JURNAL TERPAAN IKLAN, PENGGUNAAN CELEBRITY ENDORSER DAN MINAT BELI (Studi Pengaruh Terpaan Iklan Kaffah di Instagram dan Penggunaan Celebrity Endorser pada Iklan Kaffah di Akun @kaffahsysj terhadap Minat Beli pada Follower Akun @kaffahbysj) Oleh: TIARA RISTA PRATIWI D0210116 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 TERPAAN IKLAN, PENGGUNAAN CELEBRITY ENDORSER DAN MINAT BELI (Studi Pengaruh Terpaan Iklan Kaffah di Instagram dan Penggunaan Celebrity Endorser pada Iklan Kaffah di Akun @kaffahsysj terhadap Minat Beli pada Follower Akun @kaffahbysj) Tiara Rista Pratiwi Tanti Hermawati Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstract Today, to advertise products and services by the online shop carry out by the many marketers. One of the effective online media to advertise is a social networking website. Marketers are also required to be more creative in making an advertisement. One of the strategies to advertise in online media is using celebrity endorser.This study aims to find out whether there is significant influence between advertising exposure Kaffah on Instagram and the use of celebrity endorser in advertisement Kaffah @kaffahbysj account to the buying interest on @kaffahbysj follower account.As the sample in the study is the @kaffahbysj follower account, sample totaled 99 respondents. This kind of research explanatory research and quantitative. Data collection techniques in this study is the method of questionnaire with multiple linear regression analysis techniques. The results of the T test showed that the exposure variable Kaffah ads on Instagram has sig value of 0.095>0.05, which means that the variable Kaffah advertising exposure on Instagram does not have a significant effect on buying interest on @kaffahbysj follower account. Then the variable use of celebrity endorser in advertising Kaffah on @kaffahbysj account has sig value 0.000<0.05, which means that the variable of the use of celebrity endorser in Kaffah advertisement on @kaffahbysj account has a significant influence on the buying interest on kaffahbysj follower account. While the results of the F test shows that the value of the variable sig Kaffah advertising exposure on Instagram and the use of celebrity endorser in advertisements Kaffah on @kaffahbysj account is 0.000<0.05. So, the conclusion is that the advertising exposure Kaffah on Instagram and the use of celebrity endorser in advertisements Kaffah @kaffahbysj account jointly have a significant impact on buying interest on kaffahbysj Keywords: Advertising exposure, Instagram, Celebrity endorser, Buying interest Pendahuluan Trend belanja online menjadi fenomena baru dalam paradigma berbelanja masyarakat Indonesia saat ini. Masyarakat lebih senang meluangkan waktu untuk berbelanja online daripada berkunjung ke toko secara langsung untuk membeli barang yang mereka inginkan. Mengkomunikasikan produk dan jasa melalui online shop kini banyak dilakukan oleh pemasar. Salah satu media online yang efektif untuk beriklan adalah situs jejaring sosial. Berpromosi melalui media sosial lebih efektif, sebab media sosial menjangkau lebih luas audiences, sekaligus lebih cepat. Ada empat media sosial yang banyak diakses di Indonesia, yakni Facebook, Twitter, Instagram, dan Blog, seperti dilansir dalam suaramerdeka.com (www.suaramerdeka.com). Menurut survey yang dilakukan perusahaan e-commerce asal Jepang, Rakuten, bahwa 80% pengguna internet di Indonesia mulai berbelanja online dalam dua tahun terakhir. Sedangkan survey lain yang dilakukan oleh VeriTrans dan DailySocial pada 584 pelanggan e-commerce di Indonesia mengenai tren belanja online, mengungkap sebanyak 37% responden menyebutkan produk yang mereka beli melalui internet adalah pakaian (fashion). Sejalan dengan itu, riset lain dari BuzzCity pada awal 2012 mendapati bahwa 27% pebelanja online dari Indonesia sudah memakai perangkat bergerak mereka untuk berbelanja. Survey itu juga mendapati bahwa orang Indonesia tiga kali lebih suka merekomendasikan suatu barang kepada teman-temannya di jejaring sosial, dari pada negara lain (Rahayu, 2012: 4). Banyak perusahaan beranggapan bahwa mengaplikasikan internet marketing saja dapat memudahkan dan menambah value bagi produknya, lebih murah dan efisien. Dampaknya terhadap penjualan akan besar jika banyak konsumen dan pelanggan yang berkunjung ke situs tersebut dan mengetahui merek yang sedang ditawarkan. Sementara itu, periklanan merupakan salah satu bentuk khusus komunikasi untuk memenuhi fungsi pemasaran. Periklanan harus bisa membujuk khalayak agar berperilaku sedemikian rupa sesuai dengan strategi pemasaran dengan tujuan mencetak keuntungan (Jefkins dalam Qomalludin, 2010: 18). Iklan menggunakan berbagai bentuk media massa untuk bisa diterima oleh khalayak, salah satunya adalah melalui media internet. Sejalan dengan itu, iklan yang mempunyai kemampuan untuk menarik perhatian konsumen adalah iklan yang kreatif dan bisa membedakan dirinya dengan iklan-iklan massa yang sedang-sedang saja. Mengutip pernyataan Shimp bahwa salah satu daya tarik iklan adalah menggunakan daya tarik peran pendukung (endorser). Dukungan selebriti adalah strategi yang sering digunakan perusahaan sebagai alat promosi (Shimp, 2003: 462). Kaffah, adalah salah satu brand hijab yang menggunakan media internet (internet marketing )untuk mempromosikan produknya. Kaffah memanfaatkan blog dan situs jejaring sosial yang mereka miliki untuk beriklan. Menggunakan Instagram, Kaffah mendapat feedbackyang positif dari pembeli maupun calon pembeli, hal ini dapat dilihat dari banyaknya pengikut akun @kaffahbysj. Hingga Agustus 2014, pengikut akun Instagram @kaffahbysj telah mencapai angka lebih dari 9000follower. Penggunaan Instagram dapat dikatakan efektif bagi Kaffah karena memungkinkan Kaffah melakukan promosi dan penjualan yang menjangkau calon pembeli secara luas, tidak terbatas jarak dan waktu, karena pada dasarnya, Instagram merupakan aplikasi yang diperuntukkan untuk berbagi foto. Di samping menggunakan media internet sebagai wadah untuk promosi, Kaffah juga menggunakan endorser untuk menarik perhatian calon pembeli pada setiap iklannya. Siti Juwariyah, selain dikenal sebagai fashion blogger, ia juga diketahui berbakat di bidang design. Perawakan yang bagus, penampilan yang menarik dan cantik, serta gaya berbusana yang simple dan trendy, membuat para calon pembeli yang mem-follow akun Instagram @kaffahbysj cenderung membentuk stereotypes atau meniru penampilan Siti. Dari banyaknya komentar dari follower, baik follower akun pribadi Siti maupun akun @kaffahbysj, terlihat bagaimana pengikutnya selalu ingin mengetahui brandapa saja yang Siti pakai dan di mana ia membelinya. Melihat tingginya animo para follower akun Instagram@kaffahbysj, peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengaruh terpaan iklan Kaffah di Instagram dan penggunaan celebrity endorser pada iklan Kaffah di Instagram terhadap minat beli follower akun @kaffahbysj. Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan dalam latar belakang pada penelitian ini, maka disimpulkan perumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara terpaan iklan Kaffah di Instagram terhadap minat beli produk Kaffah pada follower akun @kaffahbysj? 2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan celebrity endorser pada iklan Kaffah di Instagram terhadap minat beli produk Kaffah pada follower akun @kaffahbysj? 3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara terpaan iklan Kaffah di Instagram dan penggunaan celebrity endorser pada iklan Kaffah di Instagram secara bersama-sama terhadap minat beli produk Kaffah pada follower akun @kaffahbysj? Telaah Pustaka A. Komunikasi Menurut Harold Lasswell menyatakan bahwa untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan “Who Says What In Which Chanel To Whom With What Effect?” atau Siapa mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana? Berdasarkan definisi Lasswell, ada lima unsur yang saling bergantung satu sama lain, yaitu sumber (source), pesan (message), saluran (channel), penerima (receiver), dan efek (effect). Pertama, Sumber (source) sering disebut juga pengirim (sender) atau komunikator (communicator); adalah seorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu negara yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Kedua, pesan (message) yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan perangkat simbol verbal dan atau non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. Ketiga, saluran atau media (channel) yakni alat atau sarana yang digunakan oleh sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Keempat, penerima (receiver) sering juga disebut khalayak (audience) atau pendengar (listener) yakni orang yang menerima pesan dari sumber. Kelima, efek (effect) yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan, terhibur, perubahan sikap, perubahan keyakinan, perubahan perilaku dan sebagainya (Mulyana, 2010: 69). Penelitian ini akan memfokuskan pada kajian komunikasi sebagai suatu proses penyampaian pesan, karena penelitian ini bermaksud untuk meneliti terpaan iklan Kaffah di Instagram yang menggunakan celebrity endorser dalam mempengaruhi minat beli pada follower akun Instagram @kaffahbysj. B. Intermediated Personal Communication (Komunikasi Interpersonal Termediasi) Definisi komunikasi interpersonal termediasi atau interpersonal mediated communication menurut Catchart dan Gumpert yaitu semua situasi yang menggunakan teknologi mediasi untuk menggantikan interaksi langsung (Catchart & Gumpert, 1986: 90). Berdasarkan definisi komunikasi interpersonal termediasi di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal termediasi yaitu komunikasi yang menggunakan sebuah media sebagai fasilitator dalam penyampaian sebuah pesan, seperti telepon maupun komputer. Fokus dari teori ini adalah penggunaan media dalam komunikasi untuk menghubungkan individu satu dengan individu lainnya. Munculnya teknologi komunikasi yang baru seperti hadirnya internet memungkinkan sebuah media memfasilitasi komunikasi interpersonal yang termediasi (McMillan, 2004). Instagram, merupakan media baru yang memberikan fasilitas interaksi antara komunikator dengan komunikan melalui media internet. Komunikasi yang disampaikan Instagram dalam bentuk foto yang nantinya dapat diakses oleh seluruh pengguna Instagram ataupun follower. Sesuai dengan teori yang telah dipaparkan, Instagram sendiri termasuk dalam kategori komunikasi interpersonal termediasi karena akun Instagram dimiliki oleh orang per orang atau perusahaan yang dapat digunakan sebagai media publikasi terhadap tiaptiap follower-nya. C. New Media Menurut Lister, media online atau new media merupakan cara baru dalam merepresentasikan dunia sebagai masyarakat virtual atau dunia maya. New media juga dipandang sebagai bentuk hubungan baru antara pengguna denganteknologi media dan juga sebagai pengalaman baru dari gambaran bagi seseorang, identitas, dan komunitas. Sedangkan menurut Elvinaro, jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat halaman web pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi (Elvinaro, 2011:165).Terdapat berbagai macam carayang berbeda dalam membuat dan membagi konten dalam jejaring sosial, yaitu: a. Blog: merupakan buku harian digital; posting penulis (dengan atau tanpa video,foto, ilustrasi, link ke blog lain maupun situs lain) dimana pembaca dapat mengomentarinya (Weber, 2009:91). b. Photo sites: adalah situs yang mengkhususkan diri dalam fotografi. Situs ini bergantung sepenuhnya pada foto yang di-upload pengguna untuk dibagikan dengan pengguna lainnya (Comm, 2008:13). c. Microblogs: microblog adalah format penulisan blog dalam batasan jumlah karakter tertentu. Umumnya dalam setiap penulisan banyaknya karakter yang diizinkan di bawah 200 karakter (Pudyasmoro, 2010:7). Berdasarkan teori tersebut, maka penelitian ini memilih kategori photo sites, yakni Instagram sebagai media yang diteliti. Instagram, salah satu jejaring sosial yang diperuntukkan untuk berbagi (share) foto yang memungkinkan pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram sendiri (wikipedia.org). D. Situs Jejaring Sosial Instagram Jejaring sosial mampu mengambil alih dunia online ketimbang situssitus lainnya. Situs ini secara spesifik untuk menghubungkan individu dengan koneksi yang ada atau menyatukan orang asing berdasarkan jenis ketertarikan yang sama, termasuk pandangan pandangan politik, hobi, dan lokasi (Boyd and Ellison, 2007: 210). Salah satu jenis jejaring sosial adalah Instagram yang merupakan sebuah aplikasi berbagi foto yang memungkinkan pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram sendiri (wikipedia.org). Satu fitur yang unik di Instagram adalah memotong foto menjadi bentuk persegi, sehingga terlihat seperti hasil kamera Kodak Instamatic dan Polaroid. Hal ini berbeda dengan rasio aspek 4:3 yang umum digunakan oleh kamera pada peralatan bergerak. E. Periklanan Iklan menurut Wright (Liliweri, 1992: 17) adalah merupakan suatu kegiatan promosi yang ada di berbagai tempat. Artinya, dapat dilihat, didengar, dan ditonton dimana saja. Iklan memiliki fungsi utama yaitu menyampaikan informasi tentang suatu produk kepada khalayak massa (nonpersonal). Ia menjadi penyampaian informasi yang sangta terstruktur yang menggunakan elemen-elemen verbal maupun non-verbal. Hal yang paling penting dalam periklanan adalah dimana iklan nantinya akan ditempatkan. Karena itu diperlukan sebuah media.Uyung Sulakna mengungkapkan beberapa media untuk periklanan (2007: 98) antara lain yaitu koran, televisi, direct mail, radio, majalah, newsletter, brosur, telepon, dan internet. Mulia (2009) dalam Andriyanto (2010: 2) mengatakan bahwa internet marketing adalah sarana untuk memasarkan produk atau jasa melalui internet. Internet marketing juga menggabungkan aspek-aspek teknik dan kreatif dari internet itu sendiri, yang didalamnya termasuk desain, pengembangan, periklanan, dan penjualan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Kusuma (1999) dalan Andriyanto (2010: 2) menemukan fakta bahwa penggunaan internet (internet marketing) berdampak terhadap bauran pemasaran (4P), dan yang paling terkena dampaknya adalah promosi (promotion). Dalam hal ini kegiatan promosi di dalam internet marketing seperti beriklan menjadi lebih menarik dan interaktif. Sejalan dengan pemaparan di atas, iklan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah iklan yang menggunakan media internet (internet marketing) sebagai medium beriklan. Iklan Kaffah yaitu berupa foto-foto yang sengaja diunggah ke akun @kaffahbysj oleh admin Kaffah sebagai pengiklan yang bertujuan untuk mempromosikan produk Kaffah kepada para followernya. Selain media beriklan, hal lain yang harus diperhatikan adalah daya tarik suatu iklan. Daya tarik iklan atau power of impression dari suatu iklan adalah seberapa besar iklan mampu memukau atau menarik perhatian pemirsanya (Indriarto, 2006). Menurut Shimp (2003) ada 6 daya tarik yang sering digunakan dalam iklan, dan salah satunya yaitu daya tarik peran pendukung (endorser) dalam iklan Berdasarkan teori yang telah dikemukakan di atas, daya tarik iklan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah daya tarik peran pendukung (endorser).Celebrity endorser yang digunakan dalam penelitian ini adalah Siti Juwariyah, seorang hijabers, fashion blogger, dan grapic designer, yang mana Siti juga adalah owner dari brand Kaffah itu sendiri. D. Terpaan Iklan Menurut Onong Ujchana Effendy (1989: 124), terpaan adalah suatu keadaan terkena pada khalayak oleh pesan-pesan yang disebarkan oleh media. Menurut teori S-O-R (Stimulus-Organisme-Response) yang dikemukakan oleh Melvin De Fleur (1970), efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Unsur-unsur dalam model ini antara lain pesan (Stimulus/S), komunikan (Organisme/O), dan efek (Response/R). Sejalan dengan teori di atas, terpaan ditentukan dari frekuensi (seberapa sering iklan dilihat dan dibaca), intensitas (seberapa seberapa lama khalayak melihat iklan) dan atensi (seberapa jauh khalayak memahami iklan). Sesering dan selama apapun seseorang melihat suatu iklan, belum tentu ia melihat iklan tersebut secara seksama (dari awal sampai akhir), bisa saja hanya sekilas atau sebagian (Wells, Burnet, & Moriarty, 2000:156). Maka dalam penelitian ini, iklan Kaffah di Instagram ditetapkan sebagai stimulus-nya, sedangkan minat beli follower akun @kaffahbysj merupakan respon yang diharapkan dari stimulus tersebut. E. Celebrity Endorser Menurut Terence A. Shimp (2000: 458), celebrity endorser adalah sebagai pendukung iklan atau juga yang dikenal sebagai bintang iklan yang mendukung produk yang diiklankan.Jenis celebrity endorser sendiri menurut Shimp yang dialih bahasakan oleh Revyani Sjahrial dan Dyah Anikasari (2000 : 459) dibagi menjadi tiga yaitu; orang biasa, selebriti, dan para ahli. Berdasarkan ketiga jenis celebrity endorser di atas, endorser dalam penelitian ini adalah dari kalangan selebriti yang juga merupakan seorang ahli. Siti Juwariyah, selain dikenal banyak orang di beberapa media, utamanya media sosial sebagai seorang hijabers dan fashion blogger, Siti juga adalah seorang graphicdesigner, yang mana juga memiliki kompentensi dalam mendesign. Di dalam memilih selebriti endorser diperlukan pertimbanganpertimbangan, diantaranya menurut Ohanian, yang mengidentifikasi tiga dimensi yang (attractiveness), membentuk tingkat kredibilitas kepercayaan selebriti, yakni (trustworthiness) daya dan pikat keahlian (expertise). Dalam menentukan indikator celebrity endorser pada penelitian ini mengacu pada ketiga dimensi yang dikemukakan oleh Ohanian tersebut. F. Minat Beli Salah satu contoh dari efek komunikasi massa adalah minat beli. Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael, 2001). Ada beberapa model yang membahas efek iklan, salah satunya adalah model yang disebut dengan Hierarchy of Effect.Model Hierarchy of Effect dikemukakan oleh Robert Lavidge dan Gary Stainer pada tahun 1961. Enam tahap yang kecenderungan sikap yang dilewati sebelum ketika ingin akan membeli sebuah produk, diantaranya yaitu: 1) kesadaran (awareness), 2) pengetahuan (knowledge), 3) kegemaran (liking), 4) preferensi (preference), 5) keyakinan (conviction), dan 6) pembelian (purchase). Dari paparan teori di atas, penulis menyimpulkan bahwa pengertian minat beli adalah kecendurungan konsumen untuk melakukan pembelian terhadap suatu barang atau jasa. Minat beli dalam penelitian ini adalah kecenderungan follower akun @kaffahbysj untuk membeli produk Kaffah. Kemudian kecenderungan membeli follower akun @kaffahbysj akan diukur melalui 5 indikator yaitu: kesadaran (awareness), pengetahuan (knowledge), kegemaran (liking), preferensi (preference), dan keyakinan (conviction). Metodologi Penelitian ini dikategorikan dalam tipe penelitian eksplanasi, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan bagaimana fenomena sosial terjadi (Rakhmat, 1999: 27). Dalam penelitian ini, akan dijelaskan pengaruh terpaan iklan Kaffah di Instagram dan penggunaan celebrity endorser pada Iklan Kaffah di akun @kaffahbysj terhadap minat beli pada follower akun @kaffahbysj. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh follower akun @kaffahbysj yang berjumlah 9822 orang (data diambil per bulan Agustus 2014). Metode pengumpulan jumlah sampel yaitu dengan menggunakan rumus perhitungan Taro Yamane (1967: 99) dengan taraf signifikansi sebesar 10%, maka diperoleh hasil 98,99. Dengan demikian sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 99 responden (98,99 dibulatkan menjadi 99). Dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik pengambilan sampel secara kuota (quota sample). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara variabel dependen dan variabel independen, jika variabel independennya lebih dari satu buah. Penggunaan analisis regresi linear hanya dapat dilakukan pada data dalam bentuk skala interval. Pada penelitian ini jenis datanya adalah data berskala ordinal. Untuk data yang mempunyai skala ordinal atau pengukuran sikap dengan kisaran positifsampai dengan negatif (Sugiyono, 2000: 86), maka data tersebut perluditingkatkan menjadi skala interval dengan metode Method of Successive Interval (MSI)(W. L. Hays, 1969). Sedangkan untuk menguji kuesioner, dilakukan uji validitas dan reliabilitaspada seluruh item pertanyaan (Singarimbun, 1989:137). Setelah melakukan ujivaliditas, dilakukan pula uji reliabilitas yang dimaksudkan untuk menunjukkan sejauhmana suatu pengukuran dapat memberikan hasil yang relatif konstan bila dilakukanpengukuran kembali terhadap subyek yang sama. Metode yang digunakan adalah metode dari Alpha Cronbach (α)(Arikunto, 1996:190191). Sajian Data Pada bab ini akan dijelaskan mengenai data masing-masing variabel dependen maupun independen dalam penelitian ini. Data-data tersebut diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner kepada 99 responden dengan menggunakan quota sampling yang ditujukan kepada follower akun @kaffahbysj. Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel independen, yaitu terpaan iklan Kaffah di Instagram dan penggunaan celebrity endorser pada iklan Kaffah di akun @kaffahbysj. Sedangkan untuk variabel dependennya yaitu minat beli pada follower akun @kaffahbysj. Terdadapt 39 pertanyaan yang terdiri dari; 5 pertanyaan untuk terpaan iklan, 11 pertanyaan untuk penggunaan celebrity endorser, dan 23 pertanyaan untuk minat beli. Peneliti menggunakan skala ordinal untuk mengukur data hasil jawaban responden untuk semua pertanyaan tersebut. Berikut adalah pembagian kategori skor dari hasil jawaban responden: Apabila responden menjawab alternatif jawaban teratas, maka diberi skor 3 Apabila responden menjawab alternatif jawaban kedua, maka diberi skor 2 Apabila responden menjawab alternatif jawaban terbawah, maka diberi skor 1 Tabel 3. Hasil Kuesioner dan Jawaban Responden Pertanyaan Apakah Anda selalu mengakses Instagram setiap hari? Apakah Anda selalu melihat iklan Kaffah di akun @kaffahbysj setiap hari? Berapa jam waktu yang Anda habiskan untuk mengakses Instagram setiap hari? Ketika melihat iklan Kaffah di akun @kaffahbysj, apakah Anda juga mengerjakan kegiatan lain? Apakah Anda selalu melihat iklan Kaffah secara menyeluruh? Penampilan celebrity endorser Kaffah menarik Penampilan celebrity endorser berkelas Jawaban a. Selalu b. Kadang-kadang b. Jarang a. Selalu b. Kadang-kadang c. Jarang a. >4 jam sehari b. 2-4 jam sehari c. <2 jam sehari a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Selalu a. Selalu b. Kadang-kadang c. Jarang a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak Setuju Presentase 78,8% 21,2% 0% 18,2% 56,6% 25,3% 24,2% 37,4% 38,4% 13,1% 66,7% 20,2% 25,3% 64,6% 10,1% 41,4% 58,6% 0% 32,3% 63,6% 4,0% Penampilan celebrity endorser cantik Penampilan celebrity endorser elegan Celebrity endorser dapat diandalkan dalam menyampaikan pesan iklan Celebrity endorser konsisten dalam menyampaikan pesan iklan Celebrity endorser dapat dipercaya dalam menyampaikan pesan iklan Celebrity endorser seorang ahli di bidang fashion/design Celebrity endorser berpengetahuan luas mengenai produk Kaffah Celebrity endorser berkompeten di bidang fashion/design Celebrity endorser terampil di bidang fashion/design Minat beli dari mengenali merek Kaffah selalu cepat sold out Minat beli dari mengenali merek Kaffah diperuntukkan bagi semua kalangan Minat beli dari mengetahui varian produk Kaffah bermacam-macam Minat beli dari mengetahui harga produk Kaffah secara detail Minat beli dari mengetahui iklan Kaffah di akun @kaffahbysj kreatif dan menarik Minat beli dari mengetahui iklan Kaffah di akun @kaffahbysj menggunakan celebrity endorser Minat beli dari menyukai kualitas material dan jahitan produk Kaffah a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju 40,4% 59,6% 0% 33,3% 64,6% 2,0% 25,3% 72,7% 2,0% 27,3% 69,7% 3,0% 30,3% 69,7% 0% 28,3% 64,6% 7,1% 36,4% 61,6% 2,0% 22,2% 72,2% 5,1% 24,4% 70,7% 5,1% 36,4% 50,5% 13,1% 31,3% 60,6% 8,1% 37,4% 50,5% 11,1% 30,3% 57,6% 12,1% 31,3% 57,6% 11,1% 33,3% 45,5% 21,2% 39,4% 46,5% 14,1% Minat beli dari menyukai warna dan motif produk Kaffah Minat beli dari menyukai foto-foto iklan Kaffah di akun @kaffahbysj Minat beli dari menyukai penggunaan bahasa iklan Kaffah di akun @kaffahbysj Minat beli dari menyukai penampilan fisik celebrity endorser pada iklan Kaffah di akun @kaffahbysj Minat beli dari menyukai daily fashion style celebrity endorser iklan Kaffah di akun @kaffahbsyj Minat beli dari menykai mix and match outfit celebrity endorser iklan Kaffah di akun @kaffahbsyj Minat beli dari menyukai OOTD yang dipostingkan di akun @kaffahbysj Minat beli dari menyukai referensi gaya berbusana dalam “Pick of The Day” yang dipostingkan di akun @kaffahbsyj Minat beli dari menyukai informasi stock update Kaffah di akun @kaffahbsyj Minat beli dari menyukai giveaway dari akun @kaffahbysj Minat beli dari menyukai kualitas produk Kaffah dari pada produk hijab lain yang sejenis Minat beli dari menyukai kreatifitas dan kemenarikan iklan Kaffah dari pada produk hijab lain yang sejenis Minat beli dari menyukai celebrity endorser iklan Kaffah dari pada produk hijab lain yang sejenis Minat beli dari percaya dan yakin dengan testimonial konsumen mengenai kualitas produk Kaffah Minat beli dari percaya dan yakin bahwa produk Kaffah sesuai dengan foto iklan Kaffah di akun @kaffahbysj Minat beli dari percaya dan yakin dengan kredibilitas celebrity endorser dalam iklan Kaffah di akun @kaffahbysj a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju 68,7% 30,3% 1,0% 65,7% 34,3% 0% 29,3% 55,6% 15,1% 11,1% 62,6% 11,1% 33,3% 45,5% 21,2% 46,4% 45,5% 8,1% 48,5% 43,4% 8,1% 37,4% 49,5% 13,1% 16,2% 62,6% 21,1% 11,1% 32,3% 56,6% 49,5% 44,4% 6,1% 23,2% 51,5% 25,3% 25,3% 47,5% 27,3% 63,6% 35,4% 1,0% 38,4% 54,4% 7,1% 37,4% 54,5% 8,1% Berdasarkan tabel di atas, dapat diinterpretasikan bahwa minat beli pada follower akun @kaffahbysj tergolong tinggi. Tingginya kecenderungan untuk membeli pada follower akun @kaffahbysj dipengaruhi oleh penggunaan celebrity endorser pada iklan Kaffah di akun @kaffahbysj tersebut, sehingga semakin membuat para follower berkeinginan untuk mengimitasi penampilan dari sosok si endorser tersebut. Analisis Data Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara terpaan iklan Kaffah di Instagram dan penggunaan celebrity endorser pada iklan Kaffah di akun @kaffahbys, maka dilakukan uji statistik dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Penggunaan analisis regresi linear hanya dapat dilakukan pada data dalam bentuk skala interval. Pada penelitian ini jenis datanya adalah data berskala ordinal, maka data tersebut perlu ditingkatkan menjadi skala interval dengan metode Method of Successive Interval (MSI)(W. L. Hays, 1969).Proses pentransformasian data ordinal menjadi data interval dalam penelitian ini menggunakan bantuan program komputer yaitu Microsoft Office Excel 2013 (Analize). Hasil data yang telah dikonversi tersebut selanjutnya diolah menggunakan analisis berikut: 1. Transformasi variabel terpaan iklan Kaffah di Instagram (X1) Tabel 4.Transformasi Variabel Terpaan Iklan Kaffah di Instagram Skala Ordinal Nilai Alternatif Jawaban 1 Nilai Alternatif Jawaban 2 Nilai Alternatif Jawaban 3 Sumber: Data Primer Diolah Berubah Menjadi Menjadi Menjadi Skala Interval 1,000 2,260 3,568 2. Transformasi variabel penggunaan celebrity endorser pada iklan Kaffah di akun @kaffahbysj (X2) Tabel 5.Transformasi Variabel Penggunaan Celebrity Endorser pada Iklan Kaffah di akun @kaffahbysj Skala Ordinal Nilai Alternatif Jawaban 1 Nilai Alternatif Jawaban 2 Nilai Alternatif Jawaban 3 Berubah Menjadi Menjadi Menjadi Skala Interval 1,000 2,863 4,438 Sumber: Data Primer Diolah 3. Transformasi variabel minat beli pada follower akun @kaffahbysj (Y) Tabel 6. Transformasi Variabel Minat Beli pada Followerakun @kaffahbysj Skala Ordinal Nilai Alternatif Jawaban 1 Nilai Alternatif Jawaban 2 Nilai Alternatif Jawaban 3 Berubah Menjadi Menjadi Menjadi Skala Interval 1,000 2,265 3,593 Sumber: Data Primer Diolah 4. Analisis Regresi Linear Berganda Dari hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17 for Windows, maka diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: Y = 13,465α + 0,668X1 + 1,028X2 Persamaan regresi tersebut dapat diartikan sebagai berikut: Nilai α = 13,533 artinya konstanta bernilai positif, yaitu menunjukkan bahwa walaupun tidak ada nilai dari terpaan iklan Kaffah di Instagram (X1) dan penggunaan celebrity endorser pada iklan Kaffah di akun @kaffahbysj (X2), responden akan tetap melakukan pembelian produk Kaffah. Artinya jika variabel terpaan iklan Kaffah di Instagram dan penggunaan celebrity endorser pada iklan Kaffah di akun @kaffahbysj sama dengan nol maka besarnya Y (minat beli) sama dengan konstantanya yaitu 13,465. Nilai koefisien regresi variabel terpaan iklan Kafah di Instagram (β1) = 0,668 yang bertanda positif menunjukkan bahwa terpaan iklan Kaffah di Instagram memiliki pengaruh yang positif terhadap minat beli, dengan asumsi variabel penggunaan celebrity endorser tetap. Ini berarti bahwa apabila terdapat peningkatan iklan Kaffah di Instagram maka akan meingkatkan minat beli pada follower akun @kaffahbysj. Nilai koefisien regresi variabel penggunaan celebrityendorser pada iklan Kaffah di akun @kaffahbysj (β2) = 1,028 yang bertanda positif menunjukkan bahwa penggunaan celebrity endorser pada iklan Kaffah di akun @kaffahbysj memiliki pengaruh yang positif terhadap minat beli, dengan asumsi variabel terpaan iklan tetap. Ini berarti bahwa apabila terdapat peningkatan penggunaan celebrity endorser maka akan meningkatkan minat beli pada follower akun @kaffahbysj. 5. Hasil Uji Signifikansi Individual (Uji t) Nilai sig untuk terpaan iklan Kafah di Instagram yaitu sebesar 0,095, lebih besar dari 0,05 atau sig > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya bahwa variabel independen (X1) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat beli pada follower akun @kaffahbysj. Nilai sig untuk penggunaan celebrity endorser pada iklan Kaffah di akun @kaffahbysj yaitu sebesar 0,000, lebih kecil dari 0,05 atau sig < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya bahwa variabel independen (X2) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat beli pada follower akun @kaffahbysj. 6. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Nilai sig untuk kedua variabel dependen yaitu sebesar 0,000, lebih kecil dari 0,05 atau Sig < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya bahwa variabel terpaan iklan Kaffah di Instagram dan penggunaan celebrity endorser pada iklan Kaffah di akun @kaffahbysj secara bersamasama (simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat beli pada follower akun @kaffahbysj. 7. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Hasil perhitungan untuk nilai R2 dalam regresi berganda diperoleh angka koefisien determinasi atau R2 sebesar 0,400. Angka ini menunjukkan bahwa 40,0% variasi variabel minat beli dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen yaitu terpaan iklan Kaffah di Instagram dan penggunaan celebrity endorser pada iklan Kaffah di akun @kaffahbysj. Sedangkan sisanya 60,0% tidak dapat dijelaskan oleh variabel independen penelitian ini. Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah, hipotesis dan hasil analisis data, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan dari hasil uji t yang dilakukan diperoleh hasil bahwa hanya variabel penggunaan celebrity endorser pada iklan Kaffah di akun @kaffahbysj yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat beli follower akun @kaffahbysj. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan antara terpaan iklan Kaffah di Instagram terhadap minat beli pada follower akun @Kaffahbysj (H1) ditolak dan tidak terbukti. Sedangkan hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan celebrity endorser pada iklan Kaffah di akun @kaffahbysj terhadap minat beli pada follower akun @Kaffahbysj (H2) diterima dan terbukti. 2. Berdasarkan hasil uji F diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen yaitu terpaan iklan Kaffah di Instagram dan penggunaan celebrity endorser pada iklan Kaffah di akun @kaffahbysj secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen yaitu minat beli pada follower akun @kaffahbysj. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara terpaan iklan di Instagram dan penggunaan celebrity endorser pada iklan Kaffah di Instagram secara bersama-sama terhadap minat beli (H3) diterima dan terbukti. Saran Adapun saran-saran yang penulis ajukan adalah sebagai berikut: 1. Bagi pihak perusahaan pengiklan ada beberapa saran untuk dipertimbangkan, diantaranya: Perusahaan pengiklan sebaiknya mempertahankan penggunaan celebrity endorser yang sudah ada, mengingat banyaknya follower yang cenderung ingin meniru gaya berbusaha dari endorser sehingga timbul keinginan dari follower untuk membeli produk Kaffah. Perusahaan pengiklan sebaiknya lebih memperhatikan dan dapat meningkatkan variabel lain yang memperngaruhi minat beli, misalnya kepuasan (satisfaction) dan harga (price). 2. Bagi follower, disarankan agar tidak menjadi korban mode. Sebagai follower harus cerdas dalam memilah dan memilih produk apa yang akan dibeli; apakah sesuai dengan bentuk tubuh, kebutuhan, dan kepribadian. Sebaiknya tidak membeli hanya karena ingin mengimitasi celebrity endorser pada iklan-iklan yang ada. 3. Bagi penelitian selanjutnya, disarankan untuk lebih mengeksplorasi variabel lain yang dapat mempengaruhi minat beli konsumen, selain terpaan iklan dan penggunaan celebrity endorser pada sebuah iklan seperti yang telah dipaparkan oleh peneliti. Daftar Pustaka Rahayu, E. M. (2012). 4 Tren yang Harus Diperhatikan Pelaku E-Commerce. Tersedia pada: http://tekno.kompas.com/read/2014/10/08/14270272/4. Diakses pada tanggal 8 Agustus 2014, pukul 21.00. Qomalludin, Putra. (2010). Terpaan Iklan Produk Axe terhadap Tanggapan Khalayak, Studi Deskriptif Kuantitatif tentang Terpaan Iklan Produk Axe di Trans TV terhadap Minat Beli Pria Metroseksual di Komunitas Klub Mobil Option Yogyakarta Angkatan 8 dan 9. Surakarta, Indonesia. Shimp, A. Terence. (2003). Periklanan Promosi. Alih Bahasa: Revyani Sjahrial &dan Dyah Anikasari. Jakarta: PT. Gramedia Jakarta. Mulyana, Deddy. (2010). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Cathcart, R. & Gumpert, G. (1986). Mediated Interpersonal Communication: Toward a New Typology.Quarterly Journal of Speech. 3rded. New York: Oxford. Liliweri, Alo. (1992). Dasar-dasar Komunikasi Periklanan. Bandung: PT Citra Aditya Bakti. Lister, Martin. et al. (2009). New Media: A Critical Introduction. Routledge. Sulakna, Uyung. (2007). Integrated Marketing Communication. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kottler, Philip. (2005). Manajemen Pemasaran.Jilid 2. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia. Rakhmat, Jalaluddin. (1999). Metode Penelitian Komunikasi.Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono.(2007). Statistik untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.