BAB II KERANGKA KONSEP

advertisement
11
BAB II
KERANGKA KONSEP
Untuk membahas pokok permasalahan tentunya diperlukan suatu alat yang
menjadi dasar dalam pembahasan masalah. Karena itu, penulis akan menjelaskan
teori-teori yang relevan sebagai landasan atau acuan dalam penulisan penelitian ini
sebagai berikut :
2.1
Hakikat Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris “comunication” berasal dari
bahasa latin “communicatio” bersumber dari kata “communis” yang berarti “sama”,
sama di sini adalah sama makna.10
Jadi, apabila dua orang terlibat dalam komunikasi, maka komunikasi akan
terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang
dipercakapkan.
Wilbur Schramm mengungkapkan
komunikasi “ ..... if we do a
communications, we try to build the equalize with someone. The Essence of
communications is importantly how we interpret message, therefore between the
sender and the receiver can understand the message” (bila kita melakukan
komunikasi, kita mencoba tukar menukar informasi, ide atau sikap. Intisari dari
komunikasi adalah terutama dalam mengartikan pesan, sehingga antara penerima dan
pengirim dapat mengartikan yang sama terhadap pesan itu).11
10
Effendy, Onong U, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Jakarta : PT Citra Aditya Bhakti, 2000,
hal. 9
11
Scramm, Wilbur, The Proscess & effect of Mass Communication, Urbana University of Illionis,1995,
hal.3
12
Dari pengertian komunikasi sebagaimana diuraikan di atas, tampak adanya
sejumlah komponen dan unsur yang dicakup dan merupakan persyaratan terjadinya
komunikasi. Dalam bahasa komunikasi, komponen atau unsur tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Sumber (source)
Sumber adalah dasar yang digunakan di dalam penyampaian pesan, yang
digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa
orang, lembaga, buku dan sejenisnya. Dalam hal ini sumber yang perlu kita
perhatikan adalah kredibilitas terhadap sumber (kepercayaan). Apabila kita salah
mengambil sumber, maka kemungkinan besar komunikasi yang kita lakukan akan
berakibat lain dari yang kita harapkan.
2. Komunikator
Komunikator dapat berupa individu yang sedang berbicara atau menulis, kelompok
orang, organisasi komunikasi seperti surat kabar, radio, televisi, film dan
sebagainya.
Dalam
komunikator
menyampaikan
pesan
kadang-kadang
komunikator dapat menjadi komunikan dan sebaliknya komunikan menjadi
komunikator.
3. Pesan
Pesan adalah keseluruhan daripada apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan
seharusnya mempunyai inti pesan (tema) sebagai pengarah di dalam usaha
mencoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Pesan dapat disampaikan
secara panjang lebar, namun perlu diperhatikan dan diarahkan kepada tujuan akhir
dari komunikasi.
13
4. Saluran (channel)
Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan yang dapat diterima melalui panca
indera atau menggunakan media.
Secara umum komunikasi yang sering dilakukan dapat berlangsung menurut dua
saluran, yaitu :
a. saluran formal atau yang bersifat resmi
b. saluran informal atau yang bersifat tidak resmi
5. Komunikan
Adalah sesorang atau sekelompok orang yang menjadi sasaran pengiriman pesan
Komunikan atau penerima pesan dari segi sasarannya dapat dibagi :
a.
komunikasi persona (orang seorang)
b. komunikasi kelompok
c.
komunikasi massa
6. Effect (hasil)
Efek adalah hasil akhir dari suatu komunikasi, yakni sikap dan tingkah laku orang,
sesuai atau tidak sesuai dengan tujuan komunikasi yang kita inginkan. Jika sesuai,
berarti komunikasi yang kita lakukan berhasil, demikian pula sebaliknya.
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang menimbulkan efek tertentu
dalam diri komunikan sesuai dengan tujuan komunikator. Efek komunikasi yang
timbul pada komunikan sering kali diklasifikasikan sebagai efek kognitif, efek afektif
atau efek sikap dan efek konatif atau efek perilaku.
2.2 Hubungan Manusiawi Sebagai Kegiatan Komunikasi dalam Humas
Hubungan manusiawi atau human relation merupakan metode komunikasi
yang dilakukan oleh seseorang kepada seseorang lainnya secara tatap muka sehingga
14
kedua orang yang terlibat dalam komunikasi itu sama-sama merasa dirinya puas12.
Kegiatan hubungan manusiawi banyak dilancarkan dalam berbagai situasi dalam
organisasi untuk menghilangkan hambatan komunikasi, meniadakan salah pengertian
dan memecahkan masalah pribadi. Oleh karena metode komunikasi ini sangat penting
dalam kehumasan, human relation sering dilakukan oleh Kepala Humas di suatu
organisasi.
Beberapa alasan mengapa humas perlu mengembangkan hubungan antar
manusia dalam kegiatan kehumasannya antara lain :
1. Manusia cenderung untuk selalu mengurangi potensi kesepian yang ada dalam
dirinya. Adakalanya manusia mengalami kesepian karena secara fisik sendirian,
walaupun kesendirian tidak selalu berarti kesepian. Sementara orang mengurangi
kesepian dengan mengembangkan kontak pribadi
2. Manusia membutuhkan stimulasi. Kontak antar manusia merupakan salah satu
cara manusia untuk mendapatkan stimulasi. Manusia merupakan gabungan dari
banyak dimensi yang memerlukan stimulasi
3. Manusia ingin mendapatkan pengetahuan diri. Kontak manusia adalah tempat
yang strategis untuk belajar tentang diri sendiri
4. Manusia cenderung untuk memaksimalkan kesenangan dan meminimalkan
penderitaan
Seorang humas yang baik juga harus mampu mengembangkan pola komunikasi
yang mampu menumbuhkan hubungan antar personal yang baik. Tidak benar
anggapan orang bahwa semakin sering orang melakukan komunikasi antarpribadi
dengan orang lain, maka makin baik hubungan mereka. Yang menjadi soal bukan
hanya berapa kali komunikasi dilakukan, tetapi bagaimana komunikasi itu dilakukan.
12
Effendy, Onong U, Opcit, hal.34
15
Beberapa faktor yang menumbuhkan hubungan antarpribadi yang baik adalah sebagai
berikut :
1. Percaya (trust)
Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi komunikasi antar pribadi, faktor
percaya adalah yang paling penting. Sejak tahap pertama dalam hubungan
antarpribadi yaitu tahap perkenalan, sampai pada tahap kedua yaitu tahap peneguhan,
“percaya” , semuanya menentukan juga efektivitas dari komunikasi tersebut. Secara
ilmiah percaya dapat artikan sebagai mengandalkan perilaku orang untuk mencapai
tujuan yang dikehendaki. Sejauh mana kita percaya kepada orang lain dipengaruhi
oleh faktor-faktor personal dan situasional. Orang yang harga dirinya positif akan
cenderung mempercayai orang lain, sebaliknya orang yang mempunyai kepribadian
otoriter cenderung sukar mempercayai orang lain. Sikap percaya berkembang apabila
setiap komunikasn menganggap komunikan lainnya berlaku jujur. Tentu saja sikap ini
dibentuk berdasarkan pengalaman kita dengan komunikan. Karena itu sikap percaya
berubah-ubah tergantung kepada komunikan yang dihadapi.
2. Suportif
Sikap suportif adalah sikap mengurangi sikap defensif dalam komunikasi. Orang
akan bersikap defensif bila ia tidak menerima, tidak jujur dan tidak empatis. Sudah
jelas dengan sikap defensif komunikasi interpersonal akan gagal, karena orang
defensif akan lebih banyak melindungi diri dari ancaman yang ditanggapinya dalam
situasi komunikasi ketimbang memahami pesan orang lain.
Hal ini dapat terjadi karena faktor dalam diri komunikan seperti ketakutan,
kecemasan, harga diri yang rendah, pengalaman defensif dan sebagainya. Atau juga
sikap defensif tersebut muncul dari perilaku komunikan lainnya.
16
Perilaku supportif yaitu :
a. Sikap Deskripsi
Yaitu sikap dimana komunikan mengungkapkan perasaan dan persepsinya tanpa
menilai, karena itu lawan bicara akan merasa dihargai.
b. Sikap Orientasi Masalah
Yaitu perilaku dimana kita dapat mengkomunikasikan keinginan untuk
bekerjasama dan mencari pemecahan masalah bersama dengan lawan bicara kita.
Mengajak komunikan lainnya untuk bersama-sama menetapkan tujuan dan
memutuskan bagaimana mencapainya.
c. Sikap Spontanitas, dimana kita bersikap jujur dan dianggap tidak menyelimuti
motif yang terpendam
d. SikapEmpati
Sikap dimana kita memahami orang lain yang tidak mempunyai hubungan
emosional dengan kita
e. Sikap Persamaan
Sikap memperlakukan orang lain secara horizontal dan demokratis. Tidak
mempertegas perbedaan. Status
boleh jadi berbeda, namun komunikasi tidak
menjadi vertikal. Tidak menggurui, tetapi berbincang pada tingkat yang sama.
Dengan persamaan, kita mengkomunikasikan penghargaan dan rasa hormat pada
perbedaan pandangan dan keyakinan.
f. Provosionalisme
Sikap dimana kita bersedia meninjau kembali pendapat kita untuk mengakui
bahwa pendapat manusia adalah tempat kesalahan, karena itu sangatlah wajar jika
suatu saat pendapat dan keyakinan bisa berubah dan bersifat sementara.13
17
3. Sikap Terbuka
Sikap terbuka sangat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi
antarpribadi yang efektif.
Besikap terbuka berarti menilai pesan secara objektif
dengan menggunakan data dan logika. Bersama-sama dengan sikap percaya dan
suportif, sikap terbuka mendorong timbulnya saling pengertian, saling menghargai
dan yag paling penting adalah saling mengembangkan kualitas hubungan antarpribadi
kepada kedua pihak yang menjalin hubungan.14
Dalam mengembangkan hubungan antar pribadi, seorang humas dapat melakukan
beberapa teknik komunikasi antara lain yaitu konseling. Yang bertindak sebagai
konselor adalah seorang humas, pemimpin kelompok, atau seseorang yang ditunjuk
dalam suatu organisasi. Dan yang bertindak sebagai konseli adalah khalayak dalam
organisasi yang sedang menghadapi suatu masalah. Tujuan konseling adalah
membantu konseli untuk memecakan masalahnya sendiri atau mengusahakan adanya
suatu suasana yang menimbulkan keberanian untuk memecahkan masalah. Ditinjau
dari segi komunikasi, konseling adalah komunikasi antar pribadi.15
2.3 Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi antarpribadi dijabarkan oleh Dean Barlund dalam bukunya
Richard L. Johannesen adalah sebagai orang-orang pada pertemuan tatap muka dalam
situasi informasi yang melakukan interaksi terfokus lewat pertukaran isyarat verbal
dan non verbal yang saling berbalasan.16 Perbedaan antara komunikasi antar pribadi
dengan komunikasi lainnya adalah adanya unsur pribadi/privat yang hanya diketahui
oleh pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi. Dalam komunikasi antar
13
Rakhmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi,Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007,hal.134
Ibid, 138
15
Efendy, Onong U, Human Relations dan Public Relations, Bandung : CV Mandar Maju, 1993, hal.82
16
Johannesen, Richard L., Etika Komunikasi, Bandung : Remaja Rosdakarya, 1996, hal.147
14
18
pribadi terdapat tahapan yang disebut tahap perkenalan (acquaintance process), yaitu
tahap dimana biasanya terjadi pertukaran informasi dan kedua belah pihak berusaha
menggali identitas, sikap dan nilai pihak lain. Pada tahap ini biasanya informasi yang
disampaikan umumnya berkisar mengenai data demografis seperti usia, pekerjaan,
tempat tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya. Melalui data ini para pihak
berusaha membentuk kesan tentang diri pihak lainnya.
Beberapa karakteristik komunikasi antar pribadi menurut Judy C. Pearson :
1. Komunikasi antarpribadi dimulai dengan diri pribadi (self). Jadi harus dimulai
dengan pemahaman persepsi tentang diri yang menyangkut pengamatan dan
pemahaman yang berangkat dari dalam diri kita sendiri. Tindakan manusia sangat
dipengaruhi oleh pemahaman tentang siapa dirinya dan bagaimana pengalaman
hidup yang dialami.
2. Komunikasi antarpribadi bersifat transaksional. Mengacu pada tindakan pihakpihak yang berkomunikasi secara serempak menyampaikan dan menerima pesan.
Dalam prosesnya terjadi pertukaran informasi.
3. Komunikasi antarpribadi menyangkut aspek-aspek isi pesan dan hubungan
antarpribadi. Maksudnya adalah komunikasi antarpribadi tidak hanya berkutat
pada masalah isi pesan belaka, melainkan juga soal siapa yang terlibat dalam
hubungan tersebut dan bagaimana hubungan
antara para pihak yang
berkomunikasi.
4. Komunikasi antarpribadi mensyaratkan adanya kedekatan fisik antara pihak-pihak
yang berkomunikasi.
5. Komunikasi antarpribadi melibatkan pihak-pihak yang saling tergantung satu
dengan lainnya dalam suatu proses komunikasi.
19
6. Komunikasi antarpribadi tidak dapat diubah maupun diulang. Jika kita salah
mengucapkan sesuatu kepada partner komunikasi kita, mungkin kita dapat
meminta maaf dan diberi maaf, tetapi itu tidak berarti dapat menghapus apa yang
pernah kita ucapkan.
Ketika
seseorang
berkomunikasi,
isi
pesan
yang
disampaikan
dapat
mempengaruhi kadar hubungan diantaranya. Pengaruh yang ditampilkan ialah
hubungan yang rendah dan tinggi. Hubungan yang rendah dapat disebabkan antara
individu sebelumnya tidak memiliki keterlibatan, sehingga infromasi yang
dipertukarkan bersifat umum. Hubungan yang tinggi dapat disebabkan daya tarik yang
tinggi terhadap individu tersebut. Ini berarti dalam setiap komunikasi terutama dalam
komunikasi antar pribadi tidak hanya melihat isi pesan dalam komunikasi, tetapi juga
menentukan hubungan antara individu.
Komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi antara dua individu, dan oleh
Dean Barlun pengertian komunikasi antarpribadi terdiri dari 5 unsur :
1. Dalam komunikasi harus ada dua orang atau lebih yang secara fisik dekat dan
merasa keberadaannya ditengah dan dengan orang lain.
2. Komunikasi antarpribadi melibatkan komunikasi yang bebas, dimana setiap
tingkah laku komunikasi mengandung sebab akibat yang langsung diterima saat
itu juga, yang berarti terdapat perhatian satu sama lain
3. Komunikasi antarpribadi melibatkan suatu perubahan dalam berita dimana pesan
sebagai aksi selalu mendapat reaksi dari yang menerimanya
4. Pesan yang disampaikan dalam bentuk lisan/oral atau pesan yang bukan lisan
5. Komunikasi antapribadi tidak berstruktur, tidak formal, tidak kaku dan sangat
luwes.
20
Sedangkan definisi komunikasi antarpribadi didasari pengembangan dilihat
sebagai akhir dari perkembangan komunikasi yang tidak pribadi pada satu ekstrim
menjadi komunikasi pribadi atau intim pada ekstrim lain. Berdasarkan pengembangan
ini dalam komunikasi antarpribadi terdapat tiga faktor yang membedakan komunikasi
tidak pribadi dengan komunikasi antarpribadi17. Faktor tersebut adalah :
1. Prediksi data berdasarkan data psikologis
Dalam berinteraksi, reaksi terhadap orang lain didasarkan pada data psikologis
dan bukan data sosiologis atau kelas. Berbeda dalam perjumpaan tak pribadi,
dimana data sosiologis digunakan untuk menanggapi orang lain. Data sosiologis
mudah diketahui, seperti agama, usia, ras/suku. Data psikologis diperoleh jika
diantara kedua individu yang terlibat tedapat kedekatan hubungan melalui
pertukaran informasi yang mendalam.
2. Pengetahuan yang menjelaskan
Dalam interaksi pribadi, seseorang berkomunikasi berdasarkan pengetahuan yang
menjelaskan tentang masing-masing. Dalam komunikasi antarpribadi, seseorang
cukup memahami alasan-alasan dan menduga yang dilakukan oleh orang yang
dikenal. Pada hubungan tak pribadi seseorang hanya dapat menduga tanpa mampu
menjelaskan perilaku tersebut.
3. Aturan yang ditetapkan secara pribadi
Dalam hubungan pribadi, setiap aturan dibentuk berdasarkan individu bukan oleh
sosial. Akibat data psikologis yang telah diterima, individu menetapkan aturanaturan dalam hubungan.
Riyono Pratikno dalam buku
pernyataan
Joseph A. DeVito
Berbagai Aspek Komunikasi mengutip
bahwa Komunikasi Antarpribadi adalah proses
pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di antara sekelompok
17
De Vito, Joseph, Komunikasi Antar Manusia, Jakarta : Profesional Books,1997, 231
21
kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan umpan balik seketika ( the process of
sending and receiving messages between two persons or among a small group of
persons, with some effect and some immediate feedback). 18
Komunikasi yang berlangsung dalam kegiatan human relations adalah
komunikasi antarpribadi (interpersonal communication). Karena komunikasi bentuk
ini sifatnya dialogis, maka proses berlangsung secara timbal balik (two way traffic
reciprocal communication). Ini berarti bahwa komunikator mengetahui efek
komunikasi pada saat itu juga, umpan balik / feedback terjadi ketika itu juga.
Komunikasi ini dianggap paling efektif dalam hal upaya mengubah sikap,
pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya dialogis berupa percakapan. Arus
balik
bersifat
langsung
sehingga
komunikator
mengetahui
pasti
apakah
komunikasinya itu positif atau negatif, berhasil atau tidak.
2.4 Efektivitas
Efektivitas adalah menunjukkan taraf tercapainya suatu tujuan, usaha
dikatakan efektif kalau itu mencapai tujuannya. Secara umum taraf efektivitas dapar
dinyatakan sebagai ukuran yang agak pasti. 19
Dalam
komunikasi,
pesan
dikatakan
efektif
apabila
orang
yang
menyampaikannya berhasil sesuai dengan apa yang dimaksudkannya. Oleh karena itu
komunikator harus mengetahui komunikan atau khalayak sasarannya. Apabila hal ini
tidak terlaksana maka komunikasi dapat dikatakan gagal atau tidak efektif.
Agar mendapat gambaran lebih jelas tentang efektivitas komunikasi
antarpribadi maka penulis melihatnya dari lima karakteristik komunikasi antarpribadi
yang efektif dalam perspektif humanistik menurut Joseph A.DeVito, yaitu:
18
19
Praktikto, Riyono, Berbagai aspek Komunikasi, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1987, hal.42
Shadily, Hasan, Ensiklopedi Umum, Yogyakarta : Yayasan Kanisisus, 1977, hal. 296
22
1. Keterbukaan (Opennes)
Keterbukaan mengacu setidaknya pada tiga aspek dari komunikasi antarpribadi,
yaitu:
a. pada kemampuan kita untuk membuka diri (untuk mengungkapkan informasi
tentang diri kita yang biasanya selama ini kita tutupi.
b. pada kemampuan kita untuk bereaksi secara jujur terhadap pesan yang kita
terima. Biasanya kita menginginkan agar orang beraksi jujur terhadap apa
yang kita katakan dan kita rasakan dan kita berhak atas hal-hal tersebut.
c. kepada perasaan dan pikiran yang kita miliki.
2. Empati (Emphaty)
Mungkin kualitas komunikasi yang paling sulit untuk dicapai adalah kemampuan
kita untuk bersimpati terhadap orang lain. Bersimpati terhadap seseorang artinya
bahwa kita merasakan apa yang dirasakan orang lain, mencoba mengalami apa
yang dialami orang lain dari sudut pandang orang tersebut tanpa kehilangan
identitas kita sendiri.
3. Dukungan (Suportiveness)
Yang dimaksud dengan dukungan adalah sebuah suasana yang lebih bersifat
deskriptif daripada mengevaluasi yang mengarah pada sebuah dukungan. Ketika
kita merasa komunikasi sebagai sebuah permintaan atas informasi atau
penggambaran atas sebuah kejadian, kita biasanya tidak merasakannya sebagai
sebuah ancaman. Kita tidak merasa tertantang dan tidak merasa perlu untuk
membela diri. Bagaimanapun juga komunikasi yang sifatnya menghakimi atau
mengevaluasi biasanya membuat kita menjadi lebih difensif, menarik diri,
membangun semacam penghalang antara kita dan sang evaluator.
23
4. Rasa Positif (Positiveness)
Rasa positif dapat kita komunikasikan dalam komunikasi antarpribadi dengan dua
cara, yaitu:
a. Memperlihatkan perilaku positif
Perilaku positif dalam komunikasi antarpribadi mengacu kepada hal yang
positif dari satu orang kepada yang lain dan kepada situasi komunikasi secara
umum. Perasaan negatif biasanya membuat komunikasi lebih sulit.
b. Memuji orang yang berinteraksi dengan anda
Bila anda memuji seseorang, maka anda mengakuinya sebagai seseorang,
sebagai manusia yang penting.
5. Kesamaan (Equality)
Kesamaan adalah karakteristik yang khas dalam berbagai situasi, yang mungkin
saja terdapat beberapa ketidaksamaan. Tidak ada dua orang atau lebih yang benarbenar sama dalam derbagai aspek. Komunikasi antarpribadi biasanya dianggap lebih
efektif ketika berada dalam kesamaan. Dalam hubungan antarpribadi, dalam ciri
kesamaan, ketidaksetujuan dan konflik dipandang sebagai usaha yang tidak dapat
dielakkan untuk memahami daripada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan orang
lain. Kesamaan tidak mengharuskan agar kita menerima dan menyetujui semua
perilaku orang lain. 20
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang menimbulkan efek tertentu
sesuai dengan tujuan yang disebutkan tadi. Efek komunikasi yang timbul pada diri
seseorang seringkali diklasifikasikan sebagai efek kognitif, efek afektif, atau efek
perilaku.
20
DeVito, Joseph A., The Interpersonal Communication Book, Harper Collins College Publisher, 1995,
hal.107
24
1. Efek Kognitif ( cognitive effect ) adalah pengaruh pesan komunikasi yang timbul
pada komunikan berupa kegiatan berpikir, dalam arti mengetahui, menghayati,
mengartikan, menggambarkan, mempertimbangkan, menalar, dll.
2. Efek Afektif ( affective effect ) adalah akibat yang timbul pada diri seseorang atau
sejumlah orang sebagai pengaruh dari peristiwa komunikasi yang berkaitan
dengan perasaannya. Misalnya merasa heran, terkejut, gembira, bangga, sedih,
iba, terharu, dll karena informasi secara lisan dari seseorang / berita, dsb.
3. Efek Konatif ( conative effect ) adalah pengaruh pesan yang timbul pada diri
komunikan berupa tekad, hasrat atau upaya untuk melaksanakannya dalam bentuk
tindakan atau perbuatan. 21
2.4.
Motivasi
Motivasi adalah dorongan atau kehendak yang menyebabkan timbulnya
semacam kekuatan agar seseorang itu mampu berbuat atau bertindak atau bertingkah
laku. Tumbuhnya motivasi dalam diri seseorang senantiasa dilandasi oleh adanya
kesadaran diri berkenaan dengan hakikat dan keberadaan kehidupannya masingmasing.
Motivasi dan prestasi belajar siswa berbeda-eda, ada yang meningkat, ada
yang menurun. Dalam kondisi demikian motivasi belajar sangat berperan dan
dibutuhkan serta berpengaruh terhadap masa depan siswa.
Arden N. Fraden mengatakan bahwa hal-hal yang memotivasi seseorang untuk
belajar adalah:
1. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang luas.
2. Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu
maju.
25
3. Adanya keinginan untuk mendapat simpai dari orang lain
4. Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang
baru, baik dengan kooperasi maupun kompetisi.
5. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai suatu ilmu
6. Adanya ganjaran/hukuman sebagai akhir daripada belajar. 22
21
22
Effendi, Onong Uchjana, Dinamika Komunikasi, Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 1986, hal. 7
Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001, hal. 282-288
Download