pendahuluan - E

advertisement
Vol.13 No.1.Th.2006
Aloe barbadensis Miller Dan Aloe chinensis Baker
Aloe barbadensis Miller Dan Aloe chinensis Baker Sebagai Antibiotik Dalam
Pengobatan Etnoveteriner Unggas Secara Invitro
Imbang Dwi Rahayu*
* Jurusan Peternakan, Fakultas Peternakan – Perikanan, Universitas Muhamadiyah Malang,
Jl. Raya Tlogomas 246 Malang.
Email : [email protected]
Aloe barbadensis Miller And Aloe chinensis Baker As Antibiotic In Medication Of Poultry Etnoveteriner By In
Vitro
ABSTRACT
Background : Target of this research is to know influence of Aloe barbadensis Miller and Aloe chinensis Baker as
bakteriostatic or bakterisidal at disease of poultry which because of Escherichia coli and Salmonella thypimurium by in
vitro.
Methods : The pure isolate of two bacterium type cause of disease at poultry, that is : Escherichia coli and Salmonella
typhimurium and two aloe type, that is Aloe barbadensis Miller and Aloe chinensis Baker were used in this research.
Materials which is used in research for example : media of TSA, liquid media (Nutrient Broth), Muller Hinton media,
sterile aquadest. Used appliances, for example : cacram disk, mikroskup, strand of metal and incubator of usa. Used
method this research is experiment method, by 5 treatment group and 1 control group. Treatment consist of A : aloe gel
extract concentration 2,5%, B : aloe gel extract concentration 4,5%, C : aloe gel extract concentration 6,5%, D : aloe gel
extract concentration 8,5%, E : aloe gel extract concentration 10,5% and K: aloe gel extract concentration 0% (control).
utilized restating counted 3 times to each;every treatment. Gathered to be data to be analysed descriptively.
Result : The conclusion of this research is Extract aloe of varietas Aloe barbadensis Miller and also Aloe chinensis
Baker to Escherichia coli, but is not sensitive to Salmonella typhimurium, with Concentration pursue to minimize equal
to 10,5%.
Key words : Aloe barbadensis Miller, Aloe chinensis Baker, Etnoveteriner, In Vitro
ABSTRAK
Latar Belakang : Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh Aloe barbadensis Miller dan Aloe chinensis Baker
sebagai bakteriostatik atau bakterisidal pada penyakit unggas yang disebabkan oleh Escherichia coli dan Salmonella
typhimurium secara invitro.
Metode : Materi yang digunakan dalam penelitian adalah isolat murni dua jenis bakteri penyebab penyakit pada
unggas, yaitu : Escherichia coli dan Salmonella typhimurium dan dua jenis lidah buaya, yaitu Aloe barbadensis Miller
dan Aloe chinensis Baker. Bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain : media TSA, media cair (Nutrient
Broth), lempeng agar (Muller Hinton Agar), aquadest steril. Alat-alat yang digunakan, antara lain : cakram disk,
mikroskup, inkubator dan kawat usa. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen, dengan 5
kelompok perlakuan dan 1 kelompok kontrol. Perlakuan terdiri dari A : konsentrasi ekstrak gel lidah buaya 2,5%, B :
konsentrasi ekstrak gel lidah buaya 4,5%, C : konsentrasi ekstrak gel lidah buaya 6,5%, D : konsentrasi ekstrak gel lidah
buaya 8,5%, E : konsentrasi ekstrak gel lidah buaya 10,5% dan K : konsentrasi ekstrak gel lidah buaya 0% (kontrol).
Ulangan yang dipergunakan sebanyak 3 kali untuk setiap perlakuan. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada konsentrasi ekstrak gel 0% sampai dengan 8,5%, kedua jenis lidah buaya
belum mampu menghambat pertumbuhan kedua jenis bakteri, yaitu Eschericia coli maupun Salmonella typhimurium.
Demikian pula pada konsentrasi ekstrak gel 10,5%, kedua jenis lidah buaya belum mampu menghambat Salmonella
typhimurium. Namun pada konsentrasi ekstrak gel 10,5%, kedua jenis lidah buaya mampu menghambat pertumbuhan
Escherichia coli.
Kesimpulan : Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Ekstrak lidah buaya varietas Aloe barbadensis Miller
maupun Aloe chinensis Baker sensitif terhadap Escherichia coli, tetapi tidak sensitif terhadap Salmonella typhimurium,
dengan Konsentrasi hambat minimal sebesar 10,5%.
Kata kunci : Aloe barbadensis Miller, Aloe chinensis Baker, Etnoveteriner, In Vitro
31
Rahayu,
PENDAHULUAN
Etnoveteriner dapat diartikan sebagai usaha
pengobatan dan pemeliharaan ternak secara
tradisional, meliputi pengetahuan dan ketrampilan
yang dimiliki, bahan yang dipergunakan serta
metode dan bahan yang dipergunakan serta
metode dan cara yang diterapkan juga tercakup
hal-hal yang berkaitan dengan kepercayaan yang
dianut dalam pengobatan dan pemeliharaan
ternak.. Pemberian obat-obatan (kemoterapeutika)
pada ternak bertujuan untuk mengatasi serangan
penyakit. Pada ternak unggas telah dikenal
berbagai macam obat-obatan untuk mengatasi
berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh
mikroorganisme, seperti: bakteri, virus, parasit
maupun protozoa Penyakit Collibacillosis yang
disebabkan oleh Escherichia coli dan Paratyphoid
unggas yang disebabkan oleh Salmonella
typhimurium merupakan penyakit penting yang
cukup besar merugikan industri perunggasan di
Indonesia. Kerugian ekonomis yang ditimbulkan,
antara lain : pertumbuhan yang terhambat,
konversi pakan yang tinggi, kualitas karkas
menurun, banyaknya ayam afkir, produksi telur
menurun dan diikuti biaya pengobatan yang tinggi
tetapi produksi tidak kembali normal. Pengobatan
terhadap penyakit bakterial dilakukan dengan
penggunaan antibiotik.
Dikenal banyak macam-macam antibiotik,
termasuk sulfa yang digunakan untuk peningkatan
produktivitas pada usaha peternakan, khususnya
unggas. Penggunaan antibiotik yang ditujukan
untuk pengobatan penyakit maupun untuk
memacu pertumbuhan pada ternak harus
berdasarkan pengetahuan farmakokinetik dan
farmakodinamik serta patofisiologi. Penggunaan
antibiotik yang semena-mena akan menyebabkan
penurunan produktivitas ternak.
Guna mengurangi dampak negatif dari
antibiotik, maka penggunaan obat-obatan dengan
obat-obatan tradisional yang mengarah kembali ke
alam (back to nature) sebagai alternatif pilihan.
Pada saat ini penggunaan lidah buaya
untuk keperluan kesehatan manusia sudah cukup
luas. Salah satu jenis gula, yaitu mannose yang
terkandung dalam gel lidah buaya mampu
menghambat pertumbuhan virus HIV-1 sampai
30%. Para peneliti menemukan bahwa lidah buaya
mampu menstimulasi sistim kekebalan tubuh,
terutama sel T4-helper, yaitu sel darah putih yang
mengaktifkan sistim kekebalan tubuh terhadap
suatu infeksi. Tahun 1969, Dr. Bill Wolfe
32
Jurnal Protein
membuktikan bahwa lidah buaya sangat efektif
membunuh bakteri penyebab infeksi, antara lain :
Staphylococcus aureus dan lima strain bakteri
Streptococcus.
Tiga dari empat spesies lidah buaya telah
bersifat komersial dan yang paling populer adalah
Aloe barbadensis Miller, yang dikenal pula
dengan istilah Aloe vera Linne, Aloe vulgaris
Lamarch dan Aloe chinensis Baker (Gage, D dan
Elizabeth Tora, 2002).
Penelitian tentang penggunaan lidah buaya
sebagai obat, antibiotika pada unggas belum
banyak dilakukan, sehingga pada penelitian ini
akan dikaji peran lidah buaya sebagai antibiotik
alami untuk mengatasi serangan penyakit
bakterial pada unggas, seperti: Collibacillosis
yang disebabkan oleh Escherichia coli dan
gastroenteritis oleh Salmonella thyphimurium.
MATERI DAN METODE PENELITIAN
Materi yang digunakan dalam penelitian ini
berupa biakan murni dari 2 jenis bakteri patogen
pada ternak ayam, antara lain : Escherichia coli
dan Salmonella thypimurium. Bahan-bahan yang
digunakan, antara lain : media TSA, media cair
(Nutrient Broth), lempeng agar (Muller Hinton
Agar), aquadest steril. Alat-alat yang digunakan,
antara lain : cakram disk mikroskup, inkubator
dan kawat usa.
Batasan Variabel
1. Etnoveteriner adalah usaha pengobatan dan
pemeliharaan secara ternak tradisional,
meliputi pengetahuan dan ketrampilan yang
dimiliki, bahan yang digunakan serta metode
dan cara yang diterapkan, juga tercakup hal
yang berkaitan dengan kepercayaan yang
dianut dalam pengobatan dan pemeliharaan
ternak (Anonimous, 2005).
2. Penyakit bakterial merupakan penyakit yang
disebabkan oleh bakteri. Pada penelitian ini
bakteri yang digunakan untuk uji coba ada 2
jenis bakteri, yaitu : Escherichia coli dan
Salmonella thypimurium.
3. Antibiotik adalah senyawa yang digunakan
untuk pengobatan terhadap penyakit bakteri.
Pada
penelitian ini terdapat
istilah
bakteriostatik yang berarti antibiotik yang
hanya mampu menekan perkembangan
bakteri, sedangkan istilah bakterisidal berarti
antibiotik yang memiliki kemampuan
membunuh bakteri.
Vol.13 No.1.Th.2006
Aloe barbadensis Miller Dan Aloe chinensis Baker
Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian adalah metode eksperimen. dengan
pengambilan sampel secara acak. Penelitian ini
terdiri dari 5 kelompok perlakuan dan 1 kontrol,
dengan ulangan 3 kali, yaitu :
A : Konsentrasi ekstrak gel lidah buaya 2,5%
B : Konsentrasi ekstrak gel lidah buaya 4,5%
C : Konsentrasi ekstrak gel lidah buaya 6,5%
D : Konsentrasi ekstrak gel lidah buaya 8,5%
E : Konsentrasi ekstrak gel lidah buaya 10,5%.
K :Konsentrasi ekstrak gel lidah buaya 0%
(kontrol)
mencegah pertumbuhan bakteri sehingga
populasi bakteri tetap. Dinyatakan pula bahwa
antrakuinon merupakan suatu persenyawaan
fenolik, sehingga mekanisme kerja sebagai
antibakteri mirip dengan sifat-sifat fenol,
yaitu menghambat bakteri dengan cara
mendenaturasi protein (Fitri, DN., 2005).
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Uji MIC Lidah Buaya Terhadap
Escherichia
coli
dan
Salmonella
thypimurium
Hasil
pengamatan
menunjukkan
bahwa Escherichia coli sensitif terhadap Aloe
barbadensis Muller maupun Aloe chinensis
Baker pada konsentrasi yang sama, yaitu
10,5%. Pada konsentrasi 0% (kontrol) sampai
dengan 8,5% Eschericia coli tidak sensitif.
Bakteri Salmonella thypimurium tidak
menunjukkan kepekaan terhadap penggunaan
Aloe barbadensis Muller maupun Aloe
chinensis Baker.
Pada konsentrasi 10,5% ekstrak gel
lidah buaya ternyata kedua jenis lidah buaya
mampu menghambat bakteri E. coli. Hal ini
berkaitan
dengan
adanya
senyawa
antibakterial yang terkandung dalam lidah
buaya. Senyawa tersebut merupakan senyawa
glikosida yang disebut antrakuinon dan
saponin, meskipun mekanismenya belum
dapat dimengert sepenuhnya. Ekstrak lidah
buaya dapat menghambat pertumbuhan
bakteri pathogen, seperti E.coli dan
Salmonella hadar, namun tidak menghambat
pertumbuhan
bakteri
lactobacillus
sp
(Tarmudji, 2005).
Antrakuinon dalam lidah buaya
ternyata mampu berperan sebagai antibiotik
yang bersifat bekteriostatik, hal ini didasarkan
hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
koloni E. coli yang tumbuh pada media TSA.
Peran bakteriostatik antrakuinon dalam lidah
buaya
dimungkinkan
dengan
cara
mempengaruhi sintesis protein sel E. coli.
Antibakteri
yang
bekerja
dengan
mempengaruhi sintesis protein digolongkan
sebagai bakteriostatik, yaitu antibiotik yang
2. Hasil Uji Cakram Sensitifitas Ekstrak
Lidah Buaya Terhadap Escherichia coli
dan Salmonella typhimurium.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
hanya E. coli yang sensitif terhadap kedua
jenis lidah buaya. Pada Aloe barbadensis
Miller 10,5%, rataan ruang kosong di
sekeliling cakram yang dicelup ekstrak lidah
buaya memiliki rataan sebesar 7,9 mm,
sedangkan pada Aloe chinensis Baker, rataan
ruang tersebut sebesar 6,5 mm. Salmonella
typhimurium ternyata tidak sensitif terhadap
kedua jenis lidah buaya
Secara angka kasar, maka daya hambat
Aloe barbadensis Miller terhadap E. coli lebih
besar daripada Aloe chinensis Baker. Alasan
tersebut
mungkin
berkaitan
dengan
kandungan antrakuinon yang berbeda pada
kedua jenis lidah buaya tersebut.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan kajian
pustaka pendukung, maka dapat diangkat
kesimpulan sebagai beruikut :
a. Ekstrak lidah buaya varietas Aloe barbadensis
Miller maupun Aloe chinensis Baker sensitif
terhadap Escherichia coli, tetapi tidak sensitif
terhadap Salmonella typhimurium.
b. Konsentrasi hambat minimal sebesar 10,5%.
Saran
Saran yang bisa dikaji untuk penelitian lebih
lanjut adalah :
a. Diteliti kembali uji sensitifitas
terhadap
Escherichia coli dengan konsentrasi ekstrak
lidah buaya lebih tinggi dari 10,5%.
b. Dilakukan penelitian sejenis untuk penyakit
bakteri yang lain.
c. Dilanjutkan penelitian secara invivo tentang
suplementasi lidah buaya bentuk tepung yang
dicampur ke dalam ransum ayam.
d. Perlu penelitian untuk mengkaji pemanfaatan
tanaman obat-obatan yang lain sebagai
33
Rahayu,
Jurnal Protein
suplemen pengganti antibiotik dalam ransum
ayam.
Mabbett, T. 2005. Biosecure Is Sure. Dalam
Poultry International. Edisi Januari 2005. Vol :
44, No.1.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous, 2005. Lidah Buaya (Aloe vera L).
http://www.asiamaya.com /jamu/isi/lidahbuayaaloevera.htm.
Anonimous,
2005.
http://www.mardi.my/bdc
Buaya.html.
Lidah
Buaya.
/herba /bm /Lidah
Budiningsih, M., 2005. Evaluasi Nilai Kecernaan
Serat Kasar Dan Lemak Kasar Tepung Kulit
Berbagai Varietas Lidah Buaya (Aloe vera) Pada
Ayam Pedaging. Skripsi. Jurusan Produksi
Ternak.
Fakultas
Peternakan
Perikanan.
Universias Muhammadiyah Malang.
Furnawanthi, I., 2005. Khasiat dan Manfaat Lidah
Buaya. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Fitri, DN. 2005. Studi Tentang Daya Hambat
Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera) dengan
Konsentrasi
yang
Berbeda
Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Aeromonas hydrophila
Secara Invitro. SKRIPSI. Jurusan Perikanan.
Fakultas Peternakan Perikanan. UMM. Malang.
Gage, D dan Elizabeth Tora, 2002. Buku Pintar
Terapi Aloe vera. Panduan Lengkap Terapi Aloe
vera untuk Kesehatan dan Kecantikan.
Penerjemah Suwandi.
Gunawan, D. dan Mulyani, Sri. 2004. Ilmu Obat
Alam (Farmakognosi) Jilid 1. Penerbit Penebar
Swadaya. Jakarta.
Murdiati, TB, Sri Wahyuni, H. Sangat
Roemontyo, E. Mathias. Mundy. 1992. Tumbuhan
Dalam Pengobatan Etnoveteriner Pada Ternak
Ruminansia Kecil
di Jawa Barat. Dalam
Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional
Etnobotani. Cisarua, Bogor.
Murtidjo, BA. 1995. Pengendalian Hama dan
penyakit Ayam. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
34
Purwodhiredjo, B. 1999. Pencampuran Obat
Dalam Pakan dan Permasalahannya. Infovet.
Edisi 063. Agustus 1999.
Prodjohardjono, S., 1993. Masalah Residu Obatobatan dalam Perungggasan. Makalah Seminar
Perunggasan di Surabaya.
Rahayu, ID. 2003. Ilmu Kesehatan Ternak. Buku
Ajar. Jurusan Produksi Ternak. Fakultas
Peternakan
Perikanan.
Universitas
Muhammadiyah Malang.
Rumawas, W. 1987. Penyakit Saluran
Pernapasan pada Unggas. Makalah Seminar
Penyakit Unggas. 5 Desember 1987. Jurusan
Parasitologi dan Patologi. FKH-IPB. Bogor.
Rahman,S. 2004. Lidah Buaya: Atasi Serangan
Jantung
dan
Diabetes.
http://www.kompas.com/kesehatan/news/0407/25
/132654.htm.
Shane, MS., 1889. Buku Pedoman Penyakit
Unggas (Terjemahan). Alih Bahasa : Tangenjaya,
dkk. American Soybean Association.
Subronto dan Tjahayati. 2002. Ilmu Penyakit
Ternak II. Gadjah Mada University Press.
Tarmudji, 2005. Manfaat Gel Lidah Buaya Untuk
Unggas.
http://www.poultryindonesia.com/modules.php?n
ame=news&file=article&sid = 825.
Unandar, T., 1999. Fungsi Antibiotik Sebagai
Imbuhan Pakan. Infovet Edisi 063, Agustus 1999.
Whiteman, CC and Bickford, AA. 1989. Avian
Disease manual. Third Edition American
Association of Avian Pathologists.
Download