PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS III DI SDN WONOKASIAN SIDOARJO (APPLICATION OF QUANTUM LEARNING TEACHING METHOD LEARN TO IMPROVE PERFORMANCE IPS STUDENTS IN CLASS III SDN WONOKASIAN SIDOARJ) Widarti Rahayu ([email protected]) Minun Iswanto F.X. Wartoyo Program Studi Pendidikan Sejarah, STKIP PGRI Sidoarjo Jl. Jenggala Kotak Pos 149 Kemiri Sidoarjo Abstrak Dalam pembelajaran IPS diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, kemampuan berpikir, bernalar dan memperluas cakrawala pandangan atau wawasan. Saat pembelajaran IPS, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sangat diperlukan guna meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk memotivasi dan meningkatkan prestasi belajar IPS siswa adalah metode Quantum Teaching. Quantum Teaching menguraikan cara-cara baru yang memudahkan proses pembelajaran melalui unsur seni dan pencapaian yang terarah. Penggunaan metode pengajaran yang tepat diharapkan dapat meningkatkan prestasi dan pemahaman siswa terhadap materi. Apabila sudah memahami materi dengan baik maka siswa dapat mengerjakan soal-soal yang lebih bervariasi sehingga prestasi belajar siswa akan sesuai dengan yang diharapkan. Metode pembelajaran Quantum Teaching dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dengan segala nuansanya, demokrasi, penanaman konsep yang diperoleh dari hasil penyelidikan, penyimpulan, meningkatkan prestasi siswa dalam belajar, membangkitkan minat dan partisipasi, serta meningkatkan pemahaman materi. Kata Kunci : Quantum Teaching, Prestasi Belajar Abstract In the IPS study is expected to improve the knowledge, the ability to think, reason and expand the view or insight. When the IPS learning, active students in the learning process is necessary in order to enhance students' understanding of the material. One method that can be used to motivate and improve student achievement IPS is Quantum Teaching method. Quantum Teaching outlines new ways that facilitate the learning process through the elements of art and achievement oriented. The use of appropriate teaching methods are expected to improve achievement and students' understanding of the material. If already understand the material 1 well so students can work on the problems of a more varied so that student achievement will be as expected. Teaching Quantum Learning methods to make learning fun with all the nuance, democracy, investment concepts derived from the results of the investigation, inference, improve student achievement in learning, generate interest and participation, and to improve understanding of the material. Keywords: Quantum Teaching, Learning Achievement Pendahuluan Metode mengajar merupakan sarana interaksi guru dengan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Metode mengajar yang baik adalah metode yang mampu membawa siswa untuk mencapai tujuan pendidikan dan melatih kemampuan siswa dalam berbagai kegiatan. Dengan demikian siswa harus diberi kesempatan unuk mengembangkan kemampuannya melalui berbagai kegiatan, baik di dalam ataupun di luar sekolah. Untuk memilih suatu metode mengajar perlu memperhatikan beberapa hal. Seperti materi yang akan disampaikan, tujuan, waktu yang tersedia dan banyaknya siswa serta hal lain yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses pembelajaran agar berhasil dengan baik memerlukan usaha keras dari semua pihak baik dari siswa, guru, orang tua, lingkungan maupun pemerintah. Guru diharapkan dapat memilih metode yang baik dan tepat sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan berhasil dengan baik. Akan tetapi masih banyak ditemui guru yang mengajar secara monoton karena hanya menggunakan satu metode saja, yaitu metode ceramah yang termasuk dalam klasifikasi metode konvensional. Dalam pembelajaran IPS konvensional yang menggunakan metode ceramah, kegiatan pembelajaran didominasi oleh guru. Guru menyampaikan materi dan memberikan contoh soal sedangkan siswa hanya mendengarkan, meniru pola-pola yang diberikan oleh guru, mencontoh cara menyelesaikan soal sehingga mengakibatkan siswa bertindak pasif. Menurut J.J. Hasibuan mengajar adalah menciptakan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar1(J.J.Hasibuan,2004:3). Lain halnya dengan pendapat Muhammad Ali, fungsi guru dalam proses belajar mengajar adalah membuat 2 perencanaan, melaksanakan pengajaran, dan memberi balikan2Muhammad Ali, 1992:9) Dalam suatu perencanaan guru diharapkan merumuskan tujuan yang hendak dicapai, bahan pelajaran atau isi pelajaran yang dapat mengantarkan siswa mencapai tujuan, cara yang akan diciptakan guru agar siswa mencapai tujuan, menciptakan dan menggunakan alat atau media untuk mengetahui atau mengukur tercapai tidaknya tujuan. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru diharapkan memberikan bimbingan terhadap kegiatan siswa belajar, sehingga guru dapat mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa agar dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar. Menurut Oemar Hamalik kedudukan dan peran guru merupakan faktor penting3,Oemar hamalik 1991:6 sebab : 1) Merancang proses belajar mengajar dengan memberikan pertimbangan khusus terhadap unsur-unsur tertentu. 2) Mengelola atau mengorganisasi, mengoordinasi, dan melaksanakan proses belajar mengajar. 3) Menilai proses belajar mengajar yang mencakup penilaian terhadap hasil belajar siswa, menilai kemampuannya sendiri, serta menilai keberhasilan program instruksional secara menyeluruh. Tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran biasanya dinyatakan dengan nilai. Dalam pembelajaran IPS diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan bernalar, dan juga untuk memperluas cakrawala pandangan atau wawasan. Untuk mencapai tujuan yang telah disusun diperlukan adanya strategi atau cara untuk mendukung kearah tercapainya rumusan tujuan tersebut. Berikut informasi dari guru tentang gambaran selintas keadaan siswa dan prestasi siswa: (1) di ruang kelas siswa relatif tenang mendengarkan guru mengajar, (2) siswa sibuk mencatat, (3) tidak ada keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan, (4) siswa cenderung takut dan enggan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, (5) prestasi atau nilai IPS siswa cenderung rendah. Apabila guru ingin mengaktifkan dan meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran hendaknya guru membuat pelajaran yag menantang, merangsang daya cipta dan mengesankan. Sering kali dalam proses pembelajaran siswa kurang diberi kesempatan untuk mengembangkan diri sesuai 3 dengan taraf dan kemampuannya. Oleh sebab itu perlu dikembangkan metode mengajar yang melibatkan siswa lebih aktif dan termotivasi dalam proses pembelajaran IPS. Saat pembelajaran IPS, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sangat diperlukan guna meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk memotivasi dan meningkatkan prestasi belajar IPS siswa adalah metode Quantum Teaching. Quantum Teaching menguraikan cara-cara baru yang memudahkan proses pembelajaran melalui unsur seni dan pencapaian-pencapain yang terarah. Quantum Teaching adalah proses pembelajaran yang meriah dengan segala nuansanya, menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar yang berfokus pada hubungan yang dinamis dalam lingkungan kelas, interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk berfikir. Interaksi ini mencakup unsur belajar efektif yang mengubah kemampuan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain. Cahaya adalah dengan mengkaitkan apa yang diajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, atletik, musik, seni, rekreasi atau akademi siswa sehingga siswa akan lebih mudah memahami konsep-konsep dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Penggunaan metode pengajaran yang tepat diharapkan dapat meningkatkan prestasi dan pemahaman siswa terhadap materi. Apabila sudah memahami materi yang baik maka siswa dengan mudah dapat mengerjakan soal-soal yang lebih bervariasi sehingga prestasi belajar siswa akan sesuai dengan yang diharapkan. Model pembelajaran Quantum Teaching merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi siswa dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran Quantum Teaching dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dengan segala nuansanya, demokrasi, penanaman konsep yang diperoleh dari hasil penyelidikan, penyimpulan serta meningkatkan prestasi siswa dalam belajar, membangkitkan minat dan partisipasi, serta meningkatkan pemahaman materi. Hasil dan Pembahasan Data penelitian adalah hasil observasi berupa pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan pembelajaran Quantum Teaching dan pengamatan aktivitas siswa 4 dan guru pada akhir pembelajaran, data tes formatif siswa pada setiap siklus. Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran dengan metode Quantum Teaching. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 7 Juli 2012 di kelas III di SDN Wonokasian Sidoarjo dengan peserta didik berjumlah 32. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses pembelajaran mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran yang akan memaparkan hasil aktifitas dan hasil belajar peserta didik. Pada akhir proses belajar mengajar peserta didik diberi tes formatif 1 dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut : Rekapitulasi Hasil Tes Formatif peserta didik pada Siklus I No Uraian 1. Nilai rata-rata tes formatif 2. Jumlah peserta didik yang tuntas belajar 3. Persentase ketuntasan belajar Hasil Siklus I 67,28 18 56,2% Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 15 Juli 2012 di kelas III di SDN Wonokasian Sidoarjo dengan jumlah peserta didik 32 peserta didik. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pendidik. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar peserta didik diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut : 5 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif peserta didik pada Siklus II No Uraian Hasil Siklus II 1. Nilai rata-rata tes formatif 2. Jumlah peserta didik yang tuntas belajar 3. Persentase ketuntasan belajar 72,81 24 75% Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal 22 Juli 2012 di kelas III di SDN Wonokasian Sidoarjo dengan jumlah peserta didik 32 peserta didik. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pendidik. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan refisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar peserta didik diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut : Rekapitulasi Hasil Tes Formatif peserta didik pada Siklus III No Uraian Hasil Siklus III 1. Nilai rata-rata tes formatif 2. Jumlah peserta didik yang tuntas belajar 3. Persentase ketuntasan belajar 78,59 28 87,5% Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran Quantum Teaching memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik. nilai rata-rata tes formatif dari siklus I sampai siklus III selalu mengalami peningkatan dari siklus I (68,90), Siklus II (72,81) dan siklus III (78,59). Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan pendidik dalam menerapkan metode pembelajaran Quantum Teaching menjadikan peserta didik 6 menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga peserta didik lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan. Semakin mantapnya pemahaman peserta didik terhadap materi yang disampaikan pendidik (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 56,25%, 75%, dan 87,5%. Pada siklus III ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal telah tercapai. aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan metode pembelajaran Quantum Teaching adalah Siklus I (37.5%) Siklus II (62,5%) Siklus III (87.5%) Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas peserta didik dapat dikategorikan aktif. Sedangkan untuk aktivitas pendidik selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah metode pembelajaran Quantum Teaching dengan baik. Simpulan Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pembelajaran dengan metode Quantum Teaching memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar peserta didik dalam setiap siklus, yaitu siklus I (56,25%), siklus II (75%), siklus III (87,5%). 2. Penerapan metode pembelajaran Quantum Teaching mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik yang ditunjukan dengan wawancara dengan beberapa peserta didik, rata-rata jawaban peserta didik menyatakan bahwa mereka tertarik dan berminat dengan metode pembelajaran Quantum Teaching sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar. DAFTAR RUJUKAN Bakker. (2004). Design Research in Statistics Education on Symbolizing and Computer Tools. Utrecht: Wilco, Amersfoort/ Freudenthal Institute. Ali, Muhammad. (1996). Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Arikunto, Suharsini. (1989). Penilaian Program Pendidikan. Proyek 7 _________________. (1999). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. _________________. (2002). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara. Dayan, Anto. (1972). Pengantar Metode Statistik Deskriptif. Lembaga Penelitian Depdikbud. (2004). Kurikulum 2004 Sekolah Dasar . (SD). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Diknas. (2005). Kurikulum 2005 Sekolah Dasar (SD). Jakarta. PT Binatama Raya . Gautama, Sudargo. 1987. Warga Negara dan Orang Asing. Bandung. Alumni Djamarah, Syaiful Bahri. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineksa Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Hadi, Sutrisno. (1981). Metodologi Research. Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Jakarta: Rineksa Cipta. Kuntowijoyo. (1992). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Rineka cipta Mulyasa, E. (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, KarakteristiK, Implementasi dan Inovasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Soedibyo. (1997). Ilmu IPS Sejarah. Surabaya. Jurusan PMP-KN IKIP Surabaya. Soetjipto. (2000). Diskusi Kelas bagian 2. Surabaya: UNESA Sukidin, dkk. (2002). Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan Cendekia. Sumantri, Numan. (1997). Metode Mengajar Civics. Jakarta Erlangga. 8