BAB III TEMUAN HASIL PENELITIAN 3.1. Pengantar Peran rohaniawan dalam mendampingi terpidana mati di Lembaga Pemasyarakatan seringkali lepas dari perhatian masyarakat pada umumnya. Pekerjaan mereka tidak terlihat karena merupakan tugas yang sifatnya insidental atau sewaktu-waktu. Keberadaan rohaniawan Kristen selama ini sifatnya frilen dan kadang malah ada yang dengan sukarela melaksanakan tugas pendampingan atas kemauannya sendiri. Namun dari pihak pemerintah cukup menaruh perhatian atas tugas yang mulia ini menjelang hari-hari eksekusi terpidana mati. Jerih payah mereka entah dihargai berapa rupiah sepertinya tidak pernah terkuah di kalyak ramai. Namun demikian peran rohaniawan rupannya dibutuhkan pada waktu-waktu tertentu dan ini sudah seharusnya mereka mendapatkan penghargaan dari pemerintah dan masyarakat. 3.2. Peran Pendeta Sangat Penting Dalam Pendampingan Terpidana Mati Kehadiran rohaniawan atau seorang Pendeta adalah hal yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan seorang yang sedang dirundung masa penantian hukuman mati. Menurut hasil wawancara dari Pendeta Ts, Peran pendeta sangat penting dikarenakan untuk menyiapakan kerohanian Narapidana hukuman mati, serta menolong mereka pada saat mereka mendapatakan permasalahan baik secara rohani dan psikologis baik di lingkungan narapidana yaitu di Lembaga Permasyarakatan Nusakambangan, baik itu masalah pribadi misalnya masalah upaya hukumnya ataupun perasaan terpidana pada saat di Lingkungan Lembaga Permasayarakatan, serta masalah keluarga Terhukum mati. Rohaniawanpunmelakukan pendampingan dengan cara menguatkan, mendoakan, memberi motivasi dengan cara Berkotbah dan berbicara pada saat pertemuan di 119 tempat Ibadah ( hanya 2 jam Saja). Pada waktu Menjelang hari Eksekusi Rohaniawanpun memimpin perjamuan kudus, serta melakukan Doa penguatan untuk Para Narapidana. Pendeta Ts menjelaskan pada saat hari menjelang di eksekusi, Narapidana ditempatkan di ruang Isolasiselama 5 hari atau seminggu. Pertemuan dengan Para Rohaniawan diadakan selama 2 (dua) hari yaitu pada 2 hari menjelang Eksekusi, Rohaniawan melayani dengan waktu 1,5 jam, kami memberikan penguatan dengan memegang pundak dan memeluk yaitu dengan kata-kata Tuhan yang menjagamu serta pegang janji Tuhan serta memberikan ayat firman Tuhan Filipi 1: 21 yaitu karena bagiku hidup adalah Krsitus dan mati adalah keuntungan. Serta Rohaniawan memberikan Tugas kepada Narapidana untuk membaca Firman dan menaikan puji-pujian. Adapun doa penguatan Rohaniawan sebelum Eksekusi yaitu hamba menyerahkan anakmu….. ini ke pada Bapa di Surga, Tubuh, Jiwa dan Rohnya di dalam Nama Yesus1. 3.2.1. Ketabahan Mental Pendeta Penulis mendapatkan informasi dari Pendeta Th, bahwa Pendeta Th sangat menaruh belas kasihan kepada Narapidana hukuman mati, terlebih mereka Beragama Kristen. Penulis mengungkapakan menurut Pendeta Th, sangat berat mendampingi mereka secara mental, karena ini menyangkut nyawa seseorang yaitu para narapidana hukuman mati.2 3.2.2. Pendeta Ikut merasakan kegalaun Hati Narapidana hukuman mati Penulis mendapatkan banyak kegalaunnya yang dialami, kegalaunya tersebut salah satunya merasa saya sedih, kurang adil dalam upaya hukumnya,kemudian ada narapidana yang mengungkapkan perasaan kenapa saya harus didukum mati juga, kan saya sudah berbuat baik.menurut Pendeta Rb, saya hanya melayani curhat apabila ada yang ingin curhat ke saya 1 2 Wawancara Pendeta Ts, 24 oktober 2015 Wawancara dengan Rohaniawan Pendeta TH 10 April 2015 120 saja, itu menurut saya etikanya begitu. 3Penulis juga mengungkapkan kegalaun dari Narapidana ke Pendeta Ts, dimana ada Narapidana yang mempunyai perasaan ingin bertemu dengan keluarga mereka yaitu Narapidana HTN, YSL, Pendeta Ts berusaha membantu dengan mendoakan Narapidana HTN tersebut. Penulis juga menemukan informasi juga dari hasil wawancara bahwa Pendeta Ts membuat mengerti, dengan cara berbicara apa yang menjadi keinginan Narapidana tersebut( apa yang menjadi mau Narapidna tersebut) atau akar kegalaun itu apa dari Narapidana tersebut pada waktu Jadwal Ibadah.4 3.2.3. Pendeta harus siap sedia mendampingi dalam keputusasaan si terpidana mati Menurut hasil wawancara dengan Pendeta Ts, terpidana mati di dalam permasalahan yaitu keputusasan Narapidana hukuman mati, pendeta Ts harus selalu mendampingi dengan Narapidana yaitu dengan memberikan motivasi yaitu dengan kotbah, serta mendengarkan dan mendoakan pada waktu Awal dan Akhir Ibadah pada waktu acara jadwal Ibadah saja.Penulis mendapatkan Kata-kata dari Pendeta Ts yaitu Tetap mengahadapi masalah ini dengan Pertolongan Tuhan, karena dengan Tuhan kita pasti mampu, ini kata-kata Pendeta Ts yang penulis dapatkan. Serta memberikan ayat Firman Tuhan Ibarni 11 : 1 dan juga memberikan ayat Firman Tuhan Mazmur 37 tentang kisah Raja Daud,dan apabila mereka bingung Rohaniawan memberikan kisah orang terpuruk dan akhirnya sukses melewati pencobaan.5 3 Wwancara Pendeta RB, 14 Mei 2016 Wawancara Pendeta Ts ,10 Oktober 2015 5 Wawancara dengan Rohaniawan Pendeta Ts 14 mei 2016 4 121 3.2.4. Kegiatan harian Pendeta apakah setiap hari di Lembaga permasayarakatan atau sewaktu waktu. Menutut Pendeta Ts, kegiatan sehari hari saya hanya sesuai jadwal di Lembaga permasyarakatan nusakambangan. Untuk pelayanan saya hanya mengikuti jadwal hanya sebulan 2 kali di Lembaga peramasyarakatan nusakambanaan. Menurut Pendeta Rb , saya hanya datang melayani sesuai jadwal yaitu hari senin di Lembaga permasayarakatan yang telah ditentukan 6, untuk para pelayanan tersebut yaitu terdiri 7 Yayasan yang melayani di Lembaga Permasayarakatan serta para Pendeta dan hamba Tuhan datang dari Luar untuk membantu melayani di nusakambangan sebagai tamu sesuai jadwal. Hari untuk Ibadah di Lapas yaitu selasa, kamis,sabtu, dan minggu. Pendeta Ts mengunkapkan hanya pada saat acara ibadah saja bisa bertemu dengan para narapidana.7 3.2.5. Saat Terhukum Mati Makin Stress Pada saat terhukum mati stress menurut Pendeta Ts, saya mendengarkan , kemudian memberikan motivasi tokoh yang pernah mengalami permasalahan juga, serta apa yang menjadi stress tolong ceritakan kepada Pendeta TS dan Pendeta TS memberikan masukan yang positif dengan pemikiran yang positif serta memberikan pengertian bahwa Tetap percaya pada pertolongan Tuhan serta mengalihkan pemikiran negatif dengan mengajak Narapidana stres ini kepada hoby mereka atau kesenangan yang mereka sukai seperti beternak, bertani atau olah raga Kemudian pendekatan secara Rohani maka untuk narapidana yang stress kemudian saya memberikan Narapidana yang stress saya anjurkan kepada Narapidana untuk Undang Yesus masuk dalam hatinya, mengikut dan 6 7 saya memberikan ayat-ayat rohani yang membuat Wawancara dengan Rohaniawan Pendeta Rb, 14 mei 2016 Wawancara dengan Rohaniawan Pendeta Ts 14 Mei 2016 122 transformasi untuk pemikiran yang merusak sebagai berikut yaitu Segala Perkara dapat Kutanggung di dalam Dia yang memberikan kekuatan kepadaku (Filipi 4:13), Tetapi syukur Bagi Allah, yang dalam kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya ( Korintus 2:1),Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemulian-Nya dalam kristus Yesus (Filipi 4:19), Jangan kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebgai Ujian…. Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian kamu yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemulian-Nya ( 1 Petrus 4:12-13), Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka ia akan meluruskan jalanmu (Amsal 3: 5-6), Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang dihadapanku dan mengarahkan diri kepada apa yang dihadapanku, dan berlari-lari kepada Tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus (Flipi 3: 13:14), Disampaikan-Nya Firman-Nya dan Disembuhkan-Nya mereka, diluputkan-Nya mereka dari liang kubur (Mazmur 107:20), Pujilah Tuhan hai jiwaku, Dan janganlah lupa kebaikan-Nya! Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu, Dia yang menebus hidupmu dari lubang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat (Mazmur 103: 2-4)Kemudian Pendeta TS, juga memberikan ayat untuk menenangkan hati Narapidan tersebut yaitu Kolose 3: 15-17, Setelah itu saya memberikan kebenaran firman Tuhan untuk menggantikan dusta-dusta tentang kehidupan yaitu Yesus berjanji, Jikalau kamu tetap dalam firman-ku, kamu benar-benar adalah firman-Ku, kamu benar-benar adalah muridku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakann kamu (Yohanes 8:31-32). Kemudian Pendeta TS, memberikan cara pola pikir yang baru kepada Narapidana yaitu sebagai berikut Rasul Paulus 123 menantang para pengikut Kristus, Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaruhan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang Sempurna (Roma 12:2) ini untuk mengubah apa yang dimasukan ke dalam pikiran anda dan mengubah pola pikir kita yaitu dengan Ayat Filipi 8:9 yaitu sebagai berikut : Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap di dengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Pendeta Ts juga mendampingi GS juga saya membimbing GS dalam pertobatan dan mengampuni atas kesalahan yang menyebabkan hati GS sakit dan GS Depresi dan membuat tenang GS, serta tidak gelisah lagi. Dalam melayani GS maka saya membimbing dengan membimbing dia untuk mengaku dosa( bertobat) mematikan kenginan daging GS, Lukas 5:32, Matius 18:3 ingat akan Firman Tuhan Wahyu 3:19 , hidup sesuai Firman tidak Kristen KTP , Matius 7: 22, 23, mengingat akan Firman Tuhan Kisah Para Rasul 3:19, dan serta Pertangungjawaban kita kepada dunia harus pertangungjawabkan kepada Tuhan Yesus Wahyu 14:13, 2 Korintus 5:, Lukas 10:20, wahyu 20:15 dan setelah itu GS meminta ampun kepada Tuhan Yesus dan mengampuni orang yang bersalah ( perdamaian) pada GS. 8 3.2.6. Secara Sosiologis (kehidupan sehari-hari Narapidana) Secara sosiologis penulis menemukan pola kehidupan di Lembaga Permasayrakatan X di Lembaga Permasyarakatan Nusakambangan. Narapidana keluar Ruangan pukul 07.30 WIB apel pagi kemudian makan pagi , setelah itu disalurkan kepada hobi kami masing masing, ada yang joging, bertani, beternak, atau mengerjakankan bersih-bersih di Lembaga Permasayaraakatan x tersebut, setelah itu masuk kembali ke ruangan hunian, kemudian apel siang pukul 13.00 WIB, 8 Wawancara Pendeta Ts 14 Mei 2016a 124 setelah itu makan siang pukul 13.30 WIB. Narapidana setelah makan siang masuk kembali ke ruang hunian masing-masing, setelah itu pukul 16.30 WIB melakukan apel sore kemudian makan malam dam masuk ruangan lagi9. Dalam segi tempat hunian 5/4 orang dan 10/12 orang untuk tempat istirahat menggunakan spon atau beralaskan batu dan tikar saja.untuk pergaualan di Lembaga Permasyrakatan x tersebut mereka saling mengenal tetapi kurang akrab dikarenakan karena mereka mempunyai permasalahan masing-masing. Untuk Jam beribadah hanya 2 jam saja Pukul 09.00 WIB setelah itu selesai pukul 11.00 WIB. Semisal ibadah dimulai Pukul 10.00 WIB maka selesai Ibadah pukul 12.00 WIB.Untuk waktu untuk besuk hnaya dbatasi 2,5 jam saja. Waktu besuk untuk Lapas Besi, Batu, Narkotik itu waktunya hari senin sampai dengan Rabu. Untuk Lapas Kembang kuning, permisan, pasir putih hari selasa dan rabu saja. Khusus untuk kunjungan Narapidana Teroris senin sampai Rabu. Untuk Pendidikan Narapidana di seluruh Lembaga Permasayarakatan Nusakambangan SD sampai dengan S2 (strata dua) .Untuk Narapidana saat ini di Nusakambangan yang divonis mati 31orang krsiten untuk sementara Tahun 2016 ini. Menurut wawancara Pendeta TS untuk suku atau etnis di nusakambangan semua suku diseluruh Indonesia ada, Kasus yang dialami Nrapidana di Nusakambangan antara lain penipuan tingkat tinggi, korupsi, pembunuhan dan lain lain, yang divonis hukuman paling berat10 3.2.7. Masalah terhukum mati Penulis menemukan masalah yang dialami oleh para Narapidana hukuman mati di salah satu Lembaga Permasayarakatan Nusakambangan di Lapas ( Lembaga Permasayarakatan) X. Penulis menemukan tahapan-tahapan yang dilami oleh para Narapidana yaitu penyangkalan, 9 Wawancara dengan Narapidana YSL,Hr, dan HTN (23 mei 2015. 30 mei 2015, april 25 mei 2015) Wawancara dengan Rohaniawan Pendeta Ts , 9 april 2016 10 125 marah, stress, tawar menawar, depresi . Penulis menemukan penyangkalan yang dialami oleh narapidana YSL yaitu rasa sedih setelah divonis hukuman mati dan masuk ke Lembaga Permasayarakatan dalam kasus pembunuhan terhadap 6 orang di Sumatera utara tepatnya di Nias.11 Penulis menemukan tahapan marah yang didapatkan dari hasil wawancara dari Narapidana HR dan ,Pendeta TH. Penulis menemukan kata-kata marah yaitu merasa kurang adil dalam upaya hukum yang telah di berikan 12, saya kecewa dengan prosedur hukum saya, saya memikirkan dengan proses hukum saya, anda tolong laporkan ini kepemerintah untuk upaya hukum saya, sedangakan ekspresinya yaitu Tegang,tindakananya yaitu tangan bergerak, serta bertindak ingin mengungkapkan isi hatinya, serta Narapidana ini ingin dimengerti 13 Penulis menemukan Narapidana yang stress dikarenakan sebagai berikut, stress yang dialami oleh narapidana khususnya hukuman mati di Lembaga Permasayarakatan nusakambangan dipicu oleh makanan yang kurang hiegenis yang didapatkan oleh para narapidana di Lembaga Permasyarakatan Nusakambangan di Lembaga Permasyarakatan X yang diteliti penulis14. Stres hal lain dipicu juga dikarenakan secara di mana di dalam tempat hunian yang menurut mereka kurang cocok, dimana di tempat hunian atau tempat tinggal ada yang 5/4 orang atau ada yang 10/12 orang. Stress juga ditemukan oleh penulis dikarenakan oleh tempat istirahat atau tempat tidur. Penulis mendapat informasi dari Narapidana dimana tempat tidurnya ada yang beralaskan batu dan tikar saja, kemudian ada juga yang memakai spon untuk tidur narapidana. Stress dialami oleh Narapidana juga dikarenakan oleh sebab lain yaitu stress dikarenakan tidak mempunyai teman curhat, karena Narapidana semua memiliki permasalahan masing masing 11 Wawancara Narapidana YSL, 14 mei 2016 Wawancara Pendeta TH, 23 mei2015 13 Wawancara Narapidana HR 21mei 2016, 14 mei 2016 14 Wawancara Narapidana HR , 14 mei 2016, 21 mei 2016 12 126 sehingga mereka hanya bisa memendam saja masing masing 15. Penulis juga menemukan ungkapkan tahapan tawar menawar yang dialami oleh Narapidana. Salah satu Narapidana yaitu OKL sering sekali melakukan puasa. Narapidana OKL tersebut berbuat begitu untuk supaya akan mendapatkan mujizat dalam masa hukumannya, sehingga saya pasti akan bebas atau masa hukuman saya dikurangi atau mendapatkan grasi. OKL juga melakukan ketaatan kepada Tuhan dengan melakukan aktif Ibadah dan melayani serta membuat lagu rohani di lembaga Permasyarakatan dan telah di CD kan, penulis menemukan narapidana OKL tersebut untuk agar mendapat grasi dari pemerintah16. Penulis juga menemukan Narapidana yang menderita depresi setelah melakukan wawancara kepada Narapidana YSL dan HTN pada salah satu Lembaga Permasyatakatan x di Nusakambangan. YSl merasa sedih tidak biasa berkumpul dengan 1 suku dengan dia yang telah bersama-sama di Lembaga Permasayarakatan terdahulu sebelum di Nusaakambangan yaitu di LP ( Lembaga Permasayarakatan) Gunung sitoli sumatera Utara, ini menunjukan rasa kesepian dan kesedihan yang berkepanjangan. Narapidana YSL ekpresinya Tegang, dan kadang menahan nafas. Narapidana HTN pun demikian, HTN menginginkan bertemu dengan kelurga dan persaan nya sangat gelisah dan kuran tenang, serta sedih serta mempunyai penyakit Hipertenis, ekspresi Narapidana tersebut tidak banyak bicara, dan menurut Pendeta TS narapidana ini pendiam, serta jarang bergaul 17 3.2.8. Menghibur keluarga Si Terhukum mati Penulis mendapatkan informasi dengan Pendeta Ts, diamana pendeta Ts ini menguatkan menenangkan, serta mendoakan keluraga yang akan ditinggalkan si terhukum mati agar diberi 15 Wawancara dengan Narapidana YSL, HTN, dan HR , 4 mei 2016, 25 mei 2015, 4 mei 2016 Wawancara dengan Pendeta TH dan Pendeta Rb, 9 april 2016 17 Wawancara dengan Pendeta Ts, Wawancara dengan Narapidana YSL, Narapidana HTN, 25 mei 2015, 4 mei 2016, 25 mei 2015 16 127 ketabahan untuk bisa melepas kepergian si terhukum mati. Pendeta Ts juga menginformasikan bahwa ia selalu menginformasikan tentang keadaan atau kondisi terpidana mati di Lembaga Permasyarakatan.18 18 Wawancara dengan Pendeta Ts, 9 april 2016 128