STUDI EFEK ELEKTRO OPTIS PADA BAHAN TRANSPARAN MENGGUNAKAN SINAR LASER Oleh: Fatkhiyah 1), Drs.K.Sofjan Firdausi 2), Heri Sugito,S.si 3) 1), 2), 3). Laboratorium Optoelektronik Jurusan Fisika Fakultas MIPA UNDIP Abstract The nonlinear optic charateristic from several transparent medium (there are water, salt solution, and sugar solution with severel line length) under external electric field, have been identified. Electric field in this experiment come from parallel plate which connected to high voltage source (0-10 kV). The maximum value of electric field is about 106 V/m. Light source come from Helium-Neon lasers with wafe length 632,8 nm and 5 mW power. The optical characteristic studied in this experiment is the rotation of electric field oscilation direction from the transmitted laser beam because applied external electric field to the medium. From the experiment result shows that θ is effected by the line length L on sugar solution which is linearly independent with gradien is (1.78 ± 0.29)o/cm. Otherwise on the water and salt solution, line length L does not effected significantly. On the otherhand show that θ is linearly independent effected by electric field for water and salt solution with gradient is (0.18 ± 0.03)˚m/Volt dan (1.07 ± 0.06)˚m/Volt. But is not significantly for sugar solution. Key Words : nonlinear optic,electric field Intisari Telah dilakukan identifikasi sifat optis tidak linier dari beberapa bahan transparan (yang meliputi air, larutan garam dan larutan gula dengan berbagai panjang lintasan) dalam medan listrik luar. Medan listrik yang digunakan dalam penelitian dihasilkan dari plat sejajar yang dihubungkan dengan sumber tegangan tinggi DC (0-10 kV). Besar medan listrik maksimum yang dihasilkan kira-kira 106 Volt/meter. Sumber cahaya yang digunakan adalah laser Helium-Neon dengan panjang gelombang 632,8 nm dan daya 5 mW. Perilaku sifat optis yang dikaji dalam penelitian adalah pemutaran arah getar medan listrik, θ, dari berkas sinar laser yang ditransmisikan karena pemberian medan listrik luar pada bahan transparan. Dari hasil eksperiment, diperoleh bahwa θ dipengaruhi secara linear oleh panjang lintasan pada larutan gula dengan gradien (1.78 ± 0.29)o/cm. Sedangkan pada air dan garam tidak dipengaruhi secara signifikan. Selain itu diperoleh bahwa θ dipengaruhi oleh medan listrik secara linear pada air dan larutan garam dengan gradien (0.18 ± 0.03)˚m/Volt dan (1.07 ± 0.06)˚m/Volt. Sedangkan pada larutan gula tidak dipengaruhi secara signifikan. Kata Kunci : Nonlinear optik PENDAHULUAN Beberapa fenomena alam mengenai transmisi, refraksi, refleksi, superposisi dan refraksi ganda merupakan kasus-kasus optika non-linier yang mana perambatan cahaya dalam medium optis dinyatakan oleh suatu persamaan gelombang yang linier. Hal ini memberikan konsekuensi bila dua gelombang harmonis yang berpaduan dalam suatu media akan memenuhi prinsip superposisi, merambat secara tetap. Dan ternyata jika suatu medium dikenai cahaya dengan intensitas yang cukup tinggi seperti laser dengan daya tinggi atau diletakkan dalam medan listrik luar (atau medan magnet luar) yang cukup besar maka respon tak linier dari suatu media seperti suseptibilitas, indeks bias dan polarisabilitas akan tampak (Firdausi,2004). Fenomena optika non linier diakibatkan karena dua gelombang tidak lagi hanya saling berinteraksi, dalam artian cahaya satu berinteraksi dengan cahaya yang lainnya menghasilkan pola-pola interferensi, akan tetapi juga berinteraksi dengan medium yang dilaluinya. Jika sebuah gelombang elektromagnetik terpolarisasi melewati bahan-bahan tertentu, maka bidang polarisasinya terputar. Rotasi bidang polarisasi ini disebut aktivitas optis. Jadi jika seberkas cahaya terpolarisasi linier melalui suatu bahan optis aktif maka gelombang yang ditranmisikan juga terpolarisasi linier tetapi pada bidang yang lain, yang membentuk sudut dengan bidang datang. Dari sudut pandang seorang pengamat yang menerima cahaya tranmisi, bahan tersebut disebut pemutar kanan atau pemutar kiri. Yang bergantung pada apakah rotasi bidang polarisasi tersebut searah atau berlawanan dengan arah jarum jam bila dilihat oleh pengamat itu (Finn, 1992). Dalam penelitian ini dikaji mengenai perilaku sifat optis media air, larutan gula dan larutan garam dengan menekankan pada perbedaan panjang lintasan dan besar medan listrik luar yang dikenakan pada bahan transparan. Parameter yang digunakan adalah intensitas relatif minimum yang diterima oleh fotodetektor dan juga perubahan arah polarisasi medan listrik θ dari berkas sinar yang ditransmisikan. Jika suatu cahaya dilewatkan pada dua buah polarisator maka intensitas cahaya yang ditransmisikan akan mencapai nilai maksimum bila arah transmisi cahaya dari kedua polarisator tersebut saling sejajar. Dan menghasilkan intensitas minimum bila arah transmisi cahaya dari kedua polarisator saling tegak lurus. Namun apabila di antara kedua polarisator ini diberikan suatu medium transparan yang dikenai medan listrik luar maka dimungkinkan arah sudut polarisasi cahaya yang ditransmisikan oleh polarisator tersebut mengalami perubahan. Dengan menggunakan hukum Mallus, fenomena optik ini akan diamati dalam penelitian. DASAR TEORI Aktifitas Optis Jika sebuah gelombang elektromagnetik terpolarisasi melewati bahan-bahan tertentu, maka bidang polarisasinya terputar. Rotasi bidang polarisasi ini disebut aktivitas optis. Jadi jika seberkas cahaya terpolarisasi linier melalui suatu bahan optis aktif maka gelombang yang ditranmisikan juga terpolarisasi linier tetapi pada bidang yang lain, yang membentuk sudut dengan bidang datang. Dari sudut pandang seorang pengamat yang menerima cahaya tranmisi, bahan tersebut disebut pemutar kanan atau pemutar kiri. Yang bergantung pada apakah rotasi bidang polarisasi tersebut searah atau berlawanan dengan arah jarum jam bila dilihat oleh pengamat itu (Finn, 1992). Medium Non Linear Fenomena non linier secara umum diakibatkan oleh ketidakmampuan dari dipol dalam medium optik untuk merespon secara linier dari medan listrik E luar yang datang. Seperti ini atom yang terlalu masif dan elektron pada inti dalam yang terikat sangat kuat untuk merespon medan listrik dari cahaya yang mengenainya. Sehingga di sini elektron terluarlah yang bertanggung jawab terjadinya polarisasi pada media optis akibat adanya medan E. Bila E yang mengenai cukup besar maka sifat optis bahan seperti suseptibilitas menjadi fungsi yang nonlinier tehadap E (Pedrotti, 1993). = 1 + 2 E + 3 E2 + ….. (2.1) dengan i adalah koefisien yang berupa tensor. Subtitusi persamaan (2.2) ke persamaan (2.1) maka akan didapat hubungan antara P dengan E yang dapat dituliskan sebagai fungsi deret dari E yaitu: P = 0 { 1E + 2E2 + 3E3+ .} (2.2) 1 adalah tensor Dengan suseptibilitas orde kesatu atau linier sedangkan 2, 3 dan seterusnya adalah tensor suseptibilitas orde kedua, ketiga dan seterusnya. Dari persamaan (2.3) terlihat bahwa bila medan cukup kecil maka suku kedua dan selebihnya bisa diabaikan terhadap suku pertama, sehingga diperoleh relasi linier antara polarisasi terhadap medan listrik. Dan sebaliknya jika suatu bahan dikenai medan yang cukup besar maka medium akan menjadi tidak linier. Seperti yang terjadi pada percobaan Efek Kerr, polarisasi yang terjadi adalah jenis orde ketiga yang merupakan kontribusi suku ketiga dari persamaan (2.3) yang dapat dituliskan pada persamaan berikut (Jenskins, 1957) P3 = 0 3 E3 (2.3) Efek Elektro Optis Dalam penelitian ini Faraday meletakkan sebuah bahan transparan di dalam suatu medan magnet yang cukup besar. Kemudian seberkas cahaya dilewatkan melewati bahan tersebut dan ternyata cahaya tersebut terpolarisasikan sebesar . Dari eksperimen ini, Faraday merumuskan bahwa perubahan polarisasi akan sebanding dengan perubahan medan magnet yang mengenai bahan. VBd (2.4) Seperti pada percobaan efek Faraday yaitu jika suatu medium dikenakan oleh medan magnet yang kuat maka bahan tersebut menjadi aktif secara optis. Dalam hal ini jika gelombang elektromagnetik dilewatkan pada medium tersebut, maka cahaya laser akan terpolarisasi (Darfus, 1997). Skema percobaan Efek Kerr dapat dilukiskan seperti pada gambar (2.4): Gambar 2.4 Skema percobaan Effek Kerr (Pedrotti,1993) Secara eksperimen, efek Kerr dapat terjadi bila bahan diletakkan pada medan listrik yang arahnya tegak lurus dengan arahberkas sinar datang. Perubahan indeks bias yang terjadi akibat dikenakan medan sebesar E adalah Δn. Medan listrik yang diterima menyebabkan birefringence dengan sumbu optik pararel dengan medan listrik yang diterima. Selain terdapat perubahan indeks bias bahan, sinar laser yang dilewatkan pada bahan yang non linier akan terpolarisasi (perubahan arah getar cahaya) akibat interaksi medan listrik imbas bahan dan medan listrik dari sinar laser yang datang. Jadi semakin besar medan listrik luar maka semakin besar pula perubahan sudut polarisasi dari laser. Θ = Θ (E) (2.6) METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Penelitian Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.Sumber cahaya yaitu menggunakan sinar laser He-Ne dengan panjang gelombang 632,8 nm dan daya 5 mW merk leybold buatan Jerman. 2.Polarisator yang digunakan dalam penelitian sebanyak dua buah dimana keduanya memiliki kedudukan dan fungsi yang berbeda, yaitu polarisator untuk memilih arah medan listrik cahaya yang akan dilewatkan pada bahan transparan dan polarisator yang berfungsi untuk mengamati perubahan sudut polarisasi cahaya setelah melewati bahan transparan yang disebut analisator. 3.Sumber Tegangan Tinggi yang berfungsi untuk menghasilkan tegangan tinggi (DC) yang menghasilkan tegangan maksimum sebesar 14 kV. Sumber tegangan tinggi ini dihubungkan dengan dua plat sejajar sehingga dapat menghasilkan medan listrik E. 4.Multimeter Digital dengan merk SanwaCD 700E yang digunakan sebagai pembacaan nilai keluaran (output) dari sumber tegangan. 5.Dua Plat Sejajar dengan ukuran luas 28,2 cm X 28,2 cm dimana jarak kedua plat adalah 1 cm sebagai plat kapasitor. 6.Probe (Pengali Tegangan) yang berfungsi untuk mengkonversi besarnya tegangan yang keluar dari sumber tegangan tinggi, sehingga tegangan keluaran dapat dibaca oleh multimeter. 7.Detektor Cahaya digunakan untuk mengukur intensitas relatif dari cahaya laser sebelum dan sesudah mengenai bahan, digunakan detektor cahaya dengan menggunakan LDR yang berbasis Mikrokontroler. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1.Bahan transparan yaitu dengan menggunakan objek berupa air, larutan gula, dan larutan garam. Konsentrasi larutan yang digunakan untuk gula 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, 30%, 35% dan larutan garam 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, 30%. Dengan pengertian sebagai berikut larutan berkonsentrasi 5% berarti terdapat 5 gram zat terlarut dalam 100 gram larutan (Hardjono, 1982). 2.Tempat sampel yang berfungsi sebagai tempat larutan yang akan dikaji sifat optisnya. Tempat sampel ini terbuat dari kaca preparat dengan tebal 1 mm dan berbentuk balok dengan ukuran panjang yang bervariasi yaitu 1 cm, 2 cm, 3 cm, 4 cm dan 5 cm, sedangkan untuk lebar dan tingginya sama yaitu 1 cm dan 3 cm. Prosedur Penelitian Persiapan Dalam tahap persiapan ini, kegiatan yang dilakukan adalah melakukan preparasi semua perlengkapan yang diperlukan dalam penelitian baik menyusun alat dan membuat beberapa sampel seperti larutan gula dan larutan garam dengan konsentrasi 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, 30% dan 35% untuk larutan gula dan 5%,10%, 15%, 20%, 25% dan 30% untuk larutan garam sedangkan air cukup mengambil satu sampel air dari air kemasan. Setiap bahan tersebut diatas akan diletakkan pada suatu wadah yang terbuat dari kaca preparat dengan ukuran panjang 1 cm, 2 cm, 3 cm, 4 cm dan 5 cm. Untuk tinggi dan lebarnya sama yaitu 3 cm untuk tinggi dan 1 cm untuk lebar wadah larutan tersebut. Kalibrasi Dalam tahap kalibrasi ini kegiatan yang dilakukan adalah melakukan observasi mengenai pengaruh medan listrik luar terhadap arah polarisasi cahaya baik untuk pengamatan tanpa menggunakan sampel dan wadah serta setiap wadah yang akan digunakan dalam penelitian sebagai faktor koreksi untuk perubahan sudut putar polarisasi sinar laser (θ). Medan listrik yang digunakan dalam selang 0 hingga 106 V/m. Kemudian setiap larutan dengan konsentrasi masing-masing dan air diamati perubahan arah polarisasi cahaya setelah dilewatkan polarisator dengan sudut 0o(E//), 45o(E45o) dan 90o (E ). Untuk observasi pada larutan gula, larutan garam dan air ini dilakuakan tanpa menggunakan medan listrik luar (E = 0). Arah polarisasi cahaya yang digunakan pada tahap kalibrasi ini adalah 0o(E//), 45o(E45o) dan 90o (E ). Setelah cahaya laser melalui sel Kerr, cahaya tersebut dianalisa perubahan arah polarisasinya dengan analisator. Dalam hal ini diambil nilai intensitas minimumnya, artinya sumbu transmisi polarisator dan sumbu transmisi analisator saling tegak lurus. Observasi pada bahan transparan Pada tahap ini, diamati mengenai perubahan arah polarisasi cahaya untuk setiap bahan transparan dengan menggunakan medan listrik 105 - 106 V/m. Sudut polarisator yang digunakan adalah 0o(E//), 45o(E45o) dan 90o (E ). Setelah cahaya melalui sel Kerr, cahaya tersebut dianalisa perubahan arah polarisasinya dengan analisator. Dalam hal ini diambil nilai intensitas minimumnya, artinya sumbu transmisi polarisator dan sumbu transmisi analisator saling tegak lurus. Analisa Hasil dan Pembahasan Setelah ketiga tahap diatas selesai, tahap selanjutnya adalah melakukan analisa mengenai data-data yang diperoleh. Berdasarkan analisa data-data tersebut akan dibahas mengenai studi efek elektro optis pada bahan transparan menggunakan sinar laser. Diagram alat Penelitian 2 4 1 9 5 L 6 8 3 7 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada umumnya air memiliki kandungan molekul H2O terbesar dibandingkan dengan kandungan molekul lainnya. Air secara keseluruhan adalah netral secara listrik, tetapi ikatan kimia didalam molekul itu menyebabkan pergeseran muatan, hasilnya adalah sebuah muatan negatif netto pada ujung oksigen dan muatan positif netto pada ujung hidrogen, yang membentuk sebuah dipol listrik. Bila sebuah dipol listrik, seperti molekul H2O diletakkan didalam suatu medan listrik luar, maka ikatan dalam molekul tersebut akan mengalami sejumlah gaya balik tertentu. Gaya ini secara sederhana mendorong medan listrik untuk membebaskan ikatan dalam medan. Sehingga molekul dari medium transparan tersebut akan membentuk suatu polarisasi molekul, dimana keadaan molekul sebelum dan sesudah diberi medan listrik luar mengalami perbedaan. Karena adanya gaya tersebut maka timbul suatu torsi dan momen dipol listrik yang mana arah dari momen dipol listrik dan torsi ini ditentukan oleh arah medan listrik luar. Dalam penelitian ini arah medan listrik yang digunakan adalah medan listrik luar yang berarah dari kiri ke kanan. Sehingga arah muatan-muatan positif molekul air berarah dari kiri ke kanan dan muatan-muatan negatif dari molekul-molekul air berarah dari kanan ke kiri. Fenomena ini menunjukkan bahwa molekul-molekul air tersebut terpisah (atau terdisosiasi) menjadi dua jenis bagian bermuatan yang berbeda, atau ion-ion. Jika keadaan molekul mengalami suatu pengutuban maka bila terdapat suatu medan listrik sinar laser yang dilewatkan pada medium tersebut akan menimbulkan suatu interaksi antara medan listrik dari sinar laser dan medium transparan yang telah diberi medan listrik luar atau hal ini secara umum dinamakan sebagai suatu interaksi antara radiasi dan materi. Dalam hal ini, arah dari medan listrik sinar laser akan mengalami suatu perubahan sudut polarisasi cahaya. Pada dasarnya pengaruh dari medan listrik luar terhadap perubahan sudut polarisasi cahaya pada larutan garam ini memiliki analogi yang sama dengan pengaruh medan listrik luar terhadap perubahan sudut polarisasi cahaya pada air mineral (Aqua), perbedaannya hanya terletak pada jenis larutan yang digunakan yaitu larutan garam. Ini dikarenakan larutan garam suatu senyawa yang terdiri dari unsur logam (ion Na+) dan non logam (ion Cl-) yang membentuk senyawa NaCl dengan jalan transfer elektron dimana atom natrium menyerahkan sebuah elektron ke sebuah atom klor dan sebaliknya atom klor menerima sebuah elektron dari atom Na. Sehingga ion-ion ini akan saling tarik menarik dengan kuat berdasarkan gaya tarik elektrostatik antara muatan yang berlawanan membentuk senyawa ion. Selain mempunyai ikatan ion, larutan NaCl adalah elektrolit kuat yaitu penghantar arus listrik yang baik dan jika NaCl dilarutkan di dalam air maka molekul-molekul air akan memisahkan ionion Na+ dan Cl- yaitu ion-ion klorida dikelilingi oleh sekelompok molekul air (ion klorida terhidrat) dan ion-ion positif natrium akan dikelilingi molekul air (ion natrium terhidrat). Maka dari itu jika senyawa tersebut di kenai medan listrik luar maka ion-ion natrium terhidrat yang bermuatan positif ditarik ke elektroda negatif dan muatan negatif dari ion klorida terhidrat ditarik ke elektroda positif. Dan hasil polarisasi nettonya akan merubah arah medan listrik dari sinar laser yang melewati larutan garam. Berdasarkan struktur molekul gula tersebut maka dapat diketahui bahwa walaupun tidak dikenai medan listrik luar sudut polarisasi sinar laser yang melaluinya akan mengalami perubahan. Dan karena bentuk molekul gula adalah berbentuk spiral (heliks) dengan arah putar tertentu, maka larutan gula mempunyai indeks bias yang berbeda untuk kedua komponen polarisasi lingkaran. Hal ini berarti bahwa kedua komponen ini mempunyai kecepatan jalar yang berbeda. Akibatnya setelah menempuh panjang lintasan tertentu di dalam larutan gula, komponen polarisasi lingkaran ini akan mempunyai fasa yang berbeda, sehingga polarisasi linier yang merupakan superposisi kedua komponen polarisasi lingkaran ini arah getarannya akan berubah. Perubahan sudut polarisasi cahaya terhadap perubahan medan listrik luar pada larutan disebabkan karena larutan gula terdiri dari molekul gula dan molekul air, sehingga interaksi radiasi dan materi yang terjadi cenderung lebih dominan pada air. Sedangkan molekul gula berada dalam ruang lingkup yang lebih dominan berisi air, maka molekul gula akan terpengaruh oleh perubahan molekul air, yang pada akhirnya hal ini akan mempengaruhi sudut polarisasi sinar laser. Karena memiliki sifat kelistrikan yang kurang baik maka pengaruh dari medan listrik luar tidak begitu mempengaruhi molekulmolekulnya, oleh sebab itu efek perubahan sudut polarisasi cahaya lebih besar diakibatkan oleh sifat alami dari molekulmolekul gula yaitu memiliki susunan atom kiral. Jika ada medan listrik sinar laser yang melalui molekul tersebut maka arah bidang polarisasi sinar laser akan diputar oleh molekul-molekul dari larutan gula. KESIMPULAN Kesimpulan 1.Sifat optis bahan transparan mengalami perubahan arah getar polarisasi cahaya setelah dikenakan medan listrik luar sebesar 0 hingga 106 Volt/meter. 2.Dengan kenaikan medan listrik luar maka sudut polarisasi sinar laser semakin meningkat pada bahan transparan yaitu air dan larutan garam dengan gradien garis (0.18 ± 0.03)˚m/Volt dan (1.07 ± 0.06)˚m/Volt. 3.Dengan menggunakan medan listrik luar sebesar 0 hingga 106 V/m pada sampel air dan larutan garam dapat diketahui bahwa panjang lintasan kurang berpengaruh terhadap perubahan sudut polarisasi cahaya laser. 4.Pada sampel larutan gula dapat diketahui bahwa panjang lintasan (L) berpengaruh secara linear dengan gradien garis (1.78 ± 0.29)o/cm pada perubahan sudut polarisasi sinar laser. DAFTAR PUSTAKA 1.Wardaya, A, & Firdausi, K. 2004. Perhitungan Reflektansi Dan Transmitansi Bahan Transparan Dalam Medan Listrik Luar, Berkala Fisika, Jurusan Fisika FMIPA UNDIP 2.Alonso, M & Finn, E.1980. Dasar- Dasar Fisika Universitas (terjemahan), Erlangga, Jakarta 3.Jenkins, F.A. 1957.Fundamentals of Optics.USA.McGraw-Hill,Inc 4.Darfus, jason.1997. The Faraday Efect, Phisics Department, The College Of Wooster, Ohio 5.Pedrotti, F. L. dan L. S. Pedrotti. 1993. Introduction to Optics. Second Edition. Prentice-Hall. Inc. New Jersey 6.Hardjono. 1982. Kimia Universitas jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta