MATA KULIAH Kesehatan Reproduksi WAKTU DOSEN IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes TOPIK Dimensi Sosial Wanita dan Permasalahannya Dimensi Sosial Wanita dan Permasalahannya 1 SUB TOPIK a. Status Sosial Wanita b. Nilai Wanita c. Peran Wanita OBJEKTIF PERILAKU MAHASISWA Setelah perkuliahan ini mahasiswa dapat menjelaskan tentang: 1. Status Sosial Wanita 2. Nilai Wanita 3. Peran Wanita REFERENSI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Dirjen Pembinaan Kesehatan Ida Bagus Gde manuaba, 1999, Memahami Kesehatan reproduksi wanita, Area EGC Jakarta. Masyarakat, 1996, “Kesehatan Reproduksi di Indonesia”, Jakarta. Mohamad, Kartono, 1998, “Kontradiksi Dalam Kesehatan Reproduksi”, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia, PPK-UGM, dan Ford Foundation, 1995, “Hak-hak reproduksi dan kesehatan reproduksi, terjemahan bahasa Indonesia Implication of the ICPD programme of action Chapter VII, Yogyakarta. Wahid, Abdurrahman, dkk, 1996, “Seksualitas, Kesehatan Reproduksi dan Ketimpangan Gender”, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. Wattie, Anna Marie,1996, “Kesehatan Reproduksi dasar pemikiran, pengertian dan implikasi”, Pusat Penelitian Kependudukan UGM, Yogyakarta. Wattie, Anna Marie, 1996. “Telaah Aspek-Aspek Sosial Dalam Persoalan Kesehatan Reproduksi”, Pusat penelitian Kependudukan UGM, Yogyakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Bunga rampai Obstetri dan Ginekologi Sosial, Jakarta. Kesehatan Reproduksi Dimensi Sosial Wanita dan Permasalahannya 2 1. STATUS SOSIAL WANITA Status adalah kedudukan seseorang dalam keluarga dan masyarakat. Status sosial wanita adalah kedudukan wanita yang akan mempengaruhi bagaimana wanita diperlakukan, dihargai dan kegiatan apa yang boleh dilakukan. Pola patriaki beranggapan bahwa posisi wanita sebagai mahkluk yang berbeda dibawah laki-laki, sehingga banyak perempuan sering mendapatkan perilaku yang tidak manusiawi dan tidak senonoh. Status sosial yang rendah tersebut dapat menimbulkan tindakan diskriminasi. Bentuk diskriminasi yang timbul: 1. Menginginkan anak laki-laki daripada perempuan 2. Tidak punya hak hukum dan kekuasaan 3. Terlalu banyak anak dan terlalu sering melahirkan Usaha yang dapat dilakukan untuk memperbaiki status sosial diantaranya: 1. Memperbaiki derajat kesehatan 2. Bicarakan dengan pasangan hidup atau keluarga 3. Berusaha untuk memajukan kesehatan dan masa depan anak-anak 4. Berbagi informasi 2. NILAI WANITA Nilai adalah sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang sedemikian oleh seseorang sesuai dengan tuntutan hati nuraninya. Nilai bersifat pribadi, membentuk dasar perilaku seseorang, diperlihatkan melalui pola perilaku yang konsisten, komponen intelektual dan emosional. Nilai dan kedudukan wanita saat ini yaitu wanita mempunyai kedudukan khusus didunia yang dapat sejajar dengan laki-laki karena sebenarnya dimata Tuhan tidak ada perbedaan antara wanita dengan laki-laki karena posisinya seorang wanita dapat menjadi penyebab keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai tujuan. Kesehatan Reproduksi Dimensi Sosial Wanita dan Permasalahannya 3 Ungkapan dalam masyarakat bahwa “orang hilang kehormatan karena wanita, awal dari permusuhan adalah wanita. Kedudukan dan nilai wanita dalam “Agama” yaitu Islam membolehkan poligami yang bukan berarti Islam melecehkan hak dan martabat wanita, karena poligami yang diperbolehkan jika laki-laki itu mampu berbuat adil. Islam mengharamkan perzinahan karena merupakan perilaku pelecehan terhadap wanita dan perilaku yang tidak bertanggung jawab. Pernikahan dianggap oleh masyarakat dan orang tua sebagai puncak kesuksesan sebagai orang tua dan puncak kebahagiaan bagi anak perempuan. Jika anak gadis sampai usia tertentu belum menikah dianggap suatu aib bagi keluarga dan orang tua dianggap gagal dalam mengurus dan membesarkan anak. Tata nilai sosial 1. norma kemurnian dan kesucian 2. norma kesucian pikiran 3. budaya perkawinan 4. budaya reproduksi 5. homoseksualitas 3. PERAN WANITA Hak yang dimiliki seorang wanita dan laki-laki adalah sama yaitu hak untuk hidup dihargai, dihormati, pintar dan maju, mencapai cita-cita dan hak mendasar lainnya, dengan hak tersebut mereka diakui sebagai kaum yang sejajar dengan lakilaki, bukan sebagai pesaing melainkan sebagai mitra Hasil kajian Mayling Oey-Gardiner (1991) secara implut dapat diartikan bahwa wanita lebih berhasil disekolah daripada laki-laki (Dalam Perempuan dan Pemberdayaan Ibu). Keberhasilan wanita disekolah dapat berarti terbukanya peluang yang lebih luas bagi wanita untuk memilih jenis pekerjaan sesuai dengan keahlian yang dimilikinya. Produktivitas kerja adalah suatu konsep yang menunjukan adanya kaitan antara hasil kerja dengan saluran waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk. Seorang tenaga kerja dikatakan produktif jika dia mampu menghasilkan keluaran Kesehatan Reproduksi Dimensi Sosial Wanita dan Permasalahannya 4 (output) yang lebih banyak dari tenaga kerja yang lain untuk saluran waktu yang sama. Faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja, seperti pendidikan keterampilan, disiplin, etika kerja, motivasi, gizi dan kesehatan, tingkat penghasilan, jaminan social, lingkungan dan iklim kerja, teknologi, sarana produksi, manajemen dan kesempatan berprestasi. Kebutuhan aktualisasi diri (Self Actualization) adalah salah satu hirarki kebutuhan (Hierarchy of Need) dari Abraham Maslow yang menduduki posisi paling tinggi setelah terpenuhinya kebutuhan fisik, kebutuhan keamanan, kebutuhan social dan kebutuhan penghargaan. Aktualisasi diri merupakan suatu kebutuhan untuk memaksimalkan potensi diri (Thoha 1992). Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin tersebut yaitu: 1. Teori Nature adalah yang mengganggap bahwa perbedaan psikologis antara pria dan wanita disebabkan oleh factor-faktor biologis yang sudah ada sejak manusia dilahirkan. 2. Teori Nurture adalah yang menganggap bahwa perbedaan psikologis antara pria dan wanita tercipta melalui proses belajar dari lingkungan, jadi tidak dibawa sejak lahir Keikutsertaan kaum wanita untuk bekerja sama dengan kaum pria menimbulkan adanya peran ganda wanita. Secara konseptual peran ganda wanita mengandung beberapa kelemahan dan ambivalensi, yaitu: 1. Sifat dan jenis pekerjaan wanita untuk tertentu dan sesuai dengan kodrat wanitanya 2. Wanita tidak sepenuhnya bisa ikut dalam proses-proses produksi 3. Pengakuan sistem pembagian kerja seksual yang bersifat biologis semata 4. Merupakan suatu penerimaan tuntas terhadap berlangsungnya mode or production yang ada 5. Bersifat etnosentris dan mengacu pada klas tertentu dan secara cultural (Sjahrir 1985 etx) Fungsi perlindungan dan hak-hak yang diberikan cenderung dibatasi hanya untuk menjalankan fungsi keibuan, yang sering dilupakan bahwa wanita adalah seorang manusia yang mempunyai hak dan kedudukan sama dengan laki-laki. Kesehatan Reproduksi Dimensi Sosial Wanita dan Permasalahannya 5 Peran wanita lainnya adalah: a) Peran Biologis · Melahirkan dan · Menyusui b) Peran Sosial · mendidik anak · mengelola dan merawat kebersihan rumah · sosialisasi dirumah Pendekatan yang dipakai adalah prinsip non diskriminatif dan persamaan menuju kesetaraan. Hak-hak tersebut adalah: 1) Hak Perempuan dalam Kehidupan Politik dan Kemasyarakatan negaranya, diatur di dalam Pasal 7 CEDAW. Termasuk di dalamnya adalah: i) Hak untuk memilih dan dipilih ii) Hak untuk berpartisiapsi dalam perumusan kebijaksanaan pemerintah dan implementasinya iii) Hak untuk memegang jabatan dalam pemerintah dan melaksanakan segala fungsi pemerintahan di segala tingkat; iv) Hak berpartisipasi dalam organisasi-organisassi dan perkumpulanperkumpulan non-pemerintah yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat dan politik negara. 2) Hak perempuan untuk mendapat kesempatan mewakili pemerintah mereka pada tingkat internasional dan berpartisipasi dalam pekerjaan untuk mewakili pemerintah dalam tingkat internasional dan berpartisipasi dalam organisasiorganisasi internasional , diatur dalam pasal 8 CEDAW. 3) Hak perempuan dalam kaitan dengan Kewarganegaraannya, diatur di dalam pasal 9 CEDAW, yang meliputi: Kesehatan Reproduksi Dimensi Sosial Wanita dan Permasalahannya 6 i) Hak yang sama dengan pria untuk memperoleh, mengubah atau mempertahankan kewarganegarannya. ii) Hak untuk mendapatkan jaminan bahwa perkawinan dengan orang asing tidak secara otomatis mengubah kewarganegarannya atau menghilangkan kewarganegaraannya. iii) Hak yang sama dengan pria berkenaan dengan penentuan kewarganegaraan anak-anak mereka. Pasal 7-9 CEDAW dalam hal tertentu secara jelas menegaskan kembali hak-hak yang harus dimiliki oleh perempuan lebih detil daripada ICCPR. Hanya ada beberapa pasal yang terdapat dalam ICCPR tetapi tidak dicantumkan dalam CEDAW. Hal ini tidak berarti bahwa perempuan tidak memiliki hak politik dan sipil selain yang tertera di dalam CEDAW, namun karena sifatnya menguatkan dan saling melengkapi, apa yang ada di dalam ICCPR tetapi tidak tertera dalam CEDAW tetap menjadi hak perempuan. Terhadap hak-hak politik dan sipil yang disebutkan di atas, CEDAW menyatakan negara memiliki kewajiban: 1. Membuat peraturan-peraturan yang tepat untuk menghapuskan diskriminasi terhadap perempuan dalam kehidupan politik dan kehidupan kemasyarakatan atas dasar persamaan dengan laki-laki. 2. Membuat peraturan-peraturan yang tepat menjamin adanya kesempatan bagi perempuan untuk mewakili pemerintahan maupun bekerja di tingkat internasional. 3. Memberikan hak yang sama dengan pria untuk memperoleh, mengubah atau mempertahankan kewarganegarannya. 4. Menjamin bahwa perkawinan dengan orang asing tidak akan mengubah status kewarganegaraan ataupun kehilangan status kewarganegaraan. Kesehatan Reproduksi Dimensi Sosial Wanita dan Permasalahannya 5. 7 Memberi hak yang sama antara laki-laki dan perempuan menentukan kewarganegaraan anak-anak mereka. II. Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya Kaum Perempuan Hak Asasi Manusia dalam bidang ekonomi, sosial dan budaya dapat ditemukan di dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia dan ICESCR (Internasional Kovenan Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya) Pasal 2 ICESRC menyatakan hak yang sama antara laki-laki dan perempuan untuk menikmati ekonomi, sosial dan budaya yang meliputi: 1. Hak untuk mencari nafkah dan memilih pekerjaan (pasal 6) 2. Hak menikmati kondisi kerja yang adil dan menguntungkan (pasal 7) 3. Hak untuk membentuk serikat pekerja , terlibat dalam serikat pekerja (pasal 8) 4. Hak atas jaminan sosial dan asuransi sosial (pasal 9) 5. Hak mendapatkan perlindungan khusus terhadap kehamilan (pasal 10) 6. Hak mendapat perilaku yang non diskriminatif (pasal 10) 7. Hak atas standar kehidupan yang layak (pasal 11) 8. Hak atas standar tertinggi kesehatan (pasal 12) 9. Hak atas pendidikan (pasal 13) 10. Hak berpartisipasi dalam kehidupan budaya, penikmatan manfaat teknologi dan kemajuan teknologi (pasal 15) . 11. Hak mendapat perlindungan atas karya dan budaya (pasal 15) Dari berbagai hak-hak yang sudah diatur terlebih dahulu, CEDAW menekankan hakhak tersebut dalam hal: hak yang sama dalam bidang pendidikan, pekerjaan kesehatan dan hak-hak khusus perempuan di daerah pedesaan. a) Hak di bidang Pendidikan diatur pada pasal 10 Hak-hak yang mendapat tekanan khusus oleh CEDAW dalam bidang pendidikan adalah hak: Kesehatan Reproduksi Dimensi Sosial Wanita dan Permasalahannya 1. 8 Mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pendidikan baik di tingkat taman kanak-kanak, umum, teknik serta pendidikan keahlian teknik tinggi dan segala macam pelatihan kejuruan. 2. Pengikutsertaan pada kurikulum, ujian, staf pengajar dengan standar kualifikasi yang sama, serta gedung dan peralatan sekolah yang berkualitas sama. 3. Penghapusan konsep yang steriotif mengenai peranan laki-laki dan perempuan dalam segala tingkatan bentuk pendidikan. 4. Kesempatan yang sama dalam mendapatkan beasiswa. 5. Kesempatan yang sama untuk ikut serta dalam program pendidikan kelanjutan, pendidikan orang dewasa dan pemberantasan buta huruf. 6. Pengurangan angka putus sekolah pelajar putri dan penyelenggaraan program untuk gadis-gadis dan perempuan yang putus sekolah. 7. Berpartisipasi secara aktif dalam olahraga dan pendidikan jasmani. 8. Memperoleh penerangan untuk menjamin kesehatan, kesejahteraan, keluarga dan keluarga berencana. Kewajiban negara dalam konteks hak tersebut meliputi: Membuat peraturan-peraturan yang tepat untuk menghapuskan diskriminasi terhadap perempuan guna menjamin hak yang sama dengan laki-laki di lapangan pendidikan. Menghapuskan konsep yang strereotif mengenai peran laki-laki dan perempuan dalam bidang pendidikan, termasuk dalam buku wajib, program dan metode belajar. Mengurangi angka putus sekolah untuk perempuan. b) Hak Kerja – pasal 11 CEDAW CEDAW menurunkan hak kerja sebagaimana telah diatur di dalam ICESCR sebagai berikut: 1. Hak untuk bekerja sebagai hak asasi manusia. Kesehatan Reproduksi Dimensi Sosial Wanita dan Permasalahannya 9 2. Hak atas kesempatan kerja yang sama termasuk dalam hal seleksi. 3. Hak memilih profesi dan pekerjaan, mendapat promosi, jaminan pekerjaan, semua tunjangan, serta fasilitas kerja, pelatihan kejuruan dan pelatihan ulang. 4. Hak menerima upah yang sama termasuk tunjangan, termasuk persamaan perlakuan dalam penilaian kualitas kerja. 5. Hak atas jaminan sosial, khususnya dalam pensiun, pengangguran, sakit, cacat, lanjut usia. 6. Hak atas masa cuti yang dibayar. 7. Hak atas perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja. 8. Hak atas perlindungan khusus terhadap fungsi melanjutkan keturunan dalam bentuk: Tidak dipecat atas dasar kehamilan atau atas dasar status perkawinan Pengadaan cuti hamil dengan bayaran Pengadaan pelayanan sosial dalam bentuk tempat penitipan anak. Pemberian pekerjaan yang tidak berbahaya bagi kehamilan. Kewajiban negara terhadap penjaminan hak tersebut meliputi: Membuatkan peraturan-peraturan yang tepat untuk menghapus diskriminasi terhadap perempuan guna menghapus diskriminasi terhadap perempuan dalam lapangan pekerjaan atas dasar persamaan antara lakilaki dan perempuan. Mencegah diskriminasi terhadap perempuan atas dasar perkawinan dan kehamilan. Peninjauan terhadap peraturan yang ditujukan untuk melindungai perempuan secara berkala guna melakukan revisi, pencabutan ataupun perluasan berdasarkan kebutuhan. c) Hak dalam bidang Kesehatan, pasal 12 CEDAW Di dalam ICESCR disebutkan bahwa setiap orang berhak untuk menikmati standar tertinggi yang dapat dicapai atas kesehatan fisik dan mental terutama hak untuk: Kesehatan Reproduksi Dimensi Sosial Wanita dan Permasalahannya 10 1. Bebas dari kematian saat melahirkan. 2. Perkembangan kesehatan sejak kanak-kanak. 3. Berada dalam lingkungan yang sehat dan terbebas dari polusi industri. 4. Pengobatan dan bebas dari penyakit yang menular termasuk yang berhubungan dengan kerja. 5. Mendapatkan pelayanan dan perhatian medis. CEDAW pasal 12 mencantumkan hak-hak perempuan untuk mendapat pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan yang berkaitan dengan KB, kehamilan, persalinan dan sesudah masa persalinan (termasuk makanan bergizi selama masa kehamilan). Kewajiban negara berkaitan dengan kesehatan adalah: Membuat perempuan yang tepat untuk menghapus diskriminasi terhadap perempuan di bidang pemeliharaan kesehatan. Menjamin diperolehnya pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan KB, kehamilan, persalinan, dan sesudah masa persalinan atas dasar persamaan antara laki-laki dan perempuan. Termasuk di dalamnya adalah menjamin agar pelayanan tersebut layak, dan bila diperlukan diberikan cuma-cuma, termasuk pemberian makanan bergizi yang cukup selama kehamilan dan masa menyusui. d) Hak lainnya dalam bidang ekonomi dan sosial, Pasal 13 CEDAW CEDAW juga mencantumkan hak yang sama atas dasar persamaan dalam hal mendapatkan: Hak atas tunjangan keluarga Hak atas pinjaman bank, hipotek dan lain-lain bentuk kredit permodalan Hak untuk ikut serta dalam kegiatan-kegiatan rekreasi, olahraga, dan semua segi kehidupan kebudayaan. Kewajiban negara berkaitan dnegan hak tersebut adalah: membuat peraturanPeraturan yang tepat untuk menghapus diskriminasi terhadap perempuan khusus atas dasar persamaan antara laki-laki dan perempuan. Kesehatan Reproduksi Dimensi Sosial Wanita dan Permasalahannya 11 e) Hak-hak khusus perempuan di pedesaan. CEDAW meletakkan hak-hak khusus untuk perempuan pedesaan yang meliputi hakhak : Untuk berpartisipasi dalam perluasan dan implementasi perencanaan pembangunan di segala tingkatan. Untuk memperoleh fasilitas pemeliharaan kesehatan yang memadai, termasuk penerangan, penyuluhan, dan pelayanan dalam keluarga berencana. Untuk mendapatkan manfaat langsung dari program jaminan sosial. Untuk memperoleh segala jenis pelatihan dan pendidikan, baik formal maupun non formal, termasuk yang berhubungan dengan pemberantasan buta huruf fungsional maupun penyuluhan isu lainnya. Untuk membentuk kelompok-kelompok swadaya dan koperasi supaya memperoleh peluang yang sama terhadap kesempatan ekonomi (pekerjaan atau kewiraswataan). Untuk berpartisipasi dalam semua kegiatan masyarakat. Untuk dapat memperoleh kredit dan pinjaman pertanian, fasilitas pemasaran, teknologi tepat guna dan perlakuan sama pada land reform dan urusan-urusan pertahanan termasuk pengaturan-pengaturan tanah pemukiman. Untuk menikmati kondisi hidup yang memadai, terutama yang berhubugan dengan perumahan, sanitasi, penyediaan listrik, air, pengangkutan dan komunikasi. Kesehatan Reproduksi Dimensi Sosial Wanita dan Permasalahannya 12 EVALUASI 1. Bentuk diskriminasi yang sering timbul pada wanita, kecuali: a. Menginginkan anak laki-laki daripada perempuan b. Tidak punya hak hukum dan kekuasaan c. Terlalu banyak anak dan terlalu sering melahirkan d. mendapat pendidikan yang sama dengan laki-laki Jawab D 2. Sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang sedemikian oleh seseorang sesuai dengan tuntutan hati nuraninya, disebut a. Status b. Nilai c. Peran d. Moral Jawab B 3. Dibawah ini merupakan peran biologis wanita, yaitu: a. mendidik anak b. mengelola dan merawat kebersihan rumah c. melahirkan d. sosialisasi dirumah Jawab C 4. Mengganggap bahwa perbedaan psikologis antara pria dan wanita disebabkan oleh factor-faktor biologis yang sudah ada sejak manusia dilahirkan, merupakan: a. teori nurture b. teori nature c. aktualisasi diri d. hirarki kebutuhan Jawab B 5. Secara konseptual peran ganda wanita mengandung beberapa kelemahan dan ambivalensi, kecuali: Kesehatan Reproduksi Dimensi Sosial Wanita dan Permasalahannya a. 13 Sifat dan jenis pekerjaan wanita untuk tertentu dan sesuai dengan kodrat wanitanya b. Wanita sepenuhnya bisa ikut dalam proses-proses produksi c. Pengakuan sistem pembagian kerja seksual yang bersifat biologis semata d. Merupakan suatu penerimaan tuntas terhadap berlangsungnya mode or production yang ada Jawab B Kesehatan Reproduksi