rangkaian listrik - Karya Tulis Ilmiah

advertisement
Bab
1
PENDAHULUAN
1.1 Muatan dan Arus
1.2 Tegangan, Energi, dan Daya
1.3 Elemen Aktif dan Pasif
1.1
MUATAN DAN ARUS
Listrik ada di alam disebabkan adanya muatan listrik. Coulomb adalah
satuan yang menyatakan muatan. Pergerakan muatan menimbulkan arus listrik.
Tujuan dari sebuah rangkaian listrik adalah memindahkan muatan sepanjang
lintasan yang diinginkan. Definisi arus adalah laju perubahan muatan persatuan
waktu :
i
dq
(dalam Ampere, A)
dt
Dalam teori rangkaian, arus adalah pergerakan muatan positif.
Sebagai contoh, arus pada kawat pada gambar (a) dibawah ini artinya ada 3C/s
yang mengalir pada kawat tersebut. Gambar (a) sama dengan gambar (b)
dengan membuat arah arus berlawanan dan besar arus yang mengalir
bertanda negatif (-3C/s).
-3A
3A
(a)
(b)
Gb.1.1 Dua model arus yang sama
Diktat Rangkaian Elektrik-1
1
Pada rangkaian listrik berlaku prinsip kekekalan muatan dimana pada suatu titik
tidak ada muatan yang terakumulasi, jumlah muatan positif yang masuk harus
diikuti dengan muatan positif yang keluar dengan jumlah yang sama.
I=2A
I=2A
Gb.1.2 Aliran arus pada suatu elemen
Arus yang masuk terminal 2A sama dengan arus yang keluar terminal (2A).
1.2
TEGANGAN, ENERGI DAN DAYA
Tegangan
didefinisikan
sebagai
kerja
yang
diperlukan
untuk
memindahkan satu unit muatan (+1C) dari satu terminal ke terminal yang lain.
Satuan untuk tegangan adalah volt (V). Dimana 1 V adalah 1J/C.
A
B
+
v
-
Gb.1.3 Konvensi polaritas tegangan
Gambar diatas menunjukkan bahwa terminal bertegangan a lebih positif dari
terminal b. Artinya potensial pada terminal a lebih tinggi sebesar v volt dari
terminal b. Pada kondisi ini terjadi tegangan jatuh (voltage drop) pada
pergerakan muatan dari a ke b.
Perhatikan gambar 1.4 yang menunjukkan dua versi tegangan yang sama.
Pada (a) terminal A lebih positif 5 V (+5 V) daripada terminal B dan pada (b)
terminal B -5 V diatas A (atau +5 V dibawah A).
Diktat Rangkaian Elektrik-1
2
A
+
A
-
5V
-5V
B
+
B
Gb.1.4 Dua model tegangan yang ekivalen
Notasi tegangan vAB yang menunjukkan potensial titik A terhadap titik B.
Pada gambar 1.4 vAB = - vBA. Jadi vAB = 5 V dan vBA = -5 V.
Elemen ada yang menyerap energi tetapi juga ada yang mensupply
energi. Jika arus positif masuk ke terminal positif, maka energi di supply ke
elemen; artinya elemen menyerap energi. Sebaliknya jika arus positif
meninggalkan terminal positif (masuk ke terminal negatif) artinya elemen
mensupply energi.
2A
2A
2A
2A
+
-
+
-
5V
5V
5V
5V
-
+
-
+
(a)
(b)
(c)
(d)
Gb.1.5 Bermacam-macam hubungan tegangan – arus
Gambar (a) adalah elemen yang menyerap energi; dimana arus positif
memasuki terminal positif. Gambar (b) juga elemen menyerap energi; dimana
arus menuju terminal negatif. Gambar (c) dan (d) keduanya elemen yang
mensupply energi.
Diktat Rangkaian Elektrik-1
3
Laju energi yang diserap ataupun yang dikirim disebut daya dan diberi
simbol p, dimana besarnya :
p
dw
 vi
dt
Dengan satuan J/s atau watt.
Kuantitas p disebut daya sesaat karena nilainya merupakan daya pada saat v
dan i diukur.
1.3
ELEMEN PASIF DAN AKTIF
Elemen rangkaian terbagi dua yaitu elemen pasif dan aktif. Elemen
disebut pasif jika energi yang dikirim ke elemen tersebut bernilai positif.
t
t


w(t )   p (t )dt   vi dt  0
Contoh elemen pasif adalah resistor, kapasitor dan induktor.
Elemen aktif adalah elemen yang mensupply energi pada rangkaian,
contohnya generator, batere, dan peralatan elektronik yang memerlukan catu
daya.
Diktat Rangkaian Elektrik-1
4
Bab
2
RANGKAIAN RESISTIF
2.1 Hukum Ohm dan Kirchoff
2.2 Hubung Seri dan Paralel
2.3 Pembagi Arus dan Tegangan
2.4 Reduksi Seri Paralel
2.1
HUKUM OHM DAN HUKUM KIRCHOFF
Hukum Ohm :
“ Besarnya arus yang mengalir pada sebuah elemen berbanding lurus dengan
tegangan pada elemen tersebut dan berbanding terbalik dengan tahanan
elemen tersebut”
Secara matematis Hukum Ohm dapat dituliskan sebagai berikut :
I
V
R
Grafik hubungan tegangan –arus pada hukum Ohm.
v
v
i
i
(a)
Gb. 2.1.a) Grafik Hubungan V-I pada resistor linier
Diktat Rangkaian Elektrik-1
(b)
b) Grafik Hubungan V-I pada resistor non linier
5
Hukum Kirchoff :
Hukum Kirchoff terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Hukum Kirchoff arus (Kirchoff Current Law / KCL) :
“Jumlah aljabar arus yang melalui sebuah titik simpul adalah nol”.
Dapat juga dikatakan bahwa arus yang masuk kedalam suatu titik
percabangan adalah sama dengan arus yang keluar dari titik percabangan
tersebut.
Secara matematis dapat dituliskan :
I = 0
2. Hukum Kirchoff tegangan (Kirchoff Voltage Law / KVL) :
“ Jumlah aljabar tegangan secara vektoris pada suatu loop tertutup adalah
nol”.
Bahwa tegangan pada sumber yang mencatu pada suatu rangkaian adalah
sama dengan jumlah tegangan pada tiap elemen pada rangkaian tersebut.
Secara matematis dapat dituliskan :
V = 0
CONTOH 2-1
R1
-
+
i1
i2
i3
v1
R2
-
+
v2
+
v3
10 V
R3
12 V
-
Diketahui:
Ditanya
:
i3
v2
R1
i1, i2
R2
= 2A
= -10 V
=8;
= ...
= ...
R3 = 1 
Penyelesaian:
Diktat Rangkaian Elektrik-1
6
Gunakan KVL pada loop sebelah kiri :
-10 + v1 + v3 = 0
-10 + i1.R1 + i3.R3
-10 + 8i1 +2.1 = 0
8i1
=8
i1
= 1A
Gunakan KCL pada titik simpul 1 :
im = ik
i1 = i2 + i3
1 = i2 + 2
i2 = -1A
R2 =
v2  10

 10
i2
1
CONTOH 2-2
R1
i2
R2
i3
+
v3
2A
R3
v2
-
Diketahui : V3 = 6V
R1 = R2 = 1 
R3 = 2 
Ditanya : a) i2 = ...
b) V2 = ...
Penyelesaian :
a) Gunakan KCL pada titik simpul 1:
Im = Ik
2 = i2 + i3
2 = i2 +
Diktat Rangkaian Elektrik-1
v3
R3
7
2 = i2 +
6
2
2 = i2 + 3
i2 = -1A
b) Gunakan KVL pada loop sebelah kanan:
–v3 + i2R2 + V2 = 0
-6 + (-1.1) + V2 = 0
V2 = 7 V
2.2
RANGKAIAN SERI DAN PARALEL
2.2.1 RANGKAIAN SERI
i
R1
R2
Rn
Vs
Hubungan seri pada resistor terjadi bila antara resistor-resistor tersebut dilalui
oleh arus yang sama :
IR1 = IR2 = IRn
Untuk mendapatkan tahanan pengganti dari resistor yang terhubung seri adalah
dengan menjumlahkan resistor-resistor tersebut
n N
Rs =
R
n 1
N
Rs = R1 + R2 + ... + RN
Diktat Rangkaian Elektrik-1
8
2.2.2 RANGKAIAN PARALEL
vs
R1
R2
R3
Rn
Hubungan paralel pada resistor terjadi bila tegangan jatuh antara resistorresistor tersebut sama :
VR1 = VR2 = VRn
Untuk mendapatkan tahanan pengganti dari resistor yang terhubung seri adalah
dengan menjumlahkan konduktansi dari resistor-resistor tersebut
1 n N 1

RP n1 RN
Tahananan total dua resistor paralel :
RP 
R1 R2
R1  R2
2.3
PEMBAGI ARUS DAN TEGANGAN
2.3.1 PEMBAGI ARUS
Apabila dua resistor terpasang paralel pada titik simpul yang sama maka,
resistor paralel tersebut akan membagi arus sumber.
Diktat Rangkaian Elektrik-1
9
is
i2
i1
vs
R2
R1
R1 R2
.is
Vs R1  R2
R2
i1  

.is
R1
R1
R1  R2
R1 R2
.is
Vs R1  R2
R1
i2 


.is
R2
R2
R1  R2
Arus yang mengalir pada resistor sebanding dengan besar tahanan lain dan
berbanding terbalik dengan jumlah total resistor paralel tersebut.
2.3.1 PEMBAGI TEGANGAN
Apabila dua resistor terpasang seri, maka resistor tersebut akan membagi
tegangan sumber menjadi tegangan jatuh masing-masing resistor.
i
R1
+ v1 -
R2
+ v2 -
Vs
v1  iR1 
Vs
R1
R1 
vs
R1  R2
R1  R2
v2  iR2 
Vs
R2
R2 
vs
R1  R2
R1  R2
Diktat Rangkaian Elektrik-1
10
Tegangan jatuh pada resistor sebanding dengan besar resistor itu sendiri dan
berbanding terbalik dengan jumlah total resistor seri tersebut.
CONTOH 2-3
Diketahui : R0 = 6 , daya yang diserap oleh R0 = 6 W
Ditanya
: a) V0
b) Vs
4
2
+
Penyelesaian :
P=6W
Vo
P  VI  V
maka
V02
2
V V

R R
Ro
-
2
= P. R0
= 36
= 6 Volt
V0
Vs = i. Rs
= (V0/R0).(Rs)
= (6/6).(2+4+6+2)
= 14 Volt
CONTOH 2-4
Jika sebuah tahanan terhubung seri dengan sumber 12 volt sehingga arus yang
mengalir 0,6 mA. Bila ditambahkan R1 secara seri antara sumber dan tahanan
tersebut, berapa R1 ? jika tegangan jatuh pada rangkaian tersebut 8 volt?
Penyelesaian :
V  IR
R0 
v
12

 20000
i 0,6.10 3
i
R0
R1
12V
Diktat Rangkaian Elektrik-1
11
Pembagi tegangan:
V1 
R1
Vs
R1  R0
R1
12
R1  2.10 4
R1=4.104
8
2.4
REDUKSI SERI PARALEL
Metode reduksi seri paralel merupakan metode yang paling sederhana untuk
menganalisis rangkaian, yaitu dengan cara membuat rangkaian pengganti dari
rangkaian asal yang terdiri dari sumber dan tahanan pengganti total.
Metode ini biasanya digunakan pada rangkaian dengan satu sumber.
Tahanan pengganti total diganti dengan susunan elemen resistor dengan
tahanan ekuivalen dimulai dari elemen yang paling jauh dari sumber.
CONTOH 2-5
Diketahui gambar :
2
18
21
i1
30V
+
8
12
i2
6
V
-
6
Ditanya : a) V pada R = 8 
b) i pada R = 12 
Penyelesaian :
Diktat Rangkaian Elektrik-1
12
Bab
3
SUMBER TAK BEBAS
3.1 Pengenalan Sumber Tak Bebas
3.2 Rangkaian dengan Sumber Tak Bebas
3.1
PENGENALAN SUMBER TAK BEBAS
Beberapa alat, seperti transistor dan amplifiers, bertindak sebagai
sumber-sumber kontrol. Contohnya, tegangan keluaran dari sebuah amplifiers
dikontrol oleh tegangan masuk dari amplifiers itu. Beberapa alat dapat
diperagakan dengan menggunakan sumber-sumber tak bebas. Sumber tak
bebas terdiri dari dua elemen, yaitu elemen pengontrol dan elemen yang
dikontrol. Elemen pengontrol merupakan suatu rangkaian terbuka pada
rangkaian pendek. Elemen yang dikontrol merupakan sumber arus dan atau
juga sumber tegangan. Ada 4 jenis dari sumber tak bebas yang sesuai dengan
4 cara pemilihan suatu elemen pengontrol dari sebuah elemen yang dikontrol. 4
jenis sumber tak bebas itu yaitu:
1) VCVC (Voltage – Controlled Voltage Source / Tegangan – sumber
Pengontrol Tegangan)
2) CCVS (Current – Controlled Voltage Source / Arus –Sumber Pengontrol
Tegangan)
3) VCCS (Voltage – Controlled Current Source / Tegangan – Sumber
Pengontrol Arus)
4) CCCS (Current – Controlled Current Source / Arus – Sumber Pengontrol
Arus)
Simbol yang melambangkan sumber tak bebas di tunjukan pada table 1.1.
Diktat Rangkaian Elektrik-1
13
Sumber tak bebas CCVS ( Current – Contolled Voltage Source ). Elemen
pengontrol adalah suatu hubung singkat, arus dan tegangan elemen pengontrol
adalah ic, dan vc. Tegangan pada hubung singkat, vc = 0. Arus hubung singkat
icadalah sinyal pengontal dari sumber tegangan tak bebas ini. Elemen arus dan
tegangan dari elemen yang dikontrol (sumber tak bebas tegangan) adalah i d,
dan vd. Tegangan sumber tak bebas vd dikontrol oleh besarnya ic.
vd  ric
Konstanta r adalah penguatan (gain) dari sumber tak bebas.
Sumber tak bebas VCVS ( Voltage – Contolled Voltage Source ).
Elemen pengontrol adalah suatu hubung terbuka, arus dan tegangan elemen
pengontrol adalah ic, dan vc. Arus hubung singkat ic = 0. Tegangan adalah
sinyal pengontal dari sumber tegangan tak bebas ini. Elemen arus dan
tegangan dari elemen yang dikontrol (sumber tak bebas tegangan) adalah i d,
dan vd. Tegangan sumber tak bebas vd dikontrol oleh besarnya vc.
vd  rvc
Konstanta r adalah penguatan (gain) dari sumber tak bebas.
Sumber tak bebas VCCS ( Voltage – Contolled Current Source ). Elemen
pengontrol adalah suatu hubung terbuka, arus dan tegangan elemen pengontrol
adalah ic, dan vc. Arus hubung singkat ic = 0. Tegangan adalah sinyal pengontal
dari sumber tegangan tak bebas ini. Elemen arus dan tegangan dari elemen
yang dikontrol (sumber tak bebas arus) adalah id, dan vd. Arus sumber tak
bebas id dikontrol oleh besarnya vc.
id  rvc
Konstanta r adalah penguatan (gain) dari sumber tak bebas.
Sumber tak bebas CCCS ( Current – Contolled Current Source ). Elemen
pengontrol adalah suatu hubung singkat, arus dan tegangan elemen pengontrol
adalah ic, dan vc. Tegangan pada hubung singkat, vc = 0. Arus hubung singkat
icadalah sinyal pengontal dari sumber tegangan tak bebas ini. Elemen arus dan
tegangan dari elemen yang dikontrol (sumber tak bebas arus) adalah i d, dan vd.
Arus sumber tak bebas id dikontrol oleh besarnya ic.
id  ric
Konstanta r adalah penguatan (gain) dari sumber tak bebas.
Diktat Rangkaian Elektrik-1
14
3.1
RANGKAIAN DENGAN SUMBER TAK BEBAS
Metode untuk menganalisis rangkaian yang mengandung sumber tak bebas
sama dengan metode analisis pada rangkaian resistip yang mengandung
sumber bebas. Hukum Ohm dan Kirchoff, prinsip pembagi arus dan tegangan
dapat diaplikasikan pada rangkaian yang mengandung sumber tak bebas.
CONTOH 3-1
2v1

i
+
v1
+-
-
18 V

Diketahui seperti pada gambar:
Ditanya : v1 = ...
Penyelesaian :
Gunakan Hukum KVL :
 18  v1  2v1  3i  0
 18  (2i )  2(2i )  3i  0
9i  18
i  2A
v1  2i
v1  2.1  2V
CONTOH 3-2

3A
+
V1
-

+
3V1


i2
Diketahui seperti pada gambar:
Diktat Rangkaian Elektrik-1
15
Ditanya : a)v1 = ...
b) i2=....
Penyelesaian :
a)
v1  3.8  24V
b) sederhanakan rangkaian diatas dengan menganti resistor paralel dengan ekivalen
resistornya
i
3A
+
V1
-

+

3V1

4
Gunakan KVL pada loop kanan:
3v1  8i  4i  0
3.24  12i  0
72  12i  0
i  6 A
 6

i2  
.  6 A
 6  12

i2  2 A
Diktat Rangkaian Elektrik-1
16
Bab
4
METODE ANALISIS RANGKAIAN
4.1 Analisa Titik Simpul
4.2 Analisa Mata Jala
4.1
ANALISA TITIK SIMPUL
Analisis simpul ( Nodal Analysis) adalah metoda analisis rangkaian yang
berdasarkan pada prinsip Hukum Kirchoff Arus (KCL). Rangkaian yang
dianalisis pada bab ini adalah rangkaian planar yaitu jenis rangkaian dimana
tidak ada cabang yang saling tumpang tindih.
Titik simpul adalah titik yang merupakan sambungan antara dua atau lebih
elemen.
Ada dua macam titik simpul yang ada pada rangkaian, yaitu titik simpul biasa
dan titik simpul referensi. Titik simpul referensi dipilih dari suatu titik simpul yang
mempunyai paling banyak cabang yang terhubung dengan titik simpul tersebut.
Biasanya dipilih yang berada di bagian bawah rangkaian.
Apabila suatu rangkaian mempunyai N buah titik simpul (termasuk titik simpul
referensi) maka persamaan KCL yang dihasilkan N-1 buah.
Persamaan KCL ini biasanya dituliskan dalam bentuk matrik :
R V   I 
G V   I 
1
Variabel yang dicari dalam analisis titik simpul adalah tegangan pada titik
simpul.
Diktat Rangkaian Elektrik-1
17
4.1.1 Rangkaian dengan Sumber Arus
Perhatikan rangkaian yang mengandung sumber arus dibawah ini :
1
is1
2
R2
is2
R3
R1
3
Tuliskan persamaan KCl pada masing-masing titik simpul.
Pada titik simpul 1:
1 i2
2
i1
Im  Ik
is1
is1  i1  i2
is 1 
R2
R1
v1 v1  v2

R1
R2
1 1 
 1 
  v1    v2  is1 (1)
 R1 R2 
 R2 
Pada titik simpul 2:
1
R2
i4
2
i3
Im  Ik
is 2  i3  i4
is 2 
R3
is2
v2 v2  v1

R3
R2
 1
 1 
1
  v1    v2  is 2 (2)
 R2 
 R2 R3 
Diktat Rangkaian Elektrik-1
18
Persamaan (1) dan (2) kita tuliskan dalam bentuk matrik :
1
1

R R
2
 1
 1
- R
 2

  v1  i s1 
  
1
1    
  v2  is 2 
R2 R3 
1
R2
-
Tegangan pada titik simpul 1 dan 2, dapat dicari dengan menggunakan
metode determinan untuk matrik konduktansi orde 2x2 atau aturan
Cramer untuk matrik konduktansi orde 3x3 atau lebih.
is1
-
1
R2
1
1

R2 R3
v1 
1 1
1

R1 R2
R2
is2
-
1
R2
v2 
is1
1
R2
is2
1 1

R1 R2
-
1
R2



 1
 1
1
is 2 .    is1  - 
 R2 
 R2 R3 

 1 1  1
1   1  1
  .     -   R1 R2   R2 R3   R2  R2



1
1

R2 R3
1 1

R1 R2
-
 1
 1
1
is1 .    is 2  - 
 R2 
 R2 R3 

 1 1  1
1   1  1
  .     -   R1 R2   R2 R3   R2  R2
-
1
R2
1
1

R2 R3
4.1.2 Rangkaian dengan Sumber Tegangan
Perhatikan rangkaian yang mengandung sumber arus dibawah ini :
Diktat Rangkaian Elektrik-1
19
1
R1
vs1
2
R3
R2
R5
vs2
R4
3
Tuliskan persamaan KCl pada masing-masing titik simpul.
Pada titik simpul 1:
im1
R1
1 i2
R3
2
i1
vs1
R2
Im  Ik
im1  i1  i2
vs1  v1 v1 v1  v2


R1
R2
R3
1 1
v
1
1
    v1 - v 2  s1 (1)
R3
R1
 R1 R2 R3 
Pada titik simpul 2:
1
Im  Ik
im 2  i3  i4
i4 2
R5
im2
i3
R4
vs2
vs 2  v2 v2 v2  v1


R5
R4
R3
 1
1
v
1
1
 -  v1      v 2  s 2 (2)
R5
 R3 
 R3 R4 R5 
Diktat Rangkaian Elektrik-1
20
Persamaan (1) dan (2) kita tuliskan dalam bentuk matrik :
1
1 1


R R R
2
3
 1
 1
- R 3


 vs 1 
v


1

R 
  1
1
1
1    v 
   v2   s1 
R3 R4 R5 
 R5 
-
1
R3
Tegangan pada titik simpul 1 dan 2, dapat dicari dengan menggunakan
metode determinan untuk matrik konduktansi orde 2x2 atau aturan
Cramer untuk matrik konduktansi orde 3x3 atau lebih.
v s1
R1
-
1
R3
v s2
1 1 1
 
R5
R3 R4 R5
v1 
1 1 1
1
 
R1 R2 R3
R2
-
1
R3
1
R3



1 1 1
 
R3 R4 R5
 1 1 1  v s1
   
 R3 R4 R5  R1
v s2
1
R
R5
v1  3
1 1 1
1
 
R1 R2 R3
R2
-
v s1  1 1 1  v s2  1 
.      - 
R1  R3 R4 R5  R5  R3 

 1 1 1   1 1 1   1  1
   .      -   R1 R2 R3   R3 R4 R5   R3  R3
v s2  1 1 1  v s1  1 
.      - 
R5  R3 R4 R5  R1  R3 

 1 1 1   1 1 1   1  1
   .      -   R1 R2 R3   R3 R4 R5   R3  R3



1 1 1
 
R3 R4 R5
Apabila diantara dua titik simpul terdapat sumber tegangan bebas
maupun sumber tegangan tak bebas, maka diantara kedua titik simpul tersebut
terbentuk titik simpul istimewa (supernode). Adanya titik simpul istimewa
Diktat Rangkaian Elektrik-1
21
mengurangi persamaan KCL yang dihasilkan. Perhatikan gambar rangkaian
dibawah ini, daerah yang berwarna hijau adalah titik simpul istimewa yang
terbentuk antara dua titik simpul. Hanya satu persamaan KCL yang diperlukan
yaitu persamaan KCL pada titik simpul istimewa saja.
im
v
v1
R1
v1+v
supernode
ik1
vs
ik2
R3
R2
is
Titik Simpul Istimewa:
im  ik
vs  v1 v1 v1  v
 
 is
R1
R2
R3
Jika vs,is,R1,R2,R3 diketahui maka v1 dapat dicari melalui persamaan
diatas.
Titik simpul istimewa adalah hubungan antara dua titik simpul yang diantara
keduanya terdapat sumber tegangan bebas maupun sumber tegangan tak
bebas.
CONTOH 4-1

vx
4
1


Diktat Rangkaian Elektrik-1
14A
2
+
vx
-
4
22
Dit : vx=...
Penyelesaian :
Dari gambar diketahui : vx = v2 (tegangan pada titik simpul 2)
Titik Simpul 1:
i  0
v1 v1 v1  v2 vx
 
 0
2 1
8
4
v1 v1 v1  v2 v2
 
 0
2 1
8
4
1
1
1 1
  1  v1    v2  0
8
2
 4 8
1,625v1  0,125v2  0
Titik Simpul 2:
i  0
v1  v2 vx v2
   14  0
8
4 4
v1  v2 v2 v2
   14  0
8
4 4
1
 1
 v1    v2  14
8
 8
0,125v1  0,125v2  14
1,625 0,125  v1  0 
0,125 - 0,125 v    14

 2  

1,625
0
v2 
0,125 - 14
(14.1,625)  (0.0,125)

 104V
1,625 0,125 (1,625.  0,125)  (0,125.0,125)
0,125 - 0,125
 vx  v2  104V
Diktat Rangkaian Elektrik-1
23
4.2
ANALISIS MATA JALA ( MESH ANALYSIS )
Analisis mata jala (Mesh Analysis) adalah metoda analisis rangkaian yang
berdasarkan pada prinsip Hukum Kirchoff Tegangan (KVL). Matajala adalah
bentuk khusus dari sebuah loop. Matajala adalah loop yang tidak mengandung
loop lain didalam siklus tertutupnya. Metode mata jala ini hanya berlaku pada
rangkaian planar.
Metode mata jala dilakukan dengan membuat persamaan KVL pada siklus
tertutup mata jala tersebut. Apabila suatu rangkaian mempunyai N buah mata
jala maka persamaan KVL yang dihasilkan N buah.
Persamaan KVL ini biasanya dituliskan dalam bentuk matrik :
R I   V 
Variabel yang dicari dalam analisis mata jala adalah arus mata jala.
Arus mata jala adalah arus yang mengalir pada elemen yang dilewati jalur mata
jala. Arus mata jala diberi arah searah dengan jarum jam. Arus mata jala bukan
merupakan arus cabang, tetapi hanyalah “dummy current”. Sehingga arus yang
mengalir pada suatu elemen yang dilalui oleh dua mata jala adalah jumlah
aljabar dari arus dua mata jala.
4.2.1 Rangkaian dengan Sumber Tegangan
Perhatikan rangkaian yang mengandung sumber tegangan dibawah ini:
Diktat Rangkaian Elektrik-1
24
R3
R1
vs1
i1
R2
i2
R5
vs2
R4
i3
Rangkaian diatas terdiri dari 3 buah mata jala. Persamaan KVL dituliskan
untuk masing-masing mata jala.
Mata jala 1:
 vs1  R1i1  R2 (i1 i 2 )  0
( R1  R2 )i1  R2i 2  vs1 (1)
Mata jala 2:
R2 (i2 i1 )  R3i 2  R4 (i2 i 3 )  0
 R2i1 ( R2  R3  R4 )i2  R4i 3  0 (2)
Mata jala 3:
R4 (i3 i 2 )  R5i3  vs 2  0
 R4i 2 ( R4  R5 )i3  vs 2 (3)
Ke tiga persamaan diatas dituliskan dalam bentuk matrik:
- R2
0
R1  R2 
 i1  vs1 
- R
( R2  R3  R4 ) - R4  i2   0 
2

 
 0
R4  R5  i3   vs 2 
- R4
Diktat Rangkaian Elektrik-1
25
vs1
- R2
( R2  R3  R4 ) - R4
0
i1 
 vs 2
- R4
R1  R2 
- R2
0
 R5 
0
4
R
- R4
R
1
 R2  vs1
- R2
0
4
 R5 
0
- R4
R
 R5 
0
- R2
( R2  R3  R4 )
- R4
0
- R4
0
R1  R2 
R
1
 R2 
0
R1  R2 
- R2
0
 vs 2
- R2
4
R
4
- R2
- R4
- R2
 R5 
vs1
( R2  R3  R4 )
- R2
i3 
R
( R2  R3  R4 ) - R4
- R2
i2 
0
0
 vs 2
0
( R2  R3  R4 ) - R4
- R4
R
4
 R5 
Arus mata jala i1,i2,i3 dicari dengan aturan Cramer .
4.2.1 Rangkaian dengan Sumber Arus
Metode analisis mata jala pada rangkaian dengan sumber arus lebih
mudah dibandingkan dengan sumber tegangan. Arus mata jala sama dengan
arus sumber yang mengalir pada mata jala tersebut.
Diktat Rangkaian Elektrik-1
26
R3
R1
is1
R5
R2
is2
R4
i2
i1
i3
Dari rangkaian diatas, arus mata jala 1 dan 3 langsung diketahui :
i1 = is1
i3 = -is2
Sehingga hanya satu arus mata jala yang dicari yaitu i2. Persamaan KVL yang
perlukan hanya satu saja yaitu pada mata jala dua:
Mata Jala 2 :
R2 (i2 i1 )  R3i 2  R4 (i2 i 3 )  0
Pada rangkaian dengan sumber arus, persamaan KVL menjadi berkurang
sejumlah sumber arus yang ada.
Apabila sumber arus berada pada dua mata jala seperti gambar dibawah
ini:
is = i2 –i1
Untuk mendapatkan arus mata jala, rangkaian dapat diandaikan dengan
membuat suatu mata jala super (supermesh) dimana sumber arus is dimisalkan
hubung terbuka :
R2
R1
vs
i1
is
i2
R3
supermesh
Diktat Rangkaian Elektrik-1
27
Mata jala super
 vs  R1i1  R2i2  R3i2  0
R1i1  ( R2  R3 )i2  vs
R1i1  ( R2  R3 )(is  i1 )  vs
( R1  R2  R3 )i1  ( R2  R3 )(is )  vs
i1 
vs  ( R2  R3 )(is )
( R1  R2  R3 )
Mata jala super adalah suatu mata jala yang lebih besar yang dihasilkan dari
dua mata jala yang mempunyai sumber arus bebas maupun sumber arus tak
bebas bersama diantara dua mata jala.
CONTOH 4-2
Dik : R1 = R2 = 1
R3 = 2
Dit : i1,i2,i3 = ....
4A
R1
10 V
i1
i2
R2
5A i
3
R3
supermesh
Penyelesaian :
i1  4 A
i3  i2  5 A
Diktat Rangkaian Elektrik-1
28
Mata jala super :
 10  R1 (i2  i1 )  R2 (i3  i1 )  R3i3  0
1(i2  4)  1(i3  4)  2i3  10
i2  3i3  10  4  4
i2  3(5  i2 )  18
4i2  3
i2 
3
A
4
i3  5  i2 
23
A
4
Diktat Rangkaian Elektrik-1
29
ATURAN CRAMER :
Jika sekumpulan persamaan aljabar linier :
a11 x1  a12 x2  ....  a1n xn  b1
a21 x1  a22 x2  ....  a2 n xn  b2

an1 x1  an 2 x2  ....  ann xn  bn
dituliskan dalam bentuk matrik :
Ax = b
Maka aturan Cramer mengatakan bahwa solusi untuk variabel x yang tidak
diketahui, xk, dari sekumpulan persamaan diatas adalah :
xk 
k

Dimana :
 : deterrminan dari matrik A
k : determinan dari matrik A yang kolom ke k-nya diganti dengan kolom b
Determinan
a11 a 12 a 13
a 21 a 22 a 23
a 31 a 32 a 33
  a11C11  a12C12  a13C13
Cij  (1) i  j Aij
  a11 (1)11 A11  a12 (1)12 A12  a13 (1)13 A13
  a11 A11  a12 A12  a13 A13
  a11
a 22 a 23
a 32 a 33
 a12
Diktat Rangkaian Elektrik-1
a 21 a 23
a 31 a 33
 a13
a 21 a 22
a 31 a 32
30
Bab
5
TEOREMA JARINGAN
5.1 Teorema Superposisi
5.2 Teorema Thevenin
5.3 Teorema Norton
5.4 Transfer Daya Maksimum
5.1
TEOREMA SUPERPOSISI
Prinsip superposisi menyatakan bahwa untuk rangkaian linier yang terdiri
dari elemen-elemen linier dan sumber bebas, kita dapat menentukan respon
total dari rangkaian dengan mencari respon terhadap masing-masing sumber
bebas dengan membuat sumber bebas lain menjadi tidak aktif dan kemudian
menjumlahkan respon-respon dari masing-masing sumber bebas tersebut.
Respon yang dicari bisa berupa arus ataupun tegangan dari suatu elemen.
Biasanya prisip superposisi dilakukan pada rangkaian yang mengandung dua
sumber bebas atau lebih.
Pada rangkaian linier yang mengandung sumber bebas, tegangan atau
arus pada suatu elemen bila dicari dengan prinsip superposisi dilakukan
dengan terlebih dulu mencari tegangan atau arus dengan satu sumber bebas
saja, sedangkan sumber yang lain di nonaktifkan dengan cara mengganti
sumber arus bebas dengan suatu hubung terbuka (open circuit) dan sumber
tegangan bebas dengan suatu hubung singkat (short circuit). Setelah
itu
tegangan atau arus didapat dengan menjumlahkan respon tegangan atau arus
dari masing-masing sumber bebas.
Untuk rangkaian dengan N buah sumber bebas, secara sistematik
urutan-urutan pengerjaan prinsip superposisi adalah :
Diktat Rangkaian Elektrik-1
31
1. Buat rangkaian sehingga hanya mempunyai satu sumber bebas (tegangan /
arus). Sumber bebas yang lain (N-1 buah) dibuat tidak aktif. Jika sumber
bebas itu adalah sumber arus maka diganti dengan suatu hubung terbuka
(open circuit). Tetapi jika sumber tegangan diganti dengan suatu hubung
singkat (short circuit). Carilah respon tegangan atau arus.
2. Ulangi langkah pertama tetapi dengan sumber bebas yang lain yang
diaktifkan , sedangkan sumber bebas pada langkah pertama menjadi tidak
aktif.
3. Lakukan terus sampai semua sumber bebas (N buah) dipakai sebagai
sumber aktif.
4. Jumlah respon tegangan atau arus dari N buah sumber bebas.
Yang harus diingat bahwa sumber yang dapat di-nonaktifkan adalah
sumber bebas sedangkan sumber tak bebas tidak dapat dinonaktifkan.
CONTOH 5-1
12V
+ vx 4

3A

9A
i
Dit : i = ......
Penyelesaian :
1. Ambil sumber tegangan 12 V sebagai sumber rangkaian sedangkan 2
buah sumber arus 3A dan 9A tidak diaktifkan diganti dengan hubung
terbuka (OC)
Diktat Rangkaian Elektrik-1
32
+ vx -
12V
4


OC
OC
i
vs
Rtot
12
1


i  
 A
3
 4  12  20 
i  
2. Ambil sumber arus 3A sebagai sumber rangkaian sedangkan sumber
arus 9A tidak diaktifkan diganti dengan hubung terbuka (OC) dan sumber
tegangan 12 V tidak diaktifkan diganti dengan hubung singkat (SC)
SC
+ vx 4

3A

OC
i
Gunakan prinsip pembagi arus
i 
12  4
4
.3  A
20  4  12
3
3. Ambil sumber arus 9A sebagai sumber rangkaian sedangkan sumber
arus 3A tidak diaktifkan diganti dengan hubung terbuka (OC) dan sumber
tegangan 12 V tidak diaktifkan diganti dengan hubung singkat (SC)
Diktat Rangkaian Elektrik-1
33
+ vx -
SC
4

OC

9A
i
Gunakan prinsip pembagi arus
12


i  
.9   3 A
 20  4  12 
1 4
 itot  i  i  i     3  2 A
3 3
CONTOH 5-2

+ Vx 
3 Vx
+
-

4A
10 V

Dit : Vx = ......
Penyelesaian :
1. Ambil sumber arus 4A sebagai sumber rangkaian sedangkan sumber
tegangan 10 V tidak diaktifkan diganti dengan hubung singkat (SC)

+ Vx 
3 Vx
+
-
4A

SC

Diktat Rangkaian Elektrik-1
34
Rangkaian diatas dapat disederhanakan kembali dengan memparalelkan
dua resistor 5  :
5 .5
 2,5
55
im 
 ik2 + Vx 
3 Vx +
-
ik1
4A

Persamaan KCL pada titik A:
im  ik 1  ik 2
3Vx  VA
V
 4 A
2
5,5
3
7,5
Vx 
VA  4
2
11
dim ana :
Vx  ik 2 .3 
VA 
VA
.3
5,5
5,5
Vx , substitusikan ke persamaan KCL diatas :
3
3
7,5  5,5 
Vx 
 Vx   4
2
11  3 
(1,5  1,25)Vx  4

Vx  16V
2. Ambil sumber tegangan 10 V sebagai sumber rangkaian sedangkan sumber
arus 4A tidak diaktifkan diganti dengan hubung terbuka (OC)
Diktat Rangkaian Elektrik-1
35
3 Vx

+ -
+
-

+


OC
+

10 V
+

Diketahui :
Vx  3I1
Persamaan KVL pada loop 1:
- 5I 2  10  5( I1  I 2 )  0
 5I1  10 I 2  10
I 2  1  0,5I1
Persamaan KVL pada loop 2:
 3Vx  2 I1  3I1  5 I 2  0
 3Vx  2 I1  3I1  5(1  0,5 I1 )  0
 3Vx  (2  3  0,5) I1  5
  Vx 
 3Vx  (7,5)
  5
 3 
(3  2,5)Vx  5
Vx  10V
Vx  16  10  26V
5.2
TEOREMA THEVENIN
Jika suatu rangkaian dengan satu sumber atau lebih dan terdiri dari susunan
resistor, maka rangkaian aktif tersebut dapat disederhanakan dengan
menggunakan Teorema Thevenin / Norton.
Teorema Thevenin digunakan
untuk menyederhanakan suatu rangkaian sehingga hanya terdiri dari satu
sumber bebas tegangan dan satu buah resistansi yang terhubung seri dengan
sumber tegangan. Rangkaian pengganti Thevenin dapat dilihat pada gambar
dibawah ini :
Diktat Rangkaian Elektrik-1
36
a
RANGKAIAN
AKTIF A
RT
RL
b
a
VOC
RL
b
Jika variabel yang akan dicari adalah arus pada resistansi beban R L, maka
perhitungan akan lebih mudah dengan mengganti sisa rangkaian disebelah kiri
terminal ab dengan sebuah sumber tegangan (Voc) dan sebuah resistansi
pengganti Thevenin (RT). Bila nilai resistansi beban RL berubah-ubah, maka
besar arus dicari hanya dengan membagi sumber tegangan dengan resistansi
seri antara resistansi pengganti Thevenin (RT) dan resistansi beban RL.
Teorema Thevenin sangat berguna untuk mencari arus, tegangan, atau daya
pada suatu elemen yang bersifat variabel (berubah-ubah nilainya).
Metode untuk mendapatkan Rangkaian Pengganti Thevenin :
No
Jenis Rangkaian
1.
Sumber bebas dan resistor
2.
3.
Metode Penyelesaian
a. Cari Rth dengan menonaktifkan semua
sumber, ganti sumber arus dengan
hubung terbuka dan sumber tegangan
dengan hubung singkat, dan dilihat dari
terminal ab
b. Cari VOC , yaitu tegangan pada terminal ab
saat terminal ab hubung terbuka (dengan
semua sumber aktif)
Sumber bebas dan Sumber a. Cari VOC, yaitu tegangan pada terminal ab
tak bebas , dan resistor
saat terminal ab hubung terbuka
b. Cari Isc, yaitu arus hubung singkat yang
mengalir pada terminal ab saat terminal
ab dihubung singkat
c. Rth = Voc / Isc
Sumber tak bebas , dan a. Tentukan VOC = 0
resistor (tidak ada sumber b. Hubungkan sumber arus 1 A pada terminal
bebas)
a-b dan tentukan Vab
c. Rth = Vab / 1
Diktat Rangkaian Elektrik-1
37
CONTOH 5-3

8V
20V
4
a


2A
b
Dit : Rangkaian Pengganti Thevenin = ..... ?
Penyelesaian :
Pada saat terminal ab hubung terbuka, tegangan jatuh pada terminal ab
(VOC) sama dengan tegangan jatuh di 10  :
Gunakan prinsip superposisi untuk mendapatkan tegangan di 10 
8
9


V OC  V 10  
(2).10  20V
.10 
9

6

10
9

6

10


80 180
V OC  V 10 

 20  4  20
25
25
V OC  V 10  24V
Resistansi Thevenin di cari dengan me-nonaktifkan semua sumber, dan
terminal ab dianggap sebagai sumber :

SC

OC
SC
4

a
RTH
b
RTH 
(9  6).10
 4  10
(9  6)  10
Rangkaian pengganti Thevenin :

a
24V
b
Diktat Rangkaian Elektrik-1
38
CONTOH 5-4
6i

a
+ -
48V

i
b
Dit : Rangkaian Pengganti Thevenin = ..... ?
Penyelesaian :
Pada saat terminal ab hubung terbuka, tegangan jatuh pada terminal ab
(VOC) sama dengan tegangan jatuh di 8  :
Gunakan KVL :
-48 +10i + 6i +8i = 0
24i = 48
i = 2A
VOC  V8  8i  8.2  16V
Karena resistor 8 paralel dengan hubung singkat maka R = 0, sehingga arus
isc = i

6i
a
+ -
48V
R=0
isc=i
b
Gunakan KVL :
-48 +10i + 6i = 0
16i = 48
i = 3A
I SC  I  3 A
Rth 
Voc 16
 
Isc 3
Rangkaian Pengganti Thevenin

a
16V
b
Diktat Rangkaian Elektrik-1
39
CONTOH 5-5
2vab
a
4

+
-
vab
b
Dit : Rangkaian Pengganti Thevenin = ..... ?
Penyelesaian :
Pada terminal ab dipasang sumber arus 1 A
2vab
4
a

1A
b
Va = Vab
Persamaan KCL pada a :
Va
 2Vab
2
1

1    2 Vab
2

2
Vab  V
5
V
2
Rth  ab  
1 5
1A 
Rangkaian Pengganti Thevenin
a

b
Diktat Rangkaian Elektrik-1
40
5.3
TEOREMA NORTON
Teorema Norton digunakan untuk menyederhanakan suatu rangkaian sehingga
hanya terdiri dari satu sumber bebas arus dan satu buah resistansi yang
terhubung paralel dengan sumber arus. Rangkaian pengganti Norton dapat
dilihat pada gambar dibawah ini :
a
ISC
RL
RT
b
Bila nilai resistansi beban RL berubah-ubah, maka besar arus yang mengalir
pada RL dicari hanya dengan menggunakan konsep pembagi arus antara
resistansi pengganti Thevenin (RT) dan resistansi beban RL. Teorema Norton
sangat berguna untuk mencari arus, tegangan, atau daya pada suatu elemen
yang bersifat variabel (berubah-ubah nilainya).
Metode untuk mendapatkan Rangkaian Pengganti Norton :
No
Jenis Rangkaian
1.
Sumber bebas dan resistor
2.
3.
Metode Penyelesaian
a. Cari Rth dengan menonaktifkan semua
sumber, ganti sumber arus dengan
hubung terbuka dan sumber tegangan
dengan hubung singkat, dan dilihat dari
terminal ab
b. Cari Isc , yaitu arus yang mengalir pada
terminal ab saat terminal ab hubung
singkat (dengan semua sumber aktif)
Sumber bebas dan Sumber a. Cari Isc, yaitu arus hubung singkat yang
tak bebas , dan resistor
mengalir pada terminal ab saat terminal
ab dihubung singkat
b. Cari VOC, yaitu tegangan pada terminal ab
saat terminal ab hubung terbuka
c. Rth = Voc / Isc
Sumber tak bebas , dan a. Tentukan IsC = 0
resistor (tidak ada sumber b. Hubungkan sumber arus 1 A pada terminal
bebas)
a-b dan tentukan Vab
c. Rth = Vab / 1
Diktat Rangkaian Elektrik-1
41
Besar tegangan hubung terbuka (VOC) pada rangkaian Thevenin dan arus
hubung singkat (IsC) pada rangkaian Norton memenuhi persamaan:
Voc  I sc .Rth
CONTOH 5-6
Soal pada contoh 5-5,
Dit : Rangkaian Pengganti Norton = ....
Penyelesaian :
8V

20V
4
a

2A
Isc=I4

SC
b
Pada saat terminal ab hubung-singkat, arus yang mengalir pada terminal ab
(ISC) sama dengan arus yang mengalir pada resistor 4  :

8
10  
9
10 




I SC  I 4  
.

.(2).
4
.
10
4
.
10
10  4   9  6 
10  4 
9  6 
4  10
4  10

 





20

 
 (9  6).10


4
 (9  6)  10 


I SC  I 4   0,32  0,72  2 A
I SC  I 4   2,4 A
Resistansi Norton sama dengan nilai resistansi Thevenin, RTH = 10 
Rangkaian pengganti Norton :
a
2,4A

b
Diktat Rangkaian Elektrik-1
42
5.4
TRANSFER DAYA MAKSIMUM
Rangkaian A
RT
i
i
RL Vs
(a)
RL
(b)
Masalah transfer daya adalah masalah yang berkaitan dengan efisiensi dan
efektivitas. Pada kasus transmisi sinyal, masalah utama adalah mendapatkan
sinyal maksimum pada sisi penerima yang berjarak tertentu dari sisi pengirim.
Apabila terjadi pemindahan daya yang maksimum, dimana daya yang dikirim
hampir sama dengan daya yang diterima, berarti sinyal yang diterima sedikit
mengalami noise. Perhatikan rangkaian diatas, dimana rangkaian sumber A
sudah digantikan dengan sebuah rangkaian pengganti Thevenin yang terdiri
dari sebuah sumber Vs dan tahanan RT. Untuk mendapatkan transfer daya
maksimum, harus dilakukan pengendalian pada besar resistansi beban (R L) :
Jika arus i :
i
Vs
RL  RT
Maka besar daya yang ditransfer :
p L  i 2 RL
 Vs
pL  
 RL  RT
2

 RL

Untuk mendapatkan resistansi beban (RL) dimana transfer / pemindahan daya
maksimum dapat terjadi, persamaan daya (pL) diatas di-diferensialkan orde
satu terhadap RL :
Diktat Rangkaian Elektrik-1
43
2
dpL
2  ( RT  RL )  2( RT  RL ) RL 
 v s

dR L
( RT  RL ) 4


 ( RT  RL ) 2  2( RT  RL ) RL 
0  v s

( RT  RL ) 4


( RT  RL ) 2  2( RT  RL ) RL  0
2
Selesaikan persamaan diatas sehingga kita dapatkan :
RL = RT
Substitusikan RL = RT pada persamaan pL diatas, maka didapat :
2
 Vs 
 RL
pL  
R

R
 L
L 
2
 V 
pL   s  RL
 2 RL 
V 2s
pL 
4 RL
Diktat Rangkaian Elektrik-1
44
Bab
6
ELEMEN PENYIMPANAN MUATAN
6.1 Induktor
6.2 Kapasitor
6.1
INDUKTOR
Jika suatu belitan konduktor yang terdiri dari N lilitan dialiri arus (seperti gambar
1) maka akan timbul induktansi. Induktansi didefinisikan sebagai sifat elemen
listrik yang menghasilkan tegangan jika dialiri arus.
vL
di
dt
Dimana :
L : induktansi (H)
+
N
v
-
Gambar 1. Model sebuah induktor
Induktansi adalah ukuran besaran kemampuan peralatan untuk menyimpan
energi dalam bentuk medan magnetik.
Jika koil terdiri dari N lilitan maka besar flux total dalam satuan weber (Wb)
adalah :
 = N
Pada induktor linier, total flux sebanding dengan arus yang mengalir pada
induktor, yaitu :
Diktat Rangkaian Elektrik-1
45
 = Li
Besar daya pada induktor adalah :
 di 
p  vi   L i
 dt 
Energi yang disimpan dalam induktor adalah :
t
t
t0
t0
w   pdt  L  idi
L 2 t
i (t ) t 0
2
L
L
w  i 2 (t )  i 2 (t0 )
2
2
w
Jika t0 = - , maka i (t0) = i(- ) = 0, sehingga besar energi yang bisa disimpan
oleh induktor adalah :
w
1 2
Li
2
6.1.1 Induktor seri dan Paralel
Jika Induktor terhubung seri maka besar induktansi pengganti adalah :
N
Ls   Ln
n 1
Ls  L1  L2  ....  LN
i
+ v1 L1
v
+ v2 -
i
L2
LN
Gambar 2. a) Induktor terhubung seri
Diktat Rangkaian Elektrik-1
+
vN
-
v
Ls
b) Rangkaian Ekivalen
46
Sedangkan untuk Induktor terhubung paralel maka besar induktansi pengganti
adalah :
N
1
1

LP n1 Ln
1
1 1
1
   .... 
LP L1 L2
LN
LP 
i
L1 L2
L1  L2
i1
i2
 L1
L2
iN
LN
Gambar 3. a) Induktor terhubung paralel
+
vN
-
i

LP
b) Rangkaian Ekivalen
CONTOH 6-1
Jika sebuah induktor 10 mH mempunyai arus sebesar 50 cos 1000t A.
Dit : Tegangan dan flux total = ….?
Jawaban :
di
d
 10.10 3 50 cos1000t 
dt
dt
2
4
v  10 .5.10 sin 1000t
vL
v  500 sin 1000t v
  Li  10.103.50 cos1000t
  0,5 cos1000t Wb
Diktat Rangkaian Elektrik-1
47
6.2
KAPASITOR
Kapasitor adalah elemen yang terbentuk apabila dua buah piringan/lempengan
konduktor dipisahkan oleh bahan non konduktor ( bahan dielektrik).
+
q
v
Dielektrik
-
Gambar 4. Model sebuah kapasitor
Kapasitor mempunyai kemampuan untuk menyimpan muatan listrik, dan
besarnya kemampuan untuk menyimpan muatan disebut kapasitansi. Besarnya
kapasitansi sebanding dengan konstanta dielektrik, luas permukaan konduktor
dan
berbanding
terbalik
dengan
ketebalan
bahan
dielektrik.
Untuk
mendapatkan kapasitansi yang besar ketebalan bahan dielektrik dibuat setipis
mungkin.
C
A
d
Muatan positip +q pada piringan satu identik dengan muatan –q pada piringan
yang lain. Energi untuk memindahkan muatan +q dari piringan yang satu ke
piringan yang lain didapat dari batere. Besarnya muatan yang diisi oleh batere
ke kapasitor adalah :
q  Cv
Arus yang mengalir dari batere ke kapasitor besarnya :
i
dQ
dv
C
dt
dt
Diktat Rangkaian Elektrik-1
48
Kapasitansi adalah ukuran besaran kemampuan peralatan untuk menyimpan
energi dalam bentuk medan listrik.
Besar daya pada kapasitor adalah :
 dv 
p  vi  v C 
 dt 
Energi yang disimpan dalam induktor adalah :
w
t

t
pdt  C  vdv
t0
t0
t
C 2
v (t ) t 0
2
C 2
C
w
v (t )  v 2 (t 0 )
2
2
w
Karena kapasitor belum terisi muatan pada t = - , maka v(t) = v(- ) = 0,
sehingga besar energi yang bisa disimpan oleh kapasitor adalah :
1
wc  Cv 2
2
6.2.1 Kapasitor seri dan Paralel
Jika Kapasitor terhubung paralel maka besar induktansi pengganti adalah :
N
C p   Cn
n 1
C p  C1  C2  ....  C N
i
+ v1 -
+ v2 -
C1
C2
v
i
CN
Gambar 5. a) Kapasitor terhubung seri
Diktat Rangkaian Elektrik-1
+
vN
-
v
Cs
b) Rangkaian Ekivalen
49
Sedangkan untuk kapasitor terhubung seri maka besar kapasitor pengganti
adalah :
N
1
1

Cs n1 Cn
1
1
1
1
 
 .... 
Cs C1 C2
CN
Untuk dua buah kapasitor yang terhubung seri, kapasitansi pengganti :
Cs 
i
C1C2
C1  C2
i1
i2
 C1
C2
iN
CN
+
vN
-
Gambar 6. a) Kapasitor terhubung paralel
i

CP
+
v
-
b) Rangkaian Ekivalen
CONTOH 6-2
Jika tegangan awal (t = 0) pada kapasitor 0,25 F adalah 5 V. Berapa
tegangan kapasitor untuk t >0 jika arus adalah 5cos 4t A.
Jawaban:
i
dQ
dv
C
dt
dt
5 cos 4t  0,25
dv
dt
dv
 20 cos 4t
dt
v   20 cos 4tdt
v  5 sin 4t V
Diktat Rangkaian Elektrik-1
50
Download