peraturan kepala badan pengkajian dan

advertisement
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
B
(BPPT)
A
D
A
N
P
PERATURAN
E
N
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN
G
TEKNOLOGI
K
NOMOR 009 TAHUN 2015
A
TENTANG
J
I
ORGANISASI DAN TATA KERJAA
N
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
D
A
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
N ESA
P
E
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN
TEKNOLOGI,
N
E
R
A
Menimbang
: a.
P
bahwa dalam rangka meningkatkan
efektifitas dan
efisiensi
pelaksanaan
tugas
A
N
dan
fungsi,
perlu
dilakukan penyempurnaan organisasi
dan tata kerja
T
Badan Pengkajian dan PenerapanE Teknologi;
b.
K
bahwa telah diterbitkan Surat N Persetujuan Menteri
Negara
Pendayagunaan
Reformasi
O
Aparatur
L
Birokrasi
Negara
O
berdasarkan
G
dan
Nomor
B/2491.1/M.PAN-RB/07/2015 tanggal
31 Juli 2015,
I
hal
Penataan
Organisasi
(
dan
Tata
Kerja
Badan
B
Pengkajian dan Penerapan Teknologi;
c.
bahwa
berdasarkan
pertimbangan
P
sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan Pb, perlu menetapkan
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi tentang
T
Organisasi dan Tata Kerja Badan
)
Pengkajian dan Penerapan Teknologi;
-2Mengingat
: 1.
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non
Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun
2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 10);
2.
Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang
Unit
Organisasi
Pemerintah
dan
Non
Tugas
Departemen
Eselon
I
Lembaga
sebagaimana
beberapa kali diubah terakhir dengan
telah
Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11);
3.
Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang
Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam
Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN
KEPALA
BADAN
PENGKAJIAN
DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN
TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN
TEKNOLOGI.
BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
Bagian Kesatu
Kedudukan
Pasal 1
(1)
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, yang
selanjutnya dalam Peraturan ini disebut BPPT adalah
Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berada di
bawah
dan
bertanggung
jawab
kepada
Presiden
-3melalui
menteri
yang
membidangi
urusan
pemerintahan di bidang riset dan teknologi.
(2)
BPPT dipimpin oleh Kepala.
Bagian Kedua
Tugas dan Fungsi
Pasal 2
BPPT mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan
di bidang pengkajian dan penerapan teknologi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2, BPPT menyelenggarakan fungsi:
a.
pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di
bidang pengkajian dan penerapan teknologi;
b.
koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan
tugas BPPT;
c.
pemantauan, pembinaan, dan pelayanan terhadap
kegiatan instansi pemerintah dan swasta di bidang
pengkajian dan penerapan teknologi dalam rangka
inovasi, difusi, dan pengembangan kapasitas teknologi
serta pembinaan alih teknologi; dan
d.
penyelenggaraan
pembinaan
dan
pelayanan
administrasi umum di bidang perencanaan umum,
ketatausahaan,
kepegawaian,
hubungan
organisasi
keuangan,
masyarakat,
dan
hukum,
tata
laksana,
kerja
persuratan,
sama,
kearsipan,
persandian, perlengkapan dan rumah tangga.
-4BAB II
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 4
BPPT terdiri atas:
a.
Kepala;
b.
Sekretariat Utama;
c.
Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi;
d.
Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya
Alam;
e.
Deputi
Bidang
Teknologi
Agroindustri
dan
Bioteknologi;
f.
Deputi
Bidang
Teknologi
Informasi,
Energi
dan
Material;
g.
Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun
dan Rekayasa;
h.
Inspektorat;
i.
Pusat Pelayanan Teknologi;
j.
Pusat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan; dan
k.
Pusat Manajemen Informasi.
BAB III
KEPALA
Pasal 5
Kepala mempunyai tugas:
a.
memimpin BPPT sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
b.
menyiapkan kebijakan nasional dan kebijakan umum
sesuai dengan tugas BPPT;
c.
menetapkan kebijakan teknis pelaksanaan tugas BPPT
yang menjadi tanggung jawabnya; dan
d.
membina dan melaksanakan kerja sama dengan
instansi dan organisasi lain.
-5BAB IV
SEKRETARIAT UTAMA
Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Pasal 6
(1)
Sekretariat Utama adalah unsur pembantu pemimpin
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala.
(2)
Sekretariat Utama dipimpin oleh Sekretaris Utama.
Pasal 7
Sekretariat Utama mempunyai tugas mengkoordinasikan
perencanaan,
pembinaan,
dan
pengendalian
terhadap
program, administrasi dan sumber daya di lingkungan
BPPT.
Pasal 8
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7, Sekretariat Utama menyelenggarakan fungsi:
a.
pengkoordinasian,
sinkronisasi,
dan
integrasi
di
lingkungan BPPT;
b.
pengkoordinasian
perencanaan
dan
perumusan
kebijakan teknis BPPT;
c.
pembinaan
dan
ketatausahaan,
kepegawaian,
kehumasan,
pelayanan
administrasi
organisasi dan tata laksana,
keuangan,
persuratan,
hukum,
kearsipan,
kerja
sama,
persandian,
perlengkapan dan rumah tangga BPPT;
d.
pengkoordinasian penyusunan peraturan perundangundangan
dan
dokumen
hukum
lainnya
yang
berkaitan dengan tugas BPPT; dan
e.
pengkoordinasian dalam penyusunan laporan BPPT.
-6Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 9
Sekretariat Utama terdiri atas:
a.
Biro Perencanaan dan Keuangan;
b.
Biro Sumber Daya Manusia dan Organisasi;
c.
Biro Hukum, Kerja Sama, dan Hubungan Masyarakat;
dan
d.
Biro Umum.
Bagian Ketiga
Biro Perencanaan dan Keuangan
Pasal 10
Biro
Perencanaan
melaksanakan
dan
dan
Keuangan
mempunyai
mengkoordinasikan
program dan anggaran,
tugas
penyusunan
evaluasi dan pelaporan kinerja,
serta pengelolaan verifikasi, perbendaharaan, akuntansi,
dan pelaporan keuangan.
Pasal 11
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal
10,
Biro
Perencanaan
dan
Keuangan
menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan
program,
koordinasi
kegiatan,
serta
dan
penyusunan
anggaran
serta
rencana
rencana
strategis;
b.
pengkoordinasian
dan
penyusunan
evaluasi
dan
verifikasi
dan
akuntansi
dan
pelaporan kinerja;
c.
pelaksanaan
kegiatan
pengelolaan
pengelolaan perbendaharaan; dan
d.
pelaksanaan
pengelolaan
pelaporan keuangan.
kegiatan
-7Pasal 12
Biro Perencanaan dan Keuangan terdiri atas:
a.
Bagian Program dan Anggaran;
b.
Bagian Evaluasi dan Pelaporan Kinerja;
c.
Bagian Verifikasi dan Perbendaharaan; dan
d.
Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.
Pasal 13
Bagian
Program
dan
Anggaran
mempunyai
tugas
melaksanakan penyiapan koordinasi serta penyusunan
rencana program, kegiatan, dan anggaran serta rencana
strategis.
Pasal 14
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13, Bagian Program dan Anggaran menyelenggarakan
fungsi:
a.
penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana
program dan kegiatan;
b.
penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana
anggaran; dan
c.
penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana
strategis.
Pasal 15
Bagian Program dan Anggaran terdiri atas:
a.
Subbagian Penyusunan Program;
b.
Subbagian Penyusunan Anggaran; dan
c.
Subbagian Penyusunan Rencana Strategis.
Pasal 16
(1)
Subbagian Penyusunan Program mempunyai tugas
melakukan
penyiapan
bahan
koordinasi
dan
penyusunan rencana program dan kegiatan.
(2)
Subbagian Penyusunan Anggaran mempunyai tugas
melakukan
penyiapan
bahan
penyusunan rencana anggaran.
koordinasi
dan
-8(3)
Subbagian Penyusunan Rencana Strategis mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi dan
penyusunan rencana strategis.
Pasal 17
Bagian Evaluasi dan Pelaporan Kinerja mempunyai tugas
melaksanakan evaluasi kinerja hasil program kegiatan,
pelaporan kinerja hasil program kegiatan, dan pengelolaan
data perencanaan.
Pasal 18
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal
17,
Bagian
Evaluasi
dan
Pelaporan
Kinerja
menyelenggarakan fungsi:
a.
pelaksanaan kegiatan evaluasi kinerja hasil program
kegiatan;
b.
pelaksanaan kegiatan pelaporan kinerja hasil program
kegiatan; dan
c.
pelaksanaan pengelolaan data perencanaan.
Pasal 19
Bagian Evaluasi dan Pelaporan Kinerja terdiri atas:
a.
Subbagian Evaluasi Kinerja;
b.
Subbagian Pelaporan Kinerja; dan
c.
Subbagian Pengelolaan Data Perencanaan.
Pasal 20
(1)
Subbagian
Evaluasi
Kinerja
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan evaluasi kinerja pelaksanaan
program kegiatan.
(2)
Subbagian
Pelaporan
Kinerja
mempunyai
tugas
melakukan pelaporan kinerja pelaksanaan program
kegiatan.
(3)
Subbagian Pengelolaan Data Perencanaan mempunyai
tugas melaksanakan pengelolaan data perencanaan
program kegiatan.
-9Pasal 21
Bagian Verifikasi dan Perbendaharaan mempunyai tugas
melaksanakan
kegiatan
pengelolaan
verifikasi
dan
pengelolaan perbendaharaan.
Pasal 22
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal
21,
Bagian
Verifikasi
dan
Perbendaharaan
menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan bahan penyusunan pelaksanaan kegiatan
pengelolaan verifikasi anggaran;
b.
penyiapan bahan penyusunan pelaksanaan kegiatan
pengelolaan pembayaran; dan
c.
penyiapan bahan penyusunan pelaksanaan kegiatan
penggajian.
Pasal 23
Bagian Verifikasi dan Perbendaharaan terdiri atas:
a.
Subbagian Verifikasi Anggaran;
b.
Subbagian Pembayaran; dan
c.
Subbagian Penggajian.
Pasal 24
(1)
Subbagian
Verifikasi
Anggaran
mempunyai
tugas
melakukan verifikasi dokumen anggaran.
(2)
Subbagian Pembayaran mempunyai tugas melakukan
kegiatan pengelolaan pembayaran.
(3)
Subbagian Penggajian mempunyai tugas melakukan
kegiatan pengelolaan penggajian pegawai.
Pasal 25
Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan mempunyai
tugas melaksanakan pengelolaan kegiatan akuntansi dan
pelaporan keuangan.
- 10 Pasal 26
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 25, Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
menyelenggarakan fungsi:
a.
pelaksanaan kegiatan tata usaha anggaran;
b.
pelaksanaan kegiatan evaluasi anggaran; dan
c.
pelaksanaan penyusunan dan pelaporan keuangan.
Pasal 27
Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan terdiri atas:
a.
Subbagian Tata Usaha Anggaran;
b.
Subbagian Evaluasi Anggaran; dan
c.
Subbagian Pelaporan Keuangan.
Pasal 28
(1)
Subbagian Tata Usaha Anggaran mempunyai tugas
melakukan kegiatan tata usaha anggaran.
(2)
Subbagian
melakukan
Evaluasi
Anggaran
kegiatan
mempunyai
koordinasi,
tugas
penyusunan,
pemantauan dan evaluasi anggaran.
(3)
Subbagian Pelaporan Keuangan mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan dan penyusunan laporan
keuangan
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan.
Bagian Keempat
Biro Sumber Daya Manusia dan Organisasi
Pasal 29
Biro Sumber Daya Manusia dan Organisasi mempunyai
tugas
melaksanakan
koordinasi,
perencanaan
dan
pengembangan sumber daya manusia, pengelolaan karir
dan mutasi pegawai, pengelolaan kesejahteraan dan kinerja
pegawai serta penataan organisasi dan tata laksana.
- 11 Pasal 30
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 29, Biro Sumber Daya Manusia dan Organisasi
menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan
koordinasi,
perencanaan
dan
pengembangan sumber daya manusia;
b.
penyiapan koordinasi, pengelolaan karir dan mutasi
pegawai;
c.
penyiapan koordinasi, pengelolaan kesejahteraan dan
kinerja pegawai; dan
d.
penyiapan koordinasi, penataan organisasi dan tata
laksana.
Pasal 31
Biro Sumber Daya Manusia dan Organisasi terdiri atas:
a.
Bagian Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia;
b.
Bagian Karir dan Mutasi Pegawai;
c.
Bagian Kesejahteraan dan Kinerja Pegawai; dan
d.
Bagian Organisasi dan Tata Laksana.
Pasal 32
Bagian Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia mempunyai tugas melaksanakan perencanaan
dan pengembangan sumber daya manusia.
Pasal 33
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 32, Bagian Perencanaan dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan bahan perencanaan sumber daya manusia;
dan
b.
penyiapan
manusia.
bahan
pengembangan
sumber
daya
- 12 Pasal 34
Bagian Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia terdiri atas:
a.
Subbagian Perencanaan Sumber Daya Manusia; dan
b.
Subbagian Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Pasal 35
(1)
Subbagian
Perencanaan
mempunyai
tugas
Sumber
melakukan
Daya
Manusia
penyiapan
bahan
perencanaan sumber daya manusia.
(2)
Subbagian Pengembangan Sumber Daya Manusia
mempunyai
tugas
melakukan
penyiapan
bahan
pengembangan sumber daya manusia.
Pasal 36
Bagian Karir dan Mutasi mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan
bahan
administrasi
karir
struktural,
karir
fungsional dan mutasi pegawai.
Pasal 37
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal
36,
Bagian
Karir
dan
Mutasi
Pegawai
menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan
bahan
pengadministrasian
karir
struktural;
b.
penyiapan bahan pengadministrasian karir fungsional;
dan
c.
penyiapan bahan pengadministrasian mutasi pegawai.
Pasal 38
Bagian Karir dan Mutasi Pegawai terdiri atas:
a.
Subbagian Karir Struktural;
b.
Subbagian Karir Fungsional; dan
c.
Subbagian Mutasi.
- 13 Pasal 39
(1)
Subbagian
Karir
Struktural
mempunyai
tugas
melakukan penyiapan bahan administrasi pengelolaan
karir jabatan struktural.
(2)
Subbagian
Karir
Fungsional
mempunyai
tugas
melakukan penyiapan bahan administrasi pengelolaan
karir jabatan fungsional.
(3)
Subbagian
Mutasi
mempunyai
tugas
melakukan
penyiapan bahan mutasi pegawai.
Pasal 40
Bagian Kesejahteraan dan Kinerja Pegawai mempunyai
tugas melaksanakan kegiatan pengelolaan tata usaha
kepegawaian, kesejahteraan, dan kinerja pegawai.
Pasal 41
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 40, Bagian Kesejahteraan dan Kinerja Pegawai
menyelenggarakan fungsi:
a.
pelaksanaan pengelolaan tata usaha kepegawaian;
b.
pelaksanaan urusan kesejahteraan pegawai; dan
c.
pelaksanaan pengelolaan akuntabilitas dan evaluasi
kinerja pegawai.
Pasal 42
Bagian Kesejahteraan dan Kinerja Pegawai terdiri atas:
a.
Subbagian Tata Usaha Kepegawaian;
b.
Subbagian Kesejahteraan; dan
c.
Subbagian Kinerja Pegawai.
Pasal 43
(1)
Subbagian Tata Usaha Kepegawaian mempunyai tugas
melakukan pengelolaan tata usaha kepegawaian.
(2)
Subbagian
Kesejahteraan
mempunyai
tugas
melakukan urusan kesejahteraan pegawai.
(3)
Subbagian
Kinerja
Pegawai
mempunyai
melaksanakan pengelolaan kinerja pegawai.
tugas
- 14 Pasal 44
Bagian Organisasi dan Tata Laksana mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan, pengelolaan dan penataan
organisasi dan tata laksana.
Pasal 45
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal
44,
Bagian
Organisasi
dan
Tata
Laksana
menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan
bahan
penyusunan,
pengelolaan
dan
penataan, organisasi; dan
b.
penyiapan bahan penyusunan dan pengelolaan tata
laksana.
Pasal 46
Bagian Organisasi dan Tata Laksana terdiri atas :
a.
Subbagian Organisasi; dan
b.
Subbagian Tata Laksana.
Pasal 47
(1)
Subbagian Organisasi mempunyai tugas melakukan
penyiapan
bahan
penyusunan,
pengelolaan
dan
penataan organisasi.
(2)
Subbagian Tata Laksana mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan penyusunan dan pengelolaan tata
laksana.
Bagian Kelima
Biro Hukum, Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Pasal 48
Biro Hukum, Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
mempunyai tugas melaksanakan penyusunan peraturan
perundang-undangan,
perlindungan
kekayaan
advokasi
hukum,
intelektual,
fasilitasi
koordinasi
dan
administrasi kerja sama, serta pengelolaan hubungan
masyarakat.
- 15 Pasal 49
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 48, Biro Hukum, Kerja Sama, dan Hubungan
Masyarakat menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan
undangan,
penyusunan
advokasi
peraturan
hukum,
perundang-
dan
fasilitasi
perlindungan kekayaan intelektual;
b.
penyiapan koordinasi dan administrasi kerja sama;
dan
c.
penyiapan pengelolaan hubungan masyarakat.
Pasal 50
Biro Hukum, Kerja Sama, dan Hubungan Masyarakat
terdiri atas:
a.
Bagian Hukum dan Kekayaan Intelektual;
b.
Bagian Kerja Sama; dan
c.
Bagian Hubungan Masyarakat.
Pasal 51
Bagian Hukum dan Kekayaan Intelektual mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan di bidang hukum dan pengelolaan
kekayaan intelektual.
Pasal 52
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal
51,
Bagian
Hukum
dan
Kekayaan
Intelektual
menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan
bahan
penelaahan
dokumen
hukum,
advokasi, dan penyelesaian masalah hukum;
b.
penyiapan
bahan
penyusunan
dan
penelaahan
peraturan perundang-undangan; dan
c.
penyiapan bahan pengelolaan kekayaan intelektual.
Pasal 53
Bagian Hukum dan Kekayaan Intelektual terdiri atas:
- 16 a.
Subbagian Advokasi Hukum;
b.
Subbagian Perundang-undangan; dan
c.
Subbagian Kekayaan Intelektual.
Pasal 54
(1)
Subbagian
Advokasi
Hukum
mempunyai
tugas
melakukan penyiapan bahan penyusunan, perumusan
dan penelaahan dokumen hukum, advokasi dan
penyelesaian masalah hukum.
(2)
Subbagian Perundang-undangan mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan penyusunan, perumusan
dan
penelaahan
undangan,
naskah
peraturan
pendokumentasian
perundang-
peraturan
serta
pemberian pelayanan informasi peraturan.
(3)
Subbagian Kekayaan Intelektual mempunyai
tugas
melakukan penyiapan bahan pengelolaan administrasi
dan
legalisasi
status
kekayaan
intelektual
serta
identifikasi karya intelektual di lingkungan BPPT.
Pasal 55
Bagian
Kerja
koordinasi,
Sama
mempunyai
pelaksanaan
tugas
administrasi,
melaksanakan
dan
evaluasi
pelaksanaan kerja sama antarlembaga dan industri.
Pasal 56
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 55, Bagian Kerja Sama menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan koordinasi, pelaksanaan administrasi, dan
evaluasi pelaksanaan kerja sama antarlembaga; dan
b.
penyiapan koordinasi, pelaksanaan administrasi, dan
evaluasi pelaksanaan kerja sama industri.
Pasal 57
Bagian Kerja Sama terdiri atas:
a.
Subbagian Kerja Sama Antarlembaga; dan
b.
Subbagian Kerja Sama Industri.
- 17 Pasal 58
(1)
Subbagian Kerja Sama Antarlembaga mempunyai
tugas melakukan penyiapan koordinasi, pelaksanaan
administrasi, dan evaluasi pelaksanaan kerja sama
antarlembaga.
(2)
Subbagian Kerja Sama Industri mempunyai tugas
melakukan
penyiapan
koordinasi,
pelaksanaan
administrasi, dan evaluasi pelaksanaan kerja sama
industri.
Pasal 59
Bagian
Hubungan
melaksanakan
Masyarakat
keprotokolan,
mempunyai
hubungan
tugas
antarlembaga,
hubungan media massa, dan pengaduan masyarakat.
Pasal 60
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal
59,
Bagian
Hubungan
Masyarakat
mempunyai
fungsi:
a.
penyiapan
bahan
pelaksanaan
keprotokolan
dan
hubungan antar lembaga;
b.
penyiapan
bahan
pelaksanaan
hubungan
media,
analisa media, dan pengaduan masyarakat; dan
c.
penyiapan
bahan
pelaksanaan
publikasi
serta
pengelolaan informasi dan dokumentasi.
Pasal 61
Bagian Hubungan Masyarakat terdiri atas:
a.
Subbagian Protokol dan Hubungan Antarlembaga;
b.
Subbagian
Hubungan
Media
dan
Pengaduan
Masyarakat; dan
c.
Subbagian Publikasi dan Dokumentasi.
Pasal 62
(1)
Subbagian Protokol dan Hubungan Antarlembaga
mempunyai
tugas
melakukan
pelaksanaan keprotokolan.
penyiapan
bahan
- 18 (2)
Subbagian
Hubungan
Masyarakat
Media
mempunyai
dan
Pengaduan
tugas
melakukan
pelaksanaan hubungan media massa, pengelolaan
opini
publik,
analisa
media,
dan
pengaduan
masyarakat.
(3)
Subbagian Publikasi dan Dokumentasi mempunyai
tugas
melakukan
penyiapan
bahan
pelaksanaan
publikasi dan pengelolaan informasi dan dokumentasi.
Bagian Keenam
Biro Umum
Pasal 63
Biro Umum mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan
perlengkapan, kerumahtanggaan, ketatausahaan, arsip,
dan barang milik negara.
Pasal 64
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 63, Biro Umum menyelenggarakan fungsi:
a.
pelaksanaan kegiatan pengelolaan perlengkapan;
b.
pelaksanaan kegiatan pengelolaan rumah tangga dan
tata usaha pimpinan; dan
c.
pelaksanaan
pengelolaan
dan
penatausahaan
akuntansi barang milik negara.
Pasal 65
Biro Umum terdiri atas:
a.
Bagian Perlengkapan;
b.
Bagian Rumah Tangga dan Tata Usaha Pimpinan; dan
c.
Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara.
Pasal 66
Bagian Perlengkapan mempunyai tugas melaksanakan
analisa kebutuhan, pengelolaan sarana dan prasarana
serta layanan pengadaan barang/jasa pemerintah.
- 19 Pasal 67
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 66, Bagian Perlengkapan menyelenggarakan fungsi:
a.
pelaksanaan
kegiatan
analisis
kebutuhan
dan
pengembangan sarana dan prasarana;
b.
pelaksanaan
kegiatan
pengelolaan
sarana
dan
prasarana; dan
c.
pelaksanaan kegiatan layanan pengadaan barang/jasa
pemerintah.
Pasal 68
Bagian Perlengkapan terdiri atas:
a.
Subbagian Analisis Kebutuhan dan Pengembangan
Sarana dan Prasarana;
b.
Subbagian Pengelolaan Sarana dan Prasarana; dan
c.
Subbagian
Layanan
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah.
Pasal 69
(1)
Subbagian Analisis Kebutuhan dan Pengembangan
Sarana dan Prasarana mempunyai tugas melakukan
kegiatan
analisis
kebutuhan
dan
pengembangan
sarana dan prasarana.
(2)
Subbagian
pengelolaan
Sarana
dan
Prasarana
mempunyai tugas melakukan kegiatan pengelolaan
sarana dan prasarana.
(3)
Subbagian
Layanan
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah mempunyai tugas melakukan layanan
pengadaan barang/jasa pemerintah.
Pasal 70
Bagian
Rumah
Tangga
dan
Tata
Usaha
Pimpinan
mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengelolaan
kerumahtanggaan dan tata usaha pimpinan.
- 20 Pasal 71
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 70, Bagian Rumah Tangga dan Tata Usaha Pimpinan
menyelenggarakan fungsi:
a.
pengelolaan urusan dalam dan perjalanan;
b.
pengelolaan kendaraan dan percetakan; dan
c.
pengelolaan tata usaha pimpinan dan arsip.
Pasal 72
Bagian Rumah Tangga dan Tata Usaha Pimpinan terdiri
atas:
a.
Subbagian Urusan Dalam dan Perjalanan;
b.
Subbagian Kendaraan dan Percetakan;
c.
Subbagian Tata Usaha dan Arsip;
d.
Subbagian Tata Usaha Kepala;
e.
Subbagian Tata Usaha Setama; dan
f.
Subbagian Tata Usaha Deputi.
Pasal 73
(1)
Subbagian Urusan Dalam dan Perjalanan mempunyai
tugas melakukan pengelolaan urusan dalam dan
perjalanan dinas.
(2)
Subbagian Kendaraan dan Percetakan mempunyai
tugas
melakukan
pengelolaan
dan
perbaikan
kendaraan serta percetakan.
(3)
Subbagian Tata Usaha dan Arsip mempunyai tugas
melakukan
pengelolaan
urusan
surat
menyurat,
kearsipan, dan persandian.
(4)
Subbagian Tata Usaha Pimpinan mempunyai tugas
melakukan pengelolaan urusan tata usaha Kepala,
Sekretaris Utama, dan Deputi.
Pasal 74
Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan pengelolaan penatausahaan dan
akuntansi barang milik negara.
- 21 Pasal 75
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal
74,
Bagian
Pengelolaan
Barang
Milik
Negara
menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan
bahan
perencanaan
kebutuhan,
penerimaan/ pemeriksaan, pemanfaatan, penilaian
dan monitoring barang milik negara;
b.
penyiapan
bahan
penggunaan,
pembukuan,
inventarisasi, dan pelaporan barang milik negara; dan
c.
penyiapan bahan pemindahtanganan, pemusnahan,
penghapusan dan pembinaan/pengendalian barang
milik negara.
Pasal 76
Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara terdiri atas:
a.
Subbagian Penerimaan dan Monitoring Barang Milik
Negara;
b.
Subbagian Penatausahaan Akuntansi Barang Milik
Negara; dan
c.
Subbagian Penghapusan dan Pengendalian Barang
Milik Negara.
Pasal 77
(1)
Subbagian Penerimaan dan Monitoring Barang Milik
Negara mempunyai tugas melakukan perencanaan
kebutuhan, penerimaan, pemanfaatan, penilaian dan
monitoring barang milik negara.
(2)
Subbagian
Penatausahaan
mempunyai
tugas
Barang
melakukan
Milik
Negara
penggunaan,
pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan barang milik
Negara.
(3)
Subbagian Penghapusan dan Pengendalian Barang
Milik
Negara
mempunyai
tugas
melakukan
pemindahtanganan, pemusnahan, penghapusan, dan
pembinaan/pengendalian barang milik negara.
- 22 BAB V
DEPUTI BIDANG PENGKAJIAN KEBIJAKAN TEKNOLOGI
Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Pasal 78
(1)
Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi adalah
unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi BPPT di
bidang pengkajian kebijakan teknologi, yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala.
(2)
Deputi
Bidang
Pengkajian
Kebijakan
Teknologi
dipimpin oleh Deputi.
Pasal 79
Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi mempunyai
tugas
melaksanakan
perumusan
dan
pelaksanaan
kebijakan di bidang pengkajian kebijakan teknologi.
Pasal 80
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 79, Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi
menyelenggarakan fungsi:
a.
perumusan kebijakan teknis pelaksanaan di bidang
kebijakan teknologi;
b.
pelaksanaan
daerah,
kegiatan
kebijakan
kebijakan
teknologi
teknologi
kawasan
inovasi
spesifik,
pengembangan teknoprener dan klaster industri dan
kebijakan strategi teknologi dan audit teknologi;
c.
pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang
kebijakan teknologi;
d.
pembinaan
dan
pemberian
bimbingan
di
bidang
kebijakan teknologi; dan
e.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala.
- 23 Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 81
Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi terdiri atas:
a.
Pusat Teknologi Inovasi Daerah;
b.
Pusat Teknologi Kawasan Spesifik;
c.
Pusat Teknoprener dan Klaster Industri; dan
d.
Pusat Strategi Teknologi dan Audit Teknologi.
Bagian Ketiga
Pusat Teknologi Inovasi Daerah
Pasal 82
Pusat
Teknologi
melaksanakan
Inovasi
pengkajian
Daerah
dan
mempunyai
penerapan
tugas
kebijakan
teknologi di bidang pengembangan iklim dan lingkungan
berinovasi di daerah otonom.
Pasal 83
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal
82,
Pusat
Teknologi
Inovasi
Daerah
menyelenggarakan fungsi:
a.
pelaksanaan
kegiatan
pengkajian
dan
penerapan
kebijakan kelembagaan inovasi di daerah otonom;
b.
pelaksanaan
kegiatan
pengkajian
dan
penerapan
kebijakan budaya inovasi di daerah otonom;
c.
pelaksanaan
kebijakan
kegiatan
pengkajian
dan
infrastruktur
khusus
inovasi
penerapan
dan
isu
perkembangan teknologi global di daerah otonom;
d.
penyiapan bahan rumusan kebijakan inovasi daerah;
dan
e.
pelaksanaan
perencanaan,
monitoring,
evaluasi
program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi
Inovasi Daerah.
- 24 Pasal 84
Pusat Teknologi Inovasi Daerah terdiri atas:
a.
Bagian Program dan Anggaran; dan
b.
Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 85
Bagian
Program
dan
Anggaran
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi
program dan anggaran.
Bagian Keempat
Pusat Teknologi Kawasan Spesifik
Pasal 86
Pusat
Teknologi
melaksanakan
Kawasan
pengkajian
Spesifik
dan
mempunyai
penerapan
tugas
kebijakan
teknologi di bidang pengembangan jaringan inovasi dan
kawasan spesifik berbasis teknologi dan inovasi.
Pasal 87
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal
86,
Pusat
Teknologi
Kawasan
Spesifik
menyelenggarakan fungsi:
a.
pelaksanaan
kegiatan
pengkajian
dan
penerapan
kebijakan penyedia teknologi dan inovasi kawasan;
b.
pelaksanaan
kegiatan
pengkajian
dan
penerapan
kebijakan pengguna teknologi dan inovasi kawasan;
c.
pelaksanaan
kegiatan
pengkajian
dan
penerapan
kebijakan jaringan inovasi serta keterkaitan fungsional
dan hierarki keruangan sistem inovasi;
d.
penyiapan bahan rumusan kebijakan pengembangan
jaringan inovasi dan kawasan spesifik; dan
e.
pelaksanaan
perencanaan,
monitoring,
evaluasi
program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi
Kawasan Spesifik.
- 25 Pasal 88
Pusat Teknologi Kawasan Spesifik terdiri atas:
a.
Bagian Program dan Anggaran; dan
b.
Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 89
Bagian
Program
dan
Anggaran
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi
program dan anggaran.
Bagian Kelima
Pusat Teknoprener dan Klaster Industri
Pasal 90
Pusat Teknoprener dan Klaster Industri mempunyai tugas
melaksanakan
teknologi
di
pengkajian
bidang
pengembangan
dan
penerapan
pengembangan
klaster
industri
kebijakan
teknoprener
tertentu
dan
berdasarkan
peningkatan rantai nilai tambah.
Pasal 91
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal
90,
Pusat
Teknoprener
dan
Klaster
Industri
menyelenggarakan fungsi:
a.
pelaksanaan
kegiatan
pengkajian
dan
penerapan
kebijakan teknologi pengembangan teknoprener;
b.
pelaksanaan
kegiatan
pengkajian
dan
penerapan
kebijakan teknologi pengembangan klaster industri
tertentu;
c.
pelaksanaan
kegiatan
pengkajian
dan
penerapan
kebijakan fasilitasi pengembangan kelembagaan dan
budaya teknoprener;
d.
penyiapan bahan rumusan kebijakan pengembangan
teknoprener dan klaster industri; dan
e.
pelaksanaan
program
dan
perencanaan,
anggaran
monitoring,
di
Teknoprener dan Klaster Industri.
lingkungan
evaluasi
Pusat
- 26 Pasal 92
Pusat Teknoprener dan Klaster Industri terdiri atas:
a.
Bagian Program dan Anggaran; dan
b.
Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 93
Bagian
Program
dan
Anggaran
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi
program dan anggaran.
Bagian Keenam
Pusat Strategi Teknologi dan Audit Teknologi
Pasal 94
Pusat Strategi Teknologi dan Audit Teknologi mempunyai
tugas melaksanakan pengkajian dan penerapan kebijakan
teknologi di bidang strategi teknologi dan audit teknologi.
Pasal 95
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 94, Pusat Strategi Teknologi dan Audit Teknologi
menyelenggarakan fungsi:
a.
pelaksanaan
kegiatan
pengkajian
dan
penerapan
dan
penerapan
dan
penerapan
kebijakan strategi teknologi;
b.
pelaksanaan
kegiatan
pengkajian
kebijakan audit teknologi;
c.
pelaksanaan
kegiatan
pengkajian
instrumen kebijakan teknologi tematik;
d.
penyiapan
bahan
rumusan
kebijakan
strategi
teknologi dan sistem audit teknologi; dan
e.
pelaksanaan
perencanaan,
monitoring,
evaluasi
program dan anggaran di lingkungan Pusat Strategi
Teknologi dan Audit Teknologi.
- 27 Pasal 96
Pusat Strategi Teknologi dan Audit Teknologi terdiri atas:
a.
Bagian Program dan Anggaran; dan
b.
Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 97
Bagian
Program
dan
Anggaran
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi
program dan anggaran.
BAB VI
DEPUTI BIDANG
TEKNOLOGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA ALAM
Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Pasal 98
(1)
Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya
Alam adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan
fungsi
BPPT
di
bidang
teknologi
pengembangan
sumber daya alam, yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala.
(2)
Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya
Alam dipimpin oleh Deputi.
Pasal 99
Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya
Alam mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang teknologi pengembangan
sumber daya alam.
Pasal 100
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 99 Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber
Daya Alam menyelenggarakan fungsi:
- 28 a.
perumusan kebijakan teknis pelaksanaan di bidang
pengkajian dan penerapan teknologi pengembangan
sumber daya alam;
b.
pelaksanaan
sumber
kegiatan
daya
wilayah,
teknologi
pengembangan
teknologi
pengembangan
sumber daya mineral, teknologi reduksi risiko bencana
dan teknologi lingkungan.
c.
pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang
pengkajian dan penerapan teknologi pengembangan
sumber daya alam; dan
d.
pembinaan
dan
pemberian
bimbingan
di
bidang
pengkajian dan penerapan teknologi pengembangan
sumber daya alam; dan
e.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala.
Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 101
Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya
Alam terdiri atas :
a.
Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Wilayah;
b.
Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Mineral;
c.
Pusat Teknologi Reduksi Risiko Bencana; dan
d.
Pusat Teknologi Lingkungan.
Bagian Ketiga
Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Wilayah
Pasal 102
Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Wilayah
mempunyai
tugas
melaksanakan
pengkajian
dan
penerapan di bidang teknologi pengembangan sumber daya
wilayah.
- 29 Pasal 103
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 102, Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya
Wilayah menyelenggarakan fungsi:
a.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di
bidang
eksplorasi
sumber
daya
alam
berbasis
penginderaan jauh maju;
b.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di
bidang eksplorasi sumber daya alam wilayah darat
(terrestrial) berbasis geofisika maju;
c.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di
bidang eksplorasi sumber daya alam wilayah laut dan
pesisir berbasis akustik tomografi;
d.
penyiapan
bahan
rumusan
kebijakan
teknologi
pengembangan sumber daya wilayah; dan
e.
pelaksanaan
perencanaan,
monitoring,
evaluasi
program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi
Pengembangan Sumber Daya Wilayah.
Pasal 104
Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Wilayah
terdiri atas :
a.
Bagian Program dan Anggaran; dan
b.
Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 105
Bagian
Program
dan
Anggaran
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi
program dan anggaran.
- 30 Bagian Keempat
Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Mineral
Pasal 106
Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Mineral
mempunyai
tugas
melaksanakan
pengkajian
dan
penerapan di bidang teknologi pengembangan sumber daya
mineral.
Pasal 107
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 106, Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya
Mineral menyelenggarakan fungsi:
a.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di
bidang pengolahan dan pemurnian mineral;
b.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang
tekno-ekonomi mineral;
c.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di
bidang pertambangan skala kecil;
d.
penyiapan
bahan
rumusan
kebijakan
teknologi
pengembangan sumber daya mineral; dan
e.
pelaksanaan
perencanaan,
monitoring,
evaluasi
program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi
Pengembangan Sumber Daya Mineral.
Pasal 108
Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Mineral
terdiri atas:
a.
Bagian Program dan Anggaran; dan
b.
Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 109
Bagian
Program
dan
Anggaran
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi
program dan anggaran.
- 31 Bagian Kelima
Pusat Teknologi Reduksi Risiko Bencana
Pasal 110
Pusat Teknologi Reduksi Risiko Bencana mempunyai tugas
melaksanakan
pengkajian
dan
penerapan
di
bidang
teknologi reduksi risiko bencana.
Pasal 111
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal
110,
Pusat
Teknologi
Reduksi Risiko Bencana
menyelenggarakan fungsi:
a.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di
bidang
adaptasi
dan
penataan
ruang
berbasis
pengurangan risiko bencana;
b.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di
bidang mitigasi bencana;
c.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di
bidang instrumentasi kebencanaan;
d.
penyiapan
bahan
rumusan
kebijakan
teknologi
monitoring,
evaluasi
reduksi risiko bencana; dan
e.
pelaksanaan
perencanaan,
program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi
Reduksi Risiko Bencana.
Pasal 112
Pusat Teknologi Reduksi Risiko Bencana terdiri atas :
a.
Bagian Program dan Anggaran; dan
b.
Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 113
Bagian
Program
dan
Anggaran
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi
program dan anggaran.
- 32 Bagian Keenam
Pusat Teknologi Lingkungan
Pasal 114
Pusat
Teknologi
melaksanakan
Lingkungan
pengkajian
dan
mempunyai
penerapan
tugas
di
bidang
teknologi lingkungan.
Pasal 115
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 114, Pusat Teknologi Lingkungan menyelenggarakan
fungsi:
a.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di
bidang pengendalian pencemaran lingkungan;
b.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di
bidang konservasi dan pemulihan kualitas lingkungan;
c.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di
bidang tata kelola lingkungan;
d.
penyiapan
bahan
rumusan
kebijakan
teknologi
monitoring,
evaluasi
lingkungan; dan
e.
pelaksanaan
perencanaan,
program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi
Lingkungan.
Pasal 116
Pusat Teknologi Lingkungan terdiri atas:
a.
Bagian Program dan Anggaran; dan
b.
Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 117
Bagian
Program
dan
Anggaran
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi
program dan anggaran.
- 33 BAB VII
DEPUTI BIDANG
TEKNOLOGI AGROINDUSTRI DAN BIOTEKNOLOGI
Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Pasal 118
(1)
Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi
adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi
BPPT
di
bidang
teknologi
agroindustri
dan
bioteknologi, yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala.
(2)
Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi
dipimpin oleh Deputi.
Pasal 119
Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi
mempunyai
tugas
melaksanakan
pelaksanaan kebijakan di bidang
perumusan
dan
teknologi agroindustri
dan bioteknologi.
Pasal 120
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 119, Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan
Bioteknologi menyelenggarakan fungsi:
a.
perumusan kebijakan teknis pelaksanaan di bidang
pengkajian dan penerapan teknologi agroindustri dan
bioteknologi;
b.
pelaksanaan kegiatan teknologi produksi pertanian,
teknologi
agroindustri,
teknologi
bioindustri,
dan
teknologi farmasi dan medika;
c.
pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang
pengkajian dan penerapan teknologi agroindustri dan
bioteknologi;
- 34 d.
pembinaan
dan
pemberian
bimbingan
di
bidang
pengkajian dan penerapan teknologi agroindustri dan
bioteknologi; dan
e.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala.
Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 121
Deputi Bidang Agroindustri Dan Bioteknologi terdiri atas:
a.
Pusat Teknologi Produksi Pertanian;
b.
Pusat Teknologi Agroindustri;
c.
Pusat Teknologi Bioindustri; dan
d.
Pusat Teknologi Farmasi dan Medika.
Bagian Ketiga
Pusat Teknologi Produksi Pertanian
Pasal 122
Pusat Teknologi Produksi Pertanian mempunyai tugas
melaksanakan
pengkajian
dan
penerapan
di
bidang
teknologi produksi pertanian.
Pasal 123
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal
122,
Pusat
Teknologi
Produksi
Pertanian
menyelenggarakan fungsi:
a.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang
teknologi produksi tanaman;
b.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang
teknologi produksi peternakan;
c.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang
teknologi produksi perikanan;
d.
penyiapan
bahan
rumusan
produksi pertanian; dan
kebijakan
teknologi
- 35 e.
pelaksanaan
perencanaan,
monitoring,
evaluasi
program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi
Produksi Pertanian.
Pasal 124
Pusat Teknologi Produksi Pertanian terdiri atas :
a.
Bagian Program dan Anggaran; dan
b.
Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 125
Bagian
Program
dan
Anggaran
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi
program dan anggaran.
Bagian Keempat
Pusat Teknologi Agroindustri
Pasal 126
Pusat
Teknologi
melaksanakan
Agroindustri
pengkajian
dan
mempunyai
penerapan
di
tugas
bidang
teknologi agroindustri.
Pasal 127
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 126, Pusat Teknologi Agroindustri menyelenggarakan
fungsi:
a.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang
teknologi agroindustri hasil tanaman;
b.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang
teknologi agroindustri hasil peternakan;
c.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang
teknologi agroindustri hasil perikanan;
d.
penyiapan
bahan
rumusan
kebijakan
teknologi
monitoring,
evaluasi
agroindustri; dan
e.
pelaksanaan
perencanaan,
program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi
Agroindustri.
- 36 Pasal 128
Pusat Teknologi Agroindustri terdiri atas:
a.
Bagian Program dan Anggaran; dan
b.
Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 129
Bagian
Program
dan
Anggaran
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi
program dan anggaran.
Bagian Kelima
Pusat Teknologi Bioindustri
Pasal 130
Pusat
Teknologi
melaksanakan
Bioindustri
pengkajian
dan
mempunyai
penerapan
di
tugas
bidang
teknologi bioindustri.
Pasal 131
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 130, Pusat Teknologi Bioindustri menyelenggarakan
fungsi:
a.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang
teknologi sumber daya hayati mikroba;
b.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang
teknologi biokatalis;
c.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang
teknologi produksi bioingredient;
d.
penyiapan
bahan
rumusan
kebijakan
teknologi
monitoring,
evaluasi
bioindustri; dan
e.
pelaksanaan
perencanaan,
program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi
Bioindustri.
- 37 Pasal 132
Pusat Teknologi Bioindustri terdiri atas:
a.
Bagian Program dan Anggaran; dan
b.
Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 133
Bagian
Program
dan
Anggaran
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi
program dan anggaran.
Bagian Keenam
Pusat Teknologi Farmasi dan Medika
Pasal 134
Pusat Teknologi Farmasi dan Medika mempunyai tugas
melaksanakan
pengkajian
dan
penerapan
di
bidang
teknologi farmasi dan medika.
Pasal 135
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal
134,
Pusat
Teknologi
Farmasi
dan
Medika
menyelenggarakan fungsi:
a.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang
teknologi produksi bahan baku farmasi;
b.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang
teknologi formula dan sediaan farmasi;
c.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang
teknologi rekayasa biomedika;
d.
penyiapan
bahan
rumusan
kebijakan
teknologi
monitoring,
evaluasi
farmasi dan medika; dan
e.
pelaksanaan
perencanaan,
program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi
Farmasi Dan Medika.
- 38 Pasal 136
Pusat Teknologi Farmasi dan Medika terdiri atas:
a.
Bagian Program dan Anggaran; dan
b.
Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 137
Bagian
Program
dan
Anggaran
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi
program dan anggaran.
BAB VIII
DEPUTI BIDANG
TEKNOLOGI INFORMASI, ENERGI, DAN MATERIAL
Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Pasal 138
(1)
Deputi
Bidang
Teknologi
Informasi,
Energi,
dan
Material adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan
fungsi BPPT di bidang teknologi informasi, energi, dan
material, yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala.
(2)
Deputi
Bidang
Teknologi
Informasi,
Energi,
dan
Material dipimpin oleh Deputi.
Pasal 139
Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan Material
mempunyai
tugas
melaksanakan
perumusan
dan
pelaksanaan kebijakan di bidang teknologi informasi,
energi, dan material.
Pasal 140
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 139, Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan
Material menyelenggarakan fungsi:
- 39 a.
perumusan kebijakan teknis pelaksanaan di bidang
pengkajian dan penerapan teknologi informasi, energi,
dan material;
b.
pelaksanaan kegiatan teknologi elektronika, teknologi
sumber daya energi dan industri kimia, teknologi
informasi dan komunikasi serta teknologi material;
c.
pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang
pengkajian dan penerapan teknologi informasi, energi,
dan material;
d.
pembinaan
dan
pemberian
bimbingan
di
bidang
pengkajian dan penerapan teknologi informasi, energi,
dan material; dan
e.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala.
Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 141
Deputi Bidang
Teknologi Informasi, Energi, dan Material
terdiri dari:
a.
Pusat Teknologi Elektronika;
b.
Pusat Teknologi Sumber Daya Energi dan Industri
Kimia;
c.
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi; dan
d.
Pusat Teknologi Material.
Bagian Ketiga
Pusat Teknologi Elektronika
Pasal 142
Pusat
Teknologi
melaksanakan
Elektronika
pengkajian
teknologi elektronika.
dan
mempunyai
penerapan
di
tugas
bidang
- 40 Pasal 143
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 142, Pusat Teknologi Elektronika menyelenggarakan
fungsi:
a.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang
teknologi elektronika;
b.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang
teknologi instrumentasi;
c.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang
teknologi telekomunikasi;
d.
penyiapan
bahan
rumusan
kebijakan
teknologi
monitoring,
evaluasi
elektronika; dan
e.
pelaksanaan
perencanaan,
program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi
Elektronika.
Pasal 144
Pusat Teknologi Elektronika terdiri atas:
a.
Bagian Program dan Anggaran; dan
b.
Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 145
Bagian
Program
dan
Anggaran
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi
program dan anggaran.
Bagian Keempat
Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Energi
dan Industri Kimia
Pasal 146
Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Energi dan
Industri Kimia mempunyai tugas melaksanakan pengkajian
dan penerapan di bidang teknologi pengembangan sumber
daya energi dan industri kimia.
- 41 Pasal 147
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 146, Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya
Energi dan Industri Kimia menyelenggarakan fungsi:
a.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang
teknologi
pengembangan
sumber
daya
energi,
perencanaaan dan optimalisasi sistem energi nasional;
b.
pelaksanaan
pengkajian
dan
penerapan
teknologi
proses di bidang bahan bakar; dan
c.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang
teknologi industri kimia;
d.
penyiapan bahan rumusan kebijakan pengembangan
sumber daya energi dan industri kimia; dan
e.
pelaksanaan
perencanaan,
monitoring,
evaluasi
program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi
Sumber Daya Energi dan Industri Kimia.
Pasal 148
Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Energi dan
Industri Kimia terdiri atasi:
a.
Bagian Program dan Anggaran; dan
b.
Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 149
Bagian
Program
dan
Anggaran
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi
program dan anggaran.
Bagian Kelima
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi
Pasal 150
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi mempunyai
tugas melaksanakan pengkajian dan penerapan di bidang
teknologi informasi dan komunikasi.
- 42 Pasal 151
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal
150,
Teknologi
Informasi
dan
Komunikasi
menyelenggarakan fungsi:
a.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang
teknologi sistem informasi penyelenggaraan pelayanan
publik atau e-services dalam lingkup e-government dan
e-business;
b.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang
infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi data
serta keamanan informasi;
c.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang
teknologi komputasi;
d.
penyiapan
bahan
rumusan
kebijakan
teknologi
monitoring,
evaluasi
informasi dan komunikasi; dan
e.
pelaksanaan
perencanaan,
program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi
Informasi dan Komunikasi.
Pasal 152
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi terdiri atas:
a.
Bagian Program dan Anggaran; dan
b.
Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 153
Bagian
Program
dan
Anggaran
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi
program dan anggaran.
Bagian Keenam
Pusat Teknologi Material
Pasal 154
Pusat Teknologi Material mempunyai tugas melaksanakan
pengkajian dan penerapan di bidang teknologi material.
- 43 Pasal 155
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 154, Pusat Teknologi Material menyelenggarakan
fungsi:
a.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang
teknologi biomaterial;
b.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang
teknologi logam tanah jarang dan material ceramic;
c.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di
bidang material komposit;
d.
penyiapan
bahan
rumusan
kebijakan
teknologi
monitoring,
evaluasi
material; dan
e.
pelaksanaan
perencanaan,
program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi
Material.
Pasal 156
Pusat Teknologi Material terdiri atas:
a.
Bagian Program dan Anggaran; dan
b.
Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 157
Bagian
Program
dan
Anggaran
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi
program dan anggaran.
BAB IX
DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI INDUSTRI RANCANG
BANGUN DAN REKAYASA
Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Pasal 158
(1)
Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun
dan Rekayasa adalah unsur pelaksana sebagian tugas
dan fungsi BPPT di bidang teknologi industri rancang
- 44 bangun dan rekayasa, yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala.
(2)
Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun
dan Rekayasa dipimpin oleh Deputi.
Pasal 159
Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan
Rekayasa mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang
teknologi industri
rancang bangun dan rekayasa.
Pasal 160
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 159, Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang
Bangun dan Rekayasa menyelenggarakan fungsi:
a.
perumusan kebijakan teknis pelaksanaan di bidang
pengkajian dan penerapan teknologi industri rancang
bangun dan rekayasa;
b.
pelaksanaan kegiatan teknologi industri pertahanan
dan keamanan, teknologi industri permesinan, sistem
dan prasarana transportasi serta teknologi rekayasa
industri maritim;
c.
pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang
pengkajian dan penerapan teknologi industri rancang
bangun dan rekayasa;
d.
pembinaan
dan
pemberian
bimbingan
di
bidang
pengkajian dan penerapan teknologi industri rancang
bangun dan rekayasa; dan
e.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala.
Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 161
Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan
Rekayasa terdiri atas:
- 45 a.
Pusat Teknologi Industri Pertahanan dan Keamanan;
b.
Pusat Teknologi Industri Permesinan;
c.
Pusat Teknologi Sistem dan Prasarana Transportasi;
dan
d.
Pusat Teknologi Rekayasa Industri Maritim.
Bagian Ketiga
Pusat Teknologi Industri Pertahanan dan Keamanan
Pasal 162
Pusat
Teknologi
mempunyai
Industri
tugas
Pertahanan
melaksanakan
dan
Keamanan
pengkajian
dan
penerapan di bidang teknologi industri pertahanan dan
keamanan.
Pasal 163
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 162, Pusat Teknologi Industri Pertahanan dan
Keamanan menyelenggarakan fungsi:
a.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang
teknologi alat peralatan pertahanan dan keamanan
matra udara;
b.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang
teknologi alat peralatan pertahanan dan keamanan
matra laut;
c.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang
teknologi alat peralatan pertahanan dan keamanan
matra darat;
d.
penyiapan
bahan
rumusan
kebijakan
teknologi
industri pertahanan dan keamanan; dan
e.
pelaksanaan
perencanaan,
monitoring,
evaluasi
program, dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi
Industri Pertahanan dan Keamanan.
- 46 Pasal 164
Pusat Teknologi Industri Pertahanan dan Keamanan terdiri
atas:
a.
Bagian Program dan Anggaran; dan
b.
Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 165
Bagian
Program
dan
Anggaran
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi
program dan anggaran.
Bagian Keempat
Pusat Teknologi Industri Permesinan
Pasal 166
Pusat Teknologi Industri Permesinan mempunyai tugas
melaksanakan
pengkajian
dan
penerapan
di
bidang
teknologi industri permesinan.
Pasal 167
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal
166,
Pusat
Teknologi
Industri
Permesinan
menyelenggarakan fungsi:
a.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang
teknologi
mesin
penggerak
dan
peralatan
sistem
produksi;
b.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang
teknologi alat peralatan konstruksi dan pertambangan;
c.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang
teknologi mesin dan alat peralatan kelistrikan;
d.
penyiapan
bahan
rumusan
kebijakan
teknologi
monitoring,
evaluasi
industri permesinan; dan
e.
pelaksanaan
perencanaan,
program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi
Industri Permesinan.
- 47 Pasal 168
Pusat Teknologi Industri Permesinan terdiri atas:
a.
Bagian Program dan Anggaran; dan
b.
Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 169
Bagian
Program
dan
Anggaran
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi
program dan anggaran.
Bagian Kelima
Pusat Teknologi Sistem dan Prasarana Transportasi
Pasal 170
Pusat
Teknologi
mempunyai
Sistem
tugas
dan
Prasarana
melaksanakan
Transportasi
pengkajian
dan
penerapan di bidang teknologi sistem dan prasarana
transportasi.
Pasal 171
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal
170,
Pusat
Teknologi
Sistem
dan
Prasarana
Transportasi menyelenggarakan fungsi:
a.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang
teknologi sistem transportasi;
b.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang
teknologi prasarana transportasi darat;
c.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang
teknologi moda sarana transportasi darat.
d.
penyiapan bahan rumusan kebijakan teknologi sistem
dan prasarana transportasi darat; dan
e.
pelaksanaan
perencanaan,
monitoring,
evaluasi
program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi
Sistem dan Prasarana Transportasi.
- 48 Pasal 172
Pusat Teknologi Sistem dan Prasarana Transportasi terdiri
atas:
a.
Bagian Program dan Anggaran; dan
b.
Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 173
Bagian
Program
dan
Anggaran
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi
program dan anggaran.
Bagian Keenam
Pusat Teknologi Rekayasa Industri Maritim
Pasal 174
Pusat Teknologi Rekayasa Industri Maritim mempunyai
tugas melaksanakan pengkajian dan penerapan di bidang
teknologi rekayasa industri maritim.
Pasal 175
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 174, Pusat Teknologi Rekayasa Industri Maritim
menyelenggarakan fungsi:
a.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang
teknologi rekayasa industri kapal niaga;
b.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang
teknologi bangunan lepas pantai;
c.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang
teknologi infrastruktur galangan dan pelabuhan;
d.
penyiapan
bahan
rumusan
kebijakan
teknologi
monitoring,
evaluasi
rekayasa industri maritim; dan
e.
pelaksanaan
perencanaan,
program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi
Rekayasa Industri Maritim.
- 49 Pasal 176
Pusat Teknologi Rekayasa Industri Maritim terdiri atas:
a.
Bagian Program dan Anggaran; dan
b.
Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 177
Bagian
Program
dan
Anggaran
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi
program dan anggaran.
BAB X
INSPEKTORAT
Pasal 178
(1)
Inspektorat merupakan unsur pengawasan intern yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala.
(2)
Inspektorat secara administratif dikoordinasikan oleh
Sekretaris Utama.
(3)
Inspektorat dipimpin oleh Inspektur.
Pasal 179
Inspektorat mempunyai tugas melaksanakan pengawasan
intern di lingkungan BPPT.
Pasal 180
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
Pasal 179, Inspektorat menyelenggarakan fungsi:
a.
penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern;
b.
pelaksanaan pengawasan intern terhadap kinerja dan
keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan,
dan pengawasan lainnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
c.
pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas
penugasan Kepala;
- 50 d.
penyusunan laporan hasil pengawasan; dan
e.
pelaksanaan administrasi Inspektorat.
Pasal 181
Inspektorat terdiri atas:
a.
Subbagian Tata Usaha; dan
b.
Kelompok Jabatan Fungsional Auditor.
Pasal 182
Subbagian
Tata Usaha mempunyai
tugas melakukan
urusan tata usaha di lingkungan Inspektorat.
BAB XI
PUSAT PELAYANAN TEKNOLOGI
Pasal 183
(1)
Pusat
Pelayanan
Teknologi
merupakan
unsur
penunjang di bidang pelayanan teknologi yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala.
(2)
Pusat
Pelayanan
Teknologi
secara
administratif
dikoordinasikan oleh Sekretaris Utama.
Pasal 184
Pusat
Pelayanan
Teknologi
mempunyai
tugas
melaksanakan manajemen pemasaran, manajemen proyek,
manajemen kontrak dan lisensi, manajemen keuangan dan
tata usaha Pusat Pelayanan Teknologi.
Pasal 185
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 184, Pusat Pelayanan Teknologi menyelenggarakan
fungsi:
a.
perencanaan dan pemasaran layanan jasa teknologi;
b.
pelaksanaan urusan kontrak dan lisensi;
c.
pelaksanaan
layanan
jasa
teknologi,
usaha serta monitoring dan evaluasi;
pematangan
- 51 d.
pelaksanaan
urusan
penerimaan,
verifikasi,
pembiayaan dan pelaporan keuangan; dan
e.
pelaksanaan urusan tata usaha Pusat Pelayanan
Teknologi.
Pasal 186
Pusat Pelayanan Teknologi terdiri atas:
a.
Bidang Manajemen Pemasaran;
b.
Bidang Manajemen Kontrak dan Lisensi;
c.
Bidang Manajemen Proyek;
d.
Bidang Manajemen Keuangan; dan
e.
Subbagian Tata Usaha.
Pasal 187
Bidang
Manajemen
merencanakan,
Pemasaran
mengembangkan,
mempunyai
tugas
mengkoordinasikan
program dan menyusun strategi, mekanisme pemasaran
serta implementasinya.
Pasal 188
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal
187,
Bidang
Manajemen
Pemasaran
menyelenggarakan fungsi:
a.
perencanaan
dan
pengembangan,
serta
pengkoordinasian program pemasaran produk dan
jasa teknologi; dan
b.
penyusunan, pengembangan media informasi untuk
pemasyarakatan
serta
strategi
pelaksanaan
implementasinya.
Pasal 189
Bidang Manajemen Pemasaran terdiri atas:
a.
Subbidang Perencanaan Pemasaran; dan
b.
Subbidang Pemasyarakatan.
dan
- 52 Pasal 190
(1)
Subbidang Perencanaan Pemasaran mempunyai tugas
melakukan perencanaan usaha, penyusunan strategi
dan mekanisme pengembangan produk dan layanan,
dan koordinasi program di bidang pemasaran produk
dan jasa teknologi, pemetaan internal dan eksternal
serta penyusunan rencana kerja.
(2)
Subbidang
Pemasyarakatan
mempunyai
tugas
melakukan
penyusunan,
pengembangan
media
informasi jasa teknologi untuk pemasyarakatan serta
strategi pelaksanaan dan implementasinya.
Pasal 191
Bidang Manajemen Kontrak dan Lisensi mempunyai tugas
melaksanakan urusan kontrak dan lisensi dalam rangka
pelayanan jasa teknologi.
Pasal 192
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
Pasal
191,
Bidang
Manajemen
Kontrak
dan
Lisensi
menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan
bahan,
penyusunan
dan
penelaahan
naskah kontrak pelayanan jasa teknologi; dan
b.
penyiapan bahan dan pelaksanaan lisensi dalam
rangka pelayanan jasa teknologi.
Pasal 193
Bidang Manajemen Kontrak dan Lisensi terdiri atas:
a.
Subbidang Kontrak; dan
b.
Subbidang Lisensi.
Pasal 194
(1)
Subbidang Kontrak mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan,
kontrak.
penyusunan,
dan
penelaahan
naskah
- 53 (2)
Subbidang Lisensi mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan,
penyusunan,
penelaahan,
dan
pengadministrasian perjanjian lisensi.
Pasal 195
Bidang
Manajemen
merencanakan,
Proyek
mempunyai
mengkoordinasikan
dan
tugas
melaksanakan
kegiatan pelayanan jasa teknologi, fasilitasi pematangan
usaha, dan pelaksanaan monitoring serta evaluasi.
Pasal 196
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 195, Bidang
Manajemen Proyek menyelenggarakan
fungsi:
a.
pelaksanaan pelayanan jasa teknologi;
b.
pelaksanaan fasilitasi pematangan usaha; dan
c.
penyiapan bahan dan pelaksanaan monitoring dan
evaluasi.
Pasal 197
Bidang Manajemen Proyek terdiri atas:
a.
Subbidang Pelayanan Jasa;
b.
Subbidang Pematangan Usaha; dan
c.
Subbidang Monitoring dan Evaluasi.
Pasal 198
(1)
Subbidang
Pelayanan
melaksanakan,
Jasa
mempunyai
mengembangkan
tugas
dan
mengkoordinasikan penerapan jasa teknologi.
(2)
Subbidang
Pematangan
Usaha
mempunyai
tugas
melakukan
penerapan
sistem
manajemen
mutu
internal dan melakukan fasilitasi pengguna teknologi
menjadi wirausaha teknologi.
(3)
Subbidang Monitoring dan Evaluasi mempunyai tugas
melakukan
penyiapan
bahan
dan
pelaksanaan
monitoring, serta evaluasi pelaksanaan penerapan jasa
teknologi.
- 54 Pasal 199
Bidang
Manajemen
melaksanakan
Keuangan
urusan
mempunyai
penerimaan,
tugas
verifikasi
dan
pembiayaan dan pelaporan keuangan.
Pasal 200
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal
199,
Bidang
Manajemen
Keuangan
menyelenggarakan fungsi:
a.
pelaksanaan urusan penerimaan;
b.
pelaksanaan urusan verifikasi; dan
c.
pelaksanaan urusan pembiayaan dan pelaporan.
Pasal 201
Bidang Manajemen Keuangan terdiri atas:
a.
Subbidang Penerimaan;
b.
Subbidang Verifikasi; dan
c.
Subbidang Pembiayaan dan Pelaporan.
Pasal 202
(1)
Subbidang
Penerimaan
mempunyai
tugas
melaksanakan penyusunan anggaran sesuai tupoksi
dan melakukan penerimaan negara bukan pajak.
(2)
Subbidang Verifikasi mempunyai tugas melaksanakan
pengujian administrasi atas penggunaan anggaran.
(3)
Subbidang Pembiayaan dan Pelaporan melaksanakan
pembayaran
anggaran
sesuai
serta
dengan
melakukan
rencana
kerja
penyusunan
dan
laporan
keuangan internal dan sistem akuntansi pemerintah
yaitu Sistem Akuntansi Instansi dan Sistem Akuntansi
Barang Milik Negara.
Pasal 203
Subbagian
urusan
Tata Usaha mempunyai
tata
Teknologi.
usaha
di
lingkungan
tugas melakukan
Pusat
Pelayanan
- 55 BAB XII
PUSAT PEMBINAAN, PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN
Pasal 204
(1)
Pusat Pembinaan, Pendidikan, dan Pelatihan secara
fungsional berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala.
(2)
Pusat Pembinaan, Pendidikan, dan Pelatihan secara
administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Utama.
Pasal 205
Pusat Pembinaan, Pendidikan, dan Pelatihan mempunyai
tugas
melaksanakan
penyusunan
program,
evaluasi,
pengelolaan pendidikan dan pelatihan, pengembangan
jabatan fungsional yang berada di bawah pembinaan BPPT,
pengelolaan pendidikan dan pelatihan
bidang lain yang
terkait dengan pelaksanaan tugas dan fungsi BPPT, serta
penyertaan
diklat
kedinasan
dan
jabatan
fungsional
keahlian atau ketrampilan.
Pasal 206
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
Pasal 205, Pusbindiklat menyelenggarakan fungsi:
a.
pelaksanaan penyusunan program, evaluasi, dan data;
b.
pelaksanaan pengelolaan pendidikan dan pelatihan
jabatan fungsional yang berada di bawah pembinaan
BPPT,
penyertaan
diklat
kedinasan
dan
jabatan
fungsional keahlian atau ketrampilan lainnya, serta
pengelolaan pendidikan dan pelatihan bidang lain
yang terkait
dengan pelaksanaan tugas dan fungsi
BPPT;
c.
pelaksanaan akreditasi pendidikan dan pelatihan serta
penilaian angka kredit jabatan fungsional perekayasa;
dan
d.
pelaksanaan urusan tata usaha Pusat Pembinaan,
Pendidikan, dan Pelatihan.
- 56 Pasal 207
Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan terdiri atas:
a.
Bidang Program, Evaluasi, dan Data;
b.
Bidang Penyelenggaran Pendidikan dan Pelatihan;
c.
Bidang Akreditasi dan Penilaian; dan
d.
Subbagian Tata Usaha.
Pasal 208
Bidang Program, Evaluasi, dan Data mempunyai tugas
melaksanakan
koordinasi
dan
penyusunan
program,
evaluasi dan pengelolaan data.
Pasal 209
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal
208,
Bidang
Program,
Evaluasi,
dan
Data
menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan bahan penyusunan program;
b.
penyiapan bahan penyusunan evaluasi; dan
c.
penyiapan bahan pengelolaan data.
Pasal 210
Bidang Program, Evaluasi dan Data terdiri atas:
a.
Subbidang Program;
b.
Subbidang Evaluasi; dan
c.
Subbidang Data.
Pasal 211
(1)
Subbidang Program mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan penyusunan program, kegiatan, dan
anggaran.
(2)
Subbidang Evaluasi mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan penyusunan evaluasi dan pelaporan.
(3)
Subbidang
Data
mempunyai
tugas
melakukan
penyiapan bahan pengelolaan data, sistem informasi
pembinaan,
pendidikan,
dan
pelatihan
fungsional perekayasa dan teknisi litkayasa.
jabatan
- 57 Pasal 212
Bidang
Penyelenggaraan
Pendidikan
dan
Pelatihan
mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan pendidikan
dan pelatihan jabatan fungsional yang berada di bawah
pembinaan BPPT, penyertaan diklat kedinasan dan jabatan
fungsional keahlian atau ketrampilan.
Pasal 213
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
Pasal
212,
Bidang
Penyelenggaraan
Pendidikan
dan
Pelatihan menjalankan fungsi:
a.
penyiapan
bahan
dan
pendidikan dan pelatihan
pelaksanaan
pengelolaan
jabatan fungsional yang
berada di bawah pembinaan BPPT, penyertaan diklat
kedinasan dan jabatan fungsional keahlian atau
ketrampilan; dan
b.
penyiapan
bahan
dan
pelaksanaan
pengelolaan
pendidikan dan pelatihan bidang lain yang terkait
dengan pelaksanaan tugas dan fungsi BPPT.
Pasal 214
Bidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan terdiri
atas:
a.
Subbidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
Teknis; dan
b.
Subbidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
Penjenjangan.
Pasal 215
(1)
Sub bidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
Teknis mempunyai tugas pelaksanaan pengelolaan
pendidikan dan pelatihan bidang lain yang terkait
dengan pelaksanaan tugas dan fungsi BPPT.
- 58 (2)
Sub bidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
Penjenjangan mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan dan pelaksanaan pengelolaan pendidikan dan
pelatihan jabatan fungsional yang berada di bawah
pembinaan BPPT, penyertaan diklat kedinasan dan
jabatan fungsional keahlian atau ketrampilan.
Pasal 216
Bidang
Akreditasi
dan
Penilaian
mempunyai
tugas
melaksanakan akreditasi pendidikan dan pelatihan jabatan
fungsional perekayasa dan teknisi litkayasa serta penilaian
angka kredit bagi pejabat fungsional Perekayasa Madya,
IV/b sampai dengan Perekayasa Utama, IV/e secara
Nasional.
Pasal 217
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 216, Bidang Akreditasi dan Penilaian menjalankan
fungsi:
a.
penyiapan
bahan
pendidikan
dan
dan
pelaksanaan
pelatihan
jabatan
akreditasi
fungsional
perekayasa dan teknisi litkayasa; dan
b.
penyiapan bahan dan pelaksanaan penilaian angka
kredit jabatan fungsional perekayasa.
Pasal 218
Bidang Akreditasi dan Penilaian terdiri atas:
b.
Subbidang Akreditasi; dan
c.
Subbidang Penilaian Angka Kredit.
- 59 Pasal 219
(1)
Subbidang Akreditasi mempunyai tugas melakukan
penyiapan
bahan
dan
pelaksanaan
pengelolaan
akreditasi meliputi persiapan, penilaian dan akreditasi
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan berkaitan
dengan jabatan fungsional perekayasa dan teknisi
litkayasa, serta melakukan penyiapan bahan dan
pelaksanaan pengelolaan Sertifikasi Profesi Perekayasa
Nasional.
(2)
Subbidang Penilaian Angka Kredit mempunyai tugas
melakukan
penyiapan
bahan
dan
pelaksanaan
penilaian, penetapan angka kredit jabatan fungsional
Perekayasa Madya IV/b sampai dengan Perekayasa
Utama IV/e, serta melakukan penyiapan bahan dan
pelaksanaan uji kompetensi dalam rangka pembinaan
karir
pejabat
fungsional
Perekayasa
dan
Teknisi
Litkayasa secara Nasional.
Pasal 220
Subbagian
Tata Usaha mempunyai
tugas melakukan
urusan tata usaha di lingkungan Pusbindiklat.
BAB XIII
PUSAT MANAJEMEN INFORMASI
Pasal 221
(1)
Pusat Manajemen Informasi secara fungsional berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala.
(2)
Pusat
Manajemen
Informasi
secara
administratif
dikoordinasikan oleh Sekretaris Utama.
Pasal 222
Pusat
Manajemen
melaksanakan
Informasi
pengelolaan
mempunyai
infrastruktur
tugas
informasi,
penerapan e-government, manajemen pengetahuan dan
perpustakaan,
serta
standardisasi
standardisasi layanan teknologi.
hasil
inovasi
dan
- 60 Pasal 223
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
Pasal 222, Pusat Manajemen Informasi menyelenggarakan
fungsi:
a.
pelaksanaan manajemen infrastruktur informasi;
b.
pelaksanaan manajemen aplikasi e-government;
c.
pelaksanaan manajemen pengetahuan dan
perpustakaan;
d.
pelaksanaan standardisasi hasil inovasi dan
standardisasi layanan teknologi; dan
e.
pelaksanaan urusan tata usaha Pusat Manajemen
Informasi.
Pasal 224
Pusat Manajemen Informasi terdiri atas:
a.
Bidang Infrastruktur Informasi;
b.
Bidang Manajemen Aplikasi e-Government;
c.
Bidang Manajemen Pengetahuan dan Perpustakaan;
d.
Bidang Pelayanan Standardisasi; dan
e.
Subbagian Tata Usaha.
Pasal 225
Bidang
Infrastruktur
Informasi
mempunyai
tugas
melaksanakan pengembangan dan optimasi pemanfaatan
infrastruktur informasi.
Pasal 226
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal
225,
Bidang
Infrastruktur
Informasi
menyelenggarakan fungsi:
a.
pelaksanaan pengembangan infrastruktur teknologi
informasi komunikasi untuk penerapan e-government
di lingkungan BPPT; dan
b.
pelaksanaan
optimasi
pemanfaatan
infrastruktur
teknologi informasi komunikasi untuk penerapan egovernment di lingkungan BPPT.
- 61 Pasal 227
Bidang Infrastruktur Informasi terdiri atas:
a.
Subbidang Pengembangan Infrastruktur; dan
b.
Subbidang Optimasi Infrastruktur
Pasal 228
(1)
Subbidang Pengembangan Infrastruktur mempunyai
tugas
melakukan
pengembangan
infrastruktur
teknologi informasi komunikasi untuk penerapan egovernment di lingkungan BPPT.
(2)
Subbidang Optimasi Infrastruktur mempunyai tugas
melakukan pengoperasian, pemeliharaan dan optimasi
pemanfaatan
infrastruktur
teknologi
informasi
komunikasi untuk penerapan e-Government di BPPT.
Pasal 229
Bidang
Manajemen
Aplikasi
e-Government mempunyai
tugas melakukan pengelolaan aplikasi e-government di
lingkungan
BPPT
serta
melakukan
penyediaan
dan
penyajian data dan informasi.
Pasal 230
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal
229,
Bidang
Manajemen
Aplikasi
e-Government
menyelenggarakan fungsi:
a.
pengelolaan data dan informasi di lingkungan BPPT;
b.
pengelolaan aplikasi e-government; dan
c.
penyediaan dan penyajian data dan informasi dengan
media utama website.
Pasal 231
Bidang Manajemen Aplikasi e-Government terdiri atas:
a.
Subbidang Pengembangan Aplikasi e-Government; dan
b.
Subbidang Manajemen Penyajian Data dan Informasi.
- 62 Pasal 232
(1)
Subbidang
Pengembangan
mempunyai
tugas
Aplikasi
melakukan
e-Government
perencanaan,
pengembangan, dan pengintegrasian data, informasi,
serta
aplikasi
e-government
untuk
kebutuhan
dukungan kegiatan administratif dan kerekayasaan.
(2)
Subbidang Manajemen Penyajian Data dan Informasi
mempunyai
tugas
melakukan
penyediaan
serta
penyajian data dan informasi untuk mendukung
pengambilan keputusan dan layanan informasi publik
berbasis web.
Pasal 233
Bidang
Manajemen
Pengetahuan
dan
Perpustakaan
mempunyai tugas melaksanakan manajemen pengetahuan
dan penyediaan layanan perpustakaan.
Pasal 234
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal
233,
Bidang
Manajemen
Pengetahuan
dan
Perpustakaan menyelenggarakan fungsi:
a.
pengolahan informasi menjadi pengetahuan; dan
b.
penyediaan layanan informasi dan jasa perpustakaan.
Pasal 235
Bidang Manajemen Pengetahuan dan Perpustakaan terdiri
atas:
a.
Subbidang Sistem Manajemen Pengetahuan; dan
b.
Subbidang Pengelolaan Perpustakaan.
Pasal 236
(1)
Subbidang
Sistem
Manajemen
Pengetahuan
mempunyai tugas melakukan pengolahan informasi
menjadi
pengetahuan
pengelolaan
pengetahuan.
aset
yang
intelektual
bermanfaat;
BPPT
dan
berbasis
- 63 (2)
Subbidang
Pengelolaan
Perpustakaan
mempunyai
tugas melakukan pengelolaan koleksi bahan pustaka;
pengembangan sistem informasi perpustakaan; serta
pengembangan
dan
penyediaan
layanan
perpustakaan.
Pasal 237
Bidang
Pelayanan
Standardisasi
mempunyai
tugas
melaksanakan standardisasi untuk inovasi dan layanan
teknologi dalam rangka penguatan infrastruktur mutu
BPPT.
Pasal 238
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal
237,
Bidang
Pelayanan
Standardisasi
menyelenggarakan fungsi:
a.
pelaksanaan standardisasi proses bisnis kerekayasaan
inovasi dan layanan teknologi secara elektronik;
b.
pelaksanaan
standardisasi
inovasi
teknologi
dan
Rancangan Standar Nasional Indonesia berbasiskan
hasil kerekayasaan BPPT; dan
c.
pelaksanaan
akreditasi
pengembangan
lembaga
penilaian
dan
pemeliharaan
kesesuaian
layanan teknologi.
Pasal 239
Bidang Pelayanan Standardisasi terdiri atas:
a.
Subbidang Standardisasi Inovasi; dan
b.
Subbidang Standardisasi Layanan Teknologi.
untuk
- 64 Pasal 240
(1)
Subbidang Standardisasi Inovasi mempunyai tugas
melakukan standardisasi proses bisnis kerekayasaan
inovasi
secara
elektronik;
serta
perumusan,
penetapan, penerapan, dan pemeliharaan terhadap
standar inovasi teknologi dan Rancangan Standar
Nasional Indonesia berbasiskan hasil kerekayasaan
BPPT.
(2)
Subbidang
Standardisasi
Layanan
Teknologi
mempunyai tugas melakukan standardisasi proses
bisnis
kerekayasaan
layanan
teknologi
secara
elektronik; serta pengembangan dan pemeliharaan
akreditasi
lembaga
penilaian
kesesuaian
untuk
penguatan layanan teknologi BPPT.
Pasal 241
Subbagian
urusan
Tata Usaha mempunyai
tata
usaha
di
lingkungan
tugas melakukan
Pusat
Manajemen
Informasi.
BAB XIV
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 242
(1)
Di
lingkungan
BPPT dapat
ditetapkan
Kelompok
Jabatan Fungsional tertentu sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
(2)
Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), mempunyai tugas melakukan kegiatan
sesuai
dengan
jabatan
fungsional
masing-masing
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Pasal 243
(1)
Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 241, terbagi dalam beberapa kelompok
jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya
- 65 yang pengangkatannya diatur berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
(2)
Masing-masing
kelompok
jabatan
fungsional
dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional yang
ditetapkan atau ditunjuk oleh masing-masing Pejabat
Eselon II atau Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
(3)
Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ditentukan berdasarkan kebutuhan dan
beban kerja.
(4)
Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
BAB XV
UNIT PELAKSANA TEKNIS
Pasal 244
(1)
Di lingkungan BPPT terdapat Unit Pelaksana Teknis
sebagai pelaksana tugas teknis operasional dan/atau
tugas teknis penunjang BPPT.
(2)
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
Kepala dengan Peraturan Kepala BPPT tersendiri
setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis
dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang
pendayagunaan
aparatur
negara
dan
reformasi
birokrasi.
BAB XVI
TATA KERJA
Pasal 245
Dalam melaksanakan tugasnya setiap pimpinan satuan
unit organisasi di lingkungan BPPT wajib menerapkan
prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi, baik dalam
- 66 lingkungan BPPT maupun dalam hubungan kerja dengan
instansi di luar BPPT sesuai dengan tugasnya masingmasing.
Pasal 246
Setiap pimpinan satuan unit organisasi di lingkungan BPPT
bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan
bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan
serta
petunjuk-petunjuk
bagi
pelaksanaan
tugas
bawahannya.
Pasal 247
Setiap pimpinan satuan unit organisasi wajib mengikuti
dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab kepada
atasannya masing-masing dan menyampaikan laporan
berkala tepat pada waktunya.
Pasal 248
Dalam menyampaikan laporan kepada atasan, tembusan
laporan wajib pula disampaikan kepada pimpinan satuan
unit organisasi lain yang secara fungsional mempunyai
hubungan kerja.
Pasal 249
Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan unit
organisasi dari bawahan maupun dari pimpinan satuan
unit organisasi lainnya di lingkungan BPPT, wajib diolah
dan dipergunakan sebagai bahan untuk memberikan
petunjuk-petunjuk
kepada
bawahan
ataupun
untuk
penyusunan laporan lebih lanjut.
Pasal 250
Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan satuan
unit organisasi dibantu oleh bawahannya dan dalam
rangka
memberikan
bimbingan
kepada
bawahannya
masing-masing wajib mengadakan rapat berkala.
- 67 Pasal 251
Setiap
pimpinan
satuan
unit
organisasi
diwajibkan
melaksanakan pengawasan terhadap bawahannya dan
apabila
terjadi
penyimpangan
diwajibkan
mengambil
langkah-langkah sesuai dengan peraturan perundangundangan.
BAB XVII
ESELONISASI, PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN
Pasal 252
(1)
Sekretaris Utama dan Deputi merupakan Jabatan
Struktural Eselon I.a atau Jabatan Pimpinan Tinggi
Madya.
(2)
Kepala Biro, Direktur, Inspektur, dan Kepala Pusat
merupakan
Jabatan
Struktural
Eselon
II.a
atau
Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama.
(3)
Kepala Bagian dan Kepala Bidang merupakan Jabatan
Struktural Eselon III.a atau Jabatan Administrator.
(4)
Kepala Subbagian dan Kepala Subbidang merupakan
Jabatan
Struktural
Eselon
IV.a
atau
Jabatan
Pengawas.
Pasal 253
(1)
Pejabat Struktural Eselon I atau Jabatan Pimpinan
Tinggi
Madya
diangkat
dan
diberhentikan
oleh
Presiden atas usul Kepala, setelah melalui prosedur
seleksi berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan.
(2)
Pejabat Struktural Eselon II atau Pejabat Pimpinan
Tinggi Pratama diangkat dan diberhentikan oleh
Kepala, setelah melalui prosedur seleksi berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3)
Pejabat Struktural Eselon III Pejabat Administrator
dan
Pejabat
Struktural
Eselon
IV
atau
Pejabat
Pengawas diangkat dan diberhentikan oleh Kepala.
- 68 BAB XVIII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 254
Dalam rangka pelayanan teknologi yang dilaksanakan oleh
masing-masing unit kerja di lingkungan BPPT dapat
dialihkan ke Pusat Pelayanan Teknologi.
Pasal 255
(1)
Unit
organisasi
yang
menangani
fungsi
analisa
kebutuhan, pengelolaan sarana dan prasarana serta
layanan pengadaan barang/jasa pemerintah, karena
sifat tugas dan fungsinya, melaksanakan tugas dan
fungsi
Unit
Layanan
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah di lingkungan BPPT.
(2)
Kepala
Bagian
yang
menangani
fungsi
analisa
kebutuhan, pengelolaan sarana dan prasarana serta
layanan pengadaan barang/jasa pemerintah, karena
sifat
tugas
dan
fungsinya
menjadi
Kepala
Unit
Layanan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
(3)
Ketentuan
lebih
lanjut
Pengadaan
Barang/Jasa
mengenai
Unit
Pemerintah
Layanan
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 256
(1)
Unit organisasi yang menangani fungsi di bidang
pengelolaan aplikasi e-government, karena sifat tugas
dan fungsinya, melaksanakan tugas dan fungsi Unit
Layanan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Secara
Elektronik,
yang
selanjutnya
disebut
LPSE
di
lingkungan BPPT.
(2)
Kepala Bidang yang menangani fungsi di bidang
pengelolaan aplikasi e-government, karena sifat tugas
dan
fungsinya
Pengadaan
Elektronik.
menjadi
Barang/Jasa
Kepala
Unit
Layanan
Pemerintah
Secara
- 69 (3)
Ketentuan
lebih
lanjut
mengenai
Unit
Layanan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Secara Elektronik
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
diatur
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Pasal 257
(1)
Kepala
Biro
hubungan
yang
menangani
masyarakat,
karena
fungsi
sifat
pengelolaan
tugas
dan
fungsinya menjadi Pejabat Pengelola Informasi dan
Dokumentasi
yang
selanjutnya
disebut
PPID
di
lingkungan BPPT.
(2)
Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas dan tanggung
jawab PPID sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
BAB XIX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 258
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan
yang ada beserta Pejabat yang memangku jabatan di
lingkungan BPPT sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor
170/Kp/KA/BPPT/IV/2006 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tetap
berlaku beserta Pejabatnya tetap melaksanakan tugas dan
fungsinya sampai dengan dibentuknya jabatan baru dan
diangkat Pejabat baru berdasarkan Peraturan ini.
- 70 Pasal 259
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua Peraturan
yang merupakan pelaksanaan dari Peraturan Kepala Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang Organisasi
dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang belum diubah
dan/atau diganti dengan peraturan yang baru berdasarkan
Peraturan ini.
BAB XX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 260
Perubahan atas rincian tugas, susunan organisasi dan tata
kerja menurut Peraturan ini, ditetapkan oleh Kepala BPPT
setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari
Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan
aparatur negara dan reformasi birokrasi.
Pasal 261
Dengan berlakunya Peraturan ini, maka Peraturan Kepala
BPPT
Nomor
Organisasi
dan
170/Kp/KA/BPPT/IV/2006
Tata
Kerja
Badan
tentang
Pengkajian
dan
Penerapan Teknologi dinyatakan dicabut dan tidak berlaku
lagi.
- 71 Pasal 262
Peraturan
Kepala
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
diundangkan.
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
pengundangan peraturan ini
memerintahkan
dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 14 September 2015
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal …
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR ...
STRUKTUR ORGANISASI
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
LAMPIRAN I
PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009 TAHUN
2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA
BADAN
PENGKAJIAN
DAN
PENERAPAN
TEKNOLOGI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
-2-
STRUKTUR ORGANISASI
SEKRETARIAT UTAMA
LAMPIRAN II
PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009
TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN
TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
-3STRUKTUR ORGANISASI
BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN
LAMPIRAN III
PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009
TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN
TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
-4STRUKTUR ORGANISASI
BIRO SUMBER DAYA MANUSIA DAN ORGANISASI
LAMPIRAN IV
PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009
TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN
TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
-5STRUKTUR ORGANISASI
BIRO HUKUM, KERJA SAMA, DAN HUBUNGAN MASYARAKAT
LAMPIRAN V
PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009
TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN
TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
-6STRUKTUR ORGANISASI
BIRO UMUM
LAMPIRAN VI
PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009
TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN
TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
-7STRUKTUR ORGANISASI
DEPUTI BIDANG PENGKAJIAN KEBIJAKAN TEKNOLOGI
LAMPIRAN VII
PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009
TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN
TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
-8STRUKTUR ORGANISASI
DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA ALAM
LAMPIRAN VIII
PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009
TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN
TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
-9STRUKTUR ORGANISASI
DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI AGROINDUSTRI DAN BIOTEKNOLOGI
LAMPIRAN IX
PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009
TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN
TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
- 10 STRUKTUR ORGANISASI
DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI, ENERGI, DAN MATERIAL
LAMPIRAN X
PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009
TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN
TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
- 11 STRUKTUR ORGANISASI
DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI INDUSTRI RANCANG BANGUN
DAN REKAYASA
LAMPIRAN XI
PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009
TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN
TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
- 12 STRUKTUR ORGANISASI
INSPEKTORAT
LAMPIRAN XII
PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009
TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN
TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
- 13 STRUKTUR ORGANISASI
PUSAT PELAYANAN TEKNOLOGI
LAMPIRAN XIII
PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009
TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN
TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
- 14 STRUKTUR ORGANISASI
PUSAT PEMBINAAN, PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN
LAMPIRAN XIV
PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009
TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN
TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
- 15 STRUKTUR ORGANISASI
PUSAT MANAJEMEN INFORMASI
LAMPIRAN XV
PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009
TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN
TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
B
(BPPT)
A
D
A
N
P
PERATURAN
E
N
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN
G
TEKNOLOGI
NOMOR 010 TAHUN 2015
TENTANG
K
A
J
I
ORGANISASI DAN TATA KERJAA
N
BALAI BESAR TEKNOLOGI MODIFIKASI CUACA
D
A
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
N ESA
P
E
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN
TEKNOLOGI,
N
E
Menimbang :
a.
R
bahwa dalam rangka meningkatkan
efektifitas dan
A
efisiensi
pelaksanaan
tugas
P
A
dan
fungsi,
perlu
dilakukan penyempurnaan organisasi
dan tata kerja
N
dilakukan penataan organisasiT dan tata kerja Unit
Pelaksana Teknis Hujan BuatanE menjadi Balai Besar
K
Teknologi Modifikasi Cuaca;
b.
N
O
bahwa telah diterbitkan SuratL Persetujuan Menteri
Negara
Pendayagunaan
Reformasi
Birokrasi
O
Aparatur
G
berdasarkan
I
Negara
Surat
dan
Nomor
:
(
B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal Penataan Organisasi
dan Tata Kerja Unit Pelaksana BTeknis di lingkungan
BPPT tanggal 30 September 2015;
P
c.
bahwa
berdasarkan
pertimbangan
P
sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan
T
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi tentang
)
Organisasi dan Tata Kerja Balai
Besar Teknologi Modifikasi Cuaca dengan Peraturan
ini;
-2Mengingat
: 1.
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non
Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun
2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 10);
2.
Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang
Unit
Organisasi
Pemerintah
dan
Non
Tugas
Eselon
Departemen
I
Lembaga
sebagaimana
beberapa kali diubah terakhir dengan
telah
Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11);
3.
Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang
Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam
Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi;
4.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara
Nomor
Pedoman
PER/18/M.PAN/
Organisasi
Kementerian
dan
Unit
Lembaga
11/2008
tentang
Pelaksana
Teknis
Pemerintah
Non
Kementerian;
5.
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN
KEPALA
BADAN
PENGKAJIAN
DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN
TATA KERJA BALAI BESAR TEKNOLOGI MODIFIKASI
CUACA.
-3BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
Bagian Kesatu
Kedudukan
Pasal 1
(1)
Balai
Besar
Teknologi
Modifikasi
Cuaca
yang
selanjutnya di dalam peraturan ini disebut BB-TMC
merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya
Alam.
(2)
BB-TMC dipimpin oleh Kepala.
Bagian Kedua
Tugas dan Fungsi
Pasal 2
BB-TMC
mempunyai
tugas
melaksanakan
kegiatan
pelayanan teknologi modifikasi cuaca.
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2, BB-TMC menyelenggarakan fungsi:
a.
penyusunan program penerapan teknologi modifikasi
cuaca untuk penambahan curah hujan, pengurangan
curah hujan dan kegunaan lainnya;
b.
penerapan
teknologi
modifikasi
cuaca
untuk
meningkatkan daya guna dan hasil guna modifikasi
cuaca; dan
c.
pelayanan jasa teknologi modifikasi cuaca kepada
instansi Pemerintah dan swasta; dan
-4d.
pelaksanaan
urusan
ketatausahaan,
perencanaan,
keuangan, sumber daya manusia, rumah tangga, dan
pelaporannya.
BAB II
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 4
BB-TMC terdiri atas:
a.
Bagian Umum;
b.
Bidang Penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca; dan
c.
Bidang Pelayanan Teknologi.
Pasal 5
Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan
ketatausahaan,
perencanaan,
keuangan,
sumber
daya
manusia, rumah tangga, dan pelaporannya.
Pasal 6
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
pasal 5, Bagian Umum menyelenggarakan fungsi:
a.
perencanaan, pemantauan, dan pelaporan program
dan anggaran;
b.
pelaksanaan urusan keuangan; dan
c.
pelaksanaan
urusan
surat-menyurat,
kearsipan,
sumber daya manusia, logistik, pengangkutan, dan
urusan rumah tangga lainnya.
Pasal 7
Bagian Umum terdiri atas:
a.
Subbagian Perencanaan;
b.
Subbagian Keuangan; dan
c.
Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga.
-5Pasal 8
(1)
Subbagian
Perencanaan
mempunyai
tugas
melaksanakan urusan perencanaan, pemantauan, dan
pelaporan pelaksanaan program dan anggaran.
(2)
Subbagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan
urusan keuangan.
(3)
Subbagian
Tata
mempunyai
tugas
Usaha
dan
Rumah
melaksanakan
urusan
Tangga
surat-
menyurat, kearsipan, sumberdaya manusia, logistik,
pengangkutan, dan urusan rumah tangga lainnya.
Pasal 9
Bidang Penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca mempunyai
tugas
melaksanakan
penerapan
teknologi
bidang
hidrometeorologi, instrumentasi, dan bahan semai yang
berkaitan dengan modifikasi cuaca.
Pasal 10
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
pasal 9, Bidang Penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca
menyelenggarakan fungsi:
a.
penerapan teknologi di bidang hidrometeorologi; dan
b.
penerapan teknologi di bidang instrumentasi dan
bahan semai.
Pasal 11
Bidang Penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca terdiri atas:
a.
Subbidang Hidrometeorologi; dan
b.
Subbidang Instrumentasi dan Bahan Semai.
Pasal 12
(1)
Subbidang
Hidrometeorologi
mempunyai
tugas
melaksanakan penerapan di bidang fisika awan,
meteorologi, hidrologi lingkungan, dan klimatologi,
serta pengelolaan data.
-6(2)
Subbidang
Instrumentasi
dan
Bahan
Semai
mempunyai tugas melaksanakan penerapan di bidang
instrumentasi dan bahan semai.
Pasal 13
Bidang
Pelayanan
Teknologi
mempunyai
tugas
melaksanakan pelayanan teknologi modifikasi cuaca.
Pasal 14
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
pasal 13, Bidang Pelayanan Teknologi menyelenggarakan
fungsi:
a.
pengelolaan peralatan teknologi modifikasi cuaca; dan
b.
penyiapan
sarana
dan
pelaksanaan
operasional
teknologi modifikasi cuaca.
Pasal 15
Bidang Pelayanan Teknologi terdiri atas:
a.
Subbidang Pengelolaan Peralatan; dan
b.
Subbidang Operasi.
Pasal 16
(1)
Subbidang Pengelolaan Peralatan mempunyai tugas
melaksanakan urusan pengelolaan peralatan teknologi
modifikasi cuaca.
(2)
Subbidang Operasi mempunyai tugas melaksanakan
urusan penyiapan sarana penghantaran bahan semai
dan pelaksanaan operasional teknologi modifikasi
cuaca.
-7BAB III
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 17
Kelompok
Jabatan
Fungsional
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional
masing-masing
berdasarkan
peraturan
perundang-
undangan.
Pasal 18
(1)
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah
tenaga
fungsional
yang
terbagi
dalam
berbagai
kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian
atau keterampilannya.
(2)
Masing-masing
kelompok
jabatan
fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan
oleh Kepala.
(3)
Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan
beban kerja.
(4)
Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
BAB IV
TATA KERJA
Pasal 19
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, BB-TMC harus
menyusun peta proses bisnis.
Pasal 20
Kepala menyampaikan laporan kepada Deputi Bidang
Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam mengenai
hasil pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang teknologi
modifikasi cuaca secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga)
bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.
-8Pasal 21
BB-TMC harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan,
uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh
jabatan di unitnya.
Pasal 22
Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam
hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun
daerah.
Pasal 23
Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem
pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing
untuk
mewujudkan
terlaksananya
mekanisme
akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi.
Pasal 24
Setiap
pimpinan
memimpin
dan
unit
organisasi
bertanggung
mengkoordinasikan
bawahan
jawab
dan
memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas
bawahan.
Pasal 25
Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan
mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan
masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara
berkala tepat pada waktunya.
Pasal 26
Dalam
melaksanakan
tugas,
setiap
pimpinan
unit
organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap unit organisasi di bawahnya.
-9BAB V
ESELON
Pasal 27
(1)
Kepala Balai Besar merupakan jabatan struktural
Eselon II.a.
(2)
Kepala Bagian dan Kepala Bidang merupakan jabatan
struktural Eselon III.a.
(3)
Kepala Subbagian dan Kepala Subbidang merupakan
jabatan struktural Eselon IV.a.
BAB VI
LOKASI
Pasal 28
BB-TMC berlokasi di Jakarta.
BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 29
Bagan Organisasi BB-TMC tercantum dalam Lampiran I
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan ini.
Pasal 30
Perubahan organisasi dan tata kerja BB-TMC ditetapkan
oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang
menyelenggarakan
aparatur negara.
urusan
pemerintahan
di
bidang
- 10 BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 31
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan
yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Unit
Pelaksana Teknis Hujan Buatan sebagaimana dimaksud
dalam Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi /
Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor
SK/342/KA/BPPT/XII/1985 tentang Organisasi dan Tata
Kerja
Unit
melaksanakan
Pelaksana
tugas
Teknis
dan
Hujan
fungsinya
Buatan
sampai
tetap
dengan
diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini.
Pasal 32
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan
pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi Nomor SK/342/KA/BPPT/XII/1985
tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Hujan Buatan, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang
tidak bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti
dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan
Peraturan ini.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 33
Dengan
Badan
berlakunya
Pengkajian
Peraturan
dan
ini,
Penerapan
Keputusan
Kepala
Teknologi
Nomor
SK/342/KA/BPPT/XII/1985 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan dinyatakan
dicabut dan tidak berlaku lagi.
- 11 Pasal 34
Peraturan
Kepala
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. DL
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam
Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 19 Oktober 2015
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal ...
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA
NEGARA
REPUBLIK
INDONESIA
TAHUN
2015
NOMOR
…
- 12 STRUKTUR ORGANISASI
BALAI BESAR TEKNOLOGI MODIFIKASI CUACA
LAMPIRAN I
PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 010 TAHUN 2015
TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI
BESAR TEKNOLOGI MODIFIKASI CUACA
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
B
(BPPT)
A
D
A
N
P
PERATURAN
E
N
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN
G
TEKNOLOGI
NOMOR 011 TAHUN 2015
TENTANG
K
A
J
I
ORGANISASI DAN TATA KERJAA
N
BALAI BESAR TEKNOLOGI PATI
D
A
N
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
ESA
P
E
N
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN
TEKNOLOGI,
E
R
A
P
Menimbang
: a.
A
bahwa dalam rangka meningkatkan
efektifitas dan
N
efisiensi
pelaksanaan
tugas
T
dan
fungsi,
perlu
E
dilakukan penyempurnaan organisasi
dan tata kerja
K
Balai Besar Teknologi Pati;
b.
N
O
bahwa telah diterbitkan Surat L Persetujuan Menteri
Negara
Pendayagunaan
Reformasi
Birokrasi
O
Aparatur
G
berdasarkan
I
Negara
Surat
dan
Nomor
:
(
B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal Penataan Organisasi
dan Tata Kerja Unit Pelaksana BTeknis di lingkungan
BPPT tanggal 30 September 2015;
P
c.
bahwa
berdasarkan
pertimbangan
P
sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan
T
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi tentang
)
Organisasi dan Tata Kerja Balai
Besar Teknologi Pati dengan Peraturan ini;
-2Mengingat
: 1.
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non
Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun
2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 10);
2.
Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang
Unit
Organisasi
Pemerintah
dan
Non
Tugas
Eselon
Departemen
I
Lembaga
sebagaimana
beberapa kali diubah terakhir dengan
telah
Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11);
3.
Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang
Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam
Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi;
4.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara
Nomor
Pedoman
PER/18/M.PAN/
Organisasi
Kementerian
dan
Unit
Lembaga
11/2008
tentang
Pelaksana
Teknis
Pemerintah
Non
Kementerian;
5.
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN
KEPALA
BADAN
PENGKAJIAN
DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN
TATA KERJA BALAI BESAR TEKNOLOGI PATI.
-3BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
Bagian Kesatu
Kedudukan
Pasal 1
(1)
Balai Besar Teknologi Pati yang selanjutnya di dalam
peraturan ini disebut B2TP merupakan Unit Pelaksana
Teknis
di
lingkungan
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan Teknologi yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada
Deputi Bidang Teknologi
Agroindustri dan Bioteknologi.
(2)
B2TP dipimpin oleh Kepala.
Bagian Kedua
Tugas dan Fungsi
Pasal 2
B2TP mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan
teknologi pati.
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2, B2TP menyelenggarakan fungsi:
a.
pelaksanaan kegiatan penerapan teknologi, kerjasama,
dan
pemasaran
pengembangan
di
dan
bidang
teknologi
pengelolaan
pati
sarana
serta
teknik
produksi;
b.
pelaksanaan layanan jasa teknologi pati skala pilot
plant maupun komersial; dan
c.
pelaksanaan
urusan
ketatausahaan,
perencanaan,
keuangan, sumber daya manusia, rumah tangga, dan
pelaporannya.
-4BAB II
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 4
B2TP terdiri atas:
a.
Bagian Umum
b.
Bidang Penerapan Teknologi dan Kerja Sama; dan
c.
Bidang Layanan Jasa Teknologi.
Pasal 5
Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan
ketatausahaan,
perencanaan,
keuangan,
sumber
daya
manusia, rumah tangga, dan pelaporannya.
Pasal 6
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
pasal 5, Bagian Umum menyelenggarakan fungsi:
a.
pelaksanaan urusan perencanaan, pemantauan, dan
pelaporan program dan anggaran;
b.
pelaksanaan urusan keuangan; dan
c.
pelaksanaan
urusan
ketatausahaan
dan
rumah
tangga.
Pasal 7
Bagian Umum terdiri atas:
a.
Subbagian Perencanaan;
b.
Subbagian Keuangan; dan
c.
Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga.
Pasal 8
(1)
Subbagian
Perencanaan
mempunyai
tugas
melaksanakan urusan perencanaan, pemantauan, dan
pelaporan pelaksanaan program dan anggaran.
(2)
Subbagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan
urusan penganggaran, perbendaharaan, verifikasi, dan
pelaporan keuangan.
-5(3)
Subbagian
Tata
mempunyai
tugas
menyurat,
administrasi
perawatan
Usaha
dan
melaksanakan
kearsipan,
sumber
perlengkapan
dan
Rumah
perbaikan
Tangga
urusan
daya
dan
surat-
manusia,
pembekalan,
sarana
prasarana
transportasi, serta keamanan.
Pasal 9
Bidang Penerapan Teknologi dan Kerja Sama mempunyai
tugas melaksanakan kegiatan penerapan teknologi pati,
kerja sama, dan pemasaran pengelolaan sarana prasarana
produksi.
Pasal 10
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
pasal 9, Bidang
Penerapan Teknologi dan Kerja Sama,
menyelenggarakan fungsi:
a.
pelaksanaan kegiatan penerapan teknologi produksi
sumber daya pati, produksi pati, derivat pati, dan
produk olahan pati;
b.
pelaksanaan
hubungan
kerja
sama,
promosi,
pemasaran produk barang dan jasa; dan
c.
pelaksanaan pengembangan dan pengelolaan sarana
dan prasarana produksi sumber daya pati, produksi
pati dan derivatnya serta produk olahannya.
Pasal 11
Bidang Penerapan Teknologi dan Kerja Sama terdiri atas:
a.
Subbidang Penerapan Teknologi;
b.
Subbidang Kerja Sama dan Pemasaran; dan
c.
Subbidang Sarana Teknik Produksi.
-6Pasal 12
(1)
Subbidang Penerapan Teknologi mempunyai tugas
melaksanakan penerapan teknologi produksi sumber
daya pati, produksi pati, derivat pati, dan produk
olahan pati;
(2)
Subbidang Kerja Sama dan Pemasaran mempunyai
tugas melaksanakan urusan hubungan kerja sama,
penyiapan naskah perjanjian kerja sama, promosi,
serta pemasaran produk barang dan jasa;
(3)
Subbidang Sarana Teknik Produksi mempunyai tugas
melaksanakan pengembangan dan pengelolaan sarana
dan prasarana produksi sumber daya pati, produksi
pati, dan derivatnya serta produk olahannya.
Pasal 13
Bidang
Layanan
Jasa
Teknologi
mempunyai
tugas
melaksanakan layanan jasa budi daya tanaman berpati dan
bergula, jasa operasional produksi pati, derivat pati serta
pengolahan produk pati, serta jasa analisa laboratorium,
dan pengujian mutu.
Pasal 14
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
pasal
13,
Bidang
Layanan
Jasa
Teknologi
menyelenggarakan fungsi:
a.
pelaksanaan layanan jasa budi daya tanaman berpati
dan bergula;
b.
pelaksanaan layanan jasa operasional produksi pati,
derivat pati serta pengolahan produk pati pada skala
pilot plant maupun komersial; dan
c.
pelaksanaan jasa analisa laboratorium dan pengujian
mutu pati, produk derivat
pati.
pati, dan produk olahan
-7Pasal 15
Bidang Layanan Jasa Teknologi terdiri atas:
a.
Subbidang Jasa Budi Daya;
b.
Subbidang Jasa Produksi Pati dan Produk Derivatnya;
c.
Subbidang Jasa Analisa dan Pengujian.
Pasal 16
(1)
Subbidang
Jasa
Budi
Daya
mempunyai
tugas
melakukan layanan jasa budi daya tanaman berpati
dan bergula;
(2)
Subbidang Jasa Produksi Pati dan Produk Derivat Pati
mempunyai
operasional
tugas
melakukan
produksi
pati
layanan,
dan
jasa
derivatnya,
serta
pengolahan produk pati;
(3)
Subbidang Jasa Analisa dan Pengujian mempunyai
tugas melakukan layanan jasa analisa laboratorium
dan pengujian mutu pati, produk derivat pati, dan
produk olahan pati.
BAB III
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 17
Kelompok
Jabatan
Fungsional
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional
masing-masing
berdasarkan
peraturan
perundang-
undangan.
Pasal 18
(1)
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah
tenaga
fungsional
yang
terbagi
dalam
berbagai
kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian
atau keterampilannya.
(2)
Masing-masing
kelompok
jabatan
fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan
oleh Kepala.
-8(3)
Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan
beban kerja.
(4)
Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
BAB IV
TATA KERJA
Pasal 19
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, B2TP harus
menyusun peta proses bisnis.
Pasal 20
Kepala menyampaikan laporan kepada Deputi Bidang
Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi
mengenai hasil
pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang teknologi pati
secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali
atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.
Pasal 21
B2TP harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan,
uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh
jabatan di unitnya.
Pasal 22
Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam
hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun
daerah.
-9Pasal 23
Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem
pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing
untuk
mewujudkan
terlaksananya
mekanisme
akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi.
Pasal 24
Setiap
pimpinan
memimpin
dan
unit
organisasi
bertanggung
mengkoordinasikan
bawahan
jawab
dan
memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas
bawahan.
Pasal 25
Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan
mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan
masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara
berkala tepat pada waktunya.
Pasal 26
Dalam
melaksanakan
tugas,
setiap
pimpinan
unit
organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap unit organisasi di bawahnya.
BAB V
ESELON
Pasal 27
(1)
Kepala Balai Besar merupakan jabatan struktural
Eselon II.a.
(2)
Kepala Bagian dan Kepala Bidang merupakan jabatan
struktural Eselon III.a.
(3)
Kepala Subbagian dan Kepala Subbidang merupakan
jabatan struktural Eselon IV.a.
- 10 BAB VI
LOKASI
Pasal 28
B2TP berlokasi di Lampung.
BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 29
Bagan Organisasi B2TP tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
ini.
Pasal 30
Perubahan organisasi dan tata kerja B2TP ditetapkan oleh
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah
mendapat
persetujuan
menyelenggarakan
tertulis
urusan
dari
menteri
pemerintahan
di
yang
bidang
aparatur negara.
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 31
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan
yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai
Besar
Teknologi
Keputusan
Kepala
Pati
sebagaimana
Badan
Pengkajian
dimaksud
dan
dalam
Penerapan
Teknologi Nomor 044/Kp/KA/IV/2004 tentang Organisasi
dan
Tata
Kerja
melaksanakan
Balai
tugas
Besar
dan
Teknologi
fungsinya
Pati
sampai
diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini.
tetap
dengan
- 11 Pasal 32
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan
pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi Nomor 044/Kp/KA/IV/2004 tentang
Organisasi dan Tata Kerja tentang Organisasi dan Tata
Kerja Balai Besar Teknologi Pati, dinyatakan masih tetap
berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum
diubah atau diganti dengan peraturan pelaksanaan yang
baru berdasarkan Peraturan ini.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 33
Dengan
Badan
berlakunya
Pengkajian
Peraturan
dan
ini,
Keputusan
Kepala
Teknologi
Nomor
Penerapan
044/Kp/KA/IV/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja
tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Teknologi
Pati dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.
Pasal 34
Peraturan
Kepala
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
- 12 Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam
Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 19 Oktober 2015
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal ...
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR …
- 13 STRUKTUR ORGANISASI
BALAI BESAR TEKNOLOGI PATI
LAMPIRAN I
PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 011 TAHUN
2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA
BALAI BESAR TEKNOLOGI PATI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
B
(BPPT)
A
D
A
N
P
PERATURAN
E
N
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN
G
TEKNOLOGI
NOMOR 012 TAHUN 2015
TENTANG
K
A
J
I
ORGANISASI DAN TATA KERJAA
N
BALAI BESAR TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI
D
A
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
N ESA
P
E
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN
TEKNOLOGI,
N
E
R
A
Menimbang
: a.
P
bahwa dalam rangka meningkatkan
efektifitas dan
efisiensi
pelaksanaan
tugas
A
N
dan
fungsi,
perlu
dilakukan penyempurnaan organisasi
dan tata kerja
T
Balai Besar Teknologi Energi Emenjadi Balai Besar
K
Teknologi Konversi Energi;
b.
N
O
bahwa telah diterbitkan Surat L Persetujuan Menteri
Negara
Pendayagunaan
Reformasi
Birokrasi
O
Aparatur
G
berdasarkan
I
Negara
Surat
dan
Nomor
:
(
B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal Penataan Organisasi
dan Tata Kerja Unit Pelaksana BTeknis di lingkungan
BPPT tanggal 30 September 2015;
P
c.
bahwa
berdasarkan
pertimbangan
P
sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan
T
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi tentang
)
Organisasi dan Tata Kerja Besar
Teknologi Konversi Energi dengan Peraturan ini;
-2Mengingat
: 1.
Keputusan
Presiden
Nomor
103
Tahun
2001
tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan,
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga
Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 10);
2.
Keputusan
Presiden
Nomor
110
Tahun
2001
tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I
Lembaga
Pemerintah
Non
Departemen
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 11);
3.
Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014
tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan
dalam Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi;
4.
Peraturan
Menteri
Negara
Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor PER/18/M.PAN/ 11/2008
tentang
Pedoman
Organisasi
Unit
Pelaksana
Teknis Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non
Kementerian;
5.
Peraturan
Kepala
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan Teknologi Nomor 009 Tahun 2015
tentang
Organisasi
dan
Tata
Kerja
Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN
KEPALA
BADAN
PENGKAJIAN
DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN
TATA KERJA BALAI BESAR TEKNOLOGI KONVERSI
ENERGI.
-3BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
Bagian Kesatu
Kedudukan
Pasal 1
(1)
Balai
Besar
Teknologi
Konversi
Energi
yang
selanjutnya di dalam peraturan ini disebut B2TKE
merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Deputi Bidang Teknologi Informatika, Energi, dan
Material.
(2)
B2TKE dipimpin oleh Kepala.
Bagian Kedua
Tugas dan Fungsi
Pasal 2
B2TKE
mempunyai
tugas
melaksanakan
kegiatan
pelayanan teknologi konversi energi.
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2, B2TKE menyelenggarakan fungsi:
a.
pelayanan teknologi di bidang kelistrikan dan
konversi energi;
b.
pelaksanaan koordinasi dan penyusunan program
dan kerjasama teknologi kelistrikan dan konversi
energi;
c.
pelaksanaan
pengujian,
penerapan,
dan
penyebarluasan teknologi kelistrikan dan konversi
energi; dan
-4d.
pelaksanaan urusan ketatausahaan, perencanaan,
keuangan, sumber daya manusia, rumah tangga,
dan pelaporannya serta pengelolaan Techno Park di
bidang energi.
BAB II
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 4
B2TKE terdiri atas:
a.
Bagian Umum;
b.
Bidang Layanan Jasa Teknologi;
c.
Bidang Teknologi Kelistrikan; dan
d.
Bidang Konversi Energi.
Pasal 5
Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan
ketatausahaan, perencanaan, keuangan, sumber daya
manusia, rumah tangga, dan pelaporannya.
Pasal 6
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam pasal 5, Bagian Umum menyelenggarakan fungsi:
a.
pelaksanaan urusan tata usaha, sumber daya
manusia, rumah tangga dan perlengkapan; dan
b.
pelaksanaan urusan program, perencanaan, dan
administrasi keuangan, serta pelaporannya.
Pasal 7
Bagian Umum terdiri atas:
a.
Subbagian Tata Usaha, Sumber Daya Manusia,
dan Rumah Tangga; dan
b.
Subbagian Program dan Keuangan.
-5Pasal 8
(1)
Subbagian Tata Usaha, Sumber Daya Manusia,
dan Rumah Tangga mempunyai tugas :
a.
melakukan
urusan
kearsipan,
pengadaan,
surat
menyurat,
perjalanan
dinas,
pengembangan pegawai, mutasi, tata-usaha
kepegawaian,
kesejahteraan
pegawai
serta
dokumentasi dan urusan protokol; dan
b.
melakukan
urusan
perlengkapan,
pengelolaan
pemeliharaan
sarana
administrasi
kendaraan,
dan
prasarana,
keamanan dan keselamatan kerja.
(2)
Subbagian Program dan Keuangan
tugas
koordinasi
program,
perencanaan,
pengolahan
monitoring,
evaluasi
penganggaran,
dan
dan
mempunyai
penyusunan
penyajian
pelaporan
perbendaharaan,
data,
program
verifikasi
dan
pelaporan keuangan.
Pasal 9
Bidang Layanan Jasa Teknologi, mempunyai tugas
melaksanakan pelayanan teknologi di bidang kelistrikan
dan konversi energi.
Pasal 10
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
pada
Pasal
9,
Bidang
Layanan
Jasa
Teknologi,
menyelenggarakan fungsi :
a.
pelaksanaan urusan pelayanan jasa teknologi; dan
b.
pelaksanaan pengelolaan Techno Park di bidang
energi.
Pasal 11
Bidang Layanan Jasa Teknologi terdiri atas:
a.
Subbidang Layanan Jasa
b.
Subbidang Pengelolaan Techno Park Energi
-6Pasal 12
(1)
Subbidang
Layanan
Jasa
mempunyai
tugas
melakukan urusan pelayanan jasa teknologi dan
kerjasama di bidang teknologi konversi energi,
pemasaran, pengembangan usaha, urusan legal
dan
kehumasan,
dokumentasi
ilmiah,
serta
pengembangan sistem informasi.
(2)
Subbidang
Techno
Pengelolaan
Park
Energi
mempunyai tugas melakukan urusan pengelolaan
dan pemeliharaan sarana dan prasarana kawasan
Techno Park di bidang energi.
Pasal 13
Bidang
Teknologi
Kelistrikan
mempunyai
tugas
melaksanakan pengujian, penerapan dan difusi, serta
koordinasi kegiatan bidang energi kelistrikan.
Pasal 14
Bidang
Konversi
melaksanakan
Energi
penerapan,
mempunyai
pengujian,
difusi,
tugas
dan
koordinasi kegiatan di bidang konversi energi.
BAB III
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 15
Kelompok
Jabatan
Fungsional
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional
masing-masing
berdasarkan
peraturan
perundang-
undangan.
Pasal 16
(1)
Kelompok
Jabatan
Fungsional
terdiri
atas
sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam
berbagai kelompok sesuai dengan jenjang dan
bidang keahlian atau keterampilannya.
-7(2)
Masing-masing
kelompok
sebagaimana
dimaksud
jabatan
pada
fungsional
ayat
(1)
dikoordinasikan oleh Kepala.
(3)
Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan
dan beban kerja.
(4)
Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
diatur
berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
BAB IV
TATA KERJA
Pasal 17
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, B2TKE harus
menyusun peta proses bisnis.
Pasal 18
Kepala menyampaikan laporan kepada Deputi Bidang
Teknologi Informatika, Energi, dan Material mengenai
hasil pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang teknologi
konversi energi secara berkala paling sedikit setiap 3
(tiga)
bulan
sekali
atau
sewaktu-waktu
sesuai
kebutuhan.
Pasal 19
B2TKE harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan,
uraian tugas, dan
analisis beban
kerja terhadap
seluruh jabatan di unitnya.
Pasal 20
Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan
prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di
lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
maupun dalam hubungan antar instansi pemerintah
baik pusat maupun daerah.
-8Pasal 21
Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan
sistem pengendalian intern pemerintah di lingkungan
masing-masing
untuk
mewujudkan
terlaksananya
mekanisme akuntabilitas publik melalui penyusunan
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang
terintegrasi.
Pasal 22
Setiap pimpinan unit organisasi bertanggung jawab
memimpin
dan
mengkoordinasikan
bawahan
dan
memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan
tugas bawahan.
Pasal 23
Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan
mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada
atasan masing-masing dan menyampaikan laporan
kinerja secara berkala tepat pada waktunya.
Pasal 24
Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit
organisasi
harus
melakukan
pembinaan
dan
pengawasan terhadap unit organisasi di bawahnya.
BAB V
ESELON
Pasal 25
(1)
Kepala Balai Besar merupakan jabatan struktural
Eselon II.a.
(2)
Kepala Bagian dan Kepala Bidang merupakan
jabatan struktural Eselon III.a.
(3)
Kepala
Subbagian
dan
Kepala
Subbidang
merupakan jabatan struktural Eselon IV.a.
-9BAB VI
LOKASI
Pasal 26
B2TKE berlokasi di kawasan PUSPIPTEK, Tangerang
Selatan.
BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 27
Bagan Organisasi B2TKE tercantum dalam Lampiran I
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan ini.
Pasal 28
Perubahan organisasi dan tata kerja B2TKE ditetapkan
oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
aparatur negara.
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 29
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan
yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai
Besar Teknologi Energi sebagaimana dimaksud dalam
Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi
Nomor
032/Kp/KA/IV/2001
tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Teknologi Energi
tetap
melaksanakan
tugas
dan
fungsinya
sampai
dengan diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan
ini.
- 10 Pasal 30
Pada
saat
peraturan
Pengkajian
Peraturan
ini
pelaksanaan
dan
mulai
berlaku,
semua
Kepala
Badan
Keputusan
Penerapan
Teknologi
Nomor
032/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Balai Besar Teknologi Energi, dinyatakan masih tetap
berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum
diubah atau diganti dengan peraturan pelaksanaan
yang baru berdasarkan Peraturan ini.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 31
Dengan berlakunya Peraturan ini, Keputusan Kepala
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor
032/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Balai Besar Teknologi Energi dinyatakan dicabut dan
tidak berlaku lagi.
Pasal 32
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
- 11 Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam
Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 19 Oktober 2015
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal ...
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR …
- 12 STRUKTUR ORGANISASI
BALAI BESAR TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI
LAMPIRAN I
PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 012 TAHUN
2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA
BALAI BESAR TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
B
(BPPT)
A
D
A
N
P
PERATURAN
E
N
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN
G
TEKNOLOGI
NOMOR 013 TAHUN 2015
TENTANG
K
A
J
I
ORGANISASI DAN TATA KERJAA
N
BALAI BESAR TEKNOLOGI AERODINAMIKA, AEROELASTIKA,
DAN AEROAKUSTIKA
D
A
N
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
P
E
N
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN
TEKNOLOGI,
E
R
A
P
Menimbang
: a.
A
bahwa dalam rangka upaya peningkatan
kapasitas
N
organisasi dan pengembangan teknologi aerodinamika,
aeroelastika,
penataan
dan
T
aeroakustika,
organisasi
Teknologi
E
dan
tataK kerja
N
Aerodinamika,
O
dilakukan
Balai
Besar
Aeroelastika,
dan
L
Aeroakustika;
b.
perlu
O
bahwa telah diterbitkan Surat G Persetujuan Menteri
Negara
Reformasi
Pendayagunaan
Birokrasi
I
(Aparatur
berdasarkan
B
Negara
Nomor
dan
:
B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal Penataan Organisasi
P
dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan
P
BPPT tanggal 30 September 2015;
c.
T
bahwa berdasarkan pertimbangan
pada huruf a, perlu
menetapkan organisasi dan tata
kerja Balai Besar
)
Teknologi
Aerodinamika,
Aeroelastika,
Aeroakustika dengan Peraturan ini;
dan
-2Mengingat
: 1.
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non
Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun
2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 10);
2.
Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang
Unit
Organisasi
Pemerintah
dan
Non
Tugas
Departemen
Eselon
I
Lembaga
sebagaimana
beberapa kali diubah terakhir dengan
telah
Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11);
3.
Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang
Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam
Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi;
4.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara
Nomor
Pedoman
PER/18/M.PAN/
Organisasi
Kementerian
dan
Unit
Lembaga
11/2008
tentang
Pelaksana
Teknis
Pemerintah
Non
Kementerian;
5.
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN
KEPALA
BADAN
PENGKAJIAN
DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN
TATA KERJA BALAI BESAR TEKNOLOGI AERODINAMIKA,
AEROELASTIKA, DAN AEROAKUSTIKA.
-3BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
Pasal 1
(1)
Balai Besar Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika dan
Aeroakustika yang selanjutnya di dalam peraturan ini
disebut BBTA3 merupakan Unit Pelaksana Teknis di
lingkungan
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung
jawab
kepada
Deputi
Bidang
Teknologi
Industri,
Rancang Bangun dan Rekayasa.
(2)
BBTA3 dipimpin oleh Kepala.
Pasal 2
BBTA3
mempunyai
pelayanan
teknologi
tugas
melaksanakan
aerodinamika,
kegiatan
aeroelastika,
dan
aeroakustika.
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2, BBTA3 menyelenggarakan fungsi:
a.
penerapan teknologi aerodinamika, aeroelastika dan
aeroakustika;
b.
pelayanan
pengujian
teknologi
aerodinamika,
aeroelastika, dan aeroakustika; dan
c.
pelaksanaan
urusan
ketatausahaan,
perencanaan,
keuangan, sumber daya manusia, rumah tangga, dan
pelaporannya.
BAB II
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 4
BBTA3 terdiri atas:
a.
Bagian Umum;
b.
Bidang Teknik dan Rekayasa; dan
-4c.
Bidang Layanan Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika
dan Aeroakustika.
Pasal 5
Bagian
Umum
ketatausahaan,
mempunyai
perencanaan,
tugas
keuangan,
melaksanakan
sumber
daya
manusia, rumah tangga, dan pelaporannya.
Pasal 6
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
pasal 5, Bagian Umum menyelenggarakan fungsi:
a.
pelaksanaan urusan tata usaha dan sumber daya
manusia;
b.
pelaksanaan urusan perencanaan dan keuangan; dan
c.
pelayanan administrasi rumah tangga.
Pasal 7
Bagian Umum terdiri atas:
a.
Subbagian Tata Usaha dan SDM;
b.
Subbagian Perencanaan dan Keuangan; dan
c.
Subbagian Rumah Tangga.
Pasal 8
(1)
Subbagian Tata Usaha dan SDM mempunyai tugas
melaksanakan urusan surat menyurat, pengetikan,
penggandaan,
kearsipan,
perpustakaan
dan
melakukan urusan tata usaha kepegawaian serta
kesejahteraan pegawai.
(2)
Subbagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai
tugas melaksanakan penyusunan program, monitoring
dan
evaluasi
program,
penyusunan
perbendaharaan, pengujian,
Perintah Membayar, pelaporan.
anggaran,
dan penerbitan Surat
-5(3)
Subbagian
Rumah
Tangga
melakukan
urusan
perawatan,
dan
pengangkutan,
mempunyai
perlengkapan,
pemeliharaan
protokol,
tugas
peralatan,
sarana
persidangan,
fisik,
serta
pengamanan dalam dan ketertiban.
Pasal 9
Bidang
Teknik
menyediakan
teknis
dan
dan
untuk
Rekayasa
mengoperasikan
penerapan
mempunyai
fasilitas
teknologi
tugas
pelayanan
aerodinamika,
aeroelastika, dan aeroakustika.
Pasal 10
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
pasal 9, Bidang Teknik dan Rekayasa menyelenggarakan
fungsi:
a.
penyediaan, pengoperasian, dan perawatan fasilitas
pelayanan teknis;
b.
penyediaan, pengoperasian, dan perawatan fasilitas
Informatika dan Elektronika; dan
c.
pelaksanaan rancang bangun dan pabrikasi model,
dan alat bantu.
Pasal 11
Bidang Teknik dan Rekayasa terdiri atas:
a.
Subbidang Model;
b.
Subbidang Operasi dan Perawatan; dan
c.
Subbidang Informatika dan Elektronika.
Pasal 12
(1)
Subbidang
Model
mempunyai
tugas
melakukan
rancang bangun dan pabrikasi kelengkapan sistem
peralatan, instrumentasi dan model yang diperlukan
untuk pelayanan teknis, melakukan dokumentasi
rancang bangun.
-6(2)
Subbidang Operasi dan Perawatan mempunyai tugas
melakukan pengoperasian fasilitas pelayanan teknis,
pemeriksaan
peralatan
rutin,
pemeliharaan
penunjang,
fasilitas
dan
perbaikan
dan
prasarana
elektromekanik.
(3)
Subbidang Informatika dan Elektronika mempunyai
tugas
mengatur
computer,
tata
laksana
pengambilan
dan
pemakaian
sistem
pengolahan
data,
penyajian data, pengembangan perangkat keras dan
lunak, merawat, memasang, dan mengkalibrasi alatalat elektronik dan alat ukur elektronik lainnya.
Pasal 13
Bidang Layanan Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika dan
Aeroakustika
mempunyai
tugas
menerapkan
metoda,
analisis untuk pelayanan teknis, teknologi aerodinamika,
aeroelastika,
dan
aeroakustika,
serta
mengkoordinasi
kegiatan pelayanan teknologi.
BAB III
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 14
Kelompok
Jabatan
Fungsional
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional
masing-masing
berdasarkan
peraturan
perundang-
undangan.
Pasal 15
(1)
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah
tenaga
fungsional
yang
terbagi
dalam
berbagai
kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian
atau keterampilannya.
(2)
Masing-masing
kelompok
jabatan
fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan
oleh Kepala.
-7(3)
Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan
beban kerja.
(4)
Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
BAB IV
TATA KERJA
Pasal 16
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, BBTA3 harus
menyusun peta proses bisnis.
Pasal 17
Kepala menyampaikan laporan kepada Deputi Bidang
Teknologi
Industri,
Rancang
Bangun
dan
Rekayasa
mengenai hasil pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang
teknologi aerodinamika, aeroelastika, dan aeroakustika
secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali
atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.
Pasal 18
BBTA3 harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan,
uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh
jabatan di unitnya
Pasal 19
Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam
hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun
daerah.
-8Pasal 20
Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem
pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing
untuk
mewujudkan
terlaksananya
mekanisme
akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi.
Pasal 21
Setiap
pimpinan
memimpin
dan
unit
organisasi
bertanggung
mengkoordinasikan
bawahan
jawab
dan
memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas
bawahan.
Pasal 22
Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan
mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan
masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara
berkala tepat pada waktunya.
Pasal 23
Dalam
melaksanakan
tugas,
setiap
pimpinan
unit
organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap unit organisasi di bawahnya.
BAB V
ESELON
Pasal 24
(1)
Kepala Balai Besar merupakan jabatan struktural
Eselon II.a.
(2)
Kepala Bagian dan Kepala Bidang merupakan jabatan
struktural Eselon III.a.
(3)
Kepala Subbagian dan Kepala Subbidang merupakan
jabatan struktural Eselon IV.a.
-9BAB VI
LOKASI
Pasal 25
BBTA3
berlokasi
di
kawasan
PUSPIPTEK,
Tangerang
Selatan.
BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 26
Bagan organisasi BBTA3 tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
ini.
Pasal 27
Perubahan organisasi dan tata kerja BBTA3 ditetapkan
oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang
menyelenggarakan
urusan
pemerintahan
di
bidang
aparatur negara.
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 28
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan
yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Unit
Pelaksana Teknis Laboratorium Aero-Gas Dinamika dan
Getaran sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Kepala
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi
Nomor
SK/055/KA/BPPT/II/1990 tentang Organisasi dan Tata
Kerja
Unit
Pelaksana
Teknis
Laboratorium
Aero-Gas
Dinamika dan Getaran tetap melaksanakan tugas dan
fungsinya
sampai
dengan
berdasarkan Peraturan ini.
diangkat
pejabat
baru
- 10 Pasal 29
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan
pelaksanaan Keputusan Kepala
Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi Nomor SK/055/KA/BPPT/II/1990
tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Laboratorium Aero-Gas Dinamika dan Getaran, dinyatakan
masih
tetap
berlaku
sepanjang
tidak
bertentangan
dan/atau belum diubah atau diganti dengan peraturan
pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan ini.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 30
Dengan
Badan
berlakunya
Peraturan
Pengkajian
dan
ini,
Keputusan
Kepala
Teknologi
Nomor
Penerapan
SK/055/KA/BPPT/II/1990 tentang Organisasi dan Tata
Kerja
Unit
Pelaksana
Teknis
Laboratorium
Aero-Gas
Dinamika dan Getaran dinyatakan dicabut dan tidak
berlaku lagi.
Pasal 31
Peraturan
Kepala
Teknologi
ini
diundangkan.
Badan
mulai
Pengkajian
berlaku
dan
terhitung
Penerapan
pada
tanggal
- 11 Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam
Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 19 Oktober 2015
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal ...
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR ...
- 12 STRUKTUR ORGANISASI
BALAI BESAR TEKNOLOGI AERODINAMIKA, AEROELASTIKA,
DAN AEROAKUSTIKA
LAMPIRAN I
PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 013 TAHUN 2015
TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI
BESAR
TEKNOLOGI
AERODINAMIKA,
AEROELASTIKA, DAN AEROAKUSTIKA
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
B
(BPPT)
A
D
A
N
P
PERATURAN
E
N
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN
G
TEKNOLOGI
NOMOR 014 TAHUN 2015
TENTANG
K
A
J
I
ORGANISASI DAN TATA KERJAA
N
BALAI BESAR TEKNOLOGI KEKUATAN STRUKTUR
D
A
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
N ESA
P
E
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN
TEKNOLOGI,
N
E
R
A
Menimbang
: a.
P
bahwa dalam rangka upaya peningkatan
kapasitas
A
organisasi dan pengembanganN teknologi kekuatan
struktur
untuk
peningkatan
daya
T
saing
industri
E
nasional, perlu dilakukan penataan
organisasi dan
K
tata kerja Balai Besar Teknologi Kekuatan
Struktur;
N
b.
O
bahwa telah diterbitkan Surat L Persetujuan Menteri
Negara
Reformasi
Pendayagunaan
Birokrasi
O
Aparatur
G
berdasarkan
I
Negara
Nomor
dan
:
(
B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal Penataan Organisasi
dan Tata Kerja Unit Pelaksana BTeknis di Lingkungan
BPPT tanggal 30 September 2015;
P
c.
bahwa berdasarkan pertimbangan
pada huruf a dan
P
b, perlu menetapkan organisasi dan tata kerja Balai
T
Besar Teknologi Kekuatan Struktur dengan Peraturan
ini;
)
-2Mengingat
: 1.
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non
Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun
2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 10);
2.
Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang
Unit
Organisasi
Pemerintah
dan
Non
Tugas
Departemen
Eselon
I
Lembaga
sebagaimana
beberapa kali diubah terakhir dengan
telah
Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11);
3.
Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang
Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam
Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi;
4.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara
Nomor
Pedoman
PER/18/M.PAN/
Organisasi
Kementerian
dan
Unit
Lembaga
11/2008
tentang
Pelaksana
Teknis
Pemerintah
Non
Kementerian;
5.
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN
KEPALA
BADAN
PENGKAJIAN
DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN
TATA
KERJA
STRUKTUR.
BALAI
BESAR
TEKNOLOGI
KEKUATAN
-3BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
Pasal 1
(1)
Balai
Besar
Teknologi
Kekuatan
Struktur
yang
selanjutnya di dalam peraturan ini disebut B2TKS
merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Deputi Bidang Teknologi Industri, Rancang Bangun
dan Rekayasa.
(2)
B2TKS dipimpin oleh Kepala.
Pasal 2
B2TKS
mempunyai
tugas
melaksanakan
kegiatan
pelayanan teknologi kekuatan struktur.
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2, B2TKS menyelenggarakan fungsi:
a.
pelaksanaan
perekayasaan
struktur
pada
pengujian,
serta
alat
inspeksi,
evaluasi
sertifikasi,
teknologi
transportasi,
kekuatan
bangunan
dan
peralatan industri;
b.
pelaksanaan
pengujian,
inspeksi,
sertifikasi,
perekayasaan karakterisasi material serta analisis
kerusakan dan umur sisa;
c.
pelaksanaan
perancangan,
manufaktur,
pengembangan dan pemeliharaan sarana uji; dan
d.
pelaksanaan urusan ketatausahaan dan sumber daya
manusia, perencanaan dan pelaporan program dan
kegiatan, keuangan, rumah tangga, kehumasan, dan
dokumentasi.
-4BAB II
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 4
B2TKS terdiri atas:
a.
Bagian Umum;
b.
Bidang Layanan Jasa Teknologi Kajian Struktur;
c.
Bidang Sarana Uji; dan
d.
Bidang Layanan Jasa Teknologi Kajian Material.
Pasal 5
Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan
tata usaha dan sumber daya manusia, perencanaan dan
pelaporan program serta kegiatan, keuangan, administrasi
pelayanan jasa teknologi, rumah tangga, kehumasan, dan
dokumentasi.
Pasal 6
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
pasal 5, Bagian Umum menyelenggarakan fungsi:
a.
pelaksanaan urusan tata usaha dan sumber daya
manusia, perencanaan dan pelaporan program dan
kegiatan;
b.
pelaksanaan
urusan
administrasi
keuangan
dan
administrasi pelayanan jasa teknologi; dan
c.
pelaksanaan urusan rumah tangga, kehumasan, dan
dokumentasi
Pasal 7
Bagian Umum terdiri atas:
a.
Subbagian Tata Usaha dan Sumber Daya Manusia;
b.
Subbagian Keuangan; dan
c.
Subbagian Rumah Tangga
-5Pasal 8
(1)
Subbagian Tata Usaha dan Sumber Daya Manusia
mempunyai tugas melaksanakan urusan tata usaha
dan
sumber
daya
manusia,
perencanaan,
dan
pelaporan program dan kegiatan.
(2)
Subbagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan
urusan
administrasi
keuangan
dan
administrasi
pelayanan jasa teknologi.
(3)
Subbagian Subbagian Rumah Tangga mempunyai
tugas
melaksanakan
urusan
rumah
tangga,
kehumasan dan dokumentasi.
Pasal 9
Bidang
Layanan
mempunyai
tugas
Jasa
Teknologi
melaksanakan
Kajian
pengujian,
Struktur
inspeksi,
sertifikasi, perekayasaan serta evaluasi kekuatan struktur
pada alat transportasi, bangunan dan peralatan industri.
Pasal 10
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
pasal 9, Bidang Layanan Jasa Teknologi Kajian Struktur
menyelenggarakan fungsi:
a.
pelaksanaan
pengujian,
inspeksi,
sertifikasi,
perekayasaan, dan evaluasi kekuatan struktur pada
alat transportasi; dan
b.
pelaksanaan
pengujian,
inspeksi,
sertifikasi,
perekayasaan, dan evaluasi kekuatan struktur pada
bangunan dan peralatan industri.
Pasal 11
Bidang Layanan Jasa Teknologi Kajian Struktur terdiri
atas:
a.
Subbidang Struktur Alat Transportasi; dan
b.
Subbidang Stuktur Bangunan dan Peralatan Industri.
-6Pasal 12
(1)
Subbidang Struktur Alat Transportasi mempunyai
tugas melaksanakan pengujian, inspeksi, sertifikasi,
perekayasaan, dan evaluasi kekuatan struktur pada
alat transportasi.
(2)
Subbidang Struktur Bangunan dan Peralatan Industri
mempunyai tugas melaksanakan pengujian, inspeksi,
sertifikasi,
perekayasaan,
dan
evaluasi
kekuatan
struktur pada bangunan dan peralatan industri.
Pasal 13
Bidang
Sarana
perancangan
Uji
dan
mempunyai
manufaktur,
tugas
melaksanakan
pengembangan,
dan
pemeliharaan sarana uji.
Pasal 14
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
pasal 13, Bidang Sarana Uji menyelenggarakan fungsi:
a.
pelaksanaan
perancangan,
manufaktur
dan
pengembangan sarana uji; dan
b.
pelaksanaan perawatan dan kalibrasi sarana uji.
Pasal 15
Bidang Sarana Uji terdiri atas:
a.
Subbidang
Perancangan,
Manufaktur
dan
Manufaktur
dan
Pengembangan Sistem; dan
b.
Subbidang Pemeliharaan.
Pasal 16
(1)
Subbidang
Pengembangan
melaksanakan
Perancangan,
Sistem
perancangan,
mempunyai
tugas
manufaktur
dan
pengembangan sarana uji.
(2)
Subbidang
Pemeliharaan
mempunyai
tugas
melaksanakan perawatan dan kalibrasi sarana uji.
-7Pasal 17
Bidang Layanan Jasa Teknologi Kajian Material mempunyai
tugas melaksanakan pengujian, inspeksi, sertifikasi, dan
perekayasaan
karakterisasi
material
serta
analisis
kerusakan dan umur sisa.
Pasal 18
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
pasal 17, Bidang Layanan Jasa Teknologi Kajian Material
menyelenggarakan fungsi:
a.
pelaksanaan
pengujian,
inspeksi,
sertifikasi,
dan
perekayasaan karakterisasi material komponen dan
struktur; dan
b.
pelaksanaan
pengujian,
inspeksi,
sertifikasi,
perekayasaan, dan analisis kerusakan dan umur sisa
komponen dan struktur.
Pasal 19
Bidang Layanan Jasa Teknologi Kajian Material terdiri atas:
a.
Subbidang Karakteristik Material dan Inspeksi Teknis;
dan
b.
Subbidang Analisis Kerusakan dan Umur Sisa.
Pasal 20
(1)
Subbidang Karakteristik Material dan Inspeksi Teknis
mempunyai tugas melaksanakan pengujian, inspeksi,
sertifikasi, dan perekayasaan karakterisasi material.
(2)
Subbidang
Analisis
melaksanakan
Kerusakan
pengujian,
dan
Umur
inspeksi,
Sisa
sertifikasi,
perekayasaan dan analisis kerusakan dan umur sisa.
BAB III
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 21
Kelompok
Jabatan
Fungsional
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional
masing-masing
undangan.
berdasarkan
peraturan
perundang-
-8Pasal 22
(1)
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah
tenaga
fungsional
yang
terbagi
dalam
berbagai
kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian
atau keterampilannya.
(2)
Masing-masing
kelompok
jabatan
fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan
oleh Kepala.
(3)
Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan
beban kerja.
(3)
Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
BAB IV
TATA KERJA
Pasal 23
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, B2TKS harus
menyusun peta proses bisnis
Pasal 24
Kepala menyampaikan laporan kepada Deputi Bidang
Teknologi
Industri
Rancang
Bangun
dan
Rekayasa
mengenai hasil pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang
teknologi kekuatan struktur secara berkala paling sedikit
setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai
kebutuhan.
Pasal 25
B2TKS harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan,
uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh
jabatan di unitnya.
-9Pasal 26
Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam
hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun
daerah.
Pasal 27
Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem
pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing
untuk
mewujudkan
terlaksananya
mekanisme
akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi.
Pasal 28
Setiap
pimpinan
memimpin
dan
unit
organisasi
bertanggung
mengkoordinasikan
bawahan
jawab
dan
memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas
bawahan.
Pasal 29
Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan
mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan
masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara
berkala tepat pada waktunya.
Pasal 30
Dalam
melaksanakan
tugas,
setiap
pimpinan
unit
organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap unit organisasi di bawahnya.
- 10 BAB V
ESELON
Pasal 31
(1)
Kepala Balai Besar merupakan jabatan struktural
Eselon II.a.
(2)
Kepala Bagian dan Kepala Bidang merupakan jabatan
struktural Eselon III.a.
(3)
Kepala Subbagian dan Kepala Subbidang merupakan
jabatan struktural Eselon IV.a.
BAB VI
LOKASI
Pasal 32
B2TKS
berlokasi
di
kawasan
PUSPIPTEK,
Tangerang
Selatan.
BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 33
Bagan Organisasi B2TKS tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
ini.
Pasal 34
Perubahan organisasi dan tata kerja B2TKS ditetapkan oleh
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah
mendapat
persetujuan
menyelenggarakan
aparatur negara.
tertulis
urusan
dari
menteri
pemerintahan
di
yang
bidang
- 11 BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 35
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan
yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Besar
Teknologi
Kekuatan
Struktur
sebagaimana
dimaksud
dalam Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi Nomor 045/Kp/KA/IV/2004 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur
tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan
diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini.
Pasal 36
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan
pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi Nomor 045/Kp/KA/IV/2004 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Teknologi Kekuatan
Struktur, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan
peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan
ini.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 37
Dengan
Badan
berlakunya
Pengkajian
Peraturan
dan
ini,
Penerapan
Keputusan
Kepala
Teknologi
Nomor
045/Kp/KA/IV/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Balai Besar Teknologi
Kekuatan Struktur
dicabut dan tidak berlaku lagi.
dinyatakan
- 12 Pasal 38
Peraturan
Kepala
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam
Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 19 Oktober 2015
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR ....
- 13 STRUKTUR ORGANISASI
BALAI BESAR TEKNOLOGI KEKUATAN STRUKTUR
LAMPIRAN I
PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 014 TAHUN
2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA
BALAI
BESAR
TEKNOLOGI
KEKUATAN
STRUKTUR
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
B
(BPPT)
A
D
A
N
P
PERATURAN
E
N
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN
G
TEKNOLOGI
NOMOR 015 TAHUN 2015
TENTANG
K
A
J
I
ORGANISASI DAN TATA KERJAA
N
BALAI TEKNOLOGI INDUSTRI KREATIF KERAMIK
D
A
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
N ESA
P
E
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN
TEKNOLOGI,
N
E
Menimbang :
a.
R
bahwa dalam rangka meningkatkan
efektifitas dan
A
efisiensi
pelaksanaan
tugas
P
A
dan
fungsi,
perlu
dilakukan penyempurnaan organisasi
dan tata kerja
N
Unit
Pelaksana
Teknis
Pengembangan
T
Seni
dan
E
Teknologi Keramik dan Porselin
Bali menjadi Balai
K
Teknologi Industri Kreatif Keramik;
N
b.
O
bahwa telah diterbitkan Surat L Persetujuan Menteri
Negara
Pendayagunaan
Reformasi
Birokrasi
O
Aparatur
G
berdasarkan
I
Negara
Surat
dan
Nomor
:
(
B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal Penataan Organisasi
dan Tata Kerja Unit Pelaksana BTeknis di lingkungan
BPPT tanggal 30 September 2015;
P
c.
bahwa
berdasarkan
pertimbangan
P
sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan
T
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi tentang
)
Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Pengembangan Seni dan Teknologi
Keramik dan Porselin Bali dengan Peraturan ini;
-2Mengingat
: 1.
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non
Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun
2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 10);
2.
Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang
Unit
Organisasi
Pemerintah
dan
Non
Tugas
Eselon
Departemen
I
Lembaga
sebagaimana
beberapa kali diubah terakhir dengan
telah
Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11);
3.
Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang
Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam
Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi;
4.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara
Nomor
Pedoman
PER/18/M.PAN/
Organisasi
Kementerian
dan
Unit
Lembaga
11/2008
tentang
Pelaksana
Teknis
Pemerintah
Non
Kementerian;
5.
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN
KEPALA
BADAN
PENGKAJIAN
DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN
TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI INDUSTRI KREATIF
KERAMIK.
.
-3BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
Bagian Kesatu
Kedudukan
Pasal 1
(1)
Balai
Teknologi
Industri
Kreatif
Keramik
yang
selanjutnya di dalam peraturan ini disebut BTIKK
merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Direktur Pusat Teknoprener dan Klaster Industri,
Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi.
(2)
BTIKK dipimpin oleh Kepala.
Bagian Kedua
Tugas dan Fungsi
Pasal 2
BTIKK
mempunyai
tugas
melaksanakan
kegiatan
pelayanan teknologi industri kreatif keramik.
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2, BTIKK menyelenggarakan fungsi:
a.
pelaksanaan
fasilitasi
dan
konsultasi
teknologi
industri kreatif keramik meliputi glasir, warna, dan
badan keramik, seni dan disain, tekno-ekonomi,
karakteristik kimia dan fisika, serta pengujian mutu
produk;
b.
pelaksanaan perekayasaan produk kreatif keramik dan
pelayanan jasa teknologi industri kreatif keramik;
c.
penyiapan
program,
pemantauan,
dan
evaluasi
pelaksanaan program;
d.
pengelolaan sarana pengujian dan produksi; dan
-4e.
pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan
Balai Teknologi Industri Kreatif Keramik.
BAB II
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 4
BIT terdiri atas:
a.
Subbagian Tata Usaha;
b.
Seksi Program dan Penerapan Teknologi; dan
c.
Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi.
Pasal 5
(1)
Subbagian
Tata
Usaha
mempunyai
tugas
melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata
laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan,
dan rumah tangga Balai.
(2)
Seksi Program dan Penerapan Teknologi mempunyai
tugas melaksanakan perekayasaan produk kreatif
keramik, pengujian bahan dan produk kreatif keramik,
serta
pengelolaan
fasilitas
produksi
dan
fasilitas
pengujian.
(3)
Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi
mempunyai tugas melaksanakan perumusan program,
monitoring dan evaluasi, kerja sama, dan pelayanan
jasa teknologi serta pengembangan jasa teknologi.
BAB III
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 6
Kelompok
Jabatan
Fungsional
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional
masing-masing
undangan.
berdasarkan
peraturan
perundang-
-5Pasal 7
(1)
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah
tenaga
fungsional
yang
terbagi
dalam
berbagai
kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian
atau keterampilannya.
(2)
Masing-masing
kelompok
jabatan
fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan
oleh Kepala.
(3)
Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan
beban kerja.
(4)
Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
BAB IV
TATA KERJA
Pasal 8
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Balai Teknologi
Industri Kreatif Keramik harus menyusun peta proses
bisnis.
Pasal 9
Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat
Teknoprener
dan
Klaster
Industri
mengenai
hasil
pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang teknologi industri
kreatif keramik secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga)
bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.
Pasal 10
BTIKK harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan,
uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh
jabatan di unitnya.
-6Pasal 11
Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam
hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun
daerah.
Pasal 12
Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem
pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing
untuk
mewujudkan
terlaksananya
mekanisme
akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi.
Pasal 13
Setiap
pimpinan
memimpin
dan
unit
organisasi
bertanggung
mengkoordinasikan
bawahan
jawab
dan
memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas
bawahan.
Pasal 14
Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan
mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan
masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara
berkala tepat pada waktunya.
Pasal 15
Dalam
melaksanakan
tugas,
setiap
pimpinan
unit
organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap unit organisasi di bawahnya.
-7BAB V
ESELON
Pasal 16
(1)
Kepala Balai merupakan jabatan struktural eselon
III.a.
(2)
Kepala
Subbagian
dan
Kepala
Seksi
merupakan
jabatan struktural eselon IV.a.
BAB VI
LOKASI
Pasal 17
BTIKK berlokasi di Denpasar.
BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 18
Bagan Organisasi BTIKK tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
ini.
Pasal 19
Perubahan organisasi dan tata kerja BTIKK ditetapkan oleh
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah
mendapat
persetujuan
menyelenggarakan
aparatur negara.
tertulis
urusan
dari
menteri
pemerintahan
di
yang
bidang
-8BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 20
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan
yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Unit
Pelaksana
Teknis
Pengembangan
Seni
dan
Teknologi
Keramik dan Porselin Bali sebagaimana dimaksud dalam
Keputusan
Kepala
Teknologi
Nomor
Organisasi
dan
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
SK/265/KA/BPPT/VII/1995
Tata
Kerja
Unit
Pelaksana
tentang
Teknis
Pengembangan Seni dan Teknologi Keramik dan Porselin
Bali tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai
dengan diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini.
Pasal 21
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan
pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi Nomor SK/265/KA/BPPT/VII/1995
tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Pengembangan Seni dan Teknologi Keramik dan Porselin
Bali, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan
peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan
ini.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 22
Dengan
Badan
berlakunya
Pengkajian
Peraturan
dan
ini,
Penerapan
Keputusan
Kepala
Teknologi
Nomor
SK/265/KA/BPPT/VII/1995 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Seni dan
Teknologi Keramik dan Porselin Bali dinyatakan dicabut
dan tidak berlaku lagi.
-9Pasal 23
Peraturan
Kepala
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam
Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 19 Oktober 2015
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal ...
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR ...
- 10 STRUKTUR ORGANISASI
BALAI TEKNOLOGI INDUSTRI KREATIF KERAMIK
LAMPIRAN I
PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 015 TAHUN
2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA
BALAI BALAI TEKNOLOGI INDUSTRI KREATIF
KERAMIK
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
B
(BPPT)
A
D
A
N
P
PERATURAN
E
N
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN
G
TEKNOLOGI
NOMOR 016 TAHUN 2015
TENTANG
K
A
J
I
ORGANISASI DAN TATA KERJAA
N
BALAI INKUBATOR TEKNOLOGI
D
A
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
N ESA
P
E
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN
TEKNOLOGI,
N
E
R
A
Menimbang
: a.
P
bahwa dalam rangka meningkatkan
efektifitas dan
efisiensi
pelaksanaan
tugas
A
N
dan
fungsi,
perlu
dilakukan penyempurnaan organisasi
dan tata kerja
T
Balai Inkubator Teknologi;
b.
E
K
bahwa telah diterbitkan Surat N Persetujuan Menteri
Negara
Pendayagunaan
Reformasi
Birokrasi
O
Aparatur
L
O
berdasarkan
G
Negara
Surat
dan
Nomor
:
B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal I Penataan Organisasi
(
dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di lingkungan
B
BPPT tanggal 30 September 2015;
c.
bahwa
berdasarkan
pertimbangan
P
sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan Pb, perlu menetapkan
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi tentang
T
Organisasi dan Tata Kerja Balai
)
Inkubator Teknologi dengan Peraturan ini;
-2Mengingat
: 1.
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non
Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun
2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 10);
2.
Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang
Unit
Organisasi
Pemerintah
dan
Non
Tugas
Eselon
Departemen
I
Lembaga
sebagaimana
beberapa kali diubah terakhir dengan
telah
Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11);
3.
Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang
Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam
Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi;
4.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara
Nomor
Pedoman
PER/18/M.PAN/
Organisasi
Kementerian
dan
Unit
Lembaga
11/2008
tentang
Pelaksana
Teknis
Pemerintah
Non
Kementerian;
5.
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN
KEPALA
BADAN
PENGKAJIAN
DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN
TATA KERJA BALAI INKUBATOR TEKNOLOGI.
-3BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
Bagian Kesatu
Kedudukan
Pasal 1
(1)
Balai Inkubator Teknologi yang selanjutnya di dalam
peraturan ini disebut BIT merupakan Unit Pelaksana
Teknis
di
lingkungan
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan Teknologi yang berada di bawah dan
bertanggung
jawab
kepada
Direktur
Pusat
Teknoprener dan Klaster Industri, Deputi Bidang
Pengkajian Kebijakan Teknologi.
(2)
BIT dipimpin oleh Kepala.
Bagian Kedua
Tugas dan Fungsi
Pasal 2
BIT mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan
inkubasi teknologi.
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2, BIT menyelenggarakan fungsi:
a.
pelaksanaan fasilitasi dan konsultasi manajemen dan
bisnis, aspek legal, dan dukungan fasilitas inkubasi
bisnis untuk mendukung pengembangan koperasi,
usaha kecil dan menengah berbasis teknologi atau
inovasi;
b.
pelaksanaan fasilitasi dan konsultasi pengembangan
sumber daya manusia kewirausahaan, pengembangan
jaringan bisnis, akses pembiayaan, dan kerja sama
baik dalam maupun luar negeri, serta pemasyarakatan
jasa inkubasi;
-4c.
pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan
Balai Inkubator Teknologi.
BAB II
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 4
BIT terdiri atas:
a.
Subbagian Tata Usaha;
b.
Seksi Program dan Penerapan Teknologi; dan
c.
Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi.
Pasal 5
(1)
Subbagian
Tata
Usaha
mempunyai
tugas
melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata
laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan,
dan rumah tangga Balai.
(2)
Seksi Program dan Penerapan Teknologi mempunyai
tugas
melaksanakan
fasilitasi
dan
konsultasi
manajemen dan bisnis, aspek legal dan dukungan
fasilitas dalam rangka pengembangan koperasi, usaha
kecil dan menengah berbasis teknologi atau inovasi.
(3)
Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi
mempunyai tugas melaksanakan fasilitasi konsultasi
pengembangan sumber daya manusia kewirausahaan,
pengembangan jaringan bisnis, akses pembiayaan,
dan kerja sama baik dalam maupun luar negeri, serta
pemasyarakatan jasa inkubasi.
-5BAB III
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 6
Kelompok
Jabatan
Fungsional
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional
masing-masing
berdasarkan
peraturan
perundang-
undangan.
Pasal 7
(1)
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah
tenaga
fungsional
yang
terbagi
dalam
berbagai
kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian
atau keterampilannya.
(2)
Masing-masing
kelompok
jabatan
fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan
oleh Kepala.
(3)
Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan
beban kerja.
(4)
Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
BAB IV
TATA KERJA
Pasal 8
Dalam
melaksanakan
tugas
dan
fungsi,
BIT
harus
menyusun peta proses bisnis.
Pasal 9
Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat
Teknoprener
dan
Klaster
Industri
mengenai
hasil
pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang inkubasi teknologi
secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali
atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.
-6Pasal 10
BIT harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan, uraian
tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh jabatan di
unitnya.
Pasal 11
Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam
hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun
daerah.
Pasal 12
Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem
pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing
untuk
mewujudkan
terlaksananya
mekanisme
akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi.
Pasal 13
Setiap
pimpinan
memimpin
dan
unit
organisasi
bertanggung
mengkoordinasikan
bawahan
jawab
dan
memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas
bawahan.
Pasal 14
Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan
mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan
masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara
berkala tepat pada waktunya.
Pasal 15
Dalam
melaksanakan
tugas,
setiap
pimpinan
unit
organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap unit organisasi di bawahnya.
-7BAB V
ESELON
Pasal 16
(1)
Kepala Balai merupakan jabatan struktural eselon
III.a.
(2)
Kepala
Subbagian
dan
Kepala
Seksi
merupakan
jabatan struktural eselon IV.a.
BAB VI
LOKASI
Pasal 17
BIT berlokasi di kawasan PUSPIPTEK, Tangerang Selatan.
BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 18
Bagan Organisasi BIT tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
ini.
Pasal 19
Perubahan organisasi dan tata kerja BIT ditetapkan oleh
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah
mendapat
persetujuan
menyelenggarakan
aparatur negara.
tertulis
urusan
dari
menteri
pemerintahan
di
yang
bidang
-8BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 20
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan
yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai
Inkubator
Teknologi
Keputusan
Kepala
sebagaimana
Badan
dimaksud
Pengkajian
dan
dalam
Penerapan
Teknologi Nomor 032/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi
dan
Tata
Kerja
melaksanakan
Balai
tugas
Inkubator
dan
Teknologi
fungsinya
sampai
tetap
dengan
diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini.
Pasal 21
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan
pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi Nomor 032/Kp/KA/IV/2001 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Inkubator Teknologi,
dinyatakan
masih
tetap
berlaku
sepanjang
tidak
bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan
peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan
ini.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 22
Dengan
Badan
berlakunya
Pengkajian
Peraturan
dan
ini,
Penerapan
Keputusan
Kepala
Teknologi
Nomor
032/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Balai Inkubator Teknologi
berlaku lagi.
dinyatakan dicabut dan tidak
-9Pasal 23
Peraturan
Kepala
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam
Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 19 Oktober 2015
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal ...
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR …
STRUKTUR ORGANISASI
BALAI INKUBATOR TEKNOLOGI
LAMPIRAN I
PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 016 TAHUN
2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA
BALAI INKUBATOR TEKNOLOGI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
B
(BPPT)
A
D
A
N
P
PERATURAN
E
N
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN
G
TEKNOLOGI
NOMOR 017 TAHUN 2015
TENTANG
K
A
J
I
ORGANISASI DAN TATA KERJAA
N
BALAI TEKNOLOGI SURVEI KELAUTAN
D
A
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
N ESA
P
E
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN
TEKNOLOGI,
N
E
R
A
Menimbang
: a.
P
bahwa dalam rangka meningkatkan
efektifitas dan
efisiensi
pelaksanaan
tugas
A
N
dan
fungsi,
perlu
dilakukan penyempurnaan organisasi
dan tata kerja
T
Balai Teknologi Survei Kelautan; E
b.
K
bahwa telah diterbitkan Surat N Persetujuan Menteri
Negara
Pendayagunaan
Reformasi
Birokrasi
O
Aparatur
L
O
berdasarkan
G
Negara
Surat
dan
Nomor
:
B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal I Penataan Organisasi
(
dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di lingkungan
B
BPPT tanggal 30 September 2015;
c.
bahwa
berdasarkan
pertimbangan
P
sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan Pb, perlu menetapkan
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi tentang
T
Organisasi dan Tata Kerja Balai
Teknologi Survei Kelautan;
)
-2Mengingat
: 1.
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non
Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun
2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 10);
2.
Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang
Unit
Organisasi
Pemerintah
dan
Non
Tugas
Eselon
Departemen
I
Lembaga
sebagaimana
beberapa kali diubah terakhir dengan
telah
Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11);
3.
Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang
Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam
Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi;
4.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara
Nomor
Pedoman
PER/18/M.PAN/
Organisasi
Kementerian
dan
Unit
Lembaga
11/2008
tentang
Pelaksana
Teknis
Pemerintah
Non
Kementerian;
5.
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN
KEPALA
BADAN
PENGKAJIAN
DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN
TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI SURVEI KELAUTAN.
-3BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
Bagian Kesatu
Kedudukan
Pasal 1
(1)
Balai Teknologi Survei Kelautan yang selanjutnya di
dalam
peraturan
ini
disebut
Balai
TEKSURLA
merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Direktur Pusat Teknologi Sumber Daya Wilayah,
Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya
Alam.
(2)
Balai TEKSURLA dipimpin oleh Kepala.
Bagian Kedua
Tugas dan Fungsi
Pasal 2
Balai TEKSURLA mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
pelayanan teknologi survei dan observasi kelautan.
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2, Balai TEKSURLA menyelenggarakan fungsi:
a.
penyusunan rencana program dan anggaran, operasi
survei
dan
observasi,
monitoring,
dan
evaluasi
pelaksanaan program dan anggaran;
b.
pelaksanaan
teknologi,
pemasaran
dan
produk,
pemasyarakatan
pelayanan
hasil
survei
jasa
dan
observasi kelautan;
c.
pelaksanaan kerjasama riset kelautan baik skala
nasional maupun internasional;
-4d.
pengelolaan data dan informasi hasil survei dan
observasi kelautan;
e.
pengelolaan kapal-kapal Riset Baruna Jaya BPPT,
pengelolaan
beserta
dan
sarana
pengoperasian
penunjangnya
peralatan
serta
survei
pengelolaan
sarana prasarana National Science and Techno Park
(NSTP) Maritim Penajam Paser Utara; dan
f.
pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan
Balai Teknologi Survei Kelautan.
BAB II
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 4
Balai TEKSURLA terdiri atas:
a.
Subbagian Tata Usaha;
b.
Seksi Program dan Operasi Survei; dan
c.
Seksi Sarana dan Prasaran.
Pasal 5
(1)
Subbagian
Tata
Usaha
mempunyai
tugas
melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata
laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan,
dan rumah tangga Balai.
(2)
Seksi Program dan Operasi Survei mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan rencana, pemantauan dan
evaluasi
pelaksanaan
program
dan
anggaran,
perencanaan dan pelaksanaan operasi survei dan
observasi
kelautan,
teknologi
survei
pemasaran
dan
produk
observasi
dan
jasa
kelautan,
pemasyarakatan hasil survei dan observasi kelautan,
pelaksanaan kerjasama survei, observasi dan riset
kelautan baik skala nasional maupun internasional,
serta pengelolaan data dan informasi hasil survei dan
observasi kelautan.
-5(3)
Seksi
Sarana
dan
Prasarana
mempunyai
tugas
melaksanakan urusan pengelolaan, pemeliharaan dan
pengoperasian kapal riset dan peralatan survei beserta
sarana-prasarana
penunjangnya,
termasuk
pengelolaan National Science and Techno Park (NSTP)
Maritim Penajam Paser Utara.
BAB III
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 6
Kelompok
Jabatan
Fungsional
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional
masing-masing
berdasarkan
peraturan
perundang-
undangan.
Pasal 7
(1)
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah
tenaga
fungsional
yang
terbagi
dalam
berbagai
kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian
atau keterampilannya.
(2)
Masing-masing
kelompok
jabatan
fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan
oleh Kepala.
(3)
Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan
beban kerja.
(4)
Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
BAB IV
TATA KERJA
Pasal 8
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Balai TEKSURLA
harus menyusun peta proses bisnis.
-6Pasal 9
Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat
Teknologi
Sumber
Daya
Wilayah
mengenai
hasil
pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang teknologi survei
dan observasi kelautan secara berkala paling sedikit setiap
3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.
Pasal 10
Balai TEKSURLA harus menyusun analisis jabatan, peta
jabatan, uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap
seluruh jabatan di unitnya.
Pasal 11
Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam
hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun
daerah.
Pasal 12
Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem
pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing
untuk
mewujudkan
terlaksananya
mekanisme
akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi.
Pasal 13
Setiap
pimpinan
memimpin
dan
unit
organisasi
bertanggung
mengkoordinasikan
bawahan
jawab
dan
memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas
bawahan.
Pasal 14
Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan
mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan
masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara
berkala tepat pada waktunya.
-7Pasal 15
Dalam
melaksanakan
tugas,
setiap
pimpinan
unit
organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap unit organisasi di bawahnya.
BAB V
ESELON
Pasal 16
(1)
Kepala Balai merupakan jabatan struktural eselon
III.a.
(2)
Kepala
Subbagian
dan
Kepala
Seksi
merupakan
jabatan struktural eselon IV.a.
BAB VI
LOKASI
Pasal 17
Balai TEKSURLA berlokasi di Jakarta.
BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 18
Bagan
Organisasi
Balai
TEKSURLA
tercantum
dalam
Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Peraturan ini.
Pasal 19
Perubahan organisasi dan tata kerja Balai TEKSURLA
ditetapkan oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi
setelah
mendapat
persetujuan
tertulis
dari
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang aparatur negara.
-8BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 20
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan
yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai
Teknologi Survei Kelautan sebagaimana dimaksud dalam
Keputusan
Kepala
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi Nomor 046/Kp/KA/IV/2004 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Balai Teknologi Survei Kelautan tetap
melaksanakan
tugas
dan
fungsinya
sampai
dengan
diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini.
Pasal 21
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan
pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi Nomor 046/Kp/KA/IV/2004 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Teknologi Survei Kelautan,
dinyatakan
masih
tetap
berlaku
sepanjang
tidak
bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan
peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan
ini.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 22
Dengan
Badan
berlakunya
Pengkajian
Peraturan
dan
ini,
Penerapan
Keputusan
Kepala
Teknologi
Nomor
046/Kp/KA/IV/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Balai Teknologi Survei Kelautan dinyatakan dicabut dan
tidak berlaku lagi.
-9Pasal 23
Peraturan
Kepala
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam
Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 19 Oktober 2015
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal ...
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR …
STRUKTUR ORGANISASI
BALAI TEKNOLOGI SURVEI KELAUTAN
LAMPIRAN I
PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 017 TAHUN
2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA
BALAI TEKNOLOGI SURVEI KELAUTAN
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
B
(BPPT)
A
D
A
N
P
PERATURAN
E
N
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN
G
TEKNOLOGI
NOMOR 018 TAHUN 2015
TENTANG
K
A
J
I
ORGANISASI DAN TATA KERJAA
N
BALAI TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR DAN LIMBAH
D
A
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
N ESA
P
E
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN
TEKNOLOGI,
N
E
R
A
Menimbang
: a.
P
bahwa dalam rangka meningkatkan
efektifitas dan
efisiensi
pelaksanaan
tugas
A
N
dan
fungsi,
perlu
dilakukan penyempurnaan organisasi
dan tata Balai
T
Teknologi
Lingkungan
E
menjadi
K
Pengolahan Air dan Limbah:
b.
Balai
Teknologi
N
O
bahwa telah diterbitkan Surat L Persetujuan Menteri
Negara
Pendayagunaan
Reformasi
Birokrasi
O
Aparatur
G
berdasarkan
I
Negara
Surat
dan
Nomor
:
(
B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal Penataan Organisasi
dan Tata Kerja Unit Pelaksana BTeknis di lingkungan
BPPT tanggal 30 September 2015;
P
c.
bahwa
berdasarkan
pertimbangan
P
sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan
T
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi tentang
)
Organisasi dan Tata Kerja Balai
Teknologi Pengolahan Air dan Limbah dengan Peraturan
ini;
-2Mengingat
: 1.
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non
Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun
2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 10);
2.
Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang
Unit
Organisasi
Pemerintah
dan
Non
Tugas
Eselon
Departemen
I
Lembaga
sebagaimana
beberapa kali diubah terakhir dengan
telah
Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11);
3.
Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang
Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam
Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi;
4.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara
Nomor
Pedoman
PER/18/M.PAN/
Organisasi
Kementerian
dan
Unit
Lembaga
11/2008
tentang
Pelaksana
Teknis
Pemerintah
Non
Kementerian;
5.
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN
KEPALA
BADAN
PENGKAJIAN
DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN
TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR DAN
LIMBAH.
-3BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
Bagian Kesatu
Kedudukan
Pasal 1
(1)
Balai Teknologi Pengolahan Air dan Limbah yang
selanjutnya di dalam peraturan ini disebut BTPAL
merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Direktur Pusat Teknologi Lingkungan, Deputi Bidang
Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam.
(2)
BTPAL dipimpin oleh Kepala.
Bagian Kedua
Tugas dan Fungsi
Pasal 2
BTPAL
mempunyai
tugas
melaksanakan
kegiatan
pelayanan teknologi pengelolaan air dan limbah.
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2, BTPAL menyelenggarakan fungsi:
a.
perekayasaan teknologi di bidang pengelolaan air dan
limbah dalam bentuk penyusunan Desain Rekayasa
Detil, Analisis Neraca Air, Studi Kelayakan, Kajian
Resiko Lingkungan serta pembuatan Purwarupa dan
pembangunan
peningkatan
Pilot
Plant
kualitas
penanganan limbah
untuk
dan
penyediaan
kuantitas
air
dan
serta
bagi kepentingan masyarakat
industri, domestik, akademik dan pemerintah daerah
dalam lingkup pengelolaan air dan limbah;
-4b.
perencanaan,
pelaksanaan,
dan
pengembangan
layanan jasa di bidang teknologi pengelolaan air dan
limbah dalam bentuk pengujian kualitas air dan
limbah, pelatihan operasional unit pengolah air dan
limbah serta analisis laboratorium bagi industri,
domestik, akademik serta pemerintah daerah; dan
c.
pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan
Balai Teknologi Pengolahan Air dan Limbah.
BAB II
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 4
BTPAL terdiri atas:
a.
Subbagian Tata Usaha;
b.
Seksi Program dan Penerapan Teknologi; dan
c.
Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi.
Pasal 5
(1)
Subbagian
Tata
Usaha
mempunyai
tugas
melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata
laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan,
dan rumah tangga Balai.
(2)
Seksi
Program
mempunyai
dan
tugas
Pengembangan
Teknologi
melaksanakan
program
perekayasaan dan penerapan
teknologi pengelolaan
air dan limbah, menyusun anggaran pelaksanaan
program serta merencanakan peningkatan mutu SDM.
(3)
Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi
mempunyai
tugas
melaksanakan
kerja
sama
kemitraan dan pelayanan jasa teknologi di bidang
pengelolaan air dan limbah serta menyusun angaran
pelaksanaan
kerja
sama
dan
pelayanan
jasa
berdasarkan rencana operasional di lingkungan Balai
Teknologi Pengolahan Air dan Limbah.
-5BAB III
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 6
Kelompok
Jabatan
Fungsional
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional
masing-masing
berdasarkan
peraturan
perundang-
undangan.
Pasal 7
(1)
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah
tenaga
fungsional
yang
terbagi
dalam
berbagai
kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian
atau keterampilannya.
(2)
Masing-masing
kelompok
jabatan
fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan
oleh Kepala.
(3)
Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan
beban kerja.
(4)
Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
BAB IV
TATA KERJA
Pasal 8
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, BTPAL harus
menyusun peta proses bisnis.
Pasal 9
Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat
Teknologi Lingkungan mengenai hasil pelaksanaan tugas
dan fungsi di bidang teknologi pengelolaan air dan limbah
secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali
atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.
-6Pasal 10
BTPAL harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan,
uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh
jabatan di unitnya.
Pasal 11
Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam
hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun
daerah.
Pasal 12
Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem
pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing
untuk
mewujudkan
terlaksananya
mekanisme
akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi.
Pasal 13
Setiap
pimpinan
memimpin
dan
unit
organisasi
bertanggung
mengkoordinasikan
bawahan
jawab
dan
memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas
bawahan.
Pasal 14
Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan
mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan
masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara
berkala tepat pada waktunya.
Pasal 15
Dalam
melaksanakan
tugas,
setiap
pimpinan
unit
organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap unit organisasi di bawahnya.
-7BAB V
ESELON
Pasal 16
(1)
Kepala Balai merupakan jabatan struktural eselon
III.a.
(2)
Kepala
Subbagian
dan
Kepala
Seksi
merupakan
jabatan struktural eselon IV.a.
BAB VI
LOKASI
Pasal 17
BTPAL
berlokasi
di
kawasan
PUSPIPTEK,
Tangerang
Selatan.
BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 18
Bagan Organisasi BTPAL tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
ini.
Pasal 19
Perubahan organisasi dan tata kerja BTPAL ditetapkan oleh
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah
mendapat
persetujuan
menyelenggarakan
aparatur negara.
tertulis
urusan
dari
menteri
pemerintahan
di
yang
bidang
-8BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 20
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan
yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai
Teknologi
Lingkungan
Keputusan
Kepala
sebagaimana
Badan
dimaksud
Pengkajian
dan
dalam
Penerapan
Teknologi Nomor 030/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi
dan
Tata
Kerja
melaksanakan
Balai
tugas
Teknologi
dan
Lingkungan
fungsinya
sampai
tetap
dengan
diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini.
Pasal 21
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan
pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi Nomor 030/Kp/KA/IV/2001 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Teknologi Lingkungan,
dinyatakan
masih
tetap
berlaku
sepanjang
tidak
bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan
peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan
ini.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 22
Dengan
Badan
berlakunya
Pengkajian
030/Kp/KA/IV/2001
Peraturan
dan
ini,
Penerapan
Keputusan
Kepala
Teknologi
Nomor
tentang Organisasi dan Tata Kerja
Balai Teknologi Lingkungan dinyatakan dicabut dan tidak
berlaku lagi.
-9Pasal 23
Peraturan
Kepala
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam
Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 19 Oktober 2015
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal ...
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR …
STRUKTUR ORGANISASI
BALAI TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR DAN LIMBAH
LAMPIRAN I
PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 018 TAHUN
2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA
BALAI TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR DAN
LIMBAH
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
B
(BPPT)
A
D
A
N
P
PERATURAN
E
N
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN
G
TEKNOLOGI
NOMOR 019 TAHUN 2015
TENTANG
K
A
J
I
ORGANISASI DAN TATA KERJAA
N
BALAI BIOTEKNOLOGI
D
A
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
N ESA
P
E
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN
TEKNOLOGI,
N
E
R
A
Menimbang
: a.
P
bahwa dalam rangka meningkatkan
efektifitas dan
efisiensi
pelaksanaan
tugas
A
N
dan
fungsi,
perlu
dilakukan penyempurnaan organisasi
dan tata kerja
T
Balai
Pengkajian
E
Bioteknologi
Bioteknologi;
b.
menjadi
K
Balai
N
O
bahwa telah diterbitkan Surat L Persetujuan Menteri
Negara
Pendayagunaan
Reformasi
Birokrasi
O
Aparatur
G
berdasarkan
I
Negara
Surat
dan
Nomor
:
(
B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal Penataan Organisasi
dan Tata Kerja Unit Pelaksana BTeknis di lingkungan
BPPT tanggal 30 September 2015;
P
c.
bahwa
berdasarkan
pertimbangan
P
sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan
T
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi tentang
)
Organisasi dan Tata Kerja Balai
Bioteknologi dengan Peraturan ini;
-2Mengingat
: 1.
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non
Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun
2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 10);
2.
Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang
Unit
Organisasi
Pemerintah
dan
Non
Tugas
Eselon
Departemen
I
Lembaga
sebagaimana
beberapa kali diubah terakhir dengan
telah
Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11);
3.
Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang
Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam
Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi;
4.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara
Nomor
Pedoman
PER/18/M.PAN/
Organisasi
Kementerian
dan
Unit
Lembaga
11/2008
tentang
Pelaksana
Teknis
Pemerintah
Non
Kementerian;
5.
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN
KEPALA
BADAN
PENGKAJIAN
DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN
TATA KERJA BALAI BIOTEKNOLOGI.
-3BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
Bagian Kesatu
Kedudukan
Pasal 1
(1)
Balai Bioteknologi merupakan Unit Pelaksana Teknis
di
lingkungan
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Direktur Pusat Teknologi Farmasi dan
Medika, Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan
Bioteknologi
(2)
Balai Bioteknologi dipimpin oleh Kepala.
Bagian Kedua
Tugas dan Fungsi
Pasal 2
Balai
Bioteknologi
mempunyai
tugas
melaksanakan
kegiatan pelayanan bioteknologi.
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2, Balai Bioteknologi menyelenggarakan fungsi:
a.
perencanaan,
pelaksanaan,
pengkoordinasian,
monitoring dan evaluasi kegiatan teknis operasional
dan atau teknis penunjang dalam penerapan dan
layanan bioteknologi;
b.
perencanaan,
pelaksanaan,
pengkoordinasian
dan
pemasyarakatan di dalam pengembangan produk dan
layanan bioteknologi; dan
c.
pelaksanaan
keuangan,
urusan
kehumasan,
kesekretariatan,
pengelolaan sarana teknis.
rumah
kepegawaian,
tangga,
dan
-4BAB II
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 4
Balai Bioteknologi terdiri atas:
a.
Subbagian Tata Usaha;
b.
Seksi Program dan Penerapan Bioteknologi; dan
c.
Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi.
Pasal 5
(1)
Subbagian
Tata
melaksanakan
Usaha
urusan
mempunyai
kehumasan,
tugas
kepegawaian,
keuangan, tata laksana, surat menyurat, kearsipan,
perlengkapan, pengelolaan sarana teknis, dan rumah
tangga Balai;
(2)
Seksi
Program
dan
Penerapan
mempunyai tugas merencanakan,
mengkoordinasikan,
Bioteknologi
melaksanakan,
mengembangkan,
dan
mengevaluasi kegiatan teknis penerapan bioteknologi;
(3)
Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi
mempunyai tugas merencanakan, mengembangkan,
melaksanakan,
dan
mengkoordinasikan
kegiatan
kerja sama dan layanan bioteknologi.
BAB III
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 6
Kelompok
Jabatan
Fungsional
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional
masing-masing
undangan.
berdasarkan
peraturan
perundang-
-5Pasal 7
(1)
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah
tenaga
fungsional
yang
terbagi
dalam
berbagai
kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian
atau keterampilannya.
(2)
Masing-masing
kelompok
jabatan
fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan
oleh Kepala.
(3)
Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan
beban kerja.
(4)
Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
BAB IV
TATA KERJA
Pasal 8
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Balai Bioteknologi
harus menyusun peta proses bisnis.
Pasal 9
Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat
Teknologi Farmasi dan Medika mengenai hasil pelaksanaan
tugas dan fungsi di bidang bioteknologi secara berkala
paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktuwaktu sesuai kebutuhan.
Pasal 10
Balai Bioteknologi harus menyusun analisis jabatan, peta
jabatan, uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap
seluruh jabatan di unitnya.
-6Pasal 11
Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam
hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun
daerah.
Pasal 12
Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem
pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing
untuk
mewujudkan
terlaksananya
mekanisme
akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi.
Pasal 13
Setiap
pimpinan
memimpin
dan
unit
organisasi
bertanggung
mengkoordinasikan
bawahan
jawab
dan
memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas
bawahan.
Pasal 14
Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan
mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan
masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara
berkala tepat pada waktunya.
Pasal 15
Dalam
melaksanakan
tugas,
setiap
pimpinan
unit
organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap unit organisasi di bawahnya.
-7BAB V
ESELON
Pasal 16
(1)
Kepala Balai merupakan jabatan struktural eselon
III.a.
(2)
Kepala
Subbagian
dan
Kepala
Seksi
merupakan
jabatan struktural eselon IV.a.
BAB VI
LOKASI
Pasal 17
Balai Bioteknologi
berlokasi di kawasan PUSPIPTEK,
Tangerang Selatan.
BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 18
Bagan Organisasi Balai Bioteknologi
tercantum dalam
Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Peraturan ini.
Pasal 19
Perubahan organisasi dan tata kerja Balai Bioteknologi
ditetapkan oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi
setelah
mendapat
persetujuan
tertulis
dari
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang aparatur negara.
-8BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 20
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan
yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai
Pengkajian Bioteknologi sebagaimana dimaksud dalam
Keputusan
Kepala
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi Nomor 024/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi
dan
Tata
Kerja
melaksanakan
Balai
tugas
Pengkajian
dan
Bioteknologi
fungsinya
sampai
tetap
dengan
diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini.
Pasal 21
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan
pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi Nomor 024/Kp/KA/IV/2001 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengkajian Bioteknologi,
dinyatakan
masih
tetap
berlaku
sepanjang
tidak
bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan
peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan
ini.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 22
Dengan
Badan
berlakunya
Pengkajian
024/Kp/KA/IV/2001
Peraturan
dan
ini,
Penerapan
Keputusan
Kepala
Teknologi
Nomor
tentang Organisasi dan Tata Kerja
Balai Pengkajian Bioteknologi dinyatakan dicabut dan tidak
berlaku lagi.
-9Pasal 23
Peraturan
Kepala
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam
Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 19 Oktober 2015
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal ...
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR …..
- 10 STRUKTUR ORGANISASI
BALAI BIOTEKNOLOGI
LAMPIRAN I
PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 019 TAHUN
2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA
BALAI BIOTEKNOLOGI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
B
(BPPT)
A
D
A
N
P
PERATURAN
E
N
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN
G
TEKNOLOGI
NOMOR 020 TAHUN 2015
TENTANG
K
A
J
I
ORGANISASI DAN TATA KERJAA
BALAI TEKNOLOGI POLIMER
N
D
A
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
N ESA
P
E
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN
TEKNOLOGI,
N
E
R
A
Menimbang
: a.
P
bahwa dalam rangka upaya peningkatan
kapasitas
A
organisasi dan pengembangan teknologi
bahan dasar,
N
proses produksi, dan teknologiT penerapan material
E
polimer, perlu dilakukan penataan
organisasi dan tata
K
kerja Balai Pengkajian Teknologi NPolimer menjadi Balai
O
Teknologi Polimer;
b.
L
bahwa telah diterbitkan Surat O Persetujuan Menteri
Negara
Reformasi
G
Pendayagunaan
Aparatur
I
Birokrasi
berdasarkan
(
Negara
Nomor
dan
:
B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal B Penataan Organisasi
dan Tata Kerja Unit Pelaksana PTeknis di Lingkungan
BPPT tanggal 30 September 2015;
P
c.
bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan
T
b, perlu menetapkan organisasi dan tata kerja Balai
)
Teknologi Polimer dengan Peraturan ini;
-2Mengingat
: 1.
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non
Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun
2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 10);
2.
Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang
Unit
Organisasi
Pemerintah
dan
Non
Tugas
Eselon
Departemen
I
Lembaga
sebagaimana
beberapa kali diubah terakhir dengan
telah
Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11);
3.
Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang
Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam
Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi;
4.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara
Nomor
Pedoman
PER/18/M.PAN/
Organisasi
Kementerian
dan
Unit
Lembaga
11/2008
tentang
Pelaksana
Teknis
Pemerintah
Non
Kementerian;
5.
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN
KEPALA
BADAN
PENGKAJIAN
DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN
TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI POLIMER.
-3BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
Pasal 1
(1)
Balai Teknologi Polimer yang selanjutnya di dalam
peraturan ini disebut BTP adalah merupakan Unit
Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Direktur Pusat Teknologi
Material, Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi,
dan Material.
(2)
BTP dipimpin oleh Kepala.
Pasal 2
BTP mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan
teknologi bahan dasar, proses produksi dan teknologi
penerapan
material
polimer
khususnya
plastik
serta
pelaksanaan layanan jasa teknologi polimer.
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2, BTP menyelenggarakan fungsi:
a.
penyusunan perencanaan teknis operasional serta
pelaksanaan
penerapan
proses
penguasaan,
pemanfaatan,
dan
teknologi bahan dan produk polimer,
produksi,
dan
standarisasi
dalam
skala
laboratorium dan industri;
b.
pelaksanaan
layanan
pendampingan,
dan
teknologi
penguatan
polimer
dalam
industri
serta
standarisasi;
c.
pelaksanaan
konsultasi
layanan
teknis,
dan
jasa
pengujian,
inspeksi
bidang
pelatihan,
teknologi
polimer dan sertifikasi serta kerja sama antar instansi
dan masyarakat serta industri; dan
d.
pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan
Balai Teknologi Polimer.
-4BAB II
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 4
BTP terdiri atas:
a.
Subbagian Tata Usaha;
b.
Seksi Program dan Penerapan Teknologi; dan
c.
Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi.
Pasal 5
(1)
Subbagian
Tata
Usaha
mempunyai
tugas
melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata
laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan,
dan rumah tangga Balai.
(2)
Seksi Program dan Penerapan Teknologi mempunyai
tugas melaksanakan:
a.
penyusunan
teknis
rencana
pendukung,
teknis
serta
operasional
dan
mengkoordinasikan
pelaksanaan penguasaan teknologi bahan dan
produk
polimer,
khususnya
material
polimer
dalam skala laboratorium dan industri;
b.
pendampingan dan rekayasa industri melalui
penguasaan teknologi bahan dan produk polimer
dalam skala lanjutan material polimer; dan
c.
pendampingan
dan
penguatan
industri
serta
standarisasi produk industri.
(3)
Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi
mempunyai
tugas
melaksanakan
layanan
jasa
teknologi, sertifikasi, dan kerja sama antar instansi,
masyarakat, dan industri.
-5BAB III
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 6
Kelompok
Jabatan
Fungsional
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional
masing-masing
berdasarkan
peraturan
perundang-
undangan.
Pasal 7
(1)
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah
tenaga
fungsional
yang
terbagi
dalam
berbagai
kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian
atau keterampilannya.
(2)
Masing-masing
kelompok
jabatan
fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan
oleh Kepala.
(3)
Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan
beban kerja.
(4)
Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
(3)
Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
BAB IV
TATA KERJA
Pasal 8
Dalam
melaksanakan
tugas
menyusun peta proses bisnis.
dan
fungsi,
BTP
harus
-6Pasal 9
Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat
Teknologi Material mengenai hasil pelaksanaan tugas dan
fungsi di bidang teknologi polimer secara berkala paling
sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu
sesuai kebutuhan.
Pasal 10
BTP harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan, uraian
tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh jabatan di
unitnya.
Pasal 11
Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam
hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun
daerah.
Pasal 12
Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem
pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing
untuk
mewujudkan
terlaksananya
mekanisme
akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi.
Pasal 13
Setiap
pimpinan
memimpin
dan
unit
organisasi
bertanggung
mengkoordinasikan
bawahan
jawab
dan
memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas
bawahan.
Pasal 14
Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan
mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan
masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara
berkala tepat pada waktunya.
-7Pasal 15
Dalam
melaksanakan
tugas,
setiap
pimpinan
unit
organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap unit organisasi di bawahnya.
BAB V
ESELON
Pasal 16
(1)
Kepala Balai merupakan jabatan struktural Eselon
III.a.
(2)
Kepala
Subbagian
dan
Kepala
Seksi
merupakan
jabatan struktural Eselon IV.a.
BAB VI
LOKASI
Pasal 17
BTP berlokasi di kawasan PUSPIPTEK, Tangerang Selatan.
BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 18
Bagan Organisasi BTP tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
ini.
Pasal 19
Perubahan organisasi dan tata kerja BTP ditetapkan oleh
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah
mendapat
persetujuan
menyelenggarakan
aparatur negara.
tertulis
urusan
dari
menteri
pemerintahan
di
yang
bidang
-8BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 20
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan
yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai
Pengkajian
Teknologi
Polimer
sebagaimana
dimaksud
dalam Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi Nomor 027/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Balai Pengkajian Teknologi Polimer tetap
melaksanakan
tugas
dan
fungsinya
sampai
dengan
diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini.
Pasal 21
Pada saat Peraturan ni mulai berlaku, semua peraturan
pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi Nomor 027/Kp/KA/IV/2001 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengkajian Teknologi
Polimer, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan
peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan
ini.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 22
Dengan
Badan
berlakunya
Pengkajian
Peraturan
dan
ini,
Penerapan
Keputusan
Kepala
Teknologi
Nomor
027/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Balai Pengkajian Teknologi Polimer dinyatakan dicabut dan
tidak berlaku lagi.
-9Pasal 23
Peraturan
Kepala
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam
Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 19 Oktober 2015
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal ...
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR ….
- 10 STRUKTUR ORGANISASI
BALAI TEKNOLOGI POLIMER
LAMPIRAN I
PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 020 TAHUN
2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA
BALAI TEKNOLOGI POLIMER
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
B
(BPPT)
A
D
A
N
P
PERATURAN
E
N
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN
G
TEKNOLOGI
NOMOR 021 TAHUN 2015
TENTANG
K
A
J
I
ORGANISASI DAN TATA KERJAA
N
BALAI JARINGAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI
D
A
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
N ESA
P
E
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN
TEKNOLOGI,
N
E
R
A
Menimbang
: a.
P
bahwa dalam rangka upaya peningkatan
kapasitas
organisasi
dan
A
pengembanganN
teknologi
jaringan
informasi dan komunikasi, perlu
dilakukan penataan
T
E
organisasi dan tata kerja Balai Jaringan
Informasi lmu
K
Pengetahuan dan Teknologi menjadi
Balai Jaringan
N
O
Informasi dan Komunikasi;
b.
L
bahwa telah diterbitkan Surat O Persetujuan Menteri
Negara
Reformasi
G
Pendayagunaan
Aparatur
I
Birokrasi
berdasarkan
(
Negara
Nomor
dan
:
B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal B Penataan Organisasi
dan Tata Kerja Unit Pelaksana PTeknis di Lingkungan
BPPT tanggal 30 September 2015;
P
c.
bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan
T
b, perlu menetapkan organisasi dan tata kerja Balai
)
Jaringan Informasi dan Komunikasi dengan Peraturan
ini;
-2Mengingat
: 1.
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non
Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun
2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 10);
2.
Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang
Unit
Organisasi
Pemerintah
dan
Non
Tugas
Departemen
Eselon
I
Lembaga
sebagaimana
beberapa kali diubah terakhir dengan
telah
Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11);
3.
Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang
Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam
Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi;
4.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara
Nomor
Pedoman
PER/18/M.PAN/
Organisasi
Kementerian
dan
Unit
Lembaga
11/2008
tentang
Pelaksana
Teknis
Pemerintah
Non
Kementerian;
5.
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN
KEPALA
BADAN
PENGKAJIAN
DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN
TATA
KERJA
KOMUNIKASI
BALAI
JARINGAN
INFORMASI
DAN
-3BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
Pasal 1
(1)
Balai
Jaringan
Informasi
dan
Komunikasi
yang
selanjutnya di dalam peraturan ini disebut BJIK
merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi,
Deputi
Bidang
Teknologi
Informasi,
Energi,
dan
Material.
(2)
BJIK dipimpin oleh Kepala.
Pasal 2
BJIK mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan
teknologi jaringan informasi dan komunikasi.
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 BJIK menyelenggarakan fungsi:
a.
penerapan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan pemerintah pusat dan daerah, publik,
komunitas ilmu pengetahuan teknologi dan industri;
b.
pelayanan jasa teknologi bidang teknologi informasi
dan komunikasi untuk pemerintah pusat dan daerah;
c.
penyelenggaraan
infrastruktur
e-government
yang
diamankan dan audit sistem informasi; dan
d.
pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan
Balai Jaringan Informasi dan Komunikasi.
-4BAB II
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 4
BJIK terdiri atas:
a.
Subbagian Tata Usaha;
b.
Seksi Program dan Penerapan Teknologi; dan
c.
Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi.
Pasal 5
(1)
Subbagian
Tata
Usaha
mempunyai
tugas
melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata
laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan,
dan rumah tangga Balai.
(2)
Seksi Program dan Penerapan Teknologi mempunyai
tugas :
a.
melaksanakan program dan penerapan teknologi
jaringan
informasi
untuk
mempercepat
tumbuhnya inovasi di Indonesia;
b.
melaksanakan program dan penerapan teknologi
pengelolaan data center dan jaringan pendukung
e-government;
c.
melaksanakan
aplikasi
penyusunan
pendukung
standar
e-government
aplikasibagi
pemerintah pusat dan daerah;
d.
melaksanakan program dan penerapan teknologi
pengamanan
jaringan
informasi
dan
sistem
informasi e-government;
e.
melaksanakan program dan penerapan teknologi
audit
sistem
penyelenggaraan
informasi
yang
suprastruktur,
meliputi
infrastruktur
dan infostruktur;
f.
melaksanakan difusi dan alih teknologi bidang
teknologi informasi kepada mitra pengguna; dan
-5g.
melaksanakan kerjasama teknis pengembangan
teknologi informasi bidang aplikasi, jaringan data
center dan tata kelola.
(3)
Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi
mempunyai tugas melaksanakan urusan kerja sama
dan penerapan layanan teknonogi informasi dan
komunikasi untuk kepentingan pemerintah pusat,
daerah, publik, dan industri.
BAB III
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 6
Kelompok
Jabatan
Fungsional
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional
masing-masing
berdasarkan
peraturan
perundang-
undangan.
Pasal 7
(1)
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah
tenaga
fungsional
yang
terbagi
dalam
berbagai
kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian
atau keterampilannya.
(2)
Masing-masing
kelompok
jabatan
fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan
oleh Kepala.
(3)
Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan
beban kerja.
(4)
Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
-6BAB IV
TATA KERJA
Pasal 8
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi,
BJIK harus
menyusun peta proses bisnis.
Pasal 9
Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat
Teknologi
Informasi
dan
Komunikasi
mengenai
hasil
pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang teknologi informasi
dan komunikasi secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga)
bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.
Pasal 10
BJIK harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan,
uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh
jabatan di unitnya.
Pasal 11
Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam
hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun
daerah.
Pasal 12
Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem
pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme
akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi.
-7-
Pasal 13
Setiap
pimpinan
memimpin
dan
unit
organisasi
bertanggung
mengkoordinasikan
bawahan
jawab
dan
memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas
bawahan.
Pasal 14
Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan
mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan
masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara
berkala tepat pada waktunya.
Pasal 15
Dalam
melaksanakan
tugas,
setiap
pimpinan
unit
organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap unit organisasi di bawahnya.
BAB V
ESELON
Pasal 16
(1)
Kepala Balai merupakan jabatan struktural Eselon
III.a.
(2)
Kepala
Subbagian
dan
Kepala
Seksi
merupakan
jabatan struktural Eselon IV.a.
BAB VI
LOKASI
Pasal 17
BJIK berlokasi di kawasan PUSPIPTEK, Tangerang Selatan.
-8BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 18
Bagan Organisasi BJIK tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
ini.
Pasal 19
Perubahan organisasi dan tata kerja BJIK ditetapkan oleh
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah
mendapat
persetujuan
tertulis
dari
menteri
yang
menyelenggarakan urusn pemerintahan di bidang aparatur
negara.
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 20
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan
yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai
Jaringan
Informasi
lmu
Pengetahuan
dan
Teknologi
sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Kepala Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi
Nomor
028/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Balai Jaringan Informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan
diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini.
-9Pasal 21
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan
pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi Nomor 028/Kp/KA/IV/2001 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Jaringan Informasi Ilmu
Pengetahuan
dan
Teknologi,
dinyatakan
masih
tetap
berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum
diubah atau diganti dengan peraturan pelaksanaan yang
baru berdasarkan Peraturan ini.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 22
Dengan
Badan
berlakunya
Pengkajian
Peraturan
dan
ini,
Keputusan
Kepala
Teknologi
Nomor
Penerapan
028/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Balai Jaringan Informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.
Pasal 23
Peraturan
Kepala
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
- 10 Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam
Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 19 Oktober 2015
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal ...
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA
NEGARA
REPUBLIK
INDONESIA
TAHUN
2015
NOMOR
...
- 11 STRUKTUR ORGANISASI
BALAI JARINGAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI
LAMPIRAN I
PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 021 TAHUN
2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA
BALAI
JARINGAN
INFORMASI
DAN
KOMUNIKASI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
B
(BPPT)
A
D
A
N
P
PERATURAN
E
N
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN
G
TEKNOLOGI
NOMOR 022 TAHUN 2015
TENTANG
K
A
J
I
ORGANISASI DAN TATA KERJAA
N
BALAI TEKNOLOGI BAHAN BAKAR DAN REKAYASA DISAIN
D
A
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
N ESA
P
E
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN
TEKNOLOGI,
N
E
R
A
Menimbang
: a.
P
bahwa dalam rangka upaya peningkatan
kapasitas
A
organisasi dan pengembangan teknologi
bahan bakar
N
dan
rekayasa
disain,
perlu
T
dilakukan
penataan
organisasi dan tata kerja Balai ERekayasa Disain dan
K
Sistem Teknologi menjadi Balai
Teknologi Bahan
N
O
Bakar dan Rekayasa Disain;
b.
L
bahwa telah diterbitkan Surat O Persetujuan Menteri
Negara
G
Pendayagunaan
Aparatur
I
Birokrasi
berdasarkan
Reformasi
(
Negara
Nomor
dan
:
B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal B Penataan Organisasi
dan Tata Kerja Unit Pelaksana PTeknis di Lingkungan
BPPT tanggal 30 September 2015;
P
c.
bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan
T
b, perlu menetapkan organisasi dan tata kerja Balai
)
Teknologi Bahan Bakar dan Rekayasa Disain dengan
Peraturan ini;
-2Mengingat
: 1.
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non
Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun
2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 10);
2.
Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang
Unit
Organisasi
Pemerintah
dan
Non
Tugas
Eselon
Departemen
I
Lembaga
sebagaimana
beberapa kali diubah terakhir dengan
telah
Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11);
3.
Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang
Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam
Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi;
4.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara
Nomor
Pedoman
PER/18/M.PAN/
Organisasi
Kementerian
dan
Unit
Lembaga
11/2008
tentang
Pelaksana
Teknis
Pemerintah
Non
Kementerian;
5.
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN
KEPALA
BADAN
PENGKAJIAN
DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN
TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI BAHAN BAKAR DAN
REKAYASA DISAIN.
-3BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
Pasal 1
(1)
Balai Teknologi Bahan Bakar dan Rekayasa Disain
yang selanjutnya di dalam peraturan ini disebut
BTB2RD
merupakan
lingkungan
Badan
Unit
Pelaksana
Pengkajian
Teknis
dan
di
Penerapan
Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Direktur Pusat Teknologi Sumber Daya
Energi dan Industri Kimia, Deputi Bidang Teknologi
Informasi, Energi, dan Material.
(2)
BTB2RD dipimpin oleh Kepala.
Pasal 2
BTB2RD
mempunyai
tugas
melaksanakan
kegiatan
pelayanan teknologi bahan bakar dan rekayasa disain.
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2, BTB2RD menyelenggarakan fungsi:
a.
penyusunan studi kelayakan dan desain kerekayasaan
dalam bidang energi, industri kimia, dan agroindustri;
b.
pelayanan jasa konsultasi dan pelatihan dalam bidang
teknologi bahan bakar dan rekayasa desain;
c.
pelayanan
jasa
pengujian
bahan
bakar
yang
terakreditasi;
d.
pelaksanaan pemeliharaan dan pengembangan sarana
dan prasarana balai; dan
e.
pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan
Balai Teknologi Bahan Bakar dan Rekayasa Disain.
-4BAB II
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 4
BTB2RD terdiri atas:
a.
Subbagian Tata Usaha;
b.
Seksi Program dan Penerapan Teknologi; dan
c.
Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi.
Pasal 5
(1)
Subbagian
Tata
Usaha
mempunyai
tugas
melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata
laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan,
rumah tangga Balai, pelayanan jasa dan kerja sama.
(2)
Seksi Program dan Penerapan Teknologi mempunyai
tugas melaksanakan:
a.
penyusunan
teknis
rencana
pendukung,
teknis
serta
operasional
dan
mengkoordinasikan
pelaksanaan penguasaan teknologi bahan bakar
dan rekayasa disain; dan
b.
pendampingan dan rekayasa industri melalui
penguasaan teknologi bahan bakar dan rekayasa
disain
(3)
Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi
mempunyai
tugas
melaksanakan
layanan
jasa
teknologi dan kerja sama antar instansi, masyarakat,
dan industri.
BAB III
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 6
Kelompok
Jabatan
Fungsional
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional
masing-masing
undangan.
berdasarkan
peraturan
perundang-
-5Pasal 7
(1)
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah
tenaga
fungsional
yang
terbagi
dalam
berbagai
kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian
atau keterampilannya.
(2)
Masing-masing
kelompok
jabatan
fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan
oleh Kepala.
(3)
Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan
beban kerja.
(4)
Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
BAB IV
TATA KERJA
Pasal 8
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, BTB2RD harus
menyusun peta proses bisnis.
Pasal 9
Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat
Teknologi
Sumber
Daya
Energi
dan
Industri
Kimia
mengenai hasil pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang
teknologi bahan bakar dan rekayasa disain secara berkala
paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktuwaktu sesuai kebutuhan.
Pasal 10
BTB2RD harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan,
uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh
jabatan di unitnya.
-6Pasal 11
Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam
hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun
daerah.
Pasal 12
Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem
pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme
akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi.
Pasal 13
Setiap
pimpinan
memimpin
dan
unit
organisasi
bertanggung
mengkoordinasikan
bawahan
jawab
dan
memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas
bawahan.
Pasal 14
Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan
mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan
masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara
berkala tepat pada waktunya.
Pasal 15
Dalam
melaksanakan
tugas,
setiap
pimpinan
unit
organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap unit organisasi di bawahnya.
-7BAB V
ESELON
Pasal 16
(1)
Kepala Balai merupakan jabatan struktural Eselon
III.a.
(2)
Kepala
Subbagian
dan
Kepala
Seksi
merupakan
jabatan struktural Eselon IV.a.
BAB VI
LOKASI
Pasal 17
BTB2RD berlokasi di kawasan PUSPIPTEK, Tangerang
Selatan.
BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 18
Bagan Organisasi BTB2RD tercantum dalam Lampiran I
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan ini.
Pasal 19
Perubahan organisasi dan tata kerja BTB2RD ditetapkan
oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang
menyelenggarakan
aparatur negara.
urusan
pemerintahan
di
bidang
-8BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 20
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan
yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai
Rekayasa
Disain
dan
Sistem
Teknologi
sebagaimana
dimaksud dalam Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi Nomor 029/Kp/KA/IV/2001 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Rekayasa Disain dan
Sistem Teknologi tetap melaksanakan tugas dan fungsinya
sampai
dengan
diangkat
pejabat
baru
berdasarkan
Peraturan ini.
Pasal 21
Pada saat Peraturan ni mulai berlaku, semua peraturan
pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi Nomor 029/Kp/KA/IV/2001 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Rekayasa Disain dan
Sistem
Teknologi,
dinyatakan
masih
tetap
berlaku
sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diubah atau
diganti
dengan
peraturan
pelaksanaan
yang
baru
berdasarkan Peraturan ini.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 22
Dengan
Badan
berlakunya
Pengkajian
Peraturan
dan
ini,
Penerapan
Keputusan
Kepala
Teknologi
Nomor
029/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Balai Rekayasa Disain dan Sistem Teknologi dinyatakan
dicabut dan tidak berlaku lagi.
-9Pasal 23
Peraturan
Kepala
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam
Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 19 Oktober 2015
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal ...
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR …
- 10 STRUKTUR ORGANISASI
BALAI TEKNOLOGI BAHAN BAKAR DAN REKAYASA DISAIN
LAMPIRAN I
PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 022 TAHUN
2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA
BALAI
TEKNOLOGI
BAHAN
BAKAR
DAN
REKAYASA DISAIN
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
B
(BPPT)
A
D
A
N
P
PERATURAN
E
N
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN
G
TEKNOLOGI
NOMOR 023 TAHUN 2015
TENTANG
K
A
J
I
ORGANISASI DAN TATA KERJAA
N
BALAI TEKNOLOGI HIDRODINAMIKA
D
A
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
N ESA
P
E
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN
TEKNOLOGI,
N
E
R
A
Menimbang
: a.
P
bahwa dalam rangka upaya peningkatan
kapasitas
organisasi
dan
A
pengembangan
N
teknologi
hidrodinamika, perlu dilakukanT penataan organisasi
E
dan tata kerja Unit Pelaksana Teknis
Balai Pengkajian
K
dan Penelitian Hidrodinamika menjadi
Balai Teknologi
N
O
Hidrodinamika;
b.
L
bahwa telah diterbitkan Surat O Persetujuan Menteri
Negara
Reformasi
G
Pendayagunaan
Aparatur
I
Birokrasi
berdasarkan
(
Negara
Nomor
dan
:
B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal B Penataan Organisasi
dan Tata Kerja Unit Pelaksana PTeknis di Lingkungan
BPPT tanggal 30 September 2015;
P
c.
bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan
T
b, perlu menetapkan organisasi dan tata kerja Balai
)
Teknologi Hidrodinamika dengan Peraturan ini;
-2Mengingat
: 1.
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non
Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun
2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 10);
2.
Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang
Unit
Organisasi
Pemerintah
dan
Non
Tugas
Eselon
Departemen
I
Lembaga
sebagaimana
beberapa kali diubah terakhir dengan
telah
Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11);
3.
Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang
Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam
Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi;
4.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara
Nomor
Pedoman
PER/18/M.PAN/
Organisasi
Kementerian
dan
Unit
Lembaga
11/2008
tentang
Pelaksana
Teknis
Pemerintah
Non
Kementerian;
5.
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN
KEPALA
BADAN
PENGKAJIAN
DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN
TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI HIDRODINAMIKA
-3BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
Pasal 1
(1)
Balai Teknologi Hidrodinamika yang selanjutnya di
dalam peraturan ini disebut BTH merupakan Unit
Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Direktur Pusat Teknologi
Rekayasa Industri Maritim, Deputi Bidang Teknologi
Industri Rancang Bangun dan Rekayasa.
(2)
BTH dipimpin oleh Kepala.
Pasal 2
BTH mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan
teknologi hidrodinamika.
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2, BTH menyelenggarakan fungsi:
a.
perencanaan
program
pelayanan
teknologi
program
pelayanan
teknologi
hidrodinamika;
b.
pelaksanaan
hidrodinamika;
c.
pengendalian
dan
pelaporan
kegiatan
pelayanan
teknologi hidrodinamika;
d.
pelaksanaan pemeliharaan dan pengembangan sarana
dan prasarana Balai Teknologi Hidrodinamika; dan
e.
pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan
Balai Teknologi Hidrodinamika.
BAB II
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 4
BTH terdiri atas:
-4a.
Subbagian Tata Usaha;
b.
Seksi Program dan Penerapan Teknologi; dan
c.
Seksi Sarana Teknik dan Pelayanan Jasa Teknologi.
Pasal 5
(1)
Subbagian
Tata
Usaha
mempunyai
tugas
melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata
laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan,
dan rumah tangga Balai.
(2)
Seksi Program dan Penerapan Teknologi mempunyai
tugas
melaksanakan
perencanaan,
pengendalian,
pelaporan, pemasaran program pelayanan teknologi
hidrodinamika.
(3)
Seksi Sarana Teknik dan Pelayanan Jasa Teknologi
mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan
teknologi
hidrodinamika,
pengembangan
sarana
dan
prasarana
pemeliharaan,
Balai
Teknologi
Hidrodinamika.
BAB III
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 6
Kelompok
Jabatan
Fungsional
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional
masing-masing
berdasarkan
peraturan
perundang-
undangan.
Pasal 7
(1)
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah
tenaga
fungsional
yang
terbagi
dalam
berbagai
kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian
atau keterampilannya.
(2)
Masing-masing
kelompok
jabatan
fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan
oleh Kepala.
-5-
(3)
Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan
beban kerja.
(4)
Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
BAB IV
TATA KERJA
Pasal 8
Dalam
melaksanakan
tugas
dan
fungsi,
BTH
harus
menyusun peta proses bisnis.
Pasal 9
Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat
Teknologi
Rekayasa
pelaksanaan
tugas
Industri
dan
Maritim
fungsi
di
mengenai
bidang
hasil
teknologi
hidrodinamika secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga)
bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.
Pasal 10
BTH harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan,
uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh
jabatan di unitnya.
Pasal 11
Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam
hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun
daerah.
-6Pasal 12
Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem
pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme
akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi.
Pasal 13
Setiap
pimpinan
memimpin
dan
unit
organisasi
bertanggung
mengkoordinasikan
bawahan
jawab
dan
memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas
bawahan.
Pasal 14
Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan
mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan
masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara
berkala tepat pada waktunya.
Pasal 15
Dalam
melaksanakan
tugas,
setiap
pimpinan
unit
organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap unit organisasi di bawahnya.
BAB V
ESELON
Pasal 16
(1)
Kepala Balai merupakan jabatan struktural Eselon
III.a.
(2)
Kepala
Subbagian
dan
Kepala
jabatan struktural Eselon IV.a.
Seksi
merupakan
-7BAB VI
LOKASI
Pasal 17
BTH berlokasi di Surabaya.
BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 18
Bagan Organisasi BTH tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
ini.
Pasal 19
Perubahan organisasi dan tata kerja BTH ditetapkan oleh
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, setelah
mendapat
persetujuan
menyelenggarakan
tertulis
urusan
dari
menteri
pemerintahan
di
yang
bidang
aparatur negara.
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 20
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan
yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Unit
Pelaksana
Teknis
Balai
Pengkajian
dan
Penelitian
Hidrodinamika sebagaimana dimaksud dalam Keputusan
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor
071/M/Kp/VII/1998 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis Balai Pengkajian dan Penelitian
Hidrodinamika tetap melaksanakan tugas dan fungsinya
sampai
dengan
Peraturan ini.
diangkat
pejabat
baru
berdasarkan
-8Pasal 21
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan
pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi Nomor 071/M/Kp/VII/1998 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Balai
Pengkajian
masih
dan
tetap
Penelitian
berlaku
Hidrodinamika,
sepanjang
tidak
dinyatakan
bertentangan
dan/atau belum diubah atau diganti dengan peraturan
pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan ini.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 22
Dengan
Badan
berlakunya
Pengkajian
Peraturan
dan
ini,
Penerapan
Keputusan
Kepala
Teknologi
Nomor
071/M/Kp/VII/1998 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis Balai Pengkajian dan Penelitian
Hidrodinamika dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.
Pasal 23
Peraturan
Menteri
diundangkan.
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
-9Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam
Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 19 Oktober 2015
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal ...
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR ...
- 10 STRUKTUR ORGANISASI
BALAI TEKNOLOGI HIDRODINAMIKA
LAMPIRAN I
PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 023 TAHUN
2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA
BALAI TEKNOLOGI HIDRODINAMIKA
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
B
(BPPT)
A
D
A
N
P
PERATURAN
E
N
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN
G
TEKNOLOGI
NOMOR 024 TAHUN 2015
TENTANG
K
A
J
I
ORGANISASI DAN TATA KERJAA
N
BALAI TEKNOLOGI TERMODINAMIKA MOTOR DAN PROPULSI
D
A
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
N ESA
P
E
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN
TEKNOLOGI,
N
E
R
A
Menimbang
: a.
P
bahwa dalam rangka upaya peningkatan
kapasitas
organisasi
dan
A
pengembangan
N
teknologi
termodinamika motor dan propulsi,
perlu dilakukan
T
penataan
organisasi
dan
E
K
tata
kerja
Balai
Termodinamika Motor dan Propulsi
menjadi Balai
N
O
Teknologi Termodinamika Motor Ldan Propulsi;
b.
bahwa telah diterbitkan Surat O Persetujuan Menteri
Negara
Reformasi
G
Pendayagunaan
Aparatur
I
Birokrasi
berdasarkan
(
Negara
Nomor
dan
:
B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal B Penataan Organisasi
dan Tata Kerja Unit Pelaksana PTeknis di Lingkungan
BPPT tanggal 30 September 2015;
P
c.
bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a, perlu
T
menetapkan organisasi dan tata kerja Balai Teknologi
)
Termodinamika Motor dan Propulsi dengan Peraturan
ini;
-2Mengingat
: 1.
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non
Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun
2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 10);
2.
Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang
Unit
Organisasi
Pemerintah
dan
Non
Tugas
Eselon
Departemen
I
Lembaga
sebagaimana
beberapa kali diubah terakhir dengan
telah
Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11);
3.
Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang
Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam
Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi;
4.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara
Nomor
Pedoman
PER/18/M.PAN/
Organisasi
Kementerian
dan
Unit
Lembaga
11/2008
tentang
Pelaksana
Teknis
Pemerintah
Non
Kementerian;
5.
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN
KEPALA
BADAN
PENGKAJIAN
DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN
TATA
KERJA
BALAI
MOTOR DAN PROPULSI.
TEKNOLOGI
TERMODINAMIKA
-3BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
Pasal 1
(1)
Balai Teknologi Termodinamika Motor dan Propulsi
yang selanjutnya di dalam peraturan ini disebut
BT2MP merupakan Unit Pelaksana di lingkungan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang
berada di bawah dan bertanggung jawab Direktur
Pusat Teknologi Sistem dan Prasarana Transportasi,
Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun
dan Rekayasa.
(2)
BT2MP dipimpin oleh Kepala.
Pasal 2
BT2MP
mempunyai
tugas
melaksanakan
kegiatan
pelayanan teknologi termodinamika motor dan propulsi.
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2, BT2MP menyelenggarakan fungsi:
a.
penyusunan program dan pelaporan kerja Balai;
b.
penyiapan
dan
pelaksanaan
urusan
sarana
dan
prasarana teknis;
c.
pelaksanaan
kegiatan
pelayanan
jasa
teknologi,
kegiatan teknis operasional menunjang pengembangan
dan inovasi teknologi, dan pelayanan informasi;
d.
pelaksanaan
kegiatan
teknologi
termodinamika
terapan, penukar kalor, tata udara dan refrigerasi;
e.
pelaksanaan
kegiatan
teknologi
kalibrasi
dan
pengukuran teknik;
f.
pelaksanaan kegiatan teknologi motor bakar dan
motor penggerak;
g.
pelaksanaan
uji
kinerja
mesin
dan
kendaraan
bermotor, penerapan bahan bakar, pelumas dan
metrologi; dan
-4h.
pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan
Balai Teknologi Termodinamika Motor dan Propulsi.
BAB II
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 4
BT2MP terdiri atas:
a.
Subbagian Tata Usaha;
b.
Seksi Sarana Teknik; dan
c.
Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi.
Pasal 5
(1)
Subbagian
Tata
Usaha
mempunyai
tugas
melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata
laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan,
dan rumah tangga Balai.
(2)
Seksi Sarana Teknik mempunyai tugas mengelola,
memelihara, dan mengembangkan sistem sarana dan
prasarana teknis di bidang termodinamika motor dan
propulsi.
(3)
Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi
mempunyai tugas melaksanakan pelayananan jasa
teknologi,
kegiatan
teknis
operasional
menunjang
pengembangan dan inovasi teknologi, dan pelayanan
informasi
di
bidang
termodinamika
motor
dan
propulsi.
BAB III
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 6
Kelompok
Jabatan
Fungsional
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional
masing-masing
undangan.
berdasarkan
peraturan
perundang-
-5Pasal 7
(1)
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah
tenaga
fungsional
yang
terbagi
dalam
berbagai
kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian
atau ketrampilannya.
(2)
Masing-masing
kelompok
jabatan
fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan
oleh Kepala.
(3)
Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan
beban kerja.
(4)
Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
BAB IV
TATA KERJA
Pasal 8
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, BT2MP harus
menyusun peta proses bisnis.
Pasal 9
Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat
Teknologi Sistem dan Prasarana Transportasi mengenai
hasil pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang teknologi
termodinamika motor dan propulsi secara berkala paling
sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu
sesuai kebutuhan.
Pasal 10
BT2MP harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan,
uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh
jabatan di unitnya.
-6Pasal 11
Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam
hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun
daerah.
Pasal 12
Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem
pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing
untuk
mewujudkan
terlaksananya
mekanisme
akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi.
Pasal 13
Setiap
pimpinan
memimpin
dan
unit
organisasi
bertanggung
mengkoordinasikan
bawahan
jawab
dan
memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas
bawahan.
Pasal 14
Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan
mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan
masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara
berkala tepat pada waktunya.
Pasal 15
Dalam
melaksanakan
tugas,
setiap
pimpinan
unit
organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap unit organisasi di bawahnya.
-7BAB V
ESELON
Pasal 16
(1)
Kepala Balai merupakan jabatan struktural Eselon
III.a.
(2)
Kepala
Subbagian
dan
Kepala
Seksi
merupakan
jabatan struktural Eselon IV.a.
BAB VI
LOKASI
Pasal 17
BT2MP
berlokasi
di
kawasan
PUSPIPTEK,
Tangerang
Selatan.
BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 18
Bagan Organisasi BT2MP tercantum dalam Lampiran I
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan ini.
Pasal 19
Perubahan organisasi dan tata kerja BT2MP ditetapkan
oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang
menyelenggarakan
aparatur negara.
urusan
pemerintahan
di
bidang
-8BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 20
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan
yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai
Termodinamika Motor dan Propulsi sebagaimana dimaksud
dalam Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi Nomor 025/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Balai Termodinamika Motor dan Propulsi
tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan
diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini.
Pasal 21
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan
pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi Nomor 025/Kp/KA/IV/2001 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Termodinamika Motor dan
Propulsi, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan
peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan
ini.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 22
Dengan
Badan
berlakunya
Pengkajian
Peraturan
dan
ini,
Penerapan
Keputusan
Kepala
Teknologi
Nomor
025/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Balai
Termodinamika
Motor
dicabut dan tidak berlaku lagi.
dan
Propulsi
dinyatakan
-9Pasal 23
Peraturan
Kepala
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam
Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 19 Oktober 2015
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal ...
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR ...
- 10 STRUKTUR ORGANISASI
BALAI TEKNOLOGI TERMODINAMIKA MOTOR DAN
PROPULSI
LAMPIRAN I
PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 024 TAHUN 2015
TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI
TEKNOLOGI
TERMODINAMIKA
MOTOR
DAN
PROPULSI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
B
(BPPT)
A
D
A
N
P
PERATURAN
E
N
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN
G
TEKNOLOGI
NOMOR 025 TAHUN 2015
TENTANG
K
A
J
I
ORGANISASI DAN TATA KERJAA
N
BALAI TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR PELABUHAN
DAN DINAMIKA PANTAI
D
A
N
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
ESA
P
E
N
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN
TEKNOLOGI,
E
R
A
P
Menimbang
: a.
A
bahwa dalam rangka upaya peningkatan
kapasitas
N
organisasi dan pengembangan teknologi
infrastruktur
T
E
pelabuhan dan dinamika pantai,
perlu dilakukan
penataan
organisasi
dan
K
N
tata
kerja Balai
O
Pengkajian Dinamika Pantai menjadi
Balai Teknologi
L
O
Infrastruktur Pelabuhan dan Dinamika
Pantai;
b.
G
bahwa telah diterbitkan Surat I Persetujuan Menteri
Negara
(
Pendayagunaan
Reformasi
Birokrasi
Aparatur
Negara
B
berdasarkan
Nomor
dan
:
B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal P Penataan Organisasi
dan Tata Kerja Unit Pelaksana PTeknis di Lingkungan
BPPT tanggal 30 September 2015;
c.
bahwa
T
berdasarkan pertimbangan pada huruf a,
)
perlu menetapkan organisasi dan tata kerja Balai
Teknologi
Infrastruktur
Pelabuhan
Pantai dengan Peraturan ini;
dan
Dinamika
-2Mengingat
: 1.
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non
Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun
2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 10);
2.
Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang
Unit
Organisasi
Pemerintah
dan
Non
Tugas
Eselon
Departemen
I
Lembaga
sebagaimana
beberapa kali diubah terakhir dengan
telah
Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11);
3.
Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang
Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam
Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi;
4.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara
Nomor
Pedoman
PER/18/M.PAN/
Organisasi
Kementerian
dan
Unit
Lembaga
11/2008
tentang
Pelaksana
Teknis
Pemerintah
Non
Kementerian;
5.
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN
KEPALA
BADAN
PENGKAJIAN
DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN
TATA
KERJA
BALAI
TEKNOLOGI
PELABUHAN DAN DINAMIKA PANTAI.
INFRASTRUKTUR
-3BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
Pasal 1
(1)
Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan dan Dinamika
Pantai yang selanjutnya di dalam peraturan ini disebut
BTIPDP
merupakan
lingkungan
Badan
Unit
Pelaksana
Pengkajian
Teknis
dan
di
Penerapan
Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Direktur Pusat Teknologi Rekayasa
Industri Maritim, Deputi Bidang Teknologi Industri
Rancang Bangun dan Rekayasa.
(2)
BTIPDP dipimpin oleh Kepala.
Pasal 2
BTIPDP
mempunyai
tugas
melaksanakan
kegiatan
pelayanan teknologi infrastruktur pelabuhan dan dinamika
pantai.
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2, BTIPDP menyelenggarakan fungsi:
a.
penyusunan dan pelaksanaan program di bidang
infrastruktur pelabuhan dan dinamika pantai,
b.
pelayanan jasa teknologi
di bidang
infrastruktur
pelabuhan dan dinamika pantai;
c.
pelaksanaan pengelolaan sarana dan prasarana di
lingkungan Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan
dan Dinamika Pantai; dan
d.
pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan
Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan & Dinamika
Pantai.
-4BAB II
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 4
BTIPDP terdiri atas:
a.
Subbagian Tata Usaha;
b.
Seksi Sarana dan Prasarana; dan
c.
Seksi Program dan Jasa Teknologi.
Pasal 5
(1)
Subbagian
Tata
Usaha
mempunyai
tugas
melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata
laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan,
dan rumah tangga Balai.
(2)
Seksi
Sarana
dan
Prasarana
mempunyai
tugas
melaksanakan pengelolaan sarana dan prasarana di
lingkungan Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan &
Dinamika Pantai.
(3)
Seksi Program dan Jasa Teknologi mempunyai tugas
menyusun dan melaksanakan program dan pelayanan
jasa teknologi di bidang infrastruktur pelabuhan dan
dinamika pantai.
BAB III
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 6
Kelompok
Jabatan
Fungsional
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional
masing-masing
undangan.
berdasarkan
peraturan
perundang-
-5Pasal 7
(1)
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah
tenaga
fungsional
yang
terbagi
dalam
berbagai
kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian
atau keterampilannya.
(2)
Masing-masing
kelompok
jabatan
fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan
oleh Kepala.
(3)
Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan
beban kerja.
(4)
Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
BAB IV
TATA KERJA
Pasal 8
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, BTIPDP harus
menyusun peta poses bisnis.
Pasal 9
Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat
Teknologi
Rekayasa
Industri
pelaksanaan
tugas
dan
infrastruktur
pelabuhan
Maritim
fungsi
dan
di
mengenai
bidang
dinamika
hasil
teknologi
pantai
secara
berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau
sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.
Pasal 10
BTIPD harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan,
uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh
jabatan di unitnya.
-6Pasal 11
Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam
hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun
daerah.
Pasal 12
Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem
pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing
untuk
mewujudkan
terlaksananya
mekanisme
akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi.
Pasal 13
Setiap
pimpinan
memimpin
dan
unit
organisasi
bertanggung
mengkoordinasikan
bawahan
jawab
dan
memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas
bawahan.
Pasal 14
Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan
mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan
masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara
berkala tepat pada waktunya.
Pasal 15
Dalam
melaksanakan
tugas,
setiap
pimpinan
unit
organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap unit organisasi dibawahnya.
-7BAB V
ESELON
Pasal 16
(1)
Kepala Balai merupakan jabatan struktural Eselon
III.a.
(2)
Kepala
Subbagian
dan
Kepala
Seksi
merupakan
jabatan struktural Eselon IV.a.
BAB VI
LOKASI
Pasal 17
BTIPDP berlokasi di Yogyakarta.
BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 18
Bagan Organisasi BTIPDP tercantum dalam Lampiran I
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan ini.
Pasal 19
Perubahan organisasi dan tata kerja BTIPDP ditetapkan
oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang
menyelenggarakan
aparatur negara.
urusan
pemerintahan
di
bidang
-8BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 20
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan
yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai
Pengkajian Dinamika Pantai sebagaimana dimaksud dalam
Keputusan
Kepala
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi Nomor 026/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Balai Pengkajian Dinamika Pantai tetap
melaksanakan
tugas
dan
fungsinya
sampai
dengan
diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini.
Pasal 21
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan
pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi Nomor 026/Kp/KA/IV/2001 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengkajian Dinamika
Pantai, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan
peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan
ini.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 22
Dengan
Badan
berlakunya
Pengkajian
Peraturan
dan
ini,
Penerapan
Keputusan
Kepala
Teknologi
Nomor
026/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Balai Pengkajian Dinamika Pantai dinyatakan dicabut dan
tidak berlaku lagi.
-9Pasal 23
Peraturan
Menteri
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
diundangkan.
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam
Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 19 Oktober 2015
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal ...
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR ...
- 10 STRUKTUR ORGANISASI
BALAI TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR PELABUHAN
DAN DINAMIKA PANTAI
LAMPIRAN I
PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 025 TAHUN
2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA
BALAI
TEKNOLOGI
INFRASTRUKTUR
PELABUHAN DAN DINAMIKA PANTAI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
B
(BPPT)
A
D
A
N
P
PERATURAN
E
N
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN
G
TEKNOLOGI
NOMOR 026 TAHUN 2015
TENTANG
K
A
J
I
ORGANISASI DAN TATA KERJAA
N
BALAI TEKNOLOGI MESIN PERKAKAS, PRODUKSI, DAN OTOMASI
D
A
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
N ESA
P
E
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN
TEKNOLOGI,
N
E
R
A
Menimbang
: a.
P
bahwa dalam rangka upaya peningkatan
kapasitas
organisasi
dan
A
pengembangan
N
teknologi
mesin
perkakas, produksi dan otomasi,
perlu dilakukan
T
penataan organisasi dan tataE kerja Balai Mesin
K
Perkakas, Teknik Produksi, dan Otomasi
menjadi Balai
N
O
Teknologi Mesin Perkakas, Produksi,
dan Otomasi;
L
b.
bahwa telah diterbitkan Surat O Persetujuan Menteri
Negara
G
Pendayagunaan
Aparatur
I
Birokrasi
berdasarkan
Reformasi
(
Negara
Nomor
dan
:
B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal B Penataan Organisasi
dan Tata Kerja Unit Pelaksana PTeknis di Lingkungan
BPPT tanggal 30 September 2015;
P
c.
bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a, perlu
T
menetapkan organisasi dan tata kerja Balai Teknologi
Mesin
Perkakas,
Peraturan ini;
Produksi,
)
dan
Otomasi
dengan
-2Mengingat
: 1.
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non
Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun
2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 10);
2.
Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang
Unit
Organisasi
Pemerintah
dan
Non
Tugas
Eselon
Departemen
I
Lembaga
sebagaimana
beberapa kali diubah terakhir dengan
telah
Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11);
3.
Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang
Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam
Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi;
4.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara
Nomor
Pedoman
PER/18/M.PAN/
Organisasi
Kementerian
dan
Unit
Lembaga
11/2008
tentang
Pelaksana
Teknis
Pemerintah
Non
Kementerian;
5.
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN
KEPALA
BADAN
PENGKAJIAN
DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN
TATA
KERJA
BALAI
TEKNOLOGI
PRODUKSI, DAN OTOMASI.
MESIN
PERKAKAS,
-3BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
Pasal 1
(1)
Balai
Teknologi
Mesin
Perkakas,
Produksi,
dan
Otomasi yang selanjutnya di dalam peraturan ini
disebut BT MEPPO merupakan Unit Pelaksana Teknis
di
lingkungan
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung
jawab
kepada
Permesinan,
Direktur
Deputi
Pusat
Bidang
Teknologi
Teknologi
Industri
Industri
Rancang Bangun dan Rekayasa.
(2)
BT MEPPO dipimpin oleh Kepala.
Pasal 2
BT MEPPO mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
pelayanan
teknologi
mesin
perkakas,
produksi,
dan
otomasi.
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2, BT MEPPO menyelenggarakan fungsi:
a.
pelaksanaan kegiatan teknis operasional dalam rangka
penerapan dan layanan jasa teknologi mesin perkakas,
produksi, dan otomasi terhadap industri;
b.
pelaksanaan perekayasaan teknologi mesin perkakas,
produksi, dan otomasi;
c.
pelaksanaan pemeliharaan dan pengembangan sarana
dan
prasarana
Balai
Teknologi
Mesin
Perkakas,
Produksi, dan Otomasi, dan
d.
pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan
Balai
Teknologi
Otomasi.
Mesin
Perkakas,
Produksi,
dan
-4BAB II
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 4
BT MEPPO terdiri atas:
a.
Subbagian Tata Usaha;
b.
Seksi Program dan Penerapan Teknologi; dan
c.
Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi.
Pasal 5
(1)
Subbagian
Tata
Usaha
mempunyai
tugas
melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata
laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan,
dan rumah tangga Balai.
(2)
Seksi Program dan Penerapan Teknologi mempunyai
tugas melaksanakan perekayasaan teknologi mesin
perkakas, produksi dan otomasi.
(3)
Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi
mempunyai
tugas
melaksanakan
pelayanan
jasa
teknologi, kerjasama teknis, pelayanan informasi di
bidang
teknologi
otomasi
serta
mesin
perkakas,
pemeliharaan
produksi,
dan
dan
pengembangan
sarana prasarana.
BAB III
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 6
Kelompok
Jabatan
Fungsional
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional
masing-masing
undangan.
berdasarkan
peraturan
perundang-
-5Pasal 7
(1)
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah
tenaga
fungsional
yang
terbagi
dalam
berbagai
kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian
atau keterampilannya.
(2)
Masing-masing
kelompok
jabatan
fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan
oleh Kepala.
(3)
Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan
beban kerja.
(4)
Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
BAB IV
TATA KERJA
Pasal 8
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, BT MEPPO harus
menyusun peta proses bisnis.
Pasal 9
Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat
Teknologi Industri Permesinan mengenai hasil pelaksanaan
tugas dan fungsi di bidang teknologi mesin perkakas,
produksi, dan otomasi secara berkala paling sedikit setiap
3
(tiga)
bulan
sekali
atau
sewaktu-waktu
sesuai
kebutuhan.
Pasal 10
BT MEPPO harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan,
uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh
jabatan di unitnya.
-6Pasal 11
Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam
hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun
daerah.
Pasal 12
Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem
pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme
akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi.
Pasal 13
Setiap
pimpinan
memimpin
dan
unit
organisasi
bertanggung
mengkoordinasikan
bawahan
jawab
dan
memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas
bawahan.
Pasal 14
Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan
mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan
masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara
berkala tepat pada waktunya.
Pasal 15
Dalam
melaksanakan
tugas,
setiap
pimpinan
unit
organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap unit organisasi di bawahnya.
-7BAB V
ESELON
Pasal 16
(1)
Kepala Balai merupakan jabatan struktural Eselon
III.a.
(2)
Kepala
Subbagian
dan
Kepala
Seksi
merupakan
jabatan struktural Eselon IV.a.
BAB VI
LOKASI
Pasal 17
BT MEPPO berlokasi di kawasan PUSPIPTEK, Tangerang
Selatan.
BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 18
Bagan organisasi BT MEPPO tercantum dalam Lampiran I
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan ini.
Pasal 19
Perubahan organisasi dan tata kerja BT MEPPO ditetapkan
oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang
menyelenggarakan
aparatur negara.
urusan
pemerintahan
di
bidang
-8BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 20
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan
yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai
Mesin
Perkakas,
Teknik
Produksi
dan
Otomasi
sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Kepala BPPT
Nomor 031/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Balai Mesin Perkakas, Teknik Produksi dan Otomasi
tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan
diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini.
Pasal 21
Pada saat Peraturan ni mulai berlaku, semua peraturan
pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi Nomor 031/Kp/KA/IV/2001 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Mesin Perkakas, Teknik
Produksi dan Otomasi, dinyatakan masih tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diubah atau
diganti
dengan
peraturan
pelaksanaan
yang
baru
berdasarkan Peraturan ini.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 22
Dengan
Badan
berlakunya
Pengkajian
Peraturan
dan
ini,
Penerapan
Keputusan
Kepala
Teknologi
Nomor
031/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Balai Mesin Perkakas, Teknik Produksi dan Otomasi
dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.
-9Pasal 23
Peraturan
Kepala
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam
Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 19 Oktober 2015
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal ...
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR …
- 10 STRUKTUR ORGANISASI
BALAI TEKNOLOGI MESIN PERKAKAS, PRODUKSI,
DAN OTOMASI
LAMPIRAN I
PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 026 TAHUN
2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA
BALAI
TEKNOLOGI
MESIN
PERKAKAS,
PRODUKSI, DAN OTOMASI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
Download