Studi Takaran Dan Sumber Kalsium Pada Pertumbuhan Dan hasil

advertisement
I.LJ.U.
I
.
Cl \J c;;I
.
.
.
L.
.
v
�
SEMINAR NASIONAL
UMP- BPTP
STUDI TAKARAN DAN SUMBER KALSIU!\1 t>ADA PERTUMIHJUAN
DAN HASlL TAHAMAN KACANG TANAH
.2 001
�
(Arachis hypo�;aea L.)
VARIETAS K!E!UNCI
�
Bistok Husiho\2-n Sirnanjuntak; Su h�ti; Francisca Siddha Puruhita
·
·
Abstrt��k
.
Unsur hara Ca merupakan hara yang paling m enentuk an tingkat keber nasan polong kacang
tanah. Oleh karena itu pc r lu dilakuk an penel itian mengenai takara.n dan sumber kals i um pada
pertumbuhan dan basil tanaman kacang tanah
(Arachis hypogaea L.)
varietas Kelinci. Penelitian
ini dil ak sanakan pada tanggal 19 Agustus 2000 sampai dengan tanggal 22 No\fember 2000.
Tempat penelitian di De.sa Gil ing , Keca m atan Pabelan , Kabupa ten Semarang. Pada jenis tanah
latosol coklat merah tua dengan ke ti nggia n 489 m diatas perrnukaan )aut.
·
Tujuan peneliti an
i.ni adalah untuk mengetah ui peng aruh m asing-masing perlakuan takaran
dan swnber kalsium (Ca) serta pengaruh interaksinya terhadap pertumbuhan dan basil tanaman
kacang tanah variet� Kelinci. Penelitian ini menggunakan rancangan dasar Rancangan Acak
Kelompok (RAK) Faktorial dengan dua faktor dan 4 ulangan. Faktor pertama adalah sumber Ca
yang terdiri atas dolomit (Ca Mg (C03h), kaptan (CaC03) dan gypsum (CaS04), sedangkan
faktor kedua adalah taka ran Ca yang m eliputi 0 kg Calha, 50 kg Calha, l 00 kg Calha dan 150 kg
Calha. Basil penelitian di analisa dengan metode sidik ragam dan untuk mengetaimi perbedaan
masing -masing perlakuan sumber dan takaran Ca digunakan uji Jarak B ergand a Duncan 5 %.
Berdasarkan hasil pcne liti an ini dapat ditarik kesi.mpulan bahwa pem berian berbagai
macam takaran Ca yan g dicobakan pada tanaman kacang tanah varietas Kelinci secara nyata tidak
berpengaruh terhadap komponen pertwn buhan dan hasil tanaman, perlakuan sumber Ca yaitu
kaptan, yang
(jicubakan pada tanaman kacang
tanah v ari etas Kelinci secara nyata mempengaruhi
peningkatan jumlah daun, jumlah biji per tanaman, ber at kering biji per petak netto dan berat
kering polong per petak netto dan t i dak terdapat interaksi antara perlakuan takaran dan sum ber Ca
pada s emua parameter yang diamat i .
Kata Kunci: Takaran Ca. sumber Ca,
kacang tanah varietas Kelinci
Pcndahuluan
Tanah yang mecgandtmg cuku p
berk'uaJitas tinggi .
Cn:m�
kalsium akan me.nghasilkan
polong kacang tanah
t ersedianya kalsium di. _dalam tanah akan memberikan pertmnbuhan
o
vegetatif yang baik, ?ert:.1mbuhan p o! ng yang optimal dan berisi penuh. Pemberian kal�ium
dalam tanah mempuny�i t ujuan yaitu untuk menambah k etersediaan unsur Ca. Unsw.. Ca
merupakan hara yang pa ling menentukan tingkat kebernasan polong kacang tapah. Oleh karena
itu, ketersediaannya d alam bt�go;-i cu�up sangat dibutuhkan (Adisarwanto, 2000). K enyat a an ini
menunjukkan pentingnyn penyt:.diaun hlsiurn disekitm· polong mLlda dun akar tanaman (Sumarno,
1987).
Dengru1 dc miki a n pc;wmbahun l:alsium disekiter polong rnembantu peny ediaan kalsium
langsung oleh akar dan kulit polong yang masih muda.
Hasil p enelitian Gani, Tanjung dan Bel i ( 1992) menunju!d<an bahwa pemupukan d engan
. n akan dolomit 5 ior./ha dupat meningkatkun hasil polong clan hiji kaca n g tanah 550 'Yo
me nggu
bagi tanaman.dan dapat d iserap
'lebih tinggi dibandingkan hasil d ar i petakan tnnpa pengapur�m. Se dangkan hasil penel itian
·
Sutarto,
Hutami
dan
:�uprin! i
(I 98 7),
pembcriun
kaplan
dengan
takaran
J
ton/ha Japa!
s
Per�anldl'\
meningkatkan hasil polong kering kacang tanah dari I ,7 ton/ha menjadi 2 tonlha. Penelitian
N ugrah eni (I 998) dcngan mcnggt111:1kan gipstHn :!00 kg/lw pndn lannh Entisnl sudnh
mnmptl
menekan jumlah polong hampa sebesar 4 7,8 % dibandingkan tan pa perlakuan gipsum
Semua
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa r espon kact1ng tanah terhadap takarun dan sumber Ca
yang berbeda akan me mb e rikan tanggapan atau respon yang berbeda pula pada pertumbuhan dan
produksi kacang
tanah. sebab sumber
Ca y�ng
be rbed a akan memiliki % Ca dan unsur-unsur lain
yang juga bcrbeda.
Berdasarknn Jatar bulakung di alas maka perlu diudakan pcnclitian tentang takaran dan
sumber pupuk Ca yang tepat, khususnya
untuk
jenis tanah latosol coklat merah tu.a dan untuk
mengetahui pertumbuhan tanaman kacang tanah serta produksinya sesuai dengan potensi yang
dimilikinya. Sehingga penelitian ini beftujuan untuk: mengetahui pengaruh
perlakuan takaran ka�sium
(Ca),
berbag<�.i macam
mengetahui pengamh berbagai macam perlakuan sumber
kalsium (Ca) dan ;'";1e:1get<ilw: interaksi perlakuan antara takaran dan sumber kalsium (Ca)
terhadap pertumbuhan dan hasi! tanaman ka can g tanah variolas Kelinci.
Penelitian dilak sanakan
1Jalwi1·dan Mctodc
pad a tanggal
19 Agustus 2000 sampai dengan tanggal . 22
November 2000. Tempat penelitian di Desa Gi'li.ng, Kecamatan Pabelan. Kabupaten Semarang,
yang memiliki ketinggian 489 m di atas pennukaan laut, pada tanah sawah dengan je nis tanah
Latosol coklat merah tua.
Dalam penelitian ini dicobakan 12 perlakuan yaitu dolomit 0 kg Calha, dolomit 50 kg
Calha, dolomit I 00 kg Calh a dolomit I 50 kg Calha, kaptan 0 kg Calha, kaptan 50 kg Calha,
,
kaptan 1 00 kg Calha, kaptan 150 kg Calha, t,'ypsum 0 kg Calha, gypsum 50 kg Calha, gypsum
.
I 00 kg Calha dan gypsum 150 kg calha. Hasil p�melitian dianalisa dengan metode-sidik raga�
dan untuk mengetahui perbedaan masing-masing perlakuan sumber dan takaran Ca digunakan uji
Jarak Berganda Duncan 5%.
Parameter pengama tnn mel iputi: t inggi tanaman, jurnlah d aun
berat brang ka s an
kering, jumbll
p P lo ng total per la nu m a n junduh
,
.
beral ba·a ngkasan · hasah,
polong isi
J't�r
tan:Hmln, jullliah
biji per tanaman, berat kering biji per 1 00 butir, berat kering biji per tanaman, berat kering biji tJer
petak netto, berat kering polong per �anaman,.berat kcr'ing polong per pcdk net to.
Pupuk dasar dibcrikan satu· minggu
sebelum
�anam dalam bentuk pupuk kandang scbanyak
10 tonlha. S c dangkan pupuk urea diberikan s eba n y ak 50 kg/hn, pupuk sr 36 scbanyak 75 kg/IHI
dan KCI sebanyak 75kg/ha. Ketiga pupuk tcrsebut diberikan pada saat tanam secara bersamaan.
Pupuk diberil<::m merat�� dalam brikan 7 cin dari lubang tanam. Dolomit. kaptan dan gipsum
diberikan pada umur 25
hari
sctelah ta nam pada larikan I 0
em dari batang utama sedulam 5 em.
Penyiangan dilakui�an !;csu�i dengan kondisi gulma di lapangan dan dilaksanakan mulai
,
tunur dua minggu setela!: ·i.::m:rn. Pf;nyiangan pettama dila�sanakan pada umur 14 hst, penyiangan
·
selanjutnya umur 23 hst :.1:.::n p:;.�,y:9.ngan terakhir umur 46 hst.
Pemanenan diluh::�an ;-;r,d?. ·se1at kacang tanah telah ·mem<�suki fase masak tisiologis
ditandai oleh banyak�ya di:u:r! yang telah berubah
warna
d ari hijau menjadi kuning. Bila tanaman
dicabut akan tani pak pciong dengan tekstur y�ng jelas serta ber·Na!'!1a lebih gelap. Jumlah polong
yang sudah tua biasanya 'llencapa: 70% - 8 0%: Di
·
sam ping
dapat didasarkan pada deskrip si varietasnya y�ng
cara vist�al tersebut, saat panen juga
umumnya
mencantumkan umur masak.
Tanaman kacang tanah varietas kelinci mempunyai umur masak 95 hari
Hasil dan Pembahasan
Secara garis besar, pertumbuhan dan hasil tanaman ditentukan oleh faktor genetik dan
...
faktor lingkungan. Fa�-:'i:)r 1i::g1<ungan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, yaitu
cahaya, suhu, udara,
�njangc:n mekanik, ai r dan unsur hara. Salah satu faktor liugkungan yang
mempunyai pengaruh besar d�lam pertumbuhan,dan hasil tanan:r;n ada1ah tanah.
Dari hasi1 an&b:is ta:-:ah sebelum dan 65 hari setelah
!anam
tcrhadap K, Ca, Mg dan p:l
tanah (Tabell.) dapat diketaht:: bahwa per1akuan takaran dan sumber Ca yang dicobakan dahm
penelitian ini berpeng?xuh terhr.dap perubahan sifat kimia tan a h. Basil amd isis 65 hari sete1ah
tanam menunjukkan peningkatan K, Ca, lvlg dan pH tanah. Penambahan kapur ke tanah . marr1:1u
menin gkatkan
stru!-:tur ,·emah s eh i ngga d iperole h struktur mantap
dan berpori. Keadaan tersebut
sangat penting bagi perkembangan sistem perakaran tanaman (Bu:;kman, 1982). Sedangkan peran
kalsium pada tanamr:,\ a:1tara lain mcmacu perkembangan akar rambut, sc h ingga proses
penyerapan air dan han� berlangsung Jebi h baik (Jones, 1979).
. Tabell.
Analisis K dapnt ditukar, Ca dapat ditulmr, Mg dapat ditukar dan pH Tanah
Sebelum Penelitinn dan 65 Hari Setelah Tanam (liST)
Ni1ai Kdd
Perlakuan
(mel1OOg)
Nilai Cadd
(mel1OOu;)
Nilai Mgdd
(mel1OOu)
Do1omit
0.3
Kaptan
0.32
18 .25
.
19
0.278
17.5
0.21
15 .83
7. 07
0.31
18.33
8.1
Gipsum
Takaran
---...
0 1-:g Calha
5 0 kg Calha
7.95
8.4
.
7.7
Nilai
PH H20
6.6
6.67
·6.57
6.46
6.64
1 00 Kg Calha
0.33
!9
S.::?J
6.69
15 0 Kg Cn/ha
0.347
19.83
'JC!
6.78
Ketcran!.!,an:
_,
:'•
Seb�lum aplikasi perlakuan tanah mempuny<:i ·kadar Kdd 0,2 me/1 0 0; Cadd 15
me/1 00: Mgdd 6, 0 mell 00 dan pH H20 6, 0
Pemberian Taka ran dan ·sum be�· Ca Terhadap Komponcn Pertumbuhan
Perttunbuhan :Er!a"S�::J
.
tanaman yang tidak d[·.pat
dit-..:cnjukkan oleh p ertamb ab an ukuran
bi1i}:. Pertambahan
Ler'it dari j aringan
.
ukur9.n dan bt!:rut jaringan tar.aman mencennink&n
bcrtambahnya protoplasmr;; y:,mg memungkinkan terjadi
]umlalmya bertambah. Pert..:r.r..buh�
dan
tanamah ini
ukurun
karcna b ai k
se t mUllpL;n
dapat ditandai dengan berkembangnya b.•gian­
ba gian dari tanaman yang ter:::ermin antar.a lain dari h asi l pengukuran terhadap tin gi
g
jumlah dau n, berat bn:mgkasan basah
tanaman,
dan berat bnmgkasan kering tanaman. Tinggi tanaman pada
saat akhir fase vegetatif berakhir.(35 HST)
denga n
perlakuan sumber Ca sating tidak
berbeda
nyata se angk an pada perlakLtan takaran Ca, penambahan takaran h ingga 150 kg Calha
d
menghasilkan tinggi ts'laman yang
tidak berbeda nyata de n gan takaran 0 kg Calha (Tabel 2.).
ini d i duga karena�a�1pa pcnambahat1 (a
yang
·
(takaran .o
kg Ca/hu) telah
meinbcrikan
optimum ser,ir:zga pe.r.ambahan takaran sclanjutnya tidak d apa t
Hal
tinggi tanaman
meningkatkan tinggi
tanaman secara :1yat2. ." Seda:tg�t:m pengamatan selintas tinggi ta!laman pada saat panen {Ta b el
2.)
menunjuk.l(an bahw3 :0sd!:.. t�_!(r,:�.n 0 kg Calha r.nempu me!1ghasi1kan tinggi tanaman rata-rata
68.0S
em
dan hasil i·r-i te�[::� s-�s�ai
(Ruchjaniningsih
dkl<, 2000; E:�rnan,
dengan
basil �cnclitian y2itt: a ntara 55
1989 dalam Purwamo,
em s am pai
70
em
199£).
1 .jt!ill b er d an Ta I{aran C a Terha d ap_Konmo�.en pertum b u h an
Tab e I 2 . Pengaru I�
Tinggi
Tinggi
PerlakuanJurnlah
Berat
Berat
Tan aman Dalm
Tanaman
Brangkasan
Brangkasan
.
Saat Panen
(em)
(em)
Basah
(g)
Kering (g)
5.596 a
Stunber Ca
Dolomit
68.1
19.4 a
21.00 ab
32.37 a
Kaptari
68.87
20.66 a
21.90 b
34.34 a
5.91 a
Gypsum
67.27
19.93 a
20.44· a
32.12 a
5.22 a
6.39b
·---
,Takaran
Okg Calha
66.67
20.85 b
21.75 b
38.46 b
50 kg Calha
68.23
20.1
a
20.12 a
28.54 a
4.56 a
100 kg Calha
68.53
19.47 ab
21.28 ab
31.38 ab
5.40 ab
68.89
20.28 ab
21.31 ab
33.39 ab
5.94 ab
150 kg Calha
•
aun
Pada jumlah d
(Tabe! 2.)
menunjukka11 ba."i)wa per1akuan kaptan menghasilkan jumlah
dailll yang nyata lebih tinggi dibandingkan dengan gypsum. Hal ini didukung data analisis tanah
65 HST (Tabel
1.) dimana
kandtmgao
Kdd dan
Mgdd pada perlakuan k ap tan lebih tinggi bila
dibandingkan dcngan per!aku�m gypsum. Unsur hara k:.:llit!m discrup duri
dalam Lanah
dalam
bentuk K+ yang di dakrn t<>.:.'1?:.!".'1�..i1 berfungsi .sangat penting dr!l8-'Tl proses fotosintesis, translokasi
karbohidrat dan sir.tesis procein s. e a:ngkan unsur hara magnesium dise rap dalam be tuk Mg2�
d
�
Dengan demikian dap_at didugl\
.
yang berfungsi seb�f�ai penyusm1 klor�fil serta aktivator enzim.
!
bahwa knndungan r<r2;: dan f.;fgdd psda kaptan lebih tinggi daripada gyps urn maka jtun lah daun
yang dihasilkan pada lwptan nyata lebih tinggi daripada ·gypsum. Pada perlakuan takaran Ca
(Tabel
2.)
menunjukb.:: br.h"''"- .s�makin tinggi takar2.n k als iur>l yang dic obakan pada tanam�n,
jumlah daun nya tidak berbedn nyata dengan takaran renda.l":
(0 kg Calha).
Hal ini diduga bahwa
meskipun Ca. dalam t�nah tersedia banyak namun hanya sedikit yang diambil o le h tanaman
melalui ;ylern menuju ke dnun (B leds oe
el.fl., 1949 da/am Gascha dan
Davis). S elai n itu
kandungan Ca terscdir. haik padu awnl penartaman rnaupun pada 65 HST berharkat sangut tinggi
(T abel
1.)
sehingga diduga ketersediaan Ca
.•
untuk. pertumbuhan tanaman sudah memenuhi
kebutu han Ca. p ada tanaman.
.
Pad a berat brangka san basah (Ta bel 2.) menu njukkan bahwa perlakuan sumber Ca yang
dic obakan tidak memu�iukkan
�
perb eda an berat brangk asan basah s ecara .ny a ta . Tinggi tanaman
. dan jumlah daun ya:n3 !erbentuk mempengar uh i tanaman dalam menyerap air, unsur hara dan
fotosintat sehi n g g a did�!ga 2:,sn mempengaruhi bernt brangkas<m basah t.nnaman. Pada perlakuan
takaran ditunjukkan �2hwa s::;rrmkir1 tinggi takaran Ca yang clit..<:rikan maka bcrat brangkasan
basah ti dak berb eda
.
J1Y8!a j.�ngn.n takarao rendah (0 kg Calha). Hal ini
analisis tinggi tanaman
(Tab! 2.) dan jumlah
d i duk u ng fakta pada hasil
dau.:n (Tabel 2.) dimana semakin tinggi takaran Ca
akan menghasilkan tiD,;gi tanama."'l dan jtm1 lah daurJ yang tidak
rendah (0 kg Calha) sehingga berat brangkasan basah
yang
berbeda
nyata dengan tak aran
dihasilkan pada takaran Ca yang
semakin tinggi akan !�c�� berbeda nyata denga n takaran re-ndah (0 kg Calha).
Analisis berat t:z.:.ngkasan keri_ng tan am an me.nunjukkan bahwa antar perlakuan swnber Ca
saling tidak be:beda ny.:ta
(':!'abe12. ) . Berat brangkasan kering mempakan berat brangkasan basah
yang telah dikeringkar. ( tanpa air) s ehin gg a yang tertinggal hanya akumulasi dari unsur hara dan
fotosintat. Kadar z.:r
(ynng
diuapkun),
akumula$i un sur hara clan
fotosintat diduga saling
tidak­
berbeda nyata seh!ngg2, b e rat bnmgl<as� kering tanc:man antar perlakuan sumber Ca saling tidak
berbeda nyata. Pada takaran Ca memmjukkan bahwa semakin iinggi takaran Ca yang dicobakan
maka berat brangkasan kering tidak berbeda nyata dengan ta ka r an 0 kg Calha (Tabel 2.). Berat
brangk asan kering dip�ngaruhi ole:1 berat brangkasan basah. Berat br an gka san basah pada takaran
Ca yang semakin ti ngg i
tid2.�� b;:rbeda nyata dengan takaran rendah (0 kg Calha) def!gan demikian
berat brangkasan kering pr;da takaran Ca yang semakin tinggi tidal� berbeda nyata dengan takaran
rendah (0 kg Calha).
Pemb�rian Takar·an ck:n Sumbc!f' C:n Terhadap Kom!!JOl!lC1'l TI-�!�SH
Produksi tam:.:1�ar.
:;;,a.ngat
di pen gar uhi oleh
pertumouhan
tanaman.
K ondisi yang
berJangstmg s eJ am a pertLm1bUhan tanaman dapat diJihat dari besamya niJai berat kering tanaman.
Oleh karena iitu bw;t kering
tanaman
tidak
secar�
langsung
dapat digunakan untuk melihat
keadaan produksi tana man . Hal ini dapat terjadi ka rena berat kering selalu menunjuJ.:kan keadaan
biomasn (senyawa organik) sc-:;am keselw·uhan yang ada pada tanaman. Umumnya bila b iom asa
tanaman ti.nggi maka senyawa organik yang d ihasil.k an tanaman secara kes eluruhan juga tinggi
dan keadaan ini berurti produksi tanama n juga tinggi
sehingga st;cara tidak
tanaman juga menggaJrlb arkan keadaan populasi ·tanaman (Gardner,
I
·
langsung berat kering
1991 ) .
Analisi� jumlah polong to tal per tanaman memmjukkan bahwa antar perlakuan sumber
dan tnkaran Ca saling tidal< b<irbeda nya ta
(Tabel 3.).
Hal ini diduga karena b0rbagai perlakuan
sumber Ca pada berat brangkasan kering tidak berbeda nyata (Tabel 3.) sehingga asimilat yang
ditranslokasikan untuk pemb entukan polong secara nyata tidak meningkat Dengan de mik ian
jumlah po long total per tanaman yang terbentuk pada berbagai per lakuan sumber Ca saling tidak
.
berbeda nyata (Tabel
3.).
.
Pada perlakuan takaran Ca mertunjukkan bahwa
per tanaman sal ing tidZik berbeda nyata (Tabel
brangkasan kering tar:aTnan . .Pada takaran Ca
3.) Jumlah
.
jumlah
polong total
polon g total dipengaruhi oleh berat
ya ng semakin tinggi bcrat brangbsan ke.nng
nyata tidak berbeda ce:>ga:: takaran rendah (0 kg
Calha) den gan
secara
demikianjumlah polong total per
tanarnan yang dihesi!kan pada be�bagai macam takaran ya ng d1cobakan saling tidak berbeda
b
52. s l aa
� --�--' '_.�._7_1 3s . _o:, _.. -- _ _ _
it - J-7_. 3_2
of-_o o_I _m
-+_
-+-�Kaptan
19.77 3 9. 04a
21.05a
58.3!b
�3-2-a--·
� J?-:12-;;-- -T1-:-29-; -581�6ab -24
r
17.68a
38.28a
613.85b
24.69a
··-s:;��·2896.63
h
�------�----·-+-------r------+-------·4-------��----+-------- �---- -------Gypsurn
15 4
. 2 35.!1 a
19.69a
52.48u
37.32a
17.09a
S30.35a
24.086a
747.61
�------�----�------�--- ----�----�---L-- -�-Takaran
I
• •
(k� Calha)
�����----�------�------�------�------�------�------�------�-----0
17.92
19.68·a
17.15a
553.59a
24.01 a
824.16
53 . 87 a
37.05 a
37.6 a
50
16.72.
36.25 a
100
16.96
150
16.48
---
19.98 a
54.075a
37.53a
3 7. 1 8 a
20.22a
54.75a
38.258a
37.2a
20.72 a
55.05 a
38.269 a
·
--
5a
17.34 a
558.68 a
24.26a
830.39
a
17.39 a
593.97 a:
24.47 a
851.24
---17.54
a -�
--+- 24 .7 3 a�
�--858.69
I 7a
595.30 a
----
-----
�------�
------�-------�
-------L---·. -.--- ·· --�--�- �--�����-�-��-- ---
Keterangan: JPH: Jumlah Polong Ham pa
JB
: Jumlah biji
BKP: Berat k0ring Polong
JPT: Jumlah Polong Total JPI: Jumlah Polong ls1
BK: Berat kering
t:
tanaman
BKB: Bernt keririg Biji
n : Petak netto, . bt : but i r
Jurnlah polcn:; i:.;i per tanaman berdas �rk an uji Jarak Berganda Duncan 5% menunj ukk an
bahwa perlakuan swnbcr dan trJw.ran Ca menghasilkanjumlah po long isi per tanaman yang ::>aling
tidak berbeda nyata {'£\:,bel:::.). Jumlah polong isi TK�r
tanamc:n
dipengamhi oleh jumlah polong
total per tanaman yi:lrJ.J t:;::rbentu.k. Jumlah polone total per tanaman yang terbentuk dengan
p erlakuan sumber dtn -�1!<:::!rs.n Ca s a l ing tidak berbed�1 nyata (Tabel 3.) sehingga jumlah polong
isi per tanaman.yar1g t.::rbentuk dengan perlakuan· sumber dan t��aran Ca saling. tidak berbeda
nyata (Tabel3.). Adam dan Pearson
( 1970) d�J!am Ariar_1i (1991), menyatakan bahwa penambahan
kapu� pada tariaman l���cang tanah lebih ditujukan hagi pcnycdiaan unsur Ca
terutama u ntuk
pengisian polong, disamping juga berpengaruh terhadap peningkatan jumlah polong yang berisi
biji (Norman, 1984; Sarief, 1985 dalam A r ian i,
pengisian polong (sekiter 50
•
1991). Teori ini didukung· fakta pada
saat
65 HST) kandungan Ca yang tersedia (pada takaran 0 kg Calha)
untuk d.iambii oleh tanar..'1an lebjh rendah bila d.ibanding dengan yang diberi perlakuan takaran Ca
(Tabel 1.) se h ingga jt.!m.lah :s;olon3 hampa pada takaran 0 kg Ca/'na lc bih banyak dibandingkan
dengan yang diberi pe:hkt:£·!1 !s:hnm Ca
(Tabcl 3.). Dan bi1s: cFbandingkan
dcngan
deskripsi
tanamim, sebany�k 15 polo:ng is: pe:- tanaman, jmrJa.� polong isi per tanaman pa dn penelitian
ini
telah tnemenuhi desk:rips:, ya!tu seba."1yak 20.15 po1ong isi per tana.-.:1an.
Pada jtunlah "biji �)er tanamt:n
mcnunjukkan bahwa pcrlE'.kuer;
kaptun men ghas iU: an jwnlah
biji per tanaman yang r,yeta lebih tinggi dib a ndin g pdakua n gypsum (Tabel 3.). J uml ah
tanaman ini dipenga.ruhi oleh jurdah polong isi
dan jum.lah biji per polong. Jwnlah polong :r.i
pada perlakuan sumber Ca saling tidak berbeda nyata (Tabel
polong pada perlakuan
k!�ptan lebih
biji jle:·
3.)
namun diduga jumla:h �iji oer
banyak yang berisi 4 biji per polong sehinggajumlan biji pc.r
polong pada perlaku&"1 �:apt.an nyata lebih tinggi bila diband.ingkan dengan perlakuan b'YPSum
(Tabel3.). Perlakuan taY.aran Ca menghasilkan jumlah biji per tanaman yang sa,ling tidak berbeda
nyata (Tabcl
3.). Hul ini
discbabkun pada pcrlukuan takaran Cu, jumlah polo ng isi pe r tana111an
saling tidak berbeda nyeta (Tab el
3.) dan diduga jumlah biji per polong juga saling tidak berbeda
nyata sehingga j umla h bij i per tanaman pada perlakuan takaran Ca saling tidak
berbeda
nyata
. (Tabel3.).
Berat kering biji per 100 butir memperlihatkan buhwa semua perlakuan sumber dan takaran
Ca menghasilkan berat kcring biji per 100 butir yang saling tidak berbeda ny ata (Tab�l 3.). Berat
kering biji per I 00 butir juga cipengaruhi oleh jumla.l-J asim:!at ya.'1g terben tuk selama siklus
hidup tanaman dan u!mn:n po1ong. Rendahnya
kecil sehingga ukumn
asi.-rnilat
menyeb�bkan ukuran po lon g menjadi
biji pu: menjndi kecil akibat dari keterb���asrm dinding po lo ng. WuluuptUl·
· derhikian, . perkembangi..i1 biji j<:T:g berlangsung terus sampai masak akan meningkat terg�ntung
pada penyediaan asimilnt yang ada pada waktu itu daripada distTibusi !cembali buhan kering yang
di simpan sebelumnya (Bunting dan And erson, 1960 dalam P.S. Reddy). Dengan demikian b iji
yang terbentuk tida!'
;-,1r�.• npt1 mencapai potcnsi gtmotisnya schingga ukuran biji yang diny a ta kan
dalam berat kering bijj per 100 butir pun menj adi lebih ren d ah
{Tabel 3.) daripada deskripsi
tanaman.
Jumlah biji pe:: tanarnan pada perlakuan kaptan nyata lebih ting gi di b andingkan gypsLir.J.
(T abel
3.) namun berz,t bring biii per
100 bu�ir (Tabel
3.) antar per.lakuan sum ber Ca salir.g ti da k
berbec!i nyata sehing ga berat keri ng biji per tanaman antar perlakuan sumber Ca juga saiing ti<l.Lk
berbeda nyata (Tabe13.). Pada semua perlakuan tabran
Cayang di c obakan menghasilkanjumlah
biji per tanamun ya n g saling tidak berbeda nyata (Tabel 3.) demikian juga halnya
kering biji per 100 butir (Tabel
3.) sehingga pada semua perlakuan takaran Ca yang dicobakan
menghasilkan berat leer in g biji per tan am � yang s at ing ti dak berbed a nyata.( Tabe t
Berat kering.biji per petak netto
tanama� per petal<
de ng an berat
3.)
dipeng aruhi oleh berat kering biji per tanaman dan jumlah
nett�. Jumlal, tanam an ·per !)etak netto pada perlakuan sumber Ca sama
sehingga diduga perbed2an berat J�ering b iji per tanaman m�nye;babkan p erbc daan berat kcring
biji per petak netto pada b;:'1!2I! (Tabet 3.). Pada perlakuan t�;..:
i !lmn Ca, b crat kering biji per
tan am an saling tidak berbeda �:y?.t£ d2.n jumlah t?.nf.'.�!<:.r\ yang di;xx:.e" sam a sehingga b era t kering
bij i per petak netto pad.u pcrlakuan takaran Ca saling tidak herbeda nyata (Tabel 3.) .
Analisis berat !<eri:ng r--olong per tanaman
·.
yang sating tidak ber�6 ca nyata (Tabel
ffie:i;1.Jnjukkan prl2kt1an
stunber dan takaran Ca
3.). Berat kering polon6 per tanaman dipeng aruh i oleh
jumlah polong total pe.r tanarnan, jumlah polong isi per tanaman
dan jumlah biji per polong.
Perlakuan sumber dan tshran Ca p adaju ml ah polong total per tanaman menunjukkan h as il saling
ti dak
berbeda nyata (Tabel 3.) demikianjugajumtah polong isi per tanaman (Tabe13.) dan d id uga
jumlah biji per po long ·7.1T1 saling tidak berbeda nyata sehingga berat kering polong per tanaman
sa ting tidak berbeda ny�:ca. (Tabel3.).
Berat ker i ng po!ong per petak netto dipengaruhi
oleh jtmtlah tanaman per petak netto dan
berat kering polon g per tanaman. Analisis b erat kering polong per tanaman mempe rli.hatkan
bah wa pe rl akuan kaptan menghasi lkan berat kering polong per petak netto yan g nyata Jebih �inggi
.
.
daripada !:,l)'psum (Tabel
3.). Meskipun jumlah tanama n per petak n etto yang dipanen sama,
nanmn berat kering polong per
dengan gypsum (Tabel
tanamal\
3.) sehingga
pada kaptan
hasilnyn
lebih
tinggi bila dibandingkan
berat kering polong per petak netto
pada perlakuan kaptan
nyata lcbih tinggi d ibandi >.1g gyps� (Tabel 3.). ,Padn perlakuan t<�ke;all Ca, jumlah tanaman
pemk netto
(Tabel
3.)
yang dipane:J sam a dan berat 'kering polong per
sehi ng g a
per
tanamm1 sating tidak berbe da nyata
bemt ke;ring poiong per petak netto pada pcrlakusn tak amn Ca sali ng tidak
berbeda nyata (Tabel3.).
.
Kczimpulan
I. Perlakuan berbagtd J;,acam takaran Ca yang dicobakan pad� hmaman kacang tanah varictas
Kelinci secara nyatz.
tidak mam;Ju mempengaruhi kcmponen pertumbuhan dan hasil tanaman
yang meliputi: tmggi ·tanaman, jumlah daun, berat br�mgkasan basah tanaman, berat
brangkasan kering
tl;l.naman, jumlah polohg total per tanaman, jumlah polong isi per tanaman,
jumlah biji per tanaamn, bcrat k eri ng b ij i per tanamun, bcmt 1mring
biji
per p etak netto, berat
kering polon g per tanuman dan berat kering polong per petuk nctto.
2.
Perlakuan sumber Ca yaitu kaptan, yang dicobakan pada t!ll)aman kacang tanah varietas
Kelin ci secara nyata mampu mempengaruhi.peningkatan. komponen pertmnbuhan tanaman
yaitu jumlah daun d;.:n kom ponen basil yang meliputi: jumlah biji per tanaman, berat kering
�
.
biji per petak nett0 dan bcrat kering po.long per petak netto.
3. Tidak terdapat
intcraksi
antara perlakuan takanm dan sumber Ca pada semua parameter yang
diarnati.
Da ftar Pust&�a
Adisarwanto, T. 2000. Mcningkatkan Produksi Kacang T an ah di !..ahan Sawah dan Lahan kcring.
Penebar Swadaya, Jakarta. 87 hal.
Ariani. 1991. Pengaruh Kedalaman Penempatan Kapur (CaC03)
Hasil Tanaman
dan Saat Pemberian Terhadap
Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L.) Varietas Tapir. Sk:ipsi-Sl.
Fakultas Pertanian Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.
Buckman, Hany 0. Dun Nyl e Brady. I 982. llmu Tanah. Bhatara karya Aksara, Jakarta.
Gani, A., A. Tanjung dan Mike J. Bell. 1992. Pengelolaan Lahan Masam u ntuk Kacang Tanah.
Da!am Perbaikan Komponcn Teknologi Bud idnya Kacang Tanah.Departemen
Pertanian. Badan Penelitian dan Peng cmbangan Pc1tanian, Malang. Hal. 62- 75.
Gardner P., Franklin. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI- Press. Jakarta.
Gascho,G.J. and J.G Duvis. 1994. "Mineral Nutrition", in The Groundnut Crop, Eds. J. Smartt
(London, Glasgow, New York, Tokyo, Melbourne, Madras: Chapman & Hall).
Jones, U. 1979. Fertilizers and Soil Fertility. Reston Publising Company, Virginia.
Nugraheni, Dwi Sari. 1998. Respon Tiga Varictns Kac.ang Tanah
·
(Arachis hypogaea L.) Terhadap
Pemberian Gipsum di Desa Jambegede. Tesis-Sl Umurn. Fakqltas;'Pertanian
Universitas Brawijaya, Malang. 48 hal.
Reddy, P.S. Physiology in grOLmdnut. Eds. P.S. Reddy (India: iCAR, I 988).
Ruchjaniningsih, Ali lmran, Muh. Thamrin dan M. Zain Knmo. 2000. Penampilan fenotipik dan
Beberapa Parameter Gcnctik dclapan Kultivar Kucang Tanah pada Lahan Sawah.
Zuriat, vol. 11 No. 1.
Sumamo. 1987. Teknik Budidaya Kacang Tanah. Pencrbit Sinar B ar u, Bandung. 79 hal.
Sutarto, lg. V., S. Hutmni, Y. Supriati. 1987. Pengmuh Pengapuran dan Pemupukan terh a dap
Pt.:r�JJ!lJbuhan dan hasiJ Kacang Tanah . Penelitian Pertanian. 7 (1): 25- 28.
Trustinah. 1993. Bioiogi Kacang Tanah. P. 9-23
da lam Kasno et.al. (ed) MonografBalittan
Malang. Pusat Penchti:m dan P cngembang an Tanaman Pangan.
·
Download