Transistor Sebagai Penguat Disusun Oleh: DONY PATRIA PRASETYO PUNGKY DWI FEBRIANZAH RISA SETYADI 30601301399 30601301421 30601301423 30601301427 Salah satu fungsi transistor yang paling banyak digunakan di dunia Elektronika Analog adalah sebagai penguat yaitu penguat arus,penguar tegangan, dan penguat daya. Fungsi komponen semikonduktor ini dapat kita temukan pada rangkaian Pree-Amp Mic, Pree-Amp Head, Mixer, Echo, Tone Control, Amplifier dan lain-lain. Penguat sinyal kecil terdiri dari : 1. Penguat Common Base 2. Penguat Common Emitter 3. Penguat Common Collector 1. Penguat Common Base Penguat Common Base digunakan sebagai penguat tegangan. Pada rangkaian ini Emitor merupakan input dan Collector adalah output sedangkan Basis di-groundkan/ ditanahkan.. Penguat ini dapat menghasilkan penguatan tegangan antara sinyal masukan dan keluaran, tetapi tidak penguatan arus. Karakteristiknya adalah impedansi masukan kecil dan impedansi keluaran seperti pada penguat common emitter. Karena arus masukan dan keluaran mempunyai nilai yang hampir sama, kapasitor stray dari transistor tidak terlalu berpengaruh dibandingkan pada penguat common emiter. Penguat common basis sering digunakan pada frekwensi tinggi yang menghasilkan penguatan tegangan lebih besar daripada rangkaian dengan 1 transistor lainnya. Di atas frekwensi corner kapasitor antara basis dan ground pada rangkaian akan menghasilkan pentanahan sinyal AC yang efektif pada basis transistor. Sifat-sifat Penguat Common Base: Isolasi input dan output tinggi sehingga Feedback lebih kecil Cocok sebagai Pre-Amp karena mempunyai impedansi input tinggi yang dapat menguatkan sinyal kecil Dapat dipakai sebagai penguat frekuensi tinggi Dapat dipakai sebagai buffer 2. Penguat Common Emitter dengan RE Penguat Common Emitter sering dirancang dengan sebuah resistor emiter (RE). Resistor ini menghasilkan bentuk dari umpan balik negatif yang dapat digunakan untuk menstabilkan titik operasi DC dan penguatan AC. Penguat Common Emitor digunakan sebagai penguat tegangan. Pada rangkaian ini Emitor di-ground-kan/ ditanahkan, Input adalah Basis, dan output adalah Collector. Sifat-sifat Penguat Common Emitor: Signal output berbeda phasa 180 derajat Memungkinkan adanya osilasi akibat feedback, untuk mencegahnya sering dipasang feedback negatif. Sering dipakai sebagai penguat audio (frekuensi rendah) Stabilitas penguatan rendah karena tergantung stabilitas suhu dan bias transistor 3. Penguat Common Collector Penguat Common Collector digunakan sebagai penguat arus. Rangkaian ini hampir sama dengan Common Emitor tetapi outputnya diambil dari Emitor. Input dihubungkan ke Basis dan output dihubungkan ke Emitor. Rangkaian ini disebut juga dengan Emitor Follower (Pengikut Emitor) karena tegangan output hapir sama dengan tegangan input. Penguat Common Collector juga disebut pengikut emiter (emiter follower) karena tegangan sinyal keluaran pada emiter hampir sama dengan tegangan masukan pada basis. Penguat tegangan ini selaulu lebih kecil dari satu, tetapi mempunyai penguatan arus yang tinggi dan biasanya digunakan untuk mecocokan sumber dengan impedansi tinggi ke beban yang impedansi rendah. Penguat ini mempunyai impedansi masukan besar dan impedandi keluaran rendah. Sifat-sifat Penguat Common Collector: Signal output dan sigal input satu phasa (tidak terbalik seperti Common Emitor) Penguatan tegangan kurang dari 1 (satu) Penguatan arus tinggi (sama dengan HFE transistor) Impedansi input tinggi dan impedansi output rendah sehingga cocok digunakan sebagai buffer Sumber : http://abisabrina.wordpress.com/2010/08/17/penguattransistor/ Abi Sabrina