1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daging itik merupakan salah

advertisement
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Daging itik merupakan salah satu komoditi unggulan karena
mengandung berbagai zat gizi yang tinggi serta memiliki cita rasa yang
unik. Kandungan gizi yang terdapat pada daging itik cukup tinggi antara
lain kandungan protein 21,4%, lemak 8,2%, abu 1,2% dan nilai energi
15.900 kkal/kg. Produksi daging ternak unggas lokal secara langsung
dapat dilihat dari bobot, persentase karkas dan banyaknya proporsi bagian
karkas yang bernilai tinggi (Damayanti, 2003).
Karkas merupakan bagian tubuh unggas setelah dikurangi bulu,
darah, kepala, kaki dan organ dalam. Produksi karkas dapat dilihat dari
bobot tubuh, semakin tinggi bobot tubuh maka produksi karkas semakin
meningkat. Itik pedaging yang baik tidak hanya memiliki bobot potong
yang tinggi, tetapi juga harus memiliki persentase karkas yang tinggi.
Menurut Abubakar dan Nataamijaya (1999), bagian dada dan bagian paha
berkembang lebih dominan selama pertumbuhan apabila dibandingkan
pada bagian sayap, sehingga bagian dada pada karkas unggas termasuk itik
merupakan bagian yang memiliki nilai komersial tinggi.
Pakan yang berkualitas dan dalam jumlah yang optimal akan
berpengaruh baik terhadap karkas (Prabowo, 2007) karena jumlah nutrien
yang tersedi berbeda diantara pakan dan kualitas pakan yang tersedia
berhubungan dengan peningkatan atau penurunan konsumsi pakan,
sehingga hal ini dapat mempengaruhi produksi karkas (Soeparno, 2005).
Ikan lemuru (Sardinella lemuru) yang dikenal pula sebagai ikan Sarden,
merupakan salah satu jenis ikan laut yang mempunyai kandungan asam
lemak relatif tinggi terutama kandungan omega-3 (DHA dan EPA)
(Hendro 2011). Suplementasi L-karnitin dapat meningkatkan digestibilitas
pada ternak monogastrik. Dilaporkan bahwa suplementasi l-karnitin pada
babi lepas sapih dapat meningkatkan digestibilitas nutrien, memperbaiki
1
2
konversi pakan (Cho et al., 1998), menurunkan kandungan lemak karkas
(Owen et al., 1996).
Minyak ikan sering disebut sumber asam lemak tak jenuh rantai
panjang asal hewani atau sering disebut long chain poly unsaturated fatty
acid (LCPUFA). Ikan lemuru merupakan salah satu jenis ikan tropis yang
mengandung asam lemak omega-3 dalam jumlah ang cukup tinggi, karena
di alam ikan lemuru banyak memakan plankton-plankton dan micro alga
yang banyak memproduksi komponen asam lemak omega-3. Lemak ikan
mengandung energi dan asam lemak esensial (oleat, linoleat, linolenat)
serta asam-asam lemak tak jenuh rantai panjang lainnya. Minyak ikan
lemuru dapat dimanfaatkan dalam ransum itik untuk memenuhi kebutuhan
energi yang tinggi (Rusmana, 2008). Kandungan asam lemak yang tinggi
pada ikan lemuru diharapkan akan lebih efektif apabila kita padukan
dengan L-karnitin yang sesuai dengan pendapat Owen et al., 2001 dan
Blanchard et al., 2002 memiliki peran untuk mengoksidasi asam lemak
rantai panjang di dalam mitokondria yang menghasilkan energi metabollik.
Perpaduan dari kedua bahan tambahan pakan ini dimungkinkan akan
mampu memperbaiki karakteristik karkas itik lokal jantan. Nilai seekor
ternak ditentukan oleh persentase karkas, banyaknya proporsi bagian
karkas yang bernilai tinggi dan rasio antara daging dan tulang serta kadar
lemak, dengan naiknya nilai ekonomi ini otomatis keuntngan para peternak
itik akan meningkat.
B. Perumusan Masalah
Ransum yang dengan kualitas tinggi tentunya akan menambah
bobot potong dan persentase karkas yang akan meningkatkan keuntungan.
Karkas memiliki bagian yang memiliki nilai komersial paling tinggi yaitu
bagian dada karena dada memiliki persentase daging yang baik sehingga
bagian ini mempunyai harga jual yang tinggi dan peminat banyak. Tingkat
kualitas bahan pakan akan berbanding lurus dengan bobot potong dan
persentase karkas yang dihasilkan oleh ternak pengkonsumsi, karena pada
3
umumnya kedua hal tersebut akan dicapai dengan ransum yang memiliki
kadar protein dan zat aditif yang tepat.
Minyak ikan lemuru dapat dijadikan sebagai sumber asam lemak
tak jenuh majemuk omega-3 khususnya eicosapentaenoic (EPA) dan
docosahexaenoic acid (DHA). Minyak ikan lemuru memiliki kadar protein
dan asam lemak rantai panjang yang tinggi sehingga bisa diperkirakan
akan menghasilkan bobot potong, persentase karkas dan kandungan
daging yang berkualitas tinggi apabila ditambahkan dalam ransum itik
lokal.
L-Karnitin
berperan
pada
intermediary
metabolism
yang
diperlukan untuk mengoksidasi asam lemak rantai panjang di dalam
mitokondria yang menghasilkan energi metabollik (Owen et al., 2001 dan
Blanchard et al., 2002). Hingga saat ini belum ada informasi mengenai
penggunaan L-karnitin pada unggas khususnya untuk karakteristik karkas
itik. Sinergisme antara pemanfaatan minyak ikan lemuru dengan Lkarnitin diharapkan dapat memperbaiki karakteristik karkas itik lokal
jantan. Hasil dari penelitian ini diharapkan akan menjadi salah satu strategi
dalam optimalisasi pakan guna pencapaian produktivitas ternak yang
optimal sehingga akan memberikan pengetahuan besar dalam ilmu
peternakan.
C. Tujuan Penelitian
Mengkaji tentang pengaruh suplementasi minyak ikan lemuru dan
L-karnitin pada level yang berbeda dalam ransum itik lokal jantan terhadap
bobot potong, persentase karkas, persentase dada dan persentase lemak
abdominal pada karkas itik lokal jantan.
D. Manfaat Penelitian
Memberikan informasi dan pengetahuan tentang pemanfaatan
minyak ikan lemuru dan L-karnitin yang ditambahkan dalam ransum itik
lokal jantan.
Download