Yoh - sinode gksbs

advertisement
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
SUMBER AIR HIDUP 2010
RANCANGAN KHOTBAH
Edisi: Juli - Desember 2010
Diterbitkan oleh :
Program Identitas dalam Pluralitas Sinode GKSBS
Jln. Yos Sudarso 15 Polos - Kota Metro 34111
Telp. (0725) 42598 - E.mail : [email protected]
Website: www.gksbs.org
1
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
DAFAR ISI
1. Pengantar
2. RK 04 Juli 2010
3. RK 11 Juli 2010
4. RK 18 Juli 2010
5. RK 25 Juli 2010
6. RK 01 Agustus 2010
7. RK 08 Agustus 2010
8. RK 15 Agustus 2010
9. RK 17 Agustus 2010
10. RK 22 Agustus 2010
11. RK 29 Agustus 2010
12. RK 05 September 2010
13. RK 12 September 2010
14. RK 19 September 2010
15. RK 26 Sepember 2010
16. RK 07 Nopember 2010
17. RK 14 Nopember 2010
18. RK 21 Nopember 2010
19. RK 28 Nopember 2010
20. RK 05 Desember 2010
21. RK 12 Desember 2010
22. RK 19 Desember 2010
23. RK 25 Desember 2010
24. RK 26 Desember 2010
25. RK 31 Desember 2010
3
5
11
18
24
30
35
38
42
47
51
54
57
61
67
73
79
84
91
97
101
105
111
115
122
***
2
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
PENGANTAR
Rekan-rekan sekerja di Sumbagsel yang diberkati Tuhan,
Syalom,
Puji dan Syukur kita naikkan kehadirat Tuhan yang senantiasa setia
menyertai pelayanan kita di ‘Tanah Seberang’ ini. Secara khusus dengan
diterbitkannya Buku SAH (Sumber Air Hidup) Edisi Juli – Desember
2010. Seperti edisi sebelumnya untuk terbitan di tahun 2010, edisi kedua
ini juga masih memakai format yang sama yaitu Buku SAH sebagai
Rancangan Kotbah.
Berita menggembirakan bagi kita, bahwa Buku SAH yang diterbitkan
oleh Sinode GKSBS telah dipergunakan dihampir seluruh jemaat-jemaat
GKSBS. Bahkan ada diantara pengerja gereja yang memberi kesaksian:
‘merasa malu bila tidak menggunakan Buku SAH’. Buku SAH telah
menolong ‘Kaum Awam’ untuk dapat memberitakan Firman Tuhan
dengan baik. Ada kesatuan Tema dan Firman Tuhan di hampir seluruh
Jemaat-Jemaat GKSBS. Walaupun harus diakui bahwa mungkin masih
ada jemaat yang masih belum bisa atau malu-malu untuk menggunakan
Buku SAH dengan berbagai alasan yang juga cukup dapat diterima.
Dengan Buku SAH sebagai Rancangan Kotbah sebenarnya ingin
membantu para pengkotbah untuk dapat memberitakan Firman Tuhan
dengan gaya, bahasa, dan ekspresi yang berbeda sesuai dengan
kemampuan pengkotbah. Untuk itu format yang ditawarkan dalam
kotbah pertama-tama bersumber dari Teks Firman Tuhan yang
disesuaikan dengan kalender gerejawi, konteks masa kini mencoba
melihat pergumulan-perghumulan yang dihadapi oleh GKSBS baik
dalam intern jemaat, masyarakat dalam tataran lokal maupun nasional,
metode exegese dan nilai-nilai sebagai kerangka pikir. Dengan format
ini diharapkan kita dapat berekspresi sesuai dengan konteks dan
kemampuan masing-masing.
3
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Dan akhirnya, kepada rekan-rekan sekerja: baik Pendeta, Penatua dan
Diaken serta anggota jemaat yang diberi kesempatan untuk melayani
ibadah sebagai pengkotbah, mari kita terus berproses dengan saling
belajar satu dengan yang lainnya. Buku SAH ini sebelum dikotbahkan
akan sangat baik bila diperbincangkan dalam diskusi-diskusi atau sermon
untuk mempertajam penekanan teks, konteks dan nilai serta aplikasi apa
yang cocok dengan kondisi jemaat setempat. Terlebih untuk rekan
Pendeta, akan sangat baik bila terus bersedia menjadi teman belajar bagi
yang ingin mengalami kemajuan dalam pelayanan khususnya dalam
berkotbah.
Segala kekurangan, kami terus sadari. Buku SAH ini masih memerlukan
perbaikan dan penyempurnaan. Untuk itu usul, saran dan kritik yang
membangun dari rekan-rekan pelayanan pengguna Buku Sumber Air
Hidup: Rancangan Kotbah sangat kami nantikan baik secara langsung,
melalui telepon, E-mail atau surat melalui Sekretaris MPS GKSBS.
Kami sampaikan penghargaan sebesar-besarnya kepada rekan-rekan
Pelayan Tuhan Klasis Palembang, yang telah memberi waktu, pikiran
dan tenaga untuk membuat Rancangan Khotbah Edisi Juli – Desember
2010. Demikian juga kepada Majelis Jemaat yang telah mengijinkan
Pendetanya menyisihkan waktu bagi pelayanan yang lebih luas di Sinode
GKSBS dalam pembuatan Rancangan Khotbah ini. Tuhan Memberkati
kita!
***
4
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Rancangan Khotbah, 4 Juli 2010
Minggu Trinitas 6
Warna Hijau
Bacaan: Yohanes 11: 17-44; Nas : ayat 40
PERCAYALAH, PENGHARAPANMU
AKAN TERWUJUD
Tujuan: Agar Jemaat memiliki pengharapan dan percaya bahwa pengharapannya
akan terwujud.
LATAR BELAKANG TEKS
Yohanes menulis kesaksiannya agar para pembacanya percaya akan
kuasa Tuhan Yesus. Bicara tentang iman, tidak harus disertai dengan
tanda. Yoh.20: 29b: ” berbahagialah mereka yang tidak melihat namun
percaya”.
Iman yang benar Ibr.11:1. ”Iman adalah dasar segala sesuatu yang kita
harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”. Jadi orang
beriman sebenarnya tidak perlu menuntut sebuah tanda. Tapi kita perlu
mencatat bahwa murid-murid, orang Yahudi, terutama Maria dan Marta
mereka baru percaya dan ikut Yesus menjadi muridNya setelah mereka
melihat tanda. Tanda tersebut untuk meneguhkan sekaligus menyatakan
kemuliaannya.
Tuhan
Yesus
mengadakan
mujizat
dengan
membangkitkan Lazarus dari kematian.
Kejadian ini sebagai
penggenapan bahwa dirinya Mesias. Sehingga murid-muridNya percaya
dan tidak ragu-ragu mengikuti Tuhan Yesus. Sisi lain yang dapat digali
adalah bagaimana ibu Yesus yang tahu benar tentang anaknya, dengan
imannya pasti ada sesuatu yang akan diperbuat Tuhan Yesus, ketika
Tuhan Yesus memerintahkan untuk membuka batu dan menyuruhnya
Lazarus keluar ternyata benar-benar terjadi, Lazarus bangkit dari
kematian. Apa yang diharapkan terjadi.
Yesus menyelamatkan
kemasgullan (kesusahan) hati Maria dan Marta yang akan
menghancurkan imannya kepada Tuhan Yesus. Itulah kemuliaan Allah.
5
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Tafsiran
Ay. 17: ayat ini menunjukkan keterangan waktu bahwa kematian Lazarus
benar-benar telah terjadi dengan ditunjukkannya waktu 4 hari.
Ay.18: ayat ini menunjukkan bahwa perjalanan Tuhan Yesus dari
Yerusalem menuju Betania sejauh 2 mil. Artinya bahwa tempat
Marta dan Maria tinggal tidaklah jauh dari Yerusalem sehingga mudah
dijangkau dengan berjalan kaki atau berkendara keledai.
Ay.19: ayat ini menegaskan apa yang telah dinyatakan dalam ayat 18
tentang jarak yang tidak terlalu jauh. Dinyatakan banyak orang Yahudi
yang datang ke Betania tempat Maria dan Marta tinggal untuk menghibur
mereka.
Ayat 20-21: menunjukkan bagaimana reaksi Marta yang kecewa dan
sedih sebab Tuhan Yesus datang tidak tepat waktu, sehingga Lazarus
tidak terselamatkan (meninggal karena sakit). Sebelumnya ia punya
pengharapan besar bahwa Tuhan Yesus akan segera datang dan
menyembuhkan Lazarus. Namun pengharapan itu pupus sudah sebab
Tuhan Yesus tak juga kunjung datang sampai akhirnya Lazarus
meninggal.
Ayat 22: setelah ayat 20-21 menggambarkan Marta sebagai orang yg
kurang percaya, sebaliknya ayat 22 ingin tetap menjaga gambaran Marta
sebagai orang yang mempercayai Yesus sebagai yang memiliki kuasa
Allah karena Allah mengasihi Dia.
Ayat 23-24: Pernyataan Yesus bahwa Lazarus akan bangkit tidak
diyakini oleh Marta bahwa pada saat itu juga Lazarus akan bangkit.
Marta menanggapi kata-kata Tuhan Yesus tersebut dengan pesimis
bahwa kebangkitan akan terjadi hanya pada akhir jaman.
Ayat 25-26: Tuhan Yesus berusaha meyakinkan Marta bahwa Ia
berkuasa untuk menjadi Juru Selamat yang memberi hidup.
6
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Ayat 27: bahwa Marta percaya Tuhan Yesus adalah Mesias yang
dinubuatkan oleh nabi-nabi dalam Perjanian Lama.
Ayat 28-29: Mendengar jawaban Marta tersebut seakan masalah
(kekurang-percayaannya kepada kuasa Yesus) telah selesai. Hal ini
ditandai tidak adanya dialog lebih lanjut antara TuhanYesus dengan
Marta. Selanjutnya Tuhan Yesus beralih kepada Maria yang juga
memendam kekecewaan terhadap Tuhan Yesus yang terlambat datang
sehingga Lazarus meninggal.
Ayat 30: menjelaskan posisi Tuhan Yesus yang masih berada di tempat
semula ketika bersama dengan Marta.
Ayat 31: Melihat Maria lari keluar rumah, orang-orang Yahudi mengira
bahwa Maria menuju kuburan untuk meratap di sana, maka mereka
mengikuti Maria keluar.
Ayat 32-33: Sama halnya dengan yang dialami Marta, Mariapun
mengungkapkan perasaan kecewanya kepada Tuhan Yesus yang
dinyatakan dalam: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti
tidak mati."
Rasa kecewa Maria yang bercampur dengan kedukaan yang mendalam
karena kematian Lazarus membuat Maria menangis sedih. Demikian
pula setiap orang yang melihatnya merekapun merekapun dapat
merasakan kekecewaan dan kesedihan Maria sehingga merekapun turut
menangis sedih. Tuhan Yesus merasa masgul dan terharu melihatnya.
Ayat 34-36: Maria mengajak Tuhan Yesus untuk melihat ke kubur
Lazarus dan ajakan ini didukung oleh sejumlah pelayat yang hadir saat
itu.
Ayat 37: dalam ayat ini juga ada nuansa kekecewaan terhadap Tuhan
Yesus yang sebelumnya telah menunjukkan kuasaNya dengan membuat
mujizat (menyembuhkan orang buta) namun tidak mampu berbuat apaapa untuk menyelamatkan Lazarus.
7
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Ayat 38 : ayat ini mengulang apa yang terjadi pada Tuhan Yesus di ayat
33. Tuhan Yesus sangat tersentuh oleh pemandangan yang ada di
hadapaNya itu, hatiNya bisa merasakan apa yang sedang dialami oleh
Marta dan Maria. Selanjutnya Tuhan Yesus pergi ke kubur Lazarus.
Ayat 39 : Ketika Tuhan Yesus dan rombongan tersebut sampai di kubur,
Ia meminta agar batu penutup kubur dibuka. Tetapi Marta beranggapan
bahwa permintaan Tuhan Yesus itu bukanlah sesuatu yang baik
mengingat bahwa Lazarus sudah dikuburkan selama 4 hari tentulah
tubuhnya sudah membusuk dan mengeluarkan bau yang tidk sedap.
Ayat 40: Tuhan Yesus mengingatkan kembali sabdaNya yang sudah
disampaikan kepada mereka (ayat 25, 26) bahwa jika percaya akan
Tuhan Yesus maka akan melihat kemuliaan Allah. Dalam ayat ini
sebenarnya merujuk ayat 25-27, bahwa Tuhan Yesus ingin membawa
Marta agar benar-benar dapat mempercayai bahwa kuasa Allah
mengatasi kuasa maut. Dan kuasa Allah itu dinyatakannya dalam Tuhan
Yesus.
Ayat 41-42: Apa yang dilakukan Tuhan Yesus bukan kehendaknya
sendiri tetapi atas kehendak Allah Bapa yang mengutusNya.
Ayat 43-44: Sebagai bukti bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias dengan
membangkitkan Lazarus dari kematiannya.
KONTEKS MASA KINI
1. Banyak orang kristen yg menyatakan percaya kepada Tuhan, tetapi
setelah menghadapi kenyataan hidupnya banyak yang ragu-ragu dan
gamang bahkan tidak mempercayai kuasa Tuhan yang sanggup
menolong umatNya.
2. GKSBS sebagai rumah bersama dirasakan masih sebatas slogan saja,
masih banyak yang cenderung untuk hidup sendiri, egois, kurang
mempedulikan permasalahan, beban dan penderitaan yg lain.
8
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
3. Kasus-kasus yang berkaitan dengan tindak kriminal, korupsi di tengah
kehidupan bangsa dan negara yang tidak kunjung selesai secara
hukum yang adil, sementara orang-orang kecil yang terpaksa mencuri
ayam, kopi coklat, sebuah semangka hanya untuk mengisi perut yang
lapar dan haus, menerima hukuman berat yang tidak sebanding
dengan barang yang dicuri.
4. Pemanasan global yang disebabkan oleh pembakaran hutan, asap yang
dikeluarkan oleh pabrik dan knalpot kendaraan, rumah kaca yang
mengancam kehidupan manusia dan lingkungan hidup.
5. Pada Bulan Juli, adanya pengharapan anak-anak untuk dapat
memasuki Sekolah dan pendidikan yang lebih tinggi.
SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH
Pembukaan:
Awali khotbah dengan illustrasi kenyataan yang terjadi dalam kehidupan
gereja dan masyarakat seperti dalam konteks masa kini. Misalnya:
Sebagian warga gereja yang meninggalkan ibadah Minggu untuk bekerja
memenuhi kebutuhan hidupnya (contoh: derep, ndodos, motong karet,
buruh dsb). Hal ini menyiratkan bahwa mereka kurang memahami
makna ibadah dan kuasa Allah yang sanggup mengatasi segala sesuatu.
Banyak orang yang berharap kepada pertolongan Tuhan, tetapi ketika
menemui realita hidup yang menghadapi kesulitan dan penderitaan
menjadi gamang, bingung dan kehilangan kepercayaan kepada Tuhan.
Orang-orang yang ketika hidupnya berdekatan dengan Tuhan Yesus juga
mengalami hal serupa seperti yang dikisahkan dalam ayat bacaan kita
pada hari ini.
Ajaklah jemaat untuk memasuki ayat- ayat bacaan teks.
Isi
Buatlah pertanyaan: ”Bagaimana membangun pengharapan di tengah
keputusasaan?”
Jelaskan kepada jemaat penjelasan teks sesuai dengan tafsiran di atas,
bahwa ternyata pertolongan Tuhan datang tepat pada waktunya.
Ungkapkan konteks masa kini yang semakin kompleks dan melelahkan
9
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
menjadikan semakin putus asa. Ungkapkan pula bahwa ada hal-hal yang
berharga dalam kehidupan jemaat maupun masyarakat yang
menggambarkan pertolongan Tuhan dinyatakan dalam konteks
keputusasaan masyarakat tersebut.
Ajaklah jemaat untuk menjalani kehidupan imannya dengan
berpengharapan kepada pertolongan Tuhan dan percayalah bahwa Tuhan
pasti akan menolongnya. Bahwa berpengharapan dan percaya kepada
Tuhan Yesus tidak akan sia-sia. Namun percaya juga merupakan sikap
hidup yang berserah kepada kuasa dan kehendak Tuhan yang berdaulat
dan bebas. Apapun bentuk dan wujud pertolongan Tuhan harus diyakini
sebagai jalan keluar yang terbaik.
1 Kor.15: 58. Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah
teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab
kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak
sia-sia.
Penutup
Ungkapkan secara singkat tentang kuasa Yesus membangkitkan Lazarus
yang menyatakan akan kemesiasan Yesus, Yang peduli terhadap
keputusasaan. Ajaklah jemaat untuk tetap teguh di dalam imannya
dengan tetap berharap kepada Tuhan Yesus sebagai Juru Selamatnya
pasti segala persoalan dan beban hidup akan mendapatkan
pertolonganNya. Ajaklah jemaat untuk dapat memberikan kepedulian
kepada yang putus asa sebagai tanda kehadiran mesias didalam
pelayanannya.
Teguhkan jemaat dengan PERCAYALAH, PENGHARAPANMU
AKAN TERWUJUD.
Nas Pembimbing
Berita Anugerah
Ayat Persembahan
: Mazmur 107:1-3
: 1 Korintus 15:1-4
: 1 Korintus 9:10
Kidung Jemaat: 18:1-4; 341:1-3; 50a; 409:1-3; 286:1 dst; 392:1-3
10
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Rancangan Khotbah, 11 Juli 2010
Minggu Trinitas 7
Warna Hijau
Bacaan Alkitab: Kejadian 40: 1-23
TANGGUH DALAM MENGHADAPI
BERBAGAI KRISIS
Tujuan:
- Jemaat lebih tangguh berhadapan dengan berbagai masalah dan
krisis.
- Jemaat memiliki kepercayaan diri untuk terus berani dan
konsisten dalam menjalani pilihan hidupnya
DASAR PEMIKIRAN
Sebagian besar jemaat GKSBS adalah petani tradisional. Khususnya
para petani padi, pola pertanian mereka masih sangat bergantung pada
alam. Dari tahun ke tahun mereka terus saja melakukan hal yang sama.
Pada bulan Agustus sampai dengan Oktober para petani mulai membuka
lahan pertanian mereka dengan cara membakar, baru kemudian saat
hujan turun lahan mulai dibajak dan ditanami benih padi. Selama hampir
tiga bulan mereka memelihara tanaman itu dengan berbagai obat-obatan
dan pupuk. Terkadang mereka harus bermalam di lahan tersebut untuk
menjaga lahan dari gangguan hama seperti monyet dan babi hutan.
Meski usaha begitu keras mereka telah lakukan, tidak menjamin usaha
mereka selalu berhasil. Seringkali tanaman padi yang sedang tumbuh
hijau subur, tiba-tiba patah leher layu dan mati. Di samping itu
kegagalan juga karena factor alam, seperti mendadak terjadi perubahan
cuaca yang sangat ekstrim sehingga hujan tidak turun dalam kurun waktu
cukup lama, atau sebaliknya hujan terlalu banyak maka semua itu
hampir dapat dipastikan akan membuat gagal panen. Meski demikian,
pengalaman kegagalan mereka ini tidak kemudian menyurutkan
semangat mereka di tahun depan untuk mencoba menanam padi kembali.
Saat masa bertanam tiba dengan tekun dan sabar mereka memulai
11
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
kembali pertanian mereka dengan harapan pada saatnya mereka akan
panen besar.
Di sini terlihat bagaimana ketangguhan itu benar-benar dinyatakan.
Ketangguhan yang dibuktikan dengan kemampuan bertahan dan
semangat memulai kembali hidup dan harapan mereka dengan kerja dan
usaha baru. Naluri hidup mendorong mereka untuk terus berjuang demi
hidup itu sendiri.
Namun naluri seperti yang ada pada para petani itu, di masa sekarang ini
nampaknya tidak lagi mengakar pada semua orang. Hal ini ditandai
dengan maraknya kasus bunuh diri yang terjadi akhir-akhir ini.
Mengakhiri hidup dengan melompat dari gedung tinggi atau jembatan
seakan menjadi model pilihan saat beban hidup terasa begitu berat
menekan. Sebuah pilihan yang dianggap sebagai jalan paling mudah
untuk terlepas dari tekanan masalah. Keputusan ini menandai suatu
penilaian bahwa berproses/ berjuang untuk mencapai harapan hidup
seakan tidak lebih menarik, dan juga tidak menjanjikan jalan keluar yang
lebih baik. Hal ini tentu menjadi keprihatinan tersendiri utamanya bagi
gereja sebagai lembaga kerohanian.
Oleh sebab itu dirasa perlu, agar gereja mendorong jemaat
mengembangkan spiritualitas yang kuat dan tegar agar mereka lebih
tangguh artinya lebih mampu berhadapan dengan berbagai tekanan
masalah dan melalui masa-masa sulit dengan tidak jatuh pada melakukan
hal-hal yang tidak semestinya.
TAFSIRAN SINGKAT
Pengantar
Yusuf adalah salah satu anak Yakub. Seringkali diceritakan Yusuf
adalah anak yang sangat dikasihi oleh Yakub, ayahnya itu (Kej. 37:3).
Bahkan dibeberapa bagian kisah, Yusuf menjadi sumber kecemburuan
bagi saudara-saudara Yusuf yang lain (Kej. 37:4). Bermula dari hal
inilah kisah penderitaan Yusuf di mulai. Saudara-saudaranya bermufakat
untuk melenyapkan dia. Dia dilucuti oleh saudara-saudaranya sendiri,
lalu dicemplungkan ke sumur. Namun karena mencelakai Yusuf dengan
membuangnya ke dalam sumur tidak membawa keuntungan, maka
12
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
diambilnya Yusuf dari sumur itu dan menjualnya sebagai budak kepada
kafilah orang Ismael yang kebetulan saat itu lewat dekat mereka.
Perjalanan panjang kemudian membawa Yusuf jauh dari negeri
kelahirannya ke negeri Mesir. Sebuah negeri asing dimana tak
seorangpun sanak keluarga ia punya. Cerita hidup Yusuf tidaklah
berakhir pada kafilah itu, sebab sesampainya di Mesir, Kafilah itu pun
menjual Yusuf sebagai budak. Yusuf dibeli oleh seorang bangsawan
Mesir yang bernama Potifar. Oleh Potifar ia dipekerjakan sebagai budak
kepercayaan Potifar untuk mengurusi rumah tangganya. Namun baru
saja Yusuf menikmati sedikit udara segar, ia kembali mengalami derita
(dijebloskan ke dalam pejara) sebab fitnah isteri Potifar. Hal ini terjadi
sebab berulang kali isteri potifar gagal membujuk Yusuf untuk tidur
bersamanya. Karenanya, pada suatu saat tertentu ketika ia kembali tak
mendapatkan kemauannya, dengan kemarahan isteri Potifar memfitnah
Yusuf dengan mengatakan kepada orang banyak dan kepada Potifar
suaminya bahwa Yusuf telah berusaha memperkosa dia. Demikianlah
Yusuf kemudian dipejarakan.
Tetapi Yusuf adalah orang yang diberkati Tuhan dan termasuk orang
yang pandai mengambil hati orang lain (Kej. 39:21). Meski ia dipenjara,
hal itu tidak menghalangi ia untuk menjadi orang yang istimewa. Dalam
penjara itu ia menjadi orang kepercayaan kepala penjara. Segala hal
yang berkenaan dengan segala pekerjaan yang mesti dilakukan dipenjara
itu semuanya diserahkan kepada Yusuf (Kej. 39:23).
Tafsiran Kej. 40:1-23
Yusuf orang yang supel dan perhatian
Selanjutnya Kej. 40:1-23, ini adalah kisah Yusuf saat ia menjalani
hukuman karena fitnah isteri Potifar. Diawali oleh kisah keteledoran
pelayan minuman (juru minuman) dan pelayan roti (juru roti) Raja
Firaun. Kesalahan itu membuat mereka dimasukan ke penjara yang pada
kesempatan itu di sana juga Yusuf dipenjarakan. Di penjara itulah
mereka kenal dengan Yusuf. Akses (kesempatan/ kemungkinan) Yusuf
begitu leluasa sebab ia diberi kepercayaan besar oleh sang kepala penjara
untuk mengurusi semua urasan di penjara itu, sangat memungkinkan
Yusuf bertemu dan kenal dengan semua tahanan. Yusuf begitu perhatian
13
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
(peduli) terhadap setiap orang. Hal itu salah satunya nampak pada saat ia
menjumpai dua pelayan Firaun yang di tahan satu penjara dengannya.
Dia peka terhadap keadaan orang lain (melihat raut muka; ayat 6), lalu
menyapa (ayat 7), menanyakan apa gerangan yang sedang terjadi, dan
berusaha mendapatkan kepercayaan dari mereka (ayat 8). Nyatanya ia
mendapatkan juga kepercayaan pelayan itu. Hal ini ditunjukan dalam
sikap pelayan itu yang dengan segera menceritakan apa yang menjadi
mimpinya kepada Yusuf (ayat 9-10).
Sikap terhadap mimpi
Melihat pada reaksi pelayan minuman yang begitu rupa muram oleh
sebab mimpinya (apalagi jika hal ini dibandingkan dengan reaksi Firaun
terhadap mimpinya sendiri), hal ini menunjukan bagaimana orang-orang
Mesir saat itu begitu percaya pada pertanda ilahi yang terkandung dalam
mimpi-mimpi. Oleh mereka mimpi dipercaya sebagai pemberitahuan
(nubuat) tentang masa depan mereka. Demikian pula dengan diri Yusuf,
jelas nampak bagaimana ia juga begitu yakin bahwa mimpi selalu ada
artinya, mimpi adalah penyataan awal dari Allah tentang sesuatu yang
akan terjadi di kemudian hari. Selanjutnya dibutuhkan orang dengan
kemampuan khusus untuk mengartikan sebuah mimpi (bdk. Kej.
41:12,11-13). Yusuf adalah salah satu dari antara orang yang memiliki
kemampuan itu. Hal ini ia buktikan dengan mengartikan dengan detail
tentang mimpi juru minuman Firaun yang dipenjara dimana Yusuf juga
dipenjarakan.
Harapan Yusuf
Selesai Yusuf memberitahukan arti mimpi sang pelayan itu, ia
meyampaikan harapan kepada sang pelayan. Harapan itu adalah:
1. Ia berharap agar sang juru minum ini berusaha mengeluarkannya
dari penjara itu (ayat 14). Penjara adalah tempat bagi orang yang
telah melakukan pelanggaran/ kesalahan. Tentang permintaan Yusuf
dikeluarkan dari penjaran itu diterangkan dalam ayat 15 dimana
Yusuf menyatakan bahwa dirinya tidak bersalah. Ia hanyalah korban
kelaliman orang lain.
14
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
2.
Martabatnya dipulihkan (ayat 15). Yusuf mengatakan kepada
pelayan minuman itu bahwa ia “diculik” begitu saja dari negeri
orang Ibrani. Mengapa ia berkata demikian? jawabnya, karena ia
mati-matian mempertahankan bahwa ia sama sekali tidak bersalah.
Ia tidak pernah melakukan pelanggaran yang membuatnya harus
menjalani penderitaan dan hukuman seperti sekarang ini.
Ketangguhan Yusuf
Ayat 14-15 ini dapat dikatakan sebagai pernyataan pembelaan diri Yusuf.
Pembelaan diri ini menandai sebuah upaya yang berani dan konsisten
dari Yusuf terhadap dirinya sendiri atas segala cerita hidup pahit yang ia
alami selama ini. Keberanian dan kekonsistenannya ini menunjukan
ketangguhan Yusuf berhadapan dengan kenyataan hidup yang tak selalu
indah dan sebaik seperti yang dibayangkan.
Mengapa tangguh? Sebab jika menengok pada setiap kisah yang dijalani
Yusuf dulu, selalu ada jalan (godaan) untuk melakukan sesuatu yang
tidak baik dan benar di mata Allah. Godaan itu juga menjanjikan
pemuasan diri dan menjanjikan dirinya terhindar dari berbagai derita
yang selama ini ia alami. Namun ia memilih untuk tetap jalan pada
kebenaran yang ia yakini. Ia tidak juga menyalahkan Allah. Tetapi sikap
setia dan percayanya tetap ia pelihara dan tunjukan.
Perkataan Yusuf dalam ayat 8b paling tidak menunjukkan hal tersebut.
Ia percaya bahwa yang memberi kemampuan ia mengartikan mimpi sang
pelayanan minum itu adalah Allah sendiri. Dalam pengakuannya ini
terang bahwa ia tetap dekat dan setia dengan Allah meski ia telah
mengalami berbagai pengalaman pahit (39:9).
Selanjutnya ayat 16-19 adalah kisah serupa tapi tak sama, yakni pelayan
roti yang juga bermimpi dan menceritakan mimpinya yang kemudian
diartikan oleh Yusuf.
Tentang mimpi kedua pelayan ini, ayat 20-22 dijelaskan bahwa semua
yang dikatakan Yusuf tentang mimpi mereka akhirnya terbukti benar dan
terjadi. Allah-lah yang membuat segala yang diartikan Yusuf terhadap
mimpi para para pelayan itu menjadi kenyataan. Peristiwa ini juga
menunjukan bagaimana Allah berpihak pada Yusuf dan begitu
memperhatikannya.
15
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Ayat 23, lagi-lagi Yusuf mengalami sesuatu yang kurang menyenangkan,
sebab juru minum Firaun itu, meski telah mendapatkan semuanya seperti
yang dikatakan Yusuf, ia melupakan Yusuf. Ia tidak berusaha seperti
yang diharapkan Yusuf, yakni berusaha membebaskan ia dari penjara itu.
Yusuf mesti menunggu lagi kesempatan lain untuk keluar dari
keadaannya yang sekarang. Sampai kapan? Pada saat itu Yusuf
sendiripun tidak tahu.
SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH
Pendahuluan
Pada awal kotbah paparkanlah beberapa kejadian bunuh diri yang terjadi
akhir-akhir ini. Jangan lupa perjelas dan pertegas kisah kasus-kasus yang
dipaparkan tersebut dengan berbagai cerita/ hal yang melatar belakangi
perbuatan itu.
Lalu bandingkan apa yang terjadi dengan pengalaman orang-orang dulu
yang begitu kuat dan tangguh menghadapi tantangan yang begitu berat.
Ajak jemaat untuk melihat bahwa pada jaman sekarang ini banyak orang
begitu rapuh. Mereka yang mudah sekali kehilangan orientasi dan
semangat sehingga berujung pada penilaian bahwa hidup bukanlah
sesuatu yang indah dan baik untuk diperjuangkan.
Setelah itu ceritakan perasaan keprihatinan anda terhadap kasus-kasus
bunuh diri itu.
Isi
Selanjutnya kisahkanlah kisah hidup Yusuf yang berasal dari keluarga
yang terpandang dan serba kecukupan, tetapi kemudian begitu rupa
mengalami penderitaan panjang yang tak tahu kapan akan berakhir.
Namun demikian Yusuf tetap menunjukan sikap tangguh; ia tidak
meninggalkan keyakinannya, ia tidak menghujat Allah, ia juga tidak
berputus asa; ia dengan segala daya upaya tetap melakukan yang baik
dan yang berkenan kepada Allah dan sesama. Ia sendiri tidak tahu
sampai kapan perjuangannya ini, ia hanya berjuang dan melakukan
semua yang ia yakini.
16
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Dengan sikapnya yang seperti itulah ia sesungguhnya menunjukan
keberanian dan kekonsitenan terhadap jalan hidup yang dipilihnya; dan
karena sikapnya itulah maka ia disebut orang yang tangguh. Ia berani
menaruhkan segalanya kepada Allah dan menjalani resiko hidup karena
pilihannya itu dengan teguh dan konsisten.
Ajak jemaat untuk melihat hal-hal baik dari sikap Yusuf ini. Ajak pula
jemaat untuk melihat bagaimana respon Allah terhadap sikap Yusuf ini,
lalu bagaimana Allah dengan kasih-Nya ikut campur dalam kehidupan
Yusuf, kemudian dorong mereka untuk meneladan sikap Yusuf tersebut.
Penutupan
Yakinkanlah jemaat bahwa ketangguhan adalah sikap hidup yang selalu
diperlukan selama masih hidup di dunia ini.
Yakinkan jemaat bahwa ketangguhan dalam Allah akan membuat hidup
lebih bermakna dan sejahtera.
Nas Pembimbing : II Kor. 4:6-9
Berita Anugerah : Kolose 1:21-23
Nas Persembahan : 1 Tawarikh 16:28-29
Nyanyian:
KJ.
1: 1,2
KJ. 46: 1,2
KJ. 407: 1,4
KJ. 51a : 1,2
KJ. 440 : 1,2,4
KJ. 312: 1,4
KJ. 408: 1
17
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Rancangan Khotbah, 18 Juli 2010
Minggu Trinitas 8
Warna Hijau
Bacaan: Ulangan 30:1-10
DIPULIHKAN KARENA KEBAIKAN ALLAH
Tujuan :
1. Jemaat semakin menyadari dan dapat belajar tentang kebaikan
Allah yang dinyatakan dalam segenap hidupnya.
2. Jemaat semakin menyadari bahwa pemulihan Allah berlaku
sepanjang hidup manusia yang akan mendatangkan berkat jika
mau berbalik kepadaNya.
LATAR BELAKANG TEKS
Kitab Ulangan berisi pidato Musa pada saat-saat terakhir dalam hidupnya
yang diucapkan di depan bangsa Israel ketika mereka berada di Moab.
Mereka berhenti di Moab dan berkemah di situ sesudah melakukan
perjalanan panjang di padang gurun dan sebelum memasuki tanah
Kanaan.
Pada umumnya Moab terdiri dataran tinggi yang terletak di sebelah timur
Laut Mati, antara Wadi Arnon dan Zered. Dataran Moab memiliki
banyak air, subur di sepanjang sungai Yordan. Orang Moab rupanya
menduduki daerah ini sebelum mereka diusir oleh raja Amori Sihon
sehingga mereka lari ke selatan ke Wadi Arnon.
Ketika bangsa Israel mengarahkan pandangannya ke barat kearah
Yerikho dan daerah sungai Yordan, maka teringatlah akan apa yang
selama ini diidam-idamkan. Sisa-sisa bangsa Israel sekarang berada
dalam situasi kritis dan tidak lama lagi akan menghadapi beban yang
berat, godaan dan cobaan serta ujian-ujian ketika suatu saat akan
memasuki tanah Kanaan.
18
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Pada saat inilah ketika Musa yang telah diberitahu kematiannya,
memanggil orang-orag berkumpul. Dalam pidatonya Musa meminta
kepada bangsa Israel :
1. Mengingat perbuatan-perbuatan Allah Yang Maha Kuasa, semuanya
demi untuk kepentingan mereka.
2. Menyadari bahwa ketika Kanaan sudah ditaklukkan, mereka harus
dapat hidup taat dan percaya dibawah kepemimpinan teokrasi baru
yakni Tuhan Allah sendiri
3. Mempersiapkan diri dan imannya karena akan menghadapi bahayabahaya penyembahan berhala dan kemurtadan.
Bagi yang
menyimpang dari Hukum Tuhan akan dihukum, yang setia akan
diberi berkat Allah.
PENJELASAN TEKS
Semenjak Musa dan bangsa Israel menerima Hukum Tuhan, seluruh
pikiran, kata-kata dan perilaku dalam kehidupannya setiap hari selalu
terkait erat dengan HukumNya. Berkat dan kutuk adalah dua akibat
yang akan diterima oleh manusia yang hidup dalam Hukum Tuhan.
Musa mengingatkan hal ini kepada bangsa Israel agar mereka menyadari
akan jati dirinya sebagai bangsa yang dipilih oleh Tuhan dengan segala
resiko dan konsekuensinya (1).
Bangsa Israel adalah umat Tuhan yang dipilih karena kebaikan dan
kemurahan Allah. Tetapi mereka juga harus selalu mengakui bahwa
pilihan ini terjadi bukan karena mereka punya nilai yang lebih daripada
bangsa atau umat manusia lainnya, bangsa ini adalah juga manusia yang
sudah mewarisi dosa, sehingga hanya ada satu jalan untuk mendapatkan
pemulihan dan berkat dari Allah yaitu dengan berbalik dan bertobat.
Musa mengingatkan bahwa pertobatan harus dilakukan secara
menyeluruh dengan segenap jiwa dan raga (2).
Buah dari pertobatan adalah pemulihan dari Allah. Maka bangsa Israel
akan bebas dari kutukan Allah karena penyimpangannya dari perintah19
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
perintahNya. Bahkan mereka yang tercerai-berai akan dikumpulkan
kembali dari segala bangsa (3).
Di manapun saja mereka berada sampai di ujung langit sekalipun, semua
akan dikumpulkan lagi. Tidak ada yang dapat membatasi pekerjaan
Tuhan. Keluarnya bangsa Israel dari Mesir dimungkinkan karena
pekerjaan Allah melalui kesediaan Musa memimpin Israel. (4).
Bangsa Israel melihat bahwa untuk memasuki tanah perjanjian Kanaan
tidaklah mudah, untuk merebut dan menduduki Yerikho, tempat yang
pertama kali dilihat oleh mereka, sangat sulit dan berat, karena suku-suku
bangsa yang terlebih dahulu berdiam di sana cukup tangguh dan kuat.
Allah melihat akan kekuatiran dan ketakutan yang dialami bangsaNya,
mereka diyakinkan bahwa Allah akan selalu menyertainya, bahkan Allah
yang akan membawa mereka memasuki negeri yang telah dijanjikan dan
dianugerahkan melalui nenek moyang bangsa Israel. Semuanya akan
menjadi milik bangsa Israel. Bangsa ini juga akan dibuat semakin
banyak, hidup bahagia dan selalu hidup menyenangkan. Itulah kebaikan
Allah yang dihadiahkan kepada bangsaNya (5)
Yang harus tetap diingat dan dilakukan adalah pertobatan sebagai satusatunya jalan untuk mendapatkan pemulihan dan pembaharuan atau
penyucian diri manusia. Dan Tuhan, Allahmu, akan menyunat hatimu
dan hati keturunanmu, sehingga engkau mengasihi Tuhan Allahmu,
dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu. Menyesali diri di
hadapan Tuhan berarti mewujudkan penghargaan dirinya sebagai
manusia ciptaan Tuhan yang paling sempurna di antara makhluk ciptaan
Tuhan lainnya. Maka Allah akan menganugerahkan hidup (6,10).
Namun apabila perintah Tuhan yang disampaikan oleh Musa untuk hidup
setia kepada Tuhan tidak dilakukan, maka keadaan bangsa Israel akan
seperti keadaan bangsa-bangsa lain yang hidup diluar Tuhan, akan
menerima hukuman dan kutukan Allah (7, 8).
20
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Berkat-berkat Allah akan dianugerahkan kepada umat pilihanNya, Allah
akan melimpahi dengan kebaikan dalam segala pekerjaan umatNya,
pekerjaan akan dirasakan sebagai suatu hal yang menyenangkan dan
membahagiakan (kebaikan-baik, Ibr. ’tov’ = menggembirakan,
menyenangkan, ...) kebaikan Allah akan meliputi seluruh aspek hidup
manusia: kandungan, hasil ternak, hasil bumi; manusia yang setia dan
taat kepada Allah akan selalu beruntung.(9)
KONTEKS MASA KINI
1. Jemaat hidup di tengah-tengah masyarakat yang sedang mengalami
berbagai macam perubahan gaya hidup karena perkembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi yang semakin canggih dan mendunia
(global). Perkembangan tersebut selalu berdampak positip dan
negative. Sebagai contoh: tekhnologi komunikasi dunia maya
(internet), facebook, chatting; dapat menjerumuskan anak-anak dan
generasi muda dengan mudah dan murah, termasuk ketika terjadi
transaksi bisnis prostitusi.
2. Memasuki pertengahan tahun wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan
Riau, khususnya pada bulan-bulan ini memasuki musim kemarau,
akan datang ancaman asap dari pembakaran hutan dan lahan
pertanian maupun lahan perkebunan yang akan mengakibatkan
terganggunya kesehatan manusia maupun kelestarian lingkungan
hidup. Menghadapi ”lingkaran setan” yang di satu sisi pembakaran
hutan ”menguntungkan” bagi ”pembakar” dan ”merugikan” bagi
masyarakat luas.
3. Pada tanggal 23 Juli 2010 adalah peringatan hari anak nasional.
Anak-anak sebagai generasi penerus bangsa adalah penting
dipersiapkan. Di beberapa tempat di Sumatera Bagian Selatan telah
terjadi peningkatan kesejahteraan ekonomi dari perkebunan.
Sebagian masyarakat menanggapi peningkatan kesejahteraan
ekonomi tersebut dengan meningkatkan secara positif dan secara
sadar meningkatkan mutu anak-anak sebagai generasi penerus
mereka supaya dapat menghadapi masa depan jika terjadi bencana
ekonomi.
21
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH
Pembukaan
Ajaklah jemaat untuk turut serta (’larut’) menggumuli dan menjawab
(dalam hati) pertanyaan: ”Jika saudara diminta untuk memilih cantik atau
jelek?” pasti banyak yang memilih cantik. Jika saudara diminta untuk
memilih baik atau jahat?” pasti akan memilih yang baik. Pokoknya
segala hal yang negatip-negatip pasti akan ditolak! Apakah dalam
kenyataan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari memang seperti itu
adanya........?
Isi Khotbah
Dari pembukaan yang berupa pertanyaan-pertanyaan tesebut, sekarang
ajaklah jemaat untuk menghayati Firman Allah, misalnya dengan katakata: ”Hari ini kita akan belajar tentang kebaikan, keelokan dari Firman
Tuhan.........”
Jelaskan teks Frman Tuhan seperti dalam penjelasan teks di atas, kalau
dipandang perlu jelaskan pula penjelasan latar belakang teks, agar jemaat
semakin memiliki pandangan yang cukup tentang Firman Allah yang
sedang dikotbahkan. Penyusun kotbah bisa menambah dan memperkaya
penjelasan teks di atas.
Masuklah ke konteks masa kini seperti tersebut di atas dan anda bisa
menambahkan perkembangan konteks yang terjadi pada saat ini.
Perkembangan jaman khususnya di bidang ilmu pengetahuan dan
tekhnologi hendaknya diimbangi dengan iman kepada Tuhan, tanpa iman
semua akan ”kebablasan”, ibarat kendaraan, remnya akan menjadi
”blong”, sehingga bisa tabrak sana dan tabrak sini.
Manusia akan merasa susah dan sulit untuk menghargai dirinya sebagai
ciptaan Tuhan yang paling berharga di dunia. Sehingga dengan
gampangnya menggunakan jalan pintas untuk menggapai apa saja yang
diinginkannya. Moral dan etika menjadi rusak. Manusia semakin rakus
untuk melahap apa saja yang ada di depannya. Gereja dipanggil untuk
memberitakan dan mengembalikan sendi-sendi kehidupan yang pada saat
ini sudah rusak.
22
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Datangnya musim kemarau, pembakaran lahan dan hutan yang semakin
memperparah pemanasan global, ini adalah tindakan perusakan
lingkungan hidup. Mengapa semua tidak melihat dengan baik, berpikiran
baik, bermimpi tentang hal yang baik untuk kehidupan pada saat ini?
Betapa susahnya untuk belajar menghargai ciptaan Allah. Bukankah
semuanya ini untuk kebaikan kita semua?
Untuk mengembalikan semuanya itu hanya dengan satu jalan yaitu
dengan berbalik kepada Tuhan maka Allah akan memberikan pemulihan
kepada segenap ciptaanNya.
Penutup
Tegaskan kembali (khususnya ayat 10) kepada jemaat untuk menyadari
dan dapat belajar tentang kebaikan Allah yang sudah dialaminya.
Perlihatkan konteks peningkatan kesejahteraan ekonomi yang diterima
sebagai berkat. Ajaklah jemaat menggunakan yang diterima sebagai
berkat untuk menghasilkan generasi yang dapat menyalurkan berkat.
Ajaklah jemaat agar dalam kehidupannya tetap dapat mempengaruhi
siapa saja yang dijumpainya agar bersama-sama dapat hidup setia kepada
Allah dan dapat mensyukuri apa yang telah dianugerahkan Allah dalam
kehidupan ini.
Liturgi :
Nats Pembimbing
: 2 Samuel 2:6
BA dan PHB : Roma 8:28-30
Persembahan : Efesus 2:7
KJ
KJ
KJ
KJ
KJ
KJ
KJ
: 242:1
: 3:1-2
: 365:1,3
: 50a:1
: 369:1,3
: 367:1 dst.
: 424
23
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Rancangan Khotbah, 25 Juli 2010
Minggu Trinitas 9
Warna Hijau
Bacaan: Roma 10:1-21 (15)
BETAPA INDAHNYA MEMBAWA KABAR BAIK
Tujuan:
Mendorong warga jemaat agar dapat memiliki pengalaman bahwa
membawa Kabar Baik dari Kristus adalah hal yang paling indah dalam
seluruh hidupnya.
LATAR BELAKANG TEKS
Surat Roma adalah surat yang ditulis oleh Rasul Paulus dalam rangka
persiapan perkunjungannya yang akan datang ke jemaat tersebut. Rasul
Paulus mengirim suratnya kepada jemaat di Roma dengan maksud untuk
memperkenalkan diri sebelum ia sampai di sana dan mendorong agar
warga jemaat dapat menghayati anugerah Allah yang begitu besar dan
kemurahanNya yang tak terbatas. Dengan demikian warga jemaat dapat
memberitakan Injil, Kabar Baik dari Tuhan Yesus Kristus kepada
siapapun sebagai tanggungjawab mereka atas anugerah dan kemurahan
Allah. Menurut rencana, Paulus akan bekerja sementara waktu di antara
orang-orang kristen di sana, kemudian dengan bantuan mereka, ia ingin
pergi ke Spanyol (anggapan pada masa itu: ”ujung bumi”). Sebagian
besar isi Surat Roma adalah tentang berbagai petunjuk praktis kehidupan
sehari-hari orang keristen. Petunjuk itu berlatar belakang bahwa karena
larunia Allah maka manusia beroleh pengampunan dosa.
Jemaat Roma terdiri atas orang-orang Yahudi dan non Yahudi yang telah
menerima anugerah Allah yang begitu besar berupa pembenaran melalui
karya Kristus. Roma adalah kota metropolitan pada zamannya dengan
segala kemajuannya. Sebagai kota metropolitan tentu saja ada banyak
hal yang membawa kesejahteraan penduduknya tetapi juga banyal hal
24
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
yang mengganggu kehidupan iman warga jemaat, bahkan dapat
membawa warga jemaat kehilangan iman.
Tema utama dalam Roma adalah :
1. Kebenaran Allah. Bahwa Yahudi maupun non Yahudi sama-sama
tidak benar di hadapan Allah. Tetapi Allah memyediakan pendamaian
dalam
Kristus
(3:21-26),
pendamaian
Kristus
melalui
pengorbananNya yang hanya dapat diterima dengan iman. Kebenaran
ini harus diterapkan dalam kehidupan baru yang mencakup
pengabdian baru.
2. Kebaikan Allah. Paulus tidak hanya bicara tentang kebenaran Allah,
tetapi juga bicara tentang sifat kasih Allah.
Paulus khusus
memperhatikan kemurahan, kesabaran, kelapangan hati Allah.
Berkaitan dengan penolakan Israel, Paulus menonjolkan kemurahan
Allah dan dengan tegas menolak dugaa-dugaan yang mengarah
kepada penilaian bahwa Allah tidak adil(9:15).
3. Kedaulatan Allah. Menyinggung persoalan Israel dan hubungannya
dengan nasib non Yahudi, pilihan terhadap Israel adalah karena
kedaulatan Allah tetapi Allah juga menyelamatkan non Yahudi. Ingat
ilustrasi ’tukang periuk’ (9:19).
4. Kasih karunia Allah. Baik Yahudi maupun non Yahudi sama-sama
sebagai manusia berdosa yang mendapatkan kasih karunia (anugerah)
keselamatan Allah. Karena anugerah, janganlah menjadi alasan untuk
berbuat dosa lagi, tetapi anugerah menjadikan manusia sebagi warga
Kerajaan Allah.
5. Hukum Tuhan. Hukum Taurat adalah kudus, benar dan baik (7:12),
berfungsi untuk menyatakan dosa (7:7), tetapi bukan sebagai alat
penyelamatan, karena keselamatan itu ada dalam pengorbanan Kristus
sebagai penggenapan Hukum Taurat.
PENJELASAN TEKS
Pokok-pokok penting yang ditekankan oleh Rasul Paulus dalam bacaan
ini yaitu :
1. Kristus sebagai penggenapan Hukum Taurat.
25
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Paulus telah melalui pengalaman hidup yang pahit ketika hidup di
bawah Hukum Taurat, yang semula dipahami sebagai alat
penyelamatan
(5),
namun
dalam
kenyataannnya
justru
memperlihatkan ketidakmampuannya manusia untuk meraih
keselamatan tersebut karena kelemahan dan dosa manusia itu sendiri.
Dengan adanya Hukum Tuhan, justru memperlihatkan dosa manusia.
Kedatangan Kristus di dunia untuk menggenapi Hukum Tuhan, karena
ketidakmampuan manusia untuk memenuhi tuntutan hukum tersebut.
Kristus telah mengorbankan diriNya hingga wafat di kayu salib, tetapi
telah dibangkitkan dari antara orang mati (9). Inilah kebenaran Allah
(1, 3, 4). Paulus sadar betul bahwa untuk lepas dari ancaman maut
karena dosa manusia, hanya melalui Tuhan Yesus yang telah
menderita, mati dan bangkit pada hari ketiga dari antara orang mati.
Tetapi yang dilakukan oleh Israel adalah menolak Tuhan Yesus.
Ayat 6 dan 7 memperlihatkan bagaimana Israel memandang Tuhan
Yesus dengan sebelah mata saja, yaitu hanya dari sisi manusiawi
Yesus sehingga mereka menyangka bahwa Yesus tidak beda dengan
orang-orang lain yang tidak berdaya menghadapi maut ”...Siapakah
yang akan turun ke jurang maut?”, yaitu: untuk membawa Kristus
naik dari antara orang mati.
2. Sikap bangsa Israel.
 Dengan kesungguhan melakukan Hukum Taurat (3), namun tanpa
memahami apa sebenarnya yang dikehendaki oleh Allah, mereka
berusaha mendirikan kebenaran mereka sendiri. Sayang sekali
kesungguhan dan kesolehan orang Yahudi dalam melaksanakan
peribadatan tidak disertai dengan pemahaman yang benar yakni
bahwa Yesus adalah Messias yang selama ini ditunggu-tunggu
oleh bangsa Israel yang lahir dan berada di tengah-tengah
bangsaNya, tidak disadari oleh mereka akan kehadiran dan karya
penyelamatanNya. Paulus mengatakannya dalam ayat 8 dengan
ungkapan ”Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu
dan di dalam hatimu. Itulah firman iman yang kami beritakan.”
Karya Yesus hanya dapat diterima dengan iman, karena
nalar/rasio manusia sangat terbatas untuk mengenal dan
menyelami keberadaan Allah.
26
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS

Akibatnya bangsa Israel mengira bahwa dengan Hukum Taurat
mereka akan hidup (5) sehingga menolak Yesus sebagai
penggenapan hukum tersebut. Usaha-uasaha pemberitaan dan
penyadaran kepada Israel yang telah dilakukan baik oleh nabinabi seperti nabi Yesaya (16,18-21 ) maupun oleh Rasul Paulus
nampaknya sia-sia. Mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah
(3).
3. Harapan dan Doa
Paulus berharap agar semua orang diselamatkan (1), apalagi Israel
yang dipilih oleh Allah. Karya penggenapan penyelamatan Tuhan
Yesus hanya dapat dipercaya dengan iman (9-11). Tetapi sikap yang
harus dilakukan oleh orang beriman adalah mengaku dengan mulut (9,
10), berseru kepadaNya, mengakui segala kelemahan dan
ketidakberdayaannya melawan dosa dengan kekuatannya sendiri,
mohon pertolongan kepada Allah untuk melepaskan dosa-dosanya.
Berseru mohon pertolongan, percaya dan mendengar serta menerima
kabar baik yang ada dalam Yesus Kristus (8).
4. Sikap dan tindakan yang seharusnya.
Kenyataan hidup yang dialami oleh umat manusia secara umum
maupun bangsa Israel dan juga orang-orang non Yahudi selalu
diwarnai dengan ketidakpastian, kekuatiran dan ketakutan terhadap
masa depannya, apakah akan selamat dan bahagia ataukah sebaliknya.
Itu semua bersumber dari dosa yang dinyatakan melalui Hukum
Tuhan yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia dengan genap dan
sempurna. Untuk itulah Tuhan Yesus datang di tengah-tengah dunia
untuk menggenapinya hingga mengorbankan tubuh dan darahNya di
Golgota untuk menyelamatkan manusia.
Inilah inti berita damai, kabar baik, berita keselamatan, yang harus
diwartakan oleh setiap orang percaya kepada dunia. Ketika manusia
menyadari dirinya berseteru dengan Allah maupun sesamanya. Tuhan
Yesus hadir menjadi pendamai, ketika manusia selalu memiliki niat
hati yang jahat dan melawan Allah dan sesamanya. Tuhan Yesus
hadir untuk memperbaiki hubungan yang telah rusak tersebut, ketika
merasa dirinya diancam hukuman maut yang kekal, Dia juga hadir
untuk menyelamatkan manusia dari hukuman dosa.
27
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
KONTEKS MASA KINI
1. Ketakutan dan kekuatiran terhadap masa depan anak, remaja,
pemuda, keluarga, jemaat, masyarakat bahkan bangsa dan negara
karena berbagai macam krisis yang berkepanjangan.
2. Konflik etnis, suku, agama, budaya yang terjadi di berbagai tempat
dan daerah, mengakibatkan kehidupan tidak aman, nyaman, tenteram
dan damai.
3. Krisis kepemimpinan di dalam gereja maupun masyarakat yang dapat
mengganggu upaya pembangunan kesejahteraan lahir maupun batin.
4. Berbagai macam penyakit yang belum ada obat penyembuhannya
seperti AIDS.
5. Krisis iman warga gereja seperti nikah di luar gereja, pergaulan
bebas-kumpul kebo, pisah ranjang, dsb.
SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH
Pendahuluan
Ajaklah jemaat untuk mengingat sebuah pengalaman yang pernah
dirasakan ketika suatu saat menghadapi suatu pertengkaran (konflik)
sengit yang terjadi di tengah keluarga, jemaat atau masyarakat.
Pengkotbah dapat menceritakan pengalaman baik dan serupa yang
pernah dialaminya, yang tentu saja diawali dengan kata-kata yang
memikat dan simpatik kepada semua pihak.
Ungkapkan bagaimana suasana hatinya ketika berhasil meredam
pertengkaran hingga keduanya atau mereka yang bertengkar bisa akur
kembali, saling memaafkan dan saling mengampuni bahkan saling
bersalaman dan berpelukan disertai dengan tangis sukacita sebagai tanda
penyesalan sekaligus persahabatannya kembali.
Isi Khotbah
 Uraikan secara lengkap penjelasan teks di atas.
 Masukkan konteks masa kini.
28
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS

Tugas kita adalah: menyampaikan berita penghiburan bagi yang
berduka, berita penguatan bagi yang lemah dan tidak memiliki
pengharapan, berita pendamaian bagi yang mengalami konflik.
Gereja memiliki tanggungjawab untuk mengelola tugas-tugas
tersebut agar dapat dilakukan dengan baik dan benar, sehingga
dibutuhkan para pemberita, pelayan dan pengelola yang
bertanggungjawab. Krisis iman yang terjadi di tengah-tengah
jemaat maupun masyarakat dapat berdampak pada menurunnya
kwalitas hidup manusia sehingga dapat pula menumbuhkan
berbagai macam penyakit yang menggaggu kesehatan manusia
maupun penyakit sosial.
Penutup
Mantapkan warga jemaat untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut di
tengah kehidupan dan lingkungannya karena semuanya akan nampak
betapa indahnya mereka yang membawa kabar baik.”
Tegaskan (ayat 12) bahwa letak keindahan pemberitaan ini karena setiap
warga jemaat bersukacita dalam menyampaikan kebenaran dan siap
menyambut, mendengar dan meneguhkan setiap nilai-nilai kemurahan
hati dari latar belakang pemahaman yang berbeda. (lih. Mazm 133:1-3)
Liturgi :
Pembimbing
: Mazmur 133:1-3
Berita Anugerah/PHB : 2 Timotius 1:11-14
Persembahan
: Kejadian 4:3-5
KJ. 10:1
KJ 235:1-3
KJ 341:1-2
KJ 50a:1
KJ 426:1
KJ 337:1 dst.
KJ 417:1
29
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Rancangan Khotbah, 01 Agustus 2010
Minggu Trinitas 10
Warna Hijau
Bacaan: Yehezkiel 1:1-14, 28
HARAPAN MASA DEPAN YANG
MENGGEMBIRAKAN
Tujuan:
Jemaat menjadi sadar bahwa hidup di dalam Tuhan memiliki masa
depan yang menggembirakan.
LATAR BELAKANG
Yehezkiel adalah anak imam Buzi, kebangsaan Yahudi. Ia berjabatan
Imam dan Nabi. Yehezkiel termasuk dari 10.000 orang Yehuda yang
diangkut sebagai tawanan. Pada masa-masa pengasingan hingga masa
kekuasaan Nebukadnezar, 597 SM.
Dimasa-masa kehancuran Yerusalem akibat peperangan dan dendam
yang turun temurun antar suku dan antar bangsa; dampaknya: bangsa
Israel tercerai-berai. Semua segi kehidupannya merosot, multi krisis
(ekonomi, politik, budaya, keamanan dan pertahanan) meskipun
dikatakan masih diberi kesempatan bebas menjalani kegiatan keagamaan,
ibadah sesuai keyakinan masing-masing.
Didalam situasi seperti ini bangsa Israel ada peluang untuk
mempertahankan etiket selaku orang-orang pilihan. Semua dan segala
sesuatu menjadi pergumulan Yehezkiel dan seluruh masyarakat atau
kelompok-kelompok tertawan, Tuhan Allah mengerti. Allah
memperhatikan apa yang menjadi keluh kesahnya, yaitu keinginan untuk
bebas dari penderitaan mereka. Mereka berpengharapan bagaimana dapat
segera bebas dari kehancurannya. Penghukuman serta duka nestapa
akibat pemberontakannya melawan Tuhan.
Allah menanggapi apa yang menjadi permohonan dan pergumulan
umatnya dengan tepat waktu, yaitu campur tangan-Nya dalam
30
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
permasalahan yang sedang mereka hadapi. Ketika Yehezkiel sudah
berumur 30 tahun, Allah memanggil dan mengangkat atau
meneguhkannya menjadi pelaku firman. Firman Tuhan yang pernah
diterimanya melalui penglihatan itu supaya diberitakan dan diajarkan
kepada banyak orang atau bangsa-bangsa. Demikian pula agar ibadahibadahnya dipimpin dengan anjuran-anjuran untuk mendengarkan ajaran
firman Tuhan. Tugas kerimaman dan kenabiannya bukan untuk bangsa
Yahudi saja melainkan untuk segala bangsa. Maka Yehezkiel olah
pimpinan Tuhan disemangi untuk tegas hati, berani menyuarakan tugas
kenabiannya ditengah orang-orang yang menolak adanya Tuhan Allah
Yang Mahakuasa. Arah pemberitaannya adalah bagaimana mengangun
masa depan bangsa-bangsa. Orang-orang jahat berbalik menurut jalan
Allah yang mengarah kepada kedamaian dan kesukacitaan bagi semua
orang. Dalam arti kebangunan atau kebangkitan Yerusalem akan
membawa berkat untuk membangun bangsa di masa depan yang
menggembirakan.
PENJELASAN TEKS.
Kitab Yehezkiel dibagi dalam tiga kelompok:
1. Pasal 1 – 3, merupakan bagian yang menjelaskan mengenai
perenungan penglihatan 1 (gambaran kemuliaan Tuhan)
2. Pasal 4 – 24, mengungkapkan tentang hukuman Tuhan atas
Yerusalem dan Israel yang dinubuatkan sebelum Yerusalem
binasa (1:2, 8:1, 20:1, 24:1).
3. Pasal 25 – 39, menceritakan tentang masa depan segala bangsa
(25-32) dan kepada bangsa Israel sendiri 33-39), bahwa suatu
bangsa yang akan datang akan mengalami perubahan atau
kebangkitan yang digambarkan atau diibaratkan Israel seperti
tulang-tulang kering yang berserakan akandihimpun oleh Roh
Hidup, dipersatukan (37:1-14) artinya bahwa bangsa Israel akan
bertobat dan membangun kesatuan persatuan bangsa-bangsa yang
merdeka dibawah pimpinan Tuhan.
4. Pasal 40 – 49, berisi suatu penglihatan yang indah sekali,
penglihatan itu menggmbarkan keteladanan umat Allah dan
31
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
ibadah yang diperkenan atau yang menggembirakan hati Allah
pada akhir jaman.
Penglihatan yang menjadi pusat perhatian terletak pada pasal 1:5.
Yehezkiel melihat empat makhluk hidup. Masing-masing makhluk
bermuka empat, bersayap empat dan betangan empat (1:6,8). Kiasan ini
dipakai untuk menyatakan sifat-sifat dan pekerjaan makhluk yang indah
tersebut. Maknanya:
 Muka Singa: ungkapan kekuatan yang sebesar-besarnya.
 Muka Lembu: ungkapan pengabdian yang selembut-lembutnya.
 Muka manusia: ungkapan kepandaian yang sangat sempurna.
 Muka Rajawali: ungkapan ketinggian (kerohanian) yang
setinggi-ringginya.
Masing-masing makhluk bersayap 4, bertangan 4 menyatakan
kesanggupan melakukan pengabdian dengan sempurna (1:6,8).
Masing-masing berjalan lurus kedepan, ke arahmana roh itu hendak
pergi, mereka tidak berbalik kalau berjalan (1:1,2). Firman Tuhan ini
menggambarkan bahwa kerubim itu benar-benar melaksanakan kehendak
Tuhan.
Rupa mereka itu seperti bara api yang menyala seperti suluh (1:13) ibarat
yang menyatakan kesucian yang mutlak, sedangkan (1:4) disana
menyatakan kecepatan dan ketangkasannya waktu bertindak. Jadi dalam
4 makhluk itu terdapat kekuatan, pengabdian, kepandaian, dan
kerohanian yang setinggi-tingginya, kesanggupan untuk melakukan
pngabdian dengan sempurna melakukan kehendak Tuhan, kesucian,
kecepatan/ ketangkasan bertindak.
Puncak penglihatan itu semua bermaksud menyatakan bahwa dibalik
semua peristiwa yang terjadi dimuka bumi terdapat pekerjaan kuat
kuasa sorgawi dan diatas sgala kuasa-kuasa yang tidak kelihatan itu
terdapat pemerintahan, kehendak serta tujuan Tuhan yang
berdaulat dari Tuhan sendiri.
Dalam Perjanjian Baru, seluruh gambaran yang disuarakan para nabi
menunjuk kepada sabda dan karya Tuhan Yesus Kristus. Karya Tuhan
Yesus Kristus menjadikan langit dan bumi yang baru. Seperti yang
32
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
tersurat dalam II Petrus 3: 13 Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita
menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat
kebenaran.
KONTEKS MASA KINI
Diera reformasi dalam pemerintahan NKRI yang sudah merdeka ini masih
saja terjadi kekacauan, kerusuhan, pemicu perselisihan, bentrokan antar
siswa atau mahasiswa, menyimpan rasa dendam, dansebagainya.
Diskriminasi, pengkotak-kotakkan ras, suku.
Mestinya bangsa ini telah setelah bebas dari penjajahan bangsa asing sekian
lama, sudah semakin bersatu, aman, adil, makmur dan bersukacita.
Alam raya sudah kurang bersahabat lagi. Banyak bencana dan malapetaka,
kriminalitas dan sebagainya. Sistem pemerintahan sipil banyak kejanggalan,
membingungkan rakyat, tidak menggembirakan..
Godaan iman Kristen semakin kompleks, hal ini memerlukan ‚penjaga’ yang
mampu menyemangati jemaat yang kurang berdaya. Jemaat menjadi sadar
bahwa hanya kuasa Roh Kudus yang mampu menghidupkan semangat
persekutuan. Jemaat dibangun, dipulihkan untuk memuliakan nama-Nya.
Dengan sukacita dalam pengharapan, kasa Tuhan ada ditengah-tengah
segala peristiwa.
SARAN PENYUSUNANKOTBAH
Pendahuluan.
Awali kotbah dengan pengalaman hidup yang bercerita tentang suka-duka
menjalani kehidupan sehari-hari. Ungkapkan kenyataan bahwa situasi negeri
ini sedang mengalami multi krisis. Ada kebebasan untuk bertindak
melakukan aktifitas sampai demonstrasi, ada silang pendapat, pro kontra
terhadap sistem politik, ekonomi dan sistem pemerintahan. Di sisi lain
segenap lapisan masyarakat bangsa ini mengharapkan pembebasan serta
pulihnya hubungan baik antar bangsa. Pulihnya rasa hormat di antara
kelompok dan golongan dalam masyarakat. Namun yang terjadi justru
perseteruan dan permusuhan dendam yang mendalam, bahkan turuntemurun.
Untuk menggambarkan adanya perseteruan dan dendam itu, ada peribahasa
Jawa mengatakan: “dadio dalan emoh ngambah, dadio godhong emoh
33
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
nyuwek, dadio banyu emoh nyawuk“, (seandainya jadi jalan tidak mau
lewat, seandainya jadi daun tidak mau menyentuh/ menyobek, seandainya
jadi air tidak mau menciduk), bukankah jalan, daun-daunan dan air
dibutuhkan semua orang? Nasihat yang diperlukan sekarang adalah „wani
ngalah luhur wekasane“ (berani mengalah mendatangkan keluhuran).
Keluhuran selalu lekat dengan mendatangkan pujian bagi kemuliaan Tuhan.
Isi.
Tekankan pokok-pokok pesan yang ditemukan dalam teks dan konteks.
Membangun negeri dimasa depan akan terwujud kalau perwatakan bangsa
itu terlebih dahulu harus berubah. Seperti Yehezkiel yang terpanggil untuk
membina bangsa Israel. Peluang-peluang yang baik pada saat ini agar
dimanfaatkan untuk berbenah diri. Pembangunan akhlak diutamakan. Gereja
perlu menjadi ‚Penjaga’ umat, untuk mendatangkan kemuliaan bagi Tuhan
Yang Mahakuasa.
Penutup
Ajak jemaat menyadari bahwa akhlak yang baik, seperti „berani mengalah
demi kesejahteraan“ dapat menjadi penyangga utama guna membangun
kesatuan dan kesatuan serta persekutuan. Yakinkanlah jemaat untuk
berpegang teguh pada janji Tuhan bahwa keselamatan dan hidup kekal
dipastikan bagi mereka yang hidup didalamnya, akan menggembirakan.
Kemuliaan Tuhan memberikan jaminan untuk jemaat dapat hidup dalam
pengharapan dan ikut serta mewujudkan langit dan bumi yang baru dalam
kebenaran. Kebenaran mewujud dalam bentuk penghargaan dan
penghormatan antar manusia, antar golongan dan kelompok serta antar
bangsa.
Nas pembimbing
Berita Anugerah
Nas persembahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
KJ
KJ
KJ
KJ
KJ
KJ
242:1-4
251:1-4
246:1,3
244:1-3
260:1-3
287A:1--
: Mazmur 43:1-3
: Yohanes 16:31-33
: Mazmur 67:6-8
PKJ
PKJ
PKJ
PKJ
PKJ
PKJ
95:1-3
105:1,4
101:1-3
107:1-4
98:1,2
145:1--
34
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Rancangan Khotbah, 08 Agustus 2010
Minggu Trinitas 11
Warna Hijau
Bacaan: Yudas 1:1-25
GEMBIRALAH TUHAN MENJAGAMU
Tujuan:
Jemaat dengan gembira menerima peringatan dan nasehat yang
mendidik bagi pemeliharaan Iman.
PENJELASAN TEKS
Ayat 1 – 2, sebagai alamat surat. pengirim dan penulis adalah Yudas
saudara Yakobus (adik Yesus) ditujukan kepada orang-orang Kristen di
daerah-daerah tertentu yang nama tempatnya tidak disebutkan. Surat
Yudas ini bersifat umum, sebagai surat sebaran (jawa: iber-iber). Yudas
sebagai bapa gereja dijamannya, giat menentukan strategi
penggembalaan kepada saudara seiman yang tersebar disepanjang jalur
pantai laut tengah wilayah Persia.
Ayat 3 – 16, peringatan-peringatan kepada para mpembaca (orang-orang
Kristen). Diberitakan bahwa ditengah-tengah kehidupan dimana saja kita
berada tentu menghadapi banyak godaan yang bisa menjadi batu
sandungan… ini bukan hal yang baru. Sebab diceritakan disana bahwa
perbuatan dosa sejak zaman Adam telah ada. Begitu seterusnya dunia ini
menjadi tempat beroperasinya roh-roh jahat. Banyak orang-orang yang
hidupnya tidak benar. Hidupnya penh kefasikan, bahkan cenderung
memusuhi, memberontak dan menghujat Allah. Nafsu seperti itu jelas
perilaku mereka tidak etis di mata masyarakat beriman, Tuhan tentu
marah. Yudas menggambarkan peri kehidupan orang fasik ibarat
pepohonan yang rusak, mati sampai ke akar-akarnya. Roh kefasikan
memang cerdik dalam bersilat lidah, memutar balikkan fakta. Sehingga
orang-orang beragama termasuk orang Kristen menjadi mangsanya
35
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
termakan oleh daya tipu muslihatnya. Hasilnya demi keuntungan diri
sendiri atau kelompok tertentu.
Ayat 14 – 23, peringatan bahwa menjelang akhir jaman akan tampil
pengejek-pengejek seperti berita terdahulu. Disini jemaat agar lebih
waspasda bagaimana mempertahankan diri untuk tidak terpengaruh oleh
penampilan yang menggoda. Apa kendalinya? Jawabannya iman dan
doa dalam Roh Kudus.
Ayat 24 – 25, Berkat peneguhan bahwa Tuhan Yesus Kristus menjaga
kita. Diperingatkan untuk menjaga kesucian dengan penuh kegembiraan.
KONTEKS MASA KINI
Gereja Tuhan di Sumatera Bagian Selatan pada tahun ini sudah berusia
23 tahun. Gerakan kebersamaan bergerak secara serentak baik secara
lokal maupun sinodal.
Pelayanan penggembalaan terus menerus
dilakukan seperti halnya Yudas.
Keteguhan iman, doa penyembahan dalam Roh Kudus sebagai
penyangganya gerakan dan semangat GKSBS.
Pertumbuhan,
kegembiraan, keteguhan hati, adalah karena kasih karunia Tuhan Yesus
Kristus. Dialah yang setia menjaga kita menjadi GKSBS sampai
sekarang dan yang akan datang.
SARAN PENYUSUNAN KOTBAH
Pendahuluan.
Dalam berkomunikasi, setiap orang pasti ingin mendengar pandangan
orang lain tentang dirinya. Karena hubungan atau relasinya, setiap orang
ingin saling mengingatkan karena hidup ini selain memiliki tujuan, ada
godaan dan hambatan untuk mencapai tujuan. Setiap orang dengan ini
memiliki pengalaman mendengar nasihat ataupun peringatan.
Awali kotbah dengan menyampaikan contoh pengalaman perkembangan
yang baik karena bersedia dengan gembira mendengar nasihat atau
peringatan. Akan lebih jelas jika memang ada godaan atau hambatan,
tetapi karena nasihat orang tua, sahabat, tetangga baik kita dihindarkan
dari bahaya.
36
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Ajak jemaat untuk memahami bahwa nasihat diperlukan oleh sesama kita.
Nasihat tentu perlu diberikan dengan mengingat kondisi hubungan pribadi
dan kelompok yang dihadapi agar mudah untuk diterima dan menjadikan
hidup yang lebih baik.
Isi
Sampaikan isi pesan teks dan dihubungkan dengan konteks yang ada.
Uraian kotbah pada dasarnya mengemukakan azas penggembalaan dalam
menghadapi situasi dunia yang sedang kacau balau ini. Ajak jemaat untuk
memiliki sikap hidup yang waspada, menjadi firman Tuhan sebagai
pedoman utama dalam hidup.
Penutup.
Yakinkan jemaat untuk memiliki keteguhan iman dalam menghadapi
berbagai godaan hidup menuju kepada kegembiraan dalam Tuhan. Hanya
kesetiaan kepada Tuhan yang akan dapat menuntun umat pada kegembiraan.
Oleh karena itu, ajak jemaat untuk menjadikan doa sebagai senjata yang
ampuh dalam menghadapi tantangan hidup. Doakan orang yang telah
memberi nasihat dan peringatan. Doa adalah menyadarkan kita dan
menyiapkan kita menerima dan membagikan kegembiraan kepada dunia
dimana kita hidup. Doa adalah penantian kita terhadap karya Allah yang
menyempurnakan tindakan kasih kita menjadi kegembiraan bagi lebih
banyak orang.
Teguhkan bahwa setiap jemaat Tuhan dibentuk sebagai penerima nasihat
demi hal-hal yang lebih baik.
Teguhkan bahwa setiap jemaat Tuhan dipanggil menjadi pendoa dan
menjadi penasihat dalam setiap perencanaan menuju hidup bersama dalam
kegembiraan
Pembimbing
Berita Anugerah/PHB
Persembahan
Pujian:
1. KJ 243:1-4
2. KJ 383:1-3
3. KJ 246:1-3
4. KJ 51:1-4
5. KJ 249:1-3
6. KJ 289:1--
: Kisah Para rasul 14:15-17
: Kolose 3:15
: Kolose 3:17
PKJ
PKJ
PKJ
PKJ
PKJ
PKJ
95:1-3
101:1-4
302:1
255:1
305:1
145:1-3
37
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Rancangan Khotbah, 15 Agustus 2010
Minggu Trinitas 12
Warna Hijau
Bacaan: Matius 15: 1-20
BERANI KARENA BENAR
Tujuan:
1. Jemaat memilki sikap kritis terhadap apa yang terjadi
disekitarnya.
2. Jemaat berani menyuarakan kebenaran.
PENJELASAN TEKS
Farisi adalah suatu golongan para rabi dan ahli taurat yang sangat
berpengaruh. Orang Farisi adalah golongan masyarakat yang memegang
hukum Taurat Musa secara ketat dan pada adat istiadat nenek moyang
(Mat.15:2).
Para ahli Taurat adalah golongan masyarakat yang
menetapkan dan memahami serta menafsirkan hukum Taurat sedemikian
rupa dengan memberikan banyak aturan-aturan tambahan yang
menyekitarinya dengan alasan agar hukum Taurat dapat terjaga dan
terlengkapi sehingga mudah dilakukan. Sangat wajar apabila melihat
murid-murid Yesus makan dengan tangan tidak dibasuh, sangat
mengganggu bagi mereka (ay.2). Bagi mereka makan dengan tidak
dibasuh berarti menajiskan. Memegang aturan tersebut adalah hal yang
paling utama bagi orang Farisi dan Ahli Taurat sehingga sering terjadi
justru membebani kehidupan.
Terjadi perdebatan antara Yesus dengan orang Farisi dan ahli Taurat
tentang kenajisan. Nampaknya Yesus mengetahui cara berfikir yang
biasa mereka lakukan. Yesus menelanjangi hukum yang telah dibuat
secara konfrontatif. Yesus menggugat sikap mereka yang seolah taat
kepada hukum tetapi pada saat yang sama sedang melanggar hukum itu
sendiri (ay.3-6). Bahkan Yesus mengutip PL dalam rangka meneguhkan
dan memahami apa yang sedang terjadi (ay.8,9).
38
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Apa yang dilakukan Yesus ternyata menjadi batu sandungan bagi
mereka. Batu sandungan adalah melakukan sesuatu yang membuat orang
lain merasa tidak senang (ay.12). Yesus ternyata lebih mengutamakan
kebenaran dari pada perasaan. Yesus berani mengambil resiko tidak
disukai orang Farisi dan Ahli Taurat demi menyuarakan kebenaran.
Secara khusus, nampaknya para murid pun belum mengerti yang Yesus
maksudkan (ay.15). Jika bagi orang Farisi dan Ahli Taurat kenajisan itu
disebabkan oleh tindakan-tindakan lahiriah, misalnya tidak membasuh
tangan sebelum makan, bagi Yesus yang menajiskan adalah segala
sesuatu yang timbul dari pikiran (ay.18-20)
KONTEKS MASA KINI
1. Ada banyak orang yang masih berjuang mempertahankan hidup
benar dalam situasi kehidupan yang tidak benar. Dalam situasi
seperti ini tidak jarang, karena melihat banyaknya tantangan yang
harus dihadapi, kemudian mulai meninggalkan perjuangan tersebut
untuk mengikuti arus yang ada.
2. Begitu banyak aturan dan kebiasaan yang diwaririsi oleh sebuah
generasi tanpa mengerti maksudnya. Semua menjadi kebiasaan
turun-temurun ditanamkan sejak masa kecil sehingga membentuk
cara berfikir yang sedemikian rupa, tanpa berani mengambil sikap
kritis didalamnya.
3. Ada dibuat aturan tertentu yang bermuatan kepentingan sekelompok
orang semata sehingga ketika diberlakukan secara luas mengalami
banyak kendala.
4. Ada banyak orang yang menyadari bahwa apa yang sudah ada dan
dipegang secara umum adalah sesuatu yang tidak benar, tetapi tidak
berani berbuat apa-apa. Mungkin karena sistem yang sudah
membelenggu, ketidakberdayaan atau merasa sendirian ketika harus
menyuarakan kebenaran.
5. Masih ditemukan orang-orang yang memiliki semangat tinggi untuk
mempertahankan apa yang ada dengan kebenaran yang ada
didalamnya. Disisi lain, ada orang-orang yang memiliki semangat
39
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
untuk menjawab perubahan yang ada dengan menawarkan sesuatu
yang baru.
6. Terkadang diperlukan rancangan kearifan untuk terjadinya
perjumpaan yang khusus, seseorang yang bisa memberikan
pencerahan dalam terang firman Tuhan terhadap apa yang sudah ada.
SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH
Pendahuluan
Ajaklah jemaat memahami bahwa sebenarnya semua orang memiliki
keberanian untuk melakukan kebenaran. Namun kenyataannya banyak
orang benar menjadi kalah, orang salah malah dipuja-puja. Hal tersebut
dapat menjadi hambatan-hambatan untuk mewujudkan keberanian, yang
sering dihadapi ketika harus memperjuangkan kebenaran. Kunci agar
kebenaran
disuarakan
adalah
memiliki
keberanian
untuk
menyuarakannya meskipun harus menghadapi banyak resiko dan
tantangan.
Isi
Bagaimana kita tetap berani menyuarakan kebenaran di tengah resiko dan
tantangan yang ada?
Jelaskan keberanian menyatakan kebenaran yang dilakukan Yesus ketika
menghadapi tantangan dari orang Farisi yang berpengaruh dalam
masyarakat. Cara yang dipakai Yesus dalam menghadapi tantangan
tersebut dengan menggunakan metode perdebatan secara langsung.
Untuk bisa melakukan itu, sesorang harus terlebih dahulu memahami apa
yang dipikirkan orang lain. Dengan memahami orang lain terlebih
dahulu maka ketika menyampaikan sesuatu akan lebih mudah.
Berdasarkan konteks perikop ini, ajak jemaat untuk memahami cara
berfikir Yesus untuk membangun dialog dengan orang Farisi dan Ahli
Taurat. Sehingga di sini dapat disandingkan cara berfikir Yesus dengan
cara berfikir orang Farisi. Terdapat dua hal yang positif, satu sisi
peraturan model Farisi penting, tetapi disisi lain model hidup
mementingkan cinta kasih dan hati nurani juga penting.
40
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Ketika Yesus berdebat, memberikan pengajaran kepada jemaat bahwa
diperlukan keberanian untuk menyuarakan kebenaran artinya berani
melakukan proses dialog. Dalam prosesnya diperlukan pengetahuan
yang cukup serta kecakapan dalam menyampaikan pesan kebenaran
firman, tentunya dengan pertolongan Roh Kudus.
Yesus memberikan penjelasan yang logis, Yesus mampu menangkap
“jiwa” dari sebuah hukum dan itu yang diberlakukan dan Yesus juga
memberikan penjelasan yang kongkret. Kebenaran tidak boleh kalah
oleh perasaan, maka diperlukan keberanian dan ketegasan dalam
menyuarakannya melalui proses dialog. Proses yang siap menerima dan
siap memberikan pandangan dan siap memberikan penghargaan.
Penutup
Ajak dan motivasi jemaat untuk membangun keberanian dalam
menyuarakan kebenaran dalam terang firman Tuhan. Hal ini diawali
dengan sikap kritis dalam melihat apa yang terjadi disekitarnya.
Perlengkapi diri dengan pengetahuan dan hikmat yang dari Tuhan
sehinga keberanian dalam menyuarakan kebenaran hanya berdasarkan
firman Tuhan. (fn).
Nas pembimbing
Berita Anugerah
Nas persembahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
KJ
KJ
KJ
KJ
KJ
KJ
: Yohanes 14:6
: 2 Korintus 13:8,9
: Roma 12:1
1:1,2
387:1,2,3
427:1,3
49:1
426:1,4
450:1-
41
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Rancangan Khotbah, 17 Agustus 2010
HUT RI ke 65 tahun
Warna Merah
Bacaan: Keluaran 4:10-17
DIUTUS UNTUK MEMERDEKAAN
Tujuan:
1. Jemaat meyakini kemerdekaan yang diberikan Allah dalam
Yesus, yaitu merdeka atas kuasa dosa.
2. Jemaat bersemangat dalam mewartakan kemerdekaan itu bagi
orang lain.
PENJELASAN TEKS
Kitab Keluaran 3: 9-10 telah menegaskan Musa dipanggil untuk
memerdekakan Israel. Musa berasal dari suku Lewi, puak Kehet dan
kaum atau Keluarga Amran. Ia di besarkan di Mesir oleh seorang puteri
Firaun. Lingkungan Mesir memungkinkan baginya untuk belajar banyak
hal tentang pengetahuan yang ada di Mesir. Suatu hal yang aneh apabila
ketika diutus Tuhan, ia menyatakan diri sebagai orang yang tidak pandai
bicara, berat mulut dan berat lidah. Kondisi ini dapat kita pahami bahwa
ia sedang mengalami krisis kepercayaan diri, ia merasa tidak mampu
untuk memimpin bangsa apalagi memerdekakan Israel yang besar.
Musa sedang mengalami krisis kepercayaan diri. Ia lebih terfokus pada
ketidakmampuannya berbicara dihadapan orang banyak. Baginya,
menjadi seorang pemimpin adalah seorang yang harus pandai berbicara,
bukan seorang yang ‘berat mulut dan berat lidah’ seperti dirinya. Dalam
situasi ini, Tuhan Allah menyadarkan Musa bahwa yang memiliki
otoritas penuh atas diri Musa sebenarnya adalah Allah. Untuk itu Allah
berkenan memperlengkapi musa dengan seorang teman yaitu Harun
saudaranya. Harun diperkenalkan sebagai orang yang pandai bicara,
maka Harun bertugas sebagai ‘nabi’ atau juru bicara dan melalui dia
Musa akan berbicara kepada Firaun. Ia adalah saudara Musa.
42
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Secara khusus Tuhan memberikan rincian tugas mana yang dikerjakan
Musa dan bagian mana yang dilakukan Harun. Allah mau membangun
kerjasama antara Musa dan Harun, sehingga tugas mereka untuk
memerdekakan bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir dapat
tercapai.
Hal yang perlu dibangun dalam hal ini adalah sikap mau bekerja-sama,
menempatkan diri sesuai kemampuan masing-masing, mengetahui
potensi masing-masing dan menerima keberadaan masing-masing
sebagai rekan sekerja dan bukan sebagai ancaman. Saling melengkapi
ketika menghadap Firaun adalah hal utama yang harus dikedepankan
untuk memimpin Israel keluar dan dimerdekaan dari Mesir.
Secara khusus, Tuhan meminta Musa untuk membawa tongkat. Secara
harafiah, tongkat adalah sepotong batang yang dibawa atau digunakan
oleh seorang yang bepergian, gembala-gembala atau orang-orang tua.
Secara metafopris (perlambangan), tongkat melambangkan kekuasaan
baik manusiawi maupun illahi. Jika Allah menghendaki Musa membawa
tongkat, itu berarti Musa membawa wibawa Illahi dalam dirinya. Bukan
Musa yang bertindak tetapi Allah yang melakukan melalui Musa.
KONTEKS MASA KINI
1. Sudah 65 tahun bangsa Indonesia merdeka dari penjajahan.
Kenyataannya masih banyak yang terjajah oleh kemiskinan,
ketidakadilan, tindakan sewenang-wenang dari pihak tertentu. Kita
patut bersyukur ternyata masih banyak Lembaga Sosial Masyarakat
(LSM) yang masih tetap memperjuangkan mereka yang tertindas
dalam bidang hukum, atau yang lainnya.
2. Kemajuan ilmu dan tehnologi membuat kehidupan menjadi lebih
cepat, lebih baik, efisien dan efektif. Segala hal dapat dicapai dengan
kemajuan tehnologi. Disisi lain, muncul pola ketergantungan pada
ilmu dan tehnologi yang tidak bisa dihindari. Kerugian besar akan
dirasakan oleh semua industri ketika terjadi pemadaman listrik, karena
semua peralatan memakai tenaga listrik. Sumber daya manusia tidak
begitu banyak terpakai karena digantikan oleh mesin. Persaingan
43
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
kerja selalu berorientasi pada keahlian dalam memanfaatkan ilmu dan
tehnologi.
3. Sebagian orang berjuang untuk bersaing, sebagian yang lain tidak
berbuat apa-apa karena merasa tidak memiliki kemampuan untuk
mengubah keadaan, entah itu karena sistem yang ada atau karena
kesempatan yang tidak ditemukan.
4. Pola hidup egoisme mulai membudaya, terutama dikota-kota besar.
Sesama kurang dipandang sebagai rekan kerja tetapi sebagai ancaman
terhadap jabatan yang dipegang atau pesaing yang akan
menghancurkan usaha.
5. Tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang meningkat semakin
besar.
Seseorang bisa jadi hanya berfikir bagaimana untuk
mendapatkan sumber penghasilan yang banyak untuk memenuhi
kebutuhan hidup dan tidak menyadari bahwa hidupnya telah
diperbudak oleh harta kekayaan dan kerja.
SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH
Pendahuluan
Awali khotbah dengan mengajak jemaat untuk menyadari bahwa krisis
identitas diri adalah masalah umum yang dihadapi semua orang ketika
berhadapan dengan sesuatu yang ‘besar’. Merasa tidak mampu ketika
berhadapan dengan kemajuan ilmu dan tehnologi sehingga memilih
pekerjaan yang tidak berhubungan dengan teknologi. Merasa tidak
mampu berbuat apa-apa ketika melihat kemiskinan dimana-mana,
keadilan dijungkirbalikkan, tindakkan sewenang-wenang terjadi
disekitarnya.
Ajak jemaat untuk menggali lebih dalam, apa yang menyebabkan
perasaan tidak mampu itu ada. Penyebabnya bisa saja dari diri sendiri,
dimana latar belakang kehidupannya selalu diperhadapkan dengan sikap
pesimis. Lingkungan membesarkannya dengan ejekkan dan cacian tanpa
ada penghargaan didalamnya. Atau sudah terbiasa untuk terkonsentrasi
pada masalah yang dihadapi sehingga segala sesuatu yang terlihat
pertama kali adalah masalah, bukan kesempatan. Ketidakmampuan
44
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
seseorang untuk berfikir luas menjadi penyebab mengapa ia selalu
merasa tidak mampu. Kemungkinan lain, ia menemukan bahwa
kemampuan intektualitas adalah segala-galanya dalam segala bidang.
Tanpa kepandaian seseorang tidak dihargai sebagai seorang yang mampu
dan cakap untuk melakukan sesuatu.
Isi
Ajak jemaat untuk memahami apa yang dialami Musa. Musa harus
memimpin sebuah bangsa yang besar dari Mesir. Pengalamanannya
selama dibesarkan di Mesir sebenarnya sudah lebih dari cukup baginya
menjadi bekal yang diperlukan untuk memimpin Israel. Namun apa yang
terjadi padanya?
Ajak jemaat untuk turut merasakan dan memikirkan apa yang dialami
Musa. Ia merasa tidak memiliki kemampuan untuk tugas tersebut. Ia
merasa sendirian memikul tanggungjawab yang sangat besar. Ia merasa
kewalahan menghadapi Firaun yang dulu pernah dia hormati. Makanya
alasan terakhir Musa adalah ia merasa sebagai orang yang berat mulut
dan berat lidah.
Apa yang dilakukan Tuhan terhadap Musa? Memaklumikah? Tidak!
Pertama Tuhan mau menyadarkan Musa akan kuasa Allah. Pikiran Musa
mau dibukakan bahwa penguasa atas hidup yang sesungguhnya adalah
Tuhan. Yang berkuasa atas hidup Musa adalah Tuhan, yang membuat
lidah Musa adalah Tuhan, maka Ia pasti akan nmemberikan pertolongan.
Berikutnya Musa diajak untuk tidak berfikir egois tetap mau berbagi
kekuasaan. Tuhan mau membangun kerjasama dengan menunjuk Harun
sebagai juru bicara Musa. Musa memiliki seorang patner, rekan kerja
yang harus diberdayakan sedemikian rupa demi tercapainya maksud
Allah. Berikutnya Allah memperlengkapinya dengan tongkat sebagai
simbol wibawa Ilahi, bahwa Musa datang membawa mandat Ilahi.
Semua perlengkapan ini melengkapi Musa untuk memerdekakan bangsa
Israel dari perbudakan di Mesir.
Penutup
Ajak jemaat untuk memiliki kepekaan bahwa dimanapun kita berada,
ketika kita sadar ada yang tidak ‘beres’, kita perlu berbuat sesuatu.
45
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Ketika terjadi ‘penjajahan’ yang menjadikan orang lain atau kita
kehilangan kepercayaan diri, entah dalam wujud apapun, jemaat
dipanggil dan diutus untuk memerdekaan dan membangun kepercayaan
diri.
Semangati jemaat untuk terus menjadi orang-orang yang percaya diri
serta berani memperjuangkan kebenaran, keadilan dan kasih.
Nas pembimbing
Berita Anugerah
Nas persembahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
: Galatia 5:1
: Galatia 5:13
: Efesus 5:20-21
Indonesia Raya
KJ 17:1,5
KJ 387:1,2,3
KJ 422:1,2,3
KJ 49:1
KJ 336:1,2,3,4
KJ 337:1--
46
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Rancangan Khotbah, 22 Agustus 2010
Minggu Trinitas 13
Warna Hijau
Bacaan: Luk. 14:12-14
MEMBANGUN PERSAUDARAAN YANG TULUS
Tujuan:
Jemaat memahami panggilannya untuk membangun persaudaraan yang
tulus.
PENGANTAR
Inti pesan Injil Lukas adalah pelayanan dan kepeduliaan Yesus kepada orang
miskin (Luk. 16:19-30; 6:20).
Ayat 1:
Lukas mengisahkan bahwa suatu hari Yesus diundang makan dirumah seorang
yang terpandang dari kelompok Farisi. Ada banyak kemungkinan bagaimana
Yesus bisa berada diantara orang-orang yang selama ini bersebrangan denganNya. Namun yang jelas Lukas mengisahkan bahwa kehadiran Yesus mandapat
perhatian dari banyak mereka yang hadir waktu itu. Keterangan ini memang
dapat memperkuat anggapan bahwa Yesus sengaja dihadirkan untuk dijebak.
Meski demikian kesempatan itu agaknya dipakai Yesus untuk menyatakan buah
pikiran-Nya untuk menelanjangi cara berpikir orang banyak.
Ayat 7-11:
Sebuah kesempatan dipergunakan dengan baik oleh Yesus untuk menyatakan
pengajaran Nya, antara lain ketika Ia melihat ada banyak tamu yang suka
mencari tempat-tempat terhormat dalam perjamuan tersebut. Meski hal ini
sudah menjadi pemandangan umum setiap kali ada perjamuan, namun dimata
Yesus sungguh menyedihkan. Orang sedemikian bernafsu meninggikan diri
dan gila hormat. Agaknya memang ada kebiasaan dalam masyarakat waktu itu
dalam setiap jamuan, tempat duduk tamu diatur berdasarkan pangkat dan derajat
masing-masing. Tempat duduk yang disediakan menyerupai balai-balai dimana
orang bukan lagi duduk, namun setengah berbaring. Tempat yang paling
terhormat adalah balai-balai yang tertinggi, dimana para pelayan akan melayani
terlebih dahulu, baru balai-balai yang lain. Biasanya balai-balai tertinggi berada
disisi kanan dari arah datangnya para pelayan. Sedang yang menengah dan
47
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
rendah ada disebelah kiri arah datangnya pelayan. Sajian hidangan bisa
dibedakan antara yang tinggi, menengah dan rendah. Namun demikian
umumnya jumlah balai-balai tertinggi itu terbatas.
Melihat kebiasaan jamuan dengan aturan duduk yang demikian, maka tidak
mengherankan tercipta pula kebiasaan para tamu untuk mencari tempat yang
terhormat. Betapa tidak menyenangkannya ketika dalam sebuah jamuan
mendapat tempat duduk yang kurang terhormat. Sebab setiap orang bisa
melihat siapa-siapa yang yang ada dikelompok orang yang terhormat, setengah
terhormat, kurang terhormat, bahkan mungkin tidak terhormat. Kehormatan diri
seakan dipertaruhkan oleh tempat duduk.
Pengajaran Yesus sama sekali berbeda dengan cara berpikir kebanyakkan orang,
yang merendahkan diri justru akan ditinggikan. Logikanya, kita tidak tahu
siapa-siapa yang diundang, bisa jadi ada tamu-tamu yang berpangkat lebih
tinggi dari kita, tetapi bisa jadi pula kita yang tertinggi. Oleh karenanya lebih
baik merendah lalu ditinggikan dari pada meninggikan diri lalu justru
direndahkan. Ini dalam kerangka berpikir “Ngeman” kehormatan diri, namun
demikian lebih dalam dari logika berpikir itu, Yesus mengajarkan kerendahan
diri dan tidak gila hormat. Pertimbangan-pertimbangan yang hanya
menomorsatukan kedudukan dan prestige, hanya akan membuat orang berpikir
siapa lebih tinggi dari pada siapa, siapa lebih rendah dari pada siapa. Orang
akan melihat orang lain dengan ukuran tertentu. Tanpa sadar kebiasaan ini
membuat orang selalu mengukur orang lain serdemikian, dan membandingbandingkan dengan dirinya sendiri. Pada akhirnya tentu saja ia akan cenderung
merendahkan orang lain dan meninggikan diri sendiri.
PENJELASAN TEKS
Ayat 12-14:
Ayat-ayat ini menjadi seiring dengan gambaran tentang jamuan besar kerajaan
Allah, dimana Allah akan memberi tempat sedemikian orang-orang yang tak
berdaya, yang tidak diperhitungkan, yang dianggap rendahan dalam masyarakat.
Secara mendalam Yesus menjelaskan bagaimana orang-orang miskin, rendah
dan tersingkir tak berdaya ini sungguh berada lekat dihati Allah, sehingga apa
yang kita lakukan kepada mereka Allah yang akan membalasnya (ayt:14).
Kalau di Matius mereka-mereka yang miskin itu wakil-wakil Kristus
dimasyarakat dunia (Mat.25:31-46), sedangkan di Lukas mereka-mereka inilah
48
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
yang mendiami hati Allah. Dengan memandang mereka demikian maka kita
akan memberlakukan kasih secara tulus penuh persaudaraan.
Ayat 13 dan 14:
Dapat diartikan bahwa maksud penyelenggaraan pesta adalah merayakan
kebahagiaan hidup dengan membangun ketulusan persaudaraan. Orang yang
berbahagia dalam pesta semakin ditambahkan kebahagiaannya dengan
mengundang mereka yang berkekurangan juga. Kebahagiaan akan dirasakan
siapapun yang mengalami ketulusan dalam persaudaraan.
KONTEKS MASA KINI
Dalam suatu undangan pesta suka cita, biasanya mengundang orang lain untuk
ikut merasakannya. Yang pasti diundang adalah orang-orang dekat, sanak
saudara, tetangga, sahabat dst. Tapi dapat dipastikan bahwa diantara mereka
ada orang-orang yang dalam kategori “berjasa” untuk yang empunya hajat.
Jarang orang mau mengundang orang-orang yang dalam kategori “orang susah”.
Kalaupun “orang susah” ini diundang hanya karena memandang mereka itu
kasihan, bukan didorong untuk mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus.
Itu sebabnya orang miskin, korban bencana, dst seringkali hanya menjadi bulanbulanan kepentingan-kepentingan proyek tertentu yang mengatas namakan
untuk rakyat miskin, padahal itu jadi ajang rebutan proyek pengerukkan
keuntungan diri.
Betapa berbahaya dan kejamnya, melebihi penindasan fisik, ketika
pertimbangan-pertimbangan prestige, kehormatan, dan pemegahan diri ikut
andil dalam sikap kita terhadap sesama, terutama mereka yang bernasib kurang
beruntung.
SARAN PENYUSUNAAN KHOTBAH
Pendahuluan
Pengkhotbah mengawali khotbahnya dengan undangan pesta yang terjadi
didalam masyarakat. Dengan menjelaskan siapa-siapa yang sering diundang,
lalu bagaimana dengan orang-orang yang miskin, orang-orang susah. Apakah
mereka juga diperhitungkan?
49
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Isi Khotbah
Pengkhotbah dapat membuat pertanyaan-pertanyaan bagaimana kita
memandang orang lain dan menempatkan diri diantara saudara-saudara yang
lain.
Selanjutnya pengkhotbah menjelaskan Lukas 14: 1,7-14, mengenai pokokpokok pesan Yesus dalam memahami panggilan hidup membangun
persaudaraan yang tulus sebagai perwujudan keteladanan akan hidup Kristus
yang menjunjung tinggi kesamaan.
Penutup dan Penerapan
Khotbah diakhiri dengan ajakan kepada jemaat untuk memandang saudarasaudara kita tanpa membedakan siapapun mereka, kita terpanggil menyerukan
pengalaman kasih persaudaraan yang tulus.
Doronglah jemaat untuk membuka diri sepenuhnya dan membangun relasi yang
tulus dengan saudara-saudara, untuk memerangi sikap kepura-puraan atau
ketidaktulusan.
Yakinkan bahwa Yesus hadir dan meneguhkan jemaat untuk membangun relasi
yang tulus. Karena kehadiran orang miskin juga berharga untuk memulihkan
hubungan antar umat manusia.
Yakinkan bahwa hubungan yang tulus dapat mendatangkan kebahagiaan bagi
setiap orang yang melakukannya.
Daftar Ayat
Nats Pembimbing
Berita Anugerah
Nats Persembahan
: 1 Petrus 1:13-22
: Roma 3:23-25a
: Roma 12:1-2
1. Kj, No.3:1,2,4
2. Kj, No. 240:1,3
3. Kj, No. 44:1,3,5
4. Kj, No. 249:1,3
5. Kj, No. 286:16. Kj, No. 342:1-3
50
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Rancangan Khotbah, 29 Agustus 2010
Minggu Trinitas 14
Warna Hijau
Bacaan: Markus 15:1-20a
KEPUASAN HIDUP DALAM TERANG ALLAH
Tujuan:
Agar jemaat berbuat bagi kelangsungan dan pulihnya kehidupan yang
sudah tercemar ini dan bukan berbuat bagi pemusnahan kehidupan.
PENJELASAN TEKS
Ayat 1-15.
Beberapa hal yang dapat dipetik dari perikop ini.
1. Terjadi persekongkolan antara para imam kepala dengan ahli
Taurat, pemimpin masyarakat (tua-tua) dan pemegang kekuasaan
pemerintahan (Pilatus). Persekongkolan ini dimotori oleh para
imam kepala (ay.10,11) dengan mempengaruhi semua orang
untuk meloloskan keinginan mereka agar berpihak kepada
mereka.
2. Tanya jawab dilakukan Pilatus, tapi hanya satu pertanyaan yang
dijawab oleh Yesus. Meskipun demikian Pilatus menyimpulkan
bahwa tidak ada kejahatan apapun yang dilakukan Yesus. Yesus
diserahkan hanya karena semata-mata kedengkian para imam
kepala, yang penting bagi mereka Yesus harus mati. Dari
peristiwa ini jelas, bahwa mereka mementingkan diri sendiri.
Mereka menggunakan segala cara untuk mewujudkan maksud
mereka; karena Yesus dianggap penghalang bagi mereka untuk
tetap didalam kedudukannya.
3. Pilatus adalah orang lemah dan tidak dapat bertindak tegas.
Meskipun ia tidak menemukan kesalahan apapun dalam diri
Yesus, para imam kepala tahu kelemahan Pilatus dan juga
kelompok yang lain. Maka dengan berani mereka terus menekan
51
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Pilatus dan mengahasut orang banyak agar Yesus disalib dan
Barnabas dibebaskan.
4. Karena tekanan orang banyak dan untuk memuaskan mereka,
Pilatus menuruti apa yang mereka kehendaki. Pilatus tidak
menjalankan pemerintahan dengan benar. Ia hanya mencari
keamanan dan keselamatan sendiri, dan apabila hal ini tidak ia
lakukan akan terjadi huru-hara yang berakibat pemecatan dirinya
oleh pemerintah Romawi.
5. Hukum Yahudi melarang seseorang membunuh orang lain
(Yoh.18:31), menyadari hal ini mereka tidak memutuskan sendiri
keinginan mereka, melainkan menggunakan orang lain yaitu
Pilatus (Istilah jawa: “Nabok nyilih tangan”).
Dengan keputusan Pilatus, berarti mereka bebas dari pelanggaran
hukum, mereka tetap bersih, tak bersalah.
Ayat. 16-20a
1. Keputusan untuk membunuh Yesus tidak ada dasarnya sama
sekali. Dan keputusan Pilatus yang gegabah ini diikuti tindakan
brutal para serdadunya. Para serdadu ini tidak tahu apa yang
terjadi dengan pengadilan Yesus, yang mereka tahu bahwa Yesus
dituduh sebagai seorang raja.
Oleh karena itu, mereka
mengenakan berbagai atribut layaknya seorang raja sebagai
ejekan (jubah ungu, mahkota duri dan memberi hormat bagaikan
menghormati seorang raja) dan kemudian meludahi Yesus dan
memukul-Nya dengan buluh.
2. Yang disebut istana (ay.16) sebenarnya adalah sebuah barak yang
terletak diluar istana. Disitulah para serdadu itu tinggal, sehingga
mereka dapat dengan bebas memperlakukan Yesus sebagai
seorang tawanan, mengejek dan menganiaya-Nya.
3. Yesus sudah didesak (ay.15), namun para serdadu itu masih
memukul dan meludahi Yesus serta mengejek-Nya dengan
berbagai atribut, itu semua bukan perintah Pilatus melainkan
keputusan mereka sendiri. Yesus tidak memiliki hak apapun
membela dan melindungi diri, sedangkan para serdadu itu dengan
seenaknya melakukan apa yang mereka mau.
52
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Konteks Masa Kini.
Dalam kehidupan didunia ini tidak bisa dilepaskan dengan persaingan,
baik dalam kehidupan berpolitik, berbangsa maupun bernegara.
Semuanya syarat dengan persaingan; dan tidak menutup kemungkinan
dalam persaingan ini muncul sikap untuk saling menjatuhkan. Tentu saja
dengan hal ini akan jatuh korban. Demikian juga situasi yang dihadapi
oleh Yesus pada zaman-Nya.
SARAN PENYUSUN KHOTBAH
Pembukaan.
Ceritakanlah situasi persaingan yang saling menekan ditempat saudara/
pengkhotbah (missal: dalam politik; perdagangan, dll).
Isi
Selanjutnya, Jelaskan dalam teks bacaan tersebut mengenai rasa puas
manusia (dalam hal ini para imam kepala dan persekongkolannya), dalam
memenuhi keinginannya. Jelaskan pula akibat dari perbuatan mereka!.
Penutup
Ajaklah jemaat untuk berpartisipasi didalam memelihara kehidupan didalam terang
Allah.
Daftar Ayat:
Nats Pembimbing: Mzm 104:33
Berita Anugerah
: Yes 50:4-9a
Nats Persembahan
: Ams 3:9-10
Pujian:
1. Kj, No. 161:1,3,5
2. Kj, No. 188:1,2,4
3. Kj, No. 168a:1
4. Kj, No. 162:1-3
5. Kj No. 169:1-3
53
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Rancangan Khotbah, 5 September 2010
Minggu Trinitas 15
Warna Hijau
Bacaan Alkitab: Matius 20: 29 - 34
BELAS KASIH SEBAGAI BENTUK
KEPEDULIAN SECARA NYATA
Tujuan:
1. Jemaat dapat menaruh kepedulian terhadap yang menderita,
tidak hanya berkata “Kasihan orang itu”
2. Jemaat dapat berbuat sesuatu bagi yang membutuhkan sebagai
bentuk kepedulian bagi sesama, walau sekecil apapun.
PENJELASAN TEKS
Peristiwa penyembuhan orang buta ini terjadi menjelang saat penyaliban Yesus
sebagai bentuk pengorbanan-Nya. Dalam perjalanan yang terakhir masuk ke
Yerusalem, rombongan orang banyak sampai di Yerikho. Tiba-tiba ada
pengemis buta yang duduk meminta-minta. Ia mendengar gemuruh orang yang
lalu lalang dan mendengar bahwa Yesus lewat. Lalu orang itu berteriak minta
belas kasihan kepada Yesus. Dalam Injil Markus dan Lukas ada perbedaan data
mengenai jumlah orang buta dan tempat kejadiannya. Hal ini tidak perlu
dipersoalkan secara serius – yang penting ketiganya menyatakan suatu peristiwa
yang sama. Yaitu perihal tindakan belas kasih dari Yesus justru disaat
penderitaan akan dihadapiNya. Dalam pergumulan yang menyedihkan dan
mencemaskan, Yesus mau peduli dengan orang – orang di sekitarNya (ay. 29,
30).
Lain halnya dengan orang–orang banyak yang mengikut Yesus, mereka
mencegah orang yang meminta-minta itu, tidak ada kepedulian atas orang yang
sedang menderita (ay.31). Seharusnya tidaklah demikian “orang–orang“
banyak itu dalam bersikap terhadap sesamanya (yang menderita).
Yesus tergerak hatiNya melihat orang yang berteriak menyebut namaNya
“Anak Daud kasihanilah kami” sampai 2 kali. Ia merespon apa yang menjadi
keperluan orang buta itu. Inilah wujud kepedulianNya. Ia bukan berbicara:
54
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
“kasihan orang itu?” Melainkan Ia berbelaskasihan dalam perbuatan nyata
yaitu orang buta itu diselamatkanNya (ay.32–34).
Dalam peristiwa Yerikho nampak suatu pemandangan yang bertolak belakang
antara orang–orang banyak yang mengikut Yesus dengan Tuhan Yesus dalam
merespon penderitaan orang lain (orang buta yaang berteriak minta belas
kasihan Yesus). Kepedulian Yesus mestinya menjadi pola/ panutan orangorang yang merasa sebagai pengikut Yesus. Bayangkan orang yang menderita
kebutaan itu; tentu ia sangat merindukan untuk dapat melihat seperti yang
lainnya.
Belas kasihan membuat seseorang tergerak hatinya dan kemudian menyatakan
kepeduliannya. Bukan hanya berbicara…oh kasihan dia ….. Tetapi akan
melakukan sesuatu yang walaupun sekecil apapun.
KONTEKS MASA KINI
1. Besok tanggal 7 September bertepatan dengan Hari Palang Merah
Indonesia. Suatu Badan yang juga merupakan pusat kepedulian bagi
korban-korban yang perlu segera ditolong. Suatu kesempatan yang mulia
dan manusiawi jika kita pun berpartisipasi dalam aktivitasnya. Keterlibatan
setiap orang tanpa memandang latar belakang ras, suku, agama atau
derajatnya,… di sinilah kepedulian kita wujudkan.
2. Bertepatan dengan bulan puasa bagi saudara-saudara umat Muslim sekarang
ini, biasanya jumlah pendonor darah melalui PMI berkurang. Tidak salah
jika di bulan ini kita juga menunjukkan kepedulian kepada sesama yang
membutuhkan dan menggerakkan jemaat untuk ikut peduli dengan donor
darah.
3. Lingkungan hidup dan iklim yang sedang mengalami ketidakstabilan
sehingga banyak terjadi gangguan (bencana alam). Tidak salah kalau dalam
kepedulian bagi sesama menaruh kepekaan atas penderitaan orang lain
melalui bantuan yang nyata bagi yang membutuhkan.
4. Keadaan ekonomi yang mengalami goncangan akibat kenaikkan harga,
khususnya sembako (9 bahan pokok). Dalam rangka mewujudkan
kepedulian pada sesama jemaat menerapkan pola perilaku yang tidak
konsumtif.
5. Pengaruh perkembangan tekhnologi informasi yang makin canggih, namun
masih banyak yang masih “buta” penggunaannya yang tepat sehingga
55
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
banyak disalahgunakan (ingat korban-korban pengguna face book,
Friendship) dan komunikasi dunia maya lainnya. Diperlukan adanya
relawan yang belas kasih dengan peduli untuk menjelaskan norma dan
kaidah etisnya sehingga tidak berdampak negatif.
SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH
Pendahuluan
Mulailah dengan menanyakan kepada jemaat bagaimana reaksi awal mereka
ketika kita menjumpai saudara atau teman, yang meminta-minta, cacat (buta,
misalnya) dengan keadaan yang menyedihkan (memelas)?
Biasanya mereka merespon dengan mengucap …. “jabang bayi” / “amit-amit
jabang bayi”. Ucapan spontan biasanya disertai dengan sedikit terkejut, iba dan
belas kasihan sambil mengelus dada, tetapi tidak berbuat sesuatu. Adakah hal
tersebut sebagai kepedulian? Mungkin ya, tetapi hanya rasa belas kasihan saja.
Isi
Jelaskan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan yang peduli. Kepedulian Yesus
bukan hanya berbentuk ucapan belas kasihan saja yang hanya diucapkan atau
hanya simbol-simbol saja.
Jelaskan bagaimana Yesus Kristus peduli kepada dua orang buta.
Penutup
Yakinkan dan ajaklah jemaat agar menyatakan kepedulian bukan hanya dengan
kata-kata : “kasihan”, tetapi berbuatlah sesuatu.
Nas pembimbing
Berita Anugerah/ Hidup baru
Nas Persembahan
: Yeremia 42 : 10 – 12
: Mazmur 122 : 4 – 6
: Galatia 6 : 9, 10.
Nyanyian Pujian
1. KJ 242
: 1,4
2. KJ. 39
: 1,2,3
3. KJ. 426
: 1,3
4. PKJ. 15
:1
5. PKJ 232
: 1, 2, 4
6. PKJ. 179
: 1, 2
56
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Rancangan Khotbah, 12 September 2010
Minggu: Trinitas 16
Warna Hijau
Bacaan Alkitab: Mazmur 116:1-9
MEMELIHARA ORANG-ORANG
YANG SEDERHANA
Tujuan:
Jemaat mampu mengembangkan pola hidup yang sederhana dan menjadi
teladan bagi banyak orang sebagai wujud nyata ungkapan syukur bagi Tuhan
Juru selamat dunia
PENJELASAN TEKS
Sebagai sebuah nyanyian pribadi yang sangat khusus dan di tengahtengah suasana ibadah, demikian Mazmur ini dikumandangkan/ dicatat.
Meliputi sebuah kesaksian penebusan Ilahi yang dialami secara pribadi,
sehingga sepantasnya untuk memberikan persembahan syukur (ayat 17).
Ada 3 (tiga) bagian/ bait dari Mazmur yang merupakan subtema dari
keseluruhannya:
1. Ayat 1-9, tentang bagaimana pemazmur mengalami tindakan kasih
Allah secara nyata.
2. Ayat 10-14, sebuah pengakuan akan keselamatan yang datang dari
Tuhan saja; ini berarti bahwa mengandalkan manusia akan sia-sia saja.
3. Ayat 15-19, kerinduan pemazmur untuk menyatakan syukur atas
keselamatan yang Allah anugerahkan.
Ayat 1-9 dari Mazmur 116, menjadi bagian yang menentukan munculnya
ungkapan di bagian kedua (ayat 10-14) dan bagian ketiga (ayat 15-19).
Dalam keadaan yang tertekan hidupnya, oleh tali-tali maut, demikianlah
keadaan yang dirasakan oleh Pemazmur (ayat 3). Tuhan mau mendengar
dan menyendengkan telinga-Nya atas doa yang diserukan, itulah kasihNya yang nyata dialami (ayat 1,2).
57
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Ungkapan “tidak akan berhenti berseru kepada Tuhan” merupakan
pengakuan atas keterbatasan dan ketidakberdayaan/ kelemahan, dan
kesederhanaan-nya, sehingga ia hanya mau bergantung kepada Tuhan
Allah-nya, Allah yang penuh kasih dan sayang. Tuhan memelihara
orang-orang sederhana; inilah yang memberanikan Pemazmur juga
menghampiri tahta anugerah yang menyelamatkan (ayat 4,5 dan 6)
Pengalaman yang tak terkirakan itulah yang menenangkan jiwanya dan
bertekad untuk senantiasa berjalan di hadapan Tuhan, untuk hidup yang
bukan sebagai permainan maut (ayat 8-9).
Pengalaman rohani Pemazmur ini, mengkondisikan bagaimana ia yang
sedang dalam pergumulan berat itu, tetap yakin dan percaya bahwa hanya
karena kasih karunia, anugerah dan pertolongan-Nya dapat terbebaskan
dari beban maut yang begitu menekan hidupnya. Hal itu sebagai
tindakan Allah yang sangat memperhatikan dan memelihara orang-orang
yang sederhana ( ayat 6).
Orang sederhana dalam konteks pemberitaan Mazmur ini, mengacu pada
orang muda dan belum berpengalaman, yang kurang memiliki prinsipprinsip pembimbingan hidup yang benar untuk kehidupan ini. Betapa
masih polosnya dan belum mempunyai gagasan-gagasan yang mulukmuluk, atau teori-teori filosofi kehidupan, tetapi yang hanya
mengandalkan pada pemeliharaan Tuhan-nya saja. Ia yakin dengan
ketulusan dan kemurnian hatinya akan pertolongan Tuhan. Tuhan
memelihara orang-orang sederhana…. aku sudah lemah, tetapi
diselamatkan-Nya aku...
KONTEKS MASA KINI


Dunia kita yang makin tua, begitu banyak tantangan hidup yang
menghantarkan kepada maut. Misalnya: iklim musim yang tidak
menentu dan sulit diperhitungkan, membawa dampak pada para petani
yang berkebun atau bertani.
Tindak kekerasan yang sering terjadi dalam kehidupan rumah tangga
(KDRT). Hanya gara-gara beberapa peser uang, keributan terjadi
bahkan tidak jarang berbuntut pada maut.
58
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS





Adanya produk-produk konsumsi yang membahayakan (zat pewarna,
zat yang mengandung racun, formalin) atau juga dipalsukan hanya
karena ingin mendapatkan keuntungan banyak … (bisa cari contohcontoh lain).
Dalam dunia kesehatan dibidang pelayanan medis tidak jarang orang
yang mengharapkan sembuh tetapi malah sebaliknya. Disebabkan oleh
karena terapi yang tidak pas (malpraktek), obat-obatan yang dipalsukan
oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Bahkan Narkoba yang
seharusnya untuk tujuan medis, tetapi diperjualbelikan tanpa batas,
sehingga menimbulkan bencana maut.
Sarana produksi dalam dunia pertanian yang ditawarkan dengan
promosi/ iklan yang aduhai hebat dan menggiurkan ternyata setelah
dipergunakan sangat berbeda dengan apa yang diiklankan. Bukan
keuntungan tetapi kehancuran (pupuk palsu, sarana pembasmi hama
palsu).
Sarana transportasi (darat, laut, udara) yang semakin canggih ditambah
maraknya dunia maya (face book, friendster, internet) begitu rentan
terhadap ancaman maut juga. Korban pelecehan seksual dan anak gadis
yang dilarikan pasangan facingnya. Inipun tidak terlepas dari ancaman
maut.
Cari contoh lainnya di sekitar pengkotbah berkaitan dengan peristiwa
yang sedang terjadi
SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH
Pendahuluan
Berikan suatu gambaran/ ilustrasi (bisa dongeng/ cerita) ungkapanungkapan/ peribahasa kuno atau modern yang mengandung pesan
kesederhanaan. Bahwa kesederhanaan itu membuahkan kenyamanan
hidup, ketenangan jiwa, sehingga yang mengalami menjadi lega dan
segar bugar. Bisa juga diambil dari konteks masa kini, pilihlah salah satu
yang menjadi fokus sesuai dengan konteks anda.
Isi
Kaitkan dengan teks (penjelasan teks) dan tafsiran tentang “orang –
orang sederhana” yang dipelihara oleh Tuhan. Latar belakang Pemazmur
59
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
menyanyikan nyanyian pribadinya, ketika mengalami kejadian yang
diakui sebagai karunia dan kasih Tuhan nyata menyelamatkan.
Akhiri dengan menekankan ajakan seperti pada tujuan dari pesan
perenungan firman Tuhan tersebut :
- Jemaat mampu mengembangkan pola hidup yang sederhana.
- Sehingga menjadi keteladanan bagi banyak orang.
- Semua itu sebagai wujud nyata ungkapan syukur bagi kemuliaan
Tuhan Juru Selamat dunia, dan mendatangkan kelegaan jiwa.
Nas Pembimbing
Berita anugerah
Nas Persembahan
: Amsal 3: 5-8
: Matius 20 : 26-28
: 2 Kor. 9: 11,12
Nyanyian pujian
:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
KJ 244 : 1, 2, 3
KJ
45 : 1, 3, 4
KJ. 378 : 1, 4, 6
PKJ. 198 : 1
PKJ. 131 : 1, 2, 3
PKJ. 145 : 1, 3
60
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Rancangan Khotbah, 19 September 2010
Minggu Trinitas 17
Warna Hijau
Bacaan: Mazmur 34: 12 -23
Nast : Mazmur 34 : 15
HIDUP DALAM PERDAMAIAN
Tujuan:
1. Jemaat memahami arti/ makna perdamaian.
2. Jemaat selalu berupaya mewujudkan hidup dalam perdamaian.
LATAR BELAKANG
Kitab Mazmur merupakan kitab yang berbentuk sajak/ puisi, pujian, doa
dan permohonan kepada Allah, yang merupakan ungkapan pergumulan,
pengalaman hidup orang beriman yang dikumpulkan dan dibukukan dalam
Alkitab dipakai dalam peribadatan sebagai Nyanyian doa dan pengajaran
bagi umat Israel.
Kitab Mazmur terdiri dari lima tema besar, Mazmur 34 merupakan bagian
tema besar pertama yakni Mazmur 1 – 40 yang bertema “Jalan orang
benar dan jalan orang fasik”.
Mazmur 34:1-15 ditulis oleh Raja Daud dan digunakan untuk mengajar
umat Israel. Daud mengajar umat Israel bukan hanya berdasarkan
pengetahuan teori semata melainkan berdasarkan pengalaman hidupnya,
Kehidupan manusia selalu diperhadapan dengan dua pilihan yaitu jalan
orang benar dan jalan orang fasik, kehidupan Daud penuh liku-liku jatuh
bangun dan tidak luput dari kesalahan. Daud adalah putra bungsu Isai, ia
diurapi Nabi Samuel sebagai calon pengganti Saul setelah Allah tidak
berkenan lagi pada Saul yang tidak mentaatiNya. Ia dipilih Allah bukan
karena kegagahan dan ketampanannya (karena Daud tubuhnya kecil mungil
dan bermuka kekanak-kanakan), tetapi karena ia selalu mengandalkan
pertolongan Allah (mempunyai rasa takut akan Tuhan). Rasa takut akan
Tuhan itu selalu ia lantunkan dalam nyanyian pujian syukur dengan iringan
kecapi. Oleh karena kepiawaiannya menyanyi dan memainkan kecapi
61
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
tersebut maka Daud diangkat menjadi biduan istana yang harus selalu siap
menghibur Saul dikala Saul gundah - resah sebab Roh Tuhan telah undur
dari dirinya. Setiap kali Daud melantunkan pujian dengan kecapinya Saul
merasakan rasa tentram dan damai (hal yang dibutuhkan Saul dan
hanya didapatkan bila ia berdamai dengan Allah tetapi tidak ia lakukan).
Selanjutnya rasa takut akan Tuhan itu Daud ungkapkan pada saat Raja Saul
dan segenap bangsa Israel mengalami ketakutan ditengah medan
pertempuran memghadapi Goliat dan segenap tentara Filistin dengan penuh
berani Daud berkata kepada Saul: “ Tuhan yang melepaskan aku dari
cakar singa dan beruang, Dia juga yang melepaskan aku dari tangan orang
Filistin itu” Lalu Saul mempersilahkan Daud untuk maju berperang, berkat
pertolongan Allah
dengan senjata umban dan batu Daud berhasil
merubuhkan Goliat. Kemenangan demi kemenangan selalu diperoleh Daud,
berita tersebut seharusnya menyenangkan hati Saul tetapi kenyataannya
tidak. Ia malah marah terbakar rasa iri dan selalu berusaha membunuh
Daud. Rancangan-demi rancangan disusun oleh Saul agar dapat membunuh
Daud, antara lain :
1. Saul berupaya dengan tipu daya supaya Daud terbunuh oleh tangan
bangsa Filistin, ia berjanji akan memberikan putri sulungnya Merab menjadi
isterinya, bila Daud dapat mengalahkan banyak musuh (Saul bermaksud
supaya Daud terbunuh sewaktu berperang, tetapi kenyataannya Daud malah
menang) Saul ingkar janji, Merab tidak jadi diberikan kepada Daud tetapi
diberikan kepada Adriel orang Miloha.
2. Saul tahu putrinya, Mikhal jatuh cinta pada Daud, maka ia berupaya
menjerat Daud untuk dijadikan menantu dengan mas kawin 100 kulit khatan
bangsa Filistin. Ternyata Daud berhasil membunuh dan menyetor 200 kulit
khatan bangsa Filistin. Kemenangan Daud tersebut menambah kebencian
Saul, secara diam-diam Saul menyuruh anak buahnya untuk membunuh
menantunya dikamar pengantin malam hari tetapi Mikhal meloloskan Daud
lewat jendela (cinta kasih suami isteri telah menyelamatkan Daud).
3. Saul merencanakan membunuh Daud pada saat perjamuan makan awal
bulan keluarga Raja, upaya itu gagal berkat kerjasama persahabatan/
pertemanan/ perdamaian antara Daud dan Yonatan. Yonatan memberi tanda
dengan anak panah supaya Daud meloloskan diri karena raja berupaya akan
membunuhnya
62
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
4. Saul dengan pasukannya terus-menerus mengejar Daud untuk dibunuh,
sehingga Daud harus melarikan diri tanpa membawa bekal, kelaparan dan
lari ke daerah Nob tempat imam Abimelekh untuk mendapatkan makanan,
ia mendapat makanan Roti kudus (Roti sajian Kemah Allah Mazmur ( 34:1),
5. Karena di Nob ada anak buah Saul yang melaporkannya, maka Daud
terpaksa melarikan diri ke Gat kawasan daerah musuh tempat tinggal orang
Filistin, sehingga memaksa Daud untuk berpura-pura gila agar aman dari
dendam orang Filistin. Hidup dalam kepura-puraan tidak membawa rasa
aman, sehingga Daud berusaha menjalin perdamaian dan pertemanan
dengan Raja Akhis (raja bangsa Filistin). Sikap hidup Daud yang baik
tersebut menjadikan Daud diterima bangsa Filistin
6. Raja-raja Filistin yang lain khawatir bila terjadi lagi peperangan antara
bangsa Israel dan bangsa Filistin, maka Daud nantinya akan berbalik
memusuhi bangsanya. Oleh karena itu Daud disuruh kembali.
7. Setelah kembali ke tanah Israel maka ditempat-tempat pelarian dan
persembunyian Daud menggalang perdamaian-persahabatan dengan
segenap umat Israel. Daud harus mampu hidup dari alam; Akhirnya Daud
mempunyai pasukan dan tangan Tuhan telah menyerahkan Saul kepadanya
sampai dua kali, tetapi Daud tidak mau membunuh Saul Raja yang telah
menerima urapan Tuhan itu. Sebaliknya Daud berusaha mewujudkan
kasihnya, damainya kepada Saul dengan tanda memotong punca jubahnya.
8. Raja Saul tewas bunuh diri sewaktu terdesak dikejar tentara Filistin.
Akhirnya Daud diangkat menjadi Raja Israel namun dipuncak kejayaannya
Daud jatuh dalam dosa karena menginginkan Batsyeba, isteri Uria untuk
dijadikan isterinya. Karenanya ia melakukan tipu daya untuk mendapatkan
Batsyeba dengan cara mengangkat Uria menjadi panglima perang dan
menjadi umpan agar mati di peperangan. Keinginannya terpenuhi, akal
bulusnya tertutup rapat-rapat.
9. Kejatuhan Daud berakibat pada gagalnya Daud membina keluarga dan
ank-anaknya: Amnon telah memperkosa Tamar, adik tirinya sehingga
Absalom, kakak Tamar memendam dendam kesumat pada Amnon. Dua
tahun kemudian terjadilah tragedi pembunuhan Amnon beserta seluruh anak
laki-laki raja oleh Absalom dan pengikutnya pada pesta panen
pengguntingan bulu domba (bahan kain) yang diadakan oleh Absalom.
Absalom kemudian melarikan diri, memberontak terhadap orang tuanya.
63
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
10. Tuhan Allah memulihkan Daud melalui peringatan yang dilakukan oleh
Nabi Natan kepadanya, Daud menyesali dosanya dan bertobat: kembali
hidup dengan takut akan Allah
Konteks kitab Mazmur dapat dipahami melalui pembacaan penggalian
dari kitab 1 Samuel 13 s/d 2 Samuel keseluruhan.
PENJELASAN TEKS
1.
Mazmur 34:1-12 Daud menceritakan pengalaman hidupnya yang selalu
mendapat pertolongan Allah
2. Mazmur 34:12-15 berisi ajakan/ pengajaran yang disampaikan oleh raja
Daud kepada masyarakat Israel yang merupakan generasi penerus umat
pilihan Allah
Adapun isi ajarannya adalah:
- Siapa yang ingin hidup tentram, damai dan berumur panjang
harus takut akan Allah (ayat 12,13)
- Kehidupan yang takut akan Allah dilakukan dengan cara
menjaga angan-angan/ pikiran, perkataan dan perbuatan dari
hal-hal yang jahat (ayat 14 menjaga lidah dari yang jahat)
- Hidup dengan jujur dan benar: mengatakan apa adanya, tidak
suka berbohong atau melakukan tipu daya.(ayat 14 b)
- Indikator kehidupan yang takut akan Allah (jauhi kejahatan dan
lakukan yang baik) harus diwujudkan melalui perdamaian
dengan semua pihak (damai dengan Allah, penguasa, musuh,
bangsa, alam sekitar dan keluarga) yang harus diupayakan
sampai berhasil meski menghadapi berbagai tantangan,
3. Mazmur 34: 16 - 23
Menceritakan jaminan dari Allah yang dirasakan oleh Daud. Mereka
yang hidup dalam kebenaran, kejujuran dan kedamaian walaupun
sama-sama menghadapi tantangan tetapi Allah berkenan menjadi
sumber pertolongannya.
KONTEKS MASA KINI
1. Tanggal 21 September merupakan peringatan hari Damai Internasional.
Ditengah peringatan hari damai internasional baik dalam lingkup
64
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
internasional, nasional maupun lokal masih sering terjadi peperangan
antar bangsa, ras, suku, agama, desa, pelajar dan hal tersebut merupakan
pengalaman pahit yang kita alami.
Globalisasi mengakibatkan persaingan yang semakin ketat di pelbagai
sektor, sehingga terjadi kecenderungan menghalalkan segala cara,
sensitifisme agama, ras, suku dan bahasa sering dipakai sebagai alat
untuk mencapai kesuksesan sepihak.
Terjadinya pemanasan global, perubahan musim dan berbagai bencana
alam akibat pengrusakan alam oleh manusia menyebabkan alam kurang
bersahabat.
Walaupun situasi peperangan- perpecahan- perselisihan masih sering
kita lihat namun kita patut bersyukur kita memiliki lembaga PBB yang
tetap eksis mewujudkan perdamaian dunia untuk itu harus kita dukung
dan doakan.
Kita juga patut bersyukur walaupun kita hidup dalam keberagaman
namun kita memiliki falsafah hidup Bhineka Tunggal Ika yang harus
tetap kita pegang dan perjuangkan.
Adanya SK Menteri Agama 1974 tentang perlu diwujudkannya trilogi
kerukunan umat beragama.
Tumbuhnya gereja-gereja baru bukan karena pertumbuhan tetapi
diakibatkan perpecahan kepemimpinan, ketidakcocokan dengan pendeta
atau calon pendeta.
Minggu ini merupakan minggu trinitas yang ke-17 dengan simbol warna
hijau (jalan terus) artinya gereja dituntut untuk tetap menjalankan tugas
panggilannya.
Dua minggu lagi kita memasuki masa penghayatan hidup berkeluarga
SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH
Pendahuluan
Uraikan dalam pendahuluan peribahasa “rukun agawe santoso crah agawe
bubrah” atau “bersatu kita teguh bercerai kita runtuh” menandakan
masyarakat ingin hidup dalam perdamaian. Untuk masuk dalam tema hidup
dalam perdamaian pakailah contoh pengalaman hidup sehari-hari.
65
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Isi
Ajak jemaat mendalami pergumulan dan pengalaman hidup Daud dengan
uraian dari latar belakang (untuk memperdalam baca kitab 1 Samuel 13 s/d
2 Samuel keseluruhan)
Sampaikan penjelasan tentang arti thema "hidup dalam perdamaian”
berdasarkan penjelasan teks Mazmur 34: 12–15, serta jaminan yang akan
dirasakan bagi orang yang berusaha dalam perdamaian (ayat 16–23)
Pilih konteks masa kini yang sesuai dengan kondisi setempat, tanyakan hal
apa yang sudah baik dan patut dipertahankan, dan hal apa yang masih
kurang dan patut diperjuangkan dalam mewujudkan hidup dalam
perdamaian.
Penutup
Pilihlah salah satu konteks masa kini agar jemaat dapat menerapkan nilai
perdamaian itu hadir di dalam masyarakat.
Yakinkan jemaat untuk selalu berupaya mewujudkan hidup dalam
perdamaian, dengan membayangkan kesulitan apa yang akan kita alami bila
perselisihan/ keretakan tetap kita biarkan.
Ajaklah jemaat mengalami betapa indahnya hidup dalam suasana damai,
Berbahagialah orang yang membawa damai karena mereka akan disebut
anak-anak Allah (Matius 5: 9)
Nats pembimbing
Berita anugerah
Nats persembahan
Nyanyian
1. KJ 71 : 1 – 3
2. KJ 369 : 1.3
3. KJ 454 : 1,2
4. KJ 249: 1,2
5. KJ 439: 1,3,4
6. KJ 376: 1 - 3
: Matius 5: 9
: 2 Korintus 5 : 19
: Matius 5: 24
PKJ 13
PKJ 2
PKJ 15
PKJ
PKJ 4
PKJ 267
66
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Rancangan Khotbah, 26 September 2010
Minggu Trinitas 18
Warna Hijau
Bacaan: I Petrus 3: 13–22
NYATAKAN PENGHARAPANMU
KEPADA SEMUA ORANG
Tujuan:
1. Jemaat selalu menyandarkan pengharapan hidupnya kepada
Kristus.
2. Jemaat mampu dan berani menyatakan pengharapan hidupnya
secara benar dan baik.
LATAR BELAKANG
Kerangka surat 1 Petrus:
1. Pendahuluan 1 Petrus1: 1-2
2. Nasehat supaya mengingat bahwa Tuhan telah menyelamatkan
manusia 1 Petrus 1: 3 - 12
3. Nasehat supaya tetap hidup kudus untuk Allah 1 Petrus 1: 13 2: 10
4. Kewajiban orang Kristen dalam menghadapi penderitaan 1
Petrus 2 : 11 – 4 : 19
5. Kerendahan hati dan pelayanan orang Kristen 1 Petrus 5 : 1 -11
6. Penutup 1 Petrus 5: 12 - 14
Surat 1 Petrus ditulis oleh Rasul Petrus, ditujukan kepada segenap orang
percaya yang tersebar di Bitinia, Kapadokia, Galatia bagian utara Asia
kecil (tepi laut hitam Turki sekarang). Surat ini bertujuan menguatkan
para pembacanya sebagai pendatang yang sering mengalami berbagai
penderitaan dan tekanan karena iman percaya mereka kepada Kristus.
Oleh karenanya Rasul Petrus menasehati mereka bahwa mereka telah
dipilih sebagai umat pilihan Allah. Ia juga menasehati mereka untuk
67
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
mengingat bahwa Kristus telah rela menderita dan mati menyelamatkan
mereka. Karenanya mereka harus hidup kudus, melakukan kewajibannya
sebagai pengikut Kristus dengan rendah hati kepada semua orang.
PENJELASAN TEKS
Ayat 13, 14 Rasul Petrus yakin akan kedaulatan Allah dengan
keadilanNya. Dengan pertanyaan retoris (tidak membutuhkan jawaban) :
“dan siapakah yang akan berbuat jahat terhadap kamu, jika kamu rajin
berbuat baik? Ia menjelaskan bahwa kemungkinan mendapatkan aniaya
sangat kecil bagi orang yang menyatakan kebenaran Kristen. Memang
mungkin saja mendapati tantangan atau aniaya tetapi hal tersebut tidak
merugikan bahkan dapat membawa berkat karena itu jemaat jangan
gentar untuk melakukannya.
Ayat 15, 16 dan 17 Iman percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Tuhan
dan Juru selamatnya harus berdasarkan kesadaran yang mendalam/
sungguh–sungguh serta harus selalu siap bersaksi kapan saja, kepada
siapa saja dan dimanapun berada tentang pengharapannya berdasarkan
imannya. Kesaksian yang disampaikan dengan lemah lembut, sabar,
tulus dan hidup saleh berdasarkan Kristus sehingga mampu menghadapi
aniaya dan fitnah.
Ayat 18, 19 dan 20 Penderitaan Kristen adalan penderitaan untuk
menyatakan kebenaran yang merupakan kehendak Allah seperti yang
telah diteladankan Yesus sendiri. Karena melakukan kebenaran yang
dikehendaki Allah, maka Kristus harus mengalami aniaya hingga mati.
Namun justru oleh karena kematian dan kebangkitannya membawa
keselamatan bagi seluruh umat manusia (baik manusia sejak zaman
sebelum Nuh hingga kini). Yang menerima/ percaya akan karya
keselamatan itu hanya sedikit yaitu mereka yang telah menerima tanda
baptis (kiasannya 8 orang pada zaman Nuh).
Ayat 21, 22 baptis dimaknai bukan sebatas penebusan dosa dari kenajisan
jasmani saja melainkan memperbaharui hidup dalam Kristus yang nyata
dalam kehidupan sehari-hari sehingga segala lidah dan mulut mengaku
Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.
68
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
KONTEKS MASA KINI
1.
2.
3.
Pada saat ini kita memasuki era globalisasi yaitu era dimana
kehidupan tidak lagi ditentukan oleh batasan geografis saja, melainkan
terjadi saling ketergantungan, saling membutuhkan dan saling
mempengaruhi, seolah dunia merupakan suatu kesatuan yang kecil,
tidak luas lagi. Proses globalisasi dipicu oleh pengaruh perkembangan
industrialisasi, modernisasi, dan tekhnologi informasi yang begitu pesat.
Siapa yang unggul yang mampu mengemas, menginformasikan secara
baik dan cepat akan dapat tempat dan menindas yang lemah. Dampak
positif dari globalisasi yaitu manusia mendapatkan berbagai
kemudahan-kemudahan, sesuatu yang dulu tidak mungkin menjadi
mungkin. Contoh berkat internet seseorang mampu memperluas area
pemasaran produk dagangannya ke manca negara dari satu tempat
tanpa dia harus pergi ke manca negara. Globalisasi juga menimbulkan
dampak negatip yaitu pesatnya pengaruh perkembangan industri
pornografi, pornoaksi, kejahatan elektronik (pembobolan kartu ATM)
dan berbagai kejahatan baik lokal, nasional maupun internasional.
Sebagai umat percaya kita ditempatkan dan ditugaskan untuk
menyatakan pengharapan kita dibumi Sumbagsel pada khususnya dan
Indonesia pada umumnya. GKSBS ditempatkan pada sebuah konteks
kebebasan kehidupan beragama dijamin oleh UUD 1945 dan Pancasila,
walaupun dalam prakteknya kita sering menghadapi hambatan dan
tantangan
contohnya dalam pendirian gereja, sering dihambat
perizinannya, bahkan dirusak dan dibakar. Hal tersebut merupakan
resiko karena kita hidup dalam masyarakat plural ada yang memiliki
paham fanatisme sempit, sementara di sisi lain ada pihak-pihak yang
menghalalkan segala cara untuk mencapai
tujuannya dengan
memanfaatkan sensitivisme agama, suku, bahasa dan ras.
Apresiasi patut kita berikan kepada para zendeling/ misi yang telah
mampu dan berani menyatakan pengharapan Kristen melalui budaya,
pelayanan kesehatan, pendidikan yang mempunyai andil dalam
meningkatkan kesejahteraan masyakat dan kecerdasan kehidupan
bangsa sehingga mereka merasakan sentuhan Kristus. Ada yang
terpanggil menjadi Kristen dan ada yang menjadi partisan. Beberapa
tokoh yang perlu diceritakan sejarah perjuangannya dalam pemberitaan
69
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
4.
5.
Injil kepada generasi masa kini yaitu: bagaimana Nomensen dengan
Raja Lumban Tobing melalui budaya, kesehatan dan pendidikan
mampu menjadikan agama Kristen menjadi agama Batak dan menjadi
suku yang maju, Collen, Paulus Tosari, Nyi/ Ki Dasimah melalui
budaya mampu menumbuhkah komunitas–komunitas Kristen embrio
GKJW. Demikian juga Kiai Tunggul Wulung, Kiai Sadrach di Jawa
Tengah, Yosef Kam menjadi rasul Maluku, Kristen menjadi agama
Ambon jemaat Maluku melakukan missi ke Indonesia tengah dan
timur, dan perlu kita ingat pula Pdt Harjo Wasito bersama Pdt. Siswo
Dwidjo pelopor membina jemaat transmigran di SUMBAGSEL melalui
pelayanan sosek, kesehatan dan Pendidikan YPKSS, YPKL mencapai
kecemerlangan di era Tahun 1950 s/d 1990 an.
Namun kita patut merasa prihatin karena kesiapan jemaat/ gereja
untuk menindaklanjuti program-pelayanan yang telah dilakukan
tersebut sangat kurang, sehingga banyak sekolah/ RS Kristen yang
merosot bahkan gulung tikar. Hal ini terjadi karena anggota gereja
sering dilayani, dipikirkan, terlambat bertumbuh untuk melayani,
jemaat cenderung memikirkan ritual ibadah, lemah memikirkan
tugasnya (masih adakah anggaran Gereja untuk yayasan?).
Ditengah upaya mempertahankan hidup, Yayasan Kristen menghadapi
tantangan baru yaitu UU SISDIKNAS yang mengharuskan setiap
sekolah harus memberikan pendidikan Agama sesuai Agamanya, UU
tersebut sering dianggap sebagai suatu ancaman bagi identitas sekolah
Kristen. UU tersebut hendaknya dipandang sebagai tantangan, justru
sekolah Kristen dapat mensiasati dengan memberikan pengajaran
seluruh agama yang ada Indonesia sehingga siswa yang dapat
menghargai keberagaman.
SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH
Pembukaan
Awali khotbah dengan ilustrasi: perintah Tuhan Yesus untuk cerdik seperti
ular dan tulus seperti merpati. Berikanlah pengertian tentang arti cerdik
seperti ular yang artinya kemampuan seseorang untuk menggunakan
kepandaiannya (pikirannya) sedangkan seperti ular artinya mampu
memperdayakan pihak lain untuk mengikuti kemauan kita biasanya
70
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
konotasinya negatip/ merugikan. Lanjutkan dengan menjelaskan ketulusan
seperti merpati, maksudnya pihak lain menjadi menurut tetapi tidak
merugikan justru mendatangkan keuntungan berkah bagi orang lain.
Isi
Hubungkan perintah cerdik seperti ular tulus seperti merpati dengan bacaan.
Bagaimana orang jemaat Kristen dalam masyarakat Galatia, Bitinia, Pontus
dan Kapadokia, dengan memasukkan latar belakang.
Masukkan penjelasan ayat per ayat nasehat rasul Petrus untuk tidak gentar
dalam menyatakan pengharapan Kristen di tengah keadaan tertekan.
Hubungkan nasehat rasul Petrus dengan jemaat masa kini dengan mengkaji
konteks, walaupun menghadapi tantangan dan hambatan, berdasarkan
pengalaman sejarah bisa diatasi dengan tindakan.
Penutup
Tekankan dan yakinkan agar jemaat selalu hidup dalam pengharapan
Kristus, di lingkungan tempat kita tinggal, tempat kerja bahkan menjangkau
ketempat lain yang lebih jauh dengan memanfaatkan kecanggihan tehnologi.
Ajaklah jemaat untuk dapat menemukan kembali makna pengharapan yang
mendorong orang hidup dalam kebenaran yang murni.
Nats Pembimbing
Berita Anugerah
Nats Persembahan
Pujian :
1. KJ : 9
2. KJ : 19
3. KJ : 444
4. KJ : 320
5. KJ : 433
6. KJ : 432
: Matius 10 : 16
: 1 petrus 1: 21
: Efesus 5 : 2
PKJ 22
PKJ 23
PKJ 117
PKJ 255
PKJ 274
PKJ 184
71
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
MATERI KHOTBAH
PADA BULAN OKTOBER 2010
MEMAKAI BAHAN
MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA
GKSBS TAHUN 2010
72
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Rancangan Khotbah, 7 Nopember 2010
Minggu Trinitas 24
Warna Hijau
Bacaan: 2 Raja-raja 7: 1–16
LIHAT SEKITAR KITA
Tujuan:
Jemaat berani untuk keluar dari rasa takut akan adanya anggapan
negatif dan termotivasi untuk menjadi “pahlawan-pahlawan" bagi
sesama.
DASAR PEMIKIRAN
Beberapa hari lagi pada tanggal 10 Nopember 2010, kita akan
memperingati hari Pahlawan. Bicara mengenai pahlawan, umumnya
orang menghubungkan pahlawan dengan orang-orang yang gagah
perkasa di medan perang, mengangkat senjata, tak kenal lelah dan
pantang menyerah serta berusaha sekuat tenaga untuk menghalau musuh
dan mempertahankan tanah airnya.
Istilah pahlawan yang lain dikaitkan juga dengan profesi-profesi tertentu
misalnya guru.
Diperhadapkan dengan konteks masa kini, agak menyulitkan bagi kita
untuk menemukan sosok pahlawan yang sesuai dengan pemahaman
diatas. Mengapa? Karena kita tidak hidup dalam zaman peperangan dan
tidak semua orang punya keahlian/ kemampuan tertentu yang
menempatkannya dalam suatu jalur profesi tertentu. Untuk memudahkan
kita mengartikan sosok pahlawan salah satunya dengan melihat latar
belakang tindakannya. Salah satu ciri yang mendasar dari seorang
pahlawan adalah ia "menyelamatkan" kehidupan orang lain meski dalam
kondisi yang terbatas bahkan dengan mengorbankan hidupnya sendiri.
Keluar dari situasi atau kondisi yang membatasi kita untuk berbuat lebih
bagi orang lain itulah sosok seorang pahlawan. Sebagai orang Kristen,
73
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
kita dipanggil dan disuruh untuk berjiwa seorang pahlawan: pergi dan
berbuah bagi Kristus. Bagaimana kita menyikapi panggilan kita untuk
membuat mereka yang berada dalam kondisi “kritis” bisa menemukan
kembali hidupnya dan menjalaninya dengan penuh makna.
PENJELASAN TEKS
Ketika Benhadad, raja Aram mengepung Samaria maka terjadilah
kelaparan yang sangat hebat di Samaria. Orang berbuat apa saja untuk
mempertahankan hidup bahkan memasak dan memakan anaknya sendiri
(2 Raja-raja 6: 28-29).
Elisa, sang Abdi Allah menubuatkan bahwa besok hari Tuhan akan
membalikkan keadaan dimana sesukat tepung yang terbaik akan berharga
sesyikal (1 sukat = 12 syikal (2 Raja-raja 7: 1). Pernyataan Elisa terasa
sangat janggal bagi perwira, ajudan raja. Bagaimana mungkin keadaan
masyarakat langsung berubah drastis keesokan hari dimana orang dapat
dengan mudah menemukan bahan makanan?
Apa yang disampaikan oleh Elisa, sang abdi Allah memang terbukti
terjadi keesokan hari. Apa yang mustahil, justru terjadi. Keadaan justru
berbalik 180 derajat dan menjadi mungkin lewat 4 orang kusta.
Merekalah yang tampil sebagai pahlawan dan membalikkan keadaan
yang ada serta mewujudkan apa yang difirmankan Allah lewat Elisa.
Kepahlawanan mereka nyata dalam 2 hal:
1. Berani keluar dari ketakutan dan mau berbuat sesuatu.
Bagi orang Israel mereka yang menderita penyakit kusta dianggap najis/
tidak tahir oleh karena itu mereka harus tinggal terasing, di luar kota/
perkemahan. Mereka harus berpakaian yang cabik-cabik, rambutnya
terurai dan menutupi muka. Bila berpapasan dengan orang lain mereka
harus berteriak: najis, najis (band. Im.13:45). Tujuannya supaya
keberadaannya diketahui sehingga tidak menulari orang lain disekitarnya.
Keempat orang kusta ini memutuskan untuk masuk ke dalam
perkemahan orang Aram dengan pertimbangan: mereka masuk ke dalam
kota merekapun akan mati karena sedang ada kelaparan yang hebat,
sementara bertahan ditempat merekapun juga akan mati, siapakah yang
74
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
masih peduli dengan nasib mereka?
Sama saja tak ada yang
menguntungkan bagi mereka. Oleh karena itu hanya tersisa satu jalan:
menyeberang, memasuki perkemahan pasukan Siria.
Sementara
penduduk kota tinggal dalam rumah masing-masing karena ketakutan,
keempat orang kusta tersebut memutuskan untuk mengambil resiko yang
besar dengan masuk dalam kemah tentara Aram. Keempat orang kusta
ini berani menghadapi jumlah tentara yang lebih besar dengan kekuatan
yang lebih memadai (ada kuda yang memudahkan mereka dalam
bergerak). Tindakan yang teramat berani dan hanya mampu dilakukan
oleh mereka yang berjiwa pahlawan. Ciri kepahlawannya bukan terletak
pada keperkasaan atau kemampuan untuk mengalahkan musuh dalam
jumlah yang besar. Tetapi kepahlawanan mereka ditunjukan lewat
keberaniannya bertindak, berani merintis tindakan. Banyak orang
berhenti pada analisa begini begitu, begini susah begitu rumit dan hanya
berputar-putar pada analisa. Tidak sampai pada merintis tindakan nyata
lewat kemungkinan-kemungkinan yang tersedia untuk menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain. Keempat orang kusta ini
mampu memanfaatkan kekurangannya sebagai kekuatan untuk
melakukan tindakan bermakna.
2. Tidak berorientasi pada kepuasan diri semata sebaliknya mampu
berbagi.
Keempat orang kusta tersebut masuk dalam kemah tentara Aram, mereka
makan dan minum serta mengangkut emas perak dan pakaian dari
kemah-kemah yang ada dan menyembunyikan. Kemudian mereka sadar
bahwa apa yang dialami saat itu adalah suatu kabar baik yang semestinya
juga diketahui oleh semua orang. Mereka tidak hanya menikmati sendiri
sampai puas atau menyimpannya sebagai cadangan/ stok makanan
mereka untuk jangka waktu tertentu meskipun kesempatan terbuka lebar
bagi mereka (tidak ada yang tahu apa yang mereka temukan karena
semua penduduk tinggal dirumah masing-masing dalam ketakutan yang
besar terhadap pasukan Aram). Sebaliknya justru menyampaikan
informasi kepada Raja dan itu berarti bahwa apa yang ditemukan (bahan
makanan maupun harta benda lain) tidak hanya digunakan mereka sendiri
tetapi juga dibagi-bagi dengan penduduk kota lainnya.
75
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Padahal apa yang mereka lakukan tidak akan mengembalikan status/
kedudukan sosial mereka dalam masyarakat. Sederhananya tidak ada
perubahan drastis yang positif bagi mereka atas apa yang telah mereka
lakukan. Apa yang mereka dapatkan? Tidak ada sama sekali kecuali
ada orang lain yang bisa makan dan terbebas dari kelaparan yang hebat.
KONTEKS MASA KINI
Dalam interaksi dengan masyarakat dimana didalamnya ada nilai-nilai
budaya, suku, agama yang berbeda maka peluang terjadinya pemahaman
yang keliru atau rasa curiga, juga faktor yang memicunya: tidak tahu,
kurang informasi, intensitas perjumpaan yang minim, pergaulan yang
masih tersekat-sekat budaya dan agama adalah beberapa faktor yang
terkadang tidak disadari oleh semua orang termasuk orang Kristen.
Mengacu kepada pengakuan iman Rasuli disebutkan: .....gereja am
(dalam bahasa Yunani khatolikos) yang berarti umum, tidak terbatas,
memiliki peranan yang luas dan meliputi segala sesuatu. Gereja disebut
am berarti gereja menerobos segala perbatasan.
Kesadaran akan sifatnya yang am hendaknya memampukan gereja (baca:
persekutuan orang beriman) untuk terlibat dan tidak berhenti/ tinggal
diam melihat mereka yang berada dalam kondisi yang memprihatinkan
dan sangat membutuhkan pertolongan. Kesadaran ini akan menjadi
pendorong dan memampukan gereja menerobos selubung curiga/
pandangan yang negatif dan berbuat sesuatu bagi mereka yang sangat
membutuhkan. Membantu seseorang menemukan kembali hidupnya
sebagai hidup yang bermakna itulah tugas dan panggilan gereja dalam
dunia.
SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH
Pendahuluan
Awali khotbah dengan pertanyaan: siapakah pahlawan? Apakah mereka
yang berjuang habis-habisan dimedan pertempuran atau yang telah
berjasa dibidang tertentu? Kalau demikian bagaimana dengan kita yang
hidup pada masa sekarang ini. Di masa kemerdekaan bukan penjajahan
76
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
...dan bagaimana dengan mereka yang hanya bekerja serabutan, bukan
pekerja suatu profesi dengan kemampuan akademis yang tinggi? Apakah
mereka tidak bisa menjadi dan disebut pahlawan?
Berikan gambaran tentang sosok seorang pahlawan. Gunakan cerita
berikut untuk membantu:
Suatu ketika di desa A terjadi musibah kebakaran yang menimpa sebuah
gubuk bambu. Dalam gubuk tersebut ada 2 orang anak: si kakak,
seorang anak perempuan berusia 6 tahun dan adik laki-lakinya yang
berusia 6 bulan. Sang kakak berhasil lari keluar, sampai diluar ia sadar
bahwa adiknya masih ada didalam rumah. Api semakin besar, tetapi
anak perempuan ini tetap nekat untuk masuk kedalam rumah dan berhasil
membawa adiknya keluar meski ia menderita luka bakar di beberapa
bagian tubuhnya.
Isi
Hubungkanlah dengan penjelasan teks yang ada: 4 orang kusta yang
hidup terasing dan dicap najis, berani masuk kemah tentara Aram yang
telah mengepung Samaria dan menemukan bahan makanan kemudian
mereka datang menghadap raja untuk menyampaikan kabar baik tersebut
sehingga penduduk kota pun bisa selamat dari kelaparan yang ada.
Jelaskan konteks saat ini: dalam masyarakat ada banyak perbedaan
budaya, nilai-nilai, suku, agama dsb sehingga peluang munculnya rasa
curiga, kesalahpahaman dan penilaian yang keliru sangat besar. Hal-hal
ini hendaknya tidak membuat jemaat berhenti untuk berbuat sesuatu dan
hanya tinggal diam karena kekhawatiran yang ada. Sebagai gereja yang
am, jemaat dipanggil untuk berani menerobos kekhawatiran tersebut
untuk berkarya bagi sesama.
Penutup
Tekankanlah bahwa setiap orang bisa menjadi pahlawan dalam hidupnya.
Ketika orang mau keluar dari keterbatasan yang melingkupi dan berani
untuk berhadapan dengan resiko yang besar demi untuk menyelamatkan
kehidupan orang lain yang berada dalam kondisi yang sangat
membutuhkan pertolongan sebagai pahlawan.
Artinya bahwa setiap orang bisa menjadi pahlawan ketika ia mau keluar
77
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
dari segala yang membatasinya: rasa takut, curiga, takut dicap/ tuduh
yang macam-macam, dan mendatangkan kebaikan bagi orang lain.
Pahlawan adalah mereka yang berani merintis tindakan, tidak hanya
berhenti pada analisa saja dan tidak berbuat. Mereka yang berani keluar
dari batasan-batasan yang ada akan menemukan makna hidup yang
sebenarnya dalam interaksi dengan sesama.
Nats Pembimbing
Berita Anugerah
Persembahan
PKJ 29 : 1, 2
PKJ 153 : 1, 2
PKJ 205 : 1,2
: I Yohanes 4 : 18-19
: Efesus 5 :8 -10
: Roma 12 : 1
PKJ 255 : 1
PKJ 264 : 2,3
PKJ 148 : 1-...
PKJ 182: 1
78
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Rancangan Khotbah, 14 Nopember 2010
Minggu Trinitas 25
Warna Hijau
Bacaan Alkitab: Matius 15: 21 - 28
HIDUPMU BERHARGA
KARENA ITU JANGAN MENYERAH
Tujuan :
 Jemaat sadar betapa berharganya sebuah kehidupan
 Jemaat termotivasi untuk tetap berjuang dan tidak menyerah meski
berada dalam situasi yang sangat mengkhawatirkan
PENJELASAN TEKS
Pada ayat 21, kita membaca bahwa untuk sementara waktu Yesus keluar
dari negeri orang Yahudi dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon, dua
kota di pantai Laut Tengah (Fenisia). Kota Tirus sendiri merupakan bandar
laut utama di pantai Fenisia. Di daerah ini, Yesus terpisah dari para
pemimpin agama Yahudi yang semakin menentangnya (Mat.15: 1-9). Di
tempat ini Yesus dapat mengajar para murid dengan tenang, tidak selalu
diganggu oleh orang-orang yang mencariNya. Tetapi pada waktu itu berita
tentang Yesus sudah tersiar luar di kalangan bangsa non-Yahudi (band. Mat.
4: 24).
Ayat 22 -24, maka datanglah seorang perempuan Kanaan yang memohon
pertolongan bagi anak perempuannya yang kerasukan setan yang
membuatnya sangat menderita. Sejajar dengan kisah Markus 7: 24-30,
Matius tidak menyebutnya Perempuan Siro-Fenesia tetapi perempuan
Kanaan. Sebutan "perempuan Kanaan" yang digunakan Matius untuk
menekankan perbedaan antara orang Israel dan orang kafir disekeliling
Israel. Perempuan ini datang dan berseru : “kasihanilah aku, ya Tuhan,
anak Daud.” Sebutan Tuhan (dalam bahasa Yunani kurios) yang digunakan
disini tidak dimaksudkan sebagai gelar Ilahi, melainkan gelar penghormatan.
Ia mengikuti Yesus dan berteriak-teriak memohon belas kasihanNya. Kata
79
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
"berteriak-teriak " disini menunjukan adanya suatu usaha yang keras,
dilakukan berulang-ulang dan didorong oleh suatu harapan. Harapan yang
demikian besar agar Yesus berkenan mengabulkan permohonannya. Karena
ia mengikuti dengan berteriak-teriak para murid pun mulai merasa terganggu
dan meminta Yesus menyuruhnya pergi.
Apa yang terjadi? Yesus tetap berjalan terus, tidak segera bereaksi terhadap
permintaan perempuan tersebut. Hal ini bukan karena hatiNya yang penuh
kasih telah berubah melainkan karena Ia diutus Allah untuk mencari dombadomba yang sesat dari umat Israel. Sesudah kebangkitanNya dari antara
orang mati barulah penginjilan itu dilakukan bagi bangsa-bangsa non Yahudi oleh para muridNya (Mat. 28 :19).
Ayat 25-28. Perempuan Kanaan itu tidak berhenti. Ia bertelut dihadapan
Yesus dan mohon pertolongan. Yesus menerangkan bahwa tidak patut roti
yang disediakan untuk anak-anak (orang-orang Israel) diberikan kepada
anjing.
Dalam bahasa Yunani, kata yang digunakan bukan kuon tetapi kunarion
yang berarti anjing kecil/ anjing rumah. Kata "anjing" yang digunakan
bukan menghina tetapi untuk menjelaskan kepada perempuan Kanaan
tersebut bahwa pekerjaan Yesus untuk sementara untuk kebaikan orang
Israel saja.
Perempuan Kanaan ini terus meminta. Ia tidak marah atas perbedaan yang
dibuat antara orang Israel dengan bangsa-bangsa non-Yahudi. Dengan
rendah hati ia menerima penetapan Allah, ia menyadari bahwa sebagai
bangsa non-Yahudi tidak layak baginya menerima pertolongan Allah. Ia
akan menunggu dengan harapan bahwa mungkin saja ada pengecualian
baginya. Ada remah-remah roti (potongan-potongan roti) yang jatuh
baginya, artinya ada pengecualian, ada kesempatan, ada harapan baginya
untuk kesembuhan putrinya. Atas kepercayaannya yang besar, Yesus
membuat pengecualian dan mengabulkan permohonannya untuk
menyembuhkan putrinya.
Kita melihat kekuatan dan ketangguhan seorang perempuan dalam diri
Perempuan kanaan ini. Meski tantangannya besar ia tetap bertahan, apa
yang membuatnya sedemikian tangguh?
1. Pemahaman bahwa hidup itu berharga.
80
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Seorang ibu setelah melahirkan anaknya dengan taruhan nyawa akan
berusaha sekuat tenaga untuk membesarkannya. Melihat mereka tumbuh
dengan baik dan normal dan kemudian dapat menyongsong masa depan
yang lebih baik adalah hal yang paling diharapkan dan sangat
membahagiakan. Tak ada yang lebih berarti/ berharga dibanding dengan
kebahagiaan anaknya. Hidup seorang anak adalah hal yang paling berharga
bagi orang tua karena itu dengan sekuat tenaga orang tua pasti akan berjuang
supaya anak-anaknya dapat menikmati hidup yang lebih nyaman dengan
berbagai dukungan dana, fasilitas dan lain sebagainya. Kondisi ini pula yang
mendorong perempuan Kanaan untuk tetap berjuang dan tidak menyerah
memohon Yesus menolong menyembuhkan anak perempuannya. Hidup
sang anak jauh lebih berharga dan harus diperjuangkan apapun itu
taruhannya.
2. Cara orang tua mencintai anaknya
Perempuan Kanaan ini menjadi tangguh, tidak menyerah bahkan terus
mengikuti Yesus memohon pertolongan bagi putrinya merupakan gambaran
yang jelas bagaimana seharusnya orang tua mengasihi anaknya. Itulah
kekuatan cinta! Mengalahkan rasa takut, malu bahkan maut sekalipun tidak
mampu memadamkan cinta. Seperti kata sang penulis kidung Agung: cinta
kuat seperti maut, air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungaisungai tak dapat menghanyutkannya (Kidung Agung 8: 6-7).
3. Karakter pribadi yang tangguh dan pantang menyerah.
Perempuan Kanaan ini datang dengan harapan yang besar bahwa Yesus
dapat menyembuhkan anaknya yang kerasukan setan. Ia tersungkur didepan
kaki Yesus menunjukan betapa ia sangat mengharapkan pertolongan, dengan
segala kerendahan hati ia memohon Yesus berkenan menyembuhkan
anaknya. Ketika apa yang dilakukan tidak juga membuat harapannya
langsung terwujud (anaknya sembuh), bahkan ketika Yesus menyampaikan
bahwa Ia datang kepada bangsa Yahudi, perempuan Kanaan ini tetap tidak
menyerah. Ia tetap bersikukuh akan tetap menunggu sampai keselamatan itu
juga menjadi bagian dari dirinya, bangsa non-Yahudi.
Bagaimana orang bisa sedemikian kokoh dengan pendiriannya jikalau bukan
karena karakter/ watak yang dimilikinya. Orang yang pantang menyerah
dan tidak gampang putus asa akan mampu bertahan dalam situasi yang sulit
81
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
sekalipun.
Sikap tak pantang menyerah dan putus asa inilah kemudian menghantarnya
mewujudkan harapannya: anaknya sembuh dan hidup normal sebagaimana
anak-anak lain seusianya.
KONTEKS MASA KINI
1.
Tingkat pengangguran yang semakin meningkat dan terbatasnya
lapangan pekerjaan serta melambungnya harga-harga barang kebutuhan
sehari-hari membuat hidup terasa demikian berat dan tidak mustahil
hidup yang berharga dapat berubah menjadi malapetaka. Orang dengan
mudahnya memilih untuk mengakhiri hidup dengan berbagai cara:
meloncat dari gedung-gedung bertingkat, terjun dari jembatan ke
sungai, menabrakan diri ke kereta api, minum racun, dsb
2.
Terjadi pergeseran budaya dimana orang tergoda segala sesuatu yang
serba instan. Berbagai acara di televisi tanpa sadar telah membentuk
karakter seseorang: ingin jadi penyanyi terkenal-pelawak terkenal
bahkan jadi langsing dalam waktu singkat tanpa harus melewati proses
panjang yang menghabiskan banyak waktu dan tenaga. Mereka yang
ingin jadi kaya, beruntung, dapat jodoh pun tidak harus bekerja/
berusaha keras cukup dengan mengirimkan sms ke nomor operator
tertentu. Kondisi ini akhirnya menciptakan pribadi-pribadi yang instan
dan tidak mampu bertahan menghadapi situasi yang sulit.
SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH
1. Awali khotbah dengan kisah tentang peristiwa bunuh diri yang marak
dilakukan akhir-akhir ini dengan cara terjun dari gedung bertingkat.
2. Ajak jemaat untuk menggali lebih mendalam faktor-faktor penyebab
yang melatar belakangi seseorang melakukan tindakan pembunuhan atau
percobaan bunuh diri.
3. Bandingkan kisah-kisah tersebut dengan kisah perempuan Kanaan,
temukan persamaan dan perbedaan dari kedua peristiwa tersebut
4. Masuk dalam penjelasan teks yang ada untuk semakin mempertegas
82
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
perbedaan yang ada antara kisah-kisah dalam pengalaman sehari-hari
dengan kisah Perempuan Kanaan
5. Hubungkan dengan realitas yang ada sehari-hari. Jemaat juga
berhadapan dengan banyak tantangan dan pergumulan hidup yang
menempatkannya dalam situasi yang sulit: banyak kebutuhan, harga
bahan makanan yang melambung, biaya sekolah yang semakin mahal,
bagaimana jemaat hendaknya bersikap dan melihat setiap realitas hidup
yang ada dari kacamata seorang Kristen.
6. Khotbah ditutup dengan ilustrasi: " kisah sebuah cangkir yang indah".
Sebuah cangkir yang indah dan dipajang di toko, awalnya adalah
bongkahan tanah liat. Ia dipukul-pukul, dibanting, diletakkan diatas
tempat yang bundar dan mulai dibentuk dengan diputar-putar. Bila
bentuknya belum sempurna sesuai dengan apa yang diinginkan si
pembuat maka ia harus diputar lebih kencang lagi. Kemudian ia dibakar
di perapian dengan suhu yang sangat tinggi, dikeluarkan dan dicat yang
menarik kemudian dimasukan lagi dalam perapian, sesudah itulah
barulah ia dikeluarkan, dibersihkan dan dimasukan dalam wadah yang
bagus dan dipajang di bagian depan dalam sebuah etalase toko dan
dihargai dengan nilai yang sangat tinggi. Demikianlah hidup, terkadang
kita menangis karena tidak tahan dengan penderitaan yang kita alami
dan berhadapan dengan masalah yang tak kunjung selesai tetapi jangan
menyerah karena hidup itu jauh lebih berharga dibanding semua
penderitaan yang ada, mereka yang mampu melewati semua
mendapatkan apa yang diidam-idamkannya. Sama seperti ketika Yesus
berkata kepada perempuan Kanaan itu: " Hai ibu, besar imanmu maka
jadilah kepadamu seperti yang kau kehendaki."
Nats Pembimbing
Berita Anugerah
Persembahan
KJ 60 : 1, 5
KJ 292 : 1,3
KJ 144 b : 1, 3
: Yakobus 1 : 12
: Yohanes 3 : 16
: Matius 6 : 19 - 21
KJ 73 : 1 , 3
KJ 340 : 1,2
KJ 450 : 1, 2, 4 KJ 426 : 1, 3
83
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Rancangan Khotbah, 21 Nopember 2010
Minggu Trinitas 26
Warna: Hijau
Bacaan: Ulangan 8:1-10
PENDIDIKAN KESABARAN
Tujuan:
Jemaat menjadi penyabar, karena:
(1) Banyak pergulatan hidup harus dihadapi dengan sabar,
(2) Kesabaran adalah salah satu wujud iman,
(3) Kesabaran adalah kunci menuju kedamaian, dan
(4) Kesabaran adalah watak Allah sendiri.
PENJELASAN TEKS.
Kitab Ulangan, kitab ke-5 dari kitab yang disebut pentateukh (5 kitab Musa)
secara harafiah berarti salinan hukum. Namun dapat dimengerti pula yakni
pengulangan Hukum Taurat. Jika kita perhatikan dua kitab lain (dari
empat kitab) yang mendahului kitab ini, maka akan terlihat dalam kitab
Ulangan terdapat salinan-salinan ketetapan-ketetapan yang ditulis Musa
untuk bangsa Israel baik yang ada di kitab Keluaran maupun yang ada di
kitab Imamat. Kitab Ulangan bukan hanya memuat ketetapan-ketetapan
Musa bagi bangsa Israel, namun juga memuat kembali kisah-kisah
perjalanan umat Israel. Kitab Ulangan juga memuat kisah bangsa Israel
yang tidak diceritakan baik di Keluaran maupun Imamat.
Ulangan 8:1-10 berisi tentang wejangan Musa kepada umat Israel tentang
kesetiaan yang harus dijaga dalam umat itu untuk melakukan perintah dan
ketetapan Allah. Peringatan tentang kesetiaan melakukan kehendak Allah itu
dilakukan dengan cara membawa bangsa Israel menoleh ke belakang,
melihat sejarah, membuka memori (kenangan) mereka. Mereka adalah
bangsa yang Allah taruhkan kesetiaan, sebagaimana Ia janjikan kepada
nenek moyang mereka. Kesetiaan Allah di antaranya dinyatakan dengan
penyertaan terhadap bangsa itu mengarungi perjalanan panjang selama 40
tahun di padang gurun. Perjalanan panjang yang sesungguhnya sarat
84
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
dengan edukasi (pendidikan). Edukasi tentang kesabaran. Sabar dalam
keadaan dan situasi yang tidak dikehendaki, bahkan jika mungkin situasi itu
ditolak. Sabar harus mengembara di padang gurun.
Padang gurun selain faktanya adalah tempat yang kering, tandus, jika siang
panas tiada tara, jika malam dingin mencekam, adalah gambaran tentang
kematian. Orang bisa mati kepanasan, dirampok, digigit ular, kelaparan,
kehausan, dll.
Karena beratnya mengarungi perjalanan itu, Allah
menyediakan mana.
Roti yang asing, yang tidak pernah dikenal
sebelumnya. Walau kadar gizinya mungkin baik, namun rasanya konon
kurang enak. Allah juga menyediakan air, walau mereka masih sering
kekurangan air juga.
Panas yang teramat sangat di siang hari, dingin yang dapat menggigilkan
tubuh di malam hari di padang gurun, jika ditempuh selama 40 tahun, dapat
membuat pakaian cepat rusak dan usang. Di padang gurun rasanya mustahil
memproduksi pakaian seperti saat mereka di Mesir. Sarana dan bahan
membuat pakaian terbatas.
Di padang gurun, umat Israel dididik oleh Allah seperti anak yang dididik
ayah menjadi anak yang tangguh. Umat harus setia dan sabar. Tidak buruburu ingin mengakhiri proses jika memang proses pendidikan belum selesai.
Jika proses itu harus terjadi selama 40 tahun, biarlah itu berlangsung, karena
tujuannya baik untuk umat Israel sendiri.
Manakala edukasi ala padang gurun itu dijalani dengan kesetiaan dan bangsa
Israel tetap melakukan semua kehendak Allah, maka negeri yang baik,
banyak terdapat mata air yang bening dan sejuk, memiliki lembah-lembah
bersungai yang subur, gunung-gunung mejulang kokoh menyimpan biji besi,
emas dan tembaga, negeri yang ditumbuhi berbagai tanaman seperti jelai,
gandum, anggur, ara, zaitun, delima, negeri yang banyak madu, negeri yang
melimpah dengan makanan sehingga tak perlu cemas dengan kebutuhan
hidup sehari-hari, telah disiapkan Allah bagi mereka.
Tidak mudah menjalani edukasi ala padang gurun oleh Allah. Bayangkan,
“satu mata pelajaran” ditempuh dengan waktu 40 tahun. Waktu separuh
lebih usia kebanyakan manusia. Pelan sekali pelajaran itu. Kesabaran yang
tiada taranya yang mesti dimiliki. Namun jika umat Israel sabar, akan
mendapatkan pelajaran yang berharga sepanjang hidupnya. Karena padang
gurun selain adalah tempat yang mematikan dan menakutkan, sekaligus
adalah tempat yang banyak menyiratkan kemungkinan. Terbuka banyak
85
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
peluang tentang yang baik bagi kehidupan. Namun demikian di sadari,
tempat yang mengandung banyak kemungkinan itu adalah tempat yang
berbahaya, tidak terolah dan tidak beradap.
Edukasi ala padang gurun juga adalah edukasi kesabaran umat Israel bahwa
hidup bukan hanya cukup mengandalkan makanan saja. Makanan, atau
keperluan lain adakalanya benar-benar tidak dapat diupayakan. Karenanya,
Allah memberikan pelajaran, agar manusia mengandalkan setiap apa yang
difirmankan oleh Allah.
KONTEKS MASA KINI
Semua manusia di dunia kini sedang dalam “perangkap” pusaran budaya
teknologi cepat tak terkira. Pesawat terbang dan semua alat transportasi
yang bergerak cepat sehingga dengan mudah orang berpindah dari satu ke
tempat yang lain. Begitu banyaknya kendaraan yang membawa manusia
dalam gerak cepatnya berpindah dari satu tempat ke tempat lain, maka
sering jalan atau sarana yang tersedia menjadi kian kecil, sesak, sehingga
kemacetan dimana-mana. Teknologi komunikasi yang didukung dengan
internet dan televisi membuat pergerakan informasi begitu derasnya,
berganti-ganti dengan cepat, melimpah ruah, dan “banjir.” Bangunanbangunan fisik, gedung-gedung berdiri dengan cepatnya, dengan segala
kemegahannya menggantikan tempat-tempat yang semula sepi. Hutanhutan dengan cepatnya berubah menjadi perkebunan homogen, entah
tanaman kelapa sawit, karet, dan tanaman yang punya nilai komoditas
lainnya. Areal persawahan dengan segera pula semakin habis lalu berubah
menjadi pabrik, rumah tempat tinggal, atau pertokoan. Begitu cepatnya
orang harus bergerak, maka makanan yang laris dan banyak peminat adalah
makanan yang cepat saji, instant, tidak membutuhkan waktu lama untuk
memprosesnya. Begitu banyak yang dikerjakan dan hendak diraih manusia,
maka waktu yang ada terasa cepat berjalan, tidak cukup dan manusia sering
kekurangan waktu.
Dalam pusaran arus zaman yang telah membentuk kultur (budaya) serba
cepat, agar segera meraih banyak hasil, maka sabar, lambat dan pelan-pelan,
proses yang agak lama dianggap kebodohan dan kemalasan, atau tidak
produktif.
Seperti prinsip jurnalistik (kewartawanan), tidak cepat atau
terlambat, tidak ada berita. Anak TK yang belum bisa membaca misalnya,
86
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
dianggap ketinggalan. Menanam sayuran yang masih harus menunggu hasil
setelah satu bulan dianggap tidak sepraktis jika membeli di pasar.
Memasakan anak mie instant dianggap jauh lebih praktis dari pada memasak
sayur tumis. Kultur (budaya) instant semakin membentuk manusia menjadi
manusia berkecenderungan tidak sabar, bahkan bertabiat tidak sabar.
Ada yang bisa diraih dan dikerjakan manusia dengan geraknya yang
semakin cepat. Namun ada yang terhilang. Harga untuk menebusnya sangat
mahal. Manusia semakin hilang, tidak mengenal dan tidak dikenal oleh
lingkungannya. Di toko roti, di mall, di dokter kandungan, di pasar, di toko
buku, di perempatan lampu merah, di pinggir sungai Musi, di bandara, di
stasiun, di dalam kendaraan travel, di atas motor yang dikendarai, di rumah
sakit, di kampus yang dibayar dengan biaya kuliah yang mahal, di pabrik
kelapa sawit, di atas speedboat, di jalan menuju kebun karet yang becek atau
berdebu, di pinggir jalan saat membeli durian atau duku, yang dijumpai
adalah orang-orang yang sebagian besar tidak dikenal.
Dunia tambah ramai, namun dunia tambah semrawut. Dunia tambah ramai,
namun manusia kian kesepian. Suami kian pelit berbicara dengan istri
karena terlalu asyik memelototi siaran sepak bola di TV. Istri kian
kekurangan waktu untuk memijit tubuh suami karena telah kecapekan
bekerja mencari uang. Orang tua semakin kehilangan waktu bercengkerama
dengan anak karena sibuk bukan kepalang. Anak makin enggan bercerita
dengan orang tua karena terlalu asyik dengan handphonenya. Orang
menjadi terganggu jika ada tamu karena akan memotong waktu tidurnya
setelah ia kecapekan banyak bepergian. Dunia makin ramai, namun masingmasing kian hidup seperti di padang gurun yang sepi.
SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH
Pendahuluan
Sampaikan pengantar khotbah dengan kisah ini:
Indonesia saat ini mempunyai seorang petinju yang mampu mengukir
prestasi kelas internasional. Petinju itu namanya Christ John. Sepintas kita
melihat petinju itu, rasanya tak ada yang istimewa. Badannya biasa saja,
tidak terlalu kekar dan berotot. Apalagi jika dibandingkan dengan atlit
binaraga, wah kalah jauh. Namun prestasi Christ John, kita dan dunia
mengakuinya. Jika orang tidak tahu latar belakang sejarah Christ John,
87
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
mungkin banyak yang menduga bahwa prosesnya menjadi tinju, ya mungkin
begitu remaja masuk sasana (arena, tempat latihan), lalu karena nasibnya
baik ia berprestasi.
Ternyata perjalanan karir tinju Christ John tidak sesederhana sebagaimana
petinju pada umumnya, yang menjadi petinju karena merasa senang,
merasa kuat, punya otot tangan yang kuat, lalu masuk sasana tinju, latihan
dan berprestasi, titik. Karena rupanya diketahui, Christ John, saat masih
menginjak bangku SMA jika berangkat dari desa ke sekolahnya yang berada
di kota Purbalingga, ia tempuh tempuh dengan naik sepeda. Sepeda biasa,
sepeda onthel, bukan sepeda motor. Jaraknya pulang pergi 45km.
Dilakukan itu tiap hari selama 3 tahun. Kemudian dia juga berlatih seni
bela diri Wu Su. Maka jauh sebelum masuk sebuah sasana tinju di
Semarang, dia telah punya bekal fisik dan mental yang kuat. Lalu ia berlatih
tidak sebentar di sasana tinju. Sehingga suatu waktu nama dan prestasinya
menyentak banyak pihak, melampaui semua petinju yang pernah ada di
Indonesia. Dan belum ada yang menyamainya. Hingga hari ini ia masih
memegang sabuk juara dunia salah satu kelas tinju. Christ John menjadi
yang sekarang demikian itu melalui proses yang tidak dadakan. Tidak
instant. Tidak karbitan.
(Dapat pula kisah lain yang komunikatif, dekat dengan konteks masingmasing Jemaat, yang mengandung pesan yang senada dengan kisah Christ
John).
Lalu konfrontir (pertentangkan) tentang hal yang baik yang harus dicapai
dengan proses yang tidak dadakan sebagaimana kisah di atas, dengan
kecenderungan manusia zaman sekarang. Ungkapkan manusia zaman
sekarang yang telah dibentuk dan dirasuki sedemikian rupa oleh ideologi
(nilai) serba cepat.
Bentuknya seperti:
1. Remaja cepat menikah sementara belum siap mental, spiritual,
finansial. Sehingga banyak pernikahan hanya demi legalnya sex
sepasang anak manusia.
2. Pohon karet, masih belum saatnya disadap.
3. Demi kepraktisan, banyak keluarga sehari-hari mengonsumsi mie
instant yang penuh dengan bahan pengawet dan penyedap rasa
kimia.
88
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
4. Anak-anak kecil, biar tampil secantik bintang film, diberi make-up
dewasa, tanpa mempedulikan betapa sensitifnya bagi kulit anakanak.
5. Dengan mudah gelar sarjana, master, doktor, di dapat tanpa proses
pendidikan yang mendalam dan matang, sehingga berbondongbondong orang mencari gelar.
6. Banyak orang tua membayar mahal, kalau perlu menyogok panitia,
agar anaknya diorbitkan penjadi finalis sebuah ajang kompetisi
menyanyi di televisi tertentu, tak peduli suara anaknya pas-pasan.
Proses yang menempuh jalan pintas, untuk meraih sesuatu kadang terlihat
cerdik, namun sesungguhnya tidak mendidik. Mentalitas mau serba
gampang, serba cepat dapat terkondisikan dari kebiasaan demikian. Pada
gilirannya mentalitas sabar, bersedia berproses, semakin terdegradasi
(tersingkirkan). Kesabaran pada gilirannya dianggap kuno, ketinggalan
zaman dan katrok.
Pada bagian ini dapat dimanfaatkan uraian konteks zaman sekarang, dan
atau dapat pula diperkaya dengan contoh-contoh lain.
Prinsipnya
mendeskripsikan (menggambarkan), betapa zaman sekarang, manusia
dikondisikan, dituntut, dan merasa harus serba cepat bahkan instant.
Sekalipun kadang dipakai istilah yang kelihatannya bagus EFISIEN DAN
EFEKTIF. Lalu tanyakan kepada Jemaat: “terus proses belajar, proses ingin
menghasilkan sesuatu yang baik itu semestinya bagaimana jika tidak dengan
cepat-cepat?”
Isi
Ajak jemaat melihat dan memperhatikan bacaan yang menjadi dasar
khotbah. Ungkapkan, bahwa jika mencermati proses pendidikan dan
pembentukan Allah terhadap umat Israel, sebagai bangsa yang punya
pengalaman berjumpa dan hidup bersama Tuhan pada zaman dahulu, adalah
dengan langgam (Jawa: gaya, cara, jenis) yang pelan-pelan, penuh
kecermatan dan kesabaran, tidak grusa-grusu dan kesusu (Jawa: tidak
terburu-buru). Langgam pelan penuh kecermatan ini bukan gaya yang
malas, bersantai-santai ria, sehingga tidak menghasilkan apa-apa.
Langgam yang pelan-pelan penuh kecermatan dan kesabaran memang
sering membuat proses menjadi lama dan tidak efesien. Seperti bangsa
Israel yang dapat terancam jenuh dan bosan dengan keadaan. Namun
89
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
dibalik proses yang kelihatannya lama, terkandung sesuatu yang jauh labih
baik. Bangsa itu mejadi semakin kuat dan tangguh. Tidak lembek. Tidak
gampang menyerah dengan tantangan. Spirit dan imannya semakin kokoh.
Seumpama daging ayam kampung yang jauh lebih sehat dengan usia
peliharanya lama, dibandingkan dengan ayam potong yang cepat besar
dengan usia pelihara yang pendek dengan “dikarbit”.
Pada bagian ini pengkotbah dapat memanfaatkan uraian penjelasan teks.
Penutup
Pada bagian akhir khotbah arahkan jemaat dalam merefleksikan pengalaman
masing-masing sehari-hari, di lingkungan kerja, dalam keluarga, gereja, dan
lain sebagainya. Betapa karena kesibukan yang luar biasa, lalu semua harus
dilakukan dengan cepat dan efektif, maka dampaknya manusia semakin
kehilangan waktu dan kesempatan untuk memberi senyum kepada orang
yang dijumpainya, kehilangan waktu untuk bercengkerama dengan keluarga,
kekurangan waktu berolah raga, merasa tidak lagi sempat berdoa, membaca
alkitab dan bermeditasi, kehilangan waktu untuk berekreasi, dan lain
sebagainya.
Pada gilirannya manusia semakin asing dan saling
mengasingkan. Manusia semakin sakit dan menyakiti diri.
Arahkan jemaat untuk membangun kehidupan dengan langgam sabar seperti
Allah. Selalu ada kesempatan untuk bermeditasi, berefleksi, berekreasi,
berdoa dan bersaat teduh, menata segala hal dengan perencanaan yang
cermat dan teliti.
Berita Anugerah
Nats Pembimbing
Persembahan
Nyanyian Pujian
KJ 9 : 1, 5
KJ 413 : 1, 2
KJ 295 : 1,2
KJ 73 : 1, 3
KJ 309 : 1, 4
KJ 298 : 1 - …
KJ 422 : 1-3
: Mazmur 16 : 8-10
: Amsal 19 : 20
: Amsal 11 : 24-26
90
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Rancangn Khotbah, 28 Nopember 2010
Minggu Advent 1
Warna Ungu
Bacaan: Yohanes 13:1-17
MELAYANI SEPERTI YESUS MELAYANI
Tujuan:
1. Jemaat meneladani sifat kehambaan Yesus
2. Jemaat saling melayani di gereja dan di keluarga.
3. Jemaat bersedia melayani sesama.
PENJELASAN TEKS
Sebagai orang yang sangat menyukai gaya naratif (gaya pengisahan),
juga melihat bacaan kita sangat bercorak naratif (corak bercerita), maka
saya akan memberikan uraian bacaan dengan narasi pula:
Mengapa Yesus repot-repot membasuh kaki para murid?
Buat
sensasikah? Dari seting social (latar belakang sosial) diketahui bahwa
adalah kelaziman di Palestina (daerah asal Yesus), jika ada tamu datang
ke rumah seseorang, ada pelayan rumah tangga itu yang membasuh kaki
para tamu yang akan memasuki rumah. Maka umumnya ada tempayan
berisi air di depan rumah. Di Palestina yang kering dan tidak sesubur
Indonesia, banyak debu dan kotoran di jalan. Banyak orang yang tidak
pakai sandal atau alas kaki. Zaman itu tidak semua orang punya alas
kaki. Kalaupun pakai tetap tidak bebas dari kotoran dan debu. Sebagai
masyarakat yang menjunjung doktrin tentang yang najis dan kotor, maka
orang akan membasuh atau dibasuh kaki sebelum masuk rumah. Orang
yang dari luar rumah kaki dan tangannya kotor.
Pada peristiwa pembasuhan kaki murid oleh Yesus, mereka agaknya
bukan menempati rumah tinggal atau hotel….. Mereka menumpang di
sebuah tempat kosong. Tempat ini yang agaknya dipakai terus sejak
91
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
masuk Yerusalem hingga malam perjamuan terakhir menjelang
penangkapannya. Rombongan 13 orang, Yesus dan muridnya ini
agaknya pula harus mengurusi sendiri keperluannya. Tidak ada pelayan
atau pesuruh. Karena jangan-jangan mereka mendapat tumpangan rumah
gratis. Karena mengurus keperluannya sendiri, barangkali Yudas yang
membeli roti dan anggur dan keperluan yang lain, karena ia bendahara
rombongan itu. Barangkali Yohanes yang lembut dan manis yang
mencuci piring. Barangkali Petrus dan Yakobus yang kekar dan kuat
menyiapkan meja-kursi.
Tapi siapa yang akan melayankan pembasuhan (Yunani: baptiso) kaki
tangan, sementara mereka akan makan. Dalam tradisi mereka, hal itu
dilakukan oleh pelayan atau hamba. Siapa yang sudi menjadi pelayan
bagi yang lain? Petrus, Yakobus, Andreas dan yang lain…? Tidak ada
yang bersedia. “Ogah lah yao….melayani. Emangnya gue pelayan?”
Hal itu diperparah dengan kenyataan bahwa menjelang dan sekitar
peristiwa paskah terakhir Yesus bersama dengan murid, para murid
terlibat persaingan dan pertentangan tentang siapa yang terbesar di antara
mereka, siapa yang akan mendampingi di sisi kanan dan kiri Yesus kalau
nanti Yesus jadi Raja Israel.
Ada benih-benih persaingan dan
perpecahan. Lukas pasal 22 sangat jelas mendeskripsikan. Makanya,
pada Yohanes 17, tatkala Yesus berdoa kepada Bapa, Dia mendoakan
supaya para murid, sepeninggal Dia nanti, bersatu, tidak pecah, rukun,
kompak. Tiga tahun bersama, Yesus sangat tahu titik rawan para murid,
Yakni perpecahan dan persaingan.
Kembali ke teks……
Para murid saling menunggu. Tidak ada yang mau bertindak. Maka
Sang Guru harus turun tangan. Jubah dilepaskan. Artinya, pakaian
yang dikenakan hanya dengan memakai kain penutup bagian bawah
tubuh. Lalu mengambil sehelai kain, diikatkan di pinggang. Lalu
menuangkan air pada sebuah bahkom. Lalu satu demi satu kaki murid
dihampiri, dicuci, dilap dengan kain yang terikat di pinggang hingga
bersih. Bayangkan saudara, ada 12 pasang kaki. Berarti ada 24 kaki. !!!
92
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Kita bayangkan, Yesus membungkuk di depan para murid. Dan posisi
badan membungkuk semacam itu, hampir sama dengan posisi badan
orang yang menyembah. Sangat Dramatis !!!
Sesudah membasuh kaki para murid, supaya mereka mengerti, Yesus
berkata:
“ Mengertikah kamu apa yang telah kuperbuat kepadamu?
Kamu menyebut Aku Guru dan katamu itu tepat, sebab
memang aku adalah Guru dan Tuhan. Jadi jikalau Aku
membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu,
maka kamupun wajib saling membasuh kakimu. Sebab aku
telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu
juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadaMu”.
(ayat 12-15).
Kembali ke pertanyaan mengapa Yesus melakukan hal itu?
Motivasi kasih jelas sekali dari tindakan itu. Namun secara khas,
specifik, apa yang mendasari tindakan itu? Ayat 3 dan 4 menjelaskan
kepada kita: “Yesus tahu, bahwa BapaNya telah menyerahkan segala
sesuatu kepadaNya, dan Ia datang dari Allah dan kembali kepada
Allah. Lalu bangunlah Yesus menanggalkan jubahNya....dst.”
Jadi, alasannya adalah karena Ia tahu, bahwa Allah BapaNya telah
memberikan kekuasaan kepadanya atas segalanya. Justru karena Dia
tahu status dan kedudukannya yang tinggi, dimuliakan...............Ia
melakukan tindakan yang rendah itu. Di tinggikan, namun bersedia
merendahkan diri. Dimuliakan, namun justru meletakkan diri di
bawah. Punya kekuasaan dan keududukan, namun justru
menghamba!!!
Inilah cara Yesus menghayati kedudukannya yang tinggi. Cara Yesus
memahami status. Cara Yesus mempergunakan kekuasaan. Inilah jalan
Yesus. Cara semacam itu yang Dia hendak harapkan terjadi pada para
murid.
93
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Sementara apa yang seseungguhnya dirasakan para murid.....?
Hal yang paradoks (pertentangan) terjadi.....Mereka, yang sesungguhnya
dari kalangan rendah dalam strata sosial masyarakat, justru merasa layak
dilayani, ogah melayani. Karena merasa punya martabat dan kedudukan,
maka tidak mau merendah. Gengsi. Yesus yang tinggi justru
mempergunakan statusnya dengan cara perendahan diri. Namun para
murid yang merasa punya kedudukan yang tinggi merasa jatuh martabat
jika melayani sesamanya.
KONTEK MASA KINI
Dalam sejarah pendidikan di Indoesia, tak bisa dilewatkan nama Ki Hajar
Dewantara atau nama aslinya R.M. Suwardi Suryaningrat. Beliau diakui
sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Pendiri lembaga pendidikan swasta
pertama, dengan nama Taman Siswa. Tokoh dari Yogyakarta itu
terkenal dengan ajaran atau filosophinya tentang kepemimpinan. Hingga
hari ini, belum ada yang secara keilmuan, akademis atau praksis yang
menyangkal ajarannya itu.
Ajaran Ki Hajar Dewantara tentang
kepemimpinan itu demikian:
ING NGARSA SUNG TULADA
ING MADYA MBANGUN KARSA
TUTWURI HANDAYANI
Ing ngarsa sung tulada, artinya:
Seorang pemimpin, tatkala dia berada di muka/ ing ngarsa, dia
mesti memberikan keteladanan.
Ing madya mbangun karsa, artinya:
Seorang pemimpin, ketika berada di tengah-tengah yang
dipimpinnya, dia mesti menjadi motor penggerak, untuk
membangkitkan semangat berkarya pihak-pihak yang
dipimpinnya.
Tutwuri handayani, artinya:
Ada kalanya pemimpin berada di belakang. Tutwuri: mengikut
di belakang, handayani: memberikan daya-kekuatan,
menyemangati, mendorong, memberi kekuatan.
94
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Dalam kehidupan kita banyak terjadi paradoks (pertentangan). Orang
yang lebih rendah atau kecil, bodoh, kadang berpura-pura tinggi, besar
dan pandai. Padahal orang yang sudah tinggi, besar dan pandai, tidak
usah memberi harga pada ketinggiannya, kebesarannya dan
kepandaiannya. Orang lain yang nanti akan mengakui.
Paradok semacam itu juga tampak di gereja. Di kalangan orang Kristen.
Di Indonesia, bahkan keadaan seperti itu sangat parah menurut saya.
Terminologi atau sebutan hamba Tuhan misalnya, secara sengaja atau
tidak, telah banyak dihayati secara salah kaprah. Salah kaprah itu
artinya, salah, namun dianggap benar!!! Oleh siapa? Baik oleh orangorang yang punya status hamba Tuhannya sendiri menyebut dirinya, juga
oleh anggota-anggota Jemaat. Hamba Tuhan artinya ‘kan budaknya
Tuhan, atau jongosnya Tuhan, atau kacungnya Tuhan, atau
pesuruhNya Tuhan. Melayani Tuhan atau melayani Bapa, atau
melayani kepentingan Kerajaan Sorga, dalam praktek pelayanan
Yesus peragakan dalam melayani sesama.
Namun dalam prateknya, istilah atau sebutan hamba Tuhan di kalangan
orang Kristen, telah sering menjadi lambang yang tinggi tentang status
social, tentang kedudukan, bahkan kadang status ekonomi. Istilah
hamba Tuhan, kini sering tidak identik dengan hidup yang menghamba,
hidup yang menjadi sahaya. Seiring dengan itu, istilah pelayananpun,
yakni apa yang harus seorang hamba kerjakan, menjadi miskin makna.
Kata pelayanan sering dan akrab disebut, namun hanya difahami dalam
bentuk pelayanan yang bersifatnya melakukan pekerjaan-pekerjaan
ritual atau selebrasi (peribadatan) kristen. Seperti memimpin ibadah,
khotbah, melayani sakramen, mengajar sekolah minggu, remaja,
ketegorial yang lain, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan gereja
atau agama Kristen.
Dalam TRI TUGAS PANGGILAN ORANG KRISTEN, yakni
PERSEKUTUAN, KESAKSIAN DAN PELAYANAN (KOINONIA,
MARTURIA DAN DIAKONIA), pelayanan yang bersifat hanya
menyentuh soal ritual dan selebrasi itu masih sangat kental RANAH
95
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
KOINONIA atau persekutuannya. Belum banyak menyentuh aspek
DIAKONIA dan MARTURIA. Diakonia atau pelayanan menyiratkan
tindakan, karya, aksi, yang menyentuk seluruh sendi-sendi hidup
sebagai wujud dari yang dibicarakan, didoakan, dinyanyikan
dikhotbahkan dalam ritual dan selebrasi. Ritual tanpa aksi dan
tindakan….tak ubah seperti bunyi gong yang kosong.
SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH
Manfaatkan uraian teks dan uraian konteks, ditata sedemikian rupa
sehingga menjadi bahasa khotbah. Karena uraian teks dan uraian konteks
saya uraikan sedemikian rupa manjadi semi khotbah.
Yang perlu ditambahkan adalah relevansi atau aplikasi dalam situasi
(konteks) masing-masing.
Di uraian konteks tadi lebih banyak
menyinggung tentang semangat kehambaan dalam hubungannya dengan
kepemimpinan Kristen, maka silakan singgung dalam hubungannya
dengan kehidupan nyata Jemaat. Di tengah keluarga, di tengah
masyarakat, di tempat kerja, dll.
Nats Pembimbing
Berita Anugerah
Persembahan
Nyanyian Pujian
KJ 5 : 1, 6
KJ 379 : 1, 7
KJ 185 : 1
KJ 59 : 1, 2
KJ 395 : 1, 4
KJ 302 : 1 –
KJ 340 : 1
: Matius 23 : 11-12
: 2 Timotius 2:11-13
: Mazmur 30:4-5
96
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Rancangan Khotbah, 05 Desember 2010
Minggu Advent 2
Warna ungu
Bacaan: Yunus 4: 1-11
BERHARGA DI MATA TUHAN
Tujuan:
1. Jemaat dapat memahami betapa berharganya semua orang di
hadapan Tuhan.
2. Jemaat dapat menghargai keberadaan setiap orang.
Pengantar
Yunus bin Amitai, seorang nabi yang diutus Tuhan untuk pergi ke
Niniwe dan menyampaikan bahwa kejahatan mereka telah sampai kepada
Tuhan karena itu Tuhan akan mendatangkan hukuman/ malapetaka atas
mereka. Tetapi Yunus kemudian mengurungkan niatnya, ia pergi ke
Yafo, naik sebuah kapal dan melarikan diri ke Tarsis. Mengapa Yunus
berubah dan melarikan diri dari tugas kenabiaannya? Ada 2 alasan yang
melatarbelakangi Yunus menolak pergi ke Niniwe:
- Niniwe, sebuah kota yang besar dan luas, adalah ibukota negeri
Asyur. Asyur sendiri adalah suatu kerajaan besar yang baru timbul
dan dinubuatkan akan membinasakan Israel. Hal ini diketahui oleh
Yunus.
- Bangsa Asyur dikenal sebagai bangsa yang ganas dan kejam.
Keganasan mereka telah dikenal dimana-mana sehingga bangsabangsa yang ada disekitarnya sangat ketakutan. Mereka tidak
mengenal belas kasihan karena belas kasihan akan melemahkan
tentara. Tawanan dibunuh, dibakar hidup-hidup, bahkan kepala
manusia dipajang sepanjang jalan merupakan beberapa contoh
kekejaman yang dilakukan oleh orang Niniwe.
Penghukuman Niniwe adalah hal yang sangat menggembirakan baginya
karena dengan demikian bangsanya akan selamat dari kekejaman dan
97
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
kesadisan Niniwe.
Ketika Tuhan berbelas kasih dan tidak jadi
menghukum Niniwe, ia sangat marah. Niniwe tidak jadi dihukum berarti
ancaman bagi bangsanya, Israel.
Yunus diperhadapkan pada pilihan yang sangat sulit : Israel atau Niniwe
yang selamat. Sebagai bangsa Israel tentu ia sangat tidak rela
menyaksikan bangsanya mengalami kekejaman bangsa lain (dalam hal
ini bangsa Asyur). Oleh karena itu lebih baik ia lari dan melepaskan
tugasnya sebagai nabi.
PENJELASAN TEKS
Kitab Yunus ini memandang setiap bangsa dikasihi Allah. Kitab Yunus
pasal yang keempat ini merupakan akhir kitab Yunus. Peristiwa yang
dicatat disini, berkaitan dengan pasal-pasal sebelumnya.
Yunus
dipanggil Tuhan ke Niniwe, tetapi ia melarikan diri ke Tarsis arah yang
berlawanan dengan Niniwe.
Ia menolak panggilan Tuhan, bahkan rela mati dibuang ke dalam laut
daripada pergi ke Niniwe.
Karena kemurahan Tuhan Yunus
diselamatkan dan Tuhan kembali memanggil Yunus untuk pergi ke
Niniwe. Kali ini ia taat dan memberitakan firman Tuhan ke Niniwe.
Melalui firman Tuhan yang disampaikan Yunus, orang orang Niniwe
percaya dan bertobat.
Dari pasal 3: 5-1 0 dijelaskan tentang kesungguh-sungguhan orang
Niniwe yang bertobat.
Pasal 4: 1-3 menunjukkan bahwa Yunus tidak bersyukur tetapi hatinya
kesal. Bagi Yunus lebih baik mati daripada melihat Niniwe menerima
kasih Tuhan. Yunus tidak bisa menerima kalau Niniwe tidak jadi
dihukum oleh Tuhan. Bagi Yunus, Niniwe harus dihukum karena
kejahatan mereka terhadap Israel.
Pasal 4: 8-9 menyatakan kemarahan Yunus, karena baru sebentar
merasakan penghiburan dari kehadiran pohon jarak yang menaungi
kepalanya dari teriknya matahari. Namun sesaat kemudian kesukaan
karena pohon jarak tersebut lenyap karena perbuatan Allah.
Pasal 4: 10-11 hendak membandingan Yunus menyayangi 1 pohon
dibandingkan Allah menyayangi 120.000 orang. Peristiwa pohon jarak
98
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
hendak memberikan pemahaman kepada Yunus tentang keberhargaan
umat di mata Tuhan. Bahwa Allah adalah Allah yang menyayangi setiap
orang dan menghendaki keselamatan mereka.
KONTEKS
1.
Munculnya berbagai lembaga-lembaga kesukuan dan agama yang
mendorong terjadinya “pengkotak-kotakan” di dalam masyarakat.
Sehingga muncul sikap merasa diri lebih istimewa, lebih baik atau
lebih benar ketimbang yang lain.
2.
Kemajuan dan perubahan pola hidup materialis menjadikan setiap
orang memandang keberhargaan sesamanya dengan ukuran material
(uang, jabatan, kekayaan dan kekuasaan) yang dimilikinya, sehingga
semakin banyak orang merasa tersingkirkan dan bahkan tidak
diperhitungkan sebagai manusia.
SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH
Dalam kehidupan saat ini, jika kita melihat kenyataan disekitar kita, kita
akan melihat dengan jelas masih banyak orang yang perlu ditolong dan
dibawa kepada Yesus. Melihat situasi yang demikian, dibutuhkan orangorang yang memiliki keibaan hati, belas kasihan dan kemurahan untuk
membawa berita keselamatan kepada mereka.
Pendahuluan
Kotbah diawali dengan menceritakan kasus-kasus akhir tahun 2009 yang
lalu dimana ada orang yang mengambil buah coklat, semangka dan
kapuk harus dihukum penjara cukup berat dibandingkan dengan
koruptor. Mengapa hal tersebut terjadi? Karena orang memandang
keberhargaan orang secara berbeda dari materi yang dimilikinya.
99
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Isi
Sampaikan kepada jemaat, teks menceritakan perbedaan cara Allah dan
Yunus memandang bangsa Niniwe.
Perhatikan penjelasan teks di atas khususnya ayat 10 dan 11.
Hubungkan penjelasan teks di atas dengan konteks masa kini (lihat
penjelasan konteks)
Penutup
Doronglah jemaat dalam masa penantian atau advent ke II ini agar
membangun Jemaat dapat memahami betapa berharganya semua orang di
hadapan Tuhan.
Ajaklah jemaat dapat menghargai keberadaan setiap orang.
Nas Pembimbing : Yoh. 3:16
Berita Anugerah : Yes. 1:18
Persembahan
: Maz. 52:11
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
KJ
KJ
KJ
KJ
KJ
KJ
KJ
1: 1, 2
85: 1, 5
40: 1, 4
52: 1, 3
432: 1, 2
403: 1 426: 1, 4
100
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Rancangan Khotbah, 12 Desember 2010
Minggu Advent 3
Warna Ungu
Bacaan: Mazmur 25: 12-22
MENANTIKAN TUHAN DENGAN KETULUSAN
DAN KEJUJURAN
Tujuan: Jemaat dapat memilih, mewujudkan hidup dalam ketulusan dan
kejujuran.
PENJELASAN TEKS
Kitab mazmur terbagi dalam lima buku:
1. Mazmur 1-41
2. Mazmur 42-72
3. Mazmur 73-89
4. Mazmur 90- 106
5. Mazmur 107- 150
Mazmur 25: 12 – 22 termasuk dalam bagian buku yang pertama, yang
menjelaskan doa permohonan pengampunan dosa dari Daud. Doa
permohonan pengampunan dosa merupakan ungkapan kejujujuran dan
ketulusan Daud kepada Tuhan.
Berdoa adalah kesempatan
mengungkapkan secara jujur kepada Tuhan segala hal yang menjadi
beban kehidupan.
Mazmur 25: 12 – 22 dapat dijelaskan dalam beberapa bagian:
Ayat 12 - 15
Pemazmur mendefinisikan orang yang takut akan Tuhan adalah mereka
yang jalannya ditunjukkan oleh Tuhan sendiri. Hal ini bisa terjadi karena
adanya hubungan yang demikian akrab antara mereka yang takut akan
Tuhan dengan Tuhan sendiri. Bahkan makna perjanjian diberitahukan
sendiri oleh Tuhan dalam persekutuan yang mesra tersebut. Dalam
persekutuan yang mesra ini, jarring/ perangkap yang dipasang oleh
101
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
musuh sekalipun tidak lagi menakutkan. Inilah yang menjadi dasar Daud
tetap bersandar pada Tuhan dan mengarahkan hidupnya kepada Tuhan.
Ayat 16 - 21
Daud sangat mengharapkan pertolongan Tuhan karena penderitaan yang
sedang dialami. Penderitaan Daud antara lain:
1. Ia sendirian, sebatang kara dan berada dalam penindasan.
2. Hatinya sesak menahan beratnya penderitaan yang ada.
3. Dosa/ pelanggaran yang telah dilakukannya dahulu.
4. Banyak orang yang memusuhi dan sangat menbencinya.
5. Keselamatan jiwanya terancam.
Dalam kondisi/ situasi yang demikian Daud memohon pertolongan
Tuhan. Harapan dan keyakinan yang demikian kuat agar Tuhan melihat
penderitaannya. Tindakan Tuhan yang menyelamatkan dirinya sekaligus
akan mengembalikan harga dirinya dihadapan lawan (mereka yang
memusuhi dan membencinya). Ia diolok-olok karena keputusannya
untuk tetap berlindung pada Tuhan dan keyakinan bahwa orang yang
takut akan Tuhan akan hidup dalam kebahagiaan sejati yang tidak hanya
dinikmati sendiri tetapi juga turun-temurub hingga anak cucu. Karena itu
Daud memohon Tuhan bertindak dalam situasi penderitaan yang
dialaminya supaya para lawannya terdiam karena penilaian mereka
keliru; bahwa keyakinan Daud dan pilihannya untuk tetap berlindung
pada Tuhan adalah keputusan yang benar. Dalam penantian akan
pertolongan Tuhan tersebut, Daud tetap menjaga keberadaan dirinya
sebagai orang yang takut akan Tuhan. Hidup jujur dengan keikhlasan
tanpa ada paksaan atau ancaman dari siapapun.
Ayat 22 Daud sadar bahwa Allah bukan Allahnya saja melainkan Allah
seluruh umat. Oleh karena itu apa yang dimintanya untuk dirinya sendiri
dimintanya juga untuk umat Israel seluruhnya (merekapun terlepas dari
kesesakan dengan hidup jujur dan tulus).
102
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
KONTEKS
- Adanya ungkapan di sebagian masyarakat bahwa “jujur itu hancur”.
Misalnya, seorang pegawai yang jujur tidak pernah naik pangkat.
Anak yang jujur mengerjakan soal UN malah tidak lulus, yang
mendapat bocoran justru lulus. Sebagian orang yang jujur tidak
disukai oleh orang lain yang tidak menyukai kejujuran.
- Masih banyak orang yang takut akan Tuhan dan menyukai kejujuran
sekalipun menyadari bahwa hal tersebut menjadikannya tidak disukai
orang lain. Masih banyak orang yang “jujur makmur”, yakni jujur dan
tidak hancur dan hidup sejahtera.
- Masyarakat masih merindukan keterbukaan di tengah merebaknya
korupsi dari segala lapisan masyarakat (bisa juga ada di dalam
kehidupan orang Kristen).
- Ketulusan dan Kejujuran mendatangkan dampak positif dan
kepercayaan dalam membangun persahabatan dengan semua orang.
- “Nemu Uang” (bisa menjadi ilustrasi).
SARAN MENYUSUN KHOTBAH.
1.
Pendahuluan
Jelaskan pada hari minggu ini sebagai minggu advent ketiga, sebagai
minggu penantian kedatangan Tuhan Yesus Kristus. Dalam masa
penantian ini jemaat diteguhkan untuk memelihara hidup yang tulus
dan jujur.
Buatlah ilustrasi kotbah tentang kejujuran yang membawa
kemakmuran dan kejujuran yang membawa kehancuran. Tekankan
bahwa ternyata kejujuran yang membawa kemakmuran dan
kesejahteraan lebih bertanggungjawab.
Misalnya: ceritakan
pengalaman “Nemu Uang” dan kemudian dapat menemukan
pemiliknya atau dibagikan kepada yang memerlukan. Kemudian
menjelaskan kedua istilah tersebut dan mengajak warga untuk
membayangkan apa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari
103
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
2.
Isi
Buatlah pertanyaan Mengapa Kejujuran
kemakmuran mendatangkan kebahagiaan?
yang
membawa
Jelaskan pesan pokok teks Mazmur 25:12-22, khususnya ayat 21
Mengapa Daud memilih Takut akan Tuhan dan bersikap tulus dan
jujur dalam menanti-nantikan Tuhan.
Jelaskan arti kejujuran yang membawa kebahagiaan berdasarkan
ayat 12-14
Dari ayat 15-22, jelaskanlah bahwa doa pribadi Daud kepada Tuhan
meyakinkannya untuk memilih bersikap tulus dan jujur dalam
menanti-nantikanNya.
3.
Penutup (Penerapan)
Ajaklah jemaat untuk mengambil sikap dan memilih hidup dalam
ketulusan dan kejujuran di tengah kenyataan hidup sehari hari masuk
dalam konteks.
Teguhkan dan yakinkanlah jemaat bahwa jemaatpun bisa bertindak
jujur seperti Daud berani jujur dalam menghadapi situasi apapun.
Ayat-ayat
Nats Pembimbing
Berita Anugerah
Persembahan
Pujian :
1. KJ 4:1-2
2. KJ 445: 1-2
3. KJ 178: 1-2
4. KJ 450:1+3
5. KJ 393:1-3
6. KJ 406:1-3
: Ams 2: 6-9
: Roma 4: 6-8
: Mazm 119:7
104
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Rancangan Kotbah 19 Desember 2010
Minggu Advent IV
Warna Putih
Bacaan: Lukas 3:1 – 6
PERTOBATAN MENUJU KEHIDUPAN
Tujuan:
- Jemaat mengerti arti dan hidup dalam pertobatan
- Jemaat dapat turut serta memberitakan tentang kebaikan Allah
yang menjadi pembela manusia.
LATAR BELAKANG
Injil Lukas ditulis dengan tujuan menjelaskan kepada Teofilus tentang
peristiwa Yesus. Peristiwa ini dirangkai sebagai sejarah dengan
mempergunakan sumber-sumber tertulis yang telah ada sebelumnya.
Tentu saja masih ada saksi mata yang bisa memperbaiki tulisan sejarah
Lukas ini.
Kisah yang disandingkan dengan kelahiran Yesus adalah kelahiran
Yohanes Pembaptis. Lukas ingin menunjukkan kepada pembaca bahwa
antara Yohanes Pembaptis yang berciri khas Yahudi dan Yesus Kristus
ada kesinambungan pelayanan.
Lukas adalah seorang non Yahudi yang menulis kitab ini, sehingga
hubungan antara pewartaan Yohanes Pembaptis dan Yesus Kristus
menjadi penting untuk disaksikan dalam kitab suci.
PENJELASAN TEKS
Injil Lukas: 3:1-6 adalah bagian dari perikop Lukas 3:1-20, yang
menguraikan tentang keberanian dan ketegasan Yohanes Pembaptis yang
dengan lantang menyerukan panggilan bertobat kepada semua orang.
105
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Pertobatan diserukan Yohanes Pembaptis yang mengemban tugas
pewartaan untuk mempersiapkan jalan dalam rangka menyambut
kedatangan Yesus Kristus Sang Juru Selamat.
Dalam kitab perjanjian baru terdapat dua kata yang hampir mirip artinya,
yakni kata: “pertobatan” dan “berbalik”. Kedua kata ini dalam Injil Lukas
dipakai secara bergantian, “pertobatan” terdapat 11 kata; dan “berbalik”
terdapat 2 kata.
1. Yang pertama ialah kata “metanoia”1(bertobat), kata ini menunjuk
pada perasaan menyesal yang timbul dari dalam hati. Perasaan ini
turut membentuk pengalaman pribadi dan kepekaannya dapat
menentukan arah rencana hidup kita. (Luk.3:3; Luk 3:8).
2. Yang kedua ialah kata “Epistrope2”(berbalik) kata ini menunjuk
pada suatu perubahan tingkah laku, misalnya: Paulus yang berbalik
dari pembunuh pengikut Kristus menjadi penyiar kebangkitan Yesus
Kristus. (bandingkan Luk.1:16; Luk 1:17; Kis. 9:35).
Injil Lukas pasal 3 ini menunjuk pada pengertian pertobatan yang artinya
pembaharuan hati dan pembaharuan cara memandang hidup karena
rahmat dan kasih karunia Yesus Kristus bagi semua orang, baik orang
Yahudi maupun Yunani. Misalnya: sebelum bertobat selalu
berpandangan negatif tentang Allah sebagai dewa yang kejam, orang lain
dan dunia di sekitarnya. Pertobatan menjadikan seseorang itu memiliki
pandangan positif tentang Allah yang mengasihi, dunia yang dikasihi
Allah dan sesama yang disayangi Allah.
Keselamatan bagi semua orang (Ay. 6) adalah bagian penting dalam
pewartaan Yohanes Pembaptis dalam pengajaran kitab Lukas. Di dalam
1
Μετάνοια ; metanoia: met-an'-oy-ah: (subjectively) compunction (for guilt, including
reformation); by implication reversal (of [another’s] decision): - repentance.
2
ἐπιστρέφω; epistrephō (ep-ee-stref'-o) to revert (literally, figuratively or
morally): - come (go) again, convert (mengubah), (re-) turn (about, again) –
kembali.
.
106
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Injilnya, Lukas memberitakan Yesus sebagai orang Yahudi yang juga
dibaptis. Di dalam kitab Kisah Para Rasul, Lukas memberikan kesaksian
bahwa pemberitaan Injil Yesus Kristus adalah bagi orang-orang Yunani
juga (Kis.14:1; 16:1). Jadi, keselamatan di dalam Kristus mengandung
arti bahwa karya Allah adalah bagi semua bangsa!! Allah adalah Allah
bangsa-bangsa. Penyelamatan adalah pembaharuan relasi antara Allah
dan manusia. Manusia mempunyai kesempatan untuk dapat membangun
relasi dan hubungan baik dengan Allah yang baik.
Luk 4:17-18 Kepada-Nya (Yesus) diberikan kitab nabi Yesaya dan
setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: (4:18)
"Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk
menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah
mengutus Aku
Dengan demikian Pertobatan adalah menyesali cara pandang yang lama
yang senang melihat kesengsaraan orang lain. Pertobatan adalah
mengawali cara pandang baru bagaimana kebaikan Allah dalam hidup
setiap orang dapat digunakan untuk mendatangkan keselamatan bagi
orang yang menderita (bandingkan dengan Lukas 13:3; Luk.13:5).
Dengan demikian Kehadiran Yesus Kristus ke dunia ini sungguh menjadi
jalan menuju keselamatan, karena membentuk cara berpikir dan cara
bertindak yang baru dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu
pertobatan perlu dilakukan untuk meluruskan cara memandang Allah,
sesama dan dunia di sekitar manusia sehingga keselamatan menjadi
berita yang sangat memberikan harapan bagi dunia. Tegasnya, berita
tentang pertobatan adalah karya Ilahi guna mempersiapkan karya
penyelamatan di dalam Yesus Kristus.
KONTEKS
Hari ini minggu adven ke IV (empat) adalah masa mempersiapkan diri
sebagai umat Allah untuk menyambut kedatanganNya. Kita memang
perlu mempersiapkan kemeriahan menjelang natal, namun kita perlu
mempersiapkan diri dan hati kita untuk memandang Allah, sesama dan
dunia secara baru, yakni dunia yang didamaikan dengan Allah.
107
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
GKSBS Rimbobujang Jambi diresmikan tanggal 10 Desember 1988.
GKSBS Srikaton, Klasis Buay Madang diresmikan pada tanggal 15
Desember 1958. GKSBS Tanjungsari diresmikan tanggal 25 Desember
1938. Bulan ini ada 3 jemaat GKSBS merayakan hari jadinya. Artinya
pertumbuhan ini bukan sekedar angka tetapi mempersiapkan kembali
cara memandang secara baru dunia Sumatera Bagian Selatan. Sumatera
bagian selatan adalah dunia yang dicintai Allah dan kita perlu
memandang dunia dimana gereja hidup sebagai dunia yang perlu
diperindah bersama dengan Allah dan masyarakat Sumatera Bagian
Selatan.
Apa saja yang baru di Sumatera Bagian Selatan? Pertanian, yang
notabene dibawa orang dari Jawa, telah menjadikan Sumatera mejadi
salah satu lumbung pertanian beras nasional. Di sisi lain, masyarakat asli
tersingkir oleh pola pertanian tersebut. Munculnya berbagai aksi
kejahatan dapat memicu konflik antar etnis. Aksi kejahatan ini barangkali
sebuah reaksi atas kejahatan sebelumnya, yakni “penjarahan” lahan
“nenek moyang” penduduk yang lebih dahulu tinggal.
Gereja, GKSBS pada khususnya perlu memandang karya Yesus untuk
menjadikan suasana hidup di Sumatera Bagian Selatan menjadi lebih
baik.
SARAN PENYUSUNAN KOTBAH
Pendahuluan.
Pengkhotbah dapat mengawali khotbahnya dengan ilustrasi tentang
bagaimana mempersiapkan penyambutan pejabat tinggi (Gubernur,
Bupati, Camat) yang akan datang mengunjungi sebuah desa.
Tentu banyak orang ingin terlibat memberikan diri terlibat dalam
kepanitiaan. Karena mereka akan dapat bertemu dengan pejabat yang
mau datang ke desanya. Mulai dari kebersihan tempat penerimaan,
umbul-umbul tanda penyambutan, menyiapkan tarian penerimaan sampai
membersihkan kamar mandi kalau-kalau tamu memerlukan kamar
mandi, termasuk juru masak untuk jamuan makan, dan seterusnya.
108
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Kunjungan pejabat berarti ada perhatian, ada perhatian berarti ada
komunikasi dan kepedulian, karena dipedulikan masyarakat desa merasa
didengar, dihargai dan merasa aman, sehingga sambutan sebaik-baiknya
adalah bentuk kesukacitaan warga desa.
Teguhkanlah jemaat, bahwa natal adalah merayakan dan memperingati
kedatangan Tuhan Yesus Juru Selamat dunia dengan memberikan cara
pandang hidup yang baru. Supaya umat manusia ciptaanNya dipulihkan
berkomunikasi dengan Allah. Keselamatan adalah pemulihan komunikasi
antara Allah dan manusia.
Teguhkan juga jemaat bahwa kitab suci, Injil Lukas meneguhkan bahwa
Allah menghendaki setiap orang memiliki keteguhan hidup.
Berikan sebuah pertanyaan: Kalau menyambut orang yang memberikan
kepastian saja demikian perlu persiapan, Bagaimana jemaat menyambut
kedatangan Tuhan?
Isi
 Sampaikan kepada jemaat mengenai perintah Yohanes Pembaptis
tentang penyambutan terhadap kedatangan Tuhan, yaitu dengan
pertobatan.
 Sampaikan / jelaskan penjelasan teks tentang “metanoia” dan
“epistrope”.
 Sampaikan hubungan antara pertobatan dan kesselamatan
 Lanjutkan dengan pengalaman di jemaat-jemaat tentang pertobatan dan
buah-buahnya.
Kesimpulan
Sampaikan kesimpulan bahwa Pertobatan menuju kehidupan adalah
menyesali cara pandang yang lama yang senang melihat kesengsaraan
orang lain. Pertobatan adalah mengawali cara pandang baru bagaimana
kebaikan Allah dalam hidup setiap orang dapat digunakan untuk
mendatangkan keselamatan bagi orang yang menderita (bandingkan
dengan Lukas 13:3; Luk.13:5).
109
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
PENUTUP
Ajaklah jemaat, untuk menyambut dan mempersiapkan kedatangan
Tuhan, bukan hanya dengan pesta pora dan kemeriahan dunia, tetapi
dengan hati dan hidup yang penuh pertobatan, hidup yang memancarkan
berkat, dan keselamatan dari Tuhan untuk kita.
Yakinkanlah jemaat bahwa hadirnya GKSBS di beberapa tempat yang
sedang berulang tahun menyambut kedatangan Tuhan adalah buah-buah
pertobatan yang hadir di dalam jemaat.
Teguhkan Jemaat dapat menjadi berkat dalam menjawab persoalan
hubungan antara transmigran dan masyarakat setempat. (baca konteks
masyarakat Sumatera bagian selatan)
(RMS).
Daftar Ayat
Nats Pembimbing
Berita Anugerah
Persembahan
: Yeremia 3 : 14-15
: Yesaya 1 : 18
: Ibrani 13 : 5-6
DAFTAR PUJIAN
1. KJ 3
2. KJ 178
3. KJ 395
4. KJ 240 a
5. KJ 393
6. KJ 376
: 1,4
: 1-2
: 1-2
: 1-2
: 1-3
: 1,3,4
***
110
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Rancangan Khotbah, 25 Desember 2010
Natal
Warna Putih
Bacaan: Matius 1: 18-25
SAATNYA UNTUK SALING MEMBAHARUI
Tujuan:
1. Jemaat dapat merenungkan kembali makna natal yang
sesungguhnya.
2. Jemaat dapat memaknai Natal sebagai pembaharuan hidup.
3. Mengajak jemaat untuk tetap setia dalam menghadapi tantangan
dan pergumulan hidup.
DASAR PEMIKIRAN
Dalam masyarakat terdapat kehidupan yang saling memberi. Memberi
secara tulus ketika pemberian dilandasi semangat membagikan
kehidupan dan diberikan kepada orang yang sungguh berkekurangan,
karena mereka tidak bisa membalas pemberian tersebut. Penerimaan
yang tulus ketika menerima pemberian dengan ucapan syukur. Sehingga
disepakati dalam hidup bermasyarakat adalah kehidupan yang saling
memberi.
Respon manusia terhadap karya Allah menyelamatkan manusia,
memperbaharui sikap Yusuf kepada Maria.
PENJELASAN TEKS
Injil Matius
Matius pasal 1 dimulai dengan silsilah, bahwa sudah dinubuatkan bahwa
Maria akan hidup bersama dengan Yusuf.
Ayat 18 : menyebutkan siapa yang menjadi peran utama dalam kelahiran
Yesus Kristus.
111
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Ayat 20-21: Dimana Yusuf mempertimbangkan rencananya untuk
meninggalkan Maria tetapi ada nasehat yang menyatakan supaya Yusuf
memberikan kesetiaanya kepada Maria.
Ayat 22-23: Rencana Allah untuk mempersiapkan Kelahiran Kristus.
Ayat 24-25: peran Yusuf dan Maria dalam menggenapkan rencana Allah
sepanjang dalam kisah ini. Tokoh yang terlibat adalah Maria, Yusuf dan
Malaikat Tuhan, bagaimana ketiganya bekerjasama dan memainkan
peranan masing-masing sehingga rencana Allah tergenapi.
KONTEKS
Dalam cerita ini diangkat pergumulan seorang manusia Yusuf dalam
menanggapi rencana besar dari Allah untuk memperbaharui kehidupan
umat manusia. Beberapa kali Matius menekankan bahwa peristiwa
kelahiran Yesus adalah Karya Allah. Pesan ini disampaikan oleh
malaikat Tuhan kepada Yusuf dengan kata lain “natal”. Natal adalah
sebuah laporan teologis yang memuat pesan religius yang hendak
disampaikan oleh penulis Injil mengenai identitas Yesus sebagai anak
Allah yang berasal dari keturunan Daud termasuk juga reaksi dari orang
terhadap warta tentang kelahiran. Ada yang menolak dan ada yang
menerima. Perwujudan sejarah kehidupan umat manusia yang telah
dimulai dalam sejarah bangsa Israel menegaskan bahwa proses kelahiran
Yesus tidak lepas dari campur tangan Allah kepada Maria yang secara
tulus memberikan dirinya untuk dipakai sebagai sarana proses kelahiran
sang Kristus. Campur tangan Allah juga nyata dalam kehidupan Yusuf
yang hendak meninggalkan Maria karena mengetahui bahwa Maria telah
mengandung. Ia merasa malu karena mereka masih bertunangan tetapi
Maria telah mengandung padahal menurut adat Yahudi kondisi ini adalah
sebagai bentuk perzinahan. Allah turut campur tangan melalui mimpi
dengan perantaraan seorang malaikat untuk menyampaikan pesan kepada
Yusuf supaya tidak meninggalkan Maria dan bahwa kelahiran Yesus
sudah direncanakan Allah jauh pada jaman sebelum mereka dan telah
dinubuatkan oleh nabi Yesaya. Dengan demikian jelaslah bahwa Allah
sudah mempersiapkan keselamatan bagi manusia sejak manusia jatuh di
112
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
dalam dosa (kej 3: 15). Dalam penggenapan rencanaNya, Allah memakai
orang-orang tertentu baik itu para nabi dalam PL, Yohanes Pembaptis
sampai pada Maria dan Yusuf, masing-masing pribadi membawakan
peranannya sendiri-sendiri termasuk para malaikat Tuhan yang
menyampaikan berita sukacita. Yusuf dan Maria sebagai tokoh utama
dalam kisah ini yang dipercayakan Allah kepada mereka dengan tunduk
dalam rencana Allah. Yusuf dan Maria yang siap dipakai Allah yang
ditunjukkan melalui ketaatan dan kesediaan mereka untuk menjalani
hidup seperti yang Allah tentukan bagi mereka. Meski ada resiko dan
kesulitan yang harus dihadapi karena ketaatan mereka namun Yusuf tidak
melarikan diri melainkan percaya bahwa bahwa anak itu adalah Imanuel.
Karya Allah menyelamatkan dunia menghendaki pembaharuan sikap
manusia (bandingkan ay.19 dan ay.24). Maria yang mengandung
sebelum hidup sebagai suami isteri (19) mendorong Yusuf untuk
menceraikan Maria. Namun setelah mendengar maksud Allah untuk
menyelamatkan dunia, Yusuf mengambil Maria sebagai isterinya untuk
mewujudkan karya penyelamatan melalui anak yang dikandung Maria
oleh Roh Kudus. Inilah pembaharuan sikap yang nampak dalam
pembaharuan keputusan Yusuf yang semula ingin menceraikan Maria
tetapi kemudian berubah dan turut serta mewujudkan karya Allah
menyelamatkan manusia untuk menghadirkan Imanuel.
KONTEKS MASA KINI
1.
2.
3.
4.
Relasi manusia yang manipulatif digantikan dengan ketulusan.
Kekerasan hati manusia digantikan dengan ketaatan.
Silaturahim sebagai penerimaan sesama secara tulus.
Keterbukaan terhadap karya Allah memperbaharui cara pandang
terhadap tradisi. Jemaat terpanggil untuk mengkritisi budaya/
tradisi yang ada dalam terang karya Allah yang mengahadirkan
damai bagi manusia
5. Konteks perceraian di dalam keluarga
113
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH
Pendahuluan
Pengkhotbah bisa mengawali dengan mengatakan kepada jemaat supaya
memaknai kembali Natal dalam tindakan nyata sebagai landasan hidup,
dengan memberi kepada siapa saja dengan tulus antara lain: memberi
kepada sahabat dan handai taulan, memberi kepada orang-orang yang
sehari-hari di temui di kantor, di jalan dan di Gereja.
Isi
Hubungkan dengan teks, bagaimana para tokoh yang ada (Maria dan
Yusuf) mengalami pembaharuan dan memberikan diri untuk turut serta
mewujudkan karya penyelamatan Allah.
Maria memberikan dirinya dipakai sebagai sarana proses kelahiran Yesus
sementara Yusuf menyediakan diri untuk mendampingi Maria melewati
proses yang ada meski dengan resiko yang besar. Semua ini terjadi
ketika mereka berjumpa dengan Allah, campur tangan Allah membaharui
sikap/ pandangan mereka terhadap pilihan sebelumnya.
Pilih salah satu konteks (misalnya kasus perceraian yang marak terjadi)
kemudian hubungkan dengan teks. Jemaat diajak untuk melihat
perbedaan yang ada diantara kedua peristiwa tersebut
Penutup
Pemberian bisa berupa materi, bisa berupa tangan yang siap membantu,
telinga yang siap mendengar, hati yang siap terbuka untuk menjadi
saluran kasih sayang yang tercermin dalam senyuman ramah, ungkapan
terimakasih yang tulus dan sapaan yang hangat.
Nats Pembimbing
Berita Anugerah
Persembahan
: Matius 18:15-18
: Yesaya 55: 8
: Mazmur 50:23
Pujian:
KJ 109: 1, 2, 5; 110: 1, 2; 161: 1, 2; 308: 1, 2;
KJ 295: 1, 3; 118: 1– ; 338: 1, 4
114
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Rancangan Khotbah, 26 Desember 2010
Minggu Natal ke 2
Warna Putih
Bacaan: Pengkotbah 8: 9-17
NATAL MENEGUHKAN HIDUP BERMAKNA
DENGAN BERBAGI KEBAHAGIAAN
Tujuan:
1. Natal meneguhkan jemaat untuk terus melakukan tindakan baik
yang dilandasi hikmat bahwa Tuhan menghendaki keadilan.
2. Jemaat membagikan kebahagiaan dengan memberi kebahagiaan
kepada semua orang melalui karya sehari-hari.
PENJELASAN TEKS
Kitab Pengkhotbah adalah bagian dari Alkitab Perjanjian Lama. Judul
ini berasal dari bahasa Ibrani: Qoheleth. Dasar kata ini adalah: Qahal,
yang berarti "perhimpunan". Kata Qoheleth inilah yang diterjemahkan
menjadi "Pengkhotbah" yang menyiratkan fungsi keagamaan atau dapat
juga diartikan guru.
Kitab Pengkhotbah berisi dan buah pikiran dari 'Sang Pemikir' yang
merenungkan secara dalam-dalam betapa singkatnya hidup manusia ini,
hidup yang penuh pertentangan, ketidakadilan dan hal-hal yang sulit
dimengerti. Pengungkapan "hidup itu sia-sia" oleh “Pengkotbah” untuk
menunjukkan bahwa tidak mudah memahami tindakan Tuhan dalam
menentukan nasib manusia. Demikianlah pengkotbah menasehati orangorang untuk tetap bekerja dengan giat, dan untuk sebanyak mungkin dan
selama mungkin menyambut dan menikmati pemberian-pemberian
Tuhan.
115
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Teologi Kitab Pengkotbah.
Kitab Pengkhotbah mengajarkan bahwa makna hidup hanya ditemukan
dalam diri Allah. Kitab ini mengajarkan tentang beberapa hal:
Pertama: posisi Allah dalam kehidupan manusia ditampilkan sebagai
sumber dari segala sesuatu yang dimiliki manusia (2:24; 6:2; 8:15; 9:9).
Ia mengatur segala sesuatu, terutama memelihara orang yang Dia
perkenan (2:26; 9:7). Ia mengatur segala sesuatu yang terjadi menurut
waktu-nya (3:1-15), sehingga Dia layak untuk dijadikan sandaran hidup
ketika manusia diperlakukan tidak adil oleh orang lain (3:17).
Di mata Allah, semua manusia adalah ciptaan-Nya yang setara dengan
ciptaan lain (band. Pengkh. 3:18). Karena Allah yang disorga sangat
berbeda dengan manusia yang di bumi, maka manusia pun harus
menghormati Dia (5:1-20). Perbedaan antara Pencipta dan ciptaan ini
juga menyebabkan manusia tidak bisa mengubah rencana Allah (7:13)
maupun memahami banyak hal dari pekerjaan Allah (8:17; 9:1; 11:5).
Allah sebagai pencipta (12:1) yang kepada-Nya semua manusia harus
memberi pertanggungjawaban hidup. Semua manusia pasti akan kembali
kepada Allah sebagai pemberi kehidupannya (12:7).
Kedua: tentang ganjaran, Kitab Pengkhotbah mengajarkan tentang
prinsip umum bahwa orang fasik akan dihukum oleh Tuhan (3:17).
Mereka tidak akan panjang umur (8:13). Meskipun demikian, apa yang
terjadi dalam kehidupan nyata sehari-hari tidak selalu sama dengan
prinsip umum ini. Orang benar pun mengalami kemalangan (7:14).
Sebaliknya, orang fasik tidak mengalami hukuman apapun sehingga
jumlah mereka semakin bertambah (8:10-11). Keadaan tersebut dapat
dijelaskan dengan pada tiga hal:
1. Kebahagiaan sejati terletak pada takut kepada TUHAN itu sendiri,
bukan pada hasil dari tindakan itu. Walaupun orang fasik tampaknya
memiliki “tanda-tanda berkat”, tetapi mereka bukan orang yang
berbahagia (8:12)
2. Takut kepada TUHAN merupakan bagian seharusnya dari hakekat
manusia sebagai ciptaan. Allah tidak harus memberi pahala karena
ketaatan kita. Kalau kenyataannya Ia berkenan memberi, maka hal
itu merupakan anugerah yang tidak dapat dituntut.
116
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
3. “Ganjaran” biasanya dihubungkan pemberian semacam “hukuman”
karena perbuatan buruk. Sedangkan “pahala” biasanya dihubungkan
dengan pemberian semacam hadiah karena perbuatan baik.
Konsep “ganjaran” dalam kitab Pengkhotbah mirip dengan
pandangan kitab Ayub, yaitu keadilan Allah terutama tidak
didasarkan pada pengalaman kita terhadap apa yang Allah lakukan,
tetapi pada iman kita tentang hakekat Allah yang mahaadil (band.
Pengkh.12:14 & Ay.36:6). Pikiran kita seringkali terbatas untuk
memahami karya Allah (termasuk keadilan-Nya), namun selalu ada
ruang untuk percaya bahwa sebagai Allah Dia pasti bertindak adil
(bdk. Rom 3:6).
Ketiga: tentang hikmat. Kitab Pengkhotbah menggambarkan bahwa
memiliki hikmat tidak selalu memiliki kebahagiaan (1:17-18). Tidak ada
perbedaan antara orang bodoh dan orang berhikmat (2:15-16). Qohelet
bahkan mengambil jalan tengah antara tidak terlalu berhikmat maupun
bodoh (7:16-18). Namun ia menekankan bahwa hikmat melebihi
kebodohan (2:13). Hikmat adalah karunia khusus untuk orang yang
diperkenan TUHAN (2:16). Hikmat adalah warisan dan perlindungan
(7:10-12).
Walaupun dalam banyak hal orang berhikmat lebih
berbahagia daripada orang bodoh, tetapi dalam hal-hal tertentu keduanya
sama saja. Mereka memiliki nasib yang sama, yaitu tidak bisa menikmati
hasil itu di dunia ketika ia mati (2:14, 16, 21).
Berkaitan dengan dua aspek hikmat, qohelet tampaknya memahami
hikmat secara kognitif (pemikiran manusiawi) maupun praktis
(pengalaman manusia). Di satu sisi hikmat adalah sesuatu yang
diberikan Allah (2:26), namun di sisi lain hikmat juga dapat diupayakan
oleh manusia (1:16). Dari sisi kognitif, hikmat adalah kemampuan untuk
memahami sesuatu (1:13, 16-17). Dari sisi praktis hikmat merupakan
mata kehidupan (2:13). Yang menjadi kesia-siaan adalah memiliki
hikmat secara kognitif tanpa mempunyai takut kepada TUHAN (2:13)
atau menggunakan hikmat untuk menikmati kebahagiaan hidup duniawi.
117
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Penjelasan ayat
1. Ay. 9-11 Meraih kebahagiaan dengan cara saling menjatuhkan
membuat orang lain terpengaruh untuk merancang kejahatan.
Merancang kejahatan membuat semua orang setara dalam kejahatan
dan itu adalah kesia-siaan.
2. Ay. 12-14 Kesia-siaan adalah ketika manusia membuat ukuran
kebahagiaan. Karena kenyataannya orang jahat atau fasik hidup lebih
lama dan pahala “diberikan kepada yang fasik. Tetapi sebaliknya
orang benar dan orang yang takut akan Tuhan menerima ganjaran
atau hukuman.
3. Ay.15-17 Kesukaan, hikmat yang sejati adalah mengetahui bahwa
Allah merancang pekerjaan yang tidak terselami (misteri).
Kebahagiaan juga mengandung pengertian bahwa melalui hikmat,
pemikiran manusia dapat merancang kebahagiaan orang lain.
KONTEKS
Natal yang dirayakan setiap tahun, memberitakan tentang kisah kelahiran
Tuhan Yesus di tengah suasana gemerlapan dan hiruk pikuk kehidupan
masyarakat. Demikian juga umat Kristen ikut serta dalam hiruk pikuk
penyambutan natal dan semuanya diharapkan berada dalam keadaan
bahagia. Kebahagiaan tersebut memang perlu dirayakan dan disambut
dalam ritual “kumpul keluarga” supaya semua dapat tersentuh oleh
kebahagiaan itu.
Kumpul keluarga ini tentu diharapkan dapat membangun rasa kesetaraan
di dalam dalam menyambut kelahiran Sang Juru Selamat. Semuanya
dapat setara atau sederajat dan merasakan kegembiraan yang sama.
Namun di tengah-tengah usaha membangun tumbuhnya kebahagiaan dan
kegembiraan tersebut masih banyak orang yang tidak mengalami
kebahagiaan karena dusta, ketidakadilan, dan kebohongan. Masih
banyak orang tidak lagi menganggap kesalahan dan dusta itu merusak
integritas, ketidakadilan dipandang sudah biasa dan wajar-wajar saja.
118
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Dusta dan kelicikan dianggap sebagai suatu kepintaran dan bukan
kesalahan. Siapa yang tidak bertanya-tanya di dalam dunia yang serba
terbalik ini? Kita bertindak benar, saleh, dan kudus, maka orang-orang
akan menertawakan kita semua. Kita bersusah payah untuk hidup,
ternyata kemudian kita ditipu oleh rekan kita sendiri.
Di tengah konteks dunia yang memandang kesia-sia-an berbuat baik,
Natal sebagai peringatan lahirnya Yesus Kristus menegaskan kehendak
Allah. Allah yang memanggil umat meneguhkan dan tetap berkehendak
selalu lahir kebaikan, keadilan di tengah keputus asaan dunia. Natal
adalah Perayaan perbuatan baik Allah yang datang ke dunia ini. Karya
Ciptaan Allah dan Yesus Kristus Yang Lahir memanggil umat-Nya untuk
hidup di dalam Firman Tuhan dan membagikan kegembiraan dengan
gembira.
SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH
Pendahuluan
Ucapkanlah: selamat hari natal, selamat berkumpul dengan keluarga,
selamat merayakan kebahagiaan dan berbagi cerita kebahagiaan.
Awali dengan menyatakan bahwa kebahagiaan hidup itu adalah tujuan
hidup setiap manusia. Selanjutnya jelaskan ada perbedaan manusia
dalam mencapai kebahagiaan. Pertama, ada orang mengorbankan orang
lain demi mencapai kebahagiaan pribadi, ini yang namanya kebahagiaan
egositis.
Kedua, ada orang yang menggunakan hidupnya untuk
kebahagiaan bersama. Jadi ada dua cara orang memandang tentang
kebahagiaan, pertama kebahagiaan hanya ada dalam diri pribadi atau
kebahagiaan itu terdapat dalam kebahagiaan bersama.
Hal ini mengingatkan pada hukum kasih, bahwa cara memandang
kebahagiaan itu bila bisa mengasihi Tuhan dan dan mengasihi sesama
seperti mengasihi diri sendiri. Kata-kata penting di sini adalah kata
“sesama” dan “diri sendiri”. Jadi kata kebahagiaan dekat sekali dengan
praktek hidup mengasihi.
119
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Nyatakan juga keyakinan pengkotbah bahwa melalui kedatangan Tuhan
Yesus dan panggilan hidup di dalam Kristus, Allah menghendaki
manusia mengasihi Tuhan, sesama dan diri sendiri dengan cara
merayakan kebahagiaan dan merancang kebahagiaan bagi orang lain.
Tegaskan juga, bahwa NATAL artinya Allah meneguhkan kembali
bahwa berbagi kebahagiaan di dalam kelahiran Yesus Kristus bukan
kesia-siaan.
Kutip ayat pembimbing: I Korintus 15: 58
Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan
goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu,
bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.
Isi:
Buatlah pertanyaan, misalnya: mengapa perlu merancang kebahagiaan
bagi orang lain?
Jelaskanlah pertanyaan di atas.
1. ay. 9-11 Meraih kebahagiaan dengan cara saling menjatuhkan
membuat orang lain terpengaruh untuk merancang berbuat
kejahatan.
2. ay. 12-14 Kesia-siaan adalah ketika manusia membuat ukuran
kebahagiaan. Bahwa orang fasik bisa membuat ukuran
kebahagiaan; ketika hidupnya lebih lama, ketika bisa “menari” di
atas penderitaan orang lain, ketika melakukan ketidakadilan.
Karena orang jahat atau fasik hidup lebih lama dan pahala
“diberikan kepada yang fasik. Tetapi sebaliknya orang benar dan
orang yang takut akan Tuhan menerima ganjaran atau hukuman
(manusia).
3. ay.15-17 kesukaan, hikmat yang sejati, Allah merancang
pekerjaan yang tidak terselami (misteri) adalah merancang
kebahagiaan ciptaanNya.
120
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Simpulkan makna kebahagiaan sejati
1. Kebahagiaan yang sejati adalah kebahagiaan yang tidak sia-sia,
karena tindakannya didasarkan takut akan Tuhan.
2. Kebahagiaan sejati menghasilkan orang yang merancangkan
kebahagiaan hidup bagi sesamanya.3
3. Ukuran kebahagiaan adalah kesukacitaan merancang kebahagiaan
bagi orang banyak.
Ajaklah jemaat Di tengah-tengah konteks (pahami dan cocokkan
dengan konteks saudara masa kini) kehidupan nyata, di mana keadilan
tidak selalu berpihak kepada orang benar, jemaat atau gereja tetap
memiliki ukuran untuk menetapkan dan memberitakan kesaksiannya
tentang kebahagiaan yang sejati dengan tetap merancang kebahagiaan
bagi sesama.
Karena kebenaran yang sejati adalah berbagi kebahagiaan untuk
melakukan yang benar di mata Allah, sekalipun manusia sulit mengerti
jalanNya. Kelahiran Yesus Kristus telah menjadi jalan mengenal
kehendak Allah yang tidak pernah sia-sia. Selamat Natal!!! Dan berbagi
kebahagiaan.
Nas Pembimbing
: I Korintus 15: 58
Berita Anugerah
: I Yohanes 5: 18-20
Persembahan
: Yunus 2: 9
Pujian
:
Nyanyian Persiapan
: KJ 109: 1, 6
Nyanyian Pujian
: KJ. 249: 1- 3
Nyanyian Pujian
: KJ 149: 1 - 2
Nyanyian Respons
: KJ 128: 1 - 2
Nyanyian Persembahan
: KJ 367: 1 - 3
Nyanyian Penutup
: KJ 396: 1 - 2
3
Nas Pembimbing I Korintus 15: 58 Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih,
berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu
tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.
121
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
Rancangan Khotbah, 31 Desember 2010
Tutup Tahun
Warna Putih
Bacaa: Mazmur 65: 1-14
HIDUP YANG BERKELIMPAHAN
DASAR PEMIKIRAN
Setiap orang cenderung berusaha melihat wajahnya kembali melalui
cermin sekalipun baru saja meninggalkan cermin. Kembali orang
memperhatikan bagian wajah mana yang perlu dibersihkan agar selalu
nampak tampan atau cantik. Cermin membantu seseorang untuk dapat
melihat kelebihan, kecantikan dan ketampanan. Pada sisi lain cermin
membantu seseorang untuk dapat menunjukkan bagian yang perlu
diperindah.
Setiap akhir tahun dalam dunia usaha sering diakhiri dengan tutup buku.
Tutup buku bukan sekedar menutup buku tetapi menghitung dan melihat
kembali prestasi yang telah dicapai dan hasil pekerjaan selama satu
tahun. Tentu saja ada masalah-masalah yang dihadapi dan kekurangankekurangan yang belum terselesaikan sampai tutup buku. Di sinilah,
tutup buku menjadi cermin untuk menilai kembali apa yang sudah baik
dan merencanakan perbaikan kinerja atau keseluruhan cara bekerja pada
tahun yang akan datang.
Demikian juga, dalam acara-acara keluarga, desa dan yang lain, biasanya
ada acara penutupan. Penutupan biasanya secara spontan atau refleks
mengungkapkan terimakasih kepada semua orang yang bergotong royong
atau berpartisipasi membuat berhasilnya suatu acara. Secara spontan dan
refleks mengucapkan terimakasih adalah tradisi membangun yang baik
dan positif.
Terlepas dari kekurangan yang ada, selalu ucapan
terimakasih disampaikan karena acara tetap dapat berjalan baik. Tentu
saja akan lebih berkualitas ucapan terimakasih tersebut jika disertai
122
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
kesadaran adanya hal-hal yang bisa ditingkatkan kualitas hasil kerja
bersamanya.
Jadi, ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam refleksi diri pada akhir
atau tutup tahun 2010 ini. Pertama, kita secara sadar dapat melihat dan
menghitung hasil-hasil dan apa saja berkat-berkat Tuhan yang membuat
kita dapat bersyukur. Kedua, komitmen apa yang perlu kita lakukan
bagi Tuhan dan bagi sesama untuk dapat memperindah berkat-berkat
yang telah kita terima.
Jika Tuhan adalah pemilik acara perayaan pesta dan jemaat adalah
panitia yang menyukseskan acara pesta dan tahun ini penutupan acara
pesta selama satu tahun, pesan apa yang ingin anda terima dari Tuhan
sang pemilik acara pesta?
Tuhan akan merayakan pesta lagi segera sesudah tahun ini berakhir, yaitu
mulai pada awal tahun depan. Perayaan karena bumi ini semakin
diperindah oleh Allah melalui kehidupan setiap orang percaya yang siap
menjadi panitia pesta.
PENAFSIRAN TEKS
Kitab Mazmur pasal 65 ini berjudul Nyanyian Syukur atas Berkat Allah.
Nyanyian pujian pemazmur ini menceritakan kebaikan Allah sebagai
sumber kelimpahan dan pemberi kelimpahan yang mendatangkan
kegembiraan bagi seluruh makluk.
Allah mempunyai perayaan pesta memberikan kelimpahan kepada seluruh
ciptaannNya.
Pemazmur menyanyikan lagu bagaimana pemberian
kelimpahan kehidupan itu dialaminya bersama ciptaan Allah yang lain.
Mazmur 65:1-14 dapat dibagi dalam tiga tahapan pemahaman sebagai
berikut:
1. (Ayat 1 dan 2) Karena merasakan kelimpahan, pemazmur menyanyikan
pujian bagi Allah.
2. (Ayat 3 dan 4) Allah adalah sumber kelimpahan karena:
a. karena Allah mau mendengarkan doa, (3)
b. Karena Allah mau mendengarkan orang yang bersalah (3, 4)
c. karena menghapus kesalahan dan pelanggaran berat. (4)
123
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
3. (ayat 5-14) Karya Allah sebagai pemberi kelimpahan yang meliputi:
a. Allah memberikan kebahagiaan kepada setiap orang terpilih dan
mengenyangkannya dengan kebaikan sehingga selalu merasa
dicukupkan. (ay.5)
b. Allah menjadikan yang dapat dierpercaya kepada seluruh ujung
bumi dalam memberikan jawaban dan menyelamatkan dengan
perbuatan dahsyat dan keadilan. (6)
c. Allah memberikan kekuatan dan keperkasaan seperti gunung
yang ditegakkan (7)
d. Allah memberikan keteduhan seperti laut yang teduh, kedamaian
diantara bangsa-bangsa. (8)
e. Allah menjadikan kegembiraan karena terbitnya pagi dan petang
yang membuat semua bangsa menghormatiNya (9)
f. Allah menyediakan tanah, air tanah dan air hujan yang
menumbuhkan tetumbuhan dan gandum dengan berlimpah (1011)
g. Allah membuat keindahan alam memahkotai tahun dengan
kebaikan, kegembiraan padang gurun menghasilkan lemak yang
membuat kambing domba merayakan kegembiraan bersama.
Nyanyian pemazmur ini seperti nyanyian dalam sebuah pesta tutup tahun
atau tutup buku. Nyanyian ini menyambut kebaikan Allah sebagai tuan
pemilik perayaan pesta.
KONTEKS
Konteks kehidupan petani, nelayan dan buruh adalah bagian dari konteks
besar perekonomian di Indonesia. Seorang pemilik toko di sebuah kota
merasakan nilai keuntungan penjualan mereka turun karena petani, nelayan
dan buruh mengalami “paceklik”, karena petani tidak bisa panen, karena
nelayan tidak bisa melaut dan buruh tidak dapat memperoleh pekerjaan
harian.
Kelimpahan petani, nelayan dan buruh di desa adalah kelimpahan para
pedagang di kota-kota juga. Kesadaran akan kebaikan yang saling
menopang inilah yang dapat mendorong peningkatan kualitas kehidupan,
baik masyarakat di desa maupun di kota. Sehingga seluruh hasil usaha dari
124
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
desa dan kota tertuju bagi perayaan kegembiraan hidup di bumi yang satu, di
mana Allah membuatnya berkelimpahan.
Pada tingkat sinode, pada bulan Juli tahun 2010 ini GKSBS telah
melaksanakan sidang IX Sinode GKSBS di klasis Buay Madang. Program
Sinode GKSBS tahun 2011 ke depan untuk menyiapkan perayaan-perayaan
kelimpahan berkat dan buah-buah kebersamaan dalam pelayanan GKSBS.
SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH
1. Pendahuluan
Awali khotbah dengan mengucapkan: “Selamat merayakan tutup tahun
2010”. Kotbah dapat dilanjutkan dengan dasar pemikiran tentang
mengakhiri tahun dengan bercermin dan dengan tutup buku.
Ajak jemaat menggumuli: pada hakekatnya manusia ingin selalu hidup
dalam kegembiraan. Tetapi ukuran hidup untuk merasakan kegembiraan
itu berbeda-beda. Biasanya kegembiraan paling mudah diukur dari segi
berlimpahnya materi atau uang saja.
Teguhkanlah jemaat bahwa Allah memberikan hidup ini agar manusia
dapat menutup buku dengan melihat kelimpahan berkat Allah, karena
Allah menghendaki setiap orang melihat kelimpahan berkat Allah dalam
hidupnya.
Buatlah pertanyaan untuk masuk kepada isi:
Misalnya: Bagaimana pemazmur memandang hidup sebagai hidup yang
berkelimpahan?
2. Isi Khotbah
a. Jelaskan atau berikan jawaban terhadap pertanyaan di atas dengan
mempertimbangkan penafsiran Mazmur 65:1-14. (Penjelasan ini
dapat diperkaya dengan penafsiran yang lain atau penyusun kotbah).
b. Buatlah kesimpulan terhadap teks. Misalnya: Allah pemilik pesta
adalah pemberi kelimpahan dan kegembiraan.
125
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
3. Penutup
a. Yakinkan jemaat bahwa hidup jemaat adalah hidup yang
berkelimpahan berkat.
b. Yakinkan juga bahwa jemaat dipanggil untuk hidup berbagi
kelimpahan dan kegembiraan.
c. Ajaklah jemaat merefleksikan diri pada akhir tahun 2010 ini,
misalnya: Dua hal yang perlu diperhatikan dalam refleksi diri pada
akhir atau tutup tahun 2010 ini. Pertama, kita secara sadar dapat
menghitung hasil-hasil dan apa saja kelimpahan berkat-berkat Tuhan
yang membuat kita dapat bersyukur. Kedua, komitmen apa yang
perlu kita lakukan bagi Tuhan dan bagi sesama untuk dapat
memperindah berkat-berkat yang telah kita terima.
d. Teguhkan jemaat berperan dalam konteks masyarakat: (lihat
konteks). Misalnya: sebagai jemaat kita dapat menjadi semacam
panitia yang membagikan kegembiraan Allah pemilik perayaan
pesta. Jemaat dapat menghubungkan antara petani, buruh, nelayan
dengan pedagang untuk saling menyejahterakan dengan
memanfaatkan kelimpahan yang tersedia.
e. Akhiri Kotbah dengan mengucapkan selamat mengucap syukur atas
kelimpahan berkat Tuhan sepanjang tahun 2010 dan selamat
memasuki tahun 2011 dengan hidup melayani dan membagi
kelimpahan.
Nast Pembimbing
Berita Anugerah
Nast Persembahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Nyanyian Persiapan
Nyanyian Pujian
Nyanyian Pujian
Nyanyian Respon
Nyanyian Persembahan
Nyanyian Penutup
: Amsal 21:5
: Roma 5:16-18
: I Taw.29:13-17
: KJ 10:1-3
: KJ 332: 1 - 2
: KJ 36: 1 - 3
: KJ 383: 1 -3
: KJ. 403:1-3
: KJ 407: 1 – 2
***
126
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
127
Rancangan Khotbah Sinode GKSBS
128
Download