Journal of Marine and Coastal Science, Vol. 5 No.3, September 2016 Aktivitas Enzimatis Bakteri Proteolitik Asal Gastrointestinal Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) Enzymatis Activity of Isolate Proteolytic Bacteria from Gastrointestinal of White Shrimp (Litopenaeus Vannamei) Tiara Hapsari1, Wahju Tjahjaningsih2, Moch. Amin Alamsjah2 dan Heru Pramono2 1 Study Program of Aquaculture, Faculty of Fisheries and Marine, Universitas Airlangga, Surabaya 60115 Department of Marine, Faculty of Fisheries and Marine, Universitas Airlangga, Surabaya 60115 *[email protected] 2 Abstrak Perkembangan budidaya udang vanamei mengalami peningkatan sehingga perlu upaya untuk mampu meningkatkan produksi. Salah satu upaya peningkatan produksi adalah dengan penambahan probiotik pada pangan. Probiotik terdiri atas bakteri yang menguntungkan dan mampu meningkatkan pertumbuhan dengan cara peningkatan daya serap pakan, meningkatkan nutrisi, dan meningkatkan respon imun host. Salah satu bakteri yang dapat digunakan sebagai probiotik adalah bakteri proteolitik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakteristik bakteri proteolitik yang terdapat pada saluran pencernaan udang vaname. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif dengan melakukan ovservasi aktivitas bakteri proteolitik yang diisolasi dari saluran pencernaan udang vaname. Terdapat tiga isolate bakteri proteolitik yang menghasilkan aktivitas yang kuat dan berdasarkan hasil identifikasi menunjukkan bahwa ketiga bakteri tersebut adalah Lactobacillus sp., Pseudomonas sp., dan Bacillus sp. Ketiga isolate tersebut memiliki aktivitas proteolitik, amilolitik, dan lipolitik. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ketiga isolat potensial untuk dapat dikembangkan sebagai probiotik pada usaha budidaya udang vaname. Kata kunci: udang vanamei, saluran pencernaan, bakteri proteolitik, Lactobacillus sp. Abstract Vannamei shrimp culture development continue to be done mainly to increase production. The alternative effort to increase production is to increase the growth rate by the addition of probiotics in feed. Probiotics are products which composed by microbes that are beneficial to the host by improving the use of feed and the value of nutrients, enhancing the host immune response to the disease or improve the quality of the environment. A kind of bacteria which can be used as a candidate probiotic is a type of proteolytic bacteria. This study aims to knowing the characterization of proteolytic bacteria from gastrointestinal tract of white shrimp (L. vannamei). This research uses descriptive methods by observed the proteolytic activity from gastrointestinal tract of white shrimp (L. vannamei). The total white shrimp which used at this research are 10 shrimp. The result showed that three isolates have strong proteolytic activity from the morphological and biochemical test result have a match with the characteristics of the bacterial strains Lactobacillus sp, Pseudomonas sp., and Bacillus sp. Lactobacillus sp. and Pseudomonas sp., have amilolytic, cellulolytic and lipolytic activity. Bacillus sp. has amilolytic and lipolytic activity. The results indicate that those three isolates are probiotic potential for vanamei culture application. Keywords: White leg shrimp, gastrointestinal, proteolytic bacteria, Lactobacillus sp, Pseudomoas sp. and Bacillus sp. 109 Diterima/Received: 2 Desember 2014 Diterima/Accepted: 20 September 2016 Journal of Marine and Coastal Science, Vol. 5 No.3, September 2016 mampu hidup dan membantu Pendahuluan Pengembangan budidaya udang vannamei terus dilakukan terutama untuk tahankan kesehatan memper- udang vannamei (L. vannamei). meningkatkan hasil produksi. Salah satu alternatif usaha meningkatkan yang dilakukan produksi adalah guna dengan Materi dan Metode Bahan dan Alat meningkatkan laju pertumbuhan dengan cara Materi penelitian yang digunakan penambahan probiotik dalam pakan (Liu et terdiri dari bahan dan alat penelitian. Bahan al., 2014). yang digunakan dalam penelitian yaitu Probiotik adalah produk yang tersusun udang vannamei ukuran 7-10 cm dan berat oleh mikroba yang bersifat menguntungkan 8-10 terhadap inang dengan cara meningkatkan didapatkan dari tambak tradisional Balai kadar penggunaan pakan dan nilai nu- Pengembangan Budidaya Air Payau Bangil. triennya, meningkatkan respon imun inang Bahan yang digunakan dalam isolasi dan terhadap meningkatkan karakterisasi bakteri yaitu skim milk agar, kualitas lingkungan sekitar (Verschuere et al., Trypticase Soy Agar (TSA), Tryptic Soy 2000). Bakteri yang dapat digunakan sebagai Broth (TSB), Starch Agar, Nutrient Agar, kandidat probiotik salah satunya adalah jenis Olive Oil, Carboxyl Methyl Cellulose (CMC), bakteri proteolitik (Beganovic et al., 2013). Congo red, NaCl fisiologis, alkohol 70%, Menurut penelitian Ariole and Kanu (2014), spiritus bakteri proteolitik dapat ditemukan pada digunakan dalam proses isolasi yaitu alat saluran pencernaan ikan. Pada saluran pen- seksio, cernaan terdapat mikroba yang berperan Erlenmeyer, kertas aluminium foil, kapas, pada proses pencernaan makanan (Biesebeke pipet volume, Beaker glass, gelas ukur, et al., 2004). Bakteri dari saluran pencernaan spatula, Petri dish, tabung reaksi, autoklaf, menunjukkan yang pipet ukur, pipet tetes, oven, timbangan beranekaragam dan berperan dalam beberapa analitik, paper disc, tabung Erlenmeyer, fungsi fisiologi inang (Bairagi et al., 2002). bunsen, mikrotub, pinset dan Ose. penyakit atau potensi enzym gram dan sebanyak 10 akuades. inkubator, ekor Peralatan refrigerator, yang yang labu Berdasarkan informasi tersebut, maka dilakukan penelitian tentang karakterisasi Metode Penelitian bakteri proteolitik dari gastrointestinal udang Penelitian yang dilakukan menggu- vannamei (L. vannamei). Bakteri proteolitik nakan metode deskriptif (Nazir, 2011) berupa yang aktivitas proteolitik isolat bakteri dari saluran dipilih diharapkan dari mudah saluran pencernaan beradaptasi dengan pencernaan udang vannamei. lingkungan saluran pencernaan sehingga 110 Diterima/Received: 2 Desember 2014 Diterima/Accepted: 20 September 2016 Journal of Marine and Coastal Science, Vol. 5 No.3, September 2016 Prosedur Kerja metode surface plate. Selanjutnya isolat Pembuatan Media diinkubasi di inkubator pada suhu 30°C Media yang digunakan untuk isolasi selama 24-48 jam (Darmayasa, 2008). bakteri proteolitik adalah medium agar yang diperkaya dengan susu skim sebanyak 2% dan diinkubasi pada inkubator selama 24-48 Pemisahan dan Pemurnian Isolat Bakteri Pemisahan dan pemurnian isolat jam (Ilmiah dkk., 2012). Seluruh media yang bakteri (purifikasi) dilakukan dengan metode akan digunakan disterilkan dengan autoklaf goresan (streak method) (Subagiyo dan pada suhu 121°C selama 15 menit baru Junaedi, 2011). Koloni bakteri yang tumbuh kemudian dituang pada cawan Petri. pada masing-masing cawan Petri kemudian diambil. Selanjutnya koloni bakteri tersebut Pengambilan Sampel Saluran Pencernaan digoreskan pada permukaan media TSA. Udang Vannamei Cawan-cawan Petri tersebut diinkubasi di Udang vannamei yang digunakan adalah sebanyak 10 ekor dan masing-masing inkubator pada suhu 30°C selama 24 jam (Benson, 2001). memiliki berat rata-rata 10 gram dan panjang rata-rata 10 cm. Sampel saluran pencernaan Uji Aktivitas Proteolitik udang diambil dengan cara membedah Uji aktivitas produksi enzim protease kepala udang dan mengeluarkan organ dilakukan sesuai dengan penelitian Subagiyo pencernaan (lambung dan usus) (Aslamyah dan Djunaedi (2011) yang dimodifikasi. dkk., 2009). Sampel saluran pencernaan Isolat hasil purifikasi ditanam pada mikrotub kemudian dihaluskan dan ditimbang satu dengan media TSB kemudian diinkubasi di gram untuk selanjutnya dilakukan proses inkubator selama 24 jam. Isolat yang tumbuh isolasi bakteri. terlihat dari warna yang berubah keruh pada mikrotub. Isolat selanjutnya diinokulasikan pada paper disc dan ditanam pada media Tahap Isolasi Tahap dilakukan skim milk agar. Isolat kemudian diinkubasi pencernaan di inkubator selama 24 jam pada suhu 37°C. udang vannamei. Saluran pencernaan udang Pengamatan hasil uji aktivitas proteolitik vanamei dilakukan dengan mengukur diameter zona dengan isolasi mengambil bakteri saluran yang telah diambil kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi bening di sekitar paper disc yang telah sebanyak satu gram dan diencerkan dengan ditanam di media berisi skim milk agar. Zona sembilan ml NaCl fisiologis (Liu et al., bening di sekitar media mengindikasikan 2014). Sampel hasil pengenceran kemudian bahwa terdapat aktivitas proteolitik (Borla et ditumbuhkan pada media agar TSA dengan al., 2010). Diameter zona bening diamati 111 Diterima/Received: 2 Desember 2014 Diterima/Accepted: 20 September 2016 Journal of Marine and Coastal Science, Vol. 5 No.3, September 2016 mulai hari pertama hingga hari keempat diinkubasi pada suhu 37ºC selama 24-48 jam. kemudian dianalisis dengan grafik untuk Aktivitas lipase ditunjukkan oleh adanya mengetahui perbedaan aktivitas proteolitik warna keruh di sekitar koloni. dari beberapa isolat bakteri. Uji Aktivitas Selulolitik Uji Uji Aktivitas Amilolitik Uji aktivitas enzim ekstraseluler ekstraseluler selulase dilakukan berdasarkan prosedur amilase dilakukan berdasarkan penelitian Setyati dan Subagiyo (2012) yang telah yang telah dilakukan oleh Saputra (2008), dimodifikasi, yakni dengan menggunakan yaitu isolat mempunyai aktivitas medium agar yang diperkaya dengan 1% proteolitik dilakukan uji aktivitas amilolitik. CMC. Untuk melihat adanya zona bening Uji aktivitas amilolitik dilakukan dengan pada media agar, larutan congo red dituang prosedur menurut Ilmiah dkk. (2012) serta di atas media setelah diinkubasi selama 1x24 Benson (2001). Pada penelitian Ilmiah dkk. jam. (2012) menggunakan Kalium Iodida (KI) ditunjukkan dengan terbentuknya zona be- untuk melihat zona jernih, sementara pada ning di sekitar paper disc dengan latar penelitian ini menggunakan lugol. Isolat belakang merah muda. yang enzim aktivitas Adanya aktivitas enzim selulase diinokulasikan pada media agar dengan penambahan 2% amilum. Isolat kemudian Uji Biokimia diinkubasi pada suhu 37ºC selama 24-48 jam. Menurut Benson (2001), uji biokimia Adanya aktivitas enzim ekstraseluler amilase bertujuan untuk mengidentifikasi bakteri ditunjukkan oleh terbentuknya zona jernih di yang tidak diketahui. Uji biokimia meliputi sekitar koloni. uji katalase, uji oksidase, uji morfologi koloni dan morfologi sel dengan pewarnaan Uji Aktivitas Lipolitik Gram, produksi hidrogen sulfida, motilitas Uji aktivitas enzim ekstraseluler lipase bakteri, uji oksidase, uji kemampuan bakteri dilakukan berdasarkan prosedur Sabariah dalam memfermentasikan glukosa, dan uji (2010) dan Dahliaty (2012) yang dimo- oksidatif-fermentatatif (O/F). difikasi. Pada penelitian Dahliaty (2012) menggunakan media NA, sementara pada Parameter Penelitian penelitian ini menggunakan media TSA. Parameter ini yang diamati dalam adalah aktivitas bakteri Isolat yang diperoleh dari hasil isolasi penelitian diinokulasikan pada paper disc kemudian proteolitik dan karakteristik enzimatis bak- ditanamkan pada media TSA yang diperkaya teri proteolitik. Karakterisasi bakteri pro- dengan 1% minyak zaitun. Isolat kemudian teolitik dilakukan dengan pewarnaan Gram 112 Diterima/Received: 2 Desember 2014 Diterima/Accepted: 20 September 2016 Journal of Marine and Coastal Science, Vol. 5 No.3, September 2016 dan uji biokimia. Parameter pendukung yang isolat SMA.1, SMA.4 dan SMA.8. Lebar diamati adalah karakterisasi bakteri dengan. diameter zona jernih isolat SMA.1 adalah 24 mm, isolat SMA.4 adalah 26 mm, dan isolat SMA.8 adalah 24 mm. Ketiga isolat tersebut Analisa Data Data hasil isolasi dan karakterisasi kemudian diuji aktivitas amilolitik, bakteri proteolitik dari gastrointestinal udang selulolitik dan lipolitiknya untuk mengetahui vannamei akan dianalisis dengan meng- kemampuannya dalam menghidrolisis pati, gunakan metode deskriptif. Data diperoleh selulosa dan lemak. dari hasil uji aktivitas proteolitik, uji aktivitas amilolitik, uji aktivitas selulolitik, Tabel 1. Data diameter zona jernih uji uji aktivitas lipolitik dan karakterisasi bakteri aktivitas proteolitik proteolitik dilakukan dengan uji biokimia dibandingkan dengan buku Bergey’s Determinative Bacteriology (Holt et al., 1994). Hasil dan Pembahasan Hasil Isolasi Bakteri dari Gastrointestinal Udang Vannamei Hasil isolasi 10 ekor udang vannamei diperoleh delapan isolat bakteri yang tumbuh Kode Isolat SMA.1 SMA.2 SMA.3 SMA.4 SMA.5 SMA.6 SMA.7 SMA.8 Diameter Zona Bening (mm) Hari Hari Hari Hari ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 24 10 12 18 16 2 6 12 18 8 14 18 26 8 14 24 20 8 12 14 14 2 6 8 18 4 8 14 24 8 14 22 pada media TSA-SMA. Delapan isolat yang telah diuji aktivitas proteolitiknya selanjutnya akan dilakukan karakterisasi dan SMA.4 uji biokimia. Uji Aktivitas Proteolitik Hasil uji aktivitas proteolitik ditandai dengan adanya zona bening di sekeliling koloni isolat. Zona bening menunjukkan bahwa bakteri telah dapat menghidrolisis A B C Gambar 1. Uji aktivitas proteolitik Keterangan: A. Zona jernih, B. Koloni bakteri, C. Media tidak terhidrolisis kasein yang terkandung di dalam media skim milk agar (Gambar 1). Hasil pengukuran diameter hasil uji aktivitas proteolitik selama Kemampuan Aktivitas Amilolitik, Lipolitik dan Selulolitik empat hari diperoleh tiga isolat dengan Hasil uji aktivitas amilolitik isolat diameter tertinggi pada hari keempat yaitu SMA.1, SMA.4 dan SMA.8 menunjukkan 113 Diterima/Received: 2 Desember 2014 Journal of Marine and Coastal Science, Vol. 5 No.3, September 2016 bahwa ketiga isolat mampu menghasilkan Uji aktivitas selulolitik dilakukan pada enzim amilase ekstraseluler ditunjukkan media agar dengan penambahan 1% CMC. dengan adanya zona jernih di sekitar koloni. Hasil uji aktivitas selulolitik menunjukkan Zona jernih di sekitar koloni merupakan bahwa dari delapan isolat, isolat SMA.5 dan hasil SMA.8 tidak menunjukkan aktivitas enzim akitivitas hidrolisis amilum oleh amilase ekstraseluler (Gambar 2). selulase ekstraseluler (Tabel 2). Isolat yang tumbuh ditunjukkan dengan adanya zona bening pada media CMC yang telah ditetesi dengan larutan congo red (Gambar 4). C A B C Gambar 2. Uji aktivitas amilolitik Keterangan: A. Zona jernih, B. Koloni bakteri, C. Media tidak terhidrolisis A A B B Gambar 4. Hasil Uji Aktivitas Selulolitik Keterangan: A. Zona Jernih B. Zona Tidak Terhidrolisis C. Koloni Bakteri A C Tabel 2. Hasil Uji Aktivitas Amilolitik, B Lipolitik dan Selulolitik Kode Isolat Gambar 3. Uji aktivitas lipolitik Keterangan: A. Koloni bakteri, B. Media Terhidrolisis C. Media tidak terhidrolisis Uji aktivitas lipolitik dilakukan pada media agar dengan penambahan 1% minyak zaitun. Hasil menunjukkan uji bahwa aktivitas kedelapan Uji Aktivitas Amilolitik Lipolitik Selulolitik SMA.1 + + + SMA.2 + + + SMA.3 + + + SMA.4 + + + SMA.5 + + - SMA.6 + + + lipolitik SMA.7 + + + isolat SMA.8 + + - mampu menghasilkan enzim lipase ekstraseluler yang ditunjukkan dengan adanya warna keruh pada sekitar isolat (Gambar 3). Keterangan: (+) memiliki aktivitas (-) tidak memiliki aktivitas 114 Diterima/Received: 2 Desember 2014 Journal of Marine and Coastal Science, Vol. 5 No.3, September 2016 Tabel 3. Hasil Uji Biokimia Kode Isolat Katalase Oksidase Motilitas O/F TSIA Glukosa Gas SMA.1 (Lactobacillus sp.) SMA.4 (Pseudomonas sp.) SMA.8 (Bacillus sp.) - - - F + + + + + + - F + + - - + + + F + + - + Uji aktivitas proteolitik menunjukkan bahwa Karakterisasi Bakteri Proteolitik Karakterisasi Gram dilakukan delapan isolat tersebut dapat menghidrolisis dengan uji morfologi dan uji biokimia. Hasil protein pada media agar dengan 1% skim uji biokimia dibandingkan dengan dengan milk yang ditunjukkan dengan adanya zona buku Bergey’s Determinative Bacteriologi bening di sekitar paper disc. Tiga isolat yang (Holt et al. 1994) didapatkan kecocokan menunjukkan aktivitas enzim berupa zona karakteristik bakteri bening paling besar dibandingkan lima isolat Lactobacillus sp., Pseudomonas sp. dan lainnya adalah isolat SMA.1, SMA.4 dan Bacillus sp. (Tabel 3). SMA.8 (Tabel 1). Hasil bahwa isolat uji bakteri Bacillus sp. bakteri pada biokimia jenis menunjukkan Lactobacillus bersifat sp. positif Uji aktivitas proteolitik bertujuan dan untuk mengetahui adanya aktivitas enzim terhadap protease ekstraseluler pada bakteri. Enzim pewarnaan Gram, Pseudomonas sp. bersifat protease negatif pada pewarnaan Gram. Bakteri menghidrolisis polipeptida berukuran besar Lactobacillus sp. bersifat katalase negatif, menjadi oksidase dan sehingga dapat diserap oleh sel (Rao et al., menghasilkan gas. Pseudomonas sp. dan 1998). Hal ini didukung oleh hasil penelitian Bacillus sp. katalase positif, oksidase positif, Widanarni dkk., (2012) yang menyatakan glukosa positif, metil red (MR) negatif, bahwa penggunaan probiotik yang me- Voges tidak ngandung bakteri proteolitik penghasil enzim menghasilkan gas serta bersifat fermentatif protease dapat meningkatkan mikroflora pada uji O/F. Bakteri Lactobacillus sp. dan normal di usus sehingga pakan dapat Pseudomonas dimanfaatkan dengan baik untuk partum- negatif, Proskauer sp. glukosa (VP) bersifat positif, negatif, non motil, sedangkan bakteri Bacillus sp. bersifat motil. ekstraseluler molekul kecil berperan (asam dalam amino) buhan. Hasil penelitian isolasi bakteri pro- Ketiga isolat yang telah menunjukkan teolitik dari saluran pencernaan udang aktivitas proteolitik selanjutnya diuji akti- vannamei delapan vitas amilolitik, selulolitik dan lipolitik isolat yang mempunyai aktivitas proteolitik. sebagai salah satu syarat dalam seleksi didapatkan sebanyak 115 Diterima/Received: 2 Desember 2014 Diterima/Accepted: 20 September 2016 Journal of Marine and Coastal Science, Vol. 5 No.3, September 2016 kandidat probiotik (Marlida et al., 2014). SMA.8 (Bacillus sp.) memiliki aktivitas Hasil uji aktivitas amilolitik menunjukkan enzim lipase ekstraseluler yang ditunjukkan bahwa isolat SMA.1 (Lactobacillus sp.), dengan adanya warna keruh di sekitar isolat SMA.4 (Pseudomonas sp.) dan SMA.8 pada media agar yang ditambah dengan dua (Bacillus sp.) mempunyai aktivitas enzim ml minyak zaitun. Bakteri yang mampu amilase ekstraseluler. Bakteri yang meng- menghasilkan enzim lipase ekstraseluler hasilkan enzim amilase ekstraseluler mampu akan mencerna trigliserida serta mensekresikan enzim amilase yang akan silkan asam lemak rantai panjang dan mendegradasi pati hingga menjadi maltosa gliserol (Nopitawati, 2010). mengha- dan glukosa yang kemudian diangkut ke Isolat SMA.1 (Lactobacillus sp.) dan dalam sitoplasma sel dan digunakan sebagai SMA.4 (Pseudomonas sp.) memiliki kemam- sumber karbon dan energi (Nopitawati, puan mendegradasi protein, pati, lemak dan 2010). selulosa, sementara isolat SMA.8 (Bacillus Uji aktivitas bertujuan sp.) memiliki kemampuan mendegradasi untuk mengetahui adanya aktivitas enzim protein, lemak dan pati. Menurut Sabariah selulase ekstraseluler pada isolat SMA.1, (2010) kriteria bakteri kandidat probiotik SMA.4 SMA.1 diantaranya adalah mampu menghasilkan (Pseu- enzim sebagai katalisator dalam hidrolisis domonas sp.) mempunyai aktivitas enzim nutrien pakan yaitu enzim protease, enzim, ekstraseluler selulase yang ditandai dengan lipase dan enzim amilase. dan selulolitik SMA.8. Isolat (Lactobacillus sp.) dan SMA.4 adanya zona bening di sekitar koloni. Bakteri Bakteri kandidat probiotik yang selulolitik mampu menghidrolisis selulosa didapatkan dari saluran pencernaan udang menjadi glukosa sehingga dapat diserap vannamei yakni Lactobacillus sp., Pseu- dengan domonas sp. dan Bacillus sp. (isolat SMA.8) baik oleh organisme metabolisme sel (Saropah dkk. untuk 2012). dimungkinkan berasal dari lingkungan Sementara isolat SMA.8 (Bacillus sp.) tidak budidaya udang vannamei. Sama halnya mempunyai aktivitas ekstraseluler selulase pada spesies ikan, bakteri tersebut masuk ke ditandai dengan tidak adanya zona bening di dalam saluran pencernaan bersamaan dengan sekitar koloni. Tidak adanya zona bening di pakan yang dimakan (Aslamyah, 2009). sekitar koloni berhubungan dengan kemam- Kebiasaan memakan detritus dari dasar puan masing-masing isolat dalam meng- kolam termasuk mikroorganisme atau jasad hasilkan enzim selulase (Rahayu dkk., 2014). renik bermanfaat dalam pemenuhan kebu- Berdasarkan uji aktivitas lipolitik tuhan protein serta untuk degradasi pakan didapatkan bahwa isolat SMA.1 (Lacto- yang dikonsumsi (Aslamyah, 2008). Hal ini bacillus sp.), SMA.4 (Pseudomonas sp.) dan memungkinkan bakteri yang diisolasi dari 116 Diterima/Received: 2 Desember 2014 Diterima/Accepted: 20 September 2016 Journal of Marine and Coastal Science, Vol. 5 No.3, September 2016 saluran pencernaan tersebut memiliki potensi untuk dijadikan kandidat probiotik. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kesimpulan yakni didapatkan tiga bakteri proteolitik dari gastrointestinal udang vannamei (L. vannamei) yaitu Lactobacillus sp., Pseudomonas sp. dan Bacillus sp. Bakteri Lactobacillus sp., Pseudomonas sp. memiliki karakteristik antara lain mempunyai aktivitas proteolitik, amilolitik, lipolitik dan selulolitik. Bacillus sp. memiliki aktivitas proteolitik, amilolitik dan lipolitik. Ri Lactobacillus sp. dan Bacillus sp. merupakan bakteri Gram positif. Pseudomonas sp. termasuk bakteri Gram negatif. Perlu dilakukan pengujian aktivitas antagonistik terhadap bakteri patogen, serta uji biokimia hingga tahap spesies untuk mengetahui jenis bakteri sehingga dapat diketahui karakter spesifiknya sebagai bakteri kandidat probiotik. Daftar Pustaka Amin, M. dan A. Mansyur. 2010. Pertumbuhan Plankton pada Aplikasi Probiotik dalam Pemeliharaan Udang Windu (Penaeus monodon Fabricus) di Bak Terkontrol. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau Maros. 8 hal. Ariole, C. N and N. A. Kanu. 2014. Bacterial Flora Associated with Intestine of Tropical Estuarine Fish Species. Journal of Chemical, Biological and Physical Sciences, 4 (1) : 209-215. Aslamyah, S. 2008. Kontribusi Mikroflora Dalam Saluran Pencernaan Ikan Gurame (Osphronemus gouramy Lacapede) pada Fase Karnivora. Simposium Nasional Bioteknologi Aquakultur II Bogor. 7 hal. Aslamyah, S., H. Y. Azis, Sriwulan, dan K. G. Wiryawan. 2009. Mikroflora Saluran Pencernaan Ikan Gurame (Osphronemus gouramy Lacepede). Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan, Vol. 19 (1) : 66-73. Bairagi, A., K.S. Ghosh, S. K. Sen and A. K. Ray. 2002. Enzyme Producing Bacterial Flora Isolated from Fish Digestive Tracts. Aquaculture International, 10 : 109-121. Barrow, G. I and R. K. A. Feltham. 1993. Cowan and Steel’s Manual for The Identificaiom of Medical Bacteria. Cambridge University Press. pp 76-78. Beganovic, J., B. Kos., A. L. Pavunc., K. Uroic., P. Dzidara and J. Suskovic. 2013. Proteolytic Activity of Probiotic Strain Lactobacillus helveticus M92. Anaerobe. 20 : 58-64. Benson. 2001. Microbiological Applications : Laboratory Manual In General Microbiology. The McGraw-Hill Companies. pp 162-168. Biesebeke, R. T., R. Boesten., E. S. Klaassen., C. C. G. M. Booijink., M. C. De Vries., M. Derrien., D. P. A. Cohen., F. Schuren., E. E. Vaughan., M. Kleerebezem and W. M. De Vos. 2004. Mirobial Functionality in the Human Gastrointestinal Tract. Microbes Environt, 19 (4) : 276-280. Dahliaty, A., R. Susanti dan Y. Haryani. 2012. Skrining Bakteri Lipolitik dari Air Sungai Siak di Daerah Pelita Kota Pekanbaru. J.Ind.Che.Acta, 3 (1) : 1-4. Darmayasa, L. B G. 2008. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Pendegradasi Lipid (Lemak) pada Beberapa Tempat Pembuangan Limbah dan Estuari DAM Denpasar. Jurnal Bumi Lestari, 8 (2) : 122-127. Holt, H., N. R. Kreig, P. H. A. Sneath, J. T. Stanley and S. T Williams. 1994. Bergeys Manual Determinative Bacteriology. Baltimore. William and Wilkins Baltimore. Ilmiah, Sukenda, Widanarni, dan E. Harris. 2012. Seleksi Bakteri Probiotik dari 117 Diterima/Received: 2 Desember 2014 Diterima/Accepted: 20 September 2016 Journal of Marine and Coastal Science, Vol. 5 No.3, September 2016 Terumbu Karang dan Lingkungan Budidaya Ikan Kerapu Macan (Ephinephelus fuscoguttatus). Jurnal Akuakultur Indonesia, 11 (2) : 109117. Kurniasih, T. 2011. Seleksi Bakteri Proteolitik dan Aplikasi Enzim Protease untuk Meningkatkan Kualitas Pakan dan Kinerja Pertumbuhan Ikan Nila. Tesis. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. 75 hal. Linggarjati, K. F., A. Djunaedi, dan Subagiyo. 2013. Uji Bacillus sp. Sebagai Kandidat Probiotik untuk Pemeliharaan Rajungan (Portunus sp.). Journal of Marine Research, 2 (1) : 16. Marlida, R., M. A. Suprayudi, Widanarni dan E. Harris. 2014. International Journal of Sciences: Basic and Applied Research (IJSBAR), 16 (1) : 364-379. Nazir, M. 2011. Metodologi Penelitian. Gholia Indonesia. Bogor. hal. 54-55. Nopitawati, T. 2010. Seleksi Bakteri Probiotik dari Saluran Pencernaan untuk Meningkatkan Kinerja Pertumbuhan Udang Vaname Litopenaeus vannamei. Tesis. Sekolah Pascasarjana. IPB. Bogor. 79 hal. Rahayu, A. G., Y. Haryani dan F. Puspita. 2014. Uji Aktivitas Selulolitik Dari Tiga Isolat Bakteri Bacillus sp. Galur Lokal Baru. JOM FMIPA 1 (2) : 319326. Rao, M. B., A. M. Tanksale., M. S. Ghatge and V. V. Deshpande. 1998. Molecular and Biotechnological Aspects of Microbial Preoteases. Microbiology and Molecular Biology Reviews, 62 (3) : 597. Sabariah. 2010. Seleksi Bakteri Probiotik dari Saluran Pencernaan untuk Meningkatkan Kinerja Pertumbuhan Ikan Jelawat Leptobarbus hoeveni blkr. Tesis. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 73 hal. Saropah , D. A., A. Jannah dan A. Maunatin. 2012. Kinetika Reaksi Enzimatis Ekstrak Kasar Enzim Selulase Bakteri Selulolitik Hasil Isolasi dari Bekatul. Alchemy, 2 (1) : 34-45. Saputro, M. N. B. 2008. Karakterisasi α Amilase dan Glukoamilase dari Bakteri Proteolitik Asal Pencernaan Ikan Nila Gift. Skripsi. Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor. Bogor. 25 hal. Setyati, W. A dan Subagiyo. 2012. Isolasi dan Seleksi Bakteri Penghasil Enzim Ekstraseluler (Proteolitik, Amilolitik, Lipolitik dan Selulolitik) yang Berasal dari Sedimen Kawasan Mangrove. Ilmu Kelautan, 17 (3) : 164-168. Sopiah, N. dan T. Prayudi. 2002. Uji Aktivitas Proteolitik Mikroba dari Limbah Cangkang Udang pada Proses Pembuatan Chitin. Jurnal Teknologi Lingkungan, 3 (3) : 211-217. Subagiyo dan A. Djunaedi. 2011. Skrining Kandidat Bakteri Probiotik dari Saluran Pencernan Ikan Kerapu Berdasakan Aktivitas Antibakteri dan Produksi Enzim Proteolitik Ekstraseluler. Ilmu Kelautan, 16 (1) : 41-48. Verschuere, L., G. Rombaut, P. Sorgeloos and W. Verstraete. 2000. Probiotic Bacteria as Biological Control Agents in Aquaculture. American Society for Microbiology. Microbiol.Mol.Biol.Rev, 64 (4) : 665. Widanarni, P. Widagdo dan D. Wahjuningrum. 2012. Aplikasi Probiotik, Prebiotik dan Sinbiotik Melalui Pakan pada Udang Vannamei (Litopennaeus vannamei) yang Diinfeksi Bakteri Vibrio harveyi. Jurnal Akuakultur Indonesia, 11 (1) : 54-36. Yusmarini, R. Indrati, T. Utami dan Y. Marsono. 2009. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Asam Laktat Proteolitik dari Susu Kedelai yang Terfermentasi Spontan. Jurnal Natur Indonesia, 12 (1) : 28-33. 118 Diterima/Received: 2 Desember 2014 Diterima/Accepted: 20 September 2016