BAB I - USU Repository

advertisement
1
ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH DIREKTUR
DI BLU RSD dr. FAUZIAH KABUPATEN BIREUEN
TESIS
Oleh
MUKHTAR
047013013/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan lingkungan yang terjadi selama dekade terakhir, rumah sakit
tidak dapat terlepas dari pengaruh yang ditimbulkan oleh dampak global sehingga
dibutuhkan kesiapan infrastruktur dan sarana yang berstandar global untuk
mendukung upaya peningkatan kemampuan dan kapasitas yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan agar mampu memenuhi tuntutan kebutuhan
pengguna. Pada kondisi ini data dan informasi merupakan komponen vital bagi
setiap penyelenggara pelayanan yang bermutu di rumah sakit.
Pelayanan rumah sakit semakin komplek, baik dari segi jenis-jenis
pelayanan ataupun sumber daya yang dibutuhkan. Peningkatan peralatan saja tidak
cukup, tetapi memerlukan manajemen selanjutnya yang lebih sesuai. Maka sistem
informasi sangat dibutuhkan agar dapat menunjang manajemen yang lebih sesuai.
Tidak cukup lagi hanya pelayanan medik dan peralatan canggih saja yang
akan memberikan kepuasan kepada pasien, tetapi pelayanan dan okasi sumber
daya yang merupakan bagian langsung dari keputusan manajemen harus ditata
dengan canggih pula (Listiani, 2004).
Pemanfaatan sumber daya rumah sakit dan keputusan yang strategis
sangat bergantung pada informasi-informasi yang akurat. Informasi adalah bahan
mentah (the raw material) dari manajemen perencanaan, pemecahan masalah.
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
1
USU e-Repository © 2008
3
Pengendalian dan pengawasan yang efektif hanya dapat dilaksanakan bila
pimpinan Rumah Sakit mempunyai informasi yang akurat, tepat, lengkap, relevan
dan aktual dalam format yang benar sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu
informasi sangat dirasakan kebutuhannya, tidak saja pada pengelola rumah sakit,
tetapi pada setiap petugas rumah sakit. Untuk meyakinkan bahwa informasi yang
penting dan memadai dapat dikumpulkan, diolah dan disebarluaskan secara teratur
dan terpadu, maka perlu dibentuk suatu mekanisme berkomunikasi formal melalui
suatu system informasi manajemen rumah sakit (Rokiah, 1993).
Sistem informasi manajemen dibangun untuk menunjang pengambilan
keputusan manajemen, termasuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
adanya perubahan selera konsumen atas suatu mutu suatu produk. Dalam era
globalisasi ini dimana perubahan faktor eksternal sangat cepat, sehingga
berpengaruh pula pada terjadinya perubahan selera konsumen. Oleh karena itu,
pengambilan keputusan akan selalu berkaitan dengan upaya menciptakan mutu
baru yang berkaitan dengan perubahan selera konsumen (Soejitno, 2002).
Berkembangnya aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
(SIMRS) yang didukung oleh data yang lebih akurat dan lebih cepat, untuk
mendukung setiap keputusan manajerial diharapkan manajemen dapat lebih cepat
meningkatkan upaya akuntabilitas, efisiensi dan kinerja lainnya yang secara jangka
panjang menjadi lebih ekonomis.
SIMRS sering dianggap sebagai senjata strategik manajemen dalam
mengarungi kompetisi yang semakin ketat dalam dunia bisnis. Sistem tersebut
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
4
menyajikan informasi mengenai kegiatan operasional organisasi kepada para
pelaku manajemen, sehingga dapat dilakukan perencanaan, pengendalian dan
pengembangan strategik organisasi tersebut. SIMRS yang langsung menangkap,
menyalurkan dan merekam data untuk ditampilkan sebagai informasi penting bagi
manajemen.
Informasi yang digunakan secara optimal dengan sistem informasi yang
terncana dengan baik, merupakan pendukung keberhasilan manajemen rumah
sakit. Secara umum sistem informasi dapat mendukung fungsi-fungsi manajemen,
mulai dari perumusan, tujuan dan sasaran sampai evaluasi program-program yang
diselenggarakan oleh suatu rumah sakit. Sistem Informasi Manajemen (SIM)
merupakan sarana strategis dalam menentukan efisiensi kerja, kualitas sistem yang
dibangun dapat dipertanggung jawabkan (Moejari, 2004).
Badan Layanan Umum Rumah Sakit Daerah dr. Fauziah (BLU-RSD dr
Fauziah) sudah banyak membuat berbagai keputusan. Begitu juga dalam
menjalankan kegiatan sehari-hari selalu membuat berbagai keputusan. Beberapa
keputusan ini telah memberikan berbagai dampak baik yang menyenangkan
maupun yang tidak menyenangkan kepada karyawan. Keputusan yang tidak
menyenangkan ini mendorong karyawan melakukan berbagai reaksi sebagai
dampak dari keputusan tersebut.
Berdasarkan hasil survei pendahuluan dan tanya jawab pada bulan Januari
2007 di BLU-RSD dr. Fauziah dengan karyawan dijumpai beberapa hal yang
menyangkut dengan keputusan dilaksanakan belum sesuai dengan prosedur tetap.
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
5
Hal ini menyebabkan adanya pihak-pihak yang merasa dirugikan. Hal-hal ini
seperti krisis kepercayaan terhadap sumber daya manusia yang ada sehingga
mengaktifkan kembali pegawai sudah pensiun, pembentukan berbagai tim yang
tidak berdasarkan hasil rapat atau sistem informasi, kenaikan pangkat pegawai
tertentu yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku, tingkat pengamanan
yang perlu ditingkatkan lagi, perparkiran yang tidak jelas pelaksanaannya dan lain
sebagainya. Keadaan-keadaan ini mendorong karyawan melakukan berbagai reaksi
dan menyebabkan perpindahan pegawai ke instansi lain.
1.2. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka perumusan
masalah adalah bagaimana pengaruh penerapan Sistem Informasi Manajemen
(SIM) dalam pengambilan keputusan oleh direktur di BLU-RSD dr. Fauziah
Bireuen.
1.4. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui penerapan Sistem Informasi Manajemen dalam
pengambilan keputusan oleh direktur di BLU-RSD dr. Fauziah Bireuen.
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
1. Rumah sakit :
a. Sebagai evaluasi terhadap penggunaan SIMRS.
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
6
b. Sebagai masukan untuk pengembangan dan pemberdayaan SIMRS
kedepan.
c. Pemanfaatan SIMRS dengan baik sehingga dapat digunakan
sebagai informasi dalam pengambilan keputusan.
2. Instansi pendidikan
Hasil penelitian ini dapat merupakan masukan bagi pendidikan,
khususnya Program Studi Administrasi Rumah Sakit Sekolah Pasca
Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Medan.
3. Masyarakat dan peneliti lainnya
Hasil penelitian ini juga diharapkan sebagai masukan kepada
masyarakat dan peneliti lain dalam mengembangkan penelitian dan
ilmu pengetahuan.
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Manajemen Informasi Rumah Sakit
Dalam organisasi pekerjaan informasi ini sangat rumit. Pekerjaan tersebut
terdapat pada seluruh organisasi, yaitu pada setiap unit kerja yang ada dalam
organisasi, sesuai dengan tingkat operasional dan tingkat manajemen masingmasing unit, untuk itu diperlukan pendekatan sistem, sehingga kegiatan organisasi
dapat dianalisis sebagai suatu sistem informasi, unti-unitnya dipandang sebagai
sub sistem- sub sistem informasi, dan seterusnya sampai unit yang terendah
(Amsyah, 2003).
Sistem Infomasi (SI) di rumah sakit sebaiknya telah menggunakan
jaringan komputer dan datanya bisa diolah secara elektronik. Semakin besar dan
semakin komplek sebuah rumah sakit, semakin memerlukannya sistem informasi
manajemen medis yang modern.
Informasi diperlukan untuk menjalankan daur manajemen, yaitu mulai
dari perencanaan, penggerakan, pengendalian, dan kembali lagi ke perencanaan.
Berdasarkan informasi, manajemen rumah sakit bisa bertindak tepat dalam
mengambil keputusan, misalnya saat mengambil keputusan kapan suatu obat harus
di pesan agar tidak sampai kehabisan persediaan (Djojodibroto, 1997).
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
6
USU e-Repository © 2008
8
2.1.1. Data, informasi dan sistem
Kejelasan antara data dan informasi diperlukan agar seseorang tidak
menjadi rancu, membedakan penting tidaknya karena akan berkaitan dengan
pengolahan yang harus dilakukan. Kejelasan yang penting dalam pengambilan
keputusan, karena akan sangat berkaitan dengan suatu keputusan yang diambil.
Sistem perlu diketahui, karena tidak saja berkaitan dengan pengoperasian
komputer tetapi akan berkaitan dengan telaah pada pekerjaan yang berlangsung
(Sabarguna, 2005).
1. Data
Data adalah bahan utama dari pekerjaan SIM. Tanpa data, pekerjaan
informasi tidak akan pernah ada. Data adalah fakta yang terjadi karena adanya
kegiatan organisasi yang terjadi pada lini transaksi, manajemen lini bawah, lini
tengah dan lini atas (Amsyah, 2003).
Menurut Austin mengutip Sabarguna (2005) data adalah fakta kasar atau
gambaran yang dikumpulkan dari keadaan tertentu. Perlu disadari ada perbedaan
antara masing-masing tingkatan manajemen. Misalnya, neraca dan laba rugi akan
merupakan informasi bagi bagian akuntansi, tatapi masih berupa data bagai
manajer keuangan. Karena informasi bagi manajer keuangan adalah analisis ratio,
dan bagi direktur adalah berapa parahnya liquiditas sekarang ini. Perbedaan sifat
data informasi ini harus disadari dan dijelaskan pada masing-masing yang terkait
akan dapat secara jelas kedudukannya.
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
9
Informasi
Diolah Kebutuhan Liquiditas
Informasi
Informasi
Data
data
Diolah
Diolah
data
Direktur : Analisis ratio
Manejer keuangan
Neraca + laba rugi
Bagian akuntansi
Data transaksi
Gambar 1. Perbedaan data dan informasi menurut tingkatan kepentingan
2. Informasi
Amsyah (2003) menyatakan bahwa informasi adalah data yang sudah
diolah kedalam bentuk tertentu sesuai keperluan manajemen. Menurut Gordon B.
Davis, informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting
bagi penerima dan mempunyai nilai yang ternyata atau dapat dirasakan dalam
keputusan-keputusan sekarang atau keputusan-keputusan akan datang (Malayu,
2003).
Pada Konsorsium Rumah Sakit Islam di Jawa Tengah dikatakan bahwa
Informasi adalah data yang telah diolah dan dianalisa secara formal, dengan cara
yang benar dan secara efektif, sehingga hasilnya dapat bermanfaat dalam
operasional dan manajemen. Sabarguna (2005) menyatakan secara umum
informasi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Data yang telah diolah
b. Menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima.
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
10
c. menggambarkan suatu kejadian dan kesatuan nyata.
d. Digunakan untuk mengambil keputusan.
3. Sistem
Sistem adalah suatu kesatuan untuk dan terdiri dari berbagai faktor yang
berhubungan dengan atau diperkirakan berhubungan satu sama lain saling
mempengaruhi yang kesemuanya dengan sadar dipersiapkan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Taurany (1986) menyatakan sistem mempunyai ciriciri sebagai berikut :
a. Adanya tujuan yang jelas
b. Mempunyai struktur tertentu
c. Terdiri dari satu kesatuan usaha dari bagian-bagian yang saling
tergantung dan berinteraksi satu sama lain.
Gambaran di atas menunjukan sistem keseluruhan dari proses kegiatan,
baik sistem informasi atau kegiatan pelayanan bila ditinjau dari sudut sistem.
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
11
1. Peraturan Pemerintah
2. Sistem Kesehatan
3. Sumber Dana
Rumah Sakit
Masukan
1
Penderita
2
Tenaga
3
Peralatan
4
Peningkatan
derajat
kesehatan
Proses
Keluaran
Manajemen pengobatan
penderita
Program
perawatan
penderita
Kegiatan penunjang dan
administrasi
Pencegahan rehabilitasi
Penderita (sembuh, mati
dll)
Peningkatna pengetahuan
dan keterampilan petugas
Kepuasan pasien
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kesehatan masyarakat
Perhimpunan KB
Perjanjian kerja petugas
Akreditas RS
Harapan masyarakat
Perkembangan Iptek
Keadaan ekonomi
Gambar 2. Sistem dan Proses Kegiatan di Rumah Sakit.
Bentuk sistem terdiri dari 2 bentuk sebagai berikut :
a. Sistem sederhana yatiu :
Masukan
Proses
Keluaran
Gambar 3. Sistem sederhana
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
12
b. Sistem dengan pengendalian umpan balik
Sistem sebagai satu kesatuan, memerlukan umpan balik untuk kepentingan
seperti berikut ini :
1) Mengetahui apakah keluaran sesuai dengan standar yang telah
ditentukan.
2) Dalam rangka peningkatan sistem, perlu secara terus menerus dikaji,
pada tingkatan mana perlu peningkatan lebih lanjut
3) Dapat menjamin agar sistem dapat terus menerus menerima masukan
dari luar dalam rangka penyesuaian diri
4) Bagaimanapun standar adalah hasil ciptaan, maka secara periodik
perlu dikaji ulang keabsahannya.
Masukan
Proses
Keluaran
sensor
Unit Pengaturan
Sistem Pengendlaian
Umpan Balik
Unit Pengendalian
standar
Gambar 4. Sistem dengan Pengendalian Umpan Balik
2.1.2. Sistem informasi
Sistem informasi adalah suatu cara yang sudah tertentu untuk menyediakan
informasi yang dibutuhkan oleh organisasi untuk beroperasi dengan cara yang
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
13
sukses dan untuk orgnaisasi bisnis dengan cara yang menguntungkan. Jogianto
(1988) berdasarkan gambaran di atas perlu diketahui beberapa pokok penting :
a. Cara yang sudah tertentu
b. Mengolah data dan informasi yang dibutuhkan
c. Agar mencapai tujuan berupa organisasi yang sukses atau
menguntungkan
Komponen yang terkait dengan sisten informasi adalah :
a. Pemakai
b. Tujuan
c. Masukan – proses – keluaran
d. Data
e. Teknologi
f. Model
g. Pengendali
Teknologi
Data → Masukan
→ Proses
→ Keluaran
→
Tujuan
Pemakai
Model
Pengendalian
Gambar 5. Komponen Sistem Informasi
Semua komponen saling berkaitan. Bila data salah, maka hasilnya akan
merupakan informasi yang salah juga. Informasi yang canggih seperti angka
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
14
statistik yang rumit, tidak ada gunanya bila pemakai tidak dapat mengerti, maka
komponen ini harus dipertimbangkan secara keseluruhan. Berikut ini penjelasan
masing-masing komponen :
1.
Data
Data harus akurat dan benar, jangan data berupa sampah
2.
Masukan
Masukan harus dikode dengan jelas sesuai kebutuhan,
dan dengan cara tertentu.
Misalnya : Data untuk membuat grafik dibentuk dalam
gambaran tabel.
3.
Proses
Harus jelas diproses dengan cara apa, dan alat apa,
perangkat keras dan perangkat lunak serta tehnisi yang
sesuai .
4.
Keluaran
Keluaran harus jelas dan memenuhi ciri-ciri informasi
yang baik.
5.
Tujuan
Keluaran yang dihasilkan harus sesuai dengan tujuan,
agar dapat dimanfaatkan.
6.
Pemakai
Pemakai harus terlatih menfaatkan informasi yang
terbentuk
7.
Model
Cara Pengolahan, degan logika, perhitungan atau
pengolahan kata, atau tata letak
8.
Teknologi
Komputer jenis apa, atau manual.
9.
Pengendali
Bagaimana mencegah kecurian data, kehilangan data
(Sabarguna, 2005)
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
15
2.1.3. Sistem informasi manajemen
Sistem Informasi Manajemen (SIM) berasal dari istilah Management
Information System (MIS) mempunyai beberapa pengertian, tergantung kepada
pakar yang mendefinisikannya. Menurut Hersner Cross, SIM merupakan
kombinasi yang canggih antara orang, peralatan dan berbagai fasilitas untuk
membentuk gudang penyimpanan data, meremajakan data, memproses data,
menyalurkan dan menyajikannya untuk memenuhi kebutuhan berbagai tingkat
pengambilan keputusan.
Ahli SIM yang lain seperti Prof. Gordon B. Davis mendefinisikan SIM
adalah suatu sistem terpadu antara pemakai (manusia) dan mesin (alat kantor dan
komputer) untuk menyediakan informasi yang mendukung operasional, para
manajer, menganalisis dan mengambil keputusan dalam suatu organisasi. SIM
dapat mengunakan perangkat komputer, prosedur manual, model untuk analisis,
perencanaan,pengendalian dan pengambilan keputusan, serta bank data (data base)
(Prawirosentono, 2004).
Pelayanan rumah sakit yang semakin kompleks baik dari jenis-jenis
pelayanan ataupun sumber daya yang dibutuhkan. Peningkatan peralatan saja tidak
cukup memerlukan manajemen selanjutnya yang lebih sesuai, maka keperluan
sistem informasi dapat menunjang manajemen yang lebih sesuai sangat
diperlukan.
Tidak cukup lagi hanya pelayanan medik dan peralatan canggih saja yang
akan memberikan kepuasan kepada pasien, tapi pelayanan dan alokasi sumber
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
16
daya yang merupakan bagian langsung dari keputusan manajemen harus ditata
dengan canggih pula (Listiani, 2004).
Sistem informasi manajemen merupakan suatu metode formal untuk
menyediakan bagi pihak manajemen informasi yang akurat serta tepat waktu yang
diperlukan untuk melancarkan proses pengambilan keputusan dan memungkinkan
perencanaan, pengawasan secara efektif. Sistem tersebut menyediakan informasi
tentang keadaan masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang dan tentang
kejadian-kejadian yang relevan didalam dan diluar organisasi yang bersangkutan.
Pemrosesan sistem ini dengan menggunakan komputer yang dirancang
untuk mendukung fungsi-fungsi pelaksanaan, manajemen dan keputusan dari suatu
organisasi (Adikoesomo, 1997).
Proses
↓
Data
Manajemen → Pembuatan
keputusan
Informasi
Gambar 6 : Proses Pengambilan Keputusan
Tidak mungkin roda manajemen akan berjalan dengan lancar tanpa
didukung oleh sistem informasi yang sesuai. Sistem informasi akan merupakan
sistem saraf yang akan memberikan tanda bahaya dan perintah yang sesuai
(Sabarguna, 2004).
Peranan sistem informasi bagi manajemen cukup penting, karena
manajemen membutuhkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
17
yang akan dilakukannya. Sumber informasi untuk pengambilan keputusan
manajemen bisa didapatkan dari informasi ekternal dan internal. Informasi internal
dapat diperoleh dari sistem informasi yang dihasilkan dari operasi Pengolahan
Data Elektronik (PDE) dan informasi non PDE. Studi penelitian secara empiris
yang dilakukan oleh Geoge M. Scott, 1969 menyatakan bahwa hanya sebahagian
kecil saja informasi yang berguna bagi menajer atas yang berasal dari sistem
informasi komputer (15% - 20%). Sebagian kecil lagi dari informasi internal non
PDE (10% - 15%) dan informasi yang berasal dari manajemen menengah sebesar
25% - 35%. Informasi terbesar untuk manajemen atas berasal dari informasi
ekternal dan intellegence information system. Intellegence information system
merupakan suatu sistem informasi khusus yang berisi informasi-informasi
lingkungan luar organisasi seperti peraturan pemerintah, trend sosial dan
kebudayaan, keadaan perekonomian, keadaan politik, trent industri, pasar produk,
pesaing, perkembangan teknologi dan lain sebagainya yang mempunyai pengaruh
terhadap keberadaan organisasi. Sekitar 30% - 40% informasi yang dibutuhkan
oleh manajemen menengah berasal dari sistem komputer, 30% - 40% lainnya
berasal dari informasi yang disampaikan oleh manajemen bawah, 25% - 30% dari
informasi non PDE dan sisanya 10% - 15% berasal dari informasi luar organisasi.
Informasi yang dihasilkan oleh komputer sebahagian besar (55% - 75%)
dipergunakan oleh manajemen bawah, 25% - 45% dari informasi non PDE dan
hanya proporsi yang kecil saja berasal dari informasi ekternal (Jogianto, 2001).
1. Sistem informasi manajemen dan komputer
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
18
Menurut Hartono dalam pengantar SIMRS menyatakan pada umumnya
orang setuju bahwa SIMRS sebaiknya merupakan sistem yang berbasis komputer
mengingat komputer dapat memberikan dukungan dalam hal meningkatkan
ketepatan dan kecepatan kerja, mengantisipasi beban kerja, memudahkan
bekerjasama melalui jaringan, menghemat waktu, tenaga dan menaikkan gengsi.
Yacobalis menyatakan dalam tulisannya apa dan mengapa komputerisasi
rumah sakit bahwa secara umum kriteria untuk mengukur kebutuhan penggunaan
perangkat komputer secara objektif itu apabila :
a. Volume data yang perlu diolah sudah besar
b. Diperlukan ketepatan dalam pengolahan data (akurasi)
c. Ada proses yang selalu berulang menurut pola tertentu
d. Ada perhitungan dari yang sederhana sampai arumit
e. Satu data sekaligus mempunyai pengaruh atas beberapa prosedur
Dikatakan apabila sedikitnya tiga dari lima kriteria di atas, hal itu sudah
merupakan masalah, misalnya volume kecepatan dan ketepatan pengolahan maka
komputerisasi sudah sebaiknya dilaksanakan. Rumah sakit kelas menengah atau
lebih tinggi lima kriteria tersebut harus dipenuhi sehingga umumnya komputer
sudah diperlukan (Sabarguna, 2004).
2. Penerapan SIM dan jaringan informasi
Manajer memegang peran yang penting dalam memotivasi staf untuk
mencapai tujuan organisasi. Untuk melaksanakan tugas tersebut, manajer harus
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
19
mempertimbangkan keunikan/karakteristik dari stafnya dan berusaha untuk
memberikan tugas sebagai suatu strategi dalam memotivasi staf. Salah satu
kegiatan yang perlu dilaksanakan manajer dalam menciptakan suasana yang
motivatif adalah pengambilan keputusan yang tepat dan sesuai (Nursalam, 2004).
Keputusan mempengaruhi praktik, administrasi, pendidikan dan penelitian,
dampaknya akan terus menerus, SIMRS merupakan paket perangkat lunak yang
dikembangkan secara khusus untuk divisi pelayanan di rumah sakit (Russel, 2000).
Organisasi besar sering menggunakan komputer untuk dan keperluan
jaringan kegiatan yang luas dalam bentuk jaringan kegiatan yang luas
Wide Area Network (WAN) dan organisasi ukuran sedang biasanya menggunakan
jaringan kegiatan lokal dalam satu gedung seperti Area Lokal atau Local Area
Network (LAN).
Distribusi informasi dapat dilakukan secara tradisional yaitu dengan
penyampaian fisik dokumen informasinya sendiri atau dilakukan secara modern
yang pengiriman data atau informasi nonfisiknya melalui saluran elektronik,
mislanya melalui jaringan area ideal atau area luas (LAN atau WAN). Pengolahan
data pada jaringan informasi dapat dilakkukan secara pengolahan sentralisasi dan
pengolahan data terbagi :
a. Pengolahan sentralisasi
Pada pengolahan data sentralisasi CPU, alat-alat penyimpan, perangkat lunak,
dan staf pengolah data profesional ditempatkan dalam satu unit central.
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
20
Gambar 7: Sentralisasi lokasi Pengolahan dan penyimpanan
b. Pengolahan terbagi
Pada beberapa sistem, komputer-komputer alat-alat penyimpanan dan
bahkan beberapa ahli komputer di distribusikan pada lokasi-lokasi terpisah. Sistem
pengolahan data terbagi mendesentralisasikan fungsi pengolahan informasi dengan
penyimpanan dan pengolahan data berada pada lokasi dimana pekerjaan
dilakukan. Pengolahan dan penyimpanan data dapat dilakkukan pada beberapa
lokasi didalam sistem komputer yang sekarang disebut jaringan (network).
Masing-masing kelompok komputer ditempatkan pada lokasi yang berbeda
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
21
didalam
jaringan.
Kebanyakan
organisasi
memperoleh
keuntungan
dari
pengolahan terbagi karena sistem tersebut dapat lebih responsif terhadap keperluan
informasi dan biaya lebih rendah dibandingkan dengan sistem sentralisasi
(Amsyah, 2003).
Gambar 8. Sistem Pengolahan Terbagi
2.1.4. Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)
1. Pengertian
SIRS adalah suatu tatanan yang berurusan dengan pengumpulan data,
pengelolaan data, penyajian informasi, analisis dan penyimpulan informasi yang
dibutuhkan untuk kegiatan rumah sakit.
Unsur sistem informasi rumah sakit seperti dibawah ini :
Tugas
: Menyiapkan informasi untuk kepentingan pelayanan rumah sakit,
untuk sistem informasi itu sendiri, dan sub sistemnya antara lain
subsistem pengembangan dan subsistem lainnya.
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
22
Struktur hirarki
: Sistem rumah sakit sebagai supra sistemnya ada input, proses,
output balik dan kontrol (Sabarguna, 2005).
Dapat digambarkan sebagai berikut :
RS
Kontrol
Data RS
Proses SIRS
Iinformasi
Masyarakat
Balikan
Lingkungan : Medis, Perawatan, administrasi, Penunjang
Gambar 9 : Lingkungan Unsur SIRS
2. Kedudukan SIRS
Dalam industri bisnis, subsistem informasi memperoleh kedudukan yang
besar sejak tahun 1965, bila rumah sakit ingin mengarah pada kedudukan industri
sudah selayaknya menempatkan informasi pada kedudukan yang lebih besar dan
lebih penting. Hubungan antara informasi untuk perencanaan dan informasi untuk
pengendalian dengan pengambilan keputusan yang berbentuk strategik, taktik dan
teknik ternyata secara keseluruhan memerlukan informasi (Sabarguna, 2004).
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
23
Strategik
Informasi untuk
pengelola
Taktik
Informasi
perencanaan
Teknik
Gambar 10. Hubungan antara Informasi untuk perencanaan dan pengendalian
dalam pengambilan keputusan
Arus data informasi pada RS digambarkan seperti berikut :
Direktur
Informasi
Keputusan
Satuan Pelaksana
SIRS
Data
Medik
Perawatan
Adminsitrasi
Penunjang
Kegiatan
Gambar 11 : Arus data informasi RS
3. Jenis SIRS
Tidak mungkin roda manajemen akan berjalan dengan lancar tanpa
didukung oleh sistem informasi yang sesuai. Sistim informasi akan merupakan
sistem saraf yang akan memberikan tanda bahaya dan perintah yang sesuai. Sistem
informasi rumah sakit dapat dilihat dari 3 segi yaitu :
a. Sistem informasi klinik
b. Sistem informasi administrasi
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
24
c. Sistem informasi manajemen
Ketiga katagori itu perlu dikembangkan terlebih dahulu SIM dengan alasan
sebagai berikut :
a. SIM diperlukan untuk keputusan manajerial secara menyeluruh
b. SIM dibutuhkan segera untuk pengambilan keputusan saat ini
c. Relatif tidak perlu merubah sistem pelaporan yang sudah ada, yang
harus tunduk pada peraturan pemerintahan
d. Sebenarnya telah cukup data bagi keperluan pengolahan
e. Sistem yang mengubah data yang ada menjadi informasi, itulah yang
sekarang disadari belum ada
f. Pengembangan bertahap akan memerlukan biaya yang lebih murah
g. Pengalaman
yang
ada
akan
dapat
mengembangkan
sistem
menyuluruh yang lebih sesuai ( Sabarguna, 2004).
Masing-masing sistem dapat dilakukan secara sendiri-sendiri atau secara
bersamaan sebagai suatu kegiatan yang integral. Uraian lebih lanjut seperti
dibawah ini :
a. Sistem informasi klinik
Merupakan sistem informasi yang secara langsung untuk membantu pasien
dalam hal pelayanan medis
Contoh :
1) Sistem informasi di rumah sakit
2) Sistem informasi pada alat seperti City Scan, Ultrasonografi tertentu
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
25
b. Sistem informasi administrasi
Merupakan sistem informasi yang membantu pelaksanaan administrasi di rumah
sakit
Contoh :
1) Sistem informasi pendaftaran
2) Sistem informasi Billing sistem
3) Sistem informasi apotek
4) Sistem informasi penggajian
c. Sistem informasi manajemen rumah sakit
Merupakan sistem informasi yang memberikan manajemen Rumah Sakit dalam
pengambilan keputusan.
Contoh :
1) Sistem informasi manajemen pelayanan
2) Sistem informasi keuangan
3) Sistem informasi pemasaran
Ketiga hal tadi merupakan pembagian SIMRS atas dasar pemakaian bila
dikelompokkan atas jaringan sistem yang digunakan seperti berikut :
a. Individual
Artinya sistem merupakan kelompok itu sendiri tanpa terlibat sistem yang
lain :
Contoh :
1) Sistem Informasi Billing Sistem
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
26
2) Sistem penggajian
b. Modular
Berarti beberapa sistem dikaitkan sebagai satu kelompok
Contoh :
1) Sistem informasi keuangan
2) Sistem informasi penggajian terkait dengan billing sistem
c. Sistem informasi terpadu
Beberapa sistem digabung menjadi satu kesatuan. Ada hal yang sering dilupakan
bahwa sistem informasi selalu berkaitan dengan komputer, padahal jenis SI
berdasarkan alat yang digunakan adalah :
1) Manual artinya dengan tangan, dan kertas saja
2) Komputer proses penghitungan dan penyimpanan dibantu oleh komputer
Sistem mana yang baik untuk dimiliki, pertimbangkanlah :
a) Kembangkan dulu sistem manual yang rapi
b) Kembangkan SI secara bertahap
c) Adakan evaluasi dan pengembangan yang terus menerus (Sabarguna, 2004).
4. Manfaat SIRS
Setelah menerapkan strategi besar dan strategi pada unit pelayanan suatu
pertanyaan muncul yaitu bagaimana dengan strategi dalam fungsi-fungsi
manajemen untuk mewujudkan visi dan melaksanakan misi rumah sakit.
Perumusan strategi, selain pada tingkat rumah sakit dan instalasi sebagai unit
pelayanan, peranan unit-unit pendukung dalam perumusan strategi merupakan hal
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
27
penting. Unit pendukung antara lain keuangan, SDM, klinik dan perawatan, sistem
informasi, serta pemasaran strategi unit pendukung ini penting berbagai kegiatan
di unit pelayanan merupakan hasil dari unit pendukung (Trimantoro, 2005).
Dalam siklus manajemen di rumah sakit, penting diperhatikan antara lain :
a. Permintaan tujuan dan target
b. Memperhatikan kebutuhan pelayanan
c. Alokasi sumber daya
d. Pengendalian mutu pelayanan
e. Evaluasi program
Untuk memenuhi kegiatan manajemen itu diperlukan adanya informasi.
Jadi informasi berperan dalam hal pengambilan keputusan.
Permintaan Tujuan
dan Target
Evaluasi
Program
Informasi
Pelaksanaan
Kebutuhan
Pengendalian
Mutu Pelayanan
Alokasi Sumber Daya
Gambar 12. Peranan Informasi dalam SIMRS
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
28
Secara lebih rinci SIRS berperan dalam visi mendukung :
a. Pengendalian mutu pelayanan medis
b. Pengendalian dan penilaian produktivitas
c. Analisis pemanfaatan dan perkiraan kebutuhan
d. Perencanaan dan evaluasi program
e. Menyederhanakan pelayanan
f. Penelitian klinis
g. Pendidikan
Pencatatan dan pelaporan adalah kegiatan program pada sebuah organisasi
pelayanan kesehatan merupakan salah satu kegiatan penting yang akan membantu
pimpinan membuat keputusan untuk pengembangan kedepan (Muninjaya, 2004).
2.2. Pengambilan Keputusan
2.2.1. Latar belakang pengambilan keputusan
Dalam teori sistem, suatu sistem merupakan suatu set elemen-elemen atau
komponen-komponen yang tergabung bersama berdasarkan suatu bentuk
hubungan tertentu. Komponen-komponen itu satu sama lain saling kait mengait
membentuk suatu kesatuan yang utuh.
Tingkah laku suatu sistem ditentukan oleh hubungan antar komponennya.
Suatu organisasi merupakan suatu contoh sistem yang terdiri dari sejumlah
individu, kelompok individu, atau departemen-departemen bekerja sama untuk
mencapai suatu tujuan. Departemen merupakan sub unit dari suatu unit yang lebih
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
29
besar, yang masing-masing secara terpisah mempunyai tujuan tersendiri, namun
dalam suatu sistem tujuan harus terkait sehingga tujuan yang lebih besar yaitu
tujuan organisasi secara keseluruhan dapat tercapai.
Pengambilan keputusan melukiskan proses pemilihan suatu arah tindakan
sebagai cara untuk memecahkan sebuah masalah tetentu. Sejalan dengan itu,
jumlah informasi yang tersedia bagi kita ketika mengambil suatu keputusan akan
berbeda satu sama lain. Oleh karena itu sistem informasi sangat diperlukan dalam
pengambilan keputusan (Supranto, 1998).
2.2.2 Apakah keputusan itu
Pada umumnya sependapat bahwa keputusan yaitu pilihan dari dua atau
lebih kemungkinan. Namun ia hampir tidak merupakan pilihan antara yang benar
dan yang salah, tetapi yang justeru sering terjadi ialah pilihan antara yang“ hampir
benar“ dan yang“ mungkin salah”.
Morgan
dan
Cerullo
mendefinisikan
keputusan
sebagai
“sebuah
kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan, yang terjadi setelah
satu kemungkinan dipilih, sementara yang lain dikesampingkan”. Dalam hal ini
yang dimaksut dengan pertimbangan ialah menganalisis beberapa kemungkinan
atau alternatif, sesudah itu dipilih satu diantaranya.
Dibalik suatu keputusan ada unsur prosudur, yaitu pertama-tama pembuat
keputusan mengidentifikasi masalah, mengklasifikasi tujuan-tujuan khusus yang
diinginkan, memeriksa berbagai kemungkinan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dan mengakhiri proses itu dengan menetapkan pilihan bertindak. Jadi
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
30
suatu keputusan sebenarnya didasarkan atas fakta dan nilai (facts and values).
Keduanya sangat penting, tetapi tampaknya fakta lebih mendominasi nilai-nilai
dalam menetapkan keputusan itu bertolak dari beberapa kemungkinan atau
alternatif untuk dipilih. Setiap alternatif membawa konsekuensi-konsekuensi.
Menurut Simon, sejumlah alternatif itu berbeda satu dengan yang lain mengingat
perbedaan dari konsekuensi-konsekuensi yang ditimbulkannya. Pilihan yang
dijatuhkan pada alternatif itu harus dapat memberikan kebahagian atau kepuasan
inilah yang merupakan salah satu aspek yang penting dalam keputusan.
Apabila kita memperhatikan konsekuensi dari suatu keputusan,hampir
dapat dikatakan bahwa tidak akan ada satupun keputusan yang akan
menyenangkan setiap orang. Satu keputusan hanya bisa memuaskan sekelompok
atau sebagian besar orang. Selalu ada saja kelompok atau pihak yang merasa
dirugikan dengan keputusan itu. Apabila kerugian yang dirasakan kurang objektif,
tidak tertutup kemungkinan bagi mereka untuk melakukan reaksi negatif terhadap
keputusan itu. Pada sisi lain, suatu keputusan yang dibuat untuk suatu kelompok
tertentu dapat pula mempunyai dampak bagi sebagian besar anggota masyarakat.
Itulah sebabnya para ahli tiori pengambilan keputusan mengingatkan agar sebelum
keputusan itu ditetapkan, diperlukan pertimbangan yang menyuluruh tentang
kemungkinan konsekensi yang bisa timbul (Salusu, 2005).
2.2.3. Hakikat pengambilan keputusan
Kehidupan sehari-hari seorang eksekutif manajer, kepala, ketua, derektur,
rektor, bupati, menteri, panglima, presiden atau pejabat apapun, sesungguhnya
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
31
adalah kehidupan yang selalu bergaul dengan keputusan. Sebagian besar dari
waktunya harus dicurahkan pada penyelesaian masalah dan pengambilan
keputusan. Seringkali ia merasa hampa apabila dalam satu hari tidak mengambil
keputusan. Tidak menjadi soal apabila keputusan itu benar atau mengandung
kelemahan. Oleh sebab itu banyak manajer yang berpendapat bahwa lebih baik
enam kesalahan dari sepuluh keputusan yang ia buat dari pada sama sekali tidak
membuat keputusan (Solusu, 2005).
Secara popular dapat dikatakan bahwa mengambil atau membuat
keputusan berarti memilih satu diantara sekian banyak alternatif. Setiap orang,
tidak harus pimpinan dapat membuat keputusan akan tetapi dampak keputusan
yang ditimbulkannya berbeda-beda, ada yang sempit dan ada yang luas ruang
lingkup yang terkena dampak.
Pada umumnya suatu keputusan dibuat dalam rangka memecahkan
permasalahan atau persoalan (problem selving), setiap keputusan yang dibuat pasti
ada tujuannya yang akan dicapai (Supranto, 1998).
Ilustrasi itu menggambarkan bahwa pengambilan keputusan adalah aspek
yang paling penting dari kegiatan manajemen. Ia merupakan kegiataan sentral dari
manajemen, merupakan kunci kepemimpinan atau inti kepemimpinan, sebagai
suatu karekteristik yang fundamental, sebagai jantung kegiatan administratif, suatu
saat kritis bagi tindakan administratif. Pengambilan keputusan adalah kegiatan
yang paling penting dari semua kegiatan karena didalamnya manajer terlibat, dan
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
32
merupakan pertanggungjawaban utama dari semua administrator melalui suatu
proses tempat keputusan-keputusan dibuat dan dilaksanakan (Solusu, 2005).
2.2.4. Pentingnya pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan mempunyai arti penting bagi maju mundurnya
suatu organisasi, terutama karena masa depan suatu organisasi banyak ditentukan
oleh pengambilan keputusan sekarang. Pada semua jenjang organisasi, semua
orang harus terus menganbil keputusan dan memecahkan masalah. Bagi direktur,
pengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan bagian penting dari
pekerjaan. Bagaimana seharusnya keuntungan diinvestasikan ?. Karyawan mana
sebaiknya diserahi suatu tugas khusus?. Baik menyangkut masalah besar maupun
masalah kecil, maka direkturlah yang biasanya harus menghadapi dan
memutuskan tindakan apa yang harus diambil. Keputusan direktur memberikan
kerangka kerja bagi anggota lainnya dalam organisasi untuk mengambil keputusan
tindakan.
Dengan demikian, pengambilan keputusan merupakan bagian terpenting
dari kegiatan kerja setiap direktur. Akan tetapi, pengambilan keputusan itu
memainkan peranan sangat penting bila direktur terlibat dalam perencanaan.
Perencanan mencakup keputusan yang sangat penting dan jauh kedepan yang
dapat dibuat oleh seorang direktur. Dalam suatu proses perencanaan, direktur
menentukan hal-hal yang menyangkut tujuan dan peluang yang akan dikejar,
sumber daya yang akan digunakan, dan menentukan siapa yang akan
melaksanakan setiap tugas yang diperlukan. Seluruh proses perencanaan
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
33
melibatkan direktur dalam suatu rangkaian situasi pengambilan keputusan yang
berkelanjutan. Baik tidaknya keputusan mereka akan sangat menentukan efektif
tidaknya rencana mereka (James, 1993).
Sungguhpun pengambilan keputusan itu sangat penting, juga merupakan
kegiatan politik yang paling kompleks dalam suatu organisasi seperti di rumah
sakit. Bukan hanya keputusan-keputusan mengenai kebijaksanaan pokok yang
rumit, tetapi juga pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan
program penempatan, dan penganggaran, pelayanan dan pemasaran merupakan
titik-titik kritis terhadap mantapnya suatu kebijaksanaan (Salusu, 2005).
2.2.5. Lingkungan keputusan
Suatu keputusan yang dibuat mungkin terjadi dalam suatu lingkungan
tertentu. Lingkungan bisa sempit, dalam lingkungan yang agak luas,bahkan dalam
lingkungan yang luas. Keputusan yang diambil/dibuat mempunyai tingkatan
dampak yang berbeda, misalnya keputusan yang dibuat atas nama departemen
kesehatan akan mengikat semua tingkat jajaran kesehatan, keputusan yang dibuat
oleh direktur rumah sakit akan mengikat semua karyawan rumah sakit tersebut
(Supranto, 1998).
2.2.6. Tingkat-tingkat keputusan
Setiap keputusan mempunyai kadar kehebatan yang berbeda-beda. Ada
keputusan yang tidak mempunyai makna berarti, sebaliknya ada yang mempunyai
makna global yang luar biasa. Ada keputusan yang sangat sederhana, ada yang
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
34
sangat komplek. Brinckloe menawarkan bahwa sebenarnya ada 4 tingkat
keputusan, yaitu (1) automatic decisions, (2) expected information decisions (3)
factor weighting dicisions, dan (4) dual uncertainty dicisions. Setiap keputusan
menurutnya jatuh dalam salah satu kategori itu.
a. Keputusan otomatis (automatic decision)
Keputusan ini dibuat sangat sederhana, meski ia sederhana informasi tetap
diperlukan. Hanya, informasi yang ada itu sekaligus melahirkan satu
keputusan.
b
Keputusan berdasar informasi yang diharapkan (Expected information
decision)
Tingkat informasi di sini mulai sedikit kompleks, artinya informasi yang ada
sudah memberi aba-aba untuk mengambil keputusan. Akan tetapi, keputusan
belum segera dibuat, karena informasi itu masih perlu dipelajari. Setelah hasil
studi diketahui, keputusan langsung dibuat, sama seperti keputusan otomatis.
c. Keputusan berdasarkan berbagai pertimbangan (Factor weighting decisions)
Keputusan jenis ini lebih kompleks lagi. Lebih banyak informasi yang
diperlukan. Informasi-informasi itu harus dikumpulkan dan dianalisis. Faktorfaktor yang berperan dalam informasi itu dipertimbangkan dan diperhitungkan.
Antara informasi yang satu dan yang lain dibandingkan, kemudian dicari yang
paling banyak memberi keuntungan atau kesenangan.
d. Keputusan berdasarkan ketidakpastian ganda (Dual uncertainty decisions)
Keputusan tingkat empat ini merupakan keputusan yang paling kompleks.
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
35
Jumlah informasi yang diperlukan semakin bertambah banyak. Selain itu,
dalam setiap informasi yang sudah ada atau informasi yang masih akan
diharapkan, terdapat ketidakpastian. Oleh kerena itu keputusan semacam itu
sering mengandung resiko yang jauh lebih besar dari pada keputusankeputusan tingkat dibawahnya.
2.2.7. Teori-teori pengambilan keputusan
Sehubungan dengan pendekatan yang telah diutarakan, lahirlah berbagai
aliran yang menampilkan teori-teori pengambilan keputusan yang berbeda yaitu
aliran biro kratik, aliran manajemen saintifik, aliran hubungan kemanusiaan, aliran
rasional ekonomi, aliran satisficing dan aliran analisis sistem.
1. Aliran birokratik (Bureaucratic School )
Teori ini memberi tekanan yang cukup besar pada arus dan jalannya
pekerjaan dalam struktur organisasi. Tugas dari eselon bawah ialah melaporkan
masalah, memberi informasi, menyiapkan fakta dan keterangan-keterangan kepada
atasannya. Dengan menggunakan segala pengetahuan, keterampilan dan
kemampuannya, atasan tadi membuat keputusan setelah mempelajari semua
informasi
tadi.
Keputusan
atasan
tadi
akan
banyak
tergantung
pada
kemampuannya sendiri dan pada lengkap tidaknya informasi itu dapat dipercaya.
Keputusan itu selalu dianggap benar, sungguhpun memiliki kelemahan –
kelemahan.
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
36
2. Aliran manajemen saintifik (Scientific Management School )
Teori ini menekankan pada pandangan bahwa tugas – tugas itu dapat
dijabarkan ke dalam elemen-elemen logis yang dapat digambarkan secara saintifik.
Sementara, manajemen sendiri memiliki kemampuan untuk menganalisis dan
menyelesaikan suatu masalah.
3. Aliran hubungan kemanusiaan (Human Relations School )
Teori ini menganggap bahwa organisasi dapat berbuat lebih baik apabila
lebih banyak perhatian diberikan kepada manusia dalam organisasi itu, seperti
yang menimbulkan kepuasan kerja, peran serta dalam pengambilan keputusan,
memberlakukan organisasi sebagai suatu kelompok sosial yang mempunyai
tujuan. Selain itu, kebutuhan dan keinginan anggota selalu dipertimbangkan dalam
membuat keputusan bertindak.
4. Aliran rasionalitas ekonomi (Economic Rationality School)
Teori ini mengakui bahwa organisasi adalah suatu unit yang mengkonversi
masukan (infut) menjadi luaran (output), dan yang harus dilakukan dengan cara
yang paling efesien. Menurut aliran ini, suatu langkah kebijaksanaan akan terus
berlangsung sepanjang itu mempunyai nilai yang lebih tinggi daripada biayanya.
5. Aliran satisficing
Aliran ini tidak mengharapkan suatu keputusan yang sempurna. Aliran ini
yakin bahwa para manajer yang selalu dipenuhi berbagai masalah mampu
membuat keputusan yang cukup rasional. Para manajer sesungguhnya bermaksud
membuat keputusan yang rasional, tetapi karena keterbatasan kognitif,
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
37
ketidakpastian, dan keterbatasan waktu, memaksa mereka mengambil keputusan
dalam kondisi bounded rationality (rasionalitas terbatas).
6. Aliran analisis sistem
Aliran ini percaya bahwa tiap masalah berbeda dalam suatu sistem yang
terdiri atas berbagai subsistem yang keseluruhannya merupakan satu kesatuan
seperti pada kata-kata dalam kotak teka-teki, dimana setiap kata mempunyai kaitan
dan dampak satu terhadap yang lain.
Cornell telah membahas secara khusus pengambilan keputusan pendekatan
analisis sistem. Dikatakannya, tujuan utama dari analisis sistem ialah mendidik
para pengambil keputusan untuk berfikir dengan cara yang teratur menyeluruh,
lebih dari sekadar menyususn formula, atau bermain dengan angka-angka
komputer. Ia adalah suatu keterampilan memanfaatkan perangkat komputer secara
kreatif. Dengan demikian ia percaya pada metode kuantitatif, tetapi juga yakin
penilaian objektif manusia tentang masalah-masalah dan peluang-peluang.
Analisis sistem adalah suatu siklus dari sederetan aktifitas sebagai berikut :
a. Merumuskan sasaran-sasaran (masalah dan peluang)
b. Merekayasa sistem-sistem alternatif yang mencapai sasaran tersebut
c. Mengevaluasi
alternatif-alternatif
dengan
mempertimbangkan
efektifitas dan biaya
d. Mempertanyakan semua sasaran dengan asumsi-asumsinya
e. Membuka alternative-alternatif baru
f. Menetapkan sasaran-sasaran baru
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
38
g. Mengulangi
langkah-langkah
diatas
sampai
penyelesaian
yang
memuaskan tercapai (Salusu, 2005).
2.2.8. Klasifikasi keputusan
1. Struktur
Ditinjau dari segi struktur, ruang lingkup, dan tingkat pembuat keputusan
maka keputusan dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis besar, yaitu (1)
keputusan umum (generic decisions) yang ditimbul dari berbagai kebijaksanaan
peraturan dan prinsip yang sudah ditetapkan, dan (2) keputusan unik (unique
decisions) yaitu keputusan kreatif yang memerlukan ketentuan tersendiri diluar
batas
aturan
atau
prinsip
yang
telah
ditetapkan
sebelumnya,
Simon
menyebutkannya sebagai (1) keputusan terprogram, dan (2) keputusan non
program.
Chamberlain mengklasifikasikannya sebagai keputusan administratif
(administrative decisions) yang umumnya berjangka pendek lebih banyak
berkaitan dengan faktor internal yang dapat dikontrol sedangkan yang kedua,
keputusan-keputusan stratejik (strategic decisions), yaitu yang lebih banyak
berkaitan dengan faktor ekstern, berjangka panjang dan tidak dapat dikontrol. Jenis
keputusan yang terakhir ini disebut oleh Schwenk sebagai ill structured decisions
dan nonroutine. Keputusan pertama oleh Henry Mintzberg disebut keputusan tak
berstruktur (unstructured decisions), dan keputusan yang lain disebut keputusan
berstruktur (structured decisions). Keputusan terprogram sesungguhnya adalah
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
39
keputusan rutin, keputusan repetitif yang ditangani melalui proses standar. Adapun
keputusan tak terprogram atau keputusan nonprogram adalah keputusan satu kali,
tidak berstruktur dan ditangani melalui proses pemecahan masalah yang umum.
Menurut Brinckloe (2004) structured decisions adalah keputusan yang
dibuat melalui urutan siklus tertentu. Keputusan awal akan menentukan keputusan
apa yang akan dibuat berikutnya. Bisa saja langkah itu berupa tidak berbuat
sesuatu karena langkah pertama memberi petunjuk begitu. Akan tetapi, umumnya
langkah pertama memberi aba-aba untuk menempuh langkah baru berikutnya.
Mengingat penggunaan komputer semakin meluas maka keputusan terstruktur
banyak yang dibuat melalui komputer. Sungguhpun begitu, banyak eksekutif
enggan mengikuti pengambilan keputusan terstruktur semacam.
Sebaliknya, para direktur tingkat atas lebih cenderung menggunakan
pengambilan keputusan tidak terstruktur. Mengingat para eksekutif sering kali
menghadapi begitu banyak informasi dan ketidakpastian maka tidaklah mungkin
hanya menganalisis satu dari sekian banyak ketidakpastian. Tetapi, perlu diingat
bahwa tidaklah mungkin juga seseorang eksekutif menganalisis seluruh informasi
yang tersedia, termasuk ketidakpastian yang selalu menghantuinya.
2. Pembuat keputusan
Ditinjau dari segi pembuat keputusan, Hitt et all (2005) menegaskan bahwa
keputusan terprogram biasanya dibuat oleh mereka yang menduduki posisi
manajemen yang lebih rendah, dan sebaliknya keputusan-keputusan besar, yaitu
yang tak terprogram dan yang mempunyai implikasi luas terhadap organisasi,
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
40
umumnya dibuat oleh manajemen tingkat tinggi. Semakin tinggi kerdudukan para
pengambil keputusan, semakin luas ruang lingkup keputusan yang dibuat, yang
juga berarti semakin luas dampaknya terhadap organisasi dan masyarakat.
Mengingat keputusan terprogram itu telah ada pedomannya maka pembuat
keputusan tingkat atas tidak perlu lagi melibatkan dirinya di dalam membuat
keputusan seperti ini. Namun, dalam kenyataan sehari-hari ada bidang keputusan
tak terstruktur yang sering masih perlu ditangani oleh para eksekutif tingkat atas.
3. Waktu dan keterampilan
Kalau tipe keputusan yang pertama lebih mudah, lebih cepat maka tipe
yang kedua memerlukan kecakapan, latihan, pengalaman, dan lain-lain karena
kemampuan untuk membuatnya akan dapat membedakan mana manajer yang
efektif dan yang tidak. Kehadiran keputusan terprogram atau juga disebut
keputusan tetap (standing decisions) menurut Robbins adalah mengarahkan para
administrator dan karyawan non administratif ke dalam keputusan rutin yang
sangat repetif. Contoh yang sangat umum dari jenis keputusan ini adalah standar,
prosedur, metode dan berbagai peraturan.
Tentang keputusan tak terprogram, atau keputusan dengan maksud khusus
(special-purpose decisions), Robbins sependapat dengan penulis lain bahwa ini
membutuhkan kreativitas serta pertimbangan yang jauh lebih banyak. Ia hadir
tidak untuk digunakan kembali secara kontinu. Ia hadir sebagai respons terhadap
keadaan yang tidak pasti. Keputusan ini umumnya meliputi bidang strategi,
program dan anggaran (Salusu, 2005).
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
41
4. Tiga jenis keputusan
Masih tentang klasifikasi keputusan, Mangkusubroto dan Trisnadi
cenderung membedakannya dalam tiga jenis, yaitu keputusan strategis, keputusan
taktis dan keputusan operasional. Sungguhpun demikian, mereka tetap
menganggap bahwa keputusan taktis dapat diprogram dengan masukan preferensi
pengambilan keputusan berjangka menengah pendek, dan berada dalam
lingkungan dengan asumsi kapasitas yang tinggi. Istilah keputusan operasional
sebenarnya sama maknanya dengan keputusan rutin atau keputusan repetitif
seperti klasifikasi dari penulis lain. Oleh karena kedua jenis keputusan terakhir
operasional dan taktis dapat diprogram maka keduanya dapat dikelompokkan ke
dalam keputusan terprogram.
Beberapa penulis lain, seperti Morgan Cerullo melihat klasifikasi dari
tingkat manajemen. Pada manajemen tingkat atas, yaitu tingkat pertama,
keputusan yang dihasilkan adalah keputusan strategik. Pada tingkat kedua,
manajemen tingkat menengah, lahir keputusan berupa perencanaan jangka
menengah, yaitu untuk lima tahun atau kurang. Lahir juga keputusan tentang
proses pengawasan. Pada keputusan jenis ini sudah lebih mungkin memakai
model-model matematika dalam penyelesaian masalah dibanding pada keputusan
stratejik. Keputusan tingkat ketiga. ialah keputusan operasional yang berjangka
waktu menit, jam, hari, dan seterusnya.
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
42
5. Empat Jenis keputusan
Pandangan di atas searah dengan jalan pikiran Sutherland, tetapi
Sutherland menyebut empat jenis, yang pertama adalah tujuan, cita-cita yang
dibuat penanggung jawab tertinggi dalam organisasi yang kompleks, yang
berhubungan dengan apa yang sebenarnya diinginkan. Kedua, keputusan stratejik
yang mempersoalkan apa yang dapat dibuat untuk mencapai tujuan. Ketiga,
keputusan taktis, yang mengarah pada bagaimana melaksanakan keputusan
stratejik, dan lebih pendek jangka waktunya. Sungguhpun jangka waktunya
pendek, ia mempunyai implikasi jangka panjang yaitu apabila terlangkahi atau
dilupakan, dapat mengakibatkan kerugian bagi organisasi. Keempat, keputusan
operasional (Salusu, 2005).
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya ada dua jenis
keputusan yaitu :
a. Keputusan terprogram, dibuat sebagai respon terhadap masalah-masalah
organisasi yang repetitif atau yang sudah baku. Banyak masalah dalam
organisasi yang terjadi berulang-ulang, yang sudah biasa, tempat para manajer
bisa membuat kriteria penampilan, informasi yang jelas, serta alternatif
keputusan yang lebih baik. Keputusan jenis ini lebih sering disebut keputusan
rutin.
b. Keputusan tak terprogram, dibuat sebagai respon terhadap masalah-masalah
unik, yang jarang dijumpai, dan yang tidak dapat didefinisikan secara tepat,
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
43
keputusan ini biasanya dikenal dengan nama keputusan stratejik (Wankel,
1993).
2.3. Landasan Tiori
Pelayanan Rumah Sakit dari tahun ketahun semakin komplek. Penambahan
Sumber Daya Manusia (SDM) harus diikuti dengan perubahan teknologi, begitu
juga dengan pemanfaatan SIM. Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) merupakan
suatu keadaan yang berhubungan dengan pengumpulan data, pengolahan data,
penyajian informasi yang sangat diperlukan untuk kegiatan di rumah sakit.
Pengelolaan sumber daya manusia dan teknologi informasi sangat penting
dilakukan oleh pimpinan rumah sakit, apalagi komponen-komponen tersebut
merupakan hal-hal yang diperlukan seperti dalam pengambilan keputusan
Pimpinan rumah sakit atau direktur sering kali harus membuat suatu keputusan.
Kadang-kadang setiap hari direktur harus membuat keputusan. Pengambilan
keputusan ini mempunyai arti penting bagi maju mundurnya sebuah Rumah Sakit,
apalagi masa depan rumah sakit kadang-kadang banyak ditentukan oleh
pengambilan keputusan saat ini.
SIM merupakan suatu metode untuk menyediakan informasi yang akurat
dan tepat waktu bagi pimpinan atau direktur yang dapat dipakai untuk
melancarkan proses pemgambilan keputusan dan dapat dipakai untuk perencanaan,
pengawasan secara efektif. Pengambilan keputusan merupakan bagian terpenting
dari setiap kegiatan pimpinan atau direktur (Sabarguna, 2004).
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
44
2.4. Kerangka Operasional
Sistem informasi sangat diperlukan untuk menjalankan daur manajemen.
Berdasarkan informasi, manajemen dapat bertindak lebih tepat dalam pengambilan
suatu keputusan. Oleh karena itu informasi ini sangat penting, maka rumah sakit
mempunyai suatu sistem informasi yang formal yaitu Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (SIMRS).
Keputusan
Direktur
Keputusan
Keputusan
Berdasarkan SIM
Keputusan Tidak
Berdasarkan SIM
Ya
Tidak
Kriteria :
Berdasarkan data/ informasi dari sistem informasi
Gambar 13. Kerangka Operasional
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
45
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.
3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada BLU-RSD dr. Fauziah Kabupaten Bireuen
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dimulai dengan penelusuran daftar pustaka, survei awal, dan
persiapan proposal penelitian, merancang kuesioner, pelaksanaan penelitian dan
penyusunan laporan akhir. Penelitian ini sudah dilakukan selama 6 bulan sejak
bulan Januari - Juni 2007.
3.3. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah seluruh keputusan tertulis yang dibuat oleh direktur BLURSD dr. Fauziah Kabupaten Bireuen tahun 2006.
2. Sampel
Sampel sama dengan populasi
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
44
46
3.4. Metode Pengumpulan Data
1. Data primer
Data primer pada penelitian ini diperoleh dengan :
a. Wawancara langsung dengan direktur BLU-RSD dr.Fauziah Bireuen
b. Wawancara langsung dengan Kabag, Kabid, Kasubag, Kasubid, Ka
.Instalasi dan staf BLU-RSD dr. Fauziah Bireuen yang berkaitan
dengan keputusan tersebut.
c. Pengisian angket oleh Karyawan (Kabag, Kabid, Kasubag, Kasubid,
Ka. Instalasi dan staf ) BLU-RSD dr. Fauziah Bireuen
2. Data sekunder
Data sekunder diperoleh di BLU-RSD dr. Fauziah Bireuen yang
berhubungan dengan penelitian ini.
3.5. Variabel dan Definisi Operasional
3.5.1. Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu
penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang digunakan oleh
direktur dalam pengambilan keputusan.
3.5.2. Defenisi operasional
1. Penerapan Sistem Informasi Manajemen adalah penggunaan/ pemakaian
informasi yang ada di BLU-RSD dr.Fauziah Bireuen oleh direktur.
2. Keputusan adalah suatu keadaan atau kebijakan yang dibuat oleh direktur.
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
47
3.6. Metode Pengukuran
Untuk mengukur penerapan SIM dalam pengambilan keputusan oleh
direktur BLU-RSD dr. Fauziah Bireuen dengan menggunakan kuesioner dalam
bentuk pertanyaan tertutup dengan kategori :
1. SIM diukur dengan memberi skor pada kuesioner yang telah diberi bobot,
jumlah pertayaan ada 7 dan total skor 21 dengan kriteria sebagai berikut :
a. Jawaban a diberi skor 1
b. Jawaban b diberi skor 2
c. Jawaban c diberi skor 3
Berdasarkan nilai diklasifikasikan dengan kategori :
a. Baik
: Jika nilai skor ≥ 14.
b. Kurang
: Jika nilai skor < 14.
2. Penerapan SIM dalam pengambilan keputusan oleh direktur dapat di ukur
dengan memberi skor terhadap kuesioner yang telah diberi bobot, jumlah
pertayaan ada 6 dan total skor 18 dengan kriteria sebagai berikut :
a. Jawaban a diberi skor 1
b. Jawaban b diberi skor 2
c. Jawaban c diberi skor 3
Berdasarkan nilai diklasifikasikan dengan kategori :
a. Ya
: Jika nilai skor ≥ 12.
b. Tidak
: Jika nilai skor < 12.
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
48
Dalam menilai hasil wawancara dengan direktur yaitu dengan menilai
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ada hubungannya dengan sistem informasi.
Pengukuran hasil wawancara dalam pertanyaan terbuka dengan kategori :
a. Bila jawaban tidak memadai diberi skor
= 1
b. Bila jawaban memadai diberi skor
= 2
c. Bila jawaban sangat memadai diberi skor = 3
Berdasarkan nilai diklasifikasikan dengan kategori :
a. Baik
: Jika nilai skor ≥ 14
b. Tidak baik : Jika nilai skor < 14
Penilaian terhadap keputusan yang dibuat oleh direktur pada tahun 2006
yaitu dengan mengumpulkan dan menganalisis seluruh keputusan dengan
mewawancarai karyawan yang ada hubungan dengan keputusan tersebut.
Keputusan ini juga dibandingkan dengan prosedur tetap (protap) yang ada, harus
memenuhi syarat atau ketentuan sesuai dengan bidang.
3.8. Metode Analisa Data
Hasil wawancara dengan direktur disesuaikan dengan teori yang ada.
Sedangkan daftar check list dan hasil pengisian kuesioner akan dianalisis dengan
menggunakan tehnik deskriptif kualitatif dengan memanfaatkan persentase yang
merupakan langkah awal dari keseluruhan proses analisis. Kemudian hasil
penilaian yang berupa bilangan tersebut diubah menjadi sebuah predikat agar hasil
penilaian akhir berupa pernyataan kualitatif.
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
49
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.1. Letak geografis
Kabupaten Bireuen merupakan salah satu dari 28 kabupaten yang ada di
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang merupakan pemekaran dari Kabupaten
Aceh Utara melalui undang-undang nomor 48 tahun 1999 tanggal 12 Oktober
1999, dengan luas wilayah 1.901,21 Km2 (190,121 Ha) yang terdiri dari 17
kecamatan, 69 pemukiman dan 583 desa.
Kabupaten Bireuen terletak pada garis 4º - 54º LU dan 96 º,20º - 97º,21º
BT dengan batas-batas wilayah :
1. Sebelah Utara dengan Selat Malaka
2. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Benar Meriah
3. Sebelah Timur dengan Kabupaten Aceh Utara
4. Sebalah Barat dengan Kabupaten Pidie
Topografi Kabupaten Bireuen terdiri dari pantai/dataran rendah disebelah
utara
dan
daerah
pegunungan
disebelah
selatan.
Luas
tanah
menurut
penggunaannya terdiri dari 17.172 Ha perkampungan, 22.948 Ha persawahan,
34.013 Ha tegalan, 37.994 Ha perkebunan rakyat, 5.194 Ha tambak, 5.952 Ha
semak/alang-alang, 4.642 Ha hutan belukar, 32.286 Ha tebat, 2.072 kebun
campuran, 962 Ha perkebunan besar dan 564 Ha danau/rawa-rawa.
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
48
USU e-Repository © 2008
50
Kabupaten Bireuen dilalui oleh 6 buah sungai, yaitu Krueng Samalanga,
Krueng Pandrah, Krueng Jeunieb, Krueng Nalan, Krueng Peudada dan Krueng
Peusangan yang semuanya bermuara ke Selat Malaka. Di Kabupaten Bireuen juga
terdapat 4 dataran tinggi atau pegunungan yaitu Gunong Ujong, Gunong Panyang,
Gunong Kareueng dan Gunong Bate.
4.1.2. Kependudukan
1. Jumlah penduduk
Jumlah Penduduk Kabupaten Bireuen pada tahun 2006 berjumlah 377.715
jiwa yang terdiri dari 182.756 laki-laki dan 194.959 perempuan. Peningkatan
jumlah penduduk dari tahun 2000 sampai 2006 sekitar 3%.
2. Persebaran penduduk
Bila dilihat tingkat kepadatan penduduk perkecamatan di Kabupaten
Bireuen, maka kecamatan terpadat penduduknya adalah Kecamatan Peusangan dan
Kota Juang dengan masing-masing jumlah penduduk 43.623 jiwa dan 43.533 jiwa.
Sedangkan jumlah penduduk terendah terdapat di Kecamatan Pandrah dan Siblah
Krueng dengan masing-masing jumlah penduduk 8.623 jiwa dan 10.167 jiwa.
4.2. Sejarah Perkembangan dan Visi Misi dan Moto BLU RSD dr. Faiziah
Bireuen
4.2.1. Sejarah perkembangan BLU RSD dr. Faiziah Bireuen
Rumah Sakit Umum (RSU) Bireuen mulai dibangun sejak tahun 1929
(pada masa kolonial belanda) di Kewidanaan Bireuen. Pada tanggal 1 Desember
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
51
1971 sesuai Peraturan Mentri Kesehatan R.I menyatakan bahwa disetiap
kecamatan seluruh Indonesia harus memiliki 1 Puskesmas Induk, maka RSU
Bireuen berubah status menjadi Puskesmas Jeumpa.
Terobosan-terobosan yang dilakukan baik oleh Bupati Aceh Utara (pada
saat itu Bireuen masih dalam wilayah Kabupaten Aceh Utara), maupun kepala
Puskesmas Jeumpa beserta stafnya, maka status Puskesmas Jeumpa berubah
menjadi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bireuen sesuai dengan Keputusan
Bupati Aceh Utara Nomor : 69 Tahun 1992 dan Persetujuan Direktorat Jenderal
Pelayanan Medik Nomor : 283/YANMET/DS.UYMDIK/YANKES/II/ 1992
tanggal 1 Maret 1992 kemudian disempurnakan dengan Keputusan Bupati Aceh
Utara Nomor : 11 Tahun 1994 tanggal 16 Mei 1994 dengan status Kelas D serta
telah mendapat persetujuan Menteri Dalam Negeri R.I dengan Telexnya Nomor :
061/1575/SJ/tanggal 4 Mei 1995 dan Persetujuan Menpan R.I. Nomor : 310/I/1996
tanggal 29 Maret 1996 serta Surat Keputusan Menkes. R.I. Nomor :
541/Menkes/SK/VI/1996 tanggal 5 Juni 1996 tentang Peningkatan Kelas RSUD
Bireuen dari Kelas D menjadi Kelas C dan telah di Perdakan dengan Nomor : 12
Tahun 1996. Kemudian sesuai dengan UU Nomor : 48 Tahun 1999 Tentang
Pembentukan Kabupaten Bireuen dan Seumeulu, maka Pemda Bireuen telah
mengeluarkan Surat Keputusan Bupati Bireuen Nomor : 44 Tahun 2000 tanggal 2
Mei 2000 tentang pembentukan susunan organisasi dan tata kerja RSUD Bireuen.
RSUD Bireuen pada tanggal 11 Juni 2001 diresmikan namanya menjadi
RSUD dr. Fauziah Bireuen sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Bireuen
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
52
Nomor : 017 Tahun 2001 tanggal 28 Januari 2001 Tentang Pemberian /
Pengukuhan Nama RSUD Bireuen Menjadi RSUD dr. Fauziah Bireuen.
Berdasarkan Qanun Kabupaten Bireuen Nomor : 28 Tahun 2004
memberikan perubahan kepada RSUD dr. Fauziah Bireuen, dari sebuah organisasi
UPTD Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen menjadi sebuah organisasi berbentuk
Badan (Lembaga Teknis Daerah) dengan nama Badan Layanan Umum Rumah
Sakit Daerah dr. Fauziah Bireuen (BLU-RSD dr. Fauziah Bireuen).
4.2.2. Visi, Misi dan Motto BLU RSD dr. Faiziah Bireuen
1. Visi
Mewujutkan pelayanan kesehatan yang islami, berkualitas, terjangkau
oleh masyarakat dengan memperhatikan kesejahteraan karyawan.
2. Misi
a. Mengupayakan peningkatan mutu pelayanan
b. Menjadikan Rumah Sakit sebagai pusat rujukan dari Puskesmas dalam
Kabupaten Bireuen
c. Menjadikan Rumah Sakit sebagai kebanggaan Rumah Sakit Bireuen.
3. Motto
B
I
R
E
U
E
N
: Bersih
: Islami
: Ramah Tamah
: Efektif
: Unggul
: Efisien
: Nyaman
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
53
4.3. Struktur Organisasi
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
54
4.4. Hasil Analisis
Tabel 4.1. Distribusi Umur Responden di BLU-RSD dr. Fauziah Bireuen
Tahun 2006
No
Umur/Tahun
Frek
%
1
25 – 30
7
22,6
2
31 – 35
6
19,4
3
36 – 40
10
32,3
4
41 – 45
5
16,1
5
> 46
3
9,6
31
100,0
Total
Berdasarkan hasil tabel di atas diketahui responden lebih banyak yang
umur 36 – 40 tahun, hal ini menandakan bahwa masa kerja responden sudah
banyak pengalaman.
Tabel 4.2. Distribusi Jenis Kelamin Responden di BLU-RSD dr. Fauziah
Bireuen Tahun 2006
No
Jenis Kelamin
Frek
%
1
Laki-Laki
13
41,9
2
Perempuan
18
58,1
31
100,0
Total
Jenis kelamin responden terbanyak adalah perempuan ini juga disebabkan
kebanyakan petugas di rumah sakit Bireuen adalah perempuan.
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
55
Tabel 4.3. Distribusi Pendidikan Responden di BLU-RSD dr. Fauziah
Bireuen Tahun 2006
No
Pendidikan
Frek
%
1
DIII
11
35,5
2
S1
17
54,8
3
S2/Spesialis
3
9,7
31
100,0
Total
Dilihat dari tingkat pendidikan responden adalah sarjana, bila dilihat dari
tingkat pendidikan disiplin ilmunya sudah memadai, terutama yang berkaitan
dengan data.
Tabel 4.4. Distribusi Rincian Pendidikan Responden di BLU-RSD dr. Fauziah
Bireuen Tahun 2006
No
Tingkat Pendidikan
1
D.III
2
S1
3
S 2/ Spesialis
Jenis Pendidikan
AKPER
AKZI
AKBID
AAK
AKFIS
AKL
Perbankan
Dokter Umum
Dokter Gigi
SKP
SKM
Apoteker
Sarjana Hukum
Sarjana Ekonomi
Spesialis Bedah
Spesialis Anak
Spesialis Radiologi
Jumlah
5
1
1
1
1
1
1
7
2
2
2
2
1
1
1
1
1
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
56
Tabel 4.5. Hasil Wawancara dengan Direkur BLU-RSD dr. Fauziah Bireuen
Kabupaten Bireuen Tahun 2006
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pertanyaan
Hasil wawancara
Sudah berapa lama 6 tahun 9 bulan
menjabat
direktur
Rumah Sakit
Sarana yang digunakan - Komputer ; menyangkut keuangan,
tenaga,
dalam
penyajian
data/informasi selama - Manual ; data rawat jalan, UGD,
pendaftaran
ini
Pencatatan data selama Mengisi sesuai dengan format yang
ini
sudah ada
Pengelolaan
laporan - Laporan berjenjang ; data rawat
inap, rawat jalan, UGD dan data
yang diterapkan selama
laboratorium
ini
- Laporan langsung : data keuangan
Data
yang
dapat - Harian
diketahui dengan sistim - Mingguan
informasi
yang - Bulanan
diterapkan selama ini
- Tahunan
Hambatan
dalam Ada :
pelaksanaan
SIM - Sumber Daya Manusia
- Pendanaan
selama ini
- Perangkat komputer
- Politik
Bagaimana jasa rumah Meningkat :
sakit
dari
aspek - Kamar operasi
pelayanan
- PAD melebihi target
Rencana
Mutlak diperlukan karena :
pengembangan
SIM - Sangat membantu manajemen
kedepan
- Memudahkan pengambilan
keputusan
- Mengikuti era globalisasi.
Pengembangan mengarah ke sistim
sentralisasi
Relevansi pengambilan - Berdasarkan data/informasi ;
keputusan selama ini
pengadaan alat-alat kesehatan,
kebutuhan tenaga.
- Berdasarkan hasil rapat yang
didukung oleh data ; rapat dengan
kepala bidang, sub bidang UPF
Keputusan yang kurang - Menberikan penjelasan
mendapat dukungan
- Evaluasi keputusan
Ket
Skor
Sangat
memadai
3
Tidak
memadai
1
Memadai
2
Memadai
2
Memadai
2
Tidak
memadai
1
Sangat
memadai
-
Sangat
memadai
-
Memadai
2
Memadai
-
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
57
Berdasarkan data hasil wawancara dengan direktur didapatkan bahwa
penerapan sistem informasi dalam pengambilan keputusan oleh direktur masih
kurang baik. Pengambilan keputusan dibuat berdasarkan hasil rapat interen di
Rumah Sakit. Pelaksanaan sistem informasi selama ini masih dijumpai hambatanhambatan diantaranya kurangnnya sumber daya manusia yang berhubungan
dengan pengolahan data, pendanaan, perangkat komputer dan keadaan politik yang
belum stabil.
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Pendapat Responden Tentang
Informasi di BLU-RSD dr. Fauziah Bireuen Tahun 2006
No
Sistem Informasi
Sistem
Frek
%
1
Kurang
17
56,7
2
Baik
13
43,3
30
100,0
Total
Berdasarkan tabel distribusi di atas menunjukan bahwa sistem informasi
yang dijalankan di BLU-RSD dr. Fauziah Bireuen masih kurang baik.
Tabel 4.7.
No
Distribusi Frekuensi Pendapat Responden Tentang Keputusan di
BLU-RSD dr. Fauziah Bireuen Tahun 2006
Keputusan
Frek
%
1
Tidak
19
63,3
2
Ya
11
36,7
30
100,0
Total
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
58
Berdasarkan tabel distribusi di atas terlihat banyak responden mengatakan
bahwa pengambilan keputusan oleh direktur BLU-RSD dr.Fauziah Bireuen belum
berdasarkan sistem informasi.
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Tenaga yang Tercantum dalam Surat
Keputusan Direktur di BLU-RSD dr. Fauziah Bireuen
Tahun 2006
No
Tugas
Frek
1
Tim pelaksana PKPS BBM BIDKES
8
2
Tim verifikasi dan unit pengaduan PKPS BBM BIDKES
2
3
Panilitian penilaian hasil pekerjaan
5
4
Keputusan tentang tenaga honor daerah SK 2005
44
5
Penunjukan tenaga Satpam
8
6
Penunjukan tenaga supir
5
7
Penunjukan tenaga juru masak
10
8
Penunjukan tenaga tukang cuci
3
Total
95
Berdasarkan hasil tabel di atas tentang penunjukan keputusan terhadap
karyawan sebahagian kecil sudah sesuai dengan prosedur tetap, dan sebahagian
besar belum sesuai dengan prosedur kerja.
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
59
Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Keputusan Tentang Tim Pelaksana PKPS
BBM BIDKES di BLU-RSD dr. Fauziah Bireuen Tahun 2006
No
Tim pelaksana
Pengetahuan Juklak
Frek
%
4
50,0
Pengetahuan Juknis
Frek
%
5
62,5
1
Mengetahui
2
Tidak mengetahui
4
50,0
3
37,5
Total
8
100,0
8
100,0
Berdasarkan hasil tabel di atas tentang tim pelaksana yang dibentuk
sebanyak delapan (8) orang, hanya sebagian yang mengetahui tentang juklak dan
pengetahuan terhadap juknis lebih banyak yang mengetahui. Untuk tim verifikasi
yang dibentuk dua (2) orang, dan yang mengetahui tentang juklak dan juknis
hanya satu orang.
Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Keputusan Tentang Panitia Penilaian Hasil
Pekerjaan Sarana Fisik di BLU-RSD dr. Fauziah Bireuen
Tahun 2006
No
Kategori
Pelatihan
Frek
%
3
60,0
Sertifikasi
Frek
%
0
0,0
1
Memenuhi syarat
2
Tidak mememenuhi syarat
2
40,0
5
100,0
Total
5
100,0
5
100,0
Hasil tabel di atas tentang pembentukan panitia penilaian hasil pekerjaan
sebanyak 5 orang, penilaian berdasarkan protap sebahagian besar mereka
mengikuti pelatihan, terhadap sertifikasi semuanya belum memenuhi syarat.
Terhadap keputusan panitia pengadaan/pelelangan barang dan jasa 100,0% belum
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
60
memiliki surat keterangan sertifikasi, sedangkan dari segi umur dan pendidikan
sudah memenuhi syarat.
Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Keputusan Tentang Penunjukan Tenaga
Honor Daerah Pemegang SK Honor Tahun 2005 di BLU-RSD
dr. Fauziah Bireuen
No
Kategori
1
Ada
2
Tidak
Total
SK Bupati
Frek
%
31
70,5
13
29,5
44
100,0
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan tentang pengangkatan pegawai
honor tahun 2005, sebahagian besar telah memenuhi syarat dan hanya sebagian
kecil yang tidak memiliki SK dari bupati. Keputusan tentang tenaga honor untuk
tahun 2006, belum sesuai dengan protap, hal ini dibuktikan 100,0% tidak memiliki
SK bupati. Keputusan tentang penunjukan dokter jaga, mantri koordinator jaga dan
tenaga para medis/non medis petugas jaga malam sudah memenuhi syarat sesuai
dengan protap.
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
61
Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Keputusan Tentang Penunjukan Satpam,
Sopir Ambulance, Tukang Cuci, Tenaga Juru Masak, Tenaga
Kebersihan dan Perawatan Lingkungan di BLU-RSD dr.
Fauziah Bireuen
Ya
Kriteria
Tidak
Total
Frek
%
Frek
%
- Pendidikan SLTA
7
87,5
1
12,5
8
- Latihan dari polisi
-
-
8
100,0
8
- Umur >17 tahun
8
100,0
-
-
8
- Umur > 20 tahun
4
80,0
1
20,0
5
- Pendidikan SLTA
3
60,0
2
40,0
5
- Memiliki SIM B1 pribadi
2
40,0
3
60,0
5
- Umur > 20 tahun
10
100,0
-
-
10
- Berbadan sehat
10
100,0
-
-
10
- Pendidikan SLTP
9
90,0
1
10,0
10
- Mengikuti pelatihan gizi
3
30,0
7
70,0
10
- Umur > 20 tahun
3
100,0
-
-
3
- Pendidikan SLTP
1
33,3
2
76,7
3
1. Satpam
2. Sopir
3. Juru masak
4.Tukang cuci
Berdasarkan tabel di atas keputusan tentang penunjukan satpam
berdasarkan pendidikan sebahagian besar sudah memenuhi syarat, dilihat dari
pelatihan kepolisian semuanya belum diikutinya, dari segi umur semuanya sudah
sesuai dengan ketentuan. Penunjukan sopir dari segi umur sebahagian besar sudah
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
62
memenuhi syarat, begitu juga dengan tingkat pendidikan dan sebahagian besar
tidak memiliki SIM B1. Tenaga juru masak berdasarkan umur dan kesehatan
memenuhi syarat, begitu juga tingkat pendidikan, dilihat dari pelatihan sebahagian
besar tidak mengikuti pelatihan tentang gizi. Berdasarkan keputusan tentang
tenaga kebersihan (cleaning service) semuanya sudah sesuai dengan persyaratan
yang ditentukan.
Penunjukan tim kegiatan Pengembangan Manajemen Kinerja (PMK)
keperawatan dan kebidanan dibentuk tanpa melalui protap (tidak tersedianya
protap). Penunjukan hanya dilakukan sesuai dengan rapat interen. Begitu juga
dengan keputusan tentang tim perencanaan kebutuhan obat-obatan dan reagensia.
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
63
BAB
PEMBAHASAN
5.1. Sistem Informasi Manajemen BLU-RSD dr. Fauziah Bireuen
Secara umum Sistem Informasi Manajemen BLU-RSD dr. Fauziah Bireuen
masih kurang memadai. Hal ini terlihat dari hasil wawancara dengan direktur,
dimana masih terdapat hambatan-hambatan dalam menjalankan SIM. Hambatanhambatan yang dijumpai antara lain kurang sumber daya manusia yang khusus
mengolah data, pendanaan yang masih kurang, perangkat komputer masih belum
lengkap dan keadaan politik yang belum stabil. Hasil analisa pengisian angket
terlihat bahwa sistem informasi di BLU-RSD dr. Fauziah Bireuen juga masih
kurang baik, artinya manajemen sistem informasi yang melibatkan orang dan
mesin belum berjalan dengan baik. Begitu juga hasil analisis keputusan direktur
dimana penggunaan sistem informasi masih sangat kurang terutama informasi dari
prosedur tetap.
Sistem informasi dilakukan dengan menggunakan komputer dan ada juga
data yang disajikan dalam bentuk manual. Beberapa data yang diolah dengan
komputer antara lain data keuangan, personalia, sedang data rawat jalan, inap dan
kunjungan Unit Gawat Darurat (UGD) dicatat secara manual sesuai dengan format
yang tersedia.
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
62
USU e-Repository © 2008
64
Secara umum komputer tidak harus digunakan dalam SIM, tetapi
kenyataannya tidaklah mungkin sistem informasi yang komplek dapat berfungsi
tanpa melibatkan elemen non komputer dan komputer (Jogianto, 2001).
Pemakaian komputer dalam kehidupan kita sudah sangat meluas dan
memasyarakat. Tidak hanya terbatas pada lingkungan kerja tetapi juga dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam lingkungan rumah sakit komputer adalah alat bantu
yang mutlak diperlukan. Penerapan SIM yang berbasis komputer menjadi
kebutuhan yang mutlak dan dapat memberikan keunggulan kompetitif sehingga
mendapat prioritas yang tinggi (Sutabri, 2005).
Pengelolaan laporan di BLU-RSD dr. Fauziah yang disampaikan kepada
direktur selama ini berupa laporan berjenjang dan laporan langsung. Laporan
berjenjang yaitu laporan yang disampaikan ke bahagian tertentu sebelum
diteruskan kepada direktur seperti laporan dari ruangan rawat inap, rawat jalan dan
UGD. Laporan yang langsung seperti data keuangan yang langsung disampaikan
kepada direktur.
Sistem informasi dapat digunakan kapan saja bila diperlukan. Sistem
informasi ini direktur dapat melihat kegiatan sistem informasi harian, mingguan
dan bulanan. Sistem informasi secara manual masih dijumpai kendala-kendala
seperti lamanya waktu yang dibutuhkan untuk pengolahan data. Kedala-kendala
lain yang merupakan hambatan di BLU-RSD dr. Fauziah dalam pelaksanaan
sistem informasi antara lain masih kurangnya tenaga pengolahan data secara
komputerisasi, masih kurangnya dana atau belum ada dana yang dialokasi khusus
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
65
untuk peningkatan SIM dan keadaan politik yang belum stabil di Aceh yang
diakibatkan oleh komplik yang berkempanjangan.
Pengelolaan sistem informasi merupakan kegiatan pengolahan data yang
menghasilkan informasi. Tujuan memanipulasi data menjadi informasi memadai
mengenai apa yang terjadi pada waktu lampau guna menunjang manajemen. Hasil
pengolahan data ini merupakan data untuk disimpan, untuk digunakan kapan saja
diperlukan yakni informasi yang diperlukan atau mengambil keputusan mengenai
suatu hal (Sutabri, 2005).
Karena berbagai pertimbangan atau hambatan pada SIM seperti terbatasnya
kemampuan keuangan, mahalnya tenaga spesialis dibidang informatika ada
kalanya perusahaan mengambil keputusan untuk tidak memproses sendiri data
yang diperlukan, melainkan menyerahkannya kepada pihak ketiga. Hambatanhambatan ini sangat berpengaruh terhadap perusahaan karena pimpinan tidak bisa
mendapatkan informasi dengan segera bila diperlukan yang akhirnya berdampak
pada kualitas pengambilan keputusan (Siagian, 2006).
Sistem informasi di rumah sakit selain digunakan untuk pengambilan
keputusan juga digunakan untuk perencanaan dan evaluasi. Perencanan yang baik
diikuti peningkatan pelayanan menyebabkan meningkatnya penerimaan rumah
sakit terutama penerimaan dari kamar operasi. Pelayanan rawat inap juga banyak
memberikan pemasukan keuangan di BLU-RSD dr. Fauziah terutama dari uang
rawatan pasien Askeskin. Begitupun setoran untuk pendapatan asli daerah yang
paling banyak di Kabupaten Bireuen berasal dari setoran BLU-RSD dr. Fauziah.
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
66
Pengembangan
SIM
BLU-RSD
dr.
Fauziah
mutlak
diperlukan.
Pengembangan ini dikarenakan rumah sakit harus mengikuti perkembangan baik
perluasan sarana fisik rumah sakit itu sendiri maupun peningkatan jenis pelayanan.
Sistem informasi yang baik akan sangat membantu manajemen dan memudahkan
pengambilan keputusan dan mengikuti eraglobalisasi. Pengembangan Sistem
Informasi Rumah Sakit (SIRS) direncanakan lebih mengarah ke sistem setralisasi.
Pengolahan data sistem informasi dapat dilakukan secara pengolahan
sentralisasi dan pengolahan terbagi. Pada pengolahan data secara sentralisasi
dengan menempatkan CPU, perangkat lunak dan staf pengolah data profesional
pada satu unik sentral. Pengolahan data terbagi ke beberapa sistem, perangkat
komputer dan beberapa ahli komputer didistribusikan pada lokasi yang terpisah
(Amsyah, 2003).
5.2. Penerapan Sistem Informasi dalam Pengambilan Keputusan oleh
Direktur
Pengambilan keputusan oleh direktur BLU-RSD dr. Fauziah selama ini tidak
berdasarkan data dari sistem informasi, tetapi hanya berdasarkan hasil rapat
interen. Keputusan dari hasil rapat dengan bagian-bagian yang terkait seperti
keputusan pembantukan tim untuk kegiatan tertentu, untuk evaluasi, juga
keputusan-keputusan
lain
seperti
penunjukan
satpan,
pembentukan
tim
pengelolaan barang dan jasa. Selain bentuk keputusan diatas ada juga keputusan
yang berhubungan dengan intervensi dari luar. Keputusan ini biasanya bersifat
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
67
politik dan jangka panjang seperti keputusan penempatan karyawan rumah sakit,
keputusan penetapan anggaran.
Sungguhpun pengambilan keputusan itu sangat penting, juga merupakan
kegiatan politik yang paling komplek dalam suatu organisasi seperti di rumah
sakit. Bukan hanya keputusan-keputusan mengenai kebijaksanaan pokok yang
rumit, tetapi juga pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan
program penempatan, penganggaran, pelayanan dan pemasaran merupakan titiktitik kritis terhadap mantapnya suatu kebijaksanaan (Salusu, 2005).
Pengambilan keputusan tentang penunjukan tim pelaksana PKPS BBM
BIDKES belum sesuai dengan sistem informasi atau prosedur tetap yang ada.
Secara umum terlihat bahwa hanya sebahagian kecil dari tim tersebut yang
menguasai petunjuk pelaksana (juklak) dan petunjuk teknis (juknis). Begitu juga
dengan tim verifikasi dan unit pengaduan masih ada yang belum mengetahui
juklak dan juknis. Idealnya semua pegawai yang terlibat dalam tim tersebut harus
menguasai juklak dan juknis tersebut, sehingga pelaksanaan kegiatan tersebut akan
berjalan dengan baik.
Standar layanan memainkan peranan penting dalam mengatasi masalah
kesehatan. Jika rumah sakit ingin menyelenggarakan pelayanan yang bermutu,
keinginan tersebut harus dijabarkan menjadi standar pelayanan kesehatan atau
standar prosedur operasional yang harus diketahui oleh setiap pemberi pelayanan
(Pohan, 2007).
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
68
Keputusan direktur tentang pembentukan panitia penilaian hasil pekerjaan
sarana fisik dan pembentukan panitia pengadaan dan pelelangan barang/jasa juga
tidak berdasarkan prosedur tetap, jadi sistem informasi belum sesuai. Pada tim
tersebut belum ada satu orangpun yang mendapatkan tanda lulus atau sertifikasi
untuk penilaian pengadaan atau pelelangan dan penilaian barang serta sarana fisik.
Hal ini sangat mempengaruhi kualitas barang yang diterima oleh rumah sakit.
Terlebih lagi bila tidak maksimal dalam penilaian sarana fisik akan
membahayakan keselamatan pegawai dan pasien di rumah sakit.
Sertifikasi keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah adalah tanda bukti
pengetahuan atas kompetisi dan kemampuan profesi dibidang pengadaan
barang/jasa panitia/pejabat pengadaan (Ikapi, 2006).
Keputusan direktur tentang penunjukan tenaga honor daerah pemegang SK
honor tahun 2005 masih ada tenaga honor tersebut yang belum mempunyai SK
Bupati (30%). Hal ini sangat bertentangan dengan protap yang ada di rumah sakit.
Begitu juga dengan keputusan direktur mengenai penunjukan tenaga honor daerah
tahun 2006 dimana seluruh tenaga honor tersebut tidak mempunyai SK Bupati.
Seharusnya penerimaan pegawai baik Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun tenaga
honor harus ada SK Bupati sebagaimana protap yang ada. Pelanggaran terhadap
sistem informasi ini karena rumah sakit sedang dalam tahap pembangunan dan
pengembangan yang jelas membutuhkan penambahan jumlah pegawai.
Penerimaan pegawai di Kabupaten Bireuen hanya dilakukan oleh pemerintah
daerah. Badan, Dinas, Instansi hanya menerima penembahan pegawai yang
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
69
diberikan oleh pemerintah daerah. Untuk menutupi kekurangan tenaga, maka
semua tenaga honor daerah yang ada SK Bupati akan diperioritaskan menjadi PNS
dalam jangka waktu 5 tahun, sehingga tidak ada penerimaan tenaga honor lagi
(Ikapi, 2005).
Dasar penentuan tenaga di rumah sakit meliputi hal berikut :
1. Penentuan tenaga secara formal
Hal ini disesuaikan dengan struktur organisasi rumah sakit yang di bentuk,dan
dapat pula dipergunakan standar tertentu yang telah ditentukan oleh instansi
yang berwenang. Pada patokan struktur organisasi sebaiknya dianut ”Satu
Orang Satu Pekerjaan”,karena akan memudahkan dalam perhitungan dan
kejelasan dalam tugas.
2. Penentuan kebutuhan secara fungsi
Dasar penentuan kebutuhan seperti ini adalah pelayanan. Pelayanan jenis apa
yang perlu di isi dan selanjutnya apakah ada pelayanan yang mirip atau tidak.
Seperti pada rumah sakit yang kecil Kepala Unit Rawat Jalan dan Unit Gawat
Darurat bisa dirangkap.
3. Penentuan kebutuhan secara pekerjaan
Dalam hal ini pekerjaan tertentu membutuhkan berapa banyak tenaga. Berapa
beban kerjanya,maka secara lebih tepat tentu akan perlu analisis jabatan untuk
menentukannya (Sabarguna, 2004).
Secara umum keputusan direktur tentang penunjukan satpam, supir
ambulan, tukang cuci, tenaga juru masak sebahagian besar belum berdasarkan
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
70
protap, kecuali tenaga kebersihan dan perawatan lingkungan yang sudah
memenuhi syarat. Keputusan penunjukan Satpam yang belum sesuai dengan
prosedur tetap akan berdampak terhadap pekerjaan yang ditugaskan. Bila Satpam
tidak memiliki disiplin ilmu tentang keamanan, maka dalam pengambilan suatu
keputusan yang akan diambil tidak tepat atau kurang terarah. Hal ini tidak boleh
diabaikan seharusnya sudah mendapatkan pelatihan dari kepolisian. Penunjukan
supir yang seharusnya memiliki SIM B1 pribadi namun belum semua supir yang
ditugaskan di BLU RSD dr. Fauziah Bireuen memilikinya. Penunjukan ini jelas
bertentangan dengan prosedur tetap dalam pengambilan keputusan. Banyak
dampak yang terjadi dilapangan bila SIM yang dimiliki tidak sesuai dengan jenis
kenderaan yang dikemudikan. Misalnya terjadi pelanggaran lalulintas atau
kecelakaan dijalan raya, maka secara prosedural akan terhambat dalam
menjalankan tugas. Penunjukan terhadap juru masak, yang belum pernah
mengikuti pelatihan tentang gizi, juga merupakan salah satu hal yang dapat
mempengaruhi
gizi
makanan
pasien,
yang
juga
berpengaruh
terhadap
penyembuhan pasien. Keputusan tentang penunjukan tim PMK keperawatan dan
kebidanan belum ada protap sebagai panduan dan pembentukan tim tersebut hanya
berdasarkan rapat interen.
Pengambilan keputusan memegang peranan yang sangat penting karena
keputusan yang diambil oleh manajer merupakan hasil pemikiran akhir yang harus
dilaksanakan oleh bawahannya atau mereka yang bersangkutan dengan organisasi
yang ia pimpin. Penting karena menyangkut semua aspek manajemen. Kesalahan
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
71
dalam mengambil keputusan biasa merugikan organisasi, mulai dari citra sampai
kepada kerugian uang. Ada kalanya keputusan diambil oleh manajer sendiri, tetapi
tidak jarang bersama karyawannya, tergantung dari besar kecilnya masalah dan
gaya kepemimpinan yang dianut oleh manajer. Pengambilan keputusan tidak bisa
dilakukan secara sembarang (Sutabri, 2005).
Manajemen membutuhkan informasi untuk mendukung dalam pengambilan
keputusan yang akan dilakukannya. Sumber informasi untuk pengambilan
keputusan manajemen bisa didapatkan dari informasi eksternal dan informasi
internal. Informasi internal dapat diperoleh dari sistem informasi berupa informasi
yang dihasilkan dari operasi Pengolahan Data Elektronik (PDE) dan informasi non
PDE (Jogianto, 2001).
Bila ada keputusan direktur di BLU-RSD dr. Fauziah yang tidak atau kurang
mendapat dukungan dari bawah maka keputusan tersebut akan diberi penjelasan
dan dievaluasi kembali. Pemberian penjelasan kembali terhadap keputusan
tersebut dengan pertimbangan mereka belum mengetahui masalah dengan utuh
atau tidak mengetahui efek yang akan terjadi bila keputusan tersebut tidak dibuat.
Keputusan
yang
perlu
dievaluasi
kembali
dengan
mempertimbangkan
kemungkinan masih ada kelemahan atau kesalahan sehingga keputusan tersebut
dapat disempurnakan atau bahkan dicabut. Keputusan yang tidak sesuai/kurang
mendapat dukungan, bila setelah dievaluasi ternyata keputusan tersebut masih
sesuai dengan aturan atau situasi dan kondisi, maka keputusan tersebut tetap
dijalankan.
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
72
Studi penelitian sacara empiris yang dilakukan oleh Geoger M. Scott, 1986
menggambarkan bahwa manejer lini atas hanya menggunakan sebagian kecil
informasi yang berasal dari komputer, dan sebagian kecil lagi dari informasi non
PDE dan informasi yang berasal dari manajemen menengah. Peranan sistem
informasi lebih banyak digunakan oleh manajemen lini bawah dalam pengambilan
keputusan, bahkan pengaruh lingkungan eksternal sangat sedikit digunakan oleh
manajemen lini bawah (Jogianto, 2001).
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
73
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Pengambilan keputusan oleh direktur BLU-RSD dr. Fauziah Bireuen
sebahagian besar belum berdasarkan sistem informasi. Keputusan yang dibuat
selama ini cenderung berdasarkan hasil rapat interen.
6.2. Saran
1. Pengambilan keputusan diharapkan berdasarkan data sehingga keputusan
yang diambil sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.
2. Keputusan yang diambil berdasarkan rapat interen dapat melibatkan
bagian-bagian yang berhubungan dengan keputusan tersebut.
72
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
74
DAFTAR PUSTAKA
Adikoesoemo, S., 1997. Manajemen Rumah Sakit, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta,
1997, hal. 101.
Adiatma Y., 2003. Manajemen Administrasi Rumah Sakit, Universitas Indonesia,
Jakarta, hal.:133-136.
Amsyah, Z. 2003. Manajemen Sistem Informasi; PT. Gramedia Pustaka Tama,
Jakarta, hal. 19,83,387-403.
Arikunto, S., 2005. Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, hal. 234-235
Djojodibroto, D., 1977. Kiat Mengelola Rumah Sakit, Hipokrates, Jakarta, hal.65.
IKAPI,2006. Pedoman Pelaksanaan Barang dan Jasa, Focus Media,Bandung,hal 4.
Jogianto, 1988. Sistem Informasi Akuntansi; BPPFE, Yogyakarta, hal. 36
______, 2001. Analisis & Disain Sistem Informasi ; ANDI,Yogyakarta, hal. 14-20
Listiani, H., 2004. Organisasi Manajemen Rumah Sakit, Konsorsium Rumah Sait
Islam Jateng-DIY, Yogyakarta, hal. 64-65.
Melayu, S.P., 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia; PT. Bumi Aksara, Jakarta
hal. 251.
Moejari, 2004. Jurnal Porsi Information Enginering, Jakarta, hal. 20.
Muninjaya, G., 2004. Manajemen Kesehatan; EGC, Jakarta, hal. 243.
Nasir, M., 1999. Metodologi Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, hal. 51-53.
Notoatmodjo, S., 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta
hal. 68-69, 158.
Nursalam, 2003. Manajemen Keperawatan, UI Press, Jakarta, hal. 243.
Pohan, 2007. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan, EGC, Jakarta, hal. 28.
Prawirosentono, S., 2004. Filosofi Baru Manajemen Mutu Terpadu, Bumi Aksara,
Jakarta, hal. 121-124.
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
73
75
Rokiah, K., 1993. Kursus Manajemen Pasca Kongres PERSI VI< Pengalaman
Pengembangan SIM RSUP Berdasarkan Dalam Menunjang RS Unit
Swadaya, Panitia Kursus. Jakarta.
Russel C., Swaburg, 2000. Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan;
Airlangga, Jakarta, hal. 335.
Sabarguna, S.B. 2005. Sistem Informas Rumah Sakit, Konsorsium Rumah Sakit
Islam Jateng-DIY Yogyakarta hal. 1-18.
______, 2004. Manajemen Keuangan Rumah Sakit, Konsorsium Rumah Sakit
Islam Jateng –DIY Yogyakarta, hal. 105.
______, 2004. Sumber Daya Manusia Rumah Sakit, Konsorsium Rumah Sakit
Islam Jateng –DIY Yogyakarta, hal. 34.
Sallusu, 2005. Pengambilan Keputusan Strategik, Grafindo, Jakarta, hal. 44-73.
Siagian.P.S.,2006. Sistem Informasi Manajemen, Bumi Aksara, Jakarta, hal.28-32.
Soejitno, S., Alkatiri, A., Ibrahim E., 2002. Reformasi Perumahsakitan Indonesia,
Grasindo, Jakarta, hal. 211, 212.
Soeroso, S., 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit, EGC,
Jakarta, hal. 45.
Stoner, J.A., Wankel, C., 1993. Perencanaan dan Pengambilan Keputusan, Rineka
Cipta, Jakarta, hal-204-212
Supranto, J.,1998. Teknik Pengambilan Keputusan, Rineka Cipta,Jakarta, hal. 1-15
Sutrabi. T., 2005. Sistem Informasi Manajemen, ANDI, Yogyakarta, hal. 41-43
Taurany, H.M., 1986. Administrasi Rumah Sakit, Universitas Indonesia, Jakarta,
hal. 141.
Trisnantoro, L., 2004. Memahami Penggunaan Ilmu Ekonomi Dalam Manajemen
Rumah Sakit, Gajah Mada University Press, Yogyakarta hal. 237.
______. 2005. Aspek Strategis Manajemen Rumah Sakit, Andi Yogyakarta, hal.
121-123,237.
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
76
Lampiran. 1
KUESIONER
Daftar Pertanyaan Wawancara Untuk Direktur BLU-RSD dr. Fauziah
Kabupaten Bireuen
1. Sudah berapa lama bapak telah menjabat sebagai direktur ?
.................tahun ..................Bulan
2. Sarana yang dipergunakan dalam pengumpulan/pengakses data/informasi saat ini ?
a. Komputer
b. Manual
3. Bagaimana pencatatan data yang dilakukan selama ini :
a. Mengisi blanko-blanko yang sudah baku
b. Mengisi blanko yang dibuat ruang masing-masing
4. Bagaimana pengelolaan laporan yang diterapkan selama ini ?
a. Berjenjang
b. Langsung
5. Data apa saja yang dapat diketahui dengan informasi yang terapkan saat ini ?
a. Harian, mingguan
b. Bulanan
c. Tahunan
6. Apakah ada hambatan dalam pelaksanaan SIM selama ini ?
a. Ada
b. Tidak
7. Bagaimana jasa rumah sakit dari aspek pelayanan ?
a. Meningkat
b. Stabil
c. Menurun
8. Bagaimana rencana pengembangan SIM ke depan ?
a. Sistem sentralisasi
b. Sistim pengelolaan terbagi
c. Sistem manual
d. Pengembangan bertahap
9. Bagaimana relevansi keputusan yang dibuat selama ini
a. Sesuai dengan data/informasi
b. Sesuai dengan hasil rapat yang didukung dengan data
10. Bagaimana terhadap keputusan yang tidak/kurang mendapat dukungan dari bawah:
a. Memberi penjelasan
b. Membiarkan apa saja yang terjadi
c. Memberi sanksi
d. Merubah keputusan tersebut
e. Mencabut keputusan tersebut
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
75
77
Analisis Penerapan SIM dan Pengambilan Keputusan
Pada Pegawai BLU-RSD dr. Fauziah
Karakteristik
1. Nomor
2. Nama
3. Umur
4. Pendidikan
5. Pelatihan yang pernah diikuti
:
:
:
:
:
Lingkarilah salah satu jawaban (a, b, c), yang dianggap paling sesuai dengan
situasi di BLU-RSUD dr. Fauziah Kabupaten Bireuen
a. Berkaitan dengan sistem informasi manajemen
1. Sudah berapa lama saudara bekerja dibagian pendataan/informasi
a. < 1 tahun
b. 2 tahun
c. >2 tahun
2. Apakah pengumpulan data saat ini mempunyai prosedur yang sudah baku ?
a. Tidak
b. Sebagian
c. ya
3. Pendataan dan pengolahan data dengan menggunakan komputer :
a. Tidak
b. Sebagian
c. Ya
4. Apakah data/informasi pada setiap unit disampaikan tepat waktu ?
a. Tidak
b. Sebagian
c. Ya
5. Apakah sistim informasi antar unit dapat dikomunikasikan ?
a. Tidak
b. Sebagian
c. Ya
6. Manajemen mengawasi pelaksanaan sistem informasi di RS
a. Tidak
b. Sebagian
c. Ya
7. Apakah data/informasi yang diperoleh bermanfaat bagi pengambilan
keputusan:
a. Tidak
b. Sebagian
c. Ya
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
78
b. Berkaitan dengan Penerapan SIM dalam Pengambilan Keputusan
1. Apakah keputusan yang ditetapkan oleh direktur sesuai dengan data/informasi
a. Tidak
b. Sebagian
c. Ya
2. Apakah ada keputusan yang diambil tidak berdasarkan data/informasi
a. Ya
b. Sebagian
c. Tidak
3. Keputusan Direktur diambil berdasarkan
a. pengalaman
b. Penilaian dan pertimbangan
c. Sistem informasi
4. Apakah ada keterlibatan bagian atau bidang-bidang tertentu dalam
pengambilan keputusan
a. Tidak
b. Kadang-kadang
c. Ya
5. Direktur selalu menggunakan SIM untuk melakukan evaluasi dan pengendalian
kegiatan
a. Tidak
b. Sebagian
c. Ya
6. Laporan hasil kegiatan digunakan oleh direktur dalam pengambilan keputusan
a. Tidak
b. Sebagian
c. Ya
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
79
Lampiran. 2
CHECK LIST
Proses Pengambilan Keputusan Oleh Direktur BLU-RSD dr. Fauziah
Kabupaten Bireuen
Yang dilibatkan
No
Keputusan
Kabag
Kabid
Kasubbag
Kasubbid
Ka.
Instalansi
Staf
78
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
KET
80
Lampiran. 3
TABEL SKOR
No
VARIABEL
1
Penerapan Sistem
Informasi Manajemen
dalam Pengambilan
Keputusan oleh
Direktur
2
3
SIM
Keputusan
No urut
pertanyaan
Bobot/skor
a
b c
1
1
2
3
2
1
2
3
3
1
2
3
4
1
2
3
5
1
2
3
6
1
2
3
7
1
2
3
1
1
2
3
2
1
2
3
3
1
2
3
4
1
2
3
5
1
2
3
6
1
2
3
Rentang
( 7 – 21 )
21 + 7
= 14
2
- Baik : Jika nilai skor ≥ 14
- Kurang Baik : Jika nilai skor < 14
( 6 – 18 )
18 + 6
= 12
2
- Ya : Jika nilai skor ≥ 12
- Tidak : Jika nilai skor < 12
79
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
81
Lampiran 4
Keputusan di BLU-RSD dr. Fauziah Bireuen Tahun 2006
No
Keputusan
1
1
2
No.peg.814/Kpts/1018/2006, tentang :
a.
Penerapan Tim Pelaksana PKPS-BBM Bid-Kes
b.
Tim Verifikasi dan Unit Pengaduan Masyarakat
PKPS-BBM Bid-Kes
3
√
Yang dilibatkan
K
K
K
K
a
a
a
a
.
s
b
s
i
u
i
u
s
b
d
b
t
i
a
d
g
4
5
6
7
√ Χ
√
√
√
√
X
√
√
X
√
CS
K
a
b
a
g
S
t
a
f
f
Penerapan
Sistem
Informasi
8
Χ
P
r
o
t
a9
p
√
10
KS
2
No.peg.800/1996/2006, tentang pembentukan
panitia penilaiyan hasil pekerjaan sarana fisik
√
X
√
√
Χ
√
√
TS
3
No.peg.814/Kpts/1048/2006, tentang penunjukan
tenaga honor daerah pemegang SK honor tahun
2005
X
√
Χ
√
√
Χ
√
KS
4
No.peg.814/Kpts/1041/2006, tentang :
a. penunjukan dokter jaga
Χ
√
X
√
√
X
√
SS
X
√
X
√
√
Χ
√
SS
X
√
X
√
√
Χ
√
SS
√
X
√
√
Χ
X
√
TS
√
√
X
√
√
Χ
√
TS
b. Penunjukan para medis/non medis Jaga
c. Penunjukan manko jaga
5
No.peg.814/Kpts/1047/2006, tentang penunjukan
tenaga honor daerah
6
No.peg.814/Kpts/1042/2006, tentang :
a.
Penunjukan satuan pengamanan
b.
Penunjukan sopir ambulance
√
√
Χ
√
√
X
√
KS
c.
Penunjukan juru masak
√
√
X
√
√
Χ
√
CS
d.
Penunjukan tukang cuci
√
√
X
√
√
X
√
CS
e.
Penunjukan tenaga kebersihan dan
perawatan lingkungan
√
√
X
√
√
X
√
S
TS
7
No.peg.814/Kpts/1900/2006, tentang pembentukan
panitia pengadaan/ perlengkapan barang
X
√
√
√
X
X
√
8
No.peg.800/Kpts/2163/2006, tentang pembentukan
tim kegiatan pengembangan manajemen kinerja
(PMK) keperawatan dan kebidanan
X
√
Χ
√
√
Χ
X
9
No.peg.800/Kpts/256/2006, tentang pembentukan
Penunjukan tim perencanaan kebutuhan obat-obatan
dan reagensia
X
X
√
√
√
√
X
-
-
80
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
82
Lampiran. 5
Hasil Nilai Jawaban Responden berdasarkan Nomor Urut dan Kategori
No
No. Urut Jawaban SIM
Nilai
Res
1
2
3
4
5
6
7
1
1
1
1
2
1
1
3
10
2
2
2
1
3
2
3
3
3
3
3
2
3
2
1
4
2
1
2
1
1
5
3
2
2
3
6
2
2
3
7
1
1
2
Kategori
No. Urut Jawaban
Keputusan
No
Nilai
Kategori
1
7
KURANG
3
2
13
BAIK
3
1
1
10
KURANG
1
1
2
1
9
KURANG
1
1
2
3
2
12
BAIK
2
2
1
2
2
1
10
KURANG
7
1
1
2
1
2
1
8
KURANG
Res
1
2
3
4
5
6
KURANG
1
1
2
1
1
1
16
BAIK
2
2
2
2
2
3
17
BAIK
3
2
2
1
1
2
10
KURANG
4
3
1
2
2
3
17
BAIK
5
3
2
3
2
2
16
BAIK
6
2
2
1
3
12
KURANG
8
2
3
2
1
2
3
2
15
BAIK
8
1
3
2
3
2
2
13
BAIK
9
1
2
1
1
2
2
2
11
KURANG
9
2
1
2
1
1
1
8
KURANG
10
1
1
1
1
1
1
1
7
KURANG
10
1
1
2
1
1
1
7
KURANG
11
3
1
3
2
2
1
2
14
BAIK
11
3
2
2
2
1
2
12
BAIK
12
3
1
2
3
2
1
1
13
KURANG
12
3
1
2
2
3
1
12
BAIK
13
2
1
1
1
1
2
1
9
KURANG
13
2
1
1
1
2
1
8
KURANG
14
1
1
1
1
1
1
1
7
KURANG
14
1
1
1
1
1
1
6
KURANG
15
2
1
3
1
3
3
3
16
BAIK
15
1
2
2
3
1
2
11
KURANG
16
2
1
2
1
1
1
1
9
KURANG
16
1
1
1
3
1
1
8
KURANG
17
3
3
2
2
2
2
2
16
BAIK
17
3
3
2
2
2
3
15
BAIK
18
1
2
1
2
1
2
1
10
KURANG
18
2
1
1
2
1
2
9
KURANG
19
2
3
2
3
2
1
1
14
BAIK
19
2
3
3
2
3
2
15
BAIK
20
3
3
3
2
2
2
1
16
BAIK
20
2
3
2
2
2
1
12
BAIK
21
1
2
1
1
1
2
2
10
KURANG
21
1
2
1
1
1
1
7
KURANG
22
2
2
2
2
3
3
1
15
BAIK
22
3
2
2
2
2
1
12
BAIK
23
3
2
1
2
2
1
2
13
KURANG
23
2
2
2
2
1
2
11
KURANG
24
2
2
2
1
2
2
1
12
KURANG
24
1
1
3
2
1
2
10
KURANG
25
1
2
1
2
1
1
1
9
KURANG
25
1
1
1
1
1
1
6
KURANG
26
1
1
1
1
1
1
1
7
KURANG
26
1
1
1
1
1
1
6
KURANG
27
2
3
1
3
3
3
2
17
BAIK
27
3
2
2
2
2
2
13
BAIK
28
29
30
3
1
1
3
1
1
2
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
1
3
1
2
20
7
11
BAIK
KURANG
KURANG
28
29
30
3
1
1
2
1
2
1
1
1
3
1
1
3
1
1
2
1
1
14
6
7
BAIK
KURANG
KURANG
A
=
1
B
=
2
C
=
3
Ket :
130
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
83
Lampiran. 6
SIK
Valid
Frequency
17
Percent
56.7
Valid Percent
56.7
Cumulative
Percent
56.7
BAIK
13
43.3
43.3
100.0
Total
30
100.0
100.0
KURANG
KPTS
Valid
KURANG
Frequency
19
Percent
63.3
Valid Percent
63.3
Cumulative
Percent
63.3
100.0
BAIK
11
36.7
36.7
Total
30
100.0
100.0
Frequency Table
sik1
Valid
A
Frequency
11
Percent
36.7
Valid Percent
36.7
Cumulative
Percent
36.7
B
11
36.7
36.7
73.3
100.0
C
Total
8
26.7
26.7
30
100.0
100.0
sik2
Valid
A
Frequency
13
Percent
43.3
Valid Percent
43.3
Cumulative
Percent
43.3
B
10
33.3
33.3
76.7
100.0
C
Total
7
23.3
23.3
30
100.0
100.0
sik3
Valid
Cumulative
Percent
43.3
A
Frequency
13
Percent
43.3
Valid Percent
43.3
B
13
43.3
43.3
86.7
C
4
13.3
13.3
100.0
30
100.0
100.0
Total
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
84
sik4
Valid
Cumulative
Percent
40.0
A
Frequency
12
Percent
40.0
Valid Percent
40.0
B
11
36.7
36.7
76.7
C
7
23.3
23.3
100.0
30
100.0
100.0
Total
sik5
Valid
Cumulative
Percent
36.7
A
Frequency
11
Percent
36.7
Valid Percent
36.7
B
14
46.7
46.7
83.3
C
5
16.7
16.7
100.0
30
100.0
100.0
Total
sik6
Valid
Cumulative
Percent
50.0
A
Frequency
15
Percent
50.0
Valid Percent
50.0
B
9
30.0
30.0
80.0
C
6
20.0
20.0
100.0
30
100.0
100.0
Total
sik7
Valid
A
Frequency
13
Percent
43.3
Valid Percent
43.3
Cumulative
Percent
43.3
B
10
33.3
33.3
76.7
100.0
C
Total
7
23.3
23.3
30
100.0
100.0
Frequency Table
kpts1
Valid
Cumulative
Percent
43.3
A
Frequency
13
Percent
43.3
Valid Percent
43.3
B
9
30.0
30.0
73.3
C
8
26.7
26.7
100.0
30
100.0
100.0
Total
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
85
kpts2
Valid
Cumulative
Percent
46.7
A
Frequency
14
Percent
46.7
Valid Percent
46.7
B
12
40.0
40.0
86.7
C
4
13.3
13.3
100.0
30
100.0
100.0
Total
kpts3
Valid
A
Frequency
15
Percent
50.0
Valid Percent
50.0
Cumulative
Percent
50.0
B
13
43.3
43.3
93.3
100.0
C
Total
2
6.7
6.7
30
100.0
100.0
kpts4
Valid
A
Frequency
12
Percent
40.0
Valid Percent
40.0
Cumulative
Percent
40.0
B
13
43.3
43.3
83.3
100.0
C
Total
5
16.7
16.7
30
100.0
100.0
kpts5
Valid
Cumulative
Percent
53.3
A
Frequency
16
Percent
53.3
Valid Percent
53.3
B
9
30.0
30.0
83.3
C
5
16.7
16.7
100.0
30
100.0
100.0
Total
kpts6
Valid
Cumulative
Percent
60.0
A
Frequency
18
Percent
60.0
Valid Percent
60.0
B
11
36.7
36.7
96.7
C
1
3.3
3.3
100.0
30
100.0
100.0
Total
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
Lampiran. 7
86
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
85
USU e-Repository © 2008
87
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
88
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
89
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
90
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
91
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
92
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
93
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
94
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
Lampiran 8
95
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
94
USU e-Repository © 2008
96
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
97
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
98
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
Lampiran 9
99
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
98
USU e-Repository © 2008
100
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
101
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
Lampiran 10
102
101
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
103
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
104
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
Lampiran 11
105
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…,104
2008
USU e-Repository © 2008
106
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
107
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
108
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
109
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
110
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
111
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
112
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
Lampiran 12
113
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 112
2008
USU e-Repository © 2008
114
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
115
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
116
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
117
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
118
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
Lampiran 13
119
118
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
120
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
121
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
122
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
123
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
Lampiran 14
124
123
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
125
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
126
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
Lampiran 15
127
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
126
128
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
129
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
130
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
131
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
Lampiran 16
132
131
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
133
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
134
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008
USU e-Repository © 2008
Download