Studi Kasus Penyebaran Panas Bumi Non Vulkanik Sekitar Sumber Air Panas Hantakan, Kalimantan Selatan Simon Sadok Siregar, Sri Cahyo Wahyono dan Nurlina Abstract: The measurement had been conducted about an identification of geothermal fluid in heated pool tourist territory Murung B village, Hantakan subdistrict, Hulu Sungai Tengah regency. This research aims to find out litolhogy soil/rock in the area around the hot water pool, knowing the value detainees soil type/rock containing geothermal fluid and determine the distribution methods of arrest. Electrode configuration used method Schlumberger (1D) and pole-pole (3D). Referring to the results of the processing of Progress program can be made two-dimensional crosssection to find out manually litolhogy coating model soil / rock which then correlated with ploting 3D models of Res3Dinv program. Geoelectric research results indicate that the geothermal fluid in the surrounding in heated pool tourist territory, Hantakan subdistrict, Hulu Sungai Tengah regency has a range of resistance values between 108 - 663.60 Ωm, in the depths of 14.67 - 90.2 m from the point G-3 - G-1. Geothermal fluid distribution direction at the research area is spread laterally from the point G-3 G-1 where a layer of sand mixed with clay and granite rock fragments as an area of conductive layers and clay as cover. Keywords: heated pool, resistance, geothermal PENDAHULUAN Kalimantan Selatan memiliki dengan melakukan penelitian berupa salah satu daerah objek wisata air identifikasi panas yang terletak di Desa Murung B, geotermal di daerah tersebut. Kecamatan Hantakan, Kabupaten Hulu penyebaran fluida Penelitian ini merupakan kajian Sungai Tengah. Wisata Air Panas pendahuluan berada di kaki pegunungan Meratus fluida geotermal melalui lapisan bawah dan berjarak sekitar 15 km dari ibukota permukaan tanah. Penelitian dilakukan Kabupaten untuk Keberadaan Hulu Sungai manifestasi Tengah. kolam air bawah tentang mengetahui permukaan penyebaran struktur lapisan tanah (litologi), panas di Kecamatan Hantakan ini karakteristik fisik lapisan tanah/batuan seyogyanya harus dikaji dengan data daerah sekitar kolam air panas. Metode penelitian ilmiah tentang kondisi alam yang daerah sekitar kolam air panas. Salah mendelineasi struktur lapisan-lapisan satu bukti ilmiah yang harus dikaji yaitu tanah/batuan bawah permukaan bumi digunakan diharapkan Staf Pengajar Program Studi Fisika FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru. 75 dapat 76 Siregar, S. S., dkk, Studi Kasus Penyebaran.............. dan mengetahui karakterisitik parameter-parameter yang bagaimana fluida penyebaran fluida geotermal daerah geotermal bawah permukaan tanah. sekitar kolam air panas. Tujuan dari Metode penelitian ini adalah mengetahui litologi berperan dalam utama daerah sekitar kolam air panas dan penyebaran yang diterapkan metode tahanan metode arah ini tanah/batuan daerah sekitar kolam air sudah banyak dilakukan sebelumnya, panas, mengidentifikasi nilai tahanan antara jenis lain jenis, adalah menentukan penyelidikan geolistrik tanah/batuan terhadap tahanan jenis di daerah panas bumi penyebaran fluida geotermal daerah Pincara, sekitar Kabupaten Sulawesi Selatan Masamba (Suhanto dan Bakrun, 2005) dan metode geolistrik kolam air panas dan menentukan arah penyebaran fluida geotermal bawah permukaan tanah. untuk menentukan pola penyebaran fluida geotermal di daerah potensi panas bumi Gunung METODOLOGI PENELITIAN Rajabasa Penelitian ini menggunakan Kalianda Lampung Selatan (Haerudin, seperangkat alat pengukur resistivitas, 2008). Hasil yang diharapkan dari GPS, penelitian ini adalah gambaran kondisi indikator litologi tanah/batuan daerah sekitar digunakan yaitu pengukuran tahanan kolam air panas. Berdasarkan kondisi jenis tersebut analisis penggukuran suhu dan ph air kolam air tentang implikasinya terhadap arah panas, suhu dan ph tanah di sekitar penyebaran fluida geotermal bawah kolam air panas. Adapun alat-alat yang permukaan penelitian digunakan dalam penelitian ini adalah dapat seperangkat alat pengukur resistivitas akan tersebut dilakukan tanah. Hasil diharapkan dimanfaatkan sebagai masukan/ yang termometer, soil universal. pada terdiri lokasi dari tester, Metode penelitian satu pH yang dan buah rekomendasi teknis kepada pengelola Resistivitymeter OYO McOhm Mark-2 kolam instansi model 2115A, empat buah elektroda pemerintah setempat untuk menyusun (dua buah elektroda arus dan elektroda berbagai tentang potensial), empat buah gulungan kabel pengembangan lokasi wisata air panas listrik, dua buah gulungan meteran, yang lebih baik.Adapun perumusan satu buah baterai aki, empat buah palu, masalah pada penelitian ini adalah GPS untuk menentukan koordinat dan Bagaimana ketinggian lokasi pengambilan data air panas upaya litologi dan tanah/batuan 77 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 8 No.1, Pebruari 2011 (75 – 84) serta termometer, soil tester dan pH pada alat Resistivitymeter. Data yang indikator universal untuk mengukur diperoleh diolah dengan menggunakan suhu dan pH air kolam air panas serta Program Progress (1D) dan Res3Dinv suhu dan pH tanah di sekitar kolam air (3D) untuk panas. litologi tanah/batuan di sekitar kolam air Penelitian menggunakan panas. Dari pengolahan data 1D akan metode tahanan jenis 1D dan 3D. dikorelasikan antara titik-titik sounding Objek dari penelitian ini adalah fluida untuk memperoleh penampang litologi geotermal yang berada di sekitar kolam tanah/batuan air panas desa Murung B. Kecamatan Selain Hantakan, Sungai tanah/batuan, data suhu dan pH air tersebut kolam air panas dan suhu dan pH berada dibawah permukaan dan dapat tanah disekitar kolam air panas pada terdeteksi dari nilai tahanan jenisnya. tiap kolam juga diperlukan sebagai Pengambilan data pendukung dalam penelitian ini. Tengah. ini memperoleh penampang kabupaten Fluida Hulu geotermal data pada objek data secara nilai dua dimensi. tahanan jenis penelitian tersebut dilakukan dengan cara mengalirkan arus ke dalam tanah melalui titik elektroda, dan kemudian mengukur harga potensial dengan HASIL DAN PEMBAHASAN Daerah wisata kolam air panas Desa Murung B. Kecamatan Hantakan elektroda lain yang segaris atau dekat memiliki dengan arus yang dialirkan. Panjang berupa mata air panas yang tersebar lintasan untuk pengukuran tahanan pada empat kolam air panas dengan jenis 1D memiliki bentangan AB/2 suhu air pada kolam bervariasi antara sejauh 200 m, jenis konfigurasi yang 37 – 40,60C, pH netral 6 – 7 dan suhu digunakan Schlumberger, tanah bervariasi antara 29,3 – 35,40C, sedangkan untuk pengukuran tahanan pH 6-6,5. Jumlah titik pengukuran jenis 3D menggunakan teknik cross tahanan diagonal menggunakan adalah 3 titik sounding (G-1, G-2, G-3) konfigurasi pole-pole 5x5 dengan spasi dan satu buah areal survei tahanan antar elektroda 5 m. Data yang diambil jenis 3D. yaitu survey berupa tahanan jenis yang terukur manifestasi jenis 1D panas pada bumi penelitian Siregar, S. S., dkk, Studi Kasus Penyebaran.............. 78 Gambar 1. Variasi kedalaman terhadap tahanan jenis pada titik G-1 Gambar 2. Variasi kedalaman terhadap tahanan jenis pada titik G-2 Berdasarkan harga tahanan dengan harga tahanan jenis sebesar Ωm yang berada pada jenis pada lokasi pengukuran pertama 60,64 pada titik G-1 diperoleh litologi batuan kedalaman kurang dari 6.8 meter yang 79 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 8 No.1, Pebruari 2011 (75 – 84) diperkirakan merupakan lapisan 64,06 Ωm yang berada pada penutup (top soil) berupa lempung. kedalaman kurang dari 6.1 meter yang Sedangkan pada lapisan selanjutnya diperkirakan diperoleh harga tahanan jenis antara penutup (top soil) berupa lempung. 245.46 – 405.79 Ωm yang berada pada Sedangkan pada lapisan selanjutnya kedalaman lebih dari 6.8 meter dan diperoleh harga tahanan jenis antara diperkirakan merupakan lapisan pasir 200.06 – 607.73 Ωm yang berada pada dan fragmen batuan granit. kedalaman lebih dari 6.1 meter dan Berdasarkan harga tahanan jenis pada lokasi pengukuran kedua merupakan lapisan diperkirakan merupakan lapisan pasir dan fragmen batuan granit. pada titik G-2 diperoleh litologi batuan dengan harga tahanan jenis sebesar Gambar 3. Variasi kedalaman terhadap tahanan jenis pada titik G-3 Berdasarkan tahanan kedalaman kurang dari 5.64 meter jenis pada lokasi pengukuran ketiga yang diperkirakan merupakan lapisan pada titik G-3 diperoleh litologi batuan penutup (top soil) berupa lempung. dengan harga tahanan jenis sebesar Sedangkan pada lapisan selanjutnya 25,71 Ωm yang harga berada pada diperoleh harga tahanan jenis antara Siregar, S. S., dkk, Studi Kasus Penyebaran.............. 80 108.66 – 663.60 Ωm yang berada pada selanjutnya diperoleh harga tahanan kedalaman lebih dari 5.64 – 51.22 jenis antara 663.60 – 2903.39 Ωm yang meter dan diperkirakan berada pada kedalaman lebih dari merupakan lapisan pasir dan fragmen batuan 51.22 granit. merupakan batuan granit. Sedangkan pada lapisan meter dan diperkirakan Gambar 4. Penampang 2D bawah permukaan tanah dari data tahanan jenis 1D Gambar 5. Kontur tahanan jenis setelah disusun berlapis 81 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 8 No.1, Pebruari 2011 (75 – 84) Tabel 1. Litologi Tanah/Batuan Tahanan jenis 3D No Kedalaman 1 2 0,00–3.50 m 3.50–7.53 m Nilai Tahanan jenis 56.7–85.7 Ωm 56.7–130 Ωm 3 4 5 6 7.53–12.2 m 12.2–17.5 m 17.5–23.6 m 23.6–30.6 m 130–296 Ωm 196-448 Ωm 448-1025 Ωm >1025 Ωm Litologi Tanah penutup (top soil) berupa lempung Tanah penutup (top soil) berupa lempung bercampur pasir Pasir dan fragmen batuan granit Pasir dan fragmen batuan granit Pasir dan fragmen batuan granit Batuan granit Secara geografis, lokasi wisata hujan yang turun sebelum pengambilan air panas berada di daerah batuan data sehingga hasil pengukuran pada granit gabungan dengan granodiorit lapisan dan kurang diorit. Hasil interpretasi data tanah/batuan optimal paling karena atas tanah memperlihatkan bahwa litologi daerah permukaan terlalu lembab, tetapi untuk penelitian menuju pengukuran pada lapisan tanah/batuan bawah permukaan tanah maka lapisan yang lebih dalam cukup optimal dan tanah/batuan semakin keras, secara data yang didapatkan cukup akurat. semakin dalam umum litologi daerah penelitian terdiri diri dari lempung, fragmen jenis dengan anomali fluida geotermal batuan granit dan batuan granit. Nilai seyogyanya menunjukan nilai tahanan tahanan jenis tanah/batuan <100 Ωm, karena jenis pasir, Korelasi antara nilai tahanan tanah/batuan antara 60.64 – 607.73 Ωm diduga sebagai nilai zona lemah/pelapukan sedangkan nilai lapisan tahanan mengandung jenis tanah/batuan antara tersebut menunjukkan tanah/batuan fluida bahwa tersebut yang cukup 663.60 – 2903.39 Ωm diperkirakan konduktif untuk menghantarkan arus sebagai yaitu listrik. Penampang 2D memperlihatkan batuan granit. Hasil pengolahan data bahwa nilai tahanan jenis tanah/batuan tahanan jenis 3D juga menunjukkan <100 Ωm hanya terdapat di kedalaman adanya litologi serupa dengan data antara 0 – 6.88 meter yang diduga tahanan jenis 1D. Data tahanan jenis merupakan 3D zona batuan mendeteksi keras lapisan lempung. Nilai lapisan bawah tahanan jenis tanah/batuan antara 108 permukaan tanah sampai dengan – 325.65 Ωm di kedalaman 14.67 – kedalaman 30.6 meter. Lokasi 90.2 m dari arah titik G-3 – G-1 pengambilan data tahanan jenis 3D terdapat lapisan saat akusisi data terlalu basah akibat lempung, pada pasir lapisan bercampur ini cukup Siregar, S. S., dkk, Studi Kasus Penyebaran.............. potensial untuk menyimpan Lapisan berikutnya tahanan jenis 405.79 – fluida. dengan tanah/batuan 662.29 Ωm nilai bercampur fragmen batuan 82 granit, lapisan ini juga cukup potensial untuk antara mendukung keterdapatan diduga bagian lapisan atas. fluida di merupakan jenis lapisan pasir yang Gambar 6. Penampang 2D dan 3D dengan geologi daerah penelitian Penampang 3D memperlihatkan fragmen batuan granit berada nilai resitivitas tanah/batuan <100 Ωm dikedalaman >7.53 m, dugaan ini berada dikedalaman <7.53 m, lapisan cukup ini tahanan diduga sebagai lempung yang bersesuaian jenis dengan nilai tanah/batuan pada menjadi tanah penutup lapisan pasir penampang 2D, arah penyebaran nilai bercampur fragmen tahanan jenis pada kedalaman tersebut batuan granit yang ada di bawahnya. menyebar cukup merata ke segala Nilai tahanan jenis tanah/batuan antara arah. 130 – 448 Ωm diduga sebagai lapisan menunjukkan bahwa arah penyebaran pasir yang bercampur lempung dan lapisan lempung dan Arah penyebaran tanah/batuan tersebut yang 83 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 8 No.1, Pebruari 2011 (75 – 84) mengandung fluida (air tanah) batuan keras yaitu batuan granit. menyebar secara merata. Bedasarkan hasil 2. Lapisan interpretasi tanah/batuan berpotensi yang mengandung fluida nilai tahanan jenis dan kondisi geologi geotermal adalah lapisan pasir daerah penelitian menunjukkan bahwa yang bercampur lempung dan lapisan tanah/batuan yang berpotensi fragmen batuan granit dengan mengandung fluida geotermal adalah nilai tahanan jenis tanah/batuan lapisan pasir yang bercampur lempung 108 – 325.65 Ωm di kedalaman dan fragmen batuan granit dengan nilai 14.67 – 90.2 m dari arah titik G-3 tahanan jenis tanah/batuan 108 – – G-1 325.65 Ωm di kedalaman 14.67 – 90.2 Arah penyebaran m dari arah titik G-3 – G-1. Gambar geotermal penampang 2D memperlihatkan arah tersebar secara lateral dari arah titik G- penyebaran 3 daerah fluida penelitian geotermal tersebar pada secara – G-1 bercampur pada daerah fluida dimana lempung penelitian lapisan dan pasir fragmen lateral dari arah G-3 – G-1 dimana batuan granit sebagai daerah konduktif lapisan pasir bercampur lempung dan dan fragmen batuan granit sebagai daerah penutupnya. lempung sebagai lapisan konduktif dan lempung sebagai lapisan DAFTAR PUSTAKA penutupnya. Ellis, J.A & Mohan. 1977. Chemistry and Geothermal System. Academic Press inc. New York. KESIMPULAN Penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Secara umum litologi daerah penelitian terdiri diri dari lempung, pasir, fragment batuan granit dan batuan granit. Nilai tahanan jenis antara 60.64 – 607.73 Ωm diduga sebagai zona lempung, batuan pasir granit lapisan dan tanah fragmen sedangkan nilai tahanan jenis 663.60 – 2903.39 Ωm diperkirakan sebagai zona Haerudin, N., S. Rasimeng,. E. Yuliana. 2008. Metode Geolistrik untuk Menentukan Pola Penyebaran Fluida Geothermal di Daerah Potensi Panas Bumi Gunung Rajabasa Kalianda Lampung Selatan. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008. Hendrajaya, L. & Arif. 1990. Geolistrik Tahanan Jenis, Monograf: Metode Eksplorasi Laboratorium Fisika Bumi. Jurusan Fisika. Institut Teknologi Bandung. Herman, D.Z. 2007. Kemungkinan Sebaran Zirkon Pada Endapan Siregar, S. S., dkk, Studi Kasus Penyebaran.............. Placer di Pulau Kalimantan, Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 2 No. 2 Juni 2007: 87-96. Heryanto, P & Sanyoto, P. 1994. Peta Geologi Lembar Amuntai. Kalimantan 1: 250.000. P3G. Bandung. Karmawan, M.I. 2003. Aplikasi Analisa Komponen-Komponen Gas Untuk Geotermometer Gas Dalam Eksplorasi Panas Bumi. Proceddings of Joint Convention Jakarta. The 32nd HAGI Annual Convention and Exhibition. Loke, M.H. 2000. Electrical Imaging Surveys For Environmental and Engineering Studies, A practical guide to 2-D and 3-D surveys. Reynold JM. 1997. An Introduction to Applied and Environmental Geophysics. New York: John Wiley and Sons Ltd. 84 Santoso, D. 2002. Pengantar Teknik Geofisika. ITB. Bandung. ---------------. 2007. Eksplorasi Energi Geotermal. Catatan Kuliah Program Studi Teknik Geologi. ITB. Bandung Suhanto, E & Bakrun. 2005. Penyelidikan Geolistrik Tahanan Jenis di Daerah Panas Bumi Pincara, Kabupaten Masamba Sulawesi Selatan.Pemaparan Hasil Kegiatan Lapanga Subdit Panasbumi. Sapi’ie, B., N.A. Magetsari, A.H. Harsolumakso, dan C.I. Abdullah. 2006. Geologi Fisik. ITB. Bandung Telford WM. 1976. Applied Geophysics. Cambridge: Cambridge Univ Press.