LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 10 TAHUN 2013 NOMOR 10 SERI C TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI JASA PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN LOMBOK UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK UTARA, Menimbang : a. b. c. d. Mengingat : 1. 2. bahwa pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara dituntut mampu memberikan pelayanan kesehatan prima sejalan dengan harapan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dengan mudah, cepat, tepat dalam suasana yang nyaman sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini; bahwa dengan bertambahnya jenis pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Kabupaten Lombok Utara, maka dipandang perlu untuk menetapkan Tarif Retribusi Jasa Pelayanan Kesehatan; bahwa sesuai dengan pasal 156 ayat (1) UndangUndang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Retribusi Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Retribusi Jasa Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum Kabupaten Lombok Utara. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); sebagamana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undangundang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59 tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. 4. 3. 4. 5. 6. 7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Lombok Utara di Provinsi Nusa Tenggara Barat ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4872); Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049); Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5062); Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Utara Nomor 10 Tahun 2010 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten lombok Utara (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Utara Tahun 2010 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Utara Nomor 10); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA dan BUPATI LOMBOK UTARA MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI JASA PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan; 1. Daerah adalah Kabupaten Lombok Utara. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 3. Bupati adalah Bupati Lombok Utara. 4. Rumah Sakit Umum Daerah yang selanjutnya disingkat RSUD adalah Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara. 5. Direktur adalah Direktur Rumah Sakit Umum Daerah. 6. Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan. 7. Pelayanan kesehatan adalah semua bentuk penyelenggaraan kegiatan dan jasa yang diberikan kepada orang pribadi dalam rangka observasi, penegakan diagnosis, pengobatan, pencegahan, pemulihan dan peningkatan status kesehatan. 8. Pelayanan Medik adalah pelayanan yang bersifat individu yang diberikan oleh tenaga medis berupa pemeriksaan, konsultasi dan tindakan medik. 9. Pelayanan Rawat Jalan adalah pelayanan pasien untuk observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan atau pelayanan kesehatan lainnya tanpa menginap di rumah sakit. 10. Pelayanan Rawat Jalan eksekutif adalah pelayanan rawat jalan di klinik khusus, waktu khusus dan ditangani oleh dokter yang khusus berdasarkan pilihan pasien sepanjang dokter tersebut sedang bertugas. 11. Pelayanan Rawat Darurat adalah pelayanan kedaruratan medik yang harus diberikan secepatnya untuk mencegah/menanggulangi risiko kematian atau cacat. 12. Pelayanan Rawat Inap adalah pelayanan pasien untuk observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan atau pelayanan kesehatan lainnya dengan menginap di rumah sakit. 13. Pelayanan Rawat Sehari (One Day Care) adalah pelayanan pasien untuk observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan atau pelayanan kesehatan lainnya dan menempati tempat tidur lebih dari 12 (dua belas) jam tapi kurang dari 24 (dua puluh empat) jam. 14. Pelayanan Rawat Siang Hari (Day Care) adalah pelayanan pasien untuk observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan atau pelayanan kesehatan lainnya maksimal 12 (dua belas) jam. 15. Pelayanan Rawat Khusus adalah pelayanan pasien untuk observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan atau pelayanan kesehatan lainnya karena pertimbangan medis memerlukan ruang perawatan khusus. 16. Rawat Rumah adalah pelayanan pasien di rumah untuk observasi, pengobatan dan rehabilitasi medik pasca rawat inap. 17. Tindakan Medik Operatif adalah tindakan pembedahan kepada pasien yang menggunakan pembiusan umum, local atau tanpa pembiusan. 18. Tindakan Medik Non Operatif adalah tindakan yang diberikan kepada pasien tanpa pembedahan untuk menegakkan diagnosis atau pengobatan. 19. Tindakan Medik Terapi adalah tindakan terapi yang diberikan kepada pasien untuk kepentingan pengobatan. 20. Pelayanan Penunjang Medik adalah pelayanan kepada pasien untuk membantu penegakan diagnosis dan terapi. 21. Pelayanan Penunjang Non Medik adalah pelayanan yang diberikan kepada seseorang di rumah sakit yang secara tidak langsung berkaitan dengan pelayanan medik antara lain hostel, administrasi, laundri dan atau pelayan penunjang non medik lainnya. 22. Pelayanan Konsultasi Khusus dan Tindakan Khusus adalah pelayanan yang diberikan dalam bentuk konsultasi/tindakan psikologi, gizi, psikiatri dan konsultasi khusus lainnya. 23. Pelayanan Medico legal adalah pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan kepentingan penegakan hukum dan atau status kesehatan seseorang. 24. Pemulasaraaan Jenazah adalah kegiatan yang meliputi perawatan jenazah, konservasi bedah mayat yang dilakukan untuk kepentingan pelayanan kesehatan, pemakaman dan kepentingan proses pengadilan. 25. Jasa pelayanan adalah imbalan yang diterima oleh pelaksana pelayanan atas jasa yang diberikan kepada pasien. 26. Jasa sarana/prasarana adalah imbalan yang diterima oleh rumah sakit atas pemakaian sarana/prasarana, fasilitas dan bahan. 27. Bahan adalah makanan, bahan kimia, alat kesehatan habis pakai dan bahan medis habis pakai yang digunakan secara langsung dalam rangka pencegahan, observasi, pengobatan, konsultasi, rehabilitasi medik dan atau pelayanan kesehatan lainnya. 28. Akomodasi adalah penggunaan fasilitas ruang rawat inap dengan atau tanpa makan di rumah sakit. 29. Tempat tidur rumah sakit adalah tempat tidur yang tercatat dan tersedia di ruang rawat inap. 30. General Check Up adalah pemeriksaan fisik dan penunjang medis secara lengkap yang diberikan kepada seseorang atas permintaan sendiri atau pihak yang berkepentingan. 31. Visum Et Repertum adalah suatu keterangan tertulis yang dibuat dokter berdasarkan sumpah pada saat menerima jabatan dokter dan mempunyai daya bukti yang sah dipengadilan. 32. Rujukan Swasta adalah pasien yang dikirim oleh perusahaan swasta, rumah bersalin, praktik dokter swasta dan balai pengobatan swasta lainnya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, baik rawat jalan, rawat inap maupun penunjang diagnosis. 33. Orang Tidak Mampu adalah mereka yang tidak dapat membayar tarif perawatan atau pengobatan. 34. Peserta Askes (Asuransi Kesehatan) adalah orang yang telah mendapat Surat Jaminan Pelayanan Kesehatan oleh PT. Askes (Persero). 35. Urun biaya (cost sharing) adalah pembebanan sebagian tarif pelayanan kesehatan kepada peserta askes sosial dan atau anggota keluarganya. 36. Unit Cost adalah perhitungan biaya riil yang dikeluarkan untuk melaksanakan satu unit/satu jenis pelayanan kesehatan tertentu yang terdiri dari biaya langsung maupun biaya tidak langsung. 37. Cost Handling adalah biaya penyimpanan dan pengelolaan. 38. Cito adalah keadaan yang memerlukan pelayanan dan atau tindakan segera atas pertimbangan medis yang tidak dapat ditunda dan harus didahulukan. 39. PT. Askes (Persero) adalah Badan Hukum yang menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan. 40. Peserta Askes Sosial adalah Pegawai Negeri Sipil, Pensiunan Pegawai Negeri Sipil, Pensiunan TNI/ Polri, Veteran yang keanggotaannya dibuktikan dengan kartu tanda peserta. 41. Pasien Penyakit Wabah adalah orang yang menderita penyakit yang berdasarkan UU Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular. 42. Penjamin adalah pihak ketiga baik perorangan atau badan hukum sebagai penanggung tarif pelayanan kesehatan dan atau non kesehatan dari seseorang yang menjadi tanggungannya. 43. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang retribusi daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 44. Retribusi Jasa Umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. 45. Retribusi Pelayanan Kesehatan adalah nilai pembayaran sejumlah uang yang dikeluarkan oleh seseorang/instansi/badan sebagai imbalan atas Jasa pelayanan Kesehatan di RSUD. 46. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan dan perundang-undangan diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi. 47. Surat Pendaftaran Obyek Retribusi Daerah, yang selanjutnya dapat disingkat SPdORD, adalah surat yang digunakan oleh Wajib Retribusi untuk melaporkan data obyek retribusi dan Wajib Retribusi sebagai dasar penghitungan dan pembayaran retribusi yang terutang menurut perundang- undangan retribusi Daerah. 48. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya dapat disingkat SKRD adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang. 49. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan, yang selanjutnya dapat disingkat SKRDKBT, adalah keputusan yang menentukan tambahan atas jumlah retribusi yang telah ditetapkan. 50. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Wajib Bayar, yang selanjutnya dapat disingkat SKRDLB, adalah surat keputusan yang menentukan jumlah. kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar daripada retribusi yang terutang atau tidak seharusnya terutang. 51. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya dapat disingkat STRD, adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda. 52. Surat Pernyataan Keberatan adalah surat atas keberatan terhadap SKRD, SKRDKBT dan SKRDLB yang diajukan oleh Wajib Retribusi. 53. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari mengumpulkan dan mengolah data dan atau keterangan lainnya, dalam rangka pengawasan kepada pemenuhan kewajiban terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. 54. Penyidik adalah Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia atau Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh UndangUndang untuk melaksanakan Penyidikan. 55. Penyidikan adalah serangkaian tindakan Penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam Undang-Undang untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat keterangan tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya; BAB II NAMA, OBJEK, SUBJEK, GOLONGAN DAN TARIF RETRIBUSI Pasal 2 Dengan nama Retribusi Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah dipungut retribusi sebagai pembayaran atas pelayanan kesehatan di RSUD. Pasal 3 (1) (2) (3) Obyek Retribusi adalah pelayanan kesehatan di RSUD, meliputi : a. rawat jalan; b. rawat darurat; c. rawat inap; d. rawat khusus; e. rawat siang (day care); f. rawat sehari (one day care); g. rawat rumah (home care). Pelayanan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) terdiri dari: a. pelayanan medik; b. pelayanan penunjang medik; c. pelayanan persalinan; d. pelayanan rehabilitasi medik dan mental; e. pelayanan konsultasi dan tindakan khusus; f. pelayanan medico legal; g. pelayanan general check-up; h. pemulasaraan jenazah; i. pelayanan penunjang non medik; Dikecualikan dari objek retribusi pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelayanan pendaftaran dan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah, BUMN, BUMD dan pihak swasta. Pasal 4 (1) (2) Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang mendapatkan pelayanan kesehatan dari RSUD. Subjek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan Wajib Retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi. Pasal 5 Retribusi Pelayanan Kesehatan digolongkan sebagai Retribusi Jasa Umum. Pasal 6 (1) (2) Struktur tarif pelayanan kesehatan di RSUD menggunakan tarif progresif sesuai dengan kelas perawatan. Struktur dan besaran retribusi pelayanan kesehatan di RSUD tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Pasal 7 (1) (2) (3) Tarif retribusi dapat ditinjau kembali paling lama 3 (tiga) tahun sekali. Peninjauan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan memperhatikan indeks harga dan perkembangan perekonomian. Penetapan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Bupati. BAB III CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 8 Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan frekwensi pelayanan, jenis pelayanan kesehatan, fasilitas pelayanan dan pemakaian fasilitas kesehatan dalam jangka waktu tertentu, serta sarana dan prasarana yang digunakan dalam pemberian layanan. BAB IV KEBIJAKSANAAN TARIF Pasal 9 (1) (2) Prinsip yang dianut dalam menetapkan struktur dan besarnya tarif retribusi dengan memperhatikan biaya penyediaan jasa yang bersangkutan, kemampuan masyarakat, aspek keadilan, dan efektivitas pengendalian atas pelayanan tersebut. Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain meliputi biaya jasa medik, biaya penyediaan obat-obatan dan biaya penyediaan sarana dan prasarana tempat pelayanan. BAB V JENIS PELAYANAN KESEHATAN YANG DIKENAKAN RETRIBUSI Pasal 10 (1) (2) (3) (4) (5) Pelayanan kesehatan yang dikenakan retribusi meliputi: a. rawat jalan; b. rawat darurat; c. rawat inap; d. rawat khusus; e. rawat siang (day care); f. rawat sehari (one day care); g. rawat rumah (home care). Pelayanan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1), terdiri dari: a. pelayanan medik; b. pelayanan penunjang medik; c. pelayanan persalinan; d. pelayanan rehabilitasi medik dan mental; e. pelayanan konsultasi dan tindakan khusus; f. pelayanan medico legal; g. pelayanan general check-up; h. pemulasaraan jenazah; i. pelayanan penunjang non medik; Jenis-jenis pelayanan kesehatan beserta tarif masing-masing sebagaimana dimaksud pada ayat (2) seperti tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Jenis pelayanan kesehatan dapat dikembangkan menurut kebutuhan masyarakat dan kemampuan RSUD. Pasien peserta Askes Sosial yang dirawat sesuai kelas yang menjadi haknya dikenai urun biaya (Cost Sharing) kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VI PELAYANAN RAWAT JALAN Pasal 11 (1) (2) Tarif Rawat Jalan di RSUD dinyatakan dalam bentuk nota pembayaran yang berlaku untuk 1 (satu) rangkaian pelayanan konsultasi pada 1 (satu) bidang keahlian. Nota pembayaran rawat jalan terdiri dari nota pembayaran klinik KIA/KB, klinik umum, klinik gigi, klinik psikologi, klinik gizi, klinik general check up, klinik spesialis, dan klinik eksekutif serta klinik lain yang diadakan kemudian sesuai perkembangan RSUD. BAB VII PELAYANAN RAWAT DARURAT Pasal 12 (1) Sebagai langkah penyelamatan jiwa (life saving) pasien kegawatdaruratan dapat dilayani tanpa mempertimbangkan persyaratan administrasi. (2) Pasien sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1), diwajibkan melengkapi persyaratan administrasi seperti jaminan perawatan dari pihak penjamin/Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM)/surat keterangan lain yang sejenis selambat-lambatnya 3 x 24 jam (tidak termasuk hari libur). BAB VIII PELAYANAN RAWAT INAP Pasal 13 (1) (2) (3) (4) (5) Kelas perawatan di RSUD ditetapkan sebagai berikut : a. Kelas Very Very Important Person (VVIP); b. Kelas Very Important Person (VIP); c. Kelas I; d. Kelas II; e. Kelas III; Direktur berwenang untuk menetapkan fasilitas dan jumlah tempat tidur di RSUD untuk tiap kelas perawatan; Jumlah tempat tidur di kelas III disesuaikan dengan kebutuhan dan sekurang-kurangnya 25% dari jumlah tempat tidur yang tersedia. Bayi yang rawat gabung dengan ibunya dikenakan tarif pelayanan rawat inap sebagai berikut: a. jasa sarana 50% (lima puluh per seratus) dari tarif pelayanan rawat inap kelas yang ditempati ibunya; b. jasa pelayanan 100% (seratus per seratus) dari tarif pelayanan rawat inap kelas yang ditempati ibunya; Kelas VIP dan Kelas VVIP hanya boleh diisi satu tempat tidur, namun dengan pertimbangan tertentu direktur dapat memberikan dispensasi maksimal 2 tempat tidur, pasien kedua dikenakan tarif pelayanan sebagai berikut: a. jasa sarana 70% (tujuh puluh per seratus) dari tarif pelayanan rawat inap kelas yang ditempatinya; b. jasa pelayanan 100% (seratus per seratus) dari tarif pelayanan rawat inap kelas yang ditempatinya; Pasal 14 (1) (2) (3) Seorang pasien perlu atau tidaknya dirawatinapkan di RSUD ditetapkan oleh dokter. Setiap pasien atau keluarganya dapat mengajukan permintaan perawatan di kelas yang diinginkannya sesuai dengan kemampuan keuangan dan ketersediaan ruangan di RSUD. Pasien yang menurut pendapat dokter yang memeriksa menderita penyakit menular tertentu dan/atau pertimbangan medis lainnya, tempat perawatannya ditetapkan di ruang isolasi. Pasal 15 (1) (2) (3) (4) (5) Peserta Askes Sosial beserta anggota keluarganya dirawat di kelas yang menjadi hak perawatannya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasien Peserta Askes Sosial yang menghendaki dirawat pada kelas yang lebih tinggi dari yang menjadi haknya, dapat dirawat inapkan pada kelas yang dikehendakinya dengan membayar selisih tarif perawatan dan kepadanya tidak lagi dikenakan urun biaya (Cost Sharing). Bagi Masyarakat tidak mampu yang dijamin oleh Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) baik Pusat, Daerah, dan yang dijamin oleh dana Bantuan Sosial (BANSOS) yang di rawat inap berhak memperoleh perawatan di kelas yang sesuai dengan ketentuan/petunjuk pelayanan bagi keluarga miskin (GAKIN); Apabila kelas sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) tidak ada atau di kelas tersebut tidak ada tempat, maka pasien dirawatinapkan sementara di kelas yang lebih rendah. Bagi pasien yang membawa surat pengantar dari perusahaan dirawatinapkan pada kelas yang diminta kecuali Kelas III. Pasal 16 (1) (2) (3) Pasien penyakit wabah/kejadian luar biasa yang dinyatakan secara resmi oleh pihak yang berwenang dirawatinapkan di ruang Isolasi khusus dengan tarif pelayanan kesehatan ditanggung oleh pemerintah daerah. Apabila pasien sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) oleh dokter dipandang tidak membahayakan pasien lainnya, pasien yang bersangkutan dapat menempati kelas yang diinginkan. Pasien sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) diharuskan membayar biaya sesuai tarif yang berlaku kecuali ditentukan lain oleh peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. BAB IX PELAYANAN RAWAT KHUSUS Pasal 17 (1) Pelayanan Rawat Khusus adalah perawatan pasien di ruang: a. Intensive Care Unit (ICU), Intensive Cardic Care Unit (ICCU), Neonatal Intensive Care Unit (NICU), Perinatal Intensive Care Unit (PICU) atau ruangang lain yang sejenis; b. ruang isolasi atau ruangan lain yang sejenis; c. ruang pemulihan atau ruangan lain yang sejenis. (2) Tarif pelayanan kesehatan pada ruang perawatan khusus ditetapkan sebagai berikut: a. Intensive Care Unit (ICU), Intensive Cardic Care Unit (ICCU), Neonatal Intensive Care Unit (NICU), Perinatal Intensive Care Unit (PICU) atau ruangan lain yang sejenis ditetapkan sama dengan tarif pelayanan rawat inap kelas utama ruangan; b. ruang isolasi, ruang pemulihan atau ruangan lain yang sejenis ditetapkan sama dengan tarif pelayanan rawat inap kelas II. BAB X PELAYANAN RAWAT SIANG, RAWAT SEHARI DAN RAWAT RUMAH Pasal 18 Tarif pelayanan rawat siang dan rawat sehari ditetapkan sebagai berikut: a. rawat siang ditetapkan sama dengan tarif perawatan kelas II; b. rawat sehari ditetapkan sama dengan tarif rawat inap kelas I; Pasal 19 (1) (2) (3) (4) (5) Rawat rumah hanya dapat diberikan bagi pasien yang telah diperbolehkan untuk pulang dan menjalani perawatan dikediamannya oleh dokter di RSUD. Rawat rumah dapat dilaksanakan sepanjang tersedia petugas yang memungkinkan dan terbatas dalam wilayah kabupaten. Tarif pelayanan rawat rumah ditetapkan sama dengan dengan tarif perawatan kelas VIP. Tarif pelayanan rawat rumah sebagaimana yang dimaksud pada ayat (3) tidak termasuk biaya transportasi petugas. Biaya transportasi petugas ditetapkan sama dengan biaya ambulance ditambah jasa konsultasi medis dan jasa tindakan medis yang apabila diperlukan dibayar tersendiri oleh pasien. BAB XI PELAYANAN MEDIK Pasal 20 (1) (2) (3) Pelayanan Medik meliputi: a. konsultasi medik; b. tindakan medik. Jenis tindakan medik meliputi: a. tindakan medik operatif; b. tindakan medik non operatif; c. tindakan medik terapi. Tindakan medik operatif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, meliputi: a. tindakan medik operatif sederhana; b. tindakan medik operatif kecil; c. tindakan medik operatif sedang; d. tindakan medik operatif besar; e. tindakan medik operatif khusus; f. tindakan medik operatif canggih. (4) (5) Tindakan medik non operatif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, meliputi: a. tindakan medik non operatif sederhana; b. tindakan medik non operatif kecil; c. tindakan medik non operatif sedang; d. tindakan medik non operatif besar; e. tindakan medik non operatif khusus; f. tindakan medik non operatif canggih. Tindakan medik terapi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, meliputi: a. radiasi externa convensional; b. radiasi externa high technology; c. bracytheraphy; d. radiasi internal. Pasal 21 (1) (2) (3) (4) Konsultasi dan atau tindakan medik anestesi yang apabila diperlukan dibayar secara tersendiri oleh pasien. Konsultasi/tindakan diatas meja operasi oleh dokter spesialis lain pada saat pelaksanaan operasi apabila diperlukan ditambah sesuai jenis tindakan yang dilakukan oleh dokter konsultan. Jasa pelayanan konsultasi medik dan tindakan medik operatif yang berdasarkan indikasi medik bersifat cito, dikenakan tambahan tarif cito sebesar 20% (dua puluh perseratus). Jasa pelayanan konsultasi medik yang bersifat cito yang dibayar oleh pasien maksimal 2 kali per hari untuk 1 bidang keahlian. Pasal 22 (1) (2) Tarif pelayanan medik pasien rawat jalan, rawat darurat, rawat khusus, rawat siang hari, rawat sehari dan rawat rumah ditetapkan sebagai berikut: a. Klinik KIA/KB, klinik umum dan klinik gigi ditetapkan sama dengan tarif pelayanan medik pasien rawat inap kelas III; b. Klinik general check up, klinik spesialis, rawat darurat, ruang isolasi, ruang pemulihan dan rawat siang hari ditetapkan sama dengan tarif pelayanan medik pasien rawat inap kelas II; c. Ruang high care unit (hcu), ruang perawatan perinatologi dan rawat sehari ditetapkan sama dengan tarif pelayanan medik pasien rawat inap kelas I; d. Klinik Executive, Ruang Intensive Care Unit (ICU), Intensive Cardiac Care Unit (ICCU), Neonatal Intensive Care unit (NICU), Perinatal Intensive Care Unit (PICU) dan rawat rumah ditetapkan sama dengan tarif pelayanan medik pasien rawat inap kelas utama ruangan. Tarif pelayanan medik bagi pasien rujukan sarana/fasilitas kesehatan swasta yang tidak dirawat inap di RSUD ditetapkan sama dengan tarif sejenis pasien rawat inap kelas I. BAB XII PELAYANAN PENUNJANG MEDIK Pasal 23 (1) Pelayanan penunjang medik meliputi: (2) (3) (4) (5) a. pemeriksaan laboratorium; b. pemeriksaan radio diagnostik; c. pemeriksaan diagnostik elektromedik; d. pemeriksaan diagnostik khusus; Jasa pelayanan konsultasi dan atau tindakan medik anestesi pelayanan penunjang medik apabila diperlukan dibayar secara tersendiri oleh pasien. Jasa pelayanan penunjang medik atas indikasi medik bersifat cito dikenakan tambahan tarif cito sebesar 20% (dua puluh perseratus). Direktur diberikan kewenangan untuk menentukan paket pelayanan penunjang medik. Tarif paket pelayanan sebagaimana dimaksud ayat (4) besarnya tidak boleh lebih besar dari jumlah tarif masing-masing jenis pemeriksaan yang terdapat dalam paket tersebut. Pasal 24 (1) (2) Tarif pelayanan penunjang medik untuk pasien rawat jalan, rawat darurat dan pasien rawat inap di ruang rawat khusus ditetapkan sebagai berikut: a. Klinik KIA/KB, Klinik Umum dan Klinik Gigi ditetapkan sama dengan tarif pelayanan medik pasien rawat inap kelas III; b. Klinik General Check Up, Klinik Spesialis, Rawat Darurat, Ruang Isolasi, Ruang Pemulihan dan Rawat Siang Hari ditetapkan sama dengan tarif pelayanan medik pasien rawat inap kelas II; c. Klinik Executive, Ruang Intensive Care Unit, Intensive Cardiac Care Unit, Neonatal Intensive Care unit (NICU), Perinatal Intensive Care Unit (PICU) dan Rawat Rumah ditetapkan sama dengan tarif pelayanan medik pasien rawat inap kelas utama ruangan; Tarif pelayanan penunjang medik bagi pasien rujukan sarana/fasilitas kesehatan swasta ditetapkan sama dengan tarif sejenis pasien rawat inap kelas I. BAB XIII PELAYANAN PERSALINAN Pasal 25 (1) Jenis pelayanan persalinan meliputi: a. pelayanan persalinan normal; b. pelayanan persalinan dengan tindakan pervaginam; (2) Jasa pelayanan konsultasi dan atau tindakan medik anestesi pelayanan persalinan apabila diperlukan dibayar secara tersendiri oleh pasien. (3) Tarif pelayanan persalinan bagi pasien rujukan sarana/fasilitas kesehatan swasta ditetapkan sama dengan tarif sejenis pasien rawat inap kelas I. BAB XIV PELAYANAN KONSULTASI KHUSUS DAN TINDAKAN KHUSUS Pasal 26 (1) Jenis pelayanan konsultasi khusus dan tindakan khusus meliputi: a. pelayanan konsultasi gizi; b. pelayanan konsultasi dan tindakan psikologi; c. pelayanan konsultasi dan tindakan psikiatri; (2) Tarif pelayanan konsultasi khusus dan tindakan khusus bagi pasien rujukan sarana/fasilitas kesehatan swasta ditetapkan sama dengan tarif sejenis pasien rawat inap kelas I. BAB XV PELAYANAN MEDICO LEGAL Pasal 27 (1) (2) Jenis pelayanan medico legal meliputi visum et repertum. Jasa pelayanan medico legal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dikerjakan di luar jam kerja atas permintaan pasien dan/atau keluarganya dikenakan tambahan tarif cito sebesar 20% (dua puluh perseratus). Pasal 28 (1) (2) (3) Permintaan pelayanan visum et repertum dari pasien hidup/jenazah dan otopsi jenazah hanya dapat diberikan atas permintaan tertulis dari penyidik kepolisian atau instansi yang berwenang lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Biaya pelayanan visum et repertum dan otopsi jenazah dibebankan kepada pasien, keluarga, penjamin atau instansi pengirimnya. Jenazah yang dibawa ke RSUD oleh Kepolisian dan atau oleh pihak lain guna kepentingan pemeriksaan dan pembuatan visum et refertum disimpan untuk sementara waktu selama-lamanya 3 x 24 jam dengan ketentuan untuk jenazah yang tidak jelas penanggung jawabnya, maka biaya pengelolaannya ditanggung oleh pemerintah daerah. BAB XVI GENERAL CHECK UP Pasal 29 (1) (2) (3) (4) Medical Check Up meliputi: a. paket standar; b. paket eksekutif; c. pemeriksaan calon karyawan; d. pemeriksaan CPNS; e. penghapusan CPNS; f. KIR Kesehatan Biasa; g. pemeriksaan medical check up lainnya sesuai permintaan; Direktur diberikan kewenangan untuk menentukan paket pelayanan Medical Check Up; Tarif paket pelayanan general check up sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh direktur dengan ketentuan besarnya tarif paket tidak boleh lebih besar dari jumlah tarif masing-masing jenis pelayanan yang terdapat dalam paket tersebut. Jasa pelayanan medical check up di luar jam kerja yang dilakukan atas permintaan pasien dan/atau keluarganya, dikenakan tambahan tarif cito sebesar 20% (dua puluh perseratus). BAB XVII PEMULASARAAN JENAZAH Pasal 30 (1) (2) (3) Pelayanan pemulasaran meliputi: a. pelayanan jenazah; b. transportasi jenazah; Tarif pemularasaan jenazah ditetapkan sama untuk semua kelas perawatan. Jasa pelayanan pemulasaran jenazah kecuali transportasi jenazah di luar jam kerja atas permintaan keluarganya dikenakan tambahan tarif cito sebesar 20% (dua puluh perseratus). Pasal 31 (1) (2) Setiap jenazah yang berasal dari luar rumah sakit yang akan menggunakan fasilitas rumah sakit, harus dilaporkan secara tertulis kepada direktur dengan melampirkan surat keterangan resmi dari instansi yang berwenang. Setiap jenazah yang akan dibawa keluar dari rumah sakit harus mendapat izin secara tertulis dari direktur atau petugas lain yang ditunjuk oleh direktur. Pasal 32 (1) (2) Mobil jenazah RSUD hanya diperuntukkan untuk mengangkut jenazah dari RSUD ke rumah duka atau tempat lainnya dalam wilayah Kabupaten. Penggunaan diluar ketentuan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1), harus mendapat izin dari direktur dengan tetap mengutamakan kepentingan pelayanan di RSUD; BAB XVIII PELAYANAN PENUNJANG NON MEDIK Pasal 33 (1) (2) Pelayanan penunjang non medik meliputi: a. transportasi medis (ambulance); b. pelayanan darah; c. gas medis; d. farmasi; Tarif pelayanan penunjang non medik ditetapkan sama untuk semua kelas perawatan. Pasal 34 (1) (2) Ambulance RSUD hanya diperuntukkan untuk mengangkut pasien dari rumah menuju rumah sakit, dari rumah sakit ke rumah pasien atau untuk kepentingan rujukan dalam wilayah Kabupaten. Penggunaan diluar ketentuan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) harus mendapat izin dari direktur dengan tetap mengutamakan kepentingan pelayanan di RSUD; (3) Jenis pelayanan ambulance meliputi ambulance tanpa pendamping, ambulance paramedis, ambulance medis umum dan ambulance medis spesialis. Pasal 35 Tarif pelayanan darah merupakan biaya penggantian atas pengolahan darah ditambah biaya penyimpanan darah (cost handling) sebesar 20% (dua puluh perseratus); Pasal 36 (1) (2) Gas medis meliputi oksigen, nitrogen dan gas medis lain yang memungkinkan sesuai dengan perkembangan RSUD. Tarif pemakaian gas medis ditetapkan sebesar harga pembelian, ditambah cost handling 25% (dua puluh lima perseratus) dan PPN 10% (sepuluh perseratus). Pasal 37 (1) (2) Pelayanan obat dan sediaan farmasi lainnya di RSUD dilaksanakan oleh instalasi farmasi RSUD dan atau apotik pelengkap yang ditetapkan oleh direktur. Harga penjualan obat dan sediaan farmasi lainnya dilingkungan RSUD ditetapkan sebesar harga pembelian, ditambah keuntungan paling besar 25% (dua puluh lima perseratus) dan PPN 10% (Sepuluh Perseratus), kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 38 Pelayanan penunjang non medik lainnya meliputi sterilisasi. BAB XIX WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 39 Retribusi yang terutang dipungut diwilayah Kabupaten Lombok Utara. Pasal 40 Pungutan atas pelayanan kesehatan di RSUD merupakan penerimaan daerah yang wajib disetor ke kas daerah kecuali ditentukan lain oleh peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. BAB XX SAAT RETRIBUSI TERUTANG Pasal 41 Saat retribusi terutang adalah pada saat diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. BAB XXI PENETAPAN DAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI Pasal 42 (1) (2) (3) Retribusi dipungut berdasarkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa karcis, kupon dan kartu langganan. Bentuk, isi, dan tata cara penerbitan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan ditetapkan dengan Peraturan Bupati. BAB XXII TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 43 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Pembayaran retribusi harus dilakukan tunai / lunas. Retribusi dibayar dengan menggunakan SSRD atau dokumen lain yang dipersamakan. Retribusi terutang dilunasi paling lambat 15 (lima belas) hari sejak diterbitkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. Pembayaran retribusi dilakukan di Kas Daerah atau tempat lain yang ditunjuk oleh Bupati sesuai waktu yang ditentukan. Apabila pembayaran retribusi dilakukan di tempat lain yang ditunjuk, hasil penerimaan retribusi harus disetor ke Kas Daerah selambatlambatnya 1 x 24 jam atau dalam waktu yang ditentukan oleh Bupati. Apabila pembayaran retribusi dilakukan setelah lewat waktu yang ditentukan sebagaimana dimaksud ayat (1), maka dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % setiap bulan dari retribusi yang terutang dan/atau kurang dibayar, dan ditagih dengan menggunakan STRD. Tata cara pembayaran, penyetoran, dan tempat pembayaran retribusi diatur dengan Peraturan Bupati. Pasal 44 (1) (2) (3) (4) (5) Bupati atau pejabat yang ditunjuk memberikan persetujuan kepada Wajib Retribusi untuk mengangsur retribusi terutang dalam kurun waktu tertentu setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan. Angsuran pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan secara teratur dan berturut-turut dengan dikenakan bunga sebesar 2% (dua perseratus) sebulan dari jumlah retribusi yang belum atau kurang bayar. Bupati atau pejabat yang ditunjuk dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Retribusi unyuk menunda pembayaran sampai batas waktu yang ditentukan setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan yang dikenakan bunga sebesar 2% (dua perseratus) dari jumlah retribusi yang belum atau kurang bayar. Pembayaran secara angsuran dan/atau penundaan pembayaran dapat diberikan dengan melihat kemampuan Wajib Retribusi. Tata cara pembayaran angsuran dan penundaan pembayaran Retribusi diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. BAB XXIII TATA CARA PENAGIHAN Pasal 45 (1) (2) (3) (4) (5) Apabila wajib retribusi tidak membayar atau kurang membayar retribusi yang terutang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (1), Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dapat melaksanakan penagihan atas retribusi yang terutang dengan menggunakan STRD atau surat lain yang sejenis. Penagihan Retribusi Terutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didahului dengan Surat Teguran. STRD atau surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi dikeluarkan segera setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah STRD atau surat lain yang sejenis dikeluarkan, wajib retribusi harus melunasi retribusi yang terutang. Tata cara pelaksanaan penagihan Retribusi diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. BAB XXIV KEBERATAN Pasal 46 (1) (2) (3) (4) (5) (6) Wajib Retribusi dapat mengajukan keberatan hanya kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk atas SKRD, SKRDKBT dan SKRDLB. Keberatan diajukan secara tertulis dengan disertai alasan-alasan yang jelas. Dalam hal Wajib Retribusi mengajukan keberatan atas ketetapan Retribusi Wajib Retribusi harus dapat membuktikan ketidakbenaran ketetapan retribusi tersebut. Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal SKRD, SKRDKBT dan SKRDLB diterbitkan, kecuali apabila Wajib Retribusi dapat menunjukkan bahwa dalam jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya. Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) tidak dianggap sebagai surat keberatan sehingga tidak dipertimbangkan. Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar retribusi dan pelaksanaan penagihan retribusi. Pasal 47 (1) (2) (3) Bupati dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal surat keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan. Keputusan Bupati atas keberatan yang diajukan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian menolak atau menambah besarnya retribusi yang terutang. Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada pada ayat 1 (satu) telah lewat dan Bupati tidak memberikan suatu keputusan, maka keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan. BAB XXV PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN Pasal 48 (1) (2) (3) (4) (5) (6) Atas kelebihan pembayaran retribusi, wajib retribusi dapat mengajukan permohonan pengembalian kepada Bupati. Bupati dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak diterimanya permohonan kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 (satu), harus memberikan keputusan. Apabila jangka waktu sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) telah dilampaui dan Bupati tidak memberikan suatu keputusan, pcrmohonan pengembalian kelebihan retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan; Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang retribusi lainnya, kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang retribusi tersebut. Pengembalian kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKRDLB. Apabila pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dilakukan setelah lewat jangka waktu 2 (dua) bulan, Bupati memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan retribusi. Pasal 49 (1) (2) (3) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi diajukan secara tertulis kepada Bupati dengan sekurang-kurangnya menyebutkan: a. nama dan alamat wajib retribusi; b. masa retribusi; c. besarnya kelebihan pembayaran. d. alasan yang singkat dan jelas; Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi disampaikan secara langsung atau melalui pos tercatat. Bukti penerimaan oleh pejabat daerah atau bukti pengiriman pos tercatat merupakan bukti saat permohonan diterima oleh Bupati. Pasal 50 (1) (2) Pengembalian kelebihan retribusi dilakukan dengan menerbitkan Surat Perintah Membayar Kelebihan Retribusi. Apabila kelebihan pembayaran retribusi diperhitungkan dengan utang retribusi lainnya sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 47 ayat (4), pembayarannya dilakukan dengan cara pemindahbukuan dan bukti pemindahbukuan juga berlaku sebagai bukti pembayaran. BAB XXVI PENGURANGAN KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI Pasal 51 (1) Bupati dapat memberikan pengurangan keringanan dan pembebasan retribusi. (2) (3) (4) Pemberian pengurangan atau keringanan retribusi sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 (satu) dengan memperhatikan kemampuan wajib retribusi antara lain dengan mengangsur. Pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud pada pada ayat 1 (satu) antara lain diberikan kepada masyarakat yang ditimpa bencana alam dan atau kerusuhan. Tata cara pengurangan keringanan dan pembebasan retribusi diatur lebih lanjut oleh Bupati. BAB XXVII KADALUARSA Pasal 52 (1) (2) (3) (4) (5) Hak untuk melakukan penagihan Retribusi menjadi kedaluwarsa setelah melampaui waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya Retribusi, kecuali jika Wajib Retribusi melakukan tindak pidana di bidang Retribusi. Kedaluwarsa penagihan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertangguh jika: a. diterbitkan Surat Teguran; atau b. ada pengakuan utang Retribusi dari Wajib Retribusi, baik langsung maupun tidak langsung. Dalam hal diterbitkan Surat Teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal diterimanya Surat Teguran tersebut. Pengakuan utang Retribusi secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b adalah Wajib Retribusi dengan kesadarannya menyatakan masih mempunyai utang Retribusi dan belum melunasinya kepada Pemerintah Daerah. Pengakuan utang Retribusi secara tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, dapat diketahui dari pengajuan permohonan angsuran atau penundaan pembayaran dan permohonan keberatan oleh Wajib Retribusi. Pasal 53 (1) (2) (3) Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan. Bupati menetapkan Keputusan Penghapusan Piutang Retribusi Daerah yang sudah kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Tata cara penghapusan piutang Retribusi yang sudah kedaluwarsa diatur dengan Peraturan Bupati. BAB XXVIII TATACARA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG RETRIBUSI KADALUARSA Pasal 54 (1) (2) Piutang retribusi yang tidak mungkin ditagih karena hak untuk melakukan penagihan sudah kadaluarsa. Bupati menetapkan keputusan penghapusan piutang retribusi daerah yang sudah kadaluarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1). BAB XXIX INSENTIF PEMUNGUTAN Pasal 55 (1) (2) (3) Instansi yang melaksanakan pemungutan Retribusi dapat diberi insentif atas dasar pencapaian kinerja tertentu. Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Tata cara pemberian dan pemanfaatan insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan perundang-undangan. BAB XXX PENYIDIKAN Pasal 56 (1) (2) (3) (4) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana. Penyidik sebagaimana pada ayat (1) adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah yang diangkat oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah : a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana dibidang retribusi agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas; b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah tersebut; c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang atau badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah; d. memeriksa buku, catatan dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah; e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti dari pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut; f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah; g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang, benda dan/atau dokumen yang dibawa; h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah; i. memanggil seseorang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; j. menghentikan penyidikan; dan/atau k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana. BAB XXXI KETENTUAN PIDANA Pasal 57 (1) (2) (3) Wajib retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan daerah diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak 3 (tiga) kali jumlah retribusi terutang. Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini adalah pelanggaran. Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ini merupakan penerimaan negara. BAB XXXII KETENTUAN PENUTUP Pasal 58 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Utara. Ditetapkan di Tanjung pada tanggal 6 November 2013 BUPATI LOMBOK UTARA, H. DJOHAN SJAMSU Diundangkan di Tanjung pada tanggal 6 November 2013 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA, H. SUARDI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA TAHUN 2013 NOMOR 10 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA I. UMUM Peningkatan pelayanan kesehatan merupakan salah satu prioritas pembangunan daerah di Kabupaten Lombok Utara dan sebagai fokus utama ditekankan pada upaya-upaya khusus untuk meningkatkan Umur Harapan Hidup (UHH) sebagai salah satu indikator dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Berkaitan dengan hal tersebut, sebagai daerah otonom baru maka Kabupaten Lombok Utara dalam mendukung dan mewujudkan pembangunan kesehatan dilaksanakan Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah kabupaten Lombok Utara. Dalam perkembangannya kunjungan di Rumah Sakit Umum Daerah kabupaten Lombok Utara semakin meningkat ini menunjukkan kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada, sehingga tuntutan pelayanan kepada masyarakat juga harus lebih ditingkatkan. Sebagai konsekuensinya diperlukan sarana, prasarana dan pendanaan yang memadai baik yang bersumber dari pemerintah maupun dari masyarakat sendiri guna terciptanya pelayanan kesehatan yang sebaikbaiknya kepada masyarakat. Bahwa tarif Kesehatan Mandiri yang diberlakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara saat ini masih belum lengkap dan banyak jenis-jenis pelayanan kesehatan yang belum terakomodir sehingga perlu ditetapkan dalam Peraturan Daerah Tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara. Disamping itu Peraturan Daerah Tentang Tarif Retribusi Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Kabupaten Lombok Utara tetap mempertimbangkan : a. Fungsi sosial Rumah Sakit. b. Adanya subsidi silang dalam arti yang mampu membantu yang kurang mampu. c. Peningkatan Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup Jelas Pasal 2 Cukup Jelas Pasal 3 Cukup Jelas Pasal 4 Cukup Jelas Pasal 5 Cukup Jelas Pasal 6 Ayat (1) Kelas perawatan dibedakan menurut fasilitasnya sehingga setiap kelas perawatan memerlukan biaya yang berbeda-beda untuk menyelenggarakannya. Ayat (2) Cukup Jelas Pasal 7 Cukup Jelas Pasal 8 Cukup Jelas Pasal 9 Cukup Jelas. Pasal 10 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi di bidang kedokteran dan keperawatan sangat cepat sehingga perkembangan pelayanan kesehatan berlangsung setiap saat yang harus direspon secara tepat dan terukur oleh RSUD. Ayat (5) Mengingat sifatnya sebagai asuransi sosial maka dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 518/MENKES/PER/VI/2008 tentang Tarif Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta PT Askes (Persero) dan anggota keluarganya di Balai Kesehatan Masyarakat dan Rumah Sakit Pemerintah, pasien peserta asuransi sosial diminta untuk membayar selisih biaya yang timbul akibat perbedaan tarif antara PT Askes dan RSUD. Pasal 11 Cukup Jelas Pasal 12 Ayat (1) Pada hakekatnya setiap pasien dengan dignosa kegawatdaruratan harus dilayani tanpa melihat persyaratannya. Ayat (2) Waktu 3 x 24 jam diluar hari libur dianggap cukup untuk menyelesaikan kelengkapan administrasi yang diperlukan sebagai syarat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Pasal 13 Ayat (1) Huruf a Kelas very very importan person (VVIP) adalah kelas perawatan di ruangan pavilium yang berisi satu tempat tidur dengan fasilitas tertentu sesuai kemampuan RSUD. Huruf b Kelas very importan person (VIP) adalah kelas perawatan diruangan pavilium yang berisi satu tempat tidur dengan fasilitas tertentu sesuai kemampuan RSUD. Huruf c Kelas I adalah kelas perawatan di ruangan perawatan berisi maksimal 4 (empat) tempat tidur dengan fasilitas tertentu sesuai kemampuan RSUD. Huruf d Kelas II adalah kelas perawatan di ruangan perawatan berisi maksimal 6 (enam) tempat tidur dengan fasilitas tertentu sesuai kemampuan RSUD. Huruf e Kelas III adalah kelas perawatan di ruangan perawatan berisi maksimal 10 (sepuluh) tempat tidur dengan fasilitas tertentu sesuai kemampuan RSUD. Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Jaminan adanya tempat tidur kelas III sekurang-kurangnya 25% dari jumlah tempat tidur yang tersedia dimaksudkan untuk memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat yang secara ekonomi tidak mampu sekaligus menunjukkan fungsi sosial RSUD. Ayat (4) Pemberian potongan harga 50 % (lima puluh per seratus) pada jasa sarana mengingat bayi tidak memerlukan makanan sebagai bagian dari jasa sarana. Jasa pelayanan tetap dikenakan 100 % (seratus per seratus) sebab kulitas dan kuantitas layanan yang diberikan tidak ada perbedaan baik bagi bayi, ibu maupun secara bersama. Ayat (5) Pertimbangan tertentu yang dimaksud seperti anak, orang tua, saudara kandung atau pasien pertama menjadi pihak penjamin pasien kedua atau sebaliknya. Pemberian potongan harga 70% (tujuh puluh per seratus) pada jasa sarana mengingat sebagian fasilitas dipergunakan secara bersama oleh kedua pasien; Jasa pelayanan tetap dikenakan 100 % (seratus per seratus) sebab tidak perbedaan kulitas dan kuantitas layanan yang diberikan kepada kedua pasien baik secara sendiri maupun berdua. Pasal 14 Cukup Jelas Pasal 15 Ayat (1) Cukup Jelas Ayat (2) Karena membayar selisih tarif dengan sendirinya urun biaya (cost sharing) tidak bebankan lagi. Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup Jelas Ayat (5) Cukup Jelas Pasal 16 Ayat (1) Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Wabah atau kejadian luar biasa suatu penyakit menuntut kerja cepat untuk mengatasinya sehingga penyeberannya tidak semakin meluas dan mengingat sifatnya yang tidak biasa maka menjadi kewajiban pemerintah dan pemerintah daerah untuk menanggung biaya pelayanannya. Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas 17 Cukup jelas 18 Cukup jelas 19 Cukup Jelas 20 Cukup Jelas 21 Cukup Jelas 22 Cukup Jelas 23 Cukup Jelas 24 Cukup Jelas 25 Cukup Jelas 26 Cukup Jelas 27 Cukup Jelas 28 Cukup Jelas 29 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Untuk kepentingan pemasaran diperlukan paket pelayanan medical check up yang bersifat konfrehensif dengan tarif yang sudah dihitung sesuai dengan banyaknya jenis pemeriksaan yang diperlukan. Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas 30 Cukup Jelas 31 Cukup Jelas 32 Cukup Jelas 33 Cukup Jelas 34 Cukup Jelas 35 Darah dan produk turunannya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan tidak dapat diperjual belikan namun untuk Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal mendapat darah dan produk turunannya yang memenuhi syarat diperlukan biaya pengolahan dan penyimpanan. 36 Cukup Jelas 37 Cukup Jelas 38 Cukup jelas 39 Cukup jelas 40 Pada hakekatnya penerimaan daerah adalah pendapatan yang diterima dengan menggunakan fasilitas pemerintah daerah, karena pelayanan lain-lain tidak menggunakan fasilitas pemerintah daerah maka penerimaan dari pelayanan lain-lain tidak termasuk pendapatan daerah. Supaya terdapat aturan main jelas dan menghindari pungutan liar maka perlu diatur secara tersendiri. 41 Cukup jelas 42 Cukup Jelas 43 Cukup Jelas 44 Cukup Jelas 45 Cukup Jelas 46 Cukup Jelas 47 Cukup Jelas 48 Cukup Jelas 49 Cukup Jeas 50 Cukup Jelas 51 Cukup Jelas 52 Cukup Jelas 53 Cukup Jelas 54 Cukup Jelas 55 Cukup Jelas 56 Cukup Jelas 57 Cukup jelas 58 Cukup Jelas TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 33 Lampiran : Peraturan Nomor Tanggal Tentang Daerah Kabupaten Lombok Utara : 10 Tahun 2013 : 6 November 2013 : Retribusi Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara Tarif Retribusi Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara NILAI TARIF PELAYANAN I. I. TARIF PELAYANAN RAWAT JALAN NO. JENIS PELAYANAN POLIKLINIK 1 Karcis a. Dengan Rujukan b. Tanpa Rujukan c. Rujukan Swasta 2. Rujukan Antar SMF (Staf Medis Fungsional) Periksa Dokter Spesialis 3. Periksa Dokter Umum TARIF 5.000 7.500 10.000 15.000 10.000 15.000 5.000 Ket : Apabila diperlukan pemeriksaan penunjang, pasien akan membayar sesuai tarif tindakan II TARIF PELAYANAN RAWAT DARURAT NO. JENIS PELAYANAN 1 2 3 4 III NO. TARIF Karcis Dengan Rujukan Tanpa Rujukan Periksa Dokter Konsultasi Dokter Spesialis 10.000 15.000 10.000 25.000 TARIF PELAYANAN RAWAT INAP JENIS PELAYANAN Kelas III Kelas II Kelas I VIP VVIP Ruang One Day Care Ruang Perawatan dengan Pengawasan(observasi) Ketat (Isolasi) 7 Ruang Perawatan NICU 8 Ruang Perawatan ICU/ICCU 9 Ruang Perawatan Gabung (Tarif Untuk Bayi Lahir Normal) TARIF PERHARI 1 2 3 4 5 5 6 37.500 75.000 150.000 300.000 450.000 75.000 125.000 150.000 150.000 di tambah ibunya 50% kelas 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 1). No. A. 1 2 3 4 5 6 B. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 C. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Sewa OK 350.000 Oksigen 25.000/Jam Ventilator 150.000 Visite Kelas III Dokter umum 5.000 Visite Kelas III Dokter Spesialis 7.500 Visite Kelas II Dokter umum 7.500 Visite Kelas II Dokter Spesialis 12.500 Visite Kelas I Dokter umum 12.500 Visite Kelas I Dokter Spesialis 20.000 Visite VIP Dokter umum 20.000 Visite VIP Dokter Spesialis 30.000 Visite VVIP Dokter umum 30.000 Visite VVIP Dokter Spesialis 40.000 Tindakan Medis Operatif Terencana / Elektif di SMF Bedah Nama / Jenis Tindakan TARIF KELAS II SEDERHANA Eksisi 50.000 Eksterpasi 50.000 Incisi 50.000 Cross Insisi 50.000 Nekrotomi kecil 50.000 Jahit luka Jahitan I Rp. 10.000 ke II dst Rp. 5.000 KECIL Eksterpasi 250.000 Ekstraksi 250.000 Kateterisasi dengan Mandrin 250.000 Debridment luka kecil pasca Fr. 250.000 Terbuka Lympadenektomi 250.000 Vena sectie 250.000 Nekrotomi sedang 250.000 Circumsisi 250.000 Amputasi / disartikulasi jari 250.000 Rozerplasty 250.000 Pasang skeletal traksi 250.000 Skin Graft sederhana 250.000 SEDANG Vasektomi / lokal anestesi 1.000.000 Debridement luka sedang pd 500.000 Fr.Terbuka Amputasi / Disartikulasi jari 1.500.000 Fissura Ani 1.500.000 Haemoroidektomi 1.500.000 Hernioraphi elektif 1.500.000 Herniotomi elektif 1.500.000 Tumor jinak pembuluh darah 1.500.000 Lymphadenektomi 1.500.000 Ekterpasi tumor kulit di wajah 1.500.000 Eksisi mamae aberans 1.500.000 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 D. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 Tumor jinak payudara Biopsi genital Hidrokelektomi Meatotomi Eksterpasi Carsinoma Uretra Soft Tissue Tumor Jinak Cystotomi Vesicolytomi / sectio alta Orchidektomi Nekrotomi luas Varicocele Spermatocele Vasektomi ( Narcose / GA ) Vesikulectomy Kontraktur sedang Skin graft sedang Tumor ekstra cranial Kolostomi Amputasi / disertikulasi jari (Narkose / GA) Labioplasti (anastesi lokal) BESAR Apendektomi Prostatektomi Labioplasti GA ( General Anastesi) Kolostomi Kholedekhotomi Kholesistektomi Lapharotomy biopsy Prosedur By pass Reseksi anastomose usus Splenektomi Perdarahan karena kerusakan pembl. Darah Lobektomi tyroid Parotidektomi Simple masektomi Wedge reseksi Koreksi priapismus Koreksi chordate Nefrostomi Orchidopexy Penektomi(Limfadenektomi Inguinal) Torsiotestis Urethrostomi Ureterolithomi Kontraktur tangan, leher Palatoplasty Fistel enterocutan fistel paraanal Hernia dengan komplikasi 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 2.800.000 2.800.000 2.800.000 2.800.000 2.800.000 2.800.000 2.800.000 2.800.000 2.800.000 2.800.000 2.800.000 2.800.000 2.800.000 2.800.000 2.800.000 2.800.000 2.800.000 2.800.000 2.800.000 2.800.000 2.800.000 2.800.000 2.800.000 2.800.000 2.800.000 2.800.000 2.800.000 2.800.000 29 Open reduksi(pasang wire,nail,platesrew) E. KHUSUS 1 Lapharotomy eksplorasi 2 Trepanasi 3 Skin graff luas 4 Operasi vaskuler 5 Reksesi rahang 6 Hepato jejunostomi 7 Shunting arteri vena 8 Kholedakho jejunostomi 9 Low anterior resection 10 Miles 11 Pankreatomi 12 Pankreoatektomi 13 Reseksi gaster 14 Reseksi hepar 15 Diseksi kelenjar inguinal leher 16 Glossektomi 17 Parotidektomi radikal 18 Tiroidektomi total 19 Divertikulektomi 20 Epispadia 21 Hypospadia 22 Internal Urethromi 23 Pyelo lithotomic 24 Nefro lithotomic 25 Nefroppeksi 26 Heminefrektomy 27 Rekonstruksi vesika urinaria 28 Ureterolithotomi distal 29 Tindakan medis operatif khusus di r. OK 2). No. 2.800.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 Tindakan Medis Non Operatif SMF Bedah Nama / Jenis Tindakan A. SEDERHANA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Ganti balut Merawat colostomy/hari Merawat luka gangrene kecil/hari Merawat luka dekubitus Perawatan dan observasi WSD Perawatan luka bakar kecil/hari Pasang fiksasi jari Perawatan skin / skeletal traksi/hari Pasang Infus Nebulizer tanpa obat/hari Syringe Pump/ hari Perawatan tali Pusat TARIF KELAS II 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 13 Slyim Suction 14 Tindik 12.000 12.000 B. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 C. 1 KECIL Pasang gips Pasang chateter Pasang skin traksi Melepas skin traksi Pasang ET Fiksasi fraktur iga dengan plester Perawatan dekubitus sedang Klisma/hari Corpus alienum(hidung,telinga,mata) Pungsi sendi Bersihkan cerumen Perawatan tracheostomy Pasang ransel perban Pasang NGT Cabut cystotomy Memasang, melepas tampon Perawatan WSD/hari Transfusi Darah Imunisasi SEDANG Reposisi fraktur (Ekstremitas atas/bawah) + pasang gips 2 Reposisi fraktur (dengan narkos/GA) + pasang gips 3 Reposisi dislokasi + pasang fiksasi 4 Reposisi jari tangan/kaki 3). No. A. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 35.000 35.000 35.000 35.000 35.000 35.000 35.000 35.000 35.000 35.000 35.000 35.000 35.000 35.000 35.000 35.000 35.000 35.000 35.000 90.000 144.000 90.000 24.000 Tindakan Medis Non Operatif dan Diagnostik Elektromedik Nama / Jenis Tindakan SMF PENYAKIT DALAM BMP F.N.A.B. Kumbah lambung (HM & Intoksikasi) Pemasangan SB Tube Pungsi Acites Pungsi Sendi Rektoscopy Defibrilasi EKG Ecocardiografi Pemasangan Cardiac Monitor Pemasangan C V P Punksi Pericard Biopsi Paru Broncoscopy Spirometri TARIF KELAS II 150.000 46.080 75.000 75.000 75.000 50.000 125.000 125.000 35.000 125.000 35.000 125.000 300.000 125.000 150.000 75.000 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 B. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 C. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Memasukkan Obat Sitostatika/program Pemasangan WSD Penganbilan Darah Arteri Punksi Pleura Sitostatika/kali Slem/Pneumosection/hari Test Provokasi Bronchial Tread Mill Ultrasonografi (USG) Medical Cek Up (CPNS) S M F KESEHATAN ANAK Detoksifikasi Lambung Exchange Transfusion Fototherapi (perhari) Incubator ( perhari ) Infant Warmer ( perhari ) Pemasangan C V P Pemasangan N G T Pemasangan W S D Punksi Lumbal Punksi Pleura Punksi Cranial Resusitasi Test Alergi Transfusi Darah Vena Sectie S M F KULIT DAN KELAMIN Elektro Fulgurasi ringan 1-10 Elektro Fulgurasi sedang 11 – 20 Elektro Fulgurasi berat > 20 Ekstraksi Komedo ringan Ekstraksi Komedo sedang Ekstraksi Komedo berat Enukleasi ringan Enukleasi sedang Enukleasi berat Chemo Surgery TCAA Chemo Surgery Podofilin Chemo Surgery Peeling AHA Biopsi wajah Biopsi non wajah Excisi wajah Excisi non wajah Heachting off Tampon Incisi abses Ganti verband Swab : vagina, cervix, Fornix Swab : Ureta Swab discar lesi 125.000 125.000 75.000 35.000 25.000 25.000 12.000 100.000 50.000 250.000 38.000 48.000 12.000 12.000 12.000 76.000 168.000 96.000 62.000 46.000 46.000 125.000 150.000 15.000 75.000 40.000 50.000 75.000 36.000 42.000 47.000 34.000 39.000 45.000 30.000 34.000 68.000 160.000 155.000 222.500 207.500 29.000 24.500 37.000 20.000 41.000 27.000 22.000 25 Kerokan kulit, kuku, rambut 26 Kultur 27 Injeksi : Kenacort D. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik dan Tindakan di Poliklinik THT 1 SEDERHANA a. Irigasi telinga b. Irigasi Hidung c. Pengambilan benda asing di telinga d. Pengambilan benda asing di hidung e. Pengambilan benda asing di tenggorok f. Perawatan luka, hechting aff g. Punksi abses 2 KECIL a. Incisi Abses b. Cuci Sinus c. Pasang Tampon Hidung. 3 SEDANG a. Lobuloplasty b. Parasentesa / miringotomi c. Reposisi trauma hidung sederhana E. 35.000 35.000 35.000 35.000 35.000 35.000 35.000 50.000 50.000 50.000 250.000 100.000 250.000 Pemeriksaan Penunjang Diagnostik 1 2 3 4 5 6 F. 1 Test Audiometry Test Timpanometry Endoskopi Hidung dan Nasofaring Endoskopi Laring Tes Alergi Inhalant (hirupan) Tes Alergi Engestan (makanan) Tindakan Medik Operatif Kecil a. Biopsi dengan GA b. Exterpasi Lipom, aterom, kista dermoid dengan GA c. Tindakan medik sederhana yang dilakukan yang di lakukan di OK 2 Sedang a. Tonsilektomi b. Turbinektomi c. Extirpasi Granuloma CAE (liang telinga) d. Extirpasi Polip Hidung e. Reposisi Fraktur os nasal f. Miringoplasty g. Ethmoidektomi intranasal h. Antrostomi dengan CWL 3 22.000 53.000 30.000 Besar a. Tonsil Adenoidektomi b. Explorasi Abses Parafaring 50.000 50.000 150.00 150.000 75.000 75.000 850.000 1.750.000 2.500.000 4 4). No. A. 1 2 3 4 5 6 7 8 B. 1 2 3 c. Extirpasi kista Brachial d. Extirpasi kista duktus tiroglosus e. Tiroidektomi f. Faringotomi g. Extirpasi Angiofibroma nasofaring h. Midfacial degloving i. Septum Reseksi j. Rinotomi Lateralis k. Faringeal flap l. Glossektomi parsial m. Mastoidektomi sederhana n. Kanaloplasti o. Extirpasi fistel pre aurukula p. Labiopalatoplasti q. Trakeostomi r. Regional flap KHUSUS a. Laringoskopi Direct b. Esofagoskopi rigid c. Bronkoskopi rigid d. Bedah sinus endoskopi fungsional (FESS) e. Tiroidektomi total f. Parotidektomi g. Neck dissection h. Laringektomi i. Bedah laring mikroskopis j. Glossektomi totalis k. Fare head flap l. Mastoidektomi radikal m. Stapedektomi n. Timpanoplasty o. Dekompresi fasialis 3.000.000 PELAYANAN KEBIDANAN DAN GYNEKOLOGI Nama / Jenis Tindakan SEDERHANA Biopsi Serviks Ekstraksi AKDR Ekstraksi Implan Insersi AKDR Insersi Implan Kauterisasi Serviks PAP Smear NST / CTG KECIL Abortus inkomplit : Kuretage Hamil : Partus spontan Hymen Imperforata : Eksisi TARIF Kelas II 75.000 50.000 35.000 50.000 75.000 75.000 50.000 35.000 400.000 400.000 100.000 4 Kista/ abses bartholini ; insisisi , eksterpasi 5 Kontap Wanita : Laparoskop 6 Kontap wanita : Minilaparoskop 7 Persalinan Normal (tanpa penyulit) 8 Persalinan dengan penyulit pervaginam 9 Rest Placenta : Manual Placenta 10 Ruptur Perineum : Repair 11 Translokasi AKDR : Minilaparotomi 12 Burst abdomen : jahit situasi 13 Gemelli : Partus Spontan 14 KJDR : Eviserasi 15 KJDR perfoasi : Kranioklasi 16 KJDR - letak lintang : Dekapitasi 17 Letak Sungsang : Spontan Bracht 18 Letak Sungsang : versi ekstraksi 19 Mola Hidatidosa : kuret 20 Partus Pervaginam : Oksitosin drip 21 Wound Dehiscens C. SEDANG 1 Hematokel : Laparotomi 2 KET : laparotomi 3 Kista Ovarium: ooforektomi 4 Kista ovarium : Salpingo ooforektomi 5 Mioma Uteri : Miomektomi D. BESAR 1 Sectio secarian 3 Kehamilan Abdominal : laparotomi 4 Mioma Uteri : Histerektomi total 5 Mioma Uteri : Histerektomi subtotal 6 Prolapsus Uteri : Histerektomi vaginal 7 Rektokel : Vaginal repair 8 Ruptur Uteri : histerorapi 10 Seksio Sesar + MOW 11 Seksio Sesar + Histerktomi 12 Tubo Ovarial Abcess : laparotomi 13 Tumor genitelia int : laparotomi biopsi (inoperabel) 14 Vesikokel : Vaginal repair 19 Mioma Uteri : Miomektomi 5). No. A. 1 2 3 4 5 PELAYANAN MATA Nama / Jenis Tindakan TINDAKAN MEDIS NON OPERATIF Irigasi Bola Mata (Trauma Kimia) Epilasi suntikan Test Anel Test flouresein 400.000 400.000 400.000 400.000 750.000 400.000 500.000 400.000 400.000 600.000 400.000 750.000 750.000 750.000 750.000 400.000 750.000 400.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.800.000 2.800.000 2.800.000 2.800.000 2.800.000 2.800.000 2.800.000 3.000.000 2.800.000 3.800.000 3.500.000 2.800.000 2.800.000 TARIF Kelas II 30.000 30.000 30.000 30.000 20.000 B. PEMERIKSAAN ELEKTROMEDIS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 C. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 D. Streak Retinocopy * Tonometri (contact) Test Ishihara Refraksi / Kaca mata Auto Kerato Refraktometer Keratometri Biometri Slit Lamp Funduskopi direct Funduskopi Indirect Perawatan luka post operasi Corpus Alienum ad konjungtiva TINDAKAN BEDAH MINOR Jahit Kelopak Mata Jahit Konjungtiva (Trauma) Eksterpasi Granuloma Eksterpasi Tumor Kecil ekstervasi veruka vulgaris Flap Konjungtiva Tarsoraphy Eksterpasi Pterigium Eksterpasi Pterigium (CLG) Insisi Hordeulum Insisi Kalazion Corpus Alienum ad Cornea Angkat Jahitan Lithiasis Debridemant Cornea TINDAKAN BEDAH BESAR DGN GA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 E. 1 2 3 4 Rekonstruksi trauma palpebra Iridektomi perifer Parasinthesa Reposisi iris prolaps Aspirasi/irigasi after katrak ECCE SICS Phacoemulsifikation* Secunder inplant Trabekulektomi SICS + Trabekulektomi Eviserasi (lokal anastesi ) Corpus Alienum Intra okuler Jahit Perforasi Kornea TINDAKAN BEDAH BESAR DGN GA Rekonstruksi trauma palpebra Iridektomi perifer Parasinthesa Reposisi iris prolaps 30.000 30.000 25.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 40.000 40.000 540.000 340.000 315.000 365.000 335.000 540.000 710.000 390.000 750.000 355.000 355.000 60.000 60.000 75.000 65.000 900.000 900.000 350.000 700.000 1.000.000 1.750.000 2.550.000 3.150.000 2.550.000 1.900.000 2.900.000 1.110.000 850.000 910.000 1.260.000 1.260.000 490.000 980.000 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 6). No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Aspirasi/irigasi after katrak ECCE SICS Phacoemulsifikation* Secunder inplant Trabekulektomi SICS + Trabekulektomi Eviserasi (lokal anastesi ) Corpus Alienum Intra okuler Jahit Perforasi Kornea 1.400.000 2.450.000 3.570.000 4.410.000 3.570.000 2.660.000 4.060.000 1.554.000 1.190.000 1.274.000 PELAYANAN MEDIS GIGI Nama dan Jenis Tindakan Angkat K-wire Pangisian Saluran akar gigi sulung Perawatan Saluran akar gigi Pulpotomi Tambal gigi komposit G1 Pencabutan gigi dengan komplikasi Apek reseksi Epulis Insisi Intra Oral abses Gigi tiruan sementara lepasan : a. Gigi pertama b. Tambahan Gigi berikutnya Reparasi a. Satu gigi b. Lebih dari 2 gigi Orthodontik a. Removable/lepasan b. Kontrol Removable c. Penggantian alat berikutnya d. Orto Cekat e. Kontrol Alveolektomi Deepening Sulcus Fistulectomi Frenectomi Gingivectomy Mcocele Odontectomy dengan local anstesi Operculectomy Ginggivectomy Enucleatie kista Excochliasi Extirpasi Tumor Marsupialisasi ranula Odontectomy lebih dari 2 elemen Resshaping untuk Torus / Tumor tulang TARIF 35.000 35.000 35.000 35.000 35.000 50.000 50.000 50.000 50.000 150.000 50.000 32.000 50.000 500.000 35.000 150.000 5.000.000 100.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 Penutupan Oroantral Pistula Suquestractomy Blok Resectie Extirpatie Plunging Ranula Fraktur Rahang Simple Reposisi Fixatie (Compucate) Arthosplaty Fraktur Rahang Multiple / Kompleks Orthognatie Surgery Resectie Rahang Arthroscopy Therapeutik Pencabutan gigi permanent Pencabutan gigi susu Tumpatan gigi susu Scalling RA/RB 7 Pelayanan Penunjang Medis (Anastesiologi) No I Pelayanan Penunjang Medis (Anastesi) Tindakan Pembiusan/Anastesi: Tarif untuk Anastesi 50% Dari Tarif Operator II 1 Tindakan Lain di Luar Pembiusan Pemasangan CPC (Central Venous Catheter) di luar Harga Alat CVC Intubasi Resusitasi Setting Ventilator 2 3 4 5 Pemasangan Epidural (di Luar Harga alat Epidural set) 1. HEMATOLOGI a. Darah Lengkap (Darah + DiFF Count + LED) b. Eritrosit c. Hapusan darah tepi d. Hemoglobin (Hb) e. Hitung jenis lekosit (Differential count) manual f. Laju endap darah (LED) g. Lekosit h. Malaria mikroskopis i. Masa perdarahan (Bleeding Time = BT j. Masa pembekuan (Clothing Time = CT0 k. Trombosit 2. KIMIA KLINIK a. Analisis lemak 1) HDL Cholesterol 2) Kolesterol total 3) LDL Kolesterol 4) Trigliserida 2.000.000 2.000.000 2.500.000 2.500.000 2.500.000 2.500.000 3.900.000 3.900.000 3.900.000 3.900.000 3.900.000 35.000 30.000 35.000 306.000 Tarif 600.000 250.000 350.000 250.000 600.000 30.000 10.000 40.000 10.000 12.000 10.000 10.000 12.000 5.000 5.000 12.000 25.000 25.000 25.000 30.000 b. Fungsi Ginjal 1) Asam Urat 2) BUN 3) Kreatinin Serum 4) Klirens Kreatinin c. Fungsi Hati 1) Albumin 2) Alkali fosfatase 3) Bilirubin Direk / Indirek 4) Bilirubin Total 5) Globulin 6) Protein Total 7) SGOT 8) SGPT d. Glukosa 1) Glukosa Darah Puasa 2) Glukosa Darah 2 Jam Setelah Makan 3) Glukosa Sewaktu e. Urinalisis 1) Glukosa Urine 2) Protein Urine 3) Sedimen Urine 4) Urine Lengkap 3. IMUNOSEROLOGI a. Anti HBs Kualitatif (Strip) b. Anti HBs Kuantitatif (ELISA) c. Anti HIV Kualitatif (Strip) d. HBsAg Kualitatif (Strip) e. HbsAg Kuantitatif (ELISA) f. Malaria Plasmodium (Strip) g. Mantoux Tes h. Tes Kehamilan i. Widal Slide Test j. VDRL 4. IMUNOHEMATOLOGI a. Golongan Darah ABO dan Rhesus b. Tes Coomb's c. Uji Silang Mayor/Minor (Crossmatch) 5. MIKROBIOLOGI a. Faeces Lengkap b. Kultur BTA + Tes Resistensi c. Kultur Darah + Tes Sensitivitas antibiotik d. Kultur Pus + Tes Sensitivitas Antobiotik e. Kultur Sputum + Tes Sensitivitas Antobiotik f. Kultur Urine + Tes Sensitivitas Antibiotik g. Kultur Sekret + Tes Sensitivitas 20.000 15.000 15.000 20.000 12.000 23.000 15.000 15.000 12.000 12.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 5.000 5.000 8.000 12.000 25.000 65.000 30.000 25.000 35.000 25.000 38.000 12.000 22.000 12.000 12.000 15.000 55.000 10.000 120.000 100.000 100.000 100.000 100.000 55.000 B. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 19 20 21 22 24 25 26 28 29 Antibiotik h. Preparat BTA i. Preparat Gram j. Preparat GO k. Preparat Jamur l. Preparat Trichomonas INSTALASI RADIOLOGI Photo Abdomen 1 Posisi Photo Ekstremitas Bawah 2 Posisi Photo Ekstremitas Atas 2 Posisi Photo Gigi Biasa Photo Jaringan lunak Photo Kepala (Sinus, Mastoid) Photo Kolumna Vertebralis Photo Panoramik Photo Pelvis 1 Posisi Photo Thoraks Anel Test Audiomatri Biometri Cardio Toco Graphy (CTG) / Kebidanan Elektrokardiografi Facialis Parase Free Field Test Gonioscopy Kampimetri Peak Flow Rate (PFR) Retinometri Speach Audiometer Spirometri Test Tempel Selektif Tonedecay Tonografi VI TARIF PELAYANAN PENUNJANG NON MEDIS No. Nama dan Jenis Tindakan I. FARMASI/Obat-obatan II. Biaya makan Pasien berdasarkan kelas perawatan Instalasi Gizi VIP dan VVIP Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 2 3 4 VII 15.000 12.000 12.000 12.000 12.000 50.000 75.000 75.000 50.000 50.000 50.000 50.000 100.000 50.000 5.000 50.000 50.000 50.000 30.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 TARIF + 25% Faktur Tarif 16.000 12.000 10.000 9000 PENGGUNAAN MOBIL AMBULANCE No. Nama dan Jenis Tindakan 1 Di dalam Kota Tanjung 2 Di luar Kota Tanjung TARIF 50.000 100.000 3 Ke Desa Terpencil di Luar Tanjung 4 Ke Ibu Kota Kab. Lombok Tengah 5 Ke Ibu Kota Kab. Lombok Timur 6 Ke Ibu Kota Kab. Sumbawa 7 Ke Ibu Kota Kab. Dompu 8 Ke Ibu Kota Kab. Bima 9 Ke Kabupaten Lombok Barat 10 Ke Rumah Sakit Umum Provinsi NTB 11 Ke Rumah Sakit Umum Sanglah 12 Ke Ibu Kota Mataram Keterangan : VIII No 150.000 250.000 350.000 3.000.000 3.500.000 4.000.000 300.000 250.000 5.500.000 300.000 PELAYANAN KONSULTASI KHUSUS DAN MEDICO LEGAL Nama dan Jenis Tindakan TARIF 1. Konsultasi Gizi 15.000 2. Pelayanan Medico Legal (Hipno Therapi) 25.000 50.000 20.000 3. Visum et Repertum 4. Konsultasi Psikologi (Kounseling Khusus) IX No PELAYANAN PEMULASARAN JENAZAH Nama dan Jenis Tindakan 1 2 3 4 5 Ket : Penyimpanan jenazah tanpa pendingin Penyimpanan jenazah dengan pendingin Perawatan jenazah Konservasi Jenazah Bedah Mayat Diluar Bahan Habis Pakai X No TARIF 25.000 200.000 300.000 500.000 1.500.000 PELAYANAN LAIN-LAIN Nama dan Jenis Tindakan 1 Pelayanan Sterilisasi alat madis : a. Alat Instrumen /set b. Alat Tenun/set c. Alat Karet/set 2. Pemeriksaan untuk penerbitan Keterangan Sehat TARIF Surat 50.000 25.000 50.000 20.000 BUPATI LOMBOK UTARA, H. DJOHAN SJAMSU