faktor – faktor yang berhubungan dengan kematian

advertisement
Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kematian Maternal
JURNAL PENA MEDIKA,
ISSN : 2086-843X
Di Kabupaten Batang
Vol. 6, No. 1, Juni 2016 : 1 - 18
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEMATIAN MATERNAL DIKABUPATEN BATANG
1,2,3
Nor Amalia Muthoharoh¹ Imam Purnomo² Rr.Vita NurLatif³
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Pekalongan
Korespondensi : [email protected]
ABSTRAK
Latar Belakang. Kematian ibu dan kematian bayi merupkan dua diantara masalah
kesehatan yang mendesak diselesaikan, khususnya bagi negara miskin dan berkembang.
Angka kematian Ibu (AKI) yang tinggi di suatu negara berpotensi meningkatkan biaya
pemeliharaan sosial, termasuk pembiayaan langsung berupa biaya perawatan kesehatan
maupun biaya tidak langsung bersumber dari penurunan pendapatan dan produktivitas
keluarga.Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam
menentukan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu upaya dalam penurunan AKI
yaitu dengan adanya SMS Bunda serta Si Jari Emas strategi program baru nasional
perlu digerakan seluruh pihak yang berwenang dan yang mempunyai kebijakan. Tujuan
penelitian. Untuk mengetahui faktor – factor yang berhubungan dengan kematian
maternal di Kabupaten Batang pada tahun 2015. Metode. Kuantitatif dan Kualitatif.
Kuantitatif dengan desain Case Control sedangkan Kualitatif dengan wawancara
mendalam (Indept interview) kepada kepala bidang kesehatan keluarga, bidan
koordinator / bidan desa serta pada responden kasus dan kontol untuk menggali lebih
dalam tentang riwayat audit maternal prenatal (AMP). Jenis penelitian yang digunakan
adalah deskriptif analitik. Hasil penelitian. Kuantitatif diketahui ada hubungan
kematian maternal dengan komplikasi dengan nilai p-value 0,000 OR= 4,223, status gizi
dengan nilai p-value 0,320, usia ibu dengan nilai p-value 0,010. paritas responden
dengan p-value sebesar 0,175, pemeriksaan antenatal dengan nilai p-value 0,017,
keluarga berencana dengan nilai p-value sebesar 0,000, pendidikan ibu dengan nilai pvalue sebesar 0,783.pendapatan keluarga dengan nilai p-value sebesar 0,218. Hasil
faktor berpengaruh dari determinan dekat, determinan antara dan determinan jauh
terhadap kematian maternal di Kabupaten Batang diketahui dengan nilai saling dengan
nilai p value <0,05. Hasil penelitian kualitatif menunjukkan bahwa masih kurangnya
PONED disetiap puskesmas, jumlah bidan yang kurang disetiap desa serta perlunya
meningkatkan kualitas bidan, dengan meningkatkan P4K secara berkala, perlunya
kerjasama dengan pemegang kebijakan setempat untuk memperbaiki fasilitas pelayanan
kesehatan.
Kata Kunci : AKI, komplikasi, pemeriksaan antenatal, keluarga berencana
ABSTRACT
Background. Maternal and infant mortality rates are two of the urgent health problems
might be solved, especially for poor and developing countries. The mortality rate
(MMR) is high in a country potentially increasing the cost of social maintenance,
1
Nor Amalia Muthoharoh, Imam Purnomo, Rr. Vita Nur Latif
including the form of direct financing of health care costs and indirect costs derived
from the decrease in family income and productivity. The maternal mortality rate
(MMR) is one indicator in determining the degree of public health. One effort in
reducing maternal mortality, with the occurrence SMS Bunda and Si Jari Emas is a new
strategies national program need to be moved across the authorities and the policy.
Method.The aim of the research was to find the associated factors with case of
maternal mortality in Batang at2015. This study uses two methods, namely quantitative
and qualitative research. Quantitative Case Control while Qualitative design with indepth interviews to the head of the family health, coordinating midwife / midwives and
the respondent cases and dick to dig deeper into the history of prenatal maternal audit
(AMP). So, this type of research is descriptive analytic. Results. The survey results
revealed no association with the complications of maternal mortality with p - value
0,000 OR = 4,223, nutritional status and the p-value 0.320, maternal age with a p-value
of 0.010. Parity respondents with a p-value of 0.175, antenatal care with p-value 0.017,
family planning with a p-value of 0.000, mother's education with a p-value of 0.783.
Income families with a p-value of 0.218. The results of the determinant factors Affect
close, determinants and determinants far between to maternal mortality in Batang
known mutual value with p value of <0.05. The Qualitative research shows the results
that there is a lack PONED at every clinic, midwife numbers less each village as well as
the need to improve the quality of Midwives, with increasing P4K Periodically, the
important cooperation with local policy makers to improve health care facilities.
Keywords : MMR, complication, antenatal care, KB program
PENDAHULUAN
Kematian ibu dan kematian bayi
Pembangunan Milenium Development
merupkan
masalah
Goal’s (MDG’s), berjalan lambat dalam
kesehatan yang mendesak diselesaikan,
beberapa tahun terakhir. Rasio kematian
khususnya bagi negara miskin dan
ibu, yang diperkirakan sekitar 228 per
berkembang.
100.000 kelahiran hidup, tetap tinggi di
dua
diantara
Angka
kematian
Ibu
(AKI) yang tinggi di suatu negara
atas
berpotensi
meskipun telah dilakukan upaya-upaya
meningkatkan
pemeliharaan
sosial,
biaya
termasuk
200
untuk
selama
dekade
meningkatkan
terakhir,
pelayanan
pembiayaan langsung berupa biaya
kesehatan ibu. Hal ini bertentangan
perawatan kesehatan maupun biaya
dengan negara-negara miskin di sekitar
tidak
dari
Indonesia
dan
peningkatan lebih besar pada MDG’s.
langsung
penurunan
bersumber
pendapatan
produktivitas keluarga.
yang
menunjukkan
Terkait kesehatan ibu, beragam
Peningkatan kesehatan ibu di
masalah kesehatan yang dihadapi anak
Indonesia, yang merupakan Tujuan
pun tidak terlepas dari minimnya
2
Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kematian Maternal
Di Kabupaten Batang
dukungan lingkungan sosial, dalam hal
Tahun 2007, AKB 34 per 1.000
ini dukungan terhadap kaum perempuan
kelahiran hidup.
/ ibu. Masalah kesehatan anak memang
Angka
kematian
ibu
(AKI)
terkait kesehatan ibu. Buruknya status
merupakan salah satu indikator dalam
kesehatan ibu akan sangat berpengaruh
menentukan
kepada anak. Masih menurut UNICEF,
masyarakat.
hampir
Indonesia
Kematian Ibu tertinggi dibandingkan
meninggal setiap tahun karena masalah
negara-negara ASEAN lainnya. Angka
kehamilan dan persalinan. Padahal,
Kematian Ibu (AKI) mencerminkan
masa kehamilan dan persalinan adalah
risiko yang dihadapi ibu-ibu selama
salah satu fase vital bagi kelangsungan
kehamilan
hidup anak. Kualitas kesehatan di masa
dipengaruhi
kanak-kanak dan dewasa akan sangat
keadaan
ditentukan dari proses panjang sang ibu
kesehatan yang kurang baik menjelang
dari mulai sejak persiapan kehamilan,
kehamilan,
proses persalinan hingga fase tumbuh
komplikasi
kembang anak.
kelahiran, tersedianya dan penggunaan
10.000
Indonesia
memenuhi
wanita
sedang
salah
Di
kesehatan
Indonesia
dan
Angka
melahirkan
oleh
sosial
status
ekonomi,
kejadian
pada
gizi
yang
ibu,
keadaan
berbagai
kehamilan
dan
fasilitas pelayanan kesehatan ternasuk
target
pelayanan
prenatal
Pembangunan Millenium (MDG’s) di
Tingginya
angka
bidang kesehatan, yakni menurunkan
menunjukkan keadaan sosial ekonomi
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
yang rendah dan fasilitas pelayanan
Kematian
kesehatan termasuk pelayanan prenatal
Bayi.
satu
berupaya
derajat
Target
MDG’s
Indonesia untuk AKI diharapkan turun
dan
obstetri.
kematian
ibu
dan obstetri yang rendah pula.
menjadi 102 per 100.000 kelahiran
Berdasarkan Survei Demografi
hidup tahun 2015. Berdasarkan Survei
Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun
Demografi Kesehatan Indonesia 2007,
2012 Angka kematian ibu di Indonesia
AKI masih bertahan pada angka 228 per
mencapai 359 per 100.000 kelahiran
100.000 kelahiran hidup. Sedangkan
hidup. Terlebih kala itu dikaitkan
target MDGs untuk AKB adalah 23 per
dengan target Millenium Development
1.000 kelahiran hidup tahun 2015.
Goal’s (MDGs) Angka tersebut masih
jauh dari AKI yang ingin diwujudkan di
3
Nor Amalia Muthoharoh, Imam Purnomo, Rr. Vita Nur Latif
tahun 2015 sebesar 102 per 100.000
Hampir dua pertiga kematian
kelahiran hidup.
maternal disebabkan oleh penyebab
Angka kematian ibu Provinsi
langsung
yaitu
perdarahan
(25%),
Jawa Tengah tahun 2010 berdasarkan
infeksi (15%), eklamsia (12%), abortus
laporan dari kabupaten/kota sebesar
yang tidak aman (13%), partus macet
104,97/100.000
kelahiran
hidup,
(8%), dan penyebab langsung lain.
penurunan
bila
Sedangkan sepertiga lainnya disebabkan
dibandingkan dengan AKI pada tahun
oleh penyebab tidak langsung yaitu
2009 sebesar 117,02/100.000 kelahiran
keadaan yang disebabkan oleh penyakit
hidup.
atau komplikasi lain yang sudah ada
mengalami
Data dari dinas kesehatan Batang
setempat
AKI
di
setiap
sebelum kehamilan atau persalinan dan
tahunnya
memberat dengan adanya kehamilan
meningkat baik kematian ibu waktu
atau persalinan, seperti terdapatnya
hamil , kematian saat ibu bersalin, dan
penyakit jantung, hipertensi, diabetes,
kematian ibu nifas. Angka Kematian
hepatitis, anemia, malaria, kanker atau
Ibu di Kabupaten Batang pada tahun
AIDS
2014 sebesar 179,04 per 100.000
Prawihardjo,2009)
(19%).
(Sarwono
kelahiran hidup (23 kasus), meningkat
Proses yang paling dekat terhadap
bila dibandingkan dengan tahun 2013
kejadian kematian maternal, disebut
sebesar 111,77 per 100.000 kelahiran
sebagai
hidup (14 Kasus ). Angka ini masih
kehamilan itu sendiri dan komplikasi
diatas target renstra tahun 2013 sebesar
yang
110 per 100.000 kelahiran hidup dan
persalinan dan masa nifas (komplikasi
angka jawa tengah tahun 2013 sebesar
obstetri).
118,62 per 100.000 kelahiran hidup
langsung dipengaruhi oleh determinan
serta target MDG’s ke-4 tahun 2015
antara yaitu status kesehatan ibu, status
yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup,
reproduksi,
walaupun angka kematian pada tahun
kesehatan,
perilaku
perawatan
2015 menurun dari tahun sebelumnya
kesehatan/
penggunaan
pelayanan
yaitu 103 kelahiran hidup atau sebanyak
kesehatan dan faktor–faktor lain yang
13 kematian ibu namun hal ini masih
tidak diketahui atau tidak terduga. Di
menjadi masalah.
lain pihak, terdapat juga determinan
4
determinan
terjadi
dekat
dalam
Determinan
akses
yaitu
kehamilan,
dekat
ke
secara
pelayanan
Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kematian Maternal
Di Kabupaten Batang
jauh yang akan mempengaruhikejadian
yang ada dimana kelompok kasus yaitu
kematian maternal melalui pengaruhnya
riwayat ibu maternal, informasi dari
terhadap
yang
keluarga dan bidan yang ada serta
meliputi faktor sosial, budaya dan
dengan melihat data AMP dan AV yang
faktor ekonomi, seperti status wanita
bisa dilihat dibagian kesehatan keluarga
dalam keluarga dan masyarakat, status
di
keluarga dalam masyarakat dan status
kelompok kontrolnya yaitu dengan cara
masyarakat.
wawancara
determinan
antara,
(Sarwono
Prawihardjo,2009).
Kesehatan,
(Indept
sedangkan
Interview)
ibu
bersalin hidup pada waktu yang sama.
Berdasarkan permasalah yg sudah
diuraikan
Dinas
diatas
maka
Rancangan penilitian ini yaitu dengan
peneliti
membandingkan antara kelompok kasus
bermaksud menguraikan lebih dalam
dan kelompok kontrol dengan melihat
mengenai
factor resiko yang dapat mempengaruhi
faktor-faktor
yang
berhubungan dengan kejadian kematian
terjadinya kematian pada ibu hamil.
maternal yang terjadi di Kabupaten
Studi kasus kontrol dilakukan
Batang berdasarkan faktor-faktor yang
dengan
meliputi Determinan Dekat, Determinan
kasus
Antara dan Determinan
kelompok kontrol (ibu pasca persalinan
Jauh dalam
mengidentifikasi
(kematian
hidup),
kelompok
maternal)
kemudian
dan
upaya penurunan kematian maternal di
yang
Kabupaten Batang.
retrospektif (penelusuran ke belakang)
diteliti faktor – faktor
secara
risiko yang
mungkin dapat dijelaskan secara baik.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan
HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam penelitian ini adalah penelitian
Kuantitatif
dengan
menggunakan
Kabupaten Batang merupakan
Deskriptif Analitik dan dilakukan pula
salah satu Kabupaten Batang di Jawa
studi
metode
Tengah yang berada di jalur pantura
(indept
Pulau Jawa, terletak antara 6o 51” 46”
kualitatif
wawancara
dengan
mendalam
dan 7o 11” 47” Lintang Selatan dan
interview).
Rancangan penelitian ini dengan
antara 109o 40” 19” dan 110o 03” 06”
menggunakan desain Case Control.
Bujur Timur. Perbatasan Kabupaten
Karena akan mencari kasus dan control
Batang sebelah barat kabupaten dan
5
Nor Amalia Muthoharoh, Imam Purnomo, Rr. Vita Nur Latif
kota
pekalongan,
sebelah
Tabel 1. Sarana pelayanan kesehatan Kabupaten
Batang tahun 2015
No
Fasilitas Kesehatan
Jumlah
Satuan
(%)
1.
Rumah Sakit Umum
2
RS
2.
Rumah Sakit Khusus
RS
3.
Puskesmas Rawat Inap 5
4.
Puskesmas Non Rawat
16
Inap
5.
Puskesmas Keliling
29
6.
Puskesmas Pembantu
44
7.
Jumlah Apotek
46
8.
RS dengan kemampuan 100,00
%
pelayanan gadar level 1
9.
Jumlah Posyandu
1.215
Posyandu
10.
Posyandu Aktif
100
%
11.
Rasio Posyandu per
1,76
Per 100
100 balita
balita
12.
UKBM
1. Poskesdes
175
Poskesdes
2. Polindes
Polindes
3. Posbindu
8
Posbindu
13.
Desa Siaga
248
Desa
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Batang
Tahun 2015
selatan
kabupaten banjarnegara dan wonosobo,
sebelah timur kabupaten kendal , dan
sebelah utara laut jawa
Luas
Batang
wilayah
Kabupaten
788,7
Km2 ,terbagi
sebesar
menjadi 15 kecamatan yang terdiri dari
248 desa dan kelurahan, daerah terluas
adalah Kecamatan Subah dengan luas
83,52 Km2 atau sekitar 10,59% dari luas
total Kabupaten Batang, sedangkan
Kecamatan Warungasem
merupakan
daerah yang luasnya paling kecil di
Kabupaten Batang, yaitu 23,55 πΎπ‘š2
atau sekitar 2,99%.
GAMBARAN UMUM
Keadaan demografi Kabupaten
penduduk
Penelitian ini dilaksanakan pada
menurut jenis kelamin dapat dilihat dari
12 Mei 2016 sampai tanggal 22 Juni
rasio jenis kelamin, yaitu perbandingan
2016.
penduduk laki – laki dengan penduduk
penelitian ini adalah populasi kasus
perempuan.
yaitu semua
Batang
perkembangan
Berdasarkan
data
dari
Adapun
responden
pada
ibu yang mengalami
Badan Pusat Statistik Kabupaten Batang
kematian maternal sejumlah 13 ibu
tahun
jiwa
meninggal di Kabupaten Batang pada
jumlah
penduduk
tahun 2015 dan populasi kontrol yaitu
360.972jiwa
(49,99%).
semua ibu pasca persalinan yang tidak
Sehingga kita dapatkan rasio jenis
mengalami kematian maternal juga
kelamin sebesar 100,02.
sejumlah 13 ibu di Kabupaten Batang
2015
(50,01%)
sebesar
dan
perempuan
Sarana
361.052
pelayanan
pada tahun 2015.Penelitian ini bertujuan
kesehatan
kabupaten Batang pada tahun 2015
mengetahui
faktor-faktor
yang
meliputi :
berhubungan dengan kejadian kematian
maternal yang terjadi di Kabupaten
Batang berdasarkan faktor-faktor yang
6
Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kematian Maternal
Di Kabupaten Batang
meliputi
Determinan
Dekat
KEK
Tidak KEK
Total
,
Determinan Antara dan Determinan
5
21
26
19,2
80,8
100.0
Jauh.
b. Umur Ibu
HASIL UNIVARIAT
Tabel
1. Kematian maternal
Tabel
2.
Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan kematian maternal
Variabel Frekuensi
Persentase
(n)
(%)
Kasus
Kontrol
Total
13
13
26
50,0
50,0
100.0
Tabel
23,1
76,9
26
100.0
6.
1 Anak
2-3 Anak
>4 Anak
Total
2
8
16
26
7,7
30,8
61,5
100.0
d. Keluarga Berencana (KB)
Tabel
Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan
Faktor
Risiko
Kematian Maternal yang Terjadi
Berdasarkan Determinan Antara
yaitu Keluarga Berencana (KB)
Variabel
Frekuensi
Persentase
(n)
(%)
3. Faktor risiko kematian maternal
berdasarkan determinan antara
yaitu:
a. Status Gizi Ibu Saat Hamil
(Gizi)
Tabel
3,8
26,9
15,4
34,6
19,2
100.0
Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan
Faktor
Risiko
Kematian Maternal yang Terjadi
Berdasarkan Determinan Antara
yaitu Paritas
Variabel
Frekuensi
Persentase
(n)
(%)
Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan
Faktor
penyebab
kematian maternal berdasarkan
determinan dekat yaitu komplikasi
dalam kehamilan
Variabel
Frekuensi
Persentase
(n)
(%)
6
20
1
7
4
9
5
26
c. Paritas
3.
Komplikasi
Tidak
Komplikasi
Total
Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Faktor risiko kematian
maternal yang terjadi berdasarkan
determinan antara yaitu umur ibu
Variabel
Frekuensi
Persentase
(n)
(%)
19 Tahun
20-24 Tahun
25-29 Tahun
30-34 Tahun
>35 Tahun
Total
2. Faktor
penyebab
kematian
maternal
berdasarkan
determinan
dekat
yaitu
komplikasi dalam kehamilan
Tabel
5.
7.
Tidak
Pernah
Pernah
Total
4.
Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan
Faktor
Risiko
Kematian Maternal yang Terjadi
Berdasarkan Determinan Antara
yaitu Status Gizi Ibu Saat Hamil
(Gizi).
Variabel
Frekuensi
Persentase
(n)
(%)
4
22
15,4
84,6
26
100.0
e. Pemeriksaan Antenatal
Tabel
7
8.
Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan
Faktor
Risiko
Kematian Maternal yang Terjadi
Nor Amalia Muthoharoh, Imam Purnomo, Rr. Vita Nur Latif
Berdasarkan Determinan Antara
yaitu Pemeriksaan Antenatal
Variabel
Frekuensi
Persentase
(n)
(%)
Tidak Baik
Baik
Total
7
19
26
b. Pendapatan Keluarga
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan
Faktor
Risiko
Kematian Maternal yang Terjadi
Berdasarkan Determinan Jauh
yaitu Pendapatan Keluarga
Variabel
Frekuensi
Persentase
(n)
(%)
> 1 Juta
perbulan
23
88,5
1 Juta
2
7,7
perbulan
1
3,8
< 1 Juta
perbulan
26,5
73,1
100.0
4. Faktor risiko kematian maternal
berdasarkan determinan jauh
yaitu :
a. Pendidikan Ibu
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan
Faktor
Risiko
Kematian Maternal yang Terjadi
Berdasarkan Determinan Jauh
yaitu Pendidikan Ibu
Variabel
Frekuensi
Persentase
(n)
(%)
SD/Sederajat
13
50,0
SMP/Sederajat
4
15,4
SMA/Sederajat
8
30,8
Sarjana
1
3,8
Total
26
100.0
Total
26
100.0
HASIL BIVARIAT
1. Pengaruh Faktor Risiko Kematian Maternal Yang Terjadi Dengan Faktor
Penyebab Kematian Maternal Berdasarkan Determinan Dekat, Antara, dan
Jauh
Tabel 11. Analisis Pengaruh Faktor Risiko Kematian Maternal Yang Terjadi Dengan Faktor Penyebab
Kematian Maternal Berdasarkan Determinan Dekat Yaitu Komplikasi Dalam Kehamilan
(n=26)
Variabel
Maternal
Total
P value OR
95% CI
Kematian
Kasus
Kontrol
n
%
n
%
n
%
Komplikasi
Komplikasi
0
0
13
100
13
100
0,000
4,223 0,306-6,230
Tidak
13
100
0
0
13
100
Komplikasi
Status Gizi
Ibu
KEK
4
80
1
20
5
100
0,320
0,350 0,489-1,226
Tidak KEK
9
42,9 12
57,1
21
100
Usia Ibu
19 Tahun
0
0
1
20
1
100
0,010
0,500 0,102-7,221
20-24 Tahun
1
14,3
6
85,7
7
100
25-29 Tahun
2
50,0
2
50,0
4
100
30-34 Tahun
7
77,8
2
22,2
9
100
>35 Tahun
3
60,0
2
40,0
5
100
Paritas
8
Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kematian Maternal
Di Kabupaten Batang
1 Anak
2-3 Anak
>4 Anak
KB
Tidak Pernah
Pernah
Pemeriksaan
Antenatal
Tidak Baik
Baik
Pendidikan
Ibu
SD/ Sederajat
SMP/Sederajat
SMA/Sederajat
Pendapatan
Keluarga
>1 Juta
1 Juta
< 1Juta
2
5
6
100
62,5
37,5
0
3
10
0
37,5
62,5
0
8
16
100
100
100
0,175
0,500
0,102-7,221
2
11
50
50
2
11
50
50
4
22
100
100
0,000
1,000
0,119-8,421
6
7
85,7
36,8
1
12
14,3
63,2
7
19
100
100
0,017
10,28
6
0,018-1,948
7
2
4
53,8
50,0
50,0
6
2
4
46,2
50,0
50,0
13
4
8
100
100
100
0,783
9,206
1.023-0,454
12
0
1
52,2
0,0
100,0
11
2
0
47,8
100,0
50,0
23
2
0
100
100
100
0,218
0,055
2,054-7,250
Berdasarkan Tabel 11 diketahui bahwa
nilai p-value 0,017, pendidikan ibu
distribusi
responden
yaitu SD/Sederajat pada kasus dengan
berdasarkan variabel yaitu komplikasi
nilai p-value 0,783, dan pendapatan
dalam
yang
keluarga >1 juta sebanyak 12 orang
komplikasi dan tidak komplikasi kasus
(52,2%) pada kasus dengan nilai p-
dan kontrol sebanyak 13 orang (100%)
value 0,218.
frekuensi
kehamilan
dimana
dengan nilai p-value 0,000, status gizi
Distribusi frekuensi responden
sebagian besar tidak KEK 12 orang
berdasarkan determinan dekat yaitu
(57,1%) pada kontrol dengan nilai p-
komplikasi dalam kehamilan dimana
value 0,320, rata – rata usia ibu
yang komplikasi dan tidak komplikasi
sebagian
kasus dan kontrol sebanyak 13 orang
besar
usia
39-34
tahun
sebanyak 7 orang (77,8%) pada kasus
(100%), berdasarkan determinan dekat
dengan nilai p-value 0,010. Paritas >4
komplikasi
anak sebagian besar 10 orang (62,5%)
dengan
pada kontrol dengan nilai p-value 0,175,
diperoleh
sedangkan pemakaian KB sebanyak 11
Correctiondengan
orang (50%) pada kasus dan kontrol
0,000, maka dapat disimpulkan bahwa
dengan
ada pengaruh faktor penyebab kematian
nilai
p-value
0,000,.
Pemeriksaan antenatal baik sebanyak 12
maternal
orang (63,2%) pada kontrol dengan
9
dalam
uji
kehamilan
analisis
dari
dengan
Chi
nilai
p-value
faktor
yaitu
Square
Continuity
sebesar
penyebab
Nor Amalia Muthoharoh, Imam Purnomo, Rr. Vita Nur Latif
kematian
maternal
determinan
dekat
yaitu
berdasarkan
kematian maternal yang terjadi dengan
komplikasi
faktor penyebab kematian maternal
dalam kehamilan mil dengan nilai OR =
berdasarkan
4,223, nilai 95% CI 0,306 – 6,230.
determinan antara dan determinan jauh.
Hasil
HASIL MULTIVARIAT
determinan
penelitian
dekat,
menunjukkan
bahwa dari 13 kasus kematian maternal
Hasil multivariat pengaruh variabel
yang ada, sebagian besar kematian
dependen dengan beberapa variabel
disebabkan oleh Pre- Eklamsia Berat /
independen yaitu :
Eklamsia sebanyak, karena Riwayat
Tabel 12. Analisis Multivariat Pengaruh Faktor
Risiko Kematian Maternal Yang
Terjadi Dengan Faktor Penyebab
Kematian Maternal Berdasarkan
Determinan
Dekat
Yaitu
Komplikasi Dalam Kehamilan (n
=26)
Faktor
OR
95% CI
p
Resiko
Adjus
ted
Komplikasi
0,306
0,009
22,154
46,230
0,1020,001
Usia Ibu
0,500
7,221
Pemeriksaan
1.0231,007
0,029
Antenatal
10,454
1,003KB
0,218
0,015
89,400
penyakit,
eklamsia dan eklamsia diberikan karena
obat anti kejang yang efektif tanpa
menimbulkan depresi susunan saraf
pusat baik pada ibu maupun janinnya.
Pemberian pada preeklamsia berat sama
seperti
kejang,
wanita
biasanya
diberikan
Disamping penyebab kematian
akibat komplikasi obstetri langsung dan
dapat menjelaskann variabel kematian
tidak
maternatal diketahui memiliki nilai
langsung
ini,
penelitian
menemukan bahwa berbagai faktor turut
variabel
berperan untuk terjadinya kematian
independen yaitu komplikasi, paritas,
ibu,
karena
24jam post partum.
pendidikan ibu, pendapatan keluarga
pendidikan
eklamsia
MgSo4 selama persalinan dan selama
paritas, KB, pemeriksaan antenatal,
KB,
untuk
persalinan dan pelahiran merupakan
status gizi ibu saat hamil, umur ibu,
antara
karena
(Magnesium Sulfat) pada pasien pre
variabel independent yaitu komplikasi,
pengaruh
terakhir
Pendarahan. Dengan pemberian MgSO4
Hasil uji multivariat yaitu hasil
yaitu
dan
maternal. Faktor keterlambatan rujukan
pendapatan
yang meliputi keterlambatan dalam
keluarga tidak saling berpengaruh erat
pengambilan
secara multivariat dengan nilai <0,05,
keluarga masih memegang peranan
hal
penting
ini
terdapat
dapat
disimpulkan
pengaruh
faktor
bahwa
risiko
10
keputusan
pada
kejadian
dari
pihak
kematian
Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kematian Maternal
Di Kabupaten Batang
maternal
di
Kabupaten
disamping
itu
juga
Batang,
faktor
dengan
status
meminta
pertolongan
pada
bidan terdekat, dan dirujuk ke rumah
kesehatan ibu, faktor status reproduksi,
sakit,
pemeriksaan
menunjukkan bahwakasus mengalami
persalinan,
antenatal,
tingkat
penolong
pendidikan
dan
akan
tetapi
keterlambatan
hasil
rujukan
penelitian
saat
terjadi
faktor sosial ekonomi. Sebagian besar
komplikasi, dan sebagian besar kasus
ibu meninggal pada usia 20-35 tahun
mengalami keterlambatan pertama yaitu
sebanyak 11 ibu yang meninggal dari
terlambat
13 kasus ibu yang meninggal sisanya
pelayanan kesehatan yang lebih baik
ibu meninggal pada usia diatas 35
seperti Rumah Sakit karena dari pihak
tahun, jika dilihat darisegi usia kategori
keluarga yang terlalu lama dalam
usia 20 – 35 tahun termasuk usia
pengambilan
produktif, namun dari segi pekerjaan
indepth
ibu yang bekerja untuk menambah
kemampuan ibu, suami dan anggota
pendapatan keluarga hanya sebagian
keluarga lainnya untuk mengetahui
kecil saja), hal ini dapat diartikan
tanda–tanda
walaupun sebagian besar ibu meninggal
kebidanan
di usia produktif akan tetapi dapat
segera
mendapatkan
pertolongan
diasumsikan hanya sebagian kecil yang
ternyata
masih
Rendahnya
kemungkinan
kemampuan untuk mengenali tanda–
disebabkan
oleh
dalam
mencapai
keputusan.
interview
fasilitas
Dari
diketahui
kegawat
hasil
bahwa
daruratan
yang mengharuskan
rendah.
pekerjaan yang ikut sebagai pemicu
tanda
kematiannya
penyebab
seperti edema pada tangan dan kaki,
terbanyak kematian ibu itu sendiri
nyeri kepala, perdarahan yang terjadi
karena faktor riwayat penyakit yang
saat kehamilan maupun persalinan,
disudah
infeksi dan persalinan bayi kedua dalam
ada
karena
sebelum
kehamilan
terakhir.
kebidanan,
persalinan kembar, juga diperburuk oleh
dominannya
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa
kegawatdarutan
ibu
hampir
95%
kasus
peran
suami
dalam
pengambilan keputusan serta budaya
telah
‘berunding’/musyawarah
memanfaatkan fasilitas kesehatan saat
terjadi komplikasi, baik komplikasi
keluarga
yang terjadi selama masa kehamilan,
pelaksanaan rujukan, merupakan hal
yang
persalinan, maupun masa nifas yaitu
11
yang
dapat
dalam
memberikan
menghambat
kontribusi
bagi
Nor Amalia Muthoharoh, Imam Purnomo, Rr. Vita Nur Latif
keterlambatan pertama pada kasus –
didesain untuk memberikan informasi
kasus kematian maternal, sehingga saat
kepada
bidan datang kondisi ibu sudah buruk.
melahirkan. Program Si Jari Emas
Kendala biaya dan sikap pasrah pada
merupakan
takdir juga merupakan alasan terjadinya
nasional, yang mana program tersebut
keterlambatan pertama pada kasus –
pada dasarnya untuk mencatat AKI dan
kasus kematian maternal.
AKB
Strategi
P4K
ibu
hamil
hingga
program
secara
online,
baru
pasca
secara
program
ini
(Program
diprioritaskan untuk pertolongan medis
Perencanaan Persalina dan Pencegahan
persalinan ibu dan anak, Program si jari
Komplikasi)
cara
emas atau sistem informasi jejaring
menempelkan stiker merupakan suatu
rujukan expanding maternal and new
kegiatan yang di fasilitasi oleh bidan
born
didesa dalam rangka merencanakan
kesehatan secara Nasional bertujuan
persalinan yang aman dan persiapan
menutunkan resiko AKI dan AKB
menghadapi komplikasi bagi ibu hamil,
secara signifikan
adalah
dengan
survival
bantuan
kementrian
termasuk perencanaan penggunaan KB
Dari kasus di atas menunjukkan
pasca persalinan dengan menggunakan
bahwa faktor waktu menjadi sangat
stiker sebagai media notifikasi sasaran
penting
dalam rangka meningkatkan cakupan
komplikasi.
dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu
merujuk akan menjadi lebih buruk bila
dan bayi baru lahir.
terjadi gangguan, rumah sakit sebagai
Dapat
dilaksanakan
pada
kasus–kasus
dengan
Keterlambatan
dalam
program
tempat rujukan untuk menyediakan
SMS Bunda dan Si jari Emas strategi ini
pelayanan gawat darurat selama 24 jam.
dapat diterapkan di kabupaten batang
Upaya
penurunan
angka
untuk menekan terjadinya Aki setiap
kematian maternal yang dilakukan oleh
tahunnya. SMS bunda yaitu apa ada hal
dinas kesehatan Kabupaten Batang,
yang terjadi / yang ibu rasakan pada
antara lain dengan melakukan pelatihan
kehamilan / kondisi dirinya dan bayi
bidan desa, seperti pelatihan LSS (Life
nya bunda dapat melakukan sms kepada
Saving Skills), pelatihan KIE, dan
pelayanan kesehatan, sebelum itu ibu
pelatihan
hamil terlebih dahulu mendaftarkan
dilaksanakan
dirinya.
Meskipun pelatihan terhadap petugas
Layanan
ini
gratis
yang
12
bagi
dukun
bayi
yang
oleh
puskesmas.
Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kematian Maternal
Di Kabupaten Batang
kesehatan telah dilakukan oleh dinas
kesulitan
kesehatan Kabupaten Batang, pada
transportasi. Keberadaan ambulan desa
beberapa
yang merupakan salah satu wujud
contoh
kasus
diperoleh
dalam
mencari
informasi bahwa di sekitar keadaan
program
kegawatdaruratan kebidanan juga dapat
sebagaimana diharapkan. Pada kasus
dikaitkan
ketidakmampuan
kematian maternal yang memerlukan
petugas dalam memberikan pertolongan
rujukan segera ke rumah sakit, alat
medis yang memadai karena terhambat
transportasi yang digunakan sebagian
kurangnya
besar adalah mobil pinjaman tetangga
dengan
fasilitas
penunjang
penolongan kesehatan.
GSI
belum
alat
berjalan
atau keluarga yang mempunyai mobil
Pertolongan Pertama pada saat
tapi ada desa yang memang dari pihak
Bersalin Masyarakat sudah baik hasil
desanya saling menolong dan memang
penelitian menunjukkan bahwa perilaku
sudah disediakan mobil untuk berjaga –
ibu
sudah
jaga dari Kepala Desa nya apa bila ada
menggunakan tenaga kesehatan dan
kasus kegawatdaruratan hanya berapa
bidan
desa yang mempunyai ambulan desa
saat
akan
adapun
bersalin
pada
saat
bersalin
keluarga memanggil juga dukun bayi
biasanya
karena dipengaruhi oleh tradisi turun –
ambulance Puskesmas, namun kendala
temurun,
– kendala dalam trasportasi yang setiap
dimana
dukun
memberi
hanya
belum
menggunakan
perawatan pada ibu selesai bersalin
desa
(perawatan ibu dan bayi) sampai bayi
ambulance desa
lahir dengan imbalan jasa yang tidak
membutuhkan waktu untuk mencarinya
mengikat dan karena dukun bayi sudah
apa lagi bila memerlukan rujukan pada
mendapat pelatihan dari puskesmas.
malam hari. Hasil wawancara dengan
Kerjasama antara bidan desa dengan
Kepala
dukun bayi selain melalui pelatihan
Kabupaten Batang mengenai Gerakan
yang diadakan oleh puskesmas, juga
Sayang Ibu (GSI) di kabupaten Batang,
dalam bentuk pendampingan bidan saat
Baliau
ibu bersalin.
untukkeberhasilan pelaksanaan program
Seksi
tentu
mempunyai
kenyataannya tetap
Kesehatan
menyampaikan
Keluarga
bahwa
Keterlambatan kedua dijumpai
GSI yang memerlukan kerjasama secara
pada kasus kematian maternal, dan
lintas sektoral, tidak dapat dilakukan
sebagian
dalam waktu yang singkat.
besar
disebabkan
oleh
13
Nor Amalia Muthoharoh, Imam Purnomo, Rr. Vita Nur Latif
Pembahasan
pada
UMR, sehingga keterlambatan mencari
mengungkapkan
pertolongan ke rumah sakit sesegera
kompleksnya kematian ibu yang terjadi
mungkin, tidak hanya berhubungan
pada kasus – kasus kematian maternal
dengan kurangnya pengetahuan, tetapi
di Kabupaten Batang. Yang tampak
juga dengan kurangnya biaya, sehingga
jelas
rendahnya
upaya pencegahan kematian maternal
kemampuan untuk mengenali tanda –
ini juga membutuhkan dukungan dari
tanda risiko kebidanan baik oleh kasus
segi perbaikan tingkat ekonomi yang
maupun oleh anggota keluarganya.
nantinya
Kegagalan
kondisi
perbaikan terhadap akses pelayanan
kegawatdaruratan ini akan berlanjut
kehamilan dan persalinan yang aman.
pada keterlambatan penanganan kasus
Hal
yang membawa akibat pada terjadinya
meningkatkan partisipasi suami dan
kematian maternal. Untuk menurunkan
keluarga
kematian maternal di kabupaten Batang
pendamping
perlunya informasi dari bidan atau
masalah
tenaga
untuk
karena dari hasil penelitian menemukan
masyarakat mengenai gejala – gejala
bahwa peran suami dalam keluarga
penting yang perlu diperhatikan selama
masih dominan. Keluarga dari setiap
kehamilan, persalinan dan masa nifas
ibu hamil harus mempunyai rencana
baik pada ibu sendiri, para suami
rujukan, termasuk persiapan kendaraan
maupun
lainnya.
untuk mengirim ibu ke pelayanan
Diperlukan jaringan kerjasama lintas
kesehatan rujukan dan memberikan
sektoral baik di tingkat desa, kecamatan
pengertian pada keluarga agar tidak
dan
memberikan
membuang – buang waktu dalam
pengetahuan yang cukup mengenai
rujukan yaitu dengan menunggu pihak
risiko kehamilan/persalinan dan kapan
keluarga lain pada saat terjadinya
harus merujuk ke rumah sakit. Dilihat
kegawatdaruratan yang mengharuskan
dari tingkat pendidikan dan pendapatan
segera langsung dirujuk ke pelayanan
keluarga, hasil penelitian menunjukkan
kesehatan yang lebih memadai seperti
bahwa kasus berpendidikan rendah
Rumah
(SD) dan berpendapatan di bawah
maternal di tingkat pelayanan kesehatan
penelitian
ini
merugikan
kualitatif
adalah
mengenali
kesehatan
anggota
kabupaten
lainnya
keluarga
dalam
14
akan
lain
berdampak
yang
dalam
penting
tugasnya
dalam
kehamilan
Sakit.
pada
adalah
sebagai
menghadapi
dan
Kualitas
persalinan
pelayanan
Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kematian Maternal
Di Kabupaten Batang
rujukan
sangat
diperhatikan,
masalah
penting
terutama
ketersediaan
untuk
5.
mengenai
darah
Faktor risiko kematian maternal
dengan
dan
pemeriksaan
memiliki
nilai
antenatal
prosentase
baik
kesiapan pelayanan Kegawatdaruratan
sebanyak 11 orang (50%) pada
24 jam
kasus dan kontrol dengan nilai p-
SIMPULAN
1. Faktor risiko kematian maternal
value 0,017 dan nilai OR = 10.286.
2.
3.
Faktor risiko kematian maternal
yang terjadi dengan komplikasi
dengan
dalam kehamilan memiliki nilai
memiliki prosentase baik sebanyak
prosentase
orang
12 orang (63,2%) pada kontrol
(100%) dengan nilai p-value 0,000
dengan nilai p-value sebesar 0,000,
OR= 4,223.
dengan nilai OR = 1.000.
sebanyak
13
Faktor risiko kematian maternal
7.
keluarga
berencana
Faktor risiko kematian maternal
dengan status gizi ibu saat hamil
dengan pendidikan ibu memiliki
memiliki prosentase sebagian besar
nilai sebagian besar SD/ Sederajat
tidak KEK sebanyak 12 orang
sebanyak 7 orang (53,8%) pada
(57,1%) pada kontrol dengan nilai
kasus dengan nilai p-value sebesar
p-value 0,320 OR= 0,350.
0,783, dengan nilai OR=9.206.
Faktor risiko kematian maternal
yang
4.
6.
terjadi
dengan
8.
usia
Faktor risiko kematian maternal
dengan
pendapatan
keluarga
ibusebagian besar berumur 30-34
memiliki prosentase sebagian besar
tahun sebanyak 7 orang (77,8%)
> 1 juta perbulan sebanyak 12
pada kasus dengan nilai p-value
orang (52,2%) pada kasus dengan
0,010 nilai OR= 0,500.
nilai p-value sebesar 0,218 dengan
Faktor risiko kematian maternal
nilai OR= 0,055.
dengan paritas responden memiliki
9.
Hasil
faktor
berpengaruh
dari
nilai prosentase sebagian besar
determinan
adalah > 4 anak sebanyak 10 orang
antara
(62,5%), pada kasus kontrol dengan
terhadap
p-value sebesar 0,175 dengan nilai
Kabupaten
OR= 0.500.
dengan nilai saling dengan nilai p
dan
determinan
determinan
kematian maternal
value <0,000.
15
dekat,
Batang
jauh
di
diketahui
Nor Amalia Muthoharoh, Imam Purnomo, Rr. Vita Nur Latif
SARAN
komplit
1.
Bagi Pemerintah Daerah dan Dinas
kebutuhan jumlah bidan dengan
Kesehatan Kabupaten Batang
kapasitas ibu hamil di wilayah
a. Pemanfaatan fasilitas PONED
tersebut.
yang dimiliki
kecamatan
beserta
masing-masing
secara
sistem
f. Perlu
dan
diperhitungkan
diberikan
penghargaan
optimal
khusus pada bidan yang berada
rujukannya.
didaerah terpencil agar bidan
Pemerintah Daerah memberikan
tetap
dukungan
bertugas dalam waktu yang lebih
kebijakan
operasional
dalam
dan
peningkatan
lama.
pelayanan kesehatan ibu dan
g. Akses
tinggal
di
desa
terhadap
dan
informasi
anak dan bagi puskesmas yang
kesehatan harus lebih didekatkan
belum ada PONED nya agar
kepada
segera di adakan.
pengguna pelayanan kesehatan
b. Monitoring kerja bidan secara
masyarakat
sebagai
tersebut, agar terbentuk perilaku
berkala.
yang baik dari masyarakat dalam
c. Peningkatan
kompetensi
dan
pemanfaatan
pengetahuan bidan puskesmas
kesehatan
atau bidan desa dalam asuhan
penyuluhan.
persalinan normal dan dalam
pelayanan
dengan
melakukan
2. Bagi Puskesmas dan Pelayanan
asuhan penanganan komplikasi
Kesehatan
yang masih dapat ditangani oleh
Kabupaten Batang
bidan
a. Dengan meningkatkan program
dengan
melakukan
pelatihan secara berkala.
P4K
d. Mencetuskan strategi nasional
di
(Program
Persalinan
dan
terbaru yaitu SMS Bunda dan Si
Komplikasi)
Jari
setiap
Emas
dalam
upaya
penurunan kematian pada ibu.
e. Meningkatkan
kualitas
Wilayah
kehamilan
Perencanaan
Pencegahan
secara
ibu
Kerja
berkala,
memeriksakan
hendaknya
selalu
bidan
diperiksa kembali keadaan dan
yang terampil terutama pada
kondisi riwayat penyakit atau
daerah terpencil yang jauh dari
daya tahan tubuh ibu yang setiap
pelayanan
saat menurun.
kesehatan
yang
16
Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kematian Maternal
Di Kabupaten Batang
b. Melakukan kunjungan rumah
dengan mendekatkan ibu pada
c. Kerjasama
fasilitas kesehatan terdekat.
dengan pemegang
kebijakan setempat agar adanya
g. Meningkatkan
perbaikan fasilitas di kecamatan
pelayanan
tersebut, seperti ambulan desa
memberikan pelayanan antenatal
bagi
sesuai
desa
yang
jauh
dari
puskesmas dan rumah sakit.
salah
satu
standar
informasi,dan
antara bidan dan dukun, serta
kebijakan
dengan
cara
minimal,
melakukan KIE (komunikasi,
d. Lebih meningkatkan kemitraan
membuat
kualitas
edukasi)
pada
semua ibu hamil dan keluarga
apabila
h. Catatan
tentang
riwayat
tidak
melakukan
kehamilan, persalinan dan nifas
sesuai
tugasnya
dikenakan
sebelumnya sangatlah penting
sanksi
baik
bidan,
dukun
dan disertakan ke dalam KMS
maupun ibu hamil
e. Mengaktifkan
ibu hamil, sehingga terdapat
peran
masyarakat
dan
serta
kesinambungan pengobatan dan
tokoh
perawatan ibu hamil sampai
masyarakat dalam mendukung
melahirkan dan masa nifas.
program kesehatan ibu dan anak
ini
secara
dengan
perilaku
berkesinambungan
tetap
pembinaan
i. Puskesmas
memberikan
agar
yang
pelayanan
dapat
terbentuk
baik
dan
penyedia
kesehatan
lebih
lainnya
meningkatkan
kualitas pelayanan, keberadaan
dari
staf medis 24 jam, keberadaan
masyarakat dalam pemanfaatan
ambulan 24 jam dan mekanisme
pelayanan kesehatan.
komunikasi yang lebihfleksibel.
f. Kehamilan berrisiko tinggi harus
j. Puskesmas
dan
penyedia
mendapat perhatian lebih dari
pelayanan
tenaga kesehatan di puskesmas
dapat
dan
kompetensi dan keterampilan
penyedia
pelayanan
kesehatan
lebih
lainnya
meningkatkan
kesehatan lainnya. Ibu hamil
tenaga
selalu
kesehatannya
menangani
persalinannya
kehamilan, persalinan dan nifas,
dan
dipantau
persiapan
dan
17
kesehatan
mengaktifkan
dalam
komplikasi
sistem
Nor Amalia Muthoharoh, Imam Purnomo, Rr. Vita Nur Latif
Anantyo, Herman. 2009. Ilmu Kebidanan.
Jakarta : Yayasan bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
rujukan, transfusi darah dan
obat-obatan untuk kasus-kasus
yang tidak dapat ditangani di
Bobak
tingkat pelayanan dasar.
3.
Bagi Peneliti Selanjutnya
a.
Meneliti
dengan
metode
kualitatif
namun
dengan
Chabdranita Manuaba, Fajar Manuaba, &
GdeManuaba. 2008. GawatDarurat Obstetri-Ginekologi &
obstetri-Ginekologi Sosial untuk
Profesi Bidan.Jakarta : EGC
melakukan FGD (Fokus Grup
Discussion) pada masyarakat.
Melibatkan
berbagai
pihak
Cunningham, F.Gant, J.Leveno, Gilstrap,
Hauth dan D.Wenstrom., 2006.,
Obstetri Williams. Ed 21,Vol.2.
Jakarta : EGC
yang membuat kebijakan serta
masyarakat.
b.
Perlu
dilakukan
penelitian
DepKes RI (2008), Asuhan Persalinan
Normal, JNPK-KR,
Jakarta
dengan disain yang berbeda
untuk melihathubungan sebab
akibat
terhadap
Kemenkes RI 2008 dalam Wilopo 2010
kejadian
komplikasi persalinan.
c.
Profil Kesehatan kabupaten Batang Tahun
2014.Pemerintah
kabupaten
Batang.Dinas Kesehatan
Dalam penelitian kasus dan
kontrol
sebaiknya
lebih
Prawirohardjo,S.,2008. Ilmu Kebidanan.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
menekankan pada responden
dengan
karakteristik
dkk,
2005.
Buku
Ajar
Keperawatan maternitas. Edisi
4. Jakarts: EGC.pp:143-16
yang
sama, agar lebih terlihat jelas
Prawirohardjo,S.,2009. Ilmu Kebidanan.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
perbedaannya namun dalam
status sosial ekonomi yang
Prawirohardjo,S.,
2009.
Pelayanan
Kesehatan
Maternal
Dan
Neonatal . Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
sama.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Bari, Saifuddin. 2008. Pelayanan
Kesehatan
maternal
Dan
Neonatal.Jakarta : Bina Pustaka
Priyo.Sutanto, 2007. Analisis Data
Kesehatan. Jakarta : Fakultas
Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia
18
Download