Pemisahan Pigmen dalam Daun dan Penetapan Kandungan Klorofil LAPORAN PRAKTIKUM Oleh : Kelompok 3 1. Caesaria Artha V. (131510501222) 2. Zumrotul F. (131510501215) 3. A’idatun Nisa F. (131510501206) 4. Nurul Afifah (131510501233) 5. Catur Noviani (131510501239) 6. Muhammad Jahwari (131510501241) 7. Moh. Ali Wafa (131510501230) 8. Andik Kurniawan (131510501225) 9. Tri Andika Nuryanto (131510501212) 10. Syukron Ma’mun (131510501201) 11. Andy Prasetyo (131510501245) 12. Bintang Kharisma (131510501250) PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI LABORATURIUM FISIOLOGI TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2014 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhan merupakan mahkluk hidup yang dapat memproduksi makanannya sendiri dengan bantuan cahaya matahari. Tumbuhan merupakan sumber makanan utama di muka bumi. Proses produksi makanan oleh tumbuhan disebut fotosintesis. Umumnya yang melakukan fotosintetis adalah tumbuhan tingkat tinggi. Tumbuhan tingkat tinggi merupakan tumbuhan yang memiliki kormus, yaitu daun, batang dan akar nyata. Fotosintesis merupakan proses reaksi oksidasi-reduksi , yaitu oksidasi H2O (pemindahan elektron disertai pelepasan O2 sebagai hasil samping) dan reduksi CO2 untuk membentuk senyawa organik misalnya karbohidrat (Salisbury dan Ross, 1992). Fotosintesis ini merupakan proses yang sangat penting, karena fotosintesis dapat mempengaruhi reaksi kimia lainnya di dalam tubuh tumbuhan. Proses fotosintesis pada tumbuhan membutuhkan cahaya matahari sebagai energinya. Energi matahari ini berperan dalam pengangkutan elektron dan penyedia energi dalam bentuk ATP (Salisbury dan Ross, 1992). Namun, tidak semua cahaya matahari diserap oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Fotosintesis menyerap cahaya pada panjang gelombang 380-700 nm. Cahaya pada panjang gelombang tersebut tergolong cahaya tampak yang terbagi atas cahaya merah (610-700 nm), hijau kuning (510-600 nm) dan biru (410-500 nm) (Salisbury dan Ross, 1992). Proses fotosintesis tumbuhan berlangsung pada organ sel yang bernama kloroplas. Kloroplas mengandung berbagai pigmen yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis. Klorofil, anthosianin dan karotenoid yang dibedakan menjadi dua jenis, yaitu karoten hidrokarbon murni dan xantofil merupakan pigmen yang terdapat di dalam kloroplas. Pigmen yang terdapat di dalam kloroplas ini memiliki fungsi masing-masing pada saat fotosintesis. Pigmen utama yang digunakan dalam proses fotosintesis adalah klorofil. Klorofil adalah pigmen yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil ini dibedakan menjadi dua yaitu klorofil a dan klorofil b, total antara keduanya disebut klorofil total. Kandungan klorofil pada tumbuhan tidak sama antar spesies, bahkan dalam satu tumbuhan pada daun-daunnya. Hal ini disebabkan kandungan pigmen di dalam daun yang berbeda. Pemisahan pigmen adalah cara untuk mengetahui kandungan pigmen di dalam daun. Selain itu dengan mengetahui berbagai pigmen yang terkandung di dalam daun juga dapat menghitung kandungan klorofil sebagai pigmen utama fotosintesis. Berdasarkan latar belakang diatas praktikan ingin membahas mengenai pemisahan pigmen dan menetapkan kandungan klorofil, agar mengetahui berbagai pigmen yang terkandung di dalam daun dan dapat menghitungnya. 1.2 Tujuan 1. Melihat macam pigmen yang terdapat dalam daun serta mempelajari sifat-sifatnya. 2. Menghitung kandungan klorofil BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Plastida merupakan salah satu organel sel yang terdapat pada sel tumbuhan. Plastida terdiri dari dua jenis, yaitu plastida bening dan plastida berwarna. Terdapat dua jenis plastida berwarna, yaitu kloroplas dan kromoplas. Tilakoid merupakan tempat ditemukannya pigmen fotosintesis yang terkandung di dalam kloroplas. Klorofil a dan klorofil b merupakan klorofil utama yang terdapat di membran tilakoid dibandingkan karotenoid. Seluruh pigmen di dalam membran tilakoid melakukan tugasnya saat fotosintesis sebagai penyerap cahaya, yang kemudian terjadi konversi energi cahaya menjadi energi kimia (ATP) dengan melibatkan eksitasi elektron (Lakitan, 2013). Menurut Salisbury dan Ross (1992), membran tilakoid merupakan tempat berbagai pigmen fotosintesis. Pigmen tersebut adalah klorofil a, klorofil b dan karotenoid. Klorofil a dan klorofil b merupakan jenis pigmen yang berwarna hijau, sedangkan karotenoid merupakan pigmen yang berwarna kuning sampai jingga. Karoten hidrokarbon murni dan xantofil merupakan dua jenis karoten. Antara klorofil dan karotenoid dibedakan atas selimut kloroplas. Warna kuning yang dimiliki karotenoid berasal dari kloroplas, sedangkan klorofil tidak memilikinya. Klorofil merupakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Sasmitamihardja dan Siregar dalam Sumenda et al, 2011). Klorofil merupakan pigmen yang mengekspresikan warna hijau pada tanaman. Jaringan parenkim palisade dan jaringan parenkim spons daun merupakan tempat kloroplas. Klorofil merupakan salah satu pigmen yang terdapat di dalam kloroplas. Selain klorofil, karotenoid dan xantofil adalah pigmen lain yang terdapat di dalam kloroplas. Pigmen – pigmen ini menempati membran tilakoid pada tanaman (Salisbury dan Ross dalam Sumenda et al, 2011). Fungsi utama dari kloroplas adalah berperan sebagai tempat fotosintesis. Proses fotosintesis pada tilakoid akan mempekerjakan berbagai pigmen di dalam kloroplas, yaitu terjadi penyerapan cahaya matahari yang selanjutnya akan diubah menjadi ATP (Lakitan dalam Sumenda et al, 2011). Cahaya matahari yang digunakan dalam fotosintesis tidak semuanya diserap oleh tanaman. Tanaman hanya menyerap cahaya merah, biru dan ungu. Warna hijau yang tampak pada daun tanaman merupakan refleksi cahaya hijau saat fotosintesis (Sumenda et al, 2011). Menurut Setiari dan Nurchayati (2009), Klorofil memiliki struktur yang hampir sama dengan hemoglobin darah. Namun antara struktur klorofil dan hemoglobin memiliki atom penyusun dari cincin porfirin yang berbeda. Klorofil banyak ditemukan di berbagai jenis tanaman, namun masing-masing tanaman memiliki kandungan klorofil yang berbeda. Tanaman yang umurnya tua menghasilkan klorofil yang tinggi. Selain faktor umur terdapat faktor lain yang mempengaruhi kandungan klorofil pada tanaman, yaitu morfologi daun dan genetik. Faktor penentu kandungan klorofil adalah tahapan fisiologi dan umur daun (Biber dalam Setiari dan Nurchayati, 2009). Menurut Lee dan Kevin dalam Sukartini dan Syah (2009), antosianin adalah pigmen yang mengekspresikan warna merah dan biru. Antosianin mudah dijumpai pada bagian organel sel vakuola. Pigmen ini memiliki fungsi sebagai antioksidan pada tanaman (Woodson, Panhwar, Close dan Christopher dalam Sukartini dan Syah, 2009). Selain vakuola sel, antosianin juga terdapat di sel gabus mesofil atau sel-sel palisade (Gould dan Quinn dalam Sukartini dan Syah, 2009). Pembentukan pigmen antosianin dan pigmen klorofil pada tanaman dilakukan secara bersama-sama. Kandungan klorofil yang dominan dibandingkan antosianin akan membuat tanaman berwarna hijau (Drumm-Herrel dan Mohr dalam Sukartini dan Syah, 2009). Hambatan pembentukan antosianin pada tanaman oleh pembentukan klorofil pada tanaman juga menyebabkan tanaman berwarna hijau (Dodd dan Woodall dalam Sukartini dan Syah, 2009). Pigmen tumbuhan yang mengekspresikan warna kuning, merah dan oranye adalah karotenoid. Karotenoid sebagai salah satu pigmen tanaman berperan dalam prekursor vitamin A dan antioksidan. Peran karotenoid mengalami peningkatan ketika pigmen ini terlarut dalam pelarut non polar, yang meliputi, n-heksan dan petroleum. Peran karotenoid sebagai antioksidan ini disebabkan oleh karotenoid merupakan pigmen yang mampu menangkal radikal bebas yang efisien. Suhu tinggi (80oC ke atas) dapat menurunkan kerja karotenoid, hal ini disebabkan terjadi degradasi (Wahyuni dan Widjanarko, 2015). Menurut Markovic et al dalam Mitic et al (2013), fotosintesis memerlukan molekul organik terpenting di bumi, molekul tersebut adalah klorofil. Klorofil merupakan pigmen yang mengekspresikan warna hijau pada tanaman dan ion magnesium merupakan inti pada cincin porfirinnya. Klorofil terdiri dari beberapa jenis yang meliputi klorofil a, klorofil b, klorofil c1 dan klorofil c2 serta klorofil d. Tanaman hanya menggunakan klorofil a dan klorofil b dalam proses fotosintesis. Perbedaan antara klorofil a dan b terletak pada kelompok aldehida yang mengikatnya pada porfirin. Spektrum panjang gelombang (cahaya tampak) yang diserap saat fotosintesis adalah biru, merah dan ungu. Penyerapan cahaya tampak biru saat fotosintesis merupakan peran klorofil b, hal ini dilakukan untuk melengkapi peran klorofil a dalam penyerapan cahaya tampak. Golongan tumbuhan tingkat tinggi, bakteri dan ganggang memiliki pigmen karotenoid yang berfungsi sebagai pelengkap klorofil dalam penyerapan cahaya (Mitic et al, 2013). Tumbuhan tingkat tinggi memiliki berbagai pigmen yang meliputi klorofil, karotenoid, fitokrom, flavonoid, antosianin, tanin dan lain sebagainya. Masing – masing pigmen mempunyai peran yang berbeda-beda dalam fotosintesis. Klorofil a dan b berperan untuk menyerap cahaya tampak merah dan biru. Penyerapan cahaya tampak bir dilakukan oleh karotenoid. Struktur merah diubah oleh pigmen fitokrom, sedangkan flavonoid, antosianin dan tanin berperan dalam penyerapan cahaya tampak hijau dan ultra violet. Degradasi pigmen terjadi apabila pigmen tumbuhan selesai melakukan perannya dalam fotosintesis, yang terdegradasi menjadi daur ulang dan kembali ke alam (D. dan A., 2012). Menurut Gitelson et al (2009), antosianin merupakan pigmen yang mengekspresikan warna merah pada tanaman. Antosianin dapat dijumpai dibawah epidermis daun, jaringan pagar dan jaringan mesofil spons (sel gabus spons). Produksi pigmen antosianin pada tumbuhan dapat dipicu oleh kondisi stres seperti kekurangan nitrogen dan fosfor, suhu rendah, radiasi ultra violet dan lain-lain. Perlindungan Tanaman dari radiasi/pencahayaan berlebih saat fotosintesis dapat diatasi dengan adanya pigmen antosianin. Fotosintesis merupakan proses metabolism tubuh yang melibatkan proses konversi energi. Konversi energi cahaya menjadi energy kimia dilakukan oleh klorofil. Hal ini menyebabkan gizi nutrisi yang diproduksi pada proses fotosintess dikendalikan oleh kadar klorofil pada tanaman (Filella et al dalam Gitelson et al, 2009). Pigmen fotosintesis sebagai tempat penyediaan makanan tanaman mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pigmen fotosintesis terdiri dari klorofil a, klorofil b, karotenoid dan beberapa pigmen lainnya. Aktivitas pigmen fotosintesis tanaman dipengaruhi oleh medan magnet (MF), hal ini disebabkan medan magnet adalah sumber energy dari lingkungan. Kesehatan tanaman dapat dideteksi melalui kandungan klorofil yang terkandung didalamnya. Pigmen – pigmen didalam tumbuhan memiliki peran masing- masing. Klorofil a berperan dalam konversi cahaya menjadi nergi kimia, sedangkan karotenoid berperan dalam melindungi tanaman sebagai antioksidan (Dhawi dan Khayri, 2009). BAB 3. METODE PRAKTIKUM 3.1 Waktu dan Tempat Praktikum Pemisahan Pigmen dalam Daun dan Penetapan Kandungan Klorofil ini dilakukan pada hari Selasa tanggal 23 September 2014 pukul 15.15 – 17.00 WIB di Laboraturium Fisiologi Tumbuhan Universitas Jember. 3.2 Bahan dan Alat 3.2.1 Bahan 1. Daun tanaman 2. CaCO3 3. Aseton 4. Aquadest 5. Petroleum eter 3.2.2 Alat 1. Mortir dan stamper 2. Neraca analitis 3. Kuvet 4. Corong pemisah 5. Gelas ukur 6. Labu ukur 7. Spektrofotometer 3.3 Cara Kerja 3.3.1 Pemisahan Pigmen 1. Menimbang 1 g daun yang telah ditentukan. 2. Menumbuk/menghaluskan daun yang telah ditimbang menggunakan mortar dan stamper serta memberinya sedikit CaCO3. 3. Menambahkan 20 cc aseton, menyaring larutan aseton yang berwarna hijau gelap menggunakan kertas filter untuk menghilangkan sisa-sisa saringan. 4. Menyiapkan corong pemisah, mengisinya dengan 10 - 25 cc petroleum eter dan meletakkannya dalam posisi berdiri. 5. Mengisi 10–15 cc larutan aseton ke dalam corong pemisah dan mencampurkannya perlahan-lahan. Menunggu sampai terjadi perubahan warna. 6. Memisahkan kedua warna yang terbentuk ke dalam tabung yang berbeda. 3.3.2 Penentuan Kadar Klorofil 1. Memotong daun segar menjadi potongan kecil-kecil dan memasukkan 0,5 g jaringan segar tersebut ke dalam mortar. 2. Menghancurkannya menggunakan stamper sampai halus. Menambahkan aseton 80% secukupnya sampai jaringan menjadi homogen. 3. Mengaduk jaringan, kemudian mendekantasikan supernatant (memindahkan ekstraknya) dengan menyaringnya terlebih dahulu menggunakan kertas saring ke dalam labu ukur 100 ml. 4. Menambahkan aseton 80% ke dalam labu ukur sampai mencapai volume 50 ml. 5. Mengambil larutan 5 ml tersebut ke dalam labu ukur 50 ml dan mengencerkannya dengan aseton 80% sampai volume 50 ml. 6. Mengukur absorbance ekstrak jaringan daun pada λ 663 dan 645 atau 652 nm. BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan Pigmen No Daun Klorofil Klorofil a b Xantophyl Karoten Antosianin 1 Acalipa merah + - - - + 2 Acalipa hijau + + - - - + + - - - - + + - - 3 4 Ketela ditutup karbon Ketela tidak ditutup karbon 4.2 Pembahasan Berdasarkan data yang di dapatkan pada daun terdapat berbagai pigmen yang berperan dalam proses fotosintesis. Pigmen tersebut meliputi klorofil a, klorofil b, xantofil, karoten dan anthosianin. Menurut Salisbury dan Ross (1992), plantae di dunia ini semuanya memiliki kloroplas, dimana pada kloroplas terdapat tilakoid sebagai tempat berbagai pigmen. Pigmen tersebut adalah klorofil a, klorofil b, karoten, xantofil dan antosianin. Namun, anthosianin terdapat pada vakuola sel berbeda dengan pigmen lain yang terdapat di dalam tilakoid (bagian kloroplas). Masing–masing pigmen mengekspresikan warna berbeda. Klorofil a mengekspresikan hijau kebiruan, klorofil b mengekspresikan warna hijau kekuningan, karoten mengekspresikan warna jingga, xantofil mengekspresikan warna kuning dan anthosianin mengekspresikan warna yang tergantung pada keadaan lingkungan jika asam berwarna merah, basa berwarna biru dan netral berwarna ungu. Pigmen-pigmen ini kadarnya berbeda pada setiap daun, hal ini disebabkan oleh umur tahapan fisiologi dan umur daun (Biber dalam Setiari dan Nurchayati, 2009). Semakin banyak pigmen (klorofil) maka penyerapan cahaya juga meningkat dan laju fotosintesis bertambah.daun yang digunakan saat praktikum adalah daun acalipa merah, acalipa hijau, ketela ditutup karbon dan ketela tidak ditutup karbon. Daun acalipa merah mengandung klorofil a dan antosianin, hal ini sesuai dengan literature yaitu pada permukaan daun acalipa merah berwarna merah dan terdapat bercak-bercak yang cukup lebar berwarna hijau tua, sehingga acalipa merah mengandung klorofil a yang mengekspresikan warna hijau dan antosianin merah. Daun acalipa hijau mengandung klorofil a dan klorofil b, hal ini sesuai dengan literature yaitu pada permukaan daun acalipa hijau berwarna hijau tua, sehingga acalipa hijau mengandung klorofil a yang mengekspresikan warna hijau kebiruan dan klorofil b yang mengekspresikan warna hijau kekuningan. Daun ketela ditutup karbon yang berwarna hijau mengandung klorofil a dan klorofil b, sedangkan pada ketela tidak ditutup karbon memiliki pigmen klorofil b dan xanthofil. Meskipun pada daun ketela yang tertutup karbon mengandung pigmen klorofil a dan b kepekatan larutan yang didapat warnanya lebih pekat yang ketela tanpa ditutup karbon. Hal ini dapat dilihat ketika titrasi terjadi 2 endapan yang berbeda saat pigmen ketela tidak tertutup karbon berwarna hijau dan kuning. Kloroplas merupakan organel sel yang mengandung berbagai pigmen. Kloroplas berselimut membran ganda yang berfungsi sebagai pengatur keluar masuknya molekul pada kloroplas. Terdapat stroma di dalam kloroplas, stroma ini merupakan enzim pengubah CO2 menjadi pati dan didalam stroma terdapat tilakoid yang kaya akan kandungan pigmen. Grana merupakan tumpukan tilakoid, satu tumpukan tilakoid disebut granum. Pigmen yang terdapat di dalam tilakoid meliputi klorofil dan karotenoid, sedangkan anthosianin terdapat pada vakuola. Klorofil merupakan pigmen yang mengekspresikan warna hijau pada tanamn. Klorofil dibagi menjadi dua yaitu, klorofil a dan klorofil b, komposisi klorofil a lebih banyak dibandingkan klorofil b. Klorofil a memiliki rumus kimia C55H72O5N4Mg berwarna hijau kebiruan sedangkan klorofil b memiliki rumus kimia C55H72O6N4Mg yang berwarna hujau kekuningan. Klorofil a dan klorofil b berfungsi menyerap cahaya tampak merah dan biru yang memiliki panjang gelombang 410–700nm. Karotenoida terbagi menjadi dua jenis yaitu karoten dan xanthofil. Antara karoten dan xantofil mengekspresikan warna yang berbeda, pada karoten mengekspresikan warna jingga (oranye) memiliki rumus kimia C40H56 sedangkan xanthofil memiliki rumus kimia C40H56(OH)2 mengekspresikan warna kuning. Warna merah pada hasil pertanian dihasilkan oleh likopen. Likopen merupakan senyawa yang terdapat didalam karoten, selain itu karoten juga berfungsi sebagai provitamin A. Satu-satunya pigmen yang terdapat di dalam vakuola adalah anthosianin. Anthosianin merupakan gula yang terlepas dari glikosidanya. Anthosianin dapat mengekspresikan tiga warna, yaitu merah, biru dan ungu. Hal ini dipengaruhi oleh lingkungan anthosianin berada, warna merah akan muncul ketika lingkungan bersifat asam, pada lingkungan bersifat basa maka anthosianin mengekspresikan warna biru dan pada kondisi lingkungan netral anthosianin berwarna ungu. Antara klorofil, karotenoid dan anthosianin memiliki fungsi yang sama dalam fotosintesis yaitu menyerap cahaya tampak. Klorofil a dan klorofil b menyerap kuat panjang gelombang ungu, biru, jingga dan merah. Antosianin berfungsi mengekspresikan warna merah. Golongan karotenoida yaitu karoten dan xantofil menyerap warna biru dan ungu dengan memancarkan panjang gelombang hijau, kuning, jingga dan merah. Selain itu karotenoida pada intensitas penyinaran tinggi yang mengakibatkan terjadinya reaksi oksidasi oleh O2 dapat melindungi klorofil tanaman dari kerusakan tersebut. Fotosintesis merupakan proses fifiologi yang menggunakan cahaya matahari sebagai energi. Cahaya matahari yang digunakan dalam proses fotosintesis adalah golongan cahaya tampak yaitu berkisar pada panjang gelombang 390-760 nm (Salisbury dan Ross, 1992). Sifat gelombang dan sifat partikel merupakan dua sifat yang dimiliki oleh cahaya, sehingga cahaya berbentuk foton (sifat partikel) adalah bentuk cahaya yang diterima oleh daun. Foton – foton tersebut akan terserap oleh pigmen daun dan setiap 1 elektron tereksitasi. Pigmen pada daun merupakan molekul, dimana, setiap molekut akan tereksitasi. Eksitasi molekul pigmen inilah sebagai energy yang digunakan dalam fotosintesis. BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Daun memiliki berbagai pigmen yang terdapat didalam tilakoid (bagian kloroplas), yaitu klorofil a, klorofil b, golongan karotenoid (karoten dan xantofil) dan anthosianin yang terdapat di dalam vakuola. Antara pigmen satu dengan yang lain memiliki perbedaan sifat. Klorofil a berwarna hijau kebiruan, klorofil b hijau kekuningan, antara klorofil a dan b menyerap panjang gelombang ungu, biru, jingga dan merah. Karoten berwarna jingga (oranye) sebagai provitamin dan pelindung klorofil, xantofil berwarna kuning dan banyak berperan dalam mewarnai hasil pertanian. Kedua golongan karotenoid ini menyerap panjang gelombang biru dan ungu. Anthosianin memiliki warna yang tergantung pada keadaan lingkungan jika asam berwarna merah, basa berwarna biru dan netral berwarna ungu. 5.2 Saran Semoga pada praktikum selanjutnya mempersiapkan diri untuk mengikuti pretest. praktikan benar-benar siap DAFTAR PUSTAKA D., Sarala T dan A., Sabitha M. 2012. Pigment Degradation of Higher Plants near Sugar Mill. Biological Sciences, 1(4) : 28-32. Dhawi, F. dan Al-Khayri, J. M. 2009. Magnetic Fields Induce Changes in Photosynthetic Pigment Content in Date Palm (Phoenix dacylifera L.) Seedlings. The Open Agriculture, 3(1) : 1-5. Gitelson, A. A., O. B. Chivkunova, dan M. N. Merzlyak. 2009. Nondestructive Estimation of Anthocyanins and Chlorophylls in Anthocyanins Leaves. Botany, 96(10) : 1861-1868. Lakitan, B. 2013. Dasar – Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Rajawali Pers. Mitic, V., V. S. Jovanovic, M. Dimitrijevic, J. Cvetkovei, G. Petrovic, dan G. Stojanovic. 2013. Chemometric Analysis of Chlorophyll a, b and Carotenoid Content in Green Leafy Vegetables. Biologica Nyssana, 4(1-2) : 49-55. Salisbury, F. B. dan Ross, C. W. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Terjemahan oleh Dr. Diah R Lukman dan Ir. Sumaryono, MSc. 1995. Bandung : Penerbit ITB. Setiari, N. dan Nurchayati,Y. 2009. Eksplorasi Kandungan Klorofil pada beberapa Sayuran Hijau sebagai Alternatif Bahan Dasar Food Supplement. Bioma, 11(1) : 6-10. Sukartini dan Syah, M. J. A. 2009. Potensi Kandungan Antosianin pada Daun Muda Tanaman Mangga sebagai Kriteria Seleksi Dini Zuriat Mangga. Hort, 19(1) :2327. Sumenda, L., H. L. Rampe, F. R. Mantiri. 2011. Analisis Kandungan Klorofil Daun Mangga (Mangifera indica L.) pingkat Perkembangan Daun yang Berbeda. Bioslogos, 1(1) : 20-24. Wahyuni, D. T. dan Widjanarko, S. B. 2015. Pengaruh Jenis Pelarut dan Lama Ekstraksi terhadap Ekstrak Karotenoid Labu Kuning dengan Metode Gelombang Ultrasonik. Pangan dan Agroindustri, 3(2) : 390-401. DOKUMENTASI Gambar 1. Hasil penggerusan pigmen yang disaring Gambar 2. Hasil dari penggerusan pigmen tersaring