POLARISASI Pembahasan polarisasi dalam pertemuan ini akan meliputi cahaya terpolarisasi linier, polarisasi karena pemantulan (Hukum Brewster) , bias kembar karena medium yang tak isotrop , dikroisma , Hukum Malus , polarisasi lingka ran dan ellips serta hamburan cahaya . 1. POLARISASI GELOMBANG Menurut Maxwell cahaya merupakan gelombang . eletromagnetik yang merambat secara transver . sal yaitu ; gerak / getaran medium adalah tegak . lurus arah rambatan. . . . . Bila gerak medium , yang tegak lurus arah rambatan tersebut , hanya dalam arah suatu garis tertentu , disebut : gelombang terpolarisasi linier atau terpolarisasi bidang. Masalah polarisasi hanya berhubungan dengan gelombang transversal. E • Gelombang cahaya biasa arah rambatan menuju mata Cahaya terpolarisasi linier arah rambatan menuju mata Cahaya sebagai gelombang elektromagnetik , yang . terdiri atas dua komponen yaitu : gelombang medan . listrik E(x,t) dan gelombang medan magnet B(x,t). Keduanya saling tegak lurus, dan keduanya tegak . lurus arah rambatan ( gel. transversal ) . 2. POLARISASI CAHAYA KARENA PEMANTULAN Bagian yang memantul pada cahaya adalah medan . listrik yang tegak lurus bidang datang (bidang yang . dibentuk sinar datang dan normal bidang ). Untuk sudut datang (sudut polarisasi = φP) cahaya . yang dipantulkan hanya bagian medan listrik yang . tegak lurus bidang datang (polarisasi linier / bidang) Sudut polarisasi φP memenuhi hubungan : tan φP = (n2 / n1) φP φP π/2 Hukum Brewster n1 n2 . Sinar yang sudut datangnya tidak sama dengan φP tidak akan terpolarisasi . 3. PEMBIASAN KEMBAR Sebagian kristal ( missal: kuarsa , turmalin , kalsit ) . bersifat non-isotrop , artinya : kecepatan cahaya . tidak sama ke semua arah , dan disebut : . pembiasan kembar. . • Sinar Biasa ( sinar ordiner ) Sinar yang kecepatan rambatnya pada suatu medium sama ke segala arah . . • Sinar Luar Biasa Sinar yang kecepatan rambatnya pada suatu medium tidak sama ke semua arah . . . • Sumbu Optik Suatu arah pada kristal, dimana sinar biasa dan sinar luar biasa merambat dengan kecepa tan yang sama . . . . • Dikroisma. Sifat kristal pembias kembar , dimana salah satu komponen terpolarisasi diserap lebih kuat dari pada komponen yang lainnya Contoh : kristal turmalin. Sinar tak terpolarisasi ,garis sejajar dan merah yang tegak lurus gambar Yang sejajar diserap ••●••●••●••●••● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● Yang tegag diteruskan 4. Hukum Malus Prosentase polarisasi = Hukum Malus : I max I min 100% I max I min I I max cos 2 5. POLARISASI LINGKARAN DAN POLARISASI . ELLIPS Pada kondisi kristal tertentu , sinar biasa dan sinar , luar biasa melalui jalan yang sama, tapi dengan . kecepatan yang berbeda. Setelah keluar dari . kristal , kedua simar akan berselisih fase , yang . akan menghasilkan sinar terpolarisasi , yang . bentuknya tergantung dari beda fase. . . Untuk beda fasenya : π/2 , 3π/2 , atau kelipatan ganjil dari π/2 , getaran yng dihasilkan akan berupa lingkaran. . . Untuk selisih fasenya : 0 , π , 2π, 3π , atau setiap kelipatan bulat dari π , getaran yang dihasilkan akan linier . . Untuk semua selisih fasa lainnya, getaran yang dihasilkan akan berupa ellips. 6. POLARISASI KARENA HAMBURAN CAHAYA . . . . . . Hamburan cahaya: fenomena penyerapan cahaya dan pemancarannya kembali oleh suatu medium/ benda. Cahaya datang pada medium penghambur ( cahaya datang tak terpolarisasi ) dalam arah sumbu Z : cahaya yang dihamburkan pada arah X dipolarisasi pada arah Y , sedangkan cahaya yang dihamburkan pada arah Y dipolarisasi pada arah X Atom-atm penyerap dan pemancar kembali cahaya Cahaya terpolarisasi bidang Cahaya terpolarisasi bidang Cahaya tak terpolarisasi Cahaya biasa memasuki polarisator Cahaya tak terpolarisasi polarisator Terpolarisasi bidang sesuai arah polarisator Arah rambatan cahaya sampai jumpa lagi