penerapan pembelajaran ekosistem dan lingkungan hidup berbasis

advertisement
Penerapan Pembelajaran Ekosistem dan Lingkungan…
PENERAPAN PEMBELAJARAN EKOSISTEM DAN LINGKUNGAN HIDUP BERBASIS
PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP,
SIKAP, DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DALAM MENDUKUNG PROGRAM
ADIWIYATA DI SMP NEGERI 2 MALANG
Arga Triyandana, Mimien Henie Irawati, Ibrohim
Pendidikan Biologi-Pascasarjana Universitas Negeri Malang
Korespondensi: SMP Negeri 2 Malang Jln. Prof. Mohammad Yamin, No. 26 Malang
[email protected]
ABSTRAK
Tuntutan hidup pada abad 21 seseorang harus mampu ways of thingking, ways of working, tools for
working and skills for living in the word. Dibutuhkan peran pendidikan yang sentral dalam menfasilitasi
kesiapan hidup pada abad 21. Salah satu upaya pemerintah dalam bidang pendidikan yaitu dengan
implementasi program Adiwiyata, sesuai dengan salah satu komponen adiwiyata yaitu kegiatan
lingkungan berbasis partisipatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep,
sikap dan pengelolaan lingkungan siswa kelas VII SMP Negeri 2 Malang dengan penerapan pembelajaran
Ekosistem dan Lingkungan Hidup berbasis project based learning Data hasil rerata pemahaman konsep
sebelum diterapkannya pembelajaran Ekosistem dan Lingkungan Hidup berbasis PjBL sebesar 59,91 dan
setelah diterapkannya pembelajaran Ekosistem dan Lingkungan Hidup berbasis PjBL sebesar 75,38 jadi
terjadi peningkatan yang tidak signifikan terhadap pemahaman konsep pada siswa, begitu juga pada sikap
siswa menunjukkan rerata sebesar 60,56 dan 65, sedangkan terjadi peningkatan cukup signifikan pada
pengelolaan lingkungan yaitu sebesar 78,53 dan 83,10, sehingga pembelajaran Ekosistem dan
Lingkungan Hidup berbasis PjBL mampu meningkatkan kemampuan pengelolaan lingkungan siswa.
Kata kunci: pembelajaran ekosistem dan lingkungan hidup, project based learning, pemahaman konsep,
sikap dan pengelolaan lingkungan
ABSTRACT
Demand of life in 21st century that every person must be able to have ways of thingking, ways of working,
tools for working and skills for living in the word. As a result, it needs a very central role of education to
facilitate the life preparation in 21st. one of the government’s efforts of education is the implementation of
Adiwiyata program, based on one of adiwiyata components—participative environment. The aims of this
research to increase the understanding of concept, attitude, and management of environmet 7th grade
students of State Junior High School 2 of Malang with implementing Ecosystem and Environment study
based on based learning project. Data gets the average of conceptual understanding before the applying
of Ecosystem and Environment based on PjBL of 59,91, and after applying of Ecosystem and
Environment based on PjBL of 75,38 an insignificant increase to the conceptual understanding of
students happens, and to the students’ attitude which is on the average of 60,56 and 65 whereas an
enough increasing of environment management happens of 78,53 dan 83,10 so that Ecosystem and
Environment based on PjBLis able to increase the ability of students’ environment management.
Keywords: learning of ecosystem and environment , project based learning, understanding of concept,
attitude, and management of environment
PENDAHULUAN
Tujuan pendidikan nasional yang tercantum pada
UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 adalah
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab (Kemdikbud, 2013).
Tujuan pendidikan nasional tersebut dicapai melalui
delapan standar pendidikan yang ada pada kurikulum
untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9
Upaya peningkatan mutu pendidikan juga berkembang
seiring dengan perubahan dan perkembangan sains dan
teknologi informasi, terutama pada abad XXI.
Tuntutan hidup pada abad 21 seseorang harus
mampu ways of thingking, ways of working, tools for
working and skills for living in the word, dalam hal ini
sangat dibutuhkan peran pendidikan yang sangat sentral
dalam menfasilitasi kesiapan hidup pada abad 21, yang
dapat diintegrasikan antara kurikulum, metode
pembelajaran dan Bahan ajar yang tepat dalam menjawab
486
Penerapan Pembelajaran Ekosistem dan Lingkungan…
beberapa tantangan pada abad 21 salah satu upaya
pemerintah dalam bidang pendidikan yaitu dengan
implementasi program Adiwiyata. Adiwiyata adalah
tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala
ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang
dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya
kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada cita-cita
pembangunan berkelanjutan. Salah satu komponen
adiwiyata yaitu kegiatan lingkungan berbasis partisif,
dimana dalam proses pembelajajaran siswa tidak hanya
mendapatkan materi di dalam kelas tetapi, sisiwa dituntut
untuk bisa mengimplementasikan dalam bentuk praktik
terkait materi yang dipelajari dalam hal ini cara
mengelola lingkungan untuk menghasilkan tempat yang
nyaman untuk belajar.
Hasil observasi di SMP Negeri 2 Malang ada
beberapa komponen dalam program adiwiyata yang
belum berjalan dengan efektif bahkan belum ada, salah
satu contoh yaitu tentang pengolahan sampah yang
selama ini langsung dibawa pada tempat pembuangan
sampah sementara (TPS) tanpa diolah maupun dipilah,
sehingga dapat disimpulkan bahwa kesadaran siswa
masih rendah terhadap pengolahan sampah. Di setiap
sudut sekolah terdapat tempat sampah tetapi
penggunaanya tidak sesuai dengan fungsinya, pemilahan
sampah basah dan sampah kering kurang tepat. Selain
dilakukan observasi hasil wawancara dengan guru mata
pelajaran IPA pada tanggal 27 Februari 2015 menyatakan
metode yang digunakan dalam pembelajran dengan multi
strategi, salah satu metode yang pernah digunakan yaitu
PjBL, dalam hal ini tentang pembuatan preparat, tetapi
pembelajaran tidak berjalan dengan efektif diindikasikan
dengan adanya
beberapa siswa yang tidak
mengumpulkan dan beberapa siswa yang mengumpulkan
tidak sesuai dengan yang di jadwalkan. Metode yang
mendominasi dalam proses pembelajaran yaitu diskusi
dan ceramah sehingga siswa belum terbiasa untuk
melakukan praktik atau proyek. Dari hasil belajar
menunjukkan bahwa hasil ulangan harian yang berisi
soal-soal dengan indikator kemampuan memahami
konsep cukup baik, tetapi guru tidak mengukur
kemampuan yang lain selain pemahaman konsep.
Sedangkan Kurikulum KBK, KTSP, dan 2013
merupakan kurikulum yang berbasis kompetensi
sehingga setiap mata pelajaran harus mampu mendukung
tiga ranah kompetensi yaitu pengetahuan, sikap dan
keterampilan.
Hasil wawancara dengan siswa didapatkan bahwa
siswa dapat menjawab beberapa pengertian tentang
materi yang telah dipelajari sesuai dengan buku yang
pernah dibaca, ketika ditanya keterkaitan materi terhadap
lingkungan sekolah atau ligkungan sekitar rumah, siswa
kesulitan untuk menjawab. Hal ini menunjukkan bahwa
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9
siswa cukup baik dalam segi pemahaman konsep pada
ranah mengingat sedangkan kurang maksimal pada ranah
mengindentifikasi, menganalisis maupun dari segi sikap
dan keterampilan. Salain tujuan kurikulum yang telah
diterapkan saat ini yang meliputi peningkatan ranah
pemahaman konsep, sikap maupun keterampilan siswa
harus dipersiapkan menjawab tantangan pada abad XXI
seperti yang disebutkan sebelumnya.
Kegiatan yang dapat mengatasi permasalahan di
atas adalah program adiwiyata khususnya pada
komponen melakukan kegiatan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup terencana bagi warga
sekolah yaitu dengan pengelolaan lingkungan, penerapan
bank sampah, pembuatan kompos maupun pupuk cair,
mengatasi pencemaran lingkungan dan pertanian kota.
Pengelolaan lingkungan yaitu mendesain sedemikian
rupa lingkungan sekolah menjadi lingkungan yang indah,
asri dan bebas sampah melalui bank sampah. Konsep
pertanian kota adalah memanfaatkan lahan tidur di
perkotaan atau di lingkugan sekolah yang dikonversi
menjadi lahan pertanian produktif hijau yang dilakukan
oleh siswa dan komunitas sekolah sehingga dapat
memberikan manfaat bagi mereka. Beberapa teknik yang
digunakan dalam implementasi pertanian kota adalah
hidroponik, vertikultur dan akuaponik. Namun beberapa
teknik pertanian kota tersebut tidak akan mencapai
tujuan apabila dalam penyampaian terhadap siswa kurang
efektif, sehingga dibutuhkan beberapa cara bagaimana
agar kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai
dengan harapan. Salah satu satu cara yaitu dengan
menerapkan perangkat pembelajaran yang tepat sesui
dengan karakter siswa serta prasarana.
Perangkat yang baik akan berhasil diterapkan
apabila menggunakan model pembelajaran yang tepat
pula. Pembelajaran berdasarkan proses sains dapat
diterapkan melalui model PjBL. Project Based Learning
(PjBL) adalah suatu model pembelajaran komprehensif
yang memberikan petunjuk bagi siswa, bekerja secara
individu atau kelompok, dan berhubungan dengan topik
di dunia nyata. Sesui dengan komponen adiwiyata yaitu
kegiatan lingkungan berbasis partisipatif sehingga siswa
diharapakan dapat langsung menerapkan konsep yang
telah dipelajari dalam bentuk proyek.
Beberapa hasil penelitian dalam peningkatan
prestasi siswa dengan penerapan PjBL yaitu penelitian
yang dilakukan Ansori (2012) membuktikan bahwa
penerapan model PjBL dapat meningkatkan kreatifitas
siswa pada konsep pencemaran lingkungan di MAN
Babakan Ciwaringin Cirebon. Hasil penelian Padmadewi
(2013) menunjukkan bahwa penerapan PjBL mampu
meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI SMAN 5
Mataram, selain itu penelitian dengan penerapan PjBL
dapat Meningkatkan tingkat pemahaman mahasiswa pada
487
Penerapan Pembelajaran Ekosistem dan Lingkungan…
mata kuliah evaluasi pendidikan PGSD Bumi Siliwangi
UPI (Sudarya, 2008). Beberapa penelitian diatas dapat
dijadikan dasar bahwa PjBL sangat cocok di terapkan
dalam mata pelajaran pengetahuan lingkungan dengan
peserta didik tingkat menengah maupun perguruan
tinggi. Karena PjBL adalah suatu pembelajaran yang
berfokus pada konsep dan memfasilitasi siswa untuk
berinvestigasi dan menentukan suatu pemecahan masalah
yang dihadapi. PjBL dirancang untuk digunakan pada
permasalahan kompleks yang diperlukan siswa dalam
melakukan insvestigasi dan memahaminya.
Modul sebagai bahan ajar siswa, instrumen penelitian
Siklus I, Lembar keterlaksanaan sintaks pembelajaran,
Lembar catatan lapangan, Tes tulis pemahaman konsep
siswa Siklus I, Tes hasil belajar sikap Siklus I, Lembar
observasi kemampuan pengelolaan lingkungan Siklus I
secara kelompok, Pengelompokan siswa secara heterogen
menjadi 8 kelompok, dan masing-mesing kelompok terdiri
atas 4-5 orang siswa.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan ini
adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah
direncanakan,
dengan
menggunakan
menerapkan
pembelajran ekosistem dan lingkungan hidup berbasis PjBL
dalam mendukung program Adiwiyata, kegiatan yang
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan
dilakukan antara lain: kesiapan Guru menyajikan materi
Kelas (PTK) dengan menggunakan pendekatan kualitatifyang akan dipelajari kemudian guru membentuk kelompok
kuantitatif, karena tindakan kepada subjek penelitian sangat belajar, 4-5 orang secara heterogen, setiap kelompok
diutamakan pengungkapan makna, serta proses
mengerjakan lembar proyek yang disajikan dalam modul.
pembelajaran sebagai upaya meningkatkan pemahaman
Dengan langkah-langkah sesuai model pembelajran PjBL
konsep, sikap dan pengelolaan lingkungan dengan
yaitu setelah guru berdiskusi dengan berbagai pertanyaan
penerapan pembelajaran Ekosisten dan Lingkungan Hidup
secara interaktif untuk merangsang pemahaman siswa
Berbasis PjBL. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan
terhadap topik, dilanjutkan dengan kegiatan siswa untuk
dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari tahap-tahap,
mendesain kegiatan proyek yang akan diterapkan serta
merencanakan, melakukan tindakan, observasi, dan
membuat jadwal kegiatan untuk menerapkan proyek yang
mengamati, dan merefleksi (Susilo dkk, 2009).
telah direncanakan, perencanaan kegiatan proyek yang
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
telah dibuat didiskusikan secara klasikal dalam kelas,
meliputi catatan lapangan, lembar pengamatan
setelah mendapatkan beberapa masukan dari beberapa
keterlaksanaan pembelajaran oleh guru, lembar
siswa, maka setiap kelompok segera menerapkan kegiatan
pengamatan keterlaksanaan pembelajaran oleh siswa, tes
proyek sesuai dengan perencanaan serta jadwal yang telah
pemahaman konsep siswa, tes sikap siswa, dan lembar
dibuat. maka Pada akhir kegiatan pembelajaran dilakukan
observasi kemampuan pengelolaan lingkungan .
praktikum atau kegiatan proyek tentang pembuatan
Tahap pra penelitian diawali dengan observasi
ekosistem buatan dengan aquascape dan pembentukan
sekolah yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan
Bank sampah.
siswa secara umum dan mengetahui karakteristik sisa
Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap
maupun keadaan sekolah. Sebelum melakukan observasi,
kegiatan siswa dalam melaksanakan perencanaan proyek
surat ijin penelitian Dinas Pendidikan Kota Malang.
hal ini berkaitan dengan penilaian kemampuan mengelolal
observasi dilakukan dikelas untuk mengetahui keaktifan
lingungan, hasil belajar siswa dan ketepatan tindakan guru
siswa selama di kelas. Observasi tidak hanya dilakukan di
dalam
menerapkan
teknik
pembelajaran
PjBL.
dalam kelas tetapi juga dilakukan dengan cara wawancara
Menggunakan petunjuk dari pedoman dan lembar
dengan guru IPA kelas penelitian dengan menggunakan
observasi. Observasi tersebut merupakan observasi
lembar observasi yang telah ditentukan. Hal yang perlu
partisipan karena observer terlibat langsung dalam proses
direkam dalam wawancara antara lain mengenai proses
pembelajaran di kelas. Selain dengan menggunakan lembar
belajar-mengajar dalam kelas, karakter siswa, karakter
observasi, keadaan di dalam kelas selama proses belajar
sekolah dalam kaitannya dengan program adiwiyata dan
mengajar dicatat dalam catatan lapangan. Dalam tahap
hasil belajar siswa yang meliputi pemahaman konsep,
observasi juga dilihat hasil tes yang diberikan.
sikap dan pengelolaan lingkungan. Setelah dapat
Kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi
menemukan permasalahan di kelas, ditetapkan kelas yang
adalah mengumpulkan dan menganalisis hasil yang
akan digunakan dalam penelitian dan membuat proposal
diperoleh pada tahap observasi. Data hasil observasi
penelitian beserta instrumen penlitian. Tahap-tahap
peneliti dan guru dapat digunakan untuk merefleksi diri,
penelitian pada Siklus I meliputi tahap, perencanaan,
dengan melihat data observasi ternyata dapat digunakan
pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep, sikap
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan dan kemampuan pengelolaan lingkungan siswa pada
yaitu peneliti bersama-sama guru mata pelajaran IPA kelas mata materi Ekosistem. Indikator keberhasilan yang ingin
VIIG antara lain. Menyusun RPP Siklus I, menyusun dicapai adalah indikator keberhasilan pemahaman
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9
488
Penerapan Pembelajaran Ekosistem dan Lingkungan…
konsep, sikap dan kemampuan pengelolaan lingkungan
siswa. Taraf keberhasilan yang ingin dicapai adalah
ketuntasan belajar perorangan dan klasikal. Ketuntasan
belajar klasikal ditetapkan sebesar 80%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan tindakan pada Siklus I dilaksanakan
sebanyak 3 kali pertemuan dan lima jam pelajaran.
Peneliti dalam penelitian ini bertindak sebagai guru.
Pembelajaran yang diterapkan adalah penerapan
pembelajaran Ekosistem dan lingkungan hidup berbasis
PjBL dalam mendukung program Adiwiyata. Adapun
materi yang dibahas adalah komponen Ekosistem dan
Rantai Makanan. Selama proses pembelajaran 2 orang
observer melakukan observasi pembelajaran di dalam
kelas dengan menggunakan catatan lapangan dan lembar
pengamatan keterlaksanaan tindakan oleh guru Selama
Siklus I siswa VIIG SMP Negeri 2 Malang.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap Observasi
dan Refleksi adalah tentang kualitas penerapan
pembelajaran Ekosistem dan lingkungan hidup berbasis
PjBL dalam mendukung program Adiwiyata dapat dilihat
dari keberhasilan tindakan yang dilakukan oleh guru.
Keberhasilan tindakan oleh guru dapat dilihat dari
perolehan deskriptor yang muncul pada lembar
pengamatan keterlaksanaan tindakan oleh guru selama
proses pembelajaran.
Hasil perhitungan terhadap keberhasilan tindakan
penerapan pembelajaran Ekosistem dan lingkungan hidup
berbasis PjBL dalam mendukung program Adiwiyata
pada Siklus I rata-rata munculnya deskriptor pada lembar
keterlaksanaan tindakan oleh guru dan siswa selama
proses pembelajaran adalah 83,60%, jadi pembelajaran
dikatakan belum berhasil, karena kriteria yang
diharapkan dalam penelitian untuk keterlaksanaan
pembelajaran oleh guru dan siswa sebesar 85%.
Siklus I, rata-rata keseluruhan hasil pemahaman
konsep siswa adalah 59,91 dan terdapat 65,7% siswa
tuntas hasil belajar kognitif, sehingga belum mencapai
ketuntasan minimal yaitu 75. Kemampuan afektif siswa
terdiri atas beberapa aspek terlihat bahwa nilai rata-rata
hasil belajar ranah afektif Siklus I yang dicapai siswa
adalah 60,56. Ditinjau dari ketuntasan belajar, sebagian
besar siswa tidakmtuntas dalam belajar yang
diperlihatkan dengan nilai kurang dari 75. Nilai
ketuntasan ini belum dapat mencapai nilai ketuntasan
minimal yaitu 75. Hasil penilaian pengelolaan lingkungan
siswa pada Siklus I rata-rata hasil belajar psikomotor
siswa adalah 78,53. Maka dikatakan telah mencapai
ketuntasan minimal yang telah ditentukan yaitu sebesar
75. Kelebihan, Kekurangan, dan Rencana Perbaikan
pada Siklus II berdasarkan catatan lapangan, lembar
pengamatan keterlaksanaan pembelajaran oleh guru pada
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9
Siklus I kurang baik. Sesuai hasil observasi dan evaluasi
ada beberapa catatan penting selama Siklus I sebagai
berikut. Kelebihan dan kekurangan penerapan
pembelajran Ekosistem dan lingkungan hidup berbasis
PjBL dalam mendukung program Adiwiyata. membuat
siswa antusias dalam mengikuti tahap-tahap proses
pembelajaran maupun dalam mengerjakan tugas.
Semangat atau atusiasme belajar dan mengerjakan tugas
belum dapat beriringan dengan dengan peningkatan
pemahaman konsep siswa. dibuktikan dengan hasil
pemahaman konsep siswa lebih rendah dari pada
sebelum tindakan hal ini memperlihatkan bahwa tindakan
pada Siklus I belum dapat meningkatkan hasil belajar
ksususnya pada ranah pemahman konsep siswa.
Beberapa kekurangan penerapan pembelajaran
Ekosistem dan lingkungan hidup berbasis PjBL dalam
mendukung program Adiwiyata yaitu alokasi waktu yang
kurang tepat, sehingga membutuhkan waktu yang lebih
dan menuntut siswa untuk lebih berkonsentrasi. Perhatian
guru kurang merata pada beberapa siswa yang sehingga
terdapat beberapa siswa yang tidak dapar melaksanakan
prosedur modul dengan baik. Guru hanya fokus pada
kegiatan proyek siswa tanpa mengajak siswa untuk selalu
menghubungkan setiap kegiatan dengan materi atau
konsep Ekosistem yang sedang dipelajari sehingga hal ini
berdampak pada pemahaan konsep siswa yang tidak
mengalami peningkatan.
Kekurangan yang diperoleh dalam Siklus I akan
diperbaiki melalui penyusunan rencana tindakan pada
Siklus II. Karena belum tercapainya indikator
keberhasilan seperti yang ditentukan, maka perlu
dilakukan Siklus II dengan beberapa perbaikan.
Perbaikan yang dapat dilakukan antara lain: Mengatur
alokasi waktu yang tepat untuk setiap langkah
pembelajaran, mengubah suasana belajar yang lebih
serius dengan memberikan perhatian pada siswa yang
tidak dapat mengikuti pelajaran dengan konsentrasi,
melakukan tindakan sesuai dengan indikator yang telah
direncanakan, meminta setiap siswa selain bertanggung
jawab untuk kelompknya juga bertanggung jawab secara
pribadi terhadap setiap kegiatan proyek secara tertulis
sesuai dengan prosedur yang disajikan dalam modul,
dengan harapan seluruh siswa dapat melaksanakan
pembelajaran yang lebih bermakna untuk dirinya sendiri
dan kelompoknya. di setiap kesempatan guru
memfasilitasi siswa untuk menghubungkan setiap
kegiatan proyek yang dilaksanakan dengan konsep yang
sedang dipelajari sehingga sesuai dengan harapan pada
pembelajaran yang dikembangkan yaitu siswa akan
menemukan konsep-konsep setiap langkah kegiatan
proyek yang diterapkan.
489
Penerapan Pembelajaran Ekosistem dan Lingkungan…
Berikut ini adalah data hasil observasi dan refleksi
berdasarkan pengisian lembar keterlaksanaan sintaks
pembelajaran oleh guru dan siswa pada siklus II.
Berdasarkan hasil observasi keterlaksanaan
sintaks pembelajaran oleh guru, maka dapat diketahui
bahwa persentase keterlaksanaan langkah-langkah
pembelajaran yang terdapat pada lembar keterlaksanaan
sintaks pembelajaran oleh guru adalah 100%.
Hasil Pemahaman konsep siswa dari segi ranah
kognitif dalam penelitian ini adalah berupa skor tes akhir
Siklus II diketahui bahwa pada siklus II, rata-rata hasil
pemahaman konsep siswa adalah 75,38. Penelitian ini
berhasil meningkatkan pemahaman konsep siswa, karena
telah mencapai ketuntasan klasikal minimal 75. Sikap
siswa diperoleh dari pengisian tes sikap berdasarkan
skala Likert. Adapun data hasil sikap siswa pada siklus II
setiap aspek dalam ranah afektif memperlihatkan nilai
yang relatif sepadan, yaitu dalam kisaran 60%-65%
sehingga disimpulkan tidak mengalami peningkatan
secara
signifikan.
Rata-rata
hasil
kemampuan
pengelolaan lingkungan siswa adalah 83,10 dan terdapat
100% siswa tuntas dalam mengelola lingkungan.
Penelitian ini dapat meningkatkan kemamuan mengelola
lingkungan siswa pada Siklus II, dan mencapai
ketuntasan klasikal yang telah ditentukan yaitu sebesar
85%.
Berdasarkan data catatan lapangan, lembar
pengamatan keterlaksanaan tindakan oleh guru pada
Siklus II telah berjalan baik. Kegiatan belajar pada siklus
II yaitu tentang materi pencemaran lingkungan dan
Global warming dengan kegiatan pengelolaan sampah
basah menjadi kompos dengan Takakura sedangkan
sampah kering dengan menghasilkan produk daur ulang,
sedangkan untuk materi global warming dengan kegiatan
pembelajaran pembuatan instalasi urban farming melalui
vertical garden yaitu antara lain dengan teknik
vertikultur, hidroponik dan akuaponik. Sesuai hasil
observasi dan evaluasi, ada beberapa catatan penting
dalam Siklus II yaitu, kelebihan penerapan pembelajaran
Ekosistem dan lingkungan hidup berbasis PjBL dalam
mendukung program Adiwiyata mampu menciptakan
suasana belajar di kelas maupun diluar kelas menjadi
lebih hidup dan semangat. Diindikasikan dengan antusias
siswa dalam melaksanakan kegiatan proyek lanjutan,
selain melakukan kegiatan proyek di sekolah beberapa
siswa juga ingin melakukan di lingkungan rumah, dengan
konsultasi terhadap guru. Suasana kelas menjadi lebih
hidup diperlihatkan dengan keaktifan siswa dalam
berinteraksi dalam melaksanakan proyek maupun dalam
kegiatan diskusi.
Selain kelebihan yang diperoleh dari Siklus II,
juga diperoleh kekurangan. Adapun kekurangan
penerapan pembelajaran k Ekosistem dan lingkungan
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9
hidup berbasis PjBL dalam mendukung program
Adiwiyata yaitu sikap siswa terkait materi pembelajaran
yang tidak mengalami peningkatan salah satu akibatnya
yaitu dikarenakan siswa baru pertama kali mengisi angket
skala linkert sehingga beberapa siswa masih tidak
terbiasa dan masih kurang memahami cara mengisi
angket skala linkert. Selain itu waktu yang masih kurang
tepat dalam melaksanan proyek pebngelolaan sampah
dan urban farming sehingga terdapat penambahan jam
belajar tidak sesuai dengan RPP yang telah direncanakan.
Penerapan
pembelajaran
Ekosistem
dan
Lingkungan Hidup berbasis PjBL dalam mendukung
program Adiwiyata terhadap peningkatan aspek
pemahaman konsep diperoleh data hasil rerata
pemahaman konsep sebelum diterapkannya pembelajaran
Ekosistem dan Lingkungan Hidup berbasis PjBL sebesar
59,91 dan setelah diterapkannya pembelajaran Ekosistem
dan Lingkungan Hidup berbasis PjBL sebesar 75,38 jadi
dapat disimpulkan terjadi peningkatan terhadap
pemahaman konsep pada siswa kelas VII G SMP Negeri
2 Malang. Modul dapat membantu siswa dalam belajar
secara menyeluruh, jika guru tidak memungkinkan untuk
melakukan pendampingan terhadap belajar siswa dalam
memahami suatu konsep atau praktikum maka dalam
modul disajikan gambar atau ilustrasi yang dilanjutkan
dengan pertanyaan-pertanyaan yang membimbing siswa
untuk menemukan konsep/prinsip, kemudian siswa
dibimbing oleh guru untuk menarik kesimpulan dari
menerapkan konsep yang telah telah diperoleh dengan
mengerjakan tugas dan latihan soal (Fatmawati, 2013).
Modul sangat tepat jika disajikan dengan model
pembelajaran PjBL. Pada dasarnya PjBL melibatkan
berbagai tahapan yang mampu melibatkan seluruh mental
dan fisik, syaraf, dan indera termasuk kecakapan sosial
dengan melakukan banyak hal sekaligus (Purworeni,
2009).
Penerapan
pembelajaran Ekosistem dan
Lingkungan Hidup berbasis PjBL dalam mendukung
program Adiwiyata terhadap sikap siswa didapatkan
rerata nilai sikap siswa sebelum diterapkannya
pembelajaran Ekosistem dan Lingkungan Hidup berbasis
PjBL sebesar 60,56 dan rerata nilai sikap siswa setelah
diterapkannya pembelajaran Ekosistem dan Lingkungan
Hidup berbasis PjBL sebesar sebesar 65 dapat
disimpulkan tidak terjadi peningkatan nilai sikap siswa
pada Siklus I dan Siklus II sebelum dan sesudah
diterapkannya pembelajaran pembelajaran Ekosistem dan
Lingkungan Hidup berbasis PjBL. Hal ini karena siswa
belum terbiasa menggunakan tes sikap skala Linkert
karena pada dasarnya model PjBL dapat mengembangkan
sikap siswa dibuktikan dengan beberapa hasil penelitian.
Hasil penelitian Setiowati (2010) pembelajaran
pengelolaan sampah, bukan hanya pada aspek
490
Penerapan Pembelajaran Ekosistem dan Lingkungan…
pengetahuan dan skill peserta didik saja, melainkan untuk
membentuk suatu pembiasaan menuju perilaku yang
positif terhadap sampah. Pengetahuan dan keterampilan
yang diperoleh siswa selama proses pembelajaran akan
lebih kokoh dan bermakna-guna jika dikontruksi melalui
tugas-tugas dan pekerjaan yang otentik (Cord, 2001;
Hung &Wong, 2000; Myres &Botti, 2000; ED, 1995
dalam susanawati 2013). Beberapa contoh pekerjaanpekerjaan otentik yang dilakukan siswa yaitu antara lain
pembuatan aquascape, pembangunan Bank Sampah,
pembuatan kompos skala rumah tangga, pembuatan daur
ulang sampah kering, dan pertanian kota, dalam
malaksanakan kegiatan proyek siswa sangat antusias,
semua siswa terlibat karena masing-masing siswa
memiliki peran atas keberhasilan proyek dalam
kelompoknya.
Mengetahui efektifitas penerapan modul
terhadap pengelolaan lingkungan siswa, aspek
pengelolaan lingkungan diukur melalui observasi pada
setiap akhir kegiatan pelaksanaan proyek, berdasarkan
hasil uji lapangan didapatkan rerata pengelolaan
lingkungan sebelum diterapkannya pembelajaran
Ekosistem dan Lingkungan Hidup berbasis PjBL sebesar
78, 53 dan diterapkannya pembelajaran Ekosistem dan
Lingkungan Hidup berbasis PjBL sebesar 83,10 dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran Ekosistem dan
Lingkungan Hidup berbasis PjBL mampu meningkatkan
kemampuan siswa dalam pengelolaan lingkungan.
Melalui kegiatan belajar yang meliputi eksperimen,
praktikum atau pengamatan siswa dapat termotivasi
untuk melakukan kegiatan mengelola lingkungan yang
meliputi, menentukan ide, mempersiapkan bahan ,
merancang, mengimlementasikan proyek hingga dapat
menyimpulkan terhadap apa yang telah dikerjakan
SIMPULAN
Penerapan
pembelajaran
Ekosistem
dan
Lingkungan Hidup berbasis PjBL dalam mendukung
Program Adiwiyata. Hasil data penelitian mengenai
pemahaman konsep siswa memperlihatkan bahwa ratarata hasil belajar pemahman konsep siswa Siklus I adalah
59,91. Rata-rata hasil belajar pemahaman konsep siswa
pada Siklus II adalah 75,38.
Penerapan
pembelajaran
Ekosistem
dan
Lingkungan Hidup berbasis PjBL dalam mendukung
Program Adiwiyata. Hasil data penelitian mengenai
sikap siswa memperlihatkan bahwa rata-rata hasil belajar
afektif siswa Siklus I adalah 60,56. Rata-rata hasil belajar
afektif siswa pada Siklus II adalah 65.
Penerapan
pembelajaran
Ekosistem
dan
Lingkungan Hidup berbasis PjBL dalam mendukung
Program Adiwiyata. Hasil data penelitian mengenai
kemampuan
pengelolaan
lingkungan
siswa
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9
memperlihatkan bahwa rata-rata hasil belajar psikomotor
siswa Siklus I adalah 78,53. Rata-rata hasil belajar
psikomotor siswa pada Siklus II adalah 83,10 dan
ketuntasan klasikal yang dicapai siswa pada Siklus II
adalah 100%.
Penerapan pembelajaran pembelajaran Ekosistem
dan Lingkungan Hidup berbasis PjBL dalam mendukung
Program Adiwiyata dapat digunakan sebagai salah satu
variasi dari strategi pembelajaran oleh guru bidang studi
IPA karena terbukti keberhasilannya untuk meningkatkan
pemahaman konsep dan Pengelolaan lingkungan.
Tes hasil belajar sikap perlu untuk ditingkatkan
dengan cara membiasakan siswa untuk mengerjakan tes
hasil belajar sikap agar tujuan untuk meningkatkan hasil
belajar yang terdiri dari ranah pemahmana konsep, sikap
dan pengelolaan lingkungan dapat semakin meningkat.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, S. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta:Bumi Aksara
Ansori. 2012. Penerapan Model Pjbl (Project Based
Learning) dalam Upaya Meningkatkan Kreatifitas
Siswa Pada Konsep pencemaran Lingkungan di
MAN Babakan Ciwaringin Cirebon. PTK Institut
Agama Islam Negeri Cirebon.
Borg
& Gall. 1983. Educational Research
Introduction. Chicago: RarMcNally:
an
Daryanto.2013. Menyusun Modul Bahan Ajar untuk
Persiapan Guru dalam Mengajar. Yogyakarta:
Gava Media
Depdikbud. 2013. Permendikbud Nomor 65 tahun 2013
tentang Standart Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta: Depdikbud.
Fatmawati, L. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Modul
Elektrokimia untuk Siswa SMA Kelas XII IPA
dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing. Jurnal
Pendidikan Sains, Vol 1 No. 2. Malang. UM Press
Greenstein, L. 2012. Assessing 21st Century Skills. A
Guide to Evaluating Mastery and Authentic
Learning. Thousand Oaks, California: Corwin, A
Sage Company
Kementrian Lingkungan Hidup. 2011. Buku Panduan
Adiwiyata. Jakarta: Kementrian Lingkungan
Hidup
Krisnawati, Y. 2015. The Implementation of Students
Campaign Program to Form Adiwiyata School in
Malang, Indonesia. International Journal of
Research Studies in Education Vol 4 No. 4.
Consortia Academia Publishing. Accessed on
April 26 from website
Krisnawati, Y. 2015. The Implementation of 6M Based
Waste Management Module to Support Adiwiyata
School Program. Journal of Studies in Education
491
Penerapan Pembelajaran Ekosistem dan Lingkungan…
ISSN 2062-6952 Vol 5 No. 1. Macrothink
Institue. Accessed on June 14 from website
McKenzie, Addison, M., Chappell, J., Hennigan, J.,
Lozes, B., dan Anderson, M. 2009. An Innovative
Project-Based Learning Approach: Engineering
the Creative Space. IEEE Multidiciplinary
Engineering Education Magazine, Vol. 4.
Mulyasa, 2013. Pengembangan Implementasi Kurikulum
2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Padmadewi. 2013, The Effect Of Project Based Learning
And Students’ Perceived Learning Discipline
Toward The Writing Competency Of The
Eleventh Grade Students Of Sman 5 Mataram In
The Academic Year 2012/2013. e-Journal
Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Ganesha Program Studi Pendidikan Bahasa
Inggris (Volume 1 Tahun 2013)
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
67. 201
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
65. 2013. Standar Proses Pendidkan Dasar dan
Menengah 3. KerangkaDasar dan Struktur
Kurikulum Sekolah Dasar dan Menengah.
Purworeni, S.E,. 2006. Pembelajarna Berbasis Proyek
Sebagai Upaya Meningkatkan Habit Of Mind.
(Online) http://blog.tp.ac.id, diakses 16 Juni 2015.
Susilo, H., Chotimah, H & Sari. 2009. Penelitian
Tindakan Kelas. Malang: Bayu media Publishing.
Suwono, H .2011. Inovasi Belajar Mengajar, (Online).
(www.hadisuwono.blogspot.com, diakses 4 Juli
2015).
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9
492
Download