ISAK 29 Pengupasan Lapisan tanah dan PSAK 33

advertisement
ISAK 29
BIAYA PENGUPASAN LAPISAN TANAH
TAHAP PRODUKSI
PADA PERTAMBANGAN TERBUKA
Agenda
1.
Perkembangan Standar Akuntansi
2.
Standar Akuntansi Pertambangan
3.
PSAK 33 & ISAK 29
4.
Ilustrasi dan Contoh Pelaporan
PSAK BERBASIS IFRS
EFEKTIF TAHUN 2015
Standar Akuntansi
• Untuk keseragaman laporan keuangan, laporan keuangan
yang relevan dan reliable (representational faitfullness)
• Memudahkan penyusun laporan keuangan karena ada
pedoman baku sehingga meminimalkan bias dari penyusun
• Memudahkan auditor dalam mengaudit
• Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk
menginterpretasikan dan membandingkan laporan
keuangan entitas yang berbeda.
• Pengguna laporan keuangan banyak pihak sehingga
penyusun tidak dapat menjelaskan kepada masing-masing
pengguna
Laporan Keuangan  Penghasilan Kena Pajak
• Standar Akuntansi akan menentukan besarnya laba entitas
• Pembukuann entitas didasarkan pada ketentuan dalam standar
akuntasi keuangan.
• Pajak dihitung berdasarkan Penghasilan Kena Pajak.
• Jika tidak ditentukan khusus dalam UU Pajak Penghasilan,
penghasilan dan beban mengikuti ketentuan yang ada dalam
standar Akuntansi Keuangan.
• Proses perhitungan penghasilan kena pajak didasarkan atas laba
sebelum pajak yang dikoreksi / rekonsilitasi secara fiskal.
• Sistem Akuntansi dirancang untu mendukung pembukuan
berdasarkan standar Akuntansi, sehingga dokumen dan kertas
pendukung untuk informasi dalam Akuntansi akan tersedia dalam
perusahaan.
Perbedaan Pajak dan Akuntansi
PSAK
Undang-Undang
AKUNTANSI
PAJAK
PERBEDAAN
Permanen
Temporer
BOOK TAX GAP/ DFFERENCE –
Tax Planning atau
Tax Avoidance
Pajak Tangguhan:
 Aset / Liabilitas
 Beban/Pendapatan
Sejarah Standar Akuntansi
Efektif
1 Januari 2012
Pra PAI
1973
PAI
1973
Konvergensi
IFRS 20082012
Harmonisasi
IAS 19942007
Efektif
1 Januari 2015
Konvergensi
IFRS 20122015
8 Desember 2008
Komitmen mendukung IFRS
sebagai standar akuntansi
keuangan global
7
Empat Pilar Standar Akuntansi Indonesia
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik signifikan - SAK-ETAP
Standar Akuntansi Syari’ah – SAK Syariah
Standar Akuntansi Pemerintahan - SAP
 IFRS hanya diadopsi PSAK full 2012, pada tahun 2013 dilakukan revisi
beberapa standar dan ditambahkan standar baru 65, 66, 67, 68 yang akan
efektif pada tahun 2015
 SAK ETAP digunakan untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik
tidak signifikan.
 DSAS telah mengeleluarkan 10 PSAK Syariah
8
SAK ETAP
• SAK ETAP: Standar akuntansi keuangan untuk entitas tanpa akuntabilitas
publik signifikan
• ETAP adalah entitas yang:
– Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
– Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial
statement) bagi pengguna eksternal.
• Menggunakan acuan IFRS untuk Small Medium Enterprises.
• Lebih sederhana antara lain:
–
–
–
–
Aset tetap, tidak berwujud menggunakan harga perolehan
Entitas anak tidak dikonsolidasi tetapi sebagai investasi dengan metode ekuitas.
Pajak menggunakan konsep pajak terutang bukan pajak tangguhan
Mengacu pada praktik akuntansi yang saat ini digunakan.
• Tahun 2011 perusahaan harus memilih menjadi menggunakan PSAK-IFRS
atau PSAK-ETAP
9
PSAK SYARIAH
• Basis transaksi
• Digunakan oleh entitas yang melakukan transaksi syariah
baik entitas lembaga syariah maupun non lembaga syariah
• Pengembangan dengan model PSAK umum namun berbasis
syariah dengan acuan fatwa MUI
• PSAK 100 – PSAK 110
•
•
•
•
•
PSAK 101 Penyajian Laporan
Keuangan Syariah
PSAK 102 Akuntansi Murabahah)
Revisi 2013
PSAK 103 Akuntansi Salam
PSAK 104 Akuntansi Istishna
PSAK 105 Akuntansi Mudharabah
•
•
•
•
•
PSAK 106 Akuntansi Musyarakah
PSAK 107 Akuntansi Ijarah
PSAK 108 Akuntansi Transaksi Asuransi
Syariah
PSAK 109 Akuntansi Zakat, Infaq dan
Shadaqoh
PSAK 110 Akuntansi Sukuk
10
SAP
• Instansi Pemerintah menggunakan Standar Akuntansi
Pemerintahan, PP 24 tahun 2005  PP 71 tahun 2010
• Standar disusun oleh Komite Akuntansi Pemerintahan
kemudian ditetapkan dengan PP
• Diterapkan untuk entitas pemerintah dalam menyusun LKPP
dan LKPD:
–
–
–
–
instansi pemerintah pusat
Instansi pemerintah daerah
BLU dikonsolidasikan dengan LKP – menggunakan PSAP dan PSAK,
BUMN (sbg investasi pemerintah)  menggunakan PSAK
• Entitas sektor publik selain pemerintah menggunakan PSAK 45
untuk pelaporan dan yang lain mengikuti PSAK / SAK ETAP.
11
PSAK – IFRS BASED
• Wajib diterapkan untuk entitas dengan akuntabilitas publik
seperti: Emiten, perusahaan publik, perbankan, asuransi, dan
BUMN.
• Dapat diterapkan oleh entitas lainya.
• Basis transaksi, bukan basis industri.
• Tujuan: memberikan informasi yang relevan bagi user laporan
keuangan
• Indonesia melakukan adopsi penuh 1 Januari 2012 – tahap 1
• Proses adopsi tahap kedua efektif 1 Januari 2015
12
IFRS - PSAK
• Pasca Konvergensi PSAK 2012 = IFRS (kecuali IFRS terbaru)
• Perbedaan IFRS dengan PSAK dijelaskan dalam Standar
bagian depan.
– Substansi / konseptual
– Redaksional
– Tanggal efektif
• Secara gradual, IFRS sudah diterapkan mengikuti
pemberlakuan PSAK yang bersangkutan.
• Setelah konvergensi IFRS  PSAK akan berkembang
dinamis mengikuti IFRS
13
Karakteristik Standar ??
Dinamis
Lebih banyak
Pengungkapan
Principle Based :
Judgment
Fair Value
14
Karakteristik IFRS
• IFRS menggunakan “Principles Base “ :
– Lebih menekankan pada intepreatasi dan aplikasi atas standar sehingga harus
berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.
– Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah
presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.
– Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar akuntansi.
• Menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar aktif
harus melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau menggunakan
jasa penilai
• Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik
kuantitaif maupun kualitatif
• IFRS secara dinamis akan berubah mengikuti perkembangan lingkungan
bisnis dan kebutuhan informasi para pengguna.
15
Roadmap IFRS di Indonesia
FASE 1
Efektif
< 2010
Efektif
2011
FASE 2
Efektif
2012
• 3 PSAK
• 16 PSAK
• 11 PSAK
• 22 PSAK
• 1 ISAK
• 6 ISAK
• 12 ISAK
• 1 ISAK
• 9 PPSAK
• 1 PISAK
• 1 PPSAK
• 3 PPSAK
• 2 PPSAK
IAS / IFRS dalam proses adopsi:
a. IFRS 9 Financial Instruments
b. IFRS 14 Regulatory Deferral Accounts
c. IFRS 15 Revenue from Contracts with
Customers
Efektif
Efektif
2013
2014&2015
•
•
•
•
•
4 PSAK
9 Revisi PSAK
4 ISAK (2014)
1 PPSAK (2014)
Penyesuan SAK
Diskusi IFRS
a. IFRS 4 Insurance Contract
b. Leases
c. Conceptual Framework –
Reporting Entity
16
PSAK 2013 & 2014
NO IFRS
STATUS
1
IFRS 10: Consolidated Financial
Statements
PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian [1
Jan 2015]
2
IFRS 11: Joint Arrangements
PSAK 66: Pengaturan Bersama [1 Jan 2015]
3
IFRS 12: Disclosure of Interests in
Other Entities
PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan dalam
Entitas Lain [1 Jan 2015]
4
IFRS 13: Fair Value Measurement
PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar [1 Jan
2015]
5
IFRIC 18: Transfer of Assets from
Customers
ISAK 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan [1
Jan 2014]
6
IFRIC 19: Extinguishing Financial
Liabilities with Equity Instruments
ISAK 28: Pengakhiran Liabilitas Keuangan
dengan Instrumen Ekuitas [1 Jan 2014]
7
IFRIC 20: Stripping Costs in the
Production Phase of a Surface Mining
ISAK 29: Biaya Pengupasan Lapisan Tanah
tahap Produksi pada Pertambangan Terbuka
[1 Jan 2014]
17
PSAK 2013 & 2014
NO IFRS
STATUS
1
IAS 1: Presentation of Financial
Statements
PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan [1 Jan 2015]
2
IAS 19: Employee Benefits
PSAK 24: Imbalan Kerja [1 Jan 2015]
3
IAS 27: Separate Financial Statements
PSAK 4: Laporan Keuangan Tersendiri [1 jan 2015]
4
IAS 28: Investments in Associates and
Joint Ventures
PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan
Ventura Bersama [1 Jan 2015]
5
IAS 32: Financial Instruments:
Presentation
PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian
[Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
6
IAS 36: Impairment of Assets
PSAK 48: Penurunan Nilai Aset [Disahkan pada 29
April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
7
IAS 39: Financial Instruments:
Recognition and Measurement (IFRS 9
eff 2018 belum diadopsi)
PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku
1 Jan 2015]
8
IFRS 7: Financial Instruments:
Disclosures
PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan
[Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
9
IAS 12: Income Tax
PSAK 46: Pajak Penghasilan [Disahkan pada 29
April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
18
PSAK non IFRS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
PSAK 28: Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian;
PSAK 36: Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa;
PSAK 38: Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali;
PSAK 34: Kontrak Konstruksi
PSAK 44: Pendapatan Real Estate
PSAK 45: Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba;
ISAK 25: Hak atas Tanah
19
Perkembangan setelah 1 Januari 2015
IFRS terbaru:
• IFRS 9 Financial Instruments (efektif 1 Januari 2018)
• IFRS 14 Regulatory Deferral Accounts (efektif 1 Januari 2016)
• IFRS 15 Revenue from Contracts with Customers (efektif 1
Januari 2017)
• IFRIC 21 Levies (efektif 1 Januari 2014) – dalam pertimbangan
DSAK IAI
• Amandemen IAS 41 Agriculture (efektif 1 Januari 2016)
Pembahasan IASB:
• Amandemen IFRS 4 Insurance Contracts
• IFRS on Leases
• Amandemen dan penyesuaian IFRS lain
20
Public Hearing 30 Juni 2015
ISAK 30 Pungutan
Amandemen PSAK 1 : Prakarsa Pengungkapan
• Amandemen IAS 1 Disclosure Initiative
Amandemen PSAK 16 dan PSAK 19: Klarifikasi yang Diterima
untuk Penyusutan dan Amortisasi
• Amandemen IFRS 4 IAS 16 dan IAS 38
Amandemen PSAK 24: Program Manfaat Pasti Kontribusi
Pekerja
• Amandemen IAS 19 Defined Plans: Employee Contributions
21
Public Hearing 21 September 2015
PSAK 69 Agrikultur
ISAK 31 Interpretasi atas Ruang Lingkup Properti Investasi
Amandemen PSAK 4 : Metode Ekuitas dalam Laporan Keuangan
Tersendiri
Amandemen PSAK 15, 65 dan 67 : Entitas Investasi Penerapan
Pengecualian Konsolidasi
Amandemen PSAK 66: Akuntansi Akuisisi Kepentingan dalan
Operasi Bersama
Amandemen PSAK 16: Agrikultur Tanaman Produktif
22
PSAK 69
•
•
•
•
•
•
Aktivitas agrikultur (agricultural activity) adalah manajemen transformasi
biologis dan panen aset biologis oleh entitas untuk dijual atau untuk
dikonversi menjadi produk agrikultur atau menjadi aset biologis tambahan.
Aset biologis (biological asset) adalah hewan atau tanaman hidup.
Produk agrikultur (agricultural produce) adalah produk yang dipanen dari aset
biologis milik entitas.
Aset biologis diukur pada saat pengakuan awal dan pada setiap akhir periode
pelaporan pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, kecuali untuk kasus
yang dideskripsikan dalam paragraf 30 dimana nilai wajar tidak dapat diukur
secara andal.
Aset biologi yang menghasilkan (bearer asset) merupakan aset tetap yang
pembebanannya akan dilakukan dengan proses amortisasi.
Produk agrikultur yang dipanen dari aset biologis milik entitas diukur
pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual pada titik panen.
Setelah panen  biaya perolehan persediaan.
23
PERKEMBANGAN
STANDAR AKUNTANSI PERTAMBANGAN
PSAK Pertambangan Umum
Saat ini tidak ada standar akuntansi khusus industri pertambangan
umum atau industri batubara
PSAK 33 ( 1994) Pertambangan Umum - mengatur
akuntansi untuk perusahaan pertambangan
2011
PSAK 33 (2011) Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada
Pertambangan Umum
ISAK 29 (2013) Biaya Pengupasan Lapisan Tanah
Tahap Produksi pada Tambangan Terbuka
2013
25
PSAK terkait Pertambangan Umum
PSAK Khusus
• ISAK 29 Biaya Pengupasan Lapisan Tanah Tahap Produksi
pada Tambangan Terbuka
• PSAK 64 Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral
• PSAK 57 Provisi dan Kontijensi
• PSAK 16 Aset tetap, PSAK 19 Aset takberwujud dan
PSAK 14 Persediaan
PSAK Umum
• PSAK pelaporan keuangan : PSAK 1, 2, 3, 5, 4, 65
• PSAK pengakuan, pengukuran, penyajian dan
pengungkapan item dalam laporan keuangan PSAK 50, 55,
60, 23, 30, 46, 24, dll
PSAK lain
• PSAK lain yang relevan jika Perusahaan memiliki
transaksi ini PSAK 22: Kombinasi Usaha; PSAK 8:
Peristiwa setelah tanggal laporan keuangan, dll
26
PSAK 33 (1994) Akuntansi Pertambangan
• Mengatur akuntansi atas aktivitas pertambangan umum secara detail
dan rinci.
• Pengaturan meliputi uraian kegiatan, biaya yang terjadi, perlakuan
akuntansi, penyajian dan pengungkapan.
• Diuraikan untuk kegiatan:
–
–
–
–
Eksplorasi (termasuk evaluasi),
Pengembangan dan Konstruksi,
Produksi, dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
• Pengaturan yang dilakukan dalam PSAK ini sebenarnya telah diatur
dalam PSAK lain, namun secara spesifik industri Pertambangan.
• PSAK 33 1994, lebih mirip sebuah pedoman akuntansi bukan standar
akuntansi, karena mengatur hal-hal yang detail.
27
PSAK 33 (1994) Akuntansi Pertambangan
Biaya eksplorasi diakui sebagai beban, kecuali:
• Belum terdapat cadangan, izin masih berlaku, dan kegiatan eksplorasi signifikan
masih dilakukan.
• Terdapat cadangan terbukti dan izin masih berlaku.
• Biaya eksplorasi mencakup biaya perizinan.
Biaya pengembangan diakui sebagai aset (biaya yang ditangguhkan).
• Biaya konstruksi diakui sebagai aset tetap.
Biaya produksi
• Biaya pengupasan lapisan tanah awal diakui sebagai aset (beban tangguhan).
• Biaya pengupasan lapisan tanah selanjutnya diakui sebagai beban.
• Biaya produksi diakui sebagai persediaan.
Biaya pengelolaan lingkungan hidup dalam aktivitas produksi diakui
sebagai beban.
• Biaya pengelolaan lingkungan hidup dalam aktivitas eksplorasi dan
pengembangan diakui sebagai aset (beban tangguhan).
28
PSAK 33 (2011) Aktivitas Pengupasan Tanah dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
• Ruang lingkup Standar :
– aktivitas pengupasan lapisan tanah dan;
– aktivitas pengelolaan lingkungan hidup
• Biaya lain perlakuannya mengikuti PSAK yang lain, misal,
biaya ditangguhkan mengikuti prinsip akrual jika
memiliki manfaat lebih dari satu periode. Penangguhan
biaya mengikuti PSAK 16 atau 19 tergantung substansi
transaksinya.
• Pengelolaan lingkungan hidup diatur khusus karena
perusahaan pertambangan harus membuat provisi
pengelolaan lingkungan hidup.
• Ketentuan transisi tidak diatur  mengikuti PSAK 25
29
Definisi
Lingkungan
Hidup

Biaya
Lingkungan
Hidup

kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan mahluk hidup, termasuk di
dalamnya manusia dan perilakunya, yang
memengaruhi kelangsungan perikehidupan
dan kesejahteraan manusia, serta mahluk
hidup lainnya.
biaya yang timbul atas usaha mengurangi dan
mengendalikan dampak negatif kegiatan
pertambangan, dan biaya rutin lainnya
30
Definisi
Dampak
pengambangan

a) Pencemaran lingkungan,  masuknya komponen ke
dalam lingkungan dan/atau berubahnya tatanan
lingkungan, sehingga kualitasnya menjadi kurang atau
tidak dapat berfungsi sesuai peruntukannya.
(b) Perusakan lingkungan, yaitu tindakan yang menimbulkan
perubahan sifat-sifat dan/atau hayati yang
mengakibatkan lingkungan kurang berfungsi dalam
menunjang pembangunan berkesinambungan.
Biaya
Lingkungan
Hidup

Upaya terpadu dalam:
• Pemanfaatan
• Penataan
• Pemeliharaan
• Pengawasan
• Pengendalian
• Pengembangan lingkungan hidup
31
Pengakuan dan Pengukuran
Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah
Pengupasan tanah awal untuk
membuka tambang
Pengupasan tanah yang dilakukan
sebelum produksi dimulai
Diakui sebagai aset
(beban tangguhan)
Pengupasan tanah lanjutan
dilakukan selama masa produksi
Diakui sebagai beban berdasarkan
rasio rata-rata tanah penutup
32
Pengakuan
Klasifikasi
Biaya
Pengakuan
Pengukuran



• Biaya pengupasan tanah penutup dibedakan antara
pengupasan tanah awal untuk membuka tambang, yaitu
pengupasan tanah yang dilakukan sebelum produksi
dimulai dan pengupasan tanah lanjutan yang dilakukan
selama masa produksi.
Biaya pengupasan tanah awal diakui sebagai aset (beban
tangguhan), sedangkan biaya pengupasan tanah lanjutan
diakui sebagai beban.
Sebelum produksi dilaksanakan, dihitung terlebih dahulu rasio
rata-rata tanah penutup (average stripping ratio), yaitu
perbandingan antara taksiran kuantitas lapisan batuan/tanah
penutup terhadap taksiran ketebalan bahan galian (seperti
batubara) yang juga dinyatakan dalam satuan unit kuantitas.
33
Pengakuan dan Pengukuran
Rasio Rata-rata Tanah Penutup (average stripping ratio)
Definisi: perbandingan antara taksiran kuantitas lapisan batuan/tanah
penutup terhadap taksiran ketebalan bahan galian (seperti batubara) yang
juga dinyatakan dalam satuan unit kuantitas.
Rasio aktual
tanah
penutup
Rasio aktual
tanah
penutup
Tidak jauh beda
Lebih besar
Rasio ratarata
Rasio ratarata
biaya pengupasan
seluruhnya dapat
dibebankan
Kelebihan biaya
pengupasan  aset
(beban tangguhan)
Aset dibebankan pada
periode dimana rasio
aktual jauh lebih kecil
dari rasio rata-ratanya.34
Pengakuan
Biaya Lanjutan
Pengukuran


Biaya pengupasan tanah lanjutan pada dasarnya
dibebankan berdasarkan rasio rata-rata tanah penutup.
• Dalam keadaan di mana rasio aktual tanah penutup (yaitu
rasio antara kuantitas tanah/batuan yang dikupas pada
periode tertentu terhadap kuantitas bagian cadangan yang
diproduksi untuk periode yang sama) tidak berbeda jauh
dengan rasio rata-ratanya, maka biaya pengupasan tanah
yang timbul pada periode tersebut seluruhnya dapat
dibebankan.
• Dalam hal rasio aktual berbeda jauh dengan rasio rataratanya, maka apabila rasio aktual lebih besar dari rasio
rata-ratanya, kelebihan biaya pengupasan diakui sebagai
aset (beban tangguhan).
• Aset tersebut (Biaya tangguhan) akan dibebankan pada
periode dimana rasio aktual jauh lebih kecil dari rasio rataratanya.
35
Provisi Biaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengakuan dan Pengukuran
Provisi pengelolaan lingkungan hidup harus diakui jika:
• terdapat petunjuk yang kuat bahwa telah timbul kewajiban pada tanggal
pelaporan keuangan akibat kegiatan yang telah dilakukan;
• terdapat dasar yang wajar untuk menghitung jumlah kewajiban yang
timbul
Taksiran biaya untuk pengelolaan lingkungan hidup yang timbul sebagai
akibat kegiatan eksplorasi dan pengembangan  aset (beban
tangguhan)
Taksiran biaya untuk pengelolaan lingkungan hidup yang timbul sebagai
akibat kegiatan produksi tambang  beban
36
Pengakuan dan Pengukuran
Evaluasi atas provisi
Pada tanggal pelaporan, jumlah provisi pengelolaan lingkungan
hidup harus dievaluasi kembali untuk menentukan apakah jumlah
akrualnya telah memadahi.
Jika jumlah pengeluaran pengelolaan lingkungan hidup
yang aktual pada tahun berjalan sehubungan dengan kegiatan
periode lalu lebih besar dari pada jumlah akrual yang telah
dibentuk selisihnya dibebankan ke periode di mana kelebihan
tersebut timbul.
37
Penyajian
Taksiran Provisi pengelolaan lingkungan hidup
 laporan posisi keuangan
Jumlah yang dilaporkan: kewajiban yang telah
ditangguhkan dikurangi dengan jumlah pengeluaran
aktual
38
Pengungkapan Provisi Lingkungan Hidup
a. Kebijakan akuntansi sehubungan dengan:
i.
ii.
iii.
iv.
Perlakuan akuntansi atas pembebanan biaya
pengelolaan lingkungan hidup;
Metode amortisasi atas biaya pengelolaan lingkungan
hidup yang ditangguhkan.
b. Mutasi taksiran kewajiban provisi pengelolaan lingkungan hidup selama tahun
berjalan dengan menunjukkan:
i. Saldo awal;
ii. Penyisihan yang dibentuk;
iii. Pengeluaran sesungguhnya;
iv. Saldo akhir.
c. Kegiatan pengelolaan lingkungan hidup yang telah dilaksanakan dan yang sedang
berjalan;
d. Kewajiban bersyarat sehubungan dengan pengelolaan lingkungan hidup dan
kewajiban bersyarat lainnya sebagaimana diatur dalam Standar Akuntansi
Keuangan.
39
Tanggal Efektif dan Penarikan
Tanggal Efektif
• Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode
tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1
Januari 2012.
Penarikan
• Pernyataan ini menggantikan PSAK 33 (1994):
Akuntansi Pertambangan Umum.
40
ISAK 29:
BIAYA PENGUPASAN TANAH PADA TAHAP PRODUKSI
PADA PERTAMBANGAN TERBUKA
PPSAK 12
“Warisan”
PSAK 33
(1994)
PSAK 33: Aktivitas Pengupasan Lapisan
Tanah & Pengelolaan Lingkungan Hidup
pada Pertambangan Umum
Pengupasan
Lapisan Tanah
ISAK 29
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Dicabut?
Didrive dari
UU No 11 th
1967 & PP
terkait
PSAK 57
UU No. 4
Th 2009
ISAK 29 Biaya Pengupasan Lapisan Tanah Tahap Produksi pada
Pertambangan Terbuka
• Standar hanya mengatur pengupasan lapisan tanah pada
tahap produksi
• Biaya pengelolaan lingkungan hidup mengikuti ketentuan PSAK
57: Provisi, Liabilitas Kontijensi dan Aset Kontijensi.
• ISAK 29: mengadopsi IFRIC 20 Stripping Cost in Production
Phase of a Surface Mine per 1 Januari 2013. Semua diadopsi
kecuali terkait dengan tanggal efektif dan penerapan dini.
43
ISAK 29: BIAYA PENGUPASAN LAPISAN TANAH
ISAK 29
Biaya Pengupasan Tanah
pada tahap Pengembangan
Biaya Pengupasan Tanah
pada Tahap Produksi
Tidak diatur
Menghasilkan 2 benefit
Menghasilkan
persediaan
Meningkatkan
Akses
PSAK 14:
Persediaan
Aset aktivitas
pengupasan lapisan
tanah
Pendahuluan
Referensi
• Referensi
• Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan
• PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan
• PSAK 14: Persediaan
• PSAK 16: Aset Tetap
• PSAK 19: Aset Takberwujud
45
Pendahuluan
Latar Belakang
• Dalam tambang terdapat aktivitas memindahkan sisa
penambangan  permukaan tanah yang dibuang untuk
memperoleh akses menuju cadangan mineral
• Tahap pengembangan tambang (sebelum produksi)  biaya
pengupasan tanah umumnya dikapitalisasi kemudian disusutkan,
setelah produksi dimulai
• Entitas pertambangan dapat melanjutkan pemindahan
overburden dan menimbulkan biaya pengupasan lapisan tanah
selama tahap produksi tambang.
46
Pendahuluan
Latar Belakang
• Material yang dipindahkan tidak selamanya 100% limbah, seringkali kombinasi natara
mineral dan limbah.
• Rasio dari mineral terhadap limbah dapat berkisar dari yang berkualitas rendah yang
tidak memiliki nilai ekonomi hingga yang berkualitas tinggi yang dapat menguntungkan.
• Pemindahan material dengan rasio mineral terhadap limbah yang rendah dapat
menghasilkan material yang berguna yang dapat diolah menjadi persediaan.
• Pemindahan ini mungkin juga membuka akses menuju material di lapisan yang lebih
dalam yang memiliki rasio mineral terhadap limbah yang lebih tinggi.
• Aktivitas pengupasan lapisan tanah entitas akan memperoleh dua manfaat: material
yang masih bermanfaat (usable ore) dapat diolah menjadi persediaan dan peningkatan
akses menuju jumlah material yang lebih besar yang akan ditambang di masa depan.
• Interpretasi mempertimbangkan kapan dan bagaimana memperlakukan secara terpisah
dua manfaat yang dihasilkan dari aktivitas pengupasan lapisan tanah, dan bagaimana
mengukur kedua manfaat tersebut, baik pada pengakuan awal maupun pada pengakuan
selanjutnya.
47
Pendahuluan
Ruang Lingkup
• Interpretasi ini diterapkan untuk biaya pemindahan material
yang timbul dalam aktivitas penambangan terbuka selama tahap
produksi (“biaya pengupasan lapisan tanah pada tahap produksi
Permasalahan
• Pengakuan biaya pengupasan lapisan tanah pada tahap produksi
sebagai aset;
• Pengukuran awal aset aktivitas pengupasan lapisan tanah; dan
• Pengukuran selanjutnya aset aktivitas pengupasan lapisan tanah.
48
Intepretasi
Pengakuan Biaya Pengupasan Lapisan Tanah pada
Tahap Produksi sbg Aset
• Sepanjang manfaat dari aktivitas pengupasan lapisan tanah
direalisasikan dalam bentuk produksi persediaan, entitas
mencatat biaya aktivitas pengupasan lapisan tanah sesuai
dengan prinsip-prinsip dalam PSAK 14: Persediaan.
• Sepanjang manfaat tersebut adalah peningkatan akses
menuju material, entitas mengakui biaya tersebut sebagai
aset tidak lancar, jika kriteria pada paragraf 09 terpenuhi.
• Interpretasi ini merujuk aset tidak lancar tersebut sebagai
“aset aktivitas pengupasan lapisan tanah”.
49
Intepretasi
Kriteria pengakuan Aset aktivitas pengupasan lapisan tanah, jika memenuhi
seluruh kriteria terpenuhi
• besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomik masa depan (peningkatan akses menuju bijih
mineral) yang terkait dengan aktivitas pengupasan lapisan tanah akan mengalir kepada
entitas;
• entitas dapat mengidentifikasi komponen bijih mineral yang aksesnya telah ditingkatkan;
dan
• biaya yang terkait dengan aktivitas pengupasan lapisan tanah dengan komponen tersebut
dapat diukur secara andal.
Pengakuan selanjutnya
• Aset aktivitas pengupasan lapisan tanah dicatat sebagai penambahan atau peningkatan
aset yang telah ada. Aset aktivitas pengupasan lapisan tanah akan dicatat sebagai bagian
dari aset yang telah ada.
• Klasifikasi aset aktivitas pengupasan lapisan tanah sebagai aset berwujud atau aset
takberwujud sama dengan aset yang telah ada. Sifat aset yang telah ada akan menentukan
apakah entitas mengklasifikasikan aset aktivitas pengupasan lapisan tanah sebagai aset
berwujud atau aset takberwujud.
50
Intepretasi
Pengukuran selanjutnya aset aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah
• Setelah pengakuan awal, aset aktivitas pengupasan lapisan tanah dicatat menggunakan biaya
perolehan atau jumlah revaluasian dikurangi penyusutan atau amortisasi dan rugi penurunan
nilai.
• Aktivitas pengupasan lapisan tanah disusutkan atau diamortisasi menggunakan dasar yang
sistematis, selama masa manfaat ekspektasian dari komponen mineral yang teridentifikasi yang
menjadi lebih mudah diakses sebagai akibat dari aktivitas pengupasan lapisan tanah. Metode
unit produksi diterapkan kecuali ada metode lain yang lebih tepat.
• Masa manfaat ekspektasian dari komponen mineral teridentifikasi yang digunakan untuk
menyusutkan atau mengamortisasi aset aktivitas pengupasan lapisan tanah akan berbeda
dengan masa manfaat ekspektasian yang digunakan untuk menyusutkan atau mengamortisasi
pertambangan itu sendiri dan masa manfaat dari aset tambang yang terkait. Pengecualian
terhadap hal ini adalah dalam kondisi terbatas ketika aktivitas pengupasan lapisan tanah
memberikan peningkatan akses menuju sisa mineral yang belum ditambang. Sebagai contoh,
hal ini mungkin terjadi menjelang akhir masa manfaat tambang ketika komponen yang
teridentifikasi komponen akhir dari mineral (ore body) yang akan diekstraksi.
51
Biaya Pengupasan Lapisan Tanah
Entitas mengakui aset aktivitas pengupasan lapisan tanah jika dan hanya
jika seluruh kriteria berikut terpenuhi:
• Besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomik masa depan yang
terkait dengan aktivitas pengupasan lapisan tanah akan mengalir
kepada entitas
• Entitas dapat mengidentifikasi komponen bijih mineral yang
aksesnya telah ditingkatkan; dan
• Biaya yang terkait dengan aktivitas pengupasan lapisan tanah dengan
komponen tersebut dapat diukur secara andal
Biaya Pengupasan Lapisan Tanah
Pengakuan Aset
Aset pengupasan lapisan tanah diakui aset jika memenuhi kriteria pengakuan
Pengakuan Awal
Aset aktivitas pengupasan lapisan tanah pada saat pengakuan awal dicatat
pada biaya perolehan
Pengakuan Selanjutnya
Setelah pengakuan awal, aset aktivitas pengupasan lapisan tanah dicatat
menggunakan biaya perolehan atau jumlah revaluasian dikurangi (penyusutan
atau amortisasi dan impairment)
Tangal Efektif dan Ketentuan Transisi
•
•
•
•
Entitas menerapkan Interpretasi ini untuk tahun buku yang dimulai pada atau
setelah tanggal 1 Januari 2014.
Entitas menerapkan Interpretasi ini untuk biaya pengupasan lapisan tanah pada
tahap produksi yang terjadi pada atau setelah permulaan dari periode sajian
terawal.
Pada permulaan dari periode sajian terawal, setiap saldo aset yang sebelumnya
telah diakui yang dihasilkan dari aktivitas pengupasan lapisan tanah selama tahap
produksi (“aset pengupasan lapisan tanah terdahulu”) diklasifikasikan kembali
sebagai bagian dari aset yang telah ada yang terkait dengan aktivitas pengupasan
lapisan tanah, sejauh aset pengupasan lapisan tanah terdahulu tersebut dapat
dikaitkan dengan komponen mineral tersisa yang teridentifikasi. Saldo tersebut
disusutkan atau diamortisasi selama masa manfaat ekspektasian dari komponen
mineral utama yang teridentifikasi yang terkait dengan setiap saldo aset
pengupasan lapisan tanah terdahulu.
Jika tidak ada komponen mineral utama yang teridentifikasi yang terkait dengan
aset pengupasan lapisan tanah terdahulu, maka entitas mengakuinya dalam saldo
laba awal dari periode sajian terawal.
54
PSAK 64
Eksplorasi dan Evaluasi
Sumber Daya Mineral
Ruang Lingkup
IFRS 6
Exploration for and
Evaluation of Mineral
Resources
1. Exploration
2. Evaluation
PSAK 66
Evaluasi Sumber Daya
Mineral
1. Eksplorasi
2. Evaluasi
PSAK 29
PSAK 33
Akuntansi Minyak dan
Gas Bumi
Akuntansi
Pertambangan Umum
1. Eksplorasi (& evaluasi)
2. Pengembangan
3. Produksi
4. Pengolahan
5. Transportasi
6. Pemasaran
7. Lain-Lain
• Pelabuhan Khusus
• Telekomunikasi
• Kontrak Bantuan Teknis
• Unitisasi
• Kontrak Pengurasan
Tahap Kedua
• Joint Venture
1. Eksplorasi (& evaluasi)
2. Pengembangan &
Konstruksi
3. Produksi
4. Pengelolaan Lingkungan
Hidup
56
Akuntansi Eksplorasi & Evaluasi
Dibebankan pada periode berjalan,
kecuali jika:
 Kegiatan eksplorasi yang signifikan
masih berjalan, dan Cadangan Terbukti
belum dapat ditentukan.
 Sudah dapat dibuktikan bahwa
terdapat Cadangan Terbukti.
 Ditangguhkan & diamortisasi
pada saat produksi
 Penurunan nilai - berlaku
 Estimasi biaya restorasi - berlaku
PSAK 29 & PSAK 33
Penguru
san Ijin
Eksplorasi & Evaluasi
IFRS 6
IAS 8, 38, 16,
37 & 36
 Beban diakui sebagai aset
 Pengukuran awal, aset dicatat pada harga
perolehan
 Pengukuran selanjutnya sesuai dengan IAS
16, 38 dan 36.
All other applicable IFRSs
Technical feasibility &
commercial viability /
adangan Terbukti
Pengembangan
Produksi &
Pengolahan
Lain–Lain Setelah
Produksi
57
Tujuan
• Menetapkan pelaporan keuangan atas eksplorasi dan evaluasi
sumber daya mineral.
– pengembangan terbatas atas praktik akuntansi yang ada untuk
pengeluaran eksplorasi dan evaluasi;
– entitas yang mengakui aset eksplorasi dan evaluasi untuk menilai
apakah aset tersebut mengalami penurunan nilai sesuai dengan
Pernyataan ini dan mengukur setiap penurunan nilai sesuai dengan
PSAK 48;
– pengungkapan yang mengidentifikasikan dan menjelaskan atas jumlah
yang timbul dari eksplorasi dan evaluasi sumber daya mineral dalam
laporan keuangan dan membantu pengguna laporan keuangan untuk
memahami jumlah, waktu, dan kepastian atas arus kas masa depan
dari setiap aset eksplorasi dan evaluasi yang diakui.
58
Ruang Lingkup
• Pernyataan ini diterapkan untuk pengeluaran yang terjadi atas
eksplorasi dan evaluasi.
• Tidak mengatur aspek akuntansi lain dari entitas yang
melakukan eksplorasi dan evaluasi sumber daya mineral.:
– sebelum eksplorasi dan evaluasi sumber daya mineral seperti
pengeluaran yang terjadi sebelum entitas memperoleh hak hukum
untuk mengeksplorasi suatu wilayah tertentu.
– setelah kelayakan teknis dan kelayakan komersial atas penambangan
sumber daya mineral dapat dibuktikan.
59
Pengakuan dan Pengukuran
 Pengakuan aset eksplorasi dan evaluasi
Sesuai PSAK 25 (revisi 2009) >> penerapan kebijakan akuntansi
manajemen
 Pengakuan biaya eksplorasi dan evaluasi
Diakui sebagai aset E&E
 Pengukuran aset E&E


Diukur pada biaya perolehan.
Dapat memilih model biaya atau model revaluasi sesuai PSAK 16
(2011) atau PSAK 19 (revisi 2010)
Penyajian
• Klasifikasi aset E&E(sesuai sifat aset), yaitu:
– Aset berwujud (mis: sarana dan drilling rigs)
– Aset takberwujud (mis: hak pengeboran)
• Reklasifikasi aset E&E
– Saat kelayakan teknis dan kelangsungan usaha komersial
atas penambangan sumber daya mineral dapat dibuktikan;
dan
– Diuji penurunan nilai (rugi penurunan nilai diakui) sebelum
direklasifikasi
Pengukuran Aset Explorasi dan Evaluasi
Aset eksplorasi dan evaluasi diukur pada biaya perolehan.
Komponen biaya perolehan:
• Entitas menentukan suatu kebijakan akuntansi yang spesifik
yang mana pengeluaran diakui sebagai aset eksplorasi dan
evaluasi dan menerapkannya secara konsisten.
• Entitas mempertimbangkan tingkat pengeluaran yang dapat
dikaitkan dengan penemuan sumber daya mineral spesifik.
62
Contoh Biaya Perolehan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
perolehan untuk eksplorasi;
kajian topografi, geologi, geokimia, dan geofisika;
pengeboran eksplorasi;
parit;
pengambilan contoh; dan
aktivitas yang terkait dengan evaluasi kelayakan teknis
dan kelangsungan usaha komersial atas penambangan
sumber daya mineral.
63
Pengukuran Biaya Perolehan
• Pengeluaran yang terkait dengan pengembangan sumber daya
mineral tidak diakui sebagai aset eksplorasi dan evaluasi.
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
dan PSAK 19 (revisi 2010): Aset Takberwujud memberikan
panduan pengakuan aset yang timbul dari pengembangan.
• Sesuai dengan PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas
Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi suatu entitas mengakui setiap
kewajiban untuk pemindahan dan restorasi yang terjadi selama
periode tertentu sebagai konsekuensi dari eksplorasi dan
evaluasi sumber daya mineral.
64
Pengukuran setelah Biaya Perolehan
• Setelah pengakuan awal, entitas menerapkan salah satu model
biaya atau model revaluasi atas aset eksplorasidan evaluasi.
• Jika entitas menerapkan model revaluasi (model dalam PSAK
16 (2007): Aset Tetap atau model dalam PSAK 19 (revisi 2010):
Aset takberwujud), maka diterapkan secara entitas konsisten
dengan klasifikasi atas aset tersebut secara konsisten (lihat
paragraf 14).
65
Perubahan Kebijakan Akuntansi
• Entitas dapat mengubah kebijakan akuntansinya jika
perubahan kebijakan tersebut dapat membuat
laporan keuangan menjadi lebih relevan dan andal.
• Entitas mempertimbangkan unsur relevan dan
keandalan dengan menggunakan kriteria dalam PSAK
25 (revisi 2009):
66
Klasifikasi Aset Explorasi & Evaluasi
• Entitas mengklasifikasi aset eksplorasi dan evaluasi sebagai
aset berwujud atau aset takberwujud sesuai dengan sifat
aset yang diperoleh dan menerapkan klasifikasi tersebut
secara konsisten.
• Beberapa aset eksplorasi dan evaluasi diperlakukan
sebagai aset takberwujud (hak pengeboran), atau aset
berwujud (sarana dan drilling rigs).
• Penggunaan aset berwujud merupakan bagian dari biaya
perolehan aset takberwujud. Penggunaan aset berwujud
untuk mengembangkan suatu aset takberwujud tidak
mengubah aset berwujud menjadi aset takberwujud.
67
Pengklasifikasian Kembali
Aset Eksplorasi dan Evaluasi
• Suatu aset tidak diklasifikasikan sebagai aset
eksplorasi dan evaluasi ketika kelayakan teknis dan
kelangsungan usaha komersial atas penambangan
sumber daya mineral dapat dibuktikan.
• Aset eksplorasi dan evaluasi diuji penurunan nilainya,
dan setiap rugi penurunan nilai diakui, sebelum
direklasifikasi.
68
Penurunan Nilai (par 17)
• Aset eksplorasi dan evaluasi diuji penurunan nilainya ketika
fakta dan kondisi menyatakan bahwa jumlah tercatat aset
eksplorasi dan evaluasi melebihi jumlah terpulihkan.
• Ketika fakta dan kondisi menyatakan bahwa jumlah tercatat
aset eksplorasi dan evaluasi melebihi jumlah terpulihkan,
entitas mengukur, menyajikan dan mengungkapkan setiap
rugi penurunan nilai sesuai dengan PSAK 48 (revisi 2009):
Penurunan Nilai Aset, kecuali seperti yang disajikan dalam
paragraf 20.
69
Indikasi Penurunan Nilai
• Periode hak eksplorasikedaluarsa selama periode berjalan atau akan
kedaluarsa dalam waktu dekat, dan tidak diharapkan untuk diperbarui;
• pengeluaran substantif untuk kepentingan lebih lanjut tidak dianggarkan
atau direncanakan;
• eksplorasi dan evaluasi sumber daya mineral tidak menunjukan penemuan
yang memenuhi skala ekonomis atas sumber daya mineral dan entitas
telah memutuskan untuk menghentikan aktivitas pada wilayah tertentu
tersebut;
• keberadaan data yang cukup mengindikasikan bahwa, meskipun
pengembangan pada suatu wilayah tertentu sedang dalam proses
pengerjaan, jumlah tercatat aset eksplorasi dan evaluasi tidak dapat
terpenuhi seluruhnya
70
Penurunan Nilai
• Entitas menentukan suatu kebijakan akuntansi untuk
mengalokasikan aset eksplorasi dan evaluasi ke unit
penghasil kas atau kelompok unit penghasil kas untuk tujuan
penilaian aset yang mengalami penurunan nilai.
• Setiap unit penghasil kas atau kelompok unit penghasil kas
yang mana aset eksplorasi dan evaluasi telah dialokasikan
tidak lebih besar dari segmen operasi yang telah ditentukan
sesuai dengan PSAK 3 (revisi 2009): Segmen Operasi. Par 20.
71
Pengungkapan
• Entitas mengungkapkan informasi yang mengidentifikasikan
dan menjelaskan jumlah yang telah diakui dalam laporan
keuangan yang timbul dari eksplorasi dan evaluasi sumber
daya mineral.
– kebijakan akuntansi atas pengeluaran eksplorasi dan evaluasi termasuk
pengakuan atas aset eksplorasi dan evaluasi.
– jumlah aset, liabilitas, penghasilan dan beban, dan arus kas operasi dan
arus kas investasi yang timbul dari eksplorasi dan evaluasi sumber daya
mineral.
• Pengungkapan dilakukan sesuai dengan klasifikasinya PSAK 16
(revisi 2007): Aset Tetap atau PSAK 19 (revisi 2010): Aset
Takberwujud secara konsisten
72
Tanggal Efektif
• Entitas menerapkan Pernyataan ini
untuk periode tahun buku yang dimulai
pada atau setelah 1 Januari 2012.
73
Ketentuan Transisi
• Jika persyaratan tertentu di paragraf 17 tidak praktis (definisi
sesuai PSAK 25) diterapkan untuk memberikan informasi
komparatif yang dapat dikaitkan dengan laporan keuangan
tahunan yang dimulai sebnelum 1 Januari 2012, maka entitas
mengungkapkan fakta tersebut.
74
ILUSTRASI LAPORAN KEUANGAN
PERUSAHAAN BATU BARA
Ilustrasi - ITM
• Penyajian dalam laporan keuangan – biaya pengupasan tanah
ditangguhkan
76
Ilustrasi - ITM
Biaya pengupasan lapisan tanah
•
•
•
•
Proses penambangan termasuk pemindahan overburden dan material lain dan pengambilan
batubara. Dalam keadaan tertentu, Grup menangguhkan biaya pengupasan tanah yang
terjadi selama tahap produksi tambang (pit atau sub-pit).
Biaya pengupasan tanah pada tahap produksi dapat dikapitalisasi dalam biaya pengupasan
tanah yang ditangguhkan apabila memenuhi semua kriteria berikut:
– besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa depan (peningkatan akses menuju
lapisan batubara) yang terkait dengan aktivitas pengupasan lapisan tanah akan mengalir
ke entitas;
– entitas dapat mengidentifikasi komponen lapisan batubara yang aksesnya telah
ditingkatkan; dan
– biaya-biaya terkait dengan aktivitas pengupasan lapisan tanah dengan komponen
tersebut dapat diukur secara andal.
Aset aktivitas pengupasan lapisan tanah pada awalnya diukur pada biaya perolehan, biaya ini
merupakan biaya-biaya yang secara langsung terjadi untuk melakukan aktivitas pengupasan
lapisan tanah yang meningkatkan akses terhadap komponen batubara yang teridentifikasi,
ditambah alokasi biaya overhead yang dapat diatribusikan secara langsung.
Biaya-biaya terkait operasi insidentil tidak dapat dimasukkan sebagai biaya perolehan aset
aktivitas pengupasan lapisan tanah.
77
Ilustrasi – ITM
78
Ilustrasi – ITM
79
Ilustrasi - Adaro
• Penyajian dalam laporan keuangan – biaya pengupasan tanah
ditangguhkan
• Penyajian biaya reklamasi penutupan tambang
80
Ilustrasi - Adaro
Aset eksplorasi dan evaluasi
Aktivitas eksplorasi dan evaluasi meliputi pencarian sumber daya mineral setelah Grup memperoleh hak
hukum untuk mengeksplorasi suatu wilayah tertentu, penentuan kelayakan teknis, dan penilaian komersial atas
sumber daya mineral spesifik.
Pengeluaran eksplorasi dan evaluasi meliputi biaya yang berhubungan langsung dengan:
• perolehan hak untuk eksplorasi;
• kajian topografi, geologi, geokimia, dan geofisika;
• pengeboran eksplorasi;
• emaritan dan pengambilan contoh; dan
• aktivitas yang terkait dengan evaluasi kelayakan teknis dan komersial atas penambangan sumber daya
• mineral.
Biaya eksplorasi dan evaluasi yang berhubungan dengan suatu area of interest dibebankan pada saat terjadinya
kecuali biaya tersebut dikapitalisasi dan ditangguhkan, berdasarkan area of interest, apabila memenuhi salah
satu dari ketentuan berikut ini:
• terdapat hak untuk mengeksplorasi dan mengevaluasi suatu area dan biaya tersebut diharapkan dapat
diperoleh kembali melalui keberhasilan pengembangan dan ekploitasi di area of interest tersebut atau
melalui penjualan atas area of interest tersebut; atau
• kegiatan ekplorasi dalam area of interest tersebut belum mencapai tahap yang memungkinkan penentuan
adanya cadangan terbukti yang secara ekonomis dapat diperoleh, serta kegiatan yang aktif dan signifikan
dalam atau berhubungan dengan area of interest tersebut masih berlanjut.
81
Ilustrasi - Adaro
Properti pertambangan
• Biaya pengembangan yang dikeluarkan oleh atau atas nama Grup diakumulasikan secara terpisah untuk setiap area of
interest pada saat cadangan terpulihkan yang secara ekonomis dapat diidentifikasi. Biaya tersebut termasuk biaya yang
dapat diatribusikan secara langsung pada konstruksi tambang dan infrastruktur terkait, tidak termasuk biaya aset berwujud
dan hak atas tanah (seperti hak guna bangunan, hak guna usaha, hak pakai) yang dicatat sebagai aset tetap.
• Ketika keputusan pengembangan telah diambil, jumlah tercatat aset eksplorasi dan evaluasi pada area of interest tertentu
dipindahkan sebagai “tambang dalam pengembangan” pada akun properti pertambangan dan digabung dengan
pengeluaran biaya pengembangan selanjutnya.
• “Tambang dalam pengembangan” direklasifikasi ke “tambang yang berproduksi” pada akun properti pertambangan pada
akhir tahap komisioning, ketika tambang tersebut dapat beroperasi sesuai dengan maksud manajemen.
• “Tambang dalam pengembangan” tidak disusutkan sampai direklasifikasi menjadi “tambang yang berproduksi”.
• Ketika timbul biaya pengembangan lebih lanjut atas properti pertambangan setelah dimulainya produksi, maka biaya
tersebut akan dicatat sebagai bagian dari “tambang yang berproduksi” apabila terdapat kemungkinan besar tambahan
manfaat ekonomi masa depan sehubungan dengan biaya tersebut akan mengalir ke Grup. Apabila tidak, biaya tersebut
dibebankan sebagai biaya produksi.
• “Tambang yang berproduksi” (termasuk biaya eksplorasi, evaluasi dan pengembangan, serta pembayaran untuk
memperoleh hak penambangan dan sewa) diamortisasi dengan menggunakan metode unit produksi, dengan perhitungan
terpisah yang dibuat untuk setiap area of interest.
• “Tambang yang berproduksi” dideplesi mengunakan metode unit produksi berdasarkan cadangan terbukti dan cadangan
terduga. Properti pertambangan yang diperoleh melalui suatu kombinasi bisnis diakui sebagai aset sebesar nilai wajarnya.
Pengeluaran pengembangan yang terjadi setelah akuisisi properti pertambangan dicatat berdasarkan kebijakan akuntansi
yang dijelaskan di atas.
82
Ilustrasi - Adaro
•
•
•
•
Biaya pengupasan tanah penutup
Biaya pengupasan tanah penutup merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membuang tanah
penutup suatu tambang. Biaya pengupasan tanah penutup yang terjadi pada tahap
pengembangan tambang sebelum dimulainya produksi diakui sebagai biaya pengembangan
tambang dan akan dideplesi menggunakan metode unit produksi berdasarkan cadangan
terbukti dan cadangan terduga.
Biaya pengupasan tanah lanjutan pada dasarnya dibebankan sebagai biaya produksi
berdasarkan nisbah kupas tahunan yang direncanakan. Nisbah kupas tahunan yang
direncanakan tersebut ditentukan berdasarkan rata-rata rencana tambang lima tahunan.
Dalam keadaan dimana nisbah kupas aktual tidak berbeda jauh dengan nisbah kupas yang
direncanakan, biaya pengupasan tanah yang terjadi selama tahun tersebut diakui sebagai
biaya produksi. Dalam hal nisbah kupas aktual jauh lebih besar dari nisbah kupas yang
direncanakan, kelebihan biaya pengupasan dicatat dalam laporan posisi keuangan
konsolidasian sebagai biaya pengupasan tanah yang ditangguhkan. Biaya pengupasan yang
ditangguhkan akan dibebankan sebagai biaya produksi pada periode dimana nisbah kupas
aktual jauh lebih kecil dari nisbah kupas rata-rata yang direncanakan.
Selain itu, saldo awal dari biaya pengupasan lapisan tanah yang ditangguhkan juga
diamortisasi menggunakan metode garis lurus selama sisa umur tambang atau masa PKP2B
yang mana yang lebih singkat.
83
Ilustrasi – PT. Adaro
• Penyajian Harga pokok
84
Ilustrasi – PT Bukit Asam
• Penyajian
Harga pokok
85
TERIMA KASIH
Dwi Martani
081318227080
[email protected] atau [email protected]
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/
ASET TETAP - MODEL REVALUASI
PROPERTI INVESTASI – FAIR VALUE
Pengertian Aset Tetap
• Definisi  Aset tetap adalah aset berwujud yang: (par 6)
1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan
barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk
tujuan administratif; dan
2. Diharapkan digunakan selama lebih dari satu periode.
 Ciri
► “Used in operations” and not
for resale.
► Long-term in nature and
usually depreciated.
► Possess physical substance.
 Tidak berlaku untuk
Hak penambangan
Reservasi tambang
88
Pengakuan Aset Tetap
Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset
jika dan hanya jika : (par 7)
a) Besar kemungkinan manfaat ekonomis di
masa depan berkenaan dengan aset tersebut
akan mengalir ke entitas; dan
b) Biaya perolehan aset dapat diukur secara
andal.
 Kriteria pengakuan berlaku pada saat pengakuan
awal dan untuk biaya setelah perolehan awal.
89
Pengukuran Awal
Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi diakui sebagai
aset tetap pada awalnya harus diukur sebesar biaya
perolehan. (par 15)
Biaya Perolehan
Biaya yang dapat
diatribusikan secara
langsung
Biaya pembongkaran dan
pemindahan aset tetap dan
restorasi lokasi aset
90
Biaya Setelah Perolehan Awal
 Biaya pemeliharaan dan perbaikan  diakui beban di laporan
laba rugi komprehensif periode berjalan
 Perawatan
 Suku cadang kecil
 Penggantian aset akan menambah aset jika:
 Memenuhi kriteria aset (memiliki masa manfaat lebih dari satu
periode dan diukur dengan andal)
 Komponen yang diganti tidak lagi dicatat sebagai aset
 Inspeksi yang signifikan dapat diakui sebagai aset jika:
 Memenuhi kriteria aset
 Nilai inspeksi terdahulu (dibedakan dari fisik) dihentikan
pencatatanya
91
Komponen biaya Perolehan
a) Harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak
dapat dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan lain;
b) Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa
aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai
dengan keinginan dan maksud manajemen
c) Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan
restorasi lokasi aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul
– ketika aset tersebut diperoleh, atau
– karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk
tujuan selain untuk menghasilkan persediaan.
92
Dismantling Cost
Contoh
Perusahaan menyewa sebuah bangunan selama 8 tahun untuk dijadikan kantor senilai
2.000juta. Perusahaan mengeluarkan biaya untuk modifikasi interior ruangan sebesar
1.000juta.
Menurut perjanjian bangunan tersebut harus kembali dalam keadaan kosong di akhir
masa sewa. Estimasi biaya pembongkaran interior tersebut 100 juta. Harga perolehan
peralatan interior perolehan interior adalah 1.000 juta ditambah estimasi biaya
pembongkaran.
100 juta : (1 + 6%)8 = 62.741jt) asumsi tingkat suku bunga 6%
Biaya partisi diakui dalam neraca dengan jurnal berikut:
DrAset Tetap
1.062,741 jt
Cr Kas
Kewajiban diestimasi
Jurnal penyesuaian kewajiban tahun 1
Cr Beban bunga
Kewajiban diestimasi
1.000 jt
63,741jt
3,764 jt
3,764jt
93
Dismantling Cost
Example
PT. ABC membangun instalasi minyak lepas pantai. Biaya yang dikeluarkan
sebesar 500 milyar. Peraturan pemerintah mengharuskan entitas
memindahkan instalasi tersebut di akhir konsesi (20 tahun yang akan
datang). Estimasi biaya untuk melakukan pemindahan dan restorasi
sebesar 80 milyar. Tingkat bunga yang berlaku 6%. PV dari biaya restorasi
24,94.
Instalasi minyak diakui dalam neraca dengan jurnal berikut:
Dr Aset Tetap
524,94 milyar
Cr Kas
500
milyar
Kewajiban diestimasi
24,94 milyar
Jurnal penyesuaian kewajiban tahun 1
CrBeban bunga
1,497 milyar
Kewajiban diestimasi
1,497 milyar
94
PSAK 13
Tanah dan Bangunan  Investasi Properti
• Properti Investasi menurut PSAK 13 adalah:
– properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari
bangunan—atau keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik
atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk
menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai, atau
kedua-duanya, dan tidak untuk:
1. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang
atau jasa atau untuk tujuan administratif; atau
2. Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
• Sebagian aset digunakan sebagian yang
lain disewakan  prorata
95
Bunga Pinjaman (PSAK 26)




PSAK 26 (IFRS 23) mengkapitalisasi biaya bunga aktual (dengan modifikasi)
SAK ETAP dan IFRS SME, bunga pinjaman tidak dikapitalisasi
Konsisten dengan prinsip harga perolehan
Dalam kapitalisasi ada tiga pertimbangan
 Qualifying assets
 Periode kapitalisasi
 Jumlah yang dikapitalisasi
Qualifying Assets / Aset kualifikasi
 Memerlukan periode yang cukup lama untuk membangun atau
menyiapkan aset tujuan penggunaannya:
 Ada dua jenis aset : aset yang dibangun sendiri maupun aset yang akan
dijual / disewakan.
96
Pertukaran Aset
Biaya perolehan aset tetap dari suatu pertukaran diukur sebesar
nilai wajar
kecuali:
– Tidak memiliki substansi komersial, atau
Substansi Komersial
– Nilai wajar aset yang diterima dan
diserahkan tidak dapat diukur secara
andal
Nilai wajar
Aset dipertukarkan
 Biaya perolehannya diukur dengan jumlah tercatat dari
aset yang diserahkan.
97
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Entitas harus memilih antara:
Cost Model
Revaluation Model
 Sebagai kebijakan
akuntansinya, dan
 Menerapkan kebijakan
tersebut terhadap seluruh
aset tetap dalam kelompok
yang sama.
98
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Cost Model
Revaluation Model
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat
sebesar :
 Biaya perolehan dikurangi
 Akumulasi penyusutan dan Akumulasi rugi
penurunan nilai aset
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat
sebesar :
– Jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada
tanggal revaluasi, dikurangi
– Akumulasi penyusutan dan Akumulasi rugi
penurunan nilai aset
yang terjadi setelah tanggal revaluasi.
99
Nilai Wajar
Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk
mempertukarkan suatu aset antara pihakpihak yang berkeinginan dan memiliki
pengetahuan memadai dalam suatu
transaksi dengan wajar.
Bukan nilai yang akan diterima atau dibayarkan
entitas dalam suatu transaksi yang dipaksakan,
likuidasi yang dipaksakan, atau penjualan akibat
kesulitan keuangan.
100
Definisi Nilai Wajar – PSAK 68
• harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau
harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas
dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal
pengukuran.
• “...the price that would be received to sell an asset or transfer
a liability in an orderly transaction between market
participants at the measurement date.”
IFRS 13 par 9
101
Hirarki Fair Value – PSAK 68
Yes
Apakah ada harga kuotasian
dalam pasar aktif untuk aset
atau liabilitas yang identik
(Level 1)
* Maksimumkan input yang dapat
diobservasi, termasuk informasi pasar
dan informasi publik lainnya
‡ Input yang tidak dapat diobservasi
diantaranya data entitas (anggaran,
proyeksi), harus disesuaikan jika
pelaku pasar menggunakan asumsi
berbeda
No
Apakah ada input selain
harga kuotasioan yang
dapat diobservasi*
Gunakan nilai wajar
pengukuran dengan Level 1
Harus digunakan tanpa
penyesuaian
102
No
Yes
Gunakan input selain
Harga kuotasian yang
dapat diobservasi baik
secara langsung atau tidak
langsung, pengukuan ‡
Level 2
102
Gunakan input yang
bukan berdasarkan
harga pasar yang
dapat diobservasi.
Level 3
Penentuan Nilai Wajar
• Nilai wajar tanah dan bangunan biasanya ditentukan melalui
penilaian yang dilakukan oleh penilai yang memiliki kualifikasi
professional berdasarkan bukti pasar.
• Nilai wajar pabrik dan peralatan biasanya menggunakan nilai
pasar yang ditentukan oleh penilai.
103
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
• Jika tidak ada pasar yang dapat dijadikan dasar penentuan nilai
karena sifat aset yang khusus dan jarang diperjualbelikan,
kecuali sebagai bagian dari bisnis yang berkelanjutan, maka
 Entitas mengestimasi nilai wajar menggunakan pendekatan
 penghasilan atau
 biaya pengganti yang telah disusutkan (depreciated
replacement cost).
104
Frekuensi Penilaian
• Frekuensi revaluasi tergantung perubahan
nilai wajar dari suatu asset tetap.
• Jika nilai wajar dari asset yang direvaluasi berbeda secara
material dari jumlah tercatatnya, maka revaluasi lanjutan perlu
dilakukan.
• Beberapa asset tetap mengalami perubahan nilai wajar secara
signifikan dan fluktuatif, sehingga perlu direvaluasi secara
tahunan.
• Revaluasi tahunan tidak perlu, apabila perubahan nilai wajar
tidak signifikan, asset dapat direvaluasi setiap tiga atau lima
tahun sekali.
105
Revaluation Model
Revaluation Model
Revaluasi harus dilakukan secara
reguler Untuk memastikan jumlah
tercatat tidak berbeda secara
material dengan nilai wajar pada
tanggal neraca.
Akumulasi penyusutan pada tanggal
revaluasi diperlakukan dengan metode:
proporsional, atau eliminasi.
106
Akumulasi Penyusutan – Revalution Model
Revaluation Model
Akumulasi penyusutan pada tanggal
revaluasi diperlakukan dengan
metode:
• proporsional
Nilai akumulasi depresiasi dan harga
perolehan dinaikkan secara
proporsional sehingga nilai bersih
aset sama dengan nilai revaluasi.
• eliminasi.
Nilai akumulasi depresiai ditutup
mengurangi nilai aset. Kemudian aset
dinaikkan menjadi nilai revaluasi
107
Revaluation Model
Metode Proporsional
1/1/2012
31/12/2012
31/12/ 2012
Example
Peralatan senilai 100.000.000 diperoleh tanggal 1
Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5
tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012
nilai wajar aset adalah 90.000.000.
Aset tetap
100.000.000
Kas
Beban Penyusutan
20.000.000
Akumulasi Penyusutan
Aset Tetap
Akumulasi Penyusutan
Surplus Revaluasi
100.000.000
20.000.000
12.500.000
2.500.000*
10.000.000
*(90.000.000 - 80.000.000) / 80.000.000) x 20.000.000 = 2.500.000
108
Revaluation Model
Peralatan senilai 100.000.000 diperoleh tanggal 1
Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5
tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012
nilai wajar aset adalah 90.000.000.
Metode Eliminasi
1/1/2012
31/12/2012
31/12/ 2012
Example
Aset tetap
100.000.000
Kas
Beban Penyusutan
20.000.000
Akumulasi Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
Surplus Revaluasi
20.000.000
20.000.000
Aset Tetap
Aset Tetap
100.000.000
20.000.000
10.000,000
10.000.000
109
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Revaluation Model
• Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka
– seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama harus
direvaluasi
• Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi,
kenaikan tersebut langsung dikreditkan ke ekuitas pada
bagian surplus revaluasi.
– Dikredit ke saldo laba jika sebelumnya ada penurunan
akibat revaluasi terdahulu / impairment.
• Jika jumlah tercatat aset menurun akibat revaluasi,
penurunan tersebut diakui dalam laporn laba rugi.
– Didebit ke surplus revaluasi (ekuitas) – sejumlah saldo
kredit surplus revaluasi (jika ada) sebelum debit ke saldo
laba.
Entire class
To Equity
directly
Negative to
P/L
110
Revaluation Model
Revaluation Model
• Surplus revaluasi di ekuitas dapat dipindahkan langsung ke sado laba
pada saat aset tersebut dihentikan penggunaannya.
• Namun, pemindahan ke saldo laba dapat dilakukan seiring dengan
penggunaan aset oleh entitas. (partially realized)  saat penyusutan
– Dipindahkan sebesar perbedaan penyusutan dengan revaluasian
dan penyusutan dengan biaya perolehan (atau nilai surplus
revaluasi dibagi sisa manfaat ekonomis)
Dr Surplus Revaluasi
Cr Saldo Laba
• Pemindahan surplus revaluasi tidak dilakukan melalui Laporan
Laba Rugi.
111
Revaluation Model
Example
• Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi
penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan
nilai Rp 3.900.000.
Dr - Akumulasi Penyusutan
Cr – Aset Tetap
3.300.000
3.300.000
Dr – Aset Tetap
Cr – Surplus Revaluasi
1.200.000
1.200.000
112
Revaluation Model
Example
Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi
penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp
3.900.000. Sebelumnya pernah direvaluasi dengan penurunan Rp
400.000.
Dr - Akumulasi Penyusutan
Cr – Aset Tetap
Dr – Aset Tetap
Cr – Keuntungan Revaluasi
Cr - Surplus Revaluasi
3.300.000
3.300.000
1.200.000
400.000
800.000
113
Revaluation Model
Example
• Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi
penyusutan Rp3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan
nilai Rp 2.000.000.
Dr - Akumulasi Penyusutan
Cr – Aset Tetap
Dr – Rugi Revaluasi
Cr – Aset Tetap
3.300.000
3.300.000
700.000
700.000.
114
Revaluation Model
Example
• Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi
penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan
nilai Rp 2.000.000. Sebelumnya pernah direvaluasi dengan
surplus Rp 400.000.
Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000
Cr – Aset Tetap
3.300.000
Dr – Rugi Revaluasi
Dr – Surplus Revaluasi
Cr – Aset Tetap
700.000
300.000
400.000
115
Revaluation Model
Revaluation Model
•
•
•
•
Contoh
1.1.2010
Dr Aset tetap
PT. Kenanga membeli
Cr
Kas
mesin dengan harga 50.000
pada 1 Jan 2010 dan
31.12.2010
menggunakan metode
Dr Beban Penyusutan
revaluasi
Cr
Akumulasi Penyusutan
Mesin tersebut disusutkan
dengan metode garis lurus
Dr Akumulasi Penyusutan
5thn.
Cr
Aset tetap
Pada 31 Desember 2010
Cr
Surplus Revaluasi
direvaluasi sebesar 48.000
31.12.2011
Buat jurnal untuk tahun
Dr Beban Penyusutan ($48K/4)
2010 dan 2011.
Cr
Akumulasi Penyusutan
Dr Surplus Revaluasi
Cr
Saldo Laba
50,000
50,000
10,000
10,000
10,000
2,000
8,000
12,000
12,000
2,000
2,000
116
Penurunan Nilai – PSAK 48
• PSAK 48 tentang Penurunan Nilai Aset, yang membahas:
1.
2.
3.
Bagaimana entitas melakukan review atas nilai tercatat aset,
Bagaimana menentukan recoverable amount suatu aset, dan
Kapan mengakui atau membalik rugi penurunan nilai.
• Penurunan nilai terjadi jika nilai tercatat aset lebih tinggi dibandingkan
nilai terpulihkan (recoverable amount)
• Recoverable amount adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi
biaya penjualan dengan nilai kini penggunaan aset.
• Penurunan nilai diakui di laporan laba rugi
• Revew penurunan nilai dilakukan setiap pelaporan
• Penurunan boleh dapat dibalikkan sebesar yang telah terjadi
117
Penghentian Pengakuan
• Jumlah
tercatat
aset
pengakuannya pada saat:
tetap
dihentikan
a) dilepaskan; atau
b) Tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang
diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya.
• Laba atau rugi yang timbul dari penghentian
pengakuan aset tetap harus dimasukkan dalam
laporan laba rugi pada saat aset tersebut
dihentikan pengakuannya (kecuali transaksi jualsewa balik).
• Laba tidak boleh diklasifikasikan sebagai
pendapatan.
118
Download