BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Cuaca dan iklim merupakan dua kondisi yang hampir sama tetapi berbeda pengertian khusunya terhadap kurun waktu. Cuaca merupakan bentuk awal yang dihubungkan dengan penafsiran dan pengertian akan kondisi fisik udara sessaat pada lokasi dan suatu waktu, sedangkan iklim merupakan kondisi lanjutan dan merupakan kumpulan ari kondisi cuaca yang kemudian disusun dan dihitung dalam bentuk rata – rata kondisi cuaca dalam kurun waktu tertentu (Winarso, 2003). Iklim tropis bersifat panas.Wilayah yang berada di sekitar garis khatulistiwa otomatis akan mengalami iklim tropis yang bersifat panas dan hanya memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Umumnya wilayah Asia tenggara memiliki iklim tropis, sedangkan negara Eropa dan Amerika Utara mengalami iklim subtropis.Iklim tropis bersifat panas sehingga wilayah Indonesia panas yang mengundang banyak curah hujan. Faktor-faktor yang mempengaruhi iklim suatu wilayah, yakni seperti letak lintang, topografi dan pegunungan yang dapat mempengaruhi posisi bayangan hujan, serta sebaran laut dan daratan. Fenomena Secara global akan mempengaruhi unsur iklim dan komponen alam yang sangat erat kaitannya dengan pertanian, yaitu naiknya suhu, semakin meningkatnya intensitas kejadian iklim ekstrim (anomali iklim) seperti El- Nino dan La-Nina. El Nino berdampak pada curah hujan dan musim kemarau.Berkurangnya curah hujan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman (Suharjo, 2010). Pulau Lombok memiliki letak yang cukup strategis,berbatasan langsung di bagian Barat dengan Selat Lombok dan Provinsi Bali, kemudian di bagian Utara dengan Laut Jawa dan Laut 1 Flores, di bagian timur dengan Selat Sape, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan bagian selatan dengan Samudra Indonesia dengan Letak geografis 116º– 116º.33 Bujur Timur dan 08º - 09º Lintang Selatan. Letak dan luas wilayah Pulau Lombokserta posisinya diantara pulau-pulau lainnya memberikan karakteristik iklim, serta rentan terhadap perubahan iklim Secara regional, Pulau Lombok termasuk dalam sirkulasi monsun Asia – Australia.Sirkulasi angin di Indonesia ditentukan oleh pola perbedaan tekanan udara di Australia dan Asia. Pola tekanan udara ini mengikuti pola peredaran matahari dalam setahun yang mengakibatkan sirkulasi angin di Indonesia umumnya adalah pola monsun.Angin muson merupakan angin yang bertiup setiap 6 bulan sekali dan selalu berganti arah yang terjadi karena perbedaan tekanan udara.Angin Muson ada 2, yakni angin muson barat, dan angin muson timur. Angin muson barat merupakan Angin yang bertiup pada periode Bulan Oktober - April .Angin ini bertiup saat matahari berada di belahan bumi selatan, yang menyebabkan benua Australia musim panas, sehingga bertekanan minimum dan benua Asia lebih dingin, sehingga tekanannya maksimum. Pada periode ini, Indonesia akan mengalami musim hujan akibat adanya massa uap air yang dibawa oleh angin ini, saat melalui lautan luas. Angin muson timur merupakan angin yang bertiup pada periode Bulan April - Oktober. Angin ini bertiup saat matahari berada di belahan bumi utara, sehingga menyebabkan benua Australia musim dingin dan bertekanan maksimum dan Benua Asia lebih panas dan bertekanan minimum. Pada periode ini, Indonesia akan mengalami musim kemarau akibat angin tersebut melalui gurun pasir di bagian utara Australia yang kering dan hanya melalui lautan sempit. Secara lokal, faktor seperti letak gunung dalam suatu wilayah akan mempengaruhi intensitas curah hujan di wilayah tersebut. Curah hujan yang berada di bagian barat dari sebuah gunung akan 2 lebih tinggi dibandingkan di bagian timur gunung tersebut. Curah hujan merupakan salah satu dari anasir iklim yang pengaruhnya paling besar dibandingkan anasir iklim lainnya. Sistem Informasi Geografi (SIG) merupakan suatu system berbasis computer yang mempunyai kemampuan untuk menangani data yang bereferensi geografi, yaitu pemasukan data, manajemen data, manipulasi dan analisis serta keluaran (Arronof, 1989 dalam Barus dan Wiradisastra, 2000). Analisis SIG dapat digunakan untuk berbagai kepentingan selama data yang diolah memiliki referensi geografi atau keruangan. Salah satu aplikasi SIG adalah dalam pemetaan zona iklim dan pembuatan peta isohyet curah huan bulanan. Pemanfaatan SIG dilakukan karena SIG merupakan suatu alat dengan system computer yang mempunyai kemampuan dalam menginterpolasi titik sehingga terbentuk suatu garts kontur. Menurut Anon (2003) pemanfaatan SIG didasarkan pada analisis keputusan yang membutuhkan system referensi geografi dunia nyata dalam bentuk format digital, dimana hal ini disebabkan oleh system geografi dunia nyata terlalu kompleks untuk dikembangkan sehingga harus disederhanakan. Penyederhanaan ini dalam bentuk pemetaan suatu wilayah dimana data spasial dan informasi atribut diintegrasikan dengan berbagai tipe data dalam suatu analisis (Indrawati, 2002). 1.2.Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mencirikan iklim di pulau kecil, khususnya Pulau Lombok dan menganalisa sensitifitas iklim di pulau kecil serta melihat pengaruh iklim terhadap produksi palawija ( jagung dan kedelai). 1.3. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan manfaat bagi banyak pihak, agar dapat melihat jenis iklim di pulau kecil dan pengaruhnya terhadap produksi palawija. 3