ST Mei 2017 - Angela Merici Biblical Center

advertisement
Sabda Tuhan
dalam hidup sehari-hari
Mei 2017
Angela Merici Biblical Center © Sr. Emma G. osu
http://ambcosu.wordpress.com
Nihil Obstat: P. Martin Harun, OFM, Jakarta 12 Mei 2004
Imprimatur: Rm. Yohanes Subagyo, Jakarta 25 Mei 2004
1. Senin. Kis. 6:8-15; Yoh. 6:22-29. Kamu mencari Aku bukan karena
kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan
roti itu dan kamu kenyang. Semasa pelayanan-Nya di depan umum,
Yesus selalu diikuti banyak orang. Ada dua belas murid yang tinggal
bersama Dia, belajar dan meneladan Dia, lalu diutus untuk mewartakan Injil. Mereka terlibat dengan misi Yesus. Ada juga pengikut yang
ikut karena telah disembuhkan atau diberi makan. Mereka tidak
terlibat, hanya memikirkan kepentingan sendiri dan tidak sampai kepada iman. Apakah saya ikut Yesus sebagai pengikut saja, sesuka-suka
saya, atau sebagai murid?
2. Selasa. Pw S. Atanasius. Kis. 7:51-8:1a; Yoh. 6:30-35. Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka. Stefanus termasuk kelompok tujuh orang pembantu para rasul. Ia penuh karunia dan kuasa
serta membuat banyak mujizat. Karena iri hati, para penguasa Yahudi
menangkap dan merajamnya. Sebelum meninggal ia melihat surga
terbuka. Kata-kata terakhirnya ialah mohon ampun bagi para pembunuhnya. Ia menggemakan kata-kata Yesus yang tersalib: “Bapa,
ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka
perbuat.” Stefanus adalah murid sejati Yesus. Bukan lagi dia yang
hidup, melainkan Yesus yang hidup dalam dirinya.
3. Rabu. Pesta S. Filipus dan Yakobus. 1Kor. 15:1-8; Yoh. 14:6-14.
Kristus telah wafat karena dosa-dosa kita. Di zaman ini kita sudah
terbiasa dengan gambaran salib. Tapi di zaman itu salib merupakan
batu sandungan bagi orang Yahudi dan kebodohan bagi orang Yunani. Salib memang cara eksekusi yang paling kejam, dan dikhususkan
bagi penjahat-penjahat klas kakap. Tapi kita diajak untuk melihat lebih
dalam. Mengapa Yesus, manusia yang paling sempurna, paling kudus
dan tak berdosa harus mati dengan cara yang paling hina sebagai
penjahat? Ia yang tak berdosa mati karena dosa-dosa kita! Harusnya
kitalah yang mati di salib! Yesus menggantikan kita karena CINTA!
Mei 2017
4. Kamis. Kis. 8:26-40; Yoh. 6:44-51. Akulah jalan, kebenaran dan hidup.
Kita hidup dalam zaman yang sangat membingungkan karena begitu
banyak informasi berlawanan yang masuk. Manakah yang benar,
mana yang salah? Mana yang harus diikuti? Hanya Yesus yang bisa
berkata: “Akulah jalan, kebenaran dan hidup.” Yesus bukan menunjukkan jalannya saja, Dialah jalan itu sendiri. Jalan yang dengan pasti
membawa kita ke tujuan yang terakhir, yaitu Rumah Bapa. Dia adalah
kebenaran. Orang yang percaya kepada-Nya tak akan tersesat.
Yesuslah hidup, hidup yang sejati, hidup penuh sukacita. Bukan
hanya di akhirat; di dunia ini sudah bisa dirasakan. Orang yang
percaya kepada-Nya tak akan mati selamanya.
5. Jumat. Kis. 9:1-20; Yoh. 6:52-59. Akulah Yesus yang kauaniaya itu!
Bisakah kita membayangkan betapa terkejutnya Paulus? Sangkanya
ia melakukan perjuangan yang benar dengan menganiaya orang
kristiani. Ternyata yang dia aniaya bukan orang-orang itu, melainkan
Tuhan sendiri. “Apa yang kamu lakukan bagi orang-orang yang paling
hina dari saudara-saudara-Ku, kamu lakukan terhadap Aku.” Yesus
sudah naik ke surga, tapi Ia tetap menyertai kita sampai akhir zaman.
Kita bisa menemukan Dia di antara saudara-saudara kita yang paling
miskin. Tak heran Paus Fransiskus memberi perlakuan VIP di Vatikan
kepada para gelandangan. Ia mengenali Yesus dalam diri mereka.
Bagaimana kita memandang mereka?
6. Sabtu. Kis. 9:31-42; Yoh. 6:60-69. Mulai dari waktu itu banyak murid
Yesus mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. Mereka itu
bukan murid yang sesungguhnya, tapi hanya pengikut. Dihadapkan
dengan misteri yang tak bisa mereka mengerti, tapi hanya bisa
diterima dengan iman, mereka mundur. “Mana mungkin kita makan
daging-Nya dan minum darah-Nya? Kita bukan kanibal.” Mereka tidak
mau percaya Yesus hadir dalam Ekaristi sebagai kurban salib yang
tek berdarah, di mana Perjanjian baru dan kekal dibaharui. Mengambil bagian dalam Ekaristi berarti mengambil bagian dalam kurban
Kristus, menjadikan Dia darah daging kita, sehingga Dia hidup dalam
diri kita. Maukah kita juga pergi kalau kita tak bisa menerima itu?
7. Minggu Paskah IV. Kis. 2:14a,36-41; 1Ptr. 2:20b-25 Yoh. 10:1-10. Ketika dicaci maki, Ia tidak membalas dengan caci maki, tetapi menyerahkannya kepada Dia yang menghakimi dengan adil. Kita bisa geli
melihat tingkah laku balita. Kalau temannya mencibir, dia mencibir
kembali. Kalau temannya memukul, dia pukul kembali. Sering pola itu
kita teruskan sampai besar dan dewasa. Orang mencaci kita, kita
balas dengan caci maki. Hukum lama berbunyi:”Mata ganti mata, gigi
ganti gigi.” Maksudnya, jangan membalas dengan berlebihan. Tapi
hukum Kristus berbunyi: “Kasihilah musuhmu. Balaslah kejahatan
dengan kebaikan.” Seandainya semua orang mengikuti hukum itu, tak
ada lagi perselisihan, tak ada lagi perang di dunia. Hanya ada damai.
Mei 2017
8. Senin. Kis. 11:1-18; Yoh.10:11-18. Kepada bangsa-bangsa lain pun
Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup.
Orang Yahudi yang berpikiran sempit menyangka bahwa keselamatan
dari Allah hanya untuk orang Yahudi saja. Bangsa lain yang ingin
selamat harus menjadi Yahudi dahulu dengan disunat dan menepati
hukum Taurat. Mereka menegur Petrus karena ia masuk ke rumah
Kornelius seorang yang tak bersunat. Petrus bersaksi bahwa ia pergi
atas dorongan Roh Kudus, dan bahwa Roh Kudus sendiri turun atas
seisi rumah Kornelius. Mana mungkin kita manusia bisa mencegah
Roh Allah? Semua bangsa adalah ciptaan-Nya juga. Roh memberi
hidup dan kebebasan untuk mengabdi Allah dengan sukacita.
9. Selasa. Kis.11:19-26; Yoh. 10:22-30. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka, dan mereka mengikut Aku.
Para pemimpin Yahudi terus bimbang menghadapi Yesus. Mereka
ingin kepastian bahwa Ia adalah Mesias. Padahal Yesus sudah
mengatakannya, tapi mereka tidak percaya. Sikap tak percaya
membuat mereka buta dan tuli terhadap tanda-tanda yang dibuat
Yesus. Soalnya, kata Yesus, mereka tidak termasuk kawanan-Nya.
Mereka yang percaya, tak punya kebimbangan itu. Mereka mendengarkan suara gembala dan mengikuti Dia. Ia menyebut masingmasing dengan namanya, sebab Ia mengenal dan mengasihi mereka.
Adakah kebimbangan di hatiku?
10. Rabu. Kis.12:24-13:5a; Yoh.12:44-50. Khususkanlah Barnabas dan
Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka.
Sementara kelompok itu sedang berdoa dan berpuasa, Roh Kudus
berbicara kepada mereka. Injil harus diwartakan kepada segala
bangsa. Siapakah yang akan mereka utus untuk tugas itu? Roh
Kuduslah yang menentukan pilihan-Nya: Paulus dan Barnabas.
Pemilihan seperti itu kerap dilakukan di dalam Gereja dan masyarakat. Perlu berdoa sambil berpuasa untuk memohon Roh Kudus
menyatakan orang-orang pilihan-Nya guna mengemban tugas memimpin sebagai Paus, Uskup dan segala jabatan lain yang menuntut
tanggungjawab bagi umat.
11. Kamis. Kis.13:13-25; Yoh.13:16-20. Jikalau saudara ada pesan untuk
membangun dan menghibur umat ini, silakan! Dalam doa lingkungan
kita sering diminta berbagi iman. Apa yang kita bagikan? Kadang ada
yang curhat, mengeluh tentang apa yang tidak ia sukai pada orang
lain. Akibatnya bisa timbul perselisihan bahkan perpecahan dalam
kelompok karena ada yang sakit hati. Kita ingat pedoman di atas.
Pesan yang kita sampaikan hendaknya untuk membangun dan
menghibur umat. Kalau bukan itu, lebih baik diam, dan kita selesaikan
di bawah empat mata dengan orang yang bermasalah itu. Maka
perkumpulan doa kita menjadi taman yang subur di mana iman kita
tumbuh.
Mei 2017
12. Jumat. Kis 13:26-33; Yoh.14:1-6. Di Rumah Bapa-Ku ada banyak
tempat tinggal… Aku pergi ke sana untuk menyediakan tempat
bagimu. Alangkah indahnya janji Tuhan Yesus ini. Kita semua tahu
betapa sulitnya mencari rumah di bumi ini. Orang miskin begitu saja
menempati tanah yang kosong untuk kemudian digusur. Bahkan kalau
sudah mati, sulit dan mahal mendapat tanah kuburan. Kuburan pun
masih bisa digusur. Kata Yesus, di Rumah Bapa ada banyak tempat
tinggal. Di sana kita bisa hidup tentram, tanpa mati. Dan tidak ada
yang akan menggusur kita. Tempatnya sudah disediakan oleh Yesus.
Hidup ini hanya sebuah ziarah ke tempat kudus itu, Rumah Bapa,
Rumah kita semua yang percaya kepada-Nya.
13. Sabtu. Kis.13:44-52; Yoh.14:7-14. Barangsiapa telah melihat Aku,
telah melihat Bapa. Filipus minta supaya Yesus menunjukkan Bapa
kepada mereka. Selama itu mereka tidak sadar bahwa Yesus memancarkan wajah Bapa. Tak ada manusia yang bisa melihat Allah Bapa,
karena Ia roh murni. Tapi Putra-Nya mengambil tubuh manusia, dan
menampakkan wajah Bapa yang pengasih dan pengayang, panjang
sabar dan penuh belaskasihan. Bapa yang tergerak hati-Nya melihat
penderitaan anak-anak-Nya karena dosa mereka. Bapa yang tidak
membinasakan, tapi menyelamatkan. Kalau toh ada yang binasa, itu
pilihan sendiri karena menolak kasih Allah pemberi hidup yang mau
merangkul semua orang dalam belaskasih-Nya.
14. Minggu Paskah V. Kis.6:1-7; 1Ptr.2:4-9; Yoh 14:1-12. Janganlah
gelisah hatimu. Percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.
Siapa yang tidak gelisah menghadapi ‘zaman edan’ ini yang penuh
dengan ketidak pastian? Jaminan apa yang diberikan Yesus sehingga
kita bisa menghadapi hidup ini dengan tenang? “Percayalah,” kata
Yesus. Allah kita bukan hanya Allah yang mahakuasa, tapi juga maha
peduli. Ia memelihara kita sehingga tak sehelai rambut pun jatuh
tanpa Ia ketahui. Allah kita juga bukan Allah yang menakutkan, bukan
hakim yang kejam. Ia Bapa penuh kasih sayang yang memelihara
hidup kita dari hari ke hari. Maka tak ada yang perlu kita takuti.
Pasrahkan saja kepada penyelenggaraan-Nya yang penuh kasih!
15. Senin. Kis.14:5-18; Yoh.14:21-26. Roh Kudus akan mengajarkan
segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua
yang telah Kukatakan kepadamu. Yesus mengajarkan banyak hal
yang baru kepada murid-murid-Nya. Tidak ada yang dicatat. Mereka
mencoba mengingat-ingat semuanya. Tapi sebagai manusia tentu ada
yang terlupa. Padahal mereka harus menyampaikannya kepada
semua bangsa. “Jangan kuatir,” kata Yesus. “Roh Kudus akan
mengajarkan dan mengingatkan kamu akan semua ajaran-Ku.” Roh
Kudus masih bekerja dalam diri kita masing-masing sampai hari ini. Ia
membantu kita mendapat pengertian yang tepat tentang firman Allah.
Ia juga mengingatkan kita bila kita mulai menyimpang.
Mei 2017
16. Selasa. Kis.14:19-28; Yoh.14:27-31a. Damai sejahtera Kutinggalkan
bagimu… janganlah gelisah dan gentar hatimu. Damai dimulai dari
hati pribadi orang yang menerima damai Tuhan. Hanya Dia yang
mampu memberi damai sejati. Damai itu kita teruskan satu kepada
yang lain dalam perayaan Ekaristi waktu “Salam Damai”. Biarlah
ucapan itu benar-benar keluar dari hati, dan kita ucapkan dengan
hangat sambil memandang orang kepada siapa kita menyampaikannya. Jangan hanya bersentuhan tangan sambil memandang ke arah
lain sehingga ucapan itu hanya basa-basi dan upacara kosong. Bila
diberi dengan penuh makna, kita bisa menyimpannya dalam hati dan
mengamalkannya sepanjang hari dan sepanjang minggu.
17. Rabu. Kis.15:1-6; Yoh.15:1-8. Akulah pokok anggur dan kamu rantingrantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia
berbuah banyak. Yesus suka memakai kiasan untuk menjelaskan
pesan-Nya. Eratnya persatuan antara Yesus dan kita dijelaskan dengan hubungan pokok anggur dengan rantingnya. Coba kita patahkan
ranting pohon mangga yang ada bunganya. Pastilah ia layu dan mati
dan tak mampu menghasilkan buah. Tapi kalau dibiarkan bersatu
dengan pohonnya, dia terus tumbuh; bunganya jadi buah yang
banyak. Tanpa Yesus kita tidak bisa menghasilkan sesuatu yang baik
bagi Kerajaan Allah. Kita terlalu egois, godaan banyak, kita tak
mampu melawannya. Bersama Yesus kita bisa!
18. Kamis. Kis.15:7-21; Yoh.15:9-11. Seperti Bapa telah mengasihi Aku,
demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu. Tinggallah di dalam
kasih-Ku itu. Bisakah kita menduga dalamnya, tingginya, lebarnya,
luasnya kasih Bapa kepada Yesus? Tidak. Sebesar itu juga kasih
Yesus kepada kita. Mengapa kita masih meragukannya juga sehingga
mencari-cari pelengkapnya atau penggantinya? Hanya Tuhan yang
bisa memuaskan kehausan hati kita yang terdalam. Dalam keheninganlah kita menemukan pelukan kasih-Nya. Ia mendengar dan mengerti jeritan hati kita. Ia berjalan bersama kita melalui terowongan yang
gelap menuju ujung yang terang. Akhirnya kasih Tuhan akan mengalahkan segala kebencian.
19. Jumat. Kis.15:22-31; Yoh.15:12-17. Ada beberapa orang di antara
kami yang tidak mendapat pesan dari kami telah menggelisahkan dan
menggoyangkan hatimu dengan ajaran mereka. Kelompok seperti itu
sudah ada di zaman para rasul dan sampai sekarang pun masih ada.
Mereka suka membebani orang dengan macam-macam peraturan.
Misalnya saja, mewajibkan umat memakai baju sesuai dengan warna
liturgi. Padahal itu hanya berlaku untuk imam yang memimpin Ekaristi.
Dengan memperhatikan hal-hal sepele, malah lupa inti Ibadat, yaitu
memuliakan Tuhan, mohon ampun, mendengarkan dan menghayati
firman supaya bertumbuh dalam iman, harapan dan kasih serta persaudaraan. Dan… pakaian sopan lebih penting ketimbang warnanya!
Mei 2017
20. Sabtu. Kis.16:1-10; Yoh.15:18-21. Kamu bukan dari dunia, maka
dunia membenci kamu. Kadang kita heran mengapa kita dibenci. Apa
salah kita? Kan kita sudah berbuat baik? Justru itu; karena kita beda,
maka kita dibenci. Dalam satu kelas semua murid nyontek. Cuma satu
tidak. Dia bukannya dipuji karena jujur, malah dibenci, dikucilkan,
dimusuhi, difitnah, supaya dikeluarkan dari sekolah. Padahal dia yang
benar. Soalnya dunia tidak mencari kebenaran. Dunia menghendaki
solidaritas kita mengejar keuntungan dengan cara apa pun, mencari
kuasa dan kehormatan. Padahal itu bertolak belakang dengan Yesus
yang telah mengosongkan diri untuk menjadi pelayan semua orang
dan menebus dosa-dosa kita.
21. Minggu Paskah VI. Kis.8:5-8,14-17; 1Ptr.3:15-18; Yoh.14:15-21. Aku
tidak meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku akan kembali
kepadamu. Kita semua tahu bagaimana rasanya kalau ditinggalkan
orang tua atau pemimpin yang sangat berpengaruh. Ada kekosongan
yang tak mungkin diisi orang lain. Kita bisa kehilangan arah. Ketika
Yesus wafat, para rasul seperti anak ayam yang kehilangan induk.
Mereka mengunci diri di dalam ruangan. Tapi Yesus bangkit dan pada
hari Pentakosta mencurahkan Roh Kudus-Nya kepada mereka. Saat
itu juga pintu dan jendela dibuka. Penuh keberanian dan sukacita
mereka bersaksi tentang Yesus. Mereka dan kita bukan yatim piatu.
Yesus menyertai kita sampai akhir zaman.
22. Senin. Kis. 16:11-15. Yoh.15:26-16:4a. Roh Kebenaran yang keluar
dari Bapa akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus
bersaksi… Kita dipanggil menjadi saksi Kristus. Bukan pertama
dengan berkhotbah, melainkan dengan hidup dan perbuatan kita.
Suatu waktu ada orang-orang berdemo menuntut gereja ditutup.
Sesudahnya beberapa pemuda duduk di pinggir jalan, lelah, haus dan
lapar. Seorang ibu anggota umat membawakan minuman dan makanan. Pemuda-pemuda itu keheranan. “Ibu dari gereja itu yang kami
teriaki supaya ditutup? Mengapa ibu berbuat baik kepada kami?”
Jawab ibu itu sederhana: “Karena Tuhan Yesus baik. Dialah yang
mendorong saya berbuat ini.” “Ooooh??? Tuhan Yesus baik?”
23. Selasa. Kis.16:22-34; Yoh.16:5-11. Tengah malam Paulus dan Silas
berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah. Puji-pujian itu
dinyanyikan bukan di dalam Bait Allah atau di sinagoga, melainkan di
dalam penjara. Setelah didera, kaki mereka dibelenggu dengan
pasungan yang kuat lalu dijaga dengan ketat. Keadaan mereka sama
sekali tidak nyaman. Orang lain akan meratap dan mengaduh
kesakitan. Tapi mereka malah menyanyikan pujian. Dari mana
semangat mereka kalau bukan dari Tuhan sendiri? Mereka senang
bisa menderita karena Kristus. Dalam penderitaan berat mereka
menerima penghiburan berlimpah. Kita tidak perlu takut menderita.
Tuhan akan memberi kekuatan pada saatnya.
Mei 2017
24. Rabu. Kis 17:15,22-18:1; Yoh.16:12-15. Ketika mereka mendengar
tentang kebangkitan orang mati, ada yang mengejek. Yang lain
berkata: “Lain kali saja…” Pewartaan Paulus di Atena rupanya
mengalami kegagalan. Orang-orang tidak bisa menerima kenyataan
bahwa seorang yang sudah mati bisa hidup kembali. Itu mustahil!
Memang kita mewartakan hal-hal yang tidak masuk akal, yang hanya
bisa diterima dengan iman. Kalau Paulus saja bisa gagal, apalagi kita!
Tapi Paulus maju terus mewartakan Injil yang ia rasa sebagai keharusan baginya. Kita bisa banyak belajar dari kegagalan kita. Barangkali kita harus merubah cara kita. Mungkin juga harus sabar dan
percaya bahwa Tuhan menjadikan segalanya indah pada waktu-Nya.
25. Kamis. HR Kenaikan Tuhan. Kis.1:1-11; Ef.1:17-23; Mat.28:16-20.
“Ketahuilah, Aku menyertai kamu sampai akhir zaman.” Perkataan
Yesus itu bukan basa-basi, bukan janji kosong. Setelah menerima
Roh Kudus yang dijanjikan Tuhan, mereka mengalami betapa hebat
kuasa-Nya bagi orang yang percaya. Para rasul yang tidak terpelajar
itu menerima Roh hikmat yang menjadikan mata hati mereka terang.
Maka mengertilah mereka harapan yang terkandung dalam panggilan
mereka, dan betapa besar kemuliaan yang menantikan para kudus.
Mereka pergi ke segala penjuru bumi untuk mewartakan Injil keselamatan dan mengajarkan segala bangsa melakukan semua perintah
Tuhan.
26. Jumat. Pw. S. Filipus Neri. Kis.18:9-18; Yoh.16:20-23a. Kamu akan
berdukacita, tapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita. Menjadi
murid Yesus tidak berarti senang dan tertawa terus. Ada dukacita saat
melihat kejahatan di sekeliling kita, bahkan di dalam diri kita. Dukacita
melihat kedegilan hati orang. Itu pun membuat Yesus berdukacita.
Tapi dalam dukacita kita ada penghiburan iman. Kejahatan bisa
dikalahkan, bukan dengan kejahatan lain, tetapi dengan kebaikan.
Kita akan mengalami bahwa kebaikan lebih kuat dari kejahatan; cinta
lebih kuat dari kebencian, kelembutan lebih kuat dari kekerasan. Maka
sukacita tidak hanya kita alami sesudah dukacita, tapi dalam duka itu
sendiri sudah terkandung sukacita, yaitu sukacita harapan.
27. Sabtu. Kis.18:23-28; Yoh 16:23b-28. Segala sesuatu yang kamu minta
kepada Bapa, akan diberikannya kepadamu dalam nama-Ku....
Mintalah, maka kamu akan menerima supaya penuhlah sukacitamu.
Janji Tuhan itu terlalu indah untuk dipercaya. Benarkah? Sudahkah
kita minta? Perlu diingat bahwa kasih Bapa jauh melampaui kasih kita
kepada diri sendiri. Bapa pasti mengabulkan doa kita, tapi mungkin
tidak seperti yang kita inginkan, karena dalam kebijaksanaan-Nya
Allah tahu apa yang perlu bagi keselamatan kita. Jadi kalau
permintaan kita tidak terkabul, percayalah saja bahwa Tuhan mau
memberi yang lebih baik kepada kita. Mungkin bukan sekarang, tapi
pada saat yang paling tepat menurut pandangan-Nya.
Mei 2017
28. Minggu Paskah VII. Kis.1:12-14; 1Ptr.4:13-16; Yoh.17:1-11a. Berbahagialah kamu jika dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah, ada padamu. Itu pengalaman nyata para rasul.
Mereka berkali-kali ditangkap, disesah dan dinista demi Kristus. Tetapi
tak ada yang bisa membendung semangat mereka Siksaan berat
tidak membuat mereka jera. Malah mereka bersukacita karena boleh
menderita demi Injil. Kita tak habis berpikir bagaimana itu mungkin.
Memang dengan kekuatan manusia orang tak mungkin berbuat itu. Itu
dimungkinkan oleh Roh Kudus yang ada dalam diri mereka. Roh yang
sama bekerja dalam diri kita juga. Maka kita pun mampu menjadi
saksi seperti mereka.
29. Senin. Kis.19:1-8; Yoh.16:29-33. Di dalam dunia kamu menderita
penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan
dunia. Sering orang merasakan hidup di dunia sebagai penderitaan
berkepanjangan. Penghasilan tidak mencukupi. Pinjam kiri, pinjam
kanan, tak mampu bayar utang. Ada juga yang dengan susah payah
mengumpulkan uang untuk membeli sebidang tanah. Uang dipinjam
saudara, tidak kembali. Itu baru segi ekonomi. Belum lagi soal relasi
yang menjadi makin pelik. Kita orang rapuh, mana bisa keluar dari
masalah-masalah berat. Tapi jangan takut, kita bisa bersandar pada
Tuhan. Dia telah mengalahkan dunia, dan yang paling penting, Ia
peduli dengan kita masing-masing. Bersama Dia ada jalan keluar.
30. Selasa. Kis.20:17-27; Yoh.17:1-11a. Aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan
menyelesaikan tugas pelayanan yang ditugaskan Tuhan Yesus kepadaku. Paulus sudah semakin tua; tenaga fisiknya berkurang. Tapi
semangat pelayanannya tidak surut sedikit pun. Ia seperti olahragawan yang bertekun untuk lari terus sampai garis final. Tugas yang dia
emban bukan pilihannya sendiri, tapi dipercayakan Tuhan kepadanya.
Maka ia bertekun dengan mengandalkan kekuatan dari Tuhan. Kita
bisa belajar dari Paulus. Kita mudah berhenti kalau capek sedikit saja,
dan minta pensiun dini. Bagi orang yang bekerja di ladang Tuhan tak
ada pensiun. Selalu ada sesuatu yang bisa dikerjakan.
31. Rabu. Pesta SP Maria mengunjungi Elisabet. Zef 3:14-18a atau Rm.
12:9-16b; Luk. 1:39-56. Jangan memikirkan yang muluk-muluk, tetapi
arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Hidup itu
sederhana; kitalah yang menjadikannya berbelit-belit. Bagi Allah tak
ada yang mustahil. Seorang perawan dan perempuan lansia melahirkan. Mana mungkin? Tidak masuk akal! Tapi Allah mampu melakukan
hal-hal yang melampaui daya pikir kita. “Jangan pikirkan yang mullukmuluk,” kata Paulus kepada umat di Roma. Tak perlu berkhayal
bagaimana nanti kalau menjadi menteri atau presiden. Jadilah warga
negara yang baik, jujur, rajin, cerdas, penuh tanggungjawab. Dan
serahkan selebihnya kepada Tuhan.
Mei 2017
Mei 2017
Mei 2017
Download