11 BAB II KERANGKA KONSEP Untuk membahas pokok permasalahan tentunya diperlukan suatu alat yang menjadi dasar dalam pembahasan masalah. Karena itu, penulis akan menjelaskan teori-teori yang relevan sebagai landasan atau acuan dalam penulisan penelitian ini sebagai berikut : 2.1 Hakikat Komunikasi Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris “comunication” berasal dari bahasa latin “communicatio” bersumber dari kata “communis” yang berarti “sama”, sama di sini adalah sama makna.10 Jadi, apabila dua orang terlibat dalam komunikasi, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Wilbur Schramm mengungkapkan komunikasi “ ..... if we do a communications, we try to build the equalize with someone. The Essence of communications is importantly how we interpret message, therefore between the sender and the receiver can understand the message” (bila kita melakukan komunikasi, kita mencoba tukar menukar informasi, ide atau sikap. Intisari dari komunikasi adalah terutama dalam mengartikan pesan, sehingga antara penerima dan pengirim dapat mengartikan yang sama terhadap pesan itu).11 10 Effendy, Onong U, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Jakarta : PT Citra Aditya Bhakti, 2000, hal. 9 11 Scramm, Wilbur, The Proscess & effect of Mass Communication, Urbana University of Illionis,1995, hal.3 12 Dari pengertian komunikasi sebagaimana diuraikan di atas, tampak adanya sejumlah komponen dan unsur yang dicakup dan merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Dalam bahasa komunikasi, komponen atau unsur tersebut adalah sebagai berikut : 1. Sumber (source) Sumber adalah dasar yang digunakan di dalam penyampaian pesan, yang digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku dan sejenisnya. Dalam hal ini sumber yang perlu kita perhatikan adalah kredibilitas terhadap sumber (kepercayaan). Apabila kita salah mengambil sumber, maka kemungkinan besar komunikasi yang kita lakukan akan berakibat lain dari yang kita harapkan. 2. Komunikator Komunikator dapat berupa individu yang sedang berbicara atau menulis, kelompok orang, organisasi komunikasi seperti surat kabar, radio, televisi, film dan sebagainya. Dalam komunikator menyampaikan pesan kadang-kadang komunikator dapat menjadi komunikan dan sebaliknya komunikan menjadi komunikator. 3. Pesan Pesan adalah keseluruhan daripada apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan seharusnya mempunyai inti pesan (tema) sebagai pengarah di dalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Pesan dapat disampaikan secara panjang lebar, namun perlu diperhatikan dan diarahkan kepada tujuan akhir dari komunikasi. 13 4. Saluran (channel) Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan yang dapat diterima melalui panca indera atau menggunakan media. Secara umum komunikasi yang sering dilakukan dapat berlangsung menurut dua saluran, yaitu : a. saluran formal atau yang bersifat resmi b. saluran informal atau yang bersifat tidak resmi 5. Komunikan Adalah sesorang atau sekelompok orang yang menjadi sasaran pengiriman pesan Komunikan atau penerima pesan dari segi sasarannya dapat dibagi : a. komunikasi persona (orang seorang) b. komunikasi kelompok c. komunikasi massa 6. Effect (hasil) Efek adalah hasil akhir dari suatu komunikasi, yakni sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak sesuai dengan tujuan komunikasi yang kita inginkan. Jika sesuai, berarti komunikasi yang kita lakukan berhasil, demikian pula sebaliknya. Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang menimbulkan efek tertentu dalam diri komunikan sesuai dengan tujuan komunikator. Efek komunikasi yang timbul pada komunikan sering kali diklasifikasikan sebagai efek kognitif, efek afektif atau efek sikap dan efek konatif atau efek perilaku. 2.2 Hubungan Manusiawi Sebagai Kegiatan Komunikasi dalam Humas Hubungan manusiawi atau human relation merupakan metode komunikasi yang dilakukan oleh seseorang kepada seseorang lainnya secara tatap muka sehingga 14 kedua orang yang terlibat dalam komunikasi itu sama-sama merasa dirinya puas12. Kegiatan hubungan manusiawi banyak dilancarkan dalam berbagai situasi dalam organisasi untuk menghilangkan hambatan komunikasi, meniadakan salah pengertian dan memecahkan masalah pribadi. Oleh karena metode komunikasi ini sangat penting dalam kehumasan, human relation sering dilakukan oleh Kepala Humas di suatu organisasi. Beberapa alasan mengapa humas perlu mengembangkan hubungan antar manusia dalam kegiatan kehumasannya antara lain : 1. Manusia cenderung untuk selalu mengurangi potensi kesepian yang ada dalam dirinya. Adakalanya manusia mengalami kesepian karena secara fisik sendirian, walaupun kesendirian tidak selalu berarti kesepian. Sementara orang mengurangi kesepian dengan mengembangkan kontak pribadi 2. Manusia membutuhkan stimulasi. Kontak antar manusia merupakan salah satu cara manusia untuk mendapatkan stimulasi. Manusia merupakan gabungan dari banyak dimensi yang memerlukan stimulasi 3. Manusia ingin mendapatkan pengetahuan diri. Kontak manusia adalah tempat yang strategis untuk belajar tentang diri sendiri 4. Manusia cenderung untuk memaksimalkan kesenangan dan meminimalkan penderitaan Seorang humas yang baik juga harus mampu mengembangkan pola komunikasi yang mampu menumbuhkan hubungan antar personal yang baik. Tidak benar anggapan orang bahwa semakin sering orang melakukan komunikasi antarpribadi dengan orang lain, maka makin baik hubungan mereka. Yang menjadi soal bukan hanya berapa kali komunikasi dilakukan, tetapi bagaimana komunikasi itu dilakukan. 12 Effendy, Onong U, Opcit, hal.34 15 Beberapa faktor yang menumbuhkan hubungan antarpribadi yang baik adalah sebagai berikut : 1. Percaya (trust) Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi komunikasi antar pribadi, faktor percaya adalah yang paling penting. Sejak tahap pertama dalam hubungan antarpribadi yaitu tahap perkenalan, sampai pada tahap kedua yaitu tahap peneguhan, “percaya” , semuanya menentukan juga efektivitas dari komunikasi tersebut. Secara ilmiah percaya dapat artikan sebagai mengandalkan perilaku orang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Sejauh mana kita percaya kepada orang lain dipengaruhi oleh faktor-faktor personal dan situasional. Orang yang harga dirinya positif akan cenderung mempercayai orang lain, sebaliknya orang yang mempunyai kepribadian otoriter cenderung sukar mempercayai orang lain. Sikap percaya berkembang apabila setiap komunikasn menganggap komunikan lainnya berlaku jujur. Tentu saja sikap ini dibentuk berdasarkan pengalaman kita dengan komunikan. Karena itu sikap percaya berubah-ubah tergantung kepada komunikan yang dihadapi. 2. Suportif Sikap suportif adalah sikap mengurangi sikap defensif dalam komunikasi. Orang akan bersikap defensif bila ia tidak menerima, tidak jujur dan tidak empatis. Sudah jelas dengan sikap defensif komunikasi interpersonal akan gagal, karena orang defensif akan lebih banyak melindungi diri dari ancaman yang ditanggapinya dalam situasi komunikasi ketimbang memahami pesan orang lain. Hal ini dapat terjadi karena faktor dalam diri komunikan seperti ketakutan, kecemasan, harga diri yang rendah, pengalaman defensif dan sebagainya. Atau juga sikap defensif tersebut muncul dari perilaku komunikan lainnya. 16 Perilaku supportif yaitu : a. Sikap Deskripsi Yaitu sikap dimana komunikan mengungkapkan perasaan dan persepsinya tanpa menilai, karena itu lawan bicara akan merasa dihargai. b. Sikap Orientasi Masalah Yaitu perilaku dimana kita dapat mengkomunikasikan keinginan untuk bekerjasama dan mencari pemecahan masalah bersama dengan lawan bicara kita. Mengajak komunikan lainnya untuk bersama-sama menetapkan tujuan dan memutuskan bagaimana mencapainya. c. Sikap Spontanitas, dimana kita bersikap jujur dan dianggap tidak menyelimuti motif yang terpendam d. SikapEmpati Sikap dimana kita memahami orang lain yang tidak mempunyai hubungan emosional dengan kita e. Sikap Persamaan Sikap memperlakukan orang lain secara horizontal dan demokratis. Tidak mempertegas perbedaan. Status boleh jadi berbeda, namun komunikasi tidak menjadi vertikal. Tidak menggurui, tetapi berbincang pada tingkat yang sama. Dengan persamaan, kita mengkomunikasikan penghargaan dan rasa hormat pada perbedaan pandangan dan keyakinan. f. Provosionalisme Sikap dimana kita bersedia meninjau kembali pendapat kita untuk mengakui bahwa pendapat manusia adalah tempat kesalahan, karena itu sangatlah wajar jika suatu saat pendapat dan keyakinan bisa berubah dan bersifat sementara.13 17 3. Sikap Terbuka Sikap terbuka sangat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi antarpribadi yang efektif. Besikap terbuka berarti menilai pesan secara objektif dengan menggunakan data dan logika. Bersama-sama dengan sikap percaya dan suportif, sikap terbuka mendorong timbulnya saling pengertian, saling menghargai dan yag paling penting adalah saling mengembangkan kualitas hubungan antarpribadi kepada kedua pihak yang menjalin hubungan.14 Dalam mengembangkan hubungan antar pribadi, seorang humas dapat melakukan beberapa teknik komunikasi antara lain yaitu konseling. Yang bertindak sebagai konselor adalah seorang humas, pemimpin kelompok, atau seseorang yang ditunjuk dalam suatu organisasi. Dan yang bertindak sebagai konseli adalah khalayak dalam organisasi yang sedang menghadapi suatu masalah. Tujuan konseling adalah membantu konseli untuk memecakan masalahnya sendiri atau mengusahakan adanya suatu suasana yang menimbulkan keberanian untuk memecahkan masalah. Ditinjau dari segi komunikasi, konseling adalah komunikasi antar pribadi.15 2.3 Komunikasi Antar Pribadi Komunikasi antarpribadi dijabarkan oleh Dean Barlund dalam bukunya Richard L. Johannesen adalah sebagai orang-orang pada pertemuan tatap muka dalam situasi informasi yang melakukan interaksi terfokus lewat pertukaran isyarat verbal dan non verbal yang saling berbalasan.16 Perbedaan antara komunikasi antar pribadi dengan komunikasi lainnya adalah adanya unsur pribadi/privat yang hanya diketahui oleh pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi. Dalam komunikasi antar 13 Rakhmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi,Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007,hal.134 Ibid, 138 15 Efendy, Onong U, Human Relations dan Public Relations, Bandung : CV Mandar Maju, 1993, hal.82 16 Johannesen, Richard L., Etika Komunikasi, Bandung : Remaja Rosdakarya, 1996, hal.147 14 18 pribadi terdapat tahapan yang disebut tahap perkenalan (acquaintance process), yaitu tahap dimana biasanya terjadi pertukaran informasi dan kedua belah pihak berusaha menggali identitas, sikap dan nilai pihak lain. Pada tahap ini biasanya informasi yang disampaikan umumnya berkisar mengenai data demografis seperti usia, pekerjaan, tempat tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya. Melalui data ini para pihak berusaha membentuk kesan tentang diri pihak lainnya. Beberapa karakteristik komunikasi antar pribadi menurut Judy C. Pearson : 1. Komunikasi antarpribadi dimulai dengan diri pribadi (self). Jadi harus dimulai dengan pemahaman persepsi tentang diri yang menyangkut pengamatan dan pemahaman yang berangkat dari dalam diri kita sendiri. Tindakan manusia sangat dipengaruhi oleh pemahaman tentang siapa dirinya dan bagaimana pengalaman hidup yang dialami. 2. Komunikasi antarpribadi bersifat transaksional. Mengacu pada tindakan pihakpihak yang berkomunikasi secara serempak menyampaikan dan menerima pesan. Dalam prosesnya terjadi pertukaran informasi. 3. Komunikasi antarpribadi menyangkut aspek-aspek isi pesan dan hubungan antarpribadi. Maksudnya adalah komunikasi antarpribadi tidak hanya berkutat pada masalah isi pesan belaka, melainkan juga soal siapa yang terlibat dalam hubungan tersebut dan bagaimana hubungan antara para pihak yang berkomunikasi. 4. Komunikasi antarpribadi mensyaratkan adanya kedekatan fisik antara pihak-pihak yang berkomunikasi. 5. Komunikasi antarpribadi melibatkan pihak-pihak yang saling tergantung satu dengan lainnya dalam suatu proses komunikasi. 19 6. Komunikasi antarpribadi tidak dapat diubah maupun diulang. Jika kita salah mengucapkan sesuatu kepada partner komunikasi kita, mungkin kita dapat meminta maaf dan diberi maaf, tetapi itu tidak berarti dapat menghapus apa yang pernah kita ucapkan. Ketika seseorang berkomunikasi, isi pesan yang disampaikan dapat mempengaruhi kadar hubungan diantaranya. Pengaruh yang ditampilkan ialah hubungan yang rendah dan tinggi. Hubungan yang rendah dapat disebabkan antara individu sebelumnya tidak memiliki keterlibatan, sehingga infromasi yang dipertukarkan bersifat umum. Hubungan yang tinggi dapat disebabkan daya tarik yang tinggi terhadap individu tersebut. Ini berarti dalam setiap komunikasi terutama dalam komunikasi antar pribadi tidak hanya melihat isi pesan dalam komunikasi, tetapi juga menentukan hubungan antara individu. Komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi antara dua individu, dan oleh Dean Barlun pengertian komunikasi antarpribadi terdiri dari 5 unsur : 1. Dalam komunikasi harus ada dua orang atau lebih yang secara fisik dekat dan merasa keberadaannya ditengah dan dengan orang lain. 2. Komunikasi antarpribadi melibatkan komunikasi yang bebas, dimana setiap tingkah laku komunikasi mengandung sebab akibat yang langsung diterima saat itu juga, yang berarti terdapat perhatian satu sama lain 3. Komunikasi antarpribadi melibatkan suatu perubahan dalam berita dimana pesan sebagai aksi selalu mendapat reaksi dari yang menerimanya 4. Pesan yang disampaikan dalam bentuk lisan/oral atau pesan yang bukan lisan 5. Komunikasi antapribadi tidak berstruktur, tidak formal, tidak kaku dan sangat luwes. 20 Sedangkan definisi komunikasi antarpribadi didasari pengembangan dilihat sebagai akhir dari perkembangan komunikasi yang tidak pribadi pada satu ekstrim menjadi komunikasi pribadi atau intim pada ekstrim lain. Berdasarkan pengembangan ini dalam komunikasi antarpribadi terdapat tiga faktor yang membedakan komunikasi tidak pribadi dengan komunikasi antarpribadi17. Faktor tersebut adalah : 1. Prediksi data berdasarkan data psikologis Dalam berinteraksi, reaksi terhadap orang lain didasarkan pada data psikologis dan bukan data sosiologis atau kelas. Berbeda dalam perjumpaan tak pribadi, dimana data sosiologis digunakan untuk menanggapi orang lain. Data sosiologis mudah diketahui, seperti agama, usia, ras/suku. Data psikologis diperoleh jika diantara kedua individu yang terlibat tedapat kedekatan hubungan melalui pertukaran informasi yang mendalam. 2. Pengetahuan yang menjelaskan Dalam interaksi pribadi, seseorang berkomunikasi berdasarkan pengetahuan yang menjelaskan tentang masing-masing. Dalam komunikasi antarpribadi, seseorang cukup memahami alasan-alasan dan menduga yang dilakukan oleh orang yang dikenal. Pada hubungan tak pribadi seseorang hanya dapat menduga tanpa mampu menjelaskan perilaku tersebut. 3. Aturan yang ditetapkan secara pribadi Dalam hubungan pribadi, setiap aturan dibentuk berdasarkan individu bukan oleh sosial. Akibat data psikologis yang telah diterima, individu menetapkan aturanaturan dalam hubungan. Riyono Pratikno dalam buku pernyataan Joseph A. DeVito Berbagai Aspek Komunikasi mengutip bahwa Komunikasi Antarpribadi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di antara sekelompok 17 De Vito, Joseph, Komunikasi Antar Manusia, Jakarta : Profesional Books,1997, 231 21 kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan umpan balik seketika ( the process of sending and receiving messages between two persons or among a small group of persons, with some effect and some immediate feedback). 18 Komunikasi yang berlangsung dalam kegiatan human relations adalah komunikasi antarpribadi (interpersonal communication). Karena komunikasi bentuk ini sifatnya dialogis, maka proses berlangsung secara timbal balik (two way traffic reciprocal communication). Ini berarti bahwa komunikator mengetahui efek komunikasi pada saat itu juga, umpan balik / feedback terjadi ketika itu juga. Komunikasi ini dianggap paling efektif dalam hal upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung sehingga komunikator mengetahui pasti apakah komunikasinya itu positif atau negatif, berhasil atau tidak. 2.4 Efektivitas Efektivitas adalah menunjukkan taraf tercapainya suatu tujuan, usaha dikatakan efektif kalau itu mencapai tujuannya. Secara umum taraf efektivitas dapar dinyatakan sebagai ukuran yang agak pasti. 19 Dalam komunikasi, pesan dikatakan efektif apabila orang yang menyampaikannya berhasil sesuai dengan apa yang dimaksudkannya. Oleh karena itu komunikator harus mengetahui komunikan atau khalayak sasarannya. Apabila hal ini tidak terlaksana maka komunikasi dapat dikatakan gagal atau tidak efektif. Agar mendapat gambaran lebih jelas tentang efektivitas komunikasi antarpribadi maka penulis melihatnya dari lima karakteristik komunikasi antarpribadi yang efektif dalam perspektif humanistik menurut Joseph A.DeVito, yaitu: 18 19 Praktikto, Riyono, Berbagai aspek Komunikasi, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1987, hal.42 Shadily, Hasan, Ensiklopedi Umum, Yogyakarta : Yayasan Kanisisus, 1977, hal. 296 22 1. Keterbukaan (Opennes) Keterbukaan mengacu setidaknya pada tiga aspek dari komunikasi antarpribadi, yaitu: a. pada kemampuan kita untuk membuka diri (untuk mengungkapkan informasi tentang diri kita yang biasanya selama ini kita tutupi. b. pada kemampuan kita untuk bereaksi secara jujur terhadap pesan yang kita terima. Biasanya kita menginginkan agar orang beraksi jujur terhadap apa yang kita katakan dan kita rasakan dan kita berhak atas hal-hal tersebut. c. kepada perasaan dan pikiran yang kita miliki. 2. Empati (Emphaty) Mungkin kualitas komunikasi yang paling sulit untuk dicapai adalah kemampuan kita untuk bersimpati terhadap orang lain. Bersimpati terhadap seseorang artinya bahwa kita merasakan apa yang dirasakan orang lain, mencoba mengalami apa yang dialami orang lain dari sudut pandang orang tersebut tanpa kehilangan identitas kita sendiri. 3. Dukungan (Suportiveness) Yang dimaksud dengan dukungan adalah sebuah suasana yang lebih bersifat deskriptif daripada mengevaluasi yang mengarah pada sebuah dukungan. Ketika kita merasa komunikasi sebagai sebuah permintaan atas informasi atau penggambaran atas sebuah kejadian, kita biasanya tidak merasakannya sebagai sebuah ancaman. Kita tidak merasa tertantang dan tidak merasa perlu untuk membela diri. Bagaimanapun juga komunikasi yang sifatnya menghakimi atau mengevaluasi biasanya membuat kita menjadi lebih difensif, menarik diri, membangun semacam penghalang antara kita dan sang evaluator. 23 4. Rasa Positif (Positiveness) Rasa positif dapat kita komunikasikan dalam komunikasi antarpribadi dengan dua cara, yaitu: a. Memperlihatkan perilaku positif Perilaku positif dalam komunikasi antarpribadi mengacu kepada hal yang positif dari satu orang kepada yang lain dan kepada situasi komunikasi secara umum. Perasaan negatif biasanya membuat komunikasi lebih sulit. b. Memuji orang yang berinteraksi dengan anda Bila anda memuji seseorang, maka anda mengakuinya sebagai seseorang, sebagai manusia yang penting. 5. Kesamaan (Equality) Kesamaan adalah karakteristik yang khas dalam berbagai situasi, yang mungkin saja terdapat beberapa ketidaksamaan. Tidak ada dua orang atau lebih yang benarbenar sama dalam derbagai aspek. Komunikasi antarpribadi biasanya dianggap lebih efektif ketika berada dalam kesamaan. Dalam hubungan antarpribadi, dalam ciri kesamaan, ketidaksetujuan dan konflik dipandang sebagai usaha yang tidak dapat dielakkan untuk memahami daripada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan orang lain. Kesamaan tidak mengharuskan agar kita menerima dan menyetujui semua perilaku orang lain. 20 Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang menimbulkan efek tertentu sesuai dengan tujuan yang disebutkan tadi. Efek komunikasi yang timbul pada diri seseorang seringkali diklasifikasikan sebagai efek kognitif, efek afektif, atau efek perilaku. 20 DeVito, Joseph A., The Interpersonal Communication Book, Harper Collins College Publisher, 1995, hal.107 24 1. Efek Kognitif ( cognitive effect ) adalah pengaruh pesan komunikasi yang timbul pada komunikan berupa kegiatan berpikir, dalam arti mengetahui, menghayati, mengartikan, menggambarkan, mempertimbangkan, menalar, dll. 2. Efek Afektif ( affective effect ) adalah akibat yang timbul pada diri seseorang atau sejumlah orang sebagai pengaruh dari peristiwa komunikasi yang berkaitan dengan perasaannya. Misalnya merasa heran, terkejut, gembira, bangga, sedih, iba, terharu, dll karena informasi secara lisan dari seseorang / berita, dsb. 3. Efek Konatif ( conative effect ) adalah pengaruh pesan yang timbul pada diri komunikan berupa tekad, hasrat atau upaya untuk melaksanakannya dalam bentuk tindakan atau perbuatan. 21 2.4. Motivasi Motivasi adalah dorongan atau kehendak yang menyebabkan timbulnya semacam kekuatan agar seseorang itu mampu berbuat atau bertindak atau bertingkah laku. Tumbuhnya motivasi dalam diri seseorang senantiasa dilandasi oleh adanya kesadaran diri berkenaan dengan hakikat dan keberadaan kehidupannya masingmasing. Motivasi dan prestasi belajar siswa berbeda-eda, ada yang meningkat, ada yang menurun. Dalam kondisi demikian motivasi belajar sangat berperan dan dibutuhkan serta berpengaruh terhadap masa depan siswa. Arden N. Fraden mengatakan bahwa hal-hal yang memotivasi seseorang untuk belajar adalah: 1. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang luas. 2. Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju. 25 3. Adanya keinginan untuk mendapat simpai dari orang lain 4. Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan kooperasi maupun kompetisi. 5. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai suatu ilmu 6. Adanya ganjaran/hukuman sebagai akhir daripada belajar. 22 21 22 Effendi, Onong Uchjana, Dinamika Komunikasi, Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 1986, hal. 7 Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001, hal. 282-288