162 Bagan Struktur Organisasi Poliklinik LP Kelas II A Narkotika Kelas II A Jakarta Koordinator Poliklinik drg. Wiwik S. Penanggung Jawab Poli Umum Penanggung Jawab Poli Gigi dr. Finahari drg. Rama. J.S. PJ. Perawat dan Pengawasan Retno. W. PJ. Rawat Inap dan Rujukan 1. dr. Andi K 2. dr. Yusman A.T. Penanggung Jawab Obat Penanggung Jawab Inventaris Barang Penanggung Jawab Administrasi Makmur. S. Angkat Mujiono Rahmawati. S. Gambaran perencanaan..., Amalia Zulfah D.H.W., FKM UI, 2008 Penanggung Jawab Laporan 162 163 PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM Pembukaan 1. Ucapkan terimakasih atas kesediaan untuk diwawancarai. 2. Memperkenalkan nama pewawancara dan nama instansi yang menaungi. 3. Menjelaskan maksud dan tujuan wawancara. Tujuan Wawanacara ini bertujuan untuk menggali informasi dan tanggapan dari bapak/ibu terhadap proses perencanaan perbekalan obat dan alkes habis pakai di Poliklinik LP Kelas II A Narkotika Cipinang tahun 2007. Prosedur 1. Wawancara dilakukan oleh Peneliti kepada pihak yang bersangkutan/informan dengan menggunakan alat perekam (recorder), semua hasil perbincangan baik itu tanggapan, pendapat maupun pandangan dari informan akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk tujuan penelitian. 2. Informan bebas untuk mengungkapkan pendapat, gagasan, tanggapan maupun saran baik yang bersifat positif maupun negatif selama masih dalam norma kesopanan. 3. Jawaban yang diberikan oleh informan tidak untuk dinilai benar atau salah akan tetapi murni untuk tujuan penelitian. 4. Pewawancara akan memimpin alur pembicaraan sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Gambaran perencanaan..., Amalia Zulfah D.H.W., FKM UI, 2008 164 PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM ‘GAMBARAN PERENCANAAN PERBEKALAN OBAT DAN ALKES HABIS PAKAI DI POLIKLINIK LP KELAS IIA NARKOTIKA CIPINANG TAHUN 2007’ Tanggal :……………………..... Nama :………………………. Jabatan :……………………… Lama menjabat :.................................... Bagian :…………………….... A. SDM 1. Apa tugas dan peran anda di dalam proses perencanaan obat dan alkes habis pakai di Poliklinik LP Kelas II A Narkotika Cipinang tahun 2007? 2. Sudah berapa lama anda menjadi pegawai disini dan sudah berapa lama bertugas di Poliklinik LP Kelas II A Narkotika Cipinang tahun 2007? 3. Siapa sajakah yang terlibat di dalam penyusunan rencana kebutuhan obat di Poliklinik LP Kelas II A Narkotika Cipinang tahun 2007? 4. Apakah jumlah tenaga dan kualifikasi SDM pada Poliklinik LP Kelas II A Narkotika Cipinang sudah cukup memadai jika dilihat dari beban kerja? 5. Bagaimana peran LP Kelas II A Narkotika Cipinang di dalam pengembangan SDM khususnya pada peningkatan kemampuan manajerial dalam penyusunan perencanaan kebutuhan obat dan alkes habis pakai pada Poliklinik LP Kelas II A Narkotika Cipinang ? 6. Apakah pernah dilakukan pelatihan pada tenaga di Poliklinik LP Kelas II A Narkotika Cipinang? Bila pernah jenis pelatihan apa yang dilakukan? 7. Apakah sudah pernah dilakukan pelatihan mengenai manajemen logistik? khususnya tentang perencanaan obat dan alkes habis pakai? 8. Jika pernah, apa manfaat yang dirasakan setelah mengikuti pelatihan?jika belum, apakah anda merasa perlu untuk diadakan pelatihan mnajemen tersebut? Gambaran perencanaan..., Amalia Zulfah D.H.W., FKM UI, 2008 165 9. Apakah anda menerapkan ilmu dan keterampilan yang anda peroleh melalui pelatihan ke dalam pekerjaan anda sehari-hari? 10. Secara umum, apa yang menjadi harapan anda terkait dengan SDM yang ada di Poliklinik LP Kelas II A Narkotika Cipinang ini? B. Anggaran 1. Berasal darimanakah sumber dana untuk pengadaan obat dan alkes habis pakai di Poliklinik LP Kelas II A Narkotika Cipinang tahun 2007? 2. Dapatkah anda jelaskan bagaimana alur/prosedur dari sumber dana hingga turun ke Poliklinik khususnya dalam rangka pengadaan obat dan alkes habis pakai di Poliklinik LP Kelas II A Narkotika Cipinang tahun 2007? 3. Bagaimanakah tingkat kesesuaian antara alokasi anggaran dengan kebutuhan perbekalan obat dan alkes habis pakai di Poliklinik LP Kelas II A Narkotika Cipinang tahun 2007? 4. Apabila dana yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan obat dan alkes seperti yang diharapkan, apa tindakan yang dilakukan? C. Metode 1. Apakah Poliklinik LP Kelas II A Narkotika Cipinang telah dilengkapi dengan Standart Operational Procedure (SOP) yang mengatur tentang kegiatan-kegiatan di Poliklinik? 2. Menurut anda, apakah prosedur kerja yang sudah ada dapat dimengerti dan diaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari di Poliklinik LP Kelas II A Narkotika Cipinang? 3. Berdasarkan apakah perencanaan kebutuhan perbekalan obat dan alkes habis pakai di Poliklinik LP Kelas II A Narkotika Cipinang tahun 2007 dibuat? 4. Metode analisis apakah yang digunakan di dalam penentuan jenis dan jumlah obat dan alkes habis pakai di dalam membuat perencanaan kebutuhan di Poliklinik LP Kelas II A Narkotika Cipinang tahun 2007? alasannya? Gambaran perencanaan..., Amalia Zulfah D.H.W., FKM UI, 2008 166 5. Kriteria apa yang harus dipenuhi dalam melakukan penentuan pemilihan jenis obat dalam penyusunan perencanaan perbekalan obat dan alkes di Poliklinik LP Kelas II A Narkotika Cipinang tahun 2007 ? 6. Dapatkah anda jelaskan bagaimana cara perhitungan rata-rata pemakaian obat perbulan di Poliklinik LP Kelas II A Narkotika Cipinang tahun 2007? 7. Apakah memperhitungkan stok pengman yang digunakan untuk mengantisipasi kemungkinan kenaikan kunjungan narapidana? Berapa persenkah stok pengaman yang dipakai pda perencanaan obat dan alkes habis pakai di Poliklinik LP Kelas II A Narkotika Cipinang Tahun 2007? 8. Berapa lamakah rata-rata perkiraan waktu tunggu untuk mengantisipasi kekosongan obat hingga datangnya obat (lead time) yang dilakukan dalam penyusunan perencanaan kebutuhan obat dan alkes habis pakai di Poliklinik LP Kelas II A Narkotika Cipinang tahun 2007? 9. Apa kendala atau hambatan yang dihadapi dalam melakukan perencanaan kebutuhan obat dan alkes habis pakai di Poliklinik LP Kelas II A Narkotika Cipinang tahun 2007? 10. Apa tindakan yang dilakukan di dalam menghadapi kendala tersebut? 11. Kapan waktunya dan berapa kali dalam setahun dilakukan perencanaan obat dan alkes habis pakai dalam periode satu tahun di LP Kelas II A Narkotika Cipinang tahun 2007? 12. Apakah pernah terjadi permintaan cyto atau yang tidak pernah dimasukkan di dalam perencanaan obat dan alkes habis pakai sebelumnya pada perencanaan obat dan alkes habis pakai di Poliklinik LP Kelas II A Narkotika Cipinang tahun 2007? 13. Bagaimana bentuk sistem pelaporan pemakaian obat dan alkes habis pakai di Poliklinik LP Kelas II A Narkotika Cipinang? 14. Apakah pernah terjadi stok kosong di Poliklinik LP Kelas II A Narkotika Cipinang ? jika pernah kapan? berapa kali dalam tahun 2007? apa tindakan yang dilakukan? 15. Menurut anda apa yang menyebabkan terjadinya hal tersebut? Gambaran perencanaan..., Amalia Zulfah D.H.W., FKM UI, 2008 167 16. Apakah pernah terjadi over stock di Poliklinik LP Kelas II A Narkotika Cipinang ? jika pernah kapan? berapa kali dalam tahun 2007? apa tindakan yang dilakukan? 17. Menurut anda apa yang menyebabkan terjadinya hal tersebut? D. Sarana 1. Menurut anda, apakah sarana dan prasarana yang menunjang keberlangsungan kegiatan Poliklinik khususnya di dalam perencanaan obat dan alkes habis pakai LP Kelas II A Narkotika Cipinang sudah mencukupi? 2. Bagaimana kondisi sarana dan prasarana tersebut ? 3. Siapakah yang bertanggung jawab di dalam pemeliharaan sarana dan prasarana di Poliklinik LP Kelas II A Narkotika Cipinang ? 4. Seberapa besar manfaat yang diperoleh oleh Poliklinik LP Kelas II A Narkotika Cipinang dari adanya sarana dan prasarana tersebut, khususnya dalam menunjang kegiatan perencanaan? 5. Apakah pernah ada hambatan dalam kegiatan di Poliklinik khususnya dalam perencanaan kebutuhan obat dan alkes habis pakai yang terkait dengan keberadaan sarana dan prasarana di Poliklinik LP Kelas II A Narkotika Cipinang? E. Organisasi 1. Bagaimana pendapat anda mengenai struktur organisasi di LP Kelas II A Narkotika Cipinang umumnya dan di Poliklinik LP Kelas II A Narkotika Cipinang khususnya dalam mempengaruhi perencanaan oabat dan alkes habis pakai di Poliklinik LP Kelas II A Narkotika Cipinang tahun 2007? 2. Bagaimana alur perencanaan obat dan alkes habis pakai secara intern (Poliklinik LP Kelas II A Narkotika Cipinang) dan ekstern (LP Kelas II A Narkotika Cipinang)? 3. Apakah ada sistem pengawasan terhadap proses perencanaan obat dan alkes habis pakai di Poliklinik LP Kelas II A Narkotika Cipinang ? Gambaran perencanaan..., Amalia Zulfah D.H.W., FKM UI, 2008 168 4. Siapakah yang melakukan pengawasan terhadap proses perencanaan obat dan alkes habis pakai di Poliklinik LP Kelas II A Narkotika Cipinang tahun 2007? 5. Ditujukan kepada siapakah usulan perencanaan kebutuhan obat dan alkes habis pakai yang telah disusun? 6. Siapa saja unsur-unsur yang terkait di LP Kelas II A Narkotika Cipinang di dalam perencanaan obat dan alkes habis pakai di Poliklinik LP Kelas II A Narkotika Cipinang ? 7. Apa peran dan pengaruh unsur-unsur tersebut dalam perencanaan obat dan alkes habis pakai di Poliklinik LP Kelas II A Narkotika Cipinang ? 8. Sejauh mana Institusi LP Kelas II A Narkotika Cipinang dan Depkumham terlibat di dalam perencanaan kebutuhan obat dan alkes habis pakai di Poliklinik LP Kelas II A Narkotika Cipinang ? F. Data 1. Dapatkah anda jelaskan informasi atau data apa saja yang diperlukan sebagai bahan pertimbangan di dalam memuat perencanaan kebutuhan obat dan alkes habis pakai pada Poliklinik LP Kelas II A Narkotika Cipinang tahun 2007 ? 2. Darimana sumber data atau informasi yang diperlukan sebagai bahan pembuatan perencanaan obat dan alkes habis pakai pada Poliklinik LP Kelas II A Narkotika Cipinang tahun 2007? 3. Seberapa besar pengaruh data dan informasi yang diperoleh dalam menunjang kegiatan perencanaan obat dan alkes habis pakai pada Poliklinik LP Kelas II A Narkotika Cipinang tahun 2007? G. Kebijakan 1. Kebijakan apa sajakah yang telah dikeluarkan baik oleh pihak internal (LP Kelas II A Narkotika Cipinang) maupun eksternal (Departemen Hukum dan HAM) yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kegiatan Poliklinik khususnya pada proses perencanaan obat dan alkes habis pakai? Gambaran perencanaan..., Amalia Zulfah D.H.W., FKM UI, 2008 169 2. Apa sajakah kebijakan yang dikeluarkan baik oleh pihak intern (LP Kelas II A Narkotika Cipinang) maupun ekternal (Departemen Hukum dan HAM) yang mendukung di dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Poliklinik? 3. Apa sajakah kebijakan yang dikeluarkan baik oleh pihak intern (LP Kelas II A Narkotika Cipinang) maupun ekternal (Departemen Hukum dan HAM) yang menghambat didalam pelaksanaan tugas dan fungsi Poliklnik LP Kelas II A Narkotika Cipinang? 4. Bagaimanakah pendapat anda mengenai kebijakan pemerintah tentang sistem perencanaan kebutuhan obat dan alkes habis pakai yang terkait dengan penulisan obat generik? 5. Apakah Poliklinik LP Kelas II A Narkotika sudah membuat standar terapi dan formularium? 6. Jika belum, apa alasannya? Aapakah dibutuhkan ? apa kendala yang dihadapi? H. Usulan dan saran 1. Apa harapan anda di masa selanjutnya di dalam meningkatkan mutu perencanaan obat dan alkes habis pakai di Poliklinik LP Kelas II A Narkotika Cipinang ? Gambaran perencanaan..., Amalia Zulfah D.H.W., FKM UI, 2008 MATRIKS WAWANCARA MENDALAM MENGENAI GAMBARAN PERENCANAAN PERBEKALAN OBAT PADA INFORMAN POLIKLINIK LP KELAS II A NARKOTIKA JAKARTA Keterangan : 1. P1 : Kepala Urusan Kepegawaian dan Keuangan 2. P2 : Penanggung Jawab Rawat Inap dan Rujukan/Penanggung Jawab Sementara Poliklinik 3. P3 : Penanggung Jawab Poli Umum 4. P4 : Penanggung Jawab Poli Gigi 5. P5 : Penanggung Jawab Obat 6. P6 : Penanggung Jawab Perawat dan Pengawasan 7. P7 : Penanggung Jawab Administrasi INPUT SDM No. Pertanyaan 1. P2 P5 Tugas dan Peran di dalam perencanaan obat ya? Saya Peran pada Kalau dalam perawatan memang pasti, penanggung jawab obat dan PJ. Program Perawat disamping membantu dr. perencanaa orang yang dirawat biasanya kan butuh TBC di lapas ini. Meliputi mulai dari Wiwik untuk pengawasan disini. Gambaran perencanaan..., Amalia Zulfah D.H.W., FKM UI, 2008 mempunyai P6 peran sebagai Saya mempunyai peran sebagai PJ. 170 n obat. obat-obatan. Biasanya kita liat juga perencanaan, pemberian obat ke napi banyaknya penyakit yang umum diderita, hingga pelaporan. TBC-nya, HIV, Narkoba-nya dan dari semua macam penyakit kita pasti punya kebutuhan obat untuk penyakit umum kaya analgesik, antipiretik, anti diare, vitamin-vitamin . Biasanya pada awalnya kalau obat kita punya form terus kita isi sesuai dengan obat yang kita butuhkan, itu kita tujukan pada awalnya ke Dinas Kesehatan dan kita sudah ada MOU, networking per 3 bulan obat kita minta, nanti kebutuhannya berapa jumlahnya disesuaikan dengan jumlah napi disini. Pertanyaan 2. P2 P4 P6 Tingkat Yah, sebenarnya sih cukup terbebani. Kita Sudah sesuai dengan beban kerja, kalau Menurut kecukupan bisa 100 kunjungan perhari, masing- dibilang kurang tidak akan pernah karena kita kerja disini melayani dan masing orang beda-beda penyakitnya kan cukup, jadi yang ada aja dioptimalkan. pasien dari jam 10 sampai jam 12 jadi kesesuaian kita jadi terpisah konsentrasinya, kalau yang berobat sekitar 100 - 120 orang Gambaran perencanaan..., Amalia Zulfah D.H.W., FKM UI, 2008 saya sudah mencukupi, 171 tenaga kita konsul agak lama tapi yang nunggu ada yang jaga di metadon, ruang obat. pengelola banyak jadi agak sulit juga, terus untuk Jadi masih mencukupi begitu juga di obat pelayanan obatnya juga ribet. ruang obat. Pertanyaan 3. P2 P5 P6 Upaya Dokter harus bagi jam waktu kerja, Yah kita sih fleksibel aja, kalau yang Kan sudah ada pembagian kerjanya, untuk sebenarnya kita bisa aja masuk tiap hari disana udah ga ada kerjaan ya berarti jadi sesuai itu juga sudah cukup kok, mengatasi tapi kan pembagian pasien jadi ga rata. bantuin yang disini yang lagi banyak tapi emang kdang suka keteteran. kendala Ada yang maunya sama saya aja atau ke kerjaan. Kaya gitu aja.. kecukupan dr. Andi jadi suka-suka mereka, jadi dan inikan ga enak. Makanya bikin pembagian kesesuaian 1 hari ada 2-3 dokter jadi waktunya mau- pengelola ga mau mereka ke dokter tersebut, jadi obat waktu liburnya bisa kita manfaatin buat istirahat. Pertanyaan P2 Gambaran perencanaan..., Amalia Zulfah D.H.W., FKM UI, 2008 P4 P5 P6 172 4. terlibat dalam Kebetulan saya dibantuin Yang Tenaga Yang terlibat dalam perencanaan itu ya PJ Yang yang obatnya, perawat yang bantuin sama perencanaan obat setau saya sama temen saya mas merencanakan obat terlibat dokter-dokter juga. itu Koordinator Poliklinik, PJ angkat, saya yang ada dokter, obat dalam Obat, juga dr. Yusman yang mentahnya nanti dia yang yang akan diadakan perencanaa biasanya mengubungi suplier ketik-ketik atau gimana disesuaikan dengan n kebutuhan untuk pengadaan obat. lalu terus hasilnya kasih penyakit yang ada ke dokter, nanti dokter disini, kemudian do obat yang ngurus ke depan, biasanya dr. Yusman. 5. Jenis Kita pernah ikut pelatihan HIV-AIDS, Perawatan mengenai penyakit Pelatihan pelatihan TBC, kewaspadaan, Universal Precaution yang biasanya ada pda penjara pernah yang yang kaya udah Pernah ada metadon, pelatihan , dulu sih telah pokoknya yang melatih dirikita untuk seperti HIV-AIDS, TB. Itu HIV. Kalau dulu pas sering sekarang sih diadakan anggap semuanya berisiko, jadi kita selalu dapetnya dari Dirjen bukan awalnya sering ada jarang seperti anggap napi berisiko walaupun kenanya di dari usulan kita, kita lebih pelatihan, tapi sekarang pelatihan konselor, bukan penasun, tapi kan bisa aja dia seks banyak nerima. Terus terapi udah bebas. Gambaran perencanaan..., Amalia Zulfah D.H.W., FKM UI, 2008 agak jarang, pelatihan HIV- metadon ini kan Depkes yang padahal sepertinya ada AIDS, pelatihan ngadain di beberapa lapas kaya kebutuhan juga . TBC, pelatihan di Grobogan, Bali, pondok perawat LP, Bambu. kita beda dengan kan 173 perawat RS karena disini risikonya lebih tinggi dibandingkan dengan perawat biasa. Pertanyaan 6. P1 kita P3 Jenis Kan pelatihan berdasarkan yang dari diharapkan orangnya berapa untuk medis untuk pelatihan TC misalnya diikutkan diadakan kemudian P4 P5 pelatihannya Kadang kalau Ya itu tadi, tentang seputar Pelatihan permintaan bukan Kanwil, manajemen minta masalah yang kesehatan. inginkan Manajemen logistik obat atau logistik P6 ya obat, saya Belum pernah ada tentang pelatihan tentang farmasi manajemen, yang yang lainnya. Kita kayaknya atau sejenisnya lah. Pada biasanya bukan kita perlu juga tuh. kita orang Binadik awalnya kita jejaring susah bikin yang ditunjuk kalau banget, ada pelatihan koordinasikan ke kepala atau kita belajar sendiri atau seperti itu, padahal bimkemaswat learning by doing aja, sepertinya penting mereka kasih terus Bimaswat. nama- Terus kita ga ada gambaran juga. namanya, jadi ya buat pelatihan apa bagaimana pelatihan terserah dari yang sampai yang diatas. Gambaran perencanaan..., Amalia Zulfah D.H.W., FKM UI, 2008 diadain perlu ya obat caranya ini ada, bagaimana cara ngasih 174 sebenarnya obat ke napi. Waktu itu sudah memang cukup 7. pelatihan manajemen ya, mungkin ada tapi yang dikasih bukan beberapa ke kita tapi orang orang disini Bimkemasswat, mungkin yang belum dikira P2 saya, ada banyak ya tapi P3 yang Kalau kita ga terlalu butuh itu kali ya.. pernah ikut. Pertanyaan pernah P4 P5 dari Sepertinya sudah cukup yah, Kalau kuantitas sih cukup, tapi kualitas belum Harapan Harapan terhadap penting SDM ditambah segi kuantitas memang kita ga punya dan memang harus ditingkatkan. Kerjasama SDM di terutama ya dokter dan si mencukupi, apoteker tapi kayaknya masih antar dokter dan perawat perlu ditingkatkan masa perawat, dialokasikan ke tapi mungkin bisa di handle deh. Perawat- lagi, karena kadang kita minta obatnya apa tapi selanjutnya. kesehatan karena selama kualitas aja perawat juga sudah mencukupi dikasihnya beda. ini ga ada yang benar- yang kok. benar dialokasikan untuk kurang.kendal kesehatan a yang dihadapi Gambaran perencanaan..., Amalia Zulfah D.H.W., FKM UI, 2008 175 sekarang ada beberapa perawat yang ditugaskan di luar padahal SK-nya dia dapat di sini. Anggaran Pertanyaan 1. Sumber P1 P3 P4 P5 sumber dana Kalau dari LP sendiri, Dana untuk pengadaan Setahu saya anggaran Saya pribadi ga ditetapkan oleh dapet dari DIPA tapi obat berasal dari DIPA, dapetnya dari APBN ke tau , saya hanya Darimana dana untuk sudah P2 pengadaan departemen, dalam hal ini ga besar, tapi ga tau masalah uang ga tau Ka. Lapas kemudian ngerti obat Departemen Hukum dan ya jumlahnya berapa juga gimana itu ada dibagi HAM dalam bentuk DIPA dan yang ke pos-pos perencanaan jelas sama Bu Wiwik, DIPA tersendiri, seperti ke obatnya saja baru yang sudah diklasifikasikan kebutuhan akan obat memang pertahun tapi obat. Tapi saya ga tahu dokternya misalnya untuk gaji sekian, semakin untuk bayar ini sekian dan semakin lain-lain untuk lama dapetnya ya perbulan persis jumlahnya pesen. yang Sumber bertambah dapetnya dari bendahara berapa, tapi setau saya dana saya ga tau masing- karena jumlah napi yang megang uang yaitu untuk sekedar estimasi persis masing kegiatan. Gambaran perencanaan..., Amalia Zulfah D.H.W., FKM UI, 2008 yang masuk kan juga bendahara lapas. ya sekitar ya, Rp.1000 mungkin ada kali 176 meningkat untuk 1 orang pertahun, ya anggaran ga Berdasarkan DIPA anggep aja disini mungkin ga ada memang sedikit ya napinya sudah hampir tapi saya ga tau tapi kita fokus kan 3000 orang, coba itung berapa, saya cuma pada obat-obatan aja ada berapa kira- dapet matangnya yang paling penting kira. Yah, sekitar 1,5 – aja dalam bentuk yang paling esensial. 2 jutaan lah.. Anggaran kadang obat, DIPA ngerti tidak berapa, saya harganya mencukupi tapi kebanyakan orang mengusahakan obat bawah ga ngerti yang triwulan (Dinkes) biasanya selalu dapet dana. tapi sekarang macet. Logistik kita sebenarnya gak kaya RS, pasti anggaran ada, RS Rumah Sakit Pemerintah juga Gambaran perencanaan..., Amalia Zulfah D.H.W., FKM UI, 2008 ga 177 sama.Nah, kita bingung Depkumham yang punya pemerintah kan?nah, kita dokter disini sedangkan yang jadi masalah obat kita ga punya, ga ada istilah anggaran khusus untuk obat jadi posnya paling ya buat makanan, sandang yang ada di Binadik. Kesehatan kan ada tapi kecil, memang karena kita pembinaan disini bukan pengobatan. Pertanyaan P1 Gambaran perencanaan..., Amalia Zulfah D.H.W., FKM UI, 2008 P2 P3 P4 P6 178 2. Alur Jadi kita adakan tender pada Para prosedur rekanan untuk pengadaan menghitung perencanaan obat obat tersebut kemudian obat perawat Saya yang tidak terlalu Saya tidak tahu, coba Yang jumlah mengetahui. tanya keluar wiwik. aja sama Bu merencanakan obat disini ada setelah ditentukan PT-nya dengan jumlah pasien dokter kita merencanakan ajukan berkas ke kelengkapan yang KPN pembayarannya datang dan berdasarkan jenis langsung penyakitnya kan bisa yang obat sesuai dengan penyakit ditujukan kepada rekanan ketauan. Terus hasil yang diidap oleh perusahaan napi yang dari rekapan perbulan memproduksi yang pesanan disini, obat-obatan diajukan ke Kanwil kemudian dokter kemudian melalui Binadik yang merekomendasika dipesan datang sesuai sudah ditandatangani dengan permintaan. oleh TU, n ke perawat Kepala kemudian perawat Kepala bikin perencanaan Lapas terus TU untuk nanti dikasih ke pengiriman ke kanwil dokter dengan dikasih ke Subsi Binadik Poliklinik, Dirjen. tembusan terus Ka. terus ke keuangan lapas, selanjutnya Gambaran perencanaan..., Amalia Zulfah D.H.W., FKM UI, 2008 179 saya ga tau lagi. Pertanyaan 3. P1 engga P2 sama P5 Tingkat Ya, kesesuaian anggaran antara sebatas cukup dan untuk mencukupi masih suka anggaran anggaran tertentu memang minim karena masalah uang, karena atau dengan kurang kita tapi Untuk P3 memang obat kebutuhan Kurang sesuai pastinya, Umpamanya ya P6 saya Biasanya memang belum saya sebenarnya kurang mintanya obat ini, tapi kita lebih banyak apa?pertama, jumlah itu bicara masalah tentang saya dapatnya yang lain pengeluaran memang benar daripada sensitif saya dapatnya obat ini pemasukan kebutuhan napi terus meningkat, banget. Lapas itu kan tapi jumlahnya kurang, obatnya makanya obat anggaran semua terbatas UPT orang ya, jadi yang misal mintanya 5 tapi seringnya yang berhak jawab itu ya Ka. Cuma dikasih 3. kekurangan obat. sakit harus dikasih Lapas. Kalau menurut obat padahal saya sih alokasi untuk kunjungan banyak, kesehatan kurang. bisa cepet habis kan obatnya? Padahal harus 2-3 kali lagi mereka datang. Pertanyaan 4. Tindakan P1 Kita kan ada DIPA misalnya Kita Gambaran perencanaan..., Amalia Zulfah D.H.W., FKM UI, 2008 P2 P3 P5 P6 selalu Sebenarnya kita sudah Pada saat saya ga dapet Kita minta obat 180 yang ada dana sekian ya jadinya melakukan dilakukan segitu dalam boleh lebih dari itu. dana setahun, mengajukan ga pengadaan anggaran obat dari LP atau dari Sudin Jaktim obat tapi yang kita dapetin ga obatnya kurang, saya tiap bulan bikin secara rutin tiap sesuai menyiasati bulan yang jadi diinginkan, jadi ya kita bagaimanapun caranya butuh kekurangan prioritas untuk obat- minta obat dari Dinkes obat dapet untuk bisa berapa, obat obatan untuk atau BNN. yang harus cari keluar proposal misal obat menutupi kekurangan, pemakaian penyakit yang paling kadang kita minta obat berapa, obat yang banyak terjadi di LP. dari napi yang dijenguk diterima Lagipula keluarganya, tapi itu Selain dokter sebagai kita bisa jarang. berapa. itu kita bikin paling banyak terjadi terus kita di LP dan yang paling minta obat sendiri dari langsung mudah luar seperti dari Sudin kadang menular. TBC untuk kadang kita juga Kebanyakan dapet bantuan dari membaca apa yang Obat-obatan proposal BNN tiap 6 bulan berusaha sekali kadang dapet, perlu itu ga bayar, selain itu proposal. Untuk kita minta dari BNN pengadaan dari ambil dari bantuan tapi Puskesmas karena ini tergantung mereka mau kita juga program kasih atau engga kita langsung dari LP, gratis, ga bisa paksa harus jadi ga ada uang pemerintah Gambaran perencanaan..., Amalia Zulfah D.H.W., FKM UI, 2008 dengan itu semua Poliklinik sendiri dapetnya 181 kita beli pun mahal kasih. di Poliklinik, untuk 1 orang butuh dikasih dari obat untuk 6 bulan Binadik dalam kalau 10 orang kan bentuk obat. harus Makanya sediain obat kita untuk 60 bulan. Terus sering kerjasama karena dengan kita ambil LSM, obat-obatan yang jadi misalnya prioritas, maka yang PKBI kita bikin tidak termasuk daftar proposal misalnya perencanaan untuk ARV, yang obat YPI, seperti infus mereka buat harus beli, bisa kita opportunistik sediaan terus mereka misal buat TBC bayar atau kita kasih biasanya sih resep nanti mereka dapetnya sesuai yang tebus keluar. dengan penyakit permintaan, tapi kalau kita minta ke Sudin belum Gambaran perencanaan..., Amalia Zulfah D.H.W., FKM UI, 2008 182 tentu dapet sesuai dengan yang diminta. Metode Pertanyaan 1. Ketersediaan P2 SOP yang P3 P4 P5 P6 mencakup Untuk obat kita punya SOP yang udah ada apa Kita ga ada SOP buat Sebenarnya ga SOP kegiatan pelayanan kesehatan yang ga ya?kurang tau saya ya? Oh SOP obat, mungkin karena ada SOP-nya, iya, perencanaan ada disini diterbitkan oleh tapi kalau buat metadon metadon, tapi untuk SOP Poliklinik tingkatannya kalau obat Dirjen ada Pemasyarakatan sih ada namun untuk yang lainnya kayaknya masih kecil jadi masih SOP-nya kan mulai dari bagaimana napi pelayanan-pelayanan belum ada. Kalau buat mudah masuk, data berita acara, umum lainnya belum perencanaan anamnesa, pemeriksaan riwayat ada. Misalnya aja yang ada. di lapas umum pimpinan. kita ya menjalankan kadang-kadang tergantung kita untuk kaku dan saya mudah ada kurang tahu, tapi secara koordinirnya, tapi ga bertolak fisik, kejadian-kejadian pengobatannya, Cuma itu khusus obat termasuk kadang kebijakan juga ya kalau belakang metode dokternya ada yang jadinya udah tau perencanaan obat kok. nyimpen SOP-nya. , disesuaikan dengan kondisi yang di LP aja. Gambaran perencanaan..., Amalia Zulfah D.H.W., FKM UI, 2008 183 Pertanyaan 2. P2 P4 P6 pakai Saya ga tau tentang metode kaya gitu karena saya Sesuai dengan Metode yang Metode itu yang tau Bu . digunakan metode berdasarkan perawat ya, bukan apoteker atau orang manajemen kebutuhan dalam konsumsi ya. menentukan soal jenis sebagainya wiwik. dan jumlah obat Sepertinya P5 metode Kalau jadi saya ga ngerti yang kaya gitu, tapi yang jelas kita aja, dan saya mengutamakan obat yang paling penting untuk konsumsi tanya ada. obatnya. langsung aja sama PJ Sesuai dengan obatnya. yang dibutuhkan dan obat apa yang habis. Pertanyaan Gambaran perencanaan..., Amalia Zulfah D.H.W., FKM UI, 2008 P2 P5 184 3. Cara Itu, biasanya yang ngitung perawat-perawat yang Ya dengan itu, dengan turus-turus itu, misalnya CTM 2 x 1, Amox 2 bertugas di kamar obat. x 1 terus nanti dihitung obat-obat tersebut selama sebulan habis perhitungan berapa. rata-rata pemakaian obat 4. Berapa kali 2 kali berdasarkan DIPA, tapi itu ga pasti semakin Biasanya bisa sampai 6 kali saya minta ke dokter, tapi ga sampai 6 dalam setahun banyak yang berobat, jadi semakin banyak obat yang kali saya dapet obat dalam setahun. Ya itu juga tergantung dananya dilakukan dibutuhin, jadi pengadaan bisa 3 kali juga. yang di depan kan? perencanaan obat. 5. Bentuk Ya, kita pakai yang kaya di puskesmas aja, ada Kita pakai seperti yang ada di Puskesmas, kita kan dapet standar pelaporan laporan pemakaian obat bentuknya kaya LPLPO pencatatan obat seperti puskesmas, dapetnya dari Sudin Jakarta pemakaian gitu. Timur tapi nanti kita kasih ke atasan kita. obat. Sarana Gambaran perencanaan..., Amalia Zulfah D.H.W., FKM UI, 2008 185 No Pertanyaan P2 P3 P4 1. Ketersediaan Sarana dan prasarana yang Kayaknya dan menunjang kecukupan obat sih cukup, kan hanya perencanaan sarana sederhana aja kan. Seperti obat cukup aja, kalau penunjang buku stok dan lain-lain. P5 sih Mengenai sarana dan Untuk perencanaan obat Standar aja yah, udah buat prasarana secara umum sih perencanaan kalo P6 sarananya cukup cukup lumayan. kita sih sudah berusaha memadai kok, kan hanya Peralatannya tapi kalo yang dengan udah dibandingkan buku stok, pengeluaran, masing-masing RS mungkin pemesanan obat ada dan yang buat Poli Gigi, Poliklinik masih jauh tapi klaau komputer sama printer ada yang buat Poli perencanaan di obat yang masih dengan LP-LP yang lain aja buat ngetik-ngetik. Umum, ada yang buat kurang ruang kita jauh lebih baik. Ruang Obat. rawat inapnya, sudah tidak layak huni lagi, udah melebihi kapasitas. 2. Sarana dan Sarana penunjang Sarana yang Kita sepertinya perlu Masih seperti kita butuhkan Mini Lab tapi terbentur contohnya kurang sih, Buat laboratorium prasarana operasional yang laboratorium, terus kamar adalah oleh SDM. Dulu pernah sama rontgen kita ga ada. ada SDM-nya, yah diharapkan rawat inap kan kurang. Itu laboratorium, diadakan peralatan lab- Peralatan itu kan penting, untuk sementara ini semua bisa berakibat tidak memang pernah nya kalau ga salah oleh untuk Gambaran perencanaan..., Amalia Zulfah D.H.W., FKM UI, 2008 laboratorium belum cukup, kita ga menegakkan masih bisa diakalin 186 langsung pada stok obat ingin diadakan BNN, tapi karena ga diagnosa dari dokter jadi sih kita pake Lab lho. Cuma yang penting tapi ada ada ga diingat belum tentu semua analisnya. ditarik LP memiliki persediaan Padahal yang lengkap begitu juga cukup dengan sarana SDM-nya, lab peralatannya. penting dan apalagi untuk jadi ketauan jelas apa Paramita, kita undang lagi penyakitnya jadi ga salah mereka kasih obat juga. mereka kesini ambil , urin atau darahnya terus kita bayar. prasarana. LP di jakarta menegakkan aja, sarana dan prasarana diagnosa. masih ada yang kurang. Kita bilang LP kita ini LP percontohan, tapi kenyataanya masih kurang, masih banyak yang belum memadai. Struktur Organisasi Gambaran perencanaan..., Amalia Zulfah D.H.W., FKM UI, 2008 187 No Pertanyaan P2 P4 1. Pengaruh Organisasi ya? Birokrasi kalau di Struktur organisasi sebenarnya Pengaruh struktur Poliklinik si ga berbelit-belit, kalau dibuat untuk P5 dan Poliklinik misalnya ingin melakukan rujukan ga pimpinan Kalau disini birokrasi mempermudah lumayan organisasi LP di LP ya memang itu prosedurnya kegiatan kan?tapi kenyataannya juga semakin mudah P6 berpengaruh ga terhadap terlalu berbelit- kinerja belit kita selalu saling juga. disini, kalau pimpinan kerjasama, kita di LP terhadap napi di RS, berarti harus minta Misalnya Poliklinik lagi butuh yang dulu sih enak memang sudah ada perencanaan persetujuan dari Ka.Lapas, kalau obat atau perlu perizinan untuk banget kita udah akrab, bidangnya obat beliau ga ada yang ditunggu sampai merujuk napi ke RS tapi susah tapi kalau yang sekarang masing dan berjalan masing- ada. Mungkin ini terkait juga dan jadi masalah kalau ga ada mungkin karena masih dengan baik. Di LP dengan status napi itu sendiri sih. Ka. Lapas, persiapan, selain itu pengawasan perlu baru jadi belum terlalu sendiri dan kenal lainnya padahal ini sifatnya cyto. sifatnya Suwono gimana. ga ada Pak hambatan karena ada prosedur dan peraturan sejauh ini berjalan lancar, kita saling bantu aja. Pertanyaan 2. Pengawasan P1 P2 P5 Pengawasan ya jelas ada, tapi kita Kalau secara struktur organisasi Pengawasan dan pelaporan ga tau jelasnya bagaimana kalau di yang ngawasin Poliklinik ya langsung Gambaran perencanaan..., Amalia Zulfah D.H.W., FKM UI, 2008 P6 dilakukan Biasanya ada, kalau oleh Pak dari LP yang 188 terkait Poliklinik, jadi tanya aja sama Pak Binadik, pengelolaan Suwono di Binadik, atau tanya aja operasional obat di sama PJ. Polikliniknya. poliklinik. tapi kalo untuk Suwono sebagai Kepala ngawasin Binadik, kegiatan Poliklinik Bimkemaswat, pokoknya Kepegawaian, Kanwil keseluruhan ya drg. Wiwik sama segala apa yang terjadi di atau Ibu Retno. Poliklinik harus Pak Suwono. dari Dirjen. lapor Bentuk pengawsannya macem-macem tapi biasanya dilihat dari absen. Data No Pertanyaan P1 P2 P5 P6 . 1. Data dan Kalau secara umum yang buat Data kunjungan pasien, jenis Data stok obat, kunjungan Berapa jumlah pasien informasi yang dimasukin di RKAKL seperti penyakit, kebutuhan obatnya, pasien, jenis penyakit dalam sebulan, diperlukan informasi jumlah napi terus data- jumlah stok obatnya ada semua pasien, itu yang biasanya jumlah dalam data penunjang seperti surat-surat di laporan bulanan. Itu nanti diperluin. diterima, dan jumlah perencanaan tagihan, nota, data bangunan dan langsung obat obat. lain-lain, kalau yang di Poliklinik Koordinator Poliklinik langsung Gambaran perencanaan..., Amalia Zulfah D.H.W., FKM UI, 2008 diserahkan oleh obat yang yang dikonsumsi. 189 kurang ngerti. 2. Sumber dan ke Kepala LP. data Yaa, kurang lebih sama aja, Laporan bulanan aja udah ada informasi paling dari laporan bulanan. yang diperlukan kok. Biasanya data itu kita Bisa dilihat dari dapet dari pencatatan obat laporan bulanan. yang diperlukan secara harian yang dalam dikumpulkan setiap bulan. perencanaan obat. Kebijakan No Pertanyaan 1. Pengaruh kebijakan P1 P5 P6 Kebijakan yang berpengaruh? Kebijakan yang di LP pada Pengaruh LP Saya gak begitu tau kayaknya umumnya terhadap tanya aja sama Bu Yuli. sebagian udah ada bagus yang kebijakan P7 LP Sekarang sih ga ada ya, terhadap persediaan obat masalah, dulu awalsaling secara langsung sih ga ada. awalnya memang ada persediaan obat mendukung misalnya setiap napi karena secara langsung yang ingin berobat harus lapor komunikasi sih ga ada dan ngebon dulu dengan penjaga sekarang baru boleh ke poliklinik, jadinya teratasi. Gambaran perencanaan..., Amalia Zulfah D.H.W., FKM UI, 2008 kurang tapi sudah 190 kan yang dateng ke Poliklinik yang memang beneran sakit aja. Terus buat kebijakan PRTM dari kan Depkes itu kita cukup kebantu juga. Pertanyaan 2. Ketersediaan Standar P5 P6 Kita ga punya standar terapi atau formularium, itu semua Kita pakai aja yang ada dari standar puskesmas yang terapi tergantung yang dikasih dokter ke napi-nya. dikasih dari Sudin. dan Formularium di Poliklinik PROSES No 1. Pertanyaan P2 P3 P4 P5 P6 Dasar Kita hitung berdasarkan jumlah Sesuai dengan apa Perencanaan perencanaan napi yang ada disini nanti yang dibutuhkan oleh berdasarkan obat kemudian dihitung berdasarkan poliklinik, karena kita dan jenis obat yang mbak..perencanaan penyakit napi kemari berapa yang jumlah konsumsi datang kan sudah ada standar habis. Obat habis kan obat jumlahnya, jika sakit ini minum karena Gambaran perencanaan..., Amalia Zulfah D.H.W., FKM UI, 2008 obat Kayaknya berdasarkan Seperti deh umumnya aja deh, dilakukan misalkan pemakaian berdasarkan jumlah dan jumlah yang 191 kebanyakan dari mereka obat ini dan juga akibat penyakit yang jenis obat yang paling dateng menderita penyakit kulit, gatel- memperhitungkan gatel tapi yang simptomnya aja diobatin jumlah bukan tersedia. dana diderita yang disini. oleh napi banyak dikonsumsi berapa, terus napi atau yang paling kita cek obat cepat habis di lemari yang habis penyebabnya padahal yang jadi obat, lagian kan bisa apa aja. penyebabnya ada di dalam sana, dilihat para napi yang jadi sulit sehingga tetap terus- dateng penyakitnya apa terusan jadi tentu aja obatnya sakit Kesimpulannya, kulit. berdasarkan tertentu yang habis kebutuhan obatnya, berdasarkan misalnya jenis pasti salep yang paling penyakitnya, kunjungannya berapa jumlahnya sakit gatel banyak habis. kan kita bisa rata-rata bentuk sediaan. Kita prioritas pake yang generik, yang paten biasanya dari BNN tapi ada juga sih beli yang paten tapi ga banyak. Gambaran perencanaan..., Amalia Zulfah D.H.W., FKM UI, 2008 192 Pertanyaan 2. Kriteria yang P2 obat Yah sesuai dengan kebutuhan, kita usahain beli obat Kami disini yang penting obat tersedia, jumlahnya banyak dan harus generik supaya budget yang ada bisa kita maksimalin. murah, jadi ngapain beli obat paten kalau generik aja bisa dipenuhi dalam sembuh, jadi saya maunya beli yang generik aja tapi ada juga pemilihan obat. kita beli obat paten kalau yang generiknya susah didapat. Pertanyaan 3. P3 P5 P6 Lama rata-rata Itu ga bisa dipatok ya, kemarin aja saya sebulan ga dapet Lead time-nya biasanya 1-2 bulan, jadi kita minta sebelum waktu tunggu obat. Terus bantuan dari Sudin dan BNN juga ga bisa habis, kan kasihan juga mereka kalau obat-nya habis dipatok juga, itu tergantung dari sananya. OUTPUT No 1. Pertanyaan P2 P3 P5 Kejadian stok Stok kosong sering terjadi, kalau untuk rata-rata Stok kosong biasanya terjadi pada Stok kosong sering banget kosong dan sebulan, 2 bulan, 3 bulan. Kita kadang ditransfer oleh obat-obat seperti salep untuk terjadi, terutama untuk obat- penyebab BNN mungkin 2 bulan sekali. Tapi itu kan tergantung penyakit kulit, karena banyak napi obatan buat penyakit yang terjadinya anggaran masih ada atau engga, kalau kita punya yang dateng dengan gejala seperti mayoritas dialami oleh napi stok kosong plan tapi duitnya belum ada ya percuma, karena kita itu, jadi salep gampang habis disini, seperti penyakit kulit. dapat bantuan dari DIPA tapi tidak alokasi buat obat, sebelum ada pengadaan obat lagi. Gambaran perencanaan..., Amalia Zulfah D.H.W., FKM UI, 2008 193 tapi buat makanan, baju, listrik. Sebenarnya penyebabnya saya ga tau pasti, kita selalu berusaha. Kalo dibilangin DIPA buat anggaran kesehatan ga ada tapi kita menjalin networking dengan puskesmas kecamatan dan Dinkes Jakarta Timur, kebutuhan yang dituliskan di form berapa kemudian dilaporkan ke Kanwil. Pertanyaan 2. P3 P5 P6 Kejadian over Obat yang paling banyak stoknya biasanya obat yang Over stock terjadi pada obat yang Over stock biasanya pada stock dan dikasih dari BNN atau Dinkes, seperti obat jarang dipake, jarang habis kayak obat-obat penenang seperti penyebab psikotropik. Mungkin karena kita LP narkotika jadi analgesik yang buat orang sakau, Diazepam, terjadinya dikira butuh banyak obat kaya gitu. over stock obat kolesterol, diabetes, jantung. banyak Memang ada sih napi yang pake, karena tapi jarang. dapet banget dipikir kiriman mungkin kita LP narkotika jadi butuh banyak Diazepam, padahal disini ga terlalu butuh-butuh amat. Gambaran perencanaan..., Amalia Zulfah D.H.W., FKM UI, 2008 194 3. Penyebab Permintaan cyto ga ada , paling untuk obat yang Permintaan cyto ga pernah sih, tapi Tidak pernah terjadi terjadinya emang ga ada sama kita terus oleh keluarganya yang dulu pas tahun 2005 waktu ada permintaan cyto, kalau permintaan nebus. wabah diare pernah terjadi, jadi saya misalnya kita memang ga minta punya obat kan bisa kasih cyto. Ka.lapas langsung dan uangnya uangnya dari memang langsung dari Ka. Lapas sendiri. resep nanti minta keluarganya yang beli di luar. Gambaran perencanaan..., Amalia Zulfah D.H.W., FKM UI, 2008 195 196 CHECK LIST/ DAFTAR TILIK PERENCANAAN PERBEKALAN OBAT DI POLIKLINIK LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A NARKOTIKA JAKARTA No. Kegiatan Ya Tidak Keterangan Data 1. Terdapat buku agenda penerimaan dan √ Disesuaikan pengeluaran obat/LPLPO dengan standar yang ada di puskesmas √ 2. Terdapat Kartu stok obat 3. Terdapat catatan harian penggunaan obat √ 4. Terdapat data jumlah kunjungan pasien √ 5. Terdapat data jenis penyakit √ 6. Mempunyai standar/ pedoman pengobatan √ 7. Mempunyai formularium √ 8. Membuat berita acara obat kadaluarsa/rusak √ 9. Terdapat data alokasi dana/ anggaran √ 10. Terdapat data obat stok kosong √ 11. Tersedia catatan pemusnahan, mutasi obat √ terdiri dari tanggal, waktu, saksi dan cara pemusnahan. 12. √ Terdapat kebijakan dari LP khusus untuk yankes dan obat di poliklinik. Metode 1. Terdapat petugas yang bertanggung jawab √ untuk melakukan penerimaan obat. 2. Petugas memeriksa kemasan pada waktu penerimaan Gambaran perencanaan..., Amalia Zulfah D.H.W., FKM UI, 2008 √ 197 3. Petugas penerima membuat catatan √ penerimaan sesuai dengan form yang tersedia. 4. Petugas memeriksa kesesuaian antara √ obat/alkes yang diterima dengan item obat yang dikirim yang tercatat pada LPLPO 5. Petugas penerima mencatat dokumen √ penyerahan barang dalam buku penerimaan barang. 6. Petugas memeriksa item obat yang √ seharusnya disimpan dalam lemari pendingin 7. Petugas memeriksa masa kadaluarsa obat √ yang diterima. 8.. √ Petugas membuat Berita Acara penyerahan obat yang rusak atau kadaluarsa. 9.. Petugas menyimpan obat yang kadaluarsa √ atau rusak secara terpisah 10. Petugas melakukan perhitungan harian obat √ Dibuat yang dipakai. dengan menggunakan turus obat yang dipakai 11 Petugas melakukan perhitungan rata-rata √ Merupakan penggunaan obat dan alkes habis pakai akumulasi perbulan dari perhitungan obat harian 12. √ Petugas memperhitungkan lead time dalam perencanaan obat 13. √ Petugas memperhitungkan stok cadangan dalam perencanaan obat 14. Petugas menghitung stok kosong obat 15. Petugas menghitung stok yang berlebih Gambaran perencanaan..., Amalia Zulfah D.H.W., FKM UI, 2008 √ √ 198 16. √ Stok optimum dihitung untuk masing-masing item obat 17. √ Stok optimum dicatat pada masing-masing kartu stok obat Tidak memiliki kartu stok obat 18. Petugas membuat permohonan tertulis waktu √ melaksanakan pemesanan (LPLPO) 19. Petugas menulis informasi pada permintaan √ obat dengan jelas. Sarana 1. Tersedia meja dan kursi administrasi yang √ memadai 2. Tersedia komputer dan printer √ 3. Tersedia alat komunikasi (Telepon/ Faximile) √ 4. Tersedia Alat Tulis Kantor (ATK) yang √ cukup 5. Tersedia rak dan lemari penyimpanan arsip. 6. Tersedia ruangan khusus untuk penyimpanan √ obat . √ 7. Tersedia rak/lemari penyimpanan obat. √ 8. Tersedia ventilasi, sirkulasi udara dan √ penerangan yang memadai. 9. √ Kunci ruangan penyimpanan hanya dipegang oleh petugas obat dan Kepala Poliklinik. Kunci ruangan di pegang oleh petugas piket. 10. Gudang obat terpisah dari ruang pelayanan . 11 Atap gudang dalam keadaan baik dan tidak Gambaran perencanaan..., Amalia Zulfah D.H.W., FKM UI, 2008 √ √ 199 ada yang bocor. 12. Jendela mempunyai teralis dan dipasangi √ gorden. 13. √ Tersedia ketentuan dilarang masuk ke tempat penyimpanana selain petugas. 14. Tersedia ruang yang cukup untuk bergerak di √ Masih bisa dalam ruangan penyimpanan. bergerak tapi kurang leluasa 15. √ Pengelompokkan obat dilakukan menurut alfabetis dan bentuk sediaan. 16 Lemari pendingin/ kulkas ada dalam kondisi √ Terdapat dua baik. Obat yang membutuhkan suhu dingin buah lemari disimpan dalam kulkas. es, yang satu kondisi baik, yang satulagi kondisinya rusak. 17. √ Obat dikelompokkan dalam jumlah yang mudah dihitung. 18. Obat kadaluarsa dipisahkan dari obat yang √ belum kadaluarsa 19. Penyimpanan obat kadaluarsa terpisah/tidak √ dalam satu lemari Sumber acuan : Departemen Kesehatan RI. 1990. Pedoman Perencanaan dan Pengelolaan Obat. Dirjen POM, Jakarta. Departemen Kesehatan RI. 2002. Daftar Tilik Jaminan Mutu (Quality Assurance) Pelayanan Kefarmasian di Pelayanan Kesehatan Dasar. Dirjen Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Jakarta . Gambaran perencanaan..., Amalia Zulfah D.H.W., FKM UI, 2008