Konservasi Tumbuhan Tropis

advertisement
Konservasi Tumbuhan Tropis
Johny S. Tasirin & Martina A. Langi
TROPICAL PLANT CURRICULUM
PROJECT
Kerjasama
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
Dan
TEXAS A&M UNIVERSITY
2012
1
DISCLAIMER
This module is made possible by the generous
support of the American people through the United
States Agency for International Development (USAID).
The contents are the responsibility of Texas A&M University
and Sam Ratulangi University as the USAID Tropical Plant
Curriculum Project partners and do not necessarily reflect
the views of USAID or the United States Government.
Kata Pengantar
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas hikmat dan pertolonganNya sehingga
penyusunan modul ini dapat terselesaikan.
Terima kasih disampaikan kepada USAID dan Universitas TEXAS A&M atas dukungan dana bagi
penyusunan modul ini.
Modul ini ditujukan sebagai bahan ajar Keanekaragaman hayati. Modul ini dapat digunakan
oleh tenaga pengajar (dosen) maupun mahasiswa sebagai bahan acuan untuk memperkaya
pengetahuan terkait Keanekaragaman hayati tumbuhan dan mengenal keanekaragaman
tumbuhan di daerah tropis.
Penyusunan Modul ini masih banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun
sangat kami butuhkan untuk penyempurnaan modul ini.
Terima kasih,
Penyusun
3
Bab 1. Iklim Tropis
Batasan. Yang dimaksud dengan daerah tropis adalah kawasan yang memiliki iklim tropis.
Secara umum daerah ini terletak di dekat garis khatulistiwa, pada garis lintang 5-10° Utara dan
Selatan. Di beberapa tempat, iklim tropis bisa ditemukan sampai pada 25° dari garis
khatulistiwa. Dalam klasifikasi Koppen- Geiger, iklim tropis dicirikan oleh suhu udara yang
tinggi, dimana suhu rata-rata tahunan diatas 18 °C. Koppen-Geiger membagi iklim tropis ke
dalam iklim hutan hujan tropis (Af), iklim monsun tropis (Am), dan iklim savana basah dan
kering (As dan Aw) (Gbr. 1).
Gambar 1. Pembagian iklim dunia berdasarkan Koppen-Geiger. Sumber: Kottek (2006).
Box Diskusi
1. Variasi iklim berdasarkan ketinggian dari permukaan laut
- Perbedaan vegetasi di pantai dan pegunungan
- Presipitasi di dataran rendah dan dataran tinggi
- Presipitasi di daerah tropis dan lintang tinggi
2. Variasi musim
- Musim penghujan dan kemarau
- Daerah dengan empat musim
- Posisi matahari dan panjang hari
4
-
Peristiwa iklim ekstrim
Komunitas tumbuhan dan satwa di daerah tropis tersusun atas jenis-jenis yang khas dan
kadang-kadang hanya bisa hidup di daerah tropis. Namun demikian, modifikasi iklim
memungkinkan jenis-jenis ini mampu hidup di luar habitat aslinya. Ekosistem di daerah tropis
sebagian besar ditandai dengan adanya hutan hujan dan hutan gugur daun. Di tempat-tempat
tertentu di daerah tropis bisa juga ditemukan hutan kering dan gurun.
Box Diskusi 1. Jenis di daerah beriklim tropis dan daerah lainnya
- Jenis hewan dan tumbuhan domestikasi
- Jenis hewan liar
- Jenis tumbuhan liar
2. Modifikasi iklim
- Rumah kaca
- Bangunan irigasi
- Hujan buatan
- Produktivitas lahan dan iklim
Keanekaan hayati tertinggi di dunia ditemukan di kawasan tropis. Beberapa kawasan
diantaranya merupakan kawasan kunci dengan tingkat keanekaan hayati tertinggi di dunia
dengan tingkat keendemikan yang sangat tinggi pula. Kawasan ini menjadi prioritas global
untuk pelestarian alam.
Box Diskusi 1. Daftar jenis flora dan fauna berdasarkan negara
- Negara dengan tingkat biodiversitas tertinggi
- Tingkat keendemikan
2. Badan dunia terkait konservasi alam
- IUCN
- CITES
- UNEP
- NGO
Tugas
Deskripsikan iklim tropis berdasarkan Koppen!
5
Bab 2. Biogeografi Tumbuhan Tropis
Daerah tropis di dunia, dari sudut pandang biogeografi, tersusun atas bioregion Paleotropis dan
Neotropis . Bioregion Paleotropis ditemukan di Afrika, Asia dan Australia. Bioregion Neotropis
ditemukan di Kepulauan Karibia, Amerika Tengah dan Amerika Selatan.
Pembagian kawasan biogeografi di dunia dipelopori oleh petualang Inggris Alfred Wallace yang
membagi bumi ke dalam 6 bioregion yakni Paleartika, Afrika, Oriental, Australasia, Neartika,
dan Neotropika. Bioregion ini kemudian diperbaiki oleh Olson dkk (2001) menjadi 8 ekoregion
dengan menambahkan Oceania dan Antartika (Gbr. 2).
6
Gbr. 2. Ekoregion terestrial dunia. Sumber: Olson dkk. (2001)
Box Diskusi
1. Lempengan kerak bumi
2. Paparan Sunda dan Paparan Sahul
3. Pergeseran benua
Terbentuknya bioregion yang berbeda-beda dicirikan terutama oleh tumbuhan dan satwa
penyusunnya. Hal ikhwal keberadaan suatu komunitas tumbuhan atau satwa di suatu tempat
merupakan hasil dari suatu proses yang sangat panjang. Ada jenis yang toleran terhadap kondisi
iklim yang luas. Jenis ini bisa ditemukan pada tempat-tempat dengan rentang iklim yang lebar.
Jenis-jenis ini umum ditemukan pada banyak tempat di bumi. Jenis- jenis ini sangat mudah
berberadaptasi dengan lingkungan dimana dia berada tanpa mengakibatkan perubahan yang
berarti pada struktur genetik populasinya.
Box Diskusi 1. Rantai makanan dan jaring makanan
2. Jenis umum
3. Jenis introduksi dan bahayanya.
Ada jenis yang beradaptasi secara khusus pada kondisi lingkungan dengan rentang yang sempit.
Jenis-jenis ini mengkolonisasi dan terpelihara pada kawasan yang kecil dengan sumber daya
yang terbatas. Dalam skala waktu geologis, jenis-jenis ini terpisah secara genetik dengan
populasi induknya dan menjadi jenis yang baru. Proses ini disebut speciasi. Proses ini menjadi
semakin intensif pada daerah yang memiliki pembatas geografi yang tegas seperti laut, sungai
dan fisiografi lahan yang ekstrim. Oleh sebab itu, suatu pulau sampai pada ukuran tertentu
merupakan pemicu terbentuknya kantong-kantong tumbuhan dan hewan yang unik yang ciriciri morfologinya mendekati tapi tidak sepenuhnya sama dengan jenis-jenis kerabatnya di pulau
tetangga.
Box Diskusi
1. Toleransi terhadap faktor lingkungan
2. Lahirnya jenis baru
3. Teori pulau: Ukuran pulau dan kekayaan jenis
7
Indonesia adalah laboratorium alam yang penting di dunia untuk studi biogeografi dan
keanekaan hayati. Indonesia yang tersusun oleh ekosistem kepulauan merupakan lahan subur
bagi pembentukan kantong-kantong ekologi dengan tingkat endemisitas jenis tumbuhan dan
satwa yang tinggi. Pentingnya Indonesia juga ditunjang oleh struktur geologi yang unik.
Kawasan Indonesia merupakan tempat transisi antara bioregion Oriental dan Australasia. Garis
pemisah yang paling populer dari kedua bioregion ini adalah Garis Wallacea yang terletak di
sebelah barat Pulau Sangihe, Pulau Sulawesi, dan Pulau Lombok atau garis imageri yang
melewati laut Sulawesi, Selat Makassar, dan Selat Lombok (Wallace, 1876).
Pada dasarnya ada tujuh buah garis yang pernah diajukan menjadi pemisah antara bioregion
Oriental dan Australia. Selain garis Wallace, ada enam garis lain yakni Huxley, Murray, Muller,
Webber, Sclatters, dan Lydekker (Gbr. 3). Sejumlah ahli kemudian mengusulkan kawasan
diantara Wallace dan Lydekker ini menjadi bioregion sendiri yang dinamakan Bioregion
Wallacea.
Gbr. 3. Bioregion Wallacea
8
Box Diskusi 1. Selat Bali atau Selat Lombok
2. Jenis tumbuhan dan satwa di kawasan Wallacea
Bahan Bacaan
Abell. R., M.L. Thieme, C. Revenga, M. Bryer, M. Kottelat, N. Bogutskaya, B. Coad, N. Mandrak,
S.C. Balderas, W. Bussing, M.L.J. Stiassny, P. Skelton, G.R. Allen, P. Unmack, A. Naseka, R.
Ng, N. Sindorf, J. Robertson, E. Armijo, J.V. Higgins, T.J. Heibel, E. Wikramanayake, D. Olson,
H.L. López, R.E. Reis, J.G. Lundberg, M.H. Sabaj Pérez, and P. Petry. 2008. Freshwater
Ecoregions of the World: A New Map of Biogeographic Units for Freshwater Biodiversity
Conservation. BioScience 58 (5): 404-414.
Burslem, D.F.R.P., M.A. Pinard, & S.E. Hartley. 2005. Biotic Interactions in the Tropics Their Role
in the Maintenance of Species Diversity. Cambridge University Press. Cambridge. 566 pp.
Hubbell, S.P.. 2001. The Unified Neutral Theory of Biodiversity and Biogeography. Princeton
University Press. Princeton and Oxford. 375 pp.
Motley, T.J., N. Zerega, & H. Cross. Darwin’s Harvest: New Approaches to the Origins, Evolution,
and Conservation of Crops. Columbia University Press. New York. 390 pp.
Olson, D.M., E. Dinerstein, E.D. Wikramanayake , N.D. Burgess, G.V.N. Powell, E.C. Underwood,
J.A. D’amico, I. Itoua, H.E. Strand, J.C. Morrison, C.J. Loucks, T.F. Allnutt, T.H. Ricketts, Y.
Kura, J.F. Lamoreux, W.W. Wettengel , P. Hedao, and K.R. Kassem. 2001. Terrestrial
Ecoregions of the Wo rld: A New Map of Life on Earth. BioScience 51 (11): 933-938
Sodhi, N.S. & P.R. Ehrlich. 2010. Conservation Biology for All. Oxford University Press. New York.
344 pp.
Spalding, M.D., H.E. Fox, G.R. Allen, N. Davidson, Z.A. Ferdaña, M. Finlayson, B.S. Halpern, M.A.
Jorge, A. Lombana, S.A. Lourie, K.D. Martin, E. McManus, J. Molnar, C.A. Recchia, and J.
Robertson. 2007. Marine Ecoregions of the World: A Bioregionalization of Coastal and Shelf
Areas. BioScience 57 (7): 574-583
Wallace, A.R.. 1876. The Geographical Distribution of Animals, With a Study of the Relations of
Living and Extinct Faunas As Elucidating the Past Changes of the Earth's Surface. Harper and
Brothers, New York.
Wilson, K.A., M.F. McBride, M. Bode and H.P. Possingham. 2006. Prioritizing global
conservation efforts. Nature 440(16): 337-340
Whitten, T., M. Mustafa, G.S. Henderson. 2002. The Ecology of Sulawesi. Periplus. Singapore.
9
Bab 3. BIODIVERSITAS
Istilah biodiversitas sering dipersamakan dengan keanekaragaman hayati atau
keanekaan hayati. Biodiversitas adalah terjemahan dari kata bahasa Inggris ”biodiversity” yang
adalah akronim dari "biological diversity". Biodiversitas adalah seluruh tatanan keanekaan
kehidupan di Bumi. Biodiversitas mencakup isu pada tingkat gen sampai ke ekosistem. Dalam
skala lokal biodiversitas sering digunakan untuk mendeskripsikan kekayaan spesies pada suatu
daerah. Walaupun tujuan utamanya adalah untuk menunjukkan keragaman data, beberapa
indeks diversitas sering dijadikan acuan untuk menerangkan tinggi rendahnya keanekaan jenis
pada suatu kawasan. Namun sudah semakin terbangun secara global bahwa pada hakekatnya
biodiversitas melingkupi seluruh kehidupan di Bumi.
Konservasi Biodiversitas melejit popularitasnya pada akhir dekade 1980an. Dan
mendapat dorongan yang sangat kuat pada The United Nations Conference on Environment
and Development di Rio de Janeiro, 3-14 Juni 1992 yang melahirkan
Rio Declaration on
Environment and Development. Salah satu prinsip yang diadopsi adalah:
“States shall cooperate in a spirit of global partnership to conserve,
protect and restore the health and integrity of the Earth's
ecosystem.”
(Negara-negara wajib bekerja sama dalam semangat partneship
global untuk melestarikan, melindungi, dan memulihkan kesehatan
dan integritas dari ekosistem bumi.)
Dan menjadi kewajiban untuk memperhatikan pelestarian keanekaragaman hayati dituangkan
dalam Convention on Biological Diversity. Indonesia meratifikasi konvensi ini.
Box diskusi
Aktivitas manusia yang berpengaruh dan membahayakan sumber daya
10
biologi.
Manfaat biodiversitas dalam kehidupan.
Biodiversitas bisa ditinjau dari level genetik, species sampai ekosistem. Variasi individu dan
kompleksitas ekosistem merupakan ekspresi dari kekayaan genetik dari populasi-populasi
penyusun ekosistem tersebut. Proses dan fungsi dalam ekosistem bisa dipelajari dari kekayaan
genetik, interaksi antara organisme, spesialisasi terhadap faktor lingkungan, dan struktur
komunitas. Pemahaman proses dan fungsi ekologi di rana alami sering diadopsi untuk
menjawab masalah produksi biologi di dunia pertanian.
Kekayaan genetik bisa diekspresikan dalam hirarki komunitas dan spasial. Dalam hirarki
komunitas, individu dalam populasi menjadi fokus pembagian hirarki apakah informasi genetik
itu berasal dari individu tunggal, kumpulan individu dalam satu populasi, atau dari beberapa
populasi atau gabungan dari populasi-populasi dari species yang berbeda. Dalam hirarki spasial,
perhatian diarahkan pada distribusi geografi yang bisa membentuk region berbasis bioekologi.
Box diskusi
Ulasan terhadap ekoregion dan bioregion
Biodiversitas spesies ditentukan oleh kekayaan species di suatu kawasan atau habitat target.
Kontinum kekayaan jenis di dunia ini bergerak dari yang tertinggi di daerah tropis menuju ke
titik rendah di daerah kutub. Kontinum yang lain bergerak dari titik tertinggi di daerah lembab
ke titik rendah di daerah kering. Dari dua kontinum ini, kekayaan jenis tertinggi akan ditemukan
dari di daerah tropis basah dan kecenderungan akan terus menurun ke arah kutub dan padang
gurun yang kering.
11
Biodiversitas ekosistem merupakan puncak dari kekayaan biologi yang ada di bumi. Ekosistem
adalah kesatuan faktor biofisik dan kimia yang membentuk habitat bagi mahluk hidup
penghuninya. Keanekaan ekosistem menjadi penjamin terpeliharanya kekayaan jenis dan
genetik yang ada di bumi.
Box diskusi
Biological hotspots di dunia
Bab 4. NILAI BIODIVERSITAS
Kekayaan budaya di Indonesia merupakan ekspresi dari kekayaan jenis tumbuhan yang hidup di
Indonesia. Tumbuhan telah menjadi bagian kehidupan umat manusia untuk memunuhi
kebutuhan makanan, obat-obatan, perumahan, kultural, dan spiritual. Nilai biodiversitas sangat
kompleks dan sulit dimaterialisasikan. Opini terhadap binatang gajah bisa bipolar. Di satu sisi
gajah dianggap berkarisma dan cerdas, di sisi lain gajah juga adalah ancaman terhadap hasil
pertanian dan keamanan masyarakat.
Nilai biodiversitas dibedakan menjadi dua kategori yaitu nilai kegunaan dan nilai
intrinsik. Nilai kegunaan ditentukan melalui pemanfaatannya yang biasanya dikaitkan dengan
manusia walaupun kemanfaatan itu bisa ditinjau juga dari sisi ekologi. Nilai intrinsik adalah nilai
untuk hidup terlepas dari nilai kegunaanya.
Box diskusi
Toleransi terhadap ancaman karena manfaat: manusia vs alam.
12
Tinjauan kemanfaatan dari biodiversitas bisa dilakukan dengan pendekatan layanan ekosistem,
sumber biologis, dan keuntungan sosial. Komunitas biologis akan memberi proteksi terhadap
sumber air, menjamin pembentukan dan perlindungan tanah, memelihara siklus hara dan
penyimpanannya, menyerap polusi, mengendalikan populasi hama dan penyakit, dan memberi
kontribusi bagi stabilitas iklim. Biodiversitas juga merupakan sumber penting untuk pasokan
kini dan masa depan untuk pangan, bahan obat, produk kayu, tumbuhan ornamen, dan stok
hewan. Aspek lain yang juga penting adalah biodiversitas memberikan manfaat sosial yang
meliputi riset, pendidikan, rekreasi, pariwisata, dan sosial budaya. Dalam pembagian yang lain,
manfaat biodiversitas ini bisa dikelompokkan dalam manfaat langsung dan tidak langsung.
Box diskusi
Harga oksigen di atmosfir. Bumi menyediakan jasa setara $16-54 triliun
untuk manusia setiap tahun.
Kontroversi panen kayu dan bencana banjir
Nilai pasif: nilai yang nanti terhitung jika sumberdaya biologi tersebut
hilang.
Komunitas tumbuhan dan terutama pepohonan menjaga kualitas air dan siklus hidrologi serta
mengurangi diskrepansi hasil air antara musim hujan dan kemarau. Hilangnya tumbuhan akan
menurunkan daya resap dan daya tampung tanah terhadap air yang menyebabkan naiknya
aliran air permukaan. Tingginya aliran permukaan akan meningkatkan risiko terjadinya erosi
dan banjir. Erosi mengakibatkan hilangnya lapisan tanah yang suburdan pendangkalan pada
wadah-wadah air seperti sungai dan danau.
Box diskusi
Nilai air bersih.
13
Banjir di daerah urban.
Keanekaan pohon memberi kontribusi pada proses pembentukan tanah, stabilitas struktur tanah,
kelembaban tanah, kandungan unsur hara. Komunitas pohon juga menyediakan iklim mikro yang
memadai untuk dekomposisi material organik sebagai mata rantai utama dalam siklus hara dan
energi dalam ekosistem.
Akumulasi biomasa pada batang pepohonan merupakan tempat penyimpanan karbon yang
efektif dan berkelanjutan. Proses fotosintesis pada pohon merupakan proses penyerapan
karbondioksida dan pemasok oksigen yang sangat penting di bumi ini. Mekansime ini yang
memberi predikat hutan tropis merupakan paru-paru dunia. Ekosistem hutan yang terjaga akan
memberikan layanan ganda sebagai penyerap polusi karbon dari udara dan sekaligus menjadi
agen mitigasi pemanasan global.
Box diskusi
Perubahan iklim dan pemanasan global
Pohon sumber energi dan pangan
Pohon urat nadi ekonomi
Tugas:
Daftar jenis kayu komersil indonesia berdasarkan kompilasi kementerian
kehutanan
14
Bab 5. Dinamika komunitas
Komunitas tumbuhan bersifat dinamis, selalu berubah, baik oleh karena faktor
manusia maupun alam. Proses perubahan ini disebut suksesi. Suksesi diawali oleh
peristiwa alam yang ekstrim atau kerusakan skala kecil hasil eksploitasi manusia. Suksesi
pada komunitas hutan melewati tahapan tertentu yang akan menentukan bentuk akhir dari
komunitas tersebut. Bentuk dan intensitas peristiwa pada setiap tahapan akan
menentukan struktur dan komposisi jenis diakhir perjalanan suksesi.
Box Diskusi
Bentuk tumbuhan di habitat bebatuan dan pasir
Suksesi komunitas tumbuhan di Gunung Anak
Krakatau
Suksesi primer adalah proses perubahan komunitas tumbuhan yang diawali oleh kekuatan
bencana alam utama yang mengakibatkan hilangnya materi organik sebagai sumber plasma
untuk kolonisasi. Letusan Gunung Krakatau pada tahun 1890 merupakan contoh klasik yang
mengawali suksesi Gunung Anak Krakatau. Seluruh daratan Krakatau hilang dari permukaan
bumi dan kemudian digantikan oleh Anak Gunung Krakatau yang muncul dari laut beberapa
tahun setelah letusan. Diawali dengan gundukan panas yang kosong, saat ini anak Gunung
Krakatau telah ditumbuhi hutan tropis dengan keanekaan jenis yang cukup tinggi. Organisme
awal yang mendiami pulau itu adalah jenis oportunistik yang memanfaatkan sumberdaya yang
sangat terbatas. Jenis pionir ini memodifikasi lingkungan pulau tersebut menjadi lebih layak
bagi organisme lain untuk mendiaminya. Seiring dengan berjalannya waktu, jenis-jenis lain
datang dan mendiami pulau baru tersebut yang bertumbuh sekitar satu meter
setiap
tahunnya.
Suksesi sekunder terjadi lingkungan komunitas tumbuhan yang mengalami kerusakan oleh
peristiwa alam atau aktivitas manusia yang tidak mengakibatkan alterasi yang berarti. Dalam
15
komunitas yang mengalami suksesi sekunder, perubahan struktur dan komposisi komunitas
tumbuhan masih dipengaruhi oleh kondisi vegetasi sebelumnya. Dalam kondisi tertentu seperti
intervensi yang besar oleh aktivitas manusia atau kekuatan alam, komposisi jenis bisa
mengalami perubahan drastis.
Box Diskusi
Perladangan berpindah
Teknik silvikultur tebang pilih
Bab 6. KEBIJAKAN KONSERVASI GLOBAL



IUCN (Red-list of endangered species
CITES (Trading and transportation regulation)
Transborder Biosecurity
Bahan Bacaan
Burgman, M.. 2005. Risks and Decisions for Conservation and Environmental Management.
Cambridge University Press. Cambridge. 488 pp.
Canadell, J.G., D.E. Pataki, & L.F. Pitelka. 2007. Terrestrial Ecosystems in a Changing World.
Springer-Verlag. Berlin Heidelberg. 336 pp.
Chauhan, R.N. 2007. Global Forest Resources (Geographical Approach). Oxford Book. Jaipur
India. 356 pp.
FAO. 2011. Global Forest Resources Assessment 2010: Key findings.
www.fao.org/forestry/fra2010. Accessed Aug 28, 2011.
IUCN. 2010. Enhancing the contribution from Protected Areas to Biodiversity Conservation –
The role of the CBD Programme of Work on Protected Areas (POWPA). Position Paper. CBDIUCN.
Kappelle, M.. 2006. Ecology and Conservation of Neotropical Montane Oak Forests. SpringerVerlag. Berlin Heidelberg. 483 pp.
Leigh, E.G.. 1999. Tropical Forest Ecology: A View from Barro Colorado Island. Oxford University
Press. New York Oxford. 245 pp.
Rao, P.K.. 2010. The Architecture of Green Economic Policies. Springer-Verlag. Berlin
Heidelberg. 169 pp.
16
Ruddiman, W.F.. 2005. Plows, Plagues, and Petroleum: how humans took control of climate.
Princeton University Press. Princeton. 226 pp.
Bab 7. Tatanan Nasional Konservasi Tumbuhan Tropis




National Law and Policy (Peraturan perudangan, action plan, Sectoral Strategic Plan)
Sanctuaries and Parks (Cagar Alam, Taman Nasional, Taman Hutan Rakyat, Taman
Wisata Alam, Taman Keanekaan Hayati)
Arboretum and Botanical Garden
Genetic Conservation
Bahan Bacaan
Bab 8. Konservasi dan Pembangunan Berkelanjutan




Sustainable Development (MDGs)
Adaptation and mitigation to climate change
Ecological buffer to economic development
Local Wisdom: Conservation in a local level
Bahan Bacaan
Kottek, M., J. Grieser, C. Beck, B. Rudolf, dan F. Rubel. 2006. World Map of the Köppen-Geiger
climate classification updated. Meteorol. Z., 15:259-263.
Carson, W.P., & S.A. Schnitzer. 2008. Tropical Forest Community Ecology. Wiley-Blackwell.
Chichester, UK. 517. pp.
Gunter, S., M. Weber, B. Stimm, & R. Mosandl. 2011. Silviculture in the Tropics. Springer-Verlag
Berlin Heidelberg. 559 pp.
Molles, M.C.. 2008. Ecology: Concepts and Application. Mc Graw Hill. London. 604 pp
Vivanco, J.M. & T. Weir. 2011. Chemical Biology of the Tropics: An Interdisciplinary Approach.
Springer-Verlag. Berlin Heidelberg. 115 pp.
Guerrant, E.O., K. Havens, & M. Maunder. 2004. Ex Situ Plant Conservation: Supporting Species
Survival in the Wild. Island Press. Washington. 504 pp.
Lee, R.J., J. Riley, R. Merrill, dan R.P.Manoppo. 2001. Keanekaragaman Hayati dan Konservasi di
Sulawesi Bagian Utara. WCS - IP dan NRM. Manado.
Miller, G.T. and S.E. Spoolman. 2009. Living in the Environment: Concepts, Connections, and
Solutions. Brooks/Cole. Belmont,USA. 121 pp.
Newton, A.C.. 2007. Forest Ecology and Conservation: A Handbook of Techniques. Oxford
University Press. Oxford. 454 pp.
17
Springate-Baginski, O., & P. Blaikie. 2007. Forests, People and Power: The Political Ecology of
Reform in South Asia. Earthscan. London. 394 pp.
18
Download