ANALISIS PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TERHADAP ARUS NETRAL DAN LOSSES PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI (Studi Kasus Pada PT. PLN(Persero) Rayon Medan Sunggal) Adelinda Barus 1, Suprianto ST, MT. 2 Teknik Elektro Konsentrasi Energi Listrik STT Harapan Medan Jalan H.M Joni No.70 C Medan Telp/Fax. (061) 7366804-7368470 [email protected] ABSTRAK Ketidakseimbangan beban pada suatu system distribusi tenaga listrik selalu terjadi dan penyebabnya karena adanya ketidakseimbangan beban antara masing-masing phasa (phasa R,S dan T) pada pelanggan jaringan tegangan rendah. Akibat ketidakseimbangan beben tersebut menyebabkan munculnya arus pada netral trafo. Arus yang mengalir pada netral trafo tersebut menyebabkan terjadinya losses (rugi-rugi), yaitu losses akibat adanya arus netral pada penghantar netral trafo dan losses akibat arus netral yang mengalir ke tanah. Setelah melakukan analisa terhadap dua buah trafo distribusi pada rayon PLN Medan Sunggal diperoleh bahwa bila terjadi ketidakseimbangan yang besar maka arus netral yang muncul juga besar dan losses akibat arus netral yang mengalir ke tanah juga besar Kata Kunci : ketidak seimbangan beban, Arus netral, losses pada trafo Distribusi. ABSTRACT Distribution of electric power systems to consumers must have the quality and quantity of high quality.This is done so consumers (expense) and producers (PLN) can feel the benefit of a balanced, both in termsof the consumer's side or from prudusen (PLN). But that occur in the field are not comparable straight to the planning system, one of the frequent occurrence of burden sharing disproportionate impact on the quality of service. Unequal burden-sharing will lead to losses or losses.In the system we know the distribution of burden-sharing system 3 phase, that phase R, S-phase and three-phase pahasa T. The load should be balanced. But the writer gets data from PLN region of Medan Sunggal rayon there is current(load) in the neutral phase. This causes damage to the PLN, due to the load current flowing in the neutral phase is not included in the calculation of payments. To address this need to do an analysis of why the current system can occur in a neutral phase. Once analyzed, diproleh that in case of a large load imbalance, the losses and the current flowing in the neutral wire is also large. Keywords: load imbalance, neutral currents, losses in the distribution transformer. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala bidang. Salah satunya adalah pembangunan di sektor industri. Hal ini merupakan langkah penting yang harus ditempuh dalam era globalisasi. Dalam era globalisasi ini Indonesia dituntut untuk dapat bersaing dengan bangsa lain,termasuk bersaing dalam bidang industri yang pada akhirnya akan meningkatkan devisa negara. Peningkatan di sektor industri ini menuntut adanya kesiapan sumber daya yanng memadai,baik dari tekhnologi maupun sumber daya alam sehingga dapat berjalan dengan baik dan berkesinambungan. Perkembangan pembangunan di segala bidang menuntut PLN selaku penyedia listrik di tanah air. Untuk dapat memenuhi ketersediaan tenaga listrik di tanah air. Permasalahan utama yang sering dihadapi PLN adalah mulai terjadinya krisis energi yang mengglobal. Harga bahan bakar minyak di tingkat internasional terus meningkat. Hal ini menyebabkan PT.PLN harus melakukan efisiensi disegala sektor.salah satu langkah efisiensi yang dilakukan oleh PLN adalah menekan losses seminimal mungkin,baik losses secara teknis maupun non teknis agar dapat memenuhi kebutuhan akan tenaga listrik. 2. METODOLOGI PENELITIAN 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 2.1 TRANSFORMATOR 3.1 Data Teknis Trafo Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkain listrik yang lain dengan nilai yang sama maupun berbeda besarnya pada frekuensi yang sama, melalui gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat dari besi berlapis dan dua buah kumparan yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Rasio perubahan tegangan akan tergantung dari rasio jumlah lilitan pada kumparan itu, biasanya kumparan terbuat dari kawat tembaga atau aluminium yang di lilitkan pada kaki inti transformator. Transformator digunakan secara luas baik dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika. Penggunaan trafo dalam bidang sistem tenaga memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk setiap keperluan, misalnya kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya jarak jauh. Pengguna transformator yang sederhana dan handal merupakan salah satu alasan penting dalam pemakaiannya dalam penyaluran tenaga listrik arus bolak-balik, karena arus bolakbalik sangat banyak digunakan untuk pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik. Trafo Distribusi Morawa 250 Kva Tabel 3.1 trafo Distribusi Morawa 250 kVA DATA TEKNIS TRAFO Nama Pabrik Daya Voltra 250 Kva Phasa 3 Posisi Tap 3/5 Tegangan Primer L-L (kV) 20 kV TeganganSekunder L-L (V) 400 V Arus Primer (A) 7,2 A Arus Sekunder (A) 360,8 A Vektor Group YZN5 Impedansi (%) 4 Kabel Incoming NYY 150mm2 Kabel Outgoing NYFGBY 70mm2 2.2 KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN Yang dimaksud dengan keadaan seimbang adalah suatu keadaan dimana: Ketiga vektor arus/tegangan adalah sama besar Ketiga vektor saling membentuk sudut 1200 satu sama lain seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini A. Menentukan Persentase Pembebanan Trafo Distribusi Trafo Distribusi Morawa 250 kVA pengukuran siang hari (LWBP) = 262 = 239 = 212 Maka untuk menghitung persentase pembebanannya dimana: %I= × 100 % 100 % = 72,60 % 100 % = 66,23 % Gambar 3.4 a) Vektor Diagram Arus Keadaan Seimbang b) Vektor Diagram Arus Keadaan Tidak Seimbang 100 % = 58,75 % Jadi rata-rata persentase pembebanannya adalah: Rata-rata % I = Rata-rata I % = 65,86 % pengukuran malam hari (WBP) = 206 = 281 = 339 Maka untuk menghitung pembebanannya dimana: %I= × 100 % c= persentase 100 % = 57,08 % = 100 % = 77,87 % 100 % = 93,94 % Jadi rata-rata persentase pembebanannya adalah: Rata-rata I % = Rata-rata I % = 76,29 % B. Analisa ketidakseimbangan Beban Pada Trafo Distribusi pengukuran siang hari (LWBP) untuk jurusan outgoing timur = 57 = 19 = 36 Dari data pengukuran dapat dicari arus rata-rata ( ) yaitu: = = = 37,33 A Dengan demikian koefisien a,b dan c diperoleh sebagai berikut: a= = = 1,52 b= = = 0,50 c= = = 0,96 pada keadaan setimbang besarnya koefisien a,b dan c adalah 1, dengan demikian rata-rata ketidakseimbangan beban (%) adalah: = × 100 % = × 100 % = 35,33 % pengukuran malam hari (WBP) = 66 = 21 = 88 Dari data pengukuran dapat dicari arus rata-rata ( ) yaitu: = = = 58,33 A Dengan demikian koefisien a,b dan c diperoleh sebagai berikut: a= = = 1,13 b= = = 0,36 = = 1,50 pada keadaan setimbang besarnya koefisien a,b dan c adalah 1, dengan demikian rata-rata ketidakseimbangan beban (%) adalah: = × 100 % = = 42,33 % × 100 % C. Analisa Losses Akibat Adanya Arus Netral pada Penghantar Netral Trafo Ukuran kawat untuk penghantar netral trafo 50 mm2 dengan R = 0,6842 Ω/km Pengukuran Siang hari (LWBP) = 115 A = 2. = (115)2 . 0,6842 = 9.048,54 Watt = 9,04 kW Dimana daya aktif trafo : P = S. Cos φ, dimana cos φ pada trafo ini adalah 0,80 = 250. 0,80 = 200 kW Sehingga persentase losses akibat adanya arus netral pada penghantar netral trafo pada siang hari adalah: % = × 100% = × 100% = 4,52 % Pengukuran Malam hari (WBP) = 174 = 2. = (174)2 . 0,6842 = 20.714,83 Watt = 20,71 kW Dimana daya aktif trafo : P = S. Cos φ, dimana cos φ pada trafo ini adalah 0,80 = 250. 0,80 = 200 kW Sehingga persentase losses akibat adanya arus netral pada penghantar netral trafo pada malam hari adalah: % = × 100% = × 100% = 10,35 % 4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka penulis mengambil beberapa kesimpulan antara lain: 1. - Persentase pembebanan untuk Trafo Distribusi Morawa 250 kVA (LWBP) adalah 65,86 % (WBP) adalah 76,29 %, persentase Ketidakseimbngan bebannya (LWBP)23,55 %, (WBP) 33,44%, persentase losses akibat ketidakseimbangan beban (LWBP) 4,52 % (WBP) 10,35 %. - Persentase pembebanan untuk Trafo Distribusi Trafindo 250 kVA (LWBP) adalah 53,94 % , (WBP) adalah 101,23 %, persentase ketidakseimbngan bebannya (LWBP) 27,44%, (WBP) 35,88%, Persentase losses akibat ketidakseimbangan beban (LWBP) 3,95%(WBP) 15,12%. 2. Semakin besar ketidakseimbangan beban pada trafo distribusi maka arus netral yang mengalir ke tanah (IG) dan losses trafo semakin besar. 4.2 Saran Untuk menghindari besarnya rugi-rugi karena ketidakseimbangan beban tersebut disarankan kepada pihak PLN agar senantiasa melakukan pengukuran dan pemantauan pembebanan pada setiap trafo selain itu untuk beberapa buah trafo yang tersedia diharapkan dilakukan pemeliharaannya karena beberapa buah sudah usang/ nameplate nya tidak jelas dan diharapkan pihak PLN juga dapat lebih selektif dalam merealisasikan permohonan pasang baru . . DAFTAR PUSTAKA 1. Zuhal. 1991. Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya. Bandung: Penerbit ITB 2. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/2 0976/3/Chapter%20II.pdf 3.https://industri3601.wordpress.com/transformator -dan-sistem-distribusi-daya/ 4. Kadir,A, ,2000. Distribusi dan Utilasi Tenaga Listrik, Jakarta: UI-Press 5. http://eprints.umk.ac.id/77/1/AKIBAT_KETIDA KSEIMBANGAN_BEBAN_TERHADAP.pdf 6. https://www.google.co.id/search?q=gambar+ rangkaian+transformator&espv 7. jurnalelektro.petra.ac.id/index.php/elk/article/ download/16701/16693