DUKUNGAN KELUARGA DAN KUALITAS HIDUP ORANG

advertisement
DUKUNGAN KELUARGA DAN KUALITAS HIDUP ORANG DENGAN HIV/AIDS
Family Support and Quality of Life for People with HIV/AIDS in
Lantera Minangkabau Support
Dwi Novrianda1*, Yonrizal Nurdin2, Gusnita Ananda3
1,2
3
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
Program Studi S-1 Ilmu keperawatan Fakultas keperawatan Universitas Andalas
Jl. Limau Manis, Kecamatan Pauh, Sumatera Barat 25163, Indonesia.
*Alamat korespondensi: [email protected]
ABSTRAK
Permasalahan yang timbul akibat HIV/AIDS sangat kompleks, diantaranya masalah fisik,
psikologis, sosial dan spiritual yang mempengaruhi kualitas hidup. Ini dapat mempengaruhi kualitas
hidup orang dengan HIV/AIDS (ODHA) sehingga memerlukan dukungan keluarga. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pada
ODHA. Jenis penelitian deskriftif analitik dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian
dilakukan di Lantera Minangkabau Support Padang selama 18 hari dari tanggal 23 Desember 2014 – 09
Januari 2015. Besar sampel 106 orang yang diambil secara accidental sampling. Hasil penelitian
menunjukkan sebanyak 63 orang (59,4%) responden mendapatkan dukungan yang baik dari keluarga
dan 61 orang (57,5%) responden memiliki kualitas hidup yang baik. Uji chi-square menunjukkan
terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup ODHA (p=0,000). Maka
disimpulkan jika dukungan keluarga baik, kualitas hidup ODHA juga baik. Oleh karena itu perlu
melibatkan keluarga dalam pertemuan-pertemuan untuk memotivasi.
Kata Kunci: dukungan keluarga, kualitas hidup, orang dengan HIV/AIDS
ABSTRACT
Problem that raised as a result of HIV/AIDS is very complex, including physical problems,
psychological, social and spiritual. It will affect quality of life for people with HIV/AIDS so they need
family support to improve its. The purpose of this study was to determine the relationship of family
support with quality of life for people with HIV/AIDS. The design was a descriptive analytic with cross
sectional approach. It was conducted in Lantera Minangkabau Support Padang for 18 days from
December 23th 2014 until January 9th 2015. Sample size was 106 and taken by accidental sampling. It
showed that as many as 63 people (59,4%) of respondents got a good family support and 61 people
(57.5%) of respondents had a good quality of life. Statistical test using chi-square showed there was
relationship between family support of the quality of life of people with HIV/AIDS (p= 0.000). It was
concluded that a better family support will improve the quality of life for people with HIV / AIDS.
Therefore, it needs to involve families in meetings to motivate people with HIV/AIDS.
Keywords: family support, quality of life, people with HIV/AIDS
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No.1, Maret 2015
10
2007). Pemahaman
PENDAHULUAN
Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun
masyarakat
yang
terhadap
berkembang
ODHA
di
membuat
2008-2011 melaporkan terdapat 2 juta kematian
masyarakat cenderung bersikap mengucilkan
terkait AIDS. Hingga bulan Desember 2008
ODHA. Kondisi ini akan membuat ODHA
tercatat 33,4 juta ODHA tersebar di seluruh
semakin menutup
dunia, termasuk 2,7 juta kasus orang yang baru
sosialnya sehingga semakin
tertular HIV. Jumlah ini terus bertambah dengan
kondisi ODHA.
kecepatan 15.000 kasus baru per hari, dengan
Stigma
dirinya
tersebut
dari
kehidupan
memperburuk
menyebabkan
ODHA
estimasi 5 juta pasien baru terinfeksi HIV setiap
sering merasakan feeling blue (kesepian, putus
tahunnya di seluruh dunia. Oleh karena itu
asa,
penyakit ini telah menjadi penyakit mematikan
dikatakan bahwa kualitas hidup ODHA dari segi
teratas di antara penyakit infeksi lainnya dan
psikologis kurang baik. Berbagai masalah
menduduki ranking keempat penyebab kematian
psikologis ini dapat mempengaruhi kemampuan
di dunia (Kementrian Kesehatan, 2013).
ODHA untuk berpartisipasi secara penuh dalam
cemas
dan
depresi)
sehingga
dapat
Sumatera Barat pada tahun 2013 terjadi
pengobatan dan perawatan dirinya, sehingga
peningkatan kasus HIV di mana laki-laki yang
berdampak terhadap kualitas hidup ODHA
terinfeksi HIV sebanyak 61% dan perempuan
(Hardiansyah, 2011).
39%. Data yang didapat dari Dinas Kesehatan
Kualitas hidup dianggap sebagai suatu
Kota Padang jumlah penderita AIDS di Kota
persepsi subjektif multidimensi yang dibentuk
Padang dari tahun 2008 sampai 2014 sebanyak
oleh individu terhadap fisik, emosional, dan
355 orang. Data terakhir menunjukkan angka
kemampuan
kematian akibat HIV/AIDS dari 2008 sampai
kognitif (kepuasan) dan komponen emosional
2014 sebanyak 38 orang.
atau kebahagiaan. Penyakit HIV/AIDS adalah
Berbagai reaksi muncul ketika seseorang
didiagnosa
menderita
perasaan
takut,
HIV/AIDS
menyesal,
sosial
termasuk
kemampuan
penyakit yang dapat mempengaruhi kualitas
seperti
hidup pasien. Sesuai dengan hasil penelitian
mencoba
yang dilakukan oleh Nojomi dkk (2008)
menyangkal, depresi, bingung serta tidak tahu
didapatkan bahwa mayoritas pada penderita
yang harus dilakukan. Mengidap
HIV/AIDS baik simptomatik maupun yang
masih
dianggap
aib,
HIV/AIDS
sehingga
dapat
nonsomptomatik memiliki nilai kualitas hidup
menyebabkan tekanan psikologis terutama
yang rendah. Hasil penelitian Hardiansyah
pada penderitanya maupun pada keluarga dan
(2011) diketahui gambaran kualitas hidup
lingkungan di sekeliling penderita (Nursalam,
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No.1, Maret 2015
11
ODHA di Kota Makassar adalah buruk 11 orang
ditelantarkan bahkan diisolasi dari lingkungan
(52,4%).
(Purnama & Haryanti, 2006).
Penelitian
Hardiansyah
(2011)
Hasil
penelitian
Nuraeni
merekomendasikan agar dapat meningkatkan
menunjukkan
kualitas hidup ODHA maka keluarga harus
HIV/AIDS mengungkapkan, kebutuhan utama
mampu memberikan rasa aman pada ODHA
ODHA adalah orang-orang terdekat seperti
yang berada di lingkungan tempat tinggalnya.
keluarga. Keluarga yang mampu menerima
Hal
tidak
kondisi ODHA, terus mendampingi pada masa
menghindari, mengasingkan serta tidak menolak
sulit, mengantar berobat ke dokter, membantu
keberadaannya.
mencari
ini
dapat
dilakukan
Selain
dengan
itu
memberikan
bahwa
(2011)
dan
seorang
memberi
konselor
informasi
tentang
dukungan kepada ODHA dapat juga berupa
penyakit HIV/AIDS, dapat membuat ODHA
pemberian informasi, bantuan tingkah laku
merasa dihargai dan hidupnya menjadi lebih
ataupun
berarti. Tiga belas dari 20 ODHA yang diteliti,
materi
sehingga
ODHA
merasa
diperhatikan, bernilai dan dicintai
(65%)
Faktor yang mempengaruhi kualitas hidup
memiliki
dukungan
keluarga
yang
rendah.
ODHA antara lain: persepsi kesehatan, emosi,
Hasil penelitian Kamath dan Mohanna
energi/kelelahan, tidur, fungsi kognitif, kegiatan
(2009) menunjukkan bahwa dukungan keluarga
fisik dan kegiatan harian, teknik mengatasi
dapat memberikan dampak positif terhadap
masalah, masa depan, gejala, pengobatan dan
penurunan gangguan jiwa pada ODHA seperti
dukungan sosial. Dukungan sosial diperoleh
kecemasan, stress, depresi dan rasa kesendirian.
dari dukungan keluarga, dukungan teman
Penelitian
sebaya, dan dukungan masyarakat (Carter,
Oluwagbemiga
2012).
pasien dengan HIV positif yang
Salah satu hal yang perlu diperhatikan pada
ODHA
adalah
dukungan
yang
juga
(2007)
keluarga
dilakukan
menyatakan
oleh
bahwa
mendapat
akan mengalami gejala
dukungan keluarga. Masih
depresi yang lebih ringan. Hasil penelitian dari
banyak ditemui penderita ODHA yang kurang
Cichocki (2009) terhadap pasien HIV/AIDS
mendapatkan dukungan dari keluarga. Hal ini
yang menjalani perawatan di rumah sakit
disebabkan oleh karena tingginya stigma yang
menemukan bahwa 40% dari pasien HIV/AIDS
terkait dengan penyakit HIV/ AIDS sehingga
tersebut mengalami depresi.
anggota keluarga yang menderita penyakit ini
Berdasarkan penjelasan di atas diketahui
sering dianggap telah melanggar norma-norma
bahwa dukungan keluarga sangat penting bagi
dalam keluarga dan memalukan keluarga. Pada
ODHA. Hal tersebut didukung dari hasil
akhirnya
penelitian
mereka
sering
dikucilkan,
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No.1, Maret 2015
Diatmi
(2014)
yang
12
merekomendasikan agar penelitian selanjutnya
Instrumen
dapat mengkhususkan sumber dari dukungan
kuesioner
sosial
responden,
yang
diperoleh
ODHA,
misalnya
dukungan sosial yang diperoleh dari keluarga.
Berdasarkan
kuesioner
berupa
karakteristik
kuesioner kualitas hidup, dan
kuesioner dukungan keluarga pada ODHA
dimodifikasi dari Kusuma (2011). Setelah itu
dilakukan penulis, jumlah ODHA di Yayasan
data dianalisis menggunakan uji Chi-Square
Lantera Minangkabau sebanyak 188 orang.
dengan p value ≤ 0,05.
Salah satu koordinator lapangan di Yayasan
HASIL
Minangkabau
pendahuluan
yaitu
digunakan
yang
Lantera
studi
yang
mengatakan
bahwa
Hasil
dari
penelitian
ini
meliputi
Lantera Minangkabau melakukan pertemuan
karakteristik responden, dukungan keluarga, dan
rutin dengan ODHA 3 kali dalam sebulan. Pada
kualitas hidup ODHA. Hasil penelitian dapat
setiap
dilihat pada tabel 1, 2 dan 3 berikut:
pertemuan
membahas
materi
yang
berbeda dan bertujuan untuk memberikan
Tabel 1: Karakteristik responden
pengetahuan, dukungan dan motivasi pada
Kategori
ODHA yang mendapatkan pendampingan dari
Rmj akhir (17-25 th)
Dws awal (26-35 th)
Dws akhir (36-45 th)
Lansia akhir (56-65 th)
Laki-laki
Perempuan
SD
SMP/Sederajat
SMA/Sederajat
Perguruan Tinggi
PNS
Wiraswasta
Petani
Buruh/karyawan
Pedagang
Lainnya
Tidak bekerja
Lantera Minangkabau baik itu ODHA yang baru
terinfeksi ataupun yang sudah lama.
Lebih lanjut diperoleh data sekitar 23%
dari 188 orang ODHA tidak tinggal bersama
keluarganya lagi melainkan tinggal sendiri.
Maka dengan demikian perlu diketahuinya
bagaimana kaitan dukungan keluarga dan
kualitas hidup ODHA di Lantera Minangkabau.
METODE
Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik
dengan pendekatan
cross sectional study.
Jumlah sampel sebanyak 106 ODHA di Lantera
dengan kriteria inklusi ODHA yang mempunyai
keluarga dan tinggal dengan keluarga. ODHA
mengalami
memakai
narkoba
gangguan
tidak
kejiwaan
diikutkan
(%)
9,5
49
39,6
1,9
77.4
22.6
0
3.8
83
13.2
1.9
62.3
3.8
1.9
5.7
15.1
9.4
Tabel 2: Dukungan Keluarga dan kualitas hidup
Minangkabau Support Padang Tahun 2014
yang
Frek
(f)
10
52
42
2
42
24
0
4
88
14
2
66
4
2
6
16
10
dan
dalam
penelitian ini.
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No.1, Maret 2015
Dukungan
keluarga
Kurang baik
Baik
Kualitas
hidup
Kurang baik
Baik
F
%
43
63
40,6
59,4
45
61
42,5
57,5
13
Tabel 2 menunjukkan hasil bahwa sebagian
besar
(59,4%)
responden
mendapatkan
dukungan yang baik dari keluarga. Lebih lanjut
orang (61,9%), sedangkan
kualitas hidup yang kurang baik sebanyak 16
orang (38,1%).
57,5% responden memiliki kualitas hidup yang
baik.
yang memiliki
Berdasarkan
jawaban
responden
dari
pernyataan yang disebar melalui kuesioner,
sebagian besar (45,3%) responden menjawab
Tabel 3: Hubungan dukungan keluarga dan
kualitas hidup ODHA
sering merasa puas terhadap istirahat tidurnya,
55 orang (51,9%) menjawab sering merasa puas
Dukungan
keluarga
Kurang
baik
Baik
Kualitas hidup
Kurang Baik
baik
38 (88,4 5
%)
(11,6%)
7 (11,1
56 (88,9
%)
%)
p
Value
dengan
tenaga
yang
dimilikinya
untuk
beraktifitas, sebagian besar (45,3%) responden
0,000
selalu
merasa
responden
dirinya
menjawab
berharga,
sering
merasa
51,9%
puas
terhadap dukungan dan pelayanan kesehatan
Pada tabel 3 dapat dilihat responden yang
yang
diterima,
namun
20,7%
responden
baik
mengatakan sering merasa terganggu dengan
memperlihatkan hampir seluruhnya (88,9%)
kondisi sakit yang menghambat aktifitas sehari-
kualitas hidup ODHA baik dan sebagian kecil
hari.
memiliki
dukungan
keluarga
(11,1 %) kualitas hidupnya kurang baik.
ODHA yang memiliki kualitas hidup
Kemudian dukungan keluarga yang kurang baik
kurang baik ditemukan pada 45 orang (42,5%)
menghasilkan sekitar 88,4% kualitas hidup
responden. Enam belas orang (15,1%) ODHA
ODHA
chi-square
selalu merasa terganggu dengan kondisi sakit
menunjukkan ada hubungan antara dukungan
yang menghambat aktifitas sehari-harinya. Lima
keluarga dengan kualitas hidup responden
puluh orang (47,2%) ODHA sering merasa
secara signifikan (p= 0,000).
orang-orang di sekitarnya tidak menyukainya
PEMBAHASAN
dan menghindar darinya. Hal ini sesuai dengan
1. Kualitas Hidup
hasil penelitian Nojomi (2008) yaitu 80 orang
kurang
baik.
Uji
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih
(73%)
ODHA
dalam
penelitian
(57,5%)
mempersepsikan kualitas hidup yang kurang
mempunyai kualitas hidup yang baik. Hasil
baik. Hasil penelitian yang sama juga ditemukan
penelitian ini sama dengan hasil penelitian
oleh Kusuma (2011) yaitu 58 orang (63%)
Rahmayuni (2014) bahwa mayoritas responden
memiliki kualitas hidup yang kurang baik.
dari
separoh
yaitu
61
ODHA
memiliki kualitas hidup baik yaitu sejumlah 26
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No.1, Maret 2015
14
Kualitas
hidup
ini
merupakan
faktor
jika
keluarga
sering
menunjukkan
penting yang perlu diperhatikan untuk kesehatan
kepeduliannya terhadap
mental maupun fisik ODHA yang dapat
(55,7%) menjawab keluarga sering berperan
memberikan
terhadap kepuasan
aktif dalam setiap pengobatan dan perawatan
dan kebahagiaan dari individu itu sendiri serta
sakitnya, sebagian besar (60,4%) responden
memberikan manfaat kepada keluarga dan
menjawab keluarga selalu berusaha untuk
masyarakat (Mardhiati, 2011).
mencarikan kekurangan sarana dan peralatan
kontribusi
ODHA, 59 orang
Peningkatan kualitas hidup ODHA sangat
perawatan yang diperlukan, 65,1% responden
penting untuk ditingkatkan. Terdapat lima pilar
menjawab keluarga tidak pernah melarang
yang
ODHA untuk terlibat dalam kegiatan sosial di
perlu
dimiliki
oleh
ODHA
dalam
meningkatkan kualitas hidupnya. Lima pilar
kampungnya.
tersebut adalah memiliki kepercayaan diri,
memiliki
pengetahuan
tentang
HIV/AIDS,
Empat puluh enam orang (43,4%) ODHA
menunjukkan
bahwa
dukungan
(keluarga maupun teman sebaya), pengobatan
Berdasarkan jawaban responden masih banyak
dan perawatan, tidak menularkan virus ke orang
yang menjawab tidak pernah atau jarang
lain dan melakukan kegiatan positif (Mardhiati,
diperhatikan
2011).
pengobatan. Hal ini sesuai dengan hasil
2. Dukungan Keluarga
penelitian Kusuma (2011) yaitu 51 orang
penelitian
dibantu
kurang
keluarga
baik.
dalam
bahwa
(55,4%) memiliki dukungan keluarga yang
59,4% ODHA mempunyai dukungan keluarga
kurang baik. Hasil penelitian yang sama juga
yang baik. Responden banyak yang menjawab
ditemukan oleh Nirmal (2008) yaitu 63 orang
selalu
(58 %) memiliki dukungan keluarga yang
mendapatkan
menunjukkan
dan
yang
memiliki
memiliki akses ketersediaan layanan dukungan
Hasil
keluarga
mereka
pendampingan
dari
keluarga dalam pengobatan penyakitnya. Hasil
kurang baik.
penelitian ini sama dengan hasil penelitian
Adanya
responden
dukungan
memiliki dukungan keluarga yang baik yaitu
dipengaruhi oleh kurangnya pemahaman atau
sejumlah 13 orang (65,0 %), sedangkan yang
pengetahuan
memiliki dukungan keluarga yang kurang baik
HIV/AIDS. Selain itu hal ini juga dipengaruhi
sebanyak 7 orang (35,0 %).
oleh stigma di sekitar lingkungan tempat tinggal
jawaban
responden
dari
keluarga
yang
mendapatkan
Nuraeni (2011) bahwa mayoritas responden
Berdasarkan
keluarga
yang
kurang
tentang
baik
penyakit
mereka. Karena ketakutan terhadap reaksi
pernyataan yang disebar melalui kuesioner,
masyarakat
sebagian besar (47,2 %) responden menjawab
terjadinya
yang cenderung negatif,
seperti
stigma dan diskriminasi yang
ditimbulkan oleh lingkungan sekitarnya, ODHA
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No.1, Maret 2015
15
memilih untuk tidak mau membuka status HIV
Pada penelitian Li (2009) diketahui juga
kepada keluarga, pasangan ataupun lingkungan.
bahwa orang yang hidup dengan HIV/AIDS
Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang
sangat membutuhkan bantuan dan dukungan
menyatakan bahwa rendahnya ODHA yang
dari keluarga karena penyakit ini bersifat kronis
membuka status HIV kepada orang terdekatnya
dan
termasuk kepada keluarga. Oleh sebab itu perlu
komprehensif. Dukungan keluarga tersebut
adanya penjelasan informasi HIV/AIDS kepada
meliputi
keluarga sehingga tidak ada lagi ODHA
penghargaan,
dikucilkan.
instrumental.
3. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Kualitas Hidup ODHA
membutuhkan
penanganan
dukungan
emosional,
dukungan
yang
dukungan
informasi
dan
Dukungan keluarga dapat berupa sikap,
tindakan, dan penerimaan keluarga terhadap
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
penderita yang sedang sakit. Pada penelitian ini,
bahwa persentase kualitas hidup yang baik lebih
keluarga telah mengetahui bahwa anggota
besar
dukungan
keluarganya menderita HIV/AIDS. Dukungan
keluarga yang baik yaitu 56 orang (36,3%)
yang diterima oleh ODHA dari keluarga
dibandingkan
merupakan dukungan yang sangat berarti bagi
pada
responden
dengan
dengan
responden
dengan
dukungan keluarga kurang baik yaitu 5 orang
ODHA.
(24,7%). Dari uji statistik diperoleh nilai
didapatkan dari keluarga merupakan bentuk
(p= 0,000; p< 0,05) menunjukkan ada hubungan
kepedulian keluarga terhadap dirinya serta
yang bermakna antara dukungan keluarga
menunjukkan ODHA masih dianggap sebagai
dengan kualitas hidup responden
bagian
Hal tersebut hampir sama dengan hasil
dukungan
keluarga
dukungan
walaupun
saat
yang
ini
Dukungan keluarga yang diterima ODHA
mempunyai
juga merupakan bentuk dukungan dari keluarga
hubungan yang signifikan dengan kualitas hidup
yang dapat mengurangi stress akibat berbagai
pasien HIV/AIDS yang menjalani perawatan di
masalah fisik, psikologis maupun sosial yang
RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta dan
sering dihadapi ODHA. Hal ini sesuai dengan
kekuatan hubungannya sedang yang berpola
Friedman (2010), dukungan keluarga dapat
positif (p= 0,001, α= 0,05). Hasil penelitian
berfungsi sebagai strategi pencegahan untuk
menunjukkan bahwa semakin baik dukungan
mengurangi
keluarga maka semakin baik kualitas pasien
memberikan semangat dan motivasi serta
HIV/AIDS
menghibur ODHA.
yang
keluarga
dari
merasa
menderita HIV/AIDS.
penelitian kusuma (2011) yang menunjukkan
bahwa
ODHA
menjalani
perawatan
di
RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta.
stress,
dengan
cara
keluarga
Menurut Nojomi dalam penelitiannya, agar
terjadi peningkatan kualitas hidup ODHA harus
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No.1, Maret 2015
16
merasa aman berada di lingkungan tempat
kuluarga dengan kualitas hidup di Lantera
tinggalnya dengan
Minangkabau Support Padang Tahun 2014,
cara
keluarga tidak
menghindari,
mengasingkan
menolak
keberadaannya,
serta
tidak
memberikan
dimana (p= 0,000).
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis
dukungan kepada ODHA berupa pemberian
mengucapkan
terimakasih
laku ataupun
kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian
materi sehingga ODHA merasa diperhatikan,
Masyarakat Universitas Andalas Padang atas
bernilai dan di cintai.
terselenggara penelitian ini.
informasi,
bantuan
tingkah
Selain dukungan keluarga, dukungan dari
orang-orang terdekat juga sangat dibutuhkan
oleh ODHA. Salah satu contoh yaitu dukungan
dari teman sebaya, seperti dukungan kelompok
sebaya sangatlah penting bagi ODHA dengan
memberikan semangat atau dukungan dalam
menjalani
pengobatan.
Kesebayaan
disini
diartikan sebagai kesamaan dalam perilaku
beresiko, orientasi seksual, usia, status sosial,
dan sejenisnya. Karena unsur kesamaan atau
kesebayaan tersebut, orang-orang yang berada
di dalamnya akan merasa lebih nyaman dan
saling terbuka, lebih leluasa mengeluarkan
pikiran, lebih mudah merasakan dan memahami
permasalah yang ada di komunitasnya (USAID,
2011).
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
dilakukan mengenai dukungan keluarga dengan
kualitas hidup ODHA di Lantera Minangkabau
Support Padang Tahun 2014, dengan sampel
sebanyak 106 orang, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa 57,5% mempunyai dukungan
keluarga yang baik, serta 59,4% ODHA
mempunyai kualitas hidup yang baik. Ada
RUJUKAN PUSTAKA
Carter, M. 2012. Study identifies issues affecting
the quality of life of patients living with
HIV. Diakses pada tanggal 23 November
2014
dari
http://mobile.aidsmap.com/Studyidentifies-issues-affecting-the-quality-oflife-of-patients-living-withHIV/page/220212.
Depkes RI. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2013
tentang penanggulangan Hiv Dan Aids.
Diakses pada tanggal 4 November 2014
melalui
http://pppl.depkes.go.id/_asset/_regulasi/10
0Permenkes%20No%2021%20Tahun%202
013%20Penanggulangan%20HIVAIDS.pdf
.
Diatmi, K., & Fridari, D. 2014. Hubungan
antara dukungan sosial dengan kualitas
hidup pada orang dengan HIV dan AIDS
(ODHA) Di Yayasan Spirit Paramacitta.
Diakses pada tanggal 30 November 2014
dari
http://ojs.unud.ac.id/index.php/
psikologi/article/downloud/8549/6408
Dinas Kesehatan Kota Padang. 2014. Jumlah
penderita AIDS Tahun 2008-2013. Padang
Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar. 2013.
Strategi penanggulangan HIV/AIDS Di
Indonesia dan Sumatera Barat. Padang.
Friedman. 2010.
Jakarta: EGC
Keperawatan
Keluarga.
hubungan yang bermakna antara dukungan
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No.1, Maret 2015
17
Hardiansyah, A. 2011. Kualitas hidup orang
dengan HIV dan AIDS di kota Makassar.
Diakses pada tanggal 23 oktober 2014 dari
http://prosiding.lppm.unisba.ac.id/index.ph
p/sosial/article/viewFile/102/52
Kamath & Mohanna. 2009. Family support in
reducing morbidity and mortality in hivinfection person. American Psychiatric
Journal. Diakses pada tanggal 24 oktober
2014
dari
http://www.healthinsite.gov.au/topics/Socia
l_Support_and_Research_into_HIV_and_A
IDS
Kemenkes. 2012. Profil Kesehatan Indonesia
Tahun 2011. Diakses Tanggal 3 Oktober
2014 dari
http://www.depkes.go.id/resources/downloa
d/pusdatin/profil-kesehatanindonesia/profil-kesehatan-indonesia2011.pdf.
Kusuma, H. 2011. Hubungan antara depresi
dan dukungan keluarga dengan kualitas
hidup pasien HIV/AIDS yang menjalani
perawatan
di
RSUPN
Cipto
Mangunkusumo Jakarta. Tesis Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Lantera Minangkabau. 2011. Profil Lantera
Minangkabau. Diakses Tanggal 20 Oktober
2014
dari
http://lanteraminangkabau.wordpress.com/a
bout.
Li li., Sheng, W., Zunyou, W., Stephani, S.,
Halxia, C & Manhong, C. 2006.
Understanding family support for people
living with HIV/AIDS in Yunnan, China.
Diakses pada tanggal 22 oktober 2014 dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/P
MC2584319/pdf/AFSH0802-0097
Li li., Sheng, W., Zunyou, W., Stephani, S.,
Halxia, C & Manhong, C. 2009. Stigma,
social support, and depression among
people living with HIV in Thailand. Diakses
pada tanggal 22 oktober 2014 dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/P
MC2584319/pdf/AFSH0802-0097
Mardhiati, S. 2009. Perbandingan mutu hidup
ODHA dengan system dukungan keluarga
berdasarkan wilayah di Indonesia. Skripsi.
Fakultas Ilmu kesehatan Universitas
Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka.
Nojomi, M, dkk. 2008. Health-related quality of
life in patients with HIV/AIDS. Archives of
Iranian Medicine. Vol.11. Number 6.
Diakses pada tanggal 21 Oktober 2014 dari
http://ams.ac.ir.
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No.1, Maret 2015
18
Download