Sistem Informasi Pelayanan Puskesmas yang

advertisement
Sistem Informasi Pelayanan Puskesmas yang Terintegrasi dengan Sistem
Antrian Semi-Otomatis
Handy Awandanu, Nur Wijayaning Rahayu
Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia
Jl. Kaliurang km 14 Yogyakarta 55510
Telp (0274) 895287 ext 122, fax (0274) 895007 ext 148
[email protected], [email protected]
Abstract.Proses antrian pasien dan pencarian data di puskesmas sering membutuhkan waktu lama. Dan terkadang terjadi pula penggandaan kartu pasien secara tidak sengaja karena pengelolaan data yang kurang optimal. Oleh karena itu, dibutuhkan sistem pelayanan terintegrasi untuk memberi solusi pada masalah tersebut.
Sistem ini dirancang memiliki kemampuan membuat dan menyimpan data pasien ke basisdata dan mampu
menangani antrian pasien yang akan berobat sampai pada pemanggilan antrian di tiap poli. Perkiraan waktu
pemeriksaan tiap pasien juga merupakan fungsi yang ditambahkan dalam sistem, sehingga menjadi solusi penumpukan antrian pasien pada setiap pagi hari. Selain itu, sistem ini juga akan mencatat data pemeriksaan
atau rekam medis pasien di poli umum dan poli gigi untuk memudahkan dokter dalam melihat riwayat kesehatan pasiennya. Sistem ini berbasis web dan dibangun dengan bahasa HTML, PHP, dan basis data MySQL. Pada
akhir pembuatannya, sistem ini sudah mampu memenuhi spesifikasi yang telah didefinisikan sebelumnya.
Dengan sistem ini, seluruh proses pelayanan pasien dapat ditangani dengan mudah dan cepat. Selain itu sistem dapat menangani pemesanan via telepon dan mampu menampilkan perkiraan waktu pemeriksaan sehingga penumpukan pasien di pagi hari akan berkurang.
Keywords:sistem informasi, layanan terintegrasi, puskesmas, antrian pasien
1
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Setiap jenis pelayanan publik dituntut untuk semakin efektif dan efisien dalam tata cara pelayanannya.
Pelayanan kesehatan merupakan pelayanan yang penting dalam kehidupan masyarakat dimana
masyarakat adalah klien yang harus mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik dan memuaskan.
Dalam kesehariannya, puskesmas selalu ramai oleh pengunjung yang akan berobat. Selama ini, petugas
pendaftaran harus mencari kartu pasien yang datang memeriksakan diri ke puskesmas. Jika pasien yang
datang belum memiliki kartu pasien, petugas pendaftaran membuatkan kartu pasien baru. Proses
pencarian atau pembuatan kartu pasien ini memakan waktu yang cukup lama karena masih dilakukan
secara manual. Petugas harus mencari kartu pasien setiap kali pasien mendaftar dan menyimpannya
kembali setelah pasien selesai diperiksa. Proses pencarian dan penyimpanan kembali kartu pasien ini
cukup menyita waktu. Kadang kala terjadi penggandaan kartu pasien untuk pasien yang sudah pernah
mendaftar. Hal tersebut mengakibatkan seorang pasien akan memiliki lebih dari 1 kartu pasien.
Penanganan kartu pasien seperti ini sangat tidak efektif baik dari segi waktu pelayanan maupun dari sisi
ekonomi.
Proses pendaftaran antrian calon pasien yang akan berobat selama ini juga dilakukan dengan cara
datang langsung ke puskesmas untuk kemudian mendapatkan nomor antrian berobat sesuai poli yang
diinginkan. Metode ini menyebabkan dampak negatif yaitu calon pasien harus lama menunggu untuk
Seminar Nasional Informatika Medis (SNIMed) IV, p. 71, 2013.
9 November 2013, Magister Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia
dipanggil sesuai dengan urutan antrian yang diperolehnya sehingga membuat pasien jenuh dan lelah.
Dampak lain yang terjadi adalah dimana calon pasien berlomba-lomba datang lebih awal dengan
harapan tidak mengantri sehingga sejak pagi telah ada antrian pada bagian pendaftaran.Selain itu,
proses pendaftaran pasien baru, pembuatan antrian pada masing-masing poli, pengolahan data pasien
serta pencatatan data rekam medis masih menggunakan cara manual. Hal ini selain mengakibatkan
proses pelayanan menjadi kurang efektif dan efisien, juga mempersulit tugas dari para pegawainya.
Berdasarkan deskripsi masalah di atas, maka dibuat suatu sistem yang dapat membantu menangani
dan mengatasi beberapa masalah tersebut.
1.2
Rumusan Masalah
Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana membangun suatu sistem informasi
pelayanan terintegrasi dengan sistem antrian semi otomatis yang dapat menangani beberapa proses
mulai dari pendaftaran sampai pada proses pemanggilan antrian dan rekam medis. Seluruh data dan
proses di sistem ini didasarkan pada survei di Puskemas Turi, Sleman.
1.3
Batasan Masalah
Sistem Informasi Pelayanan Terintegrasi Dengan Sistem Antrian Semi Otomatis yang memiliki batasanbatasan sebagai berikut:
Pada saat proses pendaftaran antrian, petugas hanya bisa memilih satu keluhan atau perkiraan
penyakit dari beberapa keluhan yang disampaikan oleh pasien.
Sistem yang dibangun hanya bisa menangani antrian pada hari itu saja, dengan kata lain tidak bisa
mengatasi pelayanan antrian untuk hari berikutnya.
Perkiraan waktu antrian akan dipanggil berdasarkan norma waktu standar yang ada pada data
analisis beban kerja.
Adapun ruangan yang dibahas meliputi ruang loket (pendaftaran), ruang bagian pemeriksaan (BP)
umum dan ruang poli gigi, tidak termasuk ruang gizi, ruang psikologi, ruang KIA, ruang laborat dan
ruang KB.
2
Landasan Teori
2.1
Puskesmas
Data Survei Kesehatan Nasional menunjukkan bahwa jumlah Puskesmas yang tersebar di seluruh
Indonesia mencapai 7.277 unit termasuk di dalamnya Puskesmas kelurahan, kecamatan dan
kabupaten. Data lain menunjukkan lebih dari 30 % penduduk Indonesia yang memanfaatkan pelayanan
kesehatan di puskemas1. Hal tersebut memperlihatkan bahwa Puskesmas sebagai penyelenggara
layanan kesehatan untuk jenjang tingkat pertama atau paling dekat dengan masyarakat. Puskesmas
untuk tingkat kelurahan memiliki unit pelayanan kesehatan dasar yakni unit pelayanan kesehatan poli
umum, ibu dan anak, gizi, dan gigi. Sedangkan Puskesmas kecamatan dan kabupaten memiliki unit
pelayanan kesehatan tambahan seperti fasilitas rawat inap, bersalin dan praktek dokter spesialis1.
Seminar Nasional Informatika Medis (SNIMed) IV, p. 72, 2013.
9 November 2013, Magister Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia
3
Metodologi Penelitian
Dalam kasus ini metodologi yang digunakan adalah metodologi pembangunan perangkat lunak dengan
menggunakan model waterfall. Pembangunan perangkat lunak dengan model Waterfall terdiri dari 4
tahap utama yaitu Analisis, Perancangan, Implementasi dan Pengujian.
3.1
Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis terstruktur dengan metode
aliran data. Berdasarkan analisis yang dilakukan maka dapat diketahui apa saja yang menjadi input
sistem, output dan antarmuka yang digunakan sehingga sistem yang dibangun akan sesuai dengan
prosedur-prosedur pelayanan standar yang ada dalam puskesmas dan dapat berjalan sesuai dengan
yang diharapkan.
Analisis Kebutuhan Masukan.
Perangkat lunak yang dibangun membutuhkan beberapa masukan, yaitu:
1. Data petugas (pegawai, dokter dan admin) yang akan mengakses sistem.
2. Data pasien yang berisi data identitas tentang pasien yang bersangkutan.
3. Data desa dan dusun yang menjadi wilayah kerja Puskesmas Turi.
4. Data antrian pasien.
5. Data standar waktu pemeriksaan.
6. Data pemeriksaan dan diagnosa.
Analisis Kebutuhan Proses.
Sistem ini akan memiliki beberapa proses, yaitu pengolahan data petugas, pasien, antrian, KK (Kartu
Keluarga), data dokter, keluhan, agama, pekerjaan, desa, dusun dan data konfigurasi.
Analisis Kebutuhan Masukan.
Masukan yang diharapkan yaitu dalam bentuk antarmuka berbasis web yang dapat menampilkan
informasi tentang pasien, KK, antrian pasien, pemeriksaan dan diagnosa, rekam medis pasien,
informasi standar waktu pemeriksaan, serta informasi prediksi kapan akan diperiksa.
Perancangan Perangkat Lunak.
Perancangan sistem informasi pelayanan terintegrasi dengan antrian semi otomatis akan dibagi
menjadi beberapa subsistem yaitu :
Perancangan Data Flow Diagram (DFD).
Gambar 1 menunjukkan DFD level 1 dari sistem ini. Terdapat 13 proses yang digambarkan, yaitu : olah
data KK, olah data pasien, mendaftar antrian, baca antrian, olah data konfigurasi, olah data desa, olah
data keluhan, olah data dusun, olah data agama, olah data pemeriksaan, olah data pekerjaan, olah data
petugas dan autentifikasi.
Seminar Nasional Informatika Medis (SNIMed) IV, p. 73, 2013.
9 November 2013, Magister Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia
1
Data KK
Olah data kk
KK
Data Pasien
2
Olah data
pasien
5
Data pasien
Konfigurasi
Data KK
Olah data
konfigurasi
Pasien
Data Konfigurasi
Data KK
data antrian
6
Desa
3
Data antrian
Data Desa
Antrian
mendaftar
antrian
Keluhan
Data pasien
7
Data Keluhan
Olah data
keluhan
Data Dusun
Olah data
dusun
Data antrian
informasi antrian
Olah data
desa
4
Dusun
Baca
antrian
8
Data Konfigurasi
Data Desa
Agama
Data Agama
9
Olah data
agama
Pemeriksaan
Petugas
informasi antrian
Data Dusun
Data Diagnosa
Data Agama
10
Dokter
Data Diagnosa
olah data
pemeriksaan
11
Pekerjaan
Data Pekerjaan
Petugas
Data Petugas
Data Petugas
Data Keluhan
Olah data
pekerjaan
12
Olah data
petugas
Data Pemeriksaan
Data Pekerjaan
Admin
Data Petugas
13
autentifikasi
Gambar6 DFD Sistem level 1
Perancangan Basis Data.
Dalam perancangan tugas akhir ini terdapat 14 tabel untuk menyimpan data, baik tabel utama maupun
yang menjadi pendukungnya. Desain basis data dari sistem ini ditunjukkan di Gambar 2.
Seminar Nasional Informatika Medis (SNIMed) IV, p. 74, 2013.
9 November 2013, Magister Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia
kk
PK
id_kk
FK1
FK2
no_kk
nama_kk
alamat
rt
rw
id_desa
id_dusun
agama
PK
id_pekerjaan
PK
id_antrian_status
FK1
tanggal_antri
status_no_antri
id_poli
pekerjaan
antrian
pasien
PK
id_pasien
FK1
FK2
FK3
nama
status_keluarga
tanggal_lahir
kelamin
tanggal_daftar
id_agama
id_pekerjaan
id_kk
id_desa
nama_desa
PK
agama
desa
PK
antrian_status
pekerjaan
id_agama
PK
FK1
FK2
FK3
id_antrian
tanggal_antri
status_bayar
status_daftar
konfirmasi
status_periksa
id_poli
id_pasien
no_antri
jam_daftar
id_keluhan
dusun
PK
id_dusun
FK1
nama_dusun
id_desa
pemeriksaan
PK
kartu_gigi
PK
id_kartu_gigi
FK1
FK2
oclusi
torus_palat
palatum
supernumery_teeth
diastema
gigi_anomali
golongan_darah
riwayat_penyakit
tanggal_pencatatan
id_pasien
id_petugas
keluhan
id_periksa
FK1
FK2
FK3
tanggal_periksa
keluhan
diagnosa
sistole
diastole
suhu_badan
berat_badan
tinggi_badan
id_pasien
id_petugas
id_poli
status_kunjungan
pengobatan
PK
id_keluhan
FK1
keluhan
id_poli
standar waktu
poli
PK
id_poli
nama_poli
konfigurasi
petugas
PK
id_petugas
nama_petugas
username
password
status
nik
foto
welcome
peraturan
penggunaan
info
waktu_buka
waktu_istirahat
waktu_tutup
waktu_masuk
Gambar7RelasiTabel
Perancangan Antarmuka.
Perancangan antarmuka digunakan untuk merancang dan membuat sketsa tampilan pada perangkat
lunak berbasis web yang dibangun. Berikut adalah rancangan antarmuka halaman antrian.
Gambar8 AntarmukaHalamanAntrian
Seminar Nasional Informatika Medis (SNIMed) IV, p. 75, 2013.
9 November 2013, Magister Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia
4
Implementasi dan Pengujian
Implementasi merupakan tahap dimana sistem siap dioperasikan pada keadaan sebenarnya. Dari sini
akan diketahui apakah sistem yang dibangun benar-benar sesuai dengan yang direncanakan.
4.1
Batasan Implementasi
Sistem informasi pelayanan terintegrasi di puskesmas ini pada implementasinya mempunyai beberapa
keterbatasan sistem tetapi tetap tidak mempengaruhi tujuan dibangunnya sistem tersebut. Beberapa
batasan yang terdapat pada sistem tersebut adalah:
Ruang pelayanan yang dibangun hanya meliputi ruang loket, poli umum dan poli gigi. Sementara
ruangan lain tidak dimasukkan. Ruang BP umum dan poli gigi lebih dipilih karena ruang ini adalah
ruang periksa yang setiap harinya paling banyak dikunjungi pasien.
User yang berhak mengakses sistem hanya meliputi petugas loket, dokter/perawat dan admin.
Semua setting user ditentukan oleh admin.
4.2
Hasil Pengujian
Dalam implementasi sistem ini terdapat tiga modul yang bisa diakses, yaitu modul loket yang bisa
diakses oleh petugas, poli oleh dokter, dan admin oleh administrator.Perangkat lunak ini diuji dengan
metode Integration Testing, yakni menggunakan dua skenario yaitu:
Pasien yang datang ke puskesmas akan berobat ke poli umum namun pasien tersebut belum
terdaftar dalam sistem sehingga akan melewati proses pendaftaran pasien baru sampai pada proses
pemeriksaan atau pemasukan rekam medis.
Pasien yang mendaftar via telepon dan akan berobat ke poli gigi. Pasien tersebut sudah terdaftar di
dalam basis data sistem sehingga tidak perlu lagi melewati proses pendaftaran pasien baru. Pasien
tersebut akan melewati proses konfirmasi kedatangan/antrian untuk kemudian melakukan
pemeriksaan di poli gigi seperti ditunjukkan di Gambar 4.
Gambar9 AntarmukaHalamanAntrianUmum
Hasil pengujian menunjukkan bahwa:
Perangkat lunak yang dibangun telah sesuai dengan prosedur pelayanan standar dari Puskesmas
Turi. Hal ini ditunjukkan oleh proses pelayanan pasien dimulai dengan pendaftaran pasien baru di
ruang loket sampai dengan end point pemeriksaan di tiap poli telah berjalan sebagaimana mestinya.
Seminar Nasional Informatika Medis (SNIMed) IV, p. 76, 2013.
9 November 2013, Magister Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia
Proses pencatatan dan penyimpanan data pasien dapat ditangani dengan baik oleh sistem. Hal ini
ditunjukkan dalam penanganan kesalahan oleh sistem apabila data yang dimasukkan tidak lengkap
atau tidak sesuai.
Data rekam medis dari pasien tersimpan dengan baik dalam basisdata sehingga data lebih mudah
diakses.
Proses pengelolaan antrian pasien baik yang datang langsung maupun via telepon sudah berjalan
sebagaimana yang diharapkan. Dengan adanya sistem perkiraan waktu pemeriksaan pada antrian
secara langsung meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien.
Perangkat lunak yang dibangun telah dilengkapi dengan penanganan kesalahan yang dapat
meminimalisir kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadidalam penggunaan program ini. Akan tetapi
peneliti menyadari bahwa tidak ada sistem yang sempurna begitu juga dengan sistem informasi
pelayanan terintegrasi di puskesmas yang telah dibangun ini.
5
Simpulan dan Saran
5.1
Simpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari keseluruhan proses penelitian dalam Tugas Akhir ini
antara lain adalah :
Sistem yang dibangun dapat menangani proses pelayanan pasien mulai dari pendaftaran pasien,
pendaftaran antrian pada poli umum dan gigi, pemanggilan antrian sampai pada pemeriksaan atau
pemasukan data rekam medis pasien.
Sistem telah mampu menangani proses pendaftaran antrian pasien baik yang datang langsung
maupun via telepon menggunakan metode konfirmasi kedatangan.
Sistem telah mampu menampilkan perkiraan waktu pemeriksaan melalui keluhan yang disampaikan
oleh pasien pada saat mendaftar untuk berobat. Sehingga pasien dapat mengetahui perkiraan waktu
nomor antrian mereka akan dipanggil.
6
Saran
Dari beberapa kesimpulan yang didapat, peneliti memperoleh beberapa hal yang bisa dijadikan saran
untuk pengembangan lebih lanjut dari sistem informasi pelayanan terintegrasi ini, yaitu :
Sangat disarankan untuk kedepannya semua ruangan dan poliklinik yang ada di puskesmas (poliklinik
KIA, KB, Gizi, Psikologi, Apotek dan Laborat) juga diintegrasikan.
Karena menu pembuatan laporan bulanan (LB1, LB2, LB3 dan LB4) belum terdapat didalam sistem,
maka sangat disarankan agar dikemudian hari menu pembuatan laporan ini diadakan agar seluruh
laporan bisa dibuat melalui sistem ini.
7
Pustaka
1. Departemen Kesehatan RI (2012). Survey Kesehatan Nasional 2009. Diakses pada 13 Juni 2012 dari
http://bankdata.depkes.go.id
2. Sjamsuhidajat ,et al, (2006). Manual rekam medis. Jakarta : Konsil Kedokteran Indonesia.
3. Gunadarma (2012). Mengetahui Tentang Teori Antrian/Queuing Theory Models. Diakses pada 13 Juni 2012 dari
http://wartawarga.gunadarma.ac.id
Seminar Nasional Informatika Medis (SNIMed) IV, p. 77, 2013.
9 November 2013, Magister Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia
Download