus berikhtiar mencari solusi. Para ulama mengatakan bahwa sabar itu ada tiga, yaitu sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah, sabar dalam menahan diri untuk tidak bermaksiat kepada Allah, dan sabar ketika mendapat ujian Allah yang pedih. Ketika kesabaran yang seperti ini dimplementasikan di tempat kerja, maka ini semua akan mendatang kebaikan bagi kita sendiri. Tidak ada satupun manusia yang mengaku beriman yang tidak diuji oleh Allah. Dengan cara pandang yang tepat terhadap berbagai masalah di tempat kerja, dengan sabar, dengan tawakal (berserah diri kepada Allah), dengan terus berdoa, dengan terus mencari solusi, dan dengan terus memelihara sikap yang positif, maka Allah akan beri jalan keluarnya. Bukankah Allah telah mengatakan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan? Secara umum dengan memahami konsep masalah, maka seorang ASN akan lebih tangguh dalam menjalankan tugas dan kewajiban yang diembannya sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. Tes 1. Jelaskan hubungan antara masalah dengan konsep kebutuhan manusia ! 2. Apa hubungan antara masalah yang dihadapi pegawai dengan sifat dasar manusia/kecenderungan manusia untuk melakukan hal-hal yang negatif? 3. Bagaimana peran emosi dalam mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi pegawai? 87 Tugas 1. Cobalah untuk berkomunikasi dengan beberapa orang yang Anda anggap pernah memiliki persoalan di tempat kerja. Gunakan cara-cara yang baik agar mereka dapat menceritakan pokok-pokok persoalan tanpa membuat mereka membuka aib, dan tanpa membuat mereka tersinggung. Ujilah teori bahwa persoalan kebutuhan (kebutuhan dasar yang meliputi sandang, pangan, papan, kendaraan, sex; kebutuhan rasa aman; kebutuhan berafiliasi; kebutuhan harga diri; kebutuhan aktualisasi diri; kebutuhan berkuasa, dan kebutuhan berprestasi) bisa menjadi pangkal persoalan dalam roda kehidupan di tempat kerja. Galilah informasi apakah persoalan mereka berkaitan dengan: a. Tidak atau kurang terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan b. Terlanggarnya hak-hak dirinya atas kebutuhan-kebutuhan di atas c. Cara yang kurang tepat yang mereka tempuh dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan di atas 2. Selain persoalan kebutuhan, galilah juga apakah persoalan mereka terkait dengan sifat dasar iri, serakah, dan benci? Wawancarailah mereka tanpa membuat mereka tersinggung. 3. Tanyakah kepada orang-orang tersebut konsep sabar dalam menghadapi masalah, apakah mereka menerapkan ha ini? Lembar Kerja Praktik Lakukanlah analisa terhadap diri Anda sendiri dengan sejujurnya hal-hal yang berkaitan dengan persoalan kebutuhan, persoalan sifat dasar manusia, dan persoalan emosi, yang seringkali menjadi pangkal terjadinya masalah di lingkungan kerja Anda. TABEL 10. LEMBAR KERJA PRAKTIK CARA PANDANG TERHADAP MASALAH NO SUMBER PERSOALAN PERNAH MENJADI MASALAH YA TDK MASALAHNYA PADA SAAT ITU ADALAH SIKAP SAAT ITU SIKAP SEHARUSNYA A. PERSOALAN KEBUTUHAN 1 kebutuhan dasar yang meliputi sandang, pangan, papan, kendaraan, sex 2 Kebutuhan rasa aman 3 Kebutuhan berafiliasi 4 Kebutuhan harga diri 5 Kebutuhan aktualisasi diri 6 Kebutuhan berkuasa 7 Kebutuhan berprestasi B. PERSOALAN SIFAT DASAR DAN EMOSI 1 Iri/dengki 2 Serakah/ tamak 3 Benci/ dendam 88 BAB X ENAM ELEMEN ESENSIAL DALAM BEKERJA (Passion, Kompeten, Komitmen, Konsisten, Disiplin, Teamwork) Setelah mengikuti pembelajaran, peserta diharapka dapat menjelaskan dan mengaktualisasikan konsep: Bekerja Dengan Passion, Kompeten, Komitmen, Konsisten, Disiplin, dan Teamwork. A. Bekerja dengan Passion Passion adalah suatu energi yang membuat Anda termotivasi untuk melakukan sesuatu dengan senang hati, tanpa paksaan bahkan dengan suka rela mengerjakannya tanpa mengharap imbalan sedikitpun. Biasanya hal tersebut muncul, karena Anda benar-benar mencintai pekerjaan Anda. Sekarang pertanyaannya, “apa Anda sudah melibatkan passion dalam setiap pekerjaan Anda?” Perlu Anda ketahui bahwa adanya passion, dapat meningkatkan motivasi kerja Anda. Orang yang bekerja dengan passion, akan menjalankan segala tugas dengan penuh antusias, powerfull, hingga pekerjaan tersebut tuntas. Sebab, mereka bekerja dengan setulus hati tanpa ada perasaan terpaksa sedikitpun. Mereka juga mengerjakan semua tugas dengan seluruh potensinya, sehingga orang yang menggunakan passion terbiasa memperoleh hasil yang terbaik. Untuk menemukan passion, memang bukan urusan mudah. Dibutuhkan proses panjang, hingga akhirnya seseorang baru menemukan passion mereka. Namun bukan berarti Anda tidak bisa menemukan passion dalam diri Anda, karena ternyata passion juga bisa terbentuk bila Anda terbiasa menikmati pekerjaan Anda. Berikut ini adalah kiat sukses meningkatkan motivasi kerja dengan passion Anda. 1. Mulailah dengan Minat Anda Passion bisa ditemukan dari sesuatu yang Anda senangi. Dari hal-hal yang Anda senangi tersebut, maka secara tidak langsung akan muncul motivasi untuk mengerjakan segala hal dengan total. Jadi tidak ada beban kerja sedikitpun dalam diri Anda, yang ada hanya perasaan senang karena Anda bisa menjalankan pekerjaan sesuai dengan minat Anda. Bahkan tak jarang seseorang rela mengerjakan sesuatu tanpa bayaran, karena kecintaannya pada bidang tersebut. 2. Perhatikan kemampuan Anda Temukan passion Anda dari hal-hal yang mudah Anda kerjakan. Dari sana Anda bisa menemukan potensi yang sebenarnya Anda miliki. Bekerja sesuai dengan kemampuan atau potensi diri, akan memudahkan Anda dalam menjalankan tugas. Sehingga bisa mengurangi resiko stress kerja dan turunnya motivasi kerja. Oleh karena itu, kembangkan segala potensi dalam diri Anda, agar Anda bisa mengerjakan segala tugas dengan mudah. 3. Menikmati pekerjaan Anda Cobalah untuk menikmati pekerjaan Anda, karena pekerjaan Anda menjadi salah satu proses untuk menemukan passion. Nikmatilah segala hal yang menjadi tugas Anda, kerjakan dengan total, pecahkan segala permasalahan yang menghambat kerja Anda, serta kembangkan pengetahuan yang berhubungan dengan pekerjaan Anda saat ini. Dari situ Anda bisa menemukan passion yang sebenarnya Anda cari. Karena passion bisa tercipta dari kebiasaan yang Anda nikmati. 89 4. 5. 6. Tentukan mimpi Anda Mimpi yang Anda tentukan, akan mempengaruhi pola pikir Anda. Jika Anda bermimpi menjadi seorang pegawai yang sukses, maka secara tidak langsung dari sekarang Anda akan tertarik untuk mulai membaca buku-buku tentang bagaimana menjadi pegawai yang sukses, mengikuti pelatihan pengembangan diri, serta mencoba memulai tindakan-tindakan yang terencana. Begitu juga dengan passion, hal tersebut akan terbentuk ketika Anda sudah menentukan tujuan-tujuan yang sebenarnya Anda minati. Perluas pengetahuan Anda Jika sampai saat ini Anda belum menemukan passion Anda, sebaiknya perluas pengetahuan dengan membaca atau mencoba berbagai pengalaman baru. Semakin banyak pengetahuan yang Anda miliki, maka akan memudahkan Anda untuk mengetahui apa yang membuat diri Anda selalu antusias dan termotivasi untuk melakukan suatu pekerjaan. Kerjakan dengan total Kerjakan segala pekerjaan dengan total, jangan hanya setengah-setengah. Tunjukan antusias Anda dalam mengerjakan segala tugas, dan selalu fokus pada pekerjaan Anda. Sebab, cara ini bisa menumbuhkan kecintaan Anda pada pekerjaan yang dijalankan saat ini. Temukan passion dalam setiap pekerjaan yang Anda tekuni. Karena passion bisa terbentuk dari proses panjang yang Anda nikmati. Tetap fokus untuk mencapai goal yang menjadi mimpi Anda, dan jangan pernah mengenal kata menyerah. B. Kompeten Para peserta diklat yang berbahagia, mugkin Anda pernah mendengar pertanyaan seperti ini, “Waktu sekolah saya jauh lebih pandai dari dia, tapi kenapa dia sekarang jauh lebih sukses?” Lalu ketika pengumuman promosi baru, terdengar celetukan, ”Kenapa dia yang naik ke posisi itu, padahal dia kan masih muda dan pengalamannya belum sebanyak yang lain di bidang itu?” Celetukan itu kemudian berkembang menjadi kecurigaan akan kemungkinan adanya pilih kasih. Benarkah demikian ? Seringkali kita berpikir modal utama untuk sukses adalah ilmu yang tinggi dibidang yang kita tangani. Ilmu pengetahuan dan keterampilan memang penting, tapi di luar itu masih ada lagi yang sangat penting yang diperlukan untuk sukses. Kami menyebutnya kompetensi. Kompetensi didefinisikan sebagai aspek-aspek pribadi dari seorang pekerja yang memungkinkannya mencapai kinerja yang superior. Kompetensi adalah kombinasi dari tiga hal yang sama penting, yaitu Ilmu Pengetahuan, Ketrampilan dan Sikap. Berdasarkan pengamatan, ada delapan kompetensi dasar yang dibutuhkan untuk sukses di dunia kerja. Kedelapan kompetensi tersebut adalah sebagai berikut : 1)Kemampuan beradaptasi; 2)Kemampuan Melayani Orang Klien; 3)Komunikasi; 4)Kemampuan Memecahkan Masalah Dengan Kreatif; 5)Kemampuan untuk bekerja dalam team dan berkolaborasi; 6)Bisa dipercaya; 7)Bertanggung Jawab; dan 8)Dorongan Untuk Berprestasi. 1. Kemampuan beradaptasi Fleksibel dalam menghadapi berbagai situasi. Dapat tetap fokus meskipun dihadapkan pada ketidak pastian, dan permintaan yang saling berseberangan. 2. Kemampuan Melayani Klien Mengerti kebutuhan dan bisnis klien ( baik klien internal maupun external), bisa melihat kebutuhan dan tujuan klien dari kacamata mereka, bisa membangun hubungan baik dan mendukung sukses mereka. 90 3. Komunikasi Bicara dan menulis dengan jelas, lugas dan kredibel. Mampu mendengar dan mengerti pihak lain dengan baik. Bisa menyesuaikan gaya berkomunikasi sesuai situasi dan lawan bicara. 4. Kemampuan Memecahkan Masalah Dengan Kreatif Menerapkan cara yang logis dalam memecahkan masalah. Mengumpulkan fakta-fakta, melakukan analisa, mengantisipasi potensi masalah, mempertimbangkan berbagai alternatif solusi kreatif dan menentukan solusi yang terbaik. 5. Kemampuan untuk bekerja dalam team dan berkolaborasi Bekerja dan berkolaborasi secara efektif dengan team didalam dan diluar organisasi, menghargai perbedaan dan mencapai solusi yang ”win-win”. 6. Bisa dipercaya Menunjukkan integritas dan profesionalisme dalam berhubungan dengan setiap orang. 7. Bertanggung Jawab Bertanggung jawab atas tugas-tugas dan keputusan yang diambilnya, terlepas hasilnya baik maupun buruk. 8. Dorongan Untuk Berprestasi Mencapai tujuan yang menantang, mencari cara untuk senantiasa memperbaiki hasil akhir, secara konsiten mengatasi rintangan-rintangan dan membuahkan hasil yang berkualitas tinggi. Selalu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan. Sudahkah Anda memiliki semua kompetensi di atas? Bila ada hal-hal yang masih menjadi kelemahan, tadai dan mulailah mempelajari dan melatihnya. Dengan delapan kompetensi di atas, perkembangan karir Anda akan lebih pesat. C. Komitmen Salah satu hal sederhana untuk mencapai kesuksesan adalah komitmen. Terlihat sederhana, tapi terkadang sulit dilakukan. Namun komitmen sangat dibutuhkan agar kita bisa memperoleh kesuksesan. Komitmen adalah keterlibatan penuh diri Anda pada apa yang Anda kerjakan. Komitmen seringkali di katakan sebagai pemenuhan janji yang terus menerus, artinya Anda sudah berjanji akan melakukan apapun yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan itu. Komitmen artinya menjadi orang yang selalu berusaha memenuhi janji-janjinya atau dalam kata lain menjadi orang yang bertanggung jawab. Komitmen pada diri sendiri sangat penting, juga komitmen berkaitan dengan orang lain. Komitmen pada diri sendiri bisa dimulai dengan mulai menyingkirkan semua bentuk pikiran dan sikap negatif yang selama ini melekat erat erat, seperti: menunda, malas, marah, lesu, curiga, malu, ragu-ragu, rendah diri, sombong, egois, minder, kuatir, berkata kotor, cemburu, patah hati, takut, berpikir jorok, dengki, iri, sirik, dendam, sinis, cemberut, pesimis, takut gagal, resah, takut memulai, cuek, tak acuh, pasif, cemas, menipu, merajuk, murka, fitnah, menang sendiri, bergosip ria, merasa tidak pernah salah, berbohong, berprasangka buruk, meremehkan, dan sebagainya. Berikut beberapa hal penting mengenai komitmen untuk mencapai kesuksesan: 1. Komitmen untuk disiplin komitmen untuk disiplin adalah paling dasar dan tanpa ini kita tidak mungkin sukses. Ada banyak contoh misalnya disiplin dalam waktu, disiplin dalam keuangan dan lain-lain. 91 2. Komitmen untuk belajar ada quote bagus dari Andrie Wongso, 1 hari tanpa belajar merupakan kesalahan, 3 hari tanpa belajar merupakan kemunduran. Ini kutipan sangat penting, tanpa belajar kita tidak mungkin sukses 3. Komitmen untuk menerapkan rencana dan merealisasikannya ini sangat penting, mengapa? karena banyak orang yang ingin sukses tapi enggan untuk memulai. Sudah membuat rencana matang tapi tidak segera memulai. Kita tidak akan bisa sukses jika kita tidak segera mengambil tindakan nyata. D. Konsisten “I fear not the man who has practiced 10,000 kicks once, but I fear the man who had practiced one kick 10,000 times” -Bruce Lee Bekerja baik dan berprestasi secara konsisten adalah hal yang sangat dibutuhkan dalam membangun karir. Konsistensi adalah kunci dalam kesuksesan dalam hidup ini. Sehebat apapun orang, tetapi bila tidak menjaga konsistensinya, maka kehebatannya tidak banyak berarti. Pepatah mengatakan bahwa mempertahankan itu lebih sulit daripada meraih. Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang mudah terombang-ambing dan berubah-ubah sesuai mood-nya karena manusia bukan malaikat. Ada kalanya memiliki semangat yang berkobar-kobar, namun ada pula saat di mana ia merasa jatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Lalu, bagaimana menjaga konsistensi? Konsistensi mutlak diperlukan, terutama bagi mereka yang telah memutuskan untuk meraih kesuksesan di bidangnya melebihi pencapaian orang lain. Apalah arti meraih prestasi sekali lalu tak terdengar lagi gaungnya. Konsistensi bukan berarti stagnan, namun dapat bermakna proses kemajuan yang progresif, dan menunjukkan peningkatan tiap waktu meskipun tak harus dalam waktu yang cepat. Dalam hal ini, konsistensi bukan bermakna garis lurus yang datar-datar saja, namun konsisten untuk terus bertumbuh sepanjang waktu. Konsistensi erat kaitannya dengan kebiasaan. Sulit rasanya seseorang bisa konsisten mempelajari atau melakukan sesuatu tanpa menjadikan kegiatannya itu sebagai kebiasaan yang secara otomatis dilakukannya sepanjang waktu. Namun, sulit bukan berarti tidak mungkin. Kebiasaan bukanlah sifat yang diturunkan secara genetis. Kebiasaan dapat dipelajari, bahkan diubah. Misal, kebiasaan buruk di masa lalu dapat diubah setelah mempelajari kebiasaan yang baru. Memelihara konsistensi membutuhkan kesabaran. Seseorang yang melatih kesabarannya dalam proses pertumbuhannya yang menuntut konsistensi, akan mampu melampaui hambatan-hambatan internal dari dirinya sendiri, seperti rasa malas, putus asa, dan rendah diri. Ia pun dapat berdamai dengan dirinya sendiri dan tentu saja jauh lebih mudah untuk menghadang hambatan dari luar. Kita semua telah mengembangkan kesabaran tersebut sejak balita. Bayangkan, bagaimana jadinya jika dulu kita tidak sabar untuk terus berlatih berjalan walaupun berkali-kali terjatuh? Tentu kita akan merangkak sepanjang hayat bukan? Konsistensi akan melahirkan keahlian atau kepakaran di bidangnya. Bagaimana mungkin seseorang dapat dikatakan ahli penyakit dalam jika ia tidak konsisten mempelajari penyakit dalam selama bertahun-tahun di bangku kuliah dan praktek langsung di lapangan? Keahlian seorang pilot pun diukur dari jam terbangnya, berapa ribu jam terbang telah dilampauinya, bukan umurnya. Seorang pemimpin tentu telah konsisten memupuk jiwa kepemimpinannya sejak belia, ia telah makan asam garam dunia pepolitikan yang mematangkan 92 kemampuan politik dan kepemimpinannya. Lalu, bagaimana dengan orang-orang yang memiliki bermacam-macam keahlian atau bahasa kerennya, multi talenta? Sah-sah saja seseorang merasa dirinya memiliki multi talenta. Ia berbakat di bidang seni, pintar dalam ilmu eksakta, dan sukses di bidang bisnis. Mungkinkah? Mungkin saja! Karena dia konsisten dalam bidang-bidang tersebut, bukan sekadar asal coba dan main-main. Kita mungkin kurang percaya bahwa orang yang penuh talenta itu dilahirkan dalam keadaan memiliki bakat komplit. Mungkin ia memiliki satu bakat sejak lahir. Namun, kemampuannya di bidang lain tentu karena hasil kerja kerasnya dan konsistensinya untuk menguasai bidang tersebut. Memiliki bakat saja tidak cukup. Banyak orang-orang berbakat yang hidupnya sulit. Para pengamen di bus-bus antar kota banyak yang mahir bermain musik, mereka layak tampil di panggung dan ditonton ribuan orang. Tapi mengapa tak seperti itu? Sekali lagi, butuh konsistensi. Konsistensi untuk mewujudkan mimpi. Bakat yang didiamkan saja ibarat tambang emas yang tersembunyi di perut bumi. Ada banyak kisah konsistensi dari para tokoh dunia yang dianggap sukses. Mereka telah melewati rintangan-rintangan hidup yang tak mudah, berjuang untuk terus konsisten terhadap pencapaian mimpinya. Walaupun untuk itu mereka harus membayar mahal di awal-awal proses perjalanan hidup mereka, namun toh berkat konsistensi mereka akhirnya terbayar sudah jerih payah mereka selama ini. Jangan pernah mengharapkan keberuntungan atau kesuksesan instant karena hal itu bagaikan mata pedang yang akan berbalik melukai anda. Percayalah, segala hal yang instant memiliki efek samping yang kadang menyakitkan. Nikmati saja proses yang sedang anda jalani saat ini . Jangan mudah berputus asa. Ketika mood anda turun, atau anda merasa down karena jerih payah anda sepertinya tak juga menunjukkan hasil, bersabarlah. Beristirahatlah dan menjaulah dari apapun obsesi anda untuk sesaat. Namun, ketika semangat anda kembali, segeralah pacu kembali langkah anda meraih mimpi. Berkembanglah dengan wajar, sedikit demi sedikit tak mengapa. Konsistenlah. E. Disiplin Ada banyak faktor penting yang berkontribusi untuk kesuksesan dan kebahagiaan seseorang, tapi hanya ada satu yang dapat melahirkan kesuksesan dalam jangka panjang di semua aspek kehidupan: disiplin diri!. Disiplin diri adalah karakter nomor satu yang diperlukan untuk menggapai tujuan. Menurut sebuah studi pada tahun 2013 oleh Wilhelm Hoffman, orang dengan disiplin diri yang tinggi akan lebih bahagia dibanding mereka yang tidak. Studi ini menemukan bahwa orang-orang yang memiliki disiplin diri lebih mampu untuk persoalan-persoalan yang muncul ketika mengejar tujuan-tujuan mereka. Orang-orang ini mampu membuat keputusan positif dengan lebih mudah. Melalui disiplin diri, pilihan mereka tidak didikte oleh perasaan. Sebaliknya, mereka membuat keputusan yang rasional setiap hari. Disiplin diri adalah perilaku yang bisa dipelajari. Hal ini membutuhkan latihan dan pengulangan dalam hidup anda sehari-hari. 93 Cara Mendisiplinkan Diri 1. Jauhkan godaan. Kontrol diri seringkali menjadi mudah ketika kita mematuhi pepatah lama, “tak terlihat, maka tak terpikirkan.” Menghilangkan semua godaan dan gangguan di sekitar anda adalah langkah pertama yang penting dalam meningkatkan disiplin diri. Jika anda misalkan mencoba untuk memiliki kontrol yang lebih baik atas makanan anda, jauhkan junk food. Hilangkan nomor telepon pesan antar yang menawarkan makanan junk food. Jika anda ingin meningkatkan fokus anda saat bekerja, matikan ponsel anda dan bereskan ketidakrapihan di meja anda. Blokir situs-situs gangguan seperti Facebook atau Youtube dari laptop anda selama jangka waktu tertentu. Atur diri anda untuk sukses dengan menghilangkan pengaruh-pengaruh buruk. 2. Makan secara teratur dan sehat. Penelitian telah menunjukkan bahwa gula darah yang rendah sering melemahkan semangat seseorang. Ketika anda lapar, kemampuan anda untuk berkonsentrasi menurun karena otak anda tidak berfungsi pada potensi tertingginya. Lapar membuat anda sulit untuk fokus pada tugas yang sedang anda kerjakan, ditambah lagi lapar membuat anda pesimis dan lebih mudah marah. Anda juga cenderung untuk memiliki kontrol diri yang lemah dalam semua area kehidupan. Agar anda tetap pada jalur, pastikan anda mendapat bahan bakar sepanjang hari dengan makanan ringan yang sehat dan makanan berat setiap beberapa jam. Makan teratur akan menjagar kadar gula darah serta meningkatkan kemampuan anda dalam membuat keputusan dan berkonsentrasi. 3. Jangan menunggu saat yang tepat. Mengembangkan kedisiplinan diri berarti merubah rutinitas, yang akan membuat anda merasa tidak nyaman dan terganggu. Charles Duhigg, penulis The Power of Habit, menjelaskan bahwa kebiasaan berasal dari bagian otak yang bernama basal ganglia – bagian otak yang berhubungan dengan emosi, kebiasaan, dan ingatan. Sementara membuat keputusan dilakukan di prefrontal cortex, area yang lain sama sekali. Ketika perilaku menjadi kebiasaan, maka kita berhenti menggunakan kemampuan sadar kita dalam membuat keputusan dan fungsi auto pilot diaktifkan. Oleh karena itu, merubah kebiasaan buruk dan menciptakan kebiasaan baru tidak hanya memerlukan keaktifan membuat keputusan, tapi juga anda akan merasakan sesuatu hal yang salah. Otak anda akan melawan perubahan dari apa yang biasanya anda lakukan dan telah terprogram. Solusinya? Terimalah rasa salah itu. Terimalah kenyataan bahwa akan membutuhkan waktu untuk kebiasaan baru anda agar terasa natural dan benar. Tetaplah melangkah, anda akhirnya akan berhasil. 4. Jadwalkan waktu istirahat, hiburan, dan beri hadiah untuk diri anda sendiri. Disiplin bukan berarti kebiasaan baru anda harus keras, tegas, atau seperti militer. Bahkan, jika anda tidak memberi diri anda ruang untuk sedikit kebebasan, hasilnya adalah kegagalan, kekecewaan dan bahkan kembali ke kebiasaan lama anda. Saat mempraktekan pengendalian diri, jadwalkan secara spesifik waktu jeda, hiburan dan hadiahi diri anda sendiri. Jika anda sedang melakukan diet misalnya, jadwalkan hari Sabtu sebagai hari menikmati es krim. Jika anda sedang mencoba menurunkan berat badan, beri diri anda sesi pijat setelah sebulan penuh aktif berolahraga. Jika anda sedang berusaha mengontrol pengeluaran, biarkan diri anda sedikit “berfoya-foya” di mall pada hari Minggu (disarankan tinggalkan kartu kredit di rumah, dan bawa uang kas saja). Disiplin bisa menjadi sebuah perjuangan berat. Hargai usaha anda sendiri. 94 5. Maafkan diri anda sendiri dan maju ke depan. Mengikuti cara berpikir yang baru tidak selalu mulus sesuai rencana. Anda akan mengalami saat naik dan turun, kesuksesan dan juga kegagalan. Kuncinya adalah terus melangkah. Saat mengalami kemunduran, sadari dan terima apa penyebabnya dan kemudian terus maju. Sangat mudah untuk terbelenggu dalam penyesalan, marah, dan frustasi, tapi emosi-emosi ini tidak akan membantu meningkatkan kedisiplinan anda. Maafkan diri anda sendiri, dan segera bangkit kembali. S emakin lama anda termenung, semakin sulit untuk terus maju ke arah yang positif. Jim Rohn mengatakan “Success is nothing more than a few simple diciplines, practiced every day; while failure is simply a few errors in judgement, repeated every day. It is the accumulative weight of our diciplines and our judgements that leads to either fortune or failure.” Sukses tidak lebih dari beberapa kedisiplinan sederhana yang kita praktekan sehari-hari; begitu juga dengan kegagalan, yaitu beberapa kesalahan dalam mengambil keputusan, yang diulang setiap hari. Akumulasi kedisiplinan dan keputusan yang kita lakukan setiap hari mengantar kita menjadi orang yang beruntung atau gagal. Untuk sesaat, perkirakan, berapa banyak orang yang gagal karena salah mengambil keputusan, salah menggunakan prinsip. Dan berapa banyak pula orang yang berhasil dan sukses karena menggunakan prinsip hidupnya dengan disiplin dan tanggung jawab. Setiap orang diberikan waktu yang sama setiap harinya, yaitu 24 jam, atau 1.440 menit, atau 86.400 detik sehari. Apapun yang kita lakukan pada kurun waktu 24 jam tersebut, apakah bekerja, beribadah, bersantai, olahraga, menuntut ilmu atau bahkan tidur sekalipun, waktu tidak akan pernah membantu kita untuk berubah menuju kesuksesan. Namun, hanya orang-orang yang mampu mengelola waktu dengan baik dan benar yang akan menemukan jalan menuju sukses. Sebuah kata mutiara dibawah ini patut kira ingat, untuk memotivasi kita agar selalu dapat memanfaatkan waktu dengan baik dan benar. “Ingat 5 hal sebelum datangnya 5 hal; waktu muda sebelum tua, waktu senggang sebelum sibuk, waktu sehat sebelum sakit, waktu kaya sebelum miskin, waktu hidup sebelum mati.” Sukses adalah milik semua orang yang mampu memanfaatkan dan menghargai waktu. Sukses adalah hasil kerja keras yang didasari disiplin tinggi dan tanggung jawab. “Time is money” waktu adalah uang, artinya jika kita pandai menggunakan waktu, maka kita dapat dengan mudah mendapatkan keberuntungan. “Time is sword” waktu adalah pedang, artinya waktu akan membunuh kita (membuat kita rugi) jika tidak pandai menggunakannya. Mulai saat ini, cobalah untuk mendisiplinkan diri sendiri, mulai dari hal-hal terkecil seperti, berdoa sebelum melakukan sesuatu, beribadah tepat waktu, makan dan minum sambil duduk, tidak menggunakan handphone atau gadget saat makan, dan sebagainya. Ubah kebiasaan-kebiasaan buruk dengan melakukan hal-hal baik yang kecil namun dilakukan secara konsisten dan terus menerus. Karena disiplin adalah syarat utama kesuksesan. 95 F. TeamWork Di tengah ketatnya persaingan global dan tingginya tuntutan masyarakat saat ini, tim menjadi tulang punggung bagi suatu organisasi. Karena dengan tim, organisasi dapat lebih cepat dan mencapai lebih banyak pemecahan masalah yang dihadapi dibandingkan dilakukan secara individual. Artinya, bersama lebih baik daripada sendiri. Cara Membangun Teamwork 1. Tujuan, Sasaran Dan Target Harus Jelas Dan Terukur Pertama menciptakan tujuan tim yang jelas. Tentukan tujuan dan harapan dalam tim secara spesifik. Untuk itu Anda harus melakukan rapat rutin dan mengatur pola komunikasi yang terbuka. Semua anggota tim harus mengerti dan menyetujui tujuan dan sasaran tim, serta mereka mau bekerja sama untuk mencapai dan mewujudkannya. 2. Membentuk Struktur Organisasi yang Efektif dan Efisien Struktur organisasi harus merepresentasikan kinerja organisasi sebagai tim, namun jangan terlalu gemuk sehingga tidak efisien. Pembagian peran jelas, siapa bertanggungjawab terhadap apa. 3. Buat Job Description, Standard Operating Procedure (SOP) SOP merupakan syarat mutlak yang dibutuhkan oleh sebuah tim untuk bergerak bersama. Semua harus menyepakati SOP yang dibuat, dan bekerja sesuai SOP tersebut. Harus dilakukan koordinasi rutin antar anggota tim, serta antar divisi dalam tim. Temukan solusi dalam koordinasi tersebut, dan buatlah kesepekatan untuk meningkatkan kinerja tim. Anggota tim harus selalu mendukung keputusan, prosedur dan pengawasan yang dibuat bersamasama. Dengan penerapan SOP yang baik, akan mengurangi kemungkinan konflik atau hal-hal yang tidak sesuai standard yang ditetapkan. Konflik yang terjadi diselesaikan dengan jalan konsensus, bersifat konstruktif dan menerapkan pendekatan menang-menang (win-win approach). 4. Bangun kepercayaan Cara membangun kepercayaan dalam tim adalah dengan membuat mereka berani bicara untuk mengutarakan opini. Jangan langsung mematahkan pendapat seseorang, karena itu akan membuat mereka menahan diri untuk bicara. Ciptakan juga komunikasi timbal balik, sehingga anggota tim bisa saling memberi kritik tanpa terkesan menjatuhkan. 5. Buat kegiatan untuk mendekatkan anggota tim Tak ada salahnya sesekali melakukan kegiatan yang bisa mendekatkan anggota tim. Melakukan makan siang atau makan malam bersama-sama tim secara rutin, merupakan contoh sederhana sebuah kegiatan yang bisa mendekatkan tim. Dengan bertemu di luar lingkungan kerja, sesama anggota tim bisa saling mengenal secara personal. 6. Ciptakan sistem penghargaan Agar anggota tim merasa hasil kerja mereka dihargai adalah dengan membuat sistem reward (penghargaan). Siapa saja anggota tim yang berhasil menonjol, maka berilah penghargaan, bisa berupa insentif atau lainnya. Ciptakan kompetisi yang sehat di dalam tim, namun tetap fokus pada tujuan bersama. 7. Kompetensi dalam anggota tim Teamwork bisa berhasil jika masing-masing anggota melakukan pekerjaan yang sesuai kompetensi mereka. Selalu komunikasikan mengenai tugas, kendala saat mengerjakan tugas, dan apakah mereka mampu mengerjakan. Jika ada anggota tim yang belum memiliki keahlian tertentu, apakah mungkin mendapatkannya melalui training atau pelatihan. 96 8. Lakukan pemeriksaan secara rutin Secara rutin, lakukan pengukuran dan pemeriksaan hasil kerja setiap anggota tim. Pemeriksaan rutin ini untuk bisa mengetahui perkembangan pekerjaan, kesulitan yang dialami, atau bisa saja ada perubahan yang perlu dilakukan di tengah jalan untuk bisa mencapai tujuan. Sikap Setiap Anggota Tim Seharusnya 1. Open Minded. Sikap terbuka diperlukan agar Anda dapat memahami perbedaan yang ada. Sebelum memutuskan mengikuti rekrutmen organisasi, Anda harus siap menerima hal-hal yang mungkin bertentangan dengan nilai dan kebiasaan Anda. Begitu juga ketika berhubungan dengan rekan kerja. 2. Nonjudgement. Tidak bertindak menghakimi terhadap perbedaan yang ada. Seseorang harus selalu berhati-hati dengan stereotip. Hindari konsepsi mengenai sifat suatu golongan berdasarkan prasangka yang subjektif dan tidak tepat. 3. Self-esteem. Bangun kepercayaan diri dan harga diri yang kuat. Percayalah pada kemampuan diri sendiri. Setiap orang memiliki kemampuannya masing-masing yang dapat dikontribusikan dalam tim. 4. Self-control. Dalam beberapa situasi, Anda harus dapat mengendalikan diri. Pertimbangkan dengan matang apakah perilaku dan pendapat Anda akan mengganggu atau menyinggung orang lain. 5. Empathy. Tunjukkan perasaan tulus dalam merespon orang lain. Salah satu contoh empati adalah menjadi pendengar aktif yang baik. Perlihatkan bahwa Anda memiliki minat dan kepedulian terhadap orang lain yang sedang menyampaikan pendapatnya. 6. Interacting involvement. Selalu libatkan diri melalui interaksi dalam tim. Hal ini dapat dilakukan dengan mengobrol, sharing, dan interaksi lainnya yang membantu Anda memperoleh pengetahuan baru. 7. Self-monitoring. Selalu lakukan kontrol terhadap diri sendiri, apakah selama ini sudah dapat beradaptasi dengan baik dalam tim atau belum. 8. Team Player Setiap orang adalah team player, termasuk Anda. Siapkan diri Anda untuk menjadi team playerterbaik dalam tim Anda. Rangkuman Bekerja sesungguhnya tidak semata menjalankan tugas dan fungsi saja sesuai dengan bidang tugas masing-masing pegawai. Bekerja juga bukan sekedar datang ke tempat kerja, berproses, lalu pulang. Bekerja sejatinya adalah aktivitas memproduksi barang/jasa yang dilakukan oleh organisasi dan para pegawainya, dengan tujuan akhir mengantarkan lembaga dan para pegawai tersebut mencapai kesuksesan. Untuk mencapai kesuksesan ini dibutuhkan ruh, atau semangat, atau motivasi yang tinggi dari para pegawai yang terlibat di dalamnya. Motivasi para pegawai dapat terbangun dengan baik bila mereka mengetahui jalan-jalan menuju kesuksesan, diantaranya adalah : bekerja dengan passion, memiliki kompetensi yang memadai sesuai bidang tugasnya, memiliki komitmen (untuk mencapai hasil terbaik), memiliki kinerja baik yang konsisten, disiplin, serta mau dan mampu bekerja dalam tim. 97 Secara umum dapat disimpulkan bahwa pemahaman terhadap enam elemen esensial dalam bekerja sangat penting untuk membantu ASN meningkatkan kualitas kinerjanya sebagai seorang abdi negara dan abdi masyarakat. Tugas Temuilah beberapa orang di tempat Anda bekerja (atau lainnya) dengan tiga level kesuksesan yang berbeda, yaitu pertama orang yang menurut Anda sangat sukses, kedua, yang kesuksesannya sedang, dan ketiga yang kurang sukses. Galilah dari mereka informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan tingkat capaian kesuksesan mereka masing-masing. Telitilah apakah orang-orang tersebut memiliki kadar atau level yang berbeda dalam memahami dan menerapkan jalan-jalan kesuksesan (bekerja dengan passion, memiliki kompetensi yang memadai sesuai bidang tugasnya, memiliki komitmen untuk mencapai hasil terbaik, memiliki kinerja baik yang konsisten, disiplin, serta mau dan mampu bekerja dalam tim). Tes 1. Apa yang dimaksud dengan bekerja dengan passion, dan mengapa bekerja dengan passion menjadi jalan menuju sukses? 2. Apa yang dimaksud dengan kompeten? Apa bedanya dengan kompetensi? Ada berapa elemen kompetensi? Kompetensi apa saja yang perlu dikuasai oleh seorang PNS? 3. Apa yang dimaksud dengan komitmen? Mengapa komitmen bisa menjadi jalan menuju sukses? 4. Apa yang dimaksud dengan konsisten? Bagaimana sikap konsisten dapat membangun kesuksesan? 5. Seberapa besar disiplin mempengaruhi kesuksesan seorang pegawai? 6. Bagaimana Teamwork dapat berpengaruh terhadap kesuksesan? Lembar Kerja Praktik Lakukanlah assessment terhadap diri Anda sendiri dengan sejujurnya terhadap berbagai jalan sukses sebagaimana tertera pada Tabel di bawah ini. TABEL 11. BEKERJA LEMBAR KERJA PRAKTIK ENAM ELEMEN ESENSIAL DALAM KUALITAS NO 1 JALAN SUKSES SGT BAIK BAIK CKP KRG SGT KRG RENCANA TINDAK LANJUT Bekerja dengan passion b. Semangat/ gairah kerja c. Kebahagiaan dalam bekerja d. Kemampuan untuk tetap produktif meskipun tidak diawasi e. Kemampuan tetap berprestasi meskipun tidak ada kompensasi/ apresiasi dari pimpinan f. Kemampuan berkorban materi untuk kelancaran dan kepuasan bekerja 98 KUALITAS NO 2 3 JALAN SUKSES SGT BAIK BAIK CKP KRG SGT KRG RENCANA TINDAK LANJUT Kompetensi yang dimiliki: a. Kepemimpinan b. Manajerial c. Konseptual (visi, misi, helicopter view) d. Pemerintahan e. Teknis Substantif sesuai bidang pekerjaan spesifik f. Sosial/ interpersonal g. Kepribadian Komitmen a. Komitmen untuk menghasilkan output dan outcome terbaik b. Komitmen untuk meningkatkan efisiensi pekerjaan c. Komitmen untuk meningkatkan kualitas playanan kepada masyarakat d. Komitmen untuk membangun sistem prosedur yang lebih baik e. Komitmen untuk memperbaiki dan meningkatkan sarana prasarana f. Komitmen untuk menyelesaikan masalah g. Komitmen untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama h. Komitmen untuk memberdayakan pegawai i. Komitmen untuk mensejahterakan pegawai j. Komitmen untuk terus mengasah diri k. Komitmen untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan yang tertunda l. Komitmen untuk disiplin m. Komitmen untuk bekerja secara lebih terencana, dengan tujuan yang lebih jelas, dengan cara mengerjakan yang lebih jelas n. Komitmen untuk menjaga suasana bekerja tetap kondusif 99 KUALITAS NO 4 5 6 JALAN SUKSES SGT BAIK BAIK CKP KRG SGT KRG RENCANA TINDAK LANJUT o. Komitmen untuk membangun teamwork p. Komitmen untuk membangun sistem informasi yang lebih baik q. Komitmen untuk menjaga martabat dan tidak melakukan perbuatan tercela r. Komitmen untuk taat pada aturan dan etika organisasi s. Komitmen untuk berinovasi, mengembangkan produk, pelayanan, sistem kerja, sistem informasi, dan pengembangan bidangbidang lainnya KONSISTENSI a. Konsisten berkinerja baik b. Konsisten melayani dengan baik c. Konsisten dalam berdisiplin d. Konsisten taat aturan dan etika organisasi e. Konsisten menjaga martabat dan tidak melakukan perbuatan tercela f. Konsisten belajar dan terus mengupgrade diri g. Konsisten memberi contoh yang baik bagi lingkungan DISIPLIN a. Taat aturan kepegawaian/ disiplin pegawai b. Taat aturan keuangan/ anggaran c. Taat aturan/ prosedur kerja d. Taat aturan penggunaan fasilitas/ peralatan kantor e. Taat aturan prosedur pelayanan kepada masyarakat f. Kemampuan memanfaatkan dan mengelola waktu TEAMWORK a. Pemahaman terhadap tujuan yang ingin dicapai tim b. Pemahaman terhadap mekanisme kerja tim dalam upaya mencapai tujuan 100 KUALITAS NO JALAN SUKSES SGT BAIK BAIK CKP KRG SGT KRG RENCANA TINDAK LANJUT c. Pemahaman terhadap aturan main, norma, dan etika dalam tim d. Pemahaman terhadap tugas & tanggungjawab yang diberikan tim e. Kompetensi teknis yang harus dimiliki untuk dapat melaksakan tugas-tugas tim f. Sikap, mentalitas, dan kemampuan interpersonal yang harus dimiliki agar dapat bekerja dalam tim 101 BAB XI ANTI KORUPSI Setelah mengikuti pembelajaran, diharapkan peserta dan menjelaskan dan mengaktualisasikan: 1)Penyebab Terjadinya Korupsi, 2)Proses Terbentuknya Perilaku Korupsi, dan 3)Tragisnya Nasib Koruptor. Anti korupsi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari mindset seorang aparatur. Memahami penyebab timbulnya perilaku korupsi hingga ancaman-ancaman baik dunia maupun akhirat bagi para pelaku korupsi diharapkan dapat meningkatkan kesadaran aparatur bahwa korupsi adalah kejahatan luar biasa yang menyengsarakan nasib bangsa, dan korupsi itu sendiri tidak pernah membuat bahagia pelakunya meskipun secara lahiriah tampaknya bergelimang dengan harta. Korupsi yang terjadi di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan dan berdampak buruk luar biasa pada hampir seluruh sendi kehidupan. Korupsi telah menghancurkan sistem perekonomian, sistem demokrasi, sistem politik, sistem hukum, sistem pemerintahan, dan tatanan sosial kemasyarakatan di negeri ini. Dilain pihak upaya pemberantasan korupsi yang telah dilakukan selama ini belum menunjukkan hasil yang optimal. Korupsi dalam berbagai tingkatan tetap saja banyak terjadi seolah-olah telah menjadi bagian dari kehidupan kita yang bahkan sudah dianggap sebagai hal yang biasa. Jika kondisi ini tetap kita biarkan berlangsung maka cepat atau lambat korupsi akan menghancurkan negeri ini. Korupsi harus dipandang sebagai kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) yang oleh karena itu memerlukan upaya luar biasa pula untuk memberantasnya. Di negeri ini budaya korup seperti tidak pernah berakhir. KPK begitu giat memberantas korupsi namun justru terciptalah bibit-bibit calon koruptor baru yang cenderung lebih ganas. Kebiasaan korup sudah membudaya sehingga menghasilkan sebuah sistem bermasyarakat yang mendukung terciptanya koruptor jenis baru. Oleh karena itu, kita harus selalu waspada, jangan sampai masuk dalam kebiasaan korup sehingga membuat diri ini juga menjadi koruptor. Setiap orang dilahirkan bukan untuk menjadi koruptor namun setelah dewasa masing-masing diberi pilihan apakah mau korup atau tidak. Perilaku menyimpang ini sesungguhnya terbentuk bukan hanya karena dorongan dari dalam diri sendiri namun pengaruh besarnya berasal dari lingkungan. Oleh karena itu milikilah prinsip dalam hidup ini agar tetap berada dijalur yang benar sekalipun sekitar kita gemar penipuan. Agama manapun di dunia ini melarang keras umatnya untuk korupsi. Karena kebetulan dari sisi tinjauan kitab suci kaum muslimin sangat banyak disebutkan dalildalil yang secara rinci melarang keras korupsi, maka sebagai referensi akan dikutipkan beberapa dalil baik dari Al Qur’an maupun Al Hadits tersebut. A. Penyebab Terjadinya Korupsi Mengapa tindakan korupsi bisa terjadi? Banyak sekali faktor-faktor yang menjadi penyebab tindakan korupsi ini. Faktor tersebut diantaranya adalah: 1. Iman yang Lemah Orang-orang yang memiliki kelemahan iman, sangat mudah sekali untuk melakukan tindakan kejahatan seperti korupsi contohnya. Apabila iman orang tersebut kuat, mereka tidak akan melakukan tindakan korups ini. 2. Lemahnya penegakan hukum Lemahnya dan tidak tegasnya penegakan hukum merupakan faktor berkembangnya tindakan korupsi. Penegakan hukum yang lemah ini dapat menghindarkan para pelaku korupsi dari sanksi-sanksi hukum. 102 3. Kurangnya Sosialisasi dan Penyuluhan kepada Masyarakat Hal ini dapat menyebabkan masyarakat tidak tahu tentang bentuk-bentuk tindakan korupsi, ketentuan dan juga sanksi hukumnya, dan juga cara menghindarinya. Akibatnya, banyak sekali diantara mereka yang menganggap "biasa" terhadap tindakan korupsi, bahkan merekapun juga akan melakukan hal tersebut. 4. Desakan Kebutuhan Ekonomi Dengan keadaan ekonomi yang sulit, semua serba sulit, berbagai tindakan pun akan dilakukan oleh seseorang, guna untuk mempermudah kebutuhan ekonomi seseorang, salah satunya adalah dengan melakukan tindakan korupsi. 5. Pengaruh Lingkungan Lingkungan yang baik akan berdampak baik juga bagi orang yang berada dilingkungan tersebut, tetapi bagaimana jika di lingkungan tersebut penuh dengan tindakan korupsi dan lain-lain. Maka orang tersebut juga akan terpengaruh dengan tindakan korupsi. B. Proses Terbentuknya Perilaku Korupsi Fenomena yang lumrah adalah mereka orang yang sudah sejahtera dari segi financial akan tetapi masih korup juga. Kemungkinan mereka mengalami gejolak yang tidak biasa dari lingkungan dan juga dalam hati sendiri yang ditambah lagi dengan ketidak mampuan mengendalikan hawa nafsu. Berikut ini adalah proses terbentuknya perilaku korupsi di negeri tercinta ini. 1. Ketidaksabaran Tidak sabar adalah suatu penyakit hati yang dimiliki oleh seseorang karena tidak mampu mengendalikan emosi dalam menunggu proses. Keinginan untuk bisa segera kaya secara instan tanpa melalui proses yang benar mendorong pegawai melakukan perbuatan korup. 2. Kebohongan Berbohong sekali, kemudian berbohong lagi, kemudian berbohong lagi demi untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan, akhirnya mendorong seorang pegawai untuk terus berbohong dan terus menipu. Kebohongan yang satu ditutupi oleh kebohongan yang lain. Kebiasaan berbohong inilah yang akhirnya membawa seorang pegawai menjadi koruptor kelas teri, kakap, bahkan hiu. 3. Ketidakmampuan untuk menahan hawa nafsu Nafsu syahwat keduniaan telah banyak menenggelamkan orang kedalam perilaku korup. Menginginkan uang banyak, mobil, rumah, gadget terkini, dan pada akhirnya menginginkan segalanya. Keinginan seperti ini sebetulnya tidak salah, asal saja tidak melampaui kemampuan ekonominya. Tetapi yang terjadi kebanyakan manusia tidak mampu membendung hasrat kebendaan ini. Bila seseorang telah memiliki dua lembah emas, dia akan menginginkan lembah yang ketiga. 4. Iri hati adalah pemicu berikutnya Orang yang mudah cemburu akan kepunyaan orang lain sangat dimungkinkan untuk melakukan perbuatan korup. Tidak mau menerima kekurangan sendiri dan terus bertanya-tanya “mengapa si itu bisa kaya?”. Perasaan iri hati ini perlu diwaspadai, karena sangat bisa menjadi pelecut keinginan untuk melakuan korupsi. Sumber iri hati para pegawai biasanya adalah sebagai berikut : • Yang lain naik mobil, kok saya naik motor? • Orang itu sudah mondar-mandir naik pesawat, saya kapan? • Dia sudah tinggal di komplek perumahan mewah, saya masih numpang orang tua. 103 • Teman-teman sudah memamerkan foto jalan-jalannya ke luar negeri, saya piknik di tempat wisata lokal saja jarang. • Orang itu gaya pakaian dan perhiasannya wah, saya mau beli baju bagus aja harus memikirkan kebutuhan susu anak. • Si anu punya istri model yang cuantikkkk, bini saya pas-pasan. • Dan seterusnya. Para pegawai seharusnya menyadari bahwa rizki setiap orang ditakdirkan berbeda. Kita dilarang keras untuk iri dengan kelebihan rizki orang lain. Masing-masing orang dengan takaran rizkinya masing-masing. Allah hendak menguji setiap orang dengan rizki yang Ia titipkan. Justru yang harusnya dilakukan adalah mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan, baik itu sedikit atau banyak. Masih banyak saudara-saudara kita yang lain yang jauh lebih sengsara. Ketika seseorang mampu mensyukuri nikmat, maka kebahagiaan dan kelapangan hati akan menghampirinya. 5. Awalnya hanya coba-coba Beberapa orang pegawai pada masa lalunya mempunyai komitmen tinggi untuk tidak korupsi. Namun setelah beberapa lama kemudian mereka tertarik untuk mencobanya. Pada kesempatan pertama uang diambil hanya sedikit supaya tidak mencolok dan supaya tidak terlalu berdampak. Ahh.. lumayan, bisa buat beli hape. Kemudian mereka menunggu beberapa waktu, melihat apakah ada yang bereaksi, atau ada yang mempersoalkan. Ternyata tidak ada, berarti aman. Maka pada kesempatan berikutnya, korupsi kecil itu dilakukan lagi. Kali ini jumlahnya makin meningkat. Dan... tidak butuh waktu lama untuk mereka mahir melakukannya. Korupsi sudah bisa dilakukan dalam jumlah yang lebih besar tanpa perlu merasa kuatir. Nikmat rasanya sekarang sudah punya home cinema, bisa beli motor sport, bisa beli mobil, bahkan bisa beli rumah juga. Akhirnya para pegawai tersebut ketagihan, dan dia tidak bisa lagi menghentikan kebiasaannya. Padahal dulu mereka berkomitmen untuk tidak korupsi. Semuanya terjadi karena coba-coba.. Waspadalah dengan coba-coba ini, karena setan terus menghiasi, dan akhirnya kita terperangkap dalam jebakannya. 6. Teman-teman satu tim kebanyakan korup, mengapa saya tidak? Kenyataan yang menyakitkan harus ditelan bulat-bulat ketika orang-orang disekitar beramai-ramai korupsi dan hidup dalam kemewahan, foya-foya dan hura-hura. Sedang anda sendiri hidupnya pas-pasan dan ditekan pula oleh mereka itu (nasib-nasib….). Apa anda bisa terus tahan dengan keadaan ini? Otomatis anda semakin tertekan tatkala mereka pamer dan mengumbar halhal yang mereka miliki. Situasi seperti ini akan mendorong anda untuk turut pula dalam korupsi berjamaah kecuali anda memiliki prinsip hidup yang teguh tegak kokoh tak tergoyahkan. Komitmen yang tinggi inilah yang akan membuat anda sanggup untuk tidak menyentuh uang haram itu. 7. Khawatir akan masa depan Sampai disini nyata bahwa koruptor adalah orang yang tidak percaya adanya Tuhan. Mereka seperti kehilangan pegangan hidup dan kebingungan bagaimana menghadapi masa depan. Belum lagi ketika jadi pejabat waktunya sangat terbatas sehingga ada pikiran untuk memanfaatkan situasi sebaik-baiknya agar hidupnya kedepan dan hidup anak dan keluarganya terjamin dengan harta yang menumpuk. Benarkah uang bisa menjamin masa depan anda dan keluarga? Sepertinya “tidak”, tidak sama-sekali. Uang memang penting akan tetapi uang bukanlah segalanya. Uang bisa membuatmu senang, tetapi banyak hal yang tidak bisa dibeli dengan uang. Uang tidak bisa membeli tidur yang nyenyak. Uang tidak bisa membeli hati yang tenang. Uang tidak bisa membeli dada yang lapang. 104 Uang memang penting untuk hari tua, untuk masa pensiun. Tetapi kedekatan kepada Allah jauh lebih utama. Hidup di dunia ini hanya sebentar, jangan sampai terpedaya oleh kemolekan dunia yang melalaikan. Kita sudah pahami bersama bahwa hidup yang sesungguhnya adalah di akhirat nanti. Maka jangan rugikan diri sendiri dengan melakukan perbuatan yang akan membuat kita sengsara diakhirat. Adzab Allah sungguh sangat mengerikan. Sebaikbaik bekal untuk kampung halaman yang abadi nanti adalah iman, amal sholeh, ketaqwaan. 8. Korupsi untuk alasan sosial Ini adalah alibi beberapa koruptor kelas kakap. Mereka bawa lari uang rakyat untuk lebih mempehatikan orang miskin dan anak terlantar juga rumah-rumah peribadatan. Ini sama sekali tidak benar, anda senang menjadi penolong orang lain, dengan membagi-bagikan uang hasil korupsi, dengan harapan bahwa korupsi yang Anda lakukan dapat dibenarkan, dan memperoleh berkah. Tidakkah disadari kebaikan hanya dapat dilakukan dengan hal-hal yang baik, dari sumber yang baik, dan dengan cara yang baik. Tidak diterima sama sekali kebaikan yang kita lakukan dari harta hasil korupsi. Tidakkah kita sadari bahwa korupsi yang kita lakukan, meskipun dengan dalih untuk membantu orang lain yang kesulitan, berdampak sangat luas kepada kehidupan kita sendiri, keluarga, dan juga lingkungan. Seringkali orang yang korupsi tidak menyadari bahwa kekisruhan rumah tangga mereka, seperti anak yang nakal, istri yang tidak patuh, anggota keluarga yang sakit-sakitan, musibah kehilangan, rongrongan pihak-pihak tertentu, hati yang selalu gelisah, dan berbagai persoalan lainnya, adalah akibat dari korupsi yang dilakukan. Belum lagi pertanggungjawaban diakhirat nanti. 9. Balas budi gratifikasi Ini adalah pola korupsi paling lumrah yang dilakukan seorang pejabat. Balas budi kepada orang yang dulu pernah memberi. Ketika seorang pejabat pernah menerima ini dan itu, maka dia akan menjadi tidak berdaya untuk menolak ketika orang tersebut datang lagi dan meminta berbagai kemudahan/fasilitas untuk urusannya yang berkaitan dengan kewenangan yang kita miliki. Ucapan dari pihak yang dulu pernah memberi sesuatu kepada si pejabat.. “yang kemarin gimana? Enak toh? bantu dulu ini biar kita happy”. Sampai dititik ini celakalah kita. Gak enak juga kalo tidak membantu orang ini, kemarin dia sudah begini-begitu. Gratifikasi akan memaksa anda untuk menjadi pelaku korupsi. Karena itu gratifikasi dilarang keras oleh Negara. Sebaiknya berhati-hati dengan orangorang yang baiknya terkesan terlalu wah…. bisa jadi ada udang dibalik batu. Anda bisa dijebak agar tertarik bermain kotor dengan peran yang anda duduki. 10. Korup karena tuntutan gaya hidup pasangan Setiap orang ingin membahagiakan pasangan hidupnya oleh karena itu mereka berusaha keras untuk memenuhi kebutuhannya. Tidak terkecuali kebutuhan materi. Korupsi adalah lahan yang bagus untuk memanen uang secara gratis walau tidak halal. Apalagi jika seorang laki-laki yang sikapnya “suami-suami takut istri”. Sudah pasti si suami akan dijadikan mesin korupsi oleh istrinya untuk mendatangkan kemewahan dalam hidupnya. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika anda memiliki pasangan hidup yang sederhana, tidak suka pamer dan biasa-biasa saja. Pasangan yang hidupnya lebih simple tidak mungkin merepotkan kita dengan kebutuhannya yang keterlaluan. Istilahnya itu teman, temukan pasangan yang sesuai ukuran dompetmu. Jangan sampai tidak seimbang karena hal ini dapat beresiko mengguncang dompetmu bahkan hidupmu akhirnya jadi koruptor yang gak karuan gitu. 105 Selalu waspada dengan faktor resiko diatas teman karena semua ini bisa mengubahmu menjadi seseorang yang lebih jahat dan dibenci oleh semua rakyat Indonesia. Pahamilah bahwa korupsi tidak terjadi karena kita menginginkannya melainkan juga karena dorongan dari orang-orang terdekat dan situasi lingkungan yang mendukung hal tersebut. C. Nasib Tragis Sang Koruptor Sungguh malang nasib para koruptor itu. Kekayaan hasil korupsi yang mereka kumpulkan ternyata tidak membawa manfaat apapun bagi mereka. Harta tidak berkah itu justeru menjadi sumber malapetaka. Di dunia mereka mendapat kehinaan dan ancaman hukuman yang berat. Di akhirat kelak telah menunggu siksa yang keras bagi mereka. Coba lihat akibat buruk perbuatannya, semua manusia mengutuknya dan mendoakan keburukan atas dirinya. Harta yang diperolehnya juga tidak membawa berkah. Berapa banyak koruptor yang mati secara tersiksa karena penyakit yang dideritanya, harta hasil kejahatannya itu habis terkuras sedikit demi sedikit untuk biaya pengobatan. Sebagian orang yang silau dengan harta yang menumpuk mengira para koruptor itu benar-benar bahagia. Mereka mengira para koruptor itu bisa mendapatkan apa saja dengan harta yang melimpah. Ini adalah penilaian yang keliru. Siapa bilang hidup para koruptor itu enak!? Hidup mereka diliputi rasa takut dan khawatir. Takut dan khawatir kejahatan mereka terbongkar. Hati mereka galau dan senantiasa dalam kekalutan. Itulah hakikat dosa, yaitu sesuatu yang mengganjal dalam hatimu dan engkau khawatir orang lain mengetahuinya. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Dosa adalah segala yang mengganjal dalam dadamu dan engkau tidak suka orang lain mengetahuinya. [ Shahîhul Jâmi’ no. 2880]. Bahkan untuk menutupinya mereka rela melakukan apa saja walaupun harus berbuat kezhaliman. Begitulah tabi’at kejahatan, bila pelakunya tidak segera bertaubat, maka kejahatannya itu akan melahirkan kejahatan yang lain pula. Begitulah kalau sudah memakan hasil korupsi, bukan kepuasan yang dirasakan jiwanya namun justru sebaliknya, ia akan semakin rakus dan tamak layaknya orang kesurupan. Sehingga yang menjadi motonya adalah ‘tiada hari tanpa korupsi’. Seperti pemakan riba yang diumpamakan oleh Allâh Azza wa Jalla seperti orang yang kerasukan setan. Tabiat para koruptor ini pun menjadi liar dan ganas, tak pandang bulu siapa dan apa yang akan menjadi santapannya. Sampai-sampai dana pembangunan tempat ibadahpun tega ditilep. Sungguh keterlaluan. Rasa malu berbuat jahat sudah sirna dari hatinya. Akibatnya, dia berbuat semena-mena. Mata hatinya tertutup bahkan buta, sehingga tidak bisa membedakan antara yang baik dan yang buruk. Tolok ukurnya serba terbalik, yang jahat dianggap baik dan yang baik di anggap jahat. Para koruptor ini sebagaimana para penjahat lain jika tidak bertaubat sampai matinya maka mereka akan menyandang predikat buruk di dunia, di alam barzakh dan di akhirat. Ketika para malaikat yang membawa ruhnya melewati rombongan para malaikat di langit dan ditanya, “Ruh siapakah yang buruk ini ?” Para malaikat yang membawa ruh ini menjawab, “Ini adalah ruh fulan bin fulan.” Dengan menyebut nama paling buruk yang pernah disandangnya di dunia. [HR Imam Ahmad rahimahullah dan dishahihkan oleh syaikh al-Albâni rahimahullah]. Tidakkah para koruptor itu merasa kasihan dan iba melihat anak-anaknya yang bakal menyandang sebutan buruk sepeninggal dirinya? Akan melekat pada anaknya sebutan ‘anak koruptor’! 106 Para koruptor itu jika mengangkat tangannya tinggi-tinggi berdoa kepada Allâh bahkan sampai meraung dan menangis, namun do’anya tidak dikabulkan oleh Allâh Azza wa Jalla. Bagaimana do’anya bisa dikabulkan, sementara makanan, minuman dan pakaian yang dikenakannya diperoleh dengan cara yang diharamkan yaitu dengan cara korupsi. Bagaimana mungkin doanya dikabulkan? Perhatikanlah sabda Rasûlullah Shallalahu ‘alaihi wa sallam. … Kemudian Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisahkan tentang seorang yang sedang melakukan perjalan jauh, rambutnya kusut dan kakinya berdebu, ia menadahkan tangannya ke langit, dia berdo’a : “Ya Rabb… Ya Rabb.., Padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia tumbuh dengan sesuatu yang haram, maka bagaimana mungkin do’anya akan dikabulkan ?! [HR. Muslim, no.1015] Bagaimana hidupnya bisa berkah, anak-anaknya bisa shalih dan shalihah, bila rongga perut mereka diisi dengan hasil korupsi? Tumbuh besar dan berkembang fisiknya dari hasil korupsi? Bukankah tidak akan masuk surga daging yang tumbuh dari usaha yang haram? Begitulah sabda Nabi kita Shallallahu ‘alaihi wa sallam : Sesungguhnya tidak akan masuk surga daging yang tumbuh dari harta yang haram. Neraka lebih pantas untuknya. [HR Ahmad dan ad-Dârimi, serta dishahihkan oleh al-Albâni dalam Shahîhut Targhîb , no. 1728] Tidakkah para koruptor itu takut akan hari kiamat. Saat itu asal-usul harta akan ditanyakan. Apa jawaban yang bakal diberikan ketika ia ditanya tentang hartanya, darimanakah ia memperolehnya? Bisakah ia mengelak dari peradilan Allâh Yang Maha Adil, Yang Maha Mengetahui segala hal, baik disembunyikan ataupun dinampakkan? Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Tidak akan bergeser tapak kaki seorang hamba pada hari Kiamat sehingga ditanya tentang empat perkara : Tentang umurnya, untuk apa ia habiskan? Tentang jasadnya, untuk apa ia gunakan? Tentang hartanya, darimana ia mendapatkannya dan kemanakah ia menafkahkannya? Dan tentang ilmunya, apakah yang telah ia amalkan. [ HR at-Tirmidzi dan ad-Dârimi, dan dishahihkan oleh al-Albâni dalam Shahîhul Jâmi’ , no. 7300]. Di dunia dia mungkin masih bisa menyembunyikan dan menutup-nutupi kejahatannya dengan berbagai cara. Tapi, pada hari Kiamat nanti, ia tidak akan mampu menyembunyikannya lagi. Karena pada hari itu, segala sesuatu akan ditampakkan oleh Allâh Azza wa Jalla . Itulah hari taghaabun ! Allâh Azza wa Jalla berfirman: (Ingatlah) hari (dimana) Allâh mengumpulkan kamu pada hari pengumpulan, Itulah hari dinampakkan kesalahan-kesalahan. [atTaghâbun/64:9] Kemanakah kalian akan menyelamatkan diri, wahai para koruptor? Sungguh, tidak ada tempat melarikan diri, tidak ada lagi tempat bersembunyi seperti dalam kehidupan dunia sekarang ini ! Apakah mereka mengira akan bisa dilepas begitu saja? Sekali-kali tidak! Satu rupiahpun yang mereka korupsi akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat! Dan diletakkanlah Kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: “Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan perkara kecil dan tidak (pula) perkara besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa 107 yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Rabbmu tidak menganiaya seorang pun. [al-Kahfi/18:49] Jangan kira, keberhasilan kalian lari dan berkelit dari jeratan hukum buatan manusia di dunia akan terulang lagi di akhirat! Kalian tidak akan pernah bisa lolos. Uang haram hasil kejahatan tindak pidana korupsi mungkin masih sedikit berguna di dunia, tapi tidak di kehidupan akhirat. Simaklah firman Allâh Azza wa Jalla: (Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orangorang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih, [as-Syu’ara’/26:8889]. Alangkah malunya sang koruptor itu pada hari kiamat nanti, kedoknya akan tersingkap bak matahari di siang bolong. Manusia akhirnya mengetahui kecurangannya! Pada hari kiamat nanti akan dikibarkan bendera untuk menandakan ia adalah sang koruptor! Nabi Shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Setiap pengkhianat memiliki bendera tanda pengenal di bagian duburnya pada hari Kiamat. [Silsilatus Shahîhah, karya al-Albâni, no. 1690]. Barangkali terlintas dalam benak para koruptor itu, aku kumpulkan harta sebanyak-banyaknya meski harus korupsi, nanti harta korupsi itu disedekahkan untuk kebaikan, sehingga impas! Begitu pikirnya! Anggapan seperti ini jelas salah. Sebab Allâh Maha Baik dan tidak akan menerima kecuali yang baik-baik. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Shalat tanpa bersuci tidak akan diterima dan sedekah dari hasil korupsi juga tidak diterima. [HRMuslim :224] Bahkan dosa tetap dosa! Rasûlullâh Shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Barangsiapa mengumpulkan harta haram kemudian ia menyedekahkannya maka ia tidak memperoleh pahala darinya dan dosanya terbeban atas dirinya. [Hadits riwayat Ibnu Hibban (3367) dan dihasankan oleh al-Albaani dalam Shahih at-Targhib (880)]. Sedekahnya itu tidak bernilai apa-apa di sisi Allâh Azza wa Jalla, sementara ia tetap terbebani dosa korupsinya. Jadi, sebenarnya tidak ada alasan baginya untuk melakukan tindak korupsi. Itu hanyalah waswas dan bisikan setan yang dianggap baik oleh manusia! Setanlah yang menakut-nakutinya dengan kemiskinan lalu menyuruhnya melakukan dosa, yakni korupsi! Allâh Azza wa Jalla berfirman : Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan. [al-Baqarah/2:268]. Namun aneh bin ajaib, para koruptor itu masih bisa tersenyum di hadapan manusia, seolah tidak berbuat dosa ? Benarlah sabda Nabi Shallalahu ‘alaihi wa sallam : Jika engkau tidak punya malu maka lakukanlah sesukamu! [Silsilah Hadits Shahih: 684]. Apakah budaya malu sudah tidak ada lagi di sini? Para pembaca lebih tahu jawabannya. Demikian sedikit bahan renungan bagi kita semuanya. Semoga kita tidak terjebak dalam ajak setan yang selalu mengintai celah demi menyesatkan anak manusia. 108 D. Dalil-dalil dari Al Qur’an dan As-Sunnah yang melarang keras korupsi "Sungguh akan datang pada manusia suatu zaman di mana seseorang tidak peduli dengan cara apa dia mengambil harta, apakah dari yang halal atau dari yang haram. " [ HR Bukhari 2083] Setiap pegawai wajib menjaga kehormatan dan harga dirinya, bahkan harus berjiwa mulia dan kaya hati. Seorang karyawan tak boleh gampang terbeli atau tergadai oleh uang sogokan dan hadiah suap. Sebab, disamping menjatuhkan kredibilitas, itu juga merusak masa depan lembaga, juga mencederai profesionalisme dan kinerja. Di antara dalil yang memerintahkan agar setiap muslim tidak memakan harta dengan cara bathil, adalah hadits yang telah diriwayatkan Al-Bukhari, dari Jundab bin Abdullah bahwa Nabi Sholallahu Alaihi Wassalam bersabda: "Sesungguhnya yang pertama busuk dari manusia adalah perutnya. Maka barang siapa yang sanggup untuk tidak memakan melainkan yang baik maka lakukanlah. Dan barang siapa yang bisa untuk tidak dihalangi antara dia dan surga walaupun dengan segenggam darah yang ditumpahkannya, maka lakukanlah ." [ HR Bukhari 7152] Tradisi korupsi, suap, sogok, money politics, pungli dan kelompok turunannya telah mengakar kuat dan menjalar secara sistemik pada tubuh birokrasi setiap lembaga baik negeri maupun swasta. Fakta ini merupakan salah satu tantangan paling fenomenal bagi agama Islam, yang secara tegas mengutuknya. "Rasulullah mengutuk orang yang menyuap dan orang yang disuap" [Shahih diriwayatkan Imam Abu Daud dalam Sunannya (3580), Imam at-Tirmidzi dalam Sunannya (1337) dan Imam Ibnu Majah dalam Sunannya (2313) ] Demikian sebuah hadits memperingatkan. Ketika salah seorang sahabat bernama Abdullah bin Lutbiyah terbukti menerima pemberian, Rasulullah yang memberikan perhatian khusus terhadap masalah ini, segera memberhentikannya. Dari ‘Adiy bin ‘Amirah Al Kindi Radhiyallahu ‘anhu berkata, Aku pernah mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa di antara kalian yang kami tugaskan untuk suatu pekerjaan (urusan), lalu dia menyembunyikan dari kami sebatang jarum atau lebih dari itu, maka itu adalah ghulul (belenggu, harta korupsi) yang akan dia bawa pada hari kiamat”. Selain itu, perbuatan korupsi (ghulul) ini termasuk dalam kategori memakan harta manusia dengan cara batil yang diharamkan Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana dalam firmanNya : “Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil, dan janganlah kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian dari harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui” [al Baqarah/2:188] 109 Juga firmanNya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil…” [an Nisaa`/4 : 29]. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan beliau memperingatkan dengan keras kepada petugas yang mendapat amanah mengumpulkan zakat maal tersebut dengan mengatakan : “Tidakkah kamu duduk saja di rumah bapak-ibumu, lalu lihatlah, apakah kamu akan diberi hadiah (oleh orang lain) atau tidak?” “(Maka) Demi (Allah), yang jiwa Muhammad berada di tanganNya. Tidaklah seseorang dari kalian mengambil (mengkorupsi) sesuatu daripadanya (harta zakat), melainkan dia akan datang pada hari Kiamat membawanya di lehernya. Jika (yang dia ambil) seekor unta, maka (unta itu) bersuara. Jika (yang dia ambil) seekor sapi, maka (sapi itu pun) bersuara. Atau jika (yang dia ambil) seekor kambing, maka (kambing itu pun) bersuara …” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda : “Hadiah untuk para petugas adalah ghulul”. sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang artinya : Barangsiapa yang kami tugaskan dengan suatu pekerjaan, lalu kami tetapkan imbalan (gaji) untuknya, maka apa yang dia ambil di luar itu adalah harta ghulul (korupsi). Dalam hadits Ubadah bin ash Shamit Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “…(karena) sesungguhnya ghulul (korupsi) itu adalah kehinaan, aib dan api neraka bagi pelakunya”. Orang yang mati dalam keadaan membawa harta ghulul (korupsi), ia tidak mendapat jaminan atau terhalang masuk surga. Hal itu dapat dipahami dari sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Barangsiapa berpisah ruh dari jasadnya (mati) dalam keadaan terbebas dari tiga perkara, maka ia (dijamin) masuk surga. Yaitu kesombongan, ghulul (korupsi) dan hutang”. Allah tidak menerima shadaqah seseorang dari harta ghulul (korupsi), sebagaimana dalam sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Shalat tidak akan diterima tanpa bersuci, dan shadaqah tidak diterima dari harta ghulul (korupsi)”. Harta hasil korupsi adalah haram, sehingga ia menjadi salah satu penyebab yang dapat menghalangi terkabulnya do’a, sebagaimana dipahami dari sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Wahai manusia, sesungguhnya Allah itu baik, tidak menerima kecuali yang baik”. Dia (Allah) juga berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, makanlah yang baik-baik dari yang Kami rizkikan kepada kamu,” 110 (Rasulullah) Shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan seseorang yang lama bersafar, berpakaian kusut dan berdebu. Dia menengadahkan tangannya ke langit (seraya berdo’a): “Ya Rabb…, ya Rabb…,” tetapi makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan dirinya dipenuhi dengan sesuatu yang haram. Maka, bagaimana do’anya akan dikabulkan?”. Dari Abu Humaid as Sa’idi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hadiah untuk para pegawai adalah ghulul (harta yang di dapat dari khianat terhadap amanah, korupsi)” (HR Ahmad no 23601). Dari ‘Adi bin ‘Amirah al Kindi, Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa di antara kalian yang kami beri amanah dengan suatu pekerjaan lalu dia tidak menyerahkan sebuah jarum atau yang lebih bernilai dari pada itu kepada kami maka harta tersebut akan dia bawa pada hari Kiamat sebagai harta ghulul (baca:korupsi)” (HR Muslim no 4848). Dari Abdullah bin Buraidah dari ayahnya, Buraidah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa saja yang kami pekerjakan lalu telah kami beri gaji maka semua harta yang dia dapatkan di luar gaji (dari pekerjaan tersebut, pent) adalah harta yang berstatus ghulul (baca:korupsi)” (HR Abu Daud no 2943, Dalam Kaifa hal 11, Syeikh Abdul Muhsin al Abbad mengatakan, ‘Diriwayatkan oleh Abu Daud dengan sanad yang shahih dan dinilai shahih oleh al Albani’). Rangkuman Stigma negatif bahwa Pegawai Negeri identik dengan korupsi telah berkembang lama tengah masyarakat tentang PNS. Korupsi seolah sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari profesi pegawai negeri. Harus diakui bahwa praktek korupsi sudah merebak demikian besarnya di tengah-tengah aparatur, walaupun banyak juga PNS yang tetap teguh memegang integritasnya. Tampaknya belum ada yang sanggup mencegah terjadinya korupsi para aparatur selain aparatur itu sendiri. Rumus klasik tetap berlaku, kejahatan terjadi bila ada niat dan ada kesempatan. Demikian pula korupsi, dapat terjadi karena ada niat dan ada kesempatan. Oleh karena itu untuk mencegah atau mengurangi atau menghilangkan niat korupsi, maka berbagai fakor yang bisa memicu tumbuhnya niat tersebut harus dibenahi. Paling utama adalah pembinaan mental spiritual. Orang yang imannya kokoh akan menahan dirinya untuk tidak melakukan korupsi, meskipun kesempatannya ada. Hal lain adalah perbaikan tingkat kesejahteraan, penciptaan kondisi di lingkungan kerja yang dapat mengeliminasi budaya materialistik para pegawai, dan keteladanan positif dari para pejabat/pimpinan. Tindakan hukum yang tegas dan tanpa pandang bulu juga perlu diberikan kepada para pelaku korupsi, untuk memberikan signal bagi pegawai lain agar jangan coba-coba untuk melakukan koruspi. Selain itu tindakan pemiskinan pelaku korupsi dan penyebarluasan identitas pelaku di media masa secara terbuka untuk mempermalukan pelaku korupsi nampaknya layak untuk dipertimbangkan. Dari sisi kesempatan, harus dibangun sistem pengelolaan anggaran yang mempersempit peluang pegawai untuk melakukan korupsi. Di atas semua itu, harus dipahami bahwa sesungguhnya para pelaku korupsi tidak pernah merasa bahagia, meskipun secara lahir ia bergelimang harta. Dirinya terus diliputi kecemasan karena takut perbuatnnya diketahui. Belum lagi siksa di akhirat yang sangat keras yang menunggunya. Dunia ini tidak lebih dari sendau gurau dan kesenangangan yang menipu. Mengapa harus mencelakakan diri hanya karena nikmat sesaat yang Allah haramkan. 111 Secara umum dapat disimpulkan bahwa pemahaman tentang anti korupsi diharapkan bisa menjadi bahan perenungan untuk para aparatur agar mereka memperhatikan ancaman-ancaman yang sangat keras dari agama, sehingga dari sini kemudian diharapkan tingkat korupsi para ASN bisa ditekan atau berkurang. Tugas Identifikasilah penyebab korupsi yang umum terjadi di lingkungan pemerintahan. Telitilah apa yang mendorong para pegawai untuk melakukan korupsi. Tes 1. Sebutkan faktor-faktor umumnya penyebab korupsi di lingkungan pemerintahan! 2. Perilaku pegawai apa saja yang biasanya turut menyulut terjadinya korupsi? 3. Sebutkan alasan untuk tidak melakukan korupsi dari timbangan syariat agama! Lembar Kerja Praktik TABEL 12. LEMBAR KERJA PRAKTIK ANTI KORUPSI TERJADI DI PEMBAHASAN TEMPAT NO PENYEBAB KORUPSI BERDASARKAN KAJIAN KERJA MINDSET YA TIDAK a. ASPEK INDIVIDU PEGAWAI 1 Sifat tamak manusia 2 Moral yang kurang kuat 3 Penghasilan yang kurang mencukupi 4 Kebutuhan hidup yang mendesak 5 Gaya hidup yang konsumtif 6 Malas bekerja 7 Ajaran agama yang kurang diterapkan b. ASPEK ORGANISASI 1 Kurang adanya sikap keteladanan dari pimpinan 2 Tidak adanya kultur organisasi yang benar 3 Sistem akuntabilitas kurang memadai 4 Kelemahan sistem pengendalian manajemen 5 Manajemen cenderung menutupi korupsi dalam organisasi 112 NO PENYEBAB KORUPSI TERJADI DI TEMPAT KERJA YA TIDAK PEMBAHASAN BERDASARKAN KAJIAN MINDSET c. ASPEK KEMASYARAKATAN 1 Nilai-nilai di masyarakat kondusif untuk terjadinya korupsi 2 Masyarakat kurang menyadari sebagai korban utama korupsi 3 Masyarakat kurang 4 menyadari jika dirinya terlibat korupsi Masyarakat kurang menyadari jika korupsi akan bisa dicegah dan diberantas jika masyarakat ikut aktif d. ASPEK MEKANISME PEMERINTAHAN 1 Kurangnya transparansi dalam penyelenggaraan pemerintahan 2 Kebutuhan pendanaan yang sangat besar saat berusaha untuk mendapatkan kesempatan sebagai penyelenggara pemerintahan 3 Pengelolaan proyek yang melibatkan uang rakyat dalam jumah besar 4 Adanya lingkungan tertutup di sekitar para pemegang kebijakan yang mementingkan diri sendiri dan jaringan (nepotisme). 5 Lemahnya ketertiban dan penegakan hukum 6 Kurangnya kebebasan berpendapat atau kebebasan media massa sebagai kontrol terhadap praktik 113 NO 7 PENYEBAB KORUPSI TERJADI DI TEMPAT KERJA YA TIDAK PEMBAHASAN BERDASARKAN KAJIAN MINDSET penyelenggaraan pemerintahan Kurangnya kesadaran masyarakat untuk ikut memberantas korupsi. Hal ini dapat terlihat dari praktik-praktik seperti ketidaksabaran untuk mengikuti proses pengurusan SIM sesuai prosedur sehingga bersedia membayar sejumlah uang alias menyuap untuk memotong prosedur . 114 BAB XII PENUTUP Para peserta diklat yang berbahagia.. Selamat !! Anda telah menyelesaikan modul Pola Pikir Aparatur ini dengan baik. Anda sudah bekerja keras menyisihkan waktu untuk mempelajari 10 elemen penting dalam pembelajaran Pola Pikir ini, mulai dari : 1)Konsep Dasar Pola Pikir, 2)Berpikir Positif, 3)Siklus Kebiasaan, 4)Konsep Diri, 5)Hukum Sebab Akibat, 6)Konsep Sukses, 7)Jalan-jalan Menuju Sukses, 8)Cara Memandang Masalah, 9)Enam Elemen Esensial Dalam Bekerja, dan 10)Anti Korupsi. Sejak dipahaminya konsep bahwa pola pikir akan menentukan kemana langkah kaki akan mengayun, maka kami berharap setelah mempelajari modul ini, Anda semua akan tumbuh berkembang menjadi aparatur yang memiliki pola pikir yang unggul, yang teraktualisasi kedalam kinerja terbaik di unit kerjanya masing-masing. Milikilah keyakinan, cara berpikir, sikap, perilaku, dan unjuk kerja yang unggul, yang mencerminkan berkualitasnya pola pikir Anda. Masa depan Anda dimulai dari cara berpikir Anda. Ingatlah bahwa investasi apapun yang Anda lakukan untuk menjadikan diri lebih bermanfaat, lebih mulia, lebih selamat, lebih sejahtera, lebih berbahagia, dan lebih mendapatkan ridho Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah investasi yang tidak akan pernah sia-sia. Semua kebaikan akan kembali kepada diri Anda sendiri. Mulailah membangun diri dengan lebih baik, agar Anda lebih semangat dan lebih berbahagia dalam bekerja. Jangan lupa untuk senantiasa memohon agar Allah senantiasa membimbing dan menjaga kita semua dalam menjalankan amanah ini. Semoga dengan niat baik, kerja yang baik, cara yang baik, ahlaq yang baik, ibadah yang baik, dan dengan dilandasi oleh tauhid yang benar, bisa menjadikan alasan untuk Allah Azza wa Jalla menyelamatkan dan memasukkan kita semua ke dalam surga-Nya, aamiiiin. 115 EVALUASI Tes Kognitif o TABEL 13. HASIL TES KOGNITIF PESERTA NILAI NO 1 MATERI POKOK Sangat Baik 91-100 Baik 81-90 Cukup Kurang 71–80 61-70 Sangat Kurang < 61 Tes - Konsep Dasar Pola Pikir Tes - Berpikir Positif Tes - Siklus Kebiasaan Tes - Konsep Diri Tes - Hukum Sebab Akibat Tes - Konsep Sukses Tes - Jalan-jalan Menuju Sukses Tes - Cara Memandang Masalah Tes - Enam Elemen Esensial Dalam Bekerja Tes - Anti Korupsi 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tes Psikomotor o TABEL 14. HASIL PELAKSANAAN TUGAS PESERTA NILAI NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 MATERI POKOK Sangat Baik 91-100 Baik 81-90 Cukup Kurang 71–80 61-70 Sangat Kurang < 61 Tugas - Konsep Dasar Pola Pikir Tugas - Berpikir Positif Tugas - Siklus Kebiasaan Tugas - Konsep Diri Tugas - Hukum Sebab Akibat Tugas - Konsep Sukses Tugas - Jalan-jalan Menuju Sukses Tugas - Cara Memandang Masalah Tugas - Enam Elemen Esensial Dalam Bekerja Tugas - Anti Korupsi 116 Tes Psikomotor o TABEL 15. HASIL LATIHAN KERJA PRAKTIK PESERTA NILAI NO 1 MATERI POKOK Sangat Baik 91-100 Baik 81-90 Cukup Kurang 71–80 61-70 Sangat Kurang < 61 Lembar Kerja Praktik Konsep Dasar Pola Pikir Lembar Kerja Praktik Berpikir Positif Lembar Kerja Praktik - Siklus Kebiasaan Lembar Kerja Praktik Konsep Diri Lembar Kerja Praktik Hukum Sebab Akibat Lembar Kerja Praktik Konsep Sukses Lembar Kerja Praktik Jalanjalan Menuju Sukses Lembar Kerja Praktik - Cara Memandang Masalah Lembar Kerja Praktik - Enam Elemen Esensial Dalam Bekerja Lembar Kerja Praktik - Anti Korupsi 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Penilaian Sikap o TABEL 16. PENILAIAN SIKAP PEMBELAJARAN PESERTA SELAMA MENGIKUTI NILAI NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 MATERI POKOK Sangat Baik 91-100 Baik 81-90 Cukup Kurang 71–80 61-70 Sangat Kurang < 61 Prosentase Kehadiran Ketaatan terhadap berbagai aturan Kepantasan Berpakaian Keseriusan dalam menyimak Ketenangan di dalam kelas (tidak membuat kegaduhan) Keaktifan dalam diskusi Keaktifan dalam mengerjakan tugas-tugas Sikap kepada fasilitator Sikap kepada rekan sejawat Sikap kepada panitia 117 KUNCI JAWABAN BERPIKIR POSITIF 1. Berpikir positif adalah cara berpikir secara logis yang memandang sesuatu dari segi positifnya baik terhadap dirinya sendiri, orang lain, maupun keadaan lingkungannya. 2. Tiga komponen berpikir positif adalah: 1)muatan pikiran, 2)penggunaan pikiran, dan 3)pengawasan pikiran. 3. Muatan berpikir positif adalah 3B, yaitu: Benar (tak melanggar nilai-nilai kebenaran), Baik ( bagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungan), dan Bermanfaat (menghasilkan sesuatu yang berguna). 4. Muatan pikiran yang positif perlu diaktualisasikan kedalam tindakan yang nyata agar ada dampak yang ditimbulkan. 5. Lima cara berpikir positif diantaranya: Dengan memandang sisi baik suatu masalah; Dengan membuang pengaruh negatif; Dengan memberi sugesti positif kepada diri sendiri; Dengan memvisualisasikan bahwa diri ini adalah orang yang beriman, bertaqwa, dan bersyukur kepada Allah; Dengan memilih teman-teman yang positif; Dengan menentukan tujuan dan meneguhkan hati untuk pencapaiannya; Dengan membanjiri otak dengan pikiran positif; Dengan mudah bersyukur kepada Allah; Dengan memgambil alih tanggungjawab; Dengan mengubah “tidak bisa” menjadi “bisa”; dan Dengan menertawakan diri sendiri. KEBIASAAN 1. Orang melakukan kebiasaan tertentu pada prinsipnya karena ada pemicu dan ada reward. Pemicu adalah penyebab awal munculnya kebiasaan tertentu, tetapi kebiasaan menjadi bertahan karena rewardnya. 2. Dalam kasus kebiasaan buruk PNS seperti tidak disiplin, korupsi, dan kebiasaan buruk lainnya, berbagai hal dapat menjadi faktor pemicu, diantaranya masalah internal pegawai itu sendiri, atau masalah yang berkaitan dengan keadaan di kantor. Masalah internal pegawai umumnya adalah rendahnya motivasi dan kesadaran pegawai, dan beberapa lainnya adalah persoalan-persoalan pribadi pegawai yang bersangkutan seperti perselisihan dengan pegawai lain, persoalan ekonomi, dan masalah-masalah lainnya. Masalah eksternal umumnya adalah lingkungan kerja yang kurang kondusif, hubungan atasan bawahan yang kurang harmonis, sistem reward dan punishment yang tidak berimbang, dan bidang-bidang pekerjaan yang tidak sesuai dengan passion dan kompetensi pegawai. 3. Terus bertahannya kebiasaan buruk PNS terjadi karena adanya reward yang dinikmati para PNS tersebut. Dalam kasusnya bertahannya kebiasaan tidak disiplin, seperti bolos, terlambat, tidak melakukan sesuatu yang produktif selama jam kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya, atau bahkan ‘menghilang’ ditengah-tengah jam kerja, maka faktor rewardnya mulai dari waktu luang yang lebih banyak, diperolehnya waktu istirahat ekstra, kesempatan untuk melakukan hal-hal lain yang lebih menguntungkan bagi dirinya pribadi, tidak adanya sanksi disiplin, hingga berbagai bentuk reward lainnya, yang intinya membuat seorang pegawai tetap pada kebiasaan buruknya. Dalam kasus korupsi, maka faktor rewardnya selain manfaat ekonomi finansial yang langsung dirasakan, juga karena rendahnya penindakan atau sanksi atas korupsi yang dilakukan tersebut. Apalagi PNS yang bersangkutan melihat bahwa banyak juga PNS lain melakuan hal yang sama dan tetap aman-aman saja. 118 4. Kebiasaan yang menurut Stephen R. Covey perlu dibangun oleh seorang pegawai bila dirinya ingin sukses adalah: a. Kebiasaan bertanggung jawab (proactive) b. Kebiasaan berorientasi pada tujuan (begin with the end in mind) c. Kebiasaan mendahulukan yang utama (put first things first) d. Kebiasaan berpikir menang-menang (think win-win) e. Kebiasaan memahami terlebih dahulu, baru kemudian dipahami (seek first to understand, then to be understood). f. Kebiasaan bersinergi (synergize). g. Kebiasaan melakukan perbaikan diri secara terus menerus (sharpen the saw). h. kebiasaan menemukan panggilan jiwa dan mengilhami orang lain menemukan panggilan jiwa mereka (find your voice and inspire others to find theirs). 5. Terdapat empat bidang penetapan tujuan, yaitu: a. Tujuan Pengembangan Diri. Ingin berkembang menjadi diri yang seperti apa? Ingin lebih sehat, penuh energi dan vitalitas? Ingin meningkatkan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual (ESQ)? Ingin menambah wawasan atau ketrampilan baru? Ingin bergaul dengan kalangan tertentu? b. Tujuan kepemilikan. Benda-benda berharga apa saja yang ingin dimiliki? Ingin memiliki rumah idaman, ingin mengganti kendaraan dengan yang lebih baru dan nyaman, dst. c. Tujuan keuangan. Ingin bebas hutang, ingin mencapai tabungan dalam jumlah tertentu, ingin menambah sumber penghasilan aktif dan pasif. d. Tujuan kontribusi. Kalau kita meninggal dunia, semua akan terputus kecuali tiga hal, yaitu ilmu yang bermanfaat, amal jariyah, dan anak saleh yang terus mendoakan kita bukan saja semasa kita hidup tetapi juga setelah kita wafat. Dalam hal apa kontribusi apa yang ingin kita lakukan dalam hidup ini? Seorang pegawai harus berhati-hati dalam penetapan tujuan ini khususnya dalam konteks kehidupan akhirat karena tujuan hidup yang paling utama adalah ibadah kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jika selama dalam hidup orientasi kita adalah mencari keridhoan Allah, tidak menyekutukannya (tidak beribadah selain kepada-Nya), tidak melakukan hal-hal yang menimbulkan kemurkaan-Nya, beribadah hanya dengan cara-cara yang diajarkan utusan-Nya Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, berahlak baik, dan bermualah dengan mahluk lainnya secara baik, maka tidak peduli apapun profesi kita, kaya atau miskin, semuanya berpeluang mendapatkan kemenangan yang hakiki, yaitu surganya Allah. KONSEP DIRI 1. Terdapat beberapa pengertian konsep diri (self-concept): a. Konsep diri adalah kesadaran seseorang mengenai siapa dirinya. b. Konsep diri adalah sekumpulan keyakinan dan perasaan seseorang mengenai dirinya, apakah dia merasa positif atau negatif, bangga atau tidak bangga, dan senang atau tidak senang dengan dirinya. c. Konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan mempengaruhi hubungan dengan orang lain. 119 d. Konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh, fisikal, emosional, intelektual, sosial dan spiritual. e. Konsep diri adalah citra subjektif dari diri dan pencampuran yang kompleks dari perasaan, sikap dan persepsi bawah sadar maupun sadar. 2. Operating system pada komputer adalah sistem operasi (misalnya windows 10) yang memungkinkan sebuah komputer bisa berkomunikasi dengan berbagai aplikasi/software yang terinstal di dalamnya (misalnya: Ms Office, Anti Virus, Pengolah Grafis, dan berbagai aplikasi lainnya). Dengan sistem operasi ini maka berbagai aplikasi tersebut di atas bisa berjalan, bisa berfungsi dengan baik. Tanpa sistem operasi, maka berbagai aplikasi menjadi tidak berguna. Semakin baik sistem operasi, semakin efisien dan efektif komunikasinya dengan berbagai aplikasi, maka semakin baik sebuah komputer bekerja. Hal ini berarti semakin handal komputer tersebut dalam menjalankan berbagai fungsi. Konsep Diri adalah cara pandang seseorang terhadap dirinya sendiri, yang mempengaruhi kualitasnya dalam menjalani kehidupan ini. Bila dianalogikan dengan sistem operasi, maka semakin baik konsep diri seseorang, semakin baik pula dirinya dalam berkomunikasi dengan berbagai unsur kehidupan, maka akan semakin baik pula dirinya dalam menjalani kehidupan ini, sehingga peluangnya untuk menjadi orang yang sukses semakin besar. Bila sistem operasi komputer dari waktu ke waktu terus diperbaiki untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja komputer, maka demikian pula dengan konsep diri, dari waktu ke waktu juga harus semakin baik, agar kualitas hidup seseorang semakin baik. 3. Konsep diri seseorang dapat kita pahami dari sikap dirinya yang merupakan aktualisasi dari orang tersebut. Ketika seseorang memiliki konsep diri yang baik maka biasanya orang tersebut sikap perilakunya mencerminkan positifnya cara pandang dirinya terhadap kemampuan yang dimilikinya. Sebagai dampaknya adalah orang ini memiliki kinerja yang baik dalam menyelesaikan segala persoalan dan tantangan yang dihadapi. Orang dengan konsep diri yang positif memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang mudah untuk diselesaikan. 4. Konsep diri memiliki tiga dimensi, yaitu: a. Pengetahuan terhadap diri sendiri (real-self). Pengetahuan terhadap keadaan fisik dan keadaan psikis. Pengetahuan terhadap kebiasaan dan sikap perilaku. Pengetahuan terhadap nilai-nilai yang dianut, dan keyakinan-keyakinan tertentu. b. Pengharapan mengenai diri sendiri (ideal-self). Pandangan tentang kemungkinan yang diinginkan seseorang terjadi pada dirinya sendiri di masa depan. Pengharapan ini merupakan diri ideal. c. Penilaian Orang lain tentang dirinya (social-self). Bagaimana orang lain menilai dirinya. Terdapat proses penilaian dan evaluasi antara pengharapan seseorang mengenai dirinya dan bagaimana orang lain memandang dirinya. 5. Pihak-pihak yang bisa mempengaruhi konsep diri seseorang adalah a. Orang tua b. Kawan sebaya c. Masyarakat 120 HUKUM SEBAB AKIBAT 1. Hukum sebab adalah sebuah pemahaman yang memaknai bahwa segala sesuatu yang terjadi pasti disebabkan oleh suatu hal. Segala sesuatu tidak mungkin terjadi begitu saja, semua pasti ada penyebabnya. 2. Syarat yang harus dipenuhi dalam menerapkan hukum sebab akibat adalah: a. Hanya mencari sebab yang diizinkan oleh agama, tidak boleh mencari sebab yang haram dan tidak masuk akal. b. Hanya menggantungkan hati kepada Allah c. Meyakini bahwa berhasil tidaknya hanya Allah yang menentukan 3. Turunan hukum sebab akibat ada empat, yakni: a. Pertama, hukum keyakinan (the law of believe). Apa yang kita yakini dengan sepenuh hati akan menjadi kenyataan. b. Kedua, hukum harapan (the law of expectation). Apa pun yang kita harapkan dengan penuh percaya diri akan menjadi kenyataan dengan sendirinya. c. Ketiga, hukum ketertarikan (the law of attraction). Kita adalah magnet hidup. Kita menarik orang-orang, situasi dan keadaan yang sejalan dengan pikiran dominan dalam hidup kita. d. Keempat, hukum keseuaian (the law of correspondence). Dunia luar merupakan cermin dunia dalam kita. Ini sesuai dengan pola dominan pikiran kita. 4. Strategi menerapkan hukum sebab akibat dengan memperluas bidang sukses, yaitu selalu mempersiapkan diri, dan menciptakan kesempatan. Mempersiapkan diri dengan cara terus mengasah diri, membekali diri dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan secara memadai, dan terus memperbaiki sikap perilaku. Menciptakan kesempatan dengan cara membiarkan orang lain tahu bahwa kita adalah orang pantas untuk mendapatkan kesempatan tersebut, melalui sikap, perilaku, dan kinerja terbaik secara konsisten, membangun jejaring, aktif berkontribusi dan memberi manfaat kepada lingkungan, dan tidak lupa berdoa. 5. BEJ-CD adalah sikap yang kurang terpuji dari seorang pegawai yang bila tidak segera diperbaiki, akan merugikan perjalanan karir pegawai yang bersangkutan. BEJ-CD adalah Blame-Excuse-Justify-Complain-Denial. o Blame artinya kebiasaan buruk yang selalu menyalahkan lingkungan, orang di sekitar atas sebuah kegagalan. o Excuse artinya selalu kebanyakan alasan, terlalu banyak berdalih. o Justify artinya menghakimi atau membenarkan kekeliruan yang dilakukan. o Complain artinya selalu mengeluh, suka sekali mengeluh o Denial artinya banyak menyangkal, tidak mengambil tanggungjawab KONSEP SUKSES 1. Cara pandang tentang sukses penting untuk dipahami karena apa yang orang pahami tentang sukses akan mengantarkannya menuju kepada apa yang ia pahami tentang kesuksesan tersebut. Pemahaman tentang sukses akan mengarahkan segenap pikiran, sikap, perilaku, dan tindakan-tindakan seseorang kepada hal-hal yang diinginkannya tersebut. Pemahaman tentang sukses akan menentukan kemana langkah akan mengayun, dan kita tidak ingin ayunan tersebut adalah ayunan langkah yang bisa membuat kita menyesal dikemudian hari kelak. 121 2. Ukuran sukses aparatur yang seharusnya adalah sukses dunia dan akhirat, karena hanya ukuran ini yang bisa menjadikan seorang aparatur bekerja maksimal untuk melaksanakan fungsinya selaku pelayan publik, dan sekaligus selamat dan sejahtera selaku insan manusia. 3. Cara satu-satunya untuk bisa sukses dunia akhirat adalah dengan mengikuti kemauan Allah, tidak ada cara lain. 4. Batasan yang harus dipenuhi oleh seorang aparatur agar upayanya untuk meraih sukses dunia akhirat dapat diterima Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah ikhlas dan ittiba’ (mengikuti Rasulullah). Ikhlas artinya usaha yang dilakukan oleh seorang Aparatur hanya semata-mata untuk mencari keridhaan Allah. Iitiba’ artinya semua usaha yang dilakukan harus benar sesuai dengan sunnah (contoh) Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam. Dengan demikian kebenaran sebuah usaha dilihat dari kesesuaian usaha tersebut dengan syariat. 5. Seorang aparatur tidak dilarang untuk mengusahakan dunianya, tidak terlarang kaya atau berkelimpahan harta, sepanjang kekayaan tersebut diperoleh dengan cara yang halal, dan digunakan untuk ketaatan kepada Allah. Aparatur dilarang keras untuk menggunakan cara-cara yang tidak halal dalam mencari harta, dan terlarang keras untuk menggunakan harta tersebut di jalan kemaksiatan. Apabila ini dilanggar maka tiada guna harta yang berlimpah, hanya kesengsaraan hidup dan kemurkaan Allah lah yang akan dipetik di akhirat nanti. JALAN-JALAN MENUJU SUKSES 1. Karena dengan bersyukur Allah akan tambahkan nikmat-Nya, sehingga dengan syukur orang akan makin sukses dan makin sukses lagi. Sebaliknya orang yang kurang bersyukur akan merasakan kehidupan yang sempit. Adzab Allah sangat pedih untuk orang-orang yang tidak bersyukur. 2. Hasrat kepemilikan dapat menjadi pengurang jalan menuju sukses karena hasrat kepemilikan akan menjadi pengurang atas berlakunya rumus : Motivasi (jangka panjang) = To Be x Valensi x 1/ to Have Bila seseorang memiliki To Have (keinginan untuk memiliki harta benda) namun tidak punya Valensi (kualitas diri) dan To Be (keinginan untuk menjadi seseorang yang punya value/peran/kebermaknaan), maka anda akan menghalalkan semua cara. Bila anda punya to be tapi tidak punya Valensi maka prestasi anda tidak memiliki arah pencapaian yang jelas. Jika anda punya Valensi namun anda tidak punya to be, maka kemampuan diri anda tidak akan mewujud sebagai prestasi. 3. Sukses = Asset x Expert x Epos, maksudnya adalah bahwa untuk bisa sukses seseorang harus menjadinya dirinya orang yang ahli di bidang (expert), artinya dia tidak bisa hanya sekedar menjadi orang dengan kemampuan kerja yang biasa-biasa saja. Kemudian memiliki asset yakni sesuatu pada diri seseorang yang dapat memberikan nilai tambah (kesehatan, ahlaq, kemampuan berkomunikasi, jejaring, cara berpenampilan, dll). Dan yang terakhir adalah orang akan punya peluang untuk lebih sukses ketika ia selalu menebar epos yaitu energi positif ke lingkungannya setiap langkah hari dengan konsisten (berpikir positif, membantu orang lain, memgambil tanggungjawab, memberi, berkontribusi, dst.) 4. Sukses adalah perpaduan antara kesiapan dan kesempatan. Untuk bisa meraih sukses seseorang harus selalu menyiapkan dirinya, mengasah dirinya, khususnya dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan serta sikap yang menunjang karir yang diinginkan. Kesempatan, meskipun tampaknya ini adalah faktor yang diluar kendali, tetapi orang yang ingin sukses mempunyai mental tidak menunggu kesempatan datang, tetapi menciptakan. Caranya dengan membiarkan orang lain tahu bahwa ia adalah pegawai yang bisa handal, disiplin, jujur, memiliki kompetensi, dan sikap perilaku yang baik. 122 Dengan terus berkinerja baik secara konsisten dan memperlihatkan kualitas diri yang prima, seorang pegawai sedang menciptakan kesempatan bagi dirinya sendiri. Investasinya tidak akan pernah sia-sia. 5. Sukses itu butuh tidak mudah dan butuh perjuangan dilatarbelakangi oleh mindset sebagian pegawai yang memiliki kecendrungan ingin cepat kaya, ingin cepat sukses, ingin cepat naik jabatan tanpa berproses secara patut. Mentalitas yang serba ingin cepat tanpa berproses ini yang kemudian mendorong sebagian pegawai untuk menempuh cara-cara yang tidak terpuji dalam mewujudkan keinginannya. Banyak pegawai yang mengambil gelar S1 atau S2 sekedar sekedar untuk memenuhi prasyarat administratif kenaikan pangkat, tanpa mempedulikan kualitas dan kepatutan dalam menempuh proses pendidikannya. Banyak pegawai yang kemudian bermain dengan keuangan/anggaran dalam pelaksanaan proyek-proyek atau kegiatan pembangunan tanpa memperhatikan kualitas output dan kebermanfaatan (outcome) kegiatannya. Banyak pegawai yang bermanuver kesana kemari, melobi kesana kemari, menyogok kesana kemari untuk memuluskan jalan mendapatkan jabatan yang diinginkan. Mentalitas-mentalitas seperti inilah yang banyak ditemukan diantara para pegawai, yang kebanyakan dari mereka secara faktual tidak memiliki kinerja yang tidak optimal. Para pegawai seperti ini kebanyakan orientasinya adalah hasrat duniawiyah belaka, tanpa diiringi upaya untuk memantaskan diri, tanpa unjuk kinerja yang berkualitas, dan tanpa mengindahkan etika mewujudkan keinginan-keinginannya. 6. Sukses dengan melayani lebih baik adalah cara yang sebenarnya sangat alamiah. Setiap orang di dunia ini senang dilayani. Pelayanan yang terbaik yang diperoleh oleh siapapun selalu meningggalkan kesan yang positif. Seorang pegawai yang melayani dengan baik atasannya, rekan sejawatnya, dan termasuk juga bawahannya, akan dilihat sebagai pegawai yang menyenangkan. Apabila pelayanan terbaik ini terus diberikan oleh pegawai tersebut secara konsisten, maka bila kesempatannya datang, atasan akan lebih memilih pegawai ini untuk dipromosikan ketimbang pegawai lainnya. Begitu juga rekan sejawat yang senang karena juga dilayani dengan sangat baik, mereka secara moril akan berlapang dada dan bahkan mendoakan bila pegawai ini mendapat kesempatan promosi. Demikian pula para bawahan, mereka senang dengan kesuksesan yang diraih oleh pegawai yang senang melayani ini. Oleh karena itu jangan pernah ragu untuk menjadi pegawai yang melayani, karena semua itu hasilnya akan kembali kepada kita sendiri. Pelayanan terbaik adalah investasi yang tidak akan pernah sia-sia. Lakukan saja, dan nantikan keajaibannya. 7. Memberi merupakan kunci sukses yang paling utama diantara sekian banyak kunci sukses. Hal ini karena memberi adalah perwujudan dari kebermanfaatan seorang manusia kepada manusia lainnya. Memberi adalah manifestasi orang yang mengaku beriman kepada Allah. Ketika Allah memerintahkan untuk mengeluarkan sebagian rizki kepada orang lain, maka orang-orang yang patuh melaksanakan perintah ini akan diganjar oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan balasan yang berlipat ganda. Bahkan pemberian seseorang kepada orang lainnya akan memberi nilai manfaat (pahala) yang terus mengalir meskipun sudah meninggal dunia. Ketika Allah berjanji untuk membalas dengan berlipat ganda kepada orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, untuk memberi manfaat bagi manusia lainnya, maka siapa yang meragukan janji Allah ini. Oleh karena itu jangan pernah ragu untuk memberi, karena Allah tidak pernah ingkar janji. Semakin memberi, semakin sukseslah seseorang. Sehingga tidak berlebihan kalau kemudian dikatakan bahwa kesuksesan itu adalah tergantung dari seberapa banyak Anda memberi. Jangan biarkan diri Anda menjadi orang yang pelit, karena itu sama saja dengan menyumbat jalan kesuksesan Anda sendiri. 123 CARA PANDANG TERHADAP MASALAH 1. Dalam konsep Maslow, kebutuhan manusia dibagi menjadi lima, yaitu: 1)kebutuhan dasar (sandang, pangan, papan, kendaraan, sex), 2)kebutuhan rasa aman, 3)kebutuhan berafiliasi (kebutuhan bersosialisasi), 4)kebutuhan harga diri (dihormati, dihargai), dan 5)kebutuhan aktualisasi diri (keberperanan, eksistensi). Dalam teori Mc Clelland, kebutuhan manusia yang utama ada tiga, yaitu: 1)kebutuhan berafiliasi, 2)kebutuhan berkuasa, dan 3)kebutuhan berprestasi. Berbagai persoalan yang dialami pegawai di tempat kerja menyangkut teori kebutuhan di atas, biasanya secara subjektif adalah karena: o Tidak atau kurang terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan diatas o Terlanggarnya hak-hak dirinya atas kebutuhan-kebutuhan di atas o Cara yang kurang tepat dalam rangka memenuhi kebutuhankebutuhan di atas Oleh karena itu untuk mengatasi masalah ini maka secara logis hal yang bisa dilakukan adalah : a. Mengurangi atau mengendalikan dorongan kebutuhan-kebutuhan diatas sedemkian rupa sehingga potensi masalah dapat dikurangi atau dicegah. b. Menciptakan sistem atau aturan main yang jelas dan tegas tentang upaya-upaya pemenuhan kebutuhan tersebut diatas, sehingga potensi konflik yang mungkin timbul karena ketidakjelasan aturan main dapat dicegah. c. Menumbuhkan kesadaran pada diri setiap pegawai bahwa berbagai upaya pemenuhan kebutuhan dirinya seyogyanya dilakukan dengan cara-cara yang bermartabat, dan dalam batas-batas atau koridor yang tidak melanggar aturan, norma, dan etika yang berlaku. 2. Berbagai masalah yang dihadapi pegawai seringkali tidak lepas dari sikap perilaku dirinya sendiri yang dipengaruhi oleh sifat dasar/kecenderungan sifatsifat negatif bawaannya, seperti serakah/rakus , iri hati, dan benci/dendam. Karena ini merupakan sifat dasar, maka setiap pegawai berpotensi untuk membuat masalah di lingkungan kerjanya masing-masing. Oleh karena itu hanya dengan kesadaran diri dan pengendalian diri yang kuatlah, dengan izin Allah, seorang pegawai mampu mencegah dirinya untuk membuat masalah di lingkungannya. Untuk bisa memiliki kesadaran diri dan pengendalian yang kuat, maka dibutuhkan asupan-asupan positif kedalam diri manusia secara kontinu/ berkelanjutan. Dan karena setan juga tidak pernah berhenti untuk terus menggoda, maka benteng pertahanan diri seorang pegawai harus terus diperkokoh melalui siraman-siraman rohani yang memberdayakan. 3. Karena emosi manusia yang tidak stabil juga bisa menjadi sebab timbulnya berbagai masalah dikantor, maka penddekatan kecerdasan emosi menjadi pilihan untuk mengatasi masalah ini. Emosi sejatinya adalah kondisi spesifik pada diri manusia yang melibatkan perasan dan fisik, yang merupakan respon atas stimulus tertentu, yang menjadi pendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Dengan pengertian emosi yang seperti ini maka dapat dipahami ketika seseorang melakukan suatu tindakan tertentu (khususnya tindakan yang negatif), hal ini tidak terlepas dari stimulus-stimulus tertentu yang ia terima dari lingkungannya. Maka tidak heran ketika ada ketidakadilan, ada kesewenangan, dan berbagai stimulus lain yang tidak menyenangkan, maka seorang pegawai bisa bereaksi melakukan suatu tindakan tertentu. Maka karena mekanismenya seperti ini, sangat penting untuk seorang pegawai mempelajari dan menerapkan konsep-konsep kecerdasan emosi. Dengan 124 kecerdasan emosi, seorang pegawai dapat memilih repson yang tepat, yang pantas sesuai dengan kemaslahatan yang ingin diraih. ENAM ELEMEN ESENSIAL DALAM BEKERJA 1. Bekerja dengan passion artinya bekerja dengan penuh kecintaan terhadap bidang pekerjaannya, penuh semangat, gairah, dan rela berkorban waktu, tenaga, dan uang dalam melaksakana pekerjaannya tersebut. Orang yang bekerja dengan passion bagaikan seseorang yang sedang melakukan hobinya, senang, happy, tidak mudah lelah, dan rela membelanjakan sebagian pendapatannya untuk hobinya tersebut. Orang yang bekerja dengan passion adalah orang dengan spirit bekerja yang tidak habis-habisnya. Selain kenikmatan dan kepuasan dalam bekerja, orang yang bekerja dengan passion secara umum memiliki prestasi kerja rata-rata yang lebih baik dari para pegawai lainnya, dan tentu saja memperbesar peluang pegawai yang bersangkutan untuk mendapatkan apresiasi dari pimpinannya. 2. Kompeten artinya mampu. Kompetensi artinya derajat atau level kemampuan seseorang dalam melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya. Kompetensi dipahami pula sebagai kinerja efektif dari seorang pegawai untuk melakukan pekerjaan tertentu, pada lingkungan kerja tertentu, dan pada level tertentu. Kompetensi secara umum terdiri dari tiga unsur, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap (knowledge, skill, & attitude). Bagi PNS, terdapat 7 jenis kompetensi yang perlu dikuasai, yaitu: 1)Kompetensi Kepemimpinan; 2)Kompetensi Manajerial; 3)Kompetensi Konseptual; 4)Kompetensi Pemerintahan; 5)Kompetensi Teknis Substantif sesuai bidang tugas spesifik; 6)Kompetensi Sosial; dan 7)Kompetensi Kepribadian. Dengan menjadikan diri semakin kompeten, maka seorang pegawai sesungguhnya sedang menciptakan kesempatan bagi dirinya sendiri untuk lebih sukses. 3. Komitmen adalah janji yang pasti untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Komitmen adalah keberpihakan pegawai terhadap visi misi organisasi. Pegawai yang memiliki komitmen sangat dibutuhkan oleh organisasi, karena dengan komitmenlah pekerjaan bisa tuntas. Dengan komitmen segala persoalan bisa secara bertahap diatasi. Dengan komitmen, mutu pelayanan kepada masyarakat bisa terus ditingkatkan dari waktu ke waktu. Dengan komitmen akan terbangun teamwork yang kokoh. Dengan komitmen, kesuksesan adalah keniscayaan. 4. Konsisten adalah sikap ajeg, sikap istiqomah, sikap yang terus menjaga kontinuitas atau kesinambungan sebuah nilai. Sikap konsisten diperlukan untuk memastikan agar mutu pekerjaan tetap terjaga dari waktu ke waktu. Sikap konsisten dibutuhkan agar progress pekerjaan terus meningkat. Sikap konsisten diperlukan untuk memastikan masyarakat mendapat layanan yang kualitasnya sama setiap waktunya. Konsisten adalah sikap yang berorientasi kepada mutu. Pegawai yang konsisten disiplin, konsisten berkinerja dengan baik, konsisten berkontribusi secara positif, adalah pegawai yang memiliki potensi sukses lebih besar daripada pegawai lainnya. 5. Kedisiplinan sebetulnya adalah sikap taat pada aturan. Taat pada aturan kepegawaian, taat pada aturan keuangan, taat pada aturan anggaran, taat pada aturan prosedur penggunaan alat, taat pada aturan permainan olahraga, taat pada aturan agama, taat pada aturan berlalu lintas, dan berbagai jenis taat aturan lainnya. Orang yang taat pada aturan, manfaatnya akan kembali kepada dirinya. Disiplin juga berkaitan dengan penggunaan waktu. Orang yang disiplin adalah orang yang menghargai waktu. Jatah waktu setiap manusia sama yaitu satu hari terdiri dari 24 jam. Yang membedakan orang satu dengan lainnya adalah kemampuannya mengelola waktu. Orang yang disiplin adalah orang-orang yang tidak membiarkan waktu berlalu tanpa melakukan hal yang bermanfaat. 125 Disiplin juga bermakna kesediaan untuk patuh pada keteraturan. Teratur sarapan pagi pada waktunya, teratur minum obat pada waktunya, teratur sholat pada waktunya, teratur buka puasa pada waktunya, teratur cuci darah pada waktunya, teratur keberangkatan pesawat pada waktunya, teratur tidur pada waktunya, dan berbagai jenis keteraturan lainnya. Pegawai yang biasa taat pada keteraturan adalah pegawai yang disiplin. Sebuah survey yang dilakukan di Amerika menyebutkan bahwa tidak ada satupun orang sukses di sana yang tidak disiplin. Artinya disiplin adalah syarat utama bila seseorang ingin sukses. Bila tidak mampu mendisplinkan diri, jangan bermimpi untuk sukses. 6. Teamwork sangat penting untuk mendapatkan hasil kerja yang berlipat ganda. Dengan teamwork banyak masalah lebih cepat dapat diselesaikan. Dengan teamwork, beberapa jenis pekerjaan yang semua mustahil untuk dikerjakan secara perorangan, kini dapat diselesaikan. Teamwork adalah kebutuhan organisasi yang tak terhindarkan. Teamwork membuat percepatanpercepatan dalam capaian target kinerja. Sekarang ini bukan masanya lagi pegawai menjadi superman, tetapi harus superteam. Oleh karena itu setiap pegawai harus mau dan mampu bekerja dalam tim. ANTI KORUPSI 1. Faktor penyebab korupsi secara umum adalah: 1)lemahnya iman; 2)lemahnya penegakan hukum; 3)kurangnya sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat dimana masyarakat tidak banyak tahu tentang bentuk-bentuk tindakan korupsi, ketentuan dan juga sanksi hukumnya, dan juga cara menghindarinya, yang berakibat banyak sekali anggota masyarakat yang menganggap "biasa" terhadap tindakan korupsi, bahkan merekapun melakukannya; 4)desakan Kebutuhan Ekonomi; dan pengaruh lingkungan, dimana lingkungan yang baik akan berdampak baik juga bagi orang yang berada dilingkungan tersebut, tetapi jika di lingkungan tersebut penuh dengan tindakan korupsi dan lain-lain. Maka orang tersebut juga akan terpengaruh, dan terpancing untuk melakukan hal yang sama. 2. Perilaku pegawai yang bisa mendorong perbuatan korupsi diantaranya: 1)ketidaksabaran untuk berproses secara alamiah, wajar, dan beretika dalam mengumpulkan harta; 2)kebiasaan berbohong, dimana kebohongan yang satu akan ditutupi oleh kebohongan yang lain, dan akhirnya kebohongankebohongan ini perlahan terbawa dalam proses mengambil uang/harta yang bukan hanya ditempatnya bekerja; 3)ketidakmampuan untuk menahan hawa nafsu duniawiyah yang melampaui kemampuan ekonominya; 4)Iri hati kepada orang lain yang memperlihatkan gaya hidup dan kepemilikan atas barangbarang yang melebihi dirinya; 5)penasaran untuk coba-coba, dan akhirnya ketagihan karena kenikmatannya yang instan, dan tidak lagi bisa melepaskan diri dari kebiasaan korupsi yang awalnya hanya coba-coba tersebut; 6)terjangkit teman-temannya yang lain yang lebih dulu melakukan, yang kemudian tampak memiliki gaya hidup, kesenangan, dan kepemilikan yang berbeda dari sebelumnya; 7)kawatir akan masa depan, yang membuat para pegawai khususnya pejabat yang mendekati masa pensiun, mulai melakukan tindakan tidak terpuji; 8)keinginan membantu orang-orang yang lemah. Alasan ini tampaknya sangat terpuji, tetapi tetap bukan menjadi alasan pembenar untuk melakukan korupsi; 9)Membalas kebaikan atau pemberian (gratifikasi) dari orang-orang yang awalnya tampak seperti kebaikan biasa, tetapi kemudian datang kembali untuk meminta berbagai fasilitas dan kemudahan yang sulit untuk ditolak oleh pegawai yang menerima gratifikasi tadi. Lama-kelamaannya terasa nikmat gratifikasi tersebut dan bahkan akhirnya menjadikan gratifikasi sebagai cara untuk mendapatkan kenikmatan instan, tanpa mempedulikan lagi etika dan moralitas yang seharusnya dijaga. Gratifikasi telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perilaku korupsi; 126 10)tuntutan gaya hidup pasangan. Setiap orang ingin membahagiakan pasangan hidupnya oleh karena itu mereka berusaha keras untuk memenuhi kebutuhannya. Tidak terkecuali kebutuhan materi. Tetapi keinginan untuk membahagiakan pasangan tanpa didukung oleh kemampuan ekonomi yang memadai membuat seorang pegawai terjerumus dalam perbuatan korupsi. 3. Beberapa dalil yang perlu direnungkan sebelum seorang pegawai melakukan korupsi, diantaranya: Sesungguhnya tidak akan masuk surga daging yang tumbuh dari harta yang haram. Neraka lebih pantas untuknya. [HR Ahmad dan ad-Dârimi, serta dishahihkan oleh al-Albâni dalam Shahîhut Targhîb , no. 1728]. Dalil lainnya adalah, Nabi Shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Setiap pengkhianat memiliki bendera tanda pengenal di bagian duburnya pada hari Kiamat. [Silsilatus Shahîhah, karya al-Albâni, no. 1690]. 127 DAFTAR PUSTAKA ---------------------. 2016. 5 METODE YANG TELAH TERBUKTI AMPUH MEMBENTUK DISIPLIN DIRI. http://www.akuinginsukses.com ---------------------. 2016. 10 CARA https://www.merdeka.com TINGKATKAN PIKIRAN POSITIF. ---------------------. 2016. 10 HAL BERESIKO MEMBUAT ANDA MENJADI KORUPTOR. http://lasealwin.info ---------------------. 2016. 10 KARAKTER TEAMWORK INILAH YANG AKAN MENGANTARMU MENJADI BOS SUKSES. http://www.isigood.com ---------------------. 2016. 17 HUKUM TEAMWORK. http://wapannuri.com ---------------------. 2017. 17 TIPS MENGATASI STRESS DALAM HIDUP DAN DI TEMPAT KERJA. http://www.akuinginsukses.com ---------------------. 2016. BAGAIMANA POSITIF. http://www.suksesoptimis.com ---------------------. 2016. CARA BERPIKIR http://www.mohlimo.com ---------------------. 2015. CARA MEMBANGUN TEAMWORK DI TEMPAT KERJA. http://lifestyle.bisnis.com ---------------------. 2012. https://exactjulife.wordpress.com CARA POSITIF DEFINISI BERPIKIR DALAM BERPIKIR ISLAM. POSITIF. ---------------------. 2012. DEFINISI, MACAM, DAN KOMPONEN KONSEP DIRI. http://chalouiss.blogspot.co.id ---------------------. 2010. DELAPAN KEBIASAAN SUKSES. https://jejakjejakjejak.wordpress.com ---------------------. 2015. DISIPLIN SUKSES. http://catatankecil.com SYARAT ---------------------. 2015. FAKTOR PENDORONG http://www.edukasippkn.com ---------------------. 2016. FAKTOR PENYEBAB http://www.multipengetahuan.com ORANG WAJIB UNTUK TINDAKAN KORUPSI TINDAKAN KORUPSI. ---------------------. 2016. HARGA SEBUAH KESUKSESAN. http://www.jokosusilo.com ---------------------. 2016. HENTIKAN 11 KEBIASAAN INI KALAU INGIN TETAP SEHAT SAMPAI KAKEK NENEK. http://www.selipan.com 128 ---------------------. 2014. HUKUM SEBAB AKIBAT DALAM KONSEP AGAMA ISLAM. http://www.nurqolbu.net ---------------------. 2009. hidup.blogspot.co.id HUKUM SEBAB AKIBAT. http://kesuksesan- ---------------------. 2012. HUKUM SEBAB AKIBAT. http://inspireselalu.blogspot.co.id ---------------------. 2016. INGIN SUKSES MILIKILAH 4 KUNCI PENTING INI. http://www.ariesandi.com ---------------------. 2016. INTERCULTURAL TEAMWORK. http://careernews.id SKILL UNTUK SUKSES ---------------------. 2016. JENIS-JENIS KONSEP DIRI. http://belajarpsikologi.com ---------------------. 2015. KEBIASAAN BURUK PNS. http://www.lensaterkini.web.id ---------------------. 2016. KEBIASAAN http://haryantokandani.com MEMBENTUK KARAKTER. ---------------------. 2008. KESEMPATAN. http://beranimimpi.blogspot.co.id ---------------------. 2016. http://katakatabijak.com KESUKSESAN BUTUH PERJUANGAN. ---------------------. 2016. KOMITMEN SEBAGAI KUNCI SUKSES DALAM BERKARIR. http://www.kainstiper.or.id ---------------------. 2008. KOMUNIKASIKAN KEMARIN SEBETULNYA. http://rickyagustinus.blogspot.co.id ---------------------. 2016. KUNCI SUKSES http://www.suksestotal.com ---------------------. 2016. MAKNA REZEKI MENCARINYA. https://rumaysho.com DAHSYAT SORE BERSYUKUR. DAN CARA ---------------------. 2016. MANFAAT MEMBACA BUKU. http://manfaat.co.id ---------------------. 2104. KONSISTENSI. https://tualanghidup.wordpress.com MENJAGA ---------------------. 2016. MEMBANGUN KARAKTER KEBIASAAN. http://www.erlangga.my.id/ DENGAN ---------------------. 2012. MEMETIK ILMU DARI BEGAWAN-BEGAWAN ENTREPRENEUR DI PESTA WIRAUSAHA. https://hendraxsap.wordpress.com ---------------------. 2016. MERENUNGI LEBIH DALAM APA ITU SUKSES. http://www.motivasi-islami.com ---------------------. 2016. PENDIDIKAN KORUPSI. https://afidburhanuddin.wordpress.com ANTI 129 ---------------------. 2013. PENGERTIAN DAN KOMPONEN KONSEP DIRI. http://www.kajianpustaka.com ---------------------. 2014. PENGERTIAN POLA PIKIR. http://rumahkemuning.com ---------------------. 2016. PENGARUH MEDIA TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL. http://suwardilubis.blogspot.co.id ---------------------. 2016. PENGERTIAN KONSEP DIRI. http://belajarpsikologi.com ---------------------. 2012. PENGERTIAN DAN TERBENTUKNYA PIKIR. http://rahmatcorps.blogspot.co.id POLA ---------------------. 2013. PENGERTIAN SUKSES. http://blogalwafa.blogspot.co.id ---------------------. 2016. POLA PIKIR TERBENTUK. indonesia.com http://www.putra-putri- ---------------------. 2016. SEJUMLAH KEBIASAAN MEMUPUK PERILAKU KORUPSI. http://katadata.co.id ---------------------. 2017. SIKAP SEORANG MUSLIM DALAM MENGHADAPI MUSIBAH. https://muslim.or.id ---------------------. 2016. SIKLUS KEBIASAAN. https://stellarclyne.wordpress.com ---------------------. 2012. SUKSES DALAM PANDANGAN ISLAM. cinemax.blogspot.co.id ---------------------. 2010. SUKSES http://blocknotinspire.blogspot.co.id KARENA http://muzMELAYANI. ---------------------. 2016. SUKSES MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA DENGAN PASSION. http://bisnisukm.com ---------------------. 2016. SUKSES. http://www.kompasiana.com TIGA KOMITMEN UNTUK ---------------------. 2016. TIPS SUKSES MEMBANGUN TEAMWORK DI TEMPAT KERJA. http://www.kaskus.co.id al-Atsary, Abu Ihsan. 2013. MALANG NIAN NASIB SANG KORUPTOR. https://almanhaj.or.id/ Agustinus, Nur. 2013. FAKTOR PENYEBAB MASALAH KERJA. http://nur-agustinus.blogspot.co.id DI TEMPAT Alisjahbana, B. 2008. APAKAH ANDA SUDAH MEMILIKI KOMPETENSI. http://bettialisjahbana.blogspot.co.id Astuti, Sri. 2016. SYARAT MEMBERI. http://www.suksestotal.com Hans, J.Z.A. 2016. STRATEGI PENGEMBANGAN DIRI SEORANG PEMIMPIN. http://slideplayer.info/slide Helmonchan. 2016. TAWAKAL. http://www.slideshare.net 130 Indrarani, Sarwendah. 2014. KONSEP DIRI. http://www.psikologikita.com Luqman, A.A. 2009. AWAS KORUPSI !!. Soegiharto, R. 2013. POLA PIKIR PNS. Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Kalimantan Barat. Pontianak. Syamsuddin, A.A.Z.A. REZEKI. https://almanhaj.or.id 2005. KUNCI SUKSES MERAIH Yudiono, Herman. 2017. 5 CARA ELEGAN MENYIKAPI PERSAINGAN DI TEMPAT KERJA. http://www.duniakaryawan.com Yusuf, Mochamad. 2009. HUKUM SEBAB AKIBAT. http://www.enerlife.web.id Syamsuddin, Z.A. 2016. JIHAD MELAWAN KORUPSI. Pustaka Abu hanifah. Syarifuddin, A.H.A. 2006. MEWASPADAI BAHAYA KORUPSI. https://almanhaj.or.id Wijaya, F. 2013. PENGERTIAN DARI KONSEP DIRI. http://www.wivrit.com 131