BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dibahas tentang perancangan dua buah inverter satu fasa untuk menggerakan motor listrik jenis hysteresis motor yang berbasis dsPIC33FJ16GS502. Pada perancangan alat ini dibutuhkan beberapa komponen elektronika supaya alat ini dapat berfungsi sesuai yang kita harapkan. Adapun beberapa komponen yang dibutuhkan alat ini adalah catu daya, motor hysteresis, mikrokontroler dsPIC33FJ16GS502 dan komponen – komponen lain yang mendukung untuk pelaksanaan pembuatan alat ini. Skema perancangan sistem dua buah inverter satu fasa untuk mengendalikan motor hysteresis dapat dilihat dengan skema sebagai berikut. Gambar 3.1 skemaperancanganalat 24 Melihat pada skema perancangan alat diatas menunjukan dua buah inverter satu fasa yang digunakan sebagai konverter yang bertujuan untuk merubah sumber DC (tegangan searah) menjadi sumber AC (tegangan bolak – balik) untuk menghidupkan motor hysteresis. Pada sistem pengendalian, kontrol yang digunakan menggunakan dsPIC33FJ16GS502. Metode yang digunakan untuk mengendalikan dua buah inverter satu fasa ini, menggunakan metode PWM (Pulse Width Modulations). Untuk menghasilkan sinyal digital dari PWM dari dsPIC33FJ16GS502 ini menggunakan cara lookup table. 3.2 PerancanganCatuDaya Catu daya memiliki fungsi untuk mensuplai tegangan yang berbeda – beda untuk rangkaian driver dan rangkaian kontroler. Rancangan catu daya ini terdiri dari dua jenis kegunaanya itu rangkaian catu daya driver, dan rangkaian catu daya kontroler dsPIC33FJ16GS502. Pada rangkaian driver untuk tegangan masukan dibutuhkan tegangan 12 Volt. Dan untuk rangkaian kontroler dsPIC33FJ16GS502 dan buffer membutuhkan tegangan masukkan sebesar 5 Volt. Karena pengoperasian dsPIC33FJ16GS502 ini beroprasi pada tegangan 3,3 Volt, maka pada perancangan ditambahkan suatu regulator untuk menurunkan tegangan dari 5 Volt menjadi 3,3 Volt. 3.2.1 TrafoMultiwinding Trafo yang digunakan untuk perancangan alat ini adalah trafo multiwinding. Dan trafo multiwinding yang digunakan jenis step down, sehingga fungsi dari trafo ini untuk menurunkan tegangan dari 220 Volt menjadi tegangan yang dibutuhkan. Pada sisi bagian sekunder dari trafo merupakan tegangan AC dengan keluran yang lebih kecil. Kemudian proses keluaran trafo disearahkan dengan rectifier (dioda), kemudian agar keluaran tegangan DC menjadi rata dibutuhkan filter berupa kapasitor. Maka dari itu untuk mensuplai daya 25 menuju ke rangkaian driver dibutuhkan tegangan sebesar 12 volt diperlukan regulator LM 7812 untuk menurunkan tegangan keluaran 15 volt dari trafo sisi sekunder menjadi 12 Volt. Dan untuk mensuplai daya menuju ke rangkaian kontrol dsPIC33FJ16GS502 sebesar 5 Volt memanfaatkan regulator LM 7805 untuk menurunkan tegangan keluaran 7,5 Volt dari trafo sisi sekunder menjadi 5 Volt. Gambar 3.2 3.3 Rangkaian Catu Daya Perancangan Driver Fungsi dari sistem driver adalah untuk melakukan interfacing antara sistem kontrol yang bekerja pada tegangan dan arus yang kecil. Dan pada sistem daya yang beroperasi pada rating tegangan dan arus yang besar. Pada sistem driver dan kontrol memiliki level grounding yang berbeda (floating). Berikut ini perancangan rangkaian driver untuk pengoperasian motor hysteresis. 26 TLP 250 TLP 250 TLP 250 TLP 250 IR 2111 IR 2111 IR 2111 IR 2111 Gambar 3.4 Skema Driver 3.3.1 TLP 250 TLP 250 ini merupakan Optocoupler yang digunakan sebagai pengirim sinyal keluaran dari dsPIC33FJ16GS502 yang berupa pulsa – pulsa digital, dari hasil keluaran tersebut akan diolah kembali oleh IR2111 untuk switching MOSFET dengan frekuensi tinggi dan tegangan tinggi . 1. N.C 2. Anoda 3. Katoda 4. N.C 5. Ground 6. Vo (output) 7. Vo 8. Vcc Gambar 3.5 TLP 250 27 Tabel 3.1 Fiturdankonfigurasi TLP 250 Spesifikasi / Karakteristik Fitur Switching time 1,5 us max Supply voltage 10 – 35 V Output current 1,5 A max Insulation voltage 2500 Vrms Channel 2 3.3.2 IR 2111 IC IR 2111 ini memiliki satu buah lengan yang dapat mengatur dua MOSFET sekaligus. Pada rangkaian driver IC IR 2111 membutuhkan tegangan 12 Volt untuk mensuplai seluruh optocoupler. IC IR 2111 tidak perlu menggunakan rangkaian deadtime, karena di dalamnya sudah terdapat internal deadtime. Hal ini yang dapat terhindar adanya shoot sircuit (hubungan arus pendek) pada saat proses switching berlangsung cepat dalam frekuensi hingga 1 MHz dengan deadtime sebesar 10% dan terdapat sistem proteksi di dalam IC IR 2111 ketika terjadi arus lebih dan undervoltage. Gambar 3.6 IC IR 2111 28 Tabel 3.2 3.4 fiturdanspesifikasi IC IR 2111 Fitur Spesifikasi V offset Rating tegangankerja Tegangankeluaranke Gate Internal deadtime 600 Vdc max 10 – 20 V 10 – 20 V 650 ns PerancanganMikrokontroler Perancangan untuk mikrokontroler ini menggunakan dsPIC33FJ16GS502 yang berbasis digital. dsPIC33FJ16GS502 ini sangat mendukung dalam implementasi program Look Up table untuk memperoleh sinyal PWM. RESET MCLR AVDD AN0/VREF+/CN2/RA0 AVSS AN1/VREF-/CN3/RA1 PWM1L1/RP15(1)/CN11/ PMCS1/RB15 PWM1H1/RTCC/RP14(1)/ CN12/PMWR/RB14 PWM1L2/RP13(1)/CN13/ PMRD/RB13 PWM1H2/RP12(1)/CN14/ PMD0/RB12 PGEC2/TMS/PWM1L3/ RP11(1)/CN15/PMD1/RB11 PGED2/TDI/PWM1H3/ RP10(1)/CN16/PMD2/RB10 VCAP/VDDCORE PGED1/AN2/C2IN-/RP0(1)/ CN4/RB0 PGEC1/ AN3/C2IN+/RP1(1)/ CN5/RB1 I/O ADC PORT AN4/C1IN-/RP2(1)/CN6/RB2 AN5/C1IN+/RP3(1)/CN7/ RB3 dsPIC33FJ16GS502 VSS Eksternal Clock OSC1/CLKI/CN30/RA2 OSC2/CLKO/CN29/PMA0/ RA3 SOSCI/RP4(1)/CN1/PMBE/ RB4 SOSCO/T1CK/CN0/PMA1/ RA4 VDD VSS TDO/PWM2L1/SDA1/ RP9(1)/CN21/PMD3/RB9 TCK/PWM2H1/SCL1/RP8(1)/ CN22/PMD4/RB8 INT0/RP7(1)/CN23/PMD5/ RB7 PGEC3/ASCL1/RP6(1)/CN24/ PMD6/RB6 PGED3/ASDA1/RP5(1)/ CN27/PMD7/RB5 Daya 3,3Volt Gambar 3.7 dsPIC33FJ16GS502 29 I/O PORT V Capasitor 3.4.1 Lookup Table Lookup table iniadalah cara untuk membuat sinyal berbentuk sinusoidal melalui table dengan bantuan Microsoft excel. Data yang dibuat melalui tabel di Microsoft excel nantinya diimplementasikan di dsPIC33FJ16GS502. Berikut langkah – langkah membuat gelombang sinus menggunakancara Lookup table dari Microsoft excel: Memasukkan nilai derajat yang diinginkan, seperti contoh darisudut 360° itu diambil sampel data sebanyak 100 data, jadi kenaikan nilai derajatnya 3,6°. Kemudian langkah selanjutnya merubah hasil derajat tadi menjadi nilai sinus yang diinginkan dengan rumus: x + x sin ° (3.1) ° Hasil dari rumus tadi kemudian dimasukkan ke dalam bentuk sinyal sinus pada Microsoft excel. Berikut tabel dan sinyal sinus hasil dari rumus diatas: Tabel 3.3 Lookup table 100 data DATA SUDUT SINUS DATA SUDUT SINUS 0 0 1667 50 180 1667 1 3,6 1772 51 183,6 1562 2 7,2 1876 52 187,2 1458 3 10,8 1979 53 190,8 1355 4 14,4 2082 54 194,4 1252 5 18 2182 55 198 1152 6 21,6 2281 56 201,6 1053 7 25,2 2377 57 205,2 957 8 28,8 2470 58 208,8 864 9 32,4 2560 59 212,4 774 10 36 2647 60 216 687 11 39,6 2730 61 219,6 604 12 43,2 2808 62 223,2 526 30 13 46,8 2882 63 226,8 452 14 50,4 2951 64 230.4 383 15 54 3016 65 234 318 16 57,6 3074 66 237,6 260 17 61,2 3128 67 241,2 206 18 64,8 3175 68 244,8 159 19 68,4 3217 69 248,4 117 20 72 3252 70 252 82 21 75,6 3282 71 255,6 52 22 79,2 3304 72 259,2 30 23 82,8 3321 73 262,8 13 24 86,4 3331 74 266,4 3 25 90 3334 75 270 0 26 93,6 3331 76 273,6 3 27 97,2 3321 77 277,2 13 28 100,8 3304 78 280,8 30 29 104,4 3282 79 284,4 52 30 108 3252 80 288 82 31 111,6 3217 81 291,6 117 32 115,2 3175 82 295,2 159 33 118,8 3128 83 298,8 206 34 122,4 3074 84 302,4 260 35 126 3016 85 306 318 36 129,6 2951 86 309,6 383 37 133,2 2882 87 313,2 452 38 136,8 2808 88 316,8 526 39 140,4 2730 89 320,4 604 40 144 2647 90 324 687 41 147,6 2560 91 327,6 774 42 151,2 2470 92 331,2 864 43 154,8 2377 93 334,8 957 44 158,4 2281 94 338,4 1053 45 162 2182 95 342 1152 46 165,6 2082 96 345,6 1252 47 169,2 1979 97 349,2 1355 31 48 172,8 1876 98 352,8 1458 49 176,4 1772 99 356,4 1562 sinusoidal 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 0 Gambar 3.8 20 40 60 80 hasil gelombang sinosidal Lookup Table 32 100 120 MULAI SIAPKAN REGISTER DENGAN ALAMAT TABEL SINUSOIDAL INISIALISASI TMR / COUNTER JIKA TIMER OVERFLOW N BACA INPUT SAKLAR Y N CNT = 0 SAKLAR 00 Y KELUARKAN TABEL A PORT B Gambar 3.9 3.5 SAKLAR 10 Y KELUARKAN TABEL B PORT B N SAKLAR 11 Y KELUARKAN TABEL C PORT B Flowchart program Motor Hysteresis Motor hysteresis merupakan jenis motor AC sinkron. Motor ini menggunakan rotor dengan bahan silinder baja kobalt dengan nilai koersivitas yang tinggi. Dengan ada sifat koersivitas yang tinggi serta desain motor yang khusus, medan magnet berputar pada stator sehingga tercipta medan magnet pada rotor motor hysteresis dengan kutub yang berlawanan. 33 N Dengan demikian akan terjadi gaya tarik menarik antara kutub rotor dengan kutub dari stator motor hysteresis. Gambar 3.9 rotor dan stator dari motor hysteresis [http://4.bp.blogspot.com/hyst+Distributed+wound+stator.JPG] Pada perancangan alat ini menggunakan motor hysteresis karena motor jenis ini memiliki keuntungan sebagai berikut: Pada bagian rotor tidak memiliki gigi. Motor beroperasi dengan tenang dan tidak menimbulkan suara. Tidak adanya bilitan dan tidak ada getaran mekanis saat beroperasi. Kecepatan yang dihasilkan konstan. 34