Baik. Mengenai Roh Kudus—mari kita menyelaminya

advertisement
Baik. Mengenai Roh Kudus—mari kita menyelaminya kembali. Kita sudah melihat kepribadian
dan keilahian-Nya. Sekarang mari kita lihat kerendahan hati Roh Kudus, dan ini sesuatu yang
sangat menarik—kerendahan hati. Kita baru saja menegaskan bahwa Roh Kudus adalah Allah.
Jadi, Roh itu setara dalam hakekat. Ia sepenuhnya Allah. Roh Kudus tidak kurang dari Bapa
dalam keilahian, tidak kurang dari Anak dalam keilahian. Ia sama sekali bukan sebagian Allah.
Kalau kita meninggalkan kebenaran ini, maka anda akan masuk ke dalam pengajaran sesat. Kita
kehilangan apa yang diajarkan Alkitab. Jadi, Ia sepenuhnya Allah, setara dalam hakekat, tetapi
Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa Roh Kudus lebih rendah dalam fungsi—lebih rendah
dalam fungsi. Maksud saya begini, kalau saya bisa memakai analogi manusia yang juga dipakai
oleh Alkitab. Efesus 5, suami dan istri, “Istri haruslah tunduk kepada suamimu.” Apakah suami
dan istri setara dalam nilai? Pasti. Laki-laki dan perempuan, bernilai setara di hadapan Allah,
jelas sekali. Perempuan tidak lebih rendah dari laki-laki, dan laki-laki tidak lebih mulia
dibandingkan perempuan.
Bukan demikian gambaran yang sering kita lihat. Namun Efesus pasal 5 memang sering diputarbalikkan di dalam budaya kita. Bukan itu yang diajarkan Efesus 5, tetapi ada ketundukkan peran
yang terjadi yang sama sekali tidak mengurangi nilai, hakekat laki-laki dan perempuan.
Demikianlah gambaran yang benar, bukan hanya dalam pernikahan, tetapi di dalam gereja juga.
Kita saling tunduk satu kepada yang lain. Itulah yang dikatakan dalam Efesus 5, dengan cara
yang lain. Anak-anak tunduk kepada orang tua, benar? Anak-anak lebih rendah dalam fungsi
dibandingkan orang tua, itu yang masih sedang saya ajarkan juga kepada anak-anak saya. Jadi,
hal itu tidak berarti bahwa mereka kurang nilainya sebagai manusia, yang ada hanya peranan
yang berbeda.
Sekarang, gambarannya begini. Ketika berkaitan dengan Roh Allah, ketika kita mengatakan
bahwa Dia lebih rendah dalam fungsi, kita tidak mengatakan bahwa Ia lebih kecil daripada Allah,
tetapi kita mengatakan bahwa Roh Kudus lebih rendah dalam peranan, sebagaimana Yesus. 1
Korintus 11:3 mengatakan mengenai hal ini tentang Yesus. 1 Korintus 11:3 Kepala dari tiap-tiap
laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah.”
Dan karena itu, gambaran di sini adalah mengenai Bapa sebagai Kepala Kristus. Tidak ada
masalah di sini mengenai mana yang lebih tinggi atau yang lebih rendah; ini mengenani tunduk
dalam peran. Jadi, yang kita lihat adalah kerendahan hati Roh Kudus – lebih rendah karena
tunduk dalam peranan. Ia membantu Bapa. Inilah yang dikatakan Alkitab di sini.
Kejadian 1:2, ini adalah mengenai penciptaan, “Bumi belum berbentuk dan kosong.” Ini tepat
setelah, “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” Lalu, “Bumi belum berbentuk dan
kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas
permukaan air.” Roh Allah aktif dalam penciptaan dalam peranan yang lebih rendah dalam
ketundukan kepada Bapa, membantu sang Bapa. “Oleh firman TUHAN langit telah dijadikan,
oleh nafas dari mulut-Nya segala tentaranya.” Kita akan melihat hal itu nanti. Yang kedua,
bukan hanya dengan Bapa, Ia membantu Bapa, Ia juga memuliakan Yesus. Yesus mengatakan,
“Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh
kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang
didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang
akan datang.”
Ia akan membawa kemuliaan bagi-Ku; itulah yang kita maksudkan dengan kerendahan hati Roh
Kudus. Roh Kudus akan memuliakan Kristus dengan mengambil segala sesuatu yang didengarNya dan memberitakannya kepada kita. Roh Kudus ada di dalam kehidupan kita bukan untuk
menonjolkan diri-Nya. Roh Kudus ada di dalam kehidupan kita untuk menonjolkan sang Anak.
Itulah kerendahan hati sang Roh Kudus. Kita melihat hal itu di dalam Alkitab, cara Roh Kudus
menginspirasikan Alkitab, “Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang
telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu. Dan mereka meneliti saat yang
mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka,
yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa
Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu.” Keseluruhan gambaran Kitab
Suci, yang diinspirasikan oleh Roh Kudus di dalam kitab ini menunjuk kepada siapa? Kepada
Kristus—di dalam Alkitab dan di dalam keselamatan— “Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari
Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.” 2
Korintus 3:18 berbicara mengenai kita yang akan diubahkan menjadi seperti Kristus oleh karya
Roh Kudus. Roh Kudus akan memampukan kita untuk memandang kemuliaan Kristus di dalam
2 Korintus 3.
Kata “roh” di dalam bahasa Yunani adalah Pneuma, dan ada alasan bahwa kita disebut sebagai
orang-orang Kristen dan bukan orang-orang Pneuman. Karena kita tidak dikaitkan, utamanya,
dengan Roh Kudus seperti kehidupan kita dikaitkan dengan Kristus, dan Roh Kudus memberi
kesaksian kepada kita mengenai Kristus. Roh Kudus berdiam di dalam kehidupan kita tetapi
dengan kerendahan hati yang memuliakan Kristus. Ini suatu gambaran yang sangat indah dan
khususnya dalam budaya kita saat ini yang akan mengatakan bahwa – kesetaraan kita adalah
kesejajaran – yang artinya kita semua sejajar dan peranan dan tidak perlu saling tunduk satu
kepada yang lain. Istri tidak tunduk kepada suami. Kita tidak saling tunduk satu kepada yang
lain. Kita hidup dalam budaya masa kini yang berusaha meruntuhkan gambaran tentang otoritas,
dan ada gambaran yang indah di sini di dalam Pribadi Ilahi itu, di dalam Tritunggal, bahwa Roh
Kudus setara dengan Bapa tetapi tunduk kepada Bapa, bukan dengan terpaksa tetapi dengan
sukacita tunduk kepada Bapa sebagaimana yang dijelaskan caranya dalam Efesus 5, bahwa
seorang istri tunduk kepada suaminya yang sudah memberikan kehidupannya bagi istrinya. Ini
gambaran yang kita lihat dalam kerendahan hati sang Roh Kudus.
Namun, kita tidak bisa membawa hal ini terlalu jauh dan mulai berpikir, “Wah, kalau begitu artinya
Roh Kudus seperti sepenuhnya berada di balik layar saja.” Di beberapa sisi Ia memang demikian
karena Ia memuliakan Kristus. Di saat yang sama, Ia ada di depan dan di tengah di berbagai
fase, di setiap fase kehidupan Kekristenan kita, dan ini membawa kita kepada pembahasan
tentang otoritas Roh Kudus. Roh Kudus jelas sekali, tidak diragukan lagi, dan sangat terbukti
bekerja, dan Ia menyatakannya dengan jelas; Ia membuat karya-Nya nampak jelas. Anda
melihat—dan ada beberapa contoh tentang hal itu. Ketika Roh Kudus masuk ke dalam diri
beberapa orang di dalam Bilangan 11 mereka bernubuat. Sangat jelas bahwa Roh Kudus
membuat kehadiran-Nya nampak. Kisah Para Rasul 2 pada peristiwa Pentakosta – gambarkan
apa yang terjadi, “Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang
memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah
seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.” Itu yang bisa
disebut sebagai datang dengan keagungan di dalam Kisah Para Rasul 2. Dia membuat
kehadiran-Nya begitu nampak ketika lidah-lidah seperti nyala api hinggap di atas kepala orangorang itu. Tentu saja hal ini sangatlah menarik perhatian.
Ia membuat kehadiran-Nya dikenal; Ia membuat kuasa-Nya dikenal. Allah menyaksikan hal itu
melalui tanda-tanda, keajaiban dan berbagai mujizat dan karunia Roh Kudus. “Penunjukkan” –
dalam 1 Korintus 2:4 dalam Terjemahan Lama, “kuasa Roh”—di pertengahan Roma 15:18-19.
“Oleh perkataan dan perbuatan, oleh kuasa tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh kuasa
Roh.” Jadi, Roh Kudus membuat kehadiran-Nya dikenal, kuasa-Nya dikenal, dan tujuan-Nya
dikenal. Ini keseluruhan gambaran dalam Kisah Para Rasul 1:8. “Tetapi kamu akan menerima
kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan
di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” Kisah Para Rasul 13, saya suka
sekali bagian ini, kita sudah membacanya. Gambarkan hal ini, sementara mereka sedang
beribadah—sementara mereka sedang beribadah dan berpuasa Roh Kudus mengatakan,”
Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka.”
Roh Allah, lakukan ini di dalam jemaat kami. Lakukan saat ini. Roh Allah, berbicaralah kepada
hati kami masing-masing, panggillah yang Engkau kehendaki. Kami akan meresponi dengan
ketaatan. Buatlah kehadiran-Mu dikenal di dalam kehidupan kami. Inilah yang dilakukan Roh
Kudus di dalam Kisah Para Rasul.
Jadi, di sini kita lihat pribadi Roh Kudus, kepribadian-Nya, keilahian-Nya, kerendahan-hati-Nya,
dan otoritas-Nya. Ini gambaran keseluruhan dari pribadi-Nya. Sekarang, mengenai karya-Nya,
karya Roh Kudus, apa yang dilakukan-Nya. Ini yang mau saya lakukan. Sampai saat ini
pembahasan Secret Church kita, khususnya ketika berkaitan dengan Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru, yang kita lakukan pada dasarnya adalah mengambil sebuah pendekatan
Alkitabiah dan theologis untuk memahami Kitab Suci. Maksud saya adalah bahwa kita, di
bagian-bagian akhir dari pembahasan Secret Church mengenai Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru mengangkat pertanyaan ini, “Baik. Apakah kisah menyeluruh yang ada di dalam Perjanjian
Lama, apakah kisah menyeluruh yang ada di dalam Perjanjian Baru, dan bagaimana semuanya
itu saling berkaitan di dalam sejarah penebusan?” Dan karya Roh Kudus begitu terkait dengan
beberapa fase dalam sejarah penebusan sehingga menurut saya cara yang terbaik untuk bisa
memahami karya-Nya adalah dengan memahami sejarah itu. Kita tidak hanya memunculkan
sebuah daftar, “Ini, 15 daftar apa yang dilakukan Roh Kudus,” namun, saya ingin melihat apa
yang dilakukan Roh Kudus dalam konteks kisah di dalam Kitab Suci, dan bukan hanya di dalam
Kitab Suci tetapi melihat apa yang sedang terjadi di dalam kehidupan kita di dalam penebusan.
Ingat, penebusan itu sebuah kata yang berarti penciptaan kembali, pemulihan, pendamaian. Ini
adalah kisah mengenai bagaimana Allah menciptakan kembali sebuah umat bagi diri-Nya,
bagaimana Ia memulihkan umat bagi diri-Nya, dan bagaimana Ia memperdamaikan umat bagi
diri-Nya.
Jadi, kita akan melihat empat babak besar dalam sejarah penebusan—semuanya akan menjadi
kerangka untuk pemahaman kita akan karya Roh Kudus. Pertama, di dalam penciptaan, kita
akan menanyakan apa peranan yang dilakukan Roh Kudus pada saat penciptaan? Kemudian
kejatuhan, bagaimana Roh Kudus berkaitan dengan dosa dunia dalam hubungannya dengan
masuknya dosa ke dalam dunia di dalam Kejadian 3. Lalu penebusan—ini yang akan menjadi
bagian terbesar pembahasan kita—bagaimana Roh Kudus menciptakan kita kembali untuk
menjadi serupa dengan Kristus? Bagaimanakah Roh Kudus menebus kita? Dan kemudian
penyempurnaan, bagaimana Roh Kudus membawa keselamatan kita kepada kesempurnaan?
Jadi, kita akan mulai dengan Roh Kudus di masa penciptaan. Satu gelar kuncinya—di sini kita
akan bergelut dengan Perjanjian Lama. Satu gelar kunci dari Perjanjian Lama, bahwa Roh
Kudus adalah Roh Allah. Sangat jarang anda bisa melihat Roh Kudus, dengan gelar itu, di dalam
Perjanjian Lama. Anda akan banyak melihat penyebutan gelar Roh Allah, dan satu-satunya
alasannya adalah karena memang tata bahasa Ibrani hanya memungkinkan penyebutan gelar
itu. Bukannya menggunakan kata sifat dan kata benda, bahasa Ibrani memakai dua kata benda.
Sebagai contoh, kalau mau menyebut “orang benar” –itu cara yang biasa kita pakai—namun
dalam bahasa Ibrani akan dipakai bentuk manusia kebenaran, keduanya kata benda. Hal itu
memberikan gambaran di sini, dan itulah sebabnya ketika anda melihat Roh disebutkan di
sepanjang Perjanjian Lama; anda akan paling sering melihatnya diterjemahkan sebagai Roh
Allah. Satu gelar kunci, dua kebenaran – Roh Kudus pertama-tama menyatakan kehadiran Allah
di dunia ini. Roh yang menyatakan kehadiran Allah di dunia ini.
Kemudian, Ia terlibat di seluruh bagian Alkitab. Inilah maksud saya ketika saya mengatakan
bahwa Ia memiliki keterlibatan yang penuh di seluruh bagian Alkitab, tetapi ia secara sangat jelas
lebih nampak di dalam Perjanjian Baru. Tidak berarti bahwa Roh Kudus tidak bekerja di dalam
Perjanjian Lama; Ia bekerja. Kita bisa melihat sekitar 100 kali penyebutan mengenai Dia di sana,
tetapi karya-Nya secara khusus menjadi sangat penting dalam konteks perjanjian yang baru,
Perjanjian Baru dan karena itu kita akan melihat beberapa di dalam Perjanjian Lama, tetapi kita
baru akan melihatnya sungguh-sungguh nyata dengan cara yang sama sekali baru di dalam
Perjanjian Baru. Jadi, Roh Kudus menyatakan kehadiran Allah di dunia ini, dan yang kedua,
kebenaran kunci yang kedua—Roh Kudus menyatakan kuasa Allah. Gambaran dasarnya adalah
bahwa Roh Kudus adalah kehadiran Allah di dunia dan kuasa Allah yang bekerja di dunia—
kehadiran Allah dinyatakan, kuasa Allah yang bekerja. Firman Allah sebagai perkataan Allah
yang mahakuasa, dan Roh Allah dinyatakan sebagai nafas-Nya yang mahakuasa. Kita akan
melihat hal itu di beberapa bagian dimana Roh Allah dijelaskan, dibicarakan sebagai nafas Allah.
Tiga hal yang menjadi kunci—dan demikianlah hal itu terjadi di dalam Penciptaan. Pertama, Roh
Kudus menciptakan, dan inilah yang dilakukan Roh Kudus di dalam penciptaan. Roh Kudus
bekerja dengan Anak untuk menggenapkan kehendak Bapa. Kita sudah melihat di dalam
Kejadian 1:2. Ingat, “Pada mulanya, Allah”—kita melihat Alkitab mengajarkan bahwa di dalam
penciptaan dunia, Bapa, Anak dan Roh Kudus terlibat di dalam gambaran ini. “Pada mulanya,
Allah” –Bapa—“menciptakan langit dan bumi.” “Roh Allah melayang-layang di atas permukaan
air.” Dan kemudian anda melihat Yohanes 1:1, Kolose 1 yang berbicara mengenai Yesus dan
keberadaan-Nya di dalam penciptaan. “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama
dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala
sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang
telah dijadikan. Di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, segala sesuatu diciptakan oleh
Dia dan untuk Dia.” Itu yang diajarkan dalam Kolose 1 juga. Dan karena itu, anda melihat
penciptaan dijelaskan dilakukan oleh Bapa, Putra dan Roh Kudus. Roh Kudus bekerja dengan
Sang Anak untuk menggenapkan kehendak Bapa. Dengan nafas-Nya, langit menjadi ada.
Keindahan langit tidak akan ada tanpa Roh Kudus dari Allah. Keindahan langit tidak akan ada
tanpa Roh Allah.
Mazmur 104, “Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka tercipta, dan Engkau membaharui muka
bumi.” Ketika Engkau mengirim Roh-Mu, semuanya tercipta. Ini penciptaan. Roh Kudus
memberikan kehidupan kepada semua makhluk. Lihat Ayub 33:4, “Roh Allah telah membuat
aku, dan nafas Yang Mahakuasa membuat aku hidup.”
Lihat bagaimana Roh Kudus
dihubungkan dengan nafas Allah, Yang Mahakuasa. Roh Kudus menciptakan. Ini kebenaran
yang pertama. Yang kedua, Roh Kudus memelihara. Roh Kudus bekerja memelihara di dalam
penciptaan. Ia adalah pengatur Ilahi. Itu gambaran di dalam Kejadian 1:2 yang menjelaskan
bahwa Roh Kudus membuat alam semesta yang kacau menjadi teratur. Ini adalah gambaran
mengenai menjadikan dunia teratur dimana tadinya tidak ada apa-apa, kemudian menjadi
tercipta. Ini berarti menjadikannya teratur, aturan yang sama yang memampukan kita menjalani
kehidupan dan terpelihara di planet ini. Roh Kudus adalah pengatur Ilahi, Ia adalah pemelihara
Ilahi.
Saya suka dengan yang dikatakan dalam Ayub 34 ini, “Jikalau Ia menarik kembali Roh-Nya, dan
mengembalikan nafas-Nya pada-Nya, maka binasalah bersama-sama segala yang hidup, dan
kembalilah manusia kepada debu.” Kenyataan bahwa anda masih bernafas saat ini adalah
karena kuasa Roh Kudus Allah. Kita memerlukan Dia dalam setiap hembusan nafas kita. Ayub
27:3 mengatakan, “selama nafasku masih ada padaku, dan roh Allah masih di dalam lubang
hidungku.” Dan Ia memelihara roh manusia, Mazmur 51 dan Yesaya 57, “Pengatur Ilahi,
Pemelihara Ilahi dan Penyedia Ilahi.” Itu hakekat-Nya. Kita nanti akan membicarakan hal ini,
tetapi kita juga bisa melihat di dalam Nehemia 9, “Dan Engkau memberikan kepada mereka RohMu yang baik untuk mengajar mereka. Juga manna-Mu tidak Kautahan dari mulut mereka dan
Engkau memberikan air kepada mereka untuk melepaskan dahaga.” Yesaya 63, bagian ini
berbicara mengenai apa yang dilakukan Allah melalui Musa, dan disana dikatakan, “Di manakah
Dia yang membawa mereka naik dari laut bersama-sama dengan penggembala kambing dombaNya? Di manakah Dia yang menaruh Roh Kudus-Nya dalam hati mereka.” Roh Allah
menyediakan bagi mereka di sepanjang perjalanan.
Roh Kudus menciptakan, Roh Kudus memelihara, dan kemudian, Roh Kudus memerintah. Ia
mengendalikan alam.
“Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, apabila TUHAN
menghembusnya dengan nafas-Nya.” Ia menuntun sejarah. Yesaya 34 di bagian pertengahan
mengatakan, “begitulah perintah yang keluar dari mulut TUHAN, dan Roh TUHAN sendiri telah
mengumpulkan mereka.” Mazmur 143, “Kiranya Roh-Mu yang baik itu menuntun aku di tanah
yang rata.” Jadi, ada dua hal; Roh Allah dinyatakan dalam kehadiran Allah di dunia ini dan
menyatakan kuasa Allah yang sedang bekerja. Menyatakan kehadiran Allah, menyatakan kuasa
Allah, dan Ia melakukan hal itu di dalam penciptaan dengan mencipta, memelihara dan
mengatus. Roh Kudus bekerja di dalam penciptaan.
Kemudian, kita masuk ke dalam masa kejatuhan. Di dalam Kejadian 3 tidak secara eksplisit
dituliskan mengenai Roh Kudus dalam kaitannya dengan kejatuhan manusia, tetapi di sinilah
saya mau menjelaskan – dan karena itu bagian ini akan menjadi pembahasan yang cukup
panjang, karena saya mau memberikan gambaran dari Perjanjian Lama dan beberapa bagian
dari Perjanjian Baru, untuk memikirkan, secara singkat di sini, bagaimana Roh Kudus berkaitan
dengan dosa di dalam kehidupan kita. Sebagai akibat dari kejatuhan, bagaimana Roh Kudus
berkaitan dengan dosa di dalam kehidupan kita? Pertama-tama, salah satu keterangan yang
paling jelas yang kita miliki adalah dari Yesus di dalam Yohanes 16, dimana dikatakan Roh
Kudus meyakinkan akan dosa, “Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa,
kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan
kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi.” Tetapi ini bukan
hanya di masa Perjanjian Baru. Di masa Perjanjian Lama juga, Roh Kudus merespon terhadap
dosa.
Kedua kebenaran itu, dalam cara tertentu, saling berdampingan. Pertama-tama, kebenaran ini
menyatakan perkenanan Allah akan ketaatan. Dalam ketaatan kita, Roh Kudus, karena Ia
menyatakan kehadiran Allah dan menunjukkan karya kuasa Allah, Ia menunjukkan perkenanan
Allah akan ketaatan kita. Ini sangat jelas di dalam Yohanes 1, Yohanes 3. Kita berbicara
mengenai Yesus di sana. Di dalam Yesus, yang taat sempurna kepada Allah, dan anda melihat
ada Roh Kudus, ini adalah gambaran tentang Roh Kudus yang turun dari surga dan berdiam di
dalam Yesus. Matius 3:16-18 adalah bagian yang menuliskan kisah ini, dan Roh Kudus turun ke
atas-Nya seperti merpati, dan Bapa mengatakan, “Inilah Anak-Ku, kepada-Nyalah Aku
berkenan.”
Menyatakan perkenanan Allah kepada ketaatan Anak-Nya, tetapi kemudian, juga di dalam
Alkitab, Roh Kudus menyatakan ketidak-berkenanan Allah akan ketidak-taatan, dan hal ini secara
khusus bisa kita lihat dalam Perjanjian Lama. Saya ingin kita melihat—ayat-ayat di dalam Alkitab
mengenai Simson, dan saya ingin anda memperhatikan ayat yang mengatakan, “Lalu perempuan
itu melahirkan seorang anak laki-laki dan memberi nama Simson kepadanya. Anak itu menjadi
besar dan TUHAN memberkati dia.” Dan dengan itu, kita melihat perkenanan Allah atas Simson
melalui Roh Allah. Hakim-Hakim 14, “Pada waktu itu berkuasalah Roh TUHAN atas dia,
sehingga singa itu dicabiknya seperti orang mencabik anak kambing -- tanpa apa-apa di
tangannya.” Itulah Roh Allah di dalam diri Simson yang memampukannya melakukan hal itu.
Hakim-Hakim pasal 14 itu juga mengatakan, “Maka berkuasalah Roh TUHAN atas dia, lalu
pergilah ia ke Askelon dan dibunuhnya tiga puluh orang di sana, diambilnya pakaian mereka dan
diberikannya pakaian-pakaian kebesaran itu kepada orang-orang yang dapat memberi jawab
teka-teki itu.” Hakim-Hakim 15, hal yang sama, “Setelah ia sampai ke Lehi dan orang-orang
Filistin mendatangi dia dengan bersorak-sorak, maka berkuasalah Roh TUHAN atas dia dan talitali pada tangannya menjadi seperti batang rami yang telah habis dimakan api dan segala
pengikatnya hancur tanggal dari tangannya. Kemudian ia menemui sebuah tulang rahang keledai
yang masih baru, diulurkannya tangannya, dipungutnya dan dipukulnya mati seribu orang dengan
tulang itu.”
Baik. Pasti ada sesuatu yang luar biasa, yang pertama, kalau anda berpikir mengenai
mengambil tulang rahang keledai, dan menjadi alat bagi anda untuk mengalahkan seribu orang
yang menyerang anda. Dan itu terjadi kepada Simson. Dijelaskan bahwa Roh Kudus di dalam
dirinya yang melakukannya, tetapi kemudian kita melihat bahwa kehidupan Simson diwarnai
dengan jatuh bangun di dalam dosa, dan karena itu ada saatnya dimana Allah menunjukkan,
melalui Roh Kudus, ketidak-berkenanan-Nya kepada kehidupan Simson. Dengarkan apa yang
dikatakan dalam Hakim-Hakim 16, " Lalu berserulah perempuan itu” –gambarkan tentang Simson
dan Delila— "Orang Filistin menyergap engkau, Simson!" Maka terjagalah ia dari tidurnya serta
katanya: "Seperti yang sudah-sudah, aku akan bebas dan akan meronta lepas." Tetapi tidaklah
diketahuinya, bahwa TUHAN telah meninggalkan dia.” Kehadiran Allah, Roh Allah, sebagai
respons atas keterikatan Simson kepada dosa, rasa puas dirinya, kita lihat meninggalkan dia. Ini
gambaran yang sama yang kita lihat dengan Saul dalam 1 Samuel 16, " Tetapi Roh TUHAN telah
mundur dari pada Saul, dan sekarang ia diganggu oleh roh jahat yang dari pada TUHAN.”
Sekarang, kita akan berbicara lebih banyak tentang hal ini, bagaimana Roh Kudus di dalam
Perjanjian Lama datang pada orang-orang dan kemudian pergi dan tidak tetap tinggal di dalam
kehidupan mereka seperti yang kita lihat di dalam Perjanjian Baru, tapi inilah gambaran yang kita
lihat di sini. Roh Allah mencerminkan perkenanan Allah akan ketaatan dan ketidaksenangan
Allah akan ketidaktaatan, dan kemudian Anda berpikir tentang itu dalam terang Perjanjian Baru,
apa yang diajarkan di dalam Perjanjian Baru. Ketika kita berdosa, bagaimana hal itu
mempengaruhi Roh Kudus? Ketika kita berdosa, kita mendukakan Roh. Efesus 4 dan Yesaya 63
membicarakan tentang hal ini, "Jangan mendukakan Roh Kudus Allah" Ketika kita berdosa – kita
sudah melihat hal ini dalam Kisah Para Rasul 5 - kita berdusta kepada Roh. Ketika kita berdosa –
sekarang, mari kita pikirkan dengan cara ini. Setiap dosa – ini keseriusan tentang dosa di dalam
Kitab Suci – kita mendukakan Roh Allah. Pikiran yang menyimpang, berkanjang di dalam pikiran
itu atau mengatakan ini atau melakukan itu atau tidak melalukan itu – semua dosa, kita
mendukakan Roh. Kita berdusta kepada Roh. Kita melawan Roh. Ketika kita berdosa, kita
merendahkan Roh. Hal ini secara khusus dibahas di dalam 1 Korintus 6 dalam konteks
kecemaran seksual yang mencemarkan tubuh anda, bait Roh Kudus. Kita merendahkan Roh
Kudus. Ketika kita berdosa, kita memadamkan Roh. Kita memadamkan api Roh Kudus. Dosa
adalah seperti menuangkan air pada api dalam diri kita, dan ketika kita berdosa, kita menghina
Roh Kudus.
Ibrani 10:29 mengatakan, "Betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang
menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya,
dan yang menghina Roh kasih karunia." Dosa kita jelas jelas mempengaruhi Roh Kudus, dan
Roh Kudus merespons terhadap dosa kita, tetapi ada bagian baiknya. Agar kita tidak
mendapatkan gambaran yang sepenuhnya negatif tentang Roh Kudus dalam hubungannya
dengan dosa di dalam kehidupan kita, kita harus memahami bahwa Roh Kudus memberikan
kemenangan atas dosa. Kita hidup di dalam Roh. Disebutkan di dalam Roma 8, Sebab, jika kamu
hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatanperbuatan tubuhmu, kamu akan hidup." Roma 8 adalah pasal tentang kemenangan Roh Kudus.
Tepat setelah Roma 7, yang tidak menggambarkan mengenai Roh Kudus, tetapi mengenai
peperangan yang terjadi, "Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang
aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat, dan kalau
aku melakukan apa yang tidak aku kehendaki, itulah dosa yang ada di dalamku. Sebab aku
tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik.
Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. Sebab
bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku
kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan
melepaskan aku dari tubuh maut ini?” Ia berseru demikian. Ada peperangan di dalam
kehidupanku.
Syukur kepada Allah di dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Roma 8:1, “Demikianlah sekarang tidak
ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.” Ia memberikan kemenangan
atas dosa, dan kemudian di bagian selanjutnya dari pasal itu, kalau oleh Roh kamu mematikan
perbuatan tubuhmu, maka kamu akan hidup karena kamu dipimpin oleh Roh Allah. Inilah
gambarannya, kemenangan Roh Kudus melalui kasih karunia. Betapa besarnya rahmat bahwa
Dia yang kita hina tidaklah menghukum kita. Dia yang kita dukakan dan kita lawan dan kita
dustai memberikan kehidupan dan kasih karunia dan rahmat serta kemenangan atas dosa. Itu
kabar baik. Kita hidup di dalam Roh Kudus. Kita berjuang di dalam Roh Kudus. Efesus 6,
“karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintahpemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini,
melawan roh-roh jahat di udara.” Dan kemudian di bagian selanjutnya dikatakan, “Pakailah
ketopong keselamatan, pedang Roh.”
Dalam kaitan dengan Yesus. Dalam pencobaan-Nya, dalam perjuangan-Nya, ketika Dia dicobai
di dalam Matius 4 dan Lukas 4, bagaimana Dia menjalani peperangan-Nya? Firman-Nya, itulah
pedang Roh dan melawan cobaan. Ini sebabnya kita menyimpan Firman di dalam hati kita
karena itulah senjata kita di dalam peperangan melawan dosa. Pedang Roh. Kita hidup dalam
Roh, kita berperang di dalam Roh, dan kita berdoa dalam Roh. Ini adalah tindak lanjut dari
keseluruhan gambaran mengenai perlengkapan senjata Allah, di dalam Efesus 6:18, " dalam
segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam
doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya.”
Ini hanya sedikit penjelasan
mengenai bagaimana Roh Kudus merespons terhadap dosa. Mencerminkan perkenanan Allah
akan ketaatan, ketidak-berkenanan Allah akan ketidaktaatan, dan bagaimana Roh Kudus
berespons ketika kita berdusta, melawan dan mendukakan, tetapi kemudian Ia memberi kita
kemenangan atas dosa.
Sekarang, kita akan masuk ke dalam pembahasan yang penting, Roh Kudus di dalam
penebusan. Yang akan kita lihat di sini adalah tiga gambaran mengenai Roh Kudus di dalam
penebusan, yaitu mengenai tiga cara. Pertama-tama, penebusan dinantikan, itu yang ada di
dalam Perjanjian Lama. Kejadian sampai Maleakhi, penebusan dinantikan, Roh Kudus dan
bangsa Israel. Jadi, kita akan melihat mengenai penebusan dinantikan di dalam Perjanjian
Lama. Kemudian yang kedua, penebusan digenapi yaitu di dalam kitab-kitab Injil: Matius,
Markus, Lukas dan Yohanes. Kita akan melihat gambaran tentang Kristus, dan kita akan melihat
mengenai Roh Kudus, bukan dalam kaitannya dengan bangsa Israel tetapi Roh Kudus di dalam
Kristus dan hubungan antara Roh Kudus dengan Kristus, dan yang ketiga, penebusan
diaplikasikan—penebusan diaplikasikan, dan ini dimulai dari Kisah Para Rasul sampai Kitab
Wahyu yaitu Roh Kudus di dalam gereja. Jadi, ada tiga sudut pandang yang akan kita pakai di
sini—dan kita akan lebih banyak membahas mengenai penebusan diaplikasikan, dimana kita
akan memahami apa yang dilakukan Roh Kudus di dalam kehidupan kita, tetapi untuk bisa
memahami hal itu, kita harus memahami bagaimana penebusan itu dinantikan dan digenapkan di
dalam Kristus, bagaimana Roh Kudus bekerja di antara bangsa Israel dan Kristus, dan hal itu
akan menjelaskan bagaimana Roh Kudus bekerja di dalam Gereja.
Jadi, penebusan dinantikan, Roh Kudus dengan bangsa Israel—kata kunci di sini adalah Roh
Kudus dan bangsa Israel. Alasan saya menekankan hal ini adalah karena di dalam Perjanjian
Lama Roh Kudus hadir sewaktu-waktu. Kita sudah melihat di dalam 1 Samuel 16, “Roh TUHAN
meninggalkan Saul.” Mazmur 51, Daud berseru, “Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu,
dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku.” Gambarannya adalah bahwa di
dalam Perjanjian Lama Roh Kudus datang dan meninggalkan manusia—kehadiran yang
sewaktu-waktu. Ada beberapa peristiwa di dalam Perjanjian Lama dimana Roh Kudus
memenuhi seseorang atau ada di dalam diri seseorang, tetapi kebanyakan, yang anda lihat
adalah gambaran mengenai Roh Kudus dengan manusia. Di dalam Yehezkiel 1, Yehezkiel 10,
ada gambaran dimana nabi Yehezkiel melihat Roh Allah meninggalkan Yerusalem, Roh Allah
meninggalkan tempat kediaman-Nya.
Jadi, kehadiran yang sewaktu-waktu, dan kedua, di dalam Perjanjian Lama, Roh Kudus adalah
janji yang belum digenapi. Saya harap anda mengikuti pembahasan saya dengan seksama, apa
yang saya maksudkan dengan janji yang belum digenapi artinya belum lengkap. Masih ada yang
akan datang. Kepenuhan, janji akan Roh Kudus belum dialami di dalam Perjanjian Lama. Masih
ada yang akan datang. Inilah yang dibicarakan para nabi. Perhatikan apa kata Yesaya, “Sebab
purimu sudah ditinggalkan dan keramaian kotamu sudah berubah menjadi kesepian. Bukit dan
Menara sudah menjadi tanah rata untuk selama-lamanya, menjadi tempat kegirangan bagi
keledai hutan dan tempat makan rumput bagi kawanan binatang.” Ada yang akan terjadi.
Yehezkiel 36, “Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan” -Aku akan. Sesuatu yang akan terjadi – “Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan
Kuberikan kepadamu hati yang taat.” “Aku tidak lagi menyembunyikan wajah-Ku terhadap
mereka, kalau Aku mencurahkan Roh-Ku ke atas kaum Israel,” Yehezkiel 39. Yoel 2:28,
“Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua
manusia.” Kemudian di ayat 29, “Akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu.”
Bisa kita lihat dengan jelas, ada sesuatu yang akan terjadi. Ini adalah masa penantian, janji yang
belum dipenuhi, yang belum lengkap di dalam Perjanjian Lama. Kehadiran yang sewaktu-waktu,
janji yang belum dipenuhi—lalu apa yang dilakukan Roh Kudus? Dalam kehadiran-Nya yang
sewaktu-waktu, dan kalau Ia akan datang lagi dalam kepenuhan yang lebih besar, lalu apa yang
dilakukan Roh Kudus? Pertama-tama, Roh Kudus di dalam Perjanjian Lama dengan bangsa
Israel, Ia menguatkan karya Allah. Ia menguatkan karya Allah. Ia memampukan umat Allah
untuk memimpin. Ia datang kepada Musa dan berkata kepadanya di dalam Bilangan 11,
“Sebagian dari Roh yang hinggap padamu itu akan Kuambil dan Kutaruh atas mereka, maka
mereka bersama-sama dengan engkau akan memikul tanggung jawab atas bangsa itu, jadi tidak
usah lagi engkau seorang diri memikulnya.”
Aku akan memampukan mereka dengan
mencurahkan Roh-Ku kepada mereka. Hal yang sama dituliskan dalam Bilangan 27, Yosua,
pengganti Musa, “Ambillah Yosua bin Nun, seorang yang penuh roh.” Dan di berbagai bagian
dalam kitab Hakim-Hakim. Kita melihat di dalam Hakim-Hakim 3, “Roh TUHAN menghinggapi
dia dan ia menghakimi orang Israel. Ia maju berperang.” Itu mengenai Otniel. Kemudian bisa
dilihat juga dalam Hakim-Hakim 6:34, anda melihat Gideon, Roh TUHAN datang kepada Gideon.
Lalu anda melihat hal yang s ama terjadi kepada Yefta dalam pasal 11:29. Roh Tuhan datang
kepada orang-orang itu untuk memampukan mereka memimpin. Kemudian anda melihat Saul, 1
Samuel 10, “Roh Allah berkuasa atasnya dan Saul turut kepenuhan seperti nabi di tengah-tengah
mereka.” Daud, Roh Tuhan datang ke atasnya dan memberi kuasa. Ia menguatkan karya Allah
dengan memampukan umat Allah untuk memimpin.
Kedua, Ia memperlengkapi umat Allah dengan keahlian. Allah memberikan penjelasan tentang
apa yang harus dipakai oleh para imam, bagaimana Kemah Suci itu harus dibangun, bagaimana
bentuk Kemah Pertemuan dan Tabut Perjanjian, dan apa yang dilakukannya. Keluaran 31:1-5
mengatakan, “Lihat, telah Kutunjuk Bezaleel bin Uri bin Hur, dari suku Yehuda, dan telah
Kupenuhi dia dengan Roh Allah”—perhatikan ini— “dengan keahlian dan pengertian dan
pengetahuan, dalam segala macam pekerjaan, untuk membuat berbagai rancangan supaya
dikerjakan dari emas, perak dan tembaga; untuk mengasah batu permata supaya ditatah; untuk
mengukir kayu dan untuk bekerja dalam segala macam pekerjaan.” Orang ini adalah seorang
tukang yang sangat ahli. Mengapa? Karena Ia penuh dengan Roh Allah. Roh Allah
memperlengkapi umat Allah dengan keahlian. Dan kemudian, Ia memampukan umat Allah untuk
berkemenangan.
Yesaya 63 berbicara mengenai bagaimana Allah menuntun umat-Nya melalui Laut Merah oleh
Roh-Nya. 1 Samuel 19 adalah kisah yang agak bersifat humor karena kisahnya adalah
mengenai Saul mau membunuh Daud, tetapi Daud melarikan diri. Daud mendapatkan kabar
tentang hal itu, sehingga ia melarikan diri, dan akhirnya sampai ke tempat Samuel berada. Saul
mengetahui bahwa Samuel dan Daud ada di tempat itu, dan karena itu Saul mengirimkan
pasukan untuk menangkap Daud, tetapi yang terjadi kemudian sangatlah menarik, perhatikan 1
Samuel 19:20 yang mengatakan, “maka Saul mengirim orang-orang suruhan untuk mengambil
Daud. Tetapi orang-orang ini melihat sekumpulan nabi kepenuhan, dengan dikepalai oleh
Samuel. Dan Roh Allah hinggap pada orang-orang suruhan Saul, sehingga mereka pun
kepenuhan seperti nabi.” Luar biasa bukan, mengapa? Mereka seharusnya menangkap Daud,
tetapi Roh Allah justru mengatakan, “Aku akan datang kepadamu, dan kamu akan berhenti
melakukan apa yang kamu lakukan, dan akan mulai bernubuat.”
Dan ketika mereka sedang bernubuat, gambarannya adalah seperti seorang yang sedang
kerasukan, dan ketika Saul mendengar hal itu, ia seperti berpikir, “Apa yang mereka lakukan?
Mengapa mereka bernubuat? Mereka seharusnya menangkap dan membunuh. Baiklah, aku
akan melakukannya sendiri. Aku harus turun tangan sendiri.” Jadi, Saul pergi, dan ketika ia
sampai di sana, Roh Allah datang ke atas Saul, dan ia juga mulai bernubuat. Ia bukan hanya
bernubuat, tetapi 1 Samuel 19 mengatakan “Ia pun menanggalkan pakaiannya, dan ia pun juga
kepenuhan di depan Samuel.” Jadi, Saul berpikir bahwa ia sendiri yang akan menangkap Daud,
tetapi ia justru mendapati dirinya telanjang, bernubuat di bawah kuasa Roh Allah. Ini bukan yang
ada dalam rencananya. Luar biasa bukan? Ini memang kisah yang lucu. Roh Allah
memampukan umat Allah untuk berkemenangan.
Ia mendorong umat Allah untuk bertahan. Kita melihat Roh Allah mendorong umat Allah untuk
bertahan. Yesaya 44—kita sudah membaca Mazmur 143—Yesaya 44 di bagian tengah
mengatakan, “Janganlah takut, hai hamba-Ku Yakub, dan hai Yesyurun, yang telah Kupilih!
Sebab Aku akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat yang
kering. Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas keturunanmu, dan berkat-Ku ke atas anak
cucumu.” Ini masa yang sulit bagi bangsa Israel. Zakharia 4:6 mengatakan, “Bukan dengan
keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta
alam.” Kamu akan melewati hal ini. Hagai 2, “Sekarang, kuatkanlah hatimu, kata Tuhan.”
Kuatkan, kuatkan, kuatkan, Aku menyertaimu, dan di bagian akhir, “Roh-Ku tetap tinggal di
tengah-tengahmu. Jangan takut.” Dorongan yang luar biasa di dalam kitab Hagai dari Roh Allah.
“Roh-Ku ada di tengah-tengahmu. Aku menyertai kamu. Kuatkan hatimu.” Jadi, Roh Allah
mendorong umat Allah untuk bertahan. Jadi itulah yang dilakukan Roh Allah. Ia menguatkan
karya Allah. Ia memampukan umat-Nya. Ia memperlengkapi umat-Nya. Ia membuat mereka
berkemenangan. Ia mendorong mereka untuk bertahan. Itulah yang dilakukan Roh Kudus di
dalam Perjanjian Lama. Ia menguatkan karya Allah.
Selanjutnya, Roh Allah menginspirasikan penyembahan kepada Allah. Salah satunya adalah
mengenai Daud; inilah perkataan Daud yang terakhir, “Tutur kata Daud bin Isai dan tutur kata
orang yang diangkat tinggi, orang yang diurapi Allah Yakub, pemazmur yang disenangi di Israel:
Roh TUHAN berbicara dengan perantaraanku, firman-Nya ada di lidahku.” Roh Allah di dalam
Perjanjian Lama menginspirasikan penyembahan kepada Allah, dan kemudian Roh Allah
menyatakan Firman Allah. Yehezkiel 2 adalah bagian yang luar biasa. Roh Allah menyatakan
Firman Allah. Perhatikan bagian ini, “Firman-Nya kepadaku” Cobalah tempatkan diri anda dalam
posisi sebagai Yehezkiel, “Hai anak manusia, bangunlah dan berdiri, karena Aku hendak
berbicara dengan engkau." Sementara Ia berbicara dengan aku, kembalilah rohku ke dalam aku
dan ditegakkannyalah aku. Kemudian aku mendengar Dia yang berbicara dengan aku. FirmanNya kepadaku: "Hai anak manusia, Aku mengutus engkau kepada orang Israel, kepada bangsa
pemberontak yang telah memberontak melawan Aku. Mereka dan nenek moyang mereka telah
mendurhaka terhadap Aku sampai hari ini juga. Kepada keturunan inilah, yang keras kepala dan
tegar hati, Aku mengutus engkau dan harus kaukatakan kepada mereka: Beginilah firman Tuhan
ALLAH. Dan baik mereka mendengarkan atau tidak -- sebab mereka adalah kaum pemberontak - mereka akan mengetahui bahwa seorang nabi ada di tengah-tengah mereka. Dan engkau, anak
manusia, janganlah takut melihat mereka maupun mendengarkan kata-katanya, biarpun engkau
di tengah-tengah onak dan duri dan engkau tinggal dekat kalajengking. Janganlah takut
mendengarkan kata-kata mereka dan janganlah gentar melihat mukanya, sebab mereka adalah
kaum pemberontak. Sampaikanlah perkataan-perkataan-Ku kepada mereka, baik mereka mau
mendengarkan atau tidak, sebab mereka adalah pemberontak. Dan engkau, anak manusia,
dengarlah apa yang Kufirmankan kepadamu; janganlah memberontak seperti kaum pemberontak
ini. Ngangakanlah mulutmu dan makanlah apa yang Kuberikan kepadamu.” Inilah sang nabi—
nabi Allah, memakan apa yang diberikan-Nya dan mengatakan apa yang dikatakan-Nya. Engkau
akan berada di antara kalajengking dan menghadapi kaum pemberontak, tetapi sampaikanlah
apa yang Kuperintahkan untuk kau katakan. Inilah yang dilakukan sang nabi, menyatakan
Firman Allah.
Sekarang, bagaimana prosesnya. Dua langkah. Pertama-tama, Wahyu, sang nabi menerima
Firman. Allah berbicara kepada nabi, menyatakan Firman-Nya kepada nabi. Nabi menerima
Firman, dan kemudian di dalam inspirasi, sang nabi menyampaikan Firman. Nabi menerima
Firman dari Allah, dan sang nabi menyampaikan Firman. Ia menyatakan Firman di dalam
perkataannya. Demikianlah Firman Tuhan. Inilah yang dikatakan Tuhan, 2 Tawarikh 24:20.
Lalu Yesaya 61, “Roh TUHAN ada padaku. Aku menyampaikan hal ini.” Mikha 3, “Tetapi aku ini
penuh dengan kekuatan, dengan Roh TUHAN, dengan keadilan dan keperkasaan, untuk
memberitakan.” Ia menyampaikan Firman Allah. Jadi, sang nabi menerima Firman dan
menyampaikan Firman—Wahyu, inspirasi. Ingat bagian ini.
Ada pemahaman akan dua hal ini, pertama-tama, Roh Allah menyatakan Firman di dalam
Alkitab, dan saya menemukan beberapa hal di dalam Perjanjian Baru yang menjelaskan tentang
apa yang dilakukan Roh Allah di dalam Perjanjian Lama. Perhatikan beberapa di antaranya,
Kisah Para Rasul 1:15-17, “ada hari-hari itu berdirilah Petrus di tengah-tengah saudara-saudara
yang sedang berkumpul itu, kira-kira seratus dua puluh orang banyaknya, lalu berkata: "Hai
saudara-saudara, haruslah genap nas Kitab Suci, yang disampaikan Roh Kudus dengan
perantaraan Daud.”” Roh Kudus berbicara melalui Daud. Kisah Para Rasul 4, “Dan oleh Roh
Kudus dengan perantaraan hamba-Mu Daud, bapa kami, Engkau telah berfirman.” Kemudian 2
Petrus 1:20-21, dua ayat yang sangat penting untuk bisa memahami Kitab Suci, “Yang terutama
harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut
kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh
dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.” – Saya sangat suka gambaran di
sini—“ oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.” Roh Kudus
mendorong mereka dan berbicara melalui mereka. Baik, yang kita lihat, Roh Kudus dengan
bangsa Israel, ada tiga peranan utama.
Roh Kudus menguatkan karya Allah.
Ia
menginspirasikan penyembahan kepada Allah, dan ia memberikan Firman Allah.
Baik, kita lanjutkan. Pada akhirnya, tetap ada penantian, karena ada sesuatu yang belum
lengkap. Ada kehadiran yang sewaktu-waktu, dan janji yang belum dipenuhi. Kemudian, anda
masuk ke dalam kitab-kitab Injil: Matius, Markus, Lukas dan Yohanes dan gambarannya adalah
mengenai Yesus dan mengenai penebusan yang digenapi, Roh Kristus, dan kita mulai melihat
penggenapannya, dan kita akan memperhatikan hal itu. Kita harus melihat bagaimana hal itu
berkaitan dengan Kristus sebelum kita melihat kaitannya dengan Gereja. Abraham Kuyper
mengatakan, “Gereja belum pernah secara cukup mengakui peranan Roh Kudus yang ada di
dalam karya Kristus. Kesan yang muncul pada umumnya adalah bahwa karya Roh Kudus baru
dimulai setelah karya Pengantara di dunia itu selesai, seolah-olah sebelum saat itu tiba Roh
Kudus sedang merayakan hari libur Ilahi-Nya.” Ia sering digambarkan berdiam diri, seolah-olah
hanya berpangku tangan, menanti saatnya untuk terlibat. Tidak demikian. Alkitab mengajarkan
kepada kita berulangkali bahwa Kristus melakukan karya Pengantara-Nya dalam kendali dan
dorongan dari Roh Kudus.
Jadi, saya ingin agar kita berpikir mengenai bagaimana keseluruhan janji ini digenapkan di dalam
Kristus dan kemudian berpikir mengenai hal itu dalam kaitannya dengan berbagai fase yang
berbeda dari kehidupan Kristus dan pribadi Kristus. Di dalam Perjanjian Lama, kehadiran Roh
Kudus hanyalah sewaktu-waktu. Kita sudah berbicara mengenai hal itu. Di dalam Kristus,
kehadiran Roh Kudus adalah permanen. Ini gambaran yang ada di dalam Yohanes 1, “Aku telah
melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya. Jikalau engkau melihat
Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan
Roh Kudus”—permanen—tinggal di atas-Nya. Yang kedua, di dalam Perjanjian Lama, Roh
Kudus adalah janji yang belum dipenuhi. Di dalam Kristus, Roh Kudus adalah janji yang
digenapi. Dengarkan nubuat di dalam Perjanjian Lama. Yesaya 11, “Suatu tunas akan keluar
dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. Roh TUHAN akan
ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan
takut akan TUHAN.”
Kalau anda memperhatikan Matius 12:17, dan ini adalah kutipan dari Yesaya 42, nubuat di sana
mengatakan, “supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Lihatlah, itu
Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh
roh-Ku ke atas-Nya.” Lukas 4, ketika Yesus berdiri di sinagog, dan Ia membuka gulungan kitab,
kemudian Ia mengutip dari Yesaya 61, Ia mengatakan demikian, “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh
sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan
Ia telah mengutus Aku.” Dan kemudian Ia memberikan penjelasan, “Pada hari ini genaplah nas
ini sewaktu kamu mendengarnya.” Apa yang dijanjikan mengenai Roh Tuhan itu sekarang
digenapkan dalam keseluruhan gambaran mengenai Aku.
Sekarang, bagaimana hal ini berlangsung di dalam berbagai fase yang berbeda dari kehidupan
Yesus. Kelahiran-Nya, inkarnasi-Nya, Roh Kudus dan Inkarnasi Kristus—apa yang dilakukan
Roh Kudus di dalam kehidupan Kristus, di dalam Pribadi Kristus? Pertama-tama, Roh Kudus
mempersiapkan inkarnasi secara nubuatan. Anda bisa melihat di dalam Lukas 1:41-67 dan
Lukas 2 sebagai gambaran Roh Kudus yang turun ke atas manusia dan memampukan Elisabet
dan kemudian Zakharia untuk bernubuat mengenai Kristus yang akan datang, dan kemudian
Lukas 2, mari kita perhatikan bagian ini dengan cepat. Simeon—perhatikan, “Adalah di
Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan
penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh
Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Ia
datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus”—jadi ia sudah diberitahu Roh Kudus. Engkau tidak akan
mati sebelum engkau bertemu Kristus. Jadi orang ini memang hidup untuk melihat sang Mesias.
Dan ini yang membuat ia bangun di pagi itu. Ia mau melihat Kristus, “Ia datang ke Bait Allah oleh
Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-
Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil
memuji Allah, katanya: "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera,
sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang
telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi
bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” Bukankah gambaran yang
sangat luar biasa? Engkau hidup sampai hari ini, dan engkau mengetahui—Roh Kudus
menggerakanmu untuk mengenali bahwa inilah keselamatan yang dari Tuhan. Betapa luar
biasa.
Mempersiapkan jalan bagi inkarnasi secara nubuatan, dan kemudian Roh Kudus memungkinkan
inkarnasi sungguh-sungguh terjadi secara nyata, dan inilah gambaran di akhir Lukas 1:29-35
ketika malaikat berkata kepada Maria, “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang
Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut
kudus, Anak Allah.” Ketika Roh Kudus datang kepadamu, itulah yang dikatakan malaikat kepada
Yusuf juga di dalam Matius pasal 1, yang mengatakan, “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau
takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah
dari”—siapa?— Roh Kudus. Roh Kudus yang secara jelas membentuk kemanusiaan Kristus di
dalam diri Maria. Itulah gambarannya di sini, Roh Kudus di dalam inkarnasi. Jadi, itu
kelahirannya, dan kemudian kita tidak banyak mendapatkan gambaran untuk masa kanak-kanakNya, sampai tiba masa pembaptisan-Nya, Roh Kudus di dalam pembaptisan Kristus. Pada saat
baptisan Yesus, apa yang dilakukan Roh Kudus? Roh Kudus menegaskan janji di dalam
Perjanjian Lama, khususnya dalam bagian Yohanes 1 yang menuliskan demikian, “Jikalau
engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan
membaptis dengan Roh Kudus”—menegaskan, dan kemudian di baptisan Yesus Roh Kudus
meneguhkan Kristus bagi pelayanan.
Tepat setelah Ia dibaptiskan kemudian Roh Kudus datang seperti merpati, yang digambarkan
dalam Matius 3. Perhatikan Markus pasal 1, “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah
Aku berkenan.” Jadi, Ia langsung diutus oleh Roh Kudus, diteguhkan. Lalu Yesus memasuki
masa pencobaan, Roh Kudus di dalam pencobaan Kristus. Lukas 4:1, 14, “Yesus, yang penuh
dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun.”
Dan kemudian Ia dicobai di sana, antara ayat 1 sampai ayat 14, “Dalam kuasa Roh kembalilah
Yesus ke Galilea.” Ketika anda melihat hal itu, anda akan melihat gambaran yang sangat luar
biasa. Roh Kudus membawa Yesus ke padang gurun. Roh Allah membawa anda ke tempat
yang sama dengan tempat dimana Yesus dicobai. Membawa Yesus, mendukung Yesus di
padang gurun, dengan pedang Roh, Firman Allah, dan Roh Kudus membawa Yesus keluar dari
padang gurun. “Dalam kuasa Roh kembalilah Yesus ke Galilea.” Roh Kudus ada di keseluruhan
gambaran yang ada dalam pencobaan Kristus, dan jangan lupa bahwa Lukas menekankan
mengenai bagian ini, karena ia juga menuliskan satu kitab yang lain di dalam Alkitab. Kisah Para
Rasul juga merupakan kita yang penuh dengan gambaran tentang Roh Kudus, dan karena itu ia
dengan sengaja menunjukkan kepada kita bahwa Roh Kudus bukanlah sesuatu yang baru sama
sekali di dalam Kisah Para Rasul. Roh Kudus sudah jelas nampak dalam kehidupan Yesus. Roh
Allah memenuhi kisah kehidupan Yesus di dalam Injil Lukas. Kita harus mengingat hal itu.
Roh Kudus di dalam karya Kristus, kehidupan dan pelayanan-Nya, Yesus bekerja di dalam kuasa
Roh Kudus. Ini bagian yang muncul dalam percakapan tentang menghujat Roh Kudus, yaitu di
Matius 12:25-28 dimana Ia mengatakan, “Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh
Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.” Ini gambarannya. Ketika
Yesus—percakapan ini mengenai mengusir roh-roh jahat, dalam kehidupan Kristus yaitu
gambaran tentang Roh Allah yang melawan roh-roh jahat di angkasa yang ditunjukkan di dalam
kehidupan dan pelayanan Kristus. Bukan hanya di dalam kuasa Roh Kudus, tetapi Lukas 10
bahkan mengatakan “bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus.” Ini setelah Yesus berbicara
mengenai Iblis yang jatuh seperti kilat dari langit, dan kuasa roh jahat tunduk, bukan hanya
kepada Yesus, tetapi juga kepada para pengikut-Nya. Ia mengatakan dan Alkitab mengatakan,
“Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: "Aku bersyukur
kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang
bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.” Penuh dengan sukacita
Roh Kudus—ada kuasa dan ada sukacita di sini. Jangan lupa dua hal ini, kuasa dan sukacita.
Dan Roh Kudus di dalam kehendak Kristus, dan inilah bagian dimana kita sungguh-sungguh
harus keluar dari catatan kitab-kitab Injil, karena di dalam Injil Matius, Markus, Lukas dan
Yohanes, serta dalam kisah penyaliban dan kebangkitan, kita tidak banyak membaca tulisan
mengenai Roh Allah, tetapi perhatikan di bagian-bagian lain dari Perjanjian Baru. Roh Kudus
menguatkan Yesus untuk kayu salib. Ibrani 9, “betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh
yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah.” Menguatkan Yesus di kayu
salib, dan Roh Kudus menegaskan tentang keberadaan Yesus di dalam kebangkitan. Roma 1,
“menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati.” 1 Timotius
3:16, “Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah menyatakan diri-Nya
dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh.” 1 Petrus 3:18, “Ia, yang telah dibunuh dalam
keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh.” Roh Kudus
menyatakan keberadaan Yesus di dalam kebangkitan. Menguatkan Yesus di kayu salib,
menyatakan keberadaan Yesus di dalam kebangkitan.
Kemudian anda melihat kenaikan, dan kenaikan adalah salah satu titik balik di dalam kehadiran
Roh Kudus. Ini sesuatu yang sangat penting. Kenaikan seringkali hanya dianggap sebagai
salah satu bagian dari karya Kristus, tetapi ada sesuatu yang lain juga. Perhatikan Yohanes 7,
Yesus mengatakan di sana, “Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum!
Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya
akan mengalir aliran-aliran air hidup.” Yang dimaksud oleh Yesus adalah Roh Kudus, yang
kemudian akan diterima oleh orang-orang percaya. Jadi, Ia berbicara mengenai Roh Kudus, dan
kemudian mengatakan bahwa sampai saat itu Roh Kudus belum diberikan karena Yesus belum
dipermuliakan. Yesus perlu dipermuliakan, naik ke surga duduk di sebelah kanan Bapa agar Roh
Kudus bisa diberikan. Itulah sebabnya kita bisa melihat Kisah Para Rasul 1, dan anda melihat
janji di dalam ayat 8, “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu,”
dan kemudian setelah penjelasan itu dikatakan, “Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah
Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka.” Kenaikan adalah
titik balik bagi kehadiran Roh Kudus. Kenaikan juga menjadi kunci dari keberlanjutan karya Roh
Kudus.
Saya mau menunjukkan hal ini kepada anda. Bukalah Kisah Para Rasul 1. Saya mendorong
anda untuk memperhatikan salah satu dari kata yang paling hebat di dalam Kisah Para Rasul ini.
Perhatikan apa yang dikatakan Lukas di sini—Kisah Para Rasul 1:1, perhatikan bagaimana
Lukas memberikan gambaran tentang hal ini. Ia mengatakan, “Hai Teofilus, dalam bukuku yang
pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus sampai pada
hari Ia terangkat.” Perhatikan lagi ayat 1 itu, “Dalam bukuku yang terdahulu, Teofilus, aku
menuliskan tentang apa yang dilakukan dan diajarkan Yesus sampai hari ketika Ia diangkat ke
surga.” Dalam Terjemahan Lama, anda akan melihat ada penjelasan tentang yang dilakukan
Yesus “permulaan.” Sangat sering kita berpikir, bahwa Lukas menuliskan tentang Injil. Tetapi
Injil itu hanyalah permulaan dari apa yang dilakukan dan diajarkan Yesus, dan kemudian kalau
anda melihat Kisah Para Rasul 1 ayat 11, Yesus sudah meninggalkan dunia ini. Jadi,
keseluruhan isi Injil Lukas disebutkannya sebagai permulaan dari apa yang diajarkan dan
dilakukan Yesus, dan kemudian dalam Kisah Para Rasul 1:11, anda melihat Yesus naik ke surga,
dan meskipun banyak dijelaskan mengenai Yesus di dalam Kisah Para Rasul, tetapi tidak
sedekat penjelasan dalam Injil.
Inilah keindahannya. Di sinilah keseluruhan gambarannya. Roh Allah akan menjadi kehadiran
Kristus di antara umat Allah, dan karena itu karya Kristus di antara umat-Nya hanyalah awal dari
Injil. Injil itu akan berkembang di antara 120 orang percaya di Kisah Para Rasul 1—3000 orang
di Kisah Para Rasul 2, 5000 dan seterusnya dan seterusnya dimana kehadiran Kristus sendiri
hidup di dalam kehidupan umat-Nya. Karena Ia naik ke surga, dan Ia sudah mengutus Roh
Kudus kepada kita, kenaikan ini menjadi kunci bagi keberlanjutan karya Roh Kudus. Bisakah
anda melihat hal itu di dalam Kisah Para Rasul 7? Inilah salah satu tempat dimana kita melihat
Kristus. Ketika Stefanus hampir dirajam, ia memandang ke atas, dan ia melihat lengit terbuka,
dan Anak Manusia, Yesus, berdiri di sebelah kanan Allah. Roma 8:34 mengatakan, “Kristus
Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan
Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita” Ini janji pada saat kenaikan bahwa Yesus akan
datang kembali. Yesus yang sama yang sudah kamu lihat naik ke surga akan kembali dengan
cara yang sama ketika Ia naik ke surga.
Baik. Tetap perhatikan Kisah Para Rasul, dan yang saya ingin lakukan adalah membawa kita
semua, mulai dari pasal ini, dan memperhatikan lagi bagaimana penebusan diaplikasikan. Kita
sudah melihat Roh Kudus dengan bangsa Israel dan Roh Kudus di dalam Kristus. Sekarang kita
akan melihat Roh Kudus di dalam Gereja dan yang akan kita lakukan adalah memperhatikan
Kisah Para Rasul pasal 2, dan di lembaran petunjuk anda, akan anda temukan beberapa bagian
yang belum diisi.dan saya mengajak kita membuka beberapa bagian Firman Allah yang berbeda
dkarena saya mau menunjukkan bagaimana semuanya saling berkaitan. Kisah mengenai
Pentakosta ini, tidak ada satu bagianpun dari kisah ini yang terjadi secara tidak sengaja, atau
yang tidak dirancang oleh Yang Mahakuasa, dan karena itu saya mau menunjukkan hal itu
kepada anda. Di dalam Kisah Para Rasul, “Orang yang kepenuhan Roh Kudus akan
mengalirkan Roh Kudus.” Ini juga yang pernah dikatakan di dalam Yohanes 14:12, “Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaanpekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab
Aku pergi kepada Bapa.” Lebih jelas lagi kutipan dari Yohanes pasal 7 dimana Yesus
mengatakan, “Setelah Aku dimuliakan, Aku akan mengutus Roh Kudus kepadamu.”
Jadi, mari kita membaca apa yang terjadi ketika Roh Kudus datang, Kisah Para Rasul 2:1.
Gambarkan tentang hal ini, seolah-olah anda baru membacanya untuk pertama kali, “Ketika tiba
hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit
suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk;
dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada
mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkatakata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk
mengatakannya. Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala
bangsa di bawah kolong langit. Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka
bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa
mereka sendiri. Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: "Bukankah mereka
semua yang berkata-kata itu orang Galilea? kita orang Partia, Media, Elam, penduduk
Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerahdaerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, baik orang
Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka
berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah.
Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita
sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita!” Mereka semuanya tercengang-cengang
dan sangat termangu-mangu sambil berkata seorang kepada yang lain: "Apakah artinya ini?"
Tetapi orang lain menyindir: "Mereka sedang mabuk oleh anggur manis.””
Kejadian yang sangat luar biasa! Bisakah anda membayangkannya? Setelah berkumpul
bersama, tiba-tiba ada suara seperti tornado yang datang, lalu ada lidah api yang hinggap di atas
kepala orang-orang yang ada di sekitar anda. Lalu setiap orang mulai berbicara dalam bahasa
yang berbeda-beda. Mungkin ada orang yang berpikir bahwa kita sedang mabuk pada saat itu.
Ini gambarannya. Jadi, apa yang sebenarnya terjadi? Tiga kebenaran besar bisa kita lihat di
sini—bahwa dalam peneguhan oleh Roh Kudus di dalam Gereja kita sudah melihat Roh Kudus
dengan bangsa Israel, Roh Kudus di dalam Kristus, Roh Kudus di dalam Gereja, yang pertama,
Roh Kudus memampukan gereja—memampukan gereja untuk mengalami kehadiran Allah.
Bukan angin yang sebenarnya, tetapi yang seperti suara angin, yang terjadi di seluruh Perjanjian
Lama, seperti misalnya di dalam Yehezkiel 37. Kita perhatikan ayat 9. Di seluruh Perjanjian
Lama, Perjanjian Lama kita sudah melihat hal ini. Angin adalah gambaran tentang kehadiran
Roh Allah.
Jadi, saya ingin anda ingat apa yang sudah dinubuatkan berkaitan dengan Roh Allah dengan
bangsa Israel di dalam Yehezkiel 37. Ingat Yehezkiel 36 adalah saat nubuatan itu diberikan,
“Aku akan memberikan Roh-Ku kepadamu.” Dan kemudian, Yehezkiel 37, perhatikan ayat 9. ini
adalah nubuat di dalam Yehezkiel, “Maka firman-Nya kepadaku: "Bernubuatlah kepada nafas
hidup itu, bernubuatlah, hai anak manusia, dan katakanlah kepada nafas hidup itu: Beginilah
firman Tuhan ALLAH: Hai nafas hidup, datanglah dari keempat penjuru angin, dan berembuslah
ke dalam orang-orang yang terbunuh ini, supaya mereka hidup kembali." Lalu aku bernubuat
seperti diperintahkan-Nya kepadaku. Dan nafas hidup itu masuk di dalam mereka, sehingga
mereka hidup kembali. Mereka menjejakkan kakinya, suatu tentara yang sangat besar. FirmanNya kepadaku: "Hai anak manusia, tulang-tulang ini adalah seluruh kaum Israel. Sungguh,
mereka sendiri mengatakan: Tulang-tulang kami sudah menjadi kering, dan pengharapan kami
sudah lenyap, kami sudah hilang. Oleh sebab itu, bernubuatlah dan katakan kepada mereka:
Beginilah firman Tuhan ALLAH: Sungguh, Aku membuka kubur-kuburmu dan membangkitkan
kamu, hai umat-Ku, dari dalamnya, dan Aku akan membawa kamu ke tanah Israel. Dan kamu
akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, pada saat Aku membuka kubur-kuburmu dan
membangkitkan kamu, hai umat-Ku, dari dalamnya. Aku akan memberikan Roh-Ku ke dalammu,
sehingga kamu hidup kembali dan Aku akan membiarkan kamu tinggal di tanahmu. Dan kamu
akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, yang mengatakannya dan membuatnya, demikianlah
firman TUHAN.” Ayat ini, ayat 14, adalah mengenai Roh Allah dengan bangsa Israel, tetapi
perhatikan juga kata depan yang dipakai di sini, “Aku akan memberikan Roh-Ku ke dalammu—
bukan denganmu—, sehingga kamu hidup kembali.” Gambaran ini muncul, nafas yang
menghidupkan dan kemudian anda bisa menemukan di dalam Kisah Para Rasul 2 di sini,
Pentakosta, dan kehadiran Allah dengan umat Allah dari Perjanjian Lama sekarang hidup di
dalam umat-Nya. Tidak lagi berdiam bersama dengan umat-Nya, tetapi di dalam umat-Nya—
mengalami kehadiran Allah.
Yang kedua, Roh Kudus memampukan gereja untuk mentaati perintah Allah. “dan tampaklah
kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masingmasing.” Kita harus memahami bahwa Pentakosta adalah hari raya bagi orang-orang Yahudi.
Orang-orang Yahudi dari seluruh dunia akan datang dan sebagaimana yang dikatakan di dalam
penjelasan di sini, hari itu dirayakan 50 hari setelah hari Paskah, dan secara tradisi hal itu sudah
diperingati sebagai perayaan atas diberikannya hukum oleh Allah kepada umat-Nya, Dasa Titah
itu. Jadi, 50 hari setelah Paskah untuk merayakan hari ketika Allah memberikan hukum kepada
umat-Nya, Dasa Titah itu, dan itulah sebabnya anda melihat ada begitu banyak orang yang
berkumpul di sana. 50 hari setelah Paskah, datang hari Pentakosta. Anda ingat bahwa di hari
Paskah, di dalam Lukas 22-24 adalah saatnya Yesus disalibkan. Hal itu terjadi di masa Paskah.
Jadi, 50 hari kemudian, umat Allah berkumpul bersama untuk merayakan turunnya Hukum Taurat
di dalam Perjanjian Lama.
Sekarang, tetap di Kisah Para Rasul pasal 2, sementara kita akan melihat sepintas dari Keluaran
19, yang menjelaskan saat Allah memberikan hukum kepada umat-Nya, dan saya ingin anda
mendengarkan apa yag dikatakan di dalam Keluaran 19:16. Ini sudah kita bicarakan
sebelumnya. Musa bertemu dengan Allah di atas gunung, tetapi tidak semua orang datang ke
gunung itu, hanya Musa yang bertemu dengan Allah, dan Allah memberikan hukum-Nya.
Perhatikan apa penjelasannya, “Dan terjadilah pada hari ketiga, pada waktu terbit fajar, ada
guruh dan kilat dan awan padat di atas gunung dan bunyi sangkakala yang sangat keras,
sehingga gemetarlah seluruh bangsa yang ada di perkemahan. Lalu Musa membawa bangsa itu
keluar dari perkemahan untuk menjumpai Allah dan berdirilah mereka pada kaki gunung. Gunung
Sinai ditutupi seluruhnya dengan asap, karena TUHAN turun ke atasnya dalam –“apa?”— “api;
asapnya membubung seperti asap dari dapur, dan seluruh gunung itu gemetar sangat. Bunyi
sangkakala kian lama kian keras. Berbicaralah Musa, lalu Allah menjawabnya dalam guruh. Lalu
turunlah TUHAN ke atas gunung Sinai, ke atas puncak gunung itu, maka TUHAN memanggil
Musa ke puncak gunung itu, dan naiklah Musa ke atas. Kemudian TUHAN berfirman kepada
Musa: "Turunlah, peringatkanlah kepada bangsa itu, supaya mereka jangan menembus
mendapatkan TUHAN hendak melihat-lihat; sebab tentulah banyak dari mereka akan binasa.
Juga para imam yang datang mendekat kepada TUHAN haruslah menguduskan dirinya, supaya
TUHAN jangan melanda mereka.””
Jadi, yang anda lihat adalah gambaran tentang Allah yang turun dari gunung dan gambaran
tentang api, dan umat Allah dilarang untuk mendekat, karena mereka akan mati. Itulah yang
terjadi ketika Allah memberikan Hukum Taurat, dan kemudian di dalam Keluaran 20, hukum
itulah yang kemudian ditunjukkan. Keluaran 20 adalah penjelasan tentang Dasa Titah itu, dan
kemudian selanjutnya, di dalam Keluaran 20-31, adalah pemberian Sepuluh Hukum itu dan
kemudian sampai ke Keluaran 32. Musa turun, melihat patung lembu emas, melihat mereka
menyembah, dan ia harus berdoa bagi mereka – ia bahkan belum turun sampai ke kaki gungung,
dan bangsa itu sudah melanggar hukum, bukan? Dan kemudian, yang terjadi, Keluaran 32-38,
mulai dari ayat 27, “Berkatalah ia kepada mereka: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Baiklah
kamu masing-masing mengikatkan pedangnya pada pinggangnya dan berjalanlah kian ke mari
melalui perkemahan itu dari pintu gerbang ke pintu gerbang, dan biarlah masing-masing
membunuh saudaranya dan temannya dan tetangganya.” Bani Lewi melakukan seperti yang
dikatakan Musa dan pada hari itu tewaslah kira-kira tiga ribu orang dari bangsa itu.” Jadi, di
dalam Perjanjian Lama, Keluaran 19, Allah menyatakan kemuliaan-Nya melalui memberikan
hukum di atas gunung melalui api, ketidaktaatan bangsa itu memakan korban sebanyak 3000
orang mati.
Dan kemudian terjadilah apa yang di jaman ini disebut sebagai Hari Pentakosta, perayaan
memperingati turunnya Hukum Taurat dimana Roh Allah turun ke atas umat-Nya, lidah api
hinggap ke atas orang-orang yang hadir di sana, dan mereka memberitakan Injil, seperti yang
tertulis di dalam Kisah Para Rasul 2:36-41. Ada yang ingat berapa orang yang menjadi percaya?
Sebuah kecocokan yang sangat menarik. Ini adalah hari dimana Allah menunjukkan kepada
umat-Nya bahwa sebuah hari yang baru sudah tiba—3000 orang percaya kepada Kristus di
Kisah Para Rasul 2 ketika mereka sedang mempertingati Pentakosta—hari dimana hukum yang
baru diberikan. Dahulu mereka tidak bisa taat kepada hukum, dan 3000 orang mati. Roh Allah
datang kepada umat-Nya, dan 3000 orang mendapatkan kehidupan. Roh Allah di dalam kita
adalah agar kita mengalami kehadiran Allah, untuk mentaati hukum Allah, dan untuk menggenapi
rencana Allah. Mereka kemudian mulai berkhotbah dalam berbagai bahasa yang berbeda. Mari
kita coba lihat kembali ke dalam Kejadian 11. Ini adalah kisah mengenai Menara Babel. Mereka
mendirikan menara itu untuk kebanggan diri sendiri, dan mereka terserak-serak dalam bahasa
yang berbeda-beda, dan kemudian Kejadian 12:1-3, Allah mengatakan kepada Abraham,
“Engkau akan menjadi umat-Ku, dan engkau akan menjadi berkat bagi semua manusia di bumi,
semua bahasa dan bangsa di dunia ini.” Anda melihat ke dalam Kisah Para Rasul 2, ketika Roh
Allah turun ke atas umat-Nya, dan anda melihat mereka memberitakan Injil di dalam berbagai
bahasa yang ada, sebuah gambaran dari apa yang terjadi di dalam Wahyu 7. Ketika orangorang dari berbagai bangsa datang, dimana orang-orang dari berbagai bahasa dan suku, akan
berkumpul di sekitar tahta dan menyanyikan keselamatan bagi Allah yang duduk di atas tahta
dan bagi Anak Domba yang ada di tahta. Ini gambarannya. Tujuan Allah di dalam Kejadian 12,
“Bahwa Ia akan memberkati umat-Nya sehingga segala bangsa akan melihat bahwa Ia baik.”
Menjadi kenyataan di dalam Kisah Para Rasul pasal 2 yang menjadi gambaran tentang apa yang
akan terjadi di dalam Wahyu 7. Ini gambaran yang sangat luar biasa di dalam Kisah Para Rasul
2. Kita jangan sampai meremehkan gambaran yang terjadi ketika Roh Kudus datang di hari
Pentakosta.
Download