1 BAB I INSTRUMEN GITAR A. Sejarah singkat Instrumen Gitar Menurut Maurice J. Summerfield, kata gitar berasal dari bahasa Persia yaitu Chartar berarti sejenis instrumen Tanbur berdawai empat. Instrumen ini pertamakali ditemukan di daerah Persia pada tahun 1400 SM terdapat pada relief pintu gerbang permukiman bangsa Hittite baru di Halyahuyuk. Instrumen tersebut kemudian mengalami perubahan nama di beberapa negara. Di Italia dikenal dengan nama Chittara, di Spanyol dikenal dengan nama Guitarra, di Jerman dikenal dengan nama Guitarre, dan di Inggris dikenal dengan sebutan Guitar. Tahun 300 SM instrumen Tanbur mengalami perkembangan menjadi Tanbur Yunani. Pada tahun 300 M dikembangkan kembali oleh bangsa Romawi kemudian dibawa ke semenanjung Siberia pada tahun 476, kira-kira tiga abad sebelum bangsa Moor menyerbu Spanyol instrumen Tanbur ini kemudian menjadi Guitarra Morisca dan Guitarra Latina. Guitarra Morisca mempunyai bagian belakang melengkung, papan jari lebar dan papan depan terdapat beberapa lubang suara (gambar 1a). Kegunaan instrumen ini sebagai pembawa melodi. Gambar 1a. Guitarra Morisca (Foto Dok: Wisnu Mintargo) Guitarra Latina mempunyai bentuk papan belakang datar seperti gitar yang digunakan pada saat ini yaitu mempunyai 2 sebuah lubang suara. Instrumen ini (gambar 1b) digunakan untuk memainkan akor. Gambar 1b. Guitarra Latina (Foto Dok: Wisnu Mintargo) Dari kedua instrumen tersebut kemudian berkembang menjadi Vihuela (gambar 2) pada abad ke-16 yang populer dikalangan kaum ningrat kerajaan Spanyol dan Portugis. Gambar 2. Vihuela (Foto Dok: Wisnu Mintargo) Instrumen Tanbur juga mengalami perkembangan menjadi instrumen Lute Barok (gambar 3) sangat terkenal dan digemari di negara-negara Inggris, Perancis, Italia dan Jerman pada abad ke17. Gambar 3. Lute Barok (Foto Dok: Wisnu Mintargo) 3 Pada akhir abad ke-17 di Eropa instrumen Vihuela dan Lute yang berdawai lima tersebut sedikit demi sedikit mulai ditinggalkan, namun demikian banyak reportoarnya sampai saat ini di gemari. Setelah Viuela dan Lute, lahirlah Gitar Klasik (gambar 4). Belum diketahui secara pasti sejak kapan dawai keenam mulai ditambahkan. Menurut para akhli sejarah gitar pada umumnya mereka setuju bahwa perubahan itu terjadi sekitar tahun 1780 di Italia dan Jerman dalam waktu yang tidak jauh berbeda. Gambar 4. Gitar Klasik (Foto Dok: Wisnu Mintargo) Tahun 1800 hingga dewasa ini instrumen gitar telah mengalami beberapa perkembangan meliputi teknik permainan, reportoar dan konstruksi instrumen. Perkembangan ini pada awalnya dimulai di Spanyol dan italia sampai akhir abad ke-18, sedang menjelang abad ke-19 tepatnya pada tahun 1850 perkembangan instrumen gitar mengalami jaman kemunduran disebabkan antara lain. Pertama, Volume suara gitar masih tetap kurang, ini disebabkan munculnya karya-karya baru instrumen papan jari Keyboard dan musik orkestra yang semuanya dapat mengeluarkan bunyi dengan volume besar, sehingga banyak komponis pada zaman itu tidak tertarik lagi pada instrumen gitar. 4 Kedua, papan jari pada instrumen ini masih pendek dan terbatas, sehingga dalam mengembangkan teknik permainan untuk nada-nada tinggi masih sangat sulit. Gitar menjadi populer kembali di Spanyol pada akhir abad 19 dengan munculnya seorang pembuat gitar kenamaan yaitu Antonio Torres de Jurando (1817-1892). Ia berhasil mengembangkan gitar dengan volume suara lebih besar dari sebelumnya (gambar 5). Gambar 5. Gitar Kalsik karya Antonio Torres (Foto Dok: Wisnu Mintargo) Torres bermula mendapat inspirasi dari gitaris Yulian Arcas (1832-1882). Arcas selalu tidak puas dengan volume suara yang dipakainya, ia menemui Torres untuk mengutarakan gagasannya. Akhirnya dibuatlah penyempurnaan gitar meliputi antara lain sbb. Pertama, untuk menyempurnakan volume suara, konstruksi gitar diperbesar. Kedua, guna menyempurnakan resonansi dibuatlah konstruksi Fan Strutting. Ketiga, memeperlebar papan jari (Finger board). Gitar karya Torres kemudian dipersembahkan kepada seorang gitaris kenamaan Fransisco Tarrega (1852-1909), yang telah berhasil mengembangkan teknik bermain gitar dengan memanfaatkan potensi pada instrumen ini. 5 Sejak adanya revolusi oleh Torres dan Tarrega, maka instrumen gitar berkembang dengan pesatnya, hal itu membuat para komponis sadar bahwa gitar dapat dipakai sebagai sarana untuk membuat musik berbobot yang kedudukannya sederajat dengan instrumen lainnya. B. Bagian-bagian Gitar Instrumen gitar memiliki bagian pokok yakni bagian kepala, leher, dan badan yang panjang seluruhnya 98 cm secara visual dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar 6. Gitar Klasik dan Bagian-bagiannya (Foto Dok: Wisnu Mintargo) Bagian kepala, terdapat enam buah sekrup penala serat porosnya guna meninggikan dan merendahkan nada. 6 Bagian Leher, pada bagian ini terdapat deretan logam tipis yang biasa disebut Fret dari bahsa Perancis (Feretta) artinya diikat dengan besi. Fret ini membagi setiap papan jari berjumlah 19 atau 20 bagian. Jarak fret dari satu fret lainnya makin keatas makin sempit. Sedang bagian papan jari pada badan gitar berjumlah 7 atau 8 bagian. Lebar papan jari ke XII kurang lebih 61 mm. Bagian badan, pada bagian ini terdapat lubang suara untuk menggetarkan ruang resonansi. Kemudian pada bagian bahwa gitar terdapat pautan dawai. Dawai yang digunakan dibuat dari nilon panjangnya 64 cm diukur dari Nut pada leher gitar sampai jembatan pada badan gitar bagian bawah. Dawai yang digunakan terbuat dari nilon mulai dari bawah yang paling kecil nomor (1) sampai pada dawai paling besar disebut nomor (6) terdiri dari E, B, G, A, D, A, dan E, seperti gambar berikut ini. Gambar 7. Jembatan dan Dawai (Foto Dok: Wisnu Mintargo) Badan gitar terdiri dari dua buah papan tipis sebagai ruang resonansi. Pada papan muka dan belakang masing-masing disusun secara simetris dengan tebal kurang lebih 25 mm sampai 28 mm. Pada papan muka badan gitar terbuat dari kayu cemara sedang pada papan belakang badan gitar dibuat dari kayu Brazil. Jika dilihat pada papan muka lapisan bagian dalam terdapat 5 7 buah rusuk dari kayu cemara (gambar 8) disusun seperti kipas (Fan Strutting) berfungsi untuk menyebarkan suara. Gambar 8. Badan Gitar (Foto Dok: Wisnu Mintargo) C. Penalaan Gitar Penalaan dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu dengan menggunakan Fluit tala, Garpu tala, dan dengan menggunakan instrumen Piano seperti dijelaskan menurut petunjuk berikut ini. Pertama, cara penalaan dengan Fluit tala. Dawai (1) sama tinggi dengan nada E pada Fluit tala Dawai (2) sama tinggi dengan nada B pada Fluit tala Dawai (3) sama tinggi dengan nada G pada Fluit tala Dawai (4) sama tinggi dengan nada D pada Fluit tala Dawai (5) sama tinggi dengan nada A pada Fluit tala Dawai (6) sama tinggi dengan nada E pada Fluit tala Gambar 9. Penalaan dengan Fluit tala (Foto Dok: Wisnu Mintargo) 8 Kedua, penalaan dengan Garpu tala nada A sebagai berikut. Dawai (1) ditekan pada Fret ke-V dipetik. Garpu tala dibenturkan pada lutut kemudian ditempelkan pada badan gitar dengan ujung garpu tala, selanjutnya dawai (1) disesuaikan dengan nada garpu tala hingga nada sama tinggi. Dawai (2) ditekan pada Fret ke-V dipetik dan disesuaikan dengan dawai (1) lepas hingga nada sama tinggi. Dawai (3) ditekan pada Fret ke-IV dipetik dan disesuaikan dengan dawai (2) lepas hingga nada sama tinggi. Dawai (4) ditekan pada Fret ke-V dipetik dan disesuaikan dengan dawai (3) lepas hingga nada sama tinggi. Dawai (5) ditekan pada Fret ke-V dipetik dan disesuaikan dengan dawai (4) lepas hingga nada sama tinggi. Dawai (6) ditekan pada Fret ke-V dipetik dan disesuaikan dengan dawai (5) lepas hingga nada sama tinggi. Gambar 10. Penalaan dengan Garpu tala (Foto Dok: Wisnu Mintargo) Ketiga, penalaan dengan instrumen Piano sebagai berikut. Dawai (1) disesuaikan dengan nada E piano hingga nada sama tinggi. Dawai (2) disesuaikan dengan nada B piano hingga nada sama tinggi. Dawai (3) disesuaikan dengan nada G piano hingga nada sama tinggi 9 Dawai (4) disesuaikan dengan nada D piano hingga nada sama tinggi Dawai (5) disesuaikan dengan nada A piano hingga nada sama tinggi. Dawai (6) disesuaikan dengan nada E piano hingga nada sama tinggi. Gambar 11. Penalaan dengan instrumen Piano (Foto Dok: Wisnu Mintargo) D. Teknik dasar bermain gitar Fungsi instrumen gitar adalah sebagai instrumen solo dan berfungsi juga sebagai instrumen pengiring. Instrumen solo, dapat diartikan bermain sendiri tanpa disertai instrumen lain. Permainan ini biasanya dilakukan dalam konser pertunjukan gitar tunggal, seperti dalam bentuk resital. Permainan solo dapat juga diiringi oleh orkestra, atau dalam bentuk ansambel, tetapi gitar tetap berfungsi sebagai solis yang berperan penting dalam pertunjukan tersebut. Instrumen pengiring, gitar juga dapat berdiri sendiri tanpa disertai instrumen lainnya seperti mengiringi penyanyi, tari-tarian. Dalam bentuk musik iringan, gitar berfungsi sebagai pengganti instrumen Keyboard seperti Piano, Harpsichord, dan Clavichord. 10 Bermain gitar secara benar memerlukan persyaratan tertentu yaitu teknik dasar bermain gitar sebagai berikut. 1. Sikap duduk bermain Gitar Posisi tubuh pada saat bermain gitar khususnya bagi para pemula perlu mendapat perhatian khusus. Sikap ini adalah sikap dasar yang harus dipenuhi cara duduk bermain gitar secara benar, sehingga tidak mendapat hambatan-hambatan bermain gitar secara keseluruhan. Hal-hal yang perlu diperhatikan sikap bermain gitar sebaiknya duduk dalam keadaan rileks. Apa bila bermain gitar dalam keadaan tegang tanpa disadari permainan menjadi terhambat, ini terjadi karena keadaan tubuh yang kaku sehingga dapat mengham bat gerakan-gerakan jari-jari tangan kanan dan jari-jari tangan kiri. Menepatkan gitar pada posisi yang stabil dilakukan karena posisi gitar ditahan oleh kedua paha, dada dan lengan tangan kanan. Menempatkan gitar dalam posisi kurang stabil akan berpengaruh pada gerakan jari-jari tangan kiri disaat memetik gitar. Keleluasaan gerakan tangan kanan dan tangan kiri merupakan prinsif dalam bermain gitar. Gerakan dapat dilakukan secara wajar apabila hal-hal yang telah disebutkan diatas telah dilakukan secara benar dalam latihan yang teratur. Memilih kursi sebaiknya tanpa sandaran samping dan tingginya disesuaikan dengan lutut pemain dalam membentuk sikap lurus kedepan. Kemudian alas kaki kiri dari ujung jari hingga tumit menyentuh lantai. Ukuran standar kaki kanan disesuaikan dengan tubuh pemain sehingga diperoleh posisi yang enak, seperti gambar berikut ini. 11 Gambar 12. Sikap duduk bermain gitar (Foto Dok: Wisnu Mintargo) 2. Membahas tangan kanan Tinjauan historis penggunaan tangan kanan pernah ditulis pada jaman Renaissance oleh Luis Millan (1553) dalam bukunya berjudul El Maestro. Diperoleh keterangan bahwa simbol jari yang digunakan ialah Dedillo dan Dedos. Dedillo adalah simbol jari telunjuk yang dipakai secara terus menerus memetik dawai, sedang dedos dipakai menggunakan ibu jari. Kedua jari tersebut digunakan secara bergantian. Menurut Millan teknik dedillo biasa digunakan pada tangga nada menurun dan dedos sebaliknya untuk tangga nada naik. Setelah gitar mengalami penyempurnaan teknik permainan maupun instrumen, maka cara tersebut diatas tidak dipergunakan. Sebagai gantinya digunakan empat jari dengan memakai simbol jari dari bahasa Spanyol sebagai berikut. 12 Ibu jari disebut Pulgar disingkat p, jari telunjuk disebut Indice disingkat i, jari tengah disebut Medio disingkat m, jari manis disebut Anular disingkat a. Gambar 13. Simbol jari tangan kanan (Foto Dok: Wisnu Mintargo) Kegunaan jari a sebelum Francisco Tarrega (1852-1909) masih jarang dipakai, jari a dianggap lemah dan posisi jari kelingking saat itu diletakan diatas jembatan dawai dan tidak dapat bergerak bebas. Penggunaan jari p, i, m, a, lebih mudah dilakukan dalam bermain gitar karena jari-jari secara secara anatomi telah disesuaikan dengan gitar yang dipakai dewasa ini. Ulasan secara terperinci mengenai penggunaan tangan kanan sebagai berikut. 2.1. Sikap tangan kanan Menyempurnakan sikap tangan kanan saat sebelum memetik dawai bagi pemula memerlukan latihan secara kontinyu, karena otot-otot jari i, m, a, belum dapat bebas bergerak secara optimal, dan diperlukan latihan khusus hingga otot jari lentur tidak tegang. Sikap tangan kanan sempurna ialah membentuk lengkungan jari seperti bususr atau bentuk biasa digunakan apabila memegang benda berbentuk silinder, atau memegang gelas seperti gambar berikut ini. 13 Gambar 14. Sikap tangan kanan (Foto Dok: Wisnu Mintargo) Setelah dapat membentuk lengkungan kemudian letak ibu jari tidak boleh berhadapan dengan salah satu jari karena akan menghambat gerakan jari keseluruhan pada saat memetik dawai. Letak bu jari yang benar adalah posisi ibu jari dalam keadaan menyilang kekiri dari jari-jari lainnya. Gambar dibawah ini menunjukan letak ibu jari yang menyilang. Gambar 15. Letak ibu jari menyilang (Foto Dok: Wisnu Mintargo) 2.2. Petikan Apoyando Sebagai petikan dasar apoyando sering dipakai memainkan nada-nada tunggal. Sejarah perkembangan teknik bermain gitar abad 16 di Spanyol teknik ini dikenal dengan sebutan Punteado yaitu teknik permainan gitar dimana dawai dipetik satu persatu. 14 Teknik ini berkembang dan selanjutnya dikenal dengan teknik klasik Cara penggunaan petikan apoyando adalah sebagai berikut. Pertama-tama ujung jari i diletakan pada dawai (2), tepat didepan lubang suara. Pada saat membentuk sikap ini perhatian dipusatkan pada ujung jari serta diusahakan pergelangan tangan dalam keadaan rilek guna menghindari ketegangan otot pada jari tersebut. Setelah dawai dipetik ujung jari kemudian bersandar pada dawai (3), lihat gambar 16. Gambar ini menunjukan cara petikan apoyando dilengkapi dengan gambar proses gerakan jari yang benar. Gambar 16. Petikan Apoyando tampak dari depan samping (Foto Dok: Wisnu Mintargo) Selanjutnya para pemula melakukan cara ini seperti biasa berlaku pula pada dawai lainnya, dan khusus jari p gerakan jari kearah bawah kemudian bersandar pada dawai berikutnya. 2.3. Petikan Tirando Sebagai petikan dasar tirando sering digunakan untuk memainkan akor-akor dan Arpeggio (Akor terurai). Pembahasan mengenai penggunaan tirando ini pernah dibahas oleh Fernando Carulli (1770-1841) dalam buku metodenya Harmoni Applique a la Gitarre membahas harmoni gitar untuk permainan akor-akor dan 15 arpeggio yang menggunakan petikan tirando. Beberapa contoh yang dimaksud petikan tirando dalam bentuk akor-akor dan arpeggio seperti bentuk notasi berikut ini. Bentuk Akor Bentuk Arpeggio Cara petikan tirando adalah adalah sebagai berikut. Pertama-tama ujung jari i diletakan pada dawai (3) tepat didepan lubang suara. Cara ini sama dengan cara yang diterapkan pada petikan apoyando. Perbedaan yang prinsif adalah setelah dawai (4), lihat pada gambar 15. Gambar berikut ini menunjukan cara petikian tirando dilengkapi dengan proses gerakan jari yang benar. Gambar 17. Petikan tirando tampak dari depan samping. (Foto Dok: Wisnu Mintargo) 3. Membahas tangan kiri Fungsi tangan kiri dengan menggunakan seluruh papan jari pertamakali dikembangkan olehFrancisco Tarrega (1852-1909) menemukan teknik bermain gitar dengan cara yang lebih mudah, agar pemain gitar terutama para pemula dapat melakukannya. Kelebihan teknik permainan yang dikembangkan oleh Francisco Tarrega ini bobot suara yang dihasilkan lebih bersih, sehingga 16 warna suara dapat menimbulkan suasana romantis. Kelebihan lainnya terbuka kemungkinan untuk dapat dikembangkan pada tingkat permainan dalam teknik yang tinggi. Sebelum penemuan ini permainan gitar masih terbatas pada permainan pada posisi dasar atau posisi I sebagai pusat permainan dalam mengembangkan gerakan jari-jari. Simbol jari digunakan dewasa ini adalah sebagai berikut. 1, adalah jari telunjuk, 2 adalah jari tengah, 3 adalah jari manis, dan 4 adalah jari kelingking. Gambar 18. Simbol jari tangan kiri (Foto Dok: Wisnu Mintargo) Sedang ibu jari berfungsi mengimbangi tekanan keempat tersebut saat meneka dawai yang posisinyadiletakan dibelakang leher gitar. Beberapa hal mengenai ulasan secara terperinci tentang penggunaan teknik tangan kiri adalah sebagai berikut. 3.1. Sikap tangan kiri Tangan kiri berfungsi menekan dawai, karena perbedaan nada-nada setiap dawai ditentukan oleh penjarian tangan kiri. Menghitung posisi papan jari dimulai dari Nut sampai pada papan jari telunjuk menekan Fret. Guna memperkuat otot-otot jari yaitu jari1, 2, 3, dan 4, diletakan secara block sejajar dengan jari lainnya. Bagi pemula umumnya harus diawali dengan latihan posisi dasar dengan 17 maksud memudahkan dalam membaca notasi balok, namun kenyataannya fret gitar pada posisi tersebut bidangnya lebih lebar dibandingkan dengan jarak fret pada posisi yang lebih tinggi yang tersa lebih berat bila ditekan oleh jari. Ketegangan otot pergelangan terasa berat adalah akibat tercurahnya seluruh perhatian pada tangan kiri merupakan hal yang sulit dilakukan bagi para pemula. Pembahasan sikap tangan kiri dalam hal ini pernah ditulis oleh Emlllio Pujol (1886-1980), selama hidupnya giat melakukan penelitian teknik bermain gitar. Buku metodenya berjudul Escuela Razonda de la Guitarra dibahas mengenai kasus latihan menggunakan posisi dasar, posisi tengah dan posisi tinggi sbb. Membentuk sikap yang benar sebaiknya pergelangan tangan diusahakan dalam keadaan sedikit melengkung kearah leher gitar. Kemudian jari-jari membentuk sikap tegak dengan mengambil jarak seperlunya antara jari satu dengan lainnya. Sikap ini dipertahankan pada saat menggeser jari diatas papan jari dimulai posisi dasar, tengah, hingga posisi tinggi, seperti beberapa gambar berikut ini. Gambar 19 a. Sikap tangan kiri pada posisi I (dasar). (Foto Dok: Wisnu Mintargo) 18 Gambar 19 b. Sikap tangan kiri pada posisi tengah. (Foto Dok: Wisnu Mintargo) Gambar 19 c. Sikap tangan pada posisi tinggi. (Foto Dok: Wisnu Mintargo) Beberapa hal yang perlu dikemukakan pada saat membentuk sikap ini ialah tekanan jari dipusatkan pada ujung jari agar dawai tidak goyah atau meleset. Guna mendapatkan nada yang jernih diusahakan letak ujung jari sedekat mungkin dengan fret. Kemudian agar menggeser jari, diusahkan kuku dipotong hingga dibawah permukaan daging pada ujung jari. Posisi ibu jari berfungsi mengikuti gerakan keempat jari yang berada pada titik berat tangan kiri, dan yang perlu diperhatiakan dalam membentuk sikap ini yaitu sebagai berikut. 19 Ibu jari tidak selalu berada ditempat tertentu, apabila jari menekan dawai (1), maka gerakan ibu jari mengikuti kebawah. Kemudian selanjutnya bila pindah dawai (2), (3) dan seterusnya, maka gerakan ibu jari otomatis mengikuti keatas. Ibu jari tidak diperkenankan menyentuh Neck, atau gagang gitar yang dapat menghambat gerakan keempat jari tersebut pada saat menggeser atau menekan dawai. Gambar berikut ini menunjukan letak ibu jari berada ditengah papan jari bagian belakang saat menekan dawai (3). Gambar 20. Letak ibu jari (Foto Dok: Wisnu Mintargo) 3.2. Penggunaan Teknik Barre Menekan lebih dari satu dawai untuk sebuah jari tangan kiri disebut barre. Dengan meletakan jari 1 (telunjuk) secara menyilang pada fret yang sama, jari itu mampu melakukan tekanan tiga sampai membentuk sikap enam dawai sekaligus. Posisi dalam secara benar pada telapak jari 1 (telunjuk) sebagi pusat tekanan dimaksudkan agar dawai-dawai yang dikehendaki dapat berbunyi. Kemudian letak ibu jari yang berada pada leher bagian belakang gitar harus berhadapan dengan jari 1 (telunjuk) agar dapat mengimbangi tekanan hingga dicapai posisi yang enak. 20 Teknik barre banyak dipakai untuk memainkan akor-akor Agar mendapatkan nada yang bersih sebaiknya jari telunjuk letaknya sedekat mungkin dengan fret, seperti gambar berikut ini. Gambar 21a. Barre setengah (Foto Dok: Wisnu Mintargo) Barre setengah yang dimaksud ialah dimana jumlah dawai yang digunakan sebanyak tiga atau empat dawai. Tanda barre tersebut dalam bentuk notasi memakai simbol 1/2 C pada posisi I (dasar). Gambar diatas menunjukan penggunaan jari setengah. Gambar 21 b. Barre penuh (Foto Dok: Wisnu Mintargo) Penggunaan barre penuh yang dimaksud adalah jumlah dawai yang dipakai adalah seluruhnya. Tanda barre dalam bentuk 21 notasi diberi simbol C pada posisi I (dasar). Gambar diatas menunjukan penggunaanj barre penuh dilengkapi dengan notasi balok. 22 BAB II PELAJARAN GITAR TINGKAT DASAR A. Pengantar Teori Musik Pengetahuan teori musik adalah bagian pelajaran dasar yang harus dikuasai bagi pemula dalam belajar instrumen gitar guna menerapkan pengetahuan kognitif dengan kemampuan psikomotorik secara berimbang seperti berikut ini. 1. Garis paranada. Musik ditulis dalam lima buah garis dan empat buah spasi yang disebut garis paranada. 2. Kunci. Tanda yang digunakan pada permulaan garis para nada ialah untuk menunjukan ketinggian nada. Ada bermacam-macam kunci digunakan menurut kebutuhannya, dan untuk membaca notasi instrumen gitar digunakan kunci G dengan identitas garis spasi kedua disebut nada G. 3. Garis birama. Birama ialah ritme yang tetap pada musik, meskipun ritme dapat muncul tanpa melodi seperti bertepuk tangan. Didalam penulisan musik birama selalu dibatasai garis-garis vertikal dalam garis paranada. 23 4. Tanda sukat. Tanda sukat ditulis setelah tanda kunci, tujuannya untuk memberikan corak ritme. Bentuk tanda sukat adalah terdiri dari dua buah angka berbagi. Angka yang terletak diatas menunjukan hitungan tetap dalam tiap birama, sedang angka yang terdapat dibawah menunjukan nilai nada dalam tiap hitungan. 5. Tanda ulang. Dua buah titik yang terdapat diantara garis tengah pada akhir kalimat, dibelakang garis birama dobel menandakan bahwa lagu diulang dari awal. Bila terdapat dua buah duamasing-masing, yang garis birama dobel dengan titik diulang hanyalah berada diantara keduanya. Bila ditemui dua buah garis birama penutup berupa sebuah pilihan maka mainkan pada birama penutup 1 menuju titik dua, ulangi lagu dari awal hingga akhir dengan melompati dan meninggalkan birama penutup 1 langsung pada birama penutup 2. 24 6. Nada. Bunyi musik bila dinotasikan disebut notasi. Ditempatkan pada lima buah garis para nada. Dalam penyusunannya untuk nada dipakai urutan tujuh buah abjad yang pertama dari huruf latin, A B C D E F G . 7. Nilai nada. Dalam musik kita mengenal adanya unsur ritme yang dibentuk oleh susunan panjang nada tertentu. Hal ini digunakan dapat ditunjukan dengan bentuk-bentuk nada yang mempunyai nilai tertentu. Not Penuh = 4 Hitungan Not Setengah = 2 Hitungan Not Seperempat = 4 Hitungan Not Seperdelapan = ½ Hitungan Not Seperenambelas = ¼ Hitungan = ¼ Hitungan 8. Tanda # dan b Untuk mengadakan perobahan pada nada-nada yang telah ditetapkan tadi ( A B C D E F G ), digunakan tanda-tanda tertentu sebagai berikut. Kruis (#), digunakan untuk menaikan nada sebanyak langkah setengah, maka nada tersebut namanya ditambah dengan akhiran ‘is’, contohnya F menjadi Fis. Moll (b), Digunakan untuk menurunkannada sebanyak langkah setengah, maka nada tersebut namanya ditambah dengan akhiran ‘es’ , contohnya G menjadi Ges. 25 Natural (h), Digunakan untuk menetralkan kembali nadanada yang telah diruba digunakan sebuah tanda yang disebut tanda ‘Natural’ ( h ), contohnya Ais Menjadi A, Ges menjadi G. Guna menerapkan nada-nada yang terdapat pada instrumen gitar digunakan aturan sebagai berikut. Untuk jarak langkah satu, melewati sebuah fret sedang jarak langkah setengah diperoleh secara langsung pada fret berikutnya. Gambar 22. Fret gitar (Foto Dok: Wisnu Mintargo) B. Notasi dan Teknik Instrumen Gitar Pelaksanaan Pengajaran Gitar diberikan reportoar praktek sesuai dengan kemampuan rata-rata para pemula. Tingkat pertama, diberikan latihan-latihan membaca notasi balok dengan teknik apoyando dan tirando. Kedua, para pemula setelah menguasai notasi balok selanjutnya diberikan latihan tangga nada, etude, lagu-lagu dan ansambel gitar. Pelaksanaannya diberikan secara instruksional yaitu setiap tenaga pengajar gitar memberikan contoh kemudian para pemula dapat mengikutinya. Lebih lanjut mengenai keterangan dilakuakan latihan sebagai berikut. Latihan 1. secara terperinci dapat 26 Latihan dawai terbuka dibawah ini diberikan teknik petikan apoyando. Kemudian latihan ini juga diajarkan kepada para pemula uk mengenal notasi balok dawai E, B, G, D, A dan E berikut ini. Latihan 2. Penguasaan teknik dasar untuk tangan kiri diberikan latihan dawai (1) dan (2) pada posisi dasar. Selanjutnya para pemula melakukan cara yang sama berlaku pada dawai (3), (4), (5) dan dawai (6) dengan posisi dasar. Latihan tangga nada dawai (1) dan (2). Latihan tangga nada dawai (3) dan (4) 27 Latihan tangga nada dawai (5) dan (6) Latihan 3. Latihan dawai (1), (2), (3), (4), (5), (6) pada posisi I (1)---------------------------------------------------------------------------- (2)--------------------------------------------------------------------------- (3)------------------------------------------------------------------------------- (4)-------------------------------------------------------------------------------- (5)------------------------------------------------------------------------------- 28 (6)-------------------------------------------------------------------------------- Latihan 4. Latihan arpeggio memainkan nada-nada pada akor secara terpisah dengan menggunakan teknik tirando dengan dawai-dawai terbuka yaitu jari p dawai (6), i, m,a diletakan pada dawai (3), (2), (1). 29 Latihan 5. Latihan arpeggio dibawah ini digunakan akor dengan petikan tirando secara serempak. Latihan 6. Latihan melodi rangkap dibawah ini menggunakan teknik tirando, sedang tangan kiri dilatih mengenai penempatan jari-jari yang benar sesuai dengan simbol jari tertulis pada notasi balok. Latihan 7. Latihan berikut ini dibahas posisi tangan kiri yaitu untuk menekan dan memperkuat otot pada jari kiri, diperlukan latihan menekan khusus secara tersendiri sebagai berikut. Pertama, melatih gerakan jari dengan kontrol dari pusat fikiran, sehingga jari lebih mudah untuk digerakan. Kedua, melatih gerakan otot jari agar tidak mengganggu dan mempengaruhi otot jari-jari lainnya seperti contoh berikut ini. /1 2 3 4 / 12 23 34/ 13 24 14 / Ketiga, pada kelompok pertama, angkat jari satu persatu dan lakukan gerakan turun naik secara berurutan dari jari 1 s/d 4. Keempat, pada kelompok kedua, gabungkan dari dua jari yang berdekatan dan lakukan sepertinya pada kelompok pertama. Kelima, pada kelompok ketiga merupakan latihan gabungan antara dua jari yang bersilangan. 30 Keterangan tersebut diatas adalah tugas praktek yang harus dilakukan para pemula sampai gerakan jari terasa ringan sehingga jari dapat mudah dikendalikan. C. Reportoar Tingkat Dasar Daftar kemampuan lagu yang pemula dipilih dengan disesuai dengan tingkat mempertimbangkan aspek musikalitas dengan memilih lagu yang mudah dicerna dengan notasi balok yang dapat memberikan pengetahuan musik secara praktis tentang reportoar etude, lagu-lagu solo dan ansambel gitar untuk tingkat dasar. Latihan 8. Etude 31 Latihan 9 Latihan 10. 32 Latihan 11. 33 34 35 36 37 38 39 BAB III TEKNIK TANGGANADA DAN ETUDE A. Teknik Tangganada Dalam rangka memberikan materi pelajaran gitar agar lebih baik dan meningkatkan kemampuan teknik permainan, maka berikut ini dibahas teknik tangganada. Beberapa teknik meliputi latihan tangganada kromatis, tangganada diatonis, tangganada minor harmonis, tangganada minor melodis dan beberapa teknik slur sepertilatihan berikut ini. Latihan 1. Latihan tangganada kromatis guna melatih tangan kanan khusus mengenai pertikan apoyando dengan jari 1,m,a, sedang jari-jari tangan kiri melatih gerakan jari secara rapih pada saat menggeser perpindahan posisi pada papan jari. 40 Latihan 2. Manfaat latihan tangganada diatonis berikut ini khusus melatih tangan kanan khusus dibahas teknik apoyando dengan petikan i,m, sedang tangan kiri melatih jari dalam keadaan tegak sekaligus mengenal nada , intonasi dan notasi balok pada seluruh papan jari instrumen gitar. 41 Latihan 3. Latihan berikut ini adalah latihan tangganada minor harmonis yaitu dibahas latihan tangan kanan teknik apoyando dengan petikan i,m, sedang tangan kiri melatih jari dalam keadaan tegak sekaligus mengenal nada, intonasi dan notasi balok mulai dari posisi dasar, posisi tengah, hingga posisi tinggi pada instrumen gitar. Latihan 4. Manfaat latihan tangganada minor melodis berikut ini sama prinsifnya dengan latihan tangga nada diatonis dan tangga nada minor harmonis. Secara khusus juga dibahas latihan teknik apoyando dengan petikan i, m, sedang tangan kiri melatih jari dalam keadaan tegak sekaligus mengenal nada, intonasi dan membaca notasi balok seluruh papan jari instrumen gitar. 42 Latihan 5. Teknik slur dibawah ini dipilih dengan menggunakan dawai (2) Latihan ini dimulai pada posisi IX dimana keempat jari tangan kiri melakukan gerakan teknik slur secara bergantian. Latihan ini dilakukan dengan mengambil sikap jari tangan kiri harus tegak lurus menekan dawai pada saat melakukan teknik slur, dawai tidak ikut bergeser baik keatas maupun kebawah karena hal ini akan mengakibatkan tinggi nada selalu berubah. B. Etude Salah satu etude yang diberikan dalam pelajaran ini khusus dipilih dari beberapa karya Dick Visser. Etude adalah kumpulan teknik dari beberapa teknik dasar yang dibuat sedemikian rupa 43 hingga menyerupai lagu, maksudnya agar latihan tersebut tidak monoton menghindari suasana membosankan saat bermain musik. Pada dasarnya etude adalah sebuah latihan pemanasan untuk tahap berikutnya, berguna meningkatkan ketrampilan supaya jari-jari secara psikomotorik bisa terampil mengatasi kesulitan teknis dalam memainkan bermacam-macam reportoar. Pada abad 18 fungsi etude mengalami perkembangan karena bukan saja fungsinya sebagai kumpulan teknik semata-mata tetapi sejak itu etude sudah layak diangkat menjadi reportoar pertunjukan dalam konser musik kamar berlaku hingga saat ini. Beberapa etude yang menjadi materi pelajaran berikut ini adalah etude mayor no. 3, no. 11, dan etude minor no. 7. sebagai berikut. 44 45 46 47 BAB IV MUSIK RENAISSANCE (1350 – 1600) A. Sejarah Singkat Kata Renaissance dalam bahasa Perancis berarti kelahiran kembali. Istilah Renaissance baru sejak tahun 1860 dipakai untuk menentukan kesenian abad 15–16 sebagai berikut. Pertama, tahun 1492 Columbus menemukan benua Amerika. Kedua, tahun 1455 Gutenberg menemukan mesin cetak buku dan notasi musik. Perkembangan musik abad 15–16 sebagai perbandingan mempunyai suara yang diolah sangat halus, karena musik abad tersebut memiliki tekstur polifonis seperti mengalir menghasilkan efek keseimbangan dengan memggunakan imitasi seperti meniru suara alam. Komposisi musik Renaissance bentuk utamanya lebih jelas mudah dicerna dan bersifat sakral, seperti lagu misa dan motet diciptakan secara homofon diantara bagian polifon. Semua itu berlangsung melalui proses cukup lama melalui karya-karya komponis dan musisi dari generasi kegenerasi berikutnya. Perkembangan alat musik Lute atau Gitar pada masa itu menjadi penting berfungsi sebagai alat pengiring yang banyak dimiliki setiap rumah abad 16 guna mengiringi vocal tunggal bentuk ansambel. Banyak komposisi untuk gitar ini telah ditranskripsi atau di arransemen kembali untuk diangkat menjadi komposisi vocal seperti reportoar Preludium dan Tocata. B. Lagu Solo dan Ansambel Secara ideal lagu-lagu untuk solo dan bentuk ansambel dalam pelajaran ini masih ditekankan pada pengertian melodi dalam sebuah lagu. Manfaat latihan ini agar dapat memahami 48 melodi dan iringannya dalam bentuk harmoni. Sedang fungsi ansambel sengaja dipilih dimana terdapat pola ritme berbeda antara gitar I dan gitar II. Manfaatnya pertama adalah melatih prima vista, memupuk kerjasama dalam membentuk suasana musik menjadi satu dan ditekankan agar pemain musik memiliki rasa tanggung jawab terhadap kelompok atau seksinya. Berikut ini adalah reportoar Renaissance bentuk solo gitar dan ansambel gitar. 49 50 51 52 53 54 BAB V MUSIK BAROK (1680 – 1750) A. Sejarah Singkat Barok berasal dari bahasa Portugis “Baroco” artinya permata (Intan) tidak menentu bentuknya. Istilah barok mulai dipakai dari seni rupa dan Arsitektur. Gereja San Pietro Roma yang termasyur di disain oleh Arsitek Donate Bremente (14441514). Gereja tersebut disempurnakan oleh seorang pakar seniman Michael Angelo disebut gaya Barok sejalan dengan perkembangan seni musik. Ciri-ciri dan karateristik musik Barok sebagai berikut. 1. Musik Barok bersifat ekspresive,improviative monumental, megah, dan dinamis. 2. Musik barok bersifat Polyphoni (kontrapung), tokohnya J.S. Bach. 3. Ukuran ciptaan musik barok seperti Suita untuk mengiringi tari seperti lagu Allemende 4/4, Sarabande 3/4, dan lain sebagainya. 4. Istilah dinamik hanya dipergunakan Piano dan Forte. 5. Berkembangnya ornamen barok belum dinyatakan dalam tulisan. Para penyaji musik diberi kebebasan membuat ornamen sendiri di masa zaman barok. B. Lagu Solo dan Ansambel Secara ideal lagu-lagu untuk solo dan ansambel dalam pelajaran ini ditekankan pada pemahaman kontrapung antara gerakan melodi dan bass pada musik barok yaitu variasi tentang gerakan macam-macam spasi 1 dan spasi 2 sebagai dasar 55 pengetahuan musik. Sedang fungsi ansambel bermanfaat bagi pelajaran kelompok guna memupuk kerjasama antara pemain musik satu dengan lainnya dalam membina kekompakan dan tanggungjawab terhadap seksinya agar musik dapat dinikmati. Berikut ini adalah reportoar Barok dalam kontrapung dalam bentuk solo gitar dan ansambel gitar. konteks 56 57 58 59 60 61 BAB VI MUSIK KLASIK (1750-1820) A. Sejarah Singkat Istilah Klasik menurut Ensiklopedi Indonesia ialah karya cipta dari zaman lampau bernilai seni tinggi, berkadar keindahan dan tidak luntur sepanjang masa. Menurut Frederick Blume, musik klasik ialah karya seni musik memiliki daya ekspresi bernilai sejarah hingga dapat bertahan terus. Gaya Klasik sama dengan pada zaman Barok yang bertentangan dengan reaksi pada zaman Renaissance, begitu pula reaksi zaman Barok ke zaman Klasik yang menimbulkan gaya baru. Ciri-ciri Kalsik diantaranya melodi dan harmoni bersifat diatonis, sehingga suasana musik secara obyektivitas dapat dipergunakan secara luas memiliki Contohnya efek penggunaan suasana istilah tenang dan cressendo, terkendali. penggunaan ornamentasi dibatasi dan harus ditulis, melodi terjalin dalam bentuk teratur jelas, rapih dalam komposisi musik. Penggunaan harmoni trisuara menggunakan prinsif dan peraturan-peraturan. Tokoh-tokoh zaman klasik diantaranya W.A. Mozart (1756-1791), dan ada dua macam gaya sbb. 1. Gaya Galan Pertamakali merupakan muncul komposisi di musik Perancis yang sejak menghindar tahun dari 1730 sistem kontrapung gaya Bach dan Handel. Kemudian bersifat bebas dan mudah dimengerti melalui melodi yang dibuat dengan arransemen lebih halus. Musik jenis ini ditujukan untuk menciptakan komposisi ringan sebagai seni pertunjukan bermutu. 2. Gaya Sensitif 62 Pertamakali muncul di Inggris pada dasarnya ingin menonjolkan sikap gaya yang terlalu kaku dan emosional. Maka untuk mengungkapkan perasaan pribadi secara kongkrit dapat diwujudkan dalam dinamika Cressendo, Decressendo, Stacato, dll. B. Teknik, Etude, Lagu Solo dan Ansambel Secara ideal Teknik, etude, lagu-lagu solo dan ansambel dalam pelajaran ini ditekankan pada pemahaman pengetahuan harmoni konsonan trisuara, mulai pengertian tonika, sub dominan dan dominan atau akord I, IV, V. Pelajaran selanjutnya adalah dibahas tentang teknik, etude, lagu solo dan ansambel gitar yaitu sebagai berikut. 63 64 65 66 67 68 69 BAB VII MUSIK ROMANTIK (1821-1890) A. Sejarah Singkat Istilah Romantik berasal dari sastra abad 18 Romance dari kata Linggua Romana. Menurut John Warrack Romantik berasal dari bahasa daerah Perancis artinya puisi atau cerita produk terpenting dalam sastra romantik. Sastra dan musik menjadi penting sebab keduanya saling berkaitan, perbandingan ini meliputi beberapa hal, antara lain suatu pembagian yang tegas pada periode-periode sastra Jerman, sedang kan pada musik periode ini secara tegas waktunya tidak dapat diketahui secara pasti. Melalui periode klasik hingga periode romantik ternyata nampak adanya pase peralihan, hal ini sangat berkaitan dengan keberadaan komponis seperti Ludwig van Beethoven sebagai pelopor periode romantik yang hidup pada zaman klasik. Ciri-ciri dan karateristik musik romantik adalah sebagai berikut. 1. Bentuk musik klasik tetap dipertahankan dalam zaman romantik. Selain itu ternyata komposisi musik romantik terjadi perubahan dan perkembangan diantara keberadaan para komponis romantik yang hidup saat itu dibawah bangsa-bangsa dunia bahwa musik romantik merupakan pembaharuan dari musik klasik yang diperluas dengan ditambah bentuk tren-tren baru berlaku saat itu, seperti adanya kebebasan ekspresive secara individual. 2. Harmoni dan orkestrasi lebih maju, harmoni misalnya telah dikembangkan dengan sistem nada kromatik dan alternasi dengan harmonik sampai batas tonalitas. Contohnya adalah karya Wagner 70 terkenal dengan akor tristan yang cukup kompleks mengungkap cinta dan derita, kerinduan, kejenuhan serta kebebasan. 3. Karakter musik romantik didominasi oleh ekspresi emosional dengan jangkauan yang lebih luas, didominasi oleh gaya-gaya yang bersifat pribadi dan individual dan lebih subyektive sebagai berikut. - Musik klasik dinilai ketinggalan zaman, sedang musik romantik diharap dapat mengungkap perasaan jiwa manusia lebih dalam. - Musik romantik berakar dan berpusat pada kehidupan kerohanian dari manusia yang bersumber pada rasa murung, lemah lembut, kegembiraan yang segar, kekecewaan bersifat sementara. B. Etude dan lagu solo Secara ideal reportoar etude, dan lagu solo gitar dalam pelajaran ini ditekankan bagaimana memainkan gaya romantik dalam konteks intepretasi dan ekspresi yang menekankan kebebasan individual terutama untuk solo gitar, seperti berikut ini. 71 72 73 74 75 76 BAB VIII MUSIK ABAD 20 A. Sejarah Singkat Abad 20 merupakan perubahan menuju era kemajuan teknologi. Masyarakat dan manusia abad 20 jauh meninggalkan warisan-warisan abad sebelumnya. Revolusi besar-besaran disegala bidang berlangsung dengan cepat sekali, kemajuan dibidang teknik dan ilmu pengetahuan sehingga kesempatan memperoleh pendidikan serta keadaan sosial yang makin baik. Namun demikian ternyata mendorong berkembangnya faham ekstrim dalam nasionalisme, imperialisme, militerisme dan persaingan perang dunia melibatkan bangsa-bangsa baik Amerika, Eropa maupun Asia dalam perang dunia I (1914-1918), dan perang dunia II (1939-1945). Dalam bidang musik mengalami perubahan, namun untuk menguraikan secara obyektif sangat sulit batasannya. Selain itu musik pada abad 20 sedang dalam proses transaksi, untuk membuat suatu evolusi yang lengkap tetap masih berjalan terus. Beberapa hal tentang musik abad modern adalah sebagai berikut. 1. Eksperimen dalam musik ritual telah dirintis oleh para komponis sejak permulaan abad ini. Penggunaan media-media disusun secara bebas serta bentuk musik yang bebas menjadi salah satu ciri musik abad 20. 2. Penemuan-penemuan dalam peralatan elektronik membuka kemungkinan memperluas jangkauan pendengar dalam masyarakat, seperti radio, photography, sound movies, televisi, tape recorder, video tape telah menjadikan perubahan drastis dalam masyarakat. 77 Uraian tentang unsur-unsur musik modern sebagai berikut. 1. Penggunaan melodi nada-nada dan atonalitas merupakan ciri khusus dalam melodi musik modern. Begitu juga keteganganketegangan melodi dengan interval-interval aneh serta suara disonant sering digunakan para komponis sebagai melodi yg indah. 2. Penggunaan harmoni menggunakan nada-nada disonant dalam harmoni dengan gerakan-gerakan akor yang tidak beraturan polytonalitas atau nada-nada yang dirubah seperti suara kromatis. 3. Penggunaan ritme adalah salah satu ciri khusus yang menonjol pada melodi modern yaitu adanya perpindahan tonika, birama ditengah-tengah lagu sering terjadi beberapa kali dalam suatu komposisi,penggunaan aksen yang tidak beraturan, dan bahkan sering menggunakan ritme-ritme jazz. B. Etude, lagu solo dan ansambel. Secara ideal reportoar etude, lagu solo dan ansambel gitar dalam pelajaran ini ditekankan bagaimana memainkan gaya modern dalam konteks nada dan melodi disonan abad 20 sebagai berikut. 78 79 80 81 82 83 84 BIBLIOGRAFI Aguado, Dionisio, tt. 35 Etudes. Tokyo: Zen-On Edition. Bredie, Yos. 1981. Gitar Klasik Jilid 1. Bandung: YPPM. Caceres, Oscar. 1975. Studies Simple. Paris: Max Eschig. Carcassi, Matteo. 1964. Sech Capricen fur Gitarre Opus. 26.London: B. Scott’s Sohne. Duarte, John. W. 1968. The Young Person’s to The Guitar.London: Novelo & Company Limited. Fortea, Daniel. 1975. Sabre Motious Populeres. Madrid: Bibiloteca. Fradd, dale. 1975. The Guitar. New York: David Mackay Company Inc Indrawan, Andre & Wisnu Mintargo. 1985. Bimbingan Praktis Bermain Gitar. Yogyakarta: KKN ISI Irawan, Iwan. 1983. Pelajaran Gitar Klasik Jilid 1. Bandung: YPPM. Mintargo, Wisnu. 1988. Program Pengajaran Gitar Pada Program Studi S-1. IKIP Negeri Yogyakarta. Yogyakarta: ISI. --------------.1995. Pengetahuan Musik. Padangpanjang: ASKI. Noad, Frederick. 1974. The Renaissance Guitar. New York: Ariel Publication Inc. ----------------------.1974. The Baroque Guitar. New York: Ariel Publication Inc. -------------------.1974. The Classical Publication Inc. Guitar. New York: Ariel Prier, Edmund-Karl. 1991. Sejarah Musik Jilid 1. Yogyakarta: PML. ------------------------.1991. Sejarah Musik Jilid 2. Yogyakarta: PML. Ritter, Hans. 1960. Mauro Giuliani Opus 71. Frankfurt: Music Verlag Wilhelm zimmerman. ----------------1957. Studies fur Gitarre. London: B. Schott’s Sohne. 85 Scheit, schaler. 1939. Lehwerk fur Die Gitarre. Heft 1. Vevausgabe: Universal Edition. ------------------. 1964. John Dowland Vier Leichte Stucke for Eassy Pieces. Wina: Universal Edition. -----------------. 1949. Johan Sebastian Bach Vier Kleine Leichte Stucke. Wina: Universal Edition. ------------------. 1961. Francisco Tarrega. Wian: Universal Edition. ------------------. tt. Bela Bartok. Wina: Universal Edition. Scholes, Percy. A. 1972. The Oxford Companion to Music. London: Oxford University Press. Segovia, Andre. 1979. My Book of The Guitar. New York: Williams Publisher. Slonimsky, Nicolas. 1958. Baker’s Biographical Dictionary of Musicians. New York: G. Schimer Inc. Solapung, Kaye. A. 1983. Gitar Tunggal. Jakarta: PT. Indra. Summerfield, Maurice. J. 1982. The Classical Guitar. New York: Ashley Mark Publishing Co. Turnbul, Harvey. 1978. The Guitar from renaissance to Present Day. London: B.T. Basford. Ltd. Ulrich. Jurgen. 1972. Trio Guitar. Frankfurt: Edition Wilhelm Hansen Visser, Dick. tt. 12 Studies Dell 1. amstredam: Harmonia. ------------.tt. Technical Sudies for The Guitar Vol. 1. Amsterdam: Heukemeijer. -----------.tt. 12 Studies Vol. 1. Hilversum: Harmonia. -----------.tt. 12 Studies Vol. 2. Hilversum: Harmonia. Zanovkan, Hubwert. H. Wei Guitarre J.S. Bach (1685-1750). New York: B. Schott’s Sohne. 86 87 88 89 90 91 92 93 TENTANG PENULIS Nama : Drs. Wisnu Mintargo M.Hum Tempat/tgl Lahir : Makassar 27 Agustus 1956 Pendidikan : S1 Jur. Musik Fak. Seni Pertunjukan ISI lulus th. 1989 Belajar mayor Gitar dengan Yose Bredie dari Belanda, minor Trombon dengan Bambang Riyadi Musikanan Kasultanan Kraton Yogyakarta. S2 Seni Pertunjukan UGM lulus Tahun 2001. Saat ini sedang menempuh program studi S-3 Seni Pertunjukan di UGM Yogyakarta. Pekerjaan : Tahun Musik 1980–1983 Sonata mengajar Yayasan di Musik Sekolah Indonesia (YMI) dibawah instruktur Dani Tumiwa dan mendapat sertifikat mengajar tahun 1983 untuk cabang wilayah Magelang Temanggung (Jawa-tengah). Himpunan Gitaris Wakil Indonedia dan Ketua (HIGI) Yogyakarta Tahun 1986-1988. Tahun 1990 s/d 2004 bekerja sebagai Staf Pengajar Jur. Musik STSI Padangpanjang (Sumatera Barat) dengan mata kuliah Mayor Gitar, Tiup logam, 94 Orkes, dan Ansambel Gitar. Tahun 2005 mutasi dan dengan mata mengajar kuliah di ISI Surakarta Praktek Instrumen Musik Barat dan mata kuliah teori. Karya Seni : Th. 1995 Orkestrator Calif von Bagdad Pergelaran Orkes Simponi Sumatera Barat pada Festival IstiQlal II di TIM, Conductor Alm. Dr. Yazeed Jamin (Alm) Th. 1996 Komposisi Musik Cokek Betawi Festival Orkes Simponi di Institute Teknologi MARA Malaysia. Th.1997 Komposisi Musik Assimilasi II dalam Yogyakarta International Gamelan Festival FKY IX. Th. 1998 Komposisi Desain Struktur Renungan dalam Festival Musik Dies Natalis XXXIV STSI Surakarta. Th. 1998 Orkestrator Cavalleria Rusticana P. Mascagni Gabungan Orkes Simponi Chairani ITM Dosen & ASKI ITM Solist Siti Malaysia di Padangpanjang. Th. 2004 Ilustrasi Musik Jambo Ayam Jantan Karya dan Sutradara Sulaiman Juned. Produksi Komunitas Seni Nusantara Indonesia (KONSEN) Padangpanjang. Saat ini aktif sebagai pemain Trombon bersama Indonesia Win Orkestra (IWO) ISI Yogyakarta. Karya Ilmiah : Pengalaman menulis sejak tahun 1993-2009 diantaranya membuat buku ajar diperguruan tinggi, seminar melakukan nasional penelitian, dan kegiatan internasional, 95 penulisan jurnal seni di STSI Padangpanjang, UGM, ISI Yogyakarta, ISI Surakarta, STSI Bandung dan Jurnal Racmi lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Yogyakarta (LPMP). Th 2002 pidato ilmiah dihadapan sidang senat terbuka wisuda Sarjana S-1 Periode 1 STSI Padangpanjang, dengan judul “Tiga Perempat Abad Perjalanan Lagu kebangsaan Indonesia Raya Mempersatukan Bangsa”. Tahun 2007 pemenang Lomba penulisan Karya Ilmiah Dosen Muda ‘Pariwisata berbasis Budaya, Pelayanan Berwawasan lingkungan” dari Asosiasi Akademisi Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia (ASASI), dan dipublikasikan di harian Kedaulatan Rakyat (KR). Tahun 2008 menerbitkan buku “Musik revolusi Indonesia” yang diterbitkan oleh Penerbit Ombak.