Rancangan Khotbah Sinode GKSBS SUMBER AIR HIDUP 2010 RANCANGAN KHOTBAH Edisi: Juli - Desember 2010 Diterbitkan oleh : Program Identitas dalam Pluralitas Sinode GKSBS Jln. Yos Sudarso 15 Polos - Kota Metro 34111 Telp. (0725) 42598 - E.mail : [email protected] Website: www.gksbs.org 1 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS DAFAR ISI 1. Pengantar 2. RK 04 Juli 2010 3. RK 11 Juli 2010 4. RK 18 Juli 2010 5. RK 25 Juli 2010 6. RK 01 Agustus 2010 7. RK 08 Agustus 2010 8. RK 15 Agustus 2010 9. RK 17 Agustus 2010 10. RK 22 Agustus 2010 11. RK 29 Agustus 2010 12. RK 05 September 2010 13. RK 12 September 2010 14. RK 19 September 2010 15. RK 26 Sepember 2010 16. RK 07 Nopember 2010 17. RK 14 Nopember 2010 18. RK 21 Nopember 2010 19. RK 28 Nopember 2010 20. RK 05 Desember 2010 21. RK 12 Desember 2010 22. RK 19 Desember 2010 23. RK 25 Desember 2010 24. RK 26 Desember 2010 25. RK 31 Desember 2010 3 5 11 18 24 30 35 38 42 47 51 54 57 61 67 73 79 84 91 97 101 105 111 115 122 *** 2 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS PENGANTAR Rekan-rekan sekerja di Sumbagsel yang diberkati Tuhan, Syalom, Puji dan Syukur kita naikkan kehadirat Tuhan yang senantiasa setia menyertai pelayanan kita di ‘Tanah Seberang’ ini. Secara khusus dengan diterbitkannya Buku SAH (Sumber Air Hidup) Edisi Juli – Desember 2010. Seperti edisi sebelumnya untuk terbitan di tahun 2010, edisi kedua ini juga masih memakai format yang sama yaitu Buku SAH sebagai Rancangan Kotbah. Berita menggembirakan bagi kita, bahwa Buku SAH yang diterbitkan oleh Sinode GKSBS telah dipergunakan dihampir seluruh jemaat-jemaat GKSBS. Bahkan ada diantara pengerja gereja yang memberi kesaksian: ‘merasa malu bila tidak menggunakan Buku SAH’. Buku SAH telah menolong ‘Kaum Awam’ untuk dapat memberitakan Firman Tuhan dengan baik. Ada kesatuan Tema dan Firman Tuhan di hampir seluruh Jemaat-Jemaat GKSBS. Walaupun harus diakui bahwa mungkin masih ada jemaat yang masih belum bisa atau malu-malu untuk menggunakan Buku SAH dengan berbagai alasan yang juga cukup dapat diterima. Dengan Buku SAH sebagai Rancangan Kotbah sebenarnya ingin membantu para pengkotbah untuk dapat memberitakan Firman Tuhan dengan gaya, bahasa, dan ekspresi yang berbeda sesuai dengan kemampuan pengkotbah. Untuk itu format yang ditawarkan dalam kotbah pertama-tama bersumber dari Teks Firman Tuhan yang disesuaikan dengan kalender gerejawi, konteks masa kini mencoba melihat pergumulan-perghumulan yang dihadapi oleh GKSBS baik dalam intern jemaat, masyarakat dalam tataran lokal maupun nasional, metode exegese dan nilai-nilai sebagai kerangka pikir. Dengan format ini diharapkan kita dapat berekspresi sesuai dengan konteks dan kemampuan masing-masing. 3 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Dan akhirnya, kepada rekan-rekan sekerja: baik Pendeta, Penatua dan Diaken serta anggota jemaat yang diberi kesempatan untuk melayani ibadah sebagai pengkotbah, mari kita terus berproses dengan saling belajar satu dengan yang lainnya. Buku SAH ini sebelum dikotbahkan akan sangat baik bila diperbincangkan dalam diskusi-diskusi atau sermon untuk mempertajam penekanan teks, konteks dan nilai serta aplikasi apa yang cocok dengan kondisi jemaat setempat. Terlebih untuk rekan Pendeta, akan sangat baik bila terus bersedia menjadi teman belajar bagi yang ingin mengalami kemajuan dalam pelayanan khususnya dalam berkotbah. Segala kekurangan, kami terus sadari. Buku SAH ini masih memerlukan perbaikan dan penyempurnaan. Untuk itu usul, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan pelayanan pengguna Buku Sumber Air Hidup: Rancangan Kotbah sangat kami nantikan baik secara langsung, melalui telepon, E-mail atau surat melalui Sekretaris MPS GKSBS. Kami sampaikan penghargaan sebesar-besarnya kepada rekan-rekan Pelayan Tuhan Klasis Palembang, yang telah memberi waktu, pikiran dan tenaga untuk membuat Rancangan Khotbah Edisi Juli – Desember 2010. Demikian juga kepada Majelis Jemaat yang telah mengijinkan Pendetanya menyisihkan waktu bagi pelayanan yang lebih luas di Sinode GKSBS dalam pembuatan Rancangan Khotbah ini. Tuhan Memberkati kita! *** 4 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Rancangan Khotbah, 4 Juli 2010 Minggu Trinitas 6 Warna Hijau Bacaan: Yohanes 11: 17-44; Nas : ayat 40 PERCAYALAH, PENGHARAPANMU AKAN TERWUJUD Tujuan: Agar Jemaat memiliki pengharapan dan percaya bahwa pengharapannya akan terwujud. LATAR BELAKANG TEKS Yohanes menulis kesaksiannya agar para pembacanya percaya akan kuasa Tuhan Yesus. Bicara tentang iman, tidak harus disertai dengan tanda. Yoh.20: 29b: ” berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya”. Iman yang benar Ibr.11:1. ”Iman adalah dasar segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”. Jadi orang beriman sebenarnya tidak perlu menuntut sebuah tanda. Tapi kita perlu mencatat bahwa murid-murid, orang Yahudi, terutama Maria dan Marta mereka baru percaya dan ikut Yesus menjadi muridNya setelah mereka melihat tanda. Tanda tersebut untuk meneguhkan sekaligus menyatakan kemuliaannya. Tuhan Yesus mengadakan mujizat dengan membangkitkan Lazarus dari kematian. Kejadian ini sebagai penggenapan bahwa dirinya Mesias. Sehingga murid-muridNya percaya dan tidak ragu-ragu mengikuti Tuhan Yesus. Sisi lain yang dapat digali adalah bagaimana ibu Yesus yang tahu benar tentang anaknya, dengan imannya pasti ada sesuatu yang akan diperbuat Tuhan Yesus, ketika Tuhan Yesus memerintahkan untuk membuka batu dan menyuruhnya Lazarus keluar ternyata benar-benar terjadi, Lazarus bangkit dari kematian. Apa yang diharapkan terjadi. Yesus menyelamatkan kemasgullan (kesusahan) hati Maria dan Marta yang akan menghancurkan imannya kepada Tuhan Yesus. Itulah kemuliaan Allah. 5 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Tafsiran Ay. 17: ayat ini menunjukkan keterangan waktu bahwa kematian Lazarus benar-benar telah terjadi dengan ditunjukkannya waktu 4 hari. Ay.18: ayat ini menunjukkan bahwa perjalanan Tuhan Yesus dari Yerusalem menuju Betania sejauh 2 mil. Artinya bahwa tempat Marta dan Maria tinggal tidaklah jauh dari Yerusalem sehingga mudah dijangkau dengan berjalan kaki atau berkendara keledai. Ay.19: ayat ini menegaskan apa yang telah dinyatakan dalam ayat 18 tentang jarak yang tidak terlalu jauh. Dinyatakan banyak orang Yahudi yang datang ke Betania tempat Maria dan Marta tinggal untuk menghibur mereka. Ayat 20-21: menunjukkan bagaimana reaksi Marta yang kecewa dan sedih sebab Tuhan Yesus datang tidak tepat waktu, sehingga Lazarus tidak terselamatkan (meninggal karena sakit). Sebelumnya ia punya pengharapan besar bahwa Tuhan Yesus akan segera datang dan menyembuhkan Lazarus. Namun pengharapan itu pupus sudah sebab Tuhan Yesus tak juga kunjung datang sampai akhirnya Lazarus meninggal. Ayat 22: setelah ayat 20-21 menggambarkan Marta sebagai orang yg kurang percaya, sebaliknya ayat 22 ingin tetap menjaga gambaran Marta sebagai orang yang mempercayai Yesus sebagai yang memiliki kuasa Allah karena Allah mengasihi Dia. Ayat 23-24: Pernyataan Yesus bahwa Lazarus akan bangkit tidak diyakini oleh Marta bahwa pada saat itu juga Lazarus akan bangkit. Marta menanggapi kata-kata Tuhan Yesus tersebut dengan pesimis bahwa kebangkitan akan terjadi hanya pada akhir jaman. Ayat 25-26: Tuhan Yesus berusaha meyakinkan Marta bahwa Ia berkuasa untuk menjadi Juru Selamat yang memberi hidup. 6 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Ayat 27: bahwa Marta percaya Tuhan Yesus adalah Mesias yang dinubuatkan oleh nabi-nabi dalam Perjanian Lama. Ayat 28-29: Mendengar jawaban Marta tersebut seakan masalah (kekurang-percayaannya kepada kuasa Yesus) telah selesai. Hal ini ditandai tidak adanya dialog lebih lanjut antara TuhanYesus dengan Marta. Selanjutnya Tuhan Yesus beralih kepada Maria yang juga memendam kekecewaan terhadap Tuhan Yesus yang terlambat datang sehingga Lazarus meninggal. Ayat 30: menjelaskan posisi Tuhan Yesus yang masih berada di tempat semula ketika bersama dengan Marta. Ayat 31: Melihat Maria lari keluar rumah, orang-orang Yahudi mengira bahwa Maria menuju kuburan untuk meratap di sana, maka mereka mengikuti Maria keluar. Ayat 32-33: Sama halnya dengan yang dialami Marta, Mariapun mengungkapkan perasaan kecewanya kepada Tuhan Yesus yang dinyatakan dalam: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati." Rasa kecewa Maria yang bercampur dengan kedukaan yang mendalam karena kematian Lazarus membuat Maria menangis sedih. Demikian pula setiap orang yang melihatnya merekapun merekapun dapat merasakan kekecewaan dan kesedihan Maria sehingga merekapun turut menangis sedih. Tuhan Yesus merasa masgul dan terharu melihatnya. Ayat 34-36: Maria mengajak Tuhan Yesus untuk melihat ke kubur Lazarus dan ajakan ini didukung oleh sejumlah pelayat yang hadir saat itu. Ayat 37: dalam ayat ini juga ada nuansa kekecewaan terhadap Tuhan Yesus yang sebelumnya telah menunjukkan kuasaNya dengan membuat mujizat (menyembuhkan orang buta) namun tidak mampu berbuat apaapa untuk menyelamatkan Lazarus. 7 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Ayat 38 : ayat ini mengulang apa yang terjadi pada Tuhan Yesus di ayat 33. Tuhan Yesus sangat tersentuh oleh pemandangan yang ada di hadapaNya itu, hatiNya bisa merasakan apa yang sedang dialami oleh Marta dan Maria. Selanjutnya Tuhan Yesus pergi ke kubur Lazarus. Ayat 39 : Ketika Tuhan Yesus dan rombongan tersebut sampai di kubur, Ia meminta agar batu penutup kubur dibuka. Tetapi Marta beranggapan bahwa permintaan Tuhan Yesus itu bukanlah sesuatu yang baik mengingat bahwa Lazarus sudah dikuburkan selama 4 hari tentulah tubuhnya sudah membusuk dan mengeluarkan bau yang tidk sedap. Ayat 40: Tuhan Yesus mengingatkan kembali sabdaNya yang sudah disampaikan kepada mereka (ayat 25, 26) bahwa jika percaya akan Tuhan Yesus maka akan melihat kemuliaan Allah. Dalam ayat ini sebenarnya merujuk ayat 25-27, bahwa Tuhan Yesus ingin membawa Marta agar benar-benar dapat mempercayai bahwa kuasa Allah mengatasi kuasa maut. Dan kuasa Allah itu dinyatakannya dalam Tuhan Yesus. Ayat 41-42: Apa yang dilakukan Tuhan Yesus bukan kehendaknya sendiri tetapi atas kehendak Allah Bapa yang mengutusNya. Ayat 43-44: Sebagai bukti bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias dengan membangkitkan Lazarus dari kematiannya. KONTEKS MASA KINI 1. Banyak orang kristen yg menyatakan percaya kepada Tuhan, tetapi setelah menghadapi kenyataan hidupnya banyak yang ragu-ragu dan gamang bahkan tidak mempercayai kuasa Tuhan yang sanggup menolong umatNya. 2. GKSBS sebagai rumah bersama dirasakan masih sebatas slogan saja, masih banyak yang cenderung untuk hidup sendiri, egois, kurang mempedulikan permasalahan, beban dan penderitaan yg lain. 8 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS 3. Kasus-kasus yang berkaitan dengan tindak kriminal, korupsi di tengah kehidupan bangsa dan negara yang tidak kunjung selesai secara hukum yang adil, sementara orang-orang kecil yang terpaksa mencuri ayam, kopi coklat, sebuah semangka hanya untuk mengisi perut yang lapar dan haus, menerima hukuman berat yang tidak sebanding dengan barang yang dicuri. 4. Pemanasan global yang disebabkan oleh pembakaran hutan, asap yang dikeluarkan oleh pabrik dan knalpot kendaraan, rumah kaca yang mengancam kehidupan manusia dan lingkungan hidup. 5. Pada Bulan Juli, adanya pengharapan anak-anak untuk dapat memasuki Sekolah dan pendidikan yang lebih tinggi. SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH Pembukaan: Awali khotbah dengan illustrasi kenyataan yang terjadi dalam kehidupan gereja dan masyarakat seperti dalam konteks masa kini. Misalnya: Sebagian warga gereja yang meninggalkan ibadah Minggu untuk bekerja memenuhi kebutuhan hidupnya (contoh: derep, ndodos, motong karet, buruh dsb). Hal ini menyiratkan bahwa mereka kurang memahami makna ibadah dan kuasa Allah yang sanggup mengatasi segala sesuatu. Banyak orang yang berharap kepada pertolongan Tuhan, tetapi ketika menemui realita hidup yang menghadapi kesulitan dan penderitaan menjadi gamang, bingung dan kehilangan kepercayaan kepada Tuhan. Orang-orang yang ketika hidupnya berdekatan dengan Tuhan Yesus juga mengalami hal serupa seperti yang dikisahkan dalam ayat bacaan kita pada hari ini. Ajaklah jemaat untuk memasuki ayat- ayat bacaan teks. Isi Buatlah pertanyaan: ”Bagaimana membangun pengharapan di tengah keputusasaan?” Jelaskan kepada jemaat penjelasan teks sesuai dengan tafsiran di atas, bahwa ternyata pertolongan Tuhan datang tepat pada waktunya. Ungkapkan konteks masa kini yang semakin kompleks dan melelahkan 9 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS menjadikan semakin putus asa. Ungkapkan pula bahwa ada hal-hal yang berharga dalam kehidupan jemaat maupun masyarakat yang menggambarkan pertolongan Tuhan dinyatakan dalam konteks keputusasaan masyarakat tersebut. Ajaklah jemaat untuk menjalani kehidupan imannya dengan berpengharapan kepada pertolongan Tuhan dan percayalah bahwa Tuhan pasti akan menolongnya. Bahwa berpengharapan dan percaya kepada Tuhan Yesus tidak akan sia-sia. Namun percaya juga merupakan sikap hidup yang berserah kepada kuasa dan kehendak Tuhan yang berdaulat dan bebas. Apapun bentuk dan wujud pertolongan Tuhan harus diyakini sebagai jalan keluar yang terbaik. 1 Kor.15: 58. Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia. Penutup Ungkapkan secara singkat tentang kuasa Yesus membangkitkan Lazarus yang menyatakan akan kemesiasan Yesus, Yang peduli terhadap keputusasaan. Ajaklah jemaat untuk tetap teguh di dalam imannya dengan tetap berharap kepada Tuhan Yesus sebagai Juru Selamatnya pasti segala persoalan dan beban hidup akan mendapatkan pertolonganNya. Ajaklah jemaat untuk dapat memberikan kepedulian kepada yang putus asa sebagai tanda kehadiran mesias didalam pelayanannya. Teguhkan jemaat dengan PERCAYALAH, PENGHARAPANMU AKAN TERWUJUD. Nas Pembimbing Berita Anugerah Ayat Persembahan : Mazmur 107:1-3 : 1 Korintus 15:1-4 : 1 Korintus 9:10 Kidung Jemaat: 18:1-4; 341:1-3; 50a; 409:1-3; 286:1 dst; 392:1-3 10 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Rancangan Khotbah, 11 Juli 2010 Minggu Trinitas 7 Warna Hijau Bacaan Alkitab: Kejadian 40: 1-23 TANGGUH DALAM MENGHADAPI BERBAGAI KRISIS Tujuan: - Jemaat lebih tangguh berhadapan dengan berbagai masalah dan krisis. - Jemaat memiliki kepercayaan diri untuk terus berani dan konsisten dalam menjalani pilihan hidupnya DASAR PEMIKIRAN Sebagian besar jemaat GKSBS adalah petani tradisional. Khususnya para petani padi, pola pertanian mereka masih sangat bergantung pada alam. Dari tahun ke tahun mereka terus saja melakukan hal yang sama. Pada bulan Agustus sampai dengan Oktober para petani mulai membuka lahan pertanian mereka dengan cara membakar, baru kemudian saat hujan turun lahan mulai dibajak dan ditanami benih padi. Selama hampir tiga bulan mereka memelihara tanaman itu dengan berbagai obat-obatan dan pupuk. Terkadang mereka harus bermalam di lahan tersebut untuk menjaga lahan dari gangguan hama seperti monyet dan babi hutan. Meski usaha begitu keras mereka telah lakukan, tidak menjamin usaha mereka selalu berhasil. Seringkali tanaman padi yang sedang tumbuh hijau subur, tiba-tiba patah leher layu dan mati. Di samping itu kegagalan juga karena factor alam, seperti mendadak terjadi perubahan cuaca yang sangat ekstrim sehingga hujan tidak turun dalam kurun waktu cukup lama, atau sebaliknya hujan terlalu banyak maka semua itu hampir dapat dipastikan akan membuat gagal panen. Meski demikian, pengalaman kegagalan mereka ini tidak kemudian menyurutkan semangat mereka di tahun depan untuk mencoba menanam padi kembali. Saat masa bertanam tiba dengan tekun dan sabar mereka memulai 11 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS kembali pertanian mereka dengan harapan pada saatnya mereka akan panen besar. Di sini terlihat bagaimana ketangguhan itu benar-benar dinyatakan. Ketangguhan yang dibuktikan dengan kemampuan bertahan dan semangat memulai kembali hidup dan harapan mereka dengan kerja dan usaha baru. Naluri hidup mendorong mereka untuk terus berjuang demi hidup itu sendiri. Namun naluri seperti yang ada pada para petani itu, di masa sekarang ini nampaknya tidak lagi mengakar pada semua orang. Hal ini ditandai dengan maraknya kasus bunuh diri yang terjadi akhir-akhir ini. Mengakhiri hidup dengan melompat dari gedung tinggi atau jembatan seakan menjadi model pilihan saat beban hidup terasa begitu berat menekan. Sebuah pilihan yang dianggap sebagai jalan paling mudah untuk terlepas dari tekanan masalah. Keputusan ini menandai suatu penilaian bahwa berproses/ berjuang untuk mencapai harapan hidup seakan tidak lebih menarik, dan juga tidak menjanjikan jalan keluar yang lebih baik. Hal ini tentu menjadi keprihatinan tersendiri utamanya bagi gereja sebagai lembaga kerohanian. Oleh sebab itu dirasa perlu, agar gereja mendorong jemaat mengembangkan spiritualitas yang kuat dan tegar agar mereka lebih tangguh artinya lebih mampu berhadapan dengan berbagai tekanan masalah dan melalui masa-masa sulit dengan tidak jatuh pada melakukan hal-hal yang tidak semestinya. TAFSIRAN SINGKAT Pengantar Yusuf adalah salah satu anak Yakub. Seringkali diceritakan Yusuf adalah anak yang sangat dikasihi oleh Yakub, ayahnya itu (Kej. 37:3). Bahkan dibeberapa bagian kisah, Yusuf menjadi sumber kecemburuan bagi saudara-saudara Yusuf yang lain (Kej. 37:4). Bermula dari hal inilah kisah penderitaan Yusuf di mulai. Saudara-saudaranya bermufakat untuk melenyapkan dia. Dia dilucuti oleh saudara-saudaranya sendiri, lalu dicemplungkan ke sumur. Namun karena mencelakai Yusuf dengan membuangnya ke dalam sumur tidak membawa keuntungan, maka 12 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS diambilnya Yusuf dari sumur itu dan menjualnya sebagai budak kepada kafilah orang Ismael yang kebetulan saat itu lewat dekat mereka. Perjalanan panjang kemudian membawa Yusuf jauh dari negeri kelahirannya ke negeri Mesir. Sebuah negeri asing dimana tak seorangpun sanak keluarga ia punya. Cerita hidup Yusuf tidaklah berakhir pada kafilah itu, sebab sesampainya di Mesir, Kafilah itu pun menjual Yusuf sebagai budak. Yusuf dibeli oleh seorang bangsawan Mesir yang bernama Potifar. Oleh Potifar ia dipekerjakan sebagai budak kepercayaan Potifar untuk mengurusi rumah tangganya. Namun baru saja Yusuf menikmati sedikit udara segar, ia kembali mengalami derita (dijebloskan ke dalam pejara) sebab fitnah isteri Potifar. Hal ini terjadi sebab berulang kali isteri potifar gagal membujuk Yusuf untuk tidur bersamanya. Karenanya, pada suatu saat tertentu ketika ia kembali tak mendapatkan kemauannya, dengan kemarahan isteri Potifar memfitnah Yusuf dengan mengatakan kepada orang banyak dan kepada Potifar suaminya bahwa Yusuf telah berusaha memperkosa dia. Demikianlah Yusuf kemudian dipejarakan. Tetapi Yusuf adalah orang yang diberkati Tuhan dan termasuk orang yang pandai mengambil hati orang lain (Kej. 39:21). Meski ia dipenjara, hal itu tidak menghalangi ia untuk menjadi orang yang istimewa. Dalam penjara itu ia menjadi orang kepercayaan kepala penjara. Segala hal yang berkenaan dengan segala pekerjaan yang mesti dilakukan dipenjara itu semuanya diserahkan kepada Yusuf (Kej. 39:23). Tafsiran Kej. 40:1-23 Yusuf orang yang supel dan perhatian Selanjutnya Kej. 40:1-23, ini adalah kisah Yusuf saat ia menjalani hukuman karena fitnah isteri Potifar. Diawali oleh kisah keteledoran pelayan minuman (juru minuman) dan pelayan roti (juru roti) Raja Firaun. Kesalahan itu membuat mereka dimasukan ke penjara yang pada kesempatan itu di sana juga Yusuf dipenjarakan. Di penjara itulah mereka kenal dengan Yusuf. Akses (kesempatan/ kemungkinan) Yusuf begitu leluasa sebab ia diberi kepercayaan besar oleh sang kepala penjara untuk mengurusi semua urasan di penjara itu, sangat memungkinkan Yusuf bertemu dan kenal dengan semua tahanan. Yusuf begitu perhatian 13 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS (peduli) terhadap setiap orang. Hal itu salah satunya nampak pada saat ia menjumpai dua pelayan Firaun yang di tahan satu penjara dengannya. Dia peka terhadap keadaan orang lain (melihat raut muka; ayat 6), lalu menyapa (ayat 7), menanyakan apa gerangan yang sedang terjadi, dan berusaha mendapatkan kepercayaan dari mereka (ayat 8). Nyatanya ia mendapatkan juga kepercayaan pelayan itu. Hal ini ditunjukan dalam sikap pelayan itu yang dengan segera menceritakan apa yang menjadi mimpinya kepada Yusuf (ayat 9-10). Sikap terhadap mimpi Melihat pada reaksi pelayan minuman yang begitu rupa muram oleh sebab mimpinya (apalagi jika hal ini dibandingkan dengan reaksi Firaun terhadap mimpinya sendiri), hal ini menunjukan bagaimana orang-orang Mesir saat itu begitu percaya pada pertanda ilahi yang terkandung dalam mimpi-mimpi. Oleh mereka mimpi dipercaya sebagai pemberitahuan (nubuat) tentang masa depan mereka. Demikian pula dengan diri Yusuf, jelas nampak bagaimana ia juga begitu yakin bahwa mimpi selalu ada artinya, mimpi adalah penyataan awal dari Allah tentang sesuatu yang akan terjadi di kemudian hari. Selanjutnya dibutuhkan orang dengan kemampuan khusus untuk mengartikan sebuah mimpi (bdk. Kej. 41:12,11-13). Yusuf adalah salah satu dari antara orang yang memiliki kemampuan itu. Hal ini ia buktikan dengan mengartikan dengan detail tentang mimpi juru minuman Firaun yang dipenjara dimana Yusuf juga dipenjarakan. Harapan Yusuf Selesai Yusuf memberitahukan arti mimpi sang pelayan itu, ia meyampaikan harapan kepada sang pelayan. Harapan itu adalah: 1. Ia berharap agar sang juru minum ini berusaha mengeluarkannya dari penjara itu (ayat 14). Penjara adalah tempat bagi orang yang telah melakukan pelanggaran/ kesalahan. Tentang permintaan Yusuf dikeluarkan dari penjaran itu diterangkan dalam ayat 15 dimana Yusuf menyatakan bahwa dirinya tidak bersalah. Ia hanyalah korban kelaliman orang lain. 14 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS 2. Martabatnya dipulihkan (ayat 15). Yusuf mengatakan kepada pelayan minuman itu bahwa ia “diculik” begitu saja dari negeri orang Ibrani. Mengapa ia berkata demikian? jawabnya, karena ia mati-matian mempertahankan bahwa ia sama sekali tidak bersalah. Ia tidak pernah melakukan pelanggaran yang membuatnya harus menjalani penderitaan dan hukuman seperti sekarang ini. Ketangguhan Yusuf Ayat 14-15 ini dapat dikatakan sebagai pernyataan pembelaan diri Yusuf. Pembelaan diri ini menandai sebuah upaya yang berani dan konsisten dari Yusuf terhadap dirinya sendiri atas segala cerita hidup pahit yang ia alami selama ini. Keberanian dan kekonsistenannya ini menunjukan ketangguhan Yusuf berhadapan dengan kenyataan hidup yang tak selalu indah dan sebaik seperti yang dibayangkan. Mengapa tangguh? Sebab jika menengok pada setiap kisah yang dijalani Yusuf dulu, selalu ada jalan (godaan) untuk melakukan sesuatu yang tidak baik dan benar di mata Allah. Godaan itu juga menjanjikan pemuasan diri dan menjanjikan dirinya terhindar dari berbagai derita yang selama ini ia alami. Namun ia memilih untuk tetap jalan pada kebenaran yang ia yakini. Ia tidak juga menyalahkan Allah. Tetapi sikap setia dan percayanya tetap ia pelihara dan tunjukan. Perkataan Yusuf dalam ayat 8b paling tidak menunjukkan hal tersebut. Ia percaya bahwa yang memberi kemampuan ia mengartikan mimpi sang pelayanan minum itu adalah Allah sendiri. Dalam pengakuannya ini terang bahwa ia tetap dekat dan setia dengan Allah meski ia telah mengalami berbagai pengalaman pahit (39:9). Selanjutnya ayat 16-19 adalah kisah serupa tapi tak sama, yakni pelayan roti yang juga bermimpi dan menceritakan mimpinya yang kemudian diartikan oleh Yusuf. Tentang mimpi kedua pelayan ini, ayat 20-22 dijelaskan bahwa semua yang dikatakan Yusuf tentang mimpi mereka akhirnya terbukti benar dan terjadi. Allah-lah yang membuat segala yang diartikan Yusuf terhadap mimpi para para pelayan itu menjadi kenyataan. Peristiwa ini juga menunjukan bagaimana Allah berpihak pada Yusuf dan begitu memperhatikannya. 15 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Ayat 23, lagi-lagi Yusuf mengalami sesuatu yang kurang menyenangkan, sebab juru minum Firaun itu, meski telah mendapatkan semuanya seperti yang dikatakan Yusuf, ia melupakan Yusuf. Ia tidak berusaha seperti yang diharapkan Yusuf, yakni berusaha membebaskan ia dari penjara itu. Yusuf mesti menunggu lagi kesempatan lain untuk keluar dari keadaannya yang sekarang. Sampai kapan? Pada saat itu Yusuf sendiripun tidak tahu. SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH Pendahuluan Pada awal kotbah paparkanlah beberapa kejadian bunuh diri yang terjadi akhir-akhir ini. Jangan lupa perjelas dan pertegas kisah kasus-kasus yang dipaparkan tersebut dengan berbagai cerita/ hal yang melatar belakangi perbuatan itu. Lalu bandingkan apa yang terjadi dengan pengalaman orang-orang dulu yang begitu kuat dan tangguh menghadapi tantangan yang begitu berat. Ajak jemaat untuk melihat bahwa pada jaman sekarang ini banyak orang begitu rapuh. Mereka yang mudah sekali kehilangan orientasi dan semangat sehingga berujung pada penilaian bahwa hidup bukanlah sesuatu yang indah dan baik untuk diperjuangkan. Setelah itu ceritakan perasaan keprihatinan anda terhadap kasus-kasus bunuh diri itu. Isi Selanjutnya kisahkanlah kisah hidup Yusuf yang berasal dari keluarga yang terpandang dan serba kecukupan, tetapi kemudian begitu rupa mengalami penderitaan panjang yang tak tahu kapan akan berakhir. Namun demikian Yusuf tetap menunjukan sikap tangguh; ia tidak meninggalkan keyakinannya, ia tidak menghujat Allah, ia juga tidak berputus asa; ia dengan segala daya upaya tetap melakukan yang baik dan yang berkenan kepada Allah dan sesama. Ia sendiri tidak tahu sampai kapan perjuangannya ini, ia hanya berjuang dan melakukan semua yang ia yakini. 16 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Dengan sikapnya yang seperti itulah ia sesungguhnya menunjukan keberanian dan kekonsitenan terhadap jalan hidup yang dipilihnya; dan karena sikapnya itulah maka ia disebut orang yang tangguh. Ia berani menaruhkan segalanya kepada Allah dan menjalani resiko hidup karena pilihannya itu dengan teguh dan konsisten. Ajak jemaat untuk melihat hal-hal baik dari sikap Yusuf ini. Ajak pula jemaat untuk melihat bagaimana respon Allah terhadap sikap Yusuf ini, lalu bagaimana Allah dengan kasih-Nya ikut campur dalam kehidupan Yusuf, kemudian dorong mereka untuk meneladan sikap Yusuf tersebut. Penutupan Yakinkanlah jemaat bahwa ketangguhan adalah sikap hidup yang selalu diperlukan selama masih hidup di dunia ini. Yakinkan jemaat bahwa ketangguhan dalam Allah akan membuat hidup lebih bermakna dan sejahtera. Nas Pembimbing : II Kor. 4:6-9 Berita Anugerah : Kolose 1:21-23 Nas Persembahan : 1 Tawarikh 16:28-29 Nyanyian: KJ. 1: 1,2 KJ. 46: 1,2 KJ. 407: 1,4 KJ. 51a : 1,2 KJ. 440 : 1,2,4 KJ. 312: 1,4 KJ. 408: 1 17 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Rancangan Khotbah, 18 Juli 2010 Minggu Trinitas 8 Warna Hijau Bacaan: Ulangan 30:1-10 DIPULIHKAN KARENA KEBAIKAN ALLAH Tujuan : 1. Jemaat semakin menyadari dan dapat belajar tentang kebaikan Allah yang dinyatakan dalam segenap hidupnya. 2. Jemaat semakin menyadari bahwa pemulihan Allah berlaku sepanjang hidup manusia yang akan mendatangkan berkat jika mau berbalik kepadaNya. LATAR BELAKANG TEKS Kitab Ulangan berisi pidato Musa pada saat-saat terakhir dalam hidupnya yang diucapkan di depan bangsa Israel ketika mereka berada di Moab. Mereka berhenti di Moab dan berkemah di situ sesudah melakukan perjalanan panjang di padang gurun dan sebelum memasuki tanah Kanaan. Pada umumnya Moab terdiri dataran tinggi yang terletak di sebelah timur Laut Mati, antara Wadi Arnon dan Zered. Dataran Moab memiliki banyak air, subur di sepanjang sungai Yordan. Orang Moab rupanya menduduki daerah ini sebelum mereka diusir oleh raja Amori Sihon sehingga mereka lari ke selatan ke Wadi Arnon. Ketika bangsa Israel mengarahkan pandangannya ke barat kearah Yerikho dan daerah sungai Yordan, maka teringatlah akan apa yang selama ini diidam-idamkan. Sisa-sisa bangsa Israel sekarang berada dalam situasi kritis dan tidak lama lagi akan menghadapi beban yang berat, godaan dan cobaan serta ujian-ujian ketika suatu saat akan memasuki tanah Kanaan. 18 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Pada saat inilah ketika Musa yang telah diberitahu kematiannya, memanggil orang-orag berkumpul. Dalam pidatonya Musa meminta kepada bangsa Israel : 1. Mengingat perbuatan-perbuatan Allah Yang Maha Kuasa, semuanya demi untuk kepentingan mereka. 2. Menyadari bahwa ketika Kanaan sudah ditaklukkan, mereka harus dapat hidup taat dan percaya dibawah kepemimpinan teokrasi baru yakni Tuhan Allah sendiri 3. Mempersiapkan diri dan imannya karena akan menghadapi bahayabahaya penyembahan berhala dan kemurtadan. Bagi yang menyimpang dari Hukum Tuhan akan dihukum, yang setia akan diberi berkat Allah. PENJELASAN TEKS Semenjak Musa dan bangsa Israel menerima Hukum Tuhan, seluruh pikiran, kata-kata dan perilaku dalam kehidupannya setiap hari selalu terkait erat dengan HukumNya. Berkat dan kutuk adalah dua akibat yang akan diterima oleh manusia yang hidup dalam Hukum Tuhan. Musa mengingatkan hal ini kepada bangsa Israel agar mereka menyadari akan jati dirinya sebagai bangsa yang dipilih oleh Tuhan dengan segala resiko dan konsekuensinya (1). Bangsa Israel adalah umat Tuhan yang dipilih karena kebaikan dan kemurahan Allah. Tetapi mereka juga harus selalu mengakui bahwa pilihan ini terjadi bukan karena mereka punya nilai yang lebih daripada bangsa atau umat manusia lainnya, bangsa ini adalah juga manusia yang sudah mewarisi dosa, sehingga hanya ada satu jalan untuk mendapatkan pemulihan dan berkat dari Allah yaitu dengan berbalik dan bertobat. Musa mengingatkan bahwa pertobatan harus dilakukan secara menyeluruh dengan segenap jiwa dan raga (2). Buah dari pertobatan adalah pemulihan dari Allah. Maka bangsa Israel akan bebas dari kutukan Allah karena penyimpangannya dari perintah19 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS perintahNya. Bahkan mereka yang tercerai-berai akan dikumpulkan kembali dari segala bangsa (3). Di manapun saja mereka berada sampai di ujung langit sekalipun, semua akan dikumpulkan lagi. Tidak ada yang dapat membatasi pekerjaan Tuhan. Keluarnya bangsa Israel dari Mesir dimungkinkan karena pekerjaan Allah melalui kesediaan Musa memimpin Israel. (4). Bangsa Israel melihat bahwa untuk memasuki tanah perjanjian Kanaan tidaklah mudah, untuk merebut dan menduduki Yerikho, tempat yang pertama kali dilihat oleh mereka, sangat sulit dan berat, karena suku-suku bangsa yang terlebih dahulu berdiam di sana cukup tangguh dan kuat. Allah melihat akan kekuatiran dan ketakutan yang dialami bangsaNya, mereka diyakinkan bahwa Allah akan selalu menyertainya, bahkan Allah yang akan membawa mereka memasuki negeri yang telah dijanjikan dan dianugerahkan melalui nenek moyang bangsa Israel. Semuanya akan menjadi milik bangsa Israel. Bangsa ini juga akan dibuat semakin banyak, hidup bahagia dan selalu hidup menyenangkan. Itulah kebaikan Allah yang dihadiahkan kepada bangsaNya (5) Yang harus tetap diingat dan dilakukan adalah pertobatan sebagai satusatunya jalan untuk mendapatkan pemulihan dan pembaharuan atau penyucian diri manusia. Dan Tuhan, Allahmu, akan menyunat hatimu dan hati keturunanmu, sehingga engkau mengasihi Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu. Menyesali diri di hadapan Tuhan berarti mewujudkan penghargaan dirinya sebagai manusia ciptaan Tuhan yang paling sempurna di antara makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Maka Allah akan menganugerahkan hidup (6,10). Namun apabila perintah Tuhan yang disampaikan oleh Musa untuk hidup setia kepada Tuhan tidak dilakukan, maka keadaan bangsa Israel akan seperti keadaan bangsa-bangsa lain yang hidup diluar Tuhan, akan menerima hukuman dan kutukan Allah (7, 8). 20 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Berkat-berkat Allah akan dianugerahkan kepada umat pilihanNya, Allah akan melimpahi dengan kebaikan dalam segala pekerjaan umatNya, pekerjaan akan dirasakan sebagai suatu hal yang menyenangkan dan membahagiakan (kebaikan-baik, Ibr. ’tov’ = menggembirakan, menyenangkan, ...) kebaikan Allah akan meliputi seluruh aspek hidup manusia: kandungan, hasil ternak, hasil bumi; manusia yang setia dan taat kepada Allah akan selalu beruntung.(9) KONTEKS MASA KINI 1. Jemaat hidup di tengah-tengah masyarakat yang sedang mengalami berbagai macam perubahan gaya hidup karena perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semakin canggih dan mendunia (global). Perkembangan tersebut selalu berdampak positip dan negative. Sebagai contoh: tekhnologi komunikasi dunia maya (internet), facebook, chatting; dapat menjerumuskan anak-anak dan generasi muda dengan mudah dan murah, termasuk ketika terjadi transaksi bisnis prostitusi. 2. Memasuki pertengahan tahun wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Riau, khususnya pada bulan-bulan ini memasuki musim kemarau, akan datang ancaman asap dari pembakaran hutan dan lahan pertanian maupun lahan perkebunan yang akan mengakibatkan terganggunya kesehatan manusia maupun kelestarian lingkungan hidup. Menghadapi ”lingkaran setan” yang di satu sisi pembakaran hutan ”menguntungkan” bagi ”pembakar” dan ”merugikan” bagi masyarakat luas. 3. Pada tanggal 23 Juli 2010 adalah peringatan hari anak nasional. Anak-anak sebagai generasi penerus bangsa adalah penting dipersiapkan. Di beberapa tempat di Sumatera Bagian Selatan telah terjadi peningkatan kesejahteraan ekonomi dari perkebunan. Sebagian masyarakat menanggapi peningkatan kesejahteraan ekonomi tersebut dengan meningkatkan secara positif dan secara sadar meningkatkan mutu anak-anak sebagai generasi penerus mereka supaya dapat menghadapi masa depan jika terjadi bencana ekonomi. 21 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH Pembukaan Ajaklah jemaat untuk turut serta (’larut’) menggumuli dan menjawab (dalam hati) pertanyaan: ”Jika saudara diminta untuk memilih cantik atau jelek?” pasti banyak yang memilih cantik. Jika saudara diminta untuk memilih baik atau jahat?” pasti akan memilih yang baik. Pokoknya segala hal yang negatip-negatip pasti akan ditolak! Apakah dalam kenyataan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari memang seperti itu adanya........? Isi Khotbah Dari pembukaan yang berupa pertanyaan-pertanyaan tesebut, sekarang ajaklah jemaat untuk menghayati Firman Allah, misalnya dengan katakata: ”Hari ini kita akan belajar tentang kebaikan, keelokan dari Firman Tuhan.........” Jelaskan teks Frman Tuhan seperti dalam penjelasan teks di atas, kalau dipandang perlu jelaskan pula penjelasan latar belakang teks, agar jemaat semakin memiliki pandangan yang cukup tentang Firman Allah yang sedang dikotbahkan. Penyusun kotbah bisa menambah dan memperkaya penjelasan teks di atas. Masuklah ke konteks masa kini seperti tersebut di atas dan anda bisa menambahkan perkembangan konteks yang terjadi pada saat ini. Perkembangan jaman khususnya di bidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi hendaknya diimbangi dengan iman kepada Tuhan, tanpa iman semua akan ”kebablasan”, ibarat kendaraan, remnya akan menjadi ”blong”, sehingga bisa tabrak sana dan tabrak sini. Manusia akan merasa susah dan sulit untuk menghargai dirinya sebagai ciptaan Tuhan yang paling berharga di dunia. Sehingga dengan gampangnya menggunakan jalan pintas untuk menggapai apa saja yang diinginkannya. Moral dan etika menjadi rusak. Manusia semakin rakus untuk melahap apa saja yang ada di depannya. Gereja dipanggil untuk memberitakan dan mengembalikan sendi-sendi kehidupan yang pada saat ini sudah rusak. 22 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Datangnya musim kemarau, pembakaran lahan dan hutan yang semakin memperparah pemanasan global, ini adalah tindakan perusakan lingkungan hidup. Mengapa semua tidak melihat dengan baik, berpikiran baik, bermimpi tentang hal yang baik untuk kehidupan pada saat ini? Betapa susahnya untuk belajar menghargai ciptaan Allah. Bukankah semuanya ini untuk kebaikan kita semua? Untuk mengembalikan semuanya itu hanya dengan satu jalan yaitu dengan berbalik kepada Tuhan maka Allah akan memberikan pemulihan kepada segenap ciptaanNya. Penutup Tegaskan kembali (khususnya ayat 10) kepada jemaat untuk menyadari dan dapat belajar tentang kebaikan Allah yang sudah dialaminya. Perlihatkan konteks peningkatan kesejahteraan ekonomi yang diterima sebagai berkat. Ajaklah jemaat menggunakan yang diterima sebagai berkat untuk menghasilkan generasi yang dapat menyalurkan berkat. Ajaklah jemaat agar dalam kehidupannya tetap dapat mempengaruhi siapa saja yang dijumpainya agar bersama-sama dapat hidup setia kepada Allah dan dapat mensyukuri apa yang telah dianugerahkan Allah dalam kehidupan ini. Liturgi : Nats Pembimbing : 2 Samuel 2:6 BA dan PHB : Roma 8:28-30 Persembahan : Efesus 2:7 KJ KJ KJ KJ KJ KJ KJ : 242:1 : 3:1-2 : 365:1,3 : 50a:1 : 369:1,3 : 367:1 dst. : 424 23 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Rancangan Khotbah, 25 Juli 2010 Minggu Trinitas 9 Warna Hijau Bacaan: Roma 10:1-21 (15) BETAPA INDAHNYA MEMBAWA KABAR BAIK Tujuan: Mendorong warga jemaat agar dapat memiliki pengalaman bahwa membawa Kabar Baik dari Kristus adalah hal yang paling indah dalam seluruh hidupnya. LATAR BELAKANG TEKS Surat Roma adalah surat yang ditulis oleh Rasul Paulus dalam rangka persiapan perkunjungannya yang akan datang ke jemaat tersebut. Rasul Paulus mengirim suratnya kepada jemaat di Roma dengan maksud untuk memperkenalkan diri sebelum ia sampai di sana dan mendorong agar warga jemaat dapat menghayati anugerah Allah yang begitu besar dan kemurahanNya yang tak terbatas. Dengan demikian warga jemaat dapat memberitakan Injil, Kabar Baik dari Tuhan Yesus Kristus kepada siapapun sebagai tanggungjawab mereka atas anugerah dan kemurahan Allah. Menurut rencana, Paulus akan bekerja sementara waktu di antara orang-orang kristen di sana, kemudian dengan bantuan mereka, ia ingin pergi ke Spanyol (anggapan pada masa itu: ”ujung bumi”). Sebagian besar isi Surat Roma adalah tentang berbagai petunjuk praktis kehidupan sehari-hari orang keristen. Petunjuk itu berlatar belakang bahwa karena larunia Allah maka manusia beroleh pengampunan dosa. Jemaat Roma terdiri atas orang-orang Yahudi dan non Yahudi yang telah menerima anugerah Allah yang begitu besar berupa pembenaran melalui karya Kristus. Roma adalah kota metropolitan pada zamannya dengan segala kemajuannya. Sebagai kota metropolitan tentu saja ada banyak hal yang membawa kesejahteraan penduduknya tetapi juga banyal hal 24 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS yang mengganggu kehidupan iman warga jemaat, bahkan dapat membawa warga jemaat kehilangan iman. Tema utama dalam Roma adalah : 1. Kebenaran Allah. Bahwa Yahudi maupun non Yahudi sama-sama tidak benar di hadapan Allah. Tetapi Allah memyediakan pendamaian dalam Kristus (3:21-26), pendamaian Kristus melalui pengorbananNya yang hanya dapat diterima dengan iman. Kebenaran ini harus diterapkan dalam kehidupan baru yang mencakup pengabdian baru. 2. Kebaikan Allah. Paulus tidak hanya bicara tentang kebenaran Allah, tetapi juga bicara tentang sifat kasih Allah. Paulus khusus memperhatikan kemurahan, kesabaran, kelapangan hati Allah. Berkaitan dengan penolakan Israel, Paulus menonjolkan kemurahan Allah dan dengan tegas menolak dugaa-dugaan yang mengarah kepada penilaian bahwa Allah tidak adil(9:15). 3. Kedaulatan Allah. Menyinggung persoalan Israel dan hubungannya dengan nasib non Yahudi, pilihan terhadap Israel adalah karena kedaulatan Allah tetapi Allah juga menyelamatkan non Yahudi. Ingat ilustrasi ’tukang periuk’ (9:19). 4. Kasih karunia Allah. Baik Yahudi maupun non Yahudi sama-sama sebagai manusia berdosa yang mendapatkan kasih karunia (anugerah) keselamatan Allah. Karena anugerah, janganlah menjadi alasan untuk berbuat dosa lagi, tetapi anugerah menjadikan manusia sebagi warga Kerajaan Allah. 5. Hukum Tuhan. Hukum Taurat adalah kudus, benar dan baik (7:12), berfungsi untuk menyatakan dosa (7:7), tetapi bukan sebagai alat penyelamatan, karena keselamatan itu ada dalam pengorbanan Kristus sebagai penggenapan Hukum Taurat. PENJELASAN TEKS Pokok-pokok penting yang ditekankan oleh Rasul Paulus dalam bacaan ini yaitu : 1. Kristus sebagai penggenapan Hukum Taurat. 25 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Paulus telah melalui pengalaman hidup yang pahit ketika hidup di bawah Hukum Taurat, yang semula dipahami sebagai alat penyelamatan (5), namun dalam kenyataannnya justru memperlihatkan ketidakmampuannya manusia untuk meraih keselamatan tersebut karena kelemahan dan dosa manusia itu sendiri. Dengan adanya Hukum Tuhan, justru memperlihatkan dosa manusia. Kedatangan Kristus di dunia untuk menggenapi Hukum Tuhan, karena ketidakmampuan manusia untuk memenuhi tuntutan hukum tersebut. Kristus telah mengorbankan diriNya hingga wafat di kayu salib, tetapi telah dibangkitkan dari antara orang mati (9). Inilah kebenaran Allah (1, 3, 4). Paulus sadar betul bahwa untuk lepas dari ancaman maut karena dosa manusia, hanya melalui Tuhan Yesus yang telah menderita, mati dan bangkit pada hari ketiga dari antara orang mati. Tetapi yang dilakukan oleh Israel adalah menolak Tuhan Yesus. Ayat 6 dan 7 memperlihatkan bagaimana Israel memandang Tuhan Yesus dengan sebelah mata saja, yaitu hanya dari sisi manusiawi Yesus sehingga mereka menyangka bahwa Yesus tidak beda dengan orang-orang lain yang tidak berdaya menghadapi maut ”...Siapakah yang akan turun ke jurang maut?”, yaitu: untuk membawa Kristus naik dari antara orang mati. 2. Sikap bangsa Israel. Dengan kesungguhan melakukan Hukum Taurat (3), namun tanpa memahami apa sebenarnya yang dikehendaki oleh Allah, mereka berusaha mendirikan kebenaran mereka sendiri. Sayang sekali kesungguhan dan kesolehan orang Yahudi dalam melaksanakan peribadatan tidak disertai dengan pemahaman yang benar yakni bahwa Yesus adalah Messias yang selama ini ditunggu-tunggu oleh bangsa Israel yang lahir dan berada di tengah-tengah bangsaNya, tidak disadari oleh mereka akan kehadiran dan karya penyelamatanNya. Paulus mengatakannya dalam ayat 8 dengan ungkapan ”Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu. Itulah firman iman yang kami beritakan.” Karya Yesus hanya dapat diterima dengan iman, karena nalar/rasio manusia sangat terbatas untuk mengenal dan menyelami keberadaan Allah. 26 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Akibatnya bangsa Israel mengira bahwa dengan Hukum Taurat mereka akan hidup (5) sehingga menolak Yesus sebagai penggenapan hukum tersebut. Usaha-uasaha pemberitaan dan penyadaran kepada Israel yang telah dilakukan baik oleh nabinabi seperti nabi Yesaya (16,18-21 ) maupun oleh Rasul Paulus nampaknya sia-sia. Mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah (3). 3. Harapan dan Doa Paulus berharap agar semua orang diselamatkan (1), apalagi Israel yang dipilih oleh Allah. Karya penggenapan penyelamatan Tuhan Yesus hanya dapat dipercaya dengan iman (9-11). Tetapi sikap yang harus dilakukan oleh orang beriman adalah mengaku dengan mulut (9, 10), berseru kepadaNya, mengakui segala kelemahan dan ketidakberdayaannya melawan dosa dengan kekuatannya sendiri, mohon pertolongan kepada Allah untuk melepaskan dosa-dosanya. Berseru mohon pertolongan, percaya dan mendengar serta menerima kabar baik yang ada dalam Yesus Kristus (8). 4. Sikap dan tindakan yang seharusnya. Kenyataan hidup yang dialami oleh umat manusia secara umum maupun bangsa Israel dan juga orang-orang non Yahudi selalu diwarnai dengan ketidakpastian, kekuatiran dan ketakutan terhadap masa depannya, apakah akan selamat dan bahagia ataukah sebaliknya. Itu semua bersumber dari dosa yang dinyatakan melalui Hukum Tuhan yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia dengan genap dan sempurna. Untuk itulah Tuhan Yesus datang di tengah-tengah dunia untuk menggenapinya hingga mengorbankan tubuh dan darahNya di Golgota untuk menyelamatkan manusia. Inilah inti berita damai, kabar baik, berita keselamatan, yang harus diwartakan oleh setiap orang percaya kepada dunia. Ketika manusia menyadari dirinya berseteru dengan Allah maupun sesamanya. Tuhan Yesus hadir menjadi pendamai, ketika manusia selalu memiliki niat hati yang jahat dan melawan Allah dan sesamanya. Tuhan Yesus hadir untuk memperbaiki hubungan yang telah rusak tersebut, ketika merasa dirinya diancam hukuman maut yang kekal, Dia juga hadir untuk menyelamatkan manusia dari hukuman dosa. 27 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS KONTEKS MASA KINI 1. Ketakutan dan kekuatiran terhadap masa depan anak, remaja, pemuda, keluarga, jemaat, masyarakat bahkan bangsa dan negara karena berbagai macam krisis yang berkepanjangan. 2. Konflik etnis, suku, agama, budaya yang terjadi di berbagai tempat dan daerah, mengakibatkan kehidupan tidak aman, nyaman, tenteram dan damai. 3. Krisis kepemimpinan di dalam gereja maupun masyarakat yang dapat mengganggu upaya pembangunan kesejahteraan lahir maupun batin. 4. Berbagai macam penyakit yang belum ada obat penyembuhannya seperti AIDS. 5. Krisis iman warga gereja seperti nikah di luar gereja, pergaulan bebas-kumpul kebo, pisah ranjang, dsb. SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH Pendahuluan Ajaklah jemaat untuk mengingat sebuah pengalaman yang pernah dirasakan ketika suatu saat menghadapi suatu pertengkaran (konflik) sengit yang terjadi di tengah keluarga, jemaat atau masyarakat. Pengkotbah dapat menceritakan pengalaman baik dan serupa yang pernah dialaminya, yang tentu saja diawali dengan kata-kata yang memikat dan simpatik kepada semua pihak. Ungkapkan bagaimana suasana hatinya ketika berhasil meredam pertengkaran hingga keduanya atau mereka yang bertengkar bisa akur kembali, saling memaafkan dan saling mengampuni bahkan saling bersalaman dan berpelukan disertai dengan tangis sukacita sebagai tanda penyesalan sekaligus persahabatannya kembali. Isi Khotbah Uraikan secara lengkap penjelasan teks di atas. Masukkan konteks masa kini. 28 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Tugas kita adalah: menyampaikan berita penghiburan bagi yang berduka, berita penguatan bagi yang lemah dan tidak memiliki pengharapan, berita pendamaian bagi yang mengalami konflik. Gereja memiliki tanggungjawab untuk mengelola tugas-tugas tersebut agar dapat dilakukan dengan baik dan benar, sehingga dibutuhkan para pemberita, pelayan dan pengelola yang bertanggungjawab. Krisis iman yang terjadi di tengah-tengah jemaat maupun masyarakat dapat berdampak pada menurunnya kwalitas hidup manusia sehingga dapat pula menumbuhkan berbagai macam penyakit yang menggaggu kesehatan manusia maupun penyakit sosial. Penutup Mantapkan warga jemaat untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut di tengah kehidupan dan lingkungannya karena semuanya akan nampak betapa indahnya mereka yang membawa kabar baik.” Tegaskan (ayat 12) bahwa letak keindahan pemberitaan ini karena setiap warga jemaat bersukacita dalam menyampaikan kebenaran dan siap menyambut, mendengar dan meneguhkan setiap nilai-nilai kemurahan hati dari latar belakang pemahaman yang berbeda. (lih. Mazm 133:1-3) Liturgi : Pembimbing : Mazmur 133:1-3 Berita Anugerah/PHB : 2 Timotius 1:11-14 Persembahan : Kejadian 4:3-5 KJ. 10:1 KJ 235:1-3 KJ 341:1-2 KJ 50a:1 KJ 426:1 KJ 337:1 dst. KJ 417:1 29 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Rancangan Khotbah, 01 Agustus 2010 Minggu Trinitas 10 Warna Hijau Bacaan: Yehezkiel 1:1-14, 28 HARAPAN MASA DEPAN YANG MENGGEMBIRAKAN Tujuan: Jemaat menjadi sadar bahwa hidup di dalam Tuhan memiliki masa depan yang menggembirakan. LATAR BELAKANG Yehezkiel adalah anak imam Buzi, kebangsaan Yahudi. Ia berjabatan Imam dan Nabi. Yehezkiel termasuk dari 10.000 orang Yehuda yang diangkut sebagai tawanan. Pada masa-masa pengasingan hingga masa kekuasaan Nebukadnezar, 597 SM. Dimasa-masa kehancuran Yerusalem akibat peperangan dan dendam yang turun temurun antar suku dan antar bangsa; dampaknya: bangsa Israel tercerai-berai. Semua segi kehidupannya merosot, multi krisis (ekonomi, politik, budaya, keamanan dan pertahanan) meskipun dikatakan masih diberi kesempatan bebas menjalani kegiatan keagamaan, ibadah sesuai keyakinan masing-masing. Didalam situasi seperti ini bangsa Israel ada peluang untuk mempertahankan etiket selaku orang-orang pilihan. Semua dan segala sesuatu menjadi pergumulan Yehezkiel dan seluruh masyarakat atau kelompok-kelompok tertawan, Tuhan Allah mengerti. Allah memperhatikan apa yang menjadi keluh kesahnya, yaitu keinginan untuk bebas dari penderitaan mereka. Mereka berpengharapan bagaimana dapat segera bebas dari kehancurannya. Penghukuman serta duka nestapa akibat pemberontakannya melawan Tuhan. Allah menanggapi apa yang menjadi permohonan dan pergumulan umatnya dengan tepat waktu, yaitu campur tangan-Nya dalam 30 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS permasalahan yang sedang mereka hadapi. Ketika Yehezkiel sudah berumur 30 tahun, Allah memanggil dan mengangkat atau meneguhkannya menjadi pelaku firman. Firman Tuhan yang pernah diterimanya melalui penglihatan itu supaya diberitakan dan diajarkan kepada banyak orang atau bangsa-bangsa. Demikian pula agar ibadahibadahnya dipimpin dengan anjuran-anjuran untuk mendengarkan ajaran firman Tuhan. Tugas kerimaman dan kenabiannya bukan untuk bangsa Yahudi saja melainkan untuk segala bangsa. Maka Yehezkiel olah pimpinan Tuhan disemangi untuk tegas hati, berani menyuarakan tugas kenabiannya ditengah orang-orang yang menolak adanya Tuhan Allah Yang Mahakuasa. Arah pemberitaannya adalah bagaimana mengangun masa depan bangsa-bangsa. Orang-orang jahat berbalik menurut jalan Allah yang mengarah kepada kedamaian dan kesukacitaan bagi semua orang. Dalam arti kebangunan atau kebangkitan Yerusalem akan membawa berkat untuk membangun bangsa di masa depan yang menggembirakan. PENJELASAN TEKS. Kitab Yehezkiel dibagi dalam tiga kelompok: 1. Pasal 1 – 3, merupakan bagian yang menjelaskan mengenai perenungan penglihatan 1 (gambaran kemuliaan Tuhan) 2. Pasal 4 – 24, mengungkapkan tentang hukuman Tuhan atas Yerusalem dan Israel yang dinubuatkan sebelum Yerusalem binasa (1:2, 8:1, 20:1, 24:1). 3. Pasal 25 – 39, menceritakan tentang masa depan segala bangsa (25-32) dan kepada bangsa Israel sendiri 33-39), bahwa suatu bangsa yang akan datang akan mengalami perubahan atau kebangkitan yang digambarkan atau diibaratkan Israel seperti tulang-tulang kering yang berserakan akandihimpun oleh Roh Hidup, dipersatukan (37:1-14) artinya bahwa bangsa Israel akan bertobat dan membangun kesatuan persatuan bangsa-bangsa yang merdeka dibawah pimpinan Tuhan. 4. Pasal 40 – 49, berisi suatu penglihatan yang indah sekali, penglihatan itu menggmbarkan keteladanan umat Allah dan 31 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS ibadah yang diperkenan atau yang menggembirakan hati Allah pada akhir jaman. Penglihatan yang menjadi pusat perhatian terletak pada pasal 1:5. Yehezkiel melihat empat makhluk hidup. Masing-masing makhluk bermuka empat, bersayap empat dan betangan empat (1:6,8). Kiasan ini dipakai untuk menyatakan sifat-sifat dan pekerjaan makhluk yang indah tersebut. Maknanya: Muka Singa: ungkapan kekuatan yang sebesar-besarnya. Muka Lembu: ungkapan pengabdian yang selembut-lembutnya. Muka manusia: ungkapan kepandaian yang sangat sempurna. Muka Rajawali: ungkapan ketinggian (kerohanian) yang setinggi-ringginya. Masing-masing makhluk bersayap 4, bertangan 4 menyatakan kesanggupan melakukan pengabdian dengan sempurna (1:6,8). Masing-masing berjalan lurus kedepan, ke arahmana roh itu hendak pergi, mereka tidak berbalik kalau berjalan (1:1,2). Firman Tuhan ini menggambarkan bahwa kerubim itu benar-benar melaksanakan kehendak Tuhan. Rupa mereka itu seperti bara api yang menyala seperti suluh (1:13) ibarat yang menyatakan kesucian yang mutlak, sedangkan (1:4) disana menyatakan kecepatan dan ketangkasannya waktu bertindak. Jadi dalam 4 makhluk itu terdapat kekuatan, pengabdian, kepandaian, dan kerohanian yang setinggi-tingginya, kesanggupan untuk melakukan pngabdian dengan sempurna melakukan kehendak Tuhan, kesucian, kecepatan/ ketangkasan bertindak. Puncak penglihatan itu semua bermaksud menyatakan bahwa dibalik semua peristiwa yang terjadi dimuka bumi terdapat pekerjaan kuat kuasa sorgawi dan diatas sgala kuasa-kuasa yang tidak kelihatan itu terdapat pemerintahan, kehendak serta tujuan Tuhan yang berdaulat dari Tuhan sendiri. Dalam Perjanjian Baru, seluruh gambaran yang disuarakan para nabi menunjuk kepada sabda dan karya Tuhan Yesus Kristus. Karya Tuhan Yesus Kristus menjadikan langit dan bumi yang baru. Seperti yang 32 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS tersurat dalam II Petrus 3: 13 Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran. KONTEKS MASA KINI Diera reformasi dalam pemerintahan NKRI yang sudah merdeka ini masih saja terjadi kekacauan, kerusuhan, pemicu perselisihan, bentrokan antar siswa atau mahasiswa, menyimpan rasa dendam, dansebagainya. Diskriminasi, pengkotak-kotakkan ras, suku. Mestinya bangsa ini telah setelah bebas dari penjajahan bangsa asing sekian lama, sudah semakin bersatu, aman, adil, makmur dan bersukacita. Alam raya sudah kurang bersahabat lagi. Banyak bencana dan malapetaka, kriminalitas dan sebagainya. Sistem pemerintahan sipil banyak kejanggalan, membingungkan rakyat, tidak menggembirakan.. Godaan iman Kristen semakin kompleks, hal ini memerlukan ‚penjaga’ yang mampu menyemangati jemaat yang kurang berdaya. Jemaat menjadi sadar bahwa hanya kuasa Roh Kudus yang mampu menghidupkan semangat persekutuan. Jemaat dibangun, dipulihkan untuk memuliakan nama-Nya. Dengan sukacita dalam pengharapan, kasa Tuhan ada ditengah-tengah segala peristiwa. SARAN PENYUSUNANKOTBAH Pendahuluan. Awali kotbah dengan pengalaman hidup yang bercerita tentang suka-duka menjalani kehidupan sehari-hari. Ungkapkan kenyataan bahwa situasi negeri ini sedang mengalami multi krisis. Ada kebebasan untuk bertindak melakukan aktifitas sampai demonstrasi, ada silang pendapat, pro kontra terhadap sistem politik, ekonomi dan sistem pemerintahan. Di sisi lain segenap lapisan masyarakat bangsa ini mengharapkan pembebasan serta pulihnya hubungan baik antar bangsa. Pulihnya rasa hormat di antara kelompok dan golongan dalam masyarakat. Namun yang terjadi justru perseteruan dan permusuhan dendam yang mendalam, bahkan turuntemurun. Untuk menggambarkan adanya perseteruan dan dendam itu, ada peribahasa Jawa mengatakan: “dadio dalan emoh ngambah, dadio godhong emoh 33 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS nyuwek, dadio banyu emoh nyawuk“, (seandainya jadi jalan tidak mau lewat, seandainya jadi daun tidak mau menyentuh/ menyobek, seandainya jadi air tidak mau menciduk), bukankah jalan, daun-daunan dan air dibutuhkan semua orang? Nasihat yang diperlukan sekarang adalah „wani ngalah luhur wekasane“ (berani mengalah mendatangkan keluhuran). Keluhuran selalu lekat dengan mendatangkan pujian bagi kemuliaan Tuhan. Isi. Tekankan pokok-pokok pesan yang ditemukan dalam teks dan konteks. Membangun negeri dimasa depan akan terwujud kalau perwatakan bangsa itu terlebih dahulu harus berubah. Seperti Yehezkiel yang terpanggil untuk membina bangsa Israel. Peluang-peluang yang baik pada saat ini agar dimanfaatkan untuk berbenah diri. Pembangunan akhlak diutamakan. Gereja perlu menjadi ‚Penjaga’ umat, untuk mendatangkan kemuliaan bagi Tuhan Yang Mahakuasa. Penutup Ajak jemaat menyadari bahwa akhlak yang baik, seperti „berani mengalah demi kesejahteraan“ dapat menjadi penyangga utama guna membangun kesatuan dan kesatuan serta persekutuan. Yakinkanlah jemaat untuk berpegang teguh pada janji Tuhan bahwa keselamatan dan hidup kekal dipastikan bagi mereka yang hidup didalamnya, akan menggembirakan. Kemuliaan Tuhan memberikan jaminan untuk jemaat dapat hidup dalam pengharapan dan ikut serta mewujudkan langit dan bumi yang baru dalam kebenaran. Kebenaran mewujud dalam bentuk penghargaan dan penghormatan antar manusia, antar golongan dan kelompok serta antar bangsa. Nas pembimbing Berita Anugerah Nas persembahan 1. 2. 3. 4. 5. 6. KJ KJ KJ KJ KJ KJ 242:1-4 251:1-4 246:1,3 244:1-3 260:1-3 287A:1-- : Mazmur 43:1-3 : Yohanes 16:31-33 : Mazmur 67:6-8 PKJ PKJ PKJ PKJ PKJ PKJ 95:1-3 105:1,4 101:1-3 107:1-4 98:1,2 145:1-- 34 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Rancangan Khotbah, 08 Agustus 2010 Minggu Trinitas 11 Warna Hijau Bacaan: Yudas 1:1-25 GEMBIRALAH TUHAN MENJAGAMU Tujuan: Jemaat dengan gembira menerima peringatan dan nasehat yang mendidik bagi pemeliharaan Iman. PENJELASAN TEKS Ayat 1 – 2, sebagai alamat surat. pengirim dan penulis adalah Yudas saudara Yakobus (adik Yesus) ditujukan kepada orang-orang Kristen di daerah-daerah tertentu yang nama tempatnya tidak disebutkan. Surat Yudas ini bersifat umum, sebagai surat sebaran (jawa: iber-iber). Yudas sebagai bapa gereja dijamannya, giat menentukan strategi penggembalaan kepada saudara seiman yang tersebar disepanjang jalur pantai laut tengah wilayah Persia. Ayat 3 – 16, peringatan-peringatan kepada para mpembaca (orang-orang Kristen). Diberitakan bahwa ditengah-tengah kehidupan dimana saja kita berada tentu menghadapi banyak godaan yang bisa menjadi batu sandungan… ini bukan hal yang baru. Sebab diceritakan disana bahwa perbuatan dosa sejak zaman Adam telah ada. Begitu seterusnya dunia ini menjadi tempat beroperasinya roh-roh jahat. Banyak orang-orang yang hidupnya tidak benar. Hidupnya penh kefasikan, bahkan cenderung memusuhi, memberontak dan menghujat Allah. Nafsu seperti itu jelas perilaku mereka tidak etis di mata masyarakat beriman, Tuhan tentu marah. Yudas menggambarkan peri kehidupan orang fasik ibarat pepohonan yang rusak, mati sampai ke akar-akarnya. Roh kefasikan memang cerdik dalam bersilat lidah, memutar balikkan fakta. Sehingga orang-orang beragama termasuk orang Kristen menjadi mangsanya 35 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS termakan oleh daya tipu muslihatnya. Hasilnya demi keuntungan diri sendiri atau kelompok tertentu. Ayat 14 – 23, peringatan bahwa menjelang akhir jaman akan tampil pengejek-pengejek seperti berita terdahulu. Disini jemaat agar lebih waspasda bagaimana mempertahankan diri untuk tidak terpengaruh oleh penampilan yang menggoda. Apa kendalinya? Jawabannya iman dan doa dalam Roh Kudus. Ayat 24 – 25, Berkat peneguhan bahwa Tuhan Yesus Kristus menjaga kita. Diperingatkan untuk menjaga kesucian dengan penuh kegembiraan. KONTEKS MASA KINI Gereja Tuhan di Sumatera Bagian Selatan pada tahun ini sudah berusia 23 tahun. Gerakan kebersamaan bergerak secara serentak baik secara lokal maupun sinodal. Pelayanan penggembalaan terus menerus dilakukan seperti halnya Yudas. Keteguhan iman, doa penyembahan dalam Roh Kudus sebagai penyangganya gerakan dan semangat GKSBS. Pertumbuhan, kegembiraan, keteguhan hati, adalah karena kasih karunia Tuhan Yesus Kristus. Dialah yang setia menjaga kita menjadi GKSBS sampai sekarang dan yang akan datang. SARAN PENYUSUNAN KOTBAH Pendahuluan. Dalam berkomunikasi, setiap orang pasti ingin mendengar pandangan orang lain tentang dirinya. Karena hubungan atau relasinya, setiap orang ingin saling mengingatkan karena hidup ini selain memiliki tujuan, ada godaan dan hambatan untuk mencapai tujuan. Setiap orang dengan ini memiliki pengalaman mendengar nasihat ataupun peringatan. Awali kotbah dengan menyampaikan contoh pengalaman perkembangan yang baik karena bersedia dengan gembira mendengar nasihat atau peringatan. Akan lebih jelas jika memang ada godaan atau hambatan, tetapi karena nasihat orang tua, sahabat, tetangga baik kita dihindarkan dari bahaya. 36 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Ajak jemaat untuk memahami bahwa nasihat diperlukan oleh sesama kita. Nasihat tentu perlu diberikan dengan mengingat kondisi hubungan pribadi dan kelompok yang dihadapi agar mudah untuk diterima dan menjadikan hidup yang lebih baik. Isi Sampaikan isi pesan teks dan dihubungkan dengan konteks yang ada. Uraian kotbah pada dasarnya mengemukakan azas penggembalaan dalam menghadapi situasi dunia yang sedang kacau balau ini. Ajak jemaat untuk memiliki sikap hidup yang waspada, menjadi firman Tuhan sebagai pedoman utama dalam hidup. Penutup. Yakinkan jemaat untuk memiliki keteguhan iman dalam menghadapi berbagai godaan hidup menuju kepada kegembiraan dalam Tuhan. Hanya kesetiaan kepada Tuhan yang akan dapat menuntun umat pada kegembiraan. Oleh karena itu, ajak jemaat untuk menjadikan doa sebagai senjata yang ampuh dalam menghadapi tantangan hidup. Doakan orang yang telah memberi nasihat dan peringatan. Doa adalah menyadarkan kita dan menyiapkan kita menerima dan membagikan kegembiraan kepada dunia dimana kita hidup. Doa adalah penantian kita terhadap karya Allah yang menyempurnakan tindakan kasih kita menjadi kegembiraan bagi lebih banyak orang. Teguhkan bahwa setiap jemaat Tuhan dibentuk sebagai penerima nasihat demi hal-hal yang lebih baik. Teguhkan bahwa setiap jemaat Tuhan dipanggil menjadi pendoa dan menjadi penasihat dalam setiap perencanaan menuju hidup bersama dalam kegembiraan Pembimbing Berita Anugerah/PHB Persembahan Pujian: 1. KJ 243:1-4 2. KJ 383:1-3 3. KJ 246:1-3 4. KJ 51:1-4 5. KJ 249:1-3 6. KJ 289:1-- : Kisah Para rasul 14:15-17 : Kolose 3:15 : Kolose 3:17 PKJ PKJ PKJ PKJ PKJ PKJ 95:1-3 101:1-4 302:1 255:1 305:1 145:1-3 37 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Rancangan Khotbah, 15 Agustus 2010 Minggu Trinitas 12 Warna Hijau Bacaan: Matius 15: 1-20 BERANI KARENA BENAR Tujuan: 1. Jemaat memilki sikap kritis terhadap apa yang terjadi disekitarnya. 2. Jemaat berani menyuarakan kebenaran. PENJELASAN TEKS Farisi adalah suatu golongan para rabi dan ahli taurat yang sangat berpengaruh. Orang Farisi adalah golongan masyarakat yang memegang hukum Taurat Musa secara ketat dan pada adat istiadat nenek moyang (Mat.15:2). Para ahli Taurat adalah golongan masyarakat yang menetapkan dan memahami serta menafsirkan hukum Taurat sedemikian rupa dengan memberikan banyak aturan-aturan tambahan yang menyekitarinya dengan alasan agar hukum Taurat dapat terjaga dan terlengkapi sehingga mudah dilakukan. Sangat wajar apabila melihat murid-murid Yesus makan dengan tangan tidak dibasuh, sangat mengganggu bagi mereka (ay.2). Bagi mereka makan dengan tidak dibasuh berarti menajiskan. Memegang aturan tersebut adalah hal yang paling utama bagi orang Farisi dan Ahli Taurat sehingga sering terjadi justru membebani kehidupan. Terjadi perdebatan antara Yesus dengan orang Farisi dan ahli Taurat tentang kenajisan. Nampaknya Yesus mengetahui cara berfikir yang biasa mereka lakukan. Yesus menelanjangi hukum yang telah dibuat secara konfrontatif. Yesus menggugat sikap mereka yang seolah taat kepada hukum tetapi pada saat yang sama sedang melanggar hukum itu sendiri (ay.3-6). Bahkan Yesus mengutip PL dalam rangka meneguhkan dan memahami apa yang sedang terjadi (ay.8,9). 38 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Apa yang dilakukan Yesus ternyata menjadi batu sandungan bagi mereka. Batu sandungan adalah melakukan sesuatu yang membuat orang lain merasa tidak senang (ay.12). Yesus ternyata lebih mengutamakan kebenaran dari pada perasaan. Yesus berani mengambil resiko tidak disukai orang Farisi dan Ahli Taurat demi menyuarakan kebenaran. Secara khusus, nampaknya para murid pun belum mengerti yang Yesus maksudkan (ay.15). Jika bagi orang Farisi dan Ahli Taurat kenajisan itu disebabkan oleh tindakan-tindakan lahiriah, misalnya tidak membasuh tangan sebelum makan, bagi Yesus yang menajiskan adalah segala sesuatu yang timbul dari pikiran (ay.18-20) KONTEKS MASA KINI 1. Ada banyak orang yang masih berjuang mempertahankan hidup benar dalam situasi kehidupan yang tidak benar. Dalam situasi seperti ini tidak jarang, karena melihat banyaknya tantangan yang harus dihadapi, kemudian mulai meninggalkan perjuangan tersebut untuk mengikuti arus yang ada. 2. Begitu banyak aturan dan kebiasaan yang diwaririsi oleh sebuah generasi tanpa mengerti maksudnya. Semua menjadi kebiasaan turun-temurun ditanamkan sejak masa kecil sehingga membentuk cara berfikir yang sedemikian rupa, tanpa berani mengambil sikap kritis didalamnya. 3. Ada dibuat aturan tertentu yang bermuatan kepentingan sekelompok orang semata sehingga ketika diberlakukan secara luas mengalami banyak kendala. 4. Ada banyak orang yang menyadari bahwa apa yang sudah ada dan dipegang secara umum adalah sesuatu yang tidak benar, tetapi tidak berani berbuat apa-apa. Mungkin karena sistem yang sudah membelenggu, ketidakberdayaan atau merasa sendirian ketika harus menyuarakan kebenaran. 5. Masih ditemukan orang-orang yang memiliki semangat tinggi untuk mempertahankan apa yang ada dengan kebenaran yang ada didalamnya. Disisi lain, ada orang-orang yang memiliki semangat 39 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS untuk menjawab perubahan yang ada dengan menawarkan sesuatu yang baru. 6. Terkadang diperlukan rancangan kearifan untuk terjadinya perjumpaan yang khusus, seseorang yang bisa memberikan pencerahan dalam terang firman Tuhan terhadap apa yang sudah ada. SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH Pendahuluan Ajaklah jemaat memahami bahwa sebenarnya semua orang memiliki keberanian untuk melakukan kebenaran. Namun kenyataannya banyak orang benar menjadi kalah, orang salah malah dipuja-puja. Hal tersebut dapat menjadi hambatan-hambatan untuk mewujudkan keberanian, yang sering dihadapi ketika harus memperjuangkan kebenaran. Kunci agar kebenaran disuarakan adalah memiliki keberanian untuk menyuarakannya meskipun harus menghadapi banyak resiko dan tantangan. Isi Bagaimana kita tetap berani menyuarakan kebenaran di tengah resiko dan tantangan yang ada? Jelaskan keberanian menyatakan kebenaran yang dilakukan Yesus ketika menghadapi tantangan dari orang Farisi yang berpengaruh dalam masyarakat. Cara yang dipakai Yesus dalam menghadapi tantangan tersebut dengan menggunakan metode perdebatan secara langsung. Untuk bisa melakukan itu, sesorang harus terlebih dahulu memahami apa yang dipikirkan orang lain. Dengan memahami orang lain terlebih dahulu maka ketika menyampaikan sesuatu akan lebih mudah. Berdasarkan konteks perikop ini, ajak jemaat untuk memahami cara berfikir Yesus untuk membangun dialog dengan orang Farisi dan Ahli Taurat. Sehingga di sini dapat disandingkan cara berfikir Yesus dengan cara berfikir orang Farisi. Terdapat dua hal yang positif, satu sisi peraturan model Farisi penting, tetapi disisi lain model hidup mementingkan cinta kasih dan hati nurani juga penting. 40 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Ketika Yesus berdebat, memberikan pengajaran kepada jemaat bahwa diperlukan keberanian untuk menyuarakan kebenaran artinya berani melakukan proses dialog. Dalam prosesnya diperlukan pengetahuan yang cukup serta kecakapan dalam menyampaikan pesan kebenaran firman, tentunya dengan pertolongan Roh Kudus. Yesus memberikan penjelasan yang logis, Yesus mampu menangkap “jiwa” dari sebuah hukum dan itu yang diberlakukan dan Yesus juga memberikan penjelasan yang kongkret. Kebenaran tidak boleh kalah oleh perasaan, maka diperlukan keberanian dan ketegasan dalam menyuarakannya melalui proses dialog. Proses yang siap menerima dan siap memberikan pandangan dan siap memberikan penghargaan. Penutup Ajak dan motivasi jemaat untuk membangun keberanian dalam menyuarakan kebenaran dalam terang firman Tuhan. Hal ini diawali dengan sikap kritis dalam melihat apa yang terjadi disekitarnya. Perlengkapi diri dengan pengetahuan dan hikmat yang dari Tuhan sehinga keberanian dalam menyuarakan kebenaran hanya berdasarkan firman Tuhan. (fn). Nas pembimbing Berita Anugerah Nas persembahan 1. 2. 3. 4. 5. 6. KJ KJ KJ KJ KJ KJ : Yohanes 14:6 : 2 Korintus 13:8,9 : Roma 12:1 1:1,2 387:1,2,3 427:1,3 49:1 426:1,4 450:1- 41 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Rancangan Khotbah, 17 Agustus 2010 HUT RI ke 65 tahun Warna Merah Bacaan: Keluaran 4:10-17 DIUTUS UNTUK MEMERDEKAAN Tujuan: 1. Jemaat meyakini kemerdekaan yang diberikan Allah dalam Yesus, yaitu merdeka atas kuasa dosa. 2. Jemaat bersemangat dalam mewartakan kemerdekaan itu bagi orang lain. PENJELASAN TEKS Kitab Keluaran 3: 9-10 telah menegaskan Musa dipanggil untuk memerdekakan Israel. Musa berasal dari suku Lewi, puak Kehet dan kaum atau Keluarga Amran. Ia di besarkan di Mesir oleh seorang puteri Firaun. Lingkungan Mesir memungkinkan baginya untuk belajar banyak hal tentang pengetahuan yang ada di Mesir. Suatu hal yang aneh apabila ketika diutus Tuhan, ia menyatakan diri sebagai orang yang tidak pandai bicara, berat mulut dan berat lidah. Kondisi ini dapat kita pahami bahwa ia sedang mengalami krisis kepercayaan diri, ia merasa tidak mampu untuk memimpin bangsa apalagi memerdekakan Israel yang besar. Musa sedang mengalami krisis kepercayaan diri. Ia lebih terfokus pada ketidakmampuannya berbicara dihadapan orang banyak. Baginya, menjadi seorang pemimpin adalah seorang yang harus pandai berbicara, bukan seorang yang ‘berat mulut dan berat lidah’ seperti dirinya. Dalam situasi ini, Tuhan Allah menyadarkan Musa bahwa yang memiliki otoritas penuh atas diri Musa sebenarnya adalah Allah. Untuk itu Allah berkenan memperlengkapi musa dengan seorang teman yaitu Harun saudaranya. Harun diperkenalkan sebagai orang yang pandai bicara, maka Harun bertugas sebagai ‘nabi’ atau juru bicara dan melalui dia Musa akan berbicara kepada Firaun. Ia adalah saudara Musa. 42 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Secara khusus Tuhan memberikan rincian tugas mana yang dikerjakan Musa dan bagian mana yang dilakukan Harun. Allah mau membangun kerjasama antara Musa dan Harun, sehingga tugas mereka untuk memerdekakan bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir dapat tercapai. Hal yang perlu dibangun dalam hal ini adalah sikap mau bekerja-sama, menempatkan diri sesuai kemampuan masing-masing, mengetahui potensi masing-masing dan menerima keberadaan masing-masing sebagai rekan sekerja dan bukan sebagai ancaman. Saling melengkapi ketika menghadap Firaun adalah hal utama yang harus dikedepankan untuk memimpin Israel keluar dan dimerdekaan dari Mesir. Secara khusus, Tuhan meminta Musa untuk membawa tongkat. Secara harafiah, tongkat adalah sepotong batang yang dibawa atau digunakan oleh seorang yang bepergian, gembala-gembala atau orang-orang tua. Secara metafopris (perlambangan), tongkat melambangkan kekuasaan baik manusiawi maupun illahi. Jika Allah menghendaki Musa membawa tongkat, itu berarti Musa membawa wibawa Illahi dalam dirinya. Bukan Musa yang bertindak tetapi Allah yang melakukan melalui Musa. KONTEKS MASA KINI 1. Sudah 65 tahun bangsa Indonesia merdeka dari penjajahan. Kenyataannya masih banyak yang terjajah oleh kemiskinan, ketidakadilan, tindakan sewenang-wenang dari pihak tertentu. Kita patut bersyukur ternyata masih banyak Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) yang masih tetap memperjuangkan mereka yang tertindas dalam bidang hukum, atau yang lainnya. 2. Kemajuan ilmu dan tehnologi membuat kehidupan menjadi lebih cepat, lebih baik, efisien dan efektif. Segala hal dapat dicapai dengan kemajuan tehnologi. Disisi lain, muncul pola ketergantungan pada ilmu dan tehnologi yang tidak bisa dihindari. Kerugian besar akan dirasakan oleh semua industri ketika terjadi pemadaman listrik, karena semua peralatan memakai tenaga listrik. Sumber daya manusia tidak begitu banyak terpakai karena digantikan oleh mesin. Persaingan 43 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS kerja selalu berorientasi pada keahlian dalam memanfaatkan ilmu dan tehnologi. 3. Sebagian orang berjuang untuk bersaing, sebagian yang lain tidak berbuat apa-apa karena merasa tidak memiliki kemampuan untuk mengubah keadaan, entah itu karena sistem yang ada atau karena kesempatan yang tidak ditemukan. 4. Pola hidup egoisme mulai membudaya, terutama dikota-kota besar. Sesama kurang dipandang sebagai rekan kerja tetapi sebagai ancaman terhadap jabatan yang dipegang atau pesaing yang akan menghancurkan usaha. 5. Tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang meningkat semakin besar. Seseorang bisa jadi hanya berfikir bagaimana untuk mendapatkan sumber penghasilan yang banyak untuk memenuhi kebutuhan hidup dan tidak menyadari bahwa hidupnya telah diperbudak oleh harta kekayaan dan kerja. SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH Pendahuluan Awali khotbah dengan mengajak jemaat untuk menyadari bahwa krisis identitas diri adalah masalah umum yang dihadapi semua orang ketika berhadapan dengan sesuatu yang ‘besar’. Merasa tidak mampu ketika berhadapan dengan kemajuan ilmu dan tehnologi sehingga memilih pekerjaan yang tidak berhubungan dengan teknologi. Merasa tidak mampu berbuat apa-apa ketika melihat kemiskinan dimana-mana, keadilan dijungkirbalikkan, tindakkan sewenang-wenang terjadi disekitarnya. Ajak jemaat untuk menggali lebih dalam, apa yang menyebabkan perasaan tidak mampu itu ada. Penyebabnya bisa saja dari diri sendiri, dimana latar belakang kehidupannya selalu diperhadapkan dengan sikap pesimis. Lingkungan membesarkannya dengan ejekkan dan cacian tanpa ada penghargaan didalamnya. Atau sudah terbiasa untuk terkonsentrasi pada masalah yang dihadapi sehingga segala sesuatu yang terlihat pertama kali adalah masalah, bukan kesempatan. Ketidakmampuan 44 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS seseorang untuk berfikir luas menjadi penyebab mengapa ia selalu merasa tidak mampu. Kemungkinan lain, ia menemukan bahwa kemampuan intektualitas adalah segala-galanya dalam segala bidang. Tanpa kepandaian seseorang tidak dihargai sebagai seorang yang mampu dan cakap untuk melakukan sesuatu. Isi Ajak jemaat untuk memahami apa yang dialami Musa. Musa harus memimpin sebuah bangsa yang besar dari Mesir. Pengalamanannya selama dibesarkan di Mesir sebenarnya sudah lebih dari cukup baginya menjadi bekal yang diperlukan untuk memimpin Israel. Namun apa yang terjadi padanya? Ajak jemaat untuk turut merasakan dan memikirkan apa yang dialami Musa. Ia merasa tidak memiliki kemampuan untuk tugas tersebut. Ia merasa sendirian memikul tanggungjawab yang sangat besar. Ia merasa kewalahan menghadapi Firaun yang dulu pernah dia hormati. Makanya alasan terakhir Musa adalah ia merasa sebagai orang yang berat mulut dan berat lidah. Apa yang dilakukan Tuhan terhadap Musa? Memaklumikah? Tidak! Pertama Tuhan mau menyadarkan Musa akan kuasa Allah. Pikiran Musa mau dibukakan bahwa penguasa atas hidup yang sesungguhnya adalah Tuhan. Yang berkuasa atas hidup Musa adalah Tuhan, yang membuat lidah Musa adalah Tuhan, maka Ia pasti akan nmemberikan pertolongan. Berikutnya Musa diajak untuk tidak berfikir egois tetap mau berbagi kekuasaan. Tuhan mau membangun kerjasama dengan menunjuk Harun sebagai juru bicara Musa. Musa memiliki seorang patner, rekan kerja yang harus diberdayakan sedemikian rupa demi tercapainya maksud Allah. Berikutnya Allah memperlengkapinya dengan tongkat sebagai simbol wibawa Ilahi, bahwa Musa datang membawa mandat Ilahi. Semua perlengkapan ini melengkapi Musa untuk memerdekakan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Penutup Ajak jemaat untuk memiliki kepekaan bahwa dimanapun kita berada, ketika kita sadar ada yang tidak ‘beres’, kita perlu berbuat sesuatu. 45 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Ketika terjadi ‘penjajahan’ yang menjadikan orang lain atau kita kehilangan kepercayaan diri, entah dalam wujud apapun, jemaat dipanggil dan diutus untuk memerdekaan dan membangun kepercayaan diri. Semangati jemaat untuk terus menjadi orang-orang yang percaya diri serta berani memperjuangkan kebenaran, keadilan dan kasih. Nas pembimbing Berita Anugerah Nas persembahan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. : Galatia 5:1 : Galatia 5:13 : Efesus 5:20-21 Indonesia Raya KJ 17:1,5 KJ 387:1,2,3 KJ 422:1,2,3 KJ 49:1 KJ 336:1,2,3,4 KJ 337:1-- 46 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Rancangan Khotbah, 22 Agustus 2010 Minggu Trinitas 13 Warna Hijau Bacaan: Luk. 14:12-14 MEMBANGUN PERSAUDARAAN YANG TULUS Tujuan: Jemaat memahami panggilannya untuk membangun persaudaraan yang tulus. PENGANTAR Inti pesan Injil Lukas adalah pelayanan dan kepeduliaan Yesus kepada orang miskin (Luk. 16:19-30; 6:20). Ayat 1: Lukas mengisahkan bahwa suatu hari Yesus diundang makan dirumah seorang yang terpandang dari kelompok Farisi. Ada banyak kemungkinan bagaimana Yesus bisa berada diantara orang-orang yang selama ini bersebrangan denganNya. Namun yang jelas Lukas mengisahkan bahwa kehadiran Yesus mandapat perhatian dari banyak mereka yang hadir waktu itu. Keterangan ini memang dapat memperkuat anggapan bahwa Yesus sengaja dihadirkan untuk dijebak. Meski demikian kesempatan itu agaknya dipakai Yesus untuk menyatakan buah pikiran-Nya untuk menelanjangi cara berpikir orang banyak. Ayat 7-11: Sebuah kesempatan dipergunakan dengan baik oleh Yesus untuk menyatakan pengajaran Nya, antara lain ketika Ia melihat ada banyak tamu yang suka mencari tempat-tempat terhormat dalam perjamuan tersebut. Meski hal ini sudah menjadi pemandangan umum setiap kali ada perjamuan, namun dimata Yesus sungguh menyedihkan. Orang sedemikian bernafsu meninggikan diri dan gila hormat. Agaknya memang ada kebiasaan dalam masyarakat waktu itu dalam setiap jamuan, tempat duduk tamu diatur berdasarkan pangkat dan derajat masing-masing. Tempat duduk yang disediakan menyerupai balai-balai dimana orang bukan lagi duduk, namun setengah berbaring. Tempat yang paling terhormat adalah balai-balai yang tertinggi, dimana para pelayan akan melayani terlebih dahulu, baru balai-balai yang lain. Biasanya balai-balai tertinggi berada disisi kanan dari arah datangnya para pelayan. Sedang yang menengah dan 47 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS rendah ada disebelah kiri arah datangnya pelayan. Sajian hidangan bisa dibedakan antara yang tinggi, menengah dan rendah. Namun demikian umumnya jumlah balai-balai tertinggi itu terbatas. Melihat kebiasaan jamuan dengan aturan duduk yang demikian, maka tidak mengherankan tercipta pula kebiasaan para tamu untuk mencari tempat yang terhormat. Betapa tidak menyenangkannya ketika dalam sebuah jamuan mendapat tempat duduk yang kurang terhormat. Sebab setiap orang bisa melihat siapa-siapa yang yang ada dikelompok orang yang terhormat, setengah terhormat, kurang terhormat, bahkan mungkin tidak terhormat. Kehormatan diri seakan dipertaruhkan oleh tempat duduk. Pengajaran Yesus sama sekali berbeda dengan cara berpikir kebanyakkan orang, yang merendahkan diri justru akan ditinggikan. Logikanya, kita tidak tahu siapa-siapa yang diundang, bisa jadi ada tamu-tamu yang berpangkat lebih tinggi dari kita, tetapi bisa jadi pula kita yang tertinggi. Oleh karenanya lebih baik merendah lalu ditinggikan dari pada meninggikan diri lalu justru direndahkan. Ini dalam kerangka berpikir “Ngeman” kehormatan diri, namun demikian lebih dalam dari logika berpikir itu, Yesus mengajarkan kerendahan diri dan tidak gila hormat. Pertimbangan-pertimbangan yang hanya menomorsatukan kedudukan dan prestige, hanya akan membuat orang berpikir siapa lebih tinggi dari pada siapa, siapa lebih rendah dari pada siapa. Orang akan melihat orang lain dengan ukuran tertentu. Tanpa sadar kebiasaan ini membuat orang selalu mengukur orang lain serdemikian, dan membandingbandingkan dengan dirinya sendiri. Pada akhirnya tentu saja ia akan cenderung merendahkan orang lain dan meninggikan diri sendiri. PENJELASAN TEKS Ayat 12-14: Ayat-ayat ini menjadi seiring dengan gambaran tentang jamuan besar kerajaan Allah, dimana Allah akan memberi tempat sedemikian orang-orang yang tak berdaya, yang tidak diperhitungkan, yang dianggap rendahan dalam masyarakat. Secara mendalam Yesus menjelaskan bagaimana orang-orang miskin, rendah dan tersingkir tak berdaya ini sungguh berada lekat dihati Allah, sehingga apa yang kita lakukan kepada mereka Allah yang akan membalasnya (ayt:14). Kalau di Matius mereka-mereka yang miskin itu wakil-wakil Kristus dimasyarakat dunia (Mat.25:31-46), sedangkan di Lukas mereka-mereka inilah 48 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS yang mendiami hati Allah. Dengan memandang mereka demikian maka kita akan memberlakukan kasih secara tulus penuh persaudaraan. Ayat 13 dan 14: Dapat diartikan bahwa maksud penyelenggaraan pesta adalah merayakan kebahagiaan hidup dengan membangun ketulusan persaudaraan. Orang yang berbahagia dalam pesta semakin ditambahkan kebahagiaannya dengan mengundang mereka yang berkekurangan juga. Kebahagiaan akan dirasakan siapapun yang mengalami ketulusan dalam persaudaraan. KONTEKS MASA KINI Dalam suatu undangan pesta suka cita, biasanya mengundang orang lain untuk ikut merasakannya. Yang pasti diundang adalah orang-orang dekat, sanak saudara, tetangga, sahabat dst. Tapi dapat dipastikan bahwa diantara mereka ada orang-orang yang dalam kategori “berjasa” untuk yang empunya hajat. Jarang orang mau mengundang orang-orang yang dalam kategori “orang susah”. Kalaupun “orang susah” ini diundang hanya karena memandang mereka itu kasihan, bukan didorong untuk mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus. Itu sebabnya orang miskin, korban bencana, dst seringkali hanya menjadi bulanbulanan kepentingan-kepentingan proyek tertentu yang mengatas namakan untuk rakyat miskin, padahal itu jadi ajang rebutan proyek pengerukkan keuntungan diri. Betapa berbahaya dan kejamnya, melebihi penindasan fisik, ketika pertimbangan-pertimbangan prestige, kehormatan, dan pemegahan diri ikut andil dalam sikap kita terhadap sesama, terutama mereka yang bernasib kurang beruntung. SARAN PENYUSUNAAN KHOTBAH Pendahuluan Pengkhotbah mengawali khotbahnya dengan undangan pesta yang terjadi didalam masyarakat. Dengan menjelaskan siapa-siapa yang sering diundang, lalu bagaimana dengan orang-orang yang miskin, orang-orang susah. Apakah mereka juga diperhitungkan? 49 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Isi Khotbah Pengkhotbah dapat membuat pertanyaan-pertanyaan bagaimana kita memandang orang lain dan menempatkan diri diantara saudara-saudara yang lain. Selanjutnya pengkhotbah menjelaskan Lukas 14: 1,7-14, mengenai pokokpokok pesan Yesus dalam memahami panggilan hidup membangun persaudaraan yang tulus sebagai perwujudan keteladanan akan hidup Kristus yang menjunjung tinggi kesamaan. Penutup dan Penerapan Khotbah diakhiri dengan ajakan kepada jemaat untuk memandang saudarasaudara kita tanpa membedakan siapapun mereka, kita terpanggil menyerukan pengalaman kasih persaudaraan yang tulus. Doronglah jemaat untuk membuka diri sepenuhnya dan membangun relasi yang tulus dengan saudara-saudara, untuk memerangi sikap kepura-puraan atau ketidaktulusan. Yakinkan bahwa Yesus hadir dan meneguhkan jemaat untuk membangun relasi yang tulus. Karena kehadiran orang miskin juga berharga untuk memulihkan hubungan antar umat manusia. Yakinkan bahwa hubungan yang tulus dapat mendatangkan kebahagiaan bagi setiap orang yang melakukannya. Daftar Ayat Nats Pembimbing Berita Anugerah Nats Persembahan : 1 Petrus 1:13-22 : Roma 3:23-25a : Roma 12:1-2 1. Kj, No.3:1,2,4 2. Kj, No. 240:1,3 3. Kj, No. 44:1,3,5 4. Kj, No. 249:1,3 5. Kj, No. 286:16. Kj, No. 342:1-3 50 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Rancangan Khotbah, 29 Agustus 2010 Minggu Trinitas 14 Warna Hijau Bacaan: Markus 15:1-20a KEPUASAN HIDUP DALAM TERANG ALLAH Tujuan: Agar jemaat berbuat bagi kelangsungan dan pulihnya kehidupan yang sudah tercemar ini dan bukan berbuat bagi pemusnahan kehidupan. PENJELASAN TEKS Ayat 1-15. Beberapa hal yang dapat dipetik dari perikop ini. 1. Terjadi persekongkolan antara para imam kepala dengan ahli Taurat, pemimpin masyarakat (tua-tua) dan pemegang kekuasaan pemerintahan (Pilatus). Persekongkolan ini dimotori oleh para imam kepala (ay.10,11) dengan mempengaruhi semua orang untuk meloloskan keinginan mereka agar berpihak kepada mereka. 2. Tanya jawab dilakukan Pilatus, tapi hanya satu pertanyaan yang dijawab oleh Yesus. Meskipun demikian Pilatus menyimpulkan bahwa tidak ada kejahatan apapun yang dilakukan Yesus. Yesus diserahkan hanya karena semata-mata kedengkian para imam kepala, yang penting bagi mereka Yesus harus mati. Dari peristiwa ini jelas, bahwa mereka mementingkan diri sendiri. Mereka menggunakan segala cara untuk mewujudkan maksud mereka; karena Yesus dianggap penghalang bagi mereka untuk tetap didalam kedudukannya. 3. Pilatus adalah orang lemah dan tidak dapat bertindak tegas. Meskipun ia tidak menemukan kesalahan apapun dalam diri Yesus, para imam kepala tahu kelemahan Pilatus dan juga kelompok yang lain. Maka dengan berani mereka terus menekan 51 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Pilatus dan mengahasut orang banyak agar Yesus disalib dan Barnabas dibebaskan. 4. Karena tekanan orang banyak dan untuk memuaskan mereka, Pilatus menuruti apa yang mereka kehendaki. Pilatus tidak menjalankan pemerintahan dengan benar. Ia hanya mencari keamanan dan keselamatan sendiri, dan apabila hal ini tidak ia lakukan akan terjadi huru-hara yang berakibat pemecatan dirinya oleh pemerintah Romawi. 5. Hukum Yahudi melarang seseorang membunuh orang lain (Yoh.18:31), menyadari hal ini mereka tidak memutuskan sendiri keinginan mereka, melainkan menggunakan orang lain yaitu Pilatus (Istilah jawa: “Nabok nyilih tangan”). Dengan keputusan Pilatus, berarti mereka bebas dari pelanggaran hukum, mereka tetap bersih, tak bersalah. Ayat. 16-20a 1. Keputusan untuk membunuh Yesus tidak ada dasarnya sama sekali. Dan keputusan Pilatus yang gegabah ini diikuti tindakan brutal para serdadunya. Para serdadu ini tidak tahu apa yang terjadi dengan pengadilan Yesus, yang mereka tahu bahwa Yesus dituduh sebagai seorang raja. Oleh karena itu, mereka mengenakan berbagai atribut layaknya seorang raja sebagai ejekan (jubah ungu, mahkota duri dan memberi hormat bagaikan menghormati seorang raja) dan kemudian meludahi Yesus dan memukul-Nya dengan buluh. 2. Yang disebut istana (ay.16) sebenarnya adalah sebuah barak yang terletak diluar istana. Disitulah para serdadu itu tinggal, sehingga mereka dapat dengan bebas memperlakukan Yesus sebagai seorang tawanan, mengejek dan menganiaya-Nya. 3. Yesus sudah didesak (ay.15), namun para serdadu itu masih memukul dan meludahi Yesus serta mengejek-Nya dengan berbagai atribut, itu semua bukan perintah Pilatus melainkan keputusan mereka sendiri. Yesus tidak memiliki hak apapun membela dan melindungi diri, sedangkan para serdadu itu dengan seenaknya melakukan apa yang mereka mau. 52 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Konteks Masa Kini. Dalam kehidupan didunia ini tidak bisa dilepaskan dengan persaingan, baik dalam kehidupan berpolitik, berbangsa maupun bernegara. Semuanya syarat dengan persaingan; dan tidak menutup kemungkinan dalam persaingan ini muncul sikap untuk saling menjatuhkan. Tentu saja dengan hal ini akan jatuh korban. Demikian juga situasi yang dihadapi oleh Yesus pada zaman-Nya. SARAN PENYUSUN KHOTBAH Pembukaan. Ceritakanlah situasi persaingan yang saling menekan ditempat saudara/ pengkhotbah (missal: dalam politik; perdagangan, dll). Isi Selanjutnya, Jelaskan dalam teks bacaan tersebut mengenai rasa puas manusia (dalam hal ini para imam kepala dan persekongkolannya), dalam memenuhi keinginannya. Jelaskan pula akibat dari perbuatan mereka!. Penutup Ajaklah jemaat untuk berpartisipasi didalam memelihara kehidupan didalam terang Allah. Daftar Ayat: Nats Pembimbing: Mzm 104:33 Berita Anugerah : Yes 50:4-9a Nats Persembahan : Ams 3:9-10 Pujian: 1. Kj, No. 161:1,3,5 2. Kj, No. 188:1,2,4 3. Kj, No. 168a:1 4. Kj, No. 162:1-3 5. Kj No. 169:1-3 53 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Rancangan Khotbah, 5 September 2010 Minggu Trinitas 15 Warna Hijau Bacaan Alkitab: Matius 20: 29 - 34 BELAS KASIH SEBAGAI BENTUK KEPEDULIAN SECARA NYATA Tujuan: 1. Jemaat dapat menaruh kepedulian terhadap yang menderita, tidak hanya berkata “Kasihan orang itu” 2. Jemaat dapat berbuat sesuatu bagi yang membutuhkan sebagai bentuk kepedulian bagi sesama, walau sekecil apapun. PENJELASAN TEKS Peristiwa penyembuhan orang buta ini terjadi menjelang saat penyaliban Yesus sebagai bentuk pengorbanan-Nya. Dalam perjalanan yang terakhir masuk ke Yerusalem, rombongan orang banyak sampai di Yerikho. Tiba-tiba ada pengemis buta yang duduk meminta-minta. Ia mendengar gemuruh orang yang lalu lalang dan mendengar bahwa Yesus lewat. Lalu orang itu berteriak minta belas kasihan kepada Yesus. Dalam Injil Markus dan Lukas ada perbedaan data mengenai jumlah orang buta dan tempat kejadiannya. Hal ini tidak perlu dipersoalkan secara serius – yang penting ketiganya menyatakan suatu peristiwa yang sama. Yaitu perihal tindakan belas kasih dari Yesus justru disaat penderitaan akan dihadapiNya. Dalam pergumulan yang menyedihkan dan mencemaskan, Yesus mau peduli dengan orang – orang di sekitarNya (ay. 29, 30). Lain halnya dengan orang–orang banyak yang mengikut Yesus, mereka mencegah orang yang meminta-minta itu, tidak ada kepedulian atas orang yang sedang menderita (ay.31). Seharusnya tidaklah demikian “orang–orang“ banyak itu dalam bersikap terhadap sesamanya (yang menderita). Yesus tergerak hatiNya melihat orang yang berteriak menyebut namaNya “Anak Daud kasihanilah kami” sampai 2 kali. Ia merespon apa yang menjadi keperluan orang buta itu. Inilah wujud kepedulianNya. Ia bukan berbicara: 54 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS “kasihan orang itu?” Melainkan Ia berbelaskasihan dalam perbuatan nyata yaitu orang buta itu diselamatkanNya (ay.32–34). Dalam peristiwa Yerikho nampak suatu pemandangan yang bertolak belakang antara orang–orang banyak yang mengikut Yesus dengan Tuhan Yesus dalam merespon penderitaan orang lain (orang buta yaang berteriak minta belas kasihan Yesus). Kepedulian Yesus mestinya menjadi pola/ panutan orangorang yang merasa sebagai pengikut Yesus. Bayangkan orang yang menderita kebutaan itu; tentu ia sangat merindukan untuk dapat melihat seperti yang lainnya. Belas kasihan membuat seseorang tergerak hatinya dan kemudian menyatakan kepeduliannya. Bukan hanya berbicara…oh kasihan dia ….. Tetapi akan melakukan sesuatu yang walaupun sekecil apapun. KONTEKS MASA KINI 1. Besok tanggal 7 September bertepatan dengan Hari Palang Merah Indonesia. Suatu Badan yang juga merupakan pusat kepedulian bagi korban-korban yang perlu segera ditolong. Suatu kesempatan yang mulia dan manusiawi jika kita pun berpartisipasi dalam aktivitasnya. Keterlibatan setiap orang tanpa memandang latar belakang ras, suku, agama atau derajatnya,… di sinilah kepedulian kita wujudkan. 2. Bertepatan dengan bulan puasa bagi saudara-saudara umat Muslim sekarang ini, biasanya jumlah pendonor darah melalui PMI berkurang. Tidak salah jika di bulan ini kita juga menunjukkan kepedulian kepada sesama yang membutuhkan dan menggerakkan jemaat untuk ikut peduli dengan donor darah. 3. Lingkungan hidup dan iklim yang sedang mengalami ketidakstabilan sehingga banyak terjadi gangguan (bencana alam). Tidak salah kalau dalam kepedulian bagi sesama menaruh kepekaan atas penderitaan orang lain melalui bantuan yang nyata bagi yang membutuhkan. 4. Keadaan ekonomi yang mengalami goncangan akibat kenaikkan harga, khususnya sembako (9 bahan pokok). Dalam rangka mewujudkan kepedulian pada sesama jemaat menerapkan pola perilaku yang tidak konsumtif. 5. Pengaruh perkembangan tekhnologi informasi yang makin canggih, namun masih banyak yang masih “buta” penggunaannya yang tepat sehingga 55 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS banyak disalahgunakan (ingat korban-korban pengguna face book, Friendship) dan komunikasi dunia maya lainnya. Diperlukan adanya relawan yang belas kasih dengan peduli untuk menjelaskan norma dan kaidah etisnya sehingga tidak berdampak negatif. SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH Pendahuluan Mulailah dengan menanyakan kepada jemaat bagaimana reaksi awal mereka ketika kita menjumpai saudara atau teman, yang meminta-minta, cacat (buta, misalnya) dengan keadaan yang menyedihkan (memelas)? Biasanya mereka merespon dengan mengucap …. “jabang bayi” / “amit-amit jabang bayi”. Ucapan spontan biasanya disertai dengan sedikit terkejut, iba dan belas kasihan sambil mengelus dada, tetapi tidak berbuat sesuatu. Adakah hal tersebut sebagai kepedulian? Mungkin ya, tetapi hanya rasa belas kasihan saja. Isi Jelaskan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan yang peduli. Kepedulian Yesus bukan hanya berbentuk ucapan belas kasihan saja yang hanya diucapkan atau hanya simbol-simbol saja. Jelaskan bagaimana Yesus Kristus peduli kepada dua orang buta. Penutup Yakinkan dan ajaklah jemaat agar menyatakan kepedulian bukan hanya dengan kata-kata : “kasihan”, tetapi berbuatlah sesuatu. Nas pembimbing Berita Anugerah/ Hidup baru Nas Persembahan : Yeremia 42 : 10 – 12 : Mazmur 122 : 4 – 6 : Galatia 6 : 9, 10. Nyanyian Pujian 1. KJ 242 : 1,4 2. KJ. 39 : 1,2,3 3. KJ. 426 : 1,3 4. PKJ. 15 :1 5. PKJ 232 : 1, 2, 4 6. PKJ. 179 : 1, 2 56 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Rancangan Khotbah, 12 September 2010 Minggu: Trinitas 16 Warna Hijau Bacaan Alkitab: Mazmur 116:1-9 MEMELIHARA ORANG-ORANG YANG SEDERHANA Tujuan: Jemaat mampu mengembangkan pola hidup yang sederhana dan menjadi teladan bagi banyak orang sebagai wujud nyata ungkapan syukur bagi Tuhan Juru selamat dunia PENJELASAN TEKS Sebagai sebuah nyanyian pribadi yang sangat khusus dan di tengahtengah suasana ibadah, demikian Mazmur ini dikumandangkan/ dicatat. Meliputi sebuah kesaksian penebusan Ilahi yang dialami secara pribadi, sehingga sepantasnya untuk memberikan persembahan syukur (ayat 17). Ada 3 (tiga) bagian/ bait dari Mazmur yang merupakan subtema dari keseluruhannya: 1. Ayat 1-9, tentang bagaimana pemazmur mengalami tindakan kasih Allah secara nyata. 2. Ayat 10-14, sebuah pengakuan akan keselamatan yang datang dari Tuhan saja; ini berarti bahwa mengandalkan manusia akan sia-sia saja. 3. Ayat 15-19, kerinduan pemazmur untuk menyatakan syukur atas keselamatan yang Allah anugerahkan. Ayat 1-9 dari Mazmur 116, menjadi bagian yang menentukan munculnya ungkapan di bagian kedua (ayat 10-14) dan bagian ketiga (ayat 15-19). Dalam keadaan yang tertekan hidupnya, oleh tali-tali maut, demikianlah keadaan yang dirasakan oleh Pemazmur (ayat 3). Tuhan mau mendengar dan menyendengkan telinga-Nya atas doa yang diserukan, itulah kasihNya yang nyata dialami (ayat 1,2). 57 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Ungkapan “tidak akan berhenti berseru kepada Tuhan” merupakan pengakuan atas keterbatasan dan ketidakberdayaan/ kelemahan, dan kesederhanaan-nya, sehingga ia hanya mau bergantung kepada Tuhan Allah-nya, Allah yang penuh kasih dan sayang. Tuhan memelihara orang-orang sederhana; inilah yang memberanikan Pemazmur juga menghampiri tahta anugerah yang menyelamatkan (ayat 4,5 dan 6) Pengalaman yang tak terkirakan itulah yang menenangkan jiwanya dan bertekad untuk senantiasa berjalan di hadapan Tuhan, untuk hidup yang bukan sebagai permainan maut (ayat 8-9). Pengalaman rohani Pemazmur ini, mengkondisikan bagaimana ia yang sedang dalam pergumulan berat itu, tetap yakin dan percaya bahwa hanya karena kasih karunia, anugerah dan pertolongan-Nya dapat terbebaskan dari beban maut yang begitu menekan hidupnya. Hal itu sebagai tindakan Allah yang sangat memperhatikan dan memelihara orang-orang yang sederhana ( ayat 6). Orang sederhana dalam konteks pemberitaan Mazmur ini, mengacu pada orang muda dan belum berpengalaman, yang kurang memiliki prinsipprinsip pembimbingan hidup yang benar untuk kehidupan ini. Betapa masih polosnya dan belum mempunyai gagasan-gagasan yang mulukmuluk, atau teori-teori filosofi kehidupan, tetapi yang hanya mengandalkan pada pemeliharaan Tuhan-nya saja. Ia yakin dengan ketulusan dan kemurnian hatinya akan pertolongan Tuhan. Tuhan memelihara orang-orang sederhana…. aku sudah lemah, tetapi diselamatkan-Nya aku... KONTEKS MASA KINI Dunia kita yang makin tua, begitu banyak tantangan hidup yang menghantarkan kepada maut. Misalnya: iklim musim yang tidak menentu dan sulit diperhitungkan, membawa dampak pada para petani yang berkebun atau bertani. Tindak kekerasan yang sering terjadi dalam kehidupan rumah tangga (KDRT). Hanya gara-gara beberapa peser uang, keributan terjadi bahkan tidak jarang berbuntut pada maut. 58 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Adanya produk-produk konsumsi yang membahayakan (zat pewarna, zat yang mengandung racun, formalin) atau juga dipalsukan hanya karena ingin mendapatkan keuntungan banyak … (bisa cari contohcontoh lain). Dalam dunia kesehatan dibidang pelayanan medis tidak jarang orang yang mengharapkan sembuh tetapi malah sebaliknya. Disebabkan oleh karena terapi yang tidak pas (malpraktek), obat-obatan yang dipalsukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Bahkan Narkoba yang seharusnya untuk tujuan medis, tetapi diperjualbelikan tanpa batas, sehingga menimbulkan bencana maut. Sarana produksi dalam dunia pertanian yang ditawarkan dengan promosi/ iklan yang aduhai hebat dan menggiurkan ternyata setelah dipergunakan sangat berbeda dengan apa yang diiklankan. Bukan keuntungan tetapi kehancuran (pupuk palsu, sarana pembasmi hama palsu). Sarana transportasi (darat, laut, udara) yang semakin canggih ditambah maraknya dunia maya (face book, friendster, internet) begitu rentan terhadap ancaman maut juga. Korban pelecehan seksual dan anak gadis yang dilarikan pasangan facingnya. Inipun tidak terlepas dari ancaman maut. Cari contoh lainnya di sekitar pengkotbah berkaitan dengan peristiwa yang sedang terjadi SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH Pendahuluan Berikan suatu gambaran/ ilustrasi (bisa dongeng/ cerita) ungkapanungkapan/ peribahasa kuno atau modern yang mengandung pesan kesederhanaan. Bahwa kesederhanaan itu membuahkan kenyamanan hidup, ketenangan jiwa, sehingga yang mengalami menjadi lega dan segar bugar. Bisa juga diambil dari konteks masa kini, pilihlah salah satu yang menjadi fokus sesuai dengan konteks anda. Isi Kaitkan dengan teks (penjelasan teks) dan tafsiran tentang “orang – orang sederhana” yang dipelihara oleh Tuhan. Latar belakang Pemazmur 59 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS menyanyikan nyanyian pribadinya, ketika mengalami kejadian yang diakui sebagai karunia dan kasih Tuhan nyata menyelamatkan. Akhiri dengan menekankan ajakan seperti pada tujuan dari pesan perenungan firman Tuhan tersebut : - Jemaat mampu mengembangkan pola hidup yang sederhana. - Sehingga menjadi keteladanan bagi banyak orang. - Semua itu sebagai wujud nyata ungkapan syukur bagi kemuliaan Tuhan Juru Selamat dunia, dan mendatangkan kelegaan jiwa. Nas Pembimbing Berita anugerah Nas Persembahan : Amsal 3: 5-8 : Matius 20 : 26-28 : 2 Kor. 9: 11,12 Nyanyian pujian : 1. 2. 3. 4. 5. 6. KJ 244 : 1, 2, 3 KJ 45 : 1, 3, 4 KJ. 378 : 1, 4, 6 PKJ. 198 : 1 PKJ. 131 : 1, 2, 3 PKJ. 145 : 1, 3 60 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Rancangan Khotbah, 19 September 2010 Minggu Trinitas 17 Warna Hijau Bacaan: Mazmur 34: 12 -23 Nast : Mazmur 34 : 15 HIDUP DALAM PERDAMAIAN Tujuan: 1. Jemaat memahami arti/ makna perdamaian. 2. Jemaat selalu berupaya mewujudkan hidup dalam perdamaian. LATAR BELAKANG Kitab Mazmur merupakan kitab yang berbentuk sajak/ puisi, pujian, doa dan permohonan kepada Allah, yang merupakan ungkapan pergumulan, pengalaman hidup orang beriman yang dikumpulkan dan dibukukan dalam Alkitab dipakai dalam peribadatan sebagai Nyanyian doa dan pengajaran bagi umat Israel. Kitab Mazmur terdiri dari lima tema besar, Mazmur 34 merupakan bagian tema besar pertama yakni Mazmur 1 – 40 yang bertema “Jalan orang benar dan jalan orang fasik”. Mazmur 34:1-15 ditulis oleh Raja Daud dan digunakan untuk mengajar umat Israel. Daud mengajar umat Israel bukan hanya berdasarkan pengetahuan teori semata melainkan berdasarkan pengalaman hidupnya, Kehidupan manusia selalu diperhadapan dengan dua pilihan yaitu jalan orang benar dan jalan orang fasik, kehidupan Daud penuh liku-liku jatuh bangun dan tidak luput dari kesalahan. Daud adalah putra bungsu Isai, ia diurapi Nabi Samuel sebagai calon pengganti Saul setelah Allah tidak berkenan lagi pada Saul yang tidak mentaatiNya. Ia dipilih Allah bukan karena kegagahan dan ketampanannya (karena Daud tubuhnya kecil mungil dan bermuka kekanak-kanakan), tetapi karena ia selalu mengandalkan pertolongan Allah (mempunyai rasa takut akan Tuhan). Rasa takut akan Tuhan itu selalu ia lantunkan dalam nyanyian pujian syukur dengan iringan kecapi. Oleh karena kepiawaiannya menyanyi dan memainkan kecapi 61 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS tersebut maka Daud diangkat menjadi biduan istana yang harus selalu siap menghibur Saul dikala Saul gundah - resah sebab Roh Tuhan telah undur dari dirinya. Setiap kali Daud melantunkan pujian dengan kecapinya Saul merasakan rasa tentram dan damai (hal yang dibutuhkan Saul dan hanya didapatkan bila ia berdamai dengan Allah tetapi tidak ia lakukan). Selanjutnya rasa takut akan Tuhan itu Daud ungkapkan pada saat Raja Saul dan segenap bangsa Israel mengalami ketakutan ditengah medan pertempuran memghadapi Goliat dan segenap tentara Filistin dengan penuh berani Daud berkata kepada Saul: “ Tuhan yang melepaskan aku dari cakar singa dan beruang, Dia juga yang melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu” Lalu Saul mempersilahkan Daud untuk maju berperang, berkat pertolongan Allah dengan senjata umban dan batu Daud berhasil merubuhkan Goliat. Kemenangan demi kemenangan selalu diperoleh Daud, berita tersebut seharusnya menyenangkan hati Saul tetapi kenyataannya tidak. Ia malah marah terbakar rasa iri dan selalu berusaha membunuh Daud. Rancangan-demi rancangan disusun oleh Saul agar dapat membunuh Daud, antara lain : 1. Saul berupaya dengan tipu daya supaya Daud terbunuh oleh tangan bangsa Filistin, ia berjanji akan memberikan putri sulungnya Merab menjadi isterinya, bila Daud dapat mengalahkan banyak musuh (Saul bermaksud supaya Daud terbunuh sewaktu berperang, tetapi kenyataannya Daud malah menang) Saul ingkar janji, Merab tidak jadi diberikan kepada Daud tetapi diberikan kepada Adriel orang Miloha. 2. Saul tahu putrinya, Mikhal jatuh cinta pada Daud, maka ia berupaya menjerat Daud untuk dijadikan menantu dengan mas kawin 100 kulit khatan bangsa Filistin. Ternyata Daud berhasil membunuh dan menyetor 200 kulit khatan bangsa Filistin. Kemenangan Daud tersebut menambah kebencian Saul, secara diam-diam Saul menyuruh anak buahnya untuk membunuh menantunya dikamar pengantin malam hari tetapi Mikhal meloloskan Daud lewat jendela (cinta kasih suami isteri telah menyelamatkan Daud). 3. Saul merencanakan membunuh Daud pada saat perjamuan makan awal bulan keluarga Raja, upaya itu gagal berkat kerjasama persahabatan/ pertemanan/ perdamaian antara Daud dan Yonatan. Yonatan memberi tanda dengan anak panah supaya Daud meloloskan diri karena raja berupaya akan membunuhnya 62 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS 4. Saul dengan pasukannya terus-menerus mengejar Daud untuk dibunuh, sehingga Daud harus melarikan diri tanpa membawa bekal, kelaparan dan lari ke daerah Nob tempat imam Abimelekh untuk mendapatkan makanan, ia mendapat makanan Roti kudus (Roti sajian Kemah Allah Mazmur ( 34:1), 5. Karena di Nob ada anak buah Saul yang melaporkannya, maka Daud terpaksa melarikan diri ke Gat kawasan daerah musuh tempat tinggal orang Filistin, sehingga memaksa Daud untuk berpura-pura gila agar aman dari dendam orang Filistin. Hidup dalam kepura-puraan tidak membawa rasa aman, sehingga Daud berusaha menjalin perdamaian dan pertemanan dengan Raja Akhis (raja bangsa Filistin). Sikap hidup Daud yang baik tersebut menjadikan Daud diterima bangsa Filistin 6. Raja-raja Filistin yang lain khawatir bila terjadi lagi peperangan antara bangsa Israel dan bangsa Filistin, maka Daud nantinya akan berbalik memusuhi bangsanya. Oleh karena itu Daud disuruh kembali. 7. Setelah kembali ke tanah Israel maka ditempat-tempat pelarian dan persembunyian Daud menggalang perdamaian-persahabatan dengan segenap umat Israel. Daud harus mampu hidup dari alam; Akhirnya Daud mempunyai pasukan dan tangan Tuhan telah menyerahkan Saul kepadanya sampai dua kali, tetapi Daud tidak mau membunuh Saul Raja yang telah menerima urapan Tuhan itu. Sebaliknya Daud berusaha mewujudkan kasihnya, damainya kepada Saul dengan tanda memotong punca jubahnya. 8. Raja Saul tewas bunuh diri sewaktu terdesak dikejar tentara Filistin. Akhirnya Daud diangkat menjadi Raja Israel namun dipuncak kejayaannya Daud jatuh dalam dosa karena menginginkan Batsyeba, isteri Uria untuk dijadikan isterinya. Karenanya ia melakukan tipu daya untuk mendapatkan Batsyeba dengan cara mengangkat Uria menjadi panglima perang dan menjadi umpan agar mati di peperangan. Keinginannya terpenuhi, akal bulusnya tertutup rapat-rapat. 9. Kejatuhan Daud berakibat pada gagalnya Daud membina keluarga dan ank-anaknya: Amnon telah memperkosa Tamar, adik tirinya sehingga Absalom, kakak Tamar memendam dendam kesumat pada Amnon. Dua tahun kemudian terjadilah tragedi pembunuhan Amnon beserta seluruh anak laki-laki raja oleh Absalom dan pengikutnya pada pesta panen pengguntingan bulu domba (bahan kain) yang diadakan oleh Absalom. Absalom kemudian melarikan diri, memberontak terhadap orang tuanya. 63 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS 10. Tuhan Allah memulihkan Daud melalui peringatan yang dilakukan oleh Nabi Natan kepadanya, Daud menyesali dosanya dan bertobat: kembali hidup dengan takut akan Allah Konteks kitab Mazmur dapat dipahami melalui pembacaan penggalian dari kitab 1 Samuel 13 s/d 2 Samuel keseluruhan. PENJELASAN TEKS 1. Mazmur 34:1-12 Daud menceritakan pengalaman hidupnya yang selalu mendapat pertolongan Allah 2. Mazmur 34:12-15 berisi ajakan/ pengajaran yang disampaikan oleh raja Daud kepada masyarakat Israel yang merupakan generasi penerus umat pilihan Allah Adapun isi ajarannya adalah: - Siapa yang ingin hidup tentram, damai dan berumur panjang harus takut akan Allah (ayat 12,13) - Kehidupan yang takut akan Allah dilakukan dengan cara menjaga angan-angan/ pikiran, perkataan dan perbuatan dari hal-hal yang jahat (ayat 14 menjaga lidah dari yang jahat) - Hidup dengan jujur dan benar: mengatakan apa adanya, tidak suka berbohong atau melakukan tipu daya.(ayat 14 b) - Indikator kehidupan yang takut akan Allah (jauhi kejahatan dan lakukan yang baik) harus diwujudkan melalui perdamaian dengan semua pihak (damai dengan Allah, penguasa, musuh, bangsa, alam sekitar dan keluarga) yang harus diupayakan sampai berhasil meski menghadapi berbagai tantangan, 3. Mazmur 34: 16 - 23 Menceritakan jaminan dari Allah yang dirasakan oleh Daud. Mereka yang hidup dalam kebenaran, kejujuran dan kedamaian walaupun sama-sama menghadapi tantangan tetapi Allah berkenan menjadi sumber pertolongannya. KONTEKS MASA KINI 1. Tanggal 21 September merupakan peringatan hari Damai Internasional. Ditengah peringatan hari damai internasional baik dalam lingkup 64 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. internasional, nasional maupun lokal masih sering terjadi peperangan antar bangsa, ras, suku, agama, desa, pelajar dan hal tersebut merupakan pengalaman pahit yang kita alami. Globalisasi mengakibatkan persaingan yang semakin ketat di pelbagai sektor, sehingga terjadi kecenderungan menghalalkan segala cara, sensitifisme agama, ras, suku dan bahasa sering dipakai sebagai alat untuk mencapai kesuksesan sepihak. Terjadinya pemanasan global, perubahan musim dan berbagai bencana alam akibat pengrusakan alam oleh manusia menyebabkan alam kurang bersahabat. Walaupun situasi peperangan- perpecahan- perselisihan masih sering kita lihat namun kita patut bersyukur kita memiliki lembaga PBB yang tetap eksis mewujudkan perdamaian dunia untuk itu harus kita dukung dan doakan. Kita juga patut bersyukur walaupun kita hidup dalam keberagaman namun kita memiliki falsafah hidup Bhineka Tunggal Ika yang harus tetap kita pegang dan perjuangkan. Adanya SK Menteri Agama 1974 tentang perlu diwujudkannya trilogi kerukunan umat beragama. Tumbuhnya gereja-gereja baru bukan karena pertumbuhan tetapi diakibatkan perpecahan kepemimpinan, ketidakcocokan dengan pendeta atau calon pendeta. Minggu ini merupakan minggu trinitas yang ke-17 dengan simbol warna hijau (jalan terus) artinya gereja dituntut untuk tetap menjalankan tugas panggilannya. Dua minggu lagi kita memasuki masa penghayatan hidup berkeluarga SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH Pendahuluan Uraikan dalam pendahuluan peribahasa “rukun agawe santoso crah agawe bubrah” atau “bersatu kita teguh bercerai kita runtuh” menandakan masyarakat ingin hidup dalam perdamaian. Untuk masuk dalam tema hidup dalam perdamaian pakailah contoh pengalaman hidup sehari-hari. 65 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Isi Ajak jemaat mendalami pergumulan dan pengalaman hidup Daud dengan uraian dari latar belakang (untuk memperdalam baca kitab 1 Samuel 13 s/d 2 Samuel keseluruhan) Sampaikan penjelasan tentang arti thema "hidup dalam perdamaian” berdasarkan penjelasan teks Mazmur 34: 12–15, serta jaminan yang akan dirasakan bagi orang yang berusaha dalam perdamaian (ayat 16–23) Pilih konteks masa kini yang sesuai dengan kondisi setempat, tanyakan hal apa yang sudah baik dan patut dipertahankan, dan hal apa yang masih kurang dan patut diperjuangkan dalam mewujudkan hidup dalam perdamaian. Penutup Pilihlah salah satu konteks masa kini agar jemaat dapat menerapkan nilai perdamaian itu hadir di dalam masyarakat. Yakinkan jemaat untuk selalu berupaya mewujudkan hidup dalam perdamaian, dengan membayangkan kesulitan apa yang akan kita alami bila perselisihan/ keretakan tetap kita biarkan. Ajaklah jemaat mengalami betapa indahnya hidup dalam suasana damai, Berbahagialah orang yang membawa damai karena mereka akan disebut anak-anak Allah (Matius 5: 9) Nats pembimbing Berita anugerah Nats persembahan Nyanyian 1. KJ 71 : 1 – 3 2. KJ 369 : 1.3 3. KJ 454 : 1,2 4. KJ 249: 1,2 5. KJ 439: 1,3,4 6. KJ 376: 1 - 3 : Matius 5: 9 : 2 Korintus 5 : 19 : Matius 5: 24 PKJ 13 PKJ 2 PKJ 15 PKJ PKJ 4 PKJ 267 66 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Rancangan Khotbah, 26 September 2010 Minggu Trinitas 18 Warna Hijau Bacaan: I Petrus 3: 13–22 NYATAKAN PENGHARAPANMU KEPADA SEMUA ORANG Tujuan: 1. Jemaat selalu menyandarkan pengharapan hidupnya kepada Kristus. 2. Jemaat mampu dan berani menyatakan pengharapan hidupnya secara benar dan baik. LATAR BELAKANG Kerangka surat 1 Petrus: 1. Pendahuluan 1 Petrus1: 1-2 2. Nasehat supaya mengingat bahwa Tuhan telah menyelamatkan manusia 1 Petrus 1: 3 - 12 3. Nasehat supaya tetap hidup kudus untuk Allah 1 Petrus 1: 13 2: 10 4. Kewajiban orang Kristen dalam menghadapi penderitaan 1 Petrus 2 : 11 – 4 : 19 5. Kerendahan hati dan pelayanan orang Kristen 1 Petrus 5 : 1 -11 6. Penutup 1 Petrus 5: 12 - 14 Surat 1 Petrus ditulis oleh Rasul Petrus, ditujukan kepada segenap orang percaya yang tersebar di Bitinia, Kapadokia, Galatia bagian utara Asia kecil (tepi laut hitam Turki sekarang). Surat ini bertujuan menguatkan para pembacanya sebagai pendatang yang sering mengalami berbagai penderitaan dan tekanan karena iman percaya mereka kepada Kristus. Oleh karenanya Rasul Petrus menasehati mereka bahwa mereka telah dipilih sebagai umat pilihan Allah. Ia juga menasehati mereka untuk 67 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS mengingat bahwa Kristus telah rela menderita dan mati menyelamatkan mereka. Karenanya mereka harus hidup kudus, melakukan kewajibannya sebagai pengikut Kristus dengan rendah hati kepada semua orang. PENJELASAN TEKS Ayat 13, 14 Rasul Petrus yakin akan kedaulatan Allah dengan keadilanNya. Dengan pertanyaan retoris (tidak membutuhkan jawaban) : “dan siapakah yang akan berbuat jahat terhadap kamu, jika kamu rajin berbuat baik? Ia menjelaskan bahwa kemungkinan mendapatkan aniaya sangat kecil bagi orang yang menyatakan kebenaran Kristen. Memang mungkin saja mendapati tantangan atau aniaya tetapi hal tersebut tidak merugikan bahkan dapat membawa berkat karena itu jemaat jangan gentar untuk melakukannya. Ayat 15, 16 dan 17 Iman percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamatnya harus berdasarkan kesadaran yang mendalam/ sungguh–sungguh serta harus selalu siap bersaksi kapan saja, kepada siapa saja dan dimanapun berada tentang pengharapannya berdasarkan imannya. Kesaksian yang disampaikan dengan lemah lembut, sabar, tulus dan hidup saleh berdasarkan Kristus sehingga mampu menghadapi aniaya dan fitnah. Ayat 18, 19 dan 20 Penderitaan Kristen adalan penderitaan untuk menyatakan kebenaran yang merupakan kehendak Allah seperti yang telah diteladankan Yesus sendiri. Karena melakukan kebenaran yang dikehendaki Allah, maka Kristus harus mengalami aniaya hingga mati. Namun justru oleh karena kematian dan kebangkitannya membawa keselamatan bagi seluruh umat manusia (baik manusia sejak zaman sebelum Nuh hingga kini). Yang menerima/ percaya akan karya keselamatan itu hanya sedikit yaitu mereka yang telah menerima tanda baptis (kiasannya 8 orang pada zaman Nuh). Ayat 21, 22 baptis dimaknai bukan sebatas penebusan dosa dari kenajisan jasmani saja melainkan memperbaharui hidup dalam Kristus yang nyata dalam kehidupan sehari-hari sehingga segala lidah dan mulut mengaku Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. 68 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS KONTEKS MASA KINI 1. 2. 3. Pada saat ini kita memasuki era globalisasi yaitu era dimana kehidupan tidak lagi ditentukan oleh batasan geografis saja, melainkan terjadi saling ketergantungan, saling membutuhkan dan saling mempengaruhi, seolah dunia merupakan suatu kesatuan yang kecil, tidak luas lagi. Proses globalisasi dipicu oleh pengaruh perkembangan industrialisasi, modernisasi, dan tekhnologi informasi yang begitu pesat. Siapa yang unggul yang mampu mengemas, menginformasikan secara baik dan cepat akan dapat tempat dan menindas yang lemah. Dampak positif dari globalisasi yaitu manusia mendapatkan berbagai kemudahan-kemudahan, sesuatu yang dulu tidak mungkin menjadi mungkin. Contoh berkat internet seseorang mampu memperluas area pemasaran produk dagangannya ke manca negara dari satu tempat tanpa dia harus pergi ke manca negara. Globalisasi juga menimbulkan dampak negatip yaitu pesatnya pengaruh perkembangan industri pornografi, pornoaksi, kejahatan elektronik (pembobolan kartu ATM) dan berbagai kejahatan baik lokal, nasional maupun internasional. Sebagai umat percaya kita ditempatkan dan ditugaskan untuk menyatakan pengharapan kita dibumi Sumbagsel pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. GKSBS ditempatkan pada sebuah konteks kebebasan kehidupan beragama dijamin oleh UUD 1945 dan Pancasila, walaupun dalam prakteknya kita sering menghadapi hambatan dan tantangan contohnya dalam pendirian gereja, sering dihambat perizinannya, bahkan dirusak dan dibakar. Hal tersebut merupakan resiko karena kita hidup dalam masyarakat plural ada yang memiliki paham fanatisme sempit, sementara di sisi lain ada pihak-pihak yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya dengan memanfaatkan sensitivisme agama, suku, bahasa dan ras. Apresiasi patut kita berikan kepada para zendeling/ misi yang telah mampu dan berani menyatakan pengharapan Kristen melalui budaya, pelayanan kesehatan, pendidikan yang mempunyai andil dalam meningkatkan kesejahteraan masyakat dan kecerdasan kehidupan bangsa sehingga mereka merasakan sentuhan Kristus. Ada yang terpanggil menjadi Kristen dan ada yang menjadi partisan. Beberapa tokoh yang perlu diceritakan sejarah perjuangannya dalam pemberitaan 69 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS 4. 5. Injil kepada generasi masa kini yaitu: bagaimana Nomensen dengan Raja Lumban Tobing melalui budaya, kesehatan dan pendidikan mampu menjadikan agama Kristen menjadi agama Batak dan menjadi suku yang maju, Collen, Paulus Tosari, Nyi/ Ki Dasimah melalui budaya mampu menumbuhkah komunitas–komunitas Kristen embrio GKJW. Demikian juga Kiai Tunggul Wulung, Kiai Sadrach di Jawa Tengah, Yosef Kam menjadi rasul Maluku, Kristen menjadi agama Ambon jemaat Maluku melakukan missi ke Indonesia tengah dan timur, dan perlu kita ingat pula Pdt Harjo Wasito bersama Pdt. Siswo Dwidjo pelopor membina jemaat transmigran di SUMBAGSEL melalui pelayanan sosek, kesehatan dan Pendidikan YPKSS, YPKL mencapai kecemerlangan di era Tahun 1950 s/d 1990 an. Namun kita patut merasa prihatin karena kesiapan jemaat/ gereja untuk menindaklanjuti program-pelayanan yang telah dilakukan tersebut sangat kurang, sehingga banyak sekolah/ RS Kristen yang merosot bahkan gulung tikar. Hal ini terjadi karena anggota gereja sering dilayani, dipikirkan, terlambat bertumbuh untuk melayani, jemaat cenderung memikirkan ritual ibadah, lemah memikirkan tugasnya (masih adakah anggaran Gereja untuk yayasan?). Ditengah upaya mempertahankan hidup, Yayasan Kristen menghadapi tantangan baru yaitu UU SISDIKNAS yang mengharuskan setiap sekolah harus memberikan pendidikan Agama sesuai Agamanya, UU tersebut sering dianggap sebagai suatu ancaman bagi identitas sekolah Kristen. UU tersebut hendaknya dipandang sebagai tantangan, justru sekolah Kristen dapat mensiasati dengan memberikan pengajaran seluruh agama yang ada Indonesia sehingga siswa yang dapat menghargai keberagaman. SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH Pembukaan Awali khotbah dengan ilustrasi: perintah Tuhan Yesus untuk cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Berikanlah pengertian tentang arti cerdik seperti ular yang artinya kemampuan seseorang untuk menggunakan kepandaiannya (pikirannya) sedangkan seperti ular artinya mampu memperdayakan pihak lain untuk mengikuti kemauan kita biasanya 70 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS konotasinya negatip/ merugikan. Lanjutkan dengan menjelaskan ketulusan seperti merpati, maksudnya pihak lain menjadi menurut tetapi tidak merugikan justru mendatangkan keuntungan berkah bagi orang lain. Isi Hubungkan perintah cerdik seperti ular tulus seperti merpati dengan bacaan. Bagaimana orang jemaat Kristen dalam masyarakat Galatia, Bitinia, Pontus dan Kapadokia, dengan memasukkan latar belakang. Masukkan penjelasan ayat per ayat nasehat rasul Petrus untuk tidak gentar dalam menyatakan pengharapan Kristen di tengah keadaan tertekan. Hubungkan nasehat rasul Petrus dengan jemaat masa kini dengan mengkaji konteks, walaupun menghadapi tantangan dan hambatan, berdasarkan pengalaman sejarah bisa diatasi dengan tindakan. Penutup Tekankan dan yakinkan agar jemaat selalu hidup dalam pengharapan Kristus, di lingkungan tempat kita tinggal, tempat kerja bahkan menjangkau ketempat lain yang lebih jauh dengan memanfaatkan kecanggihan tehnologi. Ajaklah jemaat untuk dapat menemukan kembali makna pengharapan yang mendorong orang hidup dalam kebenaran yang murni. Nats Pembimbing Berita Anugerah Nats Persembahan Pujian : 1. KJ : 9 2. KJ : 19 3. KJ : 444 4. KJ : 320 5. KJ : 433 6. KJ : 432 : Matius 10 : 16 : 1 petrus 1: 21 : Efesus 5 : 2 PKJ 22 PKJ 23 PKJ 117 PKJ 255 PKJ 274 PKJ 184 71 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS MATERI KHOTBAH PADA BULAN OKTOBER 2010 MEMAKAI BAHAN MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA GKSBS TAHUN 2010 72 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Rancangan Khotbah, 7 Nopember 2010 Minggu Trinitas 24 Warna Hijau Bacaan: 2 Raja-raja 7: 1–16 LIHAT SEKITAR KITA Tujuan: Jemaat berani untuk keluar dari rasa takut akan adanya anggapan negatif dan termotivasi untuk menjadi “pahlawan-pahlawan" bagi sesama. DASAR PEMIKIRAN Beberapa hari lagi pada tanggal 10 Nopember 2010, kita akan memperingati hari Pahlawan. Bicara mengenai pahlawan, umumnya orang menghubungkan pahlawan dengan orang-orang yang gagah perkasa di medan perang, mengangkat senjata, tak kenal lelah dan pantang menyerah serta berusaha sekuat tenaga untuk menghalau musuh dan mempertahankan tanah airnya. Istilah pahlawan yang lain dikaitkan juga dengan profesi-profesi tertentu misalnya guru. Diperhadapkan dengan konteks masa kini, agak menyulitkan bagi kita untuk menemukan sosok pahlawan yang sesuai dengan pemahaman diatas. Mengapa? Karena kita tidak hidup dalam zaman peperangan dan tidak semua orang punya keahlian/ kemampuan tertentu yang menempatkannya dalam suatu jalur profesi tertentu. Untuk memudahkan kita mengartikan sosok pahlawan salah satunya dengan melihat latar belakang tindakannya. Salah satu ciri yang mendasar dari seorang pahlawan adalah ia "menyelamatkan" kehidupan orang lain meski dalam kondisi yang terbatas bahkan dengan mengorbankan hidupnya sendiri. Keluar dari situasi atau kondisi yang membatasi kita untuk berbuat lebih bagi orang lain itulah sosok seorang pahlawan. Sebagai orang Kristen, 73 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS kita dipanggil dan disuruh untuk berjiwa seorang pahlawan: pergi dan berbuah bagi Kristus. Bagaimana kita menyikapi panggilan kita untuk membuat mereka yang berada dalam kondisi “kritis” bisa menemukan kembali hidupnya dan menjalaninya dengan penuh makna. PENJELASAN TEKS Ketika Benhadad, raja Aram mengepung Samaria maka terjadilah kelaparan yang sangat hebat di Samaria. Orang berbuat apa saja untuk mempertahankan hidup bahkan memasak dan memakan anaknya sendiri (2 Raja-raja 6: 28-29). Elisa, sang Abdi Allah menubuatkan bahwa besok hari Tuhan akan membalikkan keadaan dimana sesukat tepung yang terbaik akan berharga sesyikal (1 sukat = 12 syikal (2 Raja-raja 7: 1). Pernyataan Elisa terasa sangat janggal bagi perwira, ajudan raja. Bagaimana mungkin keadaan masyarakat langsung berubah drastis keesokan hari dimana orang dapat dengan mudah menemukan bahan makanan? Apa yang disampaikan oleh Elisa, sang abdi Allah memang terbukti terjadi keesokan hari. Apa yang mustahil, justru terjadi. Keadaan justru berbalik 180 derajat dan menjadi mungkin lewat 4 orang kusta. Merekalah yang tampil sebagai pahlawan dan membalikkan keadaan yang ada serta mewujudkan apa yang difirmankan Allah lewat Elisa. Kepahlawanan mereka nyata dalam 2 hal: 1. Berani keluar dari ketakutan dan mau berbuat sesuatu. Bagi orang Israel mereka yang menderita penyakit kusta dianggap najis/ tidak tahir oleh karena itu mereka harus tinggal terasing, di luar kota/ perkemahan. Mereka harus berpakaian yang cabik-cabik, rambutnya terurai dan menutupi muka. Bila berpapasan dengan orang lain mereka harus berteriak: najis, najis (band. Im.13:45). Tujuannya supaya keberadaannya diketahui sehingga tidak menulari orang lain disekitarnya. Keempat orang kusta ini memutuskan untuk masuk ke dalam perkemahan orang Aram dengan pertimbangan: mereka masuk ke dalam kota merekapun akan mati karena sedang ada kelaparan yang hebat, sementara bertahan ditempat merekapun juga akan mati, siapakah yang 74 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS masih peduli dengan nasib mereka? Sama saja tak ada yang menguntungkan bagi mereka. Oleh karena itu hanya tersisa satu jalan: menyeberang, memasuki perkemahan pasukan Siria. Sementara penduduk kota tinggal dalam rumah masing-masing karena ketakutan, keempat orang kusta tersebut memutuskan untuk mengambil resiko yang besar dengan masuk dalam kemah tentara Aram. Keempat orang kusta ini berani menghadapi jumlah tentara yang lebih besar dengan kekuatan yang lebih memadai (ada kuda yang memudahkan mereka dalam bergerak). Tindakan yang teramat berani dan hanya mampu dilakukan oleh mereka yang berjiwa pahlawan. Ciri kepahlawannya bukan terletak pada keperkasaan atau kemampuan untuk mengalahkan musuh dalam jumlah yang besar. Tetapi kepahlawanan mereka ditunjukan lewat keberaniannya bertindak, berani merintis tindakan. Banyak orang berhenti pada analisa begini begitu, begini susah begitu rumit dan hanya berputar-putar pada analisa. Tidak sampai pada merintis tindakan nyata lewat kemungkinan-kemungkinan yang tersedia untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain. Keempat orang kusta ini mampu memanfaatkan kekurangannya sebagai kekuatan untuk melakukan tindakan bermakna. 2. Tidak berorientasi pada kepuasan diri semata sebaliknya mampu berbagi. Keempat orang kusta tersebut masuk dalam kemah tentara Aram, mereka makan dan minum serta mengangkut emas perak dan pakaian dari kemah-kemah yang ada dan menyembunyikan. Kemudian mereka sadar bahwa apa yang dialami saat itu adalah suatu kabar baik yang semestinya juga diketahui oleh semua orang. Mereka tidak hanya menikmati sendiri sampai puas atau menyimpannya sebagai cadangan/ stok makanan mereka untuk jangka waktu tertentu meskipun kesempatan terbuka lebar bagi mereka (tidak ada yang tahu apa yang mereka temukan karena semua penduduk tinggal dirumah masing-masing dalam ketakutan yang besar terhadap pasukan Aram). Sebaliknya justru menyampaikan informasi kepada Raja dan itu berarti bahwa apa yang ditemukan (bahan makanan maupun harta benda lain) tidak hanya digunakan mereka sendiri tetapi juga dibagi-bagi dengan penduduk kota lainnya. 75 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Padahal apa yang mereka lakukan tidak akan mengembalikan status/ kedudukan sosial mereka dalam masyarakat. Sederhananya tidak ada perubahan drastis yang positif bagi mereka atas apa yang telah mereka lakukan. Apa yang mereka dapatkan? Tidak ada sama sekali kecuali ada orang lain yang bisa makan dan terbebas dari kelaparan yang hebat. KONTEKS MASA KINI Dalam interaksi dengan masyarakat dimana didalamnya ada nilai-nilai budaya, suku, agama yang berbeda maka peluang terjadinya pemahaman yang keliru atau rasa curiga, juga faktor yang memicunya: tidak tahu, kurang informasi, intensitas perjumpaan yang minim, pergaulan yang masih tersekat-sekat budaya dan agama adalah beberapa faktor yang terkadang tidak disadari oleh semua orang termasuk orang Kristen. Mengacu kepada pengakuan iman Rasuli disebutkan: .....gereja am (dalam bahasa Yunani khatolikos) yang berarti umum, tidak terbatas, memiliki peranan yang luas dan meliputi segala sesuatu. Gereja disebut am berarti gereja menerobos segala perbatasan. Kesadaran akan sifatnya yang am hendaknya memampukan gereja (baca: persekutuan orang beriman) untuk terlibat dan tidak berhenti/ tinggal diam melihat mereka yang berada dalam kondisi yang memprihatinkan dan sangat membutuhkan pertolongan. Kesadaran ini akan menjadi pendorong dan memampukan gereja menerobos selubung curiga/ pandangan yang negatif dan berbuat sesuatu bagi mereka yang sangat membutuhkan. Membantu seseorang menemukan kembali hidupnya sebagai hidup yang bermakna itulah tugas dan panggilan gereja dalam dunia. SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH Pendahuluan Awali khotbah dengan pertanyaan: siapakah pahlawan? Apakah mereka yang berjuang habis-habisan dimedan pertempuran atau yang telah berjasa dibidang tertentu? Kalau demikian bagaimana dengan kita yang hidup pada masa sekarang ini. Di masa kemerdekaan bukan penjajahan 76 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS ...dan bagaimana dengan mereka yang hanya bekerja serabutan, bukan pekerja suatu profesi dengan kemampuan akademis yang tinggi? Apakah mereka tidak bisa menjadi dan disebut pahlawan? Berikan gambaran tentang sosok seorang pahlawan. Gunakan cerita berikut untuk membantu: Suatu ketika di desa A terjadi musibah kebakaran yang menimpa sebuah gubuk bambu. Dalam gubuk tersebut ada 2 orang anak: si kakak, seorang anak perempuan berusia 6 tahun dan adik laki-lakinya yang berusia 6 bulan. Sang kakak berhasil lari keluar, sampai diluar ia sadar bahwa adiknya masih ada didalam rumah. Api semakin besar, tetapi anak perempuan ini tetap nekat untuk masuk kedalam rumah dan berhasil membawa adiknya keluar meski ia menderita luka bakar di beberapa bagian tubuhnya. Isi Hubungkanlah dengan penjelasan teks yang ada: 4 orang kusta yang hidup terasing dan dicap najis, berani masuk kemah tentara Aram yang telah mengepung Samaria dan menemukan bahan makanan kemudian mereka datang menghadap raja untuk menyampaikan kabar baik tersebut sehingga penduduk kota pun bisa selamat dari kelaparan yang ada. Jelaskan konteks saat ini: dalam masyarakat ada banyak perbedaan budaya, nilai-nilai, suku, agama dsb sehingga peluang munculnya rasa curiga, kesalahpahaman dan penilaian yang keliru sangat besar. Hal-hal ini hendaknya tidak membuat jemaat berhenti untuk berbuat sesuatu dan hanya tinggal diam karena kekhawatiran yang ada. Sebagai gereja yang am, jemaat dipanggil untuk berani menerobos kekhawatiran tersebut untuk berkarya bagi sesama. Penutup Tekankanlah bahwa setiap orang bisa menjadi pahlawan dalam hidupnya. Ketika orang mau keluar dari keterbatasan yang melingkupi dan berani untuk berhadapan dengan resiko yang besar demi untuk menyelamatkan kehidupan orang lain yang berada dalam kondisi yang sangat membutuhkan pertolongan sebagai pahlawan. Artinya bahwa setiap orang bisa menjadi pahlawan ketika ia mau keluar 77 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS dari segala yang membatasinya: rasa takut, curiga, takut dicap/ tuduh yang macam-macam, dan mendatangkan kebaikan bagi orang lain. Pahlawan adalah mereka yang berani merintis tindakan, tidak hanya berhenti pada analisa saja dan tidak berbuat. Mereka yang berani keluar dari batasan-batasan yang ada akan menemukan makna hidup yang sebenarnya dalam interaksi dengan sesama. Nats Pembimbing Berita Anugerah Persembahan PKJ 29 : 1, 2 PKJ 153 : 1, 2 PKJ 205 : 1,2 : I Yohanes 4 : 18-19 : Efesus 5 :8 -10 : Roma 12 : 1 PKJ 255 : 1 PKJ 264 : 2,3 PKJ 148 : 1-... PKJ 182: 1 78 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Rancangan Khotbah, 14 Nopember 2010 Minggu Trinitas 25 Warna Hijau Bacaan Alkitab: Matius 15: 21 - 28 HIDUPMU BERHARGA KARENA ITU JANGAN MENYERAH Tujuan : Jemaat sadar betapa berharganya sebuah kehidupan Jemaat termotivasi untuk tetap berjuang dan tidak menyerah meski berada dalam situasi yang sangat mengkhawatirkan PENJELASAN TEKS Pada ayat 21, kita membaca bahwa untuk sementara waktu Yesus keluar dari negeri orang Yahudi dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon, dua kota di pantai Laut Tengah (Fenisia). Kota Tirus sendiri merupakan bandar laut utama di pantai Fenisia. Di daerah ini, Yesus terpisah dari para pemimpin agama Yahudi yang semakin menentangnya (Mat.15: 1-9). Di tempat ini Yesus dapat mengajar para murid dengan tenang, tidak selalu diganggu oleh orang-orang yang mencariNya. Tetapi pada waktu itu berita tentang Yesus sudah tersiar luar di kalangan bangsa non-Yahudi (band. Mat. 4: 24). Ayat 22 -24, maka datanglah seorang perempuan Kanaan yang memohon pertolongan bagi anak perempuannya yang kerasukan setan yang membuatnya sangat menderita. Sejajar dengan kisah Markus 7: 24-30, Matius tidak menyebutnya Perempuan Siro-Fenesia tetapi perempuan Kanaan. Sebutan "perempuan Kanaan" yang digunakan Matius untuk menekankan perbedaan antara orang Israel dan orang kafir disekeliling Israel. Perempuan ini datang dan berseru : “kasihanilah aku, ya Tuhan, anak Daud.” Sebutan Tuhan (dalam bahasa Yunani kurios) yang digunakan disini tidak dimaksudkan sebagai gelar Ilahi, melainkan gelar penghormatan. Ia mengikuti Yesus dan berteriak-teriak memohon belas kasihanNya. Kata 79 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS "berteriak-teriak " disini menunjukan adanya suatu usaha yang keras, dilakukan berulang-ulang dan didorong oleh suatu harapan. Harapan yang demikian besar agar Yesus berkenan mengabulkan permohonannya. Karena ia mengikuti dengan berteriak-teriak para murid pun mulai merasa terganggu dan meminta Yesus menyuruhnya pergi. Apa yang terjadi? Yesus tetap berjalan terus, tidak segera bereaksi terhadap permintaan perempuan tersebut. Hal ini bukan karena hatiNya yang penuh kasih telah berubah melainkan karena Ia diutus Allah untuk mencari dombadomba yang sesat dari umat Israel. Sesudah kebangkitanNya dari antara orang mati barulah penginjilan itu dilakukan bagi bangsa-bangsa non Yahudi oleh para muridNya (Mat. 28 :19). Ayat 25-28. Perempuan Kanaan itu tidak berhenti. Ia bertelut dihadapan Yesus dan mohon pertolongan. Yesus menerangkan bahwa tidak patut roti yang disediakan untuk anak-anak (orang-orang Israel) diberikan kepada anjing. Dalam bahasa Yunani, kata yang digunakan bukan kuon tetapi kunarion yang berarti anjing kecil/ anjing rumah. Kata "anjing" yang digunakan bukan menghina tetapi untuk menjelaskan kepada perempuan Kanaan tersebut bahwa pekerjaan Yesus untuk sementara untuk kebaikan orang Israel saja. Perempuan Kanaan ini terus meminta. Ia tidak marah atas perbedaan yang dibuat antara orang Israel dengan bangsa-bangsa non-Yahudi. Dengan rendah hati ia menerima penetapan Allah, ia menyadari bahwa sebagai bangsa non-Yahudi tidak layak baginya menerima pertolongan Allah. Ia akan menunggu dengan harapan bahwa mungkin saja ada pengecualian baginya. Ada remah-remah roti (potongan-potongan roti) yang jatuh baginya, artinya ada pengecualian, ada kesempatan, ada harapan baginya untuk kesembuhan putrinya. Atas kepercayaannya yang besar, Yesus membuat pengecualian dan mengabulkan permohonannya untuk menyembuhkan putrinya. Kita melihat kekuatan dan ketangguhan seorang perempuan dalam diri Perempuan kanaan ini. Meski tantangannya besar ia tetap bertahan, apa yang membuatnya sedemikian tangguh? 1. Pemahaman bahwa hidup itu berharga. 80 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Seorang ibu setelah melahirkan anaknya dengan taruhan nyawa akan berusaha sekuat tenaga untuk membesarkannya. Melihat mereka tumbuh dengan baik dan normal dan kemudian dapat menyongsong masa depan yang lebih baik adalah hal yang paling diharapkan dan sangat membahagiakan. Tak ada yang lebih berarti/ berharga dibanding dengan kebahagiaan anaknya. Hidup seorang anak adalah hal yang paling berharga bagi orang tua karena itu dengan sekuat tenaga orang tua pasti akan berjuang supaya anak-anaknya dapat menikmati hidup yang lebih nyaman dengan berbagai dukungan dana, fasilitas dan lain sebagainya. Kondisi ini pula yang mendorong perempuan Kanaan untuk tetap berjuang dan tidak menyerah memohon Yesus menolong menyembuhkan anak perempuannya. Hidup sang anak jauh lebih berharga dan harus diperjuangkan apapun itu taruhannya. 2. Cara orang tua mencintai anaknya Perempuan Kanaan ini menjadi tangguh, tidak menyerah bahkan terus mengikuti Yesus memohon pertolongan bagi putrinya merupakan gambaran yang jelas bagaimana seharusnya orang tua mengasihi anaknya. Itulah kekuatan cinta! Mengalahkan rasa takut, malu bahkan maut sekalipun tidak mampu memadamkan cinta. Seperti kata sang penulis kidung Agung: cinta kuat seperti maut, air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungaisungai tak dapat menghanyutkannya (Kidung Agung 8: 6-7). 3. Karakter pribadi yang tangguh dan pantang menyerah. Perempuan Kanaan ini datang dengan harapan yang besar bahwa Yesus dapat menyembuhkan anaknya yang kerasukan setan. Ia tersungkur didepan kaki Yesus menunjukan betapa ia sangat mengharapkan pertolongan, dengan segala kerendahan hati ia memohon Yesus berkenan menyembuhkan anaknya. Ketika apa yang dilakukan tidak juga membuat harapannya langsung terwujud (anaknya sembuh), bahkan ketika Yesus menyampaikan bahwa Ia datang kepada bangsa Yahudi, perempuan Kanaan ini tetap tidak menyerah. Ia tetap bersikukuh akan tetap menunggu sampai keselamatan itu juga menjadi bagian dari dirinya, bangsa non-Yahudi. Bagaimana orang bisa sedemikian kokoh dengan pendiriannya jikalau bukan karena karakter/ watak yang dimilikinya. Orang yang pantang menyerah dan tidak gampang putus asa akan mampu bertahan dalam situasi yang sulit 81 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS sekalipun. Sikap tak pantang menyerah dan putus asa inilah kemudian menghantarnya mewujudkan harapannya: anaknya sembuh dan hidup normal sebagaimana anak-anak lain seusianya. KONTEKS MASA KINI 1. Tingkat pengangguran yang semakin meningkat dan terbatasnya lapangan pekerjaan serta melambungnya harga-harga barang kebutuhan sehari-hari membuat hidup terasa demikian berat dan tidak mustahil hidup yang berharga dapat berubah menjadi malapetaka. Orang dengan mudahnya memilih untuk mengakhiri hidup dengan berbagai cara: meloncat dari gedung-gedung bertingkat, terjun dari jembatan ke sungai, menabrakan diri ke kereta api, minum racun, dsb 2. Terjadi pergeseran budaya dimana orang tergoda segala sesuatu yang serba instan. Berbagai acara di televisi tanpa sadar telah membentuk karakter seseorang: ingin jadi penyanyi terkenal-pelawak terkenal bahkan jadi langsing dalam waktu singkat tanpa harus melewati proses panjang yang menghabiskan banyak waktu dan tenaga. Mereka yang ingin jadi kaya, beruntung, dapat jodoh pun tidak harus bekerja/ berusaha keras cukup dengan mengirimkan sms ke nomor operator tertentu. Kondisi ini akhirnya menciptakan pribadi-pribadi yang instan dan tidak mampu bertahan menghadapi situasi yang sulit. SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH 1. Awali khotbah dengan kisah tentang peristiwa bunuh diri yang marak dilakukan akhir-akhir ini dengan cara terjun dari gedung bertingkat. 2. Ajak jemaat untuk menggali lebih mendalam faktor-faktor penyebab yang melatar belakangi seseorang melakukan tindakan pembunuhan atau percobaan bunuh diri. 3. Bandingkan kisah-kisah tersebut dengan kisah perempuan Kanaan, temukan persamaan dan perbedaan dari kedua peristiwa tersebut 4. Masuk dalam penjelasan teks yang ada untuk semakin mempertegas 82 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS perbedaan yang ada antara kisah-kisah dalam pengalaman sehari-hari dengan kisah Perempuan Kanaan 5. Hubungkan dengan realitas yang ada sehari-hari. Jemaat juga berhadapan dengan banyak tantangan dan pergumulan hidup yang menempatkannya dalam situasi yang sulit: banyak kebutuhan, harga bahan makanan yang melambung, biaya sekolah yang semakin mahal, bagaimana jemaat hendaknya bersikap dan melihat setiap realitas hidup yang ada dari kacamata seorang Kristen. 6. Khotbah ditutup dengan ilustrasi: " kisah sebuah cangkir yang indah". Sebuah cangkir yang indah dan dipajang di toko, awalnya adalah bongkahan tanah liat. Ia dipukul-pukul, dibanting, diletakkan diatas tempat yang bundar dan mulai dibentuk dengan diputar-putar. Bila bentuknya belum sempurna sesuai dengan apa yang diinginkan si pembuat maka ia harus diputar lebih kencang lagi. Kemudian ia dibakar di perapian dengan suhu yang sangat tinggi, dikeluarkan dan dicat yang menarik kemudian dimasukan lagi dalam perapian, sesudah itulah barulah ia dikeluarkan, dibersihkan dan dimasukan dalam wadah yang bagus dan dipajang di bagian depan dalam sebuah etalase toko dan dihargai dengan nilai yang sangat tinggi. Demikianlah hidup, terkadang kita menangis karena tidak tahan dengan penderitaan yang kita alami dan berhadapan dengan masalah yang tak kunjung selesai tetapi jangan menyerah karena hidup itu jauh lebih berharga dibanding semua penderitaan yang ada, mereka yang mampu melewati semua mendapatkan apa yang diidam-idamkannya. Sama seperti ketika Yesus berkata kepada perempuan Kanaan itu: " Hai ibu, besar imanmu maka jadilah kepadamu seperti yang kau kehendaki." Nats Pembimbing Berita Anugerah Persembahan KJ 60 : 1, 5 KJ 292 : 1,3 KJ 144 b : 1, 3 : Yakobus 1 : 12 : Yohanes 3 : 16 : Matius 6 : 19 - 21 KJ 73 : 1 , 3 KJ 340 : 1,2 KJ 450 : 1, 2, 4 KJ 426 : 1, 3 83 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Rancangan Khotbah, 21 Nopember 2010 Minggu Trinitas 26 Warna: Hijau Bacaan: Ulangan 8:1-10 PENDIDIKAN KESABARAN Tujuan: Jemaat menjadi penyabar, karena: (1) Banyak pergulatan hidup harus dihadapi dengan sabar, (2) Kesabaran adalah salah satu wujud iman, (3) Kesabaran adalah kunci menuju kedamaian, dan (4) Kesabaran adalah watak Allah sendiri. PENJELASAN TEKS. Kitab Ulangan, kitab ke-5 dari kitab yang disebut pentateukh (5 kitab Musa) secara harafiah berarti salinan hukum. Namun dapat dimengerti pula yakni pengulangan Hukum Taurat. Jika kita perhatikan dua kitab lain (dari empat kitab) yang mendahului kitab ini, maka akan terlihat dalam kitab Ulangan terdapat salinan-salinan ketetapan-ketetapan yang ditulis Musa untuk bangsa Israel baik yang ada di kitab Keluaran maupun yang ada di kitab Imamat. Kitab Ulangan bukan hanya memuat ketetapan-ketetapan Musa bagi bangsa Israel, namun juga memuat kembali kisah-kisah perjalanan umat Israel. Kitab Ulangan juga memuat kisah bangsa Israel yang tidak diceritakan baik di Keluaran maupun Imamat. Ulangan 8:1-10 berisi tentang wejangan Musa kepada umat Israel tentang kesetiaan yang harus dijaga dalam umat itu untuk melakukan perintah dan ketetapan Allah. Peringatan tentang kesetiaan melakukan kehendak Allah itu dilakukan dengan cara membawa bangsa Israel menoleh ke belakang, melihat sejarah, membuka memori (kenangan) mereka. Mereka adalah bangsa yang Allah taruhkan kesetiaan, sebagaimana Ia janjikan kepada nenek moyang mereka. Kesetiaan Allah di antaranya dinyatakan dengan penyertaan terhadap bangsa itu mengarungi perjalanan panjang selama 40 tahun di padang gurun. Perjalanan panjang yang sesungguhnya sarat 84 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS dengan edukasi (pendidikan). Edukasi tentang kesabaran. Sabar dalam keadaan dan situasi yang tidak dikehendaki, bahkan jika mungkin situasi itu ditolak. Sabar harus mengembara di padang gurun. Padang gurun selain faktanya adalah tempat yang kering, tandus, jika siang panas tiada tara, jika malam dingin mencekam, adalah gambaran tentang kematian. Orang bisa mati kepanasan, dirampok, digigit ular, kelaparan, kehausan, dll. Karena beratnya mengarungi perjalanan itu, Allah menyediakan mana. Roti yang asing, yang tidak pernah dikenal sebelumnya. Walau kadar gizinya mungkin baik, namun rasanya konon kurang enak. Allah juga menyediakan air, walau mereka masih sering kekurangan air juga. Panas yang teramat sangat di siang hari, dingin yang dapat menggigilkan tubuh di malam hari di padang gurun, jika ditempuh selama 40 tahun, dapat membuat pakaian cepat rusak dan usang. Di padang gurun rasanya mustahil memproduksi pakaian seperti saat mereka di Mesir. Sarana dan bahan membuat pakaian terbatas. Di padang gurun, umat Israel dididik oleh Allah seperti anak yang dididik ayah menjadi anak yang tangguh. Umat harus setia dan sabar. Tidak buruburu ingin mengakhiri proses jika memang proses pendidikan belum selesai. Jika proses itu harus terjadi selama 40 tahun, biarlah itu berlangsung, karena tujuannya baik untuk umat Israel sendiri. Manakala edukasi ala padang gurun itu dijalani dengan kesetiaan dan bangsa Israel tetap melakukan semua kehendak Allah, maka negeri yang baik, banyak terdapat mata air yang bening dan sejuk, memiliki lembah-lembah bersungai yang subur, gunung-gunung mejulang kokoh menyimpan biji besi, emas dan tembaga, negeri yang ditumbuhi berbagai tanaman seperti jelai, gandum, anggur, ara, zaitun, delima, negeri yang banyak madu, negeri yang melimpah dengan makanan sehingga tak perlu cemas dengan kebutuhan hidup sehari-hari, telah disiapkan Allah bagi mereka. Tidak mudah menjalani edukasi ala padang gurun oleh Allah. Bayangkan, “satu mata pelajaran” ditempuh dengan waktu 40 tahun. Waktu separuh lebih usia kebanyakan manusia. Pelan sekali pelajaran itu. Kesabaran yang tiada taranya yang mesti dimiliki. Namun jika umat Israel sabar, akan mendapatkan pelajaran yang berharga sepanjang hidupnya. Karena padang gurun selain adalah tempat yang mematikan dan menakutkan, sekaligus adalah tempat yang banyak menyiratkan kemungkinan. Terbuka banyak 85 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS peluang tentang yang baik bagi kehidupan. Namun demikian di sadari, tempat yang mengandung banyak kemungkinan itu adalah tempat yang berbahaya, tidak terolah dan tidak beradap. Edukasi ala padang gurun juga adalah edukasi kesabaran umat Israel bahwa hidup bukan hanya cukup mengandalkan makanan saja. Makanan, atau keperluan lain adakalanya benar-benar tidak dapat diupayakan. Karenanya, Allah memberikan pelajaran, agar manusia mengandalkan setiap apa yang difirmankan oleh Allah. KONTEKS MASA KINI Semua manusia di dunia kini sedang dalam “perangkap” pusaran budaya teknologi cepat tak terkira. Pesawat terbang dan semua alat transportasi yang bergerak cepat sehingga dengan mudah orang berpindah dari satu ke tempat yang lain. Begitu banyaknya kendaraan yang membawa manusia dalam gerak cepatnya berpindah dari satu tempat ke tempat lain, maka sering jalan atau sarana yang tersedia menjadi kian kecil, sesak, sehingga kemacetan dimana-mana. Teknologi komunikasi yang didukung dengan internet dan televisi membuat pergerakan informasi begitu derasnya, berganti-ganti dengan cepat, melimpah ruah, dan “banjir.” Bangunanbangunan fisik, gedung-gedung berdiri dengan cepatnya, dengan segala kemegahannya menggantikan tempat-tempat yang semula sepi. Hutanhutan dengan cepatnya berubah menjadi perkebunan homogen, entah tanaman kelapa sawit, karet, dan tanaman yang punya nilai komoditas lainnya. Areal persawahan dengan segera pula semakin habis lalu berubah menjadi pabrik, rumah tempat tinggal, atau pertokoan. Begitu cepatnya orang harus bergerak, maka makanan yang laris dan banyak peminat adalah makanan yang cepat saji, instant, tidak membutuhkan waktu lama untuk memprosesnya. Begitu banyak yang dikerjakan dan hendak diraih manusia, maka waktu yang ada terasa cepat berjalan, tidak cukup dan manusia sering kekurangan waktu. Dalam pusaran arus zaman yang telah membentuk kultur (budaya) serba cepat, agar segera meraih banyak hasil, maka sabar, lambat dan pelan-pelan, proses yang agak lama dianggap kebodohan dan kemalasan, atau tidak produktif. Seperti prinsip jurnalistik (kewartawanan), tidak cepat atau terlambat, tidak ada berita. Anak TK yang belum bisa membaca misalnya, 86 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS dianggap ketinggalan. Menanam sayuran yang masih harus menunggu hasil setelah satu bulan dianggap tidak sepraktis jika membeli di pasar. Memasakan anak mie instant dianggap jauh lebih praktis dari pada memasak sayur tumis. Kultur (budaya) instant semakin membentuk manusia menjadi manusia berkecenderungan tidak sabar, bahkan bertabiat tidak sabar. Ada yang bisa diraih dan dikerjakan manusia dengan geraknya yang semakin cepat. Namun ada yang terhilang. Harga untuk menebusnya sangat mahal. Manusia semakin hilang, tidak mengenal dan tidak dikenal oleh lingkungannya. Di toko roti, di mall, di dokter kandungan, di pasar, di toko buku, di perempatan lampu merah, di pinggir sungai Musi, di bandara, di stasiun, di dalam kendaraan travel, di atas motor yang dikendarai, di rumah sakit, di kampus yang dibayar dengan biaya kuliah yang mahal, di pabrik kelapa sawit, di atas speedboat, di jalan menuju kebun karet yang becek atau berdebu, di pinggir jalan saat membeli durian atau duku, yang dijumpai adalah orang-orang yang sebagian besar tidak dikenal. Dunia tambah ramai, namun dunia tambah semrawut. Dunia tambah ramai, namun manusia kian kesepian. Suami kian pelit berbicara dengan istri karena terlalu asyik memelototi siaran sepak bola di TV. Istri kian kekurangan waktu untuk memijit tubuh suami karena telah kecapekan bekerja mencari uang. Orang tua semakin kehilangan waktu bercengkerama dengan anak karena sibuk bukan kepalang. Anak makin enggan bercerita dengan orang tua karena terlalu asyik dengan handphonenya. Orang menjadi terganggu jika ada tamu karena akan memotong waktu tidurnya setelah ia kecapekan banyak bepergian. Dunia makin ramai, namun masingmasing kian hidup seperti di padang gurun yang sepi. SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH Pendahuluan Sampaikan pengantar khotbah dengan kisah ini: Indonesia saat ini mempunyai seorang petinju yang mampu mengukir prestasi kelas internasional. Petinju itu namanya Christ John. Sepintas kita melihat petinju itu, rasanya tak ada yang istimewa. Badannya biasa saja, tidak terlalu kekar dan berotot. Apalagi jika dibandingkan dengan atlit binaraga, wah kalah jauh. Namun prestasi Christ John, kita dan dunia mengakuinya. Jika orang tidak tahu latar belakang sejarah Christ John, 87 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS mungkin banyak yang menduga bahwa prosesnya menjadi tinju, ya mungkin begitu remaja masuk sasana (arena, tempat latihan), lalu karena nasibnya baik ia berprestasi. Ternyata perjalanan karir tinju Christ John tidak sesederhana sebagaimana petinju pada umumnya, yang menjadi petinju karena merasa senang, merasa kuat, punya otot tangan yang kuat, lalu masuk sasana tinju, latihan dan berprestasi, titik. Karena rupanya diketahui, Christ John, saat masih menginjak bangku SMA jika berangkat dari desa ke sekolahnya yang berada di kota Purbalingga, ia tempuh tempuh dengan naik sepeda. Sepeda biasa, sepeda onthel, bukan sepeda motor. Jaraknya pulang pergi 45km. Dilakukan itu tiap hari selama 3 tahun. Kemudian dia juga berlatih seni bela diri Wu Su. Maka jauh sebelum masuk sebuah sasana tinju di Semarang, dia telah punya bekal fisik dan mental yang kuat. Lalu ia berlatih tidak sebentar di sasana tinju. Sehingga suatu waktu nama dan prestasinya menyentak banyak pihak, melampaui semua petinju yang pernah ada di Indonesia. Dan belum ada yang menyamainya. Hingga hari ini ia masih memegang sabuk juara dunia salah satu kelas tinju. Christ John menjadi yang sekarang demikian itu melalui proses yang tidak dadakan. Tidak instant. Tidak karbitan. (Dapat pula kisah lain yang komunikatif, dekat dengan konteks masingmasing Jemaat, yang mengandung pesan yang senada dengan kisah Christ John). Lalu konfrontir (pertentangkan) tentang hal yang baik yang harus dicapai dengan proses yang tidak dadakan sebagaimana kisah di atas, dengan kecenderungan manusia zaman sekarang. Ungkapkan manusia zaman sekarang yang telah dibentuk dan dirasuki sedemikian rupa oleh ideologi (nilai) serba cepat. Bentuknya seperti: 1. Remaja cepat menikah sementara belum siap mental, spiritual, finansial. Sehingga banyak pernikahan hanya demi legalnya sex sepasang anak manusia. 2. Pohon karet, masih belum saatnya disadap. 3. Demi kepraktisan, banyak keluarga sehari-hari mengonsumsi mie instant yang penuh dengan bahan pengawet dan penyedap rasa kimia. 88 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS 4. Anak-anak kecil, biar tampil secantik bintang film, diberi make-up dewasa, tanpa mempedulikan betapa sensitifnya bagi kulit anakanak. 5. Dengan mudah gelar sarjana, master, doktor, di dapat tanpa proses pendidikan yang mendalam dan matang, sehingga berbondongbondong orang mencari gelar. 6. Banyak orang tua membayar mahal, kalau perlu menyogok panitia, agar anaknya diorbitkan penjadi finalis sebuah ajang kompetisi menyanyi di televisi tertentu, tak peduli suara anaknya pas-pasan. Proses yang menempuh jalan pintas, untuk meraih sesuatu kadang terlihat cerdik, namun sesungguhnya tidak mendidik. Mentalitas mau serba gampang, serba cepat dapat terkondisikan dari kebiasaan demikian. Pada gilirannya mentalitas sabar, bersedia berproses, semakin terdegradasi (tersingkirkan). Kesabaran pada gilirannya dianggap kuno, ketinggalan zaman dan katrok. Pada bagian ini dapat dimanfaatkan uraian konteks zaman sekarang, dan atau dapat pula diperkaya dengan contoh-contoh lain. Prinsipnya mendeskripsikan (menggambarkan), betapa zaman sekarang, manusia dikondisikan, dituntut, dan merasa harus serba cepat bahkan instant. Sekalipun kadang dipakai istilah yang kelihatannya bagus EFISIEN DAN EFEKTIF. Lalu tanyakan kepada Jemaat: “terus proses belajar, proses ingin menghasilkan sesuatu yang baik itu semestinya bagaimana jika tidak dengan cepat-cepat?” Isi Ajak jemaat melihat dan memperhatikan bacaan yang menjadi dasar khotbah. Ungkapkan, bahwa jika mencermati proses pendidikan dan pembentukan Allah terhadap umat Israel, sebagai bangsa yang punya pengalaman berjumpa dan hidup bersama Tuhan pada zaman dahulu, adalah dengan langgam (Jawa: gaya, cara, jenis) yang pelan-pelan, penuh kecermatan dan kesabaran, tidak grusa-grusu dan kesusu (Jawa: tidak terburu-buru). Langgam pelan penuh kecermatan ini bukan gaya yang malas, bersantai-santai ria, sehingga tidak menghasilkan apa-apa. Langgam yang pelan-pelan penuh kecermatan dan kesabaran memang sering membuat proses menjadi lama dan tidak efesien. Seperti bangsa Israel yang dapat terancam jenuh dan bosan dengan keadaan. Namun 89 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS dibalik proses yang kelihatannya lama, terkandung sesuatu yang jauh labih baik. Bangsa itu mejadi semakin kuat dan tangguh. Tidak lembek. Tidak gampang menyerah dengan tantangan. Spirit dan imannya semakin kokoh. Seumpama daging ayam kampung yang jauh lebih sehat dengan usia peliharanya lama, dibandingkan dengan ayam potong yang cepat besar dengan usia pelihara yang pendek dengan “dikarbit”. Pada bagian ini pengkotbah dapat memanfaatkan uraian penjelasan teks. Penutup Pada bagian akhir khotbah arahkan jemaat dalam merefleksikan pengalaman masing-masing sehari-hari, di lingkungan kerja, dalam keluarga, gereja, dan lain sebagainya. Betapa karena kesibukan yang luar biasa, lalu semua harus dilakukan dengan cepat dan efektif, maka dampaknya manusia semakin kehilangan waktu dan kesempatan untuk memberi senyum kepada orang yang dijumpainya, kehilangan waktu untuk bercengkerama dengan keluarga, kekurangan waktu berolah raga, merasa tidak lagi sempat berdoa, membaca alkitab dan bermeditasi, kehilangan waktu untuk berekreasi, dan lain sebagainya. Pada gilirannya manusia semakin asing dan saling mengasingkan. Manusia semakin sakit dan menyakiti diri. Arahkan jemaat untuk membangun kehidupan dengan langgam sabar seperti Allah. Selalu ada kesempatan untuk bermeditasi, berefleksi, berekreasi, berdoa dan bersaat teduh, menata segala hal dengan perencanaan yang cermat dan teliti. Berita Anugerah Nats Pembimbing Persembahan Nyanyian Pujian KJ 9 : 1, 5 KJ 413 : 1, 2 KJ 295 : 1,2 KJ 73 : 1, 3 KJ 309 : 1, 4 KJ 298 : 1 - … KJ 422 : 1-3 : Mazmur 16 : 8-10 : Amsal 19 : 20 : Amsal 11 : 24-26 90 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Rancangn Khotbah, 28 Nopember 2010 Minggu Advent 1 Warna Ungu Bacaan: Yohanes 13:1-17 MELAYANI SEPERTI YESUS MELAYANI Tujuan: 1. Jemaat meneladani sifat kehambaan Yesus 2. Jemaat saling melayani di gereja dan di keluarga. 3. Jemaat bersedia melayani sesama. PENJELASAN TEKS Sebagai orang yang sangat menyukai gaya naratif (gaya pengisahan), juga melihat bacaan kita sangat bercorak naratif (corak bercerita), maka saya akan memberikan uraian bacaan dengan narasi pula: Mengapa Yesus repot-repot membasuh kaki para murid? Buat sensasikah? Dari seting social (latar belakang sosial) diketahui bahwa adalah kelaziman di Palestina (daerah asal Yesus), jika ada tamu datang ke rumah seseorang, ada pelayan rumah tangga itu yang membasuh kaki para tamu yang akan memasuki rumah. Maka umumnya ada tempayan berisi air di depan rumah. Di Palestina yang kering dan tidak sesubur Indonesia, banyak debu dan kotoran di jalan. Banyak orang yang tidak pakai sandal atau alas kaki. Zaman itu tidak semua orang punya alas kaki. Kalaupun pakai tetap tidak bebas dari kotoran dan debu. Sebagai masyarakat yang menjunjung doktrin tentang yang najis dan kotor, maka orang akan membasuh atau dibasuh kaki sebelum masuk rumah. Orang yang dari luar rumah kaki dan tangannya kotor. Pada peristiwa pembasuhan kaki murid oleh Yesus, mereka agaknya bukan menempati rumah tinggal atau hotel….. Mereka menumpang di sebuah tempat kosong. Tempat ini yang agaknya dipakai terus sejak 91 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS masuk Yerusalem hingga malam perjamuan terakhir menjelang penangkapannya. Rombongan 13 orang, Yesus dan muridnya ini agaknya pula harus mengurusi sendiri keperluannya. Tidak ada pelayan atau pesuruh. Karena jangan-jangan mereka mendapat tumpangan rumah gratis. Karena mengurus keperluannya sendiri, barangkali Yudas yang membeli roti dan anggur dan keperluan yang lain, karena ia bendahara rombongan itu. Barangkali Yohanes yang lembut dan manis yang mencuci piring. Barangkali Petrus dan Yakobus yang kekar dan kuat menyiapkan meja-kursi. Tapi siapa yang akan melayankan pembasuhan (Yunani: baptiso) kaki tangan, sementara mereka akan makan. Dalam tradisi mereka, hal itu dilakukan oleh pelayan atau hamba. Siapa yang sudi menjadi pelayan bagi yang lain? Petrus, Yakobus, Andreas dan yang lain…? Tidak ada yang bersedia. “Ogah lah yao….melayani. Emangnya gue pelayan?” Hal itu diperparah dengan kenyataan bahwa menjelang dan sekitar peristiwa paskah terakhir Yesus bersama dengan murid, para murid terlibat persaingan dan pertentangan tentang siapa yang terbesar di antara mereka, siapa yang akan mendampingi di sisi kanan dan kiri Yesus kalau nanti Yesus jadi Raja Israel. Ada benih-benih persaingan dan perpecahan. Lukas pasal 22 sangat jelas mendeskripsikan. Makanya, pada Yohanes 17, tatkala Yesus berdoa kepada Bapa, Dia mendoakan supaya para murid, sepeninggal Dia nanti, bersatu, tidak pecah, rukun, kompak. Tiga tahun bersama, Yesus sangat tahu titik rawan para murid, Yakni perpecahan dan persaingan. Kembali ke teks…… Para murid saling menunggu. Tidak ada yang mau bertindak. Maka Sang Guru harus turun tangan. Jubah dilepaskan. Artinya, pakaian yang dikenakan hanya dengan memakai kain penutup bagian bawah tubuh. Lalu mengambil sehelai kain, diikatkan di pinggang. Lalu menuangkan air pada sebuah bahkom. Lalu satu demi satu kaki murid dihampiri, dicuci, dilap dengan kain yang terikat di pinggang hingga bersih. Bayangkan saudara, ada 12 pasang kaki. Berarti ada 24 kaki. !!! 92 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Kita bayangkan, Yesus membungkuk di depan para murid. Dan posisi badan membungkuk semacam itu, hampir sama dengan posisi badan orang yang menyembah. Sangat Dramatis !!! Sesudah membasuh kaki para murid, supaya mereka mengerti, Yesus berkata: “ Mengertikah kamu apa yang telah kuperbuat kepadamu? Kamu menyebut Aku Guru dan katamu itu tepat, sebab memang aku adalah Guru dan Tuhan. Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu. Sebab aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadaMu”. (ayat 12-15). Kembali ke pertanyaan mengapa Yesus melakukan hal itu? Motivasi kasih jelas sekali dari tindakan itu. Namun secara khas, specifik, apa yang mendasari tindakan itu? Ayat 3 dan 4 menjelaskan kepada kita: “Yesus tahu, bahwa BapaNya telah menyerahkan segala sesuatu kepadaNya, dan Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah. Lalu bangunlah Yesus menanggalkan jubahNya....dst.” Jadi, alasannya adalah karena Ia tahu, bahwa Allah BapaNya telah memberikan kekuasaan kepadanya atas segalanya. Justru karena Dia tahu status dan kedudukannya yang tinggi, dimuliakan...............Ia melakukan tindakan yang rendah itu. Di tinggikan, namun bersedia merendahkan diri. Dimuliakan, namun justru meletakkan diri di bawah. Punya kekuasaan dan keududukan, namun justru menghamba!!! Inilah cara Yesus menghayati kedudukannya yang tinggi. Cara Yesus memahami status. Cara Yesus mempergunakan kekuasaan. Inilah jalan Yesus. Cara semacam itu yang Dia hendak harapkan terjadi pada para murid. 93 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Sementara apa yang seseungguhnya dirasakan para murid.....? Hal yang paradoks (pertentangan) terjadi.....Mereka, yang sesungguhnya dari kalangan rendah dalam strata sosial masyarakat, justru merasa layak dilayani, ogah melayani. Karena merasa punya martabat dan kedudukan, maka tidak mau merendah. Gengsi. Yesus yang tinggi justru mempergunakan statusnya dengan cara perendahan diri. Namun para murid yang merasa punya kedudukan yang tinggi merasa jatuh martabat jika melayani sesamanya. KONTEK MASA KINI Dalam sejarah pendidikan di Indoesia, tak bisa dilewatkan nama Ki Hajar Dewantara atau nama aslinya R.M. Suwardi Suryaningrat. Beliau diakui sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Pendiri lembaga pendidikan swasta pertama, dengan nama Taman Siswa. Tokoh dari Yogyakarta itu terkenal dengan ajaran atau filosophinya tentang kepemimpinan. Hingga hari ini, belum ada yang secara keilmuan, akademis atau praksis yang menyangkal ajarannya itu. Ajaran Ki Hajar Dewantara tentang kepemimpinan itu demikian: ING NGARSA SUNG TULADA ING MADYA MBANGUN KARSA TUTWURI HANDAYANI Ing ngarsa sung tulada, artinya: Seorang pemimpin, tatkala dia berada di muka/ ing ngarsa, dia mesti memberikan keteladanan. Ing madya mbangun karsa, artinya: Seorang pemimpin, ketika berada di tengah-tengah yang dipimpinnya, dia mesti menjadi motor penggerak, untuk membangkitkan semangat berkarya pihak-pihak yang dipimpinnya. Tutwuri handayani, artinya: Ada kalanya pemimpin berada di belakang. Tutwuri: mengikut di belakang, handayani: memberikan daya-kekuatan, menyemangati, mendorong, memberi kekuatan. 94 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Dalam kehidupan kita banyak terjadi paradoks (pertentangan). Orang yang lebih rendah atau kecil, bodoh, kadang berpura-pura tinggi, besar dan pandai. Padahal orang yang sudah tinggi, besar dan pandai, tidak usah memberi harga pada ketinggiannya, kebesarannya dan kepandaiannya. Orang lain yang nanti akan mengakui. Paradok semacam itu juga tampak di gereja. Di kalangan orang Kristen. Di Indonesia, bahkan keadaan seperti itu sangat parah menurut saya. Terminologi atau sebutan hamba Tuhan misalnya, secara sengaja atau tidak, telah banyak dihayati secara salah kaprah. Salah kaprah itu artinya, salah, namun dianggap benar!!! Oleh siapa? Baik oleh orangorang yang punya status hamba Tuhannya sendiri menyebut dirinya, juga oleh anggota-anggota Jemaat. Hamba Tuhan artinya ‘kan budaknya Tuhan, atau jongosnya Tuhan, atau kacungnya Tuhan, atau pesuruhNya Tuhan. Melayani Tuhan atau melayani Bapa, atau melayani kepentingan Kerajaan Sorga, dalam praktek pelayanan Yesus peragakan dalam melayani sesama. Namun dalam prateknya, istilah atau sebutan hamba Tuhan di kalangan orang Kristen, telah sering menjadi lambang yang tinggi tentang status social, tentang kedudukan, bahkan kadang status ekonomi. Istilah hamba Tuhan, kini sering tidak identik dengan hidup yang menghamba, hidup yang menjadi sahaya. Seiring dengan itu, istilah pelayananpun, yakni apa yang harus seorang hamba kerjakan, menjadi miskin makna. Kata pelayanan sering dan akrab disebut, namun hanya difahami dalam bentuk pelayanan yang bersifatnya melakukan pekerjaan-pekerjaan ritual atau selebrasi (peribadatan) kristen. Seperti memimpin ibadah, khotbah, melayani sakramen, mengajar sekolah minggu, remaja, ketegorial yang lain, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan gereja atau agama Kristen. Dalam TRI TUGAS PANGGILAN ORANG KRISTEN, yakni PERSEKUTUAN, KESAKSIAN DAN PELAYANAN (KOINONIA, MARTURIA DAN DIAKONIA), pelayanan yang bersifat hanya menyentuh soal ritual dan selebrasi itu masih sangat kental RANAH 95 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS KOINONIA atau persekutuannya. Belum banyak menyentuh aspek DIAKONIA dan MARTURIA. Diakonia atau pelayanan menyiratkan tindakan, karya, aksi, yang menyentuk seluruh sendi-sendi hidup sebagai wujud dari yang dibicarakan, didoakan, dinyanyikan dikhotbahkan dalam ritual dan selebrasi. Ritual tanpa aksi dan tindakan….tak ubah seperti bunyi gong yang kosong. SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH Manfaatkan uraian teks dan uraian konteks, ditata sedemikian rupa sehingga menjadi bahasa khotbah. Karena uraian teks dan uraian konteks saya uraikan sedemikian rupa manjadi semi khotbah. Yang perlu ditambahkan adalah relevansi atau aplikasi dalam situasi (konteks) masing-masing. Di uraian konteks tadi lebih banyak menyinggung tentang semangat kehambaan dalam hubungannya dengan kepemimpinan Kristen, maka silakan singgung dalam hubungannya dengan kehidupan nyata Jemaat. Di tengah keluarga, di tengah masyarakat, di tempat kerja, dll. Nats Pembimbing Berita Anugerah Persembahan Nyanyian Pujian KJ 5 : 1, 6 KJ 379 : 1, 7 KJ 185 : 1 KJ 59 : 1, 2 KJ 395 : 1, 4 KJ 302 : 1 – KJ 340 : 1 : Matius 23 : 11-12 : 2 Timotius 2:11-13 : Mazmur 30:4-5 96 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Rancangan Khotbah, 05 Desember 2010 Minggu Advent 2 Warna ungu Bacaan: Yunus 4: 1-11 BERHARGA DI MATA TUHAN Tujuan: 1. Jemaat dapat memahami betapa berharganya semua orang di hadapan Tuhan. 2. Jemaat dapat menghargai keberadaan setiap orang. Pengantar Yunus bin Amitai, seorang nabi yang diutus Tuhan untuk pergi ke Niniwe dan menyampaikan bahwa kejahatan mereka telah sampai kepada Tuhan karena itu Tuhan akan mendatangkan hukuman/ malapetaka atas mereka. Tetapi Yunus kemudian mengurungkan niatnya, ia pergi ke Yafo, naik sebuah kapal dan melarikan diri ke Tarsis. Mengapa Yunus berubah dan melarikan diri dari tugas kenabiaannya? Ada 2 alasan yang melatarbelakangi Yunus menolak pergi ke Niniwe: - Niniwe, sebuah kota yang besar dan luas, adalah ibukota negeri Asyur. Asyur sendiri adalah suatu kerajaan besar yang baru timbul dan dinubuatkan akan membinasakan Israel. Hal ini diketahui oleh Yunus. - Bangsa Asyur dikenal sebagai bangsa yang ganas dan kejam. Keganasan mereka telah dikenal dimana-mana sehingga bangsabangsa yang ada disekitarnya sangat ketakutan. Mereka tidak mengenal belas kasihan karena belas kasihan akan melemahkan tentara. Tawanan dibunuh, dibakar hidup-hidup, bahkan kepala manusia dipajang sepanjang jalan merupakan beberapa contoh kekejaman yang dilakukan oleh orang Niniwe. Penghukuman Niniwe adalah hal yang sangat menggembirakan baginya karena dengan demikian bangsanya akan selamat dari kekejaman dan 97 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS kesadisan Niniwe. Ketika Tuhan berbelas kasih dan tidak jadi menghukum Niniwe, ia sangat marah. Niniwe tidak jadi dihukum berarti ancaman bagi bangsanya, Israel. Yunus diperhadapkan pada pilihan yang sangat sulit : Israel atau Niniwe yang selamat. Sebagai bangsa Israel tentu ia sangat tidak rela menyaksikan bangsanya mengalami kekejaman bangsa lain (dalam hal ini bangsa Asyur). Oleh karena itu lebih baik ia lari dan melepaskan tugasnya sebagai nabi. PENJELASAN TEKS Kitab Yunus ini memandang setiap bangsa dikasihi Allah. Kitab Yunus pasal yang keempat ini merupakan akhir kitab Yunus. Peristiwa yang dicatat disini, berkaitan dengan pasal-pasal sebelumnya. Yunus dipanggil Tuhan ke Niniwe, tetapi ia melarikan diri ke Tarsis arah yang berlawanan dengan Niniwe. Ia menolak panggilan Tuhan, bahkan rela mati dibuang ke dalam laut daripada pergi ke Niniwe. Karena kemurahan Tuhan Yunus diselamatkan dan Tuhan kembali memanggil Yunus untuk pergi ke Niniwe. Kali ini ia taat dan memberitakan firman Tuhan ke Niniwe. Melalui firman Tuhan yang disampaikan Yunus, orang orang Niniwe percaya dan bertobat. Dari pasal 3: 5-1 0 dijelaskan tentang kesungguh-sungguhan orang Niniwe yang bertobat. Pasal 4: 1-3 menunjukkan bahwa Yunus tidak bersyukur tetapi hatinya kesal. Bagi Yunus lebih baik mati daripada melihat Niniwe menerima kasih Tuhan. Yunus tidak bisa menerima kalau Niniwe tidak jadi dihukum oleh Tuhan. Bagi Yunus, Niniwe harus dihukum karena kejahatan mereka terhadap Israel. Pasal 4: 8-9 menyatakan kemarahan Yunus, karena baru sebentar merasakan penghiburan dari kehadiran pohon jarak yang menaungi kepalanya dari teriknya matahari. Namun sesaat kemudian kesukaan karena pohon jarak tersebut lenyap karena perbuatan Allah. Pasal 4: 10-11 hendak membandingan Yunus menyayangi 1 pohon dibandingkan Allah menyayangi 120.000 orang. Peristiwa pohon jarak 98 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS hendak memberikan pemahaman kepada Yunus tentang keberhargaan umat di mata Tuhan. Bahwa Allah adalah Allah yang menyayangi setiap orang dan menghendaki keselamatan mereka. KONTEKS 1. Munculnya berbagai lembaga-lembaga kesukuan dan agama yang mendorong terjadinya “pengkotak-kotakan” di dalam masyarakat. Sehingga muncul sikap merasa diri lebih istimewa, lebih baik atau lebih benar ketimbang yang lain. 2. Kemajuan dan perubahan pola hidup materialis menjadikan setiap orang memandang keberhargaan sesamanya dengan ukuran material (uang, jabatan, kekayaan dan kekuasaan) yang dimilikinya, sehingga semakin banyak orang merasa tersingkirkan dan bahkan tidak diperhitungkan sebagai manusia. SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH Dalam kehidupan saat ini, jika kita melihat kenyataan disekitar kita, kita akan melihat dengan jelas masih banyak orang yang perlu ditolong dan dibawa kepada Yesus. Melihat situasi yang demikian, dibutuhkan orangorang yang memiliki keibaan hati, belas kasihan dan kemurahan untuk membawa berita keselamatan kepada mereka. Pendahuluan Kotbah diawali dengan menceritakan kasus-kasus akhir tahun 2009 yang lalu dimana ada orang yang mengambil buah coklat, semangka dan kapuk harus dihukum penjara cukup berat dibandingkan dengan koruptor. Mengapa hal tersebut terjadi? Karena orang memandang keberhargaan orang secara berbeda dari materi yang dimilikinya. 99 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Isi Sampaikan kepada jemaat, teks menceritakan perbedaan cara Allah dan Yunus memandang bangsa Niniwe. Perhatikan penjelasan teks di atas khususnya ayat 10 dan 11. Hubungkan penjelasan teks di atas dengan konteks masa kini (lihat penjelasan konteks) Penutup Doronglah jemaat dalam masa penantian atau advent ke II ini agar membangun Jemaat dapat memahami betapa berharganya semua orang di hadapan Tuhan. Ajaklah jemaat dapat menghargai keberadaan setiap orang. Nas Pembimbing : Yoh. 3:16 Berita Anugerah : Yes. 1:18 Persembahan : Maz. 52:11 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. KJ KJ KJ KJ KJ KJ KJ 1: 1, 2 85: 1, 5 40: 1, 4 52: 1, 3 432: 1, 2 403: 1 426: 1, 4 100 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Rancangan Khotbah, 12 Desember 2010 Minggu Advent 3 Warna Ungu Bacaan: Mazmur 25: 12-22 MENANTIKAN TUHAN DENGAN KETULUSAN DAN KEJUJURAN Tujuan: Jemaat dapat memilih, mewujudkan hidup dalam ketulusan dan kejujuran. PENJELASAN TEKS Kitab mazmur terbagi dalam lima buku: 1. Mazmur 1-41 2. Mazmur 42-72 3. Mazmur 73-89 4. Mazmur 90- 106 5. Mazmur 107- 150 Mazmur 25: 12 – 22 termasuk dalam bagian buku yang pertama, yang menjelaskan doa permohonan pengampunan dosa dari Daud. Doa permohonan pengampunan dosa merupakan ungkapan kejujujuran dan ketulusan Daud kepada Tuhan. Berdoa adalah kesempatan mengungkapkan secara jujur kepada Tuhan segala hal yang menjadi beban kehidupan. Mazmur 25: 12 – 22 dapat dijelaskan dalam beberapa bagian: Ayat 12 - 15 Pemazmur mendefinisikan orang yang takut akan Tuhan adalah mereka yang jalannya ditunjukkan oleh Tuhan sendiri. Hal ini bisa terjadi karena adanya hubungan yang demikian akrab antara mereka yang takut akan Tuhan dengan Tuhan sendiri. Bahkan makna perjanjian diberitahukan sendiri oleh Tuhan dalam persekutuan yang mesra tersebut. Dalam persekutuan yang mesra ini, jarring/ perangkap yang dipasang oleh 101 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS musuh sekalipun tidak lagi menakutkan. Inilah yang menjadi dasar Daud tetap bersandar pada Tuhan dan mengarahkan hidupnya kepada Tuhan. Ayat 16 - 21 Daud sangat mengharapkan pertolongan Tuhan karena penderitaan yang sedang dialami. Penderitaan Daud antara lain: 1. Ia sendirian, sebatang kara dan berada dalam penindasan. 2. Hatinya sesak menahan beratnya penderitaan yang ada. 3. Dosa/ pelanggaran yang telah dilakukannya dahulu. 4. Banyak orang yang memusuhi dan sangat menbencinya. 5. Keselamatan jiwanya terancam. Dalam kondisi/ situasi yang demikian Daud memohon pertolongan Tuhan. Harapan dan keyakinan yang demikian kuat agar Tuhan melihat penderitaannya. Tindakan Tuhan yang menyelamatkan dirinya sekaligus akan mengembalikan harga dirinya dihadapan lawan (mereka yang memusuhi dan membencinya). Ia diolok-olok karena keputusannya untuk tetap berlindung pada Tuhan dan keyakinan bahwa orang yang takut akan Tuhan akan hidup dalam kebahagiaan sejati yang tidak hanya dinikmati sendiri tetapi juga turun-temurub hingga anak cucu. Karena itu Daud memohon Tuhan bertindak dalam situasi penderitaan yang dialaminya supaya para lawannya terdiam karena penilaian mereka keliru; bahwa keyakinan Daud dan pilihannya untuk tetap berlindung pada Tuhan adalah keputusan yang benar. Dalam penantian akan pertolongan Tuhan tersebut, Daud tetap menjaga keberadaan dirinya sebagai orang yang takut akan Tuhan. Hidup jujur dengan keikhlasan tanpa ada paksaan atau ancaman dari siapapun. Ayat 22 Daud sadar bahwa Allah bukan Allahnya saja melainkan Allah seluruh umat. Oleh karena itu apa yang dimintanya untuk dirinya sendiri dimintanya juga untuk umat Israel seluruhnya (merekapun terlepas dari kesesakan dengan hidup jujur dan tulus). 102 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS KONTEKS - Adanya ungkapan di sebagian masyarakat bahwa “jujur itu hancur”. Misalnya, seorang pegawai yang jujur tidak pernah naik pangkat. Anak yang jujur mengerjakan soal UN malah tidak lulus, yang mendapat bocoran justru lulus. Sebagian orang yang jujur tidak disukai oleh orang lain yang tidak menyukai kejujuran. - Masih banyak orang yang takut akan Tuhan dan menyukai kejujuran sekalipun menyadari bahwa hal tersebut menjadikannya tidak disukai orang lain. Masih banyak orang yang “jujur makmur”, yakni jujur dan tidak hancur dan hidup sejahtera. - Masyarakat masih merindukan keterbukaan di tengah merebaknya korupsi dari segala lapisan masyarakat (bisa juga ada di dalam kehidupan orang Kristen). - Ketulusan dan Kejujuran mendatangkan dampak positif dan kepercayaan dalam membangun persahabatan dengan semua orang. - “Nemu Uang” (bisa menjadi ilustrasi). SARAN MENYUSUN KHOTBAH. 1. Pendahuluan Jelaskan pada hari minggu ini sebagai minggu advent ketiga, sebagai minggu penantian kedatangan Tuhan Yesus Kristus. Dalam masa penantian ini jemaat diteguhkan untuk memelihara hidup yang tulus dan jujur. Buatlah ilustrasi kotbah tentang kejujuran yang membawa kemakmuran dan kejujuran yang membawa kehancuran. Tekankan bahwa ternyata kejujuran yang membawa kemakmuran dan kesejahteraan lebih bertanggungjawab. Misalnya: ceritakan pengalaman “Nemu Uang” dan kemudian dapat menemukan pemiliknya atau dibagikan kepada yang memerlukan. Kemudian menjelaskan kedua istilah tersebut dan mengajak warga untuk membayangkan apa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari 103 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS 2. Isi Buatlah pertanyaan Mengapa Kejujuran kemakmuran mendatangkan kebahagiaan? yang membawa Jelaskan pesan pokok teks Mazmur 25:12-22, khususnya ayat 21 Mengapa Daud memilih Takut akan Tuhan dan bersikap tulus dan jujur dalam menanti-nantikan Tuhan. Jelaskan arti kejujuran yang membawa kebahagiaan berdasarkan ayat 12-14 Dari ayat 15-22, jelaskanlah bahwa doa pribadi Daud kepada Tuhan meyakinkannya untuk memilih bersikap tulus dan jujur dalam menanti-nantikanNya. 3. Penutup (Penerapan) Ajaklah jemaat untuk mengambil sikap dan memilih hidup dalam ketulusan dan kejujuran di tengah kenyataan hidup sehari hari masuk dalam konteks. Teguhkan dan yakinkanlah jemaat bahwa jemaatpun bisa bertindak jujur seperti Daud berani jujur dalam menghadapi situasi apapun. Ayat-ayat Nats Pembimbing Berita Anugerah Persembahan Pujian : 1. KJ 4:1-2 2. KJ 445: 1-2 3. KJ 178: 1-2 4. KJ 450:1+3 5. KJ 393:1-3 6. KJ 406:1-3 : Ams 2: 6-9 : Roma 4: 6-8 : Mazm 119:7 104 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Rancangan Kotbah 19 Desember 2010 Minggu Advent IV Warna Putih Bacaan: Lukas 3:1 – 6 PERTOBATAN MENUJU KEHIDUPAN Tujuan: - Jemaat mengerti arti dan hidup dalam pertobatan - Jemaat dapat turut serta memberitakan tentang kebaikan Allah yang menjadi pembela manusia. LATAR BELAKANG Injil Lukas ditulis dengan tujuan menjelaskan kepada Teofilus tentang peristiwa Yesus. Peristiwa ini dirangkai sebagai sejarah dengan mempergunakan sumber-sumber tertulis yang telah ada sebelumnya. Tentu saja masih ada saksi mata yang bisa memperbaiki tulisan sejarah Lukas ini. Kisah yang disandingkan dengan kelahiran Yesus adalah kelahiran Yohanes Pembaptis. Lukas ingin menunjukkan kepada pembaca bahwa antara Yohanes Pembaptis yang berciri khas Yahudi dan Yesus Kristus ada kesinambungan pelayanan. Lukas adalah seorang non Yahudi yang menulis kitab ini, sehingga hubungan antara pewartaan Yohanes Pembaptis dan Yesus Kristus menjadi penting untuk disaksikan dalam kitab suci. PENJELASAN TEKS Injil Lukas: 3:1-6 adalah bagian dari perikop Lukas 3:1-20, yang menguraikan tentang keberanian dan ketegasan Yohanes Pembaptis yang dengan lantang menyerukan panggilan bertobat kepada semua orang. 105 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Pertobatan diserukan Yohanes Pembaptis yang mengemban tugas pewartaan untuk mempersiapkan jalan dalam rangka menyambut kedatangan Yesus Kristus Sang Juru Selamat. Dalam kitab perjanjian baru terdapat dua kata yang hampir mirip artinya, yakni kata: “pertobatan” dan “berbalik”. Kedua kata ini dalam Injil Lukas dipakai secara bergantian, “pertobatan” terdapat 11 kata; dan “berbalik” terdapat 2 kata. 1. Yang pertama ialah kata “metanoia”1(bertobat), kata ini menunjuk pada perasaan menyesal yang timbul dari dalam hati. Perasaan ini turut membentuk pengalaman pribadi dan kepekaannya dapat menentukan arah rencana hidup kita. (Luk.3:3; Luk 3:8). 2. Yang kedua ialah kata “Epistrope2”(berbalik) kata ini menunjuk pada suatu perubahan tingkah laku, misalnya: Paulus yang berbalik dari pembunuh pengikut Kristus menjadi penyiar kebangkitan Yesus Kristus. (bandingkan Luk.1:16; Luk 1:17; Kis. 9:35). Injil Lukas pasal 3 ini menunjuk pada pengertian pertobatan yang artinya pembaharuan hati dan pembaharuan cara memandang hidup karena rahmat dan kasih karunia Yesus Kristus bagi semua orang, baik orang Yahudi maupun Yunani. Misalnya: sebelum bertobat selalu berpandangan negatif tentang Allah sebagai dewa yang kejam, orang lain dan dunia di sekitarnya. Pertobatan menjadikan seseorang itu memiliki pandangan positif tentang Allah yang mengasihi, dunia yang dikasihi Allah dan sesama yang disayangi Allah. Keselamatan bagi semua orang (Ay. 6) adalah bagian penting dalam pewartaan Yohanes Pembaptis dalam pengajaran kitab Lukas. Di dalam 1 Μετάνοια ; metanoia: met-an'-oy-ah: (subjectively) compunction (for guilt, including reformation); by implication reversal (of [another’s] decision): - repentance. 2 ἐπιστρέφω; epistrephō (ep-ee-stref'-o) to revert (literally, figuratively or morally): - come (go) again, convert (mengubah), (re-) turn (about, again) – kembali. . 106 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Injilnya, Lukas memberitakan Yesus sebagai orang Yahudi yang juga dibaptis. Di dalam kitab Kisah Para Rasul, Lukas memberikan kesaksian bahwa pemberitaan Injil Yesus Kristus adalah bagi orang-orang Yunani juga (Kis.14:1; 16:1). Jadi, keselamatan di dalam Kristus mengandung arti bahwa karya Allah adalah bagi semua bangsa!! Allah adalah Allah bangsa-bangsa. Penyelamatan adalah pembaharuan relasi antara Allah dan manusia. Manusia mempunyai kesempatan untuk dapat membangun relasi dan hubungan baik dengan Allah yang baik. Luk 4:17-18 Kepada-Nya (Yesus) diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: (4:18) "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku Dengan demikian Pertobatan adalah menyesali cara pandang yang lama yang senang melihat kesengsaraan orang lain. Pertobatan adalah mengawali cara pandang baru bagaimana kebaikan Allah dalam hidup setiap orang dapat digunakan untuk mendatangkan keselamatan bagi orang yang menderita (bandingkan dengan Lukas 13:3; Luk.13:5). Dengan demikian Kehadiran Yesus Kristus ke dunia ini sungguh menjadi jalan menuju keselamatan, karena membentuk cara berpikir dan cara bertindak yang baru dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu pertobatan perlu dilakukan untuk meluruskan cara memandang Allah, sesama dan dunia di sekitar manusia sehingga keselamatan menjadi berita yang sangat memberikan harapan bagi dunia. Tegasnya, berita tentang pertobatan adalah karya Ilahi guna mempersiapkan karya penyelamatan di dalam Yesus Kristus. KONTEKS Hari ini minggu adven ke IV (empat) adalah masa mempersiapkan diri sebagai umat Allah untuk menyambut kedatanganNya. Kita memang perlu mempersiapkan kemeriahan menjelang natal, namun kita perlu mempersiapkan diri dan hati kita untuk memandang Allah, sesama dan dunia secara baru, yakni dunia yang didamaikan dengan Allah. 107 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS GKSBS Rimbobujang Jambi diresmikan tanggal 10 Desember 1988. GKSBS Srikaton, Klasis Buay Madang diresmikan pada tanggal 15 Desember 1958. GKSBS Tanjungsari diresmikan tanggal 25 Desember 1938. Bulan ini ada 3 jemaat GKSBS merayakan hari jadinya. Artinya pertumbuhan ini bukan sekedar angka tetapi mempersiapkan kembali cara memandang secara baru dunia Sumatera Bagian Selatan. Sumatera bagian selatan adalah dunia yang dicintai Allah dan kita perlu memandang dunia dimana gereja hidup sebagai dunia yang perlu diperindah bersama dengan Allah dan masyarakat Sumatera Bagian Selatan. Apa saja yang baru di Sumatera Bagian Selatan? Pertanian, yang notabene dibawa orang dari Jawa, telah menjadikan Sumatera mejadi salah satu lumbung pertanian beras nasional. Di sisi lain, masyarakat asli tersingkir oleh pola pertanian tersebut. Munculnya berbagai aksi kejahatan dapat memicu konflik antar etnis. Aksi kejahatan ini barangkali sebuah reaksi atas kejahatan sebelumnya, yakni “penjarahan” lahan “nenek moyang” penduduk yang lebih dahulu tinggal. Gereja, GKSBS pada khususnya perlu memandang karya Yesus untuk menjadikan suasana hidup di Sumatera Bagian Selatan menjadi lebih baik. SARAN PENYUSUNAN KOTBAH Pendahuluan. Pengkhotbah dapat mengawali khotbahnya dengan ilustrasi tentang bagaimana mempersiapkan penyambutan pejabat tinggi (Gubernur, Bupati, Camat) yang akan datang mengunjungi sebuah desa. Tentu banyak orang ingin terlibat memberikan diri terlibat dalam kepanitiaan. Karena mereka akan dapat bertemu dengan pejabat yang mau datang ke desanya. Mulai dari kebersihan tempat penerimaan, umbul-umbul tanda penyambutan, menyiapkan tarian penerimaan sampai membersihkan kamar mandi kalau-kalau tamu memerlukan kamar mandi, termasuk juru masak untuk jamuan makan, dan seterusnya. 108 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Kunjungan pejabat berarti ada perhatian, ada perhatian berarti ada komunikasi dan kepedulian, karena dipedulikan masyarakat desa merasa didengar, dihargai dan merasa aman, sehingga sambutan sebaik-baiknya adalah bentuk kesukacitaan warga desa. Teguhkanlah jemaat, bahwa natal adalah merayakan dan memperingati kedatangan Tuhan Yesus Juru Selamat dunia dengan memberikan cara pandang hidup yang baru. Supaya umat manusia ciptaanNya dipulihkan berkomunikasi dengan Allah. Keselamatan adalah pemulihan komunikasi antara Allah dan manusia. Teguhkan juga jemaat bahwa kitab suci, Injil Lukas meneguhkan bahwa Allah menghendaki setiap orang memiliki keteguhan hidup. Berikan sebuah pertanyaan: Kalau menyambut orang yang memberikan kepastian saja demikian perlu persiapan, Bagaimana jemaat menyambut kedatangan Tuhan? Isi Sampaikan kepada jemaat mengenai perintah Yohanes Pembaptis tentang penyambutan terhadap kedatangan Tuhan, yaitu dengan pertobatan. Sampaikan / jelaskan penjelasan teks tentang “metanoia” dan “epistrope”. Sampaikan hubungan antara pertobatan dan kesselamatan Lanjutkan dengan pengalaman di jemaat-jemaat tentang pertobatan dan buah-buahnya. Kesimpulan Sampaikan kesimpulan bahwa Pertobatan menuju kehidupan adalah menyesali cara pandang yang lama yang senang melihat kesengsaraan orang lain. Pertobatan adalah mengawali cara pandang baru bagaimana kebaikan Allah dalam hidup setiap orang dapat digunakan untuk mendatangkan keselamatan bagi orang yang menderita (bandingkan dengan Lukas 13:3; Luk.13:5). 109 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS PENUTUP Ajaklah jemaat, untuk menyambut dan mempersiapkan kedatangan Tuhan, bukan hanya dengan pesta pora dan kemeriahan dunia, tetapi dengan hati dan hidup yang penuh pertobatan, hidup yang memancarkan berkat, dan keselamatan dari Tuhan untuk kita. Yakinkanlah jemaat bahwa hadirnya GKSBS di beberapa tempat yang sedang berulang tahun menyambut kedatangan Tuhan adalah buah-buah pertobatan yang hadir di dalam jemaat. Teguhkan Jemaat dapat menjadi berkat dalam menjawab persoalan hubungan antara transmigran dan masyarakat setempat. (baca konteks masyarakat Sumatera bagian selatan) (RMS). Daftar Ayat Nats Pembimbing Berita Anugerah Persembahan : Yeremia 3 : 14-15 : Yesaya 1 : 18 : Ibrani 13 : 5-6 DAFTAR PUJIAN 1. KJ 3 2. KJ 178 3. KJ 395 4. KJ 240 a 5. KJ 393 6. KJ 376 : 1,4 : 1-2 : 1-2 : 1-2 : 1-3 : 1,3,4 *** 110 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Rancangan Khotbah, 25 Desember 2010 Natal Warna Putih Bacaan: Matius 1: 18-25 SAATNYA UNTUK SALING MEMBAHARUI Tujuan: 1. Jemaat dapat merenungkan kembali makna natal yang sesungguhnya. 2. Jemaat dapat memaknai Natal sebagai pembaharuan hidup. 3. Mengajak jemaat untuk tetap setia dalam menghadapi tantangan dan pergumulan hidup. DASAR PEMIKIRAN Dalam masyarakat terdapat kehidupan yang saling memberi. Memberi secara tulus ketika pemberian dilandasi semangat membagikan kehidupan dan diberikan kepada orang yang sungguh berkekurangan, karena mereka tidak bisa membalas pemberian tersebut. Penerimaan yang tulus ketika menerima pemberian dengan ucapan syukur. Sehingga disepakati dalam hidup bermasyarakat adalah kehidupan yang saling memberi. Respon manusia terhadap karya Allah menyelamatkan manusia, memperbaharui sikap Yusuf kepada Maria. PENJELASAN TEKS Injil Matius Matius pasal 1 dimulai dengan silsilah, bahwa sudah dinubuatkan bahwa Maria akan hidup bersama dengan Yusuf. Ayat 18 : menyebutkan siapa yang menjadi peran utama dalam kelahiran Yesus Kristus. 111 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Ayat 20-21: Dimana Yusuf mempertimbangkan rencananya untuk meninggalkan Maria tetapi ada nasehat yang menyatakan supaya Yusuf memberikan kesetiaanya kepada Maria. Ayat 22-23: Rencana Allah untuk mempersiapkan Kelahiran Kristus. Ayat 24-25: peran Yusuf dan Maria dalam menggenapkan rencana Allah sepanjang dalam kisah ini. Tokoh yang terlibat adalah Maria, Yusuf dan Malaikat Tuhan, bagaimana ketiganya bekerjasama dan memainkan peranan masing-masing sehingga rencana Allah tergenapi. KONTEKS Dalam cerita ini diangkat pergumulan seorang manusia Yusuf dalam menanggapi rencana besar dari Allah untuk memperbaharui kehidupan umat manusia. Beberapa kali Matius menekankan bahwa peristiwa kelahiran Yesus adalah Karya Allah. Pesan ini disampaikan oleh malaikat Tuhan kepada Yusuf dengan kata lain “natal”. Natal adalah sebuah laporan teologis yang memuat pesan religius yang hendak disampaikan oleh penulis Injil mengenai identitas Yesus sebagai anak Allah yang berasal dari keturunan Daud termasuk juga reaksi dari orang terhadap warta tentang kelahiran. Ada yang menolak dan ada yang menerima. Perwujudan sejarah kehidupan umat manusia yang telah dimulai dalam sejarah bangsa Israel menegaskan bahwa proses kelahiran Yesus tidak lepas dari campur tangan Allah kepada Maria yang secara tulus memberikan dirinya untuk dipakai sebagai sarana proses kelahiran sang Kristus. Campur tangan Allah juga nyata dalam kehidupan Yusuf yang hendak meninggalkan Maria karena mengetahui bahwa Maria telah mengandung. Ia merasa malu karena mereka masih bertunangan tetapi Maria telah mengandung padahal menurut adat Yahudi kondisi ini adalah sebagai bentuk perzinahan. Allah turut campur tangan melalui mimpi dengan perantaraan seorang malaikat untuk menyampaikan pesan kepada Yusuf supaya tidak meninggalkan Maria dan bahwa kelahiran Yesus sudah direncanakan Allah jauh pada jaman sebelum mereka dan telah dinubuatkan oleh nabi Yesaya. Dengan demikian jelaslah bahwa Allah sudah mempersiapkan keselamatan bagi manusia sejak manusia jatuh di 112 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS dalam dosa (kej 3: 15). Dalam penggenapan rencanaNya, Allah memakai orang-orang tertentu baik itu para nabi dalam PL, Yohanes Pembaptis sampai pada Maria dan Yusuf, masing-masing pribadi membawakan peranannya sendiri-sendiri termasuk para malaikat Tuhan yang menyampaikan berita sukacita. Yusuf dan Maria sebagai tokoh utama dalam kisah ini yang dipercayakan Allah kepada mereka dengan tunduk dalam rencana Allah. Yusuf dan Maria yang siap dipakai Allah yang ditunjukkan melalui ketaatan dan kesediaan mereka untuk menjalani hidup seperti yang Allah tentukan bagi mereka. Meski ada resiko dan kesulitan yang harus dihadapi karena ketaatan mereka namun Yusuf tidak melarikan diri melainkan percaya bahwa bahwa anak itu adalah Imanuel. Karya Allah menyelamatkan dunia menghendaki pembaharuan sikap manusia (bandingkan ay.19 dan ay.24). Maria yang mengandung sebelum hidup sebagai suami isteri (19) mendorong Yusuf untuk menceraikan Maria. Namun setelah mendengar maksud Allah untuk menyelamatkan dunia, Yusuf mengambil Maria sebagai isterinya untuk mewujudkan karya penyelamatan melalui anak yang dikandung Maria oleh Roh Kudus. Inilah pembaharuan sikap yang nampak dalam pembaharuan keputusan Yusuf yang semula ingin menceraikan Maria tetapi kemudian berubah dan turut serta mewujudkan karya Allah menyelamatkan manusia untuk menghadirkan Imanuel. KONTEKS MASA KINI 1. 2. 3. 4. Relasi manusia yang manipulatif digantikan dengan ketulusan. Kekerasan hati manusia digantikan dengan ketaatan. Silaturahim sebagai penerimaan sesama secara tulus. Keterbukaan terhadap karya Allah memperbaharui cara pandang terhadap tradisi. Jemaat terpanggil untuk mengkritisi budaya/ tradisi yang ada dalam terang karya Allah yang mengahadirkan damai bagi manusia 5. Konteks perceraian di dalam keluarga 113 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH Pendahuluan Pengkhotbah bisa mengawali dengan mengatakan kepada jemaat supaya memaknai kembali Natal dalam tindakan nyata sebagai landasan hidup, dengan memberi kepada siapa saja dengan tulus antara lain: memberi kepada sahabat dan handai taulan, memberi kepada orang-orang yang sehari-hari di temui di kantor, di jalan dan di Gereja. Isi Hubungkan dengan teks, bagaimana para tokoh yang ada (Maria dan Yusuf) mengalami pembaharuan dan memberikan diri untuk turut serta mewujudkan karya penyelamatan Allah. Maria memberikan dirinya dipakai sebagai sarana proses kelahiran Yesus sementara Yusuf menyediakan diri untuk mendampingi Maria melewati proses yang ada meski dengan resiko yang besar. Semua ini terjadi ketika mereka berjumpa dengan Allah, campur tangan Allah membaharui sikap/ pandangan mereka terhadap pilihan sebelumnya. Pilih salah satu konteks (misalnya kasus perceraian yang marak terjadi) kemudian hubungkan dengan teks. Jemaat diajak untuk melihat perbedaan yang ada diantara kedua peristiwa tersebut Penutup Pemberian bisa berupa materi, bisa berupa tangan yang siap membantu, telinga yang siap mendengar, hati yang siap terbuka untuk menjadi saluran kasih sayang yang tercermin dalam senyuman ramah, ungkapan terimakasih yang tulus dan sapaan yang hangat. Nats Pembimbing Berita Anugerah Persembahan : Matius 18:15-18 : Yesaya 55: 8 : Mazmur 50:23 Pujian: KJ 109: 1, 2, 5; 110: 1, 2; 161: 1, 2; 308: 1, 2; KJ 295: 1, 3; 118: 1– ; 338: 1, 4 114 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Rancangan Khotbah, 26 Desember 2010 Minggu Natal ke 2 Warna Putih Bacaan: Pengkotbah 8: 9-17 NATAL MENEGUHKAN HIDUP BERMAKNA DENGAN BERBAGI KEBAHAGIAAN Tujuan: 1. Natal meneguhkan jemaat untuk terus melakukan tindakan baik yang dilandasi hikmat bahwa Tuhan menghendaki keadilan. 2. Jemaat membagikan kebahagiaan dengan memberi kebahagiaan kepada semua orang melalui karya sehari-hari. PENJELASAN TEKS Kitab Pengkhotbah adalah bagian dari Alkitab Perjanjian Lama. Judul ini berasal dari bahasa Ibrani: Qoheleth. Dasar kata ini adalah: Qahal, yang berarti "perhimpunan". Kata Qoheleth inilah yang diterjemahkan menjadi "Pengkhotbah" yang menyiratkan fungsi keagamaan atau dapat juga diartikan guru. Kitab Pengkhotbah berisi dan buah pikiran dari 'Sang Pemikir' yang merenungkan secara dalam-dalam betapa singkatnya hidup manusia ini, hidup yang penuh pertentangan, ketidakadilan dan hal-hal yang sulit dimengerti. Pengungkapan "hidup itu sia-sia" oleh “Pengkotbah” untuk menunjukkan bahwa tidak mudah memahami tindakan Tuhan dalam menentukan nasib manusia. Demikianlah pengkotbah menasehati orangorang untuk tetap bekerja dengan giat, dan untuk sebanyak mungkin dan selama mungkin menyambut dan menikmati pemberian-pemberian Tuhan. 115 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Teologi Kitab Pengkotbah. Kitab Pengkhotbah mengajarkan bahwa makna hidup hanya ditemukan dalam diri Allah. Kitab ini mengajarkan tentang beberapa hal: Pertama: posisi Allah dalam kehidupan manusia ditampilkan sebagai sumber dari segala sesuatu yang dimiliki manusia (2:24; 6:2; 8:15; 9:9). Ia mengatur segala sesuatu, terutama memelihara orang yang Dia perkenan (2:26; 9:7). Ia mengatur segala sesuatu yang terjadi menurut waktu-nya (3:1-15), sehingga Dia layak untuk dijadikan sandaran hidup ketika manusia diperlakukan tidak adil oleh orang lain (3:17). Di mata Allah, semua manusia adalah ciptaan-Nya yang setara dengan ciptaan lain (band. Pengkh. 3:18). Karena Allah yang disorga sangat berbeda dengan manusia yang di bumi, maka manusia pun harus menghormati Dia (5:1-20). Perbedaan antara Pencipta dan ciptaan ini juga menyebabkan manusia tidak bisa mengubah rencana Allah (7:13) maupun memahami banyak hal dari pekerjaan Allah (8:17; 9:1; 11:5). Allah sebagai pencipta (12:1) yang kepada-Nya semua manusia harus memberi pertanggungjawaban hidup. Semua manusia pasti akan kembali kepada Allah sebagai pemberi kehidupannya (12:7). Kedua: tentang ganjaran, Kitab Pengkhotbah mengajarkan tentang prinsip umum bahwa orang fasik akan dihukum oleh Tuhan (3:17). Mereka tidak akan panjang umur (8:13). Meskipun demikian, apa yang terjadi dalam kehidupan nyata sehari-hari tidak selalu sama dengan prinsip umum ini. Orang benar pun mengalami kemalangan (7:14). Sebaliknya, orang fasik tidak mengalami hukuman apapun sehingga jumlah mereka semakin bertambah (8:10-11). Keadaan tersebut dapat dijelaskan dengan pada tiga hal: 1. Kebahagiaan sejati terletak pada takut kepada TUHAN itu sendiri, bukan pada hasil dari tindakan itu. Walaupun orang fasik tampaknya memiliki “tanda-tanda berkat”, tetapi mereka bukan orang yang berbahagia (8:12) 2. Takut kepada TUHAN merupakan bagian seharusnya dari hakekat manusia sebagai ciptaan. Allah tidak harus memberi pahala karena ketaatan kita. Kalau kenyataannya Ia berkenan memberi, maka hal itu merupakan anugerah yang tidak dapat dituntut. 116 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS 3. “Ganjaran” biasanya dihubungkan pemberian semacam “hukuman” karena perbuatan buruk. Sedangkan “pahala” biasanya dihubungkan dengan pemberian semacam hadiah karena perbuatan baik. Konsep “ganjaran” dalam kitab Pengkhotbah mirip dengan pandangan kitab Ayub, yaitu keadilan Allah terutama tidak didasarkan pada pengalaman kita terhadap apa yang Allah lakukan, tetapi pada iman kita tentang hakekat Allah yang mahaadil (band. Pengkh.12:14 & Ay.36:6). Pikiran kita seringkali terbatas untuk memahami karya Allah (termasuk keadilan-Nya), namun selalu ada ruang untuk percaya bahwa sebagai Allah Dia pasti bertindak adil (bdk. Rom 3:6). Ketiga: tentang hikmat. Kitab Pengkhotbah menggambarkan bahwa memiliki hikmat tidak selalu memiliki kebahagiaan (1:17-18). Tidak ada perbedaan antara orang bodoh dan orang berhikmat (2:15-16). Qohelet bahkan mengambil jalan tengah antara tidak terlalu berhikmat maupun bodoh (7:16-18). Namun ia menekankan bahwa hikmat melebihi kebodohan (2:13). Hikmat adalah karunia khusus untuk orang yang diperkenan TUHAN (2:16). Hikmat adalah warisan dan perlindungan (7:10-12). Walaupun dalam banyak hal orang berhikmat lebih berbahagia daripada orang bodoh, tetapi dalam hal-hal tertentu keduanya sama saja. Mereka memiliki nasib yang sama, yaitu tidak bisa menikmati hasil itu di dunia ketika ia mati (2:14, 16, 21). Berkaitan dengan dua aspek hikmat, qohelet tampaknya memahami hikmat secara kognitif (pemikiran manusiawi) maupun praktis (pengalaman manusia). Di satu sisi hikmat adalah sesuatu yang diberikan Allah (2:26), namun di sisi lain hikmat juga dapat diupayakan oleh manusia (1:16). Dari sisi kognitif, hikmat adalah kemampuan untuk memahami sesuatu (1:13, 16-17). Dari sisi praktis hikmat merupakan mata kehidupan (2:13). Yang menjadi kesia-siaan adalah memiliki hikmat secara kognitif tanpa mempunyai takut kepada TUHAN (2:13) atau menggunakan hikmat untuk menikmati kebahagiaan hidup duniawi. 117 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Penjelasan ayat 1. Ay. 9-11 Meraih kebahagiaan dengan cara saling menjatuhkan membuat orang lain terpengaruh untuk merancang kejahatan. Merancang kejahatan membuat semua orang setara dalam kejahatan dan itu adalah kesia-siaan. 2. Ay. 12-14 Kesia-siaan adalah ketika manusia membuat ukuran kebahagiaan. Karena kenyataannya orang jahat atau fasik hidup lebih lama dan pahala “diberikan kepada yang fasik. Tetapi sebaliknya orang benar dan orang yang takut akan Tuhan menerima ganjaran atau hukuman. 3. Ay.15-17 Kesukaan, hikmat yang sejati adalah mengetahui bahwa Allah merancang pekerjaan yang tidak terselami (misteri). Kebahagiaan juga mengandung pengertian bahwa melalui hikmat, pemikiran manusia dapat merancang kebahagiaan orang lain. KONTEKS Natal yang dirayakan setiap tahun, memberitakan tentang kisah kelahiran Tuhan Yesus di tengah suasana gemerlapan dan hiruk pikuk kehidupan masyarakat. Demikian juga umat Kristen ikut serta dalam hiruk pikuk penyambutan natal dan semuanya diharapkan berada dalam keadaan bahagia. Kebahagiaan tersebut memang perlu dirayakan dan disambut dalam ritual “kumpul keluarga” supaya semua dapat tersentuh oleh kebahagiaan itu. Kumpul keluarga ini tentu diharapkan dapat membangun rasa kesetaraan di dalam dalam menyambut kelahiran Sang Juru Selamat. Semuanya dapat setara atau sederajat dan merasakan kegembiraan yang sama. Namun di tengah-tengah usaha membangun tumbuhnya kebahagiaan dan kegembiraan tersebut masih banyak orang yang tidak mengalami kebahagiaan karena dusta, ketidakadilan, dan kebohongan. Masih banyak orang tidak lagi menganggap kesalahan dan dusta itu merusak integritas, ketidakadilan dipandang sudah biasa dan wajar-wajar saja. 118 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Dusta dan kelicikan dianggap sebagai suatu kepintaran dan bukan kesalahan. Siapa yang tidak bertanya-tanya di dalam dunia yang serba terbalik ini? Kita bertindak benar, saleh, dan kudus, maka orang-orang akan menertawakan kita semua. Kita bersusah payah untuk hidup, ternyata kemudian kita ditipu oleh rekan kita sendiri. Di tengah konteks dunia yang memandang kesia-sia-an berbuat baik, Natal sebagai peringatan lahirnya Yesus Kristus menegaskan kehendak Allah. Allah yang memanggil umat meneguhkan dan tetap berkehendak selalu lahir kebaikan, keadilan di tengah keputus asaan dunia. Natal adalah Perayaan perbuatan baik Allah yang datang ke dunia ini. Karya Ciptaan Allah dan Yesus Kristus Yang Lahir memanggil umat-Nya untuk hidup di dalam Firman Tuhan dan membagikan kegembiraan dengan gembira. SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH Pendahuluan Ucapkanlah: selamat hari natal, selamat berkumpul dengan keluarga, selamat merayakan kebahagiaan dan berbagi cerita kebahagiaan. Awali dengan menyatakan bahwa kebahagiaan hidup itu adalah tujuan hidup setiap manusia. Selanjutnya jelaskan ada perbedaan manusia dalam mencapai kebahagiaan. Pertama, ada orang mengorbankan orang lain demi mencapai kebahagiaan pribadi, ini yang namanya kebahagiaan egositis. Kedua, ada orang yang menggunakan hidupnya untuk kebahagiaan bersama. Jadi ada dua cara orang memandang tentang kebahagiaan, pertama kebahagiaan hanya ada dalam diri pribadi atau kebahagiaan itu terdapat dalam kebahagiaan bersama. Hal ini mengingatkan pada hukum kasih, bahwa cara memandang kebahagiaan itu bila bisa mengasihi Tuhan dan dan mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri. Kata-kata penting di sini adalah kata “sesama” dan “diri sendiri”. Jadi kata kebahagiaan dekat sekali dengan praktek hidup mengasihi. 119 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Nyatakan juga keyakinan pengkotbah bahwa melalui kedatangan Tuhan Yesus dan panggilan hidup di dalam Kristus, Allah menghendaki manusia mengasihi Tuhan, sesama dan diri sendiri dengan cara merayakan kebahagiaan dan merancang kebahagiaan bagi orang lain. Tegaskan juga, bahwa NATAL artinya Allah meneguhkan kembali bahwa berbagi kebahagiaan di dalam kelahiran Yesus Kristus bukan kesia-siaan. Kutip ayat pembimbing: I Korintus 15: 58 Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia. Isi: Buatlah pertanyaan, misalnya: mengapa perlu merancang kebahagiaan bagi orang lain? Jelaskanlah pertanyaan di atas. 1. ay. 9-11 Meraih kebahagiaan dengan cara saling menjatuhkan membuat orang lain terpengaruh untuk merancang berbuat kejahatan. 2. ay. 12-14 Kesia-siaan adalah ketika manusia membuat ukuran kebahagiaan. Bahwa orang fasik bisa membuat ukuran kebahagiaan; ketika hidupnya lebih lama, ketika bisa “menari” di atas penderitaan orang lain, ketika melakukan ketidakadilan. Karena orang jahat atau fasik hidup lebih lama dan pahala “diberikan kepada yang fasik. Tetapi sebaliknya orang benar dan orang yang takut akan Tuhan menerima ganjaran atau hukuman (manusia). 3. ay.15-17 kesukaan, hikmat yang sejati, Allah merancang pekerjaan yang tidak terselami (misteri) adalah merancang kebahagiaan ciptaanNya. 120 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Simpulkan makna kebahagiaan sejati 1. Kebahagiaan yang sejati adalah kebahagiaan yang tidak sia-sia, karena tindakannya didasarkan takut akan Tuhan. 2. Kebahagiaan sejati menghasilkan orang yang merancangkan kebahagiaan hidup bagi sesamanya.3 3. Ukuran kebahagiaan adalah kesukacitaan merancang kebahagiaan bagi orang banyak. Ajaklah jemaat Di tengah-tengah konteks (pahami dan cocokkan dengan konteks saudara masa kini) kehidupan nyata, di mana keadilan tidak selalu berpihak kepada orang benar, jemaat atau gereja tetap memiliki ukuran untuk menetapkan dan memberitakan kesaksiannya tentang kebahagiaan yang sejati dengan tetap merancang kebahagiaan bagi sesama. Karena kebenaran yang sejati adalah berbagi kebahagiaan untuk melakukan yang benar di mata Allah, sekalipun manusia sulit mengerti jalanNya. Kelahiran Yesus Kristus telah menjadi jalan mengenal kehendak Allah yang tidak pernah sia-sia. Selamat Natal!!! Dan berbagi kebahagiaan. Nas Pembimbing : I Korintus 15: 58 Berita Anugerah : I Yohanes 5: 18-20 Persembahan : Yunus 2: 9 Pujian : Nyanyian Persiapan : KJ 109: 1, 6 Nyanyian Pujian : KJ. 249: 1- 3 Nyanyian Pujian : KJ 149: 1 - 2 Nyanyian Respons : KJ 128: 1 - 2 Nyanyian Persembahan : KJ 367: 1 - 3 Nyanyian Penutup : KJ 396: 1 - 2 3 Nas Pembimbing I Korintus 15: 58 Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia. 121 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS Rancangan Khotbah, 31 Desember 2010 Tutup Tahun Warna Putih Bacaa: Mazmur 65: 1-14 HIDUP YANG BERKELIMPAHAN DASAR PEMIKIRAN Setiap orang cenderung berusaha melihat wajahnya kembali melalui cermin sekalipun baru saja meninggalkan cermin. Kembali orang memperhatikan bagian wajah mana yang perlu dibersihkan agar selalu nampak tampan atau cantik. Cermin membantu seseorang untuk dapat melihat kelebihan, kecantikan dan ketampanan. Pada sisi lain cermin membantu seseorang untuk dapat menunjukkan bagian yang perlu diperindah. Setiap akhir tahun dalam dunia usaha sering diakhiri dengan tutup buku. Tutup buku bukan sekedar menutup buku tetapi menghitung dan melihat kembali prestasi yang telah dicapai dan hasil pekerjaan selama satu tahun. Tentu saja ada masalah-masalah yang dihadapi dan kekurangankekurangan yang belum terselesaikan sampai tutup buku. Di sinilah, tutup buku menjadi cermin untuk menilai kembali apa yang sudah baik dan merencanakan perbaikan kinerja atau keseluruhan cara bekerja pada tahun yang akan datang. Demikian juga, dalam acara-acara keluarga, desa dan yang lain, biasanya ada acara penutupan. Penutupan biasanya secara spontan atau refleks mengungkapkan terimakasih kepada semua orang yang bergotong royong atau berpartisipasi membuat berhasilnya suatu acara. Secara spontan dan refleks mengucapkan terimakasih adalah tradisi membangun yang baik dan positif. Terlepas dari kekurangan yang ada, selalu ucapan terimakasih disampaikan karena acara tetap dapat berjalan baik. Tentu saja akan lebih berkualitas ucapan terimakasih tersebut jika disertai 122 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS kesadaran adanya hal-hal yang bisa ditingkatkan kualitas hasil kerja bersamanya. Jadi, ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam refleksi diri pada akhir atau tutup tahun 2010 ini. Pertama, kita secara sadar dapat melihat dan menghitung hasil-hasil dan apa saja berkat-berkat Tuhan yang membuat kita dapat bersyukur. Kedua, komitmen apa yang perlu kita lakukan bagi Tuhan dan bagi sesama untuk dapat memperindah berkat-berkat yang telah kita terima. Jika Tuhan adalah pemilik acara perayaan pesta dan jemaat adalah panitia yang menyukseskan acara pesta dan tahun ini penutupan acara pesta selama satu tahun, pesan apa yang ingin anda terima dari Tuhan sang pemilik acara pesta? Tuhan akan merayakan pesta lagi segera sesudah tahun ini berakhir, yaitu mulai pada awal tahun depan. Perayaan karena bumi ini semakin diperindah oleh Allah melalui kehidupan setiap orang percaya yang siap menjadi panitia pesta. PENAFSIRAN TEKS Kitab Mazmur pasal 65 ini berjudul Nyanyian Syukur atas Berkat Allah. Nyanyian pujian pemazmur ini menceritakan kebaikan Allah sebagai sumber kelimpahan dan pemberi kelimpahan yang mendatangkan kegembiraan bagi seluruh makluk. Allah mempunyai perayaan pesta memberikan kelimpahan kepada seluruh ciptaannNya. Pemazmur menyanyikan lagu bagaimana pemberian kelimpahan kehidupan itu dialaminya bersama ciptaan Allah yang lain. Mazmur 65:1-14 dapat dibagi dalam tiga tahapan pemahaman sebagai berikut: 1. (Ayat 1 dan 2) Karena merasakan kelimpahan, pemazmur menyanyikan pujian bagi Allah. 2. (Ayat 3 dan 4) Allah adalah sumber kelimpahan karena: a. karena Allah mau mendengarkan doa, (3) b. Karena Allah mau mendengarkan orang yang bersalah (3, 4) c. karena menghapus kesalahan dan pelanggaran berat. (4) 123 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS 3. (ayat 5-14) Karya Allah sebagai pemberi kelimpahan yang meliputi: a. Allah memberikan kebahagiaan kepada setiap orang terpilih dan mengenyangkannya dengan kebaikan sehingga selalu merasa dicukupkan. (ay.5) b. Allah menjadikan yang dapat dierpercaya kepada seluruh ujung bumi dalam memberikan jawaban dan menyelamatkan dengan perbuatan dahsyat dan keadilan. (6) c. Allah memberikan kekuatan dan keperkasaan seperti gunung yang ditegakkan (7) d. Allah memberikan keteduhan seperti laut yang teduh, kedamaian diantara bangsa-bangsa. (8) e. Allah menjadikan kegembiraan karena terbitnya pagi dan petang yang membuat semua bangsa menghormatiNya (9) f. Allah menyediakan tanah, air tanah dan air hujan yang menumbuhkan tetumbuhan dan gandum dengan berlimpah (1011) g. Allah membuat keindahan alam memahkotai tahun dengan kebaikan, kegembiraan padang gurun menghasilkan lemak yang membuat kambing domba merayakan kegembiraan bersama. Nyanyian pemazmur ini seperti nyanyian dalam sebuah pesta tutup tahun atau tutup buku. Nyanyian ini menyambut kebaikan Allah sebagai tuan pemilik perayaan pesta. KONTEKS Konteks kehidupan petani, nelayan dan buruh adalah bagian dari konteks besar perekonomian di Indonesia. Seorang pemilik toko di sebuah kota merasakan nilai keuntungan penjualan mereka turun karena petani, nelayan dan buruh mengalami “paceklik”, karena petani tidak bisa panen, karena nelayan tidak bisa melaut dan buruh tidak dapat memperoleh pekerjaan harian. Kelimpahan petani, nelayan dan buruh di desa adalah kelimpahan para pedagang di kota-kota juga. Kesadaran akan kebaikan yang saling menopang inilah yang dapat mendorong peningkatan kualitas kehidupan, baik masyarakat di desa maupun di kota. Sehingga seluruh hasil usaha dari 124 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS desa dan kota tertuju bagi perayaan kegembiraan hidup di bumi yang satu, di mana Allah membuatnya berkelimpahan. Pada tingkat sinode, pada bulan Juli tahun 2010 ini GKSBS telah melaksanakan sidang IX Sinode GKSBS di klasis Buay Madang. Program Sinode GKSBS tahun 2011 ke depan untuk menyiapkan perayaan-perayaan kelimpahan berkat dan buah-buah kebersamaan dalam pelayanan GKSBS. SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH 1. Pendahuluan Awali khotbah dengan mengucapkan: “Selamat merayakan tutup tahun 2010”. Kotbah dapat dilanjutkan dengan dasar pemikiran tentang mengakhiri tahun dengan bercermin dan dengan tutup buku. Ajak jemaat menggumuli: pada hakekatnya manusia ingin selalu hidup dalam kegembiraan. Tetapi ukuran hidup untuk merasakan kegembiraan itu berbeda-beda. Biasanya kegembiraan paling mudah diukur dari segi berlimpahnya materi atau uang saja. Teguhkanlah jemaat bahwa Allah memberikan hidup ini agar manusia dapat menutup buku dengan melihat kelimpahan berkat Allah, karena Allah menghendaki setiap orang melihat kelimpahan berkat Allah dalam hidupnya. Buatlah pertanyaan untuk masuk kepada isi: Misalnya: Bagaimana pemazmur memandang hidup sebagai hidup yang berkelimpahan? 2. Isi Khotbah a. Jelaskan atau berikan jawaban terhadap pertanyaan di atas dengan mempertimbangkan penafsiran Mazmur 65:1-14. (Penjelasan ini dapat diperkaya dengan penafsiran yang lain atau penyusun kotbah). b. Buatlah kesimpulan terhadap teks. Misalnya: Allah pemilik pesta adalah pemberi kelimpahan dan kegembiraan. 125 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS 3. Penutup a. Yakinkan jemaat bahwa hidup jemaat adalah hidup yang berkelimpahan berkat. b. Yakinkan juga bahwa jemaat dipanggil untuk hidup berbagi kelimpahan dan kegembiraan. c. Ajaklah jemaat merefleksikan diri pada akhir tahun 2010 ini, misalnya: Dua hal yang perlu diperhatikan dalam refleksi diri pada akhir atau tutup tahun 2010 ini. Pertama, kita secara sadar dapat menghitung hasil-hasil dan apa saja kelimpahan berkat-berkat Tuhan yang membuat kita dapat bersyukur. Kedua, komitmen apa yang perlu kita lakukan bagi Tuhan dan bagi sesama untuk dapat memperindah berkat-berkat yang telah kita terima. d. Teguhkan jemaat berperan dalam konteks masyarakat: (lihat konteks). Misalnya: sebagai jemaat kita dapat menjadi semacam panitia yang membagikan kegembiraan Allah pemilik perayaan pesta. Jemaat dapat menghubungkan antara petani, buruh, nelayan dengan pedagang untuk saling menyejahterakan dengan memanfaatkan kelimpahan yang tersedia. e. Akhiri Kotbah dengan mengucapkan selamat mengucap syukur atas kelimpahan berkat Tuhan sepanjang tahun 2010 dan selamat memasuki tahun 2011 dengan hidup melayani dan membagi kelimpahan. Nast Pembimbing Berita Anugerah Nast Persembahan 1. 2. 3. 4. 5. 6. Nyanyian Persiapan Nyanyian Pujian Nyanyian Pujian Nyanyian Respon Nyanyian Persembahan Nyanyian Penutup : Amsal 21:5 : Roma 5:16-18 : I Taw.29:13-17 : KJ 10:1-3 : KJ 332: 1 - 2 : KJ 36: 1 - 3 : KJ 383: 1 -3 : KJ. 403:1-3 : KJ 407: 1 – 2 *** 126 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS 127 Rancangan Khotbah Sinode GKSBS 128