BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipilih adalah metode penelittian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pendekatan fenomenologi merupakan suatu pendekatan yang mempelajari makna dari pengalaman manusia menjalani suatu fase kehidupannya. Penelitian kualitatif dalam keperawatan menekankan pada investigasi pengalaman, proses sosial atau aspek budaya yang dialami individu, pasien atau perawat yang berhubungan dengan kesehatan. Dharma (2011). Metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pengalaman anggota keluarga pasien dengan kanker paru tentang caring yang diberikan perawat selama perawatan di rumah sakit. 3.2. Populasi dan Sample Populasi yang akan dipilih dalam penelitian ini adalah anggota keluarga pasien dengan kanker paru yang mendapat perawatan di RS Paru dr Ario Wirawan Salatiga. Teknik yang akan digunakan untuk pengambilan sampel adalah purposive sampling. Teknik purposive sampling digunakan dalam pendekatan fenomenologis karena strategi ini dinilai lebih menguntungkan dengan mengambil langsung informan dari sebuah kasus. Kriteria inklusi akan diterapkan adalah sebagai berikut : a. Keluarga pasien yang anggota keluarganya didiagnosa kanker paru dan dirawat di ruang rawat inap RS Paru dr Ario Wirawan Salatiga (ayah, ibu, anak, suami atau isteri). b. Dirawat di ruang rawat inap selama minimal 7 hari di RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga c. Dapat mendengar dan berbicara dengan jelas, dan mampu berpartisipasi dalam wawancara. d. Mengisi informed consent. Sampel merupakan sebuah proses dalam memilih bagian dari sebuah populasi yang tergabung dalam sejumlah kasus. Menurut Patton (2002) terdapat beberapa strategi dalam pemilihan sampel. Salah satu strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah criterion sampling. Strategi ini menggunakan standart yang dipakai adalah pengalaman partisipan tentang Caring perawat yang diberikan pada pasien kanker paru. Tujuan dari strategi ini adalah partisipan cukup kuat untuk menggambarkan fenomena yang terjadi. Dalam penelitian fenomenologi hanya membutuhkan sedikit sampel dari partisipan, yaitu tidak lebih dari 10 orang.Polit dan Beck (2004) 3.3. Tempat dan waktu Penelitian Tempat penelitian yang peneliti pilih adalah Rumah Sakit Paru dr Ario Wirawan, Salatiga. Peneliti memilih RS Paru dr Ario Wirawan, selain sudah menjalin kerja sama dengan Universitas Kristen Satya Wacana, RS tersebut merupakan RS khusus paru yang memiliki kasus-kasus penyakit kanker. Jarak RS tersebut dengan peneliti juga sangat terjangkau, sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 16 April 2013 – 10 Mei 2013. Pengambilan partisipan dan kegiatan observasi dilakukan di RS, wawancara dengan pihak keluarga peneliti lakukan lebih fleksible, dilakukan di dalam lingkungan RS, hal ini peneliti lakukan untuk menjalin hubungan saling percaya antara peneliti dan keluarga pasien. 3.4. Etika Penelitian Terdapat 3 prinsip etik primer yang digunakan dalam penelitian, yaitu beneficience, menghargai harkat manusia dan justice. Beneficience berarti peneliti harus berusaha untuk meminimalkan kerugian, ketidaknyamanan dan mencapai keseimbangan antara potensi keuntungan dan resiko yang terdapat pada partisipan. Peneliti meminimalkan kerugian secara psikologis dengan memilih secara teliti dan berhati – hati tentang pertanyaan – pertanyaan yang akan diajukan. Dengan memiliki debriefing, partisipan diizinkan untuk bertanya tentang pertanyaan yang diajukan atau dapat mengkoreksi data yang didapat. Beneficience juga berarti partisipan harus bebas dari exploitasi. Partisipan butuh diyakinkan tentang partisipasi mereka dalam penelitian bahwa informasi yang mereka sediakan tidak akan disalah gunakan. Justice berarti memastikan partisipan mendapatkan hak untuk diperlakukan secara adil dan mendapatkan hak untuk melindungi privacy partisipan. Dalam melindungi privacy partisipan, peneliti dapat menyediakan fasilitas Anonymity dalam setiap data yang didapatkan. Sehingga semua data yang diberikan oleh partisipan akan dapat terjaga privacy dan kerahasiaannya. Polit & Beck (2004). Dalam penelitian ini, peneliti mengajukan informed consent kepada partisipan. Dengan informed consent ini, partisipan mempunyai informasi yang kuat tentang penelitian, dapat membantu memahami partisipan dalam memberikan informasi yang dibutuhkan dan memberikan kebebasan pada partisipan untuk menyetujui atau menolak untuk berpartisipasi. 3.5. Teknik Pengumpulan Data 3.5.1 Cara Pengumpulan Data Peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan metode wawancara mendalam ( indeep interview). 3.5.2 Alat Pengumpulan Data Peneliti menggunakan dirinya sendiri dalam mengumpulkan data yaitu dengan cara melakukan indeep interview dengan menggunakan alat perekam seperti recorder. Data yang dikumpulkan merupakan sebuah deskripsi dari sebuah pengalaman seseorang dari sebuah fenomena yaitu tentang Caring perawat yang diberikan pada pasien kanker paru. Peneliti juga mengembangkan hubungannya dengan pasrtisipan saat melakukan wawancara. Sebelum melakukan wawancara, peneliti harus bisa menyiapkan segala kemungkinan yang terjadi pada saat penelitian berlangsung. Kreatifitas dan kecakapan peneliti menjadi solusi saat peneliti menemui kesulitan saat melakukan wawancara ataupun observasi. Proses wawancara direkam dengan menggunakan recorder dan dicatat sebagai catatan lapangan. Memastikan alat recorder dapat berfungsi dengan baik sebelum melakukan wawancara. Hasil wawancara dimasukkan dalam verbatim dan didokumentasikan untuk digabungkan dengan catatan lapangan dan dibuat dalam bentuk transkrip untuk dikonsultasikan dengan pembimbing untuk memohon saran dan masukannya. 3.6. Analisis Data 3.6.1 Pengolahan Data Tahap pengolahan data yang pertama adalah pendokumentasian. Semua data yang sudah terekam dalam alat perekam ( recorder ) atau data yang berada dicatatan lapangan harus segera didokumentasikan dengan cara pembuatan trasnkrip data. Transkrip tersebut diberi label dengan nomor untuk memudahkan, dan disusun menjadi data verbatim. Setelah data verbatim selesai, maka tahapan selanjutnya adalah pemberian label. Proses pemberian label diberikan pada data yang telah terkumpul, untuk memudahkan peneliti dalam analisa data. Pemberian label dilakukan pada data yang diperoleh. Angka 1,2 dan setererusnya menunjukkan jumlah partisipan, kode P ini berarti merupakan partisipan, jadi kode akan berupa P1, P2, dan seterusnya berarti P1 untuk partisipan pertama, P2 untuk partisipan kedua dan seterusnya. Sedangkan untuk pemberian tanda pada kata kunci diberikan tanda dengan memberikan garis bawah pada transkrip pada kata – kata kunci. Jika terdapat data yang memuat istilah atau bahasa asing atau bahasa daerah dilakukan dengan mencetak miring pada kata kerja dan terjemahan pada bahasa Indonesia diberikan tanda kurung. 3.6.2 Analisis Data Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode Colaizzi (1978) untuk analisa data. Peneliti memilih metode Colaizzi karena metode ini merupakan satu – satunya metode yang memvalidasi hasil dengan mengembalikan data ke partisipan. Metode Colaizzi yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu : a) Membaca semua transkrip data yang telah disusun untuk mendapatkan deskripsi perasaan partisipan. b) Membaca kembali transkrip data yang ada dan memberikan kutipan atau menandai data yang signifikan. (Contoh data-data yang signifikan dari partisipan dapat dilihat di lampiran 2). c) Membaca kembali setiap data yang signifikan yang telah di tandai menjadi sebuah rumusan yang akan menjadi sebuah tema sebelum dikelompokkan. (Contoh data – data yang signifikan yang menjadi sebuah rumusan dapat dilihat di lampiran 3). d) Mengelompokkan data – data yang signifikan menjadi sebuah tema. Untuk memvalidasi tema akan lebih baik jika kembali melihat transkrip data yang asli. (Analisa tema dapat dilihat dari lampiran 3). e) Menggabungkan hasil yang didapat dari tema ke dalam deskripsi yang mendalam tentang fenomena yang ada. f) Merumuskan deskripsi yang mendalam tersebut ke dalam kalimat yang tegas sebagai identifikasi. g) Menanyakan kembali kepada partisipan tentang hasil yang di dapat sebagai tahap validasi yang terakhir. Polit & Beck (2004) 3.6.3 Keabsahan Data Untuk menetapkan keabsahan data dalam penelitian fenomenologi, terdapat 4 macam kriteria untuk memberikan validasi dan reability terhadap data yang telah di dapat, yaitu : a) Credibility (Derajat Kepercayaan). Credibility seperti yang ditulis oleh Lincoln dan Guba merupakan kriteria validasi yang primer. Dengan credibility, data yang dikumpulkan akan divalidasi tentang kebenaran yang bisa dipercaya dan diintepretasikan. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan credibility dengan cara “member checking”, yaitu dengan mengembalikan hasil penelitian untuk dimintakan klarifikasinya. Namun, mengingat domisili partisipan berada di luar kota Salatiga dan tidak semua partisipan telepon dalam klarifikasinya. data partisipan, maka mencantumkan nomor tidak semua partisipan memberikan b) Dependability (Kebergantungan). Krieria validasi yang kedua adalah dependability. Dependability merupakan kriteria dalam penelitian kualitatif yang digunakan untuk memantapkan data dari waktu ke waktu dan pada berbagai kondisi. Salah satu pendekatan dalam dependability yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah inquiry audit. Inquiry audit adalah peneliti meniliti kembali data yang didapat dengan cermat dan mencari data – data lain yang mendukung validasi data. Data – data lain yang mendukung peneliti ambil dari teori dan konsep sebelumnya. c) Confirmability ( Kepastian ). Confirmability merupakan keobjektifan atau kenetralan data. Hal ini menyesuaikan antara dua atau lebih intepretasi peneliti tentang keakuratan data, relevansi data dan arti data. Confirmability pada penelitian ini adalah para pembaca dapat menelusuri bagaimana peneliti melakukan analisis data, dimulai dari membaca frase bermakna sampai dengan penentuan essential structure. d) Transferability ( Keteralihan). Hasil penelitian ini dapat diimplementasikan di tempat lain dengan latar belakang yang hampir atau sama dengan dilakukannya penelitian ini. Dengan demikian penelitian ini memenuhi kaidah transferability. Polit & Beck (2004).