KONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT Definisi OBAT semua zat baik dari alam (hewan maupun tumbuhan) atau kimiawi yang dalam takaran (dosis) yang tepat atau layak dapat menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit atau gejala-gejalanya. Tujan Pemberian Obat Untuk mengatasi penyebab timbulnya penyakit Untuk mengurangi tanda dan gejala yang timbul Untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit Untuk persiapan tindakan medis misalnya operasi, dll JENIS & GOLONGAN OBAT • Ada beberapa jenis tanda yang terdapat dalam kemasan obat. Penandaan itu menunjukkan golongan obat, yang terkait dengan berbagai ketentuan yang mengaturnya. • Penggolongan tersebut terdapat dalam Permenkes No. 917/MENKES/PER/X/1993 tentang Wajib Daftar Obat Jadi seperti dilansir Rabu (2/6/2010). Golongan Obat bebas • Obat bebas merupakan obat yang tingkat keamanannya sudah terbukti tidak membahayakan. • Obat ini diberikan tanda atau logo lingkaran hitam mengelilingi lingkaran berwarna hijau. • Obat ini dapat dibeli tanpa resep dari dokter dan dapat dijual di apotek maupun toko obat, misalnya Antasida DOEN, Parasetamol, Calcium Lactate, dll. • Dalam istilah lain untuk obat bebas adalah obat Over The Counter (OTC). Gol. Obat Bebas Terbatas • Obat bebas t’batas ialah obat keras yang dapat diberikan dalam jumlah terbatas, baik dosis maupun jumlah unit sediaannya. Misalnya tablet diberikan dalam jumlah 4 tablet • Obat bebas dalam jumlah tertentu masih bisa dibeli di apotek, tanpa resep dokter. Obat ini diberikan bersama dengan peringatan obat tertulis. Peringatan obat tertulis tersebut dituliskan dalam bentuk tulisan putih dengan latar belakang hitam yang berisi : • P.NO.1 Awas obat keras : Bacalah aturan pakai ! • P.NO.2 Awas obat keras : Hanya untuk dikumur, jangan ditelan ! • P.NO.3 Awas obat keras : Hanya bagian luar dalam ! • P.NO.4 Awas obat keras : Hanya untuk dibakar ! • P.NO.5 Awas obat keras : Tidak boleh ditelan! • P.NO.6 Awas obat keras : Obat wasir, jangan ditelan ! Gol. Obat Keras • Obat keras adalah obat yg termasuk dalam daftar obat yg hanya boleh disertakan oleh apoteker atau dokter. • Apoteker hanya menyerahkan obat keras tsb hanya berdasarkan permintaan (resep) dari dokter. Dan dokter hanya menyerahkan obat tsb, jika obat tsb diperoleh dari apotek. • Pengecualian diberlakukan menurut Permenkes, beberapa kelompok obat keras yg dapat diserahkan oleh Apoteker tanpa resep dokter misalnya obat untuk kontrasepsi oral berupa hormon, obat saluran cerna seperti papaverin dan diazepam, obat saluran nafas seperti aminofilin dan salbutamol, dan kelompok lainnya. • Obat keras yg memerlukan penawaran khusus, termasuk dlm kelompok obat “psikotropika”. Gol. Obat Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yg dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, kehilangan rasa, rangsangan semangat , halusinasi, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dapat menimbulkan ketergantungan. Peredaran produk jadi obat narkotika dikemas dalam wadah kemasan yg diberi bulatan berwarna hitam mengelilingi palang merah dengan dasar putih. • Obat Narkotika bersifat adiksi & penggunaannya diawasi dengan sangat ketat, sehingga obat golongan narkotika hanya dapat diperoleh di Apotek dengan menggunakan resep dokter yang asli (bukan coppy resep). Bebeerapa contoh dari obat narkotik diantaranya: Morfin, Heroin, Coca, Codein, Methadone, Cannabis/ marijuana/ganja. • Dalam bidang kedokteran, obat-obat narkotika biasa digunakan sebagai anestesi/obat bius dan analgetika/obat penghilang rasa sakit. Prinsip dlm Pemberian Obat • Tepat obat Sebelum mempersiapkan obat ke tempatnya petugas medis harus memperhatikan kebenaran obat sebanyak tiga kali, yakni : ketika memindahkan obat dari tempat penyimpanan obat, saat obat diprogramkan, dan saat mengembalikan obat ke tempat penyimpanan. • Tepat dosis Untuk menghindari kesalahan dalam pemberian obat, maka penentuan dosis harus diperhatikan dengan menggunakan alat standar seperti obat cair harus dilengkapi alat tetes, gelas ukur, spuit atau sendok khusus, alat untuk membelah tablet, dan lain-lain. Dengan demikian, penghitungan dosis benar untuk diberikan ke pasien. • Tepat pasien Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogramkan.hal ini dilakukan dengan mengidentifikasikan identitas kebenaran obat, yaitu mencocokkan nama, nomor registrasi, alamat, dan program pengobatan pada pasien. • Tepat jalur pemberian/rute Kesalahan rute pada pemberian dapat menimbulkan efek sistenik yang fatal pada pasien .untuk itu, cara pemberiannya adalah dengan melihat cara pemberian/ jalur obat pada lebel yang dada sebelum memberikannya ke pasien. • Tepat waktu Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang diprogramkan karena berhubungan dengan kerja obat yang dapat menimbulkan efek terapi dari obat. • Waspada Efek samping RUTE PEMBERIAN OBAT • ORAL • PARENTERAL • INHALASI • TOPIKAL • PER REKTAL/VAGINAL RUTE PEMBERIAN PER ORAL Jalur yang termudah dan paling sering digunakan. Obat diberikan melalui mulut dan ditelan dengan bantuan cairan. Obat oral memiliki onset kerja yang lebih lambat dan efek yang lebih lama daripada pemberian parenteral. 1. Langsung telan 2. Sublingual 3. Bukal RUTE PEMBERIAN PER PARENTERAL • Intradermal (ID/IC): penyuntikan ke kulit tepat di bawah epidermis • Subkutan (SC) : penyuntikan ke jaringan di bawah lapisan dermis kulit • Intramuskular (IM) : penyuntikan ke otot • Intravena (IV) : penyuntikan kedalam pembuluh vena • Epidural • Intrakekal • Intraosteal • dll VIAL AMPUL NEEDLE WING THREEWAY STOPCOCK RUTE PEMBERIAN PER TOPIKAL • Mengoleskan langsung cairan atau salep seperti tetes mata, obat kumur • Meneteskan cairan ke ruang tubuh (seperti tetes telinga, tetes hidung) • Membilas ruang tubuh (seperti membilas mata, telinga, vagina, kandung kemih) • Menyemprotkan (seperti pemberian obat ke hidung atau telinga) RUTE PEMBERIAN PER INHALASI Pemberian obat melalui saluran pernafasan, jenis obat yang biasanya digunakan adalah aerosol/ gas. Contoh: 1. Bronkodilator 2. Mukolitik 3. Anestesi 4. dll RUTE PEMBERIAN PER RECTAL/VAGINAL Pemberian obat dengan cara memasukkan obat jenis semisolid/ emulsi ke dalam lubang tubuh antara lain rectal/ vaginal atau bahkan uretral. Obat yang digunakan berupa suppositoria. Pemberian Dosis Obat Dosis obat merupakan faktor penting, karena baik kekurangan atau kelebihan dosis akan menghasilkan efek yang tidak diinginkan, bahkan sering membahayakan. Macam-macam Dosis Obat : • Dosis Maksimum ( DM ) adalah dosis / takaran maksimum / terbanyak yang dapat diberikan (berefek terapi) tanpa menimbulkan bahaya. • Dosis lazim ( DL ) adalah dosis yang tercantum dalam literatur merupakan dosis yang lazimnya dapat menyembuhkan. • Dosis toksik adalah takaran obat dalam keadaan biasa yang dapat menyebabkan keracunan pada penderita. • Dosis Letalis adalah takaran obat yang dalam keadaan biasa dapat menyebabkan kematian pada penderita, dosis letalis terdiri dari: • LD 50 : takaran yang menyebabkan kematian pada 50% hewan percobaan. • LD 100 : takaran yang menyebabkan kematian pada 100% hewan percobaan. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dosis Obat • • • • • • • • • Umur Berat badan Jenis kelamin Status patologis Toleransi terhadap Cara penggunaan Macam-macam faktor obat Waktu penggunaan obat Sifat bentuk sediaan psikologis dan fisiologis. Faktor Yang Memengaruhi Kerja Obat • Perbedaan Genetik Susunan genetik memepengaruhi biotransformasi obat. Pola metabolik dalam keluarga seringkali sama Alergi • Variabel Fisiologi Jenis Kelamin Umur Status gizi protein dan enzim • Kondisi Lingkungan Stres dan emosi hormonal Suhu Kondisi Ruangan,dll • Faktor Psikologis persepsi • Diet TERIMAKASIH