Sunat Kristus - Christian Resources

advertisement
Anak-anak Allah Yang Mahatinggi
Jalan untuk status anak
Richie Kaa John Hay Julianne Hamilton Bruce Hamilton Peter Hay
Luke Pomery Jonathon Wills David V Hall Kane McNally
Panduan Pembelajaran untuk Pertemuan Muda-mudi Internasional 2014
Desember 2013
Ayat-ayat Kitab Suci dikutip dari NASB, NKJV, KJV dan LITV. Di mana ada penekanan huruf miring
yang digunakan dalam ayat-ayat referensi Kitab Suci, ini telah ditambahkan dan tidak muncul dalam
terjemahan asli
Penghargaan dari para penulis:
Kami pertama-tama mau memberikan penghargaan kepada Tuhan untuk pertolongan dan
kemurahan-Nya yang penuh kasih karunia kepada kami, sementara kami bersatu dengan
persekutuan firman-Nya yang memampukan kami untuk menulis panduan pembelajaran ini.
Komitmen Victor Hall dalam menuntun dan bersekutu dalam firman ini telah menolong kami untuk
menulis isinya. Perhatiannya yang terus-menerus untuk memelihara diskusi firman, baik secara
nasional maupun internasional, telah memastikan bahwa isi panduan ini adalah suatu firman
kebenaran masa kini, yang telah memimpin dan membentuk semua orang yang mengambil bagian di
dalamnya. Jerih lelah David Baker, John Hay, dan Peter Hay dalam persekutuan ini juga telah
memungkinkan adanya publikasi ini.
Desain sampul: Dan Proud
Diterbitkan oleh visionone
© Vision One Inc. 2013
TCF 10 Old Goombungee Road
Toowoomba QLD 4350
Tlp: 1300 885 048
Email: info @ visionone.org.au
Untuk mendapatkan katalog lengkap dari publikasi Kristen kami, silakan kunjungi:
Daftar Isi
PEKERJAAN DARI STATUS ANAK Richie Kaa
4
Firman tentang salib
4
Terpotong hatinya
4
Apa yang harus saya lakukan?
5
Kehendak Bapa
5
Menerima kehendak Bapa
5
Melakukan kehendak Bapa
6
Jubah kebenaran
6
Apakah pekerjaan yang seharusnya saya lakukan?
6
Pertanyaan Pembelajaran –Pekerjaan Dari Status Anak
8
MENGHASILKAN BUAH DARI STATUS ANAK John Hay
Pengantar
9
9
Kasih Allah yang besar
10
Juru Selamat dunia
10
Benih dari kodrat ilahi
10
Perumpamaan tentang penabur
11
Tanah yang berbatu-batu
11
Tanah yang baik
12
Persembahan Kristus
12
Hati kita – taman yang diairi
13
Pertanyaan Pembelajaran – Menghasilkan Buah dari Status Anak
15
HATI YANG MENDEKAT Julianne Hamilton
16
Pendahuluan
16
Sunat Kristus
17
Benih dari Perjanjian Baru
18
Hanya hati yang disunat yang dapat mendekat
19
Sunat dalam Perjanjian Lama
19
‘Mereka membuat negeri yang indah itu menjadi tempat yang sunyi sepi’
20
Contoh dari Adam dan Hawa
20
Hawa tidak mendekat kepada Allah
21
Kesimpulan
22
Pertanyaan Pembelajaran –Hati yang Mendekat
24
i
SUNAT KRISTUS - mengubahkan kita dari yang alamiah kepada rohaniah Bruce Hamilton
25
Alamiah dibandingkan dengan rohaniah
25
Sunat Kristus
27
Sebelum waktu dan di dalam waktu
27
Sudah selesai
28
Kesimpulan
28
Pertanyaan Pembelajaran –Sunat Kristus
29
TINGGAL DI DALAM RUMAH SELAMANYA Peter Hay
30
Firman diproklamirkan
31
Menyatakan Bapa
31
Di dalam rumah Bapa
32
Dibawa kepada Anak
33
Tinggal di dalam rumah
35
Pertanyaan Pembelajaran –Tinggal di dalam Rumah Selamanya
37
MELAYANI KEHENDAK ALLAH - menerima kapasitas dan otoritas untuk melakukan
kehendak Allah Luke Pomery
38
Sebuah jalan untuk diikuti
39
Mengambil bagian dari roti hidup
40
Berpartisipasi dengan Kristus dalam doa
40
Dimampukan untuk melakukan kehendak-Nya
41
Kepengurusan kita
42
Kesimpulan
43
Pertanyaan Pembelajaran –Melayani Kehendak Allah
44
IMAN DAN PENDERITAAN Jonathon Wills
45
Penyebab penderitaan
45
Karena Kristus menderita penderitaan badani (dalam daging)
46
Iman adalah suatu nilai yang berharga
47
Penderitaan sebagai orang-orang Kristen di tempat kerja
48
Penderitaan dalam keluarga
48
Penderitaan demi kebenaran
49
Penderitaan persekutuan salib
49
Penderitaan api pengujian iman
49
Penderitaan dari para penatua
50
Penderitaan karena serangan Iblis
50
Kesimpulan
50
ii
Pertanyaan Pembelajaran–Iman dan Penderitaan
JALAN YANG BARU DAN HIDUP David Hall
51
52
Firman tentang salib
53
Sebuah proses pentahiran
53
Kodrat ilahi
55
Pengasihan dan permohonan
56
Partisipasi kita
56
Pertanyaan Pembelajaran – Jalan yang Baru dan Hidup
58
DATANG! JADILAH ANAK ALLAH DAN MENYEMBAH Kane McNally
59
Pendahuluan
59
Penghargaan membawa kepada penyembahan dan persekutuan
59
Datang! Dan jadilah anak Allah
60
Penghargaan memimpin kepada penyembahan dan persekutuan
61
Administrasi penyembahan Raja Daud
62
Menyembah dalam urutan dan aturan yang sesuai dengan nama, memenangkan peperangan
62
Berhiaskan kekudusan
62
Mengapa kita menyembah?
62
Hendaklah perkataan (firman) Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu
63
Mengapa kita mengangkat tangan ketika kita menyembah?
63
Nasihat kepada para pemain musik dan penyanyi untuk diarahkan oleh Roh
63
Menghargai firman Allah dalam nyanyian
63
Menantikan Dia untuk nyanyian rohani
63
Anak-anak Allah menyembah
64
Kesimpulan
64
Pertanyaan Pembelajaran – Datang! Jadilah Anak Allah dan Menyembah
65
GLOSARIUM
68
iii
PEKERJAAN DARI STATUS ANAK
Richie Kaa
Sungguh hal yang menakjubkan untuk diperhatikan bahwa kita, anak-anak manusia telah ditetapkan
untuk menjadi anak-anak Allah. Oleh karena itu, sangatlah penting bahwa kita memberikan
perhatian untuk mempelajari bagaimana menjalani panggilan yang mulia ini dengan cara yang layak.
Kita sudah mendengar bahwa perjalanan kita sebagai seorang anak Allah merupakan suatu proses
yang pertama kali dimulai oleh firman tentang salib. Firman tentang salib ini terus-menerus
diberitakan, saat ini, melalui para utusan yang diutus sebagai bagian dari administrasi Kristus.
Firman tentang salib
Kita menyebutnya 'firman tentang salib', bukan berarti utusan tersebut harus berbicara mengenai
Yesus yang akan disalib atau mati di kayu salib, namun karena akibat dari firman yang diberitakan
itu membuat kita terhubung kepada pekerjaan salib yang mulia. Anda dapat mengingat untuk
pertama kalinya Anda mendengar dan menerima firman yang menyatukan Anda kepada pekerjaan
salib. Ketika firman itu diberitakan, Anda mendengar firman Allah dengan cara dimana Anda tahu
bahwa Tuhan sedang berbicara langsung kepada Anda. Dampaknya adalah firman itu membuat Anda
'melihat' sesuatu yang belum pernah Anda lihat sebelumnya mengenai dirimu sendiri. Anda
diiluminasi untuk melihat bahwa aspek-aspek tertentu tentang bagaimana Anda telah hidup
(perbuatan-perbuatan, sikap-sikap, arti hidup, bahkan tujuan hidup Anda) pada kenyataannya
sepenuhnya bertentangan dengan jalan dimana Allah memanggil Anda saat ini. Hal ini merupakan
pertukaran yang luar biasa, dan Kitab Suci mengajarkan bahwa mereka yang telah masuk Kerajaan
Allah, sekarang hidup oleh setiap firman yang keluar dari mulut Allah.
Terpotong hatinya
Agar teriluminasi oleh firman yang hidup dan berkuasa, yang menginsafkan hati kita membawakan
semacam duka cita, dimana Kitab Suci menggambarkannya sebagai 'tertikam' atau 'terpotong
hatinya'. Ini bukan berarti bahwa dosa merupakan suatu konsep yang asing bagi kita atau kita tidak
dapat mengidentifikasi prinsip dari dosa dalam kehidupan kita sendiri atau kehidupan orang lain,
4
tetapi bagaimanapun juga, di saat mendengar dan menerima firman tentang salib, kita 'disadarkan'
akan fakta bahwa dosa itu lebih daripada sebuah konsep atau perbuatan yang dapat dinilai atau
diartikan. Hati kita tertikam karena kita mulai melihat keberdosaan kita, kejahatan kita, dan merasa
malu akan dosa kita. Kita mulai melihat kebenaran mengenai kondisi kita yang sebenarnya di
hadapan Allah. Untuk pertama kalinya, kita mengerti bahwa kita terhilang dan tanpa pengharapan.
Apa yang harus saya lakukan?
Ketika kita menerima Roh pengasihan dan permohonan, hal ini membuat kita meratap. Kita tidak
lagi menjadi bagian dari kalangan yang 'tidak tahu apa yang mereka perbuat'. Sekarang kita
mengekspresikan sebuah respon yang sederhana dan bertanggung jawab; sebuah pengakuan bahwa
dosa kitalah yang menyalibkan Kristus; dan berseru dalam pengharapan, 'Apa yang harus kami
lakukan?'. Pertanyaan ini mengakui bahwa ada sesuatu yang harus dilakukan. Namun, pertanyaan ini
juga mengakui bahwa saya tidak dapat menjadi sumber dari jawaban tersebut. Firman tentang salib
telah membawa saya ke dalam sebuah persekutuan dimana saya dapat mendengar kehendak Bapa
bagi hidup saya, dan di sinilah, di dalam persekutuan, dimana saya akan bertumbuh sebagai seorang
anak. Secara praktis, kita tahu bahwa aktivitas yang mendasar sebagai seorang anak Allah adalah
melakukan kehendak Bapa. Pertanyaannya adalah, 'Bagaimana'?
Kehendak Bapa
Sepanjang masa pelayanan-Nya di bumi, Yesus mengajarkan kita mengenai kehendak Bapa: ‘Sebab
siapapun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudaraKu perempuan, dialah ibu-Ku’.1‘Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku:”Tuhan, Tuhan!”akan
masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga’.2 Dalam
menjelaskan bagaimana berdoa kepada Bapa, Yesus berkata, 'Kerajaan-Mu datanglah, kehendak-Mu
jadilah di bumi seperti di surga'. Kemudian, kita juga ingat perkataan Kristus di Getsemani,‘Ya Bapa-Ku,
jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendakMulah yang terjadi’.3Fokus kita sebagai anak-anak adalah mulai mengarahkan perhatian kepada realitas
dari mendengar, menerima dan melakukan kehendak Bapa. Hal ini sepertinya merupakan sebuah
poin yang sederhana dan jelas untuk dibuat, namun tantangan yang sebenarnya bagi kita adalah
mendapatkan pemahaman mengenai hal-hal tersebut.
Menerima kehendak Bapa
Jadi apakah kehendak Bapa bagi kita? Pada tingkat yang paling dasar, kehendak Bapa adalah
memberikan kepada kita kehendak-Nya. Hal ini mungkin terdengar bodoh, namun inilah poin utama
yang diperhatikan. Menerima kehendak Bapa hanya akan dapat terjadi ketika hati kita disunat dan
kehendak kita dipotong dan digantikan dengan kehendak Bapa. Suatu hal yang patut disyukuri,
Kristus telah merintis sebuah jalan bagi kita. Kuncinya adalah memahami apa artinya bagi kita untuk
tinggal dengan Kristus dalam persekutuan doa-Nya di Getsemani. Ingat, ketika Kristus sedang
berdoa di Getsemani, Dia sudah mengetahui kehendak Bapa. Akan tetapi, penting untuk menerima
kehendak Bapa sebelum Dia dapat berlanjut untuk sesungguhnya melakukan kehendak Bapa. Inilah
kunci bagi kita, karena Yesus juga mengajak ketiga murid-Nya untuk ‘berjaga dan berdoa’ketika Dia
pergi berdoa kepada Bapa. Apa yang murid-murid Yesus lihat dan, lebih kepada poin, apa yang Yesus
mau kita lihat saat ini sehubungan dengan doa-Nya kepada Bapa? Yesus hanya menggambarkan
kepada kita bahwa kita harus berjalan menurut kehendak Bapa dan bukan menurut kehendak kita
1
2
3
Mat 12:50
Mat 7:21
Luk 22:42
5
sendiri. Hal ini bukan hanya mengacu kepada isi dari kehendak Bapa seolah-olah menyarankan
bahwa serangkaian petunjuk diberikan selangkah demi selangkah sehingga Kristus akan mengikuti
naskah tersebut sepanjang jalan menuju Kalvari. Menerima kehendak Bapa berarti ‘mau dan
melakukan’ kehendak Bapa.4 Betapa pentingnya hal ini bahwa kita mengerti bagaimana menerima
kehendak Bapa sehingga kehendak-Nya dapat menjadi kehendak ‘saya’, dan tidak hanya berasumsi
bahwa mendengarkan kehendak-Nya sudah cukup sebelum kita berlanjut untuk melakukan
kehendak-Nya. Pada kenyataannya, kita tidak memiliki pengharapan dari melakukan kehendak-Nya
kecuali kehendak-Nya telah menggantikan ‘kehendakku’.
Melakukan kehendak Bapa
Dalam menerima kehendak Bapa, kita berlanjut untuk melakukan kehendak-Nya, yaitu untuk
melayani nama dan pekerjaan kita, melalui persembahan. Ini adalah pekerjaan keimamatan. Proses
yang membawa kita untuk memberikan, atau mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan
yang hidup untuk membuktikan kehendak Allah, pada kenyataannya adalah pekerjaan hidup kita.
Berpartisipasi dalam pekerjaan ini mengharuskan kita untuk terus-menerus mendengar kehendak
Bapa yang datang kepada kita dalam firman tentang salib, dan menerima kehendak Bapa sebagaimana
kita terus tinggal dalam persekutuan doa Kristus di Getsemani.
Jubah kebenaran
Dalam Kristus kita menerima kehendak Bapa dan kapasitas untuk melakukannya. Sekarang, ketika
kita berbicara mengenai kapasitas untuk melakukan kehendak-Nya, kita terhubung dengan istilah
alkitabiah tentang mengenakan jubah kebenaran kita.5 Ini adalah topik yang lebih luas, namun poin
kita di sini adalah memahami bahwa jubah kebenaran merupakan suatu mandat untuk melakukan
kehendak Allah bagi hidup kita.
Pengharapan bagi setiap anak Allah adalah dikenakan dengan jubah kebenaran, yang juga diartikan
sebagai jubah keimamatan kita. Pemikiran utama dari mengenakan jubah keimamatan, atau jubah
kebenaran kita adalah kita melakukan pekerjaan keimamatan. Ini adalah pekerjaan persembahan.
Kata ‘kebenaran’berarti ‘cara yang benar untuk hidup’. Hanya ada satu cara yang benar untuk hidup,
dan cara itu tidak ditentukan oleh seperangkat aturan atau hukum yang olehnya kita coba untuk
hidup. Cara yang benar bagi kita untuk hidup, dianugerahkan kepada kita oleh Bapa, dalam
kehendak-Nya. Kehendak Bapa bukan hanya sederetan perintah-perintah yang harus kita lakukan.
Kehendak-Nya berbicara kepada siapa sesungguhnya yang kita akan jadi, nama kita, pekerjaanpekerjaan kita dan kehidupan sesungguhnya yang olehnya kita akan hidup.
Ketika kita menggambarkan seseorang sebagai ‘mengenakan jubah kebenaran’, kita sebenarnya
sedang mengatakan bahwa mereka dikenakan dengan kemampuan kehendak-Nya. Kita sedang
mengacu kepada kemampuan untuk mempersembahkan (atau melayani) dirinya sendiri sebagai
persembahan yang hidup. Inilah satu-satunya cara yang benar untuk hidup. Jika Anda mau menjadi
imam bagi Allah, maka Anda harus menerima jubah dengan nama dan pekerjaan-pekerjaan Anda.
Allah ingin mengenakan jubah tersebut kepada Anda. Dia ingin memberikanmu sebuah pekerjaan,
dan memberikanmu anugerah serta kapasitas untuk melakukan pekerjaan tersebut.
Apakah pekerjaan yang seharusnya saya lakukan?
Injil tentang status anak secara khusus menghubungkan kita kepada nama kita. Ketika kita berbicara
tentang nama seseorang, kita sedang mengacu kepada nama yang telah dicatat dalam kitab
kehidupan Anak Domba. Akan tetapi, kita tidak memiliki nama ini pada saat kita lahir. Secara
4
5
Flp 2:13
Yes 61:10
6
praktis, setiap orang mendapatkan identitas mereka saat mereka lahir, tetapi kita hanya menemukan
nama dan pekerjaan-pekerjaan kita ketika kita berada di dalam Kristus. Sekarang Anda berada di
dalam Kristus (melalui baptisan), Anda memiliki akses (jalan masuk) untuk mengetahui apa yang
tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba. Hal ini menghubungkan kita kepada nama kita. Kita
lalu mempersembahkan hidup kita, atau melayani persembahan kita, yang merupakan nama dan
pekerjaan-pekerjaan kita. Kita sedang menggenapi kehendak-Nya, karena kita tahu bahwa kehendak
Bapa adalah anak-anak-Nya mempersembahkan sesuai dengan nama mereka. Akan tetapi, kita hanya
bisa mempersembahkan sesuai dengan nama kita ketika hati nurani kita dibersihkan dari perbuatan
yang sia-sia. Perbuatan yang sia-sia adalah segala sesuatu yang bukan merupakan kehendak Bapa
bagi kita. Pembersihan ini datang kepada kita dalam pekerjaan sunat Bapa di mana kita sekarang
sedang mengambil bagian sebagaimana kita telah datang ke dalam Kristus. Sekarang kita sedang
mengenakan jubah keimamatan, atau jubah kebenaran. Kita sedang menerima mandat untuk
melakukan kehendak-Nya.
Kegiatan setiap anak Allah adalah untuk terus-menerus menerima kehendak Bapa sebagaimana
kehendak Bapa ini terus-menerus datang kepada kita dalam firman tentang salib. Saya harus tetap
terhubung dengan penderitaan Kristus di Getsemani di mana pekerjaan sunat Bapa menyingkirkan
kehendak saya sehingga saya menerima kehendak-Nya. Hal ini membebaskan saya untuk
mempersembahkan diri saya sebagai persembahan yang hidup, yang merupakan ibadahku yang sejati,
sehingga saya dapat membedakan (membuktikan) yang baik, yang berkenan kepada Allah, dan yang
sempurna.
7
Pertanyaan Pembelajaran – Pekerjaan Dari Status Anak
Firman yang diberitakan oleh mereka yang diutus oleh Kristus menyebabkan pendengarnya menjadi
terhubung dengan pekerjaan salib.


Apakah yang telah menjadi dampak dari firman tentang salib dalam hidup saudara?
Bagaimanakah penerimaan kehendak Bapa telah mengubahkan cara hidup saudara?
Injil tentang status anak secara khusus menghubungkan kita kepada nama dan pekerjaan-pekerjaan
kita. Nama dan pekerjaan-pekerjaan seseorang tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba.


Apa perbedaan pekerjaan-pekerjaan dari status anak dengan pekerjaan atau perbuatan sia-sia?
Bagaimana saudara mengetahui apa yang telah tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba
mengenai saudara?
8
MENGHASILKAN BUAH DARI
STATUS ANAK
John Hay
Pengantar
Sebelum dunia dijadikan, Allah Bapa telah menetapkan kita untuk menjadi anak-anak-Nya.1Suatu
pemikiran yang luar biasa! Menurut kerelaan kehendak Bapa, kita telah ditetapkan untuk menjadi
anak-anak laki-laki dan anak-anak perempuan-Nya melalui Yesus Kristus. Yesus adalah contoh, atau
pola, dari status anak kita dan kita akan menjadi anak-anak Allah, dan ahli waris bersama-sama
dengan Kristus, ketika kita menghasilkan buah dari status anak kita, di dalam Dia.
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, ‘Bukan kamu yang memilih Aku, tapi Akulah yang memilih
kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu
tetap.'2Ini adalah buah dari status anak. Dalam artikel ini, kita akan memperhatikan bagaimana kita
menghasilkan buah dari status anak kita. Pertama-tama kita akan memeriksa bagaimana firman dari
status anak kita datang kepada kita sebagai benih dari kodrat ilahi. Kemudian, kita akan fokus
kepada cara dimana Tuhan memberikan kita sebuah hati yang baru sehingga benih itu bisa berakar,
bertumbuh dan menghasilkan buah yang tetap. Inilah yang dimaksudkan dengan dilahirkan sebagai
seorang anak Allah.
1
2
Ef 1:5
Yoh 15:16
9
Kasih Allah yang besar
Rasul Paulus menjelaskan bahwa Allah Bapa menjadikan keselamatan tersedia dan memberikan
kepada kita warisan dari status anak karena kasih-Nya yang besar, dimana dengan kasih itu Dia
mengasihi kita. ‘Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang
dilimpahkan-Nya kepada kita (dengan kasih itu Dia mengasihi kita), telah menghidupkan kita
bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita (oleh kasih
karunia kamu diselamatkan). Dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan
memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga.'3
Kasih Bapa kepada kita dinyatakan dalam memberikan Anak-Nya yang tunggal.4 Hal ini tidak hanya
terjadi ketika Yesus Kristus lahir. Hal ini terjadi di dalam persekutuan perjanjian Allah sebelum dunia
dijadikan! Anak merupakan kepenuhan dari kehendak dan penyediaan Allah bagi status anak kita.
Bapa memberikan Anak, dan sekarang semua orang yang menerima Dia, diberikan kuasa (hak) untuk
menjadi anak-anak Allah.5Sungguh menakjubkan untuk memikirkan kasih Bapa yang besar kepada
setiap kita!
Juru Selamat dunia
Ketika Adam tidak taat kepada Tuhan dan memakan pohon pengetahuan yang baik dan jahat, dosa
masuk ke dalam dunia dan, melalui dosa, maut masuk ke dalam dunia. Pada kenyataannya, Paulus
menjelaskan bahwa karena dosa Adam, maut telah menjalar kepada semua orang.6 Sesungguhnya,
kita dilahirkan mati dalam pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa.7
Akan tetapi, karena begitu besar kasih-Nya, Allah Bapa membuat Yesus Kristus - Dia yang tidak
mengenal dosa - menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.8 Seperti
yang kita ketahui, Yesus mempersembahkan diri-Nya sendiri melalui Roh Kekal dan menyelesaikan
pekerjaan yang Bapa telah berikan kepada-Nya. Dia mati untuk dosa-dosa kita, Dia dikuburkan, dan
Dia bangkit kembali pada hari ketiga, menurut Kitab Suci.9 Sekarang Yesus telah naik kembali
kepada Bapa dan menerima kemuliaan yang Ia miliki sebelum dunia dijadikan.
Benih dari kodrat ilahi
Pekerjaan ini menyatakan Yesus Kristus sebagai Juru Selamat dunia yang di dalam-Nya kita
menerima belas kasihan. Penting untuk diperhatikan bahwa pekerjaan ini juga menyatakan Dia
sebagai ‘Benih’. Berbicara mengenai diri-Nya sendiri, Yesus berkata, ‘Sesungguhnya jikalau biji
gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan
menghasilkan banyak buah’.10 Kemudian, baik Petrus dan Paulus mengidentifikasi Yesus sebagai
Benih (Keturunan) Abraham, dimana di dalam-Nya semua keluarga di bumi akan diberkati.11 Ini
adalah suatu hal yang penting.
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Ef 2:4-6
Yoh 3:16
Yoh 1:12
Rm 5:12
Ef 2:1
2Kor 5:21
1Kor 15:3-4
Yoh 12:24
Rm 3:25. Gal 3:16
10
Yesus Kristus adalah Benih dari kodrat ilahi. Kita mengambil bagian dari kodrat ilahi ketika kita lahir dari
Allah.12 Inilah artinya diberkati. Kita bisa katakan bahwa kita diberkati ketika kita lahir dari benih
kodrat ilahi yang tidak fana, melalui firman Allah yang hidup dan yang kekal.13 Sekarang, mari kita
perhatikan bagaimana seorang pendengar diberkati dengan pertama-tama menerima, dan kemudian
mengambil bagian dari kodrat ilahi.
Perumpamaan tentang penabur
Perumpamaan tentang penabur mengajarkan kita bahwa kita mempunyai akses (jalan masuk)
kepada Kristus – Benih dari kodrat ilahi – ketika para penabur, atau para utusan, diutus kepada kita.14
Utusan-utusan yang benar adalah anggota dari administrasi Kristus, dan mereka penuh dengan iman
dan Roh Kudus. Firman yang mereka beritakan adalah firman tentang status anak yang datang sebagai
benih dari kehidupan ilahi. Inilah firman yang sesungguhnya diberitakan ketika kita berkumpul
bersama dalam nama Yesus Kristus, misalnya dalam persekutuan.
Di sepanjang Perjanjian Baru, firman tentang status anak digambarkan dalam banyak cara, termasuk
injil tentang Kristus, injil tentang Allah, dan firman tentang salib. Terlepas dari penjelasannya, firman
yang Yesus beritakan, melalui para utusan yang Dia utus, adalah Roh dan hidup.15 Dengan demikian,
kita dapat mengerti bahwa kodrat ilahi adalah satu Roh dan satu hidup Yahweh yang diberikan
kepada kita sebagai suatu milik pribadi.
Perumpamaan tentang penabur mengajarkan kita lebih jauh bahwa firman tentang status anak
ditaburkan ke ‘tanah’hati kita.16 Kita menerima benih dari kodrat ilahi ketika kita menerima baik
utusan dan berita yang dibawakan ke dalam hati kita.
Sedihnya, banyak orang yang menolak baik utusan dan beritanya. Yesus berkata bahwa orang-orang
ini menerima benih yang jatuh di pinggir jalan.17 Dalam hal ini, benih dirampas karena hati mereka
keras dan mereka menolak Roh Kudus.18
Tanah yang berbatu-batu
Sebaliknya, Yesus menggambarkan mereka yang menerima firman tentang status anak untuk
pertama kali, sebagai orang-orang yang menerima benih di tanah yang berbatu-batu. Perumpamaan ini
sangat membantu.Tanpa Kristus, hati kita adalah hati yang keras. Hati keras yang dimaksud baik
yang berada di pinggir jalan, ataupun hati keras yang ada di tanah berbatu-batu. Luar biasanya, benih
dari kodrat ilahi dapat bertumbuh di hati yang keras,berbatu-batu. Bagaimana hal ini terjadi? Benih
dari firman itu hidup dan berkuasa. Benih itu datang dengan kapasitas, atau kasih karunia, untuk
bertumbuh di dalam hati yang berbatu-batu dan membawa pendengarnya sepanjang jalan menuju
tanah yang baik dari tubuh Kristus. Kapasitas dari benih ini sering dirujuk sebagai kasih karunia yang
sebelumnya, yang artinya sebuah kasih karunia yang datang sebelum adanya suatu respon.
Dalam hal ini, penting bagi kita untuk tidak bingung dalam membedakan antara menerima benih dari
kodrat ilahi dengan dilahirkan dari Allah. Kita dilahirkan dari Allah sebagai suatu ciptaan baru
dengan sebuah hati yang baru, roh yang baru, dan kehendak yang baru, ketika kita telah datang
12
13
14
15
16
17
18
2Ptr 1:4
1Ptr 1:23
Mat 13:3
Yoh 6:63
Mat 13:19
Mat 13:19
Kis 7:51
11
kepada Kristus dan telah disatukan dengan sunat-Nya. Mari kita perhatikan hal ini lebih jauh. Ketika
benih ini mulai bertumbuh di tanah yang berbatu-batu, firman Allah membuat pendengarnya
memandang kepada Dia yang telah mereka tikam – Yesus Kristus. Sebagaimana mereka meratapi
Anak Sulung, mereka berseru ‘Saudara-saudara, apa yang harus kami perbuat?’19
Para pendengar dipanggil untuk bertobat, keluar dari dunia, dan datang kepada Bapa dimana mereka
menemukan Kristus. Mereka lalu dipanggil untuk dibaptis bersama dengan Yesus Kristus dalam
kematian, penguburan dan kebangkitan-Nya, untuk pengampunan atas dosa-dosa mereka.20 Ketika
seseorang setuju untuk menaati firman ini, hati mereka sedang berubah dari hati yang berbatu-batu,
dan mereka mulai menemukan keselamatan.
Tanah yang baik
Sudah jelas dari perumpamaan tentang penabur bahwa benih dari kehidupan ilahi hanya dapat
menghasilkan buahdi tanah yang baik.21 Hal ini berarti bahwa hati kita yang berbatu-batu
bagaimanapun juga harus menjadi tanah yang baik. Allah bukan mengubah hati kita yang lama, tetapi
Allah telah berjanji bahwa Dia akan memberikan kita sebuah hati yang baru. ‘Kamu akan Kuberikan
hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang
keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat (hati daging).'22 Kapan hal ini terjadi? Kita menerima
hati yang baru ketika kita bersatu dalam persekutuan sunat Kristus di Taman Getsemani.
Sunat ini memberikan kepada kita hati yang baru, roh yang baru dan kehendak yang baru dari
seorang anak Allah melalui pekerjaan pembaharuan akan firman Allah. Kita benar-benar menjadi
ciptaan baru dalam Kristus.23
Sekarang setelah kita menerima sebuah hati yang baru, benih dari kodrat ilahi dapat berakar dan
menghasilkan buah dari status anak dalam kita. Ini adalah hal yang penting. Yesus berkata bahwa
setiap pohon dikenal dari buahnya.24 Seorang yang percaya menunjukkan bahwa mereka lahir dari
Allah dengan menghasilkan buah dari status anak. Bagaimana kita menghasilkan buah dari status
anak kita? Kita harus berpartisipasi dalam persembahan Kristus.
Persembahan Kristus
Persembahan Kristus adalah cara yang olehnya kodrat ilahi dimultiplikasi. Ketika kita berpartisipasi
dalam persekutuan penderitaan Kristus, benih dari kodrat ilahi yang telah kita terima, menghasilkan
buah dalam kehidupan kita, menunjukkan bahwa kita adalah anak-anak Allah. Lebih lanjut dari ini,
kita dapat menabur hidup tersebut sehingga dapat menjadi milik orang lain. Ada tiga unsur
multiplikasi dari kodrat ilahi.
Pertama, hidup dari benih berakar dan bertumbuh di dalam kita. Kristus telah memberikan kita
sebuah hati yang baru, dan akar dari kodrat ilahi berakar ke bawah dan kemudian bermultiplikasi
(menghasilkan buah) ke atas.25 Kita bertumbuh dan menjadi dewasa sebagai seorang anak ketika kita
19
20
21
22
23
24
25
Kis 2:37
Kol 2:12-13
Mat 13:8
Yeh 36:26
2Kor 5:17
Luk 6:44
Yes 37:31
12
bertahan dalam penganiayaan dan penderitaan karena firman tersebut. Pada titik ini, penting bagi
kita untuk tidak mengundurkan diri, atau Allah tidak berkenan kepada kita.26
Dalam unsur yang kedua, kita bersatu dengan persembahan Kristus dan benih tersebut mulai
bermultiplikasi menjadi lebih banyak benih yang diberikan kepada orang lain. Ini adalah pelayanan
penginjilan kita. Ketika kita memberitakan injil tentang Kristus dan orang lain lahir dari Allah, benih
dari kodrat ilahi dimultiplikasikan kembali ketika orang-orang yang baru percaya ini bersatu dalam
persembahan Kristus. Dengan jalan ini, orang-orang percaya sedang dihubungkan bersama dalam
persekutuan yang berlangsung dari persembahan Kristus.
Dalam unsur yang ketiga, benih yang dimultiplikasi dari kodrat ilahi menjadi roti untuk dimakan. Ini
adalah roti persekutuan. Paulus menulis, ‘Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan
adalah persekutuan dengan tubuh Kristus?’27 Yesus berkata bahwa makanan-Nya adalah melakukan
kehendak Bapa. Sama halnya, roti menyatakan kehendak Allah yang sedang diselesaikan secara
individu, dan oleh tubuh-Nya yang terdiri dari banyak anggota. Roti tersebut adalah makanan untuk
persekutuan dan juga untuk bertahan hidup.
Hati kita – taman yang diairi
Ketika kita menutup bagian ini, sangat membantu jika kita memperhatikan perkataan dari nabi
Yeremia. Dalam menggambarkan umat Allah, dia menulis bahwa ‘hidup (jiwa) mereka akan menjadi
seperti taman yang diairi baik-baik, mereka tidak akan kembali lagi merana. ’Nabi Yehezkiel menuliskan,
‘Tanah ini yang sudah lama tinggal tandus menjadi seperti taman Eden dan kota-kota yang sudah
runtuh, sunyi sepi dan musnah, sekarang didiami dan menjadi kubu.’28 Janji-janji yang luar biasa ini
adalah untuk kita!
Hati kita yang sebelumnya berbatu-batu, sunyi sepi - tidak mampu menghasilkan hidup Allah.
Namun, injil tentang Yesus Kristus berakar di dalam hati kita sebagai sebuah benih dari kodrat ilahi.
Hati kita yang berbatu-batu, sunyi sepi dijauhkan dan digantikan dengan sebuah hati yang baru ketika
kita lahir dari Allah dan bersatu dengan sunat Kristus. Benih dari kodrat ilahi kemudian bisa
bertumbuh pada tanah yang baik dari hati kita, dan kita dimampukan untuk menghasilkan buah dari
status anak kita serta memultiplikasikan benih ini kepada yang lain. Namun, kita harus terusmenerus menerima sebuah hati yang baru, dan hati yang baru ini harus terus-menerus diairi; jika tidak
demikian hati ini akan kembali menjadi tidak menghasilkan buah.
Yesus berkata, ‘Sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darahNya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum
darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.
Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.
Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.'29
Kita terus-menerus menerima sebuah hati yang baru – hati dari ciptaan baru – ketika kita makan
daging-Nya dan minum darah-Nya. Saat kita bersekutu dalam tubuh dan darah Kristus, kita tinggal
di dalam Dia dan Dia tinggal di dalam hati kita.
Hati kita terus-menerus diairi ketika kita mengizinkan air penyucian membersihkan kita dari
keinginan daging dan ketandusannya. Pembasuhan ini memampukan benih untuk terus bertumbuh
dan menghasilkan buah di tanah yang baik. Namun, kita harus menjaga benih ini untuk tidak
26
27
28
29
Ibr 10:38
1Kor 10:16
Yeh 36:35
Yoh 6:53-56
13
terhimpit oleh kekuatiran dunia dan tipu daya kekayaan. Ini adalah benih yang jatuh di antara semak
duri.30 Melalui kuasa Roh Kekal, kita dapat memiliki pikiran yang diperbaharui sehingga mereka
dapat memikirkan hal-hal yang dari Roh, sehingga kita dapat mematahkan setiap siasat orang dan
merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan
akan Allah.31
Nabi Yehezkiel memberitakan janji dari Perjanjian Kekal. ‘Dan kamu akan diam di dalam negeri yang
telah Kuberikan kepada nenek moyangmu dan kamu akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi
Allahmu.'32 Jika kita akan terus-menerus menerima benih kodrat ilahi dan menghasilkan buah dari
status anak kita, Dia akan menjadi Allah kita, dan kita akan menjadi umat-Nya. Dia akan menjadi
Bapa kita, dan kita akan menjadi anak-anak laki-laki dan anak-anak perempuan-Nya.
30
31
32
Mat 13:7
2Kor 10:5
Yeh 36:28
14
Pertanyaan Pembelajaran – Menghasilkan Buah dari Status Anak
Kita mengerti dari perumpamaan tentang penabur bahwa benih dari kehidupan ilahi hanya dapat
menghasilkan buah di tanah yang baik. Hal ini berarti hati kita yang berbatu-batu harus menjadi
tanah yang baik.


Jelaskan bagaimana hati kita menjadi tanah yang baik dimana di dalamnya benih hidup Allah
dapat berakar, bertumbuh dan bermultiplikasi.
Apakah hatimu menjadi tanah yang baik? Perubahan-perubahan praktis apakah yang terjadi
dalam hidupmu, melalui proses ini?
Persembahan Kristus adalah cara yang olehnya kodrat ilahi dimultiplikasi.


Apakah tiga unsur yang penting untuk multiplikasi kodrat ilahi?
Bagaimana ketiga unsur ini terlihat (nyata) dalam hidupmu sendiri?
15
HATI YANG MENDEKAT
Julianne Hamilton
Pendahuluan
Kita sering mendengar hal ini diberitakan bahwa firman Allah datang memanggil. Dia memanggil kita
untuk melakukan apa? Cukup sederhana, Dia memanggil kita untuk ‘mendekat’. Seperti seorang bapa
dengan penuh kasih memanggil anak-anaknya untuk mendekat, demikian juga, Yahweh Bapa sedang
memanggil kita untuk ‘mendekat kepada-Nya’.
Kita tahu dengan baik perkataan Yesus, ketika Ia berkata, ‘Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.
1
Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.’ Yesus juga mengatakan
bahwa tidak seorangpun dapat datang kepada Dia, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus
Yesus.2
Rasul Yohanes berkata dalam Injilnya bahwa Bapa memberikan kepada Kristus, orang-orang yang
meresponi panggilan untuk menjadi seorang anak Allah. Dan Yesus berkata, ‘Barangsiapa datang
kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan
kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan Inilah kehendak
Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan
ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku,
yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang
kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.’3
1
Yoh 14:6
Yoh 6:44
3
Yoh 6:37-40
2
16
Perkataan Kristus ini sedang mengarahkan kita untuk mengamati sifat dari hubungan antara Yahweh
Bapa dengan Anak-Nya. Hubungan mereka bersama telah menghasilkan sesuatu yang sangat
istimewa yang olehnya kita sekarang dapat mendekat kepada Allah. Dan apa yang Mereka hasilkan
adalah sesuatu yang sepenuhnya baru.
Sunat Kristus
Sejak sebelum adanya waktu, dalam dunia di luar kekekalan yang Kitab Suci sebut ‘sebelum’, Yahweh
Elohim sepakat untuk membuat ruang untuk memasukkan kita dalam kasih, persekutuan dan
persembahan Mereka yang unik. Dari Perjanjian Mereka sendiri, Mereka sepakat untuk membuat
perjanjian dengan kita. Dan perjanjian itu disebut sebuah ‘perjanjian kekal mengenai hidup dan
damai sejahtera’.
Persekutuan mereka adalah seperti sebuah taman, penuh dengan buah yang baik, dimana dari
padanya mengalir sungai-sungai air kehidupan. Taman Tuhan adalah taman yang diairi dengan baik!
Dari kekayaan akan hubungan Mereka bersama, Mereka menghasilkan suatu tuaian dari hidup status
anak.
Hidup status anak ini – yaitu, ‘hidup dari seorang anak Bapa’ – dihasilkan oleh Yahweh Anak, yang
merupakan kepenuhan dari semua status anak. Dia menyerahkan kehendak-Nya ke tangan Bapa, dan
dalam dunia di luar kekekalan itu, Dia menyerahkan hidup-Nya sendiri untuk menjadi milik
kepunyaan Bapa. Dia menjadi, bagi kita, ‘sesuatu yang baru’. Dia menjadi ‘rupa Anak yang baru’. Dia
menjadi ‘Anak Bapa’.
Ketika Yahweh Anak menyerahkan kehendak-Nya kepada Bapa, Bapa kemudian mengubahkan Dia
kepada gambaran dari status anak-Nya. Itulah, ‘Gambaran dari status anak yang merupakan milik
Bapa’. Kita tidak diubahkan kepada gambaran dari status anak yang ‘hakiki’ dari Yahweh Anak,
‘sebelum’. Kita sedang diubahkan kepada gambaran dari ‘Anak Bapa’.4
Proses pengubahan ini, sesungguhnya adalah apa yang Kitab Suci sebut ‘sunat Kristus’, yang terjadi
‘sebelum’ dan dinyatakan dalam waktu. Dia diubahkan kepada gambaran dari status anak yang kita
akan jadi – status anak yang memenuhi kehendak Bapa di sorga. Penulis kitab Kolose menyebut
sunat-Nya ‘bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia’.5 Sunat ini terjadi ‘sebelum’, melalui
proses pengubahan dari Bapa, dan bukan dengan tangan manusia. Inilah apa artinya sunat dalam
‘kesederhanaan’-nya. Ini merupakan pekerjaan dari Bapa untuk mengubah Anak-Nya kepada
gambaran dari status anak yang menjadi ekspresi penuh dari kebapaan-Nya.
Pada saat Anak hidup dalam kepenuhan dari ekspresi itu, Anak sedang sepenuhnya menyatakan
Bapa-Nya. Ketika Bapa sepenuhnya dinyatakan melalui status anak dari Anak-Nya, maka Anak
sepenuhnya dinyatakan oleh Bapa-Nya. Ini adalah ‘kasih yang mempersembahkan’ dalam tindakan.
Yang satu berasal dari yang lain, diubahkan kepada yang lain, menyatakan yang lain, dan kemudian
dinyatakan oleh yang lain.
Proses dan hubungan ini adalah apa yang sedang diubahkan dari kita, melalui sunat Kristus. Dari
sunat-Nya muncul hati seorang anak Allah. Dari sunat-Nya muncul kuasa yang memampukan,
diberikan kepada-Nya, untuk diubahkan kepada kehendak Bapa di sorga. Kita harus bersatu dengan
sunat-Nya untuk dimampukan dalam melakukan kehendak Bapa di sorga. Kristus disunat ‘sekali
4
5
Rm 8:29
Kol 2:11-13
17
untuk selamanya’. Sunat kita sendiri tidak menghasilkan apa-apa. Hanya Kristus-lah hikmat Allah
dan kuasa Allah.6 Hanya melalui Dia maka kita dapat mendekat kepada Allah.
Benih Perjanjian Baru
Kristus juga disebut ‘Benih Perjanjian’.7 Dia ditegakkan sebagai Benih Perjanjian, ketika setiap nama
dalam Perjanjian, dan dalam kitab kehidupan Anak Domba, diberikan kepada Anak sebagai milik
kepunyaan pribadi-Nya. Nama dan hidup kita ada di dalam Kristus, sang Benih. Daging dan darahNya adalah roti dan anggur yang memampukan ketaatan kita.8
Secara puitis, dapat kita katakan bahwa Dia dilahirkan melalui proses pengubahan dari Bapa, sebagai
Benih dari status anak. Kemudian Dia ditanamkan dalam taman perjanjian Yahweh, dan bertumbuh
sebagai ‘seorang Anak Bapa’ dalam dunia itu, sebelum! Segala sesuatu yang akan dilahirkan dari
firman Anak diserahkan kepada Dia oleh Bapa dalam taman perjanjian itu. Dia dipelihara dan dirawat
oleh Bapa dan Roh Kudus, oleh kuasa yang memampukan dari ketujuh kali lipat Roh Allah.
Dan Dia juga menghasilkan sejumlah besar benih status anak dalam taman perjanjian itu, ‘sebelum’.
Dia bekerja keras! ‘Benih’ itu bertumbuh menjadi suatu tuaian yang dari padanya Dia mengambil
gandum, memprosesnya, dan membuatnya menjadi roti – roti yang memberikan kuasa, memampukan
ketaatan. Roti ini adalah daging-Nya. Dan juga, dari darah-Nya, dihasilkan oleh sunat-Nya, Dia
menanam sebuah kebun buah anggur dan memprosesnya menjadi anggur. Ini adalah darah dari
Perjanjian Kekal. Perjanjian Kekal ada di dalam darah-Nya. Ini adalah hidup ciptaan baru.
Kristus adalah Ciptaan Baru. Dia telah mengatur sebuah meja, dan berkata, ‘Daging-Ku adalah roti
ketaatan, dan darah-Ku adalah anggur kehidupan.’ ‘Datanglah makan dan minum dari-Ku.’ ‘Kecaplah
dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu!’9 Dari ‘hati yang baik’ engkau dapat melayani Allah yang
hidup, dan menjadi milik kepunyaan pribadi-Nya. Ini adalah hidup Perjanjian Baru bagi setiap rumah
tangga.
Dan, setelah makan dari status anak-Nya – status anak-Nya sebagai seorang ‘Anak Bapa’ – Kristus
mengatakan, ‘Rasanya baik bukan? Sekarang, bersatulah dengan-Ku sebagai seorang anak Allah!
Terimalah daging dari hati-Ku sebagai hatimu, supaya hatimu akan menjadi seperti taman yang diairi
dengan baik yang menghasilkan tuaian dari buah kebenaran dan damai sejahtera. Dan dengan bersatu
dalam sunat-Ku, menyingkirkan semua yang lama, sehingga benih-Ku dapat bertumbuh di dalam
engkau.’
Dari sunat-Nya muncul hati seorang anak Allah. Dari sunat-Nya muncul hati ‘yang baik’. Inilah apa
yang telah diberikan Perjanjian Baru kepada kita. Perjanjian Baru telah memberikan kita sebuah ‘hati
yang baru’, sebuah hati yang merupakan ‘tanah yang baik’. Dan Perjanjian Baru telah memberikan
kita benih dari kehidupan ilahi, yang akan bertumbuh dalam hati kita dan menghasilkan suatu tuaian
dari kebenaran dan damai sejahtera. Ini adalah hidup Perjanjian Baru dimana Kristus telah tersedia
bagi setiap anak Allah, bagi setiap keluarga, bagi setiap rumah tangga. Tapi kita perlu untuk
memperhatikan masalah hati kita jika kita mau masuk ke dalam semua yang Bapa telah tentukan bagi
kita sebagai anak-anak-Nya.
6
1Kor 1:24
Gal 3:16
8
Yoh 6:32, 53-56. Mat 14:22-24
9
Mzm 34:8
7
18
Hanya hati yang disunat yang dapat mendekat
Kitab Suci menggunakan ‘hati’ untuk menggambarkan keseluruhan dari manusia batiniah, baik jiwa
maupun roh. Hati adalah substansi nyata dari seseorang, yang tidak dapat dilihat dari sudut pandang
alamiah.10Suatu realita sederhana adalah keseluruhan manusia batiniah kita, baik jiwa maupun roh,
memiliki kecenderungan untuk melakukan keinginannya sendiri! Inilah alasan mengapa Kitab Suci
berkata, ‘perhatikan’, ‘berjaga-jaga’, ‘berhati-hati’, dan ‘sadarlah’! Hati kita ‘mengambil jalannya
sendiri’.11 Kita semua memiliki banyak pembenaran mengapa hal ini terjadi.
Kita juga baca perkataan pengkhotbah Salomo, yang memproklamirkan kepada kita bahwa ‘Hati
anak-anak manusiapun penuh dengan kejahatan, dan kebebalan ada dalam hati mereka seumur
hidup, dan kemudian mereka menuju alam orang mati.’12 Tuhan dan Juruselamat kita sendiri juga
mengajarkan, berkata bahwa ‘sebab dari dalam, dari hati [anak-anak] orang (manusia), timbul segala
pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan,
hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, [dan] kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam
dan menajiskan orang.’13
Hati-hati yang seperti inilah yang tidak pernah dapat mendekat kepada Allah! Hal ini diekspresikan
lebih lanjut dalam kitab Yehezkiel, dimana Tuhan memproklamirkan bahwa ‘tidak seorangpun dari
orang-orang asing yang hatinya dan dagingnya tidak bersunat, boleh masuk dalam tempat kudusKu’.14 Dari hal ini, kita dapat dengan mudah memperkirakan bahwa ‘tidak seorangpun yang tidak
disunat hatinya boleh mendekat kepada Allah’. Hanya mereka yang telah 'disunat hatinya' dapat
mendekat kepada Dia. Hanya mereka yang telah diubahkan kepada kehendak Bapa di sorga, dengan
bersatu dalam sunat Kristus, yang dapat mendekat kepada Allah.
Sunat dalam Perjanjian Lama
Berbicara kepada anak-anak Israel, umat pilihan Tuhan, Musa menyampaikan poin penting dari
Perjanjian Lama. Poin ini adalah ‘TUHAN, Allahmu, akan menyunat hatimu dan hati keturunanmu,
sehingga engkau mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu,
supaya engkau hidup’.15
Tuhan memutuskan bahwa perjanjian ini harus dimeteraikan dengan tanda sunat, yang akan
ditunjukkan dalam daging dari setiap laki-laki bangsa Yahudi. Setiap anak laki-laki bangsa Yahudi
harus disunat pada hari kedelapan, dan setiap anak perempuan bangsa Yahudi harus berpartisipasi
dalam upacara pemurnian.16
Dengan menarik kesimpulan, Paulus menggambarkan upacara sunat dari Perjanjian Lama sebagai
suatu sunat ‘yang dibuat dengan tangan manusia’. Itu adalah pekerjaan yang dilakukan oleh ‘tangan
manusia’, oleh ‘tangan mereka sendiri’, sesuai dengan hukum taurat. Tapi sunat ini tidak
menguntungkan apa-apa bagi mereka karena, sekalipun mereka disunat dalam tubuh daging mereka,
hati mereka telah berpaling menurut jalan mereka sendiri. Melalui tipu daya dosa, hati mereka telah
menjadi sekeras batu amril.
10
Firman tentang Salib, hal 37
Yes 53:6-11
12
Pkh 9:3
13
Mrk 7:21-23
14
Yeh 44:9
15
Ul 30:6 uraian
16
Luk 2:23, Im 12
11
19
‘Mereka membuat negeri yang indah itu menjadi tempat yang sunyi sepi’
Kita membaca firman Tuhan dalam Zakharia pasal tujuh, dimana Dia menggambarkan sifat dari
hubungan-Nya dengan bangsa Israel dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kita baca bagaimana
mereka membuat hati mereka seperti batu amril sehingga mereka tidak dapat mendengarkan hukum
dan firman yang Dia kirim kepada mereka oleh Roh-Nya melalui nabi-nabi sebelumnya. Sehingga, Dia
mengirimkan murka yang besar atas mereka.
Dalam menggambarkan hubungan mereka, Dia berkata bahwa sama seperti Dia memanggil dan mereka
tidak mendengar, demikian juga mereka memanggil dan Dia tidak akan mendengar. Dia menceraiberaikan mereka dengan angin badai di antara bangsa-bangsa yang tidak mereka kenal. Dan negeri
itu menjadi sunyi sepi di belakang mereka sehingga tidak seorangpun ‘yang lalu lalang’, karena mereka
membuat negeri yang indah itu menjadi tempat yang sunyi sepi.
Ini merupakan suatu pernyataan yang menarik: ‘mereka membuat negeri yang indah itu menjadi
tempat yang sunyi sepi’. Bagi kita, membuat negeri yang indah itu menjadi tempat yang sunyi sepi adalah
masalah hati. Hati yang keras seperti batu amril adalah hati yang sunyi sepi. Ini adalah hati dari batu.
Ini adalah hati dari hukum ‘Perjanjian Lama’ yang tidak pernah dapat dimasukkan ke dalam
Perjanjian Baru, kecuali hati itu disatukan dengan sunat Kristus. Ketika kesesakan datang karena
firman itu, dan penderitaan dari pendisiplinan tangan Bapa datang untuk mengubahkan kita kepada
gambaran dari seorang anak Allah, kita memiliki kecenderungan untuk menjadi tersandung, dan hati
kita menjadi keras. Sesungguhnya, kitalah yang membuat hati kita menjadi keras. Seperti yang
tertulis dalam kitab Zakharia, kita membuat hati kita seperti batu amril. Kita sesungguhnya
memberikan diri kita kepada hal ini! Kita memberikan hati kita untuk tersandung dan dikeraskan,
sehingga hati kita menjadi keras, seperti batu amril.17
Contoh dari Adam dan Hawa
Kata ‘membuat’ di sini sangatlah penting. Untuk ‘membuat’ sesuatu memerlukan suatu proses dan
aplikasi yang bijaksana. Ini merupakan suatu ‘pekerjaan’ yang dengan sengaja dilakukan. Ini tidak
terjadi begitu saja. Sebagai contoh, jika anda mau memanggang sebuah kue, diperlukan suatu proses
dan aplikasi yang bijaksana. Itu tidak terjadi begitu saja, hanya karena anda berkata, ‘Saya mau
membuat sebuah kue’. Anda harus mengerjakannya. Dan demikian juga dengan masalah hati. Ada
suatu pekerjaan dimana kita berpartisipasi di dalamnya.
Saya tidak dapat membantu tetapi saya pikir bahwa ada suatu pekerjaan yang dengan sengaja dan
secara daging Hawa lakukan dalam hatinya sendiri. Hawa bertindak dalam anggapan dan
ketidaktaatan ketika dia mengambil dari pohon pengetahuan yang baik dan jahat. ‘Negerinya yang
indah’ dapat kita katakan, adalah taman Eden, yang ke dalam taman itu Allah telah menempatkan dia
dan suaminya. Taman ini adalah tanah yang kaya dan subur dimana benih telah bertumbuh untuk
menghasilkan taman yang paling indah, dengan banyak pepohonan yang menghasilkan banyak buah.
Para penulis Kitab Suci sering merujuk, kepada ‘hati’ sebagai sebuah taman. Alam yang subur dari
tanah taman ini, taman Eden, adalah seperti hati manusia yang Allah telah ciptakan di dalam mereka.
Hati ini sepadan dengan hati daging Kristus (hati yang taat), dilahirkan di dalam Dia, melalui sunatNya, dalam dunia perjanjian, ‘sebelum’. Hati Kristus kaya dan penuh akan kebaikan, mampu
memelihara kehidupan ilahi Allah. Dalam kegenapan waktu, hati Kristus akan diberikan kepada
umat manusia ketika mereka dilahirkan dari Allah, dengan bersatu dalam persekutuan sunat-Nya.
17
Za 7:11-12
20
Hati Kristus adalah hati yang ‘baik’. Hati Adam sepadan dengan hati Kristus, ketika ia hidup oleh
ketaatan iman. Ketika Adam dan Hawa berjalan dalam persekutuan dengan Allah di dalam taman,
mereka mampu menghasilkan suatu tuaian dari ‘kebenaran dan damai sejahtera’.
Sekarang, jangan bingung terhadap makna yang kami sampaikan di sini. Jangan bingung terhadap
bahasa yang digunakan oleh rasul Paulus, yang sering mengajarkan tentang ‘tubuh daging’ yang harus
dipotong. Ini adalah ‘hati yang jahat karena ketidakpercayaan’ yang Adam dan Hawa rangkul ketika
mereka tidak menaati Allah. Sebelum dia jatuh melalui ketidaktaatan, hati alamiah Adam
sesungguhnya sepadan dengan ‘sunat hati’ Kristus.
Oleh iman, dalam kegenapan waktu, Adam dan Hawa harus berhadapan dengan hati yang baru yang
Kristus telah terima melalui sunat-Nya, ‘sebelum’. Ini menjadi pelayanan dan penyediaan Kristus
yang lebih lanjut bagi mereka. Selalu dianggap bahwa anak-anak manusia akan menerima kodrat ilahi
dan menjadi anak-anak Allah, dalam kegenapan waktu, melalui pelayanan Kristus. Hal ini tidak
terjadi melalui kelahiran dimana anak-anak manusia akan menjadi anak-anak Allah.
Ketika Hawa terperdaya oleh dosa, dan berbalik dari Tuhan dan firman-Nya, dia mengeraskan
hatinya seperti batu amril. Adam juga bersatu dengan Hawa dalam tindakan ini, dan dengan sengaja
mengeraskan hatinya juga. Hati yang berbatu-batu dari ketidakpercayaan ini dihasilkan di dalam
Adam dan Hawa, ketika mereka menerima perkataan Iblis. Hal ini menjadi suatu perjanjian dosa bagi
mereka. Negeri mereka yang indah menjadi sunyi sepi, sehingga maut masuk. Baik Adam maupun
Hawa tidak memilih untuk menantikan dengan sabar dalam iman, atau bertahan melalui musim
pengujian dengan kasih karunia Allah yang memampukan. Sebaliknya, mereka membuat jalan lain
bagi diri mereka sendiri. Dan dengan melakukan hal ini, mereka membuat diri mereka menjadi
sumber dari jalan mereka sendiri.
Mereka menjadi tawanan dari hukum dosa dan maut ketika mereka menerima buah dari pohon
pengetahuan yang baik dan jahat. Benih ketidaktaatan mereka adalah perkataan yang dihasilkan oleh
Iblis dalam hati mereka, dan buahnya membuat negeri mereka yang indah menjadi tempat yang sunyi sepi.
Mereka menjadi terputus dari hati daging Kristus (hati yang taat) sejak saat itu dan diusir dari
‘negeri yang indah’ dari taman Eden, ke tempat yang sunyi sepi. Jalan menuju pohon kehidupan
dilarang bagi mereka.
Hawa tidak mendekat kepada Allah
Hal ini jelas bahwa Hawa tidak mendekat kepada Allah, karena dia tidak melawan iblis. Bukti dari
mendekat kepada Allah adalah anda melawan iblis. Iblis tidak memiliki tumpuan dalam hidupmu.
Tetapi Hawa tidak mendekat kepada Allah. Dan jelas, Iblis tidak lari dari Hawa. Inilah mengapa Iblis
terus berkeliaran di taman Eden. Pada kenyataannya, Iblis berada tepat di tengah-tengah taman Eden!
Pekerjaan Hawa adalah melawan iblis! Hawa seharusnya melihat iblis lari dari taman. Ini adalah
pekerjaan pengudusannya. Hawa seharusnya memegang tongkat besar dan berkata, ‘Apa yang kamu
lakukan di sini? Enyahlah dariku, Iblis! Keluar dari tamanku!’
Bukankah hal ini terdengar seperti perkataan Kristus kepada Petrus? ‘Enyahlah dari-Ku, Iblis!’ Kita
harus melawan pekataan iblis, tidak peduli dari siapapun itu berasal. Perkataan Iblis akan membawa
kita menjauh dari partisipasi kita dalam sunat Kristus, yang mengubahkan kita kepada gambaran
dari status anak-Nya.
Hati Hawa telah mulai berubah menjadi batu amril ketika ia menginginkan jalan yang lain,
sebagaimana dia mendengarkan perkataan Iblis. Hatinya menjadi duniawi ketika dia tidak tetap
sepenuhnya tunduk kepada Allah dan kepada kehendak-Nya. Kita juga duniawi, ketika kita menarik
21
diri kita menjauh dari Allah melalui ketidakpercayaan. Dan Iblis selalu ada di sana dengan pandangan
alternatif yang akan membuat kita tersesat.
Kita baca dalam kitab Yakobus, ‘Karena itu tunduklah kepada Allah [dan kebenaran-Nya], dan
lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu! Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat
kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! Dan sucikanlah hatimu, hai kamu
yang mendua hati! Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu
kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita. Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan,
dan Ia akan meninggikan kamu.’18
Kesimpulan
Kita perlu untuk mendekat kepada Tuhan, untuk memahami jalan-jalan-Nya, dan untuk mengenal Dia.
Inilah dimana kelepasan kita dimulai. Mengapa kita, yang telah merasakan kebaikan Tuhan,
menginginkan sesuatu yang lain yang hanya akan pernah menghasilkan ketandusan/sunyi sepi, kekerasan
hati dan maut di dalam kita? Mengapa kita membenarkan hukum kita sendiri, dan alasan-alasan dari
hati kita sendiri, sementara mengetahui bahwa kehidupan Allah tidak datang kepada kita dari jalan
kita sendiri?
Tidak peduli apapun usaha kita, proses kita yang bijaksana atau aplikasi kita, tujuan pekerjaan dari
tangan kita sendiri, tidak akan pernah menghasilkan kehidupan Allah dalam hati kita. Dengan
demikian, pekerjaan yang ‘dibuat dengan tangan kita’, hanya akan pernah membuat negeri yang indah
menjadi tempat yang sunyi sepi. Anak-anak Israel, umat pilihan Allah, memberikan kesaksian untuk hal
ini.
Hati yang berbatu-batu tidak dibaharui. Hati yang demikian tidak akan pernah menghasilkan suatu
tuaian dari kebenaran dan damai sejahtera. Satu-satunya jalan kita ke depan adalah berpartisipasi
dalam pekerjaan yang ‘bukan buatan tangan manusia’. Satu-satunya jalan kita ke depan adalah
menangkap hati yang baru, yang diberikan oleh Perjanjian Baru, dan dihasilkan oleh sunat Kristus.
Kebenaran yang sederhana adalah di dalam semua hati kita ada beberapa unsur ‘ketandusan/sunyi
sepi’. Ada sesuatu yang keras di sana. Ada semak duri di sana. Negeri kita yang indah adalah tempat
yang sunyi sepi. Kita memerlukan suatu pembasuhan akan pembaharuan yang datang kepada kita
ketika kita menerima firman Allah.
Kita baca dalam kitab Yesaya bahwa Tuhan memandang semua ketandusan kita dengan belas
kasihan – bukan demi kita, tapi demi Dia. Dikatakan, ‘Sebab TUHAN menghibur Sion, menghibur
segala reruntuhannya; Ia membuat padang gurunnya seperti taman Eden dan padang belantaranya
seperti taman TUHAN. Di situ terdapat kegirangan dan sukacita, nyanyian syukur dan lagu yang
nyaring.’19
Tuhan mau menghibur anda, saat ini. Penghiburan-Nya adalah ‘masalah hati’. Apakah hatimu seperti
yang nabi Yesaya telah tuliskan? Apakah hatimu runtuh? Apakah hatimu seperti padang gurun,
kering, berbatu dan keras? Apakah hatimu seperti padang belantara, dimana tidak ada apapun yang
dapat tumbuh? Tuhan memandang keadaan hatimu dengan belas kasihan yang besar. Dia
memandang atas semua reruntuhan dan tempat sunyi sepimu dengan belas kasihan.
Tuhan berjanji, melalui nabi-Nya Yesaya, bahwa jika engkau menjauhkan hatimu yang berbatu-batu
(yakni menyalahkan orang lain), dan jika engkau menjauhkan hatimu yang bersemak duri (yakni
berbicara yang jahat satu terhadap yang lain), maka Dia akan terus-menerus menuntun engkau, dan memuaskan
18
19
Yak 4:7-10
Yes 51:3
22
keinginanmu di tanah yang kering dan sunyi sepi! Dia akan memberikan kekuatan bagi tulang-tulangmu! Dan
hatimu akan seperti taman yang diairi dengan baik, dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan.20
Ini adalah janji-janji yang besar dan berharga yang Tuhan telah berikan kepada kita, hari ini! Dia mau
memberikan kita sebuah hati yang baru. Tanah hati kita yang berbatu-batudan bersemak duri perlu
disingkirkan dari jalan kita. Dan hati yang demikian hanya dapat disingkirkan ketika kita bersatu
dengan sunat Kristus. Dan jika kita akan menyingkirkannya, Tuhan akan memberikan kita hati dagingNya sendiri. Hati ini akan menjadi sebuah hati yang seperti taman yang diairi dengan baik, mampu
menerima, memelihara dan menumbuhkan benih ilahi yang datang kepada kita sebagai firman Allah.
Dan, dengan hati ini, kita akan menghasilkan tuaian dari kehidupan dan damai sejahtera sebagai
anak-anak perjanjian. Tuhan sedang menarik kita, saat ini. Pada hari ini, jika engkau mendengar
suara-Nya, janganlah keraskan hatimu. Mendekatlah kepada-Nya!
20
Yes 58:9-11
23
Pertanyaan Pembelajaran –Hati yang Mendekat
Melalui sunat Kristus-lah maka kita menerima sebuah hati yang baru. Hal ini penting untuk
mendekat kepada Allah.


Bagaimana kita bersatu dengan sunat Kristus?
Mengapa penting untuk mendekat kepada Allah?
Bukti dari mendekat kepada Allah adalah kita melawan iblis. Iblis tidak memiliki tumpuan dalam
kehidupan kita.


Bagaimana kita melawan iblis, dan apa yang terjadi jika kita tidak melawan iblis?
Apa kesaksianmu tentang mendekat kepada Allah? Di manakah engkau telah mengetahui
kelepasan dari kekerasan hatimu?
24
SUNAT KRISTUS
- mengubahkan kita dari yang alamiah kepada
rohaniah
Bruce Hamilton
Alamiah dibandingkan dengan rohaniah
Rasul Paulus menjelaskan kepada gereja Korintus bahwa ‘tubuh yang ditaburkan dalam kebinasaan,
dibangkitkan dalam ketidakbinasaan. Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan.
Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan. Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah,
yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah.
Seperti ada tertulis: "Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup,"1 tetapi Adam yang akhir
[Kristus] menjadi roh yang memberikan hidup. Tetapi, yang mula-mula datang bukanlah yang
rohaniah, tetapi yang alamiah; kemudian barulah datang yang rohaniah.’2
Setiap orang yang dilahirkan dari Roh Allah adalah rohaniah. Orang-orang rohaniah disebut ‘anakanak Allah’ karena mereka telah dilahirkan dari Roh Allah; mereka adalah anak-anak Allah Bapa.
Setiap orang yang tidak dilahirkan dari Roh Allah adalah alamiah. Orang-orang alamiah disebut
‘anak-anak manusia’. Tertulis dalam Alkitab bahwa ‘Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan
tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang
disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.’ Hal-hal dari Allah ini, yang telah Dia persiapkan
untuk umat-Nya dinyatakan melalui Roh Allah. Hanya orang-orang yang dilahirkan dari Roh Allah
1
2
Kej 2:7
1Kor 15:42-46
25
yang dapat menerima dan mengetahui hal-hal yang dari Allah. Manusia alamiah tidak menerima, dan
tidak dapat mengetahui, hal-hal yang dari Roh Allah.3
Tanpa seseorang dilahirkan dari Allah dah menerima Roh Allah, orang itu hanya seorang manusia
alamiah yang berpikir bahwa hal-hal yang dari Allah adalah kebodohan. Orang itu terbelenggu
kepada kebodohan akan dunia alamiah, yang merupakan roh dunia. Hal ini seperti menjadi buta dan
tuli terhadap segala sesuatu yang dari Allah – ‘Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak
pernah didengar oleh telinga’. Namun, Allah telah menaruh kekekalan dalam hati anak-anak manusia,
tetapi tidak seorangpun dapat mengetahui pekerjaan yang Allah lakukan sejak semula sampai akhir.4
Inilah mengapa, bukannya berbalik kepada Allah, namun orang-orang di seluruh dunia selama
beratus-ratus dan bahkan beribu-ribu tahun telah bertanya-tanya dalam kesia-siaan, ‘Apakah artinya
hidup?’, ‘Dari manakah kita berasal?’, ‘Mengapa kita ada?’ Manusia alamiah hanya dapat melihat
kepada hal-hal alamiah untuk jawabannya, tetapi dia tidak akan pernah menemukan jawaban
tersebut. Beberapa orang melihat kepada planet-planet dan bintang-bintang yang jauh. Yang lain
melihat lebih dekat dan lebih dekat lagi kepada dunia yang sangat kecil. Beberapa orang cukup
senang membiarkan hal itu dalam imajinasi mereka, sementara yang lain tidak peduli. Salomo, yang
dianggap sebagai manusia paling bijaksana yang pernah hidup, berkata, ‘Ketika aku memberi
perhatianku untuk memahami hikmat dan melihat kegiatan yang dilakukan orang di dunia ... maka
nyatalah kepadaku, bahwa manusia tidak dapat menyelami segala pekerjaan Allah, yang dilakukanNya di bawah matahari. Bagaimanapun juga manusia berlelah-lelah mencarinya, ia tidak akan
menyelaminya. Walaupun orang yang berhikmat mengatakan, bahwa ia mengetahuinya, namun ia
tidak dapat menyelaminya.’5 Tidak ada harapan bagi manusia alamiah.
Langkah pertama dari yang alamiah kepada rohaniah adalah ketika telinga kita dibuka untuk
mendengarkan firman Allah dan mata kita dibuka untuk melihat hal-hal yang dari Allah. Kita
berlanjut dari yang alamiah kepada rohaniah ketika kita dilahirkan dari Roh Allah. Kita tidak harus
tetap menjadi alamiah dan terasing dari Allah. Dia telah membuka sebuah jalan bagi kita untuk
menjadi anak-anak Allah yang rohaniah. Inilah bagaimana Allah selalu menghendakinya. Dengan cara
yang sama, menjadi seorang bayi bukanlah sesuatu yang kita harus merasa malu akannya, kita tidak
perlu merasa malu dengan menjadi alamiah. Namun, kalau kita tidak pernah bertumbuh atau menjadi
dewasa dan kita terus menjadi bayi-bayi, maka hal itu tidaklah benar, bukan? Sama halnya bagi
perjalanan Kekristenan kita. Kita harus bertumbuh dan menjadi dewasa serta diubahkan dari yang
alamiah menjadi rohaniah. Ini adalah suatu perjalanan yang harus kita jalani sepanjang kehidupan
kita.
Untuk menjadi rohaniah, kita harus menjadi seperti Yesus. Dia adalah contoh dari apa artinya
menjadi rohaniah itu. Namun, ada suatu perbedaan antara Yesus dengan kita. Yesus adalah Allah
Anak, yang artinya Dia adalah selalu Allah Anak; Dia selalu ada. Itulah mengapa Dia berkata bahwa
Dia ‘Aku Adalah’.6 Dia tidak pernah menerima suatu identitas atau menjadi ada melalui kelahiran.
Kita menerima identitas kita dan menjadi ada ketika kita dikandung dalam rahim ibu kita. Kita
dilahirkan sebagai anak-anak manusia dan harus bertumbuh serta dilatih sebagaimana kita
berkembang menjadi orang-orang yang dewasa. Agar Yesus menjadi seorang anak Allah, Dia juga
harus menjadi seorang anak manusia. Yesus masuk ke dalam rahim Maria dan dilahirkan dari Maria
sebagai seorang anak manusia. Kita menyebut hal ini ‘inkarnasi’. Yesus memulai pelayanan-Nya
ketika Dia berusia tiga puluh tahun, dan selama pelayanan-Nya Dia merujuk kepada diri-Nya sendiri
3
1Kor 2:9-14
Pkh 3:11
5
Pkh 8:16-17
6
Yoh 8:58
4
26
sebagai ‘Anak Manusia’.7 Dia berkata kepada orang-orang bahwa Allah adalah Bapa-Nya. Jika mereka
mau mengenal seperti apakah Allah Bapa itu, Yesus berkata bahwa Dia adalah teladan terbaik dari
siapakah Allah Bapa itu. Dia berkata, ‘Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa.’8 Banyak
orang terkejut dengan apa yang Ia katakan. Mereka tidak menerima bahwa Yesus adalah Anak Allah
dan Dia adalah teladan dari apa yang mereka akan jadi sebagai anak-anak Allah.9
Alkitab memperkenalkan dua pembahasan yang terpisah, tetapi berhubungan, untuk menjelaskan
bagaimana Allah Anak menjadi Anak Bapa. Yang satu disebut ‘sunat’ dan yang lain disebut
‘persembahan’. Secara bersama, hal-hal tersebut menjelaskan rahasia ini kepada kita. Sunat adalah
proses yang olehnya Allah Bapa membuat Allah Anak, menjadi Anak-Nya. Persembahan adalah
proses yang olehnya Allah Anak menyerahkan hak-Nya sendiri sebagai Allah Anak dan
menundukkan diri-Nya untuk menjadi semua yang Bapa minta dari Dia. Ketika Yesus menjadi Anak
Bapa, Dia menjadi ekspresi penuh dari segala keberadaan Bapa dan yang Bapa kerjakan. Ini adalah
persembahan-Nya. Paulus menjelaskan ini kepada gereja di Filipi.10 Dia berkata bahwa sekalipun
Yesus adalah Allah Anak, dalam bentuk Allah dan setara dengan Allah, Dia mengosongkan diri-Nya.
Maksud Paulus bahwa Anak merendahkan diri-Nya dan menjadi taat kepada Bapa. Bapa kemudian
membuat Anak menjadi seorang raja-imam. Pekerjaan-Nya adalah mempersembahkan diri-Nya di
kayu salib. Oleh persembahan-Nya, Anak menebus manusia dan memultiplikasikan kehidupan Allah
melalui persembahan, memberikannya sebagai suatu milik kepunyaan pribadi bagi setiap orang yang
percaya kepada Dia. Melalui Dia mereka dapat dilahirkan sebagai anak-anak Allah.
Sunat Kristus
Sebelum waktu dan di dalam waktu
Untuk memahami sunat Kristus dengan tepat, kita harus memperhatikan apa yang Allah lakukan di
luar waktu, apa yang Ia lakukan di dalam batas waktu, dan bagaimana tujuan-Nya digenapi dalam
kedua konteks ini. Hal yang penting untuk diperhatikan bahwa tanpa Roh Allah yang memberikan
pengertian, sudut pandang kita hanya akan berasal dari perspektif batas-waktu, karena kehidupan
kita di bumi ini dibatasi oleh waktu. Sunat Kristus tidak dapat hanya dimengerti dari perspektif
alamiah, batas-waktu. Perspektif ini akan membuat kita melihat sunat Kristus sebagai suatu
peristiwa yang terjadi sebelum dunia dijadikan dan kemudian entah bagaimana terulang dalam
waktu. Ini akan menjadi suatu kesalahan.
Hal ini akan menolong, jika kita menyadari tiga kunci realita. Pertama, Allah tidak memiliki awal dan
tidak ada akhir. Dia sepenuhnya ‘sekarang’. Kitab Suci merujuk kepada dunia persekutuan Allah
sebagai ‘sebelum’. Kita dapat bertanya, ‘Sebelum apa?’ Jawabannya adalah, ‘Sebelum suatu permulaan
telah dinyatakan oleh Allah untuk melakukan rencana-Nya’. Ini memimpin kita kepada realita
berikutnya, yakni kekekalan. Suatu yang kekal, atau selama-lamanya, memiliki titik awal tapi tidak
memiliki akhir. Perjanjian Kekal adalah contoh kita di sini. Sebelum Bapa, Anak dan Roh Kudus
sepakat untuk melahirkan banyak anak, belum ada anak-anak Bapa. Perjanjian Kekal dari status anak
memiliki sebuah titik awal. Anak-anak Allah akan dilahirkan sebagai orang-orang alamiah dan
kemudian menerima kehidupan Allah, yang akan memampukan mereka untuk hidup selamanya.
Ketiga, kita menyadari bahwa batas-waktu, atau sementara, merupakan hal-hal yang memilki awal
dan akhir. Dalam bagian waktu, ada suatu urutan tindakan yang terjadi antara awal dan akhir. Hal-
7
Mat 16:13
Yoh 14:9
9
Yoh 8:59
10
Flp 2:5-11
8
27
hal yang diselesaikan. Sebagai contoh, orang-orang diberikan waktu untuk memilih apakah mereka
mau menjadi anak-anak Allah atau tidak.
Bagaimana hal ini menolong kita untuk mengerti sunat Kristus? Semua yang ‘ditentukan sebelumnya’
adalah suatu pekerjaan yang telah selesai dikerjakan. Pekerjaan ini dimanifestasikan dan diselesaikan
dalam waktu ketika Kristus mati di atas kayu salib di Kalvari.11 Hal ini penting. Ketika Yahweh Bapa
menerima Yahweh Anak sebagai Anak-Nya dalam perjanjian Mereka ‘sebelum’, Dia berkata, ‘AnakKu Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada Hari ini.’12 Pernyataan ‘Hari ini’ menegakkan permulaan
dari waktu dan permulaan dari Perjanjian Kekal. Kristus harus menjalani seluruh perjalanan dari
Perjanjian Kekal dan memenuhi semua tahap-tahapnya. Dia diubahkan oleh ketaatan-Nya, dan
ditunjukkan pada setiap tahap bahwa Dia adalah Anak Bapa. Kristus harus menyelesaikan perjalanan
itu dan mengerjakan segala yang Bapa minta dari pada-Nya. Bapa memberikan Dia kekuatan dan
kemampuan pada setiap tahap perkembangan-Nya. Dan, dengan cara ini, Dia disempurnakan sebagai
Anak Allah. Kesempurnan tidak terjadi sebelum Kristus mati dan dibangkitkan dari kematian,
dimana Bapa mendeklarasikan bahwa Dia adalah Anak tunggal-Nya.
Sudah selesai
Sunat adalah pekerjaan dari Bapa untuk mengubahkan Anak sepenuhnya kepada kehendak Bapa. Dia
sedang diubahkan sampai pada titik akhir. Titik akhir ini adalah suatu kematian dalam arti bahwa
Dia berhenti mengerjakan inisiatif-Nya sendiri sebagai Yahweh Anak. Sementara Dia tidak berhenti
dari keberadaan-Nya sebagai Yahweh Anak, Yesus mati di atas kayu salib. Paulus menjelaskan
bahwa, setelah datang dalam daging manusia, Anak merendahkan diri-Nya dengan menjadi seorang
Anak yang taat sampai mati di atas kayu salib. Kematian-Nya datang setelah Ia mendeklarasikan
bahwa semua pekerjaan-Nya sudah selesai. Ketika Yesus berkata, ‘Sudah selesai!’13 Dia
memproklamirkan bahwa sunat-Nya oleh tangan Bapa sudah lengkap. Ini adalah titik akhir dari
sunat-Nya. Ini juga adalah akhir dari persembahan-Nya. Dia telah sepenuhnya mengosongkan diriNya dan menjadi Anak Bapa. Ini adalah titik akhir, atau kematian, akan bagaimana hal-hal yang
sebelumnya telah terjadi, dan sekarang merupakan suatu permulaan yang baru. Lebih dari ini, hal
tersebut merupakan kegenapan dan perwujudan dari ciptaan baru.
Ada banyak aspek mengenai pekerjaan yang Kristus telah selesaikan di atas Kalvari. Salah satunya
adalah akhir dari maut. Manusia telah jatuh ke dalam dosa dan terhilang dari Allah karena
ketidaktaatannya. Penghakiman jatuh atas manusia karena dosanya, dan manusia berada di bawah
penghukuman maut. Di atas kayu salib, Kristus mengalahkan dosa. Maut dihapuskan. Melalui berita
tentang salib, setiap orang sekarang dapat ditebus dari dosa. Mereka dapat kembali kepada Bapa dan
mewarisi status anak mereka. Melalui proses ini, mereka dipulihkan kepada penentuan mereka dan
menerima kehidupan kekal.
Kesimpulan
Ketika Yesus dibangkitkan dari kematian, Dia dibangkitkan sebagai Anak Allah yang kekal. Bapa
tidak mendeklarasikan Dia sebagai Anak-Nya sampai Yesus sepenuhnya dewasa dan kekal, dan
mampu mewarisi langit yang baru dan bumi yang baru. Hal ini juga berlaku bagi kita. Kita berjalan
dengan Kristus sebagai murid-murid-Nya, datang di bawah tangan Bapa, dan mengalami pekerjaan
sunat-Nya dalam kehidupan kita sementara kita bersekutu di dalam tubuh Kristus. Kita juga belajar
dari Kristus bagaimana mempersembahkan diri kita dalam melayani Allah sebagai imam-imam bagi
Bapa. Ketika kita melakukan hal ini kita dapat memiliki hidup Allah sebagai anak-anak-Nya.
11
1Ptr 1:20
Ibr 5:5. Mzm 2:7
13
Yoh 19:28-30
12
28
Rasul Paulus mendorong setiap orang percaya untuk menjadi dewasa dalam iman dan bertumbuh ke
dalam kedewasaan penuh dari seorang anak Allah.14Jika kita terus berlanjut dan menjadi dewasa
dalam jalan status anak ini, tubuh kita akan diubahkan dan menjadi kekal ketika Kristus kembali.
Setelah kita menerima tubuh rohaniah kita, kita akan berlanjut dengan Kristus kepada langit yang
baru dan bumi yang baru, dan hidup dalam keluarga Allah selamanya.
Pertanyaan Pembelajaran –Sunat Kristus
Tanpa seseorang dilahirkan dari Allah dan menerima Roh Allah, dia hanyalah seorang manusia
alamiah yang tidak dapat memahami dan mengerti hal-hal yang dari Allah.


Apa artinya menjadi ‘rohaniah’?
Apakah titik awal untuk membuat transisi dari yang alamiah menjadi rohaniah?
Dengan mengetahui bahwa segala sesuatu telah diselesaikan, Yesus berseru, ‘Sudah selesai!’ dan
menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan Roh-Nya kepada Bapa.


14
Apa yang telah ‘diselesaikan’ oleh Yesus? Jelaskan perbedaan antara persembahan Kristus dengan
sunat Kristus.
Bagaimana kita datang di bawah tangan Bapa dan mengalami pekerjaan sunat-Nya dalam
kehidupan kita, saat ini?
Ef 4:13
29
TINGGAL DI DALAM RUMAH
SELAMANYA
Peter Hay
Yesus dan para penulis Perjanjian Baru menggunakan beberapa gambaran yang berbeda untuk
menggambarkan cara kita menjadi anak-anak Allah. Paulus mengajarkan bahwa orang-orang yang
menjadi anak sedang menerima suatu warisan dalam kerajaan Kristus dan Allah.1 Hal ini membantu
untuk menyadari, sebagaimana Yesus menggunakan berbagai gambaran ini untuk menjelaskan
tentang kerajaan. Sebagai contoh, Dia berkata, ‘Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang
yang menaburkan benih di tanah.’2 ‘Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang
dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan.’3 Pada umumnya, ilustrasi-ilustrasi
ini semuanya mengarah kepada tujuan dan rencana Allah untuk melahirkan banyak anak yang adalah
umat-Nya dan bagi mereka Dia adalah Allah. Namun, masing-masing gambaran yang berbeda
menyediakan poin-poin aplikasi yang spesifik bagi kita sehubungan dengan jalan dari status anak.
Dalam artikel ini kita memperhatikan bagaimana kita datang untuk tinggal di dalam rumah Tuhan
selamanya.4Tinggal di dalam rumah adalah karakteristik penting dari seorang anak Allah.5
Gambaran sebuah rumah membawa kita pada pemikiran mengenai keluarga, aktivitas rumah tangga,
budaya dari sebuah rumah tangga, penyediaan bagi makanan dan minuman, dan lain-lain. Dan tematema ini terkenal dalam referensi Kitab Suci mengenai rumah Allah. Apa yang harus diperhatikan
1
Ef 5:5
Mrk 4:26
3
Mat 13:47
4
Mzm 23:6
5
Yoh 8:35
2
30
juga adalah Alkitab merujuk kepada beberapa rumah yang berbeda. Sebagai contoh, kita melihat
referensi mengenai rumah Bapa, rumah Anak, rumah iman (kawan-kawan seiman), keluarga (rumah)
Allah, dan seterusnya. Hal ini dengan segera menimbulkan beberapa pertanyaan bagi kita. Apakah ini
rumah-rumah yang berbeda? Apakah orang bergerak di antara rumah-rumah ini? Apakah hal ini
berubah seiring waktu? Di manakah rumah-rumah yang di dalamnya kita akan tinggal? Mengapa kita
perlu membedakan di antara rumah-rumah ini? Jelas ada banyak hal yang harus dimengerti mengenai
rumah Allah. Seperti yang kita duga, titik awal untuk tinggal di dalam rumah adalah firman yang
keluar dari Allah.
Firman diproklamirkan
Dalam pasal pertama dari Injilnya, Yohanes mendeklarasikan bahwa Yesus adalah Firman yang menjadi
manusia (daging) dan Dia telah datang dari Allah. Dengan ini, maksud Yohanes adalah Yesus sedang
datang untuk memproklamirkan, menunjukkan, dan menyediakan tujuan perjanjian Allah. Firman
dari perjanjian kekal ini mendeklarasikan status anak kita, dan Yesus sedang menyatakan keduanya,
apa itu anak Allah dan jalan yang olehnya kita dapat menjadi anak-anak Allah. Secara signifikan,
Yohanes bersaksi bahwa ketika Yesus tinggal di tengah-tengah mereka, mereka memandang
kemuliaan-Nya ‘sebagai satu-satunya Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran’.6 Melalui
pemberitaan injil kepada orang banyak, dan interaksi-Nya setiap hari dengan orang-orang yang
berbeda, Yesus sedang menyatakan kemuliaan status anak yang berasal dari Bapa. Ketika Yesus
datang kepada orang-orang itu dan mereka menerima Dia, Dia dapat mengiluminasi mereka dengan
memberikan mereka pengertian sehubungan dengan jalan dari status anak. Dan bersama dengan
firman-Nya, datang kapasitas yang mereka perlukan untuk memulai perjalan mereka di jalan ini.
Kristus masih datang kepada hati dari para pendengar melalui firman yang keluar dari Allah. Firman
ini diucapkan oleh para utusan yang diutus sebagai bagian dari administrasi Kristus. Yesus sendiri
mendeklarasikan bahwa ‘barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan
barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku’.7 Para utusan adalah orang-orang yang
telah diutus untuk memberitakan Kristus dan Dia yang disalibkan.8 Ketika seorang utusan
menyampaikan firman Allah, Kristus-lah yang datang mendekat kepada para pendengar. Yesus
menyamakan ini dengan menabur benih Kristus di atas tanah hati kita.
Ketika Kristus pertama kali datang kepada hati kita melalui firman yang diberitakan, kita dipenuhi
dengan antusiasme yang besar dan pengharapan untuk masa depan. Ini adalah pengalaman dari orang
banyak yang bersukacita dalam firman yang Yesus sampaikan dan tanda-tanda heran yang Dia
lakukan. Yesus dipandang sebagai Guru dengan jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan dan
solusi-solusi untuk permasalahan mereka. Sebagai akibatnya, mereka mulai percaya bahwa Mesias
yang dijanjikan telah datang untuk melepaskan mereka dari perbudakan kepada kerajaan Roma yang
berkuasa.9 Yesus adalah Mesias, tapi Dia tidak membawa pembebasan yang sesuai dengan harapan
mereka. Dia datang untuk membebaskan mereka dari perbudakan kepada dosa supaya mereka dapat
dilahirkan kembali sebagai anak-anak Allah.
Menyatakan Bapa
Kita juga dapat melihat Yesus sebagai penyediaan bagi hidup yang lebih baik saat ini dan masa yang
akan datang. Ada banyak orang yang disebut orang percaya, berpikir bahwa Kristus datang untuk
6
Yoh 1:14
Yoh 13:20
8
1Kor 1:23. 1Kor 2:2
9
Mat 21:9
7
31
mengangkat rasa sakit dan penderitaan mereka. Mereka berpikir bahwa Dia seharusnya memberkati
mereka dalam hidup ini dan menerima mereka di dalam sorga ketika mereka mati, karena mereka
percaya kepada-Nya. Namun, pandangan mengenai Yesus ini adalah pandangan yang salah untuk
saat ini, sebagaimana juga pada saat Dia melayani di atas bumi. Kesaksian Yesus sendiri adalah Dia
datang untuk melakukan kehendak Allah. Setiap pekerjaan yang Dia lakukan adalah sesuai dengan
kehendak Bapa dan tertulis di dalam ‘kitab’.10 Dalam melakukan kehendak Bapa, Yesus dijadikan
seorang anak Allah dalam segala hal.11 Dia adalah yang pertama di antara banyak saudara, artinya
bahwa status anak-Nya menyatakan apa yang kita akan jadi sebagai anak-anak Allah.12 Firman yang
menjadi manusia (daging) menyatakan status anak, dan kasih karunia serta kebenaran sekarang
tersedia bagi kita untuk menjadi anak-anak Allah dalam gambaran-Nya.
Karena harapan mereka mengenai Mesias, orang-orang pada zaman Yesus menolak pekerjaan Anak
dan menjadi tersandung karena pengharapan mereka tidak terpenuhi. Bahkan sahabat-sahabat
terdekat-Nya bingung pada titik ini. Contohnya, Petrus memutuskan untuk menentang siapapun dan
setiap orang sampai mati, supaya kerajaan Kristus mulai terjadi; sementara Tomas tidak menyadari
bahwa Yesus sedang pergi mempersiapkan tempat untuk dia di rumah Bapa. Pada satu titik, seperti
tampak putus asa, Yesus berseru, ‘Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi
kepada Dia, yang telah mengutus Aku’.13 Yesus tidak datang untuk menyatakan diri-Nya. Tetapi, Dia
telah datang sebagai Anak Sulung untuk sepenuhnya menyatakan Bapa. Dengan melakukan
demikian, Dia adalah jalan, kebenaran dan hidup yang melaluinya pendengar dapat datang kepada
Bapa dan dilahirkan kembali.14 Pertanyaannya adalah bagaimana Kristus membawa kita kepada
Bapa?
Di dalam rumah Bapa
Ketika seorang murid-Filipus, menanyakan pertanyaan ini, Yesus menjelaskan bahwa Dia telah
menyatakan Bapa kepada mereka.15 Secara signifikan, hal ini terjadi ketika mereka duduk bersama di
sekeliling meja pada perjamuan terakhir dimana Yesus secara langsung menjelaskan pekerjaan-Nya
kepada murid-murid. Dan inilah kuncinya! Yesus, Dia yang telah menyatakan Bapa, telah
mengundang mereka untuk makan roti dan minum anggur yang telah dipersiapkan oleh Bapa. Anak
Allah telah membawa murid-murid ke dalam rumah Bapa untuk makan di meja-Nya! Sesungguhnya
mereka sedang datang kepada Bapa, melalui Dia.16 Sekalipun roti dan anggur adalah daging dan darah
Kristus, roti dan anggur ini dipersiapkan dan diberikan oleh Bapa. Mari kita ambil waktu sejenak
untuk merenungkan hal ini lebih lanjut.
Yesus berkata, ‘Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.’17 Bapa-lah yang
menanam pohon anggur. Dari pohon anggur ini dihasilkan anggur yang Yesus gambarkan sebagai
darah-Nya sendiri. Anggur adalah darah Anak, tapi anggur itu telah dipersiapkan oleh Bapa.
Bagaimana dengan roti? Yesus berkata bahwa makanan-Nya, atau daging-Nya, adalah untuk
melakukan kehendak Dia yang mengutus-Nya.18 Dalam kasih, Anak Allah telah diberikan oleh Bapa
10
Ibr 10:7
Ibr 2:17
12
Rm 8:29
13
Yoh 12:44
14
Yoh 14:6
15
Yoh 14:9
16
Yoh 14:6
17
Yoh 15:1
18
Yoh 4:34
11
32
sehingga kita dapat memiliki hidup yang kekal.19 Yesus mengakui, ‘Akulah roti hidup yang telah
turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang
Kuberikan itu ialah daging-Ku.’20 Daging Anak Allah adalah daging dari setiap anak ciptaan baru, dan
diberikan kepada kita oleh Bapa supaya kita juga dapat menjadi anak-anak Allah.
Roti dan anggur telah disediakan bagi kita bahkan sebelum penciptaan langit dan bumi! Petrus
menyoroti realita ini ketika dia menjelaskan bahwa kita ditebus oleh darah yang berharga dari Anak
Domba yang telah disembelih, sebelum.21 Ketika kita menangkap poin ini, kita juga menyadari bahwa
murid-murid makan daging dan darah yang disediakan oleh Bapa sebelum Yesus mulai menderita luka
karena salib. Mengapa hal ini penting? Karena murid-murid mengambil bagian dari penyediaan untuk
partisipasi mereka dalam persembahan itu. Ini juga merupakan pengalaman Abraham, bapa dari semua
orang percaya.22 Setelah bertemu Melkisedek dan menerima roti dan anggur perjamuan, kemudian
Abraham diundang untuk berpartisipasi dalam persembahan. Pengalaman inilah yang Yesus
maksudkan ketika Ia berkata, ‘Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia
telah melihatnya dan ia bersukacita.’23 Roti dan anggur adalah penyediaan akan iman bagi muridmurid untuk berlanjut dari rumah Bapa menuju Getsemani dimana mereka diundang untuk bersatu
dengan Dia dalam kematian, penguburan dan kebangkitan-Nya. Inilah dimana persembahan dan
sunat Kristus dinyatakan. Kita juga diundang untuk bersatu dengan Kristus di Getsemani.
Ketika kita pertama kali mendengar firman Kristus sebagaimana firman itu dilayani ke dalam hati
kita oleh Roh Kudus, kita mengerti dan menyadari bahwa kita terhilang dan miskin. Dalam hal ini,
kita semua seperti anak yang hilang. Firman membawa ingatan kita akan rumah Bapa dan bahwa ada
penyediaan untuk hidup di sana. Kita merendahkan diri kita dan berseru dalam pertobatan kepada
Bapa untuk diampuni dari ketidaktaatan dan pemberontakan kita. Kita senang untuk masuk ke
dalam rumah sebagai seorang budak. Namun, Bapa bersukacita dan memanggil kita ke dalam rumahNya untuk makan di meja-Nya sebagai seorang anak! Pada saat kita memulai, di dalam iman, untuk
makan daging dari kehendak yang lain dan minum cawan berkat, kita melihat bahwa Kristus telah
menuliskan sebuah jalan dimana kita dapat menjadi anak-anak Allah yang sah dan tetap di dalam rumah
selamanya. Kita menerima kekuatan dari Bapa untuk berpartisipasi di dalam persembahan dan sunat
Anak yang dinyatakan di taman Getsemani.
Dibawa kepada Anak
Sekarang kita mulai mengerti apa yang dimaksudkan oleh Yesus ketika Ia berkata, ‘Tidak ada
seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan
ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi, "Dan mereka semua
akan diajar oleh Allah". Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa,
datang kepada-Ku.’24 Bapa mengajarkan kita tentang, atau menarik perhatian kita kepada,
persembahan Anak. Dari rumah Bapa, kita harus pergi kepada Yesus yang mempersembahkan diriNya ‘di luar perkemahan’ di Getsemani.25 Bapa-lah yang menjamin partisipasi ini ketika kita
menemukan pertobatan dan memakan penyediaan untuk perjalanan kita dengan Kristus. Sementara
kita mengambil bagian dari meja-Nya dan menerima Roh Anak ke dalam hati kita dari Bapa, kita
19
Yoh 3:16
Yoh 6:51
21
1Ptr 1:19
22
Rm 4:11
23
Yoh 8:56
24
Yoh 6:44-45
25
Ibr 13:13
20
33
mulai berseru, seperti yang Kristus lakukan, ‘Ya Abba, ya Bapa! … janganlah apa yang Aku kehendaki,
melainkan apa yang Engkau kehendaki.’26
Ketika kita pergi kepada Anak, penting untuk dimengerti bahwa sesungguhnya kita tidak
meninggalkan rumah Bapa. Yesus berkata bahwa kita dapat mengetahui bahwa Dia ada di dalam Bapa,
dan bahwa kita ada di dalam Dia, dan Dia ada di dalam kita.27 Dia juga mendeklarasikan bahwa bait suci
adalah rumah Bapa-Nya, dan bait suci itu akan dibangkitkan sebagai bait yang baru dalam tiga hari.28
Untuk menguatkan bagian ini, Yesus berkata, ‘Barangsiapa memegang perintah-Ku dan
melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh
Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.’29 Yesus mengatakan
bahwa kita tidak keluar dari rumah Bapa dan masuk ke dalam rumah Anak yang ada di sebelahnya!
Anak ada di dalam Bapa dan Bapa ada di dalam Anak. Kita harus ada di dalam Anak, baik Bapa dan
Anak membuat tempat tinggal Mereka di dalam kita.30 Ibrani mengajarkan kita bahwa rumah Anak
dan rumah Bapa adalah sama.
Ketika Anak Allah bersaksi bahwa Dia telah datang untuk melakukan kehendak Bapa, Dia
mendeklarasikan bahwa Bapa telah mempersiapkan suatu tubuh bagi Dia.31 Tubuh ini adalah tubuh
Kristus yang korporat, dimana kita harus menjadi bagian di dalamnya. Sama seperti sebuah benih
yang berisikan rencana genetik bagi semua benih-benih berikutnya yang akan berbuah, semua namanama kita sebagai anak-anak Allah ada di dalam tubuh-Nya. Kitab Suci menyebut tubuh Kristus
‘dalam lindungan (tempat rahasia) Yang Mahatinggi’.32 Rahasia mengenai nama, pekerjaan-pekerjaan
dan hidup kita sebagai seorang anak Allah tersembunyi di dalam Kristus sebagai harta hikmat dan
pengetahuan.33 Kelahiran alamiah kita adalah tahap pertama dari rencana Allah. Roh, atau identitas,
dari seseorang diciptakan di dalam mereka, dalam kandungan ibu mereka. Sumber dari roh mereka
adalah nafas Allah. Adam diciptakan dari debu tanah dan menjadi sebuah makhluk yang hidup ketika
Allah menghembuskan nafas kehidupan ke dalamnya.34 Nafas-Nya bukanlah roh kita; tetapi,
merupakan pencipta dari roh kita. Dari poin ini, setiap orang yang dilahirkan adalah manusia alamiah
dengan sebuah jiwa.35
Sementara jiwa kita adalah kekal, ini tidak secara otomatis berarti bahwa ketika kita mati, kita hidup
selamanya di dalam sorga. Orang-orang yang menolak Kristus akan selamanya berada di neraka.
Paulus menjelaskan bahwa Kristus, Adam kedua, datang sebagai Roh yang memberikan hidup. Jelas hal ini
baru terhadap kehidupan yang kita miliki ketika kita dilahirkan. Orang-orang yang menerima hidup
ini akan menjadi sorgawi, atau rohaniah, sama seperti Kristus adalah sorgawi.36 Nama dan pekerjaanpekerjaan kita sebagai anak-anak Allah diberikan kepada kita di dalam Kristus ketika kita dilahirkan
kembali dari hidup yang Dia terima dari Bapa. Paulus menyoroti bahwa barangsiapa di dalam Kristus,
mereka adalah ciptaan baru.37 Unsur-unsur dari ciptaan baru – nama, pekerjaan-pekerjaan dan hidup
26
Gal 4:6. Mrk 14:36
Yoh 14:20
28
Yoh 2:16, 19
29
Yoh 14:21
30
Yoh 14:23
31
Ibr 10:5
32
Mzm 91:1. Mzm 27:5
33
Kol 2:3
34
Kej 2:7
35
1Kor 15:45-47
36
1Kor 15:48-49
37
2Kor 5:17
27
34
– disatukan kepada identitas, atau roh, dari seseorang ketika mereka datang ke dalam Kristus. Ketika
Kristus menyingkapkan diri-Nya kepada kita, Dia sedang menyatakan kepada kita pekerjaanpekerjaan yang harus kita lakukan di dalam Dia sebagai anak-anak Bapa.
Secara signifikan, Yesus juga berjanji untuk memberikan kita Roh Kudus yang akan memimpin kita
dalam kebenaran mengenai status anak kita. Ketika kita pertama menerima Kristus, Roh Kudus-lah
yang menginsafkan kita akan dosa kita terhadap Bapa, dan kita seharusnya menjadi anak-anak di
dalam rumah-Nya.38 Namun, ketika kita datang ke dalam rumah Bapa dan Anak, kita diberikan Roh
Kudus sebagai suatu milik kepunyaan selamanya. Anak meminta Bapa untuk memberikan kita Roh
Kudus untuk menolong kita berjalan terus dalam kebenaran akan status anak kita.39 Bapa
mengirimkan Roh Kudus kepada kita dalam nama Anak. Roh Kudus mengajarkan kita segala sesuatu
dan mengingatkan firman dari Anak sehingga kita dapat terus hidup dalam Roh bukan daging.40 Kita
terus menerima penginsafan akan dosa, kebenaran dan penghakiman ketika kita menerima firman
yang memampukan partisipasi kita di dalam sunat dan persembahan Kristus.
Tinggal di dalam rumah
Untuk tetap di dalam rumah Bapa kita perlu datang ke dalam tubuh Kristus. Yesus berkata bahwa ‘Di
rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu.
Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.’41 Sesungguhnya, Bapa tidak akan
mendengarkan doa kita atau terus menyediakan kita dengan roti setiap hari tanpa kita datang ke
tempat rahasia dari Yang Mahatinggi.42 Sebagai anggota-anggota tubuh Kristus, kita sedang disusun
bersama dan sedang bertumbuh masuk ke dalam bait suci di dalam Tuhan.43 Kita merupakan bagian
dari rumah Allah ‘jika kita teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan
sampai pada akhirnya’.44 Ini artinya bahwa kita perlu untuk terus tinggal di dalam Anak.
Bukti bahwa kita sedang tinggal di dalam Anak dan di dalam Bapa adalah kita menghasilkan buah
yang baik.45 Hanya ketika kita tinggal di dalam Pokok Anggur maka kita dapat menghasilkan buah
yang sama dengan yang Pohon Anggur hasilkan. Ini adalah buah dari status anak kita. Menariknya,
Yesus berkata bahwa jika kita tidak terhubung dengan tubuh-Nya, kita menjadi kering dan dibuang
serta dibakar. Namun, jika kita tinggal di dalam Dia dan firman-Nya tinggal di dalam kita, apapun
yang kita minta, kita akan menerimanya. Hal ini karena kita tidak lagi meminta ‘dengan keliru’, atau
sesuai dengan kesenangan kita sendiri, atau keinginan daging kita.46 Tetapi, apa yang kita lakukan
akan menyatakan Bapa, sama seperti yang Yesus lakukan. Yesus berkata bahwa Bapa dipermuliakan
ketika kita menyatakan Dia dan kita terbukti menjadi murid-murid-Nya.47
38
Yoh 16:8
Yoh 14:16-17
40
Yoh 14:25-26
41
Yoh 14:2
42
Mat 6:6-13
43
Ef 2:21
44
Ibr 3:6
45
1Yoh 2:6
46
Yak 4:3
47
Yoh 15:8
39
35
36
Pertanyaan Pembelajaran – Tinggal di dalam Rumah Selamanya
Karena pengharapan mereka akan Mesias, orang-orang pada zaman Yesus menolak pekerjaan Anak
dan menjadi tersandung sebab pengharapan mereka tidak terpenuhi.


Apakah harapan-harapan yang dapat kita miliki akan Kristus dan hidup kita sebagai seorang
Kristen?
Di manakah rumah Bapa dan bagaimana kita memasukinya?
Yesus berkata bahwa ‘setiap orang yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang
kepada-Ku.’


Apa yang Bapa ajarkan kepada kita dan apa implikasi-implikasinya bagi kehidupan kita?
Apa kesaksianmu mengenai tinggal di dalam rumah? Apakah buah yang engkau lihat dalam
hidupmu sebagai akibatnya?
37
MELAYANI KEHENDAK ALLAH
- menerima kapasitas dan otoritas untuk
melakukan kehendak Allah
Luke Pomery
Setiap tindakan dari seseorang digerakkan oleh kehendak mereka. Pelaksanaan ‘kehendak’ adalah
suatu dorongan untuk memenuhi keinginan-keinginan yang keluar dari hati dan pikiran kita.1Melalui
kehendak yang kita lakukan, kita mengekspresikan diri kita sendiri, dan mengejar hal-hal yang kita
inginkan. Sebelum kita mendengar injil, kita tidak sadar bahwa ada jalan yang lain untuk dihidupi.
Tanpa iman, motivasi-motivasi dari kehendak kita berpusat pada diri sendiri. Secara alamiah kita
menaruh tenaga kita ke dalam pemikiran dan proyeksi yang mementingkan diri sendiri. Dalam
keadaan ini, kita tidak terhubung kepada tujuan Allah.
Ketika seorang utusan memproklamirkan firman Allah kepada kita, kita mulai menyadari bahwa
Allah mempunyai suatu tujuan dan rancangan bagi kehidupan kita. Ketika kita mendengarkan firman
ini dan mempercayainya, kita menerima kuasa untuk meneruskan dan menerima apa yang Allah telah
janjikan.
Dalam kasih, Allah bermaksud untuk melahirkan banyak anak dan, kepada masing-masing, Dia
memberikan hak untuk menjadi anak Allah jika mereka memilihnya. Allah Bapa, Anak dan Roh
Kudus menentukan siapa kita akan jadi dan bagaimana kita akan hidup. Mereka menulis nama kita
dan pekerjaan-pekerjaan dari status anak dalam kitab kehidupan perjanjian Mereka. Perjanjian Kekal
adalah ekspresi dari kehendak Allah.
1
Ef 2:3
38
Ketika firman dari perjanjian Allah diberitakan kepada kita, firman itu memampukan kita untuk
memiliki iman dan menerima rencana Allah bagi kehidupan kita. Allah memberikan kita pilihan
untuk menerima nama dan pekerjaan-pekerjaan kita, dan pilihan untuk menjadi taat kepada rencanaNya. Kasih Allah memberikan kita kebebasan untuk menyatukan kehendak kita, dalam iman, kepada
tujuan Allah bagi kehidupan kita.
Dalam artikel ini, kita memperhatikan apa artinya menjadi ‘imam’ dari kehendak Bapa. Firman itu
membawakan iman dan juga membawa kita ke dalam persekutuan dengan Allah. Ketika kita
dipulihkan kepada persekutuan dengan Dia di dalam tubuh Kristus, Dia memberikan kehendak-Nya
kepada kita, sebagai pemberian (karunia). Kehendak Allah menjadi milik kepunyaan kita dan
memotivasi keinginan-keinginan kita. Roh Kudus juga memberikan kita kuasa Allah dan menolong
kita untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan dari status anak kita.2 Sebagai anak-anak Allah,
pekerjaan kita adalah mempersembahkan diri kita sendiri sebagai korban yang hidup dalam melayani
kehendak Allah.
Sebuah jalan untuk diikuti
Allah telah menegakkan sebuah jalan melalui kehidupan bagi kita untuk berjalan di atasnya. Kristus
adalah perintis dari jalan ini, dan Dia telah merintis jalan ini untuk kita ikuti. Ini adalah sebuah jalan
pengorbanan diri dan persembahan. Ketika seseorang mempersembahkan kehendak mereka kepada
Allah, mereka bersatu dengan sebuah persekutuan pelayanan. Persekutuan Allah adalah suatu
hubungan yang dari padanya kasih diekspresikan dengan memberi dan menerima.
Gagasan mengenai keimamatan diperkenalkan ke dalam pemikiran kita ketika kita belajar mengenai
kasih Allah dan pengorbanan diri Kristus bagi kita. Alkitab menyebut Kristus sebagai Imam Besar
Agung. Pekerjaan dari seseorang yang menjadi anak Allah adalah pekerjaan keimamatan. Setiap orang
Kristen harus mempersembahkan diri mereka sendiri dalam melayani Allah sebagai seorang imam.
Kristus adalah teladan yang harus kita ikuti. Kita adalah murid-murid-Nya dan menjadi milik Allah
sebagai sebuah keluarga dari para imam. Pekerjaan keimamatan kita adalah mempersembahkan diri
kita sendiri kepada Allah, melayani Dia sebagai anak-anak yang taat.
Kristus datang sebagai Anak Allah untuk menggenapi tujuan Allah dengan menjadi teladan dari rupa
anak yang kita akan jadi. Kristus berkata, ‘Sungguh, Aku telah dating untuk melakukan kehendakMu.’3 Anak taat kepada Allah, melakukan segala pekerjaan yang Bapa minta untuk Dia lakukan.
Selama pelayanan-Nya di muka bumi, Dia berkata mengenai diri-Nya bahwa Dia telah datang hanya
untuk melakukan kehendak Bapa. Pelayanan ketaatan-Nya adalah pekerjaan keimamatan-Nya.
Bahkan pada usia dua belas tahun, Yesus mengatakan kepada orang tua-Nya bahwa Dia ‘harus berada
di dalam rumah Bapa-Nya (harus melakukan urusan Bapa-Nya).’4 Dengan mengikuti teladan Yesus,
anak-anak sejak usia dini dapat menerima dan memahami apakah yang menjadi kehendak Allah bagi
kehidupan mereka.
Di taman Getsemani, Yesus berdoa kepada Bapa, ‘Bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendakMulah yang terjadi.’5 Ini mungkin merupakan salah satu aspek yang paling kurang dimengerti dari
perjalanan hidup Kristus. Apa yang Kristus ajarkan kepada kita dalam doa-Nya? Apakah ada sesuatu
yang salah dengan kehendak Yesus sendiri? Tidak sama sekali. Sepanjang keseluruhan hidup-Nya di
bumi, Dia sejalan dengan kehendak Bapa. Yesus sedang menunjukkan kepada kita bahwa Dia tidak
melayani Allah dari inisiatif-Nya sendiri atau dalam kekuatan-Nya sendiri. Dia telah menerima
2
Kis 1:8
Ibr 10:7, 9
4
Luk 2:49
5
Luk 22:42
3
39
rencana Allah bagi hidup-Nya, dan sekarang Dia perlu menerima ‘kehendak’ dan kapasitas untuk
melakukan apa yang Allah minta dari Dia. Ketika Yesus berdoa, kehendak dan kuasa Allah diberikan
kepada Dia sebagai suatu pemberian kasih karunia.
Yesus kemudian berlanjut untuk mempersembahkan diri-Nya di kayu salib dengan kekuatan yang
datang dari Allah. Kekuatan untuk menaati Allah dan melakukan kehendak-Nya ditemukan dalam
kapasitas dari Roh Kekal yang diberikan kepada-Nya oleh malaikat Tuhan.6 Yesus merintis jalan
keimamatan dan menerima kasih karunia yang memampukan Dia untuk menyelesaikannya. Dia
bertahan di kayu salib dan menggenapi kehendak Allah. Karena ketaatan-Nya, Yesus dapat
menegakkan dan menunjukkan kepada kita jalan dari keimamatan yang harus kita ikuti.7 Sekarang
Yesus memanggil kita untuk berjalan di jalan yang sama dengan Dia. Pertanyaan yang muncul
sekarang, unsur-unsur lain apakah yang penting bagi perjalanan kita, jika kita mau melakukan
kehendak Allah dan menjadi anak-anak-Nya?
Mengambil bagian dari roti hidup
Sebelum Dia menderita di kayu salib, Kristus mengundang murid-murid-Nya untuk mengambil
bagian dari perjamuan Paskah dengan-Nya.8 Ketika kita menjadi pengikut-Nya, kita juga diundang
oleh Kristus untuk mengambil bagian dari persekutuan perjamuan sebelum kita memulai perjalanan
kita. Perjamuan adalah hal yang penting dan merupakan aspek pertama dari hubungan kita dengan
Kristus sebagaimana kita memulai perjalanan kita dengan Dia. Kristus ingin bersekutu dengan kita
dan memberikan kita sumber dari hidup-Nya sendiri. Dia mau memberikan kita daging dan darahNya sendiri.9 Kristus membagikan diri-Nya dengan kita dalam perjamuan ketika kita makan roti dan
minum anggur. Dia menguatkan kita dengan hidup-Nya dan memperlengkapi kita untuk perjalanan
ke depan menuju Getsemani dan kayu salib. Kita mengambil bagian dari Kristus sebagai makanan
rohani kita dan menerima kekuatan serta kemampuan untuk melangkah maju dan merangkul
kehendak Bapa bagi kehidupan kita.
Selama perjamuan makan, Kristus menyingkapkan kepada kita jalan dari pemuridan pribadi kita.
Setiap dari kita memiliki jalan yang unik untuk ditempuh. Kehendak Allah bagi kehidupan kita telah
ditulis sebagai bagian dari Perjanjian Kekal. Hal ini merupakan kehendak Allah bahwa kita
dipisahkan kepada nama kita, dan diberikan kuasa untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang telah
Dia rancang bagi kita untuk dilakukan.10 Kita menunjukkan kemerdekaan kita dengan melakukan
pekerjaan-pekerjaan yang merupakan nama kita sebagai anak-anak Allah.
Roti hidup, tubuh dan darah Kristus, diberikan kepada kita untuk menopang roh kita. Roti dari Allah
menguatkan kita ketika kita menerima firman Allah yang diberitakan kepada kita di dalam
persekutuan tubuh Kristus. Hal ini penting dan perlu bagi kita untuk berpartisipasi dalam meja
perjamuan setiap minggu. Mengapa demikian? Karena ketika kita berpartisipasi, kita menerima
kekuatan untuk terus berlanjut dalam jalan pemuridan.
Berpartisipasi dengan Kristus dalam doa
Dari perjamuan terakhir, Kristus memimpin murid-murid-Nya ke taman Getsemani dan mengundang
mereka untuk berpartisipasi dengan Dia dalam persekutuan doa.11 Sebagai murid-murid, kita juga
6
Ibr 9:14
Ibr 12:2
8
Luk 22:15
9
Why 3:20. Yoh 6:53-56
10
1Tes 4:3
11
Luk 22:39
7
40
harus berjalan bersama Kristus dan bersatu dengan Dia dalam persekutuan doa di Getsemani. Ini
adalah bagian kedua dari perjalanan kita. Di Getsemani, kita dilahirkan kembali dan diberikan
sebuah hati yang baru ketika darah Kristus, yang mengalir dari tubuh-Nya seperti keringat sementara
Dia berdoa, dipercikkan atas kita.
Pada titik ini dalam perjalanan kita, Kristus berkata kepada kita, ‘Berjaga-jagalah dengan Aku.'12
Sebagaimana Dia mengajarkan kepada kita arti dari doa, kita dapat bersatu dengan Dia dalam
persekutuan doa. Kita berkata ‘Ya Abba, ya Bapa! Kehendak-Mu jadilah.’13 Kristus, Imam Besar kita
mengajarkan dan membuat kita mengerti bahwa langkah pertama dari pekerjaan keimamatan kita
adalah berdoa. Kehendak Bapa dinyatakan kepada kita ketika kita mempersembahkan diri kita
sendiri kepada Allah dalam pelayanan keimamatan doa.
Dalam doa, kita mengakui bahwa kita tidak memiliki kapasitas di dalam diri kita sendiri untuk
menggenapi kehendak Allah. Seperti yang dinyatakan pemazmur, ‘dagingku dan hatiku habis lenyap
(gagal)’.14 Daging kita tidak mampu untuk menaati kehendak Allah. Tentu saja, daging kita lemah.15
Sama halnya, tidak peduli betapa rohani atau sungguh-sungguhnya hati kita, sebelum kita dilahirkan
dari Allah, kita tidak pernah dapat mencapai, atau memperoleh kehendak Allah yang telah Dia
tentukan bagi kehidupan kita. Kita harus berseru kepada Allah dan meminta sebuah hati yang baru.16
Ketika kita berdoa, Roh Kudus menolong dan menguatkan kita. Dia menguatkan kita dengan
memberikan kita Roh pengasihan dan permohonan yang memampukan kita untuk bertahan bersama
dengan Kristus dalam penderitaan doa.17 Ketika kita tetap bersama dengan Kristus dalam
persekutuan doa, kita mengalahkan pencobaan untuk berpaling.18 Kita diberikan pengertian untuk
melihat pada persembahan Kristus. Kita melihat darah yang mengalir seperti keringat dari tubuhNya dan mengerti bahwa ketika kita tetap bersama dengan Dia dalam persekutuan doa, darah-Nya
membersihkan hati kita dari nurani yang jahat dan membuatnya menjadi suatu ciptaan baru. Darah
Kristus memberikan kita kemampuan untuk menjadi anak-anak yang taat dan melayani Allah dalam
cara yang berkenan kepada-Nya.19
Darah ini adalah buah dari kerelaan Kristus untuk menjadi Anak yang Allah Bapa ingin Dia jadi.
Darah Kristus, ketika dipercikkan pada hati kita, membebaskan kita dari sikap mementingkan diri
sendiri dan dosa, dan menjadikan kita seorang anak Allah. Benih dari kehendak Allah kemudian
ditanamkan dalam hati kita yang dilahirkan kembali dan mulai bertumbuh. Sekarang kita dapat
memikul salib dan berjalan ke depan dengan Kristus menuju Kalvari.
Dimampukan untuk melakukan kehendak-Nya
Getsemani adalah tempat di mana Kristus mempersembahkan diri-Nya kepada Allah bagi kita dalam
doa. Kristus mengundang kita untuk bersatu dengan Dia dalam persembahan doa-Nya. Ketika kita
bersatu dengan Kristus dalam doa, Bapa, Anak dan Roh Kudus semuanya bekerja di dalam kita,
membuat kita rela dan sanggup untuk melakukan kehendak-Nya.20
12
Mat 26:38
Mrk 14:36. Mat 6:9-11
14
Mzm 73:26
15
Mrk 14:38. 1Ptr 1:24
16
Mzm 51:10
17
Zak 12:10
18
Mrk 14:38
19
Ibr 9:14
20
Flp 2:13
13
41
Bapa menjadikan kita anak-anak-Nya. Dia bekerja di dalam kita dan mengubahkan kita kepada
gambaran-Nya. Bapa rindu supaya kita diubahkan kepada gambaran dari status anak yang Dia
maksudkan bagi kita.21 Pekerjaan-Nya yang mendisiplin, melatih dan membentuk kita, adalah suatu
pekerjaan sunat yang mengubahkan kita kepada status anak kita. Hal yang penting bahwa kita tidak
menolak pekerjaan Bapa dalam kehidupan kita.22 Dia sedang mengeluarkan dari kehidupan kita,
motivasi-motivasi yang merupakan bagian dari ambisi pribadi kita yang egois. Kalau kita menolak
pekerjaan sunat-Nya, kita akan menyesuaikan diri kita sendiri kepada cara dunia, karena kita terus
termotivasi oleh keinginan-keinginan yang keluar dari hati kita sendiri.23
Di Getsemani, kita sedang dipisahkan kepada tujuan Allah dan sedang menjadi pribadi unik yang Dia
telah rancangkan untuk kita seharusnya jadi. Dan juga, kita sedang dibangun bersama sebagai batubatu yang hidup di dalam suatu rumah rohani, sebagai bagian dari gereja-Nya. Kita adalah suatu
komunitas, suatu imamat yang kudus, yang pekerjaannya adalah mempersembahkan diri kita sendiri
kepada Allah sebagai korban rohani dalam ibadah (pelayanan)-Nya.24
Pekerjaan Anak adalah mengajarkan kita tentang keimamatan. Pekerjaan dari seorang imam adalah
membuat persembahan. Ketika seorang imam membuat persembahan, dia diberikan akses (jalan
masuk) kepada Allah. Selain itu, dia diundang ke dalam persekutuan dengan Allah. Pakaian seorang
imam adalah sebuah simbol dari hak dan otoritasnya untuk melayani di hadapan Allah sebagai anakNya. Kehendak Allah adalah pakaian kita sebagai seorang imam. Allah telah memberikan kita
kehendak-Nya sebagai suatu hak.25 Seorang anak Allah dikenakan dengan hak ini, melayani hidupnya
sendiri sebagai suatu persembahan dalam melayani Allah melalui iman. Pelayanan kita adalah untuk
memuliakan nama Bapa dengan menjadi anak-anak-Nya.
Pekerjaan Kristus sebagai Imam Besar Agung kita adalah untuk memperlengkapi kita dengan pakaian
keimamatan. Pakaian keimamatan kita harus dibersihkan dari pekerjaan sia-sia (mati) yang berasal
dari kebenaran diri kita sendiri.26
Kepengurusan kita
Kristus menyerahkan diri-Nya untuk melakukan kehendak Bapa. Hal ini berarti bahwa jalan-Nya
memimpin Dia kepada salib dimana Yesus mempersembahkan diri-Nya demi kita. Dia menerima
kehendak Allah dan dikuatkan di taman Getsemani untuk mencapai tujuan Allah. Setelah
dimampukan oleh kuasa dari Roh Kekal, Kristus maju dan menyelesaikan kehendak Bapa. Dari taman
Getsemani, setelah menerima kehendak Allah, Kristus mempersembahkan diri-Nya dalam ketaatan
kepada setiap penderitaan yang menimpa Dia hari itu, dan akhirnya mati di atas kayu salib.27 Dia
menggenapi kehendak Allah, dan kemudian, melalui kebangkitan-Nya, Dia memampukan kita untuk
menjadi anak-anak Allah dan mengikuti langkah-langkah-Nya.
Mengikuti Kristus di jalan ketaatan adalah aspek ketiga dari perjalanan kita. Kita harus berlanjut
dengan Kristus dari Getsemani, untuk melakukan kehendak Allah. Ada suatu jalan persembahan bagi
setiap kita untuk dijalani. Kita memerlukan ketekunan untuk menyelesaikan kehendak Allah. Ketika
kita membuat persembahan sebagai anak-anak Allah, kita memenuhi pekerjaan kita sebagai para
21
Rm 8:29. 2Kor 3:18
Ibr 12:5
23
Rm 12:2. 1Ptr 1:14
24
1Ptr 2:5
25
Yoh 1:12
26
Ibr 9:14. Why 7:14
27
Flp 2:8
22
42
imam. Hal ini menyenangkan di mata Bapa.28 Allah telah memberikan kita hak untuk menjadi
pengurus (pelayan) dari nama dan pekerjaan-pekerjaan kita. Seorang pengurus (pelayan) adalah
seseorang yang bertanggung jawab dengan suatu posisi penting dalam rumah Allah. Dia harus rajin
dan taat untuk melihat kehendak Allah digenapi. Sebagai para pengurus (pelayan), kita harus
menundukkan diri kita sendiri kepada pimpinan Roh setiap hari, jangan pernah beranggapan bahwa
kita tidak perlu mendengar dari Allah dan menaati apa yang Ia katakan kepada kita.
Kesimpulan
Ketika kita menjadi dewasa dan berfungsi dalam keimamatan, kehendak kita sedang diubahkan
kepada kehendak Allah. Kehendak Bapa telah menjadi milik kepunyaan kita. Kita telah menerima
sebuah hati yang baru, dan hati ini rindu untuk melakukan kehendak Allah. Hati ini bukan lagi
sebuah hati yang jahat. Unsur-unsur dari darah Kristus dan Roh Allah sedang memampukan kita
untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan kita. Kemerdekaan kita sebagai anak-anak Allah jelas (nyata).
Ketika kita memenuhi kehendak Allah, kita sedang menjadi diri kita yang sejati (sesungguhnya) dan
tidak tertawan kepada kecenderungan lain apapun.
Bapa membuat kita sanggup sebagai pelayan-pelayan dari Perjanjian Baru.29 Pekerjaan kita sebagai
para imam juga adalah menghubungkan yang lain kepada persekutuan tubuh Kristus. Ketika mereka
bersatu dengan Kristus, mereka juga dapat menjadi anak-anak Allah dan melakukan kehendak Bapa.
28
Ibr 13:21. Flp 2:13
2Kor 3:6
29
43
Pertanyaan Pembelajaran – Melayani Kehendak Allah
Ketika seorang utusan memproklamirkan firman Allah kepada kita, kita mulai menyadari bahwa
Allah memiliki suatu tujuan dan rencana bagi kehidupan kita.


Bagaimana kita menerima iman? Mengapa iman penting untuk menerima kehendak Bapa?
Apa artinya ‘mempersembahkan kehidupan kita’ dalam melayani kehendak Allah?
Kristus, Imam Besar Agung kita mengajarkan dan membuat kita mengerti bahwa langkah pertama
dari pekerjaan keimamatan kita adalah berdoa. Kita memulai pekerjaan keimamatan kita dalam
melayani kehendak Allah ketika kita berdoa.


Apakah pakaian keimamatan itu, dan bagaimana kita mendapatkannya?
Apa kesaksianmu dalam masa ini tentang mempelajari bagaimana menderita dengan Kristus
dalam persekutuan doa?
44
IMAN DAN PENDERITAAN
Jonathon Wills
Sampai tingkatan yang bervariasi dan di saat yang berbeda, kita semua mengalami penderitaan dan
kesia-siaan dalam hidup. Kita semua haus dan lapar; kita panas dan dingin; kita lelah, letih dan
kehabisan tenaga; kita resah dan gelisah; kita berduka, kita meratap dan kita mengalami kerugian;
kita bersedih dan menangis; kita takut dan gemetar; kita kehilangan; kita ragu; kita terhilang; kita
kecewa; kita ditinggalkan; kita diperlakukan tidak adil; kita difitnah; kita ditolak; kita terlalu banyak
bekerja; kita mengalami pencobaan dan pengujian; kita tersandung dan jatuh; kita mengalami rasa
sakit; kita mengalami kesukaran; kita bersedih; dan kita dilupakan.
Terlepas dari orang Kristen atau bukan, setiap orang yang lahir ke dalam dunia ini, dalam daging
yang dapat binasa (terkorupsi). Sebagai akibatnya, setiap orang akan menderita. Bahkan pada tingkat
yang paling dasar, prinsip kebinasaan (korupsi) yang olehnya kita hidup berarti bahwa kita akan
mengalami penderitaan. Kerusakan dan kemudian kematian dari segala yang ada di dalam dunia
alamiah adalah pasti. Mengenai proses ini Paulus mengatakan, ‘Sebab itu kami tidak tawar hati,
tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui
dari sehari ke sehari. Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan
kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar daripada penderitaan kami.’1
Penyebab penderitaan
Penyebab penderitaan tidaklah asing bagi kita. Ini merupakan hasil dari dosa dan kutuk dari
kejatuhan. Ketika Adam dan Hawa makan dari pohon pengetahuan yang baik dan jahat, suatu
penghakiman telah ditempatkan atas mereka. Allah telah memperingatkan mereka sebelumnya
1
2Kor 4:16-17
45
bahwa pada hari mereka makan dari pohon pengetahuan yang baik dan jahat, mereka akan mati.2 Ini
adalah akibat dari ketidaktaatan. Kepada Hawa diberitahukan bahwa rasa sakit melahirkan akan
menjadi ‘sangat banyak’. Dia akan berahi kepada suaminya, yang akan berkuasa atasnya.3 Kepada
Adam diberitahukan bahwa tanah akan dikutuk karena dosanya, dan dengan bersusah payah ia akan
mencari rezeki dari tanah seumur hidupnya. Semak duri dan rumput duri akan dihasilkan ‘bagi dia’,
dan dengan keringat dari wajahnya (berpeluh) ia akan makan roti. Proses kesia-siaan ini akan terus
berlangsung sampai ia kembali menjadi tanah, karena dari debu ia diambil dan kepada debu ia akan
kembali.4
Jadi apa yang kita dapatkan dari semua ini? Apakah kita menyimpulkan, seperti yang dilakukan oleh
penulis kitab Pengkhotbah, bahwa segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin.5
Suatu hal sukacita bagi kita, kita memiliki pengharapan. Kita yang mati dalam dosa dan pelanggaran
memiliki harapan untuk dihidupkan bagi Allah dalam Kristus Yesus.6 Di salib Kristus, tempat
kematian dan kutuk menjadi suatu konteks bagi keselamatan dan upah kita.
Ketika kita melanggar hukum, kita menderita akibat-akibat yang disebabkan oleh tindakan-tindakan
kita. Kalau saya cukup bodoh untuk melanggar hukum gravitasi dan melompat dari atap, saya akan
menderita akibat dari kebodohan kita – kemungkinan patah leher. Tidak ada keuntungan dari jenis
penderitaan ini. Sebab dan akibat baru saja menghasilkan dampak alamiah, yang tak terhindarkan.
Tapi ketika penderitaan, baik itu karena kesia-siaan dari tindakan kita sendiri atau karena dosa, yang
disatukan dengan Kristus, hasilnya berbeda. Penderitaan-Nya adalah cara yang olehnya hukum Allah
dipenuhi. Ketika Dia, dalam ketidakberdosaan-Nya, mengambil atas diri-Nya hukuman karena dosa
kita, Dia menderita hukuman kita dan menggenapi persyaratan kebenaran dari hukum taurat.7
Namun, pertanyaannya tetap ada. Jika Kristus memerintah dengan berkemenangan atas dosa dan
maut satu kali dan selamanya di kayu salib, mengapa tidak segera ada penghentian dari semua
penderitaan?
Karena Kristus menderita penderitaan badani (dalam daging)
Petrus memberikan kita sebuah jawaban ini ketika dia mengatakan, ‘Jadi, karena Kristus telah
menderita penderitaan badani (dalam daging), kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan
pikiran yang demikian (tujuan yang sama), karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani
(dalam daging), ia telah berhenti berbuat dosa, supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan
menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.’8
Dosa adalah pelanggaran akan hukum Allah. Ketika kita melanggar hukum Allah, penderitaan adalah
suatu akibat.
Kristus, mewakili kita, menerima penderitaan dan dosa kita sebagai penderitaan-Nya. Kemudian Ia
meminta kita untuk bersatu dengan Dia dalam persekutuan penderitaan ini. Sebagaimana Dia
menderita akibat dari dosa kita, oleh kuasa Allah, Dia mengalahkan dosa di dalam kita dan
memulihkan kita kepada persekutuan dengan Allah.
2
Kej 3:16-19
Kej 3:16
4
Kej 3:17-19
5
Pkh 2:11
6
Ef 2:5. Rm 6:11
7
Mat 5:17
8
1Ptr 4:1-2
3
46
Secara sederhana, Kristus mempersembahkan diri-Nya dalam penderitaan-Nya untuk
menghancurkan kuasa dosa dalam kehidupan kita. Ketika kita mempersenjatai diri kita dengan
‘pikiran yang demikian (tujuan yang sama)’ dengan Dia, kita dapat melihat penderitaan bersama Dia
dalam persekutuan salib sebagai suatu konteks dimana kita belajar untuk berhenti dari dosa dan
menunjukkan kebajikan dengan hidup sebagai anak-anak Allah.
Iman adalah suatu nilai yang berharga
Rasul Petrus membawakan suatu unsur penting dalam pembahasan mengenai penderitaan ketika dia
menghubungkannya dengan iman. Petrus mengajarkan bahwa penderitaan adalah suatu konteks
dimana kita mempelajari manfaat dari iman. Iman, pada awalnya adalah sesuatu yang diberikan
kepada kita ketika kita lahir dari Allah. Sementara kita bersatu dengan Kristus dalam baptisan, kita
dilahirkan dari kematian akan dosa bersama dengan Dia, dan dihidupkan kembali serta diberikan
pengharapan akan status anak. Sebagaimana kita dilahirkan kembali, kita menerima suatu iman yang
memotivasi kita untuk menangkap status anak. Iman adalah suatu nilai yang berharga yang belum
kita miliki sebelumnya.
Iman adalah sesuatu yang penting karena memiliki kapasitas untuk mengaktifkan kuasa Allah
terhadap kehidupan kita. Ketika kita percaya dalam pengharapan akan status anak, kita dilindungi dan
dipelihara oleh kuasa Allah sampai kita menerima upah penuh dari status anak kita.
Iman kita dicobai dan diuji. Iman ini dimurnikan melalui penderitaan-penderitaan untuk
memanifestasikan kebajikan-kebajikan yang merupakan bagian dari substansinya. Proses ini penting
bagi kehidupan kita. Kualitas-kualitas dari seorang anak Allah paling baik ditunjukkan ketika kita
menderita pencobaan.
Oleh imanlah kita hidup dan mengalahkan dunia, dengan mengetahui bahwa, pada akhirnya iman
kita memiliki upah yang kekal. Dan dengan demikian, dalam dunia ini, kita menderita berbagai
pencobaan supaya iman kita dapat dinyatakan sebagai substansi yang membuktikan kita adalah
anak-anak Allah. Ketika iman ini telah ditunjukkan kepada pemenuhan kehendak Bapa, kita
berlanjut kepada langit yang baru dan bumi yang baru sebagai upah kita.9
Dalam kitab Ibrani dikatakan mengenai banyak orang Israel yang telah mempunyai kabar baik yang
diberitakan kepada mereka, firman yang mereka dengar tidak berguna bagi mereka karena tidak
disatukan dengan iman.10 Penyatuan firman dan iman adalah penting dalam kehidupan seorang anak
Allah. Firman adalah kehendak Allah bagi kehidupan kita. Iman adalah kerelaan kita untuk
menerima dan menaati apa yang Allah sedang katakan kepada kita. Ketika kita percaya, kuasa Allah
menjadi aktif di dalam kita, memampukan kita untuk mengalahkan dosa dan hidup sebagai seorang
anak Allah. Petrus menyebut firman yang menyatu dengan iman ini sebagai ‘nilai yang berharga’. Ini
merupakan suatu substansi unik dimana hanya seorang anak Allah yang dapat memilikinya.
‘Firman’ ini adalah firman penentuan kita yang kita terima dan sekarang kita hidupi oleh iman.
Firman ini telah menjadi iman kita. Nilai yang berharga yang kita terima – firman tentang iman untuk
menjadi seorang anak Allah – kemudian diuji dalam konteks penderitaan dengan suatu pandangan
kepada upah.
Setelah menerima nilai yang berharga, iman kemudian dimurnikan melalui pengujian, dan
didemonstrasikan sebagai sesuatu yang nyata. Inilah hidup dari seorang anak Allah.
9
1Ptr 1:6-9
Ibr 4:2
10
47
Dalam pembahasannya mengenai iman dan upahnya, Petrus menguraikan tujuh konteks dimana
seorang Kristen dapat mendemonstrasikan iman melalui penderitaan. Dia mencatat masing-masing
penderitaan dan konteksnya. Dia membahas nilai-nilai apa yang harus dimanifestasikan melalui iman,
pelajaran apa yang dipelajari melalui pencobaan dan upah apa yang diperoleh melalui pengalamanpengalaman ini. Inilah konteks-konteks yang di dalamnya iman kita dapat dimanifestasikan sebagai
substansi yang membuktikan kita adalah anak-anak Allah. Tabel di bawah ini merangkumkan tujuh
konteks yang digambarkan oleh Petrus.
Ujian iman
Upah
1
1Ptr 2:18–25
Penderitaan
sebagai
Kristen di tempat kerja
orang-orang Berhenti
dari
menyimpang
berjuang
dan
2
1Ptr 3:1–13
Penderitaan dalam keluarga
Belajar untuk
menjadi berkat
memberkati
dan
3
1Ptr 3:14–22
Penderitaan demi kebenaran
Anda diberkati
4
1Ptr 4:1–11
Penderitaan persekutuan salib
Berhenti dari dosa
5
1Ptr 4:12–19
Penderitaan api pengujian iman
Upah kekal
6
1Ptr 5:1–7
Penderitaan dari para penatua
Mahkota kemuliaan/kehidupan
7
1Ptr 5:8–14
Penderitaan karena serangan Iblis
Kemuliaan kekal
Penderitaan sebagai orang-orang Kristen di tempat kerja
Petrus berbicara tentang penderitaan sebagai orang-orang Kristen di tempat kerja. Hubungan dengan
Adam terlihat jelas, sebagaimana tanah dikutuk oleh karena dia dan semak duri serta rumput duri
bertumbuh bagi dia.11 Penderitaan ini dapat mencakup kekecewaan yang menimpa kita, penyingkiran
ambisi yang tidak tepat, kebanggaan yang menyimpang dalam kompetensi dan kapasitas alamiah kita
sendiri, dan direndahkan.
Ketika kita menanggung dukacita dari penderitaan ketidakadilan di tempat kerja, kita menemukan
jawaban dari hati nurani yang baik terhadap Allah. Upah dari ujian iman dan penderitaan ini adalah kita
berhenti dari berjuang dan menyimpang seperti domba, dan kita mendapatkan kasih karunia bersama Allah.
Penderitaan dalam keluarga
Keluarga-kelurga dapat menjadi suatu konteks dimana orang-orang Kristen menderita karena
kejahatan, penghinaan, disakiti, dan ditipu anggota keluarga atau sanak saudara. Kita harus menjadi
‘seperti Kristus’ di tengah-tengah penderitaan ini. Kita harus hidup oleh iman sehingga berkat itu
dapat datang kepada keluarga kita. Hasil dari berkat adalah anggota-anggota keluarga yang lain akan
menjadi anak-anak Allah.
11
Kej 3:17-19
48
Di tengah-tengah penderitaan dalam keluarga, mata Tuhan tertuju kepada orang benar, dan telingaNya mendengarkan doa mereka. Kita harus membuktikan diri kita sendiri bersemangat dengan
melakukan yang baik dan, bahkan ketika disakiti, kita mengusahakan damai.
Jika engkau bertahan, melalui kesabaran dan iman, di dalam keluarga, dan engkau memberkati dan
tidak mengutuki, maka hasilnya adalah Allah akan memberikan berkat status anak kepada keluarga
kita. Upah kita adalah ketika kita belajar untuk memberkati, kita menjadi berkat.
Penderitaan demi kebenaran
Secara sederhana, lebih baik menderita untuk apa yang benar, menurut kehendak Allah, daripada
menderita karena melakukan apa yang salah. Demi kebenaran, engkau akan diintimidasi, difitnah dan
dicaci maki. Penderitaan-penderitaan ini adalah karena tingkah laku kita yang baik di dalam Kristus,
memelihara kesaksian kita sementara menderita, dan menjaga hati nurani yang baik. Dalam hal-hal
ini, orang-orang yang menentangmu akan dipermalukan. Yesus berkata, ‘Berbahagialah orang yang
dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.’12Upah bagi
penderitaan demi kebenaran adalah kita diberkati.Hal ini berarti hidup Allah sedang dimultiplikasi dalam
engkau dan sedang dilayani kepada yang lain melalui dirimu.
Penderitaan persekutuan salib
Tujuan Kristus dalam menderita kematian dalam daging adalah untuk menghancurkan dosa dan
memultiplikasi hidup status anak melalui persembahan-Nya. Kita mempersenjatai diri kita sendiri
dengan tujuan yang sama ketika kita bersatu dengan Kristus dalam persekutuan salib. Ketika kita
melakukan hal ini, kita memasuki suatu proses dari berhenti berbuat dosa dan memultiplikasi hidup
status anak.13
Sementara kita bersatu dalam penderitaan, kita belajar untuk berdoa dan mengkhususkan kehidupan
kita kepada Allah. Hidup yang dikhususkan yang diserahkan kepada kehendak Allah tidak berjalan
dengan kelebihan dan hawa nafsu dunia. Hal-hal ini digantikan oleh kasih yang sungguh-sungguh
bagi tubuh Kristus. Tubuh Kristus adalah suatu persekutuan kasih. Rasul Petrus mengajarkan bahwa
kasih ini menutupi banyak dosa. Sementara kita bersatu dengan persekutuan penderitaan, kasih
menjadi jelas (nyata) dan dosa berhenti, membuat tubuh Kristus dibangun.
Upah bagi penderitaan persekutuan salib adalah kemerdekaan dari ikatan perbudakan kepada dosa. Hasilnya
adalah kita menghidupi kehidupan yang dikhususkan dalam melayani Allah di dalam tubuh Kristus.
Penderitaan api pengujian iman
Keselamatan dan status anak diperoleh di tengah-tengah pengujian penderitaan.14 Ketika kita
menanggung kesulitan yang datang dari ujian iman, kita harus mempercayakan diri kita sendiri
kepada Allah sebagai Pencipta kita yang setia. Kita harus menerima bahwa ujian iman adalah bagian
dari kehendak Allah bagi kehidupan kita. Ketika kita melakukan hal ini, kita memperoleh hasil dari
iman kita, yaitu keselamatan jiwa kita.15
Dengan sabar kita bertahan dalam api pengujian iman, mengetahui bahwa tujuannya adalah untuk
menguji kita. Ujian api ini, ketika ditanggung dalam iman oleh kuasa Allah, menyempurnakan iman
12
Mat 5:10
1Ptr 4:1-2
14
1Ptr 4:18
15
1Ptr 1:9
13
49
kita, membuat iman kita lebih berharga dari emas. Hasilnya adalah untuk pujian dan kemuliaan
Allah.16 Melalui api pengujian, kita menerima upah kekal yang datang dari iman.
Penderitaan para penatua
Ada suatu harapan bahwa para penatua gereja haruslah menjadi saksi-saksi dan pengambil bagian
dalam penderitaan Kristus. Sebagai orang-orang yang mengambil bagian dari penderitaan-Nya,
mereka berjalan dalam penderitaan sesuai dengan kehendak Allah. Mereka menggembalakan jemaat
Allah dan menunjukkan diri mereka sendiri menjadi teladan melalui persekutuan mereka dalam
penderitaan Kristus. Paulus memberikan contoh sikap ini ketika ia berkata, ‘yang kukehendaki ialah
mengenal Dia … dan persekutuan dalam penderitaan-Nya’.17
Ketika Paulus menguraikan penderitaannya, dia mengakhiri dengan mengatakan bahwa di luar dari
hal-hal lahiriah seperti itu, juga ada tekanan setiap hari mengenai perhatiannya untuk semua gerejagereja.18 Para penatua yang menderita menurut kehendak Allah adalah gembala-gembala yang sejati
dari jemaat. Upah dari persekutuan dalam penderitaan Kristus ini adalah mahkota kemuliaan yang tidak pernah
layu.
Penderitaan karena serangan Iblis
Aspek ketujuh ini, penderitaan karena serangan dari Iblis sendiri, adalah rangkuman dari keenam
penderitaan yang sebelumnya. Di segala waktu, serangan iblis ini harus dilawan dengan berdiri teguh
dalam iman. Iblis adalah musuh kita, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum,
mencari orang yang dapat ditelannya. Api pengujian yang datang untuk menguji iman kita,
mendemonstrasikan bahwa kita memiliki dasar iman yang teguh yang dapat, dan akan, melawan
Iblis.
Dalam Kitab Suci, kita membaca tentang keberanian orang-orang yang mengalahkan Iblis melalui
disatukan dengan Kristus dan melalui firman kesaksian mereka. Orang-orang ini, dalam
persembahan, menyerahkan kehidupan mereka sampai mati.19Jenis iman yang dimurnikan ini adalah nilai
yang berharga, memimpin kepada kemuliaan kekal dalam Kristus.
Kesimpulan
Jadi kita lihat bahwa penderitaan memiliki tempat dalam kehidupan kita. Penderitaan bukan lagi
hanya merupakan hasil dari kutuk, yang memimpin kepada maut. Sekarang, di dalam Kristus,
penderitaan telah menjadi suatu unsur yang penting dalam hidup seorang anak Allah. Mari kita ingat
bahwa, terlepas dari orang Kristen atau bukan, setiap orang akan menderita pada tingkatan yang
berbeda. Namun, bagi orang yang dilahirkan dari Allah, penderitaan telah menjadi konteks yang di
dalamnya iman mereka dicobai dan diuji serta dibuktikan untuk menjadi nilai yang berharga. Ketika
kita mempersenjatai diri kita sendiri dengan tujuan yang sama seperti Kristus, kita menemukan
bahwa kuasa Allah menjadi sempurna dalam kelemahan kita, kita menemukan kebajikan-kebajikan
iman terbukti dalam kehidupan kita. Kita menemukan diri kita sendiri dalam persekutuan dengan
saksi-saksi yang banyak seperti awan. Saksi-saksi ini adalah laki-laki dan perempuan iman yang
menanggung banyak penderitaan untuk melihat iman mereka diuji, dimurnikan dan dinyatakan
untuk menjadi nilai yang berharga. Kita didorong oleh kesaksian mereka dan bersukacita,
mengetahui besarnya upah kekal kita.
16
1Ptr 1:6-9
Flp 3:10
18
2Kor 11:28
19
Why 12:11
17
50
Pertanyaan Pembelajaran–Iman dan Penderitaan
Dalam kitab Ibrani, Paulus menuliskan bahwa kaum Israel memiliki injil yang diberitakan kepada
mereka. Namun, firman ini tidak menguntungkan bagi mereka karena belum disatukan dengan iman
dalam para pendengar.


Apa artinya firman disatukan dengan iman dalam orang-orang yang mendengar?
Bagaimana firman bertemu dengan iman dalam kehidupanmu?
Iman dimurnikan melalui pengujian. Iman diuji dalam konteks penderitaan dengan suatu pandangan
kepada upah penuh dari status anak.



Paulus berbicara tentang nilai yang berharga dari iman kita. Apa yang ia maksud dari hal ini?
Apakah ketujuh konteks, yang diperkenalkan oleh rasul Paulus, yang di dalamnya iman kita
diuji?
Dapatkah engkau memberikan kesaksian mengenai penderitaan dalam konteks-konteks ini?
Apakah dampak dari pengalaman ini atas kehidupan dan perjalanan Kekristenanmu?
51
JALAN YANG BARU DAN HIDUP
DavidHall
Dalam suratnya kepada jemaat Korintus, Paulus menuliskan bahwa ‘pemberitaan tentang salib
memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan
pemberitaan itu adalah kekuatan Allah’.1 Beberapa penulis telah menjelaskan bahwa ‘diselamatkan’
bukan sebagai suatu pekerjaan yang telah selesai, tapi sebagai kebutuhan bagi orang Kristen untuk
terus berjalan dalam ‘jalan keselamatan’. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa ada suatu proses
keselamatan yang terjadi terus-menerus dimana setiap orang harus menjalaninya.2 Tuhan mengenal
jalan orang benar, dan kita dapat mempelajari jalan ini dari Dia melalui firman-Nya.3
Penting bagi kita untuk memperhatikan bahwa sementara kita mulai diselamatkan, Kitab Suci
mengatakan kita sedang diselamatkan hanya jika kita terus di dalam jalan keselamatan. Setelah
diperdamaikan dengan Allah, kita akan diselamatkan oleh hidup-Nya. Paulus mengajarkan kita
bahwa kita telah diselamatkan dalam pengharapan untuk menerima status anak kita.4 Kalau kita
bertekun dan terus berjalan di dalam jalan keselamatan, maka Allah akan menjadi Bapa kita dan kita
akan menjadi anak-anak-Nya.5
1
1Kor 1:18
Ibr 10:36
3
Mzm 1:6
4
Rm 8:24
5
Why 21:7
2
52
Firman tentang salib
Rasul Petrus menulis dalam suratannya yang pertama bahwa orang-orang yang memberitakan injil,
melakukannya oleh Roh Kudus yang diutus dari sorga.6 ‘Memberitakan’ itu lebih dari sekedar
menyebarkan informasi tentang Allah. Pemberitaan itu tidak hanya berbicara kepada kita tentang
agama atau pekerjaan-pekerjaan baik dari perspektif manusia. Ketika seorang utusan menyampaikan
firman tentang salib kepada kita, firman ini datang kepada kita dengan kuasa dan dalam Roh Kudus.7
Firman yang hidup dan berkuasa ini sedang diberitakan kepada kita ‘hari ini’. Kita dapat
menyebutnya ‘firman hari ini’ karena penulis kitab Ibrani mengatakan, ‘Pada hari ini, jika kamu
mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan
di padang gurun, dimana nenek moyangmu (Israel) mencobai Aku dengan jalan menguji Aku’. Dapat
dirasakan bahwa firman tentang salib sedang datang kepada kita saat ini! Petrus menyebutnya
‘kebenaran yang telah kamu terima (firman yang ada bersama kamu)’.8 Jika kita menerima dan hidup
oleh firman ini, kita akan menjadi orang-orang yang mengambil bagian dari Kristus dan akan
memegang teguh keyakinan kita sampai akhir.
Firman tentang salib datang untuk menikam dan menginsafkan hati kita. Firman mengiluminasi
pengertian kita, memberikan kita pengetahuan dan pengharapan sehubungan dengan panggilan kita.9
Kita harus terus menerima firman ini setiap hari dan menaatinya. Kapasitas untuk taat tidak dimulai
di dalam kita. Kapasitas itu ada di dalam firman yang kita terima. Kita menerima kapasitas untuk taat
ketika iman diberikan kepada kita. Jelas bahwa ketika kita menaati firman oleh iman yang kita telah
terima, kita dilahirkan dari Allah. Partisipasi kita dalam keselamatan bukanlah peristiwa satu kali
seumur hidup. Ini merupakan suatu perjalanan hidup, tujuannya adalah untuk memperoleh status
anak kita.
Sebuah proses pentahiran
Firman tentang salib ini berkuasa karena membawa kepada kita substansi dari pekerjaan Kristus
yang terselesaikan. Apa maksud kami dengan hal ini? Ketika Kristus memproklamirkan di atas kayu
salib, ‘Sudah selesai’, Dia sedang mendeklarasikan bahwa semua persembahan telah digenapi dan
dirangkumkan ke dalam sebuah proses. Kemudian Ia mati dan menyerahkan Roh-Nya kepada Bapa.
Tubuh-Nya yang tergantung di atas kayu salib merupakan sisa dari persembahan yang sepenuhnya
sempurna dan terbakar. Dalam pengertian ini, seperti halnya abu dari suatu persembahan. Ketika
Kristus menyelesaikan pekerjaan-Nya, prajurit menikam tubuh-Nya dengan sebuah tombak. Abu
dari persembahan-Nya yang terselesaikan, dengan darah dan air yang keluar dari luka oleh tombak
itu, merupakan unsur-unsur yang melaluinya umat manusia dapat diselamatkan dan dipulihkan
kepada status anak mereka.10 Dalam menuliskan kepada jemaat Ibrani, dengan segera Paulus
merangkumkan perihal ini. ‘Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu
lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa
lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada
Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatanperbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah (melayani) kepada Allah yang hidup?’11
6
1Ptr 1:12
1Tes 1:5
8
2Ptr 1:12
9
Ibr 4:12. Ef 1:18
10
Yoh 19:34. 1Yoh 5:6
11
Ibr 9:13-14
7
53
Kematian Kristus adalah penggenapan nubuatan akan persembahan yang menghasilkan abu dari
lembu betina merah di bawah Perjanjian Lama.12 Dalam persembahan ini, lembu merah (lembu betina
merah) dibunuh dan sebagian dari darahnya dipercikkan kepada kemah pertemuan sebanyak tujuh
kali. Tubuhnya dibakar dengan darahnya, bersama dengan beberapa kayu aras, kain kirmizi dan
hisop. Kemudian abunya dicampur dengan air murni yang mengalir. Dengan menggunakan cabang
dari hisop, air ini dipercikkan tujuh kali oleh orang yang tahir atas tubuh seseorang yang telah
menjadi najis dengan menyentuh mayat. Air ini disebut ‘air pentahiran’. Proses ini diulangi pada hari
pertama, ketiga dan ketujuh, menandakan suatu proses untuk pengudusan yang terus-menerus.13
Orang yang tidak tahir, hanya dinyatakan tahir di akhir dari proses selama tujuh hari. Namun, pada
setiap tiga hari pemercikan, orang yang tahir yang melayani air pentahiran dianggap najis sampai
petang hari. Baik orang yang menerima pemercikan maupun yang melayani pemercikan tidak dapat
masuk ke jemaat sampai mereka tahir. Kalau mereka masuk sementara najis, mereka harus
dikeluarkan dari tengah-tengah jemaat karena tempat kudus, atau bait suci Tuhan sedang
dicemarkan oleh mereka.
Kitab Suci mencatat konteks-konteks yang berbeda dimana seseorang yang bersentuhan dengan
mayat. Banyak dari konteks itu terlihat tidak disengaja, tapi tetap membuat orang yang
menyentuhnya menjadi najis. Dalam konteks kita sebagai orang Kristen, mayat menggambarkan
segala sesuatu yang Kristus telah jatuhkan hukuman atasnya. Ini semua adalah yang ada di dalam
dunia, yang lama, dan yang sedang berlalu.14 Hal-hal ini adalah sesuatu yang lama bagi kita karena
pekerjaan Kristus yang terselesaikan telah melepaskan kita dari cara yang lama yang memimpin
kepada kematian, kepada ‘sebuah jalan yang baru dan hidup’. Paulus menuliskan bahwa jalan yang
baru dan hidup telah ditegakkan meskipun tabir dari daging Kristus. Dia sedang merujuk kepada
lambung-Nya yang ditikam. Kemudian kita lihat bahwa pekerjaan persembahan Kristus yang
terselesaikan membawa kita ke dalam sebuah jalan yang baru dan hidup, ke dalam jalan status anak.
Sementara kita berjalan di jalan yang baru dan hidup, ada banyak keadaan dimana kita dapat
berinteraksi dengan, atau menyentuh, yang merupakan bagian dari yang lama dan kondisi kejatuhan
kita sebagai anak-anak Adam. Sebagai contoh, kalau kita kembali kepada tingkah laku berdosa kita
yang sebelumnya, setelah dilepaskan dari hal-hal tersebut, kita akan perlu dipercikkan dengan air
pemisahan. Hal yang sama jika kita terlibat dalam budaya-budaya atau praktek-praktek keluarga
yang berlawanan dengan budaya tubuh Kristus. Hal ini juga bisa sebagai konsekuensi dari sekedar
terlibat dalam praktek-praktek duniawi di sekolah atau tempat kerja untuk menyesuaikan diri dan
memperoleh penerimaan.
Kita semua berada dalam kebutuhan yang jelas akan air pentahiran sebagaimana kita terus di jalan
yang baru dan hidup. Mengambil manfaat dari unsur-unsur ini bagi diri kita sendiri adalah penting
untuk hidup sebagai seorang anak Allah. Hal ini dikarenakan kita tidak dapat membuat persembahan
yang berkenan sebagai anak-anak sementara kita najis. Jika kita melakukan hal ini, kita membawa
ketidaktahiran ke dalam persekutuan tubuh Kristus. Inilah artinya mencemarkan tempat kudus. Jika
kita terus berjalan tanpa menyelesaikan permasalahan ini, Tuhan akan mengeluarkan kita dari
kumpulan umat-Nya.
12
Seekor lembu betina merah adalah lembu berambut merah, lembu yang belum melahirkan dan murni serta
tidak bercela.
13
Bil 19:1-10
14
1Yoh 2:17
54
Kodrat ilahi
Zakharia merujuk kepada darah dan air yang datang dari lambung Kristus sebagai ‘sumber untuk
membasuh dosa dan kecemaran’.15 Sumber ini memberikan kita kuasa untuk memproses dan
menghapus dosa serta kenajisan dari kehidupan kita. Bagi orang Kristen, permasalahannya adalah
seringkali tidak banyak mengenai seseorang yang membereskan dosa, tetapi mengenai keluar dari
kenajisan dunia dan jalan-jalannya, serta dikuduskan kepada Allah.16
Sumber hidup yang mengalir dari lambung Kristus bukan hanya memberikan kita kuasa untuk
membereskan dosa, tapi juga memberikan hidup Allah kepada kita. Allah menggunakan perantaraan
air, darah dan Roh Kudus untuk memberikan hidup-Nya kepada kita. Melalui aktivitas dari ketiga
unsur inilah maka kita menerima hidup dari Bapa, Anak dan Roh Kudus. Kita menyebut hidup ini,
kodrat ilahi.
Allah mempersembahkan hidup-Nya sendiri kepada kita supaya kita dapat menjadi anak-anak-Nya.
Ini merupakan hidup ‘pribadi’-Nya karena hidup ini adalah milik Bapa, Anak dan Roh Kudus, yang
membagikan hidup ini bersama. Allah adalah tiga Pribadi dalam satu persekutuan. Sementara Mereka
membagikan hidup ini, Mereka masing-masing melayani hidup Mereka kepada kita dalam cara yang
spesifik dan unik.
Allah Bapa mempersembahkan hidup-Nya kepada kita melalui air firman. Firman-Nya membawa
iluminasi kepada kita, memberikan kita pengertian untuk mengetahui apakah nama kita. FirmanNya juga memberikan kita kuasa untuk menjadi anak yang taat yang Dia namakan kita untuk jadi.
Firman tersebut menetapkan unsur-unsur dari nama dan pekerjaan-pekerjaan kita. Ketika kita
menerima nama dan pekerjaan-pekerjaan kita dari Bapa, kita juga menerima hidup-Nya sebagai
hidup kita sendiri, dan hidup ini memampukan kita untuk hidup sebagai seorang anak Allah.
Allah Anak menebus kita dengan hidup dan kuasa yang ada di dalam darah-Nya. Darah-Nya tercurah
bagi pengampunan dosa-dosa kita. Darah-Nya membawa kita kembali dari kematian akan dosa, dan
memampukan kita untuk hidup sebagai anak-anak Allah. Kemudian kita lihat bahwa darah-Nya
tidak hanya membersihkan hati kita dari pekerjaan-pekerjaan sia-sia (mati); tapi juga memampukan
kita melayani Allah dan mendemonstrasikan bahwa kita adalah anak-anak-Nya.
Allah Roh Kudus memberikan kita hidup-Nya ketika Dia memberikan kita kuasa untuk melakukan
pekerjaan-pekerjaan yang merupakan nama kita. Ada kuasa dalam hidup yang Roh Kudus berikan
kepada kita. Dia juga memberikan kepada kita ketujuh kali lipat Roh Allah, yang disebut dalam Kitab
Suci Roh yang Kekal. Berdiam dalam Roh Allah adalah kuasa yang menyatukan kita kepada
persembahan Kristus. Kuasa ini memampukan kita untuk memberikan diri kita sendiri kepada Allah
sebagai korban yang hidup.
Ketika kita menerima hidup dari Bapa, Anak dan Roh Kudus, kita telah menerima kodrat ilahi.17 Kita
telah menerima hidup Allah sendiri dan hidup ini memberikan kita kapasitas untuk terus di jalan
keselamatan, jalan yang baru dan hidup. Firman ‘hari ini’ yang diberitakan kepada kita,
menyingkapkan di hadapan kita jalan yang harus kita jalani sebagai murid-murid Kristus. Sementara
kita menempuh perjalanan hidup dengan Kristus, kita juga diperintahkan untuk memelihara
persekutuan kita dengan orang Kristen yang lain. Sementara kita berjalan di jalan ini, kita sedang
dibasuh dari dosa dan kenajisan. Proses pentahiran hanya efektif ketika kita terus berjalan dalam
persekutuan satu dengan yang lain.
15
Za 13:1
2Kor 6:17
17
2Ptr 1:1-4
16
55
Pengasihan dan permohonan
Ketika firman tentang salib pertama-tama diberitakan kepada kita, kita tidak mempunyai kapasitas
di dalam diri kita sendiri untuk menerima apa yang sedang disampaikan, karena pikiran kita telah
dibutakan oleh Iblis. Kita sedang hidup dalam kegelapan dosa dan berada di bawah kuasa Iblis yang
merupakan ilah dari dunia ini.18
Zakharia memproklamirkan bahwa Tuhan akan mencurahkan atas orang-orang yang mendengarkan
firman tentang salib, Roh pengasihan dan permohonan.19 Ketika seseorang memberitakan firman
kepada kita oleh kuasa Roh Kudus, Allah mencurahkan Roh pengasihan dan permohonan atas kita.
Kita menemukan kembali pengertian dan iman. Kita dapat memandang kepada Kristus yang kita
tikam dan meratap karena dosa kita. Kita melihat lambung Kristus yang ditikam dan meratap karena
kehilangan status anak kita. Kita mengerti bahwa Dia mati karena kita mati bagi Allah sehubungan
dengan dosa kita. Dia memberikan hidup-Nya sebagai suatu persembahan bagi kita supaya kita dapat
hidup.20
Air dan darah adalah untuk pendamaian dan pengudusan kita, dan memberikan kita hidup. Air dan
darah adalah unsur utama yang merupakan bagian dari air pemisahan. Pembasuhan dari air
pemisahan adalah aplikasi dari air dan darah yang mengalir dari lambung Kristus yang terluka,
kepada kehidupan kita. Ingat bahwa air pentahiran dari dosa dan kenajisan dibuat dari semua unsur
yang Kristus sediakan bagi kita dari persembahan-Nya. Unsur-unsur ini diaplikasikan kepada
kehidupan kita oleh firman, melalui pekerjaan Roh Allah yang menginsafkan.
Firman ini memberikan kita kapasitas untuk menanggalkan manusia lama dan jalan-jalannya yang
najis.21 Sementara kita menerima pelayanan dari Roh, kita dilahirkan kembali dan pikiran kita
dibaharui di dalam roh. Kita mengenakan manusia baru, ciptaan baru kita, dan dibaharui dalam
kebenaran, kekudusan dan keadilan.
Air firman adalah kehendak Allah yang Bapa miliki bagi setiap anak-anak-Nya. Sementara kita
menerima firman tentang salib yang diberitakan kepada kita, kita mengenal kehendak Allah bagi
kehidupan kita. Jalan ketaatan menjadi jelas bagi kita, menyediakan kita dengan keyakinan iman,dan
memotivasi kita untuk memasuki jalan yang baru dan hidup melalui penyediaan dari Kristus.22
Partisipasi kita
Firman tentang salib pertama-tama memanggil kita untuk keluar dari dunia dan jalan-jalannya, dan
dari budaya asing keluarga-keluarga kita. Dalam kitab Korintus, Paulus memanggil kita untuk ‘keluar
dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, dan janganlah menjamah apa yang najis'
maka kita akan menjadi anak-anak laki-laki dan anak-anak perempuan Allah.’23
Roh memberikan kita kemampuan yang datang dari kasih karunia dan kuasa untuk berdoa bagi
kehendak Allah terjadi dalam kehidupan kita. Ketika kita berdoa, iluminasi diberikan kepada kita.
Kita diberikan suatu pengertian mengenai hal-hal yang kita harus percayai dalam kehidupan kita.
Kita melihat jalan ke depan, dan proses yang Kristus telah tegakkan untuk membersihkan kita dari
kedurhakaan.
18
2Kor 4:4. 1Yoh 2:11
Za 12:10
20
2Kor 5:14
21
Rm 6:6. Ef 4:22. Kol 3:9
22
Ibr 10:19-22
23
2Kor 6:17-18
19
56
Dalam pengertian yang paling praktis, ketika kita percaya dan menerima penyediaan-Nya, kita dapat
menaati dan berpartisipasi dalam proses yang diperlukan agar pembersihan terjadi. Rasul Yohanes
menuliskan dan berkata kepada kita bahwa, ‘Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepadaNya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.’24 Dia juga berkata, ‘Tetapi jika kita hidup di
dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan
yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.’25
Pekerjaan dari darah dan Roh hanya efektif dalam kehidupan kita sebagaimana kita bersekutu
bersama di dalam terang. Paulus menuliskan bahwa hasil dari persekutuan adalah keyakinan.
Mengapa? Karena kita belajar, sementara kita bersekutu, apakah kehendak Allah bagi kehidupan
kita. Iman untuk berlanjut dalam jalan status anak datang dari keyakinan ini. Kita dapat merangkul
nama kita dan berlanjut untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan kita sebagai murid-murid Kristus,
dan ini termasuk melayani firman pengudusan yang sama kepada satu sama lain. Kita menerima kasih
Allah sebagaimana kasih itu dicurahkan ke dalam hati kita, dan datang bersamanya belas kasihan
yang olehnya kita dapat masuk ke dalam penderitaan orang lain. Dalam konteks persekutuan, kita
dapat mengakui kesalahan kita kepada satu dengan yang lain, saling mendoakan, dan disembuhkan
dari kenajisan kita.26 Kita dapat menginspirasi satu dengan yang lain untuk mengasihi dan
melakukan pekerjaan-pekerjaan baik yang merupakan milik dari status anak kita. Kita didorong
dalam iman sebagaimana kita terus berada di jalan yang baru dan hidup.
24
1Yoh 3:3
1Yoh 1:5-10
26
Kol 3:9-14. Yak 5:15
25
57
Pertanyaan Pembelajaran – Jalan yang Baru dan Hidup
Abu dari persembahan Kristus yang terselesaikan, dengan darah dan air yang mengalir dari lambungNya, merupakan unsur-unsur yang melaluinya umat manusia dapat diselamatkan dan dipulihkan
kepada status anak mereka. Kristus telah menegakkan jalan yang baru dan hidup bagi kita untuk
berjalan di atasnya.


Apa yang membuat kita najis sementara kita berjalan di jalan yang baru dan hidup?
Bagaimana engkau secara praktis dibersihkan oleh air pentahiran sementara engkau terus berada
di jalan ini?
Sumber hidup yang mengalir dari lambung Kristus tidak hanya memberikan kita kuasa untuk
membereskan dosa; tapi juga memberikan hidup Allah kepada kita.


Jelaskan bagaimana hidup Allah diberikan kepada kita melalui unsur-unsur air, darah dan Roh.
Bagaimana engkau menerima unsur-unsur ini dalam hidupmu?
58
DATANG! JADILAH ANAK ALLAH
DAN MENYEMBAH
Kane McNally
Pendahuluan
Nyanyian ‘Come! And be a son of God (Datang! Dan jadilah anak Allah)’ mendeklarasikan berita injil
tentang status anak. Ini adalah berita utama dari Kitab Suci. Allah menginginkan persekutuan
dengan kita dan memanggil kita untuk menjadi anak-anak-Nya.
Berita dari nyanyian ini menginjili baik orang-orang yang belum diselamatkan maupun orang-orang
yang sedang diselamatkan. Jika kita sedang diselamatkan, kita harus terus mendengarkan firmanNya, menjawab panggilan-Nya dan menjalani rencana-Nya bagi kita dalam dunia ini, sebagaimana
Dia memisahkan kita kepada diri-Nya. Dalam jalan ini, kita akan terus hidup sebagai anak-anak Allah
sekarang dan selamanya dalam langit yang baru dan bumi yang baru.
Penghargaan membawa kepada penyembahan dan persekutuan
Nyanyian ini merupakan suatu rangkuman dari rencana Allah bagi kita. Ketika kita mengikuti isi dari
nyanyian ini, kita mulai dapat mengerti rencana Allah dan menghargai kasih-Nya bagi kita. Sebagai
orang Kristen, apa artinya bagi kita ‘menghargai’ seseorang? Ketika kita memahami, menilai dan
mengenal seseorang sebagai seorang anak Allah, kita mulai menghargai mereka. Kita melihat
keindahan dari nama mereka, dan kita bersyukur kepada Allah untuk persekutuan kita bersama
dengan mereka. Kita mulai untuk menyembah, atau ‘memberikan-nilai’. Ketika kita menyembah dengan
cara ini kita memiliki persekutuan dengan Allah dan satu dengan yang lain.
59
Dalam bagian pertama dari artikel ini kita akan menghargai hubungan dari kasih Allah melalui
perkataan dari nyanyian ini. Ini adalah panggilan Allah untuk menjadi anak-anak-Nya. Dalam bagian
kedua dari artikel ini kita akan memperhatikan partisipasi kita dalam budaya penyembahan di rumah
Allah.
Datang! Dan jadilah anak Allah
Bait 1
Pada mulanya, sebelum bumi dibentuk
Allah merancangkan bagi kita semua, untuk menjadi anak-anak-Nya
Tapi kita dilahirkan sebagai orang yang mati bagi Dia, hanya anak-anak manusia
Dia sedang memanggilmu, ‘Datang jadilah anak hari ini’.
Ayat ini menguraikan kasih Allah yang berlimpah,yang diekspresikan kepada kita. Bahkan sebelum
penciptaan, dengan penuh kasih Allah mendiskusikan anak-anak Allah yang Dia mau kita akan jadi,
dan menuliskan detil-detil ini serta pekerjaan pelayanan yang kita harus capai, dalam kitab kehidupan.
Ketika kita mengerti akan hal ini, kita mulai melihat dan diiluminasi sehubungan dengan sikap dari
kasih yang Bapa telah diberikan kepada kita, sehingga kita dapat disebut anak-anak Allah.
Namun, karena kejatuhan manusia di taman Eden, semua umat manusia sekarang lahir ke dalam
dunia ini sebagai orang-orang yang mati bagi Allah – dijauhkan dan diasingkan dari Dia dalam
pelanggaran dan dosa-dosa. Kita yang dilahirkan dalam rumah tangga Kristen dilingkupi oleh iman
dari orang tua kita. Namun, pada titik tertentu dalam kehidupan kita, Allah memanggil setiap dari
kita, seorang diri. Kita tidak dapat hanya terus di dalam iman orang tua kita. Kita harus meresponi
panggilan-Nya, secara pribadi. Ini adalah kasih dan kehormatan yang Dia anugerahkan atas kita.
Bait 2
Pelayan Allah, memberitakan kabar baik ini kepada kita,
Dan ketika kita mendengarnya dan menjawab panggilan-Nya,
Kita dihidupkan bagi Dia dan bersatu dengan keluarga-Nya,
Dia sedang memanggilmu, ‘Datang jadilah anak hari ini’.
Dalam kasih-Nya, Allah mengutus para utusan untuk memberitakan kabar baik tentang status anak
kepada semua bangsa. Ketika kita menjawab panggilan-Nya untuk datang dan menjadi anak itu, kita
dihidupkan bagi Dia dan bersatu dengan keluarga-Nya. Kita bukan hanya anak-anak manusia; kita
juga adalah anak-anak Allah.
Bait 3
Dia menyembuhkan hati yang hancur, Dia menyembuhkan yang terluka
Ya, keluarga-keluarga dipulihkan, ketika mereka menjadi anak-anak-Nya
Bapa memanggilmu dari rumah-Nya hari ini,
Aku memanggilmu, ‘Datang jadilah anak hari ini’.
Tuhan melayani kita ketika kita adalah anak-anak-Nya. Dia menyembuhkan hati yang hancur dan
luka-luka yang kita tanggung. Keluarga-keluarga kita dipulihkan kepada kasih dan persekutuan
Kekristenan yang sejati ketika kita menjadi anak-anak-Nya.
60
Bapa memanggil kita dari rumah-Nya. Hal ini begitu indah. Yesus telah mempersiapkan suatu tempat
bagi kita dalam rumah Bapa. Inilah dimana kita dapat hidup dan tinggal dengan Dia. Dari rumahNyalah Dia memanggil kita untuk menjadi anak-anak-Nya supaya kita dapat tinggal bersama dengan
Dia.
Bait 4
Kita berjalan penuh sukacita, laki-laki dan perempuan, anak laki-laki dan anak perempuan
Bersukacitalah karena kita menerima dari kasih karunia-Nya untuk melakukan kehendak-Nya
Dan sekarang kita sedang berjalan, sebagai umat-Nya
Ya, kita bersukacita hari ini, kita adalah anak-anak-Nya hari ini.
Karena kita menghargai panggilan-Nya kepada kita dan penyediaan-Nya bagi kita untuk menjadi
anak, sekarang kita berjalan maju, bersukacita dalam kasih dan rancangan-Nya bagi kehidupan kita.
Kita mengasihi saudara-saudara kita, dan Dia memberikan kita kasih karunia yang berlimpah
sebagaimana kita menerima dan melakukan kehendak-Nya dalam tubuh Kristus.
Hal yang luar biasa untuk diperhatikan bahwa Allah mengasihi kita semua dengan kepenuhan kasihNya. Dia tidak menahan kasih-Nya dari siapapun. Semua orang berharga di mata-Nya. Semua
perempuan, laki-laki, semua anak perempuan dan anak laki-laki dipanggil untuk berjalan dengan
penuh sukacita sebagai anak-anak Allah.
Refrain
Datang dan jadilah, datang dan jadilah, datang dan jadilah anak Allah
Datang dan jadilah, datang dan jadilah, datang sekarang dan jadilah anak Allah
Dia sedang memanggilmu, Bapa sedang menarikmu dan sekarang Dia berkata, ‘Datang jadilah anak’,
Dia sedang memanggilmu, datang jadilah anak hari ini.
Kemudian refrain-nya memanggil semua orang untuk datang dan menjadi seorang anak Allah. Kasih
Allah memanggil kita dari sebelumnya dan Bapa sendiri menarik kita untuk datang dan tinggal dengan
Dia dalam persekutuan, selamanya. Ini merupakan berita utama dari Kitab Suci. Allah adalah Bapa
kita, dan Dia telah memanggil setiap orang yang pernah dilahirkan di muka bumi, untuk menjadi
anak-anak-Nya. Ini adalah injil tentang status anak – ini adalah injil yang telah kita dengar, percaya
dan sekarang kita jalani. Setiap kali kita mendengar firman diberitakan, kita sedang mendengar
panggilan untuk Datang! Dan menjadi anak Allah.
Penghargaan memimpin kepada penyembahan dan persekutuan
Ketika kita menghargai kasih Allah dan panggilan-Nya kepada status anak, kita meresponi dan
melangkah maju untuk bertemu dengan Dia dan menjadi anak yang Dia telah namai untuk kita jadi.
Sekarang kita mulai menyembah. Kita bersyukur; kita bersukacita dalam roh kita; kita menyembah.
Sementara kita melangkah maju untuk terus menyembah selama kehidupan kita – memberikan
penghargaan kepada Dia, diri kita sendiri dan saudara-saudara kita di dalam Kristus – kita memiliki
persekutuan dengan Allah dan satu dengan yang lain.
Titik puncak dari ekspresi kita akan penyembahan dan persekutuan adalah ketika kita berkumpul
bersama dengan saudara-saudara kita di meja perjamuan. Ini adalah hak istimewa dari setiap anak
Allah untuk berpartisipasi dan menyembah dalam cara ini.
61
Administrasi penyembahan Raja Daud
Ada suatu keseluruhan administrasi penyembahan dalam rumah Allah. Pertama-tama administrasi ini
dinyatakan kepada Raja Daud sebagai suatu pola yang olehnya seluruh bangsa harus menyembah dan
melayani kepada Tuhan. Salah satu aspek utama dari pola ini adalah adanya alur pelayanan khusus. Ini
artinya bahwa suatu ‘not nada’ tertentu, atau ekspresi penyembahan, diminta pada saat tertentu.
Aspek kunci yang lain adalah setiap fungsionaris atau keluarga dari para penyanyi dan pemain musik
harus melayani ‘not nada’ tertentu yang dibentuk oleh nama. Ini artinya bahwa setiap orang atau
keluarga diatur dalam administrasi dan mereka harus berfungsi dalam mandat yang diberikan kepada
mereka.
Hal yang sama juga berlaku bagi kita. Ketika kita datang ke rumah Tuhan untuk bersekutu di mejaNya, ada suatu ‘not nada’, atau ekspresi penyembahan, yang diminta oleh Roh Kudus. Kemudian
sesuai dengan nama, yang berbeda-beda harus melayani dalam cara tertentu untuk memimpin kita
dalam penyembahan kita. Hal ini luar biasa! Suatu tema penyembahan diminta, dan sekarang kita
semua dipimpin dalam partisipasi kita ketika kita menyembah dan bersekutu bersama.
Menyembah dalam urutan dan aturan yang sesuai dengan nama, memenangkan
peperangan
Ada cerita di dalam Alkitab mengenai tentara Tuhan yang pergi berperang, pertama dipimpin oleh
para penyanyi dan kemudian para pemain musik mengikuti mereka. Kita temukan bahwa ketika
aturan dari penyembahan ditegakkan dan ada suatu keistimewaan dalam alur pelayanan, peperangan
itu dimenangkan. Dalam cara ini, Tuhan merebut kemenangan. Dia menyerang musuh atau membuat
mereka bingung sehingga di sana bahkan tidak perlu berperang.
Berhiaskan kekudusan
Dalam Mazmur, kita diinstruksikan untuk menyembah Tuhan dengan berhiaskan kekudusan. Kapanpun
kita melihat kata ‘kekudusan’ kita tahu bahwa hal ini merujuk kepada pengudusan. Ketika seseorang
secara khusus dipisahkan untuk suatu pekerjaan, mereka sedang dikuduskan kepada pekerjaan itu.
Dalam hal ini mereka juga sedang dipisahkan kepada ekspresi individu mereka yang unik dari
kehidupan Allah. Ketika kita menghargai orang tersebut, kita menyembah Tuhan. Kita menghargai
keindahan dari status anak mereka dan kapasitas untuk melayani yang mereka telah terima dari
Allah. Kita juga menerima pelayanan Tuhan dari orang tersebut. Kita tidak hanya menghargai orang
lain, tapi kita semua menghargai hak istimewa kita yang unik, tanggung jawab dan kewajiban untuk
menjadi pribadi yang berharga yang Dia rencanakan untuk kita jadi. Dan dengan demikian, kita
berpartisipasi dengan penuh sukacita.
Mengapa kita menyembah?
Mengapa kita bernyanyi dan menyembah pada pertemuan perjamuan kudus? Apakah ini hanya suatu
pola agamawi yang diwariskan dari generasi ke generasi? Jikalau demikian, bagi beberapa orang akan
kelihatan tidak berarti atau bahkan misterius.
Hal ini tidaklah demikian. Waktu penyembahan kita adalah waktu yang bersemangat dan penuh
dengan kehidupan Allah. Waktu penyembahan kita bukan hanya suatu metode agamawi untuk
memulai suatu pertemuan yang sukses. Pemimpin pujian dipimpin oleh Roh Kudus ketika mereka
memilih nyanyian-nyanyian untuk melayani tema yang Roh inginkan dalam pertemuan tersebut. Kita
menghargai Tuhan dan apa yang sedang Dia katakan serta layani kepada kita dalam pertemuan
ketika kita menyanyi dan menyembah. Tuhan sedang bertemu dengan kita, kita sedang bersekutu,
dan Dia memberikan kita kasih karunia untuk berjalan maju sebagai anak-anak-Nya. Kita bukan
62
hanya datang sebagai orang-orang yang mengamati, tapi kita datang untuk berpartisipasi dalam
penyembahan, dan kita menemukan persekutuan dengan Tuhan serta satu dengan yang lain.
Hendaklah perkataan (firman) Kristus diam dengan segala kekayaannya di
antara kamu
Perkataan (firman) Kristus diam dengan segala kekayaannya, atau melimpah di dalam kita, ketika
kita berpartisipasi dalam nyanyian dan penyembahan bersama! Inilah mengapa kita datang bersama
dan bernyanyi. Roh kemudian mengajarkan dan menasihati kita sesuai dengan apa yang Dia sedang
layani kepada kita, setiap saat kita berkumpul bersama. Kita diberikan buah dari kehidupan-Nya di
dalam kita dan kita siap serta diperlengkapi untuk berjalan maju sebagai seorang anak bagi musim
yang akan datang.
Mengapa kita mengangkat tangan ketika kita menyembah?
Seringkali telah diajarkan bahwa mengangkat tangan selama penyembahan adalah untuk
menandakan penyerahan kita kepada Allah. Namun, Raja Daud meminta supaya doanya
diperhitungkan di hadapan Tuhan sebagai ukupan (kemenyan), dan tangannya yang terangkat
sebagai korban pada petang hari. Raja Daud memelihara iman dengan persembahan-persembahannya
berdasarkan hukum. Kita harus mengerti ‘substansi’ dari persembahan-persembahan ini dalam tubuh
Kristus. Kita dapat melihat di sini bahwa mengangkat tangan kita kepada Tuhan adalah indikasi dari
hidup kita untuk menjadi persembahan yang sepenuhnya dan terus-menerus kepada Dia. Kita juga
dapat mengangkat tangan kita dalam ucapan syukur kepada Tuhan. Kata ‘mengucap syukur’ dalam
bahasa Ibrani berarti ‘mengangkat tangan’. Ketika kita mengangkat tangan kita, kita sedang
mengekspresikan substansi alamiah dari budaya persembahan yang kepadanya kita telah dipanggil.
Nasihat kepada para pemain musik dan penyanyi untuk diarahkan oleh Roh
Sebagai para penyanyi dan pemain musik, biarlah kita semua dilatih oleh Roh dalam persekutuan
dengan orang-orang yang menjaga budaya penyembahan, supaya kita dapat melayani nada-nada atau
alur yang khusus, yang sesuai menurut Dia. Devosi (perenungan firman) pribadi kita dan kehidupan
doa adalah kunci untuk menjadi terlatih dalam mengartikulasikan nada khusus, atau ‘not nada’, dari
penyembahan dimana kita dipanggil untuk melayani minggu demi minggu. Mari kita menyisihkan
waktu untuk menyembah Tuhan, untuk berdoa dan menantikan Dia supaya kita dapat menjadi
bejana yang berguna, sesuai untuk Dia pakai.
Menghargai firman Allah dalam nyanyian
Kita dapat bernyanyi dengan suara kita dan bernyanyi dengan alat-alat musik, mazmur dan nyanyian
rohani kita di rumah. Suatu kunci bagi kita adalah menghargai firman dari setiap nyanyian. Firman
Allah dalam nyanyian dapat menantang kita, menyegarkan kita, dan mendorong kita. Sebagaimana
kita melakukan hal ini, kita sedang belajar untuk menjadi sangat responsif dan terlatih dalam
mengekspresikan firman-Nya dalam nyanyian. Kita tidak hanya sedang memainkan nada-nada yang
tepat, tetapi menjadi terlatih dalam menghargai firman dari setiap nyanyian dan keahlian tertentu
dari melayani ekspresi firman dalam nyanyian. Kita menjadi terlatih dalam melayani nada pertobatan,
bersukacita, ucapan syukur, damai sejahtera dan kasih. Roh sedang mengajarkan kita untuk melayani
not nada dari setiap nyanyian
Menantikan Dia untuk nyanyian rohani
Sebagai orang-orang yang sedang belajar untuk menyembah, kita dapat mulai menantikan Dia untuk
nyanyian rohani. Ketika kita berpindah dari mazmur atau nyanyian rohani dalam devosi kita, untuk
bermain alat musik di dalam Roh, dari waktu ke waktu Roh memperkuat pengurapan-Nya atas kita
63
dan mengajarkan serta menginstruksikan kita untuk melayani not nada atau ekspresi penyembahan
tertentu. Pada alat musik, hal ini dapat menjadi seperti kosa kata yang Dia berikan kepada kita di
dalam Roh. Hal ini sesuai dengan nama kita dan Dia sedang mengajarkan serta menginstruksikan kita
dalam hal tersebut. Kita semua seharusnya menantikan Tuhan untuk tuntunan-Nya.
Anak-anak Allah menyembah
Kita sedang mengekspresikan diri kita sendiri sebagai anak-anak Allah dalam penyembahan pada
perjamuan kudus ketika kita memainkan alat musik dan bernyanyi. Namun, lebih dari itu, kita
sedang mengekspresikan Roh. Roh datang atas kita, dan kita dimotivasi oleh Dia untuk
mengekspresikan keistimewaan yang Ia minta. Ini adalah pelayanan-Nya di tengah-tengah kita. Roh
sedang menyuarakan di tengah-tengah jemaat, dan apa yang sedang kita ekspresikan adalah sesuai
dengan tuntunan-Nya. Sebagai hasilnya, rumah Tuhan penuh dengan penyembahan. Ini adalah tujuan
utama kita, karena rumah Tuhan harus dipenuhi dengan penyembahan.
Kesimpulan
Dalam musim yang akan datang, mari kita semua menabur kepada status anak yang Dia telah
rancangkan bagi kita. Mari kita lihat apakah sikap kasih yang Bapa telah berikan kepada kita
sehingga kita disebut anak-anak Allah. Kemudian dengan menghargai kasih-Nya, mari kita
menantikan Dia dalam doa dan dalam penyembahan supaya pada saat kita datang bersama, kita
dipimpin oleh Roh untuk memenuhi rumah-Nya dengan penyembahan.
64
Pertanyaan Pembelajaran – Datang! Jadilah Anak Allah dan
Menyembah
Kasih Allah memanggil kita sejak ‘sebelum’ dan Bapa menarik kita kepada persekutuan dengan Dia
sebagai seorang anak. Ini adalah injil tentang status anak yang telah kita dengar, percaya, dan di
dalamnya kita sekarang berjalan maju.


Sebagai orang-orang Kristen yang telah meresponi injil tentang status anak, mengapa kita perlu
mendengar secara terus-menerus dan meresponi panggilan untuk datang dan menjadi anak
Allah?
Sudahkan engkau mengetahui kasih Allah kepadamu? Apakah dampak kasih itu atas dirimu?
Ketika kita menghargai kasih Allah dan panggilan-Nya kepada status anak, kita meresponi dan
melangkah maju untuk bertemu dengan Dia serta menjadi anak yang Dia telah namai untuk kita jadi.
Sekarang kita mulai menyembah.


Mengapa kita bernyanyi dan menyembah ketika kita berkumpul bersama di meja perjamuan?
Bagaimana engkau mempersiapkan dirimu untuk berpartisipasi dalam penyembahan pada
pertemuan perjamuan?
65
66
67
GLOSARIUM
Kata kunci
Air firman
Kehendak Allah yang Bapa miliki bagi setiap anak-anak-Nya.
Air pentahiran, atau
pemisahan
Dalam Perjanjian Lama, abu dari lembu merah (sapi) dibakar
dengan kayu aras, hisop dan kain kirmizi, dicampur dengan air
murni yang mengalir. Saat ini, air pentahiran dibuat dari semua
unsur yang Kristus sediakan bagi kita dari persembahan-Nya,
khususnya air dan darah yang mengalir dari lambung-Nya
setelah Dia mati.
Berhiaskan kekudusan
Keindahan dari seorang individu yang dipisahkan kepada status
anak mereka, dan kepada pekerjaan dari status anak mereka.
Jubah kebenaran, pakaian
keimamatan
Mandat untuk melakukan kehendak Allah Bapa sehubungan
dengan kehidupan kita.
Kasih karunia sebelumnya
Suatu kasih karunia yang sebelumnya, yaitu kasih karunia yang
datang sebelum suatu respon.
Kasih yang
mempersembahkan
Kasih yang ditunjukkan oleh Allah Bapa dan Anak-Nya dimana
yang satu adalah bagian dari yang lain, disesuaikan kepada yang
lain, menyatakan yang lain, dan kemudian dinyatakan oleh yang
lain.
Kekal
Yang memiliki suatu titik permulaan tapi tidak ada akhir;
disebut juga abadi.
Kitab
kehidupan
Anak Catatan mengenai nama-nama, pekerjaan, kehendak dan tujuan
68
Domba
dari Allah.
Kodrat ilahi
Hidup dari Bapa, Anak dan Roh Kudus. Yesus Kristus adalah
Benih dari kodrat ilahi.
Manusia alamiah
Orang yang tidak dilahirkan dari Roh Allah. Umat manusia
pertama-tama diciptakan alamiah. 1Kor 15:46.
Manusia rohaniah
Orang yang dilahirkan dari Roh Allah. Manusia rohaniah
diiluminasi untuk melihat dan mengetahui hal-hal yang diberikan
secara cuma-cuma oleh Allah, karena mereka diajarkan oleh Roh
Allah. 1Kor 2:12,13.
Mesias
Kata Ibrani yang berarti ‘Yang Diurapi’; memiliki arti yang sama
dengan kata, ‘Kristus’.
Penatalayanan
Suatu administrasi. Penatalayanan (kepengurusan) yang kita
terima dari Allah adalah melakukan tugas imam sesuai dengan
nama, pekerjaan dan hidup-zoe kita yang tersembunyi bersama
Kristus, di dalam Allah.
Penghargaan
Suatu pengertian dan penghormatan terhadap sesuatu, atau
seseorang.
Penyembahan
Memberikan penghargaan, khususnya kepada Allah, saudarasaudara dan saudari-saudari kita dalam Kristus, dan diri kita
sendiri.
Persekutuan
Hasil dari penghargaan dan penyembahan kita bersama. Titik
puncak dari persekutuan kita adalah perjamuan tubuh dan darah
Tuhan Yesus Kristus.
Persembahan Kristus
Proses yang olehnya Allah Anak menyerahkan hak-hak-Nya
sendiri sebagai Allah Anak dan menundukkan diri-Nya untuk
menjadi semua yang Bapa minta dari Dia.
Pertumbuhan tunas
Proses yang olehnya benih-benih mulai bertumbuh. Benih
individu mengandung semua kapasitas untuk bertunas,
bertumbuh, bermultiplikasi dan menghasilkan buah sesuai
dengan karakteristiknya sendiri.
Roh pengasihan dan
permohonan
Kapasitas dan dorongan untuk berdoa dan bersatu dengan
penderitaan Yesus Kristus di taman Getsemani.
Roh yang Kekal
Ketujuh kali lipat Roh Allah.
Roti hidup
Firman Allah yang disampaikan kepada kita di dalam
persekutuan tubuh Kristus.
Sunat Kristus
Proses pengubahan yang olehnya Allah Bapa membuat Allah
69
Anak, Anak-Nya.
Terkorupsi
Hidup melalui proses kebinasaan. Tubuh alamiah kita hidup oleh
proses korupsi. Kita memperoleh tenaga dari makanan yang kita
makan dan, setelah itu, rusak (hancur). 1Kor 6:13.
Tidak terkorupsi
Hidup melalui proses di luar kebinasaan. Sebagaimana hal ini
berlaku bagi tubuh Yesus yang tidak dapat binasa, tubuh kita
yang tidak dapat binasa tidak akan dapat ditopang oleh prinsip
korupsi (dapat binasa) dalam langit yang baru dan bumi yang
baru.
Yahweh Elohim
Tiga Pribadi dari ke-Allahan – Yahweh Bapa, Yahweh Anak dan
Yahweh Roh Kudus.
70
Download