mimosa - pigra

advertisement
MENTERI PERTANIAN
REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN
NO.: 699/Kpts/TP.120/8/1998
TENTANG
IZIN PELEPASAN SERANGGA CARMENTA - MIMOSA UNTUK
PENGENDALIAN HAYATI GULMA KLAMPIS AIR (MIMOSA - PIGRA)
MENTERI PERTANIAN,
Menimbang
: a. bahwa dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor
694/Kpts/TP.240/9/1994, Direktur SEAMEO BIOTROP telah
diberi izin untuk memasukkan serangga Carmenta - mimosa
dari Australia;
b. bahwa dari beberapa kali hasil pengujian yang dilakukan oleh
SEAMEO BIOTROP, menunjukkan bahwa serangga Carmenta
- mimosa dapat berkembang pada tanaman tebu, akan tetapi
tanaman tebu bukan merupakan inang dari serangga tersebut;
c. bahwa dari hasil pengujian terakhir yang dilakukan oleh
SEAMEO BIOTROP, ternyata serangga tersebut hanya dapat
digunakan sebagai pengendali hayati gulma klampis air
(Mimosa-pigra);
d. bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, dipandang perlu
memberikan izin kepada Direktur SEAMEO BIOTROP untuk
melepas serangga Carmenta - mimosa di lapangan;
Mengingat
: 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1992;
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1992;
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
1974;
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 61 Tahun
1998;
5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 122/M Tahun
1998;
6. Surat Keputusan
OT.210/2/1994;
Menteri
7. Surat Keputusan
TP.240/9/1994;
Menteri
Pertanian
Pertanian
Nomor
Nomor
96/Kpts/-
694/Kpts/-
8. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 411/Kpts/TP.120/6/1995;
9. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 412/Kpts/KP.150/6/1995
jo
Keputusan
Menteri
Pertanian
Nomor
1002/Kpts/KP.150/11/1997;
Memperhatikan:
Surat Ketua Komisi Agens Hayati Nomor : 003/KAH/- VII/1998,
tanggal 8 Juli 1998;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
:
PERTAMA
:
Memberikan izin kepada Direktur SEAMEO BIOTROP,
beralamat di Jalan Raya Tajur Km 6, Bogor, Jawa Barat, untuk
melepas serangga Carmenta - mimosa terbatas di lokasi
pengendalian hayati gulma klampis air (Mimosa - pigra) dan
jauh dari tanaman tebu.
KEDUA
:
Setelah melepaskan serangga dimaksud diktum PERTAMA,
Direktur SEAMEO BIOTROP harus melakukan pengamatan
secara terus menerus terhadap kemungkinan timbulnya
dampak negatif yang merugikan lingkungan.
KETIGA
:
Direktur SEAMEO BIOTROP wajib menyampaikan laporan
hasil pengamatan serangga dimaksud diktum KEDUA kepada
Menteri Pertanian melalui Ketua Komisi Agens Hayati.
KEEMPAT
:
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di J a k a r t a
pada tanggal 11 Agustus 1998
MENTERI PERTANIAN,
ttd.
PROF. DR. SOLEH SOLAHUDDIN
SALINAN Keputusan ini disampaikan Kepada Yth.:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Menteri Negara Lingkungan Hidup/Kepala BAPEDAL;
Menteri Negara Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri;
Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Departemen Keuangan;
Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan;
Para Pimpinan Unit Kerja Eselon I dilingkungan Departemen Pertanian;
Kepala Pusat Karantina Pertanian/Ketua Komisi Agens Hayati;
Direktur SEAMEO BIOTROP.
Download