TANIN OLEH: REZQI HANDAYANI, M.P.H.,APT Tannin berasal dari bahasa Prancis “tanin” suatu senyawa yang bersifat “tanning” yang dapat dipergunakan untuk menyamak kulit hewan dari suatu senyawa organik yang natural. Ada juga yang mengatakan berasal dari bahasa German kuno yang tinggi (Old High German) “tanna” artinya pohon cemara yang merupakan sumber atau asal-usul suatu senyawa yang bisa dipakai untuk menyamak kulit hewan Tannin bisa didapatkan hampir di semua bagian tanaman tertentu, yang berfungsi untuk bertahan hidup, di tanah (soil) diyakini sebagai pengendali proses siklus Nitrogen, sedangkan keberadaannya dalam air menyebabkan adanya perubahan warna dan rasa yang menyebabkan tidak aman untuk diminum STRUKTUR KIMIA TANIN TANIN suatu polifenol yang merupakan senyawa antara suatu metabolisme pada tanaman tingkat tinggi. Merupakan suatu ester dari Galloyl atau turunannya, yang terikat pada inti catechin dan triterpenoid (gallo-tannins, ellagitannins and complex tannins), bisa juga suatu oligomer dan polimer proanthocyanidins yang mempunyai substitusi flavanil yang berlainan (condensed tannins). PENGGOLONGAN TANIN Gallotannin Ellagitannin • dimana unit galloyl atau derivat “meta-depsidic” terikat pada poliol-,catechin-, atau triterpenoid. • sedikitnya dua unit Galloyl berpasangan dengan ikatan C-C dan tidak mengandung ikatan glikosidik unit catechin. Tannin kompleks • Tannin yang mempunyai unit catechin terikat dengan ikatan glikosidik pada gallotannin atau unit ellagitannin. Tannins terkondensasi • semua oligomer dan polimer dari proanthocyanidins yang terikat pada C-4 dari salah satu catechin dan dengan C-8 atau C-6 dari catechin yang lain EFEK FARMAKOLOGI 1. Anti bakteri (Antimicrobial activities) Corilagin dan Tellimagrandin meningkatkan aktivitas beta-lactam untuk Staphylococcus aureus yang resistan terhadap methicillin (MRSA). Oenothein B (macrocyclic ellagitannin dimer) juga dapat menekan pertumbuhan MRSA. Tellimagrandin I and rugosin B menurunkan minimum inhibitory concentrations (MIC) Okasilin (oxacillin) untuk MRSA. 2. Anti virus Dimeric ellagitannins oenothein B, coriariin A dan agrimoniin mempunyai efek anti-human immunedeficiency virus (HIV) yang poten. 3. Anti tumor Menghambat efek mutagenik dari karsinogen Ellagitannins dan polyphenols, seperti geraniin, mallotusinic acid, pedunculagin dan agrimoniin menghambat efek mutagenik dari Trp-P-1 dan MNNG. Polifenol ini juga secara langsung menghambat mutagen N-OH-Trp-P-2. Menghambat tumor promotor Ellagitannins, dan senyawa turunannya yang teroksidasi seperti, pentagalloylglucose dan epigallocatechin gallate (EGCG), menunjukkan efek hambatan terhadap promosi tumor, yang merupakan stadium kedua dari karsinogenesis kimia (chemical carcinogenesis). Penelitian tentang anti kanker yang akhirnya bertujuan sebagai pencegahan untuk terjadinya kanker telah dilakukan secara intensif pada ECGC dan menunjukkan nilai yang positif. (Lihat Gambar 2). Meningkatkan immun respon terhadap sel tumor. Oenothein B, woodfordin C, oenothein A, woodfordin D, dan woodfordin F dapat merangsang produksi interleukin 1 (IL-1) dari makrofag perifer manusia. 4. Sebagai anti hipertensi (obat tekanan darah tinggi) Tannin yang didapat dari ekstraksi beberapa herbal Cina dapat menurunkan tekanan darah dengan menghambat enzim ACE melalui beberapa mekanisme. Secara nonspesifik, dengan memisahkan kofaktor metal (Zn) dari enzim dan mengendapkan protein Dengan menghambat secara kompetitif nonspesifik Dengan menghambat secara nonkompetitif namun belum diketahui secara pasti (tiga dari lima flavan-3ols and 1,2,3,6-tetra-O-galloyl-h-D-glucose )4. Melalui hambatan ACE dan mekanisme lain Epigallocatechin-3-O-methylgallate dan 1,2,3,6-tetraO-galloyl-h-D-glucose dalam penelitian invivo menunjukkan efek yang lebih besar dari pada sebagai hambatan ACE dari Iepigallocatechin-3-Omethylgallate and 1,2,3,6-tetra-O-galloyl-h-Dglucose4. Coriariin A Epigallocatechin 3-O-methylgallate4 STEROID PENDAHULUAN Merupakan metabolit sekunder hewan / tumbuhan Asal usul biogenetik mengikuti pola reaksi pokok sama, menghasilkan kerangka dasar sama = SIKLOPENTANO PERHIDROFENANTREN 18 12 19 1 2 11 R3 9 A 3 10 5 B 13 C 8 7 4 H 6 R2 14 R1 20 17 D 16 15 PERBEDAAN JENIS STEROID DITENTUKAN SUBTITUEN R1, R2, dan R3 PERBEDAAN DALAM SATU KELOMPOK TERGANTUNG JUGA PADA : ♣ Panjang subtituen R1 ♣ Gugus fungsi subtituen R1, R2, dan R3 ♣ Jumlah dan posisi ikatan rangkap ♣ Jumlah dan posisi Oksigen ♣ Konfigurasi pusat asimetris inti dasar PENGELOMPOKAN DIDASARKAN ATAS EFEK FISIOLOGIS : Sterol, Asam-asam empedu, Hormon Seks, Hormon Adreno-kortikoid, Aglikon Kardiak dan Sapogenin KEGUNAAN KONTRASEPTIK, berperan dalam penanggu- langan masalah kependudukan bagi negara padat penduduk, esterogen dan progestin (mix) TERAPI PALIATIF TERHADAP KARSINOMA, kelenjar prostat; dietilbesterol, klorotianisen MENOPAUSE, fungsi ovarium menurun, sik-lus haid pada masih terjadi, tapi tidak teratur lagi, karena esterogen dan progesteron en-dogen menurun, terapi pengganti esterogen OSTEOPORESIS, hilang kompleks kal- sium fosfat & matriks protein sering sebabkan terjadi penipisan dan rapuh, fraktur : esterogen dapat membuat keseimbangan kalsium positif & reabsorpsi tulang menjadi minimal ENDOMETRIOSIS, progesterin oral & esterogen TEGANG PRAHAID, progesterin oral & esterogen ANCAMAN ABORTUS & ABORTUS HABITRALIS, progestin Amenore sekunder, progesteron & estra- diol benzoat Anabolik steroid, merangsang pertumbuhan badan, pemberian androgen le-bih kebutuhan fisiologis tidak menam-bah pertumbuhan disebabkan kadar normal androgen pria berlebih Antiinflamasi, kardiovaskuler, penyakit jiwa (sedatif & anastetik), kosmetik, antibiotik, hemostatik & antialergi