2 31 DENAH LOKASI OBJEK‐OBJEK MODEL KRPL+++ Desa Kayen, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan PENUTUP Gambar 1. Beberapa sudut pandang pemanfaatan sumberdaya kawasan (rumahtangga dan fasilitas umum) dengan pangan dan pakan Wujud fisik KRPL paling dominan adalah bertanam di pekarangan; tentu bukan soal baru bagi masyarakat Indonesia. Tetapi pengalaman hidup memberi pelajaran, agar KRPL dilakukan secara konsisten dengan jiwa yang telah disebutkan sebelumnya. Kelalaian perhatian terhadap hal itu akan menjadi penghambat laten bagi keberlanjutan pengembangan KRPL. Itulah perbedaan antara KRPL dengan sekadar bertanam di pekarangan. 4 Pada dasarnya, dalam M-KRPL mengintegrasikan dua hal, yaitu: 1. Mengoptimalkan pemanfaatan setiap jengkal lahan di pekarangan dan lingkungan kawasan 2. Mengarahkan kegiatan pengelolaan kawasan agar dapat mengakomodasi kepentingan lain, misalnya menjadi sarana pembelajaran bagi generasi muda, dan tumbuhnya bisnis di kawasan, dan lainya. Oleh karena itu, ke depan, pengembangan KRPL memerlukan dukungan semua instansi terkait, guna mendorong keberlanjutan dan replikasinya di wilayah lain. KRPL Desa Kayen, sebelumnya sudah banyak dikunjungi oleh berbagai pihak, baik dari dalam maupun dari luar Jawa Timur (Gambar 20). Hal itu mengindikasikan minat mereka terhadap sesuatu yang riil, dan mudah, sekaligus bermanfaat bagi kehidupan mereka, meski tampak sederhana. Meski sederhana, tetapi jika pelaksanaannya dijiwai oleh: “Urip lan ngurip-uripi sak pada-padane ngaurip, ayem lan ngayem-anyemi, kangge kamakmuran nusa lan bangsa (hidup dan memberi kehidupan kepada sesama, tentram dan memberi ketentraman, demi kemakmuran nusa dan bangsa)”, ..... niscaya KRPL akan membuahkan hasil yang luar biasa. . 29 1. Karbohidrat non beras dicukupi oleh hanya dengan 20 batang talas/orang/tahun 2. Protein dapat dipenuhi oleh produksi telor hanya 10 ekor ayam/keluarga/tahun 3. Vita-mineral dapat dipenuhi dari sayuran 5 rak yang memuat 10 polibag/tahun/orang 4. Bumbu masak dapat dicukupi oleh empon-empon 2. Efisiensi Lahan Untuk memenuhi protein hewani, dalam pekarangan dapat diusahakan budidaya ternak atau ikan secara efisien berikut: 1. Kolam ikan model terpal 750-1000 ekor, hanya memerlukan lahan seluas 2-4 m2 2. Kolam ikan model tong volume 200 liter dan air 100 liter untuk 100 ekor ikan 3. Kandang kambing untuk 5 ekor, hanya memerlukan lahan seluas 4 x 6 m2 4. Pakan kambing dapat dicukupi dengan grilisidae yang ditanam multistrata di pagar batas rumah. Panjang pagar 75 m setara luas lahan 300 m2. 3. Intensitas Pertanaman (IP) Dengan teknik vertikultur, IP lahan pekarangan meningkat, berkisar 1,5 sampai lebih dari 4 kali lipat. 4. Benefit Ekonomi Dinas Pertanian Propinsi Jawa Timur pada Hari Krida Pertanian 2011 melaporkan, bahwa pemanfaatan pekarangan di Kayen, terbukti mampu menekan belanja pangan keluarga sekitar Rp 195.000715.000/bulan, dan kenaikan Pola Pangan Harapan (PPH) dari 73,5% menjadi 86,3%. 5. Gambar 2. Keseluruhan butir konstelasi pengembangan KRPL dan kaitmengkaitnya dengan bidang/instansi terkait 6 Aspek Mental-spiritual Seperti telah dijelaskan sebelumnya tentang Tambatan Hati, maka M-KRPL+++, menjadi wahana belajar anak, agar dapat diwariskan kebaikan dan perbaikan kepada mereka. Selain itu, bertani menjadi 27 OBJEK-OBJEK M-KRPL+++ 1. 5. Unit agribisnis yang terletak berdampingan kantor desa ini, terdiri dari tiga sub-unit yang saling terkait satu sama lain, yaitu kios sara produksi, koperasi wanita tani dan klinik agribisnis. Ketiga subunit tersebut diharapkan dapat mendukung percepatan kegiatan usaha mulai dari hulu (klinik agribisnis dan kios saprodi) sampai dengan hilir (koperasi wanita tani). Kompleks Kebun Bibit Desa (KBD) Kawasan ini disebut kompleks karena di dalamnya diplot untuk berbagai kegiatan (akan dijelaskan satu per satu kemudian), yang secara keseluruhan merupakan objek Tambatan Hati (Taman Belajar Tani Sehat dan Bergizi) untuk para siswa. 1.1. Unit Agribisnis Rumah bibit 6. Rumah bibit merupakan salah satu titik ungkit keberlanjutan KRPL. Di lokasi itu telah dibangun sebuah rumah bibit dengan pengairan semi otomatis serta berkapasitas sekitar 10.000 bibit. Bangunan rumah bibit berbahan baku lokal, kecuali instalasi pengairannya. Gambar 3. Rumah bibit KBD dan perlengkapannya Kawasan Penyangga Yang dimaksud kawasan penyangga dalam konteks pengembangan KRPL adalah lahan sawah. Dalam kawasan ini dikenalkan budidaya padi sawah dengan PTT (pengelolaan Tanaman secara Terpadu) dan introduksi varietas unggul baru (Gambar 18). Gambar 18. Pengelolaan Tanaman secara Terpadu padi sawah sekaligus pengenalan varietas unggul baru Kinerja KBD diharapkan berkembang menjadi unit komersial. Secara hirarki, harapan tersebut diluksikan dalam Tabel 1. 8 25 Gambar 17. Lahan-lahan yang ternaungi ditanami ubi-ubian atau tanaman obat 4. Industri Olahan Rumah Tangga Untuk meningkatkan nilai tambah potensi wilayah telah dibina kelompok wanita tani dalam mengolah hasil-hasil pertanian, termasuk untuk mengolah kelimpahan hasil dari KRPL. Mereka telah dilatih untuk membuat olahan sebanyak 31 jenis dari berbagai bahan baku lokal dan produk KRPL (Tabel 2). Gambar 4. Kalender tanam sebagai acuan produksi bibit berbagai sayuran daun untuk menjamin tidak ada jeda produk kawasan No 1. 2. Produk-produk KRPL, mulai bibit sampai dengan pemasaran segala macam produknya dirancang seperti pada Gambar 6. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 Tabel 2. Jenis-jenis olahan yang telah dilatihkan kepada kelompok wanita tani Desa Kayen Nama Produk Bahan utama Mi Talas (kering) Talas/mbote Mi Ubi Jalar ungu dan Ubi Jalar ungu dan merah (mi goreng) merah Kue mangkok ubi jalar ungu ubi jalar ungu Onde-onde ubi Ubi jalar Lumpia Kasava Tepung kasava Brownish kasava Tepung kasava Manisan labu Labu kuning Permen labu Labu kuning Es krim ubi ungu Ubi jalar ungu 23 Gambar 6. Alur distribusi produk KRPL 1.2. Konservasi pangan alternatif Pangan alternatif yang sudah akrab di tengahtengah masyarakat, bukan saja penting dikembangkan kaitannya dengan konteks ketersedian pangan (non beras), namun juga lebih sehat daripada beras. Untuk mendorong diversifikasi pangan, di kompleks KBD dikonservasi beberapa pangan alternatif, yang dimaksudkan sebagai sumber induk bagi warga yang memerlukan bibitnya. Gambar 7. Koleksi pangan alternatif di sekitar rumah produksi media 12 . 21 Hasil penelitian kepada siswa, guru dan orang tua siswa yang menikmati kegiatan berkebun menyatakan, bahwa Tambatan Hati: • Alat pembelajaran yang mampu meredam emosional • Memberikan kesempatan untuk pelajaran interdisipliner • Meningkatkan sikap peduli lingkungan • Mempromosikan nutrisi yang baik, sehat dan olahraga • Mengajarkan kesabaran dan tanggung jawab • Menanamkan etos kerja yang positif • Membangun hubungan antar pribadi dan kelas • Meningkatkan kerja tim dan memperkuat semangat sekolah • Mempercantik lingkungan • Meningkatkan harga diri dan sikap terhadap sekolah • Meningkatkan keterampilan sosial dalam perilaku menolong • Meningkatkan minat mengonsumsi buah dan sayuran segar • Secara signifikan meningkatkan prestasi akademik • Meningkatkan harga diri, rasa kepemilikan dan tanggung jawab • Meningkatkan hubungan harmonis dengan orangtua • Meningkatkan keterampilan untuk hidup penting dalam kaitan dengan intensifikasi fasilitas umum adalah: 1. Pemanfaatan jalan umum dengan pagar produktif, baik untuk penyediaan pakan ternak, maupun yang dapat dikonsumsi masyarakat. Kepada masyarakat dikenalkan pemanfaatan jalan perkampungan dengan pagar sistem 3 strata (Gambar 14): • Strata 1 tanaman berperawakan tinggi, yaitu Gliriside sebagai sumber pakan ternak • Strata 2 tanaman berperawakan sedang, yaitu Kaliandra juga sebagai sumber pakan ternak • Strata 3 tanaman pendek, yaitu Nenas sebagai sumber vita-mineral. Gambar 14. Pemanfaataan jalan umum dengan pagar hidup tiga strata, terdiri dari gliriside dan kaliandra yang berfungsi sebagai pakan kambing dan nenas 14 19 Dalam hamparan contoh perbenihan sengaja dipilih varietas padi gogo tahan naungan yang dihasilkan Badan Litbang Pertanian, sehingga diragakan pula teknik multi-kultur dengan tanaman lain untuk menambah pendapatan petani. 1.5. Parade budidaya dalam pot dan vertikultur Mengingat KRPL memanfaatkan pekarangan yang relatif sempit, maka salah satu unsur penting dalam pengembangannya adalah pengenalan teknik budidaya hemat lahan, yaitu dalam pot dan vertikultur (Gambar 12). Gambar 10. Perbenihan padi gogo Gambar 12. Parade berbagai model budidaya dalam pot dan vertikultur 2. Gambar 11. Budidaya padi gogo di bawah naungan 16 Rumahtangga Penerap KRPL Kawasan rumah tangga yang menerapkan RPL di desa Kayen terdiri dari 515 KK, dengan mengambil dusun Jelok dan Krajan, terdiri dari 11 RT, dihuni oleh 865 jiwa dalam 216 rumah tangga meliputi strata 1 sebanyak 41 KK, strata 2 sebanyak 105 KK, dan strata 3 sebanyak 70 KK. Dalam penerapan KRPL, rumahtangga dalam kawasan dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu: 1. Strata 1, adalah rumahtangga tanpa atau dengan pekarangan sangat sempit 2. Strata 2, adalah rumahtangga dengan luas pekarangan 100–300 m2 3. Strata 3, adalah rumahtangga dengan luas pekarangan lebih dari 300 m2. 17