Anak-anak Allah Yang Mahatinggi Jalan untuk status anak Richie Kaa John Hay Julianne Hamilton Bruce Hamilton Peter Hay Luke Pomery Jonathon Wills David V Hall Kane McNally Panduan Pembelajaran untuk Pertemuan Muda-mudi Internasional 2014 Desember 2013 Ayat-ayat Kitab Suci dikutip dari NASB, NKJV, KJV dan LITV. Di mana ada penekanan huruf miring yang digunakan dalam ayat-ayat referensi Kitab Suci, ini telah ditambahkan dan tidak muncul dalam terjemahan asli Penghargaan dari para penulis: Kami pertama-tama mau memberikan penghargaan kepada Tuhan untuk pertolongan dan kemurahan-Nya yang penuh kasih karunia kepada kami, sementara kami bersatu dengan persekutuan firman-Nya yang memampukan kami untuk menulis panduan pembelajaran ini. Komitmen Victor Hall dalam menuntun dan bersekutu dalam firman ini telah menolong kami untuk menulis isinya. Perhatiannya yang terus-menerus untuk memelihara diskusi firman, baik secara nasional maupun internasional, telah memastikan bahwa isi panduan ini adalah suatu firman kebenaran masa kini, yang telah memimpin dan membentuk semua orang yang mengambil bagian di dalamnya. Jerih lelah David Baker, John Hay, dan Peter Hay dalam persekutuan ini juga telah memungkinkan adanya publikasi ini. Desain sampul: Dan Proud Diterbitkan oleh visionone © Vision One Inc. 2013 TCF 10 Old Goombungee Road Toowoomba QLD 4350 Tlp: 1300 885 048 Email: info @ visionone.org.au Untuk mendapatkan katalog lengkap dari publikasi Kristen kami, silakan kunjungi: Daftar Isi PEKERJAAN DARI STATUS ANAK Richie Kaa 4 Firman tentang salib 4 Terpotong hatinya 4 Apa yang harus saya lakukan? 5 Kehendak Bapa 5 Menerima kehendak Bapa 5 Melakukan kehendak Bapa 6 Jubah kebenaran 6 Apakah pekerjaan yang seharusnya saya lakukan? 6 Pertanyaan Pembelajaran –Pekerjaan Dari Status Anak 8 MENGHASILKAN BUAH DARI STATUS ANAK John Hay Pengantar 9 9 Kasih Allah yang besar 10 Juru Selamat dunia 10 Benih dari kodrat ilahi 10 Perumpamaan tentang penabur 11 Tanah yang berbatu-batu 11 Tanah yang baik 12 Persembahan Kristus 12 Hati kita – taman yang diairi 13 Pertanyaan Pembelajaran – Menghasilkan Buah dari Status Anak 15 HATI YANG MENDEKAT Julianne Hamilton 16 Pendahuluan 16 Sunat Kristus 17 Benih dari Perjanjian Baru 18 Hanya hati yang disunat yang dapat mendekat 19 Sunat dalam Perjanjian Lama 19 ‘Mereka membuat negeri yang indah itu menjadi tempat yang sunyi sepi’ 20 Contoh dari Adam dan Hawa 20 Hawa tidak mendekat kepada Allah 21 Kesimpulan 22 Pertanyaan Pembelajaran –Hati yang Mendekat 24 i SUNAT KRISTUS - mengubahkan kita dari yang alamiah kepada rohaniah Bruce Hamilton 25 Alamiah dibandingkan dengan rohaniah 25 Sunat Kristus 27 Sebelum waktu dan di dalam waktu 27 Sudah selesai 28 Kesimpulan 28 Pertanyaan Pembelajaran –Sunat Kristus 29 TINGGAL DI DALAM RUMAH SELAMANYA Peter Hay 30 Firman diproklamirkan 31 Menyatakan Bapa 31 Di dalam rumah Bapa 32 Dibawa kepada Anak 33 Tinggal di dalam rumah 35 Pertanyaan Pembelajaran –Tinggal di dalam Rumah Selamanya 37 MELAYANI KEHENDAK ALLAH - menerima kapasitas dan otoritas untuk melakukan kehendak Allah Luke Pomery 38 Sebuah jalan untuk diikuti 39 Mengambil bagian dari roti hidup 40 Berpartisipasi dengan Kristus dalam doa 40 Dimampukan untuk melakukan kehendak-Nya 41 Kepengurusan kita 42 Kesimpulan 43 Pertanyaan Pembelajaran –Melayani Kehendak Allah 44 IMAN DAN PENDERITAAN Jonathon Wills 45 Penyebab penderitaan 45 Karena Kristus menderita penderitaan badani (dalam daging) 46 Iman adalah suatu nilai yang berharga 47 Penderitaan sebagai orang-orang Kristen di tempat kerja 48 Penderitaan dalam keluarga 48 Penderitaan demi kebenaran 49 Penderitaan persekutuan salib 49 Penderitaan api pengujian iman 49 Penderitaan dari para penatua 50 Penderitaan karena serangan Iblis 50 Kesimpulan 50 ii Pertanyaan Pembelajaran–Iman dan Penderitaan JALAN YANG BARU DAN HIDUP David Hall 51 52 Firman tentang salib 53 Sebuah proses pentahiran 53 Kodrat ilahi 55 Pengasihan dan permohonan 56 Partisipasi kita 56 Pertanyaan Pembelajaran – Jalan yang Baru dan Hidup 58 DATANG! JADILAH ANAK ALLAH DAN MENYEMBAH Kane McNally 59 Pendahuluan 59 Penghargaan membawa kepada penyembahan dan persekutuan 59 Datang! Dan jadilah anak Allah 60 Penghargaan memimpin kepada penyembahan dan persekutuan 61 Administrasi penyembahan Raja Daud 62 Menyembah dalam urutan dan aturan yang sesuai dengan nama, memenangkan peperangan 62 Berhiaskan kekudusan 62 Mengapa kita menyembah? 62 Hendaklah perkataan (firman) Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu 63 Mengapa kita mengangkat tangan ketika kita menyembah? 63 Nasihat kepada para pemain musik dan penyanyi untuk diarahkan oleh Roh 63 Menghargai firman Allah dalam nyanyian 63 Menantikan Dia untuk nyanyian rohani 63 Anak-anak Allah menyembah 64 Kesimpulan 64 Pertanyaan Pembelajaran – Datang! Jadilah Anak Allah dan Menyembah 65 GLOSARIUM 68 iii PEKERJAAN DARI STATUS ANAK Richie Kaa Sungguh hal yang menakjubkan untuk diperhatikan bahwa kita, anak-anak manusia telah ditetapkan untuk menjadi anak-anak Allah. Oleh karena itu, sangatlah penting bahwa kita memberikan perhatian untuk mempelajari bagaimana menjalani panggilan yang mulia ini dengan cara yang layak. Kita sudah mendengar bahwa perjalanan kita sebagai seorang anak Allah merupakan suatu proses yang pertama kali dimulai oleh firman tentang salib. Firman tentang salib ini terus-menerus diberitakan, saat ini, melalui para utusan yang diutus sebagai bagian dari administrasi Kristus. Firman tentang salib Kita menyebutnya 'firman tentang salib', bukan berarti utusan tersebut harus berbicara mengenai Yesus yang akan disalib atau mati di kayu salib, namun karena akibat dari firman yang diberitakan itu membuat kita terhubung kepada pekerjaan salib yang mulia. Anda dapat mengingat untuk pertama kalinya Anda mendengar dan menerima firman yang menyatukan Anda kepada pekerjaan salib. Ketika firman itu diberitakan, Anda mendengar firman Allah dengan cara dimana Anda tahu bahwa Tuhan sedang berbicara langsung kepada Anda. Dampaknya adalah firman itu membuat Anda 'melihat' sesuatu yang belum pernah Anda lihat sebelumnya mengenai dirimu sendiri. Anda diiluminasi untuk melihat bahwa aspek-aspek tertentu tentang bagaimana Anda telah hidup (perbuatan-perbuatan, sikap-sikap, arti hidup, bahkan tujuan hidup Anda) pada kenyataannya sepenuhnya bertentangan dengan jalan dimana Allah memanggil Anda saat ini. Hal ini merupakan pertukaran yang luar biasa, dan Kitab Suci mengajarkan bahwa mereka yang telah masuk Kerajaan Allah, sekarang hidup oleh setiap firman yang keluar dari mulut Allah. Terpotong hatinya Agar teriluminasi oleh firman yang hidup dan berkuasa, yang menginsafkan hati kita membawakan semacam duka cita, dimana Kitab Suci menggambarkannya sebagai 'tertikam' atau 'terpotong hatinya'. Ini bukan berarti bahwa dosa merupakan suatu konsep yang asing bagi kita atau kita tidak dapat mengidentifikasi prinsip dari dosa dalam kehidupan kita sendiri atau kehidupan orang lain, 4 tetapi bagaimanapun juga, di saat mendengar dan menerima firman tentang salib, kita 'disadarkan' akan fakta bahwa dosa itu lebih daripada sebuah konsep atau perbuatan yang dapat dinilai atau diartikan. Hati kita tertikam karena kita mulai melihat keberdosaan kita, kejahatan kita, dan merasa malu akan dosa kita. Kita mulai melihat kebenaran mengenai kondisi kita yang sebenarnya di hadapan Allah. Untuk pertama kalinya, kita mengerti bahwa kita terhilang dan tanpa pengharapan. Apa yang harus saya lakukan? Ketika kita menerima Roh pengasihan dan permohonan, hal ini membuat kita meratap. Kita tidak lagi menjadi bagian dari kalangan yang 'tidak tahu apa yang mereka perbuat'. Sekarang kita mengekspresikan sebuah respon yang sederhana dan bertanggung jawab; sebuah pengakuan bahwa dosa kitalah yang menyalibkan Kristus; dan berseru dalam pengharapan, 'Apa yang harus kami lakukan?'. Pertanyaan ini mengakui bahwa ada sesuatu yang harus dilakukan. Namun, pertanyaan ini juga mengakui bahwa saya tidak dapat menjadi sumber dari jawaban tersebut. Firman tentang salib telah membawa saya ke dalam sebuah persekutuan dimana saya dapat mendengar kehendak Bapa bagi hidup saya, dan di sinilah, di dalam persekutuan, dimana saya akan bertumbuh sebagai seorang anak. Secara praktis, kita tahu bahwa aktivitas yang mendasar sebagai seorang anak Allah adalah melakukan kehendak Bapa. Pertanyaannya adalah, 'Bagaimana'? Kehendak Bapa Sepanjang masa pelayanan-Nya di bumi, Yesus mengajarkan kita mengenai kehendak Bapa: ‘Sebab siapapun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudaraKu perempuan, dialah ibu-Ku’.1‘Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku:”Tuhan, Tuhan!”akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga’.2 Dalam menjelaskan bagaimana berdoa kepada Bapa, Yesus berkata, 'Kerajaan-Mu datanglah, kehendak-Mu jadilah di bumi seperti di surga'. Kemudian, kita juga ingat perkataan Kristus di Getsemani,‘Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendakMulah yang terjadi’.3Fokus kita sebagai anak-anak adalah mulai mengarahkan perhatian kepada realitas dari mendengar, menerima dan melakukan kehendak Bapa. Hal ini sepertinya merupakan sebuah poin yang sederhana dan jelas untuk dibuat, namun tantangan yang sebenarnya bagi kita adalah mendapatkan pemahaman mengenai hal-hal tersebut. Menerima kehendak Bapa Jadi apakah kehendak Bapa bagi kita? Pada tingkat yang paling dasar, kehendak Bapa adalah memberikan kepada kita kehendak-Nya. Hal ini mungkin terdengar bodoh, namun inilah poin utama yang diperhatikan. Menerima kehendak Bapa hanya akan dapat terjadi ketika hati kita disunat dan kehendak kita dipotong dan digantikan dengan kehendak Bapa. Suatu hal yang patut disyukuri, Kristus telah merintis sebuah jalan bagi kita. Kuncinya adalah memahami apa artinya bagi kita untuk tinggal dengan Kristus dalam persekutuan doa-Nya di Getsemani. Ingat, ketika Kristus sedang berdoa di Getsemani, Dia sudah mengetahui kehendak Bapa. Akan tetapi, penting untuk menerima kehendak Bapa sebelum Dia dapat berlanjut untuk sesungguhnya melakukan kehendak Bapa. Inilah kunci bagi kita, karena Yesus juga mengajak ketiga murid-Nya untuk ‘berjaga dan berdoa’ketika Dia pergi berdoa kepada Bapa. Apa yang murid-murid Yesus lihat dan, lebih kepada poin, apa yang Yesus mau kita lihat saat ini sehubungan dengan doa-Nya kepada Bapa? Yesus hanya menggambarkan kepada kita bahwa kita harus berjalan menurut kehendak Bapa dan bukan menurut kehendak kita 1 2 3 Mat 12:50 Mat 7:21 Luk 22:42 5 sendiri. Hal ini bukan hanya mengacu kepada isi dari kehendak Bapa seolah-olah menyarankan bahwa serangkaian petunjuk diberikan selangkah demi selangkah sehingga Kristus akan mengikuti naskah tersebut sepanjang jalan menuju Kalvari. Menerima kehendak Bapa berarti ‘mau dan melakukan’ kehendak Bapa.4 Betapa pentingnya hal ini bahwa kita mengerti bagaimana menerima kehendak Bapa sehingga kehendak-Nya dapat menjadi kehendak ‘saya’, dan tidak hanya berasumsi bahwa mendengarkan kehendak-Nya sudah cukup sebelum kita berlanjut untuk melakukan kehendak-Nya. Pada kenyataannya, kita tidak memiliki pengharapan dari melakukan kehendak-Nya kecuali kehendak-Nya telah menggantikan ‘kehendakku’. Melakukan kehendak Bapa Dalam menerima kehendak Bapa, kita berlanjut untuk melakukan kehendak-Nya, yaitu untuk melayani nama dan pekerjaan kita, melalui persembahan. Ini adalah pekerjaan keimamatan. Proses yang membawa kita untuk memberikan, atau mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup untuk membuktikan kehendak Allah, pada kenyataannya adalah pekerjaan hidup kita. Berpartisipasi dalam pekerjaan ini mengharuskan kita untuk terus-menerus mendengar kehendak Bapa yang datang kepada kita dalam firman tentang salib, dan menerima kehendak Bapa sebagaimana kita terus tinggal dalam persekutuan doa Kristus di Getsemani. Jubah kebenaran Dalam Kristus kita menerima kehendak Bapa dan kapasitas untuk melakukannya. Sekarang, ketika kita berbicara mengenai kapasitas untuk melakukan kehendak-Nya, kita terhubung dengan istilah alkitabiah tentang mengenakan jubah kebenaran kita.5 Ini adalah topik yang lebih luas, namun poin kita di sini adalah memahami bahwa jubah kebenaran merupakan suatu mandat untuk melakukan kehendak Allah bagi hidup kita. Pengharapan bagi setiap anak Allah adalah dikenakan dengan jubah kebenaran, yang juga diartikan sebagai jubah keimamatan kita. Pemikiran utama dari mengenakan jubah keimamatan, atau jubah kebenaran kita adalah kita melakukan pekerjaan keimamatan. Ini adalah pekerjaan persembahan. Kata ‘kebenaran’berarti ‘cara yang benar untuk hidup’. Hanya ada satu cara yang benar untuk hidup, dan cara itu tidak ditentukan oleh seperangkat aturan atau hukum yang olehnya kita coba untuk hidup. Cara yang benar bagi kita untuk hidup, dianugerahkan kepada kita oleh Bapa, dalam kehendak-Nya. Kehendak Bapa bukan hanya sederetan perintah-perintah yang harus kita lakukan. Kehendak-Nya berbicara kepada siapa sesungguhnya yang kita akan jadi, nama kita, pekerjaanpekerjaan kita dan kehidupan sesungguhnya yang olehnya kita akan hidup. Ketika kita menggambarkan seseorang sebagai ‘mengenakan jubah kebenaran’, kita sebenarnya sedang mengatakan bahwa mereka dikenakan dengan kemampuan kehendak-Nya. Kita sedang mengacu kepada kemampuan untuk mempersembahkan (atau melayani) dirinya sendiri sebagai persembahan yang hidup. Inilah satu-satunya cara yang benar untuk hidup. Jika Anda mau menjadi imam bagi Allah, maka Anda harus menerima jubah dengan nama dan pekerjaan-pekerjaan Anda. Allah ingin mengenakan jubah tersebut kepada Anda. Dia ingin memberikanmu sebuah pekerjaan, dan memberikanmu anugerah serta kapasitas untuk melakukan pekerjaan tersebut. Apakah pekerjaan yang seharusnya saya lakukan? Injil tentang status anak secara khusus menghubungkan kita kepada nama kita. Ketika kita berbicara tentang nama seseorang, kita sedang mengacu kepada nama yang telah dicatat dalam kitab kehidupan Anak Domba. Akan tetapi, kita tidak memiliki nama ini pada saat kita lahir. Secara 4 5 Flp 2:13 Yes 61:10 6 praktis, setiap orang mendapatkan identitas mereka saat mereka lahir, tetapi kita hanya menemukan nama dan pekerjaan-pekerjaan kita ketika kita berada di dalam Kristus. Sekarang Anda berada di dalam Kristus (melalui baptisan), Anda memiliki akses (jalan masuk) untuk mengetahui apa yang tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba. Hal ini menghubungkan kita kepada nama kita. Kita lalu mempersembahkan hidup kita, atau melayani persembahan kita, yang merupakan nama dan pekerjaan-pekerjaan kita. Kita sedang menggenapi kehendak-Nya, karena kita tahu bahwa kehendak Bapa adalah anak-anak-Nya mempersembahkan sesuai dengan nama mereka. Akan tetapi, kita hanya bisa mempersembahkan sesuai dengan nama kita ketika hati nurani kita dibersihkan dari perbuatan yang sia-sia. Perbuatan yang sia-sia adalah segala sesuatu yang bukan merupakan kehendak Bapa bagi kita. Pembersihan ini datang kepada kita dalam pekerjaan sunat Bapa di mana kita sekarang sedang mengambil bagian sebagaimana kita telah datang ke dalam Kristus. Sekarang kita sedang mengenakan jubah keimamatan, atau jubah kebenaran. Kita sedang menerima mandat untuk melakukan kehendak-Nya. Kegiatan setiap anak Allah adalah untuk terus-menerus menerima kehendak Bapa sebagaimana kehendak Bapa ini terus-menerus datang kepada kita dalam firman tentang salib. Saya harus tetap terhubung dengan penderitaan Kristus di Getsemani di mana pekerjaan sunat Bapa menyingkirkan kehendak saya sehingga saya menerima kehendak-Nya. Hal ini membebaskan saya untuk mempersembahkan diri saya sebagai persembahan yang hidup, yang merupakan ibadahku yang sejati, sehingga saya dapat membedakan (membuktikan) yang baik, yang berkenan kepada Allah, dan yang sempurna. 7 Pertanyaan Pembelajaran – Pekerjaan Dari Status Anak Firman yang diberitakan oleh mereka yang diutus oleh Kristus menyebabkan pendengarnya menjadi terhubung dengan pekerjaan salib. Apakah yang telah menjadi dampak dari firman tentang salib dalam hidup saudara? Bagaimanakah penerimaan kehendak Bapa telah mengubahkan cara hidup saudara? Injil tentang status anak secara khusus menghubungkan kita kepada nama dan pekerjaan-pekerjaan kita. Nama dan pekerjaan-pekerjaan seseorang tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba. Apa perbedaan pekerjaan-pekerjaan dari status anak dengan pekerjaan atau perbuatan sia-sia? Bagaimana saudara mengetahui apa yang telah tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba mengenai saudara? 8 MENGHASILKAN BUAH DARI STATUS ANAK John Hay Pengantar Sebelum dunia dijadikan, Allah Bapa telah menetapkan kita untuk menjadi anak-anak-Nya.1Suatu pemikiran yang luar biasa! Menurut kerelaan kehendak Bapa, kita telah ditetapkan untuk menjadi anak-anak laki-laki dan anak-anak perempuan-Nya melalui Yesus Kristus. Yesus adalah contoh, atau pola, dari status anak kita dan kita akan menjadi anak-anak Allah, dan ahli waris bersama-sama dengan Kristus, ketika kita menghasilkan buah dari status anak kita, di dalam Dia. Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, ‘Bukan kamu yang memilih Aku, tapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap.'2Ini adalah buah dari status anak. Dalam artikel ini, kita akan memperhatikan bagaimana kita menghasilkan buah dari status anak kita. Pertama-tama kita akan memeriksa bagaimana firman dari status anak kita datang kepada kita sebagai benih dari kodrat ilahi. Kemudian, kita akan fokus kepada cara dimana Tuhan memberikan kita sebuah hati yang baru sehingga benih itu bisa berakar, bertumbuh dan menghasilkan buah yang tetap. Inilah yang dimaksudkan dengan dilahirkan sebagai seorang anak Allah. 1 2 Ef 1:5 Yoh 15:16 9 Kasih Allah yang besar Rasul Paulus menjelaskan bahwa Allah Bapa menjadikan keselamatan tersedia dan memberikan kepada kita warisan dari status anak karena kasih-Nya yang besar, dimana dengan kasih itu Dia mengasihi kita. ‘Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita (dengan kasih itu Dia mengasihi kita), telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita (oleh kasih karunia kamu diselamatkan). Dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga.'3 Kasih Bapa kepada kita dinyatakan dalam memberikan Anak-Nya yang tunggal.4 Hal ini tidak hanya terjadi ketika Yesus Kristus lahir. Hal ini terjadi di dalam persekutuan perjanjian Allah sebelum dunia dijadikan! Anak merupakan kepenuhan dari kehendak dan penyediaan Allah bagi status anak kita. Bapa memberikan Anak, dan sekarang semua orang yang menerima Dia, diberikan kuasa (hak) untuk menjadi anak-anak Allah.5Sungguh menakjubkan untuk memikirkan kasih Bapa yang besar kepada setiap kita! Juru Selamat dunia Ketika Adam tidak taat kepada Tuhan dan memakan pohon pengetahuan yang baik dan jahat, dosa masuk ke dalam dunia dan, melalui dosa, maut masuk ke dalam dunia. Pada kenyataannya, Paulus menjelaskan bahwa karena dosa Adam, maut telah menjalar kepada semua orang.6 Sesungguhnya, kita dilahirkan mati dalam pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa.7 Akan tetapi, karena begitu besar kasih-Nya, Allah Bapa membuat Yesus Kristus - Dia yang tidak mengenal dosa - menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.8 Seperti yang kita ketahui, Yesus mempersembahkan diri-Nya sendiri melalui Roh Kekal dan menyelesaikan pekerjaan yang Bapa telah berikan kepada-Nya. Dia mati untuk dosa-dosa kita, Dia dikuburkan, dan Dia bangkit kembali pada hari ketiga, menurut Kitab Suci.9 Sekarang Yesus telah naik kembali kepada Bapa dan menerima kemuliaan yang Ia miliki sebelum dunia dijadikan. Benih dari kodrat ilahi Pekerjaan ini menyatakan Yesus Kristus sebagai Juru Selamat dunia yang di dalam-Nya kita menerima belas kasihan. Penting untuk diperhatikan bahwa pekerjaan ini juga menyatakan Dia sebagai ‘Benih’. Berbicara mengenai diri-Nya sendiri, Yesus berkata, ‘Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah’.10 Kemudian, baik Petrus dan Paulus mengidentifikasi Yesus sebagai Benih (Keturunan) Abraham, dimana di dalam-Nya semua keluarga di bumi akan diberkati.11 Ini adalah suatu hal yang penting. 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Ef 2:4-6 Yoh 3:16 Yoh 1:12 Rm 5:12 Ef 2:1 2Kor 5:21 1Kor 15:3-4 Yoh 12:24 Rm 3:25. Gal 3:16 10 Yesus Kristus adalah Benih dari kodrat ilahi. Kita mengambil bagian dari kodrat ilahi ketika kita lahir dari Allah.12 Inilah artinya diberkati. Kita bisa katakan bahwa kita diberkati ketika kita lahir dari benih kodrat ilahi yang tidak fana, melalui firman Allah yang hidup dan yang kekal.13 Sekarang, mari kita perhatikan bagaimana seorang pendengar diberkati dengan pertama-tama menerima, dan kemudian mengambil bagian dari kodrat ilahi. Perumpamaan tentang penabur Perumpamaan tentang penabur mengajarkan kita bahwa kita mempunyai akses (jalan masuk) kepada Kristus – Benih dari kodrat ilahi – ketika para penabur, atau para utusan, diutus kepada kita.14 Utusan-utusan yang benar adalah anggota dari administrasi Kristus, dan mereka penuh dengan iman dan Roh Kudus. Firman yang mereka beritakan adalah firman tentang status anak yang datang sebagai benih dari kehidupan ilahi. Inilah firman yang sesungguhnya diberitakan ketika kita berkumpul bersama dalam nama Yesus Kristus, misalnya dalam persekutuan. Di sepanjang Perjanjian Baru, firman tentang status anak digambarkan dalam banyak cara, termasuk injil tentang Kristus, injil tentang Allah, dan firman tentang salib. Terlepas dari penjelasannya, firman yang Yesus beritakan, melalui para utusan yang Dia utus, adalah Roh dan hidup.15 Dengan demikian, kita dapat mengerti bahwa kodrat ilahi adalah satu Roh dan satu hidup Yahweh yang diberikan kepada kita sebagai suatu milik pribadi. Perumpamaan tentang penabur mengajarkan kita lebih jauh bahwa firman tentang status anak ditaburkan ke ‘tanah’hati kita.16 Kita menerima benih dari kodrat ilahi ketika kita menerima baik utusan dan berita yang dibawakan ke dalam hati kita. Sedihnya, banyak orang yang menolak baik utusan dan beritanya. Yesus berkata bahwa orang-orang ini menerima benih yang jatuh di pinggir jalan.17 Dalam hal ini, benih dirampas karena hati mereka keras dan mereka menolak Roh Kudus.18 Tanah yang berbatu-batu Sebaliknya, Yesus menggambarkan mereka yang menerima firman tentang status anak untuk pertama kali, sebagai orang-orang yang menerima benih di tanah yang berbatu-batu. Perumpamaan ini sangat membantu.Tanpa Kristus, hati kita adalah hati yang keras. Hati keras yang dimaksud baik yang berada di pinggir jalan, ataupun hati keras yang ada di tanah berbatu-batu. Luar biasanya, benih dari kodrat ilahi dapat bertumbuh di hati yang keras,berbatu-batu. Bagaimana hal ini terjadi? Benih dari firman itu hidup dan berkuasa. Benih itu datang dengan kapasitas, atau kasih karunia, untuk bertumbuh di dalam hati yang berbatu-batu dan membawa pendengarnya sepanjang jalan menuju tanah yang baik dari tubuh Kristus. Kapasitas dari benih ini sering dirujuk sebagai kasih karunia yang sebelumnya, yang artinya sebuah kasih karunia yang datang sebelum adanya suatu respon. Dalam hal ini, penting bagi kita untuk tidak bingung dalam membedakan antara menerima benih dari kodrat ilahi dengan dilahirkan dari Allah. Kita dilahirkan dari Allah sebagai suatu ciptaan baru dengan sebuah hati yang baru, roh yang baru, dan kehendak yang baru, ketika kita telah datang 12 13 14 15 16 17 18 2Ptr 1:4 1Ptr 1:23 Mat 13:3 Yoh 6:63 Mat 13:19 Mat 13:19 Kis 7:51 11 kepada Kristus dan telah disatukan dengan sunat-Nya. Mari kita perhatikan hal ini lebih jauh. Ketika benih ini mulai bertumbuh di tanah yang berbatu-batu, firman Allah membuat pendengarnya memandang kepada Dia yang telah mereka tikam – Yesus Kristus. Sebagaimana mereka meratapi Anak Sulung, mereka berseru ‘Saudara-saudara, apa yang harus kami perbuat?’19 Para pendengar dipanggil untuk bertobat, keluar dari dunia, dan datang kepada Bapa dimana mereka menemukan Kristus. Mereka lalu dipanggil untuk dibaptis bersama dengan Yesus Kristus dalam kematian, penguburan dan kebangkitan-Nya, untuk pengampunan atas dosa-dosa mereka.20 Ketika seseorang setuju untuk menaati firman ini, hati mereka sedang berubah dari hati yang berbatu-batu, dan mereka mulai menemukan keselamatan. Tanah yang baik Sudah jelas dari perumpamaan tentang penabur bahwa benih dari kehidupan ilahi hanya dapat menghasilkan buahdi tanah yang baik.21 Hal ini berarti bahwa hati kita yang berbatu-batu bagaimanapun juga harus menjadi tanah yang baik. Allah bukan mengubah hati kita yang lama, tetapi Allah telah berjanji bahwa Dia akan memberikan kita sebuah hati yang baru. ‘Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat (hati daging).'22 Kapan hal ini terjadi? Kita menerima hati yang baru ketika kita bersatu dalam persekutuan sunat Kristus di Taman Getsemani. Sunat ini memberikan kepada kita hati yang baru, roh yang baru dan kehendak yang baru dari seorang anak Allah melalui pekerjaan pembaharuan akan firman Allah. Kita benar-benar menjadi ciptaan baru dalam Kristus.23 Sekarang setelah kita menerima sebuah hati yang baru, benih dari kodrat ilahi dapat berakar dan menghasilkan buah dari status anak dalam kita. Ini adalah hal yang penting. Yesus berkata bahwa setiap pohon dikenal dari buahnya.24 Seorang yang percaya menunjukkan bahwa mereka lahir dari Allah dengan menghasilkan buah dari status anak. Bagaimana kita menghasilkan buah dari status anak kita? Kita harus berpartisipasi dalam persembahan Kristus. Persembahan Kristus Persembahan Kristus adalah cara yang olehnya kodrat ilahi dimultiplikasi. Ketika kita berpartisipasi dalam persekutuan penderitaan Kristus, benih dari kodrat ilahi yang telah kita terima, menghasilkan buah dalam kehidupan kita, menunjukkan bahwa kita adalah anak-anak Allah. Lebih lanjut dari ini, kita dapat menabur hidup tersebut sehingga dapat menjadi milik orang lain. Ada tiga unsur multiplikasi dari kodrat ilahi. Pertama, hidup dari benih berakar dan bertumbuh di dalam kita. Kristus telah memberikan kita sebuah hati yang baru, dan akar dari kodrat ilahi berakar ke bawah dan kemudian bermultiplikasi (menghasilkan buah) ke atas.25 Kita bertumbuh dan menjadi dewasa sebagai seorang anak ketika kita 19 20 21 22 23 24 25 Kis 2:37 Kol 2:12-13 Mat 13:8 Yeh 36:26 2Kor 5:17 Luk 6:44 Yes 37:31 12 bertahan dalam penganiayaan dan penderitaan karena firman tersebut. Pada titik ini, penting bagi kita untuk tidak mengundurkan diri, atau Allah tidak berkenan kepada kita.26 Dalam unsur yang kedua, kita bersatu dengan persembahan Kristus dan benih tersebut mulai bermultiplikasi menjadi lebih banyak benih yang diberikan kepada orang lain. Ini adalah pelayanan penginjilan kita. Ketika kita memberitakan injil tentang Kristus dan orang lain lahir dari Allah, benih dari kodrat ilahi dimultiplikasikan kembali ketika orang-orang yang baru percaya ini bersatu dalam persembahan Kristus. Dengan jalan ini, orang-orang percaya sedang dihubungkan bersama dalam persekutuan yang berlangsung dari persembahan Kristus. Dalam unsur yang ketiga, benih yang dimultiplikasi dari kodrat ilahi menjadi roti untuk dimakan. Ini adalah roti persekutuan. Paulus menulis, ‘Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan tubuh Kristus?’27 Yesus berkata bahwa makanan-Nya adalah melakukan kehendak Bapa. Sama halnya, roti menyatakan kehendak Allah yang sedang diselesaikan secara individu, dan oleh tubuh-Nya yang terdiri dari banyak anggota. Roti tersebut adalah makanan untuk persekutuan dan juga untuk bertahan hidup. Hati kita – taman yang diairi Ketika kita menutup bagian ini, sangat membantu jika kita memperhatikan perkataan dari nabi Yeremia. Dalam menggambarkan umat Allah, dia menulis bahwa ‘hidup (jiwa) mereka akan menjadi seperti taman yang diairi baik-baik, mereka tidak akan kembali lagi merana. ’Nabi Yehezkiel menuliskan, ‘Tanah ini yang sudah lama tinggal tandus menjadi seperti taman Eden dan kota-kota yang sudah runtuh, sunyi sepi dan musnah, sekarang didiami dan menjadi kubu.’28 Janji-janji yang luar biasa ini adalah untuk kita! Hati kita yang sebelumnya berbatu-batu, sunyi sepi - tidak mampu menghasilkan hidup Allah. Namun, injil tentang Yesus Kristus berakar di dalam hati kita sebagai sebuah benih dari kodrat ilahi. Hati kita yang berbatu-batu, sunyi sepi dijauhkan dan digantikan dengan sebuah hati yang baru ketika kita lahir dari Allah dan bersatu dengan sunat Kristus. Benih dari kodrat ilahi kemudian bisa bertumbuh pada tanah yang baik dari hati kita, dan kita dimampukan untuk menghasilkan buah dari status anak kita serta memultiplikasikan benih ini kepada yang lain. Namun, kita harus terusmenerus menerima sebuah hati yang baru, dan hati yang baru ini harus terus-menerus diairi; jika tidak demikian hati ini akan kembali menjadi tidak menghasilkan buah. Yesus berkata, ‘Sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darahNya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.'29 Kita terus-menerus menerima sebuah hati yang baru – hati dari ciptaan baru – ketika kita makan daging-Nya dan minum darah-Nya. Saat kita bersekutu dalam tubuh dan darah Kristus, kita tinggal di dalam Dia dan Dia tinggal di dalam hati kita. Hati kita terus-menerus diairi ketika kita mengizinkan air penyucian membersihkan kita dari keinginan daging dan ketandusannya. Pembasuhan ini memampukan benih untuk terus bertumbuh dan menghasilkan buah di tanah yang baik. Namun, kita harus menjaga benih ini untuk tidak 26 27 28 29 Ibr 10:38 1Kor 10:16 Yeh 36:35 Yoh 6:53-56 13 terhimpit oleh kekuatiran dunia dan tipu daya kekayaan. Ini adalah benih yang jatuh di antara semak duri.30 Melalui kuasa Roh Kekal, kita dapat memiliki pikiran yang diperbaharui sehingga mereka dapat memikirkan hal-hal yang dari Roh, sehingga kita dapat mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah.31 Nabi Yehezkiel memberitakan janji dari Perjanjian Kekal. ‘Dan kamu akan diam di dalam negeri yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu dan kamu akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahmu.'32 Jika kita akan terus-menerus menerima benih kodrat ilahi dan menghasilkan buah dari status anak kita, Dia akan menjadi Allah kita, dan kita akan menjadi umat-Nya. Dia akan menjadi Bapa kita, dan kita akan menjadi anak-anak laki-laki dan anak-anak perempuan-Nya. 30 31 32 Mat 13:7 2Kor 10:5 Yeh 36:28 14 Pertanyaan Pembelajaran – Menghasilkan Buah dari Status Anak Kita mengerti dari perumpamaan tentang penabur bahwa benih dari kehidupan ilahi hanya dapat menghasilkan buah di tanah yang baik. Hal ini berarti hati kita yang berbatu-batu harus menjadi tanah yang baik. Jelaskan bagaimana hati kita menjadi tanah yang baik dimana di dalamnya benih hidup Allah dapat berakar, bertumbuh dan bermultiplikasi. Apakah hatimu menjadi tanah yang baik? Perubahan-perubahan praktis apakah yang terjadi dalam hidupmu, melalui proses ini? Persembahan Kristus adalah cara yang olehnya kodrat ilahi dimultiplikasi. Apakah tiga unsur yang penting untuk multiplikasi kodrat ilahi? Bagaimana ketiga unsur ini terlihat (nyata) dalam hidupmu sendiri? 15 HATI YANG MENDEKAT Julianne Hamilton Pendahuluan Kita sering mendengar hal ini diberitakan bahwa firman Allah datang memanggil. Dia memanggil kita untuk melakukan apa? Cukup sederhana, Dia memanggil kita untuk ‘mendekat’. Seperti seorang bapa dengan penuh kasih memanggil anak-anaknya untuk mendekat, demikian juga, Yahweh Bapa sedang memanggil kita untuk ‘mendekat kepada-Nya’. Kita tahu dengan baik perkataan Yesus, ketika Ia berkata, ‘Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. 1 Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.’ Yesus juga mengatakan bahwa tidak seorangpun dapat datang kepada Dia, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Yesus.2 Rasul Yohanes berkata dalam Injilnya bahwa Bapa memberikan kepada Kristus, orang-orang yang meresponi panggilan untuk menjadi seorang anak Allah. Dan Yesus berkata, ‘Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.’3 1 Yoh 14:6 Yoh 6:44 3 Yoh 6:37-40 2 16 Perkataan Kristus ini sedang mengarahkan kita untuk mengamati sifat dari hubungan antara Yahweh Bapa dengan Anak-Nya. Hubungan mereka bersama telah menghasilkan sesuatu yang sangat istimewa yang olehnya kita sekarang dapat mendekat kepada Allah. Dan apa yang Mereka hasilkan adalah sesuatu yang sepenuhnya baru. Sunat Kristus Sejak sebelum adanya waktu, dalam dunia di luar kekekalan yang Kitab Suci sebut ‘sebelum’, Yahweh Elohim sepakat untuk membuat ruang untuk memasukkan kita dalam kasih, persekutuan dan persembahan Mereka yang unik. Dari Perjanjian Mereka sendiri, Mereka sepakat untuk membuat perjanjian dengan kita. Dan perjanjian itu disebut sebuah ‘perjanjian kekal mengenai hidup dan damai sejahtera’. Persekutuan mereka adalah seperti sebuah taman, penuh dengan buah yang baik, dimana dari padanya mengalir sungai-sungai air kehidupan. Taman Tuhan adalah taman yang diairi dengan baik! Dari kekayaan akan hubungan Mereka bersama, Mereka menghasilkan suatu tuaian dari hidup status anak. Hidup status anak ini – yaitu, ‘hidup dari seorang anak Bapa’ – dihasilkan oleh Yahweh Anak, yang merupakan kepenuhan dari semua status anak. Dia menyerahkan kehendak-Nya ke tangan Bapa, dan dalam dunia di luar kekekalan itu, Dia menyerahkan hidup-Nya sendiri untuk menjadi milik kepunyaan Bapa. Dia menjadi, bagi kita, ‘sesuatu yang baru’. Dia menjadi ‘rupa Anak yang baru’. Dia menjadi ‘Anak Bapa’. Ketika Yahweh Anak menyerahkan kehendak-Nya kepada Bapa, Bapa kemudian mengubahkan Dia kepada gambaran dari status anak-Nya. Itulah, ‘Gambaran dari status anak yang merupakan milik Bapa’. Kita tidak diubahkan kepada gambaran dari status anak yang ‘hakiki’ dari Yahweh Anak, ‘sebelum’. Kita sedang diubahkan kepada gambaran dari ‘Anak Bapa’.4 Proses pengubahan ini, sesungguhnya adalah apa yang Kitab Suci sebut ‘sunat Kristus’, yang terjadi ‘sebelum’ dan dinyatakan dalam waktu. Dia diubahkan kepada gambaran dari status anak yang kita akan jadi – status anak yang memenuhi kehendak Bapa di sorga. Penulis kitab Kolose menyebut sunat-Nya ‘bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia’.5 Sunat ini terjadi ‘sebelum’, melalui proses pengubahan dari Bapa, dan bukan dengan tangan manusia. Inilah apa artinya sunat dalam ‘kesederhanaan’-nya. Ini merupakan pekerjaan dari Bapa untuk mengubah Anak-Nya kepada gambaran dari status anak yang menjadi ekspresi penuh dari kebapaan-Nya. Pada saat Anak hidup dalam kepenuhan dari ekspresi itu, Anak sedang sepenuhnya menyatakan Bapa-Nya. Ketika Bapa sepenuhnya dinyatakan melalui status anak dari Anak-Nya, maka Anak sepenuhnya dinyatakan oleh Bapa-Nya. Ini adalah ‘kasih yang mempersembahkan’ dalam tindakan. Yang satu berasal dari yang lain, diubahkan kepada yang lain, menyatakan yang lain, dan kemudian dinyatakan oleh yang lain. Proses dan hubungan ini adalah apa yang sedang diubahkan dari kita, melalui sunat Kristus. Dari sunat-Nya muncul hati seorang anak Allah. Dari sunat-Nya muncul kuasa yang memampukan, diberikan kepada-Nya, untuk diubahkan kepada kehendak Bapa di sorga. Kita harus bersatu dengan sunat-Nya untuk dimampukan dalam melakukan kehendak Bapa di sorga. Kristus disunat ‘sekali 4 5 Rm 8:29 Kol 2:11-13 17 untuk selamanya’. Sunat kita sendiri tidak menghasilkan apa-apa. Hanya Kristus-lah hikmat Allah dan kuasa Allah.6 Hanya melalui Dia maka kita dapat mendekat kepada Allah. Benih Perjanjian Baru Kristus juga disebut ‘Benih Perjanjian’.7 Dia ditegakkan sebagai Benih Perjanjian, ketika setiap nama dalam Perjanjian, dan dalam kitab kehidupan Anak Domba, diberikan kepada Anak sebagai milik kepunyaan pribadi-Nya. Nama dan hidup kita ada di dalam Kristus, sang Benih. Daging dan darahNya adalah roti dan anggur yang memampukan ketaatan kita.8 Secara puitis, dapat kita katakan bahwa Dia dilahirkan melalui proses pengubahan dari Bapa, sebagai Benih dari status anak. Kemudian Dia ditanamkan dalam taman perjanjian Yahweh, dan bertumbuh sebagai ‘seorang Anak Bapa’ dalam dunia itu, sebelum! Segala sesuatu yang akan dilahirkan dari firman Anak diserahkan kepada Dia oleh Bapa dalam taman perjanjian itu. Dia dipelihara dan dirawat oleh Bapa dan Roh Kudus, oleh kuasa yang memampukan dari ketujuh kali lipat Roh Allah. Dan Dia juga menghasilkan sejumlah besar benih status anak dalam taman perjanjian itu, ‘sebelum’. Dia bekerja keras! ‘Benih’ itu bertumbuh menjadi suatu tuaian yang dari padanya Dia mengambil gandum, memprosesnya, dan membuatnya menjadi roti – roti yang memberikan kuasa, memampukan ketaatan. Roti ini adalah daging-Nya. Dan juga, dari darah-Nya, dihasilkan oleh sunat-Nya, Dia menanam sebuah kebun buah anggur dan memprosesnya menjadi anggur. Ini adalah darah dari Perjanjian Kekal. Perjanjian Kekal ada di dalam darah-Nya. Ini adalah hidup ciptaan baru. Kristus adalah Ciptaan Baru. Dia telah mengatur sebuah meja, dan berkata, ‘Daging-Ku adalah roti ketaatan, dan darah-Ku adalah anggur kehidupan.’ ‘Datanglah makan dan minum dari-Ku.’ ‘Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu!’9 Dari ‘hati yang baik’ engkau dapat melayani Allah yang hidup, dan menjadi milik kepunyaan pribadi-Nya. Ini adalah hidup Perjanjian Baru bagi setiap rumah tangga. Dan, setelah makan dari status anak-Nya – status anak-Nya sebagai seorang ‘Anak Bapa’ – Kristus mengatakan, ‘Rasanya baik bukan? Sekarang, bersatulah dengan-Ku sebagai seorang anak Allah! Terimalah daging dari hati-Ku sebagai hatimu, supaya hatimu akan menjadi seperti taman yang diairi dengan baik yang menghasilkan tuaian dari buah kebenaran dan damai sejahtera. Dan dengan bersatu dalam sunat-Ku, menyingkirkan semua yang lama, sehingga benih-Ku dapat bertumbuh di dalam engkau.’ Dari sunat-Nya muncul hati seorang anak Allah. Dari sunat-Nya muncul hati ‘yang baik’. Inilah apa yang telah diberikan Perjanjian Baru kepada kita. Perjanjian Baru telah memberikan kita sebuah ‘hati yang baru’, sebuah hati yang merupakan ‘tanah yang baik’. Dan Perjanjian Baru telah memberikan kita benih dari kehidupan ilahi, yang akan bertumbuh dalam hati kita dan menghasilkan suatu tuaian dari kebenaran dan damai sejahtera. Ini adalah hidup Perjanjian Baru dimana Kristus telah tersedia bagi setiap anak Allah, bagi setiap keluarga, bagi setiap rumah tangga. Tapi kita perlu untuk memperhatikan masalah hati kita jika kita mau masuk ke dalam semua yang Bapa telah tentukan bagi kita sebagai anak-anak-Nya. 6 1Kor 1:24 Gal 3:16 8 Yoh 6:32, 53-56. Mat 14:22-24 9 Mzm 34:8 7 18 Hanya hati yang disunat yang dapat mendekat Kitab Suci menggunakan ‘hati’ untuk menggambarkan keseluruhan dari manusia batiniah, baik jiwa maupun roh. Hati adalah substansi nyata dari seseorang, yang tidak dapat dilihat dari sudut pandang alamiah.10Suatu realita sederhana adalah keseluruhan manusia batiniah kita, baik jiwa maupun roh, memiliki kecenderungan untuk melakukan keinginannya sendiri! Inilah alasan mengapa Kitab Suci berkata, ‘perhatikan’, ‘berjaga-jaga’, ‘berhati-hati’, dan ‘sadarlah’! Hati kita ‘mengambil jalannya sendiri’.11 Kita semua memiliki banyak pembenaran mengapa hal ini terjadi. Kita juga baca perkataan pengkhotbah Salomo, yang memproklamirkan kepada kita bahwa ‘Hati anak-anak manusiapun penuh dengan kejahatan, dan kebebalan ada dalam hati mereka seumur hidup, dan kemudian mereka menuju alam orang mati.’12 Tuhan dan Juruselamat kita sendiri juga mengajarkan, berkata bahwa ‘sebab dari dalam, dari hati [anak-anak] orang (manusia), timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, [dan] kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.’13 Hati-hati yang seperti inilah yang tidak pernah dapat mendekat kepada Allah! Hal ini diekspresikan lebih lanjut dalam kitab Yehezkiel, dimana Tuhan memproklamirkan bahwa ‘tidak seorangpun dari orang-orang asing yang hatinya dan dagingnya tidak bersunat, boleh masuk dalam tempat kudusKu’.14 Dari hal ini, kita dapat dengan mudah memperkirakan bahwa ‘tidak seorangpun yang tidak disunat hatinya boleh mendekat kepada Allah’. Hanya mereka yang telah 'disunat hatinya' dapat mendekat kepada Dia. Hanya mereka yang telah diubahkan kepada kehendak Bapa di sorga, dengan bersatu dalam sunat Kristus, yang dapat mendekat kepada Allah. Sunat dalam Perjanjian Lama Berbicara kepada anak-anak Israel, umat pilihan Tuhan, Musa menyampaikan poin penting dari Perjanjian Lama. Poin ini adalah ‘TUHAN, Allahmu, akan menyunat hatimu dan hati keturunanmu, sehingga engkau mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, supaya engkau hidup’.15 Tuhan memutuskan bahwa perjanjian ini harus dimeteraikan dengan tanda sunat, yang akan ditunjukkan dalam daging dari setiap laki-laki bangsa Yahudi. Setiap anak laki-laki bangsa Yahudi harus disunat pada hari kedelapan, dan setiap anak perempuan bangsa Yahudi harus berpartisipasi dalam upacara pemurnian.16 Dengan menarik kesimpulan, Paulus menggambarkan upacara sunat dari Perjanjian Lama sebagai suatu sunat ‘yang dibuat dengan tangan manusia’. Itu adalah pekerjaan yang dilakukan oleh ‘tangan manusia’, oleh ‘tangan mereka sendiri’, sesuai dengan hukum taurat. Tapi sunat ini tidak menguntungkan apa-apa bagi mereka karena, sekalipun mereka disunat dalam tubuh daging mereka, hati mereka telah berpaling menurut jalan mereka sendiri. Melalui tipu daya dosa, hati mereka telah menjadi sekeras batu amril. 10 Firman tentang Salib, hal 37 Yes 53:6-11 12 Pkh 9:3 13 Mrk 7:21-23 14 Yeh 44:9 15 Ul 30:6 uraian 16 Luk 2:23, Im 12 11 19 ‘Mereka membuat negeri yang indah itu menjadi tempat yang sunyi sepi’ Kita membaca firman Tuhan dalam Zakharia pasal tujuh, dimana Dia menggambarkan sifat dari hubungan-Nya dengan bangsa Israel dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kita baca bagaimana mereka membuat hati mereka seperti batu amril sehingga mereka tidak dapat mendengarkan hukum dan firman yang Dia kirim kepada mereka oleh Roh-Nya melalui nabi-nabi sebelumnya. Sehingga, Dia mengirimkan murka yang besar atas mereka. Dalam menggambarkan hubungan mereka, Dia berkata bahwa sama seperti Dia memanggil dan mereka tidak mendengar, demikian juga mereka memanggil dan Dia tidak akan mendengar. Dia menceraiberaikan mereka dengan angin badai di antara bangsa-bangsa yang tidak mereka kenal. Dan negeri itu menjadi sunyi sepi di belakang mereka sehingga tidak seorangpun ‘yang lalu lalang’, karena mereka membuat negeri yang indah itu menjadi tempat yang sunyi sepi. Ini merupakan suatu pernyataan yang menarik: ‘mereka membuat negeri yang indah itu menjadi tempat yang sunyi sepi’. Bagi kita, membuat negeri yang indah itu menjadi tempat yang sunyi sepi adalah masalah hati. Hati yang keras seperti batu amril adalah hati yang sunyi sepi. Ini adalah hati dari batu. Ini adalah hati dari hukum ‘Perjanjian Lama’ yang tidak pernah dapat dimasukkan ke dalam Perjanjian Baru, kecuali hati itu disatukan dengan sunat Kristus. Ketika kesesakan datang karena firman itu, dan penderitaan dari pendisiplinan tangan Bapa datang untuk mengubahkan kita kepada gambaran dari seorang anak Allah, kita memiliki kecenderungan untuk menjadi tersandung, dan hati kita menjadi keras. Sesungguhnya, kitalah yang membuat hati kita menjadi keras. Seperti yang tertulis dalam kitab Zakharia, kita membuat hati kita seperti batu amril. Kita sesungguhnya memberikan diri kita kepada hal ini! Kita memberikan hati kita untuk tersandung dan dikeraskan, sehingga hati kita menjadi keras, seperti batu amril.17 Contoh dari Adam dan Hawa Kata ‘membuat’ di sini sangatlah penting. Untuk ‘membuat’ sesuatu memerlukan suatu proses dan aplikasi yang bijaksana. Ini merupakan suatu ‘pekerjaan’ yang dengan sengaja dilakukan. Ini tidak terjadi begitu saja. Sebagai contoh, jika anda mau memanggang sebuah kue, diperlukan suatu proses dan aplikasi yang bijaksana. Itu tidak terjadi begitu saja, hanya karena anda berkata, ‘Saya mau membuat sebuah kue’. Anda harus mengerjakannya. Dan demikian juga dengan masalah hati. Ada suatu pekerjaan dimana kita berpartisipasi di dalamnya. Saya tidak dapat membantu tetapi saya pikir bahwa ada suatu pekerjaan yang dengan sengaja dan secara daging Hawa lakukan dalam hatinya sendiri. Hawa bertindak dalam anggapan dan ketidaktaatan ketika dia mengambil dari pohon pengetahuan yang baik dan jahat. ‘Negerinya yang indah’ dapat kita katakan, adalah taman Eden, yang ke dalam taman itu Allah telah menempatkan dia dan suaminya. Taman ini adalah tanah yang kaya dan subur dimana benih telah bertumbuh untuk menghasilkan taman yang paling indah, dengan banyak pepohonan yang menghasilkan banyak buah. Para penulis Kitab Suci sering merujuk, kepada ‘hati’ sebagai sebuah taman. Alam yang subur dari tanah taman ini, taman Eden, adalah seperti hati manusia yang Allah telah ciptakan di dalam mereka. Hati ini sepadan dengan hati daging Kristus (hati yang taat), dilahirkan di dalam Dia, melalui sunatNya, dalam dunia perjanjian, ‘sebelum’. Hati Kristus kaya dan penuh akan kebaikan, mampu memelihara kehidupan ilahi Allah. Dalam kegenapan waktu, hati Kristus akan diberikan kepada umat manusia ketika mereka dilahirkan dari Allah, dengan bersatu dalam persekutuan sunat-Nya. 17 Za 7:11-12 20 Hati Kristus adalah hati yang ‘baik’. Hati Adam sepadan dengan hati Kristus, ketika ia hidup oleh ketaatan iman. Ketika Adam dan Hawa berjalan dalam persekutuan dengan Allah di dalam taman, mereka mampu menghasilkan suatu tuaian dari ‘kebenaran dan damai sejahtera’. Sekarang, jangan bingung terhadap makna yang kami sampaikan di sini. Jangan bingung terhadap bahasa yang digunakan oleh rasul Paulus, yang sering mengajarkan tentang ‘tubuh daging’ yang harus dipotong. Ini adalah ‘hati yang jahat karena ketidakpercayaan’ yang Adam dan Hawa rangkul ketika mereka tidak menaati Allah. Sebelum dia jatuh melalui ketidaktaatan, hati alamiah Adam sesungguhnya sepadan dengan ‘sunat hati’ Kristus. Oleh iman, dalam kegenapan waktu, Adam dan Hawa harus berhadapan dengan hati yang baru yang Kristus telah terima melalui sunat-Nya, ‘sebelum’. Ini menjadi pelayanan dan penyediaan Kristus yang lebih lanjut bagi mereka. Selalu dianggap bahwa anak-anak manusia akan menerima kodrat ilahi dan menjadi anak-anak Allah, dalam kegenapan waktu, melalui pelayanan Kristus. Hal ini tidak terjadi melalui kelahiran dimana anak-anak manusia akan menjadi anak-anak Allah. Ketika Hawa terperdaya oleh dosa, dan berbalik dari Tuhan dan firman-Nya, dia mengeraskan hatinya seperti batu amril. Adam juga bersatu dengan Hawa dalam tindakan ini, dan dengan sengaja mengeraskan hatinya juga. Hati yang berbatu-batu dari ketidakpercayaan ini dihasilkan di dalam Adam dan Hawa, ketika mereka menerima perkataan Iblis. Hal ini menjadi suatu perjanjian dosa bagi mereka. Negeri mereka yang indah menjadi sunyi sepi, sehingga maut masuk. Baik Adam maupun Hawa tidak memilih untuk menantikan dengan sabar dalam iman, atau bertahan melalui musim pengujian dengan kasih karunia Allah yang memampukan. Sebaliknya, mereka membuat jalan lain bagi diri mereka sendiri. Dan dengan melakukan hal ini, mereka membuat diri mereka menjadi sumber dari jalan mereka sendiri. Mereka menjadi tawanan dari hukum dosa dan maut ketika mereka menerima buah dari pohon pengetahuan yang baik dan jahat. Benih ketidaktaatan mereka adalah perkataan yang dihasilkan oleh Iblis dalam hati mereka, dan buahnya membuat negeri mereka yang indah menjadi tempat yang sunyi sepi. Mereka menjadi terputus dari hati daging Kristus (hati yang taat) sejak saat itu dan diusir dari ‘negeri yang indah’ dari taman Eden, ke tempat yang sunyi sepi. Jalan menuju pohon kehidupan dilarang bagi mereka. Hawa tidak mendekat kepada Allah Hal ini jelas bahwa Hawa tidak mendekat kepada Allah, karena dia tidak melawan iblis. Bukti dari mendekat kepada Allah adalah anda melawan iblis. Iblis tidak memiliki tumpuan dalam hidupmu. Tetapi Hawa tidak mendekat kepada Allah. Dan jelas, Iblis tidak lari dari Hawa. Inilah mengapa Iblis terus berkeliaran di taman Eden. Pada kenyataannya, Iblis berada tepat di tengah-tengah taman Eden! Pekerjaan Hawa adalah melawan iblis! Hawa seharusnya melihat iblis lari dari taman. Ini adalah pekerjaan pengudusannya. Hawa seharusnya memegang tongkat besar dan berkata, ‘Apa yang kamu lakukan di sini? Enyahlah dariku, Iblis! Keluar dari tamanku!’ Bukankah hal ini terdengar seperti perkataan Kristus kepada Petrus? ‘Enyahlah dari-Ku, Iblis!’ Kita harus melawan pekataan iblis, tidak peduli dari siapapun itu berasal. Perkataan Iblis akan membawa kita menjauh dari partisipasi kita dalam sunat Kristus, yang mengubahkan kita kepada gambaran dari status anak-Nya. Hati Hawa telah mulai berubah menjadi batu amril ketika ia menginginkan jalan yang lain, sebagaimana dia mendengarkan perkataan Iblis. Hatinya menjadi duniawi ketika dia tidak tetap sepenuhnya tunduk kepada Allah dan kepada kehendak-Nya. Kita juga duniawi, ketika kita menarik 21 diri kita menjauh dari Allah melalui ketidakpercayaan. Dan Iblis selalu ada di sana dengan pandangan alternatif yang akan membuat kita tersesat. Kita baca dalam kitab Yakobus, ‘Karena itu tunduklah kepada Allah [dan kebenaran-Nya], dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu! Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! Dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati! Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita. Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.’18 Kesimpulan Kita perlu untuk mendekat kepada Tuhan, untuk memahami jalan-jalan-Nya, dan untuk mengenal Dia. Inilah dimana kelepasan kita dimulai. Mengapa kita, yang telah merasakan kebaikan Tuhan, menginginkan sesuatu yang lain yang hanya akan pernah menghasilkan ketandusan/sunyi sepi, kekerasan hati dan maut di dalam kita? Mengapa kita membenarkan hukum kita sendiri, dan alasan-alasan dari hati kita sendiri, sementara mengetahui bahwa kehidupan Allah tidak datang kepada kita dari jalan kita sendiri? Tidak peduli apapun usaha kita, proses kita yang bijaksana atau aplikasi kita, tujuan pekerjaan dari tangan kita sendiri, tidak akan pernah menghasilkan kehidupan Allah dalam hati kita. Dengan demikian, pekerjaan yang ‘dibuat dengan tangan kita’, hanya akan pernah membuat negeri yang indah menjadi tempat yang sunyi sepi. Anak-anak Israel, umat pilihan Allah, memberikan kesaksian untuk hal ini. Hati yang berbatu-batu tidak dibaharui. Hati yang demikian tidak akan pernah menghasilkan suatu tuaian dari kebenaran dan damai sejahtera. Satu-satunya jalan kita ke depan adalah berpartisipasi dalam pekerjaan yang ‘bukan buatan tangan manusia’. Satu-satunya jalan kita ke depan adalah menangkap hati yang baru, yang diberikan oleh Perjanjian Baru, dan dihasilkan oleh sunat Kristus. Kebenaran yang sederhana adalah di dalam semua hati kita ada beberapa unsur ‘ketandusan/sunyi sepi’. Ada sesuatu yang keras di sana. Ada semak duri di sana. Negeri kita yang indah adalah tempat yang sunyi sepi. Kita memerlukan suatu pembasuhan akan pembaharuan yang datang kepada kita ketika kita menerima firman Allah. Kita baca dalam kitab Yesaya bahwa Tuhan memandang semua ketandusan kita dengan belas kasihan – bukan demi kita, tapi demi Dia. Dikatakan, ‘Sebab TUHAN menghibur Sion, menghibur segala reruntuhannya; Ia membuat padang gurunnya seperti taman Eden dan padang belantaranya seperti taman TUHAN. Di situ terdapat kegirangan dan sukacita, nyanyian syukur dan lagu yang nyaring.’19 Tuhan mau menghibur anda, saat ini. Penghiburan-Nya adalah ‘masalah hati’. Apakah hatimu seperti yang nabi Yesaya telah tuliskan? Apakah hatimu runtuh? Apakah hatimu seperti padang gurun, kering, berbatu dan keras? Apakah hatimu seperti padang belantara, dimana tidak ada apapun yang dapat tumbuh? Tuhan memandang keadaan hatimu dengan belas kasihan yang besar. Dia memandang atas semua reruntuhan dan tempat sunyi sepimu dengan belas kasihan. Tuhan berjanji, melalui nabi-Nya Yesaya, bahwa jika engkau menjauhkan hatimu yang berbatu-batu (yakni menyalahkan orang lain), dan jika engkau menjauhkan hatimu yang bersemak duri (yakni berbicara yang jahat satu terhadap yang lain), maka Dia akan terus-menerus menuntun engkau, dan memuaskan 18 19 Yak 4:7-10 Yes 51:3 22 keinginanmu di tanah yang kering dan sunyi sepi! Dia akan memberikan kekuatan bagi tulang-tulangmu! Dan hatimu akan seperti taman yang diairi dengan baik, dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan.20 Ini adalah janji-janji yang besar dan berharga yang Tuhan telah berikan kepada kita, hari ini! Dia mau memberikan kita sebuah hati yang baru. Tanah hati kita yang berbatu-batudan bersemak duri perlu disingkirkan dari jalan kita. Dan hati yang demikian hanya dapat disingkirkan ketika kita bersatu dengan sunat Kristus. Dan jika kita akan menyingkirkannya, Tuhan akan memberikan kita hati dagingNya sendiri. Hati ini akan menjadi sebuah hati yang seperti taman yang diairi dengan baik, mampu menerima, memelihara dan menumbuhkan benih ilahi yang datang kepada kita sebagai firman Allah. Dan, dengan hati ini, kita akan menghasilkan tuaian dari kehidupan dan damai sejahtera sebagai anak-anak perjanjian. Tuhan sedang menarik kita, saat ini. Pada hari ini, jika engkau mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu. Mendekatlah kepada-Nya! 20 Yes 58:9-11 23 Pertanyaan Pembelajaran –Hati yang Mendekat Melalui sunat Kristus-lah maka kita menerima sebuah hati yang baru. Hal ini penting untuk mendekat kepada Allah. Bagaimana kita bersatu dengan sunat Kristus? Mengapa penting untuk mendekat kepada Allah? Bukti dari mendekat kepada Allah adalah kita melawan iblis. Iblis tidak memiliki tumpuan dalam kehidupan kita. Bagaimana kita melawan iblis, dan apa yang terjadi jika kita tidak melawan iblis? Apa kesaksianmu tentang mendekat kepada Allah? Di manakah engkau telah mengetahui kelepasan dari kekerasan hatimu? 24 SUNAT KRISTUS - mengubahkan kita dari yang alamiah kepada rohaniah Bruce Hamilton Alamiah dibandingkan dengan rohaniah Rasul Paulus menjelaskan kepada gereja Korintus bahwa ‘tubuh yang ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan. Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan. Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah. Seperti ada tertulis: "Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup,"1 tetapi Adam yang akhir [Kristus] menjadi roh yang memberikan hidup. Tetapi, yang mula-mula datang bukanlah yang rohaniah, tetapi yang alamiah; kemudian barulah datang yang rohaniah.’2 Setiap orang yang dilahirkan dari Roh Allah adalah rohaniah. Orang-orang rohaniah disebut ‘anakanak Allah’ karena mereka telah dilahirkan dari Roh Allah; mereka adalah anak-anak Allah Bapa. Setiap orang yang tidak dilahirkan dari Roh Allah adalah alamiah. Orang-orang alamiah disebut ‘anak-anak manusia’. Tertulis dalam Alkitab bahwa ‘Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.’ Hal-hal dari Allah ini, yang telah Dia persiapkan untuk umat-Nya dinyatakan melalui Roh Allah. Hanya orang-orang yang dilahirkan dari Roh Allah 1 2 Kej 2:7 1Kor 15:42-46 25 yang dapat menerima dan mengetahui hal-hal yang dari Allah. Manusia alamiah tidak menerima, dan tidak dapat mengetahui, hal-hal yang dari Roh Allah.3 Tanpa seseorang dilahirkan dari Allah dah menerima Roh Allah, orang itu hanya seorang manusia alamiah yang berpikir bahwa hal-hal yang dari Allah adalah kebodohan. Orang itu terbelenggu kepada kebodohan akan dunia alamiah, yang merupakan roh dunia. Hal ini seperti menjadi buta dan tuli terhadap segala sesuatu yang dari Allah – ‘Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga’. Namun, Allah telah menaruh kekekalan dalam hati anak-anak manusia, tetapi tidak seorangpun dapat mengetahui pekerjaan yang Allah lakukan sejak semula sampai akhir.4 Inilah mengapa, bukannya berbalik kepada Allah, namun orang-orang di seluruh dunia selama beratus-ratus dan bahkan beribu-ribu tahun telah bertanya-tanya dalam kesia-siaan, ‘Apakah artinya hidup?’, ‘Dari manakah kita berasal?’, ‘Mengapa kita ada?’ Manusia alamiah hanya dapat melihat kepada hal-hal alamiah untuk jawabannya, tetapi dia tidak akan pernah menemukan jawaban tersebut. Beberapa orang melihat kepada planet-planet dan bintang-bintang yang jauh. Yang lain melihat lebih dekat dan lebih dekat lagi kepada dunia yang sangat kecil. Beberapa orang cukup senang membiarkan hal itu dalam imajinasi mereka, sementara yang lain tidak peduli. Salomo, yang dianggap sebagai manusia paling bijaksana yang pernah hidup, berkata, ‘Ketika aku memberi perhatianku untuk memahami hikmat dan melihat kegiatan yang dilakukan orang di dunia ... maka nyatalah kepadaku, bahwa manusia tidak dapat menyelami segala pekerjaan Allah, yang dilakukanNya di bawah matahari. Bagaimanapun juga manusia berlelah-lelah mencarinya, ia tidak akan menyelaminya. Walaupun orang yang berhikmat mengatakan, bahwa ia mengetahuinya, namun ia tidak dapat menyelaminya.’5 Tidak ada harapan bagi manusia alamiah. Langkah pertama dari yang alamiah kepada rohaniah adalah ketika telinga kita dibuka untuk mendengarkan firman Allah dan mata kita dibuka untuk melihat hal-hal yang dari Allah. Kita berlanjut dari yang alamiah kepada rohaniah ketika kita dilahirkan dari Roh Allah. Kita tidak harus tetap menjadi alamiah dan terasing dari Allah. Dia telah membuka sebuah jalan bagi kita untuk menjadi anak-anak Allah yang rohaniah. Inilah bagaimana Allah selalu menghendakinya. Dengan cara yang sama, menjadi seorang bayi bukanlah sesuatu yang kita harus merasa malu akannya, kita tidak perlu merasa malu dengan menjadi alamiah. Namun, kalau kita tidak pernah bertumbuh atau menjadi dewasa dan kita terus menjadi bayi-bayi, maka hal itu tidaklah benar, bukan? Sama halnya bagi perjalanan Kekristenan kita. Kita harus bertumbuh dan menjadi dewasa serta diubahkan dari yang alamiah menjadi rohaniah. Ini adalah suatu perjalanan yang harus kita jalani sepanjang kehidupan kita. Untuk menjadi rohaniah, kita harus menjadi seperti Yesus. Dia adalah contoh dari apa artinya menjadi rohaniah itu. Namun, ada suatu perbedaan antara Yesus dengan kita. Yesus adalah Allah Anak, yang artinya Dia adalah selalu Allah Anak; Dia selalu ada. Itulah mengapa Dia berkata bahwa Dia ‘Aku Adalah’.6 Dia tidak pernah menerima suatu identitas atau menjadi ada melalui kelahiran. Kita menerima identitas kita dan menjadi ada ketika kita dikandung dalam rahim ibu kita. Kita dilahirkan sebagai anak-anak manusia dan harus bertumbuh serta dilatih sebagaimana kita berkembang menjadi orang-orang yang dewasa. Agar Yesus menjadi seorang anak Allah, Dia juga harus menjadi seorang anak manusia. Yesus masuk ke dalam rahim Maria dan dilahirkan dari Maria sebagai seorang anak manusia. Kita menyebut hal ini ‘inkarnasi’. Yesus memulai pelayanan-Nya ketika Dia berusia tiga puluh tahun, dan selama pelayanan-Nya Dia merujuk kepada diri-Nya sendiri 3 1Kor 2:9-14 Pkh 3:11 5 Pkh 8:16-17 6 Yoh 8:58 4 26 sebagai ‘Anak Manusia’.7 Dia berkata kepada orang-orang bahwa Allah adalah Bapa-Nya. Jika mereka mau mengenal seperti apakah Allah Bapa itu, Yesus berkata bahwa Dia adalah teladan terbaik dari siapakah Allah Bapa itu. Dia berkata, ‘Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa.’8 Banyak orang terkejut dengan apa yang Ia katakan. Mereka tidak menerima bahwa Yesus adalah Anak Allah dan Dia adalah teladan dari apa yang mereka akan jadi sebagai anak-anak Allah.9 Alkitab memperkenalkan dua pembahasan yang terpisah, tetapi berhubungan, untuk menjelaskan bagaimana Allah Anak menjadi Anak Bapa. Yang satu disebut ‘sunat’ dan yang lain disebut ‘persembahan’. Secara bersama, hal-hal tersebut menjelaskan rahasia ini kepada kita. Sunat adalah proses yang olehnya Allah Bapa membuat Allah Anak, menjadi Anak-Nya. Persembahan adalah proses yang olehnya Allah Anak menyerahkan hak-Nya sendiri sebagai Allah Anak dan menundukkan diri-Nya untuk menjadi semua yang Bapa minta dari Dia. Ketika Yesus menjadi Anak Bapa, Dia menjadi ekspresi penuh dari segala keberadaan Bapa dan yang Bapa kerjakan. Ini adalah persembahan-Nya. Paulus menjelaskan ini kepada gereja di Filipi.10 Dia berkata bahwa sekalipun Yesus adalah Allah Anak, dalam bentuk Allah dan setara dengan Allah, Dia mengosongkan diri-Nya. Maksud Paulus bahwa Anak merendahkan diri-Nya dan menjadi taat kepada Bapa. Bapa kemudian membuat Anak menjadi seorang raja-imam. Pekerjaan-Nya adalah mempersembahkan diri-Nya di kayu salib. Oleh persembahan-Nya, Anak menebus manusia dan memultiplikasikan kehidupan Allah melalui persembahan, memberikannya sebagai suatu milik kepunyaan pribadi bagi setiap orang yang percaya kepada Dia. Melalui Dia mereka dapat dilahirkan sebagai anak-anak Allah. Sunat Kristus Sebelum waktu dan di dalam waktu Untuk memahami sunat Kristus dengan tepat, kita harus memperhatikan apa yang Allah lakukan di luar waktu, apa yang Ia lakukan di dalam batas waktu, dan bagaimana tujuan-Nya digenapi dalam kedua konteks ini. Hal yang penting untuk diperhatikan bahwa tanpa Roh Allah yang memberikan pengertian, sudut pandang kita hanya akan berasal dari perspektif batas-waktu, karena kehidupan kita di bumi ini dibatasi oleh waktu. Sunat Kristus tidak dapat hanya dimengerti dari perspektif alamiah, batas-waktu. Perspektif ini akan membuat kita melihat sunat Kristus sebagai suatu peristiwa yang terjadi sebelum dunia dijadikan dan kemudian entah bagaimana terulang dalam waktu. Ini akan menjadi suatu kesalahan. Hal ini akan menolong, jika kita menyadari tiga kunci realita. Pertama, Allah tidak memiliki awal dan tidak ada akhir. Dia sepenuhnya ‘sekarang’. Kitab Suci merujuk kepada dunia persekutuan Allah sebagai ‘sebelum’. Kita dapat bertanya, ‘Sebelum apa?’ Jawabannya adalah, ‘Sebelum suatu permulaan telah dinyatakan oleh Allah untuk melakukan rencana-Nya’. Ini memimpin kita kepada realita berikutnya, yakni kekekalan. Suatu yang kekal, atau selama-lamanya, memiliki titik awal tapi tidak memiliki akhir. Perjanjian Kekal adalah contoh kita di sini. Sebelum Bapa, Anak dan Roh Kudus sepakat untuk melahirkan banyak anak, belum ada anak-anak Bapa. Perjanjian Kekal dari status anak memiliki sebuah titik awal. Anak-anak Allah akan dilahirkan sebagai orang-orang alamiah dan kemudian menerima kehidupan Allah, yang akan memampukan mereka untuk hidup selamanya. Ketiga, kita menyadari bahwa batas-waktu, atau sementara, merupakan hal-hal yang memilki awal dan akhir. Dalam bagian waktu, ada suatu urutan tindakan yang terjadi antara awal dan akhir. Hal- 7 Mat 16:13 Yoh 14:9 9 Yoh 8:59 10 Flp 2:5-11 8 27 hal yang diselesaikan. Sebagai contoh, orang-orang diberikan waktu untuk memilih apakah mereka mau menjadi anak-anak Allah atau tidak. Bagaimana hal ini menolong kita untuk mengerti sunat Kristus? Semua yang ‘ditentukan sebelumnya’ adalah suatu pekerjaan yang telah selesai dikerjakan. Pekerjaan ini dimanifestasikan dan diselesaikan dalam waktu ketika Kristus mati di atas kayu salib di Kalvari.11 Hal ini penting. Ketika Yahweh Bapa menerima Yahweh Anak sebagai Anak-Nya dalam perjanjian Mereka ‘sebelum’, Dia berkata, ‘AnakKu Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada Hari ini.’12 Pernyataan ‘Hari ini’ menegakkan permulaan dari waktu dan permulaan dari Perjanjian Kekal. Kristus harus menjalani seluruh perjalanan dari Perjanjian Kekal dan memenuhi semua tahap-tahapnya. Dia diubahkan oleh ketaatan-Nya, dan ditunjukkan pada setiap tahap bahwa Dia adalah Anak Bapa. Kristus harus menyelesaikan perjalanan itu dan mengerjakan segala yang Bapa minta dari pada-Nya. Bapa memberikan Dia kekuatan dan kemampuan pada setiap tahap perkembangan-Nya. Dan, dengan cara ini, Dia disempurnakan sebagai Anak Allah. Kesempurnan tidak terjadi sebelum Kristus mati dan dibangkitkan dari kematian, dimana Bapa mendeklarasikan bahwa Dia adalah Anak tunggal-Nya. Sudah selesai Sunat adalah pekerjaan dari Bapa untuk mengubahkan Anak sepenuhnya kepada kehendak Bapa. Dia sedang diubahkan sampai pada titik akhir. Titik akhir ini adalah suatu kematian dalam arti bahwa Dia berhenti mengerjakan inisiatif-Nya sendiri sebagai Yahweh Anak. Sementara Dia tidak berhenti dari keberadaan-Nya sebagai Yahweh Anak, Yesus mati di atas kayu salib. Paulus menjelaskan bahwa, setelah datang dalam daging manusia, Anak merendahkan diri-Nya dengan menjadi seorang Anak yang taat sampai mati di atas kayu salib. Kematian-Nya datang setelah Ia mendeklarasikan bahwa semua pekerjaan-Nya sudah selesai. Ketika Yesus berkata, ‘Sudah selesai!’13 Dia memproklamirkan bahwa sunat-Nya oleh tangan Bapa sudah lengkap. Ini adalah titik akhir dari sunat-Nya. Ini juga adalah akhir dari persembahan-Nya. Dia telah sepenuhnya mengosongkan diriNya dan menjadi Anak Bapa. Ini adalah titik akhir, atau kematian, akan bagaimana hal-hal yang sebelumnya telah terjadi, dan sekarang merupakan suatu permulaan yang baru. Lebih dari ini, hal tersebut merupakan kegenapan dan perwujudan dari ciptaan baru. Ada banyak aspek mengenai pekerjaan yang Kristus telah selesaikan di atas Kalvari. Salah satunya adalah akhir dari maut. Manusia telah jatuh ke dalam dosa dan terhilang dari Allah karena ketidaktaatannya. Penghakiman jatuh atas manusia karena dosanya, dan manusia berada di bawah penghukuman maut. Di atas kayu salib, Kristus mengalahkan dosa. Maut dihapuskan. Melalui berita tentang salib, setiap orang sekarang dapat ditebus dari dosa. Mereka dapat kembali kepada Bapa dan mewarisi status anak mereka. Melalui proses ini, mereka dipulihkan kepada penentuan mereka dan menerima kehidupan kekal. Kesimpulan Ketika Yesus dibangkitkan dari kematian, Dia dibangkitkan sebagai Anak Allah yang kekal. Bapa tidak mendeklarasikan Dia sebagai Anak-Nya sampai Yesus sepenuhnya dewasa dan kekal, dan mampu mewarisi langit yang baru dan bumi yang baru. Hal ini juga berlaku bagi kita. Kita berjalan dengan Kristus sebagai murid-murid-Nya, datang di bawah tangan Bapa, dan mengalami pekerjaan sunat-Nya dalam kehidupan kita sementara kita bersekutu di dalam tubuh Kristus. Kita juga belajar dari Kristus bagaimana mempersembahkan diri kita dalam melayani Allah sebagai imam-imam bagi Bapa. Ketika kita melakukan hal ini kita dapat memiliki hidup Allah sebagai anak-anak-Nya. 11 1Ptr 1:20 Ibr 5:5. Mzm 2:7 13 Yoh 19:28-30 12 28 Rasul Paulus mendorong setiap orang percaya untuk menjadi dewasa dalam iman dan bertumbuh ke dalam kedewasaan penuh dari seorang anak Allah.14Jika kita terus berlanjut dan menjadi dewasa dalam jalan status anak ini, tubuh kita akan diubahkan dan menjadi kekal ketika Kristus kembali. Setelah kita menerima tubuh rohaniah kita, kita akan berlanjut dengan Kristus kepada langit yang baru dan bumi yang baru, dan hidup dalam keluarga Allah selamanya. Pertanyaan Pembelajaran –Sunat Kristus Tanpa seseorang dilahirkan dari Allah dan menerima Roh Allah, dia hanyalah seorang manusia alamiah yang tidak dapat memahami dan mengerti hal-hal yang dari Allah. Apa artinya menjadi ‘rohaniah’? Apakah titik awal untuk membuat transisi dari yang alamiah menjadi rohaniah? Dengan mengetahui bahwa segala sesuatu telah diselesaikan, Yesus berseru, ‘Sudah selesai!’ dan menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan Roh-Nya kepada Bapa. 14 Apa yang telah ‘diselesaikan’ oleh Yesus? Jelaskan perbedaan antara persembahan Kristus dengan sunat Kristus. Bagaimana kita datang di bawah tangan Bapa dan mengalami pekerjaan sunat-Nya dalam kehidupan kita, saat ini? Ef 4:13 29 TINGGAL DI DALAM RUMAH SELAMANYA Peter Hay Yesus dan para penulis Perjanjian Baru menggunakan beberapa gambaran yang berbeda untuk menggambarkan cara kita menjadi anak-anak Allah. Paulus mengajarkan bahwa orang-orang yang menjadi anak sedang menerima suatu warisan dalam kerajaan Kristus dan Allah.1 Hal ini membantu untuk menyadari, sebagaimana Yesus menggunakan berbagai gambaran ini untuk menjelaskan tentang kerajaan. Sebagai contoh, Dia berkata, ‘Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah.’2 ‘Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan.’3 Pada umumnya, ilustrasi-ilustrasi ini semuanya mengarah kepada tujuan dan rencana Allah untuk melahirkan banyak anak yang adalah umat-Nya dan bagi mereka Dia adalah Allah. Namun, masing-masing gambaran yang berbeda menyediakan poin-poin aplikasi yang spesifik bagi kita sehubungan dengan jalan dari status anak. Dalam artikel ini kita memperhatikan bagaimana kita datang untuk tinggal di dalam rumah Tuhan selamanya.4Tinggal di dalam rumah adalah karakteristik penting dari seorang anak Allah.5 Gambaran sebuah rumah membawa kita pada pemikiran mengenai keluarga, aktivitas rumah tangga, budaya dari sebuah rumah tangga, penyediaan bagi makanan dan minuman, dan lain-lain. Dan tematema ini terkenal dalam referensi Kitab Suci mengenai rumah Allah. Apa yang harus diperhatikan 1 Ef 5:5 Mrk 4:26 3 Mat 13:47 4 Mzm 23:6 5 Yoh 8:35 2 30 juga adalah Alkitab merujuk kepada beberapa rumah yang berbeda. Sebagai contoh, kita melihat referensi mengenai rumah Bapa, rumah Anak, rumah iman (kawan-kawan seiman), keluarga (rumah) Allah, dan seterusnya. Hal ini dengan segera menimbulkan beberapa pertanyaan bagi kita. Apakah ini rumah-rumah yang berbeda? Apakah orang bergerak di antara rumah-rumah ini? Apakah hal ini berubah seiring waktu? Di manakah rumah-rumah yang di dalamnya kita akan tinggal? Mengapa kita perlu membedakan di antara rumah-rumah ini? Jelas ada banyak hal yang harus dimengerti mengenai rumah Allah. Seperti yang kita duga, titik awal untuk tinggal di dalam rumah adalah firman yang keluar dari Allah. Firman diproklamirkan Dalam pasal pertama dari Injilnya, Yohanes mendeklarasikan bahwa Yesus adalah Firman yang menjadi manusia (daging) dan Dia telah datang dari Allah. Dengan ini, maksud Yohanes adalah Yesus sedang datang untuk memproklamirkan, menunjukkan, dan menyediakan tujuan perjanjian Allah. Firman dari perjanjian kekal ini mendeklarasikan status anak kita, dan Yesus sedang menyatakan keduanya, apa itu anak Allah dan jalan yang olehnya kita dapat menjadi anak-anak Allah. Secara signifikan, Yohanes bersaksi bahwa ketika Yesus tinggal di tengah-tengah mereka, mereka memandang kemuliaan-Nya ‘sebagai satu-satunya Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran’.6 Melalui pemberitaan injil kepada orang banyak, dan interaksi-Nya setiap hari dengan orang-orang yang berbeda, Yesus sedang menyatakan kemuliaan status anak yang berasal dari Bapa. Ketika Yesus datang kepada orang-orang itu dan mereka menerima Dia, Dia dapat mengiluminasi mereka dengan memberikan mereka pengertian sehubungan dengan jalan dari status anak. Dan bersama dengan firman-Nya, datang kapasitas yang mereka perlukan untuk memulai perjalan mereka di jalan ini. Kristus masih datang kepada hati dari para pendengar melalui firman yang keluar dari Allah. Firman ini diucapkan oleh para utusan yang diutus sebagai bagian dari administrasi Kristus. Yesus sendiri mendeklarasikan bahwa ‘barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku’.7 Para utusan adalah orang-orang yang telah diutus untuk memberitakan Kristus dan Dia yang disalibkan.8 Ketika seorang utusan menyampaikan firman Allah, Kristus-lah yang datang mendekat kepada para pendengar. Yesus menyamakan ini dengan menabur benih Kristus di atas tanah hati kita. Ketika Kristus pertama kali datang kepada hati kita melalui firman yang diberitakan, kita dipenuhi dengan antusiasme yang besar dan pengharapan untuk masa depan. Ini adalah pengalaman dari orang banyak yang bersukacita dalam firman yang Yesus sampaikan dan tanda-tanda heran yang Dia lakukan. Yesus dipandang sebagai Guru dengan jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan dan solusi-solusi untuk permasalahan mereka. Sebagai akibatnya, mereka mulai percaya bahwa Mesias yang dijanjikan telah datang untuk melepaskan mereka dari perbudakan kepada kerajaan Roma yang berkuasa.9 Yesus adalah Mesias, tapi Dia tidak membawa pembebasan yang sesuai dengan harapan mereka. Dia datang untuk membebaskan mereka dari perbudakan kepada dosa supaya mereka dapat dilahirkan kembali sebagai anak-anak Allah. Menyatakan Bapa Kita juga dapat melihat Yesus sebagai penyediaan bagi hidup yang lebih baik saat ini dan masa yang akan datang. Ada banyak orang yang disebut orang percaya, berpikir bahwa Kristus datang untuk 6 Yoh 1:14 Yoh 13:20 8 1Kor 1:23. 1Kor 2:2 9 Mat 21:9 7 31 mengangkat rasa sakit dan penderitaan mereka. Mereka berpikir bahwa Dia seharusnya memberkati mereka dalam hidup ini dan menerima mereka di dalam sorga ketika mereka mati, karena mereka percaya kepada-Nya. Namun, pandangan mengenai Yesus ini adalah pandangan yang salah untuk saat ini, sebagaimana juga pada saat Dia melayani di atas bumi. Kesaksian Yesus sendiri adalah Dia datang untuk melakukan kehendak Allah. Setiap pekerjaan yang Dia lakukan adalah sesuai dengan kehendak Bapa dan tertulis di dalam ‘kitab’.10 Dalam melakukan kehendak Bapa, Yesus dijadikan seorang anak Allah dalam segala hal.11 Dia adalah yang pertama di antara banyak saudara, artinya bahwa status anak-Nya menyatakan apa yang kita akan jadi sebagai anak-anak Allah.12 Firman yang menjadi manusia (daging) menyatakan status anak, dan kasih karunia serta kebenaran sekarang tersedia bagi kita untuk menjadi anak-anak Allah dalam gambaran-Nya. Karena harapan mereka mengenai Mesias, orang-orang pada zaman Yesus menolak pekerjaan Anak dan menjadi tersandung karena pengharapan mereka tidak terpenuhi. Bahkan sahabat-sahabat terdekat-Nya bingung pada titik ini. Contohnya, Petrus memutuskan untuk menentang siapapun dan setiap orang sampai mati, supaya kerajaan Kristus mulai terjadi; sementara Tomas tidak menyadari bahwa Yesus sedang pergi mempersiapkan tempat untuk dia di rumah Bapa. Pada satu titik, seperti tampak putus asa, Yesus berseru, ‘Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku’.13 Yesus tidak datang untuk menyatakan diri-Nya. Tetapi, Dia telah datang sebagai Anak Sulung untuk sepenuhnya menyatakan Bapa. Dengan melakukan demikian, Dia adalah jalan, kebenaran dan hidup yang melaluinya pendengar dapat datang kepada Bapa dan dilahirkan kembali.14 Pertanyaannya adalah bagaimana Kristus membawa kita kepada Bapa? Di dalam rumah Bapa Ketika seorang murid-Filipus, menanyakan pertanyaan ini, Yesus menjelaskan bahwa Dia telah menyatakan Bapa kepada mereka.15 Secara signifikan, hal ini terjadi ketika mereka duduk bersama di sekeliling meja pada perjamuan terakhir dimana Yesus secara langsung menjelaskan pekerjaan-Nya kepada murid-murid. Dan inilah kuncinya! Yesus, Dia yang telah menyatakan Bapa, telah mengundang mereka untuk makan roti dan minum anggur yang telah dipersiapkan oleh Bapa. Anak Allah telah membawa murid-murid ke dalam rumah Bapa untuk makan di meja-Nya! Sesungguhnya mereka sedang datang kepada Bapa, melalui Dia.16 Sekalipun roti dan anggur adalah daging dan darah Kristus, roti dan anggur ini dipersiapkan dan diberikan oleh Bapa. Mari kita ambil waktu sejenak untuk merenungkan hal ini lebih lanjut. Yesus berkata, ‘Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.’17 Bapa-lah yang menanam pohon anggur. Dari pohon anggur ini dihasilkan anggur yang Yesus gambarkan sebagai darah-Nya sendiri. Anggur adalah darah Anak, tapi anggur itu telah dipersiapkan oleh Bapa. Bagaimana dengan roti? Yesus berkata bahwa makanan-Nya, atau daging-Nya, adalah untuk melakukan kehendak Dia yang mengutus-Nya.18 Dalam kasih, Anak Allah telah diberikan oleh Bapa 10 Ibr 10:7 Ibr 2:17 12 Rm 8:29 13 Yoh 12:44 14 Yoh 14:6 15 Yoh 14:9 16 Yoh 14:6 17 Yoh 15:1 18 Yoh 4:34 11 32 sehingga kita dapat memiliki hidup yang kekal.19 Yesus mengakui, ‘Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku.’20 Daging Anak Allah adalah daging dari setiap anak ciptaan baru, dan diberikan kepada kita oleh Bapa supaya kita juga dapat menjadi anak-anak Allah. Roti dan anggur telah disediakan bagi kita bahkan sebelum penciptaan langit dan bumi! Petrus menyoroti realita ini ketika dia menjelaskan bahwa kita ditebus oleh darah yang berharga dari Anak Domba yang telah disembelih, sebelum.21 Ketika kita menangkap poin ini, kita juga menyadari bahwa murid-murid makan daging dan darah yang disediakan oleh Bapa sebelum Yesus mulai menderita luka karena salib. Mengapa hal ini penting? Karena murid-murid mengambil bagian dari penyediaan untuk partisipasi mereka dalam persembahan itu. Ini juga merupakan pengalaman Abraham, bapa dari semua orang percaya.22 Setelah bertemu Melkisedek dan menerima roti dan anggur perjamuan, kemudian Abraham diundang untuk berpartisipasi dalam persembahan. Pengalaman inilah yang Yesus maksudkan ketika Ia berkata, ‘Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita.’23 Roti dan anggur adalah penyediaan akan iman bagi muridmurid untuk berlanjut dari rumah Bapa menuju Getsemani dimana mereka diundang untuk bersatu dengan Dia dalam kematian, penguburan dan kebangkitan-Nya. Inilah dimana persembahan dan sunat Kristus dinyatakan. Kita juga diundang untuk bersatu dengan Kristus di Getsemani. Ketika kita pertama kali mendengar firman Kristus sebagaimana firman itu dilayani ke dalam hati kita oleh Roh Kudus, kita mengerti dan menyadari bahwa kita terhilang dan miskin. Dalam hal ini, kita semua seperti anak yang hilang. Firman membawa ingatan kita akan rumah Bapa dan bahwa ada penyediaan untuk hidup di sana. Kita merendahkan diri kita dan berseru dalam pertobatan kepada Bapa untuk diampuni dari ketidaktaatan dan pemberontakan kita. Kita senang untuk masuk ke dalam rumah sebagai seorang budak. Namun, Bapa bersukacita dan memanggil kita ke dalam rumahNya untuk makan di meja-Nya sebagai seorang anak! Pada saat kita memulai, di dalam iman, untuk makan daging dari kehendak yang lain dan minum cawan berkat, kita melihat bahwa Kristus telah menuliskan sebuah jalan dimana kita dapat menjadi anak-anak Allah yang sah dan tetap di dalam rumah selamanya. Kita menerima kekuatan dari Bapa untuk berpartisipasi di dalam persembahan dan sunat Anak yang dinyatakan di taman Getsemani. Dibawa kepada Anak Sekarang kita mulai mengerti apa yang dimaksudkan oleh Yesus ketika Ia berkata, ‘Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi, "Dan mereka semua akan diajar oleh Allah". Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku.’24 Bapa mengajarkan kita tentang, atau menarik perhatian kita kepada, persembahan Anak. Dari rumah Bapa, kita harus pergi kepada Yesus yang mempersembahkan diriNya ‘di luar perkemahan’ di Getsemani.25 Bapa-lah yang menjamin partisipasi ini ketika kita menemukan pertobatan dan memakan penyediaan untuk perjalanan kita dengan Kristus. Sementara kita mengambil bagian dari meja-Nya dan menerima Roh Anak ke dalam hati kita dari Bapa, kita 19 Yoh 3:16 Yoh 6:51 21 1Ptr 1:19 22 Rm 4:11 23 Yoh 8:56 24 Yoh 6:44-45 25 Ibr 13:13 20 33 mulai berseru, seperti yang Kristus lakukan, ‘Ya Abba, ya Bapa! … janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki.’26 Ketika kita pergi kepada Anak, penting untuk dimengerti bahwa sesungguhnya kita tidak meninggalkan rumah Bapa. Yesus berkata bahwa kita dapat mengetahui bahwa Dia ada di dalam Bapa, dan bahwa kita ada di dalam Dia, dan Dia ada di dalam kita.27 Dia juga mendeklarasikan bahwa bait suci adalah rumah Bapa-Nya, dan bait suci itu akan dibangkitkan sebagai bait yang baru dalam tiga hari.28 Untuk menguatkan bagian ini, Yesus berkata, ‘Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.’29 Yesus mengatakan bahwa kita tidak keluar dari rumah Bapa dan masuk ke dalam rumah Anak yang ada di sebelahnya! Anak ada di dalam Bapa dan Bapa ada di dalam Anak. Kita harus ada di dalam Anak, baik Bapa dan Anak membuat tempat tinggal Mereka di dalam kita.30 Ibrani mengajarkan kita bahwa rumah Anak dan rumah Bapa adalah sama. Ketika Anak Allah bersaksi bahwa Dia telah datang untuk melakukan kehendak Bapa, Dia mendeklarasikan bahwa Bapa telah mempersiapkan suatu tubuh bagi Dia.31 Tubuh ini adalah tubuh Kristus yang korporat, dimana kita harus menjadi bagian di dalamnya. Sama seperti sebuah benih yang berisikan rencana genetik bagi semua benih-benih berikutnya yang akan berbuah, semua namanama kita sebagai anak-anak Allah ada di dalam tubuh-Nya. Kitab Suci menyebut tubuh Kristus ‘dalam lindungan (tempat rahasia) Yang Mahatinggi’.32 Rahasia mengenai nama, pekerjaan-pekerjaan dan hidup kita sebagai seorang anak Allah tersembunyi di dalam Kristus sebagai harta hikmat dan pengetahuan.33 Kelahiran alamiah kita adalah tahap pertama dari rencana Allah. Roh, atau identitas, dari seseorang diciptakan di dalam mereka, dalam kandungan ibu mereka. Sumber dari roh mereka adalah nafas Allah. Adam diciptakan dari debu tanah dan menjadi sebuah makhluk yang hidup ketika Allah menghembuskan nafas kehidupan ke dalamnya.34 Nafas-Nya bukanlah roh kita; tetapi, merupakan pencipta dari roh kita. Dari poin ini, setiap orang yang dilahirkan adalah manusia alamiah dengan sebuah jiwa.35 Sementara jiwa kita adalah kekal, ini tidak secara otomatis berarti bahwa ketika kita mati, kita hidup selamanya di dalam sorga. Orang-orang yang menolak Kristus akan selamanya berada di neraka. Paulus menjelaskan bahwa Kristus, Adam kedua, datang sebagai Roh yang memberikan hidup. Jelas hal ini baru terhadap kehidupan yang kita miliki ketika kita dilahirkan. Orang-orang yang menerima hidup ini akan menjadi sorgawi, atau rohaniah, sama seperti Kristus adalah sorgawi.36 Nama dan pekerjaanpekerjaan kita sebagai anak-anak Allah diberikan kepada kita di dalam Kristus ketika kita dilahirkan kembali dari hidup yang Dia terima dari Bapa. Paulus menyoroti bahwa barangsiapa di dalam Kristus, mereka adalah ciptaan baru.37 Unsur-unsur dari ciptaan baru – nama, pekerjaan-pekerjaan dan hidup 26 Gal 4:6. Mrk 14:36 Yoh 14:20 28 Yoh 2:16, 19 29 Yoh 14:21 30 Yoh 14:23 31 Ibr 10:5 32 Mzm 91:1. Mzm 27:5 33 Kol 2:3 34 Kej 2:7 35 1Kor 15:45-47 36 1Kor 15:48-49 37 2Kor 5:17 27 34 – disatukan kepada identitas, atau roh, dari seseorang ketika mereka datang ke dalam Kristus. Ketika Kristus menyingkapkan diri-Nya kepada kita, Dia sedang menyatakan kepada kita pekerjaanpekerjaan yang harus kita lakukan di dalam Dia sebagai anak-anak Bapa. Secara signifikan, Yesus juga berjanji untuk memberikan kita Roh Kudus yang akan memimpin kita dalam kebenaran mengenai status anak kita. Ketika kita pertama menerima Kristus, Roh Kudus-lah yang menginsafkan kita akan dosa kita terhadap Bapa, dan kita seharusnya menjadi anak-anak di dalam rumah-Nya.38 Namun, ketika kita datang ke dalam rumah Bapa dan Anak, kita diberikan Roh Kudus sebagai suatu milik kepunyaan selamanya. Anak meminta Bapa untuk memberikan kita Roh Kudus untuk menolong kita berjalan terus dalam kebenaran akan status anak kita.39 Bapa mengirimkan Roh Kudus kepada kita dalam nama Anak. Roh Kudus mengajarkan kita segala sesuatu dan mengingatkan firman dari Anak sehingga kita dapat terus hidup dalam Roh bukan daging.40 Kita terus menerima penginsafan akan dosa, kebenaran dan penghakiman ketika kita menerima firman yang memampukan partisipasi kita di dalam sunat dan persembahan Kristus. Tinggal di dalam rumah Untuk tetap di dalam rumah Bapa kita perlu datang ke dalam tubuh Kristus. Yesus berkata bahwa ‘Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.’41 Sesungguhnya, Bapa tidak akan mendengarkan doa kita atau terus menyediakan kita dengan roti setiap hari tanpa kita datang ke tempat rahasia dari Yang Mahatinggi.42 Sebagai anggota-anggota tubuh Kristus, kita sedang disusun bersama dan sedang bertumbuh masuk ke dalam bait suci di dalam Tuhan.43 Kita merupakan bagian dari rumah Allah ‘jika kita teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan sampai pada akhirnya’.44 Ini artinya bahwa kita perlu untuk terus tinggal di dalam Anak. Bukti bahwa kita sedang tinggal di dalam Anak dan di dalam Bapa adalah kita menghasilkan buah yang baik.45 Hanya ketika kita tinggal di dalam Pokok Anggur maka kita dapat menghasilkan buah yang sama dengan yang Pohon Anggur hasilkan. Ini adalah buah dari status anak kita. Menariknya, Yesus berkata bahwa jika kita tidak terhubung dengan tubuh-Nya, kita menjadi kering dan dibuang serta dibakar. Namun, jika kita tinggal di dalam Dia dan firman-Nya tinggal di dalam kita, apapun yang kita minta, kita akan menerimanya. Hal ini karena kita tidak lagi meminta ‘dengan keliru’, atau sesuai dengan kesenangan kita sendiri, atau keinginan daging kita.46 Tetapi, apa yang kita lakukan akan menyatakan Bapa, sama seperti yang Yesus lakukan. Yesus berkata bahwa Bapa dipermuliakan ketika kita menyatakan Dia dan kita terbukti menjadi murid-murid-Nya.47 38 Yoh 16:8 Yoh 14:16-17 40 Yoh 14:25-26 41 Yoh 14:2 42 Mat 6:6-13 43 Ef 2:21 44 Ibr 3:6 45 1Yoh 2:6 46 Yak 4:3 47 Yoh 15:8 39 35 36 Pertanyaan Pembelajaran – Tinggal di dalam Rumah Selamanya Karena pengharapan mereka akan Mesias, orang-orang pada zaman Yesus menolak pekerjaan Anak dan menjadi tersandung sebab pengharapan mereka tidak terpenuhi. Apakah harapan-harapan yang dapat kita miliki akan Kristus dan hidup kita sebagai seorang Kristen? Di manakah rumah Bapa dan bagaimana kita memasukinya? Yesus berkata bahwa ‘setiap orang yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku.’ Apa yang Bapa ajarkan kepada kita dan apa implikasi-implikasinya bagi kehidupan kita? Apa kesaksianmu mengenai tinggal di dalam rumah? Apakah buah yang engkau lihat dalam hidupmu sebagai akibatnya? 37 MELAYANI KEHENDAK ALLAH - menerima kapasitas dan otoritas untuk melakukan kehendak Allah Luke Pomery Setiap tindakan dari seseorang digerakkan oleh kehendak mereka. Pelaksanaan ‘kehendak’ adalah suatu dorongan untuk memenuhi keinginan-keinginan yang keluar dari hati dan pikiran kita.1Melalui kehendak yang kita lakukan, kita mengekspresikan diri kita sendiri, dan mengejar hal-hal yang kita inginkan. Sebelum kita mendengar injil, kita tidak sadar bahwa ada jalan yang lain untuk dihidupi. Tanpa iman, motivasi-motivasi dari kehendak kita berpusat pada diri sendiri. Secara alamiah kita menaruh tenaga kita ke dalam pemikiran dan proyeksi yang mementingkan diri sendiri. Dalam keadaan ini, kita tidak terhubung kepada tujuan Allah. Ketika seorang utusan memproklamirkan firman Allah kepada kita, kita mulai menyadari bahwa Allah mempunyai suatu tujuan dan rancangan bagi kehidupan kita. Ketika kita mendengarkan firman ini dan mempercayainya, kita menerima kuasa untuk meneruskan dan menerima apa yang Allah telah janjikan. Dalam kasih, Allah bermaksud untuk melahirkan banyak anak dan, kepada masing-masing, Dia memberikan hak untuk menjadi anak Allah jika mereka memilihnya. Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus menentukan siapa kita akan jadi dan bagaimana kita akan hidup. Mereka menulis nama kita dan pekerjaan-pekerjaan dari status anak dalam kitab kehidupan perjanjian Mereka. Perjanjian Kekal adalah ekspresi dari kehendak Allah. 1 Ef 2:3 38 Ketika firman dari perjanjian Allah diberitakan kepada kita, firman itu memampukan kita untuk memiliki iman dan menerima rencana Allah bagi kehidupan kita. Allah memberikan kita pilihan untuk menerima nama dan pekerjaan-pekerjaan kita, dan pilihan untuk menjadi taat kepada rencanaNya. Kasih Allah memberikan kita kebebasan untuk menyatukan kehendak kita, dalam iman, kepada tujuan Allah bagi kehidupan kita. Dalam artikel ini, kita memperhatikan apa artinya menjadi ‘imam’ dari kehendak Bapa. Firman itu membawakan iman dan juga membawa kita ke dalam persekutuan dengan Allah. Ketika kita dipulihkan kepada persekutuan dengan Dia di dalam tubuh Kristus, Dia memberikan kehendak-Nya kepada kita, sebagai pemberian (karunia). Kehendak Allah menjadi milik kepunyaan kita dan memotivasi keinginan-keinginan kita. Roh Kudus juga memberikan kita kuasa Allah dan menolong kita untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan dari status anak kita.2 Sebagai anak-anak Allah, pekerjaan kita adalah mempersembahkan diri kita sendiri sebagai korban yang hidup dalam melayani kehendak Allah. Sebuah jalan untuk diikuti Allah telah menegakkan sebuah jalan melalui kehidupan bagi kita untuk berjalan di atasnya. Kristus adalah perintis dari jalan ini, dan Dia telah merintis jalan ini untuk kita ikuti. Ini adalah sebuah jalan pengorbanan diri dan persembahan. Ketika seseorang mempersembahkan kehendak mereka kepada Allah, mereka bersatu dengan sebuah persekutuan pelayanan. Persekutuan Allah adalah suatu hubungan yang dari padanya kasih diekspresikan dengan memberi dan menerima. Gagasan mengenai keimamatan diperkenalkan ke dalam pemikiran kita ketika kita belajar mengenai kasih Allah dan pengorbanan diri Kristus bagi kita. Alkitab menyebut Kristus sebagai Imam Besar Agung. Pekerjaan dari seseorang yang menjadi anak Allah adalah pekerjaan keimamatan. Setiap orang Kristen harus mempersembahkan diri mereka sendiri dalam melayani Allah sebagai seorang imam. Kristus adalah teladan yang harus kita ikuti. Kita adalah murid-murid-Nya dan menjadi milik Allah sebagai sebuah keluarga dari para imam. Pekerjaan keimamatan kita adalah mempersembahkan diri kita sendiri kepada Allah, melayani Dia sebagai anak-anak yang taat. Kristus datang sebagai Anak Allah untuk menggenapi tujuan Allah dengan menjadi teladan dari rupa anak yang kita akan jadi. Kristus berkata, ‘Sungguh, Aku telah dating untuk melakukan kehendakMu.’3 Anak taat kepada Allah, melakukan segala pekerjaan yang Bapa minta untuk Dia lakukan. Selama pelayanan-Nya di muka bumi, Dia berkata mengenai diri-Nya bahwa Dia telah datang hanya untuk melakukan kehendak Bapa. Pelayanan ketaatan-Nya adalah pekerjaan keimamatan-Nya. Bahkan pada usia dua belas tahun, Yesus mengatakan kepada orang tua-Nya bahwa Dia ‘harus berada di dalam rumah Bapa-Nya (harus melakukan urusan Bapa-Nya).’4 Dengan mengikuti teladan Yesus, anak-anak sejak usia dini dapat menerima dan memahami apakah yang menjadi kehendak Allah bagi kehidupan mereka. Di taman Getsemani, Yesus berdoa kepada Bapa, ‘Bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendakMulah yang terjadi.’5 Ini mungkin merupakan salah satu aspek yang paling kurang dimengerti dari perjalanan hidup Kristus. Apa yang Kristus ajarkan kepada kita dalam doa-Nya? Apakah ada sesuatu yang salah dengan kehendak Yesus sendiri? Tidak sama sekali. Sepanjang keseluruhan hidup-Nya di bumi, Dia sejalan dengan kehendak Bapa. Yesus sedang menunjukkan kepada kita bahwa Dia tidak melayani Allah dari inisiatif-Nya sendiri atau dalam kekuatan-Nya sendiri. Dia telah menerima 2 Kis 1:8 Ibr 10:7, 9 4 Luk 2:49 5 Luk 22:42 3 39 rencana Allah bagi hidup-Nya, dan sekarang Dia perlu menerima ‘kehendak’ dan kapasitas untuk melakukan apa yang Allah minta dari Dia. Ketika Yesus berdoa, kehendak dan kuasa Allah diberikan kepada Dia sebagai suatu pemberian kasih karunia. Yesus kemudian berlanjut untuk mempersembahkan diri-Nya di kayu salib dengan kekuatan yang datang dari Allah. Kekuatan untuk menaati Allah dan melakukan kehendak-Nya ditemukan dalam kapasitas dari Roh Kekal yang diberikan kepada-Nya oleh malaikat Tuhan.6 Yesus merintis jalan keimamatan dan menerima kasih karunia yang memampukan Dia untuk menyelesaikannya. Dia bertahan di kayu salib dan menggenapi kehendak Allah. Karena ketaatan-Nya, Yesus dapat menegakkan dan menunjukkan kepada kita jalan dari keimamatan yang harus kita ikuti.7 Sekarang Yesus memanggil kita untuk berjalan di jalan yang sama dengan Dia. Pertanyaan yang muncul sekarang, unsur-unsur lain apakah yang penting bagi perjalanan kita, jika kita mau melakukan kehendak Allah dan menjadi anak-anak-Nya? Mengambil bagian dari roti hidup Sebelum Dia menderita di kayu salib, Kristus mengundang murid-murid-Nya untuk mengambil bagian dari perjamuan Paskah dengan-Nya.8 Ketika kita menjadi pengikut-Nya, kita juga diundang oleh Kristus untuk mengambil bagian dari persekutuan perjamuan sebelum kita memulai perjalanan kita. Perjamuan adalah hal yang penting dan merupakan aspek pertama dari hubungan kita dengan Kristus sebagaimana kita memulai perjalanan kita dengan Dia. Kristus ingin bersekutu dengan kita dan memberikan kita sumber dari hidup-Nya sendiri. Dia mau memberikan kita daging dan darahNya sendiri.9 Kristus membagikan diri-Nya dengan kita dalam perjamuan ketika kita makan roti dan minum anggur. Dia menguatkan kita dengan hidup-Nya dan memperlengkapi kita untuk perjalanan ke depan menuju Getsemani dan kayu salib. Kita mengambil bagian dari Kristus sebagai makanan rohani kita dan menerima kekuatan serta kemampuan untuk melangkah maju dan merangkul kehendak Bapa bagi kehidupan kita. Selama perjamuan makan, Kristus menyingkapkan kepada kita jalan dari pemuridan pribadi kita. Setiap dari kita memiliki jalan yang unik untuk ditempuh. Kehendak Allah bagi kehidupan kita telah ditulis sebagai bagian dari Perjanjian Kekal. Hal ini merupakan kehendak Allah bahwa kita dipisahkan kepada nama kita, dan diberikan kuasa untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang telah Dia rancang bagi kita untuk dilakukan.10 Kita menunjukkan kemerdekaan kita dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang merupakan nama kita sebagai anak-anak Allah. Roti hidup, tubuh dan darah Kristus, diberikan kepada kita untuk menopang roh kita. Roti dari Allah menguatkan kita ketika kita menerima firman Allah yang diberitakan kepada kita di dalam persekutuan tubuh Kristus. Hal ini penting dan perlu bagi kita untuk berpartisipasi dalam meja perjamuan setiap minggu. Mengapa demikian? Karena ketika kita berpartisipasi, kita menerima kekuatan untuk terus berlanjut dalam jalan pemuridan. Berpartisipasi dengan Kristus dalam doa Dari perjamuan terakhir, Kristus memimpin murid-murid-Nya ke taman Getsemani dan mengundang mereka untuk berpartisipasi dengan Dia dalam persekutuan doa.11 Sebagai murid-murid, kita juga 6 Ibr 9:14 Ibr 12:2 8 Luk 22:15 9 Why 3:20. Yoh 6:53-56 10 1Tes 4:3 11 Luk 22:39 7 40 harus berjalan bersama Kristus dan bersatu dengan Dia dalam persekutuan doa di Getsemani. Ini adalah bagian kedua dari perjalanan kita. Di Getsemani, kita dilahirkan kembali dan diberikan sebuah hati yang baru ketika darah Kristus, yang mengalir dari tubuh-Nya seperti keringat sementara Dia berdoa, dipercikkan atas kita. Pada titik ini dalam perjalanan kita, Kristus berkata kepada kita, ‘Berjaga-jagalah dengan Aku.'12 Sebagaimana Dia mengajarkan kepada kita arti dari doa, kita dapat bersatu dengan Dia dalam persekutuan doa. Kita berkata ‘Ya Abba, ya Bapa! Kehendak-Mu jadilah.’13 Kristus, Imam Besar kita mengajarkan dan membuat kita mengerti bahwa langkah pertama dari pekerjaan keimamatan kita adalah berdoa. Kehendak Bapa dinyatakan kepada kita ketika kita mempersembahkan diri kita sendiri kepada Allah dalam pelayanan keimamatan doa. Dalam doa, kita mengakui bahwa kita tidak memiliki kapasitas di dalam diri kita sendiri untuk menggenapi kehendak Allah. Seperti yang dinyatakan pemazmur, ‘dagingku dan hatiku habis lenyap (gagal)’.14 Daging kita tidak mampu untuk menaati kehendak Allah. Tentu saja, daging kita lemah.15 Sama halnya, tidak peduli betapa rohani atau sungguh-sungguhnya hati kita, sebelum kita dilahirkan dari Allah, kita tidak pernah dapat mencapai, atau memperoleh kehendak Allah yang telah Dia tentukan bagi kehidupan kita. Kita harus berseru kepada Allah dan meminta sebuah hati yang baru.16 Ketika kita berdoa, Roh Kudus menolong dan menguatkan kita. Dia menguatkan kita dengan memberikan kita Roh pengasihan dan permohonan yang memampukan kita untuk bertahan bersama dengan Kristus dalam penderitaan doa.17 Ketika kita tetap bersama dengan Kristus dalam persekutuan doa, kita mengalahkan pencobaan untuk berpaling.18 Kita diberikan pengertian untuk melihat pada persembahan Kristus. Kita melihat darah yang mengalir seperti keringat dari tubuhNya dan mengerti bahwa ketika kita tetap bersama dengan Dia dalam persekutuan doa, darah-Nya membersihkan hati kita dari nurani yang jahat dan membuatnya menjadi suatu ciptaan baru. Darah Kristus memberikan kita kemampuan untuk menjadi anak-anak yang taat dan melayani Allah dalam cara yang berkenan kepada-Nya.19 Darah ini adalah buah dari kerelaan Kristus untuk menjadi Anak yang Allah Bapa ingin Dia jadi. Darah Kristus, ketika dipercikkan pada hati kita, membebaskan kita dari sikap mementingkan diri sendiri dan dosa, dan menjadikan kita seorang anak Allah. Benih dari kehendak Allah kemudian ditanamkan dalam hati kita yang dilahirkan kembali dan mulai bertumbuh. Sekarang kita dapat memikul salib dan berjalan ke depan dengan Kristus menuju Kalvari. Dimampukan untuk melakukan kehendak-Nya Getsemani adalah tempat di mana Kristus mempersembahkan diri-Nya kepada Allah bagi kita dalam doa. Kristus mengundang kita untuk bersatu dengan Dia dalam persembahan doa-Nya. Ketika kita bersatu dengan Kristus dalam doa, Bapa, Anak dan Roh Kudus semuanya bekerja di dalam kita, membuat kita rela dan sanggup untuk melakukan kehendak-Nya.20 12 Mat 26:38 Mrk 14:36. Mat 6:9-11 14 Mzm 73:26 15 Mrk 14:38. 1Ptr 1:24 16 Mzm 51:10 17 Zak 12:10 18 Mrk 14:38 19 Ibr 9:14 20 Flp 2:13 13 41 Bapa menjadikan kita anak-anak-Nya. Dia bekerja di dalam kita dan mengubahkan kita kepada gambaran-Nya. Bapa rindu supaya kita diubahkan kepada gambaran dari status anak yang Dia maksudkan bagi kita.21 Pekerjaan-Nya yang mendisiplin, melatih dan membentuk kita, adalah suatu pekerjaan sunat yang mengubahkan kita kepada status anak kita. Hal yang penting bahwa kita tidak menolak pekerjaan Bapa dalam kehidupan kita.22 Dia sedang mengeluarkan dari kehidupan kita, motivasi-motivasi yang merupakan bagian dari ambisi pribadi kita yang egois. Kalau kita menolak pekerjaan sunat-Nya, kita akan menyesuaikan diri kita sendiri kepada cara dunia, karena kita terus termotivasi oleh keinginan-keinginan yang keluar dari hati kita sendiri.23 Di Getsemani, kita sedang dipisahkan kepada tujuan Allah dan sedang menjadi pribadi unik yang Dia telah rancangkan untuk kita seharusnya jadi. Dan juga, kita sedang dibangun bersama sebagai batubatu yang hidup di dalam suatu rumah rohani, sebagai bagian dari gereja-Nya. Kita adalah suatu komunitas, suatu imamat yang kudus, yang pekerjaannya adalah mempersembahkan diri kita sendiri kepada Allah sebagai korban rohani dalam ibadah (pelayanan)-Nya.24 Pekerjaan Anak adalah mengajarkan kita tentang keimamatan. Pekerjaan dari seorang imam adalah membuat persembahan. Ketika seorang imam membuat persembahan, dia diberikan akses (jalan masuk) kepada Allah. Selain itu, dia diundang ke dalam persekutuan dengan Allah. Pakaian seorang imam adalah sebuah simbol dari hak dan otoritasnya untuk melayani di hadapan Allah sebagai anakNya. Kehendak Allah adalah pakaian kita sebagai seorang imam. Allah telah memberikan kita kehendak-Nya sebagai suatu hak.25 Seorang anak Allah dikenakan dengan hak ini, melayani hidupnya sendiri sebagai suatu persembahan dalam melayani Allah melalui iman. Pelayanan kita adalah untuk memuliakan nama Bapa dengan menjadi anak-anak-Nya. Pekerjaan Kristus sebagai Imam Besar Agung kita adalah untuk memperlengkapi kita dengan pakaian keimamatan. Pakaian keimamatan kita harus dibersihkan dari pekerjaan sia-sia (mati) yang berasal dari kebenaran diri kita sendiri.26 Kepengurusan kita Kristus menyerahkan diri-Nya untuk melakukan kehendak Bapa. Hal ini berarti bahwa jalan-Nya memimpin Dia kepada salib dimana Yesus mempersembahkan diri-Nya demi kita. Dia menerima kehendak Allah dan dikuatkan di taman Getsemani untuk mencapai tujuan Allah. Setelah dimampukan oleh kuasa dari Roh Kekal, Kristus maju dan menyelesaikan kehendak Bapa. Dari taman Getsemani, setelah menerima kehendak Allah, Kristus mempersembahkan diri-Nya dalam ketaatan kepada setiap penderitaan yang menimpa Dia hari itu, dan akhirnya mati di atas kayu salib.27 Dia menggenapi kehendak Allah, dan kemudian, melalui kebangkitan-Nya, Dia memampukan kita untuk menjadi anak-anak Allah dan mengikuti langkah-langkah-Nya. Mengikuti Kristus di jalan ketaatan adalah aspek ketiga dari perjalanan kita. Kita harus berlanjut dengan Kristus dari Getsemani, untuk melakukan kehendak Allah. Ada suatu jalan persembahan bagi setiap kita untuk dijalani. Kita memerlukan ketekunan untuk menyelesaikan kehendak Allah. Ketika kita membuat persembahan sebagai anak-anak Allah, kita memenuhi pekerjaan kita sebagai para 21 Rm 8:29. 2Kor 3:18 Ibr 12:5 23 Rm 12:2. 1Ptr 1:14 24 1Ptr 2:5 25 Yoh 1:12 26 Ibr 9:14. Why 7:14 27 Flp 2:8 22 42 imam. Hal ini menyenangkan di mata Bapa.28 Allah telah memberikan kita hak untuk menjadi pengurus (pelayan) dari nama dan pekerjaan-pekerjaan kita. Seorang pengurus (pelayan) adalah seseorang yang bertanggung jawab dengan suatu posisi penting dalam rumah Allah. Dia harus rajin dan taat untuk melihat kehendak Allah digenapi. Sebagai para pengurus (pelayan), kita harus menundukkan diri kita sendiri kepada pimpinan Roh setiap hari, jangan pernah beranggapan bahwa kita tidak perlu mendengar dari Allah dan menaati apa yang Ia katakan kepada kita. Kesimpulan Ketika kita menjadi dewasa dan berfungsi dalam keimamatan, kehendak kita sedang diubahkan kepada kehendak Allah. Kehendak Bapa telah menjadi milik kepunyaan kita. Kita telah menerima sebuah hati yang baru, dan hati ini rindu untuk melakukan kehendak Allah. Hati ini bukan lagi sebuah hati yang jahat. Unsur-unsur dari darah Kristus dan Roh Allah sedang memampukan kita untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan kita. Kemerdekaan kita sebagai anak-anak Allah jelas (nyata). Ketika kita memenuhi kehendak Allah, kita sedang menjadi diri kita yang sejati (sesungguhnya) dan tidak tertawan kepada kecenderungan lain apapun. Bapa membuat kita sanggup sebagai pelayan-pelayan dari Perjanjian Baru.29 Pekerjaan kita sebagai para imam juga adalah menghubungkan yang lain kepada persekutuan tubuh Kristus. Ketika mereka bersatu dengan Kristus, mereka juga dapat menjadi anak-anak Allah dan melakukan kehendak Bapa. 28 Ibr 13:21. Flp 2:13 2Kor 3:6 29 43 Pertanyaan Pembelajaran – Melayani Kehendak Allah Ketika seorang utusan memproklamirkan firman Allah kepada kita, kita mulai menyadari bahwa Allah memiliki suatu tujuan dan rencana bagi kehidupan kita. Bagaimana kita menerima iman? Mengapa iman penting untuk menerima kehendak Bapa? Apa artinya ‘mempersembahkan kehidupan kita’ dalam melayani kehendak Allah? Kristus, Imam Besar Agung kita mengajarkan dan membuat kita mengerti bahwa langkah pertama dari pekerjaan keimamatan kita adalah berdoa. Kita memulai pekerjaan keimamatan kita dalam melayani kehendak Allah ketika kita berdoa. Apakah pakaian keimamatan itu, dan bagaimana kita mendapatkannya? Apa kesaksianmu dalam masa ini tentang mempelajari bagaimana menderita dengan Kristus dalam persekutuan doa? 44 IMAN DAN PENDERITAAN Jonathon Wills Sampai tingkatan yang bervariasi dan di saat yang berbeda, kita semua mengalami penderitaan dan kesia-siaan dalam hidup. Kita semua haus dan lapar; kita panas dan dingin; kita lelah, letih dan kehabisan tenaga; kita resah dan gelisah; kita berduka, kita meratap dan kita mengalami kerugian; kita bersedih dan menangis; kita takut dan gemetar; kita kehilangan; kita ragu; kita terhilang; kita kecewa; kita ditinggalkan; kita diperlakukan tidak adil; kita difitnah; kita ditolak; kita terlalu banyak bekerja; kita mengalami pencobaan dan pengujian; kita tersandung dan jatuh; kita mengalami rasa sakit; kita mengalami kesukaran; kita bersedih; dan kita dilupakan. Terlepas dari orang Kristen atau bukan, setiap orang yang lahir ke dalam dunia ini, dalam daging yang dapat binasa (terkorupsi). Sebagai akibatnya, setiap orang akan menderita. Bahkan pada tingkat yang paling dasar, prinsip kebinasaan (korupsi) yang olehnya kita hidup berarti bahwa kita akan mengalami penderitaan. Kerusakan dan kemudian kematian dari segala yang ada di dalam dunia alamiah adalah pasti. Mengenai proses ini Paulus mengatakan, ‘Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar daripada penderitaan kami.’1 Penyebab penderitaan Penyebab penderitaan tidaklah asing bagi kita. Ini merupakan hasil dari dosa dan kutuk dari kejatuhan. Ketika Adam dan Hawa makan dari pohon pengetahuan yang baik dan jahat, suatu penghakiman telah ditempatkan atas mereka. Allah telah memperingatkan mereka sebelumnya 1 2Kor 4:16-17 45 bahwa pada hari mereka makan dari pohon pengetahuan yang baik dan jahat, mereka akan mati.2 Ini adalah akibat dari ketidaktaatan. Kepada Hawa diberitahukan bahwa rasa sakit melahirkan akan menjadi ‘sangat banyak’. Dia akan berahi kepada suaminya, yang akan berkuasa atasnya.3 Kepada Adam diberitahukan bahwa tanah akan dikutuk karena dosanya, dan dengan bersusah payah ia akan mencari rezeki dari tanah seumur hidupnya. Semak duri dan rumput duri akan dihasilkan ‘bagi dia’, dan dengan keringat dari wajahnya (berpeluh) ia akan makan roti. Proses kesia-siaan ini akan terus berlangsung sampai ia kembali menjadi tanah, karena dari debu ia diambil dan kepada debu ia akan kembali.4 Jadi apa yang kita dapatkan dari semua ini? Apakah kita menyimpulkan, seperti yang dilakukan oleh penulis kitab Pengkhotbah, bahwa segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin.5 Suatu hal sukacita bagi kita, kita memiliki pengharapan. Kita yang mati dalam dosa dan pelanggaran memiliki harapan untuk dihidupkan bagi Allah dalam Kristus Yesus.6 Di salib Kristus, tempat kematian dan kutuk menjadi suatu konteks bagi keselamatan dan upah kita. Ketika kita melanggar hukum, kita menderita akibat-akibat yang disebabkan oleh tindakan-tindakan kita. Kalau saya cukup bodoh untuk melanggar hukum gravitasi dan melompat dari atap, saya akan menderita akibat dari kebodohan kita – kemungkinan patah leher. Tidak ada keuntungan dari jenis penderitaan ini. Sebab dan akibat baru saja menghasilkan dampak alamiah, yang tak terhindarkan. Tapi ketika penderitaan, baik itu karena kesia-siaan dari tindakan kita sendiri atau karena dosa, yang disatukan dengan Kristus, hasilnya berbeda. Penderitaan-Nya adalah cara yang olehnya hukum Allah dipenuhi. Ketika Dia, dalam ketidakberdosaan-Nya, mengambil atas diri-Nya hukuman karena dosa kita, Dia menderita hukuman kita dan menggenapi persyaratan kebenaran dari hukum taurat.7 Namun, pertanyaannya tetap ada. Jika Kristus memerintah dengan berkemenangan atas dosa dan maut satu kali dan selamanya di kayu salib, mengapa tidak segera ada penghentian dari semua penderitaan? Karena Kristus menderita penderitaan badani (dalam daging) Petrus memberikan kita sebuah jawaban ini ketika dia mengatakan, ‘Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani (dalam daging), kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian (tujuan yang sama), karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani (dalam daging), ia telah berhenti berbuat dosa, supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.’8 Dosa adalah pelanggaran akan hukum Allah. Ketika kita melanggar hukum Allah, penderitaan adalah suatu akibat. Kristus, mewakili kita, menerima penderitaan dan dosa kita sebagai penderitaan-Nya. Kemudian Ia meminta kita untuk bersatu dengan Dia dalam persekutuan penderitaan ini. Sebagaimana Dia menderita akibat dari dosa kita, oleh kuasa Allah, Dia mengalahkan dosa di dalam kita dan memulihkan kita kepada persekutuan dengan Allah. 2 Kej 3:16-19 Kej 3:16 4 Kej 3:17-19 5 Pkh 2:11 6 Ef 2:5. Rm 6:11 7 Mat 5:17 8 1Ptr 4:1-2 3 46 Secara sederhana, Kristus mempersembahkan diri-Nya dalam penderitaan-Nya untuk menghancurkan kuasa dosa dalam kehidupan kita. Ketika kita mempersenjatai diri kita dengan ‘pikiran yang demikian (tujuan yang sama)’ dengan Dia, kita dapat melihat penderitaan bersama Dia dalam persekutuan salib sebagai suatu konteks dimana kita belajar untuk berhenti dari dosa dan menunjukkan kebajikan dengan hidup sebagai anak-anak Allah. Iman adalah suatu nilai yang berharga Rasul Petrus membawakan suatu unsur penting dalam pembahasan mengenai penderitaan ketika dia menghubungkannya dengan iman. Petrus mengajarkan bahwa penderitaan adalah suatu konteks dimana kita mempelajari manfaat dari iman. Iman, pada awalnya adalah sesuatu yang diberikan kepada kita ketika kita lahir dari Allah. Sementara kita bersatu dengan Kristus dalam baptisan, kita dilahirkan dari kematian akan dosa bersama dengan Dia, dan dihidupkan kembali serta diberikan pengharapan akan status anak. Sebagaimana kita dilahirkan kembali, kita menerima suatu iman yang memotivasi kita untuk menangkap status anak. Iman adalah suatu nilai yang berharga yang belum kita miliki sebelumnya. Iman adalah sesuatu yang penting karena memiliki kapasitas untuk mengaktifkan kuasa Allah terhadap kehidupan kita. Ketika kita percaya dalam pengharapan akan status anak, kita dilindungi dan dipelihara oleh kuasa Allah sampai kita menerima upah penuh dari status anak kita. Iman kita dicobai dan diuji. Iman ini dimurnikan melalui penderitaan-penderitaan untuk memanifestasikan kebajikan-kebajikan yang merupakan bagian dari substansinya. Proses ini penting bagi kehidupan kita. Kualitas-kualitas dari seorang anak Allah paling baik ditunjukkan ketika kita menderita pencobaan. Oleh imanlah kita hidup dan mengalahkan dunia, dengan mengetahui bahwa, pada akhirnya iman kita memiliki upah yang kekal. Dan dengan demikian, dalam dunia ini, kita menderita berbagai pencobaan supaya iman kita dapat dinyatakan sebagai substansi yang membuktikan kita adalah anak-anak Allah. Ketika iman ini telah ditunjukkan kepada pemenuhan kehendak Bapa, kita berlanjut kepada langit yang baru dan bumi yang baru sebagai upah kita.9 Dalam kitab Ibrani dikatakan mengenai banyak orang Israel yang telah mempunyai kabar baik yang diberitakan kepada mereka, firman yang mereka dengar tidak berguna bagi mereka karena tidak disatukan dengan iman.10 Penyatuan firman dan iman adalah penting dalam kehidupan seorang anak Allah. Firman adalah kehendak Allah bagi kehidupan kita. Iman adalah kerelaan kita untuk menerima dan menaati apa yang Allah sedang katakan kepada kita. Ketika kita percaya, kuasa Allah menjadi aktif di dalam kita, memampukan kita untuk mengalahkan dosa dan hidup sebagai seorang anak Allah. Petrus menyebut firman yang menyatu dengan iman ini sebagai ‘nilai yang berharga’. Ini merupakan suatu substansi unik dimana hanya seorang anak Allah yang dapat memilikinya. ‘Firman’ ini adalah firman penentuan kita yang kita terima dan sekarang kita hidupi oleh iman. Firman ini telah menjadi iman kita. Nilai yang berharga yang kita terima – firman tentang iman untuk menjadi seorang anak Allah – kemudian diuji dalam konteks penderitaan dengan suatu pandangan kepada upah. Setelah menerima nilai yang berharga, iman kemudian dimurnikan melalui pengujian, dan didemonstrasikan sebagai sesuatu yang nyata. Inilah hidup dari seorang anak Allah. 9 1Ptr 1:6-9 Ibr 4:2 10 47 Dalam pembahasannya mengenai iman dan upahnya, Petrus menguraikan tujuh konteks dimana seorang Kristen dapat mendemonstrasikan iman melalui penderitaan. Dia mencatat masing-masing penderitaan dan konteksnya. Dia membahas nilai-nilai apa yang harus dimanifestasikan melalui iman, pelajaran apa yang dipelajari melalui pencobaan dan upah apa yang diperoleh melalui pengalamanpengalaman ini. Inilah konteks-konteks yang di dalamnya iman kita dapat dimanifestasikan sebagai substansi yang membuktikan kita adalah anak-anak Allah. Tabel di bawah ini merangkumkan tujuh konteks yang digambarkan oleh Petrus. Ujian iman Upah 1 1Ptr 2:18–25 Penderitaan sebagai Kristen di tempat kerja orang-orang Berhenti dari menyimpang berjuang dan 2 1Ptr 3:1–13 Penderitaan dalam keluarga Belajar untuk menjadi berkat memberkati dan 3 1Ptr 3:14–22 Penderitaan demi kebenaran Anda diberkati 4 1Ptr 4:1–11 Penderitaan persekutuan salib Berhenti dari dosa 5 1Ptr 4:12–19 Penderitaan api pengujian iman Upah kekal 6 1Ptr 5:1–7 Penderitaan dari para penatua Mahkota kemuliaan/kehidupan 7 1Ptr 5:8–14 Penderitaan karena serangan Iblis Kemuliaan kekal Penderitaan sebagai orang-orang Kristen di tempat kerja Petrus berbicara tentang penderitaan sebagai orang-orang Kristen di tempat kerja. Hubungan dengan Adam terlihat jelas, sebagaimana tanah dikutuk oleh karena dia dan semak duri serta rumput duri bertumbuh bagi dia.11 Penderitaan ini dapat mencakup kekecewaan yang menimpa kita, penyingkiran ambisi yang tidak tepat, kebanggaan yang menyimpang dalam kompetensi dan kapasitas alamiah kita sendiri, dan direndahkan. Ketika kita menanggung dukacita dari penderitaan ketidakadilan di tempat kerja, kita menemukan jawaban dari hati nurani yang baik terhadap Allah. Upah dari ujian iman dan penderitaan ini adalah kita berhenti dari berjuang dan menyimpang seperti domba, dan kita mendapatkan kasih karunia bersama Allah. Penderitaan dalam keluarga Keluarga-kelurga dapat menjadi suatu konteks dimana orang-orang Kristen menderita karena kejahatan, penghinaan, disakiti, dan ditipu anggota keluarga atau sanak saudara. Kita harus menjadi ‘seperti Kristus’ di tengah-tengah penderitaan ini. Kita harus hidup oleh iman sehingga berkat itu dapat datang kepada keluarga kita. Hasil dari berkat adalah anggota-anggota keluarga yang lain akan menjadi anak-anak Allah. 11 Kej 3:17-19 48 Di tengah-tengah penderitaan dalam keluarga, mata Tuhan tertuju kepada orang benar, dan telingaNya mendengarkan doa mereka. Kita harus membuktikan diri kita sendiri bersemangat dengan melakukan yang baik dan, bahkan ketika disakiti, kita mengusahakan damai. Jika engkau bertahan, melalui kesabaran dan iman, di dalam keluarga, dan engkau memberkati dan tidak mengutuki, maka hasilnya adalah Allah akan memberikan berkat status anak kepada keluarga kita. Upah kita adalah ketika kita belajar untuk memberkati, kita menjadi berkat. Penderitaan demi kebenaran Secara sederhana, lebih baik menderita untuk apa yang benar, menurut kehendak Allah, daripada menderita karena melakukan apa yang salah. Demi kebenaran, engkau akan diintimidasi, difitnah dan dicaci maki. Penderitaan-penderitaan ini adalah karena tingkah laku kita yang baik di dalam Kristus, memelihara kesaksian kita sementara menderita, dan menjaga hati nurani yang baik. Dalam hal-hal ini, orang-orang yang menentangmu akan dipermalukan. Yesus berkata, ‘Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.’12Upah bagi penderitaan demi kebenaran adalah kita diberkati.Hal ini berarti hidup Allah sedang dimultiplikasi dalam engkau dan sedang dilayani kepada yang lain melalui dirimu. Penderitaan persekutuan salib Tujuan Kristus dalam menderita kematian dalam daging adalah untuk menghancurkan dosa dan memultiplikasi hidup status anak melalui persembahan-Nya. Kita mempersenjatai diri kita sendiri dengan tujuan yang sama ketika kita bersatu dengan Kristus dalam persekutuan salib. Ketika kita melakukan hal ini, kita memasuki suatu proses dari berhenti berbuat dosa dan memultiplikasi hidup status anak.13 Sementara kita bersatu dalam penderitaan, kita belajar untuk berdoa dan mengkhususkan kehidupan kita kepada Allah. Hidup yang dikhususkan yang diserahkan kepada kehendak Allah tidak berjalan dengan kelebihan dan hawa nafsu dunia. Hal-hal ini digantikan oleh kasih yang sungguh-sungguh bagi tubuh Kristus. Tubuh Kristus adalah suatu persekutuan kasih. Rasul Petrus mengajarkan bahwa kasih ini menutupi banyak dosa. Sementara kita bersatu dengan persekutuan penderitaan, kasih menjadi jelas (nyata) dan dosa berhenti, membuat tubuh Kristus dibangun. Upah bagi penderitaan persekutuan salib adalah kemerdekaan dari ikatan perbudakan kepada dosa. Hasilnya adalah kita menghidupi kehidupan yang dikhususkan dalam melayani Allah di dalam tubuh Kristus. Penderitaan api pengujian iman Keselamatan dan status anak diperoleh di tengah-tengah pengujian penderitaan.14 Ketika kita menanggung kesulitan yang datang dari ujian iman, kita harus mempercayakan diri kita sendiri kepada Allah sebagai Pencipta kita yang setia. Kita harus menerima bahwa ujian iman adalah bagian dari kehendak Allah bagi kehidupan kita. Ketika kita melakukan hal ini, kita memperoleh hasil dari iman kita, yaitu keselamatan jiwa kita.15 Dengan sabar kita bertahan dalam api pengujian iman, mengetahui bahwa tujuannya adalah untuk menguji kita. Ujian api ini, ketika ditanggung dalam iman oleh kuasa Allah, menyempurnakan iman 12 Mat 5:10 1Ptr 4:1-2 14 1Ptr 4:18 15 1Ptr 1:9 13 49 kita, membuat iman kita lebih berharga dari emas. Hasilnya adalah untuk pujian dan kemuliaan Allah.16 Melalui api pengujian, kita menerima upah kekal yang datang dari iman. Penderitaan para penatua Ada suatu harapan bahwa para penatua gereja haruslah menjadi saksi-saksi dan pengambil bagian dalam penderitaan Kristus. Sebagai orang-orang yang mengambil bagian dari penderitaan-Nya, mereka berjalan dalam penderitaan sesuai dengan kehendak Allah. Mereka menggembalakan jemaat Allah dan menunjukkan diri mereka sendiri menjadi teladan melalui persekutuan mereka dalam penderitaan Kristus. Paulus memberikan contoh sikap ini ketika ia berkata, ‘yang kukehendaki ialah mengenal Dia … dan persekutuan dalam penderitaan-Nya’.17 Ketika Paulus menguraikan penderitaannya, dia mengakhiri dengan mengatakan bahwa di luar dari hal-hal lahiriah seperti itu, juga ada tekanan setiap hari mengenai perhatiannya untuk semua gerejagereja.18 Para penatua yang menderita menurut kehendak Allah adalah gembala-gembala yang sejati dari jemaat. Upah dari persekutuan dalam penderitaan Kristus ini adalah mahkota kemuliaan yang tidak pernah layu. Penderitaan karena serangan Iblis Aspek ketujuh ini, penderitaan karena serangan dari Iblis sendiri, adalah rangkuman dari keenam penderitaan yang sebelumnya. Di segala waktu, serangan iblis ini harus dilawan dengan berdiri teguh dalam iman. Iblis adalah musuh kita, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum, mencari orang yang dapat ditelannya. Api pengujian yang datang untuk menguji iman kita, mendemonstrasikan bahwa kita memiliki dasar iman yang teguh yang dapat, dan akan, melawan Iblis. Dalam Kitab Suci, kita membaca tentang keberanian orang-orang yang mengalahkan Iblis melalui disatukan dengan Kristus dan melalui firman kesaksian mereka. Orang-orang ini, dalam persembahan, menyerahkan kehidupan mereka sampai mati.19Jenis iman yang dimurnikan ini adalah nilai yang berharga, memimpin kepada kemuliaan kekal dalam Kristus. Kesimpulan Jadi kita lihat bahwa penderitaan memiliki tempat dalam kehidupan kita. Penderitaan bukan lagi hanya merupakan hasil dari kutuk, yang memimpin kepada maut. Sekarang, di dalam Kristus, penderitaan telah menjadi suatu unsur yang penting dalam hidup seorang anak Allah. Mari kita ingat bahwa, terlepas dari orang Kristen atau bukan, setiap orang akan menderita pada tingkatan yang berbeda. Namun, bagi orang yang dilahirkan dari Allah, penderitaan telah menjadi konteks yang di dalamnya iman mereka dicobai dan diuji serta dibuktikan untuk menjadi nilai yang berharga. Ketika kita mempersenjatai diri kita sendiri dengan tujuan yang sama seperti Kristus, kita menemukan bahwa kuasa Allah menjadi sempurna dalam kelemahan kita, kita menemukan kebajikan-kebajikan iman terbukti dalam kehidupan kita. Kita menemukan diri kita sendiri dalam persekutuan dengan saksi-saksi yang banyak seperti awan. Saksi-saksi ini adalah laki-laki dan perempuan iman yang menanggung banyak penderitaan untuk melihat iman mereka diuji, dimurnikan dan dinyatakan untuk menjadi nilai yang berharga. Kita didorong oleh kesaksian mereka dan bersukacita, mengetahui besarnya upah kekal kita. 16 1Ptr 1:6-9 Flp 3:10 18 2Kor 11:28 19 Why 12:11 17 50 Pertanyaan Pembelajaran–Iman dan Penderitaan Dalam kitab Ibrani, Paulus menuliskan bahwa kaum Israel memiliki injil yang diberitakan kepada mereka. Namun, firman ini tidak menguntungkan bagi mereka karena belum disatukan dengan iman dalam para pendengar. Apa artinya firman disatukan dengan iman dalam orang-orang yang mendengar? Bagaimana firman bertemu dengan iman dalam kehidupanmu? Iman dimurnikan melalui pengujian. Iman diuji dalam konteks penderitaan dengan suatu pandangan kepada upah penuh dari status anak. Paulus berbicara tentang nilai yang berharga dari iman kita. Apa yang ia maksud dari hal ini? Apakah ketujuh konteks, yang diperkenalkan oleh rasul Paulus, yang di dalamnya iman kita diuji? Dapatkah engkau memberikan kesaksian mengenai penderitaan dalam konteks-konteks ini? Apakah dampak dari pengalaman ini atas kehidupan dan perjalanan Kekristenanmu? 51 JALAN YANG BARU DAN HIDUP DavidHall Dalam suratnya kepada jemaat Korintus, Paulus menuliskan bahwa ‘pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah’.1 Beberapa penulis telah menjelaskan bahwa ‘diselamatkan’ bukan sebagai suatu pekerjaan yang telah selesai, tapi sebagai kebutuhan bagi orang Kristen untuk terus berjalan dalam ‘jalan keselamatan’. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa ada suatu proses keselamatan yang terjadi terus-menerus dimana setiap orang harus menjalaninya.2 Tuhan mengenal jalan orang benar, dan kita dapat mempelajari jalan ini dari Dia melalui firman-Nya.3 Penting bagi kita untuk memperhatikan bahwa sementara kita mulai diselamatkan, Kitab Suci mengatakan kita sedang diselamatkan hanya jika kita terus di dalam jalan keselamatan. Setelah diperdamaikan dengan Allah, kita akan diselamatkan oleh hidup-Nya. Paulus mengajarkan kita bahwa kita telah diselamatkan dalam pengharapan untuk menerima status anak kita.4 Kalau kita bertekun dan terus berjalan di dalam jalan keselamatan, maka Allah akan menjadi Bapa kita dan kita akan menjadi anak-anak-Nya.5 1 1Kor 1:18 Ibr 10:36 3 Mzm 1:6 4 Rm 8:24 5 Why 21:7 2 52 Firman tentang salib Rasul Petrus menulis dalam suratannya yang pertama bahwa orang-orang yang memberitakan injil, melakukannya oleh Roh Kudus yang diutus dari sorga.6 ‘Memberitakan’ itu lebih dari sekedar menyebarkan informasi tentang Allah. Pemberitaan itu tidak hanya berbicara kepada kita tentang agama atau pekerjaan-pekerjaan baik dari perspektif manusia. Ketika seorang utusan menyampaikan firman tentang salib kepada kita, firman ini datang kepada kita dengan kuasa dan dalam Roh Kudus.7 Firman yang hidup dan berkuasa ini sedang diberitakan kepada kita ‘hari ini’. Kita dapat menyebutnya ‘firman hari ini’ karena penulis kitab Ibrani mengatakan, ‘Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun, dimana nenek moyangmu (Israel) mencobai Aku dengan jalan menguji Aku’. Dapat dirasakan bahwa firman tentang salib sedang datang kepada kita saat ini! Petrus menyebutnya ‘kebenaran yang telah kamu terima (firman yang ada bersama kamu)’.8 Jika kita menerima dan hidup oleh firman ini, kita akan menjadi orang-orang yang mengambil bagian dari Kristus dan akan memegang teguh keyakinan kita sampai akhir. Firman tentang salib datang untuk menikam dan menginsafkan hati kita. Firman mengiluminasi pengertian kita, memberikan kita pengetahuan dan pengharapan sehubungan dengan panggilan kita.9 Kita harus terus menerima firman ini setiap hari dan menaatinya. Kapasitas untuk taat tidak dimulai di dalam kita. Kapasitas itu ada di dalam firman yang kita terima. Kita menerima kapasitas untuk taat ketika iman diberikan kepada kita. Jelas bahwa ketika kita menaati firman oleh iman yang kita telah terima, kita dilahirkan dari Allah. Partisipasi kita dalam keselamatan bukanlah peristiwa satu kali seumur hidup. Ini merupakan suatu perjalanan hidup, tujuannya adalah untuk memperoleh status anak kita. Sebuah proses pentahiran Firman tentang salib ini berkuasa karena membawa kepada kita substansi dari pekerjaan Kristus yang terselesaikan. Apa maksud kami dengan hal ini? Ketika Kristus memproklamirkan di atas kayu salib, ‘Sudah selesai’, Dia sedang mendeklarasikan bahwa semua persembahan telah digenapi dan dirangkumkan ke dalam sebuah proses. Kemudian Ia mati dan menyerahkan Roh-Nya kepada Bapa. Tubuh-Nya yang tergantung di atas kayu salib merupakan sisa dari persembahan yang sepenuhnya sempurna dan terbakar. Dalam pengertian ini, seperti halnya abu dari suatu persembahan. Ketika Kristus menyelesaikan pekerjaan-Nya, prajurit menikam tubuh-Nya dengan sebuah tombak. Abu dari persembahan-Nya yang terselesaikan, dengan darah dan air yang keluar dari luka oleh tombak itu, merupakan unsur-unsur yang melaluinya umat manusia dapat diselamatkan dan dipulihkan kepada status anak mereka.10 Dalam menuliskan kepada jemaat Ibrani, dengan segera Paulus merangkumkan perihal ini. ‘Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatanperbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah (melayani) kepada Allah yang hidup?’11 6 1Ptr 1:12 1Tes 1:5 8 2Ptr 1:12 9 Ibr 4:12. Ef 1:18 10 Yoh 19:34. 1Yoh 5:6 11 Ibr 9:13-14 7 53 Kematian Kristus adalah penggenapan nubuatan akan persembahan yang menghasilkan abu dari lembu betina merah di bawah Perjanjian Lama.12 Dalam persembahan ini, lembu merah (lembu betina merah) dibunuh dan sebagian dari darahnya dipercikkan kepada kemah pertemuan sebanyak tujuh kali. Tubuhnya dibakar dengan darahnya, bersama dengan beberapa kayu aras, kain kirmizi dan hisop. Kemudian abunya dicampur dengan air murni yang mengalir. Dengan menggunakan cabang dari hisop, air ini dipercikkan tujuh kali oleh orang yang tahir atas tubuh seseorang yang telah menjadi najis dengan menyentuh mayat. Air ini disebut ‘air pentahiran’. Proses ini diulangi pada hari pertama, ketiga dan ketujuh, menandakan suatu proses untuk pengudusan yang terus-menerus.13 Orang yang tidak tahir, hanya dinyatakan tahir di akhir dari proses selama tujuh hari. Namun, pada setiap tiga hari pemercikan, orang yang tahir yang melayani air pentahiran dianggap najis sampai petang hari. Baik orang yang menerima pemercikan maupun yang melayani pemercikan tidak dapat masuk ke jemaat sampai mereka tahir. Kalau mereka masuk sementara najis, mereka harus dikeluarkan dari tengah-tengah jemaat karena tempat kudus, atau bait suci Tuhan sedang dicemarkan oleh mereka. Kitab Suci mencatat konteks-konteks yang berbeda dimana seseorang yang bersentuhan dengan mayat. Banyak dari konteks itu terlihat tidak disengaja, tapi tetap membuat orang yang menyentuhnya menjadi najis. Dalam konteks kita sebagai orang Kristen, mayat menggambarkan segala sesuatu yang Kristus telah jatuhkan hukuman atasnya. Ini semua adalah yang ada di dalam dunia, yang lama, dan yang sedang berlalu.14 Hal-hal ini adalah sesuatu yang lama bagi kita karena pekerjaan Kristus yang terselesaikan telah melepaskan kita dari cara yang lama yang memimpin kepada kematian, kepada ‘sebuah jalan yang baru dan hidup’. Paulus menuliskan bahwa jalan yang baru dan hidup telah ditegakkan meskipun tabir dari daging Kristus. Dia sedang merujuk kepada lambung-Nya yang ditikam. Kemudian kita lihat bahwa pekerjaan persembahan Kristus yang terselesaikan membawa kita ke dalam sebuah jalan yang baru dan hidup, ke dalam jalan status anak. Sementara kita berjalan di jalan yang baru dan hidup, ada banyak keadaan dimana kita dapat berinteraksi dengan, atau menyentuh, yang merupakan bagian dari yang lama dan kondisi kejatuhan kita sebagai anak-anak Adam. Sebagai contoh, kalau kita kembali kepada tingkah laku berdosa kita yang sebelumnya, setelah dilepaskan dari hal-hal tersebut, kita akan perlu dipercikkan dengan air pemisahan. Hal yang sama jika kita terlibat dalam budaya-budaya atau praktek-praktek keluarga yang berlawanan dengan budaya tubuh Kristus. Hal ini juga bisa sebagai konsekuensi dari sekedar terlibat dalam praktek-praktek duniawi di sekolah atau tempat kerja untuk menyesuaikan diri dan memperoleh penerimaan. Kita semua berada dalam kebutuhan yang jelas akan air pentahiran sebagaimana kita terus di jalan yang baru dan hidup. Mengambil manfaat dari unsur-unsur ini bagi diri kita sendiri adalah penting untuk hidup sebagai seorang anak Allah. Hal ini dikarenakan kita tidak dapat membuat persembahan yang berkenan sebagai anak-anak sementara kita najis. Jika kita melakukan hal ini, kita membawa ketidaktahiran ke dalam persekutuan tubuh Kristus. Inilah artinya mencemarkan tempat kudus. Jika kita terus berjalan tanpa menyelesaikan permasalahan ini, Tuhan akan mengeluarkan kita dari kumpulan umat-Nya. 12 Seekor lembu betina merah adalah lembu berambut merah, lembu yang belum melahirkan dan murni serta tidak bercela. 13 Bil 19:1-10 14 1Yoh 2:17 54 Kodrat ilahi Zakharia merujuk kepada darah dan air yang datang dari lambung Kristus sebagai ‘sumber untuk membasuh dosa dan kecemaran’.15 Sumber ini memberikan kita kuasa untuk memproses dan menghapus dosa serta kenajisan dari kehidupan kita. Bagi orang Kristen, permasalahannya adalah seringkali tidak banyak mengenai seseorang yang membereskan dosa, tetapi mengenai keluar dari kenajisan dunia dan jalan-jalannya, serta dikuduskan kepada Allah.16 Sumber hidup yang mengalir dari lambung Kristus bukan hanya memberikan kita kuasa untuk membereskan dosa, tapi juga memberikan hidup Allah kepada kita. Allah menggunakan perantaraan air, darah dan Roh Kudus untuk memberikan hidup-Nya kepada kita. Melalui aktivitas dari ketiga unsur inilah maka kita menerima hidup dari Bapa, Anak dan Roh Kudus. Kita menyebut hidup ini, kodrat ilahi. Allah mempersembahkan hidup-Nya sendiri kepada kita supaya kita dapat menjadi anak-anak-Nya. Ini merupakan hidup ‘pribadi’-Nya karena hidup ini adalah milik Bapa, Anak dan Roh Kudus, yang membagikan hidup ini bersama. Allah adalah tiga Pribadi dalam satu persekutuan. Sementara Mereka membagikan hidup ini, Mereka masing-masing melayani hidup Mereka kepada kita dalam cara yang spesifik dan unik. Allah Bapa mempersembahkan hidup-Nya kepada kita melalui air firman. Firman-Nya membawa iluminasi kepada kita, memberikan kita pengertian untuk mengetahui apakah nama kita. FirmanNya juga memberikan kita kuasa untuk menjadi anak yang taat yang Dia namakan kita untuk jadi. Firman tersebut menetapkan unsur-unsur dari nama dan pekerjaan-pekerjaan kita. Ketika kita menerima nama dan pekerjaan-pekerjaan kita dari Bapa, kita juga menerima hidup-Nya sebagai hidup kita sendiri, dan hidup ini memampukan kita untuk hidup sebagai seorang anak Allah. Allah Anak menebus kita dengan hidup dan kuasa yang ada di dalam darah-Nya. Darah-Nya tercurah bagi pengampunan dosa-dosa kita. Darah-Nya membawa kita kembali dari kematian akan dosa, dan memampukan kita untuk hidup sebagai anak-anak Allah. Kemudian kita lihat bahwa darah-Nya tidak hanya membersihkan hati kita dari pekerjaan-pekerjaan sia-sia (mati); tapi juga memampukan kita melayani Allah dan mendemonstrasikan bahwa kita adalah anak-anak-Nya. Allah Roh Kudus memberikan kita hidup-Nya ketika Dia memberikan kita kuasa untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang merupakan nama kita. Ada kuasa dalam hidup yang Roh Kudus berikan kepada kita. Dia juga memberikan kepada kita ketujuh kali lipat Roh Allah, yang disebut dalam Kitab Suci Roh yang Kekal. Berdiam dalam Roh Allah adalah kuasa yang menyatukan kita kepada persembahan Kristus. Kuasa ini memampukan kita untuk memberikan diri kita sendiri kepada Allah sebagai korban yang hidup. Ketika kita menerima hidup dari Bapa, Anak dan Roh Kudus, kita telah menerima kodrat ilahi.17 Kita telah menerima hidup Allah sendiri dan hidup ini memberikan kita kapasitas untuk terus di jalan keselamatan, jalan yang baru dan hidup. Firman ‘hari ini’ yang diberitakan kepada kita, menyingkapkan di hadapan kita jalan yang harus kita jalani sebagai murid-murid Kristus. Sementara kita menempuh perjalanan hidup dengan Kristus, kita juga diperintahkan untuk memelihara persekutuan kita dengan orang Kristen yang lain. Sementara kita berjalan di jalan ini, kita sedang dibasuh dari dosa dan kenajisan. Proses pentahiran hanya efektif ketika kita terus berjalan dalam persekutuan satu dengan yang lain. 15 Za 13:1 2Kor 6:17 17 2Ptr 1:1-4 16 55 Pengasihan dan permohonan Ketika firman tentang salib pertama-tama diberitakan kepada kita, kita tidak mempunyai kapasitas di dalam diri kita sendiri untuk menerima apa yang sedang disampaikan, karena pikiran kita telah dibutakan oleh Iblis. Kita sedang hidup dalam kegelapan dosa dan berada di bawah kuasa Iblis yang merupakan ilah dari dunia ini.18 Zakharia memproklamirkan bahwa Tuhan akan mencurahkan atas orang-orang yang mendengarkan firman tentang salib, Roh pengasihan dan permohonan.19 Ketika seseorang memberitakan firman kepada kita oleh kuasa Roh Kudus, Allah mencurahkan Roh pengasihan dan permohonan atas kita. Kita menemukan kembali pengertian dan iman. Kita dapat memandang kepada Kristus yang kita tikam dan meratap karena dosa kita. Kita melihat lambung Kristus yang ditikam dan meratap karena kehilangan status anak kita. Kita mengerti bahwa Dia mati karena kita mati bagi Allah sehubungan dengan dosa kita. Dia memberikan hidup-Nya sebagai suatu persembahan bagi kita supaya kita dapat hidup.20 Air dan darah adalah untuk pendamaian dan pengudusan kita, dan memberikan kita hidup. Air dan darah adalah unsur utama yang merupakan bagian dari air pemisahan. Pembasuhan dari air pemisahan adalah aplikasi dari air dan darah yang mengalir dari lambung Kristus yang terluka, kepada kehidupan kita. Ingat bahwa air pentahiran dari dosa dan kenajisan dibuat dari semua unsur yang Kristus sediakan bagi kita dari persembahan-Nya. Unsur-unsur ini diaplikasikan kepada kehidupan kita oleh firman, melalui pekerjaan Roh Allah yang menginsafkan. Firman ini memberikan kita kapasitas untuk menanggalkan manusia lama dan jalan-jalannya yang najis.21 Sementara kita menerima pelayanan dari Roh, kita dilahirkan kembali dan pikiran kita dibaharui di dalam roh. Kita mengenakan manusia baru, ciptaan baru kita, dan dibaharui dalam kebenaran, kekudusan dan keadilan. Air firman adalah kehendak Allah yang Bapa miliki bagi setiap anak-anak-Nya. Sementara kita menerima firman tentang salib yang diberitakan kepada kita, kita mengenal kehendak Allah bagi kehidupan kita. Jalan ketaatan menjadi jelas bagi kita, menyediakan kita dengan keyakinan iman,dan memotivasi kita untuk memasuki jalan yang baru dan hidup melalui penyediaan dari Kristus.22 Partisipasi kita Firman tentang salib pertama-tama memanggil kita untuk keluar dari dunia dan jalan-jalannya, dan dari budaya asing keluarga-keluarga kita. Dalam kitab Korintus, Paulus memanggil kita untuk ‘keluar dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, dan janganlah menjamah apa yang najis' maka kita akan menjadi anak-anak laki-laki dan anak-anak perempuan Allah.’23 Roh memberikan kita kemampuan yang datang dari kasih karunia dan kuasa untuk berdoa bagi kehendak Allah terjadi dalam kehidupan kita. Ketika kita berdoa, iluminasi diberikan kepada kita. Kita diberikan suatu pengertian mengenai hal-hal yang kita harus percayai dalam kehidupan kita. Kita melihat jalan ke depan, dan proses yang Kristus telah tegakkan untuk membersihkan kita dari kedurhakaan. 18 2Kor 4:4. 1Yoh 2:11 Za 12:10 20 2Kor 5:14 21 Rm 6:6. Ef 4:22. Kol 3:9 22 Ibr 10:19-22 23 2Kor 6:17-18 19 56 Dalam pengertian yang paling praktis, ketika kita percaya dan menerima penyediaan-Nya, kita dapat menaati dan berpartisipasi dalam proses yang diperlukan agar pembersihan terjadi. Rasul Yohanes menuliskan dan berkata kepada kita bahwa, ‘Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepadaNya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.’24 Dia juga berkata, ‘Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.’25 Pekerjaan dari darah dan Roh hanya efektif dalam kehidupan kita sebagaimana kita bersekutu bersama di dalam terang. Paulus menuliskan bahwa hasil dari persekutuan adalah keyakinan. Mengapa? Karena kita belajar, sementara kita bersekutu, apakah kehendak Allah bagi kehidupan kita. Iman untuk berlanjut dalam jalan status anak datang dari keyakinan ini. Kita dapat merangkul nama kita dan berlanjut untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan kita sebagai murid-murid Kristus, dan ini termasuk melayani firman pengudusan yang sama kepada satu sama lain. Kita menerima kasih Allah sebagaimana kasih itu dicurahkan ke dalam hati kita, dan datang bersamanya belas kasihan yang olehnya kita dapat masuk ke dalam penderitaan orang lain. Dalam konteks persekutuan, kita dapat mengakui kesalahan kita kepada satu dengan yang lain, saling mendoakan, dan disembuhkan dari kenajisan kita.26 Kita dapat menginspirasi satu dengan yang lain untuk mengasihi dan melakukan pekerjaan-pekerjaan baik yang merupakan milik dari status anak kita. Kita didorong dalam iman sebagaimana kita terus berada di jalan yang baru dan hidup. 24 1Yoh 3:3 1Yoh 1:5-10 26 Kol 3:9-14. Yak 5:15 25 57 Pertanyaan Pembelajaran – Jalan yang Baru dan Hidup Abu dari persembahan Kristus yang terselesaikan, dengan darah dan air yang mengalir dari lambungNya, merupakan unsur-unsur yang melaluinya umat manusia dapat diselamatkan dan dipulihkan kepada status anak mereka. Kristus telah menegakkan jalan yang baru dan hidup bagi kita untuk berjalan di atasnya. Apa yang membuat kita najis sementara kita berjalan di jalan yang baru dan hidup? Bagaimana engkau secara praktis dibersihkan oleh air pentahiran sementara engkau terus berada di jalan ini? Sumber hidup yang mengalir dari lambung Kristus tidak hanya memberikan kita kuasa untuk membereskan dosa; tapi juga memberikan hidup Allah kepada kita. Jelaskan bagaimana hidup Allah diberikan kepada kita melalui unsur-unsur air, darah dan Roh. Bagaimana engkau menerima unsur-unsur ini dalam hidupmu? 58 DATANG! JADILAH ANAK ALLAH DAN MENYEMBAH Kane McNally Pendahuluan Nyanyian ‘Come! And be a son of God (Datang! Dan jadilah anak Allah)’ mendeklarasikan berita injil tentang status anak. Ini adalah berita utama dari Kitab Suci. Allah menginginkan persekutuan dengan kita dan memanggil kita untuk menjadi anak-anak-Nya. Berita dari nyanyian ini menginjili baik orang-orang yang belum diselamatkan maupun orang-orang yang sedang diselamatkan. Jika kita sedang diselamatkan, kita harus terus mendengarkan firmanNya, menjawab panggilan-Nya dan menjalani rencana-Nya bagi kita dalam dunia ini, sebagaimana Dia memisahkan kita kepada diri-Nya. Dalam jalan ini, kita akan terus hidup sebagai anak-anak Allah sekarang dan selamanya dalam langit yang baru dan bumi yang baru. Penghargaan membawa kepada penyembahan dan persekutuan Nyanyian ini merupakan suatu rangkuman dari rencana Allah bagi kita. Ketika kita mengikuti isi dari nyanyian ini, kita mulai dapat mengerti rencana Allah dan menghargai kasih-Nya bagi kita. Sebagai orang Kristen, apa artinya bagi kita ‘menghargai’ seseorang? Ketika kita memahami, menilai dan mengenal seseorang sebagai seorang anak Allah, kita mulai menghargai mereka. Kita melihat keindahan dari nama mereka, dan kita bersyukur kepada Allah untuk persekutuan kita bersama dengan mereka. Kita mulai untuk menyembah, atau ‘memberikan-nilai’. Ketika kita menyembah dengan cara ini kita memiliki persekutuan dengan Allah dan satu dengan yang lain. 59 Dalam bagian pertama dari artikel ini kita akan menghargai hubungan dari kasih Allah melalui perkataan dari nyanyian ini. Ini adalah panggilan Allah untuk menjadi anak-anak-Nya. Dalam bagian kedua dari artikel ini kita akan memperhatikan partisipasi kita dalam budaya penyembahan di rumah Allah. Datang! Dan jadilah anak Allah Bait 1 Pada mulanya, sebelum bumi dibentuk Allah merancangkan bagi kita semua, untuk menjadi anak-anak-Nya Tapi kita dilahirkan sebagai orang yang mati bagi Dia, hanya anak-anak manusia Dia sedang memanggilmu, ‘Datang jadilah anak hari ini’. Ayat ini menguraikan kasih Allah yang berlimpah,yang diekspresikan kepada kita. Bahkan sebelum penciptaan, dengan penuh kasih Allah mendiskusikan anak-anak Allah yang Dia mau kita akan jadi, dan menuliskan detil-detil ini serta pekerjaan pelayanan yang kita harus capai, dalam kitab kehidupan. Ketika kita mengerti akan hal ini, kita mulai melihat dan diiluminasi sehubungan dengan sikap dari kasih yang Bapa telah diberikan kepada kita, sehingga kita dapat disebut anak-anak Allah. Namun, karena kejatuhan manusia di taman Eden, semua umat manusia sekarang lahir ke dalam dunia ini sebagai orang-orang yang mati bagi Allah – dijauhkan dan diasingkan dari Dia dalam pelanggaran dan dosa-dosa. Kita yang dilahirkan dalam rumah tangga Kristen dilingkupi oleh iman dari orang tua kita. Namun, pada titik tertentu dalam kehidupan kita, Allah memanggil setiap dari kita, seorang diri. Kita tidak dapat hanya terus di dalam iman orang tua kita. Kita harus meresponi panggilan-Nya, secara pribadi. Ini adalah kasih dan kehormatan yang Dia anugerahkan atas kita. Bait 2 Pelayan Allah, memberitakan kabar baik ini kepada kita, Dan ketika kita mendengarnya dan menjawab panggilan-Nya, Kita dihidupkan bagi Dia dan bersatu dengan keluarga-Nya, Dia sedang memanggilmu, ‘Datang jadilah anak hari ini’. Dalam kasih-Nya, Allah mengutus para utusan untuk memberitakan kabar baik tentang status anak kepada semua bangsa. Ketika kita menjawab panggilan-Nya untuk datang dan menjadi anak itu, kita dihidupkan bagi Dia dan bersatu dengan keluarga-Nya. Kita bukan hanya anak-anak manusia; kita juga adalah anak-anak Allah. Bait 3 Dia menyembuhkan hati yang hancur, Dia menyembuhkan yang terluka Ya, keluarga-keluarga dipulihkan, ketika mereka menjadi anak-anak-Nya Bapa memanggilmu dari rumah-Nya hari ini, Aku memanggilmu, ‘Datang jadilah anak hari ini’. Tuhan melayani kita ketika kita adalah anak-anak-Nya. Dia menyembuhkan hati yang hancur dan luka-luka yang kita tanggung. Keluarga-keluarga kita dipulihkan kepada kasih dan persekutuan Kekristenan yang sejati ketika kita menjadi anak-anak-Nya. 60 Bapa memanggil kita dari rumah-Nya. Hal ini begitu indah. Yesus telah mempersiapkan suatu tempat bagi kita dalam rumah Bapa. Inilah dimana kita dapat hidup dan tinggal dengan Dia. Dari rumahNyalah Dia memanggil kita untuk menjadi anak-anak-Nya supaya kita dapat tinggal bersama dengan Dia. Bait 4 Kita berjalan penuh sukacita, laki-laki dan perempuan, anak laki-laki dan anak perempuan Bersukacitalah karena kita menerima dari kasih karunia-Nya untuk melakukan kehendak-Nya Dan sekarang kita sedang berjalan, sebagai umat-Nya Ya, kita bersukacita hari ini, kita adalah anak-anak-Nya hari ini. Karena kita menghargai panggilan-Nya kepada kita dan penyediaan-Nya bagi kita untuk menjadi anak, sekarang kita berjalan maju, bersukacita dalam kasih dan rancangan-Nya bagi kehidupan kita. Kita mengasihi saudara-saudara kita, dan Dia memberikan kita kasih karunia yang berlimpah sebagaimana kita menerima dan melakukan kehendak-Nya dalam tubuh Kristus. Hal yang luar biasa untuk diperhatikan bahwa Allah mengasihi kita semua dengan kepenuhan kasihNya. Dia tidak menahan kasih-Nya dari siapapun. Semua orang berharga di mata-Nya. Semua perempuan, laki-laki, semua anak perempuan dan anak laki-laki dipanggil untuk berjalan dengan penuh sukacita sebagai anak-anak Allah. Refrain Datang dan jadilah, datang dan jadilah, datang dan jadilah anak Allah Datang dan jadilah, datang dan jadilah, datang sekarang dan jadilah anak Allah Dia sedang memanggilmu, Bapa sedang menarikmu dan sekarang Dia berkata, ‘Datang jadilah anak’, Dia sedang memanggilmu, datang jadilah anak hari ini. Kemudian refrain-nya memanggil semua orang untuk datang dan menjadi seorang anak Allah. Kasih Allah memanggil kita dari sebelumnya dan Bapa sendiri menarik kita untuk datang dan tinggal dengan Dia dalam persekutuan, selamanya. Ini merupakan berita utama dari Kitab Suci. Allah adalah Bapa kita, dan Dia telah memanggil setiap orang yang pernah dilahirkan di muka bumi, untuk menjadi anak-anak-Nya. Ini adalah injil tentang status anak – ini adalah injil yang telah kita dengar, percaya dan sekarang kita jalani. Setiap kali kita mendengar firman diberitakan, kita sedang mendengar panggilan untuk Datang! Dan menjadi anak Allah. Penghargaan memimpin kepada penyembahan dan persekutuan Ketika kita menghargai kasih Allah dan panggilan-Nya kepada status anak, kita meresponi dan melangkah maju untuk bertemu dengan Dia dan menjadi anak yang Dia telah namai untuk kita jadi. Sekarang kita mulai menyembah. Kita bersyukur; kita bersukacita dalam roh kita; kita menyembah. Sementara kita melangkah maju untuk terus menyembah selama kehidupan kita – memberikan penghargaan kepada Dia, diri kita sendiri dan saudara-saudara kita di dalam Kristus – kita memiliki persekutuan dengan Allah dan satu dengan yang lain. Titik puncak dari ekspresi kita akan penyembahan dan persekutuan adalah ketika kita berkumpul bersama dengan saudara-saudara kita di meja perjamuan. Ini adalah hak istimewa dari setiap anak Allah untuk berpartisipasi dan menyembah dalam cara ini. 61 Administrasi penyembahan Raja Daud Ada suatu keseluruhan administrasi penyembahan dalam rumah Allah. Pertama-tama administrasi ini dinyatakan kepada Raja Daud sebagai suatu pola yang olehnya seluruh bangsa harus menyembah dan melayani kepada Tuhan. Salah satu aspek utama dari pola ini adalah adanya alur pelayanan khusus. Ini artinya bahwa suatu ‘not nada’ tertentu, atau ekspresi penyembahan, diminta pada saat tertentu. Aspek kunci yang lain adalah setiap fungsionaris atau keluarga dari para penyanyi dan pemain musik harus melayani ‘not nada’ tertentu yang dibentuk oleh nama. Ini artinya bahwa setiap orang atau keluarga diatur dalam administrasi dan mereka harus berfungsi dalam mandat yang diberikan kepada mereka. Hal yang sama juga berlaku bagi kita. Ketika kita datang ke rumah Tuhan untuk bersekutu di mejaNya, ada suatu ‘not nada’, atau ekspresi penyembahan, yang diminta oleh Roh Kudus. Kemudian sesuai dengan nama, yang berbeda-beda harus melayani dalam cara tertentu untuk memimpin kita dalam penyembahan kita. Hal ini luar biasa! Suatu tema penyembahan diminta, dan sekarang kita semua dipimpin dalam partisipasi kita ketika kita menyembah dan bersekutu bersama. Menyembah dalam urutan dan aturan yang sesuai dengan nama, memenangkan peperangan Ada cerita di dalam Alkitab mengenai tentara Tuhan yang pergi berperang, pertama dipimpin oleh para penyanyi dan kemudian para pemain musik mengikuti mereka. Kita temukan bahwa ketika aturan dari penyembahan ditegakkan dan ada suatu keistimewaan dalam alur pelayanan, peperangan itu dimenangkan. Dalam cara ini, Tuhan merebut kemenangan. Dia menyerang musuh atau membuat mereka bingung sehingga di sana bahkan tidak perlu berperang. Berhiaskan kekudusan Dalam Mazmur, kita diinstruksikan untuk menyembah Tuhan dengan berhiaskan kekudusan. Kapanpun kita melihat kata ‘kekudusan’ kita tahu bahwa hal ini merujuk kepada pengudusan. Ketika seseorang secara khusus dipisahkan untuk suatu pekerjaan, mereka sedang dikuduskan kepada pekerjaan itu. Dalam hal ini mereka juga sedang dipisahkan kepada ekspresi individu mereka yang unik dari kehidupan Allah. Ketika kita menghargai orang tersebut, kita menyembah Tuhan. Kita menghargai keindahan dari status anak mereka dan kapasitas untuk melayani yang mereka telah terima dari Allah. Kita juga menerima pelayanan Tuhan dari orang tersebut. Kita tidak hanya menghargai orang lain, tapi kita semua menghargai hak istimewa kita yang unik, tanggung jawab dan kewajiban untuk menjadi pribadi yang berharga yang Dia rencanakan untuk kita jadi. Dan dengan demikian, kita berpartisipasi dengan penuh sukacita. Mengapa kita menyembah? Mengapa kita bernyanyi dan menyembah pada pertemuan perjamuan kudus? Apakah ini hanya suatu pola agamawi yang diwariskan dari generasi ke generasi? Jikalau demikian, bagi beberapa orang akan kelihatan tidak berarti atau bahkan misterius. Hal ini tidaklah demikian. Waktu penyembahan kita adalah waktu yang bersemangat dan penuh dengan kehidupan Allah. Waktu penyembahan kita bukan hanya suatu metode agamawi untuk memulai suatu pertemuan yang sukses. Pemimpin pujian dipimpin oleh Roh Kudus ketika mereka memilih nyanyian-nyanyian untuk melayani tema yang Roh inginkan dalam pertemuan tersebut. Kita menghargai Tuhan dan apa yang sedang Dia katakan serta layani kepada kita dalam pertemuan ketika kita menyanyi dan menyembah. Tuhan sedang bertemu dengan kita, kita sedang bersekutu, dan Dia memberikan kita kasih karunia untuk berjalan maju sebagai anak-anak-Nya. Kita bukan 62 hanya datang sebagai orang-orang yang mengamati, tapi kita datang untuk berpartisipasi dalam penyembahan, dan kita menemukan persekutuan dengan Tuhan serta satu dengan yang lain. Hendaklah perkataan (firman) Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu Perkataan (firman) Kristus diam dengan segala kekayaannya, atau melimpah di dalam kita, ketika kita berpartisipasi dalam nyanyian dan penyembahan bersama! Inilah mengapa kita datang bersama dan bernyanyi. Roh kemudian mengajarkan dan menasihati kita sesuai dengan apa yang Dia sedang layani kepada kita, setiap saat kita berkumpul bersama. Kita diberikan buah dari kehidupan-Nya di dalam kita dan kita siap serta diperlengkapi untuk berjalan maju sebagai seorang anak bagi musim yang akan datang. Mengapa kita mengangkat tangan ketika kita menyembah? Seringkali telah diajarkan bahwa mengangkat tangan selama penyembahan adalah untuk menandakan penyerahan kita kepada Allah. Namun, Raja Daud meminta supaya doanya diperhitungkan di hadapan Tuhan sebagai ukupan (kemenyan), dan tangannya yang terangkat sebagai korban pada petang hari. Raja Daud memelihara iman dengan persembahan-persembahannya berdasarkan hukum. Kita harus mengerti ‘substansi’ dari persembahan-persembahan ini dalam tubuh Kristus. Kita dapat melihat di sini bahwa mengangkat tangan kita kepada Tuhan adalah indikasi dari hidup kita untuk menjadi persembahan yang sepenuhnya dan terus-menerus kepada Dia. Kita juga dapat mengangkat tangan kita dalam ucapan syukur kepada Tuhan. Kata ‘mengucap syukur’ dalam bahasa Ibrani berarti ‘mengangkat tangan’. Ketika kita mengangkat tangan kita, kita sedang mengekspresikan substansi alamiah dari budaya persembahan yang kepadanya kita telah dipanggil. Nasihat kepada para pemain musik dan penyanyi untuk diarahkan oleh Roh Sebagai para penyanyi dan pemain musik, biarlah kita semua dilatih oleh Roh dalam persekutuan dengan orang-orang yang menjaga budaya penyembahan, supaya kita dapat melayani nada-nada atau alur yang khusus, yang sesuai menurut Dia. Devosi (perenungan firman) pribadi kita dan kehidupan doa adalah kunci untuk menjadi terlatih dalam mengartikulasikan nada khusus, atau ‘not nada’, dari penyembahan dimana kita dipanggil untuk melayani minggu demi minggu. Mari kita menyisihkan waktu untuk menyembah Tuhan, untuk berdoa dan menantikan Dia supaya kita dapat menjadi bejana yang berguna, sesuai untuk Dia pakai. Menghargai firman Allah dalam nyanyian Kita dapat bernyanyi dengan suara kita dan bernyanyi dengan alat-alat musik, mazmur dan nyanyian rohani kita di rumah. Suatu kunci bagi kita adalah menghargai firman dari setiap nyanyian. Firman Allah dalam nyanyian dapat menantang kita, menyegarkan kita, dan mendorong kita. Sebagaimana kita melakukan hal ini, kita sedang belajar untuk menjadi sangat responsif dan terlatih dalam mengekspresikan firman-Nya dalam nyanyian. Kita tidak hanya sedang memainkan nada-nada yang tepat, tetapi menjadi terlatih dalam menghargai firman dari setiap nyanyian dan keahlian tertentu dari melayani ekspresi firman dalam nyanyian. Kita menjadi terlatih dalam melayani nada pertobatan, bersukacita, ucapan syukur, damai sejahtera dan kasih. Roh sedang mengajarkan kita untuk melayani not nada dari setiap nyanyian Menantikan Dia untuk nyanyian rohani Sebagai orang-orang yang sedang belajar untuk menyembah, kita dapat mulai menantikan Dia untuk nyanyian rohani. Ketika kita berpindah dari mazmur atau nyanyian rohani dalam devosi kita, untuk bermain alat musik di dalam Roh, dari waktu ke waktu Roh memperkuat pengurapan-Nya atas kita 63 dan mengajarkan serta menginstruksikan kita untuk melayani not nada atau ekspresi penyembahan tertentu. Pada alat musik, hal ini dapat menjadi seperti kosa kata yang Dia berikan kepada kita di dalam Roh. Hal ini sesuai dengan nama kita dan Dia sedang mengajarkan serta menginstruksikan kita dalam hal tersebut. Kita semua seharusnya menantikan Tuhan untuk tuntunan-Nya. Anak-anak Allah menyembah Kita sedang mengekspresikan diri kita sendiri sebagai anak-anak Allah dalam penyembahan pada perjamuan kudus ketika kita memainkan alat musik dan bernyanyi. Namun, lebih dari itu, kita sedang mengekspresikan Roh. Roh datang atas kita, dan kita dimotivasi oleh Dia untuk mengekspresikan keistimewaan yang Ia minta. Ini adalah pelayanan-Nya di tengah-tengah kita. Roh sedang menyuarakan di tengah-tengah jemaat, dan apa yang sedang kita ekspresikan adalah sesuai dengan tuntunan-Nya. Sebagai hasilnya, rumah Tuhan penuh dengan penyembahan. Ini adalah tujuan utama kita, karena rumah Tuhan harus dipenuhi dengan penyembahan. Kesimpulan Dalam musim yang akan datang, mari kita semua menabur kepada status anak yang Dia telah rancangkan bagi kita. Mari kita lihat apakah sikap kasih yang Bapa telah berikan kepada kita sehingga kita disebut anak-anak Allah. Kemudian dengan menghargai kasih-Nya, mari kita menantikan Dia dalam doa dan dalam penyembahan supaya pada saat kita datang bersama, kita dipimpin oleh Roh untuk memenuhi rumah-Nya dengan penyembahan. 64 Pertanyaan Pembelajaran – Datang! Jadilah Anak Allah dan Menyembah Kasih Allah memanggil kita sejak ‘sebelum’ dan Bapa menarik kita kepada persekutuan dengan Dia sebagai seorang anak. Ini adalah injil tentang status anak yang telah kita dengar, percaya, dan di dalamnya kita sekarang berjalan maju. Sebagai orang-orang Kristen yang telah meresponi injil tentang status anak, mengapa kita perlu mendengar secara terus-menerus dan meresponi panggilan untuk datang dan menjadi anak Allah? Sudahkan engkau mengetahui kasih Allah kepadamu? Apakah dampak kasih itu atas dirimu? Ketika kita menghargai kasih Allah dan panggilan-Nya kepada status anak, kita meresponi dan melangkah maju untuk bertemu dengan Dia serta menjadi anak yang Dia telah namai untuk kita jadi. Sekarang kita mulai menyembah. Mengapa kita bernyanyi dan menyembah ketika kita berkumpul bersama di meja perjamuan? Bagaimana engkau mempersiapkan dirimu untuk berpartisipasi dalam penyembahan pada pertemuan perjamuan? 65 66 67 GLOSARIUM Kata kunci Air firman Kehendak Allah yang Bapa miliki bagi setiap anak-anak-Nya. Air pentahiran, atau pemisahan Dalam Perjanjian Lama, abu dari lembu merah (sapi) dibakar dengan kayu aras, hisop dan kain kirmizi, dicampur dengan air murni yang mengalir. Saat ini, air pentahiran dibuat dari semua unsur yang Kristus sediakan bagi kita dari persembahan-Nya, khususnya air dan darah yang mengalir dari lambung-Nya setelah Dia mati. Berhiaskan kekudusan Keindahan dari seorang individu yang dipisahkan kepada status anak mereka, dan kepada pekerjaan dari status anak mereka. Jubah kebenaran, pakaian keimamatan Mandat untuk melakukan kehendak Allah Bapa sehubungan dengan kehidupan kita. Kasih karunia sebelumnya Suatu kasih karunia yang sebelumnya, yaitu kasih karunia yang datang sebelum suatu respon. Kasih yang mempersembahkan Kasih yang ditunjukkan oleh Allah Bapa dan Anak-Nya dimana yang satu adalah bagian dari yang lain, disesuaikan kepada yang lain, menyatakan yang lain, dan kemudian dinyatakan oleh yang lain. Kekal Yang memiliki suatu titik permulaan tapi tidak ada akhir; disebut juga abadi. Kitab kehidupan Anak Catatan mengenai nama-nama, pekerjaan, kehendak dan tujuan 68 Domba dari Allah. Kodrat ilahi Hidup dari Bapa, Anak dan Roh Kudus. Yesus Kristus adalah Benih dari kodrat ilahi. Manusia alamiah Orang yang tidak dilahirkan dari Roh Allah. Umat manusia pertama-tama diciptakan alamiah. 1Kor 15:46. Manusia rohaniah Orang yang dilahirkan dari Roh Allah. Manusia rohaniah diiluminasi untuk melihat dan mengetahui hal-hal yang diberikan secara cuma-cuma oleh Allah, karena mereka diajarkan oleh Roh Allah. 1Kor 2:12,13. Mesias Kata Ibrani yang berarti ‘Yang Diurapi’; memiliki arti yang sama dengan kata, ‘Kristus’. Penatalayanan Suatu administrasi. Penatalayanan (kepengurusan) yang kita terima dari Allah adalah melakukan tugas imam sesuai dengan nama, pekerjaan dan hidup-zoe kita yang tersembunyi bersama Kristus, di dalam Allah. Penghargaan Suatu pengertian dan penghormatan terhadap sesuatu, atau seseorang. Penyembahan Memberikan penghargaan, khususnya kepada Allah, saudarasaudara dan saudari-saudari kita dalam Kristus, dan diri kita sendiri. Persekutuan Hasil dari penghargaan dan penyembahan kita bersama. Titik puncak dari persekutuan kita adalah perjamuan tubuh dan darah Tuhan Yesus Kristus. Persembahan Kristus Proses yang olehnya Allah Anak menyerahkan hak-hak-Nya sendiri sebagai Allah Anak dan menundukkan diri-Nya untuk menjadi semua yang Bapa minta dari Dia. Pertumbuhan tunas Proses yang olehnya benih-benih mulai bertumbuh. Benih individu mengandung semua kapasitas untuk bertunas, bertumbuh, bermultiplikasi dan menghasilkan buah sesuai dengan karakteristiknya sendiri. Roh pengasihan dan permohonan Kapasitas dan dorongan untuk berdoa dan bersatu dengan penderitaan Yesus Kristus di taman Getsemani. Roh yang Kekal Ketujuh kali lipat Roh Allah. Roti hidup Firman Allah yang disampaikan kepada kita di dalam persekutuan tubuh Kristus. Sunat Kristus Proses pengubahan yang olehnya Allah Bapa membuat Allah 69 Anak, Anak-Nya. Terkorupsi Hidup melalui proses kebinasaan. Tubuh alamiah kita hidup oleh proses korupsi. Kita memperoleh tenaga dari makanan yang kita makan dan, setelah itu, rusak (hancur). 1Kor 6:13. Tidak terkorupsi Hidup melalui proses di luar kebinasaan. Sebagaimana hal ini berlaku bagi tubuh Yesus yang tidak dapat binasa, tubuh kita yang tidak dapat binasa tidak akan dapat ditopang oleh prinsip korupsi (dapat binasa) dalam langit yang baru dan bumi yang baru. Yahweh Elohim Tiga Pribadi dari ke-Allahan – Yahweh Bapa, Yahweh Anak dan Yahweh Roh Kudus. 70