Pola Pikir Aparatur

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat
Modul “Pola Pikir Aparatur” ini membahas sepuluh elemen penting
pembelajaran Pola Pikir Aparatur yang sangat strategis untuk mendukung
kesuksesan karir, keselamatan, dan kebahagiaan PNS dalam bekerja.
Kesepuluh elemen tersebut adalah:
1. Konsep Dasar Pola Pikir
2. Berpikir Positif
3. Siklus Kebiasaan
4. Konsep Diri
5. Hukum Sebab Akibat
6. Konsep Sukses
7. Jalan-jalan Menuju Sukses
8. Cara Memandang Masalah
9. Enam Elemen Esensial Dalam Bekerja
10. Anti Korupsi
Modul “Pola Pikir Aparatur” dengan bobot 10 JP (jam pelajaran) di kelas ini
merupakan satu dari sembilan materi yang diajarkan pada Diklat Pengembangan
Diri Aparatur. Kesembilan materi tersebut adalah:
1. Dinamika Kelompok
2. Nasionalisme dan Integritas
3. POLA PIKIR APARATUR
4. Komunikasi Efektif
5. Manajemen Waktu dan Energi
6. Lingkungan Kerja Fisik dan Psikis
7. Reward dan Punishment
8. Potensi Diri
9. Aktualisasi Pengembangan Diri Aparatur
Dengan mempelajari “Pola Pikir Aparatur” diharapkan para Aparatur dapat
memahami dan menyadari dengan sebaik-baiknya bahwa setiap PNS adalah
aparatur pemerintah yang mempunyai fungsi sebagai pembuat kebijakan publik,
pelaksana kebijakan publik, dan perekat kesatuan dan persatuan bangsa, dimana
untuk melaksanakan fungsi-fungsi tersebut diatas dengan baik maka setiap PNS
dituntut untuk mampu menjadikan dirinya aparatur yang kompeten, profesional,
mampu bekerja dengan semangat pengabdian yang tinggi, bertanggung jawab,
kreatif dan inovatif, memiliki integritas, komitmen, disiplin, dan mampu menjalin
kerjasama yang baik dengan semua pihak.
Manfaat dari mempelajari modul “Pola Pikir Aparatur” ini adalah
meningkatnya motivasi dalam bekerja, lebih positif dalam memandang dirinya
sendiri, mampu bersikap lebih optimis dalam menghadapi situasi kerja yang sulit,
lebih mudah bekerja sama dengan orang lain, membuka peluang terbukanya pintu
rizki yang lebih luas, dan meningkatnya kepuasan dan kebahagiaan dalam
bekerja, serta menjadi aparatur yang lebih selamat.
B. Kompetensi Dasar, Indikator Keberhasilan, dan Standar Kompetensi
1. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran, para peserta diklat diharapkan mampu
menjelaskan “Sepuluh Elemen Penting Pola Pikir Aparatur”, dan dapat
membuat rencana tindaklanjut untuk mengubah pola pikir dirinya sendiri ke
arah yang lebih baik.
1
2. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran, diharapkan peserta mampu:
1) Menyebutkan dengan tepat pengertian dari setiap konsep yang dipelajari,
yaitu:
a. Konsep Dasar Pola Pikir
• Pengertian Pola Pikir
• Asal Terbentuknya Pola Pikir
• Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Pikir
• Hambatan Dalam Perubahan Pola Pikir
• Cara Mengubah Pola Pikir
b. Berpikir Positif
• Konsep Berpikir Positif
• Dampak Berpikir positif
• Cara Berpikir Positif
c. Siklus Kebiasaan
• Bagaimana Kebiasaan Bekerja
• Bagaimana Menciptakan Kebiasaan Baru
• Mengubah Kebiasaan
• Kebiasaan Buruk PNS
• Membangun Kebiasaan Sukses
d. Konsep Diri
• Pengertian Konsep Diri
• Dimensi Konsep Diri
• Pembentukan Konsep Diri
• Pihak-pihak yang Dapat Mempengaruhi Konsep Diri
• Faktor Lain yang Mempengaruhi Konsep Diri
• Jenis-jenis Konsep Diri
e. Hukum Sebab Akibat
• Fenomena Hukum Sebab Akibat
• Syarat-syarat Dalam Menerapkan Hukum Sebab Akibat
• Turunan Hukum Sebab Akibat
• Strategi Menerapkan Hukum Sebab Akibat
• Memantaskan Diri
f. Konsep Sukses
• Cara Pandang Tentang Sukses
• Makna Rizki dan Cara Mencarinya
• Kunci Sukses Mengais Rizki
g. Jalan-jalan Menuju Sukses
• Sukses dengan Bersyukur
• Sukses Dengan Menurunkan Hasrat Kepemilikan
• Sukses=Expert x Asset x Epos
• Sukses= Kesempatan x Kesiapan
• Sukses itu Butuh Perjuangan
• Sukses Dengan Melayani Lebih Baik
• Sukses Dengan Memberi
h. Cara Memandang Masalah
• Konsep Kebutuhan Manusia
• Sifat Negatif dan Emosi Dasar Manusia
• Tiga Penyebab Utama Masalah Di Kantor
• Mencegah Timbulnya Masalah Di Kantor
2
•
Bagaimana Agama Membimbing Manusia dalam Menghadapi
Masalah
i. Enam Elemen Esensial Dalam Bekerja
• Passion
• Kompeten
• Komitmen
• Konsisten
• Disiplin
• TeamWork
j. Anti Korupsi
• Penyebab Terjadinya Korupsi
• Proses Terbentuknya Perilaku Korupsi
• Tragisnya Nasib Koruptor
2) Menyebutkan contoh-contoh konkrit dari setiap konsep yang dipelajari,
diluar dari contoh yang telah diuraikan di dalam modul.
3) Menjelaskan latar belakang mengapa setiap konsep yang dipelajari adalah
penting.
4) Mengenali (mengidentifikasi) keuntungan dan kerugian atas diterapkan
atau tidak diterapkannya suatu konsep Pola Pikir tertentu.
5) Menganalisis profil Pola Pikir dirinya sendiri berkenaan dengan konsepkonsep yang dipelajari di modul.
6) Menyebutkan cara-cara dalam menerapkan konsep-konsep Pola Pikir
yang dipelajari.
7) Menjawab setiap pertanyaan dalam Tes dengan baik.
8) Mengerjakan setiap tugas yang diminta dengan baik.
9) Mengerjakan lembar praktik dengan baik.
10) Menyusun resume materi pembelajaran dengan baik.
11) Menyusun rencana tindak lanjut yang konkrit untuk memperbaiki Pola Pikir.
3. Standar Kompetensi
Peserta dianggap mampu menginternalisasi dan mengaktualisasi konsepkonsep dalam Materi Pola Pikir Aparatur ini dengan baik bila nilai dari setiap
indikator keberhasilan sebagaimana tersebut pada butir 1.2.2. diatas minimal
71 (dari skala 0 sd 100).
Secara keseluruhan profil tingkat penguasaan peserta dapat dipetakan sebagai
berikut:
TABEL 1. RENTANG NILAI INDIKATOR KEBERHASILAN
RENTANG NILAI
NO
PENGUASAAN SETIAP
TINGKAT KEBERHASILAN
INDIKATOR KEBERHASILAN
1
91 - 100
Sangat Baik
2
81 - 90
Baik
3
71 – 80
Cukup
4
61 - 70
Kurang
5
< 61
Sangat Kurang
3
C. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
Materi pokok dan sub materi pokok dalam modul Pola Pikir Aparatur ini
adalah sebagai berikut :
No
1.
TABEL 2. MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK
MATERI POKOK
SUB MATERI POKOK
KONSEP DASAR POLA 1.1. Pengertian Pola Pikir
PIKIR
1.2. Asal Terbentuknya Pola Pikir
1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola
Pikir
1.4. Hambatan Dalam Perubahan Pola Pikir
1.5. Cara Mengubah Pola Pikir
2.
BERPIKIR POSITIF
2.1. Konsep Berpikir Positif
2.2. Dampak Berpikir positif
2.3. Cara Berpikir Positif
3.
SIKLUS KEBIASAAN
3.1.
3.2.
3.3.
3.4.
3.5.
4.
KONSEP DIRI
4.1.
4.2.
4.3.
4.4.
5.
HUKUM SEBAB AKIBAT
5.1. Fenomena Hukum Sebab Akibat
5.2. Syarat-syarat Dalam Menerapkan Hukum
Sebab Akibat
5.3. Turunan Hukum Sebab Akibat
5.4. Strategi Menerapkan Hukum Sebab Akibat
5.5. Memantaskan Diri
6.
KONSEP SUKSES
6.1.
6.2.
6.3.
Cara Pandang Tentang Sukses
Makna Rizki dan Cara Mencarinya
Kunci Sukses Mengais Rizki
7.
JALAN-JALAN MENUJU
SUKSES
7.1.
7.2.
Sukses dengan Bersyukur
Sukses Dengan Menurunkan Hasrat
Kepemilikan
Sukses=Expert x Asset x Epos
Sukses= Kesempatan x Kesiapan
Sukses itu Butuh Perjuangan
Sukses Dengan Melayani Lebih Baik
Sukses Dengan Memberi
Bagaimana Kebiasaan Bekerja
Bagaimana Menciptakan Kebiasaan Baru
Mengubah Kebiasaan
Kebiasaan Buruk PNS
Membangun Kebiasaan Sukses
Pengertian Konsep Diri
Dimensi Konsep Diri
Pembentukan Konsep Diri
Pihak-pihak yang Dapat Mempengaruhi
Konsep Diri
4.5. Faktor Lain yang Mempengaruhi Konsep
Diri
4.6. Jenis-jenis Konsep Diri
7.3.
7.4.
7.5.
7.6.
7.7.
4
No
MATERI POKOK
SUB MATERI POKOK
8
CARA PANDANG
TERHADAP MASALAH
8.1.
8.2.
8.3.
8.4.
8.5.
9.
ENAM ELEMEN
ESENSIAL DALAM
BEKERJA
9.1.
9.2.
9.3.
9.4.
9.5.
9.6.
10.1.
10.2.
10.3.
10.4.
10. ANTI KORUPSI
Konsep Kebutuhan Manusia
Sifat Negatif dan Emosi Dasar Manusia
Tiga Penyebab Utama Masalah Di Kantor
Mencegah Timbulnya Masalah Di Kantor
Bagaimana Agama Membimbing Manusia
dalam Menghadapi Masalah
Passion
Kompeten
Komitmen
Konsisten
Disiplin
TeamWork
Penyebab Terjadinya Korupsi
Proses Terbentuknya Perilaku Korupsi
Tragisnya Nasib Koruptor
Dalil-dalil Dari Al Qur’an dan As-Sunnah
yang Melarang Keras Korupsi
D. Waktu
Waktu yang tersedia untuk pembelajaran mata diklat “Pola Pikir Aparatur”
di kelas adalah 10 jam pelajaran (10 x 45 menit). Di luar kelas, peserta memiliki
keleluasaan untuk terus mempelajari, menggali, dan menelaah berbagai bahasan
dalam modul ini secara mandiri sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing
peserta.
E. Prasyarat
Kemampuan awal yang dipersyaratkan untuk mempelajari modul ini adalah
tingkat pendidikan formal peserta yang sekurangnya setara dengan diploma atau
paling rendah SLTA. Peserta dengan jenjang pendidikan formal yang lebih
rendah dari SLTA masih dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik,
dengan syarat berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mempelajarinya, dan
mendapat bimbingan serta pengarahan yang cukup dari fasilitator.
F.
Petunjuk Penggunaan Modul
Bacalah modul ini dari awal untuk mendapatkan kerangka berpikir yang
sekuensial (berurutan) tentang Pola Pikir Aparatur. Upayakan utuk membaca
ulang sekurangnya tiga kali. Setiap kali menyelesaikan satu topik bahasan
tuliskanlah dengan ringkas pengertian esensial dari setiap topik yang dipelajari.
Upayakan untuk mendapatkan contoh-contoh lainnya diluar dari contoh yang
telah diuraikan dalam modul ini. Perhatikan dengan baik latar belakang atau
alasan mengapa sebuah konsep Pola Pikir tertentu yang dipelajari itu penting.
Kenali
keuntungan dan kerugian dengan Anda menerapkan atau tidak
menerapkan sebuah konsep Pola Pikir tertentu. Lakukan analisis terhadap profil
diri Anda sendiri berkenaan dengan konsep-konsep yang sedang Anda pelajari.
Tulis ulanglah cara-cara dalam menerapkan konsep-konsep Pola Pikir
sebagaimana yang Anda pelajari dalam modul ini. Jawablah setiap pertanyaan
dalam Tes dengan baik, dan kerjakanlah setiap tugas yang diminta. Isilah lembar
kerja praktik dengan sebaik-baiknya untuk membantu Anda mendaratkan dan
memantapkan konsep-konsep Pola Pikir yang telah Anda pelajari. Terakhir,
cobalah untuk menyusun rencana tindak lanjut yang konkrit untuk mengubah Pola
Pikir Anda ke arah yang lebih baik.
5
Pada setiap bagian dari modul ini mulai dari teori, tugas, tes, hingga lembar
kerja praktik, terdapat inspirasi yang saling menguatkan. Oleh karena itu
disarankan untuk tidak melewatkan satupun bagian-bagian ini, untuk memperoleh
pemahaman yang komprehensif.
6
BAB II
KONSEP DASAR POLA PIKIR
Setelah mempelajari bab ini, peserta diharapkan dapat
menjelaskan dan mengaktualisasikan: (1) Pengertian Pola Pikir;
(2) Asal Terbentuknya Pola Pikir; (3)Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pembentukan Pola Pikir; (4) Cara Mengubah
Pola Pikir; dan (5) Hambatan-hambatan Dalam Perubahan Pola
Pikir
A. Pengertian Pola Pikir
Pola Pikir adalah cara otak dan akal menerima, memproses, menganalisi,
mempersepsi, dan membuat kesimpulan terhadap informasi yang masuk melalui
indra.
Pola pikir seseorang akan mudah terlihat ketika menghadapi suatu
permasalahan yang harus diselesaikan. Pola pikir itu sangat dipengaruhi oleh
faktor pendidikan, pengalaman, dan nilai-nilai yang dianut di lingkungannya.
Meskipun demikian, setiap orang bebas memilih dan menentukan pola pikir
seperti apa yang akan dijadikan pegangan bagi dirinya. Pola pikir yang sudah
teruji dan diyakini kebenarannya dapat menjadi prinsip hidup. Perlu dipahami
bahwa pola pikir itu ada yang positif dan ada pula yang negatif. Pola pikir positif
akan membawa dampak positif bagi penganutnya, sebaliknya pola pikir negatif
akan membawa dampak negative.
Pola pikir itu ada yang bersifat umum, dan ada pula yang bersifat spesifik
sesuai dengan tuntutan bidang tertentu. Beberapa ungkapan pola pikir yang
bersifat umum, misalnya “Jadilah kita sebagai penyebab bukan sebagai akibat,
karena kita yang harus menentukan nasib bukan nasib yang menentukan kita”.
Setiap pikiran menjadi penyebab, dan setiap kondisi yang terjadi merupakan
suatu akibat. Karena itu, kita perlu mengelola pola pikir agar kondisi yang muncul
hanyalah kondisi yang kita inginkan.
Salah satu ungkapan pola pikir Einstein bahwa “imajinasi jauh lebih baik dari
pengetahuan”. Pengetahuan yang orisinal bersumber dari imajinasi. Oleh sebab
itu, dunia kita tidak akan lebih luas dari imajinasi kita. Pola pikir yang pernah
diucapkan oleh Jonathan Swift, “Kita dibatasi bukan oleh kemampuan kita, tetapi
oleh visi kita.” Warren Bennis memiliki pola pikir seperti yang ia ucapkan,
“Kepemimpinan adalah kemampuan mengubah visi menjadi realitas. Pemimpin
adalah orang yang melakukan hal yang benar dan manajer adalah orang yang
melakukan dengan cara yang benar.” Stephen R. Covey mengatakan bahwa ada
empat peran utama sebagai pemimpin, yaitu: 1)menjadi panutan; 2)menjadi
perintis; 3)menjadi penyelaras; dan 4)menjadi pemberdaya.
Ada banyak ungkapan pola pikir dalam bisnis, antara lain: 1)lebih baik
keuntungan kecil dengan frekuensi penjualan yang tinggi daripada keuntungan
besar tetapi frekuensi rendah; 2)konsumen adalah raja, oleh sebab itu berikan
pelayanan yang prima; 3)ada peluang pada setiap kesulitan, dan ada tantangan
pada setiap peluang.
Dalam dunia olahraga prestasi, terdapat berbagai ungkapan pola pikir,
antara lain: 1) jangan mengubah pola permainan ketika kita sedang memimpin
(leading); 2) kenalilah kekuatan dan kelemahan lawan sebelum atau di awal
pertandingan; 3)seranglah terus-menerus ke arah kelemahan lawan; 4)jika dalam
kondisi lelah peliharalah konsistensi dengan memperlambat tempo permainan;
7
5)jangan sekali-kali meremehkan lawan meskipun prestasi lawan jauh di bawah
prestasi kita.
Dalam dunia pendidikan terdapat ungkapan pola pikir sebagai berikut: 1)hal
yang utama dan pertama dalam belajar adalah belajar bagaimana cara belajar
dan belajar bagaimana cara berpikir; 2)belajar dengan ulangan yang banyak dan
volume kecil, jauh lebih baik daripada ulangan sedikit dengan volume besar;
3)pemahaman jauh lebih penting dan bermanfaat daripada hafalan; 4)belajar
sambil melakukan jauh lebih bermakna daripada hanya sekadar memahami teori.
Semua kata-kata bijak merupakan ungkapan pola pikir dari orang yang
mencetuskannya. Kita pun dapat belajar menjadi bijak dengan mengadopsi dan
menerapkan kata-kata bijak dari orang lain yang kita yakini kebenarannya. Pola
pikir yang benar, dengan sikap yang benar, diaplikasikan dengan cara yang benar,
dengan alasan yang benar, dan dalam lingkungan yang sesuai, akan menuai hasil
yang optimal.
Para Peserta Diklat yang budiman,
Menurut Adi W. Gunawan, Pola Pikir atau Mindset adalah sekumpulan
kepercayaan (belief) atau cara berpikir yang mempengaruhi perilaku dan sikap
seseorang, yang akhirnya akan menentukan level keberhasilan hidupnya (Yoga,
2008).
Pola pikir adalah cara melihat suatu masalah. Pola pikir ini menjadi acuan
utama seseorang untuk bertindak, bersikap, berbicara, berperilaku. Pola pikir
seseorang akan memberikan pengaruh yang sangat besar dalam kualitas
kinerjanya.
Dalam konteks aparatur, pola pikir PNS dapat dimaknai sebagai keyakinankeyakinan atau cara berpikir seorang aparatur, yang mempengaruhi sikap dan
perilakunya, yang akhirnya akan menentukan kualitas kinerjanya sebagai seorang
abdi negara dan abdi masyarakat.
Karena pola pikir menyangkut sesuatu yang menjadi keyakinan seseorang
(belief), maka mengubah pola pikir seseorang dapat dilakuan dengan mengubah
apa-apa yang diyakininya.
Contoh: Pada awalnya, seseorang tidak memiliki suatu keyakinan yang
istimewa berkenaan dengan manfaat air putih bagi kesehatan. Baginya
mengkonsumsi air putih sebatas minum ketika haus, tidak lebih dari itu. Tetapi
setelah mendapatkan penjelasan dari seorang sahabatnya yang sakit dan
menceriterakan bahwa sakitnya karena kurangnya mengkonsumsi air putih,
membuat keyakinannya tentang air putih berubah. Sejak saat itu ia secara disiplin
mengkonsumsi banyak-banyak air putih setiap harinya, meskipun tidak haus. Dan
kemudian ia merasakan manfaatnya, tubuhnya lebih bugar daripada sebelumnya.
Dari sini kita bisa melihat bahwa sikap perilaku seseorang dapat berubah
dengan berubahnya “keyakinannya” terhadap sesuatu. Berubah dari hanya
sekedar tahu tentang manfaat air putih, menjadi betul-betul yakin dengan
manfaatnya.
Contoh di atas menjelaskan kepada kita bahwa cara pandang seseorang
terhadap suatu masalah, atau caranya berpikir, akan berpengaruh terhadap apa
yang akan dilakukannya. Dan, sikap ini ditentukan oleh apa yang “diyakini” oleh
seseorang terhadap sesuatu tersebut. Atau kita dapat mengatakan bahwa sikap
perilaku seseorang tergantung dari “belief”nya terhadap sesuatu hal.
Orang yang tidak meyakini informasi tentang manfaat banyak-banyak
mengkonsumsi air putih tidak akan melakukan minum air putih banyak-banyak
sebagaimana orang yang meyakininya. Sesuatu tidak akan mengubah sikap
perilaku seseorang sampai seseorang tersebut meyakininya. Orang yang hanya
sekedar tahu, tetapi tidak “meyakininya”, tidak akan berubah sikap perilakunya.
8
Contoh lainnya : Seorang pegawai meyakini bahwa karirnya hanya akan
maju bila ia mampu memberi manfaat secara maksimal bagi organisasi tempatnya
bekerja, dan apabila ia menjadi sosok yang disukai di organisasi tersebut. Atas
keyakinannya tersebut, maka ia berusaha terus mengasah pengetahuan dan
keterampilannya, menjaga sikap dan perilakunya, menjalin komunikasi yang baik
dengan semua orang, dan berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada
atasan, sejawat, bawahan, dan semua orang yang berurusan dengannya.
Sebaliknya, seorang pegawai lainnya yang tidak memiliki keyakinan
sebagaimana keyakinan pegawai diatas, maka ia tidak berusaha sebagaimana
pegawai pertama berusaha, meskipun ia tahu bahwa hal-hal yang dilakukan
pegawai pertama positif bagi pengembangan karir. Dari sini sekali lagi kita bisa
melihat bahwa pegawai ini hanya “sekedar tahu”, bukan yakin, maka “tahu”nya itu
tidak akan cukup kuat untuk mendorongnya berubah, yaitu berusaha menjadi
pegawai yang berprestasi, sebagaimana pegawai pertama.
Contoh lainnya : Seorang pegawai yang meyakini bahwa “Orang akan
Menuai Apa yang ia Tanam” akan berperilaku seperti apa yang diyakininya
tersebut, yaitu ia akan memastikan bahwa apa yang ia lakukan adalah hanya
yang baik-baik saja. Ia akan berusaha sekuat tenaga untuk tidak terjebak pada
perilaku yang buruk, perilaku yang bisa membuatnya menuai hasil yang buruk
dikemudian hari. Bagi pegawai lain yang juga “tahu” hal yang sama seperti
tersebut di atas, tapi tidak “meyakininya”, maka sangat mungkin ia tidak akan
terlalu peduli apakah yang dilakukannya baik atau buruk, tidak sebagaimana yang
dilakukan pegawai pertama, yang hanya akan memilih tindakan yang baik-baik
saja dalam menjalani karirnya sebagai pegawai.
B. Asal Terbentuknya Pola Pikir
Pola Pikir terbentuk sejak seseorang masih kanak-kanak. Informasi yang
masuk ke dalam pikiran sejak masa kanak-kanak mulai dari pengalaman diasuh
oleh ibu, dididik orang tua, dididik oleh guru di taman kanak-kanak, sekolah dasar,
sekolah menengah, kampus, dan seterusnya akan membentuk pola pikir
seseorang.
Pengalaman sejak masa kanak-kanak dapat bersifat positif dan negatif.
Ketika pengalaman-pengalaman tersebut sangat membekas, yang kemudian
mempengaruhi pola pikir seseorang, maka pengalaman yang membekas ini
dikenal dengan istilah imprint.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Pikir
Para Peserta Diklat yang budiman,
Sedikitnya ada delapan faktor yang memengaruhi pola pikir seseorang,
yaitu Keluarga, Pergaulan, Pendidikan, Pengalaman, Cita-cita, Media Masa,
Buku, dan Keyakinan atau “Belief System”.
1. Faktor Keluarga
Keluarga merupakan ajang paling awal untuk membangun pola pikir
seseorang. Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang
hangat dan positif, akan memiliki peluang untuk tumbuh dan berkembang
menjadi orang dewasa dengan pola pikir yang juga positif.
2.
Faktor Pergaulan
Sebuah perumpamaan mengatakan “Jika kau berkumpul dengan penjual
minyak wangi maka kau akan berbau wangi. Jika kau berkumpul dengan
penjual ikan maka kau akan berbau ikan”.
Demikian pula dengan pola pikir, berkumpul dengan ilmuwan kita menjadi
pintar. Berkumpul dengan pecundang kita akan menjadi pecundang pula.
9
Manusia memiliki naluri mengikuti dan meniru perilaku dan ucapan orang
yang berada disekitarnya. Oleh karena itu, watak atau sifat manusia
terbentuk dari lingkungan dan pergaulan.
3.
Faktor Pendidikan
Pendidikan adalah solusi terbaik untuk membentuk pola pikir yang unggul.
Akan berbeda cara menyelesaikan suatu masalah antara orang yang
berpendidikan dan yang tidak. Namun demikian meski pendidikan adalah
cara terbaik dalam membangun pola pikir, harus diakui bahwa pendidikan
tidak sepenuhnya dapat menjamin baiknya karakter seseorang. Banyak bukti
yang menunjukkan bahwa tidak sedikit orang yang berpendidikan tinggi,
tetapi justru memiliki karakter atau mentalitas yang buruk.
4.
Faktor Pengalaman
Pengalaman merupakan guru terbaik yang dimiliki oleh setiap orang.
Pengalaman adalah suatu kejadian atau peristiwa yang menimpa perjalanan
hidup kita pada masa yang telah lalu, baik peristiwa menyenangkan maupun
tidak menyenangkan. Kemudian atas kejadian atau peristiwa tersebut kita
jadikan sebagai suatu pelajaran, peringatan dan motivasi yang berharga
dalam menyikapi dan menentukan langkah perjalanan hidup berikutnya.
Guru terbaik bukan hanya dari pengalaman diri sendiri saja, tetapi juga
pengalaman orang lain.
Pengalaman orang lain, bila sifatnya tidak
menyenangkan, akan membuat kita waspada dan berhati-hati bila
bersentuhan dengan hal-hal yang serupa.
Dalam hal menyangkut
pengalaman orang lain yang menyenangkan atau suatu kisah sukses, maka
kita bisa mengambil pola dan strategi orang tersebut untuk mencapai
kesuksesan yang sama.
5.
Faktor Cita-cita
Cita dan angan merupakan awal dari suatu permasalahan yang akan
dihadapi seseorang, sehingga dapat membentuk karakter berpikir atau pola
pikir atau pandangan hidup. Hal ini karena setiap kita bercita–cita atau
menginginkan sesuatu akan membuat kita berpikir bagaimana meraih atau
mewujudkannya, maka cita–cita dapat menjadi faktor yang sangat
mempengaruhi pola pikir dan pandangan hidup seseorang. Contoh, seorang
yang bercita-cita ingin menjadi tentara, pasti berbeda pola pikirnya dengan
orang yang cita-citanya ingin menjadi pengusaha. Tentara akan diliputi
pandangan-pandangan
tentang
heroisme,
kekuatan,
kegagahan,
kepemimpinan, senjata. Sementara pengusaha akan diliputi pandangan
tentang permodalan, keuntungan, kekayaan, kemewahan, prestise.
6.
Faktor Media Masa
Media massa dengan mudah dan cepat dapat mempengaruhi cara pandang,
gaya hidup, serta budaya suatu bangsa. Maka tidak salah apa yang dikatakan
Dennis McQuil bahwa “Media massa merupakan salah satu sarana untuk
pengembangan kebudayaan, bukan hanya budaya dalam pengertian seni
dan simbol tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata-cara, mode,
gaya hidup dan norma-norma”.
Media massa terutama televisi memberikan kesan yang berpengaruh sekali
terutama kepada anak-anak. Mereka belum dapat menilai dengan lebih
kritikal, jadi apa yang dilihat, dipercayai, diikuti, dan dilakoni semua. Begitu
berkesannya media massa dalam menukar pemikiran, sikap dan perlakuan
penonton yang terpengaruh kepada media itu.
Keberadaaan media massa dalam menyajikan informasi cenderung memicu
perubahan serta banyak membawa pengaruh pada penetapan pola hidup
10
masyarakat. Beragam informasi yang disajikan dinilai dapat memberi
pengaruh yang berwujud positif dan negatif. Secara perlahan-lahan namun
efektif, media membentuk pandangan masyarakat terhadap bagaimana
seseorang melihat pribadinya dan bagaimana seseorang seharusnya
berhubungan dengan dunia sehari-hari.
Pergeseran pola tingkah laku yang diakibatkan oleh media massa dapat
terjadi di lingkungan keluarga, sekolah, dan dalam kehidupan bermasyarakat.
Wujud perubahan pola tingkah laku lainnya yaitu gaya hidup.
7.
Faktor Buku yang Dibaca
Buku merupakan sumber berbagai informasi yang dapat membuka wawasan
kita tentang berbagai hal seperti ilmu pengetahuan, ekonomi, sosial, budaya,
politik, maupun aspek-aspek kehidupan lainnya. Membaca buku sangat
membantu mengubah masa depan, serta menambah kecerdasan akal dan
pikiran kita. Selain memberikan banyak inspirasi, membaca buku juga berarti
membangun pola pikir. Orang yang sadar dengan manfaat membaca buku,
tidak akan melewatkan hari-harinya tanpa membaca. Apalagi dalam era
kemajuan teknologi informasi saat ini, buku banyak tersedia dalam bentuk
elektronik.
Berikut ini beberapa manfaat membaca buku yang bisa kita dapatkan selain
mempercerdas otak. diantaranya:
a. Dapat Menstimulasi Mental
Otak merupakan salah satu organ tubuh yang memerlukan latihan agar
tetap kuat dan sehat seperti organ tubuh yang lainnya. Dengan membaca
buku dapat menjaga otak agar bisa tetap aktif sehingga dapat melakukan
fungsinya secara baik dan benar. Beberapa penelitian telah
menunjukkan bahwa dengan membaca buku dapat merangsang mental
bahkan dapat mencegah penyakit Alzheimer dan demensia.
b. Dapat Mengurangi Stress
Setelah seharian melakukan rutinitas harian yang melelahkan, tak jarang
hal tersebut dapat memicu timbulnya stress. Dengan melakukan
kegiatan membaca yang bisa dilakukan selama beberapa menit dapat
membantu menekan perkembangan hormon stress seperti hormon
kortisol. Dengan membaca dapat membuat pikiran lebih santai sehingga
hal tersebut dapat membantu menurunkan tingkat stress hingga 67%.
Selain relaksasi, dengan membaca buku dapat membawa kedamaian
batin serta ketenangan yang sangat besar. Membaca dapat menurunkan
tekanan darah serta telah terbukti membantu orang yang menderita
gangguan mood tertentu dan penyakit mental ringan. Inilah manfaat
membaca buku yang banyak orang abaikan, banyak orang beanggapan
bahwa membaca buku justru membuat otak terus bekerja dan
menimbulkan stres, padahal manfaat membaca buku adalah mengurangi
stres.
c. Menambah Wawasan dan Pengetahuan
Dengan membaca buku dapat mengisi kepala kita tentang berbagai
macam informasi baru yang selama ini belum kita ketahui yang
kemungkinan besar hal tersebut dapat berguna bagi kita nantinya.
Semakin banyak pengetahuan yang kita miliki, maka kita akan lebih siap
untuk menghadapi tantangan hidup baik dimasa sekarang maupun di
masa-masa yang akan datang.
Selain itu, ilmu pengetahuan merupakan hal yang sangat berharga yang
tidak pernah dapat hilang meskipun kita kehilangan hal-hal lain didunia
11
ini, seperti harta, benda, maupun yang lainnya. Cerita maupun ide-ide
yang tertuang dalam sebuah buku yang kita baca dapat membantu untuk
membuka jalan pikiran kita untuk lebih mengenal dunia lain,
mendapatkan pemahama yang lebih dari sebelumnya.
d. Dapat Menambah Kosakata
Semakin banyak melakukan kegiatan membaca buku, maka akan
semakin banyak kita mendapatkan penjelasan mengenai hal-hal yang
belum kita ketahui, serta dapat menambah jumlah kosakata yang bisa
kita gunakan dalam kehidupan keseharian kita. Hal ini tentu saja dapat
membantu bagi kita untuk dapat mengartikulasikan, membantu
menyampaikan pendapat dengan bahasa yang lugas, serta dapat
menambah rasa percaya diri pada saat berbicara dengan orang lain.
e. Dapat Meningkatkan Kualitas Memori
Dengan membaca buku dapat memberikan andil untuk meningkatkan
kualitas otak kita dalam proses mengingat, berbagai macam hal yang
telah kita baca. Misalnya saja karakter, latar belakang, ambisi, sejarah,
maupun berbagai macam unsur atau plot dari setiap alur cerita. Setiap
memori dapat membantu untuk menempa jalur otak serta
memperkuatnya. Selain itu juga dengan melakukan kegiatan membaca
dapat menstabilkan suasana hati seseorang.
Dengan membaca buku dapat membantu latihan otak secara maksimal
daripada hanya menonton televisi atau mendengarkan radio. Seorang
presiden direktur dari riset Haskins Laboratories yang bernama Ken
Pugh, PhD mengatakan bahwa kebiasaan membaca buku dapat
memacu otak untuk berpikir dan berkonsentrasi.
f. Melatih Ketrampilan untuk Berfikir dan Menganalisa
Manfaat membaca buku dapat melatih otak untuk dapat berfikir lebih
kritis maupun menganalisis adanya masalah yang tersaji dalam apa yang
kita baca. Kita seperti mendapatkan akses atau jalan untuk dapat masuk
ke dalam alur cerita dan membantu dalam penyelesaian cerita tersebut.
Hal tersebut dapat membantu mengembangkan karakter kita di masa
mendatang.
g. Dapat Meningkatkan Fokus dan Konsentrasi
Pada saat membaca buku, kita dapat melatih otak untuk lebih fokus dan
berkonsentrasi pada apa yang kita baca. Hal ini akan melatih kita untuk
dapat juga lebih fokus dalam melakukan berbagai macam kegiatan atau
rutinitas keseharian.
h. Melatih untuk Dapat Menulis Dengan Baik
Dengan bertambahnya kosakata yang kita miliki dari kegiatan membaca
buku, otomatis dapat membantu kita untuk dapat membuat karya tulis
sendiri dengan bahasa yang sebaik atau bahkan bisa lebih baik dari apa
yang telah kita baca sebelumnya.
i.
Dapat Memperluas Pemikiran Seseorang
Seseorang yang gemar membaca buku telah dilaporkan memiliki tingkat
kreativitas yang lebih tinggi daripada orang-orang yang tidak atau kurang
gemar membaca. Dengan kegiatan membaca buku, kita bisa berbagi
pengalaman dengan orang lain tentang berbagai macam hal, yang
12
nantinya bisa kita jadikan sebagai suatu bahan pertimbangan untuk
dapat memutuskan sesuatu.
j.
Dapat Meningkatkan Hubungan Sosial
Kegiatan gemar membaca buku ini juga mempengaruhi aspek kehidupan
sosial manusia, dimana ia bisa lebih mengenal berbagai macam
karakteristik, budaya, maupun kehidupan sosial suatu masyarakat.
Sehingga apabila suatu saat ia berkunjung ke tempat tersebut, ia telah
tahu bagaimana cara bersikap untuk menghormati adat serta
kebudayaan mereka.
k. Dapat Membantu Mencegah Penurunan Fungsi Kognitif
Berdasarkan study yang dilakukan oleh Rush University Medical Center
menyatakan bahwa Seseorang yang menghabiskan waktu mereka untuk
melakukan kegiatan kreatif atau intelektual seperti membaca mengalami
tingkat penurunan kognitif hingga 32% daripada mereka yang tidak
membaca dikemudian harinya. Membaca buku dapat membuat otak
bekerja
lebih
efisien
yaitu
dengan
mengubah
struktur neuropathologies yang berkaitan dengan usia.
l.
Dapat Meningkatkan Empati Seseorang
Menurut penelitian yang dilakukan oleh New York University mengatakan
bahwa dengan membaca buku dapat meningkatkan kemampuan kita
untuk lebih memahami perasaan orang lain. Sehingga dapat
meningkatkan kualitas hubungan yang lebih baik dengan orang-orang
disekitar kita.
m. Dapat Mendorong Tujuan Hidup Seseorang
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ohio State University
menyatakan bahwa dengan membaca buku dapat membantu seseorang
untuk mendapatkan motivasi dalam mengatasi berbagai macam
hambatan, sehingga nantinya dapat membantu dalam mencapai tujuan
hidupnya. Pada saat seseorang dapat lebih mengidentifikasi karakter,
pengalaman, serta berbagai macam peristiwa yang seolah-olah hal itu
sedang terjadi pada mereka, maka akan semakin besar kemungkinan
bagi mereka untuk mengambil tindakan.
n. Dapat Membantu Kita untuk Terhubung Dengan Dunia Luar
Seorang psikolog dari University of Buffalo menyatakan bahwa ketika
seseorang sedang membaca buku, hal tersebut dapat membantunya
untuk mengidentifikasi karakter dalam buku yang ia baca. Ia akan
mengalami jenis hubungan kehidupan nyata yang dapat meningkatkan
rasa inklusi.
Dengan kata lain, membaca dapat meningkatkan
persahabatan dengan dunia luar.
o. Dapat Lebih Berhemat
Dengan membaca buku akan membawa dampak pada segi
perekonomian. Dimana dengan membaca buku dapat menghemat uang
daripada harus bersusah payah mencari jasa penyedia informasi atau
hiburan lainnya, misalnya bioskop.
13
8.
Faktor Keyakinan
Dari tujuh faktor yang telah disebutkan dimuka, maka faktor kedelapan yaitu
Keyakinan atau kepercayaan, atau “belief system” adalah faktor yang paling
dominan mempengaruhi pola pikir seseorang.
Keyakinan bisa dimaknai sebagai segala sesuatu yang membuat nyaman
seseorang dalam melakukan sesuatu. Keyakinan dapat pula diartikan
sebagai agama yang seseorang anut, tetapi dengan catatan bahwa agama
tadi telah menjelma menjadi sesuatu yang diyakini, bukan sekedar atribut.
Karena keyakinan atau belief system benar-benar akan memandu orang
dalam melakukan suatu perbuatan, maka keyakinan akan mempengaruhi
seluruh aspek kehidupan seseorang, mulai dari pendidikan, pergaulan,
komunitas, pekerjaan, cara berpakaian, cara bertutur, gaya hidup, aktifitas
harian, dan lain-lain.
D. Hambatan-hambatan Dalam Perubahan Pola Pikir
Menurut Jennifer James, 2011, terdapat beberapa jenis pola pikir yang
dapat menghalangi kita untuk memikirkan jalan keluar dari permasalahan yang
ada atau melakukan perubahan. Hambatan-hambatan itu timbul dari cara pikiran
dalam mengolah informasi yang diterima. Berikut ini adalah contoh-contoh pola
pikir penghambat perubahan:
1.
Keabsolutan (Pokoknya Begini)
Orang-orang yang menganut pola pikir ini biasanya tidak mendengarkan
siapa pun kecuali satu orang, yaitu diri mereka sendiri. Mereka mati-matian
bertahan untuk berada dalam status quo (membiarkan keadaan yang
sekarang seperti keadaan yang sebelumnya) dan menolak segala gagasan
baru.
2.
Rasa Puas
Orang yang sudah puas sangat sulit untuk menerima gagasan perubahan.
Orang-orang ini tidak dapat melihat alasan dilakukannya perubahan. Mereka
memegang teguh gagasan “kalau tidak rusak, untuk apa dibetulkan?”.
Bentuk resistensi terhadap perubahan seperti ini sebenarnya dapat
dimaklumi. Karena mereka melihat bahwa dengan perubahan yang akan
dilakukan tidak ada jaminan bahwa keadaan akan menjadi bertambah baik.
Ibaratnya, bila Anda sukses, dan telah menjalani gaya hidup sekarang yang
nyaman, aman, menyenangkan, apakah terpikir Anda akan merubah gaya
hidup Anda?
3.
Ingin Instan
Zaman sekarang adalah zamannya serba instan, serba seketika. Semuanya
ingin langsung terwujud. Baru bekerja, langsung ingin gaji besar, jabatan
tinggi. Mentalitas yang seperti ini menyebabkan mereka tidak mau berproses
melakukan perubahan-perubahan, yang sebetulnya dengan perubahanperubahan itu bisa mengantarkan kepada apa yang dicita-citakan.
4.
Pikiran Terpolarisasi
Pola pikir seperti ini masih lebih baik dibanding keabsolutan. Masalahnya
adalah pola pikir seperti ini tendensinya seperti bandul jam dinding, kalau
tidak ke kiri ya ke kanan, selalu mengambil titik ekstrim. Buat mereka tidak
ada jalan tengah. Ibaratnya ketika menerapkan sistem yang baru, mereka
meninggalkan semua hal positif yang ada pada sistem yang lama. Padahal,
sistem yang lama juga ada positifnya.
14
5.
Orang yang Terlalu Pandai
Orang-orang pandai terkadang proses berpikirnya lebih cepat dibanding
orang awam. Pikiran mereka bagai komputer yang mampu memilah-milah
data yang besar dengan petunjuk yang sedikit. Namun, mereka sering gagal
mengambil elemen-elemen yang seharusnya dijadikan bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan, dan mereka juga seringkali gagal dalam
mempertimbangkan konsekuensi dari keputusan yang diambil.
6.
Angan-angan
Media masa telah membentuk kita menjadi orang yang suka beranganangan. Iklan TV misalnya, selalu menyajikan bahwa segala masalah itu
mudah untuk diselesaikan hanya dengan menggunakan produk tertentu saja.
Sinetron-sinetron menggambarkan mereka yang muda, kaya, cantik, tampan,
berpenghasilan besar, namun tidak bekerja atau bekerjanya sedikit sekali.
Sebagai akibatnya, proses berfikir orang-orang yang sering melihat
tayangan-tayangan seperti itu menjadi lebih dangkal dan pendek.
7.
Tidak Punya Keberanian
Orang yang tidak punya keberanian bukan berarti jelek. Terkadang atas
nama “keberanian” malah yang terjadi adalah tindakan konyol, tindakan yang
tidak dipikir panjang. Dalam konteks ini, yang dimaksud tidak memiliki
keberanian adalah banyaknya orang yang sebenarnya memiliki kemampuan,
tetapi membiarkan sesuatu yang buruk terus terjadi, padahal ia mengetahui
bahwa bila dibiarkan terus hal tersebut akan berefek negatif. Pada saat
seperti ini ada baiknya bila kita bertanya kepada diri sendiri, peran atau
tindakan apa yang dapat saya lakukan agar keadaan menjadi lebih baik?
8.
Hambatan yang bersifat Perceptual (Persepsi)
Penghambat sukses seseorang seringkali timbul dari cara pandangnya yang
sempit terhadap dirinya sendiri, terhadap orang lain, atau terhadap suatu
masalah. Contohnya ketika seseorang menghadapi sebuah ujian kehidupan
dan merasa sulit untuk menghadapinya, akan muncul pemikiran bahwa
Tuhan itu tidak adil. Karena persepsinya demikian maka ia akan merasa
putus asa dan menyalahkan Tuhan dan orang-orang disekitarnya atas semua
masalah dan kegagalan yang ia alami. Atau ketika ada seseorang
mendapatkan kesuksesan dalam hidupnya, ia memandang bahwa orang
tersebut telah menggunakan cara-cara yang tidak sepatutnya dalam
memperoleh kesuksesannya tersebut. Orang ini termakan oleh persepsinya
sendiri sehingga ia berpikir negatif tentang orang yang sukses tersebut.
Hambatan perceptual umumnya disebabkan oleh kurangnya wawasan, cara
berpikir yang tradisional, dan kurang berkualitasnya lingkungan pergaulan.
9.
Hambatan yang bersifat Emotional
Hambatan yang bersifat emosional diantaranya adalah:
a. Rendah diri; merasa bahwa diri sendiri tidak lebih baik dari orang lain,
merasa bahwa diri ini tidak memiliki kelebihan apapun. Perasaaanperasaan seperti ini seringkali justru menjadi penyebab gagalnya
sesorang dalam kehidupannya.
b. Takut mengambil resiko, takut gagal, takut dalam menghadapi tantangan
hidup. Semakin kita merasa takut gagal, maka kegagalan tersebut
semakin dekat kepada kita. Oleh karena itu perlu diingat kembali bahwa
dalam kehidupan ini seorang manusia hanya dituntut untuk berusaha,
berikhtiar, dan berdoa, sedangkan hasilnya Tuhan yang menentukan.
c. Tidak menyukai ketidakpastian.
15
d. Lebih suka menilai daripada menghasilkan gagasan. Lebih suka menjadi
penonton daripada pemain. Penonton, seberapa hebatpun mereka
tetaplah penonton, tidak akan mendapat hasil apa-apa. Tetapi pemain,
kalau kinerjanya baik ia akan mendapatkan hasilnya, kalau kinerjanya
kurang baik iapun tetap akan mendapat hasilnya. Jadi untuk kesuksesan
hidup, mengapa hanya menjadi penonton?
e. Menganggap remeh suatu masalah.
f. Tidak berani bermimpi.
g. Merasa hidup begitu sulit.
h. Tergesa-gesa dalam menyelesaikan suatu masalah.
10. Hambatan yang bersifat Kultural
Hambatan kultural adalah hambatan yang dipengaruhi oleh faktor
kebudayaan, atau lingkungan sosial.
Seseorang tidak berani untuk
mengemukakan gagasan atau melakukan perubahan karena kuatir dianggap
kontroversial dengan lingkungannya. Misalnya seorang pegawai melihat
bahwa baik buruknya sikap dan perilaku pegawai di tempat kerja diantaranya
dipengaruhi oleh seberapa baik pemahaman dan pengamalan agamanya.
Karena itu untuk meningkatkan kualitas sikap dan perilaku pegawai,
dipandang perlu menyelenggarakan kegiatan siraman rohani mingguan yang
wajib diikuti semua pegawai. Tetapi karena takut dianggap tampil berbeda
dari yang lain, atau takut dianggap kontroversial, atau takut dianggap ekstrim,
maka pegawai yang memiliki gagasan ini tidak berani mengungkapkannya.
11. Hambatan yang bersifat Intelektual
Hambatan intelektual biasanya menghinggapi orang-orang yang dianugerahi
kemampuan intelektual tinggi, atau mereka yang merasa diri pandai. Orangorang seperti ini terlalu mengagungkan otak, segala sesuatunya harus serba
masuk akal, serba logika, dan serba pemecahan masalah. Dalam kehidupan
mereka, mereka kurang menghargai segala sesuatu yang berhubungan
dengan hati, afeksi, dan kehangatan. Karena itu mereka pada umumnya
kelihatan dingin serta acuh tak acuh. Mereka terlalu mengandalkan logika,
enggan menggunakan intuisi, memandang remeh soal hati, soal afeksi,
sehingga kondisi seperti ini justru bisa menghalangi mereka dari melakukan
perubahan.
12. Hambatan yang bersifat Environmental
Berubahnya pola pikir seseorang kearah yang lebih baik juga dipengaruhi oleh
keadaan lingkungan yang kurang mendukung, seperti:
a. Kurangnya sarana dan prasarana kerja.
b. Tidak ada kerjasama dan rasa saling percaya antara tim kerja.
c. Atasan yang bersifat otoriter, tidak menghargai pendapat bawahannya.
d. Banyak gangguan rutin dalam pekerjaan, misalnya telepon tamu yang
tidak putus putus, dan ruang kerja yang bising.
e. Kurangnya dukungan dari rekan-rekan sekerja untuk mematangkan
gagasan.
f. Rutinitas pekerjaan yang terlalu tinggi.
E. Cara Mengubah Pola Pikir
Para Peserta Diklat yang budiman,
Mengubah pola pikir adalah syarat menuju sukses, tidak peduli apakah
anda PNS atau bukan. Banyak teknik yang bisa digunakan untuk mengubah pola
pikir. Beberapa diantaranya adalah :
16
1.
Mengubah Kebiasaan Lama
Menurut Kandani, 2013, kebiasaan adalah tindakan konsisten yang dilakukan
secara terus menerus hingga membentuk suatu pola di level pikiran bawah
sadar. Ini yang membuat seringkali kebanyakan orang sulit untuk mengubah
kebiasaan mereka terutama kebiasaan buruk.
Hidup kita sangat dikendalikan oleh pikiran bawah sadar. Sehingga
kebiasaan buruk yang sudah terpola di pikiran bawah sadar akhirnya akan
mengontrol semua perilaku kita secara dominan. Contoh: kebiasaan
terlambat hadir pada saat rapat, kebiasaan menunda pekerjaan, kebiasaan
merokok dihadapan orang-orang, kebiasaan meminjam uang tapi enggan
membayar, kebiasaan meminta imbalan ketika melayani orang lain,
kebiasaan tidak ramah ketika melayani, kebiasaan mengeluh, kebiasaan
mengkritik orang, kebiasaan bangun kesiangan, dan kebiasaan-kebiasaan
buruk lainnya.
Stephen R. Covey mengatakan bahwa kesuksesan seseorang itu
sebenarnya ditentukan oleh kebiasaan-kebiasaannya.
Bila ia biasa
melakukan hal-hal yang positif, hal-hal yang sehat, hal-hal yang produktif, halhal yang kreatif, maka ia punya peluang besar menjadi manusia yang sukses.
Tetapi sebaliknya, bila ia melakukan kebiasaan-kebiasaan yang negatif, yang
tidak sehat, yang tidak produktif, maka jangan pernah berharap ia menjadi
manusia yang sukses.
2.
Fokus pada Hal yang Positif, Hilangkan Pikiran Negatif
Fokus pada hal yang positif merupakan salah satu cara berpikir atau pola
pikir yang sangat dianjurkan kepada siapa saja yang ingin sukses, termasuk
PNS. Ketika kita sedang sedang berpikiran negatif, seringkali kita lupa akan
apa yang kita miliki dan lebih berfokus pada apa yang tidak kita miliki.
Kebiasaan berpikir positif membuat kepribadian kita lebih baik. Ini juga akan
membuat lebih mudah dalam bergaul karena orang-orang akan menyukai
kita. Manfaat lain dari kebiasaan ini adalah bahwa kita dapat menikmati hidup
lebih sehat dan merasakan peningkatan energi dan peningkatan stamina.
Seperti halnya meningkatkan kekebalan terhadap berbagai serangan
penyakit. Maka kita perlu mengubah pikiran dari negatif ke pikiran positif.
3.
Menghindari Berteman dengan Pengeluh
Mengeluh adalah hal yang sangat mudah dilakukan dan bagi beberapa orang
hal ini telah menjadi suatu kebiasaan. Kalau Anda termasuk orang yang suka
mengeluh maka ketahuilah bahwa kebiasaan mengeluh tidak akan membuat
situasi yang Anda hadapi menjadi lebih baik, malahan hanya akan menguras
energi dan menciptakan perasaan negatif yang tidak memberdayakan diri
Anda.
Mengapa kita sering mengeluh? Kita mengeluh karena kita kecewa bahwa
realitas yang terjadi tidak sesuai dengan harapan atau keinginan kita. Dan
Anda perlu sadari bahwa hal ini akan terjadi hampir setiap hari dalam
kehidupan kita. Jadi cara mengatasinya sebenarnya mudah, yakni kita hanya
perlu belajar bersyukur dalam segala keadaan yang kita hadapi.
4.
Berhati-hati dengan Ucapan
Kata-kata yang kita ucapkan, keluar dari lisan ataupun sekedar dalam hati,
memiliki pengaruh yang luar biasa, baik kepada diri sendiri maupun orang
lain. Berhentilah menggunakan kata-kata negatif. Gunakan hanya kata-kata
positif. Daripada mengatakan, "Saya tidak bisa", lebih baik kita mengatakan
"Saya memang belum bisa, tapi saya akan belajar sampai bisa!".
Mengapa kecerdasan, potensi dan bakat yang dimiliki oleh orang-orang di
benua barat jauh lebih menonjol daripada orang-orang Indonesia? Sebabnya
17
adalah karena orang-orang Indonesia masih melakukan 5 hal yang ternyata
berpengaruh sangat besar untuk menghambat laju potesi yang dimiliki
seseorang. Kelima hal tersebut adalah:
a. Fokus terhadap kekurangan, bukan kekuatan;
b. Mengkritik, menyalahkan dan memberi label yang tidak baik;
c. Pemrograman kata-kata yang negatif;
d. Menyalahkan dan menuduh;
e. Memarahi dan menyudutkan.
Dengan melihat besarnya dampak negatif yang ditimbulkan, maka dalam
rangka memperbaiki pola pikir, pastikan hanya kata-kata yang baik saja yang
keluar dari lisan anda. Jangan gunakan kata-kata negatif yang menyakitkan
hati dan memutus limbik-limbik saraf otak.
5.
Membaca Buku
Membaca buku adalah kegiatan yang sangat tinggi manfaatnya untuk
mengubah pola pikir. Dengan alasan kesibukan, banyak dari kita yang tidak
menyempatkan diri membaca buku. Padahal buku adalah jendela dunia.
Orang yang terbiasa membaca buku akan memiliki wawasan dan cara
pandang yang berbeda terhadap suatu masalah dibandingkan dengan orang
yang kurang membaca buku.
Jadi jangan hanya menghabiskan waktu berjam-jam untuk menonton televisi
atau bermain game, tetapi juga luangkan waktu untuk membaca buku.
Mulailah mulai sekarang rutin membaca buku, atau Anda akan ketinggalan
dalam berbagai hal.
6.
Mengatakan Hal Positif pada Diri Sendiri
Mengatakan hal yang positif kepada diri sendiri disebut sebagai “afirmasi”,
artinya penegasan atau penguatan. Kalau Anda pernah mendengar pepatah
ini “Kita adalah apa yang kita pikirkan”, menjadi penegas dari afirmasi
itu. Afirmasi digunakan untuk memprogram ulang pikiran anda dan
membuang kepercayaan yang keliru dalam pikiran alam bawah sadar
(subconcious) anda.
Afirmasi adalah suatu pernyataan sugestif yang diulang-ulang. Harapannya,
afirmasi dapat memprogram pikiran bahkan mendatangkan keajaiban dalam
kehidupan.
Afirmasi, seperti juga doa dan hipnosis, bisa bekerja ketika pikiran sedang
tenang dan terfokus. Bahasa spiritualnya ‘khusyu’ sedangkan bahasa
ilmiahnya ‘otak sedang dalam keadaan alpha-theta’. Afirmasi menyetel
pikiran seseorang lewat pemrograman alam bawah sadarnya. Konsentrasi,
fokus, dan semangat akan meningkat seiring dengan meningkatkan tingkat
keberhasilan afirmasi dalam mempengaruhi alam bawah sadar.
Menurut blog hipnotherapy http://www.hypnotherapy.web.id/2009/, beberapa
cara melakukan afirmasi diantaranya adalah:
a. Menuliskannya pada catatan dan menempelkannya serta meletakkan
kalimat afirmasi tersebut di tempat di mana Anda akan sering
membacanya, seperti pada dinding di samping tempat tidur Anda, pada
dashboard mobil Anda, atau di cermin kamar mandi, almari pakaian atau
tempat yang strategis lainnya.
b. Menulis satu halaman penuh dan membacanya keras kepada diri sendiri
sebelum tidur.
c. Katakanlah, ucapkanlah dengan lantang untuk diri sendiri di kamar atau
selama menyetir.
d. Ucapkan kalimat afirmasi tersebut secara diam-diam untuk diri sendiri
ketika Anda berada dalam situasi yang menantang.
18
e. Tulis kalimat afirmasi tersebut dalam jurnal harian.
7.
Percaya pada Kekuatan Pikiran Positif
Berpikir positif adalah berpikir, menduga, dan berharap hanya yang baik
tentang suatu keadaan atau tentang seseorang.
Anda tidak akan
berprasangka buruk tentang orang lain. Anda tidak menggunjing orang lain.
Anda pun tak akan berprasangka buruk bahkan terhadap diri anda sendiri.
Anda akan selalu merasa sehat, anda akan selalu yakin bahwa anda akan
sukses, anda yakin anda akan disukai banyak orang.
Pada saat keluar rumah di pagi hari, kita sendirilah yang menentukan apakah
hari itu akan jadi baik atau buruk, karena tergantung bagaimana kita
menjalankan pikiran kita. Dapat tidaknya kita menikmati hari itu sangat
tergantung pada cara kita berpikir (Stanley R. Welty, Presiden Wooster Brush
Company). “Dengan pikiran, seseorang bisa menjadikan dunianya
berbunga-bunga
atau
berduri-duri”
(Socrates dalam http://www.secapramana.com).
Jika Anda berpikir positif, hal-hal positif akan datang dan kesulitan-kesulitan
akan terasa lebih ringan. Sebaliknya, jika Anda berpikiran negatif, hal-hal
negatif akan menimpa Anda. Jadi, mengapa tidak mulai dari sekarang kita
membiasakan diri berpikir positif, dan meyakini akan kekuatannya.
8.
Berolahraga
Berolahraga melepaskan hormon endorphin yang mampu membuat
perasaaan kita menjadi lebih baik. Apakah itu sekadar berjalan mengelilingi
lingkungan rumah ataupun berlari beberapa kilometer, aktifitas fisik akan
membuat diri kita merasa lebih baik. Ketika kita merasa down, aktifitas
olahraga lima belas menit dapat membuat kita merasa lebih baik.
Berolahraga secara rutin menurunkan tekanan darah, membuat jantung
memompa lebih efisien dan mengurangi resistensi insulin yang bisa
mengakibatkan serangan jantung atau stroke.
Manusia mempunyai sekitar 650 otot tubuh, berarti 650 motor yang
memberikan kemampuan untuk bergerak. Otot-otot ini, jika tidak digunakan
akan kehilangan kemampuannya, dan berkurang ukurannya, dan jika itu tidak
aktif untuk jangka waktu yang cukup lama, maka akan berhenti berfungsi
semuanya. Karena itu gerak badan penting.
9.
Mengubah Cara Pandang
Ketika sesuatu tidak berjalan dengan baik, carilah cara untuk melihat hal
tersebut dari sudut pandang yang lebih positif. Dalam setiap tantangan
terdapat keuntungan, dalam setiap keuntungan terdapat tantangan. Dalam
disiplin psikologi, melihat sesuatu dengan sudut pandang yang berbeda dari
sebelumnya dikenal dengan istilah Reframing, yaitu bagaimana kita
“membingkai ulang” sudut pandang kita sehingga sesuatu yang tadinya
negatif dapat menjadi positif.
Selain teknik reframing, teknik lain untuk melihat sesuatu dengan cara yang
berbeda adalah dengan melihat suatu masalah dari sifat masalahnya itu
sendiri (nature of problem), bukan dari persepsi kita, atau bukan dari apa yang
kita pikirkan, atau bukan dari keadaan mental kita saat kita menghadapi
masalah itu.
10. Mengikuti Pola Pikir Orang Sukses
Cara yang sangat praktis untuk bisa berhasil dalam segala bidang, termasuk
sukses berkarir sebagai PNS, adalah dengan mengikuti pola pikir orangorang yang telah sukses. Mengadopsi cara berpikir mereka bagaikan
seorang yang menemukan jalan pintas dari sebuah perjalanan panjang yang
19
seharusnya ditempuh. Dia tidak perlu menempuh waktu berpuluh tahun
untuk menemukan jalannya sendiri.
Orang-orang sukses terdahulu sangat besar jasanya dalam membangun
keberhasilan generasi berikutnya. Dengan memanfaatkan, mengadopsi, dan
memodifikasi cara berpikir orang-orang sukses sesuai kebutuhan, maka kita
tidak perlu repot lagi mencari jalan sendiri, dan membuang waktu untuk
menguji apakah cara yang kita lakukan akan berhasil atau tidak. Anda pasti
masih ingat pembahasan kita dibagian awal modul ini dimana pengalaman
adalah guru yang terbaik, baik pengalaman sendiri maupun pengalaman
orang lain. Itulah yang menjadi dasar mengapa kita tidak perlu ragu
mengadopsi pola pikir orang yang telah sukses.
Rangkuman
Pola Pikir adalah sekumpulan kepercayaan (belief) atau keyakinan, atau cara
berpikir, atau cara memandang suatu masalah; yang mempengaruhi perilaku dan
sikap seseorang, yang akhirnya akan menentukan level keberhasilan hidupnya.
Karena pola pikir menjadi acuan utama seseorang untuk bertindak, maka pola
pikir yang dimiliki oleh seorang pegawai (PNS) akan sangat memengaruhi kualitas
kinerjanya sebagai seorang abdi negara dan abdi masyarakat.
Terdapat sekurangnya delapan faktor yang memengaruhi pola pikir seseorang,
yaitu : faktor keluarga, lingkungan pergaulan, pendidikan, pengalaman, cita-cita, buku,
media masa, dan faktor keyakinan (belief system).
Karena sikap perilaku seseorang ditentukan oleh apa-apa yang diyakininya,
maka cara mengubah pola pikir seseorang pada dasarnya adalah dengan cara
mengubah keyakinan orang tersebut terhadap sesuatu.
Beberapa teknik untuk mengubah pola pikir diantaranya adalah dengan
mengubah kebiasaan lama, fokus pada hal yang positif, menghindari berteman
dengan pengeluh, berhati-hati dengan ucapan, membaca buku, mengatakan hal
positif pada diri sendiri, berolah raga, mengubah sudut pandang, dan mengikuti pola
pikir orang sukses.
Hambatan dalam perubahan pola pikir diantaranya adalah: keabsolutan, rasa
puas, ingin instan, pikiran terpolarisasi, orang yang terlalu pandai, panjang angan,
tidak punya keberanian, dan berbagai hambatan yang bersifat perseptual, emosional,
kultural, intelektual, dan environmental.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa pola pikir sangat penting untuk
dipahami oleh ASN, karena akan sangat memengaruhi kualitas kinerjanya sebagai
seorang abdi negara dan abdi masyarakat.
Tugas
Carilah contoh tiga orang tokoh di pemerintahan yang menurut anda layak untuk
dijadikan contoh atau teladan. Kenalilah pola pikir yang dimiliki oleh ketiga tokoh
tersebut sehingga ketiganya layak dijadikan teladan.
Tes
1. Jelaskan apa yang Anda pahami tentang pola pikir?
2. Mengapa pemahaman terhadap pola pikir sangat penting?
3. Kapan pola pikir seseorang mulai terbentuk?
4. Apa saja yang mempengaruhi pola pikir seseorang? Jelaskan!
5. Bagaimana cara mengubah pola pikir?
6. Faktor apa saja yang menghambat perubahan pola pikir?
20
Lembar Kerja Praktik
TABEL 3. LEMBAR KERJA PRAKTIK KONSEP DASAR POLA PIKIR
NO
TEMA
URAIAN
IMPRINT
1
a. Uraikan beberapa pengalaman masa
lalu Anda, baik ketika masih kanakkanak maupun saat Anda telah
remaja/dewasa, yang sangat
membekas (Imprint), yang
mempengaruhi cara Anda berpikir
hingga saat ini !
b. Apakah pengalaman masa lalu
tersebut membuat Anda bersikap lebih
positif terhadap sesuatu hal, atau
sebaliknya?
c. Bila pengalaman masa lalu tersebut
mempengaruhi diri Anda secara
negatif, apakah Anda berniat untuk
mengubahnya? Apa yang akan Anda
lakukan untuk mengubahnya?
2
BELIEF
a. Sebutkan beberapa nilai kehidupan
yang Anda anggap positif, yang Anda
yakini, dan sampai saat ini Anda
lakukan, yang menurut Anda
memberikan pengaruh yang besar
terhadap kesuksesan Anda bekerja !
b. Sebutkan beberapa kebiasaan buruk,
atau cara berpikir negatif yang Anda
miliki, yang dapat merugikan diri Anda
sendiri, tetapi Anda belum dapat
membebaskan diri dari kebiasaan
buruk atau cara berpikir negatif
tersebut !
c. Kira-kira apa yang Anda lakukan untuk
meninggalkan kebiasaan/cara berpikir
negatif tersebut?
d. Sebutkan keyakinan-keyakinan atau
pandangan-pandangan, atau cara-cara
berpikir positif yang saat ini belum
Anda miliki dan sangat ingin Anda
lakukan !
21
BAB III
BERPIKIR POSITIF
Setelah mempelajari bab ini, peserta diharapkan dapat
menjelaskan dan mengaktualisasikan: (1)Konsep Berpikir Positif;
2) Dampak Berpikir Positif; dan 3) Cara Berpikir Positif
A. Konsep Berpikir Positif
“Saat Anda mengganti pikiran negatif dengan yang positif, Anda
akan mendapatkan hasil yang positif (Willie Nelson).”
Berpikir positif adalah cara berpikir secara logis yang memandang sesuatu
dari segi positifnya baik terhadap dirinya sendiri, orang lain, maupun keadaan
lingkungannya.
Sehingga, ia tidak akan putus asa atas masalah yang
dihadapinya dan mudah dalam mencari jalan keluarnya. Berpikir positif
merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari tiga komponen, yaitu: muatan pikiran,
penggunaan pikiran, dan pengawasan pikiran.
1. Muatan Pikiran
Berpikir positif merupakan usaha mengisi pikiran dengan berbagai hal yang
positif atau muatan yang positif. Menurut Ubaedy dalam exactjulife, muatan
positif untuk pikiran adalah berbagai bentuk pemikiran yang memiliki kriteria:
a. Benar (tak melanggar nilai-nilai kebenaran),
b. Baik ( bagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungan), dan
c. Bermanfaat (menghasilkan sesuatu yang berguna).
2. Penggunaan Pikiran
Memasukkan muatan positif pada ruang pikiran merupakan tindakan positif
namun, tindakan tersebut berada pada tingkatan yang masih rendah jika
muatan positif tersebut tidak diwujudkan dalam tindakan nyata. Oleh karena
itu, isi muatan yang positif tersebut perlu diaktualisasikan ke dalam tindakan
agar ada dampak yang ditimbulkan.
3. Pengawasan Pikiran
Dimensi ketiga dari berpikir positif adalah pengawasan pikiran. Aktivitas ini
mencakup usaha untuk mengetahui muatan apa saja yang dimasukkan ke
ruang pikiran dan bagaimana pikiran bekerja. Jika diketahui terdapat hal-hal
yang negatif ikut masuk ke ruang pikiran maka perlu dilakukan tindakan
berupa mengeluarkan hal-hal yang negatif tersebut dengan menggantinya
dengan yang positif. Demikian pula jika ternyata teridentifikasi bahwa pikiran
bekerja tidak semestinya maka dilakukan usaha untuk memperbaiki
kelemahan atau kesalahan tersebut. Berpikir positif bukan merupakan tujuan
melainkan suatu jalan untuk mencapai tujuan.
Berpikir positif dalam Islam berarti husnudzon atau berbaik sangka kepada
Allah Taala ketika menghadapi persoalan ringan maupun berat. Meyakini
bahwasannya tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah Taala karena kekuasaanNya tidak pernah bertepi dan tidak mempunyai batas. Manusia diciptakan oleh
Allah SWT dengan struktur yang paling baik di antara makhluk Allah lainnya yang
terdiri terdiri dari unsur-unsur jasmani dan rohani. Untuk itulah, manusia
berkewajiban untuk berusaha dan terus-menerus berdoa kepada-Nya, serta
memantaskan diri untuk mendapatkan pertolongan dari Allah.
22
B. Dampak Berpikir Positif
Agama Islam menganjurkan untuk selalu berpikir positif kepada Allah SWT
karena akan berdampak besar dalam kehidupan seseorang. Berpikir positif
bermanfaat dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada. Berpikir positif
membuat seseorang lebih mudah berbahagia. Pikiran positif tak hanya memiliki
dampak baik untuk mood dan keadaan psikologis seseorang, tetapi juga bagi
kesehatan.
C. Cara Berpikir Positif
Sebagai pembuka tentang cara berpikir positif, mari kita pahami kandungan
beberapa ayat Al Quran dan Hadits berikut ini,
“Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci
kepadamu” (QS: Adh Dhuha: 3)
“Boleh Jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,
dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia Amat buruk
bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS: AlBaqarah: 216)
“Aku sesuai prasangka hamba-Ku pada-Ku dan Aku bersamanya
apabila ia memohon kepada-Ku.” (HR.Muslim).
Seorang manusia bisa melakukan perubahan ke arah yang lebih baik
dengan keinginan yang kuat, dan dengan yakin akan kemampuan dan kebaikan
yang diberikan Allah Taala. Sebuah kata mutiara Arab mengatakan, “MAN JADDA
WAJADA” yang artinya barangsiapa yang bersungguh-sungguh akan
mendapatkannya. Bila selalu berpikir negatif, hasil yang akan diperoleh pun
selalu menjadi negatif dan membawa dampak buruk bagi diri sendiri maupun
lingkungan sekitar. Berikut ini adalah cara berpikir positif dalam Islam:
1. Cara Berpikir Positif dengan Memandang Sisi Baiknya
Lihatlah sisi baiknya dalam setiap situasi, ada manfaat yang tidak terduga
dalam kondisi tersebut. Bila sering melakukannya, maka sikap tersebut akan
menjadi kebiasaan dan memberikan perbedaan yang besar dalam
meningkatkan kemampuan berbaik sangka. Ketika sesuatu tidak berjalan
dengan baik, maka carilah cara untuk melihat hal tersebut dari sudut pandang
yang menguntungkan. Dalam setiap tantangan ada keuntungan. Dibalik
setiap kesulitan ada kemudahan. Oleh karena itu kita harus mencari sisi
positif dalam setiap situasi yang kita hadapi. Tetap berdoa dan berikhtiar
adalah kuncinya.
2. Cara Berpikir Positif dengan Membuang Pengaruh Negatif
Menjauhi segala sebab pengaruh negatif yang dapat mengganggu pikiran
positif. Bila terlalu memikirkan apa yang sudah terjadi atau belum terjadi,
maka bisa membuat seseorang berpikiran negatif. Saat pikiran negatif
memasuki pikiran, maka harus mewaspadainya dan menggantikan pikiran
tersebut dengan pikiran yang lebih positif. Jika tiba-tiba merasakan
perlawanan dari dalam diri Anda ketika berusaha mengganti pikiran-pikiran
negatif tersebut, jangan putus asa. Tetap fokuskan pada hal yang bernuansa
Islami.
23
3. Sugesti Pikiran dengan Hal Positif
Memberikan sugesti positif sangat diperlukan dan sangat bermanfaat untuk
mempermudah seseorang melakukan sebuah tindakan.
Berikut ini beberapa contoh sugesti yang bisa dicoba:
a. “Saya tidak bisa meninggalkan miras”, menjadi “saya bisa meninggalkan
miras.”
b. “Saya gagal meninggalkan zina”, menjadi “saya sukses meninggalkan
zina.”
c. “Saya tidak bisa meninggalkan pergaulan bebas”, menjadi “saya bisa
meninggalkan pergaulan bebas.”
d. “Saya selalu gagal menjadi orang yang berakhlak mulia”, menjadi “saya
sukses berusaha menjadi orang yang berakhlak mulia.”
e. “Saya memiliki masa depan suram”, menjadi “saya memiliki masa depan
cerah.”
4. Cara Berpikir Positif dengan Visualisasi
Visualisasikan atau bayangkan Anda adalah orang yang beriman dan
bertakwa, yang dengan ini Anda melihat diri Anda yang bahagia, selamat,
sejahtera lahir batin dunia akhirat. Bayangkan wajah anda yang tersenyum
penuh syukur kepada Allah. Bayangkan Anda berbahagia karena bisa
membantu orang lain.
Bayangkan Anda berbahagia karena bisa
meninggalkan hal-hal negatif yang menggoda Anda.
Jika Anda terus berpikir hal-hal seperti “GAGAL”, maka kehidupan akan
tampak benar-benar terpuruk. Sebaliknya jika terus berpikir hal-hal seperti
“SUKSES”, maka kehidupan berikutnya akan tampak lebih cerah.
5. Memilih Teman
Rekan-rekan di lingkungan sekitar memiliki pengaruh yang besar terhadap
pandangan seseorang, baik yang positif maupun negatif. Berada terus
bersama teman yang suka mengeluh hanya membuat pikiran negatif
menempel terus-menerus. Hindari teman yang harus dijauhi menurut Islam.
Cobalah jangan tempatkan diri Anda di tengah para pengeluh dan mereka
yang munafik. Lebih baik, pilih teman-teman yang berahklak mulia, selalu
memberikan motivasi, dukungan dan berpikir positif setiap saat.
6. Menentukan Tujuan
Tujuan akan memberikan pikiranan yang positif tentang kehidupan atau
impian. Orang yang bosan dengan kehidupan dan merasa jalan di tempat
biasanya menjadi depresi. Menentukan tujuan akan membantu untuk
melangkah ke depan. Mulailah dengan hal kecil untuk mencapai tujuan.
Bertindak perlahan tapi pasti akan membuahkan hasil. Semakin efektif, maka
semakin cepat Anda akan mencapai tujuan. Habiskan waktu demi mencapai
tujuan yang paling penting, yaitu kehidupan akhirat.
7. Mendominasi Otak dengan Pikiran Positif
Pikiran positif atau negatif bekerja layaknya sebuah magnet. Apa yang kita
pikirkan, seperti itulah yang akan kita alami. Maka ketika otak dipenuhi oleh
pikiran positif, hidup akan lebih terarah, kebahagiaan lebih bisa dicapai,
persoalan lebih bisa diselesaikan. Secara ajaib otak akan mencari cara untuk
mewujudkan baik pikiran positif maupun pikiran negatif yang kita miliki. Oleh
karena itu mengapa harus memiliki pikiran negatif, kalau dampaknya kita
ketahui akan negatif bagi kehidupan kita.
24
Cara berpikir positif dalam Islam digunakan untuk menghadapi persoalan
kehidupan di dunia dan akhirat. Ada banyak masalah, halangan, rintangan dan
tantangan yang harus terus kita selesaikan hari demi hari. Tidak peduli hujan,
panas, cuaca baik atau cuaca buruk, manusia dihadapkan pada ujian dan cobaan
untuk mengetahui siapa yang paling beriman.
Beberapa tips lainnya agar seorang pegawai selalu bisa berpikiran positif
setiap hari adalah sebagaimana dikemukakan oleh Huffington Post (dalam
merdeka.com) berikut ini:
1. Bersyukur
Jangan berfokus pada apa yang tidak Anda miliki. Cobalah untuk mengingat
hal-hal baik yang menjadi milik Anda, ingatlah semua hal baik yang pernah
terjadi pada Anda. Bersyukur atas hidup dan menghargai apa yang Anda
miliki adalah peraturan pertama untuk selalu berpikir positif.
2. Pilih teman-teman yang suportif
Terkadang, pikiran negatif juga bisa menular. Untuk itu, jangan tempatkan
diri Anda di tengah para pengeluh. Lebih baik, pilih teman-teman yang selalu
memberikan dukungan, bersemangat, dan berpikir positif setiap hari. Cepat
atau lambat, Anda akan merasakan energi mereka mempengaruhi semangat
Anda.
3. Hilangkan drama
Punya teman yang 'beracun' atau selalu membuat hidup Anda penuh drama.
Tinggalkan mereka segera. Berada terus bersama mereka bisa membuat
pikiran negatif menempel terus-menerus pada Anda.
4. Ambil tanggung jawab
Ingat, Anda memang tak bisa mengendalikan apa yang akan terjadi. Namun
Anda selalu bisa mengendalikan pikiran, perasaan, dan tindakan Anda
sendiri. Jadi, ketika ada hal buruk yang terjadi, katakan pada diri Anda: "Aku
bertanggung jawab pada perasaan dan pikiranku, dan aku memutuskan
untuk merasa bahagia dan tegar."
5. Ubah 'tidak bisa' menjadi 'bisa'
Ini mungkin membutuhkan latihan, namun jelas bisa berhasil jika Anda tekun
menerapkannya. Cobalah untuk mengubah struktur kalimat Anda, yang
negatif menjadi positif. Misalkan: "Kenapa pekerjaanku berantakan?" menjadi
"Hasil kerjaku kali ini memang tidak memuaskan. Tapi selanjutnya aku pasti
bisa lebih baik." Jika terus diterapkan, hal ini bisa mengubah persepsi Anda.
6. Berbuat baik
Berbuat baik pada orang lain bisa membawa dampak besar bagi Anda. Ingat
ketika membantu orang lain memberikan rasa bahagia dan puas? Perasaan
itu bisa membuat Anda merasa lebih positif.
7. Lihat sisi baiknya
Setiap situasi selalu memiliki dua sisi jika Anda bisa menemukannya. Untuk
itu, cobalah cari sisi positif pada setiap situasi. Lebih fokus pada sisi positif
sesuatu akan memberikan kekuatan besar pada diri Anda untuk mengubah
keadaan.
8. Istirahat
Setiap orang perlu istirahat dan menenangkan diri sesekali. Istirahat bisa saja
berarti memelankan langkah ketika berjalan, merenung sejenak tentang apa
yang sudah Anda lakukan, serta menyegarkan pikiran dari rasa khawatir dan
cemas.
9. Tentukan tujuan
Menjadi kapten bagi diri dan keinginan Anda sendiri adalah suatu keharusan.
Jangan mau terombang-ambing oleh pendapat orang lain mengenai diri
Anda. Putuskan apa yang ingin Anda lakukan. Tetapkan standar milik Anda
sendiri. Mengikuti jalan yang Anda putuskan sendiri akan memberikan rasa
percaya diri yang tinggi.
25
10. Tertawa
Apapun yang terjadi, jangan lupa untuk menyempatkan diri tertawa.
Tertawalah pada humor, film lucu, pada lelucon yang dibuat saudara atau
anak Anda. Tertawalah pada diri Anda sendiri. Tawa mampu meredakan stres
dan mengingatkan diri Anda untuk tidak terlalu serius ketika ada masalah.
Menerapkan cara-cara di atas secara tekun akan menjadikan Anda orang
yang selalu berpikiran positif, bahagia, dan penuh syukur.
Rangkuman
Pikiran positif adalah pikiran yang akan menghasilkan tindakan positif. Jika
orang berpikir “saya tidak bisa”, artinya dia tidak akan mencoba, akhirnya dia diam
atau menyerah. “Saya tidak bisa” adalah salah satu pikiran negatif, akan menghasilkan
yang negatif, yaitu menyerah.
Berbeda saat Anda mengatakan, “Saya bisa”, kemudian Anda bertindak kemudian
meraih hasil positif. Pikiran “saya bisa” adalah pikiran positif.
Intinya adalah pikiran positif akan memberdayakan, pikiran negatif akan melemahkan.
Pikiran positif membuat optimis kemudian bertindak pantang menyerah, sementara
pikiran negatif lebih mengarahkan Anda untuk menyerah. Kalau pun tidak menyerah,
Anda akan bertindak dengan diiringi emosi negatif.
Pikiran positif akan menghasilkan energi atau emosi positif. Pikiran negatif sebaliknya.
Jadi silahkan Anda evaluasi setiap ada pikiran terlintas. Apakah memberdayakan?
Apakah membuat Anda semangat? Apakah menghasilkan energi positif? Apakah
membuat Anda optimis? Membuat Anda percaya diri? Itu artinya pikiran positif.
Tindakan yang diiringi emosi positif akan lebih berbobot dan memberikan hasil
maksimal.
Intinya hasil positif akan didapatkan dari pikiran positif. Jika ingin mendapatkan hasil
yang positif baik dalam bisnis, karir, dan lainnya, maka harus dimulai dengan berpikir
positif.
Hasil ditentukan oleh tindakan, tindakan ditentukan oleh pikiran. Seseorang yang
melakukan tindakan yang benar, artinya dia sudah berpikir positif. Jadi kaitan antara
sukses dan pikiran positif sangatlah penting.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa “Berpikir Positif” sangat penting untuk
dipahami oleh ASN, karena akan sangat memengaruhi sikap mental dan kinerjanya
sebagai seorang abdi negara dan abdi masyarakat.
Tugas
Carilah beberapa tokoh pejabat yang di sekitar Anda yang Anda kagumi, temukan
pikiran-pikiran positif yang ada pada diri mereka. Pelajaran apa yang bisa Anda ambil
dari pikiran positif para pejabat yang Anda kagumi tersebut.
Tes
1. Apa yang dimaksud dengan berpikir positif?
2. Sebutkan tiga komponen berpikir positif !
3. Bagaimana kriteria bahwa pikiran seseorang mempunyai muatan berpikir
positif?
4. Mengapa muatan pikiran yang positif perlu diaktualisasikan kedalam tindakan
yang nyata?
5. Sebutkan lima cara berpikir positif yang Anda kuasai !
26
Lembar Kerja Praktik
NO
1
2
3
4
5
TABEL 4. LEMBAR KERJA PRAKTIK BERPIKIR POSITIF
TEMA
URAIAN
KENALI DAN GANTI PIKIRAN
NEGATIF
a. Tuliskan pikiran-pikiran negatif
yang selama ini sering
menghinggapi pikiran Anda, lalu
cobalah untuk menuliskan
pikiran positif yang seharusnya
sebagai pengganti pikiran
negatif tersebut.
PERTIMBANGKAN
KONSEKUENSI PIKIRAN NEGATIF
a. Tuliskanlah konsekuensi dari
berbagai pikiran negatif yang
Anda miliki.
(Dengan mengetahui
konsekuensi negatif yang bisa
terjadi akan membuat Anda
menjadi lebih mudah memilih
untuk berpikir positif)
DAFTAR SYUKUR
a. Tuliskanlah berbagai
kenikmatan dari Allah Ta’ala
yang patut Anda syukuri.
(Rasa syukur akan membuat
Anda menjadi orang yang lebih
positif sepanjang hari)
HABISKAN WAKTU DENGAN
ORANG POSITIF
a. Cobalah mendekati orang-orang
yang selama ini Anda kenal
sebagai orang yang positif.
Tuliskan hal-hal positif apa yang
Anda temukan dari mereka.
(Berkumpul bersama dengan
orang-orang yang positif akan
membantu Anda menjadi leblih
positif. Lingkungan positif
memberikan dampak positif
pada orang yang ada di
dalamnya. Begitu juga
sebaliknya)
LEBIH PEDULI KEPADA ORANG
LAIN
a. Tuliskan rencana Anda untuk
secara tulus memberi sesuatu
kepada orang lain.
27
NO
6
7
TEMA
(Fokuslah pada apa yang bisa
Anda berikan, bukan pada apa
yang bisa Anda dapatkan.
Dengan memberi, Anda
memposisikan diri sebagai
orang yang lebih kaya, berharga
dan mulia)
URAIAN
MEMBACA BUKU MOTIVASI
a. Tuliskan buku atau kitab yang
akan Anda baca dan skedul
Anda untuk membaca kitabkitab tersebut.
(Membaca buku-buku yang
positif bisa sangat membantu
untuk menjadi orang yang
positif. Luangkanlah waktu
untuk membaca Al Qur’an, Kitab
Hadits, Buku Motivasi, Inspirasi,
dan Pengembangan Diri)
MENYAKSIKAN
CUPLIKANCUPLIKAN FILM PENDEK YANG
MENGINSPIRASI
a. Sama dengan Buku-buku
Motivasi, tuliskan rencana
definitif Anda untuk mulai
mencari atau mengunduh
berbagai film pendek yang
inspiratif yang bisa membantu
Anda untuk menjadi lebih positif.
Tuliskan judul Film Pendeknya
dan kesan apa yang Anda dapat
dari film tersebut.
28
BAB IV
SIKLUS KEBIASAAN
Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan peserta dapat
menjelaskan dan mengaktualisasikan: 1)Bagaimana Kebiasaan
Bekerja, 2) Bagimana Menciptakan Kebiasaan baru,
3)Mengubah Kebiasaaan, 4)Kebiasaan Buruk PNS, dan
5)Membangun Kebiasaan Sukses.
“Latihlah Kebiasaanmu
Kebiasaanmu akan menjadikanmu SUKSES atau MENGHANCURKANMU”
(Nisa)
A. Bagaimana Kebiasaan Bekerja
Menurut para ahli otak, suatu pekerjaan yang kita ulang berkali-kali akan
disimpan polanya oleh otak bagian dalam yang disebut basal ganglia. Karena
telah disimpan, maka lama kelamaan otak yang semula beraktifitas tinggi saat
memulai suatu jenis pekerjaan pada awalnya, akan mengurangi aktifitasnya saat
pekerjaan tersebut sudah sering kita lakukan. Inilah yang disebut pola kebiasaan.
Namun, tersimpannya pola, bukan berarti otak akan terus-menerus mengikuti pola
tersebut tanpa melihat kondisi lainnya. Karena itu, walaupun kita sudah
melakukan pekerjaan yang sama berkali-kali, tetap ada awareness dari kita
karena situasi dan kondisi tidak selalu sama setiap harinya. Awareness inilah
yang menyebabkan kita menyiasati keadaan.
Intinya, kebiasaan yang sudah tersimpan di dalam basal ganglia akan
bekerja apabila ada pemicu dan reward setelah melakukan kebiasaan tersebut.
Pada saat akan mengendarai mobil jenis matic, otak akan secara otomatis
mememerintahkan kaki untuk menginjak rem terlebih dahulu sebelum
menghidupkan mesin. Kebiasaan ini secara tidak kita sadari akan muncul ke
permukaan ketika kita berpikir ‘akan mengendarai mobil’. Pemikiran inilah yang
menjadi pemicu kebiasaan. Sedangkan reward-nya adalah saat kita sampai di
tempat tujuan dengan cepat dan selamat.
Kebiasaan memang menguntungkan, dimana kita terlatih untuk melakukan
suatu kegiatan tertentu secara otomatis tanpa memikirkan kembali cara
melakukannya. Namun sayangnya, pola yang disimpan oleh basal ganglia tidak
mengenal baik ataupun buruknya. Bisa saja kebiasaan yang disimpan itu ternyata
sebuah kebiasaan buruk, dan bila ini terjadi maka membutuhkan untuk upaya
yang tidak ringan untuk menghilangkannya. Butuh waktu, tekad, dan latihan.
B. Bagaimana Menciptakan Kebiasaan Baru
Salah satu contoh nyata kebiasaan baru yang tercipta adalah menyikat gigi.
Hopkins, seorang pengusaha perusahaan periklanan yang sedang naik daun,
mempunyai strategi menjual suatu produk melalui prinsip kebiasaan. Banyak
produk yang diiklankan Hopkins laku terjual. Saat itu, ada seorang temannya
yang menciptakan produk baru yakni sebuah pasta gigi yang bermerk pepsodent,
datang kepadanya dan meminta Hopkins untuk mengiklankan pepsodent. Saat
itu Hopkins menolak, karena pasta gigi sebenarnya bukanlah terobosan baru,
sudah ada perusahaan-perusahaan pasta gigi sebelum pepsodent yang muncul
sebelumnya dan mengiklankan produk pasta gigi juga. Namun, karena menyikat
gigi bukan kebiasaan dan masih dianggap tidak perlu, penjualan pasta gigi tidak
29
pernah menguntungkan, semua perusahaan tersebut bangkrut. Atas dasar itulah
Hopkins menolak permintaan temannya itu. Namun, teman Hopkins yang
menciptakan pepsodent pantang menyerah dan datang pada Hopkins berkali-kali
sampai akhirnya Hopkins menerima permintaannya.
Hopkins menjadi salah satu perusahaan periklanan terbaik pada saat itu
karena dia berpikir dengan suatu pola dalam membuat iklan, yaitu menciptakan
kebiasaan baru harus ada pemicu dan reward setelah kebiasaan tersebut
dijalankan.
Hopkins mencari pemicu apa yang dapat menjadikan sikat gigi suatu
kebiasaan di Amerika yang pada saat itu, meskipun tingkat kesehatan gigi
masyarakatnya sangat rendah, tetap saja sangat sedikit masyarakat yang mau
menggosok gigi. Hopkins mengiklankan pasta giginya dengan berfokus pada
lapisan tipis pada gigi yang pada iklannya dikatakan sebagai lapisan yang
membuat gigi terlihat kuning. Dengan menjadikan hal ini sebagai pemicu, Hopkins
menawarkan menyikat gigi sebagai kebiasaan dan reward-nya adalah senyum
menawan dengan gigi yang putih.
Beberapa minggu setelah iklan Hopkins diluncurkan, permintaan pepsodent
dipasaran meningkat pesat. Pepsodent menjadi pasta gigi pertama di Amerika
yang mampu menanamkan kebiasaan baru bagi masyarakat melalui promosi dan
produknya.
Tanpa Hopkins sadari, ia tidak hanya menggunakan prinsip pemicu
dan reward dalam memasarkan pepsodent. Ada satu hal yang paling penting
yang diterapkan tanpa Hopkins sadari di sini. Hopkins membuat orang-orang
mengidamkan apa yang diiklankannya. Pepsodent berbeda dengan pasta gigi
biasa pada saat itu. Memang ada iklan yang mengatakan pepsodent dapat
menghilangkan lapisan penyebab gigi tidak bersih, namun pepsodent juga
menggunakan bahan yang memberikan sensasi dingin menyegarkan di mulut
setelah menggosok gigi. Sensasi ini lah yang membuat orang-orang yang
menggunakannya percaya bahwa pepsodent membuat gigi menjadi bersih,
walaupun sebenarnya bukan sensasi itu yang menyebabkan gigi menjadi bersih.
Pepsodent membuat orang-orang menginginkan sensasi tersebut setelah
menggosok gigi. Menggosok gigi tanpa sensasi menyegarkan berarti sama saja
seperti tidak menggosok gigi. Inilah yang membuat orang-orang ingin terus
menggosok gigi dengan menggunakan pepsodent.
C. Mengubah Kebiasaan
Kebanyakan kebiasaan tidak dapat dihilangkan begitu saja. Sekalipun
seseorang sudah lama tidak melakukan suatu kebiasaan, ketika pada lingkungan
terdapat pemicu yang tepat, maka kebiasaan lama tanpa disadari akan muncul
kembali. Banyak kebiasaan buruk yang sudah kita lakukan tidak dapat kita
hilangkan begitu saja. Salah satu cara efektif menghilangkannya adalah dengan
menggantinya dengan kebiasaan baru yang baik. Inilah mengapa perubahan
kebiasaan lebih dimungkinkan terjadi daripada penghilangan kebiasaan. Ada
satu aturan penting yang dapat menaikkan kemungkinan kebiasaan dapat
berubah. Untuk mengubah kebiasaan, gantilah rutinitas yang kita lakukan,
sedangkan untuk pemicu dan reward-nya biarkan tetap. Hal ini dapat menjamin
perubahan karena pemicu dapat datang kapanpun dan di manapun, sehingga
akan sulit untuk menghilangkannya, sedangkan otak sudah kecanduan
dengan reward yang akan didapat setelahnya sehingga akan sulit juga untuk
mengubah reward. Karena itu, ubahlah rutinitas anda jika ingin mengubah
kebiasaan buruk anda.
Dalam situs http://www.selipan.com terdapat artikel menarik dengan judul
11 kebiasaan yang dapat mengurangi fungsi kerja otak. Kesebelas kebiasaan
tersebut adalah: Begadang; Sakit tetapi tetap bekerja; Diam yang berlebihan;
30
Menutup kepala saat tidur; Jarang berpikir; Terpapar polusi; Merokok; Kurang
makan; Terlalu banyak makan; Konsumsi gula berlebihan; dan Berpikir negatif.
Begadang merupakan kebiasaan buruk yang harus dikurangi karena tubuh
kita mempunyai siklus tersendiri, dan ketika malam hari adalah siklusnya otak kita
untuk beristirahat. Ketika kita menggeser siklus tersebut dengan cara menebus
tidur semalaman dengan tidur siang tidak akan merubah apapun karena siklus
tubuh manusia sudah diciptakan sesempurna itu. Kurangnya tidur dapat
membunuh sel pada otak kita secara perlahan.
Tetap bekerja ketika sakit malah membuat otak kita rentan mengalami
kerusakan. Otak juga butuh istirahat. Jadi ketika sakit fokuslah untuk beristirahat
agar bisa secepatnya sembuh dan bekerja kembali.
Diam yang berlebihan akan membuat sel-sel otak mati secara perlahan.
Jadi biasakanlah berbicara kepada seseorang selama beberapa jam atau
alokasikan waktu khusus untuk berbincang dengan orang lain agar otak kita tetap
aktif.
Menutup kepala pada saat tidur akan membuat asupan oksigen terhambat
dan karbondioksida yang dikeluarkan akan terhalang. Jika asupan oksigen
terganggu maka akan berbahaya bagi otak. Terlebih jika menggunakan bantal
untuk menutup kepala. Sebaiknya kebiasaan ini segera dihilangkan.
Membiarkan otak tidak berpikir adalah kebiasan buruk. Menonton film-film
detektif atau dokumenter, atau membaca buku, atau bermain puzzle, adalah cara
yang mudah untuk membuat otak berpikir. Otak yang jarang digunakan untuk
berpikir akan membuat sel-sel otak menyusut dan mati secara perlahan karena
tidak ada aktivitas yang membuat otak berkembang.
Udara bersih merupakan bahan bakar untuk otak kita. Pernah baca berita
tentang penghuni Pulau Giliyang yang hampir 50 persen penduduknya berusia
100 tahunan? Hal itu disebabkan kadar oksigen di pulau tersebut sangatlah tinggi,
sekitar 20.9. Apabila otak kita sering terkontaminasi udara yang sudah tercemar
maka kinerja otak kita akan berkurang efisiensinya. Polusi disini bukan hanya
asap, bisa juga karena asap rokok yang sering dihirup.
Setiap bagian dari rokok, baik itu rokoknya ataupun asapnya hanya
menimbulkan penyakit bagi diri sendiri dan orang di sekitarnya. Zat kimia yang
ada pada rokok akan sangat mengganggu perkembangan sel-sel otak
manusia. Hippocampus dan korteks depan adalah salah dua sel saraf otak yang
akan terpengaruh secara signifikan ketika terhirup asap rokok. Dua bagian saraf
tersebut berfungsi untuk menyimpan ingatan kita.
Diet memang tidak salah, tapi terkadang caranya yang salah. Ada orang
yang sampai tidak makan berhari-hari demi mendapatkan tubuh yang ideal.
Memangkas porsi makanan secara berlebihan akan membuat otak kita
kekurangan nutrisi sehingga tidak dapat bekerja secara optimal.
Kebalikan dari kekurangan nutrisi, adalah kebanyak makan. Makan yang
terlalu banyak akan membuat pembuluh darah di otak kita mengeras dan dapat
menurunkan mental.
Kebanyakan gula yang bersumber dari kebiasaan makan makanan manis
dapat mengakibatkan nutrisi dan protein yang diserap oleh tubuh akan terganggu,
sehingga tubuh kekurangan gizi dan otak sulit untuk berkembang.
Berpikir adalah salah satu cara agar otak kita tetap sehat, tetapi tentu yang
dimaksud adalah berpikir positif. Jika kita kebanyakan berpikir negatif maka akan
menimbulkan kecemasan dan kegelisahan bagi diri sendiri. Kecemasan dan
kegelisahan itu membuat semua anggota tubuh kita termasuk otak akan
terpengaruh.
31
D. Kebiasaan Buruk PNS
Profesi PNS yang mulia karena ia adalah pelayan masyarakat, pelaksana
kebijakan publik, dan sekaligus perekat persatuan dan kesatuan bangsa,
seringkali ternodai oleh ulah oknum PNS yang memperlihatkan kebiasaan buruk
yang sering menimbulkan kegusaran masyarakat. Beberapa diantara kebiasaan
buruk tersebut adalah: sering bolos bekerja, ke kantor datang hanya untuk absen,
pulang kerja sebelum jam kerja selesai, setelah sholat jum’at banyak yang tidak
kembali lagi ke kantor, hadir di kantor tetapi tidak melakukan hal-hal yang produktif
sesuai tugas fungsinya, sering menunda-nunda pekerjaan, mencuri-curi waktu
untuk liburan, berharap “hari terjepit”, menggunakan surat keterangan sakit dari
dokter untuk liburan, shopping di jam kerja, tidak menghormati upacara bendera,
sering tidak mengindahkan peraturan (misalnya: tetap merokok ditempat-tempat
yang jelas-jelas dilarang merokok).
Semua kebiasaan buruk tersebut diatas tentu harus diubah. Persoalannya,
mengapa banyak PNS yang memiliki kebiasaan seperti tersebut di atas tidak
kunjung mengubah kebiasaannya? Jawabannya bisa sangat bervariasi. Tetapi
dari sudut pandang kajian Pola Pikir, hal tersebut diatas terjadi karena dua hal
saja, yaitu adanya faktor pemicu dan reward. Secara psikologis, faktor pemicu
bisa saja karena masalah internal pegawai sendiri, atau masalah yang berkaitan
dengan keadaan di kantor. Masalah internal pegawai umumnya adalah
rendahnya motivasi dan kesadaran pegawai, dan beberapa lainnya adalah
persoalan-persoalan pribadi pegawai yang bersangkutan seperti perselisihan
dengan pegawai lain, persoalan ekonomi, dan masalah-masalah lainnya.
Masalah eksternal umumnya adalah lingkungan kerja yang kurang kondusif,
hubungan atasan bawahan yang kurang harmonis, sistem reward dan punishment
yang tidak berimbang, dan bidang-bidang pekerjaan yang tidak sesuai dengan
passion dan kompetensi pegawai.
Sedangkan faktor reward adalah kenikmatan atau kesenangan yang
diterima seseorang setelah dia melakukan suatu kebiasaan tertentu. Berkaitan
dengan kasus kebiasaan buruk PNS di atas, maka rewardnya bisa jadi berbentuk
kenyamanan yang diperoleh dari kebiasaan buruk yang dia lakukan, mulai dari
waktu luang yang lebih banyak, diperolehnya waktu istirahat ekstra, kesempatan
untuk melakukan hal-hal lain yang lebih menguntungkan bagi dirinya pribadi, tidak
adanya sanksi disiplin, hingga berbagai bentuk reward lainnya, yang intinya
membuat seorang pegawai tetap pada kebiasaan buruknya.
E. Membangun Kebiasaan Sukses
Menurut Stephen R. Covey, seseorang bisa merajut kesuksesan dengan
membiasakan diri terhadap delapan hal berikut ini:
Pertama, kebiasaan bertanggung jawab (proactive). Tanggung jawab
dalam bahasa Inggris responsible berasal dari dua kata yaitu response dan ability,
yaitu kemampuan memilih respons terbaik terhadap stimulus yang bagaimanapun
negatifnya.
Orang sukses mengakui tanggungjawab tersebut.
Mereka
bertanggung jawab bahwa apapun yang dialami sekarang merupakan akibat dari
pilihan sendiri di masa lalu.
Mereka tidak menyalahkan kondisi atau
pengkondisian atas perilaku mereka.
Kedua, kebiasaan berorientasi pada tujuan (begin with the end in mind).
Kalau kebiasaan pertama mengajarkan bahwa kitalah yang menentukan, maka
kebiasaan kedua mengajarkan agar kita menentukan apa yang kita inginkan. Kita
perlu menentukan tujuan dalam empat bidang. Pertama, tujuan pengembangan
diri. Ingin berkembang menjadi diri yang seperti apa? Ingin lebih sehat, penuh
energi dan vitalitas? Ingin meningkatkan kecerdasan intelektual, emosional, dan
spiritual (ESQ)? Ingin menambah wawasan atau ketrampilan baru? Ingin bergaul
dengan kalangan tertentu? Kedua, tujuan kepemilikan. Benda-benda berharga
apa saja yang ingin dimiliki? Ingin memiliki rumah idaman? Ingin mengganti
32
kendaraan dengan yang lebih baru dan nyaman? Ketiga, tujuan keuangan. Ingin
bebas hutang? Ingin mencapai tabungan dalam jumlah tertentu? Ingin menambah
sumber penghasilan aktif dan pasif? Keempat, tujuan kontribusi. Kalau kita
meninggal dunia, semua akan terputus kecuali tiga hal, yaitu ilmu yang
bermanfaat, amal jariyah, dan anak saleh yang terus mendoakan kita bukan saja
semasa kita hidup tetapi juga setelah kita wafat. Dalam hal apa ingin
berkontribusi?
Bagi yang beragama Islam, tentu tujuan hidup yang paling utama adalah
penghambaan kita, ibadah kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dzat yang
menciptakan manusia dan jagad semesta raya serta seluruh isi yang terkandung
di dalamnya. Jika selama dalam hidup orientasi kita adalah mencari keridhoan
Allah, tidak menyekutukannya (tidak beribadah selain kepada-Nya), tidak
melakukan hal-hal yang menimbulkan kemurkaan-Nya, beribadah hanya dengan
cara-cara yang diajarkan utusan-Nya Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi
Wassalam, berahlak baik, dan bermualah dengan mahluk lainnya secara baik,
maka tidak peduli apapun profesi kita, kaya atau miskin, semuanya berpeluang
mendapatkan kemenangan yang hakiki, yaitu surga.
Ketiga, kebiasaan mendahulukan yang utama (put first things first).
Kebiasaan ini adalah memilih untuk melakukan hal-hal yang benar-benar penting
dan tidak menyia-nyiakan waktu untuk melakukan aktivitas yang tidak penting,
baik mendesak maupun tidak. Hal-hal yang benar-benar penting adalah aktivitasaktivitas yang akan mendekatkan kita ke tujuan-tujuan yang telah kita tentukan
pada kebiasaan kedua, mencakup tujuan pengembangan diri, tujuan kepemilikan,
tujuan keuangan dan tujuan kontribusi.
Keempat, kebiasaan berpikir menang-menang (think win-win). Berpikir
menang-menang membutuhkan kejujuran (menyesuaikan kata dengan
perbuatan), integritas (menyesuaikan perbuatan dengan perkataan), kedewasaan
(seimbang antara ketegasan dan pertimbangan), dan sikap mental berkelimpahan
(sebagai lawan dari sikap mental kelangkaan).
Kelima, kebiasaan memahami terlebih dahulu, baru kemudian dipahami
(seek first to understand, then to be understood). Manakah yang lebih tepat untuk
diterapkan, apakah “take & give” atau “give & receive”?
Keenam, kebiasaan bersinergi (synergize). Bekerjasama secara sinergistik
memungkinkan kita menghasilkan karya bernilai beberapa kali lipat daripada
penjumlahan karya sendiri-sendiri.
Ketujuh, kebiasaan melakukan perbaikan diri secara terus menerus
(sharpen the saw). Hari ini lebih baik dari hari kemarin dan esok lebih baik dari
hari ini. Untuk itu kita dapat menerapkan tiga strategi sukses berikut :
bereksperimen, memodel orang yang sudah sukses, dan menggunakan sumber
daya orang lain.
Kedelapan, kebiasaan menemukan panggilan jiwa dan mengilhami orang
lain menemukan panggilan jiwa mereka (find your voice and inspire others to find
theirs). Kebiasaan kedelapan ini memberikan “roh” kepada tujuh kebiasaan
sebelumnya. Kata kunci kebiasaan kedelapan adalah voice. Voice adalah
sesuatu yang unik yang dimiliki seseorang yang muncul ketika kita menghadapi
tantangan sangat besar dan tantangan itulah yang menggerakkan kemampuan
(talent) dan energi (passion) kita untuk mewujudkan suatu capaian yang luar biasa
(greatness).
Voice adalah semacam potensi terpendam (energi spiritual) yang
menggerakkan, memotivasi dan menginspirasi kita untuk mencapai greatness.
Untuk mencapai greatness kita tidak cukup hanya memiliki IQ (visi, kompetensi,
pengetahuan, intelegensia) dan EQ (motivasi, empati, keuletan), tetapi juga SQ
(suara hati yang ditiupkan oleh Allah pemilik Asmaul Husna dalam God Spot atau
bagian lobus temporal otak kita). Untuk mencapai greatness tidak cukup hanya
memiliki talent (IQ) dan passion (EQ), tetapi juga conscience (SQ)
33
Rangkuman
Seorang yang sukses pada umumnya punya kebiasaan melakukan apa yang
benar dan seorang yang gagal punya kebiasaan melakukan apa yang salah secara
berulang-ulang.
Sebagian besar hidup kita dikendalikan oleh kebiasaan. Kebiasaanlah yang
membentuk diri kita. Karakter, Sikap dan Perilaku kita sehari hari terbentuk karena
kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang. Tubuh kita menjadi sehat, karena
kebiasaan. Kebiasaan makan yang kita miliki dan kebiasaan olah raga yang kita
lakukan.
Kegiatan kecil yang kita lakukan secara berulang akan membuat sebuah
kebiasaan. Hal inilah yang menjadi dasar dalam membangun karakter diri. Kegiatan
membangun karakter diri ini bukanlah sebuah hal yang instan. Michael jordan, bintang
basket yang sangat terkenal, keakuratannya dalam menembakkan bola ke jaring
terbangun dari repetisi ratusan kali dalam setiap kali latihannya.
Jika kita melakukan sebuah tindakan, maka kita akan menciptakan sebuah
kebiasaan. Jika kita menciptakan sebuah kebiasaan, maka kita akan membangun
karakter diri. Jika kita membangun karakter diri , maka kita akan menciptakan nasib
atau menentukan jalannya kehidupan kita sendiri.
Sebuah kebiasaan, tidak hanya menyangkut aktifitas fisik saja, tetapi juga
berlaku untuk aktivitas jiwa/hati/mental. Apa yang kita pikirkan dan rasakan secara
rutin, berulang ulang, selanjutnya akan berubah menjadi kebiasaan. Kebiasaan ini
akan menimbulkan respond otomatis dalam berbagai kesempatan. Jika kita terbiasa
berpikir positif, maka fakta atau kejadian apapun yang kita hadapi, maka pikiran
positiflah yang akan muncul.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa “Siklus Kebiasaan” sangat penting
untuk dipahami oleh ASN, karena akan sangat menentukan kebiasaan unggul apa
yang hendak dibangun, dan kebiasaan buruk apa yang harus ditinggalkan agar
kinerjanya sebagai seorang abdi negara dan abdi masyarakat dapat tercapai secara
optimal.
Pikiran
Nasib
Perasaan
Hati
Karakter
Tindakan
Kebiasaan
Gambar 1. SIKLUS KEBIASAAN
Tugas
Hampirilah beberapa orang di sekitar Anda yang Anda anggap sukses. Tanyakanlah
kepada mereka mengapa mereka bisa sukses. Tanyakan kebiasaan-kebiasaan apa
yang mereka bangun selama ini, yang mendukung mereka untuk sukses.
34
Tes
1. Secara konseptual apa yang menyebabkan seseorang melakukan kebiasaan
tertentu?
2. Dalam kasus kebiasaan buruk PNS seperti tidak disiplin, korupsi, dan
kebiasaan buruk lainnya, apa yang menurut Anda menjadi faktor pemicu?
3. Mengapa kebiasaan buruk PNS tersebut di atas (tidak disiplin, korupsi, dll)
reward, sehingga kebiasaan buruk PNS tersebut terus bertahan? Apa yang
menjadi faktor rewardnya?
4. Menurut Stephen R. Covey, kebiasaan sukses apa yang perlu dilakukan oleh
seorang pegawai agar dia bisa menjadi pegawai yang sukses?
5. Sebutkan komponen yang ada dalam kebiasaan “berorientasi kepada tujuan”!
dan mengapa pegawai harus hati-hati dalam menetapkan tujuan ini,
khususnya dalam konteks kehidupan akhirat?
Lembar Kerja Praktik
1. Sebutkan kebiasaan buruk para pegawai di kantor tempat Anda bekerja.
Tuangkanlah ke dalam tabel di bawah ini.
2. Lakukanlah analisa, mengapa kebiasaan baik/buruk itu terjadi. Uraikan faktorfaktor pemicu dan rewardnya !
3. Apa yang bisa Anda sarankan kepada pimpinan bila menjumpai
berkembangnya kebiasaan buruk para pegawai?
4. Kenali apa kebiasaan yang Anda lakukan setiap hari dalam satu minggu.
Adakah diantaranya merupakan kebiasaan buruk?
NO
TABEL 5. LEMBAR KERJA PRAKTIK SIKLUS KEBIASAAN
KEBIASAAN PARA PEGAWAI
Kenikmatan Bagi
YANG DITEMUKAN
Penyebab
Pelakunya
(KEBIASAAN BAIK DAN
(PEMICU)
(REWARD)
KEBIASAAN BURUK)
35
NO
KEBIASAAN BURUK
DIRI SENDIRI
PEMICU
REWARD
DAMPAK BAGI
KESUKSESAN
36
BAB V
KONSEP DIRI
Setelah mengikuti pembelajaran peserta diharapkan dapat
menjelaskan dan mengaktualisasikan: Pengertian Konsep Diri;
Dimensi Konsep Diri; Pembentukan Konsep Diri; Pihak-pihak yang
Dapat Mempengaruhi Konsep Diri; Faktor Lain yang
Mempengaruhi Konsep Diri; dan Jenis-jenis Konsep Diri
“Gnothi Seauton” atau “KENALI DIRIMU SENDIRI” merupakan
kutipan
dari filsuf Yunani Kuno yang terkenal, yaitu Sokrates.
Kalimat tersebut bermakna sangat dalam bagi siapapun yang
(akan) sedang melakukan perbaikan diri. Karena perbaikan diri
baru akan berjalan dengan baik jika seseorang mengenal dirinya
sendiri. Oleh
karena itu, mari kita mulai mengenal tentang diri kita sendiri.
A. Pengertian Konsep Diri
Konsep diri (self-concept) adalah kesadaran seseorang mengenai siapa
dirinya. Menurut Deaux, Dane, & Wrightsman dalam Wijaya, 2016, konsep diri
adalah sekumpulan keyakinan dan perasaan seseorang mengenai dirinya.
Keyakinan seseorang mengenai dirinya bisa berkaitan dengan bakat, minat,
kemampuan, penampilan fisik, dan lain sebagainya. Orang pun kemudian
memliki perasaan terhadap keyakinan mengenai dirinya tersebut, apakah dia
merasa positif atau negatif, bangga atau tidak bangga, dan senang atau tidak
senang dengan dirinya.
Konsep diri sangat penting dipelajari dalam psikologi sosial karena konsep
diri mempengaruhi perilaku seseorang, terutama dalam menanggapi dunia dan
pengalaman [Markus dalam Wijaya, 2016). Konsep diri bukanlah sesuatu yang
tiba-tiba ada atau muncul. Pembentukan konsep diri dipengaruhi oleh orang lain
dalam proses interaksi sosial.
Vaughan & Hogg (2002) menyatakan bahwa hasil dari tindakan kita
mendorong kita untuk melakukan intropeksi dan persepsi diri. Intropeksi
dilakukan seseorang ketika dia berusaha memahami dan menilai mengapa dia
melakukan tindakan tertentu. Persepsi diri dilakukan seseorang ketika dia
mengatribusikan secara internal apa yang dilakukannya.
Konsep diri berperan sangat besar dalam menentukan keberhasilan hidup
seseorang. Konsep diri merupakan faktor yang sangat penting dalam komunikasi
antar pribadi. Konsep diri dapat dianalogikan sebagai suatu Operating System
yang menjalankan suatu komputer. Apabila konsep dirinya baik, maka berarti
operating systemnya baik, sehingga kinerja komputernya juga dapat diharapkan
berjalan baik. Tetapi apabila konsep dirinya buruk, maka berarti operating
systemnya buruk, dan buruk pulalah kinerja komputernya. Dengan demikian
setiap orang harus memilliki konsep diri yang baik, yang positif, agar
kehidupannya dapat mencapai kesuksesan sebagaimana yang diinginkannya.
Konsep diri dapat mempengaruhi kemampuan berpikir seseorang. Konsep
diri yang jelek akan mengakibatkan rasa tidak percaya diri, tidak berani mencoba
hal-hal baru, tidak berani mencoba hal yang menantang, takut gagal, takut sukses,
merasa diri bodoh, rendah diri, merasa diri tidak berharga, merasa tidak layak
untuk sukses, pesimis, dan masih banyak perilaku inferior lainnya.
37
Sebaliknya orang yang konsep dirinya baik akan selalu optimis, berani
mencoba hal-hal baru, berani sukses, berani gagal, percaya diri, antusias, merasa
diri berharga, berani menetapkan tujuan hidup, bersikap dan berpikir positif, dan
dapat menjadi seorang pemimpin yang handal.
Konsep diri merupakan sesuatu yang unik pada manusia. Konsep diri dapat
digunakan untuk membedakan manusia satu dari manusia lainnya.
Konsep Diri didefenisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan
kepercayaan yang merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan
mempengaruhi hubungan dengan orang lain (Stuart & Sundeen dalam Riadi,
2014).
Konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh, fisikal,
emosional, intelektual, sosial dan spiritual (Keliat dalam Riadi, 2014).
Konsep diri adalah citra subjektif dari diri dan pencampuran yang kompleks
dari perasaan, sikap dan persepsi bawah sadar maupun sadar. Konsep diri
memberi kita kerangka acuan yang mempengaruhi manejemen kita terhadap
situasi dan hubungan kita dengan orang lain (Potter & Perry dalam Riadi, 2014).
Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan
aktualisasi orang tersebut. Ada seseorang yang merasa bahwa ia tidak
mempunyai kemampuan yang ia miliki untuk hidup lebih baik. Padahal segala
keberhasilan banyak bergantung kepada cara individu memandang kualitas
kemampuan yang dimiliki. Pandangan dan sikap negatif terhadap kualitas
kemampuan yang dimiliki mengakibatkan individu tersebut memandang seluruh
tugas sebagai suatu hal yang sulit untuk diselesaikan.
Sebaliknya pandangan positif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki
mengakibatkan seorang individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal
yang mudah untuk diselesaikan. Konsep diri terbentuk dan dapat berubah karena
interaksi dengan lingkungannya.
B. Dimensi Konsep Diri
Calhoun dan Acocella (dalam Indrarani, 2014) menjelaskan bahwa konsep
diri terdiri atas tiga dimensi yang meliputi:
1. Pengetahuan terhadap diri sendiri (real-self).
Pengetahuan terhadap keadaan fisik dan keadaan psikis. Pengetahuan
terhadap kebiasaan dan sikap perilaku. Pengetahuan terhadap nilai-nilai
yang dianut, dan keyakinan-keyakinan tertentu.
2. Pengharapan mengenai diri sendiri (ideal-self).
Pandangan tentang kemungkinan yang diinginkan seseorang terjadi
pada dirinya sendiri di masa depan. Pengharapan ini merupakan diri ideal.
3. Penilaian Orang lain tentang dirinya (social-self).
Bagaimana orang lain menilai dirinya. Terdapat proses penilaian dan
evaluasi antara pengharapan seseorang mengenai dirinya dan bagaimana
orang lain memandang dirinya.
C. Pembentukan Konsep Diri
Konsep diri merupakan proses yang berkelanjutan sepanjang hidup
manusia. Konsep diri masih dapat diubah asalkan ada keinginan dari orang yang
bersangkutan. Symonds (dalam Indrarani, 2014) menyatakan bahwa persepsi
tentang diri tidak langsung muncul ketika individu dilahirkan akan tetapi
berkembang bertahap seiring munculnya kemampuan untuk memahami sesuatu.
Selama periode awal kehidupan, konsep diri sepenuhnya didasari oleh
persepsi diri sendiri. Akan tetapi, seiring dengan bertambahnya usia, pandangan
mengenai diri sendiri ini mulai dipengaruhi oleh nilai-nilai yang diperoleh dari
interaksi dengan orang lain (Taylor dalam Indrarani, 2014). Dengan kata lain,
konsep diri juga merupakan hasil belajar melalui hubungan individu dengan orang
lain.
38
D. Pihak-pihak yang Dapat Mempengaruhi Konsep Diri
Menurut Calhoun & Acocella dalam Indrarani, 2014, pihak-pihak yang dapat
mempengaruhi konsep diri seseorang adalah:
1. Orang tua
Orang tua adalah kontak sosial paling awal dan paling kuat yang dialami oleh
seseorang. Informasi yang diberikan orang tua pada anak lebih tertanam
daripada informasi yang diberikan oleh orang lain dan berlangsung hingga
dewasa. Anak-anak yang tidak memiliki orang tua, disia-siakan oleh orang tua
akan memperoleh kesukaran dalam mendapatkan informasi tentang dirinya
sehingga menjadi penyebab utama anak berkonsep diri negatif.
2. Kawan sebaya
Kawan sebaya menempati posisi kedua setelah orang tua dalam
mempengaruhi konsep diri. Peran yang diukur oleh kelompok sebaya sangat
berpengaruh pada pandangan individu terhadap dirinya sendiri.
3. Masyarakat
Masyarakat sangat mementingkan fakta-fakta yang melekat pada seorang
anak, seperti siapa orang tuanya, suku bangsa, dan lain-lain. Hal ini pun dapat
berpengaruh pada konsep diri individu.
E. Faktor Lain yang Mempengaruhi Konsep Diri
1. Pola asuh
Pola asuh orang tua menjadi faktor yang signifikan dalam mempengaruhi
konsep diri yang terbentuk. Sikap positif orang tua akan menumbuhkan konsep
dan pemikiran yang positif serta sikap menghargai diri sendiri. Sikap negatif
orang tua akan mengundang pertanyaan pada anak dan menimbulkan asumsi
bahwa dirinya tidak cukup berharga untuk disayangi dan dihargai.
2. Kegagalan
Kegagalan yang terus menerus dialami seringkali menimbulkan pertanyaan
pada diri sendiri dan berakhir pada kesimpulan bahwa penyebabnya terletak
pada kelemahan diri. Kegagalan membuat orang merasa tidak berguna.
3. Kritik diri
Kadang kritik memang dibutuhkan untuk menyadarkan seseorang atas
perbuatan yang dilakukan. Kritik terhadap diri sendiri berfungsi sebagai ramburambu dalam bertindak dan berperilaku agar keberadaan kita diterima dan
dapat beradaptasi. Walaupun begitu, kritik diri yang berlebihan dapat
mengakibatkan individu menjadi rendah diri.
F.
Jenis-jenis Konsep Diri
Menurut William D.Brooks dalam belajarpsikologi.com, individu secara
umum terbagi kedalam dua jenis Konsep Diri, yaitu individu dengan konsep diri
positif, dan individu dengan konsep diri negatif.
a. Konsep Diri Positif
Tanda-tanda individu yang memiliki konsep diri yang positif adalah :
1. Punya rasa percaya diri, yakin akan kemampuan dalam mengatasi
masalah. Tidak lari dari masalah, dan percaya bahwa setiap masalah
pasti ada jalan keluarnya.
2. Merasa setara dengan orang lain. Ia selalu merendah diri, tidak
sombong, mencela atau meremehkan siapapun, selalu menghargai
orang lain.
3. Tidak membanggakan diri, apalagi meremehkan orang lain.
4. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan
keinginan serta perilaku yang berbeda. Ia peka terhadap perasaan
orang lain sehingga akan menghargai perasaan orang lain.
39
5. Mampu memperbaiki diri. Sanggup mengungkapkan aspek-aspek
kepribadian yang tidak disenangi dan berusaha mengubahnya. Ia
mampu mengintrospeksi dirinya sendiri sebelum menginstrospeksi
orang lain, dan mampu untuk mengubahnya menjadi lebih baik agar
diterima di lingkungannya.
b. Konsep Diri Negatif
Tanda-Tanda individu yang memiliki konsep diri negatif adalah :
1. Peka terhadap kritik. Orang ini sangat tidak tahan dengan kritik yang
diterimanya dan mudah marah atau naik pitam. Bagi orang seperti ini
koreksi sering dipersepsi sebagai usaha untuk menjatuhkan harga
dirinya. Dalam berkomunikasi, orang yang memiliki konsep diri negatif
cenderung menghindari dialog yang terbuka, dan bersikeras
mempertahankan pendapatnya meskipun keliru.
2. Responsif sekali terhadap pujian. Walaupun ia mungkin berpura-pura
menghindari pujian, ia tidak dapat menyembunyikan antusiasmenya
pada waktu menerima pujian. Buat orang seperti ini, segala macam
embel-embel yang menjunjung harga dirinya menjadi pusat perhatian.
Bersamaan dengan kesenangannya terhadap pujian, merekapun
hiperkritis terhadap orang lain.
3. Cenderung bersikap hiperkritis. Ia selalu mengeluh, mencela atau
meremehkan apapun dan siapapun. Mereka tidak pandai dan tidak
sanggup mengungkapkan penghargaan atau pengakuan pada
kelebihan orang lain.
4. Cenderung merasa tidak disenangi oleh orang lain. Ia merasa tidak
diperhatikan, karena itulah ia bereaksi pada orang lain sebagai musuh,
sehingga tidak dapat melahirkan kehangatan dan keakraban
persahabatan, berarti individu tersebut merasa rendah diri atau bahkan
berperilaku yang tidak disenangi, misalkan membenci, mencela atau
bahkan yang melibatkan fisik yaitu mengajak berkelahi (bermusuhan).
5. Bersikap psimis terhadap kompetisi.
Hal ini terungkap dalam
keengganannya untuk bersaing dengan orang lain dalam membuat
prestasi.
Ia akan menganggap tidak akan berdaya melawan
persaingan yang merugikan dirinya.
Rangkuman
Individu yang memiliki konsep diri negatif meyakini dan memandang bahwa
dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal,
malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup.
Individu ini akan cenderung bersikap psimistik terhadap kehidupan dan kesempatan
yang dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan sebagai kesempatan, namun lebih
sebagai halangan. Individu yang memiliki konsep diri negatif akan mudah menyerah
sebelum berperang dan jika ia mengalami kegagalan akan menyalahkan diri sendiri
maupun menyalahkan orang lain.
Individu yang memiliki konsep diri positif akan bersikap optimis, percaya diri
sendiri dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan
yang dialami. Kegagalan tidak dipandang sebagai akhir segalanya, namun dijadikan
sebagai penemuan dan pelajaran berharga untuk melangkah kedepan. Individu yang
memiliki konsep diri positif akan mampu menghargai dirinya sendiri dan melihat halhal yang positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan di masa yang akan datang.
Individu yang memiliki konsep diri positif dalam segala sesuatunya akan
menanggapinya secara positif, dapat memahami dan menerima sejumlah fakta yang
sangat bermacam-macam tentang dirinya sendiri. Ia percaya diri, bersikap yakin
dalam bertindak dan berperilaku. Sedangkan individu yang memiliki konsep diri
negatif akan menanggapi segala sesuatu dengan pandangan negatif pula, dia akan
40
mengubah terus menerus konsep dirinya atau melindungi konsep dirinya itu secara
kokoh dengan cara mengubah atau menolak informasi baru dari lingkungannya.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa pemahaman tentang Konsep Diri
sangat membantu ASN untuk bias menampilkan konsep diri yang tepat sebagai
seorang abdi negara dan abdi masyarakat.
Tugas
Temuilah beberapa orang yang menurut Anda memiliki konsep diri positif. Galilah dari
mereka pandangan-pandangan hidup mereka, mulai dari cara menghadapi masalah,
cara menyikapi kegagalan, sikap dalam menerima kritik, sikap dalam menerima pujian,
cara berinteraksi dengan orang lain, dan berbagai informasi lainnya. Kemudian
simpulkannya konsep diri yang dimiliki oleh orang tersebut. Lakukan pendalaman
yang sama kepada orang-orang yang Anda anggap memiliki konsep diri yang negatif.
Tes
1. Uraikan pengertian konsep diri yang Anda pahami !
2. Mengapa dikatakan konsep diri itu ibarat operating
mempengaruhi kinerja komputer?
3. Darimana kita bisa memahami konsep diri seseorang?
4. Sebutkan tiga dimensi konsep diri yang Anda pahami !
5. Siapa saja yang bisa mempengaruhi konsep diri seseorang?
system
yang
Lembar Kerja Praktik
Kenalilah konsep diri Anda sendiri, dan tuangkan hasil penelaahan Anda kedalam
Tabel dibawah ini.
TABEL 6. LEMBAR KERJA PRAKTIK KONSEP DIRI
KONSEP DIRI
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Aspek Diri
Menurut diri
Anda sendiri
Menurut
Orang Lain
Keinginan
Anda yang
Ideal
Cara berpenampilan
Cara berbicara
Cara mengkritisi orang
lain
Kepercayaan diri
Cara menyelesaikan
masalah
Cara melihat
pelanggaran
Kedisiplinan
Cara menerima kritikan
Optimisme
Cara melihat
kesuksesan
Cara memandang harta
41
BAB VI
HUKUM HUKUM SEBAB AKIBAT
Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan peserta dapat
menjelaskan dan mengaktualisasikan: 1)Fenomena Hukum
Sebab Akibat, 2)Syarat-Syarat Dalam Menerapkan Hukum Sebab
Akibat, 3)Turunan Hukum Sebab Akibat, 4)Strategi Menerapkan
Hukum Sebab Akbat, dan 5)Memantaskan diri.
Segala sesuatu terjadi karena alasan tertentu. Untuk setiap akibat ada sebab
tertentu. Every think appens for reason. For every effect there is a spesific cause.
(Brian Tracy)
A. Fenomena Hukum Sebab Akibat
Ketentuan Allah berupa hukum sebab akibat (the law of cause and affect)
berlaku bagi siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Terlepas dari apakah kita
menyadari atau tidak menyadari, dan kita menyukai atau tidak menyukai akibat
yang terjadi.
Alam semesta yang begitu besar beserta isinya ternyata tunduk dan patuh
tehadap hukum alam (sunnatullah).
Salah satu hukum alam tersebut
menegaskan bahwa segala sesuatu terjadi di alam semesta merupakan akibat
dari sesuatu. Fenomena di seluruh belahan dunia, baik yang positif maupun
negatif, semua dikarenakan suatu sebab. Itulah yang dinamakan hukum sebab
akibat (The Law of Cause and Effect).
Semua kejadian di dunia ini menjelaskan bagimana hukum sebab akibat ini
bekerja. Contohnya adalah apa yang dialami oleh Fulanah (bukan nama asli).
Wanita usia 20-an tahun ini sedang ditimpa masalah pelik, karena semua orang
membenci dirinya. Ternyata setelah ditelusuri, sikap dan perkataan Fulanah
sering menimbulkan benih-benih kebencian dari orang-orang di sekelilingnya.
Fulanah selama ini tidak pernah berusaha meredam kebencian itu, tetapi
sebaliknya ia menjadikan kebencian itu makin subur. Sehingga pada suatu waktu
kebencian itu meledak dan menyulitkan dirinya sendiri. Tentu kebencian itu bukan
muncul tiba-tiba atau ada secara kebetulan.
Segala hal yang terjadi terhadap diri kitapun tentu dikarenakan suatu hal.
Bisa jadi kita tahu sebabnya, atau mungkin kita tidak akan tahu sama sekali dan
tetap menjadi rahasia Tuhan Yang Maha Esa. Tetapi yang jelas semua itu terjadi
bukan karena kebetulan. Artinya, kita difahamkan bahwa apapun yang kita
tanam, maka itulah yang nantinya akan kita tuai.
Hukum sebab akibat dan keempat hukum turunannya (Hukum Keyakinan,
Hukum Harapan, Hukum Ketertarikan Dan Hukum Kesesuaian) mengajarkan
bahwa kebahagiaan, kesejahteraan dan kesuksesan merupakan akibat langsung
atau tidak langsung dari sebab/tindakan tertentu. Hukum ini berlaku bagi siapa
saja, kapan dan dimana saja.
Hukum sebab akibat adalah hukum TABUR TUAI, dimana siapa yg
menanam dia akan menuai hasilnya. Hal ini termaktub dalam QS Al Zalzalah
99:7-8,
“Barang siapa mengerjakan kebaikan niscaya akan melihat
balasannya dan sebaliknya. “
Pembelajaran terpenting dari hukum sebab akibat adalah bahwa awal
sebab adalah berangkat dari pikiran kita, sedangkan kondisi tertentu yang
kemudian terjadi adalah akibatnya. Dalam QS Ar Ra’du 13:11, dijelaskan bahwa
“Allah tidak akan mengubah suatu kaum sehingga mereka
mengubah keadannya sendiri.”
42
Apapun yang dilihat dan dialami (kondisi) adalah perwujudan dari pemikiran
orang-orang dibelakangnya.
Dengan kata lain, pikiran kita adalah kekuatan kreatif primer dalam hidup
kita. Kita menciptakan hidup kita dengan cara kita berpikir. Segala sesuatu dalam
hidup memiliki makna sesuai dengan yang kita pikirkan. Ketika mengubah pikiran,
kita mengubah hidup kita.
Prinsip terpenting dari keberhasilan pribadi atau bisnis adalah: "Kita menjadi
seperti yang kita pikirkan sepanjang waktu." Prinsip ini berlaku bagi individu,
sekelompok individu, atau organisasi. Apapun yang kita lihat atau alami adalah
perwujudan dari pemikiran orang-orang di belakang fenomena tersebut.
Bukan apa yang terjadi, tapi apa yang kita pikir tentang apa yang terjadilah
yang menentukan bagaimana kita merasa dan bereaksi. Bukan dunia luar yang
mendikte keadaan kita. Tetapi dunia dalam diri kitalah yang menciptakan kondisi
kita. Kita selalu bebas memilih.
Dalam jangka panjang, tak ada seorang pun yang dapat memaksa cara kita
berpikir, merasa dan berperilaku. Kitalah yang memilih cara kita berpikir, merasa
dan berperilaku. Cara kita memaknai segala sesuatu sepenuhnya ada dalam
kendali kita. Kita dapat memaknai pengalaman kita sedemikian rupa sehingga
kita merasa lebih bahagia dan optimis daripada marah atau frustasi. Kita dapat
memutuskan untuk bereaksi sedemikian rupa sehingga respon kita lebih
konstruktif dan efektif. Kita selalu bebas memilih. Oleh karena itu pilihlah untuk
mengasihi daripada membenci; tersenyum daripada mengernyitkan dahi;
membangun daripada menghancurkan; bertekun daripada menyerah; memuji
daripada bergosip; menyembuhkan daripada melukai; memberi daripada
mencengkram; berbuat daripada menunda; memaafkan daripada mengutuk; dan
berdoa daripada berputus asa.
Pilihan ada pada kita. Apakah kita menaati atau tidak menaati hukum sebab
akibat dengan empat hukum turunannya, hukum-hukum tersebut tetap saja akan
berlaku. Sesederhana mensyukuri setiap karunia Allah terhadap kita dan mau
melakukan lebih baik dan lebih banyak daripada bayaran yang kita terima akan
melejitkan kualitas hidup kita secara drastis.
B. Syarat-Syarat Dalam Menerapkan Hukum Sebab Akibat
Allah telah menciptakan hukum sebab akibat yang berlaku di alam semesta
ini dengan amat sempurna. Apabila seorang lapar maka hendaknya dia makan
supaya kenyang. Apabila seseorang ingin berharta maka dia bekerja. Apabila
seseorang ingin memiliki anak maka hendaknya dia menikah.
Tidak boleh kita menempuh sebab-sebab sebagai jalan keluar dari masalah
kecuali apabila memenuhi tiga syarat berikut ini:
1. Hanya mencari sebab yang diizinkan oleh agama, tidak boleh mencari sebab
yang haram dan tidak masuk akal.
2. Hanya menggantungkan hati kepada Allah
3. Meyakini bahwa berhasil tidaknya hanya Allah yang menentukan
C. Turunan Hukum Sebab Akibat
Menurut Brian Tracy dalam buku “The 100 Absolutely Unbreakable Laws of
Business Success” (dalam http://inspireselalu.blogspot.co.id. 2016), dari hukum
sebab akibat dapat diturunkan empat hukum turunannya yang merupakan dasar
kesuksesan atau ketidaksuksesan kita.
o Pertama, hukum keyakinan (the law of believe). Apa yang kita yakini dengan
sepenuh hati akan menjadi kenyataan.
o Kedua, hukum harapan (the law of expectation). Apa pun yang kita harapkan
dengan penuh percaya diri akan menjadi kenyataan dengan sendirinya.
43
o
o
Ketiga, hukum ketertarikan (the law of attraction). Kita adalah magnet hidup.
Kita menarik orang-orang, situasi dan keadaan yang sejalan dengan pikiran
dominan dalam hidup kita.
Keempat, hukum keseuaian (the law of correspondence). Dunia luar
merupakan cermin dunia dalam kita. Ini sesuai dengan pola dominan pikiran
kita.
D. Strategi Menerapkan Hukum Sebab Akbat
Setiap orang sebenarnya sudah memiliki bidang suksesnya masing-masing,
tinggal bagaimana caranya memperluas bidang sukses yang dimiliki tersebut.
Luas bidang sukses dibentuk oleh persiapan yang kita lakukan & kesempatan
yang kita miliki.
Cara Memperluas BIDANG SUKSES adalah dengan memperbesar
KESEMPATAN, yaitu dengan memanfaatkan WAKTU sebaik-baiknya (Sebagai
Sumber Daya Terbatas), dan mempersiapkan DIRI dengan PAKSA (Sebagai
Sumber Daya Tidak Terbatas).
Perbesar KESEMPATAN Dengan Melakukan AKTIVITAS Yang
MENGUNTUNGKAN, yaitu menambah Keyakinan & Amal Kebaikan (QS Al Ashr
103:1-3, Al Mu’minun 23:1-3), membangun Reputasi (Bernilai Tambah Tinggi),
menambah Kemampuan (Pengetahuan & Keterampilan), & Kemauan (Motivasi),
meningkatkan Kinerja Membangun Jaringan (Network) bukan sekadar menambah
kenalan, dan mencoba menjadi diri yang bermanfaat bagi banyak orang (Don’t
Ask What Other People Can Do For You, But Ask What You Can Do For Other
People).
Membangun reputasi Sebagai Orang Bernilai tambah Tinggi, dengan
strategi pengembangan diri, seperti: dapat dipercaya, jujur, menjaga integritas,
bersikap adil, menghasilkan lebih daripada orang Lain (menggunakan Jurus ATM
– Amati, Tiru, Modifikasi), berinisiatif menyelesaikan masalah tanpa diminta atau
disuruh, menghindari BEJ-CD (Blame, Excuse, Justify, Complain, Denial),
berperilaku menyenangkan, menjaga penampilan, disiplin, sopan-santun, rendah
hati, bicara positif di depan & di belakang.
Persiapkan diri dengan paksa, pray (kehidupan religious yang baik), attitude
(sikap yang baik), knowledge (pengetahuan), skill (keterampilan), dan action
(tindakan).
E. Memantaskan Diri
Memantaskan diri adalah sebuah proses menyesuaikan cara berpikir,
bersikap, berperilaku, dan bertindak yang sesuai atau sepadan (atau bahkan
melampaui) dengan hasil yang ingin diraih. Memantaskan diri ibarat kita sedang
bercermin melihat diri kita sendiri dan bertanya, “Sudah pantaskah saya
mendapatkan apa yang kita cita-citakan atau inginkan?”
Terkadang sebagai pegawai menuntut terlalu banyak, sementara
kontribusinya terhadap organisasi sangatlah minim. Sebelum memutuskan untuk
menuntut sesuatu, alangkah bijaknya jika seorang pegawai memperhatikan
keadaan dirinya, sudahkah ia memantaskan diri untuk mendapatkan apa yang
dituntutnya?. Pertanyaan-pertanyaan refleksi seperti apakah saya sudah menjadi
pegawai yang disiplin? Apakah saya sudah menjadi pegawai yang produktif?
Apakah saya sudah melayani dengan baik semua pihak yang berhubungan
pekerjaan dengan saya? Apakah saya sudah bekerja sama dengan baik dengan
para pegawai lainnya? Intinya adalah apakah saya sudah memberi banyak
manfaat untuk organisasi tempat saya bekerja?
Jika belum, maka berarti kita sebagai pegawai perlu melakukan perubahanperubahan pada diri sendiri sedemikian rupa sehingga pertanyaan tersebut bisa
kita jawab dengan mantab, dan oleh karenanya kita dapat dianggap pantas untuk
mendapatkan apa yang kita inginkan.
44
Persoalan memantaskan diri sesungguhnya terjadi pada semua aspek
kehidupan, tidak hanya urusan di kantor saja. Jika ingin mendapatkan pasangan
yang shalih atau shalihah, maka tentu kita harus berusaha sekuat tenaga menjadi
orang yang shalih/shalihah.
Jika ingin sukses, maka kita memantaskan diri dengan memperbanyak
membaca, berikhtiar, dan bergaul dengan orang-orang yang sukses.
Jika ingin mendapat rizki yang lebih banyak lagi, maka kita memantaskan
diri dengan memberi lebih banyak untuk orang lain, karena apa yang kita terima
sejatinya bergantung dari seberapa banyak kita memberi kepada orang lain. Mari
kita ingat kembali hukum sebab-akibat, dimana segala sesuatu bergantung dari
apa yang kita pikirkan dan apa yang kita lakukan.
Di dalam kehidupan kita ini sering kali kita menemui masalah yang besar
yang sangat pelik dan rumit, bahkan mustahil untuk diselesaikan. Namun seiring
dengan berjalannya waktu, ternyata "masalah besar" itu bukan perkara yang
besar, melainkan masalah kecil. Masalah terbesarnya adalah diri kita sendiri.
Masalahnya terletak pada sudut pandang kita terhadap masalah itu sendiri. Bila
kita sendiri bermasalah, maka jangan berharap kita mendapat hasil yang terbaik.
"Barangsiapa ridha atas ujian yang menimpanya maka baginya keridhaan
Allah. Barangsiapa tidak ridha maka baginya kemurkaan-Nya." ( HR. al-Tirmidzi)
Sekali-kali Allah tidak pernah meninggalkan kita, justru kita yang seringkali
meninggalkan-Nya. Kitalah yang sesungguhnya membandel. Beribu-ribu kali
memohon maaf, berjuta-juta kali mengulangi kesalahan yang sama. Bahkan
semakin terbiasa dengan kesalahan yang lebih besar.
Berkalikali
kita
dijewer
dengan
musibah,
namun
seakan
tanpa dosa kita menuding kepada Tuhan, “Ya Tuhan, mengapa aku
mendapatkan musibah seperti ini, apa salahku? Mari kita beristighfar dan segera
bertaubat kepada Allah SWT.
“Pohon tak pernah membenci angin yang menerbangkan dedaunannya.
Pohon sadar dedaunan tak mungkin jatuh kecuali telah layu waktunya. Tuhan
menguji kita karena ingin derajat kita lebih meningkat lagi.
Rangkuman
Hukum sebab akibat dapat dimaknai sebagai segala sesuatu yang terjadi pasti
disebabkan oleh suatu hal. Kalau diaplikasikan ke dalam kehidupan, berarti apa yang
kita alami sekarang merupakan hasil dari apa yang kita lakukan diwaktu lampau.
Begitupun apa yang sedang kita lakukan sekarang ini, tentu akan mempengaruhi apa
yang akan kita alami dimasa yang akan datang.
Hukum sebab akibat sejatinya dapat dijadikan pedoman dalam kita melangkah
meraih kesuksesan hidup kita masing-masing. Artinya jika menginginkan kesuksesan,
mulailah berhitung berapa banyak tindakan atau langkah yang kita ambil setiap hari
yang mengarah kepada kesuksesan tersebut, karena berdasarkan hukum sebab
akibat, hal ini akan mempengaruhi cepat lambatnya atau besar kecilnya kesuksesan
yang kita raih.
Namun dalam memahami hukum sebab akibat sebagai pedoman kita dalam
meraih kesuksesan hidup, perlulah kita sadari bahwa ada selang waktu antara sebab
dan akibat. Selang waktu ini biasanya disebut sebagai proses. Kita terkadang lupa
akan adanya proses ini atau terkadang kita tidak bersabar untuk melewati proses ini,
sehingga ketika masalah datang menghalangi kita, motivasi untuk meraih kesuksesan
hidup menjadi berkurang, kita kemudian merasa kuatir atau bahkan putus asa. Kita
tidak sadar bahwa sebenarnya masalah yang sedang kita hadapi itu, merupakan
bagian dalam proses meraih kesuksesan hidup.
Ingatlah bahwa untuk meraih kesuksesan hidup tidaklah semudah ketika kita
membicarakannya, disitu akan ada perjuangan, pengorbanan, kepahitan, kesedihan,
tetesan air mata. Namun demikian kita harus selalu memiliki harapan bahwa
45
kesuksesan hidup bukanlah hal yang mustahil untuk diraih, asalkan kita memantaskan
diri untuk itu.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa pemahaman akan fenomena sebab
akibat akan mempengaruhi secara efektif kinerja seorang aparatur sebagai seorang
abdi negara dan abdi masyarakat.
Tugas
Temuilah beberapa orang di sekitar tempat Anda bekerja yang menurut Anda memiliki
kejadian-kejadian luar biasa dalam hidupnya, baik positif maupun negatif. Khusus
untuk orang yang mengalami kejadian negatif, sebaiknya namanya disamarkan.
Galilah informasi dari mereka, apakah kejadian-kejadian luar biasa yang mereka alami
tersebut ada hubungannya dengan hal-hal yang mereka lakukan pada waktu yang
lampau?
Tes
1. Apakah yang dimaksud dengan hukum sebab akibat?
2. Apa syarat-Syarat yang harus dipenuhi dalam Menerapkan Hukum Sebab
Akibat?
3. Uraikan turunan hukum sebab akibat yang Anda pahami !
4. Bagaimana strategi menerapkan hukum sebab akibat?
5. Terangkan apa yang dimaksud dengan BEJ-CD (Blame-Excuse-JustifyComplain-Denial?
Lembar Kerja Praktik
1. Tulislah 5 jenis kesuksesan yang ingin anda capai dalam tahun ini
2. Tulislah dari setiap jenis kesuksesan yang Anda inginkan, penyebab dari
kesuksesan tersebut (Penyebab bisa lebih dari satu).
3. Tulislah persiapan atau pengasahan diri yang perlu Anda lakukan untuk
meningkatkan peluang meraih sukses (memperluas bidang sukses yang
Anda inginkan).
NO
1
2
TABEL 7. LEMBAR KERJA PRAKTIK HUKUM SEBAB AKIBAT
PERSIAPAN
SUKSES MENDAPAT/
SEBAB
(Pengasahan Diri)
MENJADI/ MENCAPAI
KESUKSESAN
YANG HARUS
DILAKUKAN
1.
1.
2.
2.
3.
4.
1.
1.
2.
2.
3.
4.
46
BAB VII
KONSEP SUKSES
Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan peserta dapat
menjelaskan dan mengaktualisasikan: 1)Cara Pandang Tentang
Sukses, 2)Makna Rizki dan Cara Mencarinya, dan 3)Kunci
Sukses Mengais Rizki.
A. Cara Pandang Tentang Sukses
Kesuksesan adalah suatu hal yang sangat di idam-idamkan oleh setiap
manusia. Manusia yang bergelut dengan kerasnya kehidupan dunia tentu sangat
mengharapkan bahwa dalam kehidupannya tersebut dapat diperoleh
kesuksesan-kesuksesan, baik dalam pekerjaan, keluarga, kekayaan dan
sebagainya.
Tetapi banyak juga orang yang tidak sependapat tentang ukuran
kesuksesan di atas. Thomas Edison, ilmuwan dan pemilik 1.000 hak paten
mengatakan bahwa sukses adalah 1% inspirasi dan 99% keringat. Bagi Thomas
sukses berarti kerja keras. Penulis Maya Angelou mengatakan bahwa sukses
adalah jika seseorang menyukai dirinya, menyukai apa yang dilakukannya, dan
menyukai bagaimana ia melakukan pekerjaannya. Bagi Maya, sukses itu berarti
enjoy dalam menjalani kehidupan.
Dari berbagai literatur sangat banyak ditemukan pengertian tentang sukses.
Jumlahnya bisa mencapai ratusan, sehingga karena banyaknya maka menjadi
agak sulit untuk mendefinisikan sukses secara universal. Paling jauh definisi yang
umum adalah seorang dikatakan sukses ketika ia bisa mencapai tujuan-tujuan
yang diinginkan.
Sebenarnya apa repotnya kita perlu mencari tahu arti sukses yang
sesungguhnya bila pengertian sukses saja begitu banyak? Mungkin Anda akan
bertanya seperti ini. Mencari pengertian tentang arti sukses sesungguhnya,
menjadi penting karena apa yang orang pahami tentang sukses akan
mengantarkannya menuju kepada apa yang ia pahami tentang kesuksesan
tersebut. Misalnya, ketika seorang pegawai memahami bahwa sukses adalah
ketika ia mampu mencapai kedudukan tinggi dalam tempo sesingkat-singkatnya,
memiliki kewenangan, dan kemudian memiliki peluang mendapatkan manfaat
finansial yang besar karena jabatan dan kewenangannya tersebut, maka segenap
pikiran, sikap, perilaku, dan tindakan-tindakannya akan mengarah kepada hal-hal
yang ia inginkan tersebut. Masih bagus jika yang ia tempuh tidak melanggar
aturan, norma, dan etika yang berlaku. Tetapi bagaimana bila pegawai tadi tidak
mempedulikannya. Pokoknya, yang penting apa yang ia inginkan dapat tercapai,
karena itu adalah ukuran sukses baginya. Dengan melihat persoalan ini maka
dapat dipahami mengapa kita tidak boleh sembarangan memahami arti sukses.
Definisi tentang sukses akan menentukan kemana langkah kita akan mengayun,
dan kita tidak ingin ayunan tersebut adalah ayunan langkah yang bisa membuat
kita menyesal dikemudian hari kelak.
Ditengah-tengah berbagai pengertian sukses yang datang dari manusia,
sebenarnya ada satu ukuran atau standar kesuksesan lainnya yang tampaknya
banyak dilupakan orang. Di dalam Islam dikatakan bahwa sejatinya, kesuksesan
hidup di dunia adalah kehidupan yang dapat mengantar manusia ini ke surganya
Allah Ta'ala. Jika kehidupan yang kita jalani ini tidak dapat mengantar kita ke
Surganya Allah Ta'ala, maka ini bukanlah kehidupan yang sukses. Tetapi ini
47
kehidupan yang akan mendatangkan kecelakaan, penderitaan, dan kemalangan
lahir dan bathin, dunia dan akherat.
Allah telah jadikan kehidupan nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam
dan para sahabatnya rodhiyallohu anhum sebagai model untuk ditiru, walaupun
secara teknis cara hidup mereka berbeda dengan kita sekarang.
Para sahabat Nabi dulu kehidupannya lapar berhari-hari sampai perutnya
ditahan dengan batu, disiksa, baju tambalan, rumah kecil, tetapi justru mereka
yang dinyatakan telah sukses oleh Allah Ta'ala dalam Al Qur'an. Para sahabat
dikejar-kejar musuh, meninggalkan keluarga, harta benda, dan perdagangannya
semua dilakukan demi kepentingan Agama. Inilah kehidupan orang-orang yang
telah Allah Ridhoi dan mereka Ridho kepada Allah. Berbeda dengan musuhmusuh Allah :
1. Firaun dan Namrud hidup sebagai Raja yang besar pada jamannya
2. Qorun hidup sebagai pengusaha yang bergelimang harta
3. PM Hamman seorang perdana mentri yang sukses karir politiknya
4. Kaum Saba yang sukses dengan pertaniannya
5. Kaum Ad yang sukses dengan ilmu kesehatannya
6. Kaum Madyan yang sukses dengan perekonomiannya
7. Kaum Tsamud yang sukses dengan teknologi perumahannya,
walaupun dari segi keduniaan mereka telah mencapai kejayaan dan kesuksesan
tetapi mereka ini menurut Allah adalah orang-orang yang gagal. Mereka ini adalah
orang-orang yang Allah hinakan di dunia dan di akhirat. Ini karena mereka gagal
mengikuti perintah Allah. Para sahabat Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam
walaupun keduniaannya jauh dari keduniaan dan kesuksesan kaum-kaum
terdahulu, tetapi mereka ini yang Allah telah nyatakan kesuksesannya.
Seorang sahabat nabi yang bernama Bilal Rodhiyallohu Anhu secara status
adalah seorang budak sebelum masuk Islam, tetapi setelah agama wujud dalam
dirinya, langkah kakinya saja dapat didengar oleh Nabi SAW di surga ketika Bilal
RA masih hidup. Ini baru yang namanya sukses dan jaya dunia dan akhirat.
Sebelum mati seseorang tidak akan tahu apakah ia seorang yang sukses atau
tidak. Seseorang akan mengetahui apakah dia telah sukses setelah dia mati.
Saat ini setiap manusia harus berusaha jika ingin sukses dunia dan akherat.
Tanpa usaha atas Iman dan Amal maka manusia akan celaka dunia dan akhirat.
Orang yang tidak beriman, ia tidak akan tahu cara mendapatkan
kebahagiaan dan kesuksesan. Tetapi orang yang beriman tidak boleh tidak tahu
cara mendapatkan kebahagiaan dan kesuksesan ini. Allah telah berikan cara
kepada orang beriman untuk mendapatkan kebahagiaan dan kesuksesan dunia
dan akherat. Zaman boleh berubah bahkan lebih maju, namun cara untuk
mendapatkan kebahagiaan tidak pernah berubah dari pertama manusia
diciptakan sampai manusia yang terakhir mati. Kalau ingin bahagia dari dulu
hingga kini tetap sama, yaitu hanya dengan cara mengikuti kemauan Allah
Subhanahu wa Ta’ala.
Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam tidak dilahirkan di suatu kaum yang
beradab dan mempunyai kebudayaan yang tinggi seperti di China, Persia, atau di
Romawi. Ini karena Allah tidak letakkan kesuksesan dan kejayaan dalam
peradaban. Dan Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam tidak dilahirkan dizaman yang
teknologi canggih seperti sekarang. Allah hanya meletakkan kejayaan dan
kesuksesan hanya dalam mentaati perintah-perintahNya.
Di jaman yang paling jahil dan tidak beradab Nabi Shalallahu ‘Alaihi
Wasallam dilahirkan, dan membawa cahaya hidayah di tengah kegelapan dan
kemaksiatan. Sehingga apa yang diusahakan oleh Nabi Shalallahu ‘Alaihi
Wasallam membawa perubahan pada peradaban dunia.
Harta dan jabatan bukanlah standar ukuran keberhasilan dan kegagalan
seseorang dalam menjalani hidup ini. Keberhasilan dan kegagalan hidup hanya
48
dapat dilihat dari sejauh mana manusia menjalankan perintah-perintah dan sejauh
mana manusia mewujudkan cara hidup Rasullullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam
dan para sahabatnya dalam kehidupannya. Seluruh kebendaan dan kenikmatan
dunia ini bukanlah tolak ukur kebahagiaan seseorang, tetapi 23 tahun kehidupan
kenabian inilah satu-satunya tolak ukur kebahagiaan yang telah Allah tetapkan.
Inilah aturan dan ketetapan yang Allah telah buat untuk manusia.
Manusia kini sibuk bagaimana hidupnya dapat mempunyai nilai, tetapi Allah
telah jadikan kehidupan Nabi selama 24 jam sebagai tolak ukur nilai kehidupan.
Cara hidup selain yang dicontohkan Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam dan para
sahabatnya tidak ada nilainya disisi Allah. Hanya apa yang dicontohkan oleh Nabi
Shalallahu ‘Alaihi Wasallam dan para sahabatnya yang bernilai disisi Allah.
Seluruh kehidupan Rasullullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam selama 24 jam dapat
diikuti dan di ketahui. Tidak ada yang tersembunyi dari kehidupan Rasullullah
SAW, semuanya dapat diketahui oleh semua sahabatnya sebagai pengajaran dan
contoh untuk semua manusia.
Seperti kisah dua orang murid lulus dari universitas dengan gelar dan nilai
yang sama. Tetapi setelah lulus yang satu mendapat kerja dengan gaji yang tinggi
dan yang satu pengangguran tidak ada penghasilan apa-apa. Semuanya telah
diatur Allah, gelar kita tidak dapat menjamin apa-apa selain apa yang Allah telah
tetapkan. Inilah bukti bahwa keduniaan yang kita miliki tidak bisa menjamin rizki
yang telah ditetapkan oleh Allah. Tetapi kedua orang tersebut tetap bisa bahagia,
asal mereka mau taat pada perintah Allah. Jika yang berpenghasilan tinggi dia
tidak taat dan yang pengangguran dia bisa taat pada perintah Allah, maka yang
berpengangguranlah yang akan bahagia dan Allah berikan kesuksesan dunia dan
akhirat. Karena tolak ukur kesuksesan dan kebahagiaan ini hanya pada ketaatan
terhadap perintah-perintah Allah saja. Kebahagiaan akan datang kepada mereka
yang mau taat pada perintah-perintah Allah, walaupun dia tidak punya gelar dan
penghasilan apapun. Dan ini dapat dimulai dari keyakinan di hati terhadap
agama.
Dengan uraian panjang lebar diatas bukan berarti manusia terhalang untuk
mengusahakan dunianya. Allah membolehkan manusia untuk memiliki harta
banyak, tetapi tentu saja dengan syarat tidak melanggar syariat Allah, dan harta
tersebut digunakan untuk hal-hal yang Allah ridhoi.
Dengan kebolehan mengusahakan dunia ini, maka bagi pegawai, bukan
merupakan suatu halangan untuk bekerja keras, bekerja dengan prestasi kerja
yang terbaik. Memiliki etos kerja yang tinggi bahkan sangat dianjurkan. Bekerja
mencari nafkah pada dasarnya adalah perintah Allah, dan melaksanakan perintah
dengan penuh ketaatan itu mendatangkan pahala.
B. Makna Rezeki dan Cara Mencarinya
1.
Pengertian Rizki
Rezeki adalah: “Segala sesuatu yang bermanfaat yang Allah halalkan, entah
berupa pakaian, makanan, sampai pada istri. Itu semua termasuk rezeki.
Begitu pula anak laki-laki atau anak perempuan termasuk rezeki. Termasuk
pula dalam hal ini adalah kesehatan, pendengaran dan penglihatan.”
Dari pengertian di atas, rezeki ternyata tidak identik dengan harta dan uang.
Jadi, janganlah kita sempitkan pada maksud tersebut saja.
49
2. Pemanfaatan Rezeki
Rezeki yang kita peroleh wajib dimanfaatkan untuk hal yang baik. Disebut
dalam ayat:
“Dan menafkahkan (mengeluarkan) sebagian rezeki yang dinafkahkan untuk
mereka.” (QS. Al-Baqarah: 3)
Jika rezeki berupa harta, maka wajib diperhatikan zakat dan sedekah dari
harta tersebut. Ada pula rezeki selain harta yang juga diperintahkan untuk
dimanfaatkan untuk hal-hal baik, seperti rezeki berupa akal, pendengaran
dan penglihatan.
Adapun pemanfaatan rezeki dengan dua acara:
a. Rezeki atau nikmat dimanfaatkan untuk melakukan ketaatan pada Allah.
b. Rezeki tersebut dimanfaatkan untuk memberi manfaat pada kaum
muslimin yang lain.
Ibnu Hazm berkata, “Setiap nikmat yang tidak digunakan untuk mendekatkan
diri pada Allah, itu hanyalah musibah.” (Jaami’ul Ulum wal Hikam, 2: 82)
Dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling
memberikan manfaat bagi manusia lainnya. Adapun amalan
yang paling dicintai oleh Allah adalah membuat muslim yang lain
bahagia, mengangkat kesusahan dari orang lain, membayarkan
utangnya atau menghilangkan rasa laparnya.” (HR. Thabrani di
dalam Al Mu’jam Al Kabir no. 13280, 12: 453. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini hasan sebagaimana disebutkan dalam
Shahih Al Jaami’ no. 176).
3. Carilah Rezeki dengan Cara yang Halal
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi
sallam bersabda,
“Sesungguhnya ruh qudus (Jibril), telah membisikkan ke dalam
batinku bahwa setiap jiwa tidak akan mati sampai sempurna
ajalnya dan dia habiskan semua jatah rezekinya.
wa
Karena itu, bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah cara
dalam mengais rezeki. Jangan sampai tertundanya rezeki
mendorong kalian untuk mencarinya dengan cara bermaksiat
kepada Allah. Karena rezeki di sisi Allah tidak akan diperoleh
kecuali dengan taat kepada-Nya.” (HR. Musnad Ibnu Abi Syaibah
8: 129 dan Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir 8: 166, hadits shahih.
Lihat Silsilah Al-Ahadits As-Shahihah no. 2866).
Dalam hadits diatas disebutkan bahwa kita diperintah untuk mencari rezeki
dengan cara yang baik atau diperintahkan untuk “ajmilu fit tholab”. Apa
maksudnya?
• Janganlah berputus asa ketika belum mendapatkan rezeki yang halal
sehingga menempuh cara dengan maksiat pada Allah. Jangan sampai
kita berucap, “Rezeki yang halal, mengapa sulit sekali untuk datang?”
• Jangan sampai engkau mencelakakan dirimu untuk sekedar meraih
rezeki.
Dalam hadits di atas berarti diperintahkan untuk mencari rezeki yang halal.
Janganlah rezeki tadi dicari dengan cara bermaksiat atau dengan
menghalalkan segala cara. Kenapa ada yang menempuh cara yang haram
dalam mencari rezeki? Diantaranya karena sudah putus asa dari rezeki Allah
sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas.
50
Intinya karena tidak sabar. Seandainya mau bersabar mencari rezeki, tetap
Allah beri karena jatah rezeki yang halal sudah ada. Coba renungkan
perkataan Ibnu ‘Abbas berikut ini.
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata,
“Seorang mukmin dan seorang fajir (yang gemar maksiat) sudah
ditetapkan rezeki baginya dari yang halal. Jika ia mau bersabar
hingga rezeki itu diberi, niscaya Allah akan memberinya. Namun
jika ia tidak sabar lantas ia tempuh cara yang haram, niscaya
Allah akan mengurangi jatah rezeki halal untuknya.” (Hilyatul
Auliya’, 1: 326)
C. Kunci Sukses Mengais Rezeki
Masalah rezeki merupakan salah satu perkara yang banyak menyita
perhatian manusia, sehingga ada sebagian yang menjadi budak dunia. Bahkan
lebih parah lagi, sejumlah besar umat Islam memandang bahwa berpegang
dengan ajaran Islam akan menyempitkan peluang dalam mengais rezeki. Ada
sejumlah orang yang masih mau menjaga sebagian kewajiban syariat Islam, tetapi
mereka mengira bahwa jika ingin mendapat kemudahan di bidang materi dan
kemapanan ekonomi, hendaknya menutup mata dari sebagian aturan Islam,
terutama berkenaan dengan etika bisnis dan hukum halal haram. Padahal Sang
Khalik mensyariatkan agamaNya bukan hanya sebagai petunjuk bagi umat
manusia dalam perkara akhirat saja, tetapi sekaligus menjadi pedoman sukses di
dunia juga, seperti doa yang sering dipanjatkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam :
Wahai Rabb kami, karuniakanlah kepada kami kebaikan di dunia dan
di akhirat dan jagalah kami dari siksa api neraka. [QS:Al Baqarah:201]
Islam tidak membiarkan seorang muslim kebingungan dalam berusaha
mencari nafkah. Islam telah memberikan solusi tuntas dan mengajarkan etika
cara sukses mengais rezeki, membukakan pintu kemakmuran dan keberkahan.
Kegiatan usaha dalam kaca mata Islam memiliki kode etik dan aturan, jauh dari
sifat tamak dan serakah, sehingga mampu membentuk sebuah usaha yang
menjadi pondasi masyarakat madani.
1.
Pujian Kepada Orang Yang Mencari Nafkah
Allah hanya menghalalkan usaha yang bersih dan mengharamkan usaha
yang kotor. Seorang muslim tidak boleh menghalalkan segala cara dalam
mengais rezeki, lantaran demi mengejar keuntungan semu yang memikat
serta menggiurkan.
Harta yang bersih dan halal sangat berpengaruh positif pada gaya hidup dan
perilaku manusia, bahkan menentukan diterimanya ibadah dan terkabulnya
doa. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (artinya):
“Wahai, manusia! Sesungguhnya Allah Maha Bersih, tidak
menerima kecuali yang bersih. Dan sesungguhnya Allah
memerintahkan kepada orang-orang beriman seperti
memerintahkan kepada para utusanNya, maka Allah
berfirman: Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang
baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shalih. Sesungguhnya
Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. [QS: Al
Mukminun: 51].
51
Dan Allah berfirman (artinya):
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki
yang baik-baik, yang Kami berikan kepadamu dan
bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada
Allah kamu menyembah”. [QS: Al Baqarah : 172].
Kemudian Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan kisah seseorang
yang sedang bepergian sangat jauh, berpakaian compang-camping,
berambut kusut, mengangkat tangan ke atas langit tinggi-tinggi dan berdoa:
“Ya, Rabbi! Ya, Rabbi!” sementara makanannya haram, minumannya haram,
pakaiannya haram dan darah dagingnya tumbuh dari yang haram; maka
bagaimana terkabul doanya?
Berlomba secara sehat dalam mengais rezeki tidak tercela, asalkan dengan
menempuh cara yang benar dan usaha yang halal. Bahkan beribadah sambil
berusaha pun diperbolehkan, Allah berfirman (artinya) :
“Tidak ada dosa bagimu mencari karunia (rezeki hasil
perniagaan) dari Rabb-mu. Maka apabila kamu telah bertolak
dari ‘Arafah, berdzikirlah kepada Allah di Masy’aril Haram.
Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana
yang ditunjukkanNya kepadamu; dan sesungguhnya kamu
sebelum itu benar-benar termasuk orang -orang yang sesat”.
[QS: Al Baqarah : 198].
Abu Umar Ibnu Abdul Bar berkata: “Setiap harta yang tidak menopang ibadah
kepada Allah, dan dikonsumsi untuk kepentingan maksiat serta
mendatangkan murka Allah, tidak dimanfaatkan untuk menunaikan hak Allah
dan kewajiban agama, maka harta tersebut tercela. Adapun harta yang
diperoleh lewat usaha yang benar sementara hak-hak harta ditunaikan
secara sempurna, dibelanjakan di jalan kebaikan untuk meraih ridha Allah,
maka harta tersebut sangat terpuji”.
Allah berfirman (artinya):
“Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di
muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi itu
(sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur. ”
[QS: Al A’raaf:10].
Ibnu Katsir berkata: “Allah mengingatkan kepada seluruh umat manusia
tentang karuniaNya (yang) berupa kehidupan yang mapan di muka bumi,
dilengkapi dengan gunung-gunung yang terpancang kokoh, sungai-sungai
yang mengalir indah, dan tanah yang siap didirikan tempat tinggal dan rumah
hunian, serta Allah menurunkan air hujan berasal dari awan. Dan Allah juga
memudahkan kepada mereka untuk mengais rezeki dan membuka peluang
maisyah (penghidupan) dengan berbagai macam usaha, bisnis dan niaga;
namun sedikit sekali mereka yang mau bersyukur”.
Allah berfirman (artinya):
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu
di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah
banyak-banyak supaya kamu beruntung.” [QS: Al Jumu’ah :
10].
Tentang makna firman Allah “maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan
carilah karunia Allah” Imam Al Qurthubi menjelaskan : “Apabila kalian telah
menunaikan shalat Jum’at, maka bertebaranlah kamu di muka bumi untuk
berdagang, berusaha dan memenuhi berbagai kebutuhan hidupmu”.
Nabi juga pernah mengatakan kepada Sa’ad bin Abi Waqqas:
52
“Sesungguhnya bila kamu meninggalkan ahli warismu dalam
keadaan berkecukupan, (itu) lebih baik daripada kamu
meninggalkan mereka dalam kekurangan dan menjadi beban
orang lain”.
Dari Ayyub, bahwa Abu Qilabah berkata: “Dunia tidak akan merusakmu selagi
kamu masih tetap bersyukur kepada Allah,” maka Ayyub berkata bahwa Abu
Qilabah berkata kepadaku: “Wahai, Ayyub! Perhatikan urusan pasarmu
dengan baik, karena hidup berkecukupan termasuk bagian dari sehat wal
afiat”.
Yusuf bin Asbath berkata, bahwa Sufyan Ats Tsauri berkata kepadaku: “Aku
meninggalkan harta kekayaan sepuluh ribu dirham yang nanti dihisab oleh
Allah, lebih aku cintai daripada aku hidup meminta-minta dan menjadi beban
orang lain.
Beberapa atsar (riwayat) dari para ulama mulia di atas, menepis anggapan
bahwa mencari nafkah dengan cara yang benar agar hidup mandiri dan tidak
menjadi beban orang lain merupakan cinta dunia yang menodai sikap
kezuhudan. Padahal tidaklah demikian. Abu Darda’ berkata: “Termasuk
tanda kefahaman seseorang terhadap agamanya, adanya kemauan untuk
mengurusi nafkah rumah tangganya”.
2. Islam Mencela Pemalas Dan Peminta-Minta
Islam sangat mencela pemalas dan membatasi ruang gerak peminta-minta
serta mengunci rapat semua bentuk ketergantungan hidup dengan orang lain.
Sebaliknya, Al Qur’an sangat memuji orang yang bersabar dan menahan diri
tidak meminta uluran tangan orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidup,
karena tindakan tersebut akan menimbulkan berbagai macam keburukan dan
kemunduran dalam kehidupan. Allah berfirman (artinya) :
“(Berinfaklah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh
jihad) di jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi;
orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena
memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka
dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada
orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang
kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui. [QS: Al Baqarah : 273].
Imam Ibnul Jauzi berkata: “Tidaklah ada seseorang yang malas bekerja,
melainkan berada dalam dua keburukan. Pertama, menelantarkan keluarga
dan meninggalkan kewajiban dengan berkedok tawakal, sehingga hidupnya
menjadi batu sandungan buat orang lain dan keluarganya berada dalam
kesusahan. Kedua, demikian itu suatu kehinaan yang tidak menimpa, kecuali
kepada orang yang hina dan gelandangan. Sebab, orang yang bermartabat
tidak akan rela kehilangan harga diri hanya karena kemalasan dengan dalih
tawakal yang sarat dengan hiasan kebodohan. Boleh jadi seseorang tidak
memiliki harta, tetapi masih tetap punya peluang dan kesempatan untuk
berusaha”.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi jaminan surga bagi orang
yang mampu memelihara diri tidak meminta-minta. Dari Tsauban, (ia) berkata
bahwasannya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa yang bisa menjaminku untuk tidak memintaminta suatu kebutuhan apapun kepada seseorang, maka aku
akan menjamin dengan surga”
53
Maka ia selama hidupnya tidak pernah meminta-minta kepada seseorang
suatu kebutuhan apapun. Seorang muslim harus berusaha hidup
berkecukupan, memerangi kemalasan, semangat dalam mencari nafkah,
berdedikasi dalam menutupi kebutuhan, dan rajin bekerja demi memelihara
masa depan anak agar mampu hidup mandiri, tidak menjadi beban orang lain.
Sebab, pemalas yang menjadi beban orang dan pengemis yang menjual
harga diri, merupakan manusia paling tercela dan sangat dibenci Islam.
Ditegaskan dalam sebuah hadits dari Abdullah Ibnu Umar, bahwasannya
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidaklah sikap meminta-minta terdapat pada diri seseorang
di antara kalian, kecuali ia bertemu dengan Allah sementara
di wajahnya tidak ada secuil daging pun”.
Agama Islam mengajak umatnya agar bersikap mandiri dalam hidup.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan doa agar kita berlindung
dari sifat malas, lemah, tidak berdaya, pengecut, bakhil dan menjadi beban
orang lain.
“Dari Anas bin Malik berkata, bahwa Rasulullah selalu
membaca dalam doanya: “Ya, Allah! Aku berlindung diri
kepadaMu dari tidak berdaya, malas, pengecut, bakhil, lanjut
usia, kekerasan hidup, lalai, melarat, kehinaan, dan
kerendahan. Aku berlindung kepadaMu dari kemiskinan,
kekufuran, kefasikan, kesesatan, kemunafikan, sum’ah dan
riya’. Dan aku berlindung kepadaMu dari penyakit tuli, bisu,
penyakit kusta, penyakit kulit dan seluruh penyakit yang
buruk”.
Sikap malas, hidup yang hanya menjadi beban orang lain dan meminta-minta
merupakan perbuatan yang sangat dibenci Islam. Oleh karena itu, seorang
muslim harus rajin bekerja dan bersungguh-sungguh berusaha.
Meninggalkan anak cucu dalam kondisi berkecukupan lebih baik dari pada
mereka hidup terlunta-lunta menjadi beban orang lain, seperti disebutkan
dalam firman Allah. (artinya) :
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang
seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak
yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)
mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada
Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang
benar”. [QS: An Nisaa’:9].
Ali bin Abu Thalhah berkata, bahwa Abdullah Ibnu Abbas berkata: “Ayat di
atas turun untuk seseorang saat menjelang ajalnya berwasiat yang
merugikan ahli warisnya. Maka Allah menganjurkan kepada orang yang
mendengar wasiat tersebut agar bertakwa kepada Allah dan mengarahkan
kepada wasiat yang benar dan lurus. Dan hendaknya orang tersebut prihatin
terhadap kondisi ahli warisnya, jangan sampai mereka terlantar dan menjadi
beban orang lain sepeninggalnya”.
Dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim disebutkan, ketika Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjenguk Sa’ad bin Abi Waqqas. Saad
bertanya:
“Wahai, Rasulullah! Saya orang yang banyak harta,
sementara saya tidak punya ahli waris kecuali seorang anak
perempuan. Bolehkah saya berwasiat dengan dua pertiga
hartaku?”
Beliau
bersabda,”Jangan!”
Sa’ad
bertanya,”Dengan
setengah
hartaku?”
Beliau
54
bersabda,”Jangan!” Sa’ad bertanya,”Dengan sepertiga
hartaku?” Beliau bersabda,”Boleh dengan sepertiga, dan
sepertiga itu sudah banyak,” Kemudian Rasulullah
bersabda,”Sesungguhnya, bila kamu meninggalkan ahli
warismu dalam keadaan berkecukupan lebih baik daripada
kamu meninggalkan mereka dalam kekurangan, menjadi
beban orang lain. Dan sungguh tidaklah kamu memberi
nafkah, kecuali menjadi sedekah buatmu hingga satu suapan
yang kamu berikan kepada isterimu.”
Berusaha dengan sungguh-sungguh sangat dianjurkan oleh Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam sebagaimana sabda Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
Bekerjalah terhadap sesuatu yang bermanfaat bagimu. Mintalah pertolongan
kepada Allah, dan jangan lemah. Jika sesuatu terjadi pada kamu, maka
jangan katakan “seandainya aku melakukan hal ini dan itu, pasti begini”.
Namun katakan “Allah telah menetapkan dan apa yang telah Dia kehendaki,
maka Dia kerjakan”. Karena, kata “seandainya” itu adalah peluang setan [HR
Muslim].
Dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salalm bersabda:
“Seandainya ada seseorang di antara kalian mencari
seonggok kayu bakar lalu dipanggul (ke pasar untuk dijual),
lebih baik daripada meminta kepada seseorang, terkadang
diberi dan terkadang tidak”.
Umar bin Al Khaththab Radhiyallahu ‘anhu berkata: “Wahai ahli qira’ah.
Berlombalah dalam kebaikan, dan carilah karunia dan rezeki Allah, dan
janganlah kalian menjadi beban hidup orang lain”.
Said bin Musayyib berkata: “Barangsiapa berdiam di masjid dan
meninggalkan pekerjaan, lalu menerima pemberian yang datang kepadanya,
maka (ia) termasuk mengharap sesuatu dengan cara meminta-minta”.
Abu Qasim Al Khatli bertanya kepada Imam Ahmad: “Apa pendapat anda
terhadap orang yang hanya berdiam di rumah atau di sebuah masjid, lalu
berkata ‘aku tidak perlu bekerja karena rezekiku tidak akan lari dan pasti
datang’?” Maka beliau menjawab: “Orang tersebut bodoh terhadap ilmu.
Apakah (ia) tidak mendengarkan sabda Rasulullah : “Allah menjadikan
rezekiku di bawah kilatan pedang (jihad)’ “.
Sahl bin Abdullah At Tustari berkata,”Barangsiapa yang merusak tawakkal,
berarti telah merusak pilar keimanan. Dan barangsiapa yang merusak
pekerjaan, berarti telah membuat kerusakan dalam Sunnah.”
3. Bekerja Dalam Pandangan Ulama
Ada sebagian orang menyangka, bahwa sikap tawakal menafikan berbagai
macam bentuk usaha dan ikhtiar. Padahal, hukum bekerja terkadang wajib,
sunah, mubah, makruh ataupun haram, tergantung pada hakikat dan tujuan
pekerjaan tersebut.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, adalah manusia yang paling
bertawakkal, namun Beliau tetap bekerja; baik dengan pergi ke medan
perang maupun berniaga di pasar untuk mencari nafkah, hingga orang-orang
kafir berkomentar sebagaimana firman Allah (artinya):
Dan mereka berkata:
“Mengapa Rasul ini memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar.
Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang malaikat agar
malaikat itu memberikan peringatan bersama-sama dengan dia”.
[QS: Al Furqan : 7].
55
Usaha yang menentukan tegaknya pondasi kehidupan manusia, hukumnya
fardhu ‘ain. Sedangkan usaha yang menentukan kehidupan secara kolektif,
hukumnya fardhu kifayah. Sehingga, seluruh bentuk aktifitas untuk mendirikan
perusahaan dan perindustrian yang menjadi penopang sendi ekonomi umat
secara kolektif, hukumnya fardhu kifayah.
Usaha dalam Islam dibatasi dengan dua perkara; ikhlas dan ittiba’ (mengikuti
Rasulullah). Maka usaha yang dilakukan oleh seorang muslim hanya sematamata untuk mencari keridhaan Allah dan dilakukan secara benar sesuai
dengan Sunnah Rasulullah. Oleh sebab itu, kebenaran sebuah usaha tentu
saja dilihat dari kesesuaian usaha tersebut dengan syariat. Allah tidak akan
memberikan pahala pada satu amalan, kecuali ditujukan untuk mengharap
ridhaNya.
Sikap zuhud dan tawakal kepada Allah tidak berkonotasi sebuah aksi
pengangguran dan penyandaran nasib hidup kepada orang lain. Sebab,
segala bentuk ketergantungan kepada selain Allah bisa merusak aqidah dan
akhlak, serta merupakan kebiasaan yang tercela. Tidak ada satu dalil pun yang
mengajak umat manusia meninggalkan usaha mencari rezeki dan ikhtiar
dengan alasan zuhud dan tawakkal.
Allah tidak melarang hambaNya untuk berusaha, bahkan Allah mencintai
segala bentuk usaha asal sesuai dengan kaidah dan prinsip agama. Tidak ada
alasan untuk mencela jalur-jalur usaha yang halal, tetapi yang tercela adalah
usaha yang haram, atau melalaikan ibadah kepada Allah sebagaimana firman
Allah (artinya):
“Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak
(pula) oleh jual beli dari mengingat Allah”. [QS: An Nur :37].
Imam Ibnul Jauzi berkata,”Sebagian orang salah dalam memahami tawakkal.
Mereka menyangka, malas bekerja dan berpangku tangan sebagai bentuk
tawakkal. Padahal, tawakkal merupakan perbuatan hati yang tidak menafikan
gerakan tubuh untuk berusaha. Jika seorang yang rajin bekerja dianggap tidak
bertawakkal, maka para nabi termasuk orang-orang yang tidak bertawakkal.
Sementara Nabi Adam bertani, Nabi Nuh dan Zakaria bertukang, Nabi
Sulaiman pembuat anyaman dari daun kurma, Nabi Daud pembuat baju
perang, Nabi Musa, Syuaib dan Nabi Muhammad penggembala kambing.”
4. Sikap Seimbang Dalam Mencari Nafkah Dan Menuntut Ilmu
Allah memerintahkan kepada hambaNya untuk beribadah. Sementara itu,
ibadah tidak akan terealisasi kecuali dengan badan yang sehat. Dan badan
sehat diperoleh dari makan yang cukup. Maka Allah menjadikan makanan
sebagai pelengkap ibadah.
Abu Hamid Al Ghazali berkata,”Semua hamba Allah dituntut bertemu dengan
Rabb-nya dengan membawa pahala. Dan tidak mungkin semua itu tercapai,
kecuali dengan ilmu dan amal. Adapun dua pilar dasar, yaitu ilmu dan amal,
tidak mungkin terwujud kecuali dengan badan sehat. Dan makanan sebagai
sarana utama meraih badan sehat; maka Allah berfirman (artinya) :
“Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan
kerjakanlah amal yang shalih. Sesungguhnya, Aku Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”[QS: Al Mukminun:51].
Ilmu dan amal, dalam pandangan Ahli Sunnah merupakan satu rangkaian yang
tidak dapat dipisahkan. Bila dua pilar tersebut telah mengakar dalam pribadi
seorang muslim, maka akan terpancarlah hidayah dan ketakwaan sebagai
pondasi dasar dan bekal utama meretas usaha dan profesi, sehingga Allah
menjadikan ketakwaan sebagai ladang keberkahan dan pintu kesuksesan
dalam berbagai bentuk usaha. Menjadi kunci penyelesaian bagi seluruh
problem kehidupan, sebagaimana firman Allah
56
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan
mengadakan jalan keluar baginya dan memberinya rezki dari
arah yang tidak disangka-sangka”. [QS: Ath Thalaq : 2-3].
Di dalam tafsirnya, Al Hafizh Ibnu Katsir berkata: “Barangsiapa yang bertakwa
kepada Allah dengan melakukan apa yang diperintahkanNya dan
meninggalkan apa yang dilarangNya, niscaya Allah akan memberikan
kepadanya jalan keluar dari seluruh problem kehidupan dan memberi rezki dari
arah yang tidak disangka-sangka. Yakni, dari arah yang tidak pernah terlintas
dalam benaknya.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Bertakwalah kepada Allah dan ambillah yang baik dalam
mencari rezeki (ambil yang halal dan tinggalkan yang haram)”.
[HR Al Hakim].
Seorang muslim yang bertakwa sangat dituntut untuk berlaku seimbang dalam
mencari ilmu dan mencari nafkah. Jika kekuatan ilmu dan kekuatan harta
bersinergi secara baik, maka akan melahirkan sebuah kekuatan dahsyat dan
pengaruh yang positif dalam proses dakwah dan kebangkitan umat. Dengan
begitu, segala kemunduran dan kehinaan yang menimpa umat mampu teratasi.
Menurut pandangan Ahli Sunnah wal Jama’ah, tidak ada dikotomi antara
mencari ilmu dengan mencari nafkah, bahkan keduanya harus saling
mendukung. Oleh sebab itu, tidak benar bila berkembang wacana bahwa
orang yang mencari ilmu tidak perlu memikirkan urusan maisyah (mata
pencaharian/pekerjaan), dan sebaliknya, orang yang mencari nafkah tidak
perlu mengganggu profesinya dengan menuntut ilmu agar tidak merusak
kariernya. Hal itu sebuah paradigma yang keliru dan anggapan yang
menyesatkan, sebab Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman. (artinya) :
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain), sebagaimana Allah telah berbuat
baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan.” [QS: Al-Qashash:77].
Ayat yang mulia di atas memiliki makna, pergunakanlah harta kekayaanmu dan
kenikmatanmu yang melimpah, yang telah diberikan kepadamu sebagai
pemberian dan karunia Allah untuk menunaikan ketaatan dan kebaikan yang
bisa mendekatkan dirimu kepadaNya. Dan janganlah kamu melupakan
bagianmu dari kenikmatan dunia, baik berupa makanan, minuman, pakaian,
tempat tinggal dan hubungan biologis, karena Rabb-mu memiliki hak atasmu
dan dirimu memiliki hak atasmu. Keluargamu mempunyai hak atasmu, dan
kekuatan tubuhmu juga memiliki hak atasmu. Maka, berikanlah masingmasing hak sesuai dengan porsinya.
Rangkuman
Sukses ketika seseorang bisa mencapai tujuan-tujuan yang diinginkannya.
Mencari pengertian tentang arti sukses sesungguhnya, menjadi penting karena apa
yang orang pahami tentang sukses akan mengantarkannya menuju kepada apa yang
ia pahami tentang kesuksesan tersebut.
Pemahaman tentang sukses akan
mengarahkan segenap pikiran, sikap, perilaku, dan tindakan-tindakan seseorang
kepada hal-hal yang diinginkannya tersebut. Pemahaman tentang sukses akan
menentukan kemana langkah akan mengayun, dan kita tidak ingin ayunan tersebut
adalah ayunan langkah yang bisa membuat kita menyesal dikemudian hari kelak.
57
Ukuran sukses yang seharusnya menjadi pegangan kaum muslimin adalah
sukses dunia dan akhirat. Cara satu-satunya untuk bisa sukses dunia akhirat adalah
dengan mengikuti kemauan Allah, tidak ada cara lain.
Harta dan jabatan bukanlah standar ukuran keberhasilan dan kegagalan
seseorang dalam menjalani hidup ini. Keberhasilan dan kegagalan hidup hanya dapat
dilihat dari sejauh mana manusia menjalankan perintah-perintah dan sejauh mana
manusia menjalani hidup dengan cara meneladani atau mencontoh cara hidup yang
Rasullullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam dan para sahabatnya tuntunkan.
Usaha dalam Islam dibatasi dengan dua perkara; ikhlas dan ittiba’ (mengikuti
Rasulullah). Maka usaha yang dilakukan oleh seorang muslim hanya semata-mata
untuk mencari keridhaan Allah dan dilakukan secara benar sesuai dengan Sunnah
Rasulullah. Oleh sebab itu, kebenaran sebuah usaha tentu saja dilihat dari kesesuaian
usaha tersebut dengan syariat.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa pemahaman akan konsep sukses akan
dapat mengarahkan sikap perilaku dan tindakan seorang aparatur dalam mencapai
sukses karirnya sebagai abdi negara dan abdi masyarakat.
Tugas
Temuilah beberapa rekan kerja atau pejabat yang menurut Anda telah mencapai
kesuksesan. Lakukanlah dialog untuk mengetahui ukuran-ukuran kesuksesan para
pejabat tersebut. Temukanlah fakta tentang konsep sukses yang mereka yakini.
Lakukanlah analisa, apakah konsep sukses yang mereka anut adalah konsep sukses
dunia akhirat. Bila jawabannya ya, temukan bagaimana cara mereka menerapkannya.
Bandingkan dengan konsep sukses dunia akhirat yang telah Anda pelajari dalam
modul ini.
Tes
1. Mengapa cara pandang tentang kesuksesan sangat penting untuk dipahami?
2. Apa ukuran sukses yang seharusnya menjadi standar para aparatur?
3. Apa yang harus dilakukan oleh seorang aparatur bila ukuran suksesnya adalah
sukses dunia akhirat?
4. Batasan apa yang harus dipenuhi oleh Aparatur agar upayanya untuk sukses
dunia dan akhirat dapat diterima oleh Allah yang Maha?
5. Apakah seorang Aparatur boleh berkelimpahan harta?
Lembar Kerja Praktik
NO
TABEL 8. LEMBAR KERJA PRAKTIK KONSEP SUKSES
CARA
UPAYA-UPAYA UMUMNYA
MENDAPATKAN
YANG DILAKUKAN
HARTA DITIMBANG
TINDAKLANJUT
APARATUR DI TEMPAT
DARI SYARIAT
YANG PERLU
KERJA UNTUK
AGAMA
DILAKUKAN
MEMPEROLEH
(Beri Tanda “√”)
UANG/HARTA
HARAM
HALAL
1
2
3
4
5
58
Catatan:
o Setelah data tersebut terisi lengkap, lakukanlah analisa: mana yang lebih
dominan, cara mencari harta yang halal atau yang haram?
o Bila cara-cara di atas masih didominasi oleh cara yang haram, identifikasinya
penyebabnya !
o Rumuskanlah rekomendasi yang menurut Anda perlu ditindaklanjuti oleh
pimpinan di unit kerja Anda, berkaitan dengan profil diatas !
59
BAB VIII
JALAN-JALAN MENUJU SUKSES
Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan peserta dapat
menjelaskan dan mengaktualisasikan: 1)Sukses dengan
bersyukur, 2)Sukses dengan menurunkan hasrat kepemilikan,
3)Sukses = Expert x Asset x Epos, 4) Sukses = Kesempatan x
Kesiapan, 5) Sukses = Tidak Mudah dan Butuh Perjuangan, 6)
Sukses dengan Melayani Lebih Baik, dan 7)Sukses Dengan
Memberi.
A. Sukses Dengan Bersyukur
Para peserta diklat yang berbahagia,
Kesuksesan kita sesungguhnya bukan diukur dari seberapa banyak harta
yang kita peroleh, tetapi seberapa bersyukurnya kita terhadap apapun dan
berapapun rizki yang Allah beri. Mindset seperti ini penting karena kita akan bisa
merasa bahagia meskipun mungkin harta kita sedikit. Mudah bersyukur akan
mencegah kita menjadi orang-orang yang kufur nikmat, orang yang tidak pernah
merasa bahagia meskipun harta berlimpah. Ketika seorang pegawai pandai
bersyukur, sesungguhnya dia sudah seperti seorang raja di muka bumi. Ia
bahagia dengan kebahagiaan yang melapangkan dadanya. Mengapa demikian?
Mari kita lihat alasan-alasan dibawah ini.
o Dan Allah akan memberi balasan dan menambah nikmat-Nya kepada
orang-orang yang bersyukur. (QS: Surat Ali Imran: 144.)
o Dan ingatlah tatkala Tuhanmu berjanji kepadamu: "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah ni'mat-KU kepadamu... (QS: Surat
Ibrahim: 7)
o Ingatlah kamu kepada-KU, niscaya Aku ingat pula kepadamu dan
bersyukurlah kepada-KU dan janganlah kamu mengingkari ni'mat-KU.
(QS: Surat Al Baqarah: 152)
Ciri-ciri Orang Tidak Bersyukur:
1. Mudah Mengeluh
Misalnya: mengeluh tentang harga barang yang makin mahal, mengeluh
tentang penghasilan yang kecil, mengeluh tentang negara yang makin kacau,
tentang resesi ekonomi, tentang bencana, tentang apapun di sekitar kita.
Pokoknya semua jenis keluhan.
2. Mengecil-ngecilkan nikmat yang telah diberikan Tuhan
3. Kikir
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan yang
menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya
kepada mereka (QS: Surat An-Nisa': 36-37)
4. Menginginkan apa yang menjadi milik orang lain
60
B. Sukses Dengan Menurunkan Hasrat Kepemilikan
MOTIVASI = TO BE x TO HAVE x VALENSI
To Be adalah keinginan kita untuk menjadi sesuatu, yang dikaitkan dengan
proses untuk mengejar prestasi dengan memanfaatkan kelebihan-kelebihan yang
kita miliki. Contoh dari to be adalah keinginan untuk menjadi pejabat tinggi, atau
menjadi pengusaha sukses berkelas internasional, atau keinginan menjadi
manajer terbaik diperusahaan tempat bekerja.
To Have adalah keinginan kita untuk memiliki sesuatu, yang dikaitkan
dengan proses meraih benda-benda materi atau hasil akhir dari sebuah usaha,
sebagai bentuk dorongan dari kesenangan duniawinya.
Contoh dari to
have adalah keinginan untuk mendapatkan gaji , tunjangan Fasilitas, rumah,
Mobil, popularitas, status, dan pujian.
Valensi adalah tingkat kualitas dari seseorang dalam mengarahkan
hidupnya, yang dikaitkan dengan keseluruhan kapasitas yang ada dalam
dirinya.
Contohnya keinginan untuk menambah ilmu atau pengalaman,
menempatkan bekerja sebagai bentuk ibadah kepada Tuhan, atau bekerja sebagi
bentuk dari aktualisasi dirinya.
Bila anda memiliki To Have namun tidak punya Valensi dan To Be, maka
anda akan menghalalkan semua cara. Bila anda punya to be tapi tidak
punya Valensi maka prestasi anda tidak memiliki arah pencapaian yang jelas.
Jika anda punya Valensi namun anda tidak punya to be, maka kemampuan diri
anda tidak akan mewujud sebagai prestasi.
Motivasi (jangka panjang) = To Be x Valensi x 1/ to Have
Contoh dengan Angka, dengan Skala 1-10, maka
Motivasi (jangka panjang)= 10 x 10 x 1/10 = 10
Dari contoh tersebut, kita melihat bahwa dalam jangka panjang to
have menjadi parasit pada to be dan Valensi. Semakin tinggi nilai to have , maka
dia akan mengeliminasi nilai yang sudah dibentuk oleh to be dan valensi.
Motivasi kita adalah jalur hidup bagi kita untk menuju sukses. kalau kita
memiliki Motivasi jangka panjang maka kita akan mengarahkan kepada
kesuksesan jangka panjang. Semakin tinggi motivasi jangka panjang, maka
semakin besar juga peluang kita mendapatkan sukses jangka panjag. Jadi
kesimpulannya, untuk mendapatkan sukses jangka panjang , maka tinggikan to
be dan Valensi anda dan rendahkanlah to have anda.
C. Sukses = Expert x Asset x Epos
Sukses menurut Kubik Leadership adalah orang yang memiliki 4-ta (harta,
tahta, kata dan cinta) yang tinggi. Sukses saja tidak cukup, harus disertai juga
dengan Mulia. Mulia adalah memanfaatkan 4-ta yang sudah diperoleh untuk
memberi manfaat kepada orang-orang di sekitarnya. Jadi indikator sukses
seseorang bisa dilihat dari 4-ta nya itu dan indikator mulia bisa dilihat seberapa
banyak seseorang memberikan manfaat bagi orang di sekitarnya.
Adapun rumus sukses mulia adalah : Expert x Asset x Epos = Sukses Mulia.
Jika kita ingin sukses & mulia kita harus menjadi expert, yaitu menjadi seseorang
yang diakui sebagai yang paling ahli dan bisa diandalkan dalam bidangnya.
Kemudian milikilah asset yakni sesuatu pada diri seseorang yang dapat
memberikan nilai tambah. Dan yang terakhir adalah selalu menebar epos yaitu
energi positif yang dikeluarkan di sekitar kita dalam setiap langkah sehari-hari.
Ketiganya mesti optimal dan bersinergi. Ibarat sebuah balapan Formula-1,
agar bisa memenangkan lomba tentu saja dengan mengoptimalkan ketiganya.
61
Expert = pembalap handal sekaliber Michael Schumacher
Asset = kendaraan handal sekelas Ferarri
Epos = bahan bakar unggul sekelas Bensin Pertamax Turbo
Bayangkan apa jadinya jika :
Expert = supir bajaj “bang Bajuri”
Asset = kendaraan bajaj tua
Epos = bensin oplosan
Memang walaupun kondisinya seperti itu, jika bajaj itu terus berjalan, tetap akan
sampai juga ke tujuan tetapi waktunya akan lama sekali. Demikian juga dengan
bisnis atau orang yang bekerja pada bidang pemerintahan atau pada bidang
lainnya memerlukan rumus : Expert x Asset x Epos.
D. Sukses = Kesempatan x Kesiapan
Dalam berkarir ada 2 hal yang bisa membuat kita sukses yaitu kesempatan
dan kesiapan". Kesempatan mutlak sangat dibutuhkan. Sepintar apapun kita,
sebagus apapun kerja kita bila tidak ada kesempatan maka karir kita tidak akan
beranjak. Seperti kasus seorang teman yang (merasa) lebih pandai dan lebih ahli
dari rekannya namun karena kesempatan untuk promosi tidak datang maka
nasibnya tetap saja.
Hanya kesempatan? Tentu saja tidak. Disamping kesempatan, kita juga
harus memiliki kesiapan. Kesiapan dalam arti ini adalah keahlian dan kepandaian
kita. Jangan sampai peluang promosi sudah ada, namun karena dianggap tidak
siap maka kesempatan yang ada berlalu bagai angin. Kesiapan dalam arti yang
lebih luas bukan hanya diri sendiri namun juga harus ditunjukan kepada orang lain
terutama atasan kita. Walaupun jabatan kita masih staff tidak ada salahnya kita
menunjukkan sikap, cara berpikir serta kesediaan menerima tanggung-jawab
layaknya seorang manager. Demikian pula apabila kita berada di posisi manager,
tidak ada salahnya dan tidak perlu mengeluh apabila beban kita lebih besar
dibandingkan dengan manager lain. Karena dengan demikian kita sudah berlatih
dari sisi kesiapan dipromosikan dibanding manager lain apabila ada posisi di atas
kita yang terbuka.
Ada 3 tipe manusia melihat sebuah kesempatan. Dalam pepatah mandarin
dikatakan:
o Orang yang lemah, menunggu kesempatan.
o Orang yang kuat, menciptakan kesempatan.
o Orang yang cerdik/bijak memanfaatkan kesempatan.
Bagi orang lemah, bila kesempatan belum datang, dia akan menunggu dan
menunggu sampai kesempatan itu datang. Bila ditunggu kesempatan belum juga
datang, dia berpikir, yah…. Ini memang nasibku.
Tipe kedua: bagi orang kuat, bila kesempatan belum datang, dia akan
mengunakan berbagai macam cara, kreatifitas, koneksitas, dan segenap
kemampuannya untuk menciptakan kesempatan itu datang padanya.
Tipe ketiga: bagi orang cerdik/bijak, dia akan memanfaatkan kesempatan karena
dia menyadari kesempatan adalah sesuatu yang berharga, belum tentu
kesempatan itu datang untuk kedua kali.
Memang pada kondisi tertentu, kadang munculnya kesempatan itu butuh
pematangan waktu. Kita perlu menunggu sesaat, tetapi bukan dengan sikap yang
pasif, sebaliknya, kita menunggu kesempatan itu dengan sikap waspada, proaktif
dan penuh kesiapan. Seperti sikap seekor kucing yang akan menangkap tikus,
kucing bisa dengan sabar, waspada, penuh kesiapan menunggu kesempatan
tikus keluar dari lubang persembunyiannya. Begitu tikus keluar, kucing akan
segera menyergap mangsanya. Keberhasilan kucing melumpuhkan tikus adalah
serangkaian proses melakukan 3 hal di atas, yaitu kemampuan menunggu
kesempatan bukan secara pasif tetapi proaktif, penuh kesiapan. Begitu
kesempatan tercipta langsung dimanfaatkan.
62
Kesempatan merupakan salah satu faktor yang harus dimiliki bagi siapa
saja yang mau mengembangkan diri. Tanpa kesempatan yang tersedia, tidak
mungkin kita bisa sukses. Oleh sebab itu bila kesempatan belum datang, kita
harus berusaha menciptakannya, bahkan dalam keadaaan sulitpun jika kita punya
keuletan untuk berusaha terus menerus, suatu hari kesempatan pasti akan
datang.
Persis seperti yang dikatakan oleh ilmuwan besar Albert Enstein: In The
Middle Of Difficullty Lies Opportunities. Di dalam setiap kesulitan terdapat
kesempatan.
Pastikan dengan segenap kreatifitas, kerja keras, keuletan dan niat baik,
kita ciptakan kesempatan. Manfaatkan kesempatan untuk mengembangkan diri
semaksimal mungkin dan memperoleh kehidupan yang lebih baik, lebih sukses,
dan lebih berarti.
E. Sukses = Tidak Mudah dan Butuh Perjuangan
“Untuk menjadi tempe yang lezat, kedelai harus melewati proses
kesengsaraan tiada tara, direndam, diinjak-injak, ditumbur,
dijemur, dibungkus, didiamkan, tenang sebentar,.. tapi kemudian
masih harus belepotan tepung bercampur rempah, dan dicelupkan
kedalam minyak panas….
Untuk mencapai tujuan (hidup bahagia/kesuksesan), orang harus
berani melewati proses ketidakenakan… atau selamanya keadaan
tidak berubah dan justru membusuk bersama nasib buruk.
Satu-satunya cara agar bisa menjalani semua proses yang tidak
enak ini dengan baik adalah dengan menikmatinya.”
~Alibaba
“No pain, no gain.” Tak ada sukses tanpa perjuangan. Sukses tak akan
turun dari langit begitu saja. Namun sukses merupakan hasil dari proses panjang
yang berbuah manis pada akhirnya.
Saat rintangan itu datang, di sanalah komitmen dan keteguhan anda diuji.
Memilih untuk STOP dan NO ACTION, atau memilih melanjutkan perjuangan
untuk mewujudkan cita-cita anda.
Ya, anda diukur bukan dari berapa kali terjatuh, namun berapa kali anda
bangun dan bangkit kembali. Dalam hidup, rintangan dan masalah pastilah selalu
ada. Tapi itu akan menempa anda menjadi orang yang kuat dan memang pantas
untuk mendapatkan apa yang memang ingin anda capai.
Dan bila kita yakin dengan tujuan dan jalan yang kita tempuh, tinggal
ketekunan yang berbicara. Ketekunan untuk bertahan dan terus ACTION.
Mungkin saja kita mudah terpesona dengan kisah sukses seseorang. Namun tak
banyak orang yang (mau) tahu bagaimana dia mencapainya. Bagaimana dia
melewati lika-liku kesulitan diawalnya. Bagaimana dia bertahan dan mengatasi
segala kesulitan yang menerpa. Bahkan sampai penuh peluh dan ‘berdarahdarah’.
Bayangan kenyamanan karena kesuksesan memang mudah membuat
terlena. Namun ketika kita fokus pada ACTION, rasanya tak akan ada waktu lagi
untuk berleha-leha. Energi dan waktu yang tersedia pastinya akan kita curahkan
untuknya.
Diawali dari tindakan kecil, yang terus dilakukan secara berkelanjutan, dari
sana, apa yang anda ingin capai ditentukan. Tak ada pencapaian besar tanpa
diawali dari yang kecil. Seperti pendaki gunung, mereka menitinya dari bawah,
dan terus mendaki, sampai akhirnya mencapai puncak.
Dan pada akhirnya apapun ACTION anda, lakukanlah dengan bermartabat.
Bukan karena kecongkakan atau kesombongan anda. Sebab tindakan kita
63
adalah cermin diri kita sendiri. Bila kita suka berkata kasar dan menyakitkan,
maka seperti itu juga watak asli kita sendiri.
Pilihan ACTION itu seperti bumerang. Yang bila kita lemparkan dengan
baik, maka akan kembali dengan baik. Sebaliknya bila melempar dengan cara
yang salah, bisa jadi malah melukai diri sendiri.
F.
Sukses dengan Melayani Lebih Baik
Sebuah perubahan besar bisa terjadi hanya karena Anda mau melayani
dengan lebih baik. Konon seorang Martin Luther King, Jr pernah berkata, "Semua
orang bisa menjadi orang hebat bila mau melayani orang lain dengan baik. Anda
tidak memerlukan ijazah perguruan tinggi untuk dapat melayani. Anda tidak perlu
menimbang-nimbang dan memutuskan untuk melayani. Yang Anda butuhkan
hanya hati yang penuh empati.
Di sebuah bank ada sebuah tulisan di Meja petugas customer service: rule
#1: If we don’t take care of our customers, someone else will. (aturan #1: Jika kita
tidak mengurus pelanggan kita, orang lain akan melakukannya). Tulisan tersebut
seakan menjadi pengingat betapa penting melayani nasabah, melayani orang
lain.
Jika perusahaan-perusahaan besar dibedah dan ditanya bagaimana
mereka bisa sukses dan bertahan di tengah maraknya persaingan, hampir bisa
dipastikan salah satu kunci terpenting adalah kesediaan untuk melayani
pelanggan. Tema "kepuasan pelanggan" menjadi begitu penting. Organisasi
yang senantiasa mau mendengarkan dan berusaha memenuhi kebutuhan,
keinginan dan harapan konsumen niscaya akan lebih mudah dalam meraih dan
mempertahankan kesuksesannya.
Paradigma melayani bukanlah sesuatu yang baru. Melayani adalah
memberi kesempatan membantu orang lain menjadi lebih baik. Dengan demikian,
hidup akan jauh lebih bermakna.
Motivator kelas dunia, Zig Ziglar pernah berkata, "Anda bisa memperoleh
apa pun dalam kehidupan ini sepanjang anda juga mau menolong orang lain
memperoleh apa yang mereka inginkan.
Ketiga, sadarilah apa yang kita tabur akan kita tuai. Jika kita selalu
melakukan yang terbaik, kita pasti akan menerima upahnya. Begitupun
sebaliknya! Sayangnya, para pegawai sering tidak menyadari kalau para
pelangganlah yang menggaji mereka, bukan pemilik atau pemimpin perusahaan.
Itulah sebabnya mereka kerap mengabaikan suara dan keluhan pelanggan,
mereka kebanyakan lebih takut dan mendengar majikan. Padahal jika pelanggan
diperlakukan dengan baik, semua akan menuai keuntungannya.
G. Sukses Dengan Memberi
“You get what you give, multiplied many times
over. So, give good and give a lot”
-Universal LawsDari begitu banyak kunci sukses, memberi kepada orang lain adalah kunci
sukses yang paling utama. Rahasia ini berlaku bagi siapapun Anda, di manapun
Anda, dan di zaman apapun Anda hidup. Memberi adalah satu rahasia sukses
terbesar yang menggaransi kehidupan Anda yang menyenangkan di segala
aspeknya, tetapi tentu dengan syarat ‘urusan tauhid’ sudah beres. Memberi
adalah rahasia sukses terbesar yang bisa membuka kran rejeki kita tanpa batas.
64
Jenis Pemberian
Pada dasarnya ada 2 jenis pemberian:
1. Pemberian yang WAJIB
Pemberian seperti ini dalam Islam disebut ZAKAT.
Zakat harus dikeluarkan dari harta yang telah kita miliki, dan secara spiritual
berfungsi untuk membersihkan harta kita sehingga siap menerima tambahan
lebih banyak lagi.
2. Pemberian SUKARELA
Pemberian sukarela dalam bahasa Inggris disebut "CHARITY", dimana
jumlahnya biasanya tidak ditentukan, terserah kita, dan kita juga bisa memilih
untuk memberi atau tidak. Bentuk pemberian sukarela sangat banyak, tetapi
secara garis besar, berdasarkan tujuan dan penerimanya, ada sedikitnya 4
jenis:
a. Pemberian kepada yang lebih membutuhkan (lebih miskin) dari kita,
misalnya sedekah, sumbangan, bantuan, donasi.
b. Pemberian untuk tujuan menyumbang demi kemajuan atau
pembangunan, misalnya infaq, hibah, sumbangan, donasi.
c. Pemberian untuk menunjukkan rasa sayang dan perhatian, misalnya
hadiah, oleh-oleh, traktiran.
d. Pemberian untuk mengungkapkan pengakuan dan penghargaan,
misalnya bonus atau hadiah.
Sama seperti pemberian wajib, walaupun jenisnya "sukarela", dan Anda bebas
memilih untuk melakukannya atau tidak, perlu ditegaskan bahwa Anda harus
memaksa diri untuk melakukan pemberian-pemberian ini kalau ingin sukses
dan ingin menjamin kelangsungan kesuksesan yang telah Anda rasakan.
Singkatnya, kalau Anda ingin membuka kran keuangan Anda atau perasaan
bahagia Anda atau kesuksesan dalam bentuk apa saja, maka satu rahasia
sukses terbesar yang bisa Anda lakukan mulai detik ini juga adalah memberi,
memberi,
memberi
atau
GIVE,
GIVE,
GIVE.
Ya, GIVING atau MEMBERI adalah rahasia sukses yang paling besar dan
mujarab.
“What I know for sure is that what you give comes back to
you.”
Yang aku tahu dengan pasti adalah bahwa apa yang kau
berikan (kepada siapapun) selalu kembali kepada-mu lagi.
~ Oprah Winfrey ~
Jadi bagaimana logikanya memberi bisa membuat Anda kaya, sukses
dan bahagia?
Ini karena paling tidak ada dua Hukum Semesta atau Hukum Tuhan (Universal
Laws) yang bernama Law of Reciprocation dan Law of Multiplication yang
berkolaborasi di belakang MEMBERI, dan membuatnya menjadi satu senjata
paling ampuh meraih kekayaan dan rahasia sukses terbesar.
Law of Reciprocation menggariskan bahwa kita pasti akan mendapatkan
balasan dari semua yang kita perbuat, dan ini termasuk mendapatkan 'imbalan'
dari apa yang kita berikan ke orang lain.
Sementara Law of Multiplication menjelaskan bahwa semua yang kita lakukan
tadi balasannya dilipat-gandakan.
Bagi Anda yang Muslim, silahkan merujuk ke Surat Al-Baqarah, antara lain
pada ayat ke 245, ke 261, dan 265. Di situ, banyak sekali tuntunan dan
65
perintah untuk memberi dan bahwa imbalan untuk pemberian kita bisa
mencapai 700 kali lipat.
Dalam kumpulan Hadits Bukhori-Muslim, terdapat sebuah hadits yang
menerangkan bahwa Rasulullah Muhammad SAW, pernah menegur
seseorang yang berpuasa sunah (bukan wajib) selama satu bulan penuh.
Beliau menyebutnya sebagai sesuatu yang berlebihan. Menurut Rasulullah,
cukuplah berpuasa sunnah seperti itu tiga hari saja dalam sebulan, karena
imbalan semua hal baik yang kita lakukan adalah 10 kali lipatnya. Jadi tiga hari
puasa itu sudah sama dengan satu bulan (30 hari) puasa esensinya.
Nah, untuk kepentingan kepraktisan penerapan, kita akan berpegang pada
asumsi imbalan 10 kali lipat untuk MEMBERI. (Maksudnya akan lebih mudah
menghitungnya bila dikalikannya dengan 10).
"Lho, menghitung apa? Masa memberi kok lalu dihitung-hitung imbalannya.
Mana bisa hitung-hitungan begitu?" Mungkin begitu tanya Anda. Betul?
Di sini Anda akan mengetahui bagaimana MEMBERI bisa menjadi alat
pencapai kekayaan.
Jadi sedikit perhitungan perlu dilakukan untuk
memperjelas hal tersebut.
Mulai sekarang mari kita beroperasi dengan memakai asumsi dasar bahwa kita
akan mendapat balasan 10 kali lipat dari apapun yang kita lakukan atau
berikan, dan kita akan sebut hukum ini dengan 'The LAW OF TENFOLD
RETURN' (atau hukum imbalan 10 kali lipat). Bila Anda ingin mempercayai
bahwa imbalannya jauh lebih besar dari ini, tidak masalah. Uraian 10 kali lipat
disini hanya untuk mengambil sisi praktisnya saja.
Nah karena memberi pasti berakibat kita mendapat imbalan 10 kali lipat, maka
inilah kunci sukses dan kaya yang sesungguhnya. Bukan kerja keras atau rajin
menabung. Mudah-mudahan Anda tidak terjebak kesalahan seperti orangorang pada umumnya selama bertahun-tahun.
Tersebutlah seorang pemuda yang karena dibesarkan di keluarga yang paspasan
perekonomiannya,
membuatnya
memiliki
'mentalitas
miskin' (atau poverty consciousness atau poverty mentality) di mana pemuda
tersebut merasa selalu kekurangan dan takut tidak pernah cukup.
Pemuda tersebut tumbuh menjadi orang yang cenderung 'pelit' karena merasa
tidak punya. Selalu takut memberi, takut meminjamkan, takut berpisah dengan
uang atau apapun yang ia miliki.
Pemuda tersebut selalu pintar mencari alasan untuk tidak memberi. Dalihnya,
dirinya sendiri dalam kondisi lebih membutuhkan. Mungkin memang betul ia
adalah orang yang miskin. Tetapi tanpa ia sadari, dengan caranya berpikir
seperti itu ia telah membuat dirinya adalah orang yang paling miskin di dunia.
Semakin Pemuda tersebut mencoba menahan uang yang ia miliki, entah
dengan menyimpannya, menabungkannya, menghitung-hitungnya, menahan
diri tidak membeli apa-apa walau sangat menginginkannya, atau selalu
membeli barang termurah kalau memang harus, itu semua justru semakin
mengantarkan pemuda tersebut ke jurang kemiskinan.
Parahnya lagi, Pemuda tersebutpun takut memberi sedekah atau infaq atau
sekedar bantuan/sumbangan. Ia selalu berpikir, "Lha, keluarga saya saja
kekurangan kok malah memberi orang lain."
Setiap tahun zakat yang ia bayarkan hanyalah zakat fitrah yang cuma
beberapa kilo beras itu. Zakat harta?
Pemuda tersebut punya alibi, hartanya belum memenuhi batas yang harus
dizakati. Setiap ada yang meminta sumbangan, pikirannya negatif,
berprasangka bahwa uangnya bisa jadi akan diselewengkan, sehingga ia
memilih untuk tidak menyumbang.
Demikian bertahun-tahun. Dan bertahun-tahun itu pula hidupnya seperti itu,
tidak berubah. Begitu terus, miskin terus. Hidup dari satu gajian ke gajian
66
berikutnya. Ditengah bulan gaji sudah habis dan bahkan harus cash bon atau
meminjam gaji bulan depan.
Setiap pengeluaran yang dianggap pemborosan selalu menimbulkan keributan
dan pertengkaran, membuat suasana rumah tangga gerah. Alangkah
malangnya nasib pemuda miskin yang juga memiliki "mental miskin" ini.
Sampai suatu hari, Pemuda tersebut menemukan buku berjudul 'THE
GREATEST MONEY MAKING SECRET IN HISTORY' karya Joe Vitale, yang
dibagikan gratis di internet.
(Anda pasti tahu, orang yang selalu merasa kekurangan uang seperti pemuda
ini, pikirannya pasti tidak akan pernah berhenti berputar mencari cara
mendapat uang lebih banyak lagi.) Jadi judul bukunya 'RAHASIA CARA
MENDAPATKAN UANG TERBESAR DI DUNIA' ini pastilah menarik
perhatiannya. Apalagi karena gratisan pula.
Ternyata, tidak seperti dugaan pemuda tersebut. Buku itu tidak mengajarkan
'satu formula bisnis' konvensional seperti yang ia bayangkan.
Sebaliknya, buku itu mengajarkan sesuatu yang menjungkir-balikkan semua
yang selama ini ia percaya dan lakukan. Betapa malunya pemuda tersebut
membaca buku itu, tapi sekaligus kepalanya seperti diputar, untuk ditunjukkan,
ke arah benda yang selama ini ia cari di arah yang salah.
Memberi, ini yang membuat Anda kaya
Ternyata uang itu seperti aliran susu ke dalam gelas yang memiliki batas volume.
Katakan batasnya 300 cc, setelah terisi sejumlah itu, maka gelas itupun telah
penuh, dan tidak bisa diisi lebih banyak lagi. Kalau sesudahnya, susu dalam gelas
tersebut disimpan saja agar awet, maka kita tidak akan bisa mengisikan lagi susu
segar yang baru ke dalamnya.
Bahkan, bila tidak juga diminum, disayang-sayang dan disimpan-simpan, susu
yang ada di dalamnya akan basi dan akhirnya malah terbuang sia-sia. Inilah
perumpamaan orang yang sungguh takut berpisah dengan uangnya, entah
dengan alasan apapun, yang akhirnya malah kehilangan kesempatan menikmati
kehidupan ini.
Bukankah sebagai orang beriman kita percaya pada hukum-hukum Tuhan?
Tuhan sudah berjanji memberikan imbalan pada semua pemberian kita bukan?
Apa yang membuat kita takut memberi, segawat apapun itu situasi keuangan
kita?
Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya
pahala/imbalan sepuluh kali lipat amalnya. (QS: Surat Al
An'am: 160)
Bukankah kita percaya bahwa kekayaan Tuhan Yang Maha Kaya ini tidak
terbatas? Setiap saat gelas kita kosong, kita bisa minta Tuhan untuk terus
mengisikannya kembali. Dan Tuhan pasti mengisinya kembali, Dia sudah berjanji.
Bahkan ketika Tuhan melihat bahwa gelas 300 cc tadi rupanya tidak cukup
memenuhi kebutuhan kita yang suka sekali minum susu dan dengan rajin
menghabiskan setiap gelas yang diberikan-NYA ke kita, Tuhan pasti akan segera
menggantikan gelasnya dengan yang berdaya tampung lebih besar lagi.
Kita bisa terus menikmati susu segar kita, setiap saat, asal kita tidak takut bahwa
kita tidak akan mendapat jatah susu lagi. Tidak perlu disimpan-simpan untuk
besok. Di dapur masih banyak.
Ini salah satu penjelasan yang masuk akal, kenapa para milyuner (apalagi yang
memiliki wealth consciousness, yang benar-benar bermental kaya), tidak
kemudian jatuh miskin meskipun mereka tiada henti mengeluarkan uang dalam
jumlah banyak pula.
67
Memberi mengaktifkan kran rejeki
Setelah tahu semua itu pemuda tersebut malu sekali kepada Tuhan. Ia malu
pernah berpikir bahwa kalau ia memberi nanti, ia justru tidak kebagian. Ia malu
kepada Tuhan karena pernah sempat berpikir Tuhan kurang menyayangi dirinya
dengan cuma memberi saya harta yang sedikit.
Rupanya gelas susunya masih penuh dengan susu basi selama ini, sehingga
Tuhan tidak bisa menuangkan susu segar untuknya lebih banyak lagi. Tuhan
masih menunggu pemuda tersebut mengosongkan gelasnya.
Sesudah membaca buku itu semalaman, keesokan harinya pemuda tersebut
memberikan satu lembar uang Rp.50.000an, satu-satunya miliknya saat itu,
kepada orang pertama yang menggerakkan hatinya untuk memberi hari itu.
Kebetulan orangnya adalah si Bibi tukang cuci harian-nya, yang pagi itu
bermandikan keringat ketika menyelesaikan pekerjaannya.
Sebelumnya pemuda tersebut tidak pernah memperhatikan hal ini, biasanya ia
selalu berpikir, "Wajarlah dia bekerja keras. Itu kan pekerjaannya. Kalau mau
sukses, ya memang harus mau kerja keras, dan toh saya sudah bayar gaji dia
sesuai perjanjian."
Ia lupa, bahwa kalau ia saja yang bergaji 5 kali lipat dari pembantunya masih
(merasa) kekurangan, apalagi pembantu tersebut.
Setiap hari, mereka para pembantu, jungkir balik tiada henti bekerja keras, tiada
habisnya melayani kemauan majikan mereka dari bangun tidur sampai tidur lagi.
Maka pemuda tadi menarik lembaran uang dari dompet dan diberikannya kepada
pembantunya. Jumlah sedekah paling besar yang pernah ia berikan pada
seseorang di luar keluarganya saat itu.
Ia merasakan rasa bahagia luar biasa, air mata haru nyaris tidak terbendung
ketika melihat si Bibi ternganga melihat uang yang ia sodorkan untuknya, dan
senyum bahagianya sesudah itu.
Alangkah senangnya hati si pemuda saat itu. Bisa membuat senang orang lain.
Ia berpikir mungkin ini yang disebut sebagai imbalan berlipat ganda. Sebuah
perasaan nikmat dan bahagia yang tidak ternilai karena telah membahagiakan
orang.
Tapi ternyata ia salah lagi, imbalan 10 kali lipat yang dijanjikan Tuhan itu, bukan
ibarat, peribahasa atau metafora saja. Tapi benar-benar nyata, konkrit dan real.
Meski, tidak selalu langsung diberikan-Nya.
Hanya seminggu berselang, Ia mendapat order dari bisnis online yang ia tekuni
selama ini dan selalu seret. Tiba-tiba nun jauh disana seseorang meminta segera
dilakukan pengiriman barang untuk beberapa item barang yang ia jual secara
online, yang selama ini sepi peminat. Atas transaksi tersebut ia mendapat
keuntungan Rp. 515.750,-. Itu jumlah margin keuntungan dari biaya pokok dan
biaya-biaya lainnya yang ia keluarkan. Jumlah ini kira-kira sepuluh kali lipat dari
sedekahnya hanya seminggu sebelumnya.
Coba bayangkan, setelah dua tahun berjualan online, dia tidak pernah mendapat
order sebesar hari ini, benar-benar sebuah keajaiban.
Dan walau saat itu akhir bulan, uang sudah sangat menipis di dompetnya, (uang
paling besar sudah ia berikan ke orang lain), ternyata pemuda tersebut sekeluarga
masih bisa makan seperti biasa. Ada saja caranya. Rental komputernya minggu
itu mendadak jadi ramai sekali pengunjungnya dan penghasilan tidak terduganya
sangat sangat lumayan. Tuhan benar sudah mengatur semuanya untuk menjaga
mereka yang mempercayai-Nya.
Nah itu awalnya. Sesudah tahu satu "rahasia kecil" ini, tidak terbendung lagi aliran
kran rejeki pemuda tersebut. Tapi dengan satu catatan, bahwa ia tidak pernah
berhenti memberi. Karena, sekali kita berhenti memberi, maka aliran rejeki itu
juga akan tersendat lagi.
68
Anda akan selalu mendapat lebih banyak
Semakin banyak Anda memberi, semakin banyak yang akan Anda terima. Dari
hitung-hitungan bodoh-bodohan kita tadi, paling tidak 10 kali lipatnya yang akan
kembali kepada kita. Coba, mana ada investasi lain yang memberikan
pengembalian lebih besar dari ini? Yang mendekati saja tidak ada.
Nah, karenanya, rahasia inilah yang harus dipahami siapapun yang ingin
menaikkan kesejahteraan ekonomi mereka.
Siapapun, miskin atau kaya, kalau ingin kaya atau makin kaya, harus mau (berani)
memberi.
Karena betapapun miskinnya mereka, mereka akan terus miskin, atau bahkan
semakin miskin, selama mereka masih belum berani memberi.
Belum berani memberi, secara spiritual, sama artinya dengan belum siap
mengakui kekayaan Tuhan, yang berarti belum siap juga menerima kekayaan
dari-NYA.
Anda tidak perlu memberi banyak. Karena berapapun yang Anda berikan, akan
dikembalikan kepada Anda 10 kali lipat. Dengan memakai hukum ini, penghasilan
Anda yang kecil justru akan jadi membesar bila diberikan. Katakan penghasilan
harian Anda cuma Rp. 100.000,- atau kurang, Anda bisa kan menyisihkan barang
lima ribu rupiah untuk memberi orang lain?
Anda harus berpikir bahwa Anda kaya, dan sanggup memberi, maka Tuhan akan
mempercayakan kepada Anda jumlah kekayaan yang lebih besar lagi.
Jadi semakin banyak kita memberi, semakin banyaklah yang kembali kepada kita.
Bahkan dengan memberilah, menjadikan seseorang selalu hoki dan bernasib
baik.
Harap diingat, imbalan atau pengembalian dari pemberian ini tidak bisa kita duga
kapan dan dari mana datangnya. Itu semua terserah Tuhan. Jalan apa yang
akan dipakai-NYA untuk mengganjar kita juga terserah Tuhan. Tapi, dan inilah
yang namanya IMAN, kita yakin dan tahu bahwa Tuhan pasti akan menepati janjiNYA (dalam hal apapun, termasuk) untuk membalas 10 kali lipat pemberian kita
tadi.
Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah pasti
akan menggantinya dan DIA-lah Pemberi rezki yang sebaikbaiknya. (QS: Surat Saba': 39)
Allah telah berjanji dengan sebenar-benarnya. Allah tidak akan
memungkiri janji-Nya. (QS: Az-Zumar: 20).
By GIVING, you are showing the Universe that you are
RICH now and are ready to receive more RICHES.
Believing in God's bounty will make you even more
bountiful.
Dengan mau berbagi milik Anda, dengan memberi, Anda menunjukkan kepada
Sang Empunya Alam bahwa Anda sudah kaya saat ini juga, dan karenanya siap
menerima kekayaan yang jauh lebih besar lagi. Meyakini kekayaan tidak terbatas
Tuhan, akan membuat kekayaan Anda tidak terbatas juga.
Syarat Memberi Agar Efektif
Semakin banyak Anda memberi, semakin banyak Anda akan terima.
Dan untuk terus menerima, Anda harus terus memberi, dan memberi, dan
memberi.
Anda memberi dahulu, baru Anda menikmati hasilnya.
69
Kran rejeki kita akan terbuka karena pemberian yang efektif akan mengaktifkan
"hukum imbalan sepuluh kali lipat" atau "the law of ten-fold return", sehingga uang
sedikit yang kita berikan, kembali ke kita berlipat ganda menjadi sumber rejeki
baru.
Semoga Anda sudah semakin yakin bahwa kalau Anda ingin segera sukses, kaya
dan bahagia dalam hidup ini, maka Anda harus segera mulai memberi, detik ini
juga. Mulailah dengan memberikan apa yang sudah Anda punya lebih dahulu dan
yang Anda merasa nyaman melepaskannya dari hidup Anda.
Semua perjalanan dimulai dengan satu langkah kecil. Semua anak belajar bicara
dengan satu kata sederhana lebih dahulu. Jadi kalau memberi ini adalah suatu
hal baru dalam hidup Anda, Anda harus memulainya dengan yang Anda bisa.
Dengan yang Anda merasa nyaman, dan bukan karena merasa terpaksa atau
karena merasa ini adalah sebuah persyaratan.
Keikhlasan dan rasa syukur akan penjagaan dan karunia Tuhanlah yang harusnya
menjadi motivasi memberi agar bisa efektif. Jadi Anda perlu berlatih dengan
jumlah yang Anda mampu dulu.
Bila Anda sudah terbiasa memberi, dan ingin merasakan kesuksesan yang lebih
besar lagi, Anda bisa sedikit demi sedikit mulai menambah jumlah pemberian
Anda, karena memberi ini pada gilirannya memang akan meningkatkan kondisi
perekonomian Anda. Percayalah.
Bila Anda perhatikan dengan cermat isi Al-Quran, Anda akan menemukan bahwa
perintah untuk memberi ini sangat-sangat banyak. Dengan beragam redaksi
kalimat perintah seperti, "Maka nafkahkanlah hartamu...", atau tentang "Orangorang yang menafkahkan hartanya..." dan sejenisnya. Bahkan, tampak lebih
banyak jumlahnya dari perintah menjalankah jenis ibadah lainnya.
Jadi, jelaslah memberi ini bukan hal main-main. Ini salah satu jenis "ibadah" yang
dengan sangat kuat diperintahkan Tuhan berulang kali, dengan penekanan pula.
Jadi kalau masih ada orang yang rajin melakukan ritual ibadah jenis lainnya,
apapun, tetapi dia masih juga pelit memberi, maka berarti dia telah salah
menafsirkan perintah Tuhan. Wallahu'alam.
Yang jelas, kita sudah tahu bahwa langkah pertama yang bisa kita tempuh untuk
mendapatkan kesuksesan sejati adalah dengan lebih dahulu memberi. Bahwa
memberi membuka kran rejeki.
Berikut ini syarat memberi efektif yang manjur untuk membuka kran rejeki dengan
mengaktifkan imbalan 10 kali lipat :
1. Beri Dengan Perasaan Positif
Syarat pertama agar memberi dapat efektif memberikan hasil, dan agar pintu
sukses kita terbuka lebar adalah kita harus memberi dengan perasaan positif,
dengan hati senang dan benar-benar tulus.
Untuk bisa melakukan memberi efektif dengan perasaan positif ini Anda perlu
berlatih mempercayai insting dan kata hati. Ingat, bahkan yang menggerakkan
hatipun adalah Tuhan juga adanya.
Orang dahulu biasa memilih-milih dengan logika, siapa yang perlu saya beri.
Tetapi kebanyakan menimbang seperti itu malah menghalangi flow dan good
feeling kita, karena kita jadi kemudian terjebak banyak prasangka, atau bahkan
keraguan. Akibatnya, efektifitas memberi kita terhambat.
Pemberian yang diiringi perasaan negatif seperti cemas, ragu-ragu atau
khawatir, seperti ini, tidak akan efektif menggerakkan hukum Ten-Fold Return.
Lebih baik gunakan petunjuk spontanitas. Misalnya, Anda sudah meniatkan
hendak memberi sejumlah uang, tanpa ragu atau pikir panjang, langsung
berikan uang tersebut kepada orang pertama yang Anda rasakan panggilan
untuk memberi.
70
Tidak harus kita memberi kepada mereka yang lebih membutuhkan atau lebih
miskin dari kita saja. Tidak, kita bisa memberi kepada siapa saja yang
menyentuh hati kita tadi.
Bisa jadi Anda akan memberi uang ke orang yang tidak Anda kenal walaupun
dia bukan pengemis. Atau memberi uang kepada teman sendiri yang selama
ini mendukung Anda, walaupun dia tidak membutuhkan bantuan sepeserpun
atau yang bahkan secara ekonomi lebih mapan dari kita.
Esensi dari memberi adalah menunjukkan kepada TUHAN bahwa kita yakin
akan janji-NYA. Kita yakin akan kekayaan, kebesaran dan kemaha-kuasaan
TUHAN.
Kita tunjukkan bahwa kita sepenuhnya beriman akan fakta bahwa TUHAN
pasti menjaga kita dalam kondisi apapun. Sehingga kita tidak takut berpisah
dengan uang atau harta kita, karena punya penjaga yang memiliki segalanya.
Itu intinya. Dan kalau kita yakin kepada-NYA, maka kita tidak akan merasa
bersedih hati, takut, khawatir atau ragu sama sekali, kan? Kita akan merasa
positif tentang memberi ini. Dan perasaan positif adalah hal pertama dalam
syarat memberi efektif kita.
2. Jangan Mengharap Balasan
Karena kita memberi dengan rasa positif sebagai rasa syukur kepada Tuhan,
maka syarat kedua dalam memberi efektif adalah Anda harus segera
melupakan pemberian itu. Begitu uang meninggalkan tangan kita, sudah,
lupakan.
Jangan pikirkan apapun, selain rasa syukur bahwa kita ternyata mampu
memberi, bahwa kita tidak akan pernah kekurangan atau disengsarakan oleh
Tuhan. Jangan pikirkan uang itu nantinya oleh yang menerima akan digunakan
untuk apa, atau yang lainnya.
Jangan pikirkan apapun, selain, apa tadi?...ya betul, selain rasa syukur akan
PENJAGAAN TUHAN atas hidup kita.
Selain itu tentu saja Anda juga tidak boleh berpikir kapan mendapat
balasannya, atau dengan cara apa, atau berapa nanti balasannya.
Jangan berpikir apa-apa. Apalagi berpikir dan mengharapkan balasannya dari
orang yang telah Anda beri tadi. Semua pikiran seperti ini membatasi dan
bahkan bisa menunda efek berlipat ganda pemberian kita.
Ibaratnya sesudah meminum segelas susu segar, kita yakin susu itu akan
membawa kesehatan, walaupun tidak saat itu juga kemudian penyakit kita
langsung sembuh, misalnya, atau tulang kita langsung kuat dsb. Kita hanya
yakin bahwa susu akan membawa efek yang baik untuk kesehatan kita dalam
jangka panjang meski efeknya ini tidak langsung terasa.
Sama seperti itu. Susu diminum, habis, ucapkan Alhamdulillah. Lalu lupakan.
Anda tahu susu tersebut ada manfaatnya. Tapi Anda tidak perlu kemudian
memeriksa badan Anda untuk melihat apakah Anda sudah bertambah tinggi
atau berotot detik itu juga kan?
Berikan dan lupakan. Biar Tuhan yang mengurus ganjarannya. Yang penting
Anda yakin ganjaran tersebut pasti ada. Itu sudah cukup. Melupakan
pemberian Anda merupakan hal kedua dalam syarat memberi efektif.
3. Siap Menerima
Dalam sebuah hadits dari Shahih Muslim, hari kiamat itu sudah dekat kalau
sudah banyak orang kaya yang setengah mati keliling kampung untuk bisa
memberikan sebagian hartanya, tetapi tidak bisa menemukan seorangpun
yang bersedia menerima pemberiannya tersebut, karena semua orang sudah
(merasa) kaya dan tidak membutuhkan pemberian orang lain. Semua orang
menolak diberi. Konon, itu tanda dekatnya hari kiamat. Dan kiamat memang
pasti akan datang, tidak ada yang bisa mengubah ketetapan Allah ini.
71
Maka ketika Anda terus menunda untuk memberi, boleh jadi Anda akan
menyesal. Siapa yang bisa menjamin besok masih ada waktu bagi kita untuk
memberi? Bagaimana kalau hari ini ternyata adalah hari terakhir kita hidup di
dunia. Maka sebelum segalanya serba terlambat, mulailah untuk memberi
orang lain, saat ini juga.
The Law Of Reciprocity (atau Hukum Timbal Balik atau Balas Membalas)
menggariskan bahwa memberi memerlukan pihak lainnya untuk menerima.
Tanpa adanya pihak penerima tidak mungkin ada pihak yang bisa menjadi
pemberi. Tidak akan ada tangan di atas bila tidak ada tangan yang menadah
di bawahnya untuk menerima.
Jadi, tangan di bawah sama pentingnya dengan tangan di atas. Ini sebuah
simbiosis mutualisme atau hubungan timbal balik yang saling memerlukan dan
menguntungkan. Sehingga, sekali lagi, mari kita bukakan pintu rejeki untuk
orang lain dengan siap menjadi pihak penerima bila ada yang memberi.
Jangan terjebak rasa tidak enak, merasa tidak berhak dan sebagainya. Jangan
tolak suatu pemberian walau yang memberi jauh lebih miskin harta dari kita.
Terima dan syukuri. Karena, selain bersedia menerima adalah sebuah syarat
memberi efektif, menolak pemberian juga bisa menyakiti pihak pemberi.
4. Beri Yang Anda Inginkan
Syarat terakhir dalam memberi efektif, agar pemberian Anda ampuh membuka
lebar-lebar kran rejeki dalam hidup Anda, bisa memiliki semua yang Anda
inginkan, adalah kita harus mau memberi tidak hanya uang, tapi apa saja yang
kita inginkan tersebut.
Anda tahu, alur segala sesuatu itu begini: Anda memberi lebih dulu baru Anda
mendapat balasannya berlipat-lipat.
Jadi bukan Anda kaya dulu baru Anda bisa memberi dan membantu orang lain,
seperti sikap dan cara pandang kebanyakan orang. "Nanti kalau aku kaya aku
akan sedekah....", "Nanti kalau usahaku ini sudah berhasil, aku akan
menyantuni panti asuhan....", "Kalau aku naik pangkat dan naik gaji, aku akan
bayar zakat hartaku..." dan sebagainya. Tidak, ini terbalik total.
Anda memberi dahulu, yang dengan itu Anda menyatakan diri bahwa ANDA
SUDAH KAYA, lalu (karenanya) Anda mendapat balasan berlipat, yang artinya
menegaskan perasaan bahwa Anda sudah kaya tadi serta menambah jumlah
kekayaan Anda. Lalu karena balasan berlipat ini, Anda jadi bisa memberi
semakin banyak lagi, yang kemudian berakibat Anda mendapat lebih banyak
lagi dan Anda semakin kaya luar biasa, dan begitu seterusnya.
Anda memberi dulu, maka Tuhan akan menciptakan cara untuk membalas
pemberian Anda tadi sepuluh kali lipat, yang bisa jadi salah satunya adalah
dengan menaikkan pangkat dan gaji Anda, membuat usaha Anda lancar,
penjualan Anda meningkat dan sebagainya.
Memberi dengan begitu telah menjelma menjadi sebuah lingkaran Tuhan
(kebalikan dari lingkaran setan) yang tidak terputus menjaga kelangsungan
kekayaan Anda. Semakin banyak Anda memberi, semakin banyak Anda akan
terima. Dan untuk terus menerima, Anda harus terus memberi, dan memberi,
dan memberi. Dan karena Anda ingin sukses tidak hanya dalam hal keuangan
atau harta material saja, maka Anda bisa memberi apa saja yang Anda punya.
Apapun itu yang Anda berikan, dari sesuatu yang abstrak dan tidak
memerlukan modal seperti senyum, kasih sayang, kelembutan, keramahan,
perhatian, sapaan, kata-kata yang memotivasi, ilmu, informasi, waktu,
pengabdian, sampai barang fisik, semua pasti dikembalikan pada Anda
berlipat ganda.
Jadi apapun yang Anda inginkan di dunia ini, berikanlah dahulu ke orang lain,
ini adalah satu syarat memberi efektif.
• Anda ingin terkenal, bantu orang lain menjadi terkenal lebih dulu.
72
•
•
Anda ingin disayang, maka sayangi orang lain terlebih dahulu.
Anda ingin orang di sekitar Anda ramah pada Anda, maka sapalah mereka
lebih dahulu.
• Anda ingin bumi ini memberi Anda kesejukan dan kenyamanan sebagai
tempat tinggal, maka sayangi dan peliharalah bumi ini terlebih dahulu.
• Anda tidak ingin ada perang di dunia, maka sebarkan pesan damai dan
persahabatan.
• Ingin putra-putri Anda bertabiat baik? Maka berlaku baik pulalah lebih
dahulu ke mereka.
• Ingin tubuh kita tetap sehat sehingga maksimal dalam memberi wadah
untuk ekspresi jiwa kita? Maka perlakukanlah badan kita dengan baik
terlebih dahulu. Makan yang sehat, istirahat, olah raga dsb.
• Kita ingin bahagia, maka bahagiakanlah orang lain lebih dulu.
• Ingin bertambah ilmu, ajarkan ilmu Anda ke orang lain lebih dahulu.
• Ingin kejatuhan rejeki nomplok tidak terduga? Maka sekali-kali jadilah
sumber rejeki nomplok tidak terduga untuk orang lain lebih dahulu.
• Anda tidak ingin dimarahi, atau dimaki atau dibenci orang lain, maka
jangan berikan kemarahan, kebencian atau makian kepada siapapun.
• Dan sebagainya.
Pokoknya, SEMUA, apapun itu yang Anda inginkan, maka berikanlah lebih
dahulu kepada orang lain. Maka Anda akan mendapatkannya juga (berlipat
ganda pula). Maka pemberian Anda akan ampuh mengalirkan rejeki tiada
habis dalam hidup Anda.
PERINGATAN:
Karena setiap pemberian kita dikembalikan kepada kita berlipat ganda, maka
berhati-hatilah dengan 'apa yang Anda berikan'.
Berikan hanya yang positif saja.
Ibarat sebilah pisau tajam yang bisa sangat berguna tapi juga bisa melukai kita,
memberi yang negatif ke lingkungan atau orang lain juga akan dikembalikan
kepada kita. Jadi pastikan Anda tidak memberikan kata-kata yang buruk,
misalnya, atau tindakan kasar, atau merugikan atau curang atau menyakiti atau
apapun yang buruk dan jahat, kepada siapapun. Karena hukum Tuhan tidak akan
meleset, dan Anda juga akan mendapat ganjaran negatif serupa. Kita tidak ingin
itu bukan?
Dan tidaklah seseorang membuat dosa melainkan
keburukannya kembali kepada dirinya sendiri. (QS: Al An'am:
164)
Kita tidak ingin boomerang tajam yang berisi energi negatif yang kita lemparkan
kembali kepada kita tanpa bisa kita tangkis dan akhirnya melukai kita sendiri.
Dari pembahasan ini, mudah-mudahan rahasia sukses paling besar ini akhirnya
bisa menjadi rahasia umum, di mana semua orang tahu dan menerapkannya.
Alangkah indahnya dunia kalau begitu. Jadi silahkan mulai memberi dan
menerapkan syarat-syarat memberi efektif di atas.
Memberi Untuk Siapa
“You can never outgive the Universe.”
Sebanyak apapun kau memberi kepada dunia (orang lain), kau
akan selalu mendapat ganti yang lebih banyak lagi dari Yang Maha
Kuasa. (I am Rich Beyond My Wildest Dreams. I am. I am. I am)
Katakan sekarang Anda percaya akan kekuatan dahsyat MEMBERI, dalam
bentuk zakat, infaq, hadiah, sedekah sebagai pembuka rejeki yang akan
73
membantu mewujudkan kesuksesan hidup yang Anda cari, maka pertanyaan
selanjutnya adalah, APA yang bisa kita berikan serta kepada SIAPA?
Dalam uraian terdahulu sudah kita pahami bahwa kita bisa memberi SIAPA SAJA
yang membuat hati kita tergerak. Jangan khawatir, dengan memberi, Anda tidak
akan bisa salah. Karena efek atau ganjaran dari memberi yang kita lakukan tidak
tergantung dari tindakan orang yang menerimanya. Tidak peduli uang kita mau
diapakan olehnya, itu menjadi tanggung jawab pribadi si penerima. Bukan urusan
kita lagi.
Sekali lagi, agar zakat, infak, sedekah bisa menjadi pembuka rejeki Anda, jangan
khawatir tentang siapa yang Anda beri. Apalagi bila kegiatan memberi ini Anda
jadikan rutinitas untuk menjaga kelangsungan kekayaan dan kesuksesan hidup
Anda, maka akan ada begitu banyak kesempatan untuk memberi. Ada begitu
banyak kesempatan lain untuk berzakat, berinfaq, bersedekah, dan seterusnya.
Katakan, kali ini Anda memberi sedekah pada si A, dan Anda tidak menyukai
pengalaman yang timbul sebagai akibatnya, maka saat memberi berikutnya, Anda
bisa dengan mudah mengubah atau mencari target lain untuk diberi.
Yang terpenting ketika memberi, entah itu sedekah, infak, hadiah atau juga zakat,
adalah Anda memperhatikan syarat memberi efektif yang telah kita bahas
sebelumnya.
Terutama bagian di mana kita merasakan kegembiraan,
kesenangan, kebahagiaan, dan keikhlasan ketika memberi pihak ini.
Bila emosi positif ini Anda rasakan, maka berilah dia. Bila Anda merasa gembira
dengan pemberian Anda, maka sedekah (dan memberi lainnya) benar akan
menjadi pembuka rejeki bagi kita. Emosi atau perasaan positif yang Anda rasakan
lebih penting daripada siapa yang menerima pemberian.
Berikan apa saja, asal bukan "sampah"
Sama dengan SIAPA penerima pemberian kita, APA yang kita berikan pun
tidaklah masalah, selama itu adalah sesuatu yang POSITIF dan merupakan
sesuatu yang Anda sendiri menginginkannya, apapun itu bentuknya.
Jadi, apa yang Anda inginkan? Cinta, uang yang banyak, makanan enak, tempat
tinggal yang nyaman, ilmu, ketenangan, perhatian, keramahan, pertolongan, dan
sebagianya?
Apapun itu, asal itu pula yang seandainya Anda menerimanya, Anda
menyukainya, itu yang bisa Anda berikan.
Sering orang berpikir terbalik dan terjebak pemikiran untuk memberi apa yang
sudah tidak bisa kita pakai sendiri. Baju yang sudah tidak terpakai, peralatan yang
sudah tidak kita butuhkan, buku atau majalah bekas, atau barang apapun yang
sudah tidak berguna untuk kita. Justru hal-hal seperti inilah yang sering orang
berikan dengan 'ikhlas'. Ya, tentu saja, 'ikhlas' memberikannya, lha wong mereka
sendiri sudah tidak menginginkannya. Sebenarnya, boleh juga memberikan
barang yang sudah tidak berguna kepada orang lain, siapa tahu mereka masih
bisa memanfaatkannya.
Tetapi bukan pemberian macam ini yang saya bicarakan di sini. Pemberian
barang yang sudah tidak terpakai lagi seperti ini lain fungsi dan tujuannya dari
pemberian yang menjadi kunci kesuksesan kita. Memberikan sesuatu yang Anda
sendiri sudah tidak menginginkannya bukanlah kunci sukses dan pembuka pintu
kekayaan yang kita bicarakan di sini.
Ingat, prinsip yang kita pakai adalah kita mendapatkan balasan yang setimpal
dengan yang kita berikan, berlipat ganda.
Perhatikan ini baik-baik:
kita bukan mendapat balasan setimpal tetapi berlipat ganda
jumlahnya dari apa yang kita berikan.
Jadi mana bisa kita sukses total bila yang kita berikan ke orang lain adalah apa
yang telah menjadi 'sampah' dalam hidup kita sendiri? Yang ada juga kita akan
74
mendapatkan sepuluh kali lipat 'sampah' sebagai imbalannya (yang parahnya lagi
adalah sampah orang lain). Jadi, Anda harus berhati-hati dengan apa yang Anda
berikan. Ingat, memberi merupakan 'senjata' super ampuh untuk melipatgandakan "kekayaan" kita dalam waktu singkat.
Membalik 'besar pasak daripada tiang
Memberi adalah satu-satunya kondisi di mana kita bisa melepaskan diri dari
lingkaran setan 'LEBIH BESAR PASAK DARIPADA TIANG'. Semua orang, tidak
peduli berapa besarnya pun penghasilan mereka, wajar sekali kalau mengalami
kondisi dimana pengeluaran lebih besar dari pemasukan. Wajar. Ini kondisi yang
lumrah dikarenakan sifat manusiawi manusia yang cenderung selalu
menginginkan lebih.
Pada dasarnya keinginan manusia itu tidak ada batasnya, dan ini justru bagus bila
mereka ingin lebih maju, lebih sukses dan lebih kaya lagi. Tetapi untuk menopang
sebuah bangunan kesuksesan, kondisi besar pasak daripada tiang tidaklah bisa
dibenarkan, karena berbahaya untuk kekokohannya.
Kita harus memiliki tiang yang jauh, jauh lebih besar daripada pasaknya
(sebagaimana seharusnya).
Jadi, uang yang kita hasilkan haruslah jauh lebih banyak
daripada pengeluaran kita, bila kita ingin hidup dengan
sejahtera.
Sehingga kalau Anda sampai sekarang masih juga harus memutar otak dalam
mencukup-cukupkan uang Anda untuk memenuhi semua kebutuhan, dan
hasilnya uang Anda tetap kurang atau pas-pasan saja atau justru tidak pernah
sisa, maka berarti Anda masih mengalami kondisi besar pasak daripada tiang ini.
Anda akan susah jadi kaya kalau begini terus keadaannya.
Lalu apa
akal? Memberi !
Ya, memberi inilah satu-satunya alat yang bisa kita gunakan untuk memutar 180
derajat kondisi tersebut, sehingga tiang kita bisa lebih besar dari pasaknya,
karena setiap pemberian kita akan kembali ke kita paling tidak 10 kali lipatnya.
Agar tiang kesuksesan Anda lebih besar daripada pasaknya, maka Anda harus
memberi. Titik.
Cuma, kita tentu juga ingin tiang yang tidak hanya besar tetapi juga kuat untuk
menyangga bangunan kesuksesan kita, bukan?
Dan itu tidak akan bisa kita miliki bila kita tidak MEMBERI YANG TERBAIK.
Tanpa memberikan yang terbaik dari yang kita miliki, kita hanya akan
mendapatkan tiang yang besar tetapi RAPUH, karena yang kembali kepada kita
adalah, seperti saya katakan di atas, 'sampah'.
Untuk memiliki tiang yang kuat, kita harus memberi yang
terbaik. Karena dengan begitu kita juga akan mendapatkan
pengembalian yang terbaik, berlipat-lipat.
Selama memberi yang terbaik ini belum bisa kita lakukan, kita belum akan bisa
membuka pintu kesuksesan kita.
Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (berikanlah)
sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik... Dan janganlah
kamu memilih yang buruk-buruk untuk kamu berikan, padahal
kamu sendiri tidak mau mengambilnya tanpa memicingkan
mata terhadapnya. Sesungguhnya, Allah Maha Kaya dan Maha
Terpuji.
(QS: Surat Al-Baqarah: 267)
75
Teladan & Inspirasi dari Nabi dan Keluarganya
Mungkin cerita teladan berikut bisa memberi Anda inspirasi tentang memberi yang
terbaik. Ratusan tahun yang lalu pemimpin kaum Muslim sedunia, Rasulullah
Muhammad SAW telah dikenal sebagai seorang yang sangat dermawan. Satu
ketika, saat Beliau menghadiri sebuah forum, beliau mengenakan jubah
terbaiknya. Seorang hadirin majelis tersebut rupanya mengagumi keindahan
jubah itu, dan dengan terus terang memuji jubah bagus tersebut serta
menanyakan di mana Rasul membelinya.
Anda tahu apa yang dilakukan Rasulullah SAW menanggapi reaksi orang tadi?
Ya, Anda menebaknya dengan tepat. Beliau memberikan jubah yang masih
melekat di badannya tersebut kepada orang tadi. Diberikan begitu saja dengan
senyum tersungging dan hati bahagia karena bisa menyenangkan orang dengan
cara tidak terduga, seraya berkata, "Kalau kau menyukainya, ini boleh untukmu.
Ambilah."
Lalu ada lagi cerita senada, di mana putri Nabi yang pemurah ini juga memberikan
barang paling berharga miliknya kepada orang lain. Konon, putri Nabi yang
bernama Fatimah RA ini sedang di rumah sendirian ketika seorang pengemis
datang meminta kepadanya. Pada saat itu dia sedang tidak punya apapun untuk
diberikan. Satu-satunya barang berharga yang ada padanya saat itu adalah
seuntai kalung mutiara indah yang sedang dikenakannya. Tapi hatinya begitu
tersentuh oleh kondisi si pengemis sehingga dia tidak tega membuatnya pergi
dengan tangan kosong.
Tanpa ragu, Fatimah melepas kalung mutiara di lehernya, dan memberikannya
kepada si pengemis. Hatinya sukacita dan senyum lebar tersungging di bibirnya
manakala dia melihat si pengemis nyaris pingsan menerima pemberian yang
sama sekali di luar dugaannya. Dan, Anda tahu kan bagaimana kehidupan
keluarga Rasulullah Muhammad SAW pada saat itu?
Mereka adalah keluarga yang 'paling dilindungi, paling dijaga, & paling dipelihara'
oleh Sang Maha Pencipta sendiri. Mereka diberi kehormatan dan pengaruh.
Masyarakat menyayangi mereka, dan kafilah/armada bisnis mereka pun sukses
di mana-mana.
Apakah itu sebuah kebetulan? Tentu saja tidak. Anda sudah tahu rahasianya
sekarang.
Hikmah di balik kisah:
Dua pelajaran penting dari kisah ini adalah:
1.
bahwa Anda bisa ajarkan sistem ini kepada anak-anak Anda agar mereka
juga bisa menikmati hidup penuh anugerah Tuhan sejak dini.
2.
bahwa contoh dan tindakan nyata dari orang tualah yang akan lebih
membentuk kepribadian anak, ketimbang sekedar petuah atau ceramah.
Lalu, Anda pasti juga tahu kisah pengorbanan Nabi IBRAHIM AS, Bapak Para
Nabi. Apa yang Beliau berikan ketika Sang Khalik memintanya? Ya, miliknya
yang paling berharga. Putranya sendiri. Yang kelahirannya telah didambakannya
sekian lama. Dan, Beliaulah yang dipilih Tuhan untuk menjadi Bapak Para Nabi.
Nah, dengan semua teladan ini mudah-mudahan Anda semakin yakin bahwa
MEMBERI, dan MEMBERI HANYA YANG TERBAIK-lah yang bisa menjadi
KUNCI pembuka gerbang KESUKSESAN TOTAL yang Anda impikan.
What I know for sure is that what you give comes back to you.
~ Oprah Winfrey~
Siapapun Anda, Anda tentu menyukai kejutan manis, bukan? Anda tentu senang
bila ada seseorang yang tiba-tiba melakukan sesuatu yang baik kepada kita,
memberi hadiah tanpa alasan, memberi pertolongan tanpa diminta, apapun itu
bentuknya. Anda juga pasti bersyukur, bila mendapatkan rejeki nomplok tiba-tiba.
76
Maka lakukanlah seperti contoh para Nabi dan keluarga mereka di atas. (May God
always bless their souls). Jadilah sumber kejutan yang menyenangkan, sumber
kebahagiaan untuk orang lain, terlebih dahulu.
Apa yang Anda berikan toh akan kembali kepada Anda, jadi kenapa tidak memberi
yang terbaik untuk diri Anda sendiri, dengan cara memberi yang terbaik yang
Anda punya kepada orang lain terlebih dahulu?
Janji Tuhan: "Kami akan menambah pemberian Kami kepada
orang-orang yang berbuat baik".
(Qur'an: Al-Baqarah: 58)
Inilah esensi bagaimana memberi, baik itu zakat, sedekah, infaq dan pemberian
lainnya, bisa membuka kran rejeki Anda.
Rangkuman
Jalan-jalan menuju sukses yang bisa ditempuh oleh pegawai tersedia sangat
banyak. Tinggal kesadaran diri yang perlu ditingkatkan. Upaya dan pengorbanan
memang dibutuhkan sebagai prasyarat kesuksesan. Tidak ada proses menuju
kesuksesan yang instan. Semuanya butuh waktu dan butuh perjuangan. Yang perlu
diyakini adalah bahwa setiap energi positif, setiap doa, setiap upaya, dan semua
pengorbanan yang dilakukan untuk menggapai sukses adalah investasi yang tidak
akan pernah sia-sia. Beberapa kunci sukses yang bisa ditempuh dan diperjuangkan
oleh para pegawai diantaranya adalah:
a. Selalu bersyukur atas apapun dan berapapun nikmat yang Allah berikan.
b. Mengurangi hasrat terhadap kepemilikan atau kebendaan (materi), karena
hasrat kebendaan ini bukan saja berpotensi mengurangi rasa syukur, tetapi
bahkan seringkali menjadi racun yang membinasakan.
c. Memupuk terus keahlian pada bidang pekerjaan yang ditekuni atau
diamanatkan.
d. Menjaga kesehatan tetap prima
e. Menjadikan diri manusia yang berahlaq mulia, karena ahlaq adalah urutan
kedua setelah tauhid yang paling banyak menjadi sebab masuknya manusia
ke surganya Allah.
f. Membangun kemampuan berkomunikasi
g. Membangun jejaring
h. Memperhatikan kepantasan dalam berpenampilan
i. Selalu mengeluarkan 77energi positif, baik dalam bentuk pikiran, perasaan,
sikap, dan tindakan.
j. Terus melakukan persiapan untuk sukses dengan terus belajar dan terus
mengasah diri agar memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
memadai, sesuai dengan bidang pekerjaan yang ditekuni.
k. Menciptakan secara aktif “kesempatan” untuk sukses, bukan menunggu,
dengan cara terus mengibarkan merek diri yang unggul, diantaranya berupa:
kebiasaan berdoa, kinerja yang selalu prima, komunikasi yang hangat dan
konstruktif, senang melayani orang lain, kedisiplinan, sikap perilaku yang
bermartabat, dan tidak kalah penting adalah kejujuran.
l. Menjadikan diri pegawai yang memiliki orientasi terhadap pelayanan terbaik,
yang ditandai dengan sikap: senyum salam sapa, cepat tanggap dalam
memberikan pelayanan (responsiveness), memiliki empati (kemampuan
memahami perasan orang yang membutuhkan pelayanan, kemampuan
menempatkan diri pada posisi orang yang membutuhan pelayanan),
Assurance (memastikan bahwa pelayanan yang diberikan adalah akurat, dan
dengan mutu yang sesuai atau bahkan melampaui kebutuhan dan keinginan
pihak yang dilayani), dan Reliability atau keterandalan (pelayanan dengan
mutu terbaik berlangsung secara konsisten, terjaga kualitasnya dari waktu ke
waktu ).
77
m. Membiasakan diri menjadi pegawai yang senang memberi, berbagi, dan
berkontribusi secara materi.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa pemahaman tentang jalan-jalan menuju
sukses akan sangat membantu seorang aparatur dalam meningkatkan kualitas
kinerjanya sebagai seorang abdi negara dan abdi masyarakat.
Tugas
1. Temuilah beberapa orang di sekitar tempat Anda bekerja yang Anda anggap
sebagai orang-orang yang pandai bersyukur. Galilah dari mereka hal-hal
positif yang mereka rasakan dengan mudahnya mereka bersyukur !
2. Wawancarailah beberapa orang yang Anda anggap mewakili orang yang
sukses tetapi kehidupan mereka tampak bersahaja. Tidak tampak gaya yang
materailistik dalam kehidupan mereka walaupun sebenarnya mereka mampu.
Temukanlah apakah pada diri orang-orang tersebut terdapat nilai tidak
diperbudaknya mereka oleh paham kebendaan !
3. Lakukanlah pengamatan kepada orang-orang yang menurut Anda termasuk
orang yang sukses, apakah dalam diri mereka ada unsur-unsur: expert
(keahlian), asset (sesuatu pada diri seseorang yang dapat memberikan nilai
tambah seperti kesehatan, ahlaq, kemampuan berkomunikasi, jejaring, cara
berpenampilan, dsb), dan Epos (energi positf berupa pikiran, perkataan, dan
perbuatan yang tidak keluar dari diri seseorang kecuai hanya yang positif saja)!
4. Carilah orang-orang yang menurut Anda menggabungkan strategi persiapan
dan kesempatan untuk bisa sukses. Perhatikanlah apakah orang-orang ini
adalah orang-orang yang senantiasa terus belajar. Perhatikan pula apakah
orang-orang ini adalah orang-orang yang senantiasa mengibarkan “merek
unggul” pada diri mereka, melalui kinerja yang selalu prima, komunikasi yang
hangat dan konstruktif, sikap melayani yang baik, kedisiplinan diri yang selalu
terjaga, sikap perilaku yang bermartabat, kejujuran, dan berbagai merek
unggul lainnya, yang senantiasa mereka jaga untuk menciptakan
“kesempatan” bagi diri mereka sendiri.
5. Amati secara khusus orang-orang di sekitar tempat Anda bekerja yang Anda
nilai memiliki kemampuan yang baik dalam melayani orang lain, baik itu kepada
masyarakat, kepada pimpinan, kepada rekan sejawat, maupun kepada
bawahan. Temukanlah alasan mengapa mereka memperlihatkan sikap
melayani yang sangat baik kepada semua pihak, sementara sebagian besar
pegawai tidak seperti itu. Pelajari lebih jauh kepuasan dan kebahagian mereka
dalam bekerja.
6. Lakukanlah identifikasi orang-orang yang menurut Anda mudah membantu
orang lain secara materi, mudah berbagi, mudah memberi. Telitilah lebih jauh
mengapa mereka bisa memiliki sikap perilaku “memberi” yang berbeda dari
kebanyakan pegawai. Dalamilah, apakah mereka tidak merasa menjadi
“kurang” dengan kebiasaan memberi tersebut !
Tes
1. Mengapa mudah bersyukur bisa menjadi jalan menuju sukses?
2. Mengapa menurunkan hasrat kepemilikan dapat menjadi jalan menuju
sukses?
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Sukses = Expert x Asset x Epos !
4. Apa maksudnya sukses adalah perpaduan antara kesempatan dan
kesiapan?
5. Sukses itu butuh tidak mudah dan butuh perjuangan. Kira-kira apa yang
melatarbelakangi frasa seperti ini?
78
6. Sukses dengan melayani lebih baik adalah rumus ampuh yang sepertinya
luput dari perhatian banyak pegawai, mengapa?
7. Jelaskan mengapa memberi (giving) adalah kunci sukses yang paling utama!
Lembar Kerja Praktik
Ukurlah perilaku Anda sendiri terhadap berbagai kunci sukses dalam tabeL dibawah
ini untuk menemukan jawaban seberapa besar potensi Anda meraih sukses. Lalu
buatlah rencana tindak lanjut yang konkrit untuk perbaikan diri.
TABEL 9. LEMBAR KERJA PRAKTIK JALAN-JALAN MENUJU SUKSES
KUALITAS
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
KUNCI SUKSES
SANGAT
BAIK
BAIK
SEDANG
KURANG
KURANG
SEKALI
RENCANA
TINDAK
LANJUT
Bersyukur
Rendahnya Hasrat
Kepemilikan
Keahlian
(Expertise)
kesehatan
Ahlaq
Kemampuan
berkomunikasi,
jejaring,
Cara
berpenampilan
EPOS (Pikiran
Positif, Sikap
Positif, Perilaku
Positif)
Terus Belajar
Pengibaran Merek
Unggul
a. Kinerja yang
selalu prima
b. Komunikasi
yang hangat
dan konstruktif
c. Melayani orang
lain
d. kedisiplinan
e. sikap perilaku
yang
bermartabat
f. Kejujuran
Daya juang
Pelayanan Terbaik
a. Senyum salam
sapa
b. Responsiveness
(Cepat
Tanggap)
c. Empati
79
KUALITAS
NO
KUNCI SUKSES
SANGAT
BAIK
BAIK
SEDANG
KURANG
KURANG
SEKALI
RENCANA
TINDAK
LANJUT
d. Assurance
14
(Kepastian
Mutu)
e. Reliability
(Keterandalan)
Kebiasaan
memberi, berbagi,
berkontribusi
secara materi
80
BAB IX
CARA PANDANG TERHADAP MASALAH
Setelah mengikuti pembelajaran, peserta dapat menjelaskan
dan mengaktualisasikan: Konsep Kebutuhan Manusia, Sifat
Negatif dan Emosi Dasar Manusia, Tiga Penyebab Utama
Masalah di Kantor, Mencegah Timbulnya Masalah di Kantor,
dan Bagaimana Agama Membimbing Manusia dalam
Menghadapi Masalah.
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”
(QS: Al-Insyirah:5 – 6)
Tampaknya sudah menjadi sebuah keniscayaan bahwa dimanapun kita bekerja,
disana selalu ada masalah. Setiap orang pasti pernah mengalami masalah atau
kondisi yang tidak nyaman di lingkungan pekerjaannya. Apakah itu masalah beban
pekerjaan, masalah atasan yang diktator, ataupun masalah dengan sesama teman
kerja.
Dalam menghadapi berbagai masalah tersebut, seringkali yang menjadi soal
adalah bukan masalah itu sendiri, tetapi tidak atau kurang tepatnya sikap pegawai
dalam menghadapi masalah yang menghinggapinya tersebut. Karena sikap dalam
menghadapi masalah yang kurang tepat, maka banyak pegawai akhirnya merasa
terus terbebani, tersiksa, bahkan terpenjara dengan masalah tersebut, yang kemudian
imbasnya adalah kinerja yang buruk, dan terampasnya kebahagiaan dalam bekerja.
Untuk menghindari hal tersebut di atas, maka penting bagi pegawai untuk memiliki
cara pandang yang tepat dalam melihat masalah, agar problema yang dihadapi dapat
diselesaikan dengan cara yang bijak, arif, dan memberikan hasil yang positif.
A. Kebutuhan Manusia
Sebagaimana dimaklumi, pada awalnya orang bekerja adalah untuk
mencari nafkah memenuhi kebutuhan fisik hidupnya. Tetapi dengan berjalannya
waktu, bekerja tidak lagi sekedar untuk memenuhi kebutuhan dasar, tetapi juga
untuk memenuhi berbagai kebutuhan lainnya, seperti kebutuhan rasa aman,
kebutuhan bersosialisasi, kebutuhan harga diri, kebutuhan aktualisasi, dan
berbagai macam kebutuhan lainnya.
Hal ini persis sebagaimana yang
dikemukakan oleh Abraham Maslow, dimana manusia pada dasarnya manusia
memiliki lima macam kebutuhan, yakni:
1. Kebutuhan dasar
2. Kebutuhan rasa aman
3. Kebutuhan berafiliasi
4. Kebutuhan harga diri
5. Kebutuhan aktualisasi diri.
Selain teori maslow, terdapat juga teori lain tentang kebutuhan manusia
sebagaimana dikemukakan oleh Mc Clelland, yang mengemukakan hanya ada 3
(tiga) kebutuhan utama, yakni:
1. Kebutuhan berafiliasi
2. Kebutuhan berkuasa
3. Kebutuhan berprestasi.
Berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut, maka kita
menjumpai fakta di lapangan, bahwa tidak selalu perjalanan karier seorang
pegawai berjalan mulus seperti yang diharapkan, sehingga proses pemenuhan
kebutuhan menjadi terganggu. Ada saja masalahnya. Banyak hambatan dan
rintangan muncul yang akhirnya menimbulkan masalah yang serius di kantor.
81
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut diatas, banyak
pegawai yang kemudian saling jegal, saling sikut, saling fitnah, saling baku
hantam atau bahkan saling bunuh. Manusia yang dikatakan sebagai makhluk
berakal budi ternyata tidak serta merta menunjukkan sifat-sifat yang baik.
Barangkali ada benarnya teori psikoanalisa Sigmund Freud, manusia masih
membawa bibit asal sifat-sifat jelek (id).
B. Sifat Negatif dan Emosi Dasar Manusia
Tak dapat dipungkiri, bahwa manusia memiliki banyak ragam sifat jelek. Ini
dibuktikan dengan masih banyaknya perang, perselisihan, sengketa, penjajahan
dan banyak ragam lainnya. Ada beberapa macam sifat jelek manusia itu, namun
dari sudut pandang Psikologi, tampaknya yang paling sering muncul adalah sifat
serakah/rakus dan sifat iri hati. Sifat ini yang kemudian akan menjadi fokus
bahasan kita, karena ternyata dari sifat serakah dan iri inilah banyak sekali
masalah di kantor bermula.
Manusia berinteraksi dengan lingkungannya dengan menggunakan
perasaannya, dan cara ia merasakan keadaan disekitarnya juga melalui
perasaannya. Oleh karena itu, perasaan (feeling) juga merupakan salah satu
indera karena ia merupakan salah satu fungsi tubuh untuk mengadakan kontak
dengan dunia luar. Perasaan juga memiliki fungsi menilai sesuatu. Misalnya,
“Saya rasa nanti sore akan hujan.”
Perasaan yang mendalam akan berkembang menjadi emosi. Emosi berasal
dari kata ‘emovere’ yang berarti mengguncangkan. Emosi ini sendiri yang
mendorong seseorang untuk berperilaku tertentu. Misalnya, emosi gembira
menyebabkan kita untuk tertawa, emosi kecewa menyebabkan kita bermuka
muram.
Menariknya, perpaduan antara desakan ragam kebutuhan hidup, plus
kecenderungan munculnya sifat buruk, plus kondisi emosi manusia yang naik dan
turun, menjadikan gabungan yang sempurna untuk meletupkan berbagai masalah
di kantor. Seperti apa? Kita lihat bahasan berikut ini.
C. Tiga Penyebab Utama Masalah di Kantor
Kalau kita meninjau aspek emosi dan sifat buruk manusia tadi ditambah
bumbu desakan kebutuhan dari Maslow atau Mc Clelland, maka kita bisa
membuat suatu intisari apa saja yang bisa menjadi penyebab masalah dalam
kantor.
Ada tiga hal yang selama ini ditengarai merupakan penyulut utama
timbulnya masalah atau tergeraknya seseorang untuk bertindak yang tidak
baik/benar, yakni: a)Benci dan dendam, b)Serakah atau rakus, dan c)Iri hati atau
cemburu.
1.
Benci dan Dendam
Faktor pertama penyebab masalah dalam kantor adalah rasa benci dan
dendam. Seseorang bisa benci atau dendam pada orang lain karena berbagai
sebab. Entah karena diperlakukan dengan tidak baik, dilecehkan, dihina,
diperlakukan tidak adil atau dilukai harga dirinya.
Intinya, orang biasanya benci atau dendam karena ia pernah dikecewakan
atau disakiti. Benci itu sendiri merupakan bibit permusuhan, dan dendam
sudah merupakan upaya untuk membalas rasa sakit hatinya itu. Hal-hal yang
bisa menyebabkan rasa benci di tempat kerja antara lain:
a) Tidak diterima bekerja
b) Diberhentikan dari pekerjaan/jabatan
c) Keinginannya tidak dikabulkan
d) Dilukai perasaannya melalui kata atau perbuatan
e) Rahasianya dibuka ke orang lain
82
f)
Merasa hak-haknya tidak diberikan
2.
Serakah
Faktor kedua adalah serakah. Serakah adalah keinginan untuk menguasai
sesuatu dengan tanpa mengindahkan hak-hak atau bagian orang lain yang
ada di dalamnya. Seseorang merasa tidak puas dengan apa yang telah
dimilikinya dan berusaha untuk dapat menguasai bagian dari orang lain.
Misalnya, seorang pimpinan karena serakah, maka hak-hak karyawannya
dikurangi.
3.
Iri Hati
Faktor ketiga adalah iri hati. Iri hati dan cemburu adalah hal yang sering
terjadi dan sebenarnya merupakan gejala yang bisa mengakibatkan sesuatu
yang serius. Orang senang mendapat penghargaan, tapi sekaligus orang lain
bisa iri hati karena bukan dirinya yang mendapatkannya. Perasaan tidak
nyaman ketika ada orang lain mendapatkan suatu kenikmatan sementara
dirinya sendiri tidak, merupakan inti dari gejala iri dan cemburu. Oleh karena
itu, seseorang yang iri hati dengan orang lain, ia tidak menyukai suatu
keadaan di mana orang lain tersebut memiliki atau mempunyai keadaan yang
lebih dari darinya, bahkan meskipun hanya sekedar sama. Ia selalu ingin
berada di atasnya. Misalnya, kalau tetangga beli TV baru, ia tidak mau kalah,
beli TV yang lebih besar.
Dalam kajian psikologi, iri hati merupakan manifestasi atau reaksi seseroang
dalam upaya mempertahankan monopoli. Bila cemburu adalah monopoli
cinta, maka iri hati merupakan monopoli kepandaian atau sumber rejeki.
Gejala ini muncul kalau orang merasa adanya persaingan, atau ia merasa
terancam. Bila ‘musuh’nya mengalami kerugian atau kekalahan dianggapnya
sebagai keuntungan bagi dirinya.
D. Mencegah Timbulnya Masalah di Kantor
Cara yang paling baik untuk mencegah timbulnya masalah adalah
memperkecil peluang untuk timbulnya ketiga faktor di atas. Caranya tentu
dengan setiap pegawai berusaha mengendalikan diri terhadap ketiga unsur
pemicu masalahnya, yaitu: 1)dorongan kebutuhan yang berlebihan, 2)potensi
sifat negatif yang setiap saat bisa muncul, dan 3)emosi yang tidak stabil.
Konkritnya misalnya, jangan pernah menyakiti atau mengecewakan hati orang
lain. Bila terpaksa harus mengoreksi seorang pegawai, berilah pengertian
dengan sebaik-baiknya tanpa membuat orang itu sakit hati. Hindari perlakukan
yang bisa menimbulkan iri hati dan kecemburuan sosial, seperti perlakukan
anak emas, perhatian yang tidak berimbang, apresiasi yang tidak adil, sanksi
yang berat sebelah, dan seterusnya. HIndari pula kondisi yang bisa diduplikasi
secara negatif oleh lingkungan, misalnya atasan yang serakah, yang hal ini
bisa ditiru oleh bawahannya.
E. Bagaimana Agama Membimbing Manusia dalam Menghadapi Masalah
Sebagai hamba Allah Ta’ala, semua manusia dalam kehidupan di dunia ini
tidak akan luput dari berbagai macam cobaan, baik berupa kesusahan maupun
kesenangan. Hal itu merupakan sunnatullâh yang berlaku bagi setiap insan.
Allah Ta’ala berfirman:
Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan
sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya), dan hanya kepada
Kamilah kamu dikembalikan (Qs al-Anbiyâ’/21:35)
83
Imam Ibnu Katsîr rahimahullâh berkata:
“(Makna ayat ini) yaitu: Kami menguji kamu (wahai manusia), terkadang dengan
bencana dan terkadang dengan kesenangan, agar Kami melihat siapa yang
bersyukur dan siapa yang ingkar, serta siapa yang bersabar dan siapa yang
berputus asa”.
1. Kebahagiaan Hidup Dengan Bertakwa Kepada Allah Ta’ala
Allah Ta’ala dengan ilmu-Nya yang Maha Tinggi dan hikmah-Nya yang Maha
Sempurna menurunkan syariat-Nya kepada manusia untuk kebaikan dan
kemaslahatan hidup mereka. Oleh karena itu, hanya dengan berpegang
teguh kepada agama-Nyalah seseorang bisa merasakan kebahagiaan hidup
yang hakiki di dunia dan akhirat.
Allah Ta’ala berfirman:
Hai orang-orang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan
Rasul-Nya yang mengajak kamu kepada suatu yang memberi
(kemaslahatan)hidup bagimu (Qs al-Anfâl/8:24)
Imam Ibnul Qayyim rahimahullâh berkata:
“(Ayat ini menunjukkan) bahwa kehidupan yang bermanfaat hanya
didapatkan dengan memenuhi seruan Allah Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu
‘Alaihi Wasallam. Maka, barang siapa tidak memenuhi seruan Allah Ta’ala
dan Rasul-Nya Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam, dia tidak akan merasakan
kehidupan (yang baik) meskipun fisiknya hidup, sebagaimana binatang yang
paling hina. Jadi, kehidupan baik yang hakiki adalah kehidupan seorang
dengan memenuhi seruan Allah Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallâhu ‘Alaihi
Wasallam secara lahir maupun batin”
Allah Ta’ala berfirman:
“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Rabbmu dan
bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang
demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik
kepadamu (di dunia) sampai kepada waktu yang telah
ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang
mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya (di akhirat
nanti)” (Qs Hûd/11:3)
Dalam mengomentari ayat-ayat di atas, Imam Ibnul Qayyim rahimahullâh
mengatakan:
“Dalam ayat-ayat ini Allah Ta’ala menyebutkan bahwa Dia akan memberikan
balasan kebaikan bagi orang yang berbuat kebaikan dengan dua balasan:
balasan (kebaikan) di dunia dan balasan (kebaikan) di akhirat.
2.
Sikap Seorang Mukmin Dalam Menghadapi Masalah
Seorang Mukmin dengan ketakwaannya kepada Allah Ta’ala, memiliki
kebahagiaan yang hakiki dalam hatinya, sehingga masalah apapun yang
dihadapinya di dunia ini tidak akan membuatnya mengeluh atau stres, apalagi
berputus asa. Hal ini disebabkan keimanannya yang kuat kepada Allah
Ta’ala membuat dia yakin bahwa apapun ketetapan yang Allah Ta’ala
berlakukan untuk dirinya maka itulah yang terbaik baginya.
Dengan keyakinannya ini pula Allah Ta’ala akan memberikan balasan
kebaikan baginya berupa ketenangan dan ketabahan dalam jiwanya. Inilah
yang dinyatakan oleh Allah Ta’ala dalam firman-Nya:
84
Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa (seseorang)
kecuali denga izin Allah; barang siapa yang beriman kepada
Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk ke (dalam)
hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.(Qs atTaghâbun/64:11)
Imam Ibnu Katsîr rahimahullâh berkata:
“Maknanya: seseorang yang ditimpa musibah dan dia meyakini bahwa
musibah tersebut merupakan ketentuan dan takdir Allah Ta’ala, kemudian dia
bersabar dan mengharapkan (balasan pahala dari Allah Ta’ala), disertai
(perasaan) tunduk berserah diri kepada ketentuan Allah Ta’ala tersebut,
maka Allah Ta’ala akan memberikan petunjuk ke (dalam) hatinya dan
menggantikan musibah dunia yang menimpanya dengan petunjuk dan
keyakinan yang benar dalam hatinya, bahkan bisa jadi Allah Ta’ala akan
menggantikan apa yang hilang darinya dengan sesuatu yang lebih baik
baginya.”
Inilah sikap seorang Mukmin yang benar dalam menghadapi musibah yang
menimpanya.
Meskipun Allah Ta’ala dengan hikmah-Nya yang Maha Sempurna telah
menetapkan bahwa musibah itu akan menimpa semua manusia, baik orang
yang beriman maupun orang kafir, akan tetapi orang yang beriman memiliki
keistimewaan yang tidak dimiliki oleh orang kafir, yaitu ketabahan dan
pengharapan pahala dari Allah Ta’ala dalam menghadapi musibah tersebut.
Dan tentu saja semua ini akan semakin meringankan beratnya musibah
tersebut bagi seorang Mukmin.
Dalam menjelaskan hikmah yang agung ini, Ibnul Qayyim rahimahullâh
mengatakan:
“Sesungguhnya semua (musibah) yang menimpa orang-orang yang beriman
dalam (menjalankan agama) Allah Ta’ala senantiasa disertai dengan
sikap ridha danihtisâb (mengharapkan pahala dari-Nya). Kalaupun
sikap ridha tidak mereka miliki maka pegangan mereka adalah sikap sabar
dan ihtisâb. Ini (semua) akan meringankan beratnya beban musibah tersebut.
Karena, setiap kali mereka menyaksikan (mengingat) balasan (kebaikan)
tersebut, akan terasa ringan bagi mereka menghadapi kesusahan dan
musibah tersebut.
Adapun orang-orang kafir, mereka tidak memiliki sikap ridha dan tidak
pula ihtisâb. Kalaupun mereka bersabar (menahan diri), maka (tidak lebih)
seperti kesabaran hewan-hewan (ketika mengalami kesusahan).
Sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan hal ini dalam firman-Nya yang
artinya:
”Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka
(musuhmu).
Jika kamu menderita kesakitan, maka
sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula),
sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap
dari Allah apa yang tidak mereka harapkan” (Qs anNisâ/4:104).
Jadi, orang-orang Mukmin maupun kafir sama-sama menderita kesakitan,
akan tetapi orang-orang Mukmin teristimewakan dengan pengharapan
pahala dan kedekatan dengan Allah Ta’ala.”
85
3.
Hikmah Cobaan
Di samping sebab-sebab di atas, ada lagi faktor lain yang bisa meringankan
semua kesusahan yang dialami seorang Mukmin di dunia ini, yaitu merenungi
dan menghayati hikmah-hikmah agung yang Allah Ta’ala jadikan dalam
setiap ketentuan yang terjadi pada hamba-hamba-Nya yang beriman dan
bertakwa. Dengan merenungi hikmah-hikmah tersebut, seorang Mukmin
akan semakin yakin bahwa semua cobaan yang menimpanya pada
hakikatnya adalah kebaikan bagi dirinya, untuk menyempurnakan
keimanannya dan semakin mendekatkan diri-Nya kepada Allah Ta’ala.
Semua ini, di samping akan semakin menguatkan kesabarannya, juga akan
membuatnya selalu bersikap husnuzh zhann (berbaik sangka) kepada Allah
Ta’ala dalam semua musibah dan cobaan yang menimpanya.
Dengan sikap ini, Allah Ta’ala akan semakin melipatgandakan balasan
kebaikan baginya, karena Allah Ta’ala memperlakukan seorang hamba
sesuai dengan persangkaan hamba tersebut kepada-Nya, sebagaimana
firman-Nya dalam sebuah hadits qudsi yang artinya:
“Aku (akan memperlakukan hamba-Ku) sesuai dengan
persangkaannya kepada-Ku”.
Maknanya: Allah Ta’ala akan memperlakukan seorang hamba sesuai dengan
persangkaan hamba tersebut kepada-Nya, dan Dia akan berbuat pada
hamba-Nya sesuai dengan harapan baik atau buruk dari hamba tersebut,
maka hendaknya hamba tersebut selalu menjadikan baik persangkaan dan
harapannya kepada Allah Ta’ala.
Di antara hikmah yang agung tersebut adalah:
Allah Ta’ala menjadikan musibah dan cobaan tersebut sebagai obat
pembersih untuk mengeluarkan semua kotoran dan penyakit hati yang ada
pada hamba-Nya. Kalau seandainya kotoran dan penyakit tersebut tidak
dibersihkan maka dia akan celaka (karena dosa-dosanya), atau minimal
berkurang pahala dan derajatnya di sisi Allah Ta’ala. Jadi musibah dan
cobaanlah yang membersihkan penyakit-penyakit itu, sehingga hamba
tersebut meraih pahala yang sempurna dan kedudukan yang tinggi di sisi
Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala menjadikan musibah dan cobaan tersebut sebagai sebab untuk
menyempurnakan penghambaan diri dan ketundukan seorang Mukmin
kepada-Nya, karena Allah Ta’alamencintai hamba- Nya yang selalu taat
beribadah kepada-Nya dalam semua keadaan, susah maupun senang. Inilah
makna sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam :
“Sungguh mengagumkan keadaan seorang Mukmin, semua
keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada
pada seorang Mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan
bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa
kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya.”
Allah Ta’ala menjadikan musibah dan cobaan di dunia sebagai sebab untuk
menyempurnakan keimanan seorang hamba terhadap kenikmatan sempurna
yang Allah Ta’ala sediakan bagi hamba-Nya yang bertakwa di surga kelak.
Inilah keistimewaan surga yang sangat jauh berbeda keadaannya dengan
dunia Allah Ta’ala menjadikan surga-Nya sebagai negeri yang penuh
kenikmatan yang kekal abadi, serta tidak ada kesusahan dan penderitaan
padanya selamanya. Sehingga kalau seandainya seorang hamba terusmenerus merasakan kesenangan di dunia, maka tidak ada artinya
keistimewaan surga tersebut, dan dikhawatirkan hatinya akan terikat kepada
dunia, sehingga lupa untuk mempersiapkan diri menghadapi kehidupan yang
86
kekal abadi di akhirat nanti. Inilah di antara makna yang diisyaratkan dalam
sabda Rasulullah ShallAllahu ‘Alaihi Wasallam :
”Jadilah kamu di dunia ini seperti orang asing atau orang
yang sedang melakukan perjalanan.”
Rangkuman
Masalah adalah sebuah keniscayaan. Dimanapun kita bekerja, disana selalu
ada masalah. Setiap orang pasti pernah mengalami masalah atau kondisi yang tidak
nyaman di lingkungan pekerjaannya, baik itu menyangkut tidak harmonisnya
hubungan atasan bawahan, gesekan antar sejawat, perebutan kepentingan, krisis
identitas, perebutan pengaruh, ketidakpedulian, ketidakadilan, ketidakjelasan,
problem teknis pekerjaan, hingga masalah percintaan. Karena masalah terjadi dimana
saja, maka tindakan mencari tempat kerja yang tidak ada masalahnya mustahil untuk
dilakukan. Menghadapi masalah dengan sikap dan cara yang tepat, menjadi pilihan
bijak yang bisa dilakukan. Persoalan sebenarnya bukan terletak pada masalahnya,
tetapi cara pandang terhadap masalah tersebut. Masalah yang kecil bisa menjadi
besar, atau masalah besar bisa dianggap bukan masalah, sangat tergantung dari cara
pandang orang-orang yang terlibat di dalamnya.
Dengan cara pandang yang tepat, proporsional, dan sikap yang juga tepat, maka
aneka masalah tidak akan membuat seorang pegawai menjadi lemah, tetapi justru
semakin memperkokoh dirinya. Ingat saja bahwa tidak ada satupun pelaut yang ulung
yang lahir dari laut yang tenang. Semua pelaut ulung lahir dari laut yang bergelora.
Masalah secara positif dapat dilihat sebagai ajang untuk melatih kematangan diri,
melatih daya tahan, dan melatih kemampuan untuk mencari solusi. Dengan demikian
berbagai masalah di tempat kerja sesungguhnya bisa dipandang sebagai sesuatu
yang positif, sesuatu yang membangun. Namun hal ini bukan berarti menjadi alasan
pembenar untuk kita mencari atau menimbulkan masalah ditempat kerja kita masingmasing.
Dalam konteks agama, masalah adalah teguran sekaligus ujian dari Allah untuk
mengingatkan hamba-hamba-Nya agar kembali ke jalan yang lurus. Dengan berbagai
ujian/cobaan yang datang menimpa, manusia tidak boleh memposisikan Allah
Subhanahu wa Ta’ala sebagai Dzat yang dholim, karena Allah telah mengingatkan
bahwa berbagai musibah yang menimpa manusia adalah akibat dari perbuatan
tangan-tangan manusia itu sendiri. Oleh karena itu sikap yang harus muncul ketika
ujian/cobaan menimpa adalah bersabar, tawakal, sambil terus berikhtiar mencari
solusi. Para ulama mengatakan bahwa sabar itu ada tiga, yaitu sabar dalam
melaksanakan ketaatan kepada Allah, sabar dalam menahan diri untuk tidak
bermaksiat kepada Allah, dan sabar ketika mendapat ujian Allah yang pedih. Ketika
kesabaran yang seperti ini dimplementasikan di tempat kerja, maka ini semua akan
mendatang kebaikan bagi kita sendiri. Tidak ada satupun manusia yang mengaku
beriman yang tidak diuji oleh Allah. Dengan cara pandang yang tepat terhadap
berbagai masalah di tempat kerja, dengan sabar, dengan tawakal (berserah diri
kepada Allah), dengan terus berdoa, dengan terus mencari solusi, dan dengan terus
memelihara sikap yang positif, maka Allah akan beri jalan keluarnya. Bukankah Allah
telah mengatakan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan?
Secara umum dengan memahami konsep masalah, maka seorang ASN akan lebih
tangguh dalam menjalankan tugas dan kewajiban yang diembannya sebagai abdi
negara dan abdi masyarakat.
Tes
1. Jelaskan hubungan antara masalah dengan konsep kebutuhan manusia !
2. Apa hubungan antara masalah yang dihadapi pegawai dengan sifat dasar
manusia/kecenderungan manusia untuk melakukan hal-hal yang negatif?
3. Bagaimana peran emosi dalam mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi
pegawai?
87
Tugas
1. Cobalah untuk berkomunikasi dengan beberapa orang yang Anda anggap pernah
memiliki persoalan di tempat kerja. Gunakan cara-cara yang baik agar mereka
dapat menceritakan pokok-pokok persoalan tanpa membuat mereka membuka aib,
dan tanpa membuat mereka tersinggung. Ujilah teori bahwa persoalan kebutuhan
(kebutuhan dasar yang meliputi sandang, pangan, papan, kendaraan, sex;
kebutuhan rasa aman; kebutuhan berafiliasi; kebutuhan harga diri; kebutuhan
aktualisasi diri; kebutuhan berkuasa, dan kebutuhan berprestasi) bisa menjadi
pangkal persoalan dalam roda kehidupan di tempat kerja. Galilah informasi apakah
persoalan mereka berkaitan dengan:
a. Tidak atau kurang terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan
b. Terlanggarnya hak-hak dirinya atas kebutuhan-kebutuhan di atas
c. Cara yang kurang tepat yang mereka tempuh dalam rangka memenuhi
kebutuhan-kebutuhan di atas
2. Selain persoalan kebutuhan, galilah juga apakah persoalan mereka terkait dengan
sifat dasar iri, serakah, dan benci? Wawancarailah mereka tanpa membuat
mereka tersinggung.
3. Tanyakah kepada orang-orang tersebut konsep sabar dalam menghadapi
masalah, apakah mereka menerapkan ha ini?
Lembar Kerja Praktik
Lakukanlah analisa terhadap diri Anda sendiri dengan sejujurnya hal-hal yang
berkaitan dengan persoalan kebutuhan, persoalan sifat dasar manusia, dan persoalan
emosi, yang seringkali menjadi pangkal terjadinya masalah di lingkungan kerja Anda.
TABEL 10. LEMBAR KERJA PRAKTIK CARA PANDANG TERHADAP
MASALAH
NO
SUMBER PERSOALAN
PERNAH
MENJADI
MASALAH
YA
TDK
MASALAHNYA
PADA SAAT ITU
ADALAH
SIKAP SAAT
ITU
SIKAP
SEHARUSNYA
A. PERSOALAN KEBUTUHAN
1
kebutuhan dasar
yang meliputi
sandang, pangan,
papan, kendaraan,
sex
2
Kebutuhan rasa
aman
3
Kebutuhan berafiliasi
4
Kebutuhan harga diri
5
Kebutuhan
aktualisasi diri
6
Kebutuhan berkuasa
7
Kebutuhan
berprestasi
B. PERSOALAN SIFAT DASAR DAN EMOSI
1
Iri/dengki
2
Serakah/ tamak
3
Benci/ dendam
88
BAB X
ENAM ELEMEN ESENSIAL DALAM BEKERJA
(Passion, Kompeten, Komitmen, Konsisten, Disiplin, Teamwork)
Setelah mengikuti pembelajaran, peserta diharapka
dapat menjelaskan dan mengaktualisasikan konsep:
Bekerja Dengan Passion, Kompeten, Komitmen,
Konsisten, Disiplin, dan Teamwork.
A. Bekerja dengan Passion
Passion adalah suatu energi yang membuat Anda termotivasi untuk
melakukan sesuatu dengan senang hati, tanpa paksaan bahkan dengan suka rela
mengerjakannya tanpa mengharap imbalan sedikitpun. Biasanya hal tersebut
muncul, karena Anda benar-benar mencintai pekerjaan Anda.
Sekarang pertanyaannya, “apa Anda sudah melibatkan passion dalam
setiap pekerjaan Anda?” Perlu Anda ketahui bahwa adanya passion, dapat
meningkatkan motivasi kerja Anda. Orang yang bekerja dengan passion, akan
menjalankan segala tugas dengan penuh antusias, powerfull, hingga pekerjaan
tersebut tuntas. Sebab, mereka bekerja dengan setulus hati tanpa ada perasaan
terpaksa sedikitpun. Mereka juga mengerjakan semua tugas dengan seluruh
potensinya, sehingga orang yang menggunakan passion terbiasa memperoleh
hasil yang terbaik.
Untuk menemukan passion, memang bukan urusan mudah. Dibutuhkan
proses panjang, hingga akhirnya seseorang baru menemukan passion mereka.
Namun bukan berarti Anda tidak bisa menemukan passion dalam diri Anda,
karena ternyata passion juga bisa terbentuk bila Anda terbiasa menikmati
pekerjaan Anda. Berikut ini adalah kiat sukses meningkatkan motivasi kerja
dengan passion Anda.
1. Mulailah dengan Minat Anda
Passion bisa ditemukan dari sesuatu yang Anda senangi. Dari hal-hal yang
Anda senangi tersebut, maka secara tidak langsung akan muncul motivasi
untuk mengerjakan segala hal dengan total. Jadi tidak ada beban kerja
sedikitpun dalam diri Anda, yang ada hanya perasaan senang karena Anda
bisa menjalankan pekerjaan sesuai dengan minat Anda. Bahkan tak jarang
seseorang rela mengerjakan sesuatu tanpa bayaran, karena kecintaannya
pada bidang tersebut.
2. Perhatikan kemampuan Anda
Temukan passion Anda dari hal-hal yang mudah Anda kerjakan. Dari sana
Anda bisa menemukan potensi yang sebenarnya Anda miliki. Bekerja sesuai
dengan kemampuan atau potensi diri, akan memudahkan Anda dalam
menjalankan tugas. Sehingga bisa mengurangi resiko stress kerja dan
turunnya motivasi kerja. Oleh karena itu, kembangkan segala potensi dalam
diri Anda, agar Anda bisa mengerjakan segala tugas dengan mudah.
3. Menikmati pekerjaan Anda
Cobalah untuk menikmati pekerjaan Anda, karena pekerjaan Anda menjadi
salah satu proses untuk menemukan passion. Nikmatilah segala hal yang
menjadi tugas Anda, kerjakan dengan total, pecahkan segala permasalahan
yang menghambat kerja Anda, serta kembangkan pengetahuan yang
berhubungan dengan pekerjaan Anda saat ini. Dari situ Anda bisa
menemukan passion yang sebenarnya Anda cari. Karena passion bisa
tercipta dari kebiasaan yang Anda nikmati.
89
4.
5.
6.
Tentukan mimpi Anda
Mimpi yang Anda tentukan, akan mempengaruhi pola pikir Anda. Jika Anda
bermimpi menjadi seorang pegawai yang sukses, maka secara tidak
langsung dari sekarang Anda akan tertarik untuk mulai membaca buku-buku
tentang bagaimana menjadi pegawai yang sukses, mengikuti pelatihan
pengembangan diri, serta mencoba memulai tindakan-tindakan yang
terencana. Begitu juga dengan passion, hal tersebut akan terbentuk ketika
Anda sudah menentukan tujuan-tujuan yang sebenarnya Anda minati.
Perluas pengetahuan Anda
Jika sampai saat ini Anda belum menemukan passion Anda, sebaiknya
perluas pengetahuan dengan membaca atau mencoba berbagai pengalaman
baru.
Semakin banyak pengetahuan yang Anda miliki, maka akan
memudahkan Anda untuk mengetahui apa yang membuat diri Anda selalu
antusias dan termotivasi untuk melakukan suatu pekerjaan.
Kerjakan dengan total
Kerjakan segala pekerjaan dengan total, jangan hanya setengah-setengah.
Tunjukan antusias Anda dalam mengerjakan segala tugas, dan selalu fokus
pada pekerjaan Anda. Sebab, cara ini bisa menumbuhkan kecintaan Anda
pada pekerjaan yang dijalankan saat ini.
Temukan passion dalam setiap pekerjaan yang Anda tekuni. Karena
passion bisa terbentuk dari proses panjang yang Anda nikmati. Tetap fokus untuk
mencapai goal yang menjadi mimpi Anda, dan jangan pernah mengenal kata
menyerah.
B. Kompeten
Para peserta diklat yang berbahagia, mugkin Anda pernah mendengar
pertanyaan seperti ini, “Waktu sekolah saya jauh lebih pandai dari dia, tapi kenapa
dia sekarang jauh lebih sukses?”
Lalu ketika pengumuman promosi baru, terdengar celetukan, ”Kenapa dia
yang naik ke posisi itu, padahal dia kan masih muda dan pengalamannya belum
sebanyak yang lain di bidang itu?” Celetukan itu kemudian berkembang menjadi
kecurigaan akan kemungkinan adanya pilih kasih. Benarkah demikian ?
Seringkali kita berpikir modal utama untuk sukses adalah ilmu yang tinggi
dibidang yang kita tangani. Ilmu pengetahuan dan keterampilan memang penting,
tapi di luar itu masih ada lagi yang sangat penting yang diperlukan untuk sukses.
Kami menyebutnya kompetensi. Kompetensi didefinisikan sebagai aspek-aspek
pribadi dari seorang pekerja yang memungkinkannya mencapai kinerja yang
superior.
Kompetensi adalah kombinasi dari tiga hal yang sama penting, yaitu Ilmu
Pengetahuan, Ketrampilan dan Sikap. Berdasarkan pengamatan, ada delapan
kompetensi dasar yang dibutuhkan untuk sukses di dunia kerja. Kedelapan
kompetensi tersebut adalah sebagai berikut : 1)Kemampuan beradaptasi;
2)Kemampuan Melayani Orang Klien; 3)Komunikasi; 4)Kemampuan
Memecahkan Masalah Dengan Kreatif; 5)Kemampuan untuk bekerja dalam team
dan berkolaborasi; 6)Bisa dipercaya; 7)Bertanggung Jawab; dan 8)Dorongan
Untuk Berprestasi.
1. Kemampuan beradaptasi
Fleksibel dalam menghadapi berbagai situasi. Dapat tetap fokus meskipun
dihadapkan pada ketidak pastian, dan permintaan yang saling
berseberangan.
2. Kemampuan Melayani Klien
Mengerti kebutuhan dan bisnis klien ( baik klien internal maupun external),
bisa melihat kebutuhan dan tujuan klien dari kacamata mereka, bisa
membangun hubungan baik dan mendukung sukses mereka.
90
3.
Komunikasi
Bicara dan menulis dengan jelas, lugas dan kredibel. Mampu mendengar dan
mengerti pihak lain dengan baik. Bisa menyesuaikan gaya berkomunikasi
sesuai situasi dan lawan bicara.
4. Kemampuan Memecahkan Masalah Dengan Kreatif
Menerapkan cara yang logis dalam memecahkan masalah. Mengumpulkan
fakta-fakta, melakukan analisa, mengantisipasi potensi masalah,
mempertimbangkan berbagai alternatif solusi kreatif dan menentukan solusi
yang terbaik.
5. Kemampuan untuk bekerja dalam team dan berkolaborasi
Bekerja dan berkolaborasi secara efektif dengan team didalam dan diluar
organisasi, menghargai perbedaan dan mencapai solusi yang ”win-win”.
6. Bisa dipercaya
Menunjukkan integritas dan profesionalisme dalam berhubungan dengan
setiap orang.
7. Bertanggung Jawab
Bertanggung jawab atas tugas-tugas dan keputusan yang diambilnya,
terlepas hasilnya baik maupun buruk.
8. Dorongan Untuk Berprestasi
Mencapai tujuan yang menantang, mencari cara untuk senantiasa
memperbaiki hasil akhir, secara konsiten mengatasi rintangan-rintangan dan
membuahkan hasil yang berkualitas tinggi.
Selalu meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan.
Sudahkah Anda memiliki semua kompetensi di atas? Bila ada hal-hal yang
masih menjadi kelemahan, tadai dan mulailah mempelajari dan melatihnya.
Dengan delapan kompetensi di atas, perkembangan karir Anda akan lebih pesat.
C. Komitmen
Salah satu hal sederhana untuk mencapai kesuksesan adalah komitmen.
Terlihat sederhana, tapi terkadang sulit dilakukan. Namun komitmen sangat
dibutuhkan agar kita bisa memperoleh kesuksesan.
Komitmen adalah keterlibatan penuh diri Anda pada apa yang Anda
kerjakan. Komitmen seringkali di katakan sebagai pemenuhan janji yang terus
menerus, artinya Anda sudah berjanji akan melakukan apapun yang diperlukan
untuk mencapai kesuksesan itu. Komitmen artinya menjadi orang yang selalu
berusaha memenuhi janji-janjinya atau dalam kata lain menjadi orang yang
bertanggung jawab.
Komitmen pada diri sendiri sangat penting, juga komitmen berkaitan dengan
orang lain. Komitmen pada diri sendiri bisa dimulai dengan mulai menyingkirkan
semua bentuk pikiran dan sikap negatif yang selama ini melekat erat erat, seperti:
menunda, malas, marah, lesu, curiga, malu, ragu-ragu, rendah diri, sombong,
egois, minder, kuatir, berkata kotor, cemburu, patah hati, takut, berpikir jorok,
dengki, iri, sirik, dendam, sinis, cemberut, pesimis, takut gagal, resah, takut
memulai, cuek, tak acuh, pasif, cemas, menipu, merajuk, murka, fitnah, menang
sendiri, bergosip ria, merasa tidak pernah salah, berbohong, berprasangka buruk,
meremehkan, dan sebagainya.
Berikut beberapa hal penting mengenai komitmen untuk mencapai
kesuksesan:
1. Komitmen untuk disiplin
komitmen untuk disiplin adalah paling dasar dan tanpa ini kita tidak mungkin
sukses. Ada banyak contoh misalnya disiplin dalam waktu, disiplin dalam
keuangan dan lain-lain.
91
2. Komitmen untuk belajar
ada quote bagus dari Andrie Wongso, 1 hari tanpa belajar merupakan
kesalahan, 3 hari tanpa belajar merupakan kemunduran. Ini kutipan sangat
penting, tanpa belajar kita tidak mungkin sukses
3. Komitmen untuk menerapkan rencana dan merealisasikannya
ini sangat penting, mengapa? karena banyak orang yang ingin sukses tapi
enggan untuk memulai. Sudah membuat rencana matang tapi tidak segera
memulai. Kita tidak akan bisa sukses jika kita tidak segera mengambil tindakan
nyata.
D. Konsisten
“I fear not the man who has practiced 10,000 kicks once, but I
fear the man who had practiced one kick 10,000 times”
-Bruce Lee
Bekerja baik dan berprestasi secara konsisten adalah hal yang sangat
dibutuhkan dalam membangun karir.
Konsistensi adalah kunci dalam
kesuksesan dalam hidup ini. Sehebat apapun orang, tetapi bila tidak menjaga
konsistensinya, maka kehebatannya tidak banyak berarti.
Pepatah mengatakan bahwa mempertahankan itu lebih sulit daripada
meraih. Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang mudah terombang-ambing
dan berubah-ubah sesuai mood-nya karena manusia bukan malaikat. Ada
kalanya memiliki semangat yang berkobar-kobar, namun ada pula saat di mana
ia merasa jatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Lalu, bagaimana menjaga
konsistensi?
Konsistensi mutlak diperlukan, terutama bagi mereka yang telah
memutuskan untuk meraih kesuksesan di bidangnya melebihi pencapaian orang
lain. Apalah arti meraih prestasi sekali lalu tak terdengar lagi gaungnya.
Konsistensi bukan berarti stagnan, namun dapat bermakna proses kemajuan
yang progresif, dan menunjukkan peningkatan tiap waktu meskipun tak harus
dalam waktu yang cepat. Dalam hal ini, konsistensi bukan bermakna garis lurus
yang datar-datar saja, namun konsisten untuk terus bertumbuh sepanjang waktu.
Konsistensi erat kaitannya dengan kebiasaan. Sulit rasanya seseorang bisa
konsisten mempelajari atau melakukan sesuatu tanpa menjadikan kegiatannya itu
sebagai kebiasaan yang secara otomatis dilakukannya sepanjang waktu. Namun,
sulit bukan berarti tidak mungkin. Kebiasaan bukanlah sifat yang diturunkan
secara genetis. Kebiasaan dapat dipelajari, bahkan diubah. Misal, kebiasaan
buruk di masa lalu dapat diubah setelah mempelajari kebiasaan yang baru.
Memelihara konsistensi membutuhkan kesabaran. Seseorang yang melatih
kesabarannya dalam proses pertumbuhannya yang menuntut konsistensi, akan
mampu melampaui hambatan-hambatan internal dari dirinya sendiri, seperti rasa
malas, putus asa, dan rendah diri. Ia pun dapat berdamai dengan dirinya sendiri
dan tentu saja jauh lebih mudah untuk menghadang hambatan dari luar. Kita
semua telah mengembangkan kesabaran tersebut sejak balita. Bayangkan,
bagaimana jadinya jika dulu kita tidak sabar untuk terus berlatih berjalan walaupun
berkali-kali terjatuh? Tentu kita akan merangkak sepanjang hayat bukan?
Konsistensi akan melahirkan keahlian atau kepakaran di bidangnya.
Bagaimana mungkin seseorang dapat dikatakan ahli penyakit dalam jika ia tidak
konsisten mempelajari penyakit dalam selama bertahun-tahun di bangku kuliah
dan praktek langsung di lapangan? Keahlian seorang pilot pun diukur dari jam
terbangnya, berapa ribu jam terbang telah dilampauinya, bukan umurnya.
Seorang pemimpin tentu telah konsisten memupuk jiwa kepemimpinannya sejak
belia, ia telah makan asam garam dunia pepolitikan yang mematangkan
92
kemampuan politik dan kepemimpinannya. Lalu, bagaimana dengan orang-orang
yang memiliki bermacam-macam keahlian atau bahasa kerennya, multi talenta?
Sah-sah saja seseorang merasa dirinya memiliki multi talenta. Ia berbakat
di bidang seni, pintar dalam ilmu eksakta, dan sukses di bidang bisnis.
Mungkinkah? Mungkin saja! Karena dia konsisten dalam bidang-bidang tersebut,
bukan sekadar asal coba dan main-main. Kita mungkin kurang percaya bahwa
orang yang penuh talenta itu dilahirkan dalam keadaan memiliki bakat komplit.
Mungkin ia memiliki satu bakat sejak lahir. Namun, kemampuannya di bidang lain
tentu karena hasil kerja kerasnya dan konsistensinya untuk menguasai bidang
tersebut.
Memiliki bakat saja tidak cukup. Banyak orang-orang berbakat yang
hidupnya sulit. Para pengamen di bus-bus antar kota banyak yang mahir bermain
musik, mereka layak tampil di panggung dan ditonton ribuan orang. Tapi
mengapa tak seperti itu? Sekali lagi, butuh konsistensi. Konsistensi untuk
mewujudkan mimpi. Bakat yang didiamkan saja ibarat tambang emas yang
tersembunyi di perut bumi.
Ada banyak kisah konsistensi dari para tokoh dunia yang dianggap sukses.
Mereka telah melewati rintangan-rintangan hidup yang tak mudah, berjuang untuk
terus konsisten terhadap pencapaian mimpinya. Walaupun untuk itu mereka
harus membayar mahal di awal-awal proses perjalanan hidup mereka, namun toh
berkat konsistensi mereka akhirnya terbayar sudah jerih payah mereka selama
ini.
Jangan pernah mengharapkan keberuntungan atau kesuksesan instant
karena hal itu bagaikan mata pedang yang akan berbalik melukai anda.
Percayalah, segala hal yang instant memiliki efek samping yang kadang
menyakitkan. Nikmati saja proses yang sedang anda jalani saat ini . Jangan
mudah berputus asa. Ketika mood anda turun, atau anda merasa down karena
jerih payah anda sepertinya tak juga menunjukkan hasil, bersabarlah.
Beristirahatlah dan menjaulah dari apapun obsesi anda untuk sesaat. Namun,
ketika semangat anda kembali, segeralah pacu kembali langkah anda meraih
mimpi. Berkembanglah dengan wajar, sedikit demi sedikit tak mengapa.
Konsistenlah.
E. Disiplin
Ada banyak faktor penting yang berkontribusi untuk
kesuksesan dan kebahagiaan seseorang, tapi hanya ada satu
yang dapat melahirkan kesuksesan dalam jangka panjang di
semua aspek kehidupan: disiplin diri!.
Disiplin diri adalah karakter nomor satu yang diperlukan untuk
menggapai tujuan.
Menurut sebuah studi pada tahun 2013 oleh Wilhelm Hoffman, orang
dengan disiplin diri yang tinggi akan lebih bahagia dibanding mereka yang tidak.
Studi ini menemukan bahwa orang-orang yang memiliki disiplin diri lebih mampu
untuk persoalan-persoalan yang muncul ketika mengejar tujuan-tujuan mereka.
Orang-orang ini mampu membuat keputusan positif dengan lebih mudah. Melalui
disiplin diri, pilihan mereka tidak didikte oleh perasaan. Sebaliknya, mereka
membuat keputusan yang rasional setiap hari.
Disiplin diri adalah perilaku yang bisa dipelajari. Hal ini membutuhkan
latihan dan pengulangan dalam hidup anda sehari-hari.
93
Cara Mendisiplinkan Diri
1. Jauhkan godaan.
Kontrol diri seringkali menjadi mudah ketika kita mematuhi pepatah lama, “tak
terlihat, maka tak terpikirkan.” Menghilangkan semua godaan dan gangguan
di sekitar anda adalah langkah pertama yang penting dalam meningkatkan
disiplin diri. Jika anda misalkan mencoba untuk memiliki kontrol yang lebih
baik atas makanan anda, jauhkan junk food. Hilangkan nomor telepon pesan
antar yang menawarkan makanan junk food. Jika anda ingin meningkatkan
fokus anda saat bekerja, matikan ponsel anda dan bereskan ketidakrapihan di
meja anda. Blokir situs-situs gangguan seperti Facebook atau Youtube dari
laptop anda selama jangka waktu tertentu. Atur diri anda untuk sukses dengan
menghilangkan pengaruh-pengaruh buruk.
2. Makan secara teratur dan sehat.
Penelitian telah menunjukkan bahwa gula darah yang rendah sering
melemahkan semangat seseorang. Ketika anda lapar, kemampuan anda
untuk berkonsentrasi menurun karena otak anda tidak berfungsi pada potensi
tertingginya. Lapar membuat anda sulit untuk fokus pada tugas yang sedang
anda kerjakan, ditambah lagi lapar membuat anda pesimis dan lebih mudah
marah. Anda juga cenderung untuk memiliki kontrol diri yang lemah dalam
semua area kehidupan. Agar anda tetap pada jalur, pastikan anda mendapat
bahan bakar sepanjang hari dengan makanan ringan yang sehat dan makanan
berat setiap beberapa jam. Makan teratur akan menjagar kadar gula darah
serta meningkatkan kemampuan anda dalam membuat keputusan dan
berkonsentrasi.
3. Jangan menunggu saat yang tepat.
Mengembangkan kedisiplinan diri berarti merubah rutinitas, yang akan
membuat anda merasa tidak nyaman dan terganggu. Charles Duhigg, penulis
The Power of Habit, menjelaskan bahwa kebiasaan berasal dari bagian otak
yang bernama basal ganglia – bagian otak yang berhubungan dengan emosi,
kebiasaan, dan ingatan. Sementara membuat keputusan dilakukan di
prefrontal cortex, area yang lain sama sekali. Ketika perilaku menjadi
kebiasaan, maka kita berhenti menggunakan kemampuan sadar kita dalam
membuat keputusan dan fungsi auto pilot diaktifkan. Oleh karena itu, merubah
kebiasaan buruk dan menciptakan kebiasaan baru tidak hanya memerlukan
keaktifan membuat keputusan, tapi juga anda akan merasakan sesuatu hal
yang salah. Otak anda akan melawan perubahan dari apa yang biasanya anda
lakukan dan telah terprogram. Solusinya? Terimalah rasa salah itu. Terimalah
kenyataan bahwa akan membutuhkan waktu untuk kebiasaan baru anda agar
terasa natural dan benar. Tetaplah melangkah, anda akhirnya akan berhasil.
4. Jadwalkan waktu istirahat, hiburan, dan beri hadiah untuk diri anda
sendiri.
Disiplin bukan berarti kebiasaan baru anda harus keras, tegas, atau seperti
militer. Bahkan, jika anda tidak memberi diri anda ruang untuk sedikit
kebebasan, hasilnya adalah kegagalan, kekecewaan dan bahkan kembali ke
kebiasaan lama anda. Saat mempraktekan pengendalian diri, jadwalkan
secara spesifik waktu jeda, hiburan dan hadiahi diri anda sendiri. Jika anda
sedang melakukan diet misalnya, jadwalkan hari Sabtu sebagai hari menikmati
es krim. Jika anda sedang mencoba menurunkan berat badan, beri diri anda
sesi pijat setelah sebulan penuh aktif berolahraga. Jika anda sedang berusaha
mengontrol pengeluaran, biarkan diri anda sedikit “berfoya-foya” di mall pada
hari Minggu (disarankan tinggalkan kartu kredit di rumah, dan bawa uang kas
saja). Disiplin bisa menjadi sebuah perjuangan berat. Hargai usaha anda
sendiri.
94
5. Maafkan diri anda sendiri dan maju ke depan.
Mengikuti cara berpikir yang baru tidak selalu mulus sesuai rencana. Anda
akan mengalami saat naik dan turun, kesuksesan dan juga kegagalan.
Kuncinya adalah terus melangkah. Saat mengalami kemunduran, sadari dan
terima apa penyebabnya dan kemudian terus maju. Sangat mudah untuk
terbelenggu dalam penyesalan, marah, dan frustasi, tapi emosi-emosi ini tidak
akan membantu meningkatkan kedisiplinan anda. Maafkan diri anda sendiri,
dan segera bangkit kembali. S emakin lama anda termenung, semakin sulit
untuk terus maju ke arah yang positif.
Jim Rohn mengatakan “Success is nothing more than a few simple
diciplines, practiced every day; while failure is simply a few errors in judgement,
repeated every day. It is the accumulative weight of our diciplines and our
judgements that leads to either fortune or failure.”
Sukses tidak lebih dari beberapa kedisiplinan sederhana yang kita
praktekan sehari-hari; begitu juga dengan kegagalan, yaitu beberapa kesalahan
dalam mengambil keputusan, yang diulang setiap hari. Akumulasi kedisiplinan
dan keputusan yang kita lakukan setiap hari mengantar kita menjadi orang yang
beruntung atau gagal.
Untuk sesaat, perkirakan, berapa banyak orang yang gagal karena salah
mengambil keputusan, salah menggunakan prinsip. Dan berapa banyak pula
orang yang berhasil dan sukses karena menggunakan prinsip hidupnya dengan
disiplin dan tanggung jawab.
Setiap orang diberikan waktu yang sama setiap harinya, yaitu 24 jam, atau
1.440 menit, atau 86.400 detik sehari. Apapun yang kita lakukan pada kurun
waktu 24 jam tersebut, apakah bekerja, beribadah, bersantai, olahraga, menuntut
ilmu atau bahkan tidur sekalipun, waktu tidak akan pernah membantu kita untuk
berubah menuju kesuksesan. Namun, hanya orang-orang yang mampu
mengelola waktu dengan baik dan benar yang akan menemukan jalan menuju
sukses.
Sebuah kata mutiara dibawah ini patut kira ingat, untuk memotivasi kita agar
selalu dapat memanfaatkan waktu dengan baik dan benar.
“Ingat 5 hal sebelum datangnya 5 hal; waktu muda sebelum tua,
waktu senggang sebelum sibuk, waktu sehat sebelum sakit,
waktu kaya sebelum miskin, waktu hidup sebelum mati.”
Sukses adalah milik semua orang yang mampu memanfaatkan dan
menghargai waktu. Sukses adalah hasil kerja keras yang didasari disiplin tinggi
dan tanggung jawab.
“Time is money” waktu adalah uang, artinya jika kita pandai menggunakan
waktu, maka kita dapat dengan mudah mendapatkan keberuntungan.
“Time is sword” waktu adalah pedang, artinya waktu akan membunuh kita
(membuat kita rugi) jika tidak pandai menggunakannya.
Mulai saat ini, cobalah untuk mendisiplinkan diri sendiri, mulai dari hal-hal
terkecil seperti, berdoa sebelum melakukan sesuatu, beribadah tepat waktu,
makan dan minum sambil duduk, tidak menggunakan handphone atau gadget
saat makan, dan sebagainya.
Ubah kebiasaan-kebiasaan buruk dengan melakukan hal-hal baik yang kecil
namun dilakukan secara konsisten dan terus menerus. Karena disiplin adalah
syarat utama kesuksesan.
95
F.
TeamWork
Di tengah ketatnya persaingan global dan tingginya tuntutan masyarakat
saat ini, tim menjadi tulang punggung bagi suatu organisasi. Karena dengan tim,
organisasi dapat lebih cepat dan mencapai lebih banyak pemecahan masalah
yang dihadapi dibandingkan dilakukan secara individual. Artinya, bersama lebih
baik daripada sendiri.
Cara Membangun Teamwork
1. Tujuan, Sasaran Dan Target Harus Jelas Dan Terukur
Pertama menciptakan tujuan tim yang jelas. Tentukan tujuan dan harapan
dalam tim secara spesifik. Untuk itu Anda harus melakukan rapat rutin dan
mengatur pola komunikasi yang terbuka. Semua anggota tim harus mengerti
dan menyetujui tujuan dan sasaran tim, serta mereka mau bekerja sama untuk
mencapai dan mewujudkannya.
2. Membentuk Struktur Organisasi yang Efektif dan Efisien
Struktur organisasi harus merepresentasikan kinerja organisasi sebagai tim,
namun jangan terlalu gemuk sehingga tidak efisien. Pembagian peran jelas,
siapa bertanggungjawab terhadap apa.
3. Buat Job Description, Standard Operating Procedure (SOP)
SOP merupakan syarat mutlak yang dibutuhkan oleh sebuah tim untuk
bergerak bersama. Semua harus menyepakati SOP yang dibuat, dan bekerja
sesuai SOP tersebut. Harus dilakukan koordinasi rutin antar anggota tim, serta
antar divisi dalam tim. Temukan solusi dalam koordinasi tersebut, dan buatlah
kesepekatan untuk meningkatkan kinerja tim. Anggota tim harus selalu
mendukung keputusan, prosedur dan pengawasan yang dibuat bersamasama.
Dengan penerapan SOP yang baik, akan mengurangi kemungkinan konflik
atau hal-hal yang tidak sesuai standard yang ditetapkan. Konflik yang terjadi
diselesaikan dengan jalan konsensus, bersifat konstruktif dan menerapkan
pendekatan menang-menang (win-win approach).
4. Bangun kepercayaan
Cara membangun kepercayaan dalam tim adalah dengan membuat mereka
berani bicara untuk mengutarakan opini. Jangan langsung mematahkan
pendapat seseorang, karena itu akan membuat mereka menahan diri untuk
bicara. Ciptakan juga komunikasi timbal balik, sehingga anggota tim bisa
saling memberi kritik tanpa terkesan menjatuhkan.
5. Buat kegiatan untuk mendekatkan anggota tim
Tak ada salahnya sesekali melakukan kegiatan yang bisa mendekatkan
anggota tim. Melakukan makan siang atau makan malam bersama-sama tim
secara rutin, merupakan contoh sederhana sebuah kegiatan yang bisa
mendekatkan tim. Dengan bertemu di luar lingkungan kerja, sesama anggota
tim bisa saling mengenal secara personal.
6. Ciptakan sistem penghargaan
Agar anggota tim merasa hasil kerja mereka dihargai adalah dengan membuat
sistem reward (penghargaan). Siapa saja anggota tim yang berhasil menonjol,
maka berilah penghargaan, bisa berupa insentif atau lainnya. Ciptakan
kompetisi yang sehat di dalam tim, namun tetap fokus pada tujuan bersama.
7. Kompetensi dalam anggota tim
Teamwork bisa berhasil jika masing-masing anggota melakukan pekerjaan
yang sesuai kompetensi mereka. Selalu komunikasikan mengenai tugas,
kendala saat mengerjakan tugas, dan apakah mereka mampu mengerjakan.
Jika ada anggota tim yang belum memiliki keahlian tertentu, apakah mungkin
mendapatkannya melalui training atau pelatihan.
96
8. Lakukan pemeriksaan secara rutin
Secara rutin, lakukan pengukuran dan pemeriksaan hasil kerja setiap anggota
tim. Pemeriksaan rutin ini untuk bisa mengetahui perkembangan pekerjaan,
kesulitan yang dialami, atau bisa saja ada perubahan yang perlu dilakukan di
tengah jalan untuk bisa mencapai tujuan.
Sikap Setiap Anggota Tim Seharusnya
1. Open Minded.
Sikap terbuka diperlukan agar Anda dapat memahami perbedaan yang ada.
Sebelum memutuskan mengikuti rekrutmen organisasi, Anda harus siap
menerima hal-hal yang mungkin bertentangan dengan nilai dan kebiasaan
Anda. Begitu juga ketika berhubungan dengan rekan kerja.
2. Nonjudgement.
Tidak bertindak menghakimi terhadap perbedaan yang ada. Seseorang harus
selalu berhati-hati dengan stereotip. Hindari konsepsi mengenai sifat suatu
golongan berdasarkan prasangka yang subjektif dan tidak tepat.
3. Self-esteem.
Bangun kepercayaan diri dan harga diri yang kuat. Percayalah pada
kemampuan diri sendiri. Setiap orang memiliki kemampuannya masing-masing
yang dapat dikontribusikan dalam tim.
4. Self-control.
Dalam beberapa situasi, Anda harus dapat mengendalikan diri.
Pertimbangkan dengan matang apakah perilaku dan pendapat Anda akan
mengganggu atau menyinggung orang lain.
5. Empathy.
Tunjukkan perasaan tulus dalam merespon orang lain. Salah satu contoh
empati adalah menjadi pendengar aktif yang baik. Perlihatkan bahwa Anda
memiliki minat dan kepedulian terhadap orang lain yang sedang
menyampaikan pendapatnya.
6. Interacting involvement.
Selalu libatkan diri melalui interaksi dalam tim. Hal ini dapat dilakukan dengan
mengobrol, sharing, dan interaksi lainnya yang membantu Anda memperoleh
pengetahuan baru.
7. Self-monitoring.
Selalu lakukan kontrol terhadap diri sendiri, apakah selama ini sudah dapat
beradaptasi dengan baik dalam tim atau belum.
8. Team Player
Setiap orang adalah team player, termasuk Anda. Siapkan diri Anda untuk
menjadi team playerterbaik dalam tim Anda.
Rangkuman
Bekerja sesungguhnya tidak semata menjalankan tugas dan fungsi saja sesuai
dengan bidang tugas masing-masing pegawai. Bekerja juga bukan sekedar datang
ke tempat kerja, berproses, lalu pulang.
Bekerja sejatinya adalah aktivitas
memproduksi barang/jasa yang dilakukan oleh organisasi dan para pegawainya,
dengan tujuan akhir mengantarkan lembaga dan para pegawai tersebut mencapai
kesuksesan. Untuk mencapai kesuksesan ini dibutuhkan ruh, atau semangat, atau
motivasi yang tinggi dari para pegawai yang terlibat di dalamnya. Motivasi para
pegawai dapat terbangun dengan baik bila mereka mengetahui jalan-jalan menuju
kesuksesan, diantaranya adalah : bekerja dengan passion, memiliki kompetensi yang
memadai sesuai bidang tugasnya, memiliki komitmen (untuk mencapai hasil terbaik),
memiliki kinerja baik yang konsisten, disiplin, serta mau dan mampu bekerja dalam
tim.
97
Secara umum dapat disimpulkan bahwa pemahaman terhadap enam elemen
esensial dalam bekerja sangat penting untuk membantu ASN meningkatkan kualitas
kinerjanya sebagai seorang abdi negara dan abdi masyarakat.
Tugas
Temuilah beberapa orang di tempat Anda bekerja (atau lainnya) dengan tiga
level kesuksesan yang berbeda, yaitu pertama orang yang menurut Anda sangat
sukses, kedua, yang kesuksesannya sedang, dan ketiga yang kurang sukses. Galilah
dari mereka informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan tingkat capaian
kesuksesan mereka masing-masing. Telitilah apakah orang-orang tersebut memiliki
kadar atau level yang berbeda dalam memahami dan menerapkan jalan-jalan
kesuksesan (bekerja dengan passion, memiliki kompetensi yang memadai sesuai
bidang tugasnya, memiliki komitmen untuk mencapai hasil terbaik, memiliki kinerja
baik yang konsisten, disiplin, serta mau dan mampu bekerja dalam tim).
Tes
1. Apa yang dimaksud dengan bekerja dengan passion, dan mengapa bekerja
dengan passion menjadi jalan menuju sukses?
2. Apa yang dimaksud dengan kompeten? Apa bedanya dengan kompetensi?
Ada berapa elemen kompetensi? Kompetensi apa saja yang perlu dikuasai
oleh seorang PNS?
3. Apa yang dimaksud dengan komitmen? Mengapa komitmen bisa menjadi jalan
menuju sukses?
4. Apa yang dimaksud dengan konsisten? Bagaimana sikap konsisten dapat
membangun kesuksesan?
5. Seberapa besar disiplin mempengaruhi kesuksesan seorang pegawai?
6. Bagaimana Teamwork dapat berpengaruh terhadap kesuksesan?
Lembar Kerja Praktik
Lakukanlah assessment terhadap diri Anda sendiri dengan sejujurnya terhadap
berbagai jalan sukses sebagaimana tertera pada Tabel di bawah ini.
TABEL 11.
BEKERJA
LEMBAR KERJA PRAKTIK ENAM ELEMEN ESENSIAL DALAM
KUALITAS
NO
1
JALAN SUKSES
SGT
BAIK
BAIK
CKP
KRG
SGT
KRG
RENCANA
TINDAK
LANJUT
Bekerja dengan passion
b. Semangat/ gairah kerja
c. Kebahagiaan dalam bekerja
d. Kemampuan untuk tetap
produktif meskipun tidak
diawasi
e. Kemampuan tetap
berprestasi meskipun tidak
ada kompensasi/ apresiasi
dari pimpinan
f. Kemampuan berkorban
materi untuk kelancaran dan
kepuasan bekerja
98
KUALITAS
NO
2
3
JALAN SUKSES
SGT
BAIK
BAIK
CKP
KRG
SGT
KRG
RENCANA
TINDAK
LANJUT
Kompetensi yang dimiliki:
a. Kepemimpinan
b. Manajerial
c. Konseptual (visi, misi,
helicopter view)
d. Pemerintahan
e. Teknis Substantif sesuai
bidang pekerjaan spesifik
f. Sosial/ interpersonal
g. Kepribadian
Komitmen
a. Komitmen untuk
menghasilkan output dan
outcome terbaik
b. Komitmen untuk
meningkatkan efisiensi
pekerjaan
c. Komitmen untuk
meningkatkan kualitas
playanan kepada
masyarakat
d. Komitmen untuk
membangun sistem prosedur
yang lebih baik
e. Komitmen untuk
memperbaiki dan
meningkatkan sarana
prasarana
f. Komitmen untuk
menyelesaikan masalah
g. Komitmen untuk tidak
mengulangi kesalahan yang
sama
h. Komitmen untuk
memberdayakan pegawai
i. Komitmen untuk
mensejahterakan pegawai
j. Komitmen untuk terus
mengasah diri
k. Komitmen untuk
menyelesaikan berbagai
pekerjaan yang tertunda
l. Komitmen untuk disiplin
m. Komitmen untuk bekerja
secara lebih terencana,
dengan tujuan yang lebih
jelas, dengan cara
mengerjakan yang lebih jelas
n. Komitmen untuk menjaga
suasana bekerja tetap
kondusif
99
KUALITAS
NO
4
5
6
JALAN SUKSES
SGT
BAIK
BAIK
CKP
KRG
SGT
KRG
RENCANA
TINDAK
LANJUT
o. Komitmen untuk
membangun teamwork
p. Komitmen untuk
membangun sistem
informasi yang lebih baik
q. Komitmen untuk menjaga
martabat dan tidak
melakukan perbuatan tercela
r. Komitmen untuk taat pada
aturan dan etika organisasi
s. Komitmen untuk berinovasi,
mengembangkan produk,
pelayanan, sistem kerja,
sistem informasi, dan
pengembangan bidangbidang lainnya
KONSISTENSI
a. Konsisten berkinerja baik
b. Konsisten melayani dengan
baik
c. Konsisten dalam berdisiplin
d. Konsisten taat aturan dan
etika organisasi
e. Konsisten menjaga martabat
dan tidak melakukan
perbuatan tercela
f. Konsisten belajar dan terus
mengupgrade diri
g. Konsisten memberi contoh
yang baik bagi lingkungan
DISIPLIN
a. Taat aturan kepegawaian/
disiplin pegawai
b. Taat aturan keuangan/
anggaran
c. Taat aturan/ prosedur kerja
d. Taat aturan penggunaan
fasilitas/ peralatan kantor
e. Taat aturan prosedur
pelayanan kepada
masyarakat
f. Kemampuan memanfaatkan
dan mengelola waktu
TEAMWORK
a. Pemahaman terhadap tujuan
yang ingin dicapai tim
b. Pemahaman terhadap
mekanisme kerja tim dalam
upaya mencapai tujuan
100
KUALITAS
NO
JALAN SUKSES
SGT
BAIK
BAIK
CKP
KRG
SGT
KRG
RENCANA
TINDAK
LANJUT
c. Pemahaman terhadap aturan
main, norma, dan etika
dalam tim
d. Pemahaman terhadap tugas
& tanggungjawab yang
diberikan tim
e. Kompetensi teknis yang
harus dimiliki untuk dapat
melaksakan tugas-tugas tim
f. Sikap, mentalitas, dan
kemampuan interpersonal
yang harus dimiliki agar
dapat bekerja dalam tim
101
BAB XI
ANTI KORUPSI
Setelah mengikuti pembelajaran, diharapkan peserta dan
menjelaskan dan mengaktualisasikan: 1)Penyebab Terjadinya
Korupsi, 2)Proses Terbentuknya Perilaku Korupsi, dan 3)Tragisnya
Nasib Koruptor.
Anti korupsi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari mindset
seorang aparatur.
Memahami penyebab timbulnya perilaku
korupsi hingga ancaman-ancaman baik dunia maupun akhirat
bagi para pelaku korupsi diharapkan dapat meningkatkan
kesadaran aparatur bahwa korupsi adalah kejahatan luar biasa
yang menyengsarakan nasib bangsa, dan korupsi itu sendiri tidak
pernah membuat bahagia pelakunya meskipun secara lahiriah
tampaknya bergelimang dengan harta.
Korupsi yang terjadi di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan dan
berdampak buruk luar biasa pada hampir seluruh sendi kehidupan. Korupsi telah
menghancurkan sistem perekonomian, sistem demokrasi, sistem politik, sistem
hukum, sistem pemerintahan, dan tatanan sosial kemasyarakatan di negeri ini. Dilain
pihak upaya pemberantasan korupsi yang telah dilakukan selama ini belum
menunjukkan hasil yang optimal. Korupsi dalam berbagai tingkatan tetap saja banyak
terjadi seolah-olah telah menjadi bagian dari kehidupan kita yang bahkan sudah
dianggap sebagai hal yang biasa. Jika kondisi ini tetap kita biarkan berlangsung maka
cepat atau lambat korupsi akan menghancurkan negeri ini. Korupsi harus dipandang
sebagai kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) yang oleh karena itu memerlukan
upaya luar biasa pula untuk memberantasnya.
Di negeri ini budaya korup seperti tidak pernah berakhir. KPK begitu giat
memberantas korupsi namun justru terciptalah bibit-bibit calon koruptor baru yang
cenderung lebih ganas. Kebiasaan korup sudah membudaya sehingga menghasilkan
sebuah sistem bermasyarakat yang mendukung terciptanya koruptor jenis baru. Oleh
karena itu, kita harus selalu waspada, jangan sampai masuk dalam kebiasaan korup
sehingga membuat diri ini juga menjadi koruptor.
Setiap orang dilahirkan bukan untuk menjadi koruptor namun setelah dewasa
masing-masing diberi pilihan apakah mau korup atau tidak. Perilaku menyimpang ini
sesungguhnya terbentuk bukan hanya karena dorongan dari dalam diri sendiri namun
pengaruh besarnya berasal dari lingkungan. Oleh karena itu milikilah prinsip dalam
hidup ini agar tetap berada dijalur yang benar sekalipun sekitar kita gemar penipuan.
Agama manapun di dunia ini melarang keras umatnya untuk korupsi. Karena
kebetulan dari sisi tinjauan kitab suci kaum muslimin sangat banyak disebutkan dalildalil yang secara rinci melarang keras korupsi, maka sebagai referensi akan dikutipkan
beberapa dalil baik dari Al Qur’an maupun Al Hadits tersebut.
A. Penyebab Terjadinya Korupsi
Mengapa tindakan korupsi bisa terjadi? Banyak sekali faktor-faktor yang
menjadi penyebab tindakan korupsi ini. Faktor tersebut diantaranya adalah:
1. Iman yang Lemah
Orang-orang yang memiliki kelemahan iman, sangat mudah sekali untuk
melakukan tindakan kejahatan seperti korupsi contohnya. Apabila iman orang
tersebut kuat, mereka tidak akan melakukan tindakan korups ini.
2. Lemahnya penegakan hukum
Lemahnya dan tidak tegasnya penegakan hukum merupakan faktor
berkembangnya tindakan korupsi. Penegakan hukum yang lemah ini dapat
menghindarkan para pelaku korupsi dari sanksi-sanksi hukum.
102
3. Kurangnya Sosialisasi dan Penyuluhan kepada Masyarakat
Hal ini dapat menyebabkan masyarakat tidak tahu tentang bentuk-bentuk
tindakan korupsi, ketentuan dan juga sanksi hukumnya, dan juga cara
menghindarinya. Akibatnya, banyak sekali diantara mereka yang menganggap
"biasa" terhadap tindakan korupsi, bahkan merekapun juga akan melakukan
hal tersebut.
4. Desakan Kebutuhan Ekonomi
Dengan keadaan ekonomi yang sulit, semua serba sulit, berbagai tindakan pun
akan dilakukan oleh seseorang, guna untuk mempermudah kebutuhan
ekonomi seseorang, salah satunya adalah dengan melakukan tindakan
korupsi.
5. Pengaruh Lingkungan
Lingkungan yang baik akan berdampak baik juga bagi orang yang berada
dilingkungan tersebut, tetapi bagaimana jika di lingkungan tersebut penuh
dengan tindakan korupsi dan lain-lain. Maka orang tersebut juga akan
terpengaruh dengan tindakan korupsi.
B. Proses Terbentuknya Perilaku Korupsi
Fenomena yang lumrah adalah mereka orang yang sudah sejahtera dari
segi financial akan tetapi masih korup juga. Kemungkinan mereka mengalami
gejolak yang tidak biasa dari lingkungan dan juga dalam hati sendiri yang
ditambah lagi dengan ketidak mampuan mengendalikan hawa nafsu. Berikut ini
adalah proses terbentuknya perilaku korupsi di negeri tercinta ini.
1. Ketidaksabaran
Tidak sabar adalah suatu penyakit hati yang dimiliki oleh seseorang karena
tidak mampu mengendalikan emosi dalam menunggu proses. Keinginan
untuk bisa segera kaya secara instan tanpa melalui proses yang benar
mendorong pegawai melakukan perbuatan korup.
2. Kebohongan
Berbohong sekali, kemudian berbohong lagi, kemudian berbohong lagi demi
untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan, akhirnya mendorong seorang
pegawai untuk terus berbohong dan terus menipu. Kebohongan yang satu
ditutupi oleh kebohongan yang lain. Kebiasaan berbohong inilah yang
akhirnya membawa seorang pegawai menjadi koruptor kelas teri, kakap,
bahkan hiu.
3. Ketidakmampuan untuk menahan hawa nafsu
Nafsu syahwat keduniaan telah banyak menenggelamkan orang kedalam
perilaku korup. Menginginkan uang banyak, mobil, rumah, gadget terkini, dan
pada akhirnya menginginkan segalanya. Keinginan seperti ini sebetulnya
tidak salah, asal saja tidak melampaui kemampuan ekonominya. Tetapi yang
terjadi kebanyakan manusia tidak mampu membendung hasrat kebendaan
ini. Bila seseorang telah memiliki dua lembah emas, dia akan menginginkan
lembah yang ketiga.
4. Iri hati adalah pemicu berikutnya
Orang yang mudah cemburu akan kepunyaan orang lain sangat
dimungkinkan untuk melakukan perbuatan korup. Tidak mau menerima
kekurangan sendiri dan terus bertanya-tanya “mengapa si itu bisa kaya?”.
Perasaan iri hati ini perlu diwaspadai, karena sangat bisa menjadi pelecut
keinginan untuk melakuan korupsi.
Sumber iri hati para pegawai biasanya adalah sebagai berikut :
• Yang lain naik mobil, kok saya naik motor?
• Orang itu sudah mondar-mandir naik pesawat, saya kapan?
• Dia sudah tinggal di komplek perumahan mewah, saya masih numpang
orang tua.
103
•
Teman-teman sudah memamerkan foto jalan-jalannya ke luar negeri,
saya piknik di tempat wisata lokal saja jarang.
• Orang itu gaya pakaian dan perhiasannya wah, saya mau beli baju
bagus aja harus memikirkan kebutuhan susu anak.
• Si anu punya istri model yang cuantikkkk, bini saya pas-pasan.
• Dan seterusnya.
Para pegawai seharusnya menyadari bahwa rizki setiap orang ditakdirkan
berbeda. Kita dilarang keras untuk iri dengan kelebihan rizki orang lain.
Masing-masing orang dengan takaran rizkinya masing-masing. Allah hendak
menguji setiap orang dengan rizki yang Ia titipkan. Justru yang harusnya
dilakukan adalah mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan, baik itu sedikit
atau banyak. Masih banyak saudara-saudara kita yang lain yang jauh lebih
sengsara. Ketika seseorang mampu mensyukuri nikmat, maka kebahagiaan
dan kelapangan hati akan menghampirinya.
5. Awalnya hanya coba-coba
Beberapa orang pegawai pada masa lalunya mempunyai komitmen tinggi
untuk tidak korupsi. Namun setelah beberapa lama kemudian mereka tertarik
untuk mencobanya. Pada kesempatan pertama uang diambil hanya sedikit
supaya tidak mencolok dan supaya tidak terlalu berdampak. Ahh.. lumayan,
bisa buat beli hape. Kemudian mereka menunggu beberapa waktu, melihat
apakah ada yang bereaksi, atau ada yang mempersoalkan. Ternyata tidak
ada, berarti aman. Maka pada kesempatan berikutnya, korupsi kecil itu
dilakukan lagi. Kali ini jumlahnya makin meningkat. Dan... tidak butuh waktu
lama untuk mereka mahir melakukannya. Korupsi sudah bisa dilakukan
dalam jumlah yang lebih besar tanpa perlu merasa kuatir. Nikmat rasanya
sekarang sudah punya home cinema, bisa beli motor sport, bisa beli mobil,
bahkan bisa beli rumah juga. Akhirnya para pegawai tersebut ketagihan, dan
dia tidak bisa lagi menghentikan kebiasaannya. Padahal dulu mereka
berkomitmen untuk tidak korupsi. Semuanya terjadi karena coba-coba..
Waspadalah dengan coba-coba ini, karena setan terus menghiasi, dan
akhirnya kita terperangkap dalam jebakannya.
6. Teman-teman satu tim kebanyakan korup, mengapa saya tidak?
Kenyataan yang menyakitkan harus ditelan bulat-bulat ketika orang-orang
disekitar beramai-ramai korupsi dan hidup dalam kemewahan, foya-foya dan
hura-hura. Sedang anda sendiri hidupnya pas-pasan dan ditekan pula oleh
mereka itu (nasib-nasib….). Apa anda bisa terus tahan dengan keadaan ini?
Otomatis anda semakin tertekan tatkala mereka pamer dan mengumbar halhal yang mereka miliki.
Situasi seperti ini akan mendorong anda untuk turut pula dalam korupsi
berjamaah kecuali anda memiliki prinsip hidup yang teguh tegak kokoh tak
tergoyahkan. Komitmen yang tinggi inilah yang akan membuat anda sanggup
untuk tidak menyentuh uang haram itu.
7. Khawatir akan masa depan
Sampai disini nyata bahwa koruptor adalah orang yang tidak percaya adanya
Tuhan. Mereka seperti kehilangan pegangan hidup dan kebingungan
bagaimana menghadapi masa depan. Belum lagi ketika jadi pejabat
waktunya sangat terbatas sehingga ada pikiran untuk memanfaatkan situasi
sebaik-baiknya agar hidupnya kedepan dan hidup anak dan keluarganya
terjamin dengan harta yang menumpuk.
Benarkah uang bisa menjamin masa depan anda dan keluarga? Sepertinya
“tidak”, tidak sama-sekali. Uang memang penting akan tetapi uang bukanlah
segalanya. Uang bisa membuatmu senang, tetapi banyak hal yang tidak bisa
dibeli dengan uang. Uang tidak bisa membeli tidur yang nyenyak. Uang tidak
bisa membeli hati yang tenang. Uang tidak bisa membeli dada yang lapang.
104
Uang memang penting untuk hari tua, untuk masa pensiun. Tetapi kedekatan
kepada Allah jauh lebih utama. Hidup di dunia ini hanya sebentar, jangan
sampai terpedaya oleh kemolekan dunia yang melalaikan. Kita sudah pahami
bersama bahwa hidup yang sesungguhnya adalah di akhirat nanti. Maka
jangan rugikan diri sendiri dengan melakukan perbuatan yang akan membuat
kita sengsara diakhirat. Adzab Allah sungguh sangat mengerikan. Sebaikbaik bekal untuk kampung halaman yang abadi nanti adalah iman, amal
sholeh, ketaqwaan.
8. Korupsi untuk alasan sosial
Ini adalah alibi beberapa koruptor kelas kakap. Mereka bawa lari uang rakyat
untuk lebih mempehatikan orang miskin dan anak terlantar juga rumah-rumah
peribadatan. Ini sama sekali tidak benar, anda senang menjadi penolong
orang lain, dengan membagi-bagikan uang hasil korupsi, dengan harapan
bahwa korupsi yang Anda lakukan dapat dibenarkan, dan memperoleh
berkah.
Tidakkah disadari kebaikan hanya dapat dilakukan dengan hal-hal yang baik,
dari sumber yang baik, dan dengan cara yang baik. Tidak diterima sama
sekali kebaikan yang kita lakukan dari harta hasil korupsi. Tidakkah kita
sadari bahwa korupsi yang kita lakukan, meskipun dengan dalih untuk
membantu orang lain yang kesulitan, berdampak sangat luas kepada
kehidupan kita sendiri, keluarga, dan juga lingkungan. Seringkali orang yang
korupsi tidak menyadari bahwa kekisruhan rumah tangga mereka, seperti
anak yang nakal, istri yang tidak patuh, anggota keluarga yang sakit-sakitan,
musibah kehilangan, rongrongan pihak-pihak tertentu, hati yang selalu
gelisah, dan berbagai persoalan lainnya, adalah akibat dari korupsi yang
dilakukan. Belum lagi pertanggungjawaban diakhirat nanti.
9. Balas budi gratifikasi
Ini adalah pola korupsi paling lumrah yang dilakukan seorang pejabat. Balas
budi kepada orang yang dulu pernah memberi. Ketika seorang pejabat
pernah menerima ini dan itu, maka dia akan menjadi tidak berdaya untuk
menolak ketika orang tersebut datang lagi dan meminta berbagai
kemudahan/fasilitas untuk urusannya yang berkaitan dengan kewenangan
yang kita miliki. Ucapan dari pihak yang dulu pernah memberi sesuatu
kepada si pejabat.. “yang kemarin gimana? Enak toh? bantu dulu ini biar kita
happy”. Sampai dititik ini celakalah kita. Gak enak juga kalo tidak membantu
orang ini, kemarin dia sudah begini-begitu.
Gratifikasi akan memaksa anda untuk menjadi pelaku korupsi. Karena itu
gratifikasi dilarang keras oleh Negara. Sebaiknya berhati-hati dengan orangorang yang baiknya terkesan terlalu wah…. bisa jadi ada udang dibalik batu.
Anda bisa dijebak agar tertarik bermain kotor dengan peran yang anda
duduki.
10. Korup karena tuntutan gaya hidup pasangan
Setiap orang ingin membahagiakan pasangan hidupnya oleh karena itu
mereka berusaha keras untuk memenuhi kebutuhannya. Tidak terkecuali
kebutuhan materi. Korupsi adalah lahan yang bagus untuk memanen uang
secara gratis walau tidak halal. Apalagi jika seorang laki-laki yang
sikapnya “suami-suami takut istri”. Sudah pasti si suami akan dijadikan mesin
korupsi oleh istrinya untuk mendatangkan kemewahan dalam hidupnya.
Oleh karena itu, alangkah baiknya jika anda memiliki pasangan hidup yang
sederhana, tidak suka pamer dan biasa-biasa saja. Pasangan yang hidupnya
lebih simple tidak mungkin merepotkan kita dengan kebutuhannya yang
keterlaluan. Istilahnya itu teman, temukan pasangan yang sesuai ukuran
dompetmu. Jangan sampai tidak seimbang karena hal ini dapat beresiko
mengguncang dompetmu bahkan hidupmu akhirnya jadi koruptor yang gak
karuan gitu.
105
Selalu waspada dengan faktor resiko diatas teman karena semua ini bisa
mengubahmu menjadi seseorang yang lebih jahat dan dibenci oleh semua
rakyat Indonesia. Pahamilah bahwa korupsi tidak terjadi karena kita
menginginkannya melainkan juga karena dorongan dari orang-orang terdekat
dan situasi lingkungan yang mendukung hal tersebut.
C. Nasib Tragis Sang Koruptor
Sungguh malang nasib para koruptor itu. Kekayaan hasil korupsi yang
mereka kumpulkan ternyata tidak membawa manfaat apapun bagi mereka. Harta
tidak berkah itu justeru menjadi sumber malapetaka. Di dunia mereka mendapat
kehinaan dan ancaman hukuman yang berat. Di akhirat kelak telah menunggu
siksa yang keras bagi mereka.
Coba lihat akibat buruk perbuatannya, semua manusia mengutuknya dan
mendoakan keburukan atas dirinya. Harta yang diperolehnya juga tidak
membawa berkah. Berapa banyak koruptor yang mati secara tersiksa karena
penyakit yang dideritanya, harta hasil kejahatannya itu habis terkuras sedikit demi
sedikit untuk biaya pengobatan.
Sebagian orang yang silau dengan harta yang menumpuk mengira para
koruptor itu benar-benar bahagia. Mereka mengira para koruptor itu bisa
mendapatkan apa saja dengan harta yang melimpah. Ini adalah penilaian yang
keliru. Siapa bilang hidup para koruptor itu enak!? Hidup mereka diliputi rasa takut
dan khawatir. Takut dan khawatir kejahatan mereka terbongkar. Hati mereka
galau dan senantiasa dalam kekalutan. Itulah hakikat dosa, yaitu sesuatu yang
mengganjal dalam hatimu dan engkau khawatir orang lain mengetahuinya.
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Dosa adalah segala yang mengganjal dalam dadamu dan engkau tidak suka
orang lain mengetahuinya. [ Shahîhul Jâmi’ no. 2880].
Bahkan untuk menutupinya mereka rela melakukan apa saja walaupun
harus berbuat kezhaliman. Begitulah tabi’at kejahatan, bila pelakunya tidak
segera bertaubat, maka kejahatannya itu akan melahirkan kejahatan yang lain
pula.
Begitulah kalau sudah memakan hasil korupsi, bukan kepuasan yang
dirasakan jiwanya namun justru sebaliknya, ia akan semakin rakus dan tamak
layaknya orang kesurupan. Sehingga yang menjadi motonya adalah ‘tiada hari
tanpa korupsi’. Seperti pemakan riba yang diumpamakan oleh Allâh Azza wa Jalla
seperti orang yang kerasukan setan.
Tabiat para koruptor ini pun menjadi liar dan ganas, tak pandang bulu siapa
dan apa yang akan menjadi santapannya. Sampai-sampai dana pembangunan
tempat ibadahpun tega ditilep. Sungguh keterlaluan. Rasa malu berbuat jahat
sudah sirna dari hatinya. Akibatnya, dia berbuat semena-mena. Mata hatinya
tertutup bahkan buta, sehingga tidak bisa membedakan antara yang baik dan
yang buruk. Tolok ukurnya serba terbalik, yang jahat dianggap baik dan yang baik
di anggap jahat.
Para koruptor ini sebagaimana para penjahat lain jika tidak bertaubat
sampai matinya maka mereka akan menyandang predikat buruk di dunia, di alam
barzakh dan di akhirat. Ketika para malaikat yang membawa ruhnya melewati
rombongan para malaikat di langit dan ditanya, “Ruh siapakah yang buruk ini ?”
Para malaikat yang membawa ruh ini menjawab, “Ini adalah ruh fulan bin fulan.”
Dengan menyebut nama paling buruk yang pernah disandangnya di dunia. [HR
Imam Ahmad rahimahullah dan dishahihkan oleh syaikh al-Albâni rahimahullah].
Tidakkah para koruptor itu merasa kasihan dan iba melihat anak-anaknya
yang bakal menyandang sebutan buruk sepeninggal dirinya? Akan melekat pada
anaknya sebutan ‘anak koruptor’!
106
Para koruptor itu jika mengangkat tangannya tinggi-tinggi berdoa kepada
Allâh bahkan sampai meraung dan menangis, namun do’anya tidak dikabulkan
oleh Allâh Azza wa Jalla. Bagaimana do’anya bisa dikabulkan, sementara
makanan, minuman dan pakaian yang dikenakannya diperoleh dengan cara yang
diharamkan yaitu dengan cara korupsi. Bagaimana mungkin doanya dikabulkan?
Perhatikanlah sabda Rasûlullah Shallalahu ‘alaihi wa sallam.
… Kemudian Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisahkan tentang
seorang yang sedang melakukan perjalan jauh, rambutnya kusut dan
kakinya berdebu, ia menadahkan tangannya ke langit, dia berdo’a : “Ya
Rabb… Ya Rabb.., Padahal makanannya haram, minumannya haram,
pakaiannya haram, dan ia tumbuh dengan sesuatu yang haram, maka
bagaimana mungkin do’anya akan dikabulkan ?! [HR. Muslim, no.1015]
Bagaimana hidupnya bisa berkah, anak-anaknya bisa shalih dan shalihah,
bila rongga perut mereka diisi dengan hasil korupsi? Tumbuh besar dan
berkembang fisiknya dari hasil korupsi? Bukankah tidak akan masuk surga
daging yang tumbuh dari usaha yang haram? Begitulah sabda Nabi kita
Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
Sesungguhnya tidak akan masuk surga daging yang tumbuh dari harta yang
haram. Neraka lebih pantas untuknya. [HR Ahmad dan ad-Dârimi, serta
dishahihkan oleh al-Albâni dalam Shahîhut Targhîb , no. 1728]
Tidakkah para koruptor itu takut akan hari kiamat. Saat itu asal-usul harta
akan ditanyakan. Apa jawaban yang bakal diberikan ketika ia ditanya tentang
hartanya, darimanakah ia memperolehnya? Bisakah ia mengelak dari peradilan
Allâh Yang Maha Adil, Yang Maha Mengetahui segala hal, baik disembunyikan
ataupun dinampakkan?
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Tidak akan bergeser tapak kaki seorang hamba pada hari Kiamat sehingga
ditanya tentang empat perkara : Tentang umurnya, untuk apa ia habiskan?
Tentang jasadnya, untuk apa ia gunakan? Tentang hartanya, darimana ia
mendapatkannya dan kemanakah ia menafkahkannya? Dan tentang
ilmunya, apakah yang telah ia amalkan. [ HR at-Tirmidzi dan ad-Dârimi, dan
dishahihkan oleh al-Albâni dalam Shahîhul Jâmi’ , no. 7300].
Di dunia dia mungkin masih bisa menyembunyikan dan menutup-nutupi
kejahatannya dengan berbagai cara. Tapi, pada hari Kiamat nanti, ia tidak akan
mampu menyembunyikannya lagi. Karena pada hari itu, segala sesuatu akan
ditampakkan oleh Allâh Azza wa Jalla . Itulah hari taghaabun !
Allâh Azza wa Jalla berfirman:
(Ingatlah) hari (dimana) Allâh mengumpulkan kamu pada hari
pengumpulan, Itulah hari dinampakkan kesalahan-kesalahan. [atTaghâbun/64:9]
Kemanakah kalian akan menyelamatkan diri, wahai para koruptor?
Sungguh, tidak ada tempat melarikan diri, tidak ada lagi tempat bersembunyi
seperti dalam kehidupan dunia sekarang ini !
Apakah mereka mengira akan bisa dilepas begitu saja? Sekali-kali tidak!
Satu rupiahpun yang mereka korupsi akan dimintai pertanggungjawabannya di
akhirat!
Dan diletakkanlah Kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah
ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: “Aduhai
celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan perkara kecil dan tidak
(pula) perkara besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa
107
yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Rabbmu tidak menganiaya
seorang pun. [al-Kahfi/18:49]
Jangan kira, keberhasilan kalian lari dan berkelit dari jeratan hukum buatan
manusia di dunia akan terulang lagi di akhirat! Kalian tidak akan pernah bisa lolos.
Uang haram hasil kejahatan tindak pidana korupsi mungkin masih sedikit berguna
di dunia, tapi tidak di kehidupan akhirat. Simaklah firman Allâh Azza wa Jalla:
(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orangorang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih, [as-Syu’ara’/26:8889].
Alangkah malunya sang koruptor itu pada hari kiamat nanti, kedoknya akan
tersingkap bak matahari di siang bolong. Manusia akhirnya mengetahui
kecurangannya!
Pada hari kiamat nanti akan dikibarkan bendera untuk
menandakan ia adalah sang koruptor!
Nabi Shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Setiap pengkhianat memiliki bendera tanda pengenal di bagian duburnya
pada hari Kiamat. [Silsilatus Shahîhah, karya al-Albâni, no. 1690].
Barangkali terlintas dalam benak para koruptor itu, aku kumpulkan harta
sebanyak-banyaknya meski harus korupsi, nanti harta korupsi itu disedekahkan
untuk kebaikan, sehingga impas! Begitu pikirnya! Anggapan seperti ini jelas
salah. Sebab Allâh Maha Baik dan tidak akan menerima kecuali yang baik-baik.
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Shalat tanpa bersuci tidak akan diterima dan sedekah dari hasil korupsi juga
tidak diterima. [HRMuslim :224]
Bahkan dosa tetap dosa!
Rasûlullâh Shallalahu ‘alaihi wa sallam
bersabda :
Barangsiapa mengumpulkan harta haram kemudian ia menyedekahkannya
maka ia tidak memperoleh pahala darinya dan dosanya terbeban atas
dirinya. [Hadits riwayat Ibnu Hibban (3367) dan dihasankan oleh al-Albaani
dalam Shahih at-Targhib (880)].
Sedekahnya itu tidak bernilai apa-apa di sisi Allâh Azza wa Jalla, sementara
ia tetap terbebani dosa korupsinya. Jadi, sebenarnya tidak ada alasan baginya
untuk melakukan tindak korupsi. Itu hanyalah waswas dan bisikan setan yang
dianggap baik oleh manusia!
Setanlah yang menakut-nakutinya dengan
kemiskinan lalu menyuruhnya melakukan dosa, yakni korupsi!
Allâh Azza wa Jalla berfirman :
Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan
menyuruh kamu berbuat kejahatan. [al-Baqarah/2:268].
Namun aneh bin ajaib, para koruptor itu masih bisa tersenyum di hadapan
manusia, seolah tidak berbuat dosa ?
Benarlah sabda Nabi Shallalahu ‘alaihi wa sallam :
Jika engkau tidak punya malu maka lakukanlah sesukamu! [Silsilah Hadits
Shahih: 684].
Apakah budaya malu sudah tidak ada lagi di sini? Para pembaca lebih tahu
jawabannya. Demikian sedikit bahan renungan bagi kita semuanya. Semoga kita
tidak terjebak dalam ajak setan yang selalu mengintai celah demi menyesatkan
anak manusia.
108
D. Dalil-dalil dari Al Qur’an dan As-Sunnah yang melarang keras korupsi
"Sungguh akan datang pada manusia suatu zaman di mana
seseorang tidak peduli dengan cara apa dia mengambil harta,
apakah dari yang halal atau dari yang haram. " [ HR Bukhari
2083]
Setiap pegawai wajib menjaga kehormatan dan harga dirinya, bahkan harus
berjiwa mulia dan kaya hati. Seorang karyawan tak boleh gampang terbeli atau
tergadai oleh uang sogokan dan hadiah suap. Sebab, disamping menjatuhkan
kredibilitas, itu juga merusak masa depan lembaga, juga mencederai
profesionalisme dan kinerja.
Di antara dalil yang memerintahkan agar setiap muslim tidak memakan
harta dengan cara bathil, adalah hadits yang telah diriwayatkan Al-Bukhari, dari
Jundab bin Abdullah bahwa Nabi Sholallahu Alaihi Wassalam bersabda:
"Sesungguhnya yang pertama busuk dari manusia adalah
perutnya. Maka barang siapa yang sanggup untuk tidak
memakan melainkan yang baik maka lakukanlah. Dan barang
siapa yang bisa untuk tidak dihalangi antara dia dan surga
walaupun dengan segenggam darah yang ditumpahkannya,
maka lakukanlah ." [ HR Bukhari 7152]
Tradisi korupsi, suap, sogok, money politics, pungli dan kelompok
turunannya telah mengakar kuat dan menjalar secara sistemik pada tubuh
birokrasi setiap lembaga baik negeri maupun swasta. Fakta ini merupakan salah
satu tantangan paling fenomenal bagi agama Islam, yang secara tegas
mengutuknya.
"Rasulullah mengutuk orang yang menyuap dan orang yang
disuap" [Shahih diriwayatkan Imam Abu Daud dalam Sunannya
(3580), Imam at-Tirmidzi dalam Sunannya (1337) dan Imam Ibnu Majah
dalam Sunannya (2313) ]
Demikian sebuah hadits memperingatkan. Ketika salah seorang sahabat
bernama Abdullah bin Lutbiyah terbukti menerima pemberian, Rasulullah yang
memberikan perhatian khusus terhadap masalah ini, segera memberhentikannya.
Dari ‘Adiy bin ‘Amirah Al Kindi Radhiyallahu ‘anhu berkata, Aku pernah
mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Barangsiapa di antara kalian yang kami tugaskan untuk suatu
pekerjaan (urusan), lalu dia menyembunyikan dari kami
sebatang jarum atau lebih dari itu, maka itu adalah ghulul
(belenggu, harta korupsi) yang akan dia bawa pada hari
kiamat”.
Selain itu, perbuatan korupsi (ghulul) ini termasuk dalam kategori memakan
harta manusia dengan cara batil yang diharamkan Allah Subhanahu wa Ta’ala,
sebagaimana dalam firmanNya :
“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang
lain di antara kamu dengan jalan yang batil, dan janganlah kamu
membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat
memakan sebagian dari harta benda orang lain itu dengan (jalan
berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui” [al Baqarah/2:188]
109
Juga firmanNya :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil…” [an
Nisaa`/4 : 29].
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan beliau memperingatkan
dengan keras kepada petugas yang mendapat amanah mengumpulkan zakat
maal tersebut dengan mengatakan :
“Tidakkah kamu duduk saja di rumah bapak-ibumu, lalu lihatlah,
apakah kamu akan diberi hadiah (oleh orang lain) atau tidak?”
“(Maka) Demi (Allah), yang jiwa Muhammad berada di tanganNya.
Tidaklah seseorang dari kalian mengambil (mengkorupsi) sesuatu
daripadanya (harta zakat), melainkan dia akan datang pada hari
Kiamat membawanya di lehernya. Jika (yang dia ambil) seekor unta,
maka (unta itu) bersuara. Jika (yang dia ambil) seekor sapi, maka
(sapi itu pun) bersuara. Atau jika (yang dia ambil) seekor kambing,
maka (kambing itu pun) bersuara …”
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda :
“Hadiah untuk para petugas adalah ghulul”.
sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang artinya :
Barangsiapa yang kami tugaskan dengan suatu pekerjaan, lalu
kami tetapkan imbalan (gaji) untuknya, maka apa yang dia ambil
di luar itu adalah harta ghulul (korupsi).
Dalam hadits Ubadah bin ash Shamit Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“…(karena) sesungguhnya ghulul (korupsi) itu adalah
kehinaan, aib dan api neraka bagi pelakunya”.
Orang yang mati dalam keadaan membawa harta ghulul (korupsi), ia tidak
mendapat jaminan atau terhalang masuk surga. Hal itu dapat dipahami dari sabda
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
“Barangsiapa berpisah ruh dari jasadnya (mati) dalam keadaan
terbebas dari tiga perkara, maka ia (dijamin) masuk surga. Yaitu
kesombongan, ghulul (korupsi) dan hutang”.
Allah tidak menerima shadaqah seseorang dari harta ghulul (korupsi),
sebagaimana dalam sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
“Shalat tidak akan diterima tanpa bersuci, dan shadaqah tidak
diterima dari harta ghulul (korupsi)”.
Harta hasil korupsi adalah haram, sehingga ia menjadi salah satu penyebab
yang dapat menghalangi terkabulnya do’a, sebagaimana dipahami dari sabda
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
“Wahai manusia, sesungguhnya Allah itu baik, tidak menerima
kecuali yang baik”.
Dia (Allah) juga berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman, makanlah yang baik-baik
dari yang Kami rizkikan kepada kamu,”
110
(Rasulullah) Shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan seseorang yang
lama bersafar, berpakaian kusut dan berdebu. Dia menengadahkan tangannya
ke langit (seraya berdo’a): “Ya Rabb…, ya Rabb…,” tetapi makanannya haram,
minumannya haram, pakaiannya haram dan dirinya dipenuhi dengan sesuatu
yang haram. Maka, bagaimana do’anya akan dikabulkan?”.
Dari Abu Humaid as Sa’idi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
“Hadiah untuk para pegawai adalah ghulul (harta yang di dapat
dari khianat terhadap amanah, korupsi)” (HR Ahmad no 23601).
Dari ‘Adi bin ‘Amirah al Kindi, Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
“Siapa di antara kalian yang kami beri amanah dengan suatu
pekerjaan lalu dia tidak menyerahkan sebuah jarum atau yang
lebih bernilai dari pada itu kepada kami maka harta tersebut
akan dia bawa pada hari Kiamat sebagai harta ghulul
(baca:korupsi)” (HR Muslim no 4848).
Dari Abdullah bin Buraidah dari ayahnya, Buraidah, Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
“Siapa saja yang kami pekerjakan lalu telah kami beri gaji maka
semua harta yang dia dapatkan di luar gaji (dari pekerjaan
tersebut, pent) adalah harta yang berstatus ghulul (baca:korupsi)”
(HR Abu Daud no 2943, Dalam Kaifa hal 11, Syeikh Abdul Muhsin
al Abbad mengatakan, ‘Diriwayatkan oleh Abu Daud dengan sanad
yang shahih dan dinilai shahih oleh al Albani’).
Rangkuman
Stigma negatif bahwa Pegawai Negeri identik dengan korupsi telah berkembang
lama tengah masyarakat tentang PNS. Korupsi seolah sudah menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dari profesi pegawai negeri. Harus diakui bahwa praktek korupsi
sudah merebak demikian besarnya di tengah-tengah aparatur, walaupun banyak juga
PNS yang tetap teguh memegang integritasnya. Tampaknya belum ada yang
sanggup mencegah terjadinya korupsi para aparatur selain aparatur itu sendiri.
Rumus klasik tetap berlaku, kejahatan terjadi bila ada niat dan ada kesempatan.
Demikian pula korupsi, dapat terjadi karena ada niat dan ada kesempatan. Oleh
karena itu untuk mencegah atau mengurangi atau menghilangkan niat korupsi, maka
berbagai fakor yang bisa memicu tumbuhnya niat tersebut harus dibenahi. Paling
utama adalah pembinaan mental spiritual. Orang yang imannya kokoh akan menahan
dirinya untuk tidak melakukan korupsi, meskipun kesempatannya ada. Hal lain adalah
perbaikan tingkat kesejahteraan, penciptaan kondisi di lingkungan kerja yang dapat
mengeliminasi budaya materialistik para pegawai, dan keteladanan positif dari para
pejabat/pimpinan. Tindakan hukum yang tegas dan tanpa pandang bulu juga perlu
diberikan kepada para pelaku korupsi, untuk memberikan signal bagi pegawai lain
agar jangan coba-coba untuk melakukan koruspi. Selain itu tindakan pemiskinan
pelaku korupsi dan penyebarluasan identitas pelaku di media masa secara terbuka
untuk mempermalukan pelaku korupsi nampaknya layak untuk dipertimbangkan. Dari
sisi kesempatan, harus dibangun sistem pengelolaan anggaran yang mempersempit
peluang pegawai untuk melakukan korupsi.
Di atas semua itu, harus dipahami bahwa sesungguhnya para pelaku korupsi
tidak pernah merasa bahagia, meskipun secara lahir ia bergelimang harta. Dirinya
terus diliputi kecemasan karena takut perbuatnnya diketahui. Belum lagi siksa di
akhirat yang sangat keras yang menunggunya. Dunia ini tidak lebih dari sendau gurau
dan kesenangangan yang menipu. Mengapa harus mencelakakan diri hanya karena
nikmat sesaat yang Allah haramkan.
111
Secara umum dapat disimpulkan bahwa pemahaman tentang anti korupsi diharapkan
bisa menjadi bahan perenungan untuk para aparatur agar mereka memperhatikan
ancaman-ancaman yang sangat keras dari agama, sehingga dari sini kemudian
diharapkan tingkat korupsi para ASN bisa ditekan atau berkurang.
Tugas
Identifikasilah penyebab korupsi yang umum terjadi di lingkungan pemerintahan.
Telitilah apa yang mendorong para pegawai untuk melakukan korupsi.
Tes
1. Sebutkan faktor-faktor umumnya penyebab korupsi di lingkungan
pemerintahan!
2. Perilaku pegawai apa saja yang biasanya turut menyulut terjadinya korupsi?
3. Sebutkan alasan untuk tidak melakukan korupsi dari timbangan syariat agama!
Lembar Kerja Praktik
TABEL 12. LEMBAR KERJA PRAKTIK ANTI KORUPSI
TERJADI DI
PEMBAHASAN
TEMPAT
NO PENYEBAB KORUPSI
BERDASARKAN KAJIAN
KERJA
MINDSET
YA TIDAK
a. ASPEK INDIVIDU
PEGAWAI
1
Sifat tamak manusia
2
Moral yang kurang kuat
3
Penghasilan yang
kurang mencukupi
4
Kebutuhan hidup yang
mendesak
5
Gaya hidup yang
konsumtif
6
Malas bekerja
7
Ajaran agama yang
kurang diterapkan
b. ASPEK ORGANISASI
1
Kurang adanya sikap
keteladanan dari
pimpinan
2
Tidak adanya kultur
organisasi yang benar
3
Sistem akuntabilitas
kurang memadai
4
Kelemahan sistem
pengendalian
manajemen
5
Manajemen cenderung
menutupi korupsi
dalam organisasi
112
NO
PENYEBAB KORUPSI
TERJADI DI
TEMPAT
KERJA
YA TIDAK
PEMBAHASAN
BERDASARKAN KAJIAN
MINDSET
c. ASPEK
KEMASYARAKATAN
1
Nilai-nilai di
masyarakat kondusif
untuk terjadinya
korupsi
2
Masyarakat kurang
menyadari sebagai
korban utama korupsi
3
Masyarakat kurang
4
menyadari jika dirinya
terlibat korupsi
Masyarakat kurang
menyadari jika korupsi
akan bisa dicegah dan
diberantas jika
masyarakat ikut aktif
d. ASPEK MEKANISME
PEMERINTAHAN
1
Kurangnya
transparansi dalam
penyelenggaraan
pemerintahan
2
Kebutuhan pendanaan
yang sangat besar saat
berusaha untuk
mendapatkan
kesempatan sebagai
penyelenggara
pemerintahan
3
Pengelolaan proyek
yang melibatkan uang
rakyat dalam jumah
besar
4
Adanya lingkungan
tertutup di sekitar para
pemegang kebijakan
yang mementingkan
diri sendiri dan jaringan
(nepotisme).
5
Lemahnya ketertiban
dan penegakan hukum
6
Kurangnya kebebasan
berpendapat atau
kebebasan media
massa sebagai kontrol
terhadap praktik
113
NO
7
PENYEBAB KORUPSI
TERJADI DI
TEMPAT
KERJA
YA TIDAK
PEMBAHASAN
BERDASARKAN KAJIAN
MINDSET
penyelenggaraan
pemerintahan
Kurangnya kesadaran
masyarakat untuk ikut
memberantas korupsi.
Hal ini dapat terlihat
dari praktik-praktik
seperti ketidaksabaran
untuk mengikuti proses
pengurusan SIM sesuai
prosedur sehingga
bersedia membayar
sejumlah uang alias
menyuap untuk
memotong prosedur
.
114
BAB XII
PENUTUP
Para peserta diklat yang berbahagia..
Selamat !! Anda telah menyelesaikan modul Pola Pikir Aparatur ini dengan baik.
Anda sudah bekerja keras menyisihkan waktu untuk mempelajari 10 elemen penting
dalam pembelajaran Pola Pikir ini, mulai dari : 1)Konsep Dasar Pola Pikir, 2)Berpikir
Positif, 3)Siklus Kebiasaan, 4)Konsep Diri, 5)Hukum Sebab Akibat, 6)Konsep Sukses,
7)Jalan-jalan Menuju Sukses, 8)Cara Memandang Masalah, 9)Enam Elemen Esensial
Dalam Bekerja, dan 10)Anti Korupsi.
Sejak dipahaminya konsep bahwa pola pikir akan menentukan kemana langkah
kaki akan mengayun, maka kami berharap setelah mempelajari modul ini, Anda semua
akan tumbuh berkembang menjadi aparatur yang memiliki pola pikir yang unggul, yang
teraktualisasi kedalam kinerja terbaik di unit kerjanya masing-masing.
Milikilah keyakinan, cara berpikir, sikap, perilaku, dan unjuk kerja yang unggul,
yang mencerminkan berkualitasnya pola pikir Anda. Masa depan Anda dimulai dari
cara berpikir Anda. Ingatlah bahwa investasi apapun yang Anda lakukan untuk
menjadikan diri lebih bermanfaat, lebih mulia, lebih selamat, lebih sejahtera, lebih
berbahagia, dan lebih mendapatkan ridho Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah investasi
yang tidak akan pernah sia-sia. Semua kebaikan akan kembali kepada diri Anda
sendiri. Mulailah membangun diri dengan lebih baik, agar Anda lebih semangat dan
lebih berbahagia dalam bekerja. Jangan lupa untuk senantiasa memohon agar Allah
senantiasa membimbing dan menjaga kita semua dalam menjalankan amanah ini.
Semoga dengan niat baik, kerja yang baik, cara yang baik, ahlaq yang baik,
ibadah yang baik, dan dengan dilandasi oleh tauhid yang benar, bisa menjadikan
alasan untuk Allah Azza wa Jalla menyelamatkan dan memasukkan kita semua ke
dalam surga-Nya, aamiiiin.
115
EVALUASI
Tes Kognitif
o
TABEL 13. HASIL TES KOGNITIF PESERTA
NILAI
NO
1
MATERI POKOK
Sangat
Baik
91-100
Baik
81-90
Cukup
Kurang
71–80
61-70
Sangat
Kurang
< 61
Tes - Konsep Dasar Pola
Pikir
Tes - Berpikir Positif
Tes - Siklus Kebiasaan
Tes - Konsep Diri
Tes - Hukum Sebab Akibat
Tes - Konsep Sukses
Tes - Jalan-jalan Menuju
Sukses
Tes - Cara Memandang
Masalah
Tes - Enam Elemen Esensial
Dalam Bekerja
Tes - Anti Korupsi
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Tes Psikomotor
o
TABEL 14. HASIL PELAKSANAAN TUGAS PESERTA
NILAI
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
MATERI POKOK
Sangat
Baik
91-100
Baik
81-90
Cukup
Kurang
71–80
61-70
Sangat
Kurang
< 61
Tugas - Konsep Dasar Pola
Pikir
Tugas - Berpikir Positif
Tugas - Siklus Kebiasaan
Tugas - Konsep Diri
Tugas - Hukum Sebab
Akibat
Tugas - Konsep Sukses
Tugas - Jalan-jalan Menuju
Sukses
Tugas - Cara Memandang
Masalah
Tugas - Enam Elemen
Esensial Dalam Bekerja
Tugas - Anti Korupsi
116
Tes Psikomotor
o
TABEL 15. HASIL LATIHAN KERJA PRAKTIK PESERTA
NILAI
NO
1
MATERI POKOK
Sangat
Baik
91-100
Baik
81-90
Cukup
Kurang
71–80
61-70
Sangat
Kurang
< 61
Lembar Kerja Praktik Konsep Dasar Pola Pikir
Lembar Kerja Praktik Berpikir Positif
Lembar Kerja Praktik - Siklus
Kebiasaan
Lembar Kerja Praktik Konsep Diri
Lembar Kerja Praktik Hukum Sebab Akibat
Lembar Kerja Praktik Konsep Sukses
Lembar Kerja Praktik Jalanjalan Menuju Sukses
Lembar Kerja Praktik - Cara
Memandang Masalah
Lembar Kerja Praktik - Enam
Elemen Esensial Dalam
Bekerja
Lembar Kerja Praktik - Anti
Korupsi
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Penilaian Sikap
o
TABEL
16.
PENILAIAN
SIKAP
PEMBELAJARAN
PESERTA
SELAMA
MENGIKUTI
NILAI
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
MATERI POKOK
Sangat
Baik
91-100
Baik
81-90
Cukup
Kurang
71–80
61-70
Sangat
Kurang
< 61
Prosentase Kehadiran
Ketaatan terhadap berbagai
aturan
Kepantasan Berpakaian
Keseriusan dalam menyimak
Ketenangan di dalam kelas
(tidak membuat kegaduhan)
Keaktifan dalam diskusi
Keaktifan dalam
mengerjakan tugas-tugas
Sikap kepada fasilitator
Sikap kepada rekan sejawat
Sikap kepada panitia
117
KUNCI JAWABAN
BERPIKIR POSITIF
1. Berpikir positif adalah cara berpikir secara logis yang memandang sesuatu dari
segi positifnya baik terhadap dirinya sendiri, orang lain, maupun keadaan
lingkungannya.
2. Tiga komponen berpikir positif adalah: 1)muatan pikiran, 2)penggunaan
pikiran, dan 3)pengawasan pikiran.
3. Muatan berpikir positif adalah 3B, yaitu: Benar (tak melanggar nilai-nilai
kebenaran), Baik ( bagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungan), dan
Bermanfaat (menghasilkan sesuatu yang berguna).
4. Muatan pikiran yang positif perlu diaktualisasikan kedalam tindakan yang nyata
agar ada dampak yang ditimbulkan.
5. Lima cara berpikir positif diantaranya: Dengan memandang sisi baik suatu
masalah; Dengan membuang pengaruh negatif; Dengan memberi sugesti
positif kepada diri sendiri; Dengan memvisualisasikan bahwa diri ini adalah
orang yang beriman, bertaqwa, dan bersyukur kepada Allah; Dengan memilih
teman-teman yang positif; Dengan menentukan tujuan dan meneguhkan hati
untuk pencapaiannya; Dengan membanjiri otak dengan pikiran positif; Dengan
mudah bersyukur kepada Allah; Dengan memgambil alih tanggungjawab;
Dengan mengubah “tidak bisa” menjadi “bisa”; dan Dengan menertawakan diri
sendiri.
KEBIASAAN
1. Orang melakukan kebiasaan tertentu pada prinsipnya karena ada pemicu dan
ada reward. Pemicu adalah penyebab awal munculnya kebiasaan tertentu,
tetapi kebiasaan menjadi bertahan karena rewardnya.
2. Dalam kasus kebiasaan buruk PNS seperti tidak disiplin, korupsi, dan
kebiasaan buruk lainnya, berbagai hal dapat menjadi faktor pemicu,
diantaranya masalah internal pegawai itu sendiri, atau masalah yang berkaitan
dengan keadaan di kantor. Masalah internal pegawai umumnya adalah
rendahnya motivasi dan kesadaran pegawai, dan beberapa lainnya adalah
persoalan-persoalan pribadi pegawai yang bersangkutan seperti perselisihan
dengan pegawai lain, persoalan ekonomi, dan masalah-masalah lainnya.
Masalah eksternal umumnya adalah lingkungan kerja yang kurang kondusif,
hubungan atasan bawahan yang kurang harmonis, sistem reward dan
punishment yang tidak berimbang, dan bidang-bidang pekerjaan yang tidak
sesuai dengan passion dan kompetensi pegawai.
3. Terus bertahannya kebiasaan buruk PNS terjadi karena adanya reward yang
dinikmati para PNS tersebut. Dalam kasusnya bertahannya kebiasaan tidak
disiplin, seperti bolos, terlambat, tidak melakukan sesuatu yang produktif
selama jam kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya, atau bahkan ‘menghilang’
ditengah-tengah jam kerja, maka faktor rewardnya mulai dari waktu luang yang
lebih banyak, diperolehnya waktu istirahat ekstra, kesempatan untuk
melakukan hal-hal lain yang lebih menguntungkan bagi dirinya pribadi, tidak
adanya sanksi disiplin, hingga berbagai bentuk reward lainnya, yang intinya
membuat seorang pegawai tetap pada kebiasaan buruknya.
Dalam kasus korupsi, maka faktor rewardnya selain manfaat ekonomi finansial
yang langsung dirasakan, juga karena rendahnya penindakan atau sanksi atas
korupsi yang dilakukan tersebut. Apalagi PNS yang bersangkutan melihat
bahwa banyak juga PNS lain melakuan hal yang sama dan tetap aman-aman
saja.
118
4. Kebiasaan yang menurut Stephen R. Covey perlu dibangun oleh seorang
pegawai bila dirinya ingin sukses adalah:
a. Kebiasaan bertanggung jawab (proactive)
b. Kebiasaan berorientasi pada tujuan (begin with the end in mind)
c. Kebiasaan mendahulukan yang utama (put first things first)
d. Kebiasaan berpikir menang-menang (think win-win)
e. Kebiasaan memahami terlebih dahulu, baru kemudian dipahami (seek
first to understand, then to be understood).
f. Kebiasaan bersinergi (synergize).
g. Kebiasaan melakukan perbaikan diri secara terus menerus (sharpen
the saw).
h. kebiasaan menemukan panggilan jiwa dan mengilhami orang lain
menemukan panggilan jiwa mereka (find your voice and inspire others
to find theirs).
5. Terdapat empat bidang penetapan tujuan, yaitu:
a. Tujuan Pengembangan Diri.
Ingin berkembang menjadi diri yang seperti apa? Ingin lebih sehat,
penuh energi dan vitalitas? Ingin meningkatkan kecerdasan intelektual,
emosional, dan spiritual (ESQ)? Ingin menambah wawasan atau
ketrampilan baru? Ingin bergaul dengan kalangan tertentu?
b. Tujuan kepemilikan.
Benda-benda berharga apa saja yang ingin dimiliki? Ingin memiliki
rumah idaman, ingin mengganti kendaraan dengan yang lebih baru dan
nyaman, dst.
c. Tujuan keuangan.
Ingin bebas hutang, ingin mencapai tabungan dalam jumlah tertentu,
ingin menambah sumber penghasilan aktif dan pasif.
d. Tujuan kontribusi.
Kalau kita meninggal dunia, semua akan terputus kecuali tiga hal, yaitu
ilmu yang bermanfaat, amal jariyah, dan anak saleh yang terus
mendoakan kita bukan saja semasa kita hidup tetapi juga setelah kita
wafat. Dalam hal apa kontribusi apa yang ingin kita lakukan dalam
hidup ini?
Seorang pegawai harus berhati-hati dalam penetapan tujuan ini
khususnya dalam konteks kehidupan akhirat karena tujuan hidup yang
paling utama adalah ibadah kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Jika selama dalam hidup orientasi kita adalah mencari keridhoan Allah,
tidak menyekutukannya (tidak beribadah selain kepada-Nya), tidak
melakukan hal-hal yang menimbulkan kemurkaan-Nya, beribadah
hanya dengan cara-cara yang diajarkan utusan-Nya Nabi Muhammad
Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, berahlak baik, dan bermualah dengan
mahluk lainnya secara baik, maka tidak peduli apapun profesi kita, kaya
atau miskin, semuanya berpeluang mendapatkan kemenangan yang
hakiki, yaitu surganya Allah.
KONSEP DIRI
1. Terdapat beberapa pengertian konsep diri (self-concept):
a. Konsep diri adalah kesadaran seseorang mengenai siapa dirinya.
b. Konsep diri adalah sekumpulan keyakinan dan perasaan seseorang
mengenai dirinya, apakah dia merasa positif atau negatif, bangga atau
tidak bangga, dan senang atau tidak senang dengan dirinya.
c. Konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang
merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan mempengaruhi
hubungan dengan orang lain.
119
d. Konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh,
fisikal, emosional, intelektual, sosial dan spiritual.
e. Konsep diri adalah citra subjektif dari diri dan pencampuran yang
kompleks dari perasaan, sikap dan persepsi bawah sadar maupun
sadar.
2. Operating system pada komputer adalah sistem operasi (misalnya windows
10) yang memungkinkan sebuah komputer bisa berkomunikasi dengan
berbagai aplikasi/software yang terinstal di dalamnya (misalnya: Ms Office,
Anti Virus, Pengolah Grafis, dan berbagai aplikasi lainnya). Dengan sistem
operasi ini maka berbagai aplikasi tersebut di atas bisa berjalan, bisa berfungsi
dengan baik. Tanpa sistem operasi, maka berbagai aplikasi menjadi tidak
berguna.
Semakin baik sistem operasi, semakin efisien dan efektif
komunikasinya dengan berbagai aplikasi, maka semakin baik sebuah
komputer bekerja. Hal ini berarti semakin handal komputer tersebut dalam
menjalankan berbagai fungsi.
Konsep Diri adalah cara pandang seseorang terhadap dirinya sendiri, yang
mempengaruhi kualitasnya dalam menjalani kehidupan ini. Bila dianalogikan
dengan sistem operasi, maka semakin baik konsep diri seseorang, semakin
baik pula dirinya dalam berkomunikasi dengan berbagai unsur kehidupan,
maka akan semakin baik pula dirinya dalam menjalani kehidupan ini, sehingga
peluangnya untuk menjadi orang yang sukses semakin besar. Bila sistem
operasi komputer dari waktu ke waktu terus diperbaiki untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi kinerja komputer, maka demikian pula dengan konsep
diri, dari waktu ke waktu juga harus semakin baik, agar kualitas hidup
seseorang semakin baik.
3. Konsep diri seseorang dapat kita pahami dari sikap dirinya yang merupakan
aktualisasi dari orang tersebut. Ketika seseorang memiliki konsep diri yang
baik maka biasanya orang tersebut sikap perilakunya mencerminkan positifnya
cara pandang dirinya terhadap kemampuan yang dimilikinya. Sebagai
dampaknya adalah orang ini memiliki kinerja yang baik dalam menyelesaikan
segala persoalan dan tantangan yang dihadapi. Orang dengan konsep diri
yang positif memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang mudah untuk
diselesaikan.
4. Konsep diri memiliki tiga dimensi, yaitu:
a. Pengetahuan terhadap diri sendiri (real-self).
Pengetahuan terhadap keadaan fisik dan keadaan psikis.
Pengetahuan terhadap kebiasaan dan sikap perilaku. Pengetahuan
terhadap nilai-nilai yang dianut, dan keyakinan-keyakinan tertentu.
b. Pengharapan mengenai diri sendiri (ideal-self).
Pandangan tentang kemungkinan yang diinginkan seseorang terjadi
pada dirinya sendiri di masa depan. Pengharapan ini merupakan diri
ideal.
c. Penilaian Orang lain tentang dirinya (social-self).
Bagaimana orang lain menilai dirinya. Terdapat proses penilaian dan
evaluasi antara pengharapan seseorang mengenai dirinya dan
bagaimana orang lain memandang dirinya.
5. Pihak-pihak yang bisa mempengaruhi konsep diri seseorang adalah
a. Orang tua
b. Kawan sebaya
c. Masyarakat
120
HUKUM SEBAB AKIBAT
1. Hukum sebab adalah sebuah pemahaman yang memaknai bahwa segala
sesuatu yang terjadi pasti disebabkan oleh suatu hal. Segala sesuatu tidak
mungkin terjadi begitu saja, semua pasti ada penyebabnya.
2. Syarat yang harus dipenuhi dalam menerapkan hukum sebab akibat adalah:
a. Hanya mencari sebab yang diizinkan oleh agama, tidak boleh mencari
sebab yang haram dan tidak masuk akal.
b. Hanya menggantungkan hati kepada Allah
c. Meyakini bahwa berhasil tidaknya hanya Allah yang menentukan
3. Turunan hukum sebab akibat ada empat, yakni:
a. Pertama, hukum keyakinan (the law of believe). Apa yang kita yakini
dengan sepenuh hati akan menjadi kenyataan.
b. Kedua, hukum harapan (the law of expectation). Apa pun yang kita
harapkan dengan penuh percaya diri akan menjadi kenyataan dengan
sendirinya.
c. Ketiga, hukum ketertarikan (the law of attraction). Kita adalah magnet
hidup. Kita menarik orang-orang, situasi dan keadaan yang sejalan
dengan pikiran dominan dalam hidup kita.
d. Keempat, hukum keseuaian (the law of correspondence). Dunia luar
merupakan cermin dunia dalam kita. Ini sesuai dengan pola dominan
pikiran kita.
4. Strategi menerapkan hukum sebab akibat dengan memperluas bidang sukses,
yaitu selalu mempersiapkan diri, dan menciptakan kesempatan.
Mempersiapkan diri dengan cara terus mengasah diri, membekali diri dengan
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan secara memadai, dan terus
memperbaiki sikap perilaku.
Menciptakan kesempatan dengan cara
membiarkan orang lain tahu bahwa kita adalah orang pantas untuk
mendapatkan kesempatan tersebut, melalui sikap, perilaku, dan kinerja terbaik
secara konsisten, membangun jejaring, aktif berkontribusi dan memberi
manfaat kepada lingkungan, dan tidak lupa berdoa.
5. BEJ-CD adalah sikap yang kurang terpuji dari seorang pegawai yang bila tidak
segera diperbaiki, akan merugikan perjalanan karir pegawai yang
bersangkutan. BEJ-CD adalah Blame-Excuse-Justify-Complain-Denial.
o Blame artinya kebiasaan buruk yang selalu menyalahkan
lingkungan, orang di sekitar atas sebuah kegagalan.
o Excuse artinya selalu kebanyakan alasan, terlalu banyak berdalih.
o Justify artinya menghakimi atau membenarkan kekeliruan yang
dilakukan.
o Complain artinya selalu mengeluh, suka sekali mengeluh
o Denial
artinya
banyak
menyangkal,
tidak
mengambil
tanggungjawab
KONSEP SUKSES
1. Cara pandang tentang sukses penting untuk dipahami karena apa yang orang
pahami tentang sukses akan mengantarkannya menuju kepada apa yang ia
pahami tentang kesuksesan tersebut. Pemahaman tentang sukses akan
mengarahkan segenap pikiran, sikap, perilaku, dan tindakan-tindakan
seseorang kepada hal-hal yang diinginkannya tersebut. Pemahaman tentang
sukses akan menentukan kemana langkah akan mengayun, dan kita tidak
ingin ayunan tersebut adalah ayunan langkah yang bisa membuat kita
menyesal dikemudian hari kelak.
121
2. Ukuran sukses aparatur yang seharusnya adalah sukses dunia dan akhirat,
karena hanya ukuran ini yang bisa menjadikan seorang aparatur bekerja
maksimal untuk melaksanakan fungsinya selaku pelayan publik, dan sekaligus
selamat dan sejahtera selaku insan manusia.
3. Cara satu-satunya untuk bisa sukses dunia akhirat adalah dengan mengikuti
kemauan Allah, tidak ada cara lain.
4. Batasan yang harus dipenuhi oleh seorang aparatur agar upayanya untuk
meraih sukses dunia akhirat dapat diterima Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah
ikhlas dan ittiba’ (mengikuti Rasulullah). Ikhlas artinya usaha yang dilakukan
oleh seorang Aparatur hanya semata-mata untuk mencari keridhaan Allah.
Iitiba’ artinya semua usaha yang dilakukan harus benar sesuai dengan sunnah
(contoh) Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam. Dengan demikian kebenaran
sebuah usaha dilihat dari kesesuaian usaha tersebut dengan syariat.
5. Seorang aparatur tidak dilarang untuk mengusahakan dunianya, tidak
terlarang kaya atau berkelimpahan harta, sepanjang kekayaan tersebut
diperoleh dengan cara yang halal, dan digunakan untuk ketaatan kepada Allah.
Aparatur dilarang keras untuk menggunakan cara-cara yang tidak halal dalam
mencari harta, dan terlarang keras untuk menggunakan harta tersebut di jalan
kemaksiatan. Apabila ini dilanggar maka tiada guna harta yang berlimpah,
hanya kesengsaraan hidup dan kemurkaan Allah lah yang akan dipetik di
akhirat nanti.
JALAN-JALAN MENUJU SUKSES
1. Karena dengan bersyukur Allah akan tambahkan nikmat-Nya, sehingga
dengan syukur orang akan makin sukses dan makin sukses lagi. Sebaliknya
orang yang kurang bersyukur akan merasakan kehidupan yang sempit. Adzab
Allah sangat pedih untuk orang-orang yang tidak bersyukur.
2. Hasrat kepemilikan dapat menjadi pengurang jalan menuju sukses karena
hasrat kepemilikan akan menjadi pengurang atas berlakunya rumus :
Motivasi (jangka panjang) = To Be x Valensi x 1/ to Have
Bila seseorang memiliki To Have (keinginan untuk memiliki harta benda)
namun tidak punya Valensi (kualitas diri) dan To Be (keinginan untuk menjadi
seseorang yang punya value/peran/kebermaknaan), maka anda akan
menghalalkan semua cara.
Bila anda punya to be tapi tidak
punya Valensi maka prestasi anda tidak memiliki arah pencapaian yang jelas.
Jika anda punya Valensi namun anda tidak punya to be, maka kemampuan diri
anda tidak akan mewujud sebagai prestasi.
3. Sukses = Asset x Expert x Epos, maksudnya adalah bahwa untuk bisa sukses
seseorang harus menjadinya dirinya orang yang ahli di bidang (expert), artinya
dia tidak bisa hanya sekedar menjadi orang dengan kemampuan kerja yang
biasa-biasa saja. Kemudian memiliki asset yakni sesuatu pada diri seseorang
yang dapat memberikan nilai tambah (kesehatan, ahlaq, kemampuan
berkomunikasi, jejaring, cara berpenampilan, dll). Dan yang terakhir adalah
orang akan punya peluang untuk lebih sukses ketika ia selalu menebar epos
yaitu energi positif ke lingkungannya setiap langkah hari dengan konsisten
(berpikir positif, membantu orang lain, memgambil tanggungjawab, memberi,
berkontribusi, dst.)
4. Sukses adalah perpaduan antara kesiapan dan kesempatan. Untuk bisa
meraih sukses seseorang harus selalu menyiapkan dirinya, mengasah dirinya,
khususnya dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan serta sikap yang
menunjang karir yang diinginkan. Kesempatan, meskipun tampaknya ini
adalah faktor yang diluar kendali, tetapi orang yang ingin sukses mempunyai
mental tidak menunggu kesempatan datang, tetapi menciptakan. Caranya
dengan membiarkan orang lain tahu bahwa ia adalah pegawai yang bisa
handal, disiplin, jujur, memiliki kompetensi, dan sikap perilaku yang baik.
122
Dengan terus berkinerja baik secara konsisten dan memperlihatkan kualitas
diri yang prima, seorang pegawai sedang menciptakan kesempatan bagi
dirinya sendiri. Investasinya tidak akan pernah sia-sia.
5. Sukses itu butuh tidak mudah dan butuh perjuangan dilatarbelakangi oleh
mindset sebagian pegawai yang memiliki kecendrungan ingin cepat kaya, ingin
cepat sukses, ingin cepat naik jabatan tanpa berproses secara patut.
Mentalitas yang serba ingin cepat tanpa berproses ini yang kemudian
mendorong sebagian pegawai untuk menempuh cara-cara yang tidak terpuji
dalam mewujudkan keinginannya. Banyak pegawai yang mengambil gelar S1
atau S2 sekedar sekedar untuk memenuhi prasyarat administratif kenaikan
pangkat, tanpa mempedulikan kualitas dan kepatutan dalam menempuh
proses pendidikannya. Banyak pegawai yang kemudian bermain dengan
keuangan/anggaran dalam pelaksanaan proyek-proyek atau kegiatan
pembangunan tanpa memperhatikan kualitas output dan kebermanfaatan
(outcome) kegiatannya. Banyak pegawai yang bermanuver kesana kemari,
melobi kesana kemari, menyogok kesana kemari untuk memuluskan jalan
mendapatkan jabatan yang diinginkan. Mentalitas-mentalitas seperti inilah
yang banyak ditemukan diantara para pegawai, yang kebanyakan dari mereka
secara faktual tidak memiliki kinerja yang tidak optimal. Para pegawai seperti
ini kebanyakan orientasinya adalah hasrat duniawiyah belaka, tanpa diiringi
upaya untuk memantaskan diri, tanpa unjuk kinerja yang berkualitas, dan tanpa
mengindahkan etika mewujudkan keinginan-keinginannya.
6. Sukses dengan melayani lebih baik adalah cara yang sebenarnya sangat
alamiah. Setiap orang di dunia ini senang dilayani. Pelayanan yang terbaik
yang diperoleh oleh siapapun selalu meningggalkan kesan yang positif.
Seorang pegawai yang melayani dengan baik atasannya, rekan sejawatnya,
dan termasuk juga bawahannya, akan dilihat sebagai pegawai yang
menyenangkan. Apabila pelayanan terbaik ini terus diberikan oleh pegawai
tersebut secara konsisten, maka bila kesempatannya datang, atasan akan
lebih memilih pegawai ini untuk dipromosikan ketimbang pegawai lainnya.
Begitu juga rekan sejawat yang senang karena juga dilayani dengan sangat
baik, mereka secara moril akan berlapang dada dan bahkan mendoakan bila
pegawai ini mendapat kesempatan promosi. Demikian pula para bawahan,
mereka senang dengan kesuksesan yang diraih oleh pegawai yang senang
melayani ini. Oleh karena itu jangan pernah ragu untuk menjadi pegawai yang
melayani, karena semua itu hasilnya akan kembali kepada kita sendiri.
Pelayanan terbaik adalah investasi yang tidak akan pernah sia-sia. Lakukan
saja, dan nantikan keajaibannya.
7. Memberi merupakan kunci sukses yang paling utama diantara sekian banyak
kunci sukses. Hal ini karena memberi adalah perwujudan dari kebermanfaatan
seorang manusia kepada manusia lainnya. Memberi adalah manifestasi orang
yang mengaku beriman kepada Allah. Ketika Allah memerintahkan untuk
mengeluarkan sebagian rizki kepada orang lain, maka orang-orang yang patuh
melaksanakan perintah ini akan diganjar oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala
dengan balasan yang berlipat ganda. Bahkan pemberian seseorang kepada
orang lainnya akan memberi nilai manfaat (pahala) yang terus mengalir
meskipun sudah meninggal dunia. Ketika Allah berjanji untuk membalas
dengan berlipat ganda kepada orang-orang yang menafkahkan hartanya di
jalan Allah, untuk memberi manfaat bagi manusia lainnya, maka siapa yang
meragukan janji Allah ini. Oleh karena itu jangan pernah ragu untuk memberi,
karena Allah tidak pernah ingkar janji. Semakin memberi, semakin sukseslah
seseorang. Sehingga tidak berlebihan kalau kemudian dikatakan bahwa
kesuksesan itu adalah tergantung dari seberapa banyak Anda memberi.
Jangan biarkan diri Anda menjadi orang yang pelit, karena itu sama saja
dengan menyumbat jalan kesuksesan Anda sendiri.
123
CARA PANDANG TERHADAP MASALAH
1. Dalam konsep Maslow, kebutuhan manusia dibagi menjadi lima, yaitu:
1)kebutuhan dasar (sandang, pangan, papan, kendaraan, sex), 2)kebutuhan
rasa aman, 3)kebutuhan berafiliasi (kebutuhan bersosialisasi), 4)kebutuhan
harga diri (dihormati, dihargai), dan 5)kebutuhan aktualisasi diri (keberperanan,
eksistensi). Dalam teori Mc Clelland, kebutuhan manusia yang utama ada tiga,
yaitu: 1)kebutuhan berafiliasi, 2)kebutuhan berkuasa, dan 3)kebutuhan
berprestasi.
Berbagai persoalan yang dialami pegawai di tempat kerja menyangkut teori
kebutuhan di atas, biasanya secara subjektif adalah karena:
o Tidak atau kurang terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan diatas
o Terlanggarnya hak-hak dirinya atas kebutuhan-kebutuhan di atas
o Cara yang kurang tepat dalam rangka memenuhi kebutuhankebutuhan di atas
Oleh karena itu untuk mengatasi masalah ini maka secara logis hal yang bisa
dilakukan adalah :
a. Mengurangi atau mengendalikan dorongan kebutuhan-kebutuhan
diatas sedemkian rupa sehingga potensi masalah dapat dikurangi atau
dicegah.
b. Menciptakan sistem atau aturan main yang jelas dan tegas tentang
upaya-upaya pemenuhan kebutuhan tersebut diatas, sehingga potensi
konflik yang mungkin timbul karena ketidakjelasan aturan main dapat
dicegah.
c. Menumbuhkan kesadaran pada diri setiap pegawai bahwa berbagai
upaya pemenuhan kebutuhan dirinya seyogyanya dilakukan dengan
cara-cara yang bermartabat, dan dalam batas-batas atau koridor yang
tidak melanggar aturan, norma, dan etika yang berlaku.
2. Berbagai masalah yang dihadapi pegawai seringkali tidak lepas dari sikap
perilaku dirinya sendiri yang dipengaruhi oleh sifat dasar/kecenderungan sifatsifat negatif bawaannya, seperti serakah/rakus , iri hati, dan benci/dendam.
Karena ini merupakan sifat dasar, maka setiap pegawai berpotensi untuk
membuat masalah di lingkungan kerjanya masing-masing. Oleh karena itu
hanya dengan kesadaran diri dan pengendalian diri yang kuatlah, dengan izin
Allah, seorang pegawai mampu mencegah dirinya untuk membuat masalah di
lingkungannya. Untuk bisa memiliki kesadaran diri dan pengendalian yang
kuat, maka dibutuhkan asupan-asupan positif kedalam diri manusia secara
kontinu/ berkelanjutan. Dan karena setan juga tidak pernah berhenti untuk
terus menggoda, maka benteng pertahanan diri seorang pegawai harus terus
diperkokoh melalui siraman-siraman rohani yang memberdayakan.
3. Karena emosi manusia yang tidak stabil juga bisa menjadi sebab timbulnya
berbagai masalah dikantor, maka penddekatan kecerdasan emosi menjadi
pilihan untuk mengatasi masalah ini. Emosi sejatinya adalah kondisi spesifik
pada diri manusia yang melibatkan perasan dan fisik, yang merupakan respon
atas stimulus tertentu, yang menjadi pendorong seseorang untuk melakukan
suatu tindakan. Dengan pengertian emosi yang seperti ini maka dapat
dipahami ketika seseorang melakukan suatu tindakan tertentu (khususnya
tindakan yang negatif), hal ini tidak terlepas dari stimulus-stimulus tertentu
yang ia terima dari lingkungannya. Maka tidak heran ketika ada ketidakadilan,
ada kesewenangan, dan berbagai stimulus lain yang tidak menyenangkan,
maka seorang pegawai bisa bereaksi melakukan suatu tindakan tertentu.
Maka karena mekanismenya seperti ini, sangat penting untuk seorang pegawai
mempelajari dan menerapkan konsep-konsep kecerdasan emosi. Dengan
124
kecerdasan emosi, seorang pegawai dapat memilih repson yang tepat, yang
pantas sesuai dengan kemaslahatan yang ingin diraih.
ENAM ELEMEN ESENSIAL DALAM BEKERJA
1. Bekerja dengan passion artinya bekerja dengan penuh kecintaan terhadap
bidang pekerjaannya, penuh semangat, gairah, dan rela berkorban waktu,
tenaga, dan uang dalam melaksakana pekerjaannya tersebut. Orang yang
bekerja dengan passion bagaikan seseorang yang sedang melakukan
hobinya, senang, happy, tidak mudah lelah, dan rela membelanjakan sebagian
pendapatannya untuk hobinya tersebut. Orang yang bekerja dengan passion
adalah orang dengan spirit bekerja yang tidak habis-habisnya. Selain
kenikmatan dan kepuasan dalam bekerja, orang yang bekerja dengan passion
secara umum memiliki prestasi kerja rata-rata yang lebih baik dari para
pegawai lainnya, dan tentu saja memperbesar peluang pegawai yang
bersangkutan untuk mendapatkan apresiasi dari pimpinannya.
2. Kompeten artinya mampu. Kompetensi artinya derajat atau level kemampuan
seseorang dalam melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya.
Kompetensi dipahami pula sebagai kinerja efektif dari seorang pegawai untuk
melakukan pekerjaan tertentu, pada lingkungan kerja tertentu, dan pada level
tertentu. Kompetensi secara umum terdiri dari tiga unsur, yaitu pengetahuan,
keterampilan, dan sikap (knowledge, skill, & attitude). Bagi PNS, terdapat 7
jenis kompetensi yang perlu dikuasai, yaitu: 1)Kompetensi Kepemimpinan;
2)Kompetensi Manajerial; 3)Kompetensi Konseptual; 4)Kompetensi
Pemerintahan; 5)Kompetensi Teknis Substantif sesuai bidang tugas spesifik;
6)Kompetensi Sosial; dan 7)Kompetensi Kepribadian. Dengan menjadikan diri
semakin kompeten, maka seorang pegawai sesungguhnya sedang
menciptakan kesempatan bagi dirinya sendiri untuk lebih sukses.
3. Komitmen adalah janji yang pasti untuk melakukan atau tidak melakukan
sesuatu.
Komitmen adalah keberpihakan pegawai terhadap visi misi
organisasi. Pegawai yang memiliki komitmen sangat dibutuhkan oleh
organisasi, karena dengan komitmenlah pekerjaan bisa tuntas. Dengan
komitmen segala persoalan bisa secara bertahap diatasi. Dengan komitmen,
mutu pelayanan kepada masyarakat bisa terus ditingkatkan dari waktu ke
waktu. Dengan komitmen akan terbangun teamwork yang kokoh. Dengan
komitmen, kesuksesan adalah keniscayaan.
4. Konsisten adalah sikap ajeg, sikap istiqomah, sikap yang terus menjaga
kontinuitas atau kesinambungan sebuah nilai. Sikap konsisten diperlukan
untuk memastikan agar mutu pekerjaan tetap terjaga dari waktu ke waktu.
Sikap konsisten dibutuhkan agar progress pekerjaan terus meningkat. Sikap
konsisten diperlukan untuk memastikan masyarakat mendapat layanan yang
kualitasnya sama setiap waktunya. Konsisten adalah sikap yang berorientasi
kepada mutu. Pegawai yang konsisten disiplin, konsisten berkinerja dengan
baik, konsisten berkontribusi secara positif, adalah pegawai yang memiliki
potensi sukses lebih besar daripada pegawai lainnya.
5. Kedisiplinan sebetulnya adalah sikap taat pada aturan. Taat pada aturan
kepegawaian, taat pada aturan keuangan, taat pada aturan anggaran, taat
pada aturan prosedur penggunaan alat, taat pada aturan permainan olahraga,
taat pada aturan agama, taat pada aturan berlalu lintas, dan berbagai jenis taat
aturan lainnya. Orang yang taat pada aturan, manfaatnya akan kembali
kepada dirinya.
Disiplin juga berkaitan dengan penggunaan waktu. Orang yang disiplin adalah
orang yang menghargai waktu. Jatah waktu setiap manusia sama yaitu satu
hari terdiri dari 24 jam. Yang membedakan orang satu dengan lainnya adalah
kemampuannya mengelola waktu. Orang yang disiplin adalah orang-orang
yang tidak membiarkan waktu berlalu tanpa melakukan hal yang bermanfaat.
125
Disiplin juga bermakna kesediaan untuk patuh pada keteraturan. Teratur
sarapan pagi pada waktunya, teratur minum obat pada waktunya, teratur sholat
pada waktunya, teratur buka puasa pada waktunya, teratur cuci darah pada
waktunya, teratur keberangkatan pesawat pada waktunya, teratur tidur pada
waktunya, dan berbagai jenis keteraturan lainnya. Pegawai yang biasa taat
pada keteraturan adalah pegawai yang disiplin. Sebuah survey yang dilakukan
di Amerika menyebutkan bahwa tidak ada satupun orang sukses di sana yang
tidak disiplin. Artinya disiplin adalah syarat utama bila seseorang ingin sukses.
Bila tidak mampu mendisplinkan diri, jangan bermimpi untuk sukses.
6. Teamwork sangat penting untuk mendapatkan hasil kerja yang berlipat ganda.
Dengan teamwork banyak masalah lebih cepat dapat diselesaikan. Dengan
teamwork, beberapa jenis pekerjaan yang semua mustahil untuk dikerjakan
secara perorangan, kini dapat diselesaikan. Teamwork adalah kebutuhan
organisasi yang tak terhindarkan.
Teamwork membuat percepatanpercepatan dalam capaian target kinerja. Sekarang ini bukan masanya lagi
pegawai menjadi superman, tetapi harus superteam. Oleh karena itu setiap
pegawai harus mau dan mampu bekerja dalam tim.
ANTI KORUPSI
1. Faktor penyebab korupsi secara umum adalah: 1)lemahnya iman; 2)lemahnya
penegakan hukum; 3)kurangnya sosialisasi dan penyuluhan kepada
masyarakat dimana masyarakat tidak banyak tahu tentang bentuk-bentuk
tindakan korupsi, ketentuan dan juga sanksi hukumnya, dan juga cara
menghindarinya, yang berakibat banyak sekali anggota masyarakat yang
menganggap "biasa"
terhadap tindakan korupsi, bahkan merekapun
melakukannya; 4)desakan Kebutuhan Ekonomi; dan pengaruh lingkungan,
dimana lingkungan yang baik akan berdampak baik juga bagi orang yang
berada dilingkungan tersebut, tetapi jika di lingkungan tersebut penuh dengan
tindakan korupsi dan lain-lain. Maka orang tersebut juga akan terpengaruh,
dan terpancing untuk melakukan hal yang sama.
2. Perilaku pegawai yang bisa mendorong perbuatan korupsi diantaranya:
1)ketidaksabaran untuk berproses secara alamiah, wajar, dan beretika dalam
mengumpulkan harta; 2)kebiasaan berbohong, dimana kebohongan yang satu
akan ditutupi oleh kebohongan yang lain, dan akhirnya kebohongankebohongan ini perlahan terbawa dalam proses mengambil uang/harta yang
bukan hanya ditempatnya bekerja; 3)ketidakmampuan untuk menahan hawa
nafsu duniawiyah yang melampaui kemampuan ekonominya; 4)Iri hati kepada
orang lain yang memperlihatkan gaya hidup dan kepemilikan atas barangbarang yang melebihi dirinya; 5)penasaran untuk coba-coba, dan akhirnya
ketagihan karena kenikmatannya yang instan, dan tidak lagi bisa melepaskan
diri dari kebiasaan korupsi yang awalnya hanya coba-coba tersebut;
6)terjangkit teman-temannya yang lain yang lebih dulu melakukan, yang
kemudian tampak memiliki gaya hidup, kesenangan, dan kepemilikan yang
berbeda dari sebelumnya; 7)kawatir akan masa depan, yang membuat para
pegawai khususnya pejabat yang mendekati masa pensiun, mulai melakukan
tindakan tidak terpuji; 8)keinginan membantu orang-orang yang lemah.
Alasan ini tampaknya sangat terpuji, tetapi tetap bukan menjadi alasan
pembenar untuk melakukan korupsi; 9)Membalas kebaikan atau pemberian
(gratifikasi) dari orang-orang yang awalnya tampak seperti kebaikan biasa,
tetapi kemudian datang kembali untuk meminta berbagai fasilitas dan
kemudahan yang sulit untuk ditolak oleh pegawai yang menerima gratifikasi
tadi. Lama-kelamaannya terasa nikmat gratifikasi tersebut dan bahkan
akhirnya menjadikan gratifikasi sebagai cara untuk mendapatkan kenikmatan
instan, tanpa mempedulikan lagi etika dan moralitas yang seharusnya dijaga.
Gratifikasi telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perilaku korupsi;
126
10)tuntutan gaya hidup pasangan. Setiap orang ingin membahagiakan
pasangan hidupnya oleh karena itu mereka berusaha keras untuk memenuhi
kebutuhannya. Tidak terkecuali kebutuhan materi. Tetapi keinginan untuk
membahagiakan pasangan tanpa didukung oleh kemampuan ekonomi yang
memadai membuat seorang pegawai terjerumus dalam perbuatan korupsi.
3. Beberapa dalil yang perlu direnungkan sebelum seorang pegawai melakukan
korupsi, diantaranya:
Sesungguhnya tidak akan masuk surga daging yang tumbuh dari harta yang
haram. Neraka lebih pantas untuknya. [HR Ahmad dan ad-Dârimi, serta
dishahihkan oleh al-Albâni dalam Shahîhut Targhîb , no. 1728].
Dalil lainnya adalah,
Nabi Shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Setiap pengkhianat memiliki bendera tanda pengenal di bagian duburnya pada
hari Kiamat. [Silsilatus Shahîhah, karya al-Albâni, no. 1690].
127
DAFTAR PUSTAKA
---------------------. 2016. 5 METODE YANG TELAH TERBUKTI AMPUH MEMBENTUK
DISIPLIN DIRI. http://www.akuinginsukses.com
---------------------.
2016.
10 CARA
https://www.merdeka.com
TINGKATKAN
PIKIRAN
POSITIF.
---------------------.
2016.
10 HAL BERESIKO MEMBUAT ANDA MENJADI
KORUPTOR. http://lasealwin.info
---------------------.
2016.
10 KARAKTER TEAMWORK INILAH YANG AKAN
MENGANTARMU
MENJADI
BOS
SUKSES.
http://www.isigood.com
---------------------. 2016. 17 HUKUM TEAMWORK. http://wapannuri.com
---------------------. 2017. 17 TIPS MENGATASI STRESS DALAM HIDUP DAN DI
TEMPAT KERJA. http://www.akuinginsukses.com
---------------------.
2016.
BAGAIMANA
POSITIF. http://www.suksesoptimis.com
---------------------.
2016.
CARA BERPIKIR
http://www.mohlimo.com
---------------------.
2015.
CARA MEMBANGUN TEAMWORK DI TEMPAT
KERJA. http://lifestyle.bisnis.com
---------------------.
2012.
https://exactjulife.wordpress.com
CARA
POSITIF
DEFINISI
BERPIKIR
DALAM
BERPIKIR
ISLAM.
POSITIF.
---------------------.
2012. DEFINISI, MACAM, DAN KOMPONEN KONSEP DIRI.
http://chalouiss.blogspot.co.id
---------------------.
2010.
DELAPAN
KEBIASAAN
SUKSES. https://jejakjejakjejak.wordpress.com
---------------------.
2015.
DISIPLIN
SUKSES. http://catatankecil.com
SYARAT
---------------------.
2015.
FAKTOR PENDORONG
http://www.edukasippkn.com
---------------------.
2016.
FAKTOR PENYEBAB
http://www.multipengetahuan.com
ORANG
WAJIB
UNTUK
TINDAKAN
KORUPSI
TINDAKAN
KORUPSI.
---------------------. 2016. HARGA SEBUAH KESUKSESAN. http://www.jokosusilo.com
---------------------.
2016. HENTIKAN 11 KEBIASAAN INI KALAU INGIN TETAP
SEHAT SAMPAI KAKEK NENEK. http://www.selipan.com
128
---------------------.
2014. HUKUM SEBAB AKIBAT DALAM KONSEP AGAMA
ISLAM. http://www.nurqolbu.net
---------------------.
2009.
hidup.blogspot.co.id
HUKUM
SEBAB
AKIBAT.
http://kesuksesan-
---------------------. 2012. HUKUM SEBAB AKIBAT. http://inspireselalu.blogspot.co.id
---------------------.
2016.
INGIN SUKSES MILIKILAH 4 KUNCI PENTING
INI. http://www.ariesandi.com
---------------------.
2016.
INTERCULTURAL
TEAMWORK. http://careernews.id
SKILL
UNTUK
SUKSES
---------------------. 2016. JENIS-JENIS KONSEP DIRI. http://belajarpsikologi.com
---------------------. 2015. KEBIASAAN BURUK PNS. http://www.lensaterkini.web.id
---------------------.
2016.
KEBIASAAN
http://haryantokandani.com
MEMBENTUK
KARAKTER.
---------------------. 2008. KESEMPATAN. http://beranimimpi.blogspot.co.id
---------------------.
2016.
http://katakatabijak.com
KESUKSESAN
BUTUH
PERJUANGAN.
---------------------. 2016. KOMITMEN SEBAGAI KUNCI SUKSES DALAM BERKARIR.
http://www.kainstiper.or.id
---------------------.
2008.
KOMUNIKASIKAN
KEMARIN
SEBETULNYA. http://rickyagustinus.blogspot.co.id
---------------------.
2016.
KUNCI SUKSES
http://www.suksestotal.com
---------------------.
2016.
MAKNA
REZEKI
MENCARINYA. https://rumaysho.com
DAHSYAT
SORE
BERSYUKUR.
DAN
CARA
---------------------. 2016. MANFAAT MEMBACA BUKU. http://manfaat.co.id
---------------------.
2104.
KONSISTENSI. https://tualanghidup.wordpress.com
MENJAGA
---------------------.
2016.
MEMBANGUN
KARAKTER
KEBIASAAN. http://www.erlangga.my.id/
DENGAN
---------------------.
2012.
MEMETIK ILMU DARI BEGAWAN-BEGAWAN
ENTREPRENEUR
DI
PESTA
WIRAUSAHA. https://hendraxsap.wordpress.com
---------------------.
2016.
MERENUNGI LEBIH DALAM APA ITU SUKSES.
http://www.motivasi-islami.com
---------------------.
2016.
PENDIDIKAN
KORUPSI. https://afidburhanuddin.wordpress.com
ANTI
129
---------------------.
2013.
PENGERTIAN DAN KOMPONEN KONSEP DIRI.
http://www.kajianpustaka.com
---------------------. 2014. PENGERTIAN POLA PIKIR. http://rumahkemuning.com
---------------------. 2016. PENGARUH MEDIA TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL.
http://suwardilubis.blogspot.co.id
---------------------. 2016. PENGERTIAN KONSEP DIRI. http://belajarpsikologi.com
---------------------.
2012.
PENGERTIAN DAN TERBENTUKNYA
PIKIR. http://rahmatcorps.blogspot.co.id
POLA
---------------------. 2013. PENGERTIAN SUKSES. http://blogalwafa.blogspot.co.id
---------------------.
2016. POLA PIKIR TERBENTUK.
indonesia.com
http://www.putra-putri-
---------------------.
2016.
SEJUMLAH KEBIASAAN MEMUPUK PERILAKU
KORUPSI. http://katadata.co.id
---------------------.
2017.
SIKAP SEORANG MUSLIM DALAM MENGHADAPI
MUSIBAH. https://muslim.or.id
---------------------. 2016. SIKLUS KEBIASAAN. https://stellarclyne.wordpress.com
---------------------.
2012. SUKSES DALAM PANDANGAN ISLAM.
cinemax.blogspot.co.id
---------------------.
2010.
SUKSES
http://blocknotinspire.blogspot.co.id
KARENA
http://muzMELAYANI.
---------------------. 2016. SUKSES MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA DENGAN
PASSION. http://bisnisukm.com
---------------------.
2016.
SUKSES. http://www.kompasiana.com
TIGA
KOMITMEN
UNTUK
---------------------. 2016. TIPS SUKSES MEMBANGUN TEAMWORK DI TEMPAT
KERJA. http://www.kaskus.co.id
al-Atsary, Abu Ihsan.
2013.
MALANG NIAN NASIB SANG KORUPTOR.
https://almanhaj.or.id/
Agustinus,
Nur.
2013.
FAKTOR PENYEBAB MASALAH
KERJA. http://nur-agustinus.blogspot.co.id
DI
TEMPAT
Alisjahbana, B. 2008. APAKAH ANDA SUDAH MEMILIKI KOMPETENSI. http://bettialisjahbana.blogspot.co.id
Astuti, Sri. 2016. SYARAT MEMBERI. http://www.suksestotal.com
Hans, J.Z.A. 2016. STRATEGI PENGEMBANGAN DIRI SEORANG PEMIMPIN.
http://slideplayer.info/slide
Helmonchan. 2016. TAWAKAL. http://www.slideshare.net
130
Indrarani, Sarwendah. 2014. KONSEP DIRI. http://www.psikologikita.com
Luqman, A.A. 2009. AWAS KORUPSI !!.
Soegiharto, R. 2013. POLA PIKIR PNS. Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi
Kalimantan Barat. Pontianak.
Syamsuddin,
A.A.Z.A.
REZEKI. https://almanhaj.or.id
2005.
KUNCI
SUKSES
MERAIH
Yudiono, Herman. 2017. 5 CARA ELEGAN MENYIKAPI PERSAINGAN DI TEMPAT
KERJA. http://www.duniakaryawan.com
Yusuf, Mochamad. 2009. HUKUM SEBAB AKIBAT. http://www.enerlife.web.id
Syamsuddin, Z.A. 2016. JIHAD MELAWAN KORUPSI. Pustaka Abu hanifah.
Syarifuddin, A.H.A. 2006. MEWASPADAI BAHAYA KORUPSI. https://almanhaj.or.id
Wijaya, F. 2013. PENGERTIAN DARI KONSEP DIRI. http://www.wivrit.com
131
Download