PERAN FARMASIS SEBAGAI PROBLEM SOLVER A. Pengertian

advertisement
PERAN FARMASIS SEBAGAI PROBLEM SOLVER
A. Pengertian Problem Solving
Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah dan
memecahkan berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil
kesimpulan yang tepat dan cermat (Hamalik, 1994:151). Problem solving yaitu suatu
pendekatan dengan cara problem identifikation untuk ketahap syntesis kemudian dianalisis
yaitu pemilahan seluruh masalah sehingga mencapai tahap application selajutnya
komprehension
untuk
mendapatkan
solution
dalam
penyelesaian
masalah
tersebut.(Qruztyan.Blogs.Friendster.com).
Pendapat lain problem solving adalah suatu pendekatan dimana langkah-langkah berikutnya
sampai penyelesaian akhir lebih bersifat kuantitatif yang umum sedangkan langkah-langkah
berikutnya sampai dengan pengelesain akhir lebih bersifat kuantitatif dan spesifik (Qrustian
Blogs Friendster.com).
Berpikir memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu yang baru adalah kegiatan yang
kompleks dan berhubungan erat satu dengan yang lain. Suatu masalah umumnya tidak dapat
dipecahkan tanpa berpikir, dan banyak masalah memerlukan pemecahan yang baru bagi
orang-orang atau kelompok. Sebaliknya, menghasilkan sesuatu (benda-benda, gagasangagasan) yang baru bagi seseorang, menciptakan sesuatu, itu mencakup problem solving. Ini
berarti informasi fakta dan konsep-konsep itu tidak penting. Seperti telah kita ketahui,
penguasaan informasi itu perlu untuk memperoleh konsep; keduanya itu harus diingat dan
dipertimbangkan dalam problem solving dan perbuatan kreatif. Begitu pula perkembangan
intelektual sangat penting dalam problem solving (Slameto, 1990 : 139). Selanjutnya
problem solving merupakan taraf yang harus dipecahkan dengan cara memahami sejumlah
pengetahuan dan ketrampilan kerja dan merupakan hasil yang dicapai individu setelah
individu yang bersangkutan mengalami suatu proses belajar problem solving yang diajarkan
suatu pengetahua tertentu.
Tugas makalah manajemen farmasi rumah sakit
B. Langkah-Langkah Problem Solving
a. Mengidentifikasi masalah secara tepat
Secara konseptual suatu masalah (M) didefinisikan sebagai kesenjangan atau gap antara
nerja
actual dan targetkinerja (T ) yang diharapkan, sehingga secara simbolik dapat
dituliskan bersamaan; M=T – A.berdasarkan konsep seorang problem solver yang
professional harus terlebih dahulu nanpu mengetahui berapa atau pada tingkat mana kinerja
actual saat ini, dan berapa atau tingkat mana kinerja serta kita harus mampu mendefinisikan
secara tegas apa masalah utama kita kemudian menetapkan pada tingkat mana kinerja actual
kita sekarang dan kapan waktu pencapain target kinerja itu.
b. Menentukan sumber dan akar penybab dari masalah
Suatu solusi masalah yang efektif, apabila kita berhasil menemukan sumber-sumber dan
akar-akar dari masalah itu, kemudian mengambil tindakan untuk menghilangkan masalahmasalah tersebut.
c. Solusi masalah secara efektif dan efisien.
Adapun langkah-langkah Solusi masalah yang efektif dan efisien yaitu:
1. Mendefinisikan secara tertulis
2. Membangun diagram sebab akibat yang dimodifikasi untuk mendefinisikan :
a) akar penyebab dari masalah itu,
b) penyebab-penyebab yang tidak dapat dikendalikan, namun dapat diperkirakan.
3. Setiap akar penyebab dari masalah dimasuskkan ke dalam diagram sebab akibat .
sedangkan penyebab yang tidak dapat diperkirakan, didaftarkan pada sebab akibat itu
secara tersendiri.
4. Mendefiisikan tindakan atau solusi yang efektif melalui memperhatikan dan
mempertimbangkan :
a) pencegahan terulang atau muncul kembali penyebab –penyebab itu,.
b) tindakan yang diambil harus ada di bawah pengendalian kita.
c) memenuhi tujuan dan target kinerja yang ditetapkan.
5. Menerapkan atau melakukan implementasi atau tindakan-tindakan yang diajukan
(Vincent Gasper sz, dan Qruztyann.blogs.friendster. com)
Tugas makalah manajemen farmasi rumah sakit
Adapun langkah-langkah lain yaitu menurut konsep Dewey yang merupakan berpikir itu menjadi
dasar untuk problem solving adalah sebagai berikut:
1. Adanya kesulitan yang dirasakan atau kesadaran akan adanya masalah.
2. Masalah itu diperjelas dan dibatasi.
3. Mencari informasi atau data dan kemudian data itu diorganisasikan atau diklasifikasikan.
4. Mencari hubungan-hubungan untuk merumuskan hipotesa-hipotesa kemudian hipotesahipotesa dinilai, diuji agar dapat ditentukan untuk diterima atau ditolak.
5. Penerapan pemecahan terhadap masalah yang dihadapi sekaligus berlaku sebagai
pengujian kebenaran pemecahan tersebut untuk dapat sampai kepada kesimpulan.
Selain di atas menurut Dewey langkah-langkah dalam problem solving yaitu sebagai berikut:
kesadaran akan adanya masalah, merumuskan masalah, mencari data dan merumuskan hipotesahipotesa itu dan kemudian menerima hipotesa yang benar. Tetapi problem solving itu tidak selalu
mengikuti urutan yang teratur, melainkan dapat meloncat-meloncat antara macam-macam lankah
tersebut, lebih-lebih apabila orang berusaha memecahkan masalah yang kompleks. Misalnya:
masalah-masalah pendidikan telah dikenal orang bertahun-tahun yang lalu, dan telah banyak
hipotesa pemecahan dirumuskan dan dicoba. Tetapi, orang masih berusaha merunuskan masalahmasalah itu secara lebih tepat dan mengusahan pengerjaan pemecahan masalah yang lain agar
dapat ditemukan pemecahan yang lebih baik.
Sedangkan Kenedy seperti dikutip oleh Lovitt (1989 : 279) menyarankan empat langkah proses
pemecahan masalah matematika yaitu dengan :
1.
Memahami masalah
2.
Merencanakan pemecahan masalah
3.
Melaksanakan pemecahan masalah, dan
4.
Memeriksa kembali
Tugas makalah manajemen farmasi rumah sakit
C. Peran Farmasis Sebagai Problem Solver (Pharmaceutical Care)
Permasalahan dalam terapi yang diberikan kepada pasien di rumah sakit ataupun
permasalahan terkait dengan pengobatan mandiri (swamedikasi) sangat erat hubungan
dengan permasalahan terkait penggunaan obat (Drug Related Problems). Drug related
problems (DRPs) adalah suatu kejadian tidak diinginkan yang menimpa pasien yang
berhubungan dengan terapi obat, dan secara nyata maupun potensial berpengaruh terhadap
perkembangan pasien yang diinginkan. Suatu kejadian dapat disebut DRPs bila memenuhi
dua komponen berikut:
a. Adanya kejadian tidak diinginkan yang dialami pasien. Kejadian ini dapat berupa
keluhan medis, gejala, diagnose penyakit, ketidakmampuan yang merupakan efek
dari kondisi psikologis, fisiologis, atau ekonomi.
b. Adanya hubungan antara kejadian DRPs dengan terapi obat. Bentuk hubungan ini
dapat berupa konsekuensi dari terapi obat maupun kejadian yang memerlukan
terapi obat sebagai solusi ataupun sebagai pencegahan.
Secara garis besar drug related problems (DRPs) dapat dikategorikan menjadi 8 macam,
yaitu:
a. Indikasi tanpa obat
b. Obat tanpa indikasi
c. Obat diberikan dalam dosis dibawah dosis terapi (subdose)
d. Obat diberikan dalam dosis diatas dosis terapi (overdose)
e. Adanya reaksi obat yang tidak dikehendaki (adverse drug reaction) dan efek
samping obat
f. Adanya interaksi obat
g. Pasien gagal menerima terapi
h. Pemberian obat kurang tepat
Seorang farmasis mempunyai peran besar sebagai problem solver dalam pencegahan dan
pengatasan DRPs yang terjadi. Salah satu cara problem solving adalah dengan melakukan
pharmaceutical care (asuhan kefarmasian).
Tugas makalah manajemen farmasi rumah sakit
Pharmaceutical care adalah suatu tanggung jawab profesi apoteker terkait terapi obat untuk
tujuan memperoleh hasil pengobatan yang maksimal yang kemudian dapat meningkatkan
kualitas hidup pasien. Tujuan dari pharmaceutical care adalah:
1. Menyembuhkan penyakit
2. Mengurangi gejala penyakit
3. Memperlambat proses perburukan penyakit
4. Mencegah penyakit atau gejala penyakit
Jika ingin menjalankan pelayanan pharmaceutical care atau asuhan kefarmasian, seorang
apoteker klinis harus mengkaji diagnosa dokter, test labor dan informasi dari pasien. Hal ini
menuntut seorang apoteker klinis untuk bekerjasama secara terpadu dengan pasien dan
dokter yang menangani pasien tersebut sehingga dapat diperoleh pemahaman yang benar
tentang dampak dari berbagai jenis pengobatan yang diterima pasien.
Sudah lebih dari 4 dekade telah terjadi kecenderungan perubahan pekerjaan kefarmasian di
apotik dari fokus semula penyaluran obat-obatan kearah fokus yang lebih terarah pada
kepedulian terhadap pasien. Peran apoteker lambat laun berubah dari peracik obat
(compounder) dan suplair sediaan farmasi kearah pemberi pelayanan dan informasi dan
akhirnya berubah lagi sebagai pemberi kepedulian pada pasien. Disamping itu ditambah lagi
tugas seorang apoteker adalah memberikan obat yang layak , lebih efektif dan seaman
mungkin serta memuaskan pasien. Dengan mengambil tanggung jawab langsung pada
kebutuhan obat pasien individual , apoteker dapat memberikan kontribusi yang berdampak
pada pengobatan serta kualitas hidup pasien.
D. Realitas Pharmaceutical Care di Indonesia
Bagaimana dengan progresifitas pharmaceutical care yang diterapkan oleh rumah sakit di
Indonesia? Kondisinya hampir tidak berbeda dengan apotek. Farmasi rumah sakit di
Indonesia masih banyak berperan sebagai logistic obat di rumah sakit, belum berfungsi
dalam ranah farmasi klinis yang berorentasi pada pasien. Pemilihan obat (drug of choice)
masih jauh dari peran dan fungsi farmasis di rumah sakit, bahkan sebagian besar mereka
tidak melakukan recording dan pemantauan secara aktif terhadap penggunaan obat di rumah
Tugas makalah manajemen farmasi rumah sakit
sakit. Apoteker /farmasis di rumah sakit umumnya tidak melakukan visiting kepada pasien
bersama dengan tim medis lainnya. Belum adanya komunikasi dan hubungan segitiga antara
dokter-pasien-apoteker. Dalam melakukan terapi dan pemilihan obat untuk pasien di rumah
sakit sangat jarang terjadi konsultasi dan diskusi antara dokter dan apoteker untuk
memberikan solusi yang terbaik bagi pasien terutama mengenai pemilihan obat yang tepat
dengan benefit yang paling optimal untuk pasien termasuk kerasionalan penggunaan obat dan
biaya obat.
Untuk membangun komunikasi professional antara dokter dan apoteker diperlukan sikap
keterbukaan dari dua belah pihak
dan masing-masing perlu menghilamngkan arogansi
profesi yang tidak menguntungkan siapapun. Paradigma pelayanan kesehatan pada era
sekarang adalah team work yang berbasis multi disiplin. Masing-masing disiplin/profesi
dapat memberikan kontribusi terbaiknya kepada team work melalui koordinasi dan leadership
yang baik. Dalam team medic di rumah sakit dokter tetap sebagai kapten tetapi memberi
peluang kepada semua anggota team untuk dapat berperan optimal.
Tugas makalah manajemen farmasi rumah sakit
Download