BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI B (BPPT) A D A N P PERATURAN E N KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN G TEKNOLOGI K NOMOR 009 TAHUN 2015 A TENTANG J I ORGANISASI DAN TATA KERJAA N BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI D A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA N ESA P E KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, N E R A Menimbang : a. P bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tugas A N dan fungsi, perlu dilakukan penyempurnaan organisasi dan tata kerja T Badan Pengkajian dan PenerapanE Teknologi; b. K bahwa telah diterbitkan Surat N Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Reformasi O Aparatur L Birokrasi Negara O berdasarkan G dan Nomor B/2491.1/M.PAN-RB/07/2015 tanggal 31 Juli 2015, I hal Penataan Organisasi ( dan Tata Kerja Badan B Pengkajian dan Penerapan Teknologi; c. bahwa berdasarkan pertimbangan P sebagaimana dimaksud pada huruf a dan Pb, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang T Organisasi dan Tata Kerja Badan ) Pengkajian dan Penerapan Teknologi; -2Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 10); 2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi Pemerintah dan Non Tugas Departemen Eselon I Lembaga sebagaimana beberapa kali diubah terakhir dengan telah Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11); 3. Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI. BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Bagian Kesatu Kedudukan Pasal 1 (1) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, yang selanjutnya dalam Peraturan ini disebut BPPT adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden -3melalui menteri yang membidangi urusan pemerintahan di bidang riset dan teknologi. (2) BPPT dipimpin oleh Kepala. Bagian Kedua Tugas dan Fungsi Pasal 2 BPPT mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, BPPT menyelenggarakan fungsi: a. pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengkajian dan penerapan teknologi; b. koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPPT; c. pemantauan, pembinaan, dan pelayanan terhadap kegiatan instansi pemerintah dan swasta di bidang pengkajian dan penerapan teknologi dalam rangka inovasi, difusi, dan pengembangan kapasitas teknologi serta pembinaan alih teknologi; dan d. penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, kepegawaian, hubungan organisasi keuangan, masyarakat, dan hukum, tata laksana, kerja persuratan, sama, kearsipan, persandian, perlengkapan dan rumah tangga. -4BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 4 BPPT terdiri atas: a. Kepala; b. Sekretariat Utama; c. Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi; d. Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam; e. Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi; f. Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi dan Material; g. Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa; h. Inspektorat; i. Pusat Pelayanan Teknologi; j. Pusat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan; dan k. Pusat Manajemen Informasi. BAB III KEPALA Pasal 5 Kepala mempunyai tugas: a. memimpin BPPT sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. menyiapkan kebijakan nasional dan kebijakan umum sesuai dengan tugas BPPT; c. menetapkan kebijakan teknis pelaksanaan tugas BPPT yang menjadi tanggung jawabnya; dan d. membina dan melaksanakan kerja sama dengan instansi dan organisasi lain. -5BAB IV SEKRETARIAT UTAMA Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Pasal 6 (1) Sekretariat Utama adalah unsur pembantu pemimpin yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. (2) Sekretariat Utama dipimpin oleh Sekretaris Utama. Pasal 7 Sekretariat Utama mempunyai tugas mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan, dan pengendalian terhadap program, administrasi dan sumber daya di lingkungan BPPT. Pasal 8 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Sekretariat Utama menyelenggarakan fungsi: a. pengkoordinasian, sinkronisasi, dan integrasi di lingkungan BPPT; b. pengkoordinasian perencanaan dan perumusan kebijakan teknis BPPT; c. pembinaan dan ketatausahaan, kepegawaian, kehumasan, pelayanan administrasi organisasi dan tata laksana, keuangan, persuratan, hukum, kearsipan, kerja sama, persandian, perlengkapan dan rumah tangga BPPT; d. pengkoordinasian penyusunan peraturan perundangundangan dan dokumen hukum lainnya yang berkaitan dengan tugas BPPT; dan e. pengkoordinasian dalam penyusunan laporan BPPT. -6Bagian Kedua Susunan Organisasi Pasal 9 Sekretariat Utama terdiri atas: a. Biro Perencanaan dan Keuangan; b. Biro Sumber Daya Manusia dan Organisasi; c. Biro Hukum, Kerja Sama, dan Hubungan Masyarakat; dan d. Biro Umum. Bagian Ketiga Biro Perencanaan dan Keuangan Pasal 10 Biro Perencanaan melaksanakan dan dan Keuangan mempunyai mengkoordinasikan program dan anggaran, tugas penyusunan evaluasi dan pelaporan kinerja, serta pengelolaan verifikasi, perbendaharaan, akuntansi, dan pelaporan keuangan. Pasal 11 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, Biro Perencanaan dan Keuangan menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan program, koordinasi kegiatan, serta dan penyusunan anggaran serta rencana rencana strategis; b. pengkoordinasian dan penyusunan evaluasi dan verifikasi dan akuntansi dan pelaporan kinerja; c. pelaksanaan kegiatan pengelolaan pengelolaan perbendaharaan; dan d. pelaksanaan pengelolaan pelaporan keuangan. kegiatan -7Pasal 12 Biro Perencanaan dan Keuangan terdiri atas: a. Bagian Program dan Anggaran; b. Bagian Evaluasi dan Pelaporan Kinerja; c. Bagian Verifikasi dan Perbendaharaan; dan d. Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan. Pasal 13 Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas melaksanakan penyiapan koordinasi serta penyusunan rencana program, kegiatan, dan anggaran serta rencana strategis. Pasal 14 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Bagian Program dan Anggaran menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana program dan kegiatan; b. penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana anggaran; dan c. penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana strategis. Pasal 15 Bagian Program dan Anggaran terdiri atas: a. Subbagian Penyusunan Program; b. Subbagian Penyusunan Anggaran; dan c. Subbagian Penyusunan Rencana Strategis. Pasal 16 (1) Subbagian Penyusunan Program mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana program dan kegiatan. (2) Subbagian Penyusunan Anggaran mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana anggaran. koordinasi dan -8(3) Subbagian Penyusunan Rencana Strategis mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana strategis. Pasal 17 Bagian Evaluasi dan Pelaporan Kinerja mempunyai tugas melaksanakan evaluasi kinerja hasil program kegiatan, pelaporan kinerja hasil program kegiatan, dan pengelolaan data perencanaan. Pasal 18 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Bagian Evaluasi dan Pelaporan Kinerja menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan kegiatan evaluasi kinerja hasil program kegiatan; b. pelaksanaan kegiatan pelaporan kinerja hasil program kegiatan; dan c. pelaksanaan pengelolaan data perencanaan. Pasal 19 Bagian Evaluasi dan Pelaporan Kinerja terdiri atas: a. Subbagian Evaluasi Kinerja; b. Subbagian Pelaporan Kinerja; dan c. Subbagian Pengelolaan Data Perencanaan. Pasal 20 (1) Subbagian Evaluasi Kinerja mempunyai tugas melakukan kegiatan evaluasi kinerja pelaksanaan program kegiatan. (2) Subbagian Pelaporan Kinerja mempunyai tugas melakukan pelaporan kinerja pelaksanaan program kegiatan. (3) Subbagian Pengelolaan Data Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan data perencanaan program kegiatan. -9Pasal 21 Bagian Verifikasi dan Perbendaharaan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengelolaan verifikasi dan pengelolaan perbendaharaan. Pasal 22 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, Bagian Verifikasi dan Perbendaharaan menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan penyusunan pelaksanaan kegiatan pengelolaan verifikasi anggaran; b. penyiapan bahan penyusunan pelaksanaan kegiatan pengelolaan pembayaran; dan c. penyiapan bahan penyusunan pelaksanaan kegiatan penggajian. Pasal 23 Bagian Verifikasi dan Perbendaharaan terdiri atas: a. Subbagian Verifikasi Anggaran; b. Subbagian Pembayaran; dan c. Subbagian Penggajian. Pasal 24 (1) Subbagian Verifikasi Anggaran mempunyai tugas melakukan verifikasi dokumen anggaran. (2) Subbagian Pembayaran mempunyai tugas melakukan kegiatan pengelolaan pembayaran. (3) Subbagian Penggajian mempunyai tugas melakukan kegiatan pengelolaan penggajian pegawai. Pasal 25 Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan. - 10 Pasal 26 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25, Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan kegiatan tata usaha anggaran; b. pelaksanaan kegiatan evaluasi anggaran; dan c. pelaksanaan penyusunan dan pelaporan keuangan. Pasal 27 Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan terdiri atas: a. Subbagian Tata Usaha Anggaran; b. Subbagian Evaluasi Anggaran; dan c. Subbagian Pelaporan Keuangan. Pasal 28 (1) Subbagian Tata Usaha Anggaran mempunyai tugas melakukan kegiatan tata usaha anggaran. (2) Subbagian melakukan Evaluasi Anggaran kegiatan mempunyai koordinasi, tugas penyusunan, pemantauan dan evaluasi anggaran. (3) Subbagian Pelaporan Keuangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan dan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Bagian Keempat Biro Sumber Daya Manusia dan Organisasi Pasal 29 Biro Sumber Daya Manusia dan Organisasi mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia, pengelolaan karir dan mutasi pegawai, pengelolaan kesejahteraan dan kinerja pegawai serta penataan organisasi dan tata laksana. - 11 Pasal 30 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, Biro Sumber Daya Manusia dan Organisasi menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan koordinasi, perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia; b. penyiapan koordinasi, pengelolaan karir dan mutasi pegawai; c. penyiapan koordinasi, pengelolaan kesejahteraan dan kinerja pegawai; dan d. penyiapan koordinasi, penataan organisasi dan tata laksana. Pasal 31 Biro Sumber Daya Manusia dan Organisasi terdiri atas: a. Bagian Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia; b. Bagian Karir dan Mutasi Pegawai; c. Bagian Kesejahteraan dan Kinerja Pegawai; dan d. Bagian Organisasi dan Tata Laksana. Pasal 32 Bagian Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas melaksanakan perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia. Pasal 33 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32, Bagian Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perencanaan sumber daya manusia; dan b. penyiapan manusia. bahan pengembangan sumber daya - 12 Pasal 34 Bagian Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia terdiri atas: a. Subbagian Perencanaan Sumber Daya Manusia; dan b. Subbagian Pengembangan Sumber Daya Manusia. Pasal 35 (1) Subbagian Perencanaan mempunyai tugas Sumber melakukan Daya Manusia penyiapan bahan perencanaan sumber daya manusia. (2) Subbagian Pengembangan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengembangan sumber daya manusia. Pasal 36 Bagian Karir dan Mutasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan administrasi karir struktural, karir fungsional dan mutasi pegawai. Pasal 37 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, Bagian Karir dan Mutasi Pegawai menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan pengadministrasian karir struktural; b. penyiapan bahan pengadministrasian karir fungsional; dan c. penyiapan bahan pengadministrasian mutasi pegawai. Pasal 38 Bagian Karir dan Mutasi Pegawai terdiri atas: a. Subbagian Karir Struktural; b. Subbagian Karir Fungsional; dan c. Subbagian Mutasi. - 13 Pasal 39 (1) Subbagian Karir Struktural mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan administrasi pengelolaan karir jabatan struktural. (2) Subbagian Karir Fungsional mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan administrasi pengelolaan karir jabatan fungsional. (3) Subbagian Mutasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan mutasi pegawai. Pasal 40 Bagian Kesejahteraan dan Kinerja Pegawai mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengelolaan tata usaha kepegawaian, kesejahteraan, dan kinerja pegawai. Pasal 41 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40, Bagian Kesejahteraan dan Kinerja Pegawai menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan pengelolaan tata usaha kepegawaian; b. pelaksanaan urusan kesejahteraan pegawai; dan c. pelaksanaan pengelolaan akuntabilitas dan evaluasi kinerja pegawai. Pasal 42 Bagian Kesejahteraan dan Kinerja Pegawai terdiri atas: a. Subbagian Tata Usaha Kepegawaian; b. Subbagian Kesejahteraan; dan c. Subbagian Kinerja Pegawai. Pasal 43 (1) Subbagian Tata Usaha Kepegawaian mempunyai tugas melakukan pengelolaan tata usaha kepegawaian. (2) Subbagian Kesejahteraan mempunyai tugas melakukan urusan kesejahteraan pegawai. (3) Subbagian Kinerja Pegawai mempunyai melaksanakan pengelolaan kinerja pegawai. tugas - 14 Pasal 44 Bagian Organisasi dan Tata Laksana mempunyai tugas melaksanakan penyusunan, pengelolaan dan penataan organisasi dan tata laksana. Pasal 45 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44, Bagian Organisasi dan Tata Laksana menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan penyusunan, pengelolaan dan penataan, organisasi; dan b. penyiapan bahan penyusunan dan pengelolaan tata laksana. Pasal 46 Bagian Organisasi dan Tata Laksana terdiri atas : a. Subbagian Organisasi; dan b. Subbagian Tata Laksana. Pasal 47 (1) Subbagian Organisasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan, pengelolaan dan penataan organisasi. (2) Subbagian Tata Laksana mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pengelolaan tata laksana. Bagian Kelima Biro Hukum, Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Pasal 48 Biro Hukum, Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan penyusunan peraturan perundang-undangan, perlindungan kekayaan advokasi hukum, intelektual, fasilitasi koordinasi dan administrasi kerja sama, serta pengelolaan hubungan masyarakat. - 15 Pasal 49 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48, Biro Hukum, Kerja Sama, dan Hubungan Masyarakat menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan undangan, penyusunan advokasi peraturan hukum, perundang- dan fasilitasi perlindungan kekayaan intelektual; b. penyiapan koordinasi dan administrasi kerja sama; dan c. penyiapan pengelolaan hubungan masyarakat. Pasal 50 Biro Hukum, Kerja Sama, dan Hubungan Masyarakat terdiri atas: a. Bagian Hukum dan Kekayaan Intelektual; b. Bagian Kerja Sama; dan c. Bagian Hubungan Masyarakat. Pasal 51 Bagian Hukum dan Kekayaan Intelektual mempunyai tugas melaksanakan kegiatan di bidang hukum dan pengelolaan kekayaan intelektual. Pasal 52 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51, Bagian Hukum dan Kekayaan Intelektual menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan penelaahan dokumen hukum, advokasi, dan penyelesaian masalah hukum; b. penyiapan bahan penyusunan dan penelaahan peraturan perundang-undangan; dan c. penyiapan bahan pengelolaan kekayaan intelektual. Pasal 53 Bagian Hukum dan Kekayaan Intelektual terdiri atas: - 16 a. Subbagian Advokasi Hukum; b. Subbagian Perundang-undangan; dan c. Subbagian Kekayaan Intelektual. Pasal 54 (1) Subbagian Advokasi Hukum mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan, perumusan dan penelaahan dokumen hukum, advokasi dan penyelesaian masalah hukum. (2) Subbagian Perundang-undangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan, perumusan dan penelaahan undangan, naskah peraturan pendokumentasian perundang- peraturan serta pemberian pelayanan informasi peraturan. (3) Subbagian Kekayaan Intelektual mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengelolaan administrasi dan legalisasi status kekayaan intelektual serta identifikasi karya intelektual di lingkungan BPPT. Pasal 55 Bagian Kerja koordinasi, Sama mempunyai pelaksanaan tugas administrasi, melaksanakan dan evaluasi pelaksanaan kerja sama antarlembaga dan industri. Pasal 56 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55, Bagian Kerja Sama menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan koordinasi, pelaksanaan administrasi, dan evaluasi pelaksanaan kerja sama antarlembaga; dan b. penyiapan koordinasi, pelaksanaan administrasi, dan evaluasi pelaksanaan kerja sama industri. Pasal 57 Bagian Kerja Sama terdiri atas: a. Subbagian Kerja Sama Antarlembaga; dan b. Subbagian Kerja Sama Industri. - 17 Pasal 58 (1) Subbagian Kerja Sama Antarlembaga mempunyai tugas melakukan penyiapan koordinasi, pelaksanaan administrasi, dan evaluasi pelaksanaan kerja sama antarlembaga. (2) Subbagian Kerja Sama Industri mempunyai tugas melakukan penyiapan koordinasi, pelaksanaan administrasi, dan evaluasi pelaksanaan kerja sama industri. Pasal 59 Bagian Hubungan melaksanakan Masyarakat keprotokolan, mempunyai hubungan tugas antarlembaga, hubungan media massa, dan pengaduan masyarakat. Pasal 60 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59, Bagian Hubungan Masyarakat mempunyai fungsi: a. penyiapan bahan pelaksanaan keprotokolan dan hubungan antar lembaga; b. penyiapan bahan pelaksanaan hubungan media, analisa media, dan pengaduan masyarakat; dan c. penyiapan bahan pelaksanaan publikasi serta pengelolaan informasi dan dokumentasi. Pasal 61 Bagian Hubungan Masyarakat terdiri atas: a. Subbagian Protokol dan Hubungan Antarlembaga; b. Subbagian Hubungan Media dan Pengaduan Masyarakat; dan c. Subbagian Publikasi dan Dokumentasi. Pasal 62 (1) Subbagian Protokol dan Hubungan Antarlembaga mempunyai tugas melakukan pelaksanaan keprotokolan. penyiapan bahan - 18 (2) Subbagian Hubungan Masyarakat Media mempunyai dan Pengaduan tugas melakukan pelaksanaan hubungan media massa, pengelolaan opini publik, analisa media, dan pengaduan masyarakat. (3) Subbagian Publikasi dan Dokumentasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan publikasi dan pengelolaan informasi dan dokumentasi. Bagian Keenam Biro Umum Pasal 63 Biro Umum mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan perlengkapan, kerumahtanggaan, ketatausahaan, arsip, dan barang milik negara. Pasal 64 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63, Biro Umum menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan kegiatan pengelolaan perlengkapan; b. pelaksanaan kegiatan pengelolaan rumah tangga dan tata usaha pimpinan; dan c. pelaksanaan pengelolaan dan penatausahaan akuntansi barang milik negara. Pasal 65 Biro Umum terdiri atas: a. Bagian Perlengkapan; b. Bagian Rumah Tangga dan Tata Usaha Pimpinan; dan c. Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara. Pasal 66 Bagian Perlengkapan mempunyai tugas melaksanakan analisa kebutuhan, pengelolaan sarana dan prasarana serta layanan pengadaan barang/jasa pemerintah. - 19 Pasal 67 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66, Bagian Perlengkapan menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan kegiatan analisis kebutuhan dan pengembangan sarana dan prasarana; b. pelaksanaan kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana; dan c. pelaksanaan kegiatan layanan pengadaan barang/jasa pemerintah. Pasal 68 Bagian Perlengkapan terdiri atas: a. Subbagian Analisis Kebutuhan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana; b. Subbagian Pengelolaan Sarana dan Prasarana; dan c. Subbagian Layanan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Pasal 69 (1) Subbagian Analisis Kebutuhan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana mempunyai tugas melakukan kegiatan analisis kebutuhan dan pengembangan sarana dan prasarana. (2) Subbagian pengelolaan Sarana dan Prasarana mempunyai tugas melakukan kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana. (3) Subbagian Layanan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah mempunyai tugas melakukan layanan pengadaan barang/jasa pemerintah. Pasal 70 Bagian Rumah Tangga dan Tata Usaha Pimpinan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengelolaan kerumahtanggaan dan tata usaha pimpinan. - 20 Pasal 71 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70, Bagian Rumah Tangga dan Tata Usaha Pimpinan menyelenggarakan fungsi: a. pengelolaan urusan dalam dan perjalanan; b. pengelolaan kendaraan dan percetakan; dan c. pengelolaan tata usaha pimpinan dan arsip. Pasal 72 Bagian Rumah Tangga dan Tata Usaha Pimpinan terdiri atas: a. Subbagian Urusan Dalam dan Perjalanan; b. Subbagian Kendaraan dan Percetakan; c. Subbagian Tata Usaha dan Arsip; d. Subbagian Tata Usaha Kepala; e. Subbagian Tata Usaha Setama; dan f. Subbagian Tata Usaha Deputi. Pasal 73 (1) Subbagian Urusan Dalam dan Perjalanan mempunyai tugas melakukan pengelolaan urusan dalam dan perjalanan dinas. (2) Subbagian Kendaraan dan Percetakan mempunyai tugas melakukan pengelolaan dan perbaikan kendaraan serta percetakan. (3) Subbagian Tata Usaha dan Arsip mempunyai tugas melakukan pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan, dan persandian. (4) Subbagian Tata Usaha Pimpinan mempunyai tugas melakukan pengelolaan urusan tata usaha Kepala, Sekretaris Utama, dan Deputi. Pasal 74 Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengelolaan penatausahaan dan akuntansi barang milik negara. - 21 Pasal 75 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74, Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perencanaan kebutuhan, penerimaan/ pemeriksaan, pemanfaatan, penilaian dan monitoring barang milik negara; b. penyiapan bahan penggunaan, pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan barang milik negara; dan c. penyiapan bahan pemindahtanganan, pemusnahan, penghapusan dan pembinaan/pengendalian barang milik negara. Pasal 76 Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara terdiri atas: a. Subbagian Penerimaan dan Monitoring Barang Milik Negara; b. Subbagian Penatausahaan Akuntansi Barang Milik Negara; dan c. Subbagian Penghapusan dan Pengendalian Barang Milik Negara. Pasal 77 (1) Subbagian Penerimaan dan Monitoring Barang Milik Negara mempunyai tugas melakukan perencanaan kebutuhan, penerimaan, pemanfaatan, penilaian dan monitoring barang milik negara. (2) Subbagian Penatausahaan mempunyai tugas Barang melakukan Milik Negara penggunaan, pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan barang milik Negara. (3) Subbagian Penghapusan dan Pengendalian Barang Milik Negara mempunyai tugas melakukan pemindahtanganan, pemusnahan, penghapusan, dan pembinaan/pengendalian barang milik negara. - 22 BAB V DEPUTI BIDANG PENGKAJIAN KEBIJAKAN TEKNOLOGI Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Pasal 78 (1) Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi BPPT di bidang pengkajian kebijakan teknologi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. (2) Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi dipimpin oleh Deputi. Pasal 79 Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengkajian kebijakan teknologi. Pasal 80 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79, Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan teknis pelaksanaan di bidang kebijakan teknologi; b. pelaksanaan daerah, kegiatan kebijakan kebijakan teknologi teknologi kawasan inovasi spesifik, pengembangan teknoprener dan klaster industri dan kebijakan strategi teknologi dan audit teknologi; c. pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang kebijakan teknologi; d. pembinaan dan pemberian bimbingan di bidang kebijakan teknologi; dan e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala. - 23 Bagian Kedua Susunan Organisasi Pasal 81 Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi terdiri atas: a. Pusat Teknologi Inovasi Daerah; b. Pusat Teknologi Kawasan Spesifik; c. Pusat Teknoprener dan Klaster Industri; dan d. Pusat Strategi Teknologi dan Audit Teknologi. Bagian Ketiga Pusat Teknologi Inovasi Daerah Pasal 82 Pusat Teknologi melaksanakan Inovasi pengkajian Daerah dan mempunyai penerapan tugas kebijakan teknologi di bidang pengembangan iklim dan lingkungan berinovasi di daerah otonom. Pasal 83 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82, Pusat Teknologi Inovasi Daerah menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan kegiatan pengkajian dan penerapan kebijakan kelembagaan inovasi di daerah otonom; b. pelaksanaan kegiatan pengkajian dan penerapan kebijakan budaya inovasi di daerah otonom; c. pelaksanaan kebijakan kegiatan pengkajian dan infrastruktur khusus inovasi penerapan dan isu perkembangan teknologi global di daerah otonom; d. penyiapan bahan rumusan kebijakan inovasi daerah; dan e. pelaksanaan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi Inovasi Daerah. - 24 Pasal 84 Pusat Teknologi Inovasi Daerah terdiri atas: a. Bagian Program dan Anggaran; dan b. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 85 Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran. Bagian Keempat Pusat Teknologi Kawasan Spesifik Pasal 86 Pusat Teknologi melaksanakan Kawasan pengkajian Spesifik dan mempunyai penerapan tugas kebijakan teknologi di bidang pengembangan jaringan inovasi dan kawasan spesifik berbasis teknologi dan inovasi. Pasal 87 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86, Pusat Teknologi Kawasan Spesifik menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan kegiatan pengkajian dan penerapan kebijakan penyedia teknologi dan inovasi kawasan; b. pelaksanaan kegiatan pengkajian dan penerapan kebijakan pengguna teknologi dan inovasi kawasan; c. pelaksanaan kegiatan pengkajian dan penerapan kebijakan jaringan inovasi serta keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan sistem inovasi; d. penyiapan bahan rumusan kebijakan pengembangan jaringan inovasi dan kawasan spesifik; dan e. pelaksanaan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi Kawasan Spesifik. - 25 Pasal 88 Pusat Teknologi Kawasan Spesifik terdiri atas: a. Bagian Program dan Anggaran; dan b. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 89 Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran. Bagian Kelima Pusat Teknoprener dan Klaster Industri Pasal 90 Pusat Teknoprener dan Klaster Industri mempunyai tugas melaksanakan teknologi di pengkajian bidang pengembangan dan penerapan pengembangan klaster industri kebijakan teknoprener tertentu dan berdasarkan peningkatan rantai nilai tambah. Pasal 91 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90, Pusat Teknoprener dan Klaster Industri menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan kegiatan pengkajian dan penerapan kebijakan teknologi pengembangan teknoprener; b. pelaksanaan kegiatan pengkajian dan penerapan kebijakan teknologi pengembangan klaster industri tertentu; c. pelaksanaan kegiatan pengkajian dan penerapan kebijakan fasilitasi pengembangan kelembagaan dan budaya teknoprener; d. penyiapan bahan rumusan kebijakan pengembangan teknoprener dan klaster industri; dan e. pelaksanaan program dan perencanaan, anggaran monitoring, di Teknoprener dan Klaster Industri. lingkungan evaluasi Pusat - 26 Pasal 92 Pusat Teknoprener dan Klaster Industri terdiri atas: a. Bagian Program dan Anggaran; dan b. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 93 Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran. Bagian Keenam Pusat Strategi Teknologi dan Audit Teknologi Pasal 94 Pusat Strategi Teknologi dan Audit Teknologi mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan penerapan kebijakan teknologi di bidang strategi teknologi dan audit teknologi. Pasal 95 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 94, Pusat Strategi Teknologi dan Audit Teknologi menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan kegiatan pengkajian dan penerapan dan penerapan dan penerapan kebijakan strategi teknologi; b. pelaksanaan kegiatan pengkajian kebijakan audit teknologi; c. pelaksanaan kegiatan pengkajian instrumen kebijakan teknologi tematik; d. penyiapan bahan rumusan kebijakan strategi teknologi dan sistem audit teknologi; dan e. pelaksanaan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran di lingkungan Pusat Strategi Teknologi dan Audit Teknologi. - 27 Pasal 96 Pusat Strategi Teknologi dan Audit Teknologi terdiri atas: a. Bagian Program dan Anggaran; dan b. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 97 Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran. BAB VI DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA ALAM Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Pasal 98 (1) Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi BPPT di bidang teknologi pengembangan sumber daya alam, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. (2) Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam dipimpin oleh Deputi. Pasal 99 Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang teknologi pengembangan sumber daya alam. Pasal 100 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 99 Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam menyelenggarakan fungsi: - 28 a. perumusan kebijakan teknis pelaksanaan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi pengembangan sumber daya alam; b. pelaksanaan sumber kegiatan daya wilayah, teknologi pengembangan teknologi pengembangan sumber daya mineral, teknologi reduksi risiko bencana dan teknologi lingkungan. c. pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang pengkajian dan penerapan teknologi pengembangan sumber daya alam; dan d. pembinaan dan pemberian bimbingan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi pengembangan sumber daya alam; dan e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala. Bagian Kedua Susunan Organisasi Pasal 101 Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam terdiri atas : a. Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Wilayah; b. Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Mineral; c. Pusat Teknologi Reduksi Risiko Bencana; dan d. Pusat Teknologi Lingkungan. Bagian Ketiga Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Wilayah Pasal 102 Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Wilayah mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi pengembangan sumber daya wilayah. - 29 Pasal 103 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 102, Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Wilayah menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di bidang eksplorasi sumber daya alam berbasis penginderaan jauh maju; b. pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di bidang eksplorasi sumber daya alam wilayah darat (terrestrial) berbasis geofisika maju; c. pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di bidang eksplorasi sumber daya alam wilayah laut dan pesisir berbasis akustik tomografi; d. penyiapan bahan rumusan kebijakan teknologi pengembangan sumber daya wilayah; dan e. pelaksanaan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Wilayah. Pasal 104 Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Wilayah terdiri atas : a. Bagian Program dan Anggaran; dan b. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 105 Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran. - 30 Bagian Keempat Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Mineral Pasal 106 Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Mineral mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi pengembangan sumber daya mineral. Pasal 107 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106, Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Mineral menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di bidang pengolahan dan pemurnian mineral; b. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang tekno-ekonomi mineral; c. pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di bidang pertambangan skala kecil; d. penyiapan bahan rumusan kebijakan teknologi pengembangan sumber daya mineral; dan e. pelaksanaan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Mineral. Pasal 108 Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Mineral terdiri atas: a. Bagian Program dan Anggaran; dan b. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 109 Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran. - 31 Bagian Kelima Pusat Teknologi Reduksi Risiko Bencana Pasal 110 Pusat Teknologi Reduksi Risiko Bencana mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi reduksi risiko bencana. Pasal 111 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 110, Pusat Teknologi Reduksi Risiko Bencana menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di bidang adaptasi dan penataan ruang berbasis pengurangan risiko bencana; b. pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di bidang mitigasi bencana; c. pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di bidang instrumentasi kebencanaan; d. penyiapan bahan rumusan kebijakan teknologi monitoring, evaluasi reduksi risiko bencana; dan e. pelaksanaan perencanaan, program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi Reduksi Risiko Bencana. Pasal 112 Pusat Teknologi Reduksi Risiko Bencana terdiri atas : a. Bagian Program dan Anggaran; dan b. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 113 Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran. - 32 Bagian Keenam Pusat Teknologi Lingkungan Pasal 114 Pusat Teknologi melaksanakan Lingkungan pengkajian dan mempunyai penerapan tugas di bidang teknologi lingkungan. Pasal 115 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 114, Pusat Teknologi Lingkungan menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di bidang pengendalian pencemaran lingkungan; b. pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di bidang konservasi dan pemulihan kualitas lingkungan; c. pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di bidang tata kelola lingkungan; d. penyiapan bahan rumusan kebijakan teknologi monitoring, evaluasi lingkungan; dan e. pelaksanaan perencanaan, program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi Lingkungan. Pasal 116 Pusat Teknologi Lingkungan terdiri atas: a. Bagian Program dan Anggaran; dan b. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 117 Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran. - 33 BAB VII DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI AGROINDUSTRI DAN BIOTEKNOLOGI Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Pasal 118 (1) Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi BPPT di bidang teknologi agroindustri dan bioteknologi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. (2) Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi dipimpin oleh Deputi. Pasal 119 Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi mempunyai tugas melaksanakan pelaksanaan kebijakan di bidang perumusan dan teknologi agroindustri dan bioteknologi. Pasal 120 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 119, Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan teknis pelaksanaan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi agroindustri dan bioteknologi; b. pelaksanaan kegiatan teknologi produksi pertanian, teknologi agroindustri, teknologi bioindustri, dan teknologi farmasi dan medika; c. pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang pengkajian dan penerapan teknologi agroindustri dan bioteknologi; - 34 d. pembinaan dan pemberian bimbingan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi agroindustri dan bioteknologi; dan e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala. Bagian Kedua Susunan Organisasi Pasal 121 Deputi Bidang Agroindustri Dan Bioteknologi terdiri atas: a. Pusat Teknologi Produksi Pertanian; b. Pusat Teknologi Agroindustri; c. Pusat Teknologi Bioindustri; dan d. Pusat Teknologi Farmasi dan Medika. Bagian Ketiga Pusat Teknologi Produksi Pertanian Pasal 122 Pusat Teknologi Produksi Pertanian mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi produksi pertanian. Pasal 123 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 122, Pusat Teknologi Produksi Pertanian menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi produksi tanaman; b. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi produksi peternakan; c. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi produksi perikanan; d. penyiapan bahan rumusan produksi pertanian; dan kebijakan teknologi - 35 e. pelaksanaan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi Produksi Pertanian. Pasal 124 Pusat Teknologi Produksi Pertanian terdiri atas : a. Bagian Program dan Anggaran; dan b. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 125 Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran. Bagian Keempat Pusat Teknologi Agroindustri Pasal 126 Pusat Teknologi melaksanakan Agroindustri pengkajian dan mempunyai penerapan di tugas bidang teknologi agroindustri. Pasal 127 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 126, Pusat Teknologi Agroindustri menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi agroindustri hasil tanaman; b. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi agroindustri hasil peternakan; c. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi agroindustri hasil perikanan; d. penyiapan bahan rumusan kebijakan teknologi monitoring, evaluasi agroindustri; dan e. pelaksanaan perencanaan, program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi Agroindustri. - 36 Pasal 128 Pusat Teknologi Agroindustri terdiri atas: a. Bagian Program dan Anggaran; dan b. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 129 Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran. Bagian Kelima Pusat Teknologi Bioindustri Pasal 130 Pusat Teknologi melaksanakan Bioindustri pengkajian dan mempunyai penerapan di tugas bidang teknologi bioindustri. Pasal 131 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 130, Pusat Teknologi Bioindustri menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi sumber daya hayati mikroba; b. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi biokatalis; c. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi produksi bioingredient; d. penyiapan bahan rumusan kebijakan teknologi monitoring, evaluasi bioindustri; dan e. pelaksanaan perencanaan, program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi Bioindustri. - 37 Pasal 132 Pusat Teknologi Bioindustri terdiri atas: a. Bagian Program dan Anggaran; dan b. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 133 Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran. Bagian Keenam Pusat Teknologi Farmasi dan Medika Pasal 134 Pusat Teknologi Farmasi dan Medika mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi farmasi dan medika. Pasal 135 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 134, Pusat Teknologi Farmasi dan Medika menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi produksi bahan baku farmasi; b. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi formula dan sediaan farmasi; c. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi rekayasa biomedika; d. penyiapan bahan rumusan kebijakan teknologi monitoring, evaluasi farmasi dan medika; dan e. pelaksanaan perencanaan, program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi Farmasi Dan Medika. - 38 Pasal 136 Pusat Teknologi Farmasi dan Medika terdiri atas: a. Bagian Program dan Anggaran; dan b. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 137 Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran. BAB VIII DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI, ENERGI, DAN MATERIAL Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Pasal 138 (1) Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan Material adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi BPPT di bidang teknologi informasi, energi, dan material, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. (2) Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan Material dipimpin oleh Deputi. Pasal 139 Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan Material mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang teknologi informasi, energi, dan material. Pasal 140 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 139, Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan Material menyelenggarakan fungsi: - 39 a. perumusan kebijakan teknis pelaksanaan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi informasi, energi, dan material; b. pelaksanaan kegiatan teknologi elektronika, teknologi sumber daya energi dan industri kimia, teknologi informasi dan komunikasi serta teknologi material; c. pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang pengkajian dan penerapan teknologi informasi, energi, dan material; d. pembinaan dan pemberian bimbingan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi informasi, energi, dan material; dan e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala. Bagian Kedua Susunan Organisasi Pasal 141 Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan Material terdiri dari: a. Pusat Teknologi Elektronika; b. Pusat Teknologi Sumber Daya Energi dan Industri Kimia; c. Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi; dan d. Pusat Teknologi Material. Bagian Ketiga Pusat Teknologi Elektronika Pasal 142 Pusat Teknologi melaksanakan Elektronika pengkajian teknologi elektronika. dan mempunyai penerapan di tugas bidang - 40 Pasal 143 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 142, Pusat Teknologi Elektronika menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi elektronika; b. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi instrumentasi; c. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi telekomunikasi; d. penyiapan bahan rumusan kebijakan teknologi monitoring, evaluasi elektronika; dan e. pelaksanaan perencanaan, program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi Elektronika. Pasal 144 Pusat Teknologi Elektronika terdiri atas: a. Bagian Program dan Anggaran; dan b. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 145 Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran. Bagian Keempat Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Energi dan Industri Kimia Pasal 146 Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Energi dan Industri Kimia mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi pengembangan sumber daya energi dan industri kimia. - 41 Pasal 147 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 146, Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Energi dan Industri Kimia menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi pengembangan sumber daya energi, perencanaaan dan optimalisasi sistem energi nasional; b. pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi proses di bidang bahan bakar; dan c. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi industri kimia; d. penyiapan bahan rumusan kebijakan pengembangan sumber daya energi dan industri kimia; dan e. pelaksanaan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi Sumber Daya Energi dan Industri Kimia. Pasal 148 Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Energi dan Industri Kimia terdiri atasi: a. Bagian Program dan Anggaran; dan b. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 149 Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran. Bagian Kelima Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pasal 150 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi informasi dan komunikasi. - 42 Pasal 151 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 150, Teknologi Informasi dan Komunikasi menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi sistem informasi penyelenggaraan pelayanan publik atau e-services dalam lingkup e-government dan e-business; b. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi data serta keamanan informasi; c. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi komputasi; d. penyiapan bahan rumusan kebijakan teknologi monitoring, evaluasi informasi dan komunikasi; dan e. pelaksanaan perencanaan, program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi. Pasal 152 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi terdiri atas: a. Bagian Program dan Anggaran; dan b. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 153 Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran. Bagian Keenam Pusat Teknologi Material Pasal 154 Pusat Teknologi Material mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi material. - 43 Pasal 155 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 154, Pusat Teknologi Material menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi biomaterial; b. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi logam tanah jarang dan material ceramic; c. pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di bidang material komposit; d. penyiapan bahan rumusan kebijakan teknologi monitoring, evaluasi material; dan e. pelaksanaan perencanaan, program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi Material. Pasal 156 Pusat Teknologi Material terdiri atas: a. Bagian Program dan Anggaran; dan b. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 157 Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran. BAB IX DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI INDUSTRI RANCANG BANGUN DAN REKAYASA Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Pasal 158 (1) Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi BPPT di bidang teknologi industri rancang - 44 bangun dan rekayasa, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. (2) Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa dipimpin oleh Deputi. Pasal 159 Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang teknologi industri rancang bangun dan rekayasa. Pasal 160 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 159, Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan teknis pelaksanaan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi industri rancang bangun dan rekayasa; b. pelaksanaan kegiatan teknologi industri pertahanan dan keamanan, teknologi industri permesinan, sistem dan prasarana transportasi serta teknologi rekayasa industri maritim; c. pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang pengkajian dan penerapan teknologi industri rancang bangun dan rekayasa; d. pembinaan dan pemberian bimbingan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi industri rancang bangun dan rekayasa; dan e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala. Bagian Kedua Susunan Organisasi Pasal 161 Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa terdiri atas: - 45 a. Pusat Teknologi Industri Pertahanan dan Keamanan; b. Pusat Teknologi Industri Permesinan; c. Pusat Teknologi Sistem dan Prasarana Transportasi; dan d. Pusat Teknologi Rekayasa Industri Maritim. Bagian Ketiga Pusat Teknologi Industri Pertahanan dan Keamanan Pasal 162 Pusat Teknologi mempunyai Industri tugas Pertahanan melaksanakan dan Keamanan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi industri pertahanan dan keamanan. Pasal 163 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 162, Pusat Teknologi Industri Pertahanan dan Keamanan menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi alat peralatan pertahanan dan keamanan matra udara; b. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi alat peralatan pertahanan dan keamanan matra laut; c. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi alat peralatan pertahanan dan keamanan matra darat; d. penyiapan bahan rumusan kebijakan teknologi industri pertahanan dan keamanan; dan e. pelaksanaan perencanaan, monitoring, evaluasi program, dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi Industri Pertahanan dan Keamanan. - 46 Pasal 164 Pusat Teknologi Industri Pertahanan dan Keamanan terdiri atas: a. Bagian Program dan Anggaran; dan b. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 165 Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran. Bagian Keempat Pusat Teknologi Industri Permesinan Pasal 166 Pusat Teknologi Industri Permesinan mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi industri permesinan. Pasal 167 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 166, Pusat Teknologi Industri Permesinan menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi mesin penggerak dan peralatan sistem produksi; b. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi alat peralatan konstruksi dan pertambangan; c. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi mesin dan alat peralatan kelistrikan; d. penyiapan bahan rumusan kebijakan teknologi monitoring, evaluasi industri permesinan; dan e. pelaksanaan perencanaan, program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi Industri Permesinan. - 47 Pasal 168 Pusat Teknologi Industri Permesinan terdiri atas: a. Bagian Program dan Anggaran; dan b. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 169 Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran. Bagian Kelima Pusat Teknologi Sistem dan Prasarana Transportasi Pasal 170 Pusat Teknologi mempunyai Sistem tugas dan Prasarana melaksanakan Transportasi pengkajian dan penerapan di bidang teknologi sistem dan prasarana transportasi. Pasal 171 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 170, Pusat Teknologi Sistem dan Prasarana Transportasi menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi sistem transportasi; b. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi prasarana transportasi darat; c. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi moda sarana transportasi darat. d. penyiapan bahan rumusan kebijakan teknologi sistem dan prasarana transportasi darat; dan e. pelaksanaan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi Sistem dan Prasarana Transportasi. - 48 Pasal 172 Pusat Teknologi Sistem dan Prasarana Transportasi terdiri atas: a. Bagian Program dan Anggaran; dan b. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 173 Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran. Bagian Keenam Pusat Teknologi Rekayasa Industri Maritim Pasal 174 Pusat Teknologi Rekayasa Industri Maritim mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi rekayasa industri maritim. Pasal 175 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 174, Pusat Teknologi Rekayasa Industri Maritim menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi rekayasa industri kapal niaga; b. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi bangunan lepas pantai; c. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi infrastruktur galangan dan pelabuhan; d. penyiapan bahan rumusan kebijakan teknologi monitoring, evaluasi rekayasa industri maritim; dan e. pelaksanaan perencanaan, program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi Rekayasa Industri Maritim. - 49 Pasal 176 Pusat Teknologi Rekayasa Industri Maritim terdiri atas: a. Bagian Program dan Anggaran; dan b. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 177 Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran. BAB X INSPEKTORAT Pasal 178 (1) Inspektorat merupakan unsur pengawasan intern yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. (2) Inspektorat secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Utama. (3) Inspektorat dipimpin oleh Inspektur. Pasal 179 Inspektorat mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan BPPT. Pasal 180 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 179, Inspektorat menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern; b. pelaksanaan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan pengawasan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Kepala; - 50 d. penyusunan laporan hasil pengawasan; dan e. pelaksanaan administrasi Inspektorat. Pasal 181 Inspektorat terdiri atas: a. Subbagian Tata Usaha; dan b. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor. Pasal 182 Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha di lingkungan Inspektorat. BAB XI PUSAT PELAYANAN TEKNOLOGI Pasal 183 (1) Pusat Pelayanan Teknologi merupakan unsur penunjang di bidang pelayanan teknologi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. (2) Pusat Pelayanan Teknologi secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Utama. Pasal 184 Pusat Pelayanan Teknologi mempunyai tugas melaksanakan manajemen pemasaran, manajemen proyek, manajemen kontrak dan lisensi, manajemen keuangan dan tata usaha Pusat Pelayanan Teknologi. Pasal 185 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 184, Pusat Pelayanan Teknologi menyelenggarakan fungsi: a. perencanaan dan pemasaran layanan jasa teknologi; b. pelaksanaan urusan kontrak dan lisensi; c. pelaksanaan layanan jasa teknologi, usaha serta monitoring dan evaluasi; pematangan - 51 d. pelaksanaan urusan penerimaan, verifikasi, pembiayaan dan pelaporan keuangan; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Pusat Pelayanan Teknologi. Pasal 186 Pusat Pelayanan Teknologi terdiri atas: a. Bidang Manajemen Pemasaran; b. Bidang Manajemen Kontrak dan Lisensi; c. Bidang Manajemen Proyek; d. Bidang Manajemen Keuangan; dan e. Subbagian Tata Usaha. Pasal 187 Bidang Manajemen merencanakan, Pemasaran mengembangkan, mempunyai tugas mengkoordinasikan program dan menyusun strategi, mekanisme pemasaran serta implementasinya. Pasal 188 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 187, Bidang Manajemen Pemasaran menyelenggarakan fungsi: a. perencanaan dan pengembangan, serta pengkoordinasian program pemasaran produk dan jasa teknologi; dan b. penyusunan, pengembangan media informasi untuk pemasyarakatan serta strategi pelaksanaan implementasinya. Pasal 189 Bidang Manajemen Pemasaran terdiri atas: a. Subbidang Perencanaan Pemasaran; dan b. Subbidang Pemasyarakatan. dan - 52 Pasal 190 (1) Subbidang Perencanaan Pemasaran mempunyai tugas melakukan perencanaan usaha, penyusunan strategi dan mekanisme pengembangan produk dan layanan, dan koordinasi program di bidang pemasaran produk dan jasa teknologi, pemetaan internal dan eksternal serta penyusunan rencana kerja. (2) Subbidang Pemasyarakatan mempunyai tugas melakukan penyusunan, pengembangan media informasi jasa teknologi untuk pemasyarakatan serta strategi pelaksanaan dan implementasinya. Pasal 191 Bidang Manajemen Kontrak dan Lisensi mempunyai tugas melaksanakan urusan kontrak dan lisensi dalam rangka pelayanan jasa teknologi. Pasal 192 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 191, Bidang Manajemen Kontrak dan Lisensi menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan, penyusunan dan penelaahan naskah kontrak pelayanan jasa teknologi; dan b. penyiapan bahan dan pelaksanaan lisensi dalam rangka pelayanan jasa teknologi. Pasal 193 Bidang Manajemen Kontrak dan Lisensi terdiri atas: a. Subbidang Kontrak; dan b. Subbidang Lisensi. Pasal 194 (1) Subbidang Kontrak mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, kontrak. penyusunan, dan penelaahan naskah - 53 (2) Subbidang Lisensi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, penyusunan, penelaahan, dan pengadministrasian perjanjian lisensi. Pasal 195 Bidang Manajemen merencanakan, Proyek mempunyai mengkoordinasikan dan tugas melaksanakan kegiatan pelayanan jasa teknologi, fasilitasi pematangan usaha, dan pelaksanaan monitoring serta evaluasi. Pasal 196 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 195, Bidang Manajemen Proyek menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan pelayanan jasa teknologi; b. pelaksanaan fasilitasi pematangan usaha; dan c. penyiapan bahan dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi. Pasal 197 Bidang Manajemen Proyek terdiri atas: a. Subbidang Pelayanan Jasa; b. Subbidang Pematangan Usaha; dan c. Subbidang Monitoring dan Evaluasi. Pasal 198 (1) Subbidang Pelayanan melaksanakan, Jasa mempunyai mengembangkan tugas dan mengkoordinasikan penerapan jasa teknologi. (2) Subbidang Pematangan Usaha mempunyai tugas melakukan penerapan sistem manajemen mutu internal dan melakukan fasilitasi pengguna teknologi menjadi wirausaha teknologi. (3) Subbidang Monitoring dan Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan dan pelaksanaan monitoring, serta evaluasi pelaksanaan penerapan jasa teknologi. - 54 Pasal 199 Bidang Manajemen melaksanakan Keuangan urusan mempunyai penerimaan, tugas verifikasi dan pembiayaan dan pelaporan keuangan. Pasal 200 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 199, Bidang Manajemen Keuangan menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan urusan penerimaan; b. pelaksanaan urusan verifikasi; dan c. pelaksanaan urusan pembiayaan dan pelaporan. Pasal 201 Bidang Manajemen Keuangan terdiri atas: a. Subbidang Penerimaan; b. Subbidang Verifikasi; dan c. Subbidang Pembiayaan dan Pelaporan. Pasal 202 (1) Subbidang Penerimaan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan anggaran sesuai tupoksi dan melakukan penerimaan negara bukan pajak. (2) Subbidang Verifikasi mempunyai tugas melaksanakan pengujian administrasi atas penggunaan anggaran. (3) Subbidang Pembiayaan dan Pelaporan melaksanakan pembayaran anggaran sesuai serta dengan melakukan rencana kerja penyusunan dan laporan keuangan internal dan sistem akuntansi pemerintah yaitu Sistem Akuntansi Instansi dan Sistem Akuntansi Barang Milik Negara. Pasal 203 Subbagian urusan Tata Usaha mempunyai tata Teknologi. usaha di lingkungan tugas melakukan Pusat Pelayanan - 55 BAB XII PUSAT PEMBINAAN, PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN Pasal 204 (1) Pusat Pembinaan, Pendidikan, dan Pelatihan secara fungsional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. (2) Pusat Pembinaan, Pendidikan, dan Pelatihan secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Utama. Pasal 205 Pusat Pembinaan, Pendidikan, dan Pelatihan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan program, evaluasi, pengelolaan pendidikan dan pelatihan, pengembangan jabatan fungsional yang berada di bawah pembinaan BPPT, pengelolaan pendidikan dan pelatihan bidang lain yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan fungsi BPPT, serta penyertaan diklat kedinasan dan jabatan fungsional keahlian atau ketrampilan. Pasal 206 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 205, Pusbindiklat menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan penyusunan program, evaluasi, dan data; b. pelaksanaan pengelolaan pendidikan dan pelatihan jabatan fungsional yang berada di bawah pembinaan BPPT, penyertaan diklat kedinasan dan jabatan fungsional keahlian atau ketrampilan lainnya, serta pengelolaan pendidikan dan pelatihan bidang lain yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan fungsi BPPT; c. pelaksanaan akreditasi pendidikan dan pelatihan serta penilaian angka kredit jabatan fungsional perekayasa; dan d. pelaksanaan urusan tata usaha Pusat Pembinaan, Pendidikan, dan Pelatihan. - 56 Pasal 207 Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan terdiri atas: a. Bidang Program, Evaluasi, dan Data; b. Bidang Penyelenggaran Pendidikan dan Pelatihan; c. Bidang Akreditasi dan Penilaian; dan d. Subbagian Tata Usaha. Pasal 208 Bidang Program, Evaluasi, dan Data mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan program, evaluasi dan pengelolaan data. Pasal 209 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 208, Bidang Program, Evaluasi, dan Data menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan penyusunan program; b. penyiapan bahan penyusunan evaluasi; dan c. penyiapan bahan pengelolaan data. Pasal 210 Bidang Program, Evaluasi dan Data terdiri atas: a. Subbidang Program; b. Subbidang Evaluasi; dan c. Subbidang Data. Pasal 211 (1) Subbidang Program mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan program, kegiatan, dan anggaran. (2) Subbidang Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan evaluasi dan pelaporan. (3) Subbidang Data mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengelolaan data, sistem informasi pembinaan, pendidikan, dan pelatihan fungsional perekayasa dan teknisi litkayasa. jabatan - 57 Pasal 212 Bidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan pendidikan dan pelatihan jabatan fungsional yang berada di bawah pembinaan BPPT, penyertaan diklat kedinasan dan jabatan fungsional keahlian atau ketrampilan. Pasal 213 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 212, Bidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan menjalankan fungsi: a. penyiapan bahan dan pendidikan dan pelatihan pelaksanaan pengelolaan jabatan fungsional yang berada di bawah pembinaan BPPT, penyertaan diklat kedinasan dan jabatan fungsional keahlian atau ketrampilan; dan b. penyiapan bahan dan pelaksanaan pengelolaan pendidikan dan pelatihan bidang lain yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan fungsi BPPT. Pasal 214 Bidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan terdiri atas: a. Subbidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Teknis; dan b. Subbidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Penjenjangan. Pasal 215 (1) Sub bidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Teknis mempunyai tugas pelaksanaan pengelolaan pendidikan dan pelatihan bidang lain yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan fungsi BPPT. - 58 (2) Sub bidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Penjenjangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan dan pelaksanaan pengelolaan pendidikan dan pelatihan jabatan fungsional yang berada di bawah pembinaan BPPT, penyertaan diklat kedinasan dan jabatan fungsional keahlian atau ketrampilan. Pasal 216 Bidang Akreditasi dan Penilaian mempunyai tugas melaksanakan akreditasi pendidikan dan pelatihan jabatan fungsional perekayasa dan teknisi litkayasa serta penilaian angka kredit bagi pejabat fungsional Perekayasa Madya, IV/b sampai dengan Perekayasa Utama, IV/e secara Nasional. Pasal 217 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 216, Bidang Akreditasi dan Penilaian menjalankan fungsi: a. penyiapan bahan pendidikan dan dan pelaksanaan pelatihan jabatan akreditasi fungsional perekayasa dan teknisi litkayasa; dan b. penyiapan bahan dan pelaksanaan penilaian angka kredit jabatan fungsional perekayasa. Pasal 218 Bidang Akreditasi dan Penilaian terdiri atas: b. Subbidang Akreditasi; dan c. Subbidang Penilaian Angka Kredit. - 59 Pasal 219 (1) Subbidang Akreditasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan dan pelaksanaan pengelolaan akreditasi meliputi persiapan, penilaian dan akreditasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan berkaitan dengan jabatan fungsional perekayasa dan teknisi litkayasa, serta melakukan penyiapan bahan dan pelaksanaan pengelolaan Sertifikasi Profesi Perekayasa Nasional. (2) Subbidang Penilaian Angka Kredit mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan dan pelaksanaan penilaian, penetapan angka kredit jabatan fungsional Perekayasa Madya IV/b sampai dengan Perekayasa Utama IV/e, serta melakukan penyiapan bahan dan pelaksanaan uji kompetensi dalam rangka pembinaan karir pejabat fungsional Perekayasa dan Teknisi Litkayasa secara Nasional. Pasal 220 Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha di lingkungan Pusbindiklat. BAB XIII PUSAT MANAJEMEN INFORMASI Pasal 221 (1) Pusat Manajemen Informasi secara fungsional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. (2) Pusat Manajemen Informasi secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Utama. Pasal 222 Pusat Manajemen melaksanakan Informasi pengelolaan mempunyai infrastruktur tugas informasi, penerapan e-government, manajemen pengetahuan dan perpustakaan, serta standardisasi standardisasi layanan teknologi. hasil inovasi dan - 60 Pasal 223 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 222, Pusat Manajemen Informasi menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan manajemen infrastruktur informasi; b. pelaksanaan manajemen aplikasi e-government; c. pelaksanaan manajemen pengetahuan dan perpustakaan; d. pelaksanaan standardisasi hasil inovasi dan standardisasi layanan teknologi; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Pusat Manajemen Informasi. Pasal 224 Pusat Manajemen Informasi terdiri atas: a. Bidang Infrastruktur Informasi; b. Bidang Manajemen Aplikasi e-Government; c. Bidang Manajemen Pengetahuan dan Perpustakaan; d. Bidang Pelayanan Standardisasi; dan e. Subbagian Tata Usaha. Pasal 225 Bidang Infrastruktur Informasi mempunyai tugas melaksanakan pengembangan dan optimasi pemanfaatan infrastruktur informasi. Pasal 226 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 225, Bidang Infrastruktur Informasi menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan pengembangan infrastruktur teknologi informasi komunikasi untuk penerapan e-government di lingkungan BPPT; dan b. pelaksanaan optimasi pemanfaatan infrastruktur teknologi informasi komunikasi untuk penerapan egovernment di lingkungan BPPT. - 61 Pasal 227 Bidang Infrastruktur Informasi terdiri atas: a. Subbidang Pengembangan Infrastruktur; dan b. Subbidang Optimasi Infrastruktur Pasal 228 (1) Subbidang Pengembangan Infrastruktur mempunyai tugas melakukan pengembangan infrastruktur teknologi informasi komunikasi untuk penerapan egovernment di lingkungan BPPT. (2) Subbidang Optimasi Infrastruktur mempunyai tugas melakukan pengoperasian, pemeliharaan dan optimasi pemanfaatan infrastruktur teknologi informasi komunikasi untuk penerapan e-Government di BPPT. Pasal 229 Bidang Manajemen Aplikasi e-Government mempunyai tugas melakukan pengelolaan aplikasi e-government di lingkungan BPPT serta melakukan penyediaan dan penyajian data dan informasi. Pasal 230 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229, Bidang Manajemen Aplikasi e-Government menyelenggarakan fungsi: a. pengelolaan data dan informasi di lingkungan BPPT; b. pengelolaan aplikasi e-government; dan c. penyediaan dan penyajian data dan informasi dengan media utama website. Pasal 231 Bidang Manajemen Aplikasi e-Government terdiri atas: a. Subbidang Pengembangan Aplikasi e-Government; dan b. Subbidang Manajemen Penyajian Data dan Informasi. - 62 Pasal 232 (1) Subbidang Pengembangan mempunyai tugas Aplikasi melakukan e-Government perencanaan, pengembangan, dan pengintegrasian data, informasi, serta aplikasi e-government untuk kebutuhan dukungan kegiatan administratif dan kerekayasaan. (2) Subbidang Manajemen Penyajian Data dan Informasi mempunyai tugas melakukan penyediaan serta penyajian data dan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan layanan informasi publik berbasis web. Pasal 233 Bidang Manajemen Pengetahuan dan Perpustakaan mempunyai tugas melaksanakan manajemen pengetahuan dan penyediaan layanan perpustakaan. Pasal 234 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 233, Bidang Manajemen Pengetahuan dan Perpustakaan menyelenggarakan fungsi: a. pengolahan informasi menjadi pengetahuan; dan b. penyediaan layanan informasi dan jasa perpustakaan. Pasal 235 Bidang Manajemen Pengetahuan dan Perpustakaan terdiri atas: a. Subbidang Sistem Manajemen Pengetahuan; dan b. Subbidang Pengelolaan Perpustakaan. Pasal 236 (1) Subbidang Sistem Manajemen Pengetahuan mempunyai tugas melakukan pengolahan informasi menjadi pengetahuan pengelolaan pengetahuan. aset yang intelektual bermanfaat; BPPT dan berbasis - 63 (2) Subbidang Pengelolaan Perpustakaan mempunyai tugas melakukan pengelolaan koleksi bahan pustaka; pengembangan sistem informasi perpustakaan; serta pengembangan dan penyediaan layanan perpustakaan. Pasal 237 Bidang Pelayanan Standardisasi mempunyai tugas melaksanakan standardisasi untuk inovasi dan layanan teknologi dalam rangka penguatan infrastruktur mutu BPPT. Pasal 238 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 237, Bidang Pelayanan Standardisasi menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan standardisasi proses bisnis kerekayasaan inovasi dan layanan teknologi secara elektronik; b. pelaksanaan standardisasi inovasi teknologi dan Rancangan Standar Nasional Indonesia berbasiskan hasil kerekayasaan BPPT; dan c. pelaksanaan akreditasi pengembangan lembaga penilaian dan pemeliharaan kesesuaian layanan teknologi. Pasal 239 Bidang Pelayanan Standardisasi terdiri atas: a. Subbidang Standardisasi Inovasi; dan b. Subbidang Standardisasi Layanan Teknologi. untuk - 64 Pasal 240 (1) Subbidang Standardisasi Inovasi mempunyai tugas melakukan standardisasi proses bisnis kerekayasaan inovasi secara elektronik; serta perumusan, penetapan, penerapan, dan pemeliharaan terhadap standar inovasi teknologi dan Rancangan Standar Nasional Indonesia berbasiskan hasil kerekayasaan BPPT. (2) Subbidang Standardisasi Layanan Teknologi mempunyai tugas melakukan standardisasi proses bisnis kerekayasaan layanan teknologi secara elektronik; serta pengembangan dan pemeliharaan akreditasi lembaga penilaian kesesuaian untuk penguatan layanan teknologi BPPT. Pasal 241 Subbagian urusan Tata Usaha mempunyai tata usaha di lingkungan tugas melakukan Pusat Manajemen Informasi. BAB XIV KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 242 (1) Di lingkungan BPPT dapat ditetapkan Kelompok Jabatan Fungsional tertentu sesuai dengan kebutuhan berdasarkan peraturan perundang-undangan. (2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pasal 243 (1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 241, terbagi dalam beberapa kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya - 65 yang pengangkatannya diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. (2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional yang ditetapkan atau ditunjuk oleh masing-masing Pejabat Eselon II atau Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. BAB XV UNIT PELAKSANA TEKNIS Pasal 244 (1) Di lingkungan BPPT terdapat Unit Pelaksana Teknis sebagai pelaksana tugas teknis operasional dan/atau tugas teknis penunjang BPPT. (2) Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Kepala dengan Peraturan Kepala BPPT tersendiri setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi. BAB XVI TATA KERJA Pasal 245 Dalam melaksanakan tugasnya setiap pimpinan satuan unit organisasi di lingkungan BPPT wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi, baik dalam - 66 lingkungan BPPT maupun dalam hubungan kerja dengan instansi di luar BPPT sesuai dengan tugasnya masingmasing. Pasal 246 Setiap pimpinan satuan unit organisasi di lingkungan BPPT bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk-petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. Pasal 247 Setiap pimpinan satuan unit organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab kepada atasannya masing-masing dan menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya. Pasal 248 Dalam menyampaikan laporan kepada atasan, tembusan laporan wajib pula disampaikan kepada pimpinan satuan unit organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja. Pasal 249 Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan unit organisasi dari bawahan maupun dari pimpinan satuan unit organisasi lainnya di lingkungan BPPT, wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk memberikan petunjuk-petunjuk kepada bawahan ataupun untuk penyusunan laporan lebih lanjut. Pasal 250 Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan satuan unit organisasi dibantu oleh bawahannya dan dalam rangka memberikan bimbingan kepada bawahannya masing-masing wajib mengadakan rapat berkala. - 67 Pasal 251 Setiap pimpinan satuan unit organisasi diwajibkan melaksanakan pengawasan terhadap bawahannya dan apabila terjadi penyimpangan diwajibkan mengambil langkah-langkah sesuai dengan peraturan perundangundangan. BAB XVII ESELONISASI, PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN Pasal 252 (1) Sekretaris Utama dan Deputi merupakan Jabatan Struktural Eselon I.a atau Jabatan Pimpinan Tinggi Madya. (2) Kepala Biro, Direktur, Inspektur, dan Kepala Pusat merupakan Jabatan Struktural Eselon II.a atau Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama. (3) Kepala Bagian dan Kepala Bidang merupakan Jabatan Struktural Eselon III.a atau Jabatan Administrator. (4) Kepala Subbagian dan Kepala Subbidang merupakan Jabatan Struktural Eselon IV.a atau Jabatan Pengawas. Pasal 253 (1) Pejabat Struktural Eselon I atau Jabatan Pimpinan Tinggi Madya diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Kepala, setelah melalui prosedur seleksi berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan. (2) Pejabat Struktural Eselon II atau Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama diangkat dan diberhentikan oleh Kepala, setelah melalui prosedur seleksi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Pejabat Struktural Eselon III Pejabat Administrator dan Pejabat Struktural Eselon IV atau Pejabat Pengawas diangkat dan diberhentikan oleh Kepala. - 68 BAB XVIII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 254 Dalam rangka pelayanan teknologi yang dilaksanakan oleh masing-masing unit kerja di lingkungan BPPT dapat dialihkan ke Pusat Pelayanan Teknologi. Pasal 255 (1) Unit organisasi yang menangani fungsi analisa kebutuhan, pengelolaan sarana dan prasarana serta layanan pengadaan barang/jasa pemerintah, karena sifat tugas dan fungsinya, melaksanakan tugas dan fungsi Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di lingkungan BPPT. (2) Kepala Bagian yang menangani fungsi analisa kebutuhan, pengelolaan sarana dan prasarana serta layanan pengadaan barang/jasa pemerintah, karena sifat tugas dan fungsinya menjadi Kepala Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. (3) Ketentuan lebih lanjut Pengadaan Barang/Jasa mengenai Unit Pemerintah Layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pasal 256 (1) Unit organisasi yang menangani fungsi di bidang pengelolaan aplikasi e-government, karena sifat tugas dan fungsinya, melaksanakan tugas dan fungsi Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Secara Elektronik, yang selanjutnya disebut LPSE di lingkungan BPPT. (2) Kepala Bidang yang menangani fungsi di bidang pengelolaan aplikasi e-government, karena sifat tugas dan fungsinya Pengadaan Elektronik. menjadi Barang/Jasa Kepala Unit Layanan Pemerintah Secara - 69 (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Secara Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pasal 257 (1) Kepala Biro hubungan yang menangani masyarakat, karena fungsi sifat pengelolaan tugas dan fungsinya menjadi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi yang selanjutnya disebut PPID di lingkungan BPPT. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas dan tanggung jawab PPID sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan peraturan perundang-undangan. BAB XIX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 258 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan yang ada beserta Pejabat yang memangku jabatan di lingkungan BPPT sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 170/Kp/KA/BPPT/IV/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tetap berlaku beserta Pejabatnya tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan dibentuknya jabatan baru dan diangkat Pejabat baru berdasarkan Peraturan ini. - 70 Pasal 259 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua Peraturan yang merupakan pelaksanaan dari Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang belum diubah dan/atau diganti dengan peraturan yang baru berdasarkan Peraturan ini. BAB XX KETENTUAN PENUTUP Pasal 260 Perubahan atas rincian tugas, susunan organisasi dan tata kerja menurut Peraturan ini, ditetapkan oleh Kepala BPPT setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi. Pasal 261 Dengan berlakunya Peraturan ini, maka Peraturan Kepala BPPT Nomor Organisasi dan 170/Kp/KA/BPPT/IV/2006 Tata Kerja Badan tentang Pengkajian dan Penerapan Teknologi dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi. - 71 Pasal 262 Peraturan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, pengundangan peraturan ini memerintahkan dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 14 September 2015 KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO Diundangkan di Jakarta pada tanggal … DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR ... STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO -2- STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT UTAMA LAMPIRAN II PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO -3STRUKTUR ORGANISASI BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO -4STRUKTUR ORGANISASI BIRO SUMBER DAYA MANUSIA DAN ORGANISASI LAMPIRAN IV PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO -5STRUKTUR ORGANISASI BIRO HUKUM, KERJA SAMA, DAN HUBUNGAN MASYARAKAT LAMPIRAN V PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO -6STRUKTUR ORGANISASI BIRO UMUM LAMPIRAN VI PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO -7STRUKTUR ORGANISASI DEPUTI BIDANG PENGKAJIAN KEBIJAKAN TEKNOLOGI LAMPIRAN VII PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO -8STRUKTUR ORGANISASI DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA ALAM LAMPIRAN VIII PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO -9STRUKTUR ORGANISASI DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI AGROINDUSTRI DAN BIOTEKNOLOGI LAMPIRAN IX PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO - 10 STRUKTUR ORGANISASI DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI, ENERGI, DAN MATERIAL LAMPIRAN X PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO - 11 STRUKTUR ORGANISASI DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI INDUSTRI RANCANG BANGUN DAN REKAYASA LAMPIRAN XI PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO - 12 STRUKTUR ORGANISASI INSPEKTORAT LAMPIRAN XII PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO - 13 STRUKTUR ORGANISASI PUSAT PELAYANAN TEKNOLOGI LAMPIRAN XIII PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO - 14 STRUKTUR ORGANISASI PUSAT PEMBINAAN, PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN LAMPIRAN XIV PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO - 15 STRUKTUR ORGANISASI PUSAT MANAJEMEN INFORMASI LAMPIRAN XV PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI B (BPPT) A D A N P PERATURAN E N KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN G TEKNOLOGI NOMOR 010 TAHUN 2015 TENTANG K A J I ORGANISASI DAN TATA KERJAA N BALAI BESAR TEKNOLOGI MODIFIKASI CUACA D A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA N ESA P E KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, N E Menimbang : a. R bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas dan A efisiensi pelaksanaan tugas P A dan fungsi, perlu dilakukan penyempurnaan organisasi dan tata kerja N dilakukan penataan organisasiT dan tata kerja Unit Pelaksana Teknis Hujan BuatanE menjadi Balai Besar K Teknologi Modifikasi Cuaca; b. N O bahwa telah diterbitkan SuratL Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Reformasi Birokrasi O Aparatur G berdasarkan I Negara Surat dan Nomor : ( B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal Penataan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana BTeknis di lingkungan BPPT tanggal 30 September 2015; P c. bahwa berdasarkan pertimbangan P sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan T Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang ) Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca dengan Peraturan ini; -2Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 10); 2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi Pemerintah dan Non Tugas Eselon Departemen I Lembaga sebagaimana beberapa kali diubah terakhir dengan telah Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11); 3. Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; 4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Pedoman PER/18/M.PAN/ Organisasi Kementerian dan Unit Lembaga 11/2008 tentang Pelaksana Teknis Pemerintah Non Kementerian; 5. Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR TEKNOLOGI MODIFIKASI CUACA. -3BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Bagian Kesatu Kedudukan Pasal 1 (1) Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca yang selanjutnya di dalam peraturan ini disebut BB-TMC merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam. (2) BB-TMC dipimpin oleh Kepala. Bagian Kedua Tugas dan Fungsi Pasal 2 BB-TMC mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan teknologi modifikasi cuaca. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, BB-TMC menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan program penerapan teknologi modifikasi cuaca untuk penambahan curah hujan, pengurangan curah hujan dan kegunaan lainnya; b. penerapan teknologi modifikasi cuaca untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna modifikasi cuaca; dan c. pelayanan jasa teknologi modifikasi cuaca kepada instansi Pemerintah dan swasta; dan -4d. pelaksanaan urusan ketatausahaan, perencanaan, keuangan, sumber daya manusia, rumah tangga, dan pelaporannya. BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 4 BB-TMC terdiri atas: a. Bagian Umum; b. Bidang Penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca; dan c. Bidang Pelayanan Teknologi. Pasal 5 Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan ketatausahaan, perencanaan, keuangan, sumber daya manusia, rumah tangga, dan pelaporannya. Pasal 6 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 5, Bagian Umum menyelenggarakan fungsi: a. perencanaan, pemantauan, dan pelaporan program dan anggaran; b. pelaksanaan urusan keuangan; dan c. pelaksanaan urusan surat-menyurat, kearsipan, sumber daya manusia, logistik, pengangkutan, dan urusan rumah tangga lainnya. Pasal 7 Bagian Umum terdiri atas: a. Subbagian Perencanaan; b. Subbagian Keuangan; dan c. Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga. -5Pasal 8 (1) Subbagian Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan urusan perencanaan, pemantauan, dan pelaporan pelaksanaan program dan anggaran. (2) Subbagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan urusan keuangan. (3) Subbagian Tata mempunyai tugas Usaha dan Rumah melaksanakan urusan Tangga surat- menyurat, kearsipan, sumberdaya manusia, logistik, pengangkutan, dan urusan rumah tangga lainnya. Pasal 9 Bidang Penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca mempunyai tugas melaksanakan penerapan teknologi bidang hidrometeorologi, instrumentasi, dan bahan semai yang berkaitan dengan modifikasi cuaca. Pasal 10 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 9, Bidang Penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca menyelenggarakan fungsi: a. penerapan teknologi di bidang hidrometeorologi; dan b. penerapan teknologi di bidang instrumentasi dan bahan semai. Pasal 11 Bidang Penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca terdiri atas: a. Subbidang Hidrometeorologi; dan b. Subbidang Instrumentasi dan Bahan Semai. Pasal 12 (1) Subbidang Hidrometeorologi mempunyai tugas melaksanakan penerapan di bidang fisika awan, meteorologi, hidrologi lingkungan, dan klimatologi, serta pengelolaan data. -6(2) Subbidang Instrumentasi dan Bahan Semai mempunyai tugas melaksanakan penerapan di bidang instrumentasi dan bahan semai. Pasal 13 Bidang Pelayanan Teknologi mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknologi modifikasi cuaca. Pasal 14 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 13, Bidang Pelayanan Teknologi menyelenggarakan fungsi: a. pengelolaan peralatan teknologi modifikasi cuaca; dan b. penyiapan sarana dan pelaksanaan operasional teknologi modifikasi cuaca. Pasal 15 Bidang Pelayanan Teknologi terdiri atas: a. Subbidang Pengelolaan Peralatan; dan b. Subbidang Operasi. Pasal 16 (1) Subbidang Pengelolaan Peralatan mempunyai tugas melaksanakan urusan pengelolaan peralatan teknologi modifikasi cuaca. (2) Subbidang Operasi mempunyai tugas melaksanakan urusan penyiapan sarana penghantaran bahan semai dan pelaksanaan operasional teknologi modifikasi cuaca. -7BAB III KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 17 Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang- undangan. Pasal 18 (1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian atau keterampilannya. (2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Kepala. (3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. BAB IV TATA KERJA Pasal 19 Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, BB-TMC harus menyusun peta proses bisnis. Pasal 20 Kepala menyampaikan laporan kepada Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam mengenai hasil pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang teknologi modifikasi cuaca secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan. -8Pasal 21 BB-TMC harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan, uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh jabatan di unitnya. Pasal 22 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun daerah. Pasal 23 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi. Pasal 24 Setiap pimpinan memimpin dan unit organisasi bertanggung mengkoordinasikan bawahan jawab dan memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 25 Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara berkala tepat pada waktunya. Pasal 26 Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap unit organisasi di bawahnya. -9BAB V ESELON Pasal 27 (1) Kepala Balai Besar merupakan jabatan struktural Eselon II.a. (2) Kepala Bagian dan Kepala Bidang merupakan jabatan struktural Eselon III.a. (3) Kepala Subbagian dan Kepala Subbidang merupakan jabatan struktural Eselon IV.a. BAB VI LOKASI Pasal 28 BB-TMC berlokasi di Jakarta. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 29 Bagan Organisasi BB-TMC tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 30 Perubahan organisasi dan tata kerja BB-TMC ditetapkan oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang menyelenggarakan aparatur negara. urusan pemerintahan di bidang - 10 BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 31 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi / Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor SK/342/KA/BPPT/XII/1985 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit melaksanakan Pelaksana tugas Teknis dan Hujan fungsinya Buatan sampai tetap dengan diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini. Pasal 32 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor SK/342/KA/BPPT/XII/1985 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 33 Dengan Badan berlakunya Pengkajian Peraturan dan ini, Penerapan Keputusan Kepala Teknologi Nomor SK/342/KA/BPPT/XII/1985 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi. - 11 Pasal 34 Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. DL Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Oktober 2015 KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO Diundangkan di Jakarta pada tanggal ... DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR … - 12 STRUKTUR ORGANISASI BALAI BESAR TEKNOLOGI MODIFIKASI CUACA LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 010 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR TEKNOLOGI MODIFIKASI CUACA KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI B (BPPT) A D A N P PERATURAN E N KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN G TEKNOLOGI NOMOR 011 TAHUN 2015 TENTANG K A J I ORGANISASI DAN TATA KERJAA N BALAI BESAR TEKNOLOGI PATI D A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA P E N KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, E R A P Menimbang : a. A bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas dan N efisiensi pelaksanaan tugas T dan fungsi, perlu E dilakukan penyempurnaan organisasi dan tata kerja K Balai Besar Teknologi Pati; b. N O bahwa telah diterbitkan Surat L Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Reformasi Birokrasi O Aparatur G berdasarkan I Negara Surat dan Nomor : ( B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal Penataan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana BTeknis di lingkungan BPPT tanggal 30 September 2015; P c. bahwa berdasarkan pertimbangan P sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan T Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang ) Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Teknologi Pati dengan Peraturan ini; -2Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 10); 2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi Pemerintah dan Non Tugas Eselon Departemen I Lembaga sebagaimana beberapa kali diubah terakhir dengan telah Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11); 3. Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; 4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Pedoman PER/18/M.PAN/ Organisasi Kementerian dan Unit Lembaga 11/2008 tentang Pelaksana Teknis Pemerintah Non Kementerian; 5. Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR TEKNOLOGI PATI. -3BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Bagian Kesatu Kedudukan Pasal 1 (1) Balai Besar Teknologi Pati yang selanjutnya di dalam peraturan ini disebut B2TP merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi. (2) B2TP dipimpin oleh Kepala. Bagian Kedua Tugas dan Fungsi Pasal 2 B2TP mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan teknologi pati. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, B2TP menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan kegiatan penerapan teknologi, kerjasama, dan pemasaran pengembangan di dan bidang teknologi pengelolaan pati sarana serta teknik produksi; b. pelaksanaan layanan jasa teknologi pati skala pilot plant maupun komersial; dan c. pelaksanaan urusan ketatausahaan, perencanaan, keuangan, sumber daya manusia, rumah tangga, dan pelaporannya. -4BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 4 B2TP terdiri atas: a. Bagian Umum b. Bidang Penerapan Teknologi dan Kerja Sama; dan c. Bidang Layanan Jasa Teknologi. Pasal 5 Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan ketatausahaan, perencanaan, keuangan, sumber daya manusia, rumah tangga, dan pelaporannya. Pasal 6 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 5, Bagian Umum menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan urusan perencanaan, pemantauan, dan pelaporan program dan anggaran; b. pelaksanaan urusan keuangan; dan c. pelaksanaan urusan ketatausahaan dan rumah tangga. Pasal 7 Bagian Umum terdiri atas: a. Subbagian Perencanaan; b. Subbagian Keuangan; dan c. Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga. Pasal 8 (1) Subbagian Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan urusan perencanaan, pemantauan, dan pelaporan pelaksanaan program dan anggaran. (2) Subbagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan urusan penganggaran, perbendaharaan, verifikasi, dan pelaporan keuangan. -5(3) Subbagian Tata mempunyai tugas menyurat, administrasi perawatan Usaha dan melaksanakan kearsipan, sumber perlengkapan dan Rumah perbaikan Tangga urusan daya dan surat- manusia, pembekalan, sarana prasarana transportasi, serta keamanan. Pasal 9 Bidang Penerapan Teknologi dan Kerja Sama mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penerapan teknologi pati, kerja sama, dan pemasaran pengelolaan sarana prasarana produksi. Pasal 10 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 9, Bidang Penerapan Teknologi dan Kerja Sama, menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan kegiatan penerapan teknologi produksi sumber daya pati, produksi pati, derivat pati, dan produk olahan pati; b. pelaksanaan hubungan kerja sama, promosi, pemasaran produk barang dan jasa; dan c. pelaksanaan pengembangan dan pengelolaan sarana dan prasarana produksi sumber daya pati, produksi pati dan derivatnya serta produk olahannya. Pasal 11 Bidang Penerapan Teknologi dan Kerja Sama terdiri atas: a. Subbidang Penerapan Teknologi; b. Subbidang Kerja Sama dan Pemasaran; dan c. Subbidang Sarana Teknik Produksi. -6Pasal 12 (1) Subbidang Penerapan Teknologi mempunyai tugas melaksanakan penerapan teknologi produksi sumber daya pati, produksi pati, derivat pati, dan produk olahan pati; (2) Subbidang Kerja Sama dan Pemasaran mempunyai tugas melaksanakan urusan hubungan kerja sama, penyiapan naskah perjanjian kerja sama, promosi, serta pemasaran produk barang dan jasa; (3) Subbidang Sarana Teknik Produksi mempunyai tugas melaksanakan pengembangan dan pengelolaan sarana dan prasarana produksi sumber daya pati, produksi pati, dan derivatnya serta produk olahannya. Pasal 13 Bidang Layanan Jasa Teknologi mempunyai tugas melaksanakan layanan jasa budi daya tanaman berpati dan bergula, jasa operasional produksi pati, derivat pati serta pengolahan produk pati, serta jasa analisa laboratorium, dan pengujian mutu. Pasal 14 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 13, Bidang Layanan Jasa Teknologi menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan layanan jasa budi daya tanaman berpati dan bergula; b. pelaksanaan layanan jasa operasional produksi pati, derivat pati serta pengolahan produk pati pada skala pilot plant maupun komersial; dan c. pelaksanaan jasa analisa laboratorium dan pengujian mutu pati, produk derivat pati. pati, dan produk olahan -7Pasal 15 Bidang Layanan Jasa Teknologi terdiri atas: a. Subbidang Jasa Budi Daya; b. Subbidang Jasa Produksi Pati dan Produk Derivatnya; c. Subbidang Jasa Analisa dan Pengujian. Pasal 16 (1) Subbidang Jasa Budi Daya mempunyai tugas melakukan layanan jasa budi daya tanaman berpati dan bergula; (2) Subbidang Jasa Produksi Pati dan Produk Derivat Pati mempunyai operasional tugas melakukan produksi pati layanan, dan jasa derivatnya, serta pengolahan produk pati; (3) Subbidang Jasa Analisa dan Pengujian mempunyai tugas melakukan layanan jasa analisa laboratorium dan pengujian mutu pati, produk derivat pati, dan produk olahan pati. BAB III KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 17 Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang- undangan. Pasal 18 (1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian atau keterampilannya. (2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Kepala. -8(3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. BAB IV TATA KERJA Pasal 19 Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, B2TP harus menyusun peta proses bisnis. Pasal 20 Kepala menyampaikan laporan kepada Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi mengenai hasil pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang teknologi pati secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan. Pasal 21 B2TP harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan, uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh jabatan di unitnya. Pasal 22 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun daerah. -9Pasal 23 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi. Pasal 24 Setiap pimpinan memimpin dan unit organisasi bertanggung mengkoordinasikan bawahan jawab dan memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 25 Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara berkala tepat pada waktunya. Pasal 26 Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap unit organisasi di bawahnya. BAB V ESELON Pasal 27 (1) Kepala Balai Besar merupakan jabatan struktural Eselon II.a. (2) Kepala Bagian dan Kepala Bidang merupakan jabatan struktural Eselon III.a. (3) Kepala Subbagian dan Kepala Subbidang merupakan jabatan struktural Eselon IV.a. - 10 BAB VI LOKASI Pasal 28 B2TP berlokasi di Lampung. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 29 Bagan Organisasi B2TP tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 30 Perubahan organisasi dan tata kerja B2TP ditetapkan oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah mendapat persetujuan menyelenggarakan tertulis urusan dari menteri pemerintahan di yang bidang aparatur negara. BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 31 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai Besar Teknologi Keputusan Kepala Pati sebagaimana Badan Pengkajian dimaksud dan dalam Penerapan Teknologi Nomor 044/Kp/KA/IV/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja melaksanakan Balai tugas Besar dan Teknologi fungsinya Pati sampai diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini. tetap dengan - 11 Pasal 32 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 044/Kp/KA/IV/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Teknologi Pati, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 33 Dengan Badan berlakunya Pengkajian Peraturan dan ini, Keputusan Kepala Teknologi Nomor Penerapan 044/Kp/KA/IV/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Teknologi Pati dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi. Pasal 34 Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. - 12 Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Oktober 2015 KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO Diundangkan di Jakarta pada tanggal ... DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR … - 13 STRUKTUR ORGANISASI BALAI BESAR TEKNOLOGI PATI LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 011 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR TEKNOLOGI PATI KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI B (BPPT) A D A N P PERATURAN E N KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN G TEKNOLOGI NOMOR 012 TAHUN 2015 TENTANG K A J I ORGANISASI DAN TATA KERJAA N BALAI BESAR TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI D A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA N ESA P E KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, N E R A Menimbang : a. P bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tugas A N dan fungsi, perlu dilakukan penyempurnaan organisasi dan tata kerja T Balai Besar Teknologi Energi Emenjadi Balai Besar K Teknologi Konversi Energi; b. N O bahwa telah diterbitkan Surat L Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Reformasi Birokrasi O Aparatur G berdasarkan I Negara Surat dan Nomor : ( B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal Penataan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana BTeknis di lingkungan BPPT tanggal 30 September 2015; P c. bahwa berdasarkan pertimbangan P sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan T Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang ) Organisasi dan Tata Kerja Besar Teknologi Konversi Energi dengan Peraturan ini; -2Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 10); 2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11); 3. Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; 4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/18/M.PAN/ 11/2008 tentang Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian; 5. Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI. -3BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Bagian Kesatu Kedudukan Pasal 1 (1) Balai Besar Teknologi Konversi Energi yang selanjutnya di dalam peraturan ini disebut B2TKE merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Deputi Bidang Teknologi Informatika, Energi, dan Material. (2) B2TKE dipimpin oleh Kepala. Bagian Kedua Tugas dan Fungsi Pasal 2 B2TKE mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan teknologi konversi energi. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, B2TKE menyelenggarakan fungsi: a. pelayanan teknologi di bidang kelistrikan dan konversi energi; b. pelaksanaan koordinasi dan penyusunan program dan kerjasama teknologi kelistrikan dan konversi energi; c. pelaksanaan pengujian, penerapan, dan penyebarluasan teknologi kelistrikan dan konversi energi; dan -4d. pelaksanaan urusan ketatausahaan, perencanaan, keuangan, sumber daya manusia, rumah tangga, dan pelaporannya serta pengelolaan Techno Park di bidang energi. BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 4 B2TKE terdiri atas: a. Bagian Umum; b. Bidang Layanan Jasa Teknologi; c. Bidang Teknologi Kelistrikan; dan d. Bidang Konversi Energi. Pasal 5 Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan ketatausahaan, perencanaan, keuangan, sumber daya manusia, rumah tangga, dan pelaporannya. Pasal 6 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 5, Bagian Umum menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan urusan tata usaha, sumber daya manusia, rumah tangga dan perlengkapan; dan b. pelaksanaan urusan program, perencanaan, dan administrasi keuangan, serta pelaporannya. Pasal 7 Bagian Umum terdiri atas: a. Subbagian Tata Usaha, Sumber Daya Manusia, dan Rumah Tangga; dan b. Subbagian Program dan Keuangan. -5Pasal 8 (1) Subbagian Tata Usaha, Sumber Daya Manusia, dan Rumah Tangga mempunyai tugas : a. melakukan urusan kearsipan, pengadaan, surat menyurat, perjalanan dinas, pengembangan pegawai, mutasi, tata-usaha kepegawaian, kesejahteraan pegawai serta dokumentasi dan urusan protokol; dan b. melakukan urusan perlengkapan, pengelolaan pemeliharaan sarana administrasi kendaraan, dan prasarana, keamanan dan keselamatan kerja. (2) Subbagian Program dan Keuangan tugas koordinasi program, perencanaan, pengolahan monitoring, evaluasi penganggaran, dan dan mempunyai penyusunan penyajian pelaporan perbendaharaan, data, program verifikasi dan pelaporan keuangan. Pasal 9 Bidang Layanan Jasa Teknologi, mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknologi di bidang kelistrikan dan konversi energi. Pasal 10 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 9, Bidang Layanan Jasa Teknologi, menyelenggarakan fungsi : a. pelaksanaan urusan pelayanan jasa teknologi; dan b. pelaksanaan pengelolaan Techno Park di bidang energi. Pasal 11 Bidang Layanan Jasa Teknologi terdiri atas: a. Subbidang Layanan Jasa b. Subbidang Pengelolaan Techno Park Energi -6Pasal 12 (1) Subbidang Layanan Jasa mempunyai tugas melakukan urusan pelayanan jasa teknologi dan kerjasama di bidang teknologi konversi energi, pemasaran, pengembangan usaha, urusan legal dan kehumasan, dokumentasi ilmiah, serta pengembangan sistem informasi. (2) Subbidang Techno Pengelolaan Park Energi mempunyai tugas melakukan urusan pengelolaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kawasan Techno Park di bidang energi. Pasal 13 Bidang Teknologi Kelistrikan mempunyai tugas melaksanakan pengujian, penerapan dan difusi, serta koordinasi kegiatan bidang energi kelistrikan. Pasal 14 Bidang Konversi melaksanakan Energi penerapan, mempunyai pengujian, difusi, tugas dan koordinasi kegiatan di bidang konversi energi. BAB III KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 15 Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang- undangan. Pasal 16 (1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian atau keterampilannya. -7(2) Masing-masing kelompok sebagaimana dimaksud jabatan pada fungsional ayat (1) dikoordinasikan oleh Kepala. (3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. BAB IV TATA KERJA Pasal 17 Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, B2TKE harus menyusun peta proses bisnis. Pasal 18 Kepala menyampaikan laporan kepada Deputi Bidang Teknologi Informatika, Energi, dan Material mengenai hasil pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang teknologi konversi energi secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan. Pasal 19 B2TKE harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan, uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh jabatan di unitnya. Pasal 20 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun daerah. -8Pasal 21 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem pengendalian intern pemerintah di lingkungan masing-masing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi. Pasal 22 Setiap pimpinan unit organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan dan memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 23 Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara berkala tepat pada waktunya. Pasal 24 Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap unit organisasi di bawahnya. BAB V ESELON Pasal 25 (1) Kepala Balai Besar merupakan jabatan struktural Eselon II.a. (2) Kepala Bagian dan Kepala Bidang merupakan jabatan struktural Eselon III.a. (3) Kepala Subbagian dan Kepala Subbidang merupakan jabatan struktural Eselon IV.a. -9BAB VI LOKASI Pasal 26 B2TKE berlokasi di kawasan PUSPIPTEK, Tangerang Selatan. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 27 Bagan Organisasi B2TKE tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 28 Perubahan organisasi dan tata kerja B2TKE ditetapkan oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur negara. BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 29 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai Besar Teknologi Energi sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 032/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Teknologi Energi tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini. - 10 Pasal 30 Pada saat peraturan Pengkajian Peraturan ini pelaksanaan dan mulai berlaku, semua Kepala Badan Keputusan Penerapan Teknologi Nomor 032/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Teknologi Energi, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 31 Dengan berlakunya Peraturan ini, Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 032/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Teknologi Energi dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi. Pasal 32 Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. - 11 Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Oktober 2015 KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO Diundangkan di Jakarta pada tanggal ... DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR … - 12 STRUKTUR ORGANISASI BALAI BESAR TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 012 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI B (BPPT) A D A N P PERATURAN E N KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN G TEKNOLOGI NOMOR 013 TAHUN 2015 TENTANG K A J I ORGANISASI DAN TATA KERJAA N BALAI BESAR TEKNOLOGI AERODINAMIKA, AEROELASTIKA, DAN AEROAKUSTIKA D A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA P E N KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, E R A P Menimbang : a. A bahwa dalam rangka upaya peningkatan kapasitas N organisasi dan pengembangan teknologi aerodinamika, aeroelastika, penataan dan T aeroakustika, organisasi Teknologi E dan tataK kerja N Aerodinamika, O dilakukan Balai Besar Aeroelastika, dan L Aeroakustika; b. perlu O bahwa telah diterbitkan Surat G Persetujuan Menteri Negara Reformasi Pendayagunaan Birokrasi I (Aparatur berdasarkan B Negara Nomor dan : B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal Penataan Organisasi P dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan P BPPT tanggal 30 September 2015; c. T bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a, perlu menetapkan organisasi dan tata kerja Balai Besar ) Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika, Aeroakustika dengan Peraturan ini; dan -2Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 10); 2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi Pemerintah dan Non Tugas Departemen Eselon I Lembaga sebagaimana beberapa kali diubah terakhir dengan telah Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11); 3. Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; 4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Pedoman PER/18/M.PAN/ Organisasi Kementerian dan Unit Lembaga 11/2008 tentang Pelaksana Teknis Pemerintah Non Kementerian; 5. Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR TEKNOLOGI AERODINAMIKA, AEROELASTIKA, DAN AEROAKUSTIKA. -3BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Balai Besar Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika dan Aeroakustika yang selanjutnya di dalam peraturan ini disebut BBTA3 merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Deputi Bidang Teknologi Industri, Rancang Bangun dan Rekayasa. (2) BBTA3 dipimpin oleh Kepala. Pasal 2 BBTA3 mempunyai pelayanan teknologi tugas melaksanakan aerodinamika, kegiatan aeroelastika, dan aeroakustika. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, BBTA3 menyelenggarakan fungsi: a. penerapan teknologi aerodinamika, aeroelastika dan aeroakustika; b. pelayanan pengujian teknologi aerodinamika, aeroelastika, dan aeroakustika; dan c. pelaksanaan urusan ketatausahaan, perencanaan, keuangan, sumber daya manusia, rumah tangga, dan pelaporannya. BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 4 BBTA3 terdiri atas: a. Bagian Umum; b. Bidang Teknik dan Rekayasa; dan -4c. Bidang Layanan Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika dan Aeroakustika. Pasal 5 Bagian Umum ketatausahaan, mempunyai perencanaan, tugas keuangan, melaksanakan sumber daya manusia, rumah tangga, dan pelaporannya. Pasal 6 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 5, Bagian Umum menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan urusan tata usaha dan sumber daya manusia; b. pelaksanaan urusan perencanaan dan keuangan; dan c. pelayanan administrasi rumah tangga. Pasal 7 Bagian Umum terdiri atas: a. Subbagian Tata Usaha dan SDM; b. Subbagian Perencanaan dan Keuangan; dan c. Subbagian Rumah Tangga. Pasal 8 (1) Subbagian Tata Usaha dan SDM mempunyai tugas melaksanakan urusan surat menyurat, pengetikan, penggandaan, kearsipan, perpustakaan dan melakukan urusan tata usaha kepegawaian serta kesejahteraan pegawai. (2) Subbagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan program, monitoring dan evaluasi program, penyusunan perbendaharaan, pengujian, Perintah Membayar, pelaporan. anggaran, dan penerbitan Surat -5(3) Subbagian Rumah Tangga melakukan urusan perawatan, dan pengangkutan, mempunyai perlengkapan, pemeliharaan protokol, tugas peralatan, sarana persidangan, fisik, serta pengamanan dalam dan ketertiban. Pasal 9 Bidang Teknik menyediakan teknis dan dan untuk Rekayasa mengoperasikan penerapan mempunyai fasilitas teknologi tugas pelayanan aerodinamika, aeroelastika, dan aeroakustika. Pasal 10 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 9, Bidang Teknik dan Rekayasa menyelenggarakan fungsi: a. penyediaan, pengoperasian, dan perawatan fasilitas pelayanan teknis; b. penyediaan, pengoperasian, dan perawatan fasilitas Informatika dan Elektronika; dan c. pelaksanaan rancang bangun dan pabrikasi model, dan alat bantu. Pasal 11 Bidang Teknik dan Rekayasa terdiri atas: a. Subbidang Model; b. Subbidang Operasi dan Perawatan; dan c. Subbidang Informatika dan Elektronika. Pasal 12 (1) Subbidang Model mempunyai tugas melakukan rancang bangun dan pabrikasi kelengkapan sistem peralatan, instrumentasi dan model yang diperlukan untuk pelayanan teknis, melakukan dokumentasi rancang bangun. -6(2) Subbidang Operasi dan Perawatan mempunyai tugas melakukan pengoperasian fasilitas pelayanan teknis, pemeriksaan peralatan rutin, pemeliharaan penunjang, fasilitas dan perbaikan dan prasarana elektromekanik. (3) Subbidang Informatika dan Elektronika mempunyai tugas mengatur computer, tata laksana pengambilan dan pemakaian sistem pengolahan data, penyajian data, pengembangan perangkat keras dan lunak, merawat, memasang, dan mengkalibrasi alatalat elektronik dan alat ukur elektronik lainnya. Pasal 13 Bidang Layanan Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika dan Aeroakustika mempunyai tugas menerapkan metoda, analisis untuk pelayanan teknis, teknologi aerodinamika, aeroelastika, dan aeroakustika, serta mengkoordinasi kegiatan pelayanan teknologi. BAB III KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 14 Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang- undangan. Pasal 15 (1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian atau keterampilannya. (2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Kepala. -7(3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. BAB IV TATA KERJA Pasal 16 Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, BBTA3 harus menyusun peta proses bisnis. Pasal 17 Kepala menyampaikan laporan kepada Deputi Bidang Teknologi Industri, Rancang Bangun dan Rekayasa mengenai hasil pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang teknologi aerodinamika, aeroelastika, dan aeroakustika secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan. Pasal 18 BBTA3 harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan, uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh jabatan di unitnya Pasal 19 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun daerah. -8Pasal 20 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi. Pasal 21 Setiap pimpinan memimpin dan unit organisasi bertanggung mengkoordinasikan bawahan jawab dan memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 22 Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara berkala tepat pada waktunya. Pasal 23 Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap unit organisasi di bawahnya. BAB V ESELON Pasal 24 (1) Kepala Balai Besar merupakan jabatan struktural Eselon II.a. (2) Kepala Bagian dan Kepala Bidang merupakan jabatan struktural Eselon III.a. (3) Kepala Subbagian dan Kepala Subbidang merupakan jabatan struktural Eselon IV.a. -9BAB VI LOKASI Pasal 25 BBTA3 berlokasi di kawasan PUSPIPTEK, Tangerang Selatan. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 26 Bagan organisasi BBTA3 tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 27 Perubahan organisasi dan tata kerja BBTA3 ditetapkan oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur negara. BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 28 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Aero-Gas Dinamika dan Getaran sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor SK/055/KA/BPPT/II/1990 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Aero-Gas Dinamika dan Getaran tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan berdasarkan Peraturan ini. diangkat pejabat baru - 10 Pasal 29 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor SK/055/KA/BPPT/II/1990 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Aero-Gas Dinamika dan Getaran, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 30 Dengan Badan berlakunya Peraturan Pengkajian dan ini, Keputusan Kepala Teknologi Nomor Penerapan SK/055/KA/BPPT/II/1990 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Aero-Gas Dinamika dan Getaran dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi. Pasal 31 Peraturan Kepala Teknologi ini diundangkan. Badan mulai Pengkajian berlaku dan terhitung Penerapan pada tanggal - 11 Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Oktober 2015 KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO Diundangkan di Jakarta pada tanggal ... DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR ... - 12 STRUKTUR ORGANISASI BALAI BESAR TEKNOLOGI AERODINAMIKA, AEROELASTIKA, DAN AEROAKUSTIKA LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 013 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR TEKNOLOGI AERODINAMIKA, AEROELASTIKA, DAN AEROAKUSTIKA KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI B (BPPT) A D A N P PERATURAN E N KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN G TEKNOLOGI NOMOR 014 TAHUN 2015 TENTANG K A J I ORGANISASI DAN TATA KERJAA N BALAI BESAR TEKNOLOGI KEKUATAN STRUKTUR D A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA N ESA P E KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, N E R A Menimbang : a. P bahwa dalam rangka upaya peningkatan kapasitas A organisasi dan pengembanganN teknologi kekuatan struktur untuk peningkatan daya T saing industri E nasional, perlu dilakukan penataan organisasi dan K tata kerja Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur; N b. O bahwa telah diterbitkan Surat L Persetujuan Menteri Negara Reformasi Pendayagunaan Birokrasi O Aparatur G berdasarkan I Negara Nomor dan : ( B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal Penataan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana BTeknis di Lingkungan BPPT tanggal 30 September 2015; P c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan P b, perlu menetapkan organisasi dan tata kerja Balai T Besar Teknologi Kekuatan Struktur dengan Peraturan ini; ) -2Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 10); 2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi Pemerintah dan Non Tugas Departemen Eselon I Lembaga sebagaimana beberapa kali diubah terakhir dengan telah Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11); 3. Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; 4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Pedoman PER/18/M.PAN/ Organisasi Kementerian dan Unit Lembaga 11/2008 tentang Pelaksana Teknis Pemerintah Non Kementerian; 5. Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA STRUKTUR. BALAI BESAR TEKNOLOGI KEKUATAN -3BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur yang selanjutnya di dalam peraturan ini disebut B2TKS merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Deputi Bidang Teknologi Industri, Rancang Bangun dan Rekayasa. (2) B2TKS dipimpin oleh Kepala. Pasal 2 B2TKS mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan teknologi kekuatan struktur. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, B2TKS menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan perekayasaan struktur pada pengujian, serta alat inspeksi, evaluasi sertifikasi, teknologi transportasi, kekuatan bangunan dan peralatan industri; b. pelaksanaan pengujian, inspeksi, sertifikasi, perekayasaan karakterisasi material serta analisis kerusakan dan umur sisa; c. pelaksanaan perancangan, manufaktur, pengembangan dan pemeliharaan sarana uji; dan d. pelaksanaan urusan ketatausahaan dan sumber daya manusia, perencanaan dan pelaporan program dan kegiatan, keuangan, rumah tangga, kehumasan, dan dokumentasi. -4BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 4 B2TKS terdiri atas: a. Bagian Umum; b. Bidang Layanan Jasa Teknologi Kajian Struktur; c. Bidang Sarana Uji; dan d. Bidang Layanan Jasa Teknologi Kajian Material. Pasal 5 Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan tata usaha dan sumber daya manusia, perencanaan dan pelaporan program serta kegiatan, keuangan, administrasi pelayanan jasa teknologi, rumah tangga, kehumasan, dan dokumentasi. Pasal 6 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 5, Bagian Umum menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan urusan tata usaha dan sumber daya manusia, perencanaan dan pelaporan program dan kegiatan; b. pelaksanaan urusan administrasi keuangan dan administrasi pelayanan jasa teknologi; dan c. pelaksanaan urusan rumah tangga, kehumasan, dan dokumentasi Pasal 7 Bagian Umum terdiri atas: a. Subbagian Tata Usaha dan Sumber Daya Manusia; b. Subbagian Keuangan; dan c. Subbagian Rumah Tangga -5Pasal 8 (1) Subbagian Tata Usaha dan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas melaksanakan urusan tata usaha dan sumber daya manusia, perencanaan, dan pelaporan program dan kegiatan. (2) Subbagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan urusan administrasi keuangan dan administrasi pelayanan jasa teknologi. (3) Subbagian Subbagian Rumah Tangga mempunyai tugas melaksanakan urusan rumah tangga, kehumasan dan dokumentasi. Pasal 9 Bidang Layanan mempunyai tugas Jasa Teknologi melaksanakan Kajian pengujian, Struktur inspeksi, sertifikasi, perekayasaan serta evaluasi kekuatan struktur pada alat transportasi, bangunan dan peralatan industri. Pasal 10 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 9, Bidang Layanan Jasa Teknologi Kajian Struktur menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan pengujian, inspeksi, sertifikasi, perekayasaan, dan evaluasi kekuatan struktur pada alat transportasi; dan b. pelaksanaan pengujian, inspeksi, sertifikasi, perekayasaan, dan evaluasi kekuatan struktur pada bangunan dan peralatan industri. Pasal 11 Bidang Layanan Jasa Teknologi Kajian Struktur terdiri atas: a. Subbidang Struktur Alat Transportasi; dan b. Subbidang Stuktur Bangunan dan Peralatan Industri. -6Pasal 12 (1) Subbidang Struktur Alat Transportasi mempunyai tugas melaksanakan pengujian, inspeksi, sertifikasi, perekayasaan, dan evaluasi kekuatan struktur pada alat transportasi. (2) Subbidang Struktur Bangunan dan Peralatan Industri mempunyai tugas melaksanakan pengujian, inspeksi, sertifikasi, perekayasaan, dan evaluasi kekuatan struktur pada bangunan dan peralatan industri. Pasal 13 Bidang Sarana perancangan Uji dan mempunyai manufaktur, tugas melaksanakan pengembangan, dan pemeliharaan sarana uji. Pasal 14 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 13, Bidang Sarana Uji menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan perancangan, manufaktur dan pengembangan sarana uji; dan b. pelaksanaan perawatan dan kalibrasi sarana uji. Pasal 15 Bidang Sarana Uji terdiri atas: a. Subbidang Perancangan, Manufaktur dan Manufaktur dan Pengembangan Sistem; dan b. Subbidang Pemeliharaan. Pasal 16 (1) Subbidang Pengembangan melaksanakan Perancangan, Sistem perancangan, mempunyai tugas manufaktur dan pengembangan sarana uji. (2) Subbidang Pemeliharaan mempunyai tugas melaksanakan perawatan dan kalibrasi sarana uji. -7Pasal 17 Bidang Layanan Jasa Teknologi Kajian Material mempunyai tugas melaksanakan pengujian, inspeksi, sertifikasi, dan perekayasaan karakterisasi material serta analisis kerusakan dan umur sisa. Pasal 18 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 17, Bidang Layanan Jasa Teknologi Kajian Material menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan pengujian, inspeksi, sertifikasi, dan perekayasaan karakterisasi material komponen dan struktur; dan b. pelaksanaan pengujian, inspeksi, sertifikasi, perekayasaan, dan analisis kerusakan dan umur sisa komponen dan struktur. Pasal 19 Bidang Layanan Jasa Teknologi Kajian Material terdiri atas: a. Subbidang Karakteristik Material dan Inspeksi Teknis; dan b. Subbidang Analisis Kerusakan dan Umur Sisa. Pasal 20 (1) Subbidang Karakteristik Material dan Inspeksi Teknis mempunyai tugas melaksanakan pengujian, inspeksi, sertifikasi, dan perekayasaan karakterisasi material. (2) Subbidang Analisis melaksanakan Kerusakan pengujian, dan Umur inspeksi, Sisa sertifikasi, perekayasaan dan analisis kerusakan dan umur sisa. BAB III KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 21 Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing undangan. berdasarkan peraturan perundang- -8Pasal 22 (1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian atau keterampilannya. (2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Kepala. (3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (3) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. BAB IV TATA KERJA Pasal 23 Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, B2TKS harus menyusun peta proses bisnis Pasal 24 Kepala menyampaikan laporan kepada Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa mengenai hasil pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang teknologi kekuatan struktur secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan. Pasal 25 B2TKS harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan, uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh jabatan di unitnya. -9Pasal 26 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun daerah. Pasal 27 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi. Pasal 28 Setiap pimpinan memimpin dan unit organisasi bertanggung mengkoordinasikan bawahan jawab dan memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 29 Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara berkala tepat pada waktunya. Pasal 30 Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap unit organisasi di bawahnya. - 10 BAB V ESELON Pasal 31 (1) Kepala Balai Besar merupakan jabatan struktural Eselon II.a. (2) Kepala Bagian dan Kepala Bidang merupakan jabatan struktural Eselon III.a. (3) Kepala Subbagian dan Kepala Subbidang merupakan jabatan struktural Eselon IV.a. BAB VI LOKASI Pasal 32 B2TKS berlokasi di kawasan PUSPIPTEK, Tangerang Selatan. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 33 Bagan Organisasi B2TKS tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 34 Perubahan organisasi dan tata kerja B2TKS ditetapkan oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah mendapat persetujuan menyelenggarakan aparatur negara. tertulis urusan dari menteri pemerintahan di yang bidang - 11 BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 35 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Besar Teknologi Kekuatan Struktur sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 045/Kp/KA/IV/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini. Pasal 36 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 045/Kp/KA/IV/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 37 Dengan Badan berlakunya Pengkajian Peraturan dan ini, Penerapan Keputusan Kepala Teknologi Nomor 045/Kp/KA/IV/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur dicabut dan tidak berlaku lagi. dinyatakan - 12 Pasal 38 Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Oktober 2015 KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO Diundangkan di Jakarta pada tanggal DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR .... - 13 STRUKTUR ORGANISASI BALAI BESAR TEKNOLOGI KEKUATAN STRUKTUR LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 014 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR TEKNOLOGI KEKUATAN STRUKTUR KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI B (BPPT) A D A N P PERATURAN E N KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN G TEKNOLOGI NOMOR 015 TAHUN 2015 TENTANG K A J I ORGANISASI DAN TATA KERJAA N BALAI TEKNOLOGI INDUSTRI KREATIF KERAMIK D A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA N ESA P E KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, N E Menimbang : a. R bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas dan A efisiensi pelaksanaan tugas P A dan fungsi, perlu dilakukan penyempurnaan organisasi dan tata kerja N Unit Pelaksana Teknis Pengembangan T Seni dan E Teknologi Keramik dan Porselin Bali menjadi Balai K Teknologi Industri Kreatif Keramik; N b. O bahwa telah diterbitkan Surat L Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Reformasi Birokrasi O Aparatur G berdasarkan I Negara Surat dan Nomor : ( B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal Penataan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana BTeknis di lingkungan BPPT tanggal 30 September 2015; P c. bahwa berdasarkan pertimbangan P sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan T Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang ) Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Seni dan Teknologi Keramik dan Porselin Bali dengan Peraturan ini; -2Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 10); 2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi Pemerintah dan Non Tugas Eselon Departemen I Lembaga sebagaimana beberapa kali diubah terakhir dengan telah Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11); 3. Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; 4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Pedoman PER/18/M.PAN/ Organisasi Kementerian dan Unit Lembaga 11/2008 tentang Pelaksana Teknis Pemerintah Non Kementerian; 5. Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI INDUSTRI KREATIF KERAMIK. . -3BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Bagian Kesatu Kedudukan Pasal 1 (1) Balai Teknologi Industri Kreatif Keramik yang selanjutnya di dalam peraturan ini disebut BTIKK merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Pusat Teknoprener dan Klaster Industri, Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi. (2) BTIKK dipimpin oleh Kepala. Bagian Kedua Tugas dan Fungsi Pasal 2 BTIKK mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan teknologi industri kreatif keramik. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, BTIKK menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan fasilitasi dan konsultasi teknologi industri kreatif keramik meliputi glasir, warna, dan badan keramik, seni dan disain, tekno-ekonomi, karakteristik kimia dan fisika, serta pengujian mutu produk; b. pelaksanaan perekayasaan produk kreatif keramik dan pelayanan jasa teknologi industri kreatif keramik; c. penyiapan program, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan program; d. pengelolaan sarana pengujian dan produksi; dan -4e. pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan Balai Teknologi Industri Kreatif Keramik. BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 4 BIT terdiri atas: a. Subbagian Tata Usaha; b. Seksi Program dan Penerapan Teknologi; dan c. Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi. Pasal 5 (1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan, dan rumah tangga Balai. (2) Seksi Program dan Penerapan Teknologi mempunyai tugas melaksanakan perekayasaan produk kreatif keramik, pengujian bahan dan produk kreatif keramik, serta pengelolaan fasilitas produksi dan fasilitas pengujian. (3) Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi mempunyai tugas melaksanakan perumusan program, monitoring dan evaluasi, kerja sama, dan pelayanan jasa teknologi serta pengembangan jasa teknologi. BAB III KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 6 Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing undangan. berdasarkan peraturan perundang- -5Pasal 7 (1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian atau keterampilannya. (2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Kepala. (3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. BAB IV TATA KERJA Pasal 8 Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Balai Teknologi Industri Kreatif Keramik harus menyusun peta proses bisnis. Pasal 9 Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat Teknoprener dan Klaster Industri mengenai hasil pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang teknologi industri kreatif keramik secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan. Pasal 10 BTIKK harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan, uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh jabatan di unitnya. -6Pasal 11 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun daerah. Pasal 12 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi. Pasal 13 Setiap pimpinan memimpin dan unit organisasi bertanggung mengkoordinasikan bawahan jawab dan memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 14 Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara berkala tepat pada waktunya. Pasal 15 Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap unit organisasi di bawahnya. -7BAB V ESELON Pasal 16 (1) Kepala Balai merupakan jabatan struktural eselon III.a. (2) Kepala Subbagian dan Kepala Seksi merupakan jabatan struktural eselon IV.a. BAB VI LOKASI Pasal 17 BTIKK berlokasi di Denpasar. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 18 Bagan Organisasi BTIKK tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 19 Perubahan organisasi dan tata kerja BTIKK ditetapkan oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah mendapat persetujuan menyelenggarakan aparatur negara. tertulis urusan dari menteri pemerintahan di yang bidang -8BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 20 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Seni dan Teknologi Keramik dan Porselin Bali sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Kepala Teknologi Nomor Organisasi dan Badan Pengkajian dan Penerapan SK/265/KA/BPPT/VII/1995 Tata Kerja Unit Pelaksana tentang Teknis Pengembangan Seni dan Teknologi Keramik dan Porselin Bali tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini. Pasal 21 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor SK/265/KA/BPPT/VII/1995 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Seni dan Teknologi Keramik dan Porselin Bali, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Dengan Badan berlakunya Pengkajian Peraturan dan ini, Penerapan Keputusan Kepala Teknologi Nomor SK/265/KA/BPPT/VII/1995 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Seni dan Teknologi Keramik dan Porselin Bali dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi. -9Pasal 23 Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Oktober 2015 KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO Diundangkan di Jakarta pada tanggal ... DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR ... - 10 STRUKTUR ORGANISASI BALAI TEKNOLOGI INDUSTRI KREATIF KERAMIK LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 015 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BALAI TEKNOLOGI INDUSTRI KREATIF KERAMIK KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI B (BPPT) A D A N P PERATURAN E N KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN G TEKNOLOGI NOMOR 016 TAHUN 2015 TENTANG K A J I ORGANISASI DAN TATA KERJAA N BALAI INKUBATOR TEKNOLOGI D A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA N ESA P E KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, N E R A Menimbang : a. P bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tugas A N dan fungsi, perlu dilakukan penyempurnaan organisasi dan tata kerja T Balai Inkubator Teknologi; b. E K bahwa telah diterbitkan Surat N Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Reformasi Birokrasi O Aparatur L O berdasarkan G Negara Surat dan Nomor : B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal I Penataan Organisasi ( dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di lingkungan B BPPT tanggal 30 September 2015; c. bahwa berdasarkan pertimbangan P sebagaimana dimaksud pada huruf a dan Pb, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang T Organisasi dan Tata Kerja Balai ) Inkubator Teknologi dengan Peraturan ini; -2Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 10); 2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi Pemerintah dan Non Tugas Eselon Departemen I Lembaga sebagaimana beberapa kali diubah terakhir dengan telah Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11); 3. Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; 4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Pedoman PER/18/M.PAN/ Organisasi Kementerian dan Unit Lembaga 11/2008 tentang Pelaksana Teknis Pemerintah Non Kementerian; 5. Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI INKUBATOR TEKNOLOGI. -3BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Bagian Kesatu Kedudukan Pasal 1 (1) Balai Inkubator Teknologi yang selanjutnya di dalam peraturan ini disebut BIT merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Pusat Teknoprener dan Klaster Industri, Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi. (2) BIT dipimpin oleh Kepala. Bagian Kedua Tugas dan Fungsi Pasal 2 BIT mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan inkubasi teknologi. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, BIT menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan fasilitasi dan konsultasi manajemen dan bisnis, aspek legal, dan dukungan fasilitas inkubasi bisnis untuk mendukung pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah berbasis teknologi atau inovasi; b. pelaksanaan fasilitasi dan konsultasi pengembangan sumber daya manusia kewirausahaan, pengembangan jaringan bisnis, akses pembiayaan, dan kerja sama baik dalam maupun luar negeri, serta pemasyarakatan jasa inkubasi; -4c. pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan Balai Inkubator Teknologi. BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 4 BIT terdiri atas: a. Subbagian Tata Usaha; b. Seksi Program dan Penerapan Teknologi; dan c. Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi. Pasal 5 (1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan, dan rumah tangga Balai. (2) Seksi Program dan Penerapan Teknologi mempunyai tugas melaksanakan fasilitasi dan konsultasi manajemen dan bisnis, aspek legal dan dukungan fasilitas dalam rangka pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah berbasis teknologi atau inovasi. (3) Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi mempunyai tugas melaksanakan fasilitasi konsultasi pengembangan sumber daya manusia kewirausahaan, pengembangan jaringan bisnis, akses pembiayaan, dan kerja sama baik dalam maupun luar negeri, serta pemasyarakatan jasa inkubasi. -5BAB III KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 6 Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang- undangan. Pasal 7 (1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian atau keterampilannya. (2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Kepala. (3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. BAB IV TATA KERJA Pasal 8 Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, BIT harus menyusun peta proses bisnis. Pasal 9 Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat Teknoprener dan Klaster Industri mengenai hasil pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang inkubasi teknologi secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan. -6Pasal 10 BIT harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan, uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh jabatan di unitnya. Pasal 11 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun daerah. Pasal 12 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi. Pasal 13 Setiap pimpinan memimpin dan unit organisasi bertanggung mengkoordinasikan bawahan jawab dan memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 14 Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara berkala tepat pada waktunya. Pasal 15 Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap unit organisasi di bawahnya. -7BAB V ESELON Pasal 16 (1) Kepala Balai merupakan jabatan struktural eselon III.a. (2) Kepala Subbagian dan Kepala Seksi merupakan jabatan struktural eselon IV.a. BAB VI LOKASI Pasal 17 BIT berlokasi di kawasan PUSPIPTEK, Tangerang Selatan. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 18 Bagan Organisasi BIT tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 19 Perubahan organisasi dan tata kerja BIT ditetapkan oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah mendapat persetujuan menyelenggarakan aparatur negara. tertulis urusan dari menteri pemerintahan di yang bidang -8BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 20 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai Inkubator Teknologi Keputusan Kepala sebagaimana Badan dimaksud Pengkajian dan dalam Penerapan Teknologi Nomor 032/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja melaksanakan Balai tugas Inkubator dan Teknologi fungsinya sampai tetap dengan diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini. Pasal 21 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 032/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Inkubator Teknologi, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Dengan Badan berlakunya Pengkajian Peraturan dan ini, Penerapan Keputusan Kepala Teknologi Nomor 032/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Inkubator Teknologi berlaku lagi. dinyatakan dicabut dan tidak -9Pasal 23 Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Oktober 2015 KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO Diundangkan di Jakarta pada tanggal ... DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR … STRUKTUR ORGANISASI BALAI INKUBATOR TEKNOLOGI LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 016 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI INKUBATOR TEKNOLOGI KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI B (BPPT) A D A N P PERATURAN E N KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN G TEKNOLOGI NOMOR 017 TAHUN 2015 TENTANG K A J I ORGANISASI DAN TATA KERJAA N BALAI TEKNOLOGI SURVEI KELAUTAN D A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA N ESA P E KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, N E R A Menimbang : a. P bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tugas A N dan fungsi, perlu dilakukan penyempurnaan organisasi dan tata kerja T Balai Teknologi Survei Kelautan; E b. K bahwa telah diterbitkan Surat N Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Reformasi Birokrasi O Aparatur L O berdasarkan G Negara Surat dan Nomor : B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal I Penataan Organisasi ( dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di lingkungan B BPPT tanggal 30 September 2015; c. bahwa berdasarkan pertimbangan P sebagaimana dimaksud pada huruf a dan Pb, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang T Organisasi dan Tata Kerja Balai Teknologi Survei Kelautan; ) -2Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 10); 2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi Pemerintah dan Non Tugas Eselon Departemen I Lembaga sebagaimana beberapa kali diubah terakhir dengan telah Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11); 3. Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; 4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Pedoman PER/18/M.PAN/ Organisasi Kementerian dan Unit Lembaga 11/2008 tentang Pelaksana Teknis Pemerintah Non Kementerian; 5. Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI SURVEI KELAUTAN. -3BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Bagian Kesatu Kedudukan Pasal 1 (1) Balai Teknologi Survei Kelautan yang selanjutnya di dalam peraturan ini disebut Balai TEKSURLA merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Pusat Teknologi Sumber Daya Wilayah, Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam. (2) Balai TEKSURLA dipimpin oleh Kepala. Bagian Kedua Tugas dan Fungsi Pasal 2 Balai TEKSURLA mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan teknologi survei dan observasi kelautan. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Balai TEKSURLA menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana program dan anggaran, operasi survei dan observasi, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan program dan anggaran; b. pelaksanaan teknologi, pemasaran dan produk, pemasyarakatan pelayanan hasil survei jasa dan observasi kelautan; c. pelaksanaan kerjasama riset kelautan baik skala nasional maupun internasional; -4d. pengelolaan data dan informasi hasil survei dan observasi kelautan; e. pengelolaan kapal-kapal Riset Baruna Jaya BPPT, pengelolaan beserta dan sarana pengoperasian penunjangnya peralatan serta survei pengelolaan sarana prasarana National Science and Techno Park (NSTP) Maritim Penajam Paser Utara; dan f. pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan Balai Teknologi Survei Kelautan. BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 4 Balai TEKSURLA terdiri atas: a. Subbagian Tata Usaha; b. Seksi Program dan Operasi Survei; dan c. Seksi Sarana dan Prasaran. Pasal 5 (1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan, dan rumah tangga Balai. (2) Seksi Program dan Operasi Survei mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program dan anggaran, perencanaan dan pelaksanaan operasi survei dan observasi kelautan, teknologi survei pemasaran dan produk observasi dan jasa kelautan, pemasyarakatan hasil survei dan observasi kelautan, pelaksanaan kerjasama survei, observasi dan riset kelautan baik skala nasional maupun internasional, serta pengelolaan data dan informasi hasil survei dan observasi kelautan. -5(3) Seksi Sarana dan Prasarana mempunyai tugas melaksanakan urusan pengelolaan, pemeliharaan dan pengoperasian kapal riset dan peralatan survei beserta sarana-prasarana penunjangnya, termasuk pengelolaan National Science and Techno Park (NSTP) Maritim Penajam Paser Utara. BAB III KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 6 Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang- undangan. Pasal 7 (1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian atau keterampilannya. (2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Kepala. (3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. BAB IV TATA KERJA Pasal 8 Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Balai TEKSURLA harus menyusun peta proses bisnis. -6Pasal 9 Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat Teknologi Sumber Daya Wilayah mengenai hasil pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang teknologi survei dan observasi kelautan secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan. Pasal 10 Balai TEKSURLA harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan, uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh jabatan di unitnya. Pasal 11 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun daerah. Pasal 12 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi. Pasal 13 Setiap pimpinan memimpin dan unit organisasi bertanggung mengkoordinasikan bawahan jawab dan memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 14 Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara berkala tepat pada waktunya. -7Pasal 15 Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap unit organisasi di bawahnya. BAB V ESELON Pasal 16 (1) Kepala Balai merupakan jabatan struktural eselon III.a. (2) Kepala Subbagian dan Kepala Seksi merupakan jabatan struktural eselon IV.a. BAB VI LOKASI Pasal 17 Balai TEKSURLA berlokasi di Jakarta. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 18 Bagan Organisasi Balai TEKSURLA tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 19 Perubahan organisasi dan tata kerja Balai TEKSURLA ditetapkan oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur negara. -8BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 20 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai Teknologi Survei Kelautan sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 046/Kp/KA/IV/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Teknologi Survei Kelautan tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini. Pasal 21 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 046/Kp/KA/IV/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Teknologi Survei Kelautan, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Dengan Badan berlakunya Pengkajian Peraturan dan ini, Penerapan Keputusan Kepala Teknologi Nomor 046/Kp/KA/IV/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Teknologi Survei Kelautan dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi. -9Pasal 23 Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Oktober 2015 KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO Diundangkan di Jakarta pada tanggal ... DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR … STRUKTUR ORGANISASI BALAI TEKNOLOGI SURVEI KELAUTAN LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 017 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI SURVEI KELAUTAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI B (BPPT) A D A N P PERATURAN E N KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN G TEKNOLOGI NOMOR 018 TAHUN 2015 TENTANG K A J I ORGANISASI DAN TATA KERJAA N BALAI TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR DAN LIMBAH D A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA N ESA P E KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, N E R A Menimbang : a. P bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tugas A N dan fungsi, perlu dilakukan penyempurnaan organisasi dan tata Balai T Teknologi Lingkungan E menjadi K Pengolahan Air dan Limbah: b. Balai Teknologi N O bahwa telah diterbitkan Surat L Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Reformasi Birokrasi O Aparatur G berdasarkan I Negara Surat dan Nomor : ( B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal Penataan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana BTeknis di lingkungan BPPT tanggal 30 September 2015; P c. bahwa berdasarkan pertimbangan P sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan T Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang ) Organisasi dan Tata Kerja Balai Teknologi Pengolahan Air dan Limbah dengan Peraturan ini; -2Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 10); 2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi Pemerintah dan Non Tugas Eselon Departemen I Lembaga sebagaimana beberapa kali diubah terakhir dengan telah Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11); 3. Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; 4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Pedoman PER/18/M.PAN/ Organisasi Kementerian dan Unit Lembaga 11/2008 tentang Pelaksana Teknis Pemerintah Non Kementerian; 5. Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR DAN LIMBAH. -3BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Bagian Kesatu Kedudukan Pasal 1 (1) Balai Teknologi Pengolahan Air dan Limbah yang selanjutnya di dalam peraturan ini disebut BTPAL merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Pusat Teknologi Lingkungan, Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam. (2) BTPAL dipimpin oleh Kepala. Bagian Kedua Tugas dan Fungsi Pasal 2 BTPAL mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan teknologi pengelolaan air dan limbah. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, BTPAL menyelenggarakan fungsi: a. perekayasaan teknologi di bidang pengelolaan air dan limbah dalam bentuk penyusunan Desain Rekayasa Detil, Analisis Neraca Air, Studi Kelayakan, Kajian Resiko Lingkungan serta pembuatan Purwarupa dan pembangunan peningkatan Pilot Plant kualitas penanganan limbah untuk dan penyediaan kuantitas air dan serta bagi kepentingan masyarakat industri, domestik, akademik dan pemerintah daerah dalam lingkup pengelolaan air dan limbah; -4b. perencanaan, pelaksanaan, dan pengembangan layanan jasa di bidang teknologi pengelolaan air dan limbah dalam bentuk pengujian kualitas air dan limbah, pelatihan operasional unit pengolah air dan limbah serta analisis laboratorium bagi industri, domestik, akademik serta pemerintah daerah; dan c. pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan Balai Teknologi Pengolahan Air dan Limbah. BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 4 BTPAL terdiri atas: a. Subbagian Tata Usaha; b. Seksi Program dan Penerapan Teknologi; dan c. Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi. Pasal 5 (1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan, dan rumah tangga Balai. (2) Seksi Program mempunyai dan tugas Pengembangan Teknologi melaksanakan program perekayasaan dan penerapan teknologi pengelolaan air dan limbah, menyusun anggaran pelaksanaan program serta merencanakan peningkatan mutu SDM. (3) Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi mempunyai tugas melaksanakan kerja sama kemitraan dan pelayanan jasa teknologi di bidang pengelolaan air dan limbah serta menyusun angaran pelaksanaan kerja sama dan pelayanan jasa berdasarkan rencana operasional di lingkungan Balai Teknologi Pengolahan Air dan Limbah. -5BAB III KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 6 Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang- undangan. Pasal 7 (1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian atau keterampilannya. (2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Kepala. (3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. BAB IV TATA KERJA Pasal 8 Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, BTPAL harus menyusun peta proses bisnis. Pasal 9 Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat Teknologi Lingkungan mengenai hasil pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang teknologi pengelolaan air dan limbah secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan. -6Pasal 10 BTPAL harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan, uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh jabatan di unitnya. Pasal 11 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun daerah. Pasal 12 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi. Pasal 13 Setiap pimpinan memimpin dan unit organisasi bertanggung mengkoordinasikan bawahan jawab dan memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 14 Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara berkala tepat pada waktunya. Pasal 15 Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap unit organisasi di bawahnya. -7BAB V ESELON Pasal 16 (1) Kepala Balai merupakan jabatan struktural eselon III.a. (2) Kepala Subbagian dan Kepala Seksi merupakan jabatan struktural eselon IV.a. BAB VI LOKASI Pasal 17 BTPAL berlokasi di kawasan PUSPIPTEK, Tangerang Selatan. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 18 Bagan Organisasi BTPAL tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 19 Perubahan organisasi dan tata kerja BTPAL ditetapkan oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah mendapat persetujuan menyelenggarakan aparatur negara. tertulis urusan dari menteri pemerintahan di yang bidang -8BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 20 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai Teknologi Lingkungan Keputusan Kepala sebagaimana Badan dimaksud Pengkajian dan dalam Penerapan Teknologi Nomor 030/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja melaksanakan Balai tugas Teknologi dan Lingkungan fungsinya sampai tetap dengan diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini. Pasal 21 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 030/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Teknologi Lingkungan, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Dengan Badan berlakunya Pengkajian 030/Kp/KA/IV/2001 Peraturan dan ini, Penerapan Keputusan Kepala Teknologi Nomor tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Teknologi Lingkungan dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi. -9Pasal 23 Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Oktober 2015 KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO Diundangkan di Jakarta pada tanggal ... DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR … STRUKTUR ORGANISASI BALAI TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR DAN LIMBAH LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 018 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR DAN LIMBAH KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI B (BPPT) A D A N P PERATURAN E N KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN G TEKNOLOGI NOMOR 019 TAHUN 2015 TENTANG K A J I ORGANISASI DAN TATA KERJAA N BALAI BIOTEKNOLOGI D A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA N ESA P E KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, N E R A Menimbang : a. P bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tugas A N dan fungsi, perlu dilakukan penyempurnaan organisasi dan tata kerja T Balai Pengkajian E Bioteknologi Bioteknologi; b. menjadi K Balai N O bahwa telah diterbitkan Surat L Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Reformasi Birokrasi O Aparatur G berdasarkan I Negara Surat dan Nomor : ( B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal Penataan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana BTeknis di lingkungan BPPT tanggal 30 September 2015; P c. bahwa berdasarkan pertimbangan P sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan T Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang ) Organisasi dan Tata Kerja Balai Bioteknologi dengan Peraturan ini; -2Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 10); 2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi Pemerintah dan Non Tugas Eselon Departemen I Lembaga sebagaimana beberapa kali diubah terakhir dengan telah Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11); 3. Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; 4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Pedoman PER/18/M.PAN/ Organisasi Kementerian dan Unit Lembaga 11/2008 tentang Pelaksana Teknis Pemerintah Non Kementerian; 5. Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BIOTEKNOLOGI. -3BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Bagian Kesatu Kedudukan Pasal 1 (1) Balai Bioteknologi merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Pusat Teknologi Farmasi dan Medika, Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi (2) Balai Bioteknologi dipimpin oleh Kepala. Bagian Kedua Tugas dan Fungsi Pasal 2 Balai Bioteknologi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan bioteknologi. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Balai Bioteknologi menyelenggarakan fungsi: a. perencanaan, pelaksanaan, pengkoordinasian, monitoring dan evaluasi kegiatan teknis operasional dan atau teknis penunjang dalam penerapan dan layanan bioteknologi; b. perencanaan, pelaksanaan, pengkoordinasian dan pemasyarakatan di dalam pengembangan produk dan layanan bioteknologi; dan c. pelaksanaan keuangan, urusan kehumasan, kesekretariatan, pengelolaan sarana teknis. rumah kepegawaian, tangga, dan -4BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 4 Balai Bioteknologi terdiri atas: a. Subbagian Tata Usaha; b. Seksi Program dan Penerapan Bioteknologi; dan c. Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi. Pasal 5 (1) Subbagian Tata melaksanakan Usaha urusan mempunyai kehumasan, tugas kepegawaian, keuangan, tata laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan, pengelolaan sarana teknis, dan rumah tangga Balai; (2) Seksi Program dan Penerapan mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan, Bioteknologi melaksanakan, mengembangkan, dan mengevaluasi kegiatan teknis penerapan bioteknologi; (3) Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi mempunyai tugas merencanakan, mengembangkan, melaksanakan, dan mengkoordinasikan kegiatan kerja sama dan layanan bioteknologi. BAB III KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 6 Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing undangan. berdasarkan peraturan perundang- -5Pasal 7 (1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian atau keterampilannya. (2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Kepala. (3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. BAB IV TATA KERJA Pasal 8 Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Balai Bioteknologi harus menyusun peta proses bisnis. Pasal 9 Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat Teknologi Farmasi dan Medika mengenai hasil pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang bioteknologi secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktuwaktu sesuai kebutuhan. Pasal 10 Balai Bioteknologi harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan, uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh jabatan di unitnya. -6Pasal 11 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun daerah. Pasal 12 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi. Pasal 13 Setiap pimpinan memimpin dan unit organisasi bertanggung mengkoordinasikan bawahan jawab dan memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 14 Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara berkala tepat pada waktunya. Pasal 15 Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap unit organisasi di bawahnya. -7BAB V ESELON Pasal 16 (1) Kepala Balai merupakan jabatan struktural eselon III.a. (2) Kepala Subbagian dan Kepala Seksi merupakan jabatan struktural eselon IV.a. BAB VI LOKASI Pasal 17 Balai Bioteknologi berlokasi di kawasan PUSPIPTEK, Tangerang Selatan. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 18 Bagan Organisasi Balai Bioteknologi tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 19 Perubahan organisasi dan tata kerja Balai Bioteknologi ditetapkan oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur negara. -8BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 20 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai Pengkajian Bioteknologi sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 024/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja melaksanakan Balai tugas Pengkajian dan Bioteknologi fungsinya sampai tetap dengan diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini. Pasal 21 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 024/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengkajian Bioteknologi, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Dengan Badan berlakunya Pengkajian 024/Kp/KA/IV/2001 Peraturan dan ini, Penerapan Keputusan Kepala Teknologi Nomor tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengkajian Bioteknologi dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi. -9Pasal 23 Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Oktober 2015 KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO Diundangkan di Jakarta pada tanggal ... DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR ….. - 10 STRUKTUR ORGANISASI BALAI BIOTEKNOLOGI LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 019 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BIOTEKNOLOGI KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI B (BPPT) A D A N P PERATURAN E N KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN G TEKNOLOGI NOMOR 020 TAHUN 2015 TENTANG K A J I ORGANISASI DAN TATA KERJAA BALAI TEKNOLOGI POLIMER N D A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA N ESA P E KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, N E R A Menimbang : a. P bahwa dalam rangka upaya peningkatan kapasitas A organisasi dan pengembangan teknologi bahan dasar, N proses produksi, dan teknologiT penerapan material E polimer, perlu dilakukan penataan organisasi dan tata K kerja Balai Pengkajian Teknologi NPolimer menjadi Balai O Teknologi Polimer; b. L bahwa telah diterbitkan Surat O Persetujuan Menteri Negara Reformasi G Pendayagunaan Aparatur I Birokrasi berdasarkan ( Negara Nomor dan : B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal B Penataan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana PTeknis di Lingkungan BPPT tanggal 30 September 2015; P c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan T b, perlu menetapkan organisasi dan tata kerja Balai ) Teknologi Polimer dengan Peraturan ini; -2Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 10); 2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi Pemerintah dan Non Tugas Eselon Departemen I Lembaga sebagaimana beberapa kali diubah terakhir dengan telah Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11); 3. Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; 4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Pedoman PER/18/M.PAN/ Organisasi Kementerian dan Unit Lembaga 11/2008 tentang Pelaksana Teknis Pemerintah Non Kementerian; 5. Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI POLIMER. -3BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Balai Teknologi Polimer yang selanjutnya di dalam peraturan ini disebut BTP adalah merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Pusat Teknologi Material, Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan Material. (2) BTP dipimpin oleh Kepala. Pasal 2 BTP mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan teknologi bahan dasar, proses produksi dan teknologi penerapan material polimer khususnya plastik serta pelaksanaan layanan jasa teknologi polimer. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, BTP menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan perencanaan teknis operasional serta pelaksanaan penerapan proses penguasaan, pemanfaatan, dan teknologi bahan dan produk polimer, produksi, dan standarisasi dalam skala laboratorium dan industri; b. pelaksanaan layanan pendampingan, dan teknologi penguatan polimer dalam industri serta standarisasi; c. pelaksanaan konsultasi layanan teknis, dan jasa pengujian, inspeksi bidang pelatihan, teknologi polimer dan sertifikasi serta kerja sama antar instansi dan masyarakat serta industri; dan d. pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan Balai Teknologi Polimer. -4BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 4 BTP terdiri atas: a. Subbagian Tata Usaha; b. Seksi Program dan Penerapan Teknologi; dan c. Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi. Pasal 5 (1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan, dan rumah tangga Balai. (2) Seksi Program dan Penerapan Teknologi mempunyai tugas melaksanakan: a. penyusunan teknis rencana pendukung, teknis serta operasional dan mengkoordinasikan pelaksanaan penguasaan teknologi bahan dan produk polimer, khususnya material polimer dalam skala laboratorium dan industri; b. pendampingan dan rekayasa industri melalui penguasaan teknologi bahan dan produk polimer dalam skala lanjutan material polimer; dan c. pendampingan dan penguatan industri serta standarisasi produk industri. (3) Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi mempunyai tugas melaksanakan layanan jasa teknologi, sertifikasi, dan kerja sama antar instansi, masyarakat, dan industri. -5BAB III KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 6 Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang- undangan. Pasal 7 (1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian atau keterampilannya. (2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Kepala. (3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. (3) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB IV TATA KERJA Pasal 8 Dalam melaksanakan tugas menyusun peta proses bisnis. dan fungsi, BTP harus -6Pasal 9 Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat Teknologi Material mengenai hasil pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang teknologi polimer secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan. Pasal 10 BTP harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan, uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh jabatan di unitnya. Pasal 11 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun daerah. Pasal 12 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi. Pasal 13 Setiap pimpinan memimpin dan unit organisasi bertanggung mengkoordinasikan bawahan jawab dan memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 14 Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara berkala tepat pada waktunya. -7Pasal 15 Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap unit organisasi di bawahnya. BAB V ESELON Pasal 16 (1) Kepala Balai merupakan jabatan struktural Eselon III.a. (2) Kepala Subbagian dan Kepala Seksi merupakan jabatan struktural Eselon IV.a. BAB VI LOKASI Pasal 17 BTP berlokasi di kawasan PUSPIPTEK, Tangerang Selatan. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 18 Bagan Organisasi BTP tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 19 Perubahan organisasi dan tata kerja BTP ditetapkan oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah mendapat persetujuan menyelenggarakan aparatur negara. tertulis urusan dari menteri pemerintahan di yang bidang -8BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 20 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai Pengkajian Teknologi Polimer sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 027/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengkajian Teknologi Polimer tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini. Pasal 21 Pada saat Peraturan ni mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 027/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengkajian Teknologi Polimer, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Dengan Badan berlakunya Pengkajian Peraturan dan ini, Penerapan Keputusan Kepala Teknologi Nomor 027/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengkajian Teknologi Polimer dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi. -9Pasal 23 Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Oktober 2015 KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO Diundangkan di Jakarta pada tanggal ... DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR …. - 10 STRUKTUR ORGANISASI BALAI TEKNOLOGI POLIMER LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 020 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI POLIMER KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI B (BPPT) A D A N P PERATURAN E N KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN G TEKNOLOGI NOMOR 021 TAHUN 2015 TENTANG K A J I ORGANISASI DAN TATA KERJAA N BALAI JARINGAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI D A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA N ESA P E KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, N E R A Menimbang : a. P bahwa dalam rangka upaya peningkatan kapasitas organisasi dan A pengembanganN teknologi jaringan informasi dan komunikasi, perlu dilakukan penataan T E organisasi dan tata kerja Balai Jaringan Informasi lmu K Pengetahuan dan Teknologi menjadi Balai Jaringan N O Informasi dan Komunikasi; b. L bahwa telah diterbitkan Surat O Persetujuan Menteri Negara Reformasi G Pendayagunaan Aparatur I Birokrasi berdasarkan ( Negara Nomor dan : B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal B Penataan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana PTeknis di Lingkungan BPPT tanggal 30 September 2015; P c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan T b, perlu menetapkan organisasi dan tata kerja Balai ) Jaringan Informasi dan Komunikasi dengan Peraturan ini; -2Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 10); 2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi Pemerintah dan Non Tugas Departemen Eselon I Lembaga sebagaimana beberapa kali diubah terakhir dengan telah Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11); 3. Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; 4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Pedoman PER/18/M.PAN/ Organisasi Kementerian dan Unit Lembaga 11/2008 tentang Pelaksana Teknis Pemerintah Non Kementerian; 5. Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOMUNIKASI BALAI JARINGAN INFORMASI DAN -3BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Balai Jaringan Informasi dan Komunikasi yang selanjutnya di dalam peraturan ini disebut BJIK merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi, Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan Material. (2) BJIK dipimpin oleh Kepala. Pasal 2 BJIK mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan teknologi jaringan informasi dan komunikasi. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 BJIK menyelenggarakan fungsi: a. penerapan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pemerintah pusat dan daerah, publik, komunitas ilmu pengetahuan teknologi dan industri; b. pelayanan jasa teknologi bidang teknologi informasi dan komunikasi untuk pemerintah pusat dan daerah; c. penyelenggaraan infrastruktur e-government yang diamankan dan audit sistem informasi; dan d. pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan Balai Jaringan Informasi dan Komunikasi. -4BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 4 BJIK terdiri atas: a. Subbagian Tata Usaha; b. Seksi Program dan Penerapan Teknologi; dan c. Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi. Pasal 5 (1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan, dan rumah tangga Balai. (2) Seksi Program dan Penerapan Teknologi mempunyai tugas : a. melaksanakan program dan penerapan teknologi jaringan informasi untuk mempercepat tumbuhnya inovasi di Indonesia; b. melaksanakan program dan penerapan teknologi pengelolaan data center dan jaringan pendukung e-government; c. melaksanakan aplikasi penyusunan pendukung standar e-government aplikasibagi pemerintah pusat dan daerah; d. melaksanakan program dan penerapan teknologi pengamanan jaringan informasi dan sistem informasi e-government; e. melaksanakan program dan penerapan teknologi audit sistem penyelenggaraan informasi yang suprastruktur, meliputi infrastruktur dan infostruktur; f. melaksanakan difusi dan alih teknologi bidang teknologi informasi kepada mitra pengguna; dan -5g. melaksanakan kerjasama teknis pengembangan teknologi informasi bidang aplikasi, jaringan data center dan tata kelola. (3) Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi mempunyai tugas melaksanakan urusan kerja sama dan penerapan layanan teknonogi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pemerintah pusat, daerah, publik, dan industri. BAB III KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 6 Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang- undangan. Pasal 7 (1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian atau keterampilannya. (2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Kepala. (3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. -6BAB IV TATA KERJA Pasal 8 Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, BJIK harus menyusun peta proses bisnis. Pasal 9 Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi mengenai hasil pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang teknologi informasi dan komunikasi secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan. Pasal 10 BJIK harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan, uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh jabatan di unitnya. Pasal 11 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun daerah. Pasal 12 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi. -7- Pasal 13 Setiap pimpinan memimpin dan unit organisasi bertanggung mengkoordinasikan bawahan jawab dan memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 14 Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara berkala tepat pada waktunya. Pasal 15 Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap unit organisasi di bawahnya. BAB V ESELON Pasal 16 (1) Kepala Balai merupakan jabatan struktural Eselon III.a. (2) Kepala Subbagian dan Kepala Seksi merupakan jabatan struktural Eselon IV.a. BAB VI LOKASI Pasal 17 BJIK berlokasi di kawasan PUSPIPTEK, Tangerang Selatan. -8BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 18 Bagan Organisasi BJIK tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 19 Perubahan organisasi dan tata kerja BJIK ditetapkan oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang menyelenggarakan urusn pemerintahan di bidang aparatur negara. BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 20 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai Jaringan Informasi lmu Pengetahuan dan Teknologi sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 028/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Jaringan Informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini. -9Pasal 21 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 028/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Jaringan Informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Dengan Badan berlakunya Pengkajian Peraturan dan ini, Keputusan Kepala Teknologi Nomor Penerapan 028/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Jaringan Informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi. Pasal 23 Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. - 10 Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Oktober 2015 KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO Diundangkan di Jakarta pada tanggal ... DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR ... - 11 STRUKTUR ORGANISASI BALAI JARINGAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 021 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI JARINGAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI B (BPPT) A D A N P PERATURAN E N KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN G TEKNOLOGI NOMOR 022 TAHUN 2015 TENTANG K A J I ORGANISASI DAN TATA KERJAA N BALAI TEKNOLOGI BAHAN BAKAR DAN REKAYASA DISAIN D A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA N ESA P E KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, N E R A Menimbang : a. P bahwa dalam rangka upaya peningkatan kapasitas A organisasi dan pengembangan teknologi bahan bakar N dan rekayasa disain, perlu T dilakukan penataan organisasi dan tata kerja Balai ERekayasa Disain dan K Sistem Teknologi menjadi Balai Teknologi Bahan N O Bakar dan Rekayasa Disain; b. L bahwa telah diterbitkan Surat O Persetujuan Menteri Negara G Pendayagunaan Aparatur I Birokrasi berdasarkan Reformasi ( Negara Nomor dan : B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal B Penataan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana PTeknis di Lingkungan BPPT tanggal 30 September 2015; P c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan T b, perlu menetapkan organisasi dan tata kerja Balai ) Teknologi Bahan Bakar dan Rekayasa Disain dengan Peraturan ini; -2Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 10); 2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi Pemerintah dan Non Tugas Eselon Departemen I Lembaga sebagaimana beberapa kali diubah terakhir dengan telah Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11); 3. Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; 4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Pedoman PER/18/M.PAN/ Organisasi Kementerian dan Unit Lembaga 11/2008 tentang Pelaksana Teknis Pemerintah Non Kementerian; 5. Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI BAHAN BAKAR DAN REKAYASA DISAIN. -3BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Balai Teknologi Bahan Bakar dan Rekayasa Disain yang selanjutnya di dalam peraturan ini disebut BTB2RD merupakan lingkungan Badan Unit Pelaksana Pengkajian Teknis dan di Penerapan Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Pusat Teknologi Sumber Daya Energi dan Industri Kimia, Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan Material. (2) BTB2RD dipimpin oleh Kepala. Pasal 2 BTB2RD mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan teknologi bahan bakar dan rekayasa disain. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, BTB2RD menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan studi kelayakan dan desain kerekayasaan dalam bidang energi, industri kimia, dan agroindustri; b. pelayanan jasa konsultasi dan pelatihan dalam bidang teknologi bahan bakar dan rekayasa desain; c. pelayanan jasa pengujian bahan bakar yang terakreditasi; d. pelaksanaan pemeliharaan dan pengembangan sarana dan prasarana balai; dan e. pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan Balai Teknologi Bahan Bakar dan Rekayasa Disain. -4BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 4 BTB2RD terdiri atas: a. Subbagian Tata Usaha; b. Seksi Program dan Penerapan Teknologi; dan c. Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi. Pasal 5 (1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan, rumah tangga Balai, pelayanan jasa dan kerja sama. (2) Seksi Program dan Penerapan Teknologi mempunyai tugas melaksanakan: a. penyusunan teknis rencana pendukung, teknis serta operasional dan mengkoordinasikan pelaksanaan penguasaan teknologi bahan bakar dan rekayasa disain; dan b. pendampingan dan rekayasa industri melalui penguasaan teknologi bahan bakar dan rekayasa disain (3) Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi mempunyai tugas melaksanakan layanan jasa teknologi dan kerja sama antar instansi, masyarakat, dan industri. BAB III KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 6 Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing undangan. berdasarkan peraturan perundang- -5Pasal 7 (1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian atau keterampilannya. (2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Kepala. (3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. BAB IV TATA KERJA Pasal 8 Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, BTB2RD harus menyusun peta proses bisnis. Pasal 9 Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat Teknologi Sumber Daya Energi dan Industri Kimia mengenai hasil pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang teknologi bahan bakar dan rekayasa disain secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktuwaktu sesuai kebutuhan. Pasal 10 BTB2RD harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan, uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh jabatan di unitnya. -6Pasal 11 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun daerah. Pasal 12 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi. Pasal 13 Setiap pimpinan memimpin dan unit organisasi bertanggung mengkoordinasikan bawahan jawab dan memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 14 Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara berkala tepat pada waktunya. Pasal 15 Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap unit organisasi di bawahnya. -7BAB V ESELON Pasal 16 (1) Kepala Balai merupakan jabatan struktural Eselon III.a. (2) Kepala Subbagian dan Kepala Seksi merupakan jabatan struktural Eselon IV.a. BAB VI LOKASI Pasal 17 BTB2RD berlokasi di kawasan PUSPIPTEK, Tangerang Selatan. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 18 Bagan Organisasi BTB2RD tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 19 Perubahan organisasi dan tata kerja BTB2RD ditetapkan oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang menyelenggarakan aparatur negara. urusan pemerintahan di bidang -8BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 20 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai Rekayasa Disain dan Sistem Teknologi sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 029/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Rekayasa Disain dan Sistem Teknologi tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini. Pasal 21 Pada saat Peraturan ni mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 029/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Rekayasa Disain dan Sistem Teknologi, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Dengan Badan berlakunya Pengkajian Peraturan dan ini, Penerapan Keputusan Kepala Teknologi Nomor 029/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Rekayasa Disain dan Sistem Teknologi dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi. -9Pasal 23 Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Oktober 2015 KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO Diundangkan di Jakarta pada tanggal ... DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR … - 10 STRUKTUR ORGANISASI BALAI TEKNOLOGI BAHAN BAKAR DAN REKAYASA DISAIN LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 022 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI BAHAN BAKAR DAN REKAYASA DISAIN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI B (BPPT) A D A N P PERATURAN E N KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN G TEKNOLOGI NOMOR 023 TAHUN 2015 TENTANG K A J I ORGANISASI DAN TATA KERJAA N BALAI TEKNOLOGI HIDRODINAMIKA D A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA N ESA P E KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, N E R A Menimbang : a. P bahwa dalam rangka upaya peningkatan kapasitas organisasi dan A pengembangan N teknologi hidrodinamika, perlu dilakukanT penataan organisasi E dan tata kerja Unit Pelaksana Teknis Balai Pengkajian K dan Penelitian Hidrodinamika menjadi Balai Teknologi N O Hidrodinamika; b. L bahwa telah diterbitkan Surat O Persetujuan Menteri Negara Reformasi G Pendayagunaan Aparatur I Birokrasi berdasarkan ( Negara Nomor dan : B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal B Penataan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana PTeknis di Lingkungan BPPT tanggal 30 September 2015; P c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan T b, perlu menetapkan organisasi dan tata kerja Balai ) Teknologi Hidrodinamika dengan Peraturan ini; -2Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 10); 2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi Pemerintah dan Non Tugas Eselon Departemen I Lembaga sebagaimana beberapa kali diubah terakhir dengan telah Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11); 3. Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; 4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Pedoman PER/18/M.PAN/ Organisasi Kementerian dan Unit Lembaga 11/2008 tentang Pelaksana Teknis Pemerintah Non Kementerian; 5. Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI HIDRODINAMIKA -3BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Balai Teknologi Hidrodinamika yang selanjutnya di dalam peraturan ini disebut BTH merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Pusat Teknologi Rekayasa Industri Maritim, Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa. (2) BTH dipimpin oleh Kepala. Pasal 2 BTH mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan teknologi hidrodinamika. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, BTH menyelenggarakan fungsi: a. perencanaan program pelayanan teknologi program pelayanan teknologi hidrodinamika; b. pelaksanaan hidrodinamika; c. pengendalian dan pelaporan kegiatan pelayanan teknologi hidrodinamika; d. pelaksanaan pemeliharaan dan pengembangan sarana dan prasarana Balai Teknologi Hidrodinamika; dan e. pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan Balai Teknologi Hidrodinamika. BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 4 BTH terdiri atas: -4a. Subbagian Tata Usaha; b. Seksi Program dan Penerapan Teknologi; dan c. Seksi Sarana Teknik dan Pelayanan Jasa Teknologi. Pasal 5 (1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan, dan rumah tangga Balai. (2) Seksi Program dan Penerapan Teknologi mempunyai tugas melaksanakan perencanaan, pengendalian, pelaporan, pemasaran program pelayanan teknologi hidrodinamika. (3) Seksi Sarana Teknik dan Pelayanan Jasa Teknologi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan teknologi hidrodinamika, pengembangan sarana dan prasarana pemeliharaan, Balai Teknologi Hidrodinamika. BAB III KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 6 Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang- undangan. Pasal 7 (1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian atau keterampilannya. (2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Kepala. -5- (3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. BAB IV TATA KERJA Pasal 8 Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, BTH harus menyusun peta proses bisnis. Pasal 9 Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat Teknologi Rekayasa pelaksanaan tugas Industri dan Maritim fungsi di mengenai bidang hasil teknologi hidrodinamika secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan. Pasal 10 BTH harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan, uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh jabatan di unitnya. Pasal 11 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun daerah. -6Pasal 12 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi. Pasal 13 Setiap pimpinan memimpin dan unit organisasi bertanggung mengkoordinasikan bawahan jawab dan memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 14 Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara berkala tepat pada waktunya. Pasal 15 Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap unit organisasi di bawahnya. BAB V ESELON Pasal 16 (1) Kepala Balai merupakan jabatan struktural Eselon III.a. (2) Kepala Subbagian dan Kepala jabatan struktural Eselon IV.a. Seksi merupakan -7BAB VI LOKASI Pasal 17 BTH berlokasi di Surabaya. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 18 Bagan Organisasi BTH tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 19 Perubahan organisasi dan tata kerja BTH ditetapkan oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, setelah mendapat persetujuan menyelenggarakan tertulis urusan dari menteri pemerintahan di yang bidang aparatur negara. BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 20 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Unit Pelaksana Teknis Balai Pengkajian dan Penelitian Hidrodinamika sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 071/M/Kp/VII/1998 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Balai Pengkajian dan Penelitian Hidrodinamika tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan Peraturan ini. diangkat pejabat baru berdasarkan -8Pasal 21 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 071/M/Kp/VII/1998 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Balai Pengkajian masih dan tetap Penelitian berlaku Hidrodinamika, sepanjang tidak dinyatakan bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Dengan Badan berlakunya Pengkajian Peraturan dan ini, Penerapan Keputusan Kepala Teknologi Nomor 071/M/Kp/VII/1998 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Balai Pengkajian dan Penelitian Hidrodinamika dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi. Pasal 23 Peraturan Menteri diundangkan. ini mulai berlaku pada tanggal -9Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Oktober 2015 KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO Diundangkan di Jakarta pada tanggal ... DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR ... - 10 STRUKTUR ORGANISASI BALAI TEKNOLOGI HIDRODINAMIKA LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 023 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI HIDRODINAMIKA KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI B (BPPT) A D A N P PERATURAN E N KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN G TEKNOLOGI NOMOR 024 TAHUN 2015 TENTANG K A J I ORGANISASI DAN TATA KERJAA N BALAI TEKNOLOGI TERMODINAMIKA MOTOR DAN PROPULSI D A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA N ESA P E KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, N E R A Menimbang : a. P bahwa dalam rangka upaya peningkatan kapasitas organisasi dan A pengembangan N teknologi termodinamika motor dan propulsi, perlu dilakukan T penataan organisasi dan E K tata kerja Balai Termodinamika Motor dan Propulsi menjadi Balai N O Teknologi Termodinamika Motor Ldan Propulsi; b. bahwa telah diterbitkan Surat O Persetujuan Menteri Negara Reformasi G Pendayagunaan Aparatur I Birokrasi berdasarkan ( Negara Nomor dan : B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal B Penataan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana PTeknis di Lingkungan BPPT tanggal 30 September 2015; P c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a, perlu T menetapkan organisasi dan tata kerja Balai Teknologi ) Termodinamika Motor dan Propulsi dengan Peraturan ini; -2Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 10); 2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi Pemerintah dan Non Tugas Eselon Departemen I Lembaga sebagaimana beberapa kali diubah terakhir dengan telah Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11); 3. Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; 4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Pedoman PER/18/M.PAN/ Organisasi Kementerian dan Unit Lembaga 11/2008 tentang Pelaksana Teknis Pemerintah Non Kementerian; 5. Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI MOTOR DAN PROPULSI. TEKNOLOGI TERMODINAMIKA -3BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Balai Teknologi Termodinamika Motor dan Propulsi yang selanjutnya di dalam peraturan ini disebut BT2MP merupakan Unit Pelaksana di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung jawab Direktur Pusat Teknologi Sistem dan Prasarana Transportasi, Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa. (2) BT2MP dipimpin oleh Kepala. Pasal 2 BT2MP mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan teknologi termodinamika motor dan propulsi. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, BT2MP menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan program dan pelaporan kerja Balai; b. penyiapan dan pelaksanaan urusan sarana dan prasarana teknis; c. pelaksanaan kegiatan pelayanan jasa teknologi, kegiatan teknis operasional menunjang pengembangan dan inovasi teknologi, dan pelayanan informasi; d. pelaksanaan kegiatan teknologi termodinamika terapan, penukar kalor, tata udara dan refrigerasi; e. pelaksanaan kegiatan teknologi kalibrasi dan pengukuran teknik; f. pelaksanaan kegiatan teknologi motor bakar dan motor penggerak; g. pelaksanaan uji kinerja mesin dan kendaraan bermotor, penerapan bahan bakar, pelumas dan metrologi; dan -4h. pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan Balai Teknologi Termodinamika Motor dan Propulsi. BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 4 BT2MP terdiri atas: a. Subbagian Tata Usaha; b. Seksi Sarana Teknik; dan c. Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi. Pasal 5 (1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan, dan rumah tangga Balai. (2) Seksi Sarana Teknik mempunyai tugas mengelola, memelihara, dan mengembangkan sistem sarana dan prasarana teknis di bidang termodinamika motor dan propulsi. (3) Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi mempunyai tugas melaksanakan pelayananan jasa teknologi, kegiatan teknis operasional menunjang pengembangan dan inovasi teknologi, dan pelayanan informasi di bidang termodinamika motor dan propulsi. BAB III KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 6 Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing undangan. berdasarkan peraturan perundang- -5Pasal 7 (1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian atau ketrampilannya. (2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Kepala. (3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. BAB IV TATA KERJA Pasal 8 Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, BT2MP harus menyusun peta proses bisnis. Pasal 9 Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat Teknologi Sistem dan Prasarana Transportasi mengenai hasil pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang teknologi termodinamika motor dan propulsi secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan. Pasal 10 BT2MP harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan, uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh jabatan di unitnya. -6Pasal 11 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun daerah. Pasal 12 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi. Pasal 13 Setiap pimpinan memimpin dan unit organisasi bertanggung mengkoordinasikan bawahan jawab dan memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 14 Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara berkala tepat pada waktunya. Pasal 15 Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap unit organisasi di bawahnya. -7BAB V ESELON Pasal 16 (1) Kepala Balai merupakan jabatan struktural Eselon III.a. (2) Kepala Subbagian dan Kepala Seksi merupakan jabatan struktural Eselon IV.a. BAB VI LOKASI Pasal 17 BT2MP berlokasi di kawasan PUSPIPTEK, Tangerang Selatan. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 18 Bagan Organisasi BT2MP tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 19 Perubahan organisasi dan tata kerja BT2MP ditetapkan oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang menyelenggarakan aparatur negara. urusan pemerintahan di bidang -8BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 20 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai Termodinamika Motor dan Propulsi sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 025/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Termodinamika Motor dan Propulsi tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini. Pasal 21 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 025/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Termodinamika Motor dan Propulsi, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Dengan Badan berlakunya Pengkajian Peraturan dan ini, Penerapan Keputusan Kepala Teknologi Nomor 025/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Termodinamika Motor dicabut dan tidak berlaku lagi. dan Propulsi dinyatakan -9Pasal 23 Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Oktober 2015 KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO Diundangkan di Jakarta pada tanggal ... DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR ... - 10 STRUKTUR ORGANISASI BALAI TEKNOLOGI TERMODINAMIKA MOTOR DAN PROPULSI LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 024 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI TERMODINAMIKA MOTOR DAN PROPULSI KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI B (BPPT) A D A N P PERATURAN E N KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN G TEKNOLOGI NOMOR 025 TAHUN 2015 TENTANG K A J I ORGANISASI DAN TATA KERJAA N BALAI TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR PELABUHAN DAN DINAMIKA PANTAI D A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA P E N KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, E R A P Menimbang : a. A bahwa dalam rangka upaya peningkatan kapasitas N organisasi dan pengembangan teknologi infrastruktur T E pelabuhan dan dinamika pantai, perlu dilakukan penataan organisasi dan K N tata kerja Balai O Pengkajian Dinamika Pantai menjadi Balai Teknologi L O Infrastruktur Pelabuhan dan Dinamika Pantai; b. G bahwa telah diterbitkan Surat I Persetujuan Menteri Negara ( Pendayagunaan Reformasi Birokrasi Aparatur Negara B berdasarkan Nomor dan : B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal P Penataan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana PTeknis di Lingkungan BPPT tanggal 30 September 2015; c. bahwa T berdasarkan pertimbangan pada huruf a, ) perlu menetapkan organisasi dan tata kerja Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan Pantai dengan Peraturan ini; dan Dinamika -2Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 10); 2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi Pemerintah dan Non Tugas Eselon Departemen I Lembaga sebagaimana beberapa kali diubah terakhir dengan telah Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11); 3. Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; 4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Pedoman PER/18/M.PAN/ Organisasi Kementerian dan Unit Lembaga 11/2008 tentang Pelaksana Teknis Pemerintah Non Kementerian; 5. Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI PELABUHAN DAN DINAMIKA PANTAI. INFRASTRUKTUR -3BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan dan Dinamika Pantai yang selanjutnya di dalam peraturan ini disebut BTIPDP merupakan lingkungan Badan Unit Pelaksana Pengkajian Teknis dan di Penerapan Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Pusat Teknologi Rekayasa Industri Maritim, Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa. (2) BTIPDP dipimpin oleh Kepala. Pasal 2 BTIPDP mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan teknologi infrastruktur pelabuhan dan dinamika pantai. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, BTIPDP menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan dan pelaksanaan program di bidang infrastruktur pelabuhan dan dinamika pantai, b. pelayanan jasa teknologi di bidang infrastruktur pelabuhan dan dinamika pantai; c. pelaksanaan pengelolaan sarana dan prasarana di lingkungan Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan dan Dinamika Pantai; dan d. pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan & Dinamika Pantai. -4BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 4 BTIPDP terdiri atas: a. Subbagian Tata Usaha; b. Seksi Sarana dan Prasarana; dan c. Seksi Program dan Jasa Teknologi. Pasal 5 (1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan, dan rumah tangga Balai. (2) Seksi Sarana dan Prasarana mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan sarana dan prasarana di lingkungan Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan & Dinamika Pantai. (3) Seksi Program dan Jasa Teknologi mempunyai tugas menyusun dan melaksanakan program dan pelayanan jasa teknologi di bidang infrastruktur pelabuhan dan dinamika pantai. BAB III KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 6 Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing undangan. berdasarkan peraturan perundang- -5Pasal 7 (1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian atau keterampilannya. (2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Kepala. (3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. BAB IV TATA KERJA Pasal 8 Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, BTIPDP harus menyusun peta poses bisnis. Pasal 9 Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat Teknologi Rekayasa Industri pelaksanaan tugas dan infrastruktur pelabuhan Maritim fungsi dan di mengenai bidang dinamika hasil teknologi pantai secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan. Pasal 10 BTIPD harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan, uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh jabatan di unitnya. -6Pasal 11 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun daerah. Pasal 12 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi. Pasal 13 Setiap pimpinan memimpin dan unit organisasi bertanggung mengkoordinasikan bawahan jawab dan memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 14 Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara berkala tepat pada waktunya. Pasal 15 Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap unit organisasi dibawahnya. -7BAB V ESELON Pasal 16 (1) Kepala Balai merupakan jabatan struktural Eselon III.a. (2) Kepala Subbagian dan Kepala Seksi merupakan jabatan struktural Eselon IV.a. BAB VI LOKASI Pasal 17 BTIPDP berlokasi di Yogyakarta. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 18 Bagan Organisasi BTIPDP tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 19 Perubahan organisasi dan tata kerja BTIPDP ditetapkan oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang menyelenggarakan aparatur negara. urusan pemerintahan di bidang -8BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 20 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai Pengkajian Dinamika Pantai sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 026/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengkajian Dinamika Pantai tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini. Pasal 21 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 026/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengkajian Dinamika Pantai, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Dengan Badan berlakunya Pengkajian Peraturan dan ini, Penerapan Keputusan Kepala Teknologi Nomor 026/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengkajian Dinamika Pantai dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi. -9Pasal 23 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Oktober 2015 KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO Diundangkan di Jakarta pada tanggal ... DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR ... - 10 STRUKTUR ORGANISASI BALAI TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR PELABUHAN DAN DINAMIKA PANTAI LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 025 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR PELABUHAN DAN DINAMIKA PANTAI KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI B (BPPT) A D A N P PERATURAN E N KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN G TEKNOLOGI NOMOR 026 TAHUN 2015 TENTANG K A J I ORGANISASI DAN TATA KERJAA N BALAI TEKNOLOGI MESIN PERKAKAS, PRODUKSI, DAN OTOMASI D A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA N ESA P E KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, N E R A Menimbang : a. P bahwa dalam rangka upaya peningkatan kapasitas organisasi dan A pengembangan N teknologi mesin perkakas, produksi dan otomasi, perlu dilakukan T penataan organisasi dan tataE kerja Balai Mesin K Perkakas, Teknik Produksi, dan Otomasi menjadi Balai N O Teknologi Mesin Perkakas, Produksi, dan Otomasi; L b. bahwa telah diterbitkan Surat O Persetujuan Menteri Negara G Pendayagunaan Aparatur I Birokrasi berdasarkan Reformasi ( Negara Nomor dan : B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal B Penataan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana PTeknis di Lingkungan BPPT tanggal 30 September 2015; P c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a, perlu T menetapkan organisasi dan tata kerja Balai Teknologi Mesin Perkakas, Peraturan ini; Produksi, ) dan Otomasi dengan -2Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 10); 2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi Pemerintah dan Non Tugas Eselon Departemen I Lembaga sebagaimana beberapa kali diubah terakhir dengan telah Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11); 3. Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; 4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Pedoman PER/18/M.PAN/ Organisasi Kementerian dan Unit Lembaga 11/2008 tentang Pelaksana Teknis Pemerintah Non Kementerian; 5. Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI PRODUKSI, DAN OTOMASI. MESIN PERKAKAS, -3BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Balai Teknologi Mesin Perkakas, Produksi, dan Otomasi yang selanjutnya di dalam peraturan ini disebut BT MEPPO merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Permesinan, Direktur Deputi Pusat Bidang Teknologi Teknologi Industri Industri Rancang Bangun dan Rekayasa. (2) BT MEPPO dipimpin oleh Kepala. Pasal 2 BT MEPPO mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan teknologi mesin perkakas, produksi, dan otomasi. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, BT MEPPO menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan kegiatan teknis operasional dalam rangka penerapan dan layanan jasa teknologi mesin perkakas, produksi, dan otomasi terhadap industri; b. pelaksanaan perekayasaan teknologi mesin perkakas, produksi, dan otomasi; c. pelaksanaan pemeliharaan dan pengembangan sarana dan prasarana Balai Teknologi Mesin Perkakas, Produksi, dan Otomasi, dan d. pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan Balai Teknologi Otomasi. Mesin Perkakas, Produksi, dan -4BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 4 BT MEPPO terdiri atas: a. Subbagian Tata Usaha; b. Seksi Program dan Penerapan Teknologi; dan c. Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi. Pasal 5 (1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan, dan rumah tangga Balai. (2) Seksi Program dan Penerapan Teknologi mempunyai tugas melaksanakan perekayasaan teknologi mesin perkakas, produksi dan otomasi. (3) Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi mempunyai tugas melaksanakan pelayanan jasa teknologi, kerjasama teknis, pelayanan informasi di bidang teknologi otomasi serta mesin perkakas, pemeliharaan produksi, dan dan pengembangan sarana prasarana. BAB III KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 6 Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing undangan. berdasarkan peraturan perundang- -5Pasal 7 (1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian atau keterampilannya. (2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Kepala. (3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. BAB IV TATA KERJA Pasal 8 Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, BT MEPPO harus menyusun peta proses bisnis. Pasal 9 Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat Teknologi Industri Permesinan mengenai hasil pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang teknologi mesin perkakas, produksi, dan otomasi secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan. Pasal 10 BT MEPPO harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan, uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh jabatan di unitnya. -6Pasal 11 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun daerah. Pasal 12 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi. Pasal 13 Setiap pimpinan memimpin dan unit organisasi bertanggung mengkoordinasikan bawahan jawab dan memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 14 Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara berkala tepat pada waktunya. Pasal 15 Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap unit organisasi di bawahnya. -7BAB V ESELON Pasal 16 (1) Kepala Balai merupakan jabatan struktural Eselon III.a. (2) Kepala Subbagian dan Kepala Seksi merupakan jabatan struktural Eselon IV.a. BAB VI LOKASI Pasal 17 BT MEPPO berlokasi di kawasan PUSPIPTEK, Tangerang Selatan. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 18 Bagan organisasi BT MEPPO tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 19 Perubahan organisasi dan tata kerja BT MEPPO ditetapkan oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang menyelenggarakan aparatur negara. urusan pemerintahan di bidang -8BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 20 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai Mesin Perkakas, Teknik Produksi dan Otomasi sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Kepala BPPT Nomor 031/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Mesin Perkakas, Teknik Produksi dan Otomasi tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini. Pasal 21 Pada saat Peraturan ni mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 031/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Mesin Perkakas, Teknik Produksi dan Otomasi, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Dengan Badan berlakunya Pengkajian Peraturan dan ini, Penerapan Keputusan Kepala Teknologi Nomor 031/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Mesin Perkakas, Teknik Produksi dan Otomasi dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi. -9Pasal 23 Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Oktober 2015 KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO Diundangkan di Jakarta pada tanggal ... DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR … - 10 STRUKTUR ORGANISASI BALAI TEKNOLOGI MESIN PERKAKAS, PRODUKSI, DAN OTOMASI LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 026 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI MESIN PERKAKAS, PRODUKSI, DAN OTOMASI KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO