ILMU ALAMIAH DASAR ALAM SEMESTA , TATA SURYA DAN BUMI KELOMPOK 3 : AYU NURVITA TRI RETNAWATI DWITA AMELIA SLAMET WIDODO ANWAR ASWARI 201414500773 201414500844 201414500911 201414500878 201414500941 1. ALAM SEMESTA DAN TATA SURYA a. Teori Terbentuknya Alam Semesta Pengertian alam semesta mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos. Mikrokosmos adalah benda – benda yang mempunyai ukuran yang sangat kecil, misal atom , electron , sel amuba dan sebagainya . sedang makrokosmos adalah benda- benda yang mempunyai ukuran yang sangat besar , misalnya bintang , planet , galaksi . Manusia adalah makhluk Tuhan yang berakal budi dan sebagai penghuni alam semesta selalu tergoda dengan rasa yang ingin tahunya untuk mencari penjelasan tentang makna dan dan hal - hal yang diamati . Dengan diperolehnya berbagai pesan dan beraneka raga, cahaya dari benda – benda langit yang sampai kebumi maka timbullah beberapa teori yang mengungkapkan tentang terbntuknya alam semesta . Teori tersebut dikelompokan menjadi : 1. Teori Keadaan Tetap ( Steady – state theory ) Teori ini berdasarkan prinsip kosmologi sempurna yang menyatakan bahwa alam semesta Dimanapun dan bilamanapun selalu sama .Berdasarkan prinsip tersebut alam semesta terjadi pada suatu saat tertentu yang telah lalu dan segala sesuatu di alam semesta selalu tetap sama walaupun galaksi – galaksi salig bergerak menjauhi satu sama lain . Teori ini ditunjang oleh kenyataan bahwa galaksi baru mempunyai jumlah yang sebanding dengan galaksi lama . 2. Teori Dentuman Besar ( Big- bang theory ) Teori ini berlandaskan dari asumsi adanya massa yang sangat besar , karena adanya reaksi inti kemudian meledak dengan hebat . Massa tersebut kemudian mengembang dengan sangat cepat menjauhi pusat ledakan . Menurut teori ini ada beberapa massa yang penting selama terjadinya alam semesta , yaitu : Masa batas dinding Planck Yaitu masa pada saat ala semesta berumur 10¯43 detik berdasarkan hasil perhitungan panck. Massa Jiffy Yaitu masa pada saat alam semesta berumur 10¯23 detik , dengan jari – jari alam semesta 10¯13 cm dengan kerapatannya 10¯55 kali kerapatan air . Massa Quark Yaitu masa pada saat alam semesta berumur 10¯4 detik . Masa pembentukan Lipton Yaitu masa pada saat alam semesta berumur setelah 10¯4 detik . Masa Radiasi Yaitu masa alam semesta berumur 1 detik sampai satu juta kemudian pada saat terbentuknya fudi hydrogen menjadi helium mempunyai suhu 10¯9 derajat Kelvin . Pada saau usia alam semesta berumur 10¯5 sampai 10¯6 tahun mempunyai suhu 3000 derjat Kelvin . Masa Pembentukan Galaksi Yaitu pada saat usia 4,6 X 10¯9 tahun . b. Teori Terbentuknya Galaksi dan Tata Surya Menurut Fowler , 12 ribu juta tahun yang lalu Galaksi kita ini tidaklah seperti dalam keadaan seperti sekarang ini . Ia masih berupa kabut gas hydrogen yang sangat besar sekali yang berada di ruang angkasa . Galaksi . Berdasarkan apa yang nampak dari hasil pengamatan , dapat kita bedakan adanya tiga macam galaksi , yaitu : a. Galaksi berbentuk spiral b. Galaksi berbentuk elips c. Galaksi berbentuk tak beraturan Bima Sakti . Induk dari matahari kita adalah galaksi Bima Sakti atau Milky Way, Bima Sakti mempunyai bentuk spiral . etangga terdekat dari Bima Sakti galaksi Andromeda yang juga berbntuk spiral dan jauhnya 870.000 tahun cahaya ( cahaya bergerak dengan kecepatan 300.000 km/detik , jadi tahun cahaya berjarak 300.000 x 365¼ x 24 x 60 x 60 km = 10¹³ km ) . Bulatan – bulatan yang terletak di bawah dan di atas galaksi adalah kumpulan – kumpulan bitang ( globural ). Bima Sakti memiliki kurang dari 100 ribu juta bintang . 1. Hipotesis Nebural Hipotesis ini dikemukakan pertama kali oleh Laplace pada tahun 1796 . ia yakin bahwa system tata surya terbentuk dari kondensasi awan panas atau kabut yang sangat panas. Pada saat kondensasi tersebut ada sebagian yang terpisah dan merupakan cincin yang mengelilingi pusat . Pusatnya itu menjadi sebuah bintang atau matahari . 2. Hipotesis Planettesimal Dikemukakan pertama kali oleh Chamberlin dan Moulton . Hipotesis ini bertitik tolak dari pemikiran yang sama dengan teori Nebural yaitu system tata surya ini terbentuk dari kabut gas yang sangat besar yang berkondensasi . Kabut gas dari bintang lain itu sebagian terpengaruh oleh daya tarik matahari kita dan setelah mendingin terbentuklah benda – benda yang disebut planettesimal . Planettesimal merupakan benda – benda kecil yang padat . Hal ini disebabkan oleh tekanan akibat akumulasi dan massanya . Teori ini dapat menjawab pertanyaan mengapa ada satelit – satelit pada Jupiter maupun pada Saturnus yang mempunyai orbit berlawanan dengan planet- palnet . 3. Teori Tidal Teori ini di ungkapkan pertama kali oleh James dan Harold Jeffreys pada tahun 1919. Menurut teori ini planet itu merupakan percikan dari matahari yaitu seperti percikan matahari yang sampai kini masih Nampak ada. Percikan tersebut disebut “ Tidal”. c. Sistem Tata Surya Kesamaan dan Kelainan Sembilan bulan planet yang mengililingi matahari pada hakikatnya merupakan dunia tersendiri , dengan beberapa ciri khas. Dilihat dari segi kemanusiaan , bumilah yang paling khas , karena mampu mengemban kehidupan dan mahkluk teknologi. Sampai saat ini diduga tidak ada Homo Sapiens . Manusia Pemikir , di lingkungan planet lain ( mahkluk jenis lain ) mungkin saja hidup di planet Mars atau Venus , artinya dapat berkembang atau bermetabolisme. Secara kelompok, planet di dalam tata surya kita ini dapat terbagi dalam dua golongan kecil : 1. Planet Kecil ( kerdil ) Termasuk ke dalam keluarga ini ialah Merkurius, Venus, Bumi dan Mars. Golongan ini kebetulan menempati lintasan yang dekat dengan matahari, dibanding dengan lintasan golongan kedua. Ciri umumnya ialah, garis tengahnya kecil, tetapi padat. Rapat masa rata-ratanya terletak antara 4,2 – 5,5 gram setiap sentimeter kubik; biasanya tidak berlapiran angkasa tebal,bahkan Merkurius sama sekali tidak diselimuti angkasa. 2. Planet Raksasa Terdiri dari Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus lintasannya jauh dari Matahari. Garis tengahnya jauh lebih besar disbanding dengan golongan pertama. Garis tengah Jupiter, umpamanya 17 kali tengah bumi . Rapat masa sangat rendah, misalnya Saturnus, antara 0,7 – 1,6 gram setiap sentimeter kubik, lebih rendah daripada rapat air. Ketiadaan planet besar di dalam ruang asteroid pernah menimbulkan banyak perdebatan sampai pada tahun 1801. Pada tahun itu seorang astronot Italia, Piazzi, menemukan asteroid Ceres. Benda yang garis tengahnya hanya 750 kilometer itu terlalu kecil. Kemudian ternyata, bahwa asteroid merupakan keluarga besar banyaknya sekitar 100.000. Planet Pluto, yang terdapat pad jarak 40 kali lebih daripada jarak matahari – bumi, seharusnya merupakan dunia gelap, dingin dan masih asing bagi pengetahuan astronomi dewasa ini. Planet, selain berovolusi ( beredar mengelilingi titik pusat gravitasi, yang dalam hal ini matahari ) . Adonan dasar zat yang ditemui pada semua planet mungkin sama, tetapi ramuan bisa berbeda karena keadaan ( kondisi ) fisik yang berbeda. Hidrogen di bumi diteui kebanyakan bersenyawa dengan oksigen, membentuk air. Di angkasa planet Jupiter, hydrogen ditemui sebagai senyawa dengan karbon dan nitrogen. Kalu sejak dulu telah diduga, Merkurius tak dapat menahan angkasas maka pengamatan Mariner -10 pada tahun 1974 hanya membenarkan dugaan tersebut. Pada ¾ jarak, jarak rata-rata matahari bumi, terdapat planet berangkasa tebal, Venus, sering disebut saudara kembar Bumi, tetapi lapisan angkasa Venus cukup tebal, dan sebagian besar dari C02. Ada petunjuk bahwa disana tidak terdapat C0, tetapiuap air, nihil,. Krena C02 –lah penyusun utama, menyebabkan angkasa planet itu memperoleh efek “rumah semai” (greenhouse) yang menyebabkan suhu dari permukaan. Warna Vebus yang menyala merupakan petunjuk bahwa daya pantul lapisan angkasa Venus yang teratas tinggi sekali. Ini merupakan gejala yang menarik. Penyelidikan spektroskopi menunjukan angkasa planet Jupiter ini mengandung senyawa C, H, dan N. Amoniak (NH3) dan metana (CH4) merupakan xat yang spektrumnya terlihat kuat. Walaupun begitu seluruh amoniak disitu barangkali hanya mencapai 6 x 10 ²º gram atau hanya 1/10.000 juta masa seluruh planet. Planet terjauh dan terakhir ditemukan secara teleskopi ialah Pluto dari planet ini matahari hanya terlihat sebagai cahaya lilin., dan oleh karena itu Pluto adalah dingin dan gelap . Pluto merupakan planet terakhir yang semula ditemukan secara perhitungan (1930) dan baru kemudian dilihat dengan teropong . Keseragaman dan Kebetulan Walaupun permukaan planet yang tampak maupun lapisan angkasanya berbeda satu sama lainnya., tetapi dinamika planet mempunyai kesamaan dan keseragaman yang khas, sehingga sukar di duga bahwa hal itu terjadi karena sesuatu kebetulan . Pergerakan planet dalam tata surya mempunyai beberapa ciri : 1. Arah gerak baik rotasi maupun revolusinya searah. Semua kea rah yang berlawanan dengan gerakan jarum jam, kalu dilihat dari kutub utara. 2. Bentuk lapisan planet mengelilingi matahari ataupun satelit mengelilingi planet hampir menyerupai lingkaran. Yang mengingkari hokum ialah Merkurius dan Pluto, yang masing – masing mempunyai keeksentrikan 0,206 dan 0,247 . 3. Selain lintasannya yang sepusat (konsentrasi) semua lintasan tesebut terdapat pada bidang edar yang satu dengan lainnya hampir berhimpitan. Dari garis besarnya berbagai pemikiran tersebut dapat digolongkan jadi dua hal utama : 1. Teori yang mengemukakan asal dan pembentukan planet dalam hubungannya langsung dengan kelahiran matahari. Proses pembentukan itu terjadi sekaligus maupun berurutan. 2. Teori yang mengemukakan kehadiran planet di sekeliling matahari baru terjadi setelah matahari jadi bintang biasa (normal) dan mantap. Ke dalam golongan ini termasuk aliran yang mengatakan bahwa : a) Materi pembentuk palnet berasal dari terlemparnya materi matahari sendiri atau materi bintang tersebut. b) Materi dasar pembentuk planet terkumpulnya dari materi antar bintang yang terseret oleh matahari dalam perjalanan hidupnya yang mengelilingi pusat galaktika. 2. BUMI a. Hipotesis Kejadian Bumi Masalah yang terbesar yang mengganggu para ahli piker adalah bagaimana sebenarnya bumi ini tercipta. Pada permulaan abad ke-18 di daerah sebelah timur Mesopotamia, yang kini dikenal sebagai Negara Irak, para ahli Archeologi menemukan sisa tulisan pada tanah liat. Ternyata tulisan itu memuat antara lain tentang kejadian bumi. Cerita tentang adanya banjir besar zaman Nabi Nuh, juga terdapat tulisan itu. Hal itu sangat sesuai dengan cerita – cerita dalam kitab suci. Pelopor perubahan ke zaman penelitian, Copernicus Keppler, Galileo dan Newton, membawa pandangan baru dalam meninjau system tata Surya. Teori Newton tentang gravitasi, mendorong para ahli unutk mengajukan hipotesis kejadian bumi denga dasar ilmiah. 1. Hipotesis Kabut dari Kant dan Laplace Immanuel Kant (1755) dari Jerman, dalam bukunya “Al gemeine Naturgeschichte und Theorie des Himmels nach newtonischen Grundsatzen behandelt “, mencoba mengemukakan pikiran tentang kejadian bumi . Matahari berputar kencang, dan di khatulistiwanya memiliki kecepatan linear paling besar ; sehingga terlepaslah fragmen – fragmen. Piere de Laplace (1796) sarjana Prancis, seorang filosof dan ahli matematika, mengemukakan pula adanya kabut, meskipun sama sekali tidak kenal dengan Kant, ia beranggapan bahwa kabut asal itu telah berputar dan pijar. Massa asal matahari itu disebut nebula, sehingga hipotesis ini disebut hipotesis nebula. Karena Kant dan Laplace serupa dalam mengemukakan hipotesisnya, maka disebutlah hipotesis nebula dari Kant Laplace. 2. Hipotesis Palanetesimal Chamberlian dan Moulton masing – masing ahli Geologi dan ahli Astronimi, kirakira seratus tahun setelah Kant dan Laplace, mengejutkan hipotesis Planetesimal. Maka beranggapan adanya matahari asal yang didekati oleh duatu bintang besar yang sedang beredar, maka terjadilah Tarik menarik sesuai dengan hokum Newton. 3. Hipotesis Pasang Surut Gas Dikemukakan oleh Jeans dan Jeffries (1930) sebagian menyokong hipotesis planetesimal, sambil memperbaiki keberatan – keberatannya. Mereka berfikir adanya bintang besar yang mendekat, kira – kira seperti bulan dengan bumi, yaitu bulan memnyebabkan adanya pasang dan surut lautan. b. Susuna Lapisan Bumi Bahwa bumi berlapis – lapis telah banyak disebut orang. Sesuai dengan hipotesis Kant – Laplace, bahwa bumi kemudian mendingin di sebelah luar sedang di dalam masih panas. Dengan majunya penelitian gempa ( Seismologi ) oleh alat yang disebut seismograf, dapatlah diteliti lapisan bumi secara tidak langsung. Prinsip penilitian adalah anggapan bahwa getaran yang merambat melalui kedalaman bumi, hasil grafnya tergantung kepada material yang dilaluinya. Hasil penelitian unu menunjukan bahwa memang bagian dalam ini tidaklah homogen, akan tetapi terdapat lapisan- lapisan. Bidang diskontinyu yang pertama pada kedalaman 60 Km, disebut bidang diskontinyu dari Mohorovicik, nama penemunya, kemudian pada kedalaman 1.200 Km dan 2.900 Km. Pada bagian paling dalam terdapat bola dengan jari- jari 3.500 Km, yang disebut inti bumi ( Barysfer ). Suess dan Wiechert (1919), membagi lapisan bumi sebagai berikut : 1) Kerak Bumi, tebalnya 30-70 Km, terdiri batuan basal dan acid (basa atau pH tinggi, dan acis atau asam pH rendah ). Massa jenisnya (massa jenis air = 1) kira –kira 2.7 mengandung banyak Silikat dan Aluminium. Berbagai endaan mineral organic, yaitu berasal dari organisme =, misalnya batubara, minyak bumi, kapur, mungkin berada di tempat tinggi karena kerjaan gaya – dalam daripada bumi. Batubara terjadi di rawa – rawa pada periode karbon, maka daerah batubara disebut facies rawa. Kapur terjadi di pantai tropis pada periode Kapur, 150 juta tahun yang lalu, maka daerah kapur disebut facies neritis. Sedangkan daerah minyak disebut facies lautan, karena minyak dianggap berasal dari organisme lautan. 2) Selubung bumi, atau sisik silikat (Si), tebalnya 2.200 Km, massa jenisnya 3,6-4. Selubung bumi bersama kerak bumi disebut Lithosfera. 3) Lapisan Chalkosfera, tebalnya 1.700 km, massa jenisnya 6,4 terdiri dari oksida besi dan sulfide besi. 4) Inti bumi, atau Barisfera, merupakan boal dengan jari-jari 3.500 Km, massa jenisnya 9,6 terdiri dari besi dan nikel. Kuhn dan Pittman (1940) mengemukakan bahwa sesungguhnya bumi berasal dari material matahari . Yaitu terdiri sebagian besar dari Hidrogen . Karena tekanan dalam inti bumi sangat besar, maka atom-atom Hidrogen bersifat padat. Holmes (1936) , membagi kerak bumi sebagai berikut : a) Bagian atas setebal 15 Km, massa jenisnya 2,7 dan disebut magma-granit. b) Lebih ke dalam tebalnya 25 Km , massa jenisnya 3,5 dan di sebut magma-basal. c) Bagian terbawah kerak bumi, setebal 20 Km, massa jenisnya 3,5 dan disebut magma-peridotit dan eklogit. Wiechert (1910) , mengemukakan bahwa pada pokoknya bagian Lithosfera terdiri Silikat dan Aluminium (Si, Al atau Sial) lebih ringan dan terutama menempati kontinen. Wagner (1930) mengajukan hipotesis Continental drift (perkisar benua). Tebal tiap lempeng kerak bumi ini adalah kira-kira 80 Km. Kecepatan gerak relative lempeng-lempeng ini berkisar antara 1 cm sampai 13 cm setahun. Meskipun menurut ukuran manusia kecepatan ini sangat kecil, namun dilihat dari kacamata Geologi, sangat berarti, karena gerak 5 cm setahun misalnya dalam satu juta tahun dapat menghanyutkan suatu benua sejauh 50 Km kea rah jurusan tertentu. Lempeng-lempeng kerak bumi ini dilapiskan yang satu dengan yang lain oleh batas lempeng yang geraknya dapat bersifat divergensi, konvergensi atau shear (gesekan). Batas lempeng ini adalah sangat labil dan ditandai oleh gunung api yang aktif serta kegempaan yang tinggi. c. Atmosfer, Hidrosfer dan Lithosfer Atmosfer Bumi dikelilingi oleh selimut gas yang disebut udara atau atmosfer. Tebal lapisan udara secara pasti belum dapat diketahui. Tetapi para ahli berpendapat, pada jarak 100 Km di atas permukaan bumi yang masih terdapat udara. Kalau dibandingkan dengan jari-jari bumi yang 60.000 Km, maka tinggi lapisan udara yang 100 Km tersebut, hanya 1/600 jari-jari bumi. Ada lapisan dalam atmosfer. 1. Yang dekat dengan permukaan bumi setebal ± 10 Km disebut troposfer. 2. Lapisan di atas troposfer disebut Stratosfer. Troposfer mempunyai susunan gas seragam, hal ini disebabkan karena adanya angin yang vertical, maupun horizontal. Susunan gas dalam troposfer : 78% zat lemas 1% gas oxigin 0,0% asam arang. Selain gas yang terdapat di troposfer tersebut terdapat juga : a) Uap air yang % nya tidak tetap, jumlah tersebut tergantung pada tempat dan waktu. b) Benda bukan gas yaitu debu berfungsi sebagi inti kondensasi. Sebab uang air di udara akan mengalami kondensasi menjadi titik-titik air berupa awan, kalu tidak ada inti kondensasi. Apabila udara kerawan, panas matahari yang diterima bumi hanya berkisar 40%, Sedangkan apabila udara bersihdari awan, panas matahari yang diterima bumi dapat mencapai sekitar 64% - 69%. Di lapisan bawah (0 sampai 4 Km) dekat dengan permukaan bumi, temperaturnya sangat di pengaruhi bumi, pada lapisan ini masih berlaku ketentuan bahwa setiap naik ke atas 100 Km, temperatur akan turun 1º C. Lapisan 1 ini masih banyak terdapat uang air. Jumlah uang air di udara tidak tetap, makin tinggi temperaturnya makin banyak Kandungan uap air di udara. Ada dua cara untuk menyatakan uang air di udara, yaitu : a) Basah Absolut Yaitu banyaknya uap air (dalam garam) yang terdapat dalam 1 m³ udara. b) Basah Relatif Yaitu perbandingan antara banyaknya uap air di udara (terhitung gram 1 m³ udara) dengan banyaknya uap air apabila udara tersebut pada temperatur yang bersangkutan jenuh dengan uap air. Apabila awan yang terdiri dari titik-titik air berkumpul sehingga titik-titik air tersebut menjadi satu dan merupakan tetesan –tetesan air yang lebih besar dan lebih berat, dan kemudian jatuh ke bumi, maka peristiwa di atas disebut hujan. Hujan salju terjadi terjadi apabila uap di udara terus naik ke atas sehinggan mencapai temperature lebih kecil dari 0º C, maka uap air tersebut akan mengkristal. Hujan Es Berbeda Dengan Hujan Salju. Hujan salju yang jatuh adalah Kristal-kristal es, tetapi hujan es yang jatuh ke bumi memang butiran-butiran es yang cukup keras dan sering menimbulkan kerusakan. Secara garis besar dapat diterapkan sebagai berikut : Awan yang karena letaknya sangat tinggi, temperaturnya dapat jauh di bawah 0º C, maka sebagian awam tersebut membeku dan terus dibawah angina naik ke atas lagi sehingga temperature turun lebih rendah lagi jauh ke bawah 0º C, dengan demikian keseluruhan awan menjadi gumpalan es. Uap air, temperature udara, tekanan udara dan hujan, apakah hujan es maupun salju ; Semuannya merupakan peristiw-peristiwa/ kejadian-kejadian di atmosfer. Hal tersebut akan menimbulkan adanya iklim serta cuaca di suatu daerah. Iklim : adalah peristiwa-peristiwa dalam atmosfer di suatu daerah untuk periode waktu yang panjang. Disebut juga, merupakan rata-rata cuaca periode panjang. Ilmu yang mempelajari iklim, tersebut Klimatologi. Cuaca : adalah perubahan keadaan udara di suatu tempat pada suatu saat. Ilmu yang mempelajari cuaca disebut Meteorologi. Hidrosfer Yang termasuk hidrosfer adalah semua bentuk air yang ada di atas muka bumi. Yang terbesar adalah samudera dan lautan. Dikatakan bahwa perbandingan antara samudera dan daratan berkisar antara 72% dan 28%. Artinya 72% muka bumi air sedangkan 28% berupa daratan. Kita semua tahu bahwa di daratan masih terdapat : danau , sungai dan rawa-rawa. Dasar laut dan samudera tak ubahnya seperti relief di muka bumi, dengan bagian sebagai berikut : Shelf: Dasar samudera di sepanjang pantai yang diu dalamnya rata-rata 200 m . Daerah ini merupakan daerah yang kaya ikan. Plat : seperti Shelf tetapi daerahnya meluas dan kedalaman rata-ratanya 200 m. Daerah ini juga kaya ikan. Trog : adalah lembah yang dalam dan memanjang di dasar laut. Gerakan laut disebabkan oleh berbagai faktor : a. Adanya angin yang bertiup b. Adanya perbedaan kadar garam c. Adanya perbedaan berat jenis air laut d. Adanya perbedaan pasang naik dan pasang surut Litosfer Berdasarkan cara terjadinya bantuan dapat dibedakan 3 jenis bantuan : a) Batuan Beku Batuan ini terjadi secara langsung dari pembekuan magma yang terdiri dari mineral yang belum menunjukan struktur tertentu. Misalnya: Batuan andesit yang bnayak digunakan untuk pengerasan jalan. b) Batuan Sedimen Batuan sedimen dapat terjadi karena pendapatan bahan organis, seperti tumbuhtumbuhan. Misalnya: Batuan kapur. c) Batuan Metamorf Batuan ini merupakan perubahan batuan beku dikarenakan perubahan temperature atau tekanan. Berdasarkan tempat terjadinya maka batuan penyusutan litosfer dapat dibedakan atas: a) Batuan intrusif: terjadi di bagian dalam,jauh dari permukaan bumi. b) Batuan ekstrusif: terjadi di dekat permukaan bumi,atau di luar permukaan bumi. c) Batuan hypoobisis: terjadi dalam gang atau saluran-saluran kulit bumi. Bagian luar dari bumi lapisan batuan yang disebut lithosfer. Karena adanya peristiwa diferensiasi, terbentuklah lapisan SIAL dan lapisan SIMA. SIAL merupakan bagian teratas dari kerak bumi yang terdiri dari Silcia dan Aluminium (SIAL). Sedangkan SIMA merupakan bagian bawah dari SIAL, yang terdiri dari Silicia dan Magnesium (SI-MA). Kedua lapisan di atas merupakan lithosfer. d) Cuaca Cuaca merupakan suatu seni rakyat yang terutama dipraktekkan oleh pelaut, petani, pemburu, dan nelayan. Unsur cuaca: Semua keadaan cuaca berawal pada empat unsur pokok yang saling mempengaruhi, yaitu: 1) Matahari, yang merupakan sumber cahaya dan kehidupan yang energi radiasinya menentukan keadaan atmosfer. 2) Bumi, dengan geometri hanya menentukan ciri-ciri cuaca serta iklim. 3) Atmosfer bumi (berasal dari kata Yunani, atmos – uap, dan sphaira – bola) yaitu selimut gas yang memodulasikan radiasi matahari (mengubah panjang gelombangnya hingga menjadi radiasi yang tidak mematikan) dalam perjalanannya ke bumi. 4) Faktor lain yang menentukan cuaca yaitu bentuk permukaan alam dan bentuk geofisika bumi gunung, lembah samudera, tudung es, gurun, danau dan sungai yang mengolah banyak keadaan atmosfer dalam perputaran abadinya. Angin Hakikat cuaca ialah perubahan. Dalam beberapa menit laut yang tenang kemilau dapat mengubah suatu hari yang menyenangkan pada ahkir musim gugur menjadi awal musim dingin yang menggigil. Dari hari ke hari atau dalam perubahan musiman yang lebih panjang, manusia dapat tertimpa banjir, atau kekeringan dapat digembirakan oleh hijan atau embun pagi. Kelembaban udara Kelembaban udara diperlukan oleh peramal cuaca, yang dimaksud dengan kelembaban udara ialah perbandingan jumlah uap air dan udara dengan jumlah uap air yang dapat dimuatnya pada suhu dan tekanan tertentu. Aat yang dipergunakan untuk mengukur kelembabab udara disebut hygrometer.