BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan mengalihkan
perhatian perusahaan terhadap sensitivitas lingkungan. Perubahan iklim dan
pemanasan global menjadi perhatian utama bagi kinerja perusahaan. Profit yang
tinggi bukan lagi menjadi variabel terpenting dalam kesuksesan bisnis perusahaan.
Maka penting bagi suatu perusahaan melaksanakan corporate social responsibility
(untuk selanjutnya ditulis CSR).
CSR merupakan salah satu elemen penting yang tidak bisa dipisahkan dari
aktivitas rutin suatu perusahaan, bahkan dapat dikatakan telah menjadi sebuah
kewajiban bagi setiap perusahaan. CSR merupakan salah satu bentuk kontribusi
perusahaan terhadap pembangunan keberlanjutan, khususnya di sekitar lingkungan
operasi perusahaan.
Menurut Godfrey dan Hatch (2007) CSR didefinisikan sebagai konsep dimana
perusahaan mengintegrasikan perhatian sosial dan lingkungan pada operasi bisnisnya
dan interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan atas dasar sukarela.
Sementara itu Elkington (1997) membagi CSR ke dalam tiga fokus: 3P, yaitu profit,
planet, dan people. Perusahaan yang baik tidak hanya mencari keuntungan ekonomi
belaka(profit), melainkan pula memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan
(planet) dan kesejahteraan masyarakat (people). Sedangkan menurut The World
Business Council on Sustainable Development, CSR merupakan komitmen dunia
usaha untuk bertindak etis secara terus menerus, beroperasi secara legal, dan
berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, kualitas hidup karyawan dan keluarganya
serta kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara luas.
Perkembangan praktik dan pengungkapan CSR di Indonesia mendapat
dukungan dari pemerintah. Pemerintah mengeluarkan regulasi terhadap kewajiban
praktik dan pengungkapan CSR melalui Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor
40 tahun 2007, pasal 66 dan 74. Pada pasal 66 ayat (2) bagian c disebutkan bahwa
selain menyampaikan laporan keuangan, perusahaan juga diwajibkan melaporkan
pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Sedangkan dalam pasal 74
menjelaskan kewajiban untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan
bagi perusahaan yang kegiatan usahanya berkaitan dengan sumber daya alam.
Sementara dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 127 Tahun 2002 tentang
Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan
(PROPER) dijelaskan mengenai penataan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan
hidup melalui instrumen informasi.
Dalam praktik dan pengungkapan CSR diperlukan prinsip-prinsip good
corporate governance (untuk selanjutnya ditulis GCG) yang salah satunya
menyatakan bahwa perusahaan perlu memperhatikan kepentingan pemegang saham
dan pemangku kepentingan lainnya. Selain itu juga disebutkan bahwa mekanisme dan
struktur tata kelola perusahaan dapat dijadikan sarana pendukung terhadap praktik
dan pengungkapan CSR di Indonesia. Dengan adanya mekanisme dan struktur tata
kelola ini diharapkan dapat mengurangi asimetri informasi. Apabila terjadi asimetri
informasi, maka kemungkinan besar akan terjadi adverse selection maupun moral
hazard (Utama, 2007).
Nilai perusahaan yang tinggi menarik perhatian para pemegang saham untuk
menginvestasikan sahamnya di perusahaan tersebut. Nilai perusahaan dipengaruhi
oleh banyak faktor, salah satunya adalah faktor GCG. Corporate governance (untuk
selanjutnya ditulis CG) merupakan suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan
perusahaan yang diharapkan dapat memberikan dan meningkatkan nilai perusahaan
bagi para pemegang sahamnya (Haruman, 2008).
Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI, 2001) merumuskan
tujuan dari CG adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi seluruh pemangku
kepentingan. Dengan adanya GCG diharapkan dapat mengurangi terjadinya konflik
kepentingan. Kinerja perusahaan dapat dipengaruhi oleh konflik-konflik yang muncul
dalam perusahaan, konflik tersebut muncul akibat adanya suatu kepentingan yang
berbeda antara agen dan prinsipal. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa
konflik kepentingan tersebut dapat dikurangi melalui mekanisme pengawasan yang
bertujuan untuk menyelaraskan berbagai kepentingan tersebut. Struktur kepemilikan
merupakan salah satu mekanisme internal untuk mengendalikan masalah keagenan
pada perusahaan (Nuryaman, 2008).
Penelitian terdahulu telah dilakukan untuk menguji faktor-faktor CG yang
mempengaruhi luas pengungkapan CSR perusahaan. Faktor-faktor CG yang diteliti
meliputi kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran komite audit,
kepemilikan saham pemerintah, kepemilikan saham asing dan sebagainya. Penelitian
Said et al. (2009) menemukan terdapat pengaruh positif ukuran komite audit dan
kepemilikan saham oleh pemerintah terhadap pengungkapan CSR. Sementara ukuran
dewan komisaris independen dan kepemilikan saham asing tidak berpengaruh
terhadap pengungkapan CSR.
Demsetz (1983) dan Fama dan Jensen (1983) menyatakan bahwa semakin
tinggi tingkat kepemilikan manajemen, semakin tinggi pula tingkat pelaksanaan CSR
perusahaan. Shleifer dan Vishny (1988) juga menemukan bahwa kepemilikan
manajerial berpengaruh positif terhadap pengeluaran program CSR.
Grief dan Zychowicz (1994) dalam penelitiannya menemukan bahwa
kepemilikan institusional yang tinggi akan menyebabkan tingkat pengawasan oleh
pemegang saham institusional lebih efektif. Sembiring (2003) menyatakan bahwa
kepemilikan
saham
oleh
publik
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Hackston dan Milne (1996) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi
pengungkapan sosial dan lingkungan perusahaan di Selandia Baru. Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa
profitabilitas
perusahaan
tidak
berpengaruh
terhadap
pengungkapan sosial dan lingkungan, tetapi ada pengaruh signifikan dari ukuran
perusahaan. Akan tetapi penelitian Bowman dan Haire (1976), Preston (1978) dalam
Hackston dan Milne (1996) menemukan pengaruh signifikan profitabilitas terhadap
pengungkapan sosial dan lingkungan. Sedangkan Gray et al. (2001) dalam Sembiring
(2005) menemukan hubungan yang bervariasi antara profitabilitas dan pengungkapan
lingkungan dan sosial perusahaan.
Penelitian Belkaoui dan Karpik (1989) tidak menemukan hubungan antara
profitabilitas perusahaan dengan pengungkapan CSR, tetapi menemukan bahwa
leverage berpengaruh negatif terhadap luas pengungkapan CSR. Sementara Kokubu
et al. (2001) dalam Sembiring (2005) tidak menemukan hubungan antara leverage
dan pengungkapan sosial. Selain itu Roberts (1992) menemukan hubungan positif
antara kedua variabel tersebut.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai pengaruh karakteristik GCG, leverage dan ROA perusahaan
terhadap luas pengungkapan CSR. Karakteristik GCG yang akan diteliti meliputi
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan ukuran komite audit.
1.2 Rumusah Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat lima permasalahan yang akan
dikaji dalam penelitian ini, antara lain :
1. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap luas pengungkapan CSR?
2. Apakah
kepemilikan institusional berpengaruh terhadap luas pengungkapan
CSR?
3. Apakah ukuran komite audit berpengaruh terhadap luas pengungkapan CSR?
4. Apakah leverage berpengaruh terhadap luas pengungkapan CSR?
5. Apakah ROA berpengaruh terhadap luas pengungkapan CSR?
1.3 Tujuan Penelitian
Berikut ini beberapa tujuan penelitian ini :
1.
Untuk menguji apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap luas
pengungkapan CSR.
2.
Untuk menguji apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap luas
pengungkapan CSR.
3.
Untuk menguji apakah ukuran komite audit berpengaruh terhadap luas
pengungkapan CSR.
4.
Untuk menguji apakah leverage berpengaruh terhadap luas pengungkapan CSR.
5.
Untuk menguji apakah ROA berpengaruh terhadap luas pengungkapan CSR.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan
manajemen terkait dengan GCG dan pelaporan CSR.
2. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran perusahaan atas
penerapan GCG dan CSR perusahaan yang baik sehingga dapat membantu dalam
pertimbangan pengambilan keputusan.
3. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap penelitian
selanjutnya yang terkait dengan GCG dan CSR perusahaan.
Download