PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA DAN FISIKA “ PESONA FISIKA DIBALIK RAHASIA GUNUNG MERAPI” Yogyakarta, 15 Mei 2011 Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta 2011 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA DAN FISIKA “ PESONA FISIKA DIBALIK RAHASIA GUNUNG MERAPI” Hak Cipta Dilindungi Undang – Undang @ all right reserved 2011 Reviewer Dr. Moh. Toifur, M.Si. Drs. Widodo, M.Si. Drs. Ishafit, M.Si. Design Cover Ngadimin Setting – Layout Irnin Agustina Dwi Astuti Widya Rahmadhani ISBN: 978 – 602 – 97178 – 7 – 7 Penerbit HMPS Pendidikan Fisika Universitas Ahmad Dahlan Jln. Prof. Dr. Soepomo, Janturan, Yogyakarta e-mail : [email protected] http://www.pf.uad.ac.id/ Dilarang keras menjiplak, memfotokopi atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini serta memperjualkan tanpa ijin tertulis dari penerbit. KATA PENGANTAR Assalamualaikum W. W. Alhamdulillah, dengan rahmat Allah SWT, Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika dengan tema Pesona Fisika Dibalik Rahasia Gunung Merapi dapat diselesaikan. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dekan FKIP UAD dan Kaprodi Pendidikan Fisika UAD beserta semua pihak yang telah membantu terbitnya Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika ini. Seminar nasional merupakan suatu wadah temu ilmiah yang diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap permasalahan pendidikan di Indonesia, memajukan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang fisika di Indonesia, dan memberikan masukan untuk perbaikan sistem pendidikan di sekolah, khususnya dalam bidang Fisika dan menjadi sarana promosi dalam rangka meningkatkan daya tarik Fisika di tengah-tengah masyarakat. Seminar ini dibagi menjadi dua yaitu tentang kependidikan dan kefisikaan. Makalah dari prosiding ini telah dipresentasikan pada tanggal 15 Mei 2001 yang dilaksanakan di ruang 303 dan 304 untuk makalah tentang kefisikaan dan ruang Auditorium kampus III UAD untuk makalah tentang kependidikan. Seminar ini diikuti oleh para peserta dari beberapa instansi yaitu UAD, LAPAN, UNY, UST, dan Universitas Jember. Akhir kata, meskipun kami berusaha memberikan sajian yang terbaik, Prosiding Seminar nasional Pendidikan Fisika dan Fisika ini tentu tidak lepas dari kekhilafan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharap kritik dan saran untuk penyempurnaan dimasa yang akan datang. Wassalamualaikum W. W. Yogyakarta, 1 Juni 2011 Redaksi DAFTAR ISI Analisis Indek Bias Pada Lensa Cembung Dengan Menggunakan Larutan Gula Pada Berbagai Konsentrasi Dwi Nursanti, Yusmartin Aries, dan Wasingul Maghfiroh Analisis Efisiensi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Yang Dimodifikasi Dengan Sistem Hydrogen Booster Brilian Prasetyo, Rizky Stiyabudi, Laifa Rahmawati, Yuni Nurfiana Wulandari, dan Asriningsih Suryandari Analisis Struktur Materi Buku Pelajaran Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X Ditinjau Dari Life Skill Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dian Artha Kusumaningtyas, Befi Krista Galuh Evektivitas penggunaan Media Virtualab Electricity Dalam Pembelajaran FisikaMateri Hukum I Kirchoff Fajar Fitri Inovasi Kurikulum Alternatif yang Dimuati Pendidikan Nuklir untuk Menumbuhkan Kesadaran Pentingnya PLTN di Indonesia Muhammad Noviansya Aridito Membentuk Guru Fisika Efekrif Powerfull sebagai Peningkatan Kualitas Mata Guru Fisika dan Pembelajaran Fisika di Inndonesia Rizki Agung, Zaini Muchtar Zaman Menenrukan Besar Medan Magnet Horizontal Bumi Dengan metode Induksi magnetik Rizki Agung, Nikma Hasma Fardani, Siti Roliah dan Oki Mustava Analisis Efisiensi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Yang Dimodifikasi Dengan Sistem Hydrogen Booster Brilian Prasetyo1), Rizky Stiyabudi2), Laifa Rahmawati 3), Yuni Nurfiana Wulandari 4) , Asriningsih Suryandari 3) Pendidikan Teknik Otomotif 1), Pendidikan Fisika 2), Pendidikan IPA3) dan Kimia 4) Universitas Negeri Yogyakarta [email protected] 1) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penggunaan Hydrogen Booster terhadap efisiensi penggunaan bahan bakar kendaraan bermotor. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental komparatif dengan penggunaan Hydrogen Booster sebagai variabel bebas. Pengaruh variabel tersebut terhadap efisiensi penggunaan bahan bakar kendaraan bermotor, terutama pada tiga jenis motor bakar, yaitu motor bensin dua langkah, empat langkah, serta matic dianalisis dari nilai uji jarak tempuh. Dari penelitian ini didapati kesimpulan bahwa penggunaan Hydrogen Booster dapat meningkatkan nilai efisiensi penggunaan bahan bakar sebesar 40% pada motor bensin dua langkah, 30% pada motor bensin empat langkah, serta 37% pada motor bensin matic. Kata kunci: Hydrogen Booster, efisiensi penggunaan bahan bakar, sepeda motor 1. transportasi di Jakarta yang saat ini telah Pendahuluan Jumlah kendaraan yang bertambah mencapai Rp. 3,2 Trilyun diperkirakan setiap tahun (6–8) %, terutama sepeda akan motor, serta pertumbuhan perjalanan lebih peningkatan 28,7% harga BBM. Biaya besar dibanding pertumbuhan kendaraan, tersebut adalah biaya yang dibutuhkan terutama yang menggunakan kendaraan untuk mengakomodasi pergerakan sebesar pribadi yang semakin murah harganya. 1,5 juta penumpang/jam. Transportasi merupakan sektor meningkat Bagaimana sejalan sektor dengan transportasi yang signifikan mempengaruhi kebutuhan merespon perubahan harga BBM? Salah subsidi satu pilihan dalam melihat berbagai BBM nasional. perkotaan mengalami besar mengingat Transportasi dampak paling respon terhadap sektor penduduk transportasi adalah dengan penyediaan perkotaan sekitar 60% dari seluruh total teknologi penggerak efisiensi yang dapat penduduk Indoensia dan sektor dominan mengurangi penggunaan bahan bakar adalah sektor perdagangan dan jasa yang (fuel efficiency) [1]. membutuhkan jumlah kemungkinan mobilitas yang tinggi. Hydrogen Booster adalah sebuah Jumlah transportasi di Jakarta pada tahun alat untuk memisahkan senyawa kimia 2007 mencapai 7,96 juta, sedangkan biaya antara gas hidrogen (H2) dan oksigen (O2) Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 1 dari molekul air (H2O) dengan tambahan atau aditif, yaitu Tetra Ethyl menggunakan arus listrik (elektrolisis). Lead (TEL). Premuim mempunyai rumus Gas hidrogen hasil dari pemisahan inilah empiris Ethyl Benzena (C8H18).[3] yang dapat berfungsi sebagai booster (penambah tenaga) pada mesin kendaraan. Alat media ini air hanya pada umumnya digunakan untuk bahan bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti mobil, sepeda motor, dan lain lain. yang Bahan bakar ini juga sering disebut motor tersedia. Selain itu juga dipergunakan gasoline atau petrol dengan angka oktan katalis untuk mempercepat terjadinya adalah 88, dan mempunyai titik didih reaksi. Di dalam tabung tersebut terdapat 300C - 200oC. Adapun rumus kimia untuk material berbahan stainless steel sebagai pembakaran pada bensin premium adalah penghantar sebagai berikut: ke aquades premium yang dimasukkan murni menggunakan Penggunaan dalam arus (+) tabung yang mampu menghasilkan O2 dan yang berfungsi juga 2 C8H18 + 25 O2 → 16 CO2 + 18 H2O sebagai penghantar arus (-) dan mampu Pembakaran di atas diasumsikan semua [2] menghasilkan H2. Setelah bensin dihubungkan dengan terbakar dengan sempurna. Komposisi bahan bakar bensin, yaitu [4] : baterai dan mengalami pengaliran aliran a. Bensin (gasoline) C8H18 listrik pada elemen yang tersedia di b. Berat jenis bensin 0,65-0,75\ dalamnya, otomatis akan menghasilkan c. Pada suhu 400 bensin menguap 30- gas hidrogen akibat dari adanya proses elektrolisis. Setelah dipergunakan gas didapat, selang untuk 65% d. Pada suhu 1000 bensin menguap 8090% menghubungkan antara tabung penghasil Bensin premium mempunyai sifat gas dengan intake manifold atau saluran anti ketukan yang baik dan dapat dipakai udara dan selanjutnya terjadilah proses pada mesin kompresi tinggi pada saat pembakaran. semua kondisi. Sifat-sifat penting yang diperhatikan pada bahan bakar bensin 2. Tinjauan Pustaka adalah : 1. Bahan Bakar Bensin a. Kecepatan menguap (volatility) Premium berasal dari bensin yang merupakan salah satu fraksi dari penyulingan minyak bumi yang diberi zat b. Kualitas pengetukan (kecenderungan berdetonasi) c. Kadar belerang Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 2 d. Titik beku bakar e. Titik nyala cenderung disebut spark ignition engine. f. Berat jenis dan Pada volume 2. Pembakaran udara karena siklus konstan otto proses motor atau ini siklus pembakaran terjadi pada volume konstan, sedangkan Pembakaran didefinisikan sebagai siklus otto tersebut ada yang berlangsung reaksi kimia atau reaksi persenyawaan dengan 4 (empat) langkah atau 2 (dua) bahan bakar oksigen (O2) sebagai oksidan langkah. Untuk mesin 4 (empat) langkah dengan temperaturnya lebih besar dari siklus kerja terjadi dengan 4 (empat) titik nyala. langkah piston atau 2 (dua) poros engkol. Untuk memperoleh daya Gambar diagram P-V dan T-S siklus otto maksimum dari suatu operasi hendaknya dapat dilihat pada (gambar 1) dibawah komposisi gas pembakaran dari silinder sebagai berikut . [5] (komposisi gas hasil pembakaran) dibuat : seideal mungkin, sehingga tekanan gas hasil pembakaran bisa maksimal menekan torak dan mengurangi terjadinya detonasi. Komposisi bahan bakar dan udara dalam silinder akan pembakaran menentukan dan akan kualitas berpengaruh Gambar 1. Diagram P-V dan T-S siklus otto Proses siklus otto sebagai berikut : terhadap performance mesin, efisiensi Proses 1-2 : proses kompresi isentropic bahan bakar dan emisi gas buang. [5] (adiabatic Selama proses pembakaran, senyawa hidrokarbon terurai dan menjadi reversible) dimana piston bergerak menuju (TMA=titik mati atas) mengkompresikan udara sampai volume senyawa-senyawa hidrogen dan karbon clearance yang masing-masing bereaksi dengan temperatur udara naik. oksigen membentuk CO2 dan H2O. Proses 2-3 : pemasukan kalor konstan, 3. Kompresi piston sesaat pada (TMA=titik mati atas) Motor bensin dapat juga disebut sebagai motor otto. Motor tersebut sehingga tekanan dan bersamaan kalor suplai dari sekelilingnya serta tekanan dan temperatur meningkat dilengkapi dengan busi dan karburator. hingga nilai maksimum dalam siklus. Busi menghasilkan loncatan bunga api Proses 3-4 : proses isentropik udara panas listrik yang membakar campuran bahan dengan tekanan tinggi mendorong piston Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 3 turun menuju (TMB = titik mati bawah), Fuel Consumption (FC) dapat di energi dilepaskan disekeliling berupa hitung dengan internal energi. sebagai berikut [6] : menggunakan rumus Proses 4-1 : proses pelepasan kalor pada volume konstan piston sesaat pada (TMB = titik mati bawah) dengan mentransfer Dimana : FC = Konsumsi bahan bakar kalor ke sekeliling dan kembali mlangkah (cc/menit) pada titik awal. V = Volume (cc) 4. Efisiensi Bahan Bakar Bensin t = waktu (menit) Parameter prestasi mesin dapat Hal-hal yang mempengaruhi besarnya dilihat dari berbagai hal diantara yang konsumsi bahan bakar antara lain : terdapat dalam diagram sebagai berikut : a. Sistem bahan bakar rusak (bensin bocor, permukaan bensin di karburator terlalu tinggi, saringan udara kotor dan penyetelan kecapatan rendah tidak baik). b. Sistem pengapian rusak (waktu penyalaan tidak tepat, busi meletup secara salah, titik kontak pemutus arus rusak). Gambar 2. Diagram Alir Prestasi Mesin Fuel merupakan Consumption parameter yang c. Tekanan kompresi mesin rendah. (FC) d. Sistem penggerak katup salah. biasa e. Pipa saluran gas buang tersumbat. digunakan pada sistem motor pembakaran f. Kopling selip dalam untuk menggambarkan pemakaian g. Rem menahan. bahan h. Penggunaan bakar. didefinisikan Fuel sebagai Consumption jumlah yang sepeda motor tidak benar. dihasilkan konsumsi bahan bakar per satuan waktu (cc/menit). Nilai FC yang 3. Metode Penelitian rendah mengindikasikan pemakaian bahan Pada penelitian ini, pengujian bakar yang irit, oleh sebab itu, nilai FC efisiensi (yang dilihat dari pengujian jarak yang rendah sangat diinginkan untuk tempuh) dilakukan pada tiga jenis motor mencapai efisiensi bahan bakar. bakar, yaitu motor bensin dua langkah, empat langkah, serta matic, dalam Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 4 keadaan tanpa serta dengan Hydrogen Booster. Pengujian jarak tempuh dengan menggunakan Odometer dan sirkuit uji. Grafik efisiensi pada sepeda motor empat langkah 2 1.5 Efisiensi yang dimaksud dalam dunia otomotif pemanfaatan input menghasilkan output adalah tingkat yang diproses produk. Pada penelitian ini, proses pengambilan data untuk mengetahui tingkat efisiensi dilakukanlah pengujian jarak tempuh. Pada penelitian ini, pengujian efisiensi dilakukan pada tiga jenis motor 0.5 langkah, serta matic, Dengan HB 0 Efisiensi pada sepeda motor dua langkah Dua langkah VB = 45mL; Rata-rata bakar, yaitu motor bensin dua langkah, empat Tanpa HB 1 4. Hasil Penelitian 0,50 0,91 0,61 0,80 0,77 0,98 0,62 0,89 (naik 40%) dalam keadaan tanpa serta dengan hydrogen booster. Efisiensi pada sepeda motor empat langkah Motor 1.2 Jarak 1 (km) Tanpa Grafik efisiensi pada sepeda motor dua langkah Dengan HB 0.8 HB 1,06 1,59 0.6 Empat langkah(Kharisma) 1,35 1,60 0.4 VB = 31mL; Kel=180cm 1,16 1,68 Rata-rata 1,19 1,62 Naik (30%) Tanpa HB Dengan HB 0.2 0 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 5 Daftar Pustaka Efisiensi pada sepeda motor matic [1] Matic 1,02 1,32 VB = 36mL; 0,79 1,45 0,95 1,06 0,99 1,30 0,93 1,28 Rata-rata (naik 37%) Grafik efisiensi pada sepeda motor matic 1.6 1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 Series 1 Series 2 Tim Pemantau dan Evaluasi Kinerja Transportasi Nasional (TPEKTN). 2008. Urgensi Paket Kebijakan dan Program Komprehensif dalam Penghematan BBM Transportasi. Jakarta: Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian. [2] Muhammad As’adi dan Syahrir Ardiansyah Pohhan Putra. 2010. Kajian Penambahan Hydrogen Booster pada Motor Mesin Bensin 115 CC. Jurnal. Palembang : Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin (SNTTM) ke-9, halaman 5358. [3] Ali, Rinaldi. 2003. Bagaimana bahan bakar menghasilkan energi dan berapa besar energi yang dihasilkan?. Diakses dari www.chemistry.org. pada tanggal 12 Agustus 2009 [4] Bernasconi,dkk. 1995. Teknologi Kimia Bagian 1.Jakarta: Pradnya Paramita 5. Kesimpulan dan Saran Dari penelitian ini didapati kesimpulan bahwa penggunaan Hydrogen Booster dapat meningkatkan nilai efisiensi penggunaan bahan bakar sebesar [5] Arismunandar. 1990. Motor Bakar Torak. Jakarta: Gramedia. [6] Amien Nugroho. (2005). Ensiklopedi Otomotif. Jakarta : Gramedia 40% pada motor bensin dua langkah, 30% pada motor bensin empat langkah, serta Tanya Jawab 37% pada motor bensin matic. T: Zulchan Prafidita, R., UAD Penelitian yang selanjutnya dapat Apakah Hidrogen Booster dapat dikembangkan pada laju konsumsi bahan diaplikasikan dalam karburator inject bakar daya yang dihasilkan ataupun vaccum dan fuel injection? tingkat kebersihan komponen mesin, sehingga dari hal tersebut dapat ditinjau J: Brilian Prasetyo, UNY Bisa dari segi ekonomi dari mesin tersebut. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 6 Analisis Struktur Materi Buku Pelajaran Fisika SMA Kelas X Ditinjau Dari Life Skill Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Befi Krista Galuh, Dian Artha Kusumaningtyas Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Abstrak Keberadaan nilai-nilai life skill merupakan salah satu kondisi yang perlu dipertimbangkan, karena peserta didik dilatih untuk belajar menemukan, mengolah, membuktikan, memecahkan, mengkomunikasikan, dan berani dalam memecahkan masalah. Tetapi apakah bukubuku pelajaran fisika SMA kelas X semester I yang sering digunakan sudah memuat nilai-nilai life skill dan hal ini belum mendapat perhatian dari pendidik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Informasi tentang buku-buku pelajaran fisika SMA kelas X semester I yang memuat life skill yang sesuai dengan KTSP dan (2) Persentase muatan life skill yang dikembangkan pada masing-masing buku pelajaran fisika kelas X pada semester I yang sesuai dengan KTSP. Populasi penelitian ini adalah buku pelajaran fisika SMA kelas X yang digunakan pada sekolah-sekolah di kota Tegal. Sampel penelitian ini adalah 3 buku pelajaran yang banyak digunakan pada SMA di Kota Tegal. Kandungan muatan life skill dalam buku sampel dianalisis berdasarkan indikator kurikulum 2006 ( KTSP ). Metode analisis yang digunakan adalah deskripsi kuantitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa penyajian materi pada buku pelajaran A( Mikrajudin.A / ESIS ), buku B ( Supiyanto / Phibeta ), dan buku C (Marthen. K / Erlangga) telah mengembangkan muatan life skill. Persentase muatan life skill yang dikembangkan dalam buku A( Mikrajudin.A / ESIS ), buku B ( Supiyanto / Phibeta ), dan buku C (Marthen. K / Erlangga) berturut-turut adalah 54,7 %, 49,19 %, dan 57,5%. Kata kunci : life skill, KTSP dan Buku pelajaran fisika SMA kelas X. Pengalaman belajar itu diharapkan juga 1. Pendahuluan Pendidikan merupakan suatu sistem, yaitu sistematisasi dari proses perolehan pengalaman sehingga menjadi pengetahuan. Oleh karena itu, filsosofi pendidikan diartikan perolehan pengalaman sebagai belajar proses yang mengilhami pembelajar menghadapi problema hidup sesungguhnya dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan pendidikan bagi setiap manusia adalah agar peserta didik mampu memecahkan dan mengatasi berguna bagi peserta didik dalam hidup permasalahan hidup dan kehidupan yang dan kehidupannya. Dengan pengalaman dihadapinya. belajar itu, diharapkan peserta didik pendidikan, mampu mengembangkan potensi dirinya, memecahkan sehingga untuk kehidupan, pertanda tujuan pendidikan hidupnya. belum tercapai. Berdasarkan hal itulah, memecahkan siap digunakan problema Jika selesai mereka masalah belum mengikuti mampu hidup dan Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 8 dalam pelaksanaan pendidikan, peserta (learning to do), belajar menjadi diri didik perlu dibekali dengan kecakapan sendiri (learning to be), dan belajar hidup hidup (life skill). Pendidikan kecakapan dalam kebersamaan (learning to live hidup itu kemudian dikenal dengan together). Peran guru juga bergeser dari “Pendidikan Berorientasi menentukan “ apa yang akan dipelajari” Hidup (PBKH) [1] Upaya Kecakapan menjadi . - upaya untuk “bagaimana memperkaya pengalaman belajar siswa”. meningkatkan mutu pendidikan dapat Pengalaman belajar diharapkan dilakukan dengan memperbaiki faktor- berguna bagi peserta didik setelah tamat faktor suatu dari jenjang pendidikan, yang sesuai program pengajaran. Struktur bahan ajar dengan muatan life skill. Life skill salah penentu satu keberhasilan faktor yang dapat diperoleh melalui serangkaian kegiatan keberhasilan suatu untuk mengeksplorasi lingkungan melalui program pengajaran yang terkandung interaksi aktif dengan buku, guru, teman, dalam kurikulum dan silabus. Oleh lingkungan, dan narasumber lain. mempengaruhi karena itu, Pemerintah memperbaiki Kurikulum 1994 menjadi Kurikulum 2004 yang dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK ), kemudian disempurnakan menjadi Kurikulum 2006 Pengembangan life skill mengedepankan aspek-aspek berikut: 1. kemampuan yang relevan untuk dikuasai peserta didik, 2. materi pembelajaran yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat dengan Satuan Pendidikan ( KTSP ). Perbaikan peserta didik, tingkat 3. kegiatan sesuai dengan perkembangan situasi dan kegiatan kondisi yang terjadi pada saat ini. mencapai kompetensi, untuk memberikan keahlian perubahan. bertahan ketrampilan hidup Kurikulum dan dalam 2006 sesuai perkembangan dan pengembangan kurikulum ini lebih Kurikulum 2006 dikembangkan itu pembelajaran peserta didik dan untuk 4. fasilitas, alat dan sumber belajar yang memadai, dan 5. kemampuan-kemampuan yang dapat diterapkan dalam kehidupan memudahkan guru dalam menyajikan peserta didik. pengalaman belajar sepanjang hayat yang Dalam menjawab Kurikulum mencakup pada empat pilar pendidikan 2006 (KTSP) ini para penerbit buku universal yaitu belajar untuk mengetahui pelajaran dengan sigap menerbitkan buku (learning know), belajar untuk melakukan pelajaran, salah satunya adalah buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 9 fisika SMA yang menyatakan sesuai a. Pengertian life skill dengan Kurikulum 2006. Penyusunan Mengenai pengertian dari suatu buku pelajaran yang dipakai pendidikan life skill atau pendidikan sebagai kecakapan hidup terdapat perbedaan sumber atau media belajar sebaiknya mempertimbangkan kondisi pendapat, namun esensinya tetap pemakainya. Keberadaan nilai-nilai life sama. Definisi kecakapan hidup (life skill merupakan salah satu kondisi yang skills), di antaranya adalah: perlu dipertimbangkan, karena peserta 1) Life skills are the foundation of didik dilatih untuk belajar menemukan, our work ethic, our character, mengolah, membuktikan, memecahkan, and our personal behavior (Penn mengkomunikasikan, dan berani dalam State, memecahkan masalah. 2003). Dari uraian diatas tampak bahwa life skill sangat penting 2) College Kecakapan of Education, hidup adalah dalam kecakapan yang dimiliki oleh pengembangan kurikulum 2006 (KTSP), seseorang untuk mau dan berani sehingga peneliti ingin meneliti besarnya menghadapi muatan-muatan life skill dalam buku ajar secara mata pelajaran fisika SMA kelas X yang tertekan, sesuai dengan KTSP. Untuk itu, peneliti proaktif dan kreatif mencari serta menentukan tiga buah buku yang sudah menemukan memenuhi standar isi Kurikulum 2006 akhirnya mampu mengatasinya (KTSP) 3) problema wajar hidup tanpa merasa kemudian secara solusi sehinga In essence, lif skills are an Dari penelitian yang dilalkukan “owner’s manual” for the human diharapkan mendapatkan : Informasi body. These skills help children tentang buku pelajaran fisika SMA kelas learn how to maintain their X semester I yang memuat life skill yang bodies, grow as individuals, work sesuai dengan KTSP dan seberapa besar well with others, make logical persentase decisions, muatan life skill yang protect themselves dikembangkan pada masing-masing buku when they have to and achieve fisika SMA kelas X pada semester I yang their goals in sesuai dengan KTSP. 4) Life skills include a wide range of knowledge and skill interactions, 2. Dasar Teori believed to be essential for adult Life skill independent living Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 10 Kecakapan hidup (life skill) bisa Secara umum ada dua macam diartikan sebagai kemampuan berfikir life skill yaitu general life skill dan menalar serta menggunakan olah (kecakapan umum) dan spesific life pikir untuk skill (kecakapan khusus). Kecakapan menghadapi berbagai macam persoalan umum dibagi menjadi dua, yaitu dan olah nalarnya [2]. personal skill (kecakapan personal) pendapat dan social skill (kecakapan sosial). yang ada di dalam kehidupannya Jadi dari beberapa tentang pengertian life skill, penulis Personal menyimpulkan bahwa life skill adalah awarenes skill (kecakapan mengenal kecakapan yang dimilki seseorang untuk diri) dan thinking skill (kecakapan mampu dan berani berfikir dan menalar, berfikir). Kecakapan khusus juga tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dibagi menjadi dua, yaitu academic kemudian secara proaktif dan kreatif skill mencari vocational sehinga akhirnya mampu skill terdiri (kecakapan skill dari self- akademik) dan (kecakapan mengatasi berbagai macam persoalan vokasional). Diagram klasifikasi life yang ada di dalam kehidupannya. skill ditunjukkan dalam gambar 1. b. Klasifikasi life skill Self awarness Personal skill General life skill Thinking skill Social skill Life Skill Academic skill Spesific life skill Vocational skill Gambar 1. Diagram klasifikasi life skill [3] c. Life skill dan proses belajar mengajar pada pendidikan menengah atas (SMA / MA) sekolah. Bahkan dapat dikatakan bahwa ruhnya proses belajar mengajar adalah kecakapan hidup. Life skill sangat dekat dengan Suatu proses belajar pada hakekatnya dunia proses belajar mengajar di adalah pemberian pengalaman pada Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 11 peserta didik. yang adaptif, memiliki kemampuan berfikir didapat diharapkan akan menjadikan rasional, mampu bekerja sama, serta peserta didik yang kompeten, dan mampu selanjutnya adalah mempunyai life menunjang Pengalaman mengenali peserta didik kemampuannya skill untuk mengembangkan diri. diri sehingga dan mampu [2] kehidupannya kelak . Nilai-nilai life skill yang termuat 3. Metode Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian dalam buku pelajaran Buku teks pelajaran tidak deskripsi kuantitatif, karena meneliti hanya berisi kumpulan materi yang muatan life skill yang dikembangkan harus dihapalkan, melainkan harus pada buku pelajaran fisika SMA kelas X menyajikan materi yang dapat men- pada semester I yang banyak digunakan stimulus peserta didik untuk berpikir di SMA Kota Yogyakarta pada saat lebih luas, kreatif, dan reflektif. penelitian dilakukan. Berdasarkan dari Dalam buku teks pelajaran, materi analisis buku yang diteliti dapat diketahui bahan ajar harus disajikan dengan muatan life skill yang dikembangkan cara tertentu pada masing-masing buku. beroleh agar peserta didik pengalaman berkenaan a. Populasi dan Sampel dengan pemahaman, keterampilan, Populasi dan perasaan. Oleh karena itu buku semua buku pelajaran fisika SMA teks pelajaran berisi latihan yang kelas X semseter I yang digunakan menyajikan persoalan-persoalan yang di Kota Tegal dan telah mengacu harus dipecahkan tujuan dari menciptakan [4] . Seperti halnya life peserta skill yaitu didik yang penelitian ini adalah pada Kurikulum 2006. Sampel yang digunakan dalam penelitian : mempunyai sifat mandiri, kreatif, Tabel 1. Sampel Penelitian Kode Judul Buku Penerbit Tahun A B C Fisika IA Fisika SMA Kelas X Fisika untuk SMA Kelas X ESIS PHiβETA Erlangga 2007 2006 2006 Jumlah sekolah yang menggunakan 1 2 2 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 12 indikator b. Metode Pengumpulan Data Data penelitian ini diperoleh skill, dan nomor indikator kurikulum yang nantinya dengan cara melakukan observasi terhadap buku yang dijadikan sampel life akan diisi skor-skor hasil penilaian. d. Teknik Analisis Data penelitian. Dalam lembar observasi Analisis data untuk masing- tercantum indikator Kurikulum 2006 masing buku dilakukan oleh dua dan indikator muatan life skill. Tabel panelis. Hasil analisis dari masing- Kurikulum 2006 memuat kompetensi masing indikator life skill dicari dasar, uaraian materi, pengalaman persentasenya dengan rumus : belajar, dan indikator-indikator. Tabel Life skill : life skill terdiri dari indikator life skill, Selanjutnya, persentase dari jenis indikator life skill, contoh dan penilaian. Dengan kedua panelis di rata-rata untuk memperhatikan menentukan masing-masing indikator pernyataan yang ada pada tiap-tiap muatan life skill. buku fisika SMA kelas X kemudian diidentifikasi dan dianalisis muatan 4. Hasil dan Pembahasan life skill berdasarkan indikator yang Adapun hasil perhitungan ada dalam Kurikulum 2006. distribusi muatan life skill yang c. Instrumen Penelitian Instrumen pada penelitian ini dikembangkan dalam buku A, B, dan C adalah tabel penilaian life skill. Tabel masing-masing panelis dapat dilihat penilaian sebagai berikut: life skill terdiri dari Tabel 2. life skill yang muncul dalam indikator kurikulum 2006 ( KTSP ) Life Skill Kecakapan Berpikir Kecakapan Sosial Kecakapan Akademik Indikator Menggali informasi Mengolah informasi Mengambil keputusan Memecahkan masalah Komunikasi lisan Komunikasi tertulis Kerja sama Identifikasi Variabel Menghubungkan variabel Merumuskan hipotesis Melaksanakan percobaan Buku A Buku B Buku C 30 31 28 30 31 28 28 28 28 27 29 27 7 4 21 28 26 28 5 7 20 28 28 27 27 25 26 27 26 25 9 7 15 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 13 Tabel 3. Muatan life skill yang dikembangkan dalam buku A, B, dan C rata-rata Life Skill Buku A (%) Indikator Kecakapan Berpikir Menggali informasi Mengolah informasi Mengambil keputusan Memecahkan masalah Rata-rata Kecakapan Sosial Komunikasi lisan Komunikasi tertulis Keja sama Rata-rata Kecakapan Akademik Identifikasi Variabel Menghubungkan variable Merumuskan hipotesis Melaksanakan percobaan Rata-rata Buku B Buku C (%) (%) 86.5 74.5 72 55 72 9.17 29.7 8.06 15.64 90.25 79 67.7 59.7 60.75 66.79 4.84 20.95 11.3 12.36 88.7 72.04 64.92 70.16 67.74 68.72 33.34 24.18 42.75 33.42 85.49 85.5 67.75 80.65 53.25 82.26 61.29 23.3 66.70 14.25 59.21 28.34 64.35 Muatan life skill dalam tabel 3 dapat digambarkan dalam grafik histogram seperti ditunjukkan dalam gambar di bawah ini: 80 60 Buku A 40 Buku B 20 Buku C 0 KB KS KA Gambar 2. Grafik histogram muatan life skill yang dikembangkan pada buku A, B, dan C Keterangan : Dari hasil ini antara ketiga buku KB : Kecakapan Berfikir dapat dikatakan telah memuat KS : Kecakapan Sosial life KA : Kecakapan Akademik pembelajaran yang berdasarkan 1. skill dalam materi Informasi tentang buku pelajaran indikator kurikulum, muatan life fisika SMA kelas X semester I skill buku B paling sering yang memuat life skill yang muncul sesuai dengan KTSP. kurikulum dalam indikator untuk kecakapan berfikir bila dibanding buku C Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 14 dan buku A. Sedangkan muatan dan buku B. Muatan life skill life skill pada buku C untuk pada buku C untuk kecakapan kecakapan sosial lebih banyak sosial bila dibanding buku A dan buku dibanding buku A dan buku B. lebih banyak bila B. Muatan life skill buku A paling sering muncul dalam indikator kurikulum kecakapan akademik untuk Dari penelitian yang dilakukan bila dapat disimpulkan : Pada buku pelajaran dibanding buku C dan buku B. 2. Persentase muatan life skill yang dikembangkan pada 5. Kesimpulan A yang berjudul Fisika IA ( Mikrajudin.A / ESIS ), buku B yang berjudul Fisika masing- SMA Kelas X ( Supiyanto / Phibeta ), masing buku fisika SMA kelas X dan buku C yang berjudul Fisika untuk semester I yang sesuai dengan SMA Kelas X (Marthen. K / Erlangga) KTSP telah mengembangkan muatan life skill. Dari hasil ini antara Dan Persentase muatan life skill yang ketiga buku dapat dikatakan dikembangkan dalam buku A yang buku berjudul Fisika IA ( Mikrajudin.A / ESIS C paling mengembangkan banyak life ), buku B yang berjudul Fisika SMA skill karena dari 11 indikator life Kelas X ( Supiyanto / Phibeta ), dan buku skill, keseluruhannya memiliki C yang berjudul Fisika untuk SMA Kelas persentase di atas 20 %. Jika X (Marthen. K / Erlangga) berturut-turut dilihat dari persentase ketiga adalah 54,7 %, 49,19 %, dan 57,5%. muatan muatan life dikembangkan skill dari yang masing- masing buku A, B, dan C adalah sama yakni kecakapan berfikir, kemudian kecakapan akademik dan yang terkecil kecakapan sosial. Tetapi apabila dibandingkan antara ketiga buku Daftar Pustaka [1] Zulkarnaini. 2008. Pola Pelaksanaan Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill Education). http://zulkarnainidiran.wordpress.c om/2008/11/28/pola-pelaksanaanpendidikan-berorientasikecakapan-hidup-life-skilleducation/ tersebut muatan life skill pada buku A untuk kecakapan berfikir dan kecakapan akademik lebih banyak bila dibanding buku C [2] Supriyadi. 2006. Kajian Teknologi Managemen Pembelajaran IPA Fisika. Yogyakarta: Pustaka Tempelsari Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 15 [3] Anwar. 2006. Pendidikan Kecakapan Hidup ( Life Skill Education ). Bandung : CV Alfa Beta. [4] Abdullah, Mikrajudin. 2007. Fisika IA. Bandung : ESIS. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 16 Efektifitas Penggunaan Media Virtualab Electricity Dalam Pembelajaran Fisika Materi Hukum Kirchoff Fajar Fitri Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar kognitif pada pembelajaran hukum Kirchoff I siswa kelas X SMA Negeri 8 Yogyakarta dengan menggunakan media Virtualab Electricity. Metode penelitian yang digunakan adalah Control Group Pre-test Post-test. Siswa kelas XB sebagai kelas eksperimen melakukan pembelajaran dengan media virtualab electricity, sedangkan kelas XC sebagai kelas kontrol melakukan pembelajaran tanpa media virtualab electricity. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada hasil belajar kognitif antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Prestasi hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan prestasi hasil belajar kelas kontrol. Berdasarkan hal tersebut, pembelajaran dengan menggunakan media virtualab electricity lebih efektif dibandingkan pembelajaran tanpa menggunakan media virtualab electricity pada materi hukum Kirchoff I. Kata kunci: virtualab electricity, hasil belajar kognitif alam 1. Pendahuluan Abad XXI merupakan abad sekitar, pengembangan serta lebih prospek lanjut dalam globalisasi dan abad teknologi informasi. menerapkannya di kehidupan sehari-hari Perubahan dan keluasaan penerapan fisika dalam yang sangat cepat dan dramatis dalam bidang ini merupakan teknologi. fakta pengetahuan dalam kehidupan siswa. Tanpa teknik adanya dasar mengajar fisika Pengembangan kemampuan siswa dalam dengan baik, maka siswa akan mengalami bidang sains, terutama fisika merupakan perlambatan proses penerimaan, banyak salah satu kunci keberhasilan peningkatan melakukan kesalahan, dan mungkin akan kemampuan dalam menyesuaikan diri frustasi dan membenci pelajaran tersebut. dengan perubahan dan memasuki dunia Metode tradisional yang menggunakan teknologi, termasuk teknologi informasi. teks Untuk membosankan, dan membuat pengajar kepentingan pribadi, sosial, buku ekonomi, dan lingkungan, siswa perlu memerlukan dibekali mengajar. dengan kompetensi yang membawa banyak Sesuatu memadai agar menjadi peserta aktif sebagai media dalam masyarakat. media tersebut hasil lambat, waktu dapat untuk dikatakan pembelajaran apabila digunakan untuk Mata pelajaran fisika di SMA menyampaikan pesan dengan tujuan- diharapkan dapat menjadi wahana bagi tujuan pendidikan dan pembelajaran . siswa untuk mempelajari diri sendiri dan Pengelolaan alat bantu pembelajaran Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 17 sudah sangat dibutuhkan. Metamorfosis agar materi pelajaran yang disampaikan dari perpustakaan yang menekankan pada harus mampu dimengerti dengan mudah penyediaan oleh siswa. layanan permintaan dan pemberian secara multi-sensori dari Kemajuan media komputer beragamnya kemampuan individu untuk memberikan beberapa kelebihan untuk mencerap kegiatan informasi menjadikan produksi audiovisual. pelayanan yang diberikan mutlak wajib tahun-tahun bervareatif dan secara luas. Selain itu mendapat dengan semakin meluasnya kemajuan di kemampuannya yang dapat digunakan bidang komunikasi dan teknologi, serta dalam bidang kegiatan pembelajaran. ditemukannya dinamika proses belajar, Ditambah dengan teknologi jaringan dan maka pelaksanaan kegiatan pendidikan internet, dan pengajaran semakin menuntut dan primadona dalam kegiatan pembelajaran. memperoleh media pendidikan Penggunaan yang bervareasi secara luas pula. materi diusahakan agar perhatian komputer bentuknya komputer besar karena seakan komputer pembelajaran Dalam rangka memudahkan siswa menerima belakangan Pada menjadi dalam proses bermacam-macam tergantung pelajaran, perlu pendesain siswa dapat pembelajarannya, kecakapan dan pengembang bisa berbentuk menggunakan sebanyak mungkin alat permainan (games), mengajarkan konsep- indera yang dimiliki. Makin banyak alat konsep indera dikonkritkan dalam bentuk visual dan yang mempelajari digunakan sesuatu, makin untuk mudah abstrak yang kemudian audio yang dianimasikan. diingat apa yang dipelajari. Apabila Animasi merupakan suatu teknik materi pelajaran yang sama disajikan pergerakan gambar atau paparan yang dengan ceramah dan ditambah dengan dihasilkan oleh gabungan dari media memperlihatkan gambar, foto, sketsa, dan komputer. Asalnya ia dihasilkan dengan sebagainya, maka akan lebih mudah menangkap gambar lukisan-lukisan atau materi tersebut dimengerti oleh siswa model-model dibanding menggunakan kamera animasi. Dengan dengan ceramah saja. yang media sedikit berbeda Karakteristik dan kemampuan masing- menggunakan masing media perlu diperhatikan oleh menjadi guru agar mereka dapat memilih media menekuni materi yang disajikan serta mana yang sesuai dengan kondisi dan dengan adanya warna, musik, dan grafik kebutuhan. Seorang guru harus berusaha yang dianimasikan dapat menambahkan termotivasi animasi, siswa untuk lebih Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 18 kemampuan materi siswa pelajaran. dalam mengingat Dengan demikian, animasi merupakan alternatif yang baik sebagai media pembelajaran Electricity Kr = kelas kontrol Er = kelas eksperimen untuk menyampaikan materi fisika. Virtualab Keterangan: Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 8 Yogyakarta kelas merupakan XB dan XC. Kelas XB sebagai kelas sebuah media animasi yang khusus eksperimen dan kelas XC sebagai kelas dirancang menampilkan kontrol. Pemilihan kelas eksperimen dan komponen-komponen elektronika seperti kelas kontrol ditetapkan secara acak. resistor, sumber tegangan, multimeter, Siswa dan sebagainya. Prinsip kerja animasi pembelajaran virtualab electricity yakni apabila dibuat media virtualab electricity sedangkan sebuah rangkaian resistor baik secara seri siswa maupun pembelajaran tanpa menggunakan media untuk paralel dan tegangan, maka maupun tegagannya diberi dapat sumber diukur kelas kelas arus virtualab menggunakan ceramah. eksperimen dengan menggunakan kontrol electricity melakukan melakukan dalam hal ini multimeter yang dapat distel menjadi Sebelum melakukan pembelajaran, voltmeter maupun amperemeter. Besar kedua kelas diupayakan memiliki kondisi arus maupun tegangan yang diukur akan yang muncul sendiri secara otomatis pada diketahui kondisi prestasi awal siswa, multimeter. Animasi ini sangat menarik lingkungan kelas, serta kondisi ekonomi untuk mengajarkan materi fisika listrik siswa. Untuk mengetahui prestasi awal dinamis terutama materi hukum Kirchoff siswa dilakukan pretest terlebih dahulu, I tentang rangkaian seri-paralel. sehingga dapat dikelompokkan siswa hampir sama, sehingga perlu yang memiliki prestasi hampir sama. Kondisi lingkungan kelas dapat diketahui 2. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan kuasi eksperimen dengan menggunakan rancangan percobaan Control Group Pretest Post-test seperti tabel 1. melalui observasi, sedangkan kondisi ekonomi siswa dapat dilihat dari data siswa di Bimbingan Konseling. Dalam Tabel 1.Model Eksperimen : Control Group Pre-test Post-test kel Pre tes Treatmen Post tes Kr x x Er x X x penelitian ini data dikumpulkan melalui tes. Tes terdiri dari dua macam, yakni pre-test dan post-test. Pre-test digunakan untuk mengetahui kemampuan awal fisika siswa sebelum Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 19 melakukan pembelajaran, sedangkan Tabel 2. Data pengetahuan awal fisika post-test digunakan untuk mengambil (pre-test) siswa data tentang pemahaman siswa terhadap Jumlah siswa Rerata nilai hukum Kirchoff I setelah melakukan pembelajaran. Soal-soal tes yang digunakan terdiri dari 30 butir soal dan berbentuk pilihan ganda dengan empat Kualitas soal tes terinci berdasarkan Jumlah siswa Rerata nilai Taksonomi Bloom yakni C1, C2, dan C3. Tes pemahaman hukum Kirchoof I terdiri rangkaian seri Ket: observasi Er 39 Kr 39 751,31 645,79 Er = kelas eksperimen Kr = kelas kontrol listrik. Instrumen penelitian yang lain lembar 484,15 dan rangkaian paralel komponen-komponen adalah 483,13 (post-test) siswa diberi skor 1 dan jika salah diberi skor 0. submateri Kr 39 Tabel 3. Data prestasi hasil belajar fisika pilihan jawaban. Jika jawaban benar dari Er 39 Berdasarkan untuk hasil analisis, mengetahui kondisi lingkungan kelas dan didapatkan t o = 0,017 dan p = 0,676 keaktifan sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hal siswa selama proses pembelajaran. ini menunjukkan bahwa ada perbedaan Uji yang digunakan untuk menguji signifikan pada prestasi hasil belajar hipotesis perbedaan pemahaman konsep fisika hukum Kirchoff I pada pembelajaran pembelajaran dengan menggunakan media virtualab media electricity dan melalui metode ceramah menggunakan metode adalah uji t. Keseluruhan pengujian materi pelajaran hukum analisis tersebut dengan Rerata nilai kelas eksperimen lebih besar bantuan Pengolahan Statistik dibandingkan rerata nilai kelas kontrol, dengan SPSS 12 pada taraf signifikansi oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa 5%. pembelajaran dilakukan Data siswa yang dengan virtualab melakukan menggunakan electricity fisika dengan ceramah pada Kirchoff I. materi hukum Kirchoff I dengan menggunakan media 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan virtualab electricity lebih efektif bila Berikut disajikan ringkasan hasil dibandingkan dengan pembelajaran tanpa pre-test dan post-test kelas eksperimen menggunakan media virtualab electricity. dan kelas kontrol. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 20 Prestasi belajar siswa kelas 4. Kesimpulan eksperimen lebih baik dibandingkan kelas Berdasarkan hasil penelitian dapat kontrol dapat disebabkan oleh hal-hal ditarik kesimpulan: Penggunaan media berikut: siswa kelas eksperimen lebih virtualab aktif dan memiliki motivasi lebih besar dibanding dengan menggunakan metode dibandingkan siswa yang melakukan ceramah dari aspek kognitif (peningkatan pembelajaran prestasi tanpa media virtualab electricity belajar lebih siswa) fisika efektif dalam electricity. Siswa kelas eksperimen dapat pembelajaran materi hukum mengoperasikan sendiri komputer dan Kirchoff I pada siswa kelas X SMA asik mengotak-atik software virtualab Negeri 8 Yogyakarta. electricity. Hal ini dapat merangsang rasa Hasil penelitian ini hendaknya bisa ingin tau dan kreatifitas masing-masing dimanfaatkan oleh para guru, mahasiswa, siswa. maupun Ketika pengganti pun, menghitung siswa hambatan tidak harus dosen terutama dalam melakukan pembelajaran di kelas. Dalam menghitung secara manual, akan tetapi menggunakan cukup menggunakan komputer terutama animasi dan simulasi, gambar multimeter secara otomatis lewat para guru hendaknya juga membuat LKS software tersebut. Sedangkan siswa kelas maupun modul sebagai pelengkap dan kontrol memiliki motivasi yang tidak dapat optimal karena materi hanya disampaikan melakukan pembelajaran. menghitungnya media mempermudah berbantuan siswa dalam secara konvensional saja yakni melalui ceramah. Siswa juga tidak bisa memiliki Daftar Pustaka gambaran secara jelas bagaimana bentuk- John bentuk rangkaian listrik, resistor, maupun alat ukur listrik, karena mereka tidak dibantu dengan media baik simulasi maupun demonstrasi pembelajaran. hambatan total Ketika pun dalam proses menghitung mereka harus menggunakan cara manual yang tentu memerlukan waktu lebih lama. D. Latuheru. 1998. Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini. Jakarta: Menara Mas Ahmad Abu Hamid. 2005. Pendidikan Fisika Sebagai Salah Satu Bidang Ilmu. Makalah Arief S. Sadiman. 1986. Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 21 Gene L. Wilkinson. 1984. Media dalam Pembelajaran Penelitian Selama 60 Tahun. Jakarta: CV. Rajawali b. Latar belakang karena judul adanya tersebut perkembangan dalam bidang teknologi informasi, Harsja W. Bachtiar. 1984. Tekhnologi Komunikasi Pendidikan Pengetian dan Penerapannya di Indonesia. Jakarta: CV. Rajawali Oemar Hamalik.1982. Media Pendidikan. Bandung: Alumni ini berimbas pada teknologi dalam bidang pendidikan (terutama guru) dituntut untuk menggunakan software-software berbantuan komputer materi Setijadi. 1986. Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran. Jakarta: CV. Rajawali animasi dalam fisika atau eksperimen murni), dikelas terutama simulasi. (bukan karena mengajarkan Quasi eksperimen variabel-variabel yang dikontrol hanya sebatas yang Tanya Jawab bisa dikontrol atau tidak semua T: Novi, UAD a. Jika variabel Ujian menggunakan Nasional Virtual tidak yang mengikuti dikendalikan. Electric tetapi secara manual, apakah tidak menghambat siswa dalam Ujian Nasional? b. Apa latar belakang pengambilan judul tersebut? Mengapa mengambil quasi eksperimen bukan true eksperimen? J: Fajar Fitri, UAD a. Tanggung jawab guru adalah membekali siswa pada pengalaman fisika secara langsung sekaligus bisa mengerjakan Ujian Nasional. Oleh karena itu pembelajaran menggunakan Virtualab Electricity ini tentu tidak membebani siswa, justru akan memperbanyak pengalaman siswa. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 22 Analisis Efisiensi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Yang Dimodifikasi Dengan Sistem Hydrogen Booster Brilian Prasetyo1), Rizky Stiyabudi2), Laifa Rahmawati 3), Yuni Nurfiana Wulandari 4), Asriningsih Suryandari 3) Pendidikan Teknik Otomotif 1), Pendidikan Fisika 2), Pendidikan IPA3) dan Kimia 4) Universitas Negeri Yogyakarta [email protected] 1) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penggunaan Hydrogen Booster terhadap efisiensi penggunaan bahan bakar kendaraan bermotor. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental komparatif dengan penggunaan Hydrogen Booster sebagai variabel bebas. Pengaruh variabel tersebut terhadap efisiensi penggunaan bahan bakar kendaraan bermotor, terutama pada tiga jenis motor bakar, yaitu motor bensin dua langkah, empat langkah, serta matic dianalisis dari nilai uji jarak tempuh. Dari penelitian ini didapati kesimpulan bahwa penggunaan Hydrogen Booster dapat meningkatkan nilai efisiensi penggunaan bahan bakar sebesar 40% pada motor bensin dua langkah, 30% pada motor bensin empat langkah, serta 37% pada motor bensin matic. Kata kunci: Hydrogen Booster, efisiensi penggunaan bahan bakar, sepeda motor 1. tinggi. Pendahuluan Jumlah kendaraan yang Jumlah transportasi di Jakarta pada tahun 2007 mencapai bertambah setiap tahun (6–8) %, 7,96 terutama serta transportasi di Jakarta yang saat ini pertumbuhan perjalanan lebih besar telah mencapai Rp. 3,2 Trilyun dibanding pertumbuhan kendaraan, diperkirakan terutama menggunakan sejalan dengan peningkatan 28,7% kendaraan pribadi yang semakin harga BBM. Biaya tersebut adalah murah harganya. biaya sepeda yang motor, Transportasi sektor merupakan yang signifikan nasional. perkotaan Transportasi mengalami dampak sedangkan akan yang biaya meningkat dibutuhkan untuk mengakomodasi pergerakan sebesar 1,5 juta penumpang/jam. mempengaruhi kebutuhan subsidi BBM juta, Bagaimana sektor transportasi merespon perubahan harga BBM? Salah satu pilihan paling besar mengingat jumlah dalam penduduk perkotaan sekitar 60% kemungkinan dari sektor transportasi adalah dengan seluruh Indoensia dan total sektor penduduk dominan adalah sektor perdagangan dan jasa melihat respon penyediaan teknologi berbagai terhadap penggerak efisiensi yang dapat mengurangi yang membutuhkan mobilitas yang Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 23 penggunaan bahan bakar (fuel efficiency) [1]. penghasil gas dengan intake manifold atau saluran udara dan Hydrogen Booster adalah sebuah alat untuk memisahkan selanjutnya terjadilah proses pembakaran. senyawa kimia antara gas hidrogen (H2) dan oksigen (O2) dari molekul 2. Tinjauan Pustaka air (H2O) dengan menggunakan 1. Bahan Bakar Bensin arus listrik Gas Premium berasal dari bensin pemisahan yang merupakan salah satu fraksi inilah yang dapat berfungsi sebagai dari penyulingan minyak bumi booster (penambah tenaga) pada yang diberi zat tambahan atau mesin kendaraan. aditif, yaitu Tetra Ethyl Lead hidrogen (elektrolisis). hasil dari Alat ini hanya menggunakan media air murni (TEL). Premuim mempunyai rumus empiris Ethyl Benzena (C8H18).[3] aquades yang dimasukkan ke dalam Penggunaan premium pada tabung yang tersedia. Selain itu umumnya digunakan untuk bahan juga dipergunakan katalis untuk bakar kendaraan bermotor bermesin mempercepat terjadinya reaksi. Di bensin, dalam tabung tersebut terdapat motor, dan lain lain. Bahan bakar material berbahan stainless steel ini juga sering disebut motor sebagai penghantar arus (+) yang gasoline atau petrol dengan angka mampu menghasilkan O2 dan yang oktan adalah 88, dan mempunyai berfungsi juga sebagai penghantar titik didih 300C - 200oC. Adapun arus (-) dan mampu menghasilkan rumus kimia untuk pembakaran H2.[2] pada Setelah dihubungkan seperti bensin mobil, premium sepeda adalah sebagai berikut: dengan baterai dan mengalami 2 C8H18 + 25 O2 → 16 CO2 + 18 pengaliran H2O aliran listrik pada elemen yang tersedia di dalamnya, Pembakaran di atas diasumsikan otomatis akan menghasilkan gas semua hidrogen akibat dari adanya proses sempurna. Komposisi bahan bakar elektrolisis. Setelah gas didapat, bensin, yaitu [4] : dipergunakan menghubungkan selang antara untuk tabung bensin terbakar dengan a. Bensin (gasoline) C8H18 b. Berat jenis bensin 0,65-0,75\ Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 24 c. Pada suhu 400 bensin menguap 3065% mengurangi terjadinya detonasi. Komposisi bahan bakar dan udara d. Pada suhu 1000 bensin menguap 8090% dalam silinder akan menentukan kualitas Bensin pembakaran dan akan premium berpengaruh terhadap performance mempunyai sifat anti ketukan yang mesin, efisiensi bahan bakar dan baik dan dapat dipakai pada mesin emisi gas buang. [5] kompresi tinggi pada saat semua Selama proses pembakaran, kondisi. Sifat-sifat penting yang senyawa hidrokarbon terurai dan diperhatikan pada bahan bakar menjadi bensin adalah : hidrogen dan karbon yang masing- senyawa-senyawa a. Kecepatan menguap (volatility) masing bereaksi dengan oksigen b. Kualitas pengetukan (kecenderungan membentuk CO2 dan H2O. berdetonasi) 3. Kompresi c. Kadar belerang Motor bensin dapat juga disebut d. Titik beku sebagai motor otto. Motor tersebut e. Titik nyala dilengkapi dengan busi dan karburator. f. Berat jenis Busi menghasilkan loncatan bunga api listrik yang membakar campuran bahan 2. Pembakaran bakar dan udara karena motor ini Pembakaran didefinisikan cenderung disebut spark ignition engine. sebagai reaksi kimia atau reaksi Pada siklus otto atau siklus persenyawaan bahan bakar oksigen volume konstan proses pembakaran (O2) terjadi sebagai oksidan dengan pada volume konstan, temperaturnya lebih besar dari titik sedangkan siklus otto tersebut ada nyala. yang berlangsung dengan 4 (empat) Untuk maksimum hendaknya pembakaran memperoleh dari suatu daya langkah atau 2 (dua) langkah. operasi Untuk mesin 4 (empat) langkah komposisi dari gas siklus kerja terjadi dengan 4 silinder (empat) langkah piston atau 2 (dua) (komposisi gas hasil pembakaran) poros engkol. Gambar diagram P-V dibuat seideal mungkin, sehingga dan T-S siklus otto dapat dilihat tekanan gas hasil pembakaran bisa pada (gambar 1) dibawah sebagai maksimal berikut . [5] menekan torak dan Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 25 : Parameter prestasi mesin dapat dilihat dari berbagai hal diantara yang terdapat dalam diagram sebagai berikut : Gambar 1. Diagram P-V dan T-S siklus otto Proses siklus otto sebagai berikut : Proses 1-2 : proses kompresi isentropic (adiabatic reversible) dimana piston bergerak menuju (TMA=titik mati mengkompresikan udara atas) sampai volume clearance sehingga tekanan Gambar 2. Diagram Alir Prestasi Mesin Fuel dan temperatur udara naik. Consumption (FC) Proses 2-3 : pemasukan kalor merupakan parameter yang biasa konstan, digunakan piston sesaat pada pada sistem (TMA=titik mati atas) bersamaan pembakaran kalor suplai dari sekelilingnya serta menggambarkan pemakaian bahan tekanan dan temperatur meningkat bakar. hingga didefinisikan sebagai jumlah yang nilai maksimum dalam dalam motor Fuel untuk Consumption siklus. dihasilkan konsumsi bahan bakar Proses 3-4 : proses isentropik udara per satuan waktu (cc/menit). Nilai panas tinggi FC yang rendah mengindikasikan mendorong piston turun menuju pemakaian bahan bakar yang irit, (TMB = titik mati bawah), energi oleh sebab itu, nilai FC yang dilepaskan rendah sangat diinginkan untuk dengan tekanan disekeliling berupa mencapai efisiensi bahan bakar. internal energi. Fuel Proses 4-1 : proses pelepasan kalor pada volume konstan piston sesaat pada (TMB dapat di = titik mati bawah) dengan mentransfer menggunakan kalor ke sekeliling dan kembali mlangkah berikut [6] : Consumption (FC) hitung dengan rumus sebagai pada titik awal. 4. Efisiensi Bahan Bakar Bensin Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 26 Dimana : FC = Konsumsi bahan dari bakar (cc/menit) dilakukan pada tiga jenis motor V = Volume (cc) bakar, yaitu motor bensin dua t = waktu (menit) langkah, Hal-hal yang mempengaruhi besarnya konsumsi bahan jarak empat tempuh) langkah, serta matic, dalam keadaan tanpa serta bakar dengan antara lain : Hydrogen Booster. Pengujian jarak tempuh dengan a. Sistem bahan bakar rusak (bensin bocor, pengujian permukaan bensin menggunakan Odometer dan sirkuit di uji. karburator terlalu tinggi, saringan udara kotor dan penyetelan 4. Hasil Penelitian kecapatan rendah tidak baik). b. Sistem pengapian Efisiensi yang dimaksud rusak (waktu dalam dunia otomotif adalah penyalaan tidak tepat, busi meletup tingkat pemanfaatan input yang secara salah, titik kontak pemutus diproses arus rusak). produk. Pada penelitian ini, proses menghasilkan c. Tekanan kompresi mesin rendah. pengambilan d. Sistem penggerak katup salah. mengetahui e. Pipa saluran gas buang tersumbat. dilakukanlah f. Kopling selip tempuh. g. Rem menahan. h. Penggunaan Pada sepeda motor tidak output data untuk tingkat efisiensi pengujian jarak penelitian ini, pengujian efisiensi dilakukan pada benar. tiga jenis motor bakar, yaitu motor bensin dua langkah, empat langkah, serta matic, dalam keadaan tanpa 3. Metode Penelitian Pada penelitian ini, serta dengan hydrogen booster. pengujian efisiensi (yang dilihat Efisiensi pada sepeda motor empat langkah Motor Jarak (km) Empat langkah(Kharisma) Tanpa HB Dengan HB 1,06 1,59 1,35 1,60 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 27 VB = 31mL; Kel=180cm 1,16 1,68 Rata-rata 1,19 1,62 Naik (30%) Grafik efisiensi pada sepeda motor empat langkah 2 1.5 Tanpa HB 1 0.5 Dengan HB 0 Efisiensi pada sepeda motor dua langkah Dua langkah 0,50 0,91 VB = 45mL; 0,61 0,80 0,77 0,98 0,62 0,89 Rata-rata (naik 40%) Grafik efisiensi pada sepeda motor dua langkah 1.2 1 0.8 Tanpa HB 0.6 0.4 Dengan HB 0.2 0 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 24 Efisiensi pada sepeda motor matic Matic 1,02 1,32 VB = 36mL; 0,79 1,45 0,95 1,06 0,99 1,30 0,93 1,28 Rata-rata (naik 37%) 1.6 1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 Series 1 Series 2 Grafik efisiensi pada sepeda motor matic Daftar Pustaka 5. Kesimpulan dan Saran Dari penelitian ini didapati kesimpulan bahwa penggunaan Hydrogen Booster dapat meningkatkan nilai efisiensi penggunaan bahan bakar sebesar 40% pada motor bensin dua langkah, 30% pada motor bensin empat langkah, serta 37% pada motor bensin matic. Penelitian yang selanjutnya dapat dikembangkan pada laju konsumsi bahan bakar daya yang dihasilkan ataupun tingkat kebersihan komponen mesin, sehingga dari hal tersebut dapat ditinjau dari segi ekonomi dari mesin tersebut. [1] Tim Pemantau dan Evaluasi Kinerja Transportasi Nasional (TPEKTN). 2008. Urgensi Paket Kebijakan dan Program Komprehensif dalam Penghematan BBM Transportasi. Jakarta: Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian. [2] Muhammad As’adi dan Syahrir Ardiansyah Pohhan Putra. 2010. Kajian Penambahan Hydrogen Booster pada Motor Mesin Bensin 115 CC. Jurnal. Palembang : Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin (SNTTM) ke-9, halaman 5358. [3] Ali, Rinaldi. 2003. Bagaimana bahan bakar menghasilkan energi dan berapa besar energi yang dihasilkan?. Diakses dari Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 25 www.chemistry.org. pada tanggal 12 Agustus 2009 hydrogen booster pada motor tersebut? [4] Bernasconi,dkk. 1995. Teknologi Kimia Bagian 1.Jakarta: Pradnya Paramita J: Brilian Prasetyo, UNY a. Tidak ada [5] Arismunandar. 1990. Motor Bakar Torak. Jakarta: Gramedia. b. Secara teori meningkatkan tenaga, namun secara prakteknya sedang [6] Amien Nugroho. (2005). Ensiklopedi Otomotif. Jakarta : Gramedia dalam penelitian lebih lanjut. Tanya Jawab T: Zulchan Prafidita, R., UAD Apakah Hidrogen Booster dapat diaplikasikan dalam karburator inject vaccum dan fuel injection? J: Brilian Prasetyo, UNY Bisa T: Imanuri, UAD Apakah dampak negattif dari penggunaan alat tersebut? J: Brilian Prasetyo, UNY Sedang dalam proses pengamatan T: Wahyu Budi Santosa, UAD a. Apakah ada modifikasi pada ruang pembakaran seperti Booster dan sudut klip pada mesin sepeda motor tersebut? b. Bagaimana tenaga yang dihasilkan denngan menambahkan Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 24 Analisis Struktur Materi Buku Pelajaran Fisika SMA Kelas X Ditinjau Dari Life Skill Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Befi Krista Galuh, Dian Artha Kusumaningtyas Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Abstrak Keberadaan nilai-nilai life skill merupakan salah satu kondisi yang perlu dipertimbangkan, karena peserta didik dilatih untuk belajar menemukan, mengolah, membuktikan, memecahkan, mengkomunikasikan, dan berani dalam memecahkan masalah. Tetapi apakah buku-buku pelajaran fisika SMA kelas X semester I yang sering digunakan sudah memuat nilai-nilai life skill dan hal ini belum mendapat perhatian dari pendidik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Informasi tentang buku-buku pelajaran fisika SMA kelas X semester I yang memuat life skill yang sesuai dengan KTSP dan (2) Persentase muatan life skill yang dikembangkan pada masing-masing buku pelajaran fisika kelas X pada semester I yang sesuai dengan KTSP. Populasi penelitian ini adalah buku pelajaran fisika SMA kelas X yang digunakan pada sekolah-sekolah di kota Tegal. Sampel penelitian ini adalah 3 buku pelajaran yang banyak digunakan pada SMA di Kota Tegal. Kandungan muatan life skill dalam buku sampel dianalisis berdasarkan indikator kurikulum 2006 ( KTSP ). Metode analisis yang digunakan adalah deskripsi kuantitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa penyajian materi pada buku pelajaran A( Mikrajudin.A / ESIS ), buku B ( Supiyanto / Phibeta ), dan buku C (Marthen. K / Erlangga) telah mengembangkan muatan life skill. Persentase muatan life skill yang dikembangkan dalam buku A( Mikrajudin.A / ESIS ), buku B ( Supiyanto / Phibeta ), dan buku C (Marthen. K / Erlangga) berturut-turut adalah 54,7 %, 49,19 %, dan 57,5%. Kata kunci : life skill, KTSP dan Buku pelajaran fisika SMA kelas X. untuk 1. Pendahuluan Pendidikan merupakan suatu sistem, yaitu sistematisasi dari proses perolehan pengalaman sehingga Oleh menjadi karena pendidikan proses pengetahuan. itu, filsosofi diartikan perolehan sebagai pengalaman belajar yang berguna bagi peserta didik dalam hidup dan kehidupannya. Dengan pengalaman belajar itu, diharapkan peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya, sehingga siap digunakan memecahkan problema hidupnya. Pengalaman belajar itu diharapkan juga mengilhami pembelajar menghadapi problema hidup sesungguhnya dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan pendidikan bagi setiap manusia adalah agar peserta didik mampu memecahkan dan mengatasi permasalahan hidup dan kehidupan yang dihadapinya. pendidikan, memecahkan Jika selesai mereka masalah belum mengikuti mampu hidup dan kehidupan, pertanda tujuan pendidikan Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 8 belum tercapai. Berdasarkan hal itulah, (learning know), belajar untuk melakukan dalam pelaksanaan pendidikan, peserta (learning to do), belajar menjadi diri didik perlu dibekali dengan kecakapan sendiri (learning to be), dan belajar hidup hidup (life skill). Pendidikan kecakapan dalam kebersamaan (learning to live hidup itu kemudian dikenal dengan together). Peran guru juga bergeser dari “Pendidikan menentukan “ apa yang akan dipelajari” Berorientasi Kecakapan Hidup (PBKH) [1] . Upaya menjadi - upaya untuk “bagaimana memperkaya pengalaman belajar siswa”. meningkatkan mutu pendidikan dapat Pengalaman belajar diharapkan dilakukan dengan memperbaiki faktor- berguna bagi peserta didik setelah tamat faktor suatu dari jenjang pendidikan, yang sesuai program pengajaran. Struktur bahan ajar dengan muatan life skill. Life skill salah penentu satu keberhasilan faktor yang dapat diperoleh melalui serangkaian kegiatan keberhasilan suatu untuk mengeksplorasi lingkungan melalui program pengajaran yang terkandung interaksi aktif dengan buku, guru, teman, dalam kurikulum dan silabus. Oleh lingkungan, dan narasumber lain. mempengaruhi karena itu, Pemerintah memperbaiki Pengembangan life skill itu Kurikulum 1994 menjadi Kurikulum mengedepankan 2004 yang dikenal dengan Kurikulum berikut: Berbasis Kompetensi ( KBK ), kemudian disempurnakan menjadi Kurikulum 2006 yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat 1. kemampuan yang relevan untuk dikuasai peserta didik, 2. materi pembelajaran Satuan Pendidikan ( KTSP ). Perbaikan dengan dan pengembangan kurikulum ini lebih peserta didik, sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi yang terjadi pada saat ini. untuk memberikan keahlian perubahan. bertahan ketrampilan hidup Kurikulum 3. kegiatan kegiatan Kurikulum 2006 dikembangkan dan dalam 2006 aspek-aspek tingkat sesuai perkembangan pembelajaran peserta didik dan untuk mencapai kompetensi, 4. fasilitas, alat dan sumber belajar yang memadai, dan 5. kemampuan-kemampuan yang memudahkan guru dalam menyajikan dapat diterapkan dalam kehidupan pengalaman belajar sepanjang hayat yang peserta didik. mencakup pada empat pilar pendidikan Dalam universal yaitu belajar untuk mengetahui menjawab Kurikulum 2006 (KTSP) ini para penerbit buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 9 pelajaran dengan sigap menerbitkan buku kelas X pada semester I yang sesuai pelajaran, salah satunya adalah buku dengan KTSP. fisika SMA yang menyatakan sesuai dengan Kurikulum 2006. Penyusunan 2. Dasar Teori dari suatu buku pelajaran yang dipakai sebagai sumber atau media belajar Life skill a. Pengertian life skill sebaiknya mempertimbangkan kondisi Mengenai pengertian pemakainya. Keberadaan nilai-nilai life pendidikan life skill atau pendidikan skill merupakan salah satu kondisi yang kecakapan hidup terdapat perbedaan perlu dipertimbangkan, karena peserta pendapat, didik dilatih untuk belajar menemukan, sama. Definisi kecakapan hidup (life mengolah, membuktikan, memecahkan, skills), di antaranya adalah: mengkomunikasikan, dan berani dalam 1) memecahkan masalah. life namun esensinya tetap Life skills are the foundation of our work ethic, our character, Dari uraian diatas tampak bahwa and our personal behavior (Penn skill State, sangat penting dalam pengembangan kurikulum 2006 (KTSP), sehingga peneliti ingin meneliti besarnya College of Education, 2003). 2) Kecakapan hidup adalah muatan-muatan life skill dalam buku ajar kecakapan yang dimiliki oleh mata pelajaran fisika SMA kelas X yang seseorang untuk mau dan berani sesuai dengan KTSP. Untuk itu, peneliti menghadapi menentukan tiga buah buku yang sudah secara memenuhi standar isi Kurikulum 2006 tertekan, (KTSP) proaktif dan kreatif mencari serta Dari dilalkukan penelitian yang mendapatkan : Informasi tentang wajar menemukan diharapkan problema hidup tanpa merasa kemudian secara solusi sehinga akhirnya mampu mengatasinya 3) In essence, lif skills are an buku pelajaran fisika SMA kelas X “owner’s manual” for the human semester I yang memuat life skill body. These skills help children yang sesuai dengan KTSP dan learn how to maintain their seberapa besar persentase muatan bodies, grow as individuals, work life skill yang dikembangkan pada well with others, make logical masing-masing buku fisika SMA decisions, protect themselves Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 10 4) when they have to and achieve mencari their goals in mengatasi berbagai macam persoalan Life skills include a wide range of yang ada di dalam kehidupannya. knowledge and skill interactions, b. sehinga mampu Klasifikasi life skill believed to be essential for adult independent living akhirnya Secara umum ada dua macam life skill yaitu general life skill Kecakapan hidup (life skill) (kecakapan umum) dan spesific life bisa diartikan sebagai kemampuan skill (kecakapan khusus). Kecakapan berfikir serta umum dibagi menjadi dua, yaitu menggunakan olah pikir dan olah personal skill (kecakapan personal) nalarnya dan social skill (kecakapan sosial). dan menalar untuk menghadapi berbagai macam persoalan yang Personal ada di dalam kehidupannya [2]. awarenes skill (kecakapan mengenal Jadi dari beberapa skill terdiri dari self- pendapat diri) dan thinking skill (kecakapan tentang pengertian life skill, penulis berfikir). Kecakapan khusus juga menyimpulkan bahwa life skill adalah dibagi menjadi dua, yaitu academic kecakapan yang dimilki seseorang untuk skill mampu dan berani berfikir dan menalar, vocational tumbuh menjadi pribadi yang mandiri vokasional). Diagram klasifikasi life kemudian secara proaktif dan kreatif skill ditunjukkan dalam gambar 1. (kecakapan skill akademik) dan (kecakapan Self Gen Person awarnes al skill s Thinkin eral Lif e Ski ll life skill Spe g skill Social skill Academi c skill sific life Vocational skill skill Gambar 1. Diagram klasifikasi life skill [3] Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 11 c. Life skill dan proses belajar mengajar pada pendidikan menengah atas (SMA / MA) Life skill sangat dekat dengan menyajikan persoalan-persoalan yang [4] harus dipecahkan tujuan dari menciptakan . Seperti halnya life peserta skill yaitu didik yang dunia proses belajar mengajar di mempunyai sifat mandiri, kreatif, sekolah. Bahkan dapat dikatakan adaptif, memiliki kemampuan berfikir bahwa rasional, mampu bekerja sama, serta ruhnya proses belajar mengajar adalah kecakapan hidup. mampu Suatu proses belajar pada hakekatnya kemampuannya adalah pemberian pengalaman pada mengembangkan diri. peserta didik. Pengalaman mempunyai life sehingga dan mampu 3. Metode Penelitian peserta didik yang kompeten, dan adalah diri yang didapat diharapkan akan menjadikan selanjutnya mengenali Penelitian ini termasuk penelitian peserta didik deskripsi kuantitatif, karena meneliti skill untuk muatan life skill yang dikembangkan kehidupannya kelak[2]. pada buku pelajaran fisika SMA kelas X Nilai-nilai life skill yang termuat pada semester I yang banyak digunakan dalam buku pelajaran di SMA Kota Yogyakarta pada saat menunjang Buku teks pelajaran tidak penelitian dilakukan. Berdasarkan dari hanya berisi kumpulan materi yang analisis buku yang diteliti dapat diketahui harus dihapalkan, melainkan harus muatan life skill yang dikembangkan menyajikan materi yang dapat men- pada masing-masing buku. stimulus peserta didik untuk berpikir a. Populasi dan Sampel lebih luas, kreatif, dan reflektif. Populasi Dalam buku teks pelajaran, materi semua buku pelajaran fisika SMA bahan ajar harus disajikan dengan kelas X semseter I yang digunakan cara tertentu di Kota Tegal dan telah mengacu beroleh agar peserta didik pengalaman berkenaan dengan pemahaman, keterampilan, penelitian ini adalah pada Kurikulum 2006. Sampel yang digunakan dalam dan perasaan. Oleh karena itu buku penelitian : teks pelajaran berisi latihan yang Tabel 1. Sampel Penelitian Ko de Judul Buku Penerbit Tahu n Jumlah sekolah Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 12 A Fisika IA Fisika SMA Kelas X Fisika untuk SMA Kelas X B C ESIS PHiβET A Erlangg a 2007 yang menggunak an 1 2006 2 2006 2 d. Teknik Analisis Data Analisis data untuk masingmasing buku dilakukan oleh dua b. Metode Pengumpulan Data Data penelitian ini diperoleh panelis. Hasil analisis dari masing- dengan cara melakukan observasi masing indikator life skill dicari terhadap buku yang dijadikan sampel persentasenya dengan rumus : penelitian. Dalam lembar observasi Life skill : tercantum indikator Kurikulum 2006 dan indikator muatan life skill. Tabel Kurikulum 2006 memuat kompetensi dasar, uaraian materi, pengalaman Selanjutnya, persentase dari kedua panelis di rata-rata untuk menentukan masing-masing indikator muatan life skill. belajar, dan indikator-indikator. Tabel life skill terdiri dari indikator life skill, 4. Hasil dan Pembahasan jenis indikator life skill, contoh dan penilaian. Dengan memperhatikan Adapun hasil perhitungan pernyataan yang ada pada tiap-tiap distribusi muatan life skill yang buku fisika SMA kelas X kemudian dikembangkan dalam buku A, B, diidentifikasi dan dianalisis muatan dan C masing-masing panelis dapat life skill berdasarkan indikator yang dilihat sebagai berikut: ada dalam Kurikulum 2006. c. Instrumen Penelitian Instrumen pada penelitian ini adalah tabel penilaian life skill. Tabel penilaian life skill terdiri indikator life skill, dan dari nomor indikator kurikulum yang nantinya akan diisi skor-skor hasil penilaian. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 13 Tabel 2. life skill yang muncul dalam indikator kurikulum 2006 ( KTSP ) Life Skill Indikator Kecakapa n Berpikir Menggali informasi Mengolah informasi Mengambil keputusan Memecahkan masalah Komunikasi lisan Komunikasi tertulis Kerja sama Identifikasi Variabel Menghubungkan variabel Merumuskan hipotesis Melaksanakan percobaan Kecakapa n Sosial Kecakapa n Akademik Buk uA Buk uB Buk uC 30 31 28 30 31 28 28 28 28 27 7 29 4 27 21 28 5 26 7 28 20 28 28 27 27 25 26 27 26 25 9 7 15 Tabel 3. Muatan life skill yang dikembangkan dalam buku A, B, dan C rata-rata Life Skill Indikator Kecakapa n Berpikir Menggali informasi Mengolah informasi Mengambil keputusan Memecahkan masalah Buk uA (%) 86.5 79 74.5 67.7 72 59.7 60.7 5 66.7 9 55 Rata-rata 72 Kecakapa n Sosial Komunikasi lisan Komunikasi tertulis 9.17 Keja sama 8.06 15.6 4 90.2 5 Rata-rata Kecakapa n Identifikasi Variabel Buk uB (%) 29.7 4.84 20.9 5 11.3 12.3 6 88.7 Buk uC (%) 72.0 4 64.9 2 70.1 6 67.7 4 68.7 2 33.3 4 24.1 8 42.7 5 33.4 2 85.4 9 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 14 Akademi k Menghubungkan variable Merumuskan hipotesis Melaksanakan percobaan 80.6 5 53.2 5 14.2 5 59.2 1 85.5 67.7 5 23.3 66.7 0 Rata-rata 82.2 6 61.2 9 28.3 4 64.3 5 Muatan life skill dalam tabel 3 dapat digambarkan dalam grafik histogram seperti ditunjukkan dalam gambar di bawah ini: 80 60 Buku A 40 Buku B 20 Buku C 0 KB KS KA Gambar 2. Grafik histogram muatan life skill yang dikembangkan pada buku A, B, dan C Keterangan : dan buku A. Sedangkan muatan KB life skill pada buku C untuk 1. : Kecakapan Berfikir KS : Kecakapan Sosial kecakapan sosial lebih banyak KA : Kecakapan Akademik bila dibanding buku A dan buku Informasi tentang buku pelajaran B. Muatan life skill buku A fisika SMA kelas X semester I paling sering muncul dalam yang memuat life skill yang indikator sesuai dengan KTSP. kecakapan Dari hasil ini antara ketiga buku dibanding buku C dan buku B. dapat dikatakan telah memuat life skill dalam materi kurikulum akademik untuk bila 2. Persentase muatan life skill yang dikembangkan pada masing- pembelajaran yang berdasarkan masing buku fisika SMA kelas X indikator kurikulum, muatan life semester I yang sesuai dengan skill buku B paling sering KTSP muncul kurikulum dalam indikator Dari hasil ini antara untuk kecakapan ketiga buku dapat dikatakan berfikir bila dibanding buku C buku C paling banyak Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 15 mengembangkan life dan buku C yang berjudul Fisika untuk skill karena dari 11 indikator life SMA Kelas X (Marthen. K / Erlangga) skill, keseluruhannya memiliki telah mengembangkan muatan life skill. persentase di atas 20 %. Jika Dan Persentase muatan life skill yang dilihat dari persentase ketiga dikembangkan dalam buku A yang muatan yang berjudul Fisika IA ( Mikrajudin.A / ESIS masing- ), buku B yang berjudul Fisika SMA masing buku A, B, dan C adalah Kelas X ( Supiyanto / Phibeta ), dan buku sama yakni kecakapan berfikir, C yang berjudul Fisika untuk SMA Kelas kemudian kecakapan akademik X (Marthen. K / Erlangga) berturut-turut dan yang terkecil kecakapan adalah 54,7 %, 49,19 %, dan 57,5%. life dikembangkan sosial. muatan skill dari Tetapi apabila dibandingkan antara ketiga buku Daftar Pustaka tersebut muatan life skill pada [1] Zulkarnaini. 2008. Pola Pelaksanaan Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill Education). http://zulkarnainidiran.wordpress.c om/2008/11/28/pola-pelaksanaanpendidikan-berorientasikecakapan-hidup-life-skilleducation/ buku A untuk kecakapan berfikir dan kecakapan akademik lebih banyak bila dibanding buku C dan buku B. Muatan life skill pada buku C untuk kecakapan sosial lebih banyak bila dibanding buku A dan buku B. 5. Kesimpulan Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan : Pada buku pelajaran A yang berjudul Fisika IA ( Mikrajudin.A / ESIS ), buku B yang berjudul Fisika [2] Supriyadi. 2006. Kajian Teknologi Managemen Pembelajaran IPA Fisika. Yogyakarta: Pustaka Tempelsari [3] Anwar. 2006. Pendidikan Kecakapan Hidup ( Life Skill Education ). Bandung : CV Alfa Beta. [4] Abdullah, Mikrajudin. 2007. Fisika IA. Bandung : ESIS. SMA Kelas X ( Supiyanto / Phibeta ), Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 16 Efektifitas Penggunaan Media Virtualab Electricity Dalam Pembelajaran Fisika Materi Hukum Kirchoff Fajar Fitri Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar kognitif pada pembelajaran hukum Kirchoff I siswa kelas X SMA Negeri 8 Yogyakarta dengan menggunakan media Virtualab Electricity. Metode penelitian yang digunakan adalah Control Group Pre-test Posttest. Siswa kelas XB sebagai kelas eksperimen melakukan pembelajaran dengan media virtualab electricity, sedangkan kelas XC sebagai kelas kontrol melakukan pembelajaran tanpa media virtualab electricity. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada hasil belajar kognitif antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Prestasi hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan prestasi hasil belajar kelas kontrol. Berdasarkan hal tersebut, pembelajaran dengan menggunakan media virtualab electricity lebih efektif dibandingkan pembelajaran tanpa menggunakan media virtualab electricity pada materi hukum Kirchoff I. Kata kunci: virtualab electricity, hasil belajar kognitif 1. Pendahuluan Abad informasi. Untuk kepentingan pribadi, abad sosial, ekonomi, dan lingkungan, siswa teknologi perlu dibekali dengan kompetensi informasi. Perubahan yang sangat yang memadai agar menjadi peserta cepat dan dramatis dalam bidang ini aktif dalam masyarakat. globalisasi XXI dan merupakan abad merupakan fakta dalam kehidupan Mata pelajaran fisika di SMA siswa. Pengembangan kemampuan diharapkan dapat menjadi wahana siswa dalam bidang sains, terutama bagi siswa untuk mempelajari diri fisika merupakan salah satu kunci sendiri dan alam sekitar, serta prospek keberhasilan peningkatan kemampuan pengembangan lebih lanjut dalam dalam dengan menerapkannya di kehidupan sehari- dunia hari dan keluasaan penerapan fisika teknologi dalam teknologi. Tanpa adanya dasar menyesuaikan perubahan teknologi, dan diri memasuki termasuk Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 18 pengetahuan teknik mengajar fisika dengan baik, siswa rangka memudahkan akan siswa menerima materi pelajaran, proses perlu diusahakan agar siswa dapat melakukan menggunakan sebanyak mungkin alat kesalahan, dan mungkin akan frustasi indera yang dimiliki. Makin banyak dan membenci pelajaran tersebut. alat indera yang digunakan untuk Metode yang mempelajari sesuatu, makin mudah menggunakan teks buku membawa diingat apa yang dipelajari. Apabila hasil materi pelajaran yang sama disajikan mengalami maka Dalam perlambatan penerimaan, banyak tradisional lambat, membuat membosankan, pengajar banyak waktu Sesuatu dapat dan memerlukan untuk dengan ceramah dan ditambah mengajar. dengan memperlihatkan gambar, foto, sebagai sketsa, dan sebagainya, maka akan dikatakan media pembelajaran apabila media lebih tersebut dimengerti digunakan untuk mudah materi tersebut siswa dibanding oleh menyampaikan pesan dengan tujuan- dengan ceramah saja. Karakteristik tujuan pendidikan dan pembelajaran . dan Pengelolaan alat bantu pembelajaran media perlu diperhatikan oleh guru sudah dibutuhkan. agar mereka dapat memilih media Metamorfosis dari perpustakaan yang mana yang sesuai dengan kondisi dan menekankan kebutuhan. sangat pada penyediaan kemampuan masing-masing Seorang guru harus permintaan dan pemberian layanan berusaha agar materi pelajaran yang secara multi-sensori dari beragamnya disampaikan harus mampu dimengerti kemampuan individu untuk mencerap dengan mudah oleh siswa. informasi menjadikan pelayanan yang Kemajuan media komputer beberapa kelebihan diberikan mutlak wajib bervareatif dan memberikan secara luas. Selain itu dengan semakin untuk kegiatan produksi audiovisual. meluasnya kemajuan Pada komunikasi dan di tahun-tahun belakangan serta komputer mendapat perhatian besar proses karena kemampuannya yang dapat belajar, maka pelaksanaan kegiatan digunakan dalam bidang kegiatan pendidikan dan pengajaran semakin pembelajaran. menuntut dan memperoleh media teknologi pendidikan yang bervareasi secara komputer seakan menjadi primadona luas pula. dalam ditemukannya teknologi, bidang dinamika Ditambah jaringan kegiatan dan dengan internet, pembelajaran. Penggunaan komputer dalam proses Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 19 pembelajaran bentuknya bermacam-macam tergantung pendesain dan pembelajarannya, permainan kecakapan paralel dan diberi sumber tegangan, pengembang maka dapat diukur arus maupun berbentuk tegagannya menggunakan multimeter mengajarkan yang dapat distel menjadi voltmeter bisa (games), konsep-konsep resistor baik secara seri maupun yang maupun amperemeter. Besar arus kemudian dikonkritkan dalam bentuk maupun tegangan yang diukur akan visual dan audio yang dianimasikan. muncul sendiri secara otomatis pada Animasi teknik abstrak merupakan pergerakan paparan yang gabungan dari Asalnya ia suatu multimeter. Animasi ini sangat gambar atau menarik untuk mengajarkan materi dihasilkan oleh fisika listrik dinamis terutama materi komputer. hukum Kirchoff I tentang rangkaian media dihasilkan dengan seri-paralel. menangkap gambar lukisan-lukisan atau model-model berbeda yang menggunakan sedikit 2. Metode Penelitian kamera Penelitian ini merupakan kuasi animasi. Dengan menggunakan media eksperimen animasi, siswa menjadi termotivasi rancangan percobaan Control Group untuk lebih menekuni materi yang Pre-test Post-test seperti tabel 1. disajikan serta dengan adanya warna, menambahkan siswa dalam kemampuan menggunakan Tabel 1.Model Eksperimen : musik, dan grafik yang dianimasikan dapat dengan Control Group Pre-test Post-test k P Treat P materi e r men o pelajaran. Dengan demikian, animasi l e st baik t te sebagai media pembelajaran untuk e s menyampaikan materi fisika. s merupakan mengingat alternatif yang Virtualab Electricity merupakan K x - x sebuah media animasi yang khusus r x X x dirancang menampilkan E elektronika r untuk komponen-komponen seperti resistor, sumber tegangan, Keterangan: multimeter, dan sebagainya. Prinsip Kr = kelas kontrol kerja animasi virtualab electricity yakni Er = kelas eksperimen apabila dibuat sebuah rangkaian Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 20 Subjek penelitian ini adalah digunakan untuk mengambil data siswa kelas X SMA Negeri 8 Yogyakarta tentang pemahaman siswa terhadap kelas XB dan XC. Kelas XB sebagai hukum Kirchoff I setelah melakukan kelas eksperimen dan kelas XC sebagai pembelajaran. kelas kelas digunakan terdiri dari 30 butir soal kontrol dan berbentuk pilihan ganda dengan ditetapkan secara acak. Siswa kelas empat pilihan jawaban. Jika jawaban eksperimen melakukan pembelajaran benar diberi skor 1 dan jika salah dengan menggunakan media virtualab diberi skor 0. Kualitas soal tes terinci electricity kelas berdasarkan Taksonomi Bloom yakni pembelajaran C1, C2, dan C3. Tes pemahaman kontrol. eksperimen kontrol Pemilihan dan kelas sedangkan melakukan siswa Soal-soal hukum electricity dalam hal ini ceramah. submateri rangkaian rangkaian paralel komponen- listrik. Instrumen melakukan I yang tanpa menggunakan media virtualab Sebelum Kirchoof tes terdiri dari seri dan pembelajaran, kedua kelas diupayakan komponen memiliki kondisi yang hampir sama, penelitian yang lain adalah lembar sehingga kondisi observasi untuk mengetahui kondisi prestasi awal siswa, lingkungan kelas, lingkungan kelas dan keaktifan siswa serta kondisi ekonomi siswa. Untuk selama proses pembelajaran. perlu mengetahui diketahui prestasi awal siswa Uji yang digunakan dilakukan pretest terlebih dahulu, menguji sehingga dapat dikelompokkan siswa pemahaman konsep hukum Kirchoff I yang memiliki prestasi hampir sama. pada Kondisi menggunakan lingkungan diketahui kelas melalui dapat observasi, hipotesis untuk perbedaan pembelajaran electricity dan media dengan virtualab melalui metode sedangkan kondisi ekonomi siswa ceramah adalah uji t. Keseluruhan dapat dilihat dari data siswa di pengujian analisis tersebut dilakukan Bimbingan Konseling. dengan bantuan Pengolahan Data Dalam penelitian ini data dikumpulkan melalui tes. Tes terdiri Statistik dengan SPSS 12 pada taraf signifikansi 5%. dari dua macam, yakni pre-test dan post-test. Pre-test digunakan untuk mengetahui kemampuan awal fisika siswa sebelum melakukan pembelajaran, sedangkan post-test 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan Berikut disajikan ringkasan hasil pre-test dan post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 21 Tabel 2. Data pengetahuan awal fisika (pre-test) siswa Ket: E K r r Ju 3 3 m 9 9 Er = kelas eksperimen Kr = kelas kontrol Berdasarkan hasil analisis, didapatkan t o = 0,017 dan p = 0,676 la sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. h Hal ini menunjukkan bahwa ada si perbedaan signifikan pada prestasi s hasil w belajar melakukan a fisika siswa pembelajaran menggunakan yang dengan media virtualab R 4 4 er 8 8 electricity at 3, 4, metode a 1 1 pelajaran hukum ni 3 5 nilai kelas eksperimen lebih besar la dengan ceramah dibandingkan i kontrol, Tabel 3. Data prestasi hasil belajar fisika (post-test) siswa menggunakan pada Kirchoff I. Rerata rerata oleh materi karena nilai kelas itu dapat dinyatakan bahwa pembelajaran fisika materi hukum Kirchoff I dengan menggunakan media virtualab E K r r electricity Ju 3 3 dibandingkan dengan pembelajaran m 9 9 tanpa menggunakan media virtualab la lebih efektif bila electricity. h Prestasi belajar siswa kelas si eksperimen lebih baik dibandingkan s w kelas kontrol dapat disebabkan oleh a hal-hal berikut: siswa kelas R 7 6 eksperimen lebih aktif dan memiliki er 5 4 motivasi lebih besar dibandingkan at 1, 5, a 3 7 ni 1 9 siswa yang melakukan pembelajaran tanpa media virtualab electricity. la Siswa kelas i mengoperasikan sendiri komputer dan eksperimen dapat Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 22 asik mengotak-atik software virtualab Hasil penelitian ini hendaknya electricity. Hal ini dapat merangsang bisa dimanfaatkan oleh para guru, rasa ingin tau dan kreatifitas masing- mahasiswa, maupun dosen terutama masing siswa. Ketika menghitung dalam melakukan pembelajaran di hambatan pengganti pun, siswa tidak kelas. Dalam menggunakan media harus menghitung secara manual, berbantuan akan tetapi cukup menghitungnya animasi dan simulasi, para guru menggunakan hendaknya secara gambar otomatis tersebut. multimeter lewat Sedangkan software siswa karena materi juga terutama membuat LKS maupun modul sebagai pelengkap dan kelas dapat mempermudah siswa dalam kontrol memiliki motivasi yang tidak optimal komputer melakukan pembelajaran. hanya disampaikan secara konvensional saja Daftar Pustaka yakni melalui ceramah. Siswa juga John D. Latuheru. 1998. Media Pembelajaran tidak bisa memiliki gambaran secara dalam Proses Belajar Mengajar Masa jelas Kini. Jakarta: Menara Mas bagaimana bentuk-bentuk rangkaian listrik, resistor, maupun alat ukur listrik, karena mereka tidak Ahmad Abu Hamid. 2005. Pendidikan Fisika dibantu dengan media baik simulasi Sebagai Salah Satu Bidang Ilmu. maupun demonstrasi dalam proses Makalah pembelajaran. Ketika menghitung hambatan total pun mereka harus Arief S. Sadiman. 1986. Media Pendidikan menggunakan cara manual yang tentu Pengertian Pengembangan dan memerlukan waktu lebih lama. Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 4. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian Gene L. Wilkinson. 1984. Media dalam dapat ditarik kesimpulan: Penggunaan Pembelajaran Penelitian Selama media virtualab electricity lebih efektif Tahun. Jakarta: CV. Rajawali dibanding dengan 60 menggunakan metode ceramah dari aspek kognitif Harsja W. Bachtiar. 1984. Tekhnologi (peningkatan prestasi belajar siswa) Komunikasi Pendidikan Pengetian dan dalam pembelajaran fisika materi Penerapannya di Indonesia. Jakarta: hukum Kirchoff I pada siswa kelas X CV. Rajawali SMA Negeri 8 Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 23 Oemar Hamalik.1982. Media Pendidikan. Bandung: Alumni mengerjakan Ujian Nasional. Oleh karena itu pembelajaran menggunakan Virtualab Electricity ini Setijadi. 1986. Pemilihan dan Pengembangan tentu tidak membebani siswa, justru Media Untuk Pembelajaran. Jakarta: akan CV. Rajawali siswa. memperbanyak pengalaman b. Latar belakang judul tersebut karena Tanya Jawab adanya perkembangan dalam bidang T: Novi, UAD teknologi informasi, ini berimbas pada a. Jika Ujian Nasional tidak teknologi dalam bidang pendidikan menggunakan Virtual Electric tetapi (terutama secara tidak menggunakan Ujian berbantuan manual, menghambat siswa apakah dalam Nasional? guru) dituntut untuk software-software komputer dalam mengajarkan materi fisika dikelas b. Apa latar belakang pengambilan judul terutama animasi atau simulasi. Quasi tersebut? Mengapa mengambil quasi eksperimen eksperimen bukan true eksperimen? murni), karena variabel-variabel yang J: Fajar Fitri, UAD a. Tanggung (bukan eksperimen dikontrol hanya sebatas yang bisa jawab guru adalah membekali siswa pada pengalaman dikontrol atau tidak semua variabel yang mengikuti dikendalikan. fisika secara langsung sekaligus bisa Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 24 Inovasi Kurikulum Alternatif Yang Dimuati Pendidikan Nuklir Untuk Menumbuhkan Kesadaran Pentingnya PLTN Di Indonesia Agusta Danang Wijaya, Fitria Rahmawati, Sefrina Cahya Dwiastuti Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember Abstrak Teknologi sangat erat kaitannya dengan energi listrik karena hampir semua teknologi yang dikembangkan membutuhkan energi listrik. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi tersebut, kebutuhan dunia akan energi listrik di masa depan juga semakin meningkat. Termasuk juga di Indonesia. Indonesia yang memiliki jumlah penduduk terbanyak ke-4 di dunia membutuhkan akan energi listrik dengan asupan yang sangat besar. Oleh karena itu diperlukan suatu pembangkit listrik yang memiliki daya besar. PLTN merupakan solusi alternatif yang dapat menanggulangi masalah kelistrikan di Indonesia. Tetapi PLTN telah menuai pro kontra dalam realisasinya. Hal ini disebabkan oleh kurang pahamnya masyarakat terhadap manfaat apa saja yang dapat diperoleh dari pembangunan PLTN ini karena hal yang diketahui oleh masyarakat hanyalah pada sisi negatifnya saja seperti kekhawatiran akan kebocoran reaktor. Gagasan ini merupakan hasil studi pustaka dari berbagai literatur yang mana melalui gagasan ini akan menjadi solusi inovativ-alternatif terhadap masalah penolakan PLTN di Indonesia. Kata Kunci : Teknologi, Energi Listrik, PLTN, Pendidikan dengan pesatnya perkembangan teknologi 1. Pendahuluan Berbicara tentang teknologi maka berbicara framework berpikir jangka panjang karena teknologi setiap saat selalu berkembang. Dalam era globalisasi saat ini teknologi memiliki peran yang sangat urgen dalam kehidupan, dari hal yang sederhana hingga kompleks untuk dapat menggerakkan roda aktivitas manusia. Misalnya dibuktikan dengan kenaikan signifikan penggunaan hand phone hingga komputer tablet iPad yang sangat canggih. Teknologi sangat erat kaitannya dengan energi listrik karena hampir semua teknologi membutuhkan yang energi dikembangkan listrik. Seiring tersebut, kebutuhan dunia akan energi listrik di masa depan juga semakin meningkat. Demikian pula di Indonesia, menurut data yang berasal dari CIA World Factbook 2004, kepadatan populasi penduduk Indonesia menempati urutan ke-4 di dunia setelah RRC, India, dan Amerika Serikat menunjukkan [1] . Hal ini dapat besarnya kebutuhan Indonesia sebagai negara berkembang akan energi listrik. Peningkatan kebutuhan listrik di Indonesia di kemudian hari diperkirakan dapat tumbuh rata-rata 6,5% per tahun hingga tahun 2020 [2] . Konsumsi listrik yang besar tersebut akan menjadi suatu masalah bila Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 24 dalam penyediaannya sejalan dengan (supply) kebutuhan tidak memenuhi syarat, tenaga surya yang (demand). pengadaan sel suryanya sangat mahal, dan Diperkirakan hingga tahun 2030 konsumsi energi alternatif lainnya [5]. energi dunia masih tergantung kepada Dunia, khususnya Indonesia energi minyak bumi yang tidak terbarukan membutuhkan sumber energi alternatif [3] untuk mengatasi pemenuhan kebutuhan . Padahal cadangan sumber energi tidak terbarukan (un-renewable resources) listrik. Hal dapat dilakukan antara lain minyak bumi, gas, batu bara pembuatan semakin menipis. Hal ini mengakibatkan memiliki daya yang mampu memenuhi semakin mahalnya harga sumber energi kebutuhan listrik nasional yang semakin tersebut sehingga dapat memperparah besar. Maka opsi nuklir merupakan suatu krisis energi di dunia terutama energi solusi yang diharapkan dapat mengurangi listrik. tekanan dalam masalah penyediaan energi Indonesia juga mengalami krisis energi listrik seperti yang pembangkit dengan baru yang khususnya listrik di Indonesia. Energi dialami nuklir saat ini merupakan energi yang berbagai negara lain di berbagai belahan sangat berpengaruh dalam produksi listrik dunia. Krisis energi ini sudah cukup lama berbagai negara di atas bumi ini dan telah dirasakan masyarakat seringnya PLN yaitu dengan memenuhi 16% kebutuhan energi listrik di (Perusahaan Listrik dunia. Negara) melakukan pemadaman listrik Pemanfaatan teknologi nuklir secara bergilir di Sumatera, Jawa, Bali, dengan pembangunan PLTN (Pembangkit dan daerah-daerah lainnya di Indonesia. Listrik Tenaga Nuklir) di Indonesia dapat Salah satu penyebab terjadinya krisis menjadi salah satu alternatif solusi untuk listrik yang berakibat pemadaman bergilir mengatasi krisis energi listrik. Meskipun adalah pasokan bahan bakar minyak menuai pro dan kontra, banyak hal positif terbatas, yang sehingga ada mesin-mesin akan diperoleh Indonesia jika pembangkit yang tidak dapat dioperasikan pemanfaatan nuklir dapat direalisasikan [4] dengan prosedur yang baik dan benar. . Menurut Hudi Hastowo, Kepala BATAN, potensi panas bumi Indonesia sebesar 28 gigawatt (GW) Pemanfaatan nuklir sebagai belum sumber energi alternatif adalah hal yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan menarik untuk dikembangkan. Kandungan Indonesia akan energi listrik. Demikian energi yang tersimpan dalam nuklir sangat pula tenaga air yang semakin terbatas, besar, energi panas yang dihasilkan dari tenaga angin yang kecepatannya tidak pembelahan 1 kg nuklir 235U adalah Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 25 sebesar 17 milyar kilo kalori atau setara 2. Pembahasan dengan Kondisi Kekinian Pembangunan PLTN energi yang dihasilkan dari pembakaran 2,4 juta kg (2400 ton) batu di Dunia dan Indonesia bara. Energi yang sangat besar tersebut Sampai saat ini belum ada satu pun PLTN dapat dimanfaatkan dengan cara: yang 1. Memberikan gagasan bahwa nuklir mengurangi kebutuhan pasokan energi dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik di Indonesia. Padahal energi nuklir listrik ramah telah memasok hingga sebesar 16% dari lingkungan, dan ekonomis yaitu dengan total pasokan energi di dunia. Berdasarkan pembangunan PLTN di Indonesia. statistik PLTN dunia pada tahun 2002 2. alternatif terdapat 439 PLTN yang beroperasi di dalam pembangunan PLTN di Indonesia seluruh dunia dan 35 lainnya dalam tahap supaya dapat diterima oleh berbagai pembangunan. Kebanyakan PLTN baru pihak. yang akan dibangun berada di beberapa alternatif yang Memberikan Manfaat dari aman, langkah dioperasikan untuk gagasan negara Asia dan Eropa Timur. Memang di tertulis ini adalah dapat memberikan negara yang maju tidak ada PLTN baru, solusi alternatif dan kontribusi pemikiran tetapi hal ini bukan berarti bahwa proporsi bagi pemerintah dalam menanggulangi energi listrik dari PLTN akan berkurang. permasalahan kurangnya pasokan listrik Di di Indonesia melalui pembangunan PLTN. mendapatkan lisensi perpanjangan untuk Pembangunan PLTN di Indonesia sejauh dapat beroperasi hingga 60 tahun, atau 20 ini banyak menuai pro dan kontra, melalui tahun lebih lama dari lisensi awalnya. gagasan tertulis ini diharapkan menjadi Energi nuklir telah diakui sebagai salah masukan satu sumber energi paling potensial, bagi penulisan dapat pemerintah dalam Amerika, beberapa telah pembangunan sekaligus pengembangan berteknologi PLTN agar dapat diterima oleh semua handal, ekonomis, dan ramah lingkungan, lapisan masyarakat dengan baik. Selain itu serta merupakan energi alternatif yang gagasan ini juga dapat memberikan layak gambaran pihak Perencanaan Energi Jangka Panjang bagi khususnya masyarakat Indonesia untuk Indonesia. Tetapi sayang sekali hal ini tidak mengkhawatirkan kurang disadari oleh sebagian masyarakat pembangunan PLTN di Indonesia yaitu Indonesia. Menurut Kepala Badan Tenaga dengan cara pemanfaatan nuklir secara Nuklir Nasional (BATAN) Dr. Hudi tepat, aman, dan ramah lingkungan. Hastowo, kepada perlu berbagai untuk tinggi, PLTN berkeselamatan dipertimbangkan rencana dalam pembangunan Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 26 pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia diundur. Sedianya tahun 2003, dinyatakan sebagai lokasi yang potensial untuk pembangunan PLTN. pemerintah berencana membangun PLTN Telah dilakukan pula bererapa pada 2016. Namun, berdasarkan realitas studi tentang beberapa lokasi PLTN, serta tahun diambil 2010, pembangunan ini suatu keputusan bahwa diperkirakan baru terealisasi tahun 2020 semenanjung Muria adalah lokasi yang [6] paling ideal dan diusulkan agar digunakan . Sejarah PLTN dan Solusi Yang Pernah sebagai Ditawarkan pertama di Indonesia. Disusul kemudian Di Indonesia, ide pertama lokasi pembangunan PLTN untuk dengan pelaksanaan studi kelayakan yang pembangunan dan pengoperasian PLTN bekerja sama dengan berbagai pihak asing sudah dimulai pada tahun 1956 dalam seperti IAEA, dan pemerintah Italia. Dan bentuk pernyataan dalam seminar-seminar menurut yang beberapa diperkirakan bahwa sebagai tahap dasar, Universitas di Bandung dan Yogyakarta. pasokan energi yang akan dihasilkan di Meskipun demikian, ide yang sudah Muria matang baru muncul pada tahun 1972 kelistrikan Jawa – Bali. bersamaan dengan dibentuknya Komisi Dewasa diselenggarakan Persiapan di Pembangunan PLTN studi kelayakan mampu kontroversi tersebut mendukung ini banyak mengenai sistem sekali rencana (KP2PLTN) oleh Badan Tenaga Atom pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nasional Nuklir (BATAN) dan Departemen (PLTN) di Indonesia. Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik Pembangunan PLTN ini dicanangkan (Departemen PUTL). Kemudian berlanjut pada tahun 2016 mendatang oleh Badan dengan Tenaga Atom Nasional (BATAN), tetapi diselenggarakannya sebuah seminar di Karangkates, Jawa Timur pada karena tahun 1975 oleh BATAN dan Departemen diperkirakan pembangunan PLTN dapat PUTL, dimana salah satu hasilnya suatu mundur menjadi tahun 2018. keputusan bahwa PLTN akan berbagai kontroversi tersebut Kontroversi pembangunan PLTN dikembangkan di Indonesia. Pada saat itu tersebut juga sudah diusulkan 14 tempat yang kecelakaan nuklir yang telah terjadi dan memungkinkan di pulau Jawa untuk kurangnya pengetahuan akan PLTN itu digunakan sebagai lokasi PLTN, dan sendiri. kemudian Indonesia saat mendengat kata nuklir, hanya lima tempat yang terjadi karena Kebanyakan berbagai masyarakat maka yang terlintas dalam pikirannya Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 27 adalah bom atom yang telah menelan lebih signifikan. Karena dampak yang banyak korban jiwa, tidak banyak yang dirasakan tidak hanya pada segelintir mengetahui bahwa nuklir tersebut dapat orang saja dan pengaruh yang dihasilkan dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik akan yang menghasilkan daya cukup tinggi. berkerangka jangka panjang. Pemahaman Pihak - Pihak Terkait masyarakat akan nuklir, berdampak terutama PLTN dibagi menjadi tiga cukup luas dan Adapun pihak-pihak terkait yang kategori besar, yaitu: dapat membantu mengimplementasikan 1. Kategori paham gagasan ini antara lain Badan Tenaga 2. Kategori tahu Atom Nasional (BATAN), Direktorat 3. Kategori mendengar [8] Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Masyarakat Indonesia masih (Ditjen Mandikdasmen) Kementerian banyak yang berada dalam kategori Pendidikan Nasional, dan guru-guru baik mendengar atau tingkatan terendah dalam di SD, SMP, dan SMA berserta sekolah pemahaman tentang nuklir. Nuklir bagi yang kategori tersebut adalah gambaran yang BATAN merupakan menakutkan memiliki otoritas dan merupakan sumber bersangkutan. Dalam hal lembaga untuk ini, yang menangani bencana yang telah terbukti merusak masalah teknologi nuklir di Indonesia. kehidupan seperti bom atom, perang Kemudian untuk merealisasikan gagasan nuklir, dan mutasi gen. ini, Di tengah rencana pemerintah dalam membangun peran dari Ditjen Mandikdasmen sebagai lembaga yang transfer memiliki tugas untuk merumuskan serta pengetahuan kepada masyarakat kategori melaksanakan kebijakan dan standardisasi mendengar tahu teknis di bidang manajemen pendidikan tampaknya perlu mendapatkan perhatian dasar dan menengah. Sedangkan pihak lebih. Penyuluhan kepada masyarakat sekolah telah banyak mengimplementasikan kurikulum yang memberikan pengaruh kepada masyarakat dimuati pendidikan nuklir di sekolah yang luas karena sasaran penyuluhan biasanya bersangkutan. Kemudian guru dalam hal hanyalah orang-orang tertentu dan jumlah ini memiliki peran yang sangat penting pesertanya relatif sedikit. Memasukkan karena pengetahuan tentang PLTN ke dalam mengimplementasikan pendidikan tentang kurikulum pendidikan adalah salah satu PLTN maupun berjalan tetapi PLTN, dibutuhkan kategori tidak mampu guru yang untuk membantu bertugas telah masuk untuk dalam alternatif untuk memberikan dampak yang Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 28 manajemen kurikulum pendidikan nasional kepada para siswa. Langkah - Langkah Strategis aktif seperti mengajak para siswa mengunjungi suatu lembaga yang berhubungan dengan masalah energi khususnya teknologi nuklir. Selanjutnya Penerapan Langkah pertama yang dilakukan adalah studi harus peran guru sebagai tenaga pendidik pustaka dari sangatlah penting untuk menyampaikan sumber-sumber yang dapat dipercaya pengetahuan mengenai pendidikan serta permasalahan tentang rencana pembangunan PLTN PLTN kepada dan implikasinya terhadap atau mensosialisasikan anak-anak didiknya agar masyarakat. Setelah itu membuat gagasan kesadaran pentingnya PLTN dapat mereka tertulis berdasarkan data-data yang valid rasakan. hasil dari studi pustaka yang telah 3. Kesimpulan Pengetahuan dilakukan. Kemudian mereliasasikan gagasan Untuk tertulis ini, diperlukan peran serta yang riil dari berbagai pihak termasuk mahasiswa. BATAN harus menjalin korelasi yang lebih erat dengan Kementerian Pendidikan Nasional dalam memasukkan pendidikan PLTN sebagai materi pengayaan atau tambahan dalam kurikulum pendidikan nasional. Untuk mewujudkan hal ini, mahasiswa dapat menyampaikan gagasannya melalui Ditjen Mandikdasmen yang berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan Nasional dan secara langsung kepada BATAN dengan menggunakan surat elektonik. Kemudian pihak sekolah yang diamanahi untuk mengimplementasikan kurikulum inovatif yang dimuati tentang pendidikan nuklir ini mampu menjelaskan dan memberikan arahan kepada para guru untuk merealisasikannya dan juga bisa berperan seharusnya tidak tentang hanya PLTN disampaikan kepada golongan orang dewasa, anakanak dan remaja pun perlu memperoleh pengetahuan tersebut. Masa anak-anak adalah tahapan operasi konkret, merupakan masa yang gemilang dalam menerima pengetahuan, seseorang mudah memasukkan suatu pengetahuan tertentu kepada anak-anak terutama anak-anak usia sekolah dasar. Anak-anak merupakan sumber daya manusia di masa depan. Harapannya suatu saat nanti saat pembangunan PLTN mulai dilaksanakan, akan menekan jumlah paranoid atau ketakutan masyarakat dengan pelaksanaan pembangunan tersebut. Anak-anak yang mendapatkan pengetahuan tentang bahaya dan kegunaan nuklir akan menjadi siap dengan pembangunan tersebut. Sains atau ilmu pengetahuan alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang alam dan gejala-gejalanya. Sains Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 29 merupakan bidang ilmu yang tepat untuk pengetahuan tentang energi nuklir harus memasukkan pengetahuan tentang PLTN kembali dimasukkan dalam kurikulum ke agar semakin memantapkan pengetahuan dalam kurikulum Pengetahuan disisipkan tentang dalam pendidikan. PLTN pembelajaran dapat siswa. Bab Energi dan Usaha dan Listrik Sains Dinamis merupakan materi pokok yang Sekolah Dasar. cocok untuk memasukkan pengetahuan Struktur Program Kurikulum tentang nuklir. Di kelas VIII semester 2 Sekolah Dasar memuat jumlah dan jenis bab mata pelajaran yang ditempuh dalam satu memiliki periode belajar selama 6 tahun mulai kelas menjelaskan 1 sampai dengan kelas 6. Khusus untuk dan perubahannya, prinsip usaha dan Sekolah Dasar kelas 1 sampai kelas 3 energi menggunakan Pendekatan Tematik yang kehidupan sehari-hari. Selanjutnya dapat disajikan 26/27/28 jam pelajaran per dilakukan tambahan indikator perihal minggu termasuk di dalamnya terdapat masalah PLTN yaitu tentang perubahan pembelajaran Sains. energi apa saja yang tejadi pada proses Dalam pembelajaran Sains mengenai Energi kompetensi dan Usaha dasar yaitu hubungan bentuk energi serta penerapannya dalam PLTN dan hubungan perubahan energi Sekolah Dasar, pengetahuan nuklir telah tersebut masuk pada materi kelas 3, yaitu pada bab Kemudian ditambah lagi pada bab Listrik energi. Dalam kompetensi dasar bab Dinamis tersebut, siswa mengidentifikasi sumber penambahan energi dan kegunaannya. Energi nuklir pembangkit-pembangkit dijelaskan sebagai energi yang tersimpan sudah diterapkan dalam atom dari unsur-unsur nuklir, dampaknya contohnya pada ledakan bom atom. dibandingkan Selanjutnya pembangkit tenaga listrik yang belum indikator bahwa adalah yaitu nuklir menambahkan penjelasan tersebut tambahan juga satu dengan untuk yang pengayaan suatu di seperti dengan info lain. yaitu tentang listrik yang Indonesia dan apa, kemudian PLTN suatu pernah direalisasikan di Indonesia serta dapat manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dimanfaatkan untuk kebaikan, seperti luas jika PLTN segera terealisasikan PLTN. Jumlah energi yang dihasilkan seperti daya listrik yang dihasilkan, oleh nuklir jauh lebih besar dibandingkan ramah lingkungan, SDM Indonesia yang sumber energi lain seperti batu bara. mendukung dan juga biaya yang relatif Kemudian untuk tingkat Sekolah murah. Menengah (SMP) dan sederajat maka Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 30 Selanjutnya untuk pendidikan terhadap teknologi kenukliran maka SMA di mana di SMA ini siswa akan pengayaan harus kembali dilakukan agar dibagi menjadi beberapa jurusan yaitu fondasi ilmu kenukliran khususnya PLTN jurusan IPA, IPS dan BAHASA. Di akan semakin kokoh. Di kelas 3 SMA bab jurusan IPS dan BAHASA maka mata mengenai inti atom dan radioaktivitas bisa pelajaran IPA tidak akan ditempuh oleh menjadi penjelasan pamungkas tentang para siswa tetapi bukan berarti pendidikan masalah PLTN. Di mana di bab ini masalah kenukliran akan berhenti begitu penjelasan lebih rinci tentang PLTN saja. Oleh karena itu PLTN tidak hanya menjadi bagian pengayaan. Penjelasan dibahas dari sudut pandang ilmu pasti lebih rinci tentang PLTN ini seperti jenis- saja, tetapi juga dapat dibahas dari ilmu- jenis PLTN, yaitu reaktor Fisi, reaktor ilmu sosial. Untuk jurusan IPS maka mata Thermal, reaktor Fusi dan reaktor cepat pelajaran ekonomi cukup kuat untuk lalu menjadi penjelasannya. fondasi pengetahuan siswa disertai dengan penjelasan- Menjelaskan prinsip tentang manfaat yang luar biasa yang kesetaraan massa dan energi pada konsep didapat dari PLTN. Di kelas X dibahas energi ikat inti yang berhubungan dengan mengenai pendapatan nasional. Di bab ini teknologi dijelaskan mengenai pemahaman tentang tentang besarnya energi yang dihasilkan Produk Domestik Bruto (PDB), Produk dari suatu reaksi inti. Kemudian di jurusan Domestik (PDRB), BAHASA maka mata pelajaran sosiologi (PNB), bisa dijadikan alternatif solusi yang dapat Pendapatan Nasional (PN). Pengetahuan dimasukkan pengetahuan tentang nuklir. kenukliran ditinjau dari sudut ekonomi Bab tentang “Sosialisasi dan pembentukan dapat dimasukkan ke dalam bab tersebut kepribadian” kelas IX semester 2 bisa yaitu penjelasan tentang akan menjadi dimasukan pengetahuan tentang PLTN di semakin negara mana sosialisasi mengenai pengetahuan Indonesia dengan memanfaatkan PLTN. PLTN ini mampu membentuk fondasi Di mana biaya yang digunakan dalam pribadi dari seseorang. pengoperasian PLTN ini relatif murah Teknik Implementasi Pendapatan Regional Bruto Nasional hematnya Bruto devisa dibandingkan listrik tenaga fosil dan pembangkit listrik alternatif Untuk kenukliran. Menjelaskan mengimplemtasikan lainnya. gagasan ini diperlukan sinergitas dari Sehingga hal ini akan berpengaruh besar berbagai pihak. Mulai dari Badan Tenaga terhadap perekonomian Indonesia. Pada Atom Nasional (BATAN), Direktorat jurusan IPA yang memiliki korelasi Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 31 (Ditjen Mandikdasmen) http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_ negara_menurut_jumlah_penduduk [21 Januari 2011] Kementerian Pendidikan Nasional, dan guru-guru baik di SD, SMP, dan SMA berserta sekolah yang bersangkutan. Selanjutnya agar gagasan ini dapat diketahui banyak orang maka dapat disebarluaskan di situs-situs jejaring sosial seperti facebook, twitter, koprol dan blog-blog pribadi. Gagasan ini dapat juga disebarluaskan kepada para mahasiswa serta para dosen yang ada di perguruan tinggi negeri maupun swasta dengan cara diskusi atau seminar. Prediksi Hasil [2] Susanto, Rudi. 2008. PLTN Solusi Alternatif Kekurangan Listrik Nasional. http://rudi.staff.uns.ac.id [19 Januari 2011] [3] Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia. 2009. Krisis Energi. http://www.deplu.go.id/Pages/IIssue Display.aspx?IDP=6&l=id [21 Januari 2011] [4] PLN. 2010. Menuju Bebas Pemadaman Listrik Bergilir. http://www.pln.co.id/pro00/news/sia ran-pers/73-siaran-pers/200-menujubebas-pemadaman-listrikbergilir.html [21 Januari 2011] Dari hasil telaah pustaka yang dilakukan maka melalui gagasan tertulis [5] Tempointeraktif. 2010. Indonesia Baru Memiliki PLTN 2018-2020. ini akan memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap pemahaman masyarakat tentang manfaat yang sangat luar biasa dari PLTN dibandingkan pembangkit-pembangkit listrik lainnya ditinjau dari daya listrik yang dihasilkan, [6]http://nasional.kompas.com/read/2010/ 04/30/13310043/Mundur.Pembangu nan.PLTN.di.Indonesia [22 Februari 2011] [7] Subaharianto, Andang, dkk. 2004. Madura Bicara PLTN. Jember: UPT Penerbitan Universitas Jember biaya yang lebih murah, dan ramah lingkungan. Sehingga mengenai penolakan kontroversi terhadap pembangunan PLTN dapat didekonstruksi oleh suatu pemahaman yang cukup baik. Karena pendidikan merupakan suatu fondasi, yang ditanamkan sejak dini dan akan berdampak pada kerangka berpikir jangka panjang. Daftar Pustaka [1] Wikipedia. 2011. Daftar Negara Menurut Jumlah Penduduk. Tanya Jawab T: Tri Sulistiyanto, UAD a. Mengapa tidak menggunakan panas bumi? Kan di Indonesia memiliki banyak gunung berapi. b. Bagaimana meyakinkan solusi makalah anda kepada pemerintah? J: Agusta Danang, Universitas Jember a. Kami memilih nuklir karena sumber energy ini berlimpah, bertahan lama, memiliki efektifitas dan efisiensi yang tinggi dan ramah lingkungan. Untuk geothermal, teknologi yang Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 32 digunakan belum memadai, masih perlu penelitian dan pengembangan sedangkan kebutuhan akan energy meningkat cepat dan tidak seimbang dengan pasokan energy yang dihasilkan. Maka kami memiliki idea atau gagasan memasukkan pendidikan nuklir dalam kurikulum dengan tujuan memberikan wawasan sejak dini tentang teknologi nuklir ini, meminimalisir paranoid opini tentang teknologi nuklir. b. Kami menyelipkan pendidikan karena pendidikan merupakan pondasi dasar terhadap kemajuan bangsa. Dimana kami mulai dari Sd lalu SMP dan SMA. Peserta didik yang telah menerima ilmu tentang kenukliran dapat sharing kepada masyarakat Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 33 Membentuk Guru Fisika Efektif Powerfull Sebagai Peningkatan Kualitas Mutu Guru Fisika Dan Pembelajaran Fisika Di Indonesia Rizki Agung1), Zaini Muhtar Zaman2) Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan Kampus III, Jl. Prof.Dr. Soepomo, SH., Warungboto, Yogyakarta 55164 1) E-mail : [email protected], 2)E-mail: [email protected] Abstrak Permasalahan kualitas mutu guru fisika di Indonesia yang masih rendah sehingga menyebabkan masih minimnya kemampuan siswa dalam menguasai pelajaran fisika dan suasana pembelajaran yang belum efektif. Dari masalah ini dibutuhkan suatu kajian untuk meningkatkan kualitas mutu guru fisika dan membentuk pembelajaran fisika yang efektif sehingga siswa akan mudah memahami materi pelajaran fisika serta menciptakan generasi bangsa yang bermutu. Maka dari itu perlu adanya pembentukan guru fisika efektif powerfull yaitu guru yang mengetahui dan menerapkan konsep prakondisi pembelajaran, dimensi pembelajaran serta sasaran (goal) dalam proses pembelajaran fisika. Kata Kunci : kualitas mutu, guru fisika, pembelajaran fisika, efektif powerfull 1. Pendahuluan Pendidikan merupakan usaha sadar sumber daya yang bermutu dan mampu dan terencana untuk mewujudkan suasana Peranan guru sangat menentukan bersaing di dunia global. belajar dan proses pembelajaran yang dalam baik atau berkualitas agar peserta didik pendidikan secara aktif mengembangkan potensi sebagai agen pembelajaran dituntut untuk dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual mampu keagamaan, pembelajaran pengendalian diri, usaha peningkatan formal. Untuk mutu itu menyelenggarakan dengan guru proses sebaik-baiknya, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dalam serta pendidikan. Guru mempunyai fungsi dan keterampilan yang diperlukan kerangka pembangunan dirinya dan masyarakat. Pendidikan juga peran sabagai penentu bagi kualitas kehidupan pembangunan bidang pendidikan, dan bangsa. Oleh sebab itu, mutu pendidikan oleh karena itu perlu dikembangkan haruslah sebagai ditingkatkan agar dapat mencetak generasi bangsa yang memiliki yang sangat profesi strategis yang dalam bermartabat. Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 4 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 34 menegaskan bahwa guru sebagai agen guru. Hal tersebut sangat berpengaruh pembelajaran dalam penentuan mutu pendidikan, sebab berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Mengenai masalah guru fisika dan dengan mutu guru yang berkualitas maka mutu pendidikannya juga akan pembelajaran fisika di Indonesia memang berkualitas dan akan tercipta generasi masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat bangsa yang memiliki sumber daya yang di lapangan yaitu fisika masih merupakan bermutu. salah satu mata pelajaran yang menjadi Telah banyak upaya yang dilakukan momok bagi para siswa, guru hanya dalam peningkatan kualitas mutu guru menjelaskan fisika sekilas tanpa memberi yang salah satunya melalui keterangan rinci bagi siswa dan bahkan sertifikasi, namun solusi ini tidaklah ada guru yang tidak menguasai materi cukup karena hanya dipandang dari pelajaran fisika itu sendiri. Fenomena eksternalnya yang mestinya harus direformasi dalam dilakukan suatu peningkatan kualitas upaya meningkatkan kualitas pendidikan mutu guru fisika khusunya yang berasal khususnya dalam bidang fisika serta dari peningkatan mutu guru fisika. meningkatkan Kualitas seorang guru fisika mutlak harus dimiliki, menentukan sebab hasil akan dari diri saja. pribadi Untuk itu (internal) kualitas perlu dengan guru fisika dilakukan melalui pembentukan guru sangat fisika efektif powerful, yaitu guru fisika proses yang bisa menguasai prakondisi pembelajaran fisika. Namun saat ini, pemelajaran, dimensi pemelajaran serta kualitas masih sasaran (goal) dalam proses pembelajaran rendah. hal tersebut terlihat dengan anak fisika. Oleh sebab itu, pembinaan dan didik peningkatan seorang yang guru merasa fisika jenuh dalam kualitas guru fisika pembelajaran fisika, merasa sulit dalam hendaknya belajar, banyak guru dilapangan yang pembentukan guru fisika efektif, yaitu hanya mengajar tanpa memperhatikan guru fisika yang mau dan mampu akan dikemanakan ilmu tersebut oleh mendayagunakan peserta didik. Masalah tersebut harus internal maupun eksternal secara optimal diselesaikan untuk mencapai tujuan pendidikan. dengan memfokuskan diorientasikan segenap pada potensi permasalahan pada mutu guru fisika. Peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dari permasalahan guru fisika 2. Kajian Pustaka Guru Efektif yang berkaitan dengan kualitas mutu Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 35 Dalam dunia pendidikan, istilah semua orang bisa menjadi seorang guru guru bukanlah hal yang asing. Menurut dan harus memenuhi syarat profesi pandangan lama, guru adalah sosok sebagai manusia yang patut digugu dan ditiru. pandangan[2], guru merupakan profesi, Digugu artinya segala ucapannya dapat jabatan, dan pekerjaan yang memerlukan dipercai, sedangkan ditiru artinya segala keahlian tingkah lakunya harus dapat menjadi sembarang orang untuk melakukannya. contoh atau tauladan bagi masyarakat. seorang khusus. Namun guru. Jadi Dalam tidak bisa yang diperlukan dalam Adanya suatu pandangan tersebut, dapat mencapai disimpulkan bahwa disebut guru jika satunya adalah dari guru atau tenaga dalam ucapannya dapat dipercayai dan kependidikan yang sifatnya adalah guru tingkah lakunya dapat menjadi tauladan efektif. Sebab tidak berhasilnya proses bagi pembelajaran, kualitas mutu guru yang masyarakat walau siapapun orangnya. Dalam dunia pendidikan, guru Sebagai pengajar, pendidik, dan pelatih siswa, pendidikan salah kurang, dan tidak tercapainya tujuan memegang peranan penting dan strategis. para tujuan guru merupakan agen pendidikan dikarenakan guru tersebut tidak efektif. Seorang guru dapat dikatakan efektif apabila ia memiliki sikap penuh perubahan sosial (agent of social change) perhatian yang mengubah pola pikir, sikap, dan penjelasannya mudah dipahami, serta perilaku umat manusia menuju kehidupan mampu mengelola kelas dengan baik[3]. yang lebih baik, lebih bermartabat, dan Guru efektif adalah guru yang dapat lebih mandiri. Guru adalah pendidik, meningkatkan profesionalisme dengan tugas kearah mendidik, mengajar, utama membimbing, dan yang pantang seluruh lebih menyerah, kemampuan positif melalui pengajarannya [4]. mengarahkan, melatih, menilai, dan Dengan demikian dapat penulis mengevaluasi peserta didik pada simpulkan bahwa guru efektif adalah dini jalur sosok guru yang mampu dan bisa pendidikan formal, pendidikan dasar dan mendayagunakan (empowering) segala pendidikan menengah [1]. potensi yang ada dalam dirinya dan di pendidikan Dalam anak Kamus usia Umum Bahasa luar dirinya untuk mencapai tujuan Indonesia guru diartikan sebagai orang pembelajaran. yang Kualitas Mutu Guru Fisika pekerjaannya mengajar dan dimaknai sebagai tugas profesi. Jadi tidak Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 36 Dalam proses pembelajaran fisika bangsa. Untuk tercapainya tujuan sebuah diperlukan suatu kualitas mutu guru yang pendidikan khususnya fisika dalam hal kompeten, hal tersebut diperlukan untuk ini semua komponen-komponen saling menciptakan pembelajaran fisika yang terkait satu sama lain. Guru misalnya, efektif, menyenangkan dan meningkatkan dalam proses belajar mengajar maka guru pemahaman siswa terhadap materi fisika. harus mempunyai keahlian karena tidak Melihat menutup situasi perkembangan yang kemungkinan banyak ia akan kendala untuk semakin modern, semakin canggih baik mendapatkan hubungannya dengan pendidikan maupun mengefektifkan proses belajar mengajar. non peendidikan. Perubahan ini menuntut Menurut[5], bahwa dalam Undang- guru untuk mampu menyesuaikan diri Undang Nomor 14 Tahun 2005 tercantum dalam peningkatan kualitas mutunya. dalam Bab IV pasal 10, bahwa kriteria Kualitas mutu guru fisika yang guru bermutu harus memiliki empat kompoten dan diakui baik di Indonesia kompetensi yang meliputi kompetensi masih terbilang rendah. Dalam proses pedagogik, kompetensi pembelajaran fisika guru masih terpatok kompetensi professional dan kompetensi dengan satu metode mengajar, banyak sosial. Guru fisika yang bermutu, efektif laboratorium yang kosong dan tidak dan kompeten harus memiliki keempat dimanfaatkan kompetensi sebagai proses kepribadian, tersebut dalam upaya pembelajaran fisika dengan siswanya. meningkatkan kualitas mutu guru fisika Dampak dari kurangnya mutu guru fisika dan pencapaian hasil pembelajaran fisika menyebabkan tidak tercapainya tujuan yang telah dirumuskan dalam pembuatan pembelajaran silabus. yang diinginkan dan sulitnya siswa dalam memahami materi Pembelajaran Fisika pelajaran fisika. Pembelajaran fisika adalah suatu Memiliki dan mendapatkan guru- proses belajar mengajar fisika yang guru berkualitas prima itu semakin lama komplek. Seorang guru fisika harus semakin perlu mengingat bahwa dunia mampu pendidikan perlu mengalami perubahan mengajar fisika yang nyaman dan mudah yang sama cepatnya dengan dunia ilmu dipahami oleh murid. Mengenai masalah pengetahuan dan dunia bisnis. Kualitas proses belajar mengajar fisika di sekolah mutu hasil perlu untuk selalu ditingkatkan agar generasi bangsa yang tercipta, hasil dari kualitas pembelajaran selalu terjaga dan proses pembelajaran serta citra sebuah hasil guru akan menentukan menciptakan yang proses diharapkan serta belajar dapat Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 37 memenuhi tujuan pembelajaran yang guru fisika serta peningkatan ditetapkan. Keberhasilan pembelajaran pembelajaran fisika di Indonesia saat ini fisika tergantung dengan mutu guru fisika maupun untuk masa depan. tersebut, seorang guru yang memiliki Konsep guru fisika efektif powerfull kualitas mutu yang kompeten akan juga harus mempunyai empat kompetensi mampu menggunakan berbagai metode yang wajib dimiliki oleh setiap guru. Hal dan strategi dalam mencapai tujuan tersebut juga menjadi penilaian bagi guru pembelajaran yang diharapkan. dalam Dalam proses pembelajaran fisika, kualitas Keempat mutu kompetensi kependidikan. tersebut guru tidak akan hanya menggunakan satu kompetensi strategi dalam belajar mengajar fisika, kepribadian, kompetensi professional dan sehingga kompetensi sosial. perlunya pengelolaan pengembangan kemampuannya dan pedagogik, ialah kompetensi dalam Untuk membentuk seorang guru menerapkan pembelajaran fisika yang fisika efektif powerfull, perlu adanya efektif. Dengan demikian siswa dapat konsep dengan materi diterapkan dalam proses pembelajaran pelajaran fisika dan dan tidak bosan fisika. Ada tiga konsep yang harus dengan mata pelajaran fisika. diketahui mudah memahami yang harus yaitu diketahui konsep dan prakondisi pembelajaran, dimensi pembelajaran serta 3. sasaran (goal)[6]. Pembahasan Kualitas guru fisika merupakan 1. bagian yang tidak dapat dipisahkan Prakondisi Pembelajaran Upaya membentuk seorang guru dengan hasil pembelajaran fisika. Oleh fisika sebab itu, seorang guru fisika harus mengetahui konsep-konsep yang mutlak memiliki kualitas mutu yang ada kompeten. Dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yaitu, guru agar hasil pembelajaran fisika a. efektif dalam powerfull bagian perlu prakondisi Memahami konsep diri guru efektif maksimal, dapat dibentuk guru fisika Seorang guru bisa memahami efektif powerfull. Guru fisika efektif apa itu guru efektif dan bagaimana powerfull merupakan sosok guru masa menjadi seorang guru yang efektif. depan yang perlu dibentuk dan dibangun Guru efektif adalah sosok guru yang dalam jiwa seorang guru. Konsep guru mampu fisika efektif powerfull perlu dibutuhkan (empowering) segala potensi yang dalam upaya peningkatan kualitas mutu ada dalam dirinya dan di luar mendayagunakan Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 38 dirinya untuk mencapai tujuan visi misi pembelajaran fisika. Tanpa pembelajaran. Guru efektif akan mengetahui menyajikan pembelajaran fisika, pembelajaran yang dan misi guru akan efektif serta menjadikan suasana mengalami kesulitan dalam proses kelas yang efektif. Menyangkut pembelajaran fisika sehingga tidak pelajaran fisika yang rumit dan akan banyak tidak disukai oleh siswa, diinginkan. maka perlu adanya guru fisika yang mencapai Seorang sasaran guru yang fisika yang efektif dalam mengelola pelajaran efektif akan dapat menentukan visi tersebut menjadi pelajaran yang dan mudah dipahami oleh siswa serta sehingga pengelolaan menyajikan pembelajaran fisika yang efektif. Proses misi pembelajaran guru tersebut pembelajaran fisika, mampu fisika yang bermutu bagi muridnya dan pembelajaran fisika sasaran yang diinginkan akan yang tidak mencapai sasaran, dapat tercapai melalui pembentukan visi dikatakan misi pembelajaran fisika. sebagai pembelajaran yang tidak efektif. Salah satu penyebab ketidakefektifan proses b. visi c. Memahami tugas pokok dan fungsi guru pembelajaran ini adalah karena Sebagai seorang profesional, gurunya tidak efektif. Sehingga guru fisika memiliki lima tugas untuk menjadi guru fisika efektif pokok powerfull, dituntut selalu mawas pembelajaran fisika, melaksanakan diri dan terus melakukan perbaikan- pembelajaran fisika, mengevaluasi perbaikan hasil serta peningkatan yaitu merencanakan pembelajaran fisika, kompetensi. menindaklanjuti hasil pembelajaran Mengetahui dan menentukan visi fisika serta melakukan bimbingan serta misi pembelajaran fisika dan konseling terhadap siswa yang Menjadi guru efektif fisika memiliki kemampuan fisika yang powerfull, hendaknya mengetahui masih rendah. Untuk mencapai dan dapat menentukan visi misi pembelajaran fisika yang efektif, pembelajaran dengan seorang guru fisika mutlak dimiliki mengetahui visi misinya maka guru dan melakukan kelima tugas guru dapat mengelola cara dalam proses tersebut. fisika, pembelajaran fisika untuk mencapai Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 39 Selain juga trainer bagis siswa serta sekaligus sebagai mengetahui fungsinya sebagai guru konselor, (5) seorang guru fisika mampu fisika yaitu sebagai pendidik dan memetakan didaktikus. Sebagai pendidik maka pembelajaran serta memberikan solusi. seorang tugas, guru perlu fisika membimbing, siswanya fisika. bisa 3. mengatifkan dalam pembelajaran Sedangkan sebagai persoalan dan kendala Sasaran (Goal) Konsep ketiga dalam upaya membentuk guru fisika efektif powerfull adalah seorang guru fisika bisa didaktikus maka seorang guru fisika mengarahkan pembelajaran fisika untuk mampu mencapai menyajikan materi sasaran yang ditentukan, pembelajaran fisika yang mudah dimana menjadikan siswa sebagai subjek dipahami serta dapat memberikan belajar aktif yang memiliki kecerdasan penjelasan yang baik kepada siswa. KAPSS (Kognitif, Afektif, Psikomotorik, 2. Spiritual, dan Sosial). Dimensi Pembelajaran Menyangkut dimensi pembelajaran Dengan adanya sebuah konsep dalam fisika, beberapa hal yang harus sasaran, maka proses pembelajaran akan diperhatikan oleh seorang guru upaya terarah serta tertuju pada sasaran tersebut membentukan sebagai guru fisika efektif sehingga seorang guru fisika dituntut powerfull. (1) hendaknya guru fisika untuk mempunyai prinsip dalam mengajarakan memberikan pembelajaran fisika yang materi fisika kepada siswa dengan prinsip dapat long life learning, learning by doing, dan Pembelajaran fisika akan menjadi efektif edutainment, (2) seorang guru fisika bisa bila guru mengetahui dan menerapkan menegakkan sasaran dari proses pembelajaran fisika. peraturan, memberikan mampu mencapai menyajikan sasaran serta tersebut. reinforcement, reward, dan punishment (hukuman) yang mendidik dalam 4. pembelajaran fisika, (3) seorang guru Kesimpulan Pentingnya pembentukan guru fisika harus meninggalkan kebiasaan fisika efektif powerfull sangat berarti buruk belajar dalam upaya meningkatkan kualitas mutu mengajar (KBM), misalnya tidak disiplin guru fisika dan pembelajaran fisika di waktu, terlambat masuk kekelas serta Indonesia. Dengan terbentuknya guru tidak memperhatikan materi fisika yang yang efektif powerfull dari mengetahui penting dan yang tidak penting, (4) guru dan fisika harus berperan ganda yaitu sebagai pembelajaran, dimensi pembelajaran serta guru dalam kegiatan menerapkan konsep prakondisi Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 40 sasaran (goal) dalam proses pembelajaran Tanya Jawab fisika, T: Karina Yuliandari, UAD maka pembelajaran akan fisika menciptakan yang efektif, menjadikan siswa untuk bisa memahami materi fisika dengan baik, guru akan a. Apa metode pembelajaran dalam mengajar peserta didika? b. Apakah guru mendidik siswa tidak memiliki kualitas mutu yang kompeten efektif tentunya pada kurikulum? peningkatan kualitas mutu pendidikan di c. Bagaimana akan berdampak karena jika mengejar ada kasus Indonesia, khususnya dalam pelajaran mahasiswa FKIP yang tidak mau fisika serta terciptanya generasi fisikawan menjadi guru? yang bermutu dan siap bersaing dengan bangsa lain serta perkembangan global. J: Zaini Muhtar, UAD a. Metode mengajar yang bias sikembangkan bias dengan metode demonstrasi, Daftar Pustaka [1]Anonim. 2006. UU Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen & Peraturan Mendiknas Nomor 11 Than 2005. Bandung : Citra Umbara. misalnya mendemonstrasikan alat percobaan yang sederhana, sebagai contoh membawa alat percobaan slinki untuk materi gelombang dan dikembangkan dengnan metode [2]Moh. Uzer Usman. 1992. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya, 4. berbasis IT seperti Macromedia [3]Marland, Michael. 1990. Seni Mengelola Kelas. Semarang : Dahara Prize, 13-14. denngan metode sederhana yakni [4]Pudji Jogyanti, Clara R. 1998. Konsep Diri dalam Pendidikan. Jakarta : Arcan, 62. masih banyak sekolah yang yang [5]Susilo, M.J. 2010. Menjadi Guru Profesional Siapa Takut. Yogyakarta : Lentera Pustaka, 40-41. [6]Sukadi. 2009. Guru Powerful Guru Masa Depan. Bandung : Kolbu, x. Flash, Phet, Tracker dan lain-lain. selain berbasis demostrasi bias juga eksperimen pembelajaran laboratorium, karena laboratoriumnya belum maksimal. b. Untuk menumbuhkan guru efektif powerfull dimulai sejak dini, sejak kita mempunyai cita-cita menjadi seorang guru, sehingga jika dimulai sejak dini akan menambah motivasi kita untuk menjadi guru efektif powerfull yaitu seorang Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 41 guru yang kompetensi mempunyai yaitu 4 kompetensi pedagogik,kompetensi kepribadian ,kompetensi professional, dan, Bagaimana cara yang tepat untuk mendisiplinkan guru tersebut? J: Zaini Muhtar, UAD a. Tuntutan yang harus dipenuhi kompetensi social. Seorang guru seorang guru bahwa guru fisika juga harus mampu memahami harus prakondisi pembelajaran, dimensi akademik pembelajaran, dan goal, sasaran kompetensi guru ditambah 1 lagi pembelajaran, sehingga mencetak yaitu suatu pengetahuan dan teknologi (iptek). generasi fisikawan Indonesia. Oleh c. Mahasiswa yang sudah terlanjur memliki: dan kualifikasi memiliki kompetensi sebab itu menyesyaikan ilmu guru zaman, 4 harus di era masuk di Pendidikan Fisika harus globalisasi ini guru harus dituntut ditekuni, siapa tahu hal tersebut untuk aktif mengembangkan SDM merupakan lantaran bagi kita untuk lewat pembentukan guru fisika mencerdaskan kehidupan bangsa, yang efektif powerfull, sehingga karena profesi guru itu pilihan dari bias mahasiswa tersebut untuk mempunyai menyadari bahwa kita berkualitas. disekolahkan disini adalah amanah dari orang tua. membentuk output SDM yang yang b. Rata-rata guru di Indonesia terkena penyakit guru yang mematikan yaitu kudis (kurang disiplin) dan kurap (kurang persiapan). Untuk T: Ari, UAD a. Bagaimana cara yang tepat untuk mensiasati perubahan guru harus paham tentang tugas system pendidikan agar kita bias dan kewajibannya sebagai guru menjadi guru fisika yang efektif yakni dan powerfull? pengajar. Hal tersebut kembali b. Kedisiplinan berbagai mengantisipasi hal tersebut maka berkaitan dengan sebagai pendidik dan kepada diri kita sendiri sebagai kesejahteraan guru, misalnya yang guru yang professional untuk bukan PNS masih kekurangan selalu disiplin, jujur, dan menjadi pendapatan dan guru itu mencari contoh teladan yang baik, karena tambahan lain sehingga tugasnya guru sebagai cermin jika gurunya sebagai guru menjadi terbengkelai. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 42 disiplin maka muridnya pun ikut disiplin juga. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 43 OPTIMALISASI POSISI STACK BERPORI LINGKARAN PADA SISTEM TERMOAKUSTIK RESONATOR TERBUKA Eko Nursulistiyo Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta Jurusan Pendidikan Fisika, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta Kampus III, Jl. Prof. Dr. Soepomo, SH, Yogyakarta 55164 e-mail : [email protected] Agung B.S.U, Ikhsan Setiawan Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Telah dilakukan penelitian mengenai posisi stack berpori lingkaran pada resonator terbuka. Resonator terbuka didapatkan melalui percobaan variasi panjang kepala resonator agar resonator bersifat seperti resonator terbuka. Didapatkan panjang kepala resonator minimum agar resonator bersifat bersifat seperti resonator terbuka adalah 35 cm. Stack berpori lingkaran berbahan plastik berdiameter 3,61 0,05 mm (sedotan air mineral kemasan gelas) digunakan untuk mengetahui posisi optimum stack pada resonator terbuka. Resonator terbuka dengan panjang resonator 70 cm dan panjang kepala resonator 35 cm mempunyai posisi optimum pada jarak stack 25 cm dan 45 cm dari sumber bunyi. Posisi stack 45 cm menghasilkan beda suhu 17,4 C pada frekuensi 240 Hz. Sedangkan posisi stack 25 cm menghasilkan beda suhu 12,8 C pada frekuensi 239 Hz. Ternyata pada resonator terbuka juga terjadi proses termoakustik seperti pada resonator tertutup. Perbedaanya terletak pada frekuensi resonansi dan posisi stack optimumnya. Arah transfer kalor selalu menuju ke tekanan yang lebih tinggi. Kata kunci : stack berpori lingkaran, resonator 1. Pendahuluan Bunyi terbuka, posisi stack, perbedaan tekanan gas dan gerak molekul/atom sebenarnya adalah gas tersebut. Osilasi tekanan ini osilasi-osilasi tekanan, gerak, dan apabila terjadi pada kanal-kanal kecil suhu. Dalam penjalarannya bunyi akan menyebabkan kalor mengalir ke memerlukan medium yaitu benda dan padat, benda cair, maupun gas. Pada Gabungan dari semua osilasi ini dari dinding-dinding kanal. medium gas, bunyi berupa osilasi Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 44 menghasilkan fenomena yang disebut lingkaran dan berbahan dari plastic. sebagai efek termoakustik. Bentuk gelombang dalam resonator Termoakustika sebenarnya terbuka dan resonator tertutup adalah suatu tema atau bidang yang berbeda, sehingga berkaitan fisis bahwa terdapat juga perbedaan pada dapat posisi optimum stack dan beda suhu dimana dengan fenomena perbedaan suhu menyebabkan bunyi (gelombang maksimumnya. akustik), atau sebaliknya bunyi dapat menghasilkan perubahan Termoakustik merupakan suhu. dapat diduga Penelitian ini memiliki batasan penyelidikan mengenai posisi konversi optimum stack yang menghasilkan aliran energi dan aliran panas (Biwa, beda suhu maksimum pada resonator 2004)1. terbuka dengan diameter 4,6 cm dan Pada prinsipnya banyak sekali panjang resonator 70 cm yang potensi aplikasi yang dapat dihasilkan dihubungkan dengan sebuah kepala dari fenomena termoakustik. Piranti resonator pada ujungnya (diameter termoakustik dapat digunakan sebagai 8,6 pendingin keping elektronik. Piranti termasuk kategori stack pori sejajar termoakustik dapat juga digunakan yang berbahan dari plastik dengan sebagai diameter (3,61 pengganti konvensional yang pendingin menggunakan freon atau CFC. Adapun keunggulan tentang piranti termoakustik masih dilakukan. Pada penelitian ini resonator yang digunakan adalah pipa organa terbuka, dengan sejumlah volume udara pada salah satu ujungnya. Stack yang digunakan dalam penelitian ini memiliki pori berbentuk Stack yang digunakan 0,05) mm. Stack ini diperoleh dari sedotan air mineral kemasan gelas. teknologi termoakustik ini antar lain : Medium kerja ramah lingkungan yaitu udara atau gas mulia. Bahan yang digunakan sederhana dan mudah ditemukan dalam jumlah besar. Memiliki reabilitas tinggi. Kontrol gerakan dan kebisingan mudah dilakukan. Sampai saat ini penelitian cm). Sebelumnya, dilakukan percobaan variasi panjang kepala resonator untuk mengetahui panjang minimum kepala resonator agar resonator bersifat seperti resonator terbuka. Panjang minimum kepala resonator yang membuat resonator bersifat seperti resonator terbuka ini kemudian dipakai untuk mengetahui posisi optimum stack yang menghasilkan beda suhu maksimum. Akan diamati pula arah transfer kalor pada proses termoakustik resonator terbuka. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 45 1. Menentukan panjang minimum kepala resonator agar resonator bersifat seperti resonator terbuka. 2. Mengamati arah transfer kalor pada proses termoakustik resonator terbuka. 3. Menentukan posisi optimum stack pada resonator terbuka yang menghasilkan beda suhu yang maksimum. Manfaat dari penelitian ini antara dengan diameter 2 mm. Demonstrasi ini menghasilkan perbedaan suhu sekitar 30 0C. Elyanita3 (2006) melakukan penelitian mengenai optimalisasi posisi stack berbahan kardus di dalam resonator tertutup Diperoleh posisi lain: 1. Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai fenomena yang terjadi pada piranti termoakustik. 2. Memperoleh informasi tentang proses termoakustik pada pompa kalor termoakustik yang menggunakan resonator terbuka. 3. Memberikan informasi tentang posisi optimum stack dalam resonator terbuka pada piranti termoakustik. 4. Memperkenalkan dan mengembangkan teknologi sederhana berbasis termoakustik yang berguna bagi masyarakat luas. stack terbaik yaitu pada jarak 11 cm atau berada pada jarak sekitar / 20 dari ujung resonator tertutup. Optimalisasi diameter resonator terhadap kinerja piranti termakustik dilakukan oleh Sampurna (2006)8. Hasil penelitianya adalah bahwa diameter tabung resonator optimum menggunakan stack bahan film fotografi maupun kardus adalah 2. Dasar Teori berdiameter 4,6 cm (1,5 inc). Teknologi merupakan termoakustik teknologi baru Penelitian mengenai yang optimalisasi panjang stack dilakukan dirintis oleh para peneliti di Los oleh Wagiyanti (2007)12. Penelitian Alamos National Laboratory for United tersebut state Departement of Energy. Swift berbahan kertas manila dan stack 9 menggunakan stack (1988) melakukan penelitian tentang kardus, tegangan input 15 volt, dan fenomena termoakustik dan diperoleh panjang resonator 70 cm. Panjang bentuk resonator termudah yang stack optimum yang menghasilkan dapat dibuat piranti termoakustik perbedaan suhu maksimum yang adalah Dan diperoleh pada penelitian tersebut kemudian banyak penelitian yang adalah 10 cm. Stack berbahan kardus dilakukan baik oleh Swift sendiri menghasilkan perbedaan suhu antara maupun oleh peneliti lainya. tandon panas dan tandon dingin berbentuk Tijani10 mendemonstrasikan silinder. (2001) telah proses termoakustik dengan menggunakan sebesar 20,8 stack 0 C. Sedangkan untuk berbahan kertas manila menghasilkan perbedaan suhu antara stack berbahan sedotan minuman Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 46 tandon panas dan tandon dingin dengan panjang gelombang bunyi sebesar 23 0C. tegak ( a. Tinjauan Bunyi Gelombang adalah getaran pada n dasarnya (gangguan) yang n 2L n mekanis dengan n = 1, 2, 3,... (1) menjalar. Gelombang bunyi adalah gelombang ) adalah Sedangkan longitudinal. frekuensi gelombang tegaknya adalah Disebut demikian karena gelombang f bunyi memiliki arah getar yang sejajar v nv dengan n = 1, 2, 3,.. 2L n dengan arah rambatnya. Gelombang (2) bunyi pada pipa yang salah satu dengan frekuensi dasar f1 untuk n = ujungnya terbuka dan ujung yang lain tertutup apabila dilihat sebagai gelombang tekanan maka pada ujung yang terbuka tersebut akan terbentuk simpul dan pada ujung yang tertutup akan terbentuk perut. Hal ini terjadi karena udara pada ujung yang terbuka f = v/4L n=1 f = 3v/4L n=3 1 dan frekuensi semua harmonic fn nf1 . Sehingga frekuensi bebas bergerak sehingga tekanannya harmonik terjadi pada semua nilai n minimum, dan sebaliknya pada ujung bilangan bulat positif. tertutup udara tidak bebas bergerak sehingga tekanannya maksimal. Pada pipa yang Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena ujung- getaran benda lain. Adanya pengaruh ujungnya terbuka akan terjadi simpul dari sederet denyut periodik yang sama atau hampir sama pada suatu f= v/2L sistem akan menyebabkan sistem n=1 tersebut berosilasi juga dengan amplitudo yang relatif besar (Halliday f = v/L dan n=2 Resnick,1996)4. (a) Frekuensi (b) Gambar 1. (a) Gelombang tekanan bunyi pada pipa organa terbuka pada n = 1 dan n = 2 (harmonik pertama dan harmonik kedua). (b) Gelombang tekanan bunyi pada resonator tertutup pada n = 1 dan n = 3 (harmonik pertama dan harmonik kedua). tekanan pada kedua ujungnya. Hubungan antara panjang pipa (L) resonansi pada pipa organa terbuka terjadi pada frekuensi mengikuti Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 47 persamaan (2). frekuensi menghasilkan Daerah sekitar dimana U adalah energi internal, Q resonansi akan adalah panas dan W adalah usaha. beda yang Karena suatu sistem menjalani suatu suhu maksimum pada piranti termoakustik. proses daur (proses siklis) maka energi b. Tinjauan Termodinamika internal pada awal dan akhir proses Termodinamika adalah ilmu akan tetap sama. tentang suhu, kalor, dan pertukaran Walaupun efisensi setiap mesin energi. Sedang suhu adalah ukuran panas berbeda, tidak ada satupun panas atau dinginya suatu benda mesin (Tipler,1998)11. nol efisiensi termal 100%. Tidak satupun termodinamika yaitu kesetimbangan mesin-mesin itu menyerap panas dan yang terjadi apabila temperatur di mengubah seluruhnya menjadi usaha. setiap Mesin titik Hukum di ke dalam sistem panas yang mempunyai pendingin termokustik mempunyai harga yang sama. Hukum memindahkan kalor dari tandon ke nol termodinamika pada proses dingin ke tandon panas dengan termoakustik terjadi pada saat paket sumber bunyi sebagai usahanya. gas menyerap kalor pada tandon dingin dan melepas kalor pada tandon panas. Penyerapan kalor c. Sistem Termoakustik terjadi Telah diketahui bahwa karena suhu paket gas lebih rendah gelombang bunyi dapat menghasilkan dari suhu tandon dingin sehingga osilasi-osilasi paket Adanya osilasi tekanan menyebabkan gas menyerap kalor dari tekanan terjadinya temperatur dengan gelombang akustik (gelombang bunyi) tandon dingin. Demikian juga pada berkaitan dengan perubahan tekanan, waktu berada di tandon panas, suhu suhu, paket gas lebih tinggi dari suhu tandon dilaluinya. Medium ini bergerak di panas sehingga terjadi pelepasan kalor sekitar titik setimbangnya. menuju ke temperatur setimbangnya dengan tandon panas. Dalam termodinamika rumus rapat medium Suatu yang Apabila fluktuasi tekanan suhu ataupun rapat medium ini melewati dikenal kanal-kanal kecil maka kalor yang berosilasi juga mengalir ke dan dari dU (3) dan suhu. gerak. lingkungan tandon dingin menuju ke setimbangnya osilasi dan dQ dW dinding-diding semua osilasi kanal. ini Gabungan menghasilkan Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 48 fenomena yang disebut efek termoakustik. longitudinal tegak menyebabkan partikel-partikel gas berosilasi bolak- Piranti termoakustik terutama terdiri dari sebuah sistem resonator balik sejajar dengan dinding-dinding stack. dengan stack di dalamnya dengan didukung oleh sistem sumber bunyi. Stack merupakan jantung dari sebuah sistem termoakustik. Di dalam stack terjadi proses transfer kalor dari tandon panas ke tandon dingin. Bahan inilah bagian terpenting dalam piranti termoakustik. Stack terdiri dari sejumlah kanal-kanal yang arahnya Gambar 3. (a) Diagram P –V yang sejajar tabung memperlihatkan empat tahap dalam siklus resonator. Stack adalah suatu jenis pendingin (refrigerator) termoakustik. (b) penukar kalor. Proses transfer kalor antara stack dan dengan sumbu paket gas. ( Russell dan Weibull, 2002) TH 7 TH Qin Proses Qout W Sistem W Sistem Qout stack (Gambar 3). Akibat adanya TC (a) pada pendingin termoakustik terjadi pada Qin TC pendinginan osilasi gelombang bunyi, paket gas (b) dari arah tandon dingin bergerak ke Gambar. 2. (a) Diagram mesin kalor. (b) arah tandon panas (1-2). Volume Diagram mesin pendingin. paket gas berkurang (memampat) (McCarty, 2005) Gambar 5 2. akibat tekanan yang lebih tinggi di (b) Memperlihatkan operasi dasar sebuah dekat tandon panas. Jika suhu paket gas ini lebih panas dari permukaan pendingin atau pompa panas, dimana stack yang bersisihan dengan tandon suatu usaha dari luar memindahkan panas maka paket gas tersebut akan panas Q dari tandon (reservoir) suhu mengeluarkan rendah TC ke tandon suhu tinggi TH. perpindahan kalor dari paket gas ke Dalam hal ini usaha W dilakukan oleh lapisan stack (2-3). Selanjutnya paket gelombang bunyi tegak di dalam tabung resonator. Gelombang bunyi panas, terjadilah gas tersebut melanjutkan siklus osilasi dengan bergerak kembali ke arah Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 49 tandon dingin yang mempunyai tekanan lebih rendah, dalam hal ini volumenya mengembang (3-4). Apabila paket gas ini mempunyai suhu 3. Sistem Deteksi Bunyi Terdiri dari : MIC Kondensor + Pre-Amp + Kabel Komputer + sound card + perangkat lunak Winscope 2.51. lebih dingin dari suhu permukaan stack yang bersisihan dengan tandon dingin maka paket gas tersebut akan menyerap kalor dari stack Siklus ini terjadi (4-1). berulang-ulang sehingga akumulasi dari pemindahan kalor oleh kanal-kanal kecil yang berjumlah banyak akan memindahkan kalor dari tandon dingin ke tandon panas. 3. Metode Penelitian b. Bahan Penelitian Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah : 1. Tabung Resonator, terbuat dari pipa PVC dengan panjang 70 cm (Wagiyanti, 2006)12 dan berdia meter 4,6 cm (Samp urna, 2006)8 . Kepala resona a. Alat yang Digunakan Alat alat yang digunakan dalam penelitian ini tor terbuat dari pipa PVC dengan panjang 35 cm diameter 8,6 cm (Gambar 4. c ). adalah : 1. Sistem sumber bunyi Terdiri dari : Loudspeaker (dan kotaknya) dari Woofer, ACR, Model : C 610 WH, Max. POWER : 60 watts, IMPEDANCE : 80 OHMS ( 1 buah). Audio Function Generator (AFG) Model GFG-8016 G. Power Amplifier, Karaoke AV System, MV_8000 (MEGAFOX). Multimeter SANWA (AC). 2. Sistem Deteksi Suhu Terdiri dari dua buah termometer batang yang berbahan cair alkohol. 2. Stack, terbuat dari bahan plastic berdiameter pori (3,61 0,05) mm (sedotan air mineral kemasan gelas) (Cahyono, 2007)2. Stack ditempatkan di dalam kerangka pipa besi berdiameter 4,4 cm dengan panjang 10 cm yang dilapisi solatip pipa. Panjang stack ( sama dengan panjang pipa besi. Gambar 4 (a) a Nasional Pendidikan Fisikaairdan Fisikakemasan 2011| 50gelas. (b) Sistem )mineral Gambar 4.Prosiding (a) Stack Seminar pori lingkaran berasal dari sedotan ( sumber bunyi. Dari gambar terlihat AFG, Amplifier dan multimeter yang berturut-turut c digunakan sebagai perangkat pengatur frekuensi, penguat gelombang bunyi dan pendeteksi ) memperlihatkan stack yang digunakan dalam penelitian ini. 3. Udara dengan tekanan udara bebas sebagai medium kerja. c. Prosedur Percobaan 1. Tahap Persiapan Frekuensi pada frekuensi sekitar frekuensi resonansi resonator, kemudian sinyal keluaran dari mikrofon winscope. a. Menyiapkan pipa PVC diameter 4,6 cm dengan panjang 70 cm serta pipa PVC diameter 8,6 cm dengan panjang 35 cm. b. Menyiapkan stack dari bahan bahan yang telah disebutkan di atas. c. Merangkai alat yang terdiri dari sistem sumber bunyi, sistem deteksi bunyi, sistem deteksi suhu, dan sistem resonator. diatur dilihat Frekuensi melalui resonansi ditandai dengan terlihatnya puncakpuncak harmonik 1, 2, 3, dan seterusnya pada tampilan winscope.. 2. Menyelidiki Pengaruh Panjang Kepala Resonator ( l ) Terhadap Bentuk Gelombang Tekanan Bunyi 2. Tahap Uji Operasi Alat pada Resonator Terbuka. Tahapan ini berfungsi untuk Panjang kepala resonator mengetahui apakah alat berfungsi divariasi dan untuk setiap variasi letak dengan baik atau tidak. Pada tahapan mikrofon digeser dengan pergeseran 5 ini alat telah dirangkai dan dihidupkan. cm di dalam resonator terbuka dan Alat berfungsi dengan baik ditandai dicatat tinggi puncak spektrum pada dengan berfungsinya semua alat yang frekuensi sesuai dengan frekuensi telah dirangkai. pada AFG. Variasi panjang kepala d. Tahap Pengambilan Data resonator dilakukan mulai dari 5 cm 1. Menentukan Frekuensi Resonansi hingga 35 cm untuk setiap 5 cm. Resonator Terbuka Frekuensi resonansi diketahui dengan menggunakan dua cara yaitu dengan menggunakan perhitungan secara matematis dengan f menggunakan v 2L Gambar 5. Skema peralatan deteksi gelombang tekanan bunyi dalam resonator terbuka. dan perangkat Dengan memplot grafik tinggi puncak spektrum versus letak lunak Winscope 2.51 melalui puncak- mikrofon, maka diperoleh gambaran puncak bentuk gelombang tekanan bunyi spektrumnya. Perhitungan secara matematis menggunakan v dalam resonator. Sehingga pada (kecepatan bunyi di udara) = 343 m/s panjang kepala resonator tertentu dan L (panjang resonator) yang tetap diperoleh bentuk gelombang tekanan yaitu 70 cm. Tegangan input speaker yang sesuai dengan bentuk gelombang yang digunakan adalah 15 volt. tekanan pada resonator terbuka pada Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 51 Volume l Gambar 6. Diagram sistem termoakustik kedua ujungnya. Tegangan resonator terbuka. input speaker menggunakan tegangan 15 volt. Diagram peralatan eksperimen 4. Hasil dan Pembahasan Panjang resonator terbuka ini dapat dilihat pada Gambar 5. pada penelitian ini adalah 70 cm. 3. Menyelidiki Pengaruh Posisi Stack diameter resonator mengacu pada pada Resonator Terbuka Terhadap penelitian Sampurna8 (2006) yaitu 4,6 Perbedaan cm. Suhu Antara Tandon Panas dan Tandon Dingin. Dari penelitian terdahulu diperoleh pula panjang stack optimum Stack yang telah disiapkan adalah 10 cm (Wagiyanti, 2007)12. diletakkan pada resonator terbuka. Dengan merujuk pada hasil penelitian Panjang kepala resonator dibuat tetap tersebut maka stack yang digunakan pada panjang kepala resonator yang pada penelitian ini adalah 10 cm. Pada menghasilkan gelombang penelitian ini digunakan stack pori dengan lingkaran yang berdiameter pori (3,61 tekanan bentuk bunyi sesuai resonator terbuka kedua ujungya. Variasi posisi stack dilakukan untuk mengetahui posisi optimum yang menghasilkan suhu maksimum. Variasi ini dilakukan setiap 5 cm mulai dari 10 cm hingga 60 cm diukur dari speaker. Frekuensi divariasi di sekitar frekuensi resonansi untuk setiap posisi stack. Tegangan input speaker yang digunakan adalah 15 volt. Diagram sistem termoakustik resonator terbuka dapat dilihat pada Gambar 6. 0,05) mm (sedotan air mineral kemasan gelas) mengacu pada penelitian Cahyono (2007)2. Stack yang digunakan pada penelitian ini diletakkan pada pipa besi. Besi merupakan konduktor panas yang baik tapi pada percobaan ini tidak terdapat aliran balik kalor karena luasan pipa besi yang menyentuh tandon panas yang kecil sehingga dapat diabaikan. Pengambilan data pada percobaan penentuan diameter pori yang menghasilkan beda suhu maksimum dan optimalisasi posisi stack pada resonator terbuka menggunakan waktu operasi alat 10 menit. Dalam jangka waktu 10 menit tersebut suhu tandon panas maupun tandon dingin cenderung sudah konstan. a. Frekuensi Resonansi Resonator Terbuka Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 52 Volume Transfer kalor yang paling tersebut maka pengambilan data optimal didapat pada saat frekuensi untuk menentukan posisi optimum sumber bunyi sama dengan frekuensi dalam resonansi resonator. Oleh karena itu frekuensi antara 238-242 Hz. penentuan b. menjadi frekuensi penting resonansi pada sistem termoakustik baik pada resonator Pengaruh Kepala Gelombang Tekanan Bunyi. mendapatkan resonator terbuka maka dibuatlah terbuka sebuah volume yang ditempatkan nv untuk n 2L pada ujung resonator, dalam hal ini = 1. Dengan menggunakan koreksi 8R 3 pada frekuensi resonator ujung sebesar Panjang Untuk Perhitungan menggunakan rumus f dilakukan Resonator ( l ) Terhadap Bentuk terbuka maupun tertutup. resonansi resonator 4D 3 (Rafi’ie, disebut kepala resonator. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui panjang minimum kepala resonator agar resonator bersifat seperti bunyi pada 6 2004 ) maka persamaan ini menjadi fn nv 4D 2 L 3 percobaan ini dipilih pada frekuensi untuk panjang resonator (L) 70 cm dan diameter resonator (D) 4,6 cm didapat nilai frekuensi resonansi sekitar 238,6 Hz atau dibulatkan menjadi 239 Hz. dengan menggunakan Winscope 2.51 dapat dilihat bahwa spectrum gelombang frekuensi 240 memperlihatkan bunyi pada Hz dapat dengan jelas harmonic pertama, kedua, ketiga dan seterusnya yang menunjukkan bahwa frekuensi Frekuensi dimana R adalah jari-jari resonator. Dari perhitungan Kemudian resonator terbuka. tersebut merupakan frekuensi resonansi. Dari kedua hasil pendekatan frekuensi resonansi resonator terbuka 240 Hz karena frekuensi ini berada di sekitar frekuensi perhitungan dan resonansi pada dari winscope terlihat jelas puncak-puncak harmonik 1, 2, 3, dan seterusnya. Frekuensi yang digunakan pada percobaan ini (240 Hz) dianggap mewakili frekuensi 238 Hz sampai dengan 242 Hz untuk menentukan tekanan bentuk bunyi pada gelombang resonator terbuka. Grafik tinggi puncak spektrum pada Winscope versus jarak mikrofon dalam resonator akan menggambarkan gelombang tekanan bunyi dalam resonator terbuka. Pada saat menggunakan kepala resonator dengan panjang 35 cm diperoleh grafik gelombang tekanan bunyi yang paling Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 53 bahwa posisi optimum stack berpori intensitas (.a.u) mendekati gelombang tekanan bunyi resonator terbuka (lihat Gambar 7). Dalam grafik tersebut terlihat amplitudo sinyal minimum di posisi 0 cm dan 70 cm dan amplitudo sinyal yang lebih tinggi antara 10 cm hingga 55 cm. Amplitudo minimum mengindikasikan simpul tekanan dan sebaliknya amplitudo maksimum mengindikasikan perut tekanan. Panjang kepala resonator (35 cm) inilah yang mengubah resonator menjadi resonator terbuka, terlihat melalui bentuk gelombang tekanan bunyinya. lingkaran yang menghasilkan suhu maksimum pada resonator terbuka berada pada posisi 45 dan 25 cm dari speaker. Posisi-posisi ini berjarak 10 cm dari perut tekanan yang berada pada posisi 35 cm. Beda suhu antara tandon panas dan tadon dingin pada posisi stack 45 cm mencapai 17,4 0C dengan penurunan suhu 4,6 0C dan 0 35 kenaikan suhu 12,8 30 posisi stack 25 cm menghasilkan beda 25 suhu 12,8 0C 20 C. Sedangkan dengan penurunan 15 suhun 3,4 0C dan kenaikan suhunya 10 9,4 0C. 5 20 0 20 40 60 18 80 jarak mikrofon (cm) Gambar 7. Grafik gelombang tekanan bunyi pada resonator terbuka dengan panjang kepala tabung 35 cm 16 beda suhu (°C ) 0 14 12 10 8 6 4 2 0 0 Transfer kalor pada proses termoakustik selalu mengarah ke tekanan yang lebih tinggi. Apabila posisi stack berada disebelah kiri perut tekanan maka transfer kalor akan mengarah ke kanan dan tandon panas akan berada pada sebelah kanan stack. Sebaliknya apabila stack dipasang pada sebelah kanan perut tekanan maka transfer kalor akan mengarah ke kiri dan tandon panas akan berada pada sebelah kiri stack. c. Pengaruh Posisi Stack pada Proses Termoakustik Resonator Terbuka Hasil eksperimen pengaruh posisi stack dalam resonator terbuka diperlihatkan oleh Gambar 8. Tampak 10 20 30 40 50 60 70 posisi stack (cm ) Gambar 8. Grafik beda suhu maksimum untuk setiap posisi stack pada resonator terbuka dengan panjang kepala resonator 35 cm. Beda suhu antara tandon panas dan tandon dingin saat stack berada pada posisi 45 cm lebih besar daripada saat stack berada pada posisi 25 cm. Volume tandon panas dimana kalor dilepaskan untuk posisi 45 cm lebih kecil daripada volume tandon panas untuk posisi 25 cm. Dengan kalor yang sama, untuk volume yang kecil dengan kalor yang terdistribusi merata akan menghasilkan suhu yang Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 54 gambar tersebut juga terlihat suhu lebih tinggi daripada kalor yang dilepaskan ke volume yang lebih besar. yang konstan terjadi pada menit- Gambar 9 menunjukan beda menit tertentu. Suhu yang konstan suhu pada frekuensi 238-242 Hz yang dapat terjadi pada tandon panas digunakan pada percobaaan ini untuk maupun tandon dingin pada menit- posisi stack 45 cm dan 25 cm. Pada posisi stack 45 cm beda menit setelah suhu tandon panas dan suhu tandon maksimum berada pada frekuensi 240 Hz. Beda suhu disebabkan karena suhu paket gas beda suhu maksimum berada pada 239 mencapai maksimum dan minimum. Hal ini Hz sedang pada posisi stack 25 cm frekuensi dingin yang termampatkan suhunya hampir suhu sama dengan suhu tandon panas maksimum terjadi pada frekuensi di sehingga pelepasan kalor ke tandon sekitar frekuensi resonansi. panas kecil atau tidak terjadi sama 13 50 12 11.5 11 10.5 10 237 suhu tandon panas 45 Suhu (°C ) beda suhu (°C ) 12.5 suhu tandon dingin 40 35 30 25 238 239 240 241 242 243 20 frekuensi bunyi (Hz) 0 (a) 3 4 5 6 7 8 9 10 11 waktu (menit) (b) sekali. Hal sama terjadi pada tandon dingin dimana suhu paket gas hampir 18 17 sama dengan suhu tandon dingin 16 sehingga penyerapan kalor kecil atau 15 tidak menyerap kalor. 14 13 12 237 238 239 240 241 242 243 frekuensi bunyi (Hz) Gambar 9. Grafik beda suhu versus (a) frekuensi bunyi (a) posisi stack 25 cm (b) (b) posisi stack 45 cm Laju kenaikan dan penurunan 50 suhu pada posisi stack 25 cm dan 45 45 cm terlihat juga pada Gambar 10. Dari suhu tandon dingin suhu (°C) beda suhu (°C) 1 2 suhu tandon panas 40 35 30 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 55 25 20 0 1 2 3 4 5 6 7 waktu (menit) 8 9 10 11 Gambar 10. Grafik laju kenaikan dan penurunan suhu tandon panas dan tendon dingin (a) posisi 25 cm. (b) posisi 45 cm. Suhu tandon panas dan tandon dingin yang konstan ini juga disebabkan karena terjadi kesetimbangan antara kalor yang diterima tandon panas dan kalor yang dilepaskan ke lingkungan oleh tandon panas. Pada tandon dingin juga demikian, kalor yang ditransfer ke tandon panas mengalami kesetimbangan dengan kalor yang diterima oleh tandon dingin dari daerah depan speaker hingga ujung stack yang menyentuh tandon dingin. b) 45 cm dari sumber bunyi yang memberikan beda suhu maksimum 17,4 0C. Pada posisi ini tandon panas berada pada daerah depan speaker hingga ujung stack yang menyentuh tandon panas. Tandon dingin berada pada daerah antara ujung kepala resonator hingga ujung stack yang menyentuh tandon dingin. b. Saran 1. Perlu dilakukan penelitian mengenai optimalisasi diameter pori stack atau jarak antar dinding stack dan panjang stack pada resonator terbuka. 2. Pada penelitian ini didapatkan dua posisi optimal yang menghasilkan beda suhu maksimal namun hanya menggunakan satu stack. Diharapkan pada masa yang akan datang dilakukan penelitian dengan menggunakan stack ganda yang ditempatkan pada kedua posisi optimal tersebut dengan harapan suhu tandon panas semakin besar. lingkungan Daftar Pustaka 4. Kesimpulan Dan Saran a. Kesimpulan [1] Biwa, T., Yashirc, Y., Kozuka, M., Yazaki, Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa T. dan Experimental 1. Panjang minimum kepala resonator (diameter 8,6 cm) yang dapat mengubah resonator (diameter 4,6 cm) bersifat seperti resonator terbuka adalah 35 cm. 2. Transfer kalor pada sistem termoakustik resonator terbuka selalu mengarah ke tekanan yang lebih tinggi (perut tekanan). 3. Pada penelitian optimalisasi posisi stack pada resonator terbuka dengan panjang resonator 70 cm, diameter resonator 4,6 cm, diameter kepala resonator 8,6 cm dan panjang kepala resonator 35 cm diperoleh dua posisi optimum yaitu a) 25 cm dari sumber bunyi yang memberikan beda suhu maksimum 12,8 0C. Pada posisi ini tandon panas berada di daerah antara ujung kepala resonator hingga ujung stack yang menyentuh tandon panas. Tandon dingin berada di Mizutani, U., 2004, demonstration of thermoacoustic energy conversion in a resonator, Phys. Rev.E 69, 066304. [2] Cahyono, A, 2007, Analisa Perbandingan beda suhu maksimum pada frekuensi Harmonik Orde 1, 3, 5, 7 dengan menggunakan stack pori lingkaran, Jurusan Fisika FMIPA UGM, Yogyakarta [3] Elyanita, M.S., 2006. Pengaruh Variasi Frekuensi dan Posisi Stack Bahan Kardus Terhadap Perubahan Suhu pada Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 56 Sistem Termoaakustik, Jurusan Fisika FMIPA UGM, Yogyakarta. [9] Swift, G. W., 1988, Thermoacoustic engines, J. Acoust. Soc. Am. 84, 11451180. [4] Halliday, D., dan Resnick, R., 1996, Fisika, Jilid 1, Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta. [10] Tijani, M.E.H, 2001, Loudspeaker-driven thermo-acoustic refrigeration, page 32- [5] McCarty, M., 2007, An Introduction to 37, Technische Universiteit Eindhoven Thermoacoustic Refigerator., School of Mechanical and Aerospace [11] Tipler, P.A., 1998, Fisika untuk Sains dan Engineering,132.236.67.210/EngrWords Teknik, Jilid 1, Edisi Ketiga, Erlangga, /issues/ew02/McCarty_slides.pdf, Jakarta. 11 februari 2007. [12] Wagiyanti, 2006, Kajian Pengaruh [6] Rafi’ie, A.S, 2004 , Pengaruh Diameter Panjang Stack Dan Panjang Alumunium pada frekuensi resonansi gelombang Foil Pada Stack Terhadap Perbedaan akustik Suhu dan Faktor Kualitas pada frekuensi resonansi tertentu dalam resonator pipa silindris terbuka, Pada Kinerja Termoakustik, Pompa Kalor Jurusan Fisika FMIPA UGM, Yogyakarta. Skripsi S-1 Jurusan Fisika FMIPA UGM, Yogyakarta Tanya Jawab T: Bambang Setiahadi, LAPAN [7] Russell, D.A. dan Weibull, P., 2002, Apakah aplikasi penelitian ini bias Tabletop thermoacoustic refrigerator untuk masyarakat umum? for demonstration, Am. J. Phys. 70, J: Eko Nur Sulistiyo, UAD 1231-1233. Sistem termoakustik dapat digunakan pendingin ruangan ramah lingkungan di masa yang akan dating, mungkin juga sebagai lemari es. Aplikasi di luar [8] Sampurna, D, 2006, Studi Eksperimen Untuk Mengetahui Pengaruh Diameter negeri telah digunakan sebagai pendingin es krim. Tabung Resonator Terhadap Kinerja Piranti Termoakustik, Jurusan Fisika FMIPA UGM, Yogyakarta. T: Ginanjar, A.M., UAD Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 57 Bagaimana cara pendistribusian kalor pembangkit dari alat yang dimaksud? dengan sumber energy lain. J: Eko Nur Sulistiyo, UAD J: Eko Nur Sulistiyo, UAD Pada tekanan dingin dilewatkan Efisiensi panas penggunaan dibandingkan pendingin konduktor panas yang baik dan system termoakustik belum pernah dipompakan udara melewatinya untuk diteliti hingga sekarang. Diperlukan mendinginkan udara tersebut. penelitian mengenai efisiensi system termoakustik resonator terbuka atau T: Laifa R., UNY Seberapa suara tertutup. efisiensikah sebagai penggunaan sumber energy Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 58 Membentuk Guru Fisika Efektif Powerfull Sebagai Peningkatan Kualitas Mutu Guru Fisika Dan Pembelajaran Fisika Di Indonesia Rizki Agung1), Zaini Muhtar Zaman2) Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan Kampus III, Jl. Prof.Dr. Soepomo, SH., Warungboto, Yogyakarta 55164 1) E-mail : [email protected], 2)E-mail: [email protected] Abstrak Permasalahan kualitas mutu guru fisika di Indonesia yang masih rendah sehingga menyebabkan masih minimnya kemampuan siswa dalam menguasai pelajaran fisika dan suasana pembelajaran yang belum efektif. Dari masalah ini dibutuhkan suatu kajian untuk meningkatkan kualitas mutu guru fisika dan membentuk pembelajaran fisika yang efektif sehingga siswa akan mudah memahami materi pelajaran fisika serta menciptakan generasi bangsa yang bermutu. Maka dari itu perlu adanya pembentukan guru fisika efektif powerfull yaitu guru yang mengetahui dan menerapkan konsep prakondisi pembelajaran, dimensi pembelajaran serta sasaran (goal) dalam proses pembelajaran fisika. Kata Kunci : kualitas mutu, guru fisika, pembelajaran fisika, efektif powerfull. Peranan guru sangat menentukan 1. Pendahuluan Pendidikan merupakan usaha sadar dalam dan pendidikan terencana untuk mewujudkan usaha peningkatan formal. Untuk mutu itu guru suasana belajar dan proses pembelajaran sebagai agen pembelajaran dituntut untuk yang baik atau berkualitas agar peserta mampu didik pembelajaran secara aktif mengembangkan menyelenggarakan dengan proses sebaik-baiknya, potensi dirinya untuk memiliki kekuatan dalam spiritual keagamaan, pengendalian diri, pendidikan. Guru mempunyai fungsi dan kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, peran serta diperlukan pembangunan bidang pendidikan, dan dirinya dan masyarakat. Pendidikan juga oleh karena itu perlu dikembangkan sabagai penentu bagi kualitas kehidupan sebagai bangsa. Oleh sebab itu, mutu pendidikan Undang-Undang No. 14 tahun 2005 haruslah tentang keterampilan yang ditingkatkan agar dapat kerangka yang sangat profesi Guru pembangunan strategis yang dan dalam bermartabat. Dosen Pasal 4 mencetak generasi bangsa yang memiliki menegaskan bahwa guru sebagai agen sumber daya yang bermutu dan mampu pembelajaran bersaing di dunia global. meningkatkan mutu pendidikan nasional. berfungsi untuk Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 33 Mengenai masalah guru fisika dan dalam penentuan mutu pendidikan, sebab pembelajaran fisika di Indonesia memang dengan mutu guru yang berkualitas maka masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat mutu di lapangan yaitu fisika masih merupakan berkualitas dan akan tercipta generasi salah satu mata pelajaran yang menjadi bangsa yang memiliki sumber daya yang momok bagi para siswa, guru hanya bermutu. menjelaskan sekilas tanpa pendidikannya juga akan memberi Telah banyak upaya yang dilakukan keterangan rinci bagi siswa dan bahkan dalam peningkatan kualitas mutu guru ada guru yang tidak menguasai materi fisika pelajaran fisika itu sendiri. Fenomena sertifikasi, namun solusi ini tidaklah yang mestinya harus direformasi dalam cukup karena hanya dipandang dari upaya meningkatkan kualitas pendidikan eksternalnya khususnya dalam bidang fisika serta dilakukan suatu peningkatan kualitas peningkatan mutu guru fisika. mutu guru fisika khusunya yang berasal Kualitas seorang guru fisika mutlak harus dimiliki, saja. pribadi satunya Untuk itu (internal) perlu dengan proses dilakukan melalui pembentukan guru pembelajaran fisika. Namun saat ini, fisika efektif powerful, yaitu guru fisika kualitas yang seorang guru dari fisika masih bisa kualitas melalui meningkatkan hasil akan diri salah sangat menentukan sebab dari yang guru menguasai fisika prakondisi rendah. hal tersebut terlihat dengan anak pemelajaran, dimensi pemelajaran serta didik dalam sasaran (goal) dalam proses pembelajaran pembelajaran fisika, merasa sulit dalam fisika. Oleh sebab itu, pembinaan dan belajar, banyak guru dilapangan yang peningkatan hanya mengajar tanpa memperhatikan hendaknya akan dikemanakan ilmu tersebut oleh pembentukan guru fisika efektif, yaitu peserta didik. Masalah tersebut harus guru fisika yang mau dan mampu diselesaikan mendayagunakan yang merasa dengan jenuh memfokuskan permasalahan pada mutu guru fisika. Peningkatan mutu pendidikan dapat kualitas guru fisika diorientasikan segenap pada potensi internal maupun eksternal secara optimal untuk mencapai tujuan pendidikan. dilakukan dari permasalahan guru fisika yang berkaitan dengan kualitas mutu guru. Hal tersebut sangat berpengaruh Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 34 Dalam 2. Kajian Pustaka Kamus Umum Bahasa Indonesia guru diartikan sebagai orang Guru Efektif Dalam dunia pendidikan, istilah yang pekerjaannya mengajar dan guru bukanlah hal yang asing. Menurut dimaknai sebagai tugas profesi. Jadi tidak pandangan lama, guru adalah sosok semua orang bisa menjadi seorang guru manusia yang patut digugu dan ditiru. dan harus memenuhi syarat profesi Digugu artinya segala ucapannya dapat sebagai seorang guru. Dalam [2] dipercai, sedangkan ditiru artinya segala pandangan , guru merupakan profesi, tingkah lakunya harus dapat menjadi jabatan, dan pekerjaan yang memerlukan contoh atau tauladan bagi masyarakat. keahlian Adanya suatu pandangan tersebut, dapat sembarang orang untuk melakukannya. disimpulkan bahwa disebut guru jika khusus. Namun Jadi tidak bisa yang diperlukan dalam dalam ucapannya dapat dipercayai dan mencapai tingkah lakunya dapat menjadi tauladan satunya adalah dari guru atau tenaga bagi kependidikan yang sifatnya adalah guru masyarakat walau siapapun orangnya. Dalam tujuan pendidikan salah efektif. Sebab tidak berhasilnya proses guru pembelajaran, kualitas mutu guru yang memegang peranan penting dan strategis. kurang, dan tidak tercapainya tujuan Sebagai pengajar, pendidik, dan pelatih pendidikan dikarenakan guru tersebut para tidak efektif. siswa, dunia guru pendidikan, merupakan agen perubahan sosial (agent of social change) Seorang guru dapat dikatakan yang mengubah pola pikir, sikap, dan efektif apabila ia memiliki sikap penuh perilaku umat manusia menuju kehidupan perhatian yang lebih baik, lebih bermartabat, dan penjelasannya mudah dipahami, serta lebih mandiri. Guru adalah pendidik, mampu mengelola kelas dengan baik[3]. profesionalisme dengan tugas utama Guru efektif adalah guru yang dapat mendidik, membimbing, meningkatkan kearah mengajar, dan seluruh kemampuan melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada dini jalur Dengan demikian dapat penulis pendidikan formal, pendidikan dasar dan simpulkan bahwa guru efektif adalah pendidikan menengah [1]. sosok guru yang mampu dan bisa anak usia lebih menyerah, mengarahkan, pendidikan yang pantang positif melalui pengajarannya [4]. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 35 mendayagunakan (empowering) segala semakin perlu mengingat bahwa dunia potensi yang ada dalam dirinya dan di pendidikan perlu mengalami perubahan luar dirinya untuk mencapai tujuan yang sama cepatnya dengan dunia ilmu pembelajaran. pengetahuan dan dunia bisnis. Kualitas Kualitas Mutu Guru Fisika mutu guru akan menentukan hasil Dalam proses pembelajaran fisika generasi bangsa yang tercipta, hasil dari diperlukan suatu kualitas mutu guru yang proses pembelajaran serta citra sebuah kompeten, hal tersebut diperlukan untuk bangsa. Untuk tercapainya tujuan sebuah menciptakan pembelajaran fisika yang pendidikan khususnya fisika dalam hal efektif, menyenangkan dan meningkatkan ini semua komponen-komponen saling pemahaman siswa terhadap materi fisika. terkait satu sama lain. Guru misalnya, Melihat yang dalam proses belajar mengajar maka guru semakin modern, semakin canggih baik harus mempunyai keahlian karena tidak hubungannya dengan pendidikan maupun menutup non peendidikan. Perubahan ini menuntut mendapatkan guru untuk mampu menyesuaikan diri mengefektifkan proses belajar mengajar. situasi perkembangan kemungkinan banyak ia akan kendala untuk Menurut[5], bahwa dalam Undang- dalam peningkatan kualitas mutunya. Kualitas mutu guru fisika yang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tercantum kompoten dan diakui baik di Indonesia dalam Bab IV pasal 10, bahwa kriteria masih terbilang rendah. Dalam proses guru bermutu harus memiliki empat pembelajaran fisika guru masih terpatok kompetensi yang meliputi kompetensi dengan satu metode mengajar, banyak pedagogik, kompetensi laboratorium yang kosong dan tidak kompetensi professional dan kompetensi dimanfaatkan proses sosial. Guru fisika yang bermutu, efektif pembelajaran fisika dengan siswanya. dan kompeten harus memiliki keempat Dampak dari kurangnya mutu guru fisika kompetensi menyebabkan tidak tercapainya tujuan meningkatkan kualitas mutu guru fisika pembelajaran dan dan pencapaian hasil pembelajaran fisika sulitnya siswa dalam memahami materi yang telah dirumuskan dalam pembuatan pelajaran fisika. silabus. sebagai yang diinginkan tersebut kepribadian, dalam upaya Memiliki dan mendapatkan guruguru berkualitas prima itu semakin lama Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 36 Pembelajaran Fisika 3. Pembahasan Pembelajaran fisika adalah suatu Kualitas guru fisika merupakan proses belajar mengajar fisika yang bagian yang tidak dapat dipisahkan komplek. Seorang guru fisika harus dengan hasil pembelajaran fisika. Oleh mampu belajar sebab itu, seorang guru fisika harus mengajar fisika yang nyaman dan mudah mutlak memiliki kualitas mutu yang dipahami oleh murid. Mengenai masalah kompeten. Dalam meningkatkan kualitas proses belajar mengajar fisika di sekolah guru agar hasil pembelajaran fisika perlu untuk selalu ditingkatkan agar maksimal, dapat dibentuk guru fisika kualitas pembelajaran selalu terjaga dan efektif powerfull. Guru fisika efektif hasil dapat powerfull merupakan sosok guru masa memenuhi tujuan pembelajaran yang depan yang perlu dibentuk dan dibangun ditetapkan. Keberhasilan pembelajaran dalam jiwa seorang guru. Konsep guru fisika tergantung dengan mutu guru fisika fisika efektif powerfull perlu dibutuhkan tersebut, seorang guru yang memiliki dalam upaya peningkatan kualitas mutu kualitas mutu yang kompeten akan guru mampu menggunakan berbagai metode pembelajaran fisika di Indonesia saat ini dan strategi dalam mencapai tujuan maupun untuk masa depan. menciptakan yang proses diharapkan serta pembelajaran yang diharapkan. fisika serta peningkatan Konsep guru fisika efektif powerfull Dalam proses pembelajaran fisika, juga harus mempunyai empat kompetensi guru tidak akan hanya menggunakan satu yang wajib dimiliki oleh setiap guru. Hal strategi dalam belajar mengajar fisika, tersebut juga menjadi penilaian bagi guru sehingga dalam perlunya pengelolaan dan kualitas mutu pengembangan kemampuannya dalam Keempat menerapkan pembelajaran fisika yang kompetensi efektif. Dengan demikian siswa dapat kepribadian, kompetensi professional dan dengan kompetensi sosial. mudah memahami materi pelajaran fisika dan dan tidak bosan dengan mata pelajaran fisika. kompetensi kependidikan. tersebut pedagogik, ialah kompetensi Untuk membentuk seorang guru fisika efektif powerfull, perlu adanya konsep yang harus diketahui dan diterapkan dalam proses pembelajaran fisika. Ada tiga konsep yang harus Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 37 diketahui yaitu pembelajaran, konsep dimensi prakondisi yang tidak efektif. Salah satu pembelajaran penyebab ketidakefektifan proses [6] serta sasaran (goal) . 1. pembelajaran ini adalah karena gurunya tidak efektif. Sehingga Prakondisi Pembelajaran Upaya membentuk seorang guru untuk menjadi guru fisika efektif fisika efektif powerfull perlu mengetahui powerfull, dituntut selalu mawas konsep-konsep yang ada dalam bagian diri dan terus melakukan perbaikan- prakondisi pembelajaran yaitu, perbaikan a. kompetensi. Memahami konsep diri guru efektif Seorang guru bisa memahami apa itu guru efektif dan bagaimana b. serta peningkatan Mengetahui dan menentukan visi serta misi pembelajaran fisika menjadi seorang guru yang efektif. Menjadi guru efektif fisika Guru efektif adalah sosok guru powerfull, hendaknya mengetahui yang dan dapat menentukan visi misi mampu mendayagunakan (empowering) segala potensi yang pembelajaran ada dalam dirinya dan di luar mengetahui visi misinya maka guru dirinya tujuan dapat mengelola cara dalam proses pembelajaran. Guru efektif akan pembelajaran fisika untuk mencapai menyajikan visi misi pembelajaran fisika. Tanpa untuk mencapai pembelajaran yang fisika, efektif serta menjadikan suasana mengetahui kelas yang efektif. Menyangkut pembelajaran fisika, pelajaran fisika yang rumit dan mengalami kesulitan dalam proses banyak tidak disukai oleh siswa, pembelajaran fisika sehingga tidak maka perlu adanya guru fisika yang akan efektif dalam mengelola pelajaran diinginkan. tersebut menjadi pelajaran yang visi dengan mencapai Seorang dan misi guru akan sasaran guru yang fisika yang mudah dipahami oleh siswa serta efektif akan dapat menentukan visi pengelolaan dan pembelajaran fisika yang efektif. Proses misi sehingga pembelajaran fisika pembelajaran guru tersebut menyajikan pembelajaran fisika, mampu fisika yang tidak mencapai sasaran, dapat yang bermutu bagi muridnya dan dikatakan sasaran sebagai pembelajaran yang diinginkan akan Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 38 tercapai melalui pembentukan visi 2. misi pembelajaran fisika. Dimensi Pembelajaran c. Menyangkut dimensi pembelajaran Memahami tugas pokok dan fungsi dalam fisika, beberapa hal yang harus guru diperhatikan oleh seorang guru upaya Sebagai seorang profesional, membentukan sebagai guru fisika efektif guru fisika memiliki lima tugas powerfull. (1) hendaknya guru fisika pokok merencanakan mempunyai prinsip dalam mengajarakan pembelajaran fisika, melaksanakan materi fisika kepada siswa dengan prinsip pembelajaran fisika, mengevaluasi long life learning, learning by doing, dan hasil edutainment, (2) seorang guru fisika bisa yaitu pembelajaran fisika, menindaklanjuti hasil pembelajaran menegakkan fisika serta melakukan bimbingan reinforcement, reward, dan punishment dan konseling terhadap siswa yang (hukuman) memiliki kemampuan fisika yang pembelajaran fisika, (3) seorang guru masih rendah. Untuk mencapai fisika harus meninggalkan kebiasaan pembelajaran fisika yang efektif, buruk seorang guru fisika mutlak dimiliki mengajar (KBM), misalnya tidak disiplin dan melakukan kelima tugas guru waktu, terlambat masuk kekelas serta tersebut. tidak memperhatikan materi fisika yang Selain tugas, yang guru memberikan mendidik dalam dalam kegiatan belajar juga penting dan yang tidak penting, (4) guru mengetahui fungsinya sebagai guru fisika harus berperan ganda yaitu sebagai fisika yaitu sebagai pendidik dan trainer bagis siswa serta sekaligus sebagai didaktikus. Sebagai pendidik maka konselor, (5) seorang guru fisika mampu seorang memetakan guru perlu peraturan, fisika membimbing, siswanya fisika. dalam bisa mengatifkan pembelajaran Sedangkan sebagai persoalan dan kendala pembelajaran serta memberikan solusi. 3. Sasaran (Goal) Konsep ketiga dalam upaya didaktikus maka seorang guru fisika membentuk guru fisika efektif powerfull mampu adalah menyajikan materi seorang guru fisika bisa pembelajaran fisika yang mudah mengarahkan pembelajaran fisika untuk dipahami serta dapat memberikan mencapai penjelasan yang baik kepada siswa. dimana menjadikan siswa sebagai subjek sasaran yang ditentukan, Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 39 belajar aktif yang memiliki kecerdasan dalam pelajaran fisika serta terciptanya KAPSS (Kognitif, Afektif, Psikomotorik, generasi fisikawan yang bermutu dan siap Spiritual, dan Sosial). bersaing Dengan adanya sebuah konsep dengan bangsa lain serta perkembangan global. sasaran, maka proses pembelajaran akan terarah serta tertuju pada sasaran tersebut sehingga seorang guru fisika dituntut untuk mampu menyajikan serta memberikan pembelajaran fisika yang dapat mencapai sasaran tersebut. Pembelajaran fisika akan menjadi efektif bila guru mengetahui dan menerapkan sasaran dari proses pembelajaran fisika. 4. pembentukan dalam upaya meningkatkan kualitas mutu guru fisika dan pembelajaran fisika di Indonesia. Dengan terbentuknya guru yang efektif powerfull dari mengetahui menerapkan konsep prakondisi pembelajaran, dimensi serta (goal) dalam proses fisika, maka akan sasaran pembelajaran pembelajaran menciptakan pembelajaran fisika yang efektif, menjadikan siswa untuk bisa memahami materi fisika dengan baik, guru akan memiliki kualitas mutu yang kompeten pada tentunya akan berdampak peningkatan pendidikan di [2]Moh. Uzer Usman. 1992. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya, 4. guru fisika efektif powerfull sangat berarti dan [1]Anonim. 2006. UU Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen & Peraturan Mendiknas Nomor 11 Than 2005. Bandung : Citra Umbara. [3]Marland, Michael. 1990. Seni Mengelola Kelas. Semarang : Dahara Prize, 13-14. Kesimpulan Pentingnya Daftar Pustaka kualitas Indonesia, [4]Pudji Jogyanti, Clara R. 1998. Konsep Diri dalam Pendidikan. Jakarta : Arcan, 62. [5]Susilo, M.J. 2010. Menjadi Guru Profesional Siapa Takut. Yogyakarta : Lentera Pustaka, 40-41. [6]Sukadi. 2009. Guru Powerful Guru Masa Depan. Bandung : Kolbu, x. Tanya Jawab T: Karina Yuliandari, UAD a. Apa metode pembelajaran dalam mengajar peserta didika? b. Apakah guru mendidik siswa tidak efektif karena mengejar kurikulum? mutu khususnya Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 40 c. Bagaimana jika ada kasus juga harus mampu memahami mahasiswa FKIP yang tidak mau prakondisi pembelajaran, dimensi menjadi guru? pembelajaran, dan goal, sasaran pembelajaran, sehingga mencetak J: Zaini Muhtar, UAD a. Metode mengajar yang bias suatu sikembangkan bias dengan metode demonstrasi, generasi fisikawan Indonesia. misalnya c. Mahasiswa yang sudah terlanjur mendemonstrasikan alat percobaan masuk di Pendidikan Fisika harus yang sederhana, sebagai contoh ditekuni, siapa tahu hal tersebut membawa alat percobaan slinki merupakan lantaran bagi kita untuk untuk dan mencerdaskan kehidupan bangsa, dikembangkan dengnan metode karena profesi guru itu pilihan dari berbasis IT seperti Macromedia mahasiswa tersebut untuk Flash, Phet, Tracker dan lain-lain. menyadari bahwa kita selain disekolahkan disini adalah amanah materi gelombang demostrasi denngan metode sederhana yakni berbasis bias juga eksperimen dari orang tua. pembelajaran laboratorium, karena T: Ari, UAD masih banyak sekolah yang yang a. Bagaimana cara yang tepat untuk laboratoriumnya belum maksimal. mensiasati berbagai perubahan b. Untuk menumbuhkan guru efektif system pendidikan agar kita bias powerfull dimulai sejak dini, sejak menjadi guru fisika yang efektif kita mempunyai cita-cita menjadi dan powerfull? seorang guru, sehingga jika b. Kedisiplinan berkaitan dengan dimulai sejak dini akan menambah kesejahteraan guru, misalnya yang motivasi kita untuk menjadi guru bukan PNS masih kekurangan efektif powerfull yaitu seorang pendapatan dan guru itu mencari guru 4 tambahan lain sehingga tugasnya kompetensi sebagai guru menjadi terbengkelai. pedagogik,kompetensi kepribadian Bagaimana cara yang tepat untuk ,kompetensi mendisiplinkan guru tersebut? yang kompetensi mempunyai yaitu professional, dan, kompetensi social. Seorang guru Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 41 b. Rata-rata guru di Indonesia terkena J: Zaini Muhtar, UAD penyakit guru yang mematikan a. Tuntutan yang harus dipenuhi seorang guru bahwa guru fisika harus memliki: akademik dan kualifikasi memiliki 4 kompetensi guru ditambah 1 lagi yaitu kompetensi ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Oleh sebab menyesyaikan itu guru zaman, harus di era globalisasi ini guru harus dituntut untuk aktif mengembangkan SDM lewat pembentukan guru fisika yang efektif powerfull, sehingga bias membentuk mempunyai output SDM yang yaitu kudis (kurang disiplin) dan kurap (kurang persiapan). Untuk mengantisipasi hal tersebut maka guru harus paham tentang tugas dan kewajibannya sebagai guru yakni sebagai pendidik dan pengajar. Hal tersebut kembali kepada diri kita sendiri sebagai guru yang professional untuk selalu disiplin, jujur, dan menjadi contoh teladan yang baik, karena guru sebagai cermin jika gurunya disiplin maka muridnya pun ikut disiplin juga. yang berkualitas. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 42 OPTIMALISASI POSISI STACK BERPORI LINGKARAN PADA SISTEM TERMOAKUSTIK RESONATOR TERBUKA Eko Nursulistiyo Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta Jurusan Pendidikan Fisika, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta Kampus III, Jl. Prof. Dr. Soepomo, SH, Yogyakarta 55164 e-mail : [email protected] Agung B.S.U, Ikhsan Setiawan Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Telah dilakukan penelitian mengenai posisi stack berpori lingkaran pada resonator terbuka. Resonator terbuka didapatkan melalui percobaan variasi panjang kepala resonator agar resonator bersifat seperti resonator terbuka. Didapatkan panjang kepala resonator minimum agar resonator bersifat bersifat seperti resonator terbuka adalah 35 cm. Stack berpori lingkaran berbahan plastik berdiameter 3,61 0,05 mm (sedotan air mineral kemasan gelas) digunakan untuk mengetahui posisi optimum stack pada resonator terbuka. Resonator terbuka dengan panjang resonator 70 cm dan panjang kepala resonator 35 cm mempunyai posisi optimum pada jarak stack 25 cm dan 45 cm dari sumber bunyi. Posisi stack 45 cm menghasilkan beda suhu 17,4 C pada frekuensi 240 Hz. Sedangkan posisi stack 25 cm menghasilkan beda suhu 12,8 C pada frekuensi 239 Hz. Ternyata pada resonator terbuka juga terjadi proses termoakustik seperti pada resonator tertutup. Perbedaanya terletak pada frekuensi resonansi dan posisi stack optimumnya. Arah transfer kalor selalu menuju ke tekanan yang lebih tinggi. Kata kunci : stack berpori lingkaran, resonator terbuka, posisi stack, perbedaan suhu. merupakan konversi aliran energi dan I. Pendahuluan Bunyi sebenarnya adalah osilasialiran panas (Biwa, 2004)1. osilasi tekanan, gerak, dan suhu. Dalam Pada prinsipnya banyak sekali penjalarannya bunyi memerlukan potensi aplikasi yang dapat dihasilkan medium yaitu benda padat, benda cair, dari fenomena termoakustik. Piranti maupun gas. Pada medium gas, bunyi termoakustik dapat digunakan sebagai berupa osilasi tekanan gas dan gerak pendingin keping elektronik. Piranti molekul/atom gas tersebut. Osilasi termoakustik dapat juga digunakan tekanan ini apabila terjadi pada kanalsebagai pengganti pendingin kanal kecil akan menyebabkan kalor konvensional yang menggunakan freon mengalir ke dan dari dinding-dinding atau CFC. Adapun keunggulan kanal. Gabungan dari semua osilasi ini teknologi termoakustik ini antar lain : menghasilkan fenomena yang disebut Medium kerja ramah lingkungan sebagai efek termoakustik. yaitu udara atau gas mulia. Termoakustika sebenarnya Bahan yang digunakan sederhana adalah suatu tema atau bidang yang dan mudah ditemukan dalam jumlah berkaitan dengan fenomena fisis dimana besar. perbedaan suhu dapat menyebabkan Memiliki reabilitas tinggi. bunyi (gelombang akustik), atau Kontrol gerakan dan kebisingan sebaliknya bunyi dapat menghasilkan mudah dilakukan. perubahan suhu. Termoakustik Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 43 Sampai saat ini penelitian tentang piranti termoakustik masih dilakukan. Pada penelitian ini resonator yang digunakan adalah pipa organa terbuka, dengan sejumlah volume udara pada salah satu ujungnya. Stack yang digunakan dalam penelitian ini memiliki pori berbentuk lingkaran dan berbahan dari plastic. Bentuk gelombang dalam resonator terbuka dan resonator tertutup berbeda, sehingga dapat diduga bahwa terdapat juga perbedaan pada posisi optimum stack dan beda suhu maksimumnya. Penelitian ini memiliki batasan penyelidikan mengenai posisi optimum stack yang menghasilkan beda suhu maksimum pada resonator terbuka dengan diameter 4,6 cm dan panjang resonator 70 cm yang dihubungkan dengan sebuah kepala resonator pada ujungnya (diameter 8,6 cm). Stack yang digunakan termasuk kategori stack pori sejajar yang berbahan dari plastik dengan diameter (3,61 0,05) mm. Stack ini diperoleh dari sedotan air mineral kemasan gelas. Sebelumnya, dilakukan percobaan variasi panjang kepala resonator untuk mengetahui panjang minimum kepala resonator agar resonator bersifat seperti resonator terbuka. Panjang minimum kepala resonator yang membuat resonator bersifat seperti resonator terbuka ini kemudian dipakai untuk mengetahui posisi optimum stack yang menghasilkan beda suhu maksimum. Akan diamati pula arah transfer kalor pada proses termoakustik resonator terbuka. 1. Menentukan panjang minimum kepala resonator agar resonator bersifat seperti resonator terbuka. 2. Mengamati arah transfer kalor pada proses termoakustik resonator terbuka. 3. Menentukan posisi optimum stack pada resonator terbuka yang menghasilkan beda suhu yang maksimum. Manfaat dari penelitian ini antara lain: 1. Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai fenomena yang terjadi pada piranti termoakustik. 2. Memperoleh informasi tentang proses termoakustik pada pompa kalor termoakustik yang menggunakan resonator terbuka. 3. Memberikan informasi tentang posisi optimum stack dalam resonator terbuka pada piranti termoakustik. 4. Memperkenalkan dan mengembangkan teknologi sederhana berbasis termoakustik yang berguna bagi masyarakat luas. 2. Dasar Teori Teknologi termoakustik merupakan teknologi baru yang dirintis oleh para peneliti di Los Alamos National Laboratory for United state Departement of Energy. Swift (1988)9 melakukan penelitian tentang fenomena termoakustik dan diperoleh bentuk resonator termudah yang dapat dibuat piranti termoakustik adalah berbentuk silinder. Dan kemudian banyak penelitian yang dilakukan baik oleh Swift sendiri maupun oleh peneliti lainya. Tijani10 (2001) telah mendemonstrasikan proses termoakustik dengan menggunakan stack berbahan sedotan minuman dengan diameter 2 mm. Demonstrasi ini menghasilkan perbedaan suhu sekitar 30 0C. Elyanita3 (2006) melakukan penelitian mengenai optimalisasi posisi stack berbahan kardus di dalam resonator tertutup Diperoleh posisi stack terbaik yaitu pada jarak 11 cm atau berada pada jarak sekitar / 20 dari ujung resonator tertutup. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 44 Optimalisasi diameter resonator terhadap kinerja piranti termakustik dilakukan oleh Sampurna (2006)8. Hasil penelitianya adalah bahwa diameter tabung resonator optimum menggunakan stack bahan film fotografi maupun kardus adalah berdiameter 4,6 cm (1,5 inc). Penelitian mengenai optimalisasi panjang stack dilakukan oleh Wagiyanti (2007)12. Penelitian tersebut menggunakan stack berbahan kertas manila dan stack kardus, tegangan input 15 volt, dan panjang resonator 70 cm. Panjang stack optimum yang menghasilkan perbedaan suhu maksimum yang diperoleh pada penelitian tersebut adalah 10 cm. Stack berbahan kardus menghasilkan perbedaan suhu antara tandon panas dan tandon dingin sebesar 20,8 0C. Sedangkan untuk stack berbahan kertas manila menghasilkan perbedaan suhu antara tandon panas dan tandon dingin sebesar 23 0C. a. Tinjauan Bunyi Gelombang pada dasarnya adalah getaran (gangguan) yang menjalar. Gelombang bunyi adalah gelombang mekanis longitudinal. Disebut demikian karena gelombang bunyi memiliki arah getar yang sejajar dengan arah rambatnya. Gelombang bunyi pada pipa yang salah satu ujungnya terbuka dan ujung yang lain tertutup apabila dilihat sebagai gelombang tekanan maka pada ujung yang terbuka tersebut akan terbentuk simpul dan pada ujung yang tertutup akan terbentuk perut. Hal ini terjadi karena udara pada ujung yang terbuka bebas bergerak sehingga tekanannya minimum, dan sebaliknya pada ujung tertutup udara tidak bebas bergerak sehingga tekanannya maksimal. Pada pipa yang ujung-ujungnya terbuka akan terjadi simpul tekanan pada kedua ujungnya. Hubungan antara panjang pipa (L) dengan panjang gelombang bunyi tegak ( n ) adalah 2L dengan n = 1, 2, 3,... (1) n n Sedangkan frekuensi gelombang tegaknya adalah v nv dengan n = 1, 2, 3,.. (2) f 2L n dengan frekuensi dasar f1 untuk n = 1 dan frekuensi semua harmonic f n nf1 . Sehingga frekuensi harmonik terjadi pada semua nilai n bilangan bulat positif. Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena getaran benda lain. Adanya pengaruh dari sederet denyut periodik yang sama atau hampir sama pada suatu sistem akan menyebabkan sistem tersebut berosilasi juga dengan amplitudo yang relatif besar (Halliday dan Resnick,1996)4. Frekuensi resonansi pada pipa organa terbuka terjadi pada frekuensi mengikuti persamaan (2). Daerah sekitar frekuensi resonansi akan menghasilkan beda suhu yang maksimum pada piranti f= v/2L f = v/4L n=1 n=1 f = 3v/4L f = v/L n=3 n=2 (a) (b) Gambar 1. (a) Gelombang tekanan bunyi pada pipa organa terbuka pada n = 1 dan n = 2 (harmonik pertama dan harmonik kedua). (b) Gelombang tekanan bunyi pada resonator tertutup pada n = 1 dan n = 3 (harmonik pertama dan harmonik kedua). Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 45 termoakustik. b. Tinjauan Termodinamika Termodinamika adalah ilmu tentang suhu, kalor, dan pertukaran energi. Sedang suhu adalah ukuran panas atau dinginya suatu benda (Tipler,1998)11. Hukum ke nol termodinamika yaitu kesetimbangan yang terjadi apabila temperatur di setiap titik di dalam sistem mempunyai harga yang sama. Hukum ke nol termodinamika pada proses termoakustik terjadi pada saat paket gas menyerap kalor pada tandon dingin dan melepas kalor pada tandon panas. Penyerapan kalor terjadi karena suhu paket gas lebih rendah dari suhu tandon dingin sehingga paket gas menyerap kalor dari lingkungan tandon dingin menuju ke temperatur setimbangnya dengan tandon dingin. Demikian juga pada waktu berada di tandon panas, suhu paket gas lebih tinggi dari suhu tandon panas sehingga terjadi pelepasan kalor menuju ke temperatur setimbangnya dengan tandon panas. Dalam termodinamika dikenal rumus dU dQ dW (3) dimana U adalah energi internal, Q adalah panas dan W adalah usaha. Karena suatu sistem menjalani suatu proses daur (proses siklis) maka energi internal pada awal dan akhir proses akan tetap sama. Walaupun efisensi setiap mesin panas berbeda, tidak ada satupun mesin panas yang mempunyai efisiensi termal 100%. Tidak satupun mesin-mesin itu menyerap panas dan mengubah seluruhnya menjadi usaha. Mesin pendingin termokustik memindahkan kalor dari tandon dingin ke tandon panas dengan sumber bunyi sebagai usahanya. c. Sistem Termoakustik Telah diketahui bahwa gelombang bunyi dapat menghasilkan osilasi-osilasi tekanan dan gerak. Adanya osilasi tekanan menyebabkan terjadinya osilasi suhu. Suatu gelombang akustik (gelombang bunyi) berkaitan dengan perubahan tekanan, suhu, dan rapat medium yang dilaluinya. Medium ini bergerak di sekitar titik setimbangnya. Apabila fluktuasi tekanan suhu ataupun rapat medium ini melewati kanal-kanal kecil maka kalor yang berosilasi juga mengalir ke dan dari dinding-diding kanal. Gabungan semua osilasi ini menghasilkan fenomena yang disebut efek termoakustik. Piranti termoakustik terutama terdiri dari sebuah sistem resonator dengan stack di dalamnya dengan didukung oleh sistem sumber bunyi. Stack merupakan jantung dari sebuah sistem termoakustik. Di dalam stack terjadi proses transfer kalor dari tandon panas ke tandon dingin. Bahan inilah bagian terpenting dalam piranti termoakustik. Stack terdiri dari sejumlah kanal-kanal yang arahnya sejajar dengan sumbu tabung resonator. Stack adalah suatu jenis penukar kalor. TH TH Qin Qout Sistem W Sistem Qout W Qin TC TC (a) (b) Gambar. 2. (a) Diagram mesin kalor. (b) Diagram mesin pendingin. (McCarty, 2005)5 Gambar 2. (b) Memperlihatkan operasi dasar sebuah pendingin atau pompa panas, dimana suatu usaha dari luar memindahkan panas Q dari tandon (reservoir) suhu rendah TC ke tandon suhu tinggi TH. Dalam hal ini usaha W dilakukan oleh gelombang bunyi tegak Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 46 di dalam tabung resonator. Gelombang bunyi longitudinal tegak menyebabkan partikel-partikel gas berosilasi bolakbalik sejajar dengan dinding-dinding stack. Gambar 3. (a) Diagram P –V yang memperlihatkan empat tahap dalam siklus pendingin (refrigerator) termoakustik. (b) Proses transfer kalor antara stack dan paket gas. ( Russell dan Weibull, 2002)7 Proses pendinginan pada pendingin termoakustik terjadi pada stack (Gambar 3). Akibat adanya osilasi gelombang bunyi, paket gas dari arah tandon dingin bergerak ke arah tandon panas (1-2). Volume paket gas berkurang (memampat) akibat tekanan yang lebih tinggi di dekat tandon panas. Jika suhu paket gas ini lebih panas dari permukaan stack yang bersisihan dengan tandon panas maka paket gas tersebut akan mengeluarkan panas, terjadilah perpindahan kalor dari paket gas ke lapisan stack (2-3). Selanjutnya paket gas tersebut melanjutkan siklus osilasi dengan bergerak kembali ke arah tandon dingin yang mempunyai tekanan lebih rendah, dalam hal ini volumenya mengembang (3-4). Apabila paket gas ini mempunyai suhu lebih dingin dari suhu permukaan stack yang bersisihan dengan tandon dingin maka paket gas tersebut akan menyerap kalor dari stack (4-1). Siklus ini terjadi berulang-ulang sehingga akumulasi dari pemindahan kalor oleh kanal-kanal kecil yang berjumlah banyak akan memindahkan kalor dari tandon dingin ke tandon panas. 3. Metode Penelitian a. Alat yang Digunakan Alat alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Sistem sumber bunyi Terdiri dari : Loudspeaker (dan kotaknya) dari Woofer, ACR, Model : C 610 WH, Max. POWER : 60 watts, IMPEDANCE : 80 OHMS ( 1 buah). Audio Function Generator (AFG) Model GFG-8016 G. Power Amplifier, Karaoke AV System, MV_8000 (MEGAFOX). Multimeter SANWA (AC). 2. Sistem Deteksi Suhu Terdiri dari dua buah termometer batang yang berbahan cair alkohol. 3. Sistem Deteksi Bunyi Terdiri dari : MIC Kondensor + Pre-Amp + Kabel Komputer + sound card + perangkat lunak Winscope 2.51. b. Bahan Penelitian Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah : 1. Tabung Resonator, terbuat dari pipa PVC dengan panjang 70 cm (Wagiyanti, 2006)12 dan berdiameter 4,6 cm (Sampurna, 2006)8. Kepala resonator terbuat dari pipa PVC dengan panjang 35 cm diameter 8,6 cm (Gambar 4. c ). Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 47 (a) (b) (c) Gambar 4. (a) Stack pori lingkaran berasal dari sedotan air mineral kemasan gelas. (b) Sistem sumber bunyi. Dari gambar terlihat AFG, Amplifier dan multimeter yang berturut-turut digunakan sebagai perangkat pengatur frekuensi, penguat gelombang bunyi dan pendeteksi tegangan input speaker. (c) Sistem resonator terbuka (atas) dan resonator tertutup (bawah). 2. Stack, terbuat dari bahan plastic berdiameter pori (3,61 0,05) mm (sedotan air mineral kemasan gelas) (Cahyono, 2007)2. Stack ditempatkan di dalam kerangka pipa besi berdiameter 4,4 cm dengan panjang 10 cm yang dilapisi solatip pipa. Panjang stack sama dengan panjang pipa besi. Gambar 4 (a) memperlihatkan stack yang digunakan dalam penelitian ini. 3. Udara dengan tekanan udara bebas sebagai medium kerja. c. Prosedur Percobaan 1. Tahap Persiapan a. Menyiapkan pipa PVC diameter 4,6 cm dengan panjang 70 cm serta pipa PVC diameter 8,6 cm dengan panjang 35 cm. b. Menyiapkan stack dari bahan bahan yang telah disebutkan di atas. c. Merangkai alat yang terdiri dari sistem sumber bunyi, sistem deteksi bunyi, sistem deteksi suhu, dan sistem resonator. 2. Tahap Uji Operasi Alat Tahapan ini berfungsi untuk mengetahui apakah alat berfungsi dengan baik atau tidak. Pada tahapan ini alat telah dirangkai dan dihidupkan. Alat berfungsi dengan baik ditandai dengan berfungsinya semua alat yang telah dirangkai. d. Tahap Pengambilan Data 1. Menentukan Frekuensi Resonansi Resonator Terbuka Frekuensi resonansi diketahui dengan menggunakan dua cara yaitu dengan menggunakan perhitungan v secara matematis f dan dengan 2L menggunakan perangkat lunak Winscope 2.51 melalui puncak-puncak spektrumnya. Perhitungan secara matematis menggunakan v (kecepatan bunyi di udara) = 343 m/s dan L (panjang resonator) yang tetap yaitu 70 cm. Tegangan input speaker yang digunakan adalah 15 volt. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 48 Frekuensi diatur pada frekuensi sekitar frekuensi resonansi resonator, kemudian sinyal keluaran dari mikrofon dilihat melalui winscope. Frekuensi resonansi ditandai dengan terlihatnya puncak-puncak harmonik 1, 2, 3, dan seterusnya pada tampilan winscope.. 2. Menyelidiki Pengaruh Panjang Kepala Resonator ( l ) Terhadap Bentuk Gelombang Tekanan Bunyi pada Resonator Terbuka. Panjang kepala resonator divariasi dan untuk setiap variasi letak mikrofon digeser dengan pergeseran 5 cm di dalam resonator terbuka dan dicatat tinggi puncak spektrum pada frekuensi sesuai dengan frekuensi pada AFG. Variasi panjang kepala resonator dilakukan mulai dari 5 cm hingga 35 cm untuk setiap 5 cm. Volume 3. Menyelidiki Pengaruh Posisi Stack pada Resonator Terbuka Terhadap Perbedaan Suhu Antara Tandon Panas dan Tandon Dingin. Stack yang telah disiapkan diletakkan pada resonator terbuka. Panjang kepala resonator dibuat tetap pada panjang kepala resonator yang menghasilkan bentuk gelombang tekanan bunyi sesuai dengan resonator terbuka kedua ujungya. Variasi posisi stack dilakukan untuk mengetahui posisi optimum yang menghasilkan suhu maksimum. Variasi ini dilakukan setiap 5 cm mulai dari 10 cm hingga 60 cm diukur dari speaker. Frekuensi divariasi di sekitar frekuensi resonansi untuk setiap posisi stack. Tegangan input speaker yang digunakan adalah 15 volt. Diagram sistem termoakustik resonator terbuka dapat dilihat pada Gambar 6. l Volume Gambar 5. Skema peralatan deteksi gelombang tekanan bunyi dalam resonator terbuka. Dengan memplot grafik tinggi puncak spektrum versus letak mikrofon, maka diperoleh gambaran bentuk gelombang tekanan bunyi dalam resonator. Sehingga pada panjang kepala resonator tertentu diperoleh bentuk gelombang tekanan yang sesuai dengan bentuk gelombang tekanan pada resonator terbuka pada kedua ujungnya. Tegangan input speaker menggunakan tegangan 15 volt. Diagram peralatan eksperimen ini dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 6. Diagram sistem termoakustik resonator terbuka. 4. Hasil dan Pembahasan Panjang resonator terbuka pada penelitian ini adalah 70 cm. diameter resonator mengacu pada penelitian Sampurna8 (2006) yaitu 4,6 cm. Dari penelitian terdahulu diperoleh pula panjang stack optimum adalah 10 cm (Wagiyanti, 2007)12. Dengan merujuk pada hasil penelitian tersebut maka stack yang digunakan pada penelitian ini adalah 10 cm. Pada penelitian ini Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 49 digunakan stack pori lingkaran yang berdiameter pori (3,61 0,05) mm (sedotan air mineral kemasan gelas) mengacu pada penelitian Cahyono (2007)2. Stack yang digunakan pada penelitian ini diletakkan pada pipa besi. Besi merupakan konduktor panas yang baik tapi pada percobaan ini tidak terdapat aliran balik kalor karena luasan pipa besi yang menyentuh tandon panas yang kecil sehingga dapat diabaikan. Pengambilan data pada percobaan penentuan diameter pori yang menghasilkan beda suhu maksimum dan optimalisasi posisi stack pada resonator terbuka menggunakan waktu operasi alat 10 menit. Dalam jangka waktu 10 menit tersebut suhu tandon panas maupun tandon dingin cenderung sudah konstan. a. Frekuensi Resonansi Resonator Terbuka Transfer kalor yang paling optimal didapat pada saat frekuensi sumber bunyi sama dengan frekuensi resonansi resonator. Oleh karena itu penentuan frekuensi resonansi menjadi penting pada sistem termoakustik baik pada resonator terbuka maupun tertutup. Perhitungan frekuensi resonansi resonator terbuka menggunakan rumus nv f untuk n = 1. Dengan 2L menggunakan koreksi ujung sebesar 8R 4 D (Rafi’ie, 2004 )6 maka 3 3 persamaan ini menjadi nv fn dimana R adalah jari4D 2 L 3 jari resonator. Dari perhitungan untuk panjang resonator (L) 70 cm dan diameter resonator (D) 4,6 cm didapat nilai frekuensi resonansi sekitar 238,6 Hz atau dibulatkan menjadi 239 Hz. Kemudian dengan menggunakan Winscope 2.51 dapat dilihat bahwa spectrum gelombang bunyi pada frekuensi 240 Hz dapat memperlihatkan dengan jelas harmonic pertama, kedua, ketiga dan seterusnya yang menunjukkan bahwa frekuensi tersebut merupakan frekuensi resonansi. Dari kedua hasil pendekatan frekuensi resonansi resonator terbuka tersebut maka pengambilan data untuk menentukan posisi optimum dalam resonator dilakukan pada frekuensi antara 238-242 Hz. b. Pengaruh Panjang Kepala Resonator ( l ) Terhadap Bentuk Gelombang Tekanan Bunyi. Untuk mendapatkan resonator terbuka maka dibuatlah sebuah volume yang ditempatkan pada ujung resonator, dalam hal ini disebut kepala resonator. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui panjang minimum kepala resonator agar resonator bersifat seperti resonator terbuka. Frekuensi bunyi pada percobaan ini dipilih pada frekuensi 240 Hz karena frekuensi ini berada di sekitar frekuensi resonansi dari perhitungan dan pada winscope terlihat jelas puncak-puncak harmonik 1, 2, 3, dan seterusnya. Frekuensi yang digunakan pada percobaan ini (240 Hz) dianggap mewakili frekuensi 238 Hz sampai dengan 242 Hz untuk menentukan bentuk gelombang tekanan bunyi pada resonator terbuka. Grafik tinggi puncak spektrum pada Winscope versus jarak mikrofon dalam resonator akan menggambarkan gelombang tekanan bunyi dalam resonator terbuka. Pada saat menggunakan kepala resonator dengan panjang 35 cm diperoleh grafik gelombang tekanan bunyi yang paling mendekati gelombang tekanan bunyi resonator terbuka (lihat Gambar 7). Dalam grafik tersebut terlihat amplitudo sinyal minimum di posisi 0 cm dan 70 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 50 cm dan amplitudo sinyal yang lebih tinggi antara 10 cm hingga 55 cm. Amplitudo minimum mengindikasikan simpul tekanan dan sebaliknya amplitudo maksimum mengindikasikan perut tekanan. Panjang kepala resonator (35 cm) inilah yang mengubah resonator menjadi resonator terbuka, terlihat melalui bentuk gelombang tekanan bunyinya. posisi 35 cm. Beda suhu antara tandon panas dan tadon dingin pada posisi stack 45 cm mencapai 17,4 0C dengan penurunan suhu 4,6 0C dan kenaikan suhu 12,8 0C. Sedangkan posisi stack 25 cm menghasilkan beda suhu 12,8 0C dengan penurunan suhun 3,4 0C dan kenaikan suhunya 9,4 0C. 20 18 16 beda suhu (°C ) 35 intensitas (.a.u) 30 25 20 14 12 10 8 6 4 15 2 0 10 0 10 20 30 40 50 60 70 posisi stack (cm ) 5 0 0 20 40 60 80 jarak mikrofon (cm) Gambar 7. Grafik gelombang tekanan bunyi pada resonator terbuka dengan panjang kepala tabung 35 cm Transfer kalor pada proses termoakustik selalu mengarah ke tekanan yang lebih tinggi. Apabila posisi stack berada disebelah kiri perut tekanan maka transfer kalor akan mengarah ke kanan dan tandon panas akan berada pada sebelah kanan stack. Sebaliknya apabila stack dipasang pada sebelah kanan perut tekanan maka transfer kalor akan mengarah ke kiri dan tandon panas akan berada pada sebelah kiri stack. c. Pengaruh Posisi Stack pada Proses Termoakustik Resonator Terbuka Hasil eksperimen pengaruh posisi stack dalam resonator terbuka diperlihatkan oleh Gambar 8. Tampak bahwa posisi optimum stack berpori lingkaran yang menghasilkan suhu maksimum pada resonator terbuka berada pada posisi 45 dan 25 cm dari speaker. Posisi-posisi ini berjarak 10 cm dari perut tekanan yang berada pada Gambar 8. Grafik beda suhu maksimum untuk setiap posisi stack pada resonator terbuka dengan panjang kepala resonator 35 cm. Beda suhu antara tandon panas dan tandon dingin saat stack berada pada posisi 45 cm lebih besar daripada saat stack berada pada posisi 25 cm. Volume tandon panas dimana kalor dilepaskan untuk posisi 45 cm lebih kecil daripada volume tandon panas untuk posisi 25 cm. Dengan kalor yang sama, untuk volume yang kecil dengan kalor yang terdistribusi merata akan menghasilkan suhu yang lebih tinggi daripada kalor yang dilepaskan ke volume yang lebih besar. Gambar 9 menunjukan beda suhu pada frekuensi 238-242 Hz yang digunakan pada percobaaan ini untuk posisi stack 45 cm dan 25 cm. Pada posisi stack 45 cm beda suhu maksimum berada pada frekuensi 240 Hz sedang pada posisi stack 25 cm beda suhu maksimum berada pada frekuensi 239 Hz. Beda suhu maksimum terjadi pada frekuensi di sekitar frekuensi resonansi. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 51 13 50 suhu tandon panas 12 45 11.5 Suhu (°C ) beda suhu (°C ) 12.5 11 10.5 10 237 238 239 240 241 242 243 suhu tandon dingin 40 35 30 25 frekuensi bunyi (Hz) 20 0 (a) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 waktu (menit) (a) 18 16 50 suhu tandon dingin 15 45 14 suhu (°C) beda suhu (°C) 17 13 12 237 238 239 240 241 242 243 suhu tandon panas 40 35 30 25 frekuensi bunyi (Hz) 20 (b) 0 Gambar 9. Grafik beda suhu versus frekuensi bunyi (a) posisi stack 25 cm (b) posisi stack 45 cm Laju kenaikan dan penurunan suhu pada posisi stack 25 cm dan 45 cm terlihat juga pada Gambar 10. Dari gambar tersebut juga terlihat suhu yang konstan terjadi pada menit-menit tertentu. Suhu yang konstan dapat terjadi pada tandon panas maupun tandon dingin pada menit-menit setelah suhu tandon panas dan tandon dingin mencapai suhu maksimum dan minimum. Hal ini disebabkan karena suhu paket gas yang termampatkan suhunya hampir sama dengan suhu tandon panas sehingga pelepasan kalor ke tandon panas kecil atau tidak terjadi sama sekali. Hal sama terjadi pada tandon dingin dimana suhu paket gas hampir sama dengan suhu tandon dingin sehingga penyerapan kalor kecil atau tidak menyerap kalor. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 waktu (menit) (b) Gambar 10. Grafik laju kenaikan dan penurunan suhu tandon panas dan tendon dingin (a) posisi 25 cm. (b) posisi 45 cm. Suhu tandon panas dan tandon dingin yang konstan ini juga disebabkan karena terjadi kesetimbangan antara kalor yang diterima tandon panas dan kalor yang dilepaskan ke lingkungan oleh tandon panas. Pada tandon dingin juga demikian, kalor yang ditransfer ke tandon panas mengalami kesetimbangan dengan kalor yang diterima oleh tandon dingin dari lingkungan 4. Kesimpulan Dan Saran a. Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa 1. Panjang minimum kepala resonator (diameter 8,6 cm) yang dapat mengubah resonator (diameter 4,6 cm) bersifat seperti resonator terbuka adalah 35 cm. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 52 2. Transfer kalor pada sistem termoakustik resonator terbuka selalu mengarah ke tekanan yang lebih tinggi (perut tekanan). 3. Pada penelitian optimalisasi posisi stack pada resonator terbuka dengan panjang resonator 70 cm, diameter resonator 4,6 cm, diameter kepala resonator 8,6 cm dan panjang kepala resonator 35 cm diperoleh dua posisi optimum yaitu a) 25 cm dari sumber bunyi yang memberikan beda suhu maksimum 12,8 0C. Pada posisi ini tandon panas berada di daerah antara ujung kepala resonator hingga ujung stack yang menyentuh tandon panas. Tandon dingin berada di daerah depan speaker hingga ujung stack yang menyentuh tandon dingin. b) 45 cm dari sumber bunyi yang memberikan beda suhu maksimum 17,4 0C. Pada posisi ini tandon panas berada pada daerah depan speaker hingga ujung stack yang menyentuh tandon panas. Tandon dingin berada pada daerah antara ujung kepala resonator hingga ujung stack yang menyentuh tandon dingin. b. Saran 1. Perlu dilakukan penelitian mengenai optimalisasi diameter pori stack atau jarak antar dinding stack dan panjang stack pada resonator terbuka. 2. Pada penelitian ini didapatkan dua posisi optimal yang menghasilkan beda suhu maksimal namun hanya menggunakan satu stack. Diharapkan pada masa yang akan datang dilakukan penelitian dengan menggunakan stack ganda yang ditempatkan pada kedua posisi optimal tersebut dengan harapan suhu tandon panas semakin besar. Daftar Pustaka 2004, Experimental demonstration of thermoacoustic energy conversion in a resonator, Phys. Rev.E 69, 066304. [2] Cahyono, A, 2007, Analisa Perbandingan beda suhu maksimum pada frekuensi Harmonik Orde 1, 3, 5, 7 dengan menggunakan stack pori lingkaran, Jurusan Fisika FMIPA UGM, Yogyakarta [3] Elyanita, M.S., 2006. Pengaruh Variasi Frekuensi dan Posisi Stack Bahan Kardus Terhadap Perubahan Suhu pada Sistem Termoaakustik, Jurusan Fisika FMIPA UGM, Yogyakarta. [4] Halliday, D., dan Resnick, R., 1996, Fisika, Jilid 1, Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta. [5] McCarty, M., 2007, An Introduction to Thermoacoustic Refigerator., School of Mechanical and Aerospace Engineering,132.236.67.210/Engr Words/issues/ew02/McCarty_slide s.pdf, 11 februari 2007. [6] Rafi’ie, A.S, 2004 , Pengaruh Diameter pada frekuensi resonansi gelombang akustik dan Faktor Kualitas pada frekuensi resonansi tertentu dalam resonator pipa silindris terbuka, Skripsi S-1 Jurusan Fisika FMIPA UGM, Yogyakarta [7] Russell, D.A. dan Weibull, P., 2002, Tabletop thermoacoustic refrigerator for demonstration, Am. J. Phys. 70, 1231-1233. [1] Biwa, T., Yashirc, Y., Kozuka, M., Yazaki, T. dan Mizutani, U., Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 53 [8] Sampurna, D, 2006, Studi Eksperimen Untuk Mengetahui Pengaruh Diameter Tabung Resonator Terhadap Kinerja Piranti Termoakustik, Jurusan Fisika FMIPA UGM, Yogyakarta. T: Ginanjar, A.M., UAD Bagaimana cara pendistribusian kalor dari alat yang dimaksud? J: Eko Nur Sulistiyo, UAD Pada [9] Swift, G. W., 1988, Thermoacoustic engines, J. Acoust. Soc. Am. 84, 1145-1180. [10] Tijani, M.E.H, 2001, Loudspeakerdriven thermo-acoustic refrigeration, page 32-37, Technische Universiteit Eindhoven tekanan konduktor panas dingin dilewatkan yang baik dan dipompakan udara melewatinya untuk mendinginkan udara tersebut. T: Laifa R., UNY Seberapa efisiensikah penggunaan suara [11] Tipler, P.A., 1998, Fisika untuk Sains dan Teknik, Jilid 1, Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta. [12] Wagiyanti, 2006, Kajian Pengaruh Panjang Stack Dan Panjang Alumunium Foil Pada Stack Terhadap Perbedaan Suhu Pada Kinerja Pompa Kalor Termoakustik, Jurusan Fisika FMIPA UGM, Yogyakarta. sebagai sumber energy pembangkit panas dibandingkan dengan sumber energy lain. J: Eko Nur Sulistiyo, UAD Efisiensi penggunaan pendingin system termoakustik belum pernah diteliti hingga sekarang. Diperlukan penelitian mengenai efisiensi system termoakustik Tanya Jawab resonator terbuka atau tertutup. T: Bambang Setiahadi, LAPAN Apakah aplikasi penelitian ini bias untuk masyarakat umum? J: Eko Nur Sulistiyo, UAD Sistem termoakustik dapat digunakan pendingin ruangan ramah lingkungan di masa yang akan dating, mungkin juga sebagai lemari es. Aplikasi di luar negeri telah digunakan sebagai pendingin es krim. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 54 Penentuan Koefisien Viskositas Larutan Gula Menggunakan Metode Pipa Kapiler Hukum Poiseuille Lusi Widayanti 1), Siti Habibah 2), Wiwik Erliyana 3), Okimustava4) Program S-1 Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Kampus III : Jln. Prof. Dr. Soepomo,SH. Janturan Yogyakarta 55164 Telp. (0274) 381523, 379418 1) 3) E-mail: [email protected],2) E-mail: [email protected], 4) E-mail: [email protected], E-mail: [email protected] Abstrak Telah dilakukan percobaan untuk menentukan koefisien viskositas larutan gula dengan pipa kapiler sepanjang berdiameter luar (0,296 0,002) cm. Percobaan dilakukan dengan cara mengisi tabung apparatus poiseuille dengan larutan gula. Larutan gula akan menetes mengisi gelas ukur sampai volume 10 ml diukur menggunakan stopwatch. Sebagai sampel digunakan larutan gula dengan memvariasi tingginya pada tabung apparatus poiseuille. Koefisien viskositas dihitung melalui analisis regresi linier hubungan tinggi larutan gula h terhadap debit alir Q, dan pengambilan data untuk penentuan koefisien viskositas dilakukan dengan mengukur tinggi larutan gula h dan debit alirnya Q yang dilakukan secara berulang sebanyak lima kali. Koefisien viskositas dihitung dari gradien garis hasil regresi h terhadap Q. Dari lima tinggi larutan gula berbeda diperoleh nilai viskositas larutan gula . Kata kunci: hukum poiseuille, regresi linier, viskositas. Penelitian 1. Pendahuluan Viskositas terjadi karena gesekan menggunakan yang teknik dilakukan viskosimeter gaya internal fluida yang berdekatan bejana berhubungan[2]. Bejana yang ketika bergerak melintasi satu sama lain. digunakan Dengan adanya viskositas, kecepatan transparan, dengan diameter (145,80 ± aliran 0,02) lapisan-lapisan fluida tidak adalah mm tabung dan panjang acrylic 50 cm seluruhnya sama. Lapisan fluida yang dihubungkan dengan tabung kapiler letaknya paling dekat dengan dinding gelas dengan panjang (250,32 ± 0,02) pipa tidak bergerak, sedangkan lapisan mm dan diameter dalamnya (0,80 ± fluida 0,08) mm. Penelitian bertujuan untuk pada pusat kecepatan terbesar. dimiliki setiap dinyatakan aliran Viskositas fluida secara memiliki berbeda kuantitatif koefisien viskositas η [1]. yang membandingkan viskositas temperatur. air dan dengan oleh pengukuran pada temperatur (6,7 ± 0,1) variasi nilai , (16,9 ± 0,1) Hasil (22,5 ± 0,1) , dan (28,3 ± 0,1) , masing-masing nilai Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 55 viskositasnya adalah 1,57 mPa.s, 1,12 kali ini analisis regresi linier antara mPa.s, 0,92 mPa.s, dan 0,81 mPa.s. tinggi larutan gula dengan debit alir Berdasarkan penelitian yang digunakan dalam perhitungan koefisien dilakukan telah diuji kekentalan air, viskositas, karena dengan regresi linier minyak goreng, oli, serta pengaruh suhu dapat setidaknya dilakukan pengecekan terhadap apakah model teoretis yang dipakai kekentalan masing-masing cairan. Metode yang digunakan adalah memang metode bola jatuh. Dari penelitian koefisien viskositas menjadi lebih teliti menunjukan karena akan terbebas dari pengaruh bahwa kekentalan air, minyak goreng, dan oli pada suhu 27°C berlaku, dan perhitungan adanya ralat sistematik zero offset. berturut-turut yaitu (0,259 ± 0,010) poise, (2,296 ± 0,024) poise, (8,519 ± 2. Kajian Pustaka 0,151) poise. Pada suhu 90°C nilai Viskositas merupakan suatu kekentalan air, minyak goreng, dan oli tendensi untuk melawan aliran cairan masing-masing adalah (0,234 ± 0,013) karena resistensi suatu bahan yang poise, (1,353 ± 0,048) poise, (1,492 ± mengalami perubahan bentuk bila bahan 0,043) poise [3] tersebut . Berdasarkan hasil pengamatan gaya[5]. Viskositas berhubungan dengan dikenai biasanya yang dilakukan oleh dengan viskometer konsistensi dan tendensi. Konsistensi Ostwald dapat pada suhu 24 , dengan didefinisikan sebagai densitas 1,6604 g/cm3 dengan viskositas ketidakmauan sebesar 0,9233 cP. Sedangkan untuk melawan perubahan bentuk bila suatu larutan gula 20 % memiliki densitas bahan mendapat gaya gesekan. Gesekan 1,7777 g/cm3 dengan viskositas sebesar ini timbul sebagai hasil perubahan 1,2357 cP. Larutan gula 50 % sendiri bentuk cairan yang disebabkan karena memiliki densitas 1,9552 g/cm3 dengan adanya resistensi yang berlawanan. Jika viskositas sebesar 3,3432 cP [4]. tenaga diberikan pada suatu cairan, suatu bahan untuk dari tenaga ini akan menyebabkan suatu percobaan-percobaan terdahulu tersebut peubahan bentuk, yang disebut sebagai nilai eksperimental yang diperoleh tidak aliran. Penulis melihat bahwa sesuai dengan nilai acuan. Untuk itu, Viskositas cairan yang bersifat telah dilakukan suatu percobaan untuk Newtonian tidak berubah dengan adanya menentukan koefisien viskositas larutan perubahan gaya gula dengan metode pipa kapiler. namun permukaan cairan gesekan dengan antar dinding. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 56 Cairan newtonian biasanya merupakan terdistorsi dari bentuk aslinya, ABCD, cairan dan pada satu instan untuk membentuk homogen secara fisikawi. Contohnya AEFD beberapa saat kemudian. Gaya adalah larutan gula, air, minyak, sirup, yang dibutuhkan untuk memindahkan gelatin, dan susu. pelat murni secara kimiawi atas dan mendistorsi cairan Aliran laminer cairan newtonian sebanding dengan kedua daerah tersebut yang melewati pipa mengikuti hukum A dalam kontak dengan cairan dan v poiseuille. Untuk pipa dengan luas kecepatan penampang A, jari- jari r, dan kecepatan adalah berbanding terbalik dengan jarak aliran fluida v maka debit fluida d antara dua lempeng. Kita dapat . Debit (1) fluida menyatakan mengalir fluida. mengekspresikan Selanjutnya, gaya perbandingan adalah besaran yang sebagai volume fluida yang dibutuhkan untuk memindahkan pelat penampang atas pada kecepatan tetap v . Oleh karena melalui suatu tertentu dalam satuan waktu tertentu maka debit fluida [6] . Gaya ini yang itu dapat menjadi (3) . (2) dimana η adalah koefisien viskositas [7]. Gambar 1. Lapisan cairan antara dua permukaan padat di mana permukaan bawah Gambar 2. Diameter pipa Kapiler penampang adalah diam dan permukaan atas lintang dengan jari-jari bergerak ke kanan dengan kecepatan cm. [8] v [8] Kecepatan aliran air pada suatu Gerakan fluida antara dua plat paralel seperti pada 1. maksimum sepanjang poros. Misalkan Permukaan bagian bawah adalah tetap dua permukaan A dan B terdiri dari diam, dan permukaan atas bergerak ke lapisan tabung tipis antara jari-jari r dan kanan dengan kecepatan di bawah r + dr dan kecepatan aliran di A dan B gerakan gaya . masing-masing menjadi u dan u + du. gerakan ini, eksternal sebagian gambar pipa kecil bervariasi dari 0 ditepi ke nilai dari Karena cairan Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 57 Kemudian dari definisi koefisien viskositas (η), tahanan kekentalan antara dua permukaan diberikan oleh Tetapi B = -Ps2/2 sejak u = 0 ketika r = s. maka luas permukaan dikali η dan dikalikan dengan gradien kecepatan. . (12) Sejak kuantitas aliran per detik mengalir ke tabung kecil maka diperoleh Jadi, tahanan kekentalan (F) di A pada . sebuah tabung l panjang adalah , (4) (13) Jadi untuk kuantitas total Q pada tabung yang mengalir per detik adalah dan tahanan kekentalan ) di B (14) adalah (5) maka . Oleh karena itu tahanan kekentalan pada tabung tabung cenderung untuk menjaga cairan saat diam (15) Hubungan ini dikenal sebagai persamaan , (6) dan ketika gerakan stabil diperoleh gaya ditentang oleh dorongan hidrostatik akibat perbedaan tekanan P pada ujung Poiseuille dimanfaatkan dan untuk dapat menentukan koefisien viskositas dengan mengukur P, r, l, dan Q. Jika P dinyatakan dalam dyn/ , r dan l dalam cm, Q dalam 3 cm /s, kemudian η ditentukan dalam tabung, sehingga , (7) atau dyn.s/ , atau poise. Jika h adalah perbedaan ketinggian permukaan bebas dari cairan pada kedua ujung tabung (8) kapiler dan ρ adalah densitas dari cairan[8], maka Mengintegrasikan . , (9) Tetapi A = 0 sejak du/dr = 0 ketika r = (16) dengan nilai g = (9,78 ± 0,07) m/ yang sesuai dengan percepatan gravitasi 0, yaitu . (10) Ketika persamaan (10) diintegralkan, bumi daerah Yogyakarta [9] . Dari persamaan (16), maka persamaan (15) menjadi maka . . (17) (11) Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 58 dan ralat b dapat dihitung dari 3. Penentuan Viskositas Sebenarnya pada persamaan (17) terlihat bahwa nilai . (24) dapat saja dihitung langsung dari nilai Q, g, π, , s, l, dan h, Berdasarkan hasil regresi, koefisien namun perhitungan secara langsung viskositas dapat dihitung dari , mengandung beberapa kelemahan, yaitu (25) tidak dapat dicek atau diuji apakah maka nilai koefisien viskositas dapat rumus teoritis persamaan (17) dalam dihitung dengan model ini berlaku, dan tidak dapat . (26) dideteksi serta dihilangkan adanya ralat sistematik tinggi larutan gula h yang dapat mempengaruhi perhitungan mengapa ketelitian . Inilah alasan utama diperlukan regresi linier. Jika suatu Sedangkan kekentalan ralat perhitungan diperoleh dengan menurunkan persamaan (26) menjadi (27) analisis divariasi dengan g, nilai dengan π, , s, dan l tetap, maka persamaan (17) , (28) merupakan persamaan linier berbentuk (18) dengan variabel y = Q, x = h . Untuk , (29) , (30) mengetahui garis lurus terbaik hubungan , debit alir dan ketinggian diperoleh dengan menggunakan persamaan (18) dan dapat diperoleh nilai a dan b [10] dengan , (31) . (32) (19) 4. dan , (20) Metode Penelitian Percobaan penentuan koefisien viskositas dilakukan di Laboratorium dengan , (21) dan ralat baku estimasi regresi adalah , (22) Ralat a dapat dihitung dari , Fisika Dasar Universitas Ahmad Dahlan ( Yogyakarta. Pada alat yang digunakan, tabung diberi lubang dengan tujuan agar (22) larutan gula tingginya konstan dan terdapat penggaris merk butterfly untuk (23) mengukur tinggi larutan gula pada Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 59 tabung. Tinggi larutan gula pada tabung Langkah-langkah percobaannya sebagai divariasi dari 6 cm sampai dengan 4 cm berikut: dan memberi beda 0,5 cm. 1. Diameter dan panjang pipa kapiler a. diukur menggunakan jangka sorong. Alat dan bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah apparatus poiseuille, stopwatch digital merk Alba tipe SW01-X008 skala terkecil 0,01 2. Suhu larutan gula diukur menggunakan termometer. 3. Tabung diisi dengan larutan gula dengan ketinggian 6 cm. sekon, neraca ohauss dengan kapasitas 4. Aliran larutan gula diamati dan pada 2610 g, jangka sorong merk Tricle skala waktu yang bersamaan stopwatch 0,05-20,00 cm, thermometer alkohol dihidupkan dan menghitung waktu skala terkecilnya 1 dengan jangkauan yang maksimal dan jangkauan mengalir sampai gelas ukur terisi 10 minimalnya -112 , penggaris merk ml. Kemudian menimbang massa butterfly sepanjang 30 cm dengan skala larutan gula dalam gelas ukur dengan terkecil 1 mm, pipa kapiler dari Pulpen menggunakan neraca ohaus. Hasil merk Pilot berdiameter luar (0,296 ± pembacaan stopwatch dicatat pada 0,002) cm, gelas ukur merk Herma Class tabel. Pengukuran diulangi sebanyak A dalam 20 5 kali kemudian dihitung nilai 112 ukuran (50,00 ± 0,25) ml dibutuhkan larutan gula ralatnya. dan larutan gula. 5. Mencatat data yang diperoleh dan memasukkan data pada tabel 1. Tabel 1. Hubungan antar h dan Q Gambar 3. Susunan Alat Eksperimen Secara Skematis b. Prosedur Pengambilan Data Percobaan penentuan koefisien viskositas (η) dengan sepanjang (11,806 ± pipa kapiler 0,001) cm, berdiameter luar (0,296 ± 0,002) cm. i h (cm) t (s) Q (cm3/s) 1 h1 t1 Q1 2 h2 t2 Q2 3 h3 t3 Q3 4 h4 t4 Q4 5 h5 t5 Q5 Metode yang digunakan dalam penentuan adalah perhitungan dengan bantuan analisis regresi linier. Yakni hubungan laju volume aliran, terhadap variasi tinggi larutan gula, . Analisis regresi linier terhadap sesuai Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 60 persamaan (19) dan (20) sehingga larutan dipengaruhi oleh tinggi larutan dihasilkan nilai a dan b dan nilai ralatnya gula. dihitung Tabel 2. Hasil percobaan penentuan dengan menggunakan persamaan (23) dan (24). koefisien viskositas larutan gula dengan 5. Hasil dan Pembahasan Penentuan tingkat g. kekentalan larutan gula pada berbagai ketinggian menggunakan apparatus massa poiseuille dilakukan dengan cara mengambil data massa larutan gula dengan menggunakan i 1 2 3 4 5 h (cm) 6,0 5,5 5,0 4,5 4,0 t (s) 37,47 41,75 47,39 58,20 60,50 Q 0,267 0,239 0,212 0,172 0,166 neraca ohaus dan waktu yang ditempuh 0.3 sampai gelas ukur terisi 10 ml. Dalam pengambilan data, dilakukan variasi Q (Cm3/s) larutan gula pada saat mengalir turun tinggi untuk menentukan debit alir 0.25 0.2 0.15 larutan gula dan waktu tempuh larutan gula dapat dibaca pada stopwatch yang digunakan. Dari data yang diambil 3.5 mendapatkan hasil h (cm) 5.5 6.5 Q Dari grafik hubungan h (cm) dan Q terbaik. Dengan panjang pipa kapiler (11,806 ± 4.5 Gambar 2. Grafik hubungan h (cm) dan dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali untuk Q= 0,0538h - 0,0578 R² = 0,9691 terlihat bahwa semakin tinggi larutan gula maka semakin besar debit 0,004) cm dan jari-jarinya (0,148 ± larutan gula. Dengan perolehan viskositas 0,001) larutan gula η = (0,35 ± 0,07) poise, hasil cm, hal tersebut dapat mempengaruhi debit fluida. tersebut Alat ini sudah divalidasi dengan menggunakan pengujian terhadap diperoleh dari perhitungan dengan analisis regresi linear persamaan (26) sampai dengan persamaan (32). vikositas air yaitu sebesar (0,247 ± 0,015) poise yang mendekati nilai acuan yaitu (0,249 ± 0,010) poise. Data percobaan yang tertera Kesimpulan Nilai viskositas larutan gula pada diperoleh pada 6. dari tabel suhu 27 adalah (0,38 ± 0,07) poise, 2. nilai ini diperoleh dengan analisis regresi Menunjukan bahwa tingkat debit alir linear persamaan (26) sampai dengan Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 61 persamaan (32). Percobaan penentuan koefisien viskositas menggunakan larutan metode pipa gula kapiler dengan analisis regresi linier terbukti lebih teliti digunakan untuk menentukan viskositas larutan gula. Pada percobaan lainnya disarankan menggunakan alat pengukur massa jenis, dan pipa kapiler yang lebih panjang,sehingga hasil yang didapatkan akan mendekati sempurna. Daftar Pustaka [1]Giancoli. 2001. Fisika. Jakarta : Erlangga. p.347. [2]Ortega, F. M., Pavioni, O.D., dan Dominguez, H.L. 2007. A Communicating-Vessel Viscosimeter, American journal of Physics pdf., vol.45, p. 116-118. Diakses dari http://aapt.org/ajp. [3]Budianto, A. 2008. Metode Penentuan Koefisien Kekentalan Zat Cair Dengan Menggunakan Regresi Linear Hukum Stokes. p.157-166. Diakses dari http://jurnal.sttn batan.ac.id/wpcontent/uploads/2008/ 12/12-anwar157-166. pdf. [4]Diliyanti, A. Henny, G. dan Indah, H. 2009. Viskositas. Diakses tanggal 26 maret 2011, pukul 20.28 dari http://morehigher.blogspot.com/200 9/09/fisika-farmasi.html [5]Ghazali, R.A. 2009 . Kekentalan. Diakses tanggal 26 maret 2011, pukul 20.28 dari http://kurkum 13.blogspot. com/2009/11/kekentalan.html. [6]Kanginan, M. 2004. Fisika Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. p.208 [7]Serway, R.A. dan Jewett, J.W. 2004. Physics For Scientisc and Engineers pdf. California : Thomson Brooks/Cole. P.302-303. [8]Tyler, F. 1967. A Laboratory Manual of Physics. London : Erdward Arnold. p.62-63 [9]Chuzam, A. Dan Oktova, R. 2010. Penentuan Tara Kalor Mekanis Secara Teliti Dengan Metode Gesekan Dua Kerucut. Diakses tanggal 16 April 2011 pukul 11.45 dari http//:www.fi.itb.ac.id/~dede/ Seminar%20HFI%2010/Cd%20Proc eedings/indek.html. p.314. [10]Ishafit. 2009. Analisis Data Eksperimental Fisika ppt. Yogyakarta : Universitas Ahmad Dahlan. Tanya Jawab T: John Maspupu, LAPAN Apa pengertian dari R2 = 0,969 terhadap persamaan regresi Q = 0,253h – 0,257 ? J: Lusi Widayanti, UAD R2 disebut koefisien determinasi, nilai koefisien determminasi akan berkisar dari 0 dan 1. Nilai ini menyatakan bahwa nilai variable terikat (Q) dapat diterangkan oleh variable bebas (h) adalah sebesar 96,9%, sedangkan 3,1% sisanya diterangkan oleh ralat (error) atau pengaruh dari variable lain, misalnya panjang pipa kapiler dan Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 62 jari-jari pipa kapiler pada alat dari percobaan ini. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 63 Penentuan Kuat Medan Magnet Horizontal Bumi Menggunakan Metode Induksi magnetik Rizki Agung 1), Nikma Hasma Fardhanny2), Siti Roliah3), Oki Mustava4) Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta 1) E-mail: [email protected], 2) E-mail: [email protected], 3) E-mail: [email protected], 3) E-mail: [email protected] Abstrak Bumi diibaratkan sebagai sebuah magnet seferis yang sangat besar dengan suatu medan magnet yang mengelilinginya. Medan magnet bumi terkarakterisasi oleh parameter fisis yang dapat diukur yaitu arah dan intensitas kemagnetannya. Dalam makalah ini disajikan penentuan besar medan magnet bumi menggunakan metode induksi magnetik dengan alat berupa kawat berarus berbentuk lingkaran dan kompas. Sedangkan data dianalisis dengan teknik regresi linear tanpa bobot. Variabel terikat yang dipilih adalah tangen sudut yang terbentuk antara jarum kompas dan medan magnet horizontal bumi, sedangkan medan magnet induksi sebagai variabel bebas. Data diambil sebanyak 8 kali, namun terdapat 2 data terakhir yang tidak diikutsertakan dalam analisis karena nilainya tetap. Dari analisis diperoleh besar medan magnet horizontal bumi adalah (480 ± 30) 10-6 T. Nilai percobaan ini sesuai dengan nilai acuan yaitu 453 µT. Kata Kunci: medan magnet horizontal bumi, medan magnet induksi. bersifat 1. Pendahuluan magnetik di dekatnya dan Medan magnet merupakan daerah mempengaruhi perubahan variasi medan disekitar magnet yang masih dipengaruhi magnet bumi, sesuai dengan keadaan di oleh magnet yang ditunjukkan oleh adanya dalam bumi yang kadang-kadang mengalami gaya magnet[7]. Bumi diibaratkan sebagai gangguan. sebuah magnet seferis yang sangat besar kemagnetan bumi di suatu tempat tertentu dengan yang tergantung pada kondisi kemagnetan di mengelilinginya. Medan ini dihasilkan dari dalam bumi yang berubah terhadap waktu, dua kutub magnet bumi. Kemagnetan bumi pengaruh dari luar bumi dan pengaruh disebabkan oleh gejala yang terjadi di dalam kemagnetan lokal [1]. bumi, suatu medan yakni magnet berdasar teori Sedangkan Medan magnet berfungsi melindungi arus listrik yang terbentuk karena adanya bermuatan dari luar angkasa. Namun, selama proses rotasi bumi dan arus konveksi, 200 tahun terakhir medan magnetik di bumi sehingga terus material–material melemah. dari bumi nilai magnetohidrodinamis yang disebabkan oleh menginduksi bumi besarnya Pada pertikel-partikel masa dinosaurus Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 64 menguasai bumi, kekuatan medan magnet membentuk sudut antara medan magnet bumi berkisar 2,5 gauss, atau sekitar 80% lebih dan medan magnet induksi. Medan magnet kuat daripada sekarang. Saat ini telah terjadi bumi pengurangan, dan diperkirakan kuat medan menentukan magnet sekarang hanya tinggal 0,5 gauss, setelah diketahui besar sudut penyimpangan yang berarti besar medan magnetnya 500 jarum kompas akibat arus yang mengalir µT[2]. Intensitas medan magnet bumi secara pada kawat melingkar. Selanjutnya data kasar antara (25.000 – 65.000) nT. Di dianalisis menggunakan regresi linear tanpa Indonesia, bobot dengan tangen sudut simpangan daerah mempunyai utara intensitas ± khatulistiwa 40.000 nT, sedangkan untuk daerah selatannya berkisar dihitung dengan besar terlebih induksi dahulu magnetiknya sebagai variabel terikat dan medan magnet induksi sebagai variabel bebas. ± 45.000 nT. Pulau Jawa sendiri diasumsikan besarnya ±45.300 nT. Jadi medan magnet bumi di pulau jawa diasumsikan besarnya ±453 µT [1]. Percobaan sebelumnya yang pernah dilakukan oleh penulis adalah pengukuran medan magnet menggunakan asas kerja magnetometer. Percobaan tersebut menggunakan variabel arus dan periode dalam menentukan medan magnet bumi. Dalam percobaan kali ini penulis terdorong untuk kembali melakukan penelitian mengenai besar medan magnet horizontal bumi menggunakan metode yang lebih sederhana, yaitu melalui induksi magnetik. Medan magnetik induksi adalah medan magnetik yang timbul akibat adanya arus listrik [3] . Medan magnet induksi akan 2. Kajian Pustaka 1. Medan Magnet Induksi Kawat tembaga merupakan salah satu bahan yang dapat mengalirkan arus listrik dengan baik (konduktor). Di dalam logam padat seperti tembaga, satu atau lebih elektron sebelah luar dalam setiap atom menjadi tidak terikat dan dapat bergerak secara bebas di seluruh bahan itu, persis seperti molekul-molekul gas dapat bergerak melalui ruang di antara butiran-butiran dalam seember pasir. Gerak elektron yang bermuatan positif ini mengangkut muatan melalui logam tersebut. Elektron lainnya tetap terikat pada inti yang bermuatan positif, dan inti-inti yang bermuatan positif itu membelokkan arah jarum kompas sehingga Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 65 sendiri terikat dalam kedudukan yang hampir tetap didalam bahan tersebut [4] . magnet jarum, kemudian dialiri arus listrik, maka magnet jarum itu akan berputar sampai Tahun 1819 ditemukan bahwa arus kedudukannya hampir tegak lurus kawat [5] listrik menimbulkan gaya terhadap magnet tersebut maka dapat dibuktikan bahwa arus listrik tegak lurus magnet, magnet tidak akan menimbulkan medan magnetik [6] . Jika kedudukan kawat semula . Dengan berputar apabila kawatnya dialiri listrik. demikian kawat tembaga yang dialiri arus Sehingga jika arus sebesar i dialirkan dalam listrik akan menghasilkan medan magnet kawat berbentuk lingkaran dengan jari-jari a induksi. digambarkan yang menghadap sumbu vertikal bumi dan sebagai garis-garis induksi sejajar medan diberikan jarum kompas yang menunjuk magnet yang disebut flux magnetik. Induksi kearah utara, maka akan muncul medan magnet adalah besaran vektor sehingga magnet induksi magnet oleh kawat berarus juga mengakibatkan mempunyai arah tertentu. Hans Christian membentuk sudut tertentu. Induksi magnetik induksi ke jarum arah barat kompas yang bergerak Oerstad di tahun 1820 menemukan bahwa Untuk mencari medan magnet di titik arus listrik dalam sebuah kawat penghantar p pada sumbu lingkaran sejauh x dari dapat menghasilkan efek magnetik. Efek pusatnya dapat digunakan hukum Bio dan magnetik arus Savart sehingga diperoleh besarnya dB dari tersebut dapat membelokkan arah jarum medan yang ditimbulkan oleh elemen dl kompas [3] yang ditimbulkan oleh adalah[4]. . Kompas yang diletakkan secara langsung di dekat kawat berarus akan mengalami perubahan arah jarum. Eksperimen Oersted menunjukkan bahwa jarum kompas menunjuk arah utara bila tidak ada arus, jarum menunjuk arah timur bila (1) karena medan total B memiliki simetri rotasi terhadap sumbu x, sehingga tidak ada komponen dari medan total yang tegak lurus terhadap sumbu ini. Komponen vektor dB pada sumbu x adalah arus mengalir menuju utara, dan jarum (2) berayun menuju arah barat jika arus mengalir menuju selatan[4]. Sedangkan menurut jika untuk mendapatkan komponen x dari medan sepotong kawat diletakkan sejajar sebuah total B maka persamaan (2) darus Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 66 diintegralkan sehingga persamaan di atas arah menjadi Parameter yang menggambarkan arah medan (3) integral dl adalah keliling lingkaran = 2πa, sehingga besarnya resultan medan magnet induksi pada loop arus melingkar dan intensitas kemagnetannya. magnetik adalah deklinasi D dan inklinasi I, yang diukur dalam derajat. Intensitas medan magnetik total F digambarkan dengan komponen horisontal H, komponen vertikal Z, dan komponen horisontal ke arah utara X adalah dan ke arah timur Y (lihat gambar 1). Dari Bi = (4) 2 2 2 dengan r = a + x dan x = 0 maka elemen-elemen ini, semua parameter medan magnet lainnya dapat dihitung. persamaan (4) menjadi Bi = (5) Jika kawat melingkar terdiri dari N lilitan maka persamaan (5) menjadi Bi = (6) Gambar 1. Elemen magnetik bumi Medan magnet utama bumi berubah 2. Medan Magnet Horizontal Bumi terhadap waktu sehingga untuk Berdasarkan pada konsep medan menyeragamkan nilai-nilai medan magnet magnet maka medan magnet horizontal bumi utama bumi, dibuat standard nilai yang dapat diartikan sebagai daerah di sekitar disebut dengan International Geomagnetics bumi yang masih dipengaruhi oleh magnet Reference Field (IGRF) yang diperbaharui horizontal bumi. Sumbu magnet bumi tidak tiap 5 tahun sekali. Nilai-nilai IGRF tersebut persis paralel dengan sumbu geografisnya diperoleh dari hasil pengukuran rata-rata (sumbu menyebabkan pada daerah luasan sekitar 1 juta km yang pembacaan kompas agak menyimpang dari dilakukan dalam waktu satu tahun. Lokasi rotasi) yang [4] arah utara geografis . Sumbu dipole magnet magnet di Kutub Utara selalu bergeser dari bumi bergeser sebesar 11° dari sumbu rotasi masa ke masa. Penelitian terakhir yang bumi. Medan magnet bumi terkarakterisasi dilakukan oleh The Geological Survey of oleh parameter fisis yang dapat diukur yaitu Canada melaporkan bahwa posisi magnet ini Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 67 bergerak kira-kira 40 km per tahun ke arah barat laut. Medan magnetik horizontal bumi dihitung dengan persamaan Bi = Bp tan ө sy = (10) ralat kumulatifnya adalah Sa = sy (7) dengan Bi adalah medan magnet induksi, Bp adalah medan magnet bumi dan tan ө (11) sedangkan ralat medan magnet horizontal bumi adalah merupakan sudut yang dibentuk oleh jarum (12) kompas akibat adalanya induksi magnetik. Selanjutnya besar medan magnet Bentuk di atas didasarkan pada pengetahuan horizontal bumi hasil percobaan harus di bahwa Bp dan Bi membentuk vektor seperti bandingkan dengan nilai teoritisnya. Ralat gambar 2. kesalahan nilai hasil percobaan terhadap nilai Jarum Bp teoritisnya (ralat relatif) ditentukan menggunakan persamaan Bi σ= ө Gambar 2. Vektor komponen medan magnet Karena data dianalisis menggunakan × 100 % (13) 3. Metode Penelitian 1). Alat dan Bahan bantuan regresi linear tanpa bobot maka a. Kompas persamaan (7) harus diubah ke dalam bentuk b. Kawat Tembaga y = ax + b, yaitu tan ө = y, = a, dan Bi = x. Dengan demikian, nilai a dan b adalah[8] Kawat tembaga merupakan salah satu bahan konduktor yang baik. Kawat tembaga yang dialiri arus a = (8) listrik akan menghasilkan medan b= (9) magnet induksi yang akan dijadikan selanjutnya, dari persamaan (8) dan (9) diperoleh persamaan garis lurus dengan ralat estimasi sebesar = axi + b variabel terikat dalam percobaan ini. c. Adaptor d. Kabel Penghubung 2). Prosedur Pengambilan Data Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 68 Data diambil dengan terlebih dahulu d. Medan merangkai alat dan memvariasi nilai arus magnet induksi dihitung dengan persamaan (6). yang masuk dalam rangkaian sehingga dapat e. Langkah c dan d diulangi untuk nilai diketahui besarnya medan magnet induksi. arus lainnya, yaitu: 0,1 A; 0,15 A; 0,2 Variasi arusnya yaitu: 0,05; 0,1; 0,15; 0,2; A; 0,25 A; 0,3 A; 0,35 A dan 0,4 A. 0,25; 0,3; 0,35; 0,4 (dalam satuan ampere). f. Medan magnet horizontal bumi dan Prosedur pengambilan data adalah sebagai ralatnya berikut. linear pada pers. (8) sampai (12). a. Kawat tembaga yang dihitung dengan regresi dibuat berbentuk lingkaran dihitung jari-jari 4. Hasil dan Pembahasan dan lilitannya. Jari-jari kawat dalam Data yang diambil adalah arus I dan percobaan ini adalah 5,70 cm dan sudut yang dibentuk jarum kompas terhadap banyaknya lilitan 80. medan magnet horizontal bumi b. Alat dirangkai seperti gambar berikut memvariasi arus diperoleh . Dengan sudut yang (Kompas diletakkan tepat di tengah- bervariasi dari jarum kompas. Selanjutnya tengah variasi arus dimasukkan dalam persamaan dalam kawat melingkar dengan jarum mengarah pada arah (6) utara). Arus diatur agar mengalir magnetik dan besar sudut diubah dalam menuju ke arah selatan. bentuk tangen untuk mendapatkan nilai induksi . Data hasil penelitian disajikan dalam tabel 1. Tabel 1. Data hasil percobaan Gambar 3. Rangkaian alat c. Arus diatur pada posisi 0,05 A kemudian dicatat penyimpangan jarum kompas. sudut i I (A) (0) Bi (µT) 1 0,05 30 44,092 0,577 2 0,1 35 88,185 0,700 3 0,15 39 132,277 0,809 4 0,2 42 176,370 0,900 5 0,25 44 220,463 0,967 6 0,3 45 246,555 1,000 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 69 7 0,35 45 308,648 1,000 (2,082 ± 0,138) ×10-3 µT-1 dan dengan 8 0,4 45 352,740 1,000 menggunakan persamaan (10) diperoleh nilai Untuk mencari nilai medan magnetik horizontal bumi, maka dilakukan regresi ralat estimasinya sebesar Karena = 0,0239. = a maka besar medan magnet linear tanpa bobot. Dengan mengansumsikan Bi sebagai x dengan satuan μT dan horizontal bumi sebagai y serta memasukkannya dalam pers. persamaan (8) dan (9) maka diperoleh data hasil analisis menentukan ralatnya. Sehingga diperoleh seperti pada tabel 2. besar medan magnet bumi Bp = (480 ± 30) 10 -6 Tabel 2. Data hasil analisis Bp = digunakan dan untuk T. Karena secara teoritis besar medan I Bi (xi) 1 44,092 0,577 0,602 2 88,185 0,700 0,694 3 132,277 0,809 0,785 4 176,370 0,900 0,877 5 220,463 0,967 0,969 6 246,555 1,000 1,023 ∑ 925,942 4,952 4,95 (yi) (12) adalah i magnet bumi dipulau jawa 453 µT, maka besar medan magnet hasil percobaan masih memiliki ralat. Besarnya ralat nilai hasil percobaan terhadap nilai baku (ralat relatif) adalah σ= × 100 % = 6 %. Sehingga diperoleh grafik hubungan (yi) terhadap Bi (xi) seperti gambar 4. 1.1 5. Kesimpulan y = 0.002x + 0.510 R² = 0.983 0.9 Dari penelitian yang telah dilakukan yi diperoleh besar medan magnet horizontal bumi adalah (472 ± 31) 10-6 T. Nilai ini 0.7 sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya 0.5 0 100 xi 200 Gambar 4. Grafik hubungan 300 data hasil Untuk analisis 453 µT dengan tingkat kesalahan 6 %. (yi) terhadap Bi (xi) Dari yaitu sebesar dan persamaan (11) diperoleh nilai gradien a = penelitian lebih lanjut, disarankan peneliti menggunakan kompas yang lebih besar dan lebih teliti dalam Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 70 menentukan sudut penyimpangan jarum kompas agar dihasilkan data yang lebih Fisika. Yogyakarta: Tempelsari, 570. Pustaka Sains [8] Ishafit. 1998. Analisis Pengukuran Fisika. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan, 29-31. akurat. Daftar Pustaka [1] Prasetya, A. 2010. Sekilas Tentang Medan Magnet Bumi. Diakses Tanggal 10 April 2011. http://ridtz.blogspot.com/2010/06/sekil as-tentang-medan-magnet-bumi.html. Tanya Jawab T: John Maspupu, LAPAN a. Apa dasarnya dipilih regresi linear [2] [3] Wadi. 2011. Perubahan Medan Magnet Bumi. Diakses tanggal 20 April 2011. http://4engineer.wordpress.com/2011/0 1/27/perubahan-medan-magnet-bumi/. Siswanto. 2009. Kompetensi Fisika Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 80 dan 82. [4] Young, H.D. and Freedman, R.A. 2000. University Physics Tenth Edition. Alih bahasa Juliastuti, Endang. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 1. 2002. Jakarta: Erlangga, 87 dan 293,294 dan 343-344 [5] Mangunwiyoto, W. 1982. Buku Pelajaran Fisika Untuk SMA. Jakarta: Erlangga, 1. [6] Alonso, M., and Finn, E.J. 1980. Fundamental University Physics, 2nd Edition. Alih bahasa Prasetyo, Lea dan Hadi, Khusnul. Dasar-Dasar Fisika Universitas Edisi Kedua. 1994. Jakarta: Erlangga, 128. dalam bahasan makalah anda? b. Jelaskan arti fisis dari tingkat kesalahan sebesar 6%? J: Nikma Hasma Fardani, UAD a. Regresi linear dipilih berdasarkan karakteristik data penelitian. b. Tingkat kesalahan sebesar 6% berarti besar kesalahan relative atau penyimpangan antara hasil percobaan dengan hasil teoritis sebesar 6%. T: Alvera. W, UAD a. Apakah metode yang pemakalah sampaikan bisa diterapkan dimana saja? b. Apa dasar pemakalah menggunakan 80 lilitan? Apa hubungannya dengan [7] Supriyadi. 2006. Percobaan Fisika Sederhana dan Konseptual untuk Siswa, Guru dan Calon Guru IPA besar induksi medan magnet? J: Nikma Hasma Fardani, UAD Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 71 a. Bisa, jika metodenya tepat yaitu semakin banyak lilitan maka medan diusahakan medan induksinya tegak magnet induksinya akan semakin lurus terhadap medan magnet besar. Pemakalah menggunakan 80 dan kompas lilitan karena sudah menghasilkan ditentukan sedemikian rupa sehingga medan magnet induksi cukup besar jarumnya mengarah ke utara. untuk menyeimbangi medan magnet horizontal bumi b. Banyaknya lilitan memilki hubungan bumi.. linear terhadap induksi magnetik. Jadi Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 72 Penentuan Nilai Kalor Uap Air Dengan Apparatus Dispenser Selamet1), Thoha Firdaus2) Yosep Firmansyah 3) Zaini Muhtar Zaman4) Program S-I Pendidikan Fisika Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Kampus III : Jln. Prof. Dr. Sepomo, Janturan Yogyakarta 55164 Tetp. (0274) 385123,379418 1) E-mail: [email protected] 2) , E-mail: fius.28januari@gmail. com Abstrak Alat percobaan yang lakukan, dirangkai sebuah sistem untuk menentukan nilai kalor uap air dengan Asas Black dimana kalor yang diterima ( ) sama dengan kalor yang dilepaskan ( ). Dengan percobaan yang telah dilakukan sebanyak tiga kali dihasilkan nilai kalor uap air sebesar ( 2,17 x 106 J/kg ). Kata kunci: Kalor Uap. suhu dengan kalor, tetapi masih ada satu 1. Pendahuluan Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor berbeda dengan suhu, karena suhu adalah ukuran dalam satuan derajat panas. Kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik dilepaskan yang oleh diserap suatu maupun benda. Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor pengertian lagi yang perlu diketahui yaitu kapasitas kalor. Kapasitas kalor adalah suatu ukuran untuk banyaknya kalor yang dapat dikandung oleh benda tersebut atau banyaknya kalor yang perlu diserap oleh benda tersebut untuk menaikkan suhunya. Menurut asas Black apabila ada dua benda yang suhunya berbeda kemudian disatukan atau dicampur maka akan terjadi aliran kalor dari benda yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu rendah. Aliran ini akan berhenti sampai terjadi keseimbangan termal (suhu kedua benda sama). Dalam percobaan ini akan dilkakukan pengukuran kalor uap air dengan alat yang telah dikembangkan berdasarkan asas balck. yang dikandung sedikit. Hasil percobaan ini dapat menjelaskan dengan perbedaan Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 73 2. (2) Dasar Teori Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang Dan untuk mencari panas yang diberikan oleh uap yaitu panas pengembunan dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor yaitu: massa zat, jenis zat (kalor jenis), Sehingga dan secara perubahan matematis (3) Sedangkan panas yang diberikan sistem yaitu suhu. (4) dapat Sehingga dirumuskan : ………………….. (1) besar kalor uap dengan eksperimen menggunakan rumus: (1.1) (5) Pada sistem thermodinamika, benda kerja yang dimaksudkan sering disebut dengan sistem, hal ini dimaksudkan untuk memisahkan benda kerja 3. Metode Penelitian dengan Percobaan penentuan nilai kalor uap air sekelilingnya. Sistem secara khusus dapat dengan apparatus dispenser dilakukan di didefinisikan sebagai suatu batasan yang laboratorium Fisika Dasar Universitas Ahmad dipakai untuk menunjukkan benda kerja Dahlan Yogyakarta. dalam suatu permukaan tertutup. a. Alat Dan Bahan Percobaan kalor uap ini menggunakan Alat dan bahan yang digunakan dalam kalorimeter sebagai pangukuran kalor yang percobaan ini adalah. keluar dari sistem itu sendiri dan berbeda 1.) Alat pemanas (dalam percobaan medium sehingga dinamakan sebagai kalor ini menggunakan displenser) yang dilepaskan. Sedangkan untuk kalor 2.) Kaloremeter yang diterima adalah kalor yang ada di 3.) 2 Buah Termometer sistem itu atau dalam percobaan ini 4.) Timbangan/Neraca menggunakan dispanser sebagai pemanas sistem. Percobaan ini bisa mencari 5.) Pipa / selang 6.) Air sebarapa besar kalor uap, yang pada acuani didapat nilai sebesar J/kg . Dalam menentukan massa uap yang mengembun Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 74 Gambar (1). Alat percobaan kalor uap 10.) Menghidupkan b. Langkah Percobaan: dispenser dan tunggu sampai air dalam bejana 1.) Menyusun alat percobaan sesuai gambar 11.) Mencatat besar massa kalorimeter 2.) Pipa penghubung kalorimeter dengan bejana didih dihubungkan. kalorimeter lengkap dengan pipa pengembun, pengaduk, dan termometer diatas timbangan massa, dan catat massa kalorimeter kosong lengkap 5.) Mencatat . kapasitas lengakap dengan tambahan massa uap yang menjadi cair 3.) Menimbang kalorimeter kosong 4.) Meletakkan pemanas hampir mendidih kalorimeter alumunium 6.) Mencatat suhu pada kalorimter 7.) Mencatat suhu pada dispenser 12.) Menentukan massa uap yang mengembun 13.) Mencatat suhu ahkir pada dispenser dan pada kalorimeter 14.) Mengitung perubahan suhu dari suhu awal dan suhu akhir pada air didispenser 15.) Mencari panas yang diberikan oleh uap yaitu panas pengembunan sesuai persamaan (3) 16.) Mencari panas yang diberikan sistem seuai persamaan (4) 8.) Mencatat massa kalorimeter 17.) Mencari 9.) Mengisi dispenser dengan air yang sudah diukur massanya besar panas spesifik pengembunan dapat dicari dengan Asas Black menggunakan persamaan (2) Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 75 4. Hasil Penelitian Dari hasil percobaan telah didapat data sebagai berikut: Tabel 1. Hasil Penelitian No (K) (K) (Kg) ((J⁄Kg)⁄ ) (Kg) (Kg) 1 (J⁄Kg) 2,1769 2 3 [2] Berg E.V., dkk, 1991. Buku Suber Fisika 5. Kesimpulan Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kalor uap yang dimiliki air sebesar 2,17 x 106 J/kg dengan tingkat kesalahan 2,25 %.. Ternyata hasilnya tidak jauh berbeda dengan nilai Eksperimental Untuk Sekolah Menengah. Salatiga: Kantor Sinode GKJ. [3] Neinggolan W.S., 1987. Thermodinamika. Bandung: CV. Armico. [4] Supriyadi., 2006. Percobaan IPA Fisika Sederhana dan Konstksual. Yogyakarta: acuan yaitu sebesar 2,22 x 106 J/kg . Pustaka Sains Tempelsari, 242-243. Daftar Pustaka [1] Alljabbar., 2010.Pengertian/Definisi Kalor dan Teori Kalor Umum Dasar Kuantitas Jumlah Panas Pendidikan Ilmu Sains Tanya Jawab T: Zulkadri, UAD Fisika Via Internet Gratis. 06.14 AM. 3 April 2011: http://alljabbar.wordpress.com/2008/03/2 3/kalor/html. Apa yang dimaksud dengan apparatus? J: Selamet,UAD Apparatus yaitu bentuk nyata dari alat yang menghasilkan/menunjukkan gejala fisika. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 76 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 77 Penentuan Panjang Gelombang Cahaya Ungu Dengan Metode Celah Ganda Ika Kartika Putri ¹⁾, Juraidah Ulfah ²⁾ Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Kampus III, Jln. Prof. Dr. Soepomo, S.H., Janturan, Warungboto, Yogyakarta ¹⁾ Email: [email protected], ²⁾ Email: [email protected] Abstrak Telah dilakukan percobaan untuk menentukan panjang gelombang cahaya secara kasar melalui gejala interferensi dengan celah ganda buatan sendiri. Percobaan dilakukan dengan cara melihat gejala interferensi pada celah ganda yang diletakkan pada jarak beberapa centimeter dari sumber cahaya. Pola interferensi yang terjadi karena difraksi atau lenturan cahaya dari masing-masing celah. Karena sumber cahayanya adalah senter, maka pola terjadi adalah pola garis gelap terang yang lurus. Bentuk garis tergantung pada bentuk filamen dari sumber cahaya. Pola tersebut terjadi karena difraksi cahaya yang melewati celah. Jarak yang ditempuh oleh cahaya dari setiap bagian celah berbeda, jika cahaya putih maka fase dari cahaya yang tergabung akan berbeda sehingga bisa menjadi spektrum warna, sedangkan jika cahaya monokhrom maka pola yang terbentuk adalah gelap terang pada layar. Percobaan penentuan gelombang cahaya ungu dengan metode celah ganda dilakukan dengan menggunakan perhitungan secara langsung tanpa regresi linier. Diperoleh hasil untuk panjang gelombang cahaya ungu adalah (4,13±0,11) m. Panjang gelombang yang diperoleh dari hasil percobaan dengan menggunakan lampu senter dapat dikategorikan dalam cahaya tampak berwarna ungu yaitu antara 3,40 m hingga 4,80 m. Kata kunci: celah ganda, interferensi cahaya, panjang gelombang cahaya. mengalami 1. Pendahuluan interferensi minimum (destruktif) [1]. Gelombang cahaya yang ke luar dari dua celah berasal dari satu sumber cahaya, sehingga dua celah ini sebagai pasangan sumber cahaya koheren. Cahaya dari dua celah menghasilkan interferensi dengan pola teratur pada layar. Pola interferensi tersebut berupa garis gelap dan terang yang silih berganti. Garis terang terjadi apabila cahaya dari kedua celah mengalami interferensi Beberapa dilakukan, penelitian misalnya telah menggunakan metode interferometer Michelson untuk menentukan panjang gelombang laser He-Ne dan diperoleh λ sama dengan (625,7±8,2)nm lain yang [2] . Metode interferometer dapat digunakan untuk mengukur panjang gelombang cahaya juga telah interferometer dilakukan Young yaitu dengan menggunakan maksimum (konstruktif). Sedangkan garis cermin Lloyd, diperoleh λ sama dengan gelap (633,4±4,8)nm untuk laser He-Ne dan λ terjadi apabila kedua celah Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 |77 sama dengan (646,3±4,9)nm untuk laser Difraksi adalah salah satu sifat dioda. Namun pola-pola interferensi yang gelombang saat melalui celah yang dihasilkan dengan metode ini terutama sangat kecil. Jika gelombang melewati untuk sumber polikromatis masih belum celah yang sangat kecil, maka terjadi optimal [3] . difraksi gelombang, yang ditunjukkan Penulis melihat percobaan-percobaan bahwa terdahulu dari oleh penyebaran gelombang dengan pusat nilai penyebaran gelombang pada celah sempit eksperimentalnya sudah sesuai dengan tersebut. kategori cahaya merah 6,30 m penyebaran gelombang tersebut tidak pada terjadi, yang terjadi gelombang akan penelitian penentuan panjang gelombang melewati celah secara lurus saja. Ini cahaya ungu menggunakan metode celah membuktikan bahwa cahaya memiliki ganda dilakukan dengan menggunakan sifat gelombang hingga 7,60 m. Dan Jika celah [4] tidak sempit, . perhitungan secara langsung tanpa regresi Jika dua gelombang bertemu, linier juga menghasilkan nilai yang sesuai maka interferensi terjadi. Apabila fasa dengan kategori cahaya ungu yaitu antara kedua gelombang sama, secara sederhana 3,40 masing-masing puncak gelombang dapat m hingga 4,80 m. bertemu, maka interferensi 2. Landasan Teori sebuah cahaya benda menggetarkan dapat terjadi adalah konstruktif atau penggabungan gelombang yang saling Jika cahaya mengenai sebuah benda, yang mempengaruhi tersebut atom-atom dengan penyusun menguatkan, akibatnya cahaya akan semakin terang. Namun jika fasa kedua gelombang berlawanan, yang secara sederhana diartikan puncak gelombang benda. Namun besarnya pengaruh dari yang satu bertemu cahaya, sangat bergantung pada frekuensi gelombang kedua, maka yang terjadi dari cahaya tersebut. Jika frekuensi adalah cahaya sangat besar, maka pengaruhnya penggabungan yang saling melemahkan. juga akan sangat besar. Saat berinteraksi Pada keadaan ini cahaya akan menjadi dengan benda, cahaya dapat mengalami redup tiga peristiwa yaitu dipantulkan oleh interferensi dari cahaya, dapat dilakukan benda, diteruskan atau merambat di dengan dengan menggunakan percobaan dalam benda, dan diserap oleh benda [4]. satu celah sempit dan dua celah sempit interferensi atau gelap. dengan lembah destruktif Pengujian atau sifat dengan sebuah layar untuk menangkap Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 |82 pola interferensi. Pola terang gelap bergantian menunjukkan pola interferensi [4] . d sin θ = (m + )λ, (2) dengan m = 0, 1, 2, . . . Perbedaan fase δ di titik P ialah Pola interferensi cahaya dari dua sumber cahaya atau lebih dapat diamati hanya jika sumber-sumber kali perbedaan lintasan d sin θ δ= tersebut d sin θ. (3) Jarak ym yang diukur di sepanjang layar koheren. dari titik tengah ke rumbai terang ke-m dihubungkan oleh sudut θ oleh tan θ = , (4) dengan L merupakan jarak dari celah ke layar. Untuk θ yang kecil, diperoleh sin θ ≈ tan θ = Gambar 1. Geometri untuk menghubungkan jarak bahwa dua celah sebagai sumber cahaya d sin θ ≈ d percobaan Young setiap celah bertindak sebagai sumber garis, yang ekivalen d celah, garis-garis dari kedua celah ke satu titik P di layar akan hampir sejajar, dan = mλ, (7) dengan demikian, untuk sudut yang kecil, jarak yang diukur di sepanjang layar rumbai terang ke-m diberikan oleh =m Pola interferensi diamati pada layar yang sejarak d. Pada jarak yang jauh dari (6) ke dalam persamaan (1), diperoleh dengan sumber titik dalam dua dimensi. jauh dari celah tadi, yang dipisahkan , dengan mensubstitusikan persamaan (6) yang koheren untuk pengamatan pola interferensi cahaya pada layar. Pada (5) sehingga d sin θ diberikan oleh y yang diukur di sepanjang layar ke L dan θ Dapat dilihat pada gambar 1 , . (8) Dari persamaan (8) dapat diketahui bahwa rumbai-rumbai tersebut berjarak sama pada layar, dengan jarak di antara dua rumbai terang berturutan diberikan ∆y = perbedaan lintasan kira-kira d sin θ. . (9) Dengan demikian interferensi maksimum Untuk pada sudut yang diberikan oleh cahaya, dapat menggunakan persamaan d sin θ = mλ, dengan m = 0, 1, 2, . . . (1) mencari panjang gelombang (9) yang diubah menjadi . (10) Interferensi minimum terjadi di Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 |83 Sedangkan untuk mencari ralat panjang gelombang cahaya adalah . (11) Gambar 2. Celah ganda yang terbuat dari kertas, 3. Metode Penelitian silet, dan sehelai rambut Percobaan penentuan gelombang 3. Layar yang terbuat dari kayu dan cahaya ungu dengan metode celah ganda digunakan untuk menangkap gejala dilakukan di rumah Ika Kartika Putri, interferensi dari celah ganda yang menggunakan disinari oleh sumber cahaya. peralatan yang dibuat sendiri dari bahan-bahan yang ada di 4. Papan yang dirancang dan diberi rumah. Alat dan bahan yang digunakan meteran untuk mengubah-ubah jarak adalah sebagai berikut. antara layar dan celah ganda. 1. Lampu senter rechargeable dengan daya 100 V~250 V sebagai sumber cahaya yang digunakan untuk menyinari celah ganda. 2. Celah ganda, terbuat dari bahan kertas, Gambar 3. Papan yang dirancang untuk sehelai rambut, 2 buah silet, isolasi, mengubah-ubah jarak gunting, dan penggaris. Celah ganda dibuat dengan cara memberi lubang pada kertas bagian tengah seluas 2 cm². Kemudian kedua silet ditempel pada lubang tersebut sehingga terbentuk celah yang sangat sempit, sehelai rambut diletakkan di antara celah sempit, dan direkatkan menggunakan isolasi. Celah ganda ini jika disinari oleh sumber cahaya akan terjadi gejala interferensi. Dilakukan penentuan jarak celah ganda terhadap layar (L), kemudian celah ganda disinari oleh lampu senter rechargeable dengan daya 100 V~250 V, sehingga terjadi pola gelap terang pada layar. Dilakukan pengukuran dan pencatatan jarak gelap terang pada layar ( ). Percobaan dilakukan hingga sepuluh kali dengan mengubah jarak antara celah ganda ke layar dan diperoleh sepuluh L dan . Kemudian data tersebut diolah dengan menggunakan perhitungan secara langsung tanpa regresi linier. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 |84 Tabel 1. Aproksimasi jangkauan panjang gelombang berbagai warna dalam spektrum cahaya tampak. Dapat dilihat pada tabel 2 bahwa jarak antara celah ganda ke layar (L) kemudian celah ganda disinari oleh NO 1 2 3 4 5 6 dan d Warna (nm) Ungu 340-480 Biru 450-490 Hijau 490-560 Kuning 560-590 Jingga 590-630 Merah 630-760 Dengan cara memasukkan cahaya sepuluh dan dan jarak antara garis gelap terang tersebut adalah ( , L, sepuluh nilai λ, ralatnya dapat dihitung menggunakan persamaan (11). Dilakukan pencocokan panjang gelombang cahaya yang diperoleh dari hasil percobaan dengan tabel 1 yaitu tabel aproksimasi gelombang jangkauan berbagai ). Ditentukan jarak celah ganda ke layar berselang satu centimeter antara jarak pertama ke jarak kedua dan seterusnya. Kemudian diperoleh panjang gelombang cahaya tiap pengambilan data menggunakan persamaan (10), dan dirata-rata untuk memperoleh hasil akhir panjang gelombang cahaya yang dipancarkan oleh lampu senter. panjang warna rechargeable diperoleh garis gelap terang pada layar, kemudian dirata-rata dengan cara nilai λ dibagi senter dengan daya 100 V~250 V sehingga menggunakan persamaan (10), sehingga dihasilkan lampu Tabel 2. Hasil penentuan panjang dalam gelombang cahaya secara langsung spektrum cahaya tampak. Sehingga dapat diketahui cahaya apa yang dipancarkan i menyinari celah ganda dalam percobaan yang telah dilakukan. 4. Pembahasan Percobaan untuk menentukan panjang gelombang cahaya ungu dengan metode celah ganda dilakukan dengan menggunakan perhitungan langsung tanpa regresi linier. secara (10⁻¹⁰) (10⁻⁵)(cm) (10⁻⁵)(cm) 37 4,054 -0,0722 0,0052128 1,5 36 4,167 0,0408 0,0016646 1,4 35 4 -0,1262 0,0159264 4 1,4 34 4,118 -0,0082 6,724E-05 5 1,4 33 4,242 0,1158 0,0134096 6 1,3 32 4,063 -0,0632 0,0039942 7 1,3 31 4,194 0,0678 0,0045968 8 1,2 30 4 -0,1262 0,0159264 9 1,2 29 4,138 0,0118 0,0001392 10 1,2 28 4,286 0,1598 0,95229 41,262 0 1,0132276 (cm) (cm) 1 1,5 2 3 oleh lampu senter rechargeable dengan daya 100V~250V yang digunakan untuk (δ λ)² δλ L Σ Percobaan penentuan (cm²) panjang gelombang cahaya ungu dengan metode celah ganda ini dilakukan sebanyak Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 |85 sepuluh kali, sehingga didapatkan sepuluh data mengenai jarak antara gelap terang ( berwarna ungu yaitu antara 3,40 hingga 4,80 ) dan jarak layar ke celah m m. Untuk penelitian lebih lanjut ganda (L). Jarak antara pusat dua celah disarankan (d) adalah 0,001 cm. Untuk mencari panjang panjang gelombang cahaya, digunakan terlebih dahulu, sehingga pada saat persamaan melakukan percobaan tidak mengalami (10). Sehingga panjang gelombang rata-rata ( 4,1262 diperoleh sebesar m. Dan ralatnya dihitung dengan menggunakan persamaan (11). Sehingga didapat 0,1061 ralatnya percobaan ditemui penentuan jarak antara pusat dua celah Kanginan, M. 2007. Fisika 3 untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Erlangga. [2] Suprayitno. 1997. Penelitian Panjang Gelombang dan Indeks Bias Udara dengan Metode Interferometer Michelson. Skripsi S-1. Semarang : FMIPA Universitas Diponegoro. [3] Riyanti, O. 2003. Analisis Pola Keluaran Interferometri Young menggunakan Cermin Lloyd. Skripsi S-1. Semarang : FMIPA Universitas Diponegoro. [4] Ishaq, M. 2008. Menguak Rahasia Alam dengan Fisika. Bandung : PT Albana. [5] Alonso, M. and Finn, E.J. 1980. Fundamental University Physics, 2nd Edition. Alih bahasa Prasetyo, L dan Kusnul H. Dasar-dasar Fisika Universitas Jilid 2 : Medan dan Gelombang. 1994. Jakarta : Erlangga. [6] Halliday, D. dan Resnick, R. 1993. Fisika Edisi ke 3 Jilid 2. Jakarta : Erlangga. kadang bergoyang saat dipegang sehingga pola gelap dan pola terang bergeser. 5. Kesimpulan Panjang gelombang cahaya yang diperoleh dari perhitungan secara langsung tanpa regresi linear adalah (4,13±0,11) Panjang m. gelombang yang diperoleh dari hasil percobaan dengan menggunakan lampu senter rechargeable dengan daya 100 V~250 V dapat dikategorikan dalam cahaya cahaya [1] kurang tepat, karena lampu senter yang ganda pembuktian tampak Daftar Pustaka antara pola gelap dengan pola terang celah dalam cahaya celah ganda. pada celah ganda dan pengukuran jarak ke gelombang mengetahui tampak yang digunakan untuk menyinari beberapa kesulitan antara lain adalah disorotkan peneliti sebesar m. Selama kesulitan agar tampak Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 |86 [7] Sutrisno. 1984. Fisika Dasar Gelombang dan Optik. Bandung : ITB. [8] Tipler, P.A. 1991. Physics for scientist and enginers part2. Alih bahasa Prasetio, L dan Rahmad, A. 1998. Fisika untuk sains dan teknik jilid 2. Jakarta : Erlangga. daya yang dipakai kurang dari 100V atau lebih dari 250V? J: Ika Kartika, UAD Karena percobaan yang lakukan menggunakan kami peralatan yang ada dirumah kami dan yang ada Tanya Jawab hanya senter rechargeable dengan daya 100V – 250V maka T : Wasingul Maghfiroh, Pendidikan kami belum dapat membuktikan apakah ada pengaruhnya terhadap Fisika UAD panjang gelombang jika Apakah bias jika sehelai rambut menggunakan senter dengan daya diubah dengan benang? Apakah kurang dari 100V atau lebih dari celah-celah cahaya akan terlihat? 250V. J: Ika Kartika Putri, UAD Kami menggunakan sehelai rambut T: Bambang Setiahadi, LAPAN karena karena sehelai rambut sudah tidak bias dibagi lagi, sedaangkan benang masih dapat dibagi menjadi beberapa bagian. Semakin tipis Apakah dapat digunakan cahaya matahari? J: Ika Kartika Putri, UAD sehelai rambut yang digunakan akan mempengaruhi jarak antara Karena kami menentukan panjang pusat dua celah (d). gelombang cahaya ungu, maka tidak dapat menggunakan sumber cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan cahaya monokromatis T: Dwi Nursanti, UAD yang terdiri dari berbagai warna Dalam percobaan ini digunakan lampu senter dengan daya 100V – yaitu merah – jingga – kuning – hijau – biru – nila – ungu. 250V. apakah ada pengaruhnya terhadap panjang gelombang jika Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 |87 Pengaruh Cooperative Learning Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Pokok Bahasan Hukum Ohm Okimustava, Ishafit Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta Kampus III, Jl. Prof. Dr. Soepomo, SH, Yogyakarta 55164 e-mail:[email protected], [email protected] Moh. Toifur Program StudiFisika Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta JurusanMatematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Ahmad Dahlan, Kampus III, Jl. Prof. Dr. Soepomo, SH, Yogyakarta 55164 e-mail:[email protected] Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh cooperative learning dalam upaya meningkatkan prestasi belajar fisika siswa SMA. Penelitian ini menggunakan metode kuasieksperimen, mengambil 2 kelas sebagai sampel, yaitu kelas X5 digunakan sebagai kelas eksperimen, dan kelas X6 sebagai kelas kontrol. Nilai awal diambil dari nilai pre tes dan nilai post test diambil dari nilainilai. Kemudian nilai-nilai tersebut dianalisis dengan Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Uji Tingkat Kesukaran, dan Uji Daya Beda. Analisis data digunakan Uji Normalitas, dan Uji Homogenitas serta uji gain. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan uji hipotesis yang menggunakan uji-t dua pihak untuk data normal dan uji chi kuadrat untuk data tidak normal.Didapatkan bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dibanding dengan hasil belajar kelas kontrol.Disamping itu penerapan cooperative learning dapat memotivasi belajar siswa pada kelas eksperimen yang terlihat dari semangat siswa untuk melakukan belajar secara berkelompok. Kata kunci:cooperative learning, hukum ohm 1. Pendahuluan Penelitian dengan jelas menyatakan bahwa siswa perlu melakukan lebih dari sekedar mendengardalam proses belajar. Survei profesor AS menemukan bahwa mengajar adalah cara instruksi di 89% dari ilmuwan fisika dan [1].Sebuah studi baru-baru ini menyimpulkan berbagai studi pembelajaran aktif, kolaboratif, kooperatif, dan masalahberbasis pada siswa[2].Gurumemilikipilihan untukpenataanpelajarankompetitif, individualis, ataukooperatif. Para gurumembuatkeputusandalampenataanpelaja ranuntukmempengaruhiinteraksisiswadengan orang lain, pengetahuan, dansikap[3]. Pada cooperativelearning harus ada struktur dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif sehingga terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang besifat interdependesi yang efektif diantara anggota kelompok[4].Model cooperative learning tidak akan bisa terlaksana secara maksimal tanpa adanya aspek pendukung yang lain. Aspek pendukung itu diantaranya adalah penggunaan model cooperative learning dengan bantuan PhET Simulation dan mengajak siswa untuk mempraktekkan hasil pembelajarannya secara langsung di laboratorium dengan melakukan eksperimen. Dengan menggunakan kedua aspek tersebut diharapkan pembelajaran akan mendapatkan hasil yang maksimal. Berdasarkan masalah-masalah tersebut, penelitian ini dibuat untuk mengetahui apakah dengan model cooperative learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa terutama pada pokok bahasan hukum Ohm Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 88 yang belum memperoleh proporsi yang memadai, mengingat pentingnya pembelajaran tentang hukum Ohm tersebut. 2. Dasar Teori a. Metode Ceramah Metode ceramah adalah metode penuturan bahan pelajaran secara lisan.Metode ini tidak senantiasa jelek bila penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung dengan alat dan media serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunaannya. Pada umumnya ada tiga langkah pokok yang harus dipersiapkan dalam penggunaan metode ceramah yaitu, persiapan atau perencanaan artinya guru untuk mempersiapkan kondisi belajar yang baik sebelum mengajar dimulai, pelaksanaan artinya guru menyampaikan bahan ceramah, kesimpulan arinya guru menyimpulkan hasil ceramah, umumnya siswa mencatat bahan yang telah diceramahkan [5]. Dalam metode ceramah memiliki kekurangan dan kelebihan. Kelebihan metode ceramah diantaranya adalah guru mudah menguasai kelas, mudah mengorganisasikan tempat duduk, dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar, mudah mempersiapkan dan melaksanakan proses pembelajaran, serta guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik. Sedangkan kekurangannya metode ceramah yaitu, mudah membuat siswa tidak mengeti tehadap katakata yang disampaikan oleh gurunya, yang memiliki kemampuan hanya dapat menyerap pembelajaran jika dengan melihat langsung saja menjadi rugi, yang memiki kemampuan mendengar saja lebih besar menerimanya, bila selalu digunakan dan terlalu lama akan membosankan, guru menyimpulkan bahwa siswa telah mengerti dan tertarik pada ceramahnyapadahal siswa belum mengerti sehingga menyebabkan siswa pasif. b. Metode cooperative learning Seorang gurumungkinmemilikipengaruhpositif padasiswa sehingga dapatmemotivasinya, tetapisiswaawalnyamemerlukanintervensida ndukungan. Sejakguruberada dalamposisinya,merekadapatmembangunco operative learningkelompokuntukmemberikandukung anini[6].Pembelajarankooperatifmerupakan strategipembelajaranberbasispadanalurikerj asama manusia.Iniadalahpemanfaatanaspekpsikolo giskerjasamadanpersainganuntuktransaksik urikulerdanbelajarsiswa.Konsepcooperative learningmengacupadametodepembelajarand anteknikdi manasiswabekerjadalamkelompok kecildandihargaidalambeberapa kinerjasebagai sebuah kelompok.Idedi belakangmetodecooperative learningadalahketikakelompoktidak dihargai sebagaiindividu[7]. Cooperative learning adalah strategi pembelajaran yang terdiri dari kelompok kecil yang masing-masing terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda yang menggunakan berbagai jenis pembelajaran untuk memperbaiki pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.Masing-masing anggota kelompok bertanggung jawab tidak hanya untuk belajar dari guru tetapi juga untuk membantu anggota kelompok dalam belajar, yang membuat suasana yang baik.Siswa dapat dikatakan tuntas belajar jika semua anggota kelompok mengerti tentang materi yang diajarkan[4]. Siswa melakukan eksperimen untuk melakukan pengambilan data dengan membuat rangkaian listrik menggunakan Phet Simulation dari materi yang telah diberikan oleh guru. Setelah pengumpulan data selesai siswa berdiskusi untuk mencari jawaban dan menyimpulkan hasil dari soal yang telah diberikan.Siswa membuat grafik hubungan antara R, V dan I dengan data yang diambil dari Phet Simulation. Kemudian beberapa kelompok menyampaikan hasil dari diskusi kelompok mereka kedepan kelas. Model evaluasi cooperative learning belum banyak diterapkan dalam dunia pendidikan kita walaupun kita sering mengembangkan nilai-nilai gotong royong dalam budaya bangsa Indonesia.Kebanyakan guru tidak mau menerapkan sistem kerja kelompok karena beberapa alasan.Salah satunya adalah Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 89 penilaian yang dianggap kurang adil. Siswa tekun dan pandai merasa dirugikan karena temannya yang kurang mampu dan berusaha hanya ikut andil pada hasil jerih payah mereka, sedangkan siswa yang kurang mampuakan merasa seperti benalu [8] . c. Hukum Ohm Pada sebagian besar konduktor logam, hubungan arus yang mengalir dengan potensial diatur oleh hukum Ohm.Ohm menggunakan rangkaian percobaan sederhana seperti pada Gambar 2 dan yang menggunakan Phet Simulation pada Gambar 3. Dia menggunakan rangkaian sumber potensial secara seri, mengukur besarnya arus yang mengalir dan menemukan hubungan linier sederhana, yang dapat dituliskan sebagai (1) denganR = V/I disebut resistansi dari beban,dengan R adalah resistansi, V adalah beda potensial, dan I adalah arus listrik yang mengalir melewati rangkaian yang ditunjukkan pada gambar 1[9]. R i V Gambar 1.Rangkaian listrik sederhana V R= V I Gambar2.Grafik hubungan antara V dan I untuk material ohmik. Resistansi tidak bergantung pada I untuk material ohmik, seperti yang ditunjukan oleh kemiringan garis yang konstan yang ditunjukkan gambar 2.Resistansi kawat penghantar diketahui sebanding dengan panjang kawat dan berbanding terbalik dengan luas penampang lintang. (2) denganR adalah resistansi, ρ adalah resistivitas, L adalah panjang kawat, dan A adalah luas penampang kawat. Konstanta kesebandingan ρ disebut resistivitas material penghantar. Resistivitas suatu logam bergantung pada temperatur. Dari tabel resistivitasbiasanya diberikan untuk nilai-nilainya pada 200C bersama dengan koefisien temperatur restisivitas α, yang sebanding dengan kemiringan kurva ρ terhadap T. Resistivitas pada temperatur Tc lainnya dalam celcius diberikan oleh , (3) dengan ρ0 adalah resistivitas mula-mula koefisien temperatur dan Tc adalah temperature akhir.Resistivitas memiliki kemiringan yang sama jika diplot terhadap Tcataupun T. Ketika menggambar diagram rangkaian, hamabatan dinyatakan dengan simbol [9]. Dua atau lebih resistor yang dihubungkan sedemikian rupa sehingga muatan yang sama harus mengalir melalui keduanya dikatakan bahwa resistor itu dihubungkan secara seri. Karena muatan tidak terkumpul pada satu titik kawat yang dialiri arus konstan.Tegangan jatuh pada kedua resistor adalah jumlah tegangan yang jatuh pada masing-masing resistor[9]. , (4) dengan membuat tegangan jatuh sama dengan IReq, maka . (5) Dua atau lebih resistor yang dihubungkan akanmemiliki beda potensial yang sama diantara keduanya dikatakan bahwa resistor itu dihubungkan secara paralel. Arus post testadalah jumlah semua arus pada tiap percabangan. , (6) denganV=V1 adalah tegangan jatuh pada resistor. Dalam bentuk arus resistansi, maka , (7) dengan memecahkan pers (7) untuk I dan tegangan menggunakan , maka diperoleh . (8) Resistansi ekivalen untuk tiga resistor paralel dengan demikian dapat ditulis menjadi [9]. . (9) Resistor yang dihubungkan secara paralel memiliki beda potensial yang sama disetiap cabangnya. Physisics Education Technology merupakan software atau program simulasi Fisika yang mudah untuk dipelajari.Kita dapat mengamati, menghitung, mengukur, Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 90 menghubungkan ruang dan waktu, membuat hipotesis, merancang eksperimen, mengendalikan variabel, membuat kesimpulan sementaramenerapkan, mengkomunikasikan data dan mengajukan pertanyaan.Physisics Education Technology merupakn program aplikasi yang terdiri dari Java dan Flash yang saat ini sedang dikembangkan dalam dunia pendidikan. 3. Metode Penelitian Penelitian ini membahas tentang metode pembelajaran cooperative learning pada pokok bahasan Listrik Dinamis khususnya pada sub bab hukum Ohm. Subjek dalam penelitian ini adalah adalah siswa kelas X5 sebagai kelas experimen dengan jumlah 43 siswa dan siswa X6 sebagai kelas kontrol dengan jumlah 43 siswa, semester II SMU Negeri 1 Majenang. Diambilnya kelas ini sebagai sampel penelitian karena kelas tersebut merupakan kelas yang variatif mempunyai siswa dengan kemampuan bervariasi. Subjek pengujian intrumen soal penelitian dilakukan pada kelas X4 dengan jumlah 35 siswa dan X7 dengann jumlah 42 siswa. Tabel 1.Desain kelompok kontrol pratespascates berpasangan Kelompok A B Pre test Perlakuan R1 R2 X1 X2 Post test Y1 Y2 Instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah instrumen untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa yaitu dengan mengggunakan tes. Tes digunakan untuk mengetahui keberhasilan dari model pengajaran, maka diadakan tes kemampuan awal siswa atau pre test dan tes prestasi belajar Fisika sebagai tes post test atu post-test. Tipe soal dalam penelitian ini adalah pilihan ganda, hal ini dimaksudkan agar siswa lebih memahami materi yang telah diajarkan. Jumlah soal pre test danposttestnilaisebanyak dua puluh soal pilihan ganda. d. Uji intrumen Pada penelitian ini untuk menghitung validitas butir-butir soal tes prestasi belajar Fisika dan motivasi berprestasi yang valid maka digunakan rumus korelasi product moment[10] rXY N {N X 2 XY ( X )( 2 ( X ) }{N (10) Y) Y 2 ( 2 Y) } Untuk menguji reliabilitas instumen tes digunakan rumus KR-20[10] n S2 pq . (11) r 11 n S2 1 Jika r11>rtabel maka statusnya reliabel atau andal tetapi jika r11>rtabelmaka statusnya tidak reliabel atau tidak andal, [10]. Sedangkan untuk mencari nilai S untuk sampel data kelompok dapat digunakan rumus , (12) dengan S adalah standar deviasi, X adalah banyaknya item soal yang menjawab benar adalah rata-rata hitung dari banyaknya soal yang dijawab benar. Untuk menghitung tingkat kesukaran dengan menggunakan rumus B (13) P J , dengan kriteria sebagai berikut, soal sukar (0.00 – 0,30 ), soal sedang (0,31 – 0,70), soal mudah (0,71 – 1,00)[10]. Uji daya beda disini digunakan untuk membandingkan nilai antara siswa dengan kelas nilai tinggi dengan siswa yang mempunyai nilai kelas rendah. . (14) e. Uji Persyaratan Analisis Uji normalitas dilakukan pada kedua kelompok yaitu pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah , (15) untuk menghitung fh didasarkan pada prosentase luas tiap bidang kurve normal dikalikan jumlah data observasi atau jumlah individu dalam sampel. Jika χ2 hitung ≤ χ2 tabel, maka distribusi normal tetapi jika χ2 hitung ≥ χ2tabel tabel, maka data distribusi tidak normal[10]. Uji homogenitas dimaksudkan untuk menentukan apakah sampel yang dihadapi homogen atau tidak. Rumus yang digunakan adalah uji Bartlett 2 (ln 10) B (n1 1) log s1 2 , (16) dengan harga S dan B adalah Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 91 , (17) dan , (18) dengan taraf nyata α , hipotesis Hoditolak 2 2 2 jika (1 ))(k 1) dengan (1 )( k 1) didapat dari daftar distribusi chi kuadrat dengan peluang (1-α) dengan dk (k 1) [5] . Kemudian untuk mengetahui masing-masing variabel prediktor terhadap kriterium dilakukan uji statistik t.Rumus uji- t yang digunakan . (19) X X t S 1 2 1 n1 1 n2 Jika (n1 1) s12 ( n 2 1) s 22 n1 n 2 2 (20) . Menurut distribusi sampling, maka statistik t di atas berdistribusi student dk (n1 n2 2) . Kriteria dengan pengujian adalah H0 diterima jika dari daftar t1 1 t t1 1 didapat S2 2 distribusi peluang 2 t (1 dengan dk (n1 n2 2) dan 1 ) untuk harga-harga t 2 [10] lainnya H0 ditolak . Sedangkan bila distribusi data tidak normal atau tidak homogen digunakan analisis statistik non parametris untuk menguji hipotesismenggunakan analisis chi kuadrat χ2. Rumus chi kuadrat . (21) Cara menghitung fhdidasarkan pada prosentase luas tiap bidang kurve normal dikalikan jumlah data observasi. Jika χ2 hitung ≥ χ2 tabel, maka H0 ditolak, dan jika χ2 hitung ≤ χ2 tabel, maka H0 diterima[11]. 4. Hasil dan Pembahasan Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi metode tes. Analisis instrumen yang digunakan dalam metode tes antara lain: uji validitas, uji reliabilitas, tingkat kesukaran soal, dan indeks diskriminasi (daya beda soal). Soal yang digunakan disini terdiri dari 60 soal. Pengujian validitas butir soal dilakukan dengan menggunakan korelasi product moment. Hasil uji validitas butir soal yang terdiri dari 60 butir soal pilihan ganda, ada 50 soal yang dinyatakan sahih dan ada 10 soal yang dinyatakan gugur. Hasil uji tingkat kesukaran soal untuk prestasi belajardari 50 butir soal objektif, ada 18 butir soal yang tergolong soal mudah, ada 14 butir soal yang tergolong soal sedang, dan ada 18 butir soal yang tergolong soal sukar. Serta hasil uji daya pembeda soal untuk prestasi belajar dari 50 butir soal objektif, 2 soal yang mempunyai indeks diskriminasi baik, ada 11 soal yang mempunyai indeks diskriminasi cukup, dan ada 37 soal yang mempunyai indeks diskriminasi rendah. Berdasarkan hasil analisis uji instrumen, post testnya penulis memiliki butir-butir soal yang mempunyai kualitas baik bila ditinjau dari validitas, daya beda, tingkat kesukaran dan reliabilitas, sebanyak 50 soal. a. Deskripsi nilai pre tes Hasil uji normalitas nilai kemampuan awal ditunjukan pada Tabel II. Tabel II Ringkasan hasil uji normalitas nilai pre tes Smpl A B 2 2 2 hitung tabel Trf db sgnfkn Ket Tidak normal Tidak 7,119 5,991 5% 2 normal 2 Dari Tabel 4 diketahui hitung > 8,194 5,991 5% 2 pada taraf signifikan 5% dan derajat bebas 2, baik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.Hal ini berarti bahwa nilai kemampuan awal Fisika pada masing-masing sampel merupakan data yang berdistribusi tidak normal.Dengan didapatkan data yang berdistribusi tidak normal maka untuk kemampuan awal Fisika pada materi hukum Ohm menggunakan analisis statistik non parametik, yaitu dengan menggunakan anlisis chi kuadrat.Hasil uji homogenitas nilai kemampuan awalFisika dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Ringkasan hasil uji homogenitas nilai kemampuan awal tabel Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 92 2 Dari Tabel III diketahui hitung 2 hitung 2 2 < tabel pada taraf signifikan 5% dan derajat bebas 1. Hal ini berarti bahwa varians nilai kemampuan awal pada kelas eksperimen adalah sama dengan varians nilaipost test pada kelas kontrol. b. Deskripsi nilaipost test Hasil uji normalitas hasil post test ditunjukan tabel 4. Tabel 4. Ringkasan uji normalitas nilaipost test Trf Sampel 2 hitung 2 tabel db Ke signifikan A 1,707 5,991 5% 2 Normal B 4,807 5,991 5% 2 Normal Pada Tabel 4 terlihat 2 hitung < 2 tabel pada taraf signifikan 5% dan derajat bebas 1, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Hal ini berarti bahwa nilaipost test prestasi belajar pada masing-masing sampel merupakan data yang berdistribusi normal.Hasil uji homogenitas nilaipost test prestasi belajar Fisika dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas NilaiPost test Prestasi Belajar Taraf 2 2 db Keterangan hitung tabel signifikan 2,44 3,841 5% 1 Homogen Dari Tabel 5 diketahui 2 2 hitung < pada taraf signifikan 5% dan derajat bebas 1. Hal ini berarti bahwa varians nilaipost test prestasi belajar Fisika pada kelas eksperimen adalah sama dengan varians nilaipost test pada kelas kontrol.Hasil uji hipotesis nilaipost test prestasi belajar ditunjukan pada Tabel 6. Tabel 6 Ringkasan Hasil Uji–t Dua Pihak NilaiPost test Prestasi Belajar Taraf t hitung t tabel db signifikan 8,536 1,992 5% 84 Dari Tabel 6 diketahui t hitung (8,536) > tabel ttabel (1,993) pada taraf signifikan 5% dan derajat bebas 84. Hal ini berarti bahwa hipotesis H0ditolak dan hipotesis H1 diterima. 0,307 tabel 3,84 1 Taraf signifika db n Ket 5% homogen 1 5. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan data-data yang diperoleh dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan cooperative learning dapat meningkatkan prestasi belajar Fisika siswa kelas X SMA, dan meningkatkan motivasi belajar Fisika siswa. Daftar Pustaka [1] Chickering, A., and Gamson, Z. 1987.Seven Principles for Good Practice.AAHE Bulletin, 39:3–7, ED 282 491, 6pp, MF-01; PC-01. http://www.foundationcoalition.org/hom e/keycomponents/collaborative_learning. html. [2] Prince, M. 2004. Does Active Learning Work? A Review of the Research," Journal of Engineering Education, Vol 93, No 3, hal 223-231. [3] Abu, R.B. dan Flowers,J. 1997. The Effects Of Cooperative Learning Methods On Achievement, Retention, And Attitudes Of Home Economics Students In North Carolina. Journal of Vocational and Technical Education.Volume 13, Number 2. [4] Solihatin, E.dan Raharjo. 2007. Cooperative learning. Jakarta: Bumi Aksara. [5] Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. [6] Duxbury, J.G. 2010. dan Tsai, L.L. The Effects of Cooperative Learning on Foreign Language anxiety: A Comparative Study of Taiwanese and American Universities. International Journal of Instruction Vol.3, No.1.ISSN: 1694-609X. [7] Mandal, R. R. 2009.Cooperative Learning Strategies to Enhance Writing Skill. The modern Journal off Applied Linguistic Vol 1 p.93-102. [8] Lie, A. 2007. Cooperative learning. Jakarta: Gramedia. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 93 [9] Giancoli, D.C. 2001. Fisika Jilid 2. Jakarta: Erlangga. [10] Arikunto, S. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. [11] Sugiono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Tanya Jawab T: Nurhayatih, UAD Apa yang dimaksud uji t dan uji chip square? J: Oki Mustava, UAD Uji t merupakan uji statistic parametric yang bias digunakan untuk sebuah sampel data homogeny dan normal. Homogeny artinya data diujikan pada kelas sampel memiliki kemampuan siswa Normal berarti kemampuan terdistribusi secara normal untuk yang sama. Jadi, siswa dalam kemampuannya merata. homogen. siswanya satu kelas kelas itu T: Nur Hidayah, UAD Mengapa menggunakan uji x2 ketika uji t tidak bias? J: Oki Mustava, UAD Uji x2 digunakan ketika data merupakan data statistic non parametik artinya distribusi data ada yang tidak normal atau ada yang tidak homogeny. Hal ini disebabkan karena kemampuan siswa pada kelas sampel tidak sama. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 94 Pengembangan dan Pembelajaran IPA Secara Terpadu Muhammad Noviansyah Aridito Program Studi Pendidikan IPA Universitas Negeri Yogyakarta Email : [email protected] Abstrak IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Pembelajaran IPA terpadu mengaktifkan kegiatan pada siswa layaknya kegiatan yang dilakukan oleh ilmuwan dalam melakukan dan menemukan pengetahuan yang baru bagi mereka. Pembelajaran IPA untuk SMP lebih ditekankan pada aktivitas siswa yang bersifat laboratory work dengan menggunakan inqury dan metode ilmiah. Tema yang merupakan core/inti pusat dapat digunakan untuk membelajarkan IPA secara terpadu dan tidak terpisah-pisah atau terkotak-kotak antara cabang keilmuan IPA sehingga pemahaman siswa lebih menyeluruh dan kontekstual. Core (pusat) akan menjadi starting point membelajarkan IPA Terpadu yang berasal dari peristiwa sehari-hari. Pengembangan IPA terpadu untuk SMP tentu harus melihat standar kompetensi lulusan siswa SMP. Semakin banyaknya ide-ide untuk mengembangkan IPA Terpadu akan meningkatkan banyaknya core (pusat) keterpaduan dan IPA Terpadu akan semakin kaya dengan tema yang kontekstual dan sesuai dengan keadaan sekolah dan wilayah. Area Pengembangan diharapkan menjadi area dimana pengembangan dan implikasi pembelajaran science pada siswa terwujud. Kata kunci : Pendidikan IPA, Inkuiri, Metode Ilmiah, Tema/core, Pengembang, IPA Terpadu terungkap dan masih bersifat rahasia 1. Pendahuluan IPA pembelajaran merupakan alam dan konsep sehingga hasil penemuannya dapat mempunyai dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan hubungan yang sangat luas terkait dengan alam yang baru dan dapat diterapkan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA dalam kehidupan sehari-hari. sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga perkembangan Teknologi, karena IPA memiliki upaya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu untuk tentang alam secara sistematis, sehingga membangkitkan minat manusia serta IPA bukan hanya penguasaan kumpulan kemampuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang berupa fakta-fakta, pengetahuan serta konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja pemahaman tentang alam semesta yang tetapi juga merupakan suatu proses dan teknologi mempunyai banyak fakta yang belum Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 95 penemuan. Pendidikan IPA diharapkan Pembelajaran IPA dapat menjadi wahana bagi peserta didik dilaksanakan untuk mempelajari diri sendiri dan alam (scientific inquiry) untuk menumbuhkan sekitar, serta prospek pengembangan kemampuan lebih lanjut dalam menerapkannya di bersikap dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengkomunikasikannya sebagai aspek pembelajarannya pada penting kecakapan hidup. Oleh karena pemberian pengalaman langsung untuk itu pembelajaran IPA di SMP/MTs mengembangkan menekankan menekankan kompetensi agar secara sebaiknya inkuiri berpikir, ilmiah bekerja dan ilmiah serta pada pemberian menjelajahi dan memahami alam sekitar pengalaman belajar secara langsung secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan melalui penggunaan dan pengembangan untuk inkuiri keterampilan proses dan sikap ilmiah. dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk Standar memperoleh pemahaman yang lebih Kompetensi mendalam tentang alam sekitar. Kompetensi Dasar (SK) (KD) dan IPA di SMP/MTs merupakan standar minimum IPA diperlukan dalam kehidupan sehari- yang secara nasional harus dicapai oleh hari peserta didik dan menjadi acuan dalam untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah- pengembangan masalah yang dapat diidentifikasikan. satuan pendidikan. Pencapaian SK dan Penerapan IPA perlu dilakukan secara KD didasarkan pada bijaksana peserta untuk menjaga dan didik kurikulum untuk setiap pemberdayaan membangun memelihara kelestarian lingkungan. Di kemampuan, tingkat pengetahuan sendiri yang difasilitasi SMP/MTs diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, masyarakat) diarahkan secara pada terpadu pengalaman bekerja di ilmiah, dan oleh guru. dan Bahan kajian IPA untuk SMP/MTs yang merupakan kelanjutan bahan kajian IPA belajar SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai untuk merancang dan membuat suatu berikut. karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bijaksana. bekerja ilmiah secara 1. Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 96 2. Materi dan Sifatnya ilmiah dan erat kaitannya dengan proses 3. Energi dan Perubahannya inkuiri/penemuan/penyelidikan sehingga si pelaku 4. Bumi dan Alam Semesta inkuiri dapat membangun pengetahuan mereka dari hasil kegiatan yang mereka kerjakan. Intinya pembelajaran 2. Pembahasan IPA untuk SMP lebih ditekankan pada 2.1 Bagaimana mengkonduksikan IPA aktivitas siswa yang bersifat laboratory work Metode ilmiah merupakan cara ilmiah yang dilakukan oleh ilmuwan (scientist) pada tiap aktivitasnya yang juga dikenal laboratory work. Metode ilmiah juga merupakan dasar pembelajaran IPA terpadu yang mampu membawa siswa belajar mengenal alam seperti ilmuwan. Gampangnya metode ilmiah adalah alat/cara yang digunakan ilmuan yang jika alat itu dipakai dalam pembelajaran IPA terpadu maka siswa pun diharapkan mampu penegtahuan Menurut yang piaget baru , menemukan bagi kondisi mereka. psikologi perkembangan mental siswa SMP berada pada kongkrit operasional menuju formal/abstrak konsep sehingga akan sangat baik jika pembelajaran IPA terpadu di SMP lebih menekankan pada Hands On dan Minds On, dengan artian Pembelajaran IPA terpadu mengaktifkan kegiatan pada siswa layaknya kegiatan yang dilakukan oleh ilmuwan dalam melakukan dan menemukan pengetahuan yang baru bagi mereka. Apa dan bagaimana kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan inqury dan metode ilmiah. Terpadu berarti mengaktifkan kognitif, afektif, dan psikomotor siswa sehingga otak kanan dan otak kiri dapat digunakan secara seimbang melalui aktivitas pembelajaran IPA terpadu. Ada banyak model teknologi pembelajaran yakni direct learning, cooperative learning, problem based learning , project based learning yang kesemuanya dapat di dasarkan pada proses inkuiry dan kegiatan menerapkan metode ilmiah. Ketrempilan proses sains merupakan salah satu aplikasi yang dapat dikonduksikan pada tiap-tiap pembelajaran IPA terpadu. Misalnya penggunaan direct instruction yang sering diinferiorkan bertentangan dengan pembelajaran IPA terpadu,sedang model lain masih dapat diaplikasikan. Guru menggunakan Direct instruction, apakah guru menjelaskan pada siswa dan berada di depan panggung kelas hingga usai pembelajaran?tidak, guru dapat menggunakan metode demonstrasi, real object di gunakan dan dimulai dengan suatu oleh ilmuwan di dasarkan pada metode Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 97 hal yang menggelitik siswa untuk mau ya, dengan suatu tema yang merupakan berpikir dengan artian hal tersebut memiliki core/inti/ pusatnya yang dapat digunakan misteri yang dapat dijawab setelah aktivitas untuk membelajarkan IPA secara terpadu pembelajaran IPA terpadu dan akan lebih dan tidak terpisah-pisah atau terkotak-kotak baik yang antara cabang keilmuan IPA sehingga mengerjakan/menemukan jawaban misteri pemahaman siswa lebih menyeluruh dan tersebut dan dipandu oleh guru. kontekstual terhadap kehidupannya yang lagi jika siswa berdampak pembentukan scientific attitude 2.2 Mengapa IPA terpadu? pada siswa. Pembelajaran IPA lebih dekat Pertanyaan mengapa IPA terpadu dengan hal-hal sehari-hari karena bukankah kadang muncul dalam benak kita, benarkah IPA memang menguak misteri alam?diri efektif dan efisien? Pernahkah ada yang kita dan apa yang di luar diri kita?yang itu melakukan sangat penelitian tersebut?Kearah keterpaduannya tentang mana hal sebenarnya untuk dekat dijauhkan. dengan kita?jadi Pembelajaran IPA jangan terpadu siswa melalui berbagai model yakni model jaring SMP?Jawabannya ternyata ada yang pernah laba-laba, model connected, dan integrated. melakukan penelitian tersebut dari P4TK Ketiga model tersebut haruslah memiliki IPA di Bandung salah satunya tentang core(pusat) yang akan menjadi starting point pengaruh membelajarkan IPA terpadu yang berasal pembelajaran IPA terpadu terhadap pengembang literasi sains siswa dari keseharian kita. SMP oleh Yeni Hendriani yang hasilnya positif terhadap literasi sains jika diajarkan 2.3 dengan IPA terpadu dan positif terhadap terpadu? pengaplikasian metode ilmiah melalui Bagaimana Pertanyan mengembangkan tersebut adalah IPA suatu ktrampilan proses sains. Penelitian tersebut pertanyaan yang dapat dijawab dengan menggunakan pembelajaran IPA terpadu melihat kurikulum kita, fokusnya kurikulum model tematik/connected dengan tema rokok untuk siswa SMP. Pengembangan IPA dan kesehatan, Transformasi energy dan terpadu untuk SMP tentu harus melihat tumbuhan hijau, wujud zat serta perubahan standar kompetensi lulusan siswa SMP, kimia dan fisika. Lalu seperti itukah tidak keterpaduan IPA untuk SMP?jawabannya Pembelajaran IPA terpadu diluar Standar boleh kita mengembangkan Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 98 Kompetensi Lulusan SMP. Gamblangnya, Pengembangan ide menuju konsep IPA materi IPA di SMP tidak sama dengan Terpadu materi IPA di SMA atau di Perguruan Tinggi. Mungkin secara umum sama, tapi IDE tingkat kedalaman materi berbeda karena Core pendidikan kita menganut system spiral Integrated Science sehingga hal ini sangat perlu diperhatikan. Dari Kompetensi Dasar dan SKL Ide dasar tentang pembelajaran IPA menuju keterpaduan - Pelajari Standar kompetensi Lulusan terpadu akan membantu kita menguak dan SMP mengembangkan pembelajaran IPA terpadu secara keseluruhan (kelas melalui implementasinya menjadi core/inti VII,VIII,IX) - - dan keterpaduan. Core atau inti keterpaduan kesinambungan antar SK-KD yang sendiri maksudnya dimana kompetensi- saling terkait kompetensi Pemilihan kecocokan dasar itu bertemu dan science membentuk suatu inti untuk sebuah tema terkait atau tema keseharian. (lebih IPA Terpadu.Semakin banyaknya ide-ide dekat atau lebih umum dengan tersebut akan menggerakkan banyaknya core siswa/kontek keadaan lebih baik, dan IPA Terpadu akan semakin kaya dengan misalnya orang gunungkidul kaitkan tema yang kontekstual dan sesuai dengan tema/isu science di Gunung Kidul) keadaan sekolah dan wilayah. Dengan ,proyeksikan banyaknya Penyesuaian dengan isu media pembelajaran core/inti IPA akan yang akan digunakan. menggerakkan - Penyusunan core/inti keterpaduan pembelajaran - Pengembangan inti/core pada materi mungkin saja sekolah A dapat memilih core - Penyusunan SSP (subject specific 1,3,4 paling sesuai dan pedagogy) kontekstual(bermakna) dengan kondisi - Penyusunan RPP ipa terpadu sekolah dan wilayah dari sekian macam core - Pelaksanaan pembelajaran IPA yang telah terdokumentasi.Hal ini akan yang banyaknya jenis Terpadu sehingga IPA berdampak bahwa IPA memang sangat dekat dengan kita. Lalu bagaimana Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 99 menemukan Ide untuk mengembangkan hal litosfer bumi karena panas dari matahari tersebut? melalui atmosfir dan sampai ke litosfer Penemuan ide berasal dari kreativitas kita, suatu penemuan salah satunya berasal dari kesiapan yakni kesiapan kompetensi seorang guru/pengembang IPA Terpadu terhadap keilmuannya juga bumi. Pengembangan core dapat dilakukan sebagai berikut : 1. Core antar KD dalam semester yang pengembangan keilmuannya. Munculnya ide juga berasal dari masalah tertentu atau hal- sama 2. Core antar KD dalam semester yang hal yang menggelitik otak, contohnya global warming, Hujan Asam, Bioetanol Sampah, berbeda 3. Core antar KD dalam semester Arus dan Tranformasi Energi, Dll. berbeda dan kelas berbeda Untuk core antar KD dalam semester KD 1 yang sama bukan menjadi masalah saat ini, Core KD 3 namun jika semester berbeda bahkan di KD 2 tingkatan kelas yang berbeda maka banyak hal dapat dilakukan. Fungsi musyawarah KD 4 Core berfungsi guru IPA disekolah dan MGMP adalah sebagai muara untuk menyelesaikan permasalan bertemunya tiap KD, bisa jadi materi ini.Pembelajannya tersebut hanya sebagian yang terdapat pada gradually di kelas 1,2,3 sesuai dengan core padahal KD tersebut mengharapkan KDnya atau dapat pula dalam 1 tema transfer panas secara keseluruhan, misalnya langsung diajarkan secara keseluruhan tidak dengan core efek rumah kaca terdapat materi memandang tingkatan kelas dengan system fotosintesis, lapisan bumi, dan transfer panas evaluasi secara radiasi. Maka pada pembelajaran IPA membuat tema IPA per tahun apa saja tema transfer panas dengan core efek rumah kaca tersebut sehingga seluruh siswa mulai kelas juga diajarkan konduksi dan konveksi. Lebih VII,VIII,IX dan pembelajarannya mengacu baik lagi diajarkan dengan Laboratory work. pada Pembelajaran untuk 1x pertemuan pun dilakukan memungkinkan Terpadu yang lebih bermakna, kontekstual, membelajarkan materi transfer panas dan lapisan atmosfer dan dapat independent. tema Sekolah tersebut.Banyak untuk dilakukan dapat hal dapat membelajarkan IPA dan dekat dengan siswa. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 100 Area Bagaimana dengan system evaluasi? Evaluasi dapat dilakukan Pengembangan diharapkan menjadi area dimana pengembangan dan dengan implikasi pembelajaran science pada siswa mengevaluasi tiap kompetensi dasar dan terwujud. Area pengembangan untuk guru evaluasi untuk tema/core secara umum. yakni mengembangkan IPA Terpadu yang Melihat keadaan kurikulum dan pelaksanaan lebih kontekstual hingga siap di ajarkan dan pembelajaran IPA di SMP saat ini dengan terlaksana pembelajaran dengan pembelajan system evaluasi MKKS per kabupaten, maka Ilmiah, what scientist to do. Pengembangn core/ tema IPA dapat dikembangkan sesuai core/ pusat keterpaduan diharapkan dari dengan kondisi wilayahnya melalui MGMP analisis kompetensi dasar sesuai dengan guru IPA kelas 1,2,3 dilanjutkan pada kurikulum, dihubungkan atau diiriskan pada pembahasan evaluasi melalui musyawarah isu/tema terkait yang lebih dekat dengan MKKS. Sejatinya jika tak ada system siswa(kontekstual) namun tidak menutup evaluasi MKKS , core/Tema IPA dapat kemungkinan dikembangkan memberikan sesuai capabilitas dan issu/tema ide atu tersebut pengaruh hingga kemampuan masing-masing sekolah karena dikembangkannya core ipa terpadu. Ada evaluasi dilakukan oleh masing-masing bagian sekolah. Sehingga akan tercipta persaingan dilakukan oleh guru dan siswa yakni area kompetensi secara tidak langsung. proses pembelajaran (what scientist to do). Intergation of science Guru area IPA dimana pengembangannya mendorong siswa untuk melakukan dan mempelajari IPA dengan Core/starting Point ketrampilan proses sains, problem solving, metode ilmiah, dan hal-hal lain yang Psikology Pembelajaran IPA Science Process Skill dilakukan siswa menginternalisasi kemampuan-kemanpuan tersebut sehingga mampu mengembangkannya bahkan 3.Kesimpulan dalam menemukan pengetahuan/hasil penelitian, sedang Applied Science ilmuwan/peneliti sebagai Internalisasi independent tersebut akan lebih jauh developer. membangun karakteristik sains (curiousity and critism) Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 101 terhadap sehingga alam dalam pembelajarannya mengaplikasikan cara/pembelajaran tersebut. memberikan kontribusi pada social- cara- masyarakat baik itu melalui inovasi, invensi, Implikasinya aplikasi bahkan munculnya pengembangan berdampak pada kehidupan bermasyarakat. new science product dari siswa. Pengembangan selanjutnya adalah siswa Basic Competence Area Pengembangan Guru Core of integrated science Issue and theme Subject specific pedagogy and lesson plan Scientific methode Integrated Teaching-learning of Science Science Process Skills What is scientist do (teaching-learning process Area Pengembangan Siswa Scientific Attitude,scienctific Ability, natural science competency Inquiry and konstructivism Problem solving Knowledge,Curiosity and internalizing Self Development and applicate science independent Area Pengembangan Sosial masyarakat Inovation, invention, Scientific Product Capital, Simple Social and natural Problem Social Impact ,tecnology Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 102 b. Apakah dalam IPA terpadu pelajaran Daftar Pustaka Arends, Richard I . 2008. Learning To Teach Edisi Ketujuh Buku Satu Edisi Bahasa Indonesia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Arends, Richard I . 2008. Learning To Teach Edisi Ketujuh Buku Dua Edisi Bahasa Indonesia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Kimia berdiri sendiri atau masuk ke dalam bagian Fisika? J: M. Noviansyah, UNY a. Ya, jika kita melihat SKL (Standar Kompetensi Lulusan) kita tahu dalam 3 tahun pembelajaran IPA sudah ada IPA fisika, Kimia, Biologi Dirjend Dikdasmen. 2005. Meteri Pelatihan Terintegrasi Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Kegiatan Pengembangan Sistem dan Pengendalian Program SLTP Jakarta yang sudah tersusun. Guru dapat mengembangkan susunan tersebut pada core atau tema untuk pembelajaran IPA terpadu yang lebih Trownbridge, Leslie W,dkk. 1990. Becoming Secondary School Science Teacher Fifth Edition . Ohio : Merill Publishing Company sehingga lebih bermakna dan bermanfaat. b. Pada SKL kita tidak melihat Biologi, Fisika atau Kimia, tetapi Tanya Jawab cenderung ke semua materi terdapat T: Sabar, UAD a. Apakah konstektual, IPA terstandarisasi terpadu oleh sudah Pendidikan Nasional atau pemerintah? Karena masing-masing daerah SKKD ipa terpadu itu berbeda-beda. di IPA. Jadi materi Kimia, Biologi dan Fisika tidak lagi di kotakkotakan karena dibelajarkan secara terpadu. Antara Kompetensi dasar dari Kimia, Biologi dan Fisika tidak berdiri sendiri tetapi saling berhubungan. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 103 Pengenalan Konsep Dan Peran FNS Dalam Riset Geomagnet John Maspupu Pussainsa LAPAN, Jl. Dr. Djundjunan No. 133 Bandung 40173, Tlp. 0226012602 Pes. 106. Fax. 0226014998 E-mail: [email protected] Abstrak Makalah ini memperkenalkan suatu konsep baru, yang merupakan kombinasi kuat spektrum (power spectra) dan momen beda orde dua (the difference moments of the 2nd order) dari data deret waktu sinyal ULF(Ultra-Low Frequency). Konsep ini lebih dikenal dengan sebutan FNS (flicker noise spectroscopy) dan digunakan untuk mendeteksi ciri awal (precursor) perilaku suatu peristiwa yang bersifat temporer nonlinier seperti pada badai geomagnet, ataupun gempa bumi. Pendekatan FNS ini biasanya menggunakan data deret waktu sinyal ULF untuk mendapatkan informasi yang terkandung dalam sinyal-sinyal keos (chaotic signals) berdasarkan analisis iregularitas. Dengan demikian tujuan pembahasan makalah ini adalah untuk memperkenalkan konsep FNS serta perannya dalam riset geomagnet. Hasil pembahasan ini merupakan awal dari pembentukan suatu metode komputasi yang dapat diterapkan pada data sinyal ULF untuk mendeteksi terjadinya badai geomagnet ataupun gempa bumi. Kata kunci : Konsep FNS, Riset geomagnet. 1. Pendahuluan Sinyal ULF (Ultra-Low Frequency) geomagnet ini mempunyai frekuensi rendah yaitu kurang dari satu Hertz (< 1Hz). Emisi sinyal ULF ini terjadi dalam selang frekuensi antara 0,01 Hz sampai dengan 0,1 Hz. Selain itu, gelombang ULF juga berasal dari hasil interaksi antara medan magnet antar-planet dengan magnetosfer bumi, serta bersumber dari dinamika magnetosfer bumi (lihat [3]). Riset geomagnet ini merupakan penelitian aktivitas magnet lokal. Khusus untuk penelitian aktivitas magnet lokal, fokus risetnya pada aktivitas yang bersumber dari internal bumi yaitu, gempa bumi (earthquake). Aktivitas ini biasanya dikenal dengan sebutan aktivitas geomagnet yang juga dapat mengekstraksi gelombanggelombang seismo-elektromagnet. Sedangkan konsep FNS ( flicker noise spectroscopy method) adalah suatu pendekatan baru yang merupakan kombinasi dari kuat spektrum (power spectra) dan momen beda orde dua (the difference moments of the 2nd order). Pendekatan FNS ini telah digunakan dalam penelitian prediksi gempa bumi (lihat [1]). Juga digunakan sebagai alat analisis fluktuasi dalam sistem fisis seperti yang telah dikemukakan dalam referensi [5] . Selain itu metode FNS inipun dapat digunakan untuk menganalisa perilaku keos pada data deret waktu suatu variabel dinamis maupun keos dalam sistem-sistem dinamis yang terterkait dengan derau sinyal (signal noise) (lihat [6] dan [4]). Dari beberapa informasi tentang aplikasi metode ini, timbul pemikiran untuk memperkenalkan konsep FNS tersebut serta perannya dalam riset geomagnet. Dengan demikian tujuan pembahasan makalah ini adalah menunjukkan atau memastikan peran konsep ini di dalam program riset geomagnet. Namun yang menjadi masalah adalah bagaimana caranya memastikan peran konsep tersebut dalam penelitian ini? Hasil pembahasan makalah ini merupakan kontribusi ilmiah yang signifikan untuk perkembangan penelitian geomagnet di Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 104 kemudian hari dalam maupun internasional. taraf nasional 2. Pengenalan formulasi FNS Menurut analisis spektral fungsi otokorelasi ( ) didefinisikan sebagai rata-rata dari hasil kali suatu proses acak V (t ) dan V (t ) pada saat yang berbeda yaitu t dan (t + τ) dalam selang waktu T. Sehingga secara matematis dapat ditulis, T /2 1 ( ) V (t )V (t )dt dan bila τ = 0 T T/ 2 maka (0) T /2 1 2 V (t )dt . T T/ 2 Sedangkan ( p ) ( ) , dikenal dengan sebutan momen orde p yang didefinisikan sebagai rata-rata selsih suatu proses acak p [V (t ) V (t )] . Secara matematis ditulis sbagai berikut, T /2 1 p ( p) [V (t ) V (t )] dt . ( ) T T / 2 Dengan demikian jika p =2 maka jelas T /2 1 2 ( 2) [V (t ) V (t )] dt atau ( ) T T / 2 ( ) 2[ (0) ( )]. Ini berarti ( 2) ( ) bergantung pada ( ) . Kemudian menurut teorema WienerKhintchine enersi fungsi densitas spektral (power spectrum) yang dinotasikan dengan S ( f ) ini , dapat didefinisikan sebagai trans formasi Fourier dari fungsi otokorelasi ( ) . Secara matematis ditulis sebagai berikut, S ( f ) = F [ ( ) ] atau ( ) = F-1[ S ( f ) ] . Jadi dengan mengsubti tusikan ( ) = F-1[ S ( f ) ] ke dalam relasi ( 2) ( ) di atas, akan diperoleh formulasi ( 2) 1 F [ ( 2 ) ( )] . 2 Inilah yang dikenal dengan sebutan formulasi FNS ( flicker noise spectroscopy ), dalam hal ini S ( f ) bergantung pada ( 2) ( ) . matematis S ( f ) F [ (0)] 3. Metodologi Untuk menunjukkan atau memastikan peran konsep FNS ini di dalam program riset geomagnet, perlu dilakukan langkahlangkah atau prosedur sebagai berikut: i) Survei internet atau perpustakaan di lembaga penelitian yang terkait dengan riset geomagnet dan geofisika, misalnya : LAPAN Bandung atau LAPAN Jakarta dan BMKG. ii) Inventarisasi makalah-makalah yang terkait dengan geomagnet –geofisika dan FNS dari para peneliti di luar negeri maupun di dalam negeri. iii) Mencermati keterkaitan atau penggunaan konsep FNS yang terdapat di dalam pembahasan makalah-makalah tersebut. iv) Daftarkan konsep-konsep FNS yang digunakan pada metodologi maupun dalam hasilpembahasan makalahmakalah tersebut ( lihat [1], [2], [3] dan [4] , [5], [6] ). v) Daftarkan bidang penelitian disertai fokus kegiatan penelitian yang terkait dengan butir iv). 4. Hasil dan Pembahasan Setelah melakukan survei internet atau perpustakaan diperoleh daftar judul-judul makalah yang terkait dengan program riset geomagnet dan geofisika dari beberapa peneliti dalam negeri maupun luar negeri. Hasil survei ini dicantumkan dalam tabel berikut yaitu tabel 3.1 dan tabel 3.2. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 105 Tabel 3.1.Judul makalah yang terkait dengan program riset geomagnet dari peneliti dalam negeri. Nama peneliti dari Judul makalah terkait program riset dalam negeri. geomagnet. Jenis dan tahun publikasi 1. Estimasi eksponen spektral dan Maspupu , J. kemunculan derau kedip (flicker noise) pada sinyal ULF geomagnet. Prosiding SNASMAT, 2009. Tabel 3.2. Judul makalah yang terkait dengan program riset geomagnet dari peneliti luar negeri. Nama peneliti dari Judul makalah terkait program riset luar negeri. geomagnet. Jenis dan tahun publikasi Descherevsky, A.V. et.al. 1. Flicker noise spectroscopy in earthquake prediction research. Journal NHESS, 2003. Hayakawa, M. and Timashev, S.F 1. An attempt to find precursors in the ULF geomagnetic data by means of FNS. Journal Nonlinear Processes in Geophysics, 2006. Timashev, S.F. 1. Flicker noise spectroscopy in analysis of chaotic fluxes in distributed dynamical dissipative system. Russ. Journal of Physical Chem., 2001. Timashev, S.F. 1. Flicker noise spectroscopy as a tool for analysis of fluctuations in physical systems, in : Noise in Physical Systems and 1/f Fluctuations. Proc. ICNF, 2001. Timashev, S.F., and Vstovsky, G. 1. Flicker noise spectroscopy in analysis of chaotic time series of dynamical variables and signal noise relation. Russ. Journal of Electro Chem., 2003. Timashev, S.F. 1.Analysis of discrete signals with stochastic components using FNS. Review of FNS in electrochem. FNL, 2007. Ryabinin, et.al. 1. Identification of earthquake precursors in the hydrogeochem. Manuscript prepared for and geoacoustic data for the Kam- NHESS, 2011. chatka Peninsula by FNS. Dengan menerapkan prosedur atau akan diperoleh hasil-hasil seperti yang langkah-langkah metodologi yang tercandituangkan dalam tabel berikut di bawah tum pada butir iii) s/d butir v) , maka ini. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 106 Tabel 3.3. Kaitan beberapa bagian konsep FNS dengan bidang dan fokus kegiatan program riset geomagnet. maupun riset geofisika. No. Konsep FNS yang terkait Bidang riset Fokus kegiatan riset 1. 2. 3. 4. 5. Eksponen spektral. Prekursor gempa bumi. Data ULF geomagnet. Metode analisis. Metode analisis. Geomagnet. Geomagfisik. Geomagnet Geomagnet Geomagfisik. 5. Simpulan Pada akhir uraian makalah ini dapat dikemukakan beberapa kesimpulan yang perlu diperhatikan : i). Untuk memahami pengertian tentang FNS harus dikuasai konsep matematika yang terlibat dengan baik dan benar, begitu juga dasar-dasar pengetahuan pada masalah geomagnet maupun fisika komputasi yang terkait. ii). Penelitian geomagnet tanpa penguasaan konsep FNS tidak akan berkembang. Hal ini dikarenakan konsep FNS diperlukan untuk mendeteksi badai geomagnet. Selain itu juga untuk menentukan prekursor gempa bumi. Dari kesimpulan butir i) dan butir ii) jelas terlihat bahwa konsep FNS mempunyai peranan penting pada pengembangan riset terapan, khususnya dalam penelitian geomagnet maupun gempa bumi. Selanjutnya untuk mengantisipasi kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, perlu disarankan beberapa hal berikut : i). Inventarisasi jumlah peneliti ilmiah di bidang matematika terapan , geomagnet dan fisika komputasi pada lembagalembaga pemerintah yang terkait dengan penelitian geomagnet maupun geofisika di Indonesia. ii).Bentuk kelompok kerja bidang keahlian fisika terapan di setiap kegiatan penelitian geomagnet maupun geofisika. Deteksi badai geomagnet. Prediksi gempa bumi. Prekursor sinyal ULF. Analisis derau sinyal ULF. Identifikasi prekursor gempa bumi. iii). Pembentukan kelompok kerja tersebut diharapkan seselektif mungkin dan merupakan koordinasi gabungan dari peneliti ilmiah pada lembaga pemerintah yang terkait. iv). Harus ada usaha pembinaan kesadaran akan kebutuhan konsep-konsep fisika dan matematika realistik dikalangan peneliti ilmiah yang terkait dengan fokus penelitian tersebut. v). Harus ada usaha peningkatan kemampuan fisika ,matematika bagi anggota muda peneliti disetiap kegiatan penelitian geomagnet maupun geofisika. vi). Selain itu harus terbuka kesempatan bagi peneliti ilmiah untuk mengikuti pendidikan lanjutan di luar negeri, serta melakukan penelitian lanjutan di berbagai lembaga terkemuka dalam bidang IPTEK. Saran-saran pada butir i) s/d butir iv) sangat mempengaruhi kualitas kegiatan penelitian jangka pendek untuk mencapai keberhasilan IPTEK. Saran pada butir v) tujuannya lebih mengarah pada kualitas kegiatan penelitian jangka panjang demi memantapkan dan mempertahankan keberhasilan IPTEK. Sedangkan saran pada butir vi) lebih mengarah pada kualitas kegiatan IPTEK secara keseluruhan di Indonesia dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 107 Daftar Pustaka [1] Descherevsky, A.V. et.al., (2003). Flicker –noise spectroscopy in earthquake prediction research, Journal Natural Hazards and Earth System Sciences, pp. 159 – 164. [2] Hayakawa, M. and Timashev, S.F., (2006). An attempt to find precursors in the ULF geomagnetic data by means of flicker noise spectroscopy, Journal Nonlinear Processes in Geophysics, pp. 255 -263. [3] Maspupu, J., (2009). Estimasi eksponen spektral dan kemunculan derau kedip (flicker noise) pada sinyal ULF geomagnet, Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNY,Yogyakarta, hal. 993-999. Tanya Jawab T: Nurhayatih, UAD a. Apa pengertian FNS? b. Apakah ikan lele memiliki system FNS sensorik? ( dasar: karena lele gelisah menandakan akan terjadinya gempa d Jepang) J: John Maspupu, LAPAN a. FNS ( Flicker Noise Spectroscopy) yaitu suatu metode yang merupakan kombinasi dari kuat spectrum (Power Spectrum) dan Momen beda Orde Dua. Pengenalan formulasinya dapat dilihat pada makalah tersebut (butir 2). b. Mungkin saja ikan lele memiliki sensor yang dapat mendeteksi sinyal-sinyal gempa bumi. T: Bella Nurfadilah, UAD [4] Timashev, S.F., (2001a). Flicker noise spectroscopy in analysis of chaotic fluxes in distributed dynamical dissipative system, Russian Journal of PhysicalChemistry,75, pp. 1742 – 1749. Apakah sistem itu sudah digunakan di Indonesia untuk mendeteksi gempa? J: John Maspupu, LAPAN Belum digunakan, tetapi ada keinginan [5] Timashev, S.F., (2001b). Flicker noise spectroscopy as a tool for analysis of fluctuations in physical systems, in : Noise in Physical Systems and 1/f Fluctuations – Proc. ICNF 2001, (Ed) Bosman, G., World Scientific , New Jersey London, pp. 775 – 778. untuk mengaplikasikannya dalam riset precursor gempa bumi. Dan ini dapat dilihat pada 6 butir saran di makalah tersebut. [6] Timashev, S.F., and Vstovsky, G. V., (2003). Flicker noise spectroscopy in analysis of chaotic time series of dynamical variables and a problem of signal noise relation, Russian Journal of Electrochemistry, 39 , pp. 149 – 162. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 108 Study of Flaring Activity Based on Sunspot Sketch Data Bachtiar Anwar Division of Solar Physics and Space Environment National Institute of Aeronautics and Space (LAPAN) Jl. DR. Djundjunan 133, Bandung 40173 E-mail: [email protected] Abstract Watukosek Solar Observing Station, LAPAN, Pasuruan, has observed sunspot using sketch method since 1987. One sunspot sketch is constructed in daily basis to follow the evolution of sunspot. The number of sunspot in sunspot group, position, as well as size in longitude and latitude are recorded both for North and South solar hemisphere. Furthermore, a relative sunspot number (R) is calculated using Wölf formula: R = k (log + f); where g is number of group, f is total number of sunspot and k is correction factor. R is generally used to evaluate solar activity. In fact, based on observation data, a large R is not always related to a high solar activity. In other hand, a relatively small R may produce a large flare of X-ray class such as M or X (high activity). Instead of using directly R to study the flaring activity in sunspot groups, average number of spots in sunspot group (f/g) is calculated. A large value of average number of spots means high complexity in magnetic configuration. Thus, this condition is expected to produce a relatively high flaring activity. By analyzing sunspot and GOES data in 1993, it is concluded that high flaring activity was occurred before or after the peak of f/g. This observational evident can be explained by the emergence of magnetic flux (before the peak) and annihilation of magnetic flux (after the peak). Key words: sunspot evolution, magnetic flux emergence, magnetic annihilation, solar flares, sunspot activity understanding on the physical process of 1. Introduction Sunspot is an intersection of magnetic magnetic energy release in the Sun [5] . flux tube with the photosphere to form a Sunspot has been observed since more dark pattern as the temperature of sunspot than 400 years ago using sketch method. lower than the surrounding photosphere [1] . The sunspot sketch data from all over the The magnetic flux tubes are believed to be world are collected to form an international formed at the convective layer of the Sun sunspot number. The observatory where by a dynamo process. Magnetic field is the sunspot observations are conducted also source of solar explosive events such as constructs relative sunspot number using a flares, coronal mass ejections (CMEs), simple formula invented firstly by Wölf: R prominence eruption that may disturb the = k (10g + f); where g is number of group space environment around the Earth [2,6] . and f is total number of sunspot and k is Thus, studying the behavior of sunspot correction factor. The relative sunspot group number, R, is usually used to analyze a will provide a significant solar activity in daily basis. In this paper, Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika | 109 we propose a new method to study solar longitude and latitude, as well as Zürich activity or flaring activity. Instead of using class of sunspot group. Relative sunspot R directly, the level of solar activity is number (R) is computed based on Wölf obtained of formula: R = k (10g + f), with k=0.62 for sunspot in solar disk combined with flare Watukosek Solar Observing Station for data North and South solar hemisphere. An from from averaging GOES number (Geostationary Operational Environmental Satellite) example of R for January 1993 is given in observations compiled National Table 1. by Oceanic and Atmospheric Administration The sunspot data are used to monitor the solar activity. (NOAA). It is expected that this work will support an effort to establish space weather forecast in LAPAN [3,4,7] . Section 2 provides explanation on sunspot sketch data taken at Watukosek Solar Observing Station, LAPAN, and solar X-ray flux from GOES satellite. The methods and data analysis are given in section 3, while section 4 describes the results and discussions. Finally, section 5 gives conclusion of the work. 2. Observation data Sunspot sketch data used in this work were obtained from Watukosek Solar Observing Station, LAPAN, Pasuruan, East Java. The sunspot data are constructed by means of sketch method in daily basis. As soon as observation is completed, further analyses are conducted such as measurement of position of sunspot group, number of spots in sunspot group, width in Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika | 110 Table 1. Relative sunspot number derived from sunspot sketch taken at Watukosek Solar Observing Station, LAPAN. case study is performed for flaring activity The sunspot group may eventually produce an explosion, namely solar flare. that occurred in January – April 1993. 3. Methods and data analysis The event is monitored continuously by X- In order to conduct analysis of flaring ray flux instrument aboard GOES satellite activity based on sunspot sketch and GOES in geostationary orbit. The flare events are data, the following steps have been done: recorded National 1. Perform compilation of sunspot sketch Oceanic and Atmospheric Administration data from Watukosek Solar Observing (NOAA), U.S.A. In this work, sunspot Station, LAPAN, in 1993. and compiled by sketch and flare data are used to study flaring activity of the Sun in daily basis. A 2. Perform compilation of flare data based on GOES satellite observations. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika | 111 3. Construct database system on flare of sunspot (f), number of group (g) and occurrences using MySQL database average of the number of sunspot (f/g) engine so that query of flare data can along with the occurrence of flares of M- be performed efficiently. class. 4. Develop a utility written in PHP script to insert flare data into data as well as to extract the occurrence of M-class flare from database. 5. Compute the relative sunspot number using Wölf formula R = k (10g + f), where f and g are derived from observation data and correction factor k is 0.62 for Watukosek Solar Observing Station. 6. Construct plot of R, f, g and f/g for each month data in 1993. 7. Write the occurrence number of Mclass flare in f/g plot, to find its relationship with the peak of f/g. Figure 1. Plot of the relative sunspot number It should be noted that Interactive (R), number of sunspot (f), number of sunspot Data Language (IDL) was utilized in group (g), and average number of sunspot (f/g), analyzing sunspot sketch data. Some IDL along with the occurrence M-class flares in scripts were constructed to read the sunspot January 1993. data written in ASCII both for North and South hemisphere and then the data are plotted. By comparing with the occurrence of flares, the flaring activity can be Comparing R and f/g, it is obvious that M-class flares were not occurred during high value of R. Instead, two flares were occurred on 2 and 31 January, where deduced. the relative sunspot numbers (R) in those days were not large. M-class flare that 4. Results and discussions In this section, we provide the results and discussions. Figure 1 shows variation of the relative sunspot number (R), number occurred in 31 January is related to sunspot activity that occurred in the following month (February) as shown in Figure 2. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika | 110 Figure 3. Plot of the relative sunspot number (R), number of sunspot (f), number of sunspot Figure 2. Plot of the relative sunspot number group (g), and average number of sunspot (f/g), (R), number of sunspot (f), number of sunspot along with the occurrence M-class flares in group (g), and average number of sunspot (f/g), March 1993. along with the occurrence M-class flares in In March 1993, the flaring activity February 1993. remains high as the occurrences of M-class Figure 2 is the same plot but for flares were in total 13. The peak of f/g was February 1993. There were 17 M-class occurred in 16-`8 March 1993. Again, the flares in February 1993. This is an example flares were released before or after the of high flaring activity. The values of R peak of f/g. showed mostly greater than 100 up to 200 and the peak of f/g is prominence. High value in f/g means that the magnetic configuration of sunspot is very complex that leads to a condition of magnetic instability. It is obvious that M-class flares occurred before or after the peak of f/g. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika | 111 large and thus the total magnetic energy of sunspot also increases. Magnetic flux is the source energy to be liberated as a flare due to instability in magnetic configuration. The emergence of magnetic flux also means the increase of number of sunspot. Thus, this condition gives larger possibility of magnetic flux tubes in sunspot to reconnect each other resulting in instability of magnetic system to explode as solar flares. Therefore, it can be understood that magnetic flux emergence prior the peak of f/g can trigger the occurrence of M-class flares. The occurrence of M-class flares after the peak of f/g can be explained as follows. Figure 4. Plot of the relative sunspot number (R), number of sunspot (f), number of sunspot group (g), and average of sunspot (f/g) along The decrease of f/g after the peak indicates that some sunspot of opposite polarities with the occurrence of flares of M-class in collides or emerge each other, causing April 1993. annihilation of magnetic flux in the form of solar flare. In April, the flaring activity decreased to three M-class flares even though the 5. Conclusions relative sunspot number R was relatively Analysis on flaring activity based on high. This is support an evident that high sunspot sketch data of Watukosek Solar value in R does not always produce Observing Station and flare data from frequent large flares. GOES satellite have been performed. Sunspot evolves from a tiny magnetic Based on the sunspot and flare data taken feature at the photosphere and may develop in January to April, 1993, it is concluded to a complex magnetic configuration in that the occurrence M-class flares was several days by emergence of pairs of before or after the peak of f/g. This bipolar sunspots. Magnetic emergence observation evident can be explained by means that the area of sunspot becomes the emergence of magnetic flux (before the peak) and annihilation of magnetic flux Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika | 112 (after the peak). Further study is required to analyze the occurrence of other X-ray [4] Bothmer, V. and Daglis, I.A. “Space Weather, Physics and Effects”, Springer-Praxis Publishing, 2007. class, such as C and X types, and compared with the time profile of f/g. Acknowledgements The use of sunspot sketch and GOES flare data is acknowledged. Author would [5] Setiahadi, B. Problems of Equilibria and Instabilities on Solar Coronal Magnetic Fields and Its Evolution Towards Energetic Energy Liberation: Effect to Interplanetary Space, Prosiding Seminar Nasional Matematika, FMIPA UNDIP, 2005, E1., p.1. like to thank to observers at Watukosek Solar Observing Station, LAPAN, for their continuous observation. Their efforts are very crucial in providing a long-term sunspot data applicable to space weather and space early warning program in LAPAN. References [1] Anwar, B. Extraction of Sunspot Groups from The SOHO Full-Disk Images to Study Sunspot Activity, Proc. National Seminar in Education of Physics, Ahmad Dahlan University, 9 Mei 2010, Yogyakarta. [6] Setiahadi, B., Sakurai, T., Miyazaki, H., and Hiei, E. Research on Magnetohydrodynamic Transport Phenomena in Solar-Terrestrial Space at LAPAN Watukosek 2006, Prosiding Seminar Antariksa Nasional III, 2006, p. 17. [7] Singer, H.J., Heckman, G.R. and Hirman, J.W. Space Weather Forecasting: A Grand Challenge in “Space Weather”, Song, P., Singer, H.J. and Siscoe, G.L. (Eds), Geophysical monograph, 125, 2001, p.11. Tanya Jawab T: Zulkadri, UAD [2] Anwar, B. Identifying the Source Region of Coronal Mass Ejection, Proc. National Seminar in Mathematics and Natural Sciences, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Satyawacana Christian University (UKSW), June 13, 2009, Salatiga. a. Bagaimana proses terjadinya sunspot pada matahari? b. Bagaimana kita bisa mengetahui besarnya medan magnet matahari sedangkan kita tidak bisa mendekati matahari tersebut? [3] Anwar, B. Monitoring the Sun for Space Weather, Proc. National Seminar in Education Mathematics (LSM XVII), 4 April 2009, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Yogyakarta State University. J: Bachtiar Anwar, LAPAN a. Matahari merupakan bola gas plasma yang berputar pada poros. Rotasi matahari sekitar 27,3 hari. Akibat rotasi ini terjadilah arus didalam Matahari (lapisan Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika | 113 konvektif) dan menimbulkan arus tabung ini medan Juni 2014. Badai-badai besar magnet. Karena adanya gaya apung terjaadi 2-3 tahun setelah puncak pada tabung medan magnet, maka ini, yaitu tahun 2016-2017. tabung medan magnet muncul ke b. puncak aktivitas akan terjadi pada Badai matahari permukaan Matahari (fotosfer) dan dampak global memunculkan bercak hitam yang mengganggu system komunikasi dinamakan sunspot. dan system navigasi. Jika system Para ahli fisika matahari telah komunikasi terganggu maka system merancang alat yang disebut solar informasi magnetograph, memetakan yang medan b. juga mempunyai yang dapat terganggu. dapat magnet di permukaan matahari. Sunspot besar diketahui mempunyai kuat medan magnet disekitar 3000 gauss. Solar magnetograph dipermukaan bisa bumi dibangun atau di antariksa. T: Bella Nurfadilah, UAD a. Apa pendapat bapak tentang fenomena badai matahari yang terjadi pada tahun 2012? b. Apakah arahnya ke Benua Amerika? Dan juga kenapa badai matahari mampu merusak jaringan system informasi? J: Bachtiar Anwar, LAPAN a. Pada awalnya tahun 2012 dikaitkan puncak aktivitas matahari ke 24. Namun data sunspot dari stasiun Watukosek LAPAN, peneliti John Maspupu menemukan Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika | 114 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika | 115 Study on Solar Force-Free Magnetic Configuration and Its Evolution Toward Solar Flare Bambang Setiahadi Indonesian National Institute of Aeronautics and Space (LAPAN) Watukosek, Gempol P.O. Box 04, Pasuruan 67155, East Java Fax: 0343 851 569. Tel: 0343 851 887 e-mail: [email protected] Abstract In this paper a mathematical treatise to search a possibility of evolution in force free solar coronal magnetic topology that lead to solar surface eruptive processes and brings to observable solar flare. The treatise in the present paper examined in the approximation of a plane on solar surface using a very simple analytic approximation. It is found that no sudden changes can occur for configurations where all field lines connect to the solar surface but that sudden changes may be possible for a more complicated field topology. It might lead to a study of solar eruptive processes prior a lunch of solar energetic phenomena such as the flare. Keywords: force free evolutions, magnetic stability, solar flare especially strong before solar flares, are 1. Introduction There is growing evidence that inconsistent with a potential magnetic force-free magnetic fields, which are not field if no immediate reconnection potential, play an important role in the occurs. solar corona. As for the Sun, the only To explain the sudden release of star of which we can resolve surface magnetic energy which is supposed to details reliably, there are observational take place in solar flares it has been indications that the low-lying magnetic suggested that force-free magnetic fields field sometimes deviates from the may be driven to a point where they potential field indicating the possibility become unstable and a sudden transition of a force-free field. to a state of lower energy occurs. H fibril structure sometimes cannot be fitted to potential field lines. Slowly ascending post-flare H 2. Basic method loops We consider the half space seem to be inclined relative to the field above a plane solar photosphere with lines of a potential field at low heights a straight polarity inversion line but coincide with the potential field at along reater heights, which seem to be through which the the magnetic photosphere flux changes Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 115 direction (Figure 1). The following coordinate system will be used: x is in the solar B B 0 (3) our Grad-Shafranov equation becomes 1 d A B( A) 2 0 (4) 2 dA surface perpendicular to the polarity inversion line. y>0 denotes height above the solar surface. z: is in the solar surface along the polarity inversion line. The basic assumption of this paper, that quantities do not change in the direction of the neutral line. That means we reach a two dimensional analysis for the force-free Further treatments may lead to find a family of solution over A. One may decide a family of solution as express [4] A m 1y 1 2 x2 y 1 (4) The reader may check expression (4) full-fills the initial force-free magnetic field topology. evolution. Let A is the potential function of the magnetic field topology under consideration, then they have to satisfy classically [2,5] A We B consecutively (1) lead to famous equation Grad-Shafranov [1,7] relating magnetic topology B with its potential function A, where magnetic topology B is evolve as a function of A. Or we focus on the functional form of A. 3. Results and Discussions Using our defined magnetic potential form in equation (4) we have We assume everything evolve in A is decisive for the solar magnetic topology B. B Figure 1: Schematic drawing for forcefree initial configuration lies on the solar photosphere and the structure induced up to solar coronal level. confirmed the result obtained depends upon the value given by m. When 0<m 1 the magnetic field A A . , Bz y x The force-free condition needs (2) topology follows consistently potential force-free properties which can be interpreted that such evolved coronal Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 116 magnetic field is stable under any kind of changes. Other value m>1 changes the face of solar coronal force-free magnetic field going to other different topology that exhibit magnetic island formation in the solution. Many authors interpret the force-free magnetic topology jump to other evolution scenario. It might be related to liberating energy as solar flares [3,6]. To find out about the possibility of sudden changes in the magnetic field we must re-discuss the problem prescribing perturbation such as the photospheric shear. Figure 2: Sequence of solution when 0<m 1 (from top to down m=0, 0.5, 1.0). The magnetic island formation as an agent of instability does not appear. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 117 Proceedings of the Second United Nations International Conference on the Peaceful Uses of Atomic Energy, 31, p. 100. [2] Jackson, J.D. (1975), Classical Electrodynamics, Wiley Eastern Ltd., New Delhi. [3] Khater, A.H. (1989), Astrophysics and Space Science, 162, p. 151. [4] Kemmer, N. (1976), Vector Analysis: A Physicist Guide to the Mathematics of Fields in Three Dimensions, Cambridge Univ. Press, London. [5] Lifschitz, A.E. (1987), Magnetohydrodynamics and Spectral Theory, Kluwer Academic Publ., London. Figure 3: Sequence of solution when m>1 (m= 1.2, 1.5, 2.0) shows magnetic island formation and placed higher as m increasing. Conclusions [6].Setiahadi, B. (2005), Problems of Equilibria and Instabilities on Solar Coronal Magnetic Fields and Its Evolution Towards Energetic Energy Liberation: Effect to Interplanetary Space, Prosidings Seminar Nasional Matematika, FMIPA UNDIP, Semarang E.1, p. 1. In this paper we have studied two-dimensional force-free fields of solar coronal magnetic field topology in simple analytic method. If reliable vector measurements of solar magnetic fields become available it will be possible to check this prediction with observations. References [1] [7].Shafranov, V.D. (1958), Magnetohydrodynamical Equilibrium Configuration, Sov. Phys., JETP, 6, p. 545. Tanya Jawab T: Lina Prastiwi, UAD Terjadinya gerhana matahari atau bulan dipengaruhi Grad, H., Rubin, H. (1958), Hydromagnetic Equilibrium and Force-Free Fields, oleh apa? Apakah dipengaruhi oleh keadaan alam atau Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 118 periode waktu tertentu? J: Bambang Setiahadi, LAPAN tahun hanya daja tempatnya yang berpindah - pindah Gerhana matahari atau bulan mengikuti sifat orbit bumi dan bulan terhadap matahari, diatur oleh hokum gravitasi benda langit. Waktu gerhana terjadi Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 119 Study on The Solar Coronal Mass Ejection Driving Mechanisms Bambang Setiahadi Indonesian National Institute of Aeronautics and Space (LAPAN) Watukosek, Gempol P.O. Box 04, Pasuruan 67155, East Java Fax: 0343 851 569. Tel: 0343 851 887 e-mail: [email protected] Abstract The solar coronal mass ejections are bright features can be observed in white-light by using whitelight solar telescope which utilizing occulting disk in front of telescope’s objective lens. This work is trying to study driving mechanisms that might work to result observable high corona white-light solar CME. The work is important to perform since acknowledged key ingredients in both the ejection and its progenitor is the magnetic field, although the precise nature of its role, particularly in the driving mechanism, remains unclear. We initiate by analyzing spatial data from where some already identified phenomena, such as the solar flare and eruptive prominence. Results are directing to implication that it might be a loss of equilibrium or instability in the global coronal magnetic fields topology and initiates the subsequent rapid nonlinear evolution that results in the ejection of mass. Key words: white-light data, loss of equilibrium, coronal mass ejection transient phenomena involving large-scale 1. Introduction The solar Coronal mass ejections or CMEs are observed by coronagraphs as transient changes in the white-light motion away from the sun. An appreciable data base has been accumulated with from subsequent solar corona. Distinguishing features of coronagraph-polarimeter (C/P) on the Solar CMEs are the appearance of new bright Maximum features in the coronagraph field of view recorded approximately 70 CMEs over a and temporal changes on time scales of time period of a few months until it failed minutes to hours [6]. in 1980, but it has been operational since Mission its repair in 1984. instruments. three brightness of large-scale structures in the The instruments measure photos- orbiting results (SMM) The satellite Up to present days pheric light that has been Thomson data is provided by the solar coronagraph scattered by coronal electrons. So bright onboard LASCO. The data best resulted regions can be interpreted as containing data since it is long duration and provide excess mass. During the early analyses of movies. CMEs in the 1970's, they were defined as 2. Observation Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 120 In this paper, we will concentrate It is difficult to determine the pre- on those properties of CMEs determined event state from data since this data set from coronagraph and related observations ordinarily requires that difference images that appear to be most useful in identifying be used to identify coronal structures. the possible driving mechanism [6] . Coronal streamers are generally We will begin by using available believed to lie over polarity inversion data to develop what will be adopted as a (neutral) lines in the line-of-sight magnetic generic initial field on the solar surface. Prominences atmosphere through which it propagates. tend to form within the closed-field region CMEs are observed to occur in a variety of of streamers and also lie over the neutral shapes, but those that have the appearance line. Support for the overall picture of a radially expanding loop will be developed above is provided by the emphasized. We determine that the loop- observation that CMEs can frequently be like CMEs had the following common associated with eruptive prominences. CME and a typical features, which we adopt as characteristics prior a launch of CME: For the task, consider a compound digital data from the YOHKOH soft X-ray First, the legs or sides of loop data and the relevant LASCO wide angle ejections are brighter and contain more coronagraph data as supplied by Hiei and material than the loop tops. Second, a Ichimoto (2009) [1] . density depletion forms within the expanding bright loop. Third, once the loop legs form, they display very little latitudinal motion as the loop tops move radially outward. We will also be primarily concerned with CMEs that appear to originate near the base of, and propagate outward through, pre-existing, well-formed helmet (coronal) streamers [4] . This was the case for all of the loop-like CMEs from Skylab or from LASCO. Figure 2.1: A superimpose data of YOHKOH soft X-ray and LASCO data as given by Hiei and Ichimoto (2009). Demonstrate observationally a CME followed by an eruptive prominence and flare. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 121 the CME onset appears to coincide with a 3. Data analysis Individual data sets for one particular type studied separately, of weak precursor some tens of minutes prior to the impulsive flare. activity (such as H , X-ray emission, etc.) In addition to -establishing the time will not provide a comprehensive view of a sequence of events, the imaging capability phenomenon as complex as one involving of a eruptive information on spatial structure. The flare prominence, and a CME. It is only when appears to occur at one of the footpoints of several data sets for various forms of the large magnetic arch that brightens in X- activity, and thereby for various physical. rays as the precursor. flare impulsive phase, the X-ray instrument provides conditions, are combined does a more complete picture, begin to emerge. Unfortunately, the experimentalist seldom having multiple simultaneous data sets. for the same event at his disposal. When such information is available, however, the advantages are substantial. Some of the results derived from combined data sets relating to CME drivers are now reviewed. By combining data from the hard X-ray imaging spectrometer Figure 3.1: The time sequence of progresses of the precursor of a CME, a launch of a CME, flare occurrence and prominence eruption from X-ray data analysis, suggest by Hiei and Hundhaussen (2006) [2] . (HXIS) instrument oh SMM with coronagraph data, it becomes possible to more clearly define the role of the flare impulsive phase 4. Results and discussions From the time sequence analysis, it might be a driving mechanism that lead to global instability in solar active regions. in driving CMEs outward. A schematic of the results from this study is shown in Figure 3.1. The line labeled CME indicates the location of the bright leading edge. If this line is extended back to the surface with no acceleration, The X-ray pre-cursor might be very initial sign an instability is working. In theoretical MHD terminology there might be the active region has just experiences and passes critical point of instability [3] . Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 122 There are two possibilities a MHD system evolving to new configuration. First, evolution through series that lead to new stable configuration without liberates Figure 4.1: An active region potential to launch a coronal mass ejection and follows by prominence as pointed out by Hiei and Ichimoto (2009) [1] , and purposed by Setiahadi (2010) [6] . energy. Second, evolution through series that lead the MHD system needs to release some access of energy and transfer it into surroundings. The second opinion has probably intimate relation with the driving mechanism of the initiation of CMEs. A remaining attractive possibility is that a coronal field configuration may evolve into a highly stressed, non-potential state as a result of photospheric motion of the field line Figure 4.2: a schematic diagram to conclude the situation of observable phenomena suggest by Hiei and Hundhaussen (2009) [2] . foot-points. With continued photospheric motion the entire field configuration may 5. Conclusions reach a state beyond which it either no The source of energy for driving longer has an equilibrium solution or begins CMEs has been proposed in this text with evolving much more rapidly. that released by a filament as it rises, expands, and untwists. For this to be the case, one must then explain how the slower erupting prominence transfers energy to a more rapidly moving CME. In addition, not all CMEs appear to be associated with an observed erupting filament. It is certainly possible that the sheared filament field is always present even if the thermodynamics are not such as to produce the characteristic-filament Ha signature. The precise nature of the Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 123 role of the prominence surrounding cavity should and its Apakah rumor badai matahari besar- be better besaran benar akan terjadi pada tahun defined. 2012? References J: Bambang Setiahadi, LAPAN [1] Belum tentu, prediksi menunjukkan badai Hiei, E., Ichimoto, K., Private communication, 2006, 2009. besar terjadi setelah tahun 2012 yaitu [2] Hiei, E., Hundhassen, A.J., Private communication, 2006, 2009. sekitar Juni 2014. [3] Setiahadi, B. Problems of Equilibria and Instabilities on Solar Coronal Magnetic Fields and Its Evolution Towards Energetic Energy Liberation: Effect to Interplanetary Space, Prosiding Seminar Nasional Matematika, FMIPA UNDIP, 2005, E1., p.1. T: Laifa Rahmawati , UNY [4] Setiahadi, B., Magnetohydrostatic and Magnetohydrodynamics Structure of Magnetic Arcade to Study the Solar Coronal Helmet Streamer, STIKOM, Surabaya, Seminar Nasional Matematika, 2007, p. IV-26. Studi CME untuk mengetahui lebih jauh Apakah manfaat study terhadap CME ini hasilnya akan sama dan menjadi kajian saja atau untuk pengendalian terhadap CME itu? J: Bambang Setiahadi, LAPAN fisikanya (tekanan, temperatiur, medan magnet, keccepatan) [6] Setiahadi, B., Research on Solar Coronal Transient at LAPAN, Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains 2010, Univ Kristen Satya Wacana, Salatiga,2010, p158. 158 Tanya Jawab T: Ginanjar, UAD proses bagaimana terciptanya CME di matahari mendeteksi [5] Setiahadi, B., Sakurai, T., Miyazaki, H., and Hiei, E. Research on Magnetohydrodynamic Transport Phenomena in Solar-Terrestrial Space at LAPAN Watukosek 2006, Prosiding Seminar Antariksa Nasional III, 2006, p. 17. juga Fisika CME juga dapat memprediksi bahaya CME. T: Anisa Fuji Rahayu, UAD Apa pengaruh CME terhadap diri kita secara langsung? Berapa lama waktu terjadinya? J: Bambang Setiahadi, LAPAN CME tidak berpengaruh langsung pada diri kita tetapi pada system teknologi wireless termasuk system navigasi satelit. LAPAN selalu memantau peringatan diri dan memberikan pada masyarakat. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 124 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 125 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 126 b. Bagaimana tenaga yang dihasilkan T: Imanuri, UAD Apakah dampak negattif dari denngan menambahkan hydrogen penggunaan alat tersebut? booster pada motor tersebut? J: Brilian Prasetyo, UNY Sedang dalam proses pengamatan J: Brilian Prasetyo, UNY a. Tidak ada b. Secara teori meningkatkan tenaga, T: Wahyu Budi Santosa, UAD a. Apakah ada modifikasi pada ruang pembakaran seperti Booster dan namun secara prakteknya sedang dalam penelitian lebih lanjut. sudut klip pada mesin sepeda motor tersebut? Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 7