rumpun bahasan

advertisement
PANDUAN PELATIHAN PARALEGAL
TAHAP I
JUSTICE FOR THE POOR
Revitalization Legal Aid Program
MARET 2008
Pelatihan Paralegal Tahap 1
0
DAFTAR PANDUAN MEDIA, LEMBAR KERJA, INFORMASI KUNCI DAN SARANA
PELATIHAN PARALEGAL TAHAP 1
Rumpun Bahasan : 0. Pembentukan Susana
No
Bahasan
0.1.
0.2.
Pengantar Program RLA
Ice Breaking
0.3.
Kontrak Belajar
Panduan Media
( Md )
Permainan Rantai Nama
Permainan tepat Berbaris
Mood Barometer
Bagan Presentasi Organizers
Kode
Lembar kerja
( LK )
Kode
O.A.
O.B.
O.C.
O.D.
Informasi kunci
( Inku )
Pengantar program RLA
Bagan Daur POD
Kode
Bagan Alur Kegiatan
Jadwal Harian
0.3.a
0.3..b
Informasi kunci
( Inku )
Pengertian Paralegal
Peran, Tugas dan ketrampilan
Kode Etik Paralegal
Kode
Sarana
0.1.
0.2
Rumpun Bahasan: 1. Citradiri Paralegal
No
1.1.
1.2.
1.3.
Bahasan
Pengertian Paralegal
Peran, Tugas dan Ketramplan
Kode Etik Paralegal
Pelatihan Paralegal Tahap 1
Panduan Media
( Md )
Bu Hindun Minta Cerai
Kode
1.A
Lembar kerja
( LK )
Kode
Sarana
1.1.
1.2.
1.3.
1
Rumpun Bahasan : 2. Pengantar Dasar Hukum
No
2.1.
2.2.
2.3.
Bahasan
Pengertian Kasus Hukum
Perbedaan Kasus PerdataPidana
Garis Besar Pilihan Bentuk
Penyelesaian Sengketa
Panduan Media
( Md )
Kisah Surti Tarjo
Kartu Arus Ragam Kasus
Kode
Kartu Meta Plan
2.C.
2.A
2.B
Lembar kerja
( LK )
Kode
Informasi kunci
( Inku )
Pengertian Kasus Hukum
Pengertian Kasus Perdata Pidana
Garis Besar Pilihan Bentuk
Penyelesaian Sengketa
Kode
Informasi kunci
( Inku )
Negosiasi
Mediasi
Arbitrasi
Lobby
Kampanye
Advokasi
Kode
Sarana
2.1.
2.2.
2.3.
Rumpun Bahasan : 3 Mekanisme Non Litigasi
No
3.1.
3.2.
3.3.
3.4.
3.5.
3.6.
3.7.
Bahasan
Negosiasi
Mediasi
Arbitrasi
Lobby
Kampanye
Advokasi
Latihan
Pelatihan Paralegal Tahap 1
Panduan Media
( Md )
Kisah Keripik Pak Raden
Cari Untung Sebanyak
Mungkin
Kode
3.A
3.B.
Lembar kerja
( LK )
Kode
3.1.
3.2.
3.3.
3.4.
3.5.
3.6.
Sarana
Komik “Ketika
Laba-laba
Hendak Menjerat
Elang
Kertas kecil
minimal 50
lembar
2
Rumpun Bahasan : 4. Dasar- Dasar Promosi Kegiatan
No
Bahasan
4.1.
4.2.
Identifikasi Kelompok Sasaran
Pilihan Peran
4.3.
4.4.
Pilihan Metode dan Media
Latihan
Panduan Media
( Md )
Praktek Sosialisasi
Kode
Lembar kerja
( LK )
Code
Identifikasi Kelompok dan
Pilihan Peran
4.A
4.A
Lembar pengamatan
4.b.
Kode
Lembar kerja
( LK )
Daftar Periksa Tugas Pasca
Pelatihan Tahap 1
Format RKTL
Format Evaluasi
Kode
Informasi kunci
( Inku )
Identifikasi Kelompok Sasaran
Pilihan Peran
Kode
Pilihan Metode dan Media
4.3.
Sarana
4.1.
4.2.
Rumpun Bahasan : 00. Pembulatan Pelatihan
No
Bahasan
00.1
Penyusunan RKTL
00.2
00.3
Evaluasi
Penutup
Pelatihan Paralegal Tahap 1
Panduan Media
( Md )
Mengubah Dunia dengan
Mengubah Diriku
00.A
00.A
Informasi kunci
( Inku )
Kode
Sarana
00.B
00.C
3
KURIKULUM PELATIHAN PARALEGAL TAHAP I
RUMPUN BAHASAN
: 0. PEMBENTUKAN SUASANA
TUJUAN RUMPUN BAHASAN
: Terbangun suasana yang kondusif bagi pelaksanaan pelatihan yang bertumpu pada pendekatan Pendidikan
Orang Dewasa ( POD )
: 2 sesi
TOTAL WAKTU
1 SESI = 120 MENIT
TUJUAN
BAHASAN dan SUB BAHASAN
METODE
MEDIA
WAKTU
FAS/TRNR
(Sesi)
•
Peserta mampu menjelaskan kerangka
program RLA
01. Pengantar Program RLA
Ceramah, Tanyajawab
Power Point Slide
0.5
•
Peserta mampu menyebutkan nama
panggilan peserta lain
02. Ice Breaking
Games
•
Rantai Nama
0.5
•
Tercipta suasana akrab dan terbuka
diantara seluruh warga belajar
•
Tepat Berbaris
•
Tersusun harapan atas hasil yang ingin
dicapai selama dan pada akhir
pelatihan
•
Pertanyaan Penggerak
•
Disepakati alur kegiatan, proses dan
hasil pelatihan
•
Bagan Alur Kegiatan
Pelatihan
•
Tersusun tugas Tim Organizer Harian
•
Panduan Tugas Tim
Organizer
Pelatihan Paralegal Tahap 1
03. Kontrak Belajar
Curah Pendapat
1
4
RUMPUN BAHASAN
: 1. CITRADIRI PARALEGAL
TUJUAN RUMPUN BAHASAN
: Peserta mampu merumuskan karakteristik dasar penembangan kegiatan Paralegal Berbasis Masyarakat
TOTAL WAKTU
: 2 sesi
1 SESI = 120 MENIT
TUJUAN
BAHASAN dan SUB BAHASAN
METODE
MEDIA
WAKTU
FAS/TRNR
(Sesi)
•
Peserta mampu merumuskan batasan
pengertian paralegal
•
Peserta mampu merumuskan
perbedaan paralegal dan mediator
•
Peserta mampu merumuskan
perbedaan paralegal dan pengacara
•
Peserta mampu merumuskan peran
paralegal
•
Peserta mampu merumuskan Tugas
Paralegal
•
Peserta mampu merumuskan
ketrampilan yang harus dikembangkan
oleh paralegal
•
Peserta mampu merumuskan
keyakinan yang harus dijunjung tinggi
dalam rangka menjaga kehormatan diri
•
Peserta mampu merumuskan hal-hal
yang tak boleh dilanggar dalam
menjalankan tugas paralegal
Pelatihan Paralegal Tahap 1
1.1. Pengertian Paralegal
Telaah Kisah
”Kisah Paralegal, Mediator
dan Pengacara ”
1
1.2. Peran, Tugas, dan Ketrampilan
Paralegal
Curah Pendapat
Pertanyaan Penggerak
0.5
1.3. Kode Etik Paralegal
Curah Pendapat
Pertanyaan Penggerak
0.5
5
TUJUAN
BAHASAN dan SUB BAHASAN
METODE
MEDIA
WAKTU
FAS/TRNR
(Sesi)
•
Peserta mampu merumuskan prinsip
dalam behubungan dengan klien dan
kolega
Rumpun Bahasan
: 2. Pengantar Dasar Hukum
Tujuan Rumpun Bahasan
: Peserta Mampu Merumuskan Hubungan Antara Kasus Hukum Dan Pilihan Penyelesaian
Total Waktu
: 2 Sesi
1 SESI = 120 MENIT
TUJUAN
BAHASAN dan SUB BAHASAN
METODE
MEDIA
WAKTU
FAS/TRNR
(Sesi)
•
Peserta mampu membedakan
peristiwa dan kasus hukum
2.1. Pengertian Kasus Hukum
Telaah Kisah
” Kisah Surti - Tarjo”
•
Peserta mampu membedakan kasus
perdata dan kasus pidana
2.2. Perbedaan Kasus Perdata dan
Pidana
Diskusi Kelompok
”Ragam Kasus”
•
Peserta mampu mengdentifikasi siapa
berperan apa dalam tiap kasus
•
Peserta mampu merumuskan beragam
jalur mekanisme penyelesaian kasus
hukum
2.3. Garis Besar Pilihan Bentuk
Penyelesaian Segketa
Curah Pendapat
Metaplan
Pelatihan Paralegal Tahap 1
0.5
1
0.5
6
Rumpun Bahasan
: 3. Mekanisme Non Litigasi
Tujuan Rumpun Bahasan
: Peserta Mampu Merumuskan Prosedur Beragam Pilihan Dalam Jalur Non Litigasi
Total Waktu
: 4 Sesi
1 SESI = 120 MENIT
TUJUAN
BAHASAN dan SUB BAHASAN
METODE
MEDIA
WAKTU
FAS/TRNR
(Sesi)
•
Peserta mampu menyebutkan tahap
dalam negosiasi
•
Peserta mampu merumuskan kekuatan
dan kelemahan negosiasi
•
Peserta mampu menyebutkan tahap
dalam Mediasi
•
Peserta mampu merumuskan kekuatan
dan kelemahan mediasi
•
Peserta mampu menyebutkan tahap
dalam arbitrasi
•
Peserta mampu merumuskan kekuatan
dan kelemahan arbitrasi
•
Peserta mampu menyebutkan tahap
dalam lobby
3.4. Lobby
•
Peserta mampu menyebutkan tahap
dalam kampanye
3.5. Kampanye
•
Peserta mampu menyebutkan tahap
3.6. Advokasi
Pelatihan Paralegal Tahap 1
3.1. Negosiasi
Telaah Kisah
Kisah Merk Keripik Pak
Raden
1
Diskusi Kelompok
Silang
Pertanyaan Penggerak
2
3.2. Mediasi
3.3. Arbitrasi
7
TUJUAN
BAHASAN dan SUB BAHASAN
METODE
MEDIA
WAKTU
FAS/TRNR
(Sesi)
dalam advokasi
•
Peserta mampu merumuskan hasil
pembelajaran pada rumpun ini melalui
simulasi permainan.
Pelatihan Paralegal Tahap 1
3.7. Latihan
Simulasi
Permainan Menang
Sebanyak Mungkin
1
8
Rumpun Bahasan
: 4. Dasar-Dasar Promosi Kegiatan
Tujuan Rumpun Bahasan
: Peserta Mampu Merumuskan Beragam Teknik Fasilitasi Dalam Rangka Meningkatkan Sadar Hukum
Berdasar Kebutuhan
Total Waktu
: 3 Sesi
1 SESI = 120 MENIT
TUJUAN
BAHASAN dan SUB BAHASAN
METODE
MEDIA
WAKTU
FAS/TRNR
(Sesi)
•
Peserta mampu menyebutkan
beragam karakteristik kelompok
sasaran
4.1. Identifikasi Kelompok sasaran
•
Peserta mampu merumuskan beragam
pilihan peran berdasar karakteristik
kelompok sasaran
4.2. Pilihan Peran
•
Peserta mampu menyebutkan
beragam metode
•
Peserta mampu merumuskan
pertimbangan pilihan beragam media
•
Peserta mampu mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan tim dalam
praktek sosialisasi.
Pelatihan Paralegal Tahap 1
Latihan Soal
Lembar kerja
0.5
4.3. Pilihan Metode dan media
Peragaan
Ragam Contoh Media
1
4.4. Latihan
Simulasi
• Panduan Media
1.5
• Lembar Kerja
9
RUMPUN BAHASAN
: 00. PEMBULATAN PELATIHAN
TUJUAN RUMPUN BAHASAN
: Terbangun komitmen peserta dalam melaksanakan penugasan pasca pelatihan
TOTAL WAKTU
: 3 sesi
1 SESI = 120 MENIT
TUJUAN
BAHASAN dan SUB BAHASAN
METODE
MEDIA
WAKTU
FAS/TRNR
(Sesi)
•
Peserta mampu menjelaskan ukuran
keberhasilan tugas paralegal
•
•
001. Penyusunan RKTL
Curah Pendapat
Pertanyaan Penggerak
Peserta mampu menjelaskan tugastugas pasca pelatihan tahap I
Diskusi Kelompok
Panduan dan Lembar kerja
Tersusun Rencana Kerja Terukur
pasca Pelatihan Tahap I
Penugasan Pribadi
Lembar Kerja
2
•
Teridentifikasi tingkat pencapaian
tujuan pelatihan
002. Evaluasi
Kuesioner Non Tes
Lembar kerja
0.5
•
Peserta mampu menarik makna dari
kisah pembulat pelatihan
003. Penutup
Ceramah
“ Mengubah Dunia dengan
Mengubah Diriku”
0.5
Pelatihan Paralegal Tahap 1
10
RUMPUN BAHASAN
0. PEMBENTUKAN SUASANA
0.1. PENGANTAR PROGRAM RLA
TUJUAN
•
Peserta mampu menjelaskan kerangka program RLA
METODE
Ceramah Tanya Jawab
SARANA
Inku. 0.1. Program RLA
MEDIA
Power Point Slide
WAKTU
0.5 Sesi ( 60 Menit )
SETTING
Kelompok Besar
Catatan Trainer
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Pelatihan Paralegal Tahap 1
11
LANGKAH KEGIATAN
Langkah 01 : Pengantar Bahasan. Jelaskan tujuan bahasan dan bagaimana bahasan
disampaikan.
Langkah 02 : Pemaparan. Paparkan Informasi Kunci - Inku. 0.1. Kerangka
Program RLA dengan menggunakan Power Point Slide.
Langkah 03 : Tanya Jawab. Berikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan
Pertanyaan dan jawablah pertanyaan tersebut. Catat hal-hal yang
menarik yang mencerminkan persepsi, analisis, dan refleksi peserta
Langkah 04 : Penegasan. Berikan ulasan singkat atas hal-hal menarik yang telah
dicatat, rangkum dan simpulkan.
Langkah 05 : Penutup. Sampaikan ucapan terima kasih atas peran serta yang telah
ditunjukkan oleh peserta.
Catatan :
Pelatihan Paralegal Tahap 1
12
INFORMASI KUNCI
Inku. 0.1.
PENGANTAR PROGRAM BANTUAN HUKUM MAYARAKAT (RLA)
Program Bantuan Hukum Masyarakat (RLA) yang dilaksanakan oleh Justice for The
Poor Program bertujuan untuk menguatkan akses bantuan hukum dan keadilan bagi
kelompok masyarakat miskin dan marginal di Indonesia. Fokus kegiatan program ini
adalah menguatkan berbagai organisasi rakyat di tingkat desa agar dapat menjalankan
fungsi pendidikan dan pelayanan bantuan hukum bagi masyarakat miskin melalui
pembentukan paralegal dan mediator desa serta menyediakan tenaga pengacara
masyarakat bagi orang desa yang membutuhkan pendampingan hukum. Dengan latar
belakang lemahnya penegakan hukum dan rendahnya kepercayaan publik pada lembaga
penegak hukum serta tingginya tingkat konflik sosial di Indonesia, posko bantuan hukum
di tingkat desa tidak hanya didorong agar dapat menangani kasus tapi juga agar dapat
merepresentasikan kepentingan kelompok masyarakat miskin dalam proses pembuatan
kebijakan di tingkat lokal. Pelaksanaan RLA tahap I (September 2005 – Februari 2007)
membuktikan bahwa pembentukan pusat-pusat bantuan hukum RLA dapat diterima dan
bekerja dalam konteks masyarakat dengan latar belakang kegagalan penegakan hukum
dan rendahnya kepercayaan terhadap sisitem hukum formal. Hal ini ditandai dengan
meningkatkan laporan kasus hukum atau sengketa masyarakat kepada paralegal yang
bekerja di posko bantuan hukum. Tulisan ini merupakan proposal kegiatan untuk
pelaksanaan RLA tahap II (Februari 2008 – Januari 2010) sebagai tindak lanjut penguatan
posko bantuan hukum bagi masyarakat miskin. Fokus kegiatan pokok dalam RLA II
antara lain: pembentukan asosiasi paralegal, penyediaan fasilitator dan pengacara untuk
persoalan hukum perempuan, perbaikan kualitas pelatihan paralegal dan peningkatan
keterampilan penanganan kasus hukum masyarakat.
Tujuan RLA yaitu:
 Pembentukan jaringan bantuan hukum bagi kelompok masyarakat miskin di Indonesia
 Peningkatan kapasitas organisasi masyarakat (posko bantuan hukum masyarakat)
dalam memberi pendidikan dan pelayanan bantuan hukum dan mediasi melalui
pembetukan paralegal dan mediator desa
 Perbaikan kebijakan pemerintah pusat dan daerah mengenai bantuan hukum bagi
masyarakat di Indonesia
RLA tahap I
Dilaksanakan sejak September 2005 – Februari 2007 di 3 lokasi. Hingga Januari 2007
telah dilaksanakan 3 tahap pelatihan paralegal (total jumlah pelatihan paralegal di tiap
kabupaten 30 pelatihan) dan 1 tahap pelatihan mediasi (total jumlah pelatihan mediasi di
tiap kabupaten 10 pelatihan). Dengan demikian, total jumlah paralegal yang sudah dilatih
sebanyak 188 orang dan jumlah orang yang menerima pelatihan mediasi sebanyak 282
orang.
Selain pelatihan formal bagi paralegal dan mediator desa, telah dilakukan pendidikan
hukum masyarakat, baik dalam forum formal maupun informal sebanyak 1525 kali di
mana dari total 8745 orang yang mengikuti forum pendidikan hukum masyarakat tersebut
20% adalah perempuan.
Penguatan Implementasi RLA tahap II
Pelatihan Paralegal Tahap 1
13
Pembentukan Asosiasi Paralegal. Ketika peran paralegal dalam memberikan pelayanan
bantuan hukum sudah berjalan, tahap berikutnya diperlukan wadah bagi paralegal posko
untuk mulai berpartisipasi dalam proses pembuatan kebijakan dan advokasi menyangkut
persoalan dan masalah yang dihadapi. Melalui asosiasi, paralegal dapat merepresentasikan
berbagai aspirasi menyangkut akses hukum dan keadilan bagi masyarakat miskin
dihadapan aparat hukum dan pemerintah lokal. Lebih jauh, asosiasi dapat menjadi sarana
penting untuk pengembangan pengetahuan sesama paralegal melalui cross-learning
approach. Berdasarkan pertimbangan tersebut, dalam RLA tahap II akan didorong
pembentukan asosiasi paralegal di tiap-tiap kabupaten yang akan melakukan pertemuan
dengan berbagai instansi pemerintah dan aparat hukum secara teratur.
Penguatan Penanganan Persoalan Hukum Perempuan. Terbatasnya jumlah
paralegal dan mediator perempuan berakibat pada terbatasnya pendidikan hukum dan
kemampuan penanganan kasus bagi kelompok perempuan. Padahal, hasil supervisi dan
monitoring selama ini menunjukkan bahwa persoalan hukum perempuan seperti:
pemerkosaan, pelecehan seksual, kekerasan dalam rumah tangga, diskriminasi upah,
cukup sering terjadi. Struktur pelaksana RLA tahap II akan dilengkapi dengan penyediaan
1 – 3 orang spesialis bantuan hukum perempuan yang berkedudukan di lembaga
pelaksana. Mereka bertugas untuk melakukan ‘klinik hukum perempuan’ secara teratur di
tiap-tiap posko bantuan hukum RLA serta untuk melakukan penanganan kasus yang
dilaporkan.
Peningkatan Kualitas Penanganan Kasus. Jumlah kasus hukum dan sengketa yang
dilaporkan kepada posko cenderung mengalami peningkatan. Pertanyaannya adalah
apakah kualitas penanganan kasus yang dilakukan sejak dari paralegal, mediator desa
hingga fasilitator sudah cukup baik? Kenyataannya, kelemahan masih terjadi terutama
dalam tahap pendokumentasian kasus-kasus yang ditangani. Diyakini bahwa, dari angkaangka jumlah kasus yang sudah dilaporkan, masih terdapat banyak kasus yang
sesungguhnya telah ditangani namun tidak dicatat dengan baik. Dokumentasi bagi posko
sangat penting terutama untuk tujuan pembelajaran baik bagi posko maupun bagi warga
masyarakat yang berkasus. Dokumentasi yang baik juga penting sebagai materi dasar
advokasi dan negosiasi antara posko dan instansi pemerintah dan aparat hukum
setempat.
Perbaikan Pelatihan. Lembaga pelaksana memiliki banyak pengalaman pelatihan
paralegal atau mediasi bagi masyarakat desa. Namun demikian, harus dipahami bahwa
pelatihan hanyalah sampingan dari tugas pokok mereka menangani kasus hukum atau
advokasi kebijakan. Akibatnya, kemampuan lembaga pelaksana untuk menyiapkan modul
pelatihan yang tepat dan bermanfaat masih rendah. Ditambah lagi dengan keterbatasan
sumberdaya yang memadai sebagai tenaga pelatih bagi masyarakat desa. Pengalaman
memakai lembaga trining provider yang memiliki pengalaman dalam menyusun modul
dan memiliki tenaga pelatih handal seperti dalam pelaksanaan pelatihan mediator di RLA
tahap I mengarahkan pada rekomendasi agar pelatihan paralegal memakai model yang
sama dimana penyiapan modul dan tenaga pelatih inti dilakukan oleh lembaga khusus.
Modul yang telah didahului dengan penelitian dan observasi terlebih dahulu kemudian
dikembangkan oleh tenaga pelatih ini yang juga bertugas untuk melakukan Training of
Trainers (ToT) bagi fasilitator posko dan pengacara bantuan hukum yang ada di lembaga
pelaksana.
Lokasi & Periode Pelaksanaan RLA tahap II
Sebagaimana dalam RLA I, RLA II pada dasarnya adalah sebuah pilot project untuk
Pelatihan Paralegal Tahap 1
14
menguji coba desain dan dampak sebelum model RLA dipakai untuk kegiatan CDD
project yang lebih luas. Dengan demikian, tidak ada penambahan lokasi program dan
bahkan untuk lokasi dimana inisiatif program sangat sulit dilaksanakan maka tidak akan
diikutsertakan. Periode RLA II direncakan selama 24 bulan, Februari 2008 – Januari 2010
Pelatihan Paralegal Tahap 1
15
RUMPUN BAHASAN
0. PEMBENTUKAN SUASANA
0.2 ICE BREAKING – PENCAIRAN SUASANA
TUJUAN
•
Peserta mampu menyebutkan nama panggilan peserta lain
•
Tercipta suasana akrab dan terbuka diantara warga belajar
METODE
SARANA
Permainan
Md. 0.A. Panduan Rantai Nama
Md. 0.B. Panduan Tepat Berbaris
MEDIA
Rantai Nama
Inku. 0.2. Bagan Daur Pendidikan Orang
Dewasa
Tepat Berbaris
WAKTU
0.5 Sesi ( 60 menit)
SETTING
Kelompok Besar
Catatan Trainer
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Pelatihan Paralegal Tahap 1
16
LANGKAH KEGIATAN
Permainan Rantai Nama
Langkah 01 : Pengantar Bahasan. Jelaskan tujuan sesi dan bagaimana tujuan
tersebut akan dicapai.
Langkah 02 : Permainan. Pimpin permainan Rantai Nama Md.0.A
Langkah 03 : Refleksi. Berikan kesempatan kepada peserta untuk mengungkapkan
pendapatnya berdasar pertanyaan berikut.
Pertanyaan Curah Pendapat
a. Apakah peserta sudah dapat menghafal nama peserta lain?
b. Mengapa hal tersebut dapat dengan cepat dicapai?
c. Apa yang membedakan cara perkenalan seperti ini dengan cara
perkenalan konvensional
d. Pelajaran penting apa yang dapat ditarik dari permainan ini ?
Permainan Tepat Berbaris
Langkah 04 : Pengantar. Jelaskan bahwa dengan permainan berikut peserta akan
memiliki kesempatan yang lebih baik untuk saling mengenal peserta
lain.
Langkah 05 : Permainan. Pimpin permainan Tepat Berbaris Md. 0.B
Langkah 06 : Refleksi. Berikan kesempatan kepada peserta untuk mengungkapkan
pendapatnya berdasar pertanyaan berikut.
Pelatihan Paralegal Tahap 1
17
Pertanyaan Curah Pendapat
a. Apakah peserta makin mengenal peserta lain ?
b. Mengapa ada kelompok yang menang dan kalah ?
c. Apa yang diperlukan dalam memahami orang lain ?
Langkah 04 : Penegasan. Jelaskan Bagan Daur Pendidikan Orang Dewasa dan
kaitkan hal tersebut dengan permainan yang baru saja selesai dilakukan.
.
Catatan :
Setelah permainan selesai barulah Name Tag ( label nama ) di bagikan.
Pelatihan Paralegal Tahap 1
18
PANDUAN MEDIA
Md. 0.A
PERMAINAN RANTAI NAMA
(Perkenalan )
a. Peserta berdiri melingkar dan kemudian berhitung
b. Peserta no 1 menyebutkan nama panggilan diri sendiri
c. Peserta no 2 menyebut nama panggilan peserta no 1 , baru kemudian
menyebutkan namanya.
d. Peserta No 3 menyebut peserta no 1, no 2 baru namanya sendiri.
e. Demikian seterusnya hingga peserta dengan no terakhir akan menyebut
nama seluruh peserta
f. Untuk memudahkan permainan, pada tiap kelipatan 10, fasilitator
memimpin penyebutan nama peserta secara bersama-sama.
g. Peserta
Catatan
Untuk memudahkan permainan, pada tiap kelipatan 10, Trainer memimpin
penyebutan nama peserta secara bersama-sama.
Pelatihan Paralegal Tahap 1
19
PANDUAN MEDIA
Md. 0.B
PERMAINAN TEPAT BERBARIS
(Perkenalan Lanjutan )
a. Peserta berdiri dalam posisi berbaris ke belakang. Jika ada 4 kelompok
berarti akan ada 4 barisan
b. Jelaskan bahwa dalam waktu singkat ( misalnya dalam hitungan 10 )
peserta diminta mengubah formasi barisan berdasar urutan tertentu, tanpa
boleh berkata-kata.
c. Contoh perintah : ”Dalam hitungan 10, tanpa kata, buatlah barisan dengan
urutan peserta paling pendek di depan, paling tinggi di
belakang......satu....dua.....sepuluh, stop.”
d. Lalu lakukan penilaian. Barisan dengan urutan benar mendapat nilai 4,
paling salah mendapat nilai 1, sedang diantara yang benar dan salah
mendapat nilai 3 dan 2. Catat nilai kelompok di papan tulis.
e. Ulangi permainan dengan perintah yang berbeda, kemudian lakukan
penilaian
f. Pada akhir permainan, lakukan penghitungan score dan pengumuman
pemenang. Kelompok kalah minta mereka menyanyi bersama ” Lihat
kebunku” tetapi dengan mengubah seluruh huruf hidup dengan bunyi
vokal ’i’ : ” Lihit kibinki...pinih dingin bingi.....”.
Catatan
Berikut adalah beberapa ide urutan barisan
Yang mudah : Berat badan, usia, nomor sepatu, ukuran baju, jumlah anak
Agak sulit : Tanggal lahir, huruf awal nama panggilan, huruf awal kota
kelahiran
Menantang keberanian ( biasanya hanya untuk penutup ) : Paling cakep di
depan, paling berani di depan
Pelatihan Paralegal Tahap 1
20
INFORMASI KUNCI
Inku. 0.2.
DAUR BELAJAR
Pelatihan Paralegal Tahap 1
21
RUMPUN BAHASAN
0. PEMBENTUKAN SUASANA
0.3. KONTRAK BELAJAR
TUJUAN
•
Tersusun harapan atas hasil yang ingin dicapai selama dan pasca
pelatihabn
•
Disepakati alur kegiatan proses dan hasil pelatihan
•
Tersusun tugas tim organizer harian
METODE
SARANA
•
Md. 0.C. Mood Barometer
•
Md. 0.D. Bagan Presentasi
MEDIA
•
Inku 0.3a. Bagan Alur Kegiatan
Pertanyaan Penggerak
•
Inku. 0.3b.Jadwal Harian
Curah Pendapat
WAKTU
1 Sesi ( 120 Menit )
SETTING
Kelompok Besar
Catatan Trainer
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Pelatihan Paralegal Tahap 1
22
LANGKAH KEGIATAN
Penyusunan Harapan
Langkah 01 : Pengantar Bahasan.
Jelaskan bahwa sekalipun pelatihan telah
dirancang, harapan peserta tetap menjadi acuan penting pengembangan
proses pelatihan.
Untuk itu minta tiap peserta menuliskan tiga hal yang paling
diinginkan yang hendak dicapai dalam pelatihan ini.
Langkah 02 : Penyampaian harapan. Minta peserta untuk memilih satu dari tiga
hal yang telah ditulis untuk disampaikan secara bergiliran ke dalam
forum. Catatlah hasilnya di kertas plano.
Setelah satu putaran selesai, tanyakan apakah dari dua yang tersisa
masih ada yang perlu disampaikan – karena belum terwakili oleh
pendapat peserta lain.
Langkah 03 : Pembahasan. Baca ulang hal-hal yang telah dicatat dan kini mulailah
memberi tanda mana pendapat tersebut yang dapat dikelompokkan
dalam: Metode, Materi, Tugas Pasca Pelatihan, dsb bahkan sampai
hal-hal yang mungkin tidak dapat dipenuhi dalam pelatihan ini.
Penjelasan Bagan Alur Pelatihan dan Jadwal Harian
Langkah 04 : Penjelasan. Paparkan Bagan Alur Pelatihan dan Bandingkan Rumusan
harapan peserta – khususnya tentang materi – apakah telah terwadahi
dalam bagan alur kegiatan ?
Paparkan Pembagian waktu dan jadwal harian
Langkah 05 : Diskusi tanya jawab. Berikan kesempatan kepada peserta untuk
menanggapi Bagan Alur dan Jadwal.
Temukan kesepakatan jika adfa usulan yang perlu ditindak lanjuti,
termasuk metri yang tidak dapat dipenuhi dalam pelatihan kali ini.
Pelatihan Paralegal Tahap 1
23
Penjelasan Tugas Tim Organizers
Langkah 06 : Pemaparan Tugas Tim Organizers.
Jelaskan bahwa selama
pelatihan berlangsung, secara bergiliran peserta akan bertugas dalam
tim organizers harian. Secara garis besar tugas mereka seperti
dijelaskan dalam jendela berikut
Tugas Tim Organizers Harian
a. Tugas Pertama : memimpin permainan pada awal sesi pertama dan
awal sesi ketiga
b. Tugas Kedua : Menghitung dan menganalisis hasil “Mood Barometer
“ ( Lihat Panduan Md 0.C )
c. Tugas Ketiga : Menyampaikan review – ulasan singkat – mengenai
hasil pembahasan materi hari lalu, dan hasil perhitungan Mood
Barometer ( Lihat Panduan Md. 0.D. )
Langkah 07 : Pembagian Tugas. Bagi peserta menjadi tiga tim dengan cara
berhitung. Agar terjadi pemerataan, minta terlebih dahulu opeserta
perempuan berhitung, baru setelah selesai dilanjutkan dengan peserta
pria.
Beri kesempatan untuk tanya jawab sejauh peserta memerlukan.
Langkah 08 : Penutup. Sampaikan ucapan terima kasih daningatkan tentang
saat mulai tugas tim organizers.
•
Bila Pencairan suasana dilakukan malam hari, makan tim pertama akan mulai
bertugas esok hari dan presentasi dilakukan hari berikutnya
•
Bila Pencairan suasana dilakukan pagi hari, maka tim mulai bertugas hari ini
dan hasilnya dipresentasikan esok. Beri waktu break selama 5 menit untuk
memberi kesempatan tim pertama membagi tugas.
Catatan :
Pelatihan Paralegal Tahap 1
24
PANDUAN MEDIA
Md. 0.C.
CARA PENYUSUNAN DAN ANALISIS MOOD BAROMETER
•
Tempelkan lembaran kertas plano ditempat yang terlindung berisi bagan seperti
berikut ini.
•
Pada akhir sesi, setelah penutupan, minta peserta bergiliran membubuhkan tanda pada
kolom Suasana hati dan Pemahaman, sesuai penilaiannya.
•
Jika semua sudah mencantumkan penilaiannya, lakukan penghitungan.
•
Cara Penghitungan Lajur Suasana Hati : Kalikan score dengan jumlah pengisi lalu
jumlahkan hasil perkalian tiap score. Hasil penjumlahan tersebut selanjutnya dibagi
dengan total jumlah pengisi. Dengan demikian akan diperoleh rata-rata.
•
Cara pneghitungan Lajur Pemahaman : Sama dengan cara penghitungan dalam Lajur
Suasana Hati
•
Analisis : Dengan melihat perpaduan rata-rata suasana hati dan pemahaman akan
diperoleh kombinasi : Menyenangkan dan Paham., Tidak Menyenangkan – tapi
Paham, Tidak Paham tapi menyenangkan, dan Tidak Paham dan Tidak
Menyenangkan
Pelatihan Paralegal Tahap 1
25
PANDUAN MEDIA
Md 0.D.
CARA PENYUSUNAN REVIEW MATERI
•
Buatlah Presentasi Hasil Review materi hari lalu dengan bagan seperti berikui.
•
Sampaikan hasil review selam kurang lebih 10 menit.
•
Berikan kesempatan peserta lain untuk bertanya, dan barikan kesempatan anggota tim
anda – atau boleh juga peserta diluar tim untuk memberikan jawaban.
Pelatihan Paralegal Tahap 1
26
INFORMASI KUNCI
Inku. 0.3a
BAGAN ALUR KEGIATAN PELATIHAN
Pelatihan Paralegal Tahap 1
27
INFORMASI KUNCI
Inku. 0.3b
JADWAL HARIAN PELATIHAN
Pelatihan Paralegal Tahap 1
28
RUMPUN BAHASAN
1. CITRADIRI PARALEGAL
1.1. PENGERTIAN PARALEGAL
TUJUAN
•
Peserta mampu merumuskan batasan pengertian Paralegal
•
Peserta mampu merumuskan perbedaan Paralegal – Mediator dan
Pengacara
METODE
Telaah Kasus
SARANA
•
Md. 1.A. Bu Hindun Minta Cerai
•
Inku.1.1. Pengertian Paralegal
MEDIA
Bu Hndun Minta Cerai
WAKTU
1 Sesi ( 120 Menit )
SETTING
Sub Kelompok
Catatan Trainer
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Pelatihan Paralegal Tahap 1
29
LANGKAH KEGIATAN
Langkah 01 : Pengantar Bahasan. Jelaskan tujuan dan proses pembahasan. Bagikan
Md. 1.A. Kasus Bu Hindun Minta Bercerai. Minta peserta membaca
secara pribadi.
Langkah 02 : Telaah Kasus. Bagi peserta beberapa sub kelompok beranggotakan 3
orang terdekat berdasar tepat duduk. Minta mereka menjawab
pertanyaan. Jawaban hanya perlu ditulis di kertas biasa 9 ( Bukan
Kertas Plano )
Pertanyaan Diskusi Kelompok
Dari Kasus ” Bu Hindun Minta Cerai ” Jawablah pertanyaan
berikut ini
1.
2.
3.
4.
Siapakah Paralegal, Mediator dan Pengacara ?
Apakah Paralegal
Apakah Mediator
Apakah Pengacara
5. Apa perbedaan Paralegal dan Mediator ?
Langkah 03 : Presentasi. Minta peserta secara berututan menyampaikan jawaban
dan Trainer mencatat di kertas Plano.
Langkah 04 : Pembahasan. Berikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya,
melengkapi jawaban atas semua hal yang telah tertulis. Trainer juga
dapat bertanya kepada peserta untuk hal-hal yang perlu penjelasan
lebih lanjut.
Langkah 05 : Penegasan. Berikan garis bawah untuk hal-hal yang memang
merupakan jawaban yang benar. Dan berikan penegasan untuk hal-hal
yang “tidak benar”. Lalu lanjutkan dengan Menyampaikan Informasi
Kunci. Inku. 1.1. Pengertian Paralegal.
Pelatihan Paralegal Tahap 1
30
Langkah 06 : Penutup. Ucapkan terima kasih dan berikan pujian atas hasil yang
dicapai serta keterlibatan seluruh peserta.
Catatan :
Langkah 03. Presentasi.
•
Untuk memudahkan proses, siapkan sedikitnya 6 lembar kertas plano yang
siap terpasang. Tiga masing-masing untuk mencatat ; Pengertian Paralegal,
Pengertian Mediator, Pengertian Pengacara. Tiga yang lain untuk Perbedaan
Paralegal – Mediator dan Pengacara.
•
Untuk kemudahan proses presentasi hasil mulai dari jawaban atas pertanyaan
no 1. Bila sudah selesai, lanjutkan dengan meminta seluruh sub kelompok
menjawab pertanyaan No 2. Demikian seterusnya.
Pelatihan Paralegal Tahap 1
31
PANDUAN MEDIA
Md.1.A
BU HINDUN MINTA BERCERAI
( Kisah Paralegal, Mediator, dan Pengacara )
Bu Hindun mengadu pada Bu RT bahwa sudah setahun ini Pak Yanto tidak memberi
nafkah untuk dia dan anak-anaknya. Pak Yanto memang masih bekerja, tapi uang itu
selalu habis di meja judi. Jika Bu Hindun menuntut uang belanja dari suaminya, Pak
Yanto malah marah-marah. Bu Hindun sudah tidak tahan, ia ingin bercerai dari Pak
Yanto.
Bu RT kemudian membawa Bu Hindun ke rumah Said. Di rumah Said Bu Hindun
menceritakan masalahnya dan keinginan untuk bercerai. Tentang keputusan Bu RT
membawa Bu Hindun ke rumah Said bukan tanpa alasan. Sesudah mengikuti
pelatihan Said memang memberikan waktu, tenaga dan pikirannya untuk membantu
tetangganya yang sedang mengalami masalah yang ada hubunganya dengan hukum.
Said kemudian mencatat laporan Bu Hindun dan memberikan beberapa pilihan
bantuan kepada Bu Hindun.
Pertama, Said menawarkan agar Bu Hindun melakukan penyelesaian dengan dibantu
oleh seseorang sebagai penengah. Jika langkah ini disetujui Said membawa bu
Hindun kepada Bu Fatimah. Bu Fatimah tidak hanya dikenal sebagai ketua pengajian,
namun beberapa kali ia diminta bantuan oleh dua pihak yang sedang bersengketa
untuk menjadi penengah.
Kedua, jika memang Bu Hindun benar-benar bertekad untuk bercerai, Said
menjelaskan bagaimana melakukan gugat cerai, bagaimana prosesnya dan jika
dibutuhkan Said mempunyai kontak seorang – Dewi, SH – yang memang berprofesi
di bidang itu dari Lembaga Hukum Khusus perempuan yang akan membantunya.
Bu Hindun setuju untuk melakukan pilihan pertama yaitu melakukan pembicaraan
damai dengan dibantu oleh seorang penengah. Said kemudian menghubungi Pak
Yanto dan menceritakan pengaduan Bu Hindun kepada Pak Yanto.
Awalnya Pak Yanto marah, karena mengira Bu Hindun akan menggugat cerai dirinya.
Tapi setelah memperoleh penjelasan yang lengkap, kemarahan Pak Yanto reda.
Akhirnya disetujui sebuah perundingan antara Bu Hindun, Pak Yanto dengan
penengah Bu Fatimah.
Proses itu terjadi dengan situasi agak tegang, karena masing-masing pihak
menyalahkan yang lain. Karena Bu Fatimah pandai mencairkan suasana dan telah
mengikuti pelatihan, ia berhasil mengajak Pak Yanto dan Bu Hindun untuk
menemukan solusi yang tepat. Akhirnya, Pak Yanto berjanji tidak akan main judi lagi
dan memberi nafkah kepada keluarganya. Bu Hindun juga berjanji tidak akan
menuntut banyak materi dari Pak Yanto yang menyebabkannya mencari uang dengan
jalan pintas.
Pelatihan Paralegal Tahap 1
32
Seluruh proses dan kesepakatan yang dicapai dicatat oleh Said
Sayangnya kesepakatan itu hanya berlangsung beberapa bulan. Pak Yanto rupanya
sudah ketagihan berjudi dan kembali menelantarkan keluarganya. Bu Hindun kembali
menemui Said dan berniat mengajukan gugatan cerainya. Said kemudian mengantar
Bu Hindun kepada Dewi, SH yang akan mendampingi Bu Hindun dalam berperkara
di pengadilan. Dewi SH, kemudian membantu Bu Hindun mengajukan gugat cerai,
mendampingi Bu Hindun selama proses sidang berlangsung sampai jatuh putusan
pengadilan bahwa gugatan cerai Bu Hindun dikabulkan.
Pertanyaan
Dari kisah diatas
1.
2.
3.
4.
Siapakah Paralegal, Mediator dan Pengacara ?
Apakah Paralegal
Apakah Mediator
Apakah Pengacara
Pelatihan Paralegal Tahap 1
33
PANDUAN MEDIA
Md.1.A
BU HINDUN MINTA BERCERAI
( Kisah Paralegal, Mediator, dan Pengacara )
KUNCI JAWABAN
( Hanya untuk Trainer )
Said = Paralegal
Tugasnya : mencatat kasus yang masuk, memberikan konsultasi hukum, memberikan
pilihan-pilihan penyelesaian yang bisa dilakukan klien dan baik-buruknya, sebagai
penyambung antara klien dengan mediator, pengacara, aparat hukum jika diperlukan.
Bu Fatimah = Mediator
Tugasnya menjadi penengah di antara orang-orang yang bersengketa. Mediator harus orang
yang dianggap netral dan diterima dengan baik oleh kedua belah pihak yang bersengketa.
Dewi, SH = Pengacara
Tugasnya mendampingi orang yang membutuhkan bantuan hukum darinya, baik berupa
nasehat hukum terutama mendampingi orang yang sedang melakukan proses di pengadilan.
Dalam kasus pidana, pengacara bisa melakukan pendampingan sejak seseorang ditangkap
sampai vonis dijatuhkan. Pengacara harus sarjana hukum dan mempunyai izin sebagai
pengacara.
Pelatihan Paralegal Tahap 1
34
INFORMASI KUNCI
Inku. 1.1.
Pengertian Paralegal
Adalah orang yang secara sukarela memiliki kepedulian dan komitmen melakukan
pendampingan untuk memperjuangkan keadilan dalam masyarakat. Pendampingan itu
berupa konsultasi guna memahami perkara dengan lebih baik, alternatif pilihan dalam
penyelesaian perkara hingga upaya menjembatani pihak yang bersangkutan dengan sumber
bantuan hukum yang tepat.
Pengertian Mediator
Pihak ketiga yang dipilih secara sukarela oleh pihak-pihak yang bersengketa guna
melakukan proses penyelesaian masalah melalui mediasi. Para pihak bertanggung jawab
untuk secara aktif mencapai kesepakatan dengan difasilitasi oleh mediator.
Pengertian Pengacara
Sama dengan Advokad, yaitu ahli hukum yang berwenang sebagai penasehat atau pembela
perkara di pengadilan
Perbedaan Paralegal, Mediator, Pengacara
Dengan demikian secara garis besar dapat dibedakan bahwa paralegal berbeda dengan
mediator dalam hal paralegal aktif proaktif dalam mengidentifikasi dan menemukan kasus
sedangkan mediator, aktif reaktif sebagaimana peran mereka muncul setelah dipilih oleh
para pihak yang bersengketa. Persamaannya adalah bahwa keduanya berasal dari
masyarakat dan menempuh jenis pelatihan tertentu.
Sedangkan pengacara menjalankan tugas sebagai profesi yang untuk itu mereka harus
menempuh pendidikan formal dan memperoleh ijin. Pendampingannya terentang sejak
seseorang ditangkap hingga vonis pengadilan dijatuhkan. Dalam beberapa referensi
disebutkan bahwa paralegal juga berperan membantu Pengacara dalam membuat
pernyataan-pernyataan (gugatan/pembelaan), mengumpulkan bukti-bukti yang dibutuhkan
dan informasi lain yang relevan dengan kasus yang dihadapi.
Pelatihan Paralegal Tahap 1
35
RUMPUN BAHASAN
1. CITRADIRI PARALEGAL
1.2. PERAN, TUGAS DAN KETRAMPILAN
PARALEGAL
TUJUAN
•
Peserta mampu merumuskan Peran Paralegal
•
Peserta mampu merumuskan Tugas Paralegal
•
Peserta mampu merumuskan ketrampilan yang harus dikembangkan
Paralegal
METODE
Curah Pendapat
SARANA
Inku. 1.2. Peran, Tugas, Ketrampilan
Paralegal
MEDIA
Pertanyaan Penggerak
WAKTU
0.5. Sesi ( 60 menit )
SETTING
Kelompok Besar
Catatan Trainer
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Pelatihan Paralegal Tahap 1
36
LANGKAH KEGIATAN
Langkah 01 : Pengantar Bahasan. Jelaskan bahwa sesi ini adalah kelanjutan dari
sesi sebelumnya yaitu pengertian paralegal.
Langkah 02 : Review sesi sebelumnya. Jika pada sesi sebelumnya telah terdapat
gagasan tentang peran dan tugas para legal, ungkapkan hal itu dan
catatlah di lembar kertas plano. Kemudian minta peserta untuk
melengkapi.
Langkah 03 : Curah Pendapat. Minta peserta berhitung secara biasa. Minta peserta
dengan nomor kelipatan 3 ( 3,6,9, dst ) memberikan satu jawaban atas
ketrampilan apa yang perlu dikembangkan oleh paralegal.
Saat satu putaran selesai, kini minta peserta dengan nomor kelipatan 2
( 2,4, 6 tidak karena tadi sudah mendapat giliran ) untuk menjawab hal
serupa.
Dan akhirnya setelah putaran kedua selesai, beri kesempatan peserta
yang belum mendapatkan giliran untuk menyampaikan jawaban
Langkah 04 : Pembahasan. Pimpin diskusi bersama untuk memberi kode dari
seluruh jawaban semisal : K (Komunikasi dengan masyarakat / klien )
H (Pengetahuan hukum), B (Bekerja dengan tim ) A ( Administratif )
L ( lain-lain ) , dst
Langkah 04 : Penegasan. Trainer merangkum seluruh jawaban dan selanjutnya
membandingkan dengan Inku. 1.2. Peran,Tugas dan Ketrampilan
Paralegal.
Catatan :
Pelatihan Paralegal Tahap 1
37
INFORMASI KUNCI
Inku 1.2.
Peran, Tugas dan Ketrampilan Paralegal
Peran dan Tugas utama paralegal adalah :
Mengupayakan peningkatan kemampuan masyarakat – terutama masyarakat miskin
- dalam mengupayakan keadilan dalam posisi yang setara dengan kekuasaan di
tingkat lokal
Hal tersebut dapat dijabarkan melalui Peran sebagai :
•
Pendidik dan motivator masyarakat dalam meningkatkan perilaku sadar
hukum melalui kegiatan promosi, sosialisasi dan pelatihan
•
Kader Pro Justice (keadilan) – Kader Bantuan Hukum melalui
pendampingan masyarakat dalam mengupayakan keadilan
•
Organisator yang menerapkan prinsip-prinsip pengembangan kelembagaan
Posko Bantuan Hukum Berbasis Masyarakat yang mandiri dan
berkelanjutan.
Ketrampilan umum yang diperlukan
•
Memahami logika hukum
•
Aplikasi pilihan beragam bentuk pilihan penyelesaian sengketa melalui
proses litigasi maupun non litigasi
•
Tehnik-tehnik fasilitasi sosialisasi dan promosi kegiatan sadar hukum
•
Tehnik pengelolaan Posko bantuan hukum sebagai organisme masyarakat
yang mendiri dan beRLAnjut
•
Tehnik mengelola dan memanfaatkan jejaring
Tugas Paralegal
•
•
•
•
•
•
Melaksanakan program-program pendidikan sehingga kelompok
masyarakat yang dirugikan (disadvantaged people) menyadari hak-haknya ;
Memfasilitasi terbentuknya organisasi rakyat sehingga mereka bisa
menuntut dan memperjuangkan hak-hak mereka ;
Melakukan penyelidikan awal terhadap kasus – kasus yang terjadi sebelum
ditangani pengacara dan memberikan pertimbangan alternatif pilihan
penyelesaian perkara
Membantu masyarakat dalam membuat pernyataan-pernyataan
(gugatan/pembelaan), mengumpulkan bukti-bukti yang dibutuhkan dan
informasi lain yang relevan dengan kasus yang dihadapi.
Mengelola Posko Bantuan Hukum secara mandiri dan berlanjut
Melakukan tugas administratif menyangkut pendokumentasian kasus
perkembangan posko, dsb
Sikap yang harus dibangun paralegal
•
•
•
•
•
•
Keterpanggilan dan kemauan yang didasari rasa ingin tahu
Percaya diri namun rendah hati
Berani namun tenang dan hati-hati
Proaktif, bersemangat namun kritis dan reflektif
Kreatif yang diimbangi dengan evaluasi diri dan empati
Menghargai prestasi diri ( kepuasan batin ) dan orang lain
Pelatihan Paralegal Tahap 1
38
•
•
Terus berupaya untuk belajar
Dan seluruhnya dilakukan dengan dedikasi serta tanggung jawab
Sumber Belajar
•
•
•
•
•
•
Memahami Undang-undang dan peraturan
Banyak membaca, berbagi pengalaman
Mencermati proses persidangan
Memanfaatkan kontak dan jejaring
Berinteraksi dengan sumber-sumber pendampingan semisal sesama
paralegal dan fasilitator
Mengikuti beragam pelatihan yang relevan
Pelatihan Paralegal Tahap 1
39
RUMPUN BAHASAN
1. CITRADIRI PARALEGAL
1.3. KODE ETIK PARALEGAL
TUJUAN
•
Peserta mampu merumuskan keyakinan yang harus dijunjung tinggi
dalam rangka menjada kehormatan diri
•
Peserta mampu merumuskan hal-hal yang tak boleh dilanggar dalam
menjalankan tugas keparalegalan
•
Peserta mampu merumuskan prinsip dalam berhubungan dengan kilen
dan lolega
METODE
Curah Pendapat
SARANA
Inku. 1.3. Kode Etik Paralegal
MEDIA
Pertanyaan Penggerak
WAKTU
0.5 Sesi ( 60 menit )
SETTING
Kelompok Besar
Catatan Trainer
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Pelatihan Paralegal Tahap 1
40
LANGKAH KEGIATAN
Langkah 01 : Pengantar Bahasan. Jelaskan bahwa bahasan kali ini juga lanjutan
dari bahasan sebelumnya.
Langkah 02 : Curah Pendapat. Minta peserta berhitung 1,2,3. Selanjutnya minta
peserta no.1 menjawab satu pertanyaan no1, Peserta no 2 ,menjawab
satu pertanyaan No 2. Dan peserta no 3 menjawab satu pertanyaan no 3.
Catatlah jawaban peserta di kertas plano secara terpisah sesuatu nomor.
Pertanyaan Cura Pendapat
a. Untuk Peserta No 1. Sebutkan hal- hal yang harus menjadi keyakinan
diri Paralagal dalam menjalankan tugasnya
b. Untuk Peserta No 2. Sebutkan hal-hal yang harus dilakukan dalam
berhubungan dengan klien atau kolega
c. Untuk Peserta No 3. Sebutkan hal-hal yang tidak boleh dilakukan
oleh Paralegal dalam menjalankan tugasnya
Langkah 03 : Pembahasan. Saat semua peserta sudah menjawab, berikan
kesempatan kepada peserta untuk menambah, mempertanyakan atau
mengurangi (karena misalnya tidak atau kurang sesuai.
Lanjutkan pembahasan dengan mengali lebih dalam pemahaman
peserta semisal dengan pertanyaan : “ mengapa hal itu penting ?” ,
“ Sampai sebatas mana paralegal mesti mengupayakan hal itu “, dst
Langkah 04 : Penegasan. Rangkum seluruh jawaban dan bandingkan dengan Inku
1.3. Kode Etik Paralegal
Catatan :
Langkah 02. Curah Pendapat. Sangat disarankan untuk memproses jawaban
peserta dalam 3 putaran berdasar no urut.
Pelatihan Paralegal Tahap 1
41
INFORMASI KUNCI
Inku 1.3.
POKOK PIKIRAN MENGENAI
KODE ETIK PARALEGAL
Paralegal bekerja atas dasar prinsip








Sebagai kader keadilan dari pihak masyarakat yang berkonflik dengan hukum
Melaksanakan tugas atas dasar keadilan (non diskriminatif)
Menjaga independensi
Transparansi
Anti Kekerasan
Kesetaraan
Akuntabilitas
Kejujuran
Dalam membangun hubungan dengabn sesama Paralegal
 Mampu bekerjasama sebagai tim
 Tidak memaksakan kehendak dan pendapat
 Menjaga keharmonisan dan nama baik paralegal
 Saling membantu, menghormati dan menghargai
 Menjaga tatakrama dan kesopanan
Dengan Masyarakat, Paralegal perlu
Mampu bekerjasama tanpa memaksakan kehendak
 Melibatkan masyarakat dalam setiap proses pengambilan keputusan
 Menjaga kerahasiaan orang
 Tidak menerima honor dalam bentuk apapun
 Membela masyarakat yang dirampas hak-haknya
 Menjaga sikap, tindakan dan perilaku di tengah-tengah lingkungannya

Dengan Penegak Hukum, Paralegal perlu
Menghormati tugas-tugas dan wewenang aparat hukum sesuai dengan aturan yang
berlaku
 Menjaga tatakrama dan kesopanan
 Membantu aparat hukum menyelesaikan konflik hukum di masyarakat
 Tidak memanfaatkan kedudukannya untuk memperoleh keuntungan
 Tidak menyalahgunakan hubungan dengan Pemerintah

Hal-hal yang harus dihindari oleh paralegal adalah :






Menjadikan ajang promosi diri untuk kepentingan pribadi
Mengeksploitasi masyarakat
Bersikap seperti seorang Advokat/Pengacara
Mengabaikan kepentingan minoritas
Mengabaikan budaya lokal
Menciptakan konflik dalam masyarakat
Pelatihan Paralegal Tahap 1
42
RUMPUN BAHASAN
2. PENGANTAR DASAR HUKUM
2.1. PENGERTIAN KASUS HUKUM
TUJUAN
•
Peserta mampu membedakan Peristiwa, Peristiwa hukum dan kasus
hukum
METODE
Telaah Kisah
SARANA
Md. 2.A. Kisah Surti – Tarjo
Inku.2.1. Pengertian Kasus Hukum
MEDIA
Kisah Surti -Tarjo
WAKTU
0.5. Sesi (60 menit )
SETTING
Sub Kelompok
Catatan Trainer
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Pelatihan Paralegal Tahap 1
43
LANGKAH KEGIATAN
Langkah 01 : Pengantar Bahasan.
Jelaskan bahwa sesi ini menjadi awal
pembahasan dan akan berhubungan dengan dua sesi berikut. Seperti
biasa, peran serta sangat diperlukan
Langkah 02 : Telaah Kisah. Bagikan Lembar Kisah Md. 2.1. Kisah Surti - Tarjo .
Minta salah seorang relawan untuk membaca secara perlahan
sementara peserta lain menyimak. Usai pembacaan, bagi peserta
menjadi 4 kelompok. Minta mereka menjawab pertanyaan berikut.
Tugas Diskusi Kelompok
Berdasar Kisah Surti – Tarjo, kini buatlah 3 kemungkinan lanjutan kisah
diatas yang menjadikan kisah diatas menjadi :
a.
b.
c.
d.
Peristiwa Biasa
Peristiwa Hukum
Kasus Hukum.
Berikan penjelasan dan alasan mengapa hal itu anda sebut demikian
.
Langkah 03 : Presentasi. Berikan kesempatan seluruh kelompok menyampaikan
hasil jawaban no 4 ( d ) terlebih dahulu. Baru kemudian pertanyaan
No 1,2,dan3 .
Langkah 04 : Pembahasan. Mulailah pembahasan dengan menarik kesimpulan
terlebih dahulu – melalui deialog atas hasil diskusi – perbedaan
Peristiwa, Peristiwa Hukum dan Kasus Hukum. Bila perlu gunakan
Inku 2.1.
Berdasar pemahaman itu kini minta kelompok 1 menilai hasil
kelompok 2, Kelompok 2 menilai hasil kelompok 3 . dst.
Langkah 05 : Penegasan. Review hasil seluruh kelompok dan simpulkan.
Pelatihan Paralegal Tahap 1
44
Langkah 05 : Penutup. Berikan score 1 untuk tiap jawaban yang benar dan lihatlah
kelompok mana yang memperoleh score paling tinggi.
Catatan :
Pelatihan Paralegal Tahap 1
45
PANDUAN MEDIA
Md. 2.A.
Balada Surti dan Tarjo
( Peristiwa, Peristiwa Hukum dan Kasus Hukum )
Surti dan Tarjo sama-sama tertarik satu sama lain. Tiap malam mereka bertemu. Mereka
menyukai tempat bertemu yang memungkinkan mereka hanya berduaan. Tempat itu adalah
taman, dekat lapangan. Saat berdua mereka sering lupa waktu bahkan hingga larut malam.
Hal itu mengundang reaksi dan komentar warga desa. Ayah Surti terganggu dengan kasakkusuk warga. Dalam satu kesempatan, ia meminta Tarjo menikahi Surti. Tarjo menolak
karena menurutnya ia belum punya pekerjaan tetap untuk dapat menghidupi Surti. Ayah Surti
marah. Tarjo ketakutan melihat wajah ayah Surti.
Kini buatlah 3 kemungkinan lanjutan kisah diatas yang menjadikan kisah diatas menjadi :
1.
2.
3.
4.
Peristiwa Biasa
Peristiwa Hukum
Kasus Hukum.
Berikan penjelasan dan alasan mengapa hal itu anda sebut demikian
Pelatihan Paralegal Tahap 1
46
PANDUAN MEDIA
Md. 2.A.
Balada Surti dan Tarjo
KUNCI JAWABAN
( Hanya untuk Trainer)
Cerita 1:
Peristiwa biasa
Tarjo meminta maaf, demikian halnya dengan Surti. Permintaan maaf keduanya meredakan
kemarahan ayah Surti. Demikian akhirnya mereka berjanji untuk tak lagi berduaan ditempat
yang membuat orang berpeluang menduga-duga hal buruk. Surti belajar lebih giat. Tarjo
mulai berpikir untuk mencari pekerjaan yang lebih baik.
Cerita 2
Peristiwa hukum
Tarjo akhirnya mau menikah dengan Surti.
Ketika tarjo menikah dengan Surti terjadilah peristiwa hukum, yaitu perkawinan. Ketika
Tarjo menikah dengan Surti, timbul akibat-akibat yang diatur hukum yang karena
terjadinya perkawinan itu. Apa saja? Misalnya : kewajiban untuk memberi nafkah,
pemeliharaan anak, siapa yang berhak mewaris jika ada yang meninggal atau bagaimana
jika terjadi perceraian
Cerita 3:
Kemarahan Ayah Surti memuncak. Tarjo dipulkul beberapa kali hingga beberapa bagian
dimuka menampakkan lebam. Dan Tarjo melaporkan hal ini ke Polisi
Terjadi peristiwa hukum, dimana ayah Surti melakukan perbuatan yang dilarang undangundang yaitu menganiaya orang. Akibat-akibat yang timbul dari penganiayaan tersebut juga
diatur oleh hukum. Misalnya bagaimana orang yang menganiaya ditangkap dan diadili dan
mendapatkan hukuman. Dan saat peristiwa ini dilaporkan, maka peristiwa hukum tersebut
menjadi kasus hukum.
Pelatihan Paralegal Tahap 1
47
INFORMASI KUNCI
Inku. 2.1.
PENGERTIAN
PERISTIWA, PERISTIWA HUKUM, KASUS HUKUM
Peristiwa adalah
Kejadian ( hal , perkara, dsb ), kejadian yang luar biasa ( menarik perhatian dsb )
Peristiwa hukum
Tidak semua peristiwa, menjadi peristiwa hukum. Jika peristiwa tersebut tidak
menimbulkan hak dan kewajiban sebagai akibat hukum, maka peristiwa tersebut
bukan peristiwa hukum.
Akibat hukum adalah segala akibat yang timbul jika seseorang melakukan
perbuatan hukum, berupa hak dan kewajiban yang harus dipenuhi, dimana apa saja
hak dan kewajiban itu telah diatur oleh aturan hukum yang berlaku.
Kasus Hukum
Kasus hukum, biasanya digunakan pada sengketa hukum hukum perdata, terutama
bila sengketa tersebut masuk pengadilan. Kasus hukum juga digunakan pada
perkara-perkara pidana yang masuk ke kepolisian.
Pelatihan Paralegal Tahap 1
48
RUMPUN BAHASAN
2. PENGANTAR DASAR HUKUM
2.2. PERBEDAAN KASUS PERDATA - PIDANA
TUJUAN
•
Peserta mampu membedakan kasus perdata dan kasus pidana
•
Peserta mampu mengidentifikasi siapa berperan apa dalam tiap kasus
METODE
Diskusi kelompok
MEDIA
SARANA
Md. 2.B. Kartu Arus Ragam Kasus
Inku. 2.2. Pengertian Kasus Perdata Pidana
Kartu Arus
WAKTU
1 Sesi ( 120 menit )
SETTING
Sub Kelompok
Catatan Trainer
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Pelatihan Paralegal Tahap 1
49
LANGKAH KEGIATAN
Langkah 01 : Pengantar Bahasan. Jelaskan bahwa sesi ini akan diproses dengan
menggukan teknik Kartu Arus. Bagi peserta menjadi 4 kelompok
( boleh meneruskan kelompok pada sesi terdahulu ). Kemudian pada
masing-masing kelompok berikan satu set Kartu Md. 2.1.
Tugas Diskusi Kelompok
KARTU ARUS RAGAM KASUS
a. Pisahkan kartu ke dalam dua kelompok hingga jalas mana kasus
Perdata dan mana kasus Pidana
b. Berikan penjelasan mengapa disebut demikian
.
Langkah 02 : Diskusi Kelompok. Beri kesempatan kelompok menyelesaikan
tugasnya dan amati kalau-kalau mereka memerlukan bantuan semisal
penjelasan.
Langkah 03 : Presentasi. Minta tiap kelompok memperesentasikan hasil
pekerjaannya dengan cara menempelkan hasil pengelompokkan atau
cukup menyempaikan kode nomor urut huruf. Selesaikan seluruh
presentasi baru buka ruang tanya jawab.
Langkah 04 : Pembahasan. Buka kesempatan tanya jawab. Kemudian lanjutkan
dengan pembahasan pertanyaan no 2. Dengan pembahasan tersebut
akan diperoleh batasan pengertian Kasus Perdata dan kasus pidana.
Sampaikan Inku. 2.2.
Pelatihan Paralegal Tahap 1
50
Langkah 05 : Review Hasil Kerja kelompok. Berdasar bahasan Inku 2.3. Perbedaan
Kasus Perdata – Pidana, kini minta kelompok menilai hasil peperjaan
mereka dan sekaligus melakukan revisi.
Langkah 06 : Penegasan, Sekali lagi lakukan rangkuman atas Inku 2.2.
Catatan :
Langkah 06. Penegasan. Bila waktu masih ada berikan kesempatan peserta untuk
menyampaikan kasus-kasus sederhana dan minta peserta lain menganalisis. Atau
sebaliknya trainer memberi contoh, peserta yang menganalisis. Baik juga kalau
diambil contoh kasus yang mendua – bisa perdata dan juga pidana sekaligus
Pelatihan Paralegal Tahap 1
51
PANDUAN MEDIA
Md. 2.B.
RAGAM KASUS
( 15 Kasus berikut perlu difotocopy perbersar atau tulis ulang hingga sebesar ½ folio,
buatlah dalam 5 set. 4 set untuk peserta satu set untuk Trainer saat menjelaskan )
KASUS 01. Suatu hari rumah Pak Gino gempar. Uang dan Perhiasan yang
ada di rumahnya hilang. Setelah diselidiki ternyata yang mengambil uang
itu adalah adiknya sendiri.
KASUS 02. Pak Hadi merasa bahwa ladang yang ditanami jagung oleh Pak
Halim sebagian adalah miliknya. Bapaknya pernah membeli tanah itu 10
tahun lalu. Yang menjadi masalah adalah Pak Hadi kehilangan surat jual
beli yang pernah dibuat oleh bapaknya.
KASUS 03. Bu Inah membeli 5 kuintal beras Rojolele kepada Bu Anih.
Ternyata setelah dikirim 3 hari kemudian beras yang datang bukan
beras Rojolele, tetapi jenis lain yang kualitasnya lebih rendah. Bu Inah
kecewa sekali dengan beras pesanannya tersebut.
KASUS 04. Warga desa Gemah Ripah mencurigai dana Bantuan Tunai
Langsung (BLT) tidak disalurkan seluruhnya ke warga oleh Kepala Desa.
Karena, ternyata masih banyak warga miskin yang belum menerima dan
Pak Kades baru saja membeli 2 mobil baru
KASUS 05. Pak Untung memberikan uangnya pada Pak Bejo yang berjanji
dapat melipatgandakan uangnya menjadi 10 kali lipat. Setelah melihat
bagaimana Pak Bejo membuat uang 100.000 menjadi 1.000.000, akhirnya
pak Untung memberikan uang 10.000.000 pada Pak Bejo. Uang Pak
Untung tidak pernah jadi 100.000.000, Pak Bejo menghilang dari desa.
Pelatihan Paralegal Tahap 1
52
KASUS 06. Bu Oneng menikah di bawah tangan dengan Pak Bajuri. Dua
bulan lalu Bu Oneng dicerai oleh Pak Bajuri, karena ia ingin menikah lagi.
Bu Oneng geram karena setelah bercerai Pak Bajuri tidak memenuhi
kewajibannya untuk membiayai anak-anak mereka
KASUS 07. Keluarga Pak Juragan tidak pernah terlihat damai. Mereka
seringkali bertengkar. Jika pertengkarannya memuncak Pak Jugaran
tidak segan-segan memukul istrinya. Seringkali tetangga sekitar melihat
wajah Bu Juragan lebam dan biru .
KASUS 08. Kelompok anak muda Desa Suka Rame terlibat perkelahian
dengan kelompok anak muda Desa Suka Ribut. Dalam insiden itu seorang
pemuda terpaksa digotong ke rumah sakit karena luka-luka yang
dideritanya.
KASUS 09. Salam adalah anak dari istri kedua Pak Salim. Ketika ayahnya
meninggal, anak-anak Pak Salim dari istri pertama sepakat tidak
membagi warisan kepada Salam dan ibunya. Salam merasa dirinya berhak
juga atas harta warisan Pak Salim
KASUS 10. Seorang pencuri tertangkap mencuri kotak amal di masjid.
Karena marah, beberapa warga memukuli pencuri itu hingga tewas.
KASUS 11. Intan meminjam uang pada Wulan sebesar 5.000.000 untuk
membuka salon. Uang itu akan dikembalikan 3 bulan setelah Salon Intan
dibuka. Ketika 3 bulan berlalu ternyata salon sepi dan Intan tak kunjung
membayar hutangnya pada Wulan. Wulan yang membutuhkan uang itu
untuk sekolah anaknya merasa Intan telah mengingkari janjinya
Pelatihan Paralegal Tahap 1
53
KASUS 12. Paijo bekerja sebagai montir di bengkel X. Karena
kecelakaan di tempat kerjanya Paijo tidak masuk selama seminggu. Paijo
terkejut karena gaji dia bulan itu dipotong dengan alasan bahwa
kecelakaan itu akibat keteledoran Paijo sendiri. Paijo merasa tidak
berdaya dengan keputusan bengkelnya tersebut karena ia takut dipecat
jika melawan.
KASUS 13. Siti dan Tuti diajak untuk bekerja di kota sebagai pembantu
rumah tangga oleh Pak Bandar. Sampai disana mereka ternyata malah
dipekerjakan sebagai wanita penghibur di kelab malam.
KASUS 14. Pak Ucok dan keluarganya menyewa rumah Pak Kos selama 3
tahun. Ketika baru 1 tahun Pak Ucok menempati rumah itu, Pak Kos
menjual rumahnya. Oleh pemilik rumah baru Pak Ucok dipaksa pindah
dengan alasan rumah itu tidak disewakan lagi. Pak Ucok bingung karena
dia belum siap untuk pindah lagi.
KASUS 15. Amat sedang mencoba motor barunya. Karena jenis motornya
adalah motor balap, Amat berkali-kali menerobos lampu merah dan tidak
memakai helm
Pelatihan Paralegal Tahap 1
54
PANDUAN MEDIA
Md. 2.B.
KUNCI JAWABAN
RAGAM KASUS
( Hanya untuk Trainer )
NO
RAGAM KASUS
PIDANA
PERDATA
01
KASUS 01. Suatu hari rumah Pak Gino gempar. Uang dan
Perhiasan yang ada di rumahnya hilang. Setelah diselidiki
ternyata yang mengambil uang itu adalah adiknya sendiri.
02
KASUS 02. Pak Hadi merasa bahwa ladang yang ditanami
jagung oleh Pak halim sebagian adalah miliknya. Bapaknya
pernah membeli tanah itu 10 tahun lalu. Yang menjadi masalah
adalah Pak Hadi kehilangan surat jual beli yang pernah dibuat
oleh bapaknya.
X
03
KASUS 03. Bu Inah membeli 5 kuintal beras Rojolele kepada
Bu Anih. Ternyata setelah dikirim 3 hari kemudian beras yang
datang bukan beras Rojolele, tetapi jenis lain yang kualitasnya
lebih rendah. Bu Inah kecewa sekali dengan beras pesanannya
tersebut.
X
04
KASUS 04. Warga desa Gemah Ripah mencurigai dana
Bantuan Tunai Langsung (BLT) tidak disalurkan seluruhnya ke
warga oleh Kepala Desa. Karena, ternyata masih banyak
warga miskin yang belum menerima dan Pak Kades baru saja
membeli 2 mobil baru.
X
05
KASUS 05. Pak Untung memberikan uangnya pada Pak Bejo
yang berjanji dapat melipatgandakan uangnya menjadi 10 kali
lipat. Setelah melihat bagaimana Pak Bejo membuat uang
100.000 menjadi 1.000.000, akhirnya pak Untung memberikan
uang 10.000.000 pada Pak Bejo. Uang Pak Untung tidak
pernah jadi 100.000.000, Pak Bejo menghilang dari desa.
X
06
KASUS 06. Bu Oneng menikah di bawah tangan dengan Pak
Bajuri. Dua bulan lalu Bu Oneng dicerai oleh Pak Bajuri, karena
ia ingin menikah lagi. Bu Oneng geram karena setelah bercerai
Pak Bajuri tidak memenuhi kewajibannya untuk membiayai
anak-anak mereka
07
KASUS 07. Keluarga Pak Juragan tidak pernah terlihat damai.
Mereka seringkali bertengkar. Jika pertengkarannya memuncak
Pak Juragan tidak segan-segan memukul istrinya. Seringkali
tetangga sekitar melihat wajah Bu Juragan lebam dan biru .
X
08
KASUS 08. Kelompok anak muda Desa Suka Rame terlibat
perkelahian dengan kelompok anak muda Desa Suka Ribut.
Dalam insiden itu seorang pemuda terpaksa digotong ke rumah
sakit karena luka-luka yang dideritanya.
X
Pelatihan Paralegal Tahap 1
X
X
55
09
KASUS 09. Salam adalah anak dari istri kedua Pak Salim.
Ketika ayahnya meninggal, anak-anak Pak Salim dari istri
pertama sepakat tidak membagi warisan kepada Salam dan
ibunya. Salam merasa dirinya berhak juga atas harta warisan
Pak Salim.
10
KASUS 10. Seorang pencuri tertangkap mencuri kotak amal di
masjid. Karena marah, beberapa warga memukuli pencuri itu
hingga tewas.
11
KASUS 11. Intan meminjam uang pada Wulan sebesar
5.000.000 untuk membuka salon. Uang itu akan dikembalikan 3
bulan setelah Salon Intan dibuka. Ketika 3 bulan beRLAlu
ternyata salon sepi dan Intan tak kunjung membayar hutangnya
pada Wulan. Wulan yang membutuhkan uang itu untuk sekolah
anaknya merasa Intan telah mengingkari janjinya
X
12
KASUS 12. Paijo bekerja sebagai montir di bengkel X. Karena
kecelakaan di tempat kerjanya Paijo tidak masuk selama
seminggu. Paijo terkejut karena gaji dia bulan itu dipotong
dengan alasan bahwa kecelakaan itu akibat keteledoran Paijo
sendiri. Paijo merasa tidak berdaya dengan keputusan
bengkelnya tersebut karena ia takut dipecat jika melawan.
X
13
KASUS 13. Siti dan Tuti diajak untuk bekerja di kota sebagai
pembantu rumah tangga, oleh Pak Bandar. Sampai disana
mereka ternyata malah dipekerjakan sebagai wanita penghibur
di kelab malam.
14
KASUS 14. Pak Ucok dan keluarganya menyewa rumah Pak
Kos selama 3 tahun. Ketika baru 1 tahun Pak Ucok menempati
rumah itu, Pak Kos menjual rumahnya. Oleh pemilik rumah
baru Pak Ucok dipaksa pindah dengan alasan rumah itu tidak
disewakan lagi. Pak Ucok bingung karena dia belum siap untuk
pindah lagi.
15
KASUS 15. Amat sedang mencoba motor barunya. Karena
jenis motornya adalah motor balap, Amat berkali-kali
menerobos lampu merah dan tidak memakai helm
X
JUMLAH
8
Pelatihan Paralegal Tahap 1
X
X
X
X
7
56
INFORMASI KUNCI
Inku. 2.2.
PERBEDAAN KASUS PERDATA – PIDANA
Hukum Perdata:
• Mengatur hubungan hukum seseorang dengan menitikberatkan pada
kepentingan bersama
• Mengatur hubungan antar penduduk atau warga negara dalam kehidupan
sehari-hari. seperti misalnya kedewasaan seseorang, perkawinan, perceraian,
kematian, pewarisan, harta benda, kegiatan usaha dan tindakan-tindakan yang
bersifat perdata lainnya.
Hukum Pidana
• Mengatur hubungan antara seseorang (sebagai warga negara) dengan negara
(sebagai penguasa tata tertib masyarakat)
• Menentukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh UU dan ada sanksi bagi
pelanggarnya
• Berupa pelanggaran (misal pelanggaran lalu-lintas, senjata tajam, minuman
keras) dan kejahatan (misal pembunuhan, pencurian, KDRT, penganiayaan,
perusakan dsb)
Penerapan hukum perdata dan pidana bila terjadi sengketa atau pelanggaran:
• Pelanggaran perdata hanya bisa diproses oleh negara melalui pengadilan jika
ada pengaduan dari pihak yang merasa dirugikan/penggugat
• Pelanggaran terhadap hukum pidana, aparat hukum akan langsung mengambil
tindakan dengan atau melalui pengaduaan/laporan dari pihak yang dirugikan.,
kecuali dalam delik aduan seperti zina, pencurian dan penggelapan dalam
keluarga, baru akan diproses jika ada pengaduan dari pihak yang dirugikan.
Pelatihan Paralegal Tahap 1
57
RUMPUN BAHASAN
2. PENGANTAR DASAR HUKUM
2.3. GARIS BESAR PILIHAN BENTUK
PENYELESAIAN SENGKETA
TUJUAN
•
Peserta mampu merumuskan beragam jalur penyelesaian kasus hukum
METODE
Curah Pendapat
MEDIA
SARANA
Md. 2.C. Kartu Metaplan
Inku 2.3. Garis Besar Pilihan bentuk
Penyelesaian dalam Sengketa
Metaplan
WAKTU
0.5 ( 60 menit )
SETTING
Kelompok Besar
Catatan Trainer
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Pelatihan Paralegal Tahap 1
58
LANGKAH KEGIATAN
Langkah 01 : Pengantar Bahasan. Jelaskan tujuan bahasan. Dan untuk mencapai
tersebut, trainer meminta bantuan beberapa peserta. Bagikan kartu
berwarna kuning kepada beberapa peserta.
Langkah 02 : Meta Plan. Trainer membagi papan tulis menjadi dua bagian. Satu
bagian bertuliskan Formal, sebuah lagi Tidak Formal atau musyawarah.
Kini minta peserta yang telah memegang kartu kuning untuk
meletakkan pada kolom yang tepat sesuai perkiraan peserta. Jika tidak
yakin peserta boleh bertanya pada teman di samping.
Langkah 03 : Pembahasan. Jelaskan perbedaan Formal dan Tidak Formal.
Kemudian letakkan kartu merah bertuluiskan ” Litigasi” pada kolom
Formal, dan Kartu ”Non Litigasi” pada kolom Tidak Formal. Jelaskan
kini Inku 2.3. Garis Besar Pilihan Bentuk Penyelesaian.
Langkah 04 : Penegasan. Bandingkan hasil penjelasan tersebut dengan apa yang
telah
dihasilkan
oleh
peserta.
Minta
seluruh
peserta
untuk
membetulkan. Beri kesempatan tanya jawab.
Langkah 05 : Penutup. Rangkum sekali lagi dan berikan penghargaan kepada
seluruh pesertayang telah memberikan sumbangan pikiran.
Catatan :
Langkah 02. Jika tak ada papan tulis, dapat diganti dengan dua lembar kertas plano.
Pelatihan Paralegal Tahap 1
59
PANDUAN MEDIA
Md. 2.C.
METAPLAN
GARIS BESAR PILIHANBENTUK PENYELESAIAN
SENGKETA
( Tulis ulang judul berikut dengan spidol besar diatas potongan kertas manila hingga
menurut perikiraan trainer peserta yang duduk paling jauh dalam ruang kelas
mampu membacanya )
Kartu Merah
LITIGASI
NON LITIGASI
Kartu Kuning
Upaya Hukum Pidana
Upaya Hukum Perdata
Negosiasi
Mediasi
Arbitrase
Lobby
Kampanye
Advokasi
Gugatan Biasa
Class Action
Legal Standing
Citizen Law Suit
Pelatihan Paralegal Tahap 1
60
INFORMASI KUNCI
Inku. 2.3.
GARIS BESAR PENYELESAIAN
Bentuk Penyelesaian Sengketa Dalam Konteks Hukum
• Litigasi: Pengadilan
• Non Litigasi: Advokasi, Arbitrase, Negosiasi dan Mediasi
Litigasi
Proses penyelesain kasus atau sengketa melalui jalur formal yakni melalui
pengadilan
Non Litigasi
Proses penyelesain kasus atau sengketa melalui jalur nonformal atau diluar
pengadilan lewat alternative penyelsaian sengketa (alternatif disputies
resolution)
Karakteristik
Litigasi
• Sangat formal
• Pertikaian argumen dan alat bukti
• Terbuka (kecuali kasus tertentu)
• Hasil akhir berupa Putusan
Non Litigasi
• Tidak formal
• Musyarah mufakat
• Tertutup
• Hasil akhir berupa konsensus
Kelebihan Litigasi
• Proses beracara yang jelas dan pasti
• Putusan menentukan siapa yang benar atau salah menurut hukum
• Putusan dapat dilaksanakan atau dijalankan secara paksa
Kelemahan Litigasi
• Proses yang berlangsung lama untuk mendapatkan putusan final dan mengikat.
• Menimbulkan rasa ketegangan atau rasa permusuhan diantara para pihak
• Tidak dapat dirahasiakan karena sidang terbuka untuk umum
• Sistem adminsitrasi dan birokrasi peradilan yang berbelit-belit dan lemah
• Putusan hakim ada kemungkinan tidak bisa diterima oleh salah satu pihak karena
dirasa tidak adal atau karena memihak atau ada korupsi aparat hukum
Pelatihan Paralegal Tahap 1
61
Bentuk Penyelesaian Kasus/ Sengketa Litigasi
• Upaya Hukum Pidana
• Upaya Hukum Perdata:
• Permohonan
• Gugatan:
• Gugatan Biasa
• Class Action
• Legal Standing
• Citizen Law Suit
Bentuk Penyelesaian kasus atau sengketa Non Litigasi
• Negosiasi
• Mediasi
• Arbitrase
• Lobby
• Kampanye
• Advokasi
Pelatihan Paralegal Tahap 1
62
RUMPUN BAHASAN
3. MEKANISME NON LITIGASI
3.1. NEGOSIASI
3.2. MEDIASI
3.3. ARBITRASI
TUJUAN
•
•
•
•
•
•
Peserta mampu menyebutkan tahap dalam negosiasi
Peserta mampu merumuskan kekuatan dan kelemahan negosiasi
Peserta mampu menyebutkan tahap dalam Mediasi
Peserta mampu merumuskan kekuatan dan kelemahan mediasi
Peserta mampu menyebutkan tahap dalam Arbitrasi
Peserta mampu merumuskan kekuatan dan kelemahan Atrbitrasi
METODE
Telaah Kisah
MEDIA
Kisah Merk Keripik Pak Raden
SARANA
Md. 3.A. Kisah Keripik Singkong Pak
Raden
Inku 3.1. Negosiasi
Inku 3.2. Mediasi
Inku 3.3. Arbitrasi
WAKTU
1 Sesi ( 120 menit )
SETTING
Kelompok Besar
Catatan Trainer
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Pelatihan Paralegal Tahap 1
63
LANGKAH KEGIATAN
Langkah 01 : Pengantar Bahasan. Jelaskan bahwa dalam sesi ini akan dibahas 3
hal sekaligus. Tiga hal yang saling berhubungan satu sama lain.
Bagikan Lembar Md. 3.1. Kisah Merk Keripik ”Pak Raden”. Minta
salah seorang peserta membaca bergantian tiap paragraf.
Langkah 02 : Duiskusi kelompok. Bagi peserta manjadi 4 kelompok. Beri mereka
waktu 30 menit untuk menjawab pertanyaan berikut ini
Pertanyaan Diskusi Kelompok
a. Sebutkan sedikitnya 3 alternatif penyelesaian yang tersedia untuk
menyelesaiakan persoalan tersebut.
b. Bagaimana urutan prosedur tiap alternatif tersebut ?
c. Apa keuntungan dan kerugian masing-masing alternatif
Langkah 03 : Presentasi. Beri kesempatan tiap kelompok mempresentasikan hasil.
Setelah seluruh kelompok selesai, pimpin dialog antar kelompok.
Langkah 04 : Pembahasan. Lakukan curah pendapat dengan mengacu pada
pertanyaan dan panduan berikut ini.
Pertanyaan Curah Pendapat
a. Apakah hasil dialog telah mengarah pada tiga pilihan yaitu :
Negosiasi, Mediasi dan Arbitrasi ?
b. Garis bawahi butiran pendapat yang telah mengarah kepada 3 pilihan
tersebut
c. Berikan penegasan tentang nama atau istilah yang apa yang berlaku
untuk tiga pilihan tersebut
Langkah 05 : Penegasan. Lakukan penegasan dengan menjelaskan Inku
3.1.Negosiasi, Inku 3.2. Mediasi, Inku 3.3. Arbitrasi. .
Pelatihan Paralegal Tahap 1
64
Catatan :
Langkah 05 Penegasan. Waktu yang tersedia untuk 3 bahasan ini hanya 1 sesi. Itu
sebabnya hendaknya Trainer konsisten dengan tujuan. Penegasan pada tahap ini
hanya mempertegas pengertian, langkah dan keuntungan serta kerugian. Hal-hal lain
dapat ditambahkan pada sesi berikut (sesi Latihan ) karena pada sesi tersebut peserta
berkesempatan mempraktekkan Negosiasi, Mediasi, Advokasi dsb.
Pelatihan Paralegal Tahap 1
65
PANDUAN MEDIA
Md.3.A.
Kisah Merk Keripik Singkong ”Pak Raden”
( Tiga Pilihan )
Pak Ogah dan Pak Ableh sama-sama mempunyai pabrik pembuatan keripik pisang
yang mereka warisi dari ayah mereka, bapak Raden. Keripik pisang Pak Raden sudah
terkenal, namun belum pernah ia memberi merek pada keripiknya itu. Setelah Pak
Raden meninggal masing-masing membuat pabrik sendiri. Masalah timbul ketika Pak
Ogah hendak mendaftarkan merek dagang keripik pisang buatannya yaitu Keripik
Pisang Super “Pak Raden”. Menurut petugas dinas perdagangan dan perindustrian
seminggu sebelumnya Pak Ableh juga telah mendaftarkan merek dagang yang sama.
Mendengar kabar itu, Pak Ogah langsung mendatangi Pak Ableh. Mereka kemudian
terlibat perbantahan yang cukup panas. Menurut Pak Ogah, ayahnya sudah memberi
wasiat kepadanya untuk meneruskan pabrik, jadi dialah yang yang berhak memakai
merek “Pak Raden” itu. Di sisi lain pak Ableh bersikeras kalau ayahnya tidak pernah
melarang siapapun memakai merek “Pak Raden”.
Masing-masing pihak menginginkan merek “Pak Raden”, karena kelezatan kripik
buatan Pak Raden sudah tersohor kemana-mana. Setelah masing-masing bersikukuh
dan tidak ada yang mau mengalah, akhirnya malam itu tidak dicapai kesepakatan apapun.
Pertanyaan :
1. Sebutkan sedikitnya 3 Alternatif penyelesaian yang tersedia untuk
menyelesaikan pesoalan tersebut
2. Bagaimana urutan prosedur tiap alternatif tersebut ?
3. Apa keuntungan dan kerugian masing-masing alternatif
Pelatihan Paralegal Tahap 1
66
PANDUAN MEDIA
Md.3.A.
KUNCI JAWABAN
(Hanya untuk Trainer )
Ilustrasi Lanjutan Kasus Merek Keripik Singkon “ Pak Raden “
ALTERNATIF 01. Keduanya sepakat bertemu sebagai anggota masyarakat yang
diikat oleh tali kekeluargaan. Dan bahwa produksi keripik pisang sudah terkenal,
tentu akan menjadi kerugian bersama jika persoalan ini tak dapat diselesaikan secara
kekeluargaan. Tapi apa hendak dikata, pertemuan yang awalnya berlangsung lancar,
kembali memanas karena pada dasarnya ini menyangkut kelangsungan usaha masingmasing pihak. Istri keduanya yang ikut dalam pertemuan itu melerai dan mengajak
masing-masing suami untuk pulang.
ALTERNATIF 02. Ada usulan dari istri Pak Ogah agar persoalan di selesaikan
dengan menggunakan bantuan orang lain. Bu Ogah menawarkan bagaimana jika Pak
Usrok, salah seorang tokoh masyarakat, mantan pegawai Pemda, dijadikan mediator
dalam sengketa antara Pak Ogah dan Pak Ableh. Ketika hal itu diutarakan pada Pak
Ableh, ia setuju. Maka diadakanlah pertemuan antara Pak Ogah dan Pak Ableh
dengan Pak Usrok sebagai penengah diantara mereka.
Ketika pertemuan pertama dilakukan Pak Usrok menegaskan bahwa dia adalah pihak
yang netral dan berfungsi untuk membantu parapihak memunculkan kesepakatankesepakatan yang menguntungkan keduanya. Bahasa kerennya “win-win solution”,
nggak ada yang menang dan kalah. Setelah mendengar pendapat kedua belah pihak
dan memahami apa yang mereka inginkan, Pak Usrok kemudian membantu Pak Ogah
dan Pak Ableh untuk memunculkan pilihan. Pak Usrok hanya mendorong kedua pihak
untuk memikirkan bagaimana kedua belah pihak dapat memunculkan pilihan dalam
penyelesaian persengketaan mereka dan memillih yang terbaik
Akhirnya setelah dua kali pertemuan, kedua belah pihak sepakat bahwa mereka akan
menggunakan merek Pak Raden, tapi dengan penambahan untuk Pak Ogah memakai
nama lengkap ayah mereka, “Raden Beneran”.
Sayangnya kesepakatan yang mereka bangun dalam mediasi itu tidak dituangkan
dalam sebuah surat perjanjian. Pak Ogah yang merasa kurang hoki dengan merek
“Raden Beneran” kembali memakai merek “Pak Raden” yang sudah dipakai Pak
Ableh. Kembali serngketa lama diantara keduanya muncul kembali.
ALTERNATIF 03. Pak Unyil, tetangga Pak Ableh menyarankan agar Pak Ableh
mempertimbangkan arbritasi. Arbritasi adalah penyelesaian sengketa yang melibatkan
pihak ketiga yang disebut arbiter (wasit) yang aktif menentukan proses penyelesaian
dan bisa mengambil keputusan. Arbitrasi hanya digunakan untuk menyelesaikan
sengketa perdagangan saja.
Pelatihan Paralegal Tahap 1
67
Caranya pak Ableh sebagai pemohon harus mengajukan permohonan arbritasi ke
Lembaga Arbritasi yang ditunjuk untuk menyelesaikan permasalahan mereka. Lalu
akan ditunjuk seorang atau lebih arbiter (wasit) untuk menyelesaikan masalah ini.
Setelah itu Pak Ogah sebagai pihak lawan (termohon) akan menyampaikan
tanggapannya.
Sebelum proses dimulai arbiter harus mengusahakan proses damai (misalnya dengan
mediasi atau negosiasi), jika tidak, baru diteruskan dengan pemeriksaan perkara.
Maksimal 180 hari pemeriksaan perkara, arbiter bisa menjatuhkan putusan arbritasi.
Ada biaya yang harus disiapkan dan dibayar di depan.
Penjelasan pak Unyil tidak serta merta menyelesaikan perkara. Tetapi kini setidaknya
di benak pak Ableh ada tiga pilihan yaitu : Negosiasi, Mediasi atau Arbitrasi. Dan
masing-masing ada keuntungan dan kelemahanya.
PROSEDUR
Negosiasi, Mediasi dan Arbitrasi
ALTERNATIF 01 : NEGOSIASI
1.
2.
3.
4.
Pak Ogah dan Ableh bertemu untuk mendiskusikan masalah mereka
Pak Ogah dan Pak Ableh saling mengemukakan alasan mengapa mereka
berhak memakai merek “Pak Raden”
Pak Ogah dan Pak Ableh saling berargumentasi, berusaha agar kepentingan
mereka dapat terakomodir
Karena maing-masing tetap kukuh dengan keinginannya, setelah pertemuan
empat mata itu tidak ada keputusan yang dicapai.
ALTERNATIF 02 : MEDIASI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Bu Ogah mengusulkan mediasi dengan Pak Usrok sebagai mediator
Pak Ogah dan Pak Ableh setuju melakukan proses mediasi, Pak Usrok juga
setuju menjadi mediator.
Pak Usrok membuka mediasi dengan menjelaskan fungsinya senagai mediator
dan kedudukannya yang netral.
Pak Usrok mendengarkan pendapat kedua belah pihak dan memahami
kebutuhan mereka
Para pihak, dibantu Pak Usrok, berusaha merumuskan kebutuhan mereka dan
memunculkan pilihan-pilihan penyelesaian
Kesepakatan dicapai, sayang tidak dituangkan dalam bentuk tertulis
Pak Ogah melanggar kesepakatan
ALTERNATIF 03 : ARBITRASI
1.
2.
Pak Ableh mendapat informasi tentang arbitrasi , sebuah proses sengketa yang
melibatkan pihak ketiga yang disebut arbiter
Pak Ableh harus mengajukan permohonan arbritasi ke lembaga arbritasi oleh
karena itu ia disebut pemohon
Pelatihan Paralegal Tahap 1
68
3.
4.
5.
6.
7.
Arbiter atau Majelis arbritasi kemudian dibentuk
Jawaban dari Pak Ogah sebagai pihak lawan (termohon)
Penawaran perdamaian melalui proses lain misal mediasi
Jika gagal baru masuk pemeriksaan pokok perkara
Putusan Abritasi dijatuhkan
Pelatihan Paralegal Tahap 1
69
INFORMASI KUNCI
Inku 3.1.
NEGOSIASI
Perundingan di antara dua pihak atau lebih tanpa bantuan pihak lain dengan
tujuan untuk menyelesaikan sengketa
Teknik Negosiasi


Negosiasi yang bertumpuh pada Posisi (Positional Based Bargaining)
Negosiasi yang bertumpuh pada kepentingan (Interest Based Bargaining)
Negosiasi yang bertumpuh pada posisi (Positional Based Bargaining)
Para pihak saling mengusulkan solusi dan saling menawar sampai mereka
menemukan titik yang dapat diterima bagi keduanya. Perundingan Posisional selalu
dimulai dengan solusi
Negosiasi yang bertumpuh pada kepentingan (Interest Based Bargaining)
Perundingan berdasarkan kepentingan dimulai dengan mengembangkan dan menjaga
hubungan. Para pihak mendidik satu sama lain akan kebutuhan mereka dan bersamasama menyelesaikan persoalan berdasarkan pada kebutuhan dan kebutuhan atau
kepentingan
Sikap/Perilaku Perunding
Negosiasi yang bertumpuh pada Posisi(Positional Based Bargaining)






Tujuan saya adalah memperoleh potongan terbesar
Kemenangan saya = Kekalahan anda
Kita adalah lawan
Hanya ada satu solusi, yaitu solusi saya
Saya harus tetap bertahan
Konsesi adalah pertanda kelemahan
Negosiasi yang bertumpuh pada kepentingan (Interest Based Bargaining)




Tujuannya adalah = win/win
Kebutuhan dari seluruh pihak harus dibahas dalam rangkan mecapai tujuan
Para perunding adalah penyelesai masalah yang kooperatif
Menjaga pola hubungan positif selama perundingan
Elemen Dasar Perundingan Bertumpuh Pada Kepentingan
 Orang (People)
 Kepentingan (Intesert)
 Pilihan-pilihan (Options)
 Kriteria (Criteria)
Pelatihan Paralegal Tahap 1
70
Prasyarat Negosiasi Yang Efektif

Pihak-pihak bersedia bernegosiasi secara sukarela berdasar-kan kesadaran yang
penuh (willingness to negotiate)

Pihak-pihak siap melakukan negosiasi (preparedness)

Mempunyai wewenang mengambil keputusan (authoritative)

Memiliki kekuatan yang relatif seimbang sehingga dapat menciptakan saling
ketergantungan (relative equal bargaining power)

Mempunyai kemauan menyelesaikan masalah (willingnes to settle)

Terdapat BATNA (Best Alternative To a Negotiated Agreement) yang tidak terlalu
baik

Kepekaan tentang sesuatu yang dianggap penting (Sense of urgency)

Meminimalkan kendala psikologis yang besar
Kekuatan Yang Perlu Diidentifikasi/Dimiliki Sebelum Perundingan

Otoritas/kewenangan

Keahlian/expertise

Informasi

Asosiasional (keterkaitan dengan “orang kuat”)

Kewenangan menjatuhkan sanksi

Kemampuan menciptakan gangguan (nuisance power)

Kekuatan moral
Karakteristik Negosiator Yang Efektif

Persiapan dan kemampuan perencanan

Pengetahuan tentang materi yang dirundingkan

Kemampuan mengekspresikan pikiran-pikiran secara verbal

Kemampuan untuk berfikir utuh, jernih dan cepat dalam kondisi di bawah tekanan
(waktu) dan ketidak pastian (informasi terbatas)

Kemampuan dan ketrampilan mendengarkan (cepat, tepat, menyederhanakan,
reformulasi, re-phrase, mensistimatisasikan)

Intelegensia umum dan ketrampilan mengambil keputusan

Integritas (tidak tercela)

Kemampuan mempengaruhi

Sabar

Kemampuan mengundang respek dan kepercayaan dari lawan
Kelebihan Negosiasi






Pola penyelesaian yang tidak formal, feleksibel, murah dan cepat.
Melibatkan partisipasi aktif para pihak
Memperbaiki komunikasi antara para pihak yang bersengketa
Meningkatkan kesadaran akan kekuatan dan kelemahan posisi masing-masing
pihak
Mengetahui hal-hal atau issu-issu yang tersembunyi yang terkait dengan sengketa
yang sebelumnya tidak disadari oleh salah satu pihak
Mendapatkan ide-ide yang kreatif untuk penyelesain masalah
Pelatihan Paralegal Tahap 1
71
Kelemahan Negosisasi

Tidak semua sengketa atau kasus bisa diselesaikan secara negosiasi.

Memerlukan keahlian negosiasi

Kesepakatan tidak mempunyai daya paksa (eksekutorial) kecuali jika dimohonkan
di pengadilan.
Pelatihan Paralegal Tahap 1
72
INFORMASI KUNCI
Inku 3.2.
MEDIASI
Mediasi
Kesepakan tertulis para pihak, sengeketa atau beda pendapat diselesaikan melalui
bantuan seorang atau lebih penasehat ahli maupun melalui seorang mediator (UU
No.30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelsaian Sengketa).
Perundingan antara dua pihak atau labih dengan bantuan pihak penengah (mediator)
netral yang tidak mempunyai kewenangan memutus dengan tujuan untuk
menyelsaikan sengketa
Karakteristik Mediasi
• Perpanjangan/pengembangan dari proses negosiasi
• Intervensi dari pihak ketiga (mediator) yang netral dan dapat diterima oleh kedua
bela pihak
• Mediator tidak berwenang membuat keputusan
• Mediator membantu para pihak untuk mencapai atau menghasilakn kesepakatan
yang dapat diterima para pihak
Keuntungan Mediasi
• Pola penyelesaian yang tidak formal, fleksibel, biaya ringan dan cepat.
• Melibatkan partisipasi aktif para pihak
• Memperbaiki komunikasi antara para pihak yang bersengketa
• Membantu melepaskan kemarahan terhadap pihak lawan
• Meningkatkan kesadaran akan kekuatan dan kelemahan posisi masing-masing
pihak
• Mengetahui hal-hal atau isu-isu yang tersembunyi yang terkait dengan sengketa
yang sebelumnya tidak disadari oleh salah satu pihak
• Mendapatkan ide-ide yang kreatif untuk penyelesain masalah.
Kelemahan Mediasi
• Tidak semua sengketa atau kasus bisa diselesaikan secara mediasi.
• Memerlukan keahlian mediasi
• Kesepakatan tidak mempunyai daya paksa (eksekutorial) kecuali jika
dimohonkan di pengadilan.
Pelatihan Paralegal Tahap 1
73
Tipologi Mediator
Mediator Jaringan Sosial : Dipilih karena dikenal oleh para pihak
- Berasal dari lingkungan para pihak.
- Tokoh yang dipercaya dapat membantu menyelesaikan sengketa.
Mediator Otoritatif : Berasal dari kalangan yang berpengaruh atau mempunyai
kedudukan yang kuat.
- Memiliki kapasitas untuk mengarahkan hasil Perundingan.
Mediator Mandiri : Dipilih Karena Profesinya.
- Tidak mempunyai hubungan dengan para ihak.
- Tidak mempunyai wewenang untuki memutus.
Kode Etik Mediator
– Prinsip Netralitas (imparsiality).
– Prinsip Penentuan Diri Sendiri (self determination)
– Prinsip Kerahasian (confidentiality).
– Prinsip Bebas Dari Konflik Pribadi (conflict of interest)
Prinsip Netralitas
• Mediator wajib memelihara ketidakberpihakannya terhadap para pihak
• Mediator dilarang mempengaruhi atau mengarahkan para pihak untuk
menghasilkan klausula yang data memberikan keuntungan ribadi bagi
mediator.
• Mediator harus bertikad baik dan tidak mengorbankan keentingan para pihak.
Prinsip Penentuan Diri Sendiri (Self Determination)
• Mediator wajib menyelenggarakan proses mediasi sesuai dengan prinsip
penentuan diri sendiri oleh para pihak.
• Mediator wajib memberitahu para pihak pada pertemuan lengkap pertama bahwa
segala bentuk penyelesaian atas keputusan-keputusan yang diambil dalam proses
mediasi memerlukan persetujuan parap ihak.
• Mediator wajib menghormati hak para pihak, antara lain, hak untuk konsultasi
dengan penasehat hukumnya atau para ahli dan hak untuk keluar dari proses
mediasi.
• Mediator wajib menghindari penggunaan ancaman, tekanan, atau intimidasidan
paksaan terhadap salah satu atau kedua belah pihak untuk membuat keputusan.
Prinsip Kerahasian (Confidentiality)
• Mediator wajib memelihara kerahasiaan segala sesuatu, baik dalam bentuk
perkataan, notulensi atau catatan, maupun dokumen yang terungkap dalam
proses mediasi kecuali untuk kasus kasus sengketa publik.
Prinsip Bebas Dari Konflik Pribadi (Conflict of Interest)
• Seseorang dilarang untuk menjadi mediator dalam sebuah kasus sengketa
yang diketahui bahwa keterlibatannya menjadikan adanya konflik keentingan.
• Dalam hal mengetahui adanya konflik kepentingan, ia wajib menyatakan
mundur.
Pelatihan Paralegal Tahap 1
74
Tahapan Mediasi
• Menjalin hubungan dengan para pihak yang bersengketa ;
• Memilih strategi untuk membimbing proses mediasi ;
• Mengumpulkan dan menganilisis informasi latar belakang sengketa
• Menyusun rencana mediasi
• Membangun kepercayaan dan kerjasama diantara para pihak
• Memulai sidang-sidang mediasi
• Merumuskan masalah-masalah dan menyusun agenda
• Mengungkapkan kepentingan tersembunyi dari para pihak
• Mengembangkan pilihan-pilihan penyelesaian sengketa
• Menganalisis pilihan-pilihan penyelesaian sengketa
• Proses tawar menawar
• Mencapai penyelesaian formal
Keterampilan Mediator
• Keterampilan Pengorganisasian Perundingan.
• Keterampilan Perundingan.
• Keterampilan Memfasilitasi.
• Keterampilan Komunikasi
Mengatasi Emosi Yang Moderat
- Dengarkan saja
- Secara perlahan dialihkan.
- Ingatkan pihak yang emosi pada permasalahan yang perlu diatasi.
Mengatasi Emosi Yang Otoritatif
- Identifikasi pengungkapan emosi yang tidak wajar.
- Ingatkan pada aturan perundingan
- Ingatkan pihak yang emosi dengan komitmen pada proses penyelesaian.
Mengatasi Emosi yang Kuat/Tinggi
- Skorsing pertemuan untuk istrirahat sejenak.
- Pertemuan terpisah (Kaukus)
Pelatihan Paralegal Tahap 1
75
INFORMASI KUNCI
Inku 3.3.
ARBITRASE
Arbitrase
Cara penyelesaian suatu sengketa perdata di luar pengadilan umum yang didasarkan
pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang
bersengketa (Pasal 1.1 UU No.30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa)





Karakteristik Arbitrase
Sebuah Pengadilan Swasta dimana proses peradilan dilakukan secara privat atau
ditentukan sendiri oleh para pihak
Sengketa akan putus oleh seoarang arbiter
Keberadaan arbitrase dan ruang lingkup sengketa yang dapat diarbitrasekan
didasarkan atas perjanjian arbitrase
Kewenangan pengadilan untuk mengadili bisa dikesampingkan dengan perjanjian
arbitrase
Putusan arbitrse mempunyai kekuatan hukum yang sama seperti putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
Jenis Arbitrase
1.
Arbitrase Ad Hoc (ad-hoc arbitration)
Arbitrase insidentil/perseorangan : non-administered; Arbitrase yang dibentuk
khusus untuk menyelesaikan atau memutus sengketa tertentu. Setalah sengketa
diputus, keberadaan dan fungsi arbitrase tersebut lenyap dan berakhir dengan
sendirinya.
2.
Arbitrase Institusional (Institusional/permanent/adminstered arbitration)
Sengketa akan diselesaikan oleh suatu lembaga/badan arbitrase menurut
peraturan acara yang sudah ada, kecuali ditentukan lain oleh para pihak.
Lembaga/badan arbitrase sudah ada sebelum sengekta timbul, dan tetap berdiri
sendiri atau tidak bubar meskipun sengketa yang ditangani selesai diputus
Contoh:
BANI (Badan Arbitrase Nasional Indonesia)
BAPMI (Badan Arbitrase Pasal Modal Indonesia)
Pelatihan Paralegal Tahap 1
76







Proses Arbitrase
Para pihak mempunyai kontrol yang besar atas proses arbitrase
Kesempatan mengajukan pembelaan (termasuk alat-alat bukti) biasanya lebih
luas dibanding litigasi
Pemeriksaan biasa lebih menitikberatkan pada masalah faktual dibanding
masalah hukum
Aturan pembuktian informal
Persidangan bisa melalui komprensi telepon atau video atau dokumen saja
Masalah pertanggungjawaban (liability) dapat diperiksa terpisah dengan masalah
jumlah ganti rugi (quantum): atau maslaah hukum diperiksa dan diputus terlebih
dahulu
Para pihak dapat meminta klarifikasi/penjelasan, koreksi, atau putusan tambahan
atau putusan yang dijatuhkan
Kelebihan Arbitrase
 Kerahasian sengketa para pihak dijamin
 Proses lebih cepat dan tidak terkendala oleh masalah prosedur dan administratisi
 Para pihak bisa memilih arbiter yang sesuai dengan latar belakang dan pengalaman
terhadap masalah yang disengketakan
 Para pihak bisa menentukan pilihan hukum untuk penyelsaian serta proses dan
tempat penyelenggaran arbitrase
 Putusan arbiter merupakan putusan yang mengikat para pihak dan dapat
dilaksanakan dengan prosedur sederhana
Kelemahan Arbitrase
Obyek perjanjian arbitrase hanya menyangkut sengketa perdagangan dan mengenai
hak yang menurut hukum dan perundang-undangan dikuasai sepenuhnya oleh
pihak yang bersengketa
 Kesulitan dalam pelaksanaan eksekusi

Pelatihan Paralegal Tahap 1
77
BEBERAPA PERTIMBANGAN
PILIHAN
NEGOSIASI
MEDIASI
ARBITRASI
KEUNTUNGAN
•
Proses cepat dan sederhana
daripada mediasi dan
arbritasi
•
Tidak memakan banyak
biaya
•
Proses lebih lebih cepat dan
sederhana jika
dibandingkan arbritasi
•
Tidak ada pihak yang
menang atau kalah (winwin solution)
•
walaupun ada prosedurnya,
tapi prosesnya lebih cepat
daripada litigasi
•
Unsur legalitasnya lebih
terjaga
Pelatihan Paralegal Tahap 1
KELEMAHAN
•
Seringkali memperuncing
konflik jika para pihak
dalam keadaan emosi atau
tidak ada yang mau
mengalah satu sama lain
•
Amat ditentukan oleh
kapasitas mediator.
Seringkali mediasi gagal
karena mediatornya yang
kurang mengerti prinsipprinsip mediasi.
•
Kadang-kadang parapihak
mengabaikan pentingnya
merumuskan kesepakatan
dalam bentuk tertulis
•
Ada biaya yang harus
dibayar
•
Hanya untuk kasus
sengketa perdagangan saja
78
RUMPUN BAHASAN
3. MEKANISME NON LITIGASI
3.4. LOBBY
3.5. KAMPANYE
3.6. ADVOKASI
TUJUAN
•
•
•
•
•
•
Peserta mampu menyebutkan tahap dalam Lobby
Peserta mampu merumuskan kekuatan dan kelemahan Lobby
Peserta mampu menyebutkan tahap dalam Kampanye
Peserta mampu merumuskan kekuatan dan kelemahan Kampanye
Peserta mampu menyebutkan tahap dalam Advokasi
Peserta mampu merumuskan kekuatan dan kelemahan Advokasi
METODE
Diskusi Silang
SARANA
Inku 3.3. Lobby
Inku 3.4. Kampanye
MEDIA
Pertanyaan Penggerak
Inku 3.5. Advokasi
Komik Ketika Laba-Laba Hendak
Menjaring Elang
WAKTU
2 Sesi ( 240 menit )
SETTING
Sub Kelompok
Catatan Trainer
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Pelatihan Paralegal Tahap 1
79
LANGKAH KEGIATAN
Langkah 01 : Pengantar Bahasan. Jelaskan bahwa dalam sesi ini akan dibahas 3
hal sekaligus. Tiga hal yang saling berhubungan satu sama lain.
Langkah 02 : Diskusi kelompok I. Bagi peserta manjadi 3 kelompok . Beri mereka
waktu 10 menit untuk menjawab pertanyaan berikut ini
Pertanyaan Diskusi Kelompok
a. Sebutkan sedikitnya 3 contoh Peraturan, Kebijakan, Keputusan
pemerintah ( atau siapapun ) yang berdampak merugikan
masyarakat.
Langkah 03 : Diskusi Kelompok 2. Minta kelompok mengumpulkan hasilnya. Kini
berikan hasil satu kelompok pada kelompok lain ( Misal hasil
kelompok 1 ke kelompok 2, kelompok 2 ke kelompok 3, dst.) Waktu
diskusi antara 45 menit s/d 60 menit. Tugas kelompok adalah
Pertanyaan Diskusi Kelompok
Dari 3 kasus yang disebutkan oleh kelompok terdahulu, pilih satu kasus
kemudian jawablah pertanyaan berikut
b. Bagaimana caranya agar kasus terbut diperhatikan dan didukung oleh
orang-orang kunci ( Anggota DPR, Eksekutif, Yudikatif, Tokoh
Masyarakat ) Apa hasil konkrit yang harus dicapai ?
c. Bagaimana agar kasus tersebut mendapat perhatian dan dukungan
dari khalayak yang lebih luas ( masyarakat yang terkena dampak
maupun yang tidak ) Apa hasil konkrit yang harus dicapai ?
d. Bagaimana caranya agar peraturan, kebijakan tersebut dapat ditinjau
ulang atau diubah dengan melibatkan aspirasi masyarakat ?
Langkah 04 : Presentasi. Berikan kesempatan kelompok ( yang menjawab kasus )
untuk mempresentasikan hasilnya. Dan untuk itu minta kelompok
terdahulu ( kelompok yang merumuskan kasus ) untuk menjadi
pembahas utama, baru kemudian kelompok lain mendapat kesempatan.
Pelatihan Paralegal Tahap 1
80
Langkah 05 : Pembahasan. Lakukan pembahasan dengan menggaris bawahi
gagasan-gagasan yang mengarah kepada : Lobby, Kampanye, dan
Advokasi..
Langkah 06 : Penegasan. Lakukan penegasan dengan menjelaskan Inku 3.3. Lobby,
Inku 3.4. Kampanye, Inku 3.5. Advokasi. Bila waktu masih ada beri
kesempatan peserta untuk bertukar (sharing) pengalaman dalam hal
terkait. Bagikan Komik ” Ketika Laba-laba Hendak menjaring Elang”
Catatan :
Pelatihan Paralegal Tahap 1
81
INFORMASI KUNCI
Inku 3.4.
LOBBY
Lobi :
mencoba mempengaruhi
Melobi :
Melakukan pendekatan secara tidak resmi
Pelobian diartikan :
Benuk partisipasi politik yang mencakup usaha individu atau kelompok untuk
menghubungi para pejabat pemerintah atau pemimpin politik dengan tujuan
mempengaruhi keputusan atau masalah yang dapatmenguntungkn sejumlah orang
Tujuan lobi bervariasi.
Bisa berupa upaya untuk mempengaruhi sasaran lobi agar berbagai usulan, rencana
dan program kerja mendapat pengertian, pemahaman persetujuan hingga diperolehnya
dukungan.
Fungsi Lobi
•
Membangun koalisi dengan organisasi-organisasi lain
•
Mengumpulkan informasi dan mempersiapkan laporan
•
Melakukan kontak dengan individu-individu yang berpengaruh
•
Mempersiapkan pengamat dan pembicara ahli untuk mewakili posisi
organisasi
•
Memusatkan debat pada isi kunci, fakta dan bukti-bukti yang mendukung
Sasaran Lobi
•
Golongan masyarakat ang biasa disebut dengan kalangan kosmopolit – mereka
mempunyai wawasan dan kecakapan yang tak diragukan lagi.
•
Anggota organisasi yang memiliki kontak paling dengan pihak legislatif,
eksekutif dan yudikatif
•
Tokoh masyarakat yang sudah dikenal kredibilitasnya
•
Kalangan jurnalis ( wartawan dan redaktur )
•
Para pejabat tinggi negara
Bagaimana Melobi
Cara langsung
• Pertemuan pribadi
• Percakapan telepon
• Surat tertulis pribadi
• Surat pribadi ke beberapa orang secara terpisah
• Surat terbuka
• Banjir pesan elektronis
• Pernyataan
Pelatihan Paralegal Tahap 1
82
Cara Tidak Langsung
• Kampanye media massa
• Kampanye politik dengan sasaran khusus
• Sengatan media massa
• Minta bantuan profesional
• Melalui Organisasi Masyarakat
• Melalui Partai Politik
• Unjuk rasa massa
• Bikan partai politik sendiri
Kapan melobi ?
• Sebelum Pemilihan Umum
• Sebelum suatu isu dimasyarakatkan
• Pada puncak publisitas
• Sebelum perdebatan Parlemen
• Selama pembahasan Parlemen
Beberapa kiat Lobbi
• Nalar yang memikat
• Ingatkan Ideologi mereka
• Katakan yang benar
• Kaitkan dengan minat pribadi
• Dukunglah si orang baik
• Ancam, jangan kasih hati
Pelatihan Paralegal Tahap 1
83
INFORMASI KUNCI
Inku 3.5.
KAMPANYE
Kampanye Pembentukan Pendapat umum adalah bagian penting dalam Advokasi.
Jika proses Legislasi –yurisdiksi dan proses politik –birokrasi berhubungan langsung
di arena kekuasaan hukum dan politik, jalur ini bergumul langsung di arus bawah : di
tengah masyarakat.
Bentuk-bentuk kampanye
• Pembentukan kesadaran masyarakat dan pendapat umum,
• Kampanye pengalangan dukungan,
• Pelatihan dan pendidikan politik tentang suatu isu,
• Pembentukan basis organisasi gerakan, hingga
• Pengerahan kekuatan massa untuk aksi kesetiakawanan, unjuk-rasa, mogok,
boikot, pembangkangan sosial dsb.
Beberapa Kaidah Berususan dengan media massa
• Kenali dengan baik siapa ( posisi, fungsi dan jenis ) mereka
• Ketahui dengan jelas siapa khalayak sasaran utama mereka. Apakah sesuai
dengan sasaran utama kampanye anda
• Persiapkan disi sebelum berurusan dengan mereka : Yakin akan pesan yang
akan anda sampaikan, kuasai data fakta pendukungnya, perkirakan pertanyaan
yang akan muncul, dapat memutuskan dengan cepat apakah anda akan
menjawab atau tidak.
• Meski demikian isu tersebut harus mencerminkan adanya tujuan perubahan
yang lebih besar dan jagka panjang
• Siap untuk selalu menyampaikan dan menceriterakan kebenaran.
Mengemas pesan – pesan yang akan anda sampaikan ke media massa
sebaiknya :
• Memang mengandug unsur berita, aktual, dan berhubungan erat dengan isu
yang anda advokasikan
• Memang mengandung hal-hal yang menarik
• Mengandung unsur dan terkait dengan keadaan atau permasalahan setempat
• Ada orang yang tepat ( cakap, terpercaya ) sebagai juru bicara yang dapat
menyampaikan dengan lancar dan mudah dipahami masyarakat
• Lebih bagus lagi ( dan sangat disarankan ) melengkapi dengan bahan visual
( foto, gambar, grafis ) terutama bila berhubungan dengan media televisi
Pelatihan Paralegal Tahap 1
84
INFORMASI KUNCI
Inku 3.6.
ADVOKASI
Usaha sistematis dan terorganisir untuk mempengaruhi dan mendesakkan
terjadinya perubahan dalam kebijakan publik secara bertahap-maju
(incremental) (Mansour Faqih.Alm.,)
•
•
•
•
•
•
•
Suatu Perubahan Pada Dasarnya Untuk :
Mengadakan sesuatu menjadi ada
Memperbaiki
Memperkuat yang telah ada
Mengubah yang telah ada dan menggantinya dengan yang lebih baik.
Kebijakan Publik
Subtansi hukum (content)  penjabaran tertulis dari kebijakan yang tertuang
dalam peraturan, undang-undang dan keputusan pemerintah.
Tata laksana hukum (struktur) perangkat kelembagaan yang menjalankan isi
hukum.
Budaya hukum (culture) persepsi, penerimaan dan praktek pelaksanaan isi dan
tata laksana hukum.
•
•
•
•
•
•
Metode Advokasi
Kampanye media massa, konferensi pers.
Unjuk rasa, aksi massa, boikot.
Lobby
Legal drafting (mengajukan draft Undang-Undang)
Judicial review (Permintaan Review atas Peraturan Perundang-undangan)
Litigasi: gugatan di pengadilan: class action, legal standing, dll.
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Strategi Advokasi
Menetapkan tujuan yang ingin dicapai
Menentukan siapa yang akan digerakkan
Merumuskan apa yang akan disampaikan
Menentukan siapa yang akan membawa pesan tersebut
Menentukan media/bagaimana pesan tersebut disampaikan
Memeriksa apa yang kita miliki
Memeriksa apa yang bisa dijadikan peluang
Merumuskan bagaimana cara memulai
Merumuskan cara mengoreksi kekeliruan dalam langkah.
Pelatihan Paralegal Tahap 1
85


Lingkar Inti dan Sekutu
Lingkar inti
Penggagas, pemrakarsa, pendiri, penggerak utama dan penentu – pengendali
arah strategi advokasi.
Sekutu
Pihak-pihak di luar lingkar inti yang simpati, memberi dukungan dan mau
membantu kegiatan advokasi.
Kerja Garis Depan

Analisis Sosial;
Melihat realitas sosial dan kecenderungannya serta menggambarkannya
berdasarkan konstruksi tertentu untuk memmahami masalah atau persoalanpersaoalan di masyarakat

Menentukan Isu:
Merumuskan issu strategis yang akan diadvokasikan

Juru bicara gerakan;
Mempunyai hubungan baik dengan wartawan, pembuat kebijakan dan tokoh
informa. Mampu menyampaikan advokasi dalam bahasa yang menarik
perhatian media massa;

Lobby;
Mempengaruhi pembuat kebijakan: politisi dan birokrasi.

Menggalang sekutu;
Menarik dukungan dari tokoh masyarakat, tokoh agama, kelompok
berpengaruh, dsb.



Kerja Basis
Membangun Jaringan Pendukung;
Advokasi membutuhkan dukungan politik real dari masyarakat;
Pendidikan Politik;
Pendukung advokasi juga harus mengetahui tujuan advokasi dan untuk apa
advokasi dilakukan, mampu melakukan analisis sosial;
Mobilisasi Massa
Menyiapkan dukungan massa bila sewaktu-waktu diperlukan.
Pelatihan Paralegal Tahap 1
86
Kerja Pendukung Advokasi




Data
penelitian, investigasi, membuat laporan, draft peraturan/UU alternatif.
Dana dan Logistik
menggalang sumber dana
Informasi dan Dokumentasi
membuka akses terhadap data dan dokumen yang diperlukan, informan
kunci, dll.
Backup Politk
Dukungan pihak luar baik local, nasional maupun internasional.
Pelatihan Paralegal Tahap 1
87
RUMPUN BAHASAN
3. MEKANISME NON LITIGASI
LATIHAN
TUJUAN
•
Peserta mampu merumuskan hasil pembelajaran yang bermuatan,
negosiasi, mediasi, lobby, kampanye, advokasi. Melalui simulasi
permainan.
METODE
Simulasi
MEDIA
Permainan Menang Sebanyak
mungkin
SARANA
Md. 3.B. Permainan Cari Untung
Sebanyak mungkin
Inku 3.1. Negosiasi
Inku 3.2. Mediasi
Inku 3.3. Lobby
Inku 3.4. Kampanye
WAKTU
1 Sesi ( 120 menit )
Inku 3.5. Advokasi
Potongan kertas kecil sebanyak minimal
50 lembar
SETTING
Sub Kelompok
Catatan Trainer
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Pelatihan Paralegal Tahap 1
88
LANGKAH KEGIATAN
Langkah 01 : Pengantar Bahasan. Jelaskan bahwa peserta akan mendapat
kesempatan mempraktekkan bahasan 3.1. s/d 3.6 melalui permainan.
Bagilah kelompok menjadi 3 kelompok .
Langkah 02 : Persiapan permainan. Jelaskan aturan main ( Lihat Md 3.7. ). Minta
kelompok bersiap di posisi asing-masing dan buatlah lembar penilaian
di kertas plano atau di papan tulis
Langkah 03 : Permainan. Saat permainan dimulai, trainer sebagai pemimpin
permainan hanya perlu mengatakan : ” Babak 1, siap.......mulai ” Saat
mulai seluruh kelompok menunjukkan hasil pilihan. Berdasar pilihan
itu lembar penilaian diisi dan score dihitung secara akumulatif.
Beberapa Petunjuk untuk Pemimpin Permainan
( hanya untuk dipahami dan dilakukan dalam tindakan )
a. Perhatikan babak 5, 10 dan 12 dimana saat itu wakil kelompok
mendapat kesempatan berunding mengubah aturan.
b. Usai sepakat, aturan langsung ditulis.
c. Cara perundingan. Babak 5 - terbuka. Setiap kelompok diberi
kesempata untuk menyampaikan secara terbuka dari tempat masingmasing perubahan aturan main. Usai ”orasi” beri kesempatan
kelompok untuk menentukan pilihan : Tetap dengan aturan asemula
atau setuju dengan usulan kelompok ....(sebutkan, dan bukan
kelompoknya sendiri ). Kelompok yang mendapat dukungan suara
terbanyak , usulannya akan mengganti aturan. Dalam hal tidak
tercapai kesepakatan atau jumlah suara berimbang, permainan akan
dilakukan dengan aturan semula.
d. Cara perundingan babak 10 – Tertutup, Wakiil kelompok berkumpul
dan berdiskusi perubahan. Hasilnya langsung di tulis di lembar
penilaian.
e. Rode 11 -.....SITUASI TAK TERKENDALI .....adalah situasi yang
tak dapat dikendalikan karena beragam sebab ( dapat dikarang ) dan
itu berpengaruh pada erolehan score kelompok. Minta wakil
kelompok maju dan mengambil satu kartu. Kartu itu dibacakan dan
score diubah berdasar perintah kartu.
f.
Cara perundingan babak 12 – kelompok dengan score terkecil
diminta menyampaikan pendapatnya tentang perubahan aturan. Dua
kelompok lain hanya perlu menanggapi setuju atau tidak. Jika
keduanya setuju, aturan baru dibeRLAkkan. Jika tidak atau dua
Pelatihan Paralegal Tahap 1
89
kelompok berbeda pendapat, aturan awal ( seperti babak 1 )
g. Pimpin permainan hingga babak 15 usai..
Hitunglah soce masing-masing kelompok dan lihat siapa pemilik score
tertinggi
Langkah 03 : Pembahasan. Pandulah curah pendapat dengan pertanyaan berikut
Pertanyaan Curah Pendapat
a. Apa yang terjadi dan apa yang anda rasakan ?
b. Apa motif kelompok dalam menguvah aturan ?
c. Apa yang membuat gagasan didukung atau ditolak kelompok lain ?
d. Dalam hal apa permainan ini memberikan bekal terhadap Negosiasi,
Mediasi, Kampanye, lobby dan Advokasi ?
e. Pelajaran penting apa yang kita peroleh ?
Langkah 04 : Penegasan. Garis bawahi temuan-temuan peserta berkaitan dengan
materi. Lanjutkan dengan menyampaikan Inku 3.1. s/d 3.6 .
Langkah 06 : Penegasan. Lakukan penegasan dengan menjelaskan Inku 3.3. Lobby,
Inku 3.4. Kampanye, Inku 3.5. Advokasi. Biula waktu masih ada beri
kesempatan peserta untuk mensharinggkan pengalaman dalam hal
terkait.
Catatan :
”Situasi tak terkendali” hanya boleh disampaikan pada ronde 11
Pelatihan Paralegal Tahap 1
90
PANDUAN MEDIA
Md. 3.B.
CARI UNTUNG SEBANYAK MUNGKIN
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Permainan akan dilakukan dalam 15 babak. Ada babak-babak tertentu
dimana perwakilan kelompok boleh berunding
3 kelompok yang bermain hanya perlu memutuskan untuk memilih X
atau Y pada tiap ronde berjalan danmenuliskan pada kertas yang
disediakan
Pillihan itu akan berpengaruh pada perolehan score karena aturannya
adalah dua kelompok dengan pilihan sama akan mendapat untung
100, satu yang berbeda rugi 100. Jika seluruh keloompok memilih sama
maka semua hanya akan mendapat score 0
Keputusan memilih harus berdasarkan kesepakatan seluruh anggota
kelompok
Hasil pilihan kartu kemudian ditunjukan dalam waktu bersamaan ke
seluruh kelompok lain
Peta pilihan kartu-kartu dari semua kelompok dituliskan dalam
lembar penilaian
Aturan hanya bisa dirubah berdasarkan kesepakatan para kelompok
dan hal itu dimungkinkan pada babak ke 5, 10, dan 12.
Dalam salag satu ronde akan ada ”situasi tak terkendali ” ( hal
tersebut akan dijelaskan menyusul oleh pemimpin permainan )
Kelompok pemenang adalah mereka yang mengumpulkan skor paling
tinggi.
LEMBAR PENILAIAN DAN PERUBAHAN ATURAN
No
Kelompok
1
Kelompok
2
Kelompok
3
Aturan main
2 sama +10, beda -10, sama
semua 0
1
2
3
4
5
( ditulis berdasar
perubahan )
6
Pelatihan Paralegal Tahap 1
91
7
8
9
10
( Ditulis berdasar
perubahan )
11
12
( Ditulis berdasar
perubahan )
13
14
15
Pelatihan Paralegal Tahap 1
92
RUMPUN BAHASAN
4. DASAR-DASAR PROMOSI KEGIATAN
4.1. IDENTIFIKASI KELOMPOK SASARAN
4.2. PILIHAN PERAN
TUJUAN
•
•
Peserta mampu menyebutkan beragam karakteristik kelompok sasaran
Peserta mampu merumuskan beragam pilihan peran berdasar karakteristik
kelompok sasaran
METODE
Latihan Soal
MEDIA
Lembar Kerja
SARANA
Inku 4.1. Karakteristik Kelompok
Sasaran
Inku 4.2. Pilihan Peran
LK. 4.A. Ragam calon kelompok sasaran
WAKTU
0.5. Sesi ( 60 menit )
SETTING
Kelompok Besar
Catatan Trainer
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
LANGKAH KEGIATAN
Pelatihan Paralegal Tahap 1
93
Langkah 01 : Pengantar Bahasan. Trainer membagikan Lembar kerta LK 4.1.
kepada tiap peserta. Minta mereka mengisi secara individu.
Langkah 02 : Diskusi Kelompok Triad. Bagi peserta kedalam sub kelompok
beranggotakan 3 orang . Minta mereka mendiskusikan hasilnya
Langkah 03 : Presentasai. Minta kelompok mempresentasikan secara bergiliran.
Catat hasilnya di papan tulis. Lanjutkan dengan pembahasan dan tanya
jawab
Langkah 04 : Penegasan. Berikan penegasan dengan mengulas Inku 4.1. Identifikasi
kelompok Sasaran dan Inku 4.2. Pilihan Peran
Catatan :
Pelatihan Paralegal Tahap 1
94
LEMBAR KERJA
LK. 4.A.
Identifikasi Kelompok Sasaran dan Pilihan Peran
Bayangkan anda sedang berhadapan dengan 20 orang dalam satu pertemuan.
Mereka memberikan waktu selama 30 menit kepada anda untuk melakukan
sisialisasi ”Program Sadar Hukum”
1. Apa yang harus anda pahami dari kelompok ini sebelum anda memulai
sosialisai ?
2. Apa yang harus anda lakukan kalau peserta lebih tahu dari anda tentang
materi yang akan anda bawakan ?
3. Apa yang harus anda lakukan kalau peserta sudah tahu, dan anda juga
sudah tahu materi yang akan dibawkan ?
4. Apa yang harus anda lakukan kalau peserta belum tahu dan anda susah tahu
tentang materi yang akan dibawakan ?
5. Jika ada pertanyaan yang anda tidak tahu jawabannya dan mereka juga
tidak tahu, apa yang harus anda lakukan ?
Pelatihan Paralegal Tahap 1
95
INFORMASI KUNCI
Inku 4.1.
IDENTIFIKASI KELOMPOK SASARAN
Pengertian Sosialisasi :
Suatu upaya terencana untuk membuat kelompok sasaran memiliki pemahaman yang
lebih baik atas suatu thema atau issue.
Tujuan Sosialisai :
• Menyampaikan informasi
• Mempengaruhi
• Menarik perhatian
• Menarik simpati
• Menimbulkan empati
• Dan kahirnya memberikan dukukan dan bertindak sesuai yang kita harapkan
Identifikasi Kelompok Sasaran
•
•
•
•
•
Siapakah Kelompok Sasaran yang kita hadapi ? Kelompok yang menentang ,
memihak atau tidak peduli dengan program kita ?
Apa ciri penting yang harus dimengerti ? Mereka selama ini sudah
berhubungan dengan kita atau belum tetapi peran mereka sangat kita
harapkan dimasa yang akan datang
Apa yang menjadi kesukaan , ketidak sukaan dan kebiasaan mereka ? Apakah
mereka kelompok yang cenderung diam sekalipun punya pendapat ,kelompok
yang bisa menyauarakan pendapat pribadi secara terbuka, atau kelompok yang
suka mengatasamakan kelompok lain ?
Atas alasan apa mereka saat ini berkumpul ? Memang akan membahas
persoalan yang akan menjadi thema sosialisasi atau sosialisasi hanya sekedar
mengisi acara
Tentang materi yag akan dibawakan dalam sosialisasi apakah mereka sudah
tahu atau belum tahu
Dari pertanyaan ini akhirnya kita harus memutuskan tiga hal
• Pertama ; kelompok ini termasuk yang diprioritasn, kurang diprioritaskan atau
tidak diprioritaskan
• Kedua ; Apa peran yang akan kita bawakan : Sebagai moderator, mediator,
motivator, atau nara sumber
• Ketiga ; Metode apa yang akan kita pilih ; Ceramah, diskusi, curah pendapat,
telaah kisah, role play
• Keempat : Berapa waktu yang tersedia
Pelatihan Paralegal Tahap 1
96
INFORMASI KUNCI
Inku.4.2.
PILIHAN PERAN
Pilihan peran didasarkan pada kombinasi tingkat pengetahuan Paralegal dan
kelompok sasaran.
Kuadran Pilihan Peran Berdasar Kondisi Peserta
Saya tidak tahu, peserta tidak tahu =
Berperanlah sebagai mediator
Saya tahu, peserta tidak tahu =
Berperanlah sebagai narasumber
Saya tidak tahu, peserta tahu =
Berperanlah sebagai motivator
Saya tahu, peserta tahu =
Berperanlah sebagai moderator
Peran Mediator : Paralegal berusaha membantu kelompok merumuskan ciri-ciri
dan karakteristik narasumber yang dituhkan. Dan mengupayakan degan
sungguh-sungguh keberadaan narasumber yang dibutuhkan.
Peran Narasumber : Paralegal menyampaikan informasi sebatas yang dibutuhkan,
penting dan diprioritaskan. Saat tanya jawab tetap harus waspada kalau-kalau
pertanyaan itu tidak dikuasai oleh paralegal.
Peran Motivator : Paralegal mendorong kelompok sasaran untuk berani
menyampaikan pendapat, dan melindungi ia yang aktif dari serang secara pribadi.
Peran Moderator : Paralegal mengatur arus lalu lintas pembicaraan, komentar dan
pendapat. Tetaplah fokus pada isi pembicaraan dan pastikan semua mendapat
kesempatan yang sama.
Pelatihan Paralegal Tahap 1
97
RUMPUN BAHASAN
4. DASAR-DASAR PROMOSI KEGIATAN
4.3. PILIHAN METODE DAN MEDIA
TUJUAN
•
•
Peserta mampu menyebutkan beragam metode yang dapat dipergunakan
dalam sosialisasi
Peserta mampu merumuskan pertimbangan pilihan beragam media yang
sesuai.
METODE
Peragaan
MEDIA
SARANA
Inku 4.3. Metode dan Media
Contoh Media, Poster, Photo, Lolly
Puppet, Lembar Kasus, Ceritera
bergambar
Ragam Contoh Media
WAKTU
1 Sesi ( 120 menit )
SETTING
Kelompok Besar
Catatan Trainer
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Pelatihan Paralegal Tahap 1
98
LANGKAH KEGIATAN
Mengenal Metode
Langkah 01 : Pengantar Bahasan. Minta peserta berpikir tentang beragam cara
yang dapat digunakan agar suatu komunitas masyarakat yang belum
mengenal sabun mandi mau memakai sabun untuk mandi. Catat
hasilnya di papan tulis.
Langkah 02 : Pembahasan. Terhadap hasil yang sudah ditulis, minta peserta
memberikan alasan atas dasar apa cara tersebut dipilih
Langkah 03 : Pemaparan. Sampaikan Inku 4.3 Beragam Metode.
Mengenal Media
Langkah 04 : Penugasan. Berikan secara acak 3 poster / foto kepada 3 orang peserta.
Minta mereka untuk mempergunakan bahan tersebut sebagai sarana
Sosialisasi.
Panduan Pengamatan
Lakukan pengamatan apakah peserta
a. Mempergunakan Poster tersebut untuk bahan ceramah ? atau
b. Mempergunakan poster / photo sebagai bahan diskusi
Langkah 03 : Pembahasan. Minta peserta menilai dengan cara apa poster/ photo
tersebut dipeRLAkukan ?
Langkah 04 : Pemaparan. Bahas Inku 4.3. ( Lanjutan ) khusus tentang Media ,
Lanjutkan dengan peragaam beragam contoh media dan cara
penggunaannya
Pelatihan Paralegal Tahap 1
99
INFORMASI KUNCI
Inku.4.3.
PILIHAN METODE DAN MEDIA
Metode adalah kumpulan teknik yang dipergunakan dalam melakukan pembahasan
materi sehingga tujuan tercapai. Berikut adalah beragam metode yang dapat
digunakan dalam Sosialisasi secara partisipatif.
Ceramah
Diskusi Kelompok
Debat kelompok
Curah Pendapat
Tugas Membaca
Studi Kasus
Simulasi
Bermain Peran
Games
Kunjungan Lapangan
Mengapa perlu menggunakan beragam metode ?
Belajar dari hambatan komunikasi :
Apa yang dikatakan belum tentu didengar
Apa yang didengar belum tentu dimengerti
Apa yang dimengetti belum tentu diterima ( Bill Scott 1990 )
.
Bagaimana membuat metode Operasional ?
Kita memerlukan alat bantu ( Media )
Erikut adalah pasangan Metode dan media ( Alat bantunya )
Contoh Pasangan Metode dan Media
METODE
Ceramah
Diskusi Kelompok
Debat kelompok
Curah Pendapat
Tugas Membaca
Studi Kasus
Simulasi
Bermain Peran
Games
Kunjungan lapangan
Pelatihan Paralegal Tahap 1
MEDIA
Poster, Photo, Lide, Film
Pertanyaan penggerak, poster, photo
Lembar Kasus, panduan pertanyaan
Pertanyaan Penggerak, Photo, Slide, Gambar,
Poster
Baham Bacaan, Pertanyaan penggerak
Lembar Kasus, Lembar soal, Kunci Jawaban
Panduan Simulasi
Papan Simulasi ( untuk simulasi permainan)
Panduan pembahasan
Lembar Skenario, Panduan Pertanyaan untuk
Pembahasan
Panduan Permainan, Panduan Pembahasan
Panduan tugas, lembar kerja
100
Ciri Media Pertisipatif yang baik:
• Menjadi thema pembahasan
• Merangsang partisipasi aktif peserta
• Menimbulkan interaksi multi arah diantara peserta dan fasilitator
• Merangsang pemikiran kritis
• Open ended – bersifat terbuka, dan
• (terpenting) Bukan sekedar menjadi alat penyampai gagasanFasilitator / Paralegal
Contoh Media
Poster Tunggal, Poster Seri, Photo, Ceritera bergambar, Kartu Arus, Kartu Himpunan,
Lolly Puppet, Kaset, dll.
Pelatihan Paralegal Tahap 1
101
RUMPUN BAHASAN
4. DASAR-DASAR PROMOSI KEGIATAN
4.4. LATIHAN - Praktek Sosialisasi
TUJUAN
•
Peserta mampu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan tim dalam
praktek sosialisasi
METODE
Simulasi
SARANA
Md.4.A. Praktek Sosialisasi
LK.4.4. lembar pengamatan
MEDIA
Panduan Media
Inku.4.1.Karakteristik Kelompok asaran
Inku.4.2.Pilihan Peran
Inku.4.3. Metode dan mediaNaskah
WAKTU
1.5 Sesi ( 180 menit )
SETTING
Kelompok Besar
Catatan Trainer
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Pelatihan Paralegal Tahap 1
102
LANGKAH KEGIATAN
Langkah 01 : Pengantar Bahasan. Jelaskan bahwa saat ini peserta diminta untuk
membuat peragaan bagaimana suatu simulasi dilakukan. Bagi peserta
menjadi 3 kelompok dan bagikan Md 4.4 pada masing-masing
kelompok. Beri waktu 30 menit untuk persiapan.
Langkah 02 : Simulasi. Berikan kesempatan tiap kelompok memperagakan simulasi
berdasar persiapan yang telah dibuat. Selesaikan peragaan seluruh
kelompok baru kemudian komentar dan pembahasan
Langkah 03 : Komentar dan pembahasan. Pimpion diskusi dengan penduan
pertanyaan berikut
Panduan Pembahasan
a. Apakah menangkap maksud meteri yang disampaikan ?Peserta
b. Apakah dalam pembahasan Peserta cukup terlibat aktif ?
c. Apakah metode telah dipergunakan dengan baik ?
d. Bagaimana kerjasama antar anggota tim dikembangkan
e. Apa saran buat tim yang baru tampil ?
Langkah 04 : Penegasan. Bahas Inku 4.4. Latihan Praktek Sosialisasi dan
pelaksanaan Sosialisasi. Ungkapkan hal-hal menarik yang dapat
diambil sebagai bahan pelajaran dari penampilan tiap tim.
Catatan :
Pelatihan Paralegal Tahap 1
103
PANDUAN MEDIA
Md 4.A.
LATIHAN PRAKTEK SOSIALISASI
Tugas Kelompok 1
Siapkan suatu pembahasan agar masyarakat mengenal kegiatan Posko bantuan
Hukum – Gunakan Photo atau Poster sebagai media. Waktu 20 menit
Tugas Kelompok 2
Siapkan suatu pembahasan agar masyarakat megenal kegiatan Posko bantuan
hukum – gunakan teknik telaah kisah. Waktu 20 menit
Tugas Kelompok 3
Siapkan suatu pembahasan agar masyarakat mengenal kegiaan Posko Bantuan
Hukum – gunakan teknik role play. Waktu 20 menit
LEMBAR KERJA
LK. 4.A.
Perhatikan Peragaan yang ditampilakan
a. Apakah Tim menangkap maksud meteri yang disampaikan ?
b. Apakah dalam pembahasan Peserta cukup terlibat aktif ?
c. Apakah metode telah dipergunakan dengan baik ?
d. Bagaimana kerjasama antar anggota tim dikembangkan
e. Apa saran buat tim yang baru tampil ?
Pelatihan Paralegal Tahap 1
104
INFORMASI KUNCI
Inku.4.4.
LATIHAN PRAKTEK SOSIALISASI
Persiapan Sosialisasi
Sesederhana apapun Pelaksanaan Sosialisasi perlu persiapan. Berikut tahap-tahap
persiapan sosialisasi
• Identifikasi karakteristik Kelompok Sasasaran
• Merumuskan apa kebutuhan Kelompok sasaran
• Merumuskan hasil yang hendak dicapai
• Menetapkan Thema Pembahasan
• Menetapkan metode media yang akan digunakan
• Menentukan indikator penting apakah tujuan sudah tercapai
• Membagi tugas diantara anggota tim
• Membuat catatan-catatan penting
Pelaksanaan Sosialisasi
Gunakan teknik ”GSM – base”
• Gugah minat mereka dengan cerita, kisah, lelucon yang ada hubungannya
dengan thema bahasan
• Sampaikan tujuan, proses dan berapa lama waktu dibutuhkan
• Masuk Materi : Tidak selalu harus dengan ceramah, tetapi bisa dengan curah
pendapat, diskusi, role play sesuai dengan pilihan metode yang ditetapkan.
• Bahas materi lebih mendalam
• Simpulkan : sampaikan hal-hal penting yang muncul dan menjadi
kesepakatan serta apa yang perlu menjadi tindakan selanjutnya
• Evaluasi : Undang komentar singkat tanggapan mereka atas keseluruhan
proses
Pasca Sosialisasi
• Lakukan Evaluasi diantara anggota Tim
• Buatlah rencana tindak lanjut
Pelatihan Paralegal Tahap 1
105
RUMPUN BAHASAN
00. PEMBULATAN PELATIHAN
00.1. PENYUSUNAN RKTL
( Rencana Kerja Tindak Lanjut)
TUJUAN
•
•
•
Peserta mampu menjelaskan ukuran keberhasilan tugas paralegal
Peserta mampu menjelaskan tugas –tugas pasca pelatihan tahap 1
Tersusun Rencana Kerja terukur Pasca Pelatihan Tahap 1
METODE
Curah Pendapat
Diskusi Kelompok
Penugasan Pribadi
SARANA
LK.00.A. Daftar Periksa Tugas Pasca
Pelatihan Tahap 1
LK.00.B.. Format RKTL
MEDIA
Pertanyaan Penggerak
Lembar Kerja
Panduan
WAKTU
2 Sesi ( 240 menit )
SETTING
Sub kelompok
Catatan Trainer
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Pelatihan Paralegal Tahap 1
106
LANGKAH KEGIATAN
Langkah 01 : Ukuran keberhasilan Paralegal. Minta peserta bergabung dalam
kelompok berdasar wilayah. Minta mereka merancang suatu kisah
yang mencerminkan Pralegal yang sukses
Minta mereka secara bergiliran menyampaikan kisah, catatlah pointpoint penting yang muncul.
Saat semua selesai beri kesempatan mereka untuk menambah.
Langkah 02 : Tugas Pasca Pelatihan. Bagikan LK 001a. Daftar Periksa Tugas Pasca
Pelatihan Tahap 1. Jelaskan hal tersebut berdasar panduan berikut
Panduan Penjelasan Tugas Pasca Pelatihan
d. Tugas Pasca pelatihan adalah tugas individu dalam tim. Dengan
demikian sekalipun tim melakukan tugas yang sama, analisis
individual dapat saja berbeda
e. Seluruh item adalah tugas , wajib diupayakan untuk dilaksanakan
Terutama item pelaksanaan sosialisasi
f.
Setiap satu tugas selesai, laporan disusun berdasar petunjuk dalam
keterangan
g. Tugas ini bermanfaat untuk mempreaktekkan ketrampilan dan
mempersiapkan keikutsertaan paralegal pada pelatihan tahap
berikutnya.
h. Seluruh hasil pencatatan tugas dibawa pada pelatihan tahap
berikutnya
Beri kesempata tanya jawab untuk memperjelas tugas tersebut
Langkah 03 : Penyusunan RKTL. Peserta masih berkelompok berdasar wilayah.
Jelaskan LK 001. b. Format RKTL. Minta tiap tim membuat Rencana
Kerja Tindak Lanjut . Jelaskan cara pengisian berdasar keterangan
berikut
Pelatihan Paralegal Tahap 1
107
Panduan Penjelasan Tugas Pasca Pelatihan
a. RKTL dibuat bersama oleh anggota Tim namun tanggung jawab
pelaksanaan tetap berada ditinmgkat individu sesuai tugas.
b. Buatlah kolom seperti contoh, isikan tiap kolom sesuai petunjuk.
c. Tugas dibuat rangkap 6 (diperbanyak oleh panitia ) 4 untuk masingmasing peserta , 1 untuk Tim Fasilitator, 1 untuk arsip
d. Asli untuk Tim pesertaTugas Pasca pelatihan adalah tugas individu
dalam tim. Dengan demikian sekalipun tim melakukan tugas yang
sama, analisis individual dapat saja berbeda
e. Pada pelatihan tahap berikut Lembar isian RKTL ini dibawa serta
Langkah 04 : Bimbingan Penyusunan RKTL. Berikan kesempatan peserta untuk
menyelesaikan tugasnya, lakukan asistensi keliling dan pastikan bahwa
peserta memperoleh bantuan yang diperlukan.
Langkah 05 : Presentasi singkat. Saat semua sudah selesai beri kesempata tiap tim
mempresentasikan secara singkat, terutama item kegiatan. Berikan
komentar dan usulan perbaikan jika perlu
Langkah 05 : Finalisasi. Pastikan seluruh tim selesai lengkap dengan perbaikan.
Perbanyak sesuai petunjuk dan bagikan kepada yang memerlukan.
Catatan :
Pelatihan Paralegal Tahap 1
108
LEMBAR KERJA
No. 00.A
DAFTAR PERIKSA PELAKSANAAN TUGAS
PASCA PELATIHAN PARALEGAL TAHAP 1
Rentang Waktu
Nama Peserta
:
:
ITEM TUGAS
Sudah
Dilaksanakan
Ada
Laporan
Tertulis
KETERANGAN
01. Mempelajari Bahan dan Panduan
02. Menemukan Sumber-sumber belajar
dan memanfaatkan
03. Praktek Sosialisasi Kegiatan Sadar
Hukum (a)
04. Mencatat Kasus dan keterlibatan
paralegal (b)
05. (c) Analisis Kasus ; Proses, unsur
yang terlibat, pelajaran yang dapat
dipetik
06. (d)Mengidentifikasi sikap yang
diperlukan dalam menghadapi klien
07
08
Keterangan
(a). Laporan Berisi Thema sosialisasi, Kapan, dimana, diikuti oleh berapa peserta,
Langkah kegiatan. Apa yang terjadi. Pelajaran yang dapat dipetik
(b) Catatan terdiri atas : Nama kasus, Uraian singkat kejadian, Apa yang dilakukan
Paralegal, Hasil yang dicapai, Pelajaran yang dapat dipetik
(c) Catatan terdiri atas : Nama kasus, Uraian singkat kejadian, Bantuan hukum yang
diberikan, bagaimana setiap peran dapat membantu penyelesaian, pelajaran penting
yang dapat dipetik
(d) Catatan terdiri : Ragam sikap yang dibawakan oleh klien – perkiraan sikap yang
dibutuhkan dari paralegal
Pelatihan Paralegal Tahap 1
109
LEMBAR KERJA
LK 00.B.
Contoh Format RKTL
Nama Peserta --------------------------------Wilayah : .............................................
HASIL YANG INGIN
DICAPAI
(1)
LANGKAH KEGIATAN
(2)
WAKTU
MULAI
(3)
SELESAI
(4)
PJ
(5)
BIAYA
(6)
Keterangan
a.
Kolom 1 : diisi dengan hasil yang bisa ukur misalnya :
•
’Terselenggara ......(berapa kali ) Sosialisasi Program Bantuan Hukum
di ......................, paling lambat selesai tgl .........
•
’Tersusun Laporan Proses dan hasil sosialisasi di............... paling lambat
selesai tgl ..........’
•
”Tersusun catatan peran Paralegal dalam membantu
penanganan .......(berapa ) kasus di Posko bantuan Hukum paling lambat
selesai..........
•
”Tersusun catatan hasil analisa .........(berapa ) .kasus yang dimintakan
bantuan ke Posko paling lambat selesai.............
•
”Tersusun catatan megenai sikap paralegal yang perlukan oleh klien saat
menangai bantuan hukum yang pertama, palioglambat selesai........
b.
Kolom 2 : Diisi dengan langkah kegiatan untuk mencapai hasil pada kolom 1
Misalnya
•
Persiapan sosialisasi,
•
Konfirmasi jadwal,
•
Pelaksanaan Sisialisasi
•
Evaluasi
•
Penyusunan Laporan
c.
d.
e.
Kolom 3 : Diisi dengan kapan waktu langkah kegiatan dimulai
Kolom 4 : Diisi dengan kapan waktu langkah kegiatan harus berakhir
Kolom 5 : Diisi dengan nama orang yang menjadi penanggung jawab diantara
peserta dan imbas ( tidak boleh orang lain )
Kolom 6 : Diisi dengan perkiaraan Biaya yang dibutuhkan ( Jika ada )
f.
Pelatihan Paralegal Tahap 1
110
RUMPUN BAHASAN
00. PEMBULATAN PELATIHAN
00.2. EVALUASI
00.3 PENUTUP
TUJUAN
•
•
Teridentifikasi tingkat pencapaian tujuan pelatihan
Peserta mampu menarik makna dari kisah pembulat pelatihan
METODE
Kuis non Test
Telaah Kisah
SARANA
Md.00.A. Mengubah Dunia
LK.00.C.. Format Evaluasi
MEDIA
Lembar kerja
Lembar Kisah
WAKTU
1 Sesi ( 120 menit )
SETTING
Individu, Kelompok Besar
Catatan Trainer
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Pelatihan Paralegal Tahap 1
111
LANGKAH KEGIATAN
Langkah 01 : Pengantar. Jelaskan bahwa diakhir pelatihan ini diperlukan penilaian
peserta terhadap keseluruhan proses dan hasil. Untuk itu diminta
kesediaan peserta mengisi format evaluasi ( tanpa nama ) berdasar
keadaan senyatanya. Bagikan Lk 002. Format Evaluasi. Saat semua
selesai kumpulkan lembaran tersebut
Langkah 02 : Evaluasi lisan. Minta peserta duduk melingkar. Berikan kesempatan
tiap peserta membuat komentar tentang pelaksanaan pelatihan dalam
satu kalimat.
Langkah 03 : Penutup. Sebelum acara dikembalikan kepada panitia, tutup sesi
pelatihan dengan penyampaian kisah pembulat pelatihan Md.003.
“mengubah Dunia”. Berikan ulasan sedikit tentangmakna kisah
tersebut.
Selesai
Catatan :
Pelatihan Paralegal Tahap 1
112
LEMBAR KERJA
LK. 00.C
FORMAT EVALUASI AKHIR
PELATIHAN PARALEGAL TAHAP 1
Di ..........................................................
TGL .......................................................
Bubuhkan tanda ( X ) pada kolom score untuk setiap item evaluasi.
1 = kurang, 2 = sedang, 3 = baik, 4 = sangat baik
ITEM EVALUASI
SCORE
1
1.
Pencapaian tujuan
2.
Pengembangan Alur Tahap Pembahasan
3.
Efektivitas Pilihan Metode
4.
Kemampuan Fasilitator dalam
membangun dinamika pembahasan
5.
Peran aktif peserta selama pelatihan
6.
Peluang penerapan
7.
Dukungan materi tertulis
8.
Konsumsi , Akomodasi, Ruang
Pertemuan
2
3
4
Komentar lain
Pelatihan Paralegal Tahap 1
113
PANDUAN MEDIA
Md. 00.A
MENGUBAH Dunia Dengan Mengubah Diriku
Sufi Bayazid bercerita tentang dirinya
seperti berikut ini :
“ Waktu aku masih muda,
aku ini revolusioner dan aku selalu berdoa :
Tuhan, berilah aku kekuatan untuk mengubah dunia “
“ Ketika aku sudah separuh baya dan
sadar bahwa setengah hidupku sudah
lewat tanpa mengubah satu orangpun,
aku mengubah doaku menjadi : Tuhan,
berilah aku rahmat untuk mengubah
semua orang yang berhubungan denganku :
keluarga dan kawan-kawanku, dan aku akan merasa puas”.
“ Sekarang aku sudah menjadi tua
dan saat kematianku sudah dekat, aku
mulai melihat betapa bodohnya aku.
Doaku satu-satunya sekarang adalah :
Tuhan, berilah aku rahmat untuk mengubah diriku sendiri.”
“ Seandainya sejak semula aku berdoa begitu, maka
aku tidak begitu menyia-nyiakan hidupku “
Setiap orang berpikir mau mengubah umat manusia.
Hampir tak seorangpun berpikir bagaimana mengubah
dirinya.
Pelatihan Paralegal Tahap 1
114
Download