Ikhtiologi – Laporan Ikhtio final (pencernaan)

advertisement
ACARA 3
SISTEM PENCERNAAN IKAN
Disusun oleh:
Kelompok 3
Beny Heriswan
H1K013010
Afina Nadya Zahara
H1K013040
Doni Fajar Rananda
H1K011032
Dyan Nurlina
H1K013016
Melody Virginia
H1K013045
Tanto Iskandar
H1K013015
Asisten : M. Azharul Rijal
LAPORAN PRAKTIKUM IKHTIOLOGI
JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014
I.
1.1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan merupakan salah satu jenis hewan vertebrata yang bersifat poikilotermis (berdarah
dingin), memiliki ciri khas pada tulang belakang, insang dan siripnya serta tergantung pada
air sebagai medium untuk kehidupannya. Ikan memiliki kemampuan di dalam air untuk
bergerak dengan menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak
tergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh arah angin.
Sistem pencernaan (digestive system) adalah sistem yang terdiri dari pencernaan saluran
dan organ-organ lain yang membantu tubuh memecah dan menyerap makanan.
Organ-organ dalam system pencernaan di luar saluran pencernaan (disebut organ
pencernaan aksesori) adalah lidah, kelenjar ludah, hati, pancreas dan kandung empedu.
Bagian dari system saraf (yang disebut system saraf eneterik) dan perdaran darah juga
berperan penting dalam system pencernaan.
Sistem atau alat pencernaan pada ikan terdiri dari dua bagian, yaitu saluran pencernaan
(Tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (Glandula digestoria). Saluran pencernaan
terdiri dari mulut, rongga mulut, farings, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum dan anus.
Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan pankreas yang berguna untuk
menghasilkan enzim pencernaan yang nantinya akan bertugas membantu proses
penghancuran makanan.
1.2
Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat mengenal bagian-bagian dari alat pencernaan makanan dari beberapa
jenis ikan yang termasuk dalam kelompok herbivore, karnivora dan omnivora.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Secara umum, proses pencernaan ikan sama dengan vertebrata yang lain. Namun, ikan
memiliki beberapa variasi terutama dalam hubungannya dengan cara memakan. Alat
pencernaan ikan terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Pada umumya,
saluran pencernaan ikan berturut-turut dimulai dari segmen mulut, rongga mulut, faring,
esophagus, lambung, pylorus, usus, rectum, dan anus. Sedangkan sel atau kelenjar
pencernaan terdapat pada lambung, hati, dan pankeas (Fujaya, 2004).
Makanan ikan bertulang keras (Osteichthyes) berupa kepala serangga, molluska, dan
ikan-ikan kecil. Gigi pada ikan bertulang keras tidak digunakan untuk memakan mangsa, tapi
hanya menangkap mangsa (Boolootian, 1979).
Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris). Pada rongga
mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidah pada
dasar mulut yang tidak dapat digerakkan. Lidah ikan banyak menghasilkan lendir, tetapi tidak
menghasilkan ludah (enzim). Dari rongga mulut, makanan masuk ke esophagus melalui
faring yang terdapat di daerah sekitar insang kemudian makanan di dorong masuk ke
lambung. Lambung ikan pada umumnya membesar dan tidak memiliki batas yang jelas
dengan usus. Dari lambung, makanan masuk ke usus yang berupa pipa panjang berkelokkelok dan sama besarnya. Usus bermuara pada anus.
Struktur dan fungsi saluran pencernaan pada ikan dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Mulut
Struktur anatomi mulut erat kaitannya dengan cara mendapatkan makanan,ada mulut
yang dapat disembulkan ke depan seperti ikan belanak. Adapula yang tidak dapat
disembulkan. Di sekitar bibir pada beberapa ikan tertentu terdapat sungut yang mencari
makanan di dasar perairan. Sungut ini berperan sebagai alat peraba atau pendeteksi makanan.
Posisi mulut juga berkaitan dengan kebiasaan makan ikan, misalnya ikan mas memiliki mulut
yang terletak di ujung hidung, sedangkan ikan julung-julung terletak di atas hidung (Fujaya,
2004).
Posisi mulut pada ikan sangatlah bervariasi di setiap jenis ikan. Hal ini sangat tergantung dari
kebiasaan memakan ikan, jenis pakan yang dimakan serta ukuran pakan yang sesuai dengan
bukaan mulut ikan. Jadi fungsi dari mulut adalah sebagai alat untuk memasukkan makanan.
Makanan oleh ikan tidak dikunyah atau dicerna seperti vertebrata kecuali beberapa jenis ikan
herbivor. Mulut dan tepi mulut dilengkapi dengan ujung saraf dan gigi yang berbeda-beda
letak, jumlah dan morfologinya. Lapisan rongga mulut terdiri dari sel epitel lendir berlapis
menempel pada membran dasar yang tebal dan dilekatkan pada tulang atau urat daging
dengan dermis yang tebal. Pada sebagian ikan ada yang memiliki semacam lidah yaitu suatu
penebalan dari bagian depan tulang archoyden yang kaya akan sel mucus dan organ
pengecap. Pada langit-langit bagian belakang terdapat organ palatin, yang merupakan
penebalan dari lapisan mucosa. Organ ini terdiri atas lapisan otot dan serat kolagen yang
berfungsi dalam proses penelanan makanan dan membantu membuang kelebihan air pada
makanan yang dimakan, juga sangat penting dalam proses pemompaan air dari organ mulut
ke bagian rongga insang (Fujaya, 2004).
b. Faring
Pada ikan filter feeding proses penyaringan makanan terjadi pada segmen inikarena
tapis insang mengarah ke segmen faring. Lapisan permukaan faring hampir sama dengan
rongga mulut, kadangkala masih ditemukan organ pengecap. Jika material yang ditelan
bukan makanan maka akan dibuang melalui insang (Radiopoetro, 1984).
c. Esophagus
Permulaan dari saluran pencernaan yang berbentuk seperti pipa, mengandung lendir
untuk membantu penelanan makanan. Pada ikan laut esophagus berperan dalam penyerapan
garam melalui difusi pasif menyebabkan konsentrasi garam air laut yang diminum menurun
sehingga memudahkan penyerapan air oleh usus belakang dan rectum (Fujaya, 2004).
d. Lambung
Lambung berfungsi sebagai penampung makanan. Pada ikan yang tidak berlambung
fungsi penampung makanan digantikan oleh usus depan yang dimodifikasi menjadi kantong
yeng membesar. Pada ikan tak bergigi (biasanya herbivora) terdapat gizzard yang berfungsi
untuk menggerus makanan. Seluruh permukaan lambung ditutupi oleh sel mucus yang
mengandung mukopolisakarida yang agak asam berfungsi sebagai pelindung dinding
lambung dri kerja asam klorida. Di bagian luar sel epitellium terdapat lapisan lendir sebagai
hasil sekresi sel mucus tersebut. Sel-sel penghasil cairan gastric terletak di bagian bawah dari
lapisan epitellium mensekresikan pepsin dan asam klorida. Berbeda dengan mamalia pada
ikan pencernaan secara kimiawi dimulai di bagian lambung, bukan di bagian rongga mulut,
karena ikan tidak memiliki kelenjar air liur (Fujaya, 2004).
e. Pylorus
Pylorus merupakan segmen yang terletak antara lambung dan usus depan. Segmen ini
sangat mencolok karena ukurannya yang mengecil. Pada beberapa ikan terdapat usus-usus
kecil dan pendek yang disebut pyloric caeca. Saat menyempitnya saluran pencernaan pada
segmen ini berarti bahwa segmen pylorus berfungsi sebagai pengatur pengeluaran makanan
(chyme) dari lambung ke segmen usus (Fujaya, 2004).
f. Usus
Usus merupakan segmen yang terpanjang dari saluran penceraan. Pada bagian depan
usus terdapat dua saluran yang masuk ke dalam yaitu saluran yang berasal dari kantung
empedu dan yang berasal dari pancreas. Lapisan mukosa usus tersusun oleh selapis sel
epitellium dengan bentuk prismatic. Pada lapisan ini terdapat tonjolan membentuk sarang
tawon pada usus bagian depan dan lebih beraturan pada usus bagian belakang, terutama pada
ikan lele. Bentuk sel yang umum ditemukan pada epithelium usus adalah enterosit dan
mukosit. Enterosit merupakan sel yang paling dominan dan diantara enterosit terdapat
mukosit. Jumlah mukosit semakin meningkat ke arah bagian belakang usus. Enterosit
merupakan sel yang permukaan atasnya mengarah memiliki mikrovili yang berperan dalam
penyerapan makanan. Secara histologis enterosit pada ikan yang telah menyerap zat makanan
akan berwarna keputih-putihan dan berbeda sekali dengan sel yang tidak menyerap zat
makanan. Mukosit merupakan sel penghasil lendir yang berbentuk piala. Bagian bawah
mukosit mengandung mucigen yang akan berubah menjadi lendir jika telah dilepaskan oleh
sel dan bereaksi dengan air (Fujaya, 2004).
g. Rectum
Rectum merupakan segmen saluran pencernaan terujung. Segmen rectum berfungsi
dalam penyerapan air dan ion. Adanya penyerapan air ini dapat dilihat dari kondisi feces
yang umumnya berbentuk kompak, berbeda dengan keadaannya ketika masih terdapat dalam
usus bagian belakang. Pada larva ikan selain fungsi tersebut rectum juga berfungsi untuk
penyerapan protein (Fujaya, 2004).
h. Anus
Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati anus
terletak di sebelah depan saluran genital.
III.
MATERI DAN METODE
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gunting bedah, baki plastik, kertas
milimeterblok/penggaris, dan buku gambar
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah beberapa spesies ikan yang
mewakili kelompok herbivora (Osteochilus hasselti / ikan nilem), karnivora (Clarias
batrachus / ikan lele), dan omnivore (Oreochromis niloticus / ikan nila).
3.2 Prosedur Kerja
Ikan
Bagian anus ditusuk dan diarahkan
ke ujung rongga perut bagian atas
Gunting diarahkan ke bagian
bawah hingga bawah perut
Buka daging yang telah tergunting
Gunting bagian kepala hingga
terbelah dua
Gunting bagian rectum
Organ pencernaan digambar dan
diberi nama
Lambung dan usus di ambil
Panjang lambung di ukur sampai
dengan usus
Hasil
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Hasil Praktikum
Keterangan :
2
3
1. Hati
2. Usus
3. Lambung
4. Anus
5. Empedu
1
1. Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)
5
Panjang Total
: 16,5 cm
Panjang Standar : 13,5 cm
4
Perbandingan :
PT : PU = 16,5 : 60 = 1 : 3,64
PS : PU = 13,5 : 60 = 1 : 4,4
Panjang Usus
: 60 cm
3
4
Keterangan :
5
1. Hati
2. Lambung
3. Empedu
4. Usus
1
5. Anus
2
2. Ikan lele (Clarias batracus)
Panjang total
: 24,5 cm
Perbandingan
Panjang Standar : 21,5 cm
PT : PU = 24,3 : 29,5 = 1 : 1,2
Panjang Usus
PS : PU = 21,5 : 29,5 = 1 : 1,4
: 29,5 cm
6
5
Keterangan:
1. Hati
2. Usus
3. Lambung
4. Anus
5. Sperma
6. Empedu
4
1
3
2
5
3. ikan nila
Panjang Total
: 16 cm
Panjang Standar
: 13,3 cm
PT : PU = 16 : 91,5 = 1 : 57
Panjang Usus
: 91,5 cm
PS : PU = 13,3 : 91,5 = 1 : 6,9
2.2
Perbandingan
Pembahasan
Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melalui mekanisme fisik dan
kimiawi sehingga makanan menjadi bahan yang mudah diserap dan diedarkan ke seluruh
tubuh melalui sistem peredaran darah. Sistem pencernaan atau sistem gastrointestin, adalah
sistem organ multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien,
serta mengeluarkan sisa proses tersebut. Sistem pencernaan antara satu dengan yang lainnya
bisa sangat jauh berbeda.
Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh dibagi menjadi 3 bagian,
yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung.Selanjutnya
adalah proses penyerapan sari - sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses
pengeluaran sisa - sisa makanan melalui anus (Puspa, 2011).
Menurut hasil praktikum yang telah kita lakukan, perbandingan antara ikan herbivora,
karnivora dan omnivora yaitu dilihat dari panjang usus masing – masing kelompok ikan
tersebut. Seperti pada ikan herbivora, panjang usus lebih panjang dari panjang tubuh pada
ikan tersebut. Sedangkan ikan karnivora, panjang usus lebih pendek dari panjang tubuh ikan
tersebut. Dan pada ikan omnivora,panjang usus berada di antara panjang usus ikan karnivora
dengan ikan herbivora.
Ikan herbivora merupakan golongan ikan yang memakan bahan tumbuhan yang hidup
di air atau di dalam lumpur, misal alga, hifa jamur, alga biru. Ikan golongan ini tidak
mempunyai gigi dan mempunyai tapis insang yang lembut sehingga dapat menyaring
fitoplankton. Ikan ini tidak mempunyai lambung yang benar yaitu bagian usus yang
mempunyai jaringan otot yang kuat, mengekskresi asam, mudah mengembang, dan terdapat
di bagian muka alat pencerna makanannya. Bentuk usus ikan golongan ini panjang berlikuliku dan dindingnya tipis (Saputra, 2009).
Saluran pencernaan ikan karnivora lebih pendek dari saluran ikan herbivora karena
daging yang dimakan memiliki dinding sel tipis berupa selaput sehingga lebih mudah
dicerna. Saluran pencernaan pada ikan karnivora hanya sepanjang tubuh saja sedangkan pada
ikan herbivora dapat mencapai tiga kali panjang tubuhnya. Lambung ikan karnivora
membesar dan berdinding tebal yang kuat mirip dengan ampel pada ayam (Rian, 2010).
Ikan omnivora merupakan golongan ikan yang memakan bahan makanan yang berasal
dari binatang dan tumbuhan. Ikan golongan ini mempunyai sistem pencernaan antara bentuk
herbivora dan karnivora. Menentukan jenis makanan ikan tertentu secara langsung tidaklah
mudah, karena usus ikan kadang-kadang kosong. Namun, pengamatan terhadap panjang usus
dan hubungannya dengan panjang badan dapat membantu untuk mengetahui jenis bahan
makanan yang dimakannya. Ikan herbivora, umumnya memiliki usus yang panjangnya 4-10
kali panjang badannya. Ikan predator memiliki panjang usus yang lebih pendek atau sama
panjang dengan badannya (Saputra, 2009).
Panjang usus ikan yang berbeda berhubungan erat dengan jenis makanan. Usus yang
sangat panjang pada ikan herbivora merupakan kompensasi terhadap kondisi makanan yang
kadar seratnya tinggi dan keadaan villinya yarig relatif rendah. Makanan ikan herbivora
mangandung banyak serat sehingga rnemeriukan pencernaan yang lebih lama. Pencernaan
yang larna membutuhkan tempat pencernaan (saluran pencernaan) yang panjang. Sementara
ikan karnivora memiliki usus yang pendek. Dengan demikian panjang usus merupakan suatu
bukti bahwa dalam usus terjadi proses pencernaan makanan, jika tidak terjadi proses
pencernaan makanan maka panjang usus ikan herbovora maupun karnivora seharusnya sama
(Marliyati, 2010).
Ikan omnivora memiliki lambung dengan menyerupai bentuk kantung dan usus
sedang 5-6 kali panjang tubuh, sedangkan karnifora memiliki lambung yang agak besar dan
memanjang besar dengan usus yang pendek, dan ikan herbivora memiliki lambung pendek,
kecil dan hampir tidak ada tetapi memiliki usus yang sangat panjang sehingga dapat beberapa
kali lebih panjang dari tubuh ikan (Lahiank, 2011).
1. Ikan Nilem
Ikan Nilem memiliki sistem pencernaan yang sama dengan kebanyakan ikan lainnya.
Sistem pencernaan Ikan Nilem terdiri atas lidah, hati, gastrum, intestine, pancreas, kantung
empedu. Jalur sistem pencernaan ikan adalah pertama rahang ikan yang mempunyai banyak
gigi kecil berbentuk kerucut untuk mengunyah makanan dan lidah kecil dalam di dasar
rongga mulut membantu. Setelah dari mulut lalu ke faring yang terdapat pada insang di sisi
dan samping lalu ke esophagus pendek mengikuti hingga timbul lambung atau gastrum
(Storer, 1968).
Sistem pencernaannya terdiri atas lidah, hati, gastrum, intestine, pancreas, kantung
empedu. Rahang ikan mempunyai banyak gigi kecil berbentuk kerucut untuk mengunyah
makanan dan lidah kecil dalam di dasar rongga mulut membantu gerakan respirasi. Pyloric
value terpisah belakang dari intestine, tiga tubular pyloric caeca, fungsi mengabsorpsi,
mengambil ke intestine, dan tiga hati besar di dalam rongga tubuh dengan kantung empedu
dan saluran ke intestine (Nugrahani, 2012).
2. Ikan Lele
Sistem ikan Lele seperti kebanyakan ikan lainnya memiliki saluran pencernaan yang
terdiri dari mulut, rongga mulut, esofagus, lambung, usus, dan dubur. Usus yang dimiliki ikan
Lele lebih pendek dari panjang badannya. Hal ini merupakan ciri khas jenis ikan karnivora.
Sementara itu, lambungnya relatif besar dan panjang. Selain itu Lele mempunyai kebiasaan
makan di dasar perairan atau kolam (bottom feeder). Berdasarkan jenis pakannya, Lele
digolongkan sebagai ikan yang bersifat karnivora (pemakan daging). Di habitat aslinya, Lele
makan cacing, siput air, belatung, laron, jentik-jentik serangga, kutu air, dan larva serangga
air. Karena bersifat karnivora, pakan tambahan yang baik untuk Lele adalah yang banyak
mengandung protein hewani. Jika pakan yang diberikan banyak mengandung protein nabati,
pertumbuhannya lambat.
Tidak seperti ikan herbivora yang memiliki usus yang panjang, ikan Lele memiliki
usus yang pendek, sehingga makanan yang masuk akan diserap dalam waktu yang singkat
dan akan segera keluar kembali. Alhasil ikan Lele akan cepat lapar. Daya kecernaan lambung
ikan Lele cepat. Sehingga jika penyerapannya cepat dan makanan berada di usus ikan Lele
tidak lama maka makanan yang diberikan harus berprotein tinggi atau makanan itu harus
sudah mengalami proses pembusukan yang mudah diserap , makanan berprotein tinggi dan
makanan yang membusuk cepat diserap oleh ikan Lele.
Ikan Lele dari awal larva mereka sudah biasa makan di bawah atau di dasar perairan.
Sehingga baiknya dari ukuran 2-3 sampai panen ikan lele dibiasakan makan pakan baik
mengapung dan tenggelam secara bersamaan. Tujuannya kebiasaan makan tetap ada dan ikan
Lele yang berada di bawah tetap bisa memakan pakan. Sehingga anggapan ikan Lele harus
makan pakan apung dan berada di permukaan tidaklah benar (Randi, 2012).
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah praktikum, mahasiswa dapat mengenal bagian-bagian dari alat pencernaan
makanan dari beberapa jenis ikan yang termasuk dalam kelompok herbivore, karnivora dan
omnivora yang diwakili oleh jenis ikan lele, nila dan nilem.
5.2 Saran
Diharapkan mahasiswa berhati-hati ketika menggunting bagian luar ikan agar bagian
dalam ikan tidak rusak sehingga mahasiswa dapat mengenal dengan baik bagian bagian ikan
tersebut yang berkaitan dengan sistem pencernaannya.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Download