KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA STRATEGI KEBIJAKAN EKONOMI DAN PENINGKATAN EKSPOR DISAMPAIKAN DALAM RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 21 FEBRUARI 2017 CAKUPAN PAPARAN DINAMIKA EKONOMI STRATEGI KEBIJAKAN EKONOMI TANTANGAN PERDAGANGAN DAN UPAYA PENINGKATAN EKSPOR KUNCI SUKSES 2 3 DINAMIKA EKONOMI 4 1. Kondisi ekonomi global terkini dan isu-isu relevan SINYAL POSITIF DI TENGAH KETIDAKPASTIAN GLOBAL GDP Indonesia vs Dunia (%yoy) PDB Q4-2016 (%yoy) Indonesia AS 1,9% JEPANG 1,0% UNI EROPA 1,7% TIONGKOK 6,8% INDIA* 7,3% 6.17 Dunia 6.03 5.56 5.01 4.88 2.69 2.63 2014 2015 5.02 3.1 2.45 2.48 2012 2013 INDONESIA 4,94% 2011 2016 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (Juta US$) Risiko ketidakpastian masih membayangi, terutama oleh faktor berikut: Perlambatan Ekonomi Tiongkok Kebijakan Ekonomi dan Luar Negeri Presiden Terpilih Amerika Serikat Donald Trump Potensi Kenaikan Harga Minyak Dunia Pasca Kebijakan Pembekuan Produksi Negara OPEC Sumber: Bloomberg, BPS *Q3-2016 Gejolak Exodus Negara UNI EROPA 50000 140000 40000 116,361.53120000 30000 20000 100000 15,248.59 11,856.61 10000 215.12 12,088.87 -1,098.05 -7,324.73 80000 60000 0 40000 -10000 20000 -20000 0 -30000 2011 2012 Transaksi Berjalan Neraca Keseluruhan 2013 2014 Transaksi Modal Cadangan Devisa (RHS) 2015 2016 Transaksi Finansial 5 KEBIJAKAN BARU AMERIKA SERIKAT DAN PERKIRAAN IMPLIKASINYA Penciptaan Lapangan Kerja Baru dan Mendorong Pertumbuhan dengan Target 3.5% • • • Pajak: pemotongan PPH dari 35% menjadi 15-20% Moratorium regulasi baru dan deregulasi dari 75% regulasi yang ada Pembangunan oil pipeline: American pipes, American workers (mengurangi peraturan dan perizinan) Implikasi • • Volatilitas di sektor keuangan negara Emerging Market Suku bunga kemungkinan akan naik American First • • Kebijakan luar negeri AS selama ini dianggap tidak menguntungkan AS dan justru hilangnya pekerjaan untuk warga Amerika karena pindahnya produksi ke negara lain Proteksi: “Buy American and Hire American” – gunakan produk Amerika dan mempekerjakan tenaga kerja Amerika Implikasi • AS keluar dari TPP • Akan mengenakan bea masuk terhadap RRT (45%), dan Meksiko (36%) namun Amerika terikat dengan NAFTA (AS, Kanada, Meksiko) 6 PERGERAKAN HARGA KOMODITAS DAN PENURUNAN PERMINTAAN DUNIA Perkembangan Harga 3 Komoditas Pertambangan Periode 2014 - 2016 120 100 80 Coal 60 Crude Oil 40 Natural Gas 20 0 2014 2015 2016 Oct-Des 2015 Jan-Mar 2016 Apr-Jun 2016 Jul-Sep 2016 Oct-Des 2016 Oct-16 Nov-16 Des 2016 Sumber: Worldbank • Tren harga komoditas dunia seperti batu bara dan minyak bumi mulai meningkat sejak kuartal III-2016 dan terus berlanjut di kuartal IV-2016, namun permintaan dunia atas komoditas tersebut belum membaik. Oleh karena itu, diperlukan upaya hilirisasi guna meningkatkan nilai tambah produk. • Perlambatan ekonomi di negara mitra seperti Tiongkok, Jepang dan Inda menyebabkan penurunan permintaan atas produk unggulan ekspor Indonesia. oleh karena itu, diperlukan diversifikasi pasar ekspor ke pasar non tradisonal seperti Afrika dan Asia Tengah. 7 8 2. Perkembangan Ekonomi Indonesia FUNDAMENTAL EKONOMI INDONESIA MASIH TERJAGA Di tengah kelesuan ekonomi global, perekonomian Indonesia mampu tumbuh mencapai 5,02% secara kumulatif sampai dengan triwulan IV Tahun 2016. Inflasi terkendali dalam rentang target. Tingkat kemiskinan terus menurun. 17.57 18.00 Pertumbuhan PDB (% yoy) 13.00 7.00 6.50 6.00 5,01 5.50 4,88 umum Inti Administrated Price Volatile Food 10.88 8.00 4.13 3.00 3.49 3.35 5,02 5.00 30 Nilai Tukar Rp/US$ 14000.00 20 12000.00 2016 Rp[VALUE]/USD [CATEGORY NAME] - Rp[VALUE]/USD 10000.00 9000.00 5 8000.00 0 2009 Sumber: BPS, BI, Bloomberg 2010 2011 2012 2013 Jan Nov Sep Jul May Mar Nov Jan 2016 2017 Tingkat Kemiskinan (%) 2014 2015 Kota + Desa Kota Desa 15 10 2008 2015 25 13000.00 11000.00 Jul Jul 2014 Sep 2016 May 2015 Mar 2014 Jan 2013 Nov 2012 Sep 2011 May 2010 Jan Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Mar -2.00 4.50 10.7 2016 99 ISU POKOK EKONOMI DOMESTIK 140,000 Minyak Goreng Curah Rp / kg 100,000 Daging Sapi Rp / kg 80,000 Daging Ayam Broiler Rp / kg Telur Ayam Ras Rp / kg 60,000 Beras Medium Rp / kg 40,000 Cabe Merah Keriting Rp / kg Bawang Merah Rp / kg 20,000 0 Sep-16 Oct-16 Nov-16 Dec-16 Jan-17 Feb-17 Sumber: Kemendag Data Inflasi Bulanan Periode 2015-2017 1.20 1.00 0.80 0.60 0.40 0.20 0.00 -0.20 -0.40 Sumber: BPS Jan-17 Dec-16 Nov-16 Oct-16 Sep-16 Aug-16 Jul-16 Jun-16 May-16 Apr-16 Mar-16 Feb-16 Jan-16 Dec-15 Nov-15 Oct-15 Sep-15 Aug-15 Jul-15 Jun-15 May-15 Apr-15 Mar-15 -0.60 Feb-15 B. Pengendalian inflasi • Tingkat inflasi pada Januari 2017 mencapai 0,97% atau lebih tinggi dari Januari 2016 sebesar 0,51%. • Kenaikan ini didorong oleh naiknya biaya pengurusan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), tarif dasar listrik dan tarif pulsa telpon selular. • Faktor lainnya adalah kenaikan harga pangan pokok seperti cabai rawit. 120,000 Jan-15 A. Stabilisasi Harga Kebutuhan Pokok • Selama 6 bulan terakhir, beberapa komoditas pangan mengalami fluktuasi harga antara lain cabe merah keriting dan bawang merah. Beberapa faktor yang mempengaruhi harga yaitu: Tingginya permintaan di musim-musim tertentu, Perilaku para spekulan, Rantai distribusi yang panjang Biaya logistik yang tinggi (mencapai 24% dari total PDB) 10 PENINGKATAN BELANJA PEMERINTAH, EKSPOR DAN INVESTASI SWASTA MENJADI KUNCI PERTUMBUHAN Untuk mencapai pertumbuhan yang lebih tinggi di tengah melemahnya kondisi eksternal, dibutuhkan: Konsumsi berkelanjutan Perbaikan belanja pemerintah, dan Peningkatan Ekspor Peningkatan investasi swasta Saatnya membangun pondasi yang kuat untuk pertumbuhan ekonomi ke depan Pertumbuhan dan Distribusi Tahunan 2016 Share 2016 Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga 56.50 5.01 Konsumsi LNPRT 1.16 6.62 Konsumsi Pemerintah 9.45 -0.15 PMTDB 32.57 4.48 Ekspor 19.08 -1.74 Impor 18.31 -2.27 PENGELUARAN Rata-Rata Pertumbuhan 2011-2015 2016 < > < < < < 5.22 6.39 4.65 6.49 3.90 4.12 Hanya Konsumsi LNPRT yang pertumbuhannya di Tahun 2016 lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan 2011-2015. Pertumbuhan Nilai Ekspor Indonesia dengan Partner Dagang Utama sampai November 2016 Negatif kecuali AS, Tiongkok, dan Jepang Negara Amerika Serikat Tiongkok Jepang India Singapura Malaysia Korsel Thailand Belanda Australia Jerman Taiwan Italia Sumber: BPS, diolah Oktober'16 November'16 1297,6 1712,0 1144,2 981,8 742,7 530,9 417,8 424,6 277,9 179,2 235,3 187,7 123,2 1334,4 1812,2 1295,4 1068,2 675,0 553,4 427,9 413,9 339,2 223,0 222,7 222,1 142,6 % mtm 2,84 5,85 13,22 8,81 -9,11 4,26 2,41 -2,54 22,06 24,46 -5,35 18,28 15,71 % ytd 1,70 9,97 0,47 -16,05 -0,02 -6,47 -5,62 -1,47 -8,47 -10,81 -1,80 -32,25 -17,50 Share 2016 11,97 11,14 10,08 7,58 6,73 4,52 3,97 3,55 2,39 2,11 2,01 1,96 1,21 11 12 STRATEGI KEBIJAKAN EKONOMI TAHAPAN PEMBANGUNAN DAN ARAHAN KEBIJAKAN RPJPN 2005-2025 RPJM 3 (2015-2019) RPJM 2 (2010-2014) RPJM 1 (2005-2009) Menata kembali NKRI, membangun Indonesia yang aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik Memantapkan penataan kembali NKRI, mening katkan kualitas SDM, membangun kemampuan IPTEK, memperkuat daya saing perekonomian Memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif, perekonomian berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan IPTEK RPJM 4 (2020-2024) Mewujudkan masyarakat Indonesia yang maju, mandiri, adil, makmur melalui percepatan pembangunan di segala bidang dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif 13 1. REFORMASI KEBIJAKAN EKONOMI: Keberlanjutan fiskal yang membaik Defisit anggaran sebesar 2.41% dari PDB 2016 2017 URAIAN APBNP Outlook APBN PENDAPATAN NEGARA I Pendapatan Dalam Negeri 1. Penerimaan Perpajakan 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak II Penerimaan Hibah 1,786.20 1,784.20 1,539.20 245.1 2 1,582.90 1,580.90 1,320.20 260.7 2 1,750.30 1,748.90 1,498.90 250 1.4 BELANJA NEGARA I Belanja Pemerintah Pusat 1. Belanja K/L 2. Belanja Non-K/L Subsidi II Transfer ke Daerah dan Dana Desa Transfer ke Daerah 1 Dana Perimbangan 2 Dana Insentif Daerah 3 Dana Otsus dan Keistimewaan DIY Dana Desa 2,082.90 1,306.70 767.8 538.9 177.8 776.3 729.3 705.5 5 18.8 47 1,898.60 1,195.30 672 523.3 176.9 703.3 659.1 635.3 5 18.8 44.2 2,080.50 1,315.60 763.6 552 160.1 764.9 704.9 677.1 7.5 20.3 60 KESEIMBANGAN PRIMER -105.5 -126.4 -108.8 SURPLUS /DEFISIT Surplus/defisit dalam % PDB -296.7 -2,35 -315.7 2,50 -330.2 -2.41 296.7 315.7 330.2 PEMBIAYAAN Target penerimaan konservatif Belanja yang lebih baik Keberlanjutan Fiskal Stimulus yang berlanjut Sumber: Kemenkeu 14 ...pencapaian Amnesti Pajak di Indonesia Tertinggi Dibandingkan Negara Lain Namun Target Repatriasi Aset Masih di Bawah Ekspektasi Penerimaan Pajak dan Tax Ratio 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0 11.9 2013 11.4 12.2 10.7 2014 Komposisi Harta Realisasi Amnesti Pajak (Triliun Rp) Per 18 Jan 2017 10.9 14 12 10 8 6 4 2 0 Repatriasi, 141 2015 Penerimaan Perpajakan APBNP APBN 2017 2016 Tax Ratio % (RHS) Deklarasi LN, 1013 Rp4.314,- T Pencapaian Amnesti Pajak 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 25 Deklarasi DN, 3160 20 15 Australia India Spanyol Uang Tebusan (% PDB) Italia Chili Indonesia Deklarasi Aset (% PDB) - RHS 10 Dari target tebusan tax amnesty Rp165 5 Triliun, baru terealisasi Rp110 Triliun (66,7%). 0 Peran Dubes untuk membantu realisasi pencapaian Tax Amnesty melalui repatriasi . 15 ... dan terus memprioritaskan belanja infrastruktur Target infrastruktur 2017 Belanja infrastruktur terus meningkat Triliun Rupiah 450.0 Jembatan Bandara 815 km 9 km 13 bandara 25 Anggaran Infrastruktur 400.0 % Terhadap Belanja (RHS) 20 350.0 300.0 15 250.0 200.0 100.0 Rel Pelabuhan Laut 10 150.0 Terminal Bus 5 50.0 REFORMASI FISKAL • Pembiayaan defisit yang realistis • Kesediaan pembayaran • Dana Bergulir Lahan • Skema pembagian risiko REFORMASI INSTITUSIONAL • Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas • SMI dan IIGF • PPP Unit Kemenkeu 2017 2016 2015 2014 2013 2012 2011 2010 % 2009 0.0 Jalan 0 REFORMASI REGULASI Pembaharuan regulasi terkait PPP: • Kesediaan pembayaran • Pinjaman langsung • Akuisisi lahan 55 lokasi 550 km 3 Realokasi Belanja Subsidi dan Infrastruktur 392.0 387.3 2014 2016 186.0177.8 160.1 SUBSIDY 2015 2017 290.3 317.1 154.6 INFRASTRUCTURE Sumber: Kemenko, Kemenkeu 16 Perkembangan Pembangunan Infrastruktur Nasional Ketenagalistrikan Pelabuhan Target (2019): Pencapaian: 35 Giga Watt 195 MW beroperasi 8.215 MW konstruksi 9.790 MW Power Purchase Agreement (PPA) / belum mencapai financial close 10.844 MW proses pengadaan 7.640 MW proses penyiapan Irigasi Target (2019): Pencapaian: 834.225 Ha 2.808.816 Ha Bendungan Pencapaian: 1000 km (Kumulatif) 56 306 Rehabilitasi 3 Juta Ha Pengembangan Irigasi Tersier 3 Juta Ha Pengembangan Jalan Tol Target (2019): Pencapaian: Target (2019): 268 km Pencapaian: Target (2019): 32 (2 selesai, 22 konstruksi, 8 Ground Breaking) 65 (49 baru & 16 lanjutan) Bandara Jalur Kereta Api Target (2019): Target (2019): 3258 km (Kumulatif) Pencapaian Pencapaian: 15 5 487,7 km Sumber: Bappenas, Kemenhub, KPPIP September 2016 17 …Proyek Strategis Nasional (PSN) Indonesia Sentris: 225 proyek dan 1 Program Kelistrikan yang tersebar di seluruh Indonesia... Kalimantan Sulawesi 24 Proyek Rp380Triliun 28 Proyek Rp143 Triliun Sumatera 46 Proyek Rp 311Triliun Maluku & Papua 13 Proyek Rp48,1Triliun Lintas Region 9 Proyek (Contoh: Palapa Ring) 1 Program Kelistrikan Rp1270Triliun Jawa 89 Proyek Rp778 Triliun Bali & Nusa Tenggara 16 Proyek Rp9,1 Triliun ...dan mencakup 14 sektor JALAN KERETA 52 19 PROYEK PROYEK BANDAR PERTANIAN/ AIR KELAUTAN BERSIH 7 3 PROYEK PROYEK PELABUHAN PERUMAHAN ENERGI 17 13 3 PROYEK PROYEK PROYEK UDARA KAWASAN TEKNOLOGI BENDUNGAN PLBN SMELTER LISTRIK 10 25 3 60 7 6 1 PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROGRAM 18 2. PAKET KEBIJAKAN EKONOMI Untuk meningkatkan daya saing industri, daya beli masyarakat, investasi, logistik, ekspor, dan wisata. PENYEDERHANAAN REGULASI KEMUDAHAN BIROKRASI KEPASTIAN USAHA 204 TOTAL REGULASI 203 SELESAI PAKET I, 9 Sept „15 PAKET II, 29 Sept „15 PAKET III, 7 Oct ‟15 PAKET IV, 15 Oct „15 MENDORONG DAYA SAING INDUSTRI PROMOSI INVESTASI DAN DEVISA PERLUASAN AKSES PEMBIAYAAN DAN PENGURANGAN BIAYA PRODUKSI JAMINAN SISTEM PENGUPAHAN DAN PENGAMANAN PHK PAKET V, 22 Oct „15 PAKET VI, 6 Nov „15 PAKET VII, 7 Dec „15 PAKET VIII, 21 Dec „15 REVALUASI ASET DAN AKSES PEMBIAYAAN SYARIAH MENGGERAKKAN EKONOMI DI WILAYAH PINGGIRAN DAN KELANCARAN BAHAN BAKU OBAT INSENTIF PAJAK INDUSTRI PADAT KARYA DAN SERTIFIKASI TANAH KEPASTIAN USAHA DAN INVESTASI JASA PEMELIHARAAN PESAWAT TERBANG (MRO) PAKET IX, 27 Jan „16 PAKET X, 11 Feb „16 PAKET XI, 29 Mar „16 PAKET XII, 28 Apr „16 INFRASTRUKTUR LISTRIK DAN LOGISTIK KETERBUKAAN INVESTASI AKSES PEMBIAYAAN, DWELLING TIME, DAN INDUSTRI FARMASI/ALKES PENINGKATAN PERINGKAT EASE of DOING BUSINESS (EoDB) PAKET XIII, 25 Aug „16 PAKET XIV, 10 Nov „16 PERUMAHAN UNTUK MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH (MBR) PENETAPAN PETA JALAN E-COMMERCE (Menunggu penyelesaian Perpres) 19 Pengawalan Pelaksanaan Paket Kebijakan Ekonomi Melalui Pembentukan Satgas NO 1 Kampanye dan Diseminasi Kebijakan 4 Penanganan dan Penyelesaian Kasus 3 Evaluasi dan Analisa Dampak Percepatan dan Penuntasan Regulasi TUGAS 1. Kampanye dan Diseminasi Kebijakan Ekonomi • Kampanye, sosialisasi, diseminasi, publikasi, road show, business matching, CEO meeting, talk show/dialog dalam dan luar negeri. 2. Percepatan dan Penuntasan Regulasi Kebijakan Ekonomi • Menyelesaikan seluruh peraturan dan peraturan teknis yang diperlukan dalam pelaksanaan kebijakan deregulasi ekonomi. • Memastikan kepatuhan substansi dari peraturan yang diterbitkan. 3. Evaluasi dan Analisa Dampak Kebijakan Ekonomi • Memantau, menganalisa, dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan/regulasi serta dampak ekonomi (regulatory impact). • Mengkaji usulan deregulasi lanjutan. 4. Penanganan dan Penyelesaian Kasus • Menjadi saluran pengaduan pelaksanaan kebijakan deregulasi. • Menyelesaikan kasus-kasus yang berkaitan dengan pelaksanaan kebijakan deregulasi. 5. Unit Pendukung • Mendukung kegiatan Pokja dalam administrasi, keuangan, pelaporan. • Mengkoordinasikan substansi deregulasi antar K/L dan daerah. • Melakukan klinik bisnis dan PPC untuk uji publik dan efektivitas kebijakan. 2 Satuan Tugas Percepatan dan Efektivitas Pelaksanaan Kebijakan Ekonomi POKJA 20 3. KEBIJAKAN EKONOMI BERKEADILAN: Memberikan Equal Opportunity Kepada Seluruh Warga Negara Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis Bab VI: HAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN SERTA WARGA NEGARA Bagian Pertama: Hak dan Kewajiban Warga Negara Pasal 9 Setiap warga negara berhak memperoleh perlakuan yang sama untuk mendapatkan hak-hak sipil, politik, ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, tanpa pembedaan ras dan etnis. Equity / keadilan (mendapatkan apa yang dibutuhkan agar memperoleh kesempatan untuk memperbaiki kualitas hidup) adalah soal fairness, bukan hanya sekedar equality (kesamaan perlakuan). Yang Kecil/Lemah: • Individu (petani, nelayan, pedagang, miskin perkotaan, dsb.) • Kelompok usaha (mikro/kecil) • Daerah/Kawasan (tertinggal, terluar, terpencil, kumuh, dsb) Karena Situasi: • Aset terbatas atau nol • Kemampuan • Akses (tekonologi, pembiayaan, pasar, sarana/prasarana) • Diskriminasi Diatasi dengan Kebijakan Pemihakan antara lain : • Redistribusi • Hibah • Subsidi • Fasilitasi 21 KONFIGURASI KEBIJAKAN EKONOMI BERKEADILAN 10 1 4 FAKTOR KETIMPANGAN 2 1 Reforma Agraria 9 Pertanian (Landless Farmer) Vokasi, Entrepreneurship, Pasar Tenaga Kerja Pembiayaan & Anggaran Pemerintah 3 Ketimpangan penguasaan lahan dan tanah Perkebunan 10 PILAR 8 3 BERKEADILAN 7 5 6 Sistem Pajak Berkeadilan 4 Urban Poor & Perumahan Terjangkau Nelayan & Budidaya Rumput Laut Manufaktur & ICT Ketidakadilan dalam pasar tenaga kerja/kesempatan usaha 4 KEBIJAKAN EKONOMI KEBIJAKAN EKONOMI BARU BERKEADILAN Retail & Pasar 2 Lemahnya rantai nilai diantara sektor usaha Kebijakan tidak tepat sasaran *Asumsi 1 keluarga mendapatkan antara 1 – 2 Ha **Termasuk land bank 22 …program yang Diutamakan dalam 10 Sektor Kebijakan Ekonomi Berkeadilan 1. Lahan pertanian 2. Lahan perkebunan A. Lahan 3. Lahan untuk perumahan di kota dan pedesaan 4. Mensinkronisasikan kehutanan sosial ke dalam program reforma agraria Program yang Diutamakan dari Kebijakan Ekonomi Berkeadilan B. Sistem Pajak yang Berkeadilan Sistem Pajak dengan : i. Skema Progressive Land Value Tax ii.Skema Capital Gain Tax iii.Skema Idle Asset / Property Tax iv.Penggunaan pendapatan dari pajak berkeadilan untuk lahan pertanian & perkotaan v.Mendorong partisipasi pemilik lahan besar dalam tax amnesty 1. Pengembangan vokasional C. Vokasi/Kapasitas SDM 2. Peningkatan keterampilan sekolah berbasis agama 3. Nutrisi dan early childhood 2 23 24 TANTANGAN PERDAGANGAN DAN UPAYA PENINGKATAN EKSPOR Perkembangan Perdagangan Indonesia Ekspor (USD Miliar) Impor (USD Miliar) 203 177 190 192 Meskipun pertumbuhan ekspor impor masih negatif, surplus perdagangan semakin membaik, namun volume perdagangan relatif menurun 183 187 158 137 129 176 178 150 136 144 143 136 117 97 Surplus Surplus Surplus Surplus Defisit Defisit Defisit Surplus Surplus 8.3 19.7 22.2 26.1 -1.7 -4.1 -2.2 7.7 8.8 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Pertumbuhan Ekspor Impor Indonesia Seiring dengan Tren Pertumbuhan Harga Komoditas Global Nilai Ekspor (YoY) Nilai Impor (YoY) Indeks Komoditas Global (YoY) 27.71 AS 15 Jepang 14 14 China 10 Singapura 11.40 Jan Mar Mei Jul Sept Nov Jan Mar Mei Jul Sept Nov Jan Mar Mei Jul Sept Nov Jan Mar Mei Jul Sept Nov Jan Mar Mei Jul Sept Nov Jan Mar Mei Jul Sept Nov Jan 13.43 2011 2012 Sumber: BPS, CEIC, Bloomberg 2013 2014 2015 2016 2017 9 India Korea Selatan 6 Malaysia 6 Thailand 5 Philipina 5 Taiwan Total Ekspor Indonesia ke Negara Mitra Dagang Utama Indonesia (miliar USD) 3 2016* 2015 2014 *sd November 2016 25 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA: ekspor relatif melemah, impor barang konsumsi meningkat Pertanian Tahun (USD Miliar) 24.7 Tahun (USD Miliar) 5.17 5.57 5.73 5.77 3.73 3.44 2011 2012 2013 2014 2015 2016 29.7 Industri Pertambangan Pengolahan (USD Miliar) 122.19 116.13 113.03 117.33 108.60 109.76 Pertumbuhan Barang Ekspor (YoY) 34.67 31.35 31.18 22.86 19.46 18.15 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Tahun 2016, ada perbaikan ekspor industri pengolahan dan pertambangan sementara penurunan ekspor pertanian semakin dalam Barang Konsumsi Bahan Baku/Penolong Barang Modal (USD Miliar) (USD Miliar) (USD Miliar) 13.4 13.4 13.1 12.7 10.9 12.4 130.9 140.1 142.0 136.2 107.1 100.9 33.1 38.2 31.5 29.3 24.7 22.4 32.62 Tahun 2016, pertumbuhan impor Pertumbuhan bahan baku/penolong semakin meskipun Barang Impor (YoY) membaik pertumbuhannya masih negatif 34.04 23.01 15.24 7.78 3.3 3.8 2.9 7.8 -5.0 0.7 -0.6-2.7 -2.4 -9.1 Pertanian Industri Pengolahan Pertambangan 2011 2012 2013 0.59 -6.8 -7.8 -9.6 13.56 1.1 -15.0 0.12 Barang Konsumsi Bahan Baku/Penolong Barang Modal -3.59 -4.05 -5.73 -2.01 -14.13 -7.07 -17.36 -9.63 -15.58 -21.38 -26.7 2014 2015 2016 2011 2012 2013 2014 2015 2016 26 TREND EKSPOR KOMODITI UNGGULAN NO HS URAIAN 2011 2012 2013 (juta US$) 2014 2015 TREND(%) PERAN.(% 2011-2015 ) 2015 JAN-OKT 2015 2016 PERUB.(%) 2016/2015 PERAN.(%) 2016 1 15 LEMAK & MINYAK HEWAN/NABATI 21.655,0 21.299,0 19.224,0 21.059,0 18.658,0 -3,00 14,00 15.621,0 13.886,0 -11,00 13,00 2 27 BAHAN BAKAR MINERAL 27.444,0 26.407,0 24.780,0 21.058,0 16.077,0 -12,00 12,00 13.753,0 11.507,0 -16,00 10,00 3 85 MESIN/PERLATAN LISTRIK 11.145,0 10.764,0 10.438,0 9.745,0 8.562,0 -6,00 6,00 7.218,0 6.775,0 -6,00 6,00 4 40 KARET DAN BARANG DARI KARET 14.352,0 10.475,0 9.394,0 7.100,0 5.913,0 -19,00 4,00 5.054,0 4.599,0 -9,00 4,00 5 84 MESIN-MESIN/PESAWAT MEKANIK 5.749,0 6.103,0 5.968,0 5.969,0 5.215,0 -2,00 3,00 4.435,0 4.571,0 3,00 4,00 6 87 KENDARAAN DAN BAGIANNYA 3.328,0 4.856,0 4.567,0 5.213,0 5.419,0 11,00 4,00 4.700,0 4.830,0 2,00 4,00 7 71 PERHIAASAN/PERMATA 2.593,0 3.234,0 2.751,0 4.648,0 5.494,0 20,00 4,00 4.998,0 5.675,0 13,00 5,00 8 38 BERBAGAI PRODUK KIMIA 3.665,0 3.846,0 3.816,0 4.168,0 2.686,0 -5,00 2,00 2.262,0 2.614,0 15,00 2,00 9 64 ALAS KAKI 3.301,0 3.524,0 3.860,0 4.108,0 4.507,0 8,00 3,00 3.663,0 3.773,0 3,00 3,00 10 44 KAYU, BARANG DARI KAYU 3.374,0 3.448,0 3.634,0 4.071,0 4.005,0 5,00 3,00 3.373,0 3.191,0 -5,00 2,00 11 62 PAKAIAN JADI BUKAN RAJUTAN 4.149,0 3.749,0 3.906,0 3.932,0 3.979,0 0,00 3,00 3.291,0 3.198,0 -2,00 3,00 12 48 KERTAS/KARTON 4.169,0 3.937,0 3.756,0 3.743,0 3.565,0 -3,00 2,00 3.004,0 2.844,0 -5,00 2,00 13 61 BARANG-BARANG RAJUTAN 3.541,0 3.439,0 3.481,0 3.428,0 3.305,0 -1,00 2,00 2.757,0 2.710,0 -1,00 2,00 14 29 BAHAN KIMIA ORGANIK 3.815,0 2.811,0 2.760,0 3.158,0 2.167,0 -9,00 1,00 1.846,0 1.903,0 3,00 1,00 15 3 2.439,0 2.751,0 2.854,0 3.111,0 2.658,0 2,00 2,00 2.182,0 2.351,0 7,00 2,00 IKAN DAN UDANG Sumber: Kemendag • • Komoditas ekspor unggulan yang mengalami kenaikan dibandingkan tahun lalu adalah perhiasan/permata, berbagai produk kimia, serta ikan, dan udang; Komoditas ekspor yang mengalami tren negatif perlu diversifikasi pasar (baru). 27 28 UPAYA PENINGKATAN EKSPOR • Diversifikasi Pasar Ekspor: komoditi yang melemah (trend negatif) dan komoditi unggulan • Penetrasi Pasar Ekspor: produk industri kreatif, produk industri halal/kebajikan, dan jasa-jasa • Perluasan Daerah Sumber Ekspor: konsolidator ekspor komoditi wilayah timur Indonesia. Potensi Pasar Ekspor Baru Kawasan Timur Tengah Kawasan Afrika Egypt Angola 0% 3% 4% Algeria 2% Benin 6% Ghana 7% Kenya 6% Tanzania, Djibouti United 11% Republic of Sumber: trademap 3% Kuwait 2% Oman 1% Iran, Islamic Republic of 9% Qatar 3% Israel 0% Turkey 20% • Produk unggulan ekspor Indonesia ke kawasan Afrika antara lain minyak dan lemak nabati, kertas, sabun, dan serat stafel buatan. Kawasan Asia Tengah Kyrgyzstan Tajikistan 0% 0% 7% Saudi Arabia 18% South Africa 32% Nigeria 26% Jordan 5% United Arab Emirates 29% Kazakhstan 20% Turkmenist an 37% Uzbekistan 36% Egypt 13% • Produk unggulan ekspor antara lain minyak dan lemak nabati, serat stafel buatan dan kertas. • Pangsa pasar produk minyak dan lemak nabati mencakup 20% dari total impor negara di kawasan Timur Tengah. Sedangkan ekspor produk serat stafel buatan, pangsa pasarnya baru sebesar 8% sehingga peluang ekspornya masih terbuka lebar. • Total nilai ekspor Indonesia ke kawasan Asia Tengah di tahun 2015 mencapai USD15 juta atau turun hampir 30% dibandingkan tahun lalu. • Indonesia berada di urutan ke-55 sebagai eksportir ke kawasan Asia Tengah. Bila dibandingkan dengan negara ASEAN, Indonesia menduduki posisi ke-5 sedangkan Vietnam di peringkat pertama. 29 Potensi Pasar Ekspor Baru Kawasan Asia Selatan Kawasan Amerika Selatan Colombia 7% Uruguay 2% Bangladesh 9% Paraguay 1% Afghanistan 0% Nepal 0% Sri Lanka 2% Chile 8% Pakistan 13% Peru 9% Argentina 12% Brazil 61% • Produk unggulan ekspor Indonesia ke Brazil antara lain minyak dan lemak nabati serta kakao. Indonesia menduduki peringkat ke – 3 sebagai eksportir utama kakao setelah Ghana dan Argentina. • Pangsa pasar produk kakao Indonesia masih 6% dibanding total impor Brazil, hal ini menunjukkan bahwa potensi ekspor produk kakao masih terbuka lebar. India 76% • Ekspor Indonesia ke India, Pakistan dan Bangladesh didominasi oleh produk minyak dan lemak nabati, bahan bakar mineral, bijih kerak dan abu logam serta serat stafel buatan. • Selama 3 tahun terakhir ekspor Indonesia ke Nepal mengalami kenaikan rata-rata 30% dengan komoditas ekspor unggulan yaitu buah-buahan, buku dan minyak dan lemak nabati. • Indonesia berada di peringkat ke-2 sebagai eksportir buah-buahan ke Nepal dengan nilai ekspor USD 16 juta atau naik sekitar 70% dibandingkan tahun lalu. Hal ini mengindikasikan tingginya permintaan buah asal Indonesia, sehingga perlu upaya untuk mendorong ekspor ke Nepal. 30 POTENSI PRODUK EKSPOR BARU: INDUSTRI KREATIF Industri Kreatif (Prioritas) Film Budaya populer Indonesia yang potensial menembus pasar global sekaligus sebagai sarana efektif untuk mempromosikan produk dan karya kreatif lainnya Aplikasi dan game Subsektor yang potensial dikembangkan di era digital, ditunjang oleh melimpahnya bakat di bidang ICT dan desain Musik Budaya populer Indonesia yang potensial menembus pasar global ditunjang oleh melimpahnya bakat di bidang musik 31 POTENSI PRODUK EKSPOR BARU: INDUSTRI KREATIF Industri kreatif lainnya Desain interior Desain produk Desain komunikasi visual Seni rupa Fesyen Kerajinan Kuliner Fotografi Arsitektur Seni pertunjukan Periklanan Penerbitan 4 Subsektor Kreatif Dengan Ekspor Terbesar 1. 2. 3. 4. Desain (US$2 miliar) Seni Rupa (US$586 juta) Fesyen (US$251 juta) Kerajinan (US$243 juta) Sumber: UN Comtrade dan UNCTAD (2013) 32 POTENSI PRODUK EKSPOR BARU: JASA-JASA Jasa Wisata Jasa Konstruksi Jasa Kesehatan Jasa Kebugaran Skiled Labour 33 AGREGATOR/KONSOLIDATOR EKSPOR PRODUK WILAYAH TIMUR INDONESIA DAN DESA KETERBATASAN UKM DALAM MENJANGKAU PASAR EKSPOR KEUNGGULAN UKM DALAM NEGERI • Produk UKM memiliki keunggulan tertentu (Jenis, Desain, Inovasi, dsb) • Barier dalam Policy Karena disiplin akses pasar (ketentuan ekspor Indonesia, ketentuan impor di negara tujuan, syarat-syarat distribusi di luar negeri , dokumentasi, dsb) Constraint Market adjustment dimana UKM belum memiliki kemampuan untuk melakukan ekspor secara tersendiri, dan kendala persaingan antara lain: standarisasi, sertifikasi, packaging dan labelling MENINGKAT DAYA SAING UKM • • Peluang produk unggulan untuk menjangkau pasar ekspor Peningkatan kapasitas UKM, seperti: Permodalan Inkubator bimbingan teknis Pemasaran …untuk menuju Indonesia yang maju, produktif, dan bukan konsumtif. 2 1 MEMBENTUK KONSOLIDATOR/AGREGATOR EKSPOR PRODUK UKM 4 3 Mendorong pengembangan inkubator ekspor UKM Mendorong pembiayaan ekspor UKM Mendorong promosi dan pemasaran produk ekspor UKM 34 KUNCI SUKSES: Membangun kebersamaan peningkatan perdagangan • Membangun jaringan promosi ekonomi Indonesia antar sektor, daerah, dan perwakilan luar negeri • Menjaga kecukupan barang dan stabilisasi harga • Meningkatkan promosi wisata, ekspor, dan investasi daerah • Membangun konektivitas barang Indonesia Incorporated Kelembagaan TIM PEPIDA dan TIM SISLOGDA Pengamanan inflasi Pengendalian Tata Niaga dan struktur pasar yang sehat • Meningkatkan efisiensi dan tertib perdagangan 35 TERIMA KASIH KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN COPYRIGHT 2017 36